BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berkomunikasi, dimana komunikasi tidak dapat lepas dari kehidupan kita. Komunikasi sendiri adalah suatu penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang menghasilkan umpan balik. Dari proses itulah komunikasi tengah berlangsung karena terjadi percakapan yang saling bertukar informasi dan makna tentang suatu topik yang dibicarakan. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio” yang berasal dari kata communis yang artinya sama makna. Melalui komunikasi yang dilakukan dimungkinkan dapat diciptakan kesamaan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi semakin banyak. Kesamaan yang diciptakan semakin efektif komunikasi itu. Menurut Wilbur Schram, bila kita berkomunikasi, maka kita berusaha untuk menciptakan persamaan mengenai informasi, ide atau pemikiran, serta sikap kita dengan orang lain. Inti dari komunikasi tersebut adalah membawa komunikasi dan komunikator menuju kesepakatan pesan. Jadi menurut schram,komunikasi diartikan sebagai suatu penyampaian pesan yang diharapkan dapat menumbuhkan terciptanya suatu persamaan mengenai pesan tertentu antara komunikator dan komunikan. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 13 Pengertian komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil membina pengertian, berhasil menyampaikan pesan yang komunikannya memberikan tanggapan yang dikehendaki oleh komunikator. Komunikator efektif bukan hanya berhasil dalam membina pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan, tetapi berhasil merubah tingkah laku komunikan kearah yang dikehendaki oleh komunikator. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses. Proses komunikasi adalah penyampaian pesan, pikiran, atau perasaan oleh seseorang(komunikator) kepada orang lain (komunikan) secara tatap muka atau media-media lain sehingga menimbulkan efek-efek tertentu yang akan timbul dengan hasil pemikirannya.1 Komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Dari definisi tersebut terlihat bahwa untuk dapat terjadi proses komunikasi minimal terdiri dari tiga unsur utama: pengirim pesan, pesan itu sendiri, serta target penerima pesan.2 Setelah melihat dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampai pesan dari komunikator 1 Onong Uchyana Effendy, 2006, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Hal 28 2 Daryanto, 2011, Ilmu Komunikasi, PT.Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, Bandung, Hal 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 14 terhadap komunikan yang mana dari komunikasi tersebut adanya timbal balik yang dikehendaki oleh komunikator dan dapat merubah tingkah laku. 2.1.1. Sifat, Tujuan, Fungsi, dan Unsur Komunikasi Pada dasarnya komunikasi adalah hubungan dua individu atau lebih. Dalam dunia kerja komunikasi merupakan satu hal yang paling penting dan menjadi bagian dari tuntutan prodisiensi (keahlian). Terkadang penyebab rusaknya hubungan antara individu dalam suatu organisasi karena miskomunikasi yang terjadi. Berikut adalah sifat, tujuan, dan unsur komunikasi: Sifat komunikasi Komunikasi tidak dapat dilepaskan dalam keseharian kita. Dalam komunikasi pun terdapat sifat-sifat yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. b. Komunikasi non-verbal http://digilib.mercubuana.ac.id/z 15 Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Contohnya adalah komunikasi gambar (pictorial communication). c. Komunikasi tatap muka Komunikasi tatap muka adalah komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal, baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (menggunakan perantara). Bahkan ketika manusia hendak berhubungan dengan orang lain pun menggunakan komunikasi. d. Komunikasi media Komunikasi media adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan banyak jumlahnya. Salah satu bentuk komunikasi bermedia adalah komunikasi bermedia massa. Tujuan Komunikasi: Tujuan komunikasi sendiri adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn http://digilib.mercubuana.ac.id/z 16 yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya. adapun tujuan-tujuan tersebut, yaitu: a. Mengubah Sikap b. Mengubah Opini/pendapat/pandangan c. Mengubah Perilaku d. Mengubah masyarakat Sedangkan Fungsi komunikasi adalah: a. Menginformasikan b. Mendidik c. Menghibur d. Mempengaruhi Unsur-unsur pokok dalam proses berkomunikasi adalah: a. Source, yaitu sumber untuk menyatakan pesan-pesannya b. Message, yaitu suatu gagasan dan ide berupa pesan informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan). http://digilib.mercubuana.ac.id/z 17 c. Channel, yaitu berupa media, sasaran atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya. d. Effect, yaitu suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut 2.1.2. Manajemen Keselarasan Makna Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidaklah lepas dari kegiatan komunikasi. Orang-orang yang berkomunikasi berdasarkan aturan yang tak kasat mata sehingga dapat mempengaruhi dan membantu kita dalam berkomunikasi, tetapi juga dala menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Konsep inilah yang disebut dengan teori keselarasan makna. Teori manajemen keselarasan makna ini (Coordinated Management Meaning) merupakan sebuah pendekatan komprehensif terhadap interaksi social yang memakai tata cara kompleks dari tindakan dan makna yang selaras dalam komunikasi. W. Barnett Pearce dan Vernon Cronen sebagai pencetus teori keselarasan makna beranggapan bahwa bagaimana individu menetapkan aturan untuk mrenciptakan dan menginterpretasikan makna dan bagaimana aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan, di mana makna secara konstan selalu dikoordinasikan. Dalam teori Manajemen Keselarasan Makna ini terdapat makna dan tindakan. Maksud individu yang melakukan komunikasi berhubungan dengan tindakan indivdu tersebut. Maksud mempengaruhi tindakan dan sebaliknya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 18 Seperti semua teori aturan, CMM beranggapan bahwa individu menginterpretasikan dan bertindak karena adanya aturan. Individu dalam semua situasi social awalnya ingin mengerti apa yang terjadi dan menerapkan aturan tersebut untuk mengetahuinya. Mereka lalu bertindak pada dasar apa yang mereka mengerti, menggunakan aturan tersebut untuk memutuskan tindakan apa yang pantas. 3 Ada 2 tipe aturan dalam CMM yaitu aturan pokok yang pada dasarnya adalah aturan makna, digunakan oleh komunikator untuk menginterpretasikan atau memahami suatu pesan atau keadaan. Lalu aturan tindakan digunakan untuk menentukan bagaimana untuk merespon atau bersikap. Aturan makna dan tindakan selalu memilih dalam sebuah konteks. Konteks ini adalah sebuah bingkai acuan untuk menginterpretasikan sebuah tindakan, dan respon tersebut akan berlainan dari satu konteks ke yang lainnya. Dengan kata lain satu konteks selalu menjadi bagian dari yang lainnya. Pola Dasar Konsep Diri Kisah Tindakan Hubungan Gambar 1: Hierarki Konteks Pada bagan diatas mengilustrasikan sebuah kemungkinan penyusunan kaidah makna dalam hierarki. Banyak konteks yang mugkin dapat terjadi dan 3 Stephen W. Little John, Theories of Human Communication, California: Wadsworth Publishing Company, 1999. Hal 187 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 19 mereka dapat saling menghubungkan satu sama lain dalam banyak cara yang berbeda. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keselarasan makna adalah menjelaskan ketika seseorang melakukan komunikasi interpersonal maka dua orang individu yang terlibat di dalamnya akan membangun realitas sosialnya masing-masing. 2.2. Komunikasi dalam Organisasi Dalam kesehariannya manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi, manusia tidak dapat bertahan hidup jika dia tidak melakukan komunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi terdapat hierarki yang mana hierarki ini memisahkan antara karyawan dan para pemegang otoritas. Disinilah adanya komunikasi yang kaku yang hanya sebatas karyawan dan atasan. Karena sifat komunikasi dalam organisasi cenderung kaku dan adanya batas, maka perlunya tindakan agar terjalinnya komunikasi yang efektif dalam organisasi. Kegiatan komunikasi yangdilakukan dalam organisasi banyak sekali jenisnya, mulai dari menerima telfon, morning briefing dan rapat adalah beberapa bentuk dari komunikasi organisasi. Para karyawan yang terlibat dalam kegiatan komunikasi saling menyampaikan pesan dan memberikan feedback kepada karyawan lainna. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 20 Mereka saling menyampaikan pesan untuk mengetahui maksud satu sama lain. Terdapat banyak jenis penyampaian pesan, baik melalui media seperti surat, telefon, email, dan lain-lain. Segala jenis penyampaian pesan tersebut adalah aktifitas komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh John B. Boben “komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Asumsi dibalik definisi tersebut adalah suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan4 Dari pengertian komunikasi tersebut maka ketika dua individu atau lebih berkumpul, membutuhkan suatu pengaturan atau sistem tersendiri dalam mengatur komunikasi yang terjadi. Karena apabila tidak maka pertukaran gagasan tidak akan menjadi efektif. Antara satu individu dengan individu lainnya akan memiliki gagasan yang berbeda-beda. Onong U. Effendy, MA. Mengutip Everett rogers dan R. Agarwala dalam buku Communications in Organizations “secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Jadi, Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi diantara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis, dan pasti. 4 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007 hal.61 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 21 Komunikasi ini menyediakan alat-alat untuk pengambilan keputusan, melaksanakan keputusan menerima umpan balik dan mengoreksi tujuan serta prosedur organisasi. Apabila komunikasi terhenti maka aktivitas organisasi akan berhenti. Dengan demikian tinggalah kegiatan-kegiatan individu yang tidak terorganisasi. Berbeda dengan Rogers, S. Bernard Rosenblatt, Robert Bonnington, dan Berverd E.Needles, Jr dalam bukunya yang ditulis bersama, berjudul Modern Bussines: A System Approach, mengemukakan bahwa organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.5 Rosenblatt dan rekannya menganggap organisasi sebagai sarana manajemen. Hal ini tidak mengherankan karena yang dibahas mereka itu adalah business, kegiatannya, bukan strukturnya. Pada kenyataannya memang organisasi dan manajemen tidak mungkin dipisahkan. Dari pengertian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa organisasi adalah sarana manajemen yang terstruktur dan mengoordinasikan sumber daya dan sumber bahan dari tugas-tugas dan wewenang agar berjalan dengan harmonis, dan pasti. 2.2.1. Arus Komunikasi Organisasi Secara umum arus komunikasi organisasi terdiri atas arus komunikasi horizontal dan arus komunikasi vertikal. Arus komunikasi horizontal adalah arus http://digilib.mercubuana.ac.id/z 22 komunikasi yang terjadi di bagian-bagian yang memiliki posisi sama atau sederajat dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tujuannya untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau divisi yang memiliki kedudukan sejajar. Sedangkan arus komunikasi vertikal terdiri atas dua jenis yaitu arus komunikasi dari atas kebawah yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegitan dilevel bawah. Arus komunikasi vertikal dari bawah keatas adalah arus pesan yang sampai dari bawahan ke manajemen atas. Namun arus komunikasi horizontal dalam suatu organisasi sering terjadi dibandingkan dengan arus vertikal. Karena komunikasi individual lebih terbuka dan lebih efektif dengan orang-orang dilingkungannya, serta yang mempunyai kedudukan yang sama dibandingkan dengan orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi. Pada umumnya struktur organisasi cenderung untuk mengurangi arus komunikasi horizontal antar individu pada divisi yang berbeda. Pesan yang naik ketingkat pada orang-orang yang mempunya derajat yang mempunyai derajat yang superior akan turun kembali kebawah, yang pada hakikatnya mengikuti suatu komando yang berantai. Arus komunikasi horizontal dalam suatu organisasi lebih banyak daripada arus komunikasi keatas, seperti halnya komunikasi dalam organisasi http://digilib.mercubuana.ac.id/z 23 cenderung mengarus dari atas kebawah. Para individu yang berada diatas lebih sering melakukan komunikasi6 Adanya ketidakpercayaan terhadap rekan-rekan kerja dan adanya persaingan antar sesam dapat menghambat adanya komunikasi horizontal. Perlu adanya komunikasi Horizontal ini adalah agar memudahkan pembagian penugasan kerja dan berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. 2.2.2. Saluran Komunikasi Menurut Downs (dalam Suprapto, 2009;15) saluran-saluran komunikasi formal dan informal dalam suatu organisasi adalah bersifat saling melengkapi dan saling mengisi. Apabila saluran formal dihambat, maka saluran informal akan tumbuh subur. Kedua hubungan komunikasi formal dan informal tersebut memungknkan anggota-anggota suatu organisasi memproses informas, dan kedua macam saluran ini kadang-kadang saling mengisi. Dalam hal pelaksanaan pelatihan karyawan, komunikasi formal terjadi ketika proses pengajuan pelatihan yang diajukan oleh karyawan kepada atasannya. Komunikasi formal tersebut tercatat secara tertulis baik melalui memo maupun melalui email. Sedangkan saluran komunikasi informal terjadi ketika pelatihan karyawan terlaksana, karena dalam kegiatan pelatihan 6 Djoko Purwanto, komunikasi bisnis, Jakarta:Erlangga 2006, hal.40-42 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 24 seringkali peserta terdiri dari banyak jabatan, sehingga saluran komunikasi berlangsung didalamnya.7 2.3. Public Relations Dalam suatu organisasi, public relations mempunyai peran dalam mengkomunikasikan kegiatan supaya kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Komunikasi yang dilakukan oleh public relations dalam suatu kegiatan diharapkan dapat membawa pesan yang inigin disampaikan oleh penyelenggara. 2.3.1. Definisi Public Relations Frank Jefkins mendefinisikan PR sebagai berikut: “Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedala atau keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”8 Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa PR adalah suatu upaya yang terencana dalam rangka untuk mejalin suatu hubungan yang baik. Sehingga terciptanya saling pengertian antara organisasi dan publiknya. 2.3.2. Peranan Public Relations Menurut soemirat, public relations berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga atau perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi. 7 Tomy Suprapto. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, Yogyakarta: Medpress 2009, hal 118 8 Frank Jefkin dan Daniel Yadin,Public Relations, Jakarta: Erlangga hal.10 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 25 Semua itu bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan goodwill (kemauan baik) publiknya sertamemperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk mencuptakan kerjasama berdasarkan hubugnan baik dengan publik)9 Pengertian PR Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik ( goodwill ) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.10 Berdasarkan definisi IPR Tersebut, penulis menyimpulkan bahwa public relations adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan berlangsung terus menerus dalam upaya menjalin dan memelihara saling pengertian agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Peranan PR disini adalah berperan menjadi penghubung hubungan timbal balik antara perusahaan dengan publik internalnya yaitu karyawan. Cutlip, Broom dan Center Mengemukakan peranan PR dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1. Teknisi Komunikasi, PR sebagai jurnalis in residence yang menyediakan layanan teknis komunikasi atau metode of communications in organization (arus komunikasi atasan-bawahan, antar karyawan dalam suatu departemen atau departemen lain, media yang digunakan. 9 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, dasar-dasar public relations cetakan ke 4 bandung: Pt remaja Rosdakarya, 2005, hal.12 10 Frank Jefkin dan Daniel Yadin,Public Relations, Jakarta: Erlangga hal.9 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 26 2. Fasilitator Komunikasi, PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dengan publiknya 3. Expert Presciber, PR yang berpengalaman dan punya kemampuan tinggi, membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian hubungan dengan publiknya. 4. Pemecah Masalah, PR membantu pimpinan, baik sebagai penasehat, hingga mengambil tindakan dalam mengatasi persoalan atau krisis. 2.3.3. Ruang Lingkup Public Relations Ruang lingkup Public Relations Terbagi atas: 1. Membina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh kepatuhan dan dedikasi terhadap organisasi 2. Menumbuhkan semangat kelompok yang sehat dan dinamis 3. Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga atau perusahaan. 4. Mengusahakan tumbuhnya sikap citra (image) publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah-langkah organisasi Dalam paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa ruang lingkup Public Relations adalah untuk membina publik internal maupun eksternal. Mengedukasi para khalayaknya agar terciptanya reputasi yang baik bagi perusahaan. 2.4. Publik Public Relations http://digilib.mercubuana.ac.id/z 27 Humas atau yang dikenal dengan Public Relations (PR) dalam pelaksanaannya memiliki ruang lingkup yang wajib diketahui oleh pada praktisi humas saat ini. Hal tersebut diperlukan agar dalam menjalankan kewajibannya. Karena tidak semua hal menjadi wewenang humas. Tapi, ada pihak lain juga yang terlibat. Jangan sampai ada pihak yang merasa terlangkahi oleh langkah seorang PR. Publik dalam PR biasanya dikategorikan menjadi publik inernal dan eksternal. Publik internal adalah publik yang berada didalam organisasi. Sedangkan publik eksternal adalah publik yang berada diluar lingkungan organisasi. Terdapat 7 macam publik yang dapat dibedakan dalam ruang lingkup masing-masing dan dilihat dari kepentingannya, publik tersebut adalah: 1. Masyarakat sekitar 2. Karyawan perusahaan 3. Media 4. Konsumen dan pemasok 5. Investor 6. Distributor 7. Pemuka pendapat Organisasi dapat bertahan dan melangsungkan kegiatannya karena adanya publik internal maupun eksternal. Sebab jika kedua publik ini tidak ada maka seluruh kegiatan organisasi akan terhenti dan organisasi tersebut tidak dapat bertahan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 2.5. Employee Relations Employee Relations merupakan salah satu aktivitas internal Public Relations, dalam hal ini akan adanya pembahasan lebih mendalam mengenai hubungan dengan publik internal.publik internal memiliki 2 unsur yaitu karyawan dan para pemegang saham. Berdasarkan hal tersebut ma ka ada dua hubungan dalam publik internal yaitu: Employee Relations atau hubungan dengan karyawan Stockholders Relations atau hubungan dengan pemegan saham. Employee Relations merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalin hubungan di perusahaan. Employee Relations bisa dibentuk dengan strategi yang baik. Hubungan internal dapat membawa sejumlah pengaruh penting dalam suatu perusahaan. Hubungan masyarakat internal (employee relations), yaitu publik yang terdiri dari para pekerja (karyawan) menjadi bagian utama dari unit usaha, perusahaan atau instansi itu sendiri.11 Salah satu tugas yang paling signifikan dari hubungan internal adalah berinteraksi dengan karyawan atau tenaga kerja, yang sebagian dari mereka bergabung dalam serikat pekerja.hubungan dengan tenaga kerja adalah hubungan penting yang sangat memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi. Hubungan ini tidak dapat dianggap sepele. 11 Rosady Ruslan, 2005, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo, Jakarta, hal 265-266 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 Saat ini masih banyak perusaan yang mengabaikan karyawan sebagai sasaran kegiatan PR. Perusahaan banyak memfokuskan kegiatan kepada public eksternal, padahal sebaiknya public eksternal maupun internal medapatkan perhatian yang seimbang. 2.5.1. Pengertian Employee Relations Pengertian Employee relations adalah merupakan hubungan yang terjadi didalam lingkungan perusahaan antara pimpinan dengan karyawan, hal tersebut menjadi perhatian utama dalam kegiatan manajemen perusahaan. Dapat diartikan bahwa Employee relations tersebut bukanlah dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses. Landasan bagi hubungan karyawan yang baik adalah kebijaksanaan personalia yang logis mendorong perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik, upah yang memadai, kesempatan untuk memperoleh kemajuan. Landasan bagi hubungan karyawan yang baik adalah kebijaksanaan personalia yang logis yang mendorong perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik,upah yang memadai, kesempatan untuk memperoleh kemajuan penghargaan terhadap prestasi, pengawasan yang baik, kesempatanuntuk mengemukakan pendapat serta keuntungan yang dinginkan kepada karyawannya. 12 12 Frazier Moore, 2004, Humas Mebangun Citra Dengan Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal-346 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 2.5.2. Aktivitas Employee Relations Untuk menciptakan hubungan yang lebih jauh dengan karyawan, perusahaan harus membentuk staff hubungan personalia, industri dan perburuhan untuk merekrut, memilih, menempatkan dan melatih karyawan. Employee relations dari pihak perusahaan terhadap karyawan harus dikelola dengan baik untuk membuat program-program kegiatan yang nantinya bisa memacu semangat kerja karyawan, sehingga produktivitas karyawan meningkat. Menimbulkan suasana kerja yang nyaman antara pimpinan perusahaan dan karyawan. Employee relations merupakan salah satu bentuk kegiatan internal Public Relations yang menitikberatkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan/publik karyawan, yang dalam hal ini mencakup kepada bentuk kegiatan: 2.5.3. Penempatan dan pemindahan karyawan Penerimaan pegawai baru Kenaikan pangkat dan kondite karyawan Pemutusan kerja Pensiun dan jaminan sosial.13 Tujuan Employee Relations Menurut Danandjaja (2011:22) menjabarkan tujuan berdasarkan kegiatan internal realtions mencakup beberapa hal yaitu: 13 Danan Djaja, 2011, Peran Humas Dalam Perusahaan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal-32 http://digilib.mercubuana.ac.id/z humas 31 1. Mengadakan suatu peniaian terhadap tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijakan perusahaan yang sedang dijalankan. 2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijakan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik 3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu kebijakan perusahaan yang besifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktifitas rutin perusahaan,juga menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut. 4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal relations dalam perusahaan tersebut. Untuk menghindari kesalahpahaman antara pimpinan dan publik karyawan melalui tujuan dari kegiatan internal relations ini, maka sebaiknya pihak perusahaan menyelenggarakan kegiatan darma wisata, olahraga, temu muka, aksi sosial, dimana kegiatan ini bertujuan untuk memupuk hubungan yang erat antara pimpinan dan publik karyawan. 2.5.4. Bentuk Kegiatan Employee relations Maksud dan tujuan komunikasi hubungan masyarakat internal yang dilaksanakan oleh public relations melalui program kerja employee relations, antara lain sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 1. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi 2. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi #antara manajemen perusahaan dengan para karyawannya. 3. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah organisasi 4. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginnan-keinginan sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan. Employee relations sendiri sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan humas internal. Hubungan antara sesama pegawai dalam suatu perusahaan atau sesama anggota sebuah organisasi lebih fokus pada aspek-aspek manusiawi. 2.6. Harmonisasi Hubungan Horizontal Harmonisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah upaya mencari keselarasan. Hubungan yang baik adalah dimana interaksi-interaksi sifatnya memuaskan dan sehat bagi mereka yang terlibat interaksi tersebut. Hubungan baik tidak terjadi begitu aja dan juga tidak tumbuh dan terpelihara secara otomatis. Pada kenyataannya seperti yang dikatakan oleh Canary dan Dainton (2002), bahwa kebanyakan orang yang berakal sehat tahu bahwa hubungan memerlukan usaha . para mitra yang berinteraksi perlu menyediakan waktu dan usaha untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/z 33 memelihara hubunga fungsional yang memuaskan. Tanpa usaha semacam itu hubungan cenderung memburuk.14 Didalam sebuah perusahaan tentunya para karyawan perlu menyelaraskan pikiran dan tindakan dengan karyawan lainnya. Sementara itu, harmonisasi tetap harus dibangun demi tercapainya tujuan perusahaan. Komunikasi horizontal yang terjadi dalam karyawan harus dibina dan di kendalikan sebisa mungkin, agar tidak terjadinya miskomunikasi antar para karyawan. Adanya harmonisasi hubungan ini juga tentunya bertujuan untuk mengkoordinasikan penugasan kerja, berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan, untuk memecahkan masalah bersama. 2.6.1. Bentuk Hubungan Hubungan – hubungan kita berbeda mengenai intensitasnya dari yang tidak bersifat pribadi atau impersonal ke yang bersifat pribadi atau personal. (LaFollete, 1996). Untuk istilah impersonal, Miller dan Steinberg (1975) menggunakan istilah non-interpersonal atau non-antar pribadi. Hubungan yang tidak bersifat pribadi atau impersonal relationship ialah dimana seseorang berhubungan dengan orang lain semata-mata karena orang itu dapat mengisi peran atau memenuhi kebutuhan yang segera. Hubungan personal relationship ialah dimana orang mengungkapkan informasi terhadap satu sama lain dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi saut sama lain. 14 . Muhammad Budyatna, Tori Komunikasi Antar Pribadi, kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 34 a. Kenalan Kenalan adalah orang yang kita kenal melalui namanya dan berbicara bila ada keempatan, tetapi interaksi kita dengan mereka terbatas.banyak hubungan dengan kenalan tumbuh atau berkembang pada konteks khusus. Kita menjadi kenal dengan mereka yang tinggal diapartemen yang sama dengan kita, atau rumah disebelah atau diseberang rumah kita, teman sekelas, jamaah dimasjid atau gereja yang sama, atau di perkumpulan yang sama. b. Teman Karena perjalanan waktu, beberapa kenalan bia menjadi teman kita. Teman atau teman-teman adalah mereka dengan siapa kita mengadakan hubungan yang lebih pribadi secara sukarela (Patterson, Bettini, & Nussbaum, 1993) c. Sahabat Kental atau Teman Akrab Sahabat kental atau teman akrab atu closefriends or intimate adalah mereka yang jumlahnya sedikit dengan siapa seseorang secara bersama-sama mempunyai komitmen yang tinggi, saling ketergantungan, kepercayaan, pengungkapan, kesenangan didalam persahabatan . 2.6.2. Hubungan Horizontal Karyawan Ketika komunikasi terjadi antara anggota dari kelompok kerja yang sama, diantara anggota kerja kelompok pada tingkatan yang sama, antar manajer http://digilib.mercubuana.ac.id/z 35 pada tataran yang sama, atau diantara individu-individu yang setara secara horizontal, kita menyebutnya sebagai hubungan horizontal atau hubungan lateral. Hubungan internal-horizontal adalah hubungan yang berlangsung secara mendatar antar staf atau antar karyawan yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setingkat atau se-level. Hubungan ini bersifat informatif antar teman bekerja yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan. Hubungan ini dapat berlangsung secara satu arah atau dua arah. Hubungan satu arah, misalnya A dan B bekerja se-level sebagai karyawan suatu pabrik. A menyampaikan perintah pimpinannya kepada B untuk mengirimkan barang ke luar kota. Di antara A dan B tidak terjadi hubungan instruksi secara timbal balik, karena itu hubungannya disebut hubungan satu arah. Apabila hubungan antar karyawan berlangsung secara timbal balik #maka hubungannya disebut hubungan dua arah. Dalam hubungan horizontal ini terdapat fungsi, yaitu: Memperbaiki koordinasi tugas Upaya pemecahan masalah Saling berbagi informasi Upaya pemecahan konflik Membina hubungan melalui kegiatan bersama. http://digilib.mercubuana.ac.id/z