VOLUME I NOMOR 3 MARET 2017 ISSN 2548-9801 FOKUS: Nyepi 2017 di Bandara Ngurah Rai Monsun Australia Mulai Menguat, Angin Baratan Tetap Mendominasi Bali Puncak Musim Hujan, Bandara Ngurah Rai Diterjang Hujan Lebat disertai Badai Guntur Keterkaitan Suhu Udara, Tekanan Udara, dan Kelembaban Udara Terhadap Atmosfer Global BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR Catur Winarti Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Periode 01 Maret 2016 - 03 Februari 2017 STASI UN ME TEOROLO GI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR WEATHER SERVICE FOR SAFETY FLIGHT Sapa Editor Nyepi di Bandara Ngurah Rai Menyambut Nyepi 2017 Hari Raya Nyepi merupakan salah satu hari raya umat Hindu yang dirayakan di Pulau Bali. Pada tahun 2017 ini, hari raya Nyepi jatuh pada tanggal 28 Maret. Pada hari tersebut, semua aktivitas ditiadakan, termasuk di area Bandara Ngurah Rai. Kegiatan yang berkaitan dengan penerbangan yang dilakukan pada hari tersebut hanya sebatas pemberian informasi saja, untuk menghindari munculnya blank area. Demikian juga dengan Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar yang tetap melaksanakan tugas pengumpulan dan penyebaran data hasil pengamatan dan analisa meteorologi pada hari tersebut. Buletin edisi kali ini akan membahas mengenai ringkasan keadaan cuaca yang telah terjadi selama bulan Februari 2017 di kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Ringkasan keadaan cuaca tersebut dilengkapi dengan adanya prakiraan keadaan cuaca untuk bulan Maret 2017. Selain itu, artikel khusus pada edisi kali ini akan membahas mengenai pelaksanaan hari raya Nyepi dan keterkaitan keberlangsungan hari raya Nyepi terhadap keadaan atmosfer khususnya di Pulau Bali itu sendiri. A k h i r k a ta t i m r e d a k s i m e n g u c a p k a n , selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939. REDAKSI Pelindung Catur Winarti Penasihat I Nyoman Suarsa Ni Wayan Siti Pande Agus Yarcana Pemred Pande Putu Hadi Wiguna Wakil Pemred Gde Sudika Pratama Dewa Gede Agung Mahendra Sekretaris Made Nanda Putri Apritarum Fadianika Anggota Redaksi Tanti Prasetya P.D. Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Rahma Fauzia Yushar Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno Sarnubih Hasan I Kadek Mas Satriyabawa Distribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza Ni Made Dwijayanti I Putu Sumiana Diterbitkan oleh: Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Kodepos 80361 03619359754 | 0361701601 03619351124 | 03619356665 [email protected] TIM REDAKSI Website: http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/ DAFTAR ISI 03 Sapa Editor Menyambut Nyepi 2017 cover by: @pandephw 08 Analisa Kejadian Cuaca Bermakna Puncak Musim Hujan, Bandara Ngurah Rai Diterjang Hujan Lebat disertai Badai Guntur 14 FOKUS: Nyepi 2017 di Bandara Ngurah Rai 04 06 Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Februari 2017, Suhu di Bandara Ngurah Rai Lebih Tinggi dari Ratarata 10 Tahun Terakhir 18 18 Analisis Angin Monsun Australia Mulai Menguat, Angin Baratan Tetap Mendominasi Bali 21 Sains: Sains: Sains: Pengtingnya Pengtingnya Pengukuran Pengukuran Tinggi Tinggi Dasar Dasar Awan Awan Untuk Untuk Kesalamatan Kesalamatan Penerbangan Penerbangan Indonesia Juga Rentan Terjadi Hujan Es 3 Meteodrome, Maret 2017 Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Dinamika Februari 2017 Februari 2017, Suhu di Bandara Ngurah Rai Lebih Tinggi dari Rata-rata 10 Tahun Terakhir Oleh: Tanti Prasetya Prima Dewi dan Putu Eka Tulistiawan D ilihat dari pergerakan semu matahari pada bulan Februari 2017, kedudukan matahari berada diantara 23½° LS - 0° atau berada di Belahan Bumi Selatan. Hal ini menyebabkan di Belahan Bumi Selatan khususnya pada lintang rendah menerima lebih banyak panas matahari daripada lintang tinggi. Dapat dilihat dari kondisi suhu muka laut di perairan wilayah Indonesia yang masih hangat. Berdasarkan hasil analisa bulanan yang dikeluarkan oleh Bureau of Meteorology Australia, kondisi suhu muka laut Suhu, Tekanan, Kelembaban udara 4 Jenis-jenis termometer yang terdapat dalam sangkar meteorologi http://www.nwclimate.org/guides/meteorological-instrumentation/ rata – rata pada bulan Februari 2017 di wilayah perairan Indonesia berkisar antara 26 – 31°C. Untuk wilayah Bali khususnya di Bandara Ngurah Rai, Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai mencatat suhu maksimumnya berkisar antara 27,6-32,1°C dan suhu rata-rata hariannya sebesar 27,4°C. Nilai suhu udara di Bandara Ngurah Rai bulan Februari 2017 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan data Kondisi suhu muka laut periode Februari 2017 dimana wilayah Bali kondisinya masih hangat yang mengandung uap air yang cukup banyak Sumber: Bureau Of Meteorology rata-rata 10 tahun terakhir.Tingginya suhu udara secara tidak langsung dapat mempengaruhi tekanan udara, dimana bila suhu udara tinggi maka tekanan udara menjadi rendah dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tekanan udara harian yang berbanding terbalik dengan nilai suhu udara rata-rata harian di Bandara Ngurah Rai. Pada bulan Februari 2017 tercatat nilai rata-rata tekanan udara berkisar antara 1003,5-1011,4 hPa dan tekanan udara rata-rata bulanan berkisar 1008,3 hPa. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan data rata – rata 10 tahun terakhir.Pada bulan Februari 2017, Belahan Bumi Selatan cenderung memliki tekanan udara lebih rendah dibandingkan dengan Belahan Bumi Utara. Berdasarkan hukum arah angin Buys Ballot, maka aliran massa udara bertiup dari daratan Asia yang bertekanan tinggi menuju ke Australia yang bertekanan rendah. Aliran massa udara yang berasal dari daratan Asia, biasanya bersifat lembab karena membawa banyak suplai uap air. Hal ini menunjukkan bahwa monsun Asia masih aktif selama bulan Februari 2017, itulah mengapa secara umum wilayah Bali masih masuk dalam musim penghujan dan memiliki kelembaban relatif yang cenderung tinggi. Di Bandara Ngurah Rai tercatat nilai kelembaban relatifnya berada di kisaran antara 72-90% dan 80,5% untuk rata-rata bulanannya. Jika dibandingkan dengan data rata-rata 10 tahun terakhir, nilai kelembaban rata-ratanya lebih rendah. Namun hal ini masih masuk kategori normal terhadap klimatologisnya. 80.5 % “rata-rata bulanan kelembaban udara di Bandara Ngurah Rai Denpasar. Jika dibandingkan dengan data rata-rata 10 tahun terakhir, nilai kelembaban rataratanya lebih rendah. Namun hal ini masih masuk kategori normal terhadap klimatologisnya.” 5 Meteodrome, Maret 2017 Analisis Angin Dinamika Angin Februari 2017 Monsun Australia Mulai Menguat, Angin Baratan Tetap Mendominasi Bali Oleh: I Kadek Mas Satriyabawa | I Putu Sumiana Dinamika Angin Februari 2017 6 M Angin baratan masih mendominasi di wilayah Bandara Ngurah Rai Denpasar Selama Periode Februari 2017 emasuki bulan Februari 2017, secara umum angin baratan masih mendominasi di wilayah Indonesia. Hal ini tentu dapat dipahami karena matahari masih berada di selatan garis khatulistiwa, tepatnya di daerah Australia. Pusat – pusat tekanan rendah yang ditimbulkan oleh matahari ini menarik angin dari benua Asia menuju Australia melewati daerah Indonesia. Hal ini dapat dipantau dari Indeks Monsun Australia dan Indeks Monsun Pasifik Barat. Masingmasing indeks tersebut masih bernilai positif dan negatif pada awal sampai pertengahan bulan Februari 2017. Kondisi serupa juga bisa dilihat dari analisis angin pada ketinggian 5000 kaki secara rata-rata pada bulan Februari yang dikeluarkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration. Data ini menunjukkan bahwa angin baratan yang berhembus di wilayah Indonesia dengan kecepatan rata-rata mencapai 1012 knots. Arah barat dan barat laut masih menjadi arah datangnya angin yang paling dominan dan sebagian kecil lainnya dari barat daya. Kondisi ini berpengaruh secara langsung terhadap kondisi angin di wilayah Bali yang secara umum juga masih angin baratan. Menjelang akhir bulan Februari, Indeks Monsun Australia mengalami perubahan menjadi bernilai negatif sedangkan Indeks Monsun Pasifik Barat masih konsisten dengan nilai negatif. Perubahan negatif pada Indeks Monsun Australia mengindikasikan kembali menguatnya bulan Februari paling tidak selama 10 tahun terakhir. Begitu juga dengan yang terjadi pada bulan Februari 2017 ini, dominasi angin baratan di Bandara Ngurah Rai masih cukup besar. Dari arah yang berlawanan, angin timuran terlihat juga cukup besar namun tidak sebesar angin dari barat pulau Bali, karena angin timuran ini mulai aktif ketika menjelang akhir bulan Februari. Dari segi kecepatan angin paling sering terjadi hembusan angin dengan kecepatan 1-4 knots sebanyak 33% sedangkan untuk angin kencang yang berkecepatan lebih dari 20 knots kejadiannya hanya sebesar 2,4%. Kondisi ini masih termasuk kedalam kriteria normal baik dari arah maupun kecepatannya. monsun Australia. Kondisi ini memberikan dampak pada perubahan kondisi angin menjadi timuran di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini diperkuat oleh peta analisis angin yang bersumber dari Bureau of Meteorology Australia. Angin mulai berubah arah menjadi timuran mulai tanggal 20 Februari 2017 akibat pusat tekanan rendah yang muncul di barat daya pulau Sumatera. Tekanan rendah ini menarik massa udara yang berasal dari Asia maupun Australia. Akibatnya beberapa pulau di bagian selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara di pengaruhi oleh angin timuran yang berasal dari benua Australia. Munculnya sirkulasi eddy di ekuator dan beberapa pusat tekanan rendah juga semakin membuat kondisi ini berlangsung sampai akhir periode bulan Februari Kondisi angin selama bulan Februari 2017 yang masih didominasi baratan menjadikan runway 27 sebagai opsi terbanyak yang digunakan sebagai runway in use untuk take off dan landing. Pemanfaatan angin untuk penerbangan cukup efektif, terbukti sebanyak 66% akhirnya headwind dapat termanfaatkan untuk proses take off dan landing. Angka 66% ini didapat dari 935 jumlah kejadian headwind selama bulan februari yang bersumber dari data METAR dan MET REPORT. Kecepatan angin sebesar 4-6 knots menjadi kecepatan headwind yang paling sering terjadi yang mencapai angka 272 kejadian. Tercatat juga headwind terkencang yang pernah didapatkan selama bulan Februari adalah 31-33 knots dengan 5 kali kejadian. Kecepatan angin yang termasuk ekstrem ini terjadi diduga akibat angin yang ditimbulkan oleh awan Cumulonimbus yang cukup aktif pada bulan ini. Sementara untuk tailwind terkencang pernah juga sekali terjadi dengan kecepatan anginnya sebesar 9-11 knots. Selain headwind dan tailwind, kegiatan take off dan landing juga dipengaruhi oleh adanya crosswind. Selama bulan Februari crosswind dari arah kiri dengan kecepatan -1-1 knots yang paling banyak dijumpai sebanyak 506 kejadian. Dengan kecepatan tertingginya 11-13 knots yang terjadi sebanyak 2 kali. Sedangkan 9 kejadian crosswind kanan sebesar 11-13 knots menjadi yang paling tinggi tercatat. Namun secara keseluruhan crosswind kananlah yang Pengaruh sirkulasi monsun Asia dan Australia paling sering terjadi selama 1 bulan sebesar 44%. tersebut terhadap angin di Bali selama bulan Februari dapat divisualisasikan dengan diagram windrose. Windrose ini dibuat berdasarkan pengamatan angin “Normalnya angin baratan memang yang dilakukan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai selalu mendominasi pada bulan selama periode bulan Februari 2017. Normalnya angin baratan memang selalu mendominasi pada Februari sesuai yang dengan yang bulan Februari sesuai yang dengan yang tercatat tercatat pada data normal arah pada data normal arah angin permukaan selama 10 tahun. Data normal menunjukkan pengaruh angin permukaan selama 10 tahun.” monsun Asia yang kuat terhadap arah angin di 7 Meteodrome, Maret 2017 Awan Cumulonimbus, salah satu awan yang menyebabkan cuaca buruk. Merupakan awan yang menjadi “momok” para penerbang. Foto oleh Pande P.H.W. Cuaca Bermakna Februari 2017 8 Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Puncak Musim Hujan Bandara Ngurah Rai Puncak Musim Hujan, Bandara Ngurah Rai Diterjang Hujan Lebat disertai Badai Guntur Oleh: Bonggo Pribadi | Apritarum Fadianika B erdasarkan data klimatologis, bulan Februari merupakan bagian dari musim penghujan di Bali. Data di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai menunjukkan pada bulan Februari 2017 tercatat ada sebanyak 18 hari hujan (curah hujan diatas 1.0 mm dalam satu hari) dengan total jumlah hujan terukur sebesar 318,3 mm. Meskipun jumlah hari hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan Januari 2017 (28 hari hujan), namun jumlah curah hujannya lebih tinggi pada bulan Februari 2017. Curah hujan terbanyak pada bulan Februari 2017 terjadi pada tanggal 1 Februari 2017 dengan curah hujan terukur sebanyak 98,0 mm/hari. hujan lebat/heavy rain umumnya terjadi dalam selang waktu tiga puluh menit hingga satu jam. Adapun dampak dari rendahnya visibility adalah dapat menyebabkan terganggunya kegiatan operasional bandara ataupun proses take off dan landing pesawat, sehingga dalam hal ini diperlukan data yang akurat agar keselamatan dan kelancaran penerbangan dapat terjamin. Penyebab terjadinya visibility rendah pada bulan Februari 2017 secara umum terjadi dikarenakan awan Cumulonimbus yang tebal dengan tinggi dasar awan yang cukup rendah serta awan rendah lainnya di Cuaca buruk yang cukup signifikan yang terjadi sekitar Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dimana awan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tercatat Cumulonimbus (Cb) juga merupakan penyebab selama enam hari selama bulan Februari 2017. hujan shower dan badai guntur (thunderstorm). Kejadian tersebut adalah adanya hujan baik yang Gambar citra satelit di bawah menunjukkan disertai badai guntur/thunderstorm ataupun tidak adanya tutupan awan Cumulonimbus (Cb) di yang menyebabkan jarak pandang mendatar/ Bandara I Gusti Ngurah Rai pada tanggal kejadian. visibility yang cukup buruk, yaitu 500 m. Buruknya jarak pandang mendatar yang disebabkan oleh 9 Meteodrome, Maret 2017 Tanggal Jam Arah Angin Kec. Angin 2 3 4 16 00.01 280 290 VRB 280 270 320 260 270 280 260 320 20G31 23.35 22.3'0 23.22 23.30 21 22 09.05 01.47 02.00 25 02.21 02.30 10.00 7 01 17 17 12G23 12G23 15 15 11 11 Jarak Pandang Keadaan Cuaca Perawanan Suhu Titik Embun Tekanan 200 500 200 500 500 400 500 500 500 500 500 +RA FEW015CB BKN015 RA FEW007 BKN013 OVC015 +RA BKN010 +RA FEW009CB SCT010 +RA FEW009CB BKN010 +TSRA FEW014CB BKN015 +RA SCT013 BKN015 +RA SCT013 BKN015 +TSRA FEW008CB BKN010 +TSRA FEW008CB BKN010 +TSRA FEW008CB BKN010 27 26 25 25 27 26 25 25 28 26 26 23 25 23 23 24 24 24 24 24 23 25 1008 1007 1007 1009 1009 1008 1012 1013 1008 1008 1009 Tabel kejadian cuaca bermakna yang terjadi di Bandara Ngurah Rai selama Februari 2017 Sumber: Data pengamatan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar “Berdasarkan data klimatologis, bulan Februari merupakan bagian dari musim penghujan di Bali.” Citra Satelit Himawari 8 Menggambarkan posisi awan, suhu puncak awan dan pergerakan awan-awan yang ada di atas wilayah Indonesia. Citra Satelit melakukan update setiap 10 menit. Sumber: bmkg.go.id Analisis Cuaca Bermakna Februari 2017 10 Citra Satelit Himawari 8 Menggambarkan posisi awan, suhu puncak awan dan pergerakan awan-awan yang ada di atas wilayah Indonesia. Citra Satelit melakukan update setiap 10 menit. Sumber: bmkg.go.id Data analisa streamline bulan Februari 2017 menunjukkan angin secara umum bertiup dari arah barat, mengimplikasikan bahwa monsun Asia masih aktif. Selain itu, posisi matahari yang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) dan suhu muka laut di sekitar Bali juga mendukung pembentukan awan dan hujan di wilayah Bali. Rata-Rata Streamline Februari 2017 Sumber: http://extreme.kishou.go.jp/itacs5 11 Meteodrome, Maret 2017 Analisis Outgoing long wave radiation pada setiap dasarian di bulan Februari 2017. Berturut-turut dari kiri ke kanan adalah dasarian I, dasarian II, dan dasarian III Sumber: NOAA Tekanan Udara (Mb) Kelembaban Rata-rata 01 1008.2 02 Tanggal Angin Peristiwa Cuaca Khusus Curah Hujan Ditakar pukul 07.00 WITA Kecepatan Rata-rata Arah Terbanyak Kecepatan Terbesar Arah 86 12 280 32 270 RA 98.0 1007.5 88 19 270 34 270 RA 66.4 03 1006.5 86 16 280 34 250 RA 22.5 08 1005.1 78 6 280 20 250 TS RA 25.8 TS RA VCTS 6.5 09 1005.6 84 9 230 28 270 11 1009.8 83 3 220 16 300 RA 12.4 Data Metar/Speci Cuaca Signifikan Bandara Ngurah Rai Februari 2017 Sumber: Pengamatan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Pada umumnya, hujan terjadi pada dasarian I dan II bulan Februari 2017 di mana arah angin terbanyak harian adalah angin Baratan. Memasuki dasarian III, arah angin terbanyak berubah menjadi Timuran dan curah hujan di Stasiun Meteorologi I Gusti Ngurah Rai Berkurang. 1005,1mb hingga 1009,8 mb. Kelembaban rata-rata harian di atas 78% (basah). Sedangkan untuk arah angin dominan datang dari Barat. Hal tersebut mendukung proses terbentuknya awan dan hujan di wilayah Bali. Data analisis OLR pada dasarian I Februari 2017 menunjukkan bahwa pemusatan pembetukan awan terdapat di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Bali. Sedangkan ketika kita memasuki dasarian II dan III, nilai OLR menunjukkan pemusatan pembentukan awan terjadi di wilayah Indonesia Barat, dan pengurangan potensi pembentukan awan dan hujan di Bali dibandingkan dasarian I. Pada bulan Maret 2017 dilihat dari data klimatologis selama 30 tahun arah angin masih dominan dari arah barat. Dengan demikian peluang hujan pada bulan Maret 2017 masih sangat besar walaupun tidak sebesar bulan sebelumnya. Prediksi ENSO pada Bulan Maret 2017 cenderung normal. Prakiraan Bulan Maret 2017 Prakiraan curah hujan pada bulan Maret 2017 di wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai Data analisa lokal menunjukkan bahwa pada saat (ZOM 218 - Kuta) berkisar antara 150 – 200 kejadian cuaca signifikan, tekanan udara rata-rata mm dengan sifat hujan di Bawah Normal. harian di Bandara I Gusti Ngurah Rai berkisar antara Prakiraan Cuaca Maret 2017 12 Peta Prakiraan Hujan dan Sifat Hujan di Provinsi Bali Maret 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Jembrana “Peluang hujan pada bulan Maret 2017 masih sangat besar walaupun tidak sebesar bulan sebelumnya. Prakiraan curah hujan pada bulan Maret 2017 di wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai (ZOM 218 - Kuta) berkisar antara 150 – 200 mm dengan sifat hujan di Bawah Normal.” 13 Meteodrome, Maret 2017 FOKUS: Nyepi 2017 di Bandara Ngurah Rai Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, Dalam Hening Nyepi 2017 oleh: Gde Sudika Pratama “Dalam beberapa tahun terakhir, hari raya Nyepi di Bandara Ngurah Rai selalu dilalui dengan hujan dan guntur.” H ari raya Nyepi diperingati setiap satu tahun sekali di bulan Maret atau April tiap tahunnya. Di tahun 2017 ini, hari Nyepi jatuh tepat pada tanggal 28 Maret. Nyepi berasal dari kata sepi yang artinya sunyi, senyap, lenggang, tidak ada kegiatan. Hari Raya Nyepi adalah Tahun Baru Umat Hindu yang berdasarkan penanggalan/kalender Saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandara Internasional Ngurah Rai pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan alam manusia dan alam semesta. di Bandara Ngurah Rai tercatat 5.6 milimeter terjadi di tahun 2012. Nyepi dimulai dari jam 06.00 WITA hingga keesokan harinya jam 06.00 WITA. Seluruh masyarakat di pulau Bali dilarang beraktifitas di luar rumah dan bagi umat Hindu wajib melaksanakan Catur Brata Penyepian. Catur Brata Penyepian terdiri dari Amati Geni yaitu tidak menyalakan api disimbolkan dengan tidak menyalakan lampu selama Nyepi, Amati Lelanguan yaitu tidak boleh melaksanakan kegiatan seperti berfoya-foya atau bersenang-senang, lalu Amati Lelungan yaitu tidak boleh berpergian, dan Amati Karya yaitu tidak boleh melakukan pekerjaan. Para pecalang masing-masing desa akan berjaga Dalam beberapa tahun terakhir, hari raya Nyepi untuk memastikan tidak ada kendaraan yang di Bandara Ngurah Rai selalu dilalui dengan hujan dan berlalu lalang ataupun orang yang berjalan-jalan guntur. Curah hujan tertinggi terakhir ketika Nyepi agar tercipta suasana yang kondusif saat merayakan Nyepi 2017 di Bandara Ngurah Rai 14 Pertumbuhan Awan-awan Cumulonimbus di Timur Jalan Tol Bali Mandara Foto oleh: Pande P.H.W. 15 Meteodrome, Maret 2017 Nyepi. Bahkan sekarang saluran TV nasional pun tidak melakukan siaran di Bali selama hari raya Nyepi. Selama perayaan Nyepi Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup selama 24 jam. Aktifitas pelayanan penerbangan di hari raya Nyepi hanya sebatas memberikan informasi kepada pesawat yang sedang melintas agar tidak terjadi blank area. Pertukaran data meteorologi harus tetap dilakukan meskipun tidak ada aktifitas penerbangan. Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar sebagai UPT yang melayani informasi meteorologi penerbangan mempunyai kewajiban untuk tetap Grafik Hubungan antra Konsentrasi CO dengan Suhu Udara pada Siang dan Malam Hari “Selama hari raya Nyepi terjadi penurunan emisi gas rumah kaca sebanyak 33%. Ini bukti bahwa aktivitas manusia dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca.” -BMKG, 2013- Nyepi 2017 di Bandara Ngurah Rai 16 melakukan diseminasi data meteorologi. Selama 24 jam di hari Raya Nyepi, Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar tetap melaksanakan tugasnya seperti pengamatan cuaca dan prakiraan cuaca. Nyepi dan Kondisi Emisi Gas Rumah Kaca di Bali. hubungan konsentrasi karbonmonoksida (CO) dan suhu udara terhadap intervensi anthopogenik di tiga lokasi yaitu Denpasar, Bedugul dan Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi CO dan suhu di Denpasar, Bedugul dan Singaraja pada saat hari raya Nyepi menunjukkan adanya hubungan linier positif, yang berarti antara konsentrasi CO dan suhu udara terjadi pengaruh yang saling menguatkan, di mana jika terjadi peningkatan suhu udara maka konsentrasi CO juga akan meningkat dan sebaliknya. Pada hari-hari di luar hari raya Nyepi hubungan antara keduanya terlihat tidak konsisten, diduga karena adanya pengaruh dari faktor lain terutama yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan penelitian mengenai penurunan emisi gas rumah kaca pada saat perayaan hari raya Nyepi 2013 di Pulau Bali. Penelitian BMKG dilakukan di lima daerah di Pulau Bali yaitu Denpasar, Bedugul, Karangasem, Singaraja dan Negara. Kesimpulannya, terjadi penurunan emisi gas rumah kaca sebanyak 33 %. Penurunan terbesar berasal di daerah Negara yang mencapai 80%. Ini bukti bahwa aktivitas Penelitian ini belum mengukur seberapa besar manusia bisa meningkatkan emisi gas rumah kaca. energi listrik dapat dihemat dengan padamnya listrik yang dilakukan secara sukarela dan serempak oleh Penelitian ini menggunakan dua metoda. Pertama, sebagian besar penduduk Bali, yang ujungnya tentu penelitian langsung di Denpasar dengan menggunakan mengurangi konsumsi BBM dan batubara. Budaya alat digital Wolf Pack Area Monitor dan Continous yang didukung oleh Agama Hindu yang dianut Analyzer IRIS 4600. Alat ini mengukur konsentrasi oleh penduduk Bali terbukti telah memberikan gas rumah kaca per jam, dengan parameter untuk kontribusi untuk penyelamatan lingkungan. karbondioksida (CO2) dan nitrogendioksida (NO2). Sedangkan metoda kedua diterapkan di empat daerah penelitian lainnya menggunakan teknik sampling flask sampler pada pukul 14.00 WITA saat pada hari raya Nyepi , dan analisis laboraturium untuk sampel menggunakan metode Gas Chormatography. Sumber : Kharisma Aprilina, dkk. “Hubungan Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) dan Suhu Udara Terhadap Intervensi Anthopogenik”. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17 No 1, pp 53-60, 2016. https://balipedia.id/sejarah-nyepi/ http://www.kompasiana.com/dharmawangsa/bmkg-hari-rayanyepi-terbukti-menurunkan-emisi-gas-rumah-kaca/ Pada Tahun 2015 BMKG juga melakukan penelitian 17 Meteodrome, Maret 2017 SAINS: Tinggi Dasar Awan dan Keselamatan Penerbangan Pentingnya Pengukuran Tinggi Dasar Awan Untuk Keselamatan Penerbangan Oleh: Made Nanda Putri Arianti Mahendra dan Agit Setiyoko P engukuran tinggi dasar awan sangat penting untuk menentukan jarak pandang vertikal baik ke atas maupun ke bawah ketika pilot berada di kokpit (vertical visibility). Vertical visibility digunakan oleh pilot untuk keperluan take off dan landing. Vertical Visibility digunakan ketika langit dalam keadaan kabur (Peraturan KBMKG No. 001 Tahun 2009 tentang METAR). Ketika Vertical visibility buruk (<300 meter, ICAO yaitu awan Alto-Cumulus (Ac) dan Alto-Stratus (As). Annex 3), maka Pilot akan menggunakan bantuan Karakteristik awan Alto- Cumulus antara lain berbentuk Instrument Flight Rules (IFR) yaitu peralatan yang seperti bola, kecil-kecil dan banyak, berwarna putih terdapat pada kokpit dan ground serta dibantu oleh Air sampai pucat dan terdapat bagian yang berwarna Traffic Control (ATC). Ketika Vertical Visibility Baik (>5000 kelabu dan bergelombol dan berdekatan. Berikutnya meter, ICAO Annex 3), maka Pilot akan menggunakan adalah awan Alto-Stratus (As) memiliki karakteristik Visual Flight Rules (VFR) yaitu menggunakan seperti berlapis-lapis tebal dan luas, berwarna kemampuan penglihatan pilot melalui kokpit dan kelabu, matahari dan bulan akan nampak terang. menggunakan checkpoint serta dibantu oleh ATC. Awan rendah dengan ketinggian dasar awan kurang Adapun tipe-tipe awan dan tinggi dasar awan dibagi dari 2000 meter, memiliki klasifikasi awan Stratus menjadi 4, yaitu awan tinggi dengan ketinggian dasar (St) dan awan Strato-Cumulus (St-Cu). Awan Stratus awan di atas 6000 meter , awan menengah dengan memiliki ciri-ciri berbentuk lapisan melebar berwarna ketinggian dasar awan 2000 - 8000 meter, awan rendah putih atau kelabu, menutupi hampir seluruh langit, dengan ketinggian dasar awan di bawah 2000 meter. lapisannya tebal dan dapat menimbulkan hujan. Awan Strato-Cumulus memiliki ciri-ciri berbentuk Awan tinggi sendiri memiliki 3 jenis klasifikasi seperti bola-bola, berwarna putih sampai kelabu, yaitu awan cirrus (Ci), cirro - stratus (Ci-St), cirro - menutupi seluruh langit, tampak seperti gelombang cumulus (Ci-Cu). Awan cirus memiliki ciri-ciri halus laut, lapisannya tipis dan tidak menimbulkan hujan. dan strukturnya seperti serat, bentuknya seperti bulu burung tersusun seperti pita melengkung di langit, Klasifikasi ke-4 adalah awan yang tumbuh sering terdapat Kristal es, tidak menimbulkan hujan. secara vertikal yang terdiri dari awan Cumulus Awan cirro-stratus (Ci-St) memiliki ciri-ciri bentuknya (Cu) dan awan Cumulunimbus (Cb). Awan-awan seperti kelambu putih yang halus dan rata, terlihat cumulus memiliki ciri-ciri berbentuk gumpalan dan seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur, sering dapat menimbulkan hujan. Awan Cumulonimbus mengakibatkan hallo matahari, siasanya terjadi pada memiliki ciri-ciri awan konvektif menjulang musim kemarau. Awan cirro-cumulus (Ci-Cu) memiliki tinggi, mempunyai landasan, awan Perusak. ciri-ciri terputus-putus dan banyak mengandung kristal es, bentuknya seperti segerombolan domba, dan dapat menimbulkan bayangan. Awan menengah dengan ketinggian dasar awan 2000 - 8000 meter sendiri memiliki 2 jenis klasifikasi Tinggi Dasar Awan & Keselamtan Penerbangan 18 Aktifitas di runway bandara Ngurah Rai Foto oleh: Pande P.H.W. Pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG Jatuh di Wilayah Perairan Bali, Bagaimana Kondisi Cuaca Saat itu menurut KNKT? Pada tanggal 13 April 2013 sekitar pukul 15.00 WITA, Pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG jatuh di perairan Bali, dekat landasan pacu Bandara Internasional Ngurah Rai (ujung landasan Runway 09) dan menyebabkan badan pesawat patah. Beberapa penyebab jatuhnya pesawat lion air yang mengangkut 101 penumpang dan 8 krew ini menurut KNKT yakni: • Ketika akan mendarat, pesawat memasuki awan hujan sehingga pandangan pilot kabur dan pilot kehilangan kendali • M e n u r u t hasil rekaman data dari pesawat, tertangkap suara yang mirip dengan rintik hujan dan keadaan lingkungan sekitar pesawat cenderung gelap, akan tetapi tidak tertangkap suara dari wiper pesawat. • Dari hasil pengamatan CCTV Bandara terekam bahwa terjadi hujan di area pendaratan pesawat • Dari hasil pengamatan cuaca, jarak pandang mendatar pada saat itu tidak sesuai dengan ketentuan ICAO Annex 3 untuk melakukan pendaratan Dapat disimpulkan bahwa kecelakaan pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG yang terjadi di Bandara Ngurah Rai tersebut d i s e ba b ka n 19 Meteodrome, Maret 2017 karena adanya awan hujan di ujung landasan pacu yang menyebabkan visibility berkurang dan pilot kehilangan kendali. Keterkaitan Antara Ceilometer dan LIDAR Ceilometer atau yang biasa disebut CL31 merupakan alat untuk mengukur tinggi dasar awan dan vertical visibility. Alat ini dapat mendeteksi tiga lapisan awan secara bersamaan. CL31 sangat ideal untuk penerbangan yaitu pada bidang meteorologi yang merupakan ilmu dasar perawanan. CL31 menggunakan teknologi pulse diode laser LIDAR (Light Detection and Ranging), dimana pulsa laser dikirim secara vertikal atau mendekati vertikal kemudian sinar tersebut dipantulkan kembali oleh awan yang disebut sinar pantul (backscatter). Presipitasi atau pengkaburan lainnya akan dianalisa dan digunakan untuk perhitungan tinggi dasar awan. LIDAR (Light Detection and Ranging) merupakan metode remote sensing yang menggunakan sinar dalam bentuk pulsa laser untuk mengukur jarak dari suatu point terhadap permukaan bumi. Bagaimana LIDAR dapat menentukan tinggi dasar awan? Prinsip kerja LIDAR secara umum adalah sensor memancarkan sinar laser pada target, dalam hal ini awan, kemudian sinar tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Berkas sinar yang ditangkap kemudian dianalisis oleh peralatan detector. Perubahan komposisi cahaya yang diterima dari awan ditetapkan sebagai sebuah karakter objek. Waktu perjalanan sinar saat dipancarkan dan diterima kembali diperlukan sebagai variable penentu perhitungan jarak dari objek (awan) ke sensor. Ceilometer Bagi Navigasi Penerbangan Ceilometer sangat berguna bagi navigasi penerbangan. Kegunaan Ceilometer yang dipasang di Bandara Internasional Ngurah Rai yakni mendeteksi adanya awan hujan di area sekitar landasan pacu sehingga pilot dapat mengantisipasi take off/ landing. Selain itu alat ini juga dapat mengukur tinggi dasar awan di area sekitar landasan pacu untuk keperluan take off/landing pesawat. Salah satu Ceilometer yang memiliki fungsi mendeteksi awan hujan di area sekitar landas pacu. Kegunaan lainnya adalah untuk mengukur tinggi dasar awan di sekitar area bandara. Sumber: http://www.qualitysurplus.com/vaisala-ceilometer-cl31-new.html Tinggi Dasar Awan & Keselamtan Penerbangan 20 SAINS: Fenomena Hujan Es ia nes m do i In ce.co d i n d rja fere t te w.re pa da to: ww s n e Fo ja Hu Indonesia Juga Rentan Terjadi Hujan Es H Oleh: Kadek Setiya Wati ujan merupakan istilah yang sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Selama periode musim hujan, sejumlah daerah di Indonesia menjadi sangat basah akibat guyuran hujan yang dapat tejadi hampir sepanjang hari. Hujan yang selama ini dikenal secara umum oleh masyarakat adalah hujan yang berupa tetesan air. Namun bagaimana jika dalam tetesan air itu diikuti oleh sejumlah butiran es? Kondisi inilah yang kemudian disebut sebagai hujan es. Lantas apa yang Anda bayangkan ketika mendengar adanya kejadian hujan es? Mungkin sesaat kita terlintas salah satu adegan dalam film The Day After Tomorrow dimana es seukuran bola golf jatuh ke tanah merusak mobil, rumah hingga membuat orang yang terkenanya mengalami luka-luka. Hujan es memang merupakan fenomena cuaca yang sering terjadi di daerah lintang tinggi, namun fenomena ini juga dapat terjadi di daerah lintang rendah seperti Indonesia. Fenomena hujan es atau dalam bahasa inggris disebut sebagai hail sebenarnya bukan fenomena langka di Indonesia. Seperti kejadian hujan es yang baru saja terjadi di Surabaya. Adanya butiran es dalam air hujan tidak hanya ditemukan di daerah Waru, namun juga di Jemursari. Kejadian hujan es ini sempat membuat masyarakat menjadi heboh dan beritanya pun viral di media sosial. Adanya hujan es dapat mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, tanaman pertanian, dan properti outdoor. Lalu, apa sesungguhnya penyebab terjadinya hujan es? Merujuk pada kamus Meteorologi bahwa hujan es merupakan hujan dalam bentuk butir-butir es yang terpisah-pisah maupun bergabung menjadi satu dengan diameter butir es berkisar antara 5 – 50 milimeter ataupun lebih. Hujan es biasanya berasal dari awan Cumulonimbus, awan yang berbentuk seperti bunga kol, bergumpal-gumpal dan tumbuh menjulang tinggi hingga dapat mencapai ketinggian lebih dari 10 km. Awan Cumulonimbus memang dikenal sebagai awan penyebab terjadinya cuaca buruk hingga ekstrem. Bagian puncak awan Cumulonimbus biasanya mengandung butir es. Pada saat jatuh ke permukaan tanah, sebagian es ini ada yang tidak sempat mencair sehingga saat jatuh ke tanah masih dalam wujud 21 Meteodrome, Maret 2017 es. Inilah yang kemudian disebut sebagai hujan es. Dalam awan Cumulonimbus terdapat arus kuat ke atas (updraft) dan arus kuat ke bawah (downdraft). Tetesan air dapat terbawa naik hingga lapisan atas oleh arus updraft hingga melewati freezing level yaitu ketinggian dimana suhu udara adalah 0oC dan tetes air mulai membeku. Tetesan air yang melewati freezing level akan mulai membeku menjadi butir es. Adanya arus downdraft membawa tetesan air setengah beku tersebut kembali ke bawah freezing level sehingga tetes air tersebut kembali mencair. Namun, adanya arus updraft yang kuat kembali membawa tetes air tadi hingga menuju lapisan udara yang lebih tinggi melampaui batas freezing level. Akibatnya tetes air setengah beku tadi kembali mengalami proses pembekuan. saat mencapai permukaan tanah. Kondisi ini juga yang menyebabkan ukuran butir es dari hujan es yang terjadi di daerah tropis memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan butir es dari hujan es yang terjadi di daerah sub tropis. Untuk terjadinya hujan es memerlukan ketersediaan uap air di atmosfer dalam jumlah banyak dan kondisi atmosfer yang labil sehingga meningkatkan peluang terjadinya pertumbuhan awan Cumulonimbus yang tinggi. Liputan awan Cb dapat mencapai beberapa kilometer. Artinya awan Cumulonimbus mengandung sejumlah besar uap air. Itulah sebabnya awan jenis ini dapat menyebabkan terjadinya hujan deras. Angin kencang yang sering dirasakan saat adanya awan Cumulonimbus merupakan arus downdraft yang bertiup keluar Proses turun dan naiknya tetes air oleh arus updraft dari dasar awan Cumulonimbus itu sendiri. Untuk dan downdraft tersebut terjadi berulang-ulang hingga dapat menghasilkan hujan es, awan Cumulonimbus tetes air tersebut mengalami perubahan wujud yang terbentuk haruslah awan Cumulonimbus menjadi es sepenuhnya. Butir es memiliki kecepatan yang kuat. Oleh karena itu, kejadian hujan es selalu jatuh yang lebih besar dibandingkan dengan tetes bersamaan dengan hujan lebat dan angin kencang. air karena ukurannya yang lebih besar dan lebih berat. B e r d a s a r k a n dampaknya yang Ketika keluar dari dasar awan Cumulonimbus, cukup berbahaya bagi keselamatan, fenomena butir-butir es tersebut hujan es termasuk tidak sempat mencair dalam kategori cuaca sepenuhnya sehingga ekstrem. Fenomena ini mencapai permukaan umumnya sering terjadi tanah dalam keadaan dalam musim peralihan masih berwujud butir dari musim hujan ke es, namun dengan ukuran yang lebih kecil. musim kemarau maupun sebaliknya. Kita perlu Hujan es dapat terjadi waspada terhadap tandadi daerah tropis apabila tanda akan terjadinya ke t i n g g i a n l a p i s a n hujan es. Kondisi beku (freeing level) sebelum terjadinya terbentuk tidak jauh hujan es biasanya dari permukaan tanah diawali dengan kondisi yaitu dengan ketinggian sekitar 4 km atau kurang. udara yang panas dan gerah kemudian Hal ini karena suhu lingkungan di daerah tropis terbentuk awan-awan Cumulonimbus yang yang tinggi sehingga dalam perjalanannya ukuran sangat tinggi hingga berwarna kehitaman. butir es tersebut cukup banyak menyusut. Dengan semakin rendahnya ketinggian lapisan beku (freezing Semua fenomena cuaca yang terjadi di alam level) maka peluang untuk mengalami penyusutan perlu kita kenali lebih lanjut tanda-tandanya ukuran dalam perjalannya semakin kecil sehingga sehingga dampak dari fenomena cuaca tersebut butir es masih dapat mempertahankan wujudnya dapat diminimalisir. Mari bersahabat dengan cuaca. “Dalam periode 2014 - 2017, fenomena hujan es setidaknya terjadi di 7 kota Indonesia. Peristiwa terakhir terjadi di Surabaya pada tanggal 7 Maret 2017.” -sejutafakta.com- Fenomena Hujan Es 22 Foto pegawai Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai di salah satu sudut Bandara Ngurah Rai Foto oleh: Putu Sumiana GALERI GALERI KEGIATAN STASIUN KEGIATAN STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI METEOROLOGI KELAS I DENPASAR NGURAH RAI DENPASAR Foto kunjungan AOC Bandara Ngurah Rai, di ruang forecaster. Foto oleh: dokumentasi Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai 23 Meteodrome, Maret 2017 24 Meteodrome, Maret 2017