BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Gawi merupakan salah satu rangkaian bagian dari upacara syukur panen di desa Sipijena upacara syukur panen dilaksanakan setahun sekali oleh masyarakat sipijena. Gawi merupakan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang, dimana gerakan tarian Gawi menggambarkan tentang kisah nenek moyang memanen padi di sawah dengan cara tradisional. Selain itu Gawi juga mengandung nilai-nilai dasar kehidupan masyarakat sipijena. Di jaman sekarang ini derasnya badai dan gelombang budaya-budaya luar yang begitu besar mengakibatkan masyarakat lupa akan kebudayaannya sendri. Namun di Desa Sipijena, Kecamatan Detusoko, Kebupaten Ende, Gawi masih tetap hidup bersama dengan masyarakatnya dan tetap eksis sampai saat ini. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini mengungkapkan bentuk gerakan tarian gawi dan nilai-nilai di balik gerakan tarian gawi dalam upacara syukur panen di Desa Sipijena, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. a. Dari segi bentuk gerakan tarian Gawi Karakter dan watak masyarakatn sipijena sebenarnya ada dalam gerakan gawi. Hal ini dilihat dari penggerakan dan ekspresi masyarakat sipijena melakukan tarian gawi. Tidak heran kalau tarian gawi masi eksis di desa sipijena sampai saat ini. Karena, gerakan tarian gawi adalah cerminan masyarakat dalam melakukan pekerjaan mereka setiap hari yaitu bertani. b.Dari segi nilai-nilai di balik gerakan tarian Gawi Gawi adalah tarian yang di berikan nenek moyang kepada anak cucu mereka yang begitu mahal sebab, tarian gawi memberikan nilai-nilai yang mengarakan masyarakat sipijena untuk saling menghormati, menghargai, bekerjasama(gotong royong), dan gawi menegaskan keberadaan tradisi sebagai nilai-nilai ideal dan gagasan pokok dari akar kebudayan sipijena yang selama ini menjadi pedoman hidup masyarakat sipijena sehingga perlu dipertahankan dan dilestarikan dalam ruang dan waktu kehidupan masyarakat Sipijena. 5.2 Saran Penelitian ini merupakan tahap awal pengkajian budaya masyarakat Sipijena melalui pola ritme tarian gawi dalam upacara syukur panen. Hasil penelitian ini menunjukan masih banyak hal yang dapat dikaji melalui tradisi tersebut dengan mengamati fakta-fakta historis, hukum adat religius sosiologis dan apresiasi kreasi. Di samping itu, melalui gawi masih terbuka kemungkinan untuk penelitian budaya masyarakat sipijena pada masa lampau, tradisi perkawinan aspek-aspek lain untuk memperjelas adanya tranformasi budaya menuju masyarakat dengan budaya agraris. Hal penting lainnya adalah hasil penelitian diatas dapat pula menjadi acuan untuk meneliti kemungkinan tradisi tersebut menjadi materi pembelajaran seni budaya di Kabupaten Ende. Materi yang dapat menjadi wadah pembinaan keperibadian manusia melalui pendidikan humaniora yang berakar pada tradisi yang luhur dan berkualitas. Menurut penulis, gerakan gawi adalah cerminan karakter dan merupakan akar budaya masyarakat Sipijena. DAFTAR PUSTAKA Hartoko Dick Sj, dkk, 1987. Diklat Ilmu Budaya Dasar, Aptik Haryanto Safrianus, S.Sn, M.Si, 2009, Seni Drama Tari untuk Guru Sekolah dasar, Primedia Press: Semarang, Jawa Tengah. Liliweri Aloysius DR, 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Perani Yulianti, 1975. Sejarah Tari Umum. (Diklat Kuliah) Lembaga Pendidikan Tinggi Kesenian : Jakarta. Soe Darsono, 1976. Pengantar Pengetahuan Tari. Akademik Seni Tari Indonesia : Yogyakarta. WEBSITE Anne Ahira. Com. Defenisi Kesenian dan Kepercayaan Seniman. http; Id.wikipedia.org/wiki/makna. www.google.co.id/ Pengertian Tarian Rakyat. LAMPIRAN Gambar I : Rumah adat Sipijena koleksi Bapa Matheus Nadu tahun 2011 Gambar 2 : Para mosalaki Sipijena( Koleksi Bpk. Matheus Nadu) Gambar 3 : Seluruh masyarakat Desa Sipijena ( Koleksi Bpk. Matheus Nadu ) Gambar 4 : Kaki bergerak ke arah kiri. ( Koleksi Bpk. Matheus Nadu ) Gambar 5 : Kaki bergerak ke arah kanan. ( Koleksi Bpk. Matheus Nadu ) Gambar 6 : Kaki bergerak mundur ke belakang. ( Koleksi Bpk. Matheus Nadu Peta Kabupaten Ende-Flores