POKOK BAHASAN 5. JARINGAN PENGANGKUT Jaringan pengangkut sangat penting bagi tumbuhan karena berfiingsi untuk mengangkut air dan garam-garam dari dalam tanah, dan mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Jaringan pengangkut terdiri atas dua unsur utama, yaitu: 1). Unsur-unsur vasal (xilem) dan 2). Unsur-unsur kibral (floem). Gambar 5.1. Unsur-unsur Vasal (xilem) pada tumbuhan 5.1 Struktur unsur vasal (xilem) Xilem terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, dapat bersifat hidup ataupun mati. Sel yang paling karakteristik adalah trakeid dan trakea, yang berfungsi mengangkut air, kadang-kadang berfungsi pula sebagai penguat. Selain itu xilem terdiri atas serat dan sel-sel parenkim yang bersifat hidup. Pada pertumbuhan primer, xilem merupakan diferensiasi dari prokambium. Prokambium terdiri dari sel-sel meristematik, kaya akan sitoplasma, selnya memanjang ke arah longitudinal organ. Elemen pertama dan xilem primer adalah protoxilem, dan yang dibentuk kemudian disebut metaxilem. Trakeid dan trakea sel-selnya memanjang, dinding tipis, biasanya sedikit protoplasma pada waktu dewasa. Penebalan dinding sekunder pada sel tersebut terjadi dengan berbagi cara, dan dinding tersebut berlignin. Trakeid berasal dari sel tunggal. Selnya panjang dengan ujung runcing. Pada waktu dewasa trakeid bersifat mati, tidak mengandung protoplas. Trakeid dibedakan dan trakea Universitas Gadjah Mada 1 karena tidak mengalami perforasi (lubang-tubang) sedang pada trakea ujungnya penuh lubang. Trakea dindingnya dapat mengalami penebalan sekunder yaitu seperti cincin, spiral atau jala. Selain trakeid dan trakea, xilem tersusun pula oleh serabut xilem dan parenkim xilem. Ada dua macam serat pada xilem yaitu serat trakeid dan serat libriform 5.2 Struktur unsur-unsur kibral (floem) Floem tersusun atas unsur tapisan, sel parenkim, serat dan sklreida. Sel-sel aprenkim mempunyai ; fungsi khusus, yaitu sebagai tempat cadangan makanan. Sel parenkim yang dimaksud adalah sel parenkim dan sel albuminous. Sel-sel ini mempunyai hubungan dengan unsur tapisan. Floem primer sama dengan floem primer yang berasal dari prokambium. Floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem. Floem juga dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder. 1. unsur tapisan (buluh tapis), unsur tapisan merupakan sel yang sangat khusus di dalam floem, pada dindingnya terdapat bidang tapisan. Bidang tapisan ini adalah bidang dengan lubang-lubang, dimana lubang tersebut dilalui oleh protoplas yang menggabungkan diri dari bagian lateral atau vertikal buluh tapis. Pada bidang tapisan, masing-masing lubang biasanya mengandung kalose. Adanya kalose dapat dibedakan dengan pewarnaan anilin biru atau rakorsin biru. Pada sel buluh tapis dewasa, kalose yang tertimbun dalam lubang Iebih banyak. Pada buluh tapis yang tidak aktif, tidak dijumpai adanya kalose. 2. sel pengiring dan Ibumin, sel pengiring adalah sel-sel parenkim khusus, yang fungsinya berhubungan dengan buluh tapisan, yaitu mengatur translokasi. Sel pengiring berhubungan dengan buluh tapisan melalui plasmodesmata. Sel pengiring mempunyai inti dan anak inti yang relatif besar, plastida dan mitokondnia yang banyak jumlahnya, dan retikulum endoplasma. Sel pengiring berasal dari pembelahan sel induk buluh tapis. Jumlah sel pengiring satu sampai banyak mempunyai ukuran yang bemacam-macam. Pada Gymnospermae tidak dijumpai sel pengiring, tetapi terdapat sel albumin. Sel ini sangat responsif terhadap zat warna sitoplasmik, dan berasal dari sel parenkim floem atau sel jarijarssi floem. Sel albumin berbeda dengan sel-sel parenkim floem atau jari-jari floem, karena tidak dijumpai adanya tepung di dalam sel. 3. Sel parenkim dan sklerenkim (serat), sel-sel parenkim pada floem mengandung bermacam-macam substansi ergastik seperti tepung, tanin dan kristal. Serat terdapat pada floem primer maupun floem sekunder. Pada floem primer serat Universitas Gadjah Mada 2 terdapat berkelompok, sedang pada floem sekunder serat tidak selalu demikian. Serat dapat bersifat hidup atau mati pada waktu dewasa. Serat yang bersifat hidup berfungsi sebagai penyimpan. Gambar 5.2. Unsur-unsur kibral (floem) pada tumbuhan 5.3 Tipe jaringan pengangkut Pada batang, struktur jaringan pengangkut bermacam-macam. Pada tumbuhan dikotil jaringan pengangkut tersusun melingkar yang terdapat di antara korteks dan empulur. Jaringan pengangkut pada akar berbeda dengan batang, karena xilem Ietaknya berselangseling dengan floem. Pada batang floem terletak berdampingan di sebelah luar xilem. Berdasarkan letak floem terhadap xilem, dibedakan beberapa tipe jaringan pengangkut, yaitu: 1. kolateral, pada tipe ini floem dan xilem berdampingan. Tipe ini dibedakan menjadi tipe kolateral terbuka, apabila antara xilem dan floem terapat kambium dan tipe kolateral tertutup apabila antara xilem dan floem tidakada kambium. 2. bikolateral, apabila xilem diapit oleh floem luar dan floem dalam. Batas antara xilem dan floem luar adalah kambium, sedang antara xilem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Tipe jarmgan pengangkut seperti ini dijumpai pada tumbuhan yang tergolong Solanaceae, Cucurbetaceae, Apocynaceae. 3. konsentris, pada tipe berkas pengangkut ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu konsentris amfivasal bila xilem mengelilingi floem dan konsentris amfikibral bila xilem dikelilingi floem, misalnya pada rizom tumbuhan paku. 4. radial adalah berkas pengangkut pada akar, letak xilem dan floem berganti-ganti. Akar tumbuhan Gymnospermae dan Dykotiledoneae dapat mengalami pertumbuhan menebal sekunder. Universitas Gadjah Mada 3 Gambar 5.3. Berbagai macam tipe berkas pengangkut Universitas Gadjah Mada 4