JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 ISSN 2339-1723 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA Mangasi Sinurat, SE, M.Si. STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Akuntansi Pengakuan Pendapatan Bunga pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. Untuk mengetahui kesesuaian Pengakuan Pendapatan Bunga pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda dengan Standart Akuntansi Keuangan No.23. Metode penelitian yang digunakan adalah deskiptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan analisa, pengakuan pendapatan bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang Sei Suka diterapkan dengan menggunakan pendekatan Accrual Basis (Ketentuan Dasar Pengakuan Pendapatan). Kemudian, pengakuan pendapatan bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang Sei Suka telah sesuai dengan PSAK No. 23 yaitu tentang Pendapatan Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan Bunga, Accrual Basis, Prinsip Akuntansi. PENDAHULUAN Dunia bisnis selalu mengalami ketidakpastian sebagai akibat siklus perekonomian yang terus berubah, selain itu perkembangan ekonomi di Indonesia tiap tahun tidak menentu sehingga menuntut kemampuan untuk melakukan berbagai kebijakan yang diharapkan mampu mendorong perkembangan khususnya dibidang Perbankan di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengantisipasi dan meninjau persaingan antara bank satu dengan bank yang lain, maka dana yang dihimpun harus bisa direncanakan dengan baik dan maksimal sehingga dapat disalurkan kepada masyarakat melalui bentuk pinjaman kredit. Bank merupakan lembaga yang berusaha untuk menyalurkan kredit sebanyak-banyaknya, begitu juga dengan BPR. BPR merupakan Lembaga Keuangan Bank yang berfungsi untuk meningkatkan kebutuhan pelayanan akan jasajasa perbankan bagi masyarakat menengah. BPR memberikan jasa layanan simpanan dan kredit seperti layaknya bank umum, tetapi BPR tidak memberikan layanan giro ataupun kegiatan valuta asing dan asuransi. Keuntungan yang diperoleh bank dari penyaluran kredit tersebut berasal dari selisih antara bunga kredit dan bunga simpanan yang merupakan sumber pendapatan bank yang utama. Akan tetapi BPR memiliki tingkat suku bunga yang tidak terlalu tinggi. Dalam hal ini kredit BPR wajib melaksanakan langkah-langkah yang tepat saat melaksanakan mekanisme penyaluran dan pencairan kredit yaitu: tahap-tahap permohonan, investigasi, analisis, keputusan persetujuan atau penolakan permohonan, pencairan kredit, administrasi, pengawasan dan pembinaan serta pelunasan kredit. Permasalahan dalam pemberian perkreditan ini adalah permasalahan multikriteria dimana bank harus tetap memperhatikan prinsip kehati - hatiannya dalam melakukan penyaluran kredit dan harus memperhatikan azas-azas perkreditan yang sehat agar tidak menimbulkan suatu resiko. Berbagai jenis usaha dilakukan tentu saja kegiatan ekonomi di perlukan Akuntansi Pengakuan Pendapatan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. Supaya keberadaan lembaga keuangan khususnya pada (BPR) berpartisipasi dalam menunjang permodalan usaha, dalam meningkatkan aktivitas perkonomian dan berperan besar untuk membantu pemerintah dalam pembangunan nasional di segala bidang ekonomi. Dengan memperhatikan Akuntansi Pengakuan Pendapatan pada PT. Bank 1 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 ISSN 2339-1723 Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. Maka operasional (BPR) diarahkan agar mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi dengan tetap memberikan perhatian dan meningkatkan perannya pada anggota (BPR) untuk meningkatkan taraf kehidupan kearah yang lebih makmur. Dalam rangka membantu suatu perencanaan dalam pemberian Pengakuan maka kriteria tertentu dalam penilaian layak atau tidaknya PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda digunakan. Prosedur pemberian pengakuan pendapatan akuntansi secara umum akan berpedoman pada ketentuan Akuntansi Pengakuan Pendapatan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan suatu tinjauan dan penelitian lebih lanjut tentang Akuntansi Pengakuan Pendapatan Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda khususnya dalam hal pelaksanaan dan manfaat pengakuan dalam laporan tugas akhir yang berjudul “Akuntansi Pengakuan Pendapatan pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang Sei Suka Kabupaten Batu Bara”. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Akuntansi Pengakuan Pendapatan Bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda? 2. Apakah pengakuan pendapatan Bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda sudah sesuai dengan PSAK No.23 (Standart Akuntansi Keuangan)? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Akuntansi Pengakuan Pendapatan Bunga pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. 2. Untuk mengetahui kesesuaian Pengakuan Pendapatan Bunga pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda dengan Standart Akuntansi Keuangan No.23. Pengertian akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam Ahmed Riahi Balkaoui mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasikan hasil tersebut. Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan. 2. Pengakuan (Recognition) Pengakuan (Recognition) merupakan proses formal mencatat dan melaporkan suatu pos dalam laporan keuangan. Pada saat pendapatan dicatat (recorded), dikatakan bahwa pendapatan tersebut diakui (recognized). Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu: a. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan b. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal. Dalam menentukan apakah suatu kejadian atau peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, perlu dipertimbangkan aspek materialitas TINJAUAN PUSTAKA 3. A. Pengertian Akuntansi Pendapatan 1. Akuntansi (Accounting) Pengakuan Pendapatan (Revenues) Menurut Financial Accounting Standard Board yang dikutip oleh Harahap, Pendapatan 2 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan dari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. Pendapatan merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan operasi kegiatan. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya (sah), sebaiknya berupa kas atau piutang. B. Prinsip - Prinsip Akuntansi Prinsip - prinsip akuntansi yang diterima umum Generally accepted accounting principles (GAAP) adalah standar yang menentukan sumber prinsip akuntansi dan kerangka kerja pemilihan prinsip yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Prinsip - prinsip Dasar Akuntansi dalam pencatatan transaksi yaitu: 1. Prinsip Biaya Historis Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Walaupun tedapat kesulitan sampai saat ini prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini dianggap paling objektif. Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang dapat dipercaya untuk mengukur tren historis. Akan tetapi, informasi nilai wajar mungkin lebih berguna bagi jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta dalam industri tertentu. Sebagai contoh: Perusahaan melaporkan banyak instrumen keuangan, termasuk derivatif, pada nilai wajarnya, dan persediaan pada yang terendah anatara harga pasar atau biaya. Industri tertentu, seperti Brokerage Houses dan Reksadana, menyusun laporan keuangan dasarnya atas dasar nilai wajar. ISSN 2339-1723 2. Prinsip Pengakuan dan Pendapatan Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, dimana di dalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba, penjualan aktiva dan lain-lain. Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang dan jasa. Pendapatan dikatakan telah direalisasi jika produk, barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa biaya yang signifikan Namun ada sejumlah pengecualian untuk aturan ini, antara lain: a. Selama Produksi pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai diperbolehkan untuk kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang tertentu. b. Akhir Produksi pendapatan bisa diakui setelah siklus produksi berakhir tetapi sebelum penjualan terjadi. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau aktiva lainnya dapat dijual dalam pasar dengan harga tertentu tanpa biaya tambahan yang signifikan. c. Penerimaan Kas merupakan dasar pengakuan pendapatan lainnya. Hal ini digunakan apabila tidak dimungkinkan untuk menentukan angka pendapatan pada saat penjualan karena ketidakpastian penagihan. 3. Prinsip Penandingan Prinsip Penandingan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Ini berguna untuk menentukan besar penghasilan bersih setiap periode. Kesulitan prinsip ini, contoh: biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya. Biaya pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua kelompok: a. Biaya Produk Contoh Biaya Produk : Bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang melekat pada produk. 3 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 b. Biaya Periode Contoh Biaya Periode: Gaji pejabat dan biaya administratif lainnya yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Pada biaya periode tidak memiliki hubungan langsung antara biaya dan pendapatan. Sedangkan biaya produk memiliki hubungan langsung antara biaya dan pendapatan. Prinsip Konsistensi Prinsip Konsistensi ini bertujuan agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. ISSN 2339-1723 2. 3. Catatan atas laporan keuangan. Bertujuan untuk memperkuat atau memperjelas pospos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan. Informasi suplementer, dapat mencangkup rincian atau jumlah yang merupakan perspektif yang berbeda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi ini dapat berupa informasi kuantitatif yang sangat relevan tetapi reliabilitasnya rendah. 4. 5. Prinsip Pengungkapan Penuh Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan penuh adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam suatu periode dan juga saldo-saldo dari rekening tertentu. Pengungkapan penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah memengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor. Prinsip pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi atau substansi atau kepentingan bagi kebanyakan investor yang akan dihilangkan atau disembunyikan. Tetapi, pengungkapan penuh adalah konsepsi terbuka yang masih meninggalkan beberapa pertanyaan yang belum terjawab atau terbuka terhadap interpretasi yang berbeda. Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat ditemui dalam salah satu tempat berikut: 1. Dalam bagian utama laporan keuangan, yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik. C. Prosedur Pelaksanaan dan Pengakuan Pendapatan Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik apabila sistem yang digunakan juga baik. Dalam rangkaian sistem manajemen, subsistem harus saling melengkapi untuk tercapainya suatu tujuan sistem yang merupakan tujuan perusahaan. Salah satu sistem yang penting dalam suatu perusahaan adalah sistem pendapatan. Pekerjaan ini menyangkut antar unit kerja yang saling berhubungan satu sama lain. Seiring dengan tingginya mobilitas perusahaan, suatu pekerjaan akan lebih kompleks dan dapat menimbulkan sewa guna usaha (leasing) kendaraan. Hal ini juga terjadi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang merupakan yang bekerja sama dengan PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) lainnya, dalam hal pengadaan barang dan jasa yang diperlukan guna menunjang seluruh kegiatan operasional PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Tahapan dan metode analisis pemecahan masalah yang digunakan dalam penulisan ini adalah: 1. Mengumpulkan data pendukung 2. Data yang telah terkumpul kemudian dicatat sesuai dengan metode akuntansi. 3. Melakukan pencatatan setiap periode (jatuh tempo pembayaran bunga) dan melakukan perhitungan sekaligus pencatatan amortisasi kendaraan setiap akhir tahun 4. Pengakuan pendapatan bunga (capital lease dan operating lease) kendaraan pada Pegawai PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda. Selama pelaksanaan Penelitian pada Pegawai PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda dapat disimpulkan bahwa tatacara pelaksanaan dan proses pengakuan pendapatan 4 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda sudah baik. Akan tetapi, pada pengakuan pendapatan bunga yang terjadi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda lebih sederhana jika dibandingkan dengan teori. D. Faktor - faktor Pertimbangan di dalam Penyusunan Sistem Akuntansi Untuk mencapai tujuan sistem dan prosedur dibentuk, maka sebelum membuat sistem dan prosedur atau melakukan pembenahan terhadap sistem dan prosedur perusahaan maka perlu diperhatikan berbagai faktor yang menjadi pertimbangan penting dari sistem dan prosedur. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam menyusun sistem akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat. 2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman. 3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah. Adapun penjelasan dari faktor-faktor pertimbangan di dalam menyusun sistem akuntansi diatas adalah sebagai berikut: a. Prinsip cepat yaitu: bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan dan dengan kualitas yang sesuai. b. Prinsip aman yaitu: bahwa sistem akuntansi harus mampu mejaga keamanan hak milik perusahaan, maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip pengawasan interen. c. Prinsip murah yaitu: bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal. Ketiga faktor diatas harus dipertimbangkan bersama-sama pada waktu menyusun sistem akuntansi perusahaan sehingga tidak sampai terjadi adanya salah satu faktor yang ditinggalkan. ISSN 2339-1723 E. Jenis-jenis Pengakuan 1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu: a. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan b. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal. Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, perlu dipertimbangkan aspek materialitas. 2. Pengakuan Aset Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi. Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman. Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam dan melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, 5 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 termasuk pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan. 3. Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Sejalan dengan penerapan basis akrual, kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. 4. Pengakuan Pendapatan Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan. 5. Pengakuan Beban dan Belanja Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. 6. Pengakuan Piutang Pengakuan piutang usaha terjadi jika perusahaan menjual produk secara kredit atau memberi jasa namun belum terjadi pembayaran kepada perusahaan. Istilah pengakuan itu sendiri mengandung arti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan piutang usaha sering berhubungan dengan pengakuan pendapatan. Karena pengakuan pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah ISSN 2339-1723 selesai dan kas terealisasi atau dapa direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan syarat-syarat penjualan maka piutang lazimnya diakui pada saat barang dikirimkan ke pelanggan. Sedangkan piutang untuk jasa kepada pelanggan semestinya diakui pada saat jasa itu dilaksanakan. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang Sei Suka yang terletak di Jl. Besar Tebing Tinggi No. 204 Indrapura. pada bulan September 2013 hingga selesai. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang berwujud keterangan uraian yang menggambarkan objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang ada, yang di gambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengakuan dan pengukuran pendapatan Bunga Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Pengakuan dan pengukuran pendapatan bunga pinjaman pada PT. Bank Prekreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda, jika disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pendapatan bunga pinjaman diakui secara akrual, dimana pencatatan bunga pinjaman kedalam rekening pendapatan pada saat jatuh waktu sebesar persentase yang ditetapkan dari jumlah pinjaman yang diberikan dikalikan dengan jumlah bulan dalam satu periode. Pengakuan dan pengukuran pendapatan bunga dari PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda diakui pada saat bunga diterima 6 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 ISSN 2339-1723 untuk tabungan dan giro, diukur sebesar rupiah yang menjadi hak Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas tabungan atau deposito pada bank lain yang dinilai sebesar nilai uang yang tercatat. Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan34dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga maka akan dapat merugikan bank itu sendiri. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan suku bunga, baik untuk bunga simpanan maupun pinjaman. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kebutuhan Dana Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. 2. Target Laba Yang Diinginkan Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. 3. Kualitas Jaminan Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. 4. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga simpanan bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 5. Jangka Waktu Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman faktor jangka waktu sangat menentukan. 6. Reputasi Perusahaan Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga pinjaman. 7. Produk Yang Kompetitif Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya bunga pinjaman. 8. Hubungan Baik Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. 9. Persaingan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1992 Tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Presiden Indonesia Menimbang: a. Bahwa Bank Perkreditan Rakyat yang berfungsi sebagai badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, harus mampu menunjang modernisasi pedesaan dan memberikan pelayanan bagi golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil. b. Bahwa agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, maka kesinambungan usaha dan kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, perlu diupayakan sejak pendiriannya. c. Bahwa berhubungan dengan itu dipandang perlu untuk mengatur Bank Perkreditan Rakyat dalam peraturan pemerintah. Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1992 Tentang Bank Perkreditan Rakyat Umum yaitu: Penyempurnaan sistem perbankan di Indonesia ditempuh antara lain dengan cara menyederhanakan jenis bank menjadi bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat, serta memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan yang dapat diselenggarakan melalui upaya penyempurnaan tersebut, perbankan diharapkan dapat lebih meningkatkan peranannnya dalam pelaksanaan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas Nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Guna lebih menunjang pembangunan dan modernisasi di daerah pedesaan, keberadaan dan kejelasan status serta perkembangan Bank Perkreditan Rakyat perlu dibina dan diarahkan agar dapat memperluas jangkauan pelayanan dan memberi kepastian berusaha bagi Bank Perkreditan Rakyat disegala pelosok tanah air. 7 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 ISSN 2339-1723 C. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No.23 1. Pengakuan Pendapatan PSAK No.23 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 menyatakan bahwa pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pengakuan Pendapatan Secara Umum merupakan salah satu komponen penting laporan keuangan. Namun permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan dengan pendekatan akrual (Ketentuan Dasar Pengakuan Pendapatan) termasuk yang paling mendasar, sehingga paling banyak diterapkan di berbagai jenis usaha dalam berbagai skala. 2. b. Termasuk dalam pengertian ini adalah pengakuan pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain. 1. Hutang Bunga 1. Hutang Bunga dinyatakan sebesar nilai bukunya 2. Hutang bunga pada BPR bersifat accrual. Maksudnya Hutang bunga timbul karena Beban bunga pada saat tutup buku akhir bulan dan atau akhir tahun harus diperhitungkan sesuai dengan hari berjalan, sementara kewajibannya belum jatuh tempo 3. Komponen Hutang Bunga di BPR pada umumnya berupa: a. Bunga Accrual Deposito. b. Bunga Accrual Pinjaman diterima dari bank dan atau lembaga keuangan lainnya. 2. Simpanan 1. Simpanan merupakan dana yang dipercayakan masyarakat/nasabah kepada bank untuk menyimpanannya berdasarkan perjanjian penyimpanan 2. Simpanan BPR hanya dalam mata uang rupiah, berupa Tabungan dan Deposito 3. Simpanan dinyatakan sebesar nilai kewajiban bank kepada nasabah. 3. Simpanan Dari Bank Lain 1. Simpanan merupakan dana yang dipercayakan bank lain kepada bank untuk menyimpanannya berdasarkan perjanjian penyimpanan 2. Simpanan dari bank lain BPR hanya dalam mata uang rupiah, berupa: Tabungan dan Deposito 3. Simpanan Dari Bank Lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban bank kepada bank lain. 4. Pinjaman Diterima 1. Pinjaman Diterima merupakan dana yang diterima dari lembaga keuangan maupun non lembaga keuangan, dengan kewajiban membayar kembali, sesuai persyaratan perjanjian pinjaman. 2. Pinjaman diterima di BPR hanya dalam mata uang rupiah, yang biasanya bersumber dari: a. Bank Umum Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No.23 Pengukuran adalah pemberian nilai dan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi berdasarkan satuan ukuran uang. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan dengan pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskonto dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas sejumlah pendapatan adalah sejumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. D. Pendapatan Bunga yang akan Diterima a. Pendapatan bunga dari kredit performing yang telah diakui sebagai pendapatan tetapi belum diterima pembayarannya. 8 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 ISSN 2339-1723 b. c. d. e. Bank Indonesia Bank BPR Lembaga keuangan lain Non Lembaga keuangan dan pribadi 3. Pinjaman Diterima dinyatakan sebesar nilai kewajiban bank kepada pihak ketiga sesuai perjanjian Pinjaman. 5. 6. Kewajiban Lain-Lain 1. Kewajiban Lain-Lain merupakan kewajiban BPR kepada pihak lain yang jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan, dan BPR kewajiban membayar kembali, sesuai persyaratan yang diperjanjikan. Kewajiban ini tidak bisa diklasifikasikan dalam pos-pos pasiva di atas. 2. Kewajiban Lain-Lain di BPR biasanya terdiri dari: a. Rekening Antara Modal Disetor b. Penampungan dana resiko kasir c. Penampungan dana THR d. Penampungan dana Kesehatan e. Penampungan dana Jasa Produksi f. Penampungan dana Promosi g. Penampungan dana Kesejahteraan 3. Kewajiban Lain - lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban bank kepada para pihak dan atau aturan intern BPR. Ekuitas 1. Secara umum definisi ekuitas BPR adalah merupakan sumber dana intern BPR yang tidak dibebani bunga. Secara teknis, definisi ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua kewajibannya 2. Komponen Ekuitas di BPR terdiri dari: a. Modal b. Dana Setoran Modal - ekuitas c. Laba/Rugi yang belum direalisasi d. Surplus revaluasi aset tetap e. Saldo Laba 3. Komponen Modal BPR terdiri dari: a. Modal Dasar yaitu seluruh nilai nominal saham sesuai anggaran dasar. b. Modal disetor Merupakan modal yang efektif telah diterima BPR. Pada koperasi ini biasanya dalam bentuk: simpanan pokok; simpanan wajib; dan modal penyertaan. 4. 5. 6. 7. c. Tambahan Modal Disetor (Agio Saham) yaitu Selisih lebih setoran modal yang diterima BPR sebagai harga saham yang melebihi nilai nominalnya d. Modal Sumbangan yaitu Berupa sumbangan dari pemilik, berbentuk aset atau dana lainnya, termasuk pengembalian saham pemilik Komponen Dana Setoran Modal Ekuitas (DSM - Ekuitas). Merupakan dana yang sudah disetor riil investor ke rekening BPR di bank umum dan diblokir utk tujuan penambahan setoran modal dan telah memenuhi ketentuan permodalan, namun belum didukung kelengkapan persyaraatan, seperti RUPS dan pengesahan akta anggaran dasar. Komponen Laba/Rugi Yang Belum Direalisasi Merupakan selisih nilai wajar surat berharga dalam kategori tersedia untuk dijual pada tanggal neraca dengan nilai tercatat. (ini berasal dari SBI). Komponen Surplus Revaluasi Aset Tetap Merupakan selisih antara nilai aset tetap tercatat dengan hasil revaluasinya. Komponen Saldo Laba Merupakan Saldo Laba ditahan, Cadangan Tujuan, Cadangan Umum, Cadangan yang belum ditentukan tujuannya. E. Pelaporan Pendapatan 1. Laporan Laba/Rugi BPR 1. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menunjukan semua penghasilan dan beban BPR dalam suatu periode. 2. Pos - Pos Laporan Laba Rugi BPR adalah: a. Pendapatan Operasional b. Beban Operasional c. Pendapatan Non Operasional d. Beban Non Operasional e. Beban Pajak Penghasilan 3. Pendapatan Operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan utama BPR, terdiri dari: a. Pendapatan Bunga, meliputi pendapatan bunga dan provisi atas pemberian kredit, penempatan 9 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 pada bank lain, dan sertifikat Bank Indonesia. b. Pendapatan Operasional Lainnya, meliputi pendapatan payment point, jasa pengiriman uang, adm tabungan, penalty pencairan deposito, keuntungan penjualan valas dan SBI, penerimaan PH, pemulihan PPAP. 4. Beban Operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan utama BPR, terdiri dari yang meliputi beban bunga dan beban atas penghimpunan dana lainnya, beban PPAP, beban pemasaran, beban administrasi dan umum. 5. Pendapatan Non Operasional merupakan semua pendapatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR, seperti selisih SKVA, keuntungan penjualan aset tetap, penjualan AYDA. 6. Beban Non Operasional merupakan semua beban yang bukan merupakan kegiatan utama BPR, seperti selisih SKVA, kehilangan ataupun kerugian penjualan aset tetap. 2. Pendapatan Bunga 1. Sumber pendapatan bunga BPR antara lain dari: a. Kredit yang diberikan b. Penempatan pada bank lain c. Sertifikat Bank Indonesia 2. Pendapatan Bunga, meliputi: a. Pendapatan bunga kontraktual b. Amotisasi provisi kredit c. Diskonto d. Biaya Transaksi (yang terkait langsung) e. Amortisasi pendapatan bunga tangguhan 3. Pengakuan dan Pengukuran: a. Pendapatan bunga diakui secara accrual, kecuali kredit non performing. b. Jika kolektibilitas kredit berubah menjadi kurang lancar (non performing), maka pendapatan bunga yang sudah di accrued, harus dibatalkan dan dijadikan sebagai ISSN 2339-1723 4. tagihan kontigensi (pendapatan bunga kredit dalam penyelesaian). c. Penerimaan setoran dari debitur kredit performing digunakan terlebih dahulu untuk melunasi tagihan bunga. Tapi jika non performing, maka digunakan melunasi tunggakan pokok, sisanya untuk pelunasan bunga tunggakan bunga. d. Pendapatan provisi dan Biaya Transaksi kredit diamortisir secara garis lurus selama masa kredit, meskipun kredit berubah menjadi non performing. e. Amortisasi pendapatan bunga tangguhan dilakukan saat kredit masuk kategori non performing. Penyajian atau format rincian pendapatan bunga dalam laporan keuangan BPR sbb: Pendapatan Bunga: Pendapatan bunga kontraktual Pendapatan provisi Biaya transaksi Total 3. 1. 2. 3. 4. 5. xxxx xxxx (xxxx) xxxx Beban Bunga Sumber Beban bunga BPR antara lain dari: a. Simpanan masyarakat (tabungan dan deposito) b. Simpanan dari bank lain (umumnya deposito) c. Pinjaman Diterima dari bank dan non bank Rincian Beban Bunga, meliputi: a. Beban bunga tabungan b. Beban bunga deposito c. Beban bunga simpanan dari bank lain d. Beban bunga pinjaman diterima. Pengakuan dan Pengukuran Beban bunga diakui secara accrual, sesuai jumlah yang sudah menjadi kewajiban BPR. Penyajian Beban Bunga dalam format Laporan Laba/Rugi BPR, adalah secara total, dengan terminologi “Beban Bunga”. Pengungkapan: a. Kebijakan akuntansi yang digunakan b. Rincian Beban Bunga harus dirinci berdasarkan unsurnya yaitu bunga kontraktual, amortisasi provisi, adm dan biaya transaksi (termasuk premi penjaminan). 10 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2015, Volume 3, No. 1, 1-11 ISSN 2339-1723 c. Rincian Beban Bunga: Beban bunga tabungan Beban bunga deposito Beban bunga dari bank lain Beban bunga pinjaman diterima Total xxxx xxxx xxxx (xxxx) xxxx d. Hubungan istimewa dengan penyimpan dan kreditur. e. Perlakuan bunga dengan pihak hubungan istimewa. 4. 1. 2. 3. 4. Beban Operasional Diluar Beban Bunga Rincian pos beban operasional (diluar beban bunga) dalam Laporan Laba Rugi BPR adalah: a. Beban penyisihan penghapusan / penyusutan b. Beban pemasaran c. Beban penelitian dan pengembangan d. Beban adminitrasi dan umum e. Beban operasional lainnya. Pengakuan dan pengukuran a. Premi dibayar dimuka diakui sebesar amortisasi dari beban tersebut b. Beban adm dan umum diakui seluruhnya pada periode terjadinya c. Beban administrasi dan umum yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode pelaporan, diakui sebesar amortisasi periode terkait. Penyajian a. Beban operasional disajikan pada pos terpisah (tersendiri) dalam laporan laba rugi BPR, sesuai rincian pos masingmasing. b. Penyajian biaya adm dan umum dirinci dalam pos tersendiri. Hal yang perlu diungkapkan a. Jumlah beban adm dan umum yang terkait dengan manajemen kunci b. Rincian beban umum dan administrasi 2. menggunakan pendekatan Accrual Basis (Ketentuan Dasar Pengakuan Pendapatan). Pengakuan Pendapatan Bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang Sei Suka telah sesuai dengan PSAK No. 23 yaitu tentang Pendapatan. Saran PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda harus mempertahankan dan meningkatkan kinerja sebagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam hal Pengakuan Pendapatan Bunga yang berpedoman pada PSAK No. 23 yang dikeluarkan oleh IAI agar sesuai dengan perkembangan yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Cetakan Ketiga. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat Romney, M., B & Steinbart, P., J. 2005. Accounting Information System. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Smith, Skousen & Nugroho, Widjajanto. Akuntansi Intermediate. Edisi Kedelapan. Jilid dua. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dalam pembahasan diatas, maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengakuan Pendapatan Bunga pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Diori Ganda Cabang Sei Suka diterapkan dengan 11 AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DIORI GANDA CABANG SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA