BAB II DASAR TEORI 2.1 Sensor alkohol Sensor alkohol adalah bahan semikonduktor yang ditempatkan dalam suatu pipa keramik, yang di proteksi oleh suatu lapisan logam anti karat. Ketika alat pendeteksi kadar alkohol diaktifkan, sensor dipanasi pada suatu temperatur normal. Alkohol adalah salah satu unsur yang terdapat dalam tubuh secara normal. Perbandingan darah dengan hembusan nafas adalah 1: 2100. Artinya, dari 2100 mililiter pada udara pernafasan, nilainya sama dengan jumlah alkohol sebanyak 1 mililiter dalam darah. Kuantitas kadar alkohol yang dinyatakan oleh hembusan nafas mendefenisikan kadar alkohol dalam darah. Ketika seorang individu menghembuskan nafasnya ke sensor, kadar alkohol akan diserap kedalam permukaan semikonduktor. Hal ini mengakibatkan penurunan resistansi sensor secara keseluruhan dan mengubah tegangan yang masuk ke dalam rangkaian detektor. Gas sensor yang digunakan adalah jenis sensor gas AF63 untuk pendeteksi alkohol. AF-63 adalah sensor gas semikonduktor dioksida timah 6 7 yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap alkohol dengan kecepatan respon yang bagus. Bahan semikonduktor sensitif gas adalah sebuah jenis manik kecil, sebuah coil pemanas, kabel elektroda yang tertanam dalam elemen tersebut. Elemen sensor dipasang dalam tempat yang terbuat dari logam anti karat ganda 100 lubang dalam saluran aliran gas. Gb 2.1 komponen sensor Gambar 2.2 Konfigurasi sensor 8 Gambar 2.3 Alokasi pin dan standar test sirkuit Gambar 2.4 Typical sensitifitas gas 9 2.2 Analog to digital converter (ADC) Rangkaian analog to digital converter (ADC) berfungsi untuk mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital. Pada sistem ini sinyal analog berasal dari besaran fisis hasil pendeteksian sensor. ADC 0804 merupakan pengubah analog ke digital dengan sebuah masukan analog yaitu Vin (+) dan Vin (-) dan mempunyai 8 bit keluaran yaitu DB0 sampai DB7. Kelebihan dari ADC 0804 ini adalah: Telah tersedianya pembangkit clock didalamnya. Hal ini berarti tidak diperlukan lagi pembangkit clock dari luar untuk diumpankan ke ADC. Untuk dapat membangkitkan clock internal, diperlukan RC eksternal yang dihubungkan dengan kaki CLK IN dan CLK R. Tidak memerlukan interfacing logika. Waktu konversi < 100 ms. Mudah dihubungkan kekebanyakan Mikroprosesor. Dapat dioperasikan pada mode “ stand Alone”. Bekerja dengan band-gap tegangan referensi. TTL keluaran dan masukan dapat dipertukarkan. Tidak memerlukan Zero-Adjust. Jenis rangkaian ADC yang digunakan adalah ADC 0804 dengan konfigurasi pin pin sebagai berikut: 10 Gambar 2.5 Pin - Pin ADC (analog to digital converter) 2.3 Mikrokontroler AT89C51 Mikrokontroller atau mikroprosesor adalah suatu piranti yang digunakan untuk pengolahan data-data biner (digital) yang didalamnya merupakan gabungan dari rangkaian-rangkaian elektronik yang dikemas dalam bentuk suatu chip IC. Pada umumnya mikrokontroller terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: CPU, Alamat (address), Data, Pengendali, Memori (RAM dan ROM) dan bagian Input Output. IC Mikrokontroller Atmel 89C51 sesuai dengan standar MCS-51 baik dari segi instruksi maupun pin - pinnya. 11 Berikut ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh mikrokontroller Atmel 89C51 : Kompatibel dengan keluarga MCS-51. 4 Kbyte Perom di dalam chip yang dapat ditulis dan dihapus sampai 1000 kali. Dapat beroperasi pada frekuensi 0 – 24 MHz. 3 level program kunci memori. 128 x 8 bit RAM internal. 32 jalur I/O. 2 buah Timer/Counter 16 bit. 6 jalur Interupsi. Serial chanel/yang dapat deprogram. Hemat catu daya dan Power On Modes. Berikut konfigurasi pin-pin mikrokontroller AT89C51: Gambar 2.6 Konfigurasi pin AT89C51 12 Adapun blok diagram dari mikrokontroler AT89C51 adalah sebagai berikut: Gambar 2.7 Blok diagram AT89C51 13 2.4 Dioda dan Light Emitting Diode (LED) Komponen elektronika yang hanya mengizinkan arus mengalir pada satu arah disebut dioda. Dioda dipergunakan secara luas untuk penyearah tegangan bolak-balik (AC) ke tegangan searah (DC). LED merupakan dioda pemancar cahaya, yaitu komponen semikonduktor yang akan mengeluarkan energi cahaya bila dikenakan bias maju kepadanya. LED masih memiliki sifat umum diode, tetapi dengan fungsi yang berbeda. Berikutakan dijelaskan teori dasar pembentukan dioda dan LED. 2.4.1 Light Emiting Diode (LED) Elektron bebas pada dioda memiliki tingkat energi y a n g l e b i h t i n g g i dibanding hole. Saat bias maju, elektron bebas melintasi junction dan jatuh ke hole. Saat itu elektron jatuh dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah, dalam proses ini suatu energi dilepas oleh elektron tersebu t dalam bentuk panas dan cahaya. Silikon dan germanium merupakan bahan tidak tembus cahaya, sehingga dioda dengan bahan ini tidak dapat memperlihatkan efek pemancaran cahaya. Dengan menggunakan unsur lain seperti galium, arsen, dan fosfor, dioda dapat memancarkan cahaya merah, hijau, kuning, biru, jingga, atau inframerah (tak tampak). Dioda jenis ini dinamakan Light Emiting Diode (LED), atau dioda pemancar cahaya. Gambar 2.8 berikut ini memperlihatkan simbol LED: 14 Gambar 2.8 Simbol LED LED digunakan secara luas sebagai lampu indikator, display (penampil) pada seven - segment (misalnya layar kalkulator), dan lain sebagainya. Sedangkan LED yang memancarkan cahaya inframerah umumnya digunakan sebagai mediatransfer data yang tidak memerlukan cahaya tampak, misalnya remote control ,alarm, optocoupler , dan lain sebagainya. 2.5 Seven segmen merupakan sekumpulan LED yang dibangun sedemikian rupa sehingga menyerupai digit, seven segmen ada dua macam: common anoda dan common katoda. Common katoda merupakan seven segmen yang kaki katodanya dihubungkan bersama ke ground, dimana untuk mengaktifkan tiap segmennya perlu diberi logika ’1’ yaitu dihubungkan dengan VCC. Common anoda merupakan kebalikan dari Common katoda, dimana kaki anoda dihubungkan bersama untuk mengaktifkan setiap segmentnya perlu diberi logika nol atau dihubungkan ke ground. 2.5.1 Scanning Seven Segment Teknik scanning digunakan untuk menghemat penggunaan input/output port. Scanning seven segment sebenarnya hanyalah suatu proses untuk menyalakan satu seven segment pada satu saat. Karena ada lebih dari satu seven segment, seven segment tersebut menyala bergantian secara cepat. Dengan cara 15 tersebut di atas, seolah-olah semua seven segment menyala pada waktu yang bersamaan. Lebar jalur data yang dibutuhkan = 8 bit ( data untuk satu seven segment ) + n bit ( n = jumlah seven segment ). Untuk menyalakan seven segment 1 pada DT-51 Tutorial Board, maka ” DO1” (”I/P S KEY” pin 9) harus diberi logika ’0’ (bersifat active low). Sedangkan untuk dapat menyalakan seven segment 2 maka ”DO2” (”I/P S KEY” pin 10) harus diberi logika ’0’. Data seven segment pada rangkaian ini bersifat active high (logika ‘1’ = nyala, logika ’0’ = padam), dengan urutan dari MSB ke LSB adalah DP ( titik ), G, F, E, D, C, B, A. Gambar 2.9 Seven segment