9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali.1 Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.2 Mengenai organisasi, salah satu definisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui satu hirarki jenjang 1dan pembagian kerja, berupa mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan landasan konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang diuraikan, komunikasi organisasi menurut Gold Halber yaitu arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung 1 Morissan, teori komunikasi individu hingga massa (Jakarta:Kencana, 2013) hal 1 2 Marhaeni Fajar, Ilmu teori & praktik (Yogyakarta:Graha ilmu, 2009) hal 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2komunikasi 10 satu sama lain (the flow of 2message within a network of interdependent relationship Pengertian komunikasi organisasi dalam buku “komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahaan ” adalah perilaku perorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.3 Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung beberapa konsep sebagai berikut : 1) Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan dinamis yang secara tidak langsung menciptakan saling tukar menukar informasi satu sama lain. Karena kegiatan yang berulang-ulang dan tiada hentinya tersebut maka dikatakan sebagai suatu proses. 2) Pesan Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, orang, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan dalam organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan 3 R.Wayne Pace & Don F Faules, komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahaan (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006) hal 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Klasifikasi pesan dalam bahasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu verbal dan non verbal, dimana pesan verbal dalam organisasi berupa: surat, memo, percakapan, dan pidato. Sedangkan pesan non verbal dalam organisasi bisa berupa: bahasa gerak tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, dan lain-lain. 3) Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiaptiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: arah dan arus pesan, isi pesan, hubungan peranan, dan lain-lain. 4) Keadaan saling tergantung Hal ini telah menjadi sifat dalam organisasi yang merupakan suatu sistem yang terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. 5) Hubungan Karena organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap, skill, dan moral dari seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi. 6) Lingkungan Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Yang termasuk dalam lingkungan internal adalah personal (karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi, dan juga komponen lainnya seperti tujuan, produk, dan lainnya. Organisasi sebagai sistem terbuka harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal seperti: teknologi, ekonomi, dan faktor sosial. Karena faktor lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan informasi baru untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan melakukan penukaran pesan baik secara internal maupun eksternal. 7) Ketidakpastian Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga disebabkan oleh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 terjadinya banyak informasi yang diterima daripada informasi yang sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Bisa dikatakan ketidakpastian dapt disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang didapatkan dan juga karen terlalu banyak informasi yang diterima. Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai komunikasi organisasi ini dapat disimpulkan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut: 1) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang dipengaruhi oleh pihka internal maupun eksternal 2) Komunikasi organisasi meliputi pesan, tujuan, arus komunikasi dan media komunikasi 3) Komunikasi organisasi meliputi orang yang mempunyai skill, hubungan dan perasaan yang sama. Alur komunikasi organisasi Dilihat dari arah komunikasi ada dua macam komunikasi yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal 1) Komunikasi vertikal Dalam komunikasi vertikal dapat dibagi menjadi 2 arah, yaitu komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas. a. Komunikasi ke bawah (downward communication) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Proses komunikasi yang berlangsung dari tingkatan tertentu dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah disebut komunikasi ke bawah. Ketika membayangkan para manager berkomunikasi dengan bawahannya, komunikasi dengan pola kebawah adalah pola yang pada umumnya diperkirakan. Pola tersebut digunakan oleh para pemimpin untuk mencapai tujuannya. Seperti untuk memberikan instruksi kerja, menginformassikan suatu peraturan dan prosedur-prosedur yang berlaku kepada anak buahnya, menentukan masalah yang perlu perhatian. Tetapi komunikasi dalam bentuk ini tidak selalu harus secara lisan atau bertatap muka secara langsung. Memo ataupun surat yang dikirimkan oleh direksi kepada bawahannya juga termasuk komunikasi ke bawah.4 Dalam banyak organisasi, komunikasi ke bawah sering kali tidak mencukupi dan tidak akurat, seperti terjadi dalam pernyataan yang sering kali dengar dari anggota organisasi bahwa tidak memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Keluhan-keluhan seperti ini menunjukkan terjadinya komunikasi yang tidak efektif dan butuhnya individu-individu akan informasi yang relevan dengan pekerjaan mereka.5 Informasi dari atasan ke bawahan meliputi: a) Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan. b) Informasi tentang dasar pemikiran untuk pekerjaannya. c) Informasi tentang kebijakan dan praktik organisasi. d) Informasi tentang kinerja pegawai. http://digilib.mercubuana.ac.id/ melakukan 15 e) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas 3 b. Komunikasi ke atas (Upward communication) Sebuah organisasi yang efektif membutuhkan komunikasi ke atas sama banyaknya dengan komunikasi ke bawah. Dalam situasi seperti ini, komunikator berada pada tingkat yang lebih rendah dalam hierarki organisasi daripada penerima pesan. Beberapa bentuk komuniksi ke atas yang paling umum melibatkan pemberian Saran, pertemuan kelompok, dan protes terhadap prosedur kerja. Ketika komunikasi ke atas tidak muncul, orang sering kali mencari sejumlah cara untuk menciptakan jalur komunikasi ke atas yang tidak formal. Pengertian komunikasi ke atas menurut Soekardi Ds ialah “Kegiatan bawahan untuk menyampaikan keterangan, ide, pendapat, dan pernyataan lain kepada pimpinan dengan maksud mempengaruhi tingkah laku dan perbuatan pimpinan” Komunikasi ke atas berperan menjalankan beberapa fungsi penting. Gary Kreps, seorang peneliti dalam bidang komunikasi organisasi, menemukan beberapa di antaranya7 a) Komunikasi ke atas menyediakan umpan balik bagi para 3 4 Stephen P. Robbins, prinsip-prinsip perilaku organisasi edisi kelima, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 1999)hal 148 John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, perilaku dan manajemen organisasi, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 2006) hal 121 5 Yulius Eka Agung Saputra,S.T,M.Si, manajemen dan perilaku organisasi, (Jogjakarta:Graha Ilmu,2014)hal 172 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 manager mengenai isu-isu organisasi terbaru, masalah yang dihadapi, serta informasi mengenai operasi dari hari ke hari yang diperlukan untuk pengambilan keputusan mengenai bagaimana menjalankan organisasi. 4 b) Hal ini merupakan sumber utama bagi manajemen untuk mendapatkan umpan balik untuk menentukan seberapa efektif komunikasi ke bawah dalam organisasi. c) Hal ini dapat mengurangi ketegangan pada karyawan dengan memberikan kesempatan pada anggota organisasi pada tingkat lebih rendah untuk membagikan informassi yang relevan dengan atasannya. d) Hal ini mendorong partisipasi dan keterlibatan karyawan, dan karenanya meningkatkan kohesivitas organisasi. Sedangkan menurut buku Manajemen dan perilaku organisasi, pentingnya komunikasi ke atas adalah:8 a) Memeberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan. b) Mendorong keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka. c) Memberitahu penyelia kapan bawahan siap memberikan informasi. 7 John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, perilaku dan manajemen organisasi, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 2006) hal 121 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 d) Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan. e) Mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah f) Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka. 5 c. Komunikasi horizontal Menurut Muh Arni pengertian komunikasi horizontal atau mendatar adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi.9 Ketika komuniaksi terjadi di antara anggota dari kelompok kerja yang sama, atau sessama staf yang sederajat, kita menggambarkannya 6 sebagai komunikasi lateral/ horizontal. Kenapa diperlukan komuniaksi horizontal jika komunikasi vertikal dalam kelompok masih efektif ? jawabannya adalah bahwa komunikasi horizontal dapat menghemat waktu dan dapat mempermudah koordinasi. Dalam beberapa kasus, komunikasi horizontal dapat dibenarkan secara formal. Seringkali komuniaksi 8 9 Yulius Eka Agung Saputra,S.T,M.Si, manajemen dan perilaku organisasi, (Jogjakarta:Graha Ilmu,2014)hal 172 Muh. Arni, Komunikasi Organisasi,Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hal 121 10 Stephen P. Robbins, prinsip-prinsip perilaku organisasi edisi kelima, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 1999)hal 149 11 Burhan Bungin, sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2006), hal 274 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 horizontal secara informal dibuat untuk memotong garis kewenangan vertikal dan dapat mempercepat pengambilan tindakan.10 c. Fungsi komunikasi dalam organisasi11 1) Fungsi informatif Maksud dari informatif adalah seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih tepat. Informasi yang didapat dapat setiap anggotanya melaksanakan tugas secara pasti. Pada dasarnya, informasi dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tatanan manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan dalam organisasi ataupun untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Bawahan juga membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaannya, disamping itu, informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, prosedur perizinan cuti dan sebagainya. 2) Fungsi regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang dita’ati dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh dalam fungsi regulatif ini : a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 disampaikan. Mereka memberikan perintah juga atau mempunyai intruksi, wewenang sehingga dalam untuk struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapisan atas supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sesuai intruksi. Namun, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: 1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah. 2. Kekuatan pemimpin dalam memberi sanksi 3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi b. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan Berkaitan dengan pesan. Pesan –pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan. 3) Fungsi persuasif Dalam mengatur suatu organisasi tidak cukup dengan mengandalkan kewenangan dan kekuasaan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara suka rela akan lebih menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding dengan pimpinan yang sering memperlihatkan kewenangannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ kekuasaan dan 20 4) Fungsi integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dna pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal yang terjadi dalam setiap organisasi yaitu seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan organisasi. Juga saluran komunikasi informasi seperti perbincangan antar pribadi selama jam istirahat kerja, kegiatan pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. d. Pola komunikasi organisasi pola komunikasi organisasi suatu sistem komunikasi vertikal dan horizontal menjadi model yang paling efektif dalam suatu pola komunikasi oeganisasi, dimana komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan karyawan ataupun karyawan dengan karyawan terjadi secara langsung antara komunikator dengan komunikan, sehingga situasi komunikasi yang berlangsung secara interpersonal maupun kelompok. Ini menunjukkan bahwa pola komunikasi organisasi identik dengan proses komunikasi yang terjadi di suatu perusahaan, karena pola komunikasi bagian dari proses dan proses komuniaksi merupakan rangkaian dari aktifitas penyampaian pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 12 Salah satu tantangan besar dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada jaringan komunikasi. Tantangan dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan7 informasi kepada seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk menjalankan dan mencapai tujuan teresebut maka dalam organisasi terdapat beberapa arah formal dan informal jaringan komunikasi dalam organisasi. 2.2. Pengertian Komunikasi Sosial Komunikasi sosial, Pengertian komunikasi ditinjau dari pengertian komunikasi dalam pengertian secara umum. Komunikasi sosial secara umum adalah setiap orang yang hidup dalam dan masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain dan hubungannya menimbulkan Interaksi sosial. 8 Pengertian komunikasi sosial tidak hanya diartikan menurut astrid saja tetapi ada pengertian lain yang menyebutkan bahwa komunikasi yang tidak semata-mata hanya terkait tentang media massa dan teknologi tetapi 12 Drs. Danang Sunyoto,SH. SE. MM, teori, kuesioner, dan proses analisis data perilaku organisasional 12 Slamet santoso, dinamika kelompok (Jakarta: bumi aksara, 2006) hlm 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 lebih mengarah pola interaksi manusia dalam masyarakat atau sebuah kelompok. Menurut Muzafer Sherif komunikasi sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu.12 Bahwa norma-norma sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan bentuk peraturan tak tertulis yang berfungsi sebagai peraturan sikap dan prilaku manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari dalam masyarakat. Norma sosial relatif banyak menekankan pada sanksi moral sosial sebagai unsure pengawasan terhadap sikap dan prilaku manusia dalam pergaulan tersebut.13 Mensejajarkan komunikasi sosial dengan komunikasi manusia (human communication) seperti yang diartikan Rubena dan Steward. Ini karena keduanya mempunyai kesamaan fungsi, yakni beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain atau integrasi sosial. Menurut Ruben dan Steward bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan antar individu, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.Maka komunikasi sosial adalah adalah suatu proses interaksi antar seseorang atau suatu lembaga melalui menyampaikan pesan dalam rangka untuk membangun integrasi atau adaptasi sosial.14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidak nya mengisaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain melalui komunikasi9. kita bekerja sama dengan anggota masyarakat(keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, Rt,Rw,desa, dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi sosial sejajar dengan komunikasi manusia (human communication) yang di dalamnya terdapat proses komunikasi yang melibatkan antar individu kelompok dan organisasi salah satu bentuk komunikasi sosial: a. Komunikasi Interpersonal Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi ini paling efektif menggubah sikap pedapat atau prilaku seseorang. Komunikasi antar pribadi bersifat arus balik terjadi lansung , komunikator dapat mengetahui secarah pasti apakah komunikasi nya berhasil atau tidak dan apakah komunikan merespon pesan yang di sampaikan oleh komunikatornya. Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi 13 Blog http: // blog . unilla. ac.id . di tulis oleh abdul syani 14 Diktat lukman hakim komunikasi sosial http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159). Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003,p. 30). Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).15 Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Komunikasi interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain : 1. Arus pesan dua arah. Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya, komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat10 2. Suasana biasanya nonformal.Komunikasi berlangsung dalam interpersonal suasana nonformal.Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para pejabat di sebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang pada hierarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan. 3. Umpan balik segera. Oleh karena komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka dapat 15 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 ibid 26 segera. Seorang komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan dari komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal. 4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak dalam arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikologis menunjukan keintiman hubungan antar individu. 5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk meningkatkan inerpersonal, keefektifan peserta komunikasi komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan verbal maupun nonverbal secara simultan. Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Sementara itu Judy C.Pearson menyebutkan enam karakteristik komunikasi interpersonal, yaitu: 1. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self). Artinya bahwa segala bentuk proses penafsiran pesan maupun penilaian mengenai orang lain, berangkat dari diri sendiri. 2. Komunikasi interpersonal bersifat transaksi. Ciri komunikasi seperti ini terlihat dari kenyataan bahwa komunikasi interpersonal bersifat dinamis, merupakan pertukaran pesan secara timbal balik dan berkelanjutan. 3. Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan antrapribadi. Maksudnya bahwa efektivitas komunikasi interpersonal tidak hanya ditentukan oleh kualitas pesan, melainkan juga ditentukan kadar hubungan antarindividu. 4. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik berkomunikasi. antara Dengan kata pihak-pihak lain yang komunikasi interpersonal akan lebih efektif manakala antara pihakpihak yang berkomunikasi itu saling bertatap muka. 5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang berkomunikasi saling tergantung antar satu dengan yang lainnya (interdependensi). Hal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 ini mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan ranah emosi, sehingga terdapat saling ketergantungan emosional di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. 6. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya, ketika seseorang sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain, maka ucapan itu sudah tidak dapat diubah atau diulang, karena sudah terlanjur diterima oleh komunikan. Ibaratnya seperti anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, sudah tidak dapat ditarik lagi.17 b. Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi di mana ada sekumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan bersama yang11 berinteraksi satu sama lain dan mengangap mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Meskipun setiap angota memilih peran berbeda. 18 Jika menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antar beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemua, konvensi dan sebagainya. Namun Michael 17 Unair blogspot.com/2012/04/ciri-ciri-komunikasi-interpersonal.html. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Burgon dan Michael Ruffner dalam buku teori komunikasi S.Djuarsa Sendjaja mengartikan bahwa komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti sebagai informasi pemeliharaan diri pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menimbulkan karakteristik pribadi angotalainnya dengan akurat. Secara operasional, komunikasi kelompok melibatkan beberapa element di dalamnya, yaitu interaksi tatap muka, jumlah anggota kelompok, waktu dan tujuan yang akan dicapai, elemen-elemen ini merupakan karak teristik yang membedakan kelompok dengan apa yang di kenal. Yaitu sekumpulan orang yang secara serentak terikat dalam aktifitas yang sama namun tampa komunikasi.1912 2.3 Konsep Public Relation Hubungan Public Relations dengan ilmu komunikasi senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan suatu kegiatan. Melalui suatu kegiatan diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, kunci sukses seorang Public Relation adalah melalui komunikasi. Artinya, keberhasilan Public Relation untuk mencapai tujuannya bergantung kepada sejauh mana Public Relation itu dapat menjalin hubungan dengan 18 Jalaludin rahmat, Psikologi komunikasi, (bandung, remaja rosdakarya, 1985) hlm 175 Komunikasi, …….. hal 97 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 S .Djuarsa Sendjaja. Teori 30 masyarakatnya, baik khalayak internal maupun eksternal. Melalui komunikasi pula, PR dapat menyampaikan informasi, mendorong atau pun memotivasi, mempersuasi, mempengaruhi, dan merubah sikap khalayak/publik. Menurut Rachmadi (1992: 6-7), bahwa ciri hakiki dari komunikasi dalam Public Relation adalah komunikasi yang bersifat timbal-balik (two-way traffic). 13 Komunikasi yang bersifat timbal-balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan Public Relation, dan terciptanya feedback merupakan prinsip pokok dalam PR. Maka, dapat disimpulkan bahwa kunci sukses suatu komunikasi sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi yang efektif. Dalam kaitan dengan prinsip komunikasi yang efektif, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : 14 1. Jenis publik (khalayak) yang menjadi sasaran 2. Susunan pesan bagaimana yang paling tepat dan mudah dipahami 3. Saluran apa yang paling sesuai dengan sifat publik yang dituju Ditambahkan oleh Rachmadi, bahwa PR mempunyai fungsi timbalbalik, keluar dan kedalam. Keluar, ia harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Kedalam, ia berusaha mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan. Cutlip, Center dan Broom (2005: 31-32) mengikhtisarkan 10 13 Cutlip, Scott M., Allen H. Center, dan Glen M. Broom, 2005, Effective Public Relations, PT. Indeks 14 Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek: Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah. PT Gramedia Pustaka Utama, 1992 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 kategori pekerjaan spesialis PR, yaitu: 15 1. Menulis dan menyunting. Menyusun siaran pers cetak atau siar, cerita khusus, newsletter untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan Web-site dan media on-line lainnya, laporan pemegang saham dan laporan tahunan, pidato, brosur, naskah film dan tayangan slide, artikel publikasi dagang, iklan kelembagaan, serta produk dan bahan kolateral teknis. 2. Menjadi penghubung media dan pemuatan. Menghubungi media berita, majalah, suplemen Minggu, penulis lepas, dan publikasi dagang agar mereka memuat atau menayangkan berita dan feature tentang atau dari organisasi stakeholder bersangkutan. Menanggapi permintaan media akan informasi, bukti cerita, dan akses dengan sumber yang berwenang. 3. Melakukan penelitian. Mengumpulkan informasi tentang opini publik, kecenderungan, isu yang muncul, iklim dan legislasi politik, liputan media, kelompok minat khusus, dan kepentingan lainnya yang berkaitan dengan stakeholder organisasi. Mencari di Internet, layanan on-line, dan database elektronik pemerintah. Membuat rancangan penelitian program, mengadakan survei dan menyewa kantor penelitian. 4. Mengatur manajemen dan administrasi. Membuat program dan perencanaan melalui kerjasama dengan manajer lainnya, menetapkan kebutuhan, menentukan prioritas, menetapkan publik, menentukan sasaran dan tujuan, serta mengembangkan strategi dan taktik. Mengelola personil, anggaran, dan jadwal program. 5. Melakukan konseling. Memberi saran bagi manajemen puncak seputar lingkungan sosial, politik dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menolak atau menanggapi krisis, dan bekerja dengan pengambil keputusan kunci untuk merancang strategi mengelola atau menanggapi isu yang kritis dan sensitif. 6. Menyelenggarakan kegiatan khusus. Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10-K, konvensi, open house, pengguntingan pita dan grand opening, perayaan hari jadi, kegiatan pengumpulan dana, kunjungan orang-orang penting, kontes, program pemberian penghargaan, dan peristiwa khusus lainnya. 7. Berpidato. Berbicara di depan kelompok, memberi bimbingan untuk tugas bicara, dan mengelola biro pembicara untuk menyediakan mimbar bagi organisasi di depan pendengar penting. 15 Cutlip, Scott M., Allen H. Center, dan Glen M. Broom, 2005, Effective Public Relations, PT. Indeks http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 8. Berproduksi. Menciptakan komunikasi dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak, dan desktop publishing computer, merekam dan menyunting audio dan video, serta menyiapkan presentasi audiovisual. 9. Memberi pelatihan. Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain yang ditunjuk untuk menangani media dan penampilan publik lainnya. Menginstruksi organisasi lainnya untuk memperbaiki keterampilan menulis dan berkomunikasi. Membantu memperkenalkan perubahan dalam budaya, kebijakan, struktur, dan proses organisasi. 10. Melakukan kontak. Memberi layanan sebagai penghubung dengan media, komunitas, serta kelompok internal dan eksternal lainnya. Mendengar, menegosiasi, mengelola konflik, dan mencapai kesepakatan sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder lainnya. Menemui dan menghibur tamu dan pengunjung sebagai tuan rumah. Menurut Rachmadi (1992:23), tugas PR sehari-hari, adalah: 1. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi/pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum/masyarakat. 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat (public acceptance dan non- acceptance). 4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favor, public opinion, dan perubahan sikap. Jika dikaitkan antara konsep Public Relation dengan judul proposal skripsi ini, maka kaitannya adalah sebagai seorang PR adalah seseorang yang mahir berkomunikasi maka dia akan piawai dalam mengatur setiap tutur kata yang akan dikeluarkannya. Hubungan PR dengan ilmu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 komunikasi saling berkaitan dalam hal mempersuasi, memotivasi, mempengaruhi dan merubah sikap seseorang. Dan kunci sukses seorang PR adalah melalui komunikasi. Diharapkan dengan komunikasi yang baik. 2.4 Pengertian Konflik Konflik merupakan bentuk dari interaksi sosial masyarakat. Konflik pasti terjadi dalam setiap lapisan masyarakat, dengan adanya konflik sendiri perubahan pasti terjadi dalam setiap kehidupan masyarakat, entah ke arah yang lebih maju ataupun sebaliknya. Pengertian konflik menurut Soerjono Soekanto merupakan suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Ada hal yang menonjol dari pengertian tersebut yaitu dengan cara ancaman atau kekerasan. Konflik sendiri memang kecenderungan menimbulkan kontak antara pelaku konflik itu sangat besar, karena masing-masing memiliki argumen dan sama-sama memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Dalam sebuah buku, The Funcitions of Social Conflict, Coser (1967: 232) dalam buku Pendidikan Resolusi Konflik mendefinisikan konflik sosial sebagai “a struggle over values oe claim to status, power, and scare resources, in which the aims of the conflict groups are not only to gain the desired values, but also to netralize, injure, or eliminete rival. A. Sumber Konflik Setiap konflik yang terjadi disekitar kita pasti memiliki sumber konflik, sumber konflik ini dapat dilihat dari penyebab mengapa konflik tersebut bisa terjadi. Banyak sumber konflik yang terjadi, dan dalam setiap konflik pasti sumber konfliknya berbeda-beda. Salah satu yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 menjadi sumber konflik yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan psikologi seseorang. Glasser (dalam Pendidikan Resolusi Konflik Maftuh, Bunyamin, 2008: 27) menjelaskan bahwa manusia mempunyai empat kebutuhan psikologis dasar, yaitu: 1. Kebutuhan akan kebersamaan (belonging) - dipenuhi dengan mencintai, berbagai rasa, bekerja sama dengan orang lain. 2. Kebutuhan akan kekuasaan (power) - dipenuhi dengan prestasi, kecakapan, dan dikenal serta dihormati. 3. Kebutuhan akan kebebasan (freedom) - dipenuhi dengan membuat pilihan pada hidup kita. 4. Kebutuhan akan rasa tenang (fun) - dipenuhi dengan tertawa dan bermain. Sementara itu secara umum ada beberapa sumber konflik itu sendiri, diantaranya: 1. Perasaan frustasi dan agresi 2. Ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan 3. Ketidaksesuaian identitas 4. Ketidakpuasan ekonomi 5. Ketidakpuasaan politik 6. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikologi 7. Keterbatasan sumberdaya 8. Perbedaan nilai B. Bentuk-Bentuk Konflik Hunt and Metcalf (1995: 4), pengembang berpikir reflektif dalam social studies, membagi dua jenis konflik, yaitu intrapersonal conflict dan interpersonal conflict. Konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi dalam diri individu sendiri. Sementara itu, konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi dalam hubungan sosial antarindidisu atau antarkelompok, sehingga lebih sering disebut konflik sosial. Suatu konflik dapat terjadi antar dua individu, antar seorang individu dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 suatu kelompok, antar satu kelompok dengan kelompok lainnya, antar satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, atau bahkan antar negara. Dugan (1996) dalam Pendidikan Resolusi Konflik (Maftuh, Bunyamin, 2008: 27) mengembangkan konflik model sarang yang menjelaskan ruang lingkup konflik dan bagaimana satu konflik berhubungan dengan konflik lainnya sehingga menjadi konflik yang lebih luas lagi. Dugan menguraikan empat tipe konflik, diantaranya: a. Issues-specific conflict b. Relational conflict c. Structural sub-system conflict d. Structural system conflict Selain tipe tipe tadi, konflik pun dapat dilihat berdasarkan ke arah mana konflik itu ditujukan oleh pihak-pihak yang berkonflik yang dikaitkan dengan kedudukan mereka. Dalam hal ini, konflik dibagi menjadi dua jenis, yaitu konflik horizontal dan konflik vertikal. Konflik horizontal terjadi antara pihak-pihak yang yang memiliki kedudukan sederajat. Sementara konflik yang bersifat vertikal adalah konflik antar dua pihak yang memiliki kedudukan sosial yang berbeda, satu pihak pada kedudukan yang lebih tinggi (superordinat) dan pihak lain pada kedudukan di bawahnya (subordinat). Dapat digambarkan antara hubungan atasan dengan bawahan, pimpinan dengan yang dipimpin, kaum elit dengan masa. http://digilib.mercubuana.ac.id/