BABII 2.1. Jahe 2.1.3. Morfologi

advertisement
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jahe
2.1.1. Kasitikasi Tanaman
Kerajaan : Plantae
Divisi
: Spennatophyta
Sub divisi : Angiospermae
~-
Ordo
: Zingiberales
Familia
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
: Zingiber officinale Roxb.
?.
( Tjitrosoepomo, 1994 : 434 )
2.1.2. Nama Lain
Istilah lain untuk jahe yang dipakai oleh masyarakat, antara lain : jahe
(Indonesia), halia, beuing, bahing, pege, sipode, lahia, sipadeh, sipodah, jahi
(Sumatra), jahe, jae, jhai (Jawa), halia, pedas, pemedas (Kalimantan), jae,
jahya, lahya, cipakan, reja, alia, lea, lia, late (Nusatenggara), luya, liya,
melito, laia, pese, garaka (Sulawesi), laia, saya, pusu, sehi, sehil, siwei,
goraka, gora, gisoro (Maluku), (Depkes RI,1985:107).
2.1.3. Morfologi
Pengenalan morfologi tanaman sangat diperlukan untuk menghindari
3
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
4
kesalahan dan identifikasi atau kemungkinan tertukamya dengan tanaman
lain. Demikian juga dengan tanaman jahe. Pengenalan morfologi tanaman
jahe bisa dilihat berdasarkan bagian-bagian tanaman, yaitu akar, batang,
daun dan bunga. Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada
bagian ini tumbuh tunas-tunas barn yang kelak akan menjadi tanaman. Akar
tunggal (rimpang) itu tertanam kuat didalam tanah dan makin membesar
dengan pertambahan, usia serta membentuk rhizoma-rhizoma barn. Selain
penting secara botani, akar juga merupakan bagian terpenting secara
ekonomis. Akar rimpang jahe memiliki banyak keguanaan mulai sebagian
bumbu masak, obat-obatan, sampai menjadi minyak jahe. Oleh karenanya,
tujuan penanaman jahe selalu untuk memperoleh rimpangnya. impang jahe
memiliki aroma khas, hila dipotong berwarna putih, kuning atau jingga.
Sementara bagian luarnya kuning kotor, atau hila telah tua menjadi agak
coklat keabuan. Bagian dalam rimpang jahe biasanya memiliki dua warna
i.
I
yaitu bagian tengah (hati) berwarna ketuaan dan bagian tepi berwarna agak
muda.(Paimin,2007: 11 ).
Batang tanaman merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus.
Batang itu sendiri terdiri dari seludang-seludang daun tanaman dan pelepahpelepah daun yang menutupi daun. Bagian luar batang agak licin dan sedikit
mengilap berwarna hijau tua. Biasanya batang dihiasi titik-titik berwarna
putih. Batang ini biasanya basah dan banyak mengandung air sehingga jahe
tergolong tanaman herba (Paimin,2007: 11 ).
Daun jahe berbentuk lonjong dan lancip merupai daun rumput yang
;
:.
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
P.ERPUSTAIC~AN
5
UNIV. MUHAMMADIYAH
PUI't'NOKERTO
besar. Daun itu sebelah menyebelah berselingan dengan tulang daun sejajar
sebagaimana tanaman monokotil lainnya. Daun bagian atas Iebar dengan
ujung agak laneip, bertangkai pendek, berwarna hijau muda, dan berbulu
halus. Panjang daun sekitar 5-25em dengan Iebar 0,8-2,5cm. tangkainya
berbulu atau gudul dengan panjang 5-25cm dan Iebar l-3cm, ujg daun agak
tumpul dengan panjang lidah 0,3-0,6cm bila daun mati, pangkal tangkai
akan tetap hidup dalam tanah, lalu bertunas dan tumbuh akar rimpang baru
(Paimin,2007).
Bunga jahe berupa bulir yang berbentuk kineir, tidak berbulu, dengan
panjang 5-7em dan bergaris tengah 2-2,5cm bulir itu menempel pada tangkai
bulir yang keluar dari akar rimpang dengan panjang 15-25cm. tangkai bulir
dikelilingi daun pelindung yang berbentuk bulat lonjong, berujung runeing
dengan tepi berwarna merah, ungu atau hijau kekuningan. Bunga terletak di
ketiak daun pelindung dengan beberapa bentuk yakni panjang, bulat telur,
lonjong, runeing, atau tumpul. Panjangnya berkisar 2-2,5 em dan Iebar 1-1,5
em. daun bunga berbentuk tabung memiliki gigi kansil yang tumpul dengan
panjang 1-1 ,2 em. daun mabkota bagian bawah berbentuk tabung yang
terdiri dari tiga bibir dengan bentuk pisau lipat panjang secara runeing yang
berwarna kuning kehijauan (Paimin,2007).
Daun kelopak dan daun bunga masing-masing tiga buah yang sebagian
bertautan. Pada bunga jahe, benang sari yang dapat dibuahi hanya sebuah,
sedangkan sebuah benang sari lain telah berubah bentuk menjadi daun.
Staminiod-staminiodnya membentuk tajuk mahkota beruang tiga dengan
;
ii
!
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
.f
l
6
i
!
I'
bibir berbentuk bulat telur berwarna hitam belang (Paimin,2007).
2.1.4. Kandungan Kimia
Rimpang (segar) jahe mengandung sekitar 0,3% minyak atsiri dengan
komponen sebagai berikut : a-Pinena, Kamfena, P-Mirsena, Sineol, PLinaloo/, Jsobomeol, 7-Meti/,3,4-oktadiena, a-Temineol, 3, 7-Dimetil-2,6-
I
oktadiena/,
II
Geraniol,
1,3,4,5,6, 7-Hehsahidro-2,5,5-trimetii-2H-2,4-
etanonaftalena, (+) Aromadendrena (Agusta,2000:110).
2.1.5. Komposisi Minyak Atsiri Jahe
Komponen utama minyak jahe adalah zingiberen dan zingiberol.
i
I
I
!
j
l
Adapun persewaan lain adalah n-desil aldehid, n-nonil aldehid d-kamfen, da-felandren, metal heptenon, sineol, d-bomeol, geraniol, linalool, asetat,
keprilat, sitral, khavicol, fenol dan limonen. Zingiberen adalah senyawa
paling utama dalam minyak jahe. Selama ini memiliki titik didih 34oc pada
tekanan 14 mm, dengan berat jenis pada 20°C adalah 0,8684. indeks
i
iI
~
.
I
biasanya 1,495 pada suhu 20°C. Selama penyimpanan senyawa zingiberen
akan mengalami resinifikasi. Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen
r·
I
1 .
t
alkohol (CI5H260) yang menyebabkan aroma khas pada minyak jahe
(Paimin,2007:18).
2.1.6. Penanaman dan Pemeliharaan
Saat penanaman jahe tergantung pada ketersediaan air karena jahe
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
IL
7
membutuhkan 7-9 bulan basah sebelum mengalami masa senescen. Jarak
tanam yang dianjurkan adalah 25-50 dalam barisan dan 45-60 em
antarbarisan. Berdasarkan penelitian, jarak tanam optimal 30 x 60 em untuk
jahe yang dipanen tua. Bila dipanen muda (3-4 bulan), jarak tanam lebih
dirapatkan lagi yaitu 30 x 40 em. Lubang tanam dimasukkan pupuk kandang
I
I!
dibiarkan dibiarkan 1-2 minggu sebanyak 0,5 kg per lubang, juga diberi
pupuk yang mengandung fosfor dan kalium, sebanyak 200 kg TPS/ha dan
100 kg ZK atau KCI/ha. Pemberian pupuk bisa bersamaan dengan pupuk
kandang atau beberapa saat menjelang tanam (Paimin,2007}.
Pemeliharaan tanaman jahe yaitu : pemberian mulsa tujuannya untuk
melindungi tunas yang barn tumbuh dan belum mampu menahan teriknya
matahari, pemberian pupuk agar unsue-unsur hara yang diperlukan tanaman
tersedia cukup, pembubunan agar rimpang bibit yang mulai dibentuk dapat
tumbuh dengan baik dan tidak muncul ke permukaan tanah, penyiangan
(pemberantasan gulma),selain itu juga dilakukan pemberantasan hama dan
penyakit karena keberadaannya dapat menurunkan basil panen baik kualitas
maupun kuantitasnya (Paimin,2007 :26-33 ).
2.1.7. Pengumpulan dan Pemanenan
Waktu yang tepat untuk pengumpulan atau pemanenan adalah sangat
penting sebab tabiat dan jumlah konstituen mempunyai variasi yang
I.
\
..
\
berbeda-beda pada beberapa spesies menurut musimnya. Pemanenan jahe
amat tergantung pada produk akhir yang diinginkan walaupun umumnya
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
~
8
t.
dipanen setelah 8-12 bulan. Jahe yang dipanen muda berusia sekitar 3-4
siap panen berupa layu atau matinya batang semu. Selain itu pemanenan
l~'
juga dapat dilakukan saat daun-daun hijau telah berubah menjadi kuning,
I
sebagai tanda berhentinya pertumbuhan vegetatif (Paimin, 1991 ).
'
bulan biasanya digunakan untuk konsumsi rumah tangga, jahe segar, atau
jahe awet. Pada umumnya jahe dipanen setelah berumur 8-12 bulan. Ciri
2.2. Pengeringan
2.2.1. Detinisi
Pengeringan merupakan suatu tahapan dalam pembuatan simplisia
dengan mengeliminasilmengurangi kadar air yang bertujuan untuk
mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau
perusakan simplisia. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses
pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara,
l
waktu pengeringan dan luas pennukaan bahan. (Depkes RI, 1985: I 0-11 ).
!;
-~.
i
i
~
.
j
2.2.2. Metode Pengeringan
Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan secara
alamiah dan buatan. Pada pengeringan alamiah tergantung dari senyawa
·'.
aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang dikeringkan, dapat
dilakukan dua cara pengeringan, yaitu: dengan panas sinar matahari
i:·
'
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
.f
'
.)
I
9
I
I
langsung dan dengan diangin-anginkan. Untuk cara dengan panas matahari
langsung digunakan untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras
dan mengandung senyawa aktif yang relatif stabil, keuntungannya adalah
mudah dan murah tetapi kekurangannya adalah kondisi yang tidak terkontrol
seperti suhu, kelembaban, dan a1iran udara,serta hanya dapat digunakan
pada daerah yang udaranya panas atau kelembabannya rendah dan tidak
turun hujan. Sedangkan cara pengeringan dengan diangin-anginkan dan
tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung, cara ini terutama
digunakan untuk mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga,
daun, dsb dan mengandung senyawa aktif mudah menguap (Depkes
RI,1985:13).
Untuk pengeringan secara buatan dipakai alat pengering yang
bermacam-macam jenisnya. Berdasarkan cara pemindahan panas yang
terjadi digolongkan menjadi alat-alat pengering: aliran (konveksi), hantaran
(konduksi), dan pancaran (radiasi). Kebanyakan alat pengering proses
pemindahan panasnya lebih dari satu macam cara. Contohnya : almari
pengering, pengering terowongan, pengering putar, pengering bedeng alir,
dan almari pengering hampa udara. (Depkes RI,l986).
Almari pengering tergolong alat pengering sederhana dan cara
pemindahan panasnya tennasuk cara konveksi, agar suhu dan kepekatan
udara dalam almari merata maka difengkapi dengan kipas angin penghisap
'
!
yang membantu pemindahan panas agar tidak terpusat pada satu tempat
tetapi akan tersebar. Pengering terowongan cocok untuk pengeringan dalam
i
r
r.
I
!;
;
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
PE~PUSTAKAAN
10
UNIV. MUHAMMAOIYAH
PlJRWOKERTO
skala besar, dasamya sama dengan almari pengering tetapi pemindahan
bahan yang berlawanan dengan aliran udara disempumakan dalam alat
pengering terowongan. Alat pengering putar cocok untuk mengeringkan
bahan berupa serbuk atau granul, bahan dilewatkan dalam sebuah silinder
berputar yang arahnya berlawanan dengan arah aliran udara panas sehingga
bahan yang dikeringkan mengalami pengolak-alikan dengan demikian
seluruh udara panas akan bersentuhan dengan bahan yang dikeringkan.
Pengering bedeng alir dapat digunakan untuk mengeringkan bahan berupa
serbuk atau granul, alat ini meningkatkan sentuhan udara panas dengan
partikel bahan yang dikeringkan. Almari pengering hampa udara berdinding
kuat menahan hampa udara sehingga memperluas daerah pemindahan panas,
almari harus tertutup kuat sehingga udara tidak dapat masuk (Depkes
i.
RI,l986).
Masing-masing alat pengering memiliki keuntungan dan kerugian. Bila
dibandingkan dengan pengeringan alamiah, pengeringan buatan dapat
diperoleh simplisia dengan mutu yang lebih baik karena pengeringan akan
lebih merata dan waktu pengeringan akan lebih cepat, tanpa dipengaruhi
keadaan cuaca (Depkes RI,l985:14). Sedangkan kerugiannya adalah lebih
mahal karena diperlukan alat khusus dan lebih rumit, misalnya pada alat
pengering
hampa udara koe:fisien pemindahan panas rendah dan perlu
tenaga ahli. Pada pengering bedeng alir teijadi turbulensi yang dapat
menyebabkan gesekan antar partikel bahan sehingga teijadi serbuk halus
yang mungkin dapat terbang kemana-mana, karenanya perlu dicegah dengan
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
11
I
I
I1-
menggunakan kantong-kantong penahan (Depkes RI,l986}.
~-
r'·
2.3. Minyak Atsiri
....,,
j
t
I ' . .·i,
2.3.1. Def"misi
Batasan dari minyak atsiri adalah zat yang berbau, yang berasal dari
.I
!
bagian-bagian tanaman, dan jika berada di tempat akan menguap pada suhu
!
i
kamar. Jika minyak atsiri dibiarkan lama, kemungkinan akan mengalami
I
oksidasi ataupun pendamaran. Oleh karena itu, sebaiknya disimpan di
I
tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah yang tertutup rapat
I
l
i
1
I
(Agusta,2000: I}.
Minyak atsiri biasanya bukan hanya terdiri dari zat tunggal,tetapi
merupakan campuran dari bermacam-macam senyawa yang tidak sejenis.
Komponen-komponen minyak atsiri dapat dibagi dalam 4 golongan menurut
biosintesanya : terpen senyawa rantai panjang tanpa rantai samping,
senyawa dengan inti aromatic, senyawa lain. Derivat-derivat terpen
terbentuk dari perantaraan jalur asam asetat, - asam evalonat. Sedangkan
senyawa aromatik terbentuk dari perantaraan jalur asam shikimat-fenil
'
I
propanoid. Umumnya minyak atsiri terdiri atas campuran bahan-bahan
I
;
kimia yang kompleks. Hampir setiap jenis senyawa organik dapat ditemukan
dalam minyak atsiri dan hanya sejumlah kecil saja yang terdiri dari senyawa
tunggal. Biasanya minyak atsiri dari simplisia tersusun atas hidrokarbon,
i .
·'.
alkohol, aldehid karbon, fenol, ester-ester fenolik, oksida-oksida, ester-ester
lain. Sebagian besar minyak atsiri berasal dari terpen-terpen yang
I,.
I:.
I
II
i
i .
I
i .
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
.f
12
merupakan isomer hidrokarbon yang mempunyai rumus molekul C10 H26.
Macam-macam komponen yang menyusun minyak atsiri hidrokarbon antara
lain
:
terpen-terpen
yang
tak teroksidasi,
sesquiterpen,
diterpen
(Agusta,2000: 11 ).
2.3.2. Isolasi Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat diisolasi dengan beberapa metode, diantaranya
dengan metode penyulingan. Dalam industri dikenal 3 macam metode
penyulingan, yaitu :
1. Penyulingan dengan air (water distillation)
2. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation)
3. Penyulingan dengan uap langsung (steam distillation)
Perbedaan pokok dari ketiga tipe penyulingan terletak pada perbedaan earn
penanganan bahan olahannya (Guenther,1987: 132).
Metode yang pertama, yaitu penyulingan dengan air. Pada metode ini,
bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan
tersebut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna tergantung
dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling. Air dipanaskan dengan
metode pemanasan biasa, yaitu dengan panas langsung, mantel uap, pipa uap
melingkar tertutup, atau dengan memakai pipa uap berlingkar terbuka atau
berlubang. Ciri khas dari metode ini adalah kontak langsung antara bahan
dengan air mendidih. Beberapa jenis bahan (misalnya bunga mawar) harus
disuling dengan metode ini karena bahan harus tercelup dan dapat bergerak
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
~ .
f:.
13
bebas dalam air mendidih. Jika disuling dengan metode uap langsung, bahan
ini akan merekat dan membentuk gumpalan besar yang kompak, sehingga
uap tidak dapat berpenetrasi ke dalam bahan (Guenther,1987:133).
Metode penyulingan air mempunyai keuntungan dapat mengekstraksi
.
!,.
l
minyak dari bahan yang berbentuk bubuk. Beberapa bahan lebih baik
disuling dengan penyulingan air misalnya bunga mawar atau orange
blossom. Karena jika disuling dengan uap, bahan akan menggumpal. Uap
hanya akan menguapkan minyak atsiri yang terdapat di permukaan
gumpalan. Partikel uap hanya akan berpenetrasi ke seluruh bagian tanaman,
jika bahan tersebut bergerak bebas dalam air mendidih. Oleh karena itu,
bahan yang dapat menggumpal hanya dapat diolah dengan cara penyulingan
air. Penyulingan air juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu ekstraksi
tidak dapat berlangsung dengan sempurna walaupun bahan dirajang,
komponen minyak atsiri yang bertitik didih tinggi dan bersifat larut air tidak
dapat menguap secara sempurna sehingga minyak yang tersuling
mengandung komponen yang tidak lengkap. Komponen yang tidak dapat
i:
disuling adalah alkohol bertitik didih tinggi misalnya fenil etil alkohol,
benzil alkohol, senyawa fenol (eugenol), dan zat-zat tertentu yang
mengandung nitrogen serta beberapajenis asam (Guenther,1987:174).
Metode yang kedua adalah penyulingan dengan air dan uap. Pada
·' .·
metode penyulingan ini, bahan olah diletakkan di atas rak-rak atau saringan
berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air berada tidak
jauh di bawah saringan. Air dapat dipanaskan dengan berbagai cara, salah
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
.f
..
...,
.~
PERPUST.<\tc:AAN
14
UNIV. MUHAMMAOIYAH
PU~WCKERTO
i
I
satunya adalah dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri
I
I
khas metode ini adalah uap selalu dalam keadaan basah dan bahan yang
I·
disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas
I
(Guenther, 1987: 134).
I.
II-.
Cara penyulingan dengan air dan uap ini baik untuk simplisia basah
atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk simplisia kering harus
diri:laserasi lebih dulu, sedangkan untuk simplisia segar yang baru dipetik
tidak perlu dimaserasi. Cara penyulingan ini sudah banyak dilakukan
i ...
(
sebagai industri nunah , karena peralatan mudah didapat dan hasil yang
diperoleh cukup baik. Hidrolisa hampir tidak terjadi, sehingga kualitas
I;·
minyak yang diperoleh cukup baik (Depkes RI,1985:114).
Metode yang ketiga adalah penyulingan dengan uap. Metode ini
prinsipnya sama dengan metode kedua kecuali air tidak diisikan dalam ketel.
U ap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan
lebih dari 1 atmos:fir. Uap dialirkan melalui pipa uap yang berlingkar dan
berpori yang terletak di bawah bahan dan uap bergerak ke atas melalui
bahan yang terletak di atas saringan (Guenther,1987:134,182).
Penyulingan dengan uap biasanya menggunakan uap kelewat panas
(superheated). Dalam prakteknya, uap dapat berubah menjadi superheated
dengan cara melewatkannya melalui tabung api dalam ketel uap. Uap panas
ini diberi tekanan yang lebih tinggi, kemudian dialirkan melalui bagian
bawah ketel. Pada keadaan seperti ini akan diperoleh uap kering yang
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
t
i!-
[
i
\
15
bersifat superheated sehingga bahan yang disuling menjadi gosong dan
terjadi dekomposisi minyak atsiri (Guenther,l987:208).
2.4. Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air yaitu pengukuran kandungan air yang berada di
dalam simplisia, dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara titrasi
dengan pereaksi Karl Fischer, destilasi atau gravimetri (Depkes RI,2000).
Cara titrasi dengan menggunakan pereaksi Karl Fischer, cara ini
berdasarkan pada reaksi antara larutan yodimn dalam piridin. Pereaksi dan
larutan yang digunakan peka terhadap air, hingga hams dilindungi dari
pengaruh kelembaban udara. Karena diperlukan alat dan pereaksi khusus
maka cara ini jarang digunakan. Cara destilasi menggunakan alat destilasi
toluen, pendingin alir balik dipasang tegak dan dipakai tangas minyak.
Prinsipnya, air dari simplisia terdestilasi bersama toluen dan sebagian toluen
yang terdesak akan kembali ke labu. Cara gravimetri digunakan untuk
simplisia yang tidak mengandung zat-zat yang mudah menguap, sehingga
cara ini kurang lazim digunakan (Depkes RI,2000: 14-17).
2.5. Penetapan lndek Bias
Indek bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam
hampa udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Harga indek bias
berubah-ubah tergantung dari panjang gelombang cahaya yang digunakan
dalam pengukuran (Depkes RI,l979:767).
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
16
Indek bias ini merupakan salah satu analisa sifat :fisik minyak atsiri
l
I
yang merupakan suatu tetapan yang konstan pada kondisi yang tetap
·-,
sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kemurnian minyak.
Indek bias nD pada suhu tertentu t, diberikan oleh rumus berikut :
+ 0,0004 (tl-t)
llD(t)
=
DD (tl)
= pembacaan yang dilakuk:an pada suhu pengeijaan t1
n
=
harga indek bias
t
=
temperatur terbaca
DD(tl)
(Depkes RI,l985:124)
2.6. Gas Chromatograph Mass Spectrometer (GCMS)
2.6.1. Dasar Kerja GC
~:
Kromatografi merupakan cara pemisahan yang mendasarkan partisi
cuplikan antara fase gerak dan fase diam. Pada GC, sebagai fase gerak
I
r.
adalah gas. Dasar keija GC adalah dengan menginjeksikan cuplikan ke
dalam injektor, aliran gas pengangkut akan membawa cuplikan yang telah
teruapkan masuk ke dalam kolom. Kolom akan memisahkan komponenkomponen dari cuplikan, kemudian komponen-komponen yang terpisah
dideteksi oleh detektor, dan sinyal dalam bentuk puncak akan dihasilkan
oleh pencatat (Sastrohamidjojo,l985:55).
2.6.2. Bagian-bagian GC
Bagian-bagian dari GC adalah :
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
"
I
l ..
..
I~
''
17
~'ER?USTAKAAM
MUHAMt~\ADI
UNlV.
YAH
PUPt'NOKERTO
I. Gas pengangkut
Gas pengangkut (carrier gas) ditempatkan dalam silinder
bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm tetapi
tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara langsung. Gas
r
pengangkut harus memenuhi persyaratan-persyaratan :
I
a. harus inert : tidak bereaksi dengan cuplikan, pelarut, dan material
dalam kolom
b. murni, mudah diperoleh, serta murah
;
c. sesuai atau cocok untuk detektor
[
i
~
d. harus mengurangi difusi gas
2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan
Ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekeija baik
pada 2,5 atm dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih
pada tempat masuk dari kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan
masuk ke dalam kolom.
3. Tempat injeksi (Fhe Injection Port)
Dalam pemisahan dengan GC cuplikan harus dalam fase uap.
Cuplikan berbentuk gas dan uap dapat dimasukkan secara langsung.
Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan,
dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan tersebut
pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum
masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi. Tempat
injeksi dari alat GC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
.
.
18
Il
!
I
I
tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini
l:
l
adalah bahwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik
didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling
tinggi.
Cuplikan
dimasukkan
ke
dalam
kolom
dengan
~~
cara
menginjeksikan melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan
pertolonganjarum injeksi yang sering disebut a gas tight syringe.
4. Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari
kolom dapat lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan
atau spiral. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini dapat
terbuat dari tembaga (murah dan mudah diperoleh), plastik (teflon), baja
atau stainless steel (mahal), aluminium dan gelas (Sastrohamidjojo,
1985:55-58).
2.6.3. Keuntungan-keuntungan GC
Keuntungan-keuntungan yang ditunjukkan oleh GC antara lain :
II
,•
j
I
I. Kecepatan,
gas yang merupakan fase
bergerak sangat cepat
•.
..
,
! :
i
mengadakan kesetimbangan fase gerak dengan fase diam, kecepatan
gas yang tinggi dapat juga digunakan hingga waktu pemisahan yang
sangatcepat.
2. Sede:rhana, alat GC relatif mudah dioprasikan.
I
3. Sensitit: alat yang paling sederhana dapat mendeteksi konsentrasi
li
j
i
I
'
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
II·
I
r
19
dalam ukw"an 0,01% (100 ppm). Alat-alat GC yang lebih rumit dapat
.,.. ........
mendeteksi senyawa yang konsentrasinya hanya beberapa ppm.
4. Pemisahan, dengan GC memungkinkan untuk memisahkan molekulmolekul dari suatu campuran, dimana hal ini tidak mungkin dipisahkan
dengan cara-cara yang lain (Sastrohamidjojo,1985:53).
Il -
2.6.4. Mass Spectrometer (MS)
Mass spectrometer adalah suatu teknik analisis berdasarkan
pemisahan berkas ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa
dengan muatan dan pengukuran intensitas dari berkas ion-ion tersebut.
Dengan mass spectrometer, molekul-molekul organik ditembak
dengan berkas elektron dan diubah menjadi muatan ion-ion bermuatan
positif yang bertenaga tinggi, yang dapat dipecah-pecah menjadi ionion yang lebih kecil (Sastrohamidjojo,2001 :163,167).
~
.
i
t·
I
II.
Perbandingan Kadar Minyak..., Aldilla Rachma Dwi Anugraha, Fakultas Farmasi UMP, 2008
_.-
Download