Analisis Hasil dan Pembahasan

advertisement
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari
pengolahan data yang telah dilakukan.
Sebagai alat bantu analisis digunakan
software MS Excel 2002 dan software SPSS versi 12.0., untuk mengetahui hubungan
(existent) dan besarnya pengaruh hubungan (significant) antara tingkat suku bunga
SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sebagai variabel bebas dengan
rasio kinerja profitabilitas bank dan imbal hasil (return) saham bank sebagai variabel
terikat, serta kesimpulan berdasarkan atas uji hipotesis yang digunakan.
4.1. Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga SBI dan Perubahan
Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Profitabilitas Bank
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan MS Excel 2002,
dapat diperoleh data rata-rata tingkat suku bunga SBI 1 bulan
dan rata-rata
perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD per bulan dalam interval waktu 3 bulan
selama periode Januari 2001 s/d September 2005 dengan hasil seperti tercantum pada
lampiran A.1. Demikian pula rasio-rasio kinerja profitabilitas bank yang dijadikan
parameter untuk pengukuran, yaitu rasio Return on Equity (ROE), rasio Net Interest
Margin (NIM), rasio Provision for Loan Losses (PLL) dan rasio Biaya Operasional
117
118
(Operational Expenses) dibagi
Pendapatan Operasional (Operational
Income) (BOPO) dihasilkan berdasarkan pengolahan data laporan keuangan bank per
triwulan, yaitu akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember selama periode
penelitian.
Hasil rasio-rasio kinerja profitabilitas bank tersebut disusun dengan
bantuan MS Excel 2002, seperti tercantum pada lampiran A.2.
Setelah tingkat suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap
USD dan rasio-rasio kinerja profitabilitas bank diketahui, maka dilakukan penentuan
variabel, dimana tingkat suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap
USD ditentukan sebagai variabel X (independent variable), sedangkan rasio-rasio
kinerja profitabilitas bank ROE, NIM, PLL, BOPO ditentukan sebagai variabel Y
(dependent variable). Terdapat dua variabel bebas (X) dalam penelitian, yaitu:
1. Tingkat Suku Bunga SBI
2. Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (Return Kurs)
Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah:
1. Rasio ROE, PLL, NIM, BOPO bank BCA
2. Rasio ROE, PLL, NIM, BOPO bank BNI
3. Rasio ROE, PLL, NIM, BOPO bank DANAMON
4. Rasio ROE, PLL, NIM, BOPO bank BII
5. Rasio ROE, PLL, NIM, BOPO bank NIAGA
6. Rasio ROE, PLL, NIM, BOPO bank LIPPO
7. Rasio ROE, PLL, NIM, BOPO dari panel bank yaitu gabungan dari data
seluruh bank obyek penelitian
119
Dengan alat bantu software SPSS dilakukan analisis secara bertahap: pertama
akan dilakukan analisis korelasi koefisien Pearson (Pearson product-moment
correlation coefficient) dan dilakukan analisis regresi linier sederhana secara terpisah
untuk menganalisis besarnya pengaruh masing-masing variabel X terhadap masingmasing variabel Y (misalnya tingkat suku bunga (SBI) terhadap rasio ROE BBCA
dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD terhadap rasio ROE).
Selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis korelasi dan regresi dengan
menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan α 5%. Uji hipotesis
korelasi adalah sebagai berikut:
H0: ρ = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y).
H1: ρ ≠ 0 (Ada hubungan antara variabel X dan variabel Y).
Uji hipotesis ini adalah two-tail, dan jika menggunakan keluaran SPSS maka p-value
(signifikansi) kurang dari sama dengan 0,05, menunjukkan bahwa terdapat cukup
bukti untuk menolak Ho (Ho ditolak), yang berarti bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan jika p-value lebih besar dari
0,05 maka tidak cukup bukti untuk menolak Ho (Ho tidak ditolak) yang berarti bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
120
Sebagai kelanjutan dari korelasi dan uji hipotesis korelasi, dilakukan uji
hipotesis regresi sederhana secara terpisah untuk mengetahui ada atau tidak adanya
hubungan liner dari masing-masing variabel X terhadap masing-masing variabel Y,
yaitu sebagai berikut:
H0: β1 = 0 (Tidak ada hubungan linier antara variabel X dan variabel Y).
H1: β1 ≠ 0 (Ada hubungan linier antara variabel X dan variabel Y).
Jika ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y, yaitu hasil uji hipotesis
menyatakan p-value kurang dari sama dengan 0,05 maka terdapat cukup bukti untuk
menolak Ho yang berarti ada hubungan linier yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y. Sedangkan jika p-value lebih besar dari 0,05 berarti tidak terdapat cukup
bukti untuk menolak Ho yang berarti tidak ada hubungan linier yang signifikan antara
variabel X dan variabel Y.
Selanjutnya dilakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui hubungan
antara kedua variabel X tersebut secara bersama-sama, yaitu X1 = tingkat suku bunga
SBI dan X2 = perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD, terhadap masing-masing
variabel Y. Hasil regresi tersebut diuji secara statistik menggunakan hipotesis regresi
berganda, untuk mengetahui signifikansi regresi berganda untuk kedua variabel X
tersebut secara bersama-sama dengan menggunakan Uji-F, dan signifikansi koefisien
regresi masing-masing variabel X
dengan Uji-t.
Hipotesis regresi berganda
dilakukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confident interval) 95% atau
tingkat kesalahan α 5%. Uji hipotesis regresis ganda adalah sebagai berikut:
121
H0: β1 = β2 = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel- variabel X dan variabel Y).
H1: β1 ≠ β2 ≠ 0 (Ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan variabel Y).
Di bawah ini akan diberikan salah satu contoh analisis perhitungan korelasi
dan regresi antara SBI dengan ROE Bank Central Asia (BCA) dengan menggunakan
keluaran dari software SPSS.
Data tingkat suku bunga SBI dan perubahan nilai
tukar rupiah terhadap USD dan rasio kinerja profitabilitas BBCA yang telah diolah,
disusun dan disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Tingkat Suku Bunga SBI, Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
dan Rasio Kinerja Profitabilitas BBCA periode Januari 2001 s/d
September 2005
No
Data
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Triwulan ke-1 2001
Triwulan ke-2 2001
Triwulan ke-3 2001
Triwulan ke-4 2001
Triwulan ke-1 2002
Triwulan ke-2 2002
Triwulan ke-3 2002
Triwulan ke-4 2002
Triwulan ke-1 2003
Triwulan ke-2 2003
Triwulan ke-3 2003
Triwulan ke-4 2003
Triwulan ke-1 2004
Triwulan ke-2 2004
Triwulan ke-3 2004
Triwulan ke-4 2004
Triwulan ke-1 2005
Triwulan ke-2 2005
Triwulan ke-3 2005
SBI
X1
.1504
.1636
.1747
.1760
.1685
.1574
.1417
.1432
.1211
.1034
.0889
.0843
.0766
.0733
.0737
.0742
.0743
.0797
.0933
Return
Kurs
X2
.0277
.0348
-.0484
.0251
-.0243
-.0328
.0112
-.0026
-.0012
-.0237
.0043
.0030
.0048
.0314
-.0086
.0045
.0069
.0082
.0202
ROE
PLL
NIM
BOPO
.0104
.0112
.0129
.0146
.0147
.0132
.0116
.0103
.0106
.0109
.0106
.0107
.0113
.0113
.0112
.0113
.0117
.0120
.0127
.7526
.7481
.7362
.7342
.6984
.7669
.7687
.8367
.7921
.7639
.7471
.7385
.6534
.6641
.6161
.6384
.6578
.6090
.6583
Y
.0632
.0871
.0915
.1356
.0817
.0631
.0575
.0297
.0405
.0443
.0503
.0560
.0589
.0531
.0603
.0620
.0584
.0605
.0560
.0033
.0014
.0004
.0012
.0014
.0001
.0000
.0000
.0005
.0005
.0009
-.0009
.0003
.0000
.0005
.0005
.0001
.0010
.0005
122
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dengan bantuan software SPSS, hubungan
antara tingkat suku bunga SBI dengan ROE Bank Central Asia (BBCA), dapat
digambarkan dalam grafik scatter plot, seperti terlihat pada Gambar 4.1. Dari grafik
scatter plot terlihat bahwa bentuk hubungan tersebut kedua variabel tersebut dapat
dilinearkan, sehingga pengolahan dapat dilanjutkan dengan analisis regresi linear.
Gambar 4.1. Grafik Hubungan antara SBI dengan ROE BCA dalam grafik scatter plot.
123
Data tingkat suku bunga SBI sebagai X1 dan ROE BBCA sebagai X2 yang
dimasukkan sebagai input pada analisis korelasi dan analisis regresi software SPSS
menghasilkan keluaran seperti dijelaskan berikut ini.
Tabel 4.2. Hasil Keluaran SPSS untuk Korelasi antara tingkat suku bunga SBI
dengan ROE Bank Central Asia
Correlations
SBI
SBI
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
ROE
N
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
ROE
1
.546(*)
.
.016
19
19
.546(*)
1
.016
.
N
19
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
19
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa keeratan hubungan antara tingkat suku
bunga SBI dengan ROE yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0.546.
Penafsiran angka korelasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Berkenaan dengan besaran angka, dengan rentang nilai korelasi :
-1
Korelasi
Sempurna
0
Tidak Ada
Korelasi
1
Korelasi
Sempurna
124
Sebenarnya tidak ada ketentuan yang pasti mengenai apakah angka korelasi
tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah. Namun, bisa
dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan
korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,5 menunjukkan korelasi yang
lemah.
•
Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil.
Tanda – (negatif) pada output menunjukkan adanya arah hubungan yang
berlawanan, sedangkan tanda + (positif) menunjukkan arah hubungan yang sama.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan terdapat hubungan yang cukup
kuat antara tingkat suku bunga SBI dengan ROE (lebih besar dari 0.5) dan
terdapat arah hubungan yang positif (tidak terdapat tanda negatif pada angka
0.546), yang mana hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga
SBI, maka ROE BBCA akan semakin besar. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah tingkat suku bunga SBI maka akan semakin kecil pula nilai ROE BBCA.
Selanjutnya pada uji tingkat signifikansi koefisien korelasi dua sisi (two-tail)
menghasilkan angka p-value 0.016. Karena p-value 0.016 lebih kecil dari 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa cukup bukti untuk menolak Ho pada tingkat kepercayaan
95% atau dapat dikatakan X dan Y memiliki hubungan yang signifikan.
125
Tabel 4.3 Hasil Keluaran SPSS untuk Regresi Linier antara Tingkat Suku Bunga
SBI dengan ROE Bank Central Asia (BCA)
Model Summary(b)
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
1
.546(a)
.298
a Predictors: (Constant), SBI
b Dependent Variable: ROE
Std. Error of
the Estimate
.257
Durbin-Watson
.0197123
1.021
ANOVA(b)
Sum of
Squares
Model
1
Df
Mean Square
Regression
.003
1
.003
Residual
.007
17
.000
.009
18
Total
a Predictors: (Constant), SBI
b Dependent Variable: ROE
F
Sig.
7.217
.016(a)
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
SBI
a Dependent Variable: ROE
Std. Error
.027
.014
.312
.116
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
.546
1.903
.074
2.686
.016
126
Scatterplot
Dependent Variable: ROE
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
Regression Standardized Predicted Value
Berdasarkan hasil keluaran SPSS tabel Model Summary, dapat dijelaskan
bahwa angka R Square adalah 0.298,
berarti hanya
29,8% dari
ROE dapat
dijelaskan oleh variabel tingkat suku bunga SBI, sedangkan sisanya 70.2% di
jelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa hubungan
antara kedua variabel tersebut sangat lemah. Nilai R Square berkisar angka 0 sampai
1 dengan catatan semakin kecil angka R Square, maka semakin lemah hubungan
kedua variabel.
Berdasarkan hasil keluaran SPSS tabel Coefficient dapat dijelaskan hal-hal
berikut:
•
Persamaan regresi yang dibentuk oleh hubungan antara variabel X (tingkat suku
bunga SBI) dengan variabel Y (Rasio ROE) BBCA adalah:
Y = 0,027 + 0,312X
127
Konstanta sebesar 0,027 menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga SBI adalah
0%, maka ROE BBCA adalah sebesar 0,027 atau 2,7%.
Koefesien regresi sebesar 0,312 menyatakan bahwa setiap peningkatan SBI
sebesar 1% akan meningkatkan ROE sebesar 0,312%.
•
Untuk regresi sederhana, angka korelasi (0.546) yang sudah dijelaskan saat
membahas R, adalah juga angka Standardized Coefficients (Beta).
•
Uji-t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis koefisien regresi
pada tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variabel bebas, dalam
hal ini tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat (ROE BBCA).
Dari tabel coefficient diperoleh p-value (signifikansi) uji-t adalah 0,016 lebih
kecil 0,05 yang berarti Ho ditolak. Artinya adalah bahwa koefisien regresi 0,312
terbukti secara signifikan menyatakan hubungan antara variabel bebas tingkat suku
bunga SBI dengan variabel terikat ROE, atau dapat dikatakan bahwa tingkat suku
bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap ROE.
Uji validitas persamaan regresi linier sederhana dengan menggunakan uji
heteroskedastisitas menunjukkan bahwa residu pada scatter plot tidak menunjukkan
pola tertentu yang berarti bahwa tidak memiliki masalah dengan heteroskedastisitas.
Uji autokorelasi Durbin Watson menunjukkan bahwa nilai d sebesar 1,021 yang jika
dibandingkan dengan tabel critical point uji statistik Durbin Watson berada di antara
0 dan dL yang berarti bahwa persamaan menunjukkan gejala autokorelasi positif.
128
Berdasarkan proses dan pengolahan data yang sama seperti dijelaskan di atas
dengan menggunakan software SPSS, maka hubungan antara variabel tingkat suku
bunga SBI dengan rasio ROE, NIM, PLL, BOPO bank-bank obyek penelitian
disajikan pada Tabel 4.4.
Selain dilakukan analisis hubungan tingkat suku bunga
SBI dengan rasio kinerja profitabilitas masing-masing bank, juga dilakukan analisis
terhadap rasio kinerja profitabilitas gabungan seluruh bank yang dijadikan obyek
penelitian (panel bank) yang hasilnya juga disajikan pada Tabel 4.4.
Untuk persamaan regresi yang menunjukkan hubungan signifikan antara
variabel bebas dan variabel terikat, lebih lanjut dilakukan uji validitas
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi Durbin Watson dengan hasil seperti
tercantum pada Tabel 4.5.
129
Tabel 4.4. Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Tingkat Suku Bunga SBI
dengan Rasio ROE, NIM, PLL, BOPO Bank-Bank Obyek Penelitian
No.
1
2
3
4
Variabel SBI vs Korelasi
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
p-value
(Signifikan)
ROE
0.546
0.298
Y = 0.027 + 0.312X
0.312
0.016
PLL
0.388
0.151
Y = 0.000 + 0.008X
0.008
0.100
NIM
0.485
0.236
Y = 0.010 + 0.016X
0.016
0.035
BOPO
0.628
0.394
Y = 0597 + 1.005X
1.005
0.004
ROE
0.272
0.074
Y = 0.017 + 0.348X
0.348
0.261
PLL
-0.533
0.284
Y = 0.008 – 0.043X
-0.043
0.019
NIM
-0.933
0.871
Y = 0.018 – 0.065X
-0.065
0.000
BOPO
0.812
0.659
Y = 0.523 + 2.036X
2.036
0.000
ROE
-0.928
0.862
Y = 0.155 - 0.668X
-0.668
0.000
PLL
0.092
0.008
Y = 0.000 + 0.010X
0.010
0.709
NIM
-0.923
0.853
Y = 0.021 - 0.077X
-0.077
0.000
BOPO
0.923
0.851
Y = 0.379 + 3.099X
3.099
0.000
ROE
0.164
0.027
Y = -0.033 + 1.161X
1.161
0.543
PLL
0.317
0.101
Y = - 0.014 + 0.150X
0.150
0.186
NIM
-0.946
0.896
Y = 0.021- 0.137X
-0.137
0.000
BOPO
0.853
0.728
Y = 0.420 + 4.760X
4.760
0.000
BBCA
BBNI
BDMN
BNII
Kesimpulan
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
ROE BBCA.
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL
BBCA
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
NIM BBCA
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
BOPO BBCA
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE
BBNI
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
PLL BBNI
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
NIM BBNI
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
BOPO BBNI
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
ROE BDMN
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL
BDMN
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
NIM BDMN
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
BOPO BDMN
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE BNII
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL BNII
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
NIM BNII
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
BOPO BNII
130
No.
5
6
7
Variabel SBI vs Korelasi
BNGA
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
p-value
(Signifikan)
ROE
0.385
0.148
Y = 0.103 - 0.444X
-0.444
0.104
PLL
-0.626
0.392
Y = 0.007 - 0.048X
-0.048
0.004
NIM
-0.976
0.953
Y = 0.020 - 0.109X
-0.109
0.000
BOPO
0.829
0.688
Y = 0.405 + 4.007X
4.007
0.000
ROE
-0.159
0.025
Y = 0.050 - 0.504X
0.504
0.514
PLL
0.338
0.114
Y = -0.003 + 0.046X
0.046
0.157
NIM
0.633
0.400
Y = 0.006 + 0.032X
0.032
0.004
BOPO
-0.043
0.002
Y = 0.860 – 0.102X
-0.102
0.863
ROE
-0.200
0.000
Y = 0.065 – 0.060X
-0.060
0.832
PLL
0.096
0.009
Y = 0 + 0.020X
0.020
0.309
NIM
-0.522
0.272
Y = 0.016 – 0.057X
-0.057
0.000
BOPO
0.570
0.324
Y = 0.531 + 2.468X
2.468
0.000
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE
BNGA
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
PLL BNGA
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
NIM BNGA
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
BOPO BNGA
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE
LPBN
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL LPBN
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
NIM LPBN
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap BOPO
LPBN
LPBN
PANEL
Kesimpulan
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE
Panel Bank
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL Panel
Bank
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
NIM Panel Bank
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
BOPO Panel Bank
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Heteroskedastisitas dan uji autokorelasi
Durbin-Watson untuk Data Tabel 4.4.
No.
1
Variabel SBI vs
BBCA
Uji
Heteroskedistisitas
ROE
Tidak
NIM
Tidak
BOPO
Tidak
Uji
Autokorelasi
Durbin Watson
Autokorelasi
Positif
Autokorelasi
Positif
Autokorelasi
Positif
Durbin Watson Critical Point
d
dL
du
4-du
4-dL
1.021
1.18
1.4
2.6
2.82
0.536
1.18
1.4
2.6
2.82
0.604
1.18
1.4
2.6
2.82
131
No.
2
BBNI
3
BDMN
4
BNII
5
PLL
Uji
Heteroskedistisitas
Tidak
Uji
Autokorelasi
Durbin Watson
Tidak
2.460
1.18
1.4
2.6
2.82
NIM
Tidak
Tidak
1.437
1.18
1.4
2.6
2.82
BOPO
Tidak
Tidak
2.127
1.18
1.4
2.6
2.82
ROE
NIM
BOPO
Tidak
Tidak
Tidak
1.143
1.930
1.851
1.18
1.18
1.18
1.4
1.4
1.4
2.6
2.6
2.6
2.82
2.82
2.82
NIM
Tidak
1.243
1.18
1.4
2.6
2.82
BOPO
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak dapat
disimpulkan
Tidak
2.172
1.18
1.4
2.6
2.82
PLL
Tidak
Tidak
1.608
1.18
1.4
2.6
2.82
Variabel SBI vs
BNGA
6
LPBN
7
PANEL
Durbin Watson Critical Point
d
dL
du
4-du
4-dL
NIM
Tidak
Tidak
1.637
1.18
1.4
2.6
2.82
BOPO
Tidak
2.336
1.18
1.4
2.6
2.82
NIM
Tidak
0.763
1.18
1.4
2.6
2.82
NIM
Tidak
0.273
1.65
1.69
2.31
2.35
BOPO
Tidak
Tidak
Autokorelasi
Positif
Autokorelasi
Positif
Autokorelasi
Positif
0.786
1.65
1.69
2.31
2.35
Hasil pengolahan data SPSS yang menganalisis hubungan antara perubahan
nilai tukar rupiah terhadap USD (return Kurs) dengan rasio kinerja profitabilitas bank
obyek penelitian disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Perubahan Nilai Tukar
Rupiah terhadap USD dengan Rasio ROE, NIM, PLL, BOPO Bank
Obyek Penelitian.
Korelasi
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
Signifikan
ROE
0.078
0.006
Y = 0.063 + 0.081X
0.338
0.750
PLL
0.28
0.078
Y = 0.001+ 0.011X
0.011
0.246
NIM
-0.262
0.068
Y = 0.012 - 0.015X
-0.015
0.279
BOPO
-0.164
0.027
Y = 0.716 - 0.472X
-0.472
0.502
No. Variabel Kurs vs
1
BBCA
Kesimpulan
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE BBCA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL BBCA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BBCA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BBCA
132
Korelasi
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
Signifikan
ROE
0.104
0.011
Y = 0.057 + 0.241X
0.241
0.670
PLL
-0.114
0.013
Y = 0.003 - 0.017X
-0.017
0.643
NIM
0.168
0.028
Y = 0.010 + 0.021X
0.021
0.492
BOPO
-0.064
0.004
Y = 0.761 - 0.290X
-0.290
0.794
ROE
0.194
0.038
Y = 0.076 + 0.251X
0.251
0.426
PLL
-0.051
0.003
Y = 0.001- 0.010X
-0.010
0.837
NIM
0.213
0.046
Y = 0.012 + 0.032X
0.032
0.380
BOPO
-0.121
0.015
Y = 0.742 - 0.732X
-0.732
0.622
ROE
0.045
0.002
Y = 0.089 + 0.556X
0.556
0.869
PLL
0.236
0.056
Y = 0.003 + 0.200X
0.200
0.330
NIM
0.295
0.087
Y = 0.005 + 0.077X
0.077
0.221
BOPO
-0.130
0.017
Y = 0.978 - 1.306X
-1.306
0.596
ROE
0.209
0.043
Y = 0.050 + 0.433X
0.433
0.392
PLL
-0.188
0.035
Y = 0.001 - 0.026X
-0.026
0.441
NIM
0.146
0.021
Y = 0.008 + 0.029X
0.029
0.551
BOPO
0.104
0.011
Y = 0.871 + 0.908X
0.908
0.670
ROE
0.063
0.004
Y = 0.010 + 0.360X
0.360
0.796
PLL
0.017
0.000
Y = 0.002 + 0.004X
0.004
0.945
NIM
-0.239
0.057
y = 0.009 - 0.021X
-0.021
0.324
BOPO
-0.176
0.031
Y = 0.850 - 0.761X
-0.761
0.471
No. Variabel Kurs vs
2
3
4
5
6
BBNI
BDMN
BNII
BNGA
LPBN
Kesimpulan
Ho tidak ditolak,KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE BBNI
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL BBNI
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BBNI
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BBNI
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE BDMN
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL BDMN
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BDMN
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BDMN
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE BNII
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL BNII
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BNII
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BNII
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE BNGA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL BNGA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BNGA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BNGA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE LPBN
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL LPBN
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM LPBN
Ho tidak ditolak,KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO LPBN
133
Korelasi
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
Signifikan
ROE
0.063
0.004
Y = 0.057 + 0.333X
0.333
0.513
PLL
0.071
0.005
Y = 0.002 + 0.027X
0.027
0.453
NIM
0.104
0.011
Y = 0.009 + 0.020X
0.020
0.270
BOPO
-0.057
0.003
Y = 0.820 - 0.442X
-0.442
0.549
No. Variabel Kurs vs
7
PANEL
Kesimpulan
Ho tidak ditolak,KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE Panel Bank
Ho tidak ditolak,KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL Panel Bank
Ho tidak ditolak,KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM Panel Bank
Ho tidak ditolak,KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO Panel Bank
Tahap selanjutnya adalah analisis regresi linier berganda, untuk mengetahui
hubungan antara tingkat suku bunga SBI dengan perubahan nilai tukar rupiah
terhadap USD secara bersama-sama terhadap rasio-rasio profitabilitas bank.
Sebagai contoh akan diberikan data hasil proses SPSS untuk regresi berganda
dengan tingkat suku bunga SBI sebagai X1 dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap
USD sebagai X2 terhadap ROE BBCA sebagai Y.
Tabel 4.7 Hasil Keluaran SPSS untuk Regresi linier berganda antara tingkat suku
bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD dengan ROE Bank
Central Asia
Correlations
ROE
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed)
N
SBI
Return Kurs
ROE
1.000
.546
.078
SBI
.546
1.000
-.218
Return Kurs
.078
-.218
1.000
ROE
.
.008
.375
SBI
.008
.
.185
Return Kurs
.375
.185
.
ROE
19
19
19
SBI
19
19
19
Return Kurs
19
19
19
134
Model Summary(b)
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
1
.582(a)
.339
a Predictors: (Constant), Return Kurs, SBI
b Dependent Variable: ROE
Std. Error of
the Estimate
.256
Durbin-Watson
.0197167
.830
ANOVA(b)
Sum of
Squares
Model
df
Mean Square
Regression
.003
2
.002
Residual
.006
16
.000
1
F
Sig.
4.103
.036(a)
Total
.009
18
a Predictors: (Constant), Return Kurs, SBI
b Dependent Variable: ROE
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
Standardized
Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
t
Sig.
Beta
Tolerance
(Constant)
.024
.015
1.611
.127
SBI
.338
.119
.591
2.838
.012
.952
1.050
Return Kurs
.214
.214
.207
.996
.334
.952
1.050
a Dependent Variable: ROE
Collinearity Diagnostics(a)
Model
1
VIF
Dimension
Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant)
SBI
Return Kurs
1
1.957
1.000
.02
.02
.00
2
.995
1.402
.00
.00
.94
.048
6.356
.98
.97
.06
3
a Dependent Variable: ROE
135
Scatterplot
Dependent Variable: ROE
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Persamaan regresi berganda yang dibentuk adalah:
Y = 0.024 + 0.338 X1 + 0.214 X2,
dimana:
Y adalah ROE BCA,
X1 adalah tingkat suku bunga SBI, dan
X2 adalah perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (Return Kurs).
Berdasarkan Uji-F yang dapat dilihat hasilnya pada tabel ANOVA, persamaan
regresi memiliki p-value 0,036 (p-value < 0,05), yang berarti bahwa persamaan ini
dapat digunakan karena memiliki tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya Uji statistik
koefisien regresi dari masing-masing variabel X, menunjukkan bahwa tingkat suku
136
bunga SBI memiliki koefisien regresi sebesar 0.338 dengan p-value 0,012 yang
berarti bahwa tingkat suku bunga SBI dan ROE BCA memiliki hubungan yang dapat
dipercaya pada tingkat 95%. Sedangkan koefisien regresi nilai tukar rupiah terhadap
USD adalah sebesar 0,214 dengan p-value 0,334 (lebih besar dari 0,05), yang berarti
bahwa nilai tukar rupiah terhadap USD tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan ROE BCA pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa walaupun
persamaan linear regresi berganda ini dapat digunakan, tetapi salah satu variabelnya,
yaitu nilai tukar rupiah terhadap USD tidak memiliki tingkat kepercayaan yang
dipersyaratkan.
Hasil pengolahan SPSS untuk regresi berganda dengan tingkat suku bunga
SBI sebagai variabel X1 dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sebagai
variabel X2
secara bersama-sama dan rasio kinerja profitabilitas bank sebagai
variabel Y disajikan pada Tabel 4.8.
Selanjutnya untuk persamaan regresi ganda yang memiliki hubungan
signifikan antara variabel-variabel X dan variabel Y berdasarkan Uji-F, dilakukan uji
validitas multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi Durbin Watson. Uji
multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai variance inflation factor
(VIF), nilai eigenvalue dan nilai index condition. Jika VIF lebih besar dari 5 atau
eigenvalue mendekati 0 atau index condition di atas 15, dapat disimpulkan bahwa
terdapat gejala multikolinieritas pada persamaan regresi. Gejala multikolinieritas
dapat dihilangkan dengan menghilangkan variabel X yang berkorelasi dengan
variabel X lainnya dan hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode
stepwise.
137
Tabel 4.8. Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Tingkat Suku
Bunga SBI dan Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
dengan Rasio ROE, NIM, PLL, BOPO Bank Obyek Penelitian.
No.
1
2
3
Variabel SBI (X1) dan
Variabel Kurs (X2)
R
p-value (Signifikan)
R
Square
Adjusted
R
Square
Regresi
Kesimpulan
Regresi
SBI
(X1)
Kurs (X2)
ROE
0.582
0.339
0.256
Y = 0.024 + 0.338X1 +
0.214X2
0.036
0.012
0.334
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE BBCA
PLL
0.539
0.290
0.202
Y = -0.001 + 0.010X1
+ 0.015X2
0.064
0.044
0.095
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL BBCA
NIM
0.511
0.261
0.169
Y = 0.010 + 0.015X1 0.010X2
0.089
0.058
0.469
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap NIM BBCA
BOPO
0.629
0.395
0.319
Y = 0.599 + 0.995X1 0.018X2
0.018
0.007
0.889
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BBCA
ROE
0.319
0.102
-0.010
Y = 0.011 + 0.397X1 +
0.397X2
0.423
0.221
0.489
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE BBNI
PLL
0.583
0.340
0.258
Y = 0.009 - 0.047X1 0.035X2
0.036
0.012
0.262
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL BBNI
NIM
0.934
0.872
0.856
Y = 0.018 - 0.066X1 0.005X2
0.000
0.000
0.687
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BBNI
BOPO
0.820
0.672
0.631
Y = 0.514 + 2.101X1 +
0.535X2
0.000
0.000
0.431
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BBNI
ROE
0.928
0.862
0.845
Y = 0.155 + 0.670X1 +
0.012X2
0.000
0.000
0.923
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE BDMN
PLL
0.097
0.009
-0.114
Y = 0.009X1 - 0.006X2 0.927
0.744
0.901
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL BDMN
NIM
0.923
0.853
0.834
Y = 0.021 – 0.077X1 +
0.002X2
0.000
0.000
0.901
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BDMN
BOPO
0.926
0.858
0.840
Y = 0.370 + 3.161X1 +
0.511X2
0.000
0.000
0.394
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BDMN
BBCA
BBNI
BDMN
138
No.
4
5
6
7
Variabel SBI (X1) dan
Variabel Kurs (X2)
R
p-value (Signifikan)
R
Square
Adjusted
R
Square
Regresi
Kesimpulan
Regresi
SBI
(X1)
Kurs (X2)
ROE
0.179
0.032
-0.117
Y = - 0.046 + 1.238X1
+ 0.887X2
0.809
0.537
0.799
Ho tidak ditolak, SBI dan
KURS tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE BNII
PLL
0.446
0.199
0.098
Y = -0.018 + 0.183X1
+ 0.272X2
0.170
0.111
0.181
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL BNII
NIM
0.951
0.904
0.892
Y = 0.021 – 0.134X1 +
0.024X2
0.000
0.000
0.262
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BNII
BOPO
0.855
0.732
0.698
Y = 0.410 + 4.833X1 +
0.594X2
0.000
0.000
0.662
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO BNII
ROE
0.406
0.165
0.060
Y = 0.099 – 0.411X1 +
0.271X2
0.237
0.147
0.584
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE BNGA
PLL
0.709
0.502
0.440
Y = 0.008 - 0.054X1 0.047X2
0.004
0.001
0.077
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap PLL BNGA
NIM
0.978
0.957
0.952
Y = 0.021 - 0.110X1 0.014X2
0.000
0.000
0.201
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM BNGA
BOPO
0.879
0.773
0.745
Y = 0.363 + 4.324X1 +
2.608X2
0.000
0.000
0.026
Ho ditolak, SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
BOPO BNGA
ROE
0.162
0.026
-0.095
Y = 0.067 - 0.483X1+
0.171X2
0.808
0.554
0.907
Ho ditolak, SBI dan KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap ROE LPBN
PLL
0.351
0.123
0.013
Y = -0.004 + 0.049X1
+ 0.023X2
0.350
0.154
0.696
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL LPBN
NIM
0.641
0.411
0.337
Y = 0.006 + 0.030X1 0.010X2
0.014
0.007
0.597
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM LPBN
BOPO
0.194
0.038
-0.082
Y = 0.874 - 0.204X1 0.841X2
0.735
0.740
0.450
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap BOPO LPBN
ROE
0.063
0.004
-0.014
Y = 0.060 - 0.022X1 +
0.325X2
0.806
0.940
0.535
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ROE PANEL
PLL
0.135
0.018
0.000
Y = -0.001 + 0.025X1
+ 0.037X2
0.363
0.227
0.319
Ho tidak ditolak, SBI dan KURS
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap PLL PANEL
NIM
0.522
0.272
0.259
Y = 0.016 - 0.057X1 0.002X2
0.000
0.000
0.902
BOPO
0.574
0.329
0.317
Y = 0.522 + 2.535X1 +
0.554X2
0.000
0.000
0.374
BNII
BNGA
LPBN
PANEL
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap NIM PANEL
Ho ditolak, SBI dan KURS
berpengaruh secara signifikan
terhadap BOPO PANEL
139
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan
Autokorelasi Durbin-Watson untuk Data Tabel 4.8.
No.
Variabel SBI dan
Return Kurs
1
BBCA
2
BBNI
3
BDMN
4
5
6
7
BNII
BNGA
LPBN
PANEL
Uji
Multikolinieritas
Uji
Heteroskedistisitas
Uji Autokorelasi
Durbin Watson
ROE
Tidak
Tidak
Autokorelasi Positif
BOPO
Tidak
Tidak
Autokorelasi Positif
PLL
NIM
BOPO
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
Tidak dapat disimpulkan
Tidak
ROE
Tidak
Tidak
Tidak dapat Disimpulkan
NIM
Tidak
Tidak
Tidak
BOPO
Tidak
Tidak
Tidak
NIM
BOPO
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
PLL
Tidak
Tidak
Tidak
NIM
Tidak
Tidak
Tidak
BOPO
Tidak
Tidak
Tidak
NIM
Tidak
Tidak
Autokorelasi Positif
NIM
Tidak
Tidak
Autokorelasi Positif
BOPO
Tidak
Tidak
Autokorelasi Positif
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana yang menyatakan hubungan
masing-masing variabel X dengan variabel Y, yaitu tingkat suku bunga SBI dengan
rasio kinerja profitabilitas bank seperti tersaji pada Tabel 4.4, perubahan nilai tukar
rupiah terhadap USD dengan rasio kinerja profitabilitas bank seperti tersaji pada
Tabel 4.6, dan hasil analisis regresi berganda yang menyatakan hubungan antara
kedua variabel X secara bersamaan, yaitu tingkat suku bunga SBI sebagai variabel X1
dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sebagai variabel X2 terhadap rasio
kinerja profitabilitas bank seperti tersaji pada Tabel 4.8, maka dapat disimpulkan halhal sebagai berikut:
140
1. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD tidak mempengaruhi secara signifikan
rasio kinerja profitabilitas (ROE, PLL, NIM, BOPO) dari seluruh bank yang
dijadikan obyek penelitian.
2. Tingkat suku bunga SBI mempengaruhi secara signifikan beberapa rasio kinerja
profitabilitas, dimana pengaruh tingkat suku bunga SBI bervariasi untuk setiap
bank. Rangkuman perbedaan dari pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap
rasio kinerja profitabilitas bank-bank obyek penelitian disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Rangkuman Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Rasio-Rasio
Profitabilitas Bank-Bank Obyek Penelitian .
Pengaruh SBI
terhadap rasio
ROE
PLL
BBCA
+ 0.312
(kuat)
n.s.
NIM
BOPO
BBNI
n.s.
BDMN
-0.668
(kuat)
-0.043
(kuat)
Bank
BNII
BNGA
LPBN
PANEL
n.s
n.s
n.s
n.s
n.s
n.s
n.s
n.s
-0.048
(kuat)
+0.016
-0.065
- 0.077
-0.137
-0.109
+0.032
-0.057
(lemah)
(kuat)
(kuat)
(kuat)
(kuat)
(kuat)
(kuat)
+ 1.005
+ 2.036
+ 3.099
+4.760
+4.007
(lemah)
(kuat)
(kuat)
(kuat)
(kuat)
n.s
+2.468
(kuat)
n.s = not significant (tidak signifikan)
Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat dijelaskan pengaruh tingkat suku
bunga SBI terhadap rasio kinerja profitabilitas bank obyek penelitian sebagai berikut:
•
Tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap rasio Net Interest
Margin (NIM) seluruh bank obyek penelitian. Pengaruh tingkat suku bunga SBI
tersebut ada yang positif (searah) dan ada negatif (berlawanan) dengan tingkat
keeratan hubungan yang lemah atau kuat. NIM Bank Central Asia (BBCA) dan
141
Bank Lippo (LPBN) dipengaruhi secara positif oleh tingkat suku bunga SBI
dimana tingkat hubungannya adalah lemah untuk BBCA dan kuat untuk LPBN.
Artinya bahwa NIM kedua bank ini akan meningkat jika terjadi kenaikan tingkat
suku bunga SBI dan sebaliknya jika terjadi penurunan tingkat suku bunga SBI
akan menyebabkan NIM kedua bank menurun.
Sebaliknya kenaikan tingkat
suku bunga SBI berpengaruh sangat kuat terhadap penurunan NIM Bank Negara
Indonesia 1946 (BBNI), Bank Danamon (BDMN), Bank Internasional Indonesia
(BNII) dan Bank Niaga (BNGA). Secara gabungan panel bank didapatkan hasil
pengaruh tingkat suku bunga SBI adalah positif dengan tingkat hubungan yang
kuat terhadap NIM.
•
Tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap rasio BOPO
seluruh bank obyek penelitian, kecuali untuk Bank Lippo (LPBN). Tingkat suku
bunga SBI memberikan pengaruh yang positif terhadap BOPO, yang artinya
bahwa kenaikan tingkat suku bunga SBI akan memperbesar biaya operasional
dibandingkan dengan pendapatan operasional.
•
Tingkat suku bunga SBI hanya mempengaruhi secara signifikan dan negatif rasio
PLL dari 2 bank obyek penelitian yaitu Bank Negara Indonesia 1946 (BBNI) dan
Bank Niaga (BNGA) dengan tingkat hubungan yang kuat, sedangkan untuk 4
bank yang lain, tidak ditemukan pengaruh yang berarti antara tingkat suku bunga
SBI dan rasio PLL.
142
•
Tingkat suku bunga SBI hanya mempengaruhi secara signifikan dengan tingkat
hubungan yang kuat rasio ROE dari dua bank, yaitu Bank Central Asia (BBCA)
dan Bank Danamon (BDMN), sedangkan untuk 4 bank lainnya tidak ditemukan
pengaruh yang berarti. Untuk BBCA pengaruh tingkat suku bunga SBI adalah
positif, yaitu semakin tinggi tingkat suku bunga SBI akan meningkatkan rasio
ROE, sedangkan untuk Bank Danamon (BDMN) pengaruh tingkat suku bunga
SBI adalah negatif, dimana peningkatan suku bunga SBI akan menurunkan rasio
ROE.
Secara umum berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, koefisien
regresi yang menyatakan hubungan linier antara tingkat suku bunga SBI dan nilai
tukar rupiah terhadap USD dengan kinerja berdasarkan rasio ROE, NIM,PLL dan
BOPO bank obyek penelitian tidak seragam. Terdapat bank yang memiliki koefisien
regresi positif dan nilai koefisien yang besar untuk rasio tertentu dan koefisien regresi
negatif dan nilai koefisien yang lebih kecil untuk rasio lainnya, dan sebaliknya bank
lainnya memiliki koefisien regresi yang berlawanan. Perbedaan ini menggambarkan
kompleksitas rasio kinerja profitabilitas bank yang tidak hanya tergantung pada satu
atau beberapa variabel tertentu, tetapi interaksi antara berbagai kondisi dan variabel
yang dapat saja berbeda dan berubah sepanjang waktu serta bagaimana bank
melakukan strategi dalam menanggapi perubahan tingkat suku bunga SBI.
Hasil penelitian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Bank Central Asia dan Bank Lippo memiliki hubungan regresi yang positif
antara tingkat suku bunga SBI dengan NIM, yang dapat diartikan bahwa kenaikan
143
suku bunga justru menyebabkan meningkatnya NIM. Kenaikan indikator tingkat
suku bunga SBI, ditanggapi kedua bank tersebut dengan kenaikan suku bunga
pinjaman (asset) lebih tinggi dari suku bunga pendanaan (liability), sehingga
selisih (spread) suku bunga semakin membesar, sehingga bank dapat
memanfaatkan kenaikan suku bunga untuk keuntungannya. Sebaliknya pada saat
terjadi penurunan tingkat suku bunga SBI, besarnya suku bunga pendanaan turun
lebih rendah dari suku bunga pinjaman sehingga menyebabkan rasio NIM turun.
•
Bank Negara Indonesia 1946, Bank Internasional Indonesia, Bank Danamon dan
Bank Niaga memiliki hubungan regresi yang positif antara tingkat suku bunga
SBI dengan NIM, yang berarti bahwa kenaikan tingkat suku bunga SBI justru
menyebabkan spread suku bunga mengecil. Suku bunga pendanaan naik lebih
tinggi dari suku bunga pinjaman, sehingga dengan kenaikan suku bunga
menyebabkan keuntungan semakin mengecil.
•
Kenaikan tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan pada rasio PLL
dari Bank Negara Indonesia 1946 dan Bank Niaga dengan hubungan regresi yang
negatif, sedangkan pada bank lainnya tidak terbukti berpengaruh secara
signifikan. Hal ini agak bertentangan dengan teori yang menjelaskan bahwa
kenaikan tingkat suku bunga SBI cenderung menyebabkan sektor riil bermasalah
dan kemampuan pembayaran debitur menurun dan pada akhirnya menyebabkan
kredit bermasalah. Peningkatan kredit bermasalah justru meningkatkan rasio
Provision for Loan Losses (PLL). Kemungkinan penyebabnya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
144
-
fluktuasi tingkat suku bunga sampai pada batas-batas tertentu belum
menimbulkan pengaruh yang berarti bagi usaha dan kemampuan debitur, yang
berarti bahwa debitur memiliki batas-batas ketahanan tertentu terhadap
fluktuasi tingkat suku bunga.
-
perubahan tingkat suku bunga tidak secara langsung mengganggu kemampuan
debitur pada saat itu, sehingga mungkin terdapat time lag dari perubahan
tingkat suku bunga dengan kondisi keuangan dari debitur.
-
usaha debitur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain selain tingkat suku
bunga, misalnya siklus ekonomi dan siklus bisnis dari debitur.
-
manajemen risiko kredit dari bank pada saat pemberian kredit, pengawasan
dan tindakan mitigasi yang dilakukan sudah semakin baik.
•
Secara teori, perubahan NIM memiliki hubungan yang negatif dengan BOPO,
karena umumnya pada bank, komponen terbesar dari pendapatan operasional
adalah bunga pinjaman, sedangkan beban operasional terbesar adalah bunga dana.
Kesimpulan tersebut benar untuk 5 bank obyek penelitian, kecuali untuk Bank
Central Asia, yang justru dengan peningkatan NIM, memiliki BOPO yang
menurun.
Untuk mengetahui penyebabnya, maka diperlukan penelitian yang
lebih detail, kemungkinan
adanya
peningkatan beban operasional atau
pendapatan operasional selain bunga yang meningkat karena sebab lain.
•
Tingkat suku bunga SBI hanya mempengaruhi secara positif ROE Bank Central
Asia dan secara negatif ROE Bank Danamon. Untuk ke-4 bank lainnya tidak
terbukti tingkat suku bunga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
145
ROE, walaupun memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada NIM. Hal ini
berarti bahwa kinerja bank tidak hanya ditentukan oleh NIM, tetapi oleh banyak
faktor dan kondisi lain.
Satu hal yang seragam dari seluruh hasil penelitian adalah bahwa dari hasil uji
statistik (uji-t) terhadap hubungan linear, didapat fakta bahwa untuk semua bank
obyek penelitian tidak ditemukan hubungan linear yang signifikan pada tingkat
kepercayaan 95% antara perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD dengan rasio
ROE, PLL, NIM dan BOPO, yang berarti bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
USD tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi rasio profitabilitas bank. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Pengaturan dan ketentuan Net Open Position (NOP) yang diawasi secara ketat
oleh Bank Indonesia,
telah menyebabkan bank tidak memiliki posisi valas
terbuka dalam jumlah besar, yang berarti juga meminimisasi risiko kerugian
karena perubahan nilai tukar rupiah. Dengan pengaturan NOP, bank dibatasi
untuk tidak melakukan spekulasi transaksi valuta asing yang dapat menyebabkan
bank memperoleh keuntungan atau kerugian yang besar karena pergerakan nilai
tukar rupiah.
Hal ini menyebabkan perubahan nilai tukar rupiah tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan-kerugian bank.
•
Posisi pinjaman valuta asing akan berpotensi bermasalah jika terjadi depresiasi
nilai tukar rupiah terhadap USD secara tajam, tetapi jika perusahaan debitur
berorientasi ekspor maka depresiasi tersebut tidak menjadi masalah malahan
146
diuntungkan karena ekspor yang kompetitif di pasar global dan penghasilan
dalam valuta asing dapat digunakan untuk melunasi kewajiban valasnya.
Bank
Indonesia telah menerapkan regulasi yang ketat terkait dengan pinjaman valuta
asing yang diberikan oleh bank kepada debiturnya.
•
Peraturan yang ditetapkan oleh BI dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah,
dengan pembatasan transaksi maupun posisi valuta asing bank, dipercaya telah
memberikan kontribusi yang berarti bagi kestabilan usaha bank dari perubahan
nilai tukar rupiah terhadap USD.
4.2. Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga dan Perubahan
Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham Bank
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan MS Excel 2002,
dapat diperoleh tingkat suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap
USD dalam interval 1 bulan selama periode Januari 2001 s/d September 2005
seperti tercantum pada lampiran A.1. Selanjutnya dapat diperoleh pula imbal hasil
(return) IHSG, return Indeks Keuangan dan return saham bank-bank yang dijadikan
obyek penelitian dengan menggunakan data harga saham setiap akhir bulan selama
periode penelitian seperti tercantum pada lampiran A.3.
147
Perkembangan perubahan tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap
USD, IHSG, Indeks Keuangan dan harga saham bank selama jangka waktu penelitian
yang diindeks berdasarkan data bulan Januari 2001 disajikan pada Gambar 4.2.
1000
160
900
140
800
120
600
500
100
400
80
300
Indeks SBI & Kurs
Indeks Saham
700
IHSG
Indeks
Keuangan
BBCA
BBNI
200
60
BNII
100
BNGA
LPBN
n
Se 01
p
D 01
es
0
M 1
ar
0
Ju 2
n
Se 02
p
D 02
es
0
M 2
ar
0
Ju 3
n
Se 03
p
D 03
es
0
M 3
ar
0
Ju 4
n
Se 04
p
D 04
es
0
M 4
ar
0
Ju 5
n
0
Se 5
p
05
SBI
Kurs
Ju
ar
M
rio
01
40
de
0
Pe
BDMN
Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Perubahan Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai
Tukar Rupiah, IHSG, Indeks Keuangan dan Harga Saham Bank
Selama Periode Januari 2001 s/d September 2005
Setelah diketahui hasil perhitungan tingkat suku bunga dan perubahan nilai
tukar rupiah terhadap USD (return kurs) dan return saham
maka dilakukan
penentuan variabel, dimana tingkat suku bunga SBI dan return kurs sebagai variabel
bebas X, sedangkan return saham ditentukan sebagai variabel terikat Y.
148
Terdapat dua variabel bebas (X) dalam penelitian, yaitu:
1. Tingkat Suku Bunga (SBI)
2. Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah:
1. Return IHSG
2. Return Indeks Industri Keuangan
3. Return Saham Bank Central Asia (BBCA)
4. Return Saham Bank Negara Indonesia (BBNI)
5. Return Saham Bank Danamon (BDMN)
6. Return Saham Bank Internasional Indonesia (BNII)
7. Return Saham Bank Niaga (BNGA)
8. Return Saham Bank Lippo (LPBN)
9. Return Saham Panel Bank (gabungan bank yang dijadikan obyek
penelitian)
Selanjutnya perhitungan korelasi, regresi dan uji signifikansi dengan bantuan
software SPSS, dengan metode dan cara yang dijelaskan pada sub bab 4.1 dilakukan
untuk menganalisis pengaruh dan hubungan dari masing-masing variabel X terhadap
masing-masing variabel Y. Hasil perhitungan dan analisis SPSS dapat dilihat pada
Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 di bawah ini.
149
Tabel 4.11. Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Tingkat Suku Bunga
SBI dengan Return Saham Bank Obyek Penelitian.
No.
Variabel
SBI vs
Return
R
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
p-value
(Signifikan)
1
IHSG
0.084
0.007
Y = 0.053 - 0.256X
-0.256
0.533
2
Indeks
Keuangan
0.050
0.003
Y = 0.037 - 0.100X
-0.100
0.711
3
Saham
BBCA
0.116
0.013
Y = 0.007 + 0.310X
0.310
0.391
4
Saham
BBNI
0.099
0.010
Y = - 0.036 + 0.437X
0.437
0.465
5
Saham
BDMN
0.239
0.057
Y = 0.129 – 1.027X
-1.027
0.074
6
Saham
BNII
-0.175
0.031
Y = 0.091 – 0.792X
-0.792
0.194
7
Saham
BNGA
0.013
0.000
Y = 0.014 - 0.067X
-0.067
0.921
8
Saham
LPBN
0.117
0.014
Y = 0.095 - 0.535X
-0.535
0.386
9
Saham
Panel Bank
-0.064
0.004
Y = 0.050 - 0.279X
-0.279
0.235
Kesimpulan
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return IHSG
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Indeks Keuangan
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham BBCA
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham BBNI
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham BDMN
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham BNII
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham BNGA
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham LPBN
Ho tidak ditolak, SBI tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham Panel Bank
Tabel 4.12. Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Perubahan Nilai Tukar
Rupiah terhadap USD dengan Return Saham Bank Obyek Penelitian.
No.
Variabel
Kurs vs
Return
R
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
p-value
(Signifikan)
1
IHSG
0.058
0.003
Y = 0.024 - 0.167X
-0.167
0.668
2
Indeks
Keuangan
0.458
0.210
Y = 0.027 - 0.861X
-0.861
0.000
3
Saham
BBCA
0.362
0.131
Y = 0.045 – 0.918X
-0.918
0.006
4
Saham
BBNI
0.533
0.284
Y = 0.020 - 2.239X
-2.239
0.000
5
Saham
BDMN
0.196
0.038
Y = 0.010 – 0.799X
-0.799
0.144
Kesimpulan
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return IHSG
Ho ditolak, KURS berpengaruh
secara signifikan terhadap Return
Indeks Keuangan
Ho ditolak, KURS berpengaruh
secara signifikan terhadap Return
Saham BBCA
Ho ditolak, KURS berpengaruh
secara signifikan terhadap Return
Saham BBNI
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham BDMN
150
No.
Variabel
Kurs vs
Return
R
R
Square
Regresi
Koefisien
Regresi
p-value
(Signifikan)
6
Saham
BNII
-0.219
0.048
Y = 0.000 – 0.943X
-0.943
0.101
7
Saham
BNGA
0.263
0.069
Y = 0.009 - 1.250X
-1.250
0.048
8
Saham
LPBN
0.247
0.061
Y = 0.035 - 1.070X
-1.070
0.064
9
Panel Bank
-0.293
0.083
Y = 0.020 - 1.203X
-1.203
0.000
Kesimpulan
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham BNII
Ho ditolak, KURS berpengaruh
secara signifikan terhadap Return
Saham BNGA
Ho tidak ditolak, KURS tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Return Saham LPBN
Ho ditolak, KURS berpengaruh
secara signifikan terhadap Return
Saham Panel Bank
Tabel 4.13. Hasil Uji Validitas Heteroskedastisitas dan autokorelasi
Durbin-Watson untuk Data Tabel 4.12
No.
1
2
3
4
5
Variabel
Return Kurs
vs
Return Indeks
Keuangan
Return Saham
BBCA
Return Saham
BBNI
Return Saham
BNGA
Return Saham
Panel Bank
Uji
Heteroskedistisitas
Uji
Autokorelasi
Durbin
Watson
Tidak
Durbin Watson Critical Point
d
dL
du
4-du
4-dL
Tidak
1.917
1.55
1.62
2.38
2.45
Tidak
Tidak dapat
disimpulkan
2.400
1.55
1.62
2.38
2.45
Tidak
Tidak
1.857
1.55
1.62
2.38
2.45
Tidak
Tidak
1.793
1.55
1.62
2.38
2.45
Tidak
Tidak
2.159
1.65
1.69
2.31
2.35
Setelah dilakukan analisis regresi sederhana secara terpisah antara tingkat
suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap USD untuk masing-masing saham bank,
maka tahap selanjutnya dilakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui secara
bersama-sama pengaruh dari tingkat suku bunga SBI (X1) dan perubahan nilai tukar
rupiah terhadap USD (X2) terhadap return saham bank obyek penelitian. Sebagai
kontrol akan digunakan 2 variabel lain, yaitu IHSG (X3) dan Indeks Keuangan (X4)
untuk mengetahui apakah return saham semata-mata dipengaruhi oleh X1 atau X2
151
ataukah terdapat pengaruh dari variabel kontrol dan seberapa besar pengaruh
tersebut.
Hasil Pengolahan SPSS dan analisisnya dapat dilihat pada Tabel 4.14. berikut ini.
Tabel 4.14. Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Tingkat Suku Bunga
SBI, Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, Return IHSG dan
Return Indeks Keuangan dengan Return saham Bank Obyek
Penelitian.
No
Bank
R
0.847
1
BBCA
2
BBNI
3
BDMN
4
BNII
5
BNGA
R Square
0.718
Adjusted
R Square
0.696
p-value
(Signifikan)
Regresi
0.000
Persamaan Regresi / p-value (Signifikan)
SBI (X1)
KURS (X2)
IHSG (X3)
KEUANGAN
(X4)
Y = -0.037 + 0.437 X1 + 0.148 X2 - 0.039 X3 +
1.187 X4
0.033
0.494
0.584
0.000
signifikan
signifikan
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel X dengan return saham
BBCA. Hubungan yang signifikan adalah X1 dan X4. Model regresi dapat digunakan.
Y = -0.049 + 0.362 X1 – 1.385 X2 + 0.025 X3 +
0.938 X4
0.654
0.428
0.384
0.000
0.446
0.008
0.880
0.002
signifikan
signifikan
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel X dengan return saham
BBNI. Hubungan yang signifikan adalah X2 dan X4. Model regresi dapat digunakan.
Y = 0.091 - 0.936 X1 + 0.145 X2 - 0.206 X3 +
1.259 X4
0.580
0.336
0.285
0.000
0.064
0.786
0.240
0.000
signifikan
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel X dengan return saham
BDMN. Hubungan yang signifikan adalah X4. Model regresi dapat digunakan.
Y = 0.067 – 0.760 X1 – 0.281 X2 - 0.079 X3 0.884 X4
0.442
0.195
0.133
0.021
0.191
0.650
0.695
0.014
signifikan
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel X dengan return saham
BNII. Hubungan yang signifikan adalah X4. Model regresi dapat digunakan.
Y = -0.007 - 0.053 X1 – 0.565 X2 + 0.027 X3 +
0.796 X4
0.390
0.152
0.087
0.067
0.936
0.420
0.907
0.048
signifikan
Ho tidak ditolak, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel X dengan return
saham BNGA. Hanya variabel X4 yang menunjukkan hubungan signifikan. Model Regresi tidak
dapat digunakan
152
No
Bank
R
0.396
6
LPBN
7
PANEL
Bank
R Square
0.156
Adjusted
R Square
0.092
p-value
(Signifikan)
Regresi
0.061
Persamaan Regresi / p-value (Signifikan)
SBI (X1)
KURS (X2)
IHSG (X3)
Y = 0.079 – 0.535 X1 - 0.508 X2 - 0.033 X3 +
0.729 X4
0.370
0.426
0.875
0.047
signifikan
Ho tidak ditolak, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel X dengan return
saham BNGA. Hanya variabel X4 yang menunjukkan hubungan signifikan. Model Regresi tidak
dapat digunakan
Y = 0.024 - 0.248 X1 - 0.408 X2 - 0.051 X3 +
0.965 X4
0.489
0.239
0.230
0.000
0.238
0.070
0.490
0.000
signifikan
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel X dengan return saham
Panel Bank. Hanya variabel X4 yang menunjukkan hubungan signifikan. Model regresi dapat
digunakan.
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Multikoliniearitas, Heteroskedastisitas dan
Autokorelasi Durbin-Watson untuk Data Tabel 4.14.
No.
Variabel SBI dan Return
Kurs, Return IHSG,
Return Indeks
Keuangan terhadap
Uji
Multikolinieritas
Uji
Heteroskedistisitas
1
Return saham BBCA
Tidak
Tidak
2
3
4
Return saham BBNI
Return saham BDMN
Return saham BNIII
Return saham Panel
Bank
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak dapat
disimpulkan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
5
KEUANGAN
(X4)
Uji Autokorelasi
Durbin Watson
Selanjutnya untuk mendapatkan persamaan regresi terbaik yang memiliki
tingkat kepercayaan 95% untuk seluruh koefisien regresi dan memiliki tingkat
determinasi terbaik (Adjusted R Square yang tinggi), maka dilakukan analisis regresi
dengan menggunakan metode stepwise, yang juga berfungsi untuk mengeluarkan
variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan yang kuat (multikolinieritas) satu
sama lainnya. Metode stepwise dilakukan oleh sistem SPSS dengan memasukkan
153
variabel bebas yang mempunyai korelasi paling kuat dengan variabel terikat.
Selanjutnya, setiap kali pemasukan variabel bebas yang lain dilakukan pengujian
untuk tetap memasukkan variabel bebas tersebut atau mengeluarkannya. Sebagai
contoh akan diberikan data hasil proses SPSS untuk regresi berganda dengan tingkat
suku bunga SBI sebagai X1 dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sebagai
X2, variabel kontrol IHSG sebagai X3 dan variabel kontrol Indeks Keuangan sebagai
X4 terhadap Return saham BBCA sebagai Y.
Tabel 4.16 Hasil Keluaran SPSS untuk Regresi Linier Berganda antara Tingkat
Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, Return IHSG,
Return Indeks Keuangan dengan Return Saham Bank Central Asia
(BBCA) Metode Stepwise
Correlations
.116
Return
Kurs
-.362
SBI
.116
1.000
-.120
Return Saham
Pearson
Correlation
N
SBI
Return
IHSG
.256
Indeks
Keuangan
.830
-.084
-.050
Return Kurs
-.362
-.120
1.000
-.058
-.458
Return IHSG
.256
-.084
-.058
1.000
.360
Indeks Keuangan
.830
-.050
-.458
.360
1.000
.
.195
.003
.027
.000
SBI
.195
.
.188
.266
.355
Return Saham
Sig. (1-tailed)
Return
Saham
1.000
Return Kurs
.003
.188
.
.334
.000
Return IHSG
.027
.266
.334
.
.003
Indeks Keuangan
.000
.355
.000
.003
.
Return Saham
57
57
57
57
57
SBI
57
57
57
57
57
Return Kurs
57
57
57
57
57
Return IHSG
57
57
57
57
57
Indeks Keuangan
57
57
57
57
57
154
Variables Entered/Removed(a)
Model
Variables
Entered
Variables
Removed
1
Indeks
Keuangan
.
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <=
.050, Probability-of-F-to-remove >= .100).
2
SBI
.
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <=
.050, Probability-of-F-to-remove >= .100).
Method
a Dependent Variable: Return Saham
Model Summary(c)
Model
1
R
Square
R
.830(a)
.689
Adjusted
R
Square
.684
Change Statistics
Std. Error
of the
Estimate
R Square
Change
F
Change
df1
df2
Sig. F
Change
.0595878
.689
121.979
1
55
.000
2
.845(b)
.714
.704
.0576780
a Predictors: (Constant), Indeks Keuangan
b Predictors: (Constant), Indeks Keuangan, SBI
c Dependent Variable: Return Saham
.025
4.703
1
54
.035
ANOVA(c)
Sum of
Squares
Model
1
2
Df
Mean Square
Regression
.433
1
.433
Residual
.195
55
.004
Total
.628
56
Regression
.449
2
.224
Residual
.180
54
.003
Total
.628
56
a Predictors: (Constant), Indeks Keuangan
b Predictors: (Constant), Indeks Keuangan, SBI
c Dependent Variable: Return Saham
F
Sig.
121.979
.000(a)
67.446
.000(b)
Durbin
Watson
2.392
155
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
Tolerance
.015
.008
Indeks Keuangan
(Constant)
Indeks Keuangan
1.118
-.035
1.129
.101
.024
.098
.830
SBI
.422
a Dependent Variable: Return Saham
.195
2
Sig.
Beta
(Constant)
1
t
VIF
1.778
.081
.000
.156
.000
1.000
1.000
.838
11.044
-1.437
11.505
.997
1.003
.158
2.169
.035
.997
1.003
Excluded Variables(c)
Model
Beta In
t
Sig.
Collinearity Statistics
Partial
Correlation
Tolerance
.158(a)
2.169
.035
Return Kurs
.023(a)
.267
Minimum
Tolerance
.283
.997
1.003
.997
.790
.036
.790
1.265
.790
Return IHSG
-.049(a)
-.607
.546
Return Kurs
.053(b)
.632
.530
2
Return IHSG
-.037(b)
-.475
.637
a Predictors in the Model: (Constant), Indeks Keuangan
b Predictors in the Model: (Constant), Indeks Keuangan, SBI
c Dependent Variable: Return Saham
-.082
.086
-.065
.870
.770
.866
1.149
1.299
1.155
.870
.770
.866
1
SBI
VIF
Collinearity Diagnostics(a)
Model
Dimension
Eigenvalue
Variance Proportions
Condition
Index
(Constant)
Indeks
Keuangan
SBI
1
1.307
1.000
.35
.35
2
1
2
.693
2.102
.847
1.373
1.000
1.576
.65
.02
.01
.65
.05
.94
.02
.01
3
.052
a Dependent Variable: Return Saham
6.378
.97
.01
.97
1
2
Dari hasil analisis SPSS terlihat bahwa pada model 1, X4 (Return Indeks
Keuangan) yang dimasukkan dan selanjutnya pada model 2, X1 (tingkat suku bunga
SBI) dan X4 secara bersama-sama dimasukkan ke dalam persamaan regresi. Akhirnya
156
dihasilkan model regresi yang paling baik (adjusted R Square yang lebih tinggi)
dengan tingkat kepercayaan 95% dari return saham BCA dengan variabel-variabel X
tersebut. Terlihat bahwa ternyata return saham BCA dipengaruhi oleh tingkat suku
bunga dan return Indeks Keuangan.
Hasil proses SPSS dengan menggunakan Stepwise disajikan pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Hasil Keluaran SPSS untuk Regresi linier berganda antara Tingkat Suku
Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, Return IHSG dan Return
Indeks Keuangan dengan Return Saham Bank dengan Menggunakan
Metode Stepwise
No
1
Bank
R
R Square
0.845
0.714
p-value
Persamaan Regresi / p-value (Signifikan)
Adjusted R
(Signifikan)
KEUANGAN
Square
SBI (X1) KURS (X2) IHSG (X3)
Regresi
(X4)
0.704
0.000
BBCA
Y = -0.035 + 0.422 X1 + 1.129 X4
0.035
-
-
0.000
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel SBI dan return indeks keuangan
dengan return saham BBCA. Model regresi dapat digunakan
0.649
2
0.421
0.400
0.000
BBNI
Y = -0.005 - 1.437 X2 + 0.930 X4
-
0.005
-
0.001
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel return kurs dengan return indeks
keuangan dengan return saham BBNI. Model regresi dapat digunakan
0.522
3
0.273
0.260
0.000
BDMN
Y = -0.020 + 1.133 X4
-
-
-
0.000
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel return indeks keuangan dengan
return saham BDMN. Model regresi dapat digunakan
0.406
4
0.165
0.150
0.002
BNII
Y = -0.025 + 0.929 X4
-
-
-
0.002
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel return indeks keuangan dengan
return saham BNII. Model regresi dapat digunakan
0.376
5
0.142
0.126
0.004
BNGA
Y = -0.017 + 0.950 X4
-
-
-
0.004
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara return indeks keuangan dengan return saham
BNGA.
0.368
6
LPBN
0.135
0.120
0.005
Y = 0.011 + 0.848 X4
-
-
-
0.005
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara return indeks keuangan dengan return saham
LPBN.
157
No
7
Bank
R
R Square
0.477
0.228
p-value
Persamaan Regresi / p-value (Signifikan)
Adjusted R
(Signifikan)
KEUANGAN
Square
SBI (X1) KURS (X2) IHSG (X3)
Regresi
(X4)
0.225
0.000
PANEL
Y = - 0.009 + 1.043 X4
-
-
-
0.000
Ho ditolak, terdapat hubungan yang signifikan antara return indeks keuangan dengan return
saham Panel Bank
Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan
Autokorelasi Durbin-Watson untuk Data Tabel 4.17
No.
1
2
3
4
5
6
7
Variabel SBI dan
Return Kurs, Return
IHSG, Return Indeks
Keuangan terhadap
Return saham
BBCA
Return saham BBNI
Return saham
BDMN
Return saham BNII
Return saham
BNGA
Return saham
LPBN
Return saham
Panel Bank
Uji
Multikoliniaritas
Uji
Heteroskedistisitas
Uji Autokorelasi
Durbin Watson
Tidak
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Perbandingan hasil regresi linier sederhana yang menggunakan variabel
tingkat suku bunga SBI dan variabel perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD
dengan return saham bank, dengan hasil regresi linier berganda yang secara bersamasama menggunakan kedua variabel tersebut berturut-turut sebagai X1 dan X2, serta
memasukkan variabel kontrol IHSG sebagai X3 dan variabel indeks
sebagai variabel X4 disajikan pada Tabel 4.19.
keuangan
158
Tabel 4.19.Perbandingan Hubungan secara Terpisah dalam Regresi Sederhana dan
Hubungan secara Bersamaan dalam Regresi Berganda antara Tingkat
Suku Bunga SBI dan Perubahan Nilai Tukar Rupiah/USD dengan
Return Saham Bank
Return
saham
Bank (Y)
Regresi Sederhana
SBI (X)
Kurs (X)
-0.918
(lemah)
-2.239
(kuat)
BBCA
n.s.
BBNI
n.s.
BDMN
n.s.
n.s.
BNII
n.s.
n.s.
BNGA
n.s.
-1.250
(lemah)
LPBN
n.s.
n.s
PANEL
n.s.
-1.203
(lemah)
Regresi Berganda Metode Stepwise
KEUANGAN
Kurs (X2)
IHSG (X3)
SBI (X1)
(X4)
+1.129
0.422
(kuat)
(lemah)
-1.437
+0.930
(kuat)
(kuat)
+1.133
(kuat)
+0.929
(lemah)
+0.950
(lemah)
+0.848
(lemah)
+1.043
(lemah)
n.s. = not significant
Dari Tabel 4.19 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham bank.
2. Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap USD berpengaruh secara negatif dan
signifikan dengan tingkat lemah terhadap kinerja 3 saham bank yang diteliti,
yaitu BBCA, BBNI, BNGA. Sedangkan terhadap return saham bank BDMN,
BNII dan LPBN nilai tukar rupiah terhadap USD tidak terbukti berpengaruh
secara signifikan. Hubungan yang negatif dapat diartikan bahwa harga saham
akan meningkat jika terjadi penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD.
3. Analisis regresi berganda dengan menggunakan variabel kontrol return IHSG dan
return Indeks Keuangan menunjukkan bahwa ternyata return Indeks Keuangan
159
yang lebih dominan. Setelah return IHSG dan return Indeks
Keuangan
dimasukkan sebagai variabel-variabel kontrol X, maka hanya BBNI yang
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perubahan nilai tukar
rupiah terhadap USD dengan return sahamnya. Return saham lain yang terbukti
memiliki hubungan dengan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD pada
regresi linier sederhana, menjadi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD dan digantikan oleh hubungan yang
signifikan dengan return Indeks Keuangan.
4. Hal yang menarik adalah untuk Saham BBCA pada, regresi sederhana terpisah
dengan menggunakan variabel bebas tingkat suku bunga SBI, terlihat bahwa
saham BBCA tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI. Tetapi setelah
dilakukan regresi berganda, tingkat suku bunga SBI memberikan pengaruh yang
signifikan dan berkontribusi pada peningkatan koefisien determinasi. Yang berarti
bahwa tingkat suku bunga bersama-sama dengan indeks keuangan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham BBCA.
Hasil analisis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat suku bunga SBI dengan return saham bertentangan dengan teori yang
secara umum menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara tingkat suku
bunga dengan return saham.
Hal ini mungkin dapat dijelaskan sebagai sebagai
berikut:
•
Sebelum tahun 2001, harga saham telah jatuh pada level yang paling bawah,
sehingga saham-saham telah undervalued, termasuk saham perbankan. Periode
160
data penelitian mulai dari Januari 2001 sampai dengan September 2005
menunjukkan optimisme pasar terhadap kinerja perusahaan-perusahaan publik di
Indonesia, tanpa dipengaruhi secara signifikan oleh gejolak suku bunga.
•
Keberhasilan restrukturisasi/rekapitalisasi bank-bank publik dengan penurunan
tingkat suku bunga SBI dan keberhasilan pengurangan Net Performing Loan
(NPL), telah menyebabkan laba bank-bank meningkat tajam, yang mempengaruhi
optimisme kinerja di masa depan, sehingga return sahamnya pun meningkat.
Hasil analisis yang menyatakan ada hubungan negatif yang signifikan antara
return beberapa saham dengan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sesuai
dengan teori yang menjelaskan bahwa penguatan nilai tukar suatu mata uang akan
memperkuat nilai sahamnya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD, maka investasi pada saham
akan menjadi lebih menguntungkan,
karena bagi investor asing dapat
memperoleh keuntungan tambahan dari penguatan nilai tukar tersebut. Bagi
investor lokal investasi pada saham akan menjadi pilihan yang menguntungkan
daripada investasi pada mata uang asing.
•
Hubungan positif antara harga saham dengan penguatan nilai tukar rupiah
terhadap USD pada suatu waktu tertentu lebih disebabkan karena investasi jangka
pendek asing yang masuk ke bursa saham, sehingga menyebabkan nilai tukar
rupiah menguat.
161
4.3
Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga, Perubahan Nilai
Tukar Rupiah terhadap USD, Rasio Profitabilitas Bank
terhadap Return saham Bank
Pada sub bab ini akan dianalisis mengenai pengaruh dan hubungan antara
tingkat suku bunga SBI, perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD dengan
menggunakan variabel kontrol kinerja IHSG dan kinerja indeks keuangan, rasio
kinerja profitabilitas bank secara bersama-sama terhadap return saham bank. Untuk
maksud tersebut return saham bank, return IHSG dan return indeks keuangan
dijadikan per 3 bulan dengan merata-ratakan return 1 bulan selama 3 bulan sehingga
sebanding dan sesuai dengan data dari rasio kinerja profitabilitas bank. Pengaruh dan
hubungan tersebut di atas dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda,
dimana ditentukan sebagai variabel terikat Y adalah return saham Bank, sedangkan
variabel bebas adalah tingkat suku bunga SBI, perubahan nilai tukar rupiah terhadap
USD, return IHSG, return Indeks Keuangan dan rasio-rasio kinerja profitabilitas
bank.
Terdapat 8 variabel bebas (X), dimana dalam penelitian, yaitu:
1. Tingkat Suku Bunga (SBI) sebagai X1
2. Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD sebagai X2
3. Return IHSG sebagai X3
4. Return Indeks Keuangan sebagai X4
5. Rasio ROE bank sebagai X5
6. Rasio PLL bank sebagai X6
162
7. Rasio NIM bank sebagai X7
8. Rasio BOPO bank sebagai X8
Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah :
1. Return saham Bank Central Asia (BBCA)
2. Return saham Bank Negara Indonesia (BBNI)
3. Return saham Bank Danamon (BDMN)
4. Return saham Bank Internasional Indonesia (BNII)
5. Return saham Bank Niaga (BNGA)
6. Return saham Bank Lippo (LPBN)
7. Return saham Panel Bank (gabungan bank yang dijadikan obyek
penelitian)
Setelah dilakukan penginputan data tersebut pada software SPSS, maka
ringkasan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Tingkat Suku Bunga
SBI, Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, Return IHSG,
Return Indeks Keuangan, Rasio Profitabilitas Bank dengan Return
saham Bank Obyek Penelitian.
No
Bank
1
BBCA
2
BBNI
R
R
Square
0.906
0.822
AdjustPersamaan Regresi / p-Value (Signifikan)
p-value
ment
IHSG KEUANGAN ROE
Regresi SBI (X ) KURS
R
PLL (X6) NIM (X7) BOPO (X8)
1
(X3)
(X4)
(X5)
(X2)
Square
Y= 0.079 + 0.317 X1 - 0.276 X2 - 0.221 X3 + 1.099 X4 + 0.073 X5+ 19.722 X6- 1.040 X70.140 X8
0.679
0.006
0.697
0.634
0.690
0.018
0.924
0.330
0.939
0.711
signifikan
Ho ditolak, Return saham BBCA memiliki hubungan signifikan dengan variabel-variabel terikat. Hanya variabel indeks keuangan
(x4) yang menunjukkan hubungan signifikan. Model Regresi dapat digunakan.
Y= 0.495 + 3.484 X1 + 0.145 X2 + 0.034 X3 + 1.009 X4 – 1.005 X5 + 4.549 X6 – 0.341 X7
– 1.138 X8
0.850
0.722
0.499
0.043
0.058
0.903
0.974
0.209
0.434
0.801
0.988
0.154
Ho ditolak, Return saham BBNI memiliki hubungan signifikan dengan variabel-variabel terikat. Tidak ada variabel yang
menunjukkan hubungan signifikan. Model regresi dapat digunakan.
163
No
Bank
3
BDMN
4
5
6
7
BNII
BNGA
LPBN
PANEL
R
R
Square
0.881
0.776
AdjustPersamaan Regresi / p-Value (Signifikan)
p-value
ment
IHSG KEUANGAN ROE
KURS
Regresi
R
PLL (X6) NIM (X7) BOPO (X8)
SBI (X1)
(X3)
(X4)
(X5)
(X2)
Square
Y= 0.314 – 0.388 X1 + 1.450 X2 – 0.756 X3 + 2.241 X4 – 0.395 X5 + 0.492 X6 – 4.481 X7
- 0.294 X8
0.598
0.017
0.887
0.174
0.407
0.008
0.859
0.940
0.782
0.600
signifikan
Ho ditolak, Return saham BDMN memiliki hubungan signifikan dengan variabel-variabel terikat. Hanya variabel indeks keuangan
(x4) yang menunjukkan hubungan signifikan. Model regresi dapat digunakan
Y= 0.883 – 5.612 X1 + 0.726 X2 – 1.684 X3 + 1.948 X4 – 0.411 X5 - 3.907 X6 - 41.223 X7
+ 0.001 X8
0.892
0.796
0.563
0.062
0.093
0.624
0.0183
0.092
0.049
0.0761
0.060
0.998
signifikan
Ho tidak ditolak, Return saham BBNI tidak memiliki hubungan signifikan dengan variabel-variabel terikat. Hanya variabel ROE
(x5) yang menunjukkan hubungan signifikan. Model Regresi tidak dapat digunakan.
Y= -0.027 - 1.292 X1 + 0.536 X2 + 0.215 X3 + 2.059 X4 + 0.228 X5 - 3.712 X6 - 8.567 X7
+ 0.151 X8
0.777
0.604
0.288
0.167
0.710
0.771
0.861
0.066
0.749
0.792
0.812
0.689
Ho tidak ditolak, Return saham BNGA tidak memiliki hubungan signifikan dengan variabel-variabel terikat. Model Regresi tidak
dapat digunakan.
Y= -0.121 - 0.742 X1 + 1.117 X2 – 1.115 X3 + 1.771 X4 - 0.199 X5 - 13.007 X6 + 27.913
X7 - 0.014 X8
0.781
0.609
0.297
0.160
0.489
0.489
0.351
0.086
0.590
0.143
0.247
0.977
Ho tidak ditolak, Return saham LPBN tidak memiliki hubungan signifikan dengan variabel-variabel terikat. Model regresi tidak
dapat digunakan
Y= 0.100 + 0.247 X1 + 0.247 X2 – 0.084 X3 + 1.467 X4 - 0.165 X5 - 5.751 X6 – 0.493 X7 0.151 X8
0.672
0.451
0.408
0.000
0.345
0.613
0.814
0.000
0.055
0.034
0.902
0.189
signifikan
signifikan
Ho ditolak, Return saham Panel Bank memiliki hubungan signifikan dengan variabel-variabel terikat. . Hanya variabel indeks
keuangan (x4) dan PLL (x6) yang menunjukkan hubungan signifikan. Model Regresi dapat digunakan
Tabel 4.21. Hasil Uji Validitas Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan
Autokorelasi Durbin-Watson untuk Data Tabel 4.20
No.
1
2
3
4
Variabel SBI dan
Return Kurs, Return
IHSG, Return Indeks
Keuangan, ROE, PLL,
NIM dan BOPO
terhadap
Return saham
BBCA
Return saham BBNI
Return saham
BDMN
Return Saham
Panel Bank
Uji
Multikolinieritas
Uji
Heteroskedistisitas
Uji Autokorelasi
Durbin Watson
Multikolinieritas
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
Multikolinieritas
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
Multikolinieritas
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
Multikolinieritas
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
164
Selanjutnya untuk mendapatkan persamaan regresi terbaik yang bebas gejala
multikolinieritas dan memiliki tingkat kepercayaan 95% untuk seluruh koefisien
regresi serta memiliki tingkat determinasi terbaik (Adjusted R Square yang tinggi),
maka dilakukan analisis regresi dengan menggunakan metode stepwise. Hasil dari
analisis regresi dengan menggunakan metode stepwise disajikan pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22.
Hasil Pengolahan dan Analisis Hubungan antara Tingkat Suku Bunga
SBI, Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, Return IHSG,
Return Indeks Keuangan, Rasio Profitabilitas Bank dengan Return
saham Bank Obyek Penelitian dengan Menggunakan Metode
Stepwise.
No
Bank
R
R
Square
Adjust
ment
R
Square
p-value
Regresi
1
BBCA
0.874
0.764
0.735
0.000
2
3
4
5
6
7
BBNI
BDMN
BNII
BNGA
LPBN
PANEL
0.657
0.850
0.778
0.727
0.562
0.644
0.432
0.723
0.605
0.529
0.315
0.414
0.398
0.688
0.544
0.501
0.275
0.409
Persamaan Regresi / p-Value (Signifikan)
SBI
(X1)
KURS
(X2)
IHSG
(X3)
-
-
-
KEUANGAN
(X4)
ROE
(X5)
PLL
(X6)
NIM
(X7)
BOPO (X8)
0.034
-
-
-
-
-
-
0.018
-
-
-
-
-
-
0.012
-
-
-
Y= 0.004 + 1.043 X4 +20.856 X6
0.000
-
Y= -0.021 + 1.408 X4
0.002
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0.002
-
Y= 0.166 + 1.503 X4 - 0.264 X8
0.000
0.000
-
-
Y= 0.007 + 1.040 X4 - 0.209 X5
0.002
0.046
0.025
Y= -0.040 + 1.853 X4
0.000
-
-
-
-
-
-
0.000
-
Y= 0.061 – 12.785 X6
0.012
-
-
Y= -0.015 + 1.395 X4
0.000
-
-
-
0.000
165
Tabel 4.23 Hasil Uji Validitas Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan
Autokorelasi Durbin-Watson untuk Data Tabel 4.22
No.
1
2
3
4
5
6
7
Variabel SBI dan
Return Kurs, Return
IHSG, Return Indeks
Keuangan, ROE, PLL,
NIM dan BOPO
terhadap
Return saham
BBCA
Return saham BBNI
Return saham
BDMN
Return saham BNII
Return saham
BNGA
Return saham
LPBN
Return saham Panel
Bank
Uji
Multikolinieritas
Uji
Heteroskedistisitas
Uji Autokorelasi
Durbin Watson
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak dapat disimpulkan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Hasil dari analisis dengan menggunakan metode stepwise dapat dijelaskan
sebagai berikut:
•
Return saham Bank Central Asia (BBCA) dipengaruhi secara signifikan oleh
return Indeks Keuangan dan rasio PLL, dimana hubungannya adalah positif,
yang berarti kenaikan return Indeks Keuangan dan rasio PLL akan meningkatkan
harga saham BBCA dan sebaliknya.
•
Return saham Bank Negara Indonesia 1946 (BBNI) dipengaruhi secara signifikan
oleh return Indeks
Keuangan, dimana hubungannya adalah positif. Artinya
kenaikan return Indeks Keuangan akan meningkatkan return saham BBNI.
•
Return saham Bank Danamon (BDMN) dipengaruhi secara signifikan oleh return
Indeks Keuangan dan rasio BOPO, dimana hubungan dengan indeks keuangan
166
adalah positif, sedangkan dengan rasio BOPO adalah negatif. Peningkatan rasio
BOPO akan menurunkan return saham Bank Danamon.
•
Return saham Bank Internasional Indonesia (BNII) dipengaruhi secara signifikan
oleh return Indeks Keuangan dan rasio ROE, dimana pengaruh return Indeks
Keuangan adalah positif dan pengaruh rasio ROE adalah negatif.
•
Return saham Bank Niaga (BNGA) dipengaruhi secara signifikan oleh return
Indeks Keuangan. Pengaruh return Indeks Keuangan adalah positif.
•
Return saham Bank Lippo (LPBN) dipengaruhi secara signifikan rasio PLL.
Pengaruh rasio PLL adalah negatif yang dapat diartikan bahwa peningkatan rasio
PLL (biaya cadangan kredit bermasalah)
akan menyebabkan return saham
menurun dan sebaliknya.
•
Secara gabungan, return saham hanya dipengaruhi secara signifikan oleh return
Indeks Keuangan.
Dari hasil penelitian, terlihat bahwa tidak ada faktor yang dominan dan
mutlak mempengaruhi return saham bank-bank yang dijadikan obyek penelitian.
Tingkat suku bunga tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap return
saham bank secara keseluruhan. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD juga
tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham bank. Yang memiliki
pengaruh paling signifikan dan dominan terhadap return saham bank adalah return
Indeks Keuangan. Rasio PLL memberikan pengaruh signifikan untuk return saham
BBCA dan LPBN, dan rasio BOPO memberikan pengaruh signifikan untuk return
saham BDMN.
167
4.4. Ringkasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada sub bab 4.1, 4.2 dan 4.3 disusun ringkasan
hasil penelitian seperti tercantum pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24. Ringkasan Hasil Penelitian
Tujuan
Penelitian
Hipotesis
BBCA
BBNI
BDMN
H011
Tidak ada hubungan
antara tingkat suku
bunga dan rasio
Return on Equity
(ROE).
√
X
√
X
X
X
X
H012
Tidak ada hubungan
antara tingkat suku
bunga dan rasio
Provision for Loan
Losses (PLL).
X
√
X
X
√
X
X
H013
Tidak ada hubungan
antara tingkat suku
bunga dan rasio Net
Interest Margin (NIM)
√
√
√
√
√
√
√
H014
Tidak ada hubungan
antara tingkat suku
bunga dan rasio
Operational
Expenses/Operational
Income (BOPO).
√
√
√
√
√
X
√
H021
Tidak ada hubungan
antara perubahan nilai
tukar rupiah dan rasio
Return on Equity
(ROE).
X
X
X
X
X
X
X
Hubungan antara
tingkat suku bunga
dan rasio
Profitabilitas bank
Hubungan antara
perubahan nilai
tukar rupiah dan
rasio profitabilitas
bank
Deskripsi
Hipotesis
Penelitian
BNII BNGA LPBN PANEL
168
Tujuan
Penelitian
Pengaruh antara
tingkat suku bunga
dan perubahan nilai
tukar rupiah secara
bersama-sama
terhadap rasio
profitabilitas bank
Hipotesis
Deskripsi
Hipotesis
Penelitian
BBCA
BBNI
BDMN
H022
Tidak ada hubungan
antara perubahan nilai
tukar rupiah dan rasio
Provision for Loan
Losses (PLL).
X
X
X
X
X
X
X
H023
Tidak ada hubungan
antara perubahan nilai
tukar rupiah dan rasio
Net Interest Margin
(NIM)
X
X
X
X
X
X
X
H024
Tidak ada hubungan
antara perubahan nilai
tukar rupiah dan rasio
Operational
Expenses/Operational
Income (BOPO).
X
X
X
X
X
X
X
H031
Tidak ada pengaruh
dari tingkat suku
bunga dan perubahan
nilai tukar rupiah
secara bersama-sama
terhadap rasio Return
on Equity (ROE).
√
X
√
X
X
X
X
H032
Tidak ada pengaruh
dari tingkat suku
bunga dan perubahan
nilai tukar rupiah
secara bersama-sama
terhadap rasio
Provision for Loan
Losses (PLL).
X
√
X
X
√
X
X
H033
Tidak ada pengaruh
dari tingkat suku
bunga dan perubahan
nilai tukar rupiah
secara bersama-sama
terhadap rasio Net
Interest Margin (NIM)
X
√
√
√
√
√
√
BNII BNGA LPBN PANEL
169
Tujuan
Penelitian
Hubungan antara
tingkat suku bunga
dan return saham
bank
Hubungan antara
perubahan nilai
tukar rupiah dan
return saham bank
Pengaruh dari
tingkat suku bunga,
perubahan nilai
tukar rupiah, return
IHSG, dan return
Indeks Keuangan
secara bersamasama terhadap
return saham bank
Pengaruh dari
tingkat suku bunga,
perubahan nilai
tukar rupiah, return
IHSG, return
Indeks Keuangan,
rasio ROE, PLL,
NIM, BOPO secara
bersama-sama
terhadap return
saham bank
Hipotesis
Deskripsi
Hipotesis
Penelitian
BBCA
BBNI
BDMN
H034
Tidak ada pengaruh
dari tingkat suku
bunga dan perubahan
nilai tukar rupiah
secara bersama-sama
terhadap rasio
Operational
Expenses/Operational
Income (BOPO).
√
√
√
√
√
X
√
H04
Tidak ada hubungan
antara tingkat suku
bunga dan Return
Saham
X
X
X
X
X
X
X
H05
Tidak ada hubungan
antara perubahan nilai
tukar rupiah dan
Return Saham
√
√
X
X
√
X
√
H06
Tidak ada pengaruh
dari tingkat suku
bunga, perubahan nilai
tukar rupiah, return
IHSG dan return
Indeks Keuangan
secara bersama-sama
terhadap Return
Saham
√
√
√
√
√
√
√
H07
Tidak ada pengaruh
dari tingkat suku
bunga, perubahan nilai
tukar rupiah, return
IHSG, return Indeks
Keuangan, rasio ROE,
PLL, NIM, BOPO
secara bersama-sama
terhadap Return
Saham
√
√
√
√
√
√
√
Catatan:
√ = memiliki hubungan signifikan
X = tidak memiliki hubungan signifikan
BNII BNGA LPBN PANEL
Download