Print Article

advertisement
Image not found
http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/620x350_Bolak balik Badan Saat Tidur.jpg
Mengapa Kita Membolak-balikan Badan Selama
Tidur?
Kulit kita bukan hanya dimaksudkan bagi tubuh kita agar terlihat bagus secara estetis, melainkan juga
bertindak sebagai perisai terhadap efek negatif eksternal. Misalnya untuk membantu melindungi kita dari
cedera mekanis dan kimia atau ruam, efek negatif sinar matahari, dan kuman jahat. Walaupun jutaan
mikroorganisme tinggal di permukaan kulit kita, mereka tidak bisa dengan mudah menembus pembatasnya.
Akan tetapi ketika kulit tergores maka kuman akan dapat mencapai bagian lebih dalam dari tubuh kita
sehingga dapat menjadi penyakit. Jika diteliti di bawah mikroskop, kita akan melihat bahwa kulit bukan
hanya penutup belaka tapi juga merupakan organ yang bertanggungjawab atas tugas-tugas penting. Artinya,
kulit adalah suatu organ yang sangat penting yang membantu kita merasakan panas dan dingin, nyaman dan
sakit, mengatur suhu tubuh dengan cara mengendurkan dan mengencangkan pembuluh darah. Ia membasmi
kuman melalui sel Langerhans raksasa, mensintesis vitamin D, menyembuhkan luka, dan membuang racun
melalui keringat.
Kulit tersusun dari dua lapisan jalinan yaitu dermis di bagian dalam dan epidermis di bagian luar.
Epidermis, yang tersusun dari lima sub unit, memiliki tanda yang paling penting bagi identitas kita. Tiap-tiap
lapisan tipis tertata sedemikian rupa guna berbagai melaksanakan tugas yang berbeda. Elastisitas dan
kelenturan yang sangat signifikan terdapat pada kulit melalui lima lapisan ini. Lapisan-lapisan ini dapat
saling meluncur dengan halus dan juga dapat dimampatkan di bawah tekanan. Lapisan-lapisan tersebut akan
memampat ketika kita duduk di atas permukaan keras. Situasinya mirip dengan pemampatan pegas pada
katup pena, atau suspensi kendaraan yang sedang menahan beban. Lapisan tersebut akan kembali ke
keadaan semula saat tekanan telah berakhir, misalnya saat kita berdiri. Elastisitas ini penting bagi keutuhan
kulit kita.
Konstruksi tipis kulit kita mengandung kelenjar keringat yang tertanam di dalam jaringan ikat fibrosa. Pada
bagian ini terdapat reseptor sensorik, akar rambut, dan otot rambut yang terhubung padanya, dan juga ujung
saraf yang longgar, serta sebuah jaringan pembuluh kapiler. Ujung saraf bebas diciptakan khusus dengan
berbagai fungsi yaitu untuk merasakan panas, dingin, tekanan, dan nyeri. Demikian juga, kelanjutan aliran
darah bergantung pada perhitungan yang sangat rumit yang sulit untuk dijelaskan. Ketika pembuluh darah
tiba di kulit, mereka tersebar seperti jaring dalam bentuk kapiler-kapiler.
Tekanan darah arteri yang terletak di bagian bawah kulit lebih tinggi daripada tekanan yang terdapat pada
vena paru. Jika tekanan dari luar diberikan pada kulit untuk jangka waktu lama maka tekanan di dalam vena
paru bertambah sehingga aliran darah regional akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan oksigen, glukosa,
dan zat nutrisi lainnya tidak bisa dikirim ke wilayah-wilayah tersebut; bersamaan dengan terhambatnya
pembuangan produk limbah, yang pada akhirnya akan mengarah pada suatu kelainan nutrisi di dalam
jaringan.
Sel-sel sensorik di dalam kulit kita mendeteksi dan melaporkan ketidak normalan kondisi nutrisi jaringan
kepada jaringan ke otak melalui berbagai zat kimia (seperti asetilkolin, bradikinin, dan histamin). Jadi kita
akan merubah posisi kita secara sadar atau tidak sadar dengan campur tangan dari otak untuk menghindari
bahaya kelainan nutrisi, dan karenanya lalu wilayah tersebut akan kembali mendapatkan sirkulasi yang
normal. Pada tahapan ini, prosesnya masih bisa dikembalikan, namun jika tekanan terjadi terus menerus
maka sel-sel kulit akan mulai mati, mulai dari bagian luar hingga ke dalam. Sistem ini akan berjalan lancar
pada orang-orang yang sehat tetapi tidak pada keadaan ketika seseorang stroke atau koma karena sistem
campur tangan otak tidak lagi bekerja.
Gambaran kritis ini dapat lebih dipahami dengan sebuah contoh. Sama seperti sebuah jalan yang digunakan
untuk mengangkut barang dan membuang sampah, maka pengangkutan mineral-mineral, vitamin, dan
berbagai zat penting bagi kehidupan kita ke bagian-bagian tubuh yang jauh dan pembuangan produk limbah
memerlukan pembuluh darah untuk tetap berada dalam posisi terbuka. Semua ini harus berlangsung dalam
keseimbangan yang sempurna tanpa sedikitpun gangguan sepanjang hidup kita.
Jika tekanan ulkus terjadi maka hal itu seperti sebuah rumah yang terkena serangan bahaya dari luar karena
pintu atau jendela-jendelanya rusak. Keadaan ini bisa menjadi seperti sebuah pintu masuk bebas visa bagi
kuman-kuman yang tadinya diblokir. Punggung dan bagian-bagian runcing di tubuh seperti lutut paha,
tumit, dan bahu mendapat tekanan yang lebih, oleh karenanya lebih berisiko ketika kita berbaring.Tekanan
selama dua hingga enam jam pada salah satu dari daerah tersebut cukup untuk dapat membuat keutuhan kulit
di daerah tersebut terganggu. Kebutuhan tidur kita dalam sehari sekitar 6-8 jam, oleh karena itu kita butuh
beralih posisi beberapa kali selama tidur. Kita memang menghadapi risiko ini setiap hari ketika sedang
tertidur namun, kita harus amat bersyukur atas sistem perlindungan yang berfungsi begitu sempurna ini
sehingga tanpa sadar kita telah berubah-ubah posisi selama tidur sehingga situasi berbahaya itu dapat
terhindar. Dokter yang bertugas di unit perawatan intensif (ICU) dan stafnya pastilah amat faham dengan
anugerah yang amat besar ini karena sebagian besar pasien di bagian tersebut biasanya tidak mampu
bergerak bebas. Meskipun menggunakan berbagai upaya pencegahan, seperti usaha merubah posisi pasien
secara periodik atau menggunakan tempat tidur berisi angin, namun ternyata tekanan ulkus (pressure ulcer)
masih tetap terjadi sehingga sejumlah pasien ada yang meninggal karena infeksi kuman akibat luka mereka.
Kisah Para Pemuda yang Tertidur
Kisah “Tujuh Pemuda” dalam tradisi Nasrani diceritakan kembali di dalam Al Quran sebagai “Kisah
Ashabul Kahfi”. Kisah ini menceritakan sekelompok pemuda beriman yang melarikan diri ke sebuah gua
untuk berlindung dari penindasan kaisar Romawi penyembah berhala. Kedua tradisi tersebut menceritakan
bahwa mereka tertidur di dalam gua selama ratusan tahun. Al Qur’an menerangkan bahwa disebutkan
mereka dibuat berubah-ubah posisi selama tidur mereka yang berabad lamanya itu: “Dan kamu mengira
bahwa mereka terjaga padahal mereka tertidur, dan Kami membuatnya berbolak-balik ke kanan dan ke
kiri…” (QS.18:18). Ini adalah nuansa yang menarik karena dikatakan bahwa mereka dibuat merubah posisi,
sesuatu yang terdengar seperti tidak ada relevansinya dengan cerita tersebut. Ternyata, dengan penjelasan
tentang kondisi medis kulit kita seperti yang dijelaskan di atas, nuansa ini justru menjadi amat masuk akal
dan dapat menjadi petunjuk kepada kita di dalam dunia kedokteran tentang bagaimana seharusnya
memperlakukan pasien yang tidak dapat bergerak dalam jangka waktu lama.
Download