Pembimbing: Dr. Ing. Cynthia L. Radiman Dr. Hj. Sadijah Achmad, DEA Dr. H. Bunbun Bundjali Yayan Sunarya 30503005 1. Latar belakang Campuran minyak mentah: o Asam-asam organik o Garam-garam anorganik o Gas CO2 dan H2S Temperatur hingga 380K Sumur minyak bumi Minyak mentah Senyawa: anorganik organik Asam amino Inhibitor korosi O O O H2N H2N H2N O H2N OH OH OH OH CH2 CH3 H H3C Glisin (gly) Alanin (ala) O OH HS Sistein (cys) Treonin (thr) O H N O H2N OH H2N OH OH HN Prolin (pro) Fenilalanin (phe) Triptofan (trp) sistein Cu/H2SO4 1 M sistein/alanin Cu/HCl 0,5 M sistein Steel/H2SO4 1 M Matos, dkk. 2004 Zhang, dkk. 2005 Silva, dkk. 2006 Sistein, glisin, alanin, histidin, lisin, dan leusin pada korosi Cu-Ni/NaCl 0,6 M (Badawy, dkk., 2006) Sistein pada korosi Cu/HCl 1 M dan pada Cu/NaCl 0,6 M (Ismail, 2007) Sistein, metionin, dan alanin pada korosi Pb-Ca-Sn /H2SO4 0,5 M (Kiani, dkk., 2008) Dalam lingkungan yang sesuai kondisi sumur minyak bumi belum dikaji O H2N OH Peran gugus fungsi dalam molekul asam amino pada proses inhibisi korosi baja karbon belum dikaji R Kondisi/komposisi media yang dapat meningkatkan peran gugus fungsi pada proses inhibisi belum dikaji a. Manakah asam amino yang memiliki potensi sebagai inhibitor korosi baja karbon paling tinggi b. Bagaimana mekanisme inhibisi dari asam amino terpilih c. Bagaimana peran gugus fungsi dalam proses inhibisi korosi baja karbon d. Pada kondisi/komposisi media bagaimana yang memungkinkan gugus fungsi berperan optimal e. Bagaimana efektifitas inhibisi dari asam amino Mempelajari mekanisme dan efisiensi inhibisi asam amino terpilih pada korosi baja karbon dalam larutan elektrolit jenuh CO2 pada temperatur dan pH yang divariasikan 1. Pendekatan Elektrokimia Simulasi komputer Struktur dan sifat fisik 2. Metoda Polarisasi (Tafel) Spektroskopi impedansi (EIS) Simulasi rangkaian listrik ekivalen Karakterisasi Baja karbon Asam amino Elektroda kerja Seleksi Sel elektrokimia Asam amino hasil seleksi Tafel dan EIS Produk korosi/inhibisi Laju korosi Impedansi Simulasi komputer Karakterisasi Model rangkaian listrik ekivalen Struktur permukaan baja karbon Mekanisme dan efisiensi inhibisi 1. Laju korosi baja karbon 3,0 Vkor/mm.th-1 Vkor/mm.th-1 3,0 2,0 1,0 2,0 1,0 0,0 0,0 0 6 12 18 24 t/jam 300 320 340 360 T/K Vkor/mm.th-1 4,0 3,0 Katoda : 2H+(aq) + 2e- H2(g) 2,0 Anoda : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e- 1,0 Total 0,0 3,0 3,5 4,0 pH 4,5 5,0 : Fe(s) + H+(aq) Fe2+(aq) + H2(g) 1,0 Gly Ala Cys Trp Thr Pro Phe 0,8 0,6 q 0,4 0,2 0,0 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 C/mM Kemampuan inhibisi korosi dari asam amino: cys > thr > trp ala gly pro > phe Sistein ditetapkan sebagai kandidat inhibitor korosi baja karbon yang diuji Blanko 3,0 Cys 0,1 mM 2,4 Vkor/mm.th-1 Vkor/mm.th-1 3,0 1,8 1,2 2,4 1,8 1,2 0,6 0,6 0,0 0,0 0 6 12 18 300 24 t/jam 310 320 330 340 350 360 T/K 16 3,2 Vkor/mm.th-1 Vkor/mm.th-1 4,0 2,4 1,6 0,8 0,0 pH 4,0 12 8 4 0 3,0 3,5 4,0 pH 4,5 5,0 320 340 T/K 360 1,0 Langmuir 0,3 0,9 0,2 0,8 q Ci/q 0,4 0,2 y = 1,076x + 0,016 R² = 0,999 0,1 Temkin 0,7 y = 0,215x + 1,006 R² = 0,982 0,6 0,5 0,0 0,0 0,1 0,1 0,2 Cinh 0,3 0,4 -1,4 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 log Cinh Proses inhibisi sistein melalui adsorpsi secara fisik (Gads = 20,276 kJ mol-1) mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir Terjadi bakutolak antar molekul-molekul sistein teradsorpsi berdasarkan isoterm adsorpsi Temkin O N C S Na Fe Cl Berdasarkan teknik EDS, pada permukaan baja karbon ditemukan unsur-unsur berikut C: 5,89%; O: 4,15%; N: 0,74%, S: 0,31% Media tanpa sistein -Zi(ohm.cm2) 60 40 20 0 20 60 100 Zr(ohm.cm2) 140 Media berisi sistein pada T < 330K, pH = 3,0 dan 5,0 -Zi(kohm.cm2) 0,3 0,2 0,1 0,0 0,0 0,2 0,4 Zr(kohm.cm2) 0,6 -Zi(kohm.cm2) 0,09 0,06 0,03 0,00 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 Zr(kohm.cm2) Proses inhibisi melalui pembentukan lapisan pelindung yang tidak merata Proses korosi dikendalikan oleh o Kinetika transfer muatan pada T < 330K o Transfer massa pada T > 330K (a) (b) Citra permukaan baja karbon hasil analisis SEM dalam (a) media tanpa sistein, (b) media mengandung sistein oksigen karbon nitrogen belerang 2,0 Vkor/mm.th-1 1,6 Blanko 0,4 Inhibitor hidrogen Fraksi inhibisi 1,778 1,302 1,215 1,2 0,8 3-AMP Alanin Sistein 0,902 0,804 0,255 0,790 0,374 0,258 0,0 AMP alanin sistein Gugus fungsi –SH berperan dalam proses inhibisi melalui antaraksi dengan permukaan baja karbon membentuk lapisan pelindung Alanin 3-AMP 2,4 Sistein 2,4 Vkor/mm.th-1 Vkor/mm.th-1 3,0 1,8 1,2 0,6 0,0 Alanin 3-AMP Sistein 1,8 1,2 0,6 0 290 310 330 T/K 350 370 3 3,5 Pada temperatur tinggi dan pH rendah: peran gugus –SH menurun peran gugus –NH3+ cenderung meningkat 4 pH 4,5 5 100 100 EI 90% 80 EI/% EI/% 80 60 40 Tafel 60 40 EIS 20 20 0 6 12 18 t/jam 24 2,5 30 3,5 4,5 5,5 pH 100 100 80 80 EI 80% EI/% EI/% EI 82% 60 60 40 40 20 20 290 310 330 T/K 350 370 EI 89% 0,0 0,1 0,2 0,3 C/mM 0,4 0,5 Menurut Roberge (1991): inhibitor dinyatakan efektif jika, EI ≥ 90% pada 40 ppm (0,33 mM) EI ≥ 95% pada 80 ppm (0,66 mM) Sistein dinyatakan efektif pada t > 12 jam; [cys] ≥ 0,10 mM; T = 300K; pH = 4,75 (CO2 jenuh) 80 80 EI/% 100 EI/% 100 60 40 Tiourea Sistein 20 EI 85% 60 pH 4,0 40 Tafel EIS 20 0 0,1 0,2 C/mM 0,3 0,4 320 340 T/K Dalam lingkungan sesuai sumur produksi sistein dinyatakan efektif pada [cys] > 0,25 mM; T > 350K; pH ≥ 4,0 360 1. Sistein memiliki kemampuan inhibisi korosi pada baja karbon paling tinggi 2. Mekanisme inhibisi melalui pembentukan lapisan pelindung teradsorpsi secara fisik 3. Gugus yang berperan optimal adalah gugus –SH 4. Peran gugus fungsi –SH dan –NH2 dipengaruhi oleh temperatur dan pH: o Gugus –SH berperan optimal pada pH tinggi dan temperatur rendah, o gugus –NH2 berperan optimal pada pH rendah dan temperatur tinggi 5. Sistein tergolong efektif pada pH tinggi dan Temperatur kamar atau di atas 340K 1. Disamping T, pH, t, dan [Cinh], sebaiknya ditambah variabel Valir media dan komposisi w/o 2. Dalam memilih inhibitor korosi dari golongan senyawa organik, disamping pertimbangan gugus fungsi sebaiknya dipertimbangkan juga aspek struktur Badawy, W.A., Ismail, K.M., Fathi, A.M., (2006): Corrosion control of Cu– Ni alloys in neutral chloride solutions by amino acids, Electrochim. Acta, 51, 4182–4189 Ismail, K.M., (2007): Evaluation of cysteine as environmentally friendly corrosion inhibitor for copper in neutral and acidic chloride solutions, Electrochim. Acta, 52, 7811–7819 Kiani, M.A., Mousavi, M.F., Ghasemi, S., Shamsipur, M., dan Kazemi S.H., (2008): Inhibitory effect of some amino acids on corrosion of PbCa-Sn alloy in sulfuric acid solution, Corros. Sci., xxx, xxx-xxx, 1-11. Matos, J.B., Pereira, L.P., Agostinho, S.M.L., Barcia, O.E., Cordeiro, G.O dan Elia, E.D., (2004): Effect of cysteine on the anodic dissolution of copper in sulfuric acid medium, J. Electroanal. Chem., 570, 91–94 Nice, P.I., Takabe, H., dan Ueda, M., (2000): The development and implementation of a new alloyed steel for oil and gas production wells, Corrosion 2000, 154, (Houston, TX, NACE) Dalam jurnal ilmiah: Sunarya, Y., Radiman, C.L., Achmad, S., Bundjali, B., (2008): Evaluasi sistein sebagai inhibitor korosi baja karbon API 5L X65 dalam larutan NaCl jenuh CO2 dengan kendali pH bufer asetat, J. Itenas, 2,12. Dalam seminar/proceeding: 1. Sunarya, Y., Radiman, C.L., Achmad, S., Bundjali, B., (2006): Amino acids as corrosion inhibitor of carbon steel, Int. Confer. Math and Natur. Sci. Proceeding ICMNS, 623-626. 2. Sunarya, Y., Radiman, C.L., Achmad, S., Bundjali, B., (2006): Pengaruh gugus merkapto dalam sistein terhadap laju korosi baja karbon, Seminar Nasional Kimia, UNY. 3. Sunarya, Y., Radiman, C.L., Achmad, S., Bundjali, B., (2007): Pengaruh temperatur terhadap mekanisme inhibisi sistein pada korosi baja karbon dalam larutan NaCl jenuh CO2, Seminar Nasional Kimia, UNS 4. Sunarya, Y., Radiman, C.L., Achmad, S., Bundjali, B., (2007): Cysteine as a green corrosion inhibitor for carbon steel in CO2 aerated 1% NaCl media with acidic buffer, Int. Confer. Chem. Sci., Proceeding ICCS, 1-6. Kepada yang terhormat 1. Ibu Dr. Ing. Cynthia L. Radiman; Ibu Dr. Hj. Sadijah Achmad dan Bpk Dr. H. Bunbun Bundjali, serta Bpk Dr. Bambang Ariewahjoedi, M.Sc. 2. Departemen Pendidikan Nasional, khususnya Dirjen Dikti 3. Rektor UPI dan Dekan FPMIPA UPI 4. Dekan Sekolah Pascasarjana ITB, Dekan dan para wakil Dekan FMIPA-ITB, dan Ketua Program Magister dan Doktor Kimia FMIPA-ITB, beserta staf