Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan

advertisement
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio
Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham
Kelompok Indeks LQ-45
Esi Fitriani Komara
[email protected]
Abstrak
Investor yang rasional tentunya akanmengharapkan return yang tinggi dengan
risiko yang rendah dari investasi yang dilakukan. Salah satu strategi yang banyak
digunakan oleh investor untuk meminimalkan risiko investasi pada saham adalah
dengan membentuk portofolio saham yaitu mengalokasikan dana pada berbagai
alternatif saham dengan cara melakukan diversifikasi atau pengkombinasian saham,
sehingga risiko investasi saham secara keseluruhan dapat dikurangi atau
diminimumkan. Kelompok saham yang menarik perhatian investor dalam membentuk
portofolio optimal adalah saham-saham kelompok Indeks LQ-45.Akan tetapi
berdasarkan data harga saham LQ-45 pada tahun 2006-2011 mengalami fluktuasi. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa walaupun saham LQ-45 merupakan saham yang
berkinerja baik akan tetapi tetap mengandung risiko. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan
portofolio optimal dengan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok indeks
LQ-45.
Populasi penelitian ini terdiri atas 45 perusahaan yang sahamnya masuk jajaran
LQ-45.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga
diperoleh 29 perusahaan yang muncul terus menerus selama 36 periode pengamatan
dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011.Analisis hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent Sample T-test bahwa tidak
terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal
berdasarkan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45.
Kata Kunci : Rasionalitas investor, portofolio optimal, LQ-45, model indeks tunggal.
Abstract
Rational investor would certainly expect a high return with low risk of the
investments made. One strategy that is widely used by investors to minimize the risk of
investing in stocks is to form a stock portfolio that is allocated to the various
alternatives shares by way of diversifying or combining shares, so that the overall stock
investment risks can be reduced or minimized. The group attracted the attention of
investors who share in forming the optimal portfolio is stocks LQ-45 index group.
However, based on the stock price data LQ-45 in the year 2006 to 2011 fluctuated. This
indicates that although the LQ-45 stocks are stocks that are performing well but still
risky. The purpose of this study was to determine whether there is rationality of
investors in choosing stocks and determine the optimal portfolio with a single index
model in stocks LQ-45 index group.
19
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
The study population consisted of 45 companies whose shares are entered the
ranks of the LQ-45. Sampling was conducted with a purposive sampling technique to
obtain the 29 companies that appear continuously during the observation period of 36
months starting from the month January to December 2011 Analysis of the results of
hypothesis testing using independent sample t-test that there is no rationality of
investors in choosing stocks and determine optimal portfolio based on a single index
model shares LQ-45 index group.
Keywords: Rationality investor, the optimal portfolio, LQ-45, a single index model.
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh
keuntungantertentu.Motif mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan
kegiatan investasi dengan kegiatan menabung. Menabung dimaksudkan untuk
perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan
mencadangkan sejumlah dana, sedangkan investasi dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan pada masa yang akan datang. Perkembangan pasar modal di Indonesia
memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan
preferensi risiko mereka, sehingga dapat membantu investor dalam memilih alternatif
untuk menanamkan dananya. Pasar modal mempertemukan pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun seperti saham dan
obligasi (Tandelilin, 2010 : 26). Investor yang menanamkan dananya di pasar modal
memerlukan pengetahuan, pengalaman, serta naluri bisnis dalam menganalisis efek atau
surat berharga.
Investor dalam melakukan keputusan investasi selalu dihadapkan pada berbagai
alternatif, misalnya melakukan investasi dengan membeli sekuritas yang berpendapatan
tetap seperti obligasi, deposito, atau melakukan investasi pada pasar modal dengan
membeli saham-saham yang listing di bursa efek. Alternatif mana yang akan dipilih,
tergantung kesediaan investor dalam menerima risiko dari investasi dan tingkat
pengembalian yang diinginkan. Investor akan memperoleh keuntungan apabila hasil
yang sesungguhnya lebih besar dari pada hasil yang diharapkan, tetapi apabila hasil
yang diharapkan lebih besar dari hasil sesungguhnya maka investor akan mengalami
kerugian (Hariyanto, 2008 : 2).
Keputusan investasi pada saham dan surat berharga lainnya akan dihadapkan
pada risiko yang berhubungan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return), oleh karena itu investor akan selalu mencari portofolio optimal (Rahmah, 2007
: 37). Keputusan investasi berhubungan dengan masa yang akan datang serta penuh
ketidakpastian (uncertainty),dikarenakan kegiatan investasi mengandung risiko bagi
investor. Oleh sebab itu pengetahuan tentang risiko investasi merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh investor. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
keputusan investasi adalah return dan risiko yang terkandung dalam setiap alternatif
investasi.
20
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
Strategi yang banyak digunakan investor untuk meminimalkan risiko investasi
saham adalah dengan membentuk portofolio saham yaitu mengalokasikan dana pada
berbagai alternatif investasi saham dengan cara melakukan diversifikasi atau
pengkombinasian saham, sehingga risiko investasi saham secara keseluruhan dapat
dikurangi atau diminimumkan. Untuk memperoleh portofolio yang diinginkan maka
seorang investor harus melakukan analisis yang memberikan return maksimum.
Investor yang rasional tentunya akan mengharapkan suatu tingkat pengembalian
(return) yang semakin tinggi dari investasi yang dilakukannya dengan
mempertimbangkan risiko atau kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tingkat
pengembalian yang akan diperoleh karena unsur ketidakpastian.
Investor berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham
untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Pemilihan portofolio tergantung dari
preferensi risiko para investor itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak
kombinasi saham dalam portofolio, dimana pada akhirnya investor harus mengambil
keputusan portofolio mana yang akan dipilih. Seorang investor yang rasional, tentu akan
memilih portofolio yang optimal (Jogiyanto, 2010 : 309).
Rasionalitas investor ditunjukan oleh minat investor untuk lebih sering
bertransaksi pada saham-saham dengan komposisi portofolio yang memilikireturn
maksimal dengan risiko yang paling minimal, sehingga investor yang rasional akan
memilih portofolio yang optimal.Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih
investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien.
Penentuan portofolio yang optimal merupakan hal yang sangat penting bagi
kalangan investor institusional maupun investor individual. Portofolio yang optimal
akan menghasilkan return yang optimal dengan risiko moderat yang dapat
dipertanggungjawabkan (Rahmah, 2007 : 38). Semakin besar risiko suatu saham,
semakin besar return yang diharapkan, sebaliknya semakin kecil return yang
diharapkan maka akan semakin kecil risiko yang harus ditanggung.
Kelompok saham yang menarik perhatian investor dalam memilih dan
menentukan portofolio optimal adalah saham–saham kelompok Indeks LQ-45. Indeks
LQ-45 menjadi salah satu pilihan bagi investor yang rasional dalam menanamkan
modalnya dikarenakan saham di Indeks LQ-45 merupakan 45 saham yang paling
berkinerja baik dengan tingkat perolehan return yang menarik bagi para investor
(Jogiyanto, 2010 : 87).
Indeks LQ-45, diterbitkan pertama kali pada Februari 1997, merupakan
kapitalisasi pasar tertimbang indeks yang terdiri dari 45 perusahaan paling likuid yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks LQ-45 mencakup setidaknya 70% dari
kapitalisasi pasar saham dan nilai transaksi Pasar Efek Indonesia.Indeks ini diterbitkan
sepanjang jam perdagangan di BEI (idx.com).
Berikut ini adalah tabel yang menunjukan perkembangan hargaIndeks LQ-45
dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011.
Tabel 1.1 Perkembangan HargaIndeks LQ-45
TAHUN
HARGA INDEKS LQ-45
2006
393,11
2007
599,82
2008
270,23
2009
498,29
21
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
2010
661,38
2011
664,43
Sumber : yahoo.finance.com
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa harga Indeks LQ45 mengalami fluktuasi, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam
investasi tersebut terlihat dari harga saham pada tahun 2008 yang mengalami penurunan
cukup drastis. Meskipun saham-saham Indeks LQ-45 merupakan sekumpulan saham
yang berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari
ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga
kalangan investor tetap perlu mempertimbangkanberbagaiketidakpastian yang mungkin
terjadi dan mengantisipasinya.
Untuk melakukanpemilihan saham dan penentuanportofolio optimal dapat
digunakan berbagai alat analisis, diantaranya adalah dengan menggunakan model
indeks tunggal (single indeks model). Model indeks tunggal mendasarkan pemikiran
bahwa tingkat keuntungan suatu saham berkolerasi dengan perubahan pasar (Husnan,
2009 : 103). Model indeks tunggal banyak digunakan sebagai alat analisis untuk
mendapatkan portofolio yang optimal, karena model ini memungkinkan untuk dapat
memberikan return yang optimal.
Salah satu penelitian yang berkaitan dengan rasionalitas investor dalam memilih
saham dan menentukan portofolio optimal dilakukan oleh Hariyanto (2008). Hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat rasionalitas investor dalam pemilihan saham
dan pembentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009, hal ini ditunjukan oleh hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan independent sampel t-test, dimana t hitung untuk frekuensi perdagangan
dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 5,399 dengan
nilai probabilitas 0,000. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, atau
kedua rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio optimal dan
saham bukan kandidat portofolio optimal benar-benar berbeda, yaitu saham kandidat
portofolio optimal memiliki rata-rata frekuensi perdagangan saham yang lebih besar
daripada saham bukan kandidat portofolio optimal.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas bahwa investor yang rasional akan
memilih return yang maksimal dengan risiko tertentu, akan tetapi hal tersebut belum
diketahui secara pasti apakah terdapat rasionalitas investor dalam pemilihan dan
penentuan portofolio optimal. Atas dasar hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan
Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Sahamsaham Kelompok Indeks LQ-45”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah yang akan dibahas dalam penelitian sebagai berikut:
1.
Saham-saham apa saja dan pada proporsi berapa dari saham-saham kelompok
Indeks LQ-45 yang dapat dipilih oleh investor yang rasional menjadi portofolio
optimalberdasarkan model indeks tunggal periode 2011.
22
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
2.
1.3
1.
2.
3.
II.
Apakah terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan
portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal pada saham-saham
kelompok Indeks LQ-45 periode 2011.
Kegunaan
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat :
Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah wawasan dan
pemahaman penulis yang berkaitan dengan rasionalitas investor dalam memilih
saham dan menentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal.
Bagi investor dan calon investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi investor dalam
memilih saham dan menentukan portofolio optimal, khusunya pada saham-saham
kelompok Indeks LQ-45.Sedangkan bagi calon investor, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi calon investor
dalam menginvestasikan modalnya pada financial asset.Terutama dalam memilih
saham dan menentukan portofolio optimal.
Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi
penelitian selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian yang sama namun pada objek atau periode yang berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA
Investasi Saham
Menurut Tandelilin (2010 : 2): “Investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang”.Proses keputusan investasi
merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process) (Tandelilin,
2010 : 12). Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu :
1.
Penentuan tujuan investasi
Tujuan investasi masing-masing investor berbeda-beda tergantung pada investor
yang membuat keputusan tersebut.
2.
Penentuan kebijakan investasi
Penentuan kebijakan investasi dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset
(asset allocation decision).
3.
Pemilihan strategi portofolio
Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan
strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan
informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari
kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas
investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
4.
Pemilihan aset
Tahap pemilihan aset memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin
dimasukan dalam portofolio.
23
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
5.
Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio
dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya
melalui proses benchmarking.
Menurut Rusdin (2006 : 67), “Saham adalah sertifikat yang menunjukan
bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim
atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.
Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
Menurut Tandelilin (2010 : 87), “Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di BEI
dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi
menurut beberapa kriteria pemilihan”.Penggantian saham dilakukan setiap enam
bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus, apabila terdapat saham yang
tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan
Indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Indeks LQ-45 menjadi
salah satu pilihan bagi investor yang rasional dalam menanamkan modalnya
dikarenakan saham di Indeks LQ-45 dapat memberikan tingkat perolehan return yang
menarik bagi para investor.
Rasionalitas Investor
Menurut Tandelilin (2010 : 72),“Investor atau sering disebut juga pemodal
adalah pihak yang menginvestasikan dana pada sekuritas”. Dalam ilmu ekonomi
pada umumnya dan ilmu investasi pada khususnya terdapat asumsi bahwa investor
adalah mahluk yang rasional. Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai
ketidakpastian atau risiko. Menurut Sartono dalam Rusadi (2012 : 1),“Investor yang
rasional akan memilih portofolio yang memberikan return yang maksimal pada tingkat
risiko tertentu atau mendapatkan return tertentu pada tingkat risiko minimal”. Untuk
meminimalisasi risiko, investor dapat mendiversifikasikan investasinya ke dalam
beberapa saham, sehingga dibentuk sebuah portofolio.
Portofolio optimal
Menurut Husnan (2009 : 49), “Portofolio merupakan kumpulan investasi
adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen atau aset investasi yang
disusun untuk mencapai tujuan investasi investor”. Tujuan investor dalam
berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi
yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko
atas investasi yang dilakukannya.
Menurut Tandelilin (2010 : 157), “Portofolio optimal merupakan portofolio
yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan
portofolio efisien”. Portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai
dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko
yang tersedia ditanggungya. Portofolio-portofolio efisien belum berupa portofolio
optimalkarena portofolio efisien itu sendiri hanya mempunyai satu faktor yang baik,
yaitu return ekspektasi atau faktor risikonya,belum terbaik untuk keduanya. Portofolio
optimal merupakan portofolio dengan kombinasi retun ekspektasian dan risiko terbaik.
24
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
Return dan Risiko
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya. Menurut Jogiyanto (2010: 205):
1.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat dibagi
menjadi :
a. Return realisasi (reliazed return), merupakan return yang telah terjadi.
Returndihitung berdasarkan data historis, return realisasian penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
b. Return ekspektasian (expected return), merupakan return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang, Berbeda dengan return
realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum
terjadi.
2.
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima
dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaanya, berarti semakin
besar risko investasi tersebut. Menurut Halim (2005 : 43), risiko dapat dibedakan
menjadi :
a. Risiko sistematis (systematic risk) yang dilambangkan dengan βi merupakan
risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat
mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) yang dilambangkan dengan σei2,
merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,
karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
Model Indeks Tunggal untuk Saham dan Portofolio Saham
Menurut Jogiyanto (2010 : 339), single index model didasarkan pada
pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan harga indeks
pasar.Selanjutnya menurut Husnan (2009 : 104),single index model dapat diringkas
berdasarkan asumsi-asumsi berikut:
1.
Indeks pasar tidak berkorelasi (berhubungan) dengan kesalahan residu :
E[ei. (Rm- E (Rm))]. = 0
2.
Sekuritas hanya dipengaruhi oleh pasar :
E(ei. ej) = 0, yaitu kesalahan residu dari saham ke i tidak berkorelasi dengan
kesalahan residu ke j untuk semua nilai dari i dan j.
Asumsi-asumsi dalam model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa
saham-saham bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar melainkan karena
bereaksi terhadap indeks pasar (Jogiyanto, 2010 : 344).
Dalam single index model ini, perhitungan untuk menentukan portofolio
optimal akan memudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat
menentukan apakah suatu saham dapat dimasukan ke dalam portofolio optimal tersebut.
Angka tersebut adalah rasio antara excess return dengan beta (excess return to beta
ratio) sebagai berikut (Jogiyanto, 2010 : 361):
ERBi = E(Ri) – RBR.βi
25
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
Dimana :
E(Ri) = Expected return saham ke i
RBR= Return bebas risiko
βi = Beta saham i
Excess return didefinisikan sebagai selisih expected return dengan return aktiva
bebas risiko (risk free or return). Excess return to betaberarti mengukur kelebihan
return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifiksikan, yang diukur
dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukan hubungan antara dua faktor penentu
investasi, yaitu return dan risiko.
Portofolio optimal berisikan dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio
ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukan
dalam portofolio optimal tersebut. Dengan demikian sebuah titik pembatas (cut-off
point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Besarnya titik
pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah-langkah berikut ini:
1.
Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar kedalam nilai ERB
terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk
dimasukan ke portofolio optimal.
2.
Hitung nilai Ai dan Bi, untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut:
Ai = [(Ri) - Rf]β ; Bi = βi2
σei2
σei2
Ai dan Bi, merupakan langkah dalam penentuan nilai cut of point berdasarkan nilai
tingkat pengembalian expektasi individual, rata-rata tingkat suku bunga bebas
risiko, dan masing-masing sekuritas. Notasi :σei2= varian dari kesalahan residu
sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematis.
3.
Hitunglah nilai Ci, dan Ci adalah nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari
kumulasi nilai-nilai A1 sampai Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi.
4.
Besarnya cut-off point (C*) adalah Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih
besar dari nilai Ci.
5.
Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas
yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*.
Sekuritas-sekuritas yang mempunyai niali ERB lebih kecil dengan nilai ERB titik
C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.
III. METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian terdiri dari 45 saham-saham kelompok Indeks LQ-45.Dalam
penelitian
ini,
teknik
sampling
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling.Pertimbangan dalam purposive sampling penelitian ini adalah kelompok
saham-saham LQ-45 periode 2009-2011. Berikut ini beberapa kriteria dalam
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang sahamnya masuk
kedalam kelompok saham-saham LQ-45 pada tahun 2009 sampai 2011.
2.
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan aktif selama 3 tahun dalam
kelompok saham-saham LQ-45.
26
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan
(emiten).
Analisis Data
1. Pembentukan Portofolio Optimal
a. Menentukan data input
Return saham individu
୔ ି୔
Rit = ೟୔ ೟ష భ
೟ష భ
Dimana:
Rit=Return harga saham individu i pada periode t
Pt= Harga saham pada periode t
Pt-1= Harga saham pada periode t-1
Return pasar pada periode t dihitung sebagai berikut (Jogiyanto,2010:340) :
୍ୌ ୗୋ ି୍ୌ ୗୋ
RM.T = ୍ୌ೟ୗୋ ೟ష భ
೟ష భ
Dimana :
RM.T
= Return pasar periode ke t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode ke t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan ke t-1
t
= Waktu diukur dalam bulan
Expected return
௡
E(R݅) = ෍ R ୧୨. p୨
୨ୀଵ
Dimana :
Rij = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i
Pj= probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i)
Risk free rate
Data SBI ini digunakan sebagai proxy return aktiva bebas risiko (risk free rate of
return).
ୗ୆୍೟ିୗ୆୍೟షభ
Rf = ୗ୆୍
೟ష భ
Apabila, E(Ri) ≥ Rf maka saham individu i terpilih kedalam proses
selanjutnya,sebaliknya jika E(Ri) ≤ Rf, maka saham individu i tidak terpilih
kedalam proses selanjutnya.
b. Menentukan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis
Risiko sistematis diukur dengan β diperoleh dengan meregresikan return saham
individu (Rit) terhadap return pasar (Rmt) dengan persamaan regresi sebagai
berikut (Jogiyanto, 2010 : 341):
Rit = αi + βi . Rmt + ei
ei merupakan residual error (error ke i) dimana varians ei (σei2) digunakan untuk
mengukur risiko tidak sistematis dengan rumus :
27
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
σ௘௜ଶ=σ୧ଶ − β୧ଶ. σ୫ ଶ
Seleksi berikutnya dilakukan pada βi yaitu bilaβi > 0 maka saham tersebut terpilih
dan disertakan dalam proses analisis salanjutnya dan sebaliknya bila βi ≤ 0 maka
saham tersebut tidak terpilih.
c. Meranking peringkat saham berdasarkan Expected Return to Beta (ERB) terbesar
ke ERB terkecil (Jogiyanto, 2010 : 362) :
୉(ୖ୧)ିୖ ూ
ERB =
ஒ
೔
Dimana :
E(Ri) = Expected return saham ke-i
Rf
= Return bebas risiko
βi
= Beta saham i
d. Menentukan Cut off Point
Cut off point saham i (Ci*) adalah titik pembatas yang menentukan batas nilai
expected return to beta (ERB) mana yang dikatakan tinggi.
Besarnya cut off Point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih
lebih besar dari nilai Ci yang besar (Jogiyanto, 2010 : 364) :
σ୫ మ ∑୧୨ୀଵ A୨
c୧ =
1 + σ୫ మ ∑୧୨ୀଵ B୨
Dimana:
Ai =
[(ୖ ౟)ିୖ୤]ஒ
஢ୣ୧ଶ
ஒ೔మ
Bi = ஢ୣ୧ଶ
Aj dan Bj merupakan akumulasi nilai dari Ai dan Bi
Portofolio optimal akan berisi saham yang memiliki nilai rasio ERB yang tinggi,
sedangkan saham yang memiliki nilai rasio ERB yang rendah tidak dimasukan
dalam portofolio optimal.
e. Menentukan proporsi dana masing-masing saham (Jogiyanto, 2010 : 366) :
୞
Xi = ∑౤ ౟୞
ఉ೔
Zi = ஢
ౠసభ ౠ
౛౟మ
(
ୖ ౟ିୖ ౜
ஒ୧
- Ci*)
Dimana :
Xi = Proporsi sekuritas ke i
n = Jumlah sekuritas di portofolio optimal
βi= Beta sekuritas ke i
σei2 = Varian dan kesalahan risidu sekuritas ke-i
ERBi = expected return to beta sekuritas ke i
Ci* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar
Zj= Akumulasi dari nilai
2. Menentukan Rasionalitas Investor
Rasionalitas investor ditentukan dengan cara membandingkan rata-rata frekuensi
perdagangan saham antara saham-saham yang diikutkan dalam portofolio optimal.
Investor dianggap rasional jika rata-rata frekuensi perdagangan saham perusahaan
28
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
yang masuk dalam kandidat portofolio optimal lebih besar daripada saham yang
tidak masuk dalam kandidat portofolio optimal (Lestari dalam Rusadi, 2012).
3. Uji Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
normalitas dengan menggunakan uji one sample kolmogorof-smirnov test. Dengan
uji ini data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi
normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik
parametrik. Metode statistik parametrik yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata
untuk sample independen. Karena jumlah sampel yang diteliti kecil/kurang dari 30,
maka menggunakan uji independent sample T-test. Jika dari uji normalitas data
diperoleh hasil bahwa data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan statistik non parametrik, dalam hal ini menggunakan
uji mann-whitney.
IV. HASIL PENELITIAN
4.1 Portofolio Optimal
Dengan menggunakan single indeks model, proses pembentukan portofolio
memerlukan data return saham individu, return pasar (proxy:IHSG) dan return risk free
asset (proxy:SBI), sebagai data input untuk mendapatkan nilai expected return saham
individu E(Ri), risiko sistematis (βi), risiko tidak sisematis (σei2), excess return to beta
E(RB), dan cut off point (Ci). Berikut adalah rangkuman perhitungan dalam
pembentukan portofolio optimal.
Tabel 2. Nilai Return Ekspektasi, Varian residu, Beta Saham, Varian Pasar, Alfa
dan Risiko Tidak Sistematis Masing-masing Saham Kelompok Indeks LQ45 Periode Januari – Desember 2011
NO
KODE
E(Ri)
σi2
Β
β2
σm2
α
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
ADRO
ANTM
AALI
ASII
UNSP
BBCA
BDMN
BMRI
BBNI
BBRI
SMCB
INDY
ITMG
-0,0229
-0,0297
-0,0128
0,0279
-0,02
0,0212
-0,0248
0,0074
0,0026
-0,013
0,0008
-0,0521
-0,0186
0,0149
0,0089
0,0057
0,0046
0,0119
0,0052
0,0048
0,0093
0,0092
0,0362
0,0081
0,0221
0,0084
1,573
1,367
1,152
1,086
1,627
1,087
0,316
1,61
1,587
2,767
1,142
2,108
1,426
2,4743
1,8687
1,3271
1,1794
2,6471
1,1816
0,0999
2,5921
2,5186
7,6563
1,3042
4,4437
2,0335
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
0,0029
-0,0292
-0,0352
-0,0174
0,0236
-0,0265
0,0169
-0,0261
0,001
-0,0037
-0,0241
-0,0038
-0,0605
-0,0243
σei2
0,0077
0,0035
0,0018
0,0011
0,0042
0,0018
0,0045
0,0017
0,0018
0,0138
0,0043
0,0091
0,0025
29
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
14
INTP
0,0103 0,0104
1,264 1,5977 0,0029
0,0052
0,0057
15
INDF
-0,0014 0,0074
1,234 1,5228 0,0029
-0,0063
0,0029
16
ISAT
0,0048 0,0022
0,645
0,416 0,0029
0,0022
0,0009
17
INCO
-0,0288 0,0124
1,344 1,8063 0,0029
-0,0342
0,0072
18
JSMR
0,019
0,0039
0,626 0,3919 0,0029
0,0165
0,0027
19
KLBF
0,0063 0,0056
0,991 0,9821 0,0029
0,0023
0,0027
20
LPKR
0,0052 0,0179
1,518 2,3043 0,0029
-0,0009
0,0111
21
MEDC
-0,0254 0,0038
0,632 0,3994 0,0029
-0,0279
0,0026
22
PGAS
-0,0217 0,011
1,247
1,555 0,0029
-0,0267
0,0065
23
LSIP
-0,0691 0,0605
0,408 0,1665 0,0029
-0,0707
0,06
24
SMGR
0,0215 0,0121
1,419 2,0136 0,0029
0,0158
0,0062
25
PTBA
-0,0203 0,0058
1,345
1,809 0,0029
-0,0257
0,0005
26
TLKM
-0,0095 0,001
-0,029 0,0008 0,0029
-0,0094
0,001
27
TINS
-0,0372 0,0073
1,069 1,1428 0,0029
-0,0415
0,004
28
UNVR
0,0132 0,0051 -0,079 0,0062 0,0029
0,0135
0,0051
29
UNTR
0,0126 0,0089
1,32
1,7424 0,0029
0,0073
0,0038
Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013
Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa saham ADRO, ANTM, BDMN,
INDY, INCO, MEDC, PGAS, LSIP dan TINSadalah saham-saham yang memiliki nilai
E(Ri) lebih rendah dari nilai R(f).Sedangkan Saham TLKM dan UNVR memiliki nilai β
negatif. sehingga saham-saham tersebut tidak terpilih dalam proses perhitungan
portofolio optimal.
Tabel 3.Nilai Excess Return to Beta (ERB), Ai,Bi dan Cut off point (Ci) Masingmasing Saham Kelompok Indeks LQ-45 Periode Januari – Desember 2011
No
KODE
ERB
Ai
Bi
∑Aj
∑Bj
Ci
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JSMR
ASII
ISAT
BBCA
SMGR
KLBF
UNTR
INTP
SMCB
BMRI
LPKR
INDF
0,0639
0,045
0,04
0,0388
0,03
0,0275
0,0255
0,0248
0,0191
0,0176
0,0173
0,0159
9,2101
46,2477
17,7148
25,9246
9,7291
9,9981
11,7099
6,915
5,7863
26,1788
3,573
8,3401
144,1376
1027,0958
442,871
667,7736
324,8391
362,936
460,0304
279,252
303,1182
1484,0818
207,018
525,0883
9,0028
55,2505
72,9653
98,8899
108,6189
118,6172
130,3271
137,2421
143,0284
169,2073
172,7803
181,1204
144,1376
1.171,23
1.614,10
2.281,88
2.606,72
2.969,65
3.429,68
3.708,94
4.012,05
5.496,14
5.703,15
6.228,24
0,0184
0,0364
0,0372
0,0376
0,0368
0,0358
0,0345
0,0339
0,0328
0,029
0,0286
0,0276
30
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
13
BBNI
0,0149
20,5445 1381,5279 201,6649
7.609,77
0,0254
14
AALI
0,0071
5,248
737,28
206,9129
8.347,05
0,0238
15
BBRI
0,0029
1,6041
554,8036 208,5169
8.901,85
0,0226
16
ITMG
0,0017
1,369
813,3904 209,8859
9.715,24
0,0209
17
UNSP
0,0006
0,3874
630,2688 210,2733 10.345,51
0,0197
18
PTBA
0,0005
1,9614
3.768,71
212,2347 14.114,22
0,0147
Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013
Saham-saham diatas diurutkan berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB
terkecil. Selanjutnya membandingkan ERB tersebut dengan cut off pointnya, maka dari
18 saham terdapat 4 saham yang dapat membentuk portofolio optimal, yaitu saham Jasa
Marga, saham Astra International, saham indosat, dan saham Bank Central Asia.
Keempat saham ini memiliki nilai ERB>nilai Ci.
Setelah mengetahui saham-saham yang dapat membentuk portofolio optimal,
maka langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi dana untuk masing-masing
saham portofolio tersebut.
Tabel 4.Proporsi Dana Masing-masing Saham Kelompok Indeks LQ-45
Pembentuk Portofolio Optimal Periode Januari – Desember 2011
NO
KODE
Zi
Xi
1 JSMR
6,0556
0,3922
2 ASII
6,9986
0,4533
3 ISAT
1,6479
0,1067
4 BBCA
0,7372
0,0477
Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya proporsi dana yang di
investasikan pada masing-masing saham di dalam portofolio selama periode Januari Desember 2011 adalah sebagai berikut:
1. JSMR (PT Jasa Marga Tbk) sebesar 39,22%
2. ASII (PT Astra International Tbk) sebesar 45,33%
3. ISAT (PT Indosat Tbk) sebesar 10,67%
4. BBCA (PT Bank Central Asia Tbk) sebesar 4,77%
4.2 Rasionalitas Investor
Tabel di bawah ini adalah hasil uji normalitas data menggunakan KolmogrovSmirnov Test.
31
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RATA-RATA
FREKUENSI
N
Normal
Parameters(a,b)
29
Mean
23235,7955
Std. Deviation
Absolute
Most Extreme
Differences
11975,08920
,167
Positive
Negative
,167
-,100
,901
,392
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013
Uji normalitas data dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, normalitas
data menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,392 berarti data bersifat normal, karena
lebih besar dari 0,05 sehingga uji hipotesis menggunakan uji statistik independent
sampel T-test.
Tabel di bawah ini adalah hasil uji statistik dengan menggunakan Independent
sampel T-test.
Hasil Independent Sample T-test
Independent Sample T-test
(t-test for Equality of Means)
t-test for Equality of Means
t
Df
Sig.
(2taile
d)
Std.
Mean
Error
Differenc Differenc
e
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Kandi
dat
Equal
varianc es
,39
16 ,696 2909,381
assume 8
79
d
Equal
varianc 3,92
es not
,32
,760 2909,381
5
assume 8
79
d
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013
32
Upper
7310,011
18405,913
12
09
12587,14
952
8877,492
27743,057
26
18
21924,29
361
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
Kedua analisis dengan menggunakan t-test untuk asumsi varian sama,
berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa thitung denganequal variances assumed(diasumsi
kedua varians sama) adalah -0,398dengan signifikansi 0,696. Karena signifikansi > 0,05
maka Ho diterima, atau rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham kandidat
portofolio optimal lebih kecil dibandingkan rata-rata (mean) frekuensi perdagangan
saham bukan kandidat portofolio optimal. Dengan demikian, berdasarkan analisis yang
telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat rasionalitas
investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal berdasarkan model
indeks tunggal pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45.
V.
KESIMPULAN
Saham-saham kelompok Indeks LQ-45 dan proporsinya yang membentuk
portofolio optimal selama periode Januari-Desember 2011 berdasarkan model indeks
tunggal adalah 39,22% untuk saham JSMR, 45,33% untuk saham ASII, 10,67% untuk
saham ISAT dan 4,77% untuk saham BBCA.
Untuk menguji apakah terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan
menentukan portofolio optimaldapat menggunakan uji independent sampel Ttest.Analisis hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent Sample T-test.
Pertama melakukan analisis menggunakan F test untuk menguji kesamaan varians.
Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa Fhitung sebesar 0,838 dengan signifikansi sebesar
0,374. Oleh karena 0,374> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
memiliki varian yang sama. Karena tidak ada perbedaan dari kedua varians tersebut,
maka penggunaan varians untuk membandingkan kedua kelompok tersebut
menggunakan t-test dengan dasar equal variances assumed (diasumsi kedua varians
sama).
Kedua analisis dengan menggunakan t-test untuk asumsi varian sama,
berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa thitung denganequal variances assumed (diasumsi
kedua varians sama) adalah -0,398 dengan signifikansi 0,696. Karena signifikansi >
0,05 maka Ho diterima, atau rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham kandidat
portofolio optimal lebih kecil dibandingkan rata-rata (mean) frekuensi perdagangan
saham bukan kandidat portofolio optimal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio
optimal berdasarkan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta, 2010.
Budi, Setya. Rasionalitas Investor Terhadap Pemilihan Saham dan Penentuan
Portofolio Optimal Dengan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Jakarta.
Universitas Diponogoro. Semarang: Tesis yang dipublikasikan, 2002.
Elton, Edwin J And MJ. Gruber.Modern Portofolio Theory and Investment Analysis.
United States of Amerika : Jhon Wiley & Sons New York, 2007.
33
Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35
Halim, Abdul. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2009.
......................Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta : 2005.
Hariyanto.Analisis Rasionalitas Investor Dalam Memilih Saham dan Penentuan
Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal. Universitas
Muhammadiyah, Surakarta : Tesis yang Dipublikasikan, 2008.
Harjito dan Martono.Manajemen Keuangan.Yogyakarta : EKONISIA, 2010.
Husnan, Suad. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta : Unit Penerbit
dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2009.
Jogiyanto.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta : BPFE,
2010.
Purnama, Kurniawan. Analisis Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Model
Indeks Tunggal dan Rasionalitas Investor Dalam Pemilihan Saham.
Universitas Diponogoro. Semarang : Tesis yang Dipublikasikan, 2001.
Rahmah, Aini Nunung. Analisis Risiko Investasi Saham pada Portofolio Optimal
Menggunakan Model Indeks Tunggal.UNJANI.Cimahi : Jurnal Ekonomi
Manajemen dan Akuntansi, 2007.
Rusadi, Dwi Melia. Analisis Rasionalitas Investor Dalam Pemilihan Saham dan
Penentuan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal pada
Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ-45 di BEI Tahun 2007-2009.
Universitas Muhammadiyah. Surakarta : Tesis yang Dipublikasikan, 2012.
Rusdin. Pasar Modal. ALFABETA, Bandung : 2006.
Sanusi, Anwar. Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta : 2011.
Septyarini.Analisis Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada
Saham LQ-45. Universitas Gunadarma. Depok : Tesis yang Dipublikasikan,
2009.
Sembiring, Ferikawita Magdalena. Pembentukan Portofolio Optimal dari SahamSaham yang Diperkirakan Memiliki Kinerja Unggul pada Tahun
2012.Cimahi : Jurnal Kartika Wijaya Kusuma, Vol. 20, No.1, 2012.
Soeratno dan Arsyad.Metodologi Penelitian. Yogyakarta : AMP YKPN, 2008.
Sugiama, Gima.A. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Edisi Pertama, Bandung :
Guardaya Intimarta, 2008.
34
Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal
Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45
Sugiyono.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA, 2008.
Sunariyah.Pengantar pengetahuan pasar modal.Yogyakarta : sekolah tinggi ilmu
manajemen YKPN, 2006.
Sutrisno.Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta :
EKONISIA, 2009.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi :Teori dan Aplikasi. Edisi Kelima,
Yogyakarta : Kanisius, 2010.
Yuniarti, Sari. Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Perbankan Dengan
Menggunakan Model Indeks Tunggal.Malang : Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 14, No.3, 2007.
www.idx.com
www.yahoo.finance.com
www.britama.com
www.google.com
BIODATA
Esi Fitriani Komara,SEadalah dosen SPKA Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Achmad Yani.
35
Download