tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA
MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI
BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO
WONOGIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Dayana Anwar Firdaus
NIM B12 118
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA
MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI
BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO
WONOGIRI
Diajukan Oleh :
Dayana Anwar Firdaus
NIM B12 118
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 27 Agustus 2015
Pembimbing
Riadini Wahyu Utami., S.ST
NIK. 201189094
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA
MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI
BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO
WONOGIRI
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
Dayana Anwar Firdaus
NIM B12 118
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal
Agustus 2015
Penguji I
Penguji II
Retno Wulandari., S.ST
NIK. 200985034
Riadini Wahyu Utami., S.ST
NIK. 201189094
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara
Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto
Wonogiri”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra.Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari,S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta dan Penguji KTI.
3. Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Kurnia Widiawati, Am.keb, selaku Bidan Desa, yang telah bersedia
memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Gemawang
Girimarto Wonogiri.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
iv
Juli 2015
Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2015
Dayana Anwar Firdaus
B12 118
TINGKAT PENGETAHUAN NIFAS TENTANG CARA MERAWAT
LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI BPM MAHARANI
GEMAWANG GIRIMARTO WONOGIRI
xii + 48 Halaman + 20 Lampiran + 2 Gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari. Hasil studi pendahuluan
yang dilakukan pada tanggal 28 november 2014. Pada 5 ibu nifas di dapatkan data
lahan 3 ibu nifas mengganti pembalut 4 jam sekali dan 2 ibu nifas mengganti
pembalut apabila penuh, dan 5 ibu nifas tersebut tidak membersihkan genetalia
dari arah depan ke belakang.
Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka
pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri.
Metode Penelitian : Jenis penelitan diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitan di
BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri, lama penelitian 1 bulan. Jumlah
sampel sebanyak 30 ibu nifas dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh,
alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data
adalan analisis univariat dengan program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada
daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri. Di dapatkan
hasil ibu berpengetahuan baik 3 responden (10 %), pengetahuan cukup sebanyak
22 responden (73,3% ), pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,67 %).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri sebagian
besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (73,3 %).
Kata Kunci
: Pengetahuan, ibu nifas, cara merawat luka
Kepustakaan : 14 literatur (Tahun 2006 s/d 2014)
v
MOTTO
1. “lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten, dan sukse akan
datang dengan sendirinya”
2. “Semangat sebetulnya adalah kepingan-kepingan bara kemauan yang kita
sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah
masuknya kemalasan dan penundaan”
PERSEMBAHAN
v Alah SWT yang telah memberikan jalan, petunjuk
serta kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ini.
v Ibu dan bapak tercinta, yang selalu mendukungku dari
belakang. Terimakasih atas doa dan perhatiannya
selama ini
v Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, terimakasih atas
bekal dan bimbingan yang diberikan, terimakasih atas
nasihat dan semangatnya selama ini. We Love You.
v kakaku tersayang Alm. Conny Danesia Firdaus dan
adiku tercinta Tesya Anggraeni Firdaus dan Satria
Amin Tho’ad
v Andri Wahyu Prihatin, terimakasih atas dukungan dan
semangatnya selama ini
v Untuk temanku semua angkatan tahun 2012 kelas A,
B, C dan sahabatku (Pipit, Luky, Lina, Titik, Nindya,
Widya dan seluruh kos ijo) yang selalu memberi
canda tawa dan masukkan dalam hidupku.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Dayana Anwar Firdaus
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 04 November 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Banjar Asri, RT03 RW 10, Nglorog, Sragen
Riwayat Pendidikan
1. TK Aisyiyah Gondang
LULUS TAHUN 2000
2. SD N 1 Toyogo
LULUS TAHUN 2006
3. SMP N 2 Sragen
LULUS TAHUN 2009
4. SMA N 2 Sragen
LULUS TAHUN 2012
5. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan
Tahun 2012
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vi
CURICULUM VITAE .................................................................................
vii
DAFTAR ISI ................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................
6
B. Kerangka Teori ......................................................................
27
C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................
29
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............
30
D. Variabel Penelitian .................................................................
31
E. Definisi Operasional ...............................................................
31
F. Instrumen Penelitian ...............................................................
32
viii
G. Teknik Pengumpulan data ......................................................
36
H. Metode Pengolahan dan Analisi Data ....................................
37
I. Etika Penelitian .......................................................................
39
J. Jadwal Penelitian ....................................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................
41
B. Hasil Penelitian .......................................................................
41
C. Pembahasan ............................................................................
43
D. Keterbatasan ...........................................................................
45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................
46
B. Saran .......................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Teori ..............................................................................
30
Gambar 2 Kerangka Konsep ..........................................................................
31
x
DAFTAR TABEL
Tabel
1 Definisi Operasional ...................................................................
34
Tabel
2 Kisi-Kisi Kuesioner ....................................................................
36
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Concent)
Lampiran 10. Kuisioner Uji Coba Validitas
Lampiran 11. Pedoman Penskoran Kuesioner Uji Coba Penelitian
Lampiran 12. Kuesioner Penelitian
Lampiran 13. Pedoman Penskoran Kuesioner Uji Penelitian
Lampiran 14. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 15. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 16. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 18. Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 20. Lembar Konsultasi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mununjukan angka
kematian ibu (AKI) masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2013. Sebagian besar penyebab kematian ibu adalah perdarahan (42%),
eklamsia (13%), komplikasi aborsi (11%), infeksi post partum (10%) dan
penyebab tidak langsung (15%) (Depkes RI, 2013). Sementara AKI di
Wonogiri tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yaitu
93,3/100.000 KH menjadi 159,89/100.000 KH (Wonogiri, 2013).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan
serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali
dalam keadaan kendor. Perubahan pada perineum pasca persalinan terjadi
pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi
secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu
(Nugroho, 2014).
Kebersihan luka pada perineum harus selalu diperhatikan karena
selain mengalami luka pasca persalinan, vagina juga mngeluarkan darah
1
2
sehingga daerah vital tersebut harus selalu diperhatikan kebersihan dan
kelembapannya. Jika alat genetalia tidak bersih maka mudah sekali kuman
masuk dan terjadi infeksi (Marmi, 2011).
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan.
Infeksi masa nifas masih merupakan sebagian besar penyebab AKI. Infeksi
alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Gejala umum infeksi dapat
dilihat dari temperatur atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise. Ibu
beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas pelepasan
plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum,
dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi
(Marmi, 2011).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPM
Maharani pada tanggal 28 November 2014. Pada 5 ibu nifas di dapatkan data
lahan 3 ibu nifas mengganti pembalut 4 jam sekali dan 2 ibu nifas mengganti
pembalut apabila penuh, dan 5 ibu nifas tersebut tidak membersihkan
genetalia dari depan ke belakang. Dan kejadian infeksi nifas pada luka
perineum di BPM Maharani sebanyak 4 ibu nifas pada bulan oktober 2014
disebabkan karena tidak menjalankan apa yang dianjurkan oleh bidan.
Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat
Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto
Wonogiri”.
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang
Girimarto Wonogiri?”.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka
Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto
Wonogiri
2.
Tujuan khusus
a.
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat
Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat
pengetahuan baik.
b.
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat
Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat
pengetahuan cukup.
c.
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat
Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat
pengetahuan kurang.
4
d.
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat
Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani dengan faktor
penghambat dan pendukung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Ilmu Pengetahuan
Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya tentang perawatan luka pada genetalia.
2.
Diri Sendiri
Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah
wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian
khususnya tentang cara merawat luka pada alat genetalia.
3.
Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan
penelitian selanjutnya khususnya tentang cara merawat luka pada daerah
genetalia.
4.
BPM
Untuk meningkat pelayanan cara merawat luka pada genetalia dengan
memberikan pendidikan kesehatan pada ibu post partum di BPM agar
tidak terjadi infeksi masa nifas.
5
E. Keaslian penelitian
Penelitian ini yang serupa pernah dilakukan oleh :
Handayani (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum di RSUD Surakarta”. Metode yang
digunakan deskriptif kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan sampel
jenuh, pengumpulan data primer dan sekunder, populasi dan sampel ibu post
partum, jenis variabel tunggal. Hasil yang terbanyak adalah responden yang
berpengetahuan cukup, yaitu 23 responden (76,7%).
Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian dan
jumlah responden. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada
jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1.
Pengetahuan
a.
Definisi Pengetahuan
Pengertian merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui pasca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo dari Wawan, 2011).
b.
Tingkat pengetahuan
Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif
yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2) Mamahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
6
7
dapat menginterprestasikan tentang objek yang diketahui
tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
suatu materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tatapi masih
di dalam suatu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis
adalah
kamampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian –bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek
(Notoatmodjo dari Wawan, 2011).
c.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara
lain :
8
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi.
2) Informasi atau media massa
Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediet impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai
bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah
dan lain–lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
opini dan kepercayaan orang. Dalam pencampaiannya informasi
sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan –
pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang–orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
9
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan
berpengaruh
terhadap
proses
masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperolaeh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lau.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2012).
d.
Cara pengukuran pengetahuan
Digunakan perhitungan sebagai berikut :
1) Baik
: bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +
1 SD
2) Cukup
: bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
10
3) Kurang
: bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean –
1 SD (Riwidikdo, 2013).
2.
Nifas
a.
Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Wanita yang melalui periode puerperium di sebut peurpura.
Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan
pada keadaan yang normal. Batasan waktu nifas yang paling singkat
(minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu
yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan
maksimumnya adalah 40 hari (Ambarwati, 2010).
b.
Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap :
1) Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari
2) Puerperium intermedial
Kepuliahn menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8
minggu.
11
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan
(Ambarwati, 2010).
c.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Beberapa perubahan fisiologis masa nifas, antara lain :
1) Perubahan sistem reproduksi
a) Involusio
Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus
(Ambarwati, 2010).
b) Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lokhea berbau amis atau anyir. Lokhea yang berbau tidak
sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai
perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi
(Ambarwati, 2010).
Menurut Ambarwati (2010), lokhea dibedakan menjadi 3
jenis berdasarkan warna dan waktunya :
12
(1) Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke 4
masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah
karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,
dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan
meconium.
(2) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecolakatan dan berlendir,
serta berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post
partum.
(3) Lokhea serosa
Lokhea
in
berwarna
kuning
kecoklatan
karena
mengandung serum, leukosit dan robekan atau laserasi
plasenta. Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post
partum.
(4) Lokhea alba/putih
Lokhea ini mengandung leukosit, del desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang
mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung Selama 2-6
minggu.
c) Serviks
Perubahan pada serviks yang terjadi ialah bentuk servis
yang menganga seperi corong, segera setelah bayi lahir.
13
Muara serviks yang berdilatasi 10 cm sewaktu persalinan
akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi
lahir, tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim. Setelah 2
jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke 6 post
partum, serviks sudah menutup kembali (Sulistyawati,
2009).
d) Vulva dan vagina
vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses persalinan dan akan
kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu post artum
(Ambarwati, 2010).
e) Perineum
Segera setelah melahirkan, Perineum menjadi kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang
bergerak maju (Su;istyawati, 2009).
f)
Ovarium
selama kehamilan ovarium tenang atau beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak
terjadi ovulasi dan tidak terjadi siklus hormonal menstruasi
(Marmi, 2011).
g) Ligamen
Ligament-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah jalan lahir,
14
berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala
(Marmi, 2011).
2) Perubahan sistem pencernaan
Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal
in disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan
mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,
kurangngnya asupan cairan dan makanan
3) Perubahan sistem perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit
untk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan
penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan
edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami
kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan berlangsung.
3.
Infeksi nifas
a.
Pengertian
Infeksi nifas adalah infeksi jalan lahir pasca persalinan,
biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Infeksi nifas yaitu
infeksi bakteri pada dan melalui traktus genetalia yang terjadi
sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 380C atau lebih
selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan
mengecualikan 24 jam pertama (Fauziyah, 2012).
15
Infeksi luka ada perineum, termasuk luka insisi episiotomi
dan laserasi yang dijahit, biasanya disebabkan oleh keadaan yang
kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik
(Fauziyah, 2012).
Infeksi pada luka episiotomi merupakan infeksi masa nifas
yang paling sering ditemukan pada daerah genetalia eksterna. Tepi
luka tampak merah dan membengkak. Jahitan sering putus pada
jaringan yang membengkak, sehingga luka yang mengalami nekrosis
tersebut terbuka lebar dengan mengalirkan eksudat serous,
serosanguineus (tersususn atas serum dan darah ) atau bahkan
purulen (nanah) (Fauziyah, 2012).
Laserasi vagina sering terjadi, khususnya setelah persalinan
dengan tindakan yang menimbulkan trauma, dan luka laserasi ini
bisa mengalami infeksi langsung atau melalui perluasan peradangan
perineum. Mukosa tampak edema serta hyperemia, dan kemudian
mengalami nekrosis serta terkelupas. Perluasan infeksi parametrium
dappat mengakibatkan limfangitis (Fauziyah, 2012).
b.
Penyebab dan cara terjadi infeksi nifas
1) Penyebab terjadi infeksi nifas yaitu :
Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah
streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak pathogen sebagai
penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering
menyebabkan infeksi antara lain :
16
a) Streptococcus haemoliticus
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat.
Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain,
alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi
tenggorokan orang lain).
b) Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak di
temukan sebagai penyebab infesi di rumah sakit dan dalam
tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman
ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun
kadang-kadang menjadi penyebab infeksi umum.
c) Escherichia coli
Sering
berasal
dari
kandung
kemih
dan
rectum,
menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan
endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari
infeksi traktus uranius.
d) Clostridium welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi
sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada
abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari
luar rumah sakit (Nugroho, 2014).
17
2) Cara terjadinya infeksi nifas
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
a) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung
tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa
bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.
Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat
yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya
bebas dari kuman-kuman.
b) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat karena
kontaminasi bakteri berasal dari hidung atau tenggorokan
dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu,
hidung dan mulut petugas harus ditutup dengan masker dan
penderita saluran pernafasan dilarang memasuki kamar
bersalin.
c) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman pathogen,
berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis
infeksi. Kuman-kuman dibawa oleh aliran udara kemanamana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama dan yang
digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau
pada waktu nifas.
d) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi
penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban
(Nugroho, 2014).
18
c.
Pengobatan
Luka perineum yang terinfeksi, seperti halnya luka bedah yang
terinfeksi lainnya, harus diatasi dengan pemasangan drainase.
Jahitan harus dilepas dan luka yang terinfeksi itu dilepas. Kegagalan
dalam tindakan ini bukan saja menyebabkan perluasan infeksi ke
dalam jaringan ikat parasevikal dan paravaginal, tetapi juga
menyebabkan hasil akhir anatomi yang jelek (Fauziyah, 2012).
4.
Perawatan Perineum
a.
Pengertian
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (biologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai
dengan sehat. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang
dibatasi oelh vulva dan anus. Post partum adalah selang waktu antara
kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti
pada waktu sebelum hamil. Perawatan perineum adalah pemenuhan
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi oleh
vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta
sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu
sebelum hamil (Nugroho, 2014).
b.
Tujuan perawatan perineum
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi
sehubungan dengan penyembuhan jaringan (Nugroho, 2014).
19
Menurut Nugroho (2014), bidan berperan menjelaskan pada ibu dan
suaminya tentang perawatan perineum selama masa nifas :
1) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca post
partum karena resiko infeksi.
2) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa
hingga menjadi lochea alba.
3) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah
yang berlebihan serta pembalut yang terpenuhi darah banyak.
4) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau
defekasi dan setelah mandi pancuran atau rendam.
5) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan
menggunakan sarung tangan atau bungkus es untuk mencegah
edema.
6) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang di isi air
hangat.
7) Ajari pentingnya membersihkan perineum dari arah depan
kearah belakang untuk mencegah kontaminasi.
8) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area
haemoroid.
9) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara
adekuat.
10) Identifikasi gejala ISK. jelaskan pentingnya asupan cairan
adekuat setiap hari.
20
c.
Bentuk luka perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam, yaitu :
1) Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh
rusaknya secara alamiah karena proses desakan janin atau bahu
pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak
teratur sehingga jaringan yang sobek sulit dilakukan penjahitan.
2) Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk
memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum
keluarnya kepala bayi (Nugroho, 2014).
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan
vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini
dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh
kepala janin. Harus dilakukan infiltrasi perineum dengan
anestesi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestesi
episiotomi. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau
mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena
tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah
lebih mudah diperbaiki (Nugroho, 2014).
21
d.
Lingkup perawatan perineum
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi
organ-organ
reproduksi
yang
disebabkan
oleh
masuknya
mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat
dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea
(pembalut) (Nugroho, 2014).
Menurut Nugroho (2014), lingkup perawatan luka perineum antara
lain :
1) Mencegah kontaminasi dari rectum
2) Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena
kontaminasi
3) Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumbu bakteri dan bau.
e.
Waktu perawatan
Menurut Nugroho (2014), waktu perawatan perineum adalah :
1) Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada
cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka
dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum
ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2) Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi
air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
22
bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
3) Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi
bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka
diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.
Waktu perawatan perineum, yaitu :
a) Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil
perineum dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan
dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya
ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan lepas,
juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau
dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai
setelah buang air kecil atau buang air besar.
b) Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga
tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti
pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi
oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti
paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah,
warna dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat
diketahui secara dini. Sarankan ibu untk mencuci tangan
23
dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai luka episiotomi
atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka (Nugroho, 2014).
f.
Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak
mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi
dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur adalah sebagai
berikut :
1) Mencuci tangan
2) Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat
3) Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah
mengarah ke rektum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam
kantung plastik
4) Berkemih dan BAB ke toilet
5) Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
6) Keringkan perineum dengan menggunaakan tisu dari depan ke
belakang
7) Pasang pembalut dari depan ke belakang
8) Cuci tangan kembali
24
g.
Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum
1) Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi
terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena
penggantian jaringan sangat membutuhkan protein
2) Obat-obatan
a) Steroid
Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu
respon inflamasi normal.
b) Antikoagulan
Dapat menyebabkan hemoragi.
c) Antibiotic spectrum luas / spesifik
Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk
patologi spesifik atau kontaminasi bakteri, jika diberikan
setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi
intravascular.
3) Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya
dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang
mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat
dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat.
Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
25
4) Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana
dalam
perawatan
perineum
akan
sangat
mempengaruhi
penyembuhan perineum. Misalnya kemampuan ibu dalam
menyediakan antiseptik
5) Budaya dan keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan
perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam
akan mempengaruhi penyembuhan luka (Nugroho, 2014).
h.
Dampak dari perawatan luka perineum
Perawatan
perineum
yang
dilakukan
dengan
baik
dapat
menghindarkan hal berikut :
1) Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat
menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan
timbulnya infeksi pada perineum.
2) Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran
kandung kemih ataupun pada jalan lahir yag dapat berakibat
pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun
infeksi pada jalan lahir.
26
3) Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan
terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi
fisik ibu post partum masih lemah (Nugroho, 2014).
27
B. Kerangka Konsep
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1 Pendidikan
2 Informasi / media
massa
3 Sosial budaya dan
ekonomi
4 Lingkungan
5 Pengalaman
6 Usia
Tingkap pengetahuan Ibu
Nifas
Tentang
Cara
Merawat
Luka
Pada
Daerah Genetalia
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Indikator : Perawatan
Luka
pada
Daerah
Genetalia :
Pengertian
1 Tujuan
perawatan
perineum
2 Lingkup perawatan
perineum
3 Waktu perawatan
4 Penatalaksanaan
5 Faktor
yang
mempengaruhi
perawatan perineum
dari
6 Dampak
perawatan
luka
perineum
28
C. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1 Umur
2 Pekerjaan
3 Pendidikan
Baik
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Cara
Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1 Informasi / media massa
2 Sosial budaya dan ekonomi
3 Lingkungan
4 Pengalaman
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber : Notoadmodjo dari Wawan (2011)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu metode penelitian yang
bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang
terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain
(Hidayat, 2007).
Deskriptif
kuantitatif
apabila dalam mendiskripsikan, peneliti
menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa presentase dan
ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan
dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini dilakukan di BPM Maharani
Gemawang Girimarto Wonogiri.
Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan
(Notoatmodjo,
2012).
Waktu
penelitian
Mei 2015.
29
ini
dilakukan
pada
bulan
30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu
nifas di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri pada bulan Mei
2015 dengan rata-rata per bulan 30 0rang.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013).
Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2010). Sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berkunjung
di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri yang berjumlah 30
orang.
3.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah accidental
31
yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan
ada atau dijumpai (Hidayat, 2007).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel
tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah
genetalia.
E. Definisi Operasional
Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diambil, memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
obyek atau fenomena (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Definisi
Skala
No
Variabel
Alat ukur
Hasil ukur
Operasional
ukur
1
Pengetahuan Kemampuan
Kuesioner Ordinal a. Baik : bila
nilai
ibu
nifas atau
responden (x)
tentang cara pengetahuan ibu
merawat
nifas
untuk
˃ mean + 1
luka pada menjawab
SD
perineum
pernyataan
b. Cukup : bila
daerah
tentang
cara
nilai mean – 1
genetalia
merawat
luka
SD ≤ x ≤ mean
perineum daerah
+ 1 SD
genetalia antara
c. Kurang : bila
lain : pengertian,
nilai
cara
merawat
responden (x)
luka, manfaat
< mean – 1 SD
32
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Intrumen penelitian yang akan
digunakan berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner
dengan beberapa pernyataan (Hidayat, 2007).
Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup
(closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban
responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Menurut Hidayat (2007),
kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah
ada.
Dalam penelitian ini ada 2 pernyataan yaitu favorable (pernyataan
positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable
(pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan
jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan unfavorable
(pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan
jawaban salah diberi nilai 1.
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan
kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini :
33
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner uji coba instrumen Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia
Variabel
Indikator
Tingkat
pengetahuan
ibu
nifas
tentang cara
merawat luka
perineum
pada daerah
genetalia
1. Pengertian
2. Tujuan perawatan
perineum
3. Bentuk
luka
perineum
4. Lingkup
perawatan
perineum
5. Waktu perawatan
6. Penatalaksanaan
7. Faktor
yang
mempengaruhi
perawatan
perineum
8. Dampak
dari
perawatan luka
perineum
Jumlah item
Favorable
1, 2, 3
7, 8, 9
Unfavorable
4, 5, 6
10, 11, 12*
Jumlah
Item
6
6
14, 15, 18
13, 16, 17
6
20*, 22*, 24
19, 21, 23
6
26, 28, 30
25, 27, 29
33, 34, 36
39, 40, 41*
6
6
6
31, 32, 35
37, 38, 42
46, 47, 48
43, 44, 45
24
24
6
48
Keterangan :* item yang tidak valid.
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner penelitian Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara
Merawat Luka Pada Daerah Genetalia
Variabel
Indikator
Tingkat
pengetahuan
ibu
nifas
tentang cara
merawat luka
perineum
pada daerah
genetalia
1. Pengertian
2. Tujuan perawatan
perineum
3. Bentuk
luka
perineum
4. Lingkup
perawatan
perineum
5. Waktu perawatan
6. Penatalaksanaan
7. Faktor
yang
mempengaruhi
perawatan
perineum
8. Dampak
dari
perawatan luka
perineum
Jumlah item
1, 2, 3
7, 8, 9
Un
favorable
4, 5, 6
10, 11,
Jumlah
Item
6
5
13, 16, 17
14, 15, 18
6
19, 21, 23
24
4
25, 27, 29
26, 28, 30
6
31, 32, 35
37, 38, 42
33, 34, 36
39, 40,
6
5
43, 44, 45
24
46, 47, 48
20
6
44
Favorable
34
Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan penelitian uji
validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil uji yang berkualitas.
Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri
responden
dari
tempat
dimana
penelitian tersebut
akan
dilakukan
(Notoatmodjo, 2012).
Uji coba instrumen penelitian dilakukan di BPM Sri Purharyani
Wonogiri dengan jumlah responden 30 orang ibu nifas pada bulan April
2015.
1.
Uji validitas
Uji validitas untuk mengetahui alat ukur tersebut valid, valid
artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk
mengukur sebuah variabel yang akan diukur (Riwidikdo, 2013).
Sebelum
instrumen
atau
alat
ukur
digunakan
untuk
mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner
untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut (Riwidikdo,
2013).
Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment
(Hidayat, 2013). Dengan menggunakan perhitungan komputer dengan
SPSS (Riwidikdo, 2013).
35
Keterangan :
N
: Jumlah responden
rxy
: koefisien korelasi product moment
x
: skor pernyataan
y
: skor total
xy
: skor pernyataan dikalikan skor total
instrumen dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,36),
setelah dilakukan uji validitas di BPM Sri Purharyani Gemawang
Girimarto Wonogiri dari 48 soal hasilnya 44 soal dinyatakan valid dan 4
soal dinyatakan tidak valid yaitu nomer 12, 20, 22, 41.
2.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran
harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan
kemantapan. Reliabel dapat diartikan ajeg, artinya alat ukur mempunyai
prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda
mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Banyak rumus uji yang
dapat digunakan dalam uji reliabilitas alat ukur, namun dalam penelitian
ini menggunakan pengujian reliabilitas dengan SPSS (Riwidikdo, 2012).
Rumus Alfa Cronbach:
Keterangan:
ri
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
36
∑Si2 : Jumlah varian butiran
Si2
: Varian total
Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar
dari koefisien pembanding (0,7). Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk
pengetahuan responden didapatkan r Alpha Chronbach sebesar 0,875
karena lebih besar dari rtabel yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner untuk responden terbukti reliabilitasnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan
lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada responden di
BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri, kemudian menjelaskan
tentang cara pengisiannya. Responden akan disuruh mengisi kuesioner
sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data
yang diperoleh terdiri dari :
1.
Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
subyek atau obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data primer akan didapatkan dari
jawaban responden tentang cara merawat luka pada daerah genetalia di
BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri yang didapat dari
pengisian kuesioner oeh responden.
37
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung
dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder pada penelitian
ini yaitu data jumlah ibu nifas di BPM Maharani dari dokumentasi di
BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1.
Metode Pengolahan
Menurut Notoatmodjo (2012), setelah data terkumpul, maka
langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses
pengolahan data ada 4 yaitu :
a.
Penyuntingan (Editing)
Kegiatan ini adalah memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah menjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan dilapangan sehingga apabila terjadi atau tidak sesuai dapat
segera dilengkapi.
b.
Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
38
c.
Memasukkan data (processing)
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing
responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan
ke dalam program atau software.
d.
Pembersihan data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
adaanya
kesalahan-kesalahan
kode,
ketidaklengkapan
dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2.
Analisis Data
Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data akan dilakukan
dengan komputer menggunakan software SPSS. Sedangkan jenis analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisis Univariat. Analisis Univariat adalah menganalisa terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi
dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut
Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan
kurang maka menggunakan parameter :
+ 1 SD
a.
Baik
: bila nilai responden (x) >
b.
Cukup
: bila nilai mean 1 SD ≤x ≤ mean + 1 SD
c.
Kurang : bila nilai responden (x) <
1 SD
Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean dan
Standard Deviation yaitu :
39
a.
Mean
X=
Keterangan :
b.
X
: nilai rata-rata (mean)
Xi
: nilai responden
n
: jumlah responden
Standard Deviation
SD =
Keterangan :
SD
: Simpangan baku (Standart deviation)
xi
: nilai responden
n
: jumlah responden
Sedangkan untuk rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas
berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2013) adalah
sebagai berikut :
Skor presentase =
I.
Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika dalam penelitian ini yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
40
1.
Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Informed
consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan.
2.
Anonimity (Kerahasiaan nama atau identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama responden
pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data tersebut atau hasil penelitian yang
akan disampaikan.
3.
Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti.
J.
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah uraian langkah-langkah kegiatan mulai dari
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan dan penelitian ini terlampir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPM Maharani yang beralamat di desa
Ngampelagung Rt 4 Rw 5 Gemawang Girimarto Wonogiri. BPM Maharani
berdiri pada tahun 1992. BPM Maharani terdiri dari 1 bidan dan 2 Asisten
bidan. Fasilitas yang ada di BPM Maharani selain melayani pemeriksaan
hamil dan persalinan juga melayani baby spa dan salon setelah melahirkan.
B. Hasil Penelitian
1.
Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 3, yaitu :
a.
Umur
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No. Kategori umur
Jumlah
Prosentase (%)
(responden)
1.
20-25 tahun
15
50
2.
26-31 tahun
15
50
Total
30
100
Sumber : Data Primer, 2015
b.
Pendidikan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Kategori pendidikan Jumlah
Prosentase (%)
(responden)
1.
SD
4
13,3
2.
SMP
8
26,7
3.
SMA
15
50
4.
Perguruan Tinggi
3
10
Total
30
100
Sumber : Data Primer, 2015
41
42
c.
Pekerjaan
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan.
No. Kategori Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
IRT
Buruh tani
Swasta
Wiraswasta
Total
Sumber : Data Primer, 2015
2.
Jumlah
(responden)
18
5
3
4
30
Prosentase (%)
60
16,7
10
13,3
100
Analisis Data
Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang berkunjung di
BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri dengan jumlah
responden 30 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan progam SPSS versi 17.
Tabel 4.4. Mean dan Standar Deviasi
Variabel
Mean
Tingkat Pengetahuan 25,7
Ibu Nifas Tentang Cara
Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia Di
BPM
Maharani
Gemawang Girimarto
Wonogiri Tahun 2015
Sumber : Data Primer
Standar Deviasi
10,6
Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden :
a.
Baik, bila nilai yang diperoleh :
(x) ˃ mean + 1 SD
(x) > 25,7 + 1 x 10,6
(x) > 36,3
43
b.
Cukup, bila nilai yang diperoleh :
Mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
25,7 – 1 x 10,6 ≤ x ≤ 25,7 + 1 x 10,6
15,1 ≤ x ≤ 36,3
c.
Kurang, bila nilai yang diperoleh :
(x) < mean – 1 SD
(x) < 25,7 – 1 x 10,6
(x) < 15,1
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani
Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015.
No.
1.
2.
3.
Tingkat Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Sumber : Data Primer
Jumlah
3
22
5
30
Prosentase (%)
10
73,33
16,67
100
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara
merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto
Wonogiri berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (10%). Menurut
Notoatmodjo dari Wawan (2011), mengatakan bahwa terdapat faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak
dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah
44
pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang
dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat
pengetahuan rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang
tersebut
terhadap
penerimaan
informasi
dan
nilai-nilai
yang
baru
diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Hasil penelitian menunjukan pengetahuan cukup sebanyak 22
responden (73,33%), dikarenakan responden kurang memahami bahasa
kebidanan yang ada pada kuesioner seperti organ genetik, perineum,
hanscond.
Berdasarkan tingkat pengetahuan kurang pada ibu nifas tentang cara
merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto
Wonogiri yaitu sebanyak 5 responden (16,67%). Hal ini dikarenakan sebagian
besar pendidikan responden SD dan SMP. Hal Itu membuat mereka susah
untuk memahami informasi seperti penyuluhan yang diberikan oleh bidan
setempat.
Hasil penelitian menunjukan karakteristik responden berpendidikan
SMA sebanyak 15 responden (50%). Menurut Notoatmodjo dari Wawan
(2011), Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
45
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dalam penelitian ini
pendidikan merupakan faktor pendorong.
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur sama rata
yaitu umur 20-25 tahun sebanyak 15 responden (50%) dan umur 26-31 tahun
sebanyak 15 respondn (50%). Menurut Notoatmodjo dari Wawan (2011),
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Dalam penelitian ini umur merupakan faktor pendorong.
Berdasarkan
karakteristik
responden
berdasarkan
pekerjaan
kebanyakan responden pekerjaannya adalah IRT sebanyak 18 responden
(60%). Menurut wawan dan Dewi (2010), adapun faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya antara lain faktor pekerjaan yaitu usaha keras yang harus
dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan keluarganya. Dalam
penelitian ini pekerjaan merupakan faktor penghambat.
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa “Tingkat Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM
Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri” dalam kategori cukup. Hal ini
sama dengan hasil yang dilakukan oleh Handayani (2012) bahwa
pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia
berpengetahuan cukup.
46
D. Keterbatasan
1.
Kendala penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner
responden kurang memahami bahasa khususnya bahasa ilmiah dalam
kesehatan yang digunakan dalam kuesioner, sehingga berpengaruh pada
jawaban kuesioner.
2.
Kelemahan/keterbatasan
a.
Penelitian ini hanya mengambil sampel ibu nifas yang secara
kebetulan ada saat periksa di BPM, sehingga tidak dapat mewakili
semua ibu nifas yang ada di desa Gemawang Girimarto Wonogiri.
b.
Pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara
merawat luka pada daerah genetalia ini menggunakan kuesioner
tertutup sehingga responden tidak dapat menjawab dengan leluasa
dan peneliti tidak dapat menggali pengetahuan responden secara
mendalam.
c.
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara
merawat luka pada daerah genetalia.
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk
mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015
maka peneliti mengambil sampel 30 responden, dari hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara
Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang
Girimarto Wonogiri Tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa :
1.
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri
Tahun 2015 dalam kategori baik sebanyak 3 responden (10%).
2.
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri
Tahun 2015 dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (73,33%).
3.
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri
Tahun 2015 dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (16,7%).
47
48
4.
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada
Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri
Tahun 2015. Pada faktor pendorong dalam penelitian ini yaitu
pendidikan dan umur dan factor penghambat dalam penelitian ini yaitu
pekerjaan.
B. Saran
1.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menggembangkan
variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak tentang
pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia.
2.
Institusi
a. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan bacaan atau referensi
bagi peneliti selanjutnya khususnya tentang cara merawat luka pada
daerah genetalia pada masa nifas
b. BPM
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan khususnya tentang cara
merawat luka pada daerah genetalia dengan cara memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu post partum di BPM agar tidak terjadi
infeksi masa nifas.
3.
Responden
Diharapkan menambah informasi tentang cara merawat luka pada daerah
genetalia yang terjadi pada ibu nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, W.D.2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
_________. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Fauziyah. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data>
Jakarta : Salemba Medika.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Nugroho, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : CV. Rihama-Rohima.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI, dan S2. Jakarta :
Nuha Medika.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
c.v andi offset.
Handayani, Rina. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Luka Perineum Yang Benar Di RSUD Surakarta.
Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Download