FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPITALISASI PASAR Henni Indriyani1 dan Citra Indah Merina2 Dosen Universitas Bina Darma1 Dosen PNS Dpk pada Universitas Bina Darma2 Jalan Jendral Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el: [email protected],[email protected] Abstract : Abstrak: Pengungkapan CSR merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Meskipun dana yang digulirkan perusahaan di Indonesia untuk CSR sudah cukup besar, namun kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas sosial dalam laporan tahunan masih sangat rendah. Berdasarkan fenomena yang ada penulis tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan pengaruh pengungkapan CSR tersebut terhadap kapitalisasi pasar, dengan menggunakan standar pengungkapan CSR yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI). Faktor-faktor pengungkapan CSR yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan saham asing, kepemilikan saham pemerintah, dan profitabilitas. Kata Kunci: pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR),kepemilikan saham asing, kepemilikan saham pemerintah, profitabilitas, kapitalisasi pasar. menerima tanggung jawab atas dampak I. PENDAHULUAN aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat, Keberadaan tengah-tengah perusahaan masyarakat di telah dan mengurangi tingkat pengangguran, namun aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar seperti pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Beberapa kasus pencemaran lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia seperti kasus Lapindo Brantas dan kasus Newmont Minahasa Raya merupakan contoh dampak negatif yang disebabkan oleh keinginan mendapatkan perusahaan keuntungan untuk sumber daya alam dan sosial dengan tidak terkendali. Dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan ini menumbuhkan kesadaran publik, kritik serta tekanan dari berbagai pihak dan memaksa perusahaan untuk untuk Sebagai tanggapan atas tuntutan masyarakat kepada perusahaan yang semakin besar maka pada tahun 1970-an muncul konsep akuntansi baru yang disebut Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility Accounting) yang bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam melaporkan tanggung jawab masyarakat. akuntansi sosialnya kepada Pengimplementasian pertanggungjawaban sosial pada perusahaan disebut juga tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). sebesar- besarnya sehingga melakukan eksploitasi dihimbau bertanggung jawab. menciptakan berbagai manfaat seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perusahaan Istilah CSR di Indonesia semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan aktivitas sosial perusahaan walaupun tidak menamainya sebagai CSR. Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Selain kegiatan BUMN No. 4 Tahun 2007.Regulasi dan semakin terbaru yang dikeluarkan pemerintah bervariasi,jumlah dana yang dialokasikan ialah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor dalam penerapan CSR juga semakin besar. 47 Tahun 2012tentang Tanggung Jawab Menurut Sosial pengelolaannya Forum CSR yang Kesejahteraan Perseroan Terbatas yang Sosial, dana yang digulirkan perusahaan di menyatakan bahwa Perseroan Terbatas Indonesia untuk CSR pada tahun 2012 yang mencapai Rp 10triliun, dimana Rp 4 triliun dan/atau berkaitan dengan sumber daya berasal dari BUMN dan Rp 6 triliun alam diwajibkan untuk melaksanakan berasal dari perusahaan swasta. Meskipun tanggung jawab sosial dan lingkungan. dana ini masih sangat kecil dibandingkan Kegiatan dalam memenuhi kewajiban dengan dana CSR di Amerika Serikat, tanggung jawab sosial dan lingkungan namun tersebut angka menunjukkan kumulatif perkembangan tersebut CSR di Indonesia cukup menggembirakan. Jika dihubungkan kegiatan harus di bidang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dengan usahanya dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. regulasi, pemerintah telah menetapkan Walaupun penerapan CSR di beberapa peraturan mengenai tanggung Indonesia mulai berkembang, jawab sosial perusahaan (CSR), antara pengungkapan informasi CSR lain UU No. 40 Tahun 2007 tentang laporan tahunan masih bersifat sukalera Perseroan Terbatas, UU No. 25 Tahun (voluntary). 2007 tentang Penanaman Modal, dan UU Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Paragraf kesembilan dinyatakan bahwa Milik Negara (BUMN) yang dijabarkan industri lebih jauh dalam Peraturan Menteri memiliki DalamPernyataan dimana peranan dalam Standar lingkungan hidup penting dapat menyajikan laporan tambahan mengenai semakin lingkungan hidup dan laporan nilai tambah menerapkan program CSR sebagai bagian (value-added statement). PSAK tersebut dari strategi bisnisnya. Survey global yang tidak mengharuskan dilakukan oleh The Economist Intelligence perusahaan untuk melaporkan tanggung Unit menunjukkan bahwa 88% eksekutif jawab sosial mereka. Pengelompokan, dan investor dari berbagai organisasi pengukuran, dan pelaporan juga belum menjadikan CSR sebagai pertimbangan diatur. Pelaporan tanggung jawab sosial utama diserahkan mereka secara tegas pada masing-masing perusahaan.Tingkat pelaporan dan menyadari dalam pentingnya pengambilan (Untung, 2009). keputusan Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR pengungkapan CSR di Indonesia masih dalam relatif rendah terlebih belum terdapat dengan harga saham perusahaan tersebut. kesepakatan standar pelaporan CSR yang Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat dijadikan acuan bagi perusahaan mencoba untuk mengkaji lebih jauh dalam menyiapkan laporan CSRsehingga mengenai masing-masing perusahaan menafsirkan mempengaruhi pengungkapan Corporate sendiri Social bagaimana format pelaporan laporan keuangan berkorelasi faktor-faktor Responsibility yang (CSR) dan CSR. Hal ini menyebabkan kesadaran pengaruh pengungkapan CSR tersebut perusahaan terhadap kapitalisasi pasar. untuk mengungkapkan aktivitas sosial dalam laporan tahunan masih sangat rendah. Banyak 2. KAJIAN PUSTAKA perusahaan Dalam yang bahasa Indonesia, pengungkapan Corporate Social Responsibilityatau CSR tanggung jawab sosial merupakan bagian berarti tanggung jawab sosial perusahaan. dari Menurut beranggapan strategi bahwa perusahaan. Perusahaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang pengambil keputusan.Penjelasan tersebut Perseroan Terbatas, definisi tanggung ditulis jawab sosial adalah komitmen Perseroan Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 untuk berperan serta dalam pembangunan tahun ekonomi :“Perusahaan dapat pula menyajikan berkelanjutan dalam dalam 2004, Pernyataan paragraf kesembilan meningkatkan kualitas kehidupan dan laporan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi mengenai lingkungan hidup dan laporan Perseroan sendiri, komunitas setempat, nilai tambah (value added statement), maupun masyarakat pada umumnya. khususnya bagi industri dimana faktor- CSR adalah mekanisme bagi suatu faktor organisasi lingkungan seperti hidup laporan memegang secara sukarela peranan penting dan bagi industri yang mengintegrasikan perhatian terhadap menganggap pegawai sebagai kelompok lingkungan sosial operasinya untuk tambahan Standar dan dan ke dalam interaksinya dengan pengguna laporan yang peranan penting”. memegang Pengungkapan stakeholders, yang melebihi tanggung tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) jawab merupakan organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari Seluruh pelaksanaan CSR yang kegiatan ekonomi organisasi terhadap telah dilaksanakan oleh perusahaan akan kelompok khusus yang berkepentingan disosialisasikan kepada publik, salah dan satunya melalui pengungkapan sosial keseluruhan. Hal tersebut memperluas dalamlaporan tahunan perusahaan. Ikatan tanggung jawab organisasi (khususnya Akuntan Indonesia (IAI) secara implisit perusahaan) di luar peran tradisionalnya menjelaskan untuk menyediakan laporan keuangan bahwa laporan tahunan harus mengakomodasi kepentingan para terhadap masyarakat secara kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Dalam keuangan bagi pengambilan keputusan oleh pihakpihak pengguna laporan keuangan. proses pelaporan tahunan Berbagai alasan perusahaan, dalam merupakan informasi CSR secara sukarela telah aspek pelaporan yang kualitatif, yang diteliti dalam penelitian sebelumnya, sangat pemakai diantaranya adalah karena untuk mentaati informasilaporan keuangan. Oleh karena peraturan yang ada, untuk memperoleh sifatnya format keunggulan kompetitif melalui penerapan pengungkapannya tidak terstruktur yang CSR, untuk memenuhi ketentuan kontrak dapat dilakukansecara langsung dalam pinjaman laporan keuangan tahunan perusahaan masyarakat, untuk melegitimasi tindakan melalui penjudulan yang tepat, catatan perusahaan, dan untuk menarik investor atas laporan keuangan ataupun berbagai (Deegan dan Blomquist, 2001; Hasnas, sisipan seperti catatan kaki. 1998; Patten, 1992; dalam Basamalah et pengungkapan(disclosure) diperlukan yang kualitatif, Informasi pelaksanaan mengenai tanggung jawab melakukan perusahaan dan memenuhi sosial Berikut kerangka dalam tahunan akan dapat dipahami dan tidak dalam penelitian ini: menimbulkan salah interpretasi apabila 1. tahunan tersebut dengan pengungkapan dilengkapi sosial yang ekspektasi al, 2005). perusahaan yang diuraikan dalam laporan laporan pengungkapan perumusan pemikiran hipotesis-hipotesis Kepemilikan Saham Asing dan Pengungkapan CSR Perusahaan multinasional atau memadai. Memberikan informasi yang dengan kepemilikan asing utamanya memadai diharapkan akan dapat berguna melihat keuntungan legitimasi berasal dari para stakeholder-nya dimana secara tipikal berdasarkan atas home market pengungkapan sukarela dalam laporan (pasar tempat beroperasi) yang dapat tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI memberikan eksistensi yang tinggi dalam menemukan kepemilikan saham oleh jangka panjang (Suchman, 1995 dalam investor asing tidak memiliki hubungan Barkemeyer, dengan 2007). Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu media yang pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. untuk Penerapan CSR di Indonesia dapat memperlihatkan kepedulian perusahaan diindikasikan sebagai akibat peningkatan terhadap nilai masyarakat dipilih luas di sekitarnya. Dengan kata lain, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign perusahaan asing setelah menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan. Nilai-nilai tersebut stakeholders baik dalam ownership dan diterapkan trade, maka perusahaan akan lebih dibentuk oleh para investor asing dalam didukung kegiatan dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. oleh perusahaan operasional yang perusahaan di Indonesia. Perusahaan berbasis asing Penelitian Tanimoto dan Suzuki memiliki teknologi yang cukup, skill (2005) dalam melihat luas pengungkapan karyawan yang baik, jaringan informasi CSR dalam laporan tanggung jawab yang sosial pada perusahaan publik di Jepang melakukan disclosure secara luas. membuktikan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan sehingga memungkinkan Selain itu, Simerly dan Li (dalam di Jepang pendorong dalam menyatakan bahwa perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. kepemilikan saham asing dianggap lebih Sedangkan penelitian Susanto (1994) concern dalam pengungkapan tanggung dalam Marwata (2006) meneliti luas jawab sosial. Hal ini didasarkan atas menjadi faktor publik luas, Mahmud dan Djakman; 2006) negara-negara Eropa dan Amerika sangat CSR. memperhatikan isu-isu sosial seperti pelanggaran hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan 2. Kepemilikan Saham Pemerintah isu lingkungan seperti efek rumah kaca, dan Pengungkapan CSR Kepemilikan saham pemerintah pembalakan liar serta pencemaran air. (government Oleh perusahaan jumlah saham perusahaan yang dimiliki memperhatikan oleh pemerintah. Melalui kepemilikan pengungkapan tanggung jawab sosial saham ini pemerintah berhak menetapkan dalam direktur karena multinasional itu, lebih beroperasi untuk menjaga shareholding) perusahaan. Selain itu legitimasi perusahaan. Dengan kata lain, pemerintah apabila perusahaan di Indonesia memiliki kebijakan yang diambil oleh manajemen kontrak dengan foreign stakeholders baik agar sesuai dengan kepentingan/aspirasi dalam ownership dan trade, dapat adalah maka pemerintah. Untuk perusahaan akan lebih didukung dalam perusahaan ini melakukan mensinkronkan pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan asumsi bahwa negara-negara asing cenderung lebih perhatian terhadap dapat harus dirinya bertahan, dapat dengan pemerintah (Amran dan Devi, 2008). Perusahaan sejenis ini di Indonesia serta disebut dengan Badan Usaha Milik pengungkapan CSR, maka penelitian ini Negara (BUMN). Mayoritas sahamnya mengajukan hipotesis pertama sebagai dimiliki berikut: stakeholder utama perusahaan ini adalah H1: Diduga terdapat pengaruh positif pemerintah. antara aktivitas mengendalikan besarnya kepemilikan saham asing dan pengungkapan oleh operasional pemerintah Dalam sehingga menjalankan perusahaannya, BUMN berpedoman kepada perundang-undangan dan peraturan yang dikeluarkan oleh BUMN yang baik mencerminkan pemerintah. Selain itu, BUMN akan keberhasilan pemerintah dalam berbisnis mendapatkan sorotan yang lebih oleh dan dalam pelaksanaan good corporate masyarakat, hal ini karena masyarakat governance. memiliki ekspektasi yang lebih besar Tekanan pemerintah dan publik terhadap BUMN dari pada perusahaan yang kuat membuat perusahaan ini harus swasta. Bagi masyarakat, pengelolaan lebih transparan dalam pengelolaannya. BUMN Perusahaan yang baik mencerminkan menggunakan keberhasilan pemerintah dalam berbisnis tahunan dan dalam pelaksanaan good corporate pelaporan governance. manajemen mereka sebagaimana diatur pemerintah Kepemilikan saham oleh menyebabkan perusahaan dalam sebagai Undang-Undang Terbatas harus Pengungkapan dengan kepentingan satu media pertanggungjawaban tersebut dalam menjalankan aktivitasnya selaras salah laporan No. 40 yang Tahun 2007. lebih besar pemerintah. Pemerintah berhak menunjuk merupakan direktur perusahaan tersebut sehingga pengelolaan perusahaan. Penelitian yang keputusan dilakukan bisnis yang diambil wujud Perseroan Amran akuntabilitas dan Devi atas (2008) merupakan perpanjangan tangan dari menunjukkan hasil bahwa kepemilikan kepentingan pemerintah (Amran dan saham pemerintah memiliki pengaruh Devi, akan yang signifikan terhadap pengungkapan mendapatkan sorotan yang lebih besar CSR di Malaysia. Berdasarkan uraian oleh diatas, 2008). masyarakat, Perusahaan karena masyarakat penelitian ini mengajukan memiliki ekspektasi yang lebih besar hipotesis kedua sebagai berikut: terhadap BUMN dari pada perusahaan H2 : Diduga terdapat pengaruh positif swasta. Bagi masyarakat, pengelolaan antara besarnya kepemilikan saham pemerintah terhadap kepeduliannya terhadap masyarakat (sosial) menghendaki manajemen untuk pengungkapan CSR. membuat perusahaan menjadi profitable. 3. Profitabilitas dan Pengungkapan (1989) CSR Profitabilitas kemampuan Vence (1975) dalam Belkaoui & Karpik adalah perusahaan mempunyai pandangan bahwa yang suatu berkebalikan, pengungkapan untuk sosial perusahaan justru memberikan kerugian nilai pemegang saham. Profitabilitas disadvantage) karena perusahaan harus merupakan mengeluarkan tambahan biaya untuk faktor yang membuat kompetitif (competitive menghasilkan laba untuk meningkatkan manajemen menjadi bebas dan fleksibel mengungkapkan untuk mengungkapkan tersebut. pertanggungjawaban sosial kepada informasi Penelitian ilmiah sosial terhadap pemegang saham [Heinze (1976) dalam hubungan Hackston & Milne (1996)], sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial semakin perusahaan memperlihatkan hasil yang tinggi perusahaan tingkat maka profitabilitas dan besar sangat beragam. Donovan dan Gibson pengungkapan informasi sosial [Bowman (2000) menyatakan bahwa berdasarkan & Haire (1976) dan Preston (1978) dalam teori legitimasi, salah satu argumen Hackston & Milne (1996)]. Hackston & dalam hubungan antara profitabilitas dan Milne (1996) menemukan tidak ada tingkat pengungkapan tanggung jawab hubungan yang signifikan antara tingkat sosial adalah bahwa ketika perusahaan profitabilitas memiliki dengan semakin profitabilitas pengungkapan tingkat laba yang tinggi, informasi sosial. Belkaoui & Karpik perusahaan (manajemen) menganggap (1989) tidak perlu melaporkan hal-hal yang mengatakan bahwa dengan dapat mengganggu informasi tentang 4. Pengungkapan CSR dan sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, Kapitalisasi Pasar pada saat tingkat profitabilitas rendah, Informasi merupakan kebutuhan mereka berharap para pengguna laporan yang mendasar bagi para investor dan akan membaca “goodnews” kinerja calon investor untuk pengambilan perusahaan, misalnya dalam lingkup keputusan. Adanya informasi yang tepat, sosial, dan dengan demikian investor akurat, serta tepat waktu memungkinkan akan tetap berinvestasi di perusahaan investor untuk melakukan pengambilan tersebut. keputusan secara rasional sehingga hasil Secara teoritis, menurut Kokubu et. yang diperoleh sesuai dengan yang al (2001) terdapat hubungan positif diharapkan. antara kinerja ekonomi suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai guna bagi dengan pengungkapan tanggung jawab investor sosial. Hal ini dikaitkan dengan teori memberikan reaksi untuk melakukan agensi dengan premis bahwa perolehan transaksi di pasar modal. Hal ini dapat laba yang semakin besar akan membuat dilihat melalui perubahan harga saham perusahaan mengungkapkan informasi dan aktivitas volume perdagangan saham. sosial yang lebih luas. Dengan demikian Gray et al. (2001) menyatakan dapat dirumuskan hipotesis yang ketiga bahwa informasi sosial dan lingkungan dalam penelitian ini: dibutuhkan investor untuk pengambilan H3:Diduga terdapat pengaruh positif keputusan investasi.Kelana dan Wijaya antara dalam Nurdin (2006) menyatakan bahwa profitabilitas pengungkapan CSR dan Suatu apabila informasi informasi dapat tersebut aspek kepercayaan (belief) dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu pengumuman atau Berdasarkan uraian diatas maka pengungkapan akan ditanggapi beragam hipotesis keempat dalam penelitian ini oleh para investor. adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Wijayanti H4 : Diduga (2007) positif terdapat pengaruh antara pengungkapan memperoleh hasil bahwa environmental CSR dan kapitalisasi pasar. disclosure berpengaruh dan Manfaat penelitian ini adalah signifikan terhadap economic dapat memberikan suatu pemahaman performance. Hal ini sejalan dengan yang realistis tentang pengaruh dari penelitian yang dilakukan oleh Nurdin kepemilikan saham asing, kepemilikan (2006) yang meneliti pengaruh kualitas saham pengungkapan sosial dan lingkungan profitabilitasterhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan terhadap reaksi perusahaan go public di Indonesia serta investor. Hasilnya menunjukkan bahwa pengaruhnya terhadap kapitalisasi pasar. pengungkapan sosial berpengaruh positif Penelitian ini juga dapat digunakan baik dan signifikan terhadap harga saham. oleh investor maupun calon investor positif Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga sebagai pemerintah, bahan pertimbangan dan dalam melakukan investasi di pasar modal. pasar merupakan harga satuan suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Robert (1997) menyatakan 3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Penentuan Sampel harga pasar dikalikan dengan jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah saham yang beredar akan menghasilkan seluruh perusahaan manufaktur yang market value atau disebut kapitalisasi telah terdaftar (listing) di Bursa Efek pasar (market capitalization). Indonesia (BEI) selama tahun 2013. Sektor-sektor yang tergolong sebagai 3.2 perusahaan Pengukuran Variabel manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri dasar dan kimia, aneka industri, Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Independen a. Kepemilikan Saham Asing dan industri barang konsumsi.Jumlah Kepemilikan populasi dalam penelitian ini adalah 138 dalam perusahaan manufaktur. menggunakan saham asing penelitian ini Metode pengambilan sampel yang kepemilikan digunakan dalam penelitian ini adalah pihak/entitas metode purposive sampling dengan dan persentase saham asing (luar negeri). Kepemilikan tersebut tujuan untuk mendapatkan sampel yang minimal representatif sesuai dengan kriteria yang dilihat dari laporan tahunan ditentukan. Adapun kriteria-kriteria yang perusahaan. Besarnya saham digunakan sampel pihak/entitas asing diukur dari adalah : (1) Perusahaan yang terdaftar di rasio dari jumlah kepemilikan BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan saham asing terhadap total selama periode penelitian, (2) Perusahaan saham perusahaan. dalam pemilihan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan periode menyerahkan penelitian laporan sebesar b. Kepemilikan serta Pemerintah tahunannya Kepemilikan 5% yang Saham saham tersebut kepada BAPEPAM-LK dan telah pemerintah dalam penelitian mempublikasikannya, serta (3) Informasi ini menggunakan persentase pengungkapan sosial diungkapkan pada kepemilikan saham Pemerintah laporan Indonesia. tahunan bersangkutan. perusahaan yang Kepemilikan tersebut minimal sebesar 5% yang dilihat dari laporan dalam laporan tahunan tahunan perusahaan. Besarnya perusahaan. saham pemerintah diukur dari social disclosure ini digunakan rasio dari jumlah kepemilikan CSDI saham Disclosure pemerintah terhadap total saham perusahaan. on mengukur Social (Corporate Index) yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan sampel c. Profitabilitas (ROA) Return Untuk Asset (ROA) atas pengungkapan sosial yang digunakan sebagai proksi dari dilakukannya, dimana instrumen profitabilitas. ROA diperoleh pengukuran yang akan digunakan dengan cara membagi total dalam penelitian ini terdiri dari 79 laba bersih perusahaan dengan item total aktiva. mengacu pada indikator GRI (Global Reporting yang 3.2.2 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini yang pertama ialah pengungkapan CSR. pengungkapan CSR sekaligus menjadi Variabel pengungkapan diperoleh yang Initiatives) dari website www.globalreporting.org Pendekatan untuk menghitung CSDI menggunakan juga content analysis dalam mengukur variabel variety dari CSDI. Pendekatan ini ini independen untuk pengujian hipotesis tahap kedua. menggunakan dikotomi, yaitu pendekatan setiap item Pengungkapan CSR ialah tanggung jawab sosial dalam pengungkapan informasi yang instrumen penelitian diberi nilai 1 berkaitan dengan lingkungan di jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa et al., beredar. Data nilai kapitalisasi pasar 2005 merupakan dalam Wondabio, Sayekti 2007). dan Selanjutnya harga penutupan (closing price) yang diambil dari Bursa Efek skor dari setiap item dijumlahkan Indonesia. Rumus untuk memperoleh keseluruhan kapitalisasi pasar ialah sebagai berikut: skor untuk setiap perusahaan. untuk menghitung Kapitalisasi Pasar = Rumus perhitungan CSDI adalah Harga Pasar Sahamx Jumlah sebagai berikut : Saham yang Beredar CSDIj = 3.3 Teknik Analisis Data Xij nj Teknik analisis yang digunakan dalam Keterangan : CSDIj = Corporate Social Disclosure Index perusahaan nj analisis ini kuantitatif. adalah Teknik teknik analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh = jumlah item yang harus gambaran yang lebih jelas mengenai diungkapkan, nj = 79 Xij penelitian = jumlah item yang diungkapkan : 1 = jika permasalahan mendapatkan yang dibahas, gambaran untuk secara item i diungkapkan; keseluruhan dari variabel yang diamati 0 = jika item i tidak dan untuk mengidentifikasi pengaruh diungkapkan variabel bebas terhadap variabel terikat Variabel dependen yang kedua dalam Kapitalisasi Pasar penelitian ini ialah mengalikan harga 3.4 Model Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini (Market Capitalization). Kapitalisasi pasar diukur dengan dengan menggunakan persamaan regresi. pasar saham dengan jumlah saham yang menggunakan model pengujian regresi dengan bantuan software SPSS versi 22. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel = error term ε dependen (terikat) dengan satu atau lebih Tahapan kedua, yaitu pengujian antara variabel variabel independen tujuan (bebas) mengestimasi dengan dan/atau Kapitalisasi Pasar dan Pengungkapan CSR, dimana hubungan memprediksi rata-rata populasi atau nilai antar rata-rata variabel dependen berdasarkan dalam persamaan regresi berikut sebagai nilai variabel independen yang diketahui. berikut: Tahapan pengujian terdiri atas dua tahap. Pengujian pertama yaitu menguji Y2 = Kapitalisasi Pasar X4 = Corporate Social Disclosure Index 3.5 Pengujian Asumsi Klasik pertama, yaitu pengujian antara variabel kepemilikan saham asing, kepemilikan saham pemerintah, dan profitabilitas, dimana hubungan antara variabel- variabel ditransformasikan ke dalam persamaan regresi berikut sebagai berikut: ke Keterangan: Sedangkan tahapan pengujian kedua ialah pengungkapan CSR dengan besarnya ditransformasikan Y2 = α + βX4 + ε hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. menguji hipotesis keempat. Tahapan variabel Sebelum meregresi data dan melihat hubungan antar variabel maka perlu dilakukan uji asumsi klasik regresi terlebih dahulu agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, otokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas. Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Uji gejala multikolinearitas ε Keterangan: Y1 = Corporate Social Disclosure Index X1 = Kepemilikan Saham Asing X2 = Kepemilikan Saham Pemerintah X3 = Profitabilitas dilakukan dengan menggunakan nilai r2 (correlation matrix of coeficient) dari hasil regresi antar variabel bebas pada model dan membandingkan dengan koefisien determinasi (R2) pada awal kecil t modelnya. Apabila r2 lebih besar atau signifikan pengaruhnya terhadap variabel sama R2 , dengan multikolinearitas tinggi maka yang terjadi sehingga tingkat terikat. cukup variabel memahayakan tabel maka variabel bebas tidak Signifikasi bebas pengaruh secara semua bersama-sama terhadap variabel terikat diuji dengan interpretasi hasil. Apabila r2 lebih kecil menggunakan uji F. Apabila F dari R2 maka tingkat multikolinearitas besar dari F yang terjadi cukup kecil sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap menganggu interpretasi hasil (Firdaus, variabel terikat. Sebaliknya jika F 2004). Uji multikolinearitas juga dapat lebih kecil dari F dilihat dari nilai VIF dari hasil regresi bebas dengan batasan toleransi dibawah angka berpengaruh secara signifikan terhadap lima maka dapat dikatakan bahwa model variabel terikat (Firdaus, 2004). bebas 4. PEMBAHASAN dari gejala multikolinearitas tabel secara hitung lebih semua variabel bebas tabel hitung berarti variabel bersama-sama tidak 4.1 Pengujian Asumsi Klasik (Santosa, 2002). Uji autokolerasi dapat dilakukan Sebelum dilakukan analisis statistik dengan nilai d Durbin-Watson. Menurut terlebih dahulu dilakukan pengujian Gujarati jika nilai d diantara du dan 4-du persyaratan analisis yang merupakan maka tidak ada autokolerasi dalam model suatu syarat yang harus dipenuhi agar akan tetapi jika du>d>4-du maka terjadi analisis regresi dapat dilakukan, baik autokolerasi (Gujarati, 1978). untuk keperluan prediksi maupun untuk signifikasi pengujian hipotesis yaitu uji normalitas, pengaruh masing-masing variabel terikat multikolinieritas, heteroskedastisitas dan dilakukan normalitas. Untuk menguji dengan uji t dengan membandingkan t hitung dengan t tabel lebih 1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan Untuk mendeteksi adanya untuk mengetahui apakah dalam model heteroskedastisitas dapat dilihat pada regresi terdapat korelasi antar variabel grafik Scatterplot yang menunjukkan independen. Untuk mengetahui apakah bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari pola yang jelas serta titik-titik menyebar nilai tolerance dan Variance Inflation di atas dan di bawah angka nol pada Factor ini sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan menunjukkan setiap variabel independen bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dijelaskan variabel independen lainnya. pada model regresi. Suatu model regresi dikatakan adanya 3. Uji Normalitas (VIF). Kedua ukuran multikolinieritas adalah apabila nilai Uji normalitas dilakukan dengan tolerance kurang dari 0,10 dan VIF lebih menggunakan analisis grafik histogram dari 10. yang Hasil uji multikolinieritas membandingkan observasi dengan antara distribusi data yang menunjukkan bahwa tidak ada variabel mendekati distribusi normal dan uji One- independen yang memiliki nilai tolerance Sample kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan pengujian Variance Inflation Factor (VIF) juga histogram menunjukkan bahwa model menunjukkan bahwa tidak ada satu regresi variabel independen yang memiliki nilai karena grafik histogramnya menunjukkan VIF pola distribusi normal. Namun untuk lebih dari 10. Maka dapat Kolmogorov-Smirnov. dengan terdistribusi analisis dengan grafik normal disimpulkan bahwa persamaan model memperkuat regresi dengan menggunakan uji One Sample yang diajukan bebas dari pengujian Hasil normalitas multikolinieritas. Kolmogorov-Smirnov. 2. Uji Heteroskedastisitas pengambilan keputusan untuk pengujian Dasar One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah DAFTAR RUJUKAN jika nilai probabilitas untuk residual lebih Al Tuwaijri, Sulaiman A., Christensen, T. E. and Hughes II, K. E. 2004. The Relations among Environmental Disclosure, Environmental Performance, and Economic Performance : A Simultaneous Equations Approach. Accounting Organizations and Society 29 : 447471. besar dari 0,05. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel residual sebesar 0,388 dan signifikan pada 0,998 diatas 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa data residual terdistribusi normal yang memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik histogram. 5. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan sementara bahwa data yang diperoleh adalah terdistribusi normal, dalam model regresi tidak terdapat hubungan atau korelasi antar variabel independen multikolinearitas), serta tidak (bebas terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Agustus 23-26, 2006. Belkaoui, A. and Karpik, P.G. 1989. Determinants of the Corporate Decision toDisclose Social Information.Accounting, Auditing & Accountability Journal2 (1) : 36-51. Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15 Desember. Donovan, Gary and Kathy Gibson. 2000. Environmental Disclosure in the CorporateAnnual Report: A Longitudinal Australian Study. Paper for Presentation in the6th Interdisciplinary Environmental Association Conference, Montreal, Canada. Gray, R., Javad, M., Power, David M., and Sinclair C. Donald. 2001.Social andEnvironmental Disclosure, and Corporate Characteristic: A Research Note and Extension.Journal of Business Finance and Accounting28 (3) :327-356. Gujarati, Damodar. 1995. Basic rd Econometrics. 3 ed. International Edition. McGraw-Hill. Hackston, David and Milne, Marcus J. 1996. Some Determinants Of Social AndEnvironmental Disclosures In New Zaeland Companies.Accounting, Auditing and Accountability Journal9 (1) : 77-108 Harahap, Sofyan Safri. 1993. Teori Akuntansi. Edisi Kesatu, Jakarta: PT Raja GrafindoPerkasa. Henny dan Murtanto. 2001. Analisis Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi 1 (2) : 21-48 Kumalahadi. 2000. Perspektif Pragmatik Lingkungan dan Sosial dalam Laporan Keuangan: Peningkatan Kegunaan dan Pertanggungjawaban. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia 4 : 51-66 Lindrianasari. 2007. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di Indonesia. JAAI 11 (2) : 159-172. Mathews, M.R. 1997. Twenty-Five Years Of Social And Environmental AccountingResearchis There A Silver Jubilee To Celebrate?.Accounting, Auditing andAccountability Journal10 (4) : 487-531. Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. Evaluasi Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan dalam Kelompok Aneka Industri yang Go Publik di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 12 (1) : 1-11. Rakhiemah, Adilla Noor dan Agustia, Dian. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII.Palembang, November 4-6. Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business : A Skill-Building Approach. Third Edition.New York: John Wiley & Sons, Inc. Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, September 1516. Suratno, Ignatius Bondan, dkk. 2006. Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, Agustus, 23-26. Utomo, Muhammad Muslim. 2000. Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia. Proceedings Simposium Nasional Akuntansi III : 99-122. Zeghal, Daniel and Ahmed, Sadrudin A. 1990. Comparison of Social Responsibility Information Disclosure Media Used by Canadian Firms. Accounting, Auditing and Accountability Journal 3 (1) : 38-53.