PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN Oleh Fakhru Roji

advertisement
PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN
Oleh Fakhru Roji Ishak
Manusia diciptakan oleh Allah dengan segala potensi yang dimilikinya.
Ketika manusia lahir ke muka bumi yang melalui proses alamiah biologis
manusia antara laki-laki dan perempuan maka disana terdapat awal proses
pendidikan antara manusia terhadap manusia. Ketika hal itu terjadi maka
muncullah penamaan antara orang tua sebagai pendidik (orang tua sebagai
penanam ideologi) dan anak sebagai peserta didik. Orang tua secara alamiah
berusaha melindungi dan memperhatikan anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang
sebagaimana mestinya manusia. Dalam proses itulah manusia sesungguhnya terjadi yang
dinamakan transfer pengetahuan dan transfer nilai antara orang tua dan anak.
Pendidikan sesungguhnya secara mutlak dimiliki oleh orang tua terhadap anaknya.
Orang tua dalam hal ini diberikan kepercayaan untuk dititipkan sesosok manusia sehingga
mampu menjadikan manusia tersebut memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang.
Dalam islam manusia diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Oleh
karenanya orang tua sudah seharusnya mendidik anaknya untuk senantiasa mampu beribadah
kepada Allah dalam segala bentuk dan perilakunya. Ketika pada undang-undang dasar
terdapat bahwa pendidikan harus mampu menjadikan manusia memilki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara, maka itu pula yang menjadi
kewajiban orang tua untuk mendidik anaknya.
Perlu difahami secara bersama bahwasannya orang tua dalam proses pendidikan
memiliki peran yang sangat penting jika dibicarakan secara hakikat daripada pendidikan itu
sendiri. Akan tetapi pada kelanjutannya orang tua memiliki berbagai keterbatasan untuk
melakukan semua itu. Dari mulai keterbatasan waktu, materi, pengetahuan dan lain
sebagainya. Oleh karenanya lahirlah sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan sebagai solusi
dari pada permasalahan tersebut. Hal ini sesungguhnya bukan berarti terjadi pelimpahan
tanggungjawab antara orang tua terhadap lembaga pendidikan. melainkan lembaga
pendidikan harus diposisikan sebagai lembaga yang bersedia membantu dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan baik nasional, institusional maupun agama.
Orang tua sebagai subjek pendidikan utama harus senantiasa mengawal proses
pendidikan sekalipun anak sebagai peserta didik telah dilibatkan untuk dididik dalam suatu
lembaga pendidikan. karena keterlibatan peserta didik dalam lembaga pendidikan formal
bukan berarti tidak mengandung resiko. Anak akan mengalami perbenturan budaya yang
sangat kuat dan hebat antara yang didapatkan biasanya dilakukan di keluarga dengan kondisi
sosial yang terjadi pada lembaga pendidikan formal. Hal itu terjadi dimulai dari perbedaan
kebiasaan dari teman sebaya, suasana lingkungan dan juga kondisi pembelajaran.
Oleh karenanya orang tua sebagai subjek pendidikan utama diperlukan untuk senantiasa
memberikan perhatian yang lebih dan juga memberikan pemahaman-pemahaman terhadap
anak serta nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan keadilan yang menyeluruh (universal) yang
dapat berlaku dimanapun, kapanpun, dan terhadap siapapun. Nilai nilai yang dimaksud
diantaranya ialah nilai kejujuran, tanggung jawab, dapat dipercaya dan lain sebagainya.
Disanalah peran penting keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama. Dan
hal tersebut harus berlaku sampai pada anak berkeluarga. Jika hal tersebut sudah dapat
dilakukan oleh setiap keluarga maka tidak mustahil bangsa dan negara ini akan maju dengan
berbagai budaya yang bernilai pendidikan. pendidikan yang ada pada saat ini jangan sampai
menjadi budaya belaka. Artinya bahwa pendidikan yang terjadi secara implementatif saat ini
yang kaya akan penyimpangan akhlak seperti halnya (hedonis, pragmatis, korupsi, nepotisme,
tawuran antar pelajar dsb) menjadi sebuah kebiasaan yang pada akhirnya terjadi
penyimpangan budaya. Melainkan yang seharusnya terjadi adalah pendidikan harus
melahirkan sebuah budaya yang berpendidikan. Yang sarat akan nilai-nilai kebenaran,
kebaikan dan keadilan dengan perilaku-perilaku yang bernilai (akhlakul karimah). Wallohu
‘alam bisshawwab. []
Download