BAB II Minangkabau Pada Masa Kolonial MINGGU III

advertisement
BAB II
Minangkabau Pada Masa Kolonial
MINGGU III
PENDAHULUAN
Masa kolonial merupakan periode penting dalam studi tentang Minangkabau. Ia bukan
saja merupakan periode politik penguasaan terhadap wilayah Minangkabau akan tetapi juga
menjadi penanda bagaimana kultur Minangkabau yang lebih bersandar pada tradisi tutur
(lisan) menjadi periode tulis. Penguasaan ranah Minangkabau oleh pemerintah kolonial
secara bersamaan juga berarti terbukanya tabir akademik tentang masyarakat yang unik ini.
Praktik adat yang sangat kuat, tatanan sosial yang dibangun atas dasar ide matrilinealitas, dan
aktivitas migrasi yang dipraktikkan meluas dan didasarkan pada nilai-nilai adat membuat
wilayah ini sangat menarik bagi sarjana-sarjana barat yang ingin mengetahui praktik
kehidupan masyarakat tradisional ini.
Banyak sekali tulisan yang dibuat oleh para peneliti barat pada masa itu, baik yang
berupa laporan perjalanan, memori serah terima jabatan, laporan-laporan dinas, hingga
etnografi yang lebih ilmiah. Ini semua membingkai 'Minangkabau' dan memboyongnya ke
dalam wacana etnografi dunia. Kombinasi yang menarik tentang adat yang matrilineal dan
Islam yang patrilineal menjadi daya tarik utama bagi para peneliti barat. Pada tahap
berikutnya apa yang terjadi ketika segala keunikan tersebut dibenturkan dengan tatanan
masyarakat baru yang diintroduksi oleh pemerintah kolonial. Status dan peran sosial baru
yang masuk sejalan dengan masuknya pasar dan politik moderen merupakan bahan kajian
yang menarik untuk didalami.
Kuliah pada minggu ketiga ini didisain untuk mengajak mahasiswa menganalisi
berbagai perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Minangkabau sejalan dengan
masuknya pemerintah kolonial Belanda. Tatanan pemerintahan baru dan pasar yang mulai
merasuk ke dalam kehidupan masyarakat Minangkabau bagaimanapun akan memunculkan
respons-respons, mulai resistensi maupun dukungan. Pemahaman yang mendalam tidak saja
terhadap proses perubahan, akan tetapi juga pada diferensiasi yang muncul dalam merespons
perubahan akan menjadikan mahasiswa memiliki skill analisis yang lebih tajam. Evaluasi atas
kemampuan analisis ini akan dievaliasi melalui observasi ata keaktifan mahasiswa dalam
merespons pertanyaan dosen dan tugas mingguan berupa short essay yang dibuat.
PENYAJIAN

Contoh : Masyarakat Minangkabau tentunya juga merasakan era Kolonial yang
terjadi di Indonesia. Apa yang terjadi di Minangkabau pada era kolonial?





Ilustrasi : Kondisi, keberadaan dan sikap etnis Minangkabau di era Kolonial. Di
pertemuan ini akan membahas mengenai etnis Minangkabau pada masa Kolonial.
Aktivitas: Diskusi mahasiswa dengan sesama mahasiswa dan dosen
Tugas: Mahasiswa diminta untuk membaca materi dan membuat pertanyaan kritis
atas pembacaannya serta terlibat aktif dalam diskusi di kelas.
Latihan: mengemukakan dan mendiskusikan pemahaman mengenai etnis
Minangkabau.
Rangkuman:
Pertanyaan pokok yang menjadi inti pembahasan dalam sesi kuliah minggu ketiga iniu
adalah 'bagaimana respons masyarakat Minangkabau terhadap tatanan baru yang dibawa oleh
pemerintah kolonial?' Pada akhir kuliah minggu sebelumnya mahasiswa sudah diminta
membaca artikel yang disarankan dan membuat short review atas bacaan tersebut. Bacaan itu
adalah tulisan Graves (1984) tentang respons masyarakat Minangkabau terhadap pemerintah
kolonial Belanda.
Dosen meminta mahasiswa untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan
hasil pembacaannya atas artikel pokok dan artikel pembanding. Dari pengalaman
sebelumnya, pandangan mahasiswa akan terbelah ke dalam dua kutub, yakni resisten dan
mendukung. Pada diskusi ini dosen tinggal mengajak mahasiswa untuk melihat alasan-alasan
mengapa orang resisten atau justru mendukung program pemerintah kolonial. Kita tidak
boleh serta merta menganggap orang yang memilih bekerjasama dengan pemerintah kolonial
sebagai pengkhianat, tetapi dengan melihat konteks dan perhitungan-perhitungan yang
dilakukan oleh aktor mahasiswa akan lebih dapat memahami realitas sosial secara lebih
gamblang. Interpretasi politis tentang nasionalisme kadang memang tidak dapat dipahami
ketika berhadapan dengan kondisi-kondisi lokal menyangkut perhitungan atas kesempatankesempatan individual dalam mengubah hidup.
Learning Outcome
Mahasiswa mengetahui sejarah etnis Minangkabau dan memahami kondisi dan dinamika
yang terjadi pada masyarakat Minangkabau sejak masa kolonial.
PENUTUP
Kinerja mahasiswa dalam merespons pertanyaan dosen, mengajukan pertanyaan, dan satu
buah review pendek tentang bacaan yang sudah disediakan menjadi catatan penting bagi
penilaian mahasiswa. Hal ini tidak hanya mencakup aspek kognitif (pemahaman) tetapi juga
aspek skill mahasiswa untuk mencari bahan pembanding dan menganalisis bacaan.
 Tes formatif dan kunci tes formatif: membuat pertanyaan kritis dari hasil membaca
materi.
 Petunjuk penilaian dan umpan balik:
Kriteria pertanyaan bernilai A: pertanyaan kritis yang merupakan hasil dari review
materi serta memiliki bobot untuk berpikir secara
reflektif terkait dengan isu sosial.
Kriteria pertanyaan bernilai B: pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan di
dalam materi.
Kriteria pertanyaan bernilai C: hanya menyuguhkan review tanpa membuat
pertanyaan kritis.
 Tindak lanjut: akumulasi nilai
REFERENSI:
Graves, E. (1984). The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rule in the Nineteenth
Century. Ithaca, Cornell University Press.
Download