ANALISA MERK DAGANG DAN HARGA,TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SABUN MANDI BAGI MASYARAKT DESA BLAWI Muhammad rizal nur irawan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI Dalam bauran pemasaran semua unsur yang terkait di dalamnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga unsur yang satu menjadi penunjang bagi unsur yang lain.Adapun unsur-unsur dalam bauran permasaran ada 4 unsur di antaranya : unsur strategi produk, strategi harga, strategi distribusi pemasaran, strategi promosi. Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah Apakah faktor merk dagang dan harga berpengaruhi secara Parsial dan Simultan, serta faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun mandi bagi Masyarakat Desa Blawi. Sejalan dengan masalah tersebut dan hipotesis penelitian maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode sebagai berikut regresi berganda, korelasi parsial, uji-t, dan uji F. Hasil analisis menunjukkan bahwa, korelasi berganda Y = 18,6 + 0,71X1 + 1,14X2 Nilai korelasi parsial (X1) sebesar 0,74 , (X2) 0,86 terhadap (Y), R = 0,788. Kontribusi variable bebas secara bersama-sama terhadap variable terikat sebesar 79% sedangkan 21% ditentukan oleh variable lain. Hasil dari uji t (X1) didapat hasil thitung 8,38 2,002 dan ( ) 12,83 2,002, Dengan uji F Dapat diperoleh F hitung 77,5 > Ftabel 3,16. Dari bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat dan signifikan dan semua hipotesis yang diajukan dapat dibenarkan. Kata kunci : Merk dagang, Harga dan Keputusan Pembelian PENDAHULUAN Perkembangan dunia yang semakin maju dan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin besar, menyebabkan pengaruh yang cukup besar dalam berbagi segi kehidupan, baik sosial, ekonomi, bisnis atau politik, hukum serta agama. Dari berbagai perubahan yang terjadi saat ini kehidupan ekonomi bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat, Dengan adanya merk yang membuat produk beda dengan yang air diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek. Pemasaran merupakan kegiatan yang paling penting dalam perusahaan dan yang paling diperlukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena kegiatan pemasaran merupakan kegiatan dimana diusahakan agar penjualan dari barang-barang yang telah diproduksi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal tersebut dapat terlaksana apabila diimbangi dengan kenaikan volume penjualan. Dalam bauran pemasaran semua unsur yang terkait di dalamnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga unsur yang satu menjadi penunjang bagi unsur yang lain. Adapun unsur-unsur dalam bauran permasaran ada 4 unsur di antaranya : unsur strategi produk, strategi harga, strategi distribusi pemasaran, strategi promosi. Dari ke empat strategi bauran pemasaran tersebut peneliti cenderung memilih ke strategi produk dan harga. Hal ini karena secara tradisonal, harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli. Walaupun faktor-faktor selain harga telah menjadi semakin penting bagi prilaku pembeli pada saat ini, harga masih tetap merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan. Harga merupakan satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel karena harga dapat diubah dengan cepat. Oleh sebab itu, harga juga merupakan masalah nomer satu yang dihadapi oleh eksekutif pemasaran. Maka dari itu penetapan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Selain menghindari harga, jangan terlalu berorientasi pada biaya, harga ditetapkan secara independen atau harga juga kurang sering di revisi untuk dapak mengangkat perubahan pasar. Adapun strategi produk yang dibahas dalam penelitian ini adalah masalah merk dagang. Untuk itu dalam mengembangkan J strategi perusahaan terutama unsur strategi atau kebijakan produk yaitu pemberian merk dagang hal ini untuk membedakan barang atau jasa dari kelompok penjual dan dari produk saingan merk dagang hendaknya mudah di ingat, di baca dan mudah di bedakan. Sehingga dengan pemberian merk, konsumen dapat mencari dan membeli produk yang di inginkan tersebut. Merk tertentu juga merupakan suatu standar kwalitas atau mutu tertentu. Sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli agar penjualan dan penguasaan atau share pasar dapat dicapai bahkan di harapkan lebih besar. Saat ini banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar bersedia membeli produk yang di tawarkan melalui media-media yang ada saat ini baik cetak maupun elektronik. Salah produk sabun mandi dimana dulu orang memakai sabun hanya untuk merbersikan badan namun sekarang sudah mulai berkembang berbagai jenis sabun, baik sabun untuk perawatan kesehatan badan, kehalusan kulit muka dan banyak varian aroma yang terdapat pada sabun. Dalam hal ini meyebabkan pera produsen berusaha untuk melakukan inovasi-inovasi baru serta berusaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas produknya. Hal ini dapat di lihat dari beragamnya jenis produk sabun mandi baik merk, harga, bentuk kemasan maupun hasiat atau kegunaannya. Disamping itu juga sabun mandi merupakan produk yang siapapun pasti memakainya dari kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Dari pemikiran diatas,penulis tertarik untuk mengetahui prilaku konsumen dalam keputusan pembelian sabun mandi. Dilihat dari merk dagang dan harga bagi masyarakat desa blawi adapun malasah yang dimaksudkan adalah pemberian produk sabun padat dan sabun cair. Karena keduanya memiliki karakteristik yang berbeda baik menyangkut produk ukuran maupun harganya. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah faktor merk dagang dan harga berpengaruhi secara Parsial dan secara Simultan serta Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun mandi bagi Masyarakat Desa Blawi. Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk mengetahi apakah merk dagang dan harga berpengaruh secara parsial dan secara Simultan serta untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian sabun mandi bagi masyarakat Desa Blawi. Dalam pengembangan setrategi pemasaran untuk produk – produk individual, penjual harus menghadapi keputusan pemberian merk (Branding). Pemberian merk merupakan masalah utama dalam sertategi produk sehingga dalam pemasar profisional yang paling khusus adalah kemampuan mereka menciptakan, memelihara, melindungi dan meningkatkan merk. Penggunaan merk seni dan landasan pemasaran dalam American marketing asosiation mendefinisikan sebagai berikut. Merk adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi semuanya, yang dimaksutkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing. (Philip kotler, 2005:82). Pada dasarnya suatu merk juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten, menyampaikan serangkaian ciri – ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merk yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berkualitas. Menurut Fandi Tjibtono, (1997:104). Merk digunakan untuk beberapa tujuan diantaranya : Sebagai identitas, alat promosi, untuk membela citra, mengembalikan pasar. Dan ada enam macam yang bisa di sampaikan melalui suatu merk yaitu : Atribut, manfaat, nilai – nilai, budaya, kepribadian pemakai. Merk memang memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merk (Aaker, 1996) produk hanyalah suatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merk merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka merk selalu memiliki keuikan yang selalu sukar ditiru. Merk berkaitan erat dengan persepsi, sehingga sesungguhnya pesaing yang terjadi antara perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk. Agar suatu merk dapat mencerminkan makna-makna yang ingin di sampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus di perhatikan yaitu: Merk harus khas dan unik, merk harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk yang memakainya, merk harus menggambarkan kualitas produk, merk harus mudah di ucapkan, di kenali, di ingat, merk tidak boleh mengandung merk yang buruk di Negara dan dalm bahassa lain, merk harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk – produk baru yang mungkin J di tamabahkan ke dalam lini produk. Jadi merk mengidentifikasiakan penjual atau pembuat. Mereka dapat berupa nama, merk dagang, logo, atau symbol lain. Berdasarkan UU merk dagang, penjual di berikan hak eklusif untuk menggunakan mereknya selamany. Jadi mereka berbeda dengan aktiva lain. Seperti, paten dan hak cipta yang mempunyai batas waktu. Adapun cannon dan wichert dalam bukunya marketing text dan cases meyatakan ciri-ciri merk yang baik adalah: Short-pendek, Simple-sederhana, Easy to spell-mudah di eja, Easy to remembermudah di ingat, Pleasing when read-enak di baca, No disagreeable sound-tidak ada nada sambung, does not go out of date-tidak ketinggalan jaman, ada hubungannya dengan barang dagangan, bila di ekspor gampang di baca oleh orang luar negri, tidak menyinggung perasaan kelompok atau orang lain atau tidak negative, membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti penggunaan produk tersebut.(Dr. Buchari alma,1998:63). Manfaat penggunaan merk bagi produsen: Sebagai dasar melakukan identifikasi, sehingga mudah dalam penanganannya dan pencarinya, untuk mencegah ciri khas dari produk, untuk menunjukkan taraf mutu tertentu atas produk yang di tawarkan, untuk membantu dan mempermudah konsumen dalam pencarian produk yang terbukti memuaskan kebutuhann dan keinginan, di gunakan sebagai dasar untuk membedakan harga-harga dari Produknya. Dan manfaat penggunaan merk bagi penyalur : Untuk mempermudah penanganan produknya, untuk mempermudah mengetahui penawaran, untuk dapat mempeertahankan mutu produksinya, untuk membina preferens pembeli, manfaat penggunakan merk bagi konsumen adalah mempermudah mengidentifikasi produk yang di inginkannya. Harga satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya merupakan unsur biasa saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, akan tetapi masih banyak perusahaan yang merasa kesulitan dalam menentukan harga tersebut. Harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat di capai oleh perusahaan. Penetapan harga sebenarnya cukup kompleks dan sulit, dengan demikian kekomplekan dan pentingnya penetapan harga memerlukan suatu pendekatan yang sistematis, yang melibatkan penetapan tujuan dan struktur penetapan harga yang tepat. Menurut para ekonom, harga, nilai, dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan, sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam pertukaran dalam perekonomian kita sekarang ini untuk mengukur nilai suatu produk kita menggunakan uang. Bukan sistem barter pada zaman dulu. Jumlah uang yang di gunakan dalam pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari suatu barang. Menurut Basu Swatha dan Irawan, (2005:241) ―harga adalah jumlah uang (di tambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayananya. Sedangkan menurut Wiliam J. staton (1988:241) ―harga adalah sejumlah uang (kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya‖. Pihak perusahaan yang menetapkan harga untuk pelanggan biasanya disesuaikan dengan harga pokok dan kondisi pasar. Sedangkan bagi konsumen akan menggambil keputusan apakah menggambil barang atau tidak. Keputusan-keputusan dari konsumen tidak hanya berdasarkan pada harga semata, kualitas barang, kepercayaan terhadap merk, tahun pembuatan dan sebagainya. Meskipun demikian masalah harga merupakan suatu pertimbangan dari konsumen yang tidak boleh diabaikan oleh perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, setiap perusahaan hendaknya dapat menetapkan harga dalam arti harga dapat memberikan yang lebih baik dalam jangka panjang. Harga yang dibayar oleh pembeli juga termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari sejumlah keuntungan tersebut. Tujuan penetapan harga perlu ditekankan terlebih dahulu agar tujuan perusahaan tercapai. Hal ini penting karena tujuan peruahaan merupakan dasar atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegitan pemasaran, termasuk kebijakan penetapan harga, Philip Kotler (2000:520). Adapun beberapa tujuan penetapan harga diantaranya adalah : kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pendapatan sekarang maksimum, pertumbuhan sekarang maksimum, skimming pasar maksimum J (memerah pasar maksimum), kepemimpinan mutu produk. Di dalam menentukan harga jual produknya, suatu perusahaan harus memperhatikan berbagai pihak, antara lain konsumen akhir, penyalur, pesaing, pensuplay dana, para pekerja dan pemerintah. Hal ini perlu di perhatikan, karena tingkat harga tidak terlepas dari daya beli konsumen, reaksi para pesaing, jenis produk dan elastisitas permintaan serta tingkat keuntungan perusahaan. Adapun prosedur penetapan harga dapat di kelompokkan menjadi : Penetapan harga dengan orientasi biaya, penetapan harga dengan orientasi permintaan, penetapan harga dengan orientasi persaingan. Ada dua factor yang mempengaruhi factor harga yaitu, factor langsung dan tidak langsung. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga secara langsung, yaitu: Harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, peraturan pemmerintah. Dan factor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga secara tidak langsung, yaituu: Harga pokok sejenis yang di jual oleh pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subsitusi dan produk konplementer, potongan harga (discount) untuk para penyalur dan konsumen (sofjan asauri, 1999:205). Tingkah lak konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalm arti tindakan-tindakannya untuk membeli brang/jasa. (nitesemito, 1993:119). Menurut Phillip kotler melihat B. Bakwatun (1993:215) menyatakan tahap-tahap analisis konsumen di bagi 2 tahap sebagai berikut: Tahap-tahap proses pembelian, proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Faktor yang miempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda bagimasingmasing pembeli, produk yang bias di beli dan waktu pembelianya. (Basu Swastha, 2005:105). Adapun factor yang mempengaruihi keputusan membeli adalah sebagai berikut: Kebudayaan, kelas social, kelompok referensi kecil, keluarga, pengalanman, kepribadian, sikap dan kepercayaan, serta konsep diri. Keputusan pembeli yang diambil oleh pembeli itu sebnarnya merupakan kumpulan dan sejumlah keputusan. Semua keputusan pembeli mempunyai struktur yang terdiri dari tujuh komponen (basu swasta dan irawan, 2005:118). Adapun komponen komponen tersebut adalah : keputusan tentang jenis produk, keputusan tentang bentuk produk, keputusan tentang merek, keputusan tentang penjualanya, keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang waktu pembelian, keputusan tentang cara pembaryaran. Syarat dapat dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Levitt, 1987). Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkandan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Menurut Schanars(1991), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa kepuasan, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelangganya jadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk bagi perusahaan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 1994), agar beberapa pakar yang memberikan definisi mengenahi kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Day (wilton, 1988) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi kesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya. METODE PENELITIAN Waktu yang akan digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Pada penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Desa Blawi Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan. Dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan yang hendak di capai maka jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif di bidang ekonomi. Hal ini di karenakan menurut Syaifudin Zubri (2001 : 11) yang disebut penelitian kuantitatif adalah ―bagian penelitian yang dalam proses pelaksanaan penelitian menggunakan rancangan penelitian yang ketat dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic‖ Adapun jenis permasalahan penelitian ini adalah regresi linier berganda,untuk mencapai hubungan antara pengaruh merek dagang dan harga (x) terhadap keputusan pembelian (y). Dalam penelitian populasi yang digunakan adalah Masyarakat Desa Blawi J Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan. Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini 60 orang responden. Adalah pengumpulan data dengan menggunakan pendapatan langsung terhadap obyek penelitian metode Lipangan ini di lakukan melalui: Observasi, Inteview, Dokumentasi, Angket/Kuisioner. Variabel Bebas atau Independent Variabel (X), X1 Pengaruh merk dagang dan X2 Pengaruh harga serta Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y) Keputusan pembelian. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut : Regresi berganda, koefisien korelasi, uji-t, uji-F PEMBAHASAN Dalam menentukan teknik penaikan sampel, terlebih dahulu harus ditetapkan populasinya, yaitu kelompok atau individu yang diminati dalam penelitian. Dalam arti kelompok atau individu yang akan dikenakan untuk diambil penelitian, dan semakin dipersempit populasinya, maka penelitian yang dilakukan akan menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Oleh sebab itu penelitian ini peneliti menetapkan sasaran yang mudah untuk diakses, dalam hal ini populasinya adalah warga Desa Blawi. Suatu penelitian khususnya penelitian yang dimaksudkan untuk menarik generalisasi (kesimpulan umum yang berlaku bagi suatu populasi harus mengutamakan sampel. Untuk sekedar perkiraan maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% 15% dan 20% -25% atau lebih, tergantung setidak—tidaknya dari : Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari segi setiap subjek karena ini menyangkut banyak sedikit data, besar kecilnya rasio yang dianggap oleh peneliti untak penelitian yang beresiko besar, tentu saja apabila sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik. Untuk mengetahui deskripsi menggunakan metide kuisioner yang di bagikan pada masyarakat desa Blawi, dalam hal ini yang melakukan pembelian sabun mandi. Yaitu untuk mengetahui apakah merek dagang dan harga mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun mandi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif, untuk mengubah data kuantitatif maka di gunakan skala liker ( pemberian skor pada indeks atau jawaaban responden ). Dengan skala liker maka variable yang diteliti dapat dijabarkan sebagai tolok ukur muntuk menyusun instrument gyang dapat berupa pertanyaan yang di jawab oleh ressponden. Adapun dalam pemberian skor terhadap kuosioner yang diajukan kepada responden adalah sebagai berikut : Sangat setuju dengan skor 5, setuju dengan skor 4, ragu-ragu 3, tidak sejutu dengan skor 2, sangat tidak setuju dengan sekor 1. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat diintrepetasikan sebagai berikut : Hasil Regresi Berganda, persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut : a = 18,6 merupakan intersep yang berarti bahwa apabila variabel bebas dalam penelitian ( merk dagang dan harga ) pengaruhnya konstan, maka keputusan pembelian produk bernilai 18,6, b₁ = 0,71 artinya untuk variabel ( ) merk dagang (b₁) menunjukan nilai 0,71 yang artinya apabila variabel ( ) merk dagang mengalami kenaikan satu satuan, maka akan menaikan keputusan pembelian produk sabun sebesar 0,71 dan variabel bebas lain sama dengan nol (α dan X2 = 0), b₂ = 1,14 artinya untuk variabel ( ) harga (b₂) menunjukan nilai 1,14yang artinya apabila variabel ( ) harga mengalami kenaikan satu satuan, maka akan menaikan keputusan pembelian produk sabun sebesar 1,14 dan variabel bebas lain sama dengan nol (α dan X 1 = 0). Koefisien korelasi ganda antara merk dagang ( ) sebesar 0,74 dan harga ( ) 0,86 terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). Sedangkan R = 0,89 menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dan signifikan. Kontribusi variable bebas secara bersamasama terhadap variable terikat sebesar 62,09% sedangkan 37,9% ditentukan oleh variable lain. Dengan uji korelasi berganda ini sesuai dengan hipotesis yang ketiga diduga harga lebih dominan dari pada merk dagang terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan uji-t dapat diketahui thitung 8,38 ttabel 2,002 maka kesimpulannya ditolak dan diterima yang berarti terdapat korelasi (hubungan) secara parsial yang signifikan antara variable bebas ( ) merk dagang terhadap (Y) keputusan konsumen, sehingga dengan uji-t ini sesuai dengan hipotesis yang pertama. Karena thitung12,83 ttabel2,002 maka kesimpulannya ditolak dan diterima yang berarti terdapat korelasi (hubungan) J secara parsial yang signifikan antara variable bebas ( ) harga, terhadap (Y) keputusan konsumen, sehingga dengan uji-t ini sesuai dengan hipotesis yang pertama. Dan dengan uji F Dapat diperoleh fhitung77,5 ftabel3,16 pada taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama atau simultan terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara variable bebas terhadap variable terikat. Dengan kriteria dan hasil pengujian diatas dapat dikatakan atau di jelaaskan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, jadi sama dengan hipotesis yang kedua diduga merk dagang dengan harga berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen. KESIMPULAN SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraiakan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan dan saran dan setelah dilakukan deskripsi analisis data dan analisis statistic baik korelasi, regresi, uji F maupun uji t menyatakan bahwa hipotesis yang ada dapat diterima,semua ini dapat di buktikan dari : Dengan uji-t dapat diketahui thitung X1 8,38 ttabel 2,002 maka kesimpulannya ditolak dan diterima yang berarti terdapat korelasi (hubungan) secara parsial yang signifikan antara variable bebas ( ) merk dagang terhadap (Y) keputusan konsumen. Karena X2 12, thitung 83 ttabel 2,002 maka kesimpulannya ditolak dan diterima yang berarti terdapat korelasi (hubungan) secara parsial yang signifikan antara variable bebas ( ) harga, terhadap (Y) keputusan konsumen. Dan dengan uji F Dapat diperoleh fhitung 77,5 ftabel3,16 pada taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama atau simultan terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara variable bebas terhadap variable terikat. Dengan kriteria dan hasil pengujian diatas dapat dikatakan atau di jelaaskan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, jadi sama dengan hipotesis yang kedua diduga merk dagang dengan harga berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil Regresi Berganda bentuk persamaan ini menggambarkan secara keseluruhan hubungan variabel-variabel bebas yaitu : ( ) merk dagang ( ) harga, dengan variabel terikat yaitu keputusan pembelian produk (Y). Dan Koefisien korelasi parsial antara merk dagang ( ) sebesar 0,74 dan harga ( ) 0,86 terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). Sehingga harga (X2) lebih dominan dibandingkan dengan merk dagang (X2) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) SARAN Setelah penulis mempelajari keadaan yang terjadi pada masyarakat desa Blawi, maka saran yang penulis kemukaan sebagai rekomendasi penunjang hasil adalah : Dengan di ketahui harga adalah faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pemebelian sabun, maka hendaknya konsumen bukan hanya memperhatikan harga saja tetapi konsumen juga harus memperhatikan cocok atau tidaknya sabun yang dipakai, konsumen dalam pemakaian sabun bendaknya tidak gonta-ganti merek sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal, dalam pemakaian sabun konsumen bendaknya memperbatikan fungsi sabun dan menggunakan sabun tersebut sesuai dengan kebutuhan pada kulit. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi Empat. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Handoko, Hani, T. 2010. Dasar – Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Nasution, S. 2012. Metode Research, Penelitian Ilmiah. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Riduwan, Drs. M.BA. 2013. Dasar – Dasar Statistika. ALFABETA. Bandung. Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT. Tarsito. Bandung Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. ALFABETA. Bandung. Supardi, Dr. MM., MPd. 2013. Apliksi Statistika Dalam Penelitian. CHANGE PUBLICATION. Jakarta. Yamit, Zulian. 2011. Manajemen Produksi dan Operasi. Eononisia. Yogyakarta. Swatha Basu dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta Liberty J Kotler dan Amstrong, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Terjemahan Oleh Damus Sihombing, Jakarta Erlangga Kotler Phillip, 2001, Manajemen Pemasaran, PT. Prehalindo, Jakarta J