MANFAAT BIJI ASAM, BIJI KOSAMBI DAN PUTAK SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN KONSENTRAT TERHADAP PARAMETER RUMEN SAPI BALI Nathan G.F. Katipana, D. Kana Hau, J. Nulik, J.I. Manafe dan E. Hartati Fakultas Peternakan - Universitas Nusa Cendana, Kupang - NTT Balai Pengkajian Teknologi Pertanian – Naibonat, Kupang – NTT ABSTRAK Penelitian ini telah dilakukan untuk mempelajari manfaat biji asam, biji kosambi dan putak terhadap pertumbuhan sapi bali. Dua belas ekor sapi Bali betina, berumur 2 tahun dengan bobot badan rata-rata 182.8 ± 6 kg telah digunakan dalam penelitian ini. Pakan yang diberikan terdiri atas rumput gajah (RG) dan konsentrat. Empat perlakuan yang diberikan adalah RG + konsentrat A tanpa biji asam, biji kosambi dan putak (RA), RG + konsentrat B mengandung biji asam sebanyak 45 % dari total konsentrat (RB), RG + konsentrat C mengandung biji kosambi sebanyak 45 % dari total konsentrat (RC), dan RG + konsentrat D mengandung putak sebanyak 45 % dari total konsentrat (RD). Peubah yang diukur adalah pH, produksi NH3 dan VFA, populasi bakteri dan protozoa rumen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pH tidak dipengaruhi perlakuan tetapi produksi NH 3 dan VFA, populasi bakteri dan protozoa karena perlakuan yang mengandung biji asam sangat nyata (P < 0.01) lebih tinggi sedangkan perlakuan yang mengandung biji kosambi sangat nyata (P<0.01) lebih rendah dari perlakuan lainnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari ketiga pakan lokal sumber energi hanya bji asam yang memberikan parameter rumen yang terbaik. Kata Kunci : Biji Asam, Biji Kosambi, Putak, Sumber Energi, Parameter Rumen. PENDAHULUAN Sapi Bali merupakan salah satu ternak penghasil daging terbesar di Indonesia khususnya di pulau Timor. Pemeliharaan ternak sapi untuk tujuan penggemukan pada umumnya menurut Leng (1991) diberi pakan tambahan berupa konsentrat. Bahan pakan penyusun konsentrat menurut Ensminger et al. (1990) 60 % – 80 % adalah biji-bijian sumber energi. Akhirakhir ini harga biji-bijian sumber energi meningkat seperti jagung dari Rp 300.-/kg menjadi Rp 2,500.-/kg, sehingga pemakaiannya akan merugikan usaha peternakan. Oleh karena itu perlu dicari bahan pakan alternatif sumber energi yang harganya relatif murah, nilai gizinya relatif sama dengan bahan pakan yang digantinya dan banyak terdapat di suatu tempat. Di pulau Timor banyak terdapat bahan pakan lokal sumber energi yang memenuhi syarat tersebut di atas yaitu biji asam (Thamaridus indica), biji kosambi (Scheichera oleosa) dan putak (Corypha gebanga). Salah satu cara untuk menilai kualitas suatu bahan pakan pada ternak ruminansia menurut Parakkasi (1999) adalah dengan melihat pengaruhnya terhadap parameter fermentasi di rumen, sehingga penelitian ini telah dilakukan karena menurut Sutardi (1979) parameter tersebut sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan dan proses penggemukan ternak. MATERI DAN METODA Penelitian ini dilakukan di Politani Undana, menggunakan sapi Bali betina sebanyak 12 ekor, berumur 2 tahun dengan rataan bobot badan 182.8 ± 6 kg. Semua ternak ditempatkan dalam kandang individu berukuran 0.5 x 2.5 m, dilengkapi dengan tempat makan dan minum. Tempat penampungan feses dan air seni digunakan kantung plastik yang diikat dan diplester sedemikian rupa pada bagian bawah anus dan bagian atas vulva sehingga dapat memisahkan feses dan air seni secara baik. Pakan yang diberikan terdiri atas rumput gajah (RG) dan konsentrat, didasarkan pada kebutuhan bahan kering sebanyak 3 % dari berat badan. Rumput gajah dicincang sepanjang 3 - 5 cm baru diberikan kepada ternak. Setiap hari pemberian rumput gajah dan konsentrat dilakukan sebanyak 6 - 8 kali. Susunan pakan konsentrat disajikan pada Tabel 1 sedangkan nilai gizi rumput gajah dan konsentrat hasil analisa laboratorium Almira – Kupang disajikan pada Tabel 2. Konsentrat disusun dengan kandungan protein 17 % dan TDN sebesar 70 %. Tabel 1. Komposisi Konsentrat Yang Digunakan (%) Jenis Bahan Pakan Jenis Ransum Konsentrat A B C Bungkil kelapa Bungkil Kedele Jagung Dedak Padi Tepung Ikan Biji Asam Biji Kosambi Tepung Putak Garam Mineral Cattle Mix Total 20 8 34 30 5 0.25 2.25 0.50 100 20 17 10 5 45 0.25 2.25 0.50 100 20 17 10 5 45 0.25 2.25 0.50 100 D 20 17 10 5 45 0.25 2.25 0.50 100 Perlakuan yang diberikan terdiri atas 4 macam yaitu RG + konsentrat A tanpa biji asam, biji kosambi dan putak (RA), RG + konsentrat B mengandung 45 % biji asam dari total konsentrat (RB), RG + konsentrat C mengandung 45 % biji kosambi dari total konsentrat (RC), dan RG + konsentrat D mengandung 45 % putak dari total konsentrat (RD). Tabel 2. Komposisi Kimia Rumput Gajah dan Konsentrat Yang Digunakan Jenis Zat Makanan Rumput Gajah Jenis Ransum Konsentrat A B C Bahan Kering, % 38.65 87.38 89.45 88.94 % Bahan Kering Protein 12.66 17.18 17.76 17.68 Lemak 0.82 4.87 2.26 10.18 Serat Kasar 28.44 7.86 9.62 8.95 BETN 47.25 55.23 55.93 48.24 Abu 10.83 14.81 14.43 14.94 Ca 0.39 3.78 4.51 3.81 P 0.36 0.44 0.61 0.52 Bahan Organik 27.82 72.37 74.02 74.00 TDN 51.42 70.23 70.11 75.64 Energi, MJ/kg 10.98 17.77 18.13 18.56 D 88.53 17.35 3.01 9.03 55.89 14.72 4.04 0.95 73.81 70.14 18.07 Parameter yang diukur adalah parameter fermentasi rumen yaitu pH, produksi NH3 dan VFA total serta populasi protozoa dan bakteri. pH rumen diukur menggunakan pH meter, produksi NH3 diukur menggunakan metoda diffusi Conway dan produksi VFA total menggunakan metoda distilasi uap sesuai petunjuk Kromaan et al., (1967) dan Sutardi (1995). Populasi bakteri menggunakan metoda hitung koloni dan populasi protozoa menggunakan metoda pewarnaan dengan larutan Tryphan Blue Formaline Salin, diukur berdasarkan petunjuk Suryahadi (1990). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Tiap ulangan terdiri atas 1 ekor ternak. Data dianalisis keragaman dan beda antar perlakuan diuji dengan uji beda nyata terkecil (BNT) sesuai petunjuk Hanafiah (1991). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3 memperlihatkan pengaruh perlakuan terhadap nilai rataan pH, produksi N-NH3 dan VFA total, populasi protozoa dan bakteri rumen, serta produksi protein mikrobia rumen konsumsi zat-zat makanan pada sapi Bali penelitian. Data pH cairan rumen berkisar antara 6.84 – 6.89, yang menurut Russell dan Brockmann, 1991) berada dalam kondisi pH ideal bagi aktivitas mikrobia rumen yaitu antara 6.40 – 7.00. Menurut Banerjee (1978) pH cairan rumen dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi, berarti pakan konsentrat baik yang mengandung pakan lokal biji asam, biji komsabi atau putak maupun yang tidak mengandung ke tiga pakan local tersebut dapat mempertahankan pH rumen berada dalam kondisi ideal bagi proses fermentasi di dalam rumen. Tabel 3. Pengaruh Ransum Perlakuan Terhadap Nilai Rataan pH, Produksi N-NH3 dan VFA Total, Populasi Bakteri dan Protozoa, Produksi Protein Mikrobia Rumen dan Konsumsi Zat-zat Makanan Peubah Yang Diukur Perlakuan Uji Statistik RA RB RC RD Kelo Ransu mpok m 1. Konsumsi zat-zat makanan, g/kg0.75/hari - Bahan Kering - Protein - Serat kasar - Bahan Organik 6. Parameter rumen : - pH - N-NH3, mM - VFA total, mM - Populasi bakteri, cacahan x 1010/ml - Populasi protozoa, cacahan x 105/ml - Protein mikroba, mg/g sampel/4 jam 110.20 15.50 24.28 45.95 110.62 15.85 24.96 47.11 110.81 15.78 24.71 46.96 110.65 15.64 24.72 46.77 NS NS NS NS NS NS NS NS 6.87a 9.72a 170.67a 8.82a 6.89a 7.07b 191.82b 13.64b 6.84a 8.11c 157.17c 7.97a 6.88a 8.23c 178.32a 8.04a NS NS NS NS P>0.05 P<0.05 P<0.05 P<0.05 3.48a 4.32a 2.88b 3.43a NS P<0.05 0.13848b 0.06486a 0.10364a NS P<0.05 0.09788a Keterangan : NS = Tidak nyata berbeda. Superskript yang berbeda pada baris yang sama, berbeda pada taraf 5 %. Produksi N-NH3 akibat pemberian konsentrat yang mengandung biji asam (RB), biji kosambi (RC) dan putak (RD) nyata (P<0.05) lebih rendah dari pemberian konsentrat tanpa ke tiga pakan local tersebut (RA), tetapi yang paling rendah (P<0.05) dari perlakuan lainnya adalah akibat pemberian pakan konsentrat yang mengandung biji asam (RB). Produksi N-NH3 berkisar antara 7.07 – 9.72 mM, berada dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan mikrobia rumen di dalam rumen, yakni berkisar antara 4 – 12 mM. Rendahnya produksi N-NH3 akibat pemberian konsentrat yang mengandung biji asam (RB) ternyata diimbangi dengan tingginya produksi VFA total. Ini berarti ada pemanfaatan N-NH3 sebagai sumber nitrogen dan produksi VFA total sebagai sumber karbon untuk pembentukan protein mikrobia. Itulah sebabnya produksi protein mikrobia akibat pemberian pakan konsentrat yang mengandung biji asam (RB) nyata (P<0.05) lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Tingginya produksi protein mikrobia rumen juga ada kaitannya dengan tingginya populasi bakteri dan protozoa di dalam rumen. Populasi protozoa akibat pemberian konsentrat yang mengandung biji kosambi nyata (P<0.01) lebih rendah dari perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan lemak ransum perlakuan tersebut. Konsumsi ransum yang banyak mengandung lemak, di dalam rumen lemak tersebut akan membungkus protozoa (Pantoja et al., 1994) dan oleh karena protozoa tidak memiliki aktivitas lipolitik sebaik bakteri menyebabkan protozoa banyak yang mati (Byers dan Schelling, 1988). Akibatnya populasi pprotozoa berkurang dan bersamaan dengan itu terjadi peningkatan populasi bakteri sehingga sama dengan perlakuan konsentrat yang mengandung putak (RD) dan tanpa pakan local (RA) tetapi masih lebih dari konsentrat yang mengandung biji asam (RB). Data konsumsi zat-zat makanan akibat perlakuan yang diberikan tidak di- pengaruhi perlakuan tetapi data paramater rumen, khususnya konsentrat yang mengandung biji asam (RB) menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan proses fermentasi di dalam rumen, ditandai dengan meningkatnya produksi VFA total. Data konsumsi bahan kering berkisar antara 110.20 – 110.81 g/kg0.75/hari lebih tinggi dari yang dianjurkan NRC dalam Parakkasi (1999) sebesar 95 g/kg 0.75/hari atau yang ditemukan Erwanto (1995) sebesar 93.2 g/kg0.75/hari. Ini berarti konsumsi bahan kering telah melebihi kapasitas maksimum daya tampung rumen, terjadi karena 3 hal yaitu karena pemberian konsentrat, pencincangan rumput gajah dan frekwensi pemberian pakan. Menurut Banerjee (1978) pencincangan dan pemberian konsentrat akan meningkatkan kecernaan, yang selanjutnya akan meningkatkan penyerapan zat-zat makanan sehingga rumen cepat menjadi kosong menyebabkan ternak akan meningkatkan konsumsi bahan kering dan zatzat makanan lainnya. Rumput gajah dan konsentrat diberikan sebanyak 6 – 8 kali dalam sehari sehingga menurut Baumgardt (1969) telah terjadi peningkatan kecernaan zat-zat makanan yang selanjutnya ikut meningkatkan konsumsi zat-zat makanan khususnya bahan kering dibandingkan dengan frekwensi pemberian satu atau duak kali dalam sehari. KESIMPULAN Penggunan biji asam, biji kosambi dan putak sebagai pakan local sumber energi dalam pakan konsentrat, hanya biji asam yang memberikan respon yang lebih baik, karena telah meningkatkan proses fermentasi di dalam rumen. DAFTAR PUSTAKA Banerjee, G. C. 1978. Animal Nutrition. Oxford and IBH Publishing Company., New Delhi. Baumgardt, B. R. 1969. Voluntary Feed Intake. IN : Hafez, E.S.E., and I.A. Dyer. 1969. Animal Growth and Nutrition. Lea and Febiger., Philadelphia. P 135 – 136. Byers, F. M., and G. T. Scelling. 1988. Lipids in Ruminant Nutrition. IN : D.C. Church (Edit). Digestive Physiology and Nutrition. A Reston Book Printice Hall., New ersey. Ensminger, M. E., J. E. Oldfield and Ensminger Publishing., California. W. W. Heineman. 1990. Feeds and Nutrition. The Erwanto. 1995. Optimalisasi Sistim Fermentasi Rumen Melalui Suplementasi Sulfur,Defaunasi, Reduksi Emisi Metan dan Stimulasi Pertumbuhan Mikrobia Pada Ternak Ruminansia. Disertasi – FPS, IPB., Bogor. Hanafiah, Kemal Ali. 1991. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Rajawali Press.,Jakarta. Kroman, R. P., J. H. Meyer, and W. J. Stielau. 1967. Steam Destilation of Volatile Fatty Acid in the Rumen Ingesta. J. Dairy Sci. 50 : 70. Leng, R. A. 1991. Improving Ruminant Production and Reducing Methane Emissions From Ruminants by Strategy Suplementattion. EPA/400/S-91/004. United States Enviromental Protection Agency. Pantoja, J., J.L. Firkins, M.L. Estridge and B.L. Hull. 1994. Effects of Fat Saturation and Source of Fiber On Site of Nutrient Digestion and Milk Production by Lactating Dairy Cows. J. Dairy Sci, 77 : 2341 – 2356. Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Indonesia., Jakarta. Ruminansia. Penerbit Universitas Russell, J. B., and G. Brockman. 1991. Microbial Ecology of the Normal Animal Intestinal Tract. IN : J.B. Wool Cock (Ed). Microbiology of Animal and Animal Products. Elsiviers., New York. Suryahadi. 1990. Penuntun Praktikum Ilmu Nutrisi Ruminansia. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat., IPB., Bogor. Sutardi, T. 1979. Ketahanan Protein Bahan Makanan Terhadap Degradasi Oleh MikrobaRumen dan Manfaatnya Bagi Peningkatan Produktivitas Ternak. Pros. Seminar Penelitian dan Penunjang Peternakan., LPP., Bogor.