BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga
kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh
komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah
dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali.1
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin,
yaitu communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama.
Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama.
Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus
bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan.2
Mengenai organisasi, salah satu definisi menyebutkan bahwa
organisasi merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui
satu hirarki jenjang 1dan pembagian kerja, berupa mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Dengan landasan konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana
yang diuraikan, komunikasi organisasi menurut Gold Halber yaitu arus
pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung
1
Morissan, teori komunikasi individu hingga massa (Jakarta:Kencana, 2013) hal 1 2 Marhaeni Fajar, Ilmu
teori & praktik (Yogyakarta:Graha ilmu, 2009) hal 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2komunikasi
10
satu sama lain (the flow of 2message within a network of interdependent
relationship
Pengertian
komunikasi
organisasi
dalam
buku
“komunikasi
organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahaan ” adalah perilaku
perorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam
proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang
terjadi.3
Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi
sebagai proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian
tersebut mengandung beberapa konsep sebagai berikut :
1) Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka
dan dinamis yang secara tidak langsung menciptakan saling
tukar menukar informasi satu sama lain. Karena kegiatan
yang berulang-ulang dan tiada hentinya tersebut maka
dikatakan sebagai suatu proses.
2) Pesan Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti
tentang objek, orang, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi
dengan orang lain. Pesan dalam organisasi dapat dilihat
menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan
3
R.Wayne Pace & Don F Faules, komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahaan (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2006) hal 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi, dan arus
tujuan dari pesan. Klasifikasi pesan dalam bahasa dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu verbal dan non
verbal, dimana pesan verbal dalam organisasi berupa:
surat, memo, percakapan, dan pidato. Sedangkan pesan
non verbal dalam organisasi bisa berupa: bahasa gerak
tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, dan lain-lain.
3) Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiaptiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam
organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang
ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan
jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin
mencakup
hanya
dua
orang,
beberapa
orang
atau
keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: arah dan arus
pesan, isi pesan, hubungan peranan, dan lain-lain.
4) Keadaan saling tergantung Hal ini telah menjadi sifat dalam
organisasi yang merupakan suatu sistem yang terbuka. Bila
suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka
akan berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan
mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
5) Hubungan Karena organisasi merupakan suatu sistem yang
terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada dalam
organisasi. Oleh karena itu hubungan manusia dalam
organisasi
yang
memfokuskan
kepada
tingkah
laku
komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubungan perlu
dipelajari.
Sikap,
skill,
dan
moral
dari
seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang
bersifat organisasi.
6) Lingkungan Yang dimaksud lingkungan adalah semua
totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan
dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam
suatu sistem. Yang termasuk dalam lingkungan internal
adalah personal (karyawan), staf, golongan fungsional dari
organisasi, dan juga komponen lainnya seperti tujuan,
produk, dan lainnya. Organisasi sebagai sistem terbuka
harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal seperti:
teknologi, ekonomi, dan faktor sosial. Karena faktor
lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan
informasi
baru
untuk
mengatasi
perubahan
dalam
lingkungan dengan menciptakan dan melakukan penukaran
pesan baik secara internal maupun eksternal.
7) Ketidakpastian Ketidakpastian adalah perbedaan informasi
yang
tersedia
dengan
informasi
yang
diharapkan.
Ketidakpastian dalam organisasi juga disebabkan oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
terjadinya
banyak
informasi
yang
diterima
daripada
informasi yang sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi
lingkungan mereka. Bisa dikatakan ketidakpastian dapt
disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang didapatkan
dan juga karen terlalu banyak informasi yang diterima.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
komunikasi
organisasi
ini
dapat
disimpulkan
definisi
komunikasi
organisasi sebagai berikut:
1) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka
yang dipengaruhi oleh pihka internal maupun eksternal
2) Komunikasi
organisasi
meliputi
pesan,
tujuan,
arus
komunikasi dan media komunikasi
3) Komunikasi organisasi meliputi orang yang mempunyai skill,
hubungan dan perasaan yang sama.
Alur komunikasi organisasi
Dilihat dari arah komunikasi ada dua macam komunikasi yaitu
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal
1) Komunikasi vertikal
Dalam komunikasi vertikal dapat dibagi menjadi 2 arah, yaitu
komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas.
a. Komunikasi ke bawah (downward communication)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Proses komunikasi yang berlangsung dari tingkatan tertentu dalam
suatu kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah disebut
komunikasi
ke
bawah.
Ketika
membayangkan
para
manager
berkomunikasi dengan bawahannya, komunikasi dengan pola kebawah
adalah pola yang pada umumnya diperkirakan. Pola tersebut digunakan
oleh
para
pemimpin
untuk
mencapai
tujuannya.
Seperti
untuk
memberikan instruksi kerja, menginformassikan suatu peraturan dan
prosedur-prosedur yang berlaku kepada anak buahnya, menentukan
masalah yang perlu perhatian. Tetapi komunikasi dalam bentuk ini tidak
selalu harus secara lisan atau bertatap muka secara langsung. Memo
ataupun surat yang dikirimkan oleh direksi kepada bawahannya juga
termasuk komunikasi ke bawah.4 Dalam banyak organisasi, komunikasi
ke bawah sering kali tidak mencukupi dan tidak akurat, seperti terjadi
dalam pernyataan yang sering kali dengar dari anggota organisasi bahwa
tidak memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Keluhan-keluhan
seperti ini menunjukkan terjadinya komunikasi yang tidak efektif dan
butuhnya individu-individu akan informasi yang relevan dengan pekerjaan
mereka.5 Informasi dari atasan ke bawahan meliputi:
a) Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
b)
Informasi
tentang
dasar
pemikiran
untuk
pekerjaannya.
c) Informasi tentang kebijakan dan praktik organisasi.
d) Informasi tentang kinerja pegawai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
melakukan
15
e) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas 3
b. Komunikasi ke atas (Upward communication)
Sebuah organisasi yang efektif membutuhkan komunikasi ke atas
sama banyaknya dengan komunikasi ke bawah. Dalam situasi seperti ini,
komunikator berada pada tingkat yang lebih rendah dalam hierarki
organisasi daripada penerima pesan. Beberapa bentuk komuniksi ke atas
yang paling umum melibatkan pemberian
Saran, pertemuan kelompok, dan protes terhadap prosedur kerja.
Ketika komunikasi ke atas tidak muncul, orang sering kali mencari
sejumlah cara untuk menciptakan jalur komunikasi ke atas yang tidak
formal.
Pengertian komunikasi ke atas menurut Soekardi Ds ialah
“Kegiatan bawahan untuk menyampaikan keterangan, ide, pendapat, dan
pernyataan lain kepada pimpinan dengan maksud mempengaruhi tingkah
laku dan perbuatan pimpinan”
Komunikasi ke atas berperan menjalankan beberapa fungsi
penting. Gary Kreps, seorang peneliti dalam bidang komunikasi
organisasi, menemukan beberapa di antaranya7
a) Komunikasi ke atas menyediakan umpan balik bagi para
3
4
Stephen P. Robbins, prinsip-prinsip perilaku organisasi edisi kelima, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 1999)hal 148
John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, perilaku dan manajemen organisasi,
(Jakarta:Penerbit Erlangga, 2006) hal 121
5
Yulius Eka Agung Saputra,S.T,M.Si, manajemen dan perilaku organisasi, (Jogjakarta:Graha Ilmu,2014)hal 172
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
manager mengenai isu-isu organisasi terbaru, masalah yang
dihadapi, serta informasi mengenai operasi dari hari ke hari
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan mengenai
bagaimana menjalankan organisasi. 4
b) Hal ini merupakan sumber utama bagi manajemen untuk
mendapatkan umpan balik untuk menentukan seberapa efektif
komunikasi ke bawah dalam organisasi.
c) Hal ini dapat mengurangi ketegangan pada karyawan dengan
memberikan kesempatan pada anggota organisasi pada
tingkat lebih rendah untuk membagikan informassi yang
relevan dengan atasannya.
d) Hal ini mendorong partisipasi dan keterlibatan karyawan, dan
karenanya meningkatkan kohesivitas organisasi.
Sedangkan menurut buku Manajemen dan perilaku organisasi,
pentingnya komunikasi ke atas adalah:8
a) Memeberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan.
b) Mendorong keluh kesah muncul ke permukaan sehingga
penyelia tahu apa yang mengganggu mereka.
c) Memberitahu penyelia kapan bawahan siap memberikan
informasi.
7
John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, perilaku dan manajemen organisasi, (Jakarta:Penerbit
Erlangga, 2006) hal 121
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
d) Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi
dengan
memberi
kesempatan
kepada
pegawai
untuk
mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan.
e) Mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya
memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke
bawah
f) Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka.
5
c. Komunikasi horizontal
Menurut Muh Arni pengertian komunikasi horizontal atau
mendatar adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang
sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi.9
Ketika komuniaksi terjadi di antara anggota dari kelompok
kerja yang sama, atau sessama staf yang sederajat, kita
menggambarkannya
6
sebagai komunikasi lateral/ horizontal.
Kenapa diperlukan komuniaksi horizontal jika komunikasi vertikal
dalam kelompok masih efektif ? jawabannya adalah bahwa
komunikasi horizontal dapat menghemat waktu dan dapat
mempermudah koordinasi. Dalam beberapa kasus, komunikasi
horizontal dapat dibenarkan secara formal. Seringkali komuniaksi
8
9
Yulius Eka Agung Saputra,S.T,M.Si, manajemen dan perilaku organisasi, (Jogjakarta:Graha Ilmu,2014)hal 172
Muh. Arni, Komunikasi Organisasi,Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hal 121
10
Stephen P. Robbins, prinsip-prinsip perilaku organisasi edisi kelima, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 1999)hal
149
11
Burhan Bungin, sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat, (Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2006), hal 274
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
horizontal
secara
informal
dibuat
untuk
memotong
garis
kewenangan vertikal dan dapat mempercepat pengambilan
tindakan.10
c. Fungsi komunikasi dalam organisasi11
1) Fungsi informatif
Maksud dari informatif adalah seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih tepat. Informasi yang
didapat dapat setiap anggotanya melaksanakan tugas secara pasti. Pada
dasarnya, informasi dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai
perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam
tatanan manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu
kebijakan dalam organisasi ataupun untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi di dalam organisasi tersebut. Bawahan juga membutuhkan
informasi untuk melaksanakan pekerjaannya, disamping itu, informasi
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, prosedur
perizinan cuti dan sebagainya.
2) Fungsi regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
dita’ati dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh dalam
fungsi regulatif ini :
a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
disampaikan.
Mereka
memberikan
perintah
juga
atau
mempunyai
intruksi,
wewenang
sehingga
dalam
untuk
struktur
organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapisan atas
supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sesuai intruksi. Namun,
sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung
pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah.
2. Kekuatan pemimpin dalam memberi sanksi
3. Kepercayaan
bawahan
terhadap
atasan
sebagai
seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi
b. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan Berkaitan dengan
pesan. Pesan –pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada
kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan.
3) Fungsi persuasif
Dalam
mengatur
suatu
organisasi
tidak
cukup
dengan
mengandalkan kewenangan dan kekuasaan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara suka
rela akan lebih menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
dengan
pimpinan
yang
sering
memperlihatkan
kewenangannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kekuasaan
dan
20
4) Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dna pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal yang terjadi dalam setiap
organisasi yaitu seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan
laporan kemajuan organisasi. Juga saluran komunikasi informasi seperti
perbincangan
antar
pribadi
selama
jam
istirahat
kerja,
kegiatan
pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih
besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
d. Pola komunikasi organisasi
pola komunikasi organisasi suatu sistem komunikasi vertikal
dan horizontal menjadi model yang paling efektif dalam suatu pola
komunikasi oeganisasi, dimana komunikasi yang terjadi antara
pimpinan dan karyawan ataupun karyawan dengan karyawan terjadi
secara langsung antara komunikator dengan komunikan, sehingga
situasi komunikasi yang berlangsung secara interpersonal maupun
kelompok. Ini menunjukkan bahwa pola komunikasi organisasi identik
dengan proses komunikasi yang terjadi di suatu perusahaan, karena
pola komunikasi bagian dari proses dan proses komuniaksi merupakan
rangkaian dari aktifitas penyampaian pesan sehingga diperoleh
feedback dari penerima pesan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
12
Salah
satu
tantangan
besar
dalam
menentukan
pola
komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan
jaringan
komunikasi.
Jaringan
komunikasi
dapat
membantu
menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan
berpengaruh pada jaringan komunikasi. Tantangan dalam menentukan
pola
komunikasi
organisasi
adalah
bagaimana
menyampaikan7
informasi kepada seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima
informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk menjalankan dan
mencapai tujuan teresebut maka dalam organisasi terdapat beberapa
arah formal dan informal jaringan komunikasi dalam organisasi.
2.2. Pengertian Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial, Pengertian komunikasi ditinjau dari pengertian
komunikasi dalam pengertian secara umum. Komunikasi sosial secara
umum adalah setiap orang yang hidup dalam dan masyarakat, sejak
bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam
komunikasi. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling
berhubungan satu sama lain dan hubungannya menimbulkan Interaksi
sosial. 8
Pengertian komunikasi sosial tidak hanya diartikan menurut astrid
saja tetapi ada pengertian lain yang menyebutkan bahwa komunikasi yang
tidak semata-mata hanya terkait tentang media massa dan teknologi tetapi
12
Drs. Danang Sunyoto,SH. SE. MM, teori, kuesioner, dan proses analisis data perilaku organisasional
12
Slamet santoso, dinamika kelompok (Jakarta: bumi aksara, 2006) hlm 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
lebih mengarah pola interaksi manusia dalam masyarakat atau sebuah
kelompok.
Menurut Muzafer Sherif komunikasi sosial adalah suatu kesatuan
sosial yang terdiri dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi
sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu sudah
terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu.12
Bahwa
norma-norma
sosial
dalam
kehidupan
masyarakat
merupakan bentuk peraturan tak tertulis yang berfungsi sebagai peraturan
sikap dan prilaku manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari dalam
masyarakat. Norma sosial relatif banyak menekankan pada sanksi moral
sosial sebagai unsure pengawasan terhadap sikap dan prilaku manusia
dalam pergaulan tersebut.13
Mensejajarkan komunikasi sosial dengan komunikasi manusia
(human communication) seperti yang diartikan Rubena dan Steward. Ini
karena keduanya mempunyai kesamaan fungsi, yakni beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain atau integrasi sosial. Menurut Ruben dan
Steward bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan antar individu, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk
beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.Maka komunikasi sosial
adalah adalah suatu proses interaksi antar seseorang atau suatu lembaga
melalui menyampaikan pesan dalam rangka untuk membangun integrasi
atau adaptasi sosial.14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Fungsi
komunikasi
sebagai
komunikasi
sosial
setidak
nya
mengisaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri
kita, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat
komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain
melalui komunikasi9.
kita bekerja sama dengan anggota masyarakat(keluarga, kelompok
belajar, perguruan tinggi, Rt,Rw,desa, dan Negara secara keseluruhan)
untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi sosial sejajar dengan komunikasi manusia (human
communication) yang di dalamnya terdapat proses komunikasi yang
melibatkan antar individu kelompok dan organisasi salah satu bentuk
komunikasi sosial:
a.
Komunikasi
Interpersonal
Pada
hakikatnya
komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan.
Komunikasi ini paling efektif menggubah sikap pedapat atau prilaku
seseorang. Komunikasi antar pribadi bersifat arus balik terjadi lansung ,
komunikator dapat mengetahui secarah pasti apakah komunikasi nya
berhasil atau tidak dan apakah komunikan merespon pesan yang di
sampaikan oleh komunikatornya.
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi
13
Blog http: // blog . unilla. ac.id . di tulis oleh abdul syani
14
Diktat lukman hakim komunikasi sosial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya
di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
(Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik
segera (Effendy,2003,p. 30). Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi
antara
orang-orang
secara
tatap
muka,
yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi
interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti
suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan
sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).15
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal
adalah
komunikasi
antar
komunikator
dengan
komunikan,
komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis
berupa
percakapan.
Arus
balik
bersifat
langsung,
komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga.
Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara
pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau
tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan
untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Komunikasi interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang
frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila diamati dan dikomparasikan dengan jenis komunikasi
lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal,
antara lain :
1.
Arus pesan dua arah. Komunikasi interpersonal
menempatkan sumber pesan dan penerima
dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu
terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus
dua arah. Artinya, komunikator dan komunikan
dapat berganti peran secara cepat10
2.
Suasana
biasanya
nonformal.Komunikasi
berlangsung
dalam
interpersonal
suasana
nonformal.Dengan demikian, apabila komunikasi itu
berlangsung antara para pejabat di sebuah instansi,
maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku
berpegang pada hierarki jabatan dan prosedur
birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara
individu yang bersifat pertemanan.
3. Umpan balik segera. Oleh karena komunikasi
interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku
komunikasi secara bertatap muka, maka dapat
15
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
ibid
26
segera.
Seorang
komunikator
dapat
segera
memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan
dari
komunikan,
baik
secara
verbal
maupun
nonverbal.
4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang
dekat. Komunikasi interpersonal merupakan metode
komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta
komunikasi berada dalam jarak dekat, baik jarak
dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak dalam arti
fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada
pada satu lokasi tempat tertentu. Sedangkan jarak
yang dekat secara psikologis menunjukan keintiman
hubungan antar individu.
5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan
secara simultan dan spontan, baik secara verbal
maupun nonverbal.
Untuk
meningkatkan
inerpersonal,
keefektifan
peserta
komunikasi
komunikasi
dapat
memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan verbal
maupun
nonverbal
secara
simultan.
Peserta
komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan
mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun
nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling
memperkuat sesuai tujuan komunikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Sementara
itu
Judy
C.Pearson
menyebutkan
enam
karakteristik
komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri
pribadi (self). Artinya bahwa segala bentuk proses
penafsiran pesan maupun penilaian mengenai orang
lain, berangkat dari diri sendiri. 2. Komunikasi
interpersonal
bersifat
transaksi.
Ciri
komunikasi
seperti ini terlihat dari kenyataan bahwa komunikasi
interpersonal bersifat dinamis, merupakan pertukaran
pesan secara timbal balik dan berkelanjutan.
3. Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi
pesan dan hubungan antrapribadi. Maksudnya bahwa
efektivitas komunikasi interpersonal tidak hanya
ditentukan oleh kualitas pesan, melainkan juga
ditentukan kadar hubungan antarindividu.
4. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya
kedekatan
fisik
berkomunikasi.
antara
Dengan
kata
pihak-pihak
lain
yang
komunikasi
interpersonal akan lebih efektif manakala antara
pihakpihak yang berkomunikasi itu saling bertatap
muka.
5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua
belah pihak yang berkomunikasi saling tergantung
antar satu dengan yang lainnya (interdependensi). Hal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
ini mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal
melibatkan ranah emosi, sehingga terdapat saling
ketergantungan emosional di antara pihak-pihak yang
berkomunikasi.
6. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah
maupun diulang. Artinya, ketika seseorang sudah
terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain,
maka ucapan itu sudah tidak dapat diubah atau
diulang,
karena
sudah
terlanjur
diterima
oleh
komunikan. Ibaratnya seperti anak panah yang sudah
terlepas dari busurnya, sudah tidak dapat ditarik
lagi.17
b. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi di mana ada
sekumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan bersama yang11
berinteraksi satu sama lain dan mengangap mereka sebagai bagian
dari kelompok tersebut. Meskipun setiap angota memilih peran berbeda. 18
Jika menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi
yang berlangsung antar beberapa orang dalam suatu kelompok kecil
seperti dalam rapat, pertemua, konvensi dan sebagainya. Namun Michael
17
Unair blogspot.com/2012/04/ciri-ciri-komunikasi-interpersonal.html.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Burgon dan Michael Ruffner dalam buku teori komunikasi S.Djuarsa
Sendjaja mengartikan bahwa komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap
muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan
yang dikehendaki seperti sebagai informasi pemeliharaan diri pemecahan
masalah sehingga semua anggota dapat menimbulkan karakteristik
pribadi angotalainnya dengan akurat.
Secara operasional, komunikasi kelompok melibatkan beberapa
element di dalamnya, yaitu interaksi tatap muka, jumlah anggota
kelompok, waktu dan tujuan yang akan dicapai, elemen-elemen ini
merupakan karak teristik yang membedakan kelompok dengan apa yang
di kenal. Yaitu sekumpulan orang yang secara serentak terikat dalam
aktifitas yang sama namun tampa komunikasi.1912
2.3 Konsep Public Relation
Hubungan Public Relations dengan ilmu komunikasi senantiasa
berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan
dan suatu kegiatan. Melalui suatu kegiatan diharapkan akan muncul suatu
dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, kunci
sukses seorang Public Relation adalah melalui komunikasi. Artinya,
keberhasilan Public Relation untuk mencapai tujuannya bergantung
kepada sejauh mana Public Relation itu dapat menjalin hubungan dengan
18
Jalaludin rahmat, Psikologi komunikasi, (bandung, remaja rosdakarya, 1985) hlm 175
Komunikasi, …….. hal 97
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
S .Djuarsa Sendjaja. Teori
30
masyarakatnya, baik khalayak internal maupun eksternal. Melalui
komunikasi pula, PR dapat menyampaikan informasi, mendorong atau pun
memotivasi,
mempersuasi,
mempengaruhi,
dan
merubah
sikap
khalayak/publik.
Menurut Rachmadi (1992: 6-7), bahwa ciri hakiki dari komunikasi
dalam Public Relation adalah komunikasi yang bersifat timbal-balik
(two-way traffic). 13 Komunikasi yang bersifat timbal-balik ini sangat
penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan Public Relation, dan
terciptanya feedback merupakan prinsip pokok dalam PR. Maka,
dapat disimpulkan bahwa kunci sukses suatu komunikasi sangat
tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi yang efektif.
Dalam kaitan dengan prinsip komunikasi yang efektif, hal-hal yang
perlu diperhatikan antara lain : 14
1. Jenis publik (khalayak) yang menjadi sasaran
2. Susunan pesan bagaimana yang paling tepat dan mudah
dipahami
3. Saluran apa yang paling sesuai dengan sifat publik yang
dituju
Ditambahkan oleh Rachmadi, bahwa PR mempunyai fungsi timbalbalik, keluar dan kedalam. Keluar, ia harus mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif
terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau
lembaganya. Kedalam, ia berusaha mengenali, mengidentifikasi
hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif
(kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum sesuatu
tindakan atau kebijakan itu dijalankan.
Cutlip, Center dan Broom (2005: 31-32) mengikhtisarkan 10
13
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, dan Glen M. Broom, 2005, Effective Public Relations, PT. Indeks
14
Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek: Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah.
PT Gramedia Pustaka Utama, 1992
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
kategori pekerjaan spesialis PR, yaitu: 15
1. Menulis dan menyunting. Menyusun siaran pers cetak atau siar,
cerita khusus, newsletter untuk karyawan dan stakeholder
eksternal, korespondensi, pesan Web-site dan media on-line
lainnya, laporan pemegang saham dan laporan tahunan, pidato,
brosur, naskah film dan tayangan slide, artikel publikasi dagang,
iklan kelembagaan, serta produk dan bahan kolateral teknis. 2. Menjadi penghubung media dan pemuatan. Menghubungi media
berita, majalah, suplemen Minggu, penulis lepas, dan publikasi
dagang agar mereka memuat atau menayangkan berita dan feature
tentang atau dari organisasi stakeholder bersangkutan.
Menanggapi permintaan media akan informasi, bukti cerita, dan
akses dengan sumber yang berwenang. 3. Melakukan penelitian. Mengumpulkan informasi tentang opini
publik, kecenderungan, isu yang muncul, iklim dan legislasi politik,
liputan media, kelompok minat khusus, dan kepentingan lainnya
yang berkaitan dengan stakeholder organisasi. Mencari di Internet,
layanan on-line, dan database elektronik pemerintah. Membuat
rancangan penelitian program, mengadakan survei dan menyewa
kantor penelitian. 4. Mengatur manajemen dan administrasi. Membuat program dan
perencanaan melalui kerjasama dengan manajer lainnya,
menetapkan kebutuhan, menentukan prioritas, menetapkan publik,
menentukan sasaran dan tujuan, serta mengembangkan strategi
dan taktik. Mengelola personil, anggaran, dan jadwal program. 5. Melakukan konseling. Memberi saran bagi manajemen puncak
seputar lingkungan sosial, politik dan peraturan, berkonsultasi
dengan tim manajemen mengenai cara menolak atau menanggapi
krisis, dan bekerja dengan pengambil keputusan kunci untuk
merancang strategi mengelola atau menanggapi isu yang kritis dan
sensitif. 6. Menyelenggarakan kegiatan khusus. Mengatur dan mengelola
konferensi pers, lomba lari 10-K, konvensi, open house,
pengguntingan pita dan grand opening, perayaan hari jadi, kegiatan
pengumpulan dana, kunjungan orang-orang penting, kontes,
program pemberian penghargaan, dan peristiwa khusus lainnya. 7. Berpidato. Berbicara di depan kelompok, memberi bimbingan
untuk tugas bicara, dan mengelola biro pembicara untuk
menyediakan mimbar bagi organisasi di depan pendengar penting.
15
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, dan Glen M. Broom, 2005, Effective Public Relations, PT. Indeks
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
8. Berproduksi. Menciptakan komunikasi dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan multimedia, termasuk seni, tipografi,
fotografi, tata letak, dan desktop publishing computer, merekam
dan menyunting audio dan video, serta menyiapkan presentasi
audiovisual. 9. Memberi pelatihan. Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain
yang ditunjuk untuk menangani media dan penampilan publik
lainnya. Menginstruksi organisasi lainnya untuk memperbaiki
keterampilan
menulis
dan
berkomunikasi.
Membantu
memperkenalkan perubahan dalam budaya, kebijakan, struktur,
dan proses organisasi.
10. Melakukan kontak. Memberi layanan sebagai penghubung
dengan media, komunitas, serta kelompok internal dan eksternal
lainnya. Mendengar, menegosiasi, mengelola konflik, dan mencapai
kesepakatan sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder
lainnya. Menemui dan menghibur tamu dan pengunjung sebagai
tuan rumah.
Menurut Rachmadi (1992:23), tugas PR sehari-hari, adalah:
1. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian
informasi/pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar
(visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian
yang benar tentang hal-ikhwal perusahaan atau lembaga,
segenap tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta
pendapat umum/masyarakat. 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap
kebijakan perusahaan/lembaga, maupun segala macam
pendapat (public acceptance dan non- acceptance). 4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan
media massa untuk memperoleh public favor, public opinion,
dan perubahan sikap. Jika dikaitkan antara konsep Public Relation dengan judul proposal
skripsi ini, maka kaitannya adalah sebagai seorang PR adalah seseorang
yang mahir berkomunikasi maka dia akan piawai dalam mengatur setiap
tutur kata yang akan dikeluarkannya. Hubungan PR dengan ilmu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
komunikasi saling berkaitan dalam hal mempersuasi, memotivasi,
mempengaruhi dan merubah sikap seseorang. Dan kunci sukses seorang
PR adalah melalui komunikasi. Diharapkan dengan komunikasi yang baik.
2.4
Pengertian Konflik
Konflik merupakan bentuk dari interaksi sosial masyarakat. Konflik
pasti terjadi dalam setiap lapisan masyarakat, dengan adanya konflik
sendiri perubahan pasti terjadi dalam setiap kehidupan masyarakat, entah
ke arah yang lebih maju ataupun sebaliknya. Pengertian konflik menurut
Soerjono Soekanto merupakan suatu proses sosial di mana orang
perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
atau kekerasan. Ada hal yang menonjol dari pengertian tersebut yaitu
dengan
cara
ancaman atau
kekerasan.
Konflik sendiri memang
kecenderungan menimbulkan kontak antara pelaku konflik itu sangat
besar, karena masing-masing memiliki argumen
dan
sama-sama
memperjuangkan kepentingannya masing-masing.
Dalam sebuah buku, The Funcitions of Social Conflict, Coser
(1967: 232) dalam buku Pendidikan Resolusi Konflik mendefinisikan
konflik sosial sebagai “a struggle over values oe claim to status,
power, and scare resources, in which the aims of the conflict groups
are not only to gain the desired values, but also to netralize, injure, or
eliminete rival.
A. Sumber Konflik
Setiap konflik yang terjadi disekitar kita pasti memiliki sumber
konflik, sumber konflik ini dapat dilihat dari penyebab mengapa konflik
tersebut bisa terjadi. Banyak sumber konflik yang terjadi, dan dalam
setiap konflik pasti sumber konfliknya berbeda-beda. Salah satu yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
menjadi sumber konflik yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan psikologi
seseorang. Glasser (dalam Pendidikan Resolusi Konflik Maftuh,
Bunyamin, 2008: 27) menjelaskan bahwa manusia mempunyai empat
kebutuhan psikologis dasar, yaitu:
1. Kebutuhan akan kebersamaan (belonging) - dipenuhi dengan
mencintai, berbagai rasa, bekerja sama dengan orang lain.
2. Kebutuhan akan kekuasaan (power) - dipenuhi dengan prestasi,
kecakapan, dan dikenal serta dihormati.
3. Kebutuhan akan kebebasan (freedom) - dipenuhi dengan
membuat pilihan pada hidup kita.
4. Kebutuhan akan rasa tenang (fun) - dipenuhi dengan tertawa
dan bermain.
Sementara itu secara umum ada beberapa sumber konflik itu
sendiri, diantaranya:
1. Perasaan frustasi dan agresi
2. Ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan
3. Ketidaksesuaian identitas
4. Ketidakpuasan ekonomi
5. Ketidakpuasaan politik
6. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikologi
7. Keterbatasan sumberdaya
8. Perbedaan nilai
B. Bentuk-Bentuk Konflik
Hunt and Metcalf (1995: 4), pengembang berpikir reflektif dalam
social studies, membagi dua jenis konflik, yaitu intrapersonal conflict
dan interpersonal conflict. Konflik intrapersonal adalah konflik yang
terjadi dalam diri individu sendiri. Sementara itu, konflik interpersonal
adalah konflik yang terjadi dalam hubungan sosial antarindidisu atau
antarkelompok, sehingga lebih sering disebut konflik sosial. Suatu
konflik dapat terjadi antar dua individu, antar seorang individu dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
suatu kelompok, antar satu kelompok dengan kelompok lainnya, antar
satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, atau bahkan antar
negara.
Dugan (1996) dalam Pendidikan Resolusi Konflik (Maftuh,
Bunyamin, 2008: 27) mengembangkan konflik model sarang yang
menjelaskan ruang lingkup konflik dan bagaimana satu konflik
berhubungan dengan konflik lainnya sehingga menjadi konflik yang
lebih luas lagi. Dugan menguraikan empat tipe konflik, diantaranya:
a. Issues-specific conflict
b. Relational conflict
c. Structural sub-system conflict
d. Structural system conflict
Selain tipe tipe tadi, konflik pun dapat dilihat berdasarkan ke
arah mana konflik itu ditujukan oleh pihak-pihak yang berkonflik yang
dikaitkan dengan kedudukan mereka. Dalam hal ini, konflik dibagi
menjadi dua jenis, yaitu konflik horizontal dan konflik vertikal. Konflik
horizontal terjadi antara pihak-pihak yang yang memiliki kedudukan
sederajat. Sementara konflik yang bersifat vertikal adalah konflik antar
dua pihak yang memiliki kedudukan sosial yang berbeda, satu pihak
pada kedudukan yang lebih tinggi (superordinat) dan pihak lain pada
kedudukan di bawahnya (subordinat). Dapat digambarkan antara
hubungan atasan dengan bawahan, pimpinan dengan yang dipimpin,
kaum elit dengan masa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download