FISIKA MATEMATIKA 1 DERET Anggota Kelompok : 1. Ginanjar Putri Utami 1101135006 2. Mochamad Rizalul Fikri 1101135012 3. Novita Sari 1101135014 4. Wirna Suryani 1101135025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2013 DERET 1.1 Definisi dan notasi Deret merupakan suatu bilangan yang tersusun di dalam bentuk penjumlahan dari banyak bilangan (tak hingga). Ada deret yang mempunyai nilai terbatas dan ada juga yang mempunyai nilai tak hingga. Bilangan penyusun deret dapat berupa rumus tertentu juga ada berupa bilangan yang tidak dapat dirumuskan. Contoh 1 1+2+ 1 3 + 1 4 + …. Dalam banyak bentuk, deret dapat dirumuskan ke dalam suatu bentuk perulangan (looping) yang bergantung pada suatu nilai variabel yang membesar ketika berulang. Seperti contoh diatas, dapat dilihat penyebut dari bilangan penyyusunannya membesar dengan beda satu, artinya setiap perulangan bilangan penyusunannya (penyebutnya) ditambah satu. Untuk merumuskan deret di atas dapat digunakan variabel n yang membesar dengan beda satu, digunakan sebagai penyebut bilangan penyusun deret, dan operasi penjumlahan digunakan dengan notasi ∑∞ n=1 atau sigma yang artinya perulangan n dimulai dari satu sampai tak 1 1 hingga. Perumusan deret di atas adalah ∑∞ n=1 2 = 1 + 2 + Contoh ∞ ∑ n=1 ∞ ∑ n=1 1 1 1 1 = 1 + + + + …. n 2 2 3 4 1 1 1 1 =1+ + + + …. n! 2 6 24 1 3 + 1 4 + …. 1.2 Deret Konvergen dan Deret Divergen Deret tak hingga terbagi menjadi dua yaitu, deret tak hingga yang konvergen dan deret tak hingga yang divergen. Tinjau suatu deret berikut : ∞ 1 n 1 2 1 3 1 4 1 n ∑ ( ) = 1 + ( ) + ( ) + ( ) + … . + ( ) + …. 2 2 2 2 2 n=0 Namakan deret dengan Sn : 1 1 Sn = 1 + 2 + 1 + 4 1 n 1 + 16 … + (2) + … 8 Kita kalikan Sn dengan ½ akan didapat : 1 ½ Sn = 2 + 1 1 + 4 1 n+1 1 + 16 … + (2) 8 + … Jumlahkan Sn dengan (-1/2) Sn akan didapat : 1 1 Sn = 1 + 2 + 1 -1/2 Sn = - [2 + + 4 1 + 4 1 1 1 n + 16 … + (2) + … 8 1 1 1 n+1 + 16 … + (2) 8 + …] + 1 n+1 ½ Sn = 1 - (2) Dengan demikian kita dapat menghitung nilai deret di atas Sn = 1 n+1 2 1 2 1−( ) S = lim Sn = 2 n→∞ Oleh karena nilai S dapat dihitung dan bernilai batas maka deret tersebut dinamakan deret konvergen. Jika S tidak dapat dihitung atau bernilai tak hingga maka deretnya dinamakan deret divergen. Suatu barisan (Sn) dikatakan konvergen ke suatu bilangan hingga s jika berlaku lim Sn = s. Artinya : untuk sembarang bilangan positif ϵ n→∞ kecil, ada bilangan bulat positif m, sedemikian sehingga untuk n > m, maka |s − sn| < ∈ Sn mempunyai limit disebut barisan konvergen, tapi jika baris tak mempunyai limit maka barisan disebut divergen.Suatu barisan (Sn) dikatakan divergen ke ∞ atau lim Sn = n→∞ ∞ jika untuk sembarang bilangan positif m bagaimana besarnya, selalu ada bilangan positif m, sedemikian sehingga untuk n > maka |Sn| > m atau jika Sn > m, lim Sn = + ∞ dan lim Sn = − ∞ n→+∞ n→−∞ Dalil dalil untuk barisan - Setiap barisan tak trun (tak naik) tetapi terbatas konvergen - Setiap barisan tak terbatas adalah divergen - Suatu barisan konvergen (divergen) akan tetap konvergen (divergen) jika beberapa atau semua suku – suku ditukar - Limit dari barisan konvergen adalah unik lim Sn = s dan n→∞ lim tn = t b→−∞ - lim (Sn ± tn) = s + t n→∞ lim (k . Sn) = k . s n→∞ lim (Sn . tn) = s . t n→∞ Jika Sn adalah barisan yang suku – sukunya tak nol dan jika 1 lim Sn = ∞ maka lim Sn = 0 n→∞ 1.3 - Jika a > 1 maka lim an = +∞ - Jika |r| < 1 maka lim r n = 0 n→+∞ n→∞ Uji Deret Konvergen dan Divergen Suatu deret dapat dikatakan konvergen bila telah diujji dengan beberapa jenis uji yang dapat memberikan kepastian tentang sifat konvergen. Ada beberapa jennis uji konvergensi bagi deret, diantaranya a. Uji Awal (Preliminary Test) Uji ini dilakukan pertama kali sebagai uji apakah deret bisa bersifat konvergen atau bahkan divergen. Melalui uji ini, suatu deret dapat langsung dinyatakan bersifat divergen, atau deret masih memiliki kemungkinan bersifat konvergen dari deret tersebut. lim an = 0, ada kemungkinan deret konvergen n→∞ lim an ≠ 0, deret pasti divergen n→∞ Dalil Jika ∑∞ n=1 a n konvergen, maka lim a n = 0 n→∞ Dalil ini tidak bisa dibalik, jadi jika diperoleh lim an = 0 belum n→∞ dapat dikatakan bahwa deret ∑∞ n=1 a n konveregen (lanjutkan ke uji yang lain) Contoh ∞ ∑ n=1 1 1 1 1 = 1 + + + + …… 2 2 3 4 lim an = 0, deret belum pasti divergen tetapi memberikan n→∞ kemungkinan deret konvergen (walaupun akhirnya deret divergen). Harus dilakukan uji lain yang dapat memastikan deret konvergen. b. Uji Perbandingan dengan Deret Lain (Comparison Test) Setelah melalui uji awal dan ada kemungkinan deret konvergen, dilakukan uji perbandingan untuk memastikan deret konvegen. Suatu deret ∑∞ n=1 bn yang telah diketahui bersifat konvergen digunakan untuk membandingkan (uji perbandingan) deret ∑∞ n=1 a n , dimana ∞ ∞ ∑∞ n=1 a n < ∑n=1 bn , deret ∑n=1 a n konvergen ∞ ∞ ∑∞ n=1 a n > ∑n=1 bn , digunakan uji lain untuk menentukan ∑n=1 a n konvergen atau divergen. Contoh : 1 Uji deret ∑∞ n=1 n! dengan uji banding, gunakan sebagai deret 1 pembanding ∑∞ n=1 2n yang merupakan deret konvergen Bandingkan N n! 2n 1 1 2 2 2 4 3 6 8 4 24 16 5 120 32 1 < n! 1 2n 1 n! 1 > 1 2 1 6 1 24 1 120 > > < < 1 2n 1 2 1 4 1 8 1 16 1 32 untuk n ≥ 4 1 Maka deret ∑∞ n=1 n! konveregen c. Uji Integral ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∫N an dn → ∫N f(n)dn → ∫N f(x)dx ↔ ∫N f(x)dn = ∫ f(x)dx ∞ Ketentuan jika ∫ f(x)dx 1. Nilainya berhingga maka deret ∑∞ n=1 a n konvergen 2. Nilainya tak berhingga maka deret ∑∞ n=1 a n divergen Untuk lebih memudahkan, batas integral bisa ditinjau batas atasnya saja Contoh Selidiki kekonvergenan deret ∑∞ k=1 k ek 2 Penyelesaian ∞ b ∫ ak dk = lim ∫ b→∞ 1 1 k ak 2 dk −1 −1 1 1 1 2 lim e−k | b1= lim ( b2 − ) = 2 b→∞ 2 b→∞ e e 2e = Karena integral tak wajar di atas kekonvergen ∑∞ k=1 k 2 ek 1 konvergen ke 2e dan ∑∞ k=1 k 2 ek = 1 2e maka deret 1 2e d. Uji Nisbah (test d’allembert) Teorema Tinjau deret ∑∞ n=1 a n lalu cari nilai ρn = | an+1 an | kemudian lakukan lim ρn = ρ n→∞ Jika : ρ < 1 , konvergen ρ > 1 , 𝑑𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 ρ = 1 , pengujian gagal melakukan kesimpulan dengan tes lain) Contoh k Selidiki kekonvergenan deret ∑∞ k=1 k! Jawab Misal ak = 1 k! maka lim ak+1 k→∞ ak = lim 1 k→∞ k+1 =0 1 Jadi deret ∑∞ k=1 k! konvergen e. Tes Akar (Test Couchy) k k Misal ∑∞ k=1 a k deret positif dan lim √a = a k→∞ Maka 1. Bila a < 1 maka deret ∑∞ k=1 a k konvergen (dilakukan 2. Bila a > 1 atau a = ∞ maka deret ∑∞ k=1 a k divergen 3. Bila a = 1 maka tes gagal melakukan kesimpulan (dilakukan dengan tes lain) Contoh 3k+2 k Tentukan kekonvergenan deret ∑∞ k=1 (2k−1) Jawab : 3k+2 k 3k+2 Misal ak = (2k−1) maka lim k√ak = lim 2k−1 = k→∞ k→∞ 3 2 3k+2 k Jadi deret ∑∞ k=1 (2k−1) konvergen f. Tes Limit Perbandingan a k ∞ Misal ∑∞ k=1 a k dan ∑k=1 bk merupakan deret positif dan lim b = 1 k→∞ k Maka kedua deret konvergen atau divergen secara bersama – sama bila 1 < ∞ dan 1 ≠ 0 Contoh 1 Tentukan konvergensi deret ∑∞ k=2 k2 −1 Jawab 1 1 Pandang deret – p, ∑∞ k=2 k2 konvergen. Misal a k = k2 dan bk = 1 k2 −1 1.4 a maka lim bk = lim k→∞ k k2 −1 k→∞ k2 1 = 1 Jadi deret ∑∞ k=2 k2 −1 konvergen Deret Bolak-balik (Alternating Series) Deret bolak-balik adalah deret yang suku-sukunya berganti tanda. Sebagai contoh, 1 1 1 (−1)n+1 1 − + − + ⋯+ 2 3 4 n n+1 Deret bolak-balik ∑∞ an , dengan an positif, konvergen jika n=1(−1) memenuhi dua syarat berikut: i. Setiap suku-suku deret ini secara numerik kurang dari sukusuku sebelumnya, |an+1 | < |an |. ii. 1.5 lim |an | = 0. a→∞ DERET PANGKAT 1.5.1 Definisi deret pangkat C n ( x a) n co c1 ( x a) c 2 ( x a) 2 c 3 ( x a) a ... n 0 dimana X adalah variabel C n dan a konstanta Perhatikan bahwa dalam notasi deret pangkat telah sengaja memilih indeks nol untuk menyatakan suku pertama deret, c0 yang selanjutnya disebut suku ke-nol .Hal ini digunakan untuk memudahkan penulisan ,terutama ketika membahasa pernyataan suatu fungsi dalam deret pangkat . Beberapa contoh deret pangkat : (a) 1 x x2 x3 ( x) n ..... n ..... 2 4 8 2 (b) x x2 x3 x4 (1) n1 x n ..... ..... 2 3 4 n (c) x x3 x5 x7 (1) n1 x 2 n1 ..... ..... 3! 5! 7! (2n 1)! (d) 1 ( x 2) 2 ( x 2) 2 3 ..... 1.5.2 TEOREMA DERET PANGKAT ( x 2) n n 1 ..... Konsep Dasar Deret pangkat merupakan suatu bentuk deret tak hingga a m ( x x0 ) m a0 a1 ( x x0 ) a 2 ( x x0 ) 2 a3 ( x x0 ) 3 ..... (1) m 0 Diasumsikan x, x0 , dan koefisien a i merupakan bilangan real. Jumlah parsial untuk n suku pertama bentuk di atas s n yang adalah dapat dituliskan sebagai s n ( x) a0 a1 ( x x0 ) a 2 ( x x0 ) 2 ......a n ( x x0 ) n (2) Dan sisa deret pangkat (1) didefinisikan sebagai Rn Rn ( x) a01 ( x x0 ) n 1 a n 2 ( x x0 ) n 2 ...... (3) Untuk persamaan (1) di atas dapat diperoleh s0 a0 R0 a1 ( x x0 ) a 2 ( x x0 ) 2 a3 ( x x0 ) 3 .... s1 a 0 a1 ( x x0 ) R1 a 2 ( x x0 ) 2 a3 ( x x0 ) 3 a 4 ( x x0 ) 4 ... s 2 a 0 a1 ( x x0 ) a 2 ( x x0 ) 2 R2 a3 ( x x0 ) 3 a 4 ( x x0 ) 4 a5 ( x x0 ) 5 ... 1.5.3 Konvergensi Jika diambil suatu nilai x = x1 maka deret pangkat (1) dinyatakan konvergen jika lim sn ( x1 ) s( x1 ) hadir sebagai suatu bilangan real. n→∞ Sebaliknya deret pangkat itu akan divergen jika lim sn ( x1 ) s( x1 ) tidak hadir sebagai suatu bilangan real.jika n→∞ deret (1) adalah konvergen pada x x1 ,dan jumlah deret tersebut untuk x x1 dapat dituliskan sebagai s ( x1 ) a m ( x1 x0 ) m m 0 Maka untuk tiap n tertentu dapat dituliskan s( x1 ) s n ( x1 ) Rn ( x1 ) (4) Pada kasus konvergensi ,untuk suatu nilai positif tertentu terdapat suatu nilai N (yang tergantung terhadap ) sedemikian sehingga ,untuk (4) Rn ( x1 ) s( x1 ) sn ( x1 ) untuk setiap n>N (5) Secara geometris ini berarti bahwa semua s n ( x1 ) dengan n>N ,terletak antara s( x1 ) dengan n>N ,terletak antara s( x1 ) dan s( x1 ) .Untuk deret yang konvergen ,kita dapat menentukan nilai pendekatan dari s (x) untuk x x1 dengan mengambil harga n yang cukup besar . 1.5.4 Radius Konvergensi Untuk menentukan nilai x, yang menghasilkan deret konvergen,tes rasio (Boas, 1983) dapat digunakan.Tes rasio menyatakan bahwa jika rasio absolute dari suku kem+1 terhadap suku ke-n mendekati suatu nilai karena n ,maka deret dikatakan konvergen jika 1 dan divergen jika 1 a m 1 x x0 m a m (6) 1 x x0 R (7) lim Dimana a 1 lim m1 x x0 atau R m am Jika limit ada ,maka deret am m a m 1 R lim adalah (8) konvergen ,dan konvergensi menyatakan 1 ,sehingga x xo R (9) R adalah radius konvergensi ,dan deret akan konvergen pada interval x0 R x x0 R (10) Jika deret konvergen ,maka deret yang diperoleh dari hasil turunannya juga konvergen. Untuk deret pangkat yang diberikn pada persamaan (1) hanya terdapat tiga kemungkinan Deret tersebut konvergen hanya ketika x xo ,jika diperoleh harga R=0 Deret tersebut konvergen pada x xo R ,jika diperoleh harga R=1 Deret tersebut konvergen untuk semua x,jika diperoleh harga R= Untuk tiap x yang membuat deret(1) konvergen ,maka deret ini akan menghasilkan nilai tertentu s(x) .Dapat dituliskan fungsi s(x) yang konvergen dalam interval berikut: s ( x) a m ( x x0 ) m ( x x0 R) (11) m 0 Contoh 1 Selidikilah konvergensi dari deret berikut : m! x m 1 x 2 x 2 6 x 3 ..... m 0 Penyelesaian : Dari deret di atas ,diperoleh a m m! ,dengan demikian am m a ma R lim m! m ( m 1)! R lim 1 m m 1 R0 R lim Menurut tes rasio ,kenvergensinya menyatakan bahwa 1 1 x x0 x 1 R R Deret ini divergen untuk x 0 dengan demikian deret ini konvergen hanya ketika x=0 Contoh 2 Selidikilah konvergensi deret geometri berikut : 1 x m 1 x x 2 ...... 1 x m 0 ( x 1) Penyelesaian : Dari deret geometri di atas diperoleh a m 1 untuk setiap m ,sehingga am m x a m 1 R lim R 1 Menurut tes rasio ,konvergensinya menyatakan bahwa 1 x x0 x 1 R Dari tes rasio didapatkan bahwa deret geometri ini konvergen untuk x 1 1.5.5 Penurunan dan Pengintegralan Deret Pangkat Jika y (x ) merupakan fungsi dari deret pangkat pada persamaan (1) y ( x) am( x x 0 ) m m0 Mempunyai radius konvergensi R > 0 ,maka hasil turunan dan integrasi dari deret pangkat tersebut pada selang x x0 R diberikan oleh y ' x ma m ( x x 0 ) m 1 m 1 (12) y ' ' x mm 1a m ( x x 0 ) m 2 m 1 x x 0 m1 yx dx a m 0 (13) m m 1 (14) Penjumlahan Dua deret pangkat dapat dijumlahkan,misalkan f x a m x x 0 m (15) m (16) m0 g x bm x x 0 m 0 Memiliki radius konvergensi positif (R>0) dan jumlah dari f(x) dan g(x) dapat dituliskan sebagai berikut a m0 m bm x x 0 m (17) Konvergensi dari fungsi hasil penjumlahan ini terletak di dalam interval konvergensi dari tiap-tiap fungsi asal . Perkalian Dua deret pangkat f(x) dan g(x) yang dinyatakan pada persamaan (15) dan (16) dapat diperlakukan operasi perkalian ,dengan hasil berikut a b m 0 0 m a1 bm 1 .....a m b0 x x 0 (18) a0 b0 a0 b1 a1b0 x x0 a0 b2 a1b1 a 2 b0 x x0 ..... 2 Konvergensi dari fungsi hasil perkalian ini terletak di dalam interval konvergensi dari tiap-tiap fungsi asal. 1.6 Ekspansi Deret Kadang kala dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dalam fisika, sebuah fungsi diekspansikan ke dalam bentuk deret agar mempermudah penyelesaian permasalahan tersebut. Sebuah fungsi f(x) jika diekspansasikan menjadi bentuk deret disebut bderet Taylor – Mc Laurin Dengan f n (0) adalah turunan ke – n dari f(x) Misalkan f(x) = sin x ; maka : C0 = 0 C1 = 1 C2 = 0 1 C3 = -3 ! Sehingga sin x = c0x0 + c1x1 +c2x2+c3x3+...... Dengan cara yang serupa,bentuk deret dapat didapatkan untuk beberapa fungsi lainnya Untuk nilai x sangat kecil, maka : Sin x = x Cos x =1 Exp (x) =1+x Pendekatan nsemacam ini kadang dijumpai pada bidang ilmu mekanika misalnya pada ayunan bandul dengan sudut simpangan yang kecil. Bukti : Deret Taylor Konsep deret ini sungguh tidak sulit jika kita sudah mengenal konsep derivatif. Sangat mudah.. Berikut adalah formula yang dikenl dengan nama Deret Taylor Untuk setiap fungsi f(x) yang diferensiabel di titik c, maka berlaku ekspansi dari f(x) sebagai berikut . F(x) = f(c)+ 𝑓 ′ (𝑐) 11 (x-c) + 𝑓 ′′ (𝑐) 2! 𝑓 ′′′ (𝑐) (𝑥 − 𝑐)2+ 3! (𝑥 − 𝑐)3 +......(dst) Teorema Taylor Untuk fungsi f(x) yang diferensiabel dititik c, maka hanya akan terdapat 1 fungsi yang memenuhi kondisi berikut. F(x) = a0 + a1(x-c)+a2(x − c)2 + ⋯ Conto soal : Diketahui f(x) = x 3 + 3x 2 + 2x + 1 , dengan c=1 , berapakah nilai daro a0,a1,a2,a3,dst,, yang memenuhi persamaan berikut ? F(x) = a0+a1(x-c)+a2(x − c)2+a3(x − c)2 +... Jawab : Fungsi di atas merupakan polinomial yang berderajat 3. Oleh karena itu , kita tidak perlu memperhatikan derajat yang lebih besar dari 3 , seperti (x − c)4 , (x − c)5 . Artinya , nilai yang perlu dicari adalah nilai a0,a1,a2,dan a3 saja. (sisanya bernilai nol). Soal ini dapat dikerjakan dengan penjabaran biasa(yang sesungguhnya, akan lebih efektif menggunakan formula Deret Taylor). x 3 + 3x 2 +2x+1 = a0+a1(x-1)+a2(x − c)2 +a3(x − 1)3 x 3 + 3x 2 +2x+1 =a0+a1(x-1)+a2(x 2 − 2x + 1) +a3(x 3 − 3x 2 + 3x − 1) Setelah dikalikan dan dijumlahkan menjadi sbb: x 3 + 3x 2 + 2x + 1 = (a3)x 3 + (a2 − 3a3)x 2 + (a1 − 2a2 + 3a3 )x + (a0 − a1 + a2 − a3) Dengan menghubung-hubungkan koefisien ruas kiri dan kanan , kita akan menemukan jawaban : A0 = 7 , a1=11,a2=6,dan a3=1. Bukti Deret Taylor Dari Teorema Taylor , didapat fungsi yang didefinisikan sbb: F(x)=a0+a1(x-c)+a2(x-c)2+a3(x-c)3+.....+an(x-c)n+... Bagaimana jika fungsi tersebut kita turunkan 1 kali,2 kali,dan seterusnya?Hasilnya ditunjukkan dibawah F’(x)=a1+2a2(x-c)+3a3(x-c)2+..... F’’(x)= 2a2+33.2..a3(x-c)+4.3a4(x-c)2+... F’’’(x)=3.2.a3+4.3.2.a4(x-c)+..... Fn(x)= n!(an)+(n+1)!an+1(x-c)+(n+2)!an+2(x-c)2+....(dst) Kemudian, pada fungsi awal dan fungsi-fungsi turunan tersebut , jika kita bmenetapkan x=c, maka : F(c)=a0 F’(c)=a1 f’’(c)=2!.a2 f’’’(c)=n!.an dengan memasukkan harga a0, a1, a2, a3, dst, maka Deret Taylor pun terbukti f(x)=f(c)+ f′ (c) 1! (x − c) + f′′ (c) 2! (x − c)2 + f′′′ (c) 3! (x − c)3 + ⋯ dst 1.7 Latihan Soal n2 1. Tentukan deret berikut menggunakan uji awal ∑∞ n=1 (n+1)2 Penyelesaian n2 n→∞ (n+1)2 lim n2 = lim n→∞ (n2 + 2n+1 ) 1⁄ dx 2 1+x2 2. Hitung ∫0 = 1 (divergen) dengan pengembangan deret satelit empat desimal. Penyelesaian 1⁄ dx 2 1+x2 1⁄ ~ ∫0 2(1 − x 2 + x 4 - x 6 + x 8 − x10 + x12 − ⋯ . ) dx ∫0 ~ [x − 1 x3 3 + 1 x5 5 − x7 7 1 + 1 x9 9 −⋯] 1/2 o 1 1 ~ 2 – 2.23 − 5.25 − 7.27 + 2.29 + 11.211 + ⋯ ~ 0,50000 – 0,04167 + 0,00625 – 0,001112 – 0,0004 +0,00001 - … ~ 0,4636 1 3. Selidiki konvergensi deret ∑∞ n−2 n log n Penyelesaian Suku-suku dari deret ini lebih kecil dari suku-suku deret harmonis Tetapi tidak dapat kita ambil kesimpulan ∞ Tetapi ∫2 dx x log x ∞ d (log x) = ∫2 log x = lim log log x| b2= ∞ b→∞ Deret tersebut divergen 4. Selidiki konvergensi dari deret ∑∞ n−1 log n n Penyelesaian un = log n n 1 > n untuk n≥ 3 1 Diketahui deret ∑ n divergen, maka deret tersebut diatas divergen. 5. Selidiki konvergensi dari deret ∑∞ n−1 log n n! Penyelesaian lim un+1 n→∞ un 2n+1 = lim n→∞ ( n+1)! n! 2 . 2n = lim n→∞ n+1 =0 nn 6. Selidiki konvergensi dari deret ∑∞ n−1 n! Penyelesaian lim un+1 n→∞ un (n+1)n+1 = lim n→∞ (n+1)! n! . nn = lim n+1 n→∞ n+1 n .( n+1 n ) 1 2 = lim (1 + n) = e > 11. n→∞ 2n 7. Selidiki konvergensi deret ∑∞ n=1 1.3.5………..(2n+1) Penyelesaian lim un+1 n→∞ un 2n = lim n→∞ 1.3.5………..(2n+1)(2n+3) = lim 2 n→∞ 2n+3 = Deret Konvrgen. 8. Selidiki konvergensi deret ∑∞ n→1 n2 +2n 2n n2 Penyelesaian un = n2 +2n 2n n2 = 1 2n 1 + n2 1 1 Masing-masing deret ∑ 2n dan ∑ n2 konvegen. Maka jumlah dari dua deret konvergen pula. ln n 9. Selidiki konvergensi dari deret ∑∞ n=1 2n3 − 1 Penyelesaian 1 Dapat dipahami bahwa ln n < n dan 2n3 −1 ≤ Maka : ln n 2n3 −1 ≤ n n3 1 1 n3 1 = n2 . Deret ∑ n2 konvergen. 1 Ternyata deret ∑∞ n=1 n2 konvergen. 10. Selidiki konvergensi dari deret ∑∞ n=1 n n2 +1 Penyelesaian ∞ M x dx x dx ∫ 2 = lim ∫ 2 M→∞ 1 x + 1 1 x +1 M 1 d(x 2 + 1) = lim ∫ 2 M→∞ 1 x 2 + 1 = 1 lim ln (x 2 + 1)| M1 2 M→∞ = lim {ln(M 2 + 1) − ln 2} M→∞ =∞ Deret divergen n n−1 11. Selidiki konvergensi dari deret ∑∞ n=1(−1) n2 +1 Penyelesaian |un | = n n2 +1 dan |un + 1| = n+1 (n+1)2 +1 Jelas un + 1 < un untuk n ≥ 1 1 Sedangkan lim un = lim n+1⁄ = 0 n→∞ n→∞ n Deret alternative konvergen, tetapi deret dengan suku – suku n positif ∑∞ 1 n2 +1 12. Selidikilah konvergensi deret berikut ex m 0 xm x2 1 x ..... m! 2! Penyelesaian : Menurut tes rasio ,konvergensi menyatakan bahwa 1 1 x x0 x 1 R R Karena harga R= ,maka deret di atas konvergen untuk semua x ,dan dari tes rasio diperoleh x 13. Tentukan radius konvergensi dari deret berikut 1m x 3m m 0 8m 1 x3 x6 x9 ..... ..... 8 64 512 Penyelesaian Deret ini merupakan deret dengan pangkat t x 3 denga koefisien a m (1) m / 8 m , maka am m a m 1 R lim 8 m 1 R lim m m 8 R 8 Menurut tes rasio ,konvergensi menyatakan bahwa 1 1 x x0 x 3 1 R R Dengan demikian deret ini konvergen untuk t x 3 8 yang memenuhi x 2 14. Gunakan ratio test 2n 2n − 1 2 2(n+1) 2(n+1) un = ; un+1 = = 2n − 1 2(n + 1) − 1 2n + 1 2(n+1) un+1 1 lim = lim 2n + n 2 n→∞ un n→∞ 2n − 1 2(n+1) 2n − 1 = lim n→∞ 2n + 1 2n 2n . 2 2n − 1 = lim n→∞ 2n + 1 2n 4n − 2 = lim n→∞ 2n + 1 4n 2 + = lim n n 1 n→∞ 2n n +n 4∞ 2 + = ∞ ∞ 2∞ 1 ∞ +∞ 4 = 2 = 2 divergen 15. Gunakan Couchy test ∞ 1 n n ∑( ) n (n + 1)e n=1 1 1 n n n n un = ( ) = ( ) n n (n + 1)en ne + 1e 1 n n n ) nen + 1en lim √un = lim √( n n→∞ n→∞ 1 n n n = lim [( n ) ] n→∞ ne + 1en 1 n ⁄n = lim [( )] n→∞ ne + e = lim ( n→∞ n ne 1⁄ n2 1⁄ n +e n 1⁄n2n n2 = n 1⁄ ) n 2 1 ne1⁄n2 n2 n2 + e ⁄n2 2 n ∞ = ∞+∞ =∞ π 16. Ekspansikan fungsi f(x) = cosx disekitar x = 2 ! Penyelesaian π f ′ (x) = − sin x f ′ ( 2 ) = −1 f ′′ (x) = − cos x f ′ ′( 2 ) = 0 π π f ′′′ (x) = sin x f ′′′ ( 2 ) = 1 π f (IV) (x) = cos x f (IV) (x) ( 2 ) = 0 f (V) (x) = − sin x f (V) ( 2 ) = −1 f (VI) (x) = − cos x f (VI) ( 2 ) = 0 π cos x = − (x − 2 ) + π 2 (x− )3 3! π π − π 2 (x− )! 5! +⋯ 17. Ekspansikan fungsi f (x) = sin x, f(x) = cos x, f(x): f(x) = ln(x + 1) di sekitar 0 Penyelesaian : x3 x5 x7 sin x = x − + − +. . 3! 5! 7! x4 x x6 cos x = 1 − 2 + 4! − 6! + .. x2 ex = 1 + x + 2! +… Ln(1 + x) = x x2 2 + x3 3 −⋯ 18. Ekspansikan ke dalam deret taylor dan max laurins : f(x) = e−2x dengan b = 0 dan n = 4 penyelesaian : f(x) = e−2x f(b) = e−2.b = e−2.0 = e−0 = −1 f I (x) = e−2x . −2 = −2e−2x f II (x) = −2e−2x . −2 = 4e−2x f III (x) = 4e−2x . −2 = −8e−2x f I (b) = −2e−2.b = −2e−0 = −2 f II (b) = 4e−2b = 4e−0 = −4 f III (b) = −8e−2b = −8e−0 = 8 f IV (x) = −8e−2x . −2 = 16e−2x f IV (b) = 16e−2b = 16e−0 = −16 19. Ekspansikan ke dalam deret taylor dan mac laurins.f(x) = (1 + x 2 )1/2 Penyelesian : f(x) = (1 + x 2 )1/2 dengan b = 0 dan n = 3 f(x) = (1 + x 2 )1/2 f(b) = (1 + b2 )1/2 = (1 + 02 )1/2 = √1 = 1 1 f I (x) = 2 (1 + x 2 )−1/2 1/2 √1 1 1 f I (b) = 2 (1 + b2 )−1/2 = 2 (1 + 02 )−1/2 = 1 =2 1 1 1 f II (x) = − 4 (1 + x 2 )−3/2 f II (b) = − 4 (1 + b2 )−3/2 = − 4 (1 + 02 )−3/2 = −1/4 3 √1 1 = −4 3 f III (x) = 8 (1 + x 2 )−5/2 3/8 5 √1 3 3 f III (b) = 8 (1 + b2 )−5/2 = 8 (1 + 02 )−5/2 = 3 =8 Deret taylor : fI f II f III (x − b)1 + (x − b)2 + (x − b)3 + … … 1! 2! 3! f(x) = f(b) + =1+ 1/2 −1/4 3/8 (x − 0)1 + (x − 0)2 + (x − 0)3 + … … 1! 2! 3! 1 1 3 = 1 + x − x 2 + x 3 + … … .. 2 4 8 Deret max laurins f(x) = f(b) + f I (b) 1 f II (b) 2 f III (b) 3 f IV (b) 4 (x) + (x) + (x) + (x) 1! 2! 3! 4! + ……… = 1+ 1/2 1 −1/4 2 3/8 3 (x) + (x) + (x) + … … 1! 2! 3! 1 1 3 = 1 + x − x 2 + x 3 + … … .. 2 4 8 20. Ekspansikan kedalam deret taylor dan mac laurins a. F(x) = ex f(x) = ex b=0 n=5 f(b) = e0 = 1 f ′ (x) = ex . 1 f′(b) = e0 = 1 f ′′ (x) = ex .1 f′′(b) = e0 = 1 f ′′′ (x) = ex .1 f′′′(b) = e0 = 1 f ′v (x) = ex . 1 f ′v (b) = e0 = 1 f v (x) = ex .1 f v (b) = e0 = 1 Deret taylor F(x) = f(b) + f ′ (b) f ′′ (b) f ′′′ (b) (x − b)1 + (x − b)2 + (x − b)3 1! 2! 3! + f ′v (b) (x − b)4 4! f v (b) (x − b)5 5! 1 1 1 1 = 1 + (x − 0)1 + (x − 0)2 + (x − 0)3 + (x − 0)4 1! 2! 3! 4! 1 + (x − 0)5 5! 1 1 1 1 1 = 1 + x1 + x 2 + x 3 + x 4 + x 5 1! 2! 3! 4! 5! + Deret mac laurin f ′ (b) 1 f ′′ (b) 2 f ′′′ (b) 3 f ′v (b) 4 f v (b) 5 F(x) = f(b) + x + x + x + x + x 1! 2! 3! 4! 5! 1 1 1 1 1 = 1 + x1 + x 2 + x 3 + x + x 5 1! 2! 3! 4! 5! 1 1 1 1 1 = 1 + x1 + x 2 + x 3 + x 4 + x 5 1! 2! 3! 4! 5! 1 b. F(x) = (x+1) b=0 n=5 f(x) = (x + 1) −1 f(b) = (0 + 1)−1 = 1 f ′ (x) = −1(x + 1) −2 f ′(b) = −1(0 + 1)−2 = −1 f ′′ (x) = 2(x + 1) −3 f′′(b) = 2(0 + 1)−3 = 2 f ′′′ (x) = −6(x + 1) −4 f ′′′(b) = −6(0 + 1)−4 = −6 f ′v (x) = 24(x + 1) −5 f ′v (b) = 24(0 + 1)−5 = 24 Deret taylor F(x) = f(b) + f ′ (b) f ′′ (b) f ′′′ (b) (x − b)1 + (x − b)2 + (x − b)3 1! 2! 3! f ′v (b) (x − b)4 + 4! =1+ (−1) 2 (−6) (x − 0)1 + (x − 0)2 + (x − 0)3 1! 2! 3! 24 + (x − 0)4 4! = 1 − x + x2 − x3 + x4 Deret mac laurin f ′ (b) 1 f ′′ (b) 2 f ′′′ (b) 3 f ′ (b) 4 f v (b) 5 x + x + x + x + x 1! 2! 3! 4! 5! (−1) 1 2 2 (−6) 3 24 4 =1+ x + x + x + x 1! 2! 3! 4! F(x) = f(b) + = 1 − x + x2 − x3 + x4 21.Tentukan konvergen atau divergen dengan menggunakan integral test a. f (n) = sin n penyelesaian : F (n) = sin n u ~ ∫ f(x) dx = lim ∫ sin x dx u→∞ 1 1 = lim cos x | u→∞ u 1 = lim (cos u − cos 1) u→∞ = cos ~ − cos 1 = ~ − 0,99 = ~ b. f (n) = 50 n+1 misal : t = x+1 dt dx =1 dx = dt u ~ ∫ f(x) dx = lim ∫ u→∞ 1 1 50 dt t u1 = lim 50 ∫1 dt u→∞ t = lim 50 (ln t) [ u→∞ u 1 u = lim 50 . ln(x + 1) [ 1 u→∞ = 50 (ln(~ + 1) − ln(1 + 1)) = 50 (0 − 0,693) = −34,65 karena −34,65 < 1 maka disebut konvergen