KERANGKA ACUAN KEGIATAN Workshop Persiapan Tim Jurnalis Tanggap Bencana Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Yayasan Air Putih Latar Belakang Orang Indonesia hidup dikelilingi bencana alam. Berita soal gempa bumi, gunung meletus, longsor, tsunami, banjir dan berbagai bencana lain, sudah begitu akrab dengan keseharian kita. Setiap kurun waktu tertentu, ada saja wilayah Nusantara yang diguncang bencana, terutama gempa. Skalanya tentu berbeda-beda, namun dampak susulannya, dari longsor sampai tsunami, tak bisa dianggap remeh. Sudah ratusan ribu orang menjadi korban, kehilangan keluarga, rumah, sampai mata pencaharian. Posisi Indonesia di atas gugusan gunung berapi aktif adalah fakta alam yang tak bisa diubah. Namun, itu tak berarti kita harus pasrah saja menerima bencana alam sebagai momok yang terus menerus mengendap, menanti saat untuk menyerang. Justru, keadaan itu harus mendorong kita untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan akibat bencana. Salahsatu fase krusial dalam penanganan bencana adalah tahap tanggap darurat. Kurun waktu satu-dua hari pasca bencana ini biasanya menentukan keberhasilan upaya penyelamatan dan evakuasi atas korban serta kecepatan proses rekonstruksi dan pemulihan di kemudian hari. Salahsatu faktor yang menentukan keberhasilan pada tahap ini adalah kesiapsiagaan tim tanggap darurat dan ketersediaan informasi yang akurat dan memadai Selama ini, salahsatu tulang punggung penanganan tanggap bencana adalah Yayasan Air Putih. Tak lebih dari 24 jam pasca terjadinya bencana, tim Air Putih umumnya sudah berada di lokasi dan membangun infrastruktur internet yang amat vital bagi kelancaran komunikasi para relawan dan tim penanganan bencana. Pada fase kritis itu, kelancaran komunikasi amat menentukan efektifnya koordinasi dan penanganan korban. Namun, itu ternyata belum cukup. Evaluasi dari sejumlah penanganan bencana di tanah air menunjukkan bahwa fase krusial tanggap darurat bencana juga membutuhkan sebuah pusat informasi terpadu yang bisa menghimpun semua data dan informasi dari berbagai titik lokasi. Selain itu, pusat informasi ini dibutuhkan untuk mengolah berbagai data, dokumen, temuan dan rekomendasi dari berbagai lembaga swasta dan pemerintah, dari dalam dan luar negeri, yang menangani bencana itu. Pusat Informasi ini bisa berperan sebagai sumber rujukan bagi jurnalis, lembaga dan perorangan yang ingin mengetahui kondisi terakhir di wilayah bencana, serta lembaga pemberi bantuan. Keberadaan pusat informasi yang memiliki data akurat yang dimutakhirkan secara berkala akan memberikan dukungan amat besar pada efektifitas dan koordinasi penyaluran bantuan. Untuk itulah, workshop ini diadakan. AJI Jakarta berkomitmen untuk untuk mempersiapkan sebuah tim jurnalis yang siaga dan tanggap dalam situasi bencana. Tim ini kelak akan dilekatkan pada tim tanggap darurat bencana dari Yayasan Air Putih. Dengan demikian, begitu tim Air Putih selesai memasang infrastruktur internet di lokasi bencana, tim jurnalis bisa secara simultan bisa langsung bekerja menggali informasi sebagai input untuk pusat informasi. Ikhtiar AJI Jakarta ini dilakukan selain dalam rangka meningkatkan kualitas jurnalisme wartawan anggotanya, juga sebagai bagian dari peran sosial AJI untuk masyarakat. Tujuan 1. Memberikan pemahaman utuh kepada jurnalis soal peta potensi bencana alam di Indonesia dan penanganan tanggap darurat bencana di Indonesia. 2. Memberikan pemahaman dan keterampilan kepada jurnalis soal konsep kesiapsiagaan yang dibutuhkan dalam kondisi tanggap darurat bencana. 3. Mempersiapkan jurnalis untuk membantu proses tanggap darurat pasca bencana alam, terutama dalam menyokong keberadaan pusat informasi bencana (media center) yang disiapkan Yayasan Air Putih. Batasan Materi Substansi Workshop ini dibagi menjadi tiga bagian besar. Bagian pertama akan meliputi informasi seputar potensi ancaman bencana dan penanganan tanggap darurat. Bagian kedua bersifat lebih teknis, seputar informasi mengenai bagaimana persiapan masuk ke wilayah bencana. Sedangkan bagian ketiga fokus pada materi soal bagaimana mengelola Pusat Informasi kelak di daerah bencana. Bagian pertama tentang potensi ancaman bencana akan diawali dengan materi soal penyebab bencana. Bahwa bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Selain itu, akan dijelaskan bahwa kebijakan umum penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi: pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya; penentuan status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; perlindungan terhadap kelompok rentan; dan Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital Bagian ini juga akan mendeskripsikan bagaimana koordinasi antar sektor kementerian/lembaga, dinas teknis pemerintahan, koordinasi antar lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan baik asing maupun dalam negeri , dan koordinasi antar lembaganon-pemerintahan dalam penanganan darurat bencana. Bagian Kedua Workshop akan fokus pada tatacara operasi perjalanan alam terbuka dalam kebencanaan di Indonesia. Bagian ini akan terdiri dari: 1) Penjelasan mengenai fase persiapan (yang meliputi persiapan diri, sejumlah tips dan keahlian kemampuan bertahan dalam berbagai kondisi alam terkait kebencanaan), dan 2) Beberapa karakteristik dasar bencana di Indonesia (sifat dan karakteristik berbagai medan yang mungkin dihadapi dalam operasi kebencanaan) Bagian terakhir akan berisikan materi tentang pengelolaan Media Center atau Pusat Informasi Kebencanaan. Bagian ini berisi materi soal: 1) Tata kelola manajerial, 2) bagaimana menggunakan perangkat teknologi informasi (content media center ) yang meliputi cara pengumpulan informasi, cara pemasukan (input) data, pemrosesan data, analisis data, dan updating data melalui Media Center sebagai data rujukan penanganan bencana di suatu wilayah. Selain itu, akan ada juga materi (3) soal pengenalan dan pemanfaatan peralatan komunikasi informasi kebencanaan. Peserta Peserta workshop ini adalah 15 jurnalis yang berkomitmen untuk tergabung dalam tim siaga bencana AJI Jakarta-Air Putih. Setiap peserta akan menandatangani surat komitmen untuk siap diterjunkan ke wilayah bencana dalam 1x24 jam pasca bencana. Waktu dan Tempat Acara ini akan diselenggarakan pada Waktu : Sabtu, 29 Oktober 2011 Tempat : Sekretariat Yayasan AirPutih Jakarta (Kompleks Perumahan Depdikbud, Blok.5 No.20, Jl.Raya Pejaten Pasar Minggu Jakarta Selatan). Jadwal Acara Waktu Deskripsi PIC Waktu Sabtu 09.00 - 09.30 Pembukaan, Perkenalan dan Kontrak Belajar Fasilitator 30 menit 09.30 – 11.00 Sessi 1 Memahami Potensi Bencana Alam dan Penanganan Tanggap Darurat Bencana di Indonesia Diskusi/Tanya Jawab Doddy Ruswandi (Deputi Penanganan Darurat BNPB)* 90 menit 11.00 - 13.00 Sessi 2 Kesiapsiagaan yang dibutuhkan dalam Kondisi Tanggap Darurat Bencana Diskusi/Tanya Jawab Nur Isruddin (Bag.Diklat dan Pemasyarakatan Badan Sar Nasional)* 120 menit 13.00 – 14.00 Makan Siang Panitia 60 menit 14.00 – 18.00 Sessi 3 Pengenalan MediaCenter Dalam Pengelolaan Bencana dan simulasi. Tim ICT Disaster (AirPutih) 240 menit 18.00-18.30 Penutup Panitia 30 menit Jakarta, 6 Oktober 2011 Agustinus B.da Costa Koordinator Pelatihan