BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai ibu kota negara & kota metropolitan, dengan tingginya aktivitas akan berpengaruh pada daya dukung lingkungan, seperti meningkatnya tingkat polusi udara, polusi suara dari kegiatan-kegiatan yang ada juga oleh kendaraan bermotor serta sampah dan lain sebagainya. Jika dampak negatif dari kegiatan tersebut tidak dihiraukan oleh pemerintah DKI Jakarta, maka bukan tidak mungkin kualitas lingkungan akan terus menurun. Pada akhirnya tingkat perkembangan yang tinggi ini menimbulkan kebutuhan baru akan adanya suatu wadah yang dapat berfungsi sebagai penjaga keseimbangan lingkungan Jakarta. Jakarta menjadi salah satu pusat kegiatan-kegiatan kreatif bagi anak muda di Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekarang tidak hanya diselenggarakan di ruangan tertutup (indoor) saja, namun juga merambah ke ruang terbuka hijau, salah satunya taman juga bisa menjadi pilihan. Fungsi taman kota dan juga tanaman yang terdapat didalamnya , di wilayah perkotaan seperti Jakarta ini sangat penting. Kehadiran tanaman-tanaman yang dapat berfotosintesi ketika ada sinar matahari yang menghasilkan oksigen dan membuat udara menjadi lebih segar. Tanaman hijau akan menyaring CO2 dan akan melepaskan O2 kembali ke udara. Taman kota tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota, namun juga dapat menjadi alternatif ruang publik, untuk berkegiatan serta menjadi media bersosialisasi.. Fungsi taman di sejumlah kota besar di dunia, contohnya Central Park di New York berperan sebagai pusat aktivitas sosial, kegiatan serta budaya masyarakatnya Tetapi taman kota tidak hanya terbatas pada fungsi bagi ekosistem kota, melainkan juga bagi kita yang berkehidupan di kawasan urban. Semakin minimnya lahan di kota menyebabkan tak semua orang bisa memiliki taman di rumah, apalagi dengan pola kita yang disibukkan dengan aktivitas belajar di dalam kelas maupun bekerja di ruang perkantoran. Maka, taman kota merupakan kebutuhan terhadap ruang alternatif bagi kita untuk melakukan kegiatan atau bergaul bersama kawan. Bagi masyarakat perkotaan, taman kota ternyata mempunyai peran psikologis dan sosial yang besar terhadap tingkat kebahagiaan (happiness index). Hal ini terkait keberadaan taman kota yang menjadi paru-paru kota serta tempat berkumpulnya masyarakat. Urbanisasi yang sangat pesat merupakan wujud dari pilihan rasional masyarakat untuk menggapai kehidupan yang lebih berkualitas. Namun patut disayangkan, kualitas ruang perkotaan seringkali terabaikan seiring dengan semakin modern berkembangnya Jakarta. Ruang-ruang publik mengalami tekanan yang besar dalam pembangunan perkotaan yang masif. Taman kota sebetulnya merupakan sebuah ruang terbuka yang dapat mengintegrasikan antara lingkungan, masyarakat, dan kesehatan di lingkungan perkotaan dengan mempromosikan sebuah pendekatan ekologis terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia yang didasari pada kontak dengan alam. Selain itu, taman kota juga bermanfaat secara lingkungan, estetis, rekreasi, psikologis, sosial, serta ekonomis bagi masyarakat perkotaan (menurut Kline, 1997 dan Bianpoen, 2002). Ruang terbuka publik di perkotaan berperan sebgai wadah interaksi sosial bagi masyarakat, dan memalui beragam interaksi yang terjadi, mampu merangsang terjadinya proses kreatif. Sebagai sarana publik, ruang-ruang ini harus tampil atraktif dan memberikan makna dan dapat merespon kebutuhan dan aspirasi warga kota. Untuk itu, melalui kampanye HiddenPark ini bisa mengajak anak muda di Jakarta untuk mengenal lebih jauh serta menanamkan bahwa banyak hal-hal yang berhubungan dengan hobi dan kegemaran mereka yang dapat dilakukan di taman. 1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir Dalam kaitannya dengan bidang Desain Komunikasi Visual, peranan penulis dalam proyek tugas akhir ini adalah melakukan pengumpulan data dan riset, menyusun strategi serta konsep untuk kampanye hidden park bagi anak muda yang nantinya akan menjadi pilihan tempat untuk melakukan kegiatan. Dan lingkup desain akan dibuat dengan berbagai media pendukung kampanye yang sesuai.