Alasan dibalik Invasi Irak ke Kuwait 1990: Analisa Komparatif Politik Luar Negeri Irak di masa Saddam Hussein Rasionalitas Invasi Irak atas Kuwait pada tahun 1990 ternyata bukan tanpa sebab. Pendekatan paling tepat untuk menganalisanya adalah jika dilihat dari sudut pandang Sang Presiden waktu itu, Saddam Hussein. Alasan utama invasi Irak adalah karena Saddam Hussein merasa sangat terhina dengan ucapan Emir Kuwait, Jabir Ahmad Al Jabir Assabah, yang mengatakan kepada utusannya bahwa Kuwait tidak akan berhenti meminta Irak melunasi hutangnya sebesar 80 milyar dollar AS hingga seluruh wanita di Irak menjadi pelacur senilai US$ 10. Situasi krisis ekonomi yang dihadapi Irak pasca berakhirnya perang dengan Iran juga membuat keadaan menjadi semakin sulit dimata pemimpin Irak. Terlebih para penasehat militer dan ekonomi Irak mampu meyakinkan Saddam Hussein bahwa jika Kuwait mampu diambil alih oleh Irak maka hal itu merupakan tindakan yang absah secara historis dan dengan demikian perekonomian Irak akan membaik sebab ditopang oleh devisa minyak Kuwait yang besar. Tindakan yang paling rasional menurut Saddam Hussein waktu itu adalah melakukan invasi terhadap Kuwait. Dengan tindakan itu, Saddam Husein dapat menunjukkan ‘maruah’ bangsanya, menyelamatkan perekonomian bangsanya yang diambang kebangkrutan, menunjukkan kesalahan dunia Barat atas pembagian wilayah yang tidak adil di Timur Tengah, sekaligus menunjukkan kepada dunia internasional akan legitimasi historis Irak atas Kuwait. Nilai Invasi Irak atas Kuwait pada tahun 1990 tentu dipersepsikan/dinilai buruk oleh masyarakat internasional. Jika dilihat dari konteks sebuah negara yang melakukan agresi terhadap bangsa lain yang merdeka, maka tentu hal ini adalah tindakan buruk karena merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan rasa kemanusiaan. Namun bagi Saddam Hussein, tindakan Kuwait yang menghina harga diri bangsa Irak, negara-negara Arab kaya yang membiarkan rakyat Irak mati kelaparan sendirian, serta kesewenang-wenangan dunia Barat yang dengan seenaknya membagi-bagi wilayah Timur Tengah merupakan tindakan/kejahatan yang lebih buruk dibanding invasi yang ia lakukan terhadap Kuwait. Alhasil, Irak menginvasi Kuwait dengan dalih untuk menegakkan keadilan, memerangi kesewenang-wenangan dan menyadarkan masyarakat internasional atas matinya rasa kemanusiaan mereka. Hasil Hasil dari invasi Irak atas Kuwait pada tahun 1990 sangat mengecewakan Saddam Hussein. Hasil invasi tidak sesuai dengan harapannya. Masyarakat internasional mengecam tindakan Irak dengan dikeluarkannya Resolusi PBB. Pasukan multinasional pimpinan AS berhasil memukul mundur pasukan Irak dari Kuwait. Harapan mengalirnya devisa minyak Kuwait tidak terjadi karena Irak harus meninggalkan Kuwait sebagai pihak yang kalah dalam peperangan. Selain itu, negara-negara Arab menjadi terpecah belah sehingga Barat justru semakin menunjukkan tajinya di Timur Tengah. Meski ternyata hasil invasi Irak atas Kuwait tidak sesuai dengan harapan Saddam Hussein, namun kalkulasinya berdasar aspek rasionalitas dan nilai yang ia perjuangkan telah mengantarkan pada keputusan beraninya untuk melakukan invasi militer atas Kuwait di tahun 1990.