I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan. Pepatah tersebut tidaklah berlebihan karena kenyataan telah membuktikan bahwa hidup tidak dapat berlangsung tanpa adanya air sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kualitas hidup manusia sangat ditentukan oleh kualitas air. Namun, masalah yang muncul saat ini adalah justru penurunan kualitas air itu sendiri. Bila ditinjau kernbali, penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh pencemaran bahan-bahan kimia, sampah organik dan anorganik serta partikel-partikel yang mengakibatkan kekeruhan. Sungai merupakan salah satu sumber air yang penting bagi manusia karena dipergunakan qmtuk berbagai keperluan seperti air minum, kegiatan domestik rumah tangga, transportasi dan lain-lain. Namun sayangnya, semakin meningkat kebutuhan manusia, maka semakin sering pula terjadi pencemaran sungai. Sungai Brantas atau yang sering disebut Kali Brantas merupakan salah satu sungai yang berperan penting bagi masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur. Keberadaan Kali Brantas diakui sangat vital oleh masyarakat karena merupakan pemasok bahan baku air terbesar untuk PDAM Kota Surabaya dan Malang. Pada zaman kolonial, Kali Brantas juga berfungsi sebagai sarana transportasi kota. Sungai Brantas saat ini merupakan salah satu sungai di Indonesia yang mengalami pencemaran cukup parah, baik Sungai Brantas yang melewati Kota Surabaya maupun yang melewati Kota Malang. Kawasan Sungai Brantas di Kota Malang menunjukkan kemunduran kualitas air akibat limbah domestik mengingat sebagian besar penduduk di pinggiran Sungai Brantas mengandalkan air sungai tersebut untuk surnber kebutuhan airnya disamping adanya penurunan kualitas lingkungan sungai itu sendiri (Pyerwianto, 1998). Selain itu pabrik-pabrik yang berada dekat dengan pinggir sungai turut juga membuang limbahnya ke dalam sungai. Tercatat sedikitnya ada 10 pabrik yang di duga membuang limbahnya ke dalam sungai (Sinar Harapan, 2002). Sungai Brantas yang melewati Kota Malang dan Kabupaten Malang pada kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu saat ini sedang mengalami pencemaran yang ditandai dengan pencemaran Waduk Karangkates (Waduk Sutami) dan Waduk Sengguruh. Pusat Penelitian Sumberdaya Air LIP1 bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta I Malang (2002) melaporkan bahwa Waduk Karangkates telah tercemar akibat p e n g a d dari surnber air yang mengalir ke dalam waduk tersebut. Pencemaran Waduk ini sudah cukup parah sehingga menyebabkan banyak ikan mati dan pingsan (Suara Merdeka, 2004). Waduk Karangkates merupakan waduk andalan terbesar di DAS Brantas Hulu yang membendung sungai-sungai dalam kawasan tersebut seperti Sungai Brantas, Kali Lesti dan Kali Metro. Perkembangan kawasan DAS Brantas Hulu Malang yang cukup pesat sejak tahun 2000 dari segi jumlah penduduk clan industri yang tumbuh di sekitarnya mengakibatkan peningkatan dalam penggunaan air sungai sekaligus peningkatan pencemaran terutama pencemar organik. Sarnpah-sampah organik ini sebagian besar berasal dari kegiatan domestik penduduk dan pembuangan limbah industri di sekitar sungai. Dalam penelitian ini dievaluasi kualitas air sungai yang berada di kawasan DAS Brantas Hulu Malang dengan mengacu pada baku mutu air sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air . Evaluasi kualitas air sungai-sungai pada DAS Brantas Hulu Malang juga dilakukan dengan melihat kaitannya dengan tata guna lahan dan aktivitas yang berlangsung di sekitar sungai, sehingga dapat diidentifikasi faktor-faktor dominan yang m e m p e n g d i kondisi kualitas air di kawasan tersebut. 1.2. Kerangka Pemikiran Kawasan DAS Brantas Hulu Malang saat ini telah mengalami penurunan kualitas lingkungan baik daerah di sepanjang pinggiran sungai maupun air Sungai Brantas sendiri. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat sejauh mana penurunan tersebut, namun perlu dilakukan suatu evaluasi kualitas air, penentuan status mutu air dan melihat sejauh mana pengaruh tata guna lahan di sub DAS Brantas Hulu mempengaruhi kualitas air sungai. Untuk mendukung penelitian ini, maka digunakan beberapa analisis diantaranya adalah analisis kualitas air yang dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi kualitas air pada sungai-sungai yang berada di kawasan DAS Brantas Hulu Malang. Kualitas air sungai dilihat dari 2 (dm) parameter yaitu parameter fisik dan kimia. Selanjutnya analisis status mutu air dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran dari Sungai Brantas dan sungai-sungai lainnya di kawasan DAS Brantas Hulu dengan menggunakan Metoda Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (Kep. Men. LH) No. 115 tahun 2003. Metoda Indeks pencemaran merupakan suatu metoda untuk menentukan status mutu air yang urnum digunakan. Dengan metoda Indeks Pencemaran ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda ini adalah menbandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Indeks ini dinyatakan sebagai Indeks Pencemaran (Pollution Indeks) yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Indeks ini memiliki konsep yang berlainan dengan dengan Indeks Kualitas Air (Water Quality Indeh). Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai. Evaluasi juga dilakukan dengan melihat kemungkinan adanya penurunan kualitas air sungai-sungai di kawasan DAS Brantas Hulu dengan membandingkan data yang diperoleh dalarn penelitian ini dengan data-data kualitas air tahun-tahun sebelurnnya. Diagram alir kerangka pemikiran disajikan dalam Gambar 1. Penduduk Yota Malang dan Kabupaten Malang semakin padat * v Peningkatan beban pencemaran dari limbah domestik Peningkatan beban pencemaran dari berbagai kegiatan di DAS (industri, pertanian dan lain-lain) v v Kualitas air sungai Brantas dan sungai-sungai lain di DAS Brantas Hulu makin menurun ++ Adanya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap air yang berkualitas yang baik I Perlu adanya evaluasi kualitas air sungaisungai di DAS Brantas Hulu berkaitan dengan tata guna lahan dan aktivitas di sekitarnya 1 Sebagai modal untuk pengelolaan DAS Brantas yang dominan ymg mempengaruhi kualitas air sungai di DAS Brantas Hulu c berkesinambungan J Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran. \ 1.3. Perurnusan Masalah Sungai Brantas yang melewati Kota Malang dan Kabupaten Malang termasuk ke dalam kawasan DAS Brantas Hulu. Di kawasan ini terdapat Waduk Karangkates yang merupakan waduk andalan terbesar di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Mengingat besarnya peranan waduk ini terhadap masyarakat, maka perlu adanya perhatian terhadap kualitas airnya. Menurut laporan Pusat Penelitian Sumberdaya Air LIP1 bekerjasarna dengan Perurn Jasa Tirta I Malang (2002), Waduk Karangkates saat ini tengah mengalami pencemaran oleh masuknya sumber nutrisi dan zat organik yang mengendap pada dasar waduk. Pada dasarnya karakteristik kualitas air 'Waduk Karangkates dipengaruhi oleh surnber-swnber air yang mengalir ke &lam waduk tersebut, yaitu Kali Metro, Kali Brantas dan Kali Lesti. Di bagian hulu waduk ini juga terdapat Waduk Senggud4 yang membendung dua sungai yaitu Kali Brantas dan Kali Lesti. Waduk Sengguruh berfimgsi sebagai waduk harian dan airnya dikeluarkan setiap 12jam. Kualitas air Sungai Brantas, Metro, dan Lesti yang mengalir dan bermuara di Waduk Karangkates kemungkinan sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang terdapat di sepanjang sungai. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi kualitas air sungai yang berada pada kawasan DAS Brantas Hulu Malang sehubungan dengan berbagai kegiatan yang berlangsung di sekitarnya. Di samping itu diidentifikasi juga faktor-faktor dominan yang mempengaruhi penurunan kualitas sungai di kawasan tersebut. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi kualitas air dan tingkat pencemaran dari sungai-sungai yang berad~lpada kawasan DAS Brantas Hulu Malang dibandingkan dengan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan baku mutu kualitas air dan dikaitkan dengan tata guna lahan DAS Brantas Hulu serta aktivitas yang berlangsung di sekitarnya. Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kualitas air secara fisik dan kimia dari sungai-sungai yang berada dalam kawasan DAS Brantas Hulu Kota dan Kabupaten Malang sehubungan dengan tata guna lahan dan berbagai aktivitas yang berlangsung di sekitarnya. 2. Untuk menentukan tingkat pencemaran sungai-sungai di kawasan DAS Brantas Hulu Malang. 3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang menyebabkan p e n m a n kualitas air sungai di kawasan DAS Brantas Hulu berkaitan dengan tata guna lahan dan aktivitas di sekitarnya. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai informasi bagi stake holders Sungai Brantas tentang kualitas air di sungai-sungai pada kawasan DAS Brantas Hulu Malang dan faktor dominan apa saja yang menyebabkan penurunan kualitas air sungai di kawasan tersebut. Dengan hasil penelitian diharapkan stake holder yang terlibat dalam pengelolaan DAS Brantas Hulu khususnya dan DAS Brantas urnumnya dapat melakukan langkah konkret untuk perbaikan kualitas sungai sekaligus pengelolaan DAS Brantas secara berkesinambungan.. 1.6. Ruang Lhgkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah evaluasi kualitas air pada sungaisungai di kawasan DAS Brantas Hulu Malang dan sekitarnya diwakili oleh 18 stasiun. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas air sungai dengan menggunakan parameter fisika dan kimia. Selanjutnya hasil pengukuran dibandingkan dengan menggunakan dua acuan yaitu Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur (SK. Gub. Jatim) No. 413 tahun 1987 dan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 200 1. Dari hasil perbandingan tersebut ditentukan status mutu air untuk melihat sejauh mana tingkat pencemaran sungai-sungai di kawasan DAS Brantas Hulu. Penentuan status mutu air dilakukan dengan menggunakan Metoda Indeks Pencemaran berdasarkan Kep. Men LH No. 1 15 tahun 2003. Evaluasi kualitas air dalam penelitian ini juga dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dalam penelitian dengan data-data tahun sebelumnya sehingga dapat dilihat perubahan kualitas air sungai di kawasan DAS Brantas Hulu. Hasil evaluasi kualitas air selanjutnya dikaitkankan dengan tata guna lahan dan aktivitas yang ada di sekitmya.