AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK

advertisement
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
ISSN 2339-1723
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
(BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
Mangasi Sinurat, SE, M.Si.
STIE Bina Karya Tebing Tinggi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Akuntansi Pengakuan Pendapatan Bunga pada
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. Untuk mengetahui kesesuaian Pengakuan Pendapatan
Bunga pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda dengan Standart Akuntansi Keuangan No.23.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskiptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan analisa, pengakuan pendapatan bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Diori Ganda Cabang Sei Suka diterapkan dengan menggunakan pendekatan Accrual Basis (Ketentuan
Dasar Pengakuan Pendapatan). Kemudian, pengakuan pendapatan bunga pada PT. Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang Sei Suka telah sesuai dengan PSAK No. 23 yaitu tentang Pendapatan
Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan Bunga, Accrual Basis, Prinsip Akuntansi.
PENDAHULUAN
Dunia
bisnis
selalu
mengalami
ketidakpastian
sebagai
akibat
siklus
perekonomian yang terus berubah, selain itu
perkembangan ekonomi di Indonesia tiap tahun
tidak menentu sehingga menuntut kemampuan
untuk melakukan berbagai kebijakan yang
diharapkan mampu mendorong perkembangan
khususnya dibidang Perbankan di Indonesia
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengantisipasi dan meninjau
persaingan antara bank satu dengan bank yang
lain, maka dana yang dihimpun harus bisa
direncanakan dengan baik dan maksimal
sehingga dapat disalurkan kepada masyarakat
melalui bentuk pinjaman kredit.
Bank merupakan lembaga yang berusaha
untuk menyalurkan kredit sebanyak-banyaknya,
begitu juga dengan BPR. BPR merupakan
Lembaga Keuangan Bank yang berfungsi untuk
meningkatkan kebutuhan pelayanan akan jasajasa perbankan bagi masyarakat menengah.
BPR memberikan jasa layanan simpanan dan
kredit seperti layaknya bank umum, tetapi BPR
tidak memberikan layanan giro ataupun
kegiatan valuta asing dan asuransi. Keuntungan
yang diperoleh bank dari penyaluran kredit
tersebut berasal dari selisih antara bunga kredit
dan bunga simpanan yang merupakan sumber
pendapatan bank yang utama. Akan tetapi BPR
memiliki tingkat suku bunga yang tidak terlalu
tinggi. Dalam hal ini kredit BPR wajib
melaksanakan langkah-langkah yang tepat saat
melaksanakan mekanisme penyaluran dan
pencairan kredit yaitu: tahap-tahap permohonan,
investigasi, analisis, keputusan persetujuan atau
penolakan permohonan, pencairan kredit,
administrasi, pengawasan dan pembinaan serta
pelunasan
kredit.
Permasalahan
dalam
pemberian perkreditan ini adalah permasalahan
multikriteria dimana bank harus tetap
memperhatikan prinsip kehati - hatiannya dalam
melakukan penyaluran kredit dan harus
memperhatikan azas-azas perkreditan yang
sehat agar tidak menimbulkan suatu resiko.
Berbagai jenis usaha dilakukan tentu saja
kegiatan ekonomi di perlukan Akuntansi
Pengakuan Pendapatan pada PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. Supaya
keberadaan lembaga keuangan khususnya pada
(BPR)
berpartisipasi
dalam
menunjang
permodalan usaha, dalam meningkatkan
aktivitas perkonomian dan berperan besar untuk
membantu pemerintah dalam pembangunan
nasional di segala bidang ekonomi.
Dengan
memperhatikan
Akuntansi
Pengakuan Pendapatan pada PT. Bank
1
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
ISSN 2339-1723
Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. Maka
operasional (BPR) diarahkan agar mampu
mendorong laju pertumbuhan ekonomi dengan
tetap memberikan perhatian dan meningkatkan
perannya pada anggota
(BPR) untuk
meningkatkan taraf kehidupan kearah yang
lebih makmur.
Dalam rangka membantu suatu perencanaan
dalam pemberian Pengakuan maka kriteria
tertentu dalam penilaian layak atau tidaknya PT.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda
digunakan.
Prosedur pemberian pengakuan pendapatan
akuntansi secara umum akan berpedoman pada
ketentuan Akuntansi Pengakuan Pendapatan
pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori
Ganda tersebut. Berdasarkan uraian tersebut
maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
tinjauan dan penelitian lebih lanjut tentang
Akuntansi Pengakuan Pendapatan Pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda
khususnya dalam hal pelaksanaan dan manfaat
pengakuan dalam laporan tugas akhir yang
berjudul “Akuntansi Pengakuan Pendapatan
pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori
Ganda Cabang Sei Suka Kabupaten Batu Bara”.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana
Akuntansi
Pengakuan
Pendapatan Bunga pada PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda?
2. Apakah pengakuan pendapatan Bunga
pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Diori Ganda sudah sesuai dengan PSAK
No.23 (Standart Akuntansi Keuangan)?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Akuntansi Pengakuan
Pendapatan Bunga pada Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Diori Ganda.
2. Untuk mengetahui kesesuaian Pengakuan
Pendapatan Bunga pada Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Diori Ganda dengan Standart
Akuntansi Keuangan No.23.
Pengertian akuntansi menurut American
Institute of Certified Public Accounting
(AICPA) dalam Ahmed Riahi Balkaoui
mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi
adalah
seni
pencatatan,
penggolongan dan peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara
yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan
uang dan penginterprestasikan hasil tersebut.
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran,
atau pemberian kepastian mengenai informasi
yang akan membantu manajer, dan pembuat
keputusan lain untuk membuat alokasi sumber
daya keputusan.
2.
Pengakuan (Recognition)
Pengakuan (Recognition) merupakan proses
formal mencatat dan melaporkan suatu pos
dalam laporan keuangan. Pada saat pendapatan
dicatat (recorded), dikatakan bahwa pendapatan
tersebut diakui (recognized).
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses
penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan
akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan,
belanja,
dan
pembiayaan,
sebagaimana akan termuat pada laporan
keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.
Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan
jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan
yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa
terkait. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi
oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui
yaitu:
a. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi yang berkaitan dengan
kejadian atau peristiwa tersebut akan
mengalir keluar dari atau masuk ke
dalam
entitas
pelaporan
yang
bersangkutan
b. Kejadian atau peristiwa tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur atau dapat diestimasi dengan
andal.
Dalam menentukan apakah suatu kejadian
atau peristiwa memenuhi kriteria pengakuan,
perlu dipertimbangkan aspek materialitas
TINJAUAN PUSTAKA
3.
A. Pengertian
Akuntansi
Pendapatan
1. Akuntansi (Accounting)
Pengakuan
Pendapatan (Revenues)
Menurut Financial Accounting Standard
Board yang dikutip oleh Harahap, Pendapatan
2
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset
dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban
dari entity atau gabungan dari keduanya selama
periode
tertentu
yang
berasal
dari
penyerahan/produksi barang, pemberian jasa
atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan utama perusahaan yang sedang
berjalan.
Pendapatan merupakan jumlah rupiah yang
menyatakan produk akhir operasi perusahaan
dan oleh karena itu harus diakui dan diukur
pada tingkat atau titik kegiatan yang
menentukan dalam aliran kegiatan operasi
kegiatan. Pendapatan harus benar-benar terjadi
dan didukung dengan timbulnya aktiva baru
yang dapat dipercaya (sah), sebaiknya berupa
kas atau piutang.
B. Prinsip - Prinsip Akuntansi
Prinsip - prinsip akuntansi yang diterima
umum
Generally
accepted
accounting
principles (GAAP) adalah standar yang
menentukan sumber prinsip akuntansi dan
kerangka kerja pemilihan prinsip yang akan
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Prinsip - prinsip Dasar Akuntansi dalam
pencatatan transaksi yaitu:
1. Prinsip Biaya Historis
Prinsip ini menghendaki digunakannya
harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang,
modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga
perolehan adalah harga pertukaran yang
disetujui oleh kedua belah pihak yang
tersangkut dalam transaksi. Walaupun tedapat
kesulitan sampai saat ini prinsip biaya historis
masih tetap berlaku karena data biaya historis
ini dianggap paling objektif. Secara umum,
pengguna laporan keuangan lebih memilih
menggunakan biaya historis karena memberikan
tolak ukur yang dapat dipercaya untuk
mengukur tren historis. Akan tetapi, informasi
nilai wajar mungkin lebih berguna bagi jenis
aktiva dan kewajiban tertentu serta dalam
industri tertentu. Sebagai contoh: Perusahaan
melaporkan banyak instrumen keuangan,
termasuk derivatif, pada nilai wajarnya, dan
persediaan pada yang terendah anatara harga
pasar atau biaya. Industri tertentu, seperti
Brokerage Houses dan Reksadana, menyusun
laporan keuangan dasarnya atas dasar nilai
wajar.
ISSN 2339-1723
2.
Prinsip Pengakuan dan Pendapatan
Istilah pendapatan dalam prinsip ini
merupakan istilah yang luas, dimana di dalam
pendapatan termasuk juga pendapatan bunga,
sewa, laba, penjualan aktiva dan lain-lain.
Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya
penjualan barang dan jasa. Pendapatan
dikatakan telah direalisasi jika produk, barang
dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan
dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan
dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang
diterima atau dipegang dapat segera dikonversi
menjadi kas apabila dapat dijual atau
dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga
yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa
biaya yang signifikan
Namun ada sejumlah pengecualian untuk
aturan ini, antara lain:
a. Selama Produksi pengakuan pendapatan
sebelum kontrak selesai diperbolehkan
untuk kontrak-kontrak konstruksi jangka
panjang tertentu.
b. Akhir Produksi pendapatan bisa diakui
setelah siklus produksi berakhir tetapi
sebelum penjualan terjadi. Hal ini dapat
dilakukan jika produk atau aktiva lainnya
dapat dijual dalam pasar dengan harga
tertentu tanpa biaya tambahan yang
signifikan.
c. Penerimaan
Kas
merupakan
dasar
pengakuan pendapatan lainnya. Hal ini
digunakan apabila tidak dimungkinkan
untuk menentukan angka pendapatan pada
saat penjualan karena ketidakpastian
penagihan.
3. Prinsip Penandingan
Prinsip
Penandingan
adalah
mempertemukan biaya dengan pendapatan yang
timbul karena biaya tersebut. Ini berguna untuk
menentukan besar penghasilan bersih setiap
periode. Kesulitan prinsip ini, contoh: biaya
administrasi
dan
umum
tidak
dapat
dihubungkan dengan pendapatan perusahaan.
Salah satu akibat dari prinsip ini adalah
digunakannya dasar waktu dalam pembebanan
biaya.
Biaya pada umumnya diklasifikasikan
menjadi dua kelompok:
a. Biaya Produk
Contoh Biaya Produk : Bahan baku, tenaga
kerja, dan overhead yang melekat pada
produk.
3
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
b.
Biaya Periode
Contoh Biaya Periode: Gaji pejabat dan
biaya administratif lainnya yang terjadi
selama periode yang bersangkutan. Pada
biaya periode tidak memiliki hubungan
langsung antara biaya dan pendapatan.
Sedangkan biaya produk memiliki
hubungan langsung antara biaya dan
pendapatan.
Prinsip Konsistensi
Prinsip Konsistensi ini bertujuan agar
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan
prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses
akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari
tahun ke tahun, sehingga bila terdapat
perbedaan antara suatu pos dalam dua periode,
dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu
bukan selisih akibat penggunaan metode yang
berbeda.
ISSN 2339-1723
2.
3.
Catatan atas laporan keuangan. Bertujuan
untuk memperkuat atau memperjelas pospos yang disajikan dalam bagian utama
laporan keuangan.
Informasi suplementer, dapat mencangkup
rincian atau jumlah yang merupakan
perspektif yang berbeda dari yang dipakai
dalam laporan keuangan. Informasi ini
dapat berupa informasi kuantitatif yang
sangat relevan tetapi reliabilitasnya rendah.
4.
5.
Prinsip Pengungkapan Penuh
Yang
dimaksud
dengan
prinsip
pengungkapan penuh adalah menyajikan
informasi yang lengkap dalam laporan
keuangan. Karena informasi yang disajikan itu
merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi
dalam suatu periode dan juga saldo-saldo dari
rekening tertentu. Pengungkapan penuh (full
disclosure) mengharuskan laporan keuangan
dirancang dan disusun untuk menggambarkan
secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang
telah memengaruhi perusahaan selama periode
berjalan dan supaya mengandung informasi
yang mencukupi guna membuatnya berguna dan
tidak menyesatkan bagi investor. Prinsip
pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa
tidak ada informasi atau substansi atau
kepentingan bagi kebanyakan investor yang
akan dihilangkan atau disembunyikan. Tetapi,
pengungkapan penuh adalah konsepsi terbuka
yang masih meninggalkan beberapa pertanyaan
yang belum terjawab atau terbuka terhadap
interpretasi yang berbeda.
Informasi tentang posisi keuangan, laba,
arus kas, dan investasi dapat ditemui dalam
salah satu tempat berikut:
1. Dalam bagian utama laporan keuangan,
yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan ekuitas
pemilik.
C. Prosedur Pelaksanaan dan Pengakuan
Pendapatan
Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik
apabila sistem yang digunakan juga baik. Dalam
rangkaian sistem manajemen, subsistem harus
saling melengkapi untuk tercapainya suatu
tujuan sistem yang merupakan tujuan
perusahaan. Salah satu sistem yang penting
dalam suatu perusahaan adalah sistem
pendapatan. Pekerjaan ini menyangkut antar
unit kerja yang saling berhubungan satu sama
lain. Seiring dengan tingginya mobilitas
perusahaan, suatu pekerjaan akan lebih
kompleks dan dapat menimbulkan sewa guna
usaha (leasing) kendaraan. Hal ini juga terjadi
pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang
merupakan yang bekerja sama dengan PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) lainnya, dalam hal
pengadaan barang dan jasa yang diperlukan
guna menunjang seluruh kegiatan operasional
PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Tahapan dan metode analisis pemecahan
masalah yang digunakan dalam penulisan ini
adalah:
1. Mengumpulkan data pendukung
2. Data yang telah terkumpul kemudian
dicatat sesuai dengan metode akuntansi.
3. Melakukan pencatatan setiap periode
(jatuh tempo pembayaran bunga) dan
melakukan
perhitungan
sekaligus
pencatatan amortisasi kendaraan setiap
akhir tahun
4. Pengakuan pendapatan bunga (capital
lease dan operating lease) kendaraan pada
Pegawai PT. Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Diori Ganda.
Selama pelaksanaan Penelitian pada
Pegawai PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Diori Ganda dapat disimpulkan bahwa tatacara
pelaksanaan dan proses pengakuan pendapatan
4
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Diori Ganda sudah baik. Akan tetapi, pada
pengakuan pendapatan bunga yang terjadi pada
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori
Ganda lebih sederhana jika dibandingkan
dengan teori.
D. Faktor - faktor Pertimbangan di dalam
Penyusunan Sistem Akuntansi
Untuk mencapai tujuan sistem dan prosedur
dibentuk, maka sebelum membuat sistem dan
prosedur atau melakukan pembenahan terhadap
sistem dan prosedur perusahaan maka perlu
diperhatikan berbagai faktor yang menjadi
pertimbangan penting dari sistem dan prosedur.
Adapun
faktor-faktor
yang
perlu
dipertimbangkan di dalam menyusun sistem
akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi yang disusun harus
memenuhi prinsip cepat.
2. Sistem akuntansi yang disusun harus
memenuhi prinsip aman.
3. Sistem akuntansi yang disusun harus
memenuhi prinsip murah.
Adapun penjelasan dari faktor-faktor
pertimbangan di dalam menyusun sistem
akuntansi diatas adalah sebagai berikut:
a. Prinsip cepat yaitu: bahwa sistem
akuntansi harus mampu menyediakan
informasi yang diperlukan tepat pada
waktunya, dapat memenuhi kebutuhan dan
dengan kualitas yang sesuai.
b. Prinsip aman yaitu: bahwa sistem
akuntansi harus mampu mejaga keamanan
hak milik perusahaan, maka sistem
akuntansi
harus
disusun
dengan
mempertimbangkan prinsip pengawasan
interen.
c. Prinsip murah yaitu: bahwa biaya untuk
menyelenggarakan sistem akuntansi harus
dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.
Ketiga faktor diatas harus dipertimbangkan
bersama-sama pada waktu menyusun sistem
akuntansi perusahaan sehingga tidak sampai
terjadi adanya salah satu faktor yang
ditinggalkan.
ISSN 2339-1723
E. Jenis-jenis Pengakuan
1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses
penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan
akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan,
belanja,
dan
pembiayaan,
sebagaimana akan termuat pada laporan
keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.
Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan
jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan
yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa
terkait.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh
suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:
a. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi yang berkaitan dengan kejadian
atau peristiwa tersebut akan mengalir
keluar dari atau masuk ke dalam entitas
pelaporan yang bersangkutan
b. Kejadian
atau
peristiwa
tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur atau dapat diestimasi dengan andal.
Dalam
menentukan
apakah
suatu
kejadian/peristiwa
memenuhi
kriteria
pengakuan, perlu dipertimbangkan aspek
materialitas.
2.
Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat
ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal. Sejalan dengan penerapan
basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau
beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim
untuk mendapatkan arus kas masuk atau
manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah
atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim
tersebut dapat diukur atau diestimasi.
Aset dalam bentuk kas yang diperoleh
pemerintah antara lain bersumber dari pajak,
bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak,
retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan
negara, transfer, dan setoran lain-lain, serta
penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman.
Proses pemungutan setiap unsur penerimaan
tersebut sangat beragam dan melibatkan banyak
pihak atau instansi. Dengan demikian, titik
pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah
untuk mendapatkan pengakuan akuntansi
memerlukan pengaturan yang lebih rinci,
5
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
termasuk pengaturan mengenai batasan waktu
sejak uang diterima sampai penyetorannya ke
Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset
tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin
diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi
berjalan.
3.
Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan
bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan
dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang,
dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat
diukur dengan andal. Sejalan dengan penerapan
basis akrual, kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
timbul.
4.
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya
hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran
masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA
diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas
Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan.
5.
Pengakuan Beban dan Belanja
Beban diakui pada saat timbulnya
kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa. Belanja diakui berdasarkan
terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.
Khusus
pengeluaran
melalui
bendahara
pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
6.
Pengakuan Piutang
Pengakuan piutang usaha terjadi jika
perusahaan menjual produk secara kredit atau
memberi jasa namun belum terjadi pembayaran
kepada perusahaan. Istilah pengakuan itu sendiri
mengandung arti proses pembentukan suatu pos
yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi.
Pengakuan
piutang
usaha
sering
berhubungan dengan pengakuan pendapatan.
Karena pengakuan pendapatan pada umumnya
dicatat ketika proses menghasilkan laba telah
ISSN 2339-1723
selesai dan kas terealisasi atau dapa direalisasi,
maka piutang yang berasal dari penjualan
barang umumnya diakui pada waktu hak milik
atas barang beralih ke pembeli. Karena saat
peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan
syarat-syarat penjualan maka piutang lazimnya
diakui pada saat barang dikirimkan ke
pelanggan. Sedangkan piutang untuk jasa
kepada pelanggan semestinya diakui pada saat
jasa itu dilaksanakan.
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang
Sei Suka yang terletak di Jl. Besar Tebing
Tinggi No. 204 Indrapura. pada bulan
September 2013 hingga selesai.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini adalah wawancara,
dokumentasi, dan observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu
analisis yang berwujud keterangan uraian yang
menggambarkan objek penelitian pada saat ini
berdasarkan fakta-fakta yang ada, yang di
gambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang
dipisah-pisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengakuan dan pengukuran pendapatan
Bunga Pada PT. Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Diori Ganda
Pengakuan dan pengukuran pendapatan
bunga pinjaman pada PT. Bank Prekreditan
Rakyat (BPR) Diori Ganda, jika disesuaikan
dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik pendapatan bunga
pinjaman diakui secara akrual, dimana
pencatatan bunga pinjaman kedalam rekening
pendapatan pada saat jatuh waktu sebesar
persentase yang ditetapkan dari jumlah
pinjaman yang diberikan dikalikan dengan
jumlah bulan dalam satu periode.
Pengakuan dan pengukuran pendapatan
bunga dari PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Diori Ganda diakui pada saat bunga diterima
6
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
ISSN 2339-1723
untuk tabungan dan giro, diukur sebesar rupiah
yang menjadi hak Perlakuan Akuntansi
Pendapatan atas tabungan atau deposito pada
bank lain yang dinilai sebesar nilai uang yang
tercatat.
Dalam kondisi tidak stabil dan bank
kekurangan dana, sementara tingkat
persaingan dalam memperebutkan34dana
simpanan cukup ketat, maka bank harus
bersaing keras dengan bank lainnya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku
Bunga
Agar keuntungan yang diperoleh dapat
maksimal maka pihak manajemen bank harus
pandai dalam menentukan besar kecilnya
komponen suku bunga. Hal ini disebabkan
apabila salah dalam menentukan besar kecilnya
komponen suku bunga maka akan dapat
merugikan bank itu sendiri. Terdapat beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
suku bunga, baik untuk bunga simpanan
maupun pinjaman.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
besar kecilnya penetapan suku bunga secara
garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk
dana simpanan, yaitu seberapa besar
kebutuhan dana yang diinginkan.
2. Target Laba Yang Diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga
pinjaman.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk
bunga pinjaman.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menentukan baik untuk bunga
simpanan maupun bunga simpanan bank
tidak boleh melebihi batasan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.
5. Jangka Waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun bunga
pinjaman faktor jangka waktu sangat
menentukan.
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi
perusahaan
juga
sangat
menentukan suku bunga terutama untuk
bunga pinjaman.
7. Produk Yang Kompetitif
Produk yang kompetitif sangat menentukan
besar kecilnya bunga pinjaman.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan
faktor kepercayaan kepada seseorang atau
lembaga.
9. Persaingan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 1992 Tentang Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Presiden Indonesia
Menimbang:
a. Bahwa Bank Perkreditan Rakyat yang
berfungsi sebagai badan usaha yang
menghimpun dan menyalurkan
dana
masyarakat, harus mampu menunjang
modernisasi pedesaan dan memberikan
pelayanan bagi golongan ekonomi lemah
atau pengusaha kecil.
b. Bahwa agar dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik, maka kesinambungan usaha
dan kesehatan Bank Perkreditan Rakyat,
perlu diupayakan sejak pendiriannya.
c. Bahwa berhubungan dengan itu dipandang
perlu untuk mengatur Bank Perkreditan
Rakyat dalam peraturan pemerintah.
Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1992
Tentang Bank Perkreditan Rakyat Umum yaitu:
Penyempurnaan sistem perbankan di
Indonesia ditempuh antara lain dengan cara
menyederhanakan jenis bank menjadi bank
umum dan Bank Perkreditan Rakyat, serta
memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan
yang dapat diselenggarakan melalui upaya
penyempurnaan tersebut, perbankan diharapkan
dapat lebih meningkatkan peranannnya dalam
pelaksanaan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas Nasional ke arah peningkatan taraf
hidup rakyat banyak.
Guna lebih menunjang pembangunan dan
modernisasi di daerah pedesaan, keberadaan dan
kejelasan status serta perkembangan Bank
Perkreditan Rakyat perlu dibina dan diarahkan
agar dapat memperluas jangkauan pelayanan
dan memberi kepastian berusaha bagi Bank
Perkreditan Rakyat disegala pelosok tanah air.
7
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
ISSN 2339-1723
C. Pengakuan
dan
Pengukuran
Pendapatan Menurut PSAK No.23
1.
Pengakuan Pendapatan
PSAK No.23
Menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23
menyatakan bahwa pendapatan diakui bila besar
kemungkinan manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini
dapat diukur dengan andal.
Pengakuan Pendapatan Secara Umum
merupakan salah satu komponen penting
laporan keuangan. Namun permasalahan utama
dalam akuntansi untuk pendapatan adalah
menentukan saat pengakuan pendapatan.
Pengakuan pendapatan dengan pendekatan
akrual
(Ketentuan
Dasar
Pengakuan
Pendapatan) termasuk yang paling mendasar,
sehingga paling banyak diterapkan di berbagai
jenis usaha dalam berbagai skala.
2.
b.
Termasuk dalam pengertian ini adalah
pengakuan pendapatan
bunga dari
penempatan pada bank lain.
1.
Hutang Bunga
1. Hutang Bunga dinyatakan sebesar nilai
bukunya
2. Hutang bunga pada BPR bersifat
accrual. Maksudnya Hutang bunga
timbul karena Beban bunga pada saat
tutup buku akhir bulan dan atau akhir
tahun harus diperhitungkan sesuai
dengan hari berjalan, sementara
kewajibannya belum jatuh tempo
3. Komponen Hutang Bunga di BPR pada
umumnya berupa:
a. Bunga Accrual Deposito.
b. Bunga Accrual Pinjaman diterima
dari bank dan atau lembaga
keuangan lainnya.
2.
Simpanan
1. Simpanan merupakan dana yang
dipercayakan
masyarakat/nasabah
kepada bank untuk menyimpanannya
berdasarkan perjanjian penyimpanan
2. Simpanan BPR hanya dalam mata uang
rupiah, berupa Tabungan dan Deposito
3. Simpanan dinyatakan sebesar nilai
kewajiban bank kepada nasabah.
3.
Simpanan Dari Bank Lain
1. Simpanan merupakan dana yang
dipercayakan bank lain kepada bank
untuk menyimpanannya berdasarkan
perjanjian penyimpanan
2. Simpanan dari bank lain BPR hanya
dalam mata uang rupiah, berupa:
Tabungan dan Deposito
3. Simpanan Dari Bank Lain dinyatakan
sebesar nilai kewajiban bank kepada
bank lain.
4.
Pinjaman Diterima
1. Pinjaman Diterima merupakan dana
yang diterima dari lembaga keuangan
maupun non lembaga keuangan,
dengan kewajiban membayar kembali,
sesuai persyaratan perjanjian pinjaman.
2. Pinjaman diterima di BPR hanya dalam
mata uang rupiah, yang biasanya
bersumber dari:
a. Bank Umum
Pengukuran Pendapatan Menurut
PSAK No.23
Pengukuran adalah pemberian nilai dan
atribut-atribut pengukuran akuntansi pada item
tertentu dari suatu transaksi berdasarkan satuan
ukuran uang. Pendapatan harus diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima. Nilai wajar adalah suatu jumlah,
untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau
suatu kewajiban diselesaikan dengan pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar.
Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu
transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan
antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai
aktiva tersebut. Jumah tersebut diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah
diskonto dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan perusahaan. Pada umumnya,
imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas
sejumlah pendapatan adalah sejumlah kas atau
setara kas yang diterima atau yang dapat
diterima.
D. Pendapatan Bunga yang akan Diterima
a. Pendapatan bunga dari kredit performing
yang telah diakui sebagai pendapatan
tetapi belum diterima pembayarannya.
8
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
ISSN 2339-1723
b.
c.
d.
e.
Bank Indonesia
Bank BPR
Lembaga keuangan lain
Non Lembaga keuangan dan
pribadi
3. Pinjaman Diterima dinyatakan sebesar
nilai kewajiban bank kepada pihak
ketiga sesuai perjanjian Pinjaman.
5.
6.
Kewajiban Lain-Lain
1. Kewajiban
Lain-Lain
merupakan
kewajiban BPR kepada pihak lain yang
jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan,
dan BPR kewajiban membayar
kembali, sesuai persyaratan yang
diperjanjikan. Kewajiban ini tidak bisa
diklasifikasikan dalam pos-pos pasiva
di atas.
2. Kewajiban Lain-Lain di BPR biasanya
terdiri dari:
a. Rekening Antara Modal Disetor
b. Penampungan dana resiko kasir
c. Penampungan dana THR
d. Penampungan dana Kesehatan
e. Penampungan dana Jasa Produksi
f. Penampungan dana Promosi
g. Penampungan dana Kesejahteraan
3. Kewajiban Lain - lain dinyatakan
sebesar nilai kewajiban bank kepada
para pihak dan atau aturan intern BPR.
Ekuitas
1. Secara umum definisi ekuitas BPR
adalah merupakan sumber dana intern
BPR yang tidak dibebani bunga.
Secara teknis, definisi ekuitas adalah
hak residual atas aset BPR setelah
dikurangi semua kewajibannya
2. Komponen Ekuitas di BPR terdiri dari:
a. Modal
b. Dana Setoran Modal - ekuitas
c. Laba/Rugi yang belum direalisasi
d. Surplus revaluasi aset tetap
e. Saldo Laba
3. Komponen Modal BPR terdiri dari:
a. Modal Dasar yaitu seluruh nilai
nominal saham sesuai anggaran
dasar.
b. Modal disetor Merupakan modal
yang efektif telah diterima BPR.
Pada koperasi ini biasanya dalam
bentuk: simpanan pokok; simpanan
wajib; dan modal penyertaan.
4.
5.
6.
7.
c. Tambahan Modal Disetor (Agio
Saham) yaitu Selisih lebih setoran
modal yang diterima BPR sebagai
harga saham yang melebihi nilai
nominalnya
d. Modal Sumbangan yaitu Berupa
sumbangan dari pemilik, berbentuk
aset atau dana lainnya, termasuk
pengembalian saham pemilik
Komponen Dana Setoran Modal
Ekuitas (DSM - Ekuitas). Merupakan
dana yang sudah disetor riil investor ke
rekening BPR di bank umum dan
diblokir utk tujuan penambahan setoran
modal dan telah memenuhi ketentuan
permodalan, namun belum didukung
kelengkapan persyaraatan, seperti
RUPS dan pengesahan akta anggaran
dasar.
Komponen Laba/Rugi Yang Belum
Direalisasi Merupakan selisih nilai
wajar surat berharga dalam kategori
tersedia untuk dijual pada tanggal
neraca dengan nilai tercatat.
(ini
berasal dari SBI).
Komponen Surplus Revaluasi Aset
Tetap Merupakan selisih antara nilai
aset tetap tercatat dengan hasil
revaluasinya.
Komponen Saldo Laba Merupakan
Saldo Laba ditahan, Cadangan Tujuan,
Cadangan Umum, Cadangan yang
belum ditentukan tujuannya.
E. Pelaporan Pendapatan
1. Laporan Laba/Rugi BPR
1. Laporan Laba Rugi adalah laporan
yang menunjukan semua penghasilan
dan beban BPR dalam suatu periode.
2. Pos - Pos Laporan Laba Rugi BPR
adalah:
a. Pendapatan Operasional
b. Beban Operasional
c. Pendapatan Non Operasional
d. Beban Non Operasional
e. Beban Pajak Penghasilan
3. Pendapatan Operasional adalah semua
pendapatan yang berasal dari kegiatan
utama BPR, terdiri dari:
a. Pendapatan
Bunga,
meliputi
pendapatan bunga dan provisi atas
pemberian kredit, penempatan
9
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
pada bank lain, dan sertifikat Bank
Indonesia.
b. Pendapatan Operasional Lainnya,
meliputi pendapatan payment
point, jasa pengiriman uang, adm
tabungan,
penalty
pencairan
deposito, keuntungan penjualan
valas dan SBI, penerimaan PH,
pemulihan PPAP.
4. Beban Operasional adalah semua
beban yang berasal dari kegiatan utama
BPR, terdiri dari yang meliputi beban
bunga dan beban atas penghimpunan
dana lainnya, beban PPAP, beban
pemasaran, beban administrasi dan
umum.
5. Pendapatan
Non
Operasional
merupakan semua pendapatan yang
bukan merupakan kegiatan utama BPR,
seperti selisih SKVA, keuntungan
penjualan aset tetap,
penjualan
AYDA.
6. Beban Non Operasional merupakan
semua beban yang bukan merupakan
kegiatan utama BPR, seperti selisih
SKVA, kehilangan ataupun kerugian
penjualan aset tetap.
2. Pendapatan Bunga
1. Sumber pendapatan bunga BPR antara lain
dari:
a. Kredit yang diberikan
b. Penempatan pada bank lain
c. Sertifikat Bank Indonesia
2. Pendapatan Bunga, meliputi:
a. Pendapatan bunga kontraktual
b. Amotisasi provisi kredit
c. Diskonto
d. Biaya Transaksi (yang terkait
langsung)
e. Amortisasi
pendapatan
bunga
tangguhan
3. Pengakuan dan Pengukuran:
a. Pendapatan bunga diakui secara
accrual,
kecuali
kredit
non
performing.
b. Jika kolektibilitas kredit berubah
menjadi
kurang
lancar
(non
performing), maka pendapatan bunga
yang sudah di accrued, harus
dibatalkan dan dijadikan sebagai
ISSN 2339-1723
4.
tagihan kontigensi (pendapatan bunga
kredit dalam penyelesaian).
c. Penerimaan setoran dari debitur
kredit performing digunakan terlebih
dahulu untuk melunasi tagihan
bunga. Tapi jika non performing,
maka digunakan melunasi tunggakan
pokok, sisanya untuk pelunasan
bunga tunggakan bunga.
d. Pendapatan provisi dan Biaya
Transaksi kredit diamortisir secara
garis lurus selama masa kredit,
meskipun kredit berubah menjadi non
performing.
e. Amortisasi
pendapatan
bunga
tangguhan dilakukan saat kredit
masuk kategori non performing.
Penyajian atau format rincian pendapatan
bunga dalam laporan keuangan BPR sbb:
Pendapatan Bunga:
Pendapatan bunga kontraktual
Pendapatan provisi
Biaya transaksi
Total
3.
1.
2.
3.
4.
5.
xxxx
xxxx
(xxxx)
xxxx
Beban Bunga
Sumber Beban bunga BPR antara lain dari:
a. Simpanan masyarakat (tabungan dan
deposito)
b. Simpanan dari bank lain (umumnya
deposito)
c. Pinjaman Diterima dari bank dan non
bank
Rincian Beban Bunga, meliputi:
a. Beban bunga tabungan
b. Beban bunga deposito
c. Beban bunga simpanan dari bank lain
d. Beban bunga pinjaman diterima.
Pengakuan dan Pengukuran Beban bunga
diakui secara accrual, sesuai jumlah yang
sudah menjadi kewajiban BPR.
Penyajian Beban Bunga dalam format
Laporan Laba/Rugi BPR, adalah secara
total, dengan terminologi “Beban Bunga”.
Pengungkapan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan
b. Rincian Beban Bunga harus dirinci
berdasarkan unsurnya yaitu bunga
kontraktual, amortisasi provisi, adm
dan biaya transaksi (termasuk premi
penjaminan).
10
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES
April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11
ISSN 2339-1723
c. Rincian Beban Bunga:
Beban bunga tabungan
Beban bunga deposito
Beban bunga dari bank lain
Beban bunga pinjaman diterima
Total
xxxx
xxxx
xxxx
(xxxx)
xxxx
d. Hubungan
istimewa
dengan
penyimpan dan kreditur.
e. Perlakuan bunga dengan pihak
hubungan istimewa.
4.
1.
2.
3.
4.
Beban Operasional Diluar Beban Bunga
Rincian pos beban operasional (diluar
beban bunga) dalam Laporan Laba Rugi
BPR adalah:
a. Beban penyisihan penghapusan /
penyusutan
b. Beban pemasaran
c. Beban penelitian dan pengembangan
d. Beban adminitrasi dan umum
e. Beban operasional lainnya.
Pengakuan dan pengukuran
a. Premi dibayar dimuka diakui sebesar
amortisasi dari beban tersebut
b. Beban adm dan umum diakui
seluruhnya pada periode terjadinya
c. Beban administrasi dan umum yang
mempunyai masa manfaat lebih dari
satu periode pelaporan, diakui sebesar
amortisasi periode terkait.
Penyajian
a. Beban operasional disajikan pada pos
terpisah (tersendiri) dalam laporan laba
rugi BPR, sesuai rincian pos masingmasing.
b. Penyajian
biaya adm dan umum
dirinci dalam pos tersendiri.
Hal yang perlu diungkapkan
a. Jumlah beban adm dan umum yang
terkait dengan manajemen kunci
b. Rincian beban umum dan administrasi
2.
menggunakan pendekatan Accrual Basis
(Ketentuan Dasar Pengakuan Pendapatan).
Pengakuan Pendapatan Bunga pada PT.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori
Ganda Cabang Sei Suka telah sesuai
dengan PSAK No. 23 yaitu tentang
Pendapatan.
Saran
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori
Ganda
harus
mempertahankan
dan
meningkatkan kinerja sebagai Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) dalam hal Pengakuan Pendapatan
Bunga yang berpedoman pada PSAK No. 23
yang dikeluarkan oleh IAI agar sesuai dengan
perkembangan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Cetakan
Ketiga.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat
Romney, M., B & Steinbart, P., J. 2005.
Accounting Information System. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Smith,
Skousen & Nugroho, Widjajanto.
Akuntansi
Intermediate.
Edisi
Kedelapan.
Jilid dua. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
dalam
pembahasan diatas, maka kesimpulan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan Pendapatan Bunga pada PT.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori
Ganda Cabang Sei Suka diterapkan dengan
11
AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA
CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
Download