BERITA TERKINI Astaxanthin Meningkatkan Respons Imun Sel imun khususnya sensitif terhadap stres oksidatif yang disebabkan persentase tinggi asam lemak tak jenuh ganda dalam membran plasma, dan secara umum memproduksi lebih banyak produk oksidatif. Overproduksi spesies oksigen dan nitrogen reaktif dapat menyebabkan ketidakseimbangan oksidanantioksidan yang menyebabkan destruksi sel membran, protein, dan DNA. Oleh karena itu, pada kondisi peningkatan stres oksidatif (misalnya selama kondisi sakit), antioksidan menjadi penting dalam mempertahankan keseimbangan oksidan dan antioksidan. Telah dihipotesiskan bahwa astaxanthin berperan sebagai suatu antioksidatif poten dan antiinflamasi, dan melalui ini dan mekanisme lain, astaxanthin dapat meningkatkan respons imun. Suatu studi pada manusia telah dilakukan untuk menilai aktivitas peningkatan respons imun, antioksidan, dan antiinflamasi dari astaxanthin. Studi ini dilakukan secara acak, tersamar ganda, dengan kontrol plasebo pada 42 wanita sehat muda berusia rata-rata 21,5 CDK-220/ vol. 41 no. 9, th. 2014 tahun, subjek mendapat astaxanthin 2 mg/hari, astaxanthin 8 mg/hari, atau tidak mendapat astaxanthin selama 8 minggu (masing-masing 14 subjek). Respons imun dinilai pada minggu ke-0, 4, dan 8, serta tes 30 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (ng/mL) tuberkulin dilakukan pada minggu ke-8. Hasilnya menunjukkan bahwa astaxanthin plasma meningkat (tergantung dosis) setelah 4 atau 8 minggu suplementasi astaxanthin (p<0,01). Astaxanthin 2 mg dan 8 mg Astaxanthin (mg/d) 0 2 8 25 20 15 10 0 wk 4 wk 8 wk 4 wk 8 wk Gambar 1 Grafik konsentrasi 8-OHdG 100 Astaxanthin (mg/d) 0 2 8 250 C-reactive protein (μg/dL) S tudi telah melaporkan fungsi penting carotenoid alami dalam meregulasi imunitas dan etiologi penyakit. Dalam studi in vitro, telah ditunjukkan bahwa astaxanthin beberapa kali lipat lebih aktif sebagai antioksidan dibanding beta-carotene dan alpha-tocopherol. Studi pada hewan juga telah menunjukkan bahwa astaxanthin dapat menstimulasi respons imun pada mencit, mencit yang diberi suplemen astaxanthin mengalami peningkatan respons antibodi splenosit ex vivo terhadap antigen T-dependent, respons limfoblastogenik dan aktivitas sitotoksik. Lebih lanjut, studi ini juga menunjukkan bahwa astaxanthin secara konsisten lebih aktif dibanding carotenoid lain seperti beta-carotene, lutein, dan canthaxanthin. Sebagai tambahan terhadap aktivitas imunoregulasi, astaxanthin juga dilaporkan menghambat pertumbuhan tumor payudara pada mencit. Astaxanthin juga telah menunjukkan dapat menurunkan load bakteri dan inflamasi lambung pada mencit yang terinfeksi Helicobacter pylori, dan juga melindungi terhadap stres oksidatif yang disebabkan UV. 200 150 100 50 0 0 wk Gambar 2 Konsentrasi C-reactive protein plasma 701 BERITA TERKINI Astaxanthin (mg/d) 0 2 menurunkan konsentrasi 8-OhdG (petanda biologi kerusakan DNA) setelah 4 minggu tetapi tidak berpengaruh pada peroksidasi lemak. 8 500 phytohemagglutinin SI OSE–8.7 400 a ab b 300 200 0 wk 4 wk 8 wk concavalin A SI 400 300 a OSE–7.1 b b Dalam studi ini, astaxanthin menunjukkan dapat meningkatkan respons imun yang dimediasi sel maupun respons imun humoral pada wanita sehat muda. Petanda imun yang secara bermakna meningkat oleh astaxanthin meliputi proliferasi limfosit yang diinduksi mitogen sel T dan sel B, aktivitas sitotoksik sel NK yang merupakan komponen utama imunitas bawaan, produksi IFN-γ, dan IL-6, serta ekspresi LFA-1. 200 100 0 0 wk 4 wk 8 wk pokeweed mitogen SI 100 a b OSE–1.6 ab 50 0 0 wk 4 wk Konsentrasi C-reactive protein plasma juga lebih rendah pada minggu ke-8 pada subjek yang diberi astaxanthin 2 mg (p<0,05). Astaxanthin menstimulasi limfoproliferasi yang diinduksi mitogen, meningkatkan aktivitas sitotoksik natural killer cell, dan meningkatkan subpopulasi sel T dan sel B total, tetapi tidak mempengaruhi populasi sel Thelper, Tcytocoxic atau natural killer cell. Subjek yang diberi astaxanthin 2 mg mempunyai respons tuberkulin yang lebih tinggi dibanding subjek tanpa suplementasi astaxanthin. Tidak terdapat perbedaan konsentrasi TNF dan IL-2, tetapi IFN-γ dan IL-6 meningkat pada minggu ke-8 pada subjek yang diberi astaxanthin 8 mg. 8 wk Gambar 3 Grafik proliferasi limfosit yang diinduksi dengan phytohemagglutinin, concavalin A, dan pokeweed mitogen Petanda imun ex vivo berkoresponden dengan peningkatan jumlah sel T dan sel B total dalam sirkulasi. Sebagai tambahan, subjek yang diberi astaxanthin juga menunjukkan peningkatan respons DTH tuberkulin, suatu tes klinis untuk menilai fungsi sel T in vivo. Semua respons imun ini secara umum ditemukan 8 minggu suplementasi setelah injeksi tuberkulin kutaneus. Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa astaxanthin menurunkan petanda biologi kerusakan DNA dan protein fase akut, serta meningkatkan respons imun pada wanita sehat muda. (EKM) REFERENSI: 1. Park JS1, Chyun JH, Kim YK, Line LL, Chew BP. Astaxanthin decreased oxidative stress and inflammation and enhanced immune response in humans. Nutr Metab (Lond). 2010;7:18. doi: 2. Dietary astaxanthin decreases oxidative stress, enhances immune response in humans [Internet]. 2010 [cited 2014 April 17]. Available from: http://www.naturalnews.com/042798_ 3. Daniell S. Study support astaxanthin ’s immune boosting power [Internet]. 2010 [cited 2014 April 17]. Available from: http://www.nutraingredients.com/Research/Study-supports- 10.1186/1743-7075-7-18. astaxanthin_oxidative_stress_immune_response.html#ixzz2z81wCm3V astaxanthin -s-immune-boosting-power 702 CDK-220/ vol. 41 no. 9 th. 2014