METODE RITTER DAN CULLMAN DISUSUN OLEH : SINGGIH BASUNDARI KUSUMANINGRUM PRODI : D3 TEKNIK SIPIL NIM/NO REGIS: 5423162967 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA 2016 A. Metode Keseimbangan Bagian Cara Analitis (Metode Ritter) Metode ritter atau umumnya disebut sebagai metode potongan itu berprinsip pada keseimbangan suatu kontruksi. Dimana pada sebuah kontruksi yang seimbang bila dipotong pada sembarang bagian, maka bagian sebelah kiri dari kontruksi akan melakukan keseimbangan gaya-gaya yang ada, demikian juga pada bagian kanan dari kontruksi tersebut. Seringkali dalam menghitung gaya batang diperlukan waktu yang lebih singkat terutama bagi konstruksi yang seirama, untuk itu dapat digunakan metode Ritter, yang disebut juga dengan metode pemotongan secara analitis. Kita harus memotong dua batang atau tiga batang, maka gaya-gaya pada potongan tersebut mengadakan keseimbangan dengan gaya-gaya luar yang bekerja pada kiri potongan maupun kanan potongan. Selanjutnya dapat dihitung gaya-gaya batang yang terpotong tersebut. Sebagai contoh rangka batang jembatan pada gambar di bawah ini. Rangka Batang Jembatan Potongan I-I Dalam menentukan gaya-gaya batang konstruksi rangka jembatan di atas dengan menggunakan metode Ritter, maka terlebih dahulu periksa kestabilan konstruksi, dimana diketahui s = 8, m = 13, dan r = 3, jadi untuk 2s – m – r = 0 adalah 2.8 – 13 – 3 = 0, berarti konstruksi stabil. Kemudian tentukan reaksi perletakan dengan cara analitis, dengan menggunakan keseimbangan momen pada salah satu titik tumpuan. Bila konstruksi dalam keadaan stabil atau seimbang, maka sebagian konstruksi juga harus dalam keadaan seimbang. Pada konstruksi rangka batang di atas, konstruksi tersebut dipotong oleh sebuah garis khayal melalui batang 2, 7, dan 10, maka untuk menjaga keseimbangan bagian kiri haruslah ada gaya batang b2, b7, dan b10 yang mengimbangi gaya luar P dan VA. Hal ini hanya mungkin bila syarat persamaan statik tertentu terpenuhi. Oleh karena itu gayagaya tersebut hanya akan seimbang bila memenuhi syarat : keseimbangan ΣV = 0, ΣH = 0, dan ΣM = 0. Dengan tiga persamaan itu gaya batang b2, b7, dan b10 dapat dicari. Hitungan di atas dapat terpenuhi dengan menggunakan persamaan momen dan persamaan gaya vertikal serta gaya horisontal terhadap titik E, yaitu pertemuan batang b7 dan b10 pada potongan I – I . Untuk mendapatkan b2, yaitu: Untuk mendapatkan b7, yaitu: Prinsip pengerjaan dengan metode ritter ini ialah : 1. 2. Terlebih dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan. Kemudian potongan yang kita dibuat hendaknya jangan lebih dari tiga gaya batang yang tidak diketahui, untuk mempermudah dalam menentukan batang tarik dan batang tekan. 3. Dalam potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat momen sedemikian sehingga hanya sebuah gaya yang belum diketahui besarnya dan gaya tersebut tidak melewati pusat momen yang kita pilih. 4. Dan dalam melakukan perhitungan potongan yang di ambil, dimisalkan setiap gaya-gaya batang itu meninggalkan titik buhul disetiap perhitungan yang dilakukan. 5. Seperti halnya dengan metode sebelumnya, jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka batang tersebut adalah batang tarik, sedangkan jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka batang tersebut adalah batang tekan. Untuk lebih jelasnya coba kita lihat contoh berikut ini : Carilah gaya-gaya batang pada kontruksi dibawah ini dan tentukan sifatnya ? penyelesaian : Kita ambil pertama potongan A-A, karena dipotongan ini hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui yaitu S1 dan S2. Kemudian kita masih perlu mencari jarak siku batang S1 terhadap titik A. Kemudian setelah kita memperoleh seluruh besar gaya maka kita buatkan dalam tabel untuk memper jelas sifat batang dalam kontruksi tersebut. B. METODE CULLMAN Beberapa Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung gaya batang dengan menggunakan metode CULLMANN: 1. Gambar Harus di Skala dengan Tepat 2. Batang yang dipotong maksimum 3 buah yang belum diketahui 3. Gaya Batang tarik (meninggalkan), tekan (menuju) titik buhul 4. Potonglah batang yang akan dihitung besar gayanya dan pilihlah potongan sebelah kiri/sebelah kanan. Pilihlah bagian potongan yang paling sedikit melibatkan gaya. Untuk konstruksi seperti gambar di bawah, pilihlah potongan pada sebelah kiri, batang (1,2, dan 3) 5. Carilah besar, arah dan letak resultan gaya luar (P1 dan RA). 6. Uraikan gaya resultan R tersebut menjadi gaya batang S1, S2 dan S3. Cara menguraikan gaya tersebut adalah (1) carilah titik potong garis kerja resultan R dengan salah satu garis kerja gaya batang, misalnya dalam hal ini dipilih gaya S3. (2) carilah titik potong dua garis kerja gaya batang yang lain (S1 dan S2). Hubungkan kedua titik potong tersebut. Garis ini merupakan garis kerja persekutuan batang S1 dan S2. (3) Lukislah uraian gaya dari sebuah gaya R menjadi dua buah gaya, yaitu batang S3 dan S1,S2. (4) setelahnya gaya S1,S2 diuraikan menjadi gaya batang S1,S. Dengan demikian ketiga gaya batang telah diketahui besar dan arahnya/jenisnya. CONTOH SOAL SOAL UNTUK DIKERJAKAN .