Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan Oleh: Pdt. Eric Chang,Gereja Central CDC Hongkong Bagian keempat dan terakhir dari satu seri khotbah yang terpusat pada 2 Korintus 12:9 "KuasaKu menjadi sempurna dalam kelemahan" Mari kita membuka satu pasal yang penting dari Firman Tuhan di 2 Korintus 12:7b-10. Maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Perhatikan setiap kata. Apabila anda memperhatikan dengan saksama, anda akan melihat bahwa tanpa melebih-lebihkan, pasal ini merupakan satu pasal yang terpenting. Kapan anda pernah merasakan bahwa kelemahan anda merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan? Kapan anda pernah berpikir bahwa masalahmasalah, kesulitan-kesulitan, kesukaran-kesukaran, dan aniaya-aniaya, merupakan hal-hal yang dapat membuat kita bersukacita? Kekristenan Yang Bagaimana? Kita sedang hidup dalam suatu masa dimana banyaknya pengajar-pengajar yang mengatakan bahwa Tuhan sedang memberkati anda apabila tidak ada kesukaran-kesukaran, apabila semuanya berjalan dengan lancar. Tetapi Paulus berbicara tentang kesukaran-kesukaran, penderitaan-penderitaan dan semua jenis kehinaan yang menimpa dirinya sebagai sesuatu yang dapat membuat ia bersukacita dan bangga. Kekristenan semacam ini dapat disebut sebagai kekristenan yang tak dapat dikalahkan, tidak mudah untuk menyerah. Kekristenan semacam ini sangat sulit ditemukan pada zaman ini. Jenis khotbah-khotbah yang kita dengar hari-hari ini di Amerika Utara dan berbagai tempat lainnya adalah apabila anda mengalami penderitaan-penderitaan dan kesukaran-kesukaran, itu bukanlah dari Tuhan. Apabila anda miskin, itu bukanlah kehendak Allah. Apabila anda menderita sakit penyakit, itu juga bukanlah kehendak Allah. Semua penyakit harus disembuhkan. Setiap kemiskinan harus disingkirkan. Apabila anda miskin, itu karena anda tidak memiliki iman. Kalau anda memiliki iman anda dapat meminta sebuah mobil Cadillac, atau Mercedes. Kalau anda tidak mendapatkan Cadillac, berarti anda tidak memiliki iman. Kekristenan semacam inilah yang sedang dikabarkan di seluruh dunia. Dengan kekristenan semacam ini, anda heran apakah anda membaca Alkitab yang sama dengan yang dibaca oleh rasul Paulus. Kalau saja dia mendengarkan semuanya ini, ia akan heran kalau-kalau tidak ada seorangpun yang dapat mengerti tentang apa yang ia sudah tuliskan. Apakah Anda Sedang Menjalani Kehidupan Kekristenan Yang Berkemenangan? Hari ini, saya ingin membahas sesuatu yang amat penting - yaitu, intisari dan sifat kehidupan Kekristenan. Apakah kehidupan Kekristenan yang berkemenangan itu? Apakah anda hidup di dalamnya? Apakah rahasia kekuatan rohani? Apakah anda memiliki kekuatan rohani dalam hidup anda? Apakah kerohanian yang sejati itu? Kalau saya meminta anda untuk mendefinisikannya, tahukah anda apa itu kerohanian? Pertanyanpertanyan ini sangat penting. Tanpa kuasa rohani, kita tidak dapat menjalankan kehidupan kekristenan. Ketika Aku lemah Maka Aku Kuat Saya ingin menarik perhatian anda pada 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku kuat". Perhatikan setiap kata. Sudah jelas ada dua bagian dalam kalimat ini. Bagian terakhir dalam kalimat ini adalah: "Aku kuat". Apakah anda kuat? Apakah anda merasa anda kuat? Sepanjang minggu ini, apakah anda memiliki kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang anda hadapi? Kalau kita melihat pada kalimat ini, kita cenderung ingin menekankan bagian keduanya, bukan? "Aku kuat" - inilah bagian yang menarik bagi kita. Anda dapat memikirkan pasal-pasal yang sejajar yang Rasul Paulus gunakan, seperti Filipi 4:13, "Aku dapat melakukan segala sesuatu di dalam Kristus." Ah, inilah kehidupan Kekristenan yang indah "Aku dapat melakukan segala perkara". Paulus memiliki kemampuan untuk bertahan dalam setiap kesukaran. Anda dapat melemparkan segala sesuatu kepadanya dan ia tetap kuat. Ia seorang Kristen semacam itu. Bagaimana dengan anda dan saya? Kita ditimpa masalah sedikit saja dan kita jatuh. Sayangnya hidup ini penuh dengan masalah. Sebagai akibatnya, kita menemukan diri kita sendiri sering kali jatuh. Kapan kita dapat bangkit? Barang kali ketika kita ke gereja. Jadi selama 6 hari kita jatuh, dan pada hari ke-7, kita mengumpulkan sedikit kekuatan untuk bangkit. Tetapi dengan kondisi yang demikian, kita akan mengalami defisit yang tak terbatas. Saya takut kalau pada waktu yang akan datang apabila saya datang untuk berkhotbah lagi, saya tidak akan melihat anda lagi, karena defisit itu telah mengakibatkan kebangkrutan rohani. Hal-hal Apakah Yang Dibanggakan Oleh Rasul Paulus? Tetapi kemampuan Paulus untuk bertahan sangat mengagumkan. Bacalah saja daftar yang panjang di 2 Korintus 11:22-30. Apakah anda melihat hal-hal yang Paulus lihat sebagai sesuatu yang layak dibanggakan? Inilah sungguh-sungguh seorang yang hebat benar. Silakan anda melihat daftar tersebut. Yang mana satu dapat ditanggung anda? Ia mengalami karam kapal tiga kali, dan terkatung-katung di tengah-tengah laut Mediterranian yang dingin. Maukah anda mencobanya? Mungkin Paulus itu seorang perenang yang baik, sehingga ketika kapal mulai tenggelam, itu tidak menjadi masalah. Tetapi kalau anda tidak tahu bagaimana untuk berenang, barangkali Tuhan tidak akan menguji anda dengan cara ini? Jika anda seorang missionari yang melayani Tuhan, sepenuh waktu bekerja sebagai pemberita Injil, tentu saja anda akan berpikir bahwa Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagi anda. Tetapi apa yang Ia lakukan? Ia mengizinkan kapal anda tenggelam. Anda boleh saja protes: "Tetapi Tuhan, maafkan aku, itu bukan caranya memperlakukan hamba-Mu. Yang penting bukan aku bisa berenang atau tidak, tetapi menggantung-gantungkan hamba-Mu di tengah air laut seperti ini pasti bukan caranya untuk memperlakukan hamba-Mu! Tuhan, kalau Engkau melakukan hal ini sekali saja kepadaku, aku masih dapat memaafkan-Mu. Tetapi tiga kali!? Ini tidak dapat diterima. Pada waktu pertama kali aku sudah punya cukup banyak masalah, tetapi tiga kali, aku tidak sanggup menerimanya. Bukan saja karena Alkitabku basah dan hancur, tetapi semua catatan khotbahku hilang dan aku tidak dapat mengingat apa yang akan kukhotbahkan." Saya ragu-ragu apakah iman kekristenan anda cukup kuat untuk mengatasi hal ini. Saya percaya iman anda tidak sanggup untuk mengatasinya, jika kekristenan anda adalah semacam ini, bahwa Tuhan tidak akan pernah mengizinkan satu perkara buruk pun terjadi kepada anda. "Inilah aku hamba-Mu, siap untuk diutus dan memberitakan Firman-Mu. Tentu saja Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagiku, benarkah?" Dan apa yang terjadi? Lif mogok, dan anda menderita malu ketika anda coba membetulinya, dan anda tidak berhasil. Jadi anda lari ke lantai bawah dan mendapati anda telah ketinggalan bis. Sudah pasti ini bukanlah caranya memperlakukan seorang hamba Tuhan. Anda mengalami beberapa masalah lalu anda berkata, "Tuhan, mengapa Engkau memperlakukan aku seperti ini?" Itulah sebabnya saya berkata anda perlu mengerti intisari dari Kekristenan. Anda mungkin saja sudah dibesarkan dalam Kekristenan yang semacam ini, yaitu selama anda berjalan dalam kehendak-Nya, maka semuanya akan menjadi lancar. Ia boleh saja tidak meratakan jalan anda dengan bunga-bunga mawar, tetapi paling tidak bukan dengan begitu banyaknya duri. Ketika Paulus menuliskan hal-hal itu di 2 Korintus 11, apakah tujuannya? Apakah ia menulis untuk menggerutu melawan Tuhan? Ia menuliskan hal-hal ini untuk membuktikan kepada jemaat Korintus bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan yang sejati (ayat 23). Inilah yang menjadi penghubung antara bagian pertama dan bagian kedua dari 2 Korintus 11. Paulus mengatakan: "Apakah mereka hamba-hamba Tuhan? Aku lebih lagi. Apakah buktinya? Kapalku karam." Bukankah ini hal yang menakjubkan? Kapal mereka tidak tenggelam dan dengan demikian mereka bukan hamba Tuhan yang sejati. Inikah pemikirannya? Apakah saya lagi membuat lelucon? Anda bacalah dan temukanlah, kalau anda dapat menemukan penghubung yang lain. Belajar Berjalan Dengan Tuhan Di dalam berjalan dengan Tuhan, saya sering kali mengalami hal-hal yang menakjubkan. Saya banyak sekali membaca, tidak pernah seharipun saya lalui tanpa membaca. Kebanyakan dari buku-buku yang saya baca berkaitan dengan teologia. Tetapi bahkan dari apa yang saya baca, heran sekali bagaimana Tuhan memimpin saya. Saya tidak sembarangan mengambil satu buku dan membacanya. Saya berkata, "Tuhan, apa yang Engkau ingin saya baca berikutnya?" Ini bukanlah buku-buku renungan tetapi merupakan bukubuku teologia yang berurusan dengan eksegesis. Saya baru saja membaca sebuah buku dalam dua minggu terakhir, dan kemarin saya sampai pada bagian akhir dari buku tersebut. Ketika saya membuka halaman berikutnya, saya sulit sekali mempercayai mata saya. Judul dari bagian itu justru bertepatan dengan apa yang saya khotbahkan hari ini, yaitu bukti-bukti kwalifikasi yang menunjukkan bahwa Paulus layak menjadi seorang rasul. Ia merujuk kepada nas yang sama yang saya tuliskan dalam buku catatan saya lebih dari 5 minggu yang lalu. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa? Penulisnya membahas hal yang sama persis dengan yang saya bicarakan sekarang. Bukti-bukti Kerasulan Paulus menyebut kesukaran-kesukaran, pukulan-pukulan dan lemparan-lemparan batu sebagai bukti yang sungguh-sungguh menunjukkan kerasulannya. Ini sangat mengagumkan. Dalam perikop itu, ia tidak menunjuk kepada penglihatannya ketika dalam perjalanan ke Damsyik. Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, ia mengklaim dirinya sebagai rasul yang sejati, bertentangan dengan mereka yang mengklaim diri sebagai rasul-rasul sejati, dengan argumen bahwa mereka seharusnya tahu bahwa ialah seorang rasul yang sejati justru karena lemparan-lemparan batu, pukulan-pukulan dan peristiwa kapal karam yang harus ia alami demi Injil. Ketika Paulus keluar untuk berkhotbah, ia tidak mengharapkan Tuhan untuk melembutkan hati orang banyak supaya mereka tidak akan melemparinya dengan batu atau memukulnya. Kadang-kadang, saya keheranan mendengar banyak orang berkata, atau saya membaca dalam majalah-majalah, bahwa bukti dari kebaikan Allah adalah kalau mereka pergi ke sana dan hati orang-orang di situ sudah dipersiapkan. Mereka menerima sambutan yang baik sekali. Bahkan meskipun pada awalnya ada sedikit permusuhan, hati orang-orang yang mendengar telah diubahkan begitu mereka sampai di sana. Penerimaan dari para pendengar tentu saja kadang-kadang merupakan bukti dari pekerjaan Tuhan dalam hati manusia. Tetapi sudahkah kita mengerti kenyataan bahwa pertentangan yang hebat terhadap suatu khotbah sering kali merupakan bukti yang pasti bahwa Roh Kudus sedang bekerja dengan penuh kuasa di dalam hati para pendengar untuk menyatakan dosa mereka dan perlunya untuk berpaling kepada Tuhan supaya diselamatkan (misalnya dalam Kisah Rasul 7)? Rasul Paulus yang malang ini dilempari batu sementara di waktu yang lain ditinggalkan untuk mati. Ia dirajam batu dengan hebat sekali sehingga berlumuran darah seluruh tubuhnya. Ia dipukul sampai pingsan dalam suatu timbunan tanah sehingga mereka menyangka ia sudah mati. Jika anda melihat wajah rasul ini, anda akan melihat banyak sekali bekas-bekas luka di seluruh wajahnya. Dan bekas-bekas luka ini, disebut Paulus sebagai "tanda-tanda kematian Yesus di dalam tubuhnya" (2 Korintus 4:10). Tidak, Paulus tidak selalu diterima dengan sambutan yang hangat. Dan berapa kali dia dipukuli? Setiap kali Paulus dipukul, ia dipukul dengan memakai cambuk, 39 pukulan di punggungnya. Setiap kali cambuk itu mengenai tubuhnya, itu akan mengambil keluar sedikit dari kulitnya. Ketika cambuk itu mengenai tubuhnya terdapat 4 atau 5 sayatan pada waktu yang sama. Ia diberikan 40 pukulan kurang 1 sebagai tindakan belas kasihan menurut ketentuan hukum Yahudi. Dapatkah anda tahan menderita satu pukulan seperti itu, apalagi lima? Bagaimana keadaan punggung rasul Paulus? Inikah penyambutan yang baik? Tetapi anda mungkin berpikir bahwa tentu saja kalau Roh Kudus bekerja melalui Paulus, kuasa dari perkataannya akan menginsafkan para pendengarnya dan mereka akan jatuh tersungkur di atas tanah dan bertobat. Nah, ketika Stefanus di Kisah Para Rasul 7 berkhotbah dengan penuh kuasa, ia dirajam batu sampai mati. Mengapa Tuhan tidak melindungi hamba-Nya yang berharga ini, tetapi sebaliknya membiarkannya untuk dirajam dengan batu sampai mati? Beranikah anda pergi dan memberitakan Injil? Jangan berpikir bahwa Tuhan akan meratakan jalanmu. Pada umumnya, Ia tidak akan melakukan itu. Mungkin kadang-kadang, tetapi jarang sekali Ia akan meluruskan jalanmu, sebagaimana yang anda lihat dalam Alkitab. Memahami Sifat Kehidupan Kekristenan Kecuali anda memahami sifat kehidupan Kekristenan, anda tidak akan dapat bertahan. Paulus bukan hanya tidak mengeluh tentang hal-hal ini, ia bahkan bermegah karena hal-hal itu dan bersukacita di dalam penderitaannya. Ia sungguh hebat. Ia sesungguhnya seorang Superman rohani karena dapat bertahan menanggung semuanya itu. Barangkali anda berkata kepada saya, "Aku mengerti maksud anda. Jangan mengingatkan aku lagi, aku sudah tangkap maksudnya. Untuk menjadi seorang Kristen, kita perlu kemampuan untuk bertahan. Tetapi Rasul Paulus seorang Superman dan aku bukan. Aku tidak dapat bertahan. Jadi biarkan si Superman maju terus dan menanggung semua itu." Nah, apakah anda ingin menjadi Superman? Benarkah Paulus Seorang Superman? Benarkah Paulus seorang Superman? Kita baca di Roma 8:37 bahwa Tuhan selalu menjadikan kita lebih dari pemenang. Itu sepertinya gambaran "mimpi" dari kehidupan Kekristenan - "lebih dari pemenang". Tetapi bagi banyak di antara kita cukup puas untuk menjadi pemenang, jangankan "lebih dari" pemenang. Kita tidak dapat mengalami apa yang "lebih dari" itu. Kita mempunyai cukup banyak masalah untuk mengalami kemenangan. Dalam dunia tinju, kadang-kadang kita menyaksikan pertandingan dimana kedua petinju saling meninju satu dengan yang lainnya sampai lebam biru dan hitam, sementara para juri mengalami kesulitan untuk memutuskan yang mana menang dengan meraih angka lebih. Namun ada juga pertandingan dimana benarbenar ada pemenang K.O. yang jelas, dimana yang kalah terbaring di atas kanvas. Pemenang K.O. inilah contoh dari "lebih dari pemenang". Jadi ketika Paulus berkata "lebih dari pemenang", ia tidak bermaksud bahwa anda menang dengan nilai angka, tetapi menang tanpa tandingan. Jadi Paulus kelihatannya sedang berbicara tentang suatu Kekristenan Superman, bukan? Tetapi ini bukan pengalaman kebanyakan orang Kristen. Apa yang akan terjadi kalau anda tidak mengalami kekuatan yang berlebihan itu? Anda menjadi jera dan mungkin menderita frustrasi. Justru akan terjadi sesuatu yang sangat berbahaya, yaitu suatu rasa bersalah. Anda mulai bertanya-tanya misalnya, "Apakah aku sudah lahir baru? Aku membaca di Alkitab bahwa kita lebih dari pemenang, tetapi aku tidak. Mengapa?" Apakah ini pengalaman anda? Kemudian anda pandang ke sekeliling kepada saudara-saudara yang lain. Apakah saya saja yang mengalami kekalahan? Anda segera menemukan bahwa mereka juga tidak lebih baik dari anda. Mereka juga berbabakbelur. Kenyataannya, mereka juga bukan Superman. Kemudian anda melihat di sekeliling, adakah orangorang Super di sekitar anda? Bagaimana dengan pendeta-pendeta dan pemimpin-pemimpin di gereja anda? Bahkan mereka juga kelihatannya memiliki kelemahan di sana sini. Apakah Superman juga membuat kesalahan? Mungkin mereka sedikit lebih baik, namun yang pasti mereka bukan Superman. Apakah Kita Sedang Bertempur Dalam Peperangan yang Kalah? Sekarang anda mempunyai masalah. Anda mulai merasa sangat kecewa. Anda mulai bersikap sinis. Apabila hal ini menjadi lebih buruk, anda mulai merasa putus asa. Anda mulai membuat kesimpulan bahwa kehidupan Kekristenan tidak mungkin dijalani. Ternyata pahlawan-pahlawan yang anda segani, para pemimpin di gereja, tidak begitu sempurna juga. Perasaan putus asa ini mulai mencengkram anda, membuat kehidupan Kekristenan anda merosot menjadi semakin lemah. Anda tidak dapat menang. Tidak ada seorangpun, bahkan tidak pula para pemimpin, dapat menang. Kita sedang berperang dalam peperangan yang kalah. Apakah jalan keluarnya? Saya melihat begitu banyak orang Kristen yang menjadi semakin negatif. Segala sesuatu yang mereka lihat tampaknya tidak ada harapan. Mereka berada di ujung keruntuhan. Tetapi ketika anda membaca surat Rasul Paulus, apakah ia berpikir seperti demikian? Ia tidak berpikir seperti ini karena ia tidak berpikir seperti anda dan saya. Paulus memang tidak dapat dikalahkan tetapi ia bukan Superman. Dari Manakah Gagasan Superman Ini Datang? Saya akan menerangkan apa yang saya maksudkan dengan pernyataan saya yang terakhir. Tetapi pertamatama kita harus meninjau gagasan tentang "Superman" ini, dan memahami sifat kerohanian yang sejati. Kita harus berusaha untuk mengerti dari mana datangnya kesalahan gagasan tentang "Superman" ini, karena kalau anda memulai dengan pemikiran superman, anda akan mengalami kerugian, dan melakukan kesalahan yang serius. Gagasan ini datang dari seorang ahli filsafat Jerman yang bernama Friedrich Nietzsche. Orang ini adalah seorang ahli filsafat yang anti-kristen. Meskipun ayahnya seorang pendeta, ia melawan segala sesuatu tentang kekristenan. Bukanlah suatu perkara yang luar biasa untuk orang-orang yang dibesarkan dalam keluarga Kristen kemudiannya berbalik dan melawan kekristenan karena jenis kekristenan yang mereka lihat di rumah. Nietzsche adalah seorang yang sangat pandai tetapi entah mengapa ia memiliki obsesi untuk melawan Tuhan. Dari sekian banyak buku yang ditulisnya, salah satunya berjudul "Anti-Kristus", di mana ia menyatakan dirinya sebagai Anti-Kristus. Ia berbalik melawan Allah karena Allah disampaikan kepadanya dengan cara yang salah. Tetapi dengan berbaliknya dari Allah, ia tidak ada lagi tujuan hidup. Ia telah kehilangan semua arti hidup. Menolak Injil bearti menolak semua dasar pengharapan. Tidak ada suatu apapun yang kekal, segala sesuatu adalah fana. Nietzsche menjadi gila pada usia 45 tahun dan meninggal 11 tahun kemudian, yaitu tahun 1900. Superman - Memuliakan Manusia Itu Sendiri Sebagai akibatnya, Nietzsche mengembangkan gagasan tentang Superman. Ia berpendapat bahwa manusia dapat berkembang menjadi Superman, paling tidak beberapa orang dapat. Baginya, pengharapan adalah perkembangan manusia hingga ke tahap pencapaian yang paling tinggi. Manusia dapat menyelamatkan dirinya dengan mengembangkan dirinya sendiri. Beberapa dari kita dapat berkembang menjadi sejenis bangsa yang super. Tentu saja, gagasan tentang bangsa yang super inilah yang diambil dan diterapkan oleh pihak Nazi. Menjelang akhir perang dunia kedua, berakhir jugalah impian Nazi akan satu bangsa yang super. Namun demikian, gagasan ini dilanjutkan oleh beberapa seniman kartun. Manusia masih saja ingin mempelajari untuk mempercayai dirinya sendiri. Tetapi siapakah yang dapat kita percayai? Baru-baru ini saya dengar dari berita mengenai seorang pria di Cina yang menyembah Mao Tse Tung. Ia mengumpulkan segala macam potret Mao Tse Tung: dalam buku-buku kecil, lencana-lencana atau patung-patung. Tujuannya adalah mengumpulkan 25,000 barang-barang seperti itu. Di dalam kamarnya tergantung potret Mao Tse Tung yang sangat besar. Setiap hari ia membakar kemenyan di depan potret Mao itu. Mengapa ia melakukan hal tersebut? Karena Mao Tse Tung merupakan superman baginya. Karena tidak seorangpun yang sesuai dengan gambaran Superman, seniman-seniman kartun masih dapat membayangkan seorang pria yang cakap dengan rambutnya yang bergelombang, bentuk tubuh V dengan otot-otot yang besar, berpakaian biru yang ketat dengan mengenakan mantel dipunggungnya yang akan menolongnya untuk terbang di udara. Inilah hal-hal yang kita lakukan hanya di dalam mimpi. Pernahkah anda terbang dalam mimpi? Pasti kita pernah terbang dalam mimpi. Jikalau anda tidak dapat menjadi Superman dalam kehidupan sehari-hari, setidak-tidaknya anda dapat menjadi satu dalam mimpi! Sekarang anda mengerti mengapa kita tidak dapat menggunakan gagasan "Superman" dalam kehidupan Kekristenan. Itu adalah mengagungkan manusia itu sendiri. Itu adalah pemujaan terhadap kekuatan manusia yang sama sekali melupakan Allah. Dalam film kartun, Superman dapat menghentikan dan memutar-balikkan roket. Apa artinya ini? Artinya manusia dapat menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri dan tidak membutuhkan Allah. Manusia hanya perlu mengembang ke tingkat yang lebih tinggi dan ia dapat melakukan segala sesuatu. Pemikiran ini bukanlah sesuatu yang baru. Kita dapat melihatnya di kitab Kejadian, di mana kita lihat makhluk-makhluk yang sangat perkasa yang disebut anak-anak Allah. Kita juga membaca tentang keberhasilan manusia dalam membangun menara Babel. Manusia akan membangun jalannya sendiri masuk ke surga. Ia akan mengambil kursinya sendiri di takhta Allah. Keberhasilan manusia sungguh sangat banyak sekali. Ia dapat meluncurkan roket-roket, dan ia ingin menerobos surga. Saya pernah membaca sebuah laporan tentang teleskop yang baru dan lebih besar di Hawaii yang memampukan manusia untuk melihat jauh lebih ke dalam alam semesta ini. Sebenarnya semakin banyak kita tahu tentang alam semesta ini, semakin kita sadar betapa rendahnya dan kecilnya manusia itu. Keberhasilan kita yang paling besarpun dalam bidang roket tidaklah seberapa dibandingkan dengan keluasan alam semesta ini. Kebohongan Dari Menjadi Superman Rohani Jadi pemujaan akan pencapaian manusia adalah inti kepada gagasan Superman itu. Karena itu, penerapan gagasan Superman ke dalam kehidupan kekristenan adalah suatu penyimpangan yang besar. Sayangnya, pemikiran semacam ini masih kuat dalam gereja. Kita masih dapat melihat pemikiran tentang pengembangan diri ini dengan maksud untuk mencapai status Superman rohani. Kita telah diindoktrinasi oleh sistem pendidikan masa kini sehingga kita percaya pada gagasan pengembangan diri sendiri yang terus-menerus ini. Mengapa kita belajar sungguh-sungguh? Pengembangan diri sendiri. Kita belajar supaya kita dapat berkembang dari satu tingkat pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, dari satu derajat ke derajat yang lain. Kita belajar untuk mengembangkan memori kita dan konsentrasi kita. Kita bahkan dapat minum pil untuk mengembangkan "kemampuan otak". Dengan segala usaha ini, kita mengembangkan diri sendiri. Ketika kita datang ke gereja, tidakkah kita lakukan hal yang sama? Mengapa anda mempelajari Alkitab anda? Anda berkata, "Saya ingin mengetahui kehendak Allah." Mengetahui kehendak Allah biasanya hanya sebagian kecil dari alasan yang sesungguhnya. Alasan yang sesungguhnya adalah untuk mengembangkan pengertian anda tentang Firman Allah, bukan? Bukankah hebat apabila seseorang mengajukan pertanyaan dalam pelajaran Alkitab, anda membuka Kitab Suci pasal ini dan itu kepada mereka dan anda mampu mencelikkan mata mereka. Mereka semua memandang kepada anda, mengagumi pengertian anda yang begitu dalam tentang Kitab Suci. Tentu saja, anda tidak akan berkata bahwa anda melakukannya untuk mengesankan orang lain. Anda akan berkata bahwa anda ingin mengetahui kehendak Allah. Tetapi jikalau anda sudah mengetahui kehendak Allah dengan begitu baik, mengapa anda tidak dapat hidup berkemenangan? Bagaimana dengan doa? Tentu saja itu sangat rohani. Tetapi berdoa bisa saja tidak begitu rohani. Kita dapat berdoa dengan cara seperti "meditasi transendental". Kita memusatkan pikiran kita dan mengembangkan akal budi kita. Hal ini dapat menolong kita untuk memfokuskan kemampuan mental kita. Adalah sehat bagi pikiran dan jiwa kita untuk meluangkan 10 menit waktu untuk memusatkan seluruh perhatian dengan tenang. Kita terjual kepada gagasan pengembangan diri. Jika anda memiliki alasanalasan yang tersembunyi untuk menggembangkan diri sendiri ketika mempelajari Alkitab dan berdoa, anda telah kehilangan intinya dan anda tidak akan mengalami kemajuan rohani dalam kehidupan kekristenan anda. Apakah Program Pelatihan Pemuridan Mendorong Kita Menjadi Superman? Anda boleh berkata, bagaimana tentang pelatihan pemuridan? Tentu saja dengan segala tingkat pelatihan pemuridan yang berbeda, anda dapat bertumbuh secara rohani dan dapat hidup dalam kehidupan kekristenan yang berkemenangan. Jikalau anda sudah menyelesaikan tingkat dasar dan anda masih bergumul untuk hidup berkemenangan, sebagai jalan keluarnya anda akan melanjutkan ke tingkat selanjutnya. Program ini sungguh akan mendorong anda untuk menjadi Superman. Kerohanian yang sejati sekarang tidak begitu jauh dari jangkauan kita. Apakah semua pelatihan seperti ini sungguh berhasil? Apakah anda mendapati anda hidup dalam kemenangan? Pernahkah anda mengalami setelah mengikuti beberapa pelatihan, dengan tiba-tiba anda memiliki beberapa sifat Superman dalam hidup anda? Pada kenyataannya, meskipun anda mulai menyadari bahwa anda baru setengah jalan untuk menjadi Superman, namun anda harus rendah diri tentang itu. Tetapi begitu anda mencapai setengah jalan untuk menjadi Superman, tidak begitu mudah lagi untuk merendahkan diri. Tetapi anda masih ingin mencoba. Jadi kita ada banyak orang di gereja yang mencoba untuk mengerti bagaimana menjadi lebih rendah hati. Semua kekuatannya dikeluarkan di dalam pergumulan untuk merendahkan diri. Namun anda tetap frustrasi. Barangkali Anda berkata: "Setelah menyelesaikan semua sesi dalam pelatihanpelatihan pemuridan ini, kapan saya benar-benar akan hidup berkemenangan? Jikalau jalan satu-satunya untuk mencapai kesuksesan adalah dengan melanjutkan pelatihan ke tingkat selanjutnya, saya tidak tahu apakah saya akan berhasil sampai ke sana. Kehidupan Kekristenan seperti ini sangatlah sukar". Izinkan saya menyatakan hal ini kepada anda. Jikalau kita mengikuti semua pelatihan pemuridan dengan maksud untuk mengalami kemajuan rohani, dalam pengertian untuk menjadi Superman, anda telah salah besar. Bahkan lebih buruk lagi, sesi-sesi dalam pelatihan itu akan menjadi berbahaya bagi anda. Pelatihanpelatihan itu sebenarnya sangat berbahaya apabila anda mengikutinya dengan motif yang salah. Saya sangat menguatirkan hal ini. Pelatihan sangat berharga, akan tetapi setiap sesuatu yang berharga dapat disalahgunakan. Di sinilah bahayanya. Inti Dari Kerohanian Jadi kalau begitu, bagaimana kita harus melanjutkan? Seperti yang telah kita simpulkan, kita harus mengerti inti dari apa yang Paulus katakan kepada kita. Kecuali kita mengerti hal itu, kita tidak akan pernah dapat hidup berkemenangan. Anda harus pikirkan dengan saksama 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku kuat". Paulus tidak pernah mengklaim dirinya sebagai Superman. Pada kenyataannya, ia tidak pernah menjadi Superman. Lebih menakjubkan lagi, ia selanjutkan berkata di 2 Korintus 13:4, "Sesungguhnya Ia disalibkan karena kelemahan-Nya" untuk menunjukkan bahwa bahkan Kristuspun bukan Superman. Cara yang berbeda untuk menyusun ayat ini ialah "Yesus telah disalibkan sebagai seorang lemah". Di Perjanjian Baru, Yesus tidak pernah tampil sebagai Superman. Sepanjang Injil Yohanes, Yesus tidak pernah melakukan apapun dengan kekuatan-Nya sendiri. Tatkala anda tidak berfungsi dengan kekuatan sendiri, itu berarti bahwa anda sendiri bukan apa-apa dan hanya Allahlah segalanya dalam hidup anda. Kecuali anda mengerti hal ini, anda tidak mengerti apa-apa tentang kehidupan kekristenan. Jangan bayangkan bahwa satu hari kelak anda dapat mencapai tingkat dimana anda dapat berfungsi dengan kekuatan Superman. Karena apabila anda mencapai tingkat itu, anda tidak membutuhkan Allah lagi. Tetapi selama anda masih bergantung sepenuhnya kepada Allah, itu berarti anda selalu lemah. Dapatkah anda melihat bahaya dari gagasan Superman ini? Anda harus mengerti dengan jelas. Jangan bayangkan bahwa anda dapat mencapai tingkat dimana anda memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga anda dapat berfungsi sendiri secara rohani. Jangan pernah berpikir bahwa kehidupan kekristenan anda itu umpama baterai yang dapat dicas dengan pelatihan-pelatihan, pelajaran Alkitab dan doa. Anda diisi ke tingkat yang tertentu, supaya setelah waktu doa dan pelajaran Alkitab, anda dapat keluar dan berlari untuk waktu yang lama dengan cas dari baterai itu. Kemudian anda kembali kepada Allah untuk dicas ulang hanya apabila anda merasa bahwa cas itu mulai berkurang. Ini sama sekali tidak benar. Kita harus hidup dalam kelemahan saat demi saat, dan senantiasa menarik kekuatan dari-Nya. Kekristenan Yang Berbeda - Bermegah Dalam Kelemahan Apa yang Paulus maksudkan ialah: "Ketika aku lemah, ketika itu jugalah aku menjadi kuat". Itu berarti untuk menjadi kuat kapanpun, anda harus menjadi lemah. Hal ini sangat penting untuk anda mengerti. Kedua bagian dari kalimat ini tidak akan pernah dapat dipisahkan. Saat anda merasa lemah, itulah saatnya untuk bersyukur pada Tuhan. Inilah yang dimegahkan oleh Paulus. Apakah anda merasakan kesakitan dalam tubuh anda seperti saya? Paulus berbicara tentang duri di dalam dagingnya. Cobalah menusukkan duri ke dalam tubuhmu dan rasakan seperti apa rasanya. Itu gambaran kesakitan yang dasyat di dalam daging. Banyak sarjana berusaha untuk memahami artinya. Tidak seorangpun dapat menyatakan dengan pasti. Jika anda selalu mengeluh kepada Tuhan mengapa anda mengalami rasa sakit di tubuh, anda belum memahami rahasia kehidupan Kristen. Justru dalam kelemahan itulah kuasa Allah akan dinyatakan di dalam diri anda. Justru di ayat inilah, Paulus membanggakan hal yang satu ini: kesakitannya. Ini kekristenan yang sama sekali berbeda. Bilamana anda mengalami kekurangan, itu merupakan kesempatan Allah untuk memperlihatkan kuasa-Nya kepada anda, dan melalui anda kepada orang lain. Anda semua tahu ceritera tentang Joni, seorang wanita atlit yang sangat menarik. Tulang lehernya patah, mengakibatkan lumpuh dari leher ke bawah. Ia seorang wanita yang masih muda dan seluruh hidupnya harus dihabiskan di atas kursi roda. Mengapa Allah mengizinkan hal seperti ini terjadi? Namun melalui kehidupannya, tak terhitung banyaknya orang telah diberkati. Mengapa? Justru karena kuasa Tuhan dinyatakan di dalam kelemahannya. Bagaimana Kita Menghadapi Masalah-masalah Kita? Namun saat anda merasa kurang sehat, anda merasa kurang senang. Saya sering kali merasakan sakit punggung yang melemahkan. Perhatikan kata "melemahkan". Setiap penyakit dan rasa sakit melemahkan kita. Untuk menjadikan Paulus lebih kuat, Allah harus pertama-tama melemahkannya dulu dengan menusukkan duri ke dalam dagingnya. Mengertikah anda prinsip ini? Barangkali kita belum mencapai tahap di mana Allah dapat menusukkan duri ke dalam daging kita. Kita mengalami kesulitan mengatasi masalahmasalah kecil yang kita hadapi setiap hari. Kualitas Kekristenan kita dapat dilihat dari cara kita menghadapi masalah-masalah kita. Ingatkah anda tentang "The Queen of the Dark Chambers" (Ratu Kamar Gelap), bagaimana matanya begitu peka terhadap sinar cahaya sehingga ia harus hidup di dalam kegelapan? Betapa tragisnya! Ia harus hidup di dalam kegelapan siang dan malam. Ia secara harfiah hidup di dalam kegelapan. Sekali lagi melalui kelemahannya kuasa Allah dinyatakan dan jutaan orang diberkati melalui kehidupannya. Kelemahan Kita - Kesempatan Allah Kelemahan anda merupakan kesempatan Allah untuk menunjukkan betapa dahsyat kuasa-Nya di dalam hidup anda. Inilah kemuliaan Kekristenan. Bukan karena anda tidak ada masalah tetapi justru di dalam setiap masalah, ada kekuatan untuk mengatasinya, bahkan patah tulang leher ataupun kelumpuhan. Di mana lagi kuasa Allah akan dinyatakan di dalam kehidupan kita? Apakah kemuliaan Allah dinyatakan melalui saya karena saya mengendarai sebuah Mercedes? Saya tidak perlu menjadi orang Kristen untuk mengendarai Mercedes. Tetapi saya perlu menjadi orang Kristen untuk memuliakan Tuhan, untuk mengizinkan kuasa-Nya dinyatakan melalui saya dengan duri di dalam daging. Saya tidak membutuhkan kuasa Allah untuk hidup di dalam sebuah rumah yang bagus dan besar. Tetapi saya membutuhkan kuasa Allah ketika demi Injil, saya tidak ada tempat tinggal sama sekali. Betapa Bahagianya Menjadi Lemah Di awal pengalaman kekristenan saya, saya melihat kuasa Allah dinyatakan melalui saudara Yang. Ia memiliki rahasia rasul Paulus dalam kehidupan kekristenannya. Ia menerima kemiskinan karena memberitakan Injil. Itu merupakan sesuatu yang ia banggakan dan megahkan. Seperti yang telah saya bagikan sebelumnya, kami hidup bersama selama beberapa bulan. Menurut anda, apa yang paling banyak saya pelajari darinya? Bukan bagaimana cara membaca Alkitab, atau bagaimana dapat berdoa berjam-jam. Tetapi dari cara ia mengatasi masalah-masalah dan kesukaran-kesukarannya, saya belajar apa itu kemuliaan Allah. Kami berdua tidak mempunyai uang. Kadang-kadang, hanya ada satu ikan kecil untuk kami berdua. Tidak ada uang bahkan untuk membeli sayur. Kami punya uang cukup hanya untuk membeli beras. Saya masih ingat ucapan syukur dan pujiannya kepada Tuhan untuk ikan yang kecil itu. Ia selalu dikejar-kejar polisi. Ini terjadi di Shanghai. Sukacitanya di dalam Tuhan saat menghadapi setiap masalah yang membuat saya melihat kemuliaan Allah. Mengertikah anda rahasia ini? Paulus berkata bahwa "Aku disalibkan dengan Kristus" (Galatia 2:19). Bukan "Aku telah disalibkan" (I was), tetapi "Aku disalibkan"(I am). Disalibkan berarti dianggap sebagai penjahat. Itu juga berarti penderitaan dan kematian. Penyaliban merupakan lambang dari kelemahan yang total. Inilah yang dipandang Paulus sebagai pusat kehidupannya. Justru di situlah ia menikmati persekutuan dengan Kristus. Apakah anda mempunyai pengalaman semacam ini dengan Kristus? Di Ucapan Bahagia (Matius 5:3-12), kita dapat melihat bahwa setiap ucapan bahagia itu ada hubungannya dengan kelemahan. "Berbahagialah orang yang miskin": orang miskin itu lemah. "Berbahagialah orang yang lemah lembut": orang yang lemah lembut adalah orang lemah. "Berbahagialah orang yang dianiaya": mereka dianiaya karena mereka tidak ada pertahanan. Demikianlah caranya Tuhan membuka pengajaranNya. Ia ingin menegaskan kepada kita bahwa seluruh rahasia kehidupan Kekristenan ialah bahwa Allah itu Allah bagi yang lemah. Kuasa-Nya dinyatakan hanya melalui kelemahan. Daud disebut sebagai seorang yang berkenan di hati Allah (Kis 13:22). Apakah karena ia Superman? Justru sebaliknya. Ia seorang yang sangat menghargai kenyataan bahwa Allah mengasihi dan hidup di antara orang yang miskin, yang rendah hati, dan yang lemah, dan ia menulis, "Tuhan itu dekat dengan orang yang patah hati, dan menyelamatkan mereka yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18) Sebenarnya ucapan bahagia yang satu ini, "Berbahagialah orang yang lemah lembut", adalah berdasarkan perkataan Daud di Mazmur 37:11, "Orang-orang yang lemah lembut akan mewarisi negeri (atau bumi)". Anda Merasa Cukup Puas, Sehingga Anda Tidak Mengalami Tuhan Saya telah mengalami keajaiban Tuhan di dalam hidup saya. Anda dapat melihatnya di dalam kesaksian saya. Saya telah banyak kali mengalami pernyataan kuasa Allah di dalam hidup saya. Tetapi yang mengkuatirkan saya adalah saya jarang mendengar orang lain membagikan pengalaman yang serupa. Saya bertanya-tanya mengapa anda tidak mengalami keajaiban pekerjaan Allah. Apakah karena saya Superman dan anda bukan? Bukan, saya bukan Superman. Saya bukan apa-apa. Justru karena itu, Allah dapat bekerja dalam hidup saya. Karena di dalam kelemahan dan kekurangan saya, Allah menyatakan Diri-Nya kepada saya. Masalahnya ialah anda jauh lebih "super" dari saya. Anda tidak mengalami kekurangan yang saya alami dan itulah sebabnya anda tidak mengalami Tuhan. Itulah sebabnya saya menyesal untuk anda. Anda terlalu mewah. Saya tidak berkata bahwa anda kaya, tetapi anda berkecukupan, jadi anda tidak perlu mengalami persediaan Tuhan. Pernah terjadi di Shanghai saya tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Allah melakukan suatu yang ajaib untuk saya. Ia tidak akan membiarkan saya dalam kelaparan. Jika Ia membiarkan saya dalam kelaparan, saya tetap akan menerimanya juga. Tetapi Ia tidak membiarkan saya menderita kelaparan. Saya mengalami mukjizat yang mengagumkan dimana Ia melipat gandakan makanan buat saya. Saya telah bagikan hal ini di dalam kesaksian saya. Apakah Allah Nyata Untuk Anda? Itulah sebabnya saya katakan bahwa anda tidak beruntung karena anda hidup terlalu mewah. Anda juga terlalu sehat. Anda memiliki paspor dan kewarganegaraan sehingga Allah tidak perlu menolong anda. Selidikilah hidup anda dan tanyalah pada diri sendiri: di mana kemiskinan dan kekurangan saya? Berbahagialah orang yang miskin. Mereka lemah dan Allah akan campur tangan. Jika kekurangan anda bersifat psikologis, yang anda butuhkan hanyalah hiburan mental. Jika itu saja yang anda butuhkan, anda bisa saja menempelkan mata pada TV dan itu akan menyelesaikan semua masalah anda. Kalau anda mengalami masalah psikologis, anda mencari solusi psikologis. Anda tidak pernah akan mengetahui apakah Allah itu nyata atau tidak. Ketika saya menceritakan mukjizat-mukjizat yang saya alami, barangkali anda berkata bahwa saya ini merupakan pengecualian. Barangkali ada juga yang menganggap saya melebih-lebihkan. Sangat sulit untuk mempercayai hal-hal seperti ini jika anda tidak pernah mengalaminya sendiri. Sebenarnya, saya cenderung untuk mengekang ceriteranya. Kalau anda benar-benar mengalaminya, itu jauh lebih menggairahkan dari menceriterakannya. Dapatkah anda membayangkan perasaannya ketika anda melihat ke dalam panci, memikirkan makanannya sudah habis tetapi ternyata menemukan masih ada makanan? Dapatkah anda membayangkan perasaannya ketika anda mengeluarkan makanan dari dalam panci dan kemudian menemukan bahwa jumlah makanan dalam panci masih tetap sama seperti sebelumnya? Sangat menakjubkan kalau anda mengalaminya sendiri. Apakah anda ingin mengalami kehidupan kekristenan yang tidak terkalahkan seperti yang Paulus alami? Apakah anda ingin memiliki kuasa rohani seperti yang dialaminya di dalam kehidupan kekristenan anda? Apakah Allah kita nyata bagi anda? Berbahagialah orang yang miskin dan yang lemah karena Allah akan menyatakan diri-Nya kepada mereka. Siapkah anda menjadi miskin dan lemah supaya anda dapat mengalami kehidupan yang tak terkalahkan seperti Paulus?