faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social

advertisement
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KAPITALISASI PASAR
Henni Indriyani1 dan Citra Indah Merina2
Dosen Universitas Bina Darma1
Dosen PNS Dpk pada Universitas Bina Darma2
Jalan Jendral Ahmad Yani No.12 Palembang
Pos-el: [email protected],[email protected]
Abstract :
Abstrak: Pengungkapan CSR merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial
dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Meskipun dana yang
digulirkan perusahaan di Indonesia untuk CSR sudah cukup besar, namun kesadaran
perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas sosial dalam laporan tahunan masih sangat
rendah. Berdasarkan fenomena yang ada penulis tertarik untuk meneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) dan pengaruh pengungkapan CSR tersebut terhadap kapitalisasi pasar, dengan
menggunakan standar pengungkapan CSR yang ditetapkan oleh Global Reporting
Initiatives (GRI). Faktor-faktor pengungkapan CSR yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kepemilikan saham asing, kepemilikan saham pemerintah, dan profitabilitas.
Kata Kunci: pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR),kepemilikan saham
asing, kepemilikan saham pemerintah, profitabilitas, kapitalisasi pasar.
menerima tanggung jawab atas dampak
I. PENDAHULUAN
aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat,
Keberadaan
tengah-tengah
perusahaan
masyarakat
di
telah
dan
mengurangi
tingkat
pengangguran,
namun aktivitas produksi yang dilakukan
perusahaan juga dapat menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar seperti pencemaran
dan
perusakan
lingkungan
hidup.
Beberapa kasus pencemaran lingkungan
hidup yang terjadi di Indonesia seperti
kasus
Lapindo
Brantas
dan
kasus
Newmont Minahasa Raya merupakan
contoh dampak negatif yang disebabkan
oleh
keinginan
mendapatkan
perusahaan
keuntungan
untuk
sumber daya alam dan sosial dengan
tidak terkendali.
Dampak negatif yang ditimbulkan
perusahaan ini menumbuhkan kesadaran
publik, kritik serta tekanan dari berbagai
pihak dan memaksa perusahaan untuk
untuk
Sebagai tanggapan atas tuntutan
masyarakat kepada perusahaan
yang
semakin besar maka pada tahun 1970-an
muncul konsep akuntansi baru yang
disebut Akuntansi Pertanggungjawaban
Sosial (Social Responsibility Accounting)
yang bertujuan untuk mengakomodasi
kebutuhan perusahaan dalam melaporkan
tanggung
jawab
masyarakat.
akuntansi
sosialnya
kepada
Pengimplementasian
pertanggungjawaban
sosial
pada perusahaan disebut juga tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(corporate
social responsibility).
sebesar-
besarnya sehingga melakukan eksploitasi
dihimbau
bertanggung jawab.
menciptakan berbagai manfaat seperti
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
perusahaan
Istilah CSR di Indonesia semakin
populer digunakan sejak tahun 1990-an.
Beberapa perusahaan sebenarnya telah
lama
melakukan
aktivitas
sosial
perusahaan walaupun tidak menamainya
sebagai CSR. Penerapan CSR di Indonesia
semakin meningkat baik dalam segi
kuantitas maupun kualitas. Selain kegiatan
BUMN No. 4 Tahun 2007.Regulasi
dan
semakin
terbaru yang dikeluarkan pemerintah
bervariasi,jumlah dana yang dialokasikan
ialah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
dalam penerapan CSR juga semakin besar.
47 Tahun 2012tentang Tanggung Jawab
Menurut
Sosial
pengelolaannya
Forum
CSR
yang
Kesejahteraan
Perseroan
Terbatas
yang
Sosial, dana yang digulirkan perusahaan di
menyatakan bahwa Perseroan Terbatas
Indonesia untuk CSR pada tahun 2012
yang
mencapai Rp 10triliun, dimana Rp 4 triliun
dan/atau berkaitan dengan sumber daya
berasal dari BUMN dan Rp 6 triliun
alam diwajibkan untuk melaksanakan
berasal dari perusahaan swasta. Meskipun
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
dana ini masih sangat kecil dibandingkan
Kegiatan dalam memenuhi kewajiban
dengan dana CSR di Amerika Serikat,
tanggung jawab sosial dan lingkungan
namun
tersebut
angka
menunjukkan
kumulatif
perkembangan
tersebut
CSR
di
Indonesia cukup menggembirakan.
Jika
dihubungkan
kegiatan
harus
di
bidang
dianggarkan
dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan
yang
dengan
usahanya
dilaksanakan
dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
regulasi, pemerintah telah menetapkan
Walaupun
penerapan
CSR
di
beberapa peraturan mengenai tanggung
Indonesia
mulai
berkembang,
jawab sosial perusahaan (CSR), antara
pengungkapan
informasi
CSR
lain UU No. 40 Tahun 2007 tentang
laporan tahunan masih bersifat sukalera
Perseroan Terbatas, UU No. 25 Tahun
(voluntary).
2007 tentang Penanaman Modal, dan UU
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Paragraf kesembilan dinyatakan bahwa
Milik Negara (BUMN) yang dijabarkan
industri
lebih jauh dalam Peraturan Menteri
memiliki
DalamPernyataan
dimana
peranan
dalam
Standar
lingkungan
hidup
penting
dapat
menyajikan laporan tambahan mengenai
semakin
lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
menerapkan program CSR sebagai bagian
(value-added statement). PSAK tersebut
dari strategi bisnisnya. Survey global yang
tidak
mengharuskan
dilakukan oleh The Economist Intelligence
perusahaan untuk melaporkan tanggung
Unit menunjukkan bahwa 88% eksekutif
jawab sosial mereka. Pengelompokan,
dan investor dari berbagai organisasi
pengukuran, dan pelaporan juga belum
menjadikan CSR sebagai pertimbangan
diatur. Pelaporan tanggung jawab sosial
utama
diserahkan
mereka
secara
tegas
pada
masing-masing
perusahaan.Tingkat
pelaporan
dan
menyadari
dalam
pentingnya
pengambilan
(Untung,
2009).
keputusan
Hal
ini
menunjukkan bahwa pengungkapan CSR
pengungkapan CSR di Indonesia masih
dalam
relatif rendah terlebih belum terdapat
dengan harga saham perusahaan tersebut.
kesepakatan standar pelaporan CSR yang
Berdasarkan uraian di atas, penulis
dapat dijadikan acuan bagi perusahaan
mencoba untuk mengkaji lebih jauh
dalam menyiapkan laporan CSRsehingga
mengenai
masing-masing perusahaan menafsirkan
mempengaruhi pengungkapan Corporate
sendiri
Social
bagaimana
format
pelaporan
laporan
keuangan
berkorelasi
faktor-faktor
Responsibility
yang
(CSR)
dan
CSR. Hal ini menyebabkan kesadaran
pengaruh pengungkapan CSR tersebut
perusahaan
terhadap kapitalisasi pasar.
untuk
mengungkapkan
aktivitas sosial dalam laporan tahunan
masih sangat rendah.
Banyak
2. KAJIAN PUSTAKA
perusahaan
Dalam
yang
bahasa
Indonesia,
pengungkapan
Corporate Social Responsibilityatau CSR
tanggung jawab sosial merupakan bagian
berarti tanggung jawab sosial perusahaan.
dari
Menurut
beranggapan
strategi
bahwa
perusahaan.
Perusahaan
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
pengambil keputusan.Penjelasan tersebut
Perseroan Terbatas, definisi tanggung
ditulis
jawab sosial adalah komitmen Perseroan
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
untuk berperan serta dalam pembangunan
tahun
ekonomi
:“Perusahaan dapat pula menyajikan
berkelanjutan
dalam
dalam
2004,
Pernyataan
paragraf
kesembilan
meningkatkan kualitas kehidupan dan
laporan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
mengenai lingkungan hidup dan laporan
Perseroan sendiri, komunitas setempat,
nilai tambah (value added statement),
maupun masyarakat pada umumnya.
khususnya bagi industri dimana faktor-
CSR adalah mekanisme bagi suatu
faktor
organisasi
lingkungan
seperti
hidup
laporan
memegang
secara
sukarela
peranan penting dan bagi industri yang
mengintegrasikan
perhatian
terhadap
menganggap pegawai sebagai kelompok
lingkungan
sosial
operasinya
untuk
tambahan
Standar
dan
dan
ke
dalam
interaksinya
dengan
pengguna
laporan
yang
peranan
penting”.
memegang
Pengungkapan
stakeholders, yang melebihi tanggung
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
jawab
merupakan
organisasi
di
bidang
hukum
(Darwin, 2004).
proses
pengkomunikasian
dampak sosial dan lingkungan dari
Seluruh pelaksanaan CSR yang
kegiatan ekonomi organisasi terhadap
telah dilaksanakan oleh perusahaan akan
kelompok khusus yang berkepentingan
disosialisasikan kepada publik, salah
dan
satunya melalui pengungkapan sosial
keseluruhan. Hal tersebut memperluas
dalamlaporan tahunan perusahaan. Ikatan
tanggung jawab organisasi (khususnya
Akuntan Indonesia (IAI) secara implisit
perusahaan) di luar peran tradisionalnya
menjelaskan
untuk menyediakan laporan keuangan
bahwa
laporan
tahunan
harus mengakomodasi kepentingan para
terhadap
masyarakat
secara
kepada
pemilik
modal,
khususnya
pemegang saham.
Dalam
keuangan
bagi pengambilan keputusan oleh pihakpihak pengguna laporan keuangan.
proses
pelaporan
tahunan
Berbagai
alasan
perusahaan,
dalam
merupakan
informasi CSR secara sukarela telah
aspek pelaporan yang kualitatif, yang
diteliti dalam penelitian sebelumnya,
sangat
pemakai
diantaranya adalah karena untuk mentaati
informasilaporan keuangan. Oleh karena
peraturan yang ada, untuk memperoleh
sifatnya
format
keunggulan kompetitif melalui penerapan
pengungkapannya tidak terstruktur yang
CSR, untuk memenuhi ketentuan kontrak
dapat dilakukansecara langsung dalam
pinjaman
laporan keuangan tahunan perusahaan
masyarakat, untuk melegitimasi tindakan
melalui penjudulan yang tepat, catatan
perusahaan, dan untuk menarik investor
atas laporan keuangan ataupun berbagai
(Deegan dan Blomquist, 2001; Hasnas,
sisipan seperti catatan kaki.
1998; Patten, 1992; dalam Basamalah et
pengungkapan(disclosure)
diperlukan
yang
kualitatif,
Informasi
pelaksanaan
mengenai
tanggung
jawab
melakukan
perusahaan
dan
memenuhi
sosial
Berikut
kerangka
dalam
tahunan akan dapat dipahami dan tidak
dalam penelitian ini:
menimbulkan salah interpretasi apabila
1.
tahunan
tersebut
dengan
pengungkapan
dilengkapi
sosial
yang
ekspektasi
al, 2005).
perusahaan yang diuraikan dalam laporan
laporan
pengungkapan
perumusan
pemikiran
hipotesis-hipotesis
Kepemilikan Saham Asing dan
Pengungkapan CSR
Perusahaan
multinasional
atau
memadai. Memberikan informasi yang
dengan kepemilikan asing utamanya
memadai diharapkan akan dapat berguna
melihat keuntungan legitimasi berasal
dari para stakeholder-nya dimana secara
tipikal berdasarkan atas home market
pengungkapan sukarela dalam laporan
(pasar tempat beroperasi) yang dapat
tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI
memberikan eksistensi yang tinggi dalam
menemukan kepemilikan saham oleh
jangka panjang (Suchman, 1995 dalam
investor asing tidak memiliki hubungan
Barkemeyer,
dengan
2007).
Pengungkapan
tanggung jawab sosial merupakan salah
satu
media
yang
pengungkapan
sukarela
dalam laporan tahunan.
untuk
Penerapan CSR di Indonesia dapat
memperlihatkan kepedulian perusahaan
diindikasikan sebagai akibat peningkatan
terhadap
nilai
masyarakat
dipilih
luas
di
sekitarnya.
Dengan kata lain, apabila perusahaan
memiliki
kontrak
dengan
foreign
perusahaan
asing
setelah
menerapkan CSR di dalam operasional
perusahaan.
Nilai-nilai
tersebut
stakeholders baik dalam ownership dan
diterapkan
trade, maka perusahaan akan lebih
dibentuk oleh para investor asing dalam
didukung
kegiatan
dalam
melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial.
oleh
perusahaan
operasional
yang
perusahaan
di
Indonesia. Perusahaan berbasis asing
Penelitian Tanimoto dan Suzuki
memiliki teknologi yang cukup, skill
(2005) dalam melihat luas pengungkapan
karyawan yang baik, jaringan informasi
CSR dalam laporan tanggung jawab
yang
sosial pada perusahaan publik di Jepang
melakukan disclosure secara luas.
membuktikan bahwa kepemilikan asing
pada
perusahaan
sehingga
memungkinkan
Selain itu, Simerly dan Li (dalam
di
Jepang
pendorong
dalam
menyatakan bahwa perusahaan dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial.
kepemilikan saham asing dianggap lebih
Sedangkan penelitian Susanto (1994)
concern dalam pengungkapan tanggung
dalam Marwata (2006) meneliti luas
jawab sosial. Hal ini didasarkan atas
menjadi
faktor
publik
luas,
Mahmud
dan
Djakman;
2006)
negara-negara Eropa dan Amerika sangat
CSR.
memperhatikan isu-isu sosial seperti
pelanggaran
hak
asasi
manusia,
pendidikan,
tenaga
kerja,
dan
2.
Kepemilikan Saham Pemerintah
isu
lingkungan seperti efek rumah kaca,
dan Pengungkapan CSR
Kepemilikan
saham
pemerintah
pembalakan liar serta pencemaran air.
(government
Oleh
perusahaan
jumlah saham perusahaan yang dimiliki
memperhatikan
oleh pemerintah. Melalui kepemilikan
pengungkapan tanggung jawab sosial
saham ini pemerintah berhak menetapkan
dalam
direktur
karena
multinasional
itu,
lebih
beroperasi
untuk
menjaga
shareholding)
perusahaan.
Selain
itu
legitimasi perusahaan. Dengan kata lain,
pemerintah
apabila perusahaan di Indonesia memiliki
kebijakan yang diambil oleh manajemen
kontrak dengan foreign stakeholders baik
agar sesuai dengan kepentingan/aspirasi
dalam
ownership
dan
trade,
dapat
adalah
maka
pemerintah.
Untuk
perusahaan akan lebih didukung dalam
perusahaan
ini
melakukan
mensinkronkan
pengungkapan
tanggung
jawab sosial. Berdasarkan asumsi bahwa
negara-negara asing cenderung lebih
perhatian
terhadap
dapat
harus
dirinya
bertahan,
dapat
dengan
pemerintah (Amran dan Devi, 2008).
Perusahaan sejenis ini di Indonesia
serta
disebut dengan Badan Usaha Milik
pengungkapan CSR, maka penelitian ini
Negara (BUMN). Mayoritas sahamnya
mengajukan hipotesis pertama sebagai
dimiliki
berikut:
stakeholder utama perusahaan ini adalah
H1: Diduga terdapat pengaruh positif
pemerintah.
antara
aktivitas
mengendalikan
besarnya
kepemilikan
saham asing dan pengungkapan
oleh
operasional
pemerintah
Dalam
sehingga
menjalankan
perusahaannya,
BUMN
berpedoman kepada perundang-undangan
dan peraturan yang dikeluarkan oleh
BUMN
yang
baik
mencerminkan
pemerintah. Selain itu, BUMN akan
keberhasilan pemerintah dalam berbisnis
mendapatkan sorotan yang lebih oleh
dan dalam pelaksanaan good corporate
masyarakat, hal ini karena masyarakat
governance.
memiliki ekspektasi yang lebih besar
Tekanan pemerintah dan publik
terhadap BUMN dari pada perusahaan
yang kuat membuat perusahaan ini harus
swasta. Bagi masyarakat, pengelolaan
lebih transparan dalam pengelolaannya.
BUMN
Perusahaan
yang
baik
mencerminkan
menggunakan
keberhasilan pemerintah dalam berbisnis
tahunan
dan dalam pelaksanaan good corporate
pelaporan
governance.
manajemen mereka sebagaimana diatur
pemerintah
Kepemilikan saham oleh
menyebabkan
perusahaan
dalam
sebagai
Undang-Undang
Terbatas
harus
Pengungkapan
dengan
kepentingan
satu
media
pertanggungjawaban
tersebut dalam menjalankan aktivitasnya
selaras
salah
laporan
No.
40
yang
Tahun
2007.
lebih
besar
pemerintah. Pemerintah berhak menunjuk
merupakan
direktur perusahaan tersebut sehingga
pengelolaan perusahaan. Penelitian yang
keputusan
dilakukan
bisnis
yang
diambil
wujud
Perseroan
Amran
akuntabilitas
dan
Devi
atas
(2008)
merupakan perpanjangan tangan dari
menunjukkan hasil bahwa kepemilikan
kepentingan pemerintah (Amran dan
saham pemerintah memiliki pengaruh
Devi,
akan
yang signifikan terhadap pengungkapan
mendapatkan sorotan yang lebih besar
CSR di Malaysia. Berdasarkan uraian
oleh
diatas,
2008).
masyarakat,
Perusahaan
karena
masyarakat
penelitian
ini
mengajukan
memiliki ekspektasi yang lebih besar
hipotesis kedua sebagai berikut:
terhadap BUMN dari pada perusahaan
H2 : Diduga terdapat pengaruh positif
swasta. Bagi masyarakat, pengelolaan
antara besarnya kepemilikan
saham pemerintah
terhadap
kepeduliannya
terhadap
masyarakat
(sosial) menghendaki manajemen untuk
pengungkapan CSR.
membuat perusahaan menjadi profitable.
3.
Profitabilitas dan Pengungkapan
(1989)
CSR
Profitabilitas
kemampuan
Vence (1975) dalam Belkaoui & Karpik
adalah
perusahaan
mempunyai
pandangan
bahwa
yang
suatu
berkebalikan,
pengungkapan
untuk
sosial perusahaan justru memberikan
kerugian
nilai pemegang saham. Profitabilitas
disadvantage) karena perusahaan harus
merupakan
mengeluarkan tambahan biaya untuk
faktor
yang
membuat
kompetitif
(competitive
menghasilkan laba untuk meningkatkan
manajemen menjadi bebas dan fleksibel
mengungkapkan
untuk
mengungkapkan
tersebut.
pertanggungjawaban
sosial
kepada
informasi
Penelitian
ilmiah
sosial
terhadap
pemegang saham [Heinze (1976) dalam
hubungan
Hackston & Milne (1996)], sehingga
pengungkapan tanggung jawab sosial
semakin
perusahaan memperlihatkan hasil yang
tinggi
perusahaan
tingkat
maka
profitabilitas
dan
besar
sangat beragam. Donovan dan Gibson
pengungkapan informasi sosial [Bowman
(2000) menyatakan bahwa berdasarkan
& Haire (1976) dan Preston (1978) dalam
teori legitimasi, salah satu argumen
Hackston & Milne (1996)]. Hackston &
dalam hubungan antara profitabilitas dan
Milne (1996) menemukan tidak ada
tingkat pengungkapan tanggung jawab
hubungan yang signifikan antara tingkat
sosial adalah bahwa ketika perusahaan
profitabilitas
memiliki
dengan
semakin
profitabilitas
pengungkapan
tingkat
laba
yang
tinggi,
informasi sosial. Belkaoui & Karpik
perusahaan (manajemen) menganggap
(1989)
tidak perlu melaporkan hal-hal yang
mengatakan
bahwa
dengan
dapat mengganggu informasi tentang
4.
Pengungkapan
CSR
dan
sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya,
Kapitalisasi Pasar
pada saat tingkat profitabilitas rendah,
Informasi merupakan kebutuhan
mereka berharap para pengguna laporan
yang mendasar bagi para investor dan
akan
membaca
“goodnews”
kinerja
calon
investor
untuk
pengambilan
perusahaan, misalnya dalam lingkup
keputusan. Adanya informasi yang tepat,
sosial, dan dengan demikian investor
akurat, serta tepat waktu memungkinkan
akan tetap berinvestasi di perusahaan
investor untuk melakukan pengambilan
tersebut.
keputusan secara rasional sehingga hasil
Secara teoritis, menurut Kokubu et.
yang diperoleh sesuai dengan yang
al (2001) terdapat hubungan positif
diharapkan.
antara kinerja ekonomi suatu perusahaan
dikatakan mempunyai nilai guna bagi
dengan pengungkapan tanggung jawab
investor
sosial. Hal ini dikaitkan dengan teori
memberikan reaksi untuk melakukan
agensi dengan premis bahwa perolehan
transaksi di pasar modal. Hal ini dapat
laba yang semakin besar akan membuat
dilihat melalui perubahan harga saham
perusahaan mengungkapkan informasi
dan aktivitas volume perdagangan saham.
sosial yang lebih luas. Dengan demikian
Gray et al. (2001) menyatakan
dapat dirumuskan hipotesis yang ketiga
bahwa informasi sosial dan lingkungan
dalam penelitian ini:
dibutuhkan investor untuk pengambilan
H3:Diduga terdapat pengaruh positif
keputusan investasi.Kelana dan Wijaya
antara
dalam Nurdin (2006) menyatakan bahwa
profitabilitas
pengungkapan CSR
dan
Suatu
apabila
informasi
informasi
dapat
tersebut
aspek kepercayaan (belief) dari investor
merupakan salah satu aspek yang sangat
berpengaruh dalam pasar saham. Oleh
sebab
itu,
suatu
pengumuman
atau
Berdasarkan uraian diatas maka
pengungkapan akan ditanggapi beragam
hipotesis keempat dalam penelitian ini
oleh para investor.
adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh
Almilia
dan
Wijayanti
H4 : Diduga
(2007)
positif
terdapat
pengaruh
antara pengungkapan
memperoleh hasil bahwa environmental
CSR dan kapitalisasi pasar.
disclosure
berpengaruh
dan
Manfaat penelitian ini adalah
signifikan
terhadap
economic
dapat memberikan suatu pemahaman
performance. Hal ini sejalan dengan
yang realistis tentang pengaruh dari
penelitian yang dilakukan oleh Nurdin
kepemilikan saham asing, kepemilikan
(2006) yang meneliti pengaruh kualitas
saham
pengungkapan sosial dan lingkungan
profitabilitasterhadap pengungkapan CSR
dalam laporan tahunan terhadap reaksi
perusahaan go public di Indonesia serta
investor. Hasilnya menunjukkan bahwa
pengaruhnya terhadap kapitalisasi pasar.
pengungkapan sosial berpengaruh positif
Penelitian ini juga dapat digunakan baik
dan signifikan terhadap harga saham.
oleh investor maupun calon investor
positif
Harga pasar merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena harga
sebagai
pemerintah,
bahan
pertimbangan
dan
dalam
melakukan investasi di pasar modal.
pasar merupakan harga satuan suatu
saham
pada
pasar
yang
sedang
berlangsung. Robert (1997) menyatakan
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Penentuan Sampel
harga pasar dikalikan dengan jumlah
Populasi dalam penelitian ini adalah
saham yang beredar akan menghasilkan
seluruh perusahaan manufaktur yang
market value atau disebut kapitalisasi
telah terdaftar (listing) di Bursa Efek
pasar (market capitalization).
Indonesia (BEI) selama tahun 2013.
Sektor-sektor yang tergolong sebagai
3.2
perusahaan
Pengukuran Variabel
manufaktur
adalah
perusahaan yang bergerak di bidang
industri dasar dan kimia, aneka industri,
Definisi
Operasional
3.2.1 Variabel Independen
a. Kepemilikan Saham Asing
dan industri barang konsumsi.Jumlah
Kepemilikan
populasi dalam penelitian ini adalah 138
dalam
perusahaan manufaktur.
menggunakan
saham
asing
penelitian
ini
Metode pengambilan sampel yang
kepemilikan
digunakan dalam penelitian ini adalah
pihak/entitas
metode
purposive
sampling
dengan
dan
persentase
saham
asing
(luar
negeri). Kepemilikan tersebut
tujuan untuk mendapatkan sampel yang
minimal
representatif sesuai dengan kriteria yang
dilihat dari laporan tahunan
ditentukan. Adapun kriteria-kriteria yang
perusahaan. Besarnya saham
digunakan
sampel
pihak/entitas asing diukur dari
adalah : (1) Perusahaan yang terdaftar di
rasio dari jumlah kepemilikan
BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan
saham asing terhadap total
selama periode penelitian, (2) Perusahaan
saham perusahaan.
dalam
pemilihan
tersebut menerbitkan laporan keuangan
tahunan
periode
menyerahkan
penelitian
laporan
sebesar
b. Kepemilikan
serta
Pemerintah
tahunannya
Kepemilikan
5%
yang
Saham
saham
tersebut kepada BAPEPAM-LK dan telah
pemerintah dalam penelitian
mempublikasikannya, serta (3) Informasi
ini menggunakan persentase
pengungkapan sosial diungkapkan pada
kepemilikan saham Pemerintah
laporan
Indonesia.
tahunan
bersangkutan.
perusahaan
yang
Kepemilikan
tersebut minimal sebesar 5%
yang
dilihat
dari
laporan
dalam
laporan
tahunan
tahunan perusahaan. Besarnya
perusahaan.
saham pemerintah diukur dari
social disclosure ini digunakan
rasio dari jumlah kepemilikan
CSDI
saham
Disclosure
pemerintah
terhadap
total saham perusahaan.
on
mengukur
Social
(Corporate
Index)
yang
merupakan luas pengungkapan
relatif setiap perusahaan sampel
c. Profitabilitas (ROA)
Return
Untuk
Asset
(ROA)
atas pengungkapan sosial yang
digunakan sebagai proksi dari
dilakukannya, dimana instrumen
profitabilitas. ROA diperoleh
pengukuran yang akan digunakan
dengan cara membagi total
dalam penelitian ini terdiri dari 79
laba bersih perusahaan dengan
item
total aktiva.
mengacu
pada indikator GRI
(Global
Reporting
yang
3.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam
penelitian ini yang pertama ialah
pengungkapan
CSR.
pengungkapan
CSR
sekaligus
menjadi
Variabel
pengungkapan
diperoleh
yang
Initiatives)
dari
website
www.globalreporting.org
Pendekatan
untuk
menghitung CSDI menggunakan
juga
content analysis dalam mengukur
variabel
variety dari CSDI. Pendekatan ini
ini
independen
untuk
pengujian
hipotesis
tahap
kedua.
menggunakan
dikotomi,
yaitu
pendekatan
setiap
item
Pengungkapan
CSR
ialah
tanggung jawab sosial
dalam
pengungkapan
informasi
yang
instrumen penelitian diberi nilai 1
berkaitan dengan lingkungan di
jika diungkapkan, dan nilai 0 jika
tidak diungkapkan (Haniffa et al.,
beredar. Data nilai kapitalisasi pasar
2005
merupakan
dalam
Wondabio,
Sayekti
2007).
dan
Selanjutnya
harga penutupan (closing
price) yang diambil dari Bursa Efek
skor dari setiap item dijumlahkan
Indonesia. Rumus
untuk memperoleh keseluruhan
kapitalisasi pasar ialah sebagai berikut:
skor untuk setiap perusahaan.
untuk menghitung
Kapitalisasi Pasar =
Rumus perhitungan CSDI adalah
Harga Pasar Sahamx Jumlah
sebagai berikut :
Saham yang Beredar
CSDIj
=
3.3 Teknik Analisis Data
Xij
nj
Teknik analisis yang digunakan
dalam
Keterangan :
CSDIj =
Corporate
Social
Disclosure Index perusahaan
nj
analisis
ini
kuantitatif.
adalah
Teknik
teknik
analisis
kuantitatif digunakan untuk memperoleh
= jumlah item yang harus
gambaran yang lebih jelas mengenai
diungkapkan, nj = 79
Xij
penelitian
=
jumlah item yang
diungkapkan
: 1 = jika
permasalahan
mendapatkan
yang
dibahas,
gambaran
untuk
secara
item i diungkapkan;
keseluruhan dari variabel yang diamati
0 = jika item i tidak
dan untuk mengidentifikasi pengaruh
diungkapkan
variabel bebas terhadap variabel terikat
Variabel dependen yang
kedua
dalam
Kapitalisasi Pasar
penelitian
ini
ialah
mengalikan
harga
3.4 Model Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini
(Market
Capitalization). Kapitalisasi pasar diukur
dengan
dengan menggunakan persamaan regresi.
pasar
saham dengan jumlah saham yang
menggunakan model pengujian regresi
dengan bantuan software SPSS versi 22.
Analisis regresi pada dasarnya adalah
studi mengenai ketergantungan variabel
= error term
ε
dependen (terikat) dengan satu atau lebih
Tahapan kedua, yaitu pengujian antara
variabel
variabel
independen
tujuan
(bebas)
mengestimasi
dengan
dan/atau
Kapitalisasi
Pasar
dan
Pengungkapan CSR, dimana hubungan
memprediksi rata-rata populasi atau nilai
antar
rata-rata variabel dependen berdasarkan
dalam persamaan regresi berikut sebagai
nilai variabel independen yang diketahui.
berikut:
Tahapan pengujian terdiri atas dua
tahap. Pengujian pertama yaitu menguji
Y2 = Kapitalisasi Pasar
X4 = Corporate Social
Disclosure
Index
3.5 Pengujian Asumsi Klasik
pertama, yaitu pengujian antara variabel
kepemilikan saham asing, kepemilikan
saham pemerintah, dan profitabilitas,
dimana
hubungan
antara
variabel-
variabel ditransformasikan ke dalam
persamaan
regresi
berikut
sebagai
berikut:
ke
Keterangan:
Sedangkan tahapan pengujian kedua ialah
pengungkapan CSR dengan besarnya
ditransformasikan
Y2 = α + βX4 + ε
hipotesis pertama, kedua, dan ketiga.
menguji hipotesis keempat. Tahapan
variabel
Sebelum
meregresi
data
dan
melihat hubungan antar variabel maka
perlu dilakukan uji asumsi klasik regresi
terlebih dahulu agar model regresi dapat
menghasilkan penduga yang tidak bias
(sahih). Uji asumsi klasik terdiri dari uji
normalitas,
otokorelasi,
heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.
Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +
Uji
gejala
multikolinearitas
ε
Keterangan:
Y1 = Corporate Social
Disclosure Index
X1 = Kepemilikan Saham Asing
X2 = Kepemilikan Saham
Pemerintah
X3 = Profitabilitas
dilakukan dengan menggunakan nilai r2
(correlation matrix of coeficient) dari
hasil regresi antar variabel bebas pada
model
dan
membandingkan
dengan
koefisien determinasi (R2) pada awal
kecil t
modelnya. Apabila r2 lebih besar atau
signifikan pengaruhnya terhadap variabel
sama
R2 ,
dengan
multikolinearitas
tinggi
maka
yang
terjadi
sehingga
tingkat
terikat.
cukup
variabel
memahayakan
tabel
maka variabel bebas tidak
Signifikasi
bebas
pengaruh
secara
semua
bersama-sama
terhadap variabel terikat diuji dengan
interpretasi hasil. Apabila r2 lebih kecil
menggunakan uji F. Apabila F
dari R2 maka tingkat multikolinearitas
besar dari F
yang terjadi cukup kecil sehingga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
menganggu interpretasi hasil (Firdaus,
variabel terikat. Sebaliknya jika F
2004). Uji multikolinearitas juga dapat
lebih kecil dari F
dilihat dari nilai VIF dari hasil regresi
bebas
dengan batasan toleransi dibawah angka
berpengaruh secara signifikan terhadap
lima maka dapat dikatakan bahwa model
variabel terikat (Firdaus, 2004).
bebas
4. PEMBAHASAN
dari
gejala
multikolinearitas
tabel
secara
hitung
lebih
semua variabel bebas
tabel
hitung
berarti variabel
bersama-sama
tidak
4.1 Pengujian Asumsi Klasik
(Santosa, 2002).
Uji autokolerasi dapat dilakukan
Sebelum dilakukan analisis statistik
dengan nilai d Durbin-Watson. Menurut
terlebih
dahulu
dilakukan
pengujian
Gujarati jika nilai d diantara du dan 4-du
persyaratan analisis yang merupakan
maka tidak ada autokolerasi dalam model
suatu syarat yang harus dipenuhi agar
akan tetapi jika du>d>4-du maka terjadi
analisis regresi dapat dilakukan, baik
autokolerasi (Gujarati, 1978).
untuk keperluan prediksi maupun untuk
signifikasi
pengujian hipotesis yaitu uji normalitas,
pengaruh masing-masing variabel terikat
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan
dilakukan
normalitas.
Untuk
menguji
dengan
uji
t
dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel lebih
1. Uji Multikolinieritas
Uji
multikolinieritas
bertujuan
Untuk
mendeteksi
adanya
untuk mengetahui apakah dalam model
heteroskedastisitas dapat dilihat pada
regresi terdapat korelasi antar variabel
grafik Scatterplot yang menunjukkan
independen. Untuk mengetahui apakah
bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat
terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari
pola yang jelas serta titik-titik menyebar
nilai tolerance dan Variance Inflation
di atas dan di bawah angka nol pada
Factor
ini
sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan
menunjukkan setiap variabel independen
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
dijelaskan variabel independen lainnya.
pada model regresi.
Suatu model regresi dikatakan adanya
3. Uji Normalitas
(VIF).
Kedua
ukuran
multikolinieritas adalah apabila nilai
Uji normalitas dilakukan dengan
tolerance kurang dari 0,10 dan VIF lebih
menggunakan analisis grafik histogram
dari 10.
yang
Hasil
uji
multikolinieritas
membandingkan
observasi
dengan
antara
distribusi
data
yang
menunjukkan bahwa tidak ada variabel
mendekati distribusi normal dan uji One-
independen yang memiliki nilai tolerance
Sample
kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan
pengujian
Variance Inflation Factor (VIF) juga
histogram menunjukkan bahwa model
menunjukkan bahwa tidak ada satu
regresi
variabel independen yang memiliki nilai
karena grafik histogramnya menunjukkan
VIF
pola distribusi normal. Namun untuk
lebih
dari
10.
Maka
dapat
Kolmogorov-Smirnov.
dengan
terdistribusi
analisis
dengan
grafik
normal
disimpulkan bahwa persamaan model
memperkuat
regresi
dengan menggunakan uji One Sample
yang
diajukan
bebas
dari
pengujian
Hasil
normalitas
multikolinieritas.
Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Heteroskedastisitas
pengambilan keputusan untuk pengujian
Dasar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah
DAFTAR RUJUKAN
jika nilai probabilitas untuk residual lebih
Al Tuwaijri, Sulaiman A., Christensen, T.
E. and Hughes II, K. E. 2004. The
Relations among Environmental
Disclosure,
Environmental
Performance,
and
Economic
Performance : A Simultaneous
Equations Approach. Accounting
Organizations and Society 29 : 447471.
besar dari 0,05.
Berdasarkan
uji
normalitas
dengan menggunakan uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnov,
terlihat
bahwa
nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel
residual sebesar 0,388 dan signifikan
pada
0,998
diatas
0,05.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa data residual
terdistribusi normal yang memperkuat
hasil pengujian dengan menggunakan
grafik histogram.
5. SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
pengujian
asumsi klasik yang telah dilakukan maka
dapat diambil simpulan sementara bahwa
data yang diperoleh adalah terdistribusi
normal,
dalam
model
regresi
tidak
terdapat hubungan atau korelasi antar
variabel
independen
multikolinearitas),
serta tidak
(bebas
terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006.
Pengungkapan Informasi Sosial dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan
Informasi
Sosial
dalam Laporan Keuangan Tahunan
(Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang. Agustus 23-26,
2006.
Belkaoui, A. and Karpik, P.G. 1989.
Determinants of the Corporate
Decision
toDisclose
Social
Information.Accounting, Auditing &
Accountability Journal2 (1) : 36-51.
Darwin,
Ali.
2004.
Penerapan
Sustainability Reporting di Indonesia.
Konvensi Nasional Akuntansi V,
Program
Profesi
Lanjutan.
Yogyakarta, 13-15 Desember.
Donovan, Gary and Kathy Gibson. 2000.
Environmental Disclosure in the
CorporateAnnual
Report:
A
Longitudinal Australian Study. Paper
for
Presentation
in
the6th
Interdisciplinary
Environmental
Association Conference, Montreal,
Canada.
Gray, R., Javad, M., Power, David M.,
and Sinclair C. Donald. 2001.Social
andEnvironmental Disclosure, and
Corporate Characteristic: A Research
Note and Extension.Journal of
Business Finance and Accounting28
(3) :327-356.
Gujarati,
Damodar.
1995.
Basic
rd
Econometrics. 3 ed. International
Edition. McGraw-Hill.
Hackston, David and Milne, Marcus J.
1996. Some Determinants Of Social
AndEnvironmental Disclosures In
New Zaeland Companies.Accounting,
Auditing and Accountability Journal9
(1) : 77-108
Harahap, Sofyan Safri. 1993. Teori
Akuntansi. Edisi Kesatu, Jakarta: PT
Raja GrafindoPerkasa.
Henny dan Murtanto. 2001. Analisis
Pengungkapan Sosial pada Laporan
Tahunan. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi 1 (2) : 21-48
Kumalahadi. 2000. Perspektif Pragmatik
Lingkungan dan Sosial dalam
Laporan Keuangan: Peningkatan
Kegunaan dan Pertanggungjawaban.
Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia 4 : 51-66
Lindrianasari. 2007. Hubungan antara
Kinerja Lingkungan dan Kualitas
Pengungkapan Lingkungan dengan
Kinerja Ekonomi Perusahaan di
Indonesia. JAAI 11 (2) : 159-172.
Mathews, M.R. 1997. Twenty-Five Years
Of Social And Environmental
AccountingResearchis There A Silver
Jubilee To Celebrate?.Accounting,
Auditing
andAccountability
Journal10 (4) : 487-531.
Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007.
Evaluasi Pengungkapan Informasi
Pertanggungjawaban Sosial pada
Laporan Tahunan Perusahaan dalam
Kelompok Aneka Industri yang Go
Publik di BEJ. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 12 (1) : 1-11.
Rakhiemah, Adilla Noor dan Agustia,
Dian. 2009. Pengaruh Kinerja
Lingkungan
terhadap
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
Disclosure dan Kinerja Finansial
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Simposium
Nasional
Akuntansi
XII.Palembang, November 4-6.
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods
for Business : A Skill-Building
Approach. Third Edition.New York:
John Wiley & Sons, Inc.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005.
Karakteristik
Perusahaan
dan
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial : Studi Empiris pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta.Simposium Nasional
Akuntansi VIII. Solo, September 1516.
Suratno, Ignatius Bondan, dkk. 2006.
Pengaruh
Environmental
Performance terhadap Environmental
Disclosure
dan
Economic
Performance (Studi Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Periode 2001-2004). Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang,
Agustus, 23-26.
Utomo, Muhammad Muslim. 2000.
Praktek Pengungkapan Sosial pada
Laporan Tahunan Perusahaan di
Indonesia. Proceedings Simposium
Nasional Akuntansi III : 99-122.
Zeghal, Daniel and Ahmed, Sadrudin A.
1990.
Comparison
of
Social
Responsibility
Information
Disclosure Media Used by Canadian
Firms. Accounting, Auditing and
Accountability Journal 3 (1) : 38-53.
Download