analisa merk dagang dan harga,terhadap keputusan pembelian

advertisement
ANALISA MERK DAGANG DAN HARGA,TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK SABUN MANDI BAGI MASYARAKT DESA BLAWI
Muhammad rizal nur irawan
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan
ABSTRAKSI
Dalam bauran pemasaran semua unsur yang terkait di dalamnya merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, sehingga unsur yang satu menjadi penunjang bagi unsur yang lain.Adapun
unsur-unsur dalam bauran permasaran ada 4 unsur di antaranya : unsur strategi produk, strategi
harga, strategi distribusi pemasaran, strategi promosi. Masalah yang hendak dicari jawabannya
dalam penelitian ini adalah Apakah faktor merk dagang dan harga berpengaruhi secara Parsial dan
Simultan, serta faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian produk
sabun mandi bagi Masyarakat Desa Blawi. Sejalan dengan masalah tersebut dan hipotesis penelitian
maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode sebagai berikut regresi berganda,
korelasi parsial, uji-t, dan uji F. Hasil analisis menunjukkan bahwa, korelasi berganda Y = 18,6 +
0,71X1 + 1,14X2 Nilai korelasi parsial (X1) sebesar 0,74 , (X2) 0,86 terhadap (Y), R = 0,788.
Kontribusi variable bebas secara bersama-sama terhadap variable terikat sebesar 79% sedangkan
21% ditentukan oleh variable lain. Hasil dari uji t (X1) didapat hasil thitung 8,38
2,002 dan ( )
12,83
2,002, Dengan uji F Dapat diperoleh F hitung 77,5 > Ftabel 3,16. Dari bukti-bukti
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat dan signifikan dan semua
hipotesis yang diajukan dapat dibenarkan.
Kata kunci : Merk dagang, Harga dan Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia yang semakin
maju dan ilmu pengetahuan teknologi yang
semakin besar, menyebabkan pengaruh yang
cukup besar dalam berbagi segi kehidupan,
baik sosial, ekonomi, bisnis atau politik,
hukum serta agama. Dari berbagai perubahan
yang terjadi saat ini kehidupan ekonomi bisnis
mengalami perubahan yang sangat pesat,
Dengan adanya merk yang membuat produk
beda dengan yang air diharapkan akan
memudahkan konsumen dalam menentukan
produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan
berbagai pertimbangan serta menimbulkan
kesetiaan terhadap suatu merek (brand
loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu
merek atau brand yaitu dari pengenalan,
pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Pemasaran merupakan kegiatan yang
paling penting dalam perusahaan dan yang
paling diperlukan bagi kelangsungan hidup
perusahaan, karena kegiatan pemasaran
merupakan kegiatan dimana diusahakan agar
penjualan dari barang-barang yang telah
diproduksi dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan. Hal tersebut dapat terlaksana
apabila diimbangi dengan kenaikan volume
penjualan. Dalam bauran pemasaran semua
unsur yang terkait di dalamnya merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
sehingga unsur yang satu menjadi penunjang
bagi unsur yang lain. Adapun unsur-unsur
dalam bauran permasaran ada 4 unsur di
antaranya : unsur strategi produk, strategi
harga, strategi distribusi pemasaran, strategi
promosi. Dari ke empat strategi bauran
pemasaran tersebut peneliti cenderung
memilih ke strategi produk dan harga. Hal ini
karena secara tradisonal, harga berperan
sebagai penentu utama pilihan pembeli.
Walaupun faktor-faktor selain harga telah
menjadi semakin penting bagi prilaku pembeli
pada saat ini, harga masih tetap merupakan
salah satu unsur terpenting yang menentukan
pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan.
Harga merupakan satu elemen bauran
pemasaran yang paling fleksibel karena harga
dapat diubah dengan cepat. Oleh sebab itu,
harga juga merupakan masalah nomer satu
yang dihadapi oleh eksekutif pemasaran. Maka
dari itu penetapan harga menjadi sangat
penting
untuk
diperhatikan.
Selain
menghindari harga, jangan terlalu berorientasi
pada biaya, harga ditetapkan secara
independen atau harga juga kurang sering di
revisi untuk dapak mengangkat perubahan
pasar. Adapun strategi produk yang dibahas
dalam penelitian ini adalah masalah merk
dagang. Untuk itu dalam mengembangkan
J
strategi perusahaan terutama unsur strategi
atau kebijakan produk yaitu pemberian merk
dagang hal ini untuk membedakan barang atau
jasa dari kelompok penjual dan dari produk
saingan merk dagang hendaknya mudah di
ingat, di baca dan mudah di bedakan.
Sehingga dengan pemberian merk, konsumen
dapat mencari dan membeli produk yang di
inginkan tersebut. Merk tertentu juga
merupakan suatu standar kwalitas atau mutu
tertentu. Sehingga dapat mempengaruhi
konsumen untuk membeli agar penjualan dan
penguasaan atau share pasar dapat dicapai
bahkan di harapkan lebih besar.
Saat ini banyak perusahaan yang
berlomba-lomba untuk menarik konsumen
agar bersedia membeli produk yang di
tawarkan melalui media-media yang ada saat
ini baik cetak maupun elektronik. Salah
produk sabun mandi dimana dulu orang
memakai sabun hanya untuk merbersikan
badan namun sekarang sudah mulai
berkembang berbagai jenis sabun, baik sabun
untuk perawatan kesehatan badan, kehalusan
kulit muka dan banyak varian aroma yang
terdapat pada sabun. Dalam hal ini
meyebabkan pera produsen berusaha untuk
melakukan inovasi-inovasi baru serta berusaha
untuk meningkatkan mutu atau kualitas
produknya. Hal ini dapat di lihat dari
beragamnya jenis produk sabun mandi baik
merk, harga, bentuk kemasan maupun hasiat
atau kegunaannya. Disamping itu juga sabun
mandi merupakan produk yang siapapun pasti
memakainya dari kalangan anak-anak, remaja
maupun orang dewasa. Dari pemikiran
diatas,penulis tertarik untuk mengetahui
prilaku konsumen dalam keputusan pembelian
sabun mandi. Dilihat dari merk dagang dan
harga bagi masyarakat desa blawi adapun
malasah yang dimaksudkan adalah pemberian
produk sabun padat dan sabun cair. Karena
keduanya memiliki karakteristik yang berbeda
baik menyangkut produk ukuran maupun
harganya.
Berdasarkan latar belakang tersebut
di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: Apakah faktor merk dagang
dan harga berpengaruhi secara Parsial dan
secara Simultan serta Faktor manakah yang
paling dominan mempengaruhi keputusan
pembelian produk sabun mandi bagi
Masyarakat Desa Blawi.
Tujuan penelitian penelitian ini
adalah untuk mengetahi apakah merk dagang
dan harga berpengaruh secara parsial dan
secara Simultan serta untuk mengetahui faktor
yang paling dominan yang mempengaruhi
keputusan pembelian sabun mandi bagi
masyarakat Desa Blawi.
Dalam
pengembangan
setrategi
pemasaran untuk produk – produk individual,
penjual
harus
menghadapi
keputusan
pemberian merk (Branding). Pemberian merk
merupakan masalah utama dalam sertategi
produk sehingga dalam pemasar profisional
yang paling khusus adalah kemampuan
mereka menciptakan, memelihara, melindungi
dan meningkatkan merk. Penggunaan merk
seni dan landasan pemasaran dalam American
marketing asosiation mendefinisikan sebagai
berikut. Merk adalah nama, istilah, tanda,
simbol atau desain, atau kombinasi semuanya,
yang dimaksutkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa seseorang atau sekelompok
penjual dan untuk membedakan dari barang
atau jasa pesaing. (Philip kotler, 2005:82).
Pada dasarnya suatu merk juga merupakan
janji penjual untuk secara konsisten,
menyampaikan serangkaian ciri – ciri,
manfaat dan jasa tertentu kepada para
pembeli. Merk yang baik juga menyampaikan
jaminan tambahan berkualitas.
Menurut Fandi Tjibtono, (1997:104).
Merk digunakan untuk beberapa tujuan
diantaranya : Sebagai identitas, alat promosi,
untuk membela citra, mengembalikan pasar.
Dan ada enam macam yang bisa di sampaikan
melalui suatu merk yaitu : Atribut, manfaat,
nilai – nilai, budaya, kepribadian pemakai.
Merk memang memegang peranan
penting dalam pemasaran. Ada perbedaan
yang cukup besar antara produk dan merk
(Aaker, 1996) produk hanyalah suatu yang
dihasilkan
pabrik.
Sedangkan
merk
merupakan sesuatu yang dibeli konsumen.
Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing,
maka merk selalu memiliki keuikan yang
selalu sukar ditiru. Merk berkaitan erat dengan
persepsi, sehingga sesungguhnya pesaing yang
terjadi antara perusahaan adalah pertarungan
persepsi dan bukan sekedar pertarungan
produk. Agar suatu merk dapat mencerminkan
makna-makna yang ingin di sampaikan, maka
ada beberapa persyaratan yang harus di
perhatikan yaitu: Merk harus khas dan unik,
merk harus menggambarkan sesuatu mengenai
manfaat produk yang memakainya, merk
harus menggambarkan kualitas produk, merk
harus mudah di ucapkan, di kenali, di ingat,
merk tidak boleh mengandung merk yang
buruk di Negara dan dalm bahassa lain, merk
harus dapat menyesuaikan diri (adaptable)
dengan produk – produk baru yang mungkin
J
di tamabahkan ke dalam lini produk. Jadi
merk mengidentifikasiakan penjual atau
pembuat. Mereka dapat berupa nama, merk
dagang, logo, atau symbol lain. Berdasarkan
UU merk dagang, penjual di berikan hak
eklusif untuk menggunakan mereknya
selamany. Jadi mereka berbeda dengan aktiva
lain. Seperti, paten dan hak cipta yang
mempunyai batas waktu. Adapun cannon dan
wichert dalam bukunya marketing text dan
cases meyatakan ciri-ciri merk yang baik
adalah: Short-pendek, Simple-sederhana, Easy
to spell-mudah di eja, Easy to remembermudah di ingat, Pleasing when read-enak di
baca, No disagreeable sound-tidak ada nada
sambung, does not go out of date-tidak
ketinggalan jaman, ada hubungannya dengan
barang dagangan, bila di ekspor gampang di
baca oleh orang luar negri, tidak menyinggung
perasaan kelompok atau orang lain atau tidak
negative, membayangkan apa produk itu atau
memberi
sugesti
penggunaan
produk
tersebut.(Dr. Buchari alma,1998:63).
Manfaat penggunaan merk bagi
produsen:
Sebagai
dasar
melakukan
identifikasi,
sehingga
mudah
dalam
penanganannya dan pencarinya, untuk
mencegah ciri khas dari produk, untuk
menunjukkan taraf mutu tertentu atas produk
yang di tawarkan, untuk membantu dan
mempermudah konsumen dalam pencarian
produk yang terbukti memuaskan kebutuhann
dan keinginan, di gunakan sebagai dasar untuk
membedakan harga-harga dari Produknya.
Dan manfaat penggunaan merk bagi penyalur
:
Untuk
mempermudah
penanganan
produknya, untuk mempermudah mengetahui
penawaran, untuk dapat mempeertahankan
mutu produksinya, untuk membina preferens
pembeli, manfaat penggunakan merk bagi
konsumen
adalah
mempermudah
mengidentifikasi produk yang di inginkannya.
Harga satu-satunya unsur marketing
mix
yang
menghasilkan
penerimaan
penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya
merupakan unsur biasa saja. Walaupun
penetapan harga merupakan persoalan
penting, akan tetapi masih banyak perusahaan
yang merasa kesulitan dalam menentukan
harga tersebut. Harga mempengaruhi tingkat
penjualan, tingkat keuntungan, serta share
pasar yang dapat di capai oleh perusahaan.
Penetapan harga sebenarnya cukup kompleks
dan sulit, dengan demikian kekomplekan dan
pentingnya penetapan harga memerlukan
suatu pendekatan yang sistematis, yang
melibatkan penetapan tujuan dan struktur
penetapan harga yang tepat. Menurut para
ekonom, harga, nilai, dan faedah (utility)
merupakan konsep-konsep yang sangat
berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk
yang dapat memuaskan kebutuhan, sedangkan
nilai adalah ungkapan secara kuantitatif
tentang kekuatan barang untuk dapat menarik
barang lain dalam pertukaran dalam
perekonomian kita sekarang ini untuk
mengukur
nilai
suatu
produk
kita
menggunakan uang. Bukan sistem barter pada
zaman dulu. Jumlah uang yang di gunakan
dalam pertukaran tersebut mencerminkan
tingkat harga dari suatu barang.
Menurut Basu Swatha dan Irawan,
(2005:241) ―harga adalah jumlah uang (di
tambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayananya.
Sedangkan menurut Wiliam J. staton
(1988:241) ―harga adalah sejumlah uang
(kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah
produk dan pelayanan yang menyertainya‖.
Pihak perusahaan yang menetapkan
harga untuk pelanggan biasanya disesuaikan
dengan harga pokok dan kondisi pasar.
Sedangkan bagi konsumen akan menggambil
keputusan apakah menggambil barang atau
tidak. Keputusan-keputusan dari konsumen
tidak hanya berdasarkan pada harga semata,
kualitas barang, kepercayaan terhadap merk,
tahun pembuatan dan sebagainya. Meskipun
demikian masalah harga merupakan suatu
pertimbangan dari konsumen yang tidak boleh
diabaikan oleh perusahaan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, setiap perusahaan
hendaknya dapat menetapkan harga dalam arti
harga dapat memberikan yang lebih baik
dalam jangka panjang. Harga yang dibayar
oleh pembeli juga termasuk pelayanan yang
diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga
menginginkan sejumlah keuntungan dari
sejumlah keuntungan tersebut.
Tujuan penetapan harga perlu
ditekankan terlebih dahulu agar tujuan
perusahaan tercapai. Hal ini penting karena
tujuan peruahaan merupakan dasar atau
pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan
kegitan pemasaran, termasuk kebijakan
penetapan harga, Philip Kotler (2000:520).
Adapun beberapa tujuan penetapan harga
diantaranya adalah : kelangsungan hidup, laba
sekarang maksimum, pendapatan sekarang
maksimum,
pertumbuhan
sekarang
maksimum, skimming pasar maksimum
J
(memerah pasar maksimum), kepemimpinan
mutu produk.
Di dalam menentukan harga jual
produknya,
suatu
perusahaan
harus
memperhatikan berbagai pihak, antara lain
konsumen akhir, penyalur, pesaing, pensuplay
dana, para pekerja dan pemerintah. Hal ini
perlu di perhatikan, karena tingkat harga tidak
terlepas dari daya beli konsumen, reaksi para
pesaing, jenis produk dan elastisitas
permintaan
serta
tingkat
keuntungan
perusahaan. Adapun prosedur penetapan harga
dapat di kelompokkan menjadi : Penetapan
harga dengan orientasi biaya, penetapan harga
dengan orientasi permintaan, penetapan harga
dengan orientasi persaingan.
Ada dua factor yang mempengaruhi
factor harga yaitu, factor langsung dan tidak
langsung.
Adapun
factor-faktor
yang
mempengaruhi penetapan harga secara
langsung, yaitu: Harga bahan baku, biaya
produksi,
biaya
pemasaran,
peraturan
pemmerintah.
Dan
factor-faktor
yang
mempengaruhi penetapan harga secara tidak
langsung, yaituu: Harga pokok sejenis yang di
jual oleh pesaing, pengaruh harga terhadap
hubungan antara produk subsitusi dan produk
konplementer, potongan harga (discount)
untuk para penyalur dan konsumen (sofjan
asauri, 1999:205).
Tingkah lak konsumen adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku konsumen
dalm arti
tindakan-tindakannya
untuk
membeli brang/jasa. (nitesemito, 1993:119).
Menurut Phillip kotler melihat B. Bakwatun
(1993:215) menyatakan tahap-tahap analisis
konsumen di bagi 2 tahap sebagai berikut:
Tahap-tahap proses pembelian, proses
pengambilan keputusan dalam pembelian.
Faktor
yang
miempengaruhi
keputusan membeli berbeda-beda bagimasingmasing pembeli, produk yang bias di beli dan
waktu
pembelianya.
(Basu
Swastha,
2005:105).
Adapun
factor
yang
mempengaruihi keputusan membeli adalah
sebagai berikut: Kebudayaan, kelas social,
kelompok
referensi
kecil,
keluarga,
pengalanman,
kepribadian,
sikap
dan
kepercayaan, serta konsep diri.
Keputusan pembeli yang diambil
oleh pembeli itu sebnarnya merupakan
kumpulan dan sejumlah keputusan. Semua
keputusan pembeli mempunyai struktur yang
terdiri dari tujuh komponen (basu swasta dan
irawan, 2005:118). Adapun komponen
komponen tersebut adalah : keputusan tentang
jenis produk, keputusan tentang bentuk
produk, keputusan tentang merek, keputusan
tentang penjualanya, keputusan tentang
jumlah produk, keputusan tentang waktu
pembelian,
keputusan
tentang
cara
pembaryaran.
Syarat dapat dipenuhi oleh suatu
perusahaan agar dapat sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan
untuk menciptakan dan mempertahankan
pelanggan (Levitt, 1987). Agar tujuan tersebut
dapat tercapai maka setiap perusahaan harus
berupaya menghasilkandan menyampaikan
barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas. Menurut
Schanars(1991), pada dasarnya tujuan dari
suatu bisnis adalah untuk menciptakan
pelanggan yang merasa puas terciptanya
kepuasan pelanggan dapat memberikan
beberapa kepuasan, diantaranya hubungan
antara perusahaan dan pelangganya jadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan dan membentuk bagi perusahaan,
dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut
kemulut
(word
of
mouth)
yang
menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono,
1994), agar beberapa pakar yang memberikan
definisi
mengenahi
kepuasan
atau
ketidakpuasan pelanggan. Day (wilton, 1988)
menyatakan
bahwa
kepuasan
atau
ketidakpuasan pelanggan adalah respon
pelanggan terhadap evaluasi kesuaian yang
dirasakan antara harapan sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Waktu yang akan digunakan untuk
melakukan penelitian ini adalah pada bulan
Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.
Pada penelitian ini penulis memilih lokasi
penelitian di Desa Blawi Kecamatan
Karangbinangun
Kabupaten Lamongan.
Dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan
yang hendak di capai maka jenis penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif di bidang
ekonomi. Hal ini di karenakan menurut
Syaifudin Zubri (2001 : 11) yang disebut
penelitian kuantitatif adalah ―bagian penelitian
yang dalam proses pelaksanaan penelitian
menggunakan rancangan penelitian yang ketat
dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistic‖
Adapun
jenis
permasalahan
penelitian
ini
adalah
regresi
linier
berganda,untuk mencapai hubungan antara
pengaruh merek dagang dan harga (x)
terhadap keputusan pembelian (y).
Dalam penelitian populasi yang
digunakan adalah Masyarakat Desa Blawi
J
Kecamatan
Karangbinangun
Kabupaten
Lamongan. Jadi jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini 60 orang responden.
Adalah
pengumpulan
data
dengan
menggunakan pendapatan langsung terhadap
obyek penelitian metode Lipangan ini di
lakukan melalui: Observasi, Inteview,
Dokumentasi, Angket/Kuisioner.
Variabel Bebas atau Independent
Variabel (X), X1 Pengaruh merk dagang dan
X2 Pengaruh harga serta Variabel Terikat atau
Dependent
Variabel
(Y)
Keputusan
pembelian. Adapun metode analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut : Regresi
berganda, koefisien korelasi, uji-t, uji-F
PEMBAHASAN
Dalam menentukan teknik penaikan
sampel, terlebih dahulu harus ditetapkan
populasinya, yaitu kelompok atau individu
yang diminati dalam penelitian. Dalam arti
kelompok atau individu yang akan dikenakan
untuk diambil penelitian, dan semakin
dipersempit populasinya, maka penelitian
yang dilakukan akan menghemat waktu,
tenaga, dan biaya. Oleh sebab itu penelitian ini
peneliti menetapkan sasaran yang mudah
untuk diakses, dalam hal ini populasinya
adalah warga Desa Blawi. Suatu penelitian
khususnya penelitian yang dimaksudkan untuk
menarik generalisasi (kesimpulan umum yang
berlaku
bagi
suatu
populasi
harus
mengutamakan sampel.
Untuk sekedar perkiraan maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10% 15% dan 20% -25% atau lebih, tergantung
setidak—tidaknya
dari
:
Kemampuan
penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan
dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari
segi setiap subjek karena ini menyangkut
banyak sedikit data, besar kecilnya rasio yang
dianggap oleh peneliti untak penelitian yang
beresiko besar, tentu saja apabila sampel lebih
besar, hasilnya akan lebih baik.
Untuk
mengetahui
deskripsi
menggunakan metide kuisioner yang di
bagikan pada masyarakat desa Blawi, dalam
hal ini yang melakukan pembelian sabun
mandi. Yaitu untuk mengetahui apakah merek
dagang dan harga mempengaruhi keputusan
pembelian produk sabun mandi. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah data
kualitatif, untuk mengubah data kuantitatif
maka di gunakan skala liker ( pemberian skor
pada indeks atau jawaaban responden ).
Dengan skala liker maka variable yang diteliti
dapat dijabarkan sebagai tolok ukur muntuk
menyusun instrument gyang dapat berupa
pertanyaan yang di jawab oleh ressponden.
Adapun dalam pemberian skor terhadap
kuosioner yang diajukan kepada responden
adalah sebagai berikut : Sangat setuju dengan
skor 5, setuju dengan skor 4, ragu-ragu 3,
tidak sejutu dengan skor 2, sangat tidak
setuju dengan sekor 1.
Berdasarkan analisa data yang telah
dilakukan dapat diintrepetasikan sebagai
berikut : Hasil Regresi Berganda, persamaan
regresi dapat dijelaskan sebagai berikut : a =
18,6 merupakan intersep yang berarti bahwa
apabila variabel bebas dalam
penelitian (
merk dagang dan harga ) pengaruhnya
konstan, maka keputusan pembelian produk
bernilai 18,6, b₁ = 0,71 artinya untuk variabel
( ) merk dagang (b₁) menunjukan nilai 0,71
yang artinya apabila variabel ( ) merk
dagang mengalami kenaikan satu satuan,
maka akan menaikan keputusan pembelian
produk sabun sebesar 0,71 dan variabel bebas
lain sama dengan nol (α dan X2 = 0), b₂ = 1,14
artinya untuk variabel ( ) harga (b₂)
menunjukan nilai 1,14yang artinya apabila
variabel ( ) harga mengalami kenaikan satu
satuan, maka akan menaikan keputusan
pembelian produk sabun sebesar 1,14 dan
variabel bebas lain sama dengan nol (α dan X 1
= 0).
Koefisien korelasi ganda antara merk
dagang ( ) sebesar 0,74 dan harga ( ) 0,86
terhadap keputusan pembelian konsumen (Y).
Sedangkan R = 0,89 menunjukkan adanya
hubungan yang sangat kuat dan signifikan.
Kontribusi variable bebas secara bersamasama terhadap variable terikat
sebesar
62,09% sedangkan 37,9% ditentukan oleh
variable lain. Dengan uji korelasi berganda ini
sesuai dengan hipotesis yang ketiga diduga
harga lebih dominan dari pada merk dagang
terhadap keputusan pembelian konsumen.
Dengan uji-t dapat diketahui thitung 8,38
ttabel 2,002 maka kesimpulannya
ditolak
dan
diterima yang berarti terdapat korelasi
(hubungan) secara parsial yang signifikan
antara variable bebas ( ) merk dagang
terhadap (Y) keputusan konsumen, sehingga
dengan uji-t ini sesuai dengan hipotesis yang
pertama. Karena thitung12,83 ttabel2,002 maka
kesimpulannya
ditolak dan
diterima
yang berarti terdapat korelasi (hubungan)
J
secara parsial yang signifikan antara variable
bebas ( ) harga, terhadap (Y) keputusan
konsumen, sehingga dengan uji-t ini sesuai
dengan hipotesis yang pertama. Dan dengan
uji F Dapat diperoleh fhitung77,5 ftabel3,16
pada taraf signifikan 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama atau
simultan terdapat korelasi atau hubungan yang
signifikan antara variable bebas terhadap
variable terikat. Dengan kriteria dan hasil
pengujian diatas dapat dikatakan atau di
jelaaskan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima,
jadi sama dengan hipotesis yang kedua diduga
merk dagang dengan harga berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan pembelian
konsumen.
KESIMPULAN
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah
penulis uraiakan pada bab-bab sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan dan saran dan
setelah dilakukan deskripsi analisis data dan
analisis statistic baik korelasi, regresi, uji F
maupun uji t menyatakan bahwa hipotesis
yang ada dapat diterima,semua ini dapat di
buktikan dari : Dengan uji-t dapat diketahui
thitung X1 8,38
ttabel 2,002 maka
kesimpulannya
ditolak dan
diterima
yang berarti terdapat korelasi (hubungan)
secara parsial yang signifikan antara variable
bebas ( ) merk dagang terhadap (Y)
keputusan konsumen. Karena X2 12, thitung 83
ttabel 2,002 maka kesimpulannya
ditolak
dan
diterima yang berarti terdapat korelasi
(hubungan) secara parsial yang signifikan
antara variable bebas ( ) harga, terhadap (Y)
keputusan konsumen. Dan dengan uji F Dapat
diperoleh fhitung 77,5
ftabel3,16 pada taraf
signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara bersama-sama atau simultan
terdapat korelasi atau hubungan yang
signifikan antara variable bebas terhadap
variable terikat. Dengan kriteria dan hasil
pengujian diatas dapat dikatakan atau di
jelaaskan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima,
jadi sama dengan hipotesis yang kedua diduga
merk dagang dengan harga berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan pembelian
konsumen.
Hasil
Regresi
Berganda
bentuk
persamaan ini menggambarkan secara
keseluruhan hubungan variabel-variabel bebas
yaitu : ( ) merk dagang ( ) harga, dengan
variabel terikat yaitu keputusan pembelian
produk (Y). Dan Koefisien korelasi parsial
antara merk dagang ( ) sebesar 0,74 dan
harga ( ) 0,86 terhadap keputusan pembelian
konsumen (Y). Sehingga harga (X2) lebih
dominan dibandingkan dengan merk dagang
(X2) terhadap keputusan pembelian konsumen
(Y)
SARAN
Setelah penulis mempelajari keadaan
yang terjadi pada masyarakat desa Blawi,
maka saran yang penulis kemukaan sebagai
rekomendasi penunjang hasil adalah : Dengan
di ketahui harga adalah faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap keputusan
pemebelian
sabun,
maka
hendaknya
konsumen bukan hanya memperhatikan harga
saja
tetapi
konsumen
juga
harus
memperhatikan cocok atau tidaknya sabun
yang dipakai, konsumen dalam pemakaian
sabun bendaknya tidak gonta-ganti merek
sehingga dapat mencapai hasil yang
maksimal, dalam pemakaian sabun konsumen
bendaknya memperbatikan fungsi sabun dan
menggunakan sabun tersebut sesuai dengan
kebutuhan pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi
dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.
Jakarta.
Arikunto,
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian. Edisi Revisi Empat. PT.
Rineka Cipta. Jakarta.
Handoko, Hani, T. 2010. Dasar – Dasar
Manajemen Produksi Dan Operasi.
Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Nasution, S. 2012. Metode Research,
Penelitian Ilmiah. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.
Riduwan, Drs. M.BA. 2013. Dasar – Dasar
Statistika. ALFABETA. Bandung.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT.
Tarsito. Bandung
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian.
ALFABETA. Bandung.
Supardi, Dr. MM., MPd. 2013. Apliksi
Statistika
Dalam
Penelitian.
CHANGE PUBLICATION. Jakarta.
Yamit, Zulian. 2011. Manajemen Produksi
dan Operasi. Eononisia. Yogyakarta.
Swatha Basu dan Irawan, 2005, Manajemen
Pemasaran
Modern,
Yogyakarta
Liberty
J
Kotler dan Amstrong, 2001, Prinsip-Prinsip
Pemasaran, Terjemahan Oleh Damus
Sihombing, Jakarta Erlangga
Kotler Phillip, 2001, Manajemen Pemasaran,
PT. Prehalindo, Jakarta
J
Download