Jadwal Rutin DOJCC Bali Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama Terbuka Untuk UMUM Sharing Group sebulan 2 x Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota Tugas Koor Misa English Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll) Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30 www.DOJCC.com KEGIATAN DOJ September 2014 Brotherhood MGL di Bedugul Tugas Tatib di Gereja FX Adorasi bersama 17 Sept 2014 Worship Team Meeting Ultah 10 Tahun DOJCC Bali 20 Sept dan 21 September 2014 Misa Syukur Ultah DOJCC 21 Sept 2014 Foto bersambung ke halaman 36 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com Haiii.....Salam Fresh Juice untuk semua... Bulan oktober ini, gereja menetapkan sebagai bulan Rosario. Ternyata ada sejarahnya lho.... Begini ceritanya, pada tahun 1571 dalam pertempuran di Lepanto, di mana negaranegara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman yang menyerang agama Kristen, dan terdapat ancaman genting saat itu, bahwa agama Kristen akan terancam punah di Eropa. Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman ini, Don Juan (John) dari Austria, komandan armada Katolik, berdoa rosario memohon pertolongan Bunda Maria. Demikian juga, umat Katolik di seluruh Eropa berdoa rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang mendesak ini. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersamasama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di Basilika Santa Maria Maggiore. Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan pertempuran di Lepanto. Walaupun nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang pada tanggal 7 Oktober. Kemudian, Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci. (Disadur dari katolisitas.org) Kita patut bersyukur, sebagai umat katolik kita mempunyai sosok ibu. Sosok ibu biasanya paling dekat dan memperhatikan anakanaknya. Bunda Maria sebagai ibu kita semua, selalu mendengarkan dan menjadi perantara doa-doa kita pada-Nya. Semoga Tuhan menyertai kita semua Salam damai dalam Kristus.... Nathasa PemRed Fresh Juice Anak Kecil Rabu 1 Oktober 2014 Pesta S. Teresia dr Kanak-kanak Yesus Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mzm. 131:1,2,3; Mat. 18:1-5 Matius 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku Saya bukan orang yang bisa berlama lama akrab dengan anak kecil. Bagi saya, anak kecil itu lucu untuk 1 jam saja, lebih dari itu lebih membuat hidup tambah pusing dengan pertanyaan pertanyaannya. Lalu apakah saya tidak akan masuk surga? Di Injil hari ini, Yesus menggunakan anak kecil sebagai perumpamaan. Masa kecil saya biasa saja, sebagai anak bungsu, saya lebih banyak dibully kakak kakak saya dibanding dijadikan anak kesayangan. Dengan wajah cina dan bermata sipit, sering kali saya menjadi bahan bully di pasar dekat rumah saya. Dari kecil saya juga tidak suka olah raga dan lebih menyukai seni puisi atau drama, sehingga saya menjadi bahan bully anak anak populer di sekolah. Ketika teman teman SD mengadakan reuni, jujur saya tidak merasa kangen dengan mereka. Saya tidak merasa rugi tidak bertemu mereka lebih dari 30 tahun. Malah ada beberapa anak yang saya tidak pernah kenal namanya. Mungkin dulu saya memang anak kuper. Masa kanak kanak saya biasa saja. Cenderung tidak menyenangkan. Mungkin ini yang membuat saya tidak begitu menyukai anak anak. Saya pun tidak menikah, jadi anak bukan sesuatu yang saya pikirkan. Tapi saya pernah ‘jatuh cinta’ dengan beberapa anak di Tajikistan. Jangan khawatir saya bukan pedofilia. :) Saya cukup dikenal di kalangan anak kecil. Bila ada pesta perkawinan, anak anak akan berdansa di sekeliling saya. Ketika Tahun Baru Persia, Navrus, saya malah ikut anak anak itu mengetuk rumah rumah warga untuk meminta permen atau biskuit. Tetangga tetangga saya terkejut ketika lihat saya berlarian dengan anak anak kecil. Menyenangkan sekali. Apakah saya bisa masuk surga sekarang? Masa lalu mungkin membuat saya tidak menyukai anak kecil, tapi kepolosan dan keceriaan anak anak kecil ini juga yang membuat saya rindu Tajikistan. Yesus meminta kita untuk bersikap seperti anak kecil, yg lugu, polos dan tulus dalam berbuat. Saya masih harus lebih banyak belajar, agar saya bisa masuk surga nanti. www.jeffkristianto.com Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 5 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Kamis 2 Oktober 2014 Yang Terbesar dalam Kerajaan Surga Matius 18: 1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,34,5-6,10-11; Mat. 18:1-5,10. Bacaan Injil hari ini menceritakan bagaimana Tuhan Yesus menjawab pertanyaan para murid tentang “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”. Dan Tuhan Yesus memberikan jawaban dan ketiga-tiga nya dikaitkan dengan perumpamaan seorang anak kecil. Yesus melihat sifat-sifat baik pada anak kecil yang patut ditiru orang dewasa, yaitu sifat polos, ketergantungan, mau diberitahu, mau diajar, dan mau diatur. Yang pertama adalah Bertobat dan menjadi seperti anak kecil (Mat 18:3 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga). Untuk menjadi terbesar kita harus bertobat. Setelah bertobat perilaku kita harus bersih seperti anak kecil karena anak kecil mempunya hati yang tulus. Segala hal yang mereka perbuat, dilakukan secara tulus tanpa adanya maksud tertentu atau mengharapkan balasan. Yang kedua adalah merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil (Mat 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga) Janganlah kita menyombongkan diri kita karena apa yang kita dapat saat ini adalah berkat dan karunia dari Tuhan. Dan terakhir adalah menyambut Tuhan Yesus sendiri dalam hidup kita (Mat 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”). Segala perbuatan dan tingkah laku kita seharihari harus didasarkan dalam nama Tuhan Yesus. Nama-Nya lah yang ditinggikan dalam kehidupan kita. Marilah kita berdoa agar kita hidup seperti anak kecil, mempunya hati yang tulus, selalu merendahkan diri dan selalu membawa Tuhan Yesus hadir dalam setiap doa dan kehidupan kita sehari-hari. Biarkan NamaNya menjadi semakin besar dalam kehidupan kita. Amin -Santo- Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 6 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Dahsyat, Ajaib & Kreatifnya Tuhan Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38; Mzm. 139:1-3,7-8,9-10,13-14ab; Luk. 10:13-16. Mzm 139:14 Jumat 3 Oktober 2014 Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Waktu SMA saya orang yang gaptek (gagap teknologi). Saya tidak terlalu bisa memakai komputer saat itu. Pernah suatu kali saat ujian mata pelajaran Desain Grafis, saya mendapa nilai 26. Saya tidak terlalu merasa malu sih saat itu, karena memang bukan pelajaran yang saya minati dan untuk ukuran SMA saat itu, mungkin sekolah saya yang menerapakan standar tinggi, karena ada pelajaran Desain Grafis seperti di universitas saat saya kelas 2 SMA, baik yang jurusan IPA maupun yang IPS. Saat kuliah saya datang ke Bali dengan keinginan untuk masuk sekolah perhotelan, tapi begitu melihat kerapian seragam yang harus dipakai mahasiswanya saya langsung mundur teratur, hahaha, mungkin bukan tipe saya untuk jadi mahasiswi perhotelan. Singkat cerita akhirnya saya menemukan sebuah kampus yang hanya pakai seragam di hari Senin dan Kamis, itupun hanya jas kampus saja. Setelah diterima, saya baru menelepon kedua orang tua saya untuk mengabarkan pindah haluan, hehehe. Saya bersyukur orang tua saya cukup demokratis mengamini pilihan saya. Dan jadilah saya mahasiswi Desain Grafis. Guru Desain saya di SMA sampai tidak percaya saya masuk jurusan yang di SMA saya paling tidak menyukainya, dan lebih tidak percaya lagi pada akhirnya saya lulus, hahaha. Lucunya, pekerjaan saya seputar kuliah tidak benar – benar menjadi seorang desain grafis, malah melompat – lompat dari marketing kemudian fashion designer, operational manager, dan malah sekarang saya menemukan passion baru dalam dunia per-baking¬-an. Saya merasa Tuhan benar – benar kreatif dalam setiap rencana hidup saya. Sesuatu yang ketika saya refleksikan, menjadi sebuah storyline yang menyenangkan. Tuhan benar – benar membentuk pribadi saya dari setiap detail pengalaman hidup saya. Contoh nyatanya ya dari segi pendidikan dan pekerjaan saya. Saya yang ketika SMA mendapat nilai 26 dalam ujian Desain grafis, sekarang seperti makanan sehari – hari mengutak – ngutik Photoshop dan software desain yang lainnya, jadi orang yang melek teknologi, dan saya sadar bukan karena keinginan saya, saya kan bukannya ingin sekali masuk jurusan Desain Grafis, saya cuma tidak ingin pakai seragam setiap hari di kampus, hahaha. Tapi Tuhan ternyata sudah punya rencana yang lebih kreatif dan saya hanya menurut. Inilah saya sekarang, dan akan terus bisa berubah seturut apa yang Tuhan inginkan terjadi dalam hidup saya. “Terima kasih Tuhan untuk setiap peristiwa kehidupan yang aku alami, aku percaya semua yang terjadi hanya seturut kehendakMu saja, aku mau terus bersyukur dan menuruti kehendakMu sampai saatnya tiba Engkau memanggilku pulang. Karena ajaib dan dahsyatlah semua perbuatanMu. Amin Maia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 7 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Tuhan itu adalah setia Sabtu 4 Oktober 2014 Ayub 42:12 Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya dari pada dalam hidupnya yang dahulu.... Peringatan Wajib St. Fransiskus dari Asisi Ayub 42:1-3, 5-6, 12-16, Mzm. 119:66, 71, 75, 91, 125, 130, Luk. 10:17-24, Hari ini kita memperingati St. Fransiskus dari Asisi. Dia adalah santu yang paling sederhana dan penuh pengabdian pada Tuhan. Namun kenyataan, dia berasal dari keluarga yang sangat kaya. Dia hidup dalam kelimpahan. Manu sutu kelak dia tersentuh oleh jamahan kasih Tuhan setelah melihat dan menyaksikan kemiskinan yang dialami oleh orang-orang di sekitar lingkungan hidupnya. Dia berpikir, sekalipun dia berkelimpahan namun tidak mengalami kedamaian seperti orang-orang miskin itu. Dengan itu dia berusaha untuk malakukan sesuatu untuk menanggapi jamahan Tuhan. Dengan diam-diam dia berusaha membagikan harga bendanya secara cuma-cuma kepada orang miskin. Kemudian diketahui oleh ayahnya. Dia lalu diusir dari rumahnya. Dengan itu dia menyerahkan seluruh harta sang ayah. Dia pergi dengan tangan kosong. Sekalipun tidak memiliki sesuatu, hidupnya berkelimpahan dengan kasih Tuhan. Nabi Ayub adalah seorang yang sangat setia pada janji Allah. Dia selalu taat mendengarkan dan melaksanakan perintah Tuhan. Hari ini di dalam bacaan pertama, kita mendengrkan bagaimana mengakui keteguhannya kepada Allah yang selalu setia pada janjiNya. Ayub berkata: “Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencanaMu yang gagal. Ayub percaya akan penyelenggaraan Allah di dalam hidupnya. Dia tidak pernah mengalami pengabaian Tuhan di dalam hidupnya. Sekalipun di dalam cobaan dan tantangan, dia selalu mengalami kehadiran Tuhan. Tuhan itu adalah setia-setia pada janji-janjiNya. Sekalipun kita tidak setia, Tuhan selalu setia. Tuhan mencitai kita apa adanya. Namun kita harus membiarkan diri kita dijamah dan dituntun oleh Roh Tuhan. Patutlak kita membiarkan hidup kita dituntun oleh Allah. Seperti St. Fransiskus dan Ayub yang hidup mereka sangat dilimpahi Tuhan dengan berkatNya, marilah kita mendekatkan diri dengan Tuhan. Dengan itu Tuhan akan memberkati hidup selanjutnya dari pada hidup yang sebelumnya. Doa: Tuhan Yang Penyayang, syukur dan limpah terima kasih kami haturkan kepadaMu atas karunia hidup yang kami terima. Utuslah RohMu untuk selalu membimbing dan menuntun kami di jalan panggilan hidup kami, Amin St. Fransiskus dari Asisi, doakanlah kami. Rm. Joseph, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 8 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Penggarap kebun Anggur Yes. 5:1-7; Mzm. 80:9,12,13-14,1516,19-20; Flp. 4:6-9; Mat. 21:33-43. Minggu 5 Oktober 2014 Mat. 21:38“ketika penggarappenggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita“ Perumpamaan tentang penggarap kebun anggur yang serakah, adalah jawaban kedua dari Yesus atas pertanyaan para imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi yang merasa disaingi oleh kepopuleran Yesus yang didengar banyak orang dan diikuti banyak orang (bdk. Mat. 21:23). Jawaban pertama Yesus adalah perumpamaan tentang dua orang anak dalam hal mematuhi permintaan orang tuanya (Mat. 21:26-32); arti dari perumpamaan itu adalah bahwa para imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi mempunyai kesempatan dan waktu yang cukup untuk mengakui bahwa Yesus adalah Mesias walaupun awalnya mereka menolak keras untuk percaya, seperti si anak kedua yang awalnya menolak bekerja di kebun anggur ayahnya tapi kemudian menyesal lalu pergi juga (Mat. 21:30). Di dalam perumpamaan yang kedua ini; yakni tentang penggarap-penggarap yang serakah, Yesus agaknya menegur dengan keras kekerasan hati para imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi yang telah berkembang dari rasa kuatir karena kalah populer menuju pada keputusan untuk melenyapkan Yesus dari muka bumi. Dalam hidup sehari-hari pun ada banyak alasan yang membuat kita iri hati dan cemburu kepada sesama. Entah itu karena kita menganggap diri kurang cantik atau kurang ganteng, kurang putih atau kurang hitam kulitnya, kurang pandai, kurang harta, kurang beruntung dalam usaha, kurang sehat, dan lain sebagainya. Ada banyak kekurangan dalam hidup ini yang akhirnya menggiring kita iri hati melihat rumput tentangga yang lebih hijau. Nah, kalau kita terus menerus memikirkan semua kekurangan kita akhirnya kita jatuh pada kesimpulan palsu bahwa Allah ternyata kurang sayang dengan kita. Allah itu lebih sayang orang lain daripada saya. Kemudian ujung-ujunnya kita mulai kurang percaya dan kemudian kurang berdoa dan kurang datang untuk merayakan misa minggu. Harapan saya adalah, semoga kita tidak seperti para penggarap kebun anggur yang serakah yang ingin memiliki apa yang Allah miliki, yang mau mengganti dan menghapus kepemilikan Allah atas hidup kita. Kita diajak untuk menggunakan kebebasan iman kita untuk semakin percaya kepada penyelenggaraan ilahi Allah justru pada saat-saat kita kehilangan harapan dan semangat untuk hidup. Meragukan penyelenggaran ilahi Allah itu normal dan biasa untuk kita manusia, tetapi keraguan itu harus diubah kemudian menjadi keteguhan hati.Ingatlah beriman kepada Kristus itu adalah keputusan pribadi kita. Kebangkitan badan, pengampunan dosa dan kehidupan kekal memang adalah hak waris kita, tetapi kita harus mengklaimnya sendiri. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Berbagi Kasih untuk Sesama Senin 6 Oktober 2014 Bruno Isidorus De Loor, Diego De San Vitores Gal. 1:6-12; Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c; Luk. 10:25-37. Luk 10:34“...Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya”. Mengasihi adalah sikap yang tidak mudah dilakukan, apalagi jika orang tersebut belum pernah kita kenal. Kita berpikir, orang ini pasti hanya berpura-pura mengasihi saja. Mengasihi orang lain juga tidak mudah dilakukan, bila orang tersebut pernah menyakiti kita. Mengasihi akan terasa mudah, ketika orang tersebut adalah orang terdekat kita. Ada sedikit cerita, ketika saya menegur mama untuk tetap mengasihi orang yang menyakiti mama. Masih dengan hati yang keras, mama tidak mau mendengarkan saya. Kemudian, saya memutuskan untuk menunjukkan bagaimana “efek” dari kasih itu. Orang yang menyakiti mama sering saya temui. Ketika dia saya ajak bicara, saya malahan di cuek-in begitu saja dan sapaan saya tidak di jawab. Lama kelamaan jengkel juga, sudah bersikap baik kok malahan semakin “menjadi-jadi” orang itu. Kemudian, ketika bertemu orang itu lagi, saya senyum dan ajak ngobrol sedikit-sedikit. Di suatu kesempatan, saya berkunjung ke rumahnya dan belanja di warungnya. Semua usaha saya membuahkan hasil setelah 1 tahun. Beberapa minggu lalu, ketika bertemu di sebuah acara, saya tidak melihat jika yang menjadi bagian penerima tamu adalah orang ini. Dia menyapa saya dengan suara riang, kemudian dia tersenyum, dan menanyakan kabar saya. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus kembali mengingatkan kita untuk mengasihi siapa pun sesama kita. Mengasihi tanpa melihat apakah orang tersebut adalah orang yang kita kenal atau tidak, orang yang pernah jahat atau orang yang baik bagi kita. Mengasihi sesama adalah bentuk nyata dari kasih kita kepada Yesus Kristus. Yesus sudah memberikan teladan-Nya bagi kita, bagaimana Dia berdoa kepada Bapa-Nya, untuk mengampuni para algojo yang menyalibkan Dia. Tentu bukan hal yang mudah, ketika kita harus berdoa memohon ampun untuk orang yang sudah menyakiti kita, dan berusaha mengasihinya kembali. Teladan Yesus membuat kita perlu belajar bagaimana mengasihi sesama, karena melalui kasih itu kita dapat mendamaikan kehidupan. Mari kita bersama belajar mengenai ajaran kasih tersebut, dan membagikan kasih yang telah Tuhan berikan, kepada setiap orang di sekitar kita. HILDA Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 10 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Menemukan Kekuatan melalui Kesukaran Peringatan Wajib SP Maria, Ratu Rosario Gal.1:13-24; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Luk. 10:38-42. BcO Sir. 3:1-16 Selasa 7 Oktober 2014 Gal 1 : 15 : “Tetapi waktu Ia yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya.” Disaat kesukaran-kesukaran hidup datang mengetuk pintu atau malapetaka terjadi, beberapa orang segera berpikir mereka telah melakukan sesuatu yang salah, bahwa Tuhan pasti sedang menghukum mereka. Terkadang mereka tidak memahami bahwa Tuhan punya maksud untuk setiap tantangan yang datang dalam kehidupan kita. Ia tidak mengirim masalah-masalah, tetapi kadang-kadang Ia mengijinkan kita melalui semuanya itu. Saya menemukan bahwa Tuhan lebih suka merubah saya dibanding keadaan-keadaan saya. Tidak berarti bahwa Tuhan tidak akan mengubah keadaan-keadaan itu. Tentu saja Ia dapat dan dengan mudah melakukannya. Tetapi sebagian besar waktu kita, kita diuji dalam bidang-bidang dimana kita paling lemah. Tuhan seringkali menggunakan kesukaran-kesukaran untuk menunjukan ketidakmurnian dalam karakter kita atau bidang-bidang dimana kita perlu bertumbuh. Tuhan dengan sengaja menggunakan beberapa keadaan sebagai sebuah cermin, supaya kita mengenali masalah dalam diri kita, supaya kita dapat naik ke suatu tingkat yang baru dan menjadi orang yang benar-benar Dia inginkan. Pernahkan anda mempertimbangkan bahwa Tuhan mungkin ingin mengubah anda? Tuhan mungkin dengan sengaja merencanakan bagi anda untuk dekat dengan orang yang sangat mengganggu. Ia mungkin berusaha mengajarkan anda bagaimana mengasihi musuh-musuh. Supaya anda mempunyai sedikit daya tahan, bukannya melarikan diri dari segala sesuatu yang keras, tidak nyaman, atau tidak mudah. Tetapi waktu Ia yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya..dan oleh kasih karunia inilah Dia membentuk kita supaya berkenan bagiNya untuk suatu rencana yang besar, untuk itulah Dia telah mempersiapkan kita dari semula. Doa : Bapa aku ingin segera berubah saat Engkau menunjukkan kepadaku bagian-bagian mana yang aku harus bertumbuh. Tolong berikanlah aku keberanian, kekuatan, dan kemauan untuk membuat perubahan-perubahan dan kesabaran untuk mengizinkan proses perubahanMu mengerjakan karya yang lengkap dalamku. Amin Lulu Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Bapa Kami Rabu 8 Oktober 2014 Luk. 11:4 “dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami.” Gal. 2:1-2,7-14; Mzm. 117:1,2; Luk. 11:1-4. BcO Sir. 3:17-4:10 Doa Bapa kami merupakan salah satu doa favorit buat saya pribadi, disamping doa doa yang lain diantaranya Salam Maria dan Kemuliaan. Sering saat saya mengucapkan doa ini sewaktu misa ekaristi, selalu tertegun sesaat saat mengucapkan .. dan ampunilah dosa kami seperti kami pun… mengampuni.... Ternyata hal ini pun dirasakan teman dekat saya yang ada di luar kota. Beberapa waktu lalu dia mengirimkan pesan nya, seperti ini.. “entah kenapa, air mata menetes saat mengucapkan doa ini sewatu misa ekaristi”. Iya, doa Bapa kami sangat sarat mengandung banyak hal , Yesus sungguh tepat mengajarkan doa yang indah ini. Kita diajarkan menyapa Allah secara dekat dengan sebutan “Bapa”. Bukan diajarkan menyapa dengan sebutan tuan, baginda, raja, tapi membentuk hubungan pribadi dengan Allah dengan menyebut Bapa. Kita tidak hanya diajarkan memohon kepada Bapa, tapi juga disaat yang sama diingatkan untuk diri sendiri perihal pengampunan. Saat kita memohon ampun kepada Bapa atas dosa yang kita perbuat, kita pun diingatkan bahwa kita harus terlebih dahulu mengampuni sesama yang sudah bersalah kepada kita. Memohon ampun buat kesalahan diri sendiri lebih mudah diucapkan karena mengandung keuntungan buat diri, tapi saat harus mengampuni sesama yang sudah membuat kita sakit hati, berdarah, luka batin, terhina.. hmmm.. bukan hal mudah. Tapi justru dari situlah muncul keselamatan. Mengampuni sesama yang bersalah berarti kita pun sudah diampuni. Apakah pernah mendengar, memberi kepada sesama itu brarti sama dengan memberi kepada diri sendiri. Saat memberi kepada orang lain, kita sudah menabung pemberian buat diri sendiri. Saat mengampuni orang lain, kita pun sudah menabung ampun buat diri sendiri. Tepatlah yang dikatakan, siapa menanam dia juga akan menuai. Kita menanam ampunan, menanam kebaikan, menanam derma, itu sama dengan kita akan menuai ampunan menuai kebaikan menuai derma.. untuk diri kita. Marilah kita berdoa, Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu. Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu dibumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni, yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukan kami kedalam pencobaan, tapi bebaskanlah kami dari yang jahat.. amin. Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 12 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Maukah Anda Mencari Dia hari ini? Dionisius, Yohanes Leonardus, Gal. 3:1-5; MT Luk. 1:69-70,7172,73-75; Luk. 11:5-13. Kamis 9 Oktober 2014 Luk. 11:9 “Carilah maka kamu akan mendapat” Beberapa bulan yang lalu di paroki kami diadakan sebuah event untuk orang muda Katolik. Kerena kegiatan itu menyangkut orang banyak, maka kami membentuk sebuah team sebagai panitia untuk acara tersebut. Saya adalah salah-satu dari anggota tim itu, dan sekaligus dipercayakan oleh teman-teman sebagai seksi konsumsi. Untuk bisa berjalan dengan baik dan lancar saya memerlukan bantuan dari beberapa orang. Bantuan itu berhubungan dengan anggaran dan menu makanan yang hendak dipersiapkan nanti. Beberapa teman-teman yang aku hubungi bersedia untuk membantuku. Ada yang bersedia untuk memasak, menata meja atau tata ruangan, dan ada pula yang mau menjadi pelayan tamu pada saat makan. Satu hal yang menarik dan kukagumi adalah ketulusan dan keikhlasan hati serta tenaga dan waktu mereka dalam menolong pada saat itu. Selain itu pula, salah satu dari mereka bukan hanya memberikan waktu dan tenaga tapi juga memberikan uang untuk anggaran belanja. Dalam bacan injil hari ini, Tuhan Yesus berbicara banyak hal mengenai bagaimana kita menjalin hubungan dengan Bapa di surga. Ia menggunakan pengalaman hidup manusia sehari-hari untuk menyampaikan pesan sukacita Bapa-Nya di surga. Dia mengajarkan bahwa hubungan kita dengan Bapa di surga sama seperti hubungan kita dengan sesama. Salah satunya adalah dengan mengajak atau meminta kita untuk mencari. Dalam kehidupan, kita sering mencari sesuatu tanpa melibatkan orang lain atau tidak mau meminta bantuan atau petunjuk dari Tuhan YEsus. Kita sering mengandalkan diri kita sendiri atau tidak mau mencari bersama DIA. Banyak alasan yang selalu kita berikan, salah satunya adalah kita kurang percaya entah kepada orang lain atau pun juga terhadap Tuhan. Hari ini, saya dan anda dingatkan oleh Tuhan Yesus untuk senantiasa mencari kehendak BapaNya di surga dalam seluruh hidup dan pelayanan kita. Kita diminta untuk tidak henti-hentinya mencari meski terasa pencarian dan usaha kita tampak sia-sia. Tapi, Tuhan yang kita Imani adalah bukan Tuhan menutup mata dan telinga-Nya. Tuhan yang diimani oleh orang Kristen adalah Bapa yang setia mendengar dan memberikan apa yang diminta oleh anak-anakNya, yakni dengan memberikan Roh Kudus. Beberapa orang kudus yang Gereja sejagat peringati hari ini adalah sekelmpok dari pengikut Kristus sejati. St. Dionisius adalah uskup dari Alexandria memiliki hati yang lunak dan lembut terhadap pendosa yang murtad dan akhirnya bertobat. Sementara St. Yohanes Leonardi bekerja sebagai pastor penjara dan ruamh-sakit. MArilah kita mengikuti teladan para kudus yang senantiasa mencari kehendak Bapa dalam hidup dan pelayanan mereka bersama DIA dan di dalam Dia yang menguatkan iman dan kasih mereka akan Tuhan dan sesama. Fr. Anis, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Persepsi Oh..Persepsi... Jumat 10 Oktober 2014 Luk 11:23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan Gal. 3:7-14; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 11:15-26, Dalam kehidupan berkomunitas, terkadang kita mengalami konflik hanya karena salah mengerti orang lain. Kita memaksakan keyakinan dan kebenaran (persepsi) kita sendiri terhadap orang lain. Kita tidak mau melihat apa sesungguhnya duduk persoalannya. Dan tidak jarang, kesalah mengerti an kita itu lama-lama menjadi kebencian, yang pada akhirnya seringkali menutup mata hati kita untuk dapat melihat sisi baik dan kebenaran dari orang lain tersebut. Akibatnya, bukankah kita sendiri yang pada akhirnya bertindak tidak benar? Tenang…ini saya cerita tentang saya lho….(hehehehe :-D ) Sahabat Fresh Juice, hari ini Yesus pun disalah-mengerti! Pengusiran setan yang dilakukan oleh Yesus disalah-mengerti oleh mereka yang menyaksikannya. Mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir setan karena kuasa Beelzebul, penghulu setan. Mereka tidak percaya bahwa Yesus melakukannya dengan kuasa-Nya sendiri. Karena itu, mereka meminta Yesus untuk membuat suatu tanda atau mujizat lain yang bisa meyakinkan mereka bahwa Yesus sungguh bertindak atas kuasa-Nya sendiri. Kesalah-pahaman dan ketidakpercayaan mereka atas kuasa Yesus tidak lain disebabkan oleh kebencian dan ketertutupan hati mereka terhadap pewartaan Yesus. Karena kebencian dan ketertutupan hati atas kebenaran lain di luar diri mereka, mereka tidak bisa berbipikir dan menilai serta bertindak secara benar. Jalan pikiran mereka ini akhirnya dikecam oleh Yesus: “Setiap kerajaan yang terpecahpecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.” (ayat 17-18). Hari ini Yesus mengundang kita untuk membuka hati pada Kerajaan Allah, yakni Kasih Allah yang akan memampukan kita untuk mengerti dan menerima kebenaran orang lain dan terlebih-lebih tindakan Allah sendiri dalam hidup kita yang sering kita salah mengerti. (Mengutip dari fr. Bastian-Wawan) Siska Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 14 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Kebahagiaan Sejati Gal 3:22-29, Mzm. 105:2-3,4-5,6-7, Luk 11:27-28 Sabtu 11 Oktober 2014 Luk 11:28: Tetapi Ia berkata:” Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” KEBAHAGIAAN........ adalah sebuah kata yang sangat menggoda dan merupakan dambaan setiap orang, mulai dari yang muda sampai yang tua, dari yang miskin sampai yang kaya bahkan juga mereka yang terbaring dirumah sakit ingin bahagia apalagi mereka yang sehat. Tetapi dimana kebahagiaan itu dapat diperoleh. Dunia mengajarkan bahwa kebahagiaan dapat diperoleh melalui harta kekayaan, pangkat, penampilan dan seterusnya. Tetapi betulkah demikian, jika betul maka kebahagiaan hanya milik sebagian kecil orang di bumi ini, tapi kabar baiknya pendapat itu salah sehingga setiap orang dapat berbahagia, karena kebahagiaan yang sejati tidak tergantung dari apa yang kita miliki, dan apa yang kelihatan , tetapi lebih kepada hubungan kita pada Tuhan Yesus. Pada bacaan Injil hari ini Yesus mengajarkan pada kita cara untuk memperloleh kebahagiaan sejati yaitu dengan mendengarkan firman Allah dan memeliharanya. Mungkin tidaklah mudah untuk mau mendengar apalagi memelihara firman Allah dalam hidup kita, tapi jika kita mau membuka diri dan hati kita untuk membaca , menerima , dan memeliharanya, maka Firman itu akan tumbuh berkembang dan berakar dalam hati kita dan jika kita menerapkannya dalam hidup kita maka hidup kita akan menjadi bahagia. Belum lama ini saya sedang berjalan menuju kegereja untuk mengikuti Misa pagi, dengan banyak persoalan yang belum terselesaikan yang memenuhi pikiran saya, tiba-tiba sekelompok burung melintas diatas kepala saya, lalu seketika itu saya teringat akan injil Mat 6:26 yang mengatakan:” Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namum diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu.” Seketika itu juga hati saya dipenuhi rasa sukacita, padahal tidak ada yang berubah pada saat itu yang dapat dilihat dengan mata, persoalan tetap belum selesai, tapi saya merasa bahagia karena saya menyadari bahwa Tuhan menyertai saya dan akan memberi jalan untuk menyelesaikan persoalan yang sedang saya hadapi sehingga saya tidak perlu merasa khawatir lagi. Dalam kehidupan ini masalah bisa datang kapan saja dan dalam bentuk apa saja, ada yang besar dan ada pula yang kecil, dan tidak satupun dari kita yang mampu untuk menghindar atau terlepas dari masalah untuk selamanya. Tapi jika kita menghadapinya bersama Yesus maka akan ada perbedaan besar dalam sikap kita dalam mengambil keputusan, kita menjadi lebih bijaksana. Tidak semua orang hidup dalam berkelimpahan tapi dalam FirmanNya Tuhan mengatakan bahwa Dia akan menyertai kita selamanya sehingga dengan berpegang teguh pada Firman Tuhan kita tidak perlu takut , khawatir dan ragu tentang apapun juga. Jika kita setia padaNya maka pada saat-saat sukar dalam kehidupan ini, Tuhan selalu menunjukkan keberadaanNya sehingga kita tidak kekurangan apapun, semua tercukupi. Patut disyukuri bahwa penyertaan dan perlindunganNya sungguh nyata, sehingga tidak ada alasan apapun mengapa kita tidak bahagia. Doa:Puji Syukur dan Terimakasih ya Bapa untuk KasihMu, PemeliharaanMu dan BerkatMu yang berlimpah dalam hidup kami, sehingga kami dapat hidup dalam sukacitaMu. Amin. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Pakaian Pesta Minggu 12 Oktober 2014 Mat. 22:11-12, “Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?” Yes. 25:6-10a; Mzm. 23:1-3a,3b -4,5,6; Flp. 4:1214,19-20; Mat. 22:1-14, Kita sering mendengarkan atau malahan terlibat dalam diskusi dan perdebatan bagaimana kita harus selayaknya berpakaian “yang sopan dan pantas” dalam merayakan misa kudus. Ada yang berargumen bahwa yang penting itu bukanlah pakaian, tetapi bagaimana hati kita dalam merayakan misa. Itu memang 100% betul dan menjadi yang utama, tetapi seharusnya apa yang ada dalam hati kita yang bersih tentunya tercermin dalam hal kita berpakaian khususnya dalam menghadiri misa, bukan? Tidak saja di dalam agama Katolik, tetapi di dalam agama-agama lain seperti Hindu yang mengharuskan kita memakai sarung untuk menutup aura-aura yang agak terbuka, agama Islam yang mengharuskan kaum hawa mengenakan kerudung atau jilbab dan lain sebagainya. Bagaimana dengan kita? Ada beberapa gereja yang sangat strick atau sangat tegas dalam hal berpakaian. Contohnya ketika saya menghadiri misa di paroki Santa Maria de Fatima, Toasebio Jakarta, almarhum Pastor Fantelli SX selalu berjaga di depan pintu gereja menyambut umat yang datang, menyalaminya dan sekaligus memperhatikan kalau ada umat yang berpakain tidak pantas. Tentunya dia mempunyai kriteria “tidak pantas” seperti menggunakan rok yang terlalu mini dan ada belahan sana-sini, pakaian atas yang belahan tengahnya terlalu rendah sehingga membuat mata lelaki langsung mengarah ke sana dan lain sebagainya. Perayaan Ekaristi adalah sakramen yang agung dimana kita mengecap “perjamuan surgawi yang terjadi di bumi” seperti yang judul buku Prof. Scott Hann. Jadi ketika kita menghadiri Ekaristi, itu adalah sebuah pesta yang diadakan oleh Tuhan sendiri dan kita diajak untuk menggunakan pakaian yang layak. Seandainya saja kita diundang oleh presiden atau orang besar, kita tentunya mengenakan pakaian yang terbaik dan sopan, bukan? Apalagi ini adalah Perjamuan Tuhan! Yesus pada bacaan Injil hari ini mengumpamaan kerajaan sorga seperti seorang raja yang mengadakan perjamuan dan di bagian akhir dikisahkan bahwa raja tersebut mengusir seorang yang tamu yang tidak menggunakan “pakaian pesta”. Tentu saja kita tidak mau diusir bukan? Nah, marilah kita mengenakan pakaian yang sopan dan pantas dalam mengikuti perayaan ekaristi kudus. Tentu saja di dalam pernyataan tobat sebelum kita masuk ke dalam liturgi sabda dan ekaristi kita diajak untuk membersihkan hati kita yang menjadi “pakaian utama” kita dalam menghadap Tuhan. Romo Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 16 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Iman: terang bagi kehendak hati Gal. 4:22-24,26-27,31 - 5:1; Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7; Luk. 11:29-32. Senin 13 Oktober 2014 Luk 11:29 “… Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” Dikerumuni orang banyak tidaklah selalu menyenangkan bagi setiap orang. Terutama bila diantara orang banyak itu ada yang menfitnah dan ingin mencobai. Inilah yang terjadi pada saat Yesus mengusir setan dari seorang bisu. Orang banyak yang melihatnya bukan lantas menjadi percaya karena menyaksikan kuasa Allah yang bekerja di dalam diri Yesus, sebaliknya mengatakan “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan” (Luk 11:15). Bahkan ada pula yang meminta tanda dari Yesus untuk mencobai apakah benarbenar Ia diutus oleh Allah. Tidak heran bila Yesus menegur mereka dengan keras: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” (Luk 11:29). Yesus yang menyelidiki hati setiap orang melihat ketegaran hati mereka, karena walaupun mereka tahu hanya Allah yang memiliki kuasa untuk mengusir setan, mereka tetap tidak mengenali Yesus sebagai Mesias dan menolak untuk percaya kepada-Nya. Dalam beragam aktivitas hidup komunitas atau pribadi, dinamika yang sama mungkin sering terjadi. Saat kita meminta tanda dari Allah untuk mengenali kehadiran-Nya atau kehendakNya, kita tidak mampu mengenali jawaban dari Allah. Mengapa? Bangsa Yahudi, karena terpaku pada keinginan untuk memperoleh tanda ajaib dari Allah yang menyatakan kuasaNya dengan membebaskan Israel secara total dari penderitaan, melenyapkan dunia lama dan membangun kerajaan baru bagi mereka, menjadi tidak mampu mengenali tanda yang Allah anugerahkan dalam diri Yesus. Begitupun kita, saat ‘bertahan’ menginginkan tanda dari Allah seperti yang kita kehendaki dan pikirkan, sulit bagi kita mengenali tanda yang Ia berikan pada waktu dan cara-Nya. Iman adalah terang bagi kehendak hati kita. Jangan biarkan hati kita dikuasai kehendak manusiawi yang membawa kebinasaan, tetapi persembahkanlah setiap waktu kepada Yesus, agar Ia memurnikan dan menuntun setiap kehendak dan perbuatan kita menjadi serupa dengan kehendak-Nya. Yesus adalah tanda keselamatan dari Allah, bukan saja bagi kita, tetapi bagi semua orang melalui kesaksian hidup tiap anggota Gereja-Nya. Sr. Maria Benedicta, OSB Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Selasa 14 Oktober 2014 Iman yang bekerja oleh Kasih Gal 5:6 “sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih”. Gal 4:31b - 5:6 ; Mzm 119:41, 43, 44, 45, 47, 48 ; Luk 11:37-41 Ketika mengikuti retret beberapa bulan yang lalu, ada Sesi Pembasuhan Kaki, sebagai simbolik untuk saling memaafkan, dimana kita membasuh kaki orang yang kita anggap mewakili orang yang akan kita ampuni / mintai ampun. Saat itu saya tidak terlibat secara langsung dalam sesi itu, karena saya sedang mempersiapkan konsumsi. Tetapi tanpa saya sadari, walau hanya melihat, saya ikut menangis. Saya tidak mampu menahan air mata saya yang terus mengalir dan hati saya yang terasa sakit, melihat banyak teman-teman peserta yang menangis sembari melakukan proses pembasuhan kaki tersebut. Melihat begitu banyak beban dan hati yang terluka, tetapi mau dengan sepenuh hati melepaskan pengampunan bagi orangorang yang pernah melukai hati mereka. Saya bertanya dalam hati saya, itu bukan luka saya, tetapi kenapa saya turut merasakan sakitnya, kesedihannya?. Sekarang ketika membuat Fresh Juice, saya baru memahami setelah membaca ayat Galatia 5:6. Saat itu Roh Kasih bekerja secara luar biasa, menyentuh setiap hati, memenuhi setiap hati dengan kasih yang meluap, yang memampukan setiap hati untuk mau melepaskan pengampunan dan luka hati karena kasih karunia Tuhan Yesus. Dalam proses simbolik mencuci kaki tersebut, setiap pribadi mau percaya (mengimani), bahwa ia telah mengampuni orang yang melukainya, diampuni oleh Tuhan, juga telah membersihkan hati dari setiap luka; entah seberapa besar kesalahannya, pun seberapa dalam luka hati tersebut, serta bagaimanapun keadaan kita saat itu. Kasih yang memampukan kita melakukan hal-hal yang berat, tidak mudah, bahkan juga tidak mungkin bagi kita sendiri. Itulah menurut saya contoh nyata: Iman yang bekerja oleh Kasih. Jesus bless Us Lia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 18 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Topeng Kehidupan Peringatan Wajib St. Teresia dr Avila Gal. 5:18-25; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 11:42-46 Rabu 15 Oktober 2014 Gal 5 : 22 – 23 : “ Buah Roh ialah kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaaan diri “ Alangkah sempurnanya dunia ini, jika semua manusia memiliki semua sifat-sifat seperti dalam buah-buah Roh. Tidak aka nada perpecahan, kemunafikan, peperangan, kejahatan, kesombongan. Tetapi, apakah dunia dengan manusia yang mempunyai sifat seperti itukah yang dinamakan dunia yang ideal ? Justru dunia seperti itu adalah dunia yang membuat iman kita tidak bertumbuh. Pertumbuhan iman memerlukan sebuah proses yang harus kita jalani dengan apa adanya. Bacaan hari ini, jika kita melihat injil Lukas 11 : 42 – 46 , semua mengatakan tentang kemunafikan dan topeng kehidupan.Orang –orang farisi dalam injil tersebut dikatakan mengabaikan keadilan dan kasih Allah, ingin mendapat penghormatan dari orangorang , meletakkan beban pada orang lain, semuanya adalah sifat-sifat yang munafik. Tetapi di dalam Mazmur 1 : 1-2, 3, 4, 6 dikatakan bahwa orang- orang yang kesukaannya melakukan taurat Tuhan, dia akan menjadi orang yang berbahagia. Dan di dalam Galatia 5 : 18 – 25 menyebutkan bahwa jika kita membiarkan diri kita dipimpin oleh Roh, dan bisa menyalibkan daging dan segala hawa nafsunya, maka akan mendapati buah-buah Roh. Ketiga bacaan hari ini seperti sebuah proses yang berelevansi satu sama lain, jika kita melakuakn hukum taurat Tuhan, tidak munafik seperti orang-orang farisi dan membiarkan hidup kita dipimpin oleh Roh, kita akan mendapat kebahagiaan dalam kerajaan Allah. Relevansi sebuah proses pertumbuhan iman. Di masa sekarang ini, banyak sekali orang yang ingin dikenang namanya dengan baik. Mereka seringkali bersikap munafik dan dengan topeng untuk membuat orang berpikir bahwa mereka adalah orang baik sehingga dia yang dianggap baik akan merasa bahagia. Padahal belum tentu seperti itu. Biarkan kita berproses, apa adanya, tulus, orang juga pada akhirnya akan mengetahui kita dengan tulus dan apa adanya. Dan relasi yang seperti itu akan berjalan lebih natural, tanpa topeng dan tak lekang oleh waktu. Alin Mari hadiri Misa dan Adorasi bersama 1 jam di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Rabu 15 Oktober 2014 pk. 18.30 wita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Sudah Pakai Kunci Surgamu ? Kamis 16 Oktober 2014 Luk. 11:52 “Celakalah kamu, hai ahli ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan” Hedwig, Margarita Maria Alacoqu, Margarita Maria Alacoque, Gerardus Mayella. Ef. 1:1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 11:47-54; Ketinggalan kunci itu tidak enak! Entah kunci rumah, kunci mobil, kunci kamar, kunci kantor, atau kunci koper. Mungkin anda tidak pernah mengalaminya, tapi saya ini termasuk orang yang kadang lupa dimana kunci diletakkan. Kalau sudah dicari dan tidak ketemu, wah pusing setengah mati. Musti cari gantinya, atau panggil ahli kunci, atau leih parah lagi seluruh pintu harus diganti. Buang waktu, buang ongkos, habis tenaga, terlambat kemana-mana sampai malu, capek batin lagi! Lengkap deh…. Di Injil hari ini Yesus mengutuk para ahli Taurat yang sudah mengambil kunci pengetahuan surgawi, tetapi tidak dipakai! Mungkin karena mereka seperti saya lupa meletakkan kuncinya dimana, lalu karena malu atau gengsi, menutup-nutupi dan menghalangi orang lain yang mencoba masuk! Kalau saya pikir-pikir, sangat mungkin saya menjadi seperti mereka. Aduh Tuhan tolong saya, jangan sampai ya. Teman-teman terkasih dalam Kristus, kita sebagai umat Katolik Kristiani yang sudah dibaptis, kita ini juga sudah diberikan kunci surgawi. Ah masa sih? Ya benar! Yang pasti Allah Bapa sudah memberikan rahasia pengetahuan surgawi pada kita, lewat para rasulnya dan semua pengikut Kristus yang dalam 20 abad terus menggali apa artinya Tuhan Yesus yang datang sebagai manusia seperti kita, dan mati untuk menebus dosa-dosa kita, lalu bangkit dan membawa keselamatan untuk mereka yang percaya padaNya. Apakah kita sudah memakai kunci ini? Atau mungkin kuncinya ketinggalan. Saya sendiri dulu pernah tidak mau memakainya selama sepuluh tahun. Janganlah teman teman menjadi seperti saya, atau kedapatan seperti ahli-ahli Taurat, yang sudah mengambil kunci pengetahuan, lalu tidak dipakai, dan malahan terus menghalang-halangi orang lain yang mau masuk. Janganlah juga kita berpuas diri karena pengetahuan Ilahi itu tidak ada batasnya. Sering –seringlah memakai kunci pembaptisan kalian. Kunci ini adalah tak lain datang dari Roh Kudus, yang memampukan kita untuk masuk dan mengerti segala pengetahuan surgawi. Semuanya ini sudah disediakan dengan berlimpah untuk kita semua. Mari gunakan kunci yang telah diberikan Tuhan bagi kita!! Frater David Lemewu mgl Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 20 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Orang Kudus : St. Ignatius dari Antiokhia Jumat 17 Oktober 2014 “Berdoalah bagiku, supaya aku jangan jatuh dalam pencobaan.” Peringatan Wajib St. Ignatius dr Antiokhia Ef. 1:11-14; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7.8-9; Luk. 12:1-7; warna liturgi Merah St. Ignatius dari Antiokhia telah dikenal sejak masa gereja perdana. Ia dilahirkan pada tahun 50. St. Hieronimus dan St. Yohanes Krisostomus keduanya berpendapat bahwa makamnya terletak dekat pintu gerbang kota Antiokhia. Ignatius adalah Uskup Antiokhia yang ketiga. Di kota inilah St. Petrus berkarya sebelum ia pindah ke Roma. Di kota ini jugalah pertama kalinya para pengikut Kristus disebut Kristen. Ignatius dijatuhi hukuman mati dalam masa pemerintahan Kaisar Trajan. Ia digiring dari Antiokhia ke gelanggang pertunjukan di pusat kota Roma. Meskipun kepergiannya ke Roma berada dalam pengawalan ketat pasukan, Ignatius sempat singgah di Smyrna dan Troas. Dari kota-kota tersebut ia menulis beberapa pucuk surat kepada umat Kristiani. Dengan demikian, ia menggunakan cara yang sama dengan St. Paulus dalam mewartakan Kabar Sukacita. Salah satu surat yang ditulis Ignatius dari Troas ditujukan kepada St. Polikarpus, seorang rekan uskup, yang kelak juga menjadi seorang martir. Ketika Ignatius yang terkasih tiba di Roma, ia bergabung dengan umat Kristiani yang pemberani yang menantinya di penjara. Akhirnya, tibalah hari dimana sang uskup dilemparkan ke arena pertunjukan. Dua ekor singa ganas menerkamnya. St. Ignatius wafat sekitar tahun 107. Ia mewariskan kepada kita kesaksian hidup Kristiani serta suratsuratnya yang indah. “Berdoalah bagiku, supaya aku jangan jatuh dalam pencobaan.” Mari menimba keberanian dalam kesaksian hidup serta doa-doa St. Ignatius. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Impian Istimewa Sabtu 18 Oktober 2014 Lukas 10:2 KataNya kepada mereka, “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit….” Pesta St. Lukas 2 Tim. 4:10-17b, Mzm. 145:10-11, 12-13ab, 17-18, Luk. 10:1-9, BcO Kis. 9:27-31; 11:19-26 Setiap orang memiliki impian dan cita-cita yang tinggi. Namun impian dan cita-cita tidak akan menjadi nyata. Jikalau impian dan cita-cita itu tidak disertakan dengan suatu kerja keras. Kita telah membacakan dan merenungkan kisah tentang Kain dan Habel di dalam Kitab Kejadian. Kain sang sulung bekerja sebagai petani sedangkan adiknya, Habel bekerja sebagai gembala yang sangat tekun dan bekerja keras. Suatu ketika, Kain mempersembahkan korban persembahkan hasil kebunnya. Habel adiknya juga mempersembahkan persembahan hasil kerjanya. Ternyata Allah lebih berkenan dengan hasil korban persembahan Habel. Karena dia mempersembahkan hasil yang terbaik. Karena kecemburuan Kain, dia berusaha untuk membunuh adiknya. Dia akhirnya membunuh adiknya. Kalau kita merenungkan sikap dan perbuatan kedua kakak beradik itu ternyata mereka mempunyai cita-cita dan impian yang sangat tinggi. Salah satu impian yang teristimewa adalah bahwa berkat dan hikmah dari Allah. Kain tidak dapat mencapai impiannya karena tidak bekerja keras dan tidak menyenangkan hati dan kehendak Allah. Sedangkan adiknya, Habel mampu menyenangkan Allah sehingga persembahannya diterimah Allah. St. Lukas mengisahkan tentang tuaian dan pekerja, tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit. Kisah ini mengisahkan bahwa memang banyak sekali tuaian di lading Tuhan. Namun hanya sedikit saja pekerja, hanya sedikit saja kemampuan da kemaun untuk bekerja. Karena itu, St. Lukas mengajak kita untuk meminta dan memohon bantuan Tuhan agar dapat memberikan kita kekuatan dan harapan untuk meraih hari esok. Seperti Habel yang selalu bekerja dan memohon pernyertaan Ilahi. Akhirnya impian itu menjadi kenyataan. Tuaiannya dikehendaki Allah. Doa: Yesus yang baik, persiapkanlah hati kami untuk selalu mendekatkan diri dengan Engkau. Mampukan dan kuatkan kami untuk selalu datang kehadapanMu memohon bantuan dan kekuatan Ilahi. Amin. Rm. Joseph, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 22 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Pertobatan Sejati Hari Minggu Evangelisasi Yes. 45:1,4-6; Mzm. 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac; 1Tes. 1:1-5b; Mat. 22:15-21. Mat. 22:15 Minggu 19 Oktober 2014 Mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan Ketika kita pertama kali dibaptis, entah sebagai anak bayi atau orang dewasa, kita berada dalam situasi kepenuhan rahmat, karena dosa-dosa kita dihapuskan saat itu juga. Sadar atau tidak dan mau atau tidak mau, kita dijemput Allah sendiri untuk duduk dalam pesta yang diselenggarakan-Nya (Mat. 22:1-14). Kebangkitan badan, pengampunan dosa dan kehidupan kekalitu sudah disiapkan untuk kita. Disiapkan, artinya kita tidak perlu bersusah payah mencari sendiri, tetapi yang kita perlukan adalah menyiapkan diri dengan pakaian yang layak untuk hadir pada pesta perjamuan yang telah disiapkan Allah sendiri (Mat. 22:1213). Mungkin kita kadang berpikir menjadi pengikut Kristus atau orang Katolik itu berat, karena aturannya banyak; ada sepuluh perintah Allah, lima perintah Gereja, belum lagi ada doktrindoktrin Magisterium Gereja, atau ada juga Hukum Kanon Gereja, bagi para biarawan atau biarawati ada yang namanya regula, konstitusi atau statuta ordo. Kita kemudian berpikir bahwa kalau kita menaati aturan-aturan tersebut maka sudah tentu kita akan masul Kerajaan Sorga. Kalau Anda masih punya pikiran demikian, maka bertobatlah sebelum terlambat. Menjadi pengikut Kristus atau orang Katolik yang baik itu bukan sekedar mengikuti dan menaati aturan-aturan dan hukum-hukum Gereja dari A sampai Z lalu kemudian menceritakan dengan bangga kepada teman-teman lain untuk dipamerkan. Murid Kristus yang sejati adalah Anda yang menceritakan bagaimana Allah telah mengasihi dan menyelamatkan diri Anda. Dan bahwa pertobatan sejati adalah perubahan pemahaman bahwa walaupun Anda hidup di dunia ini dengan segala tantangan-tantangannya, Anda harus percaya bahwa Anda ini berasal dari Allah, kita adalah kepunyaan Allah. Memang Anda hidup di dunia, tetapi Anda bukan berasal dari dunia. Karena itu berlakulah sedemikian, sehingga tutur kata dan tingkah laku Anda sungguh menggambarkan siapa sebenarnya Anda dan seperti apa cara hidup Anda sebagai murid-murid Kristus. Janganlah Anda menjerat Kristus yang ada di dalam hati Anda dengan pertanyaan-pertanyaan yang meragukan iman Anda sendiri. Jangan biarkan peristiwa hidup yang tak menyenangkan Anda bisa mempengaruhi iman Anda akan Krisus. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Senin 20 Oktober 2014 Dia adalah segala-galanya bagi-Ku Luk 12:19 Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahuntahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Magdalena dr Nagasaki,Kaprasius Ef. 2:1-10; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 12: 13-21. Hidup di Indonesia sudah pasti dihadapkan dengan istilah “harga-harga naik” setiap tahun-nya. Kenaikan tarif dasar listrik, tabung gas LPG, hingga bahan bakar minyak untuk kendaraan. Dari semua itu bisa disimpulkan bahwa, kebutuhan hidup di Indonesia secara umum pasti meningkat dari tahun ke tahun. Teman saya, sebut saja Mr. M – saat ini dia mengalami masa-masa “galau” dalam hidupnya. Pilihan “Hidup untuk Uang” atau “Uang untuk Hidup” seakan menjadi pertanyaan yang selalu menghantui dia setiap hari. “Uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang, “ucapan khas dari dia kepada saya dan teman-teman. Kegiatan A tidak bisa berhasil kalau tidak ada uang, mau bepergian tidak mungkin kalau tidak ada uang, dan pengandaian lainnya lagi. Sibuk mencari uang, membuat dia mulai menghilang dan meninggalkan pelayanan untuk sesaat. OMG !!! Saya telah kehilangan seorang teman, karena tawaran duniawi dalam bentuk uang (harta). Kata “Uang” lebih indah baginya, daripada sebuah kata “Tuhan”. Uang dijadikan segalagalanya, sementara Tuhan nomor sekian, dan hanya dianggap segalanya, bukan segala-galanya !! Bacaan hari ini mengisahkan tentang orang kaya yang bodoh. Orang yang sudah terlalu kaya dan memiliki segalanya –harta duniawi-, tetapi bingung ke mana ia harus menyimpannya. Hidupnya dikuasai oleh kedagingan, yang berbentuk keserakahan akan harta duniawi. Yesus berkata, bahwa saat itu juga jiwanya akan diambil dari padanya !! Sebab, untuk siapakah kekayaan itu dan akan digunakan untuk apa kelak !! Yesus mau menekankan kepada kita, untuk menjadi semakin kaya di hadapan Allah, bukan kaya di hadapan dunia !! Ketentraman jiwa dan ketenangan batin, akan kita dapatkan ketika kita lebih kaya di hadapan Allah. “Kekayaan” itu tidak akan lenyap, dan akan menjadi “harta” terindah yang kita miliki. Iman yang percaya, doa dan puasa, berjalan di dalam perintah-Nya, melayani Dia tanpa bersungut-sungut, Ekaristi Kudus, mengasihi sesama, mengandalkan Dia selalu, adalah beberapa cara kita untuk semakin “elegan” dan “kaya” di hadapan Allah. Hopefully!! KRIS Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 24 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Berjaga-Jaga di Adorasi Abadi Ef. 2:12-22; Mzm. 85:9ab-10,11-12, 13-14; Luk. 12:35-38. Selasa 21 Oktober 2014 Lukas 12:38 “Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.’ Hari ini Tuhan mengajak kita berjaga-jaga senantiasa dalam menjalani hidup. Dengan kata lain, Waspadalah! Jangan lengah! Jangan terlena! Jangan sampai mabuk kepayang! Tuhan ingin, ketika Ia datang, Ia menemukan kita sedang melakukan apa yang Ia kehendaki. Supaya kita bahagia seperti yang tertulis dalam Bacaan Pertama Efesus 2:19-21 ‘Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang Kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.’ Ada banyak cara orang menyiapkan hati untuk selalu menyadari kehadiran Tuhan. Mulai dari berpikir dan bertindak baik, menghindari dosa, menjaga kehidupan doa, melakukan tindakan kasih, bertanggung jawab, melayani Tuhan, dan masih banyak lagi. Dan salah satu cara adalah berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus dalam ruang Adorasi Abadi. Setidaknya, masing-masing kita yang sudah mengetahui kehadiran Tuhan dalam Sakramen ini, melakukan adorasi pribadi 1 jam seminggu. Pasti banyak berkat kita peroleh bagi diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Seorang ibu, janda muda, yang telah melalang buana dalam iman dan pekerjaannya, suatu hari datang dengan rasa lelah yang amat sangat dan meminta ikut mengambil jam Adorasi dini hari seminggu sekali. Walau pun siangnya dia telah bekerja keras, sehingga terkadang tertidur saat Adorasi. Sekitar enam bulan kemudian, dia mendapat panggilan kerja dan enam bulan kemudian ia datang lagi dan berkisah, “Sewaktu saya bekerja keras siang malam dengan kekuatan sendiri, membayar sewa rumah saja sulit. Tetapi begitu saya mengandalkan Tuhan dan berjaga-jaga dalam doa, sekarang Tuhan memampukan saya dan partner saya membeli tanah sebukit untuk membangun hotel. Betapa luar biasa cara Tuhan membahagiakan kita, kalau kita mau berserah dan menyenangkan hati Tuhan!” (Narita) Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Boarding Pass Rabu 22 Oktober 2014 Lukas 12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Ef. 3:2-12; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Luk. 12:39-48. “Para penumpang jurusan kehidupan abadi, diminta memasuki pesawat” Kalau ada pengumuman seperti ini menjelang akhir hidup kita, mungkin kematian lebih menarik, karena seperti realita kita sehari-hari, kita tahu kita ke mana dan siapa yang akan menjemput kita di tujuan. Apalagi kalau flight nya business class ha ha.. Saya masih ingat kotbah Romo di salah satu misa. Beliau mengatakan kita semua tanpa kecuali, tua-muda, besar-kecil, kaya maupun tidak, sukses ataupun belum, semuanya sudah memegang boarding pass. Hanya menunggu jadwal penerbangan, jadwal dipanggil Tuhan untuk “terbang” dan kembali kepadaNya. Hanya saja jadwalnya itu rahasia. Benar sekali. Beberapa waktu lalu di airport Surabaya mulai diberlakukan kebijakan tidak adanya pengumuman panggilan penerbangan. Kebijakan ini sempat menuai pro-kontra karena kuatirnya akan membuat banyak penumpang karena kelalaian dan kurang waspada ketinggalan pesawat. Namun kebijakan itu tetap saja dimplementasikan. Masing-masing penumpang harus mawas diri, memantau layar monitor pengumuman penerbangan, tahu persis kapan harus masuk ruang tunggu sesuai jadwal penerbangannya. Jika teledor sedikit, ketinggalan pesawat adalah resiko yang harus ditanggung. Jadi kalau terbang dari Surabaya saya juga jadinya lebih hati-hati, saya cenderung langsung ke ruang tunggu dan SIAP duduk dengan manis. Itu penerbangan dunia. Penerbangan kita untuk pulang ke surga adalah tujuan dari seluruh hidup kita; kita tidak tahu hari apa, jam berapa, dan tidak ada pengumuman. Namun setiap dari kita sudah memegang boarding pass. Jadi ada baiknya kita senantiasa menyiapkan hati dari waktu ke waktu. Tidak juga perlu membuat kita takut berlebihan, sejauh kita telah memberikan yang terbaik dari diri kita, yang terbaik dari hati kita. Jalanilah hidup lepas dan bebas. Yesus telah menjadi contoh bagi kita, Ia tahu Ia datang untuk menderita dan mati di kayu salib bagi kita, dan Ia memberikan yang terbaik dariNya dan akhirnya mengalahkan maut. “Sungguh Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku. Ia telah menjadi keselamatanku” (Yes 12:2) Yustina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 26 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Maukah anda menerima api? Kamis 23 Oktober 2014 Luk. 12:49 Yohanes dr Kapestrano, Gulielmus “Aku datang untuk Ef. 3:14-21; membawa api ke atas bumi dan betapa Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53. Aku harapkan bahwa api itu menyala” Beberapa tahun lalu, saya mengikuti Summer School yang diadakan oleh MGL (Missionaries of God’s Love) dan Disciple of Jesus Community di Bathurs (Salah satu tempat retreat di wilayah Sydney). Suatu pagi, di depan Sacramen Maha Kudus, pikiran dan hatiku dicerahkan oleh kehadiran Roh Kudus yang membuatku tertegun dan terpesona menatap-Nya. Hal itu terjadi menjelang berakhirnya adorasi. Tiba-tiba mataku tertuju ke arah patung bunda Maria yang berada di samping altar. Ketika mataku menatap patung tersebut, aku mendengar suara dari dalam hatiku yang mengatakan, “aku membawamu dari Indonesia (tempat asalmu di Flores) ke sini (Australia)”. Aku berpikir itu hanyalah imaginasi atau ilusi pribadi saja saat itu. Tapi selang beberapa saat kemudian, suara itu berkata lagi, “Sekarang aku minta kamu silahkan mengikuti Dia, sembari mengarahkan tangannya ke Sakramen Maha Kudus” yang berada di depan altar saat itu. Setelah mendengar suara tersebut, saya secara spontan dan serta merta dengan penuh antusias mengatakan “YA”. Seusai percakapan singkat itu, ada perasaan ke-DAMAI-an yang begitu mendalam di hatiku saat itu. Aku pun tersenyum bahagia di depan Sakramen Maha Kudus seolah-olah tidak ada orang disekitarku kala itu. Dalam bacaan injil hari ini, Tuhan Yesus berbicara tentang misi-Nya di dunia. Salah-satu misi-Nya adalah membawa api ke pada dunia dan manusia (Luk. 12:49). Gambaran api dalam kitab suci bisa diartikan sebagai kasih atau salah satu bentuk dari karunia kehadiran Roh Kudus. Ia menghendaki supaya api-Nya itu menyala dan membakar segala hal yang bertentangan dengan kehendak Bapa-Nya di surga. Api-Nya itu juga memberikan kehangatan kepada dunia yang dilanda kedinginan atau kebekuan hati untuk mencintai. Saya dan anda diajak oleh Tuhan Yesus untuk membawa api-Nya kepada setiap orang yang kita jumpai hari ini. Orang kudus yang Gereja peringati hari ini adalah seorang biarawan Fransiskan yang berapi-api dalam kotbahnya melawan tentara Turki tahun 1386-1456. Semoga teladan St. Yoahanes dari Kapestrano memberikan insiprasi bagi pewartaan dan pelayanan kita hari ini. Puluhan ribu orang sesat dan bidaah ditobatkannya. Marilah kita mohon doa-doanya agar saya dan anda bertahan dalam segala tantangan atau kesulitan yang akan dihadapi hari ini. Fr. Anis, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Jumat 24 Oktober 2014 Memaafkan itu adalah Tindakan Egois !! Luk 12:58 Sebab, jikalau engkau dengan Antonius Maria Claret, Aloisius Guanella lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama Ef. 4:1-6; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 12:54-59, di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim...” Dari mana kita punya pemikiran bahwa jika kita tidak memaafkan orang lain, mereka akan menderita? Sahabat Fresh Juice, sesungguhnya dengan tidak memaafkan orang yang kita anggap bersalah pada kita, justru kita sendiri lah yang menderita. Forgiveness is the True Healer. Baik itu memaafkan orang lain, dan terlebih lagi yang harus kita lakukan adalah memaafkan diri sendiri karena kita mengijinkan diri kita tersakiti oleh perbuatan orang tersebut. Jadi, memaafkan adalah suatu tindakan yang sangat Egois, karena Memaafkan sejatinya adalah demi kebaikan diri kita sendiri. Memaafkan tidak berarti melupakan apa yang telah terjadi Memaafkan tidak mengharuskan anda memberitahu orang lain Memaafkan adalah untuk diri anda — bukan untuk orang yang telah menyakiti anda Memaafkan tidak berarti anda suka pada apa yang telah terjadi Memaafkan tidak berarti anda mengabaikan apa yang telah terjadi Memaafkan tidak berarti anda suka pada orang yang menyakiti anda Memaafkan tidak berarti anda mengijinkan atau membiarkan orang yang menyakiti anda kembali lagi dalam hidup anda Memaafkan berarti anda tidak lagi merasa marah, tetapi mungkin anda akan merasa sedih atau kasihan pada orang yang menyakiti anda Memaafkan berarti anda memutuskan untuk hidup di saat ini,bukan di masa lalu Memaafkan berarti Anda bisa mulai sembuh Tindakan berdamai dengan orang lain bukanlah atribut orang lemah melainkan ciri khas orang yang rendah hati karena kesadaran bahwa Allah selalu berinisiatif untuk mendamaikan Diri-Nya dengan manusia yang melukai Hati-Nya dengan dosa-dosa mereka. Inilah keindahan Sakramen Pengakuan Dosa yang diadakan oleh Yesus dalam Gereja yang didirikan-Nya. Anda mau Sembuh?? Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 28 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Pohon Ara Yohanes Ston. Ef 4:7-16, Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5 Luk: 13:1-9, Sabtu 25 Oktober 2014 Luk 13:7-8: Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma. Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, Injil hari ini menceritakan tentang pohon ara yang tumbuh ditanah yang baik dengan nutrisi yang cukup yaitu di perkebunan anggur. Namum walaupun ditanam dan tumbuh ditanah yang baik , selama tiga tahun pohon ara tersebut belum juga menghasilkan buah, sehingga Tuan yang punya kebun anggur menjadi kecewa dan bermaksud untuk menebang pohon ara itu. Pengurus kebun meminta perpanjangan waktu yang terbatas yaitu 1 tahun untuk merawat pohon itu dengan lebih baik, apabila tetap tidak berbuah maka akan ditebang. Pohon ara yang tidak berbuah mewakili para murid/umat yang belum menghasilkan buah kasih/pelayanan dalam hidup nya, walau berada dalam lingkungan paroki yang sangat mendukung, yang mempunyai banyak kegiatan yang dapat mengembangkan hidup rohani para umat. Dalam hidup sehari-hari, entah dalam lingkungan keluarga/biara atau masyarakat umum, masing-masing dari kita memiliki fungsi atau jabatan yang berbeda satu sama lainnya. Hendaknya kita menghayati fungsi, jabatan atau kedudukan tersebut sebagai “ pekerjaan pelayanan” sehingga kita dapat berbuah setiap hari. Setiap orang , baik yang tua maupun muda, yang sudah dewasa maupun anak-anak, yang sehat maupun sakit semuanya dapat menjadi pohon ara yang berbuah manis bagi Yesus , yaitu dengan melakukan segala sesuatu, juga yang sederhana seperti mengepel rumah, membersihkan jendela, menyuapi balita/jompo/yang sakit dll dengan tulus dan penuh kasih seperti kita melakukannya untuk Tuhan Yesus sendiri. Kata Beata Ibu Teresa dari Kalkuta:” Do small thing with great love”, lakukanlah hal yang kecil dengan kasih yang besar. Yesus tahu bahwa kita masih dalam proses belajar untuk dapat berbuah apalagi berbuah yang manis, namum demikian Dia menghargai usaha kita. Yesus adalah pengurus kebun anggur BapaNya, yang telah berusaha dengan segala pengorbananNya agar pohon ara yang tidak berbuah jangan sampai ditebang, namum demikian segala sesuatu ada batas waktunya., yaitu “Satu Tahun”. Satu tahun bagi tiap orang tidaklah sama, ada yang cepat ada yang lama, tetapi sebaiknya janganlah kita menunda-nunda untuk berbuah karena akhir satu tahun dapat datang dengan tiba-tiba bagi pohon ara yang tidak berbuah untuk ditebang, yang berarti musnah untuk selamanya. Tentu saja itu keadaan yang sangat mengerikan dan tidak diharapkan untuk terjadi dalam kehidupan seseorang. Doa: Tuhan Yesus terimakasih atas segala kesabaranMu , tolong kami agar dapat menghayati pekerjaan kami setiap hari dengan kasih kepadaMu, sehingga kami dapat berbuah banyak seperti yang Engkau kehendaki. Amin. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Minggu 26 Oktober 2014 Pengalaman Iman yang Indah Mat. 22: 39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kel. 22:21-27; Mzm. 18:2-3a,3bc4,47,51ab; 1Tes. 1:5c-10; Mat. 22:34-40 Akhir-akhir ini dunia digemparkan dengan kelompok ISIS di Irak yang menganiaya dan membunuh kaum kristiani bahkan membunuh penganut Islam yang tidak sealiran dengan mereka. Banyak dari mereka pergi mengungsi ke Negara-negara tetangga untuk menghindari pengejaran. Mereka berpendapat bahwa mereka membunuh sesama manusia “demi Tuhan”. Sangat tidak masuk akal! Sangatlah manusiawi untuk selalu memperhatikan yang nomer satu. Namanya saja mengUTAMAkan nomer satu. Dikatakan dalam injil, hukum yang pertama dan nomer satu adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budimu. Dan orang suka lupa dengan HUKUM YANG KEDUA, tapi ada tambahannya YANG SAMA DENGAN ITU (hukum yang pertama) yaitu mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri. Jadi, mengasihi sesama adalah sejajar dengan mengasihi Tuhan. Orang yang mengklaim bahwa dia benar-benar mengasihi Tuhan tetapi membenci sesamanya adalah seorang pendusta. Jadi sangatlah tidak dimengerti dan masuk akal untuk orang-orang yang membunuh sesamanya demi menomersatukan Tuhan. Boleh saja kita menghujat mereka-mereka yang menganiaya sesamanya “demi Tuhan”, tapi marilah kita melihat dan mengintrospeksi diri kita masing-masing karena hari ini Yesus mengajak kita untuk menjalankan hukum yang pertama dan kedua bersamasama. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama berjalan bersama. Bagi kita yang rajin ke gereja, berdoa, misa, ikut persekutuan, devosi dan lain sebagainya, bagaimana hubungan kita dengan sesama kita? Bagaimana hubungan kita dengan suami atau istri anda? Bagaimana hubungan dengan mertua, menantu, anak, orang tua dan lain sebagainya. Kalau mau lebih ekstrim lagi, bagaimana hubungan kita dengan orang yang menyakiti dan membenci kita? Wah wah…, ternyata tidak mudah mengikuti Yesus dengan segenap kekuatan, hati dan akal budi kita, bukan? Maka di akhir renungan ini saya mengajak Anda semua termasuk saya untuk mengasihi Tuhan dan sesama secara bersamaan. Seperti Beata Teresa dari Kalkuta yang melihat sesamanya yang menderita seperti Tuhan sendiri yang menderita ketika ia memandang salib dan Yesus berkata “Aku haus”. Sejak saat itulah dia berubah dan mencintai sesamanya khususnya mereka yang menderita. Bagaimana dengan kita? Jawaban ada di tangan anda sendiri. Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 30 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Kasih Allah yang membebaskan Ef. 4:32 - 5:8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 13:10-17 Senin 27 Oktober 2014 Luk 13:12 “ Hai ibu, penyakitmu telah sembuh ” Bagi kita mungkin sangat wajar apa yang Yesus lakukan dalam kisah Injil hari ini yaitu menyembuhkan ibu yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak (bdk. Luk. 13:11). Tapi bagi kaum Farisi tidak. Sementara Yesus mendahulukan belas kasihan dan memberi kesembuhan pada ibu yang telah lama menderita, kepala rumah ibadat lebih mengutamakan ketaatan pada hukum taurat, yaitu menghormati hari sabat dengan tidak melakukan penyembuhan pada hari yang dikuduskan bagi Allah. Apa sebenarnya yang mendasari perbedaan sikap Yesus dan kepala rumah ibadat? “Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis, harus dilepaskan dari ikatannya, karena ia adalah keturunan Abraham?” (Luk 13:16) Inilah jawaban Yesus pada kepala ibadat yang gusar melihat perbuatan-Nya. Penyakit ibu itu disebabkan oleh roh jahat karena itu penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus tidak saja membuatnya dapat berdiri lagi dengan tegak, namun lebih dari itu membebaskannya dari kuasa setan. Kebebasan dari tekanan roh jahat adalah kebebasan yang sesungguhnya yang ingin Allah berikan pada semua manusia dengan mengutus Yesus ke dunia. Karena itu apa yang Yesus lakukan jauh melampaui formalitas ketaatan pada hukum taurat dan bahkan mengembalikannya pada dasar yang benar, yaitu kasih Allah yang membebaskan. Cara kaum Farisi mentaati hukum taurat adalah cermin isi hati mereka. Menerapkan hukum Taurat dengan mengabaikan hukum yang terutama, yaitu kasih kepada sesama sebagai wujud kasih kepada Allah, adalah perbuatan yang dangkal, keliru dan sia-sia. Mari kita mohon rahmat dari Allah agar kasih yang Ia anugerahkan bagi kita di dalam Yesus Putra-Nya selalu menjadi dasar, ukuran dan penuntun pikiran hati dan perbuatan kita dalam mentaati hukum-Nya yang sejati. Sr. Maria Benedicta, OSB Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 DOA Selasa 28 Oktober 2014 Lukas 6:12-19 “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.” Pesta St. Simon & Yudas Rasul Ef. 2:19-22; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 6:12-19. Injil Lukas menceriterakan kepada kita bahwa Yesus pergi ke sebuah bukit untuk berdoa semalam-malaman. Yesus menarik diri dari keramain pergi ke tempat yang sunyi untuk berelasi dengan Bapa-Nya. Di dalam doa, Dia mencari kehendak Bapa-Nya. Dia meminta petunjuk atas karya perutusan-Nya. Keterangan “semalam-malaman” yang ditekankan oleh penginjil Lukas mau mengatakan bahwa ada sesuatu yang digumuli oleh Yesus di dalam doa-Nya. Seperti yang kita alami di dalam hidup, terutama ketika ada persoalan, kita sangat rajin berdoa dan pergi ke Gereja. Kadang-kadang orang lain yang melihat merasa ada yang berbeda dengan kita: dari mengabaikan hidup rohani menjadi orang yang peduli dengan hidup rohani. Mereka tidak tahu bahwa kita sedang bergumul di dalam hidup dan meminta pertolongan Tuhan. Nah, Yesus juga memilih berdoa ketika bergumul dalam membuat keputusan penting di dalam hidup-Nya. Ketika mau memulai karya-Nya, Yesus hendak memilih beberapa orang yang akan menjadi murid-Nya. Mereka akan bersama dengan Dia dalam karya mewartakan kabar gembira kepada orang banyak. Yesus tidak asal memilih. Dia memilih siapa yang layak menjadi murid-Nya. Keputusan untuk memilih siapa yang layak menjadi murid-Nya dikerjakan dalam doa. Yesus memberikan teladan kepada kita untuk berdoa. Dalam hidup dan karya-Nya, Yesus melaluinya di dalam doa. Kita juga hendaknya belajar menjadi pendoa. Bahkan apa yang tidak mungkin dikerjakan, seorang pendoa akan mampu mengerjakannya. Doa tidak hanya membantu dalam melakukan sesuatu atau membuat keputusan. Tetapi, doa akan membantu menghayati apa yang diharapkan oleh St. Paulus kepada jemaat di Kolose: “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 32 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Siapa yang Diselamatkan Lukas 13:24 ”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu,banyak orang akan berusaha untuk masuk,tetapi tidak akan dapat”. Rabu 29 Oktober 2014 Mikael Rua.Gaetano Errico Ef.6:1-9.Mzm.145:10-11,1213ab,13cd-14. Lukas 13:22-30. Injil hari ini menyadarkan kita pada satu kenyataan,bahwa KESELAMATAN yang dijanjikan Tuhan kepada pengikutnya, tidak otomatis kita peroleh walaupun kita merasa kita sudah jadi pengikut Nya yang baik. Untuk bisa masuk Sorga, hidup bahagia di alam abadi bersama orang orang yang hidupnya berkenan dihati Tuhan, ternyata harus melalui perjuangan dan usaha yang keras. Tidak cukup hanya sekedar rajin berdoa pagi siang malam, rajin ke Gereja setiap Minggu, tapi Tuhan menginginkan lebih dari itu. Dia menginginkan kita para pengikut dan murid murid Nya, tidak hanya membaca, merenungkan Sabda Allah, tapi juga menjadi PELAKU PELAKU FIRMAN NYA. Sebab Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati(Yak:2:17). Kehidupan manusia didunia ini bukanlah kehidupan yang selalu enak, nyaman dan baik baik saja.Ada banyak penderitaan yang terjadi disekeliling kita baik yang dialami oleh orang orang yang kita kenal maupun yang kita tahu dari berita berita media sosial. Seorang ibu tahun 2007, di kota Malang tega membunuh 4 orang anaknya, karena kehilangan harapan dan tidak kuat melawan cobaan hidup. Dan setelah membaringkan keempat anaknya yang sudah meninggal dikasi minum racun dia sendiri ikut bunuh diri. Bagaimana hancurnya hati dan jiwa ibu Lucy yang dalam sekejap kehilangan seorang anak dan empat cucu yang amat dicintainya? Ibu Lucy yang menghabiskan sisa hidupnya di sebuah rumah kontrakan di perumahan kumuh di Jimbaran Bali,bisa bertahan hidup penuh kesepian dan penderitaan selama 6 tahun sebelum achirnya meninggal tahun 2013 menyusul anak cucu yang dikasihinya. Dan tentu masih banyak lagi peristiwa dan kisah kisah memilukan yang terjadi di sekeliling kita yang selama ini belum menyentuh hati kita. Yang jadi pertanyaan dan jadi renungan kita,apakah kita sudah berbuat sesuatu, menaruh simpati dan empati kepada orang orang yang mungkin memerlukan kasih kita?.Kalau belum bagaimana kalau kita mengambil langkah awal dengan lebih peka terhadap hal hal yang terjadi di sekeliling kita.Siapa tahu tetangga kita,umat di Paroki kita ada yang memerlukan uluran tangan kasih kita?. Dengan demikian kita berusaha bukan hanya rajin membaca Sabda Allah tapi juga berusaha menjadi Pelaku Firman Nya. Dan kita yakin dengan melakukan perbuatan dan tindakan tindakan yang berkenan di hati Tuhan,kita termasuk salah seorang yang berhasil masuk lewat pintu yang sempit dan sesak itu. Amin. Iwan Setiawan. Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Kamis 30 Oktober 2014 Mau jadi Induk atau Anak Ayam? dr Acri, Dominikus Collins Lk 13:34a “Aku rindu mengumpulkan Ef.Angelus 6:10-20; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” 13:31-35. BcO Keb. 5:1-23 Anak ayam itu kan lucu dan imut-imut. Sewaktu saya masih kecil, saat saya menangis, tante, karena sayang pada saya, akhirnya membelikan beberapa anak ayam untuk saya. Sayapun mau mengumpulkan dan bermain dengan mereka. Sedihnya, karena saya masih balita dan begitu semangatnya mau bermain, yang saya lakukan saaut itu adalah mencekik mereka sampai mati! Saya sendiri tidak ingat kejadian ini, tetapi saya malu saat diceritakan keluarga saya. Lain halnya dengan induk ayam yang sudah Tuhan berikan naluri untuk melindungi anak-anaknya dibawah sayapnya. Kalau induk ayam yang tidak diberikan akal sehat saja bisa begitu, apalagi Tuhan yang menciptakannya! Di perikop hari ini Tuhan Yesus rindu mengumpulkan anak-anak bangsanya, tetapi mereka tidak mau. Entah apa alasannya, yang pasti penolakan mereka membawa kesedihan pada Yesus dan disini Tuhan Yesus mengeluh. Seperti seorang ibu yang digambarkan dengan induk ayam, Yesus mengeluh akan degilnya hati orang orang Yahudi. Mungkin teman-teman ada yang merasa seperti Yesus. Mungkin anda sudah mengajak teman-teman, atau anggota keluarga untuk beribadat dan bersekutu dalam Yesus, tetapi mereka tidak mau, dan hati anda sedih seperti Yesus. Dilain pihak mungkin teman-teman ada yang pernah merasa malas kalau diajak berdoa dalam komunitas. Saya sendiri pernah menolak pergi ke gereja bertahun-tahun. Sekarangpun setelah bertobat dan sebagai anggota komunitas DOJCC (Murid Murid Yesus) saya sadar bahwa kadang saya merasa enggan untuk datang berkumpul di pertemuan-pertemuan komunitas. Saya bertanya dalam hati, apakah saya membuat hati Yesus sedih dan terbeban saat saya mendahulukan hal lain yang kurang penting? Semua ini adalah pengalaman perjalanan iman kita dalam mengikuti Tuhan Yesus. Ia sudah mengetahui bahwa dirinya akan mati dibunuh oleh orang-orang yang akan diselamatkanNya. Kitapun kalau tidak waspada bisa menjadi orang-orang yang menolak Yesus. Apakah kita mau menyalibkan Yesus lagi? Menyalibkan orang-orang yang Dia utus untuk mengumpulkan kita? Atau maukah kita menjadi seperti Yesus, yang rindu mengumpulkan umat kesayanganNya, dan dengan rela mengorbankan nyawanya untuk mereka yang menolak Dia? Frater David Lemewu mgl Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 34 Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 www.DOJCC.com Hati hati akan kekuasaan Jumat 31 Oktober 2014 Keb 6:8 'Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras' Alfonsus Rodriguez Flp. 1:1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 14:1-6. Selama beberapa bulan yang lalu kita berturut turut dihidangkan dengan berita politik yang begitu kejam. Dari Pemilu sampai mundurnya Basuki (ahok) dari partainya. Berita dan cara orang untuk saling menjatuhkan itu sebegitu kejamnya, sampai kita sendiri ngeri membaca berita tersebut. Terlebih pada saat Ahok yang mengundurkan diri dari partainya, saat itu Ketua DPRD wilayahnya(yg dari Partai sama) menyerang dengan begitu kejam, padahal selaku ketua dia pernah menjadi kriminal. Ada humor yang mengatakan bahwa politik itu dari 2 suku kata poli=banyak dan thick=kutu penghisap darah. Nah setelah dipikir pikir memang benar terjadi dinegara ini, bahwa para politikus banyak(tidak semua) yang menghisap "darah" rakyatnya. Dengan kekuasaannya mereka dengan tenang merampok Negara ini melalu proyek yang ada. Ini semua dikarenakan penguasa(pemimpin) diNegara ini masih 'santai' Maka dengan adanya Pemimpin baru semoga mereka lebih disiplin lagi didalam menjalankan roda pemerintahan. Semoga pemimpin yang baru memberikan keadilan kepada para minoritas. Semoga pemimpin yang baru semakin bijaksana didalam mengambil keputusan, dan menjadi pemimpin yang takut akan Tuhan. Semoga!!! Aminnn. Pras Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 59 / 2014 Pemberkatan Warung Warung Jeff 22 Sept 2014 Doa Rosario bersama di Rumah Pak Darry dan Ibu Cynthia di Perum Taman Mutiara Kuta 26 Sept 2014