II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Respon Masyarakat 1

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Respon Masyarakat
1.
Pengertian tentang respon
Menurut Soekanto (1993:48) respon sebagai perilaku yang merupakan
konsekuensi dari perilaku yang sebelumnya sebagai tanggapan atau jawaban
suatu persoalan atau masalah tertentu. Sementara itu Susanto (1998:73)
mengatakan respon merupakan reaksi, artinya pengiyaan atau penolakan, serta
sikap acuh tidak acuh terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator oleh
pesannya. Respon dapat dibedakan menjadi opini (pendapat) dan sikap, dimana
pendapat atau opini adalah jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persolan
dinyatakan dengan kata-kata yang diucapkan atau tertulis. Sedangkan sikap
merupakan reaksi positif atau negatif terhadap orang-orang, objek atau situasi
tertentu.
Respon mempunyai dua bentuk, yaitu :
a. Respon positif
Yaitu apabila masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi positif dimana
mereka dengan antusias ikut berpartisipasi menjalankan program yang
diselenggarakan pribadi atau kelompok.
13
b. Respon negatif
Yaitu apabila masyarakat memberikan tanggapan yang negatif dan kurang
antusias ikut berpartisipasi menjalankan program yang diselenggarakan
pribadi atau kelompok, dimana mereka menanggapi dengan skeptis dan
pragmatis.
Menurut Walgito (1980:16-17) respon adalah suatu perbuatan yang
merupakan hasil akhir dari adanya stimulus atau rangsangan dimana respon
terbagi dua, yaitu :
a. Respon atau perbuatan yang reflektif (terjadi tanpa disadari individu)
merupakan reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai ke otak
sebagai pusat kesadaran.
b. Respon atau perbuatan yang disadari, yaitu perbuatan organisme atas
adanya motif dari individu yang bersangkutan, dan stimulus yang
diterima individu itu sampai ke otak dan benar-benar disadari oleh
individu yang bersangkutan.
Berlo (Silviana:2013) berpendapat bahwa respon adalah segala sesuatu yang
dilakukan seseorang terhadap rangsangan. Jadi respon adalah reaksi yang
dilakukan seseorang terhadap rangsangan atau prilaku yang dihadirkan oleh
rangsangan. Respon dibagi menjadi dua kategori :
a. Over response, adalah respon yang dapat dilihat oleh orang lain.
b. Covert response, adalah respon yang tidak dapat dilihat oleh orang lain
dan sifatnya adalah pribadi.
14
Respon yang muncul pada diri manusia selalu dengan urutan sebagai berikut
yaitu sementara, ragu-ragu, dan hati-hati yang dikenal dengan trial response,
artinya terpelihara jika organisme merasakan manfaat dari rangsangan yang
datang.
Sementara itu, respon dapat menjadi kebiasaan dengan urutan sebagai
berikut:
a. Penyajian rangsangan.
b. Pandangan dari manusia akan rangsangan.
c. Interpretasi dari rangsangan.
d. Menanggapi rangsangan.
e. Pandangan akibat menanggung rangsangan.
f. Interpretasi akibat dan membuat tanggapan lebih lanjut.
g. Membangun hubungan rangsangan-rangsangan yang baik.
Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang
sudah tidak ada. jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal
kesan-kesan saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Dalam hal ini
untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi,
sikap,dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang,
karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk
bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu ransangan tertentu.
15
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau
sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan
lingkungan atau situasi lain. Menurut Nainggolan (2013) sikap yang muncul
dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan
suatu objektif, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap
kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon
negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak
mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek
tertentu.
Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif
(Azwar, 1988). Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan
cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon negatif
cenderung untuk menjauhi objek tersebut. Menurut Arisandi (2012) respon
merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian persepsi,
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut. Respons ada dua jenis yaitu respons aktif yang disertai
oleh tindakan individu akibat adanya rangsangan, kedua adalah respons pasif
yaitu rangsangan yang tidak disertai oleh tindakan.
Berdasarkan teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
respon dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan atau reaksi yang
merupakan akibat adanya rangsangan baik positif maupun negatif yang
16
disampaikan oleh komunikator berupa opini, pesan, maupun sikap dalm diri
manusia pribadi maupun masyarakat umum.
2.
Pengertian tentang masyarakat
Menurut Abdulsyani (1987) dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Kelompok
dan Masalah Sosial, dijelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata
musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi
masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan
menjadi masyarakat (Indonesia) (dikutip dalam Abdulsyani, 2007 : 30).
Aguste Comte (dikutip dalam Abdulsyani, 2007:31) mengatakan bahwa
masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitasrealitas
baru
berkembang
yang
menurut
berkembang
dengan
menurut
polanya
hukum-hukumnya
sendiri.
sendiridan
Masyarakat
dapat
membentukkepribadian yang khas bagi manusia,sehingga tanpa adanya
kelompok, manusia tidak akan mampu untuk berbuat banyak dalam
kehidupannya.
Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko, dengan menunjuk pada Selo
Soemardjan, menulis bahwa masyarakat diartikan sebagai sejumlah manusia
yang hidup bersama dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat menghasilkan
kebudayaan (dikutip dalam Taneko,1994:105).
17
Menurut Soejono Soekanto (dikutip dalam Abdul Syani,1987), menyatakan
bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama
manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu :
a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang
mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa jumalh manusia yang
harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimum ada dua orang yang
hidup bersama.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah
sama dengan kumpulan benda-benda mati. Oleh karena berkumpulnya
manusia, maka akan timbul manusi-manusia baru. Manusia itu juga dapat
bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan
untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat
hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturanperaturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.
18
Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1986) mengartikan masyarakat sebagai
pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam
sesuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu (dikutip dalam
Abdulsyani,2006:3).
Ciri-ciri masyarakat di atas nampak selaras dengan definisi masyarakat
sebagaimana telah di kemukankan oleh J.L. Gilian dan J.P. Gilian, bahwa
masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan,
tradisisikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi
pengelompokkan-pengelompokkan
yang
lebih
kecil.
(dikutip
dalam
Abdulsyani,2007:32).
Dalam buku Sosiologi karangan Abu Ahmad (1985), menyatakan bahwa
masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan
binatang;
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu .
c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk
menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
(dikutip dalam Abdulsyani,2007:32-33).
Menurut Selo Sumardjan (dalam Soerjono Soekanto 1992:24) berpendapat
bahwa masyarakat adalah “orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan”. Dari beberapa pandangan tentang definisi masyarakat di atas, maka
19
nampak adanya proses kehidupan bersama yang merupakan inti dari dinamika
hidup bermasyarakat. Secara umum dinamika masyarakat cenderung menujukan
pada satu kesatuan proses saling mempengaruhi antara anggota masyarakat yang
kemudian menyebabkan proses perubahan.
Berdasarkan beberapa teori diatas bahwa masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang bekerja sama cukup lama dan saling mempengaruhi serta
menganggap diri sabagai satu kesatuan serta mampu membentuk sebuah
kebudayaan yang merupakan cerminan dari kebiasaan hidup sehari-hari mereka.
Dengan demikian yang dimaksud respon masyarakat adalah suatu tanggapan atau
reaksi baik secara positif maupun negatif yang berasal dari sifat masyarakat
secara langsung maupun tidak langsung bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, kebutuhan mempertahankan diri, dan memperjuangkan harapanharapannya.
3.
Tinjauan TentangNarapidana Remaja
a. Pengertian Narapidana
Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Menurut Pasal 1 ayat (6) UndangUndang No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, terpidana adalah seseorang
yang di pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
20
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa narapidana adalah orang atau
terpidana yang sedang menjalani masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan
dimana sebagian kemerdekaannya hilang.
Menurut Bambang purnomo dalam bukunya pelaksanaan pidana penjara dan
system
pemasyarakatan
(Yogya,
liberty1980:180).
menyatakan
bahwa
Narapidana adalah seorang manusia anggota masyarakat yang diproses dalam
lingkungan tempat tertentu dengan tujuan, metode dan system kemasyarakatan,
sehingga pada suatu saat napi itu akan kembali menjadi masyarakat yang baik
dan taat kepada hukum (dikutip dalam Kuncoro:2012).
Di kutip dalam, Yulianti, dkk (2013) narapidana adalah individu pelaku tindak
pidana yang telah diputus bersalah oleh majelis hakim dan dihukum penjara
selama kurun waktu tertentu, kemudian ditempatkan dalam rumah tahanan
sebagai tempat pelaksanaan hukuman tersebut. Rumah tahanan merupakan suatu
institusi yang diberi kewenangan untuk memperbaiki perilaku pelanggar hukum.
Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 ayat ( 1 ) Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No: M.01-PP.02.01 Tahun 1990 menyatakan bahwa
narapidana adalah seseorang terpidana berdasarkan putusan Pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan terpidana tersebut ditempatkan di
Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara. Dengan demikian,
pengertian narapidana adalah seseorang yang melakukan tindak kejahatan dan
21
telah menjalani persidangan, telah divonis hukuman pidana serta ditempatkan
dalam suatu bangunan yang disebut penjara.
b. PengertianRemaja
Menurt Desmita (2009:189) kata “remaja” berasal dari bhasa latih yaitu
adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangannya
menjadi dewasa. Papila dkk (2008:532) remaja merupakan masatransisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 sampai 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun
atau awal duapul tahun. Golongan remaja muda adalah para gadis berusia 13-17
tahun. Bagi laki-laki yang disebut remaja berusia dari 14-17 tahun. Inipun sangat
tergantung pada kematangannya secara seksual, sehingga penyimpanganpenyimpangan bisa terjadi pada remaja.
Menurut Adams dan Gullota (dalam Jahja, 2011:220) masa remaja meliputi usia
antara 11samapi 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1980:206) membagi masa remaja
akhir (16 sampai 18tahn). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock
karna pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan
dari masa anak-anak menuju masa dewasa dengan rentang umur antara 13-20
tahun.
22
Sarwono (dalam Desmita 2009:190) menjelaskan perkembangkan fisik
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak
pada perubahan psikologisnya. Menurut Papalia, dkk (dalam Jahja 2011:231)
yang dimaksud dengan perkembangan fisik remaja adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik. Dilanjutkan lagi
oleh mereka bahwa perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi
dan berat badan tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ
seksual dan fungsi produksi.Piaget (dalam Jahja 2011:231) tubuh remaja mulai
beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh
orang dewasa dan perubahan fisik otak sehimgga sturkturnya semakin sempurna
meningkatkan kemampuan kognitif.
Munsen, Conger, dan Kagan (dalam Desmita 2009:194) masa remaja adalah
suatu
perode
kehidupan
dimana
kapasitas
untuk
memperoleh
dan
mempergunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Sedangkan
menurut piegat (dalam Jahja 2011:231) seorang remaja termotivasi untuk
memahami dunia karena prilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam
pandangan piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka,
dimana informasi yang di dapatkan tidak langsung diterima begitu saja kedalam
skema kognitif mereka. Papane, dkk (dalam Jahja (2001:232) beranggapan pada
masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang
telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi
memungkin remaja untuk berfikir abstrak. Remaja sudah mampu membedakan
23
antara hal-hal atau ide-ide lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga
menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan
apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berfikir
mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Dalam proses pertumbuhannya masa remaja mencari identitas atau jati diri dalam
kehidupannya, seperti pendapat menurut Eriskon (dalam Jahja (2011:234)
menerangkan bahwa proses pencarian identitas atau jati diri adalah proses untuk
menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidupnya.
Conger (dalam Jahja 2011:234) perkembangan sosial pada masa remaja ditandai
dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dari dalam kehidupan
mereka. Remaja lebih memilih melibatkan teman sebayanya dibandingkan
dengan orang tuanya sendiri. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih
banyak melakukan kegiatan
diluar
rumah
seperti
mengikuti
kegiatan
ekstakulikuler dari sekolah maupun bermain dengan teman sebayanya.
Muagman dalam (Sarwono:2006) mendefinisikan remaja berdasarkan definisi
konseptual World Health Organization (WHO) yang mendefinisikan remaja
berdasarkan 3 kriteria, yaitu : biologis,psikologis, dan sosial ekonomi.
a.
Remaja berada disituasi dimana masa ketika individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekunder samapai saat ia
mencapai kematangan seksual.
24
b.
Remaja adalah suatu masa ketika individu mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c.
Remaja adalah suatu masa ketika terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan
psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ( Hurlock,2003). Perubahan
psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan
kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat
reproduksi
sudah
mencapai
kematangandan
berfungsi
dengan
baik
(Sarwono,2006).
Remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum
dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (2003), antara lain :
a.
Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang
di alami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu
yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b.
Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti berkembangnya masa
kanak-kanak lagi dan belum di anggap sebagai masa dewasa. Status remaja
tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup
yang berbeda dan menentukan pola prilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai
dengan dirinya.
25
c.
Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi,
perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri),
perubahan pada nilai-nilai yang di anut,serta keinginan akan kebebasan.
d.
Masa remaja sebagai masa pencari identitas diri yang di cari remaja berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam
masyarakat.
e.
Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan, dikatakan
demikian karna sulit di atur, cenderung berprilaku yang kurang baik. Hal ini
yang banyak membuat orang tua menjadi takut.
f.
Masa remaja adalah masa yang tidak realistik, remaja cenderung
memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat
dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan
sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g.
Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau
kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan
di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu
dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan narkoba dan terlibat
dalam prilaku seks bebas. Mereka menganggap bahawa prilakau ini akan
memberikan citra dengan apa yang mereka inginkan.
Berdasarkan teori-teori yang ada diatas dari penjabaran tentang Mantan
Narapidana Remaja dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki pola fikir yang
masih abstrak dan belum menemukan identitas atau jati dirinya sehingga mudah
26
terjebak dalam hal-hal yang negatif, seperti terjerumus kedalam lingkungan
bebas menggunakan narkoba tanpa mengetahui hal-hal apa yang akan terjadi
kepada dirinya dan masa depannya.
d. Tinjauan Tentang Narkoba
Subagyo
(2007:11-12)
narkoba
merupakan
singkatan
dari
narkotika,
psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Dalam arti luas, adalah obat, bahan, atau
zat. Bila zat ini masuk dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut),
atau dihirup maupun melalui alat suntik akan berpengaruh pada kerja otak atau
susunan saraf pusat. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran
(penyesuaian), daya habitual (kebiasaan), yang sangat kuat, sehingga
menyebabkan pemakai narkotika tidak dapat terlepas dari pemakainya.
Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan kedalam 3 golongan, yaitu
narkotika alami, semisintesis, dan narkotika sintesis. Narkotika alami merupakan
narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh-tumbuhan, contohnya: Ganja,
hasis ang merupakan tanaman sejenis ganja yang tumbuh di Amerika dan Eropa,
koka yaitu tanaman perdu mirip pohon kopi, opium merupakan bunga dengan
bentuk dan warna yang indah yang banyak tumbuh di Burma, Kamboja, dan
Thailand.
27
Subagyo (2007:14-15) narkotika semisintesis adalah narkotika alami yang diolah
dan diambil zat aktifnya agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan dunia kedokteran, contohnya morfin, kodein,
heroin.
Narkotika sintesis adalah narkotika palsu dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini
digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita
ketergantungan narkoba, contohnya petidin, metadhon, naltrexon.
Subagyo (2007:17) psikotropika merupakan zat atau obat bukan narkotika, baik
alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psiko aktif melalui pengaruh
slektif pada susunan syaraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh
dokter untuk mengobati gangguan jiwa. Berdasarkan ilmu farmakologi
psikotropika di kelompokan kedalam 3 golongan
: Depresan,stimulan dan
Halusinogen.
Bahan adiktif lainya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan. Contoh: Rokok, kelompok alkohol dan minuman
lain yang dapat memabukkan dan menimbulkan ketagihan, thinner dan zat-zat
lainya seperti: lem kayu,penghapus cair,aseton, cat, bensi, yang bila dihisap, di
hirup, dan dicium dapat memabukkan. Jadi rokok, alkohol, serta zat-zat lain yang
memabukan dan menimbulkan ketagihan juga tergolong narkoba.
28
Subagyo (2007:44-50) adapun jenis-jenis narkoba yang diterbitkan oleh Badan
Narkotika Nasional (BNN) :
a. Ganja, ini dikenal dengan nama mariyuana,cimeng, gelek atau hasis.
Dampak : motivasi rendah dan susah di kendalikan,depresi, paranoit,
gangguan presepsi dan berfikir, sulit konsentrsi dan gerakan lambat.
Gejala:Murung, tegang, mudah marah, rasa cemas berlebihan
b. Extasi, ini dikenal juga dengan nama inex,enak, cui iin, flash, dan hummer.
Dampak: kerusakan ginjal, hati dan otak, kehilangan ingatan dalam jangka
waktu yang lama, menggigil, berkeringat dan muntah, tidak mampu untuk
berpikir, melihat dan menyelaraskan fungsi tubuh. Gejala:rasa cemas
berlebihan, depresi, paranoid, kehilangan sensitifitas, akal sehat dan
kesadaran.
c. Kokain dikenal juga dengan nama crack, daun koka dan pstasta koka.Dampak
: memicu serangan jantung, stroke dan gagal ginjal, perilaku agresif, gemetar
berlebihan, pandangan kabur, halusinasi. Gejala: mudah marah, depresi,
cemas dangelisah, kehilangan gairah untuk melakukan sesuatu.
d. Heroin dikenal juga dengan nama White, Smack, Junk, Serbuk Putih,
Medicine,dan Ubat. Dampak:
detak jantung lemah dan sesak napas,
kerusakan paru-paru, ginjal dan hati, dapat menularkan virus HIV A,B, D dan
infeksi lainnya, sulit konsentrasi, penurunan kesadaran. Gejala:sulit tidur,
mata dan hidung berarir, mudah marah dan gelisah, tremor dan kram tubuh,
29
menggigil dan berkeringat, diare dan muntah. Jika overdosis bisa
menyebabkan kematian karena pusat pernapasan di otak tertekan dan lumpuh.
e. Ketamine dikenal juga dengan nama vitK, kitkat, K, dan spesial K. Dampak:
Sulit menggerakkan anggota tubuh, gangguan persepsi, pendengaran,
penglihatan, penciuman, sentuhan dan rasa, berhalusiansi.
Gejala: sulit tidur, depresi, mudah marah dan tersinggung, ering menguap.
Jika overdosis bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan kematian.
f. Lysergide dikenal juga dengan namaAcid, Trips, Blotters, Tabs, Stamps,
Balck Sesame, Seed, Micro, Micro Dot. Dampak: Pemacu detak jantung,
napas dan temperatur tubuh, mati rasa, gangguan penglihatan, pendengaran,
penciuman, sulit berkonsentrasi.
g. Shabu
dikenal
juga
dengan
namaIce,
Ubas,
Methamphetamine.
Dampak:gangguan fungsi hati, ginjal dan urat syaraf, perilaku abnormal,
mudah bingung, berkhayal dan berhalusinasi, mudah cemas dan marah.
Gejala:timbul rasa gelisah, cemas, depresi dan marah, susah tidur, pernafasan
menjadi pendek, jantung berdebar, hilang nafsu makan.
h. Inhalants digunakan dengan cara dihisap. Dampak: kerusakan permanen pada
otak, hati dan ginjal, cenderung mengalami pendarahan pada hidung
(mimisan), kehilangan ingatan, sulit belajar dan melihat sesuatu secara jelas,
kehilangan kendali tubuh, kram, nyeri dan batuk parah. Gejala:pusing,
gemetar, mudah marah, sulit tidur. Hirupan mendadak dapat menyebabkan
serangan jantung, pecahnya pembuluh darah di otak, hingga kematian.
30
i. Erimin atau Nimetazepam. Dampak: Sulit bicara, bergerak, ketidakselarasan
fungsi tubuh, gangguan berfikir dan pandangan, hilangnya kesadaran. Gejala:
cemas dan gelisah, insomnia, mudah marah, denyut jantung yang cepat,
keringat berlebihan, kejang dan kram perut, mudah bingung, histeris. Jika
Overdosis dapat menyebabkan sulit bernapas dan kematian.
Subagyo (2007:30) persolan narkoba merupakan persoalan yang harus di tangani
secara sungguh-sungguh oleh seluruh komponen masyarakat. Bukan saja
penanganan bagi penggunannya melainkan juga perkembangan bisnis narkoba di
indonesia. Narkoba akan menimbulkan “efek putus zat”, yaitu perasaan sakit luar
biasa, atau sakau. Penderita yang mengalami sakau itu biasanya mengatasi rasa
sakitnya melalui 2 cara,yaitu :
a.
Kembali mengkonsumsi jenis narkoba yang sama.
b.
Bila tidak kembali memakai tetapi juga tidak mampu menahan rasa sakit,
orang tersebut akhirnya mencari jalan pintas yaitu bunuh diri.
Bila dilihat pada kerusakan dan perubahan sikapmaka pecandu narkoba akan
mengalami perubahan yang justru bisa membahayakan diri dan lingkungannya,
yaitu :
a.
Tergila-gila pada narkoba. Lebih mencintai narkoba daripada diri sendiri,
orang tua dan saudara-saudaranya.
b.
Sulit melepaskan diri dari jerat narkoba, karna akan mengalami penderitaan
luar biasa (sakau).
31
c.
Dosis pemakaian akan bertambah banyak, sehingga kematian menjemput.
d.
Sifat dan sikap berubah menjadi ekslusif, egois, sombong, asosial, jahat
(psikosis).
e.
Mengalami kerusakan organ tubuh (hati,ginjal,otak, dan lain-lain).
f.
Terjangkit penyakit mematikan (HIV/AIDS, SIFILIS dan sebagainya).
Sanksi narapidana kasus narkoba :
Sudarsono (2012:70-71) secara yuridis formal terdapat beberapa perbuatan
terlarang yang berkaitan dengan masalah narkoba. Larangan-larangan tersebut
termasuk kedalam Pasal 23 dan 24 UU No. 9/1976.
a.
Pasal 23 UU No. 9/1976
(1). Dilarang secara tanpa hak menanam atau memelihara, mempunyai
dalam dalam persediaan, memiliki, menyimpan atau menguasai
tanaman papaver, tanaman koka atau tanaman ganja.
(2). Dilarang secara tanpa hak memproduksi, mengolah, mengekstraksi,
mengkonversi, meracik atau menyediakan narkoba.
(3). Dilarang secara tanpa hak memiliki, menyimpan untuk memiliki atau
menguasai narkotika.
(4). Dilarang secara tanpa hak membawa, mengirim, mengangkat,
atau mentransito narkoba.
32
(5). Dilarang secara tanpa hak mengimpor, mengekspor, menawarkan
untuk di jual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau menukar narkotika.
(6). Dilarang secara tanpa hak, menggunakan narkotika terhadap orang
lain atau memberikan narkotika untuk di guanakan orang lain.
(7). Dilarang secara tanpa hak menggunakan narkotika bagi dirinya
sendiri.
b.
Pasal 24 UU No.9/1976
Penggunaan dan pemberian narkotika oleh dokter, kecuali untuk pengobatan
dilarang.
Sudarsono (2012:71)Undang-undang No.9/1997 mengatur pidana secara
lengkap dan terici. Rincian pidana tersebut meliputi pelaku perbuatan pidana,
pebuatan-perbuatan
percobaan,
perbuatan-perbuatan
penyertaan
dan
pemberatan.
Sudarsono (2012:72). Undang Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009
menetapkan hukuman berat bagi pengedar narkotika sampai dengan acaman
hukuman mati terhadap pelaku tindak pidana sebagaimana yang tercantum
dalam :
33
Pasal 114 ayat 2 yakni :
(1). –
(2). “Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau
menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman
beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana
penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga)”.
Dalam beberapa tahun terakhir ini kepolisian Dit reserse Polda Lampunng
mencatat bahwa ada 31 anak dibawah umur dengan usia kurang dari 15 tahun
terkena dan tertangkap terbukti menggunakan narkoba dan usia remaja yakni
16 sampai 19 tahun terbukti dan tertangkap menggunakan narkoba berjumlah
375 remaja.
34
Tabel 1. Data anak terlibat narkoba di Bandar Lampung berdasarkan usia dan
tahun penangkapan.
NO
Tahun
1
Usia
2012
<15 Thn
6
16-19 Thn
96
Jumlah
102
2
2013
9
104
113
3
4
2014
2015 (JanJun)
12
4
106
69
118
73
375
406
Jumlah
31
Sumber : Dit Reserse Polda Lampung 2015
C. Kerangka Pikir
Respon bisa berupa tanggapan maupun opini yang bersifat positif maupun
negatif yang timbul dari masyarakat baik pribadi maupun kelompok. Respon
masyarakat yang timbul dalam hal ini ialah tentang sifat remaja yang sedang
mencari identitas dalam dirinya tetapi, remaja tersebut salah dalam mengambil
keputusan sehingga terjerumuslah remaja kedalam pergaulan bebas dengan
menggunakan narkoba.
Di Indonesia remaja menggunakan narkoba sudah menjadi masalah yang sangat
penting karena melihat jumlah yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
mampu mengundang respon masyarakt terhadapa mantan narapidana baik
pengguna maupun pengedar narkoba remaja tersebut.
Mantan narapidana merupakan bagian dari masyarakat juga, tak ada yang
membedakannya. Tetapi kebanyakan mantan naradipada khususnya remaja
biasanya banyak menutup diri dari masyarakat yang tinggal di wilayahnya atau
35
berdekatan dengan kediamannya tersebut. Mereka cenderung bergaul dengan
orang-orang luar yang jauh dari lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga ada dua
hal kemungkinan yang di alami mantan narapidana remaja kasus narkoba
tersebut ketika mereka sudah keluar dari rutan yang di mana mereka harus
menjalani hukumannya yakni kembali menggunakan narkoba atau menutup diri
dari lingkungan sekitar di karnakan rasa malu yang mereka alami akibat
kesalahan mereka.
Remaja merupakan usia yang sangat rentan terhadap pengaruh hal-hal yang baru
dalam hidupnya, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh terhadap perilaku
menyimpang seperti mudahnya terkena narkoba. Dampak remaja yang telah
terkena narkoba mengundang respon masyarakat terhadap vonis pidana yang
mereka hadapi. Ada dua sanksi yang mereka alami seperti sanksi pidana dari
penegak hukum dan sanksi sosial dari masyarakat.
Gambar 1. Kerangka Pikir
Dampak
Pengedar/pengguna
narkoba
Sikap dan
prilaku Dalam
Masyarakat
(Positif-negaif)
Mantan
Narapidana/Pasca
narapidana
Respon Masyarakat
Respon positif
Respon negatif
Download