7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction). Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunication).1 Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh orang banyak. Dari banyak pengertian tersebut, jika dianalisis, pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu kepada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak yang terlibat Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008 hal 3 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.2 Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi :3 a. Pengertian komunikasi secara etimologis Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, ketika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif. b. Pengertian komunikasi secara terminologis Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Buku Seri, Jakarta, 2011, hal 5 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008 hal 3-4 2 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi antarmanusia manusia dinamakan sebagai singkatan komunikasi sosial dari komunikasi atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).4 Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif. Proses komunikasi itu sendiri menurut Laswell, mengenai lima unsur pokok, yaitu : 1. Sumber atau komunikator, adalah pengirim pesan yang terdiri dari orang perorang, kelompok, organisasi, massa dan negara. 2. Pesan, dalam komunikasi dapat berupa lambang-lambang, simbol, gambar, perilaku baik yang verbal maupun non verbal. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 hal 10 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 3. Penerima atau komunikan, adalah orang yang menerima pesan dari komunikator atau sumber. 4. Saluran, adalah dengan media apa proses komunikasi itu berlangsung. 5. Efek, adalah akibat dari pesan yang disampaikan oleh komunikator Faktor yang perlu diingat sebelum menjalankan kegiatan dan proses komunikasi adalah mengetahui fungsi komunikasi itu sendiri, Menurut Onong Uchjana Effendy fungsi komunikasi adalah : a. Menginformasikan (to inform) Adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman dan tentram. Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. b. Mendidik (to educate) Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide atau pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapat informasi dan ilmu pengetahuan. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai informasi, tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 c. Mempengaruhi (to influence) Fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikasi dan lebih jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung salah satu kandidat pemilu melalui komunikasi massa dalam bentuk propaganda, brosur, dan kampanye. d. Menghibur (to entertain) Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan mempengaruhi juga untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. Selain fungsi komunikasi, faktor yang harus diingat dalam komunikasi adalah tujuan komunikasi yang terdiri dari : a. Mengubah sikap (to change the attitude) Adalah kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat akan berubah sikapnya. b. Mengubah opini / pendapat / pandangan (to change the opinion) Adalah informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 c. Mengubah perilaku (to change the behavior) Adalah kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. d. Mengubah masyarakat (to change the society)5 Adalah perubahan sosial dan partisipasi sosial, memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu di sampaikan. 2.2 Proses Komunikasi Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan diatas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen- komponen tersebut adalah sebagai berikut : Komunikator - orang yang menyampaikan pesan; Pesan - pernyataan yang didukung oleh lambang; Komunikan - orang yang menerima pesan; Media - sarana atau saluran yang mendukung pesan jika komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya; Efek - dampak sebagai pengaruh dari pesan Teknik berkomunikasi adalah cara atau “seni” penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2003 hal 55 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran, dan sebagainya. 2.3 Pengertian, Fungsi, Tugas, Peran Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat konsensus mutlak tentang definisi dari PR / Humas. Ketidakpastian tersebut disebabkan oleh : pertama, beragamnya definisi public relations yang telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun profesional public relations / Humas didasari perbedaan sudut pandang mereka terhadap pengertian public relations / Humas. Kedua, perbedaan latar belakang, misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademis perguruan tinggi tersebut akan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan para praktisi (Public Relations Practitioner). Dan ketiga, adanya indikasi baik teoritis maupun praktis bahwa kegiatan public relations atau kehumasan itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan zaman, khususnya memasuki era globalisasi dan milenium ketiga saat ini. Walaupun berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbeda akan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi Humas / PR, yang diambil dari The British Institute of Public Relations, berbunyi : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 “Public Relations activity is management of communications between an organization and its publics.” (Aktifitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya). “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to estabilish and maintain mutual understanding between an organization and its public.”(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan, dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya). International Public Relations Association (IPRA) 1978, menyatakan bahwa definisi dari public relations adalah ; “Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik’ mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perbahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam meengantisipasi kecenderungan pennggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” Definisi tersebut diatas adalah definisi yang paling lengkap dan akomodatif terhadap perkembangan dan dinamika Humas / PR. Sebab, terdapat aspek cukup penting dalam PR, yaitu teknik komunikasi, dan komunikasi yang sehat dan etis.6 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi konsepsi dan aplikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005 hal 15-16 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Cutlip, Center & Broom : “Humas adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan dan kegagalan organisasi tersebut.”7 The Statement of Mexico : “Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi – konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum.”8 2.3.2 Fungsi Public Relations Pada prinsipnya, secara struktural, fungsi Humas / PR dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi. Humas terkait langsung dengan fungsi top manajemen.9 Secara garis besar fungsi public relations adalah : 1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good communication). 2. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest) S.M. Cutlip & A.H. Center, Effective Public Relations, Pearson Education Inc, 2006 hal 6 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi konsepsi dan aplikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005 hal 17 9 Ibid 119 7 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners) Sedangkan Cutlip & Center menyebutkan fungsi public relations sebagai berikut : 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi 2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan. 3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan perusahaan untuk kepentingaan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan publik, baik internal maupun eksternal.10 2.3.3 Peran Public Relations Ada 4 peran PR yang mendeskripsikan sebagian besar praktik mereka, yaitu: a. Teknisi Komunikasi Praktisi yang menggunakan peran ini biasanya tidak hadir saat manajemen mendefinisikan problem dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk melakukan komunikasi dan mengimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui secara menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan. Meskipun mereka tidak hadir saat diskusi tentang Scoot M. Cutlip & Allen H. Center, Effective Public Relations, New Jersey : Prentice Hall, Inc, 2000 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 kebijakan baru atau keputusan manajemen baru, merekalah yang diberi tugas menjelaskan kepada karyawan dan pers. b. Expert Prescriber Ketika para praktisi mengambil peran sebagai pakar/ahli, oraang lain akan menganggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR ditangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif saja. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Peran “pakar perumus” atau expert prescriber ini menarik perhatian praktisi karena menjalani peran ini akan membuat orang dilihat sebagai pihak yang punya otoritas ketika ada suatu hal yang harus dibereskan atau pihak yang punya otoritas untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatu. c. Fasilitator Komunikasi Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara (liaison), interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 d. Fasilitator Pemecah Masalah Ketika praktisi melakukan peran fasilitator pemecah masalah, mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka bagian dari tim perencanaan strategis. Praktisi pemecah masalah membantu manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasi lainnya. Fasilitator pemecah masalah dimasukan kedalam tim manajemen karena mereka punya keahlian dan keterampilan dalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan masalah. Akibatnya, pandangan PR akan dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan manajemen.11 2.4 Pengertian dan Karakteristik Jasa 2.4.1 Pengertian Jasa Jasa (service) menurut Kotler yaitu: “A Service any Act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the Ownership of anything, its production may or may no be a physical product”. Maksudnya yaitu bahwa pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak 11 S.M. Cutlip & A.H. Center, Effective Public Relations, Pearson Education Inc, 2006 hal 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk.12 Sedangkan pengertian jasa menurut Valarie A, Zethaml dan Mary Jo Bitner “Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is generally consumed at the time it is produced, and provides added value in forms (such as convenience, amusement, comfort or health)”. Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen.13 2.4.2 Karakteristik Jasa Riset dan literatur manajemen jasa mengungkap bahwa jasa/layanan memiliki empat karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada strategi mengelola dan memasarkannya. Keempat karakteristik utama tersebut dikenal dengan istilah IHIP : Intangible, Heterogeneity, Inseparability, Perishability. 1. Intangibility (tidak berwujud) Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar sebelum dibeli. Hal ini mengakibatkan pelanggan tidak dapat memprediksi hasilnya sebelum Rambat Lupiyoadi, A Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi Kedua. Salemba Empat. 2008 hal 5 13 Ibid 6 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 membeli jasa tersebut. Kesulitan untuk memprediksi suatu jasa membuat seseorang mencari bukti-bukti yang dapat menunjukkan kualitas suatu jasa. Kualitas suatu jasa dapat diprediksikan melalui tempat jasa tersebut diproduksi atau dihasilkan orang penghasil jasa, peralatan, alat komunikasi, simbol dan harga jasa tersebut. 2. Heterogeneity / Variability (bervariasi) / Inconsistency Jasa sangat bervariasi karena sangat tergantung pada siapa yang menghasilkan, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Pembeli jasa menyadari tingginya variabilitas jasa dan biasanya mencari informasi atau membicarakannya dengan orang lain sebelum membeli suatu jasa. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas jasa, yaitu kerja sama/ partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan dan beban kerja perusahaan. 3. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Berbeda halnya dengan barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusi, melalui berbagai macam penjual dan pada saat jasa diproduksi dan langsung mengkonsumsi jasa tersebut. Hal ini mengakibatkan kualitas jasa ditentukan oleh interaksi produsen dengan pelanggan. Maka dari itu, efektivitas individu dalam menyampaikan jasa merupakan unsur yang penting dalam pemberian jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Hal ini mengakibatkan kapasitas produksi menjadi faktor yang kritikal. Perishability juga berakibat pada manajemen permintaan terhadap jasa. Jika permintaan bersifat tetap, perusahaan tidak akan menghadapi masalah yang rumit. Tetapi jika permintaan berfluktuasi, maka perusahaan akan menghadapi masalah rumit, sehingga perusahaan perlu melakukan penyesuaian antara kapasitas produksi atau supply dengan permintaan.14 Karakteristik jasa menurut Gasperz terdiri dari 12 karakteristik, yaitu : 1. Pelayanan merupakan output tak berbentuk (intangible output). 2. Pelayanan merupakan output variable, tidak standar. 3. Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat dikonsumsi dalam produksi. 4. Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses pelayanan. 5. Pelanggan berpartisipasi dala proses memberikan pelayanan. 6. Keterampilan personil diserahkan atau diberikan secara langsung kepada pelayanan. 7. Pelayanan tidak dapat dikonsumsi decara massal. 14 Fandy Tjiptono, Service Manajemen, Yogyakarta : Andi Offset, 2008 hal 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 8. Membuhkan pertimbangan pribadi yang tinggi dari individu yang memberikan pelayanan. 9. Perusahaan jasa pada umumnya bersifat padat karya. 10. Fasilitas pelayanan berada dekat lokasi pelanggan. 11. Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subyektif. 12. Option penetapan harga lebih rumit.15 2.5 Kualitas Layanan Apabila dahulu, kualitas masih dapat menjadi senjata agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, namun kini hampir semua perusahaan dapat menghasilkan kualitas yang sama, tentu saja itu berarti kualitas bukan lagi menjadi satu-satunya senjata andalan bersaing. Kualitas kini ibarat tiket masuk ke dalam gelanggang pertandingan bila kita ingin survive.16 Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.17 Sedangkan menurut Zeitham dan Bitner, kualitas layanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.18 Dengan demikian maka kualitas merupakan faktor kunci sukses bagi suatu organisasi atau perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Welch “Quality is our Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran, Graha Ilmu Rambat Lupiyoadi, A Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi Kedua. Salemba Empat. 2008 hal 168 17 Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran Edisi Pertama. Andi Ofset. Yogyakarta 2007 18 Zeithaml, Valarie A, and Bitner, Mary Jo. Service Marketing. McGraw Hill Inc, New York, 2002 hal 40 15 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 best assurance of customer allegiance, our strongest defense agains foreign competition, and the only parh to sustained growth and earnings”, kualitas merupakan jaminan terbaik kita atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat kita dalam menghadapi persaingan asing, dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.19 2.6 Pelanggan Bagi perusahaan atau produsen, hal yang tak kalah penting adalah memiliki pelanggan atau konsumen. Apalah artinya jika kita memproduksi dan menjual produk tetapi tidak ada yang mengkonsumsi atau membeli. Bagaimana jadinya nasib perusahaan atau produsen jika tidak memiliki pelanggan atau konsumen. Karenanya, pelanggan sangat penting bagi perusahaan. Begitu pentingnya bagaikan aliran darah bagi tubuh seorang manusia, tanpa darah maka tidak ada kehidupan. Pelanggan merupakan bagian dari siklus pemasaran. Pemasar berupaya untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pelanggan memberikan imbalan atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang disajikan oleh pemasar. Hal ini dilakukan oleh perusahaan demi tercapainya kepuasan pelanggan.20 19 20 Kotler. Manajemen Pemasaran. Gramedia. 2000. Hal 56 Budi Haryono, How To Manage Customer Voice, Yogyakarta :ANDI, 2013 hal 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 2.7 Customer Relationship Management (CRM) Kekuatan pelanggan yang semakin meningkat dan tajamnya persaingan menjadikan banyak organisasi merasa pasar mereka semakin terbatas dan margin keuntungannya pun mengecil. Tantangan bisnis saat ini adalah beralih dari orientasi kepada produk ke fokus pada pelanggan atau dapat dikatakan membangun konsep CRM. Proses membuat infrastruktur pelayanan pelanggan yang menggunakan contact center dan Web merupakan awal yang baik untuk membangun organisasi yang berorientasi kepada pelanggan. Prinsip CRM adalah semakin banyak perusahaan memiliki informasi tentang pelanggannya, berarti semakin baik. Menurut Profesor Adrian Payne dari Universitas Cranfield, CRM merupakan proses strategis dalam mengindentifikasi segmen pelanggan yang diinginkan, baik segmen mikro atau pelanggan individu, berdasarkaan orang per orang dengan mengembangkan berbagai program terintegrasi yang memaksimalkan nilai pelanggan maupun nilai jangka waktu hidup sebagai pelanggan pada organisasi melalui penambahan pelanggan yang ditargetkan, aktivitas peningkatan keuntungan, dan mempertahankan pelanggan.21 21 Sarah Cook, Customer Care Exellence, Jakarta : PPM, 2004 hal 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 2.8 Kepuasan Pelanggan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang.22 Menurut Kotler yaitu : “a person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a product’s received performance (or outome) in relations to the person’s expectation” maksudnya yaitu perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya.23 Faktor terpenting yang harus diperhatikan adalah kepuasan pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, maka akan memberhentikan urusan bisnisnya dengan perusahaan. Seluruh upaya yang dilakukan untuk mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya jika tidak berusaha memuaskan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.24 Kotler, P. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas, Gramedia, 2005 hal 70 Freddy Rangkuti. Measuring Customer Satisfaction. Gramedia, 2006 hal 23 24 Richard F. Gerson, Ph.D. Mengukur Kepuasan Pelanggan. PPM. 2001 hal 3 22 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Apabila pelanggan merasakan kepuasan maka dengan sendirinya kepuasan pelanggan yang terbentuk adalah suatu penilaian yang positif. Penilaian yang positif terbentuk apabila para pelanggan merasakan bahwa harapan-harapan sesuai apa yang diinginkan memuaskan. Adapun harapan-harapan pelanggan terdiri dari :25 1. Kemudahan dalam memperoleh barang atau jasa. Pada umumnya para pelanggan menginginkan barang atau jasa berada dekat dengannya. 2. Persyaratan kualitas barang dan jasa. Pelanggan umumnya berharap bahwa apa yang dibayarnya memiliki kualitas tertentu, yang minimal dapat memuaskan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkannya. 3. Harga yang kompetitif. Pelanggan biasanya menginginkan harga barang dan jasa dapat dibeli dengan harga murah. Dalam hal ini yang dimaksud dengan murah adalah kesesuaian antara kualitas barang atau jasa dengan harga yang harus dibayar. 4. Cara pelayanan yang tepat, cepat dan ramah. Cara-cara pelayanan yang baik merupakan salah satu penentu kepuasan pelanggan karena pelanggan tidak hanya terpuaskan oleh kualitas barang saja, mereka juga menginginkan kepuasan ini dari cara saat mereka memperolehnya. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di poin pertama bahwa kepuasan pelanggan dapat dilakukan berdasarkan pemenuhan terhadap kemudahan memperoleh jasa, dalam hal ini merupakan pelayanan yang diberikan oleh contact 25 Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta 1995, hal 51 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 center kepada pelanggan. Sedangkan dipoin kedua bahwa pelayanan memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi demi memenuhi kepuasan pelanggan. Poin ketiga menjelaskan bahwa yang dimaksud harga diatas merupakan value yang dapat diberikan call center kepada pelanggan. Poin keempat melengkapi beberapa hal yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yaitu kecepatan, keramahan dan ketepatan layanan. Seorang pelayan contact center harus memiliki standar dalam menangani pelanggan baik hanya untuk memberikan informasi maupun solusi. 2.9 Hubungan Kualitas Layanan dengan Kepuasan Pelanggan Dengan melihat pengertian kualitas dan kepuasan pelanggan, maka apabila kepuasan pelanggan boleh dinyatakan sebagai suatu rasio atau perbandingan, maka kita dapat merumuskan persamaan kepuasan pelanggan sebagai berikut : Z = X/Y, dimana Z adalah kepuasan pelanggan, X adalah kualitas yang dirasakan pelanggan, dan Y adalah kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. Dari pengertian diatas, maka kita dapat memahami jika Z > 1, maka kepuasan pelanggan akan menjadi tinggi hal ini karena pelanggan merasakan bahwa kualitas dari produk melebihi harapan pelanggan. Sedangkan jika Z < 1, berarti kepuasan pelanggan menjadi rendah, karena pelanggan merasakan kualitas produk lebih kecil dari kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Dengan demikian kepuasan dan ketidakpuasan merupakan perbandingan antara harapan pelanggan dan kenyataan dari kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan yang menjadi tujuan perusahaan agar selalu dipuaskan. Menurut Kurts & Clow pengaruh kualitas pelayanan terhadap konsumen dijelaskan sebagai berikut “pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, maka akan memberikan kepuasan”. Dengan demikian jika kualitas pelayanan terus ditingkatkan sehingga mencapai apa yang diharapkan oleh pelanggan, maka akan puas.26 Kesimpulan, apabila kepuasan pelanggan dapat tercapai, maka akan diperoleh beberapa manfaat yaitu : 1. Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis. 2. Mendorong terciptanya loyalitas dan kesetiaan pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan. 3. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan. 4. Reputasi perusahaan menjadi baik dikalangan para pelanggan. 5. Pangsa pasar dan laba perusahaan akan meningkat. 2.10 Dimensi Kualitas Layanan dan Gap Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang popular dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (service quality) yang 26 Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran, Graha Ilmu, hal 96 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithhaml, dan Berry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap 6 sektor jasa, yaitu peralatan rumah tangga, reparasi, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas. SERVQUAL dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya yang diharapkan/diinginkan (expected service).27 Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu, sedangkan jika kenyataannya kurang dari apa yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu, dan apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan tersebut memuaskan. Dengan demikian, service quality dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang mereka terima/peroleh. Parasuraman menyimpulkan terdapat 5 dimensi SERVQUAL, yaitu sebagai berikut : 1. Tangibles atau bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah 27 Fandy Tjiptono, Service Manajemen, Yogyakarta : Andi Offset, 2008 hal 197 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, ini meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, fasilitas fisik, dan lainnya), teknologi (peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan), serta penampilan pegawainya. 2. Empaty Yaitu memberikan perhatian, tulus, dan bersifat individual atau pribadi kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan, dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan. 3. Responsiveness atau ketanggapan Yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan yang menyampaikan informasi yang jelas. Memberikan pelanggan menunggu tanpa alasan yang jelas, menyebabkan persepsi yang negative dalam kualitas jasa. 4. Reliability atau kehandalan Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai dengan harapan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 pelanggan, berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. 5. Assurance atau jaminan kepastian28 Yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri atas komponen komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan sopan santun. Dimensi kualitas pelayanan yang telah disebutkan, harus diramu dengan baik. Bila tidak akan dapat menimbulkan kesenjangan antara perusahaan dan pelanggan, karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. 5 kesenjangan (gap) yang menyebabkan perbedaan persepsi tentang kualitas jasa adalah sebagai berikut : 1. Gap antara ekspektasi pelanggan dan persepsi manajemen (knowledge gap) Gap ini terjadi karena adanya perbedaan antara ekspektasi pelanggan aktual dan pemahaman persepsi manajemen terhadap ekspektasi pelanggan. Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi penelitian pemasaran, pemanfaatan yang tidak memadai atas temuan penelitian pemasaran, kurangnya interaksi antara pihak manajemen dan pelanggan, 28 Fandy Tjiptono, Service Manajemen, Yogyakarta : Andi Offset, 2008 hal 174 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 komunikasi dari bawah ke atas yang kurang memadai, serta banyaknya tingkatan manajemen. 2. Gap antara persepsi manajemen terhadap ekspektasi konsumen dan spesifikasi kualitas layanan (standards gap) Kesenjangan terjadi, antara lain karena tidak memadainya komitmen manajemen terhadap kualitas jasa, persepsi mengenai ketidaklayakan, tidak memadainya standarisasi tugas dan tidak adanya penyusunan tujuan. 3. Gap antara spesifikasi kualitas layanan dan penyampaian layanan (delivery gap) Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja dalam proses produksi dan penyampaian layanan. Sejumlah penyebabnya antara lain spesifikasi kualitas terlalu rumit dan/atau terlalu kaku, para karyawan tidak menyepakati spesifikasi tersebut dan karenanya tidak berusaha memenuhinya. 4. Gap antara penyampaian layanan dan komunikasi eksternal (communications gap) Gap ini berarti bahwa janji-janji yang disampaikan melalui aktivitas komunikasi pemasaran tidak konsisten dengan layanan yang diberikan kepada para pelanggan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya perencanaan komunikasi pemasaran tidak terintegrasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 dengan operasi layanan, kurangnya koordinasi antara aktivitas pemasaran eksternal dan operasi layanan. 5. Gap antara persepsi terhadap layanan yang diterima dan layanan yang diharapkan (service gap) Gap ini berarti bahwa layanan yang dipersepsikan tidak konsisten dengan layanan yang diharapkan. Gap ini bisa menimbulkan konsekuensi negative, seperti kualitas buruk (negatively confirmed quality) dan masalah kualitas. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan berdasarkan criteria atau ukuran yang berbeda, atau bisa juga mereka keliru menginpretasikan kualitas layanan bersangkutan.29 2.11 Pengertian dan Fungsi Contact Center Menurut Dell, contact center atau jasa pelayanan adalah suatu kemampuan organisasi atau perusahaan untuk secara konstan dan konsisten memberikan apa yang diinginkan pelanggan.30 Menurut Andi agen call center adalah seorang petugas yang bekerja disuatu pusat pelayanan jarak jauh yang di lakukan melalui media komunikasi telepon, dimana pelanggan dapat berkomunikasi secara real-time dengan petugas pelayanan. Lain halnya menurut call center council of Singapore agen call center 29 30 Fandy Tjiptono, Service Management, Yogyakarta : Andi Offset, 2012 hal 201 Oktariana, Sukses Melalui Call Center, Palembang, Maxicom http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 adalah orang yang bekerja di pusat informasi yang mempunyai sumber informasi yang akurat, terupdate setiap saat dan dapat informasikan.31 Jadi agen call center adalah orang yang bekerja di pusat pelayanan yang menghubungkan antara pelanggan dengan perusahaan untuk berkomunikasi secara real-time, baik untuk mendapatkan pelayanan informasi, mendapatkan penyelesaian dari masalah yang dihadapi, menyampaikan keluhan atas masalah produk, menyampaikan saran maupun melakukan pembelian produk atau jasa. Menurut Nugroho (2007) tugas utama agen call center adalah memberikan pelayanan dan membina hubungan baik dengan masyarakat, sehingga harus ditekuni dengan penuh kemampuan, kecekatan, dan kesabaran. Seorang agen call center juga harus bertanggung jawab dari awal sampai selesainya suatu pelayanan atau keluhan. Menurut Andi fungsi agen call center antra lain : a) Peningkatan Pelayanan Pelanggan Keberhasilan call center diukur berdasarkan tingkat pelayanan yang diberikan ke pelanggan b) Membangun Relationship dan Loyalitas Pelanggan Keberhasilan call center dapat diukur berdasarkan dukungannya dalam membangun Image perusahaan, serta meningkatkan loyalitas pelanggan. 31 Djoko, Membangun Mobile Government Melalui Layanan SMS Gateway. Jakarta : Gramedia http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 c) Meningkatkan Pendapatan Keberhasilan call center juga diukur berdasarkan kontribusi yang diberikan terhadap pendapatan perusahaan serta penggunaan biaya operasional yang lebih murah. d) Efisiensi Biaya Operasional Dengan adanya call center perusahaan bisa menghemat biaya operasional.32 2.12 Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti merumuskan sebuah hipotesis penelitian sebagai berikut : Kualitas layanan Contact Center berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan PT. PLN (Persero). 32 Andi, Sukses Mengelola Call Center Manajemen Kinerja. Jakarta : Telexindo Bizmedia http://digilib.mercubuana.ac.id/