1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan
materi, serta perubahan energi yang menyertai perubahan - perubahan materi
tersebut. Fenomena perubahan ini dapat diamati lewat penjelasan teoritis dan
deskripsi secara matematis/perhitungan.(Camp, 1985 dalam Pulungan, 2009).
Conpolat (Pulungan, 2009) mengatakan bahwa sebagian besar materi ilmu
kimia tergolong abstrak, sehingga ilmu kimia dipelajari dengan cara
penyederhanaan dari kebanyakan objek yang ada di dunia ini dan pembahasannya
tidak hanya sekedar dengan pemecahan soal-soal yang terdiri dari angka-angka
(soal numerik) melainkan juga menyertakan penjelasan-penjelasan tentang
fenomena kimiawi yang terkandung di dalamnya.
Analisis Kean dan Middle camp (Iskandar, 2002) menunjukkan bahwa
sebagian konsep-konsep kimia merupakan abstraksi dari gejala alam yang tak
dapat dilihat dengan mata, misalnya atom, dan partikel-partikelnya yaitu netron
dan elektron, senyawa dan partikel senyawa yaitu kation dan anion dan
sebagainya. Disamping itu konsep-konsep dalam ilmu kimia saling berkaitan dan
urutannya berjenjang sehingga dalam mempelajarinya perlu kesinambungan dan
pengetahuan struktur hierarkis konsep-konsep tersebut. Sifat khas dari ilmu kimia
1
2
inilah yang menjadi penyebab kesulitan yang dihadapi para siswa dan mahasiswa
dalam mempelajari kimia.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut para ahli menyatakan bahwa konsepkonsep dalam ilmu kimia harus disajikan ke dalam tiga level representasi ilmu
kimia yaitu level makroskopis, mikroskopis, dan simbolik.
Ketiga level
representasi ilmu kimia harus dipahami secara benar.
Pembelajaran yang hanya mengutamakan salah satu level representasi dari ketiga
level representasi ilmu kimia tersebut, akan membuat pelajaran kimia menjadi
sulit dipahami secara utuh oleh siswa. Untuk mempelajari kimia secara utuh,
siswa harus memiliki kemampuan menghubungkan antara ketiga level kimia
tersebut (Grosslight, Unger, Jay & Smith, 1991 dalam Chittleborough, Treagust,
dan Mocerino, 2002).
Selain menghubungkan ketiga level representasi ilmu kimia, ketiga level
representasi tersebut perlu dihubungan dengan pengalaman sehari-hari siswa serta
kejadian-kejadian di dalam kelas. Hubungan yang muncul antara level
makroskopik, mikroskopik, simbolik, kejadian-kejadian di dalam kelas dan
pengalaman sehari-hari pada fenomena kimia disebut intertekstual. Dengan
adanya pertautan dari ketiga aspek tersebut, diharapkan siswa akan memiliki
pemahaman yang utuh mengenai kimia.
Materi asam basa merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang
diberikan di kelas XI semester genap. Dalam pembelajarannya, materi ini hanya
mengutamakan level makroskopik dan simbolik saja. Level makroskopiknya yaitu
kegiatan praktikum di laboratorium dan level simboliknya yaitu persamaan reaksi
3
kimia, dan perhitungan pH larutan asam atau basa. Sedangkan untuk level
mikroskopik jarang sekali disinggung dalam pembelajarannya sehingga siswa
tidak memahami mengapa terjadi fenomena seperti yang terlihat. Berdasarkan hal
di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang siap disajikan kepada siswa di sekolah yang memuat hubungan
antara representasi ilmu kimia (pada level makroskopik, mikroskopik dan
simbolik), pengalaman sehari-hari, dan kejadian-kejadian di kelas yang dilakukan
pembelajar sehingga dapat mengembangkan pemahaman siswa mengenai kimia
secara utuh. Karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai ”Pengembangan
Strategi Pembelajaran Intertekstual pada Materi Pokok Asam basa SMA kelas
XI”.
1.2
Rumusan Masalah
Penelitian ini meneliti tentang bagaimana mengembangkan strategi
pembelajaran intertekstual pada materi asam basa. Agar penelitian lebih terarah
dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti maka
masalah tersebut dapat dirinci dalam bentuk rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana merumuskan indikator dan konsep dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada materi asam basa yang terdapat pada standar isi?
2. Bagaimana mengembangkan representasi ilmu kimia pada materi asam basa
kedalam level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik?
3. Bagaimana mengembangkan deskripsi pembelajaran intertekstual pada materi
asam basa?
4
1.3
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti diberi batasan yaitu
deskripsi pembelajaran diaplikasikan kepada para expert kimia dan calon guru
kimia.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh indikator dan konsep pada materi asam basa.
2. Memperoleh
representasi
ilmu
kimia
kedalam
level
makroskopik,
mikroskopik, dan simbolik pada materi asam basa.
3. Memperoleh deskripsi pembelajaran intertekstual pada materi asam basa.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melatih mahasiswa sebagai calon guru
untuk menyajikan materi kimia secara menyeluruh dan juga dapat memberikan
alternatif kepada Jurusan Pendidikan Kimia untuk mengembangkan strategi
pembelajaran intertekstual terutama saat memberikan pembelajaran kimia sekolah
sehingga akan menghasilkan calon-calon guru yang dapat menyampaikan ilmu
kimia secara menyeluruh khususnya pada materi asam basa.
5
1.6
Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dari istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian, maka peneliti mendefinisikan istilah-istilah yang
penting sebagai berikut:
1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atau bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan (KBBI, 2009). Analisis yang dimaksud pada penelitian ini adalah
penelaahan buku teks terhadap level makroskopik, level mikroskopis, dan
level simbolik pada materi pokok asam basa.
2. Strategi Pembelajaran merupakan cara dan urutan yang ditempuh seorang guru
dalam mengajar agar berhasil atau tujuan pembelajaran tercapai (Arifin, 2003)
3. Intertekstual ilmu kimia adalah hubungan yang muncul antara level
makroskopik, mikroskopik, simbolik, interaksi sosial dalam kelas dan
pengalaman sehari-hari pada fenomena kimia (Wu, 2002).
4. Representasi kimia adalah macam-macam rumus, struktur, dan simbol dalam
ilmu kimia yang diciptakan dan terus diperbaharui untuk merefleksikan suatu
rekonstruksi teori dan eksperimen kimia (Wu. J. S. Krajcik, E. Soloway,
2000). Representasi kimia terdiri dari 3 level yaitu: level makroskopik, level
mikroskopik, dan level simbolik (Gabel, Samuel, & Hunn, 1987; Gabel, 1998
dalam Wu, 2002).
5. Level makroskopis adalah level representasi dari fenomena yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam laboratorium yang dapat diamati
6
langsung (Johnstone, 1982 dalam Chittleborough, Treagust, dan Mocerino,
2002).
6. Level mikroskopis adalah level partikel yang tidak dapat dilihat secara
langsung, seperti elektron, molekul dan atom (Johnstone, 1982 dalam
Chittleborough, Treagust, dan Mocerino, 2002).
7. Level simbol merupakan representasi kimia dari fenomena kimia yang
menggunakan berbagai media seperti model, gambar, aljabar, dan bentuk
perhitungan (Johnstone, 1982 dalam Chittleborough, Treagust, dan Mocerino,
2002).
Download