TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Dayana Anwar Firdaus NIM B12 118 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO WONOGIRI Diajukan Oleh : Dayana Anwar Firdaus NIM B12 118 Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 27 Agustus 2015 Pembimbing Riadini Wahyu Utami., S.ST NIK. 201189094 ii HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO WONOGIRI Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh: Dayana Anwar Firdaus NIM B12 118 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal Agustus 2015 Penguji I Penguji II Retno Wulandari., S.ST NIK. 200985034 Riadini Wahyu Utami., S.ST NIK. 201189094 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui Ka. Prodi D III Kebidanan Retno Wulandari, S.ST NIK. 200985034 iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dra.Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari,S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta dan Penguji KTI. 3. Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Kurnia Widiawati, Am.keb, selaku Bidan Desa, yang telah bersedia memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Gemawang Girimarto Wonogiri. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Penulis iv Juli 2015 Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Mei 2015 Dayana Anwar Firdaus B12 118 TINGKAT PENGETAHUAN NIFAS TENTANG CARA MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO WONOGIRI xii + 48 Halaman + 20 Lampiran + 2 Gambar ABSTRAK Latar Belakang : Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 november 2014. Pada 5 ibu nifas di dapatkan data lahan 3 ibu nifas mengganti pembalut 4 jam sekali dan 2 ibu nifas mengganti pembalut apabila penuh, dan 5 ibu nifas tersebut tidak membersihkan genetalia dari arah depan ke belakang. Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri. Metode Penelitian : Jenis penelitan diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitan di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri, lama penelitian 1 bulan. Jumlah sampel sebanyak 30 ibu nifas dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh, alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalan analisis univariat dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri. Di dapatkan hasil ibu berpengetahuan baik 3 responden (10 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (73,3% ), pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,67 %). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (73,3 %). Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas, cara merawat luka Kepustakaan : 14 literatur (Tahun 2006 s/d 2014) v MOTTO 1. “lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten, dan sukse akan datang dengan sendirinya” 2. “Semangat sebetulnya adalah kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan” PERSEMBAHAN v Alah SWT yang telah memberikan jalan, petunjuk serta kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ini. v Ibu dan bapak tercinta, yang selalu mendukungku dari belakang. Terimakasih atas doa dan perhatiannya selama ini v Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, terimakasih atas bekal dan bimbingan yang diberikan, terimakasih atas nasihat dan semangatnya selama ini. We Love You. v kakaku tersayang Alm. Conny Danesia Firdaus dan adiku tercinta Tesya Anggraeni Firdaus dan Satria Amin Tho’ad v Andri Wahyu Prihatin, terimakasih atas dukungan dan semangatnya selama ini v Untuk temanku semua angkatan tahun 2012 kelas A, B, C dan sahabatku (Pipit, Luky, Lina, Titik, Nindya, Widya dan seluruh kos ijo) yang selalu memberi canda tawa dan masukkan dalam hidupku. vi CURICULUM VITAE Nama : Dayana Anwar Firdaus Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 04 November 1994 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Banjar Asri, RT03 RW 10, Nglorog, Sragen Riwayat Pendidikan 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS TAHUN 2012 5. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2012 vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv ABSTRAK .................................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi CURICULUM VITAE ................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4 E. Keaslian Penelitian ................................................................ 5 TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ....................................................................... 6 B. Kerangka Teori ...................................................................... 27 C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................. 29 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 29 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 30 D. Variabel Penelitian ................................................................. 31 E. Definisi Operasional ............................................................... 31 F. Instrumen Penelitian ............................................................... 32 viii G. Teknik Pengumpulan data ...................................................... 36 H. Metode Pengolahan dan Analisi Data .................................... 37 I. Etika Penelitian ....................................................................... 39 J. Jadwal Penelitian .................................................................... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 41 B. Hasil Penelitian ....................................................................... 41 C. Pembahasan ............................................................................ 43 D. Keterbatasan ........................................................................... 45 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 46 B. Saran ....................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Teori .............................................................................. 30 Gambar 2 Kerangka Konsep .......................................................................... 31 x DAFTAR TABEL Tabel 1 Definisi Operasional ................................................................... 34 Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................... 36 xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Concent) Lampiran 10. Kuisioner Uji Coba Validitas Lampiran 11. Pedoman Penskoran Kuesioner Uji Coba Penelitian Lampiran 12. Kuesioner Penelitian Lampiran 13. Pedoman Penskoran Kuesioner Uji Penelitian Lampiran 14. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 16. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18. Tabel Nilai-nilai r Product Moment Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian Lampiran 20. Lembar Konsultasi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mununjukan angka kematian ibu (AKI) masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Sebagian besar penyebab kematian ibu adalah perdarahan (42%), eklamsia (13%), komplikasi aborsi (11%), infeksi post partum (10%) dan penyebab tidak langsung (15%) (Depkes RI, 2013). Sementara AKI di Wonogiri tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yaitu 93,3/100.000 KH menjadi 159,89/100.000 KH (Wonogiri, 2013). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Perubahan pada perineum pasca persalinan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu (Nugroho, 2014). Kebersihan luka pada perineum harus selalu diperhatikan karena selain mengalami luka pasca persalinan, vagina juga mngeluarkan darah 1 2 sehingga daerah vital tersebut harus selalu diperhatikan kebersihan dan kelembapannya. Jika alat genetalia tidak bersih maka mudah sekali kuman masuk dan terjadi infeksi (Marmi, 2011). Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan sebagian besar penyebab AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperatur atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise. Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi (Marmi, 2011). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPM Maharani pada tanggal 28 November 2014. Pada 5 ibu nifas di dapatkan data lahan 3 ibu nifas mengganti pembalut 4 jam sekali dan 2 ibu nifas mengganti pembalut apabila penuh, dan 5 ibu nifas tersebut tidak membersihkan genetalia dari depan ke belakang. Dan kejadian infeksi nifas pada luka perineum di BPM Maharani sebanyak 4 ibu nifas pada bulan oktober 2014 disebabkan karena tidak menjalankan apa yang dianjurkan oleh bidan. Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri”. 3 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri 2. Tujuan khusus a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat pengetahuan baik. b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat pengetahuan cukup. c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat pengetahuan kurang. 4 d. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani dengan faktor penghambat dan pendukung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu Pengetahuan Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang perawatan luka pada genetalia. 2. Diri Sendiri Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang cara merawat luka pada alat genetalia. 3. Institusi Pendidikan Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya tentang cara merawat luka pada daerah genetalia. 4. BPM Untuk meningkat pelayanan cara merawat luka pada genetalia dengan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu post partum di BPM agar tidak terjadi infeksi masa nifas. 5 E. Keaslian penelitian Penelitian ini yang serupa pernah dilakukan oleh : Handayani (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di RSUD Surakarta”. Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, pengumpulan data primer dan sekunder, populasi dan sampel ibu post partum, jenis variabel tunggal. Hasil yang terbanyak adalah responden yang berpengetahuan cukup, yaitu 23 responden (76,7%). Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian dan jumlah responden. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampel. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengertian merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui pasca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo dari Wawan, 2011). b. Tingkat pengetahuan Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Mamahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut 6 7 dapat menginterprestasikan tentang objek yang diketahui tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tatapi masih di dalam suatu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis adalah kamampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian –bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo dari Wawan, 2011). c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain : 8 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. 2) Informasi atau media massa Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediet impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain–lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam pencampaiannya informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan – pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang–orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk 9 kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperolaeh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lau. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2012). d. Cara pengukuran pengetahuan Digunakan perhitungan sebagai berikut : 1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 10 3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2013). 2. Nifas a. Pengertian Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium di sebut peurpura. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari (Ambarwati, 2010). b. Tahapan Masa Nifas Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap : 1) Puerperium dini Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari 2) Puerperium intermedial Kepuliahn menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu. 11 3) Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Ambarwati, 2010). c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas Beberapa perubahan fisiologis masa nifas, antara lain : 1) Perubahan sistem reproduksi a) Involusio Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2010). b) Lokhea Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau amis atau anyir. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi (Ambarwati, 2010). Menurut Ambarwati (2010), lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktunya : 12 (1) Lokhea rubra/merah Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke 4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan meconium. (2) Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna merah kecolakatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum. (3) Lokhea serosa Lokhea in berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post partum. (4) Lokhea alba/putih Lokhea ini mengandung leukosit, del desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung Selama 2-6 minggu. c) Serviks Perubahan pada serviks yang terjadi ialah bentuk servis yang menganga seperi corong, segera setelah bayi lahir. 13 Muara serviks yang berdilatasi 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke 6 post partum, serviks sudah menutup kembali (Sulistyawati, 2009). d) Vulva dan vagina vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu post artum (Ambarwati, 2010). e) Perineum Segera setelah melahirkan, Perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju (Su;istyawati, 2009). f) Ovarium selama kehamilan ovarium tenang atau beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi dan tidak terjadi siklus hormonal menstruasi (Marmi, 2011). g) Ligamen Ligament-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah jalan lahir, 14 berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala (Marmi, 2011). 2) Perubahan sistem pencernaan Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal in disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangngnya asupan cairan dan makanan 3) Perubahan sistem perkemihan Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung. 3. Infeksi nifas a. Pengertian Infeksi nifas adalah infeksi jalan lahir pasca persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Infeksi nifas yaitu infeksi bakteri pada dan melalui traktus genetalia yang terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 380C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama (Fauziyah, 2012). 15 Infeksi luka ada perineum, termasuk luka insisi episiotomi dan laserasi yang dijahit, biasanya disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik (Fauziyah, 2012). Infeksi pada luka episiotomi merupakan infeksi masa nifas yang paling sering ditemukan pada daerah genetalia eksterna. Tepi luka tampak merah dan membengkak. Jahitan sering putus pada jaringan yang membengkak, sehingga luka yang mengalami nekrosis tersebut terbuka lebar dengan mengalirkan eksudat serous, serosanguineus (tersususn atas serum dan darah ) atau bahkan purulen (nanah) (Fauziyah, 2012). Laserasi vagina sering terjadi, khususnya setelah persalinan dengan tindakan yang menimbulkan trauma, dan luka laserasi ini bisa mengalami infeksi langsung atau melalui perluasan peradangan perineum. Mukosa tampak edema serta hyperemia, dan kemudian mengalami nekrosis serta terkelupas. Perluasan infeksi parametrium dappat mengakibatkan limfangitis (Fauziyah, 2012). b. Penyebab dan cara terjadi infeksi nifas 1) Penyebab terjadi infeksi nifas yaitu : Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak pathogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain : 16 a) Streptococcus haemoliticus Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain). b) Staphylococcus aureus Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak di temukan sebagai penyebab infesi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi penyebab infeksi umum. c) Escherichia coli Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus uranius. d) Clostridium welchii Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit (Nugroho, 2014). 17 2) Cara terjadinya infeksi nifas Infeksi dapat terjadi sebagai berikut : a) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman. b) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat karena kontaminasi bakteri berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas harus ditutup dengan masker dan penderita saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin. c) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman pathogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman dibawa oleh aliran udara kemanamana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas. d) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban (Nugroho, 2014). 18 c. Pengobatan Luka perineum yang terinfeksi, seperti halnya luka bedah yang terinfeksi lainnya, harus diatasi dengan pemasangan drainase. Jahitan harus dilepas dan luka yang terinfeksi itu dilepas. Kegagalan dalam tindakan ini bukan saja menyebabkan perluasan infeksi ke dalam jaringan ikat parasevikal dan paravaginal, tetapi juga menyebabkan hasil akhir anatomi yang jelek (Fauziyah, 2012). 4. Perawatan Perineum a. Pengertian Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oelh vulva dan anus. Post partum adalah selang waktu antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi oleh vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Nugroho, 2014). b. Tujuan perawatan perineum Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan (Nugroho, 2014). 19 Menurut Nugroho (2014), bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang perawatan perineum selama masa nifas : 1) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca post partum karena resiko infeksi. 2) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa hingga menjadi lochea alba. 3) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah yang berlebihan serta pembalut yang terpenuhi darah banyak. 4) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau defekasi dan setelah mandi pancuran atau rendam. 5) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan menggunakan sarung tangan atau bungkus es untuk mencegah edema. 6) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang di isi air hangat. 7) Ajari pentingnya membersihkan perineum dari arah depan kearah belakang untuk mencegah kontaminasi. 8) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area haemoroid. 9) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara adekuat. 10) Identifikasi gejala ISK. jelaskan pentingnya asupan cairan adekuat setiap hari. 20 c. Bentuk luka perineum Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam, yaitu : 1) Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya secara alamiah karena proses desakan janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang sobek sulit dilakukan penjahitan. 2) Episiotomi Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Nugroho, 2014). Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin. Harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestesi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestesi episiotomi. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah lebih mudah diperbaiki (Nugroho, 2014). 21 d. Lingkup perawatan perineum Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Nugroho, 2014). Menurut Nugroho (2014), lingkup perawatan luka perineum antara lain : 1) Mencegah kontaminasi dari rectum 2) Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena kontaminasi 3) Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumbu bakteri dan bau. e. Waktu perawatan Menurut Nugroho (2014), waktu perawatan perineum adalah : 1) Saat mandi Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 2) Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan 22 bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 3) Setelah buang air besar Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan. Waktu perawatan perineum, yaitu : a) Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau buang air besar. b) Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untk mencuci tangan 23 dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka (Nugroho, 2014). f. Penatalaksanaan Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur adalah sebagai berikut : 1) Mencuci tangan 2) Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat 3) Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rektum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik 4) Berkemih dan BAB ke toilet 5) Semprotkan ke seluruh perineum dengan air 6) Keringkan perineum dengan menggunaakan tisu dari depan ke belakang 7) Pasang pembalut dari depan ke belakang 8) Cuci tangan kembali 24 g. Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum 1) Gizi Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein 2) Obat-obatan a) Steroid Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon inflamasi normal. b) Antikoagulan Dapat menyebabkan hemoragi. c) Antibiotic spectrum luas / spesifik Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau kontaminasi bakteri, jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intravascular. 3) Keturunan Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori. 25 4) Sarana prasarana Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum. Misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik 5) Budaya dan keyakinan Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam akan mempengaruhi penyembuhan luka (Nugroho, 2014). h. Dampak dari perawatan luka perineum Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut : 1) Infeksi Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. 2) Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yag dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. 26 3) Kematian ibu post partum Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Nugroho, 2014). 27 B. Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1 Pendidikan 2 Informasi / media massa 3 Sosial budaya dan ekonomi 4 Lingkungan 5 Pengalaman 6 Usia Tingkap pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Gambar 2.1 Kerangka Konsep Indikator : Perawatan Luka pada Daerah Genetalia : Pengertian 1 Tujuan perawatan perineum 2 Lingkup perawatan perineum 3 Waktu perawatan 4 Penatalaksanaan 5 Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum dari 6 Dampak perawatan luka perineum 28 C. Kerangka Teori Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1 Umur 2 Pekerjaan 3 Pendidikan Baik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Cukup Kurang Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1 Informasi / media massa 2 Sosial budaya dan ekonomi 3 Lingkungan 4 Pengalaman Keterangan : = diteliti = tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka Teori Sumber : Notoadmodjo dari Wawan (2011) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain (Hidayat, 2007). Deskriptif kuantitatif apabila dalam mendiskripsikan, peneliti menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa presentase dan ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini dilakukan di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri. Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Waktu penelitian Mei 2015. 29 ini dilakukan pada bulan 30 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri pada bulan Mei 2015 dengan rata-rata per bulan 30 0rang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2010). Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berkunjung di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri yang berjumlah 30 orang. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah accidental 31 yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada atau dijumpai (Hidayat, 2007). D. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia. E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diambil, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2007). Tabel 3.1 Definisi Operasional Definisi Skala No Variabel Alat ukur Hasil ukur Operasional ukur 1 Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Ordinal a. Baik : bila nilai ibu nifas atau responden (x) tentang cara pengetahuan ibu merawat nifas untuk ˃ mean + 1 luka pada menjawab SD perineum pernyataan b. Cukup : bila daerah tentang cara nilai mean – 1 genetalia merawat luka SD ≤ x ≤ mean perineum daerah + 1 SD genetalia antara c. Kurang : bila lain : pengertian, nilai cara merawat responden (x) luka, manfaat < mean – 1 SD 32 F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Intrumen penelitian yang akan digunakan berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pernyataan (Hidayat, 2007). Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Menurut Hidayat (2007), kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. Dalam penelitian ini ada 2 pernyataan yaitu favorable (pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan unfavorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini : 33 Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner uji coba instrumen Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Variabel Indikator Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka perineum pada daerah genetalia 1. Pengertian 2. Tujuan perawatan perineum 3. Bentuk luka perineum 4. Lingkup perawatan perineum 5. Waktu perawatan 6. Penatalaksanaan 7. Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum 8. Dampak dari perawatan luka perineum Jumlah item Favorable 1, 2, 3 7, 8, 9 Unfavorable 4, 5, 6 10, 11, 12* Jumlah Item 6 6 14, 15, 18 13, 16, 17 6 20*, 22*, 24 19, 21, 23 6 26, 28, 30 25, 27, 29 33, 34, 36 39, 40, 41* 6 6 6 31, 32, 35 37, 38, 42 46, 47, 48 43, 44, 45 24 24 6 48 Keterangan :* item yang tidak valid. Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner penelitian Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Variabel Indikator Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka perineum pada daerah genetalia 1. Pengertian 2. Tujuan perawatan perineum 3. Bentuk luka perineum 4. Lingkup perawatan perineum 5. Waktu perawatan 6. Penatalaksanaan 7. Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum 8. Dampak dari perawatan luka perineum Jumlah item 1, 2, 3 7, 8, 9 Un favorable 4, 5, 6 10, 11, Jumlah Item 6 5 13, 16, 17 14, 15, 18 6 19, 21, 23 24 4 25, 27, 29 26, 28, 30 6 31, 32, 35 37, 38, 42 33, 34, 36 39, 40, 6 5 43, 44, 45 24 46, 47, 48 20 6 44 Favorable 34 Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan penelitian uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil uji yang berkualitas. Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana penelitian tersebut akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Uji coba instrumen penelitian dilakukan di BPM Sri Purharyani Wonogiri dengan jumlah responden 30 orang ibu nifas pada bulan April 2015. 1. Uji validitas Uji validitas untuk mengetahui alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur (Riwidikdo, 2013). Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2013). Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment (Hidayat, 2013). Dengan menggunakan perhitungan komputer dengan SPSS (Riwidikdo, 2013). 35 Keterangan : N : Jumlah responden rxy : koefisien korelasi product moment x : skor pernyataan y : skor total xy : skor pernyataan dikalikan skor total instrumen dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,36), setelah dilakukan uji validitas di BPM Sri Purharyani Gemawang Girimarto Wonogiri dari 48 soal hasilnya 44 soal dinyatakan valid dan 4 soal dinyatakan tidak valid yaitu nomer 12, 20, 22, 41. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Reliabel dapat diartikan ajeg, artinya alat ukur mempunyai prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Banyak rumus uji yang dapat digunakan dalam uji reliabilitas alat ukur, namun dalam penelitian ini menggunakan pengujian reliabilitas dengan SPSS (Riwidikdo, 2012). Rumus Alfa Cronbach: Keterangan: ri : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal 36 ∑Si2 : Jumlah varian butiran Si2 : Varian total Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding (0,7). Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk pengetahuan responden didapatkan r Alpha Chronbach sebesar 0,875 karena lebih besar dari rtabel yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk responden terbukti reliabilitasnya. G. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada responden di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden akan disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek atau obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data primer akan didapatkan dari jawaban responden tentang cara merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri yang didapat dari pengisian kuesioner oeh responden. 37 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder pada penelitian ini yaitu data jumlah ibu nifas di BPM Maharani dari dokumentasi di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri. H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Menurut Notoatmodjo (2012), setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu : a. Penyuntingan (Editing) Kegiatan ini adalah memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah menjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangan sehingga apabila terjadi atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. 38 c. Memasukkan data (processing) Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software. d. Pembersihan data (cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adaanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisis Data Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan komputer menggunakan software SPSS. Sedangkan jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Univariat. Analisis Univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter : + 1 SD a. Baik : bila nilai responden (x) > b. Cukup : bila nilai mean 1 SD ≤x ≤ mean + 1 SD c. Kurang : bila nilai responden (x) < 1 SD Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu : 39 a. Mean X= Keterangan : b. X : nilai rata-rata (mean) Xi : nilai responden n : jumlah responden Standard Deviation SD = Keterangan : SD : Simpangan baku (Standart deviation) xi : nilai responden n : jumlah responden Sedangkan untuk rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2013) adalah sebagai berikut : Skor presentase = I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), masalah etika dalam penelitian ini yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 40 1. Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. 2. Anonimity (Kerahasiaan nama atau identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut atau hasil penelitian yang akan disampaikan. 3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. J. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian adalah uraian langkah-langkah kegiatan mulai dari menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan dan penelitian ini terlampir. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPM Maharani yang beralamat di desa Ngampelagung Rt 4 Rw 5 Gemawang Girimarto Wonogiri. BPM Maharani berdiri pada tahun 1992. BPM Maharani terdiri dari 1 bidan dan 2 Asisten bidan. Fasilitas yang ada di BPM Maharani selain melayani pemeriksaan hamil dan persalinan juga melayani baby spa dan salon setelah melahirkan. B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 3, yaitu : a. Umur Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No. Kategori umur Jumlah Prosentase (%) (responden) 1. 20-25 tahun 15 50 2. 26-31 tahun 15 50 Total 30 100 Sumber : Data Primer, 2015 b. Pendidikan Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No. Kategori pendidikan Jumlah Prosentase (%) (responden) 1. SD 4 13,3 2. SMP 8 26,7 3. SMA 15 50 4. Perguruan Tinggi 3 10 Total 30 100 Sumber : Data Primer, 2015 41 42 c. Pekerjaan Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan. No. Kategori Pekerjaan 1. 2. 3. 4. IRT Buruh tani Swasta Wiraswasta Total Sumber : Data Primer, 2015 2. Jumlah (responden) 18 5 3 4 30 Prosentase (%) 60 16,7 10 13,3 100 Analisis Data Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang berkunjung di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri dengan jumlah responden 30 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan progam SPSS versi 17. Tabel 4.4. Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Tingkat Pengetahuan 25,7 Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015 Sumber : Data Primer Standar Deviasi 10,6 Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden : a. Baik, bila nilai yang diperoleh : (x) ˃ mean + 1 SD (x) > 25,7 + 1 x 10,6 (x) > 36,3 43 b. Cukup, bila nilai yang diperoleh : Mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 25,7 – 1 x 10,6 ≤ x ≤ 25,7 + 1 x 10,6 15,1 ≤ x ≤ 36,3 c. Kurang, bila nilai yang diperoleh : (x) < mean – 1 SD (x) < 25,7 – 1 x 10,6 (x) < 15,1 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015. No. 1. 2. 3. Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber : Data Primer Jumlah 3 22 5 30 Prosentase (%) 10 73,33 16,67 100 C. Pembahasan Berdasarkan penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (10%). Menurut Notoatmodjo dari Wawan (2011), mengatakan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah 44 pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pengetahuan rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (73,33%), dikarenakan responden kurang memahami bahasa kebidanan yang ada pada kuesioner seperti organ genetik, perineum, hanscond. Berdasarkan tingkat pengetahuan kurang pada ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri yaitu sebanyak 5 responden (16,67%). Hal ini dikarenakan sebagian besar pendidikan responden SD dan SMP. Hal Itu membuat mereka susah untuk memahami informasi seperti penyuluhan yang diberikan oleh bidan setempat. Hasil penelitian menunjukan karakteristik responden berpendidikan SMA sebanyak 15 responden (50%). Menurut Notoatmodjo dari Wawan (2011), Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian 45 dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dalam penelitian ini pendidikan merupakan faktor pendorong. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur sama rata yaitu umur 20-25 tahun sebanyak 15 responden (50%) dan umur 26-31 tahun sebanyak 15 respondn (50%). Menurut Notoatmodjo dari Wawan (2011), Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dalam penelitian ini umur merupakan faktor pendorong. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan kebanyakan responden pekerjaannya adalah IRT sebanyak 18 responden (60%). Menurut wawan dan Dewi (2010), adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhinya antara lain faktor pekerjaan yaitu usaha keras yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan keluarganya. Dalam penelitian ini pekerjaan merupakan faktor penghambat. Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri” dalam kategori cukup. Hal ini sama dengan hasil yang dilakukan oleh Handayani (2012) bahwa pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia berpengetahuan cukup. 46 D. Keterbatasan 1. Kendala penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner responden kurang memahami bahasa khususnya bahasa ilmiah dalam kesehatan yang digunakan dalam kuesioner, sehingga berpengaruh pada jawaban kuesioner. 2. Kelemahan/keterbatasan a. Penelitian ini hanya mengambil sampel ibu nifas yang secara kebetulan ada saat periksa di BPM, sehingga tidak dapat mewakili semua ibu nifas yang ada di desa Gemawang Girimarto Wonogiri. b. Pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia ini menggunakan kuesioner tertutup sehingga responden tidak dapat menjawab dengan leluasa dan peneliti tidak dapat menggali pengetahuan responden secara mendalam. c. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia. BAB V PENUTUP Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015 maka peneliti mengambil sampel 30 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015 dalam kategori baik sebanyak 3 responden (10%). 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015 dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (73,33%). 3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015 dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (16,7%). 47 48 4. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015. Pada faktor pendorong dalam penelitian ini yaitu pendidikan dan umur dan factor penghambat dalam penelitian ini yaitu pekerjaan. B. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menggembangkan variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak tentang pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia. 2. Institusi a. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan bacaan atau referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya tentang cara merawat luka pada daerah genetalia pada masa nifas b. BPM Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan khususnya tentang cara merawat luka pada daerah genetalia dengan cara memberikan pendidikan kesehatan pada ibu post partum di BPM agar tidak terjadi infeksi masa nifas. 3. Responden Diharapkan menambah informasi tentang cara merawat luka pada daerah genetalia yang terjadi pada ibu nifas. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, W.D.2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika. Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta _________. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Fauziyah. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika. Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data> Jakarta : Salemba Medika. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nugroho, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : CV. Rihama-Rohima. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI, dan S2. Jakarta : Nuha Medika. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : c.v andi offset. Handayani, Rina. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum Yang Benar Di RSUD Surakarta. Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.