rancang bangun sistem informasi manajemen pada

advertisement
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PADA PERUSAHAAN IKAN LAYUR UNTUK EKSPOR:
STUDI KASUS PT AGB PALABUHANRATU
GILANG PUTRA RENGGANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Rancang Bangun Sistem Informasi
Manajemen pada Perusahaan Ikan Layur untuk Ekspor : Studi Kasus PT AGB
Palabuhanratu adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 11 Januari 2012
Gilang Putra Renggana
ABSTRAK
GILANG PUTRA RENGGANA, C44070045. Rancang Bangun Sistem Informasi
Manajemen pada Perusahaan Ikan Layur Untuk Ekspor : Studi Kasus PT AGB
Palabuhanratu. Dibimbing oleh JOHN HALUAN dan MUSTARUDDIN.
Palabuhanratu dikenal sebagai penghasil ikan layur yang menjadi
komoditas unggulan baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Namun dalam
perkembangannya, perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam industri ikan
layur tersebut belum didukung oleh teknologi informasi yang sesuai sehingga
seringkali ditemui kendala dalam merencanakan, mengelola, dan mengendalikan
perusahaan tersebut. Hal ini akibat kurangnya informasi yang teratur, lebih akurat,
cepat, efektif dan efisien yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Maka dari
itu, pada kegiatan operasionalnya perusahaan tersebut masih mengalami kendala
dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien. Sejalan dengan kemajuan
di bidang teknologi informasi, maka penerapan sistem komputerisasi sangat
membantu kelancaran perusahaan, baik dari sisi operasional seperti otomatisasi
kegiatan produksi atau bagi manajemen dalam upaya memperoleh informasi yang
akurat, cepat, tepat waktu, dan relevan. Adanya sistem informasi yang dapat
menunjang fungsi bagian manajemen dapat memudahkan dalam pengelolaan
bidang produksi produk, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja. Penelitian
ini telah menghasilkan sistem informasi terkomputerisasi dengan nama SIM AGB.
Program SIM AGB ini mampu mencatat, menganalisa dan menampilkan data-data
perusahaan khususnya yang berkaitan dengan manajemen persediaan produk pada
perusahaan. Kemampuannya dalam menampilkan laporan stok barang dan laporan
rugi/laba merupakan fasilitas dalam program yang dituntut keberadaannya oleh
sistem informasi perusahaan. Hal ini penting sekali untuk membantu pihak
manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan finansial perusahaannya,
sehingga perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien..
Kata kunci: perusahaan layur, PT AGB, sistem informasi manajemen
© Hak cipta IPB, Tahun 2012
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
1)
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber:
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2)
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.
Judul Skripsi
: Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen pada
Perusahaan Ikan Layur Untuk Ekspor : Studi Kasus PT AGB
Palabuhanratu
Nama
: Gilang Putra Renggana
NRP
: C44070045
Mayor
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui:
Pembimbing II,
Pembimbing I,
Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc
NIP : 19460527 197412 1 001
Dr. Mustaruddin, STP
NIP : 19750205 200701 1002
Diketahui:
Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Dr.Ir.Budy Wiryawan, M.Sc
NIP 19621223 198703 1 001
Tanggal lulus: 02 Maret 2012
KATA PENGANTAR
Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Juli-September 2011 ini adalah Rancang Bangun Sistem
Informasi Manajemen pada Perusahaan Layur Untuk Ekspor : Studi Kasus PT
AGB di Palabuhanratu
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof.Dr.Ir. John Haluan, M.Sc dan Dr. Mustaruddin, STP atas arahan dan
bimbingannya selama penyusunan skripsi ini;
2. Vita Rumanti, MT selaku Komisi Pendidikan Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan dan Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si selaku penguji
tamu;
3. Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas ilmu yang telah
diberikan selama ini;
4. Ayah, Ibu, dan Adikku atas semua doa, nasehat, inspirasi, semangat serta kasih
sayang kepada penulis;
5. Teman-teman seperjuangan PSP 44, adik-adik PSP 45, dan PSP 46 atas segala
dorongan, inspirasi dan semangat kepada penulis;
6. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, Januari 2012
Gilang Putra Renggana
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 22
Juni 1989 dari Bapak Adam Saepudin dan Tini Sudartini.
Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara.
Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada
tahun 2007 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk
IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis
memilih Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) kampus IPB seperti staff
departemen PMB (Pengembangan Minat dan Bakat) HIMAFARIN periode 20092010, dan Staff Departemen INFOKOM
(Informasi dan Komunikasi)
HIMAFARIN periode 2010-2011.
Penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul
“Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen pada Perusahaan Layur Untuk
Ekspor : Studi Kasus PT AGB di Palabuhanratu” untuk memperoleh gelar Sarjana
Perikanan pada Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap,
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan dinyatakan lulus dalam
sidang sarjana pada tanggal 02 Maret 2012.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................
2
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................
2
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ikan Layur .............................................................................
3
2.1.1 Aspek biologi ikan layur................................................................
2.1.2 Penyebaran dan musim ikan layur .................................................
2.1.3 Fishing ground ikan layur .............................................................
3
4
4
2.2 Usaha Perikanan ....................................................................................
6
2.2.1 Penangkapan ikan layur .................................................................
2.2.2 Nelayan ..........................................................................................
2.2.3 Perusahaan perikanan sebagai perusahaan agribisnis ....................
6
8
8
2.3 Konsep dasar sistem ..............................................................................
9
2.3.1 Karakteristik sistem .......................................................................
2.3.2 Ciri pokok sistem...........................................................................
2.3.3 Klasifikasi sistem ..........................................................................
2.3.4 Kriteria sistem ...............................................................................
10
12
13
14
2.4 Konsep dasar informasi .........................................................................
15
2.4.1 Siklus informasi .............................................................................
2.4.2 Nilai informasi ...............................................................................
2.4.3 Karakteristik dari informasi yang baik ..........................................
15
16
16
2.5 Sistem Informasi Manajemen ................................................................
17
2.6 Basis Data ..............................................................................................
20
2.7 Model Entity Relationship.....................................................................
22
3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................
24
3.2 Jenis dan Sumber Data ..........................................................................
24
xi
3.3 Metode Penelitian ..................................................................................
24
3.4 Analisis Data .........................................................................................
24
3.4.1 Perancangan sistem informasi manajemen ....................................
3.4.2 Penyusunan ....................................................................................
3.4.3 Validasi ..........................................................................................
24
27
27
4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................................
28
4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan .........................................................
28
4.3 Bidang Usaha dan Wilayah Kerja .........................................................
28
4.4 Fasilitas Perusahaan ..............................................................................
29
4.5 Struktur Organisasi ................................................................................
29
4.6 Produksi .................................................................................................
31
4.7 Pelanggan ..............................................................................................
32
4.8 Pemasok.................................................................................................
32
4.9 Pemasaran ..............................................................................................
33
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Proses produksi di PT AGB Palabuhanratu ..........................................
34
5.2 Identifikasi Sistem .................................................................................
34
5.2.1 Sistem informasi perusahaan yang sedang berjalan ....................
5.2.2 Sistematika arus data dan informasi ............................................
35
38
5.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ...................................................
38
5.4 Desain Sistem ........................................................................................
39
5.5 Perancangan Data Flow Diagram ..........................................................
41
5.5.1 Diagram konteks .........................................................................
5.5.2 Data flow diagram .......................................................................
41
41
5.6 Perancangan Basis Data ........................................................................
50
5.6.1 Entity relationship diagram .........................................................
5.6.2 Kamus data ..................................................................................
5.6.3 Struktur tabel ...............................................................................
51
51
52
5.7 Koneksi Database ke dalam Form Aplikasi ..........................................
53
5.5 Implementasi Sistem .............................................................................
54
5.6 Pembahasan ...........................................................................................
66
xii
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................................
74
6.2 Saran ......................................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
75
LAMPIRAN ....................................................................................................
78
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1
Kategori harga per jenis layur berdasarkan ukuran ..................................
32
2
Data produksi ikan periode tahun 2005 – 2011 ........................................
33
3
Konfigurasi perangkat keras .....................................................................
39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Ikan layur (spesies Trichiurus haumela) .....................................................
4
2. Ikan layur (spesies Trichiurus savala) ........................................................
4
3. Ikan layur (spesies Trichiurus glossodon) ..................................................
4
4 Siklus pengolahan data ................................................................................
17
5 Blok sistem informasi yang berinteraksi .....................................................
19
6 Keterkaitan antara sistem basis data dengan sistem informasi manajemen
5
7 Tahap kerja pengembangan sistem informasi manajemen di PT AGB ......
25
8 Struktur organisasi PT AGB Palabuhanratu ................................................
31
9 Rancangan sistem informasi manajemen PT AGB Palabuhanratu .............
41
10 Diagram konteks pengolahan data ..............................................................
42
11 DFD level 1 sistem pengolahan data ...........................................................
43
12 DFD level 2 proses 1 login ..........................................................................
43
13 DFD level 2 proses 2 pengolahan data ........................................................
44
14 DFD level 2 proses 3 transaksi ....................................................................
44
15 DFD level 2 proses 4 laporan ......................................................................
45
16 DFD level 3 proses 2.1 pengolahan data produk layur ...............................
46
17 DFD level 3 proses 2.2 pengolahan data supplier .......................................
46
18 DFD level 3 proses 2.3 pengolahan data pegawai.......................................
47
19 DFD level 3 proses 3.1 pengolahan data penjualan ....................................
47
20 DFD level 3 proses 3.2 pengolahan data pembelian ...................................
48
21 DFD level 4 proses 2.1.2 ubah data produk layur .......................................
48
22 DFD level 4 proses 2.1.3 hapus data produk layur .....................................
49
23 DFD level 4 proses 2.2.2 ubah data supplier ...............................................
49
24 DFD level 4 proses 2.2.3 hapus data supplier .............................................
50
25 DFD level 4 proses 2.3.3 ubah data pegawai ..............................................
50
26 DFD level 4 proses 2.3.3 hapus data pegawai .............................................
51
27 ERD pengolahan data di PT AGB ...............................................................
52
28 Tampilan form login ....................................................................................
54
29 Tampilan form menu utama ........................................................................
55
xv
30
Tampilan form data barang ........................................................................
55
31
Tampilan form data supplier ......................................................................
56
32
Tampilan form adjustment stock ................................................................
56
33
Tampilan form stock reminder ...................................................................
57
34
Tampilan form data pegawai ......................................................................
57
35
Tampilan form transaksi pembelian ...........................................................
58
36
Tampilan form transaksi penjualan ............................................................
59
37
Tampilan form retur ...................................................................................
59
38
Tampilan form pelunasan utang .................................................................
60
39
Tampilan form transaksi penggajian ..........................................................
60
40
Tampilan form barang expired ...................................................................
61
41
Tampilan form rekap penjualan..................................................................
61
42
Tampilan form laporan pembelian .............................................................
62
43
Tampilan form laporan penjualan ..............................................................
62
44
Tampilan form laba/rugi .............................................................................
63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Struktur tabel data pada SIM-AGB .................................................................
78
1 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi termaju di bidang pertanian dalam
arti luas (termasuk perikanan). Bahkan muatan visi pembangunan daerah provinsi ini
memberikan porsi utama terhadap terwujudnya sektor pertanian termaju di Indonesia.
Selain itu, Jawa Barat juga menempatkan sektor perikanan dan kelautan sebagai salah
satu inti bisnis (business core) utama di wilayahnya (Dinas Perikanan Jawa Barat,
2007 diacu dalam Pradipta, 2010). Di wilayah provinsi ini, terdapat banyak
kabupaten/kota yang menjadi sentra-sentra produksi dan potensi pengembangan
bisnis kelautan dan perikanan, seperti Kabupaten Subang, Indramayu dan Cirebon
yang berada di wilayah pantai bagian utara Jawa Barat, serta Kabupaten Sukabumi
dan Garut yang berada di wilayah pantai bagian selatan Jawa Barat.
Palabuhanratu merupakan salah satu sentra perikanan tangkap di Kabupaten
Sukabumi yang merupakan pusat pengembangan perikanan yang sangat baik dan
menjanjikan. Letaknya berhubungan langsung dengan ZEE Indonesia yang masih
under exploited sehingga usaha perikanan tangkap terbuka untuk dikembangkan.
Beberapa kecamatan juga berbatasan langsung dengan perairan teluk yang ditinjau
dari aspek ekologis memiliki nilai lebih untuk usaha perikanan.
Palabuhanratu dikenal sebagai penghasil ikan layur yang menjadi komoditas
unggulan baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Namun dalam perkembangannya,
perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam industri ikan layur tersebut belum
didukung oleh teknologi informasi yang sesuai sehingga seringkali ditemui kendala
dalam merencanakan, mengelola, dan mengendalikan perusahaan tersebut. Hal ini
akibat kurangnya informasi yang teratur, lebih akurat, cepat, efektif dan efisien yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Sehingga dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan tersebut masih mengalami kendala dalam pengambilan keputusan yang
efektif dan efisien.
Sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, maka penerapan
sistem komputerisasi sangat membantu kelancaran perusahaan, baik dari sisi
2 operasional seperti otomatisasi kegiatan produksi atau bagi manajemen dalam upaya
memperoleh informasi yang akurat, cepat, tepat waktu, dan relevan. Adanya sistem
informasi yang dapat menunjang fungsi bagian manajemen dapat memudahkan dalam
pengelolaan bidang produksi produk, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian sebagai studi
kasus di PT AGB yang merupakan perusahaan perikanan layur di wilayah Kabupaten
Sukabumi.
1.2.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1) Merancang sistem informasi manajemen perusahaan dengan membuat
software aplikasi yang dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan,
dan
2) Merekomendasikan pengaturan arsip-arsip perusahaan dengan manajemen
data yang lebih baik.
1.3
Manfaat Penelitian
1) Penghematan ruang, waktu, tenaga, serta biaya dalam proses pengumpulan,
pemrosesan data dan pengaksesan informasi perusahaan.
2) Dengan informasi yang telah terorganisir dengan baik, diharapkan pengelola
perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan mudah.
3 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Deskripsi Ikan Layur
2.1.1
Aspek biologi ikan layur
Ikan layur (Trichiurus sp) menurut taksonominya diklasifikasikan sebagai
berikut (Saanin, 1984)
Phyllum: Chordata
Sub Phylum: Vertebrata
Class: Pisces
Sub Class: Teleostei
Ordo: Percomorphi
Sub Ordo: Scrombroidea
Famili: Trichiuridae
Genus: Trichiurus
Spesies: Trichiurus sp
Nama Indonesia: layur
Ikan layur (Trichiurus sp) mempunyai ciri-ciri morfologis sebagai berikut:
Badan sangat panjang, pipih seperti pita terutama bagian ujung belakang ekor,
dalam bahasa inggris disebut hairtail. Mulut lebar dilengkapi dengan gigi tangkap
yang kuat dan tajam. Rahang bawah lebih besar dari rahang atasnya. Sirip
punggung panjang sekali mulai dari atas kepala sampai akhir badan dan berjarijari lemah 105-134. Sirip dubur tumbuh kurang sempurna dan berjari-jari lemah
72-80. Berupa deretan-deretan duri kecil, tidak terdapat sirip perut dan garis rusuk
terlihat jauh dibagian bawah badan.
Ikan layur dalam keadaan hidup berwarna biru maya kegelapan,
sedangkan dalam keadaan mati ikan ini berwarna perak keabuan atau sedikit
keunguan. Bagian atas kepala berwarna ungu agak gelap. Sirip-siripnya sedikit
kekuningan atau kuning dengan pinggiran gelap (Direktorat Jendral Perikanan,
1998).
4 2.1.2 Penyebaran dan musim ikan layur
Menurut Nontji (2005), ikan layur tersebar luas pada semua perairan tropis
dan subtropis di dunia. Di Indonesia, ikan layur menyebar dan dijumpai pada
semua perairan pantai Indonesia. Terdapat enam jenis layur di Perairan Indonesia.
Jenis layur yang banyak terdapat di perairan pantai Pulau Jawa adalah dari jenis
Trichiurus haumela. Selain itu, di beberapa muara sungai di Sumatera dijumpai
jenis layur yang berukuran lebih kecil, yaitu Trichiurus savala dan Trichiurus
glossodon. Secara umum, bentuk ikan layur dari spesies Trichiurus haumela,
Trichiurus savala dan Trichiurus glossodon dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3.
Gambar 1 Ikan layur (spesies Trichiurus haumela)
Sumber : Nakamura & Parin, 1993
Gambar 2 Ikan layur (spesies Trichiurus savala)
Sumber : Nakamura & Parin, 1993
Gambar 3 Ikan layur (spesies Trichiurus glossodon)
Sumber : Nakamura & Parin, 1993
5 Daerah penyebaran ikan layur meliputi hampir seluruh perairan pantai
Indonesia, sperti Tuban, Lawang, Jampang, Palabuhanratu, Cibanteng, Ujung
Genteng dan Sukawayana. Selain itu ikan layur juga terdapat di Perairan Jepang,
Filipina, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan hingga pantai
utara Australia, juga tersebar luas di perairan dangkal di Afrika Selatan
(Direktorat Jendral Perikanan, 1998).
Musim penangkapan ikan layur di Palabuhanratu terjadi satu kali setahun,
yaitu antara Bulan Oktober-Januari. Musim puncak terjadi pada Bulan November
dan musim terendah pada bulan Mei. Kelimpahan tertinggi terjadi pada Bulan
Oktober-Januari bertepatan dengan awal musim barat. Pada saat musim barat
kelimpahan ikan layur mengalami peningkatan, hal ini terkait dengan habitatnya
yang cenderung hidup di dasar perairan (Astuti, 2008).
2.1.3 Fishing ground ikan layur
Ikan layur tergolong ikan demersal yaitu ikan yang hidup di dasar atau
dekat dengan dasar perairan. Kelompok ikan ini pada umumnya memiliki aktivitas
relatif rendah, gerak ruaya tidak terlalu jauh dan membentuk gerombolan yang
tidak terlalu besar sehingga sebarannya relatif lebih merata jika dibandingkan
dengan ikan-ikan pelagis. Kondisi ini mengakibatkan daya tahan ikan demersal
terhadap tekanan penangkapan relatif rendah dan tingkat mortalitasnya cenderung
sejalan dengan upaya penangkapannya (Aoyama, 1972 diacu dalam Widiyanto,
2008).
Ikan layur umumnya hidup pada perairan yang dalam dengan dasar
berlumpur. Meskipun demikian, ikan layur biasanya akan muncul kepermukaan
menjelang senja untuk mencari makan. Ikan layur dari famili Gempylidae juga
biasanya ditemukan pada kedalaman lebih dari 150 m dan ikan layur dari famili
Trichiuridae dapat ditemukan sampai kedalaman 2000 m (Nakamura dan Parin,
1993).
Ikan layur tersebar luas pada semua perairan tropis dan subtropis. Daerah
penyebaran ikan layur meliputi hampir seluruh perairan pantai Indonesia seperti
Tuban, Lawang, Jampang, Palabuhanratu, Cibanteng, Ujung genteng, dan
Sukawayana. Selain di perairan Indonesia, ikan layur juga terdapat di perairan
6 Jepang, Philipina, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan
hingga pantai utara Australia, dan tersebar luas di perairan dangkal di Afrika
Selatan (Widiyanto, 2008)
2.2.
Usaha Perikanan
2.2.1
Penangkapan ikan layur
Menurut Direktorat Jendral Perikanan (1979), ikan layur tertangkap
dengan trawl, cantrang dan sejenisnya, pancing, jaring insang, macam-macam
perangkap seperti bubu, sero, jermal, ambai dll.
Di antara alat-alat yang disebutkan di atas, ikan layur banyak tertangkap
sebagai bycatch atau tangkapan sampingan. Alat tersebut antara lain trawl,
cantrang, gillnet, purse seine, lampara dasar, sero, jermal dan ambai. Empat jenis
alat tangkap utama ikan layur yaitu payang, gillnet, bagan, pancing (pancing ulur
dan rawai layur).
1) Gillnet
Gillnet, bila diartikan secara harfiah berart Jaring Insang. Disebut jaring
insang karena ikan-ikan yang tertangkap oleh gillnet umumnya tersangkut pada
tutup insangnya. Jaring ini terdiri dari satuan-satuan jaring yang biasa disebut
piece. Dalam operasi penangkapannya biasanya terdiri dari beberapa piece yang
digabung menjadi satu sehingga merupakan satu perangkat (unit) yang panjang
(300-500 m), tergantung dari banyaknya piece. Gillnet termasuk alat tangkap
selektif, besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ikan yang akan ditangkap
(Subani dan Barus, 1988).
2) Bagan
Bagan termasuk dalam kategori lift net, yaitu alat tangkap yang
dioperasikan dengan cara dinaikkan/ditarik ke atas dari posisi horizontal yang
ditenggelamkan untuk menangkap ikan yang ada di atasnya dengan menjaring
ikan. Bila ditinjau dari cara mengikat ikan pada saat operasi penangkapan, bagan
dimasukkan dalam kategori light fishing, yaitu menangkap ikan dengan bantuan
cahaya. Berdasarkan bentuk dan cara pengoperasiannya, Subani dan Barus (1988)
7 menggolongkan bagan menjadi tiga macam yaitu bagan tancap, bagan rakit dan
perahu.
Komponen bagan terdiri dari jaring bagan, rumah bagan, sero dan lampu.
Pada pelatarn bagan terdapat alat penggulung (roller) yang berfungsi untuk
menurunkan atau mengangkat jaring bagan pada saat dioperasikan. Penangkapan
bagan hanya dilakukan pada malam hari, terutama pada saat gelap bulan dengan
menggunakan lampu sebagai alat bantu penangkapan (Subani dan Barus, 1988).
Hasil tangkapan bagan adalah jeis ikan pelagis kecil seperti teri, tembang,
pepetek, kembang, layur, selar, dll.
3) Payang
Payang adalah “pukat kantong lingkar” yang secara garis besar terdiri dari
bagian kantong (bag), badan/perut (body or belly) dan kaki/sayap (leg/wing).
Payang memiliki bagian atas mulut jaring yang menonjol ke belakang,
dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis
yang hidup di bagian lapisan atas air dan mempunyai sifat cenderung lari ke
bawah bila telah terkurung jaring. Pada bagian bawah kaki/sayap dan mulut jaring
diberi pemberat, sedangkan bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung
(Subani dan Barus, 1988).
4) Pancing Ulur (Handline)
Handline adalah salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh
masyarakat luas terutama nelayan. Alat tangkap tersebut merupakan alat yang
sederhana yang bisa dioperasikan oleh nelayan kecil untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya karena hanya membutuhkan modal yang kecil dan tidak selalu
memerlukan kapal yang khusus dan digolongkan dalam fishing with line yang
deilengkapi dengan mata pancing (Von Brant, 1984).
5) Pancing Rawai
Pancing rawai atau “longline” adalah suatu pancing yang terdiri dari tali
panjang (tali utama, main line) kemudian pada tali tersebut secara berderet pada
jarak tertentu digantungkan tali-tali pendek (branchline) yang ujungnya diberi
8 mata (hook). Tergantung dari banyaknya satuan yang dipergunakan, panjang tali
tersebut bila direntangkan secara lurus dapat mencapai panjang ratusan meter,
bahkan puluhan kilometer. (Subani dan Barus, 1988)
Rawai dikelompokkan sebagai berikut:
1) Berdasarkan letak pemasangan di perairan, dibagi menjadi rawai perairan
(surface longline), rawai pertengahan (midwater longline), dan rawai dasar
(bottom longline).
2) Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama, dibagi menjadi rawai
tegak (vertical longline) dan rawai datar (horizontal longline).
3) Berdasarkan ikan yang tertangkap pada setiap operasi, dibagi menjadi
rawai tuna, rawai albacore, rawai cucut dan sebagainya.
2.2.2
Nelayan
Selain alat tangkap rawai dan kapal, komponen penting lainnya yang
melengkapi kegiatan penangkapan ikan layur di Palabuhanratu adalah seseorang
yang mengopreasikan kegiatan penangkapan yaitu nelayan (Surya, 2006). Secara
umum nelayan di Palabuhanratu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Nelayan penuh
: nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk
melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan
2. Nelayan sambilan utama: nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan
untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan. Disamping penengkapan ikan
sebagai pekerjaan utamanya, nelayan ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain.
3. Nelayan sambilan tambahan : nelayan yang hanya sebagian kecil waktunya
digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.
2.2.3 Perusahaan perikanan sebagai perusahaan agribisnis
Perusahaan agribisnis adalah suatu industri yang berusaha di dalam salah
satu subsistem, beberapa subsistem atau secara terpadu total dalam sistem
agribisnis yang dikelola dengan keterampilan manajemen yang baik untuk meraih
keuntungan, materiil maupun moril (Kristianto, 1997 diacu dalam Supriyadi,
2002)
9 Menurut Kristianto (1997) diacu dalam Supriyadi (2002), perusahaan
agribisnis (perikanan) memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1) Mencari keuntungan dengan memanfaatkan proses produksi biologis, baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang direkayasa secara optimal;
2) Memanfaatkan kemajuan teknologi biologi dan informasi;
3) Makin kurang peka terhadap perubahan situasi dan kondisi alam;
4) Tetap peka terhadap situasi dan kondisi politik;
5) Makin peka terhadap isu lingkungan;
6) Makin peka terhadap kebijakan ekonomi;
7) Makin peka terhadap perubahan sikap sosial dan budaya konsumen;
8) Makin efisien.
2.3
Konsep Dasar Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema)
yang artinya suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi, dimana suatu model matematika serignkali bisa dibuat (Amirin,
2003).
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan
yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh
umum misalnya negara. Negara merupakan suatu kumpulan dai beberapa elemen
kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk
suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang
berada di negara tersebut (Amirin, 2003).
Dalam pengertian yang paling sederhana, sebuah sistem merupakan
sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Definisi yang lebih
lengkap diutarakan oleh McLeod (2007) yang menyatakan bahwa sistem adalah
sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan. Davis (1991) juga menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat
unsur-unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep, dan prosedur yang dihimpun
menjadi satu untuk maksud dan tujuan bersama.
10 Suatu sistem yang dibuat umumnya memiliki maksud tertentu. Sistem
dibuat untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective). Tujuan
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya
dalam ruang lingkup yang lebih sempit (Amirin, 2003).
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (sub system).
Misalnya, sistem komputer terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem
perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem perangkat
keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari
subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen.
Subsistem perangkat keras (hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat
pemroses, alat keluaran dan simpanan luar. Subsistem-subsistem saling
berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan
atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem
sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi
(Integrated) (Amirin, 2003)
2.3.1
Karakteristik sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik terntentu, yaitu mempunyai
komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar
sistem (environtment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran
(output), pengolah (process), dan sasaran (objective) atau tujuan (goal) (Jogiyanto,
2005).
Di bawah ini merupakan penjelasan dari karakteristik sistem menurut
Jogiyanto (2005);
1) Komponen Sistem (components)
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama
membentuk kesatuan, Komponen-komponen atau elemen-elemen sistem dapat
berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem
mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi terntentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
11 2) Batas Sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3) Lingkungan Luar Sistem (environtment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan maupun merugikan. Lingkungan yang menguntungkan harus
tetap dijaga dasn dipelihara karena merupakan energi dari sistem. Sedangkan
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika
tidak akan mengganggu kelangsungan sistem.
4) Penghubung (interface)
Interface merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Interface ini memungkinkan satu subsistem untuk
mengalirkan sumberdaya ke subsistem lainnya. Keluaran dari suatu subsistem
akan menjadi masukan bagi subsistem lain melalui suatu penghubung.
Penghubung subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem lain dan
membentuk suatu kesatuan.
5) Masukan (Input)
Input merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Input dapat berupa
maintenance input dan signal input. Maintenance Input adalah energi yang
dimaksukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah
energi yang diproses untuk menghasilkan output.
6) Keluaran (Output)
Output merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
output yang berguna dan sisa pembuangan. Output dapat menjadi input untuk
subsistem yang lain.
7) Pengolah Sistem (Process)
Sustu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.
8) Sasaran Sistem (Objective)
12 Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari
sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan dan output yang akan
dihasilkan sistem. Sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran dasn
tujuannya.
2.3.2
Ciri pokok sistem
Menurut Amirin (2003) ada sembilan ciri pokok sistem, yaitu:
1)
Setiap sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku atau kegiatannya
mengarah pada tujuan tersebut.
2)
Setiap sistem mempunyai batas (boundaries) yang memisahkannya dari
lingkungan.
3)
Sistem bersifat terbuka atau pada umumnya bersifat terbuka. Boleh
dikatakan dalam kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup.
Suatu sistem dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya
dan sebaliknya, dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh
apapun
4)
Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem. Setiap sistem terdiri dari
subsistem yang terbagi lagi ke dalam subsistem yang lebih kecil, begitu
seterusnya.
5)
Walau sistem itu terdiri dari berbagai bagian, unsur-unsur atau komponen,
tidak berarti bahwa sistem itu merupakan sekedar kumpulan dari bagian,
unsur atau komponen tersebut, melainkan merupakan satu kebulatan yang
utuh dan padu.
6)
Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan baik di dalam
(intern) sistem, maupun antara sistem dengan lingkungannya.
7)
Setiap sistem melakukan kegiatan ataupun proses mengubah masukan
(input) menjadi keluaran (output). Karena itu maka sistem sering disebut
sebagai “processor” atau “transformator”.
8)
Di dalam setiap sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkan
tersedianya umpan balik.
13 9)
Karena adanya mekanisme kontrol itu maka sistem mempunyai
kemampuan mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya atau keadaan secara otomatis (dengan sendirinya).
2.3.3
Klasifikasi sistem
Menurut Jogiyanto (2005) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa
sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:
1)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem
fisik (physical system).
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikirn atau ide-ide yang tidak
tampak secara disik misalnya sistem teologim yaitu sistem yang berupa
pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik
merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem
akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
2)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (Natural Sistem) dan
sistem buatan manusia, misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan
manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan
manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut
dengan human-machine system, atau ada yang menyebutnya man-machine
system. Sistem informasi merupakan contoh dari man-machine system,
karena menyangkut komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan
pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer
adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan
berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah
sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
menganfung unsur probabilitas.
4)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system).
14 Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa adanya camppur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem
tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benarbenar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif
tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka merupakan sistem
yang terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini
menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar
atau subsistem lainnya. Karena sistem sifatya terbuka dan terpengaruh oleh
lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem
pengendalian yang baik.
2.3.4. Kriteria Sistem
Menurut Amirin, (2003), suatu sistem yang baik harus mempunyai
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Kegunaan
Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat dan waktunya yang
relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personel operasi
dalam organisasi.
2) Ekonomis
Semua bagian dari sistem termasuk laporan, pengawasan-pengawasan dan
lain-lain harus menyumbangkan nilai tambah sekurang-kurangnya sebesar
biaya.
3) Keandalan
Keluaran sistem harus mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem
itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif dan efisien.
4) Kapasitas
Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani
periode-periode operasi puncak seperti operasi normal.
5) Kesederhanaan
Sistem harus cukup sederhana sehingga struktur dan operasinya dapat
mudah dimengerti dan prosedurnya dapat dengan mudah diikuti.
15 6) Fleksibel
Sistem harus cukup fleksibel untuk menerima perubahan-perubahan.
2.4
Konsep dasar informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi,
sehinggan informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem
yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh. Keadaan dari sistem
dalam hubungannya dengan keberakhirannya disebut dengan istilah entropy.
Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entropy tersebut
yang disebut dengan negative entropy atau negentropy (Pangestu, 2007).
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam
suatu bentuk tunggal atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-Kejadian (event) adalah
sesuatu yang terjadi pada saat tertentu (Pangestu, 2007).
2.4.1 Siklus informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum bercerita banyak,
sehingga perlu diolah lebih lanjut menjadi suatu model untuk dihasilkan
informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu
model proses tertentu (McLeod, 2007). Proses pengolahan data menjadi informasi
hingga informasi tersebut menjadi data kembali disebut dengan siklus informasi.
Data yang diolah menjadi suatu model menjadi informasi, penerima
kemudian menerima informasi tersebut, melakukan keputusan berdasarkan
informasi tersebut dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan
ditangkap kembali sebagai input, diproses kembali melalui suatu model dan
sterusnya yang merupakan suatu siklus. (Pangestu, 2007).
2.4.2 Nilai informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu
manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Suatu informasi dapat
dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya
16 untuk mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang
digunakan dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa
kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu
bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk
memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu
pihak saja. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai
keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai dari
efektifitas dari informasi tersebut. (Jogiyanto, 2005).
2.4.3
Karakteristik dari informasi yang baik
Menurut Kroenke (1992), informasi dapat dikatakan baik jika memiliki
kriteria dan karakteristik sebagai berikut:
1) Information must be patient
Informasi harus berhubungan. Pernyataan informasi harus berhubungan
dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima informasi (orang
yang membutuhkan informasi tersebut).
2) Information must be accurate
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak memiliki bias
atau menyesatkan. Informasi yang dihasilkan harus mencerminkan
maksudnya. Keakuratan informasi harus bergantung pada keadaan.
3) Information must be timely
Informasi harus ada ketika dibutuhkan. Informasi yang datang pada
penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usanh tidak akan
mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam
pengambilan keputusan.
4) Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang yang satu dengan yang lainnya pasti
berbeda.
17 2.5. Sistem Informasi Manajemen
Sistem adalah kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Suatu sistem
yang dibuat tentunya memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk mencapai
suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective). Tujuan biasanya dihubungkan dengan
ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya dalam ruang lingkup yang
lebih sempit (Amirin, 2003).
Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan
menurut Davis (1991), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk
yang berarti bagi bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
Data didefinisikan sebagai bahan mentah bagi informasi, yang berupa kelompok
teratur dari simbol-simbol yang mewakili suatu kuantitas, tindakan, benda dan
sebagainya. Perlakuan yang dilakukan terhadap data agar dapat menghasilkan
informasi yang berguna, terdiri dari lima tahap yang disebut siklus pengolahan
data,
yaitu
pengumpulan,
penghalusan,
pengolahan,
pemeliharaan
dan
pengeluaran output data (Cushing, 1992). Model Bentuk hubungan data dan
informasi sebagai dasar sistem informasi dapat dilihat pada Gambar 4.
Penyimpanan
Data Pengolahan
Informasi
Gambar 4 Siklus pengolahan data (Sumber : Davis, 1991)
Manajemen adalah proses atau kegiatan yang menjelaskan kegiatan yang
dilakukan oleh manager, yaitu berupa merencanakan, menorganisasikan,
memprakarsai dan mengendalikan operasi. Manager merencanakan dengan
menetapkan strategi, tujuan dan memilih arah tindakan yang terbaik untuk
18 mencapai sesuatu yang direncanakan. Manager juga mengorganisasikan tugastugas yang diperlukan untuk rencana operasional, pendelegasian wewenang dan
menyusun tugas ini ke dalam kelompok yang homogen. Prestasi kerja
(performance) dikendalikan dengan menentukan norma-norma prestasi kerja dan
menghindari penyimpangan terhadap norma atau standar tersebut (Murdick dan
Ross, 1990).
Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang saling berhubungan
satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data,
memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, yang akan
mendukung pembuatan keputusan (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi dalam
suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis
komputer terdiri dari software, hardware dan brainware yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Sutono, 2007).
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistemnya
adalah masukan, pengolahan dan keluaran. Fungsi pengolahan informasi sering
membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu
sebelumnya. Karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data berkas (data
berkas storage) ke dalam sistem informasi tersebut. Dengan ditambahkan
penyimpanan data, fungsi pengolahan informasi bukan lagi mengubah data
menjadi informasi tetapi juga menyimpan data untuk penggunaaan lanjutan.
Model dasar pengolahan informasi berguna dalam memahami bukan saja
keseluruhan sistem pengolahan informasi, tetapi juga untuk penerapan pengolahan
informasi secara tersendiri. Setiap penerapan dapat dianalisis menjadi masukan,
penyimpanan, pengolahan dan pengeluaran (Davis, 1991).
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), antara lain blok masukan (input block),
blok model (model block), blok basis data (database block), blok teknologi
(technology block), dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem,
keenam blok tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai sasaran
dalam satu kesatuan (Jogiyanto, 2005). Secara umum terdapat dua metode
penelitian dalam bidang sistem informasi, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kedua
19 metode ini dapat digunakan bersama-sama untuk saling menguatkan (Wahid,
2004). Komponen –komponen sistem informasi dalam bentuk blok bangunan (
building block) disajikan pada Gambar 5.
Pemakai
Pemakai
Pemakai
Input
Model
Output
Teknologi
Dasar
data
Kendali
Pemakai
Pemakai
Pemakai
Gambar 5 Blok sistem informasi yang berinteraksi (Jogiyanto, 2005)
Sistem informasi manajemen adalah sistem berbasis komputer yang
menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Dengan
informasi tersebut, pengguna dapat mengetahui tentang apa yang telah terjadi di
masa lalu, sekarang dan dugaan kebijakan dimasa yang akan datang. Informasi
yang disajikan dapat berbentuk laporan periodik, laporan khusus atau hasil
simulasi matematik.
Sistem informasi manajemen juga didefinisikan sebagai kumpulan dari
interaksi sistem-sistem informasi. Sistem ini bertanggung jawab mengumpulkan
dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua
tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Sistem
informasi sederhana dapat dilakukan secara manual. Apabila sistem informasi
manajemen semakin kompleks, maka sistem tersebut akan sulit dilakukan tanpa
bantuan komputer. Manajemen saat ini memerlukan informasi dan waktu yang
cepat untuk pengambilan keputusan, akrena berkaitan dengan peluang dan
kesempatan bisnisnya (Tugiman, 1995 diacu dalam Asiyah, 2002).
Davis (1991) menyatakan bahwa setidaknya terdapat lima aspek yang
dapat dikategorikan sebagai ciri khusus bidang sistem informasi manajemen,
20 yaitu: proses manajemen, seperti perencanaan strategis dan pengelolaan fungsi
sistem
informasi;
proses
pengembangan,
seperti
manajemen
proyek
pengembangan sistem; konsep pengembangan, seperti konsep sosioteknikal dan
konsep kualitas; representasi, seperti sistem basis data dan pengkodean program;
sistem aplikasi, seperti knoweledge management dan executive system.
2.6
Basis Data
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk penyimpanan data
dalam sistem yang berdasarkan komputer. Pendekatan pertama adalah menyimpan
data dalam file individual yang digunakan khusus untuk aplikasi tertentu,
sedangkan pendekatan kedua adalah penyimpanan data dalam sistem berdasarkan
komputer meliputi bangunan sebuah basis data (Asmuni & Firdaus, 2005).
Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih
diartikan sebagai tempat berkumpul, sedangkan data adalah representasi fakta
dunia nyata yang mewakili suatu objek sedangkan data adalah representasi fakta
dunia nyata yang mewakili suatu objek (Fathansyah, 1999).
Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang:
1)
Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah
2)
Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3)
Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
media penyimpanan elektronis.
Keterkaitan antara sistem basis data dengan sistem informasi dapat dilihat
pada Gambar 6 (Sutanta, 1996 diacu dalam Surya, 2006)
21 Sistem Penunjang
Keputusan (DSS)
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Pengelolaan Transaksi (TTS)
Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Sistem Basis Data
Gambar 6 Keterkaitan antara sistem basis data dengan sistem informasi
manajemen (Sutanta, 1996)
Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis
data dapat meliputi pembuatan basis data baru (create database), Penghapusan
basis data (drop database), Pembuatan file/tabel baru ke suatu basis data (create
table),
Penghapusan
file/tabel
dari
suatu
basis
data
(drop
table),
Penambahan/pengisisan data baru kedalam sebuah file/tabel di sebuah basis data
(insert), Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search), Pengubahan
data dari sebuah file/tabel (update), dan penghapusan data dari sebuah file/tabel
(delete).
Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel)
merupakan operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya.
Sedang operasi-operasi yang berkaitan dengan isi tabel (data) merupakan operasi
rutin yang akan berlangsung berulang-ulang dan karena itu operasi-operasi inilah
yang lebih tepat mewakili aktivitas pengelolaan (management) dan pengolahan
(processing) data dalam basis data (Fathansyah, 1999).
Penyusunan basis data diatur dengan menggunakan perangkat Sistem
Manajemen Basis Data (Database Management System DBMS). Manpulasi basis
data meliputi pembuatan pernyataan (query) untuk mendapatkan informasi
tertentu, melakukan pembaharuan atau penggantian (update) data, serta
pembuatan report data. Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan
22 abstrak dari data bagi user. Jadi sistem menyembunyikan informasi mengenai
bagaimana data disimpan dan dirawat, tetapi data tetap dapat diambil dengan
efisien. Pertimbangan efisien yang digunakan adalah bagaimana merancang
struktur data yang kompleks, tetapi tetap dapat digunakan oleh pengguna yang
masih awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur data (Abdillah, 2010).
Metode penyimpaan data secara sekunder merupakan salah satu bagian
penting dari DBMS. Metode utama dalam penyimpanan sekunder adalah metode
penyimpanan berurutan (sequential storage) dan metode penyimpanan akses
langsung (direct access storage). Metode sequential adalah metode penyimpanan
dimana data disimpan dan dibaca dengan suatu urutan tertentu, sedangkan dengan
metode penyimpanan akses langsung memungkinkan suatu data tidak ditulis dan
dibaca secara berurutan (Davis, 1991).
2.7
Model Entity Relationship
Pada model ini, data sebenarnya diterjemahkan dengan memanfaatkan
perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umumnya disebut
dengan diagram entity relationship atau diagram E-R. Sesuai dengan namanya,
ada dua komponen utama pembentuk E-R ini, yaitu entitas dan relasi. Kedua
komponen ini dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah atribut atau property
(Haryanto, 2008).
Obyektif atau tujuan utama dari pembuatan diagram E-R adalah untuk
menunjukkan obyek-obyek (himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan
dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi diantaraobyekobyek tersebut. Penggambaran atribut-atribut dalam sebuah diagram E-R
seringkali malah menggangu tujuan yang ingin dicapai. Solusinya adalah dengan
penggambaran diagram E-R dengan menggunakan kamus data. Kamus data berisi
daftar atribut yang diapit dengan kurung kurawal {}. Atribut yang berfungsi
sebagai key juga dibedakan dengan bukan key dengan menggarisbawahi atribut
tersebut (Haryanto, 2008).
Selain entitas dan atribut yang telah dijelaskan diatas, ada istilah-istilah
dalam model E-R ini yaitu relasi dan kardinalitas. Relasi menunjukkan adanya
hubungan antara sejumlah entitas. Sedangkan kardinalitas relasi menunjukkan
23 jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas lain (Haryanto,
2008).
Menurut Haryanto (2008) kardinalitas relasi diantara dua entitas dapat
berupa:
a. Satu ke Satu (One to One)
Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B. Begitu pula
sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling
banyak satu entitas pada himpunan entitas A.
b. Satu ke banyak (One to Many)
Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak
sebaliknyam dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.
c. Banyak ke Satu (Many to One)
Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat
berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B,
tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
d. Banyak ke Banyak (Many to Many)
Relasi ini berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian
juga sebaliknya.
24 3 METODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di perusahaan pengekspor layur PT AGB di
Palabuhanratu mulai bulan Juli-Agustus 2011. Alasan penulis memilih PT AGB
sebagai studi kasus, dikarenakan perusahaan pengekspor layur ini cukup besar dan
lokasinya mudah dijangkau untuk penelitian.
3.2
Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan adalah data sekunder. Jenis data sekunder tersebut
adalah data produksi, data pelanggan, data penjualan, data pemasok, data
pembelian, data inventaris fasilitas penunjang produksi, data kepegawaian, dan
data biaya. Sumber data diperoleh dari masing-masing kepala bagian di PT AGB.
3.3
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi
kasus dan wawancara langsung terhadap pimpinan perusahaan, staff dan
karyawan di PT AGB yang berada di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.
3.4
Analisis Data
3.4.1 Perancangan sistem informasi manajemen
Pembuatan sistem informasi dilakukan dengan tahapan-tahapan kerja
yaitu: perancangan sistem, desain basis data, pembuatan tampilan antar muka,
pemrograman, dan uji coba program. Tiap tahapan kerja memerlukan ketelitian
yang tinggi agar kesalahan yang terjadi seminimal mungkin sehingga
menghasilkan sistem informasi yang baik. Tahap kerja pengembangan sistem
informasi manajemen di PT AGB dapat dilihat pada Gambar 7.
25 Mulai
Tinjauan Lapang dan Identifikasi Sistem
Analisis Sistem
Desain Sistem
Pengkodean Program Komputer
Implementasi
Tidak
Memuaskan?
Ya
Software Sistem Informasi
Manajemen Perusahaan
di PT AGB
Selesai
Gambar 7 Tahap Kerja Pengembangan Sistem Informasi Manajemen di PT AGB
(Manetsch dan Park, 1997 dalam Supriyadi, 2002)
26 3.4.2 Penyusunan
Proses pengembangan sistem informasi berbasis komputer yang akan
dikembangkan ini mengikuti metode siklus hidup sistem. Menurut McLeod
(1993) tahapan siklus hidup sistem dalam pengembangan sistem informasi
berbasis komputer tediri dari tahap perencanaan, analisis sistem, rancang bangun,
penerapan dan penggunaan. Setiap tahapan dapat dibagi-bagi lagi menjadi
tahapan-tahapan yang lenbih rinci sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih
sistematis dan terencana. Tahapan-tahapan kerja yang dilakukan untuk
komputerisasi sistem informasi produksi di PT AGB adalah sebagai berikut:
1) Tinjauan lapang dan identifikasi sistem dimaksudkan untuk melihat
kondisi dan masalah yang terjadi di lapangan. Teknik yang digunakan
pada tahapan ini yaitu dengan menggunakan teknik wawancara langsung
terhadap pimpinan perusahaan, staff dan karyawan perusahaan. Pada
wawancara tersebut ditanyakan mengenai masalah-masalah yang ada pada
sistem yang sedang berjalan serta harapan-harapan yang diinginkan dalam
penyajian informasi. Dengan pendekatan ini, diharapkan sistem informasi
yang dibangun dapat lebih memuaskan pengguna.
2) Tahapan analisis sistem dimaksudkan untuk menjelaskan sistem yang
sedang berjalan secara lebih detail, yaitu meliputi sumber data, pengguna
informasi, input dan output pengguna informasi serta mekanisme aliran
informasi. Hal serupa juga dilakukan terhadap sistem yang akan dibangun,
yaitu dengan menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai, menetapkan
mekanisme serta kebutuhan-kebutuhan sistem untuk mencapai tujuan
tersebut. Alat bantu yang digunakan pada tahapan ini adalah diagam arus
data (DAD) dan algoritma sistem.
3) Tahapan desain sistem dimaksudkan untuk membuat dokumentasi sistem
yang lebih rinci lagi sehingga akan mempermudah proses pengkodean
program komputer. Alat bantu yang digunakan pada tahap ini adalah
diagram arus data (data flow diagram), pseudocode (structured english)
serta algoritma program.
4) Tahapan pengkodean program merupakan tahapan utama dari proses
pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Pada tahapan ini
27 dilakukan pengkodean program komputer sehingga diperoleh suatu sistem
aplikasi dari sistem informasi yang dibangun. Pada penelitian ini, bahasa
yang digunakan adalah bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 Enterprise
for Windows
3.4.3 Validasi
Tahapan pengujian dilakukan untuk melihat kevalidan (kesesuaian dengan
keinginan pengguna) dari sistem aplikasi yang dibangun. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan data historis perusahaan. Bila pada sistem aplikasi yang
dibangun masih belum valid, maka dilakukan perbaikan-perbaikan, sedangkan
bila sudah valid maka sistem aplikasi siap untuk diterapkan pada sistem.
28
4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Produk perikanan indonesia merupakan aset yang potensial, namun kurang
tergarap dengan baik. Penerapan sistem manajeman yang kurang tertata
merupakan salah satu hambatan dalam pengembangan industri perikanan ekspor
di Indonesia. Untuk mendukung produksi perikanan yang berkualitas baik dan
berkelanjutan, diperlukan manajemen perusahaan yang baik.
Melihat pentingnya kebutuhan tersebut, maka PT AGB mengembangkan
usaha di Bidang ekspor ikan layur berkualitas. Perusahaan tersebut berdiri pada 5
Januari 2005 dengan mendapatkan izin usaha No. 503.22/998.-DPTPM/2007 pada
tanggal 23 Juli 2007.
Lokasi PT AGB terletak di Jalan Siliwangi, Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lahan yang dimiliki
oleh perusahaan sekitar 0,5 ha, digunakan untuk aktivitas seluruh kegiatan
perusahaan.
4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi PT AGB adalah meningkatkan nilai jual produk perikanan Indonesia
dengan dikelola oleh sumber daya manusia yang baik. Sedangkan misi dari
perusahaan ini adalah menumbuhkan ekonomi daerah dengan mengembangkan
produksi perikanan layur di Palabuhanratu.
4.3 Bidang Usaha dan Wilayah Kerja
Tujuan dan kegiatan utama dari perusahaan adalah menyalurkan dan
mengekspor produk perikanan layur yang unggul. Perusahaan memiliki berbagai
jenis produk layur yang dibagi berdasarkan kualitasnya. Selain itu, perusahaan
juga membantu sejumlah nelayan di Palabuhanratu dalam hal penyediaan sarana
operasinya berupa kapal beserta alat penangkap ikan. Sebagai timbal baliknya,
hasil tangkapan yang diperoleh dari nelayan tersebut disalurkan ke perusahaan.
Dalam hal pemasaran, produk disalurkan ke PT AGB pusat untuk kemudian
langsung diekspor ke Korea.
29
4.4 Fasilitas Perusahaan
Perusahaan memiliki fasilitas yang memadai dalam rangka melakukan
aktivitasnya. Hal tersebut terdiri dari fasilitas produksi, fasilitas penunjang dan
fasilitas umum. Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari ruang
penyortiran, ruang penampungan, drum-drum penampung ikan, jet pump. Blower,
timbangan, bak penampungan. Fasilitas penunjang yang merupakan sarana
bangunan fungsional terdiri dari kantor pengelola, ruang administrasi, dapur
umum, gudang, ruang mesin dan garasi. Sedangkan gasilitas umum meliputi
instalasi listrik, air, telekomunikasi, dan mushola.
Fasilitas kegiatan operasional perusahaan dilengkapi dengan 1 unit
kendaraan pick up, 1 unit kendaraan roda dua Honda. Terdapat juga 1 unit cold
storage yang berfungsi untuk melengkapi ruang penampungan produk
perusahaan.
4.5 Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi yang dimiliki perusahaan dipimpin oleh seorang
Presiden Direktur sebagai pemilik perusahaan, yang membawahi General
Manager dan Bagian HRD & Marketing (Manajer Operasional). Akan tetapi,
proses pengambilan keputusan perusahaan PT AGB Palabuhanratu dilakukan oleh
Manajer Operasional sebagai orang yang dipercaya melakukan hal tersebut yang
juga bertindak sebagai kepala yang mengatur garis besar jalannya teknis operasi
perusahaan tersebut. Dibawah ketiga bagian tersebut terdapat berbagai divisi yang
telah terspesialisasi sesuai dengan bidang-bidang yang diperlukan oleh
perusahaan. Masing-masing divisi tersebut bertanggung jawab secara langsung
melalui manajer operasional kepada perusahaan. Struktur organisasi PT AGB
Palabuhanratu disajikan dalam Gambar 8.
30
Presiden Direktur
General Manager
HRD dan Marketing
(operasional)
Processing and cold Storage
Mekanik
Security
Bagian Keuangan
Quality control
Hygene Sanitasi
logistik
Processing
Cold Storage
Dapur
Staff Keuangan
Gambar 8 Struktur Organisasi PT AGB Palabuhanratu
Berdasarkan data tahun 2011, perusahaan mempekerjakan 12 orang, yang
ditempatkan sesuai dengan keahliannya. Pada struktur organisasi tersebut terdapat
Kepala Bagian Processing & Cold Storage, Kepala Bagian Mekanik, Kepala
Bagian security, Kepala Bagian Keuangan yang membawahi Bagian Logistik,
Staff Keuangan dan Dapur. Kepala Processing & Cold Storage bertanggung
jawab kepada President director dan HRD & Marketing, dan memiliki tugas
pokok menetapkan standar dan kualitas ikan yang harus dicapai sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan mengoordinir, mengawasi
serta bertanggung jawab atas semua kegiatan dan kualitas ikan yang dihasilkan.
Kepala bagian keuangan membawahi bagian logistik, staff keuangan, dan dapur.
Kepala bagian keuangan tersebut disini hanya bertugas untuk melakukan
manajemen keuangan dan mengelola semua informasi keuangan. Pengambilan
keputusan untuk hal-hal operasional dan hal-hal strategis, dilakukan melalui
manajer operasional.
31
Kepala Bagian mekanik bertanggung jawab atas semua kontrol mesin yang
digunakan di perusahaan tersebut. Tugas dari bagian mekanik adalah : mengontrol
dan mengawasi alat-alat vital yang ada hubungannya dengan produksi, dan
mengontrol kualitas ikan yang ada di gudang cold storage dan pada waktu
pembekuan ikan didalam freezer yang berkoordinasi dengan bagian processing
dan gudang.
Kepala bagian security membawahi para petugas keamanan yang ada di
perusahaan tersebut dan bertanggung jawab terhadap keamanan perusahaan.
Bagian security memiliki yang memiliki tugas : mengawasi dan mengontrol serta
bertanggung jawab terhadap keamanan di dalam dan di luar area pabrik sesuai
dengan prosedur, mengetahiu dan mengontrol setiap tamu dan supplier yang
masuk ke perusahaan, dan mengecek tenaga kerja harian lepas.
4.6 Produksi
Proses produksi perusahaan di PT AGB sedikit berbeda dengan di
perusahaan lainnya. Proses produksi dipimpin oleh Manajer Operasional yang
dibantu oleh bagian Processing dan Cold Storage. Bagian tersebut secara
struktural menjaga agar kualitas produk yang diterima dapat terjaga dengan
kualitas yang maksimal dan dikemas dengan baik sampai proses ekspor.
Produk layur yang menjadi unggulan di Perusahaan ini dibedakan menjadi
6 jenis, yaitu White China, White Korea, Perut Pecah, Yellow Korea, dan Yellow
China. Adapun penetapan kategori harga per 1 kg untuk setiap jenis layur
berdasarkan ukurannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kategori Harga per Jenis Layur berdasarkan ukuran
WC (White China), PP (Perut Pecah)
Korea (WK)
dan YC (Yellow China)
Size
Ekor
YC
YC
WC
WPP Pancing
WK
Jaring
Size
Ekor
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
100-200
49-55 12.000 10.000
200-300
34-35
19.000
12.000 12.000
200-300 k 40-46 15.000 10.500
300-500
24-26
24.000
200-300 b 31-37 19.000 11.000 13.000 13.000 400-700
21-23
24.000
300-500
21-27 24.000 11.000 16.000 16.000 500-700
16-18
24.000
500-700
16-18 24.000 11.000 16.000 16.000 700-1000 12-14
24.000
700-1000 12-14 24.000 11.000 16.000 16.000
1 up
1-10
24.000 11.000 16.000 16.000
32
Data produksi Ikan Periode tahun 2005 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Data Produksi Ikan Periode tahun 2005 -2011
Bulan
2005
95.516,50
26.708,80
32.676,40
17.128,80
34.660,00
8.044,50
13.609,50
16.832,50
47.049,50
55.206,50
3.294,50
10.645,00
361.372,50
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
2006
12.566,50
37.568,00
11.480,00
39.643,00
874
612,5
3.327,50
84.289,10
95.924,80
28.952,00
71.449,50
133.230,50
519.917,40
2007
86.715,50
78.126,50
63.506,50
127.192,30
66.992,80
28.174,00
8.127,00
16.026,00
132.193,00
135.593,00
173.683,50
96.294,50
1.012.624,60
Tahun
2008
117.349,00
4.037,00
155.973,00
148.552,00
50.633,00
79.887,00
154.801,00
155.611,00
123.864,00
126.693,00
131.671,00
105.898,00
1.354.969,00
2009
121.104,00
68.852,00
170.257,00
98.041,00
12.951,00
24.947,00
17.102,00
143.688,00
94.516,00
182.098,00
120.995,80
23.317,30
1.077.869,10
2010
5.187,10
4.999,30
83.955,80
44.924,10
9.067,90
2011
244,9
4.339,40
1.007,60
2.273,10
916,2
77,6
186,3
2.910,20
465,3
1.510,80
153.206,80
8.858,80
4.7 Pelanggan
Segmen pasar perusahaan hanya terdiri dari pasar ekspor. Perusahaan ini
melakukan kegiatan ekspor ke Korea ataupun China melalui PT AGB Pusat di
Jakarta.
4.8 Pemasok
Perusahaan memilki jaringan pemasok produk perikanan yang cukup luas
di Jawa meliputi daerah Cimaja, Jampang, Binunangeun, Ciwaru, Pameungpeuk
dan Ujung Genteng. Berkat relasi yang dimiliki oleh perusahaan, pemasok dapat
menyediakan produk dengan baik dan berkelanjutan, sehingga kelangsungan
operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok,
perusahaan menganut teori “win-win solution”. Di satu pihak, perusahaan
diuntungkan dengan kontinuitas ketersediaan produk dan efisiensi perantara, di
pihak laik, pemasok diuntungkan dengan tingkat pembelian yang relatif
menguntungkan.
Sistem pembayaran yang diterapkan oleh perusahaan adalah sistem keredit
putus (perusahaan membeli semua produk dari pemasoknya dan akan
menanggung keseluruhan produk tersebut) bukan dengan sistem konsinyasi, yaitu
sistem penitipan barang yang dibayarkan sejumlah terjual, yang umumnya
merugikan pihak pemasok.
Total (kg)
438.683,50
224.631,00
518.856,30
477.754,30
176.094,90
141.742,60
197.153,30
419.356,80
494.012,60
528.542,50
502.605,10
369.385,30
4.488.818,20
33
4.9 Pemasaran
Pemasaran di PT AGB ini dilakukan dengan cara distribusi produk yang
telah dikemas yang dikirimkan langsung ke PT AGB Jakarta sebagai pengekspor
produk ke China dan Korea. Penerapan teknologi produk yang efisien dan efektif
telah dilakukan oleh produk ini, seperti proses penempatan produk di dalam blong
berisi air dengan suhu yang relatif dingin (20-23o C) yang dapat menjaga agar
produk seperti layur dapat dihentikan aktivitasnya, sehingga tidak mengalami
kerusakan produk.
34
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Proses Produksi di PT AGB Palabuharatu
Proses produksi di PT AGB dilakukan melalui beberapa tahapan proses
sedehana sebagai berikut:
1) Penerimaan Bahan Baku;
2) Penyortasian;
3) Penimbangan;
4) Pencucian;
5) Penyusunan dalam pan pembekuan;
6) Pembekuan;
7) Glazing;
8) Pengepakan;
9) Penyimpanan; dan
10) Pendistrbusian
Kegiatan produksi tersebut dilakukan dalam satu gedung (bangunan).
Masing-masing ruang proses dalam gedung tersebut saling berdekatan. Proses
produksi tersebut melibatkan pegawai bagian processing & cold storage, serta
diawasi oleh manager operasional. Pada proses penerimaan produk, bahan baku
berupa ikan layur segar diterima dalam box atau styrofoam. Ikan layur yang
berada dalam box diangkut menggunakan tenaga manusia ke dalam ruang sortasi
(ruang produksi) secara cepat dan hati-hati, sedangkan yang berada dalam
styrofoam langsung diangkut bersama styrofoam ke dalam ruang proses.
Pada bagian sortasi, dilakukan pengelompokan atau pembagian bahan baku
ikan berupa ikan layur segar berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, seperti
berdasarkan mutu dan size ikan layur yang digunakan sebagai bahan baku. Proses
sortasi bahan baku yang dilakukan di PT AGB Palabuhanratu dilakukan setelah
proses penerimaan bahan baku. Ikan layur yang diterima dari supplier dimasukkan
ke dalam ruang produksi dan dilakukan sortasi terhadap mutu dan size ikan layur
di meja sortasi. Ikan layur yang sesuai dengan standar, kemudian dibagi menjadi
tiga kategori mutu berdasarkan tujuan ekspornya, yaitu ikan layur untuk standar
mutu Korea (WK), kualitas setengah Korea (WK/A) dan ikan layur untuk Cina
35
(WC). Ikan layur untuk ekspor ke Korea merupakan ikan layur dengan kualitas
nomor satu (1) dengan kriteria putih mengkilat, tidak terdapat goresan pada kulit,
insang utuh, tekstur kompak, ekor dan perut utuh, sedangkan untuk ekspor ke
Cina merupakan ikan layur dengan kualitas nomor tiga (3) dengan kriteria warna
kurang menarik (tidak mengkilap), tekstur kompak, ekor terpotong atau tidak dan
perut utuh. Ikan dengan kriteria nomor dua (2) sering disebut sebagai ikan layur
setengah Korea (WK/A). Ikan dengan kualitas ini lebih banyak diekspor ke Cina,
namun dapat pula dilakukan ekspor ke Korea. Ikan ini memiliki kualitas antara
standar mutu Korea dan Cina. Ikan yang diekspor ke Korea memiliki kualitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang diekspor ke Cina. Kelompok
ikan yang kedua yaitu kelompok ikan yang memiliki mutu di bawah standar
organoleptik yang telah ditentukan. Ikan tersebut tidak digunakan sebagai bahan
baku untuk produksi ikan layur beku, tetapi dikembalikan langsung kepada
supplier.
Proses penimbangan dilakukan setelah bahan baku berupa ikan layur segar
dikelompokkan berdasarkan mutu dan ukurannya. Penimbangan ikan layur segar
yang akan dibekukan dilakukan menggunakan timbangan digital. Timbangan
digital dipakai sebanyak dua buah timbangan untuk mempercepat jalannya proses
penimbangan. Kedua timbangan tersebut memiliki ukuran dan kapasitas yang
sama, yaitu 100 kg. Ikan yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam wadah
(keranjang). Beberapa wadah tersebut kemudian digunakan untuk mengatur
timbangan agar di layar muncul angka nol (tare) dengan asumsi semua wadah
yang digunakan memiliki berat yang sama. Ikan yang berukuran besar ditimbang
satu per satu, sedangkan ikan ukuran kecil ditimbangan sesuai dengan berat yang
ditentukan.
Proses pencucian pada proses produksi ikan layur beku dilakukan setelah
penimbangan bahan baku. Pencucian dilakukan menggunakan air yang berasal
dari perusahaan air minum (PAM). Air yang digunakan tidak berbau dan memiliki
rasa yang normal. Seteleh itu, dilakukan proses penyusunan yang dilakukan di
atas meja penyusunan stainless, sedangkan pan pembekuan yang digunakan
terbuat dari bahan aluminium. Pan pembekuan yang digunakan berukuran
(30x100) cm2. Pan pembekuan yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu
36
dengan air bersih. Hal ini tidak dilakukan pada semua pan yang akan digunakan
karena pan tersebut telah dicuci dengan air yang bersih setelah digunakan pada
proses sebelumnya. Pan tersebut disusun dengan rapi dalam ruang produksi
setelah digunakan dan dicuci dengan air bersih. Pan kembali dibersihkan sebelum
digunakan kembali dan diberikan lapisan plastik transparan yang ukurannya telah
disesuaikan dengan ukuran pan pembekuan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kontak langsung antara ikan dengan pan pembekuan yang kemungkinan dapat
menyebabkan goresan atau cacat fisik lainnya pada ikan. Ikan dalam pan
pembekuan disusun berdasarkan mutu dan size ikan.
Ikan layur kemudian disusun ke dalam pan pembekuan yang telah diberi
plastik sesuai dengan size ikan yang akan disusun. Setelah penyusunan satu lapis
ikan, di atas ikan tersebut kemudian diberi plastik sebagai sekat antara ikan bagian
bawah dengan ikan di atasnya. Penyusunan dan pemberian plastik dilakukan
untuk setiap lapis ikan. Ikan disusun hingga jumlah yang sesuai size ikan tersebut.
Pada proses pembekuan, digunakan Freezer yang berjumlah dua buah
dengan kapasitas yang sama. Freezer digunakan secara berganti pada saat jumlah
bahan baku ada dalam keadaan normal. Akan tetapi, ketika kondisi ikan
melimpah, kedua freezer dioperasikan secara bersamaan. Hal ini dilakukan agar
ikan yang telah disusun di dalam pan pembekuan dapat segera dibekukan,
sehingga suhu ikan tidak meningkat. Proses pembekuan ikan layur di PT AGB
Palabuhanratu menggunakan metode pembekuan air blast freezing (ABF).
Metode pembekuan ini menggunakan energi dan ruangan yang cukup besar.
Perusahaan memilih cara ini karena lebih efektif dan dapat membekukan bahan
baku dalam jumlah yang besar. Ikan-ikan yang telah disusun dalam pan
pembekuan dimasukkan ke rak-rak pembekuan yang terdapat dalam freezer.
Setelah itu, dilakukan proses glazing yang merupakan tahapan proses yang
dilakukan setelah ikan dibekukan dan sebelum dilakukan proses pengepakan.
Glazing merupakan proses pemberian air yang memiliki suhu dingin sekitar -1 oC
sampai 2oC di permukaan bahan setelah proses pembekuan. Glazing dalam
pembekuan dilakukan untuk mengurangi penguapan air dari bahan sehingga
pengeringan dapat dicegah dan juga berguna dalam memperbaiki tekstur bahan
yang telah dibekukan.
37
Pada proses pengepakan, bahan baku ikan layur yang telah dibekukan
dimasukkan ke dalam kemasan. Pengepakan dilakukan setelah proses glazing dan
ikan telah berada di atas meja pengepakan yang diberi kasa. Setelah proses
pengepakan, ikan disimpan di dalam cold storage. Setelah itu dilanjutkan dengan
proses pendistribusian ikan layur beku dari Pelabuhan Ratu ke Jakarta yang
menggunakan jalur darat. Pengangkutan dilakukan dengan mobil “Termo King”.
Mobil tersebut merupakan mobil yang telah dilengkapi dengan fasilitas
pembekuan. Mobil yang akan digunakan dalam proses pengangkutan terlebih
dahulu dilakukan pengaturan suhu, agar suhunya mencapai -25 oC sebelum ikan
dimasukkan ke dalam mobil.
5.2
Identifikasi Sistem
5.2.1 Sistem informasi perusahaan yang sedang berjalan
Sistem informasi yang ada di PT AGB Palabuhanratu masih kurang
bekerja secara cepat, tepat dan akurat. Meskipun telah terkomputerisasi, namun
didalamnya terdapat banyak kekurangan-kekurangan seperti pengolahan dan
penyimpanan data yang kurang efisien, sering terjadinya kesalahan-kesalahan
pada pembuatan laporan yang menyebabkan kurang terjaminnya keaslian data,
serta pencarian data-data yang cukup memakan waktu yang lama meskipun sudah
disimpan dan diarsipkan. Hal ini dikarenakan sistem komputerisasi belum
berbentuk program database yang terpadu. Jadi pendataan perusahaan dilakukan
secara terpisah, belum terintegrasi, dan belum mempunyai sistem informasi
operasional secara khusus.
Manajemen perusahaan menganggap bahwa prosedur operasi yang
dilaksanakan saat ini cukup memadai, tetapi untuk tahun-tahun mendatang perlu
diadakan peningkatan dengan menggunakan sistem informasi yang berbasis
komputer yang cukup baik dan terintegrasi sehingga dapat mempersingkat proses
administrasi dan memudahkan monitoring.
Kegiatan
operasional
perusahaan
meliputi
pengarsipan
data-data
pembelian, persediaan, penjualan, dan pengeluaran kas perusahaan yang
dilakukan harian. Penyediaan informasi operasional dan kondisi perusahaan dalam
rangka pelaksanaan kegiatan manajerial perusahaan merupakan kegiatan yang
38
secara terpusat dikelola manajer operasional dengan spesifikasi data sebagai
berikut:
1) Data Produksi berupa kualitas, kuantitas dan jenis produk yang tersedia
yang menjadi input untuk melakukan kegiatan pemasaran berikutnya. Data
Produksi ini telah diwujudkan dalam bentuk tabel yang dibuat secara
manual.
2) Data pelanggan yang diperoleh dari pelanggan utama (perusahaan induk
PT AGB) melalui pencatatan yang dilakukan oleh bagian pemasaran. Data
pelanggan tersebut merupakan rantai penghubung antara perusahaan
dengan pelanggan utama. Data pelanggan tersebut berisi data kualitas,
kuantitas dan jenis produk yang diinginkan, frekuensi dan lain-lain.
3) Data Penjualan berupa kualitas, kuantitas, jenis produk, waktu pemasaran,
pelanggan, biaya pengiriman dan lain-lain yang didapatkan setelah
transaksi dilakukan. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan kemudian
diwujudkan berupa laporan penjualan.
4) Data pemasok yang merupakan jembatan antara perusahaan dengan para
pemasok. Data pemasok tersebut berisi data nama pemasok, alamat,
telepon, dan jenis pasokan.
5) Data pembelian yang berupa kualitas, kuantitas, jenis produk, waktu
pembelian, pemasok, biaya pengiriman dan lain-lain yang dikumpulkan
kemudian diwujudkan berupa laporan pembelian.
6) Data kepegawaian berupa jumlah, identitas dan keterangan-keterangan
lainnya mengenai pegawai yang bekerja di suatu perusahaan.
5.2.2
Sistematika arus data dan informasi
Berdasarkan identifikasi sistem yang ada, seluruh kegiatan perusahaan PT
AGB dapat dikelompokkan secara umum ke dalam 5 subsistem utama, yaitu:
1) Subsistem Pembelian;
2) Subsistem Penjualan;
3) Subsistem Persediaan;
4) Subsistem Pemasukan; dan
5) Subsistem Pengeluaran.
39
Pihak-pihak yang terlibat dalam kelima subsistem tersebut adalah:
1) HRD & Marketing (Manajer Operasional);
2) Bagian Processing & Cold Storage;
3) Bagian Keuangan;
4) Pemasok; dan
5) Pelanggan
Kelima subsistem utama tersebut memiliki batasan kerja yang jelas dan
saling terkait satu sama lain. Untuk memudahkan, maka aliran informasi ditelaah
secara ringkas pada masing-masing subsistem.
1) Subsistem Produksi. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada
pembelian produk oleh HRD & marketing (Manajer Operasional),
kemudian produk disortir, ditimbang dan ditempatkan pada pan
pembekuan berdasarkan jenis, ukuran dan keadaan produk. Kemudian
produk dimasukkan kedalam cold storage. Pihak yang terlibat dalam
subsistem ini adalah manajer operasional, bagian processing & cold
storage, dan bagian keuangan. Sedangkan file yang terlibat adalah laporan
penerimaan barang, laporan pembelian dan data pemasok.
2) Subsistem penjualan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada
penjualan produk oleh bagian HRD & marketing (Manager Operasional).
Pihak yang terlibat pada subsistem ini adalah bagian HRD & marketing
(Manager Operasional), bagian keuangan, dan koordinator processing dan
cold storage.
3) Subsistem persediaan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada
pemantauan dan pemeliharaan persediaan produk oleh koordinator
processing & cold storage. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah
bagian processing & cold storage, dan HRD & marketing (manajer
operasional). Sedangkan file yang terlibat adalah laporan stok dan
kerusakan/susut barang, laporan penjualan dan laporan pembelian.
4) Subsistem pemasukan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada
pengevaluasian penjualan dan pemantauan marjin oleh bagian keuangan.
40
Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah bagian keuangan dan HRD
& marketing (manajer operasional)
5) Subsistem pengeluaran. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada
pemantauan dan pengaturan pengeluaran biaya perusahaan untuk
keperluan produksi, penggajian, pembayaran pajak dan pembayaran dana
pinjaman modal perusahaan. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini
adalah general manager, HRD & marketing (manajer operasional), dan
bagian keuangan. Sedangkan file yang terlibat adalah data pegawai,
laporan pembukuan dan data pinjaman modal perusahaan.
Berdasarkan uraian sistem informasi yang ada saat ini di perusahaan PT
AGB (Existing Information System) didapatkan beberapa kekurangan, yaitu:
1) Sistem informasi manajemen masih berbentuk single file yang terpisah
satu sama lain (tidak terpadu).
2) Manajemen data yang kurang tertata rapi
3) Tidak adanya informasi tentang informasi produk kadaluarsa secara
keseluruhan
4) Data pengeluaran untuk biaya penggajian
Sistem yang ada pada saat ini belum memberikan informasi yang akurat mengenai
kelima subsistem di atas disebabkan oleh beberapa hal teknis seperti verifikasi
dokumen yang tidak tepat, dokumen yang tidak tersusun dengan sistematis, dan
data timbangan yang tidak cocok antara PT AGB dan pemasok.
5.3. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Analisis dari kebutuhan perangkat lunak yang diperlukan adalah informasi
yang dapat membantu proses pada pengolahan data dari hasil pengembangan
sistem yang ada dengan perangkat lunak. Adapun hasil analisa kebutuhan
perangkat lunak meliputi: Kebutuhan Masukan Data, Kebutuhan Keluaran Data
serta Konfigurasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak.
A. Kebutuhan Masukan Data
a. Data Supplier
b. Data Pelanggan
c. Data Pegawai
41
d. Data Barang
e. Data Pembelian
f. Data Penjualan
g. Data Penggajian
h. Data Info Perusahaan
B. Kebutuhan Keluaran Data
a. Laporan Pembelian
b. Laporan Penjualan
c. Laporan Penggajian
d. Laporan Retur Beli
e. Laporan Retur Jual
f. Laporan Laba Rugi
C. Konfigurasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
1) Spesifikasi perangkat keras
Perangkat keras yang digunakan untuk operasional sistem yang diusulkan,
dijelaskan pada Tabel 3 :
Tabel 3. Konfigurasi Perangkat Keras
No
Nama Komponen
Spesifikasi
1
Processor
Intel Core i3 2.13 GHz
2
Memory
2.0 GB
3
VGA Card
On-Board
4
Hardisk
320 GB
5
Keyboard
Standard
6
Mouse
Standard
8
Printer
Standard
1) Konfigurasi Software
Klasifikasi perangkat lunak yang digunakan dalan Rancang Bangun
Sistem Informasi Manajemen PT AGB, adalah sebagai berikut :
42
(1) Sistem Operasi
Windows XP Professional
(2) Bahasa Pemograman
Microsoft Visual Basic 6.0 untuk pemograman, Microsoft Access 2007
untuk pembuatan basis data, dan Crystal Report 8.5 untuk pembuatan
laporan.
(3) Program Aplikasi
Microsoft Office 2007, Microsoft Visio 2003
5.4
Desain Sistem
Pembuatan desain sistem informasi manajemen PT AGB di Palabuhanratu
dimulai dari input data, yaitu data perusahaan, data produksi, data pelanggan, data
penjualan, data pemasok, data pembelian, data inventaris fasilitas, data
kepegawaian, dan data biaya. Input data akan tersusun menjadi DBMS sehingga
terhimpun menjadi basis data sistem, kemudian dilakukan proses pengolahan data
yang akan menghasilkan informasi. Aksesibilitas penggunaan software hanya
berlaku pada manajer operasional, sebagai pemegang kendali operasional
perusahaan. Desain Sistem Informasi Manajemen PT AGB Palabuhanratu dapat
dilihat pada Gambar 9.
43
Data Perusahaan:
ï‚· Sejarah Singkat
ï‚· Visi, Misi dan Tujuan
Perusahaan
ï‚· Bidang Usaha dan
Wilayah Kerja
ï‚· Fasilitas Perusahaan
ï‚· Struktur Organisasi
Input Data
DBMS
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
Basis Data
Data Barang
Data Pelanggan
Data Penjualan
Data Pemasok
Data Pembelian
Data Kepegawaian
Proses Pengolahan Data:
VB. 6.0 Enterprise Edition
HRD & Marketing
(manajer operasional)
Menu Data
Kegiatan operasional
dan Finansial dalam
periode tertentu yang
terdiri:
ï‚· Pembelian
ï‚· Penanganan Pesanan
Pelanggan
ï‚· Penjualan
ï‚· Penanganan
Persediaan
ï‚· Retur
Informasi
Menu
Transaksi
Menu
Laporan
Menu Info
Perusahaan
Gambar 9 Rancangan sistem informasi manajemen PT AGB Palabuhanratu
44
5.5
Rancangan Data Flow Diagram
5.5.1 Diagram konteks
Diagram konteks disebut juga dengan model sistem fundamental. Diagram
kontek data dibuat pertama kali pada saat melengkapi model proses untuk sebuah
sistem. Diagram konteks data menggambarkan sistem dengan satu proses dan
beberapa entitas eksternal yang akan berinteraksi dengan sistem. Diagram konteks
untuk proses pengolahan data di PT AGB Palabuhanratu dijelaskan di Gambar 10.
Gambar 10 Diagram konteks pengolahan data
5.5.2
Data flow diagram
Diagram aliran data disebut juga model proses. Model proses merupakan
suatu teknis analisis yang digunakan untuk menangkap aliran dari masukan data
lewat sistem yang akan ditampilkan, dihasikan, atau dikeluarkan ke dalam suatu
keluaran. Pemodelan ini sangat sederhana karena hanya terdiri dari empat
komponen atau simbol, yaitu proses, aliran data, entitas eksternal, dan
penyimpanan data. Diagram aliran data digunakan untuk mempresentasikan
secara visual apa yang dilakukan oleh sistem. Diagram aliran data untuk proses
pengolahan data perusahaan di PT AGB Palabuhanratu dijelaskan pada Gambar
11-26.
45
A. DFD Level 1
Gambar 11 DFD level 1 sistem pengolahan data
B. DFD Level 2
- Proses 1 Login
Gambar 12 DFD level 2 proses 1 login
46
- Proses 2 Pengolahan Data
Gambar 13 DFD level 2 proses 2 pengolahan data
- Proses 3 Transaksi
Gambar 14 DFD level 2 proses 3 transaksi
47
- Proses 4 Laporan
Gambar 15 DFD level 2 proses 4 laporan
48
C. DFD Level 3
- Proses 2.1 Pengolahan Data Produk Layur
Gambar 16 DFD level 3 proses 2.1 pengolahan data produk layur
- Proses 2.2 Pengolahan Data Supplier
Gambar 17 DFD level 3 proses 2.2 pengolahan data supplier
49
- Proses 2.3 Pengolahan Data Pegawai
Gambar 18 DFD level 3 proses 2.3 pengolahan data pegawai
- Proses 3.1 Transaksi Penjualan
Gambar 19 DFD level 3 proses 3.1 pengolahan data penjualan
50
- Proses 3.2 Transaksi Pembelian
Gambar 20 DFD level 3 proses 3.2 pengolahan data pembelian
D. DFD Level 4
- Proses 2.1.2 Ubah Data Produk Layur
Gambar 21 DFD level 4 proses 2.1.2 ubah data produk layur
51
- Proses 2.1.3 Hapus Data Produk Layur
Gambar 22 DFD level 4 proses 2.1.3 hapus data produk layur
- Proses 2.2.2 Ubah Data Supplier
Gambar 23 DFD level 4 proses 2.2.2 ubah data supplier
52
- Proses 2.2.3 Hapus Data Supplier
Gambar 24 DFD level 4 proses 2.2.3 hapus data supplier
- Proses 2.3.2 Ubah Data Pegawai
Gambar 25 DFD level 4 proses 2.3.2 ubah data pegawai
53
- Proses 2.3.3 Hapus Data Pegawai
Gambar 26 DFD level 4 proses 2.3.3 hapus data pegawai
5.6
Perancangan Basis Data
Database adalah sekumpulan data yang terdiri atas tabel yang saling
berhubungan. Anda atau user mempunyai wewenang untuk mengakses data
tersebut baik menambah, menghapus, dan mengedit data dalam tabel-tabel
tersebut. Database dapat menjadi sumber data bersama bagi banyak pemakai
komputer sesui dengan kebutuhannya pada saat yang bersamaan, artinya untuk
saat yang bersamaan, setiap user dapat menambah, mengedit, menghapus data dari
dalam database.
5.6.1
Entity relationship diagram
Diagram relasi entitas merupakan diagram yang mempunyai tujuan utama
untuk menggambarkan objek data dan bagaimana relasinya satu sama lain. Objek
data digambarkan dalam suatu empat persegi panjang. Relasinya digambarkan
dengan garis penghubung objek. Dalam kebanyakan objek tersebut disertakan
54
gambar berlian dengan label relasinya. Proses ERD untuk pengolahan data
perusahaan di PT AGB, sebagai berikut:
Gambar 27 ERD Pengolahan Data di PT AGB
5.6.2
Kamus data
Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi yang digunakan untuk merancang input,
laporan-laporan, dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang
terdapat pada data flow diagram. (Jogiyanto, 1990). Berikut kamus data yang
terdapat pada sistem informasi manajemen PT AGB.
Adjustment
: *no_adjust, tgl, kode_brg, nama_brg, satuan, kemasan, stok riil,
adj_stok, keterangan
Barang
: *kode_barang, nama_barang, kategori, tgl_expired, harga_beli,
harga_jual, jumlah1, satuan1, minstok, stok, keterangan,
kemasan
Pegawai
: *no_pegawai, nama, alamat, bagian, telp, mulai_bekerja
Pembelian
: *no_faktur,
tgl_beli,
supplier,
kategori,
tgl_expired,
Kode_Barang, Nama_Barang, hrg_beli, laba1, laba2, Jmlh,
55
Satuan, Subtotal, disc1, disc2, disc_akhir1, disc_akhir2, pajak,
nilai_pajak, grandtotal, jatuh_tempo, bayar, status, invoice,
keterangan, ppn, tgl_input
Penggajian
: *no_dokumen, no_penggajian, nama_pegawai, bagian, mulai
bekerja,
tanggal
gajian,
gaji_pokok,
bonus,
tunjangan,
potongan_1, potongan_2, gaji netto
Penjualan
:
*no_faktur,
nama,
kategori,
kode_barang,
nama_barang,
hrg_satjual, jml_jual, satuan, subtotal, no_jual, disc1, disc2
Retur Beli
: *kode_retur, tgl_retur, tgl_beli, supplier, invoice, no_urut,
kode_barang, nama_barang, harga_beli, jumlah, satuan, subtotal,
jumlah_retur, nominal_retur, keterangan.
Retur Jual
: *kode_retur, tgl_retur, tgl_penjualan, no_faktur, no_jual,
kode_barang, nama_barang, brg_satjual, jml_jual, satuan,
subtotal, jml_retur, nominal_retur, keterangan
Supplier
: *no_supplier, nama, alamat, kota, telp, keterangan
Utang
: *invoice, tgl_lunas, supplier, jumlah utang, ppn
Keterangan
: * = Primary Key
** = Foreign Key
5.6.3 Struktur tabel SIM AGB
Rancangan tabel dalam sistem informasi diperlukan untuk tempat
menampung data atau informasi. Tabel fungsinya menyimpan data yang telah
diolah dan mempunyai suatu tema tertentu, misalnya tabel yang terkait dengan
data pegawai berisi field-field daftar pegawai beserta informasi yang berhubungan
seperti biodata nelayan serta divisi yang ditempatkannya serta mulai kapan
pegawai tersebut itu bekerja. Struktur Tabel SIM AGB dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai program aplikasi, sedikit
penjelasan mengenai struktur tabel dari Microsoft Access. Dalam pembuatan tabel
wajib menentukan primary key dari suatu tabel. Primary key adalah data yang
merupakan pengenal dari tabel tersebut dan tidak dapat diduplikasi dalam setiap
56
input data. Kegunaan dari primary key salah satunya untuk menghubungkan tabel
yang satu dengan tabel yang lain.
Tipe-tipe data yang berlaku dalam sebuah program Microsoft Access yang
dibutuhkan dalam pembuatan suatu tabel terdiri dari :
1) Number merupakan jenis data pada field untuk data berjenis angka
2) All object adalah jenis data mengenai gambar atau objek
3) Date/time jenis data yang mengkhususkan pada tanggal atau waktu
4) Text merupakan jenis data untuk data huruf, angka, spasi, tanda baca, dan
menampung kurang lebih 225 karakter; dan
5) Currency adalah jenis data field untuk data jenis angka dengan format
mata uang
5.7
Koneksi database ke dalam form aplikasi
Koneksi database ke dalam form visual basic 6.0 terdiri dari bermacam-
macam cara. Dengan demikian kita dapat memilih akan menggunakan koneksi
yang mana. Setelah rancangan database dibuat, langkah selanjutnya adalah
menghubungkan database ke masing-masing form input seseuai dengan input
data.
Jenis Koneksi yang dipilih adalah ODBC Driver. Adapun langkahlangkah membuat koneksi dengan ODBC Driver adalah sebagai berikut:
1) Pada control panel, kilik menu Administrative Tools
2) Kemudian pada kotak dialog Administrative Tools, klik menu Data Source
(ODBC)
3) Pada kotak dialog ODBC Data Source Administrator tab System DSN,
klik tombol add.
4) Pada ktak dialog Create New Data Source, pilih microsoft Acess Driver
kemudian klik Finish.
5) Pada kotak dialog ODBC Microsoft Acces Setup, isi nama Data Souce
Name atau DSN. Nama ini yang akan dipakai pada program aplikasi
SIUPIL VB.net # untuk berhubungan dengan database
6) Untuk menghubungkan ODBC Driver dengan database, klik select pada
bagian Database
57
7) Pada kotak dialog select Database, cari direktori tempat database
diletakkan dan pilih database yang akan digunakan.
8) Klik OK
9) Pada kotak dialog ODBC Microsoft Access Setup, klik OK
10) Perhatikan pada kotak dialog ODBC Data Source Administrator apakah
telah terdapat ODBC driver yang dibuat? Apabila sudah selanjutnya klik
OK, sampai langkah tersebut berarti program aplikasi dapat menggunakan
ODBC driver yang telah dibuat untuk berhubungan atau tersambung
dengan file database.
5.8
Implementasi SIM-AGB
SIM-AGB (Sistem Informasi Manajemen PT AGB) adalah suatu program
siap pakai yang direkayasa untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan.
Kegiatan operasional yang dicakup oleh SIM-AGB ini adalah kegiatan pembelian,
penanganan
pesanan
pelanggan,
penjualan,
penanganan
persediaan
dan
penggajian. Program ini adalah suatu sistem terpadu yang mengaitkan empat
subsistem utama, yaitu data, transaksi, laporan, dan info perusahaan. Program ini
dapat dijalankan setelah user memasukkan username dan password pada form
login. Form Login dan Menu Utama dapa dilihat pada Gambar 26 & 27
Gambar 28 Tampilan form login SIM-AGB
58
Gambar 29 Tampilan form menu utama SIM-AGB
Pada subsistem data, terdapat 7 menu utama dan 2 menu penunjang yang
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Menu tersebut terdiri dari kategori
barang, satuan barang, data barang, data supplier, adjustment, reminder stok, dan
data pegawai.
Pada menu data barang, disajikan data produk layur ataupun
produk perikanan lainnya yang tersedia di perusahaan ini. Data produk tersebut
berupa nama layur, harga, tanggal estimasi kadaluarsa, sampai minimum stok
yang dianjurkan pada cold storage. Selain itu tersedia pula fasilitas pencarian
(search) barang yang berfungsi untuk memudahkan user dalam pencarian produk
layur dan fasilitas print data barang, yang berfungsi untuk mencetak daftar list
barang yang ada di persediaan. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 30 Tampilan form data barang SIM-AGB
59
Menu data supplier menyediakan semua fasilitas untuk menginput,
mengedit, menghapus, mengupdate, dan mencari semua informasi yang berkaitan
dengan pemasok. Menu ini nantinya akan berhubungan dengan menu lainnya
yang berhubungan dengan supplier. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar
29.
Gambar 31 Tampilan form data supplier
Menu adjustment adalah menu yang berfungsi untuk penyesuaian stok
produk. Fasilitas yang terdapat pada menu ini adalah edit, hapus, update, dan
pencarian. Menu ini berhubungan dengan menu reminder stok yang berfungsi
sebagai pengingat dan pencari barang yang telah out of stock dengan fungsi
otomatis. Kedua tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 30 & 31.
Gambar 32 Tampilan form adjustment stock SIM-AGB
60
Gambar 33 Tampilan form stock reminder SIM-AGB
Menu data pegawai adalah menu yang menampilkan semua informasi
tentang pegawai yang bekerja. Data yang ditampilkan adalah nama, alamat,
bagian dan nomor telepon. Menu data pegawai juga menyediakan semua fasilitas
untuk menginput, mengedit, menghapus, mengupdate dan search. Menu pegawai
ini nantinya akan berhubungan dengan penggajian. Tampilan menu ini dapat
dilihat pada Gambar 32.
Gambar 34 Form data pegawai SIM-AGB
61
Menu pembelian menampilkan semua hal yang berhubungan dengan
transaksi pembelian. Di menu tersebut juga terdapat fasilitas perhitungan pajak,
diskon dan laba tambahan. Subsistem Pembelian ini juga menyediakan semua
fasilitas untuk menginput, mengedit, menghapus, mengupdate, dan mencari semua
informasi yang berkaitan dengan transaksi pembelian. Tampilan menu ini dapat
dilihat pada Gambar 33.
Gambar 35 Tampilan form transaksi pembelian SIM-AGB
Menu Penjualan menyediakan semua fasilitas untuk menginput, mengedit,
menghapus, mengupdate dan mencari semua informasi yang berkaitan dengan
transaksi penjualan. Menu ini juga berhubungan langsung dengan reminder stok.
Artinya, terdapat pemberitahuan langsung ketika barang yang akan dijual stoknya
telah habis. Tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 34.
62
Gambar 36 Tampilan form transaksi penjualan SIM-AGB
Menu retur penjualan/pembelian berfungsi untuk mencatat apabila terdapat
barang yang akan direject dan dikembalikan. Menu retur penjualan/pembelian
menyediakan semua fasilitas untuk mencari barang yang akan diretur, menghitung
jumlah barang yang akan diretur, dan menhitung jumlah nominal retur. Tampilan
subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 35.
Gambar 37 Tampilan form retur penjualan SIM-AGB
63
Menu informasi hutang berfungsi untuk menyediakan list hutang
perusahaan kepada supplier, dan menyertakan tanggal pelunasan hutang tersebut.
Menu ini berhubungan dengan menu pembelian. Artinya, ketika saat kita
melakukan transaksi pembelian kita menggunakan sistem kredit, maka secara
otomatis menu ini akan mencatat dan menyediakan list hutang perusahaan yang
ada. Tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 38 Tampilan form pelunasan utang SIM-AGB
Menu Penggajian menyediakan semua fasilitas untuk menginput,
mengedit, menghapus, mengupdate, dan mencari semua informasi yang berkaitan
dengan transaksi penggajian. Tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar
37
Gambar 39 Tampilan form transaksi penggajian
64
Pada subsistem laporan, terdapat menu-menu laporan yang didapat
berdasarkan menu data. Subsistem ini berfungsi untuk perekapan data dan
pencetakan laporan pada submenu data yang terdiri dari rekap jual, laporan
pembelian, laporan penjualan, laporan retur beli, laporan retur jual, laporan barang
expired, laporan laba rugi, dan laporan penggajian. Terakhir, subsistem info
perusahaan menyediakan info tentang struktur organisasi perusahaan, sejarah
berdirinya perusahaan dan profil perusahaan. Sebagian tampilan subsistem ini
dapat dilihat pada Gambar 38, 39, 40, 41 & 42
Gambar 40 Tampilan form daftar barang expired SIM-AGB
Gambar 41 Tampilan form rekap penjualan SIM-AGB
65
Gambar 42 Tampilan form laporan pembelian SIM-AGB
Gambar 43 Tampilan form laporan penjualan SIM-AGB
66
Gambar 44 Tampilan form laporan laba/rugi SIM-AGB
5.6
Pembahasan
Seluruh aktivitas operasional di PT AGB yang meliputi kegiatan
pembelian, kegiatan penjualan, kegiatan penanganan persediaan dan kegiatan
pencatatan pembiayaan perusahaan masih diproses secara manual. Laporanlaporan
tersebut
digunakan
sebagai
informasi
untuk
pemantauan
dan
pengevaluasian kinerja perusahaan yang telah dilaksanakan. Pengolahan informasi
baru dapat dilakukan setelah seluruh data telah terkumpul. Keterlambatan pada
salah satu bagian pelaksana operasional perusahaan akan menyebabkan
keterlambatan seluruh sistem.
Terdapat beberapa kelemahan pada sistem informasi operasional
perusahaan saat ini, diantaranya untuk mengakses informasi tertentu memerlukan
waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan karena untuk memperoleh suatu
informasi harus mengolah data terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan
ketelambatan dalam penyajian laporan dan pengambilan keputusan bahkan
kerancuan dalam pengambilan keputusan karena untuk mengolah data yang sangat
besar secara manual memiliki resiko kesalahan yang sangat tinggi.
67
Kelemahan lain yang terdapat pada pengolahan secara manual adalah
terdapatnya arsip yang berlebihan sehingga untuk melakukan pengecekan ulang
atau untuk melihat kecenderungan perkembangan dari periode bulanan
membutuhkan waktu yang sangat lama karana laporan perusahaan yang ada pada
saat ini belum menyajikan informasi secara menyeluruh, hanya berupa laporan
data mentah.
Proses manual juga menyebabkan terjadinya penggandaan kerja. Hal ini
terjadi karena proses pengolahan data menjadi informasi dikerjakan oleh beberapa
bagian secara bersama-sama. Hal ini akan menyebabkan kerugian potensial bagi
perusahaan akibat kesempatan yang tersedia untuk meningkatkan efisiensi tidak
dapat diraih oleh sistem informasi perusahaan yang ada dan akhirnya
menyebabkan penurunan daya saing perusahaan.
Pembuatan SIM AGB dilakukan dengan menggunakan software Visual
Basic 6.0. Secara umum, pembuatan program ini yang dilakukan dengan membuat
tampilan aplikasi pada form, kemudian diberi script program di dalam komponenkomponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-komponen yang berada
di toolbox, dan setiap komponen yang dipakai harus diatur propertinya lewat
property window. Konsep pemrograman SIM AGB yang dilakukan adalah
pembuatan form dengan mengikuti aturan pemrograman property, metode dan
event. Artinya, setiap komponen di dalam pemrograman visual basic dapat diatur
propertinya sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Selain itu, jalannya program dapat
diatur sesuai aplikasi dengan menggunakan metode pemrograman yang diatur
sebagai aksi dari setiap komponen.
Sistem Informasi Manajemen PT AGB (SIM AGB) merupakan program
siap pakai yang berbasis data, yang terdiri dari empat subsistem, yaitu data,
transaksi, laporan, dan info perusahaan. Pada subsistem data, terdapat 8 menu
yang yang terdiri dari kategori barang, satuan penggajian, perkiraan penggajian,
data barang, data supplier, adjustment, reminder stock dan data pegawai. Pada
form kategori barang, pengguna dapat menampilkan list jenis produk layur yang
terdapat pada perusahaan tersebut. Pada form satuan barang, terdapat satuan yang
biasa digunakan dalam kegiatan produksi ataupun distribusi layur. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan input data. Artinya, data berupa angka harus
68
disertakan satuan yang terdapat pada menu tersebut. Pada form perkiraan
penggajian, ditampilkan kode jenis pembayaran gaji yang berhubungan dengan
menu transaksi penggajian.
Form barang berfungsi untuk menginput data barang yang ada di
persediaan. Persediaan adalah produk yang dimiliki untuk dijual atau untuk
diproses selanjutnya dijual. Data barang yang ada di persediaan tersebut memiliki
informasi berupa kode barang, nama barang, tanggal expired, harga beli, harga
jual, jumlah, satuan, kemasan, stok dan minimal stok. Data barang tersebut dapat
dicetak dan dijadikan laporan data barang untuk kemudahan perekapan barang
yang ada di persediaan. Form Supplier berfungsi untuk pengorganisasian data
pemasok yang menyediakan barang untuk PT AGB. Data supplier tersebut
memiliki informasi berupa kode supplier, nama, alamat dan nomor telepon. Data
supplier ini juga berhubungan langsung dengan transaksi yang melibatkan
supplier tersebut didalamnya, seperti pembelian dan retur. Form adjustment stock
adalah form yang berfungsi untuk penyesuaian jumlah persediaan barang yang
ada di gudang. Form ini dibutuhkan ketika ada perubahan produk layur yang tidak
berasal dari transaksi pembelian ataupun penjualan. Pada form reminder stock,
terdapat fasilitas pengingat apabila persediaan produk layur telah habis. Fasilitas
reminder ini mengacu pada pernyataan minimal stok per jenis barang yang
terdapat pada form barang, dan list produk layur yang telah habis dapat dicetak
sebagai laporan. Terakhir, form data pegawai berfungsi untuk menginput dan
menampilkan daftar pegawai yang bekerja di perusahaan. Informasi yang
ditampilkan adalah nomor induk pegawai, nama pegawai, bagian, alamat, dan
nomor telepon. Form pegawai ini juga terdapat fasilitas editing dan update, yang
memudahkan ketika terdapat pergantian informasi pada pegawai. Form pegawai
ini berhubungan langsung dengan form di menu penggajian.
Pada subsistem transaksi, terdapat menu pembelian, penjualan, retur beli,
retur jual dan pelunasan utang. Form pembelian berfungsi untuk menginput data
pembelian ketika perusahaan melakukan transaksi tersebut. Pada form ini terdapat
informasi tanggal, no faktur, no urut, data supplier, data barang, dan informasi
kuantitas pembelian barang dan bentuk pembayaran (apakah tunai atau kredit).
Form penjualan ini juga dilengkapi dengan perhitungan matematis untuk
69
menghitung kuantitas barang, perhitungan subtotal, diskon (bila ada) pajak (bila
ada) dan grand total. Form pembelian ini bersifat sebagai faktur. Artinya, bisa
mencatat barang apa saja yang ditransaksikan, siapa yang memasok, tanggal
berapa data transaksi tersebut dilangsungkan dan berapa total dari pembelian
barang tersebut. Tiap faktur penjualan memiliki kode yang berbeda, yang
berfungsi untuk kode supaya tidak terjadi penduplikasian database.
Pada form penjualan, terdapat fasilitas untuk menginput data transaksi
penjualan secara langsung ketika transaksi penjualan dilakukan. Transaksi
penjualan sendiri merupakan suatu alur proses dalam program yang berfungsi
untuk menginput data penjualan yang dilakukan oleh kasir terhadap barangbarang yang terjual. dengan melakukan penginputan pada form transaksi
penjualan, maka data yang diinputkan akan tercatat di dua tabel yaitu: tabel
transaksi dan tabel detail, serta akan merubah nilai stok yang terdapat pada tabel
barang. Informasi yang terdapat pada form ini adalah tanggal dilakukannya
transaksi, no faktur, data barang yang akan dijual, jumlah stok yang tersedia, dan
kuantitas transaksi penjualan. Sama halnya seperti form pembelian, form ini juga
dilenkapi dengan perhitungan matematis untuk menghitung kuantitas penjualan
dan grand total.
Selain form penjualan dan pembelian, terdapat juga form retur penjualan
dan retur pembelian. Retur penjualan merupakan kegiatan yang terjadi jika
perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan (Mulyadi, 2001).
Sebaliknya, retur pembelian merupakan kegiatan yang terjadi jika perusahaan
akan mengembalikan barang kepada supplier. Pada form penjualan dan pembelian
ini terdapat fasilitas untuk menginput data retur seperti menampilkan data barang
yang diretur, tanggal retur, jumlah retur dan nominal retur. Form retur ini
dilengkapi dengan fasilitas perhitungan matematis untuk menampilkan nominal
barang yang akan diretur. Selain itu, form retur ini juga terhubung dengan form
persediaan barang dan data retur tersebut akan tercatat dalam jurnal retur. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Mulyadi (2001) yang menyatakan bahwa fungsi-fungsi
yang terkait dengan retur penjualan/pembelian adalah :
70
1) Fungsi penjualan/pembelian;
2) Fungsi penerimaan;
3) Fungsi gudang, dan
4) Fungsi akuntansi.
Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan
mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli. Fungsi
penerimaan/pengeluaran bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan
otoritasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan
ataupun pembelian. Fungsi gudang bertanggung jawab atas penyimpanan dan
pengeluaran kembali barang yang diterima dari retur. Sedangkan fungsi akuntansi
bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur ke dalam jurnal retur dan
pencatatan berkurangnya piutang dan bertambah/berkurangnya persediaan akibat
retur dalam kartu piutang dan kartu persediaan.
Berikutnya, pada subsistem transaksi terdapat form pelunasan utang.
Menurut Astuti dan Purwantini (2003) piutang merupakan “tagihan kepada pihak
lain yang timbul karena penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana jangka
waktu piutang biasanya kurang dari satu tahun. Mulyadi (2001) juga menyatakan
bahwa informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah :
1) Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur
2) Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3) Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
Menyesuaikan dengan pernyataan-pernyataan tersebut, form pelunasan piutang ini
memberikan informasi tentang pemberi hutang, total hutang, dan jatuh tempo
hutang. Setelah itu, data pelunasan hutang yang dibayar pada tanggal tertentu bisa
dilakukan pada form tersebut.
Terakhir, terdapat form penggajian yang berfungsi untuk memfasilitasi
transaksi penggajian pegawai.
Gaji merupakan pembayaran atas jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang karyawan pimpinan atau bisa
disebut juga pada setiap jabatan yang dijabat karyawan tersebut (Mulyadi, 2001).
Disamping gaji, karyawan mungkin memperoleh manfaat-manfaat lain yang
diberikan dalam bentuk tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan
keluarga, uang makan, dan lainnya. Biasanya gaji dibayarkan secara tetap per
71
bulan. sesuai dengan pernyataan tersebut, form penggajian PT AGB memfasilitasi
hal yang berhubungan dengan transaksi penggajian. Informasi yang ditampilkan
dalam form tersebut adalah nomor slip, waktu dilakukannya penggajian tersebut,
identitas karyawan, dan perkiraaan penggajian. Form ini berfungsi sebagai struk
gaji. Selain dilengkapi dengan perhitungan pendapatan, potongan dan gaji bersih,
pemberi gaji juga dapat mencetak struk gaji tersebut secara langsung. Form
penggajian ini berhubungan langsung dengan form karyawan, form perkiraan
penggajian dan form laporan penggajian.
Pada
subsistem
laporan,
terdapat
berbagai
menu
laporan
yang
berhubungan dengan subsistem sebelumnya. Laporan pada dasarnya merupakan
alat penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dalam suatu sistem
administrasi. Menu-menu laporan yang terdapat di subsistem ini merupakan
laporan dari subsistem data dan transaksi, yang terdiri dari menu rekap jual,
laporan pembelian, laporan penjualan, laporan retur beli, laporan retur jual,
laporan produk expired, laporan laba rugi, dan laporan penggajian.
Form rekap jual berfungsi untuk menampilkan rekapan penjualan pada
periode waktu tertentu. Kelebihan dari form ini adalah terdapat fasilitas pemilihan
tanggal awal dan tanggal akhir dari data penjualan yang ingin kita rekap, serta
dapat mencari rekapan penjualan dari nomor penjualan dan suatu produk tertentu
saja. Form laporan penjualan berfungsi untuk menampilkan laporan penjualan
pada tanggal tertentu, dan menghitung total penjualan harian dan bulanan. Pada
form ini terdapat fasilitas print yang artinya user dapat mencetak laporan
penjualan tersebut untuk pengarsipan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno
(2008) laporan penjualan adalah laporan keuangan yang menginformasikan
tentang transaksi penjualan dari perusahaan kepada pelanggan. Form laporan
pembelian berfugsi untuk menampilkan laporan pembelian pada periode tertentu.
Laporan pembelian ini tidak hanya ditampilkan secara periode tanggal saja, tetapi
form ini juga memiliki fasilitas pencarian spesifik yang artinya pengguna dapat
melihat data transaksi penjualan menurut supplier, barang, status pembayaran, dan
status piutang. Form laba-rugi berfungsi untuk menampilkan total penjualan
harian, total penjualan bulanan, laba harian dan laba bulanan. Dengan memilih
periode waktu tertentu pada form tersebut, maka pengguna bisa melihat berapa
72
keuntungan/kerugian yang didapatkan dari transaksi penjualan oleh perusahaan
tersebut secara harian atau bulanan. Terakhir, terdapat form laporan penggajian.
Form laporan penggajian ini berfungsi sebagai laporan dari transaksi yang
dilakukan di form penggajian. Laporan penggajian yang ditampilkan dapat berupa
laporan per pegawai dalam periode tertentu, atau laporan akumulasi dalam periode
tertentu. Laporan akumulasi dapat menampilkan semua transaksi penggajian
dalam suatu bulan tertentu, dan menghitung grand total.
Subsistem yang terakhir adalah info perusahaan. Didalamnya terdapat
menu yang berhubungan dengan informasi tentang PT AGB, seperti sturuktur
organisasi, dan profil perusahaan. Profil perusahaan tersebut berisi tentang status
kepemilikan, status permodalan, tahun berdiri notaris, akta perubahan notaris,
nama pemilik saham, nama presiden direktur, jenis usaha, dan kontak perusahaan
tersebut seperti e-mail dan nomor telepon.
Seluruh subsistem tersebut terangkai dan dikoordinasikan dalam sebuah
program menu utama. Pemrograman PT AGB ini pada prinsipnya didukung oleh
basis data dan dilengkapi oleh program matematis sederhana sebagai fasilitas
untuk melakukan analisa persediaan dan monitoring laba-rugi penjualan. SIM
AGB mencoba menjawab kekurangan yang terdapat pada studi awal sistem yang
telah dilakukan yaitu dengan:
1) Menampilkan data jumlah pembelian;
2) Menampilkan data jumlah penjualan total;
3) Menampilkan data jumlah stok akhir yang masih bisa dijual; dan
4) Menampilkan laporan untuk biaya penggajian.
Verifikasi dilakukan dengan menjalankan program SIM AGB, menginput
data, melihat tampilan di layar maupun dengan pencetakan di kertas dengan
menggunakan printer. Hasil tampilan di layar atau di kertas tersebut kemudian
dibandingkan dengan laporan konvensional (format laporan biasa) yang dimiliki
PT AGB.
Dengan adanya SIM AGB, proses dasar pengelolaan informasi operasional
tidak berubah, tetapi lebih disederhanakan dan dirangkum dalam suatu konfigurasi
yang lebih terintegrasi, mulai dari proses pembelian, penjualan, penanganan
persediaan sampai proses pembukuan. Implementasi SIM AGB ini akan
73
memberikan keuntungan kepada PT AGB baik secara operasional maupun
finansial. Di antara keuntungan operasional yang akan diperoleh diantaranya :
1) Mempermudah penelusuran kesalahan. Jika terjadi kesalahan dapat dicek
melalui database yang ada dengan melakukan verifikasi;
2) Mempermudah
akses
informasi
yang
berkaitan
dengan
kegiatan
operasional perusahaan; dan
3) Dengan alokasi waktu yang semakin singkat dalam mengolah data dan
mengakses informasi akan meningkatkan aktivitas operasional lainnya.
Sedangkan keuntungan secara finansial yang akan diperoleh PT AGB
adalah:
1) Perusahaan dapat menekan biaya yang berkaitan dengan pengolahan dan
pencatatan data baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Kegiatan-kegiatan yang dahulunya dilakukan secara manual kini dibantu
dengan elemen komputer yang lebih sistematis (SIM-AGB); dan
2) Dengan
meningkatnya
efisiensi,
perusahaan
dapat
melakukan
penghematan yang cukup signifikan, sehingga akan berpengaruh positif
terhadap keuangan perusahaan.
.
74 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini telah menghasilkan sistem informasi terkomputerisasi
dengan nama SIM AGB. Program SIM AGB ini mampu mencatat, menganalisa
dan menampilkan data-data perusahaan khususnya yang berkaitan dengan
persediaan barang, transaksi penjualan, transaksi pembelian dan transaksi
penggajian pada perusahaan. Kemampuannya dalam menampilkan laporan stok
barang, laporan rugi/laba dan laporan penggajian merupakan fasilitas dalam
program yang dituntut keberadaannya oleh sistem informasi perusahaan. Hal ini
penting untuk membantu pihak manajemen perusahaan dalam mengambil
keputusan finansial perusahaannya, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan PT AGB dapat ditangani
dengan melakukan suatu pengembangan sistem informasi operasional yang
menghasilkan empat subsistem utama, yaitu : subsistem data, subsistem transaksi,
subsistem laporan, dan subsistem info perusahaan. Keempat subsistem ini
memiliki keterkaitan yang amat erat karena keluaran subsistem yang satu akan
menjadi masukan bagi subsistem lainnya (adanya interdependensi yang erat antar
subsistem). pengolahan data beserta laporan-laporannya dapat mengintegrasikan
data masukan sehingga menghasilkan laporan-laporan yang diinginkan secara
tepat, cepat, serta akurat dengan meminimalisir berbagai kesalahan yang terjadi.
6.2 Saran
1) SIM AGB akan menjadi lebih lengkap dan efektif apabila sistem yang ada
dipadukan dengan sistem akuntansi perusahaan yang terpadu sehingga
kondisi finansial perusahaan dan kelayakan usahanya dapat dipantau dan
diprediksi dengan baik; dan
2) SIM AGB yang telah direkayasa untuk PT AGB pada penelitian ini perlu
dikembangkan dan disempurnakan agar tetap up to date untuk
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
75 DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, A.S. 2011. Penerapan Cluster Table Pada Basis Data Perpustakaan
Online dengan Oracle 11g. [Jurnal]. Jakarta: Program Studi Teknik
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana. 8 hal.
Amirin, T.M. 2003. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 172 hal.
Aoyama, T. 1973. The Demersal Fish Stocks and Fisheries of the South China
Sea. IPFC/SCS/DV/73/3. Rome. 80 hal.
Asiyah, 2002. Rekayasa Sistem Informasi Manajemen Produksi Tuna Beku
Sashimi Di PT Harini Asri Bahari, Jakarta. [Skripsi] (tidak
dipublikasikan). Bogor: Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan,
Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. 67 hal.
Asmuni dan Firdaus, 2005. Basis Data Relasional Dalam Kreasi Orgainisasi File
Akuntansi (Suatu Bahasan Atas Pendekatan Penyajian Informasi
Akuntansi Perusahaan berbasis Komputer). [Jurnal]. Yogyakarta:
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005. 5 hal.
Astuti, C. Wigaati dan Purwantini, Cornelio. 2003. Akuntansi Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 170 hal.
Astuti, W. 2008. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Layur di
Perairan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. [Skripsi] (tidak
dipublikasikan). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. 108 hal.
Brant, A. Von. 1984. Fish Catching Methods of the world. United Kingdom :
Blackwell Publishing. 481 hal.
Cushing, B.E. 1992. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi perusahaan.
Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. 721 hal.
Davis, G. B. 1991. Management Information Systems. Conceptual Foundation,
Structure and Development. McGraw-Hill Kogakusha, Tokyo. 170
hal.
Direktorat Jendral Perikanan. 1979. Buku Pedoman Pengenalan Sumberdaya
Perikanan Laut. Bagian I (Jenis-jenis ikan ekonomis penting). Jakarta.
Hal 124-125
Direktorat Jendral Perikanan. 1998. Buku Pedoman Pengenalan Sumber
Perikanan Laut. Bagian I : Jenis-jenis ikan Ekonomis Penting. Jakarta.
Hal 110-111
76 [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan. 2009. Data Statistik Tahunan (2005-2008).
Subang: DKP
Fathansyah, 1999. Basis Data. Bandung: Penerbit Informatika. 211 hal
Haryanto, I. 2007. Membuat Database dengan Microsoft Ofiice Access. Jakarta:
Penerbit Informatika. 223 hal.
Jogiyanto, H. M. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta. Hal 815-823
Kristianto, T.J. 1997. Karakteristik Perusahaan Agribisnis di Awal Abad ke-21.
Makalah pada Jakarta Stock Exchange Expose, Bogor.
Kroenke, D. 1992. Management Information System, 2nd Edition. United State of
America: McGrawHill Ltd. 462 hal.
Mcleod, R. 2007. Sistem Informasi Manajemen; Studi Sistem Informasi Berbasis
Komputer. Jakarta: Terjemahan Prenhalndo. 342 hal.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan rekayasa, Edisi Ke3. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 536 hal
Murdrick dan Ross. 1990. Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern. Jakarta:
Penerbit Erlangga. Hal 5-6
Nakamura, I. and N.V. Parin 1993 FAO Species Catalogue. Vol. 15. Snake
mackerels and cutlassfishes of the world (families Gempylidae and
Trichiuridae). An annotated and illustrated catalogue of the snake
mackerels, snoeks, escolars, gemfishes, sackfishes, domine, oilfish,
FAO Fish. Rome: FAO. 136 hal
Nontji. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djembatan. 367 hal.
Pangestu, D.W. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM). Elearning Majalah Ilmu Komputer 2003-2007: p 4-10. 7 Maret 2009
Prayitno, D. 2008. Langkah cepat menguasai MYOB accounting. Yogyakarta :
Penerbit Mediakom. 159 hal.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Vol I dan II. Bandung: Bina
Cipta. 525 hal.
Subani W dan HR Barus. 1988. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut
Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50.Jakarta:
Departemen Pertanian, Balai Penelitian Perikanan Laut. 245 hal.
77 Supriyadi, R. 1995. Rancang Bangun sistem informasi manajemen perusahaan
perikanan (Studi kasus di CV Mutiara Dua, Pelabuhanratu, Sukabumi,
Jawa Barat). [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut
Pertanian Bogor. 92 hal.
Sutanta, E. 1996. Sistem Basis Data Konsep dan Peranannya dalam Sistem
Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 120-135
Sutono, D. 2007. Modul Sistem Informasi Manajemen. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan. 139 hal.
Wahid, F. 2004. Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Sebuah Gambaran
Umum. [Jurnal]. Yogyakarta: Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia. 4 hal.
Widiyanto, I.W. 2008. Kajian Pola Pertumbuhan dan Ciri Morfometrik-Meristik
Beberapa Spesies Ikan Layur (Superfamili Trichiuroidea) di Perairan
Palabuhanratu,
Sukabumi,
Jawa
Barat.
[Skripsi]
(tidak
dipublikasikan). Bogor: Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian
Bogor. 82 hal.
78
Lampiran. Struktur Tabel Data Pada SIM-AGB
1. Struktur Tabel Adjustment
Nama tabel
: adjustment
Primary key
: no_adjust
Atribut
*no_adjust
kode_brg
nama_brg
satuan
stok_riil
adj_stok
keterangan
Tipe
text
text
text
text
number
number
Ukuran
6
30
35
15
15
20
Keterangan
kode_adjustment
kode barang
nama barang
satuan barang
stok yang ada
jumlah stok yang
ditambah
text
20
keterangan
Tabel 4. Struktur Tabel Adjustment
akan
2. Struktur Tabel Barang
Nama tabel : barang
Primary key : kode_barang
Atribut
Tipe
Ukuran
Keterangan
*kode_barang
text
6
Kode produk layur
nama_barang
text
20
Nama produk layur
kategori
text
35
Kategori barang (selain layur)
tgl_expired
date/time 15
Tanggal expired
harga_beli
text
15
Harga beli
harga_jual
text
20
Harga jual
jumlah1
text
20
Jumlah
satuan1
text
20
Satuan
minstok
number
20
Minimal stok
stok
number
15
Stok
keterangan
text
25
Keterangan
kemasan
text
20
Kemasan
Tabel 5. Struktur Tabel Barang
3. Struktur Tabel Pegawai
Nama tabel : Pegawai
Primary key : no_ Pegawai
Atribut
Tipe
Ukuran
Keterangan
no_pegawai
text
25
Kode Pegawai
nama
text
30
nama pegawai
alamat
text
30
alamat pegawai
bagian
text
25
bagian di perusahaan
telp
text
20
telepon
mulai bekerja
date/time 10
tanggal/bulan/tahun mulai bekerja
Tabel 6. Struktur Tabel Pegawai
79
4. Struktur Tabel Pembelian
Nama tabel : Pembelian
Primary key : no_faktur
Foreign key : kode_barang, kode_supplier
Atribut
Tipe
Ukuran
Keterangan
no_faktur
text
20
Nomor faktur
supplier
text
30
nama supplier
kategori
text
6
kategori barang
tgl_expired
date/time
30
tanggal kadaluarsa
kode_barang
text
20
kode barang yang dibeli
nama_barang
text
20
nama barang yang dibeli
harga_beli
text
15
harga beli
laba1
number
12
keuntungan tambahan 1
laba2
number
12
keuntungan tambahan 2
jmlh
text
30
jumlah
satuan
text
30
satuan
subtotal
text
15
subtotal
disc1
number
12
diskon tambahan 1
disc2
number
12
diskon tambahan 2
disc_akhir1
number
12
diskon akhir 1
disc_akhir2
number
10
diskon akhir 2
pajak
text
20
persen pajak
nilai_pajak
text
20
besar pajak dalam rupiah
grandtotal
text
30
total keseluruhan
jatuh_tempo
text
20
jatuh tempo hutang
bayar
text
15
jenis pembayaran (cash/kredit)
status
text
15
status hutang
invoice
text
15
invoice
keterangan
text
35
keterangan
ppn
text
10
pajak
tgl_input
date/time
15
input tanggal pembelian
tgl_beli
date/time
15
tanggal membeli barang
Tabel 7. Struktur Tabel Pembelian
5. Struktur Tabel Penggajian
Nama tabel : Penggajian
Primary key : no_dokumen
Foreign key : no_penggajian
Atribut
Tipe
no_dokumen
text
no_penggajian
text
nama_pegawai
text
bagian
text
mulai_bekerja
text
tanggal_gajian
date/time
Ukuran
20
20
30
30
15
15
Keterangan
nomor dokumen penggajian
nomor satuan penggajian
nama pegawai
bagian bekerja
mulai bekerja
tanggal gajian
80
gaji_pokok
bonus
tunjangan
potongan1
potongan2
gaji_netto
text
20
gaji pokok
text
20
bonus
text
20
tunjangan
text
20
potongan 1
text
20
potongan tambahan
text
20
gaji bersih
Tabel 8. Struktur Tabel Penggajian
5. Struktur Tabel Penjualan
Nama tabel : Penjualan
Primary key : no_faktur
Foreign key : kode_barang
Atribut
Tipe
Ukuran
Keterangan
No_Faktur
text
20
nomor faktur penjualan
Tgl_Penjualan
date/time
15
tanggal transaksi penjualan
kategori
text
30
kategori barang
kode_barang
text
20
kode produk layur
nama_barang
text
30
nama produk layur
hrg_satjual
text
20
harga satuan jual
jml_jual
text
20
jumlah jual
satuan
text
15
satuan
subtotal
text
30
subtotal
no_jual
text
15
nomor jual
disc1
number
15
diskon 1
disc2
number
15
diskon 2
Tabel 9. Struktur Tabel Penjualan
5. Struktur Tabel Retur Pembelian
Nama tabel : retur_beli
Primary key : kode_retur
Atribut
Tipe
kode_retur
text
tgl_retur
date/time
tgl_beli
date/time
supplier
text
invoice
text
no_urut
text
Kode_barang
text
nama_barang
text
harga_beli
text
jumlah
text
satuan
text
subtotal
text
jumlah_retur
text
nominal_retur
text
Ukuran
20
15
30
20
30
20
20
15
30
15
15
15
20
15
Keterangan
kode retur jual
tanggal retur
tanggal pembelian produk
nama supplier
jumlah invoice
nomor urut
kode barang
nama barang
harga beli
jumlah
satuan barang
subtotal
jumlah yang di retur
nominal retur dalam rupiah
81
keterangan
text
30
keterangan
Tabel 10. Struktur Tabel Retur Pembelian
5. Struktur Tabel Retur Penjualan
Nama tabel : retur_beli
Primary key : kode_retur
Atribut
Tipe
Ukuran
Keterangan
kode_retur
text
20
kode retur jual
tgl_retur
date/time
15
tanggal retur
tgl_penjualan
date/time
30
tanggal penjualan produk
no_faktur
text
30
nomor faktur
no_jual
text
20
nomor penjualan
Kode_barang
text
20
kode barang
nama_barang
text
15
nama barang
harga_satujual
text
30
harga satuan jual
jumlah
text
15
jumlah
satuan
text
15
satuan barang
subtotal
text
15
subtotal
jumlah_retur
text
20
jumlah yang di retur
nominal_retur
text
15
nominal retur dalam rupiah
keterangan
text
30
keterangan
Tabel 11. Struktur Tabel Retur Penjualan
3. Struktur Tabel Supplier
Nama tabel
Primary key
Atribut
no_supplier
nama
alamat
kota
telp
keterangan
: Pegawai
: no_pegawai
Tipe
Ukuran
Keterangan
text
25
Kode supplier
text
30
nama supplier
text
30
alamat supplier
text
25
kota domisili
text
20
telepon
date/time 10
keterangan
Tabel 12. Struktur Tabel Supplier
Download