PENGARUH MODEL PBL (PROBLEM BASED

advertisement
PENGARUH MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING)
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuni Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ANITA SUMARYANI
109016200023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LBMBAR PENGESAHAN PEMBTMBING SKRTPSI
Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Basetl
Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan
Kimia disusun oleh Anita Sumaryani, NIM 109016200023, Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan llmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Flidayatullah lakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diajukan pada
sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta. 8 September 2014
Yang mengesahkan,
"][;".'
Pembimbing
ll
D1,l,da
Salamah Asung. M.A., Ph. D
NIP.19790624 200604 2 002
Dewi Murniati N{.Si
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model pembelajaran
pBL (problem Based
Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan
Kimia disusun oleh Anita Sumaryani, Nomor Induk Mahasiswa 109016200023,
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah
pada tanggal 7 oktober 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana sl (s. pd) dalam bidang pendidikan Kimia.
Jakarta, 3 Desember 2014
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal
Ketua Panitia (Program Studi Pendidikan Kimia)
Dedi Irwandi. M.Si
NIP. 19710528 200003 I 002
Penguji I
Tonih Feronika. M.Pd
NIP. 19760t07 2005011 007
Penguji II
Dedi Irwandi. M.Si
NrP. 19710528 200003
4/t*'
/'14
-\ /tL
I 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dra. Nurlena Rifa'i. MA. Ph.D
NIP. 19591020 168603 2001
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Anita Sumaryani
Nama
:
NIM
:109016200023
Jurusan
: Pendidikan IPA/Pendidikan
Kimia
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem
Bosed Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi
Kesetimbangan Kimia adalah benar karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1.
M.A., Ph. D
19790624200604 2 002
Pendidikan lPA/Pendidikan Kimia
Nama Pembimbing I
Salamah Agung,
NIP
Jurusan/Program Studi
2. Nama Pembimbing I
Dewi Mumiati, M.Si
Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia.
I
Jurusan/Program Studi
ini
buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
Demikian surat pernyataan
saya
saya sendiri.
Jakarta, 8 September 2014
Yano Menrzahkan
Anita Sumaryani
NIM 109016200023
ABSTRAK
Anita Sumaryani., “Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) terhadap Pemahaman konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan
Kimia”. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap Materi Kesetimbangan
Kimia. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung pada bulan November
tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dan
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel dalam
penelitian ini, siswa kelas XI IPA-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA-3
sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-masing 32 dan 31 siswa. Kelas
eksperimen diberi perlakuan berupa penerapan model PBL dan kelas kontrol
diberi perlakuan dengan model konvensional. Instrumen penelitian adalah tes
pilihan ganda yang berjumlah 18 dengan lima alternatif jawaban. Berdasarkan uji
statistik dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh thitung > ttabel (4,85 > 1,67) maka
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dapat disimpulkan terdapat pengaruh
positif penerapan model pembelajaran PBL terhadap pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia.
Kata kunci: Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Materi
Kesetimbangan Kimia, Pemahaman Konsep Siswa
ABSTRACT
Anita Sumaryani (Science Education, Chemistry), Effect of Problem Based
Learning (PBL) towards student’s conceptual understanding on chemical
equilibrium
The purpose of this research was to know the effect of Problem Based Learning
(PBL) Model towards student’s conceptual understanding on chemical
equilibrium.Using quasi experiment, this research purposive sampling were in
total 63 students from SMAN 1 Parung were involved. The students were grouped
in experiment group (32 students) were PBL was used in their teaching and
learning process and control group (31 students) were conventional method was
applied. Testing with with questionare of 18 items, the result showed that there
was significant different of student result in the questionare making T>ttable
(4,85>1,67).
Keywords: Problem Based Learning (PBL) Model , chemical equilibrium,
student’s conceptual understanding
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahirobbil’a lamin. Segala puji bagi Allah penulis panjatkan
atas anugrah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan
Kimia”.
Shalawat serta salam semoga tercurah pada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarganya serta sahabatnya. Semoga kita dapat menjadikan beliau
sebagai panutan dalam menjalani hidup.
Dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hanna Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Salamah Agung, Ph. D sebagai pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan dan ilmunya dalam proses penyelesaian skripsi. Semoga ibu selalu
diberkahi dan dirahmati oleh Allah.
5. Ibu Dewi Murniati, M.Sc sebagai pembimbing 2 yang telah memberikan
bimbingan dan ilmunya dalam proses penyelesaian skripsi. Semoga ibu selalu
diberkahi dan dirahmati oleh Allah.
6. Bapak Tonih Feronika, M.Pd
dan
Bapak
Dedi Irwandi, M.Si sebagai
penguji yang telah memberikan ilmunya dalam proses revisi skripsi. Semoga
Bapak sekalian selalu diberkahi dan dirahmati Allah.
i
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah
memberikan ilmunya selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
Semoga Allah membalas semua kebaikan dan memberkahi ilmu yang telah
diberikan.
8. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik.
9. Kepala Sekolah, guru, dan staf SMAN 1 Parung yang telah bersedia
mengizinkan penulis mengadakan penelitian.
10. Spesial bagi kedua orang tua tercinta, Bpk Sumarsono dan Ibu Yeni yang
senantiasa mendukung memberikan kasih sayang, motivasi dan doa yang
terus mengalir kepada penulis. Semoga Allah membalas segala kebaikan atas
pengorbanan yang telah diberikan oleh keduanya dan memberi keberkahan
dalam hidupnya.
11. Ade Suryani dan Fina Sumarliani, adik-adikku tersayang yang juga terus
mendukung dan memberikan motivasi.
12. Nurul Mumin, Ani Syahida, Fitria Takhlisi, Indriyani, Sri Wahyuni, Ira
Isnawati, Debby Ariyanti, Yefi, serta semua teman-teman kimia angkatan
2009 yang menjadi kk dan kawan dalam bertukar fikiran. Terima kasih
banyak semoga Allah memberi keberkahan dan menjadikan kita semua guru
yang terbaik dimata Allah dan dapat memajukan Indonesia kedepannya.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skrispi ini.
Akhir kata semoga tulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk menambah ilmu demi perbaikan di masa yang akan datang.
Jakarta, September 2014
Penulis
Anita Sumaryani
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 6
D. Rumusan Masalah .................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian .............................................................. 6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori ....................................................................... 8
1. Model Pembelajaran PBL ................................................ 8
a. Model Pembelajaran................................................... 8
b. Definisi PBL (Problem Based Learning) ................. 10
c. Karakteristik Masalah dan Model PBL .................... 13
d. Kelebihan dan Manfaat PBL .................................... 16
e. Langkah-langkah PBL ............................................. 17
iii
2. Belajar dan Pembelajaran ............................................... 20
a. Pengertian Belajar .................................................... 20
b. Hakikat Pembelajaran .............................................. 24
3. Pemahaman Konsep ....................................................... 25
4. Konsep Kesetimbangan Kimia....................................... 28
B. Penelitian Relevan ................................................................ 34
C. Kerangka Berfikir................................................................. 36
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................. 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 38
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ............................. 38
1. Metode Penelitian ........................................................... 38
2. Desain Penelitian ............................................................ 38
C. Populasi dan sampel ............................................................. 40
1. Populasi .......................................................................... 40
2. Sampel ............................................................................ 40
D. Variabel Penelitian ............................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40
F. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 41
G. Kalibrasi Instrumen .............................................................. 42
1. Validitas Tes................................................................... 42
2. Reliabilitas Tes ............................................................... 43
3. Tingkat Kesukaran ......................................................... 44
4. Daya Beda ...................................................................... 45
H. Teknik Analisis Data ............................................................ 46
1. Uji Normalitas ................................................................ 46
2. Uji Homogenitas ............................................................ 46
3. Uji Hipotesis .................................................................. 47
4. Uji N-Gain ...................................................................... 48
iv
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ...................................................................................... 49
1. Data Hasil Tes Pretest dan Posttest ................................. 49
a. Pretest ........................................................................ 49
b. Posttest ....................................................................... 51
2. Hasil Analisis Data .......................................................... 53
a. Hasil Uji Normalitas ................................................. 53
1) Pretest .................................................................. 53
2) Posttest ................................................................. 54
b. Hasil Uji Homogenitas .............................................. 55
1) Pretest .................................................................. 55
2) Posttest ................................................................. 56
c. Hasil Pengujian Hipotesis ......................................... 57
1) Pretest .................................................................. 57
2) Posttest ................................................................. 58
d. Hasil N-Gain ............................................................. 59
1) Kelas Eksperimen ................................................ 59
2) Kelas Kontrol ....................................................... 61
3. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep............................... 62
a. Kelas Eksperimen ..................................................... 62
b. Kelas Kontrol............................................................ 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 72
B. Saran .................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 74
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Hasil Pembelajaran ....................................................... 12
Gambar 2.2 Alur Proses Pembelajaran ........................................................ 24
Gambar 4.1 Grafik Kategori N-Gain Kelas Eksperimen ............................. 60
Gambar 4.2 Grafik Kategori N-Gain Kelas Kontrol .................................... 62
Gambar 4.3 Perbandingan pencapaian Pemahaman Konsep Siswa............. 68
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap-tahap Pengajaran Model PBL .......................................... 18
Tabel 2.2 Hubungan antara fase belajar dan acara pembelajaran ............... 21
Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan Berdasarkan Data Kc ................. 31
Tabel 3.1 Desain Penelitian......................................................................... 39
Tabel 3.2 Instrumen Tes Pemahaman Konsep ............................................ 41
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen................................. 44
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest ........................................................ 49
Tabel 4.2 Pemahaman Konsep Siswa pada Pretest ................................... 50
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest ....................................................... 51
Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Siswa pada Posttest ................................... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Skor Pretest ...................................... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Posttest .................................... 52
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Skor Pretest .................................. 56
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Skor Posttest ................................. 56
Tabel 4.9 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Pretest .................... 57
Tabel 4.10 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Posttest ................. 56
Tabel 4.11 Data Hasil N-Gain Kelas Eksperimen ....................................... 59
Tabel 4.12 Data Hasil N-Gain Kelas Kontrol .............................................. 61
Tabel 4.13 Data Hasil Pemahaman Siswa Eksperimen ............................... 63
Tabel 4.14 Data Hasil Pemahaman Siswa Kontrol ...................................... 65
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........... 77
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................ 109
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen .................................. 127
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen .................................................................. 136
Lampiran 5 Instrumen sebelum Validasi .................................................... 165
Lampiran 6 Kalibrasi Instrumen ................................................................. 177
Lampiran 7 Instrumen setelah Validasi ...................................................... 180
Lampiran 8 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .......................... 186
Lampiran 9 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................................. 188
Lampiran 10 Daftar Distribusi Frekuensi Data Pretest.............................. 190
Lampiran 11 Daftar Distribusi Frekuensi Data Posttest ............................ 198
Lampiran 12 Uji Normalitas Pretest .......................................................... 206
Lampiran 13 Uji Normalitas Posttest......................................................... 210
Lampiran 14 Uji Homogenitas Pretest ...................................................... 214
Lampiran 15 Uji Homogenitas Posttest ..................................................... 216
Lampiran 16 Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ........................................ 218
Lampiran 17 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ....................................... 220
Lampiran 18 Rekapitulasi Pemahaman Konsep Siswa .............................. 222
Lampiran 19 Lembar Uji Referensi ........................................................... 230
Lampiran 20 Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors ............................................. 237
Lampiran 21 Tabel Distribusi Uji Fischer ................................................. 238
Lampiran 22 Tabel Distribusi Uji-t ............................................................ 239
Lampiran 23 Surat Keterangan Penelitian ................................................. 241
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pembelajaran sains khususnya kimia sudah mulai mengalami
pergeseran paradigma dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
pendidik (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student
centered).1 Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered)
diharapkan
dapat
membuat
siswa
terampil
dalam
membangun
pengetahuannya secara utuh. Keterampilan membangun pengetahuan ini
sudah seharusnya dapat diaplikasikan dalam suatu institusi pendidikan
seperti sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Hal ini sesuai
dengan isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003.
Dalam UU Sisdiknas tersebut, dikatakan:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”2
Ketika pendidik, siswa, dan sekolah sudah dapat berkolaborasi
dalam mewujudkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa, maka
dapat dipastikan bahwa kualitas pembelajaran sains khususnya kimia dapat
berjalan secara efektif. Namun pada faktanya di lapangan, masih terdapat
beberapa kendala untuk mewujudkan pembelajaran kimia yang efektif.
Salah satu kendala adalah rendahnya pemahaman pendidik dalam hal
penerapan model pembelajaran yang mendukung terjadinya pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered).
1
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010), h.4.
2
Kemenag, Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, 2014, h.3
(www.kemenag.go.id).
1
2
Meski paradigma pembelajaran sudah bergeser pada paradigma
student centered namun banyak tenaga pendidik yang masih menganut
cara konvensional yakni pembelajaran berorientasi teacher centered.
Pembelajaran berorientasi teacher centered lebih menekankan siswa untuk
menghafal informasi dari konsep yang diberikan oleh guru.3 Siswa hanya
dipaksa untuk mengingat dan menimbun informasi dari suatu konsep dan
kurang dalam memahami informasi tersebut sehingga dapat menghambat
tercapainya tujuan pendidikan nasional yang mengharapkan siswa untuk
cakap dan berilmu di kemudian hari.
Pembelajaran kimia adalah sebuah pembelajaran yang erat kaitannya
dengan proses penemuan dengan teknik ilmiah untuk mendapatkan suatu
produk teori, fakta, prinsip, dan hukum.4 Pembelajaran yang berorientasi
pada pembangunan pengetahuan (kontruktivistik) dapat mendukung
terjadinya proses pembelajaran dan pemerolehan konsep yang utuh dalam
kimia sebagai dasar dari kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan
keterampilan proses siswa. Salah satu model pembelajaran yang
berorientasi pada pembelajaran kontruktivistik adalah model PBL
(Problem Based Learning).5 Model PBL adalah model pembelajaran yang
erat dengan proses menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan
memfasilitasi penyelidikan dialog. Proses-proses pembelajaran ini akan
mendukung pemerolehan konsep siswa pada pembelajaran kimia.6
Konsep-konsep dalam kimia saling berkaitan. Ketika siswa
mengalami kesalahan konsep pada satu materi maka akan berpengaruh
terhadap pemahaman siswa pada konsep-konsep selanjutnya. Terkadang
tenaga pendidik kurang peka dalam mengetahui pemahaman konsep yang
3
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.12.
4
BSNP. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas atau Madrasah
Aliyah, 2013, h. 13 (www.bsnp-indonesia.org.id).
5
Rusman,dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada,2012), Cet. 2, h.39.
6
Amir. loc. cit., h.4.
3
telah dicapai oleh siswa. Padahal hal ini pun akan menghambat keefektifan
pembelajaran. Sehingga dapat membuat tenaga pendidik kesulitan untuk
mengulang
kembali
pembelajaran.
Untuk
penjelasan
itu
dikarenakan
penting
bagi
keterbatasan
tenaga
pendidik
waktu
untuk
memperhatikan dan meneliti pemahaman konsep siswa.
Konsep-konsep yang dirasa sulit pada mata pelajaran kimia yang
sering dialami siswa adalah pada konsep mol, atom, molekul,
kesetimbangan kimia, ikatan kimia, elektrokimia, dan perubahan fasa.7
Pada penelitian ini saya memilih untuk meneliti pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia. Materi kesetimbangan kimia adalah
materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Hasil Simposium Nasional
Inovasi Pembelajaran dan Sains pada tahun 2011, mengatakan bahwa
terdapat beberapa konsep yang kurang dipahami siswa, contohnya siswa
tidak dapat mengaitkan nilai K dengan komposisi zat kimia saat
kesetimbangan.8
Hasil
simposium
tersebut
menandakan
kurang
maksimalnya pengembangan kemampuan siswa pada taraf berfikir
pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran materi kesetimbangan
kimia.
Model pembelajaran PBL dapat menjadi solusi yang cocok untuk
memaksimalkan pengembangan pada taraf berfikir pemahaman untuk
meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini dikuatkan oleh penelitian
pada jurnal Inovasi Pendidikan kimia bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar siswa melalui pendekatan Keterampilan Proses Sains yang
berorientasi Problem Based Instruction atau Problem Based Learning.9
7
Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esin Sahin,Analyzing of Student’s Misconceptions
About Chemical Equilibrium, International Conference of New Trends and Their
Implications,1,2010,pp1-7.
8
Muh Afturizaliur dan I Nyoman Marsih, Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Pembelajaran dan Sains 2011.h.1, 22-23 Juni 2011.Bandung, (http//portal.fi.itb.ac.id)
9
Sri Wardani dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan
Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction., Journal Inovasi Pendidikan Kimia, 3, 2009,
h.391.
4
Dengan demikian penggunaan model PBL akan memberikan hasil positif
untuk pembelajaran kimia pada taraf berfikir pemahaman konsep.
Begitu juga pada penelitian yang berjudul Penggunaan Model PBL
pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, terlihat bahwa setelah
diberi perlakuan dengan pembelajaran model PBL (Problem Based
Learning) menggunakan metode two stay two spray kelas eksperimen
mencapai ketuntasan belajar klasikan sebesar 93,8%. Pada kelas kontrol
mencapai ketuntasan 85,3%.10 Materi kimia pada jurnal tersebut sejalan
dengan materi kesetimbangan kimia dimana perlu adanya penekanan
konsep dan proses praktikum.
Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) menunjang
materi kesetimbangan kimia karena memiliki ciri-ciri pembelajaran yang
diawali dengan masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia
nyata, siswa secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan
mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan melaporkan
solusi dari masalah.11 Ciri khas dari model ini adalah adanya keterbukaan,
proses yang demokratis, dan peran aktif siswa.12
Model PBL dapat membantu siswa untuk membangun kecakapan
sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan
berkomunikasi.13 Alasan hal tersebut adalah ketika model ini diterapkan
dikelas akan menantang siswa untuk bekerja sama dalam kelompoknya
untuk mencari solusi untuk masalah dunia nyata dan mengembangkan
keterampilan menjadi pembelajar mandiri.
10
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan
Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.7
11
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.12.
12
Richard.I.Arends, Learning To Teach, (New York:Mc Graw Hill,2007), pp.384.
13
Amir. loc. cit., h.21.
5
Situasi belajar pada model PBL akan mengaktifkan pengetahuan
sebelumnya, memfasilitasi pembelajaran baru, secara paralel akan
diperlukan di dunia nyata dan memungkinkan pelajar akan mengingat dan
menerapkan apa yang disimpan dalam memorinya.14 Penggunaan model
PBL diharapkan dapat membuat siswa terampil dalam menganalisis
masalah dan turut aktif berkomunikasi dengan kelompok untuk
menemukan suatu solusi dari hasil pemahaman konsep yang baik pada
ranah kognitif.
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat
judul Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning) terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Kesetimbangan Kimia.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang
masalah diatas adalah:
1. Pembelajaran kimia masih menganut teacher centered yang
membuat siswa bersikap pasif.
2. Diperlukan kemampuan pemahaman konsep yang baik dalam
materi kesetimbangan kimia.
3. Dibutuhkannya model pembelajaran
berorientasi learner
centered yang dapat memperbaiki pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia.
4. Belum membudayanya pendidikan yang berdasarkan masalah
yang
dapat
membuat
siswa
mampu
membangun
pengetahuannya secara utuh.
14
Behiye Akcay, Problem Based learning in Science Education, Journal of Turkish
Science Education, 6, 2009, h.26.
6
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning).
2. Penelitian dilakukan pada materi Kesetimbangan Kimia.
3. Penelitian dilakukan terhadap pemahaman konsep siswa
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan maka
perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh penerapan
Model
Pembelajaran
PBL
(Problem
Based
Learning)
terhadap
Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi
bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) pada pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan
kimia.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini khususnya bagi
kemajuan bidang pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa sebagai jalan mengasah kemampuan mereka dalam
membangun pengetahuannya berdasarkan masalah yang disajikan
sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai konsep terkait sebagai penunjang kemampuan kognitif
yang lebih tinggi dan kemampuan keterampilan proses yang
berguna bagi masa depannya.
2. Bagi guru sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk
memperoleh gambaran mengenai proses pembelajaran dengan
model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
7
3. Bagi
peneliti
sebagai
bahan
pembelajaran
untuk
dapat
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman
yakni pembelajaran berbasis masalah yang dapat memaksimalkan
peran siswa.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
a. Model Pembelajaran
Model
pembelajaran
menurut
Joice
adalah,
“suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan sebagainya.”1
Model
pembelajaran
menurut
Nurulwati,
“kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.”2
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khas yang lebih
luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut
adalah:3
1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
1
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010)
,h.22.
2
Ibid., h. 22.
Ibid., h. 23.
3
8
9
4) Lingkungan
belajar
yang
diperlukan
agar
tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat
lingkungan belajar. Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah
pola yang menggambarkan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada
umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.
Sintaks ini menunjukkan dengan jelas kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh guru dan siswa. Sintaks dari model model
pembelajaran memiliki beberapa komponen yang sama, contohnya
memotivasi siswa diawal pembelajaran dan diakhir diadakan
konfirmasi dan merangkum pokok-pokok pembelajaran.4
Model pembelajaran memiliki sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya model
pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang
fleksibel seperti tersedianya kursi dan meja yang mudah
dipindahkan.5
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran
adalah
suatu
pedoman
pembelajaran
yang
menggambarkan prosedur pembelajaran. Prosedur tersebut berisi
rasional
teoritis,
tujuan
pembelajaran,
tingkah
laku
yang
diharapkan serta lingkungan belajar yang dibutuhkan. Model
pembelajaran satu dengan yang lainnya memiliki sintaks yang
sama dalam komponennya yakni ketika diawal ada konfirmasi
kemudian di akhir ada konfirmasi dan merangkum pokok
pembelajaran. Sedangkan sintaks yang berbeda terdapat pada
komponen lingkungan belajar dan sistem pengelolaannya
4
Ibid.,h.23-24.
Ibid.,h.24.
5
10
b. Definisi PBL
Pembelajaran berbasis masalah yang kita kenal merupakan
suatu adopsi dari istilah bahasa inggris yakni Problem Based
Instruction (PBI). Model ini dikenal saat zaman John Dewey. 6
Model Problem Based Instruction (PBI) adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan
dan dialog. Lebih penting lagi adalah bahwa guru melakukan
scaffolding, yakni suatu kerangka dukungan yang memperkaya
inkuiri dan pertumbuhan intelektual.
7
Pembelajaran berbasis
masalah adalah cara yang tepat bagi pembelajaran berbasis
penyelidikan dimana siswa menggunakan masalah autentik sebagai
konteks untuk penyelidikan mendalam tentang apa yang mereka
butuhkan dan apa yang harus mereka ketahui.8
Secara umum pembelajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka
untuk melakukan penyidikan dan inkuiri.Menurut John Dewey
dalam Sudjana, belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara
stimulus dan respon, merupakan hubungan dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa
bantuan dan
masalah, sedangkan sistem syaraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang
dihadapi
dapat
diselidiki,
dinilai,
dianalisis,
serta
dicari
pemecahannya dengan baik.9
Pengajaran
merupakan
suatu
berdasarkan
pendekatan
masalah
menurut
pembelajaran
dimana
Arends
siswa
mengerjakan permasalahan autentik dengan maksud untuk
6
Ibid,.h.91
Muslimin
dan
Muhammad
Nur,
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000)h.3.
8
Behiye Akcay,Problem Based learning in Science Education,Electronic Jurnal of
Turkish Sciece Education,2009,pp.1.
9
Trianto,Model-model Pembelajaran Inovatif,h.91.
7
11
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri,
dan
keterampilan
berfikir
dengan
tingkat
lebih
tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri . 10
Model pembelajaran berbasis masalah dilandasi oleh teori
belajar kontruktivistik. Pada model ini pembelajaran dimulai
dengan pengajuan permasalahan nyata yang penyelesaiannya
membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa untuk menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi
contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada
upaya penyelidikan oleh siswa.11
Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan
menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh
pengertian
serta
belajarnya.Menurut
bisa
dijadikan
Ratumanan,
pedomandan
pembelajaran
tujuan
berdasarkan
masalah adalah pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berfikir tingkat tinggi12
Model
Pembelajaran
PBL
dirancang
bukan
untuk
membantu guru menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya
pada siswa. Model PBL didesain untuk membantu siswa
membangun pengetahuannya, memecahkan masalah, mengasah
intelektualitas, belajar menjadi dewasa melalui pengalaman nyata
atau suatu simulasi, serta menjadi pembelajar yang mandiri.13
10
Ibid.,h.92
Ibid.,h.92.
12
Ibid., h. 92.
13
Richard.I.Arends, Learning To Teach,(New York:Mc Graw Hill,2007),pp.381-382.
11
12
Untuk mengetahui lebih jauh, berikut hasil pembelajaran
yang diharapkan dalam model PBL:14
Problem Based
Learning
Keterampilan
inkuiri dan
problem solving
Keterampilan
sosial dan bersikap
dewasa
Keterampilan
menjadi pembelajar
mandiri
Gambar 2.1 Bagan Hasil Pembelajaran PBL.
Model PBL diharapkan dapat memberikan keterampilan
inquiry dan problem solving karena adanya pengajuan suatu
masalah yang dituntut untuk dapat menemukan solusi. Siswa akan
menggunakan kemampuan berfikir analitis, kritis, dan mencari
kesimpulan berdasarkan keputusannya. Keterampilan selanjutnya
keterampilan sosial dan bersikap dewasa akan membantu siswa
mengenali situasi kehidupan dan belajar mengenai peran orang
dewasa. 15
Selain itu salah satu tujuan dalam pembelajaran PBL ini
untuk menghilangkan gap antara aktifitas pembelajaran di sekolah
dan aktifitas yang berjalan dikehidupan. Siswa juga diharapkan
menjadi pembelajar mandiri dengan pengelolaan lingkungan kelas
dimana guru mendorong siswa dengan memberi penghargaan
ketika bertanya dan mencari solusi permasalahan nyata. Siswa
akan dapat menjadi pembelajar mandiri setelah terbiasa melakukan
kegiatan tersebut ketika dewasa. 16
14
Ibid.,h.382.
Ibid.,h.382.
16
Ibid.,h.382-384
15
13
Berdasarkan penjelasan diatas, model PBL adalah suatu
model pembelajaran yang menekankan suatu penyelidikan
terhadap konteks masalah nyata dimana guru memandu siswa
untuk menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahaptahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas
tersebut dapat diselesaikan. Model PBL diharapkan dapat
menghasilkan keterampilan inquiry, problem solving, sosial,
bersikap dewasa, dan siswa menjadi pembelajar mandiri.17
c. Karakteristik Masalah dan Model PBL
Karakteristik dari model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBL) menurut Tan adalah sebagai berikut:18
1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
2) Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah
dunia nyata yang disajikan secara mengambang (illstructured.
3) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple
perspective). Solusinya menuntut pembelajar menggunakan
dan mendapatkan konsep dari beberapa bab atau disiplin
ilmu bidang lainnya.
4) Masalah
membuat
pembelajar
tertantang
untuk
mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang
baru.
5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed
learning.
6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak
dari
satu
sumber
saja.
Pencarian,
evaluasi,
serta
penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting.
17
Richard.loc.cit., h 382
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.22.
18
14
7) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Pembelajar belajar dalam kelompok, berinteraksi, saling
mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
Adapun karakteristik PBL yang diadopsi dari PBI adalah
sebagai berikut:19
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
Bukannya
prinsip
atau
mengorganisasikan
keterampilan
disekitar
akademik
prinsip-
tertentu,
PBL
mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan
masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna untuk siswa.Mereka mengajukan situasi
kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana,
dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk
situasi itu.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun
pembelajaran
berdasarkan
masalah
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, MTK,
dan ilmu-ilmu sosial) masalah yang akan diselidiki telah
dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa
meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai
contoh masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran
Teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek akademik
dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi,
sosiologi, pariwisata dan pemerintahan.
3) Penyelidikan autentik
Pembelajaran inimengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk penyelesaian nyata terhadap
19
Muslimin
dan
Muhammad
Nur,
Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000)h.6-7.
Pembelajaran
Berdasarkan
15
masalah
nyata.
Mereka
harus
menganalisis
dan
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan
membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi,
melakukan
eksperimen
(jika
diperlukan),
membuatinferensi, dan merumuskan kesimpulan. Metode
penyelidikan tergantung masalah yang akan dipelajari.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa
untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya
nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan.
Produk itu juga dapat berupa laporan, model fisik,
video atau program komputer. Karya nyata dan peragaan
seperti yang kana dijelaskan kemudian, direncanakan oleh
siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya
yang lain tentang apa
yang mereka pelajari
dan
menyediakan suatu alternatif segar terhadap suatu laporan
atau makalah.
5) Kerjasama
Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa
yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering
dalam berpasangan atau berkelompok kecil. Kerja sama
memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang
untuk
berbagi
inkuiri
dan
dialog
dan
untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
berfikir.
16
d. Kelebihan dan Manfaat PBL
Adapun kelebihan dari Model PBL sebagai berikut:20
1) Realistis dengan kehidupan siswa
2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
3) Memupuk sifat inkuiri siswa
4) Retensi konsep jadi kuat
5) Memupuk kemampuan problem solving
Adapun manfaat dari PBL adalah sebagai berikut:21
1) Siswa menjadi lebih ingat dan pemahamannya meningkat
atas materi ajar. Hal ini karena pengetahuan lebih dekat
dengan konteks praktik. Selain itu ketika siswa mengajukan
pertanyaan maka akan lebih memahami
lebih dalam
tentang materi.
2) Meningkatkan fokus pada kemampuan yang relevan.
Merujuk
kritik
pendidikan
di
Indonesia
bahwa
pembelajaran di sekoalh jauh dengan yang terjadi di dunia
praktik. Dengan model PBL ini siswa akan merasakan
konteks operasi di lapangan.
3) Mendorong untuk berfikir. Pembelajar dianjurkan untuk
tidak secara cepat menyimpulkan namun mencoba terlebih
dahulu menemukan landasan atas argumennya. Siswa
dilatih pula kemampuan berfikirnya.
4) Membangun
kerja
sama
tim,
kepemimpinan,
dan
keterampilan sosial. Dalam pembelajaran ini dilakukan
dalam kelompok dimana akan berusaha memahami
perannya dalam kelompok, pengalaman kepemimpinan,
20
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010)
,h.97
21
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.27-29.
17
mempertimbangkan strategi, memutuskan, dan persuasif
dengan orang lain.
5) Membangun kecakapan belajar. Siswa perlu dibiasakan
mampu belajar terus-menerus yang nanti dibutuhkan untuk
mengembangkan suatu hal dalam bidang pekerjaannnya.
6) Memotivasi siswa. Pendidik mempunyai peluang untuk
membangkitkan minat dari dalam diri siswa karena
menciptakan masalah dengan konteks pekerjaan. Hal ni
menantang mereka dan perlu dibimbing dengan baik oleh
pendidik.
e. Langkah-langkah PBL
Adapun langkah-langkah atau sintaks pengajaran dengan model
pembelajaran masalah menurut Ibrahim adalah sebagai berikut:22
1) Mengajukan masalah yang mengorientasikan siswa kepada
masalah yang autentik yaitu masalah kehidupan nyata
sehari-hari
2) Memfasilitasi atau membimbing penyelidikan misalnya
melakukan pengamatan atau melakukan percobaan
3) Memfasilitasi dialog siswa
4) Mendukung belajar siswa.
Rincian sintaks pengajaran Model PBL dapat pula dilihat pada
tabel di bawah ini:23
22
Trianto,op. cit.,h97.
Ibid.,h.98.
23
18
Tabel 2.1Tahap-tahap Pengajaran Model Problem Based
Learning (PBL)
Tahap
Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Tingkah Laku Guru
Guru menjelaskan:
1. tujuan pembelajaran
2. Logistik yang dibutuhkan
3. Mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau
cerita untuk
memunculkan masalah
4. Motivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan
masalah.
Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk
belajar
Guru membantu siswa untuk
mendefiniskan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
19
Guru membantu siswa untuk
Tahap 5
Menganalisis dan
melakukan refleksi atau evaluasi
mengevaluasi proses
terhadap penyelidikan mereka
pemecahan masalah
dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Kegiatan awal dari model PBL ini sama dengan tipe model lain
yakni guru mengkomunikasikan tujuan pelajaran secara jelas,
menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap
pembelajaran, dan
memberikan apa yang diharapkan untuk dilakukan siswa. 24 Pada
kegiatan mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu untuk
merencanakan
penyelidikan
dan
tugas-tugas
pelaporan,
mengorganisasi siswa kedalam kelompok kooperatif.
25
serta
Pda kegiatan
membimbing penyelidikan kelompok guru mendorong agar siswa
mengumpulan informasi, dan melakukan eksperimen jika diperlukan
serta penciptaan laporan atau tugas lainnya.26
Pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru
mendorong siswa untuk menampilkan hasil karya yang sudah
ditelitinya dengan kelompok, disini tujuannya selain memamerkan
hasil karya namun juga sebagai penutup dari projek berdasarkan
masalah.
27
Pada tahap analisis dan proses pemecahan masalah
bertujuan membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
berfikir mereka sendiri
dan disamping itu juga keterampilan
penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Pada kegiatan ini
24
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan
Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000).h.3.
25
Trianto, op. cit., h. 99
26
Ibid., h. 100
27
Muslimin dan Muhammad Nur. Loc.cit., h. 39
20
guru membantu siswa menrekonstruksi fikiran dan aktifitas selama
tahap-tahap proses pembelajaran berbasis masalah.28
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut
Anthony
Robbins,
belajar
adalah
proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini
dimensi belajar, yaitu:29
1) Penciptaan hubungan
2) Sesuatu hal yang sudah dipahami
3) Sesuatu (pengetahuan) yang baru
Pada makna ini, belajar bukan berangkat dari sesuatu yang
benar-benar belum diketahui (nol) tapi merupakan keterkaitan dari
dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.
Belajar menurut Piaget dapat dilakukan berdasarkan tahaptahap perkembangan intelektual:30
1) Sensori motor (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan
kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal
lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,
perabaan, dan mengerak-gerakannya.
2) Pra oprasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mengandalkan diri pada
persepsi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan
simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat
gambar, dan menggolong-golongkan.
28
Ibid., h. 40
Ibid.,h.15.
30
Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h.14.
29
21
3) Operasional konkret (7-11 tahun)
Pada
tahap
mengembangkan
operasi
fikiran
konkret
logis.
Ia
anak
dapat
dapat
mengikuti
penalaran logis, walau kadang memecahkan masalah secara
trial and error.
4) Operasi formal (11- keatas)
Pada tahap ini anak dapat berfikir abstrak seperti
orang dewasa.
Piaget menegaskan pula bahwa belajar pengetahuan
meliputi tiga fase, yakni fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan
aplikasi konsep. Dalam fasa eksplorasi siswa mempelajari gejala
dengan bimbingan. Pada fase pengenalan konsep siswa mengenal
konsep yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi
konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain
lebih lanjut.31
Belajar menurut Gagne terdiri dari tiga tahap yang meliputi
sembilan fase. Tahap-tahap tersebut adalah persiapan untuk
belajar, pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), dan alih
belajar.Berikut bagan dari tahap belajar Gagne:32
Tabel
2.2Hubungan
antara
Fase
Belajar
dan
Acara
Pembelajaran
Tahap-tahap
Fase Belajar
Acara
Pembelajaran
Persiapan untuk
belajar
1. Mengarahkan
perhatian
Menarik perhatian
siswa dengan
kejadian yang tidak
seperti biasanya,
31
Ibid.,h.14.
Ibid.,h.12.
32
22
pertanyaan atau
perubahan stimulus.
2. Ekpektasi
Memberi tahu siswa
agar mengingat
kembali hasil belajar
(apa yang telah
dipelajari)
sebelumnya.
3. Retrival
Merangsang
siswa
(informasi
agar
mengingat
dan
kembali hasil belajar
keterampilan
(apa
yang
telah
yang relevan dipelajari)
untuk memori sebelumnya.
kerja)
Pemerolehan dan
unjuk perbuatan
4. Persepsi
Menyajikan
selektif
atas
stimulus yang jelas
sifat sifatnya
stimulus
5. Sandi
semantik
6. Retrivaldan
respon
7. Penguatan
Memberikan
bimbingan belajar
Memunculkan
perbuatan siswa
Memberikan balikan
informatif.
Retrival dan alih
8. Pengisyaratan
belajar
Menilai
perbuatan
siswa
9. Pemberlakuan
secara umum
Meningkatkan
retensi
belajar.
dan
alih
23
Belajar merupakan suatu aktifitas yang dapat dilakukan
secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktifitas yang bersifat
psikologis, yaitu aktifitas yang merupakan proses mental, misalnya
aktifitas
menelaah,
berfikir,
memahami,
membandingkan
menyimpulkan,
membedakan,
menyimak,
mengungkapkan,
menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktifitas yang bersifat
fisiologis yaitu aktifitas yang merupakan proses penerapan atau
praktik, misalnya melakukan eksperimen, latihan, kegiatan praktik,
membuat karya (produk), apresiasi,dan sebagainya.33
Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang
kompleks. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu
dari lingkungan berupa keadaan alam, benda-benda, hewan-hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dapat dijadikan
sebagai bahan belajar. 34
Prinsip-prinsip belajar diantara adalah:
1) Perhatian dan motivasi
2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung/ pengalaman
4) Pengulangan
5) Tantangan
6) Balikan dan penguatan
7) Perbedaan individual35
Berdasarkan beberapa definisi belajar menurut para ahli,
belajar dapat diartikan sebagai proses penciptaan hubungan yang
mengaitkan dua unsur yakni pengetahuan yang ada sebelumnya
33
Rusman,dkk.,Pembelajaran
Berbasis
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),Cet. 2, h.7.
34
Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h.7
35
Ibid.,h.42
24
dengan pengetahuan baru yang dapat terjadi melalui beberapa
tahapan diantaranya tahap persiapan belajar, pemerolehan dan
unjuk perbuatan, dan retrival serta alih belajar.
b. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru
dan siswa dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens
dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
sebelumnya.36
Alur proses pembelajaran diusahakan dapat berjalan efektif
seperti dalam bagan berikut:37
Pengembangan
Pengalaman
1.
2.
3.
Kurikulum
Strategi
Metodologi
Pembelajaran
Gambar 2.2 Alur Proses Pembelajaran
Pembelajaran yang kita lihat dewasa ini masih dominan
bersifat transmisif, pengejaran mentransfer dan memenuhi dengan
konsep-konsep langsung pada siswa. Dalam pandangan ini siswa
secara pasif “menyerap” struktur pengetahuan guru atau yang
terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya sekedar
penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan pada siswa.
Menutur Soedjaji, kurikulum sekolah di Indonesia terutama pada
mata pelajaran eksak (matematika, fisika, kimia) dan dalam
pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian
36
Trianto,op. cit.,h.17.
Ibid.,h.18.
37
25
pembelajaran sebagai berikut: diajarkan teori, diberi contoh, dan
diberi latihan soal.38
Pandangan
pembelajaran
kini
adalah
menggunakan
pandangan kontruktivistik. Paradigma kontruktivistik merupakan
basis
reformasi
pendidikan
saat
ini.
Pembelajaran
lebih
mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep ,
konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan
menggunakannyauntuk
memperoleh
satu
jawaban
yang
benar.Pembelajaran kontruktivistik lebih dicirikan oleh aktifitas
eksperimentasi,pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan
model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri. Secara umum
terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas kontruktivistik.
Hal tersebut diantaranya adalah meletakan permasalahan yang
relevan dengan kebutuhan siswa, menyusun pembelajaran di
sekitar konsep-konsep utama, menghargai
pandangan siswa,
materi pembelajaran disesuaikan terhadap kebutuhan siswa,
menilai pembelajaran secara kontekstual.39
3. Pemahaman Konsep
Dalam Kamus bahasa Indonesia paham artinya mengerti
benar.40Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan.41.
Pemahaman merupakan salah satu jenjang dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak
melibatkan kegiatan mental/otak.
mereka
38
dapat
mengkonstruksi
42
Siswa dapat memahami bila
makna
dari
pesan-pesan
Ibid., h. 18.
Rusman,dkk.,Pembelajaran
Berbasis
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),Cet. 2, h.37.
40
Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,(www.kbbi.web.id)
41
Ibid.
42
Achmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,(UIN Jakarta
Press:Jakarta,2006),h.14.
39
26
pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, atau grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. 43
Pemahaman
dapat
menghubungkan
diperoleh
pengetahuan
yang
ketika
baru
siswa
diterimanya
dapat
dan
pengetahuan lama yang mereka simpan. Pengetahuan baru yang
didapat dipadukan dengan skema-skema dan kerangka kognitif
yang telah ada.44
Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang
memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau
orang.Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-objek yang
ada di dunia sekitar kita dengan cara mengenali ciri-ciri masingmasing objek.45
Menurut Ausubel, individu memperoleh konsep melalui dua
cara yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Menurut
Gagne, formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi
diterima siswa. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia
masuk sekolah.
46
Karena proses perkembangan konsep yang
diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang
perkembangan individu.47
Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara
induktif sebagai bentuk penemuan yang melibatkan proses-proses
mental yang menghasilkan generalisasi-generalisasi. 48 Sedangkan
asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana siswa dapat
mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur
kognitif yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak
43
Lorin W Anderson, dan David R. Krathwol, Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), h. 105-106.
44
Ibid., h. 106
45
Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bumi
Aksara:Jakarta,2009), h.162.
46
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Uin Jakarta:Jakarta,2009), h. 28.
47
Ibid.,h.28
48
Ibid.,h.28
27
mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi
secara deduktif. Biasanya anak belajar diberi atribut sehingga
mereka belajar konseptual.49
Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep
paling tidak ada empat hal yang diperbuatnya:50
1) Ia dapat menyebutkan nama-nama contoh konsep bila dia
melihatnya
2) Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut
3) Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari
yang bukan contoh
4) Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang
berkenaan dengan konsep tersebut.
Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
memperoleh pengertian dan untuk mengenali suatu objek dengan
cara membedakannya dan mampu memprediksi dan memecahkan
masalah ketika dihadapkan pada suatu hal terkait pengembangan
konsep tersebut. Kemampuan ini lebih banyak dipengaruhi oleh
proses mental suatu individu.
Pemahaman konsep pada penelitian ini adalah pemhamanam
konsep dalam artian pemahaman keseluruhan indikator materi
pembelajaran kesetimbangan kimia. Tingkat pemahaman konsep
siswa dapat dihitung dengan cara jumlah jawaban benar dibagi
dengan jumlah soal kemudian dikalikan 100 %. Berikut arti tingkat
pemahaman konsep berdasarkan hasil perhitungan jumlah jawaban
benar:51
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
49
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Uin Jakarta:Jakarta,2009), h. 28.
Oemar Hamalik, op.cit.,h.166
51
Teori Belajar Matematika, (www.upi.edu)
50
28
70% - 79% = Cukup
-69% = Kurang
4. Konsep Kesetimbangan Kimia
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang kemudian
menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut reaksi kimia
yang berlangsung sampai habis.. Reaksi dalam kimia ada yang dapat
berlangsung satu arah (irreversibel) dandua arah atau disebut
reversibel.Pada faktanya hanya sedikit reksi kimia yang berlangsung
satu arah. Reaksi reversibelini terjadi suatu reaksi kesetimbangan.
Reaksi kesetimbangan ditulis dengan tanda panah bolak-balik ( ).52
Reaksi setimbang merupakan reaksi yang terjadi saat laju reaksi
maju sama dengan laju reaksi balik. Kesetimbangan reaksi disebut juga
kesetimbangan dinamis karena reaksi pada saat setimbang tidak dalam
keadaan diam (statis) namun terjadi dua reaksi yang berlawanan arah.
Secara umum reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut:53
aA + bB
Sesuai
dengan
azas
Le
cC + dD
Chatelier,
jika
kedalam
reaksi
kesetimbangan dilakukan suatu aksi, maka kesetimbangan akan
bergeser dan sekaligus mengubah komposisi zat-zat sampai menuju
reaksi dalam kesetimbangan kembali. Akan tetapi pada setiap keadaan
setimbang yang dicapai pada temperatur tetap diperoleh bahwa
perbandingan konsentrasi produk dengan konsentrasi pereaksi masingmasing dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap. Hal ini
dikemukakan oleh Cato Maximillian Gulberg dan Peter Wage pada
tahun 1864 yang dikenal dengan hukum kesetimbangan Gulberg
Wage. Reaksi tersebut dapat kita tulis sesuai dengan hukum
kesetimbangan tersebut, yaitu:54
52
Parning, dkk., Kimia,(Jakarta:Yudhistira,2012),Cet. 2, h. 141-142
Ibid., h.145
54
Ibid., h. 145
53
29
Keterangan:
K= Tetapan (konstanta) kesetimbangan, sering juga dituliskan Kc. [A],
[B], [C], [D] merupakan konsentrasi A,B,C,dan D dalam satuan
molaritas.
Berdasarkan wujud dari zat-zat pereaksi dan produk reaksi,
kesetimbangan dapat dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen:55
a. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan Homogen adalah kesetimbangan dimana
semua pereaksi dan dan produk reaksi berada dalam wujud
yang sama, contohnya:
1) Pereaksi dan produk reaksi dalam wujud gas, misal:
2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g)
Konsentrasi reaktan dan produk ini juga dapat dinyatakan
dalam tekanan parsialnya dimana pada suhu tetap, tekanan
suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per
liter gas tersebut, artinya P= (n/V)RT, jadi untuk proses
kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut:
2) Pereaksi dan produk reaksi larut dalam zat cair yang sama,
misal:
55
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kimia 2,(Jakarta:Esis,2009),. h136-137.
30
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3CO
(aq)+
H3
(aq)
b. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan dimana
terdapat lebih dari satu wujud zat dalam reaksi, misal:
1) Reaksi: CaCO3(s)
CaO(s)+ CO2(g)
Reaksi kesetimbangan ini melibatkan zat padat murni,
yakni CaCO3 dan CaO. Oleh karena konsentrasi zat padat
murni adalah tetap, maka konsentrasi CaCO3 dan CaO
tidak muncul dalam persamaan tetapan kesetimbangannya.
Kc = [CO2]
2) Reaksi : PCl5(s)
PCl3(s)+ Cl2(g)
Reaksi kesetimbangan ini melibatkan zat padat murni :
PCl5 dan zat cair murni PCl3. Oleh karena konsentrasi zat
padat murni adalah tetap, maka konsentrasi PCl5 dan
PCl3tidak dimasukkan ke dalam kesetimbangan, jadi
diperoleh:
Kc = [Cl2]
Dalam penulisan konstanta kesetimbangan, terdapat dua aturan
penting penulisan konstanta kesetimbangan:
1) Ketika persamaan untuk suatu reaksi reversible dituliskan
dengan arah yang berlawanan, konstanta kesetimbangannya
menjadi kebalikan dari konstanta kesetimbangan asal, sebagai
contoh:
N2O4 (g)
2NO2(g)
maka Kc =
2) Nilai
K
juga
bergantung
pada
bagaimana
kesetimbangan tersebut disetarakan, misal:
persamaan
31
½ N2O4 (g)
N2O4 (g)
2NO2(g) K’c =
2NO2(g)
Kc =
Dengan melihat pangkatnya kita mengetahui bahwa K’c=√
.
56
Data Kc yang diketahui dapat digunakan untuk memprediksi arah
reaksi. Semakin kecil Kc maka semakin sedikit pereaksi yang
membentuk produk reaksi. Posisi kesetimbangan ada di sbelah kiri.
Sebaliknya semakin besar Kc semakin banyak produk reaksi yang
terbentuk. Posisi kesetimbangan ada di kanan reaksi atau reaksi
berlangsung sampai tuntas, berikut tabel menganai sebarapa jauh
reaksi berlangsung berdasarkan data Kc:57
Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan Berdasarkan Data Kc
Nilai Kc
Kc sangat kecil
(<10-3)
Seberapa Jauh reaksi berlangsung
Posisi kesetimbangan ada di kiri
Reaksi hanya membetuk sedikit sekali produk
reaksi
Kc sangat besar Posisi kesetimbangan ada di kanan
(>103)
Reaksi berlangsung hampir tuntas
Kc = 1
Posisi kesetimbangan kurang lebuh ada di tengah
Reaksi berimbang
Selain berdasarkan data Kc, kita juga bisa meramalkan arah
pergeseran kesetimbangan berdasarkan perbandingannya dengan Qc.
Qc (reaction quotient) adalah kuantitas yang diperoleh dengan cara
mensubstitusikan
56
konsentrasi
awal
ke
persamaan
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kimia 2,(Jakarta:Esis,2009),. h.137
Ibid., h. 140
57
konstanta
32
kesetimbangan, atau disebut hasil bagi. Berikut kemungkinan tiga
kasus yang dapat terjadi:
a. Qc < Kc, perbandingan konsentrasi awal produk terhadap
reakttan terlalu kecil. Untuk mencapai kesetimbangan, reaktan
hasus diubah menjadi produk. Sistem bergeser dari kiri ke
kanan membentuk produk.
b. Qc = Kc, hal ini berarti bahwa konsentrasi awal adalah
konsentrasi
kesetimbangan.
Sistem
berada
pada
kesetimbangan.
c. Qc > Kc Perbandingan konsentrasi awal produk terhadap
reaktan terlalu besar. Untuk mencapai kesetimbangan produk
harus diubah menjadi reaktan. Sistem bergeser dari kanan ke
kiri membentuk reaktan.58
Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan dapat
dinyatakan dengan tekanan parsial gas dalam campurannya. Hal ini
didapat dari Hukum gas ideal dimana pada suhu tetap, tekanan suatu
gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per liter gas
tersebut,
artinya
P=
(n/V)RT. Apabila reaksi
kesetimbangan
dinyatakan sebagai berikut:
aA + bB
cC + dD
maka
dengan
adalah tekana parsial dari gas A,B,C, dan
D. Untuk menentukan tekanan pasrsial dari setiap zat dapat dicari
dengan:
∑
58
Ibid., h. 145 140-141
x
33
Persamaan Kp juga dapat dinyatakan dalam Kc, yakni:
∆n gas = ∑ mol gas produk reaksi - ∑ mol gas pereaksi.
Terdapat
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
kesetimbangandiantaranya adalah sebagai berikut:59
a. Perubahan Konsentrasi
Berdasarkan asas Le Chatelier, apabila konsentrasi pereaksi
atau produk reaksi berubah, maka kesetimbangan akan bergeser
untuk mengurangi pengaruh perubahan konsentrasi yang terjadi
sampai diperoleh kesetimbangan yang baru.
Jika konsentrasi pereaksi dinaikan maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi produk untuk mengurangi pereaksi
sampai
kesetimbangan
baru
dicapai.
Sebaliknya
jika
konsentrasi pereaksi diturunkan, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah pereaksi tersebut untuk menaikkan konsentrasi
pereaksi sampai kesetimbangan baru dicapai. Jika konsentrasi
produk dinaikan maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi
dan bila konsentrasi produk diturunkan maka kesetimbangan
bergeser ke arah produk untuk menaikan konsentrasinya hingga
kesetimbangan baru dicapai.
b. Perubahan Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan terhadap kesetimbangan
reaksi berlaku hanya untuk sistem reaksi yang melibatkan gas.
Berdasarkan asas Le Chatelier, jika tekanan suatu sistem reaksi
diubah, maka kesetimbangan akan bergeser mengurangi
pengaruh
perubahan
kesetimbangan yang baru.
59
Ibid., h. 144-149.
tekanan
ini
sampai
diperoleh
34
c. Perubahan Suhu
Perubahan suhu terkait dengan pelepasan atau penyerapan
kalor. Berdasarkan asas Le Chatelier apabila suhu dinaikkan
(kalor bertambah), maka sistem akan menyerap kalor tersebut.
Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. Apabila
suhu reaksi diturunkan (kalor berkurang), maka sistem akan
melepas kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi eksoterm.
Katalisator dalam reaksi bolak balik dapat mempercepat reaksi ke
kanan atau ke kiri sehingga keadaan kesetimbangan tercapai lebih cepat.
Akan tetapi katalisator tidak dapat mengubah sususna zat-zat dalam
keadaan setimbang
yang berarti
katalis
tidak dapat
menggeser
kesetimbangan.
Dalam reaksi kesetimbangan terdapat istilah kesetimbangan
disosiasi yaitu reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi ini
dilambangkan dengan α. Disosiasi merupakan penguraian suatu zat
menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana:
Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
1. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian
2. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
3. 0 < α < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang.
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, penggunaan model
pembelajaran PBLdapat dijadikan model pembelajaran yang berpengaruh
baik bagi pembelajaran siswa. Diantaranya penelitian yang sejalan dengan
penelitian ini seperti yang dilakukan oleh Adi, dan kawan-kawannya
35
dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Problem Based Learning,
Motivasi Belajar, dan Intelligence Quotient Terhadap Prestasi Belajar
Mata Kuliah Fisiologi Olahraga Pada Manusia. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi linier, model
pembelajaran PBL memberikan pengaruh secara signifikan60
Penelitian yang dilakukan oleh S.M Raimi, dengan penelitiannya yang
berjudul Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In
College of Education Student Learning of Integrated Science dibuktikan
bahwa teknik Problem Based Learning memberikan cara yang baik bagi
siswa untuk mempelajari sains.61
Penelitian lain yang dilakukan oleh I Wayan Madia yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Prestasi Belajar
Kimia dan Konsep Diri Siswa SMA ditinjau dari Gaya Kognitif, hasil
penelitiannya adalah menunjukkan 1) terdapat perbedaan yang signifikan
model pembelajaran berbasis masalah terhadap variabel prestasi belajar
kimia siswa; 2) terdapat interaksi antara model pembelajaran antara model
pembelajaran dan gaya kognitif secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar
kimia;(3)
terdapat
perbedaan
signifikan
variabel
model
pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa untuk
siswa yang memiliki gaya kognitif field independent;(4) terdapat
perbedaan signifikan variabel model pembelajaran terhadap prestasi
belajar kimia dan konsep diri siswa untuk siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependent.62
Begitu juga yang berjudul
Penggunaan Model PBL pada Materi
Larutan Penyangga dan Hidrolisis, setelah diberi perlakuan dengan
60
Adi Wibowo dkk,Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan
Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga pada Mahasiswa
Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha,Journal Magister Kedokteran
Keluarga,2013,h.58.
61
S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of
Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9.
62
I Wayan Madiya,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi
Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif,Jurnal Pendidikan
IPA,2011,h.6.
36
pembelajaran model PBL menggunakan metode two stay two spray kelas
eksperimen mencapai ketuntasan belajar klasikan sebesar 93,8%. Pada
kelas kontrol mencapai ketuntasan 85,3%.Hasil analisa angket menyatakan
bahwa rata-rata siswa merasa lebih paham terhadap materi yang diajarkan
dengan model pembelajaaran berbasis masalah.63
C. Kerangka Berfikir
Sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia pada dasarnya sudah baik
bila semua elemen pendidikan dapat berkolaborasi mewujudkan peraturan
yang tercantum dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, yang berbunyi:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”64
Demi terwujudnya fungsi dari pendidikan nasional maka diperlukan
suatu usaha yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Salah
satunya adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi pembelajaran. Model Pembelajaran yang diterapkan di
sekolah pada faktanya masih menganut sistem teacher centered. Model
teacher centered pada faktanya membuat siswa pasif sehingga pemahaman
konsep siswa terhadap materi ajar kurang maksimal.
Pemahaman konsep adalah kemampuan dalam memperoleh pengertian
dan untuk mengenali suatu objek dengan cara membedakannya dan
mampu memprediksi dan memecahkan masalah ketika dihadapkan pada
suatu hal terkait pengembangan konsep tersebut. Aspek pemahaman
konsep ini penting untuk diteliti oleh seorang pendidik agar didapatkan
informasi sejauh mana siswa sudah memahami konsep dengan baik.
63
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan
Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10.
64
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003,2014,(www.kemenag.go.id)
37
Model pembelajaran yang dapat memenuhi aspek pemahaman konsep
yakni model pembelajaran yang menganut learner centered dan bersifat
kontruktivistik. Salah satu model pembelajaran learner centered adalah
model PBL. Model PBL Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik
diantaranya diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar
mandiri, memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif,
kooperatif serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran.65
Materi yang dianggap cukup sulit dipahami siswa diantaranya adalah
pada konsep mol, atom, molekul, kesetimbangan kimia, ikatan kimia,
elektrokimia, dan perubahan fasa.66 Materi yang cocok dengan model PBL
salah satunya adalah konsep kesetimbangan kimia, karena pada konsep
kesetimbangan kimia ditekankan pada proses menemukan dan praktikum.
Bila digunakan model PBL pada pembelajaran ini diharapkan dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap pemahaman konsep siswa.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:
1. HO: tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep
siswa pada materi kesetimbangan kimia.
2. H1: terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)
terhadap pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia.
65
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.22.
66
Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esin Sahin,Analyzing of Student’s Misconceptions
About Chemical Equilibrium,International Conference of New Trends and Their
Implications,1,2010,pp1-7.
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parung yang beralamat di
jl Waru Jaya, Parung, Bogor.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2013/2014 pada bulan November 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kuasi
eksperimen. Metode ini mempunyai kelompok kontrol namun tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1
Pada penelitian ini peneliti berniat menyelidiki pengaruh model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap pemahaman
konsep siswa dengan memberi perlakuan pada kelompok eksperimen
kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control
group design. Dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih
secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan
awal yang menggambarkan perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.2
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2009), h.114.
Ibid.,h.113.
2
38
39
Berikut tabel desain penelitiannya:3
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas
Pretest
Perlakuan
Postest
A
O1
X
O2
B
O3
O4
Keterangan:
A = Kelas Eksperimen
B
= Kelas Kontrol
O1 = Tes awal (pretest) kelas eksperimen sebelum perlakuan/ PBL
O2 =Tes akhir (posttest) kelas eksperimen sebelum perlakuan/PBL
O3 = Test awal (pretest) kelas kontrol
O4 = Test akhir (posttest) kelas kontrol
Berdasarkan tabel diatas, penelitian ini dilakukan dengan pemberian
pretest pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan
berupa penerapan model pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Kemudian pada
kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan pada kelas
kontrol diberi perlakuan metode konvensional. Tahap terakhir diberikan
posttest untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah diberi
perlakuan berupa penerapan model pembelajaran PBL dan konvensional.
3
Sugiyono,op. cit., h. 112.
40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.4
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1
Parung tahun ajaran 2013/2014. Populasi terjangkau pada penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Parung tahun ajaran
2013/2014.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.5 Pengambilan sampel dengan cara teknik
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu6. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI
IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA III sebagai kelas
kontrol.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas (X) adalah penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran kimia, dan variabel
(Y) adalah pemahaman konsep kimia siswa pada materi kesetimbangan
kimia.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah teknik tes yakni tertulis (pretest dan posttest). Pretest dan Posttest
berisi soal pemahaman konsep materi kesetimbangan kimia.
4
Nana Syaodih S,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : Rosda,2012),h.250.
Sugiyono,op.cit.,h.118.
6
Ibid., h, 124
5
41
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah tes pemahaman konsep. Tes ini diberikan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada konsep kesetimbangan kimia. Tes yang digunakan
berupa tes objektif pilihan ganda.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah instrumen tes yang berjumlah 18 butir dengan lima indikator
pembelajaran materi kesetimbangan kimia. Sejumlah 16 butir soal didapat
dari hasil perhitungan anates yang terdiri dari uji korelasi, reliabilitas,
tingkat kesukaran, serta daya pembeda kemudian ditambah dua soal atas
pertimbangan untuk memenuhi indikator pembelajaran dalam penelitian.
Adapun kisi-kisi uji coba instrumen tes pemahaman konsep dapat dilihat
pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Instrumen Tes Pemahaman Konsep Materi Kesetimbangan
Kimia
No
Indikator
No Soal
Menjelaskan
1
19*,33*,38*,3,6,7,9,16
kesetimbangan
23,33,38,39,45
dinamis
Menjelaskan
2
44*,25*,10,25,29,36,44
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
3
Meramalkan arah
Pengaruh
1*,12*,32*,4,20,
zat
35
Pengenceran
28*,34*,8,28,30,34
Konsentrasi
pergeseran
kesetimbangan dengan
Pengaruh
menggunakan azas Le
Suhu
Chatelier
Penambahan
Pengaruh
Tekanan
22*,5*,18,21,37,40
30*,24,26,27,43
42
Berdasar
13*,14
data Kc dan
Qc
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
4
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
2*,17*,11,15,31
dan tetapan
kesetimbangan
Menghitung harga Kc
5
berdasarkan Kp atau
41*,42*,
sebaliknya
Keterangan:
(*) = soal yang digunakan
Pada tabel diatas terdapat 18 butir soal yang digunakan dengan
rincian yang terlihat tabel yakni terdapat 3 soal dari indikator pertama, 2
soal dari indikator kedua, 9 soal dari indikator ketiga yang didalamnya
terdapat 4 sub indikator, 2 soal pada indikator keempat, dan 2 soal dari
indikator kelima.
G. Kalibrasi instrumen
Sebelum instrumen pengumpulan data digunakan maka peneliti
melakukan uji coba instrumen tes yang bertujuan untuk mencari kualitas
instrumen untuk tes pemahaman konsep, diantaranya:
1. Validitas Tes
Validitas dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu
43
tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat.7
Pengujian validitas pada penelitian ini adalah dengan validitas isi
dan kontruk oleh ahli. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat
penilaian untuk mengukur isi yang seharusnya. Hal ini juga berarti
bahwa tes mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang
hendak diukur. Selain itu juga menggunakan validitas bangun
(construct validity) yang berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian
untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi
yang diukurnya.8
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
kestabilan, atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.Reliabilitas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:9
[
∑
]
Keterangan:
7
rii
= Koefisien Reliabilitas
K
= Jumlah butir valid
Piqi
= variansi skor butir
Pi
= Proporsi jawaban benar untuk butir no. i
Qi
= Proporsi jawaban salah untuk butir no. i
ST2
= Varians skor total
Sofyan,Ahmad,dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN
Jakarta Press,2006), Cet.I,h.109.
8
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Prose Belajar Mengajar , (Bandung: Rosda, 2009)., h.1314
9
Ibid.,h.113
44
Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasari pada tabel 3.3
dibawah ini:
Tabel 3.3 Interpretasi kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,81 ≤ r ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,61 ≤ r ≤ 0,80
Tinggi
0,41 ≤ r ≤ 0,6
Cukup
0,21 ≤ r ≤ 0,40
Rendah
0,00 ≤ r ≤ 0,20
Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien
korelasi reliabilitas sebesar 0,61 untuk semua soal yang diujikan. Jika
diinterpretasikan kriteria reliabilitasnya maka kriteria reabilitas
instrumen tergolong tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menunjukkan sulit atau tidaknya suatu butir
soal. Indeks kesukaran rentangannya 0,0-1. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal.Untuk menghitung tingkat
kesukaran dapat menggunakan rumus:10
Keterangan:
P = Proporsi (Indeks kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta tes
10
Ibid.,h.103-104
45
Tingkat kesukaran yang baik adalah: P = 0,5
Dengan Ketentuan:
P = 0 – 0,25 (sukar)
P = 0,26 – 0,75 (sedang)
P = 0,76 – 1 (mudah)
Berdasarkan uji tingkat kesukaran pada 45 soal, didapat sebesar 8,8
% soal sangat mudah, 6,67 % mudah, 33,4 % sedang, 24,4 % sukar,
dan 26,6 % sangat sukar. Pada penelitian ini diambil sejumlah 18 soal
dari 45 soal, dengan tingkat kesukaran yang beragam.
4. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai
dengan kelompok siswa yang kurang pandai.Daya beda yang baik
adalah D>0,3.Daya beda dapat dicari dengan menggunakan rumus:11
Keterangan:
D
= Daya Beda
Ba
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N
= Jumlah peserta tes kelompok atas dan bawah
Pada 45 soal yang diujikan terdapat 28 soal dengan daya beda yang
baik dan 17 soal dengan daya beda yang buruk.
11
Ibid.,h.104
46
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu analisis yang diarahakan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.12 Berikut
uji-uji yang dilakukan dalam analisis data:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi
sampel yang akan diteliti. Uji normalitas yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan uji liliefors dengan langkah-langkah
sebagai berikut:13
a) Pengamatan x1, x2, ............xn dijadikan bilangan baku z1,
̅
z2,...........zn dengan menggunakan rumus
( ̅ adalah
rata-rata sampel dan s adalah simpangan baku sampel)
b) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fzi = P
(z≤zi).
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..........zn yang lebih kecil
atau
(
sama
dengan
zi,
dengan
)
d) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai L
tabel-nya.
Jika L hitung ≤ L tabel maka data terdistribusi normal.
Data pada kelompok eksperimen terbukti bahwa dari sejumlah
32 siswa, data terdistribusi secara normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest dan skor posttest.
Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians yang
12
Ibid.,h.333
Sudjana.Metoda Statistik, (Bandung:Tarsito, 2005), h. 466-467.
13
47
bertujuan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen atau
tidak. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah:14
Keterangan:
Fh = F hitung
S12 = Varians terbesar
S22 = Varian terkecil
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
a. Jika F
hitung
≤F
tabel
maka Ho diterima, berarti kedua data
adalah homogen.
b. Jika F
hitung
≥ F
tabel
maka Ho ditolak, berarti kedua data
adalah tidak homogen
3. Uji Hipotesis dengan uji-t
Pengujian hipotesis-t dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan model Problem
Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep siswa. Rumus uji
t yang digunakan sebagai berikut:15
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
dimana
(
(
√
Keterangan:
14
X1
: Mean / Rata-rata kelas eksperimen
X2
: Mean/ Rata-rata kelas kontrol
S12
: Variansi kelas eksperimen
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), h. 133-134.
15
Sudjana.,op. cit.,h.239.
48
S22
: Variansi kelas kontrol
n1
: Jumlah siswa kelas eksperimen
n2
: Jumlah siswa kelas kontrol
S
: Nilai deviasi standar gabungan (standar deviasi)
Adapun kriteria pengujian untuk uji t ini adalah sebagai berikut:
Terima H0, apabila t hitung < t tabel.
Tolak H0, apabila t hitung > t tabel
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain
menunjukan peningkatan pemahaman konsep siswa setelah perlakuan
model PBL yang dilakukan. Hasil peningkatan pemhaman konsep
dicari dengan menggunakan rumus:16
Dengan kategori:
16
G tinggi
: nilai g > 0,70
G sedang
: nilai 0,70 > g > 0,3
G rendah
: nilai g < 0,3
Triwiyono, Program Pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing
untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, h.81-82.
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian diambil dari 32 siswa dari kelas XI IPA IV sebagai
kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL (Problem Based Learning)
dan 31 siswa dari kelas XI IPA III sebagai kelas kontrol. Dengan menerapkan
model konvensional. Pemahaman konsep yang diukur pada penelitian ini
merupakan aspek kognitif yang didapat dari hasil tes dengan jumlah butir soal
sebanyak 18 soal. Soal instrumen yang digunakan telah melewati uji validitas
dan reliabilitas sehingga layak digunakan dalam penelitian. Berikut hasil dan
penjelasan penelitian yang telah dilakukan.
A. Hasil
1. Data Hasil Tes Pretest dan Postest
a. Pretest
Pretest dilakukan sebelum kelas kontrol dan kelas eksperimen
diberi perlakuan berupa model konvensional dan model pembelajaran
PBL. Data hasil pretest menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Namun tidak terlalu berbeda
jauh yakni hanya sebesar 1,26 poin. Secara lebih rinci dapat dilihat
pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai Terendah
28
28
Nilai Tertinggi
56
56
Mean
37,8
39,06
Median
36,5
38,3
Modus
32
40,3
49
50
Rentang Kelas (R)
28
28
Standar Deviasi
9,07
8,9
Nilai standar deviasi pada kedua pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol cukup besar, hal ini menandakan bahwa sebagian besar
siswa memiliki nilai yang cukup jauh dibanding nilai rata-rata kelas
masing-masing. Selain itu dapat dilihat persentase pemahaman konsep
pretest pada setiap indikator. Adapun presentase pemahaman konsep
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat pada
tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Pemahaman Konsep Siswa pada Pretest
No
1
Indikator
Pembelajaran
Menjelaskan kesetimbangan
dinamis
2
Menjelaskan kesetimbangan
homogen dan heterogen
3
Pemahaman Konsep Siswa (%)
Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
54,17
44,08
40,63
38,71
31,6
33,33
42,19
43,54
42,19
41,93
Meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
4
Menentukan jumlah mol zat
pereaksi dan hasil reaksi pada
keadaan setimbang dan
tetapan kesetimbangan
5
Menghitung harga Kc
51
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul
dibanding kelas kontrol pada indikator 1,2, dan 5. Kelas kontrol lebih
unggul dalam indikator 3 dan 4.
b. Posttest
Berdasarkan nilai mean hasil postest dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan yang cukup baik pada kelas eksperimen
dibandingkan pada kelas kontrol. Standar deviasi antara keduanya
cukup besar yang menandakan bahwa sebaran data tidak dekat dengan
hasil nilai mean.
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Data
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai Terendah
50
56
Nilai Tertinggi
83
89
Mean
63
75
Median
59,5
75,5
Modus
58,5
81,5
Rentang Kelas (R)
33
33
Standar Deviasi
10,3
9,5
Pada tabel 4.3 dapat terlihat bahwa nilai terendah dan nilai
tertinggi pada kelas eksperimen dan kontrol relatif berbeda sedikit.
Dapat dilihat pula mengenai pencapaian indikator pemahaman konsep
pada posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil
52
presentase pemahaman konsep posttest siswa kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Siswa pada Posttest
No
1
Indikator
Pembelajaran
Menjelaskan kesetimbangan
dinamis
2
Menjelaskan kesetimbangan
homogen dan heterogen
3
Pemahaman Konsep Siswa (%)
Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
93,75
74,19
89,06
83,87
61,11
50,18
90,63
64,51
87,50
69,35
Meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
4
Menentukan jumlah mol zat
pereaksi dan hasil reaksi pada
keadaan setimbang dan
tetapan kesetimbangan
5
Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
Pada tabel 4.4 dapat terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki
presentase yang lebih besar dari semua indikator pemahaman konsep
dibandingkan dengan kelas kontrol.
53
2. Hasil Analisis Data
Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t untuk
melihat adanya pengaruh dari perlakuan model PBL
yang diberikan,
maka didapatkan pengujian prasyarat analisis kemudian dilakukan uji t
dan uji n-gain dengan hasil sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji
normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Adapun kriteria
penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal yakni jika Lhitung <
Ltabel dengan drajat kebebasan masing-masing kelas kontrol dan
eksperimen sebesar 31 dan 32 pada taraf signifikansi 0,05.
1) Pretest
Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas pretest
untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai
berikut:
Tabel
4.5
Hasil
Uji
Normalitas
Data
Skor
Pretest
Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol.
No
Kelompok Statistik
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
1
Jumlah Sampel (N)
32
31
2
Taraf Signifikansi
0,05
0,05
3
Lhitung
0,1332
0,1551
4
Ltabel
0,1566
0,1591
Kesimpulan
Berdistribusi
Berdistribusi
Normal
Normal
54
Berdasarkan data tabel diatas, didapat Lhitung skor pretest siswa
kelompok eksperimen adalah sebesar 0,1332 dan Ltabel (n=32)
adalah sebesar 0,1566 menunjukkan bahwa data kelompok
eksperimen berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung
< Ltabel (0,1332<0,1566). Pada kelompok kontrol didapatkan Lhitung
sebesar 0,1551 dengan Ltabel (n=31) sebesar 0,1591 menunjukkan
bahwa data kelompok kontrol juga berdistribusi normal, karena
memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1551<0,1591). Dengan
demikian kedua data sampel penelitian pada skor pretest dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memenuhi kriteria
hipotesis nol diterima, yang artinya data berdistribusi normal.
2) Posttest
Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas
posttest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelompok
Eksperimen dan kelompok kontrol.
No
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Statistik
Eksperimen
Kontrol
1
Jumlah Sampel (N)
32
31
2
Taraf Signifikansi
0,05
0,05
3
Lhitung
0,1120
0,1228
4
Ltabel
0,1566
0,1591
Kesimpulan
Berdistribusi
Berdistribusi
Normal
Normal
55
Berdasarkan data tabel diatas, didapat Lhitung skor pretest siswa
kelompok eksperimen adalah sebesar 0,1120 dan Ltabel (n=32)
adalah sebesar 0,1566 menunjukkan bahwa data kelompok
eksperimen berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung
< Ltabel (0,1120<0,1566). Pada kelompok kontrol didapatkan Lhitung
sebesar 0,1228 dengan Ltabel (n=31) sebesar 0,1591 menunjukkan
bahwa data kelompok kontrol juga berdistribusi normal, karena
memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1228<0,1591). Dengan
demikian kedua data sampel penelitian pada skor pretest dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memenuhi kriteria
hipotesis nol diterima, yang artinya data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah
berdistribusi
kedua
normal,
kelompok
maka
sampel
selanjutnya
penelitian
adalah
dinyatakan
mencari
nilai
homogenitas dari kedua kelompok penelitian. Uji homogenitas pada
penelitian adalah menggunakan uji Fischer dengan syarat ketentuan
bila F
hitung>F table.
Uji homogenitas dengan drajat kebebasan 61 pada
taraf signifikansi 0,05. Adapun hasil uji homogenitas kelas eksperimen
dan kontrol sebagai berikut:
1) Pretest
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji homogenitas
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.7 dibawah ini:
56
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Statistik
Jumlah Data(N) Eksperimen
32
Jumlah Data(N) Kontrol
31
Varian Eksperimen (S12)
79,16
Varian Kontrol (S22)
82,26
Taraf Signifikansi
0,05
Fhitung
1,04
F tabel
1,84
Kesimpulan
Varian Kedua Kelompok Data
Homogen
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan Fhitung sebesar 1,04 pada
taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh Ftabel sebesar 1,84,
maka kedua kelompok penelitian dinyatakan bersifat homogen,
karena memenuhi kriteria F hitung<F tabel (1,04<1,84).
2) Posttest
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji homogenitas
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Statistik
Jumlah Data(N) Eksperimen
32
Jumlah Data(N) Kontrol
31
Varian Eksperimen (S12)
91,23
Varian Kontrol (S22)
106,23
57
Taraf Signifikansi
0,05
Fhitung
1,16
F tabel
1,84
Kesimpulan
Varian Kedua Kelompok Data
Homogen
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan F hitung sebesar 1,16
pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh F tabel sebesar
1,84 maka kedua kelompok penelitian dinyatakan bersifat
homogen, karena memenuhi kriteria F
hitung
< F
tabel(1,16<1,84).
Hasil perhitungan uji homogenitas skor posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis ini menggunakan uji t (“t” test) untuk menguji
hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
model pembelajaran PBL terhadap pemahaman konsep siswa. Kriteria
hasil kesimpulan uji t adalah sebagai berikut:
t hitung<t tabel maka Ho diterima
t hitung>t tabel maka Ho ditolak
1) Pretest
Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pada pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.9 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Skor
Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data
N
thitung
ttabel
Kesimpulan
Pretest
Eksperimen
32
Kontrol
31
0,6
1,67
Tidak terdapat perbedaan kelas kontrol dan
58
eksperimen
Berdasarkan data tabel diatas diperoleh hasil perhitungan
thitung sebesar 0,6 dengan ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05
adalah sebesar 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa t
hitung<t tabel
(0,6<1,67) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis
alternatif (Ha) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum terjadi perlakuan.
2) Posttest
Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pada posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.10 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Skor
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data
N
thitung
ttabel
Kesimpulan
Berdasarkan
Pretest
Eksperimen
32
Kontrol
31
4,85
1,67
Terdapat perbedaan kelas kontrol dan
eksperimen
data
tabel
diatas
diperoleh
hasil
perhitungan thitung sebesar 4,85 dengan ttabel pada taraf
signifikansi α = 0,05 adalah sebesar 1,67, maka dapat
disimpulkan bahwa t hitung>t tabel (4,85>1,67) hipotesis nol (Ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan
demikian, ini dapat menguji kebenaran hipotesis, yakni model
59
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil Pemahaman Konsep.
d. Data Hasil N-Gain
1) N-Gain Kelas Eksperimen
Dari penelitian yang dilakukan terhadap 32 siswa kelas
eksperimen didapatkan nilai hasil pretest dan postest. Nilai
hasil pretest dan postest diolah untuk mendapatkan nilai NGain yang dibagi berdasarkan tiga tingkat kategori, yakni
rendah, sedang, dan tinggi. Secara lebih terperinci dapat dilihat
pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data Hasil N-Gain Kelas Eksperimen
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Nilai
Pretest Posttest
28
72
28
56
28
83
28
67
28
83
28
78
28
72
33
89
33
83
33
72
33
89
33
83
39
89
39
67
39
61
39
72
39
78
39
67
39
67
39
83
39
78
44
83
N-Gain
Kategori
0,6
0,4
0,8
0,5
0,8
0,7
0,6
0,8
0,7
0,6
0,8
0,7
0,8
0,5
0,4
0,5
0,6
0,5
0,5
0,7
0,6
0,7
SEDANG
SEDANG
TINGGI
SEDANG
TINGGI
TINGGI
SEDANG
TINGGI
TINGGI
SEDANG
TINGGI
TINGGI
TINGGI
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
TINGGI
SEDANG
TINGGI
60
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
44
44
44
44
44
50
56
56
56
56
61
83
61
56
78
78
83
78
72
83
0,3
0,7
0,3
0,2
0,6
0,6
0,6
0,5
0,4
0,6
SEDANG
TINGGI
SEDANG
RENDAH
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain terhadap nilai
pretest dan postest siswa didapat satu siswa dengan kategori
rendah, 20 siswa dengan kategori sedang, dan 11 siswa dengan
kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 3,12 %
siswa yang mengalami peningkatan hasil pemahaman konsep
yang rendah, 62,5 % siswa sedang, dan 34,4 % tinggi. Berikut
secara lebih detail dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Kategori N-Gain
25
20
15
Kategori N-Gain
10
5
0
Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 4.1 Grafik Kategori N-Gain Siswa Kelas Eksperimen
61
2) N-Gain Kelas Kontrol
Nilai N-Gain pada kelas kontrol yang berjumlah 31
siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12 Data Hasil N-Gain Kelas Kontrol
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Nilai
Pretest
Posttest
28
78
28
50
28
50
28
50
28
61
28
72
28
50
28
72
28
72
33
83
33
56
33
56
33
83
33
56
33
50
33
72
33
50
39
61
39
61
20
44
50
21
22
23
24
25
26
44
44
44
44
50
50
61
61
61
61
72
61
N-Gain
Kategori
0,7
0,3
0,3
0,3
0,5
0,6
0,3
0,6
0,6
0,7
0,3
0,3
0,7
0,3
0,3
0,6
0,3
0,4
0,4
TINGGI
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
TINGGI
SEDANG
SEDANG
TINGGI
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
0,1
0,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,2
RENDAH
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
RENDAH
62
27
50
72
28
29
30
31
50
50
50
56
61
72
61
78
0,4
0,2
0,4
0,2
0,5
SEDANG
RENDAH
SEDANG
RENDAH
SEDANG
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain terhadap nilai
pretest dan postest siswa didapat 4 siswa dengan kategori
rendah, 24 siswa dengan kategori sedang, dan 24 siswa dengan
kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 12,9 %
siswa yang mengalami peningkatan hasil pemahaman konsep
yang rendah, 77,4 % siswa sedang, dan ,9,67 % tinggi. Berikut
secara lebih detail dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Gambar 4.2 Grafik Kategori N-Gain Siswa Kelas Kontrol
3. Data Hasil Tes Pemahaman konsep
a. Kelas Eksperimen
Berdasarkan nilai postest yang didapat oleh siswa setelah
perlakuan dengan model PBL dapat ditentukan tingkat pemahaman
63
siswa berdasarkan presentase pencapaian nilai siswa terhadap soal-soal
pemhaman konsep. Siswa dikatakan paham terhadap soal-soal konsep
kesetimbangan kimia apabila dapat menjawab benar sebesar 70%.
Menjawab benar 70 % menjawab benar sebanyak 13 soal dari jumlah
soal 18 butir. Hal ini berarti siswa dengan nilai ≥ 72 dinyatakan paham
terhadap konsep kesetimbangan kimia. Berikut hasil pemahaman
siswa berdasarkan nilai postest yang dibandingkan dengan nilai
minimal tingkat kepahaman pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen
Siswa
Nilai Postest
Keterangan
1
72
Paham
2
56
Belum Paham
3
83
Paham
4
67
Belum Paham
5
83
Paham
6
78
Paham
7
72
Paham
8
89
Paham
9
83
Paham
10
72
Paham
11
89
Paham
12
83
Paham
13
89
Paham
14
67
Belum Paham
15
61
Belum Paham
16
72
Paham
17
78
Paham
18
67
Belum Paham
64
19
67
Belum Paham
20
83
Paham
21
78
Paham
22
83
Paham
23
61
Belum Paham
24
83
Paham
25
61
Belum Paham
26
56
Belum Paham
27
78
Paham
28
78
Paham
29
83
Paham
30
78
Paham
31
72
Paham
32
83
Paham
Berdasarkan pada nilai KKM yang berlaku terdapat
sembilan siswa yang belum paham atau berada di bawah nilai
minimal kategori paham serta terdapat 23 siswa yang sudah
paham. Dalam hitungan persen yakni terdapat 28,12 % siswa yang
belum paham dan 71,87 % siswa yang sudah memahami konsep
kesetimbangan kimia setelah diberi perlakuan model PBL.
b. Kelas Kontrol
Adapun pemahaman pada kelas kontrol yang dapat dilihat pada
hasil posttest dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran
konvensional dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:
65
Tabel 4.14 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Kontrol
Siswa
Nilai Posttest
Keterangan
1
78
Paham
2
50
Belum Paham
3
50
Belum Paham
4
50
Belum Paham
5
61
Belum Paham
6
72
Paham
7
50
Belum Paham
8
72
Paham
9
72
Paham
10
83
Paham
11
56
Belum Paham
12
56
Belum Paham
13
83
Paham
14
56
Belum Paham
15
50
Belum Paham
16
72
Paham
17
50
Belum Paham
18
61
Belum Paham
19
61
Belum Paham
20
50
Belum Paham
21
61
Belum Paham
22
61
Belum Paham
23
61
Belum Paham
24
61
Belum Paham
25
72
Paham
66
26
61
Belum Paham
27
72
Paham
28
61
Belum Paham
29
72
Paham
30
61
Belum Paham
31
78
Paham
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran yang diteliti adalah model Problem Based
Learning (PBL). Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik diantaranya
diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar mandiri,
memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif, kooperatif
serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran.1 Penggunaan strategi PBL
dalam pembelajaran merupakan usaha untuk membentuk suatu proses
pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum.2 Penerapan
model PBL yang dilakukan diantaranya terdiri dari beberapa langkah
pembelajaran, yakni orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa
untuk belajar, membimbing penyelidikan siswa, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses
pemecahan masalah.3
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 didapatkan nilai rata-rata
pretest untuk kelas eksperimen sebesar 39,06 dan kelas kontrol sebesar 37,8.
Setelah diberi penerapan model PBL pada kelas eksperimen pada tabel 4.3
1
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada
Media Group,2010),h.22.
2
Rusmono, Strategi Pembelajaran Problem Based Learning, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2012),h.74
3
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010) ,h.98.
67
didapatkan nilai posttest sebesar 75 sedangkan kelas kontrol dengan metode
konvensional sebesar 63. Dilihat dari peningkatan nilai mean, kelas
eksperimen meningkat sebesar 35,94 poin sedangkan kelas kontrol sebesar
25,2. Terlihat bahwa pada kelas eksperimen peningkatan nilai mean pada tes
pemahaman konsep lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh SM Raimi bahwa penggunaan
model PBL memberikan ketuntasan belajar yang tinggi.4
Berdasarkan pada tabel 4.9 sebelum dilakukan pembelajaran PBL pada
kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol didapatkan
hasil uji hipotesis bahwa pada data pretest didapatkan nilai ttabel<thitung
(1,67<0,6). Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan proses
pembelajaran menggunakan model PBL pada kelas kontrol dan metode
konvensional pada kelas kontrol pada tabel 4.10 didapatkan hasil uji hipotesis
pada posttest yakni dengan nilai ttabel>thitung (4,85>1,67). Hasil tersebut
menandakan terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen
terhadap pemahaman konsep siswa dibanding pada kelas kontrol. Hal ini
seperti yang dikatakan pada penelitian yang dilakukan oleh Aji Trihatmo
bahwa berdasarkan analisa angket menyatakan bahwa rata-rata siswa merasa
lebih paham terhadap materi yang diajarkan dengan model pembelajaran
berbasis masalah.5
Model PBL yang berlandaskan kontruktivistik membuat siswa
terbimbing untuk menemukan suatu pengetahuan secara mandiri melalui kerja
4
S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of
Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9.
5
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan
Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10.
68
sama yang kolaboratif dalam kelompok.6 Siswa menjadi terbiasa berfikir
sistematis ketika dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan materi
bersangkutan dalam hal ini kesetimbangan kimia sehingga dapat lebih
memahami konsep dengan mudah dibandingkan pada kelas kontrol. Penyajian
dan pembuatan hasil karya setelah proses penyelidikan juga membantu siswa
untuk memiliki kemampuan berfikir sistematis dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan sehingga pencapaian pemahaman konsep yang diperoleh
menjadi lebih baik. Pada metode konvensional siswa terbiasa hanya mendapat
transfer informasi oleh guru sehingga kurang dalam memaksimalkan
pembangunan pengetahuan yang membuat pemahaman siswa tidak maksimal.
Penggunaan model PBL lebih baik bagi pemahaman konsep siswa
dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari pencapaian
pemahaman konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran yang diujikan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat gambar 4.3 berikut ini:
100
90
80
70
60
50
% Eksperimen
40
% Kontrol
30
20
10
0
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
1
2
3
4
5
Gambar 4.3 Perbandingan Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa
6
Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2012), Cet. 2, h.37
69
Secara umum dapat dilihat bahwa pencapaian pemahaman konsep
siswa pada seluruh indikator pembelajaran pada kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan pada kelas kontrol. Pada indikator satu yakni menjelaskan
kesetimbangan dinamis, pencapaian siswa pada kelas eksperimen sebesar
93,75 % sedangkan pada kelas kontrol hanya 74,19 %. Penggunaan model
PBL dimana siswa mencoba menganalisis tentang peristiwa yang terjadi pada
soda membuat siswa termotivasi untuk memahami konsep kesetimbangan
dinamis. Dan proses ini diikuti oleh penyelidikan yang dilakukan bersama
yang membuat siswa mencari berbagai sumber pembelajaran sebagai
pedoman memahami konsep tersebut sehingga pemahaman siswa lebih baik
dibandingkan apabila siswa hanya menerima transfer pengetahuan dari guru.
Pada indikator dua yakni menetapkan kesetimbangan homogen dan
heterogen pencapaian kelas eksperimen sebesar 89,1 % sedangkan pada kelas
kontrol 83,87 % . Terlihat perbedaan yang ada cukup sedikit antara kedua
kelas tersebut. Kemampuan yang diperlukan pada indikator ini adalah
kecermatan dalam melihat fasa dari reaksi dan menentukan fasa yang dapat
mengalami perubahan saat terjadi reaksi sehingga didapatkan sebuah
ketetapan kesetimbangan.
Pada model PBL siswa lebih terbiasa berfikir analisis dibanding model
konvensional dengan diawali oleh pengenalan masalah dan merinci apa-apa
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Siswa dapat memulai
menyelesaikannya
dengan
mencermati
fasa-fasa
yang
ada
dengan
membedakan fasa zat yakni solid dan liquid yang konsentrasinya bersifat tetap
sehingga tidak berpengaruh pada tetapan kesetimbangan. Hal tersebut dalam
konteks kesetimbangan heterogen, dalam kesetimbangan homogen siswa
dapat dengan mudah menyelesaikannya karena semua reaksi yang berfasa
sama akan mempengaruhi pada tetapan kesetimbangan.
Pada indikator tiga yakni meramalkan arah pergeseran kesetimbangan
dengan menggunakan azas Le Chatelier, pemahaman siswa kelas eksperimen
70
sebesar 61,1% dan 50,18 untuk kelas kontrol. Namun dapat disimpulkan
bahwa pemahaman siswa eksperimen tergolong rendah. Hal ini kemungkinan
terjadi
karena
percobaan
mengenai
perubahan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kesetimbangan belum sempurna yakni hanya pada perubahan
suhu dan mencermati perubahan tekanan pada reaksi soda sedangkan pada
perubahan konsentrasi hanya melihat dari data-data percobaan pada sumber
pembelajaran.
Pada indikator 4 yakni menentukan jumlah mol zat pereaksi dan hasil
reaksi pada keadaan setimbang dan tetapan kesetimbangan, pencapaian siswa
kelas eksperimen sebesar 90,63 %. Sedangkan kelas kontrol sebesar 64,51 %
Hal ini menandakan bahwa dengan model PBL siswa cukup memahami dalam
menentukan keadaan awal, bereaksi, dan setimbang pada setiap zat pereaksi
dan produk. Adanya komunikasi yang baik antara siswa dalam kerja sama
kelompok dalam model PBL membuat siswa dapat berdiskusi maksimal atas
masalah tentang jumlah zat yang terkait pada reaksi kesetimbangan kimia.
Selain itu siswa termotivasi untuk lebih memahami suatu konsep karena di
akhir pembelajaran terdapat proses presentasi hasil pencarian solusi dari
masalah yang diangkat. Siswa termotivasi untuk memahaminya karena siswa
dituntut dapat memberi informasi pada teman dari kelompok lain secara jelas
dan dengan bahasa yang dapat dipahami.
Pada indikator 5 tentang menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau
sebaliknya, siswa kelas eksperimen mengalami pencapaian sebesar 87,5 %
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 69,35. Pada indikator ini siswa dituntut
untuk menganalisis reaksi kesetimbangan dan menghubungkannya antara Kc
dan Kp. Siswa dalam penggunaan model PBL dilatih untuk mencoba
menemukan sendiri sebuah pengetahuan sehingga membuat pemahaman yang
diperoleh siswa bersifat jangka panjang. Sejalan dengan PBL menurut Dewey
bahwa pembelajaran PBL memberikan pengalaman belajar yang baik karena
71
merupakan interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan dua
arah belajar dan lingkungan. 7
Model PBL berusaha membuat siswa mengalami proses belajar yang
utuh dan bersifat kontruktivistik sehingga siswa dapat menemukan
pengetahuannya dengan terstruktur.8 Pembelajaran model PBL mencoba
menghadirkan situasi yang realistis dengan kehidupan siswa sehingga
membuat perhatian siswa menjadi lebih fokus untuk menerima pembelajaran.
Model PBL juga dapat memupuk kemampuan inkuiri siswa, hal ini pula yang
membuat siswa menjadi lebih ingat dan pemahamannya meningkat seperti
pada hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa secara umum tingkat
pemahaman siswa meningkat cukup baik.
Materi kesetimbangan kimia cukup cocok menggunakan model PBL
seperti dalam penelitian ini karena menurut hasil penelitian model ini cukup
berpengaruh baik pada pencapaian pemahaman konsep siswa. Siswa pada
pembelajaran ini dituntut dapat belajar mandiri dengan menyelidiki masalah
bersama kelompoknya dan hanya diberikan beberapa informasi yang
membantu proses penyelidikan sehingga siswa memiliki pemahaman konsep
belajar yang lebih baik.
7
Richard.I.Arends, Learning To Teach,(New York:Mc Graw Hill,2007),pp.378
Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2012), Cet. 2, h.37
88
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL)
berpengaruh
terhadap
pemahaman
konsep
siswa
pada
materi
kesetimbangan kimia. Hal ini didasari pada perhitungan uji t dengan
signifikansi 0,05 dimana thitung sebesar 4,85 dan ttabel sebesar 1,67. Dengan
demikian t hitung > t tabel sehingga (Ha) diterima.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning lebih
baik dipersiapkan lebih awal bersama guru-guru mata pelajaran
lainnya. Hal ini berguna untuk memaksimalkan pemanfaatan
60 internet untuk membantu siswa dalam
fasilitas sekolah seperti
pencarian informasi dalam pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mencari masalah-masalah
yang lebih otentik dan dibicarakan dengan guru lintas pelajaran
terkait agar dapat menghemat waktu dan memaksimalkan
pembelajaran dengan model PBL sehingga pemahaman siswa
lebih dapat ditingkatkan lagi.
3. Pada penerapan model Problem Based Learning diperlukan
pengaturan manajemen waktu yang baik agar pembelajaran
yang dilakukan dapat berjalan terarah dan kondusif.
72
73
4. Pada saat pembentukan kelompok kerja diharapkan kelompok
terdiri dari siswa yang heterogen dalam aspek keaktifan dan
prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Afturizaliur, Muh dan I Nyoman Marsih, “Analisis Kesalahan Konsep Siswa
SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia“, 2011: Prosiding
Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011, 22-23 Juni
2011.Bandung:portal.fi.itb, 2013.
Amir, Taufik. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana
Prenada
Media
Group,
Cet.
2,
2010.
Anderson, Lorin W dann David R. Krathwol (eds). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010.
Akcay, Behiye Problem Based learning in Science Education,Electronic Journal
of Turkish Science Education, 6, 2009.
Amir, Taufik.Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2010
Dimyati,dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,2006.
Hamalik. Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Bumi Aksara: Jakarta, 2009.
I.Arends,Richard. Learning To Teach,New York: Mc Graw Hill,2007.
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. Kimia 2, Jakarta: Esis, 2009.
Kemenag, “Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003” ,
www.kemenag.go.id, 6 September 2014.
Kemendikbud, “Kamus Besar Bahasa
www.kbbi.web.id, 6 September 2014
Indonesia
(KBBI)
Online”
Madiya,I Wayan,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Prestasi Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya
Kognitif.Jurnal Pendidikan IPA.2011.
Muslimin dan Muhammad Nur.Pembelajaran
Surabaya:UNESA-University Press,2000.
Parning, dkk., Kimia,Jakarta:Yudhistira, Cet. 2, 2012.
74
Berdasarkan
Masalah.
75
Raimi,S.M.Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In
College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin
Journal of Education.
Rusman.,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Rusmono. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning.Jakarta: Ghalia
Indonesia 2012.
Sendur, Gulten, Mustafa Toprak, and Esin Sahin. Analyzing of Student’s
Misconceptions About Chemical Equilibrium. International Conference of
New Trends and Their Implications. 1. 2010.
Sudjana,Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA,2009.
Sudjana.Metoda Statistik. Bandung:Tarsito, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,2009.
Suwaningsih, Erna. “Teori Belajar Matematika”, www.upi.edu.
Sofyan,Achmad,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,(UIN
Jakarta Press:Jakarta,2006.
Sukardjo,dan
Komarudin.
Landasan
Pendidikan
Aplikasinya.Jakarta:Raja Grafindo Persada,2009.
Trianto.MendesainModel
Kencana,2011.
Pembelajaran
Konsep
Inovatif-Progresif.
dan
Jakarta:
Trihatmo, Aji., dkk., Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi
Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education,1,
2012.
Triwiyono,
Program
Pembelajaran
Fisika
menggunakan
metode
eksperimen terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis,
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.Pengantar Statistika. Jakarta:
Bumi Aksara, 1995.
Wardani, Sri., dkk., Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction.
Journal Inovasi Pendidikan Kimia,3,2009.
76
Wibowo,Adi.,dkk., Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan
Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi
Olahraga pada Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas
Pendidikan Ganesha.Jurnal Magister Kedokteran Keluarga.1.2013
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Uin Jakarta: Jakarta, 2009.
77
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-1
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengemukakan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan
78
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Percaya diri, Kepemimpinan,Pekerja Keras,dan Kritis.
IV. Materi Ajar
1. Konsep Kesetimbangan Kimia
Pada kehidupan sehari-hari hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah (irreversible), kebanyakan reaksi berlangsung dua
arah (reversible). Adapun ciri-ciri dari reaksi irreversible adalah:
a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah (→)
b. Reaksi berlangsung tuntas
c. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis
d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.
Contoh dari reaksi irreversible :
CaC03 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Dalam hal ini, padatan CaC03 habis beraksi dengan HCl membentuk CaCl2, H2O, dan H2O. Dan produk reaksi tersebut tidak dapat
kembali menjadi CaC03 dan HCl.
Reaksi yang berlangsung dua arah (reversible) memeiliki ciri-ciri diantaranya:
a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah berlawanan (↔)
b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari reaktan dan dari produk.
79
c. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik.
Contoh dari reaksi reversible :
3H2(g) + N2(g) ↔ 2NH3(g)
Pada reaksi ini setelah hidrogen dan nitrogen berubah menjadi beberapa molekul amonia, proses balik atau proses penguraian amonia
menjadi hidrogen dan nitrogen mulai berlangsung. Saat laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk
tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia ini merupakan suatu proses
kesetimbangan dinamis.
Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat berbeda untuk mencapai reaktan dan produk. Adapun contoh proses kesetimbangan
yang terdekat adalah kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama yakni kesetimbangan fisis karena proses perubahan yang terjadi
hanyalah perubahan fisis. Penguapan air dalam wadah tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis.
2. Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan dinamis. Disebut dinamis karena reaksi terus bergerak (dinamis) bukan statis.Contoh pada reaksi pembentukan HI
dan peruraian HI, reaksi tersebut dapat balik, maka ditulis tanda panah bolak balik:
Reaksi ditemukan Max Bodenstein tahun 1893. Pada suhu 4450 :
1) Reaksi pembentukan dan peruraian HI
H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
80
Pada pengamatan reaksi, pada reaksi pembentukan HI, reaktan gas Hidrogen dan Iodin semakin berkurang, HI bertambah namun
setelah HI berubah kembali menjadi gas Hidrogen dan Iodin, hingga pada suatu keadaan reaksi tersebut tidak berubah lagi dalam waktu
tetap.Padahal reaksi tersbut terus berlangsung karena tumbukan efektif antara H dan I serta HI terus terjadi.
Pada reaksi setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik, dapat dituliskan:
r1= r2
Reaksi kesetimbangan juga terjadi pada perubahan mikroskopis yang tidak bisa terlihat langsung oleh mata.
81
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Awal
Tahap-1
Orientasi siswa pada
masalah
Karakter yang
Guru
Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Religius
Meminta berdoa
Berdoa bersama
Religius
Mengabsen siswa
Memperhatikan guru
Menghargai
Guru bertanya pada siswa
Siswa menjawab bahwa
Kritis
tentang apa yang
proses pemanasan air
diketahui siswa pada
melibatkan udara dan
proses pemanasan air
menghasilkan gas yang
dalam wadah ?
menempel pada wadah.
Guru bertanya bagaimana
Siswa menjawab bahwa
keadaan gas yang
gas yang menempel pada
menempel pada tutup
wadah menjadi zat cair
wadah ?
kembali dan menetes pada
diharapkan
Percaya diri, logis
wadah
Guru memberikan
Siswa mendengarkan
santun
Alokasi Waktu
5 menit
15 menit
82
penjelasan bahwa hal
penjelasan guru
tersebut adalah reaksi
yang terjadi bolak-balik
namun dalam keadaan
reaksi kesetimbangan
fisis, hanya melibatkan
perubahan keadaan fisis.
Guru bertanya lalu
Siswa termotivasi untuk
bagaimana dengan reaksi
mengetahui
kesetimbangan yang
kesetimbangan kimia
Rasa ingin tahu
melibatkan perubahan
kimia? Serta termasuk
kedalam jenis reaksi apa
reaksi kesetimbangan
kimia?
Guru menyediakan
Siswa tertarik pada soda
minuman bersoda, paku
dan paku yang
biasa, dan paku berkarat
diperlihatkan dan
dan meminta siswa
termotivasi mengetahui
mengidentifikasi reaksi
jenis reaksinya.
Rasa ingin tahu
83
reversible atau irreversible
yang terjadi pada
keduanya?
Tahap-2
Mengorganisasi siswa
Membagi siswa dalam
Berkumpul dengan
kelompok-kelompok kerja
kelompoknya
Membagikan LKS untuk
Menerima LKS praktikum
10 menit
untuk belajar
mengidentifikasi jenis
reaksi pada soda dan paku
Mempersilahkan siswa
Bersama kelompok
Membimbing
melakukan penyelidikan
melakukan penyelidikan
penyelidikan
yang telah disediakan
melalui LKS.
Tahap 3
30 menit
prosedurnya pada LKS
Mempersilahkan siswa
Siswa bertanya pada guru,
untuk mencari informasi
mencari pada buku dan
baik melalui buku,
internet
internet, atau sumber
lainnya.
Memberi informasi pada
Siswa memperhatikan
Mengembangkan dan
siswa bahwa hasil
penjelasan guru
menyajikan hasil karya
penyelidikan dapat
Tahap 4
30 menit
84
dituangkan pada sebuah
laporan
Tahap 5
Menganalisis dan
Membimbing siswa pada
Siswa membuat laporan
pembuatan laporan
bersama kelompoknya.
Meminta perwakilan dari
Siswa memperhatikan
siswa untuk
presentasi yang
mengevaluasi proses
mempresentasikan laporan dibawakan rekannya.
pemecahan masalah
yang telah dibuatnya
Memberi komentar
Menyimak komentar guru
terhadap proses
dan memberi tanggapan.
pemecahan masalah yang
telah dilakukan
Penutup
menutup kegiatan
Mengucapkan hamdalah
pembelajaran dengan
hamdalah
Mengucapkan salam
VII.
Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan percobaan
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
Menjawab salam
15 menit
85
VIII. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa
2. Laporan Hasil Diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-2
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan analisis reaksi.
2. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
87
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Tetapan kesetimbangan
Dapat dituliskan sebuah persamaan, sebagai berikut:
Laju reaksi saat setimbang : r1=r2
Contoh: reaksi kesetimbangan : aA + bB ↔ cC + dD
r1=K1[A]a [B]b
r2=K2[C]c [D]d
Reaksi kesetimbangan terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu tetap, maka harga K tetap pula, K1/ K2 = Kc. Kc adalah
tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi.
Jadi :
88
Dapat dirumuskan Hukum kesetimbangan yaitu pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi yang
dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisien adalah tetap.
Tetapan kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp)
Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan juga dapat dinyatakan dengan tetapan parsial gas. Hal ini dipahami dari
hukum gas ideal PV=nRT. Molar gas (n/v) sebanding lurus dengan P.
Contoh pada reaksi : aA + Bb ↔ cC + dD
Persamaan Kp juga dapat dihubungkan dengan Kc, yaitu:
2. Kesetimbangan Homogen dan heterogen
Jenis-jenis Reaksi kesetimbangan:
Berdasarkan wujud zat, reaksi kesetimbangan terbagi dua:
1) Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh: H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
89
2) Reaksi kesetimbangan heterogen
Contoh: C(s) + O2(g) ↔ CO2(g)
Karena konsentrasi zat padat murni (soloid) atau zat cair murni tetap (liquid), untuk itu tidak disertakan pada tetapan kesetimbangan.
Hanya zat berfasa gas dan larutan saja yang disertakan.
Contoh:
a. MgOH2 (s) ↔ MgO(s) + H2O(g)
b. BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
90
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Karakter
Guru
Awal, pembukaan
Siswa
Alokasi Waktu
yang diharapkan
Membuka dengan salam
Menjawab salam
Religius,
Memberi arahan untuk berdoa
Bersama-sama berdoa sebelum
antusias,
5 menit
belajar
Tahap-1
Orientasi siswa pada
masalah
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Bertanya pada siswa apakah ada
Siswa menjawab ada yang pernah
diantara mereka yang pernah
dan ada yang belum pernah
menggunakan pupuk dan apakah
menggunakan pupuk dan
ada yang tau salah satu
mengetahui tentang komponen
komponen pupuk buatan, yakni
pupuk buatan salah satunya
amonia?
amonia.
Bertanya pada siswa bagaimana
Siswa menjawab dengan sebagian
proses pembuatan amonia? Dan
ada yang tahu dan sebagian belum
menuliskan reaksi pembentukan
tau dan memperhatikan apa yang
amonia dan bertanya pada siswa, ditulis di papan tulis.
termasuk kedalam reaksi apa
15 menit
rasa ingin tahu
91
pembentukan amonia?
Meminta siswa melihat fasa zat
dari reaksi amonia
Siswa melihat ada satu jenis fasa
Dan menuliskan reaksi lain
yakni BiCl3 (aq) + H2O(l)
yakni gas.
↔
BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Meminta siswa menyebutkan
perbedaan reaksi tersebut serta
menuliskan apa yang disebutkan
siswa.
Kembali ke persoalan amonia,
jika amonia termasuk reaksi
reversible bukankah pabrik
amonia akan merugi bila amonia
yang dihasilkan tidak maksimal?
Untuk mengetahui hal ini guru
meminta siswa untuk terlebih
dahulu mencari informasi
tentang tetapan kesetimbangan.
Siswa melihat ada fasa-fasa lain
dalam reaksi tersebut.
92
Tahap-2
Mengorganisasi siswa
Membagi siswa dalam
Berkumpul dengan kelompoknya
kelompok-kelompok
Aktif dan kerja
10 menit
sama
untuk belajar
Membagikan LKS
Menerima LKS
Kritis
Mempersilahkan siswa
Bersama kelompok melakukan
Kritis,
Membimbing
melakukan penyelidikan
penyelidikan melalui LKS.
kerjasama,tanggu
penyelidikan
berdasarkan LKS.
Tahap 3
25 menit
ng jawab
Mempersilahkan siswa untuk
Siswa mencari informasi bersama
bertanya dan mencari informasi
kelompoknya.
lain baik buku atau internet.
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membimbing siswa dalam
Merapihkan hasil pengerjaan LKS
Teliti dan kerja
menyelesaikan hasil kerjanya
dengan kelompok.
sama
Meminta siswa mengemukakan
Mengemukakan dan berdiskusi
Berani,
hasil kerjanya pada kelompok
dengan kelompok lain mengenai
komunikatif
lain.
hasil kerja siswa.
Memberi komentar terhadap
Menyimak komentar guru dan
Menghargai dan
proses pemecahan masalah yang
memberi tanggapan.
aktif
30 menit
dengan kelompok.
telah dilakukan
15 menit
93
Kegiatan penutup
Memberi apresiasi positif
Mengucap terima kasih kembali.
Religius,
5 menit
terhadap hasil kerja siswa
Menutup pertemuan dengan
Berdoa bersama-sama
berdoa bersama
Mengakhiri pertemuan dengan
Menjawab salam
mengucapkan salam
VII.
Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar Kerja Siswa
2. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS dan laporan diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-3
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan melalui percobaan.
95
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
Dalam produksi suatu produk tertentu, yang merupakan reaksi kesetimbangan maka diperlukan jumlah produk yang lebih banyak, untuk
membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk, maka dapat dilakukan pergeseran sesuai dengan azas Le Chatelier (Hukum aksi reaksi):
Jika
pada
kesetimbangan
dilakukan
aksi-aksi
tertentu,
sistem
akan
dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.
Aksi tersebut diantaranya melakukan perubahan pada:
1. Konsentrasi
2. Temperatur
3. Tekanan
4. Volume.
1. Konsentrasi
A+B ↔ C
a. Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah produk (C).
Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi sendiri.
mengadakan
reaksi
96
b. Jika konsentrasi zat produk (C) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi (A dan B).
Jika konsentrasi zat produk (C) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah produk sendiri (C)
c. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang berbentuk padat (solid) atau cair (liquid) ditambah atau dikurangi,
kesetimbangan tidak akan bergeser karena konsentrasi zat-zat tersebut bernilai tetap.
2. Temperatur
Pada perubahan temperatur, yang difokuskan adalah jenis reaksi, apakah eksoterm atau endoterm.
A+B ↔ C ∆H= + f kj
a. Jika temperatur sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang endoterm (memerlukan panas).
Reaksi diatas bila suhu dinaikan ke arah zat C.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang eksoterm (melepaskan panas)
Reaksi diatas bila suhu diturunkan ke arah pereaksi (zat A dan B)
3. Tekanan
a. Jika tekanan sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang mol nya lebih besar.
4. Volume
Untuk perubahan volume, kebalikan dari perubahan tekanan, yakni:
97
a. Jika volume diperbesar, berarti tekanan menjadi kecil maka bergeser ke arah jumlah mol yang besar.
b. Jika volume diperkecil, berarti tekanan menjadi besar maka bergeser ke arah jumlah mol yang kecil.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Guru
Awal, pembukaan
Siswa
Membuka dengan salam
Menjawab salam
Memberi arahan untuk berdoa
Bersama-sama berdoa sebelum
Karakter
Alokasi
yang diharapkan
Waktu
Religius, antusias,
5 menit
rasa ingin tahu
5 menit
belajar
Orientasi pada masalah
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Mengingatkan siswa tentang
Siswa mengingat-ingat
proses pembuatan amonia,
pembelajaran sebelumnya dan
bahwa jika ingin produksinya
menyimak perkataan guru.
maksimal, adakah cara untuk
membuat hasil produksi yang
merupakan reaksi
98
kesetimbangan menjadi lebih
banyak ?
Hal tersebut adalah faktorfaktor yang mempengaruhi
kesetimbangan.
Meminta siswa mencari faktorfaktor apa saja yang
mempengaruhi
kesetimbangan?
Mengorganisasi siswa
Membagi siswa dalam
Berkumpul dengan kelompoknya
untuk belajar
kelompok-kelompok
dan menemukan beberapa faktor
Aktif dan kerja sama
10 menit
yang mempengaruhi
kesetimbangan.
Menjelaskan bahwa untuk
Siswa menerima LKS.
Kritis
Bersama kelompok melakukan
Kritis,
penyelidikan mengenai faktorfaktor, yang memungkinkan
adalah perubahan suhu dengan
LKS yang disediakan.
Membimbing
Mempersilahkan siswa
50 menit
99
penyelidikan kelompok
melakukan percobaan yang
penyelidikan melalui praktikum
telah disediakan prosedurnya
kerjasama,tanggung
jawab
pada LKS
Mengembangkan dan
Membimbing siswa dalam
menyajikan hasil karya
membuat laporan praktikum
membuat laporan praktikum
Teliti dan kerja sama
20 menit
Disiplin.
30 menit
Meminta siswa mengemukakan mengemukakan hasil laporan.
hasil laporan
Menganalisis dan
Meminta siswa mengemukakan Mengemukakan hasil laporan.
mengevaluasi hasil
hasil laporan
pemecahan masalah
Memberi komentar terhadap
Menyimak komentar guru dan
proses pemecahan masalah
memberi tanggapan.
Menghargai dan aktif
yang telah dilakukan
Kegiatan Ahir, penutup
Memberi apresiasi positif
Mengucap terima kasih kembali.
terhadap hasil kerja siswa
Menutup pertemuan dengan
Berdoa bersama-sama
berdoa bersama
Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam
Menjawab salam
Religius, percaya diri
5 menit
100
VII.
Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS dan laporan diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-4
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,
2. Menghitung harga tetapan tekanan parsial Kp.
3. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
102
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,Kp melalui analisis masalah.
2. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Kesetimbangan Disosiasi
Kesetimbangan disosiasi adalah reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi kesetimbangan yang melibatkan
penguraian gas mempunyai suatu harga yang menyatakan bagian yang terurai disebut derajat penguraian atau drajat disosiasi
yang dilambangkan dengan α. Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang sederhana. Derajat
disosiasi merupakan perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.
Harga drajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
a. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian
b. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
c. 0 ˂ α ˂ 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (terdisosiasi sebagian)
2. Tetapan kesetimbangan gas
a. Untuk kesetimbangan homogen
103
A2(s) + B2(g) ↔ 2AB(g)
Keterangan:
Kp
= tetapan kesetimbangan gas
PAB
= tekanan parsial zat AB dalam keadaan setimbang
PA2
= tekanan parsial zat A2 dalam keadaan setimbang
PB2
= parsial zat B2 dalam keadaan setimbang
PAB = XAB x Pt
PA2= XA2 x Pt
PB2= XB2 x Pt
Pt = Tekanan total dalam kesetimbangan
X = Fraksi mol zat
3. Hubungan Kc dan Kp
104
4. Arti nilai kesetimbangan
a. Jika nilai Kc dan Kp besar, berarti reaksi kesetimbangan ada dikanan
b. Jika Kc sangat kecil reaksi kesetimbangan ada dikiri
c. Jika Kc=1 posisi kesetimbangan ada di tengah berimbang.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Guru
Awal, pembukaan
Siswa
Membuka dengan salam
Menjawab salam
Memberi arahan untuk berdoa
Bersama-sama berdoa sebelum
Karakter yang
Alokasi
diharapkan
Waktu
Religius, antusias,
5 menit
rasa ingin tahu
15 menit
belajar
Orientasi pada masalah
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Menyampaikan tujuan
Memperhatikan penjelasan guru
pembelajaran hari ini yaitu untuk tentang tujuan pembelajaran
mengetahui bagaimana kita
105
mengetahui drajat disosiasi
reaksi kesetimbangan gas dan
mencari tetapan kesetimbangan
pada reaksi kesetimbangan.
Memberi informasi pada siswa
bahwa berdasarkan data
percobaan kesetimbangan kimia
yang diketahui besar Molar
reaksinya dapat dicari nilai
tetapan kesetimbangannya.(Kc)
Menunjukkan data percobaan
reaksi H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
Dan menghubungkan dengan
tetapan kesetimbangan Kc dan
Kp (untuk reaksi gas)
Menyimak orientasi masalah yang
diajukan oleh guru.
106
Memberikan pertanyaan yang
Merasa tertarik untuk
menjadi sebuah masalah, tentang menyelesaikan masalah.
jumlah zat-zat yang terdisosiasi
dalam suatu reaksi serta dicari
tetapan kesetimbangan jenis
reaksi kesetimbangan lain.
(Lembar Soal)
Mengorganisasi siswa
Meminta siswa bergabung
Berkumpul dengan kelompoknya
Aktif dan kerja sama
5 menit
untuk belajar
dengan kelompok.
Membimbing
Mempersilahkan siswa
Bersama kelompok melakukan
Kritis,
40 menit
penyelidikan kelompok
melakukan penyelidikan
penyelidikan.
kerjasama,tanggung
berdasarkan lembar latihan soal
jawab
yang disediakan.
Mengembangkan dan
Memberi kesempatan siswa
Mempresentasikan hasil diskusi
Teliti dan kerja sama
5 menit
107
menyajikan hasil karya
untuk menyajikan hasil
dari haasil penyelidikan
diskusinya.
Menganalisis dan
Memberi kesempatan pada
Berdiskusi tentang pekerjaan
mengevaluasi hasil
kelompok lain untuk bertanya
teman kelompoknya.
pemecahan masalah
atau berpendapat.
Memberi komentar terhadap
Disiplin.
20 menit
Religius, percaya diri
5 menit
Menyimak komentar guru.
proses pemecahan masalah pada
lembar soal yang telah
diberikan.
Kegiatan Ahir, penutup
Memberi apresiasi positif pada
Mengucap terima kasih kembali.
siswa dan mengucap terima
kasih
Menutup pertemuan dengan
Berdoa bersama-sama
berdoa bersama
Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam
Menjawab salam
108
VII.
Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar Latihan Soal
2. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. Lembar latihan Soal
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
109
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-1
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan
mempengaruhi
kesetimbangan
pergeseran
arah
dan
faktor-faktor
kesetimbangan
yang
dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengemukakan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Percaya diri, Kepemimpinan,Pekerja Keras,dan Kritis.
IV. Materi Ajar
1. Konsep Kesetimbangan Kimia
Pada kehidupan sehari-hari hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah
(irreversible), kebanyakan reaksi berlangsung dua arah (reversible). Adapun ciri-ciri
dari reaksi irreversible adalah:
a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah (→)
110
b. Reaksi berlangsung tuntas
c. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis
d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.
Contoh dari reaksi irreversible :
CaC03 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Dalam hal ini, padatan CaC03 habis beraksi dengan HCl membentuk CaCl2, H2O,
dan H2O. Dan produk reaksi tersebut tidak dapat kembali menjadi CaC03 dan HCl.
Reaksi yang berlangsung dua arah (reversible) memeiliki ciri-ciri diantaranya:
a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah berlawanan (↔)
b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari reaktan dan dari produk.
c. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik.
Contoh dari reaksi reversible :
3H2(g) + N2(g) ↔ 2NH3(g)
Pada reaksi ini setelah hidrogen dan nitrogen berubah menjadi beberapa molekul
amonia, proses balik atau proses penguraian amonia menjadi hidrogen dan nitrogen
mulai berlangsung. Saat laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi
reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah
kesetimbangan
kimia.
Kesetimbangan
kimia
ini
merupakan
suatu
proses
kesetimbangan dinamis.
Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat berbeda untuk mencapai reaktan
dan produk. Adapun contoh proses kesetimbangan yang terdekat adalah
kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama yakni kesetimbangan fisis karena
proses perubahan yang terjadi hanyalah perubahan fisis. Penguapan air dalam wadah
tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis.
2. Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan dinamis. Disebut dinamis karena reaksi terus bergerak
(dinamis) bukan statis.Contoh pada reaksi pembentukan HI dan peruraian HI, reaksi
tersebut dapat balik, maka ditulis tanda panah bolak balik:
Reaksi ditemukan Max Bodenstein tahun 1893. Pada suhu 4450 :
111
1) Reaksi pembentukan dan peruraian HI
H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
Pada pengamatan reaksi, pada reaksi pembentukan HI, reaktan gas Hidrogen
dan Iodin semakin berkurang, HI bertambah namun setelah HI berubah kembali
menjadi gas Hidrogen dan Iodin, hingga pada suatu keadaan reaksi tersebut tidak
berubah lagi dalam
waktu tetap.Padahal reaksi tersbut terus berlangsung karena
tumbukan efektif antara H dan I serta HI terus terjadi.
Pada reaksi setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik, dapat dituliskan:
r1= r2
Reaksi kesetimbangan juga terjadi pada perubahan mikroskopis yang tidak bisa terlihat
langsung oleh mata.
V. Model Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
112
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru
1. Bertanya pada siswa apa
yang dimaksud dengan reaksi
Kegiatan Siswa
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
kesetimbangan
2. Bertanya pada siswa apa
yang disebut reaksi reversible
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
dan irreversible?
Inti
Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan apa yang
dimasksud dengan reaksi
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
reversible dan irreversible
2. Menjelaskan pengertian
kesetimbangan kimia bahwa
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
yang dimaksud reaksi
setimbang adalah reaksi
reversible.
3. Memberikan contoh-contoh
reaksi reversible dan
irreversible dengan
3. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
113
memperlihatkan media paku
berkarat dan reaksi dalam
minuman bersoda
4. Meminta siswa mencari
contoh lain mengenai reaksi
4. Siswa mencari contoh lain
dari reaksi reversible
reversible yang diketahuinya
melalui buku pelajaran
Penutup
1. Guru membahas jawaban dari
hasil jawaban siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
VII.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS
Bogor, November 2014
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Peneliti
Dedeh Nursidik
Anita Sumaryani
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-2
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan
mempengaruhi
kesetimbangan
pergeseran
arah
dan
faktor-faktor
kesetimbangan
yang
dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan analisis reaksi.
2. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Tetapan kesetimbangan
Dapat dituliskan sebuah persamaan, sebagai berikut:
Laju reaksi saat setimbang : r1=r2
Contoh: reaksi kesetimbangan : aA + bB ↔ cC + dD
r1=K1[A]a [B]b
115
r2=K2[C]c [D]d
Reaksi kesetimbangan terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu
tetap, maka harga K tetap pula, K1/ K2 = Kc. Kc adalah tetapan kesetimbangan
berdasarkan konsentrasi.
Jadi :
Dapat dirumuskan Hukum kesetimbangan yaitu:
Pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi
yang dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali pereaksi yang dipangkatkan
dengan koefisien adalah tetap.
Tetapan kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp)
Untuk
reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan juga dapat
dinyatakan dengan tetapan parsial gas. Hal ini dipahami dari hukum gas ideal
PV=nRT. Molar gas (n/v) sebanding lurus dengan P.
Contoh pada reaksi : aA + Bb ↔ cC + dD
Persamaan Kp juga dapat dihubungkan dengan Kc, yaitu:
2. Kesetimbangan Homogen dan heterogen
Jenis-jenis Reaksi kesetimbangan:
116
Berdasarkan wujud zat, reaksi kesetimbangan terbagi dua:
1) Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh: H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
2) Reaksi kesetimbangan heterogen
Contoh: C(s) + O2(g) ↔ CO2(g)
Karena konsentrasi zat padat murni (soloid) atau zat cair murni tetap
(liquid), untuk itu tidak disertakan pada tetapan kesetimbangan. Hanya zat
berfasa gas dan larutan saja yang disertakan.
Contoh:
a. MgOH2 (s) ↔ MgO(s) + H2O(g)
b. BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
V. Model Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
117
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru
1. Bertanya pada siswa apa
yang dimaksud dengan
Kegiatan Siswa
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
tetapan kesetimbangan
2. Bertanya pada siswa apa
yang disebut dengan
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen
Inti
Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan apa yang
dimaksud dengan tetapan
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
kesetimbangan melalui grafik
laju reaksi
2. Menjelaskan arti Kc dan Kp
3. Menjelaskan perbedaan
kesetimbangan homogen dan
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
3. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
heterogen
4. Memberikan soal pada siswa
dan meminta mencari
penyelesaiannya terkait
tetapan kesetimbangan pada
4. Siswa menjawab soal-soal
yang diberikan
118
suatu reaksi
Penutup
1. Guru membahas jawaban dari
hasil jawaban siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
VII.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Peneliti
Dedeh Nursidik
Anita Sumaryani
119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Pertemuan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
: SMA Negeri 1 Parung
: Kimia
: XI/1
: 2 x 45 menit
: Ke-3
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
:3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan melalui
percobaan.
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
Dalam produksi suatu produk tertentu, yang merupakan reaksi kesetimbangan maka
diperlukan jumlah produk yang lebih banyak, untuk membuat kesetimbangan bergeser ke
arah produk, maka dapat dilakukan pergeseran sesuai dengan azas Le Chatelier (Hukum
aksi reaksi):
Jika pada kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, sistem akan mengadakan
reaksi
dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.
Aksi tersebut diantaranya melakukan perubahan pada:
1. Konsentrasi
2. Temperatur
3. Tekanan
4. Volume.
1. Konsentrasi
A+B ↔ C
120
a. Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) ditambah maka kesetimbangan bergeser
ke arah produk (C).
Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) dikurangi maka kesetimbangan bergeser
ke arah pereaksi sendiri.
b. Jika konsentrasi zat produk (C) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah
pereaksi (A dan B).
Jika konsentrasi zat produk (C) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah
produk sendiri (C)
c. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang berbentuk padat (solid)
atau cair (liquid) ditambah atau dikurangi, kesetimbangan tidak akan bergeser
karena konsentrasi zat-zat tersebut bernilai tetap.
2. Temperatur
Pada perubahan temperatur, yang difokuskan adalah jenis reaksi, apakah
eksoterm atau endoterm.
A+B ↔ C ∆H= + f kj
a. Jika temperatur sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang endoterm (memerlukan panas).
Reaksi diatas bila suhu dinaikan ke arah zat C.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang eksoterm (melepaskan panas)
Reaksi diatas bila suhu diturunkan ke arah pereaksi (zat A dan B)
3. Tekanan
a. Jika tekanan sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molnya lebih kecil.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang mol nya lebih besar.
4. Volume
Untuk perubahan volume, kebalikan dari perubahan tekanan, yakni:
a. Jika volume diperbesar, berarti tekanan menjadi kecil maka bergeser ke arah
jumlah mol yang besar.
b. Jika volume diperkecil, berarti tekanan menjadi besar maka bergeser ke arah
jumlah mol yang kecil.
121
V. Model Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Bertanya pada siswa faktorfaktor apa saja yang
mempengaruhi
kesetimbangan
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
2. Bertanya pada siswa
mengenai bagaimana faktor
konsentrasi, suhu, volume
dapat mempengaruhi
kesetimbangan
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
Inti
Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menyebutkan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi
kesetimbangan
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
2. Menjelaskan bagaimana
konsentrasi mempengaruhi
kesetimbangan
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
3. Menjelaskan bagaimana
faktor suhu dapat
mempengaruhi
kesetimbangan
3. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
122
4. Menjelaskan bagaimana
faktor volume dan tekanan
dalam mempengaruhi
kesetimbangan
4. Siswa menyimak
penjelasan guru
5. Meminta siswa melakukan
percobaan pengaruh suhu
dalam mempengaruhi
kesetimbangan
5. Siswa melakukan
percobaan bersama dalam
kelompok
Penutup
1. Guru membahas hasil
percobaan siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
VII.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Peneliti
Dedeh Nursidik
Anita Sumaryani
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-4
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan
hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,
2. Menghitung harga tetapan tekana parsial Kp.
3. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,Kp melalui analisis masalah.
2. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Hubungan antara Kc dari persamaan reaksi yang setara
Contoh:
Reaksi yang diketahui:
a. A + B ↔ C + D, Kc = K1
124
b. Reaksi kesetimbangan dibalik C + D ↔ A + B, sehingga Kc = K2
c. Reaksi kesetimbangan dikali 2 menjadi, 2A + 2B ↔ 2C + 2D, Kc = K3
Hubungan antara K1 dan K2
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ][ ]
Hubungan keduanya adalah
Hubungan antara K1 dan K2
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
[
[ ][ ]
]
[ ][ ]
Hubungannya menjadi K3 = (K1)2
2. Tetapan kesetimbangan gas
a. Untuk kesetimbangan homogen
A2(s) + B2(g) ↔ 2AB(g)
Keterangan:
Kp
= tetapan kesetimbangan gas
PAB
= tekanan parsial zat AB dalam keadaan setimbang
PA2
= tekanan parsial zat A2 dalam keadaan setimbang
PB2
= parsial zat B2 dalam keadaan setimbang
125
PAB = XAB x Pt
PA2= XA2 x Pt
PB2= XB2 x Pt
Pt = Tekanan total dalam kesetimbangan
X = Fraksi mol zat
3. Hubungan Kc dan Kp
4. Arti nilai kesetimbangan
a. Jika nilai Kc dan Kp besar, berarti reaksi kesetimbangan ada dikanan
b. Jika Kc sangat kecil reaksi kesetimbangan ada dikiri
c. Jika Kc=1 posisi kesetimbangan ada di tengah berimbang.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru
1. Bertanya pada siswa tentang
hubungan antara tetapan
kesetimbangan
Kegiatan Siswa
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
126
Inti
Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan hubungan antara
tetapan kesetimbangan pada
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
suatu reaksi dan reaksi yang
lain
2. Menjelaskan hubungan antara
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
Kc dan Kp
3. Memberikan contoh-contoh
3. Siswa menjawab soal-soal.
soal
4. Meminta siswa
mengerjakannya di papan
4. Siswa memperhatikan
pekerjaan temannya
tulis
Penutup
1. Guru membahas jawaban dari
hasil jawaban siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
VII.
Alat dan Sumber Belajar
1. Buku Yudhistira Kelas XI
2. Buku Esis kelas XI
VIII. Penilaian
1. Lembar Latihan Soal
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
127
Lampiran 3. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lembar Kerja Siswa
Mengetahui Reaksi reversible (bolak-balik)
Standar Kompetensi:
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui reaksi bolak-balik (reversible).
B. Alat
1. Kertas lakmus
Bahan
1. Soda
2. Besi tidak berkarat
3. Besi berkarat
C. Prosedur Percobaan
1. Percobaan paku
1) Bandingkan perbedaan paku tidak berkarat dan paku berkarat
2) Analisa reaksi perkaratan
2. Percobaan Soda
1) Perhatikan wujud zat pada soda dalam botol.
2) Berikan getaran pada soda dan buka tutup soda serta perhatikan
wujud zat yang terlihat setelah tutup soda dibuka.
3) Identifikasi sifat zat pada soda dengan lakmus.
D. Tabel Pengamatan
Perbandingan keadaan paku
Paku Tak berkarat
Warna
............
Paku Berkarat
128
Wujud zat dalam soda ketika tutup botol belum terbuka (contreng)
Zat padat
Zat cair
Gas
Wujud zat ketika soda diberi getaran dan dibuka tutupnya (contreng)
Zat padat
Zat cair
Gas
E. Pertanyaan dan analisa
Percobaan Besi
1. Apakah perbedaan antara besi berkarat dan besi tidak berkarat ?
2. Bagaimanakah terjadinya perkaratan pada besi ? Tuliskan reaksi
perkaratan besi!
3. Apakah karat besi dapat bereaksi kembali menjadi besi seperti semula
?
4. Apakah reaksi perkaratan besi termasuk ke dalam reaksi irreversible
(reaksi yang tidak dapat balik) atau reversible (reaksi yang dapat balik)
? Jelaskan alasannya
Percobaan Soda
1. Apakah wujud zat yang terlihat pada soda saat di dalam botol ?
2. Jenis zat apakah yang terdeteksi ketika sedikit cairan soda diuji dengan
kertas lakmus ?
3. Apakah yang terjadi setelah botol diberi getaran dan dibuka tutupnya?
Terdapat zat apa saja menurut pengamatan kalian ?
4. Apakah zat pada soda merupakan perpaduan dari beberapa zat yang
berbeda? Tuliskan reaksi pada soda, dan tentukan apakah reaksi pada
soda termasuk pada reaksi irreversible atau reversible?
129
Lembar Kegiatan Siswa
Standar Kompetensi:
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
Indikator:
1. Siswa dapat menjelaskan tentang kesetimbangan dinamis
2. Siswa dapat menjelaskan tetapan kesetimbangan, kesetimbangan homogen
dan heterogen
3. Siswa dapat meramalkan arah kesetimbangan
Masalah
Andi dan Randi adalah seorang siswa SMA jurusan IPS. Mereka berdua
adalah siswa berprestasi yang begitu aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang
besar. Suatu saat pada pelajaran geografi mereka ditugasi untuk mencari informasi
tentang potensi gas alam indonesia dan kegunaan gas alam bagi kehidupan seharihari. Ketika mencari data tersebut, mereka menemukan fakta menarik bahwa data
terakhir tanggal 1 januari 2010, cadangan gas alam terbukti (jumlah gas alam
yang diperkirakan dapat diproduksi dari suatu reservoir yang meyakinkan).
Namun di sisi lain ketika mereka mencari data tentang ekspor dan impor produk
yang dihasilkan dari gas alam, yakni amonia, mereka melihat indonesia masih
mengimpor amonia sebesar 200.000 ton dengan nilai 4,2 triliyun.
“Indonesia itu masih impor amonia 200.000 ton dengan nilai 4.2 Triliun
setahun.” Ungkap Direktur utama PT Pupuk Indonesia Holding Company Arifin
Tasrif ketika ditemui di kantor Direktur kementrian Bidang Perekonomian, Jalan
lapangan Banteng, Senin (10/6/2013). Dikatakan Arifin impor amonia paling
banyak berasal dari timur tengah. Jumlah kebutuhan amonia dalam negeri adalah
400.000 ton. Dari jumlah itu 200.000 ton dipasok dari produsen lokal.
Melihat fakta-fakta tersebut, Andi dan Randi menjadi tertarik dengan
proses pembuatan amonia secara lebih dalam. Kemudian mereka mencari kembali
data-data tentang proses tersebut dan menemukan data sebagai berikut:
Reaksi amonia N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H= -92,2 kj,
130
Reaksi amonia menurut yang mereka baca adalah reaksi bolak-balik dan masuk ke
dalam aplikasi kesetimbangan dinamis jenis kesetimbangan homogen.Reaksi
bolak-balik akan menyebabkan amonia yang telah diproduksi dapat kembali lagi
menjadi reaktannya. Jika seperti itu, mereka berfikir bahwa produksi amonia tidak
akan pernah maksimal karena amonia kembali lagi menjadi bahan awalnya yakni
gas nitrogen dan hidrog
Kemudian mereka melihat tabel Tabel 1 Pengkajian Sistem N2(g) + 3H2(g) ↔
2NH3(g)
Konsentrasi Awal (mol/Liter)
[N2]
1
1.1
1.46
[H2]
2
2.1
2.4
[NH3]
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Konsentrasi
Kesetimbangan
(mol/Liter)
Kc
[N2]
[H2]
[NH3]
0.8
1
1.2
2.25
0.7
1.1
1.4
2.1
0.9
1.16
1.8
2.3
Kemudian ada keterangan yang menjelaskan bahwa nilai tetapan
kesetimbangan gas juga penting untuk diketahui (Kp). Dan memiliki hubungan
tertentu dengan Kc.Melihat data-data ini mereka merasa bingung apa maksud dari
data-data tersebut. Dapatkah anda memberikan pendapat tentang hal yang belum
dimengerti oleh Andi dan Randi?
Pertanyaan:
1. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan dinamis, dan
kesetimbangan homogen? Mengapa hal tersebut erat hubungannya dengan
reaksi reversible ?
2. Apakah hubungan Kc dan Kp dan apa gunanya mengetahui nilai tetapan
tersebut?
3. Apakah benar asumsi Randi dan Andi bahwa pada reaksi reversible
dimana reaksinya terjadi bolak-balik, maka produksi amonia tidak akan
pernah maksimal? Apakah anda memiliki pendapat lain? Atau adakah cara
untuk memaksimalkan produksi amonia tersebut?
.
131
LKS Praktikum
Perubahan Suhu terhadap Sistem Kesetimbangan Kimia
Standar Kompetensi:
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui perubahan suhu terhadap sistem kesetimbangan kimia
B. Alat
1. Statif dan klem
2. Gelas kimia
3. Termometer
4. Pipet tetes
5. Tabung reaksi dan rak
6. Gelas Ukur
7. Stopwatch
8. Pembakar spirtus
9. Kaki tiga dan kasa
10. Penjepit
Bahan
1.
2.
3.
4.
Iodin
Tepung Sagu
Air
Batu es
C. Prosedur Percobaan
1. Masukan 5 ml larutan tepung kanji masing-masing pada ketiga tabung
reaksi.
2. Berikan tiga tetes iodin pada tabung reaksi 1 dan 2. Jadikan tabung
reaksi 3 sebagai kontrol.
3. Panaskan tabung reaksi 1 pada suhu 800 C. Diamkan selama 3 menit
132
4. Diinginkan tabung reaksi 2 pada gelas kimia berisi es batu. Diamkan
selama 3 menit
5. Amati yang terjadi
D. Tabel Pengamatan
Perlakuan
Warna
Kontrol
Temperatur tinggi
Temperatur rendah
E. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi terhadap campuran iodin dan kanji pada saat
dipanaskan pada suhu 800 C ? Jelaskan hal tersebut berdasarkan azas
Le-Chatelier
2. Apa yang terjadi terhadap campuran iodin dan kanji pada saat
didinginkan ? Jelaskan hal tersebut berdasarkan azas Le-Chatelier
3. Tuliskan reaksi yang terjadi dan tentukan manakah yang termasuk
reaksi eksoterm dan endoterm? Jelaskan alasannya.
4. Tuliskan kesimpulan dari percobaan tersebut!
133
Lembar Latihan Soal
Kelompok 1 dan 3
1. Suatu reaksi kesetimbangan CO(g) + H2O(g)↔ CO2 (g)+ H2(g) . Ke dalam
suatu tabung yang volumenya 2 liter dimasukan 5 mol H2O dan 4 mol CO
lalu bereaksi. Pada keadaan setimbang diperoleh gas H2 sebanyak 2 mol
pada suhu 270C. Tentukanlah Kc!
2. Tetapan kesetimbangan dari N2O4 (g) ↔ 2NO2 (g) adalah 1/150. Ke dalam
suatu ruangan 200 liter dimasukan 10 ml gas N2O4.Tentukanlah drajat
disosiasi N2O4 tersebut!
3. Lantanium oksalat terurai menurut reaksi La2(C2O4)3(s)
↔
La2O3(s)+3CO(g)+ 3CO2(g). .Jika tekanan total 0,5 atm, tentukanlah harga
Kp!
4. Diketahui reaksi kesetimbangan 2AB3(g) ↔ 2AB2(g) )+ B2(g) . Jika gas AB3
mula-mula adalah 2 mol dan drajat disosiasinya adalah 0,4 mol:
Tentukanlah
a. Kc pada volume 1 liter
b. Kp pada 1270 C
5. Sejumlah H2 dan I2 direaksikan dalam wadah dan dibiarkan mencapai
kesetimbangan pada suhu 4400C. Pada keadaan setimbang, [H2] = 0,065 M
; [I2] = 1,065 M ; dan [HI] = 1,855 M. Jika reaksi kesetimbangannya
adalah : H2(g) + I2(g)↔ 2HI(g)
a. Tentukan tekanan parsial dari masing-masing gas.
b. Tentukan tekanan total gas dalam wadah
c. Tentukan Kp pada suhu 4400C.
Kelompok 2 dan 4
1. Mula-mula 0,2 mol A, 1 mol B, dan 2 mol C dicampur dalam wadah
sebesar 1 liter. Selanjutnya kesetimbangan gas homogen 2A ↔ 3B + C
tercapai. Analisis menunjukkan 0,6 mol A terdapat pada kesetimbangan.
Hitunglah Kc!
2. Suatu reaksi A(g) ↔ 2B(g)↔ 2C (g) mencapai kesetimbangan dengan
tekanan total 2 atm. Jika pada kesetimbangan, mol A:mol B : mol C =
2:1:2, berapakah harga Kp?
3. Salah satu cara untuk mengatasi produksi gas NO pada kendaraan
bermotor adalah dengan konverter katalitik. Pada alat ini, gas NO bereaksi
dengan gas CO membentuk gas N2 dan CO2 dengan reaksi:
2NO(g) + 2CO(g) ↔ + N2(g)+ 2CO2(g).
134
a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan Kp
b. Hitung Kp pada suhu 573 K jika diketahui Kc = 2,18 x 1059
a. Sejumlah H2 dan I2 direaksikan dalam wadah dan dibiarkan mencapai
kesetimbangan pada suhu 4400C. Pada keadaan setimbang, [H2] =
0,065 M ; [I2] = 1,065 M ; dan [HI] = 1,855 M. Jika reaksi
kesetimbangannya adalah : H2(g) + I2(g)↔ 2HI(g)
4. Apakah perbedaan antara tetapan kesetimbangan Kp dan Kc? Kapan Kp
dapat digunakan?
5. Dalam wadah 5 liter dimasukan 0,2 mol HI yang akan terurai menurut
reaksi:
2HI(g) ↔ H2(g) + l2(g)
Jika dalam kesetimbangan terbentuk 0,05 mol l2, maka tetapan
kesetimbangannya adalah
Kelompok 3 dan 5
1. Reaksi CO2(s) + NO(g) ↔ NO2(g) + CO2(g) dilakukan dalam wadah 5 liter.
Pada keadaan awal terdapat 4,5 mol CO2 dan 4 mol NO. Setelah
kesetimbangan NO yang tersisa adalah 0,5 mol. Tentukan tetapan
kesetimbangan reaksi tersebut
2. Pada suhu 600C , gas N2O4 dengan total tekanan 1 atm terurai menjadi
NO2.
N2O4 (g) ↔ 2NO2(g)
Jika derajat disosiasinya adalah 50 % maka:
a. Tentukan tekanan parsial kedua gas pada kesetimbangan
b. Hitung Kp reaksi
3. Simak reaksi kesetimbangan berikut:
2N2(g) + O2(g)↔ 2 N2O(g)
a. Tulis persamaan kesetimbangan Kp.
b. Jika Kc diketahui, Bagaimana Kp ditentukan?
c. Hitung Kp pada suhu 298 K jika diketahui Kc= 5,76 x 10-36 mol -1 L
4. Simak reaksi berikut:
AgCl(s) +Br-(aq) ↔ AgBr(s) + Cl-(aq) Kc= 360 pada suhu 298 K
a. Tulis persamaan reaksi kesetimbangan Kc
b. Jika 0,1 M Br- direaksikan dengan padatan AgCl tentukan konsentrasi
Br- dan Cl- pada kesetimbangan
5. Simak reaksi kesetimbangan berikut:
PCl5(g) + PCl3(g) ↔ Cl2(g)
Sejumlah PCl5 0,21 mol: PCl3 0,32 mol ; dan Cl2 0,32 mol
a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangannya
b. Tentukan Kc reaksi
135
Kelompok 7 dan 8
1. Tulis persamaan Kp untuk reaksi berikut:
a. 2H2S(g) + 3O2(g)↔ 2H2O(g)+2SO2(g)
b. 2H2O(g) + H2(g)↔ O1/22(g)
2. Simak reaksi berikut
PCl5(g) + PCl3(g) ↔ Cl2(g) kp= 3,6 atm (5400C)
Jika awal reaksi terdapat PCl5 0,2 mol dan PCl3 3 mol ; maka tentukan
tekanan parsial gas –gas pada keadaan setimbang. Diketahui P total adalah
1 atm.
3. Simak reaksi berikut
COCl2(g) ↔ CO2(g) ↔ Cl2(g)
Diketahui tekanan COCl2 sebelum reaksi adalah 0,124 atm. Jika setelah
reaksi tekanan COCl2 turun menjadi 0,104 atm: maka tentukan Kp reaksi.
a. Tulis persamaan tetapan kesetimbangan Kp
b. Tentukan Kp pada suhu reaksi tersebut (600 K)
4. Jelaskan hubungan antara Kp dan Kc. Berapa nilai Kp dan Kc jika ngas =
0
5. Simak reaksi kesetimbangan berikut:
H2(g) + l2(g) ↔ 2HI(g)
Pada awalnya 0,1 mol H2 ditambah dengan 0,1 mol l2 dalam 2 L tabung
kimia. Setelah kesetimbangan tercapai, konsentrasi l2 telah turun menjadi
0,01 mol.
a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangannya
b. Tentukan nilai tetapan kesetimbangannya.
136
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen
KISI-KISI SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP
Bidang Studi
: Kimia
Materi Pokok
: Kesetimbangan Kimia
Jumlah Soal
: 38
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
Indikator
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Kesetimbangan heterogen
No
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
Soal
Gambar dibawah ini menunjukkan campuran Jawaban:
CaCO3,CaO, dan gas CO2 dalam keadaan
A. Tekanan gas CO2 tidak
kesetimbangan pada suhu tertentu.
berubah
1
Indikator Soal:
Diberikan sketsa dari reaksi
yang berada pada sistem
kesetimbangan. Siswa
diminta menjelaskan keadaan
sistem bila diberikan suatu
zat padat.
Jawaban Soal
Apa yang terjadi pada sistem tersebut ditambahkan
padatan CaCO3 ?
137
A.
B.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
3
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Indikator Soal:
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini:
2ICl(g)
I2 (g) + Cl2 (g)
Jawaban:
C. 1 dan 3
Ditempatkan beberapa gas ICI pada tabung reaksi
kosong. Pernyataan yang benar atas perubahan yang
terjadi pada sistem kesetimbangan yang terjadi
adalah...
(1) Laju reaksi balik meningkat
(2) Konsentrasi gas ICI meningkat
(3) Konsentrasi gas Cl2 meningkat
Indikator Soal:
Diberikan suatu persamaan
reaksi kesetimbangan. Siswa
diminta memprediksi
keadaan kesetimbangan
setelah ditempatkan suatu zat
pada tabung kosong.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Tekanan gas CO2 tidak berubah
Tekanan gas CO2 meningkat
Konsentrasi gas CO2 menurun
Padatan CaO meningkat
Konsentrasi CO2 meningkat
4
A. 1 saja
B. 2 saja
C. 1 dan 3
D. 2 dan 3
E. 1,2, dan 3
Grafik di bawah ini menunjukkan kesetimbangan gas Jawaban:
dengan reaksi:
B
138
Diberikan suatu grafik reaksi
kesetimbangan homogen.
Siswa diminta menentukan
keadaan kesetimbangan
setelah ditambahkan salah
satu reaktan.
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)
Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan
keadaan kesetimbangan setelah ditambahkan I2 pada
waktu t= a?
A
C
B
D
139
E
Jenjang:
C2(Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan Suhu
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
beserta nila perubahan
entalpi. Siswa diminta
menentukan keadaan
ketetapan kesetimbangan
ketika suhu dinaikkan.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Konsep:
Pengaruh katalis
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
5
Langkah pertama dari proses Ostwald untuk Jawaban:
pembuatan asam nitrat adalah oksidasi amonia menjadi B.Menurun
oksida nitrat dengan reaksi sebagai berikut:
4NH3(g) + 5O2 (g)
kJ/mol.
4NO(g) + 6H2O (g) ∆H = -905,6
Jika suhu dinaikkan maka nilai tetapan kesetimbangan
akan...
A.
B.
C.
D.
E.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
6
Meningkat
Menurun
Sama dengan nol
Tidak dapat ditentukan
Tetap seperti keadaan sebelumnya
Gas karbon monoksida bereaksi dengan gas oksigen Jawaban
membentuk gas karbon dioksida sesuai dengan C.[CO2] = 0,25 M
persamaan berikut:
2CO(g) + O2 (g)
2CO2(g) ∆H= -566 kJ/mol
Dalam wadah tertutup terdapat campuran gas CO, gas
140
O2 dan CO2 dalam kesetimbangan dengan
[ CO] = 0,30 M, [O2] dan [CO2] = 0,25 M.
Indikator Soal:
Diberikan suatu data
konsentrasi zat pada reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta memprediksi
perubahan konsentrasi suatu
zat ketika reaksi tersebut
ditambahkan katalis.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan data konsentrasi
zat suatu reaksi. Siswa
diminta memprediksi
perbandingan laju reaksi
maju dan reaksi balik.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan katalis
maka...
A.
B.
C.
D.
E.
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
7
[CO2]< 0,25 M
[CO2] > 0,25 M
[CO2] = 0,25 M
[CO2] > 0,3
[CO2] tidak dapat ditentukan
Terdapat persamaan reaksi karbon monoksida dan Jawaban:
hidrogen sebagai berikut:
A. Laju reaksi sama antara
reaksi maju dan balik
CO(g) + 3H2(g)
CH4 (g) + H2O (g)
Ketika 00,2 M CO dan 0,03 M H2 dimasukan ke dalam
bejana pada 800 K dan terjadi kesetimbangan. Apa
yang dapat kita simpulkan tentang laju reaksi maju dan
balik pada kesetimbangan?
A. Laju reaksinya sama
B. Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi
balik
C. Laju reaksi balik lebih besar dari laju reaksi
maju
D. Tidak ada perubahan yang terjadi pada saat laju
reaksi
E. Laju reaksi tidak dapat ditentukan
141
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Konsep:
Perubahan volume
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
8
A. a>b karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi
lebih banyak molekul gas
B. a>b karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi
lebih sedikit molekul gas
C. b>a karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi
lebih sedikit molekul gas
D. b>a karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbanagan akan memproduksi
lebih banyak molekul gas
E. penambahan volume tidak akan menyebabkan
peningkatan karena molekul gas tidak
berpengaruh pada pergeseran kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
serta penambahan volume
pada reaksi sehingga
kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan. Siswa diminta
menjelaskan alasan dari
keadaan pergeseran
kesetimbangan yang terjadi.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Kesetimbangan antara gas A dan gas B sebagai Jawaban:
berikut:
B. a>b
karena
ketika
volume pada wadah
aA(g)
bB(g)
diperbesar,
kesetimbangan
akan
Ketika volume pada wadah dinaikkan pada suhu tetap,
memproduksi
lebih
reaksi bergeser ke arah reaktan. Berdasarkan hal
sedikit molekul gas
tersebut dapat kita katakan bahwa kesetimbangan....
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
9
Berdasarkan reaksi di bawah ini.
2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g)
Manakah grafik yang menunjukkan konsentrasi gas H2
setelah tercapai kesetimbangan...
142
B
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen.
Siswa diminta menentukan
konsentrasi suatu zat setelah
terjadi kesetimbangan.
A
C
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Konsep:
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
10
B
D
E
Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2A(g) + B(g)
3C(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah...
A.
143
Kesetimbangan homogen
B.
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
homogen, siswa diminta
menentukan tetapan
kesetimbangannya.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Menjelaskan
tetapan
kesetimbangan
12
Indikator soal:
Konsep:
A.Kuantitas produk dan reaktan
yang terbentuk diawal.
A. Kuantitas produk dan reaktan yang
terbentuk diawal.
B. Kuantitas reaktan dan produk saat
komponen reaksi terdisosiasi
C. Penanambahan katalis
D. Stoikiometri
E. Temperatur
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Siswa dimintamemilih
pernyataan yang sesuai
terkait kondisi yang
mempengaruhi harga tetapan
kesetimbangan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Harga tetapan kesetimbangan bergantung
pada.........reaksi
Menjelaskan
tetapan
kesetimbangan
13
Suatu reaksi kesetimbangan berikut:
X + Y XY mempunyai harga Qc lebih kecil
dari harga Kc.
Pernyataan yang benar untuk reaksi tersebut
adalah...
C. Laju pembentukan X dan
Y< Laju pembentukan
XY
144
Keadaan kesetimbangan
A. Laju pembentukan X dan Y = Laju
pembentukan XY
B. Laju pembentukan X dan Y > Laju
pembentukan XY
C. Laju pembentukan X dan Y< Laju
pembentukan XY
D. Hanya laju pembentukan X yang sama
dengan laju pembentukan XY
E. Hanya laju pembentukan Y yang sama
dengan laju pembentukan XY
Indikator soal:
Diberikan suate reaksi
dengan data Qc dan Kc.
Siswa diminta memilih
pernyataan yang sesuai
terkait kondisi laju
pembentukan reaksi tersebut.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
16
N2(g) + 2O2 (g)
Jawaban
A
B
C
D
E
Meramalkan arah
pergeseran
A.
2NO2(g)
Terdapat jumlah mol yang sama pada N2(g) dan 2O2 (g) ,
reaksi ini terjadi pada wadah tertutup. Pernyataan
mana yang menggambarkan perubahan yang terjadi
ketika reaksi tersebut mencapai kesetimbangan?
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan jumlah mol zat terkait.
Siswa diminta memprediksi
keadaan yang terjadi saat
kesetimbangan.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Berdasarkan reaksi di bawah ini:
18
Laju reaksi
balik
Meningkat
Menurun
Meningkat
Menurun
Tetap
Konsentrasi
NO2(g)
Meningkat
Meningkat
Menurun
Menurun
Tetap
Reaksi nitrogen dioksida menjadi dinitrogen
tetraoksida adalah reaksi eksoterm:
B. Kesetimbangan bergeser
ke arah reaktan karena
145
Menjelaskan
Konsep:
Perubahan suhu
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
2NO2 (gas, coklat)
N2O4 (gas, tidak berwarna);
reaksi maju reaksi eksoterm.
Setelah kesetimbangan tercapai, temperatur dinaikkan
saat tekanan tetap. Apa yang terjadi pada sistem
kesetimbangan?
Indikator soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan arah
pergeseran kesetimbangan
saat suhu dinaikkan.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan,
karena reaktan melepaskan kalor
B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
karena reaktan membutuhkan kalor
C. Kesetimbangan bergeser ke arah produk
karena produk melepaskan kalor
D. Kesetimbangan bergeser ke arah produk
karena produk membutuhkan kalor
E. Tidak terjadi pergeran kesetimbangan.
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
19
Manakah pernyataan yang benar pada sistem reaksi
saat mencapai kesetimbangan?
A.
B.
C.
D.
E.
Konsep:
Keadaan Kesetimbangan
Indikator soal:
Siswa diminta menyebutkan
keadaan yang tepat saat suatu
reaksi mencapai
kesetimbangan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
reaktan membutuhkan
kalor
Meramalkan arah
pergeseran
20
C. Laju reaksi maju sama
dengan laju reaksi balik
Semua reaksi berhenti
Reaksi habis
Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik
Jumlah produk sama dengan jumlah reaktan
Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi
balik.
Pada suhu tertentu, terdapat reaksi kesetimbangan di
bawah ini:
E.Konsentrasi H2O tetap dan
tidak terjadi pergeseran
146
Menjelaskan
Konsep:
Perubahan konsentrasi
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
Mg(OH)2 (s)
Konsep:
Perubahan suhu
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan data perubahan entalpi,
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar
kesetimbangan bergeser ke
kanan.
kesetimbangan
Apakah yang terjadi pada konsentrasi gas H2O ketika
padatan MgO ditambahkan pada sistem
kesetimbangan?
Indikator soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan keadaan
konsentrasi produk ketika
konsentrasi produk yang lain
ditambahkan.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
MgO (s) + H2O(g)
A. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
B. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah produk
C. Konsentrasi H2O menurun dan kesetimbangan
bergeser ke arah produk
D. Konsentrasi H2O tetap dan kesetimbangan
bergeser ke arah reaktan
E. Konsentrasi H2O tetap dan tidak terjadi
pergeseran kesetimbangan.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
21
Berdasarkan reaksi dibawah ini :
PCl3 (g) + Cl2(g)
PCl5(g) ∆H<0
Perlakuan apa di bawah ini yang menyebabkan reaksi
bergeser ke kanan?
A.
B.
C.
D.
E.
Penambahan katalis
Penambahan volume sistem
Menaikan suhu sistem
Menurunkan suhu sistem
Tidak perlu diberi perlakuan
D. Menurunkan suhu sistem
147
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan suhu
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
22
Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2SO2 (g) + O2(g)
2SO3(g) ∆H<0
Apa yang harus dilakukan agar jumlah mol O2(g) pada
kesetimbangan meningkat?
A.
B.
C.
D.
E.
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan data perubahan entalpi,
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar jumlah
mol salah satu reaktan
meningkat.
23
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
B. Menurunkan suhu sistem
Penambahan katalis
Menurunkan suhu sistem
Menaikan suhu sistem
Penambahan SO3 pada sistem
Penurunan volume sistem
Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini :
2KCl3 (s)
2KCl(s) + 3O2 (g)
E.Tidak terjadi apapun
Apa yang terjadi ketika sistem ditambahkan katalis?
Konsep:
Reaksi Kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memperdiksi
sistem kesetimbangan, ketika
diberi penambahan katalis.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
A.
B.
C.
D.
E.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
24
Peningkatan jumlah 2KCl3 (s)
Penurunan jumlah 2KCl3 (s)
Peningkatan jumlah KCl(s)
Penurunan jumlah KCl(s)
Tidak terjadi apapun
Pada reaksi kesetimbangan homogen berikut:
H2 (g)
Br2 (g) + 2HBr (g)
Jika tekanan diperbesar, apa yang terjadi pada sistem
kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser
ke arah gas H2
148
Konsep:
Perubahan Tekanan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memprediksi
pergeseran kesetimbangan
ketika tekanan sistem
diperbesar.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
azas Le Chatelier
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
A.
B.
C.
D.
E.
25
Kesetimbangan bergeser ke arah gas H2
Kesetimbangan bergeser ke arah gas HBr
Tidak berubah
Kesetimbangan bergeser ke arah gas Br2
Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
Menurut persamaan kesetimbangan dibawah ini:
2S (s) + 3O2(g)
2SO3(g)
E.
Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah...
Konsep:
Kesetimbangan heterogen
A.
B.
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan siswa diminta
menentukan harga Kc.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan Konsentrasi
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
26
Hidrogen yang digunakan untuk proses Haber terbuat
dari reaksi berikut:
CH4 (g) + H2O(g)
CO2(g) + 3H2(g) ∆H= +206 kj
Kondisi seperti apa yang dapat mendukung
terbentuknya hidrogen lebih banyak?
A. Tekanan dan suhu rendah
B. Tekanan rendah dan suhu tinggi
B. Tekanan rendah dan
suhu tinggi
149
dan data perubahan entalpi,
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar jumlah
mol salah satu reaktan
meningkat.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan suhu
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memilih
perlakuan yang tepat agar
sistem kesetimbangan
menghasilkan produk
optimal.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Konsep:
Pengaruh volume
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memperdiksi
sistem kesetimbangan, ketika
volume sistem diperbesar.
C. Tekanan tinggi dan suhu rendah
D. Tekanan tinggi dan suhu tinggi
E. Tidak dapat ditentukan
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
27
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
28
Proses pembuatan gas amonia menurut proses HabeBosch adalah sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g)
2NH3(g) ∆= -92 kj
A. Tekanan dan temperatur
diperkecil
Untuk menghasilkan gas amonia yang optimal, maka...
A.Tekanan dan temperatur diperkecil
B. volume dan temperatur diperkecil
C. Konsentrasi N2 diperkecil
D. Konsentrasi NH3 diperbesar
E. Tekanan dan volume diperbesar
Persamaan reaksi kesetimbangan yang akan bergeser
ke kanan jika volume diperbesar adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
2SO2 (g) + O2 (g)
2SO3(g)
N2 (g) + 3H2 (g)
2NH3(g)
2HI2 (g)
H2(g) + I3(g)
CaO (s) + CO2 (g)
CaCO3(s)
N2 O4 (g)
2NO2(g)
E.N2 O4 (g)
2NO2(g)
150
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
29
Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini:
PbSO4 (s) + 2KI(aq)
PbI2(s) + K2SO4(aq)
Harga tetapan kesetimbangan yang benar adalah...
Konsep:
Kesetimbangan heterogen
A.
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
kesetimbangan dan siswa
diminta menentukan harga
Kc
B.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Konsep:
Perubahan Tekanan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memprediksi
pergeseran kesetimbangan
ketika tekanan sistem
diperbesar.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
30
Setiap reaksi dari sistem kesetimbangan dibawah ini
mengalami peningkatan tekanan sistem, sebagai imbas
dari penurunan volume sistem.
Pada reaksi mana yang mengalami peningkatan jumlah
produk?
A.
B.
C.
D.
E.
Menjelaskan
tetapan
kesetimbangan
C.Si (s) + 2Cl2
31
2CO2 (g)
2CO (g) + O2 (g)
N2 F4(g)
2NF2 (g)
Si (s) + 2Cl2
SiCl4(g)
CaO (s) + CO2 (g)
CaCO3(s)
N2 (g) + C2 H2(g)
2HCN(g)
Dalam ruang yang memiliki volume 2 liter, dipanaskan C.0,25
2 mol gas HI sehingga mecapai keadaan
kesetimbangan:
SiCl4(g)
151
2HI (g)
Konsep:
Tetapan kesetimbangan
H2(g) + I2(g)
Kemudian, terdapat 0,5 mol gas H2 pada saat
setimbang. Lalu berapakah harga Kc?
Indikator Soal:
Diberikan data sejumlah mol
dan volume reaksi
kesetimbangan.Siswa diminta
mencari nilai Kc pada reaksi
tersebut.
Meramalkan arah
Jenjang:
pergeseran
C2 (Pemahaman)
kesetimbangan
Konsep:
dengan
Perubahan konsentrasi
menggunakan
azas Le Chatelier
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
siswa diminta memprediksi
pergeseran kesetimbangan
yang terjadi setelah
ditambahkan sejumlah
reaktan.
A.
B.
C.
D.
E.
32
0,1
0,15
0,25
0,5
0,1
Jika ke dalam kesetimbangan HI (g) + I2(g)
2HI2(g)
ditambahkan 1 mol HI, apakah yang terjadi?
A.
B.
C.
D.
E.
Kesetimbangan akan bergeser ke kiri
Kesetimbangan bergeser ke kanan
Kesetimbangan tidak akan bergeser
Tekanan turun
Suhu akan turun
B. Kesetimbangan bergeser
ke kanan
152
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
33
Manakah grafik yang menunjukkan laju (rate) reaksi
maju dan laju reaksi setelah kesetimbangan?
Petunjuk:
(Reaksi maju)
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
---------- (Reaksi balik)
Indikator Soal:
Diberikan beberapa grafik
dan siswa diminta
menentukan grafik yang
menggambarkan reaksi
kesetimbangan.
C
A
B
C
D
153
E
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Konsep:
Perubahan volume
Indikator Soal:
Diberikan lima jenis reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menilai ma reaksi
yang akan bergeser ke
reaktan saat volume
reaksinya diturunkan.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
34
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
35
Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini, reaksi mana
yang akan bergeser ke kiri ketika volumenya
diturunkan....
A.
B.
C.
D.
E.
C.2SO3 (g)
2SO3 (g) + O2 (g)
4Fe (g) + 3O2(g)
+ 2Fe2O3 (s)
2HI (g)
H2(g) + I2 (g)
2SO3 (g)
2SO3 (g) + O2 (g)
H2 (g) + Cl2(g)
2HCl (s)
N2 (g) + 3 H2 (g)
+ 2NH3 (s)
Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2CO2 (g)
2CO (g) + O2 (g) ∆H=-514 kj
Menurut azas le chatelier, penambahan zat O2 pada
reaksi tersebut akan menyebabkan?
A. Menurunnya tekanan parsial CO2 (g) pada
kesetimbangan.
B. Meningkatkan nilai tetapan kesetimbangan.
C. Meningkatkan tekanan
parsial CO2 (g) pada
kesetimbangan.
154
kesetimbangan
homogen.Siswa diminta
menganalisis eristwa yang
terjadi setelah ditambahkan
konsentrasi pada produk.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
C. Meningkatkan tekanan parsial CO2 (g) pada
kesetimbangan.
D. Meningkatkan tekanan parsial CO (g) pada
kesetimbangan.
E. Menurunkan nilai tetapan kesetimbangan.
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
36
Manakah persamaan tetapan kesetimbangan yang tepat
untuk reaksi berikut:
PCl5 (s)
Konsep:
Kesetimbangan Heterogen
D.
PCl3 (l) + Cl2 (g)
A.
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
kesetimbangan homogen dan
siswa diminta menentukan
harga Kc
B.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan suhu
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
37
Pilihlah pernyataan yang benar dari beberapa
pernyataan berikut:
(1) Pada reaksi 2NO2 (g)
NO2O4 (g) ∆H= -58,i kj,
reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu
dinaikan.
(2) Pada reaksi N2 (g) + 3H2 (g)
2N (g) ∆H= -
D.(2) saja
155
28,4 kj, reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu
diturunkan
(3) Pada reaksi N2 (g) + 3H2 (g)
2N (g) ∆H=
+1,81 kj, reaksi bergeser ke arah kiri saat suhu
dinaikan.
Indikator Soal:
Diberikan sejumlah reaksi
kesetimbangan dan keadaan
masing-masing yang
terjadi.Siswa diminta
menentukan pernyataan yang
benar berdasarkan konsep
yang dimilikinya.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mengklasifikasikan
A.
B.
C.
D.
E.
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
38
Konsep:
Reaksi kesetimbangan
Pada reaksi berikut ini:
N2O (g) + NO2 (g)
Konsep:
Reaksi kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
dengan jenis reaksi
endoterm.Siswa diminta
memprediksi hal yang terjadi
setelah ditambahkan katalis.
Jenjang:
C2 (pemahaman)
Mengklasifikasikan
(1) saja
(1) dan (3)
(2) dan (3)
(2) saja
(3) saja
E.Tidak terjadi apapun
3NO (g) ∆H= +1,56 kj
Apa yang akan terjadi ketika sistem ditambahkan
sejumlah katalis...
A.
B.
C.
D.
E.
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
39
Meningkatnya mol N2O
Meningkatnya mol NO
Berkurangnya mol N2O
Berkurangnya mol NO
Tidak terjadi apapun
Pernyataan di bawah ini semuanya benar kecuali...
A. Katalis dapat mempengaruhi jumlah produk
reaksi yang terbentuk
B. Katalis mempengaruhi seberapa cepat
kesetimbangan reaksi akan tercapai
A. Katalis dapat
mempengaruhi jumlah
produk reaksi yang
terbentuk
156
C. Katalis dapat meningkatkan laju reaksi
D. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi
E. Katalis tidak mempengaruhi reaksi
kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan beberapa
pernyataan mengenai faktafakta yang berkaitan dengan
pengaruh katalis dalam reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan
pernyataan yang salah.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mengklasifikasikan
Konsep:
Perubahan volume/tekanan
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
40
A.
B.
C.
D.
E.
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan.Siswa diminta
menganalisis faktor apa yang
tidak mempengaruhi
pergeseran arah reaksi
kesetimbangan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Pergeseran kesetimbangan
Indikator Soal:
Faktor yang tidak mempengaruhi kesetimbangan
reaksi di bawah ini
H2 (s) + Br2 (g)
2HBr (g) ∆H= -109 kj adalah...
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
43
D. Volum dan tekanan
Suhu dan tekanan
Volum dan suhu
Konsentrasi dan suhu
Volum dan tekanan
Konsentrasi dan tekanan
Pada reaksi kesetimbangan :
CH4 (g) + H2O (g)
CO (g) + 3H2(g)
Hal yang dapat dilakukan untuk memperbesar produk
reaksi adalah...
A. Menurunkan konsentrasi pereaksi
B. Menurunkan mol H2O
C. Mengeluarkan CH4 dari
sistem
157
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan keadaan
agar produk reaksi maksimal
hasilnya.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
C. Mengeluarkan CH4 dari sistem
D. Menurunkan tekanan
E. Menaikan tekanan
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
44
Berdasarkan reaksi di bawah ini. Bagaimana
menuliskan tetapan kesetimbangannya...
4Br2 (g) + CH4(g)
4HBr(g) + CBr4 (g)
Konsep:
Kesetimbangan homogen
A.
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
homogen.Siswa diminta
menentukan harga Kc.
B.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Pergeseran kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan data perubahan entalpi,
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
45
Mira mencampur senyawa “A” dan “B”, dan dia D.
mendapati terbentuknya gas “C” dari campuran
tersebut.
Mira kemudian mencoba untuk mencampur A dan B
dengan perbandingan yang berbeda-beda. namun
jumlah keduanya tetap sama yaitu 50 gram.
Dari hasil percobaannya, dia menemukan
bahwa 0 gram A dicampur dengan 50 gram B tidak
C.
158
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar jumlah
mol salah satu reaktan
meningkat.
menghasilkan gas sama sekali (koordinat 0,0 ada di
setiap grafik di bawah).
Mira juga mendapati tidak terbentuknya gas C jika 50
gram A dicampur dengan 0 gram B (koordinat 50,0
ada di setiap grafik di bawah).
Grafik-grafik di bawah ini menunjukkan 5
kemungkinan jumlah gas C yang diproduksi melalui
reaksi campuran A dan B yang berbeda-beda.
Menurut Anda, grafik manakah yang menggambarkan
perkiraan yang tepat dari jumlah gas C yang terbentuk
melalui campuran A dan B antara (0,0) dan (0,50)?
[Catatan: Sumbu
X hanya menunjukkan jumlah senyawa A yang
digunakan Mira].
A
159
B
C
160
D
E
161
Bidang Studi
: Kimia
Materi Pokok
: Kesetimbangan Kimia
Jumlah Soal
:7
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
: Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Konstanta kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan nilai Kp dan
jumlah mol suatu reaksi.
Siswa diminta menentukan
perlakuan yang cocok
terhadap reaksi agar terjadi
kesetimbangan.
Indikator
No
Soal
Jawaban Soal
Menghitung harga
Kp berdasarkan
tekanan parsial
gas dan hasil
reaksi pada
keadaan
setimbang
2
Dalam sebuah piston terdapat campuran gas CO, gas
H2O dan gas CO2 masing-masing sebanyak 1 mol pada
suhu tertentu mengalami kesetimbangan dan
mempunyai nilai Kp= 10,0 dengan reaksi:
Jawaban:
E. Jumlah CO2 dan lebih besar
dari 1,00 mol dan jumlah CO
dan H2O kurang dari 1,00 mol
CO(g) + H2O(g)
CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika...
A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol
B. Jumlah gas H2 kurang dari 1 mol
C. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya lebih
besar dari 1,00 mol
D. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya kurang
dari 1,00 mol
E. Jumlah CO2 dan H2 lebih besar dari 1,00 mol
dan jumlah CO dan H2O kurang dari 1,00 mol
162
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Keadaan Kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
dengan jumlah mol pada
masing-masing zat .Siswa
diminta menentukan jumlah
salah satu mol zat pada
keadaan setimbang.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Memjelaskan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan suate reaksi
dengan data Kc dan jumlah
mol setiap zat. Siswa diminta
memilih pernyataan yang
sesuai terkait kondisi laju
pembentukan reaksi tersebut.
Menafsirkan data
percobaan
mengenai
konsentrasi
pereaksi dan hasil
reaksi pada
keadaan
setimbang untuk
menentukan
drajat disosiasi
dan tetapan
kesetimbangan
11
Menghitung harga
Kc berdasarkan
konsentrasi zat
dalam
kesetimbangan
14
Pada sistem tertutup terbentuk reaksi kesetimbangan D.5 mol C2H6 dan 3 mol H2
antara etana, hidrogen dan etena:
C2H6 (g)
C2H4 (g) + H2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 8 mol C2H6, pada saat
tersebut C2H4 dan H2 belum terbentuk.
Pada saat kesetimbangan 3 mol C2H4 terbentuk. Berapa
banyak mol C2H6 dan H2 yang terdapat pada keadaan
setimbang?
A.
B.
C.
D.
E.
2 mol C2H6 dan 3 mol H2
3 mol C2H6 dan 3 mol H2
4 mol C2H6 dan 1 mol H2
5 mol C2H6 dan 3 mol H2
6 mol C2H6 dan 3 mol H2
Simaklah reaksi berikut:
H2 (g) + I2 (g)
2HI (g) Kc = 49,5 (4400 C)
Diumpamakan pada wadah tertutup terdapat H2 0,1
mol; 0,2 mol; dan HI 0,1 mol. Apakah yang terjadi
pada sistem kesetimbangan?
A. Laju pembentukan H2 dan I2 = Laju
pembentukan HI
B. Laju pembentukan H2 dan I2 > Laju
pembentukan HI
C. Laju pembentukan H2 dan I2< Laju
pembentukan HI
D. Hanya laju pembentukan H2 yang sama
dengan laju pembentukan HI
E. Hanya laju pembentukan I2 yang sama
C.Laju pembentukan H2 dan I2<
Laju pembentukan HI
163
dengan laju pembentukan HI
Menafsirkan data
percobaan
mengenai
konsentrasi
pereaksi dan hasil
Konsep:
Menentukan konsentrasi
reaksi pada
kesetimbangan
keadaan
setimbang untuk
menentukan
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
drajat disosiasi
dan beberapa konsentrasi zat dan tetapan
pada keadaan kesetimbangan. kesetimbangan
Siswa diminta menentukan
konsentrasi pereaktan.
15
Menafsirkan data
percobaan
mengenai
konsentrasi
pereaksi dan hasil
reaksi pada
keadaan
setimbang untuk
menentukan
drajat disosiasi
dan tetapan
kesetimbangan
17
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan jumlah mol zat terkait.
Siswa diminta menentukan
jumlah zat saat keadaan
setimbang.
Berdasarkan reaksi di bawah ini:
CO2(g) + H2 (g)
CO(g) +H2O (g)
C. 0,44 M
1 mol CO2(g) dan 2 mol H2 (g) ditempatkan pada wadah
dengan volume 2 dm3. Pada keadaan setimbang
konsentrasi CO(g) 0.28 M.
Berapakah konsentrasi CO2(g) pada saat
kesetimbangan?
A. 0.22 M
B. 0,36 M
C. 0,44 M
D. 0,72 M
E. 0.88 M
Pada sistem tertutup terdapat reaksi kesetimbangan
antara hidrogen,iodin dan hidrogen iodida:
2HI
H2 (g) + I2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI. Pada waktu
tersebut H2 dan I2 belum terbentuk. Pada saat
kesetimbangan, terdapat 1 mol H2. Berapa jumlah mol
HI dan I2 pada saat kesetimbangan?
A.
B.
C.
D.
E.
1 mol HI dan 1 mol I2
2 mol HI dan 1 mol I2
3 mol HI dan 2 mol I2
4 mol HI dan 1 mol I2
5 mol HI dan 1 mol I2
D. 4 mol HI dan 1 mol I2
164
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Menghitung harga 41
Kc berdasarkan
Kp atau
sebaliknya
Reaksi yang memiliki harga Kp=Kc adalah...
Menghitung harga 42
Kc berdasarkan
Kp atau
sebaliknya
Apa hubungan antara Kp dan Kc pada reaksi:
2ICl (g)
I2 (g) + Cl2 (g) ?
Konsep:
Konstanta kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan sejumlah reaksireaksi kesetimbangan. Siswa
diminta meminta
memprediksi reaksi yang
harga Kp dan Kc nya sama.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Ketetapan kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan nilai Kc pada suatu
reaksi.Siswa diminta mencari
nilai Kc pada reaksi lain yang
sejenis.
A.
B.
C.
D.
E.
D. 2HBr (g)
H2 (g) + Br2 (g)
N2O4 (g)
2NO2 (g)
N2 (s) + 3H2 (g)
2NH3 (g)
H2 (s) + S (s)
H2S (g)
2HBr (g)
H2 (g) + Br2 (g)
2SO3 (g)
2SO2 (g) + O2 (g)
A.
B.
C.
D.
E.
Kp = Kc(RT)-1
Kp = Kc(RT)
Kp = Kc(RT) 2
Kp = Kc
Kp = Kc(2RT)
D. Kp = Kc
165
Lampiran 5. Instrumen sebelum Validasi
Nama :
Kelas :
1. Gambar dibawah ini menunjukkan
campuran CaCO3,CaO, dan gas CO2
dalam keadaan kesetimbangan pada
suhu tertentu.
D. Seluruh produk dan reaktan
jumlahnya kurang dari 1,00 mol
E. Jumlah CO2 dan H2 kurang dari
1,00 mol dan jumlah CO dan
H2O lebih dari 1,00 mol
3. Berdasarkan reaksi kesetimbangan
di bawah ini:
2ICl(g)
Apa yang terjadi pada sistem tersebut
ditambahkan padatan CaCO3 ?
A.
B.
C.
D.
E.
Tekanan gas CO2 tidak berubah
Tekanan gas CO2 meningkat
Konsentrasi gas CO2 menurun
Padatan CaO meningkat
Konsentrasi CO2 meningkat
2. Dalam
sebuah piston terdapat
campuran gas CO, gas H2O dan gas
CO2.Masing-masing sebanyak 1
mol, pada suhu tertentu mengalami
kesetimbangan dan mempunyai
nilai Kp= 10,0 dengan reaksi:
CO(g) + H2O(g)
CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika...
A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol
B. Jumlah gas H2 kurang dari 1
mol
C. Seluruh produk dan reaktan
jumlahnya lebih besar dari 1,00
mol
I2 (g) + Cl2 (g)
Ditempatkan beberapa gas ICI pada
tabung reaksi kosong. Pernyataan
yang benar atas perubahan yang
terjadi pada sistem kesetimbangan
yang terjadi adalah...
(1) Laju reaksi balik meningkat
(2) Konsentrasi gas ICI meningkat
(3) Konsentrasi gas Cl2 meningkat
A.
B.
C.
D.
E.
1 saja
2 saja
1 dan 3
2 dan 3
1,2, dan 3
4. Grafik di bawah ini menunjukkan
kesetimbangan gas dengan reaksi:
166
H2 (g) + I2 (g)
2HI (g)
Manakah grafik dibawah ini yang
menunjukkan
keadaan
kesetimbangan
setelah
ditambahkan I2 pada waktu t= a?
A
C
B
D
E
5. Langkah pertama dari proses
Ostwald untuk pembuatan asam
nitrat adalah oksidasi amonia
menjadi oksida nitrat dengan reaksi
sebagai berikut:
4NH3(g) + 5O2 (g)
4NO(g) +
6H2O (g) ∆H = -905,6 kJ/mol.
Jika suhu dinaikkan maka nilai
tetapan kesetimbangan akan...
A. Meningkat
B. Menurun
C. Sama dengan nol
D. Tidak dapat ditentukan
E. Tetap
seperti
keadaan
sebelumnya
6. Gas karbon monoksida bereaksi
dengan gas oksigen membentuk gas
karbon dioksida sesuai dengan
persamaan berikut:
2CO(g) + O2 (g)
2CO2(g) ∆H= 566 kJ/mol
Dalam wadah tertutup terdapat
campuran gas CO, gas O2 dan CO2
dalam kesetimbangan dengan [ CO]
= 0,30 M, [O2] dan [CO2] = 0,25
M.
Jika ke dalam campuran tersebut
ditambahkan katalis maka...
A.
B.
C.
D.
E.
[CO2]< 0,25 M
[CO2] > 0,25 M
[CO2] = 0,25 M
[CO2] > 0,3
[CO2] tidak dapat ditentukan
7. Terdapat persamaan reaksi karbon
monoksida dan hidrogen sebagai
berikut:
CO(g) + 3H2(g)
CH4 (g) + H2O (g)
Ketika 00,2 M CO dan 0,03 M H2
dimasukan ke dalam bejana pada
800 K dan terjadi kesetimbangan.
Apa yang dapat kita simpulkan
tentang laju reaksi maju dan balik
pada kesetimbangan?
167
A. Laju reaksinya sama
B. Laju reaksi maju lebih besar
dari laju reaksi balik
C. Laju reaksi balik lebih besar
dari laju reaksi maju
D. Tidak ada perubahan yang
terjadi pada saat laju reaksi
E. Laju
reaksi
tidak
dapat
ditentukan
8. Kesetimbangan antara gas A dan
gas B sebagai berikut:
aA(g)
bB(g)
E. penambahan volume tidak akan
menyebabkan
peningkatan
karena molekul gas tidak
berpengaruh pada pergeseran
kesetimbangan
9. Berdasarkan reaksi di bawah ini.
2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g)
Manakah grafik yang menunjukkan
konsentrasi gas H2 setelah tercapai
kesetimbangan...
Ketika volume pada wadah
dinaikkan pada suhu tetap, reaksi
bergeser
ke
arah
reaktan.
Berdasarkan hal tersebut dapat kita
katakan bahwa kesetimbangan....
A
A. a>b karena ketika volume pada
wadah
diperbesar,
kesetimbangan
akan
memproduksi lebih banyak
molekul gas
B. a>b karena ketika volume pada
wadah
diperbesar,
kesetimbangan
akan
memproduksi lebih sedikit
molekul gas
C. b>a karena ketika volume pada
wadah
diperbesar,
kesetimbangan
akan
memproduksi lebih sedikit
molekul gas.
D. b>a karena ketika volume pada
wadah
diperbesar,
kesetimbanagan
akan
memproduksi lebih banyak
molekul gas
C
E
B
D
168
10. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2A(g) + B(g)
3C(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang
tepat adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
11. Pada sistem tertutup terbentuk
reaksi kesetimbangan antara etana,
hidrogen dan etena:
C2H6 (g)
C2H4 (g) + H2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 8 mol
C2H6, pada saat tersebut C2H4 dan
H2 belum terbentuk.
Pada saat kesetimbangan 3 mol
C2H4 terbentuk. Berapa banyak mol
C2H6 dan H2 yang terdapat pada
keadaan setimbang?
A.
B.
C.
D.
E.
2 mol C2H6 dan 3 mol H2
3 mol C2H6 dan 3 mol H2
4 mol C2H6 dan 1 mol H2
5 mol C2H6 dan 3 mol H2
6 mol C2H6 dan 3 mol H2
12. Harga tetapan kesetimbangan
bergantung pada.........reaksi
A. Kuantitas produk dan reaktan
yang terbentuk diawal.
B. Kuantitas reaktan dan produk
saat komponen reaksi
terdisosiasi
C. Penanambahan katalis
D. Stoikiometri
E. Temperatur
13. Suatu reaksi kesetimbangan
berikut:
X+Y
XY mempunyai harga
Qc lebih kecil dari harga Kc.
Pernyataan yang benar untuk reaksi
tersebut adalah...
A. Laju pembentukan X dan Y =
Laju pembentukan XY
B. Laju pembentukan X dan Y >
Laju pembentukan XY
C. Laju pembentukan X dan Y<
Laju pembentukan XY
D. Hanya laju pembentukan X
yang sama dengan laju
pembentukan XY
E. Hanya laju pembentukan Y
yang sama dengan laju
pembentukan XY
14. Simaklah reaksi berikut:
H2 (g) + I2 (g)
2HI (g) Kc = 49,5
0
(440 C)
Diumpamakan pada wadah tertutup
terdapat H2 0,1 mol; 0,2 mol; dan
HI 0,1 mol. Apakah yang terjadi
pada sistem kesetimbangan?
A. Laju pembentukan H2 dan I2 =
Laju pembentukan HI
B. Laju pembentukan H2 dan I2 >
Laju pembentukan HI
169
C. Laju pembentukan H2 dan I2<
Laju pembentukan HI
D. Hanya laju pembentukan H2
yang sama dengan laju
pembentukan HI
E. Hanya laju pembentukan I2
yang sama dengan laju
pembentukan HI
15. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
CO2(g) + H2 (g)
CO(g) +H2O (g)
1 mol CO2(g) dan 2 mol H2 (g)
ditempatkan pada wadah dengan
volume 2 dm3. Pada keadaan
setimbang konsentrasi CO(g) 0.28
M.
Berapakah konsentrasi CO2(g) pada
saat kesetimbangan?
A.
B.
C.
D.
E.
0.22 M
0.36 M
0.44 M
0.72 M
0.88 M
16. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
N2(g) + 2O2 (g)
2NO2(g)
Terdapat jumlah mol yang sama
pada N2(g) dan 2O2 (g), reaksi ini
terjadi pada wadah tertutup.
Pernyataan
mana
yang
menggambarkan perubahan yang
terjadi ketika reaksi tersebut
mencapai kesetimbangan?
Laju reaksi
balik
Meningkat
Menurun
Meningkat
Menurun
Tetap
A
B
C
D
E
Konsentrasi
NO2(g)
Meningkat
Meningkat
Menurun
Menurun
Tetap
17. Pada sistem tertutup terdapat reaksi
kesetimbangan antara
hidrogen,iodin dan hidrogen iodida:
2HI
H2 (g) + I2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI.
Pada waktu tersebut H2 dan I2
belum terbentuk. Pada saat
kesetimbangan, terdapat 1 mol H2.
Berapa jumlah mol HI dan I2 pada
saat kesetimbangan?
A.
B.
C.
D.
E.
1 mol HI dan 1 mol I2
2 mol HI dan 1 mol I2
3 mol HI dan 2 mol I2
4 mol HI dan 1 mol I2
5 mol HI dan 1 mol I2
18. Reaksi nitrogen dioksida menjadi
dinitrogen tetraoksida adalah reaksi
eksoterm:
2NO2 (gas, coklat)
N2O4 (gas,
tidak berwarna); reaksi maju reaksi
eksoterm.
Setelah kesetimbangan tercapai,
temperatur dinaikkan saat tekanan
tetap. Apa yang terjadi pada sistem
kesetimbangan?
170
A. Kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan, karena reaktan
melepaskan kalor
B. Kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan karena reaktan
membutuhkan kalor
C. Kesetimbangan bergeser ke
arah produk karena produk
melepaskan kalor
D. Kesetimbangan bergeser ke
arah produk karena produk
membutuhkan kalor
E. Tidak terjadi pergeran
kesetimbangan.
19. Manakah pernyataan yang benar
pada sistem reaksi saat mencapai
kesetimbangan?
A. Semua reaksi berhenti
B. Reaksi habis
C. Laju reaksi maju sama dengan
laju reaksi balik
D. Jumlah produk sama dengan
jumlah reaktan
E. Laju reaksi maju lebih besar
dari laju reaksi balik.
20. Pada suhu tertentu, terdapat reaksi
kesetimbangan di bawah ini:
Mg(OH)2 (s)
MgO (s) + H2O(g)
Apakah yang terjadi pada
konsentrasi gas H2O ketika padatan
MgO ditambahkan pada sistem
kesetimbangan?
A. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah
reaktan
B. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah
produk
C. Konsentrasi H2O menurun dan
kesetimbangan bergeser ke arah
produk
D. Konsentrasi H2O tetap dan
kesetimbangan bergeser ke arah
reaktan
E. Konsentrasi H2O tetap dan tidak
terjadi pergeseran kesetimbangan.
21. Berdasarkan reaksi dibawah ini :
PCl3 (g) + Cl2(g)
PCl5(g) ∆H<0
Perlakuan apa di bawah ini yang
menyebabkan reaksi bergeser ke
kanan?
A.
B.
C.
D.
E.
Penambahan katalis
Penambahan volume sistem
Menaikan suhu sistem
Menurunkan suhu sistem
Tidak perlu diberi perlakuan
22. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2SO2 (g) + O2(g)
2SO3(g) ∆H<0
Apa yang harus dilakukan agar
jumlah
mol
O2(g)
pada
kesetimbangan meningkat?
A. Penambahan katalis
B. Menurunkan suhu sistem
C. Menaikan suhu sistem
D. Penambahan SO3 pada sistem
E. Penurunan volume sistem
171
23. Berdasarkan reaksi kesetimbangan
di bawah ini :
2KCl3 (s)
2KCl(s) + 3O2 (g)
Apa yang terjadi ketika sistem
ditambahkan katalis?
A. Peningkatan jumlah 2KCl3 (s)
B. Penurunan jumlah 2KCl3 (s)
C. Peningkatan jumlah KCl(s)
D. Penurunan jumlah KCl(s)
E. Tidak terjadi apapun
24. Pada reaksi kesetimbangan
homogen berikut:
H2 (g)
Br2 (g) + 2HBr (g)
Jika tekanan diperbesar, apa yang
terjadi pada sistem kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser ke
arah gas H2
B. Kesetimbangan bergeser ke
arah gas HBr
C. Tidak berubah
D. Kesetimbangan bergeser ke
arah gas Br2
E. Kesetimbangan bergeser ke
arah Br2 dan HBr
25. Menurut persamaan kesetimbangan
dibawah ini:
2S (s) + 3O2(g)
2SO3(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang
tepat adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
26. Hidrogen yang digunakan untuk
proses Haber terbuat dari reaksi
berikut:
CH4 (g) + H2O(g)
CO2(g) + 3H2(g)
∆H= +206 kj
Kondisi seperti apa yang dapat
mendukung terbentuknya hidrogen
lebih banyak?
A. Tekanan dan suhu rendah
B. Tekanan rendah dan suhu tinggi
C. Tekanan tinggi dan suhu rendah
D. Tekanan tinggi dan suhu tinggi
E. Tidak dapat ditentukan
27. Proses pembuatan gas amonia
menurut proses Haber-Bosch
adalah sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g)
2NH3(g) ∆= -92
kj
Untuk menghasilkan gas amonia
yang optimal, maka...
A. Tekanan dan temperatur
diperbesar
B. Volume dan temperatur
diperbesar
C. Konsentrasi N2 diperkecil
D. Konsentrasi NH3 diperbesar
E. Tekanan dan volume diperbesar
28. Persamaan reaksi kesetimbangan
yang akan bergeser ke arah produk
jika volume diperbesar adalah...
A. 2SO2 (g) + O2 (g)
2SO3(g)
B. N2 (g) + 3H2 (g)
2NH3(g)
C. 2HI2 (g)
H2(g) + I3(g)
D. CaO (s) + CO2 (g)
CaCO3(s)
E. N2 O4 (g)
2NO2(g)
172
29. Pada reaksi kesetimbangan di
bawah ini:
PbSO4 (s) + 2KI(aq)
PbI2(s) +
K2SO4(aq)
Harga tetapan kesetimbangan yang
benar adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
30. Setiap reaksi dari sistem
kesetimbangan dibawah ini
mengalami peningkatan tekanan
sistem, sebagai imbas dari
penurunan volume sistem.
Pada reaksi mana yang mengalami
peningkatan jumlah produk?
A. 2CO2 (g)
2CO (g) + O2 (g)
B. N2 F4(g)
2NF2 (g)
C. Si (s) + 2Cl2
SiCl4(g)
D. CaO (s) + CO2 (g)
CaCO3(s)
E. N2 (g) + C2 H2(g)
2HCN(g)
31. Dalam ruang yang memiliki
volume 2 liter, dipanaskan 2 mol
gas HI sehingga mencapai keadaan
kesetimbangan:
2HI (g)
H2(g) + I2(g)
Kemudian, terdapat 0,5 mol gas H2
pada saat setimbang. Lalu
berapakah harga Kc?
A. 0,1
B. 0,15
C. 0,125
D. 0,25
E. 0,5
32. Jika ke dalam kesetimbangan
HI (g) + I2(g)
2HI2(g) ,
ditambahkan 1 mol HI, apakah
yang terjadi?
A. Kesetimbangan bergeser ke kiri
B. Kesetimbangan bergeser ke
kanan
C. Kesetimbangan tidak bergeser
D. Tekanan turun
E. Suhu akan turun
33. Manakah grafik yang menunjukkan
laju (rate) reaksi maju dan laju
reaksi setelah kesetimbangan?
(Reaksi maju)
Petunjuk:
--------- (Reaksi balik)
A
C
B
D
173
36. Manakah persamaan tetapan
kesetimbangan yang tepat untuk
reaksi berikut: PCl5 (s)
PCl3 (l) +
Cl2 (g)
A.
E
B.
C.
34. Pada reaksi kesetimbangan di
bawah ini, reaksi mana yang akan
bergeser ke arah reaktan ketika
volumenya diturunkan....
A. 4Fe (g) + 3O2(g)
2Fe2O3 (s)
B. 2HI (g)
H2(g) + I2 (g)
C. 2SO3 (g)
2SO3 (g) + O2 (g)
D. H2 (g) + Cl2(g)
2HCl (s)
E. N2 (g) + 3 H2 (g)
2NH3 (s)
35. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2CO2 (g)
2CO (g) + O2 (g) ∆H=514 kj
Menurut azas le chatelier,
penambahan zat O2 pada reaksi
tersebut akan menyebabkan?
A. Menurunnya tekanan parsial
CO2 (g) pada kesetimbangan.
B. Meningkatkan nilai tetapan
kesetimbangan.
C. Meningkatkan tekanan parsial
CO2 (g) pada kesetimbangan.
D. Meningkatkan tekanan parsial
CO (g) pada kesetimbangan.
E. Tidak berpengaruh pada
kesetimbangan.
D.
E.
37. Pilihlah pernyataan yang benar dari
beberapa pernyataan dari reaksi
berikut:
(1) 2NO2 (g)
N2O4 (g) ∆H= -58,1
kj,
reaksi bergeser ke arah kanan
saat suhu dinaikan.
(2) N2 (g) + 3H2 (g)
2NH3 (g)
∆H= -92,4 kj, reaksi bergeser
ke arah kanan saat suhu
diturunkan
(3) 2H2O (g)
3H2 (g) + O2 (g) ∆H=
+2,42 kj, reaksi bergeser ke
arah kiri saat suhu dinaikan.
A.
B.
C.
D.
E.
(1) saja
(1) dan (3)
(2) dan (3)
(2) saja
(3) saja
174
38. Pada reaksi berikut ini:
N2O (g) + NO2 (g)
3NO (g) ∆H=
+1,56 kj
Apa yang akan terjadi ketika sistem
ditambahkan sejumlah katalis...
A. Meningkatnya mol N2O
B. Meningkatnya mol NO
C. Berkurangnya mol N2O
D. Berkurangnya mol NO
E. Tidak terjadi apapun
39. Pernyataan di bawah ini semuanya
benar kecuali...
A. Katalis dapat mempengaruhi
jumlah produk reaksi yang
terbentuk
B. Katalis mempengaruhi seberapa
cepat kesetimbangan reaksi
akan tercapai
C. Katalis dapat meningkatkan laju
reaksi
D. Katalis dapat menurunkan
energi aktivasi
E. Katalis tidak mempengaruhi
reaksi kesetimbangan
40. Faktor yang tidak mempengaruhi
kesetimbangan reaksi di bawah ini
H2 (s) + Br2 (g)
2HBr (g) ∆H= 109 kj adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
Suhu dan tekanan
Volum dan suhu
Konsentrasi dan suhu
Volum dan tekanan
Konsentrasi dan tekanan
41. Reaksi yang memiliki harga
Kp=Kc adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
N2O4 (g)
2NO2 (g)
N2 (s) + 3H2 (g)
2NH3 (g)
H2 (s) + S (s)
H2S (g)
2HBr (g)
H2 (g) + Br2 (g)
2SO3 (g)
2SO2 (g) + O2 (g)
42. Apa hubungan antara Kp dan Kc
pada reaksi:
2ICl (g)
I2 (g) + Cl2 (g) ?
A.
B.
C.
D.
E.
Kp = Kc(RT)-1
Kp = Kc(RT)
Kp = Kc(RT) 2
Kp = Kc
Kp = Kc(2RT)
43. Pada reaksi kesetimbangan :
CH4 (g) + H2O (g)
CO (g) + 3H2(g)
Hal yang dapat dilakukan untuk
memperbesar produk reaksi
adalah...
A. Menurunkan konsentrasi
pereaksi
B. Menurunkan mol H2O
C. Mengeluarkan CH4 dari sistem
D. Menurunkan tekanan
E. Menaikan tekanan
44. Berdasarkan reaksi di bawah ini.
Bagaimana menuliskan tetapan
kesetimbangannya...
4Br2 (g) + CH4(g)
4HBr(g) +
CBr4(g)
175
A.
B.
C.
Menurut Anda, grafik manakah
yang menggambarkan perkiraan
yang tepat dari jumlah gas C yang
terbentuk melalui campuran A dan
B antara (0,0) dan (0,50)?
D.
E.
[Catatan: Sumbu X hanya menunjukkan
jumlah senyawa A yang digunakan Mira].
45. Mira mencampur senyawa “A” dan
“B”, dan dia mendapati
terbentuknya gas “C” dari
campuran tersebut.
Mira kemudian mencoba untuk
mencampur A dan B dengan
perbandingan yang berbeda-beda.
namun jumlah keduanya tetap sama
yaitu 50 gram.
A
Dari hasil percobaannya, dia
menemukan bahwa 0 gram A
dicampur dengan 50 gram B tidak
menghasilkan gas sama sekali
(koordinat 0,0 ada di setiap grafik
di bawah).
Mira juga mendapati tidak
terbentuknya gas C jika 50 gram A
dicampur dengan 0 gram B
(koordinat 50,0 ada di setiap grafik
di bawah).
Grafik-grafik di bawah ini
menunjukkan 5 kemungkinan
jumlah gas C yang diproduksi
melalui reaksi campuran A dan B
yang berbeda-beda.
B
176
C
D
E
177
Lampiran 6. Kalibrasi Instrumen
Validitas Instrumen
Pada penelitian ini digunakan validitas isi dan konstruk yang disesuaikan
dengan indikator materi kesetimbangan kimia yang diujikan. Berdasarkan hasil
pengujian validitas isi dan konstruk dipilih soal-soal berikut dari soal uji coba
yang tersedia:
No
1
2
Indikator
No Soal
Menjelaskan kesetimbangan
19,33,38
dinamis
44,25
Menjelaskan kesetimbangan
homogen dan heterogen
3
Meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
Pengaruh
Penambahan
Konsentr
zat
asi
Pengenceran
Pengaruh
1,12,32
28,34
22,5
Suhu
Pengaruh
30
Tekanan
Berdasar
13
data Kc
dan Qc
Menentukan jumlah mol zat
4
pereaksi dan hasil reaksi pada
keadaan setimbang dan tetapan
2,17
kesetimbangan
Menghitung harga Kc
5
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
41,42,
178
REKAP
D^!^a
ndLdz-
ANALISIS BUT]R
1 A
tq,
f1A u
Baku: 3,81
KorelasiXY: a,44
Reli-abilitas Tes: 0,61
Simpang
Butir Soal-
45
Jumlah Subyek: 39
Nama
Btr
beTkas: G:\ANITA F]LE
SKRIPSI DIR]DHOI ALLAH LULUS 2C14\FILE ANALISIS DATA
Baru
Btr Asli
1
1
18,19
T. Kesukaran
Sangat Mudah
2
2
18,
1B
Sukar
3
3
-21 ,21
Sukar
--rl'J,
4
4
0,00
Sangat Sukar
-0,004
5
5
45,45
6
6
18,18
1
1
-18,18
B
8
Sangat Sukar
0,168
9
9
,09
18,18
Sedang
In ,Iatl Al
10
10
E
/
)4,
Mudah
0,537
11
11
D.Pembeda(?)
9
trtr
JJ
i
T
r1
LL\
,qn
LJW
N
?T
JL-)
'rl
Sedang
?
-0, igg
Sedang
Sukar
trtr)
Mudah
0,500
Sukar
0, iB0
1_2
L2
13
13
18,18
74
t4
15
t5
-l_8.18
0,00
t6
16
t1
I1
1B
1B
t9
L9
c)1,/
trtr
) )
Mudah
20
2A
-9,
09
Sangat Sukar
2t
2L
21
,21
Sukar
22
22
36,3,6
Sukar:
23
23
-9,
c.-.---r
Jd119J
24
2.4
2'7
25
't
,09
45,45
-f o/ lo
A9
Sangat Suka;:
Sangat Sukar
Sangat Sukar
Sangat Sukar
0,210
0,563
-0,
Sangat Signrfrran
350
,2ao
0,316
c
L
4.,1.-Jf [da
al -^t
JI9r11I
f iI r--*
LG1!
-o | 734
,]41
a
25
Sedarrg
0, 38 1
26
26
a1 /
'L a- 1t L
Sedanq
-a , L6r
21
21
-18,
Sul<ar
_nw ,
28
2B
c^!^-.-
a'i an i f i L.-
- c, 315
Sedang
63,64
Sangat Signifrkan
a,092
a,2fB
Sedang
Sangat Signrfikan
-0,238
,21
45,45
1B
a i an i f i L--.
JlYlir
4,i25
n
U, 141
AJl
0,00
Sign. Ko::eIasi
0,159
a\
v t
E/
J1t
9
Kore Ias
1
la
Sarigat SJrgnrfikan
/ oJ
c,516
sanoa: 5r;nr:r
11an
t79
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
4L
42
43
44
45
29
30
31
32
33
34
35
36
31
38
39
40
41
42
43
44
45
'
12,13 Sedang
0,569
18, 18 Sukar
4,254
-0,240
-lB,1B Sukar
18,18 Sukar
C,134
21,21 Sangat Mudah 0,307
0,693
BL,B2 Sedang
0,01 9
0, 00 Sedang
12,13 Sedang
0,638
0,652
87,82 Sedang
0,\32
9,09 Sangat Sukar
0,051
0,00 Sangat Sukar:
-18,18 Sukar
-0,226
63,64 Sangat lvrudah 0,469
0,559
63,64 Sedang
A ,494
0, 00 Sangat Sukar
0,439
2'7 ,21 Sangat Mudah
0 | 125
0, 00 Sanqat Sukar
Sangat Srgnrfikan
Slgnifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signlf lkan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
180
Lampiran 7. Instrumen setelah Validasi
Nama
:
Kelas
:
1. Manakah pernyataan yang benar pada sistem reaksi saat mencapai
kesetimbangan?
A.
B.
C.
D.
E.
Semua reaksi berhenti
Reaksi habis
Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik
Jumlah produk sama dengan jumlah reaktan
Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi balik.
2. Manakah grafik yang menunjukkan laju (rate) reaksi maju dan laju reaksi
setelah kesetimbangan?
Petunjuk:
--------- (Reaksi maju)
balik)
A
C
E
B
D
181
3. Pada sistem tertutup terdapat reaksi kesetimbangan antara hidrogen,iodin
dan hidrogen iodida:
2HI H2 (g) + I2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI. Pada waktu tersebut H2 dan I2 belum
terbentuk. Pada saat kesetimbangan, terdapat 1 mol H2. Berapa jumlah mol
HI dan I2 pada saat kesetimbangan?
A.
B.
C.
D.
E.
1 mol HI dan 1 mol I2
2 mol HI dan 1 mol I2
3 mol HI dan 2 mol I2
4 mol HI dan 1 mol I2
5 mol HI dan 1 mol I2
4. Reaksi yang memiliki harga Kp=Kc adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
N2O4 (g) 2NO2 (g)
N2 (s) + 3H2 (g)
2NH3 (g)
H2 (s) + S (s)
H2S (g)
2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g)
2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
5. Apa hubungan antara Kp dan Kc pada reaksi:
2ICl (g) I2 (g) + Cl2 (g) ?
A.
B.
C.
D.
E.
Kp = Kc(RT)-1
Kp = Kc(RT)
Kp = Kc(RT) 2
Kp = Kc
Kp = Kc(2RT)
6. Dalam sebuah piston terdapat campuran gas CO, gas H2O dan gas
CO2.Masing-masing sebanyak 1 mol, pada suhu tertentu mengalami
kesetimbangan dan mempunyai nilai Kp= 10,0 dengan reaksi:
CO(g) + H2O(g)
CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika...
A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol
B. Jumlah gas H2 kurang dari 1 mol
C. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya lebih besar dari 1,00 mol
182
D. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya kurang dari 1,00 mol
E. Jumlah CO2 dan H2 kurang dari 1,00 mol dan jumlah CO dan H2O
lebih dari 1,00 mol
7. Suatu reaksi kesetimbangan berikut:
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
mempunyai harga Qc < Kc.
Pernyataan yang benar untuk reaksi tersebut adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
Laju pembentukan H2 dan O2 = Laju pembentukan H2O
Laju pembentukan H2 dan O2> Laju pembentukan H2O
Laju pembentukan H2 dan O2< Laju pembentukan H2O
Hanya laju pembentukan H2 yang sama dengan laju pembentukan H2O
Hanya laju pembentukan O2 yang sama dengan laju pembentukan H2O
8. Berdasarkan reaksi di bawah ini. Bagaimana menuliskan tetapan
kesetimbangannya...
4Br2 (g) + CH4(g) 4HBr(g) + CBr4 (g)
A. K 𝑐 =
B. K 𝑐 =
C. K 𝑐 =
D. K 𝑐 =
E. K 𝑐 =
CBr4 HBr
Br2 CH4
CH4 Br2 4
HBr 4 CBr4
CBr4 HBr 4
Br2 4 CH4
CH4 Br2
HBr CBr4
HBr 4
Br2 4 CH4
9. Menurut persamaan kesetimbangan dibawah ini:
2S (s) + 3O2(g) 2SO3(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah...
2 𝑆𝑂3
A. 𝐾𝑐 = 2 S
B. 𝐾𝑐 =
C. 𝐾𝑐 =
D. 𝐾𝑐 =
E. 𝐾𝑐 =
+ 3 O2
2 𝑆𝑂3
3 O2
2 𝑆𝑂3
2 S + 3 O2
𝑆𝑂3 2
𝑆 2 + O2 3
𝑆𝑂3 2
O2 3
183
10. Gambar dibawah ini menunjukkan campuran CaCO3,CaO, dan gas CO2
dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu.
Apa yang terjadi pada sistem tersebut ditambahkan padatan CaCO3 ?
A.
B.
C.
D.
E.
Tekanan gas CO2 tidak berubah
Tekanan gas CO2 meningkat
Konsentrasi gas CO2 menurun
Padatan CaO meningkat
Konsentrasi CO2 meningkat
11. Pada reaksi di bawah ini:
Si (s) + 2Cl2(g)
SiCl4(g)
Apa yang terjadi ketika konsentrasi gas SiCl4 ditingkatkan? Jelasakan
alasan....
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan.
B. Kesetimbangan bergeser ke arah produk
C. Konsentrasi SiCl4 meningkat
D. Konsentrasi Cl2 berkurang
E. Tidak terjadi apapun.
12. Jika ke dalam kesetimbangan
HI (g) + I2(g)
2HI2(g) ,
ditambahkan 1 mol HI, apakah yang terjadi?
A. Kesetimbangan bergeser ke kiri
B. Kesetimbangan bergeser ke kanan
C. Kesetimbangan tidak bergeser
D. Tekanan turun
E. Suhu akan turun
184
13. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g) ∆H<0
Apa yang harus dilakukan agar jumlah mol O2(g) pada kesetimbangan
meningkat?
A. Penambahan katalis
B. Menurunkan suhu sistem
C. Menaikan suhu sistem
D. Penambahan SO3 pada sistem
E. Penurunan volume sistem.
14. Langkah pertama dari proses Ostwald untuk pembuatan asam nitrat adalah
oksidasi amonia menjadi oksida nitrat dengan reaksi sebagai berikut:
4NH3(g) + 5O2 (g) 4NO(g) + 6H2O (g) ∆H = -905,6 kJ/mol.
Jika suhu dinaikkan maka nilai tetapan kesetimbangan akan...
A. Meningkat
B. Menurun
C. Sama dengan nol
D. Tidak dapat ditentukan
E. Tetap seperti keadaan sebelumnya
15. Reaksi nitrogen dioksida menjadi dinitrogen tetraoksida adalah reaksi
eksoterm:
2NO2 (gas, coklat)
N2O4 (gas, tidak berwarna); ∆H<10
Setelah kesetimbangan tercapai, temperatur dinaikkan saat tekanan tetap.
Apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan, karena reaktan melepaskan
kalor
B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan karena reaktan membutuhkan
kalor
C. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk melepaskan
kalor
D. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk membutuhkan
kalor
E. Tidak terjadi pergeran kesetimbangan.
185
16. Persamaan reaksi kesetimbangan yang akan bergeser ke arah produk jika
volume diperbesar adalah....
A. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g)
B. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g)
C. 2HI2 (g) H2(g) + I3(g)
D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s)
E. N2 O4 (g) 2NO2(g)
17. Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini, reaksi mana yang akan bergeser
ke arah reaktan ketika volumenya diturunkan....
A. 4Fe (g) + 3O2(g)
2Fe2O3 (s)
B. 2HI (g) H2(g) + I2 (g)
C. 2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g)
D. H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (s)
E. N2 (g) + 3 H2 (g) 2NH3 (s)
18. Pada reaksi berikut ini:
N2O (g) + NO2 (g)
3NO (g) ∆H= +1,56 kj
Apa yang akan terjadi ketika sistem ditambahkan sejumlah katalis...
A. Meningkatnya mol N2O
B. Meningkatnya mol NO
C. Berkurangnya mol N2O
D. Berkurangnya mol NO
E. Tidak terjadi apapun
186
Lampiran 8. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Hasil Pretest
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
rokamah
sisi m
Chalista
Miftah
Rosvi
doni s
a. Torik
athiyatul
lucki p
titanessa
kevin dwi
asep a
sofi r
andre a
agung s
Fajri
tia handara
siti nuaziah
fajar m
yuni h
fajar m
Sinta
Agus P
yunita d
prasetyo
rizki p
tino budi
Yunita S
mersita
anugrah
firgiawan
putri f
Jumlah
Mean
SD
Nilai
28
28
28
28
28
28
28
33
33
33
33
33
39
39
39
39
39
39
39
39
39
44
44
44
44
44
44
50
56
56
56
56
1250
39,1
8,9
187
Hasil Posttest
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
rokamah
sisi m
Chalista
Miftah
Rosvi
doni s
a. Torik
athiyatul
lucki p
titanessa
kevin dwi
asep a
sofi r
andre a
agung s
Fajri
tia handara
siti nuaziah
fajar m
yuni h
fajar m
Sinta
Agus P
yunita d
prasetyo
rizki p
tino budi
Yunita S
mersita
anugrah
firgiawan
putri f
Jumlah
Mean
SD
Nilai
72
56
83
67
83
78
72
89
83
72
89
83
89
67
61
72
78
67
67
83
78
83
61
83
61
56
78
78
83
78
72
83
2405
75
9,5
188
Lampiran 9. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Hasil Pretest Kelompok Kontrol
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nama
handri p
m iqbal
jovan
ranti
selvia
rani nov
mutiara
putri nur
mawaddah
Marina
gede n
sutiar
deana f
rizki eka
alvin
anggi novri
Tri putra
Adelia
Rizal
salim
wilujeng
putri alfiah
feni
Aryani
Anna
M ferdinan
diandra
aulia murid
hayati
rani to
ubaedi
Jumlah
Mean
Standar Deviasi
Pretest
28
28
28
28
28
28
28
28
28
33
33
33
33
33
33
33
33
39
39
44
44
44
44
44
50
50
50
50
50
50
56
1170
37,8
9,07
189
Hasil Posttest Kelompok Kontrol
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nama
ranti
alvin
Tri putra
salim
m iqbal
jovan
mutiara
gede n
sutiar
rizki eka
Putri alfiah
Adelia
Aryani
rani to
selvia
Rizal
wilujeng
feni
M ferdinan
aulia murid
putri nur
mawaddah
Anna
diandra
hayati
rani nov
anggi novri
handri p
ubaedi
deana f
Marina
Jumlah
Mean
STDEV
Posttest
50
50
50
50
50
50
50
56
56
56
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
72
72
72
72
72
72
72
78
78
83
83
1954
63
10,3
190
Lampiran 10. Daftar Distibusi Frekuensi Pretest
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
1. Diketahui data skor pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
28
28
28
28
28
28
28
33
33
33
33
33
39
39
39
39
39
39
39
39
39
44
44
44
44
44
44
50
56
56
56
56
Banyak Data
= 32
Nilai Tertinggi
= 56
Nilai Terendah
= 28
2. Rentang Kelas : R
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 56 – 28
= 28
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 4,96
= 5,96 → 6 (dibulatkan)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 28/6
= 4,67
=5
5. Menyusun Interval kelas
Kelas
Interval
28-32
33-37
Frekuensi
xi
Fi
Batas Nyata
Xi2
fixi
Fixi2
Relatif
(%)
30
35
7
5
27,5-32,5
32,5-37,5
900
1225
210
175
6300
6125
21,875
15,625
191
38-42
43-47
48-52
53-57
40
45
50
55
9
6
1
4
37,5-42,5
42,5-47,5
47,5-52,5
52,5-57,5
1600
2025
2500
3025
360
270
50
220
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑
∑
]
Keterangan:
̅
∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
∑
∑
̅
[
̅
[
̅
39,06
]
]
7. Perhitungan median (Me)
(
)
Keterangan,
Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas
n
= jumlah siswa dalam kelompok
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
14400
12150
2500
12100
28,125
18,75
3,125
12,5
192
f
= frekuensi kelas median
Letak Me = 32/2 = 16
Kelas median = 38-42
b
= 37,5
f
=6
F
= 15
p
=5
)
(
(
)
Me = 37,5 + 0,83
Me = 38,33
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 38-42
b
= 37,5
p
=5
193
b1
= 9-5 = 4
b2
= 9-6 = 3
(
)
(
Mo = 40,3
)
194
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
1. Diketahui data skor pretest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
28
28
28
28
28
28
28
28
28
33
33
33
33
33
33
33
33
39
39
44
44
44
44
44
50
50
50
50
50
50
56
Banyak Data
= 31
Nilai Tertinggi
= 56
Nilai Terendah
= 28
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
2. Rentang Kelas : R
= 56-28
= 28
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4,92
= 5,92 → 6 (dibulatkan ke atas)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 28/6
= 4,67
=5
5. Menyusun Interval kelas
No
Kelas
xi
Fi
Interval
Batas
Xi2
fixi
Fixi2
Nyata
Frekuensi
Relatif
(%)
1
28-32
30
9
27,5-32,5
900
270
8100
29,03
2
33-37
35
8
32,5-37,5
1225
280
9800
25,81
3
38-42
40
2
37,5-42,5
1600
80
3200
6,45
195
4
43-47
45
5
42,5-47,5
2025
225
10125
16,13
5
48-52
50
6
47,5-52,5
2500
300
15000
19,35
6
53-57
55
1
52,5-57,5
3025
55
3025
3,23
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑
∑
]
Keterangan:
̅
∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
̅
[
̅
[
∑
∑
]
]
̅
7. Perhitungan median (Me)
(
)
Keterangan,
Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas interval
n
= jumlah siswa dalam kelompok
196
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f
= frekuensi kelas median
Letak Me = 31/2 = 15,5
Kelas median = 33-37
b
= 32,5
f
=8
F
=9
p
=5
(
)
(
)
Me = 32,5 + 4
Me = 36,5
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 28-32
197
b
= 27,5
p
=5
b1
= 9-0 = 9
b2
= 9-8 = 1
(
)
(
+ 4,5
Mo = 32
)
198
Lampiran 11. Daftar Distibusi Frekuensi Posttest
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
1. Diketahui data skor posttest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
56
56
61
61
61
67
67
67
67
72
72
72
72
72
78
78
78
78
78
78
83
83
83
83
83
83
83
83
83
89
89
89
Banyak Data
= 32
Nilai Tertinggi
= 89
Nilai Terendah
= 56
2. Rentang Kelas : R
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 89 – 56
= 33
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 4,96
= 5,96 → 6 (dibulatkan)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 33/6
= 5,5
=6
199
5. Menyusun Interval kelas
No
Kelas
xi
Fi
Interval
Batas
Xi2
fixi
Fixi2
Nyata
Frekuensi
Relatif
(%)
1
56-61
58,5
5
55,5-61,5
3.422,3
292,5
17.111,3
15,6
2
62-67
64,5
4
61,5-67,5
4.160,3
258,0
16.641,0
12,5
3
68-73
70,5
5
67,5-74,5
4.970,3
352,5
24.851,3
15,6
4
74-79
76,5
6
73,5-79,5
5.852,3
459,0
35.113,5
18,8
5
80-85
82,5
9
79,5-85,5
6.806,3
742,5
61.256,3
28,1
6
86-91
88,5
3
85,5-91,5
7.832,3
265,5
23.496,8
9,4
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑
∑
]
Keterangan:
̅
∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
̅
[
̅
[
∑
∑
]
]
̅
7. Perhitungan median (Me)
(
)
200
Keterangan,
Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas interval
n
= jumlah siswa dalam kelompok
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f
= frekuensi kelas median
Letak Me = 32/2 = 16
Kelas median = 67-73
b
= 73,5
f
=6
F
= 14
p
=6
(
)
(
Me = 73,5 + 2
Me = 75,5
)
201
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 80-85
b
= 79,5
p
=6
b1
= 9-6 = 3
b2
= 9-3= 6
(
)
(
Mo = 81,5
)
202
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Diketahui data skor posttest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
50
50
50
50
50
50
56
56
56
56
56
61
61
61
61
61
61
61
72
72
72
72
72
72
78
78
78
83
Banyak Data
= 31
Nilai Tertinggi
= 83
Nilai Terendah
= 50
56
61
83
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
2. Rentang Kelas : R
= 83-50
= 33
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4,92
= 5,92 → 6 (dibulatkan ke atas)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 33/6
= 5,5
=6
5. Menyusun Interval kelas
No
Kelas
xi
Fi
Interval
Batas
Xi2
fixi
Fixi2
Nyata
Frekuensi
Relatif
(%)
1
50-55
52,5
6
49,5-55,5
2756,25
315
16537,5
19,35
2
56-61
58,5
14
55,5-61,5
3422,25
819
47911,5
45,16
3
62-67
64,5
6
61,5-67,5
4160,25
387
24961,5
19,35
4
68-73
70,5
3
67,5-73,5
4970,25
211,5
14910,75
9,68
5
74-79
76,5
0
73,5-79,5
5852,25
0
0
-
203
6
80-85
82,5
2
79,5-85,5
6806,25
165
13612,5
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑
∑
]
Keterangan:
̅
∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
̅
[
̅
[
̅
∑
∑
]
]
,03
7. Perhitungan median (Me)
(
)
Keterangan,
Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas interval
n
= jumlah siswa dalam kelompok
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f
= frekuensi kelas median
6,45
204
Letak Me = 31/2 = 15,5
Kelas median = 56-61
b
= 55,5
f
= 14
F
=6
p
=6
(
)
(
)
Me = 55,5 + 4
Me = 59,5
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 56-61
b
= 55,5
p
=6
b1
= 14-6 = 8
b2
= 14-6 = 8
(
)
205
(
Mo = 58,5
)
206
Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas Pretest
Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 %
(0,05). Nilai L tabel (Lt) dengan n=32 adalah 0,1566.
No.
Nama
Pretest (X)
X²
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Agung S
Rokamah
Sisi M
Miftah U
Ahmad T
Lucky P
Chalistha
M rivaldo
Andre a
Athiyatul
Kevin
Titanessa
Dani setia
Rosvi
Sinta R
Tino Budi
Sopie R
Mersita
18
18
27
27
32
32
32
36
36
36
36
36
36
36
36
41
41
41
324
324
729
729
1024
1024
1024
1296
1296
1296
1296
1296
1296
1296
1296
1681
1681
1681
19
Yunita Dwi
41
20
21
22
23
24
25
Fajri K
Asep A
Fajar
Yuni H
Rizky Putri
Tya H
26
frek.
Kumkur
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-2,2342
-2,2342
-1,3123
-1,3123
-0,8002
-0,8002
-0,8002
-0,3905
-0,3905
-0,3905
-0,3905
-0,3905
-0,3905
-0,3905
-0,3905
0,1216
0,1216
0,1216
0,0127
0,0127
0,0947
0,0947
0,2118
0,2118
0,2118
0,3481
0,3481
0,3481
0,3481
0,3481
0,3481
0,3481
0,3481
0,5484
0,5484
0,5484
0,0313
0,0625
0,1250
0,1250
0,2188
0,2188
0,2188
0,4688
0,4688
0,4688
0,4688
0,4688
0,4688
0,4688
0,4688
0,6250
0,6250
0,6250
0,0185
0,0498
0,0303
0,0303
0,0070
0,0070
0,0070
0,1207
0,1207
0,1207
0,1207
0,1207
0,1207
0,1207
0,1207
0,0766
0,0766
0,0766
1681
0,1216
0,5484
0,6250
0,0766
41
45
45
45
45
45
1681
2025
2025
2025
2025
2025
0,1216
0,5313
0,5313
0,5313
0,5313
0,5484
0,7024
0,7024
0,7024
0,7024
0,5313
0,7024
0,6250
0,7813
0,7813
0,7813
0,7813
0,7813
0,0766
0,0788
0,0788
0,0788
0,0788
0,0788
Siti N
50
2500
0,0234
Prasetyo
50
2500
0,8516
0,8516
0,8750
27
1,0435
1,0435
0,8750
0,0234
28
Yunita s
50
2500
0,0234
55
3025
0,9143
0,0258
55
3025
1,5556
0,9401
0,9143
0,0258
31
Anugrah
Putri
Fauziah
Firgiawan
0,8516
0,9401
0,8750
29
1,0435
1,5556
55
3025
0,0258
Agus P
55
3025
0,9401
0,9401
0,9143
32
1,5556
1,5556
0,9143
0,0258
53676,00 134,0000
0,0000
16,2043
18,0634
2,0656
1677,38
757,86
0,0000
1,0000
0,5064
0,2895
0,5645
0,2775
0,0646
0,0412
30
Jumlah
1
2
4
7
15
20
25
28
32
1274,00
39,81
Rata-rata (Mean)
Simpangan Baku (S) 9,76
14,8889
11,9000
207
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1332
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=32 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1566
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1332<0,1566) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
208
Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05).
Nilai L tabel (Lt) dengan n=31 adalah 0,1591
No.
Nama
1 handri p
2 m iqbal
3 jovan
4 ranti
5 selvia
6 rani nov
7 mutiara
8 putri nur
9 mawaddah
10 Marina
11 gede n
12 sutiar
13 deana f
14 rizki eka
15 alvin
16 anggi novri
17 Tri putra
18 Adelia
19 Rizal
20 salim
21 wilujeng
22 putri alfiah
23 feni
24 Aryani
25 Anna
26 M ferdinan
27 diandra
28 aulia murid
29 hayati
30 rani to
31 ubaedi
Jumlah
Rata-rata (Mean)
Simpangan Baku (S)
Pretest (X)
28
28
28
28
28
28
28
28
28
33
33
33
33
33
33
33
33
39
39
44
44
44
44
44
50
50
50
50
50
50
56
1170,00
37,74
9,07
X²
frek.
Kumkur
784
784
784
784
9
784
784
784
784
784
1089
1089
1089
1089
17
1089
1089
1089
1089
1521
19
1521
1936
1936
24
1936
1936
1936
2500
2500
2500
30
2500
2500
2500
3136
31
46626,00 130,0000
1504,06 19,8000
720,94
7,8549
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-1,0741
-1,0741
-1,0741
-1,0741
-1,0741
-1,0741
-1,0741
-1,0741
-1,0741
-0,5228
-0,5228
-0,5228
-0,5228
-0,5228
-0,5228
-0,5228
-0,5228
0,1387
0,1387
0,6900
0,6900
0,6900
0,6900
0,6900
1,3515
1,3515
1,3515
1,3515
1,3515
1,3515
2,0130
0,0000
0,0000
1,0000
0,1414
0,1414
0,1414
0,1414
0,1414
0,1414
0,1414
0,1414
0,1414
0,3006
0,3006
0,3006
0,3006
0,3006
0,3006
0,3006
0,3006
0,3006
0,3006
0,5552
0,5552
0,5552
0,5552
0,5552
0,9117
0,9117
0,9117
0,9117
0,9117
0,9117
0,9779
13,5022
0,4356
0,2993
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,2903
0,4001
0,4001
0,4001
0,4001
0,4001
0,8007
0,8007
0,8007
0,8007
0,8007
0,8007
0,8810
13,2018
0,4259
0,2162
0,1489
0,1489
0,1489
0,1489
0,1489
0,1489
0,1489
0,1489
0,1489
0,0102
0,0102
0,0102
0,0102
0,0102
0,0102
0,0102
0,0102
0,0102
0,0102
0,1551
0,1551
0,1551
0,1551
0,1551
0,1110
0,1110
0,1110
0,1110
0,1110
0,1110
0,0969
2,9811
0,0962
0,0626
209
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1120
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=32 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1566
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1120<0,1566) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
210
Lampiran 13. Perhitungan Uji Normalitas Posttest
Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05).
Nilai L tabel (Lt) dengan n=32 adalah 0,1566
No.
Nama
1 Siti N
2 Titanessa
3 Rizky Putri
4 Sisi Mesiana
5 Tino Budi
6 Prasetyo W
7 Anugrah
8 Agung S
9 Rokamah
10 Yunita Dwi
11 Yuni H
12 Lucky P
13 Mersita
14 Miftah U
15 Putri F
16 Andre a
17 Fajar
18 Rosvi
19 Agus P
20 Fajri K
21 M rivaldo
22 Athiyatul
23 Ahmad T
24 Tya H
25 Dani setia
26 Chalistha
27 Yunita s
28 Sopie R
29 Kevin
30 Firgiawan
31 Sinta R
32 Asep A
Jumlah
Rata-rata (Mean)
Simpangan Baku (S)
Posttest (X)
55
55
59
59
59
59
64
64
64
64
68
68
68
68
73
73
73
73
73
73
77
77
77
77
77
77
77
82
82
82
82
86
2265,00
70,78
8,62
X²
frek.
Kumkur
3025
2
3025
3481
3481
6
3481
3481
4096
4096
10
4096
4096
4624
4624
14
4624
4624
5329
5329
5329
20
5329
5329
5329
5929
5929
5929
27
5929
5929
5929
5929
6724
6724
31
6724
6724
7396
32
162623,00 142,0000
5081,97
17,7500
1204,43
11,5233
Zi
F(Zi)
-1,8308 0,0336
-1,8308 0,0336
-1,3667 0,0859
-1,3667 0,0859
-1,3667 0,0182
-1,3667 0,0182
-0,7867 0,2157
-0,7867 0,2157
-0,7867 0,2157
-0,7867 0,2157
-0,3226 0,3735
-0,3226 0,3735
-0,3226 0,3735
-0,3226 0,3735
0,2574 0,6016
0,2574 0,6016
0,2574 0,6016
0,2574 0,6016
0,2574 0,6016
0,2574 0,6016
0,7214 0,7647
0,7214 0,7647
0,7214 0,7647
0,7214 0,7647
0,7214 0,7647
0,7214 0,7647
0,7214 0,7647
1,3015 0,9035
1,3015 0,9035
1,3015 0,9035
1,3015 0,9035
1,7655 0,9613
0,0000 16,1693
0,0000 0,5053
1,0000 0,3134
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
0,0625
0,0625
0,1875
0,0000
0,0000
0,0000
0,3125
0,3125
0,3125
0,3125
0,4375
0,4375
0,4375
0,4375
0,6250
0,6250
0,6250
0,6250
0,6250
0,6250
0,8438
0,8438
0,8438
0,8438
0,8438
0,8438
0,8438
0,9688
0,9688
0,9688
0,9688
0,9688
17,8125
0,5566
0,3264
0,0289
0,0289
0,1016
0,0859
0,0182
0,0182
0,0968
0,0968
0,0968
0,0968
0,0640
0,0640
0,0640
0,0640
0,0234
0,0234
0,0234
0,0234
0,0234
0,0234
0,0791
0,0791
0,0791
0,0791
0,0791
0,0791
0,0791
0,0653
0,0653
0,0653
0,0653
0,0075
1,8877
0,0590
0,0294
211
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1551
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=31 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1591
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1551<0,1591) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
.
212
Data Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05).
Nilai L tabel (Lt) dengan n=31 adalah 0,1591
No.
Nama
1 ranti
2 alvin
3 Tri putra
4 salim
5 m iqbal
6 jovan
7 mutiara
8 gede n
9 sutiar
10 rizki eka
11 Putri alfiah
12 Adelia
13 Aryani
14 rani to
15 selvia
16 Rizal
17 wilujeng
18 feni
19 M ferdinan
20 aulia murid
21 putri nur
22 mawaddah
23 Anna
24 diandra
25 hayati
26 rani nov
27 anggi novri
28 handri p
29 ubaedi
30 deana f
31 Marina
Jumlah
Rata-rata (Mean)
Simpangan Baku (S)
Posttest (X)
50
50
50
50
50
50
50
56
56
56
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
72
72
72
72
72
72
72
78
78
83
83
1954,00
63,03
10,31
X²
frek.
Kumkur
2500
2500
2500
7
2500
2500
2500
2500
3136
10
3136
3136
3721
3721
3721
3721
3721
20
3721
3721
3721
3721
3721
5184
5184
5184
27
5184
5184
5184
5184
6084
29
6084
6889
31
6889
126352,00 124,0000
4075,87 20,6667
1338,92 10,1719
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-1,2644
-1,2644
-1,2644
-1,2644
-1,2644
-1,2644
-1,2644
-0,6823
-0,6823
-0,6823
-0,1972
-0,1972
-0,1972
-0,1972
-0,1972
-0,1972
-0,1972
-0,1972
-0,1972
-0,1972
0,8701
0,8701
0,8701
0,8701
0,8701
0,8701
0,8701
1,4522
1,4522
1,9373
1,9373
0,0000
0,0000
1,0000
0,1030
0,1030
0,1030
0,1030
0,1030
0,1030
0,1030
0,2475
0,2475
0,2475
0,4218
0,4218
0,4218
0,4218
0,4218
0,4218
0,4218
0,4218
0,4218
0,4218
0,8079
0,8079
0,8079
0,8079
0,8079
0,8079
0,8079
0,9268
0,9268
0,9736
0,9736
15,1383
0,4883
0,3070
0,2258
0,2258
0,2258
0,2258
0,2258
0,2258
0,2258
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,3226
0,8710
0,8710
0,8710
0,8710
0,8710
0,8710
0,8710
0,9355
0,9355
1,0000
1,0000
15,7419
0,5078
0,3042
0,1228
0,1228
0,1228
0,1228
0,1228
0,1228
0,1228
0,0751
0,0751
0,0751
0,0993
0,0993
0,0993
0,0993
0,0993
0,0993
0,0993
0,0993
0,0993
0,0993
0,0631
0,0631
0,0631
0,0631
0,0631
0,0631
0,0631
0,0087
0,0087
0,0264
0,0264
2,5890
0,0835
0,0337
213
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1228
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=31 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1591
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1228<0,1591) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
214
Lampiran 14. Uji Homogenitas Pretest
Homogenitas Pretest
Nomor
Pretest (X) X-Mean (X-Mean)²
28
-11,06
122,38
1
28
-11,06
122,38
2
28
-11,06
122,38
3
28
-11,06
122,38
4
28
-11,06
122,38
5
28
-11,06
122,38
6
28
-11,06
122,38
7
33
-6,06
36,75
8
33
-6,06
36,75
9
33
-6,06
36,75
10
33
-6,06
36,75
11
33
-6,06
36,75
12
39
-0,06
0,00
13
39
-0,06
0,00
14
39
-0,06
0,00
15
39
-0,06
0,00
16
39
-0,06
0,00
17
39
-0,06
0,00
18
39
-0,06
0,00
19
39
-0,06
0,00
20
39
-0,06
0,00
21
44
4,94
24,38
22
44
4,94
24,38
23
44
4,94
24,38
24
44
4,94
24,38
25
44
4,94
24,38
26
44
4,94
24,38
27
50
10,94
119,63
28
56
16,94
286,88
29
56
16,94
286,88
30
56
16,94
286,88
31
32
56
16,94
286,88
Jumlah
1250
0,00
2453,88
Mean
39,06
0,00
70,67
79,16
Varians (S²)
S
8,897036477
Nomor
Pretest (X) X-Mean (X-Mean)²
-9,74
94,91
1
28
-9,74
94,91
2
28
-9,74
94,91
3
28
-9,74
94,91
4
28
-9,74
94,91
5
28
-9,74
94,91
6
28
-9,74
94,91
7
28
-9,74
94,91
8
28
-9,74
94,91
9
28
-4,74
22,49
10
33
-4,74
22,49
11
33
-4,74
22,49
12
33
-4,74
22,49
13
33
-4,74
22,49
14
33
-4,74
22,49
15
33
-4,74
22,49
16
33
-4,74
22,49
17
33
1,26
1,58
18
39
1,26
1,58
19
39
6,26
39,16
20
44
6,26
39,16
21
44
6,26
39,16
22
44
6,26
39,16
23
44
6,26
39,16
24
44
12,26
150,26
25
50
12,26
150,26
26
50
12,26
150,26
27
50
12,26
150,26
28
50
12,26
150,26
29
50
12,26
150,26
30
50
18,26
333,36
31
56
Jumlah
1170
0,00
2467,94
Mean
37,74
0,00
78,44
82,26
Varians (S²)
9,069978838
S
215
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
No
Kelas
dk= n-1
Varians (S2)
1
Eksperimen
31
79,16
2
Kontrol
30
82,26
Kesimpulan
Homogen
1. Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)
Ho : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)
2. Ha :
Ho :
3. Fhitung dengan menggunakan rumus:
4. Taraf signifikansi (
5. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians
terkecil)
dk1 = 31-1 = 30
dk2 = 32-1 = 31
6. Kriteria pengujian Ho yaitu:
Jika F hitung<Ftabel maka Ho diterima (homogen)
7. Menentukan nilai Ftabel
F tabel dengan dk pembilang 30 dan dk penyebut 31 pada taraf
signifikansi 5 % adalah 1,84. Karena F hitung < F tabel (1,04<1,84), maka Ho
diterima
8. Kesimpulannya:
-
Ho yang berbunyi : “ Tidak dapat perbedaan varians 1 dengan varians
2 diterima (homogen)
-
Ha yang berbunyi : “ Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
ditolak (tidak homogen)
216
Lampiran 15. Uji Homogenitas Posttest
Homogenitas Posttest
No
Posttest (X) X-Mean (X-Mean)²
-19,16
366,96
1
56
-19,16
366,96
2
56
-14,16
200,40
3
61
-14,16
200,40
4
61
-14,16
200,40
5
61
-8,16
66,52
6
67
-8,16
66,52
7
67
-8,16
66,52
8
67
-8,16
66,52
9
67
-3,16
9,96
10
72
-3,16
9,96
11
72
-3,16
9,96
12
72
-3,16
9,96
13
72
-3,16
9,96
14
72
2,84
8,09
15
78
2,84
8,09
16
78
2,84
8,09
17
78
2,84
8,09
18
78
2,84
8,09
19
78
2,84
8,09
20
78
7,84
61,52
21
83
7,84
61,52
22
83
7,84
61,52
23
83
7,84
61,52
24
83
7,84
61,52
25
83
7,84
61,52
26
83
7,84
61,52
27
83
7,84
61,52
28
83
7,84
61,52
29
83
13,84
191,65
30
89
13,84
191,65
31
89
13,84
191,65
32
89
Jumlah
2405
0,00
2828,22
Mean
75,16
0,00
59,86
91,23
Varians (S²)
9,551589549
S
No
Posttest (X) X-Mean (X-Mean)²
-13,03
1
169,84
50
-13,03
2
169,84
50
-13,03
3
169,84
50
-13,03
4
169,84
50
-13,03
5
169,84
50
-13,03
6
169,84
50
-13,03
7
169,84
50
-7,03
8
49,45
56
-7,03
9
49,45
56
-7,03
10
49,45
56
-2,03
11
4,13
61
-2,03
12
4,13
61
-2,03
13
4,13
61
-2,03
14
4,13
61
-2,03
15
4,13
61
-2,03
16
4,13
61
-2,03
17
4,13
61
-2,03
18
4,13
61
-2,03
19
4,13
61
-2,03
20
4,13
61
8,97
21
80,42
72
8,97
22
80,42
72
8,97
23
80,42
72
8,97
24
80,42
72
8,97
25
80,42
72
8,97
26
80,42
72
8,97
27
80,42
72
14,97
28
224,03
78
14,97
29
224,03
78
19,97
30
398,71
83
19,97
31
398,71
83
Jumlah
1954
0,00
3186,97
Mean
63,03
0,00
92,28
106,23
Varians (S²)
10,30690342
S
217
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest
No
Kelas
dk= n-1
Varians (S2)
1
Eksperimen
31
91,23
2
Kontrol
30
106,23
Kesimpulan
Homogen
1. Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)
Ho : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)
2. Ha :
Ho :
3. Fhitung dengan menggunakan rumus:
4. Taraf signifikansi (
5. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians
terkecil)
dk1 = 32-1 = 31
dk2 = 31-1 = 30
6. Kriteria pengujian Ho yaitu:
Jika F hitung <Ftabel maka Ho diterima (homogen)
7. Menentukan nilai F tabel
F tabel dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 30 pada taraf
signifikansi 5 % adalah 1,84. Karena F hitung < F tabel (1,16<1,84), maka Ho
diterima.
8. Kesimpulannya:
-
Ho yang berbunyi : “ Tidak dapat perbedaan varians 1 dengan varians
2 diterima (homogen)
-
Ha yang berbunyi : “ Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
ditolak (tidak homogen)
218
Lampiran 16. Uji Hipotesis Pretest
DATA UJI HIPOTESIS SKOR PRETEST
No
1
2
Kelas
Jumlah
Sampel
Eksperimen
Kontrol
32
31
Nilai
ratarata
( ̅)
39,06
37,7
Varians
(
thitung
ttabel Kesimpulan
79,16
82,26
0,6
1,67 Ho diterima
Perhitungan Uji Hipotesis:
1. Pretest kelas eksperimen dan kontrol
a. Ho = tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Ha = terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol
(
b. Untuk dk= (
Pada taraf kepercayaan (
diperoleh ttabel = 1,67
c. Kriteria pengujian:
- Terima Ho jika harga thitung<ttabel atau thitung<1,67
- Terima Ha jika harga t hitung>ttabel atau thitung> 1,67
d. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini:
Nilai
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
̅̅̅
39,06
37,7
Rata-rata (
79,16
82,26
Varians (
32
31
Jumlah Sampel
̅
√
(
√(
√
̅
(
|
(
|
|
|
|
|
219
√
|
|
√
Kesimpulan:
Berdasarkan kriteria pengujian thitung<ttabel (0,6<1,67) maka Ho diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil
pretest antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
220
Lampiran 17. Uji Hipotesis Posttest
DATA UJI HIPOTESIS SKOR POSTTEST
No
1
2
Kelas
Jumlah
Sampel
Eksperimen
Kontrol
32
31
Nilai
ratarata
(̅)
75,16
63,03
Varians
thitung
(
91,23
106,23
4,85
ttabel
Kesimpulan
1,67
Ha diterima
Perhitungan Uji Hipotesis
2. Pretest kelas eksperimen dan kontrol
e. Ho = tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Ha = terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol
(
f. Untuk dk= (
Pada taraf kepercayaan (
diperoleh ttabel = 1,67
g. Kriteria pengujian:
- Terima Ho jika harga thitung<ttabel atau thitung<1,67
- Terima Ha jika harga t hitung>ttabel atau thitung> 1,67
h. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini:
Nilai
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
̅̅̅
75,16
63,03
Rata-rata (
91,23
106,23
Varians (
32
31
Jumlah Sampel
̅
√
(
√(
√
̅
(
|
(
|
|
|
|
|
221
√
|
|
√
Kesimpulan:
Berdasarkan kriteria pengujian thitung>ttabel (4,85>1,67) maka Ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
posttest antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
222
Lampiran 18. Rekapitulasi Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Eksperimen (Pretest)
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jumlah Betul
22
19
10
16
11
17
14
21
5
3
17
19
10
4
10
8
6
11
Presentase (%)
68,75
59,38
31,25
50,00
34,38
53,13
43,75
65,63
15,63
9,38
53,13
59,38
31,25
12,50
31,25
25,00
18,75
34,38
223
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No
Indikator
No Butir Soal
Presentase
Rata-rata
(%)
Menjelaskan
1
1,2,18
54,17
kesetimbangan
dinamis
Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
40,63
homogen dan
heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah
Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
31,6
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
4
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
3,6
42,19
4,5
42,19
dan tetapan
kesetimbangan
Menghitung harga Kc
5
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
224
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Eksperimen (Posttest)
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jumlah Betul
30
32
28
28
28
30
20
32
25
22
30
30
14
9
20
22
9
28
Presentase (%)
93,75
100,00
87,50
87,50
87,50
93,75
62,50
100,00
78,13
68,75
93,75
93,75
43,75
28,13
62,50
68,75
28,13
87,50
225
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No
Indikator
No Butir Soal
Presentase
Rata-rata
(%)
Menjelaskan
1
1,2,18
93,75
kesetimbangan
dinamis
Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
89,06
homogen dan
heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah
Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
61,11
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
4
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
3,6
90,63
4,5
87,50
dan tetapan
kesetimbangan
Menghitung harga Kc
5
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
226
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Kontrol (Pretest)
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jumlah Betul
21
15
9
14
12
18
16
22
2
6
12
18
12
8
6
8
7
5
Presentase (%)
67,74
48,39
29,03
45,16
38,71
58,06
51,61
70,97
6,45
19,35
38,71
58,06
38,71
25,81
19,35
25,81
22,58
16,13
227
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No
Indikator
No Butir Soal
Presentase
Rata-rata
(%)
Menjelaskan
1
1,2,18
44,08
kesetimbangan
dinamis
Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
38,71
homogen dan
heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah
Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
33,33
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
4
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
3,6
43,54
4,5
41,93
dan tetapan
kesetimbangan
Menghitung harga Kc
5
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
Lampiran 11. Rekapitulasi Presentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol
(Posttest)
228
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Kontrol (Posttest)
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jumlah Betul
25
28
24
22
21
16
24
31
21
10
20
27
9
12
10
20
8
16
Presentase (%)
80,65
90,32
77,42
70,97
67,74
51,61
77,42
100
67,74
32,26
64,52
87,10
29,03
38,71
32,26
64,52
25,81
51,61
229
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No
Indikator
No Butir Soal
Presentase
Rata-rata
(%)
Menjelaskan
1
1,2,18
74,19
kesetimbangan
dinamis
Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
83,87
homogen dan
heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah
Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
50,18
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
4
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
3,6
64,51
4,5
69,35
dan tetapan
kesetimbangan
Menghitung harga Kc
5
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
230
Lampiran 19. Lembar Uji Referensi
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
:
NIM
:109016200023
Anita SumarYani
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Pengaruh Model Problem Based Learning (PBl.) terhadap Pemahaman
Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia
Pembimbing : 1. Salamah Agung, M. A., Ph. D
2. Der,vi Murniati. M.Si
BAB I PENDAHULUAN
Referensi
No
I
2
f
J
Kemenag, (Jndang-undang Republik Indones ia No
20 Tahun 2 0 0 3,201 4,h. 3,(www.kemenag. go"id)
Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esrn
Sahin,Anal y zing of Student' s Misconceptions
About Chemical Equilibrium,lnlernotional
Confcrcnct' of New Trends and Thcir
I mpl ications, 1,20 I 0,pp 1 -7.
Pemtrimbing
I
Pembimtring
2
w
0rb
ry
W
Muh Afturizalirx dan I Nyoman Marsih, Prosiding
Sinzposium Nasional Inovasi Pembela.icrran dan
Sains 20I I .h.1,22-23 Juni 201 1 .Bandung,
(http//porta1.fi itb.ac.id)
fu-
Sri Wardani dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Berorientasi Problem-Based Instruction ., Journal
Inov as i P e ndidi kan Ki mia.3 .2009.h. 3 9 1 .
ry
W
.
4
YW
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem
5
Based Learning pada Materi Larutan Penyangga
dan Hidrolisis. Journal Chemi,strf in Etlucation.
2012.h.7
6
Taufik Amir.lnovasi Pendidikan Malului Problem
d [, e ar ni ng,(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2010).h.12.
Ba
7
se
Richard.I.Arends. Learning To Teach.Q\ew
York:Mc Graw Hill,2007),pp.3 84.
C0\
A
o-z
v
rW
w
w
231
Behiye Akcay,Problem Based learning in Science
8
Education,.Iournal oJ
Turkish
Science
E d u c o I i o n,6,2009,h.26.
ry
w
BAB IT LANDASAN TEORT DAN KERANGKA TEORI
Referensi
No
'I
T rianto,Me nde s ai n
P
ro gre
s
M o d e I P e mb e I ai ar an Inov a t if-
if, (Jakarta: Kencana,20 l0),h.22.
Pembimbing
Pembimtring
I
2
W
w
(u!
2
Ihid.,h.22.
v
J
Ihid..h.23.
t]1
4
Ibid.,h.23-24.
h
CIr)
5
Ibid,.h.9l
t\.
W
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran
B er da s ar kan Mas ala h,(Surabaya: UNESAUniversity Press,2000)h. 3.
tu
rD
6
7
Behiye Akcay,Problem Based learning in Science
E du c a I i o n,Electronic Jurnal of Turkish Sciece
rdq
8\
Ydv
Rducation,2009,pp.1.
8
Trianto,op. cil,h.91
w
@
9
Ibid..h.92
&\
w
t0
thid.,h.92.
!4
rrllD
232
ll
Ibid.,h.92.
%
w
l2
Richard.I.Arends, Le arning To Teach,Q\ew
York:Mc Graw f litl,2007),pp.381-382.
9t\
f\w
13
Ibid.,h.382.
ry
w
l4
Ibid.,h.382-384
Ab
try
Taufik Amir,Inov
15
t6
t7
cts
i P e ndidikan
Me
I
alui
P r obl
e
nt
B as ed Le arning,(.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2010),h.22.
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelaiaran
B e rdas ar kn n Mas al a h, (Surabaya:UNESAUniversity Press,2000)h.6 -7 .
T rianto, Me n de s a i n M o d e I P e ntb e I ai ar an I nov at iJ ro gr e s if, (Jakarta: Kencana,20 1 0),h.97
P
v
f,-
fDlg
E
rUb
ftr
w
ry
W
Taufik Amir,[novasi Pendidikan Melalui Problent
18
Based L
e
ar
n i n g,(J
akafia : Kencana Prenada Medi a
Group,2010),h.27 -29.
l9
'w
20
Ibid.,h.98.
v
(w
21
Ibid.,h_t5.
v
flw)
22
Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan
Penrbelai aran,(Jakarta: Rineka C ipta, 2006),h. | 4.
23
rbid..h.14.
24
Ibid..h.12.
b9
I
w
W
lCIu
w
233
Rusman,dkk
25
.,P
embelaj aran Berbas is Teknologi
Grafi ndo
I nfo r m a s i d an Ko m u ni ka s i,(J akarta : Raj a
Persada,20 12),Cet. 2,
h -7
v
rro
-
26
K+
w
27
Ibid.,h.l9.
ry
l^[b
28
tbid.,h.78.
w
0\e
M
for,
ar an B e rb as i s T e lcno I o gi
d a n K o m u n i ka s i,(J akatta: Raj a Grahndo
Rusman,dkk
29
I nfo r m a s i
.,P
e
mb
e I aj
Persada,20 12),Cet. 2, h.37
.
30
Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KB B, O nl ine,h.l,(www.kbbi.web.id)
31
Ibid,h.1
JL
Achmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA
b erb as i s Ko mpe t e nsz, (UIN Jakarta
&
w
@
w
a
fd,rb
&,
m
34
Oemar Hamalik. P er encan(tan P engai aran
B er das arknn P ende kat an S i s t e m, (Bumi
Aksara:Jak arta,2009), h. 1 62.
g
PdUT
35
Zulfi ani,dkk., St r at e g i P e mb el ai ar an S ai ns, (U in
Jakarta: Jakarta,2009), h. 28.
k^
fne
lb
Oemar Hamalik, op.cit., h.166
n
latr
@
0s
-)J
31
Lorin W Anderson. dan David R. Krathwol.
Kerangka Landa,s an Untuk
l' embe laj aran, P e ngoi aran, dan Ase sme n,
(Yocyakarta:Pustaka Belaiar, 20 1 0),
h'
I 05 -
I I 5.
234
Parning, dl<k.
38
2.h.141-t42
39
rhid..h.l45
40
Ibid..h.
41
Ki n ia, (Jakarta: Yudhistira,20
1
2), Cet.
G
Bt.
rnu
W
v
Ou
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kintia
2,(J akarta:8sis,2009),. hT 3 6 - I 37 .
tu
0rb
42
Ibid., h. 144-149.
fe
W
43
Adi Wibowo dkk,Pengaruh Problem Bosed
Learning, Motivas i Belajar dan
Intelligence cluotient terhadap Prestasi Belajar
Mata Kuliah Fisiologi Olahroga pada Mahasiswa
44
145
F akul t as O I ahr aga dan K e s e h at an (Jn iv e r s i t ct s.
P e ndidi ka n G a ne s ha,J ournal Magister Kedokteran
Keluarsa.2013.h.58.S.M.Raimi, Problem Based Learning Stralepg, and
Quantitative Ability In College oJ.Education Student
Learning o.f'Integraled Science, IIorin Journal of
Education.h.9.
&
h
r0I1^
{M
I Wayan Madiya,Penguruh Model Pembelclaran
45
Berbasis lv[asalah Terhaclap Prestasi Belc$ar Siswa
clan Konsep Diri Sisv,a SMA Ditinjau clari Gaya
Ko gnitiJ]umal Pendidikan iPA,20 1 I .h.6.
b
r0/tt
w
rW
w
W
Aj i Trihatmo,dkk., Peru ggunaan \uto de I P r o b I e nt
Based Learning pacla Materi Larulan Penyanggcr
46
47
dan Hidrolisls, Journal Chemistry in Education,
2A12.h.10.
R e pu b I i k I n do ne,; i a
go. id)
14,(www.kemenag.
.20
Kemenag, Un dan g-undct n g
2
0 Tahun
2003
|tt o
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Prrtblem
48
B as e d L e ar
ni ng,(Jakarta:
Group,2Ol 0).h.22.
Kencana Prenada Medi a
,bt
Ifiril
235
BAB ITI METODOLOGI PENELITIAN
Referensi
No
I
Z
a
J
Sugiyono,Me tode P e ne I i t ion
P e ntli dikan, (B andung Alfabeta, 2 009),h.
:
1
1
4.
Ibid.,h.t13.
Sugiyono,r.p. cit., h. 7t2.
6
7
8
9
l0
ll
t2
Pembimbing
I
2
W
lV
lh[
VD
IDb
&"
fif'tv,
Vb-
f0rh
Sugiyono, op. cit.,h.I I 8.
kr"
rnh
rbid..h.124
&
4
5
Pembimbing
Sofuan,Ahnrad,dkk., Evaluasi Pembelaiarcrn IPA
B erb as is Kompe tensi, (Jakarta:UiN Jakarta
Press,2006), Cet.I,h. 1 09.
b
Ibid."h.1t3
u
Ibicl..h.103- 1 04
YA
b
Ibid.,h.t04
Sugiyono, ry. c it.,h.333.
Sudj ana. Me
h. 466-467.
to
d a S t at
i
s/ift. (Bandun g :Tarsito, 2005 ),
@
D,g
t"dl9
fdltl
lrl;,lu)
v
(W
c{e
r]tb
236
I;
lI
lra
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,
P e nga nt ar St at i s t ika, (Jakarta: Bumi Aksa ra,
h
1
99 5),
N
t:13-134.
Sudj ana.,rcp . cit..h.239
0Yt^
r0itI
-
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembimbing
Referensi
2
Taufik Amir,lnovasi Pendidikan lt[elalui Problem
Bas ed Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.2010),h.22.
Rusmono, Stralegi Pembeloiaran Problem Based
L e ar nin g. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 20 1 2),h.7 4
i't--4
cry-
+
rianto, M e n de s a i n M o d e I m b e I aj ar a n Inov at i fProgresif, (Jakarta: Kenca-na,201 0)., h.9l
0A
Ibid..h.92
tr
T
Richard.
I.
Ar ends, L e ar ni ng T o
York:Mc Graw Hill.2007),pp.3
Te
ach,Q\ew
W
w
@
8 1 -382.
Ciputat, 9 September 2014
IV{engetahui.
bing I
Pembimbing II
) I,& 1'_
Salamah Asung. M.A.. Ph. D
NIP. 19790624 200604 2002
Dewi Murniati. M.Si
237
Lampiran 20. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors
NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS
Taraf nyata 
0.01
0.05
0.10
0.15
0.20
n = 4
0.417
0.381
0.352
0.319
0.300
5
0.405
0.337
0.315
0.299
0.285
6
0.364
0.319
0.294
0.277
0.265
7
0.348
0.300
0.276
0.258
0.247
8
0.331
0.285
0.261
0.244
0.233
9
0.311
0.271
0.249
0.233
0.223
10
0.294
0.258
0.239
0.224
0.215
11
0.284
0.249
0.230
0.217
0.206
12
0.275
0.242
0.223
0.212
0.199
13
0.268
0.234
0.214
0.202
0.190
14
0,261
0.227
0.207
0.194
0.183
15
0.257
0.220
0.201
0.187
0.177
16
0.250
0.213
0.195
0.182
0.173
17
0.245
0.206
0.289
0.177
0.169
18
0.239
0.200
0.184
0.173
0.166
19
0.235
0.195
0.179
0.169
0.163
20
0.231
0.190
0.174
0.166
0.160
25
0.200
0.173
0.158
0.147
0.142
30
0.187
0.161
0.144
0.136
0.131
n > 30
1.031/√
0.886/√
0.805/√
0.768/√
0.736/√
238
Lampiran 21. 'l'abel
LJ.ii
Fischer
Tabel ti.ii Fischer
-t
df untuk pembilang 1Nl)
df untuk
penyebut
N2)
1l
161
2I
18.51
3 I 1013
4 I 7.71
s I 661
6 I 5.99
7 | 5.59
8 I 5.32
9 I 5.12
|
496
11 I
12 I
13 I
14 I
15 I
16 I
17 I
4.U
10
4.75
4.67
4,60
4.il
4.49
4.45
18 I 4.41
19 I 4.38
zo
I
|
22 \
23 I
zt I
25 I
26 I
Zt I
28 I
29 I
30 I
31 I
32 I
21
l
I
gza
4.35
4.32
4.30
4.28
4.26
4.24
a+ol l.or I 2.7s1 2.62 i
2.51
|
2.42l|2.36
I
230
I
2.25l|
2-22
4,09
s.szl z.sel zl+l z.sel 2.47 12-3el2-321;2-27 1,2.22 1'2-18
g:sl z.s6 I z.ttl z.stl z.+sl 2.37 1231 I 2.25lt2.2o12-17
a.eal z.ssl z.ttl256 I 2.45|,236 I 2.2e12-24 121el2.'t5
a.eel z.ssl z.tol z.ssl z.+tl2.35 I 22812-22 12-18l,2.14
:-ezl z.szl z.ogl zsrl z.+zl z.r:l z.ztl2.2'tl2-1612.13
a.gol z.srl z.osl 2.521 241 | 2.321 2-2512-2ol2.1s12.11
s.zsl 2.s0 I z.atl z.s'rl z.+ol z-ttl z.ztl 2.1e[ 2-14 12.10
s.zal z.asl 2.66 I z-sol z:sl 2.30 1 2231 2:8l'2.13 I 2-0s
s.zal z.sgI z.osl 2.4eI z.gel z.zgl z.zsl 2.17 12.1212-oB
a.zzl z.atl2.84 I z.+sl 2.?;7 |12.2s12.221 2-16 I 2.11 I 2.o7
a.zol z.atl z.oel z.$l z.gol 2.2sl 2.21 | 2-15 lr2-11 | 2.o7
3-2sI 2.86 I z.o:l z.+tl2.36 1 2-27 l'2.2o1?.14121olz.oo
tz+l z.asl z.azl 2.461 z.Nl z.zel 21sI 2.14l,2,{Bl 2.os
s.zql2.8sI 2.61 | 2.46|; 2.34|1 2261 2.1e1 2.13 1,2.08 1 2-a
4.08
s.zs
4.23
4.21
4.20
4.18
4.17
4.16
4.15
33 I 4.14
s4 I
3s I
4.13
I
4.11
I
I
I
'tO I
41 I
42 I
43 I
4 t
45 I
4.11
36
37
38
39
l e.12 l sor l s% i 88s l 88s 1 881 1 8.7s 1 8.76
6.se I oas | 6.26 | oto | 60e I 604 I 600 | 5e6 | 5.e4
s.zgl 5.41 | 5.1e1 505 I l.esl 488 1 482 14-77 1,4.74 1,4.7o
stnl +.tal +.stl +:sl +zal +ztl 415 I 410l4c6 I 4D3
qzql +.asl +tzl sszl sazl azsl 373 1 3.68 1 30al 360
+.qal q.otl:.4+l :.ogl :.sal 350 I 344 l33eI 335 I 3.31
q.zal saol aorl s+al 3.37 13.2eI 323 I 318 I s14 I 310
+.ro l azr l 3.48 l ss: 1 3.22 1 3.14 l 3-07 1 3-02 l 2sB l 2-s4
asa I :.sg I s.eo I 320 I 3.0e | 3.01 | 2e5 | 2.e0 | 285 | 282
:.asl s.+sl z.zal r.ttl 3.00 12.e1 | 285 I 280 I 2.75 12-72
s.er I s.+t I s.ta | :.or | 2e2l 2.83 I 2.77 | 271 | 2.67 | 263
s.tq | 3.34 I s.rr i zso i zas | 276 | 2.7o | 265 | 260 I 2.57
aoel s.rsl 3.0€l zsol z.tsl zttl2el z.ssl 2:rl251
a.oa l t.z+ l a.or l z.as l 2.74 1 2.66 1 2.5s l 2v l 2.4e l 2-46
a.ssl szol 2e6 I 2.81 | 2.7o112-61 | 2.55 1 24sl2-45 12-41
s.ssl e.rol z.sel zlzl266 12.58 1 2.51 | 2-4$12-41 | 2-37
s.szl s.rsl z.gol z.tql z.esl zx1 z+al2.42 12.38! 2.u
s.ss
6.%
4.12
4.10
4.08
4.O7
4.O7
4,06
4.06
I 2.ul
z.ot
I
s.z:l z.ssl z.oo[
tzzl 2.$l z.ssl
tztl z.azl z.ssl
s.ztl 2.821 2.ssl
z.ul z.sel
2.ul 2.251 2.1s | 2.121 2.o8lr 2.u
2.4412.3312.24|r2.17 l.2.12 .2.o7 12.o3
2.441z.zzl z.ztl 2.17 12.11 | 2.06 .2.o3
z.qsl
z.+tl z.szl zztl z.lol 211 | 2.06 I 2.o2
z.tzl2.31 | 2.2312.16 1 2.1o12-05 ,t2.o1
z.czl2.31 | z.zzl z.lsl 2.1ol 2.o512-o1
a.;+18.73 18.71 18.70
sgr l 5.se 1 587 i 5.86
+ oa I 4.66 I q.u | 4.62
+ool
:s; I
398
z.oo
zse
I 396 I 3e4
I 3.53 I 3s1
szal z.zal 324 ]|3.22
:.02 i 3.05 1 3.03, 301
2.91 12.89i 2.86 I 285
z.tg I z:a t, 2.74 | 2.72
2.69 l|266 I 2.e41262
I
3,55
j
25s
i
253
z.:al z3s12.33 I 2.31
2.y12.31 .2.29 12.27
2.31 I2.28 12.26 12.2s
z.zal 2-25 I 2.22-l2.20
2_25 12.22 I 2.?0 I 2.1A
z.znl z.2ol 217 \ 2.1s
z.zo 'r 2j8 | 2.15 I 2.13
2j8 12j5 I 2.13 I 211
2.16 12.14 12.11 | 2.O9
ZjS12.12 12.09 I 2.o7
2j3 I 2.10 I 2.08 | 2.06
2.12 1209i 2.06 I 2.M
2.10
12.08 12.05 12.03
z,ogl2.06
2-08
I
2.u12.01
12.05 12.03 12.0o
I 2-Ml 2.01 I 1.99
I 2.03 I 2.00 I 1.98
z-osl 2.ozI 1.99 I 1.97
z.o+12.01 l1.ssl1.e6
2.03 12.00 I 1.98 I 1.9s
2.O7
2.06
1 2.oo | 197i 1.95
1r.99 I 1,96 I ','.94
z.o'tl l.98 l 1.95 1 1.93
2.00 11.97 11.9s11.92
z.ool1.97 11.94 11.92
2.o2
2.D2
l1'94 l-1-91
r.ssli.96 I 1.93 I 1.91
1.98 11.95 I 1.92 1 1.90
1.9s11.96
1.971 1.941 1.921
1.89
239
Lampiran 22. Tabel Uji-t
Titik
Persenta.se Distribusi t (tif
f"I--'*I
1
.1
- l -'r0)
"*T--;;T
0.50
o.20
,00000
3.07768
1 88562
0.025
0.01
0.00.s
o.10
0.050
0.02
0.010
I
6 31375
12.70620
31.82052
63.65674
2.91999
4.30265
6.96456
9 92484
22.32i
2 35336
3,-18245
4,54070
5.84091
10.21453
2.13185
2.77e45
3.74695
4.60403
201505
2.57058
3.36493
4 03214
1 943',t8
2.44691
3.'r4267
3.70743
5.ZUroJ
1.89458
2 35462
2.99795
4.78529
1.85955
2.30600
2.89646
3.49948
? 1q<'to
1.83311
2.26216
I
318 30884
9
o_70272
I
1.63774 |
1 .53321 |
i.47588 I
1.43976 I
1 41492 I
1 39682 I
1.38303 |
2.82144
3.249PA
4 50079
4 29681
10
o.69981
1
t.etz+a
222814
2.76377
3.15927
4.14370
0.69745
2 20099
2,71 808
3.1 0581
4.O247C
2.17881
2.68100
3_05454
2.1 6037
?.65031
3.01228
3.92963
a t<51qq
2.14479
2.62449
2.97384
3.78739
2.1 31 45
2.6024e
2,946;1
J iJZOJ
2.11991
2.58349
2.92878
3,68615
2,10982
2.56693
2.8S823
3.64577
2.10092
2.s523E
2.37814
3,61048
"_o93G2
2.53948
2.86093
3.57940
2.08s96
2_5275a
2.81534
3.55181
2.0796i
, <1 7A(
z-5J I S
3.5271 5
2.07387
2,50832
2 06866
2.49987
2.W73A
3.48496
2.06390
2.49216
2-79694
3.46678
2
0.8't650
3
o.7M89
4
0.74070
5
6
0.72569
o_71756
7
o.71114
8
0.70639
37218
25
O-682143
26
o.68404
|
1.78223
1 35622 |
1.77A93
1 35017 |
134503i !76131
1 75305
1.34061 I
133676I 174588
l.Zag0l
1 .33338 I
1.73406
1 33C39 I
i 32773 I 1.729i3
1.724-i2
1.32534 |
1 72071
1.32?19 |
.?1714
1 32124 I
1.71387
1.31946 |
1.71088
1 31784 I
1.70814
1.31635 |
170562
131497 |
11
12
o.69548
13
N AO?A?
14
o.69242
15
o.69120
16
0.69013
17
o.68920
18
.t9
o,64836
o.68762
20
0.ffi695
21
0.58635
22
0.68581
23
o.68531
24
o.68485
1.79s88
1.36343
.1
27
o_68368
1.31370
2A
o.68335
1-31253
I
I
29
o_68304
1.31143
30
o-68276
1.31M2
31
o.68249
32
33
12
5.89343
3 504E9
2,05954
2-48511
2.78744
3.450'19
2.05553
2.47853
2-77871
3.43500
1.70329
2_05183
2.47266
2.77068
3.42103
1.701 13
2.04A41
2.46714
2.76326
3.40816
I
1.69913
2.04523
2.46202
2.75639
3.39624
I
1.69726
2.0/.227
2.45726
2_75000
3.38518
1,30946
I
1.69552
z.o:ssr
2.45282
2_7440{
a.iz+go
o-ffi223
1.30857
|
1.69389
2.03693
2.44868
2.738/.8
3,36531
o-68200
1.NT74
|
1.69236
2.03452
2-44479
2.7332A
3-35634
2.03224
2.44115
2.72839
3.34793
34
o,68177
1.3069s
I
1.69092
35
o-s156
1.30621
I
1.64957
2.03011
2.43772
2.72381
3,34005
36
o.68137
1_3o5sl
1.68830
2.02809
2.43149
2.71948
3.33262
37
0.681 18
1.3048s
I
I
1.68709
2.02619
2.43145
2.71541
3.32563
38
o.68r00
1.30423
2.42439
2.42857
2.71156
3.31903
39
/m
o-68083
1.30364
'|
1.68595
1.6e488
2.02269
2.4258/.
2_70791
3.31279
o.68067
1
.30308
I
1.68385
2.O210A
42326
2.
J
244
Fitik
F-e
r.scrrtase Distribusi t
42
/Lj
0.680_18
I
l.
0.68024 I
0.68011 I
o 67998 I
0.67986 )
0.67975 |
I-
.*T
0.025
*,'
0.10
0.050
0.o2
1.30254
'1.68288
2.01954
242080
2 70118
I
3.30127
1.3OZO4
1.68195
2.01808
2.41847
2.59807
1.68107
2.01669
2.41625
2_69510
I
I
3.29595
.30155
1.30109
2.01537
2.414i3
1_30065
1.68023
'1.57943
2.0 1410
2.4',t212
2.69228
2 68959
t.lOOZl
1.67866
2.41290
2.41019
1.299E2
1.67793
?_01174
1.29944
1.67722
2.01C63
r.29307
1.67655
1.29871
o
o 680s2
B0)
0.20
t\-";f-;;l
l-\i
41
idl'- ,ll -
1
10
,""r
0-010
l-;il]
0_002
3 29089
I
3.28607
3.27710
2.40835
I
2.68701 I
2,68456 I
2.40658
2.6822C
2.00958
2.210489
326508
1.67591
2.00856
2.40327
1.29837
1.67528
2.00758
2.40172
1.29805
1.67469
2.00665
2.40022
I
|
1.29773
1.67412
2.00575
2.39879
I
2.67779 I
267572 I
2.67373 I
2.67182 i
1.29743
1.67356
2,00488
2_3974',1
2
66998
I
l.ZqetS
I
o.6789C |
1.29713
1.67303
2.0c40.4
2.39608
1.29685
1.67252
2_00324
2.39480
1.296s8
1.67203
2.OO247
2,39357
2.ffi487
1
.67155
2.00172
2.39238
2 66329
I
I
3.23948
1.29632
1.29607
1.67109
2.OA100
2.39123
60
0.67882 I
o 67874 I
c 6z867 I
0.67860 I
1.29582
1-67065
2.00030
2.390't2
3.23171
61
0_67853
I
1.2955E
1.67C22
1.99962
2.38905
62
1
.2s536
1.66S80
1_99897
2.38801
1
.29513
1.S940
'1.9-0834
2.3a701
1.29492
't.Zgtt'.t
1.66901
1.99773
2.38604
1.ffi864
1_99714
2.38510
66
0.67847 I
0.67840 I
0.67834 |
0.67828 I
0.67823 I
1.29451
1.66827
1,99656
2.38419
67
0_67817
I
0.67811 |
1.29432
1.66792
1.99601
2.38330
1.29413
't.66757
1-99547
2.*245
I
I
I
|
I
1.29394
1.ffi724
'1.99495
2.3161
1-29376
1-66691
1,99444
2.38081
44
45
46
47
1[8
49
50
51
52
o-s7964 I
0.67953 |
0.67943 I
o 67933 I
0.67924 I
54
o.679.1s
o 67906
55
0.67898
53
56
57
58
59
63
64
65
68
69
70
71
72
73
r1
75
76
77
78
79
0.67806
0.67801
0.67796
0-67791
o.677a7
0.677A2
o.6777E
I
|
0.67773 I
0.67769 |
o.6776s I
0.67761 I
0.67757 I
I
267995
1.29279
1.66515
1.99167
2.37642
1.29264
1.66488
1.99125
2.37576
2.ffiOza I
2.65886 i
2.65748 i
2.6561s I
2.65485 I
2.65360 I
2.65239 I
2.65122 I
2.6s008 I
2.64898 I
2.€4790 I
2.64686 I
2.64585 I
2.64487 I
2.64391 I
2.64298 I
2.6/.208 I
2.64120 I
1.29250
1.ffi462
,.99085
2.37511
2.il034
1.29236
1.6A€7
1.9904s
2.37448
1.29222
1.&12
1
2.37387
1-29359
1.66660
1
-99394
2.38002
1.293/.2
1.66629
1.99346
2.37926
1.29326
1.66600
1-99300
2.37852
1.29310
1.66571
1.99254
2.377AO
1.29294
1.66543
1.99210
2.37710
I
2.63950 I
328148
3 27291
3.26891
3 26141
3 25789
3.25451
3.25127
3.23680
3.22930
3 22696
3.22471
3.22253
3.22041
3.2-1837
3.21639
t.ztc4a
3.21260
3.21079
3.20903
3.20733
3-20567
3.20406
3.20249
3.20096
3.19948
3:t9804
3.13663
3.19526
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
241
SMA NEGEru t PARUNG
Jl. Waru Jaya No.I 7 Parung Kabupaten Bogor 16330 Telp/Fax. (025 I ) 8541063
SURAT KETERANGAN
Nomor :423.41526 - SMA.07l20l3
Kepala SMA Negeri
I
Parung Kabupaten Bogor, Menerangkan bahwa
:
: Anita Sumaryant
: 109016200023
Tingkat / Semester : IX (Sembilan)
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FITK UIN Jakarta
Jurusan
: Pendidikan Kimia
Program Studi
Nama
NIM
Bahwa narna iersebut di atas telah melaksanakan Penelitian di SMA Negeri 1 Parung
Judul Skripsi
:
"Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap
Pemahaman Konsep siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia
Dari Tanggal
:
13
"
Nopember s-d 29 Nopember2013
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
mber
MBA,MM
NIP. 19550823
1
981 01 1 002
Download