An error occurred. - Nurcholish Madjid Society

advertisement
Beranda
Program
Artikel
o
o
o
Makalah
Resensi
Opini
Pustaka
o
o
Katalog Buku
Ensiklopedi
Jurnal
Kegiatan
o
o
o
o
Kajian Titik Temu
NCMS Circle
Workshop & Training
Penelitian
Berita
o
o
Berita
Wawancara
Tentang Kami
Galeri
n 2014
Agenda
AKAR-AKAR THEISME YAHUDI-KRISTEN
lusuri Kepercayaan kepada Tuhan di dalam Kehidupan Keagamaan Para Leluhur
n Bangsa Israel sebagai Dasar Pembentukan Monotheisme Yahudi dan Kristen
27 Feb 2017
Kajian Titik-Temu Ke-39
"Keindonesiaan dan Keislaman"
Narasumber:
Oleh : Stanley R. Rambitan
ni dunia kehidupan manusia sangat diwarnai oleh kehadiran agama-agama yang
t beragam bentuk, ajaran dan prakteknya. Dapat dipahami bahwa keragaman
ak terlepas dari latar belakang daerah dengan keadaan sosial, politik, budaya,
maan dan bahkan ekonomi masyarakat di mana agama-agama itu mulai
ul dan berkembang. Agama-agama yang muncul dari latar belakang yang sama
pun tampak memiliki perbedaan dan bahkan pertentangan, tapi tentu
andung sedikit banyak persamaan juga. Hal ini karena mereka memiliki akar
sama. Gambaran agama-agama seperti ini dapat ditujukan misalnya kepada
mpok agama yang berasal dari daerah Hindustan (seperti Hindu, Buddha dan
dan dari daerah Timur Tengah dan sekitarnya (seperti Yahudi, Kristen dan
.
Prof. Dr. Masykuri Abdillah (Direktu
Sekolah Pascasarjana UIN JKT)
Ahmad Najib Burhani, Ph.D (Penelit
Senior... [baca]
Rilis Pers
SIKAP INDEPENDEN NCMS 2014
Memperhatikan suasana politik jelang Pilpr
Juli 2014 dan pasca Pilpres sebelum peneta
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dirasa
cukup sensitif secara emosional yang mu
sekali menjadi pemicu yang bisa meny
perpecahan, konflik, yang dikhawatirkan a
berakibat lebih serius lagi, yaitu adany
[baca]
s mengenai agama Yahudi, Kristen dan Islam, secara sepintas orang akan
at dan menonjolkan perbedaan dan pertentangan. Apalagi karena di dalam
taan sejarah, ketiga agama ini telah memperlihatkan perbedaan dan
ntangan mereka di dalam perjumpaan dan relasi-relasi yang menegangkan
m bidang ajaran (dengan berbagai polemik dan apologianya) dan khususnya
m konflik atau perseteruan dengan kekerasan. Padahal, jika dilihat lebih kepada
aman dan atau akar-akarnya, tampak jelas bahwa agama Yahudi, Kristen dan
berasal dari daerah yang satu dengan latar belakang sosial, politik, budaya dan
maan yang sama, yaitu daerah Timur Tengah. Bahkan, dalam kepercayaan dan
n teologis tradisional Yahudi, Kristen dan Islam (seperti disebut dalam Alkitab
un Al-Qur’an) jelas bahwa agama-agama ini dan umatnya berasal dari nenek
ng yang sama yaitu Abraham. Oleh karena itu, ketiga agama ini disebut sebagai
a Abrahami/Ibrahimi.
ai agama-agama yang berasal dari latar belakang yang sama, tentu ada unsurkepecayaan dan praktek yang sama atau serupa, yang jika digali atau ditelusuri
ai ke akar-akarnya akan ditemukan. Salah satu unsur yang sangat esensial
m ketiga agama itu adalah kepercayaan terhadap Tuhan. Yang ada sekarang,
a Yahudi, Kristen dan Islam, secara terminologis tampak berbeda. Agama Yahudi
liki Yahweh-Elohim yang dipahami sebagai Monotheisme mutlak. Agama
n memahami Tuhan Allah yang mengungkapkan diri secara sempurna di dalam
sia Yesus sehingga Yesus disebut Tuhan, dan agama Islam yang mempercayai
yang Mutlak Satu, Tauhid. Walaupun begitu, sebagaimana pengakuan
anut-penganut agama ini, bahwa secara prinsipil, ajaran ketuhanan ketiga
a ini adalah monotheisme mutlak. Karena konsep ketuhanan adalah sangat
ng di dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam, maka tentu pembahasan topik ini
menjadi berarti sekali, khususnya ketika menemukan akar-akar ajaran teologis
ial yang sama. Tulisan singkat ini sedikit banyak dapat memenuhi harapan
but, yaitu ketika dipelihatkan bahwa Tuhan/Allah yang dipercayai dan diajarkan
etiga agama itu adalah tokoh ilahi atau realitas tunggal yang sama, yang di
m pembentukan atau penamaannya melalui proses dan di dalam konteks yang
da.
ujuan di atas maka di bawah ini akan dibahas tentang kepercayaan kepada
ilahi atau Tuhan/Allah di dalam kehidupan bangsa Israel. Pembahasan ini
ai dari kepercayaan para leluhur bangsa ini. Kepercayaan para leluhur penting
diperlihatkan di sini karena hal itu menjadi dasar atau akar pertumbuhan
p ketuhanan bangsa Israel di kemudian hari. Pembahasan berikutnya adalah
ng perumusan dormal tentang ajaran ketuhanan bangsa Israel di jaman Musa
an konsep monotheisme Yahweh-Elohim-nya yang mutlak. Pembahasan ini
arkan pada carita atau pernyataan-pernyataan di dalam Alkitab (khususnya di
m Perjanjian Lama/PL ). Oleh Karena Alkitab PL diakui dan dipergunakan juga
orang Kristen (oleh Yesus juga) maka konsep theisme Kristen adalah sama
Agar Hukum Tidak Menjadi Fiksi
Donasi
Yayasan Sositas Nurcholish Madjid
Rekening No: 128-00-0561671-6
Bank Mandiri
KCP Tangerang BSD
Volume 8, Nomor 1
Tweet oleh @CakNur_Society
an Yahudi dank arena itu pembahasannya di bawah tidak akan dilakukan.
heisme Para Bapa Leluhur
wayat Para Bapa Leluhur
Bapa Leluhur atau Patriakh bangsa Israel yang paling menonjol dan terkenal
h Abraham, Ishak dan Yakub. Para leluhur ini dihubungkan dengan tokoh-tokoh
n purbakala Alkitab yang merupakan leluhur dari para leluhur sampai kepada
sia yang pertama, yaitu Adam dan Hawa. Silsilah leluhur purbakala ini dimulai
dam dan Hawa, sampai pada Nuh dan anak-anaknya, yaitu Sem, Ham dan
yang selamat dari pembinasaan oleh Allah melalui peristiwa Air
Keturunan Nabi Nuh yang dipercayai sebagai nenek moyang bangsa-bangsa di
h Timur Tengah dan sekitarnya (seperti Babilonia, Mesopotamia, Siria, Kanaan,
dan Arabia) adalah Sem. Karena itu, bangsa-bangsa, agama dan bahasa
ka dimasukkan dalam kelompok yang diberi sebutan ‘semitis’, termasuk agama
di, Kristen dan Islam.
ada bukti ilmiah yang dapat dijadikan sebagai dasar pembenaran bahwa para
eluhur purbakala itu adalah tokoh-tokoh historis. Dengan kata lain, mereka
dapat dikatakan sebagai tokoh-tokoh imajiner yang dijadikan dasar dan
atan teologis bagi kepercayaan bahwa bangsa Israel berasal dari nenek moyang
adalah keturunan dari manusia pertama yang diciptakan Allah. Oleh karena itu,
m rangka pembahasan ini, penelusuran tentang konsep ketuhanan mereka
ah memungkinkan.
ah riwayat para bapa leluhur purbakala yang a-historis itu, Alkitab melanjutkan
an riwayat para bapa leluhur yang dianggap sebagai tokoh-tokoh historis dan
ai nenek moyang langsung dari bangsa Israel. Tokoh-tokoh Bapa-Bapa leluhur
sud adalah Abraham, Ishak dan Yakub. Silsilah mereka digambarkan pada
berikut:
erah
Nahor
Betuel
Amon
Laban
Ribka
Hagar + Abraham + Sara
Ismael
Bangsa Arab
Ishak
+
Lea + Yakub
(Israel)
+ Rakhel
+
Bilha
Esau
d Ruben
Yusuf Benjamin
Dan
yer Simon
Naftali
ewi
ehuda
akhar
Efraim & Manasye
Orang Edom
ebulon
ina
enelitian yang dilakukan, muncul dugaan yang kuat bahwa kemungkinan besar
-tokoh leluhur di atas tidak memiliki hubungan genealogis; bahwa Abraham
nlah ayah dari Ishak, dan Ishak bukanlah ayah dari Yakub, dan Yusuf lebih
rung dianggap tokoh imajiner. Para leluhur itu adalah tokoh-tokoh suku yang
ndiri dan hidup di tempat yang terpisah. Demikian juga dengan ke dua belas
srael (yang dalam cerita Alkitab disebut sebagai dua belas anak Yakub), yang
a adalah suku-suku yang terpisah, tanpa hubungan genealogis, tapi kemudian
satukan atau dijadikan satu dengan nenek moyang yang satu karena secara
is, ada persatuan dan mereka. Bersatunya suku-suku itu secara sosial-politis
ai ketika mereka keluar dari Mesir dan khususnya ketika mereka sudah masuk
naan. Di Kanaan, suku-suku yang keluar dari Mesir ini bertemu dan bersatu
an suku-suku Ibrani yang sudah lebih dulu menetap di sana. Persatuan itu
ebabkan adanya kekuatan yang besar sehingga bangsa Israel ini dapat
alahkan dan menduduki kota-kota di Kanaan. Penyatuan secara sosial politis
m sebuah kerajaan di mulai pada jaman pemerintahan Hakim-Hakim (Lihat Kitab
m-Hakim) dan terutama jaman Kerajaan (di bawah pemerintahan Saul, sebagai
ertama dan kemudian Daud). Para penceritalah (pada awalnya melalui tradisi
dan kemudian para penulis cerita itulah yang menghubungkan secara
logis para leluhur itu.
angkut historisitas tokoh-tokoh leluhur itu, yaitu Abraham, (Ishak) dan Yakub,
pat bukti-bukti ilmiah-arkeologis-antropologis budaya yang dapat mendukung.
bukti yang dilekatkan khusus pada Abraham adalah kebiasaan hidup atau
i-budaya yang sesuai dengan jamannya (seperti pemilihan Eliezer, budaknya,
ai ahli waris (Kej 15:2), seorang istri yang mandul harus menyediakan
knya untuk suami (Kej 16), tindakannya terhadap Hagar (Kej 21), penyebutan
dap Sara istrinya sebagai saudara/adik (Kej 20), dan pembelian gua Makhpela
5;7-11). Cerita tentang Ishak hanya satu pasal (Kej 26). Karena itu, diduga
a ia bukanlah tokoh yang penting. Bahkan ada pendapat bahwa dia bukanlah
historis, tapi hanya tokoh imajiner untuk menghubungkan tokoh Abraham
an Yakub. Dugaan ini memungkinkan karena dua pengalaman atau peristiwa
a di dalam hidupnya menyerupai Abraham, seperti istrinya (Ribka) mula-mula
ul dan pengakuan terhadap istrinya sebagai adik-perempuan (Kej 26). Buktihistoris bagi Yakub misalnya penyebutan nama El sesuai tempat terjadinya
mpaan dengan El itu, mis. El-Betel dan Pniel (peni-‘el, muka Allah), (Kej. 32:30).
ukti-bukti itu maka diperkirakan bahwa tokoh Abraham (dan Ishak) hidup
a tahun 2000 dan 1900 SM, sedangkan Yakub sekitar tahun 1900 SM.
bukti arkeologis di atas dapat menjadi dasar untuk menyatakan bahwa
am, Ishak dan Yakub dapat diakui sebagai tokoh-tokoh historis. Kebenaran
isitas para tokoh ini sangat penting yaitu sebagai dasar penelusuran
dap kepercayaan dan Allah (atau Tuhan-Tuhan) yang disembah oleh mereka
di kemudian hari menjadi unsur-unsur pembentuk theisme Israel (dan
dian agama Yahudi dan Kristen). Jika tidak, atau mereka hanya merupakan
imajiner, maka penelusuran itu hanya akan menemukan konsep-konsep
anan dari para pencerita (yang hidup antara tahun 2000 SM sampai 1000 SM)
hususnya para penulis cerita (yang hidup antara tahun 1200 SM sampai 500
ang sudah merupakan ajaran baku-formal atau melembaga.
ara Bapa Leluhur dan Kepercayaan kepada EL
m Kitab Kejadian 14, di Salem, Abraham diberkati oleh Imam Melkisedek di
m nama Tuhan yang ia sebut El ‘Elyon (Allah Yang Maha Tinggi). Melkisedek
h seorang raja (kerajaan Salem (Yerusalem?) di Kanaan), jadi bukan bukan sebangsa dengan Abraham (yaitu Ibrani). Melkisedek adalah imam El ‘Elyon.
n/Allah yang disembahnya adalah El (yang berarti ilah, penguasa, pencipta
Dalam rangka perjumpaannya dengan Melkisedek, Abraham menyatakan
ah dengan juga menyebut nama El ‘Elyon itu. Ini menunjukkan bahwa Abraham
berasal dari suku-bangsa dan daerah yang berbeda dari Melkisedek juga
an kepada tokoh ilahi yang disebut El. Dalam cerita lain, El juga disembah oleh
, (hamba Sara, istri Abraham) yang kemudian menjadi gundiknya yang
hirkan Ismael. Hagai menyebut Allah yang dipercayainya itu sebagai El Roi (Allah
telah menemui dan melihatku). Hagai ini adalah orang Mesir, yang hidup
an atau di dalam keluarga Abraham. Allah yang disembahnya adalah El juga. Jadi
a tokoh itu yang berasal dari suku dan daerah yang berbeda-beda (Abraham
r-Kasim, suku Ibrani; Melkisedek raja Salem di Kanaan; dan Hagai wanita
a dari Mesir) menyembah Allah-Tuhan yang sama, yaitu El.
cayaan dan penyembahan kepada El ini dilakukan oleh Bapa-Bapa Leluhur ini di
aktu dan tempat. Di Bersyeba, Abraham menyembah Tuhan yang dinamainya
m (Allah yang kekal/kekekalan) (Kej. 21:33); Di Bersyeba juga, Ishak memanggil
n sebagai El-Olam (Kej 26). Juga Ishak (dan Ismael) memanggil El di sumur Lahai
ej 24;62; 25:11). Ketika Yakub tiba di Sikhem, ia mendirikan mezbah dan
embah Tuhan di situ dengan memanggilnya El-‘Elohe-Israel (El adalah Allah
) (Kej 33:20); Yakub juga menyembah Tuhan di Beltel dengan menyebutnya El-
(Allah yang telah berfirman di Betel) (Kej 28:10-22; 35:1-2); dan di Tabor, orang
embah Tuhan yang disebutnya El-Shaddai (Kej 17; Mazmur 68). Jadi El adalah
ilahi atau Tuhan/Allah yang disembah oleh para Bapa leluhur bangsa Israel.
m memanggil atau menyebut El ini, para leluhur itu menambahkan sifat dan
an yang berhubungan kekuatan atau kemampuannya (seperti El-‘Elyon) dan
saannya terhadap tempat (seperti El-Betel).
kah sebenarnya EL?
au Il/ilah dalam bahasa/agama Arab, atau Allah dalam bahasa Indonesia),
h oknum ilahi yang dipercayai dan disembah di dalam agama-agama bangsa
(di daerah Timur Tengan dan sekitarnya, yaitu Babilonia, Mesopotamia, Siria,
n-Palestina dan Arab). Orang-orang Kanaan menggunaan nama El untuk
ebut dewa atau ilah tertinggi di antara dewa-dewa lain. Dewa-dewa ini memiliki
aga atau sidang (pantheon), dan El adalah ketuanya. El adalah Kepala pantheon,
Agung. Dalam agama-agama Babilonia, pantheon merupakan unsur penting
m ajaran tentang ketuhanan. Menurut hasil penelitian terhadap naskah-naskah
arit tahun 1928, sebagaimana dikutib oleh Blommendaal, El diberi gelar dan
bah sebagai Raja, Hakim, Pencipta alam semesta, Bapak Dewa-dewa dan
sia. Dewa-dewa lain menghormatin El dan memberinya kemuliaan. Nama El ini
dian diadaptasi dan dipergunakan oleh leluhur Israel (Abraham, Ishak dan
), ketika mereka memasuki dan hidup di Kanaan. Dan di kemudian hari, ketika
memproklamasikan YHWM atau Yahweh (lihat pembahasan di bawah) sebagai
Israel, gelar-gelar El dipergunakan juga untuk YHWH. Yahweh kemudian juga
ami sebagaimana El, yaitu sebagai pemimpin atau yang lebih berkuasa dari
-dewa atau ilah-ilah lain. Misalnya, Mazmur 136:2, “Yahweh Allah segala allah
uhan segala tuhan”; Mazmur 29:1, “hai anak-anak Allah, berikan pujian kepada
eh”; Mazmur 82:1, “Allah berdiri di Dewan Musyawarah ilahi, Dia menghakimi
a para allah”. Menurut Blommendaal, hal ini menunjukkan adanya pluralitas
ilahi yang dipercayai oleh bangsa Israel, namun yang berkuasa adalah YHWH.
enjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bapa-Bapa Leluhur Israel
embah EL sebagai Allah yang Pencipta, Penguasa, Raja, Hakim (dan gelar-gelar
ang dipercayai dan disembah juga oleh bangsa-bangsa Semit. Kepercayaan
a El ini diambil dari kepercayaan masyarakat setempat (khususnya Kanaan) di
para Bapa Leluhur itu berdiam. (Menurut Vriezen, keturunan para Bapa
ur ini yang pindah ke Mesir karena kelaparan tidak lagi menggunakan sebutan
i Allah yang mereka sembah. Mereka menyebut EL itu sebagai “Allah nenek
ng”. Jadi yang disembah mereka sama dengan Allah nenek moyang, tetapi
ka tidak memanggilnya dengan nama El tetap Allah nenek moyang yang mereka
, misalnya, Allah Abraham, Allah Nahor (Kej 31:53). Sistem kepercayaan ini
ut theos-patroos, atau mempercayai Tuhan seperti yang dipercayai nenek
ng).
Musa dan Monotheisme Yahweh-Elohim
man kepemimpinan Musa, yaitu ketika bangsa Israel keluar dari perbudakan di
menuju tanah perjanjian/Kanaan, konsep ketuhanan bangsa Israel mengalami
aruan. Musa memproklamirkan YHWH / TUHAN (atau Yahweh / Tuhan) sebagai
n/Allah Israel. (Ulangan 6:4 “Dengarlah hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita,
n itu Esa (Syema Israel: Yahweh ‘elohe’, YHWH ehad, pen.). Yahweh ini
berikan hukum-hukumNnya (yang dikenal dengan Hukum Taurat (Kel 20; band
an 6). Sejak proklamasi ini, tokoh ilahi atau Allah yang disembah bangsa Israel
h YHWH yang mutlak hanya satu. Karena itu, di dalam Hukum Taurat, umat
dilarang menyembah ilah lain (Kel.20).
kah YHWH?
rut Kel 3:14, Tuhan pertama kali memperkenalkan namanya kepada Musa
an menyebut dirinya YHWH (artinya AKU ADALAH AKU; AKU ADA, AKU AKAN
AKU YANG MENGADAKAN). Nama YHWH tidak ditemukan di dalam agamaa semitis, kecuali dalam agama Israel. Jadi pengguna nama YHWH hanya bangsa
Ada dugaan bahwa nama YHWH adalah ilah dari suku Keni (keturunan Kain)
hidup di daerah pegunungan Sinai. YHWH adalah personifikasi kekuatantan alam dan disembah penguasa Sinai, Allah pegunungan, Allah badai. Dan
atau rombongan bangsa Israel yang berjalan melalui padang gurun dan
nungan Sinai bertemu dengan nama itu dan ahkirnya dipakaikan untuk sebutan
n dan dipakai bersama-sama dengan El. YHWH kemudian dipahami sebagai
yang memiliki kuasa yang besar dan memerintah atas segala alam. Setelah
muan dengan YHWH dan Ia menyatakan namaNya, Musa lalu
proklamirkan YHWH sebagai Tuhan-Allah Israel. YHWH ini dipercayai sebagai
n umat manusia, Tuhan dunia. Jadi dimensi keuniversalan dari Tuhan-Allah yang
cayai Israel mulai berlaku.
gunakannya nama YHWH tidak berarti bahwa konsep keilahian atau nama Allah
dipergunakan para nenek moyang ditinggalkan. Bangsa Israel, masih tetap
gunakan nama El (atau Elohim) namun yang sudah digabungkan dengan nama
H, yaitu penyebutan Yahweh-Elohim (Tuhan Allah) dalam satu pengertian, yaitu
n atau tokoh ilahi yang satu-satunya yang disembah oleh bangsa Israel. Tidak
nama yang disatukan tetapi karakter, sifat, sebutan-sebutan dan kuasa bagi
nya juga disatukan. El dipercayai bersemayam di sorga, jauh dari manusia, dan
ampaikan pesannya melalui perantara (malaikat, mimpi, penglihatan nabi dan
) (Kej 20 dan 28). Sedangkan YHWH dipercaya sebagai Tuhan yang dekat,
mu dengan manusia (berjalan-alan di Taman Eden (Kej 3). Hal-hal yang berbeda
ahweh dan El ini kemudian menjadi milik keduanya. YHWH diberi sifat, karakter
emampuan dari El, dan sebaliknya El diberi sifat dan kemampuan dari YHWH. El
enjadi dan disembah sebagai Yahweh, dan Yahweh menjadi dan disembah
ai El. Maka terjadilah sebutan Yahweh-Elohim sebagai Tuhan/Allah bangsa
dan Tuhan ini adalah satu. Di sini terjadi proses sinkretisasi terhadp konsep
an bangsa Israel. Namun inilah theisme bangsa Israel, monotheisme yang
lkan dari politheisme. Namun secara teologis, dipahami bahwa dengan
proklamirkan “YHWH EHAD”, dan Hukum yang melarang penyembahan ilah
yata bahwa bangsa Israel atau Alkitab (yang menjadi dasar ajaran ketuhanan
a Yahudi dan Kisten) adalah monotheisme mutlak.
pulan
p kepercayaan terhadap Tuhan dari bangsa Israel seperti yang dapat digali dari
m Alkitab (yang kemudian menjadi pegangan dalam agama Yahudi dan Kristen)
ntuk melalui proses yang lama dan dengan mengalami kontekstualisasi
asuk sinkretisasi ajaran). Semula nenek moyang bangsa Israel, yaitu para Bapa
ur memiliki kepercayaan yang yang telah dipengaruhi oleh konsep-konsep
anan di tempat mana mereka tinggal. Abraham, Ishak dan Yakub percaya dan
embah El, yang adalah ilah tertinggi di dalam agama Kanaan. Di sini terjadi
asi terhadap kepercayaan lokal, atau juga kontekstualisasi kepercayaan oleh
eluhur itu. Hal dan cara yang sama kemudian juga terjadi di dalam kehidupancayaan Musa (atau rombongan yang keluar dari Mesir). Musa menemukan
p ketuhanan dengan nama yang istimewa (YHWH) dari tempat atau masyarakat
ng gurun dan gunung Sinai yang dilaluinya dalam perjalanan. Sosok itu diterima
ahkan diproklamasikan sebagai sosok ilahi yang satu-satunya yang memiliki
tan dahsyat, sebagai Tuhan semesta alam, yang menyebabkan segala sesuatu
a-lah YHWH. Tentu Musa menerima YHWH ini karena pertemuannya dengan
Di sini tampak kembali bahwa bangsa Israel mengadaptasi atau mengambil
p dan nama Tuhan bangsa lain menjadi miliknya sendiri.
mbil-alihan YHWH dan pemahaman tentang Dia menyebabkan perjumpaan
an konsep-konsep ketuhanan yang dipegangi sebelumnya, yang berasal dari
k moyang. Konsep ketuhanan itu adalah kepercayaan kepada El, Ilah yang
ggi dengan nama dan karakter yang berbeda dengan YHWH. Dari perjumpaan
ama atau symbol ketuhanan itu, bangsa Israel bukan hanya menerima
romi pemakaian kedua nama secara bersama-sama atau bergantian, tetapi juga
ambil kualitas dari kedua nama itu menjadi kepemilikan oleh keduanya sebagai
esatuan. Kompromi atau adaptasi ini memungkinkan karena bangsa Israel
ahami bahwa substansi atau kekuatan atau kuasa yang ada di balik segala
mpakan dan nama sosok ilahi/Tuhan yang berbeda-beda itu adalah hanya
Dia-lah YHWH- EL, TUHAN-ALLAH, Pencipta alam semesta, Pemelihara,
sih dan Penyayang. Dengan kata lain, Yahweh-Elohim yang satu ini dapat
anifestasi atau dipanggil dengan berbagai nama atau symbol.
an begitu, jelas bahwa konsep ketuhanan bangsa Israel seperti terdapat dalam
b adalah monotheisme mutlak. Memang monotheisme ini merupakan hasil
s penyatuan dari beberapa konsep ketuhanan atau Tuhan yang dipercayai dan
bah oleh suku-suku pembentuk bangsa Israel. Tetapi ketika konsep itu sudah
kan maka Tuhan yang disembah itu hanyalah satu. Proklamasi Musa bahwa
garlah bangsa Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa”..,”jangan ada padamu ilah
Ulangan 6 dan Kel.20) sangat menegaskan hal ini. Sekian.
_____________
mpaikan pada acara ‘Pengajian Komunitas Titik Temu’ yang diselenggarakan
Nurcholish Madjid Society, di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2009.
ulis adalah Pendeta dan Dosen Studi Agama-Agama dan Filsafat Timur di STT
a; mengikuti pendidikan Sarjana Theologi (STh) di STT Jakarta; Master of
sophy (M.Phil) di Birmingham University, UK; dan PhD di Universiteit Utrecht,
rland; Tinggal di Jakarta.
penyebutan itu misalnya oleh Dirks dengan judul bukunya,’ Abrahamic Faiths’.
m agama Yahudi, kitab Perjanjian Lama ini disebut TENAK (singkatan dari
, Nebiim dan Ketubim), atau kitab-kitab Taurat (Kejadian, Keluaran dst), NabiYesaya, Yeremia dst) dan Kitab-Kitab (Mamur, Ayub, Amsal dst).
bahasan tentang Islam tidak dilakukan di sini karena di samping keterkaitan
a Islam dan Yahudi-Kristen tidak seperti Yahudi dan Kristen, juga tentu ini tidak
an dengan dan melampaui maksud dan kondisi acara ini. Mungkin di lain
mpatan, penelusuran konsep ketuhanan di dalam Islam bisa dilakukan; atau
baik, menjadi tugas para sarjana Muslim untuk melakukannya. Dengan hasil
aka dapat ditemukan titik temu atau juga titik pisah menyangkut konsep
anan dari agama-agama ibrahimi ini.
a para leluhur ini terdapat dalam kitab Kejadian psl 12-50.
silsilah leluhur purbakala ini pada Kitab Kejadian 1 – 11.
Kitab Kejadian psl 10.
gunaan istilah ‘semitis’ untuk kelompok agama-agama di Timur Tengah dan
rnya disesuaikan dengan penggunaan istilah yang sama dalam filologi yang
elompokkan bahasa-bahasa di daerah itu sebagai rumpun bahasa semitis. (Lih.
opedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, 379-380; Vriezen, Agama Israel Kuna, 21-
n ini mencontoh bagan dari Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama,
h adalah keturunan dari Sem, anak Nuh, setelah melalui beberapa generasi.
memiliki empat anak, termasuk Abraham.
ham memperanakan Ismael dan Ishak. Ismael kemudian disebut sebagai nenek
ng atau leluhur bangsa Arab, sedangkan Ishak dan kemudian Yakub menjadi
k moyang bangsa Israel. Karena dari dalam bangsa Israel dan bangsa Arab yang
h keturunan Abraham muncul agama-agama Yahudi, Kristen dan Islam, maka
agama itu sering disebut sebagai agama-agama Abrahamis. Sebagai agamaa yang berasal dari satu nenek moyang maka dipahami bahwa tentu ada hal-hal
serupa atau sama yang dipegangi dan yang dapat menjadi titik temu mereka,
ti yang diusahakan oleh J.F. Dirks dalam bukunya Abrahamic Faiths.
ono, Di Sini Kutemukan, 75-76.
en, Op.cit., 107-08; Wahono, Ibid., 89-90.
EAMK (Jilid I untuk Abraham dan Ishak, dan Jilid II untuk Yakub), dan penjelasan
ng El.
a-cerita di dalam Alkitab PL, yang tertua mulai ditulis sekitar tahun 1200 SM
ai tahun 500 SM. Tetapi pengumpulan dan pengesahan terakhir kitab-kitab
diterima sebagai kitab suci (kanonisasi) dari seluruh kitab dalam PL terjadi pada
100 SM, dalam Sidang Raya (synode) Jamnia dari para Rabi. Cerita-cerita
b itu berasal atau ditulis oleh empat sumber, yaitu Y (Yahwis), E (Elohis), D
eronomis) dan P (Priest). Lihat. Blommendaal, Op.cit., 10-22; Wahono, Op.cit.,
.
Blommendaal, Op.cit., 31-33; Vriezen, Op.cit., 31-32;118-119.
mmendaal, Ibid., 32-33; EAMK, 37-38.
lumnya, para leluhur ini dianggap menganut agama suku yang diwarnai oleh
sm dan dinamisme, khususnya yang mempercayai ilah-ilah/dewa-dewa alamiah
Dewa matahari, dewi bulan, dewa hujan, dewi kesuburan, dsb.
en, Op.cit., 32-33.
117-119.
alam Alkitab, kata YHWH diterjemahkan dengan TUHAN (huruf besar),
gkan Yahweh, sebutan/bacaan untuk YHWH diterjemahkan dengan Tuhan
f kecil).
en, Op.Cit., 151-152.
, Wahono, Op.Cit., 66; .
ungkinan besar ada alasan sosial-politis yang mempengaruhi pembentukan
p dan pengakuan terhadap Tuhan/YHWH yang satu itu, yaitu untuk melengkapi
mendukung kesatuan dan persatuan suku-suku Israel yang sedang dalam
uangan di Mesir dan khususnya setelah mereka mulai berjalan menuju ke tanah
njian. Jadi persatuan sosial-politis menyebabkan adanya kebutuhan dan atau
inya penyatuan dari Tuhan-Tuhan yang disembah. Yahweh menjadi Tuhan yang
olkan (karena suku yang berpengaruh dan memimpin pergerakan itu adalah
mpok Musa-Yosua yang menyembah YHWH.
Grha STR lantai 4, Ruang 405 - Jl. Ampera Raya No 11, Cilandak, Jakarta Selatan 12550
© 2012 Nurcholish Madjid Society
Download