JIM - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
DAMPAK KEBERADAAN JEMBATAN FLYOVER TERHADAP NILAI LAHAN DI
WILAYAH PANGO
Cut Fathia Shamada
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
email: [email protected]
Abstract
This study aims to determine whether the existence of Flyover Bridge impact on the land value in
Pango area. Frequency distribution table and cross tabulation analysis with chi square (X2) are
used in this research to analyze data. Based on this research, it can be concluded that the
existence of flyover bridge has significant relationship against the land value, economic
activities, social environment condition around the bridge. Based on data obtained, it can be
seen that there is a significant change between the value before and after existence the bridge.
The local government is recommended to play important roles to manage the economy in the
area such as developing small industrial areas and trade sectors in the area. For Further
research, is expected to expand research to deepen details on the factors that influence on land
value and its effect on condition of social economy society as impact of flyover bridge in Pango
area.
Keywords: Economic Activities, Social Environment Condition, Land Value.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keberadaan Jembatan Flyover berdampak
terhadap nilai lahan di Wilayah Pango.Metode analisis data yang digunakandalam penelitian ini
menggunakanmenggunakan tabel distribusi frekuensi dan analisis tabulasi silang dengan chi
square (X²). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
keberadaan jembatan terdapat hubungan yang signifikan terhadap nilai lahan, aktifitas
perekonomian, dan kondisi sosial lingkungan disekitar jembatan. Berdasarkan data yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan yang signifikan antara harga sebelum dan
sesudah adanya jembatan. Rekomendasi kepada pemerintah agar mengambil peran dalam menata
perekonomian di daerah tersebut seperti pengembangan kawasan industri kecil dan sektor
perdagangan di wilayah terkait. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas
penelitian dengan memperdalam detail pada faktor-faktor yang berpengaruh pada nilai lahan
serta pengaruhnya pada kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai dampak keberadaan
jembatan flyover pango.
Kata Kunci : Aktifitas Perekonomian, Kondisi Sosial Lingkungan, Nilai Lahan.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kebutuhan akan lahan sebagai ruang untuk
tempat aktivitas mereka semakin meningkat dan akan menimbulkan semacam kompetisi untuk
mendapatkan ruang yang cocok sesuai dengan berbagai kepentingan dan keperluan manusia
(Budihardjo, 1997:113). Lahan yang terletak dengan sumber ekonomi akan mengalami
pergeseran penggunaan kebentukan lain seperti pemukiman, industri manufaktur dan fasilitas
infrastruktur jaringan jalan atau transportasi.
Infrastruktur transportasi seperti jalan atau jembatan yang menghubungkan antar wilayah
didarat perlu mendapat perhatian secara serius oleh pemerintah maupun masyarakat luas. Hal ini
dikarenakan pentingnya akses jalan yang melancarkan aktivitas kehidupan masyarakat, baik
321
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
dalam perekonomian, pendidikan, pertahanan dan keamanan maupun bidang-bidang lainnya.
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran sektor Infrastruktur transportasi
sebagai urat nadinya (Adisasmita,2011:13).
Menurut (Sjafrizal,2012:255), sistem jaringan jalan atau infrastruktur yang baik
merupakan persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk mendukung pertumbuhan suatu daerah
perkotaan. Perkembangan perekonomian dan peningkatan pertumbuhan penduduk menyebabkan
kebutuhan sistem jaringan jalan meningkat pula, ditandai dengan peralihan penggunaan lahan
menjadi jalur jembatan flyover. Ketersediaan infrastruktur termasuk di dalamnya sarana dan
prasarana perhubung dikawasan perkotaan juga memiliki hubungan yang positif dan efek saling
ketergantungan dengan nilai lahan. Dengan adanya infrastruktur menyebabkan nilai lahan
menjadi tinggi sebaliknya proyek infrastruktur juga tidak dapat dilaksanakan jika harga lahan
dicalon lokasi patokannya terlalu mahal. Ketersedian fasilitas baru akan mengakibatkan
perubahan pada pola guna lahan dan nilai tanahnya (Zuhriyah dan Ihsannuddin 2013:2).
Perubahan pola guna lahan dari pertanian menjadi kawasan perdagangan atau bisnis serta
fasilitas pelayanan umum tentunya akan menaikkan nilai lahan disekitar kawasan fasilitas
baruyaitu Jembatan Flyover Pango.
Pada dasarnya kegiatan pembangunan jaringan jalan seperti jalan dan jembatan pasti
mengakibatkan dampak positif dan negatif pada masyarakat sekitar. Pembangunan jembatan
berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar yaitu adanya penurunan waktu
tempuh dan ongkos angkut transportasi masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat dan
pemanfaatan lahan (Purba,2015:18). Dampak negatif yang ditimbulkan berdasarkan penelitian
(Putri dan Rinani,2015:5) adalah perubahan sosial ekonomi masyarakat, penurunan kualitas
udara dan air disekitar akibat aktifitas proyek yang dilakukan serta adanya perubahan bentuk
lahan yang digunakan untuk pembukaan lahan sebagai jalan akses menuju jembatan. Lahan yang
sebelumnya merupakan lahan pertanian, lahan perumahan ataupun lahan kosong beralih
fungsinya menjadi jalan raya sebagai akses menuju jembatan. Keberadaan jembatan tersebut
dapat mempengaruhi berbagai aspek baik dari segi sosial, lingkungan dan ekonomi termasuk
harga lahan dikawasan pango.Harga lahan sekarang meningkat pesat seiring perkembangan
pembangunan yang pesat untuk memenuhi banyaknya perubahan guna lahan.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Nilai Lahan
Nilai lahan merupakan suatu pengukuran atas lahan yang didasarkan pada kemampuan
lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategis ekonomisnya
(Oetomo, 2006:3). Harga lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga
nominal dalam satuan uang untuk satuan luas pada pasaran lahan (Wahyuningsih, 2008:9).
kesimpulannya adalah ada keterkaitan antara nilai lahan dan harga lahan, dimana semakin tinggi
nilai lahan maka harga lahan juga akan tinggi. (Morlok, 1988:612) mengemukakan bahwa
perbaikan pelayanan transportasi suatu daerah akan mengakibatkan naiknya lahan di daerah itu,
apabila kondisi lainnya tidak berubah.
Perubahan Penggunaan Lahan
Perubahan penggunaan lahan yang cepat diperkotaan dipengaruhi oleh adanya
konsentrasi penduduk dengan segala aktivitasnya, Aksesibilitas terhadap pusat kegiatan dan
pusat kota, jaringan jalan dan transportasi, serta adanya orbitasi yakni jarak yang
menghubungkan suatu wilayah dengan pusat-pusat pelayanan yang lebih tinggi. Di daerah
perkotaan perubahan penggunaan lahan cenderung berubah dalam rangka memenuhi kebutuhan
sektor jasa dan komersial (Hadi dan Purwanto,2007:6).
322
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
Karakteristik Penggunaan Lahan
Menurut (Karyoedi, 1999:3) lahan mempunyai karakteristik tertentu, yaitu :
a. Mempunyai sifat khusus yaitu permanen (tidak dapat dihancurkan atau dibuat baru),
lokasi yang pasti (tidak dapat dipindahkan), dan tidak ada satu bidang tapak lahan
yang mempunyai nilai lahan persis sama.
b. Ketersediaan lahan terbatas dan langka.
c. Merupakan tumpuan harapan dari berbagai kepentingan dan keinginan (baik yang
dikuasai secara sah/legal, maupun tidak sah/illegal menurut peraturan perundangan
yang berlaku).
Penggunaan lahan untuk fasilitas transportasi cenderung mendekati jalur pergerakan
barang dan orang sehingga dekat dengan jaringan transportasi serta dapat dijangkau dari
kawasan pemukiman dan tempat bekerja (Chapin, 1995:69).
Penggolongan Jenis Penggunaan Lahan
Penggolongan penggunaan lahan didasarkan pada jenis aktivitas diatasnya, yaitu :
kawasan perkantoran; kawasan pemukiman; kawasan campuran; kawasan komersial; kawasan
industri; lahan kosong cadangan pengembangan; kawasan pertanian; dan kawasan konservasi,
pola penggunaan lahan menggambarkan suatu sistem aktivitas. Sistem aktivitas terbentuk oleh
kegiatan sehari-hari individu, rumah tangga, perusahaan, dan institusi pada suatu kota (Chapin,
1995:69). Penggunaan lahan dapat digolongkan menjadi dua bagian utama, yaitu: guna lahan
terbangun, meliputi penggunaan lahan perumahan, industri, komersial dan instiusi; serta guna
lahan tak terbangun, meliputi penggunaan lahan untuk aktivitas kota (kuburan, rekreasi,
transportasi, ruang terbuka hijau) dan non aktivitas kota (pertanian, perkebunan, area perairan)
(Wijaya, 2005:27-28).
Faktor Pemodelan Nilai lahan pada Kawasan Jalan
Nilai lahan sangat peka terhadap perubahan di sekelilingnya. Hal yang dapat memberi
pengaruh kepada perubahan nilai lahan disebut juga faktor yang mempengaruhi nilai. Hal
tersebut mungkin meningkatkan atau merendahkan harga suatu lahan (Oetomo, 2006:31).
Permodelan nilai lahan pada kawasan sekitar jalan dicontohkan oleh Barry, mengemukakan
bahwa apabila kota yang bersangkutan mempunyai jaringan transportasi yang baik dengan
beberapa radial road dan ring road, maka tercipta beberapa puncak nilai lahan pada daerahdaerah yang beraksesibilitas tinggi (Yunus, 2005:80).
Teori Von Thunen
Menurut Von Thunen, lahan yang paling dekat dengan pusat kota, hendaknya digunakan
untuk daerah kehutanan sebagai persedian kayu bakar. Sedangkan di luar hutan, digunakan untuk
daerah peternakan. Sementara itu, tanah diluar wilayah peternakan merupakan tanah tidak
produktif yang nilainya nol. Dari Teori Von Thunen tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pemanfaatan lahan memberikan hasil terbesar setiap hektarnya adalah tanah-tanah yang terletak
paling dekat dengan pusat-pusat perekonomian (pasar), yaitu yang memiliki rent gradient paling
curam (Sugiyanto, 2004:41).
Pengaturan Tata Ruang
Pengaturan tata ruang merupakan kebijakan yang lazim dilakukan. Bahkan pengaturan
tata ruang dapat pula mengatasi kemacetan lalu lintas dan mejaga kualitas lingkungan hidup pada
suatu daerah perkotaan. Pengaturan tata ruang dan zoning biasanya dilakukan melalui
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk suatu daerah perkotaan. Secara umum
RTRW ini berisikan tiga hal pokok, yaitu : tujuan dan fungsi lahan, pola pemanfaatan lahan, dan
323
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
sistem pengendalian penggunaan lahan. Sedangkan pola pemanfaatan lahan masih bersifat umum
yang meliputi luas lahan yang dicadangkan untuk sistem jaringan jalan raya, daerah perumahan
dan pemukiman, lahan untuk fasilitas pendirian pelayanan sosial, kawasan dan zona industri,
pusat perdagangan (CBD), pusat pemerintahan, daerah pertanian dan kawasan lindung yang
diperlukan (Sjafrizal, 2012:291).
Sistem Jaringan Jalan
Menurut (Sjafrizal,2012:255) Sistem jaringan jalan yang dilakukan pada suatu daerah
perkotaan bertujuan untuk mendukung mobilitas barang dan penumpang antara pusat kota
(CBD) dengan kawasan industri dan jasa, perkantoran, dan kawasan perumahan dan pemukiman
serta daerah pinggiran (hinter-land). Disamping itu, rencana perluasan kota dalam jangka
panjang juga akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan sistem jaringan jalan yang
akan dibangun dan digunakan dalam suatu daerah perkotaanSistem jaringan jalan dan jembatan
pada suatu daerah perkotaan biasanya diatur berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Kota
(City Master Plan) yang telah disepakati dan disahkan oleh seluruh pihak yang berwenang
(DPRD dan pemerintah kota setempat) serta golongan masyarakat dan lembaga sosial
berkepentingan (steak-holders). Tentunya sistem jaringan jalan tersebut ditetapkan dengan
memperhatikan kondisi geografis dan arah pengembangan kota bersangkutan dalam jangka
panjang. Sistem jaringan jalan tersebut juga ditentukan dengan memperhatikan upaya untuk
menjaga kualitas lingkungan hidup daerah perkotaan bersangkutan.
Aktifitas Perekonomian
Keberadaan Jembatan
Kondisi Sosial dan Lingkungan
Nilai Lahan
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Oleh karena itu hipotesis penelitian diduga bahwa keberaadaan Jembatan Flyover
berdampak positif terhadap aktivitas perekonomian, kondisi sosial dan lingkungan dan nilai
lahan di daerah sekitarnya.
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat dampak keberadaan Jembatan Flyover
terhadap nilai lahan di wilayah pango. Adapun variabel yang digunakan yaitu Akses Baru dan
Nilai Lahan. Penelitian ini dilakukan di desa yang yang berada disekitar Jembatan Flyover yaitu
Desa Pango Raya, Desa Pango Deah, dan Desa Ilie Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh.
Sumber dan Jenis Data
Data merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah pengamatan yang dikumpulkan dalam
sebuah informasi dengan memiliki keterangan-keterangan atau fakta-fakta. Data yang digunakan
324
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan
memberikan kuesioner (berupa pertanyaan) kepada pihak-pihak yang bersangkutan dalam
penelitian ini secara langsung. Sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi terkait seperti
Dinas Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh, Dinas Pembangunan Daerah Kota Banda Aceh,
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah serta Kantor Camat Kecamatan Ulee Kareng.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Keberadaan Jembatan dilihat dari jarak antara jembatan dengan lahan dihitung dengan
satuan kilometer.
2) Aktivitas Perekonomian dilihat dari semakin baik atau tidak.
3) Kondisi Sosial dan Lingkungan dilihat dari semakin baik atau tidak.
4) Nilai Lahan dilihat dari harga lahan sebelum dan setelah adanya Jembatan Flyover
dihitung dalam satuan rupiah.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi
frekuensi dan analisis tabulasi silang (Cross Tabulation) dengan Chi Square(X2) untuk melihat
keterkaitan antara komponen penelitian. Dikatakan ada hubungan apabila:
X2hitung < dari X2Tabel, maka tidak terdapat hubungan antar komponen
X2hitung > dari X2Tabel, maka terdapat hubungan antar komponen
HASIL PEMBAHASAN
Analisis Hubungan Antara Jarak Dengan Persepsi Masyarakat
Tabel 1. Hubungan Antara Jarak Dengan Persepsi Masyarakat
Keberadaan Jembatan
Jarak
1
2
Total
Persepsi Masyarakat
Aktifitas Perekonomian Kondisi Sosial dan Lingkungan
1
2
Total
1
2
Total
29
6
35
Chi Square Hitung
Chi Square Tabel
Sumber: Data Output SPSS. V.20, 2016.
0
29
15
21
15
50
15.517
3.481
15
17
32
14
4
18
29
21
50
4.516
3.481
Hubungan Jarak dengan Aktifitas Perekonomian
Keberadaan jembatan membuka akses baru yang dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat yang berada disekitaran jembatan, hal ini dapat dilihat dengan perubahan pekerjaan
utama serta banyaknya kawasan pertokoan yang menjadikan daerah yang jaraknya berdekatan
dengan jembatan menjadi pusat perdagangan dan bisnis bagi masyarakat sekitar hal ini
ditunjukkan dengan munculnya kawasan perdagangan seperti usaha makanan dan minuman,
properti, otomotif, dan lain-lainsehingga aktifitas perekonomian masyarakat sekitar membaik.
Hasil perhitungan pada Tabel 1 didapat nilai Chi Square (X2) adalah 15.517, sedangkan tabel Chi
Square pada df 1 dengan level signifikan sebesar 0,05 adalah 3.481 sehingga X2>X20,05. Jadi
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jarak dengan aktifitas
perekonomian.
325
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
Hubungan Jarak dengan Kondisi Sosial Lingkungan
Semakin dekat jarak antara jembatan dengan pemilik lahan maka kondisi sosialnya
semakin baik, hal ini dilihat dari berkurangnya waktu tempuh masyarakat yang berada dekat
dengan jembatan menuju kawasan perdagangan ataukawasan yang dulunya terhalang oleh
sungai. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan karena kedekatan jembatan dengan
pemilik lahan adalah adanya polusi udara dan polusi suara. akibat akses yang semakin lancar
sehingga padatnya kendaraan yang melintasi daerah tersebutkeamanan juga harus diwaspadai.
Hasil perhitungan pada Tabel 1 didapat nilai Chi Square (X2) adalah 4.516, sedangkan tabel Chi
Square pada df 1 dengan level signifikan sebesar 0,05 adalah 3.481 sehingga X2>X20,05. Jadi
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jarak dengan kondisi sosial
lingkungan.
Analisis Hubungan Antara Jarak Dengan Nilai Lahan
Tabel 2. Hubungan Antara Jarak Dengan Nilai Lahan
Nilai Lahan
Nilai Lahan Sebelum
Keberadaan Jembatan
1
2
3
4
5
Total
1
29
0
12
9
7
29
2
6
15
6
5
0
21
Jarak
Total
35
15
18
14
7
50
Chi Square Hitung
16.690
Chi Square Tabel
9.488
Sumber: Data Output SPSS. V.20, 2016
Nilai Lahan Sesudah
1
2
Total
0
29
29
21
0
21
21
29
50
50.000
3.481
Hubungan Jarak dengan Nilai Lahan Sebelum
Semakin dekat dengan jembatan maka nilai lahan semakin meningkat, ini disebabkan
karena akan adanya pembangunan jembatan. Hal ini mengakibatkan perubahan pada pola
penggunaan lahan yang akan menaikkan nilai lahan. Hasil perhitungan pada Tabel 2 didapat nilai
Chi Square (X2) adalah 16.690, sedangkan tabel Chi Square pada df 4 dengan level signifikan
sebesar 0,05 adalah 9.488 sehingga X2> X20,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara jarak dengan nilai lahan sebelum adanya jembatan.
Hubungan Jarak dengan Nilai Lahan Sesudah
Semakin dekat dengan jembatan maka nilai lahan semakin tinggi hal ini disebabkan
karena adanya faktor kemudahan aksesibilitas yang muncul dengan adanya pembangunan
fasilitas dan infrastruktur berupa jembatan. Hasil perhitungan pada Tabel 2 didapat nilai Chi
Square (X2) adalah 50.000, sedangkan tabel Chi Square pada df 1 dengan level signifikan
sebesar 0,05 adalah 3.481 sehingga X2> X20,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara jarak dengan nilai lahan sesudah adanya jembatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang signifikan antara nilai lahan di desa yang berada disekitaran
jembatan yaitu Desa Pango Raya dan Desa Illie setelah adanya jembatan flyover mengalami
perubahan yang signifikan apabila dibandingkan dengan nilai lahan dikawasan yang letaknya
lebih 1 kilometer dari jembatan yaitu Desa Pango Deah. Kawasan yang berada disekitaran
jembatan yaitu Desa Pango Raya dan Desa Illie memiliki potensi ekonomi yang sangat besar
326
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
apabila dilihat dari indikasi perubahan nilai lahan yang signifikan setelah adanya jembatan
flyover. Harga lahan disekitaran jembatan dan jalan lingkar menuju jembatan terjadi kenaikan
yang tinggi disebabkan harga jual-beli antara penggunaan lahan dan pembeli tidak mengacu pada
harga dasar lahan yang ditetapkan oleh pemerintah (NJOP).Terdapat hubungan yang signifikan
atau adanya dampak antara aktifitas perekonomian, kondisi sosial dan lingkungan, dan nilai
lahan dengan jarak keberadaan jembatan dikarenakan nilai X² > X²0,05. Hasil dari perhitungan
dapat diketahui bahwa nilai X² > X²0,05 sehingga terdapat hubungan yang signifikan atau adanya
dampak antara aktifitas aktifitas perekonomian, kondisi sosial dan lingkungan, dan nilai lahan
dengan jarak keberadaan jembatan.
Saran
1. Nilai lahan disekitaran jembatan lebih tinggi dibandingkan daerah lain, hal ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk berinvestasi bagi investor maupun masyarakat yang berminat
untuk mengembangkan investasi di daerah tersebut.
2. Perlunya campur tangan pemerintah dalam menata perekonomian di daerah tersebut seperti
pengembangan kawansan industri kecil dan sektor perdagangan di wilayah terkait.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memperluas penelitian dengan memperdalam detail pada
faktor-faktor yang berpengaruh pada nilai lahan serta pengaruhnya pada kondisi sosial
ekonomi masyarakat sebagai dampak keberadaan jembatan flyover pango.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Adji. (2011). Jaringan Transportasi. Medan: Graha Ilmu
Budihardjo, Eko. (1997). Tata Ruang Perkotaan. Bandung: PT Alumni
Chapin, F. Stuart, JR and Kaise, Edward J. (1995). Urban and Land Use Planning: Fourth
Edition. Chicago: University of Illionis Press
Hadi, B.S dan Purwanto, Suhandi. (2007).Studi Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan
Umbul Harjo Kota Yogyakarta Tahun 1987-1996 Berdasarkan Foto Udara. Yogyakarta:
Pendidikan Geografi UNY
Karyoedi, Mochtarram. (1993). Manajemen Lahan Perkotaan. Jurnal PWK No.10
Morlok, E.K., ( 1988 ), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga,
Jakarta, Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung, 2008
Oetomo, Hening W. (2006). Analisis Faktor Ruangan yang Berpengaruh Terhadap Nilai Tanah
Perkotaan. Tesis. Semarang:Fakultas Teknik UNDIP.
Purba dkk, (2015). Analisis Dampak Pembangunan Jembatan Lau Jahe Desa Pergendangen
Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo Terhadap Pengembangan Wilayah. Jurnal
Ekonom, Vol 18, No 1,USU.
Putri, Ayu dan Rinani, Diah. (2015). Analisis Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu
terhadap Masyarakat di Kawasan Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan Madura.
Malang: Ilmu Kelautan UNBRAW
Sjafrizal, (2012). Ekonomi Wilayah Dan Perkotaan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
327
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.1 No.2 November 2016 : 321-328
Wahyuningsih, Menik. (2008) Pola Dan Faktor Penentu Nilai Lahan Perkotaan di Kota
Surakarta. Skripsi. Semarang:Fakultas Teknik UNDIP.
Wijaya, C.I. 2005. Analisis Perubahan Penutupan Lahan Kabupaten Cianjur Jawa Barat
Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya
Hutan. Bogor : Fakultas Kehutanan ITB
Yunus, H, S. (2000). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Zuhriyah, A., & ihsannudin. (2013). Dampak Keberadaan Jembatan Suramadu Terhadap Nilai
Tanah Di Wilayah Kaki Jembatan Di Sisi Madura. Agriekonomika, ISSN 2407-6260.
328
Download