Rasio perputaran aset perusahaan Trimble yaitu

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kewirausahaan III
Laporan keuangan
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Fasilkom
Fikom
Sistem Informasi
Penyiaran
01
Kode MK
Disusun Oleh
90025
Maulida Khiatuddin, SE, DEA
Abstract
Kompetensi
Perusahaan tumbuh dan berkembang
seiring dengan bertambahnya
permintaan. Konsekuensi yang akan
terjadi terhadap berbagai aspek
pengelolaan usaha, termasuk terhadap
kondisi keuangannya.
Mahasiswa dapat memahami laporan
keuangan dan bagaimana konsekuensi
langkah-langkah strategis
pengembangan usaha terhadap laporan
keuangan
Pembahasan
Modul 1
Laporan Keuangan
Setelah belajar menciptakan usaha dalam mata kuliah Kewirausahaan I, dan mengelola usaha kecil (perusahaan
pemula) dalam Kewirausahaan II, dalam Kewirausahaan III fokus diarahkan pada pertumbuhan dan
pengembangan usaha.
Ibaratnya, kalau dalam KWU I kita mengemudi pesawat supaya berhasil tinggal landas. Dalam KWU II kita
mengendalikan terus pesawat itu di udara supaya sampai dan berhasil mendarat dengan selamat di tempat
tujuan. Dan, dalam KWU III kita berusaha menerbangkan lagi pesawat yang sama untuk mencapai tujuan lain,
sehingga wilayah jelajah semakin luas.
1.1 Perubahan yang dialami perusahaan setelah diluncurkan
Setelah diluncurkan, sebagian perusahaan gagal dan sebagian lagi masih dapat meneruskan operasinya. Yang
gagal dapat disebabkan karena tidak berhasil mendapatkan keuntungan sehingga terpaksa ditutup; atau tidak
berhasil mencapai titik impas (kembali modal) sehingga ditutup secara sukarela (kalau diteruskan titik impas
mungkin akan dapat dicapai dalam periode mendatang).
Gbr 1.1. Perkembagan perusahaan setelah diluncurkan
Sedangkan yang berhasil dapat tumbuh dan berkembang terus atau berada terus dalam ukuran yang sama
sebagai perusahaan gaya hidup atau perusahaan keluarga.
Setelah berhasil menjalankan usaha, pemilik perusahaan memiliki pilihan : 1) menjual; 2) mempertahankan ; 3)
menumbuhkannya (lihat Gbr 1.2)
2015
2
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gbr 1.2 Pilihan-pilihan bagi perusahaan dan pemilik-pendiri setelah usaha diluncurkan



Kalau pilihannya menjual, pemilik-pendiri dapat : 1) masih berada dalam perusahaan sebagai
pegawai/manajer; 2) Memulai mendirikan perusahaan lain; 3) Mencari pekerjaan lain.
Kalau pilihannya mempertahankan, pemilik-pendiri dapat : 1) menjadi manajer ; 2) meninggalkan
manajemen sehari-hari (dengan mendelegasikan wewenang kepada manajer).
Kalau pilihannya menumbuh kembangkan, pemilik-pendiri dapat: 1) menjadi pemimpin berjiwa
wirausaha; 2) Mengambil kedudukan yang lain dalam perusahaan; 3) meninggalkan manajemen seharihari.
1.2 Tahap-tahap perkembangan perusahaan
Dilihat secara kronologis, perusahaan yang diluncurkan mengalami beberapa fase dalam proses menuju
kestabilan, tumbuh dan berkembang (Lihat tabel 1.1).
1.2.1 Fase awal
2015
•
Dalam tahap awal usaha kecil baru, penekanan ditujukan terutama untuk kelangsungan hidup
dan mencapai titik impas (kembali modal) sebelum modal kerja habis.
•
Tujuan pendiri-wirausahawan adalah untuk mengurangi keterdedahan (exposure) keuangan
pribadi dan juga keinginan mencapai dan mewujudkan sesuatu.
•
Kecenderungan pada tahap ini adalah menerima keuntungan seberapa saja, walaupun kecil, dalam
rangka menutupi biaya tetap. Perusahaan dapat mengalami persoalan untuk mendapatkan laba
yang memadai.
•
Keputusan manajemen umumnya bersifat operasional dengan dasar supaya mendapatkan
pengembalian modal dalam jangka pendek. Pemikiran strategis sedikit atau tidak ada.
•
Karena belum memiliki staf/pegawai, pemilik yang juga merangkap manajer berkerja dalam waktu
yang panjang dan dapat mengakibatkan kinerja perusahaan tidak optimal, karena segala urusan
dikerjakan sendiri.
3
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 1.1 Tahap-tahap perkembangan sebuah perusahaan dan proses pengambilan keputusan
Fase
Durasi
Tujuan usaha
Pemula
6 hingga 3 tahun
Kestabilan relatif
1 hingga 2 tahun
Tumbuh dan
berkembang
Berlangsung dari saat
ini hingga ke masa
depan
Mencapai titik impas sebelum
modal habis
Konsolidasi
Tinjauan dan perbaikan proses
operasi
Perluasan yang terencana
untuk meningkatkan pangsa
pasar, penjualan dan laba
Pertumbuhan modal
Proses pembuatan
keputusan
Operasional
Fokus jangka pendek
Peralihan dari operasional
ke taktis
Strategi belum banyak
Terutama strategis dan
taktis
Keputusan operasional
semakin didelegasikan
ketika usaha tumbuh
1.2.2 Fase kestabilan relatif
•
Begitu titik impas terlewati, pemilik yang merangkap manajer lega. Sekarang muncul saat kestabilan
dan konsolidasi dalam usaha. Kebanyakan wirausahawan yang bersemangat akan berupaya
untuk tumbuh lebih besar lagi.
•
Peninjauan ulang proses usaha pada tingkat operasional.
•
Pemilik-manajer sangat peduli untuk meningkatkan laba, mengurangi biaya operasi dan
pemborosan, dan mampu menentukan mana pelanggan yang perlu dipertahankan dan mana yang
harus ditolak.
•
Penekanan terhadap kelangsungan hidup berkurang, tetapi lebih ditekankan pada peningkatan laba
dan pengurangan keterdedahan terhadap keuangan pribadi.
•
Pemilik-manajer berusaha memaksimalkan pengembalian dari modal yang diinvestasikan,
ditambah dengan premi (jumlah lebih) sebagai imbalan dari upaya pribadi yang dihabiskan untuk
melakukan usaha.
•
Fokus juga ditekankan pada pemuasan kebutuhan pelanggan untuk menjamin dapat
dipertahankannya pelanggan, dan juga pada peningkatan mutu barang dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan.
•
Fokus juga beralih pelan-pelan dari pemikiran operasional ke taktis. Tetapi ketika keinginan
tumbuh dan berkembang muncul, pemikiran juga beralih ke strategis.
•
Pada tahap ini ada pemilik-manajer yang merasa nyaman (zona nyaman), terutama yang
keuangannya stabil, sehingga ada yang memilih untuk tidak tumbuh dan berkembang, (cukup
apa adanya). Pemilik pendiri mempertahankan usahanya sebagai perusahaan perusahaan gaya hidup
atu perusahaan keluarga.
1.2.3 Fase tumbuh dan berkembang
•
2015
Fase ini meliputi ekspansi yang terencana untuk meningkatkan pangsa pasar, penjualan, laba
dan modal.
4
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Seiring dengan bertambahnya SDM melalui perekrutan baru, terjadilah perubahan dalam praktek
manajemen yaitu meningkatnya pendelegasian wewenang dari pemilik-pendiri kepada manajer
bawahannya.
•
Pembuatan keputusan oleh pemilik-manajer semakin bersifat strategis dan taktis. Keputusan
yang bersifat operasional semakin didelegasikan kepada manajer yang berada di bawahnya.
•
Dalam fase ini sangat diperlukan adanya perubahan budaya UKM dan sikap pemilik-manajer
untuk bergeser dari hanya membuat keputusan taktis dan operasional sehari-hari ke arah
perencanaan strategis untuk usaha di masa mendatang.
1.3 Keputusan strategis vs taktis vs operasional
Contoh keputusan bersifat strategis (implikasi jangka panjang dan keberadaan perusahaan)
•
Tinjauan ulang usaha
•
Mengembangkan rencana usaha
•
Rencana untuk meningkatkan pejualan dan pemasaran
•
Eksplorasi pasar di luar negeri
•
Membuat perubahan untuk meningkatkan usaha
•
Rencana untuk meningkatkan keuangan usaha
•
Tinjauan ulang keadaan staf, dll.
Contoh keputusan bersifat taktis (implikasi jangka pendek dan menengah)
•
Menjaga pelanggan
•
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan
•
Mendapatkan tempat yang bagus untuk berusaha.
•
Membagun situs untuk perdagangan-e
•
Berupaya supaya pelanggan membayar lebih cepat
•
Menilai resiko di tempat kerja, dll.
Contoh keputusan bersifat operasional (sehari-hari)
2015
•
Menjual produk kepada pelanggan
•
Melayani keluhan pelanggan
5
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Memilih dan menggunakan program komputer
•
Meningkatkan pengelolaan waktu dan keahlian pendelegasian
•
Membantu staff untuk belajar hal baru
•
Memindahkan staf ke tugas lain atau memberhentikannya dari tugas tersebut, dll.
1.4 Pertumbuhan perusahaan
•
Perusahaan tumbuh karena semakin bertambahnya permintaan terhadap produknya. Dari waktu
ke waktu penjualan yang berhasil dilakukan semakin besar.
•
Pemilik perlu menambah tenaga kerja, peralatan modal, perluasan tempat usaha, dan
aset-aset lainnya.
•
Untuk keperluan tersebut perusahaan perlu mencari tambahan dana misalnya dengan
meminjam (menambah hutang) atau menginjeksikan modal tambahan.
•
Tanpa upaya menambah aset, UKM tidak mampu melayani pertambahan permintaan dan
ukuranya tetap saja kecil seperti ketika didirikan.
1.5 Perkembangan perusahaan
•
Sering terjadi perusahaan juga berusaha secara proaktif memperluas pasar (mencari
pelanggan baru, memperkenalkan produk baru, memasuki kawasan geografis lain, memasuki
usaha baru, dll.).
•
Dengan cara ini perusahaan berkembang baik dalam kawasan geografis dalam satu negara
atau ke luar negeri. Ini adalah langkah awal internasionalisasi untuk menjadi
perusahaan multinasional atau global.
1.6 Keputusan keuangan yang dihadapi perusahaan
Ketika perusahaan tumbuh dan berkembang, hal-hal yang perlu dipertanyakan yang menyangkut dengan
keuangan a.l. yaitu:
2015
•
Apakah investasi akan berhasil?
•
Dari mana dana untuk membiayai investasi berasal ?
•
Apakah perusahaan memiliki kas (dana tunai) yang cukup atau akses ke kas - misalnya
pinjaman dari bank - untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari?
•
Pelanggan mana yang perlu diberikan kredit, dan berapa besar yang perlu ditawarkan?
•
Seberapa banyak seharusnya persediaan dipegang?
•
Apakah penggabungan (merger) dan pengambilalihan (akuisisi) dapat dilaksanakan?
6
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Bagaimana seharusnya aliran kas didistribusikan? Apa kebijakan dividen yang optimal?
(Berapa yang dibagi dan berapa yang tinggal dalam perusahaan).
1.7 Indikator keuangan yang perlu dicek secara rutin
•
Laporan keuangan berfungsi seperti instrumen yang ada di papan kendali kemudi
untuk melihat seberapa baik kenderaan berfungsi seperti yang diharapkan.
•
Laporan keuangan adalah alat untuk melihat apakah perusahaan berjalan secara sehat.
1.7.1 Indikator yang perlu dicek setiap hari.
•
Saldo kas harian
•
Saldo kas di bank
•
Jumlah penjualan dan penerimaan dalam bentuk kas.
•
Catatan setiap masalah yang berkaitan dengan penagihan (pengumpulan) kas dari penjualan
secara kredit
•
Catatan setiap pengeluaran uang.
1.7.2 Indikator yang perlu diperhatikan setiap minggu
•
Arus kas. Perbaharui tabel catatan penerimaan dan pengeluaran reguler. Upaya ini akan
membantu untuk melihat apa yang terjadi di dalam perusahaan dan membantu mengatasi
masalah kekurangan kas.
•
Piutang jangka pendek. Perlu diperhatikan, khususnya yang pelunasannya terlambat.
•
Hutang jangka pendek. Diperhatikan potongan yang ditawarkan, apabila dilunasi sebelum jatuh
tempo.
•
Upah/ gaji. Hitung jam yang terakumulasi dan upah yang terhutang.
•
Pajak. Catat kapan pajak jatuh tempo, dan laporan apa yang dibutuhkan.
1.7.3 Indikator yang perlu diperhatikan setiap bulan
2015
•
Jika digunakan jasa akuntansi dari luar, sediakan catatan penerimaan, pengeluaran, laporan
rekening bank, dan jurnal.
•
Kaji ulang laporan laba rugi
•
Kaji neraca
7
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Rekonsiliasi rekening cek (di bank, mencocokkan antara cek yang keluar dengan kas)
•
Hitung rekening kas kecil
•
Kaji keperluan pembayaran pajak dan buat deposit.
•
Kaji piutang dan umur piutang.
1.8 Analisa laporan keuangan
•
Pemilik perusahaan perlu mengetahui dampak keuangan (positif atau negatif) dari setiap
keputusan manajemen, mengingat dampak dari keputusan tersebut suatu saat akan
mempengaruhi laporan keuangan perusahaan ( laba atau rugi). Semakin cepat dampak tersebut
diketahui, semakin baik, guna menghindari masalah yang lebih parah atau untuk mempercepat
penyelesaiannya.
•
Laporan keuangan perlu dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang rinci
tentang kinerja perusahaan.
•
Hasil analisa tersebut dibandingkan dengan periode sebelumnya untuk melihat sejauh mana
kemajuan telah dibuat.
•
Atau dibandingkan dengan kinerja rata-rata industri (perusahaan yang bergerak dalam bidang yang
sama) untuk melihat sejauh mana perusahaan memiliki keunggulan dibandingkan dengan
para pesaingnya.
1.8.1 Empat isu dari laporan keuangan
Ada 4 isu penting yang perlu dikaji dari laporan keuangan yaitu :
1. Dapatkah perusahaan membayar tagihan ketika jatuh tempo? Apakah perusahaan memiliki
kapasitas untuk memenuhi komitmen keuangan jangka pendek (kurang dari satu tahun)?
2. Apakah usaha tersebut dapat memberikan tingkat pengembalian yang bagus terhadap
aset?
3. Berapa banyak hutang yang digunakan oleh perusahaan, dibandingkan dengan
pembiayaan melalui modal?
4. Apakah pemilik memperoleh tingkat pengembalian modal yang baik terhadap investasi
modal mereka, ke dalam perusahaan?
Contoh rasio keuangan
2015
8
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Laporan keuangan Trimble & Associates Leasing, Inc.
Laporan Laba Rugi , tahun 2007
Catatan laba rugi
Sales : penjualan
Cost of good sold: Harga pokok penjualan
Gross profit on sales : laba kotor dari penjualan
Operating expenses: pengeluaran (biaya) operasi
Marketing expense : pengeluaran pemasaran
General and administrative expense : pengeluaran
umum dan administrasi
2015
9
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Depreciation expense :
pengeluaran depresiasi
Total operating expense : pengeluaran operasi total
Operating income : penghasilan operasi
Interest expense : pengeluaran bunga
Earning before taxes : pendapatan sebelum pajak
Income tax : pajak penghasilan
Net income : penghasilan bersih (laba bersih)
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Trimble & Associates Leasing, Inc
Neraca pada tanggal 31 Des 2007
Catatan neraca
Current asset :aset lancar
Account receivable : piutang
Inventories : persediaan /stok
Fixed asset : aset tetap
Debt (liabilities) : hutang (kewajiban)
Current liabilities : kewajiban (hutang ) lancar
Account payable : hutang (dari pembelian)
1.8.2
Short-term notes : hutang jangka pendek
Long term debt : hutang jangka panjang
Owner’s equity : modal pemilik
Common stock : saham biasa
Retained earning : pendapatan yang ditahan (dividen
yang tidak dibagikan)
Total ownership equity : modal yang dimiliki total
Dapatkah perusahaan membayar hutang ketika jatuh tempo ?
Pertanyaan dijawab dengan dua cara :
1.) Dengan cara membandingkan aset perusahaan yang jenisnya relatif cair (mudah diuangkan) dengan
hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek, yaitu :
Rasio lancar = Aset lancar/Hutang lancar
= USD 350.000/ USD 100.000 = 3,5
Aset lancar perusahaan dapat menutupi 3,5 kali lipat hutang lancarnya. Menurut kebiasaan, nilai 2,7
merupakan rata-rata perusahaan yang berada dalam industri yang sama. Indikator ini bagi perusahaan Trimble
& Associates Leasing berada di atas rata-rata industri.
2015
10
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.) Dengan cara melihat kecepatan aset lancar terutama piutang dan persediaan yang berhasil
diubah menjadi kas. Melalui cara ini dapat dilihat sejauh mana kecepatan perusahaan menagih piutang dan
mengubahnya menjadi kas.
Kalau dianggap semua penjualan adalah secara kredit maka:
Perputaran piutang
= Penjualan secara kredit / Piutang
= USD 850.000/USD 80.000
= 10,63 hari.
Kecepatan mengubah piutang menjadi kas adalah 10,63 hari. Semakin cepat indikator ini semakin
baik, artinya semakin cepat penagihan piutang yang dilakukan. Rata-rata industri adalah 10,4 hari. Jadi,
perusahaan Trimble setara dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Untuk melihat kemampuan perusahaan mengubah persedian menjadi kas, digunakan rumus :
Perputaran persediaan = Biaya pokok penjualan / Persediaan
= USD 550.000/ USD 220.000 = 2,50
•
Rata-rata industri adalah 4,0. Ini berarti perusahaan Trimble terlalu banyak menyimpan
persediaan. Perusahaan Trimble hanya menciptakan USD 2,5 untuk setiap USD 1 persediaan,
sedangkan perusahaan lain dalam industri mampu menciptakan USD 4 untuk setiap USD 1
persediaan. Persediaan yang tidak bergerak cepat, menandakan penggunaan aset yang kurang
maksimal.
1.8.3 Apakah usaha mendatangkan pengembalian yang baik terhadap asetnya ?
Pemilik perusahaan dan investor ingin mengetahui apakah laba operasi cukup dibandingkan dengan
aset yang diinvestasikan di dalam perusahaan. Rumusnya yaitu:
Pengembalian terhadap aset = penghasilan operasi / aset total
= USD 100.000/USD 920.000 = 0,1087 = 10,87%
Kinerja Trimble berada di bawah rata-rata industri yaitu 13,2%. Setiap USD 1 aset yang diinvestasikan,
perusahaan Trimble menciptakan pengembalian modal yang lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan lain dalam industri.
Pemilik Trimble ingin mengetahui lebih mendalam mengapa kinerja Trimble lebih rendah dari perusahan
lain. Indikator pengembalian terhadap aset, dibagi ke dalam dua komponen : (1) margin laba operasi
(operating profit margin); (2) perputaran aset total (total asset turnover).
2015
11
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Margin laba operasi = Laba operasi / penjualan
Persamaan ini menunjukkan sebaik mana perusahaan mengelola operasinya, seperti yang terungkap
dari laporan laba rugi.
Kinerja perusahaan Trimble lebih kurang sama dengan rata-rata industri yaitu 11,0%.
Ada lima faktor (kekuatan pendorong) yang mempengaruhi margin laba operasi, dan akhirnya
pengembalian terhadap aset.
1. Jumlah unit produk yang dijual (volume)
2. Harga rata-rata per unit produk (harga penjualan)
3. Biaya fabrikasi atau biaya perolehan produk (harga pokok penjualan)
4. Kemampuan mengendalikan biaya umum dan administrasi (pengeluaran [biaya] operasi)
5. Kemampuan mengendalikan biaya pemasaran dan distribusi (pengeluaran [biaya] operasi).
Komponen kedua dari pengembalian terhadap aset adalah perputaran aset total, yang menunjukkan
sejauh mana manajemen menggunakan secara efisien aset perusahaan untuk menciptakan
penjualan, seperti ditunjukkan dalam neraca.
Jika Perusahaan A dapat menciptakan penjualan USD 3 untuk setiap USD 1 aset, sementara Perusahaan B
hanya dapat menciptakan USD 2 untuk setiap USD 1 aset, maka Perusahaan A menggunakan asetnya
lebih produktif dari Perusahaan B.
Perputaran aset total adalah penentu utama dalam pengembalian terhadap aset (atau pengembalian
terhadap investasi)
Untuk perusahaan Trimble, perputaran aset total (total asset turnover) adalah :
Kebiasaan yang berlangsung dalam industri adalah 1,20. Jadi Trimble hanya dapat menciptakan USD 0,92
dari setiap USD 1 aset, sedangkan perusahaan lain mampu menciptakan USD 1,2 untuk setiap USD 1 aset.
Akhirnya, diperoleh nilai pengembalian terhadap aset perusahaan Trimble yaitu 10,82%
2015
12
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sementara itu, pengembalian terhadap aset di perusahaan-perusahaan dalam industri mencapai 13,2%.
Jadi, kinerja Trimble lebih rendah dari rata-rata industri.
Gbr. 1.3 Langkah-langkah menghitung tingkat pengembalian terhadap aset
•
Dalam hal persaingan, (menekan biaya dan pengeluaran relatif terhadap penjualan) Trimble setara
dengan perusahaan lain, dimana margin laba operasi adalah 11,78 % vs 11,0%.
•
Namun, dalam hal perputaran aset, Trimble tidak dapat menggunakan aset secara efisien, kinerja
Trimble lebih buruk, yaitu 0,92 vs 1,20.
•
Akhirnya, indikator di atas berimbas pada pengembalian terhadap aset yaitu 10,82% vs 13,2%.
Kinerja yang rendah dalam hal perputaran aset tersebut dianalisa lagi dengan melihat aset mana yang
menjadi sumber ketidakefisienan.
Satu lagi indikator yang digunakan yaitu perputaran aset tetap (fixed asset turnover) yang mengukur
hubungan antara penjualan dan aset tetap.
Perputaran aset tetap = Penjualan/ aset tetap netto
2015
13
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rasio perputaran aset perusahaan Trimble yaitu :
•
Data ini menunjukkan bahwa Trimble kurang efisien dalam penggunaan aset untuk menciptakan
penjualan (persediaan terlalu banyak dan investasi berlebihan dalam aset tetap).
1.8.4 Berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai aset?
Penggunaan hutang (pengungkit keuangan/ financial leverage) dapat meningkatkan tingkat pengembalian
modal terhadap modal pemilik.
Namun, penggunaan hutang akan beresiko pada kemampuan membayar bunga dan cicilan pembayaran
hutang.
Indikator yang digunakan adalah :
Rasio hutang = Hutang total/ aset
= USD 300.000/USD 920.000 = 0,33=33%
Untuk Trimble, ini berarti bahwa 33% dari aset dibiayai dengan hutang. Sedangkan industri secara ratarata mencapai 40%.
Karena berhutang, perusahaan harus membayar bunga. Kemampuan pembayaran bunga dengan laba
operasi perusahaan, dapat dilihat dengan :
Rasio kelipatan bunga (times interest earned) = Penghasilan operasi / pengeluaran bunga
= USD 100.000/USD 20.000 = 5,0
Yang menunjukkan penghasilan operasi perusahaan Trimble lima kali lipat lebih besar dari jumlah
pembayaran bunga.
Kebiasaan yang berlaku dalam industri adalah 4,0. Jadi perusahaan Trimble memiliki kemampuan lebih baik
dalam hal pembayaran bunga. Indikator ini juga menunjukkan kapasitas berhutang sebuah perusahaan
(semakin kecil semakin memburuk).
1.8.5. Apakah pemilik perusahaan mendapatkan pengembalian yang baik terhadap investasi modal mereka?
Pemilik perusahaan (pemilik saham) juga ingin melihat apakah pendapatan perusahaan yang diperuntukkan
untuk pemiliknya menarik jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Indikator yang digunakan yaitu :
Pengembalian terhadap modal pemilik = Penghasilan bersih / Modal pemilik
2015
14
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
= USD 60.000 / USD 620.000
= 0,097 atau 9,7%
Kebiasaan dalam industri adalah 12,5%. Jadi pemilik Perusahaan Trimble tidak memiliki tingkat
pengembalian yang memadai terhadap modal yang diinvestasikan dibandingkan dengan perusahaan
lain.
Gbr 1.4 Langkah untuk menghitung tingkat pengembalian terhadap modal pemilik
Catatan kritis
2015
•
Laporan keuangan adalah catatan keuangan yang menggambarkan masa lalu (sudah terlewati)
yang sering hanya sedikit dapat memperkirakan masa depan.
•
Indikator yang muncul dari laporan keuangan dapat digunakan untuk memperbaiki keadaan dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama.
•
Untuk keberhasilan usaha, juga dibutuhkan visi ke depan kemana usaha akan diarahkan.
15
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
2015
•
Barringer, B.R., dan Ireland, R.D., 2012, Entrepreneurship: Succesfully
Launching New Ventures, 4th ed., Pearson, Boston.
•
Bygrave, W. dan Zacharakis, A., 2011, Entrepreneurship, 2nd ed., Wiley, New
York.
•
Mellor, R., dkk., 2009, Entrepreneurship for Everyone : A Student Textbook,
Sage, London.
•
Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto, S.K., dan Maman Faturohman, 2007,
Kewirausahaan : Membangun Usaha Sukses sejak Usia Dini, Salemba Empat
dan Universitas Mercu Buana, Jakarta.
16
Kewirausahaan III
Maulida Khiatudd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download