Ringkasan Khotbah - 18Jan'09 Mazmur 73:1-3 Pdt. Andi Halim, S.Th. Selama dua minggu berturut-turut kita mempelajari satu hal yang penting dalam kehidupan orang Kristen yaitu pengalaman. Hal ini menjadi pendahuluan sebelum kita membahas Mazmur 73. Kita percaya bahwa pengalaman yang ditulis di dalam Alkitab itu bukanlah pengalaman yang sembarangan. Pengalaman yang dituliskan itu berdasarkan pimpinan Roh Kudus sesuai maksud Allah sendiri dan pengalaman yang tertulis ini adalah hal yang bernilai bagi kehidupan setiap kita. Hal ini pun juga termasuk bagian mazmur yang akan kita pelajari saat ini. Sebagai orang percaya, kita harus mempelajari Alkitab karena di dalam Alkitab terdapat banyak pengalaman orang-orang bersama dengan Allah dan itu menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini yang juga mempunyai pengalaman-pengalaman. Pengalaman dari orang-orang di PL dan pengalaman kita sekarang ini terdapat suatu hubungan (berkaitan). Mengapa terdapat kaitan antara pengalaman orang di PL dengan pengalaman kita saat ini ? Jawabannya adalah karena Allah yang mendidik orang-orang di PL dengan Allah yang mendidik kita saat ini adalah Allah yang sama. Maka pasti ada kaitannya dan waktu kita mempelajari pengalaman dari orang-orang baik di Pl maupun PB itu merupakan pengalaman yang berharga dari Allah yang mendidik anak-anak-Nya. Oleh karena itu kita pun harus belajar dari didikan Allah kepada anak-anak-Nya di masa-masa lalu yang menjadi harta yang bernilai bagi kita di masa kini. Bila kita mengabaikannya maka kita akan kehilangan harta yang sangat bernilai ini. Mari kita memperhatikan Mazmur 73 ini. Kita perhatikan di ayat 1 dimana terdapat perbedaan kalimat yang tertulis di Alkitab berbahasa Indonesia dengan kalimat dalam bahasa aslinya, setidaknya bisa dilihat perbedaannya ketika dibandingkan dengan Alkitab berbahasa Inggris. Dalam bacaan Alkitab kita tertulis : “ Sesung guhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya , bagi mereka yang bersih hatinya.” Sedangkan di dalam Alkitab berbahasa Inggris dituliskan : “ Sesungguhnya Allah itu baik bagi Israel , bagi mereka yang bersih hatinya.” Kita tidak tahu alasan maupun sebabnya, mengapa kata ‘ Israel ’ itu diterjemahkan menjadi kalimat ‘mereka yang tulus hatinya’ oleh penerjemah Alkitab Indonesia 1/3 Ringkasan Khotbah - 18Jan'09 . Hal tersebut bukan berarti ada kecerobohan penerjemahan. Sebenarnya ada maksud dari kata ‘ Israel ’ tersebut. Kata ‘ Israel ’ itu mewakili suatu pengertian yaitu orang yang dipilih Allah atau umat yang dipilih oleh Allah dan umat yang dipilih oleh Allah itu seharusnya adalah umat yang sungguh-sungguh tulus hatinya kepada Tuhan. ‘ Israel ’ yang dimaksud pada saat ini ialah Israel secara rohani bukan lagi menunjuk pada bangsa Israel yang sekarang. Allah tidak lagi membedakan Israel secara lahiriah dengan orang yang bukan Israel sejak PB maka yang sekarang ada itu adalah Israel secara rohani. Orang yang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itulah yang disebut dengan Israel yang sejati. Sehingga orang yang seperti itu adalah orang yang hatinya berpaut pada Allah dan hati yang sungguh-sungguh tulus kepada Allah. Itulah kaitannya antara kata ‘ Israel ’ dengan kalimat ‘mereka yang tulus hatinya’. Kesimpulan dari ayat 1 itu adalah bahwa yang terpenting di dalam kehidupan orang percaya yang disimpulkan oleh pemazmur adalah orang yang mengenal siapa Allah itu. Pemazmur memulai mazmurnya ini dari ayat 1 hingga ayat yang terakhir dengan satu pernyataan tentang Allah. Konsep mengenai Allah itu mendahului semua hal yang hendak diungkapkan oleh pemazmur di mazmur 73 ini. Pengenalan terhadap Allah itu sangatlah penting. Jika orang itu mengenal Allah secara keliru maka langkah demi langkah kehidupannya pun dijalani atau ditafsirkan secara keliru. Maka pengenalan akan Allah itu menjadi fondasi/dasar yang penting di dalam kita menjalani hidup. Perhatikan Yoh 17:3 yang berbicara tentang pengenalan Allah sebagai definisi dari hidup kekal. Pengenalan akan Allah seharusnya menjadi suatu kerinduan setiap orang percaya melebihi segala kerinduan yang lain. Contohnya adalah Rasul Paulus seperti yang tertulis dalam Flp 3:10. Pengenalan akan Allah tu tidak akan pernah berhenti karena pengenalan akan Allah itu bukan hanya sekedar konsep yang masuk ke dalam pikiran kita tetapi pengenalan akan Allah itu juga adalah relasi yang hidup. Begitu pula pada Hos 6:6 yang berbicara hal yang sama yaitu pengenalan akan Tuhan itu jauh lebih penting dibandingkan hal-hal lainnya. Kita memperhatikan juga apa yang tertulis dalam Rom 10:1-3 yang berbicara antara giat bagi Allah dikaitkan dengan pengenalan yang benar tentang Allah. Dari beberapa ayat firman Tuhan (dan masih ada banyak lagi) yang berbicara mengenai 2/3 Ringkasan Khotbah - 18Jan'09 pentingnya pengenalan akan Allah maka mengenal Allah itu adlah syarat utama bagi orang percaya dalam menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam kehidupan ini ada begitu banyak versi tentang pengenalan akan Allah. Maka sebagai orang Kristen harus terus diajarkan bagaimana mengenal Allah yang benar dan mengenal Allah menurut Alkitab bukan menurut masing-masing orang, pendeta, atau bahkan teolog. Juga bukan berarti kita tidak boleh belajar dari hamba-hamba Tuhan maupun teolog. Hamba Tuhan maupun teolog yang benar itu dipakai Tuhan untuk mengantar kita akan pengenalan Allah yang benar dan mereka tidak membuat konsep sendiri tentang Allah. Hamba Tuhan yang benar akan membawa jemaat pada pengenalan akan Allah yang dinyatakan oleh Kitab Suci. Kita perlu menguji sesuai prinsip Alkitab mengenai konsep Allah yang dinyatakan oleh hamba-hamba Tuhan karena zaman ini banyak hamba Tuhan yang berbicara tentang Allah yang bukan ataupun tidak sesuai dengan Kitab Suci. Marilah kita masuk kepada pemahaman si pemazmur tentang Allah, apakah arti Allah itu baik bagi Israel, baik bagi yang bersih hatinya ? Apakah pemahaman pemazmur tentang Allah itu bagaikan ‘ban serep’, ‘tong sampah’, atau seperti ‘jin lampu Aladin’ bahkan seperti berhala-berhala yang mati adanya ? Tidak! Pemazmur itu menyatakan tentang Allah secara utuh dan lengkap. Contohnya ada di dalam Mazmur 23:1-4. Pemahaman akan Allah seperti pemazmur dalam mazmur tersebut itu tidak akan bisa diucapkan oleh mereka yang memiliki pengenalan tentang Allah yang dangkal. Maka pengenalan akan Allah itu sangat mempengaruhi pertumbuhan rohani hidup setiap kita sebagai orang percaya. *) Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah 3/3