Gathering pertemuan Doa

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa
setiap minggu I,II, dan III
di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita
diawali makan siang bersama
Terbuka Untuk UMUM
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali
Celebration Meal
(Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
www.DOJCC.com
KEGIATAN DOJ
September 2014
Brotherhood MGL di Bedugul
Tugas Tatib di Gereja FX
Adorasi bersama
17 Sept 2014
Worship Team Meeting
Ultah 10 Tahun DOJCC Bali
20 Sept dan 21 September 2014
Misa Syukur Ultah DOJCC
21 Sept 2014
Foto bersambung
ke halaman 36
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Rm Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi,
Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel,
Yance, Pras, Iwan Setiawan,
Yustina, Rita, Lia, Siska
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Haiii.....Salam Fresh Juice untuk semua...
Bulan oktober ini, gereja menetapkan sebagai
bulan Rosario. Ternyata ada sejarahnya lho....
Begini ceritanya, pada tahun 1571 dalam
pertempuran di Lepanto, di mana negaranegara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman
yang menyerang agama Kristen, dan terdapat
ancaman genting saat itu, bahwa agama
Kristen akan terancam punah di Eropa. Jumlah
pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen
di Spanyol, Genoa dan Venesia. Menghadapi
ancaman ini, Don Juan (John) dari Austria,
komandan armada Katolik, berdoa rosario
memohon pertolongan Bunda Maria. Demikian
juga, umat Katolik di seluruh Eropa berdoa
rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria
di dalam keadaan yang mendesak ini. Pada
tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersamasama dengan banyak umat beriman berdoa
rosario di Basilika Santa Maria Maggiore.
Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak
berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan
pertempuran di Lepanto. Walaupun nampaknya
mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik
menang pada tanggal 7 Oktober. Kemudian,
Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario
dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober.
Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII,
menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari
Raya Rosario Suci. (Disadur dari katolisitas.org)
Kita patut bersyukur, sebagai umat katolik kita
mempunyai sosok ibu. Sosok ibu biasanya
paling dekat dan memperhatikan anakanaknya. Bunda Maria sebagai ibu kita semua,
selalu mendengarkan dan menjadi perantara
doa-doa kita pada-Nya.
Semoga Tuhan menyertai kita semua
Salam damai dalam Kristus....
Nathasa
PemRed Fresh Juice
Anak Kecil
Rabu 1 Oktober 2014
Pesta S. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13;
Mzm. 131:1,2,3;
Mat. 18:1-5
Matius 18:5
Dan barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini
dalam nama-Ku, ia menyambut Aku
Saya bukan orang yang bisa berlama lama akrab dengan anak kecil. Bagi saya, anak
kecil itu lucu untuk 1 jam saja, lebih dari itu lebih membuat hidup tambah pusing dengan
pertanyaan pertanyaannya.
Lalu apakah saya tidak akan masuk surga? Di Injil hari ini, Yesus menggunakan anak kecil
sebagai perumpamaan.
Masa kecil saya biasa saja, sebagai anak bungsu, saya lebih banyak dibully kakak kakak
saya dibanding dijadikan anak kesayangan. Dengan wajah cina dan bermata sipit, sering
kali saya menjadi bahan bully di pasar dekat rumah saya. Dari kecil saya juga tidak suka
olah raga dan lebih menyukai seni puisi atau drama, sehingga saya menjadi bahan bully
anak anak populer di sekolah.
Ketika teman teman SD mengadakan reuni, jujur saya tidak merasa kangen dengan mereka.
Saya tidak merasa rugi tidak bertemu mereka lebih dari 30 tahun. Malah ada beberapa
anak yang saya tidak pernah kenal namanya. Mungkin dulu saya memang anak kuper.
Masa kanak kanak saya biasa saja. Cenderung tidak menyenangkan. Mungkin ini yang
membuat saya tidak begitu menyukai anak anak. Saya pun tidak menikah, jadi anak bukan
sesuatu yang saya pikirkan.
Tapi saya pernah ‘jatuh cinta’ dengan beberapa anak di Tajikistan. Jangan khawatir saya
bukan pedofilia. :)
Saya cukup dikenal di kalangan anak kecil. Bila ada pesta perkawinan, anak anak akan
berdansa di sekeliling saya. Ketika Tahun Baru Persia, Navrus, saya malah ikut anak anak itu
mengetuk rumah rumah warga untuk meminta permen atau biskuit. Tetangga tetangga saya
terkejut ketika lihat saya berlarian dengan anak anak kecil. Menyenangkan sekali.
Apakah saya bisa masuk surga sekarang? Masa lalu mungkin membuat saya tidak menyukai
anak kecil, tapi kepolosan dan keceriaan anak anak kecil ini juga yang membuat saya rindu
Tajikistan.
Yesus meminta kita untuk bersikap seperti anak kecil, yg lugu, polos dan tulus dalam berbuat.
Saya masih harus lebih banyak belajar, agar saya bisa masuk surga nanti.
www.jeffkristianto.com
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
5
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Kamis 2 Oktober 2014
Yang Terbesar dalam Kerajaan Surga
Matius 18: 1
Pada waktu itu datanglah
murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya:
“Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan
Sorga?”
Peringatan Wajib Para Malaikat
Pelindung
Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,34,5-6,10-11; Mat. 18:1-5,10.
Bacaan Injil hari ini menceritakan bagaimana Tuhan Yesus menjawab pertanyaan para murid
tentang “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”. Dan Tuhan Yesus memberikan
jawaban dan ketiga-tiga nya dikaitkan dengan perumpamaan seorang anak kecil. Yesus
melihat sifat-sifat baik pada anak kecil yang patut ditiru orang dewasa, yaitu sifat polos,
ketergantungan, mau diberitahu, mau diajar, dan mau diatur.
Yang pertama adalah Bertobat dan menjadi seperti anak kecil (Mat 18:3 Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga). Untuk menjadi terbesar kita harus bertobat.
Setelah bertobat perilaku kita harus bersih seperti anak kecil karena anak kecil mempunya
hati yang tulus. Segala hal yang mereka perbuat, dilakukan secara tulus tanpa adanya
maksud tertentu atau mengharapkan balasan.
Yang kedua adalah merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil (Mat 18:4 Sedangkan
barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar
dalam Kerajaan Sorga) Janganlah kita menyombongkan diri kita karena apa yang kita
dapat saat ini adalah berkat dan karunia dari Tuhan. Dan terakhir adalah menyambut Tuhan
Yesus sendiri dalam hidup kita (Mat 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti
ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”). Segala perbuatan dan tingkah laku kita seharihari harus didasarkan dalam nama Tuhan Yesus. Nama-Nya lah yang ditinggikan dalam
kehidupan kita.
Marilah kita berdoa agar kita hidup seperti anak kecil, mempunya hati yang tulus, selalu
merendahkan diri dan selalu membawa Tuhan Yesus hadir dalam setiap doa dan kehidupan
kita sehari-hari. Biarkan NamaNya menjadi semakin besar dalam kehidupan kita. Amin
-Santo-
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
6
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Dahsyat, Ajaib & Kreatifnya Tuhan
Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38;
Mzm. 139:1-3,7-8,9-10,13-14ab;
Luk. 10:13-16.
Mzm 139:14
Jumat 3 Oktober 2014
Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan
ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku
benar-benar menyadarinya.
Waktu SMA saya orang yang gaptek (gagap teknologi). Saya tidak terlalu bisa memakai
komputer saat itu. Pernah suatu kali saat ujian mata pelajaran Desain Grafis, saya mendapa
nilai 26. Saya tidak terlalu merasa malu sih saat itu, karena memang bukan pelajaran yang
saya minati dan untuk ukuran SMA saat itu, mungkin sekolah saya yang menerapakan standar
tinggi, karena ada pelajaran Desain Grafis seperti di universitas saat saya kelas 2 SMA, baik
yang jurusan IPA maupun yang IPS.
Saat kuliah saya datang ke Bali dengan keinginan untuk masuk sekolah perhotelan, tapi begitu
melihat kerapian seragam yang harus dipakai mahasiswanya saya langsung mundur teratur,
hahaha, mungkin bukan tipe saya untuk jadi mahasiswi perhotelan. Singkat cerita akhirnya
saya menemukan sebuah kampus yang hanya pakai seragam di hari Senin dan Kamis, itupun
hanya jas kampus saja. Setelah diterima, saya baru menelepon kedua orang tua saya untuk
mengabarkan pindah haluan, hehehe. Saya bersyukur orang tua saya cukup demokratis
mengamini pilihan saya. Dan jadilah saya mahasiswi Desain Grafis. Guru Desain saya di SMA
sampai tidak percaya saya masuk jurusan yang di SMA saya paling tidak menyukainya, dan
lebih tidak percaya lagi pada akhirnya saya lulus, hahaha.
Lucunya, pekerjaan saya seputar kuliah tidak benar – benar menjadi seorang desain grafis,
malah melompat – lompat dari marketing kemudian fashion designer, operational manager,
dan malah sekarang saya menemukan passion baru dalam dunia per-baking¬-an.
Saya merasa Tuhan benar – benar kreatif dalam setiap rencana hidup saya. Sesuatu yang
ketika saya refleksikan, menjadi sebuah storyline yang menyenangkan. Tuhan benar – benar
membentuk pribadi saya dari setiap detail pengalaman hidup saya. Contoh nyatanya ya
dari segi pendidikan dan pekerjaan saya. Saya yang ketika SMA mendapat nilai 26 dalam
ujian Desain grafis, sekarang seperti makanan sehari – hari mengutak – ngutik Photoshop dan
software desain yang lainnya, jadi orang yang melek teknologi, dan saya sadar bukan karena
keinginan saya, saya kan bukannya ingin sekali masuk jurusan Desain Grafis, saya cuma tidak
ingin pakai seragam setiap hari di kampus, hahaha. Tapi Tuhan ternyata sudah punya rencana
yang lebih kreatif dan saya hanya menurut. Inilah saya sekarang, dan akan terus bisa berubah
seturut apa yang Tuhan inginkan terjadi dalam hidup saya.
“Terima kasih Tuhan untuk setiap peristiwa kehidupan yang aku alami, aku percaya semua
yang terjadi hanya seturut kehendakMu saja, aku mau terus bersyukur dan menuruti
kehendakMu sampai saatnya tiba Engkau memanggilku pulang. Karena ajaib dan dahsyatlah
semua perbuatanMu. Amin
Maia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
7
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Tuhan itu adalah setia
Sabtu 4 Oktober 2014
Ayub 42:12 Tuhan memberkati Ayub
dalam hidupnya yang selanjutnya dari
pada dalam hidupnya yang dahulu....
Peringatan Wajib
St. Fransiskus dari Asisi
Ayub 42:1-3, 5-6, 12-16, Mzm.
119:66, 71, 75, 91, 125, 130,
Luk. 10:17-24,
Hari ini kita memperingati St. Fransiskus dari Asisi. Dia adalah santu yang paling sederhana
dan penuh pengabdian pada Tuhan. Namun kenyataan, dia berasal dari keluarga yang
sangat kaya. Dia hidup dalam kelimpahan. Manu sutu kelak dia tersentuh oleh jamahan kasih
Tuhan setelah melihat dan menyaksikan kemiskinan yang dialami oleh orang-orang di sekitar
lingkungan hidupnya. Dia berpikir, sekalipun dia berkelimpahan namun tidak mengalami
kedamaian seperti orang-orang miskin itu.
Dengan itu dia berusaha untuk malakukan sesuatu untuk menanggapi jamahan Tuhan.
Dengan diam-diam dia berusaha membagikan harga bendanya secara cuma-cuma
kepada orang miskin. Kemudian diketahui oleh ayahnya. Dia lalu diusir dari rumahnya.
Dengan itu dia menyerahkan seluruh harta sang ayah. Dia pergi dengan tangan kosong.
Sekalipun tidak memiliki sesuatu, hidupnya berkelimpahan dengan kasih Tuhan.
Nabi Ayub adalah seorang yang sangat setia pada janji Allah. Dia selalu taat mendengarkan
dan melaksanakan perintah Tuhan. Hari ini di dalam bacaan pertama, kita mendengrkan
bagaimana mengakui keteguhannya kepada Allah yang selalu setia pada janjiNya. Ayub
berkata: “Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada
rencanaMu yang gagal.
Ayub percaya akan penyelenggaraan Allah di dalam hidupnya. Dia tidak pernah mengalami
pengabaian Tuhan di dalam hidupnya. Sekalipun di dalam cobaan dan tantangan, dia
selalu mengalami kehadiran Tuhan.
Tuhan itu adalah setia-setia pada janji-janjiNya. Sekalipun kita tidak setia, Tuhan selalu
setia. Tuhan mencitai kita apa adanya. Namun kita harus membiarkan diri kita dijamah dan
dituntun oleh Roh Tuhan. Patutlak kita membiarkan hidup kita dituntun oleh Allah. Seperti St.
Fransiskus dan Ayub yang hidup mereka sangat dilimpahi Tuhan dengan berkatNya, marilah
kita mendekatkan diri dengan Tuhan. Dengan itu Tuhan akan memberkati hidup selanjutnya
dari pada hidup yang sebelumnya.
Doa: Tuhan Yang Penyayang, syukur dan limpah terima kasih kami haturkan kepadaMu atas
karunia hidup yang kami terima. Utuslah RohMu untuk selalu membimbing dan menuntun
kami di jalan panggilan hidup kami, Amin
St. Fransiskus dari Asisi, doakanlah kami.
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
8
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Penggarap kebun Anggur
Yes. 5:1-7; Mzm. 80:9,12,13-14,1516,19-20; Flp. 4:6-9;
Mat. 21:33-43.
Minggu 5 Oktober 2014
Mat. 21:38“ketika penggarappenggarap itu melihat anaknya itu,
mereka berkata kepada yang lain: Ia
adalah ahli waris, mari kita bunuh dia,
supaya warisannya menjadi milik kita“
Perumpamaan tentang penggarap kebun anggur yang serakah, adalah jawaban kedua
dari Yesus atas pertanyaan para imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi yang
merasa disaingi oleh kepopuleran Yesus yang didengar banyak orang dan diikuti banyak
orang (bdk. Mat. 21:23). Jawaban pertama Yesus adalah perumpamaan tentang dua orang
anak dalam hal mematuhi permintaan orang tuanya (Mat. 21:26-32); arti dari perumpamaan
itu adalah bahwa para imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi mempunyai
kesempatan dan waktu yang cukup untuk mengakui bahwa Yesus adalah Mesias walaupun
awalnya mereka menolak keras untuk percaya, seperti si anak kedua yang awalnya menolak
bekerja di kebun anggur ayahnya tapi kemudian menyesal lalu pergi juga (Mat. 21:30). Di
dalam perumpamaan yang kedua ini; yakni tentang penggarap-penggarap yang serakah,
Yesus agaknya menegur dengan keras kekerasan hati para imam-imam kepala serta tua-tua
bangsa Yahudi yang telah berkembang dari rasa kuatir karena kalah populer menuju pada
keputusan untuk melenyapkan Yesus dari muka bumi.
Dalam hidup sehari-hari pun ada banyak alasan yang membuat kita iri hati dan cemburu
kepada sesama. Entah itu karena kita menganggap diri kurang cantik atau kurang ganteng,
kurang putih atau kurang hitam kulitnya, kurang pandai, kurang harta, kurang beruntung
dalam usaha, kurang sehat, dan lain sebagainya. Ada banyak kekurangan dalam hidup ini
yang akhirnya menggiring kita iri hati melihat rumput tentangga yang lebih hijau. Nah, kalau
kita terus menerus memikirkan semua kekurangan kita akhirnya kita jatuh pada kesimpulan
palsu bahwa Allah ternyata kurang sayang dengan kita. Allah itu lebih sayang orang lain
daripada saya. Kemudian ujung-ujunnya kita mulai kurang percaya dan kemudian kurang
berdoa dan kurang datang untuk merayakan misa minggu.
Harapan saya adalah, semoga kita tidak seperti para penggarap kebun anggur yang
serakah yang ingin memiliki apa yang Allah miliki, yang mau mengganti dan menghapus
kepemilikan Allah atas hidup kita. Kita diajak untuk menggunakan kebebasan iman kita untuk
semakin percaya kepada penyelenggaraan ilahi Allah justru pada saat-saat kita kehilangan
harapan dan semangat untuk hidup. Meragukan penyelenggaran ilahi Allah itu normal dan
biasa untuk kita manusia, tetapi keraguan itu harus diubah kemudian menjadi keteguhan
hati.Ingatlah beriman kepada Kristus itu adalah keputusan pribadi kita. Kebangkitan badan,
pengampunan dosa dan kehidupan kekal memang adalah hak waris kita, tetapi kita harus
mengklaimnya sendiri.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
9
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Berbagi Kasih untuk Sesama
Senin 6 Oktober 2014
Bruno Isidorus De Loor,
Diego De San Vitores
Gal. 1:6-12; Mzm. 111:1-2,7-8,9,10c;
Luk. 10:25-37.
Luk 10:34“...Kemudian ia
menaikkan orang itu ke atas
keledai tunggangannya sendiri lalu
membawanya ke tempat penginapan
dan merawatnya”.
Mengasihi adalah sikap yang tidak mudah dilakukan, apalagi jika orang tersebut belum
pernah kita kenal. Kita berpikir, orang ini pasti hanya berpura-pura mengasihi saja. Mengasihi
orang lain juga tidak mudah dilakukan, bila orang tersebut pernah menyakiti kita. Mengasihi
akan terasa mudah, ketika orang tersebut adalah orang terdekat kita.
Ada sedikit cerita, ketika saya menegur mama untuk tetap mengasihi orang yang menyakiti
mama. Masih dengan hati yang keras, mama tidak mau mendengarkan saya. Kemudian,
saya memutuskan untuk menunjukkan bagaimana “efek” dari kasih itu. Orang yang menyakiti
mama sering saya temui. Ketika dia saya ajak bicara, saya malahan di cuek-in begitu saja
dan sapaan saya tidak di jawab. Lama kelamaan jengkel juga, sudah bersikap baik kok
malahan semakin “menjadi-jadi” orang itu. Kemudian, ketika bertemu orang itu lagi, saya
senyum dan ajak ngobrol sedikit-sedikit. Di suatu kesempatan, saya berkunjung ke rumahnya
dan belanja di warungnya. Semua usaha saya membuahkan hasil setelah 1 tahun. Beberapa
minggu lalu, ketika bertemu di sebuah acara, saya tidak melihat jika yang menjadi bagian
penerima tamu adalah orang ini. Dia menyapa saya dengan suara riang, kemudian dia
tersenyum, dan menanyakan kabar saya.
Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus kembali mengingatkan kita untuk mengasihi siapa pun sesama
kita. Mengasihi tanpa melihat apakah orang tersebut adalah orang yang kita kenal atau
tidak, orang yang pernah jahat atau orang yang baik bagi kita. Mengasihi sesama adalah
bentuk nyata dari kasih kita kepada Yesus Kristus. Yesus sudah memberikan teladan-Nya
bagi kita, bagaimana Dia berdoa kepada Bapa-Nya, untuk mengampuni para algojo yang
menyalibkan Dia. Tentu bukan hal yang mudah, ketika kita harus berdoa memohon ampun
untuk orang yang sudah menyakiti kita, dan berusaha mengasihinya kembali. Teladan Yesus
membuat kita perlu belajar bagaimana mengasihi sesama, karena melalui kasih itu kita
dapat mendamaikan kehidupan.
Mari kita bersama belajar mengenai ajaran kasih tersebut, dan membagikan kasih yang
telah Tuhan berikan, kepada setiap orang di sekitar kita.
HILDA
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
10
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Menemukan Kekuatan melalui Kesukaran
Peringatan Wajib
SP Maria, Ratu Rosario
Gal.1:13-24;
Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15;
Luk. 10:38-42. BcO Sir. 3:1-16
Selasa 7 Oktober 2014
Gal 1 : 15 : “Tetapi waktu Ia yang
telah memilih aku sejak kandungan
ibuku dan memanggil aku oleh kasih
karuniaNya.”
Disaat kesukaran-kesukaran hidup datang mengetuk pintu atau malapetaka terjadi,
beberapa orang segera berpikir mereka telah melakukan sesuatu yang salah, bahwa
Tuhan pasti sedang menghukum mereka. Terkadang mereka tidak memahami bahwa
Tuhan punya maksud untuk setiap tantangan yang datang dalam kehidupan kita. Ia
tidak mengirim masalah-masalah, tetapi kadang-kadang Ia mengijinkan kita melalui
semuanya itu.
Saya menemukan bahwa Tuhan lebih suka merubah saya dibanding keadaan-keadaan
saya. Tidak berarti bahwa Tuhan tidak akan mengubah keadaan-keadaan itu. Tentu
saja Ia dapat dan dengan mudah melakukannya. Tetapi sebagian besar waktu kita,
kita diuji dalam bidang-bidang dimana kita paling lemah.
Tuhan seringkali menggunakan kesukaran-kesukaran untuk menunjukan ketidakmurnian
dalam karakter kita atau bidang-bidang dimana kita perlu bertumbuh. Tuhan dengan
sengaja menggunakan beberapa keadaan sebagai sebuah cermin, supaya kita
mengenali masalah dalam diri kita, supaya kita dapat naik ke suatu tingkat yang baru
dan menjadi orang yang benar-benar Dia inginkan.
Pernahkan anda mempertimbangkan bahwa Tuhan mungkin ingin mengubah anda?
Tuhan mungkin dengan sengaja merencanakan bagi anda untuk dekat dengan orang
yang sangat mengganggu. Ia mungkin berusaha mengajarkan anda bagaimana
mengasihi musuh-musuh. Supaya anda mempunyai sedikit daya tahan, bukannya
melarikan diri dari segala sesuatu yang keras, tidak nyaman, atau tidak mudah. Tetapi
waktu Ia yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh
kasih karuniaNya..dan oleh kasih karunia inilah Dia membentuk kita supaya berkenan
bagiNya untuk suatu rencana yang besar, untuk itulah Dia telah mempersiapkan kita
dari semula.
Doa :
Bapa aku ingin segera berubah saat Engkau menunjukkan kepadaku bagian-bagian
mana yang aku harus bertumbuh. Tolong berikanlah aku keberanian, kekuatan, dan
kemauan untuk membuat perubahan-perubahan dan kesabaran untuk mengizinkan
proses perubahanMu mengerjakan karya yang lengkap dalamku. Amin
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
11
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Bapa Kami
Rabu 8 Oktober 2014
Luk. 11:4 “dan ampunilah kami
akan dosa kami, sebab kami pun
mengampuni setiap orang yang
bersalah kepada kami.”
Gal. 2:1-2,7-14; Mzm. 117:1,2; Luk.
11:1-4. BcO Sir. 3:17-4:10
Doa Bapa kami merupakan salah satu doa favorit buat saya pribadi, disamping doa
doa yang lain diantaranya Salam Maria dan Kemuliaan. Sering saat saya mengucapkan
doa ini sewaktu misa ekaristi, selalu tertegun sesaat saat mengucapkan .. dan ampunilah
dosa kami seperti kami pun… mengampuni.... Ternyata hal ini pun dirasakan teman dekat
saya yang ada di luar kota. Beberapa waktu lalu dia mengirimkan pesan nya, seperti ini..
“entah kenapa, air mata menetes saat mengucapkan doa ini sewatu misa ekaristi”.
Iya, doa Bapa kami sangat sarat mengandung banyak hal , Yesus sungguh tepat
mengajarkan doa yang indah ini. Kita diajarkan menyapa Allah secara dekat dengan
sebutan “Bapa”. Bukan diajarkan menyapa dengan sebutan tuan, baginda, raja, tapi
membentuk hubungan pribadi dengan Allah dengan menyebut Bapa. Kita tidak hanya
diajarkan memohon kepada Bapa, tapi juga disaat yang sama diingatkan untuk diri sendiri
perihal pengampunan. Saat kita memohon ampun kepada Bapa atas dosa yang kita
perbuat, kita pun diingatkan bahwa kita harus terlebih dahulu mengampuni sesama yang
sudah bersalah kepada kita. Memohon ampun buat kesalahan diri sendiri lebih mudah
diucapkan karena mengandung keuntungan buat diri, tapi saat harus mengampuni
sesama yang sudah membuat kita sakit hati, berdarah, luka batin, terhina.. hmmm..
bukan hal mudah. Tapi justru dari situlah muncul keselamatan. Mengampuni sesama yang
bersalah berarti kita pun sudah diampuni. Apakah pernah mendengar, memberi kepada
sesama itu brarti sama dengan memberi kepada diri sendiri. Saat memberi kepada orang
lain, kita sudah menabung pemberian buat diri sendiri. Saat mengampuni orang lain, kita
pun sudah menabung ampun buat diri sendiri. Tepatlah yang dikatakan, siapa menanam
dia juga akan menuai. Kita menanam ampunan, menanam kebaikan, menanam derma,
itu sama dengan kita akan menuai ampunan menuai kebaikan menuai derma.. untuk
diri kita.
Marilah kita berdoa, Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu. Datanglah
kerajaanMu, jadilah kehendakMu dibumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada
hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni, yang bersalah
kepada kami. Dan janganlah masukan kami kedalam pencobaan, tapi bebaskanlah
kami dari yang jahat.. amin.
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
12
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Maukah Anda Mencari Dia hari ini?
Dionisius, Yohanes Leonardus, Gal. 3:1-5; MT Luk. 1:69-70,7172,73-75;
Luk. 11:5-13.
Kamis 9 Oktober 2014
Luk. 11:9 “Carilah maka
kamu akan mendapat”
Beberapa bulan yang lalu di paroki kami diadakan sebuah event untuk orang muda
Katolik. Kerena kegiatan itu menyangkut orang banyak, maka kami membentuk sebuah
team sebagai panitia untuk acara tersebut. Saya adalah salah-satu dari anggota tim itu,
dan sekaligus dipercayakan oleh teman-teman sebagai seksi konsumsi. Untuk bisa berjalan
dengan baik dan lancar saya memerlukan bantuan dari beberapa orang.
Bantuan itu berhubungan dengan anggaran dan menu makanan yang hendak dipersiapkan
nanti. Beberapa teman-teman yang aku hubungi bersedia untuk membantuku. Ada yang
bersedia untuk memasak, menata meja atau tata ruangan, dan ada pula yang mau
menjadi pelayan tamu pada saat makan. Satu hal yang menarik dan kukagumi adalah
ketulusan dan keikhlasan hati serta tenaga dan waktu mereka dalam menolong pada saat
itu. Selain itu pula, salah satu dari mereka bukan hanya memberikan waktu dan tenaga tapi
juga memberikan uang untuk anggaran belanja.
Dalam bacan injil hari ini, Tuhan Yesus berbicara banyak hal mengenai bagaimana kita
menjalin hubungan dengan Bapa di surga. Ia menggunakan pengalaman hidup manusia
sehari-hari untuk menyampaikan pesan sukacita Bapa-Nya di surga. Dia mengajarkan
bahwa hubungan kita dengan Bapa di surga sama seperti hubungan kita dengan sesama.
Salah satunya adalah dengan mengajak atau meminta kita untuk mencari.
Dalam kehidupan, kita sering mencari sesuatu tanpa melibatkan orang lain atau tidak mau
meminta bantuan atau petunjuk dari Tuhan YEsus. Kita sering mengandalkan diri kita sendiri
atau tidak mau mencari bersama DIA. Banyak alasan yang selalu kita berikan, salah satunya
adalah kita kurang percaya entah kepada orang lain atau pun juga terhadap Tuhan. Hari
ini, saya dan anda dingatkan oleh Tuhan Yesus untuk senantiasa mencari kehendak BapaNya di surga dalam seluruh hidup dan pelayanan kita. Kita diminta untuk tidak henti-hentinya
mencari meski terasa pencarian dan usaha kita tampak sia-sia. Tapi, Tuhan yang kita Imani
adalah bukan Tuhan menutup mata dan telinga-Nya. Tuhan yang diimani oleh orang Kristen
adalah Bapa yang setia mendengar dan memberikan apa yang diminta oleh anak-anakNya, yakni dengan memberikan Roh Kudus.
Beberapa orang kudus yang Gereja sejagat peringati hari ini adalah sekelmpok dari pengikut
Kristus sejati. St. Dionisius adalah uskup dari Alexandria memiliki hati yang lunak dan lembut
terhadap pendosa yang murtad dan akhirnya bertobat. Sementara St. Yohanes Leonardi
bekerja sebagai pastor penjara dan ruamh-sakit. MArilah kita mengikuti teladan para kudus
yang senantiasa mencari kehendak Bapa dalam hidup dan pelayanan mereka bersama
DIA dan di dalam Dia yang menguatkan iman dan kasih mereka akan Tuhan dan sesama.
Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
13
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Persepsi Oh..Persepsi...
Jumat 10 Oktober 2014
Luk 11:23
Siapa tidak bersama
Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak
mengumpulkan bersama Aku, ia
mencerai-beraikan
Gal. 3:7-14;
Mzm. 111:1-2,3-4,5-6;
Luk. 11:15-26,
Dalam kehidupan berkomunitas, terkadang kita mengalami konflik hanya karena salah
mengerti orang lain. Kita memaksakan keyakinan dan kebenaran (persepsi) kita sendiri
terhadap orang lain. Kita tidak mau melihat apa sesungguhnya duduk persoalannya. Dan
tidak jarang, kesalah mengerti an kita itu lama-lama menjadi kebencian, yang pada akhirnya
seringkali menutup mata hati kita untuk dapat melihat sisi baik dan kebenaran dari orang lain
tersebut. Akibatnya, bukankah kita sendiri yang pada akhirnya bertindak tidak benar?
Tenang…ini saya cerita tentang saya lho….(hehehehe :-D )
Sahabat Fresh Juice, hari ini Yesus pun disalah-mengerti!
Pengusiran setan yang dilakukan oleh Yesus disalah-mengerti oleh mereka yang
menyaksikannya. Mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir setan karena kuasa Beelzebul,
penghulu setan. Mereka tidak percaya bahwa Yesus melakukannya dengan kuasa-Nya
sendiri. Karena itu, mereka meminta Yesus untuk membuat suatu tanda atau mujizat lain
yang bisa meyakinkan mereka bahwa Yesus sungguh bertindak atas kuasa-Nya sendiri.
Kesalah-pahaman dan ketidakpercayaan mereka atas kuasa Yesus tidak lain disebabkan
oleh kebencian dan ketertutupan hati mereka terhadap pewartaan Yesus. Karena kebencian
dan ketertutupan hati atas kebenaran lain di luar diri mereka, mereka tidak bisa berbipikir
dan menilai serta bertindak secara benar.
Jalan pikiran mereka ini akhirnya dikecam oleh Yesus: “Setiap kerajaan yang terpecahpecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau
Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat
bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.” (ayat
17-18).
Hari ini Yesus mengundang kita untuk membuka hati pada Kerajaan Allah, yakni Kasih Allah
yang akan memampukan kita untuk mengerti dan menerima kebenaran orang lain dan
terlebih-lebih tindakan Allah sendiri dalam hidup kita yang sering kita salah mengerti.
(Mengutip dari fr. Bastian-Wawan)
Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
14
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Kebahagiaan Sejati
Gal 3:22-29,
Mzm. 105:2-3,4-5,6-7,
Luk 11:27-28
Sabtu 11 Oktober 2014
Luk 11:28: Tetapi Ia berkata:”
Yang berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya”
KEBAHAGIAAN........ adalah sebuah kata yang sangat menggoda dan merupakan dambaan
setiap orang, mulai dari yang muda sampai yang tua, dari yang miskin sampai yang kaya
bahkan juga mereka yang terbaring dirumah sakit ingin bahagia apalagi mereka yang sehat.
Tetapi dimana kebahagiaan itu dapat diperoleh. Dunia mengajarkan bahwa kebahagiaan
dapat diperoleh melalui harta kekayaan, pangkat, penampilan dan seterusnya. Tetapi betulkah
demikian, jika betul maka kebahagiaan hanya milik sebagian kecil orang di bumi ini, tapi kabar
baiknya pendapat itu salah sehingga setiap orang dapat berbahagia, karena kebahagiaan
yang sejati tidak tergantung dari apa yang kita miliki, dan apa yang kelihatan , tetapi lebih
kepada hubungan kita pada Tuhan Yesus.
Pada bacaan Injil hari ini Yesus mengajarkan pada kita cara untuk memperloleh kebahagiaan
sejati yaitu dengan mendengarkan firman Allah dan memeliharanya. Mungkin tidaklah mudah
untuk mau mendengar apalagi memelihara firman Allah dalam hidup kita, tapi jika kita mau
membuka diri dan hati kita untuk membaca , menerima , dan memeliharanya, maka Firman itu
akan tumbuh berkembang dan berakar dalam hati kita dan jika kita menerapkannya dalam
hidup kita maka hidup kita akan menjadi bahagia.
Belum lama ini saya sedang berjalan menuju kegereja untuk mengikuti Misa pagi, dengan
banyak persoalan yang belum terselesaikan yang memenuhi pikiran saya, tiba-tiba sekelompok
burung melintas diatas kepala saya, lalu seketika itu saya teringat akan injil Mat 6:26 yang
mengatakan:” Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namum diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu.” Seketika itu juga hati saya dipenuhi
rasa sukacita, padahal tidak ada yang berubah pada saat itu yang dapat dilihat dengan mata,
persoalan tetap belum selesai, tapi saya merasa bahagia karena saya menyadari bahwa Tuhan
menyertai saya dan akan memberi jalan untuk menyelesaikan persoalan yang sedang saya
hadapi sehingga saya tidak perlu merasa khawatir lagi.
Dalam kehidupan ini masalah bisa datang kapan saja dan dalam bentuk apa saja, ada yang
besar dan ada pula yang kecil, dan tidak satupun dari kita yang mampu untuk menghindar
atau terlepas dari masalah untuk selamanya. Tapi jika kita menghadapinya bersama Yesus
maka akan ada perbedaan besar dalam sikap kita dalam mengambil keputusan, kita menjadi
lebih bijaksana. Tidak semua orang hidup dalam berkelimpahan tapi dalam FirmanNya Tuhan
mengatakan bahwa Dia akan menyertai kita selamanya sehingga dengan berpegang teguh
pada Firman Tuhan kita tidak perlu takut , khawatir dan ragu tentang apapun juga. Jika kita
setia padaNya maka pada saat-saat sukar dalam kehidupan ini, Tuhan selalu menunjukkan
keberadaanNya sehingga kita tidak kekurangan apapun, semua tercukupi. Patut disyukuri
bahwa penyertaan dan perlindunganNya sungguh nyata, sehingga tidak ada alasan apapun
mengapa kita tidak bahagia.
Doa:Puji Syukur dan Terimakasih ya Bapa untuk KasihMu, PemeliharaanMu dan BerkatMu yang
berlimpah dalam hidup kami, sehingga kami dapat hidup dalam sukacitaMu. Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Pakaian Pesta
Minggu 12 Oktober 2014
Mat. 22:11-12, “Hai
saudara, bagaimana engkau
masuk ke mari dengan tidak
mengenakan pakaian pesta?”
Yes. 25:6-10a;
Mzm. 23:1-3a,3b -4,5,6; Flp. 4:1214,19-20;
Mat. 22:1-14,
Kita sering mendengarkan atau malahan terlibat dalam diskusi dan perdebatan bagaimana
kita harus selayaknya berpakaian “yang sopan dan pantas” dalam merayakan misa kudus.
Ada yang berargumen bahwa yang penting itu bukanlah pakaian, tetapi bagaimana hati kita
dalam merayakan misa. Itu memang 100% betul dan menjadi yang utama, tetapi seharusnya
apa yang ada dalam hati kita yang bersih tentunya tercermin dalam hal kita berpakaian
khususnya dalam menghadiri misa, bukan?
Tidak saja di dalam agama Katolik, tetapi di dalam agama-agama lain seperti Hindu yang
mengharuskan kita memakai sarung untuk menutup aura-aura yang agak terbuka, agama
Islam yang mengharuskan kaum hawa mengenakan kerudung atau jilbab dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan kita?
Ada beberapa gereja yang sangat strick atau sangat tegas dalam hal berpakaian. Contohnya
ketika saya menghadiri misa di paroki Santa Maria de Fatima, Toasebio Jakarta, almarhum
Pastor Fantelli SX selalu berjaga di depan pintu gereja menyambut umat yang datang,
menyalaminya dan sekaligus memperhatikan kalau ada umat yang berpakain tidak pantas.
Tentunya dia mempunyai kriteria “tidak pantas” seperti menggunakan rok yang terlalu mini
dan ada belahan sana-sini, pakaian atas yang belahan tengahnya terlalu rendah sehingga
membuat mata lelaki langsung mengarah ke sana dan lain sebagainya.
Perayaan Ekaristi adalah sakramen yang agung dimana kita mengecap “perjamuan surgawi
yang terjadi di bumi” seperti yang judul buku Prof. Scott Hann. Jadi ketika kita menghadiri
Ekaristi, itu adalah sebuah pesta yang diadakan oleh Tuhan sendiri dan kita diajak untuk
menggunakan pakaian yang layak. Seandainya saja kita diundang oleh presiden atau orang
besar, kita tentunya mengenakan pakaian yang terbaik dan sopan, bukan? Apalagi ini adalah
Perjamuan Tuhan!
Yesus pada bacaan Injil hari ini mengumpamaan kerajaan sorga seperti seorang raja yang
mengadakan perjamuan dan di bagian akhir dikisahkan bahwa raja tersebut mengusir seorang
yang tamu yang tidak menggunakan “pakaian pesta”. Tentu saja kita tidak mau diusir bukan?
Nah, marilah kita mengenakan pakaian yang sopan dan pantas dalam mengikuti perayaan
ekaristi kudus. Tentu saja di dalam pernyataan tobat sebelum kita masuk ke dalam liturgi sabda
dan ekaristi kita diajak untuk membersihkan hati kita yang menjadi “pakaian utama” kita dalam
menghadap Tuhan.
Romo Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Iman: terang bagi kehendak hati
Gal. 4:22-24,26-27,31 - 5:1;
Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7;
Luk. 11:29-32.
Senin 13 Oktober 2014
Luk 11:29 “… Mereka menghendaki
suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak
akan diberikan tanda selain tanda nabi
Yunus”
Dikerumuni orang banyak tidaklah selalu menyenangkan bagi setiap orang. Terutama bila
diantara orang banyak itu ada yang menfitnah dan ingin mencobai. Inilah yang terjadi
pada saat Yesus mengusir setan dari seorang bisu. Orang banyak yang melihatnya bukan
lantas menjadi percaya karena menyaksikan kuasa Allah yang bekerja di dalam diri Yesus,
sebaliknya mengatakan “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan” (Luk
11:15). Bahkan ada pula yang meminta tanda dari Yesus untuk mencobai apakah benarbenar Ia diutus oleh Allah. Tidak heran bila Yesus menegur mereka dengan keras: “Angkatan
ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka
tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” (Luk 11:29). Yesus yang menyelidiki hati
setiap orang melihat ketegaran hati mereka, karena walaupun mereka tahu hanya Allah yang
memiliki kuasa untuk mengusir setan, mereka tetap tidak mengenali Yesus sebagai Mesias dan
menolak untuk percaya kepada-Nya.
Dalam beragam aktivitas hidup komunitas atau pribadi, dinamika yang sama mungkin sering
terjadi. Saat kita meminta tanda dari Allah untuk mengenali kehadiran-Nya atau kehendakNya, kita tidak mampu mengenali jawaban dari Allah. Mengapa? Bangsa Yahudi, karena
terpaku pada keinginan untuk memperoleh tanda ajaib dari Allah yang menyatakan kuasaNya dengan membebaskan Israel secara total dari penderitaan, melenyapkan dunia lama
dan membangun kerajaan baru bagi mereka, menjadi tidak mampu mengenali tanda yang
Allah anugerahkan dalam diri Yesus. Begitupun kita, saat ‘bertahan’ menginginkan tanda dari
Allah seperti yang kita kehendaki dan pikirkan, sulit bagi kita mengenali tanda yang Ia berikan
pada waktu dan cara-Nya.
Iman adalah terang bagi kehendak hati kita. Jangan biarkan hati kita dikuasai kehendak
manusiawi yang membawa kebinasaan, tetapi persembahkanlah setiap waktu kepada Yesus,
agar Ia memurnikan dan menuntun setiap kehendak dan perbuatan kita menjadi serupa
dengan kehendak-Nya. Yesus adalah tanda keselamatan dari Allah, bukan saja bagi kita,
tetapi bagi semua orang melalui kesaksian hidup tiap anggota Gereja-Nya.
Sr. Maria Benedicta, OSB
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Selasa 14 Oktober 2014
Iman yang bekerja oleh Kasih
Gal 5:6 “sebab bagi orang-orang yang
ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau
tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti,
hanya iman yang bekerja oleh kasih”.
Gal 4:31b - 5:6 ;
Mzm 119:41, 43, 44, 45, 47, 48 ;
Luk 11:37-41
Ketika mengikuti retret beberapa bulan yang lalu, ada Sesi Pembasuhan Kaki, sebagai
simbolik untuk saling memaafkan, dimana kita membasuh kaki orang yang kita anggap
mewakili orang yang akan kita ampuni / mintai ampun.
Saat itu saya tidak terlibat secara langsung dalam sesi itu, karena saya sedang
mempersiapkan konsumsi. Tetapi tanpa saya sadari, walau hanya melihat, saya ikut
menangis. Saya tidak mampu menahan air mata saya yang terus mengalir dan hati
saya yang terasa sakit, melihat banyak teman-teman peserta yang menangis sembari
melakukan proses pembasuhan kaki tersebut. Melihat begitu banyak beban dan hati
yang terluka, tetapi mau dengan sepenuh hati melepaskan pengampunan bagi orangorang yang pernah melukai hati mereka.
Saya bertanya dalam hati saya, itu bukan luka saya, tetapi kenapa saya turut merasakan
sakitnya, kesedihannya?. Sekarang ketika membuat Fresh Juice, saya baru memahami
setelah membaca ayat Galatia 5:6.
Saat itu Roh Kasih bekerja secara luar biasa, menyentuh setiap hati, memenuhi setiap
hati dengan kasih yang meluap, yang memampukan setiap hati untuk mau melepaskan
pengampunan dan luka hati karena kasih karunia Tuhan Yesus.
Dalam proses simbolik mencuci kaki tersebut, setiap pribadi mau percaya (mengimani),
bahwa ia telah mengampuni orang yang melukainya, diampuni oleh Tuhan, juga telah
membersihkan hati dari setiap luka; entah seberapa besar kesalahannya, pun seberapa
dalam luka hati tersebut, serta bagaimanapun keadaan kita saat itu.
Kasih yang memampukan kita melakukan hal-hal yang berat, tidak mudah, bahkan
juga tidak mungkin bagi kita sendiri.
Itulah menurut saya contoh nyata: Iman yang bekerja oleh Kasih.
Jesus bless Us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Topeng Kehidupan
Peringatan Wajib
St. Teresia dr Avila
Gal. 5:18-25; Mzm. 1:1-2,3,4,6;
Luk. 11:42-46
Rabu 15 Oktober 2014
Gal 5 : 22 – 23 : “ Buah Roh ialah kasih,
suka cita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaaan diri “
Alangkah sempurnanya dunia ini, jika semua manusia memiliki semua sifat-sifat seperti
dalam buah-buah Roh. Tidak aka nada perpecahan, kemunafikan, peperangan,
kejahatan, kesombongan. Tetapi, apakah dunia dengan manusia yang mempunyai
sifat seperti itukah yang dinamakan dunia yang ideal ? Justru dunia seperti itu adalah
dunia yang membuat iman kita tidak bertumbuh. Pertumbuhan iman memerlukan
sebuah proses yang harus kita jalani dengan apa adanya.
Bacaan hari ini, jika kita melihat injil Lukas 11 : 42 – 46 , semua mengatakan tentang
kemunafikan dan topeng kehidupan.Orang –orang farisi dalam injil tersebut dikatakan
mengabaikan keadilan dan kasih Allah, ingin mendapat penghormatan dari orangorang , meletakkan beban pada orang lain, semuanya adalah sifat-sifat yang munafik.
Tetapi di dalam Mazmur 1 : 1-2, 3, 4, 6 dikatakan bahwa orang- orang yang kesukaannya
melakukan taurat Tuhan, dia akan menjadi orang yang berbahagia. Dan di dalam
Galatia 5 : 18 – 25 menyebutkan bahwa jika kita membiarkan diri kita dipimpin oleh
Roh, dan bisa menyalibkan daging dan segala hawa nafsunya, maka akan mendapati
buah-buah Roh. Ketiga bacaan hari ini seperti sebuah proses yang berelevansi satu
sama lain, jika kita melakuakn hukum taurat Tuhan, tidak munafik seperti orang-orang
farisi dan membiarkan hidup kita dipimpin oleh Roh, kita akan mendapat kebahagiaan
dalam kerajaan Allah. Relevansi sebuah proses pertumbuhan iman.
Di masa sekarang ini, banyak sekali orang yang ingin dikenang namanya dengan baik.
Mereka seringkali bersikap munafik dan dengan topeng untuk membuat orang berpikir
bahwa mereka adalah orang baik sehingga dia yang dianggap baik akan merasa
bahagia. Padahal belum tentu seperti itu. Biarkan kita berproses, apa adanya, tulus,
orang juga pada akhirnya akan mengetahui kita dengan tulus dan apa adanya. Dan
relasi yang seperti itu akan berjalan lebih natural, tanpa topeng dan tak lekang oleh
waktu.
Alin
Mari hadiri Misa dan Adorasi bersama 1 jam
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Rabu 15 Oktober 2014 pk. 18.30 wita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Sudah Pakai Kunci Surgamu ?
Kamis 16 Oktober 2014
Luk. 11:52 “Celakalah
kamu, hai ahli ahli Taurat, sebab
kamu telah mengambil kunci
pengetahuan”
Hedwig, Margarita Maria Alacoqu, Margarita
Maria Alacoque, Gerardus Mayella.
Ef. 1:1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6;
Luk. 11:47-54;
Ketinggalan kunci itu tidak enak! Entah kunci rumah, kunci mobil, kunci kamar, kunci kantor,
atau kunci koper. Mungkin anda tidak pernah mengalaminya, tapi saya ini termasuk orang
yang kadang lupa dimana kunci diletakkan. Kalau sudah dicari dan tidak ketemu, wah pusing
setengah mati. Musti cari gantinya, atau panggil ahli kunci, atau leih parah lagi seluruh pintu
harus diganti. Buang waktu, buang ongkos, habis tenaga, terlambat kemana-mana sampai
malu, capek batin lagi! Lengkap deh….
Di Injil hari ini Yesus mengutuk para ahli Taurat yang sudah mengambil kunci pengetahuan
surgawi, tetapi tidak dipakai! Mungkin karena mereka seperti saya lupa meletakkan kuncinya
dimana, lalu karena malu atau gengsi, menutup-nutupi dan menghalangi orang lain yang
mencoba masuk! Kalau saya pikir-pikir, sangat mungkin saya menjadi seperti mereka. Aduh
Tuhan tolong saya, jangan sampai ya.
Teman-teman terkasih dalam Kristus, kita sebagai umat Katolik Kristiani yang sudah dibaptis,
kita ini juga sudah diberikan kunci surgawi. Ah masa sih? Ya benar! Yang pasti Allah Bapa
sudah memberikan rahasia pengetahuan surgawi pada kita, lewat para rasulnya dan semua
pengikut Kristus yang dalam 20 abad terus menggali apa artinya Tuhan Yesus yang datang
sebagai manusia seperti kita, dan mati untuk menebus dosa-dosa kita, lalu bangkit dan
membawa keselamatan untuk mereka yang percaya padaNya.
Apakah kita sudah memakai kunci ini? Atau mungkin kuncinya ketinggalan. Saya sendiri
dulu pernah tidak mau memakainya selama sepuluh tahun. Janganlah teman teman
menjadi seperti saya, atau kedapatan seperti ahli-ahli Taurat, yang sudah mengambil kunci
pengetahuan, lalu tidak dipakai, dan malahan terus menghalang-halangi orang lain yang
mau masuk.
Janganlah juga kita berpuas diri karena pengetahuan Ilahi itu tidak ada batasnya. Sering
–seringlah memakai kunci pembaptisan kalian. Kunci ini adalah tak lain datang dari Roh
Kudus, yang memampukan kita untuk masuk dan mengerti segala pengetahuan surgawi.
Semuanya ini sudah disediakan dengan berlimpah untuk kita semua. Mari gunakan kunci
yang telah diberikan Tuhan bagi kita!!
Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Orang Kudus : St. Ignatius dari Antiokhia
Jumat 17 Oktober 2014
“Berdoalah bagiku, supaya
aku jangan jatuh dalam
pencobaan.”
Peringatan Wajib St. Ignatius dr Antiokhia
Ef. 1:11-14;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7.8-9; Luk. 12:1-7; warna liturgi Merah
St. Ignatius dari Antiokhia telah dikenal sejak masa gereja perdana. Ia dilahirkan pada
tahun 50. St. Hieronimus dan St. Yohanes Krisostomus keduanya berpendapat bahwa
makamnya terletak dekat pintu gerbang kota Antiokhia. Ignatius adalah Uskup Antiokhia
yang ketiga. Di kota inilah St. Petrus berkarya sebelum ia pindah ke Roma. Di kota ini
jugalah pertama kalinya para pengikut Kristus disebut Kristen. Ignatius dijatuhi hukuman
mati dalam masa pemerintahan Kaisar Trajan. Ia digiring dari Antiokhia ke gelanggang
pertunjukan di pusat kota Roma.
Meskipun kepergiannya ke Roma berada dalam pengawalan ketat pasukan, Ignatius
sempat singgah di Smyrna dan Troas. Dari kota-kota tersebut ia menulis beberapa
pucuk surat kepada umat Kristiani. Dengan demikian, ia menggunakan cara yang
sama dengan St. Paulus dalam mewartakan Kabar Sukacita. Salah satu surat yang ditulis
Ignatius dari Troas ditujukan kepada St. Polikarpus, seorang rekan uskup, yang kelak
juga menjadi seorang martir.
Ketika Ignatius yang terkasih tiba di Roma, ia bergabung dengan umat Kristiani yang
pemberani yang menantinya di penjara. Akhirnya, tibalah hari dimana sang uskup
dilemparkan ke arena pertunjukan. Dua ekor singa ganas menerkamnya. St. Ignatius
wafat sekitar tahun 107. Ia mewariskan kepada kita kesaksian hidup Kristiani serta suratsuratnya yang indah.
“Berdoalah bagiku, supaya aku jangan jatuh dalam pencobaan.”
Mari menimba keberanian dalam kesaksian hidup serta doa-doa St. Ignatius.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Impian Istimewa
Sabtu 18 Oktober 2014
Lukas 10:2
KataNya kepada
mereka, “Tuaian memang banyak
tetapi pekerja sedikit….”
Pesta St. Lukas
2 Tim. 4:10-17b, Mzm. 145:10-11,
12-13ab, 17-18, Luk. 10:1-9, BcO Kis.
9:27-31; 11:19-26
Setiap orang memiliki impian dan cita-cita yang tinggi. Namun impian dan cita-cita tidak
akan menjadi nyata. Jikalau impian dan cita-cita itu tidak disertakan dengan suatu kerja
keras. Kita telah membacakan dan merenungkan kisah tentang Kain dan Habel di dalam
Kitab Kejadian.
Kain sang sulung bekerja sebagai petani sedangkan adiknya, Habel bekerja sebagai
gembala yang sangat tekun dan bekerja keras. Suatu ketika, Kain mempersembahkan korban
persembahkan hasil kebunnya. Habel adiknya juga mempersembahkan persembahan hasil
kerjanya. Ternyata Allah lebih berkenan dengan hasil korban persembahan Habel. Karena
dia mempersembahkan hasil yang terbaik. Karena kecemburuan Kain, dia berusaha untuk
membunuh adiknya. Dia akhirnya membunuh adiknya.
Kalau kita merenungkan sikap dan perbuatan kedua kakak beradik itu ternyata mereka
mempunyai cita-cita dan impian yang sangat tinggi. Salah satu impian yang teristimewa
adalah bahwa berkat dan hikmah dari Allah. Kain tidak dapat mencapai impiannya karena
tidak bekerja keras dan tidak menyenangkan hati dan kehendak Allah. Sedangkan adiknya,
Habel mampu menyenangkan Allah sehingga persembahannya diterimah Allah.
St. Lukas mengisahkan tentang tuaian dan pekerja, tuaian memang banyak tetapi pekerja
sedikit. Kisah ini mengisahkan bahwa memang banyak sekali tuaian di lading Tuhan. Namun
hanya sedikit saja pekerja, hanya sedikit saja kemampuan da kemaun untuk bekerja.
Karena itu, St. Lukas mengajak kita untuk meminta dan memohon bantuan Tuhan agar dapat
memberikan kita kekuatan dan harapan untuk meraih hari esok.
Seperti Habel yang selalu bekerja dan memohon pernyertaan Ilahi. Akhirnya impian itu
menjadi kenyataan. Tuaiannya dikehendaki Allah.
Doa: Yesus yang baik, persiapkanlah hati kami untuk selalu mendekatkan diri dengan Engkau.
Mampukan dan kuatkan kami untuk selalu datang kehadapanMu memohon bantuan dan
kekuatan Ilahi. Amin.
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Pertobatan Sejati
Hari Minggu Evangelisasi
Yes. 45:1,4-6;
Mzm. 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac; 1Tes. 1:1-5b;
Mat. 22:15-21.
Mat. 22:15
Minggu 19 Oktober 2014
Mereka berunding
bagaimana mereka dapat menjerat
Yesus dengan suatu pertanyaan
Ketika kita pertama kali dibaptis, entah sebagai anak bayi atau orang dewasa, kita berada
dalam situasi kepenuhan rahmat, karena dosa-dosa kita dihapuskan saat itu juga. Sadar
atau tidak dan mau atau tidak mau, kita dijemput Allah sendiri untuk duduk dalam pesta
yang diselenggarakan-Nya (Mat. 22:1-14). Kebangkitan badan, pengampunan dosa dan
kehidupan kekalitu sudah disiapkan untuk kita. Disiapkan, artinya kita tidak perlu bersusah
payah mencari sendiri, tetapi yang kita perlukan adalah menyiapkan diri dengan pakaian
yang layak untuk hadir pada pesta perjamuan yang telah disiapkan Allah sendiri (Mat. 22:1213).
Mungkin kita kadang berpikir menjadi pengikut Kristus atau orang Katolik itu berat, karena
aturannya banyak; ada sepuluh perintah Allah, lima perintah Gereja, belum lagi ada doktrindoktrin Magisterium Gereja, atau ada juga Hukum Kanon Gereja, bagi para biarawan atau
biarawati ada yang namanya regula, konstitusi atau statuta ordo. Kita kemudian berpikir
bahwa kalau kita menaati aturan-aturan tersebut maka sudah tentu kita akan masul Kerajaan
Sorga. Kalau Anda masih punya pikiran demikian, maka bertobatlah sebelum terlambat.
Menjadi pengikut Kristus atau orang Katolik yang baik itu bukan sekedar mengikuti dan menaati
aturan-aturan dan hukum-hukum Gereja dari A sampai Z lalu kemudian menceritakan dengan
bangga kepada teman-teman lain untuk dipamerkan. Murid Kristus yang sejati adalah Anda
yang menceritakan bagaimana Allah telah mengasihi dan menyelamatkan diri Anda. Dan
bahwa pertobatan sejati adalah perubahan pemahaman bahwa walaupun Anda hidup di
dunia ini dengan segala tantangan-tantangannya, Anda harus percaya bahwa Anda ini
berasal dari Allah, kita adalah kepunyaan Allah. Memang Anda hidup di dunia, tetapi Anda
bukan berasal dari dunia. Karena itu berlakulah sedemikian, sehingga tutur kata dan tingkah
laku Anda sungguh menggambarkan siapa sebenarnya Anda dan seperti apa cara hidup
Anda sebagai murid-murid Kristus. Janganlah Anda menjerat Kristus yang ada di dalam hati
Anda dengan pertanyaan-pertanyaan yang meragukan iman Anda sendiri. Jangan biarkan
peristiwa hidup yang tak menyenangkan Anda bisa mempengaruhi iman Anda akan Krisus.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Senin 20 Oktober 2014
Dia adalah segala-galanya bagi-Ku
Luk 12:19
Jiwaku, ada padamu
banyak barang, tertimbun untuk bertahuntahun lamanya; beristirahatlah, makanlah,
minumlah dan bersenang-senanglah!
Magdalena dr Nagasaki,Kaprasius
Ef. 2:1-10;
Mzm. 100:2,3,4,5;
Luk. 12: 13-21.
Hidup di Indonesia sudah pasti dihadapkan dengan istilah “harga-harga naik” setiap
tahun-nya. Kenaikan tarif dasar listrik, tabung gas LPG, hingga bahan bakar minyak
untuk kendaraan. Dari semua itu bisa disimpulkan bahwa, kebutuhan hidup di Indonesia
secara umum pasti meningkat dari tahun ke tahun.
Teman saya, sebut saja Mr. M – saat ini dia mengalami masa-masa “galau” dalam
hidupnya. Pilihan “Hidup untuk Uang” atau “Uang untuk Hidup” seakan menjadi
pertanyaan yang selalu menghantui dia setiap hari. “Uang bukan segalanya, tetapi
segalanya butuh uang, “ucapan khas dari dia kepada saya dan teman-teman.
Kegiatan A tidak bisa berhasil kalau tidak ada uang, mau bepergian tidak mungkin
kalau tidak ada uang, dan pengandaian lainnya lagi. Sibuk mencari uang, membuat
dia mulai menghilang dan meninggalkan pelayanan untuk sesaat. OMG !!! Saya telah
kehilangan seorang teman, karena tawaran duniawi dalam bentuk uang (harta). Kata
“Uang” lebih indah baginya, daripada sebuah kata “Tuhan”. Uang dijadikan segalagalanya, sementara Tuhan nomor sekian, dan hanya dianggap segalanya, bukan
segala-galanya !!
Bacaan hari ini mengisahkan tentang orang kaya yang bodoh. Orang yang sudah
terlalu kaya dan memiliki segalanya –harta duniawi-, tetapi bingung ke mana ia harus
menyimpannya. Hidupnya dikuasai oleh kedagingan, yang berbentuk keserakahan
akan harta duniawi. Yesus berkata, bahwa saat itu juga jiwanya akan diambil dari
padanya !! Sebab, untuk siapakah kekayaan itu dan akan digunakan untuk apa kelak
!! Yesus mau menekankan kepada kita, untuk menjadi semakin kaya di hadapan Allah,
bukan kaya di hadapan dunia !!
Ketentraman jiwa dan ketenangan batin, akan kita dapatkan ketika kita lebih kaya di
hadapan Allah. “Kekayaan” itu tidak akan lenyap, dan akan menjadi “harta” terindah
yang kita miliki. Iman yang percaya, doa dan puasa, berjalan di dalam perintah-Nya,
melayani Dia tanpa bersungut-sungut, Ekaristi Kudus, mengasihi sesama, mengandalkan
Dia selalu, adalah beberapa cara kita untuk semakin “elegan” dan “kaya” di hadapan
Allah. Hopefully!!
KRIS
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Berjaga-Jaga di Adorasi Abadi
Ef. 2:12-22;
Mzm. 85:9ab-10,11-12, 13-14;
Luk. 12:35-38.
Selasa 21 Oktober 2014
Lukas 12:38 “Dan apabila ia
datang pada tengah malam atau pada
dinihari dan mendapati mereka berlaku
demikian, maka berbahagialah mereka.’
Hari ini Tuhan mengajak kita berjaga-jaga senantiasa dalam menjalani hidup. Dengan
kata lain, Waspadalah! Jangan lengah! Jangan terlena! Jangan sampai mabuk
kepayang! Tuhan ingin, ketika Ia datang, Ia menemukan kita sedang melakukan apa
yang Ia kehendaki. Supaya kita bahagia seperti yang tertulis dalam Bacaan Pertama
Efesus 2:19-21 ‘Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
kawan sewarga dari orang-orang Kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang
dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru.’
Ada banyak cara orang menyiapkan hati untuk selalu menyadari kehadiran Tuhan. Mulai
dari berpikir dan bertindak baik, menghindari dosa, menjaga kehidupan doa, melakukan
tindakan kasih, bertanggung jawab, melayani Tuhan, dan masih banyak lagi.
Dan salah satu cara adalah berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus dalam ruang
Adorasi Abadi. Setidaknya, masing-masing kita yang sudah mengetahui kehadiran Tuhan
dalam Sakramen ini, melakukan adorasi pribadi 1 jam seminggu. Pasti banyak berkat kita
peroleh bagi diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Seorang ibu, janda muda, yang telah melalang buana dalam iman dan pekerjaannya,
suatu hari datang dengan rasa lelah yang amat sangat dan meminta ikut mengambil
jam Adorasi dini hari seminggu sekali. Walau pun siangnya dia telah bekerja keras,
sehingga terkadang tertidur saat Adorasi. Sekitar enam bulan kemudian, dia mendapat
panggilan kerja dan enam bulan kemudian ia datang lagi dan berkisah, “Sewaktu
saya bekerja keras siang malam dengan kekuatan sendiri, membayar sewa rumah saja
sulit. Tetapi begitu saya mengandalkan Tuhan dan berjaga-jaga dalam doa, sekarang
Tuhan memampukan saya dan partner saya membeli tanah sebukit untuk membangun
hotel. Betapa luar biasa cara Tuhan membahagiakan kita, kalau kita mau berserah dan
menyenangkan hati Tuhan!”
(Narita)
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Boarding Pass
Rabu 22 Oktober 2014
Lukas 12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika
tuan rumah tahu pukul berapa pencuri
akan datang, ia tidak akan membiarkan
rumahnya dibongkar.
Ef. 3:2-12;
MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6;
Luk. 12:39-48.
“Para penumpang jurusan kehidupan abadi, diminta memasuki pesawat” Kalau ada
pengumuman seperti ini menjelang akhir hidup kita, mungkin kematian lebih menarik, karena
seperti realita kita sehari-hari, kita tahu kita ke mana dan siapa yang akan menjemput kita di
tujuan. Apalagi kalau flight nya business class ha ha..
Saya masih ingat kotbah Romo di salah satu misa. Beliau mengatakan kita semua tanpa
kecuali, tua-muda, besar-kecil, kaya maupun tidak, sukses ataupun belum, semuanya sudah
memegang boarding pass. Hanya menunggu jadwal penerbangan, jadwal dipanggil Tuhan
untuk “terbang” dan kembali kepadaNya. Hanya saja jadwalnya itu rahasia. Benar sekali.
Beberapa waktu lalu di airport Surabaya mulai diberlakukan kebijakan tidak adanya
pengumuman panggilan penerbangan. Kebijakan ini sempat menuai pro-kontra karena
kuatirnya akan membuat banyak penumpang karena kelalaian dan kurang waspada
ketinggalan pesawat. Namun kebijakan itu tetap saja dimplementasikan. Masing-masing
penumpang harus mawas diri, memantau layar monitor pengumuman penerbangan,
tahu persis kapan harus masuk ruang tunggu sesuai jadwal penerbangannya. Jika teledor
sedikit, ketinggalan pesawat adalah resiko yang harus ditanggung. Jadi kalau terbang dari
Surabaya saya juga jadinya lebih hati-hati, saya cenderung langsung ke ruang tunggu dan
SIAP duduk dengan manis. Itu penerbangan dunia.
Penerbangan kita untuk pulang ke surga adalah tujuan dari seluruh hidup kita; kita tidak
tahu hari apa, jam berapa, dan tidak ada pengumuman. Namun setiap dari kita sudah
memegang boarding pass. Jadi ada baiknya kita senantiasa menyiapkan hati dari waktu ke
waktu. Tidak juga perlu membuat kita takut berlebihan, sejauh kita telah memberikan yang
terbaik dari diri kita, yang terbaik dari hati kita. Jalanilah hidup lepas dan bebas.
Yesus telah menjadi contoh bagi kita, Ia tahu Ia datang untuk menderita dan mati di kayu
salib bagi kita, dan Ia memberikan yang terbaik dariNya dan akhirnya mengalahkan maut.
“Sungguh Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar sebab Tuhan Allah itu
kekuatanku dan mazmurku. Ia telah menjadi keselamatanku” (Yes 12:2)
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Maukah anda menerima api?
Kamis 23 Oktober 2014
Luk. 12:49
Yohanes dr Kapestrano, Gulielmus
“Aku datang untuk
Ef. 3:14-21;
membawa api ke atas bumi dan betapa
Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19;
Luk. 12:49-53.
Aku harapkan bahwa api itu menyala”
Beberapa tahun lalu, saya mengikuti Summer School yang diadakan oleh MGL (Missionaries of
God’s Love) dan Disciple of Jesus Community di Bathurs (Salah satu tempat retreat di wilayah
Sydney). Suatu pagi, di depan Sacramen Maha Kudus, pikiran dan hatiku dicerahkan oleh
kehadiran Roh Kudus yang membuatku tertegun dan terpesona menatap-Nya. Hal itu terjadi
menjelang berakhirnya adorasi. Tiba-tiba mataku tertuju ke arah patung bunda Maria yang
berada di samping altar. Ketika mataku menatap patung tersebut, aku mendengar suara
dari dalam hatiku yang mengatakan, “aku membawamu dari Indonesia (tempat asalmu di
Flores) ke sini (Australia)”. Aku berpikir itu hanyalah imaginasi atau ilusi pribadi saja saat itu.
Tapi selang beberapa saat kemudian, suara itu berkata lagi, “Sekarang aku minta kamu
silahkan mengikuti Dia, sembari mengarahkan tangannya ke Sakramen Maha Kudus” yang
berada di depan altar saat itu. Setelah mendengar suara tersebut, saya secara spontan
dan serta merta dengan penuh antusias mengatakan “YA”. Seusai percakapan singkat itu,
ada perasaan ke-DAMAI-an yang begitu mendalam di hatiku saat itu. Aku pun tersenyum
bahagia di depan Sakramen Maha Kudus seolah-olah tidak ada orang disekitarku kala itu.
Dalam bacaan injil hari ini, Tuhan Yesus berbicara tentang misi-Nya di dunia. Salah-satu
misi-Nya adalah membawa api ke pada dunia dan manusia (Luk. 12:49). Gambaran api
dalam kitab suci bisa diartikan sebagai kasih atau salah satu bentuk dari karunia kehadiran
Roh Kudus. Ia menghendaki supaya api-Nya itu menyala dan membakar segala hal
yang bertentangan dengan kehendak Bapa-Nya di surga. Api-Nya itu juga memberikan
kehangatan kepada dunia yang dilanda kedinginan atau kebekuan hati untuk mencintai.
Saya dan anda diajak oleh Tuhan Yesus untuk membawa api-Nya kepada setiap orang yang
kita jumpai hari ini. Orang kudus yang Gereja peringati hari ini adalah seorang biarawan
Fransiskan yang berapi-api dalam kotbahnya melawan tentara Turki tahun 1386-1456.
Semoga teladan St. Yoahanes dari Kapestrano memberikan insiprasi bagi pewartaan dan
pelayanan kita hari ini. Puluhan ribu orang sesat dan bidaah ditobatkannya. Marilah kita
mohon doa-doanya agar saya dan anda bertahan dalam segala tantangan atau kesulitan
yang akan dihadapi hari ini.
Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Jumat 24 Oktober 2014
Memaafkan itu adalah Tindakan Egois !!
Luk 12:58 Sebab, jikalau engkau dengan
Antonius Maria Claret,
Aloisius Guanella
lawanmu pergi menghadap pemerintah,
berusahalah berdamai dengan dia selama Ef. 4:1-6; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6;
Luk. 12:54-59,
di tengah jalan, supaya jangan engkau
diseretnya kepada hakim...”
Dari mana kita punya pemikiran bahwa jika kita tidak memaafkan orang lain, mereka
akan menderita? Sahabat Fresh Juice, sesungguhnya dengan tidak memaafkan orang
yang kita anggap bersalah pada kita, justru kita sendiri lah yang menderita. Forgiveness
is the True Healer. Baik itu memaafkan orang lain, dan terlebih lagi yang harus kita
lakukan adalah memaafkan diri sendiri karena kita mengijinkan diri kita tersakiti oleh
perbuatan orang tersebut.
Jadi, memaafkan adalah suatu tindakan yang sangat Egois, karena Memaafkan
sejatinya adalah demi kebaikan diri kita sendiri.
Memaafkan tidak berarti melupakan apa yang telah terjadi
Memaafkan tidak mengharuskan anda memberitahu orang lain
Memaafkan adalah untuk diri anda — bukan untuk orang yang telah menyakiti anda
Memaafkan tidak berarti anda suka pada apa yang telah terjadi
Memaafkan tidak berarti anda mengabaikan apa yang telah terjadi
Memaafkan tidak berarti anda suka pada orang yang menyakiti anda
Memaafkan tidak berarti anda mengijinkan atau membiarkan orang yang menyakiti
anda kembali lagi dalam hidup anda
Memaafkan berarti anda tidak lagi merasa marah, tetapi mungkin anda akan merasa
sedih atau kasihan pada orang yang menyakiti anda
Memaafkan berarti anda memutuskan untuk hidup di saat ini,bukan di masa lalu
Memaafkan berarti Anda bisa mulai sembuh
Tindakan berdamai dengan orang lain bukanlah atribut orang lemah melainkan ciri
khas orang yang rendah hati karena kesadaran bahwa Allah selalu berinisiatif untuk
mendamaikan Diri-Nya dengan manusia yang melukai Hati-Nya dengan dosa-dosa
mereka. Inilah keindahan Sakramen Pengakuan Dosa yang diadakan oleh Yesus dalam
Gereja yang didirikan-Nya.
Anda mau Sembuh??
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Pohon Ara
Yohanes Ston. Ef 4:7-16,
Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5
Luk: 13:1-9,
Sabtu 25 Oktober 2014
Luk 13:7-8: Tebanglah pohon ini!
Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan
percuma. Jawab orang itu: Tuan,
biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi,
Injil hari ini menceritakan tentang pohon ara yang tumbuh ditanah yang baik dengan nutrisi
yang cukup yaitu di perkebunan anggur. Namum walaupun ditanam dan tumbuh ditanah
yang baik , selama tiga tahun pohon ara tersebut belum juga menghasilkan buah, sehingga
Tuan yang punya kebun anggur menjadi kecewa dan bermaksud untuk menebang pohon
ara itu. Pengurus kebun meminta perpanjangan waktu yang terbatas yaitu 1 tahun untuk
merawat pohon itu dengan lebih baik, apabila tetap tidak berbuah maka akan ditebang.
Pohon ara yang tidak berbuah mewakili para murid/umat yang belum menghasilkan buah
kasih/pelayanan dalam hidup nya, walau berada dalam lingkungan paroki yang sangat
mendukung, yang mempunyai banyak kegiatan yang dapat mengembangkan hidup
rohani para umat.
Dalam hidup sehari-hari, entah dalam lingkungan keluarga/biara atau masyarakat umum,
masing-masing dari kita memiliki fungsi atau jabatan yang berbeda satu sama lainnya.
Hendaknya kita menghayati fungsi, jabatan atau kedudukan tersebut sebagai “ pekerjaan
pelayanan” sehingga kita dapat berbuah setiap hari. Setiap orang , baik yang tua maupun
muda, yang sudah dewasa maupun anak-anak, yang sehat maupun sakit semuanya dapat
menjadi pohon ara yang berbuah manis bagi Yesus , yaitu dengan melakukan segala
sesuatu, juga yang sederhana seperti mengepel rumah, membersihkan jendela, menyuapi
balita/jompo/yang sakit dll dengan tulus dan penuh kasih seperti kita melakukannya untuk
Tuhan Yesus sendiri. Kata Beata Ibu Teresa dari Kalkuta:” Do small thing with great love”,
lakukanlah hal yang kecil dengan kasih yang besar. Yesus tahu bahwa kita masih dalam
proses belajar untuk dapat berbuah apalagi berbuah yang manis, namum demikian Dia
menghargai usaha kita.
Yesus adalah pengurus kebun anggur BapaNya, yang telah berusaha dengan segala
pengorbananNya agar pohon ara yang tidak berbuah jangan sampai ditebang, namum
demikian segala sesuatu ada batas waktunya., yaitu “Satu Tahun”. Satu tahun bagi tiap
orang tidaklah sama, ada yang cepat ada yang lama, tetapi sebaiknya janganlah kita
menunda-nunda untuk berbuah karena akhir satu tahun dapat datang dengan tiba-tiba
bagi pohon ara yang tidak berbuah untuk ditebang, yang berarti musnah untuk selamanya.
Tentu saja itu keadaan yang sangat mengerikan dan tidak diharapkan untuk terjadi dalam
kehidupan seseorang.
Doa: Tuhan Yesus terimakasih atas segala kesabaranMu , tolong kami agar dapat menghayati
pekerjaan kami setiap hari dengan kasih kepadaMu, sehingga kami dapat berbuah banyak
seperti yang Engkau kehendaki. Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Minggu 26 Oktober 2014
Pengalaman Iman yang Indah
Mat. 22: 39,
“Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah:
kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.”
Kel. 22:21-27; Mzm. 18:2-3a,3bc4,47,51ab; 1Tes. 1:5c-10;
Mat. 22:34-40
Akhir-akhir ini dunia digemparkan dengan kelompok ISIS di Irak yang menganiaya
dan membunuh kaum kristiani bahkan membunuh penganut Islam yang tidak sealiran
dengan mereka. Banyak dari mereka pergi mengungsi ke Negara-negara tetangga
untuk menghindari pengejaran. Mereka berpendapat bahwa mereka membunuh
sesama manusia “demi Tuhan”. Sangat tidak masuk akal!
Sangatlah manusiawi untuk selalu memperhatikan yang nomer satu. Namanya saja
mengUTAMAkan nomer satu. Dikatakan dalam injil, hukum yang pertama dan nomer
satu adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budimu. Dan orang
suka lupa dengan HUKUM YANG KEDUA, tapi ada tambahannya YANG SAMA DENGAN ITU
(hukum yang pertama) yaitu mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri.
Jadi, mengasihi sesama adalah sejajar dengan mengasihi Tuhan. Orang yang
mengklaim bahwa dia benar-benar mengasihi Tuhan tetapi membenci sesamanya
adalah seorang pendusta. Jadi sangatlah tidak dimengerti dan masuk akal untuk
orang-orang yang membunuh sesamanya demi menomersatukan Tuhan.
Boleh saja kita menghujat mereka-mereka yang menganiaya sesamanya “demi Tuhan”,
tapi marilah kita melihat dan mengintrospeksi diri kita masing-masing karena hari ini
Yesus mengajak kita untuk menjalankan hukum yang pertama dan kedua bersamasama. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama berjalan bersama.
Bagi kita yang rajin ke gereja, berdoa, misa, ikut persekutuan, devosi dan lain sebagainya,
bagaimana hubungan kita dengan sesama kita? Bagaimana hubungan kita dengan
suami atau istri anda? Bagaimana hubungan dengan mertua, menantu, anak, orang
tua dan lain sebagainya. Kalau mau lebih ekstrim lagi, bagaimana hubungan kita
dengan orang yang menyakiti dan membenci kita? Wah wah…, ternyata tidak mudah
mengikuti Yesus dengan segenap kekuatan, hati dan akal budi kita, bukan?
Maka di akhir renungan ini saya mengajak Anda semua termasuk saya untuk mengasihi
Tuhan dan sesama secara bersamaan. Seperti Beata Teresa dari Kalkuta yang melihat
sesamanya yang menderita seperti Tuhan sendiri yang menderita ketika ia memandang
salib dan Yesus berkata “Aku haus”. Sejak saat itulah dia berubah dan mencintai
sesamanya khususnya mereka yang menderita. Bagaimana dengan kita? Jawaban
ada di tangan anda sendiri.
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Kasih Allah yang membebaskan
Ef. 4:32 - 5:8;
Mzm. 1:1-2,3,4,6;
Luk. 13:10-17
Senin 27 Oktober 2014
Luk 13:12 “ Hai
ibu,
penyakitmu telah sembuh ”
Bagi kita mungkin sangat wajar apa yang Yesus lakukan dalam kisah Injil hari ini
yaitu menyembuhkan ibu yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga sakit
sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak (bdk. Luk.
13:11). Tapi bagi kaum Farisi tidak. Sementara Yesus mendahulukan belas kasihan dan
memberi kesembuhan pada ibu yang telah lama menderita, kepala rumah ibadat
lebih mengutamakan ketaatan pada hukum taurat, yaitu menghormati hari sabat
dengan tidak melakukan penyembuhan pada hari yang dikuduskan bagi Allah. Apa
sebenarnya yang mendasari perbedaan sikap Yesus dan kepala rumah ibadat?
“Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis, harus
dilepaskan dari ikatannya, karena ia adalah keturunan Abraham?” (Luk 13:16) Inilah
jawaban Yesus pada kepala ibadat yang gusar melihat perbuatan-Nya. Penyakit ibu itu
disebabkan oleh roh jahat karena itu penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus tidak saja
membuatnya dapat berdiri lagi dengan tegak, namun lebih dari itu membebaskannya
dari kuasa setan. Kebebasan dari tekanan roh jahat adalah kebebasan yang
sesungguhnya yang ingin Allah berikan pada semua manusia dengan mengutus Yesus
ke dunia. Karena itu apa yang Yesus lakukan jauh melampaui formalitas ketaatan pada
hukum taurat dan bahkan mengembalikannya pada dasar yang benar, yaitu kasih
Allah yang membebaskan.
Cara kaum Farisi mentaati hukum taurat adalah cermin isi hati mereka. Menerapkan
hukum Taurat dengan mengabaikan hukum yang terutama, yaitu kasih kepada sesama
sebagai wujud kasih kepada Allah, adalah perbuatan yang dangkal, keliru dan sia-sia.
Mari kita mohon rahmat dari Allah agar kasih yang Ia anugerahkan bagi kita di dalam
Yesus Putra-Nya selalu menjadi dasar, ukuran dan penuntun pikiran hati dan perbuatan
kita dalam mentaati hukum-Nya yang sejati.
Sr. Maria Benedicta, OSB
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
DOA
Selasa 28 Oktober 2014
Lukas 6:12-19 “Pada waktu itu
pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa
dan semalam-malaman Ia berdoa
kepada Allah.”
Pesta St. Simon & Yudas Rasul
Ef. 2:19-22; Mzm. 19:2-3,4-5;
Luk. 6:12-19.
Injil Lukas menceriterakan kepada kita bahwa Yesus pergi ke sebuah bukit untuk berdoa
semalam-malaman. Yesus menarik diri dari keramain pergi ke tempat yang sunyi untuk
berelasi dengan Bapa-Nya. Di dalam doa, Dia mencari kehendak Bapa-Nya. Dia meminta
petunjuk atas karya perutusan-Nya. Keterangan “semalam-malaman” yang ditekankan oleh
penginjil Lukas mau mengatakan bahwa ada sesuatu yang digumuli oleh Yesus di dalam
doa-Nya. Seperti yang kita alami di dalam hidup, terutama ketika ada persoalan, kita sangat
rajin berdoa dan pergi ke Gereja. Kadang-kadang orang lain yang melihat merasa ada
yang berbeda dengan kita: dari mengabaikan hidup rohani menjadi orang yang peduli
dengan hidup rohani. Mereka tidak tahu bahwa kita sedang bergumul di dalam hidup
dan meminta pertolongan Tuhan. Nah, Yesus juga memilih berdoa ketika bergumul dalam
membuat keputusan penting di dalam hidup-Nya. Ketika mau memulai karya-Nya, Yesus
hendak memilih beberapa orang yang akan menjadi murid-Nya. Mereka akan bersama
dengan Dia dalam karya mewartakan kabar gembira kepada orang banyak. Yesus tidak
asal memilih. Dia memilih siapa yang layak menjadi murid-Nya. Keputusan untuk memilih
siapa yang layak menjadi murid-Nya dikerjakan dalam doa.
Yesus memberikan teladan kepada kita untuk berdoa. Dalam hidup dan karya-Nya, Yesus
melaluinya di dalam doa. Kita juga hendaknya belajar menjadi pendoa. Bahkan apa
yang tidak mungkin dikerjakan, seorang pendoa akan mampu mengerjakannya. Doa tidak
hanya membantu dalam melakukan sesuatu atau membuat keputusan. Tetapi, doa akan
membantu menghayati apa yang diharapkan oleh St. Paulus kepada jemaat di Kolose:
“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di
dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah
kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah
hatimu melimpah dengan syukur.”
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Siapa yang Diselamatkan
Lukas 13:24 ”Berjuanglah untuk masuk
melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku
berkata kepadamu,banyak orang akan
berusaha untuk masuk,tetapi tidak akan
dapat”.
Rabu 29 Oktober 2014
Mikael Rua.Gaetano Errico
Ef.6:1-9.Mzm.145:10-11,1213ab,13cd-14.
Lukas 13:22-30.
Injil hari ini menyadarkan kita pada satu kenyataan,bahwa KESELAMATAN yang dijanjikan
Tuhan kepada pengikutnya, tidak otomatis kita peroleh walaupun kita merasa kita sudah jadi
pengikut Nya yang baik. Untuk bisa masuk Sorga, hidup bahagia di alam abadi bersama
orang orang yang hidupnya berkenan dihati Tuhan, ternyata harus melalui perjuangan dan
usaha yang keras. Tidak cukup hanya sekedar rajin berdoa pagi siang malam, rajin ke
Gereja setiap Minggu, tapi Tuhan menginginkan lebih dari itu.
Dia menginginkan kita para pengikut dan murid murid Nya, tidak hanya membaca,
merenungkan Sabda Allah, tapi juga menjadi PELAKU PELAKU FIRMAN NYA. Sebab Iman tanpa
perbuatan pada hakekatnya adalah mati(Yak:2:17).
Kehidupan manusia didunia ini bukanlah kehidupan yang selalu enak, nyaman dan baik
baik saja.Ada banyak penderitaan yang terjadi disekeliling kita baik yang dialami oleh
orang orang yang kita kenal maupun yang kita tahu dari berita berita media sosial.
Seorang ibu tahun 2007, di kota Malang tega membunuh 4 orang anaknya, karena
kehilangan harapan dan tidak kuat melawan cobaan hidup. Dan setelah membaringkan
keempat anaknya yang sudah meninggal dikasi minum racun dia sendiri ikut bunuh diri.
Bagaimana hancurnya hati dan jiwa ibu Lucy yang dalam sekejap kehilangan seorang
anak dan empat cucu yang amat dicintainya? Ibu Lucy yang menghabiskan sisa hidupnya
di sebuah rumah kontrakan di perumahan kumuh di Jimbaran Bali,bisa bertahan hidup
penuh kesepian dan penderitaan selama 6 tahun sebelum achirnya meninggal tahun 2013
menyusul anak cucu yang dikasihinya. Dan tentu masih banyak lagi peristiwa dan kisah
kisah memilukan yang terjadi di sekeliling kita yang selama ini belum menyentuh hati kita.
Yang jadi pertanyaan dan jadi renungan kita,apakah kita sudah berbuat sesuatu, menaruh
simpati dan empati kepada orang orang yang mungkin memerlukan kasih kita?.Kalau belum
bagaimana kalau kita mengambil langkah awal dengan lebih peka terhadap hal hal yang
terjadi di sekeliling kita.Siapa tahu tetangga kita,umat di Paroki kita ada yang memerlukan
uluran tangan kasih kita?. Dengan demikian kita berusaha bukan hanya rajin membaca
Sabda Allah tapi juga berusaha menjadi Pelaku Firman Nya.
Dan kita yakin dengan melakukan perbuatan dan tindakan tindakan yang berkenan di hati
Tuhan,kita termasuk salah seorang yang berhasil masuk lewat pintu yang sempit dan sesak
itu. Amin.
Iwan Setiawan.
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Kamis 30 Oktober 2014
Mau jadi Induk atau Anak Ayam?
dr Acri, Dominikus Collins
Lk 13:34a “Aku rindu mengumpulkan Ef.Angelus
6:10-20; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk.
anak-anakmu, sama seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya di bawah
sayapnya, tetapi kamu tidak mau.”
13:31-35. BcO Keb. 5:1-23
Anak ayam itu kan lucu dan imut-imut. Sewaktu saya masih kecil, saat saya menangis,
tante, karena sayang pada saya, akhirnya membelikan beberapa anak ayam untuk
saya. Sayapun mau mengumpulkan dan bermain dengan mereka. Sedihnya, karena
saya masih balita dan begitu semangatnya mau bermain, yang saya lakukan saaut itu
adalah mencekik mereka sampai mati! Saya sendiri tidak ingat kejadian ini, tetapi saya
malu saat diceritakan keluarga saya.
Lain halnya dengan induk ayam yang sudah Tuhan berikan naluri untuk melindungi
anak-anaknya dibawah sayapnya. Kalau induk ayam yang tidak diberikan akal sehat
saja bisa begitu, apalagi Tuhan yang menciptakannya!
Di perikop hari ini Tuhan Yesus rindu mengumpulkan anak-anak bangsanya, tetapi
mereka tidak mau. Entah apa alasannya, yang pasti penolakan mereka membawa
kesedihan pada Yesus dan disini Tuhan Yesus mengeluh. Seperti seorang ibu yang
digambarkan dengan induk ayam, Yesus mengeluh akan degilnya hati orang orang
Yahudi.
Mungkin teman-teman ada yang merasa seperti Yesus. Mungkin anda sudah mengajak
teman-teman, atau anggota keluarga untuk beribadat dan bersekutu dalam Yesus,
tetapi mereka tidak mau, dan hati anda sedih seperti Yesus.
Dilain pihak mungkin teman-teman ada yang pernah merasa malas kalau diajak
berdoa dalam komunitas. Saya sendiri pernah menolak pergi ke gereja bertahun-tahun.
Sekarangpun setelah bertobat dan sebagai anggota komunitas DOJCC (Murid Murid
Yesus) saya sadar bahwa kadang saya merasa enggan untuk datang berkumpul di
pertemuan-pertemuan komunitas. Saya bertanya dalam hati, apakah saya membuat
hati Yesus sedih dan terbeban saat saya mendahulukan hal lain yang kurang penting?
Semua ini adalah pengalaman perjalanan iman kita dalam mengikuti Tuhan Yesus.
Ia sudah mengetahui bahwa dirinya akan mati dibunuh oleh orang-orang yang akan
diselamatkanNya. Kitapun kalau tidak waspada bisa menjadi orang-orang yang
menolak Yesus. Apakah kita mau menyalibkan Yesus lagi? Menyalibkan orang-orang
yang Dia utus untuk mengumpulkan kita?
Atau maukah kita menjadi seperti Yesus, yang rindu mengumpulkan umat
kesayanganNya, dan dengan rela mengorbankan nyawanya untuk mereka yang
menolak Dia?
Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
www.DOJCC.com
Hati hati akan kekuasaan
Jumat 31 Oktober 2014
Keb 6:8 'Tetapi terhadap
yang berkuasa akan diadakan
pemeriksaan keras'
Alfonsus Rodriguez
Flp. 1:1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6;
Luk. 14:1-6.
Selama beberapa bulan yang lalu kita berturut turut dihidangkan dengan
berita politik yang begitu kejam. Dari Pemilu sampai mundurnya Basuki (ahok)
dari partainya.
Berita dan cara orang untuk saling menjatuhkan itu sebegitu kejamnya,
sampai kita sendiri ngeri membaca berita tersebut. Terlebih pada saat Ahok
yang mengundurkan diri dari partainya, saat itu Ketua DPRD wilayahnya(yg
dari Partai sama) menyerang dengan begitu kejam, padahal selaku ketua dia
pernah menjadi kriminal.
Ada humor yang mengatakan bahwa politik itu dari 2 suku kata poli=banyak
dan thick=kutu penghisap darah. Nah setelah dipikir pikir memang benar
terjadi dinegara ini, bahwa para politikus banyak(tidak semua) yang
menghisap "darah" rakyatnya. Dengan kekuasaannya mereka dengan
tenang merampok Negara ini melalu proyek yang ada. Ini semua dikarenakan
penguasa(pemimpin) diNegara ini masih 'santai'
Maka dengan adanya Pemimpin baru semoga mereka lebih disiplin lagi
didalam menjalankan roda pemerintahan. Semoga pemimpin yang baru
memberikan keadilan kepada para minoritas. Semoga pemimpin yang baru
semakin bijaksana didalam mengambil keputusan, dan menjadi pemimpin
yang takut akan Tuhan. Semoga!!!
Aminnn.
Pras
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
35
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 59 / 2014
Pemberkatan Warung Warung Jeff 22 Sept 2014
Doa Rosario bersama di Rumah
Pak Darry dan Ibu Cynthia di Perum Taman Mutiara Kuta
26 Sept 2014
Download