TIPE-TIPE EKOSISTEM Secara umum terdapat 3 tipe ekosistem, yakni ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan. 1 Ekosistem Air (Akuatik) a. Ekosistem Air Tawar, dibagi menjadi 2, yaitu: 1) Ekosistem Air Tawar Lotik, memiliki ciri airnya berarus, contohnya ekosistem sungai. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat menyesuaikan diri dengan arus air. Contohnya ikan belida, serangga air, dan diatom yang dapat menempel pada batu. Produsen utama pada ekosistem ini adalah ganggang. Akan tetapi, umumnya organisme lotik memakan detritus yang berasal dari ekosistem darat dan sekitarnya. 2) Ekosistem Air Tawar Lentik, memiliki ciri airnya tidak berarus, contohnya ekosistem rawa air tawar, rawa gambut, padang rumput rawa, kolam, dan danau. Rawa didominasi oleh tumbuhan berkayu, rawa gambut didominasi oleh lumut Sphagnum. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah, yaitu litoral, limnetik, dan profundal. Wilayah litoral adalah wilayah tepi danau dan kolam. Organisme litoral antara lain teratai, Hydrilla, Hydra, capung, katak, burung, dan tikus. Vegetasi pada wilayah litoral didominasi oleh tumbuhan yang mengapung atau tenggelam. Wilayah limnetik adalah wilayah perairan terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Pada wilayah ini banyak mengandung fitoplankton dan zooplankton. Di bagian bawah wilayah limnetik terdapat wilayah profundal, yaitu wilayah yang dalam dengan berbagai jenis dekomposer pada bagian dasarnya. b. Ekosistem Laut, dibagi menjadi 3 zona: 1) Zona Litoral, meliputi : a) Ekosistem Estuari, terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut atau disebut muara sungai/pantai lumpur. Cirinya berupa perairan payau dan vegetasinya didominasi oleh tumbuhan bakau. Ikan, udang, dan moluska melakukan perkembangbiakan di daerah ini. b) Ekosistem Pantai Pasir, cirinya intensitas cahaya matahari yang dipaparkan selama 12 jam dan deburan ombak yang terus-menerus. Vegetasi ada yang membentuk terna (formasi pescaprae) atau membentuk perdu dan pohon (formasi barringtonia). Terna adalah tumbuhan berbiji yang memiliki batang lunak dan tidak berkayu (misalnya rumput, kangkung, dan pisang). Hewan pada ekosistem pasir pantai kebanyakan hidup di dalam pasir. Organisme tersebut aktif jika air pasang dan membenamkan diri di pasir saat air surut, misalnya kepiting kecil. c) Ekosistem Pantai Batu, cirinya tersusun dari batu-batuan kecil dan bongkahan batu yang besar. Organisme yang ada adalah Eucheuma dan Sargassum, serta beerapa jenis moluska yang dapat melekat di batu. 2) Zona Laut Dangkal meliputi Ekosistem Terumbu Karang. Ekosistem ini hanya dapat tumbuh di dasar perairan yang jernih. Terumbu karang terbentuk dari rangka hewan kelompok Coelenterata. Pada ekosistem ini terdapat berbagai jenis organisme laut dari kelompok Porifera, Coelenterata, ganggang, berbagai jenis ikan, serta udang. 3) Zona Pelagik meliputi Ekosistem Laut Dalam. Ekosistem ini berada pada kedalaman 76.000 m dari permukaan laut, sehingga tidak ada lagi cahaya matahari. 2 Ekosistem Darat (Terestrial) Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe struktur vegetasi tumbuhan dominan disebut bioma. Vegetasi suatu jenis bioma memiliki penampakan yang sama dimanapun bioma tersebut ditemukan. Penyebaran jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh iklim. Bioma di dunia dikelompokkan menjadi 7 kategori, yaitu: a. Hutan Hujan Tropis, terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur tinggi (ratarata 250C) dan curah hujan yang tinggi (200-450 cm per tahun). Memiliki ciri pohonnya tinggi dan rimbun, dengan jenis tumbuhan yang sangat beragam. Hewannya meliputi berbagai jenis serangga dan burung, monyet, orang utan, dan harimau. b. Savana, terdapat di wilayah sekitar khatulistiwa dengan curah hujan lebih rendah daripada hutan hujan tropis (sekitar 90-150 cm per tahun). Vegetasi savana didominasi oleh rumput dengan semak dan pohon yang tumbuh terpencar. Hewan yang hidup yakni berbagai jenis serangga seperti belalang, kumbang, rayap, herbivora dan karnivora. c. Padang Rumput, terdapat pada wilayah dengan temperatur sedang. Curah hujan di padang rumput lebih rendah daripada di savana (25-27 cm per tahun). Vegetasi yang dominan adalah rumput dan hewan yang ada adalah kelinci, tupai tanah, dan serigala. d. Gurun, terdapat di belahan bumi sekitar 200-300 lintang utara dan lintang selatan. Curah hujan rendah yaitu kurang dari 25 cm per tahun. Vegetasinya terdiri dari berbagai belukar akasia dan kaktus, sedangkan hewan yang ada yaitu belalang, burung pemangsa serangga, dan kadal. Hewan-hewan gurun melakukan kegiatan pada malam hari (nokturnal). e. Hutan Gugur, terdapat di pegunungan wilayah tropis dan di wilayah subtropis yang mengalami pergantian musim panas dan dingin. Curah hujan sedang, yaitu 75-150 cm per tahun. Pohon pada hutan gugur memiliki ciri menggugurkan daunnya menjelang musim gugur dan menjadi dorman (hidup, tetapi dengan metabolisme yang relatif tidak aktif dan penghentian pertumbuhan) pada musim dingin. Pohon di hutan gugur antara lain maple dan birkin. Contohnya hutan jati. f. Taiga, terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan di pegunungan tropis. Cirinya hujan turun hanya pada musim panas dan musim dingin berlangsung secara berkepanjangan. Hewan yang hidup antara lain rusa, bajing, burung gagak hitam, bermacam burung berkicau, serigala, dan beruang. Contohnya hutan pinus. g. Tundra, terdapat di dekat kutub utara, yaitu pada 600 lintang utara, disebut tundra artik. Sedangkan tundra yang terdapat di puncak gunung disebut tundra alpin. Ciri bioma tundra adalah musim dingin terjadi setiap waktu sepanjang tahun. Vegetasi tundra didominasi oleh rumput alang-alang lumut daun, dan perdu. Tidak terdapat pohon. Hewan yang ada kelinci, burung hantu, serigala, rusa, dan domba. 3 Ekosistem Buatan Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya bendungan, hutan tanaman produksi, agroekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi, perkebunan sawit, dan perkebunan kopi.