Yesus dan kaum miskin - Angela Merici Biblical Center

advertisement
Yesus dan kaum miskin
Allah menciptakan bumi ini dan segenap isinya. Segalanya Ia serahkan kepada manusia untuk dipelihara dan dikembangkan sebagai sarana
hidup. Untuk hidup layak ia perlu makanan, pakaian dan tempat bernaung.
Sebagai makhluk yang punya roh dan akal budi, ia juga butuh ‘makanan
rohani’ untuk tumbuh berkembang menjadi manusia citra Allah.
Di sepanjang sejarah selalu ada orang kaya dan orang miskin: Orang
yang berkecukupan bahkan berkelimpahan, dan orang yang kekurangan,
bahkan melarat. Padahal Allah memberi cukup, bahkan limpah untuk
menghidupi semua ciptaan-Nya. Jurang kaya miskin sering disebabkan
karena pembagian yang tidak adil. Bandingkan gaji pejabat dan upah
minimum buruh di negara kita. Bagaimana pula dengan penganggur yang
jumlahnya makin banyak?
Kekayaan sering dianggap sebagai berkat. Benar, asal juga dijadikan
berkat untuk orang lain, khususnya yang berkekurangan. Kalau tidak,
menjadi kutuk atau jerat yang mencelakakan. Kemiskinan sering dianggap
kutuk. Benar kalau itu membuat orang menjauh dari Allah. Tapi bisa juga
jadi berkat, kalau lebih mendekatkan pada Allah dan sesama.
Yesus lahir dalam keluarga miskin. Bagi ibu-Nya yang akan melahirkan tidak ada tempat di penginapan. Waktu Ia diserahkan kepada Tuhan
di Yerusalem, mereka membawa kurban yang biasa diberikan oleh orang
miskin. Waktu menjadi guru keliling, Ia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Luk 9:58). Kemiskinan Yesus bukan ‘nasib’, tapi pilihan.
“Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri...” (bdk Fil
2:5-8). Yesus hidup miskin sebab Ia mau solider dengan manusia. Dan
manusia kebanyakan adalah orang miskin.
Yesus bukan orang fanatik yang mengutuk orang kaya atau kekayaan.
Ia memberi kesempatan kepada orang kaya untuk menjadikan kekayaannya berkat bagi orang lain. Dari mana Yesus dan para rasul mendapat
nafkah? Ada perempuan-perempuan yang “melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.” (bdk Luk 8:1-3). Lihat perubahan yang terjadi
pada Zakheus (Luk 19:1-10). Yesus tidak menolak minyak harum mahal
dituangkan ke kaki-Nya, “Biarkanlah ia mela-kukan hal ini ... orang miskin
selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” (bdk
Yoh 12:1-8)
Yesus memberi perhatian khusus kepada orang miskin dan hina, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang
empunya Kerajaan surga.” (Mat 5:3). “Miskin” di sini berarti hidup dalam
kekurangan materi, dihayati dengan sikap batin penuh harapan, syukur
dan percaya penuh akan penyelenggaraan Allah. Mereka ini lebih terbuka
Angela Merrici Biblical Center – Bible Youth Club
3
untuk menerima Yesus, “Kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”
(Luk 7:22)
Pendalaman: Mrk 6:30-44 dibaca dua atau tiga kali.
Tokoh-tokoh dalam cerita ini:
 Yesus: rencana-Nya untuk “nyepi” bersama murid-murid-Nya digagalkan oleh orang banyak yang mengikuti mereka. Melihat orang banyak
itu Yesus merasa kasihan. Mereka seperti domba tanpa gembala, lapar rohani dan lapar jasmani. Ia memuaskan mereka dengan pengajaran dan dengan roti dan ikan (yang sedikit menjadi banyak). Ia melibatkan murid-murid-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan.” Ia
memberi dengan limpah, tapi tidak boleh ada yang dibuang.

Murid-murid: Mereka baru pulang dari misi yang pertama: antusias, juga capek. Yesus mengajak mereka istirahat di tempat sunyi. Tahutahu mereka dihadang orang banyak. Rencana libur gagal. Mungkin
ada yang kecewa. Mereka ikut mendengarkan pengajaran Yesus. Barangkali bukan hal baru bagi mereka. Pengajaran cukup lama sampai
hampir malam. “Suruhlah mereka pergi.” Solusi yang gampang. Tapi
Yesus malah menyuruh mereka memberi makan kepada orang banyak dengan hanya 5 roti dan 2 ikan. Mana mungkin? Mereka melihat
Yesus mengucap berkat, memecahkan roti itu, dan mereka disuruh
membagi-bagikannya. Makin dibagi, makin banyak sampai semua
kenyang. Lebih dari 5000 orang. Masih ada banyak sisa roti dan ikan
yang mereka kumpulkan.

Orang banyak. Mereka menyusul Yesus ke tempat sunyi itu, cukup
jauh. Mereka meninggalkan pekerjaan mereka. Ada yang membawa
anak-anak. Mereka itu bukan kaum elit, tapi kebanyakan orang miskin,
susah, tertindas, tersingkir. Macam-macam motivasi mereka mencari
Yesus. Ketika mulai malam, mereka disuruh duduk dalam kelompokkelompok. Panitia menyediakan konsumsi. Ternyata cukup, bahkan
lebih. Dari mana?
Renungan
Masuklah ke dalam cerita itu dan jadilah salah satu tokoh. Amatilah
Yesus, sikap, gerak-gerik, ucapan-Nya. Lalu pergilah menyendiri, berdua
saja dengan Yesus, dan bicaralah kepada-Nya. Siapakah Dia bagi anda,
dan siapakah anda bagi Dia? Apa yang anda harapkan dari Dia, dan apa
yang Dia harapkan dari anda khususnya terhadap orang miskin, di tahun
ini, di hari-hari yad?
Saling berbagi
Siapa yang tergerak hatinya dapat membagikan pengalaman rohaninya.
Bagaimana pertemuan anda dengan Yesus di tempat sunyi itu? Apa yang
anda temukan mengenai pribadi-Nya dan pribadi anda?
Doa spontan
Angela Merrici Biblical Center – Bible Youth Club
4
Angela Merrici Biblical Center – Bible Youth Club
5
Download