PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN AKADEMIK 2014/2015 UNIVERSITAS PADJADJARAN Kata Pengantar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FKUP) memiliki visi untuk menjadi institusi kedokteran yang menempatkan keunggulan penelitian dan pendidikan demi kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing bangsa (Research and education Excellency for Society to Promote nation Competitiveness - RESPeCt). Untuk mencapai visi ini maka prinsip pendidikan yang memegang teguh SPICES (Student centered, Problem based, Integrated, Community, Early clinical exposure/elective, and Systematic) yang telah diterapkan pada seluruh program studi sejak tahun 2004, diperkuat lebih lanjut. Proses pembelajaran dilakukan melalui integrasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ke dalam pendidikan dengan memperkuat keterlibatan dosen dan mahasiswa pada tridharma perguruan tinggi yang berorientasi keunggulan. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik 2014/2015 merupakan penyempurnaan dari Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik 2013/2014, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik 2014/2015 diterbitkan untuk memberikan gambaran lebih jelas kepada pimpinan, mahasiswa, dosen dan masyarakat mengenai pelaksanaan pendidikan di FKUP. Pedoman pendidikan pada seluruh program studi disusun secara terintegrasi di dalam buku ini. Buku ini memuat peraturan akademik yang harus dijadikan rujukan oleh staf pengajar, mahasiswa dan tenaga administrasi akademik untuk memperlancar penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar di seluruh program studi FKUP. Hal ini merupakan salah satu upaya memberikan penjaminan mutu kepada masyarakat luas terhadap kualitas akademik FKUP. Oleh karenanya, kami menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam proses penyusunan Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015 ini. Kami berharap pedoman ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Bandung, 12 Juni 2014 Dekan, Prof.Dr.med Tri Hanggono Achmad, dr. NIP 196209221989021001 i DAFTAR ISI Hal. i KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii KEPUTUSAN DEKAN v PIMPINAN FAKULTAS viii BAB I SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN 1. Sejarah 2. Visi dan Misi Fakultas A. Visi B. Misi C. Tujuan 3. Tujuan Pendidikan 3.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 3.2. Program Pendidikan Dokter 3.2.1. Program Studi Kedokteran 3.2.2. Program Studi Profesi Dokter 3.3. Program Pendidikan Dokter Spesialis 3.3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 3.3.2. Ilmu Bedah 3.3.3. Ilmu Bedah Saraf 3.3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 3.3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 3.3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 3.3.7. Ilmu Kesehatan Anak 3.3.8. Ilmu Penyakit Dalam 3.3.9. Ilmu Kesehatan Mata 3.3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.3.11. Ilmu Penyakit Saraf 3.3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 3.3.13. Obstetri dan Ginekologi 3.3.14. Patologi Anatomi 3.3.15. Patologi Klinik 3.3.16. Radiologi 3.3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir 3.3.18. Ilmu Bedah Anak 3.3.19. Urologi ii 1 1 3 3 4 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 13 14 14 16 16 17 18 19 19 20 21 22 4. 3.3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 3.3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 3.4. Program Pendidikan Pascasarjana 3.4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 3.4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 3.4.3. Program Studi Magister Kebidanan 3.4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Kompetensi Lulusan Program Studi 4.1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 4.2. Program Studi Kedokteran 4.3. Program Studi Profesi Dokter 4.4. Program Pendidikan Dokter Spesialis 4.5. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 4.6. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 4.7. Program Studi Magister Kebidanan 4.8. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran BAB II PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI 1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan 2. Program Pendidikan Dokter 2.1. Program Studi Kedokteran 2.2. Program Studi Profesi Dokter 3. Program Pendidikan Dokter Spesialis 3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif 3.2. Ilmu Bedah 3.3. Ilmu Bedah Saraf 3.4. Orthopaedi dan Traumatologi 3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal 3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa 3.7. Ilmu Kesehatan Anak 3.8. Ilmu Penyakit Dalam 3.9. Ilmu Kesehatan Mata 3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.11. Ilmu Penyakit Saraf 3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher 3.13. Obstetri dan Ginekologi 3.14. Patologi Anatomi 3.15. Patologi Klinik 3.16. Radiologi 3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir iii 23 23 25 26 26 26 27 28 29 30 32 33 33 33 34 48 60 70 72 86 88 93 96 98 118 123 132 140 142 154 221 239 279 296 3.18. Ilmu Bedah Anak 3.19. Urologi 3.20. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular 3.21. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 4. Program Pendidikan Pascasarjana 4.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar 4.2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 4.3. Program Studi Magister Kebidanan 4.4. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran BAB III SARANA DAN PRASARANA 1. Fasilitas Bangunan 1.1. Kampus Jatinangor 1.2. Kampus Eijkman 2. Perpustakaan 3. Teaching Hospital 4. Sistem Informasi 5. Sarana Penelitian 6. Asrama Mahasiswa 7. Fasilitas Kegiatan Mahasiswa BAB IV PENELITIAN DAN KERJASAMA BAB V PRESTASI FAKULTAS iv 310 316 327 335 381 430 462 480 506 507 508 508 510 512 512 513 514 520 KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 1445/UN6.C/PP/2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN AKADEMIK 2014/20145 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang : a. bahwa dalam usaha memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dipandang perlu adanya pedoman yang telah disesuaikan dengan proses pembelajaran untuk setiap jenjang program pendidikan pada setiap tahun akademik baru; b. bahwa untuk penyempurnaan terhadap Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014, telah disusun Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu diterbitkan Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; Mengingat : 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4389); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5336); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1957 tentang Pendirian Universitas Padjadjaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1422); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 jo Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Padjadjaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 595); 9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0436/O/1992 tentang Statuta Universitas Padjadjaran; 10. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 260/KMK.05/2008 tentang Penetapan Universitas Padjadjaran pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil; 12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; 13. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 116/MPN.A4/KP/2011 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Padjadjaran Periode 2011-2015; 14. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 1734/J06/Kep/KP/2005 tanggal 17 Oktober 2005 tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Surat Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran; 15. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 438/H6.1/Kep/HK/2009 tanggal 18 Februari 2009 tentang Integrasi Pengelolaan Pendidikan Pascasarjana dari Program Pascasarjana ke Fakultas di Lingkungan Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2009/2010; 16. Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 4678/UN6.RKT/KP/2013 tentang Pengangkatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 17. Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 1263/UN6.RKT/PP/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014; MEMUTUSKAN : Menetapkan KESATU : : KEDUA : Pedoman sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini merupakan pedoman dan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan sistem kredit semester serta merupakan acuan kerja bagi seluruh jajaran sivitas akademika di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan semua jenjang program, baik program pendidikan akademik, pendidikan spesialis, pendidikan profesional maupun pendidikan vokasi di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran tahun akademik 2014/2015; KETIGA : Semua Mahasiswa, Tenaga Pendidik Tetap, Tenaga Pendidik Tidak Tetap dan Tenaga Penunjang wajib melaksanakan dan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015; KEEMPAT : Dengan berlakunya Keputusan ini, segala ketentuan yang bertentangan dan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014 dinyatakan tidak berlaku; KELIMA : Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur secara tersendiri; KEENAM : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan; KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN AKADEMIK 2014/2015; KETUJUH : Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 12 Juni 2014 DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN, TRI HANGGONO ACHMAD NIP 19620922 198902 1 001 Tembusan disampaikan kepada Yth. 1. Rektor Universitas Padjadjaran; 2. Para Wakil Rektor di lingkungan Universitas Padjadjaran; 3. Para Kepala Biro di lingkungan Universitas Padjadjaran; 4. Para Wakil Dekan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 5. Sekretaris Senat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 6. Para Kepala Departemen di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 7. Para Ketua Program Studi di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 8. Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 9. Para Kepala Subbagian di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; PIMPINAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN g Dekan Prof.Dr.med. Tri Hanggono Achmad, dr. NIP 196209221989021001 viii Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama Prof.Dr. Dany Hilmanto, dr., SpA(K) NIP 196302201987111001 Wakil Dekan Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Tata Kelola Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr.,SpM., M.Kes., Ph.D NIP 197007272000031007 ix Staf Khusus Pimpinan 1. Staf Khusus Bidang Pembelajaran Sari Puspa Dewi, dr., MHPE 2. Staf Khusus Bidang Kemahasiswaan Fathurachman, dr., SpOT., M.Kes., FICS 3. Staf Khusus Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dwi Agustian, dr., MPH, Ph.D. 4. Staf Khusus Bidang Kerjasama Yudi Mulyana Hidayat, dr., SpOG(K) 5. Staf Khusus Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi Bony Wiem Lestari, dr., M.Sc. 6. Staf Khusus Bidang Sumber Daya Manusia Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg., M.Si. 7. Staf Khusus Bidang Organisasi dan Tata Kelola Sharon Gondodiputro, dr., MARS, MH 8. Staf Khusus Bidang Koordinasi dan Pengembangan Program Irvan Afriandi, dr, MPH, Dr.PH x Pimpinan Departemen 1 Anatomi dan Biologi Sel Ketua : Arifin Sunggono, dr., PAK, M.Kes. 2 Biokimia dan Biologi Molekuler Ketua : Prof. Ramdan Panigoro, dr., M.Sc., Ph.D 3 Epidemiologi dan Biostatistika Ketua : Dwi Agustian, dr., MPH, Ph.D. 4 Farmakologi dan Terapi Ketua : Rovina, dr.,Sp.PD., Ph.D 5 Ilmu Faal Ketua : Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., Sp.OG, SH, M.Kes, AIFO 6 Mikrobiologi dan Parasitologi Ketua : Imam Megantara, dr., Sp.MK.,Sp.TKT-KL, M.Kes. 7 Ilmu Gizi Medik Ketua : Dr. Gaga Irawan Nugraha, dr., Sp.GK, M.Gizi. 8 Ilmu Kesehatan Masyarakat Ketua : Dr. Elsa Pudji Setiawati, dr., M.M. 9 Patologi Anatomi Ketua : Dr. Bethy Suryawathy Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D 10 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Ketua : Dr. Oki Suwarsa, dr., M.Kes., Sp.KK(K) 11 Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler Ketua : Trias Nugrahadi, dr., Sp.KN 12 Kedokteran Forensik dan Medikolegal Ketua : Dr. Yoni Fuadah Syukriani, dr., Sp.F., M.Si., DFM 13 Anestesiologi dan Terapi Intensif Ketua : Ruli Herman Sitanggang, dr., Sp.An-KIC, KAP, M.Kes 14 Ilmu Bedah Ketua : Dr. Dimyati Achmad, dr., Sp.B(K)Onk xi 15 Ilmu Bedah Syaraf Ketua : Dr. M. Zafrullah Arifin, dr., Sp.BS. 16 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Ketua : Dr. Wiryaman Permadi, dr.,Sp.OG(K) 17 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Ketua : Sunaryo B. Sastradimaja, dr., Sp.KFR 18 Ilmu Kedokteran Jiwa Ketua : Arifah Nur Istiqomah.,dr.,Sp.KJ. 19 Ilmu Kesehatan Anak Ketua : Dr. Djatnika Setiabudi, dr., Sp.A(K), MCTM 20 Ilmu Kesehatan Mata Ketua : Dr. Andika Prahasta, dr., Sp.M(K), M.Kes 21 Ilmu Kesehatan THT-KL Ketua : Dr.Ratna Anggraeni S. Poerwana, dr., Sp.THT-KL, M.Kes. 22 Ilmu Penyakit Dalam Ketua : Rachmat Gunadi Wachyudi, dr.,Sp.PD-KR 23 Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Ketua : Etty Sofia M.A, drg.,Sp.KGA. 24 Patologi Klinik Ketua : Prof. Dr. Ida Parwati ,dr.,Sp.PK(K), Ph.D. 25 Ilmu Penyakit Saraf Ketua : Siti Aminah, dr.,Sp.S(K)., M.Si., med. 26 Kardiologi & Kedokteran Vaskular Ketua : Toni Mustahsani Aprami, dr., Sp.PD., Sp.JP 27 Orthopaedi dan Traumatologi Ketua : Dicky Mulyadi, dr., Sp.OT(K)., FICS 28 Radiologi Ketua : Prof.Dr. Ristaniah D. Rose Effendi, dr.,Sp.Rad.(K), M.Kes. xii Pimpinan Program Studi 1 Program Studi Diploma Kebidanan Ketua : Dr. R. Tina Dewi Judistiani, dr., SpOG 2 Program Studi Kedokteran Ketua : Dr. Achadiyani, dr., M.Kes. 3 Program Studi Profesi Dokter Ketua : Dr. Susi Susanah, dr., Sp.A(K) Koordinator Pascasarjana Prof.Dr. Johannes C. Mose, dr., Sp.OG(K) 4 Program Studi Magister Kebidanan Ketua : Dr. Farid,dr., Sp.OG(K), Ir., M.Kes.,MH.Kes. 5 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Ketua : Dr. Ardini S. Raksanagara, dr., MPH 6 Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar Ketua : Herry Herman, dr., Sp.OT.,Ph.D 7 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Ketua : Prof.Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes. Koordinantor TKP-PPDS-1 Dr. Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes. 8 Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Ketua : Dr. Ria Bandiara, dr., Sp.PD-KGH 9 Program Studi Ilmu Kesehatan Anak Ketua : Dr. Dedi Rachmadi Sjambas, dr., Sp.A(K), M.Kes. 10 Program Studi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Ketua : Dr. Budi Handono, dr., Sp.OG(K), M.H.Kes. 11 Program Studi Ilmu Bedah Ketua : Dr. Kiki Lukman, dr., SpB-KBD, M.Sc. 12 Program Studi Urologi Ketua : Dr. Bambang Sasongko Noegroho, dr., Sp.B., Sp.U xiii 13 Program Studi Ilmu Bedah Anak Ketua : Dikki Drajat Kusmayadi, dr.,Sp.B., Sp.BA 14 Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Ketua : Dr. Hermawan Nagar Rasyid, dr., SpOT(K)., MT(BME), Ph.D., FICS 15 Program Studi Ilmu Bedah Saraf Ketua : Dr. Achmad Adam, dr., SpBS, M.Sc. 16 Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Ketua : Ahmad Rizal, dr.,Sp.S(K), Ph.D. 17 Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa Ketua : Dr. Veranita Pandia, dr., Sp.KJ(K)., M.Kes. 18 Program Studi Ilmu Kesehatan THT-KL Ketua : Wijana, dr., Sp.THT-KL 19 Program Studi Ilmu Kesehatan Mata Ketua : Dr. Feti Karfiati, dr., Sp.M(K)., M.Kes. 20 Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Ketua : Dr. Reti Hindritiani, dr., Sp.KK(K) 21 Program Studi Patologi Klinik Ketua : Agnes Rengga Indrati, dr., Sp.PK., M.Kes. 22 Program Studi Patologi Anatomi Ketua : Sri Suryanti, dr., Sp.PA(K), MS. 23 Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Ketua : Noorman Herryadi, dr., Sp.F., SH 24 Program Studi Radiologi Ketua : Atta Kuntara, dr., Sp.Rad(K) 25 Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler Ketua : Achmad Hussein S. Kartamihardja, dr., Sp.KN, M.H.Kes. 26 Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Ketua : Vitriana, dr., Sp.KFR xiv 27 Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Ketua : Dr. Augustine Purnomowati, dr., Sp.PD, Sp.JP(K) 28 Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Ketua : Dr.Ike Sri Redjeki, dr., Sp.An-KIC, KMN, M.Kes. Kepala Pusat Studi 1 Pusat Studi TB dan HIV Bachti Alisjahbanadr., Sp.PD-KPTI., Ph.D 2 Pusat Studi Infeksi Klinik Prof. Cissy Rachiana S. Prawira, dr., Sp.AK., Ph.D 3 Pusat Studi Onkologi Prof. Herman Susanto, dr., Sp.OG(K) 4 Pusat Studi Genetik Prof. Dr. D. Sjarief Hidajat Effendi, dr., Sp.A(K) 5 Pusat Studi Community Health and Wellness Prof. Dr. Rully M. A. Roesli, dr., Sp.PD-KGH 6 Pusat Studi Neuromuscular Prof. Dr. Tatang Bisri, dr., SpAn-KNA, KAO 7 Pusat Studi Kesehatan Reproduksi Prof. Dr. Sofie R. Krisnadi, dr., Sp.OG(K) 8 Pusat Studi Imunologi Prof. Dr. Sudigdo Adi, dr., Sp.KK(K) 9 Pusat Studi Teknologi Kesehatan Prof. Dr. Firman F. Wirakusumah, dr., Sp.OG(K), Ph.D 10 Pusat Studi Sistem Kesehatan Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr., Sp.A(K), MARS 11 Pusat Studi Herbalmolecular Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib, dr xv Kepala Laboratorium dan Ketua Unit 1 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Kedokteran (Medical Education Research and Development Unit/MERDU) Prof. Dr. Endang Sutedja, dr., Sp.KK(K) 2 Laboratorium Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) Dr. Feti Karfiati Memed, dr., Sp.M(K), M.Kes. 3 Laboratorium Biomedik Lanjut Herry Herman, dr., Ph.D 4 Laboratorium Bioetika dan Humaniora Insi Farisa Desy Arya, dr., M.Si. 5 Laboratorium Konseling dan Bimbingan Karakter Mahasiswa Januarsih Iwan A. Rachman, dr., MS. 6 Laboratorium Evaluasi Akademik Yuni Susanti Pratiwi, dr., AIFO, M.Kes. 7 Unit Publikasi Ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes. 8 Unit Penjaminan Mutu Dr. Meita Dhamayanti, dr., Sp.A(K), M.Kes. xvi Pimpinan Administratif 1 Kepala Bagian Tata Usaha Slamet Suprapto, S.Sos., M.Si. 2 Kepala Sub Bagian Pembelajaran dan Kemahasiswaan Aay Supriatna, S.Sos. 3 Kepala Sub Bagian Keuangan dan Sarana Prasarana Novi Damayanti, SE., M.Ak. 4 Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Kelola Cicah Aisyah, S.Pd. 5 Kepala Sub Bagian Data dan Pelaporan Asep Sutiadi, S.Sos., M.Si. xvii 1 BAB I SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN 1 BAB I SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN A. Sejarah Fakultas Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama, yakni kemaslahatan bagi masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan. Gagasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran pertama kali datang dari menteri kesehatan dr. Lie Kiat Teng pada Kongres IDI di Surabaya tahun 1953. Pada saat itu banyak dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang ditahan di FKUI untuk memenuhi kebutuhan staf pengajar di FKUI. Keputusan untuk mendirikan fakultas kedokteran kemudian dijatuhkan ke Bandung. Villa Isola (Bumi Siliwangi) direncanakan dijadikan kampus, namun tidak berhasil. Untunglah pada saat itu, RSUP Rancabadak sedang mendirikan gedung-gedung baru bagi bagian Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, ruang laboratorium, dan ruang kuliah. Sehingga membuka harapan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di Bandung. Seiring dengan berdirinya Universitas Padjadjaran (Peraturan Pemerintah No. 37/1957), maka berdiri pulalah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama tiga fakultas lainnya, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan FKIP. Dalam proses pendirian Fakultas Kedokteran Unpad, peran para pemangku kepentingan di Jawa Barat sangatlah besar dan sumbangsihnya dibingkai dalam semangat kebersamaan yang kuat. Dalam catatan sejarah, RSUP Ranca Badak saat itu menyerahkan bangunan-bangunan di sisi Jalan Pasirkaliki kepada Fakultas Kedokteran untuk dipergunakan. Suatu ruangan berdinding bilik bekas gudang RSUP pun digunakan sebagai ruang praktikum Anatomi. Dalam perkembangan selanjutnya, Laboratorium Pre-Klinik lainnya dibangun di Jalan Dago dan mulai digunakan sejak Januari 1958. Ruangan kuliah dan praktikum anatomi dan histologi di Jalan Pasirkaliki selanjutnya dibangun dan mulai dimanfaatkan pada pertengahan 1961. Demikian pula sejak awal para tenaga medis di RSUP Ranca Badak dan pegawai di Inspektorat Kesehatan Jawa Barat bertindak sebagai tenaga pendidik di Fakultas Kedokteran Unpad bersama-sama tenaga pendidik lainnya yang diangkat oleh Kementerian Pendidikan. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama, yakni kemaslahatan bagi masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan. 2 Pada tahun 1995 kampus Fakultas Kedokteran Unpad untuk penyelenggaraan pendidikan sarjana kedokteran berpindah ke Jatinangor sejalan dengan pengembangan kampus Unpad lainnya Perkembangan di bidang pendidikan kedokteran memiliki momentum pada tahun 2001 dengan pendirian Kelas Pengantar Berbahasa Inggris yang menerima banyak mahasiswa asing terutama Malaysia. Sejak tahun 2006 telah dibuka program studi pendidikan dokter Twinning Program dengan Faculty Perubatan University Kebangsaan Malaysia sebagai wujud pengakuan Internasional. Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah program pascasarjana kedokteran yang merupakan fase lanjutan dari program pendidikan dokter umum, di dalam pendidikan tersebut peserta didik memperoleh pembelajaran di bawah supervisi agar dapat meningkatkan kompetensi sehingga dapat melaksanakan praktek kedokteran dalam bidang spesialistis tertentu secara mandiri dengan baik ( World Federation of Medical education / WFME, Postgraduate Medical Education,2003 ). Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran diselenggarakan mulai tahun 1980 berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor: 076/II/1980. Tim Koordinasi Pendidikan Dokter Spesialis I (TKP PPDS-I) dibentuk pada tanggal 1 Desember 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran nomor : 137/Kep./UNPAD/1980. Dalam menyelenggarakan program pendidikan dokter spesialis, setiap program studi telah memiliki kurikulum dan berbagai ketentuan yang sesuai baik dengan Kolegium terkait maupun dengan Institusi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Lebih jauh lagi, setiap Program Studi berusaha untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat memenuhi berbagai ketentuan yang dipersyaratkan oleh berbagai badan regional atau internasional seperti World Federation of Medical Education . Jumlah program studi dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis-I ( PPDS-I ), yang pada mulanya berjumlah 6 program studi telah berkembang dengan pesat seiring dengan penambahan tenaga sumberdaya manusia dan sarana serta prasarana baik yang dimiliki oleh Rumah Sakit Pendidikan maupun oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Pada saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran telah memiliki 21 Program Studi pendidikan dokter spesialis. Sementara itu, sebagai bagian dari pengembangan ilmu Kesehatan, maka Fakultas Kedokteran membuka program studi Ilmu Keperawatan pada tahun 3 1994 yang selanjutnya berkembang menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan sejak tahun 2005. Sampai saat ini Fakultas Kedokteran mengelola berbagai program studi, mulai dari program diploma sampai program doktor; antara lain : Program Pendidikan Diploma Kebidanan a) Program Studi Diploma 3 Kebidanan b) Program Studi Diploma 4 Kebidanan Program Pendidikan Dokter a) Program Studi Sarjana Kedokteran b) Program Pendidikan Dokter Twinning Program c) Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Program Pascasarjana a) Program Studi Magister - Magister Ilmu Kedokteran Dasar - Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat - Magister Kebidanan b) Program Studi Doktor B. VISI, MISI DAN TUJUAN FAKULTAS Visi Menjadi institusi yang menempatkan keunggulan penelitian dan pendidikan untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing bangsa (Research and education Excellence for Society to Promote nation Competitiveness - RESPeCt) Misi a. Menyelenggarakan penelitian dan pendidikan yang terintegrasi serta berorientasi pada keunggulan b. Menjamin produk penelitian dan pendidikan unggul untuk kemaslahatan masyarakat c. Meningkatkan kolaborasi dan sinergi potensi bangsa d. Mendorong hasil penelitian dan pendidikan yang mendukung daya saing bangsa 4 Tujuan a. Menyelenggarakan sistem pendidikan kedokteran yang terintegrasi dengan pengelolaan yang efisien dan efektif. b. Menghasilkan dokter dan tenaga kesehatan yang kompeten, beretika, berkualitas dan profesional yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. c. Mendorong dan memonitor penyelenggaraan penelitian yang dilakukan setiapDept. agar relevan dengan pendidikan d. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan pendekatan penelitian multi-disiplin yang berorientasi HAKI e. Mempersiapkan infrastruktur yang relevan guna menunjang pelaksanaan riset yang berkualitas. f. Menyebarluaskan ilmukedokteran dan teknologi terkini ke komunitas yang ada. g. Menyebarluaskan hasil penelitian serta perkembangan teknologi medis kepada masyarakat yang memungkinkan penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas berdasarkan praktik baik pelayanan kesehatan C. TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI 1. Program Pendidikan Diploma 1.1. Program Studi D4 Kebidanan Tujuan Pendidikan 1. Tujuan Umum Program Studi Diploma 4 Kebidanan FKUP Mewujudkan pendidikan bidan yang berkualitas dan inovatif untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dasar ilmiah, keterampilan dan profesionalisme dalam layanan kebidanan yang tinggi, berjiwa entrepreneur, berdaya saing tinggi, berbudi luhur dan mengembangkan potensi belajar mandiri sepanjang hayat untuk kelangsungan profesinya meliputi integritas, rasa tanggung jawab, dapat dipercaya, serta mengutamakan kemaslahatan bagi masyarakat. 2. Tujuan Khusus Tujuan program pendidikan Diploma 4 Kebidanan adalah menghasilkan lulusan tenaga kesehatan profesional Kebidanan yang mampu untuk: 1) Mengembangkan diri sebagai bidan profesional yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa Pancasila dan 5 2) 3) 4) 5) 6) 7) berpartisipasi dalam kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk perbaikan sistem kesehatan nasional. Melaksanakan asuhan kebidanan secara profesional pada wanita dalam siklus kehidupannya (remaja, pra perkawinan, ibu hamil, persalinan, nifas, menopause dan masa antara, asuhan neonatus, bayi dan anak balita) di semua tatanan pelayanan kesehatan Melakukan integrasi antara teori dan konsep dengan keadaan klinis sehari-hari sejalan dengan pengalaman pembelajaran, klinis, dan penelitian. Mengembangkan sikap profesional dalam praktik kebidanan, komunikasi interpersonal dan konseling serta menjalin kerjasama dalam tim kesehatan Memberikan dan mengembangkan pelayanan kebidanan dengan mempertimbangkan kultur dan budaya setempat, melakukan upaya promosi dan prevensi kesehatan reproduksi melalui pendidikan kesehatan, pemberdayaan wanita, keluarga serta masyarakat Melakukan advokasi dan pemberdayaan pada masyarakat dalam meningkatkan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga, dan kelompok masyarakat. Menggunakan kemampuan penelitian dan pendekatan ilimah untuk membantu mengembangkan ilmu kebidanan dengan pendekatan belajar sepanjang hayat demi kemaslahatan masyarakat. 2. Program Pendidikan Dokter 2.1 Program Studi Kedokteran Tujuan Pendidikan a. Tujuan Umum Mewujudkan pendidikan sarjana kedokteran yang berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dasar ilmiah, keterampilan klinik, dan profesionalisme yang baik dalam konteks permasalahan kesehatan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai moral, etika kedokteran dan humanisme, serta mampu untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran sepanjang hayat, dengan menyelenggarakan pendidikan sarjana kedokteran yang mandiri dan memiliki tata kelola yang baik dan bertanggung jawab (Good Governance). b. Tujuan Khusus a. Memiliki dasar ilmiah dalam pengelolaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang sering ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan kesehatan primer (to have a scientific background in managing 6 b. c. d. e. f. g. professionally common health problems at individual, family and community level in a comprehensive, holistic, and continuous manner within the primary health care (PHC) settings) Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedis, klinis, perilaku serta epidemiologi dalam pembahasan masalah kesehatan (to apply basic biomedical, clinical, behavioral sciences and epidemiology in dealing with health problems. Memiliki keterampilan pemeriksaan klinis dasar yang akan dilakukan di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer (to perform essential basic clinical skills at the primary health care settings) Menerapkan nilai moral, etika kedokteran dan humanisme dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (to be ethical, moral & religious professional in community health service) Mengetahui dan mempraktekkan aspek komunikasi yang efektif dengan penderita, keluarga, masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya (to know the principles of and perform an effective communication with patient, family, community, and other health professionals) Meningkatkan kemampuan lulusan dalam mengakses, menelaah secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat (to access, critically appraise and manage medical and health information to maintain his/her lifelong learning capacity including to have capability in pursuing further academic or professional education). Melakukan penelitian kedokteran / kesehatan(to conduct medical/health research) . 2.1 Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Tujuan Pendidikan a. Tujuan Umum 1. Memberikan pengalaman kemandirian kepada dokter muda untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah kesehatan pasien secara menyeluruh dengan pendekatan kedokteran keluarga. 2. Menyelenggarakan program pembelajaran yang sistematik dengan memberikan kesempatan kepada dokter muda untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang telah dipelajari selama ini. 3. Menyelenggarakan pendidikan yang mendorong berkembangnya minat dan kemampuan pendidikan seumur hidup. 7 b. Tujuan Khusus 1. Mengingat kembali, mengerti dan menerapkan pengetahuan kedokteran dan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit (knowledge-based objective) 2. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit (skill-based objective). 3. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi dan moral yang berlaku secara umum maupun khusus yang berlaku di masyarakat (attitude based objective) 4. Program Pendidikan Dokter Spesialis Tujuan Pendidikan Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam mendidik peserta PPDS, diharapkan setiap lulusan PPDS memiliki kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek kedokteran di bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang diamanatkan dalam sistim pemeliharaan kesehatan. Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi. 4.1 Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Tujuan Pendidikan Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka seorang dokter spesialis anestesiologi wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik dengan para sejawat dokter dan anggota tim kesehatan yang lain serta anggota masyarakat. 2. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kegiatan pelayanan anestesiologi sebagai anggota tim pelayanan kesehatan di dalam maupun di luar rumah sakit. 3. Mempunyai cukup pengetahuan dan keterampilan untuk: 3.1 Mengelola tindakan untuk menghilangkan rasa nyeri, takut dan cemas pada pembedahan, persalinan dan tindakan medik lain, baik sebelum, selama, maupun sesudahnya. 8 3.2 Mengawasi dan menunjang fungsi vital penderita yang mengalami stres pembedahan dan pemberian anestesi. 3.3 Mengelola penderita yang tidak sadar apapun sebabnya. 3.4 Mengelola penderita yang mengidap masalah nyeri (management of pain problem), apapun penyebabnya, termasuk nyeri kronik dan paliatif. 3.5 Mengelola masalah resusitasi jantung paru otak. 3.6 Mengelola masalah gangguan napas dan pernapasan buatan jangka panjang (respiratory care). 3.7 Mengelola berbagai gangguan cairan, elektrolit, dan metabolisme. 4. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kedokteran gawat darurat (critical care medicine) yang meliputi : 4.1 Resusitasi. 4.2 Pengelolaan pasien gawat (emergency care) untuk keadaan yang mengancam kehidupan. 4.3 Pengelolaan terapi intensif (intensive care therapy). 5. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter spesialis anestesiologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemampuan ilmu pengetahuan 4.2 Program Studi Ilmu Bedah Tujuan Umum Pendidikan Lulusan program studi dokter spesialis bedah umum Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung memiliki kualitas tinggi dan kompetitif pada tingkat nasional maupun internasional yaitu mampu memberikan pelayanan bedah umum dengan tingkat kompetensi tinggi dan berpedoman pada prinsip-prinsip praktek bedah yang baik (good surgical practices), sehingga memberikan kemaslahatan bagi masyarakat. Tujuan Khusus Setelah menyelesaikan PPDS-1 Bedah Umum, para peserta didik akan mampu: 1. menjelaskan dasar-dasar epidemiologi, etiologi, patogenesis, patologi, patofisiologi dan pengelolaan penyakit-penyakit bedah emergensi dan non emergensi sebagaimana ditetapkan oleh kurikulum Kolegium Bedah Indonesia. 2. mendiagnosis dan melakukan terapi penyakit bedah emergensi dan non emergensi yang banyak ditemukan di pusat pelayanan kesehatan tingkat 2. 3. melaksanakan berbagai prosedur pembedahan yang telah ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia beserta penanggulangan komplikasinya. 9 4. 5. bersikap dan berprilaku profesional di dalam melaksanakan pelayanan bedah yang meliputi aspek kejujuran, tanggung jawab, rasa belas kasih (compassionate), altruisme, moral dan etika, kesejawatan (kolegialisme), ketrampilan berkomunikasi, berorganisasi dan manajemen, kemampuan pegembangan diri di dalam kemajuan ilmu dan teknologi bedah, serta kemampuan mendidik. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bedah melalui penelitian-penelitian klinik bedah. 4.3 Program Studi Ilmu Bedah Saraf Tujuan Pendidikan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, secara umum memiliki 2 tujuan utama yang harus dicapai yaitu tujuan institusional dan tujuan profesional. Tujuan Institusional Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran mampu menguasai dan menerapkan ilmu bedah saraf, baik secara perorangan/tim dan atau melalui kerjasama sesuai dengan tuntutan masyarakat maupun perkembangan ilmu, serta mampu mengaktualisasikan diri sebagai seorang ahli bedah saraf yang profesional dan berakhlak tinggi. Tujuan Profesional Lulusan PPDS Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran harus: 1. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Teori Mengenai: 1) Neuro Anatomi 2) Neuro Patologi 3) Neuro Fisiologi 4) Neuro Biologi (Biologi Molekuler) 5) Neuro Umum, termasuk di antaranya: 1) Psiko-patologi 2) Riwayat penyakit saraf konservatif dan bedah saraf 3) Statistik Medik 2. Mengetahui dan Memahami Pengetahuan Dasar Mengenai: 1) Pengobatan Sinar 2) Metodik Biokimia 3) Neurooptalmologi 4) Neurootologi 5) Neuroorthopedi 6) Terapi Psikis dan Rehabilitasi 3. Mengetahui dan Memahami: 1) Pengobatan Konservatif 2) Indikasi Operasi Bedah Saraf 10 3) 4) Dasar-dasar Anestesi Pengetahuan Penanganan Pra dan Pascaoperasi 4. Mampu Melakukan: 1) Penarikan kesimpulan pemeriksaan Neurologi 2) Penarikan kesimpulan singkat pada pemeriksaan Psikopatologi 3) Pemeriksaan dengan Funduskopi 4) Diagnostik pungsi lumbal, subosipital, dan diagnostik likuor 5) Elektro-diagnostik saraf perifer 6) Ekoensefalografi 7) Diagnostik: a) Rontgen pada tengkorak dan tulang belakang b) Mielografi c) Angiografi d) Computer Tomografi Scan (CT-Scan) e) Magnetic Resonance Imaging (MRI) 4.4 Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Tujuan Pendidikan Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan serta mengerti dan merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang dokter Spesialis Orthopaedi Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Tujuan Umum 1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal sesuai dengan kebijakan pemerintah. 2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah kesehatan sistem muskuloskeletal secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal. 3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan, penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi. 4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi. Tujuan Khusus Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia. 11 1. Mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk mengatasi masalah orthopaedi & traumatologi darurat dan tidak darurat. 2. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter spesialis orthopaedi & traumatologi sesuai tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan. 3. Mampu mengembangkan pelayanan bidang orthopaedi & traumatologi lingkungannya. 4. Mengerjakan bidang orthopaedi & traumatologi sebagai profesinya. 5. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi cacat tubuh (tuna daksa) dan mampu melaksanakan rehabilitasi preventif. 6. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ketingkat akademik tertinggi. 4.5 Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Tujuan Pendidikan 1. Menghasilkan ahli ilmu kedokteran forensik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengelola kasus-kasus ilmu kedokteran forensik. 2. Mampu memberikan kesaksian sebagai saksi ahli ilmu kedokteran forensik untuk pengadilan. 3. Memiliki pendirian teguh dalam memberikan pendapatnya sebagai ahli ilmu kedokteran forensik dan berpegang teguh pada ketentuan per undang-undangan yang berlaku. 4. Mampu mengembangkan ilmu kedokteran forensik secara mandiri melalui penelitian, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat. 5. Mampu mengembangkan Ilmu Kedokteran Forensik khususnya Forensik Klinik, Medikolegal, Patologi Forensik, Toksikologi Forensik, dan DNA Forensik. 4.6 Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa Tujuan Umum Tujuan umum Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri) setelah melalui proses belajar dengan suatu kurikulum baku adalah menghasilkan lulusan yang: 1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kedokteran sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan Pancasila. 2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan problem kesehatan secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal. 12 3. 4. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademi yang lebih tinggi. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi. Tujuan Khusus Tujuan khusus Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri) adalah menghasilkan dokter spesialis ilmu kedokteran jiwa (Psikiater) berstandar internasional yang mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1. Mengenal, merumuskan, menyusun prioritas dan menanggulangi masalah kesehatan jiwa secara kritis-analitis, rasional-ilmiah, dan bertanggung jawab. 2. Melakukan pemeriksaan, menegakkan diagnosis, menyusun strategi perencanaan/penatalaksanaan terapi, perawatan, rehabilitasi dan promosi/prevensi, serta melaksanakan sistim rujukan secara profesional dalam bidang psikiatri. 3. Melaksanakan integrasi Konsultasi-Liaison kedokteran jiwa dengan bidang-bidang spesialistik ilmu kedokteran dan non-kedokteran lainnya secara profesional. 4. Mampu memberdayakan sistim kesehatan jiwa masyarakat. 5. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang serasi untuk profesi psikiatri sesuai dengan kode etik kedokteran pada umumnya dan kode etik profesi psikiatri pada khususnya. 6. Meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang pelayanan dan pengetahuan di bidang kedokteran umumnya dan psikiatri khususnya, dengan berpedoman pada pembelajaran seumur hidup 4.7 Program Studi Ilmu Kesehatan Anak Tujuan Umum Pendidikan dokter spesialis anak merupakan bagian dari pendidikan dokter spesialis yang bertugas menghasilkan Dokter Spesialis Anak yang mempunyai: 1. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu memberikan pelayanan kesehatan anak secara paripurna dalam tingkat spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat. 2. Kompetensi akademik sebagai seorang dokter spesialis yang mampu menyerap, meneliti, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu kesehatan, khususnya ilmu kesehatan anak, sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan Khusus Pada akhir pendidikan melalui kurikulum yang terpadu seorang dokter 13 spesialis anak diharapkan: 1. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah kesehatan anak. 2. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan menyusun prioritas masalah kesehatan anak dengan cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi terhadap upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. 3. Menguasai pengetahuan dan keterampilan serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan pelayanan kesehatan anak. 4. Mampu menangani setiap kasus pediatrik dengan kemampuan profesional yang tinggi melalui pola pendekatan kedokteran berbasik bukti (evidence-based medicine). 5. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis, dan lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi. 6. Mampu mengorganisasikan pelayanan kesehatan anak, sehingga menjadi pemuka dalam pengembangan pelayanan kesehatan anak dengan profesionalisme yang tinggi. 7. Mampu berpartisipasi dalam pendidikan kesehatan umumnya, dan ilmu kesehatan anak khususnya. 8. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya dalam spektrum yang lebih jelas dengan mengaitkan bidang ilmu atau profesi yang serupa. 9. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ataupun masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatam anak. 10. Terampil memberikan pelayanan kesehatan anak serta mampu melakukan komunikasi interpersonal, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang optimal secara fisik, mental dan sosial melalui upaya pencegahan, pengobatan, peningkatan kesehatan dan rehabilitasi. 11. Mampu meningkatkan pelayanan profesi melalui penelitian dan pengembangan. 12. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmu kesehatan anak. 13. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem pelayanan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional dan berpegang teguh pada Etika Kedokteran Indonesia. 4.8 Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Tujuan Umum Tujuan program pendidikan Spesialisasi Ilmu Penyakit Dalam adalah menghasilkan dokter spesialis penyakit dalam yang : 1. Mandiri, bermartabat, berakhlak dan profesional 14 2. Menguasai dasar-dasar pengetahuan (ilmiah) dan keterampilan dengan wawasan holistik sehingga mampu merumuskan dan menyelesaikan permasalahan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam 3. Mampu memberikan pelayanan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam yang prima 4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan keahliannya. 5. Mampu menghasilkan penelitian yang dapat memberikan kontribusi ilmiah dan diaplikasikan sesuai perkembangan kesehatan terkini 6. Membantu penyelenggaraan pendidikan ilmu kesehatan secara aktif dalam berbagai jenjang. 7. Mampu mengorganisir dan terlibat langsung dalam ruang lingkup Ilmu Penyakit Dalam. 8. Mampu bekerja baik dalam satu tim 4.9 Program Studi Ilmu Kesehatan Mata Tujuan Umum Menghasilkan lulusan dokter spesialis mata yang memiliki kompetensi secara akademik dan profesi di bidang kesehatan mata sehingga mampu menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam kelompok sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan kesehatan. Tujuan Khusus Memiliki pengetahuan, ketrampilan sikap dan dedikasi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan mata untuk menurunkan angka kebutaan. 1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan mata dan menyusun kegiatan/program penanggulangannya secara berkesinambungan dan berkelanjutan 2. Menerapkan teknologi terkini berbasis bukti dalam penanggulangan permasalahan kesehatan mata 3. Melakukan pengembangan ilmu dalam kaitan ’long life learning’ sebagai upaya untuk terus menerus mengembangkan diri 4. Berperan aktif dalam kepemimpinan kesehatan dalam lingkungan pekerjaan. 4.10 Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Tujuan Umum Menghasilkan dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) yang memiliki keunggulan dalam bidang pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan masyarakat, dengan penguatan tata pamong program studi (prodi). 15 Tujuan Khusus 1. Menghasilkan dokter SpKK yang memiliki kompetensi dalam bidang IK Kulit dan Kelamin yang: a. Mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai kesehatan kulit dan kelamin, terutama dari aspek ilmu dasar dan keterampilan, untuk melaksanakan kegiatan promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi di bidang kesehatan kulit dan kelamin. b. Dapat mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan menyusun prioritas masalah kesehatan kulit dan kelamin, dengan cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi terhadap upaya promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif. c. Dapat menerapkan prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam menerapkan IK Kulit dan Kelamin. d. Dapat menangani kasus kulit dan kelamin dengan kemampuan profesional yang tinggi, melalui pendekatan evidence based medicine (EBM) dan mampu mengikuti perkembangan terkini dalam bidang IK Kulit dan Kelamin. e. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan pasien dan ilmu pengetahuan. f. Memahami biologi molekular dasar, farmakologi, dan epidemiologi klinis, sehingga dapat mengaplikasikannya pada pengetahuan klinis. g. Memahami metodologi penelitian dan pengujian statistik, serta teknologi informasi guna menunjang proses dan hasil penelitian. h. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis, dan lapangan, yang dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional. i. Mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajar sehingga untuk mencapai tingkat akademis lebih tinggi. j. Memiliki perilaku profesional mencakup penghayatan etik kedokteran, moral, dan hukum kedokteran. k. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan kesehatan di masyarakat dan menerapkan ilmunya untuk kemaslahatan masyarakat. 2. Menjadi Program Studi yang: a. Memiliki sistem tata pamong yang baik b. Memiliki pola kepemimpinan yang efektif dalam aspek kepemimpinan operasional, organisasi, dan publik. c. Memiliki sistem pengelolaan dengan perencanaan, pengorganisasian, penstafan, pengarahan, dan pengawasan yang terstruktur. d. Melaksanakan penjaminan mutu secara berkala e. Mampu meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam bidang IK Kulit dan Kelamin. f. Menghasilkan produk pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan masyarakat. 16 4.11 Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Tujuan Pendiikan Tujuan Umum Pendidikan dokter spesialis saraf adalah bagian dari pendidikan dokter spesialis yang bertujuan menghasilkan dokter spesialis saraf yang mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sesuai kebijakan pemerintah, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, mampu mengembangkan sikap pribadi yang menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran di Indonesia dan Sumpah Dokter Indonesia, serta memiliki daya saing profesional di tingkat regional maupun internasional. Tujuan Khusus 1. Menguasai pengetahuan dan kemampuan untuk menanggulangi masalah kedaruratan neurologik, terutama yang umum terdapat di Indonesia. 2. Mampu mengenali dan merumuskan serta menyusun prioritas, masalah-masalah di bidang ilmu penyakit saraf, yang didapati di lingkungannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang dan mengambil tindakan-tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Mampu melaksanakan penelitian serta menyusunnya dalam suatu publikasi ilmiah dan mampu mengembangkan hasil penelitian sehingga dapat menjurus ke tingkat akademik yang tertinggi. 4. Memahami sistem pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik, paramedik, dan nonmedik dalam ilmu penyakit saraf. 5. Mampu bekerja sama dengan disiplin lain ilmu kedokteran dan di luar ilmu kedokteran untuk mencapai tujuan-tujuannya. 4.12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher. Tujuan Pendidikan Setelah melalui proses belajar dengan menyelesaikan suatu kurikulum yang telah ditentukan menghasilkan lulusan yang mampu : 1. Melakukan teknik-teknik pemeriksaan diagnostik penyakit-penyakit THT-KL Bedah Kepala Leher dan mampu mengintepretasikan hasilnya. 2. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang sering dijumpai dan mampu mengelola selanjutnya. 17 3. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang memerlukan tindakan segera, mampu memberikan pertolongan pertama, dan mengelola selanjutnya. 4. Mendiagnosisi/menginteprestasi penyakit dan kelainan THT-KL yang jarang dijumpai, mampu memberikan pertolongan sementara dan merujuk selanjutnya. 5. Mengidentifikasi secara efektif penyakit dan kelainan THT-KL yang akibat-akibatnya dapat menyangkut segi-segi sosial dan psikologik, mampu mengusahakan rehabilitasi selanjutnya. 6. Merencanakan/melaksanakan dan mengevaluasi program penyaringan dan penjaringan dengan tujuan seleksi dini untuk mencegah, membatasi, dan rehabilitasi penyakit-penyakit THT-KL yang banyak dijumpai di masyarakat. 7. Mengembangkan sikap pribadi yang perlu untuk kehidupan profesional sesuai dengan kode etik ilmu dan etik profesi Kedokteran di Indonesia. 8. Mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumbersumber belajar yang tepat menjurus ke tingkat profesi dan akademik yang lebih tinggi. 9. Memahami struktur organisasi pelayanan kesehatan dari suatu Departemen Ilmu Penyakit THT-KL diharapkan dalam suatu Rumah Sakit/Fakultas Kedokteran, mampu membangun serta mengelola selanjutnya. 10. Menentukan, merencanakan, serta melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmunya ketingkat profesional atau akademik yang lebih tinggi 11. Menunjukkan wawasan yang luas dalam bidangnya serta keterampilan dan sikap ilmiah yang baik, sehingga mampu memahami dan memecahkan masalah Kedokteran/Kedokteran THT-KL secara ilmiah dan dapat mengamalkan kepada masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal. 12. Menunjukan rasa tanggung jawab dalam pengalaman Ilmu Kedokteran/Kedokteran THT-KL sesuai dengan kebijakan pemerintah, Sistem Kesehatan Nasional, dan Pancasila. 4.13 Program Studi Obstetri dan Ginekologi Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Obstetri Ginekologi adalah mendidik dan melatih seorang dokter menjadi Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi yang mempunyai Keterampilan Klinik, Kemampuan Akademik dan Kualitas Profesional. Keahlian klinik merupakan kemampuan penerapan clinical process yang mencakup profisiensi pengetahuan dan keterampilan klinik. 18 Kemampuan akademik merupakan kemampuan untuk belajar mandiri, melakukan penelitian, mengajarkan apa yang dikuasainya dan dapat melakukan komunikasi secara efektif Kualitas profesional meliputi tanggung jawab manajemen, pengkajian dan pengembangan praktik dapat bekerja sama secara baik, bersikap dan melaksanakan etika, kesungguhan dalam dalam memberikan apa yang terbaik bagi pasien dan advokasi kesehatan. Tujuan Khusus Tujuan khusus pendidikan dokter spesialis dalam Program Studi Obstetri dan Ginekologi ialah agar setelah menyelesaikan program pendidikan tersebut, peserta mempunyai kemampuan sebagai berikut: a. Mampu mengelola unit pelayanan obstetri ginekologi sesuai standar. b. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang memadai dalam menjalankan profesi obstetri dan ginekologi sesuai dengan kode etik kedokteran Indonesia. c. Mampu berperan aktif dalam program peningkatan pelayanan obstetri dan ginekologi di masyarakat. d. Membantu mengembangkan ilmu obstetri dan ginekologi dengan ikut serta dalam pendidikan dan penelitian, dengan menggunakan/memanfaatkan kepustakaan dan fasilitas yang tersedia. e. Mampu menangani masalah Obstetri-Ginekologi klinik secara komprehensif. 4.14 Program Studi Patologi Anatomi Tujuan Pendidikan 1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam bidang Patologi Anatomi dengan cara menguasai dan memahami teori-teori yang mutakhir, pendekatan, metode, dan kaidah-kaidah ilmiah disertai penerapannya. 2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang Patologi Anatomi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah dengan standar internasional. 3. Mampu mengembangkan ilmu Patologi Anatomi untuk pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. 19 4.15 Program Studi Patologi Klinik Tujuan Pendidikan Tujuan Umum Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik memiliki kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan menentukan sikap dalam memberikan pelayanan kesehatan di bidang patologi klinik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat, serta dapat bekerja sama dalam tim dengan dokter klinisi dan melakukan penelitian sesuai dengan perkembangan IPTEK. Tujuan Khusus Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik mampu: 1. Memimpin, menatalaksana laboratorium klinik dengan terampil sesuai dengan kompetensi laboratorium yang diatur oleh Sistem Kesehatan Nasional (SKN) minimal untuk rumah sakit tipe C. 2. Menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium sahih dan handal dengan melaksanakan pemantapan kualitas. 3. Memberikan pelayanan konsultasi dan penyuluhan dalam bidang Patologi Klinik kepada masyarakat, paramedik, calon dokter, dan dokter umum. 4. Bekerja sama dalam tim dengan dokter spesialis dari disiplin lain sebagai konsultan atau narasumber yang mampu melakukan analisis dan interpretasi hasil untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis, menilai prognosis, melakukan tindak lanjut serta memantau respon terapi penderita. 5. Membuka diri untuk mengembangkan wawasan dengan mengikuti perkembangan ilmu mutahir dan kemajuan teknologi laboratorium canggih serta komunikasi modern. 6. Melakukan penelitian mandiri maupun bersama sesuai dengan perkembangan IPTEK. 7. Menjungjung tinggi erika kedokteran dan etika kedokteran dan etik profesi Dokter Spesialis Patologi Klinik 4.16 Program Studi Radiologi Tujuan Pendidikan Tujuan Umum Tujuan umum pendidikan spesialis radiologi ialah: setelah melalui proses belajar dengan suatu kurikulum menghasilkan lulusan yang: 1. Mempunyai tanggung jawab dalam pengalaman bidang radiologi sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang berdasarkan Pancasila. 20 2. 3. 4. 5. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang radiologi serta mempunyai keterampilan dan sikap perilaku yang baik sehingga dapat mengamalkan ilmu radiologi yang diakui oleh masyarakat. Mampu menentukan, merencanakan, melaksanakan pelayanan dan penelitian secara mandiri. Selalu mampu belajar dan mengembangkan ilmu radiologi ke tingkat yang lebih tinggi. Mempunyai sikap pribadi yang konsisten dengan kode etik kedokteran pada umumnya dank ode etik profesi radiologi pada khususnya. Tujuan Khusus 1. Menguasai radiologi meliputi bidang-bidang imejing diagnostik dan Radioterapi. 2. Menguasai dan terampil dalam menerapkan ilmu radiologi klinik sesuai dengan program yang telah direncanakan dalam pendidikan. 3. Mampu mempergunakan dan mengelola tenaga dan semua peralatan radiologi. 4. Mempunyai kemampuan mengembangkan dirinya dalam bidang radiologi Klinik selama hidup. 5. Sanggup bekerja sama dengan sesame spesialis radiologi dan spesialis lainnya. 6. Bersikap ilmiah dan mempunyai pengetahuan dasar-dasar statistik dan metodologi penelitian. 7. Sanggup menyebarluaskan pengetahuannya kepada spesialis radiologi, calon spesialis radiologi, mahasiswa, dan masyarakat umumnya. 8. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia pada umumnya dan kode etik radiologi pada khususnya. 9. Proteksi radiasi: Mengerti bahaya radiasi serta mampu mencegah efek samping radiasi. 4.17 Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir Tujuan Umum Program pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir merupakan bagian dari program studi dokter spesialis yang bertugas untuk mendidik dokter spesialis kedokteran nuklir yang; 1. Menguasai Ilmu Kedokteran Nuklir pada umumnya serta, terampil dan mampu menegakkan diagnosis dan mengobati penyakit dengan menggunakan teknik kedokteran nuklir. 2. Mampu berperan aktif dan bekerjasama dengan sejawat lain dalam pengelolaan penyakit baik di rumah sakit atau di masyarakat. 3. Dapat mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etika ilmu dan profesi. 21 Tujuan Khusus 1. Memiliki rasa tanggung jawab dalam pengamalan kesehatan, khususnya ilmu kedokteran nuklir, sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan Pancasila. 2. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ilmu kedokteran nuklir, serta memiliki keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal. 3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu kedokteran nuklir ke tingkat akademik yang lebih tinggi. 4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi. 4.18 Program Studi Ilmu Bedah Anak Tujuan Pendidikan Tujuan Umum Menghasikan Dokter Spesialis Bedah Anak yang bermoral dan beretika, memiliki keterampilan bedah yang baik, profesional, serta memiliki rasa tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi. Tujuan Khusus Menghasilkan dokter spesialis bedah anak yang : 1. Mampu mengelola masalah – masalah bedah anak yang sering ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan. 2. Mempunyai kompetensi keterampilan pembedahan, baik pembedahan konvensional maupun bedah invasif minimal pada anak. 3. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan penderita, keluarga, masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya. 4. Mampu bertindak sebagai tenaga profesional yang berpegang teguh pada nilai – nilai etik, moral dan agama. 5. Mampu mengakses dan menelaah serta mengelola informasi kedokteran secara kritis untuk memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat. 6. Mampu melakukan penelitian kedokteran di bidang bedah anak sebagai upaya meningkatkan profesionalisme. 22 4.19 Program Studi Urologi Tujuan Pendidikan Tujuan Umum Lulusan pendidikan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 Urologi (PDSp-1) di Indonesia diharapkan dapat mempunyai kemampuan profesional yang tinggi, menjadi seorang ilmuan yang tangguh yang berkepribadian luhur, menjunjung tinggi etika kedokteran, beriman dan bertakwa. Dan dalam menghadapi era globalisasi mendatang mampu bersaing dan menjadi tuan rumah di negara sendiri dan mampu bekerja dimana saja di dunia dengan membawa nama baik almamater dan menjunjung tinggi bangsa dan negaranya. Tujuan Khusus Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia, yang mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk meningkatkan taraf kesehatan rakyat, maka seorang Spesialis Urologi Indonesia wajib memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi. b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk mengatasi masalah Urologi darurat dan tidak darurat (elektif), terutama yang umum terdapat di Indonesia. c. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai Spesialis Urologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan Ilmu Pengetahuan. d. Mampu mengembangkan pelayanan urologi di lingkungan bekerja. e. Mengerjakan kasus-kasus urologi sebagai profesinya secara professional. f. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ke tingkat akademik tertinggi. Setelah mengikuti Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 Urologi diharapkan mempunyai : 1. Menguasai biomolekuler dasar, farmakologi klinik dan epidemiologi klinik sehingga memperluas wawasan pengenalan aplikasi pada pengetahuan klinik. 2. Menguasai metodologi penelitian dan pengujian statistik serta mampu mengoperasikan komputer untuk menguji hasil penelitian. 3. Mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penyakit terutama dari aspek ilmu-ilmu dasar untuk melaksanakan kegiatan 23 promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi dan kegawatan di bidang Urologi. 4. Memiliki pengetahuan dasar untuk melakukan analisis penyakit secara klinis, komunitas dan mempunyai keterampilan mengobati penderita sehingga menjadi lebih baik. 5. Berpartisipasi aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan mempunyai keterampilan dalam penerapan ilmu pada penderita yang memerlukan pertolongan. 6. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan penderita dan pengetahuan. 7. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berfikir ilmiah dalam menerapkan ilmu urologi. 8. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian dan menyusun prioritas masalah urologi dengan cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 9. Mampu menangani kasus urologi dengan kemampuan professional yang tinggi melalui pendekatan EBM (Evidence Based Medicine). 10. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis dan lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajar sehingga dapat mencapai tingkat akademis yang lebih tinggi. 11. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi atau masalah yang dihadapi masyarakat. 4.20 Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Tujuan Pendidikan Pada akhir masa pendidikan, peserta program studi: 1. Memiliki kemampuan akademik profesional sesuai dengan standar regional maupun internasional. 2. Menjunjung tinggi etika kedokteran Indonesia. 3. Mampu memberikan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas khususnya untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia. 4. Mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan penelitian secara mandiri. 4.21 Program Studi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Tujuan Pendidikan Tujuan Umum 24 Pendidikan Dokter Spesialis IKFR ialah bagian dari pendidikan dokter spesialis yang akan menghasilkan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang mempunyai: a. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu memberikan pelayanan kesehatan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara paripurna untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing bangsa. b. Kompetensi akademik sebagai seorang yang mampu menyerap, meneliti, mengembangkan dan menyebar- luaskan ilmu kesehatan khususnya Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi bangsa. Tujuan Khusus Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu seorang spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan : 1. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Sumpah Dokter Indonesia. 2. Menerapkan falsafah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam konteks rehabilitasi secara menyeluruh dan sejalan dengan sistem kesehatan nasional. 3. Memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk menanggulangi masalah-masalah kedokteran fisik dan rehabilitasi, terutama yang umum terdapat di masyarakat. 4. Mampu mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalahmasalah rehabilitasi, yang terdapat di lingkungannya baik dimasa sekarang maupun yang akan datang dan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut dengan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif berdasarkan keadaan daerah, aspek-aspek sosial budaya serta sumber daya dan dana yang tersedia. 5. Mampu mengelola Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sesuai standar pelayanan medik, etika profesi dan etika keilmuan. 6. Mampu melakukan penelitian dan mempublikasikannya. 7. Mampu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui pengalaman belajar dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi bangsa. 8. Memahami sistim pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik, paramedik dan nonmedik dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. 25 5. Program Pendidikan Pascasarjana Program Pendidikan Pascasarjana Fakultas Kedokteran terdiri dari Program Magister dan Program Doktor 5.1 Program Magister Program Magister yang dikelola di bawah lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bertujuan untuk memberikan pengalaman studi menuju ke arah keahlian akademik. Program Magister menyediakan berbagai Program Studi. Di Fakultas Kedokteran Unpad telah tersedia 3 (tiga) Program Studi yang telah memperoleh Izin Penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, yaitu : 1) Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar, 2) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan 3) Program Studi Kebidanan. Tujuan Pendidikan Program Magister Fakultas Kedokteran Unpad didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut: 1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah ilmiah dan penerapannya. 2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah. 3. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan pemecahan masalah. 5.1.1 Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar Tujuan Pendidikan Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar : 1. Menghasilkan Magister sebagai cendekiawan yang profesional dan memahami berbagai aspek biologi molekuler sebagai landasan ilmu kedokteran dasar untuk mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan global. 2. Menghasilkan Magister yang mampu beradaptasi dengan kemajuan IPTEK dan mampu menjawab permasalahan kesehatan baik nasional maupun global. 3. Menghasilkan Magister yang mampu melaksanakan Research and Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan perolehan HKI nasional. 4. Menghasilkan Magister yang inovatif dan tetap berpegang teguh pada etika dan moral. 26 5.1.2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Tujuan Pendidikan Menghasilkan tenaga ahli yang berkualitas, berdedikasi tinggi dan memiliki komitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 5.1.3 Program Studi Magister Kebidanan Tujuan Pendidikan Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah pengembangan tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya pelayanan kebidanan yang berkualitas tinggi untuk mewujudkan paradigma sehat yang: 1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat 2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang terpola selaras dengan wewenangnya 3. Mampu melakukan kolaborasi dengan Masyarakat terinstitusi (stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia 4. Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia dan perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian 5. Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari konsentrasi program 6. Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan secara mandiri 7. Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji 5.2 Program Pendidikan Doktor Tujuan Pendidikan Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut, maka Pendidikan Program Doktor mempunyai tujuan yaitu: a. Menghasilkan lulusan Doktor yang memiliki kemampuan menguasai aspek biomolekular dalam aplikasi ilmu kedokteran/kesehatan modern b. Mengembangkan konsep baru di bidang ilmu kedokteran melalui penelitian unggulan tingkat lanjut secara mandiri, multisipliner, dan terintegrasi profesional 27 D. KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI Setelah lulus dari program studi, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan program studinya : 1. Program Studi D4 Kebidanan Pendidikan Program Studi D4 Kebidanan menghasilkan lulusan yang mampu memiliki kompetensi berikut : D.1. Kompetensi Utama Lulusan a. Care Provider Menjadi Bidan yang memiliki kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara efektif, efisien, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap wanita dalam daur siklus kehidupannya pada kondisi normal, dapat melakukan deteksi dini pada keadaan patologi, dalam melakukan penanganan awal kasus kegawatdaruratan serta kolaborasi dan rujukan berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik profesi. a. Community Leader Menjadi Bidan yang mempunyai kemampuan untuk dapat menjalin kerjasama dengan profesi lain, baik secara tim maupun lintas sektor serta dapat memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan menggunakan prinsip partnership sesuai dengan kewenangan dan lingkup praktik bidan. a. Communicator Menjadi Bidan yang memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain dan efisien baik secara lisan maupun tulisan atau melalui media elektronik dengan mengutamakan kepentingan pasien dan keilmuan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak. b. Decision Maker Menjadi Bidan yang mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat secara mandiri maupun melalui kemitraan yang bermartabat. a. Manager Menjadi bidan yang mempunyai kemampuan mengelola pelayanan kebidanan dalam tugas secara mandiri, kolaborasi (team), selain itu memiliki kemampuan dalam melakukan penjaminan mutu dalam layanan kebidanan. D.2. Kompetensi Pendukung Applied Researcher a) Menjadi bidan yang memiliki kemampuan dalam melakukan investigasi, berupa penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok yang bertujuan untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan di bidang kebidanan secara praktis untuk kemaslahatan masyarakat dengan pendekatan kemandirian belajar sepanjang hayat. 28 2. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran 2.1 Program Studi Sarjana Kedokteran Kompetensi Kompetensi Utama Lulusan Memiliki pengetahuan dasar ilmiah, keterampilan klinik dasar, dan profesionalisme yang baik dalam konteks permasalahan kesehatan, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai moral, etika kedokteran dan humanisme, serta mampu untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran sepanjang hayat. Kompetensi Pendukung Lulusan 1. Memiliki dasar ilmiah dalam pengelolaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang sering ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan kesehatan primer. 2. Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedis, klinis, serta epidemiologi dalam pembahasan masalah kesehatan. 3. Membekali keterampilan pemeriksaan klinis dasar yang akan dilakukan di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer. 4. Menerapkan nilai moral, etika kedokteran dan humanisme dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 5. Mengetahui dan mempraktikkan aspek komunikasi yang efektif dengan penderita, keluarga, masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya. 6. Meningkatkan kemampuan lulusan dalam mengakses, menelaah secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat. 7. Melakukan penelitian kedokteran / kesehatan. Kompetensi Lainnya/Pilihan Lulusan a) Motivation Memiliki motivasi untuk mengembangkan ilmu kedokteran dan melanjutkan program pendidikan baik akademik maupun pendidikan profesi dokter (Having motivation to develop medical sciences and pursue further academic or professional education). b) Attitude Memiliki sikap untuk meningkatkan dan mengembangkan diri di bidang akademik maupun profesi dokter yang sesuai dengan etika profesi, prinsip moralitas dan norma agama (Having attitude towards personal improvement and development academically and in medical profession according to medical ethics, morality and religious value) . c) Skills 29 d) e) 3. Memiliki keterampilan dalam komunikasi dan klinis dasar yang dapat dipraktikkan di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer (Having a proficient communication and clinical skills to be implemented in various primary health care settings). Ability Memiliki kemampuan untuk mengelola permasalahan kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat sesuai dasar ilmiah yang mutakhir, serta mengakses, menelaah secara kritis dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat (Having ability to apply scientific background in managing health problem in individual, familty and community settings and possess ability in accessing, critically appraise and manage medical and health information to maintain life long learning) Knowledge Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis, klinis, perilaku dan epidemiologi secara terintegrasi dalam konteks pelayanan kesehatan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) (Having sufficient and solid integrated knowledge in biomedical sciences, clinical, behavioral and epidemiology within the context of comprehensive health services (promotive, preventive, curative and rehabilitative). Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Untuk menghasilkan lulusan dokter yang memiliki kompetensi mumpuni sehingga kelak dapat memberikan pelayanan kesehatan optimal, maka kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap dokter, meliputi: 1. Profesionalitas yang luhur 2. Mawas diri dan pengembangan diri 3. Komunikasi efektif 4. Pengelolaan informasi 5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran 6. Keterampilan klinis 7. Pengelolaan masalah kesehatan Kurikulum dan metode yang dirancang selain untuk mencapai tujuan pendidikan, juga untuk memberikan kompetensi bagi lulusan PSPD dalam hal: a) Mengelola masalah-masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang sering ditemui secara menyeluruh, holistik, dan berkelanjutan dalam tatanan pelayanan kesehatan primer (to manage professionally common health problems at individual, family and community level in a comprehensive, holistic, and continuous manner within the primary health care (PHC) settings). b) Menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu biomedik, klinik, dan perilaku, serta epidemiologi dalam praktik profesi kedokteran (to apply principles of basic 30 c) d) e) f) g) h) biomedical, clinical, behavioral sciences, and epidemiology in the practice of medical profession). Melakukan pemeriksaan klinik dasar di berbagai sarana pelayanan kesehatan primer (to perform basic clinical skills proficiently at the primary health care settings). Melakukan komunikasi yang efektif dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan tenaga profesi kesehatan lainnya (to communicate effectively with patient, family, community, and other health professionals). Menjadi tenaga profesional yang berpegang pada nilai-nilai etik, moral, dan agama (to be ethical, moral, and religious professional). Mengakses, menelaah secara kritis, dan mengelola informasi kedokteran dan kesehatan dalam rangka memelihara kemampuan belajar sepanjang hayat (to access, critically appraise, and manage medical and health information to maintain his/her lifelong learning concern and capacity). Melakukan penelitian kedokteran/kesehatan untuk meningkatkan kemampuan tugas profesionalnya (to conduct medical/health research to improve his/her professional task). Menjadi tenaga profesional yang berkembang secara mandiri, yang sadar diri, serta mampu memelihara diri dan mengembangkan profesinya (to be selfaware, self-care, and self-developed professional). 4. Program Pendidikan Dokter Spesialis Kompetensi Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap dokter spesialis untuk menjalankan tugas profesi sebagai dokter spesialis, adalah : a) Motivation Memiliki motivasi untuk melaksanakan tugas profesi dokter spesialis yang profesional, berbudi luhur, dan bermoral yang mampu berkompetisi secara nasional dan regional. b) Attitude Kewajiban Umum: 1. Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan Sumpah Dokter. 2. Melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi 3. Tidak boleh dipengaruhi pertimbangan keuntungan pribadi. 4. Tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan etik. 5. Berhati-hati dalam mengumumkan / menerapkan setiap penemuan teknik/pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya. 6. Memberi keterangan/pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya. 7. Mengutamakan kepentingan masyarakat.. 31 8. Dalam bekerja sama dengan pejabat di bidang kesehatan/bidang lain/masyarakat harus ada rasa saling pengertian. c) d) Kewajiban Dokter Terhadap Penderita: 1. Mengingat akan kewajibannya melindungi hidup makhluk insani. 2. Tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita. 3. Memberi kesempatan kepada penderita untuk senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya. 4. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita. 5. Wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia/mampu memberikannya. Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat: 1. Memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. 2. Tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawat tanpa persetujuannya. Kewajiban Dokter terhadap Diri Sendiri: 1. Memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik. 2. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan setia kepada cita-citanya yang luhur. Skills 1. Kompetensi Klinik (Clinical Competency) Menguasai berbagai kemampuan prosedur diagnostik, protokol terapi, ramalan prognostik yang berdasarkan bukti nyata (evidenced based), pembekalan kemampuan IQ (Intelligence Quotient). 2. Kompetensi Etik (Ethical Competency) Pembekalan peningkatan EQ (Emotional Quotient), Merupakan seni yang tergantung dari cara bagaimana kemampuan klinik yang sudah dikuasai disampaikan kepada yang membutuhkan secara etis dengan niat yang baik, ucapan yang ramah, sopan, dan gerakan fisik yang menyenangkan. 3. Kompetensi Manajerial (Managerial Competency) 3.1. Sikap bertanggung jawab dalam melakukan tugas: a. Menjaga kelengkapan, keabsahan, keamanan rekam medis yang mencakup data klinis, laboratorium, pencitraan, hasil konsultasi, dan informed consent b. Kemampuan mengelola unit pelayanan; Poliklinik, ruang rawat jalan, dll. Ability 32 1. e) 5. Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu Kedokteran dan Kesehatan sesuai dengan kebijakan Pemerintah, Sistem Kesehatan Nasional, dan Pancasila. 2. Menunjukkan wawasan yang luas dalam bidangnya sertã keterampilan dan sikap ilmiah yang baik, sehingga mampu memahami dan memecahkan masalah kedokteran secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kedokteran Dan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal. 3. Menentukan, merencanakan, serta melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmunya ke tingkat profesional atau akademik yang lebih tinggi. 4. Mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi. Knowledge Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis, klinis, perilaku dan epidemiologi secara terintegrasi dalam konteks pelayanan kesehatan spesialistis yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif). Program Pascasarjana 5.1. Program Magister (S2) a. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah ilmiah dan penerapannya. b. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah. c. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan pemecahan masalah. 5.1.1. Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar a. Menghasilkan Magister sebagai cendekiawan yang profesional dan memahami berbagai aspek biologi molekuler sebagai landasan ilmu kedokteran dasar untuk mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan global. b. Menghasilkan Magister yang mampu beradaptasi dengan kemajuan IPTEK dan mampu menjawab permasalahan kesehatan baik nasional maupun global. c. Menghasilkan Magister yang mampu melaksanakan Research and Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan perolehan HKI nasional. d. Menghasilkan Magister yang inovatif dan tetap berpegang teguh pada etika dan moral. 33 5.1.2 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Melakukan penelitian dan mengembangkan bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam spektrum yang luas serta mampu menghubungkan dengan ilmu lainnya yang relevan. Merumuskan pendekatan konseptual untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat dengan cara penalaran ilmiah. Melakukan kerjasama dengan ahli lain dalam merumuskan pendekatan multidisiplin untuk memecahkan masalah di bidang ilmunya. Menunjukkan sikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu, teknologi dan atau seni tertentu, serta masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan masyarakat. Menunjukkan kesediaan dan kemampuan untuk mengembangkan diri dan wawasan sebagai ilmuwan. 5.1.3 Program Studi Magister Kebidanan Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang terpola selaras dengan wewenangnya Mampu melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia dan perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari konsentrasi program Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan secara mandiri Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji. 5.2. Program Studi Doktor (S3) Menghasilkan lulusan Doktor yang memiliki kemampuan menguasai aspek biomolekular dalam aplikasi ilmu kedokteran/kesehatan modern Mengembangkan konsep baru di bidang ilmu kedokteran melalui penelitian unggulan tingkat lanjut secara mandiri, multisipliner, dan terintegrasi profesional 1 BAB II PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI 34 BAB II PROGRAM STUDI 1. Program Pendidikan Diploma Program Studi D4 Kebidanan 1.1 Struktur Mata Kuliah Semester Mata kuliah SKS Humanities Basic communication skill (BCS) 5 2 Introduction of Midwifery Profession (IMP) 5 Basic Sciences of Midwifery Skill I (MBS I) 10 II (dua) Basic Sciences of Midwifery Skill II (MBS II) Antenatal Care (ANC) 10 11 III (Tiga) Intranatal Care (INC) Newborn & Child Care (NBCC) 12 8 Postnatal Care (PNC) Reproductive Healthand Family Planning (RHFP) 6 9 Midwifery Care Practice 1 6 Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC) Management, Leadership and Enterpreneurship (MLE) 9 4 The Community Care and enhancing the midwife as an educator (TCE) 9 Applied Research Midwifery Care Practice 2 6 6 Midwifery Final Report (MFR) 3 Midwifery Care Practice 3 8 Internship 1 Clinical and Laboratory Skill 8 4 Internship 2 8 Jumlah SKS 149 I (satu) IV (Empat) V (Lima) VI (Enam) VII (Tujuh) VIII (Delapan) 1.2 Deskripsi Mata Kuliah 1.1.1. Basic Sciences for Midwifery Skill I (BSMS I) Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai ilmu-ilmu dasar terkait keterampilan bidan yang meliputi struktur organisasi dan fungsi tubuh manusia, konsep kebutuhan dasar manusia, konsep sehat dan sakit, kewaspadaan universal, enzim dan koenzim, farmakokinetik dan farmakodinamik. Membangun keterampilan mahasiswa agar dapat melakukan pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik per sistem, handling equipment, teknik dasar penjahitan, perawatan luka operasi, dan teknik pemberian obat. 2.2.2. Basic Sciences for Midwifery Skill II (BSMS II) Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai prinsip pemenuhan kebutuhan dasar manusia meliputi cairan dan elektrolit, nutrisi, rasa nyaman, istirahat dan tidur, ambulasi dan mobilisasi, kebutuhan psikologis (konsep stres dan adaptasi, kebutuhan siklus hidup wanita pada area psikologisnya, kehilangan dan kematian), serta pemahaman mengenai struktur dan fungsi organ reproduksi wanita, jenis pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Membangun keterampilan mahasiswa agar dapat melakukan pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada klien yang membutuhkan bantuan, melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan bantuan hidup dasar. 35 1) Humanities Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kaidah agama, dan prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan kebidanan. Membangun pemahaman mengenai sosial budaya masyarakat di Indonesia yang majemuk dan kompleks, serta pengaruh sosial budaya dalam pelayanan kebidanan dan cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan di masyarakat. Membangun keterampilan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan. 2) Basic Communication Skill (BCS) Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar komunikasi, prinsip-prinsip hubungan antar manusia, komunikasi efektif, komunikasi interpersonal dan konseling, strategi pengambilan keputusan klien. Mahasiswa membangun kemampuan keterampilan inti dalam komunikasi interpersonal, konseling dalam pelayanan kebidanan. 3) Introduction of Midwifery Profession (IMP) Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami konsep profesi bidan yang meliputi definisi dan filosofi bidan, sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan, paradigma dan ruang lingkup asuhan kebidanan, peran fungsi bidan, standar profesi bidan, teori dan model konseptual asuhan kebidanan, manajemen kebidanan, pengembangan karir profesi bidan, konsep etika dan kode etik bidan, peraturan dan perundang-undangan yang melandasi praktik kebidanan, refleksi praktik, dan pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan. 4) Antenatal Care Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, proses adaptasi fisiologi dan psikologis serta sosial dalam kehamilan, kebutuhan dasar ibu hamil, tujuan kunjungan antenatal. Membangun keterampilan mahasiswa untuk memberikan asuhan pada ibu hamil normal yang berkualitas sesuai tahap perkembangannya, deteksi dini komplikasi pada setiap trimester kehamilan, komunikasi pada setiap kunjungan ibu hamil dan pendokumentasian asuhan kehamilan. 5) Intranatal Care Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai fisiologi persalinan, penilaian holistik faktor risiko, fisik dan penunjang lainnya pada wanita bersalin, melakukan diagnosis 'ibu bersalin'. Membangun keterampilan mahasiswa dalam memberikan dukungan dan asuhan pada ibu dalam kala 1, 2, 3 dan 4 persalinan, juga pada neonatus serta melakukan dokumentasi asuhan persalinan. 6) Postnatal Care Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui, perubahan fisiologi dan psikologi masa nifas dan menyusui, kebutuhan dasar masa nifas dan menyusui, konsep dasar asuhan masa nifas dan menyusui, penyulit dan komplikasi masa nifas dan menyusui. Membangun kemampuan mahasiswa untuk memberikan asuhan pada ibu masa nifas dan menyusui serta pendokumentasian asuhan masa nifas. 7) Newborn & Child Care (NBCC) Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep bayi baru lahir, neonatus, bayi dan balita normal, imunisasi, manajemen bayi muda dan manajemen terpadu balita sakit, neonatus dengan jejas persalinan, neonatus dengan kelainan bawaan dan risiko tinggi, kekerasan terhadap anak. Membangun kemampuan keterampilan asuhan pada bayi baru lahir, neonatus, bayi dan balita serta pendokumentasian asuhan. 8) Reproductive Health and Family Planning (RHFP) Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep kesehatan reproduksi, gender dalam kesehatan reproduksi perempuan, isu-isu kesehatan perempuan, masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan, deteksi dini gangguan kesehatan reproduksi, konsep pelayanan Keluarga Berencana (KB), etika profesi, peran & fungsi bidan dalam melakukan asuhan kesehatan reproduksi & KB, hukum kesehatan pada pelayanan kesehatan reproduksi & KB. Membangun keterampilan dalam asuhan kebidanan, promosi kesehatan, komunikasi & konseling dalam bidang kesehatan reproduksi & KB. 9) Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC) Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memiliki pengetahuan dan 36 keterampilan pada aspek patofisiologi obstetri dan neonatal, tanda dan gejala, deteksi dini, penanganan awal kegawatdaruratan, penatalaksanaan komplikasi maternal neonatal, aplikasi prinsip pencegahan infeksi, melakukan komunikasi efektif, melakukan konseling, memberikan asuhan kebidanan sesuai kewenangan melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan memperhatikan aspek bio-spikososial dan kultural, serta pengelolaan kasus rujukan secara komprehensif. 10) Applied Research Mata kuliah ini membangun pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun langkah pemecahan masalah kesehatan wanita, bayi, balita, anak dan remaja. Lingkup masalah dapat dimulai dari level individu hingga sistem kesehatan. Mahasiswa mendapatkan kesempatan yang besar untuk dapat mengaplikasikan berbagai metode penelitian, melakukan kajian berdasarkan bidang ilmu yang relevan dengan masalah yang diangkat. Dalam mata kuliah ini dibangun pemahaman kajian statistik kesehatan sederhana yang sesuai konteks penelitian. Keterampilan pendukung untuk melakukan pencarian dan pemahaman literatur mutakhir merupakan komponen penting dalam mata kuliah ini. 11) Management, Leadership and Enterpreneurship Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman konsep pada pelayanan kebidanan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan konsep kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen dalam pengelolaan sumber daya mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan mengembangkan serta program menjaga mutu di pelayanan kebidanan atau kegaitan pemberdayan masyarakat secara mandiri maupun dalam tim, bersikap profesional, kreatif, inovatif, mampu melakukan komunikasi efektif dan advokasi dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. 12) The Community Care and enhancing the midwife as an educator (TCE) Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk berperilaku profesional, beretika, bermoral, tanggap terhadap nilai sosial budaya, berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif, inovatif sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai kewenangan dan membantu masyarakat di komunitas melalui upaya promotif, preventif, serta pemberdayaan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan hasil kegiatan pendataan serta analisis masalah kesehatan di komunitas. 13) Midwifery Care Practice 1-2-3 Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif dalam mengelola kasus berbasis bukti sesuai kewenangan, secara mandiri, kolaborasi dalam tim, dengan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, komunikasi ekfektif, konseling dan promosi kesehatan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal, dan balita sehat yang didasari sikap profesional, berkomunikasi efektif, melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan memperhatikan bio-psikososial kultural. 14) Midwifery Final Report Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk dapat membuat laporan yang disusun secara sistematik menurut kaidah penulisan karya ilmiah mulai dari penulisan abstrak, latar belakang, pendahuluan sampai penarikan kesimpulan saran hingga penulisan daftar pustaka. 15) Clinical and Laboratory Skill Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memiliki keterampilan klinik yang bersifat prosedural maupun interpretasinya. Pemahaman yang dibangun termasuk dalam merencanakan, memilih, hingga melaksanakan sendiri metode pemeriksaan klinik dan laboratorik sederhana dan melakukan intrepretasi hasil pemeriksaan tersebut. Dalam mendukung kemampuan berpikir kritis dalam pengambilan keputusan klinik, mahasiswa mempelajari konsep-konsep dasar manfaat berbagai pemeriksaan penunjang tingkat lanjut antara lain NST, USG, EKG dan CTG, IVA Tes dan Pap Smear. 16) Internship I Mata kuliah ini membangun kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan pelayanan kebidanan secara komprehensif dan mandiri, bersikap profesional, tanggap terhadap sosial budaya setempat, berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif, inovatif dalam membangun pemberdayaan keluarga melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan kebidanan, untuk membantu pemecahan masalah kesehatan keluarga (bayi, balita, anak, remaja, wanita dewasa dan ibu), meningkatkan upaya promosi dan pencegahan penyakit untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. 37 17) Internship II Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang didukung sikap profesional, kreatif dan inovatif, serta tanggap terhadap masalah sosial budaya setempat. Didukung kemampuan komunikasi efektif mahasiswa dapat melakukan advokasi, mengorganisasi upaya pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan kebidanan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan memutus masalah kesehatan di komunitas sehingga titik berat difokuskan pada upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan, melakukan kajian pemanfaatan sistem kesehatan di tingkat primer untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2.3. Metode Pembelajaran 1) Mini Lecture Kegiatan ini adalah tatap muka interaktif dengan para pakar untuk memfasilitasi proses pembelajaran mandiri mahasiswa. Kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadual, yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan mahasiswa. Pada kegiatan ini dosen dapat memberikan tugas individu atau tugas kelompok. 2) Tutorial Tutorial adalah kegiatan tatap muka berkelompok 8-12 mahasiswa dengan seorang tutor. Alokasi waktu yang tersedia adalah 150 menit setiap pertemuan. Pendekatan belajar berawal dari 'masalah' yakni dengan metode problem based learning. Pada umumnya kegiatan tutorial mahasiswa diberikan tugas individu atau tugas kelompok yang harus dibahas bersama. 3) Praktikum laboratorium Kegiatan praktikum terdiri dari praktikum laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman teori, membangun keterampilan prosedur dan interpretasi pemeriksaan penunjang sederhana tertentu atau keterampilan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang laboratorium kebidanan, anatomi, biomedik dan komputer. Kegiatan praktikum keterampilan klinik bertujuan meningkatkan keterampilan melakukan prosedur klinik, yang dilaksanakan mulai dari penggunaan model manusia di laboratorium keterampilan klinik dan dibina secara berkesinambungan hingga masa praktik lapangan. Kegiatan praktik laboratorium dan keterempilan klinik dilaksanakan dalam kelompok kecil (8-12 mahasiswa) dengan pembimbing seorang dosen. 4) Seminar Dilaksanakan pada mata kuliah tertentu dengan mengundang narasumber yang ahli dibidangnya dengan tujuan untuk mendukung kompetensi mahasiswa. Seminar juga termasuk mahasiswa dalam memperesentasikan hasil karya tulis. 5) Praktik Lapangan Pada waktu tertentu mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti praktik lapangan di beberapa lokasi misalnya Rumah Sakit, Puskesmas, Pos bersalin desa , Posyandu, klinik atau lokasi bidan praktik mandiri. Pengalaman ini berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dari dunia kerja sebenarnya yang akan dihadapi lulusan. Praktik lapangan membuka kesempatan bagi mahsiswa untuk secara aktif mempelajari berbagai macam kasus untuk meningkatkan kompetensi masing-masing. 6) Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk menunjukkan kompetensinya dalam penelitian terapan. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan maka mahasiswa membuat usulan penelitian melalui proses konsultasi dengan dua orang pembimbing. Topik penelitian bersifat terbuka dan diminati mahasiswa, namun tetap berada dalam bidang yang sesuai dengan wewenang bidan dan menunjang pencapaian standar kompetensi bidan Indonesia. Mahasiswa sangat dianjurkan untuk memilih topik penelitian yang ada dalam pohon penelitian dosen, namun prosedur usulan penelitian tegap dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan yang dimiliki mahasiswa terkait topik tersebut. 2.3. Proses pendidikan yang terintegrasi dengan pengabdian masyarakat dan penelitian Sesuai dengan tujuan dan target pencapaian kompetensi lulusan Prodi D4 Kebidanan FK Unpad, maka proses pendidikan bidan diintegrasikan dengan pengabdian masyarakat di wilayah Kampus Jatinangor. Aspek pengabdian masyarakat merupakan fokus utama sesuai tujuan program pendidikan agar masyarakat dapat memperoleh maslahat yang setinggi tingginya dari keberadaan institusi pendidikan, sehingga masyarakat menjadi subyek kegiatan yang perlu dilayani secara optimal oleh sivitas akademika. Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi peserta kegiatan praktik lapangan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya langsung pada subyek target pelayanan. Jenis kegiatan praktik lapangan sangat bervariasi dalam ragam dan tingkat kesulitannya, sehingga pengaturan alokasi mahasiswa dilakukan sesuai dengan tahapan pendidikannya. Seluruh mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini harus sudah dinyatakan lulus dalam ujian praktik laboratorium sesuai tahap pendidikannya, demikian pula jenis kegiatan yang boleh dilakukan mahasiswa tersebut 38 dalam pengabdian masyarakat akan disesuaikan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan identifikasi masalah kesehatan di wilayah Jatinangor, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan minat meneliti untuk mencari pemecahan masalah yang langsung dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat setempat maupun untuk pengembangan ilmu kebidanan. Dalam kegiatan pengadian masyarakat dan penelitian ini mahasiswa tetap bekerja di bawah bimbingan dosen atau instruktur klinik. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut Prodi D4 Kebidanan FK Unpad bekerjasama dengan Prodi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Program Pasca Sarjana Kedokteran Unpad, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Puskesmas Jatinangor termasuk para staf kesehatannya yang berada serta anggota masyarakat di wilayah Kecamatan Jatinangor. Sangat terbuka untuk pengembangan kegiatan ini bersama Fakultas lain maupun institusi lain. Dalam setiap tahun ajaran dibuka kesempatan untuk memperoleh hibah penelitian maupun pengabdian masyarakat yang bersumber dari Kementrian Pendidikan Nasional, Universitas dan Fakultas maupun instansi swasta hingga badan/organisasi luar negeri. 2.4. Evaluasi Hasil Belajar Ujian 1) Jenis Ujian : a. Formatif: Merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya program dan dapat diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir menurut proporsi yang ditetapkan program studi. Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan progress test yang merupakan ujian formatif internal program studi. b. Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah ditentukan. Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut: 1. Ujian teori tertulis dengan soal pilihan ganda berbasis kasus (SPGBK) 2. Ujian tertulis uraian (UTU) 3. Ujian keterampilan klinik (UKK) 4. Ujian lisan analisis kasus (ULAK) c. Berdasarkan dinamika proses pendidikan kebidanan, maka pada ujian mata kuliah maupun semester dapat dipilih satu, dua atau lebih kombinasi dari bentuk ujian sebagai berikut : 1. Ujian teori, bisa dalam bentuk SPGBK atau UTU , atau kombinasi kedua bentuk soal tersebut. 2. Ujian lisan berupa ULAK atau dikenal dengan Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA) yaitu ujian kasus yang harus dianalisis mahasiswa untuk menilai pemahaman ilmu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mengaplikasikan pemahaman mahasiswa dalam mengelola masalah dalam kasus. 3. Ujian keterampilan klinik UKK dapat dilakukan melalui uji keterampilan klinik objektif terstruktur (UKOS) atau dikenal dengan Objective Structured Clinical Examination (OSCE), yakni ujian keterampilan prosedur klinik dan atau interpretasinya di tingkat praktik laboratorik. Pada tingkat praktik lapangan ujian dilaksanakan dalam bentuk ujian keterampilan klinik mini (UKMINI) dan ujian kepuasan pengguna (UKP). UKMINI merupakan modifikasi mini clinical examination (mini C-ex), sedangkan UKP merupakan modifikasi 360 degree clinical evaluation. 2) Waktu Pelaksanaan. Ujian teori mengikuti pola sebagai berikut a. Ujian Tengah Semester (UTS) Merupakan ujian yang dilaksanakan pada tengah semester/ blok mata kuliah sesuai dengan jadual yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU. b. Ujian Akhir Semester (UAS) Merupakan ujian yang dilaksanakan pada akhir semester/ blok mata kuliah sesuai dengan jadual yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU, ditambah dengan ULAK. c. Ujian perbaikan Merupakan ujian untuk memperbaiki nilai akhir bagi mahasiswa yang memenuhi ketentuan tertentu dan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan. Mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib b. Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian 39 c. d. perbaikan, dengan catatan: 1. Jumlah nilai B+, B dan/atau C yang akan diperbaiki tidak boleh melebihi 4 mata ajar, diluar mata ajar yang mendapat nilai D dan E. 2. Apabila mendaftar untuk ujian perbaikan nilai, akan tetapi pada waktunya tidak hadir tanpa alasan yang sah, maka nilainya menjadi E. 3. Bagi mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan maka nilai SPGBK dan UTU terbaik yang akan diambil, sedangkan nilai paling tinggi pada ujian perbaikan ULAK adalah C (56). 4. Ujian perbaikan harus mendapat persetujuan dari dosen wali. Untuk perbaikan ujian tulis SPGBK dan UTU dilaksakanakan pada tiap akhir semester setelah nilai akhir diumumkan sebelum memasuki semester genap dan sebelum judicium, kesempatan perbaikan diberikan 1 (satu) kali. Untuk perbaikan nilai ULAK dilakukan maksimal satu minggu setelah setelah pelaksanaan ULAK, dan hanya ada satu kesempatan ujian perbaikan ULAK . Nilai ujian perbaikan ULAK diambil nilai terbaik, dengan ketentuan nilai maksimum C (56). Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau alasan lainnya yang sah, yang dibuktikan dengan dukungan dokumen yang sah dan lolos verifikasi prodi. Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada masa libur antar semester di akhir semester ganjil, sedangkan di akhir semester genap dilaksanakan paling lambat 7 hari sebelum yudisium semester genap. Jika hingga batas akhir masa pendaftaran yudisium, mahasiswa yang bersangkutan belum menyelesaikan ujian, maka pada mata kuliah tersebut dapat dinyatakan gagal. Ujian keterampilan klinik (UKK) UKK pada tahap laboratorik diselesaikan pada blok mata kuliah yang bersangkutan, dan tidak selalu mengikuti jadwal UTS dan UAS. Bentuk ujian adalah UKOS. Ujian perbaikan UKOS dilaksanakan maksimal dua minggu setelah ujian pertama, dengan tujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang belum lulus untuk berlatih mandiri keterampilan yang dibutuhkan dalam blok tersebut, mengingat kelulusan ini menjadi syarat untuk dapat mengikuti kegiatan praktik lapangan. UKK pada tahap praktik lapangan dapat dilakukan sesegera mungkin jika mahasiswa merasa siap dan kompeten dalam jenis keterampilan yang ditargetkan, sesuai prinsip kurikulum berbasis kompetensi. Persyaratan jumlah kasus untuk setiap keterampilan klinik yang ditargetkan harus tetap dipenuhi sebelum atau sesudah ujian, dan dalam kesempatan mana pun selama praktik lapangan yang sesuai. Bentuk ujian UKK tahap praktik adalah nilai UKMINI atau UKK atau gabungan dari keduanya, yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Ujian ulangan dan ujian susulan dapat dilakukan dalam masa praktik lapangan yang sama, atau pada saat praktik lapangan berikutnya , jika kondisi lapangan sesuai. Jika hingga akhir masa satu periode praktik lapangan seorang mahasiswa belum lulus UKK, maka mahasiswa tersebut harus melapor pada koordinator praktik klinik dan preceptor (mentor) kelompok nya di awal praktik lapangan berikutnya. PERINGATAN: Kelulusan UKK berpengaruh pada kelulusan tingkat paket pendidikan yang diambil mahasiswa. Jika pada yudisium di akhir semester genap tidak memenuhi syarat kenaikan tingkat, maka mahasiswa ybs harus mengulang seluruh paket pendidikan tersebut di tahun berikutnya. Kelulusan ujian teori, ujian praktik dan pencapaian target praktik minimal , menjadi persyaratan untuk mendaftar sebagai peserta ujian kompetensi bidan Indonesia (UKBI), dengan mengikuti ketentuan lain yang berlaku pada saat pendaftaran peserta UKBI. Ketentuan ini dapat berubah (dengan terbukanya kemungkinan penambahan syarat ujian tertentu yang dikeluarkan pihak panitia UKBI, dan diluar wewenang pimpinan Prodi). Uji Kompetensi Bidan Indonesia (UKBI) Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa kebidanan dapat dinyatakan lulus dalam pendidikan Program Studi Diploma 4 Kebidanan FK Unpad, apabila yang bersangkutan lulus mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Bidan Indonesia, berdasarkan surat keterangan dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia sebagai pemangku otoritas UKBI tahun 2014-2015. Bentuk ujian yang dilaksanakan akan sangat tergantung pada ketentuan yang dikeluarkan oleh badan otoritas UKBI tersebut. CARA PENILAIAN: Bobot, Nilai Akhir, Huruf Mutu dan Angka Mutu Bobot tiap macam penilaian yang digunakan tergantung pada bobot soal/tugas yang diberikan Dosen Pengampu Mata Kuliah. Selain itu sistem penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (Criterion Reference): 40 Skor* Huruf mutu Angka Mutu 90 ≤ NA ≤ 100 A 3,60 ≤ AM ≤ 4 80 ≤ NA ≤ 90 A- 3,20 ≤ AM < 3,60 75 ≤ NA ≤ 80 B+ 3,00 ≤ AM < 3,20 68 ≤ NA ≤ 75 B 2,72 ≤ AM < 3,00 56 ≤ NA ≤ 68 C+ 2,24 ≤ AM < 2,72 C a. b. 45 ≤ NA ≤ 56 D 1,80 ≤ AM < 2,24 NA ≤ 45 E AM < 1,80 90 ≤ NA ≤ 100 A 3,60 ≤ AM ≤ 4 Nilai Kelulusan Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C. Pengumuman Hasil Ujian Hasil ujian diumumkan kepada mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari setelah pelaksanaan ujian. Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa. Keberhasilan mahasiswa akan dievaluasi melalui kegiatan yudisium untuk memutuskan apakah seorang mahasiswa dapat meneruskan ke paket program tahun selanjutnya atau harus mengulang paket program tahun tersebut atau harus menghentikan studi (dropout). Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester berikutnya. Mahasiswa dapat meneruskan ke tingkat yang lebih lanjut, apabila: a. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2.00 b. Tidak terdapat huruf mutu E c. Huruf mutu D tidak melebihi (<) 20% dari beban studi 1.1.1. Untuk lulus Program Studi D4 Kebidanan (Sarjana Saint Terapan/SST): a. Lulus semua program/mata kuliah dan tidak ada nilai E b. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2.00 atau 2,50 atau 2.75 1.1.2. Pedoman Ujian. Persyaratan Mengikuti Ujian. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi syarat administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad. Mahasiswa mendapat kesempatan satu kali ujian awal dan satu kali ujian perbaikan bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: a. Ujian UKOS, tingkat kehadiran pada praktik keterempilan klinik 100 %. a. Ujian UTU,SPGBK dan ULAK : tingkat kehadiran pada perkuliahan dan tutorial masing-masing minimal 80%, dan 100% untuk praktikjm laboratorik. b. Perhitungan alasan ketidak hadiran yang diterima adalah jika mahasiswa dapat menunjukkan bukti surat keterangan sakit dari dokter dan lolos verifikasi , atau surat izin dari Pimpinan Fakultas/Ketua Prodi untuk ketidakhadiran pada kegiatan akademik yang ditinggalkan. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi butir persyaratan di atas dinyatakan tidak berhak mendapatkan dua kesempatan ujian (non eligible), melainkan satu kali saja ujian, dan dianggap sebagai ujian remedial. Pada pelaksanaannya ujian tetap dijalankan pada waktu ujian pertama yang telah ditetapkan, mengingat pelaksanaan ujian perbaikan sangat tergantung pada ada tidaknya mahasiswa yang membutuhkan ujian perbaikan tersebut. Tata Tertib 2.6.1 Tata tertib Umum 1) Berlaku sopan terhadap pengajar, sejawat, petugas dan pasien di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Instansi Kesehatan/tempat kegiatan belajar mengajar 2) Mematuhi peraturan tata tertib umum Universitas Padjadjaran 3) Tidak diperkenankan membuang sampah sembarangan, harus selalu menjaga kebersihan dan keindahan 41 kampus Tidak diperkenankan merokok di lingkungan kampus, asrama, rumah sakit dan di setiap kegiatan kemahasiswaan. 5) Tidak diperkenankan membawa dan meminum minuman keras 6) Tidak diperkenankan membawa dan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkoba 7) Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan, dan bahan mudah meledak. 8) Tidak diperkenankan merusak, mencorat-coret dan mengurangi untuk kepentingan pribadi fasilitas belajar mengajar dan inventaris di kampus/tempat kegiatan belajar mengajar 9) Menggunakan pakaian sesuai dengan aturan 10) Saat meninggalkan ruangan kelas, diharuskan : 4) Mematikan lampu dan AC Membersihkan papan tulis dan ruangan Merapikan kursi dan ruangan Mengembalikan kertas-kertas dan buku pada tempatnya 2.6.2 Tata Tertib Pakaian Mahasiswa 1) Seragam a. Pengertian Pakaian seragam adalah pakaian yang dikenakan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan, praktik di laboratorium, rumah sakit maupun komunitas, ujian praktik, sidang karya tulis dan kegiatan resmi akademik. b. Tujuan Penggunaan Tujuan penggunaan pakaian seragam adalah menumbuhkan kedisiplinan, rasa persatuan dan kesatuan, saling menghargai dan tidak ada perbedaan sosial antar mahasiswa Program Studi Diploma Kebidanan tanpa menghalangi proses pembelajaran. c. Ketentuan Seragam Mahasiswa 1) Proses Pembelajaran di Kelas (Kampus); menggunakan pakaian bebas sopan, rapih dan bersih. Tidak diperkenanan menggunakan kaos dan denim. Tidak transparan dan tidak ketat. Jika menggunakan rok panjang rok 10 cm di bawah lutut. Jika menggunakan celana panjang, panjang celana sebatas tumit kaki. Panjang baju minimal 10 cm di bawah pinggang, tidak bermodel leher rendah, berlengan minimal ½ lengan atas. Apabila memakai baju muslimah wajib sesuai syariah yang berlaku (tidak menggunakan cadar). Menggunakan name tag selama berada di lingkungan kampus. Rambut rapih, jika melebihi bahu harus diikat. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan. Menggunakan sepatu formal tertutup, tinggi hak tidak melebihi 5 cm. Kuku tidak boleh panjang dan diwarnai. Rambut rapih. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan. Menggunakan sepatu tertutup. 2) Proses Pembelajaran di Laboratorium (kampus); 1) Lab activity : Menggunakan baju bebas, rapih dan bersih. Menggunakan jas lab lengan panjang dan panjang selutut jika kegiatan lab activity menggunakan reagen atau bahan-bahan kimia. Jas lab selalu dikancingkan dan dipakai hanya di lingkungan Laboratorium FK Unpad. Memakai tanda pengenal yang telah ditentukan. Menggunakan sepatu resmi tertutup. 1) Skills Lab : Menggunakan seragam Putih sesuai dengan model yang telah ditentukan, bersih dan rapih, disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang telah dilalui mahasiswa), menggunakan harnet bagi mahasiswa yang tidak menggunakan kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan kerudung diwajibkan menggunakan kerudung berwarna putih dengan polet pita biru diatas sesuai dengan model yang telah ditentukan. 3) Proses Pembelajaran di Klinik (lahan praktik); Menggunakan seragam Putih sesuai dengan model yang telah ditentukan bersih dan rapih, disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang telah dilalui mahasiswa), menggunakan harnet dan kap putih dengan polet biru yang telah ditentukan bagi mahasiswa yang tidak menggunakan kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan kerudung diwajibkan berkerudung putih dengan polet pita biru diatas sesuai model yang telah ditentukan, dan menggunakan sepatu putih tertutup sesuai yang telah ditentukan. Saat dinas malam menggunakan seragam Pink (baju OK) dan kerudung putih polet pita biru, bagi yang tidak berkerudung menggunakan kap putih dengan polet biru. 4) Proses Pembelajaran di komunitas; menggunakan seragam Putih Biru sesuai dengan model yang telah di tentukan bersih dan rapih, disertai tanda pengenal (sesuai dengan tingkat yang telah dilalui mahasiswa), menggunakan harnet bagi mahasiswa yang tidak menggunakan 42 kerudung, bagi mahasiswa yang menggunakan kerudung di wajibkan menggunakan kerudung putih dengan polet pita biru diatas sesuai dengan model yang telah ditentukan, dan menggunakan sepatu hitam tertutup sesuai dengan yang telah ditentukan. 5) Kegiatan seminar atau kegiatan formal lainnya mahasiswa wajib menggunakan jas almamater, menggunakan seragam biru putih atau berpakaian bebas sopan dan rapi (tergantung dari jenis kegiatan), menggunakan sepatu tertutup, tidak memakai asesoris atau perhiasan yang berlebihan. 1.1.1. Tata tertib Mahasiswa pada Perkuliahan (1) Yang dimaksud dengan perkuliahan di sini adalah tutorial, mini lecture, skill lab, lab activity. (2) Mahasiswa diwajibkan menggunakan pakaian seragam lengkap beserta atribut, rapi dan bersih dengan sepatu berwarna hitam tertutup. Untuk kegiatan laboratorium diwajibkan menggunakan jas lab. (3) Mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum perkuliahan berlangsung. Jika ada mahasiswa yang terlambat masuk pada jam perkuliahan berlangsung diwajibkan lapor pada bagian pendidikan. (4) Bagi mahasiswa yang terlambat maka tidak diperkenankan untuk mengikuti perkuliahan, kecuali dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat kegiatan tersebut. (5) Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar mengajar oleh dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir. (6) Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa. (7) Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadirmahasiswa dan dosen. (8) Selama perkuliahan berlangsung dilarang keluar masuk kelas tanpa izin dosen yang bersangkutan. (9) Selama saat perkuliahan berlangsung mahasiswa dilarang mengaktifkan telpon seluler atau alat komunikasi elektronik lainnya. (10) Tidak diperbolehkan makan atau minum pada saat perkuliahan berlangsung. (11) Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti. Mahasiswa diwajibkan menjaga suasana kondusif dan mampu bekerja sama satu dengan yang lainnya pada saat tutorial berlangsung. serta berkomunikasi dengan baik dan saling menghargai sesama teman. (12) Mahasiswa diwajibkan membawa dan menggunakan buku sumber (Text Books) dan berperan aktif dalam kegiatan tutorial, sedangkan untuk kegiatan laboratorium wajib membawa modul/manual. (13) Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas). Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran, sedangkan untuk surat keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja sebelum ketidak hadiran. (14) Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan mengikuti kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas berdasarkan kebijakan dosen terkait. Khusus untuk kegiatan skill’s lab, mahasiswa harus mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang telah disepakati segera setelah mahasiswa tersebut hadir kembali. Batas minimal kehadiran untuk perkuliahan adalah 80%, kecuali laboratirium adalah 100%. Ketidakhadiran sebanyak 20% harus didasari oleh alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2.6.4 Tata tertib mahasiswa pada saat Praktik Klinik atau Praktik Komunitas a. Mahasiswa hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak akademik atau pihak lahan praktik b. Hadir 15 menit sebelum jadwal yang ditentukan, jika mahasiswa hadir terlambat lebih 15 menit maka mahasiswa dianggap tidak praktik. c. Jumlah kehadiran praktik adalah 100%, apabila mahasiswa tidak dapat hadir dikarenakan sakit, mahasiswa wajib mengganti sebanyak waktu yang ditinggalkan setelah mendapatkan ijin dari preseptor atau koordinator praktik. d. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya. Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke SBP dan instruktur klinik paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran dengan sebelumnya mahasiswa memberitahukan ketidakhadirannya pada preseptor dan instruktur lapangan. e. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk menukar jadwal dinas yang telah ditentukan tanpa ijin dari 43 f. g. h. i. j. k. preseptor atau instruktur lapangan, jika hal tersebut dilakukan maka pada hari tersebut mahasiswa dianggap tidak dinas. Mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh pendidikan dan lahan praktik Mahasiswa mengisi daftar hadir saat datang dan pulang Setiap asuhan kebidanan yang dilakukan harus didokumentasikan dalam bentuk SOAP Mahasiswa yang merusakkan/menghilangkan alat yang dipakai untuk praktik karena kelalaiannya, diwajibkan untuk mengganti alat tersebut sesuai dengan aslinya. Membina hubungan baik dengan keluarga besar, pimpinan dan karyawan di lingkungan rumah sakit serta mahasiswa lain di lahan praktik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan diberikan sanksi oleh pihak akademik sesuai dengan berat ringannya pelanggaran. 1.1.1. Tata tertib Mahasiswa pada saat Ujian a. Setiap mahasiswa diwajibkan menggunakan seragam perkuliahan seragam putih biru beserta papan nama (name tag) dan aktribut lengkap. b. Mahasiswa diwajibkan membawa Kartu Tanda Mahasiswa yang masih berlaku. c. Mahasiswa diwajibkan menggunakan sepatu tertutup berwarna hitam. d. Seluruh mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum ujian dilaksanakan, dan tidak diperkenankan memasuki ruang ujian sebelum ujian dimulai. e. Peserta ujian tidak diperkenankan untuk mengaktifkan alat komunikasi (handphone) dan menggunakannya selama ujian berlangsung. f. Peserta ujian diharapkan membawa perlengkapan alat tulis yang cukup. g. Bagi mahasiswa yang terlambat datang tidak akan diberikan tambahan waktu pengerjaan soal ujian. h. Seluruh mahasiswa wajib mengisi daftar hadir yang akan diedarkan oleh pengawas ujian. Bagi mahasiswa yang tidak bisa hadir wajib melapor kepada koordinator ujian. i. Seluruh mahasiswa wajib memeriksa kelengkapan soal yang dibagikan dan segera melapor kepada pengawas apabila mendapatkan soal yang tidak lengkap. j. Seluruh mahasiswa wajib mencantumkan nomor soal pada lembar jawaban masing-masing (kecuali untuk lembar jawaban komputer). k. Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk bekerja sama maupun membuka catatan / diktat. l. Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “k” diatas, maka kepadanya akan dikenakan sanksi. m. Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “l” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran tersebut. n. Selama ujian berlangsung mahasiswa diperkenankan ijin keluar ruang ujian setelah melapor kepada pengawas. o. Bagi mahasiswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk meninggalkan ruang ujian dan menyimpan lembar soal berikut lembar jawaban di meja masing-masing. p. Seluruh mahasiswa wajib menghentikan pengerjaan soal apabila waktu yang disediakan telah habis. q. Khusus untuk ujian OSCE : 1) Seluruh mahasiswa diperkenankan memasuki ruang ujian setelah mendapatkan perintah (Suara Bel). 2) Seluruh mahasiswa diberi waktu untuk membaca soal terlebih dahulu dalam waktu maksimal 2 menit. 3) Seluruh mahasiswa diberi waktu mengerjakan tindakan sesuai dengan perintah soal dalam waktu maksimal 10 menit. 4) Seluruh mahasiswa akan diberikan waktu istirahat yang sama dalam waktu 10 menit. 5) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk bekerja sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa lainnya. 6) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “12”diatas, maka kepadanya akan dikenakan sanksi. 7) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “13” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran tersebut. 8) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian. 9) Seluruh mahasiswa wajib menghentikan semua tindakan kegiatan ujian praktek apabila waktu yang disediakan telah habis dan segera pindah ke station selanjutnya. 10) Jumlah station telah disosialisasikan pada seluruh mahasiswa yang akan melakukan ujian praktik, dan pernah melakukan simulasi sebelumnya. 11) Jumlah station ditentukan berdasarkan kompetensi Bidan. Khusus untuk ujian SOOCA 1) Seluruh mahasiswa diperkenankan memasuki ruang stetril 10 menit sebelum pelaksanaan ujian. 2) Mahasiswa yang memasuki ruang ujian sesuai dengan jadwal 3) Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa diberi waktu untuk membaca, menganalsis dan membuat mind maping sesuai dengan kasus yang diberikan dalam waktu 15 menit di ruang 44 4) 5) 6) 7) 8) 9) analasis Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa setelah selesai pada ruang analsis, memasuki ruang presentasi dan tanya jawab, mahasiswa mempresentasikan hasil mind maping yang dibuat dan akan diberikan pertanyaan oleh penguji. Penguji berjumlah 2 orang. Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk bekerja sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa lainnya. Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “6”diatas, maka kepadanya akan dikenakan sanksi. Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “7” diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran tersebut. Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian. Khusus untuk Ujian Akhir Program (UAP) 1) Pelaksanaan UAP pada akhir semester 8 2) Seluruh mahasiswa wajib mengikuti UAP 3) Bentuk UAP adalah OSCE dan SOOCA 4) Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk bekerja sama maupun membuka catatan / diktat ketika uji wawasan berlangsung. 5) Seluruh mahasiswa wajib mengetahui materi uji pada OSCE dan SOOCA 6) Mahasiswa dapat mengikuti UAP jika seluruh kompetensi pada semester 7 dan 8 telah terpenuhi, tidak memiliki nilai D, dan nilai sikap yang baik yang dinilai oleh dosen pembimbing dan dosen wali 7) Jadwal UAP akan diumumkan 1 minggu sebelum pelaksanaan ujian 8) Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir “4” diatas, maka kepadanya akan dikenakan sanksi. 9) Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir “8” diatas akan ditentukan oleh dosen penguji bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan pelanggaran tersebut. 10) Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian. 1.2. Sidang Karya Tulis Ilmiah a. Mahasiswa sudah mendaftarkan diri ke Bagian Pendidikan Program Kebidanan dan menyerahkan KTI yang telah disetujui pembimbing sebanyak 4 eksemplar satu minggu sebelum ujian sidang dilaksanakan. b. Sudah hadir ditempat sidang 15 menit sebelum waktu ujian c. Berpakaian seragam kebidanan berwarna putih biru. d. Memasuki ruang sidang setelah dipersilahkan oleh panitia sidangdan duduk pada tempat yang telah disediakan dengan membawa naskah KTI , alat tulis dan media yang diperlukan (Laptop &LCD). e. Sidang ujian dibuka oleh ketua sidang dan mahasiswa dipersilahkan untuk mempresentasikan KTI dengan ringkas, singkat, jelas dan padat dalam waktu 10 menit. f. Sistematika yang dipresentasikan secara berurutan adalah Judul KTI, Latar Belakang Penelitian, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metodologi Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran. g. Diskusi diawali dengan para penguji masing-masingselama 10 menit, dilanjutkan dengan para pembimbing dalam waktu masing-masingselama 5 menit. h. Selama diskusi mahasiswa harus menjawab dengan jelas dan tuntas menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mencatat hasil diskusi dan rekomendasi. i. Sidang ujian ditutup oleh ketua sidang dan mahasiswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan serta menerima lembar perbaikan dari penguji dan pembimbing. j. Perbaikan harus diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (minggu) minggu sejak tanggal ujian sidang dan telah ditandatangani oleh pembimbing dan ketua program studi pada lembar pengesahan. 1.1. Sistem Pengajuan Undur Diri dari Program Studi D4 Kebidanan Bagi mahasiswa yang ingin mengundurkan diri dari Program Studi D4Kebidanan FK Universitas Padjadjaran ke Prodi di Perguruan Tinggi lain berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs. Yang disetujui oleh Orang Tua/Wali, diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi b. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan) kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1). c. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1). d. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh Pimpinan Fakultas (Dekan / PD 1) 45 1.2. Sanksi Akademik Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik, skorsing, dan pemutusan studi a. Sanksi akademik a. Jika jumlah kehadiran mahasiswa pada perkuliahan < 80% maka mahasiswa tersebut tidak diizinkan untuk mendapatkan remedial ujian MCQ dan ujian SOOCA. b. Jika jumlah kehadiran pada perkuliahan laboratorium < 100% maka mahasiswa tidak diizinkan untuk mengikuti ujian remedial OSCE. c. Jika jumlah kehadiran praktik klinik atau praktik komunitas < 100% tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan maka mahasiswa dinyatakan tidak lulus pada praktik tersebut. b. Peringatan Akademik Peringatan akademik berdasar Edaran No.21148/UN6.PR1/PP/2012 diberikan kepada : 1. Mahasiswa Program Diploma yang pada akhir semester dua dan semester-semester sesudahnya memiliki IPK 2,00 dan atau jumlah sks kurang dari 50% dari total SKS yang seharusnya ditempuh. 2. Mahasiswa yang melalaikan kewajiban administratif selama 2 semester secara berturut-turut (registrasi dan KRS). 3. Peringatan akademik dikeluarkan oleh Kepala Program Studi dengan tembusan ke Dekan atas dasar kelalaian/kesengajaan dari tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa c. Skorsing Skorsing berarti pemberhentian sementara kegiatan akademik atas pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa. Skorsing ditetapkan oleh Dekan. Skorsing dikenakan pada mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran : 1) Etika moral a) Mencuri, perkelahian, pengeroyokan, pengrusakan, penganiayaan. b) Berjudi,minum minuman keras (Miras). c) Melakukan aktivitas yang tidak etis/melanggar norma sosial dan agama (berpelukan, berciuman, pornoaksi, dan sejenisnya). d) Perselingkuhan. e) Pornografi. f) Menyebarluaskan gambar, foto, dan video porno. g) Pemalsuan 2) Etika profesi (malpraktik, mencuri obat dan benda lain milik pasien). 3) Melakukan pelanggaran etika akademik, misalnya: plagiat makalah, laporan dan tugas akhir, dan pemalsuan tanda tangan 4) Lama skorsing: ditentukan oleh pimpinan (Dekan Fakultas, Senat Fakultas, Kaprodi) d. Pemutusan Studi a) Pada akhir semester kedua memiliki ; 1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan/atau ; 2) Tabungan kredit (jumlah mata kuliah yang memiliki huruf mutu D keatas) tidak mencapai 24 SKS. b) Pada semester ketiga memiliki ; 1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan/atau ; 2) Tabungan kredit (jumlah mata kuliah yang memiliki huruf mutu D keatas) tidak mencapai 36 SKS. c) Melebihi batas studi kumulatif yang ditetapkan. 1.3. Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan Dalam proses pencapaian kualitas sumber daya manusia, terutama dalam bidang perguruan tinggi, sangat dibutuhkan kerja sinergis antara bidang akademik dan kemahasiswaan, antara keduanya harus saling berkolaborasi dan tidak dipandang sebagai sesuatu yang saling kontra produktif. Kegiatan akademik dan kemahasiswaan seharusnya dapat saling mendukung student body mahasiswa dalam mencapai eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mengawal mahasiswa dalam pencapaian tujuan tersebut, maka dipandang perlu adanya suatu acuan yang dapat digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan kemahasiswaan. Tuntunan abad 21, dimana mahasiswa di tuntut harus punya kemampuan (Way of thinking) berpikir kreatif, kritis,memecahkan masalah, mengambil keputusan dan pembelajaran sepanjang hayat (Way Of Working) kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi (Tool For Working) penguasaan ICT dan melek informasi dan (Skill For Living In The World) memiliki tanggung jawab pribadi dan sosial. 7 soft skill yang penting untuk dikembangkan oleh mahasiswa adalah communication skills, Thinking skill and problem solving skills, Team work force, Long life learning and information management, Entepreneur skills, Ethic/moral/and profesionalism and Leadership skill. Program Diploma Kebidanan FK Unpad di dalam upayanya memfasilitasi kegiatan-kegiatan 46 kemahasiswaan yang diwadahi secara internal dan eksternal memotivasi dan mendukung mahasiswa untuk belajar berorganisasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Mahasiswa diharapkan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dan lomba-lomba yang bersifat keilmuwan, olahraga, seni budaya, kemasyarakatan baik di dalam dan luar negeri. Lembaga Kemahasiswaan (LK), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan semua bentuk kepanitiaan merupakan sarana bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, mengekspresikan diri dan berprestasi melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keterampilan yang ingin dicapai. Melalui kegiatan kemahasiswaan, para mahasiswa dilatih dalam pengembangan soft skill yang sangat dibutuhkan di dunia kerja kelak. Untuk mendorong dan memotivasi mahasiswa berproses dalam kegiatan, maka segala bentuk kegiatan ekstrakurikuler akan diberikan penghargaan dalam bentuk sistem poin kegiatan kemahasiswaan yang diberi nama Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan (SPKK). a. Tujuan SPKK 1. Meningkatkan soft skill, kecerdasan dan keterampilan mahasiswa 2. Meningkatkan partisipasi dan prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran, bakat minat, seni budaya dan olahraga. 3. Memperkuat kepribadian dan karakter mahasiswa 4. Meningkatkan semangat kepedulian dan kebangsaan b. Sasaran Kegiatan SPKK 1. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa harus benar-benar mencerminkan visi misi Program Diploma Kebidanan FK Unpad. 2. Kegiatan ekstra kurikuler merupakan salah satu esensi usaha tanpa pamrih dalam menyelenggarakan dan meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 3. Seluruh kegiatan kemahasiswaan harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh mahasiswa Program Diploma Kebidanan FK Unpad dan harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pencapaian tujuan Pendidikan Tinggi khususnya di Fakultas Kedokteran Unpad. c. Fungsi SPKK 1. Sebagai alat pencatatan dan penilaian keaktifan mahasiswa selama masa perkuliahan yang dapat di cetak dalam bentuk transkip SPKK untuk berbagai keperluan mahasiswa dan alumni. 2. Sebagai alat salah satu prasyarata untuk mengikuti acara wisuda 3. Sebagai salah satu syarat mendapatkan predikat wisudawati aktif berprestasi. d. Ketentuan Pemberian Bobot Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa mendapatkan poin SPKK bila : a. Terlibat dalam kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus sesuai dengan persetujuan Ketua Program Studi. a. Terlibat dalam kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan dalam lingkungan Program Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional. b. Berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di dalam lingkungan Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional. c. Berpartisipasi sebagai peserta maupun pembicara dalam kegiatan-kegiatan (seminar, lomba, pameran, atau lainnya) yang diadakan di dalam dan diluar kampus Program Diploma Kebidanan FK unpad baik sebagai utusan Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional. maupun atas inisiatif sendiri (dengan menunjukan sertifikat/piagam sebagai bukti keikutsertaan). d. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan antar mahasiswa sebagai utusan atau mewakili Program Diploma Kebidanan FK unpad dibuktikan dengan surat tugas untuk kegiatan tersebut. e. Terlibat dalam kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) baik tingkat Fakultas/Universitas/Nasional. e. Kategori SPKK Kegiatan Mahasiswa 1. Pembinaan awal kemahasiswaan Merupakan kegiatan yang diadakan untuk mahasisawa baru pada awal masuk perkuliahan (tahun pertama). Beberapa kegiatan pembinaan kemahasiwaan yang diselenggarakan oleh Universitas/Fakultas/Prodi baik berupa kegiatan OPPEK, MABIM dan kegiatan pembinaan lainnya. Hal ini diartikan bahwa semua peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori pembinaan awal kemahasiswaan. 2. Organisasi dan kepemimpinan Merupakan kegiatan yang terkait dengan kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan dan kepanitiaan dimana diharapkan mahasiswa mengalami proses pembelajaran di bidang organisasi dan kepemimpinan baik tingkat Universitas/Fakultas/Prodi. Hal ini diartikan bahwa semua peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori organisasi dan kepemimpinan. 3. Penalaran 47 f. Merupakan kegiatan yang terkait dengan penalaran dan / atau keilmuwan. Hal ini ditetapkan melingkupi kegiatan-kegiatan temu ilmiah/ seminar/ pelatihan/ Workshop/ simposium/ kongres/ konferensi/ Lomba penalaran/ Penelitian dan penulisan karya tulis. Hal ini diartikan bahwa semua peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori Penalaran. 4. Bakat minat Merupakan kegiatan terkait dengan seni budaya, olah raga dan bakat minat lainnya. Hal ini diartikan bahwa semua peserta UKM/Club dan kegiatan lepasa bakat minat lainnya mendapatkan SPKK kategori Bakat-Minat. 5. Pengabdian masyarakat Merupakan kegiatan yang terkait dengan pengabdian masyarakat, dilakukan oleh Lembaga Kemahasiswaan Prodi/Fakultas/Universitas Ketentuan SPKK a. SPKK Minimal Jumlah poin SPKK yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa adalah 45 poin, dengan pembagian : b. c. g. Pembinaan awal kemahasiswaan Organisasi dan Kepemimpinan Penalaran Bakat Minat Pengabdian Masyarakat Penghargaan Predikat mahasiswa Aktif Berprestasi Memiliki IPK > 3.00 Memiliki SPKK minimal 80 poin, dengan ketentuan : Pembinaan awal kemahasiswaan Organisasi dan kepemimpinan Penalaran Bakat Minat Pengabdian Masyarakat Memiliki surat keterangan yang menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan minimal penilaian/SPKK yang diperoleh/diterbitkan oleh Ketua Program Diploma Kebidanan FK Unpad. Ketentuan dalam pemberian poin Ketentuan lebih jelas dalam pemberian poin diatur dalam petunjuk teknis SPKK Prodi D4 Kebidanan FK.Unpad. Aturan pemberian poin tersebut telah mengacu pada aturan universitas. Reward Bagi mahasiswa aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, pada akhir studi akan diberikan surat rekomendasi untuk mencari pekerjaan yang akan di tanda tangani oleh Ketua Program Studi. 48 2. Program Pendidikan Dokter Program Studi Kedokteran Program Studi Kedokteran adalah Program Strata Satu (S1). Program Strata S1 (Sarjana) Kedokteran di FK Unpad adalah jenjang pendidikan akademik yang mempunyai beban studi kumulatif sebesar 144 sks termasuk KKNM – PMD. Masa studi kumulatif antara 7 sampai 14 semester. Beban Studi dinyatakan dalam jumlah sks yang harus dikumpulkan oleh mahasiswa dalam satu semester. Beban Studi mahasiswa setiap semester adalah beban yang harus diambil berdasarkan pedoman penentuan beban studi mahasiswa persemester yang telah ditentukan oleh Program Studi. 1.1 Metoda Pembelajaran 1. Perkuliahan Perkuliahan ini berupa kuliah interaktif, berlangsung selama 50 menit, yang merupakan kuliah pakar untuk memfasilitasi proses pembelajaran mandiri mahasiswa. Kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadwal, serta dapat ditambah berdasarkan kebutuhan mahasiswa. 2. Tutorial Tutorial dilaksanakan selama 150 menit setiap pertemuan, dengan menggunakan pendekatan problem-based learning (PBL) yang terintegrasi pada kelompok kecil mahasiswa (8 – 15 orang). 3. Praktikum Kegiatan praktikum terdiri dari praktikum laboratorium biomedis, praktikum keterampilan klinis (clinical skill) dan untuk mata ajar Community Reserach Program (CRP) dilakukan praktikum komputer. Praktikum di laboratorium biomedis bertujuan untuk meningkatkan pemahaman teori yang diperoleh saat perkuliahan/tutorial sedangkan praktikum keterampilan klinis dan praktikum komputer bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pada bidang tersebut. 4. Seminar Seminar dilaksanakan pada mata kuliah BHP, CRP dan PHOP termasuk Seminar Usulan Penelitian untuk skripsi. 5. Tugas Pada beberapa mata kuliah mahasiswa diwajibkan untuk membuat intisari buku teks dan melakukan telaah kritis atas jurnal ilmiah, serta menyusun rencana dan laporan kegiatan, atau tugas mandiri lainnya. 6. Kerja lapangan Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk kegiatan ekstramural, Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan ini dapat dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan, industri ataupun di masyarakat. 7. Penelitian akhir (skripsi/minor thesis) Merupakan program wajib dengan topik pilihan (elective project) sesuai minat mahasiswa yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok yang dilaksanakan pada semester tujuh. Pada program ini mahasiswa diharuskan menulis karya tulis skripsi/minor thesis sebagai hasil penelitiannya (dapat berupa penelitian laboratorik, klinik atau lapangan). Hasil penelitian ini wajib dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah. 1.2 Evaluasi Hasil Belajar 1.2.1 Ujian dan Cara penilaian 1) Ujian a. Jenis Ujian: Formatif: merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya program dan tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir. Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan Progress test yang merupakan ujian formatif internal program studi. Ujian ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa. Secara teratur program studi melaksanakan tes formatif untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa pada pertengahan semester/sistem. Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah ditentukan. Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut: (1) Ujian tulis pilih ganda (Multiple Choice Question) (2) Ujian lisan (Oral) (3) Ujian praktek b. Pelaksanaan Ujian 49 Pelaksanaan ujian untuk setiap program adalah sebagai berikut:: a. Ujian MCQ bisa berbentuk monodisiplin atau Multidisciplinary Examination (MDE) yang dilaksanakan di setiap mata kuliah kecuali Clinical Skill Program (CSP). b. Ujian lisan berupa Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA) yaitu ujian dengan menggunakan kasus yang akan dianalisis untuk menilai kemampuan menganalisis dan mengaplikasikan ilmu biomedik dasar ke dalam masalah yang diberikan, serta penalaran masalah klinik. c. Ujian praktik yang dilaksanakan berupa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Objective Structured Practical Examination (OSPE) di CSP, serta praktik komputer untuk CRP. Tabel 3.1 Jadwal Ujian PSK FK Unpad Mata Kuliah BHP, PHOP, CRP BMP SOCA a. UTS, UAS (termasuk ujian comprehensive) MDE: UTS (FBS I-II), UAS (FBS III-IV), termasuk ujian comprehensive FBS I-IV). MDE: setiap akhir sistem, termasuk ujian comprehensive pada akhir semester. Setelah FBS II (untuk FBS I dan II), akhir semester I, untuk FBS III dan IV, serta akhir semester II, III, IV, V, VI dan VII untuk BMP. FBS 1) Waktu Ujian OSCE Setiap akhir semester. Lab CRP Setiap akhir semester kecuali semester 2 tidak ada lab CRP. Skripsi Saat UAS semester VII Cara penilaian: Skor, Huruf Mutu, Angka Mutu Sistem Penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (criterion reference) Skor* Huruf Mutu Angka Mutu 80 – 100 A 4.00 76 – 79 B++ 3.50 72 – 75 B+ 3.25 68 – 71 B 3.00 64 – 67 C++ 2.75 60 – 63 C+ 2.50 56 – 59 C 2.00 45 – 55 D 1.00 < 45 E 0 50 b. Pembobotan skor Mata Ajar Pembobotan skor pada setiap FBS, BMP, Final komprehensif, SOOCA, OSCE, BHP, CHOP, dan CRP dalam (%) adalah sebagai berikut: Program Nilai akhir skripsi memperhatikan berikut: Nilai 60% Nilai ujian: Midterm Final Compre SOOCA FBS 40 20 40 BMP 40 20 40 CSP OSCE Lain 100 PHOP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20 CRP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20 BHP 25/20 25/20 25/20 25/20 0/20 ditentukan dengan pembobotan sebagai bimbingan: bobot bobot 40% Bagi mahasiswa yang mengikuti sidang lebih lambat dari waktu yang ditentukan karena kesalahannya sendiri, maka nilai maksimalnya adalah B. c. Nilai kelulusan Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C, dengan pengecualian pada CSP harus mendapat nilai A untuk semua keterampilan yang diujikan. d. Ujian Perbaikan (Remedial Examination) Untuk memperbaiki nilai, mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk MDE (FBS + BMP), BHP, CRP dan PHOP segera setelah yudisium 1. Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian perbaikan, dengan catatan: A. Jumlah nilai B+, B dan/atau C yang akan diperbaiki tidak boleh melebihi 4 mata ajar (FBS atau program), diluar mata ajar yang mendapat nilai D dan E. B. Apabila mendaftar untuk ujian perbaikan nilai, akan tetapi pada waktunya tidak hadir tanpa alasan yang sah, maka nilainya menjadi E. C. Bagi mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan maka nilai terbaik yang akan diambil. D. Ujian perbaikan harus mendapat persetujuan dari dosen wali. Untuk SOOCA segera setelah pelaksanaan SOOCA, dan hanya ada satu kali ujian perbaikan SOOCA. Bila setelah ujian perbaikan SOOCA tetap tidak lulus, nilai ujian yang terbaik yang akan diambil. Nilai ujian perbaikan untuk SOOCA adalah maksimum C (56). Untuk OSCE ujian perbaikan diadakan segera setelah pelaksanaan OSCE atau di tahun berikutnya, dengan ketentuan sebagai berikut: - bila tidak lulus pada < 6 station dari 12 station yang diujikan, maka ujian perbaikan dilakukan segera setelah pelaksanaan OSCE dan yang diulang hanya station yang tidak lulus. - bila tidak lulus > 6 station, maka ujian perbaikan OSCE diadakan tahun berikutnya dan mahasiswa harus mengulang seluruh station. Untuk skripsi ujian perbaikan diadakan di semester berikutnya. Tidak ada ujian perbaikan untuk ujian compre. Ujian perbaikan dapat dilakukan setiap akhir semester 2, 4, 6 dan 7, sampai mahasiswa tsb lulus atau mencapai batas masa studi 14 semester. Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau alasan lainnya yang sah. Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada saat intersemester break setelah semester ganjil, dan 7 hari sebelum judicium pada semester genap. Bila mahasiswa tidak bisa hadir pada kesempatan tersebut maka ybs dianggap gagal dan nilainya adalah E. Mahasiswa harus melapor kepada ketua program studi paling lambat 2 minggu sebelum ujian susulan dilaksanakan. e. Ketentuan Penilaian Akhir Cabang Ilmu (Subjek) Pada setiap sistem terdapat komponen cabang ilmu (subjek) yang terkait dengan sistem tersebut yaitu: A. Ilmu kedokteran dasar (misalnya anatomi, ilmu faal, biokimia dan sebagainya) B. Ilmu Kedokteran Klinik (Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Bedah dan seterusnya) Untuk menentukan nilai cabang suatu ilmu, maka nilai cabang ilmu dari masing-masing akan dikalikan dengan jumlah SKS pada sistem tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi berdasarkan total SKS cabang 51 Contoh: Biokimia dengan jumlah sks berdasarkan KIPDI sebanyak 7 sks Sistem Cabang Ilmu FBS A Sistem E Sistem G Sistem H A (Subject) (0,75 sks) (0,5 sks) (1,5 sks) (1 sks) (1 sks) Biokimia 40 60 70 80 40 Nilai (40 + 60 + 70 + 80 + 40)/7 = 290/7 = 41.42 Biokimia artinya huruf mutu E (tidak lulus) f. Pengumuman Hasil Ujian Hasil Ujian diumumkan ke mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan ujian. 1.2.2 Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa. Keberhasilan mahasiswa akan dievaluasi melalui kegiatan yudisium yang diselenggarakan 2 (dua) kali, dan menurut ketentuan sebagai berikut: 1. Yudisium pertama untuk menentukan keberhasilan mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memutuskan mata ajar apa yang harus atau dapat diperbaiki pada ujian perbaikan. 2. Yudisium kedua untuk memutuskan apakah seorang mahasiswa dapat meneruskan ke paket program tahun selanjutnya atau harus mengulang paket program tahun tersebut atau harus menghentikan studi (dropout). Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester berikutnya. 1.2.3 Protap Yudisium (1). Kriteria Promosi Tahun Pertama Mahasiswa tahun pertama dapat melakukan promosi ke tingkat yang lebih lanjut, apabila: a. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2.00 b. Tidak terdapat huruf mutu E c. Huruf mutu D tidak melebihi (<) 20% (8 sks) dari beban studi d. Institusional TOEFL ≥ 550 (39 sks) (2) Untuk mahasiswa tahun 2 kriteria kelulusan adalah: a. Tidak ada nilai E b. IPK > 2,0 c. Jumlah D < 20% (9 sks) dari total sks tahun kedua (43 sks). (3) Untuk mahasiswa tahun 3 dan 4 kriteria kelulusan adalah: a. Tidak ada nilai E b. IPK > 2,0 c. Jumlah D < 20%: Untuk tahun 3 maksimal 8 sks dari 41 sks Untuk tahun 4 maksimal 4 sks dari 21 sks. (4) Untuk lulus sarjana kedokteran (Sked): Lulus semua program dan departemental, tidak ada nilai D dan E IPK > 2,75 Mahasiswa yang dinyatakan boleh melanjutkan ke tahun berikutnya pada yudisium ke-2 tetapi masih memiliki nilai D, maka diwajibkan untuk mengikuti ujian perbaikan pada tahun akademik selanjutnya. 1.2.4 Ketentuan Pengulangan. Mahasiswa tahun 1, 2 dan 3 yang dinyatakan tidak lulus pada yudisium kedua diwajibkan untuk mengulang semua mata ajar tahun yang bersangkutan termasuk yang sudah lulus dan tidak diperkenankan untuk mengambil mata ajar dari paket tahun berikutnya. 52 Ketentuan pengulangan bagi mahasiswa tahun 4: a) Tidak lulus yudisium pertama: mahasiswa tahun 4 yang tidak lulus pada yudisium pertama harus mengikuti remedial dan yudisium kedua, sesuai dengan kalender akademik tahun akademik yang bersangkutan. b) Tidak lulus yudisium kedua: mahasiswa tahun 4 yang tidak lulus pada yudisium kedua, harus mengikuti remedial kembali dan mengikuti yudisium ketiga yang dilaksanakan pada akhir semester genap. c) Tidak lulus yudisium ketiga dan selanjutnya: mahasiswa tahun 4 yang masih belum lulus pada yudisium ketiga dan selanjutnya, harus mengikuti kembali kegiatan belajar mengajar pada program ybs. Sedangkan untuk departemental, mahasiswa tsb harus mendapat bimbingan yang diselenggarakan oleh departemen ybs. d) Yudisium keempat dan selanjutnya dilaksanakan setiap akhir semester sampai dengan mencapai semester 14. e) Bila sampai semester 14 mahasiswa tsb masih belum lulus, maka akan dilakukan pemutusan hubungan studi. f) Lulus yudisium II tetapi IPK belum mencapai 2,75: mahasiswa wajib mengikuti remedial sampai IPK mencapai 2,75 dengan yudisium setiap akhir semester. g) Selama masih belum dinyatakan lulus dari PSSK, mahasiswa tsb wajib melakukan registrasi dan membayar SPP sesuai ketentuan yang berlaku. 1.2.5 Syarat Kelulusan Syarat lulus untuk mendapat gelar akademik Sarjana Kedokteran (S.Ked) adalah sebagai berikut: 1. IPK minimal 2,75 2. Lulus semua mata ajar/cabang ilmu/program/sistem yang ditempuh dengan tidak melewati lama studi maksimal selama 14 semester. 3. Sudah menyelesaikan seluruh kewajiban administratif kepada pihak Fakultas/Universitas. Bagi mahasiswa yang lulus dapat mengikuti wisuda di Universitas. 1.3 Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar di sini adalah tutorial, (mini) lecture, kegiatan laboratorium biomedik, komputer dan keterampilan klinik, ekstramural dan bimbingan skripsi. Mahasiswa harus hadir di ruang perkuliahan tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya. Mahasiswa harus hadir di ruang kegiatan belajar mengajar (ruang kuliah, tutorial, skills lab maupun Laboratorium biomedis) sepuluh menit sebelum waktu yang telah ditentukan. Bagi mahasiswa yang terlambat (lebih dari jadwal yang telah ditentukan), tidak diperkenankan untuk mengikuti perkuliahan, kecuali dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat perkuliahan tersebut. Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar mengajar oleh dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir tanpa alasan. Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada setiap program studi yang bersangkutan. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadir mahasiswa dan dosen (DHMD). Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas). Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ketidakhadiran, sedangkan untuk surat keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja sebelum ketidak hadiran. Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan mengikuti kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas berdasarkan kebijakan dosen terkait. Khusus untuk kegiatan skill’s lab, mahasiswa harus mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang telah disepakati segera setelah mahasiswa tersebut hadir kembali. Untuk lab activity dan lab CRP dosen ybs dapat memberikan praktikum susulan bila memungkinkan, atau memberikan tugas sesuai dengan materi yang ditinggalkan oleh mahasiswa ybs. 53 1.4 Kehadiran Mahasiswa Tingkat kehadiran mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a) b) Tingkat kehadiran untuk kegiatan laboratorium harus mencapai 100%. Tingkat kehadiran untuk tutorial, mini lecture, BHP, CRP, PHOP, dan MKU sekurang-kurangnya 80%, sedangkan 20% ketidak hadiran harus didasari oleh alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan belajar mengajar karena alasan seperti: sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari Fakultas atau Universitas, atau alasan lainnya TETAP DIANGGAP sebagai KETIDAK HADIRAN dalam perkuliahan. c) 1.5 Pedoman Ujian. 1. Persyaratan Mengikuti Ujian. a. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi syarat administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad. b. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: 1. Ujian OSCE: tingkat kehadiran pada skill’s lab 100 %. 2. Ujian SOCA dan MDE: tingkat kehadiran pada tutorial, dan mini lecture masing-masing minimal 80%, serta 100% untuk lab activity. 3. Ujian BHP, CRP, dan PHOP: tingkat kehadiran pada perkuliahan BHP, CRP, PHOP masing-masing minimal 80% dan 100% untuk lab computer bagi mata ajar CRP. 4. Mahasiswa yang dapat menunjukkan bukti surat keterangan sakit dari dokter atau surat izin dari Pimpinan Fakultas/Ketua Prodi untuk ketidakhadiran pada perkuliahan tutorial, mini lecture, BHP, CRP, dan PHOP. 5. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi poin 1 dan 2, (non eligible), maka mahasiswa tersebut kehilangan hak untuk mengikuti ujian remedial sesuai dengan ujian yang persyaratannya tidak terpenuhi. 2. Tata tertib Ujian: 1. Mahasiswa harus hadir di ruang ujian 15 menit sebelum ujian dimulai. 2. Setiap mengikuti ujian mahasiswa harus mengisi daftar hadir. 3. Mahasiswa harus membawa identitas diri resmi seperti kartu mahasiswa. 4. Mahasiswa dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada saat ujian seperti mencontek, memberi bantuan terhadap teman, mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau melakukan tindakan lain yang menganggu pelaksanaan ujian. 5. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang dijelaskan dalam klausul sanksi pelanggaran. 3. Pedoman Melanjutkan ke Program PSPD. Mahasiswa yang dapat melanjutkan ke Program PSPD adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus untuk mendapatkan gelar akademik sarjana kedokteran (S.Ked) dengan persyaratan sebagai berikut: a. IPK minimal 2,75 b. Lulus semua mata ajar/cabang ilmu/program/sistem yang ditempuh dengan tidak melewati lama studi maksimal selama 14 semester. c. Sudah menyelesaikan seluruh kewajiban administratif kepada pihak Fakultas/Universitas. 1.6 Sanksi Atas Pelanggaran 1. Tidak hadir pada kegiatan belajar mengajar tanpa alasan yang sah, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak berhak mengikuti ujian remedial di tahun yang bersangkutan. 2. Melakukan pelanggaran pada saat ujian, berupa mencontek, memberikan contekan, mengambil bahan ujian tanpa izin mencatat dan/atau memotret soal, membawa alat komunikasi (handphone atau alat komunikasi yang lain), maka untuk mata kuliah tersebut dinyatakan tidak lulus dan tidak berhak mengikuti remedial 3. Memalsukan tanda tangan atau mengisikan absensi temannya yang tidak hadir, maka mahasiswa ybs dan mahasiswa yang ditanda-tangankan, akan dikenakan skorsing sampai dengan pemutusan studi. 4. Tidak berpakaian sesuai aturan dan norma yang berlaku diminta untuk pulang dan mengganti pakaiannya dengan yang sesuai aturan, dan kembali untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. 5. Sanksi atas pelanggaran lainnya diberikan sesuai aturan yang telah ditetapkan.. 1.7 Pedoman Pengajuan Undur Diri dari Program Pendidikan Sarjana FK-UNPAD. a. Bagi mahasiswa yang ingin undur diri dari PSK FK Universitas Padjadjaran ke Prodi di Perguruan Tinggi lain berlaku ketentuan sebagai berikut: 54 1. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs yang disetujui oleh Orang Tua/Wali, diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi 2. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan) kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1). 3. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1). 4. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh Pimpinan Fakultas (Dekan/PD 1) b. a. Pemutusan studi: Mahasiswa mengalami pemutusan studi dengan ketentuan sebagai berikut: - IPK < 2.00 pada semester 2 - IPK < 2.00 pada semester 4 - IPK < 2.00 pada semester 6 - Untuk mahasiswa tahun 1, 2 dan tahun 3: tidak lulus lebih dari satu kali pada judisium 2. Struktur mata kuliah 1 FBS I (4) C10A.101 FBS II (4) C10A.102 2 3 RPS I (5) C10A. 201 EMS (7) C10A. 109 RPS II (5) C10A. 202 CRP I (1) C10A.105 SEMESTER 4 5 6 7 DMS (8) C10A.20 7 CVS (8) C10A. 115 GIS (7) C10A. 213 TM (7) C10A. 121 NBSS (10) C10A. 110 HIS (8) C10A.20 8 RS (7) C10A. 116 GUS (7) C10A. 214 FM (7) C10A. 122 CRP II (2) C10A. 203 CRP III (1) C10A. 111 CRP IV (1) C10A.20 9 CRP V (1) C10A. 117 CRP VI (1) C10A. 215 CRP VII (3) C10A. 123 BHP I + MKU (2) C10A.106 BHP II + MKU (2) C10A. 204 BHP III (1) C10A. 112 BHP IV (1) C10A.21 0 BHP V (1) C10A. 118 BHPVI (1) C10A. 216 BHP VII (1) C10A. 124 PHOP I (1) C10A.107 PHOP II (2) C10A. 205 PHOP III (1) C10A. 113 PHOP IV (1) C10A.21 1 PHOP V (1) C10A. 119 CSP I (1) C10A.108 CSP II (2) C10A. 206 CSP IV (2) C10A.21 2 CSP V (2) C10A. 120 21* 18* 21* 20* FBS III (4) C10A.103 FBS IV (4) C10A.104 CSP III (2) C10A. 114 22* Keterangan ( ) = beban kredit * SKS = satuan kredit semester 1. FBS = Fundamentals of Biomedical Science 2. CVS = Cardiovascular System 3. DMS = Dermatomusculoskeletal System 4. EMS = Endocrine & Metabolism System PHOP VI + KKNM -PMD (3) C10A. 217 CSP VI (2) C10A. 218 21* PHOP VII (1) C10A. 125 CSP VII (2) C10A. 126 21* 55 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. b. GIS GUS FM HIS RPS NBSS RS TM BHP PHOP CRP CSP = Gastrointestinal System = Genitourinary System = Family Medicine = Hematoimmunology System = Reproductive System = Neurobehavior & Special Senses System = Respiratory System = Tropical Medicine = Bioethics & Humanities Program = Public Health Oriented Program = Community Research Program = Clinical Skill Program Deskripsi mata kuliah Struktur kurikulum tersusun dari berbagai program pendidikan yang disusun secara komprehensif untuk memastikan kompetensi utama dicapai pada akhir proses pendidikan. Secara umum tujuan dari masing-masing progam adalah: Freshmen Semester Program bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa pada pendidikan tinggi yang membutuhkan kemampuan belajar mandiri dan self-directed learning. Selain itu materi pada FBS mengaktifkan pengetahuan lampau (prior knowledge) mahasiswa agar siap pada proses pendidikan lebih lanjut Biomedical Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari berbagai ilmu kedokteran dasar dan klinik melalui pendekatan klinik secara terintegrasi dalam bentuk pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based learning). Clinical Skills Program bertujuan untuk melatih kemampuan keterampilan klinik mahasiswa sesuai yang dipelajari pada Biomedical Program. Public Health Oriented Program merupakan program untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan berbagai prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat Community Research Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan berbagai prinsip dasar penelitian berupa metodologi, epidemiologi dan biostatistik pada praktik kedokteran. Bioethics and Humanities Program merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan berbagai prinsip dasar etika dan hukum kedokteran serta berbagai aspek humaniora pada praktik kedokteran. Penjelasan materi yang dibahas pada masing-masing mata ajar adalah sebagai berikut: C10A.101 Fundamentals Of Biomedical Science I (MKK) 4 Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi biologi kedokteran dasar, biomolekuler, konsep reaksi biokima dan bioenergetik pada kasus-kasus klinik yang terkait, aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika (determinant of health, konsep penyakit, pengenalan pada desain penelitian, peran statistic dan sejarah kedokteran), keterampilan komunikasi. C10A.102 Fundamentals Of Biomedical Science II (MKK) 4 Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi prinsip genetik, embriologi, kehidupan sel, jaringan dan general body design pada kasus-kasus klinik yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi, dan etika (determinant of health, faktor resiko, human variability, pengukuran dan evaluasi, penelusuran informasi dan literatur, etika pada praktik klinik kedokteran) keterampilan komunikasi. C10A.103 Fundamentals Of Biomedical Science III (MKK) 4 Aplikasi ilmu kedokteran dasar pada prinsip agent of disease dan mekanisme penyakit. Etiologi penyakit yang meliputi aspek fisik, kimiawi dan infeksius (pathogen). Interaksi antara manusia dan pathogen yang menginduksi gangguan fungsi normal. Mekanisme penyakit yang didiskusikan meliputi hal-hal tentang cellular injury, reaksi infeksi-inflamasi, gangguan hemodinamik dan neoplasma pada kasus-kasus yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit mrnular, SPSS, pengukuran epidemiologi dan filsafat ilmu) terhadap kasus-kasus yang terkait. 56 C10A.104 Fundamentals Of Biomedical Science IV (MKK) 4 Aplikasi ilmu kedokteran dasar pada dasar pendekatan prinsip penegakan diagnosis berdasarkan pemeriksaan laboratorium menggunakan bernagai specimen, konsep dasar farmakologis dan farmasi pada kasus yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pengenalan metode penelitian deskriptif dan aplikasi statistic, Epi-info, ethical guidelines dan penelitian biomedis), kemampuan komunikasi. C10A.105 Community Research Program I (MKB) 1 Pengenalan dan praktik kemampuan computer dasar terutama yang berkaitan dengan analisis data (Microsoft Excel, Epi Info, SPSS, dan penelusuran literature) C10A.106 Bioethics And Humanities Program I (MPK) 2 Dasar-dasar bioetika pada dunia kedokteran. prinsip KODEKI, aspek kerahasiaaan tugas, prinsip etika pada penatalaksanaan pasien, analisis etika penatalaksanaan pasien, peran Konsil pada dunia kedokteran, konsep nilai moral, norma etika, hukum, agama dan kebudayaan, sejarah kedokteran, dasar konsep profesionalisme kedokteran dan decision making pada praktik medi. C10A.107 Public Health Oriented Program I (MKB) 1 Prinsip dan filosofi kesehatan masyarakat, sejarah dan pengembangan kesehatan masyarakat, system kesehatan, pelayanan kesehatan primer, etika dan hukum kesehatan masyarakat, pemahaman prinsip dasar, konsep dan implementasi kesehatan masyarakat. C10A.108 Clinical Skills Program I (MKB) 1 Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait. C10A.201 & C10A.202 Reproductive System I & II (MKB) 10 Aplikasi konsep dasar human development dan reproduksi pada kasus-kasus terkait. Aplikasi anatomi dan histology organ reproduksi wanita dan pria, biologi, embriologi dan fisiologi reproduksi pada konsep pubertas, fertilisasi, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan penyakit ginekologis berdasarkan standar kompetensi nasional. Pemahaman konsep patofisiologi dan pathogenesis penyakit reproduksi serta identifikasi etiologi dan faktor resiko. Aplikasi konsep etika, kesehatan masyarakat dan epidemiologi terkait kasus-kasus reproduksi. C10A.203 Community Research Program II (MKB) 2 Konsep epidemiologi pada penyakit, pengenalan dan statistik kedokteran, variable dan skala pengukuran, pengukuran dalam epidemiologi dan statistic vital, dinamika populasi, pengenalan terhadap konsep probabilitas, estimasi nilai populasi, klasifikasi penyakit internasional, sertifikasi penyakit dan status rekam medis. C10A.204 Bioethics And Humanities Program II (MPK) 2 Pemahaman prinsip heterogenitas berdasarkan umur, gender, orientasi seksual, etnis, diasbilitas dan status social ekonomi, tanggungawab terhadap hak asasi manusia, prosedur legal, aspek etika pada kebijakan pelayanan kesehatan, alternative solusi pada masalah kebijakan etika kesehatan, pemahaman perspektif pasien, kepercayaan pasien, pertimbangan bio-psiko-sosio-kultural pada pembuatan keputusan, aspek komunikasi dengan sejawat dan profesi lain, evaluasi aspek etika dan hukum yang berkaitan dengan keluarga, anak dan wanita. C10A.205 Public Health Oriented Program II (MKB) 2 Pemahaman konsep pemberdayaan masyarakat, implementasi konsep perilaku bersih dan sehat pada masyarakat, program pengendalian tembakau, masalah nutrisi pada masyarakat, pencegahan HIV dan AIDS pada masyarakat, konsep penatalaksanaan bencana. 57 C10A.206 Clinical Skills Program II (MKB) 2 Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait reproduksi berdasarkan standar kompetensi dokter nasional. C10A.109 Endocrine And Metabolism System (MKB) 7 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari kelenjar endokrin serta regulasinya. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguan endokrin. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus endokrin dan metabolik. C10A.110 Neurobehavior & Special Senses System (MKB) 10 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait neurobehaviour dan special senses serta regulasinya. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus neurobehaviour dan special senses. C10A.111 Community Research Program III (MKB) 1 Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan: Disease Outbreak; EpiInfo disease outbreak; Variability and Bias; Confounding; validity; Research Design 1: introduction, qualitative; Research Design 2-3: crosssectional, case control, cohort; Research Design 4: clinical trial, experimental C10A.112 Bioethics And Humanities Program III (MPK) 1 Pemahaman pendekatan holistic pada penatalaksanaan pasien, aspek penghormatan terhadap sesama individu, aplikasi nilai-nilai profesionalisme pada kasus role-play, konsep komunikasi pasien dan keluarga, hubungan dokterpasien, edukasi, konseling dan inform consent, hubungan antara otonomi individu dan tanggung jawab, analisis implementasi prinsip pada kasus. C10A.113 Public Health Oriented Program III (MKB) 1 Pemahaman konsep hubungan antara lingkungan dan kesehatan, keadaan lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat, potensi hazard pada tempat kerja, pengaruh air dan limbah pada kesehatan masyarakat, hubungan antara kualitas udara dan penyakit, prinsip higienitas dan sanitasi lingkungan, konsep rumah dan fasilitas public yang memenuhi syarat kesehatan. C10A.114 Clinical Skills Program III (MKB) 2 Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait neurobehaviour, special senses dan endokrin-metabolik berdasarkan standar kompetensi dokter nasional. C10A.207 Dermatomusculoskeletal System (MKB) 8 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait dematomusculoskeletal. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Pemahaman konsep kegawatdaruratan dan patient safety. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus dermatomuskuloskeletal. C10A.208 Hematoimmunology System (MKB) 8 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait hematoimunologi. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep dasar kelainan berdasarkan alergi, autoimun dan update mengenai metode kedokteran terkini dalam 58 penatalaksanaan penyakit terkait hemato imunologi. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus hemato–imunologi. C10A.209 Community Research Program IV (MKB) 1 Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : aspek etika: citing literature, informed concent, informasi yang sahih dan valid, isin etika, plagiarism; Surveillance; Hypothesis Statistics; Association, Correlation and Regression; Non Parametric Statistics; teknik sampling dan randomisasi. C10A.210 Bioethics And Humanities Program IV (MPK) 1 Pemahaman konsep pendekatan holistik, cara komunikasi dan penyampaian pendapat, hubungan heterogentitas dengan persespsi dan diabilitas, reaksi yang baik ketika mengidentifikasi pelanggaran etika yang dilakukan sejawat, evaluasi prinsip etika pada konsep manusia terhadap body image, kewajiban dan tanggung jawab dokter berdasarkan KODEKI, praktik Hukum kedokteran Indonesia, Confidentiality and Fiduciary Duty, analisis aspek keadilan pada konteks kerjasama internasional pada kerja sama penelitian. C10A.211 Public Health Oriented Program IV (MKB) 1 Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada : pembuangan air dan limbah rumah sakit, control vector, konstrol paparan lingkungan, transboundary and global ecological health concern, kesehatan, penyakit terkait lingkungan kerja, fasilitas kesehatan berbasis infeksi, ergonomic dan kecelakaan kerja, regulasi dan pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja, aplikasi kesehatan kerja. C10A.212 Clinical Skills Program IV (MKB) 2 Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait dermato-muskuloskeletal dan hemato-imunologi berdasarkan standar kompetensi dokter nasional. C10A.115 Cardiovascular System (MKB) 8 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait kardiovaskular. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait kardiovaskular. C10A.116 Respiratory System (MKB) 7 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait respiratori. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait respiratori. C10A.117 Community Research Program V (MKB) 1 Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan :manajemen, koleksi dan pengumpulan data ; Introduction to Critical Appraisal and EBM; Screening; Diagnostic Testing; EBM: Diagnostic, Therapeutic and Prognostic; Literature Searching Part 2 and End Note Part 1. C10A.118 Bioethics And Humanities Program V (MPK) 1 Pemahaman konsep : peran dokter pada kemaslahatan masyarakat, komunikasi antar profesi kesehatan dalam rangka asuransi dan jaminan kesehatan, mengenal prinsip etika terkait dengan asuransi kesehatan, kerjasama dalam tim, penyelesaian konflik, kepemimpinan dan pembangunana teknologi kedokteran dengan keadilan sosial. C10A.119 Public Health Oriented Program V (MKB) 1 Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada : peran dokter pada aspek menajemen kesehatan, manajemen sumber daya, rekam medis dan system informasi kesehatan, penyusunan program, aspek terkait manajemen pelayanan kesehatan. C10A.120 Clinical Skills Program V (MKB) 2 59 Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait kardiovaskular dan respiratori berdasarkan standar kompetensi dokter nasional. C10A.213 Genitourinary System (MKB) 7 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait genitor-urinari. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait genitor-urinari. C10A.214 Gastrointestinal System (MKB) 7 Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait gastrointestinal. Aplikasi konsep dasar tersebut pada keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait gastrointestinal. C10A.215 Community Research Program VI (MKB) 2 Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : Overview of Research Process and Framework; Proposal Penelitian; Review Literatur; Formulating Research Problem; Selecting Research Design; Sample Size; Questionnaire: construction, validation and tool of measurement; Choosing Appropriate Statistical Test; Communicating Research Findings; End Note. C10A.216 Bioethics And Humanities Program VI (MPK) 1 Pemahaman dan aplikasi konsep : penghormatan peran dan opini profesionalisme pada profesi lain, hubungan permasalahan ekonomi dengan status kesehatan masyarakat, membangun hubungan berdasarkan nilai etika dengan sesame sejawat, institusi kesehatan dan perusahaan farmasi, aspek etika dan legal terkait peresepan obat, pemahaman peran dokter pada masyarakat dengan social ekonomi yang rendah, analisis fasilitas kesehatan dengan keterbatasan sumber daya. C10A.217 Public Health Oriented Program VI (MKB) 1 Pemahaman dan aplikasi prinsip kesehatan masyarakat pada ekonomi kesehatan, system keuangan pelayanan kesehatan, pemahaman terhadap aspek logistik pada pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, dan system manajemen rumah sakit C10A.218 Clinical Skills Program VI (MKB) 2 Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait gastrointestinal dan genitor urinari berdasarkan standar kompetensi dokter nasional C10A.121 Tropical Medicine (MKB) 7 Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis terkait etiologi, epidemiologi, pathogenesis, temuan hasil pemeriksaan penunjangm komplikasi dan pencegahan, prinsip diagnostic dan penatalaksanaan pada penyakit infeksi tropis. C10A.122 Family Medicine (MKB) 7 Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis serta ilmu kesehatan masyarakat dengan pendekatan holitik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative). Aspek penatalaksanaan penyakit dalam keluarga dan masyarakat, analisis peran keluarga pada statu kesehatan individu dan masyarakt, peran dokter pada kesehatan keluarga, pengobatan alternative dan komplementer, konsultasi, edukasi, konseling dan penyusunan rujukan. C10A.123 Community Research Program VII (MKB) 2 Aplikasi pengetahuan epidemiologi dasar dan klinis pada penulisan dan penyusunan artikel ilmiah dalam bentuk skripsi/minor thesis 60 C10A.124 Bioethics And Humanities Program VII (MPK) 1 Aplikasi pemahaman konsep bioetika dan humaniora pada pengobatan tradisional, alternative dan komplementer, tanggung jawab dan peran dokter pada status gizi komunitas, alokasi sumber daya, peran mahasiswa kedokteran dan layanan kesehatan, pertimbangan berdasarkan aspek etikolegal. C10A.125 Public Health Oriented Program VII (MKB) 1 Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada pelayanan kesehatan primer, dokter keluarga, peran penyakit pada keluarga, asesmen fungsi keluarga, kesejahteraan keluarga, Eldery dan Disability, Paliative dan Home care. C10A.126 Clinical Skills Program VII (MKB) 2 Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait penyakit tropis dan konsep dokter keluarga berdasarkan standar kompetensi dokter nasional Keterangan: MPK : Mata ajar Pengembangan Kepribadian MKB : Mata ajar Keahlian Berkarya MKK : Mata ajar Keilmuan & Keterampilan 3. Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Program Studi Profesi Dokter Keterampilan para peserta didik PSPD diperoleh melalui kegiatan akademis berupa proses pembelajaran yang diselenggarakan di rumah sakit pendidikan utama (RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung) dan rumah sakit dan Puskesmas jejaring yang diatur melalui rotasi di semua departemen dengan menekankan pencapaian kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). 3.1 Persyaratan mengikuti Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Persyaratan untuk mengikuti pendidikan di PSPD Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran: 1. Lulusan Sarjana Kedokteran FKUP dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Memiliki IPK Sarjana Kedokteran minimal 2,75 b. Telah mengirimkan publikasi ilmiah minor thesis c. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas profesi, d. Diwajibkan mengikuti Pembekalan Pra-Program Studi Profesi Dokter yang diselenggarakan oleh FKUP/RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang dinyatakan dengan kehadiran penuh atau minimal 80% bagi yang memliki alasan ketidakhadiran sesuai peraturan yang berlaku), dan mengucapkan “Janji Mahasiswa PSPD” e. Telah melakukan registrasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas Padjadjaran f. Setelah lulus program Sarjana Kedokteran, tidak menunda kegiatan akademik di PSPD lebih dari 1 tahun (2 semester) 2. Lulusan Sarjana Kedokteran universitas lain: a. Berasal dari Fakultas Kedokteran negeri dengan akreditasi A b. Memiliki IPK Sarjana Kedokteran minimal 2,75 d. Dinyatakan lulus Tes Potensi Akademik (TPA) dan MMPI yang diatur dan diselenggarakan oleh Pimpinan FKUP,Setelah lulus program Sarjana Kedokteran, tidak menunda kegiatan akademik di PSPD lebih dari 1 tahun (2 semester) e. Tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental untuk melakukan tugas-tugas profesi f. Tempat/lahan kegiatan akademik telah dinyatakan tersedia. g. Telah mengikuti pembekalan Pra-Program Studi Profesi Dokter yang diselenggarakan oleh FKUP/RSUP Dr. Hasan Sadikin dan mengucapkan “Janji Mahasiswa PSPD” 3. Program Adaptasi Untuk program adaptasi harus menunjukkan surat permohonan yang sudah disyahkan oleh kolegium dan KKI yang sudah dievaluasi, serta berkas-berkas evaluasi keberhasilan dari universitas sebelumnya, dan lulus mengikuti ujian seleksi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran. 4. Program Elektif 61 Untuk pendaftaran program elektif harus mengajukan permohonan resmi dengan persyaratan yang telah ditentukan kepada pimpinan FKUP (surat permohonan dengan usulan departemen dan waktu kegiatan, daftar riwayat hidup, surat pengantar, dan rekomendasi dari pimpinan institusi asal, transkrip nilai sementara, kurikulum pendidikan institusi asal, serta surat keterangan sehat) 3.2 Struktur disiplin/bidang ilmu (mata kuliah) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Sandi Departemen C12A001 C12A002 C12A003 C12A004 C12A005 C12A006 C12A007 C12A008 C12A009 C12A010 C12A011 C12A012 C12A013 C12A014 C12A015 C12A016 C12A017 Ilmu Bedah Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kedokteran Keluarga Ilmu Anestesi Ilmu Kedokteran Kehakiman Ilmu Kedokteran Jiwa Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ilmu Kesehatan Mata Ilmu Penyakit Saraf Ilmu Penyakit Telinga Hidung & Tenggorokan Radiologi Ilmu Kedokteran Nuklir Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Minggu SKS 9 9 9 9 4 5 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 5 5 5 5 3 4 2 2 2 0.5 2 2 2 2 2 0.5 0.5 3.3 Deskripsi Disiplin/Bidang Ilmu (setara mata kuliah) 1. C12A 001 Ilmu Bedah Meliputi: bedah umum, bedah digestif, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah plastik dan maksilofasial, bedah onkologi, bedah anak, bedah toraks dan kardiovaskular, bedah vaskular, bedah syaraf. 2. C12A 002 Ilmu Kebidanan dan Kandungan (obstetri dan ginekologi) Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik bidang obstetri dan ginekologi, etika pada bidang obstetri dan ginekologi, obstetri fisiologi, obstetri patologi, obstetri operatif, kontrasepsi, ginekologi, obstetri sosial. 3. C12A 003 Ilmu Kesehatan Anak Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana (farmakoterapi dan non farmakoterapi, termasuk komunikasi dan edukasi) kasus-kasus di bidang: alergi-imunologi, endokrinologi, gastrohepatologi, gawat darurat pediatri (kegawatdaruratan dan resusitasi), hematologi-onkologi, infeksi dan penyakit tropis, kardiologi, nefrologi, neonatologi, neuropediatri, nutrisi dan metabolik, respirologi, dan tumbuh kembang-pediatri sosial. 4. C12A 004 Ilmu Penyakit Dalam (Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah) Meliputi: Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana (farmakoterapi dan non farmakoterapi, termasuk komunikasi dan edukasi) kasus-kasus di bidang: endokrinologi dan metabolisme, gastroentero-hepatologi, geriatri, ginjal-hipertensi, hemato-onkologi medik, penyakit jantung dan kardiovaskular, penyakit infeksi, pulmonologi, dan reumatologi, 5. C12A 005 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga Meliputi: Expert SessionI-II, Case Report & Community Science Session, Community Health Teaching, Community Health Experiences. Integrasi materi dari departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Gizi, Ilmu Faal, dan Rehabilitasi Medik. 6. C12A 006 Ilmu Anestesi Monitoring hemodinamik (invasif dan non invasif), airway management (tanpa alat dan dengan alat), terapi cairan (resusitasi, perdarahan, dehidrasi), perawatan perioperatif (praoperatif, durante operatif, pascaoperatif), resusitasi. 7. C12A 007 Ilmu Kedokteran Kehakiman Dokter dan hukum medikolegal (aspek-aspek medikolegal dalam kasus forensik), komunikasi dan kerjasama, dokumen kematian, autopsi klinik dan autopsi medikolegal, pemeriksaan penunjang, forensik klinik, manajemen pengelolaan jenazah, etika kedokteran, dan profesionalisme. 62 8. C12A 008 Ilmu Kedokteran Jiwa Meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, tata laksana awal kasus-kasus insomnia, gangguan psikotik, gangguan afektif, gangguan cemas, gangguan somatofarm, gangguan psikosomatik, disfungsi seksual, efek samping terapi obat psikoaktif (withdrawl obat?), psikiatri anak. 9. C12A 009 Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Pemeriksan pasien (pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, manajemen info klinik), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut (diagnosis dan diagnosis banding), tata laksana dan tindak lanjut (tindakan anestesi lokal). 10. C12A 010 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Morfologi kelainan kulit, pemeriksaan klinis dermatologis, dermatoterapi, infeksi kulit (virus, parasit, bakterti, jamur), penyakit kusta/Morbus Hansen, penyakit eritropapuloskuamosa, penyakit alergi dan imunologi, penyakit kelainan kelenjar dan adneksa kulit, dermatosa lain, infeksi menular seksual (IMS), kegawatdaruratan medik di departemen kulit 11. C12A 011 Ilmu Penyakit Mata (Ilmu Kesehatan Mata)- Oftalmologi Keterampilan pemeriksaan dasar dan penunjang mata, Penggunaan alat diagnostik, Keterampilan tindakan di ruang apa?, Penegakkan diagnosis dan perencanaan pengelolaan kasus mata (hordeolum dan kalazion, kelainan refraksi, konjungtivitis akut, konjungtivitis vernalis, konjungtivitis fliktenularis, konjungtivitis purulenta, aberasi kornea, korpus alienum kornea, keratitis dendritika, keraritis pungtata superfisialis, keratitis numularis, ulkus kornea, pterigium, pinguekula, episkeritis, skleritis, uveitis anterior, endoftalmitis, panoftalmitis, katarak, glaukoma sudut tertutup akut). 12. C12A 012 Ilmu Penyakit Syaraf (Saraf) - Neurologi Anamnesis dan pemeriksaan fisik kelainan syaraf?, dan tata laksana awal: stroke, epilepsi, infeksi susunan syaraf, tetanus, nyeri kepala, nyeri punggung bawah, penyakit Parkinson, neuropati perifer, koma dan penurunan kesadaran, status epileptikus. 13. C12A 013 Ilmu Kesehatan THT-KL Otologi, audiologi, rinologi dan alergi, farings-laring, bronkoesofagologi, bedah tumor kepala dan leher, trauma maksilofasial. 14. C12A 014 Ilmu Radiologi Radio fisikadiagnostik dan terapi, posisi pemotretan radiologi (Positioning), radioanatomi; radiopatologi toraks, gastointestinal, traktus urogenital, muskuloskeletal, neuroradiologi; ultrasonografi (USG); radioterapi pada kasus-kasus tumor ganas (kanker) 15. C12A 015 Ilmu Kedokteran Nuklir Pemeriksaan dan pengobatan dengan ilmu kedokteran nuklir (tiroid, jantung, dan fungsi ginjal). 16. C.12A 016 Ilmu Rehabiliatsi Medik Kemampuan mengidentifikasi masalah impairment, disabilitas, dan handicap pada pasien yang mengalami inaktivitas atau imobilisasi lama (pasien stroke, palsi serebral, dan lain-lain), nyeri punggung bawah (low back pain), serta artritis sendi (osteoartritis dan reumatoid artritis). 17. C12A017 Ilmu Kedokteran Keluarga 3.4 Kegiatan Akademik 3.4.1 Proses pembelajaran Untuk mencapai tujuan Program Studi Profesi Dokter maka pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan metode pelatihan berdasarkan kompetensi (Competency-based Training), yang meliputi kompetensi klinik dan manajemen kesehatan masyarakat. Program Studi Profesi Dokter (PSPD) di FKUP terdiri dari rotasi pada 16 departemen yang dilaksanakan dalam waktu 3 semester. Setelah tahap ini diselesaikan diharapkan dokter muda telah memiliki kompetensi sebagai dokter umum. Total beban kredit untuk seluruh tahap pendidikan ini adalah setara dengan 42½ satuan kredit semester (SKS). Selanjutnya untuk memperkuat kemandirian dokter muda, dilakukan program internship selama 12 bulan yang di bawah KIDI (Komite Internship Dokter Indonesia). 3.4.2 Proses belajar dilakukan dengan pendekatan: 1. Apprenticeship: Dokter muda belajar untuk mendapat kompetensi dengan cara belajar dan praktik langsung (magang) di bawah bimbingan preseptor berpengalaman. 2. Supervisor based: Kegiatan akademik dokter muda disupervisi oleh preseptor. Tindakan klinik dokter muda berada dalam tanggungjawab preseptor. Untuk kegiatan jaga maka supervisor dokter muda adalah peserta 63 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/ residen senior (chief resident) dan dokter penanggungjawab pelayanan (DPJP) departemen yang bertugas saat itu. Patient based: Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pasien (kasus-kasus sesuai SKDI). Community based: Kasus-kasus yang dihadapi adalah kasus yang banyak ditemukan di masyarakat sesuai SKDI. Problem solving: Pembelajaran dilakukan untuk mendorong kemampuan memecahkan masalah Experiential: Dokter muda mencoba langsung melakukan penanganan pasien Family medicine approach (holistic & comprehensive): penanganan pasien menggunakan pendekatan prinsip dokter keluarga, yaitu penanganan secara holistik dan komprehensif dengan memerhatikan aspek fisik, psikis, sosial-ekonomi, dan budaya pasien Bioethics, legal aspect & professionalism: Dokter muda dituntut untuk selalu memerhatikan aspek bioetik, aspek legal, dan berlaku professional 3.4.3 Lokasi kegiatan akademik: Selama mengikuti kegiatan akademik para dokter muda melakukan tugas di fasilitas kesehatan, sebagai berikut: - Rumah sakit pendidikan utama: RSUP dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung - RSUD jejaring yang ditentukan oleh FKUP - Puskesmas jejaring di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jawa Barat yang ditentukan oleh FKUP - Klinik Kedokteran Keluarga jejaring FKUP Kegiatan akademik dilaksanakan di bawah bimbingan dan supervisi para preseptor dengan tempat kerja berupa: - poliklinik (rawat jalan) - ruang perawatan(rawat inap) - unit gawat darurat - ruang operasi/tindakan - ruang administrasi (di Puskesmas, klinik dokter keluarga) - komunitas (posyandu) 3.4.4 Bentuk kegiatan akademik: Setara praktikum Preceptorship: kegiatan akademik berupa tatap muka dengan preceptor selama kurang lebih 120 menit per hari berupa: Bed side teaching (BST) atau chair side teaching (CST), atau community side teaching (CoST): merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan pasien yang dilakukan di poliklinik, ruang rawat inap, unit gawat darurat, atau ruang operasi untuk pemeriksaan pasien dan diskusi yang akan melatih proses berfikir dan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa. Termasuk pembahasan pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga. a. Setara perkuliahan - Case report session (CRS) Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa laporan hasil pemeriksaan, rencana penatalaksanaan pasien, serta analisis kasus yang diperoleh melalui BST, kemudian didiskusikan di bawah bimbingan preseptor. - Clinical/community science session (CSS) Merupakan acara ilmiah dokter muda berupa penulisan dan presentasi yang membahas salah satu topik yang berkaitan dengan masalah pasien pada BST, CST, atau CoST yang kemudian didiskusikan di bawah bimbingan preseptor. - Meet the expert Merupakan forum diskusi ilmiah dokter muda dengan pakar dari masing-masing departemen dan merupakan kesempatan bagi para dokter muda untuk mendiskusikan hal-hal yang masih belum jelas. c. Setara kegiatan lapangan - Penyuluhan Merupakan kegiatan untuk melatih teknik komunikasi dokter muda dalam program promosi kesehatan - Penelitian Merupakan kegiatan untuk melatih dokter muda dalam melakukan penelitian yang dapat dilakukan di masyarakat, rumah sakit, atau puskesmas d) Kegiatan lain yang diatur oleh masing-masing departemen. 3.4.5 Tata tertib pelaksanaan kegiatan akademik PSPD 1. Peserta PSPD disebut dokter muda (DM). 2. Pada saat mengikuti kegiatan PSPD dokter muda telah menyelesaikan persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh FKUP. 64 3. Dalam melaksanakan kegiatan akademik PSPD, dokter muda dibagi ke dalam kelompok-kelompok, yang akan melakukan rotasi di semua departemen FKUP/RSHS. Rotasi adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh dokter muda untuk menyelesaikan kegiatan pendidikan profesi di suatu departemen. Jadwal rotasi untuk setiap kelompok ditetapkan oleh pengelola PSPD. 4. Pembagian kelompok dilakukan secara pengundian dengan memerhatikan pemerataan berdasarkan prestasi akademik (IPK), jenis kelamin, serta status kemahasiswaan.. 5. Ketua kelompok dokter muda adalah mahasiswa yang dipilih oleh anggota kelompoknya, 6. Jadwal rotasi ditentukan dengan mekanisme pengundian yang adil dan tidak boleh diganti. Pengaturan rotasi setiap kelompok dilaksanakan oleh Sekretariat PSPD FKUP yang dikeluarkan dengan Berita Acara Pembagian Kelompok dan Jadwal Rotasi yang ditandatangani Ketua PSPD, dengan aturan anggota kelompok tidak diperbolehkan pindah ke kelompok lain, kecuali dengan alasan yang dapat diterima dan disetujui oleh Ketua PSPD FKUP, 7. Ketua PSPD FKUP memberikan surat pemberitahuan kepada Kepala Departemen/SMF (cq Koordiantor PSPD Departemen) sebelum dokter muda mulai mengikuti pendidikan di departemen tersebut. 8. Dokter muda diharuskan melapor kepada Koordinator PSPD Departemen atau yang mewakili, untuk mendapatkan penjelasan mengenai tata tertib, pedoman kerja (termasuk kegiatan jaga dan aturannya), sistem pendidikan, dan sistem penilaian di departemen yang bersangkutan. 9. Untuk kegiatan di RSUD/Puskesmas jejaring: Ketua PSPD Departemen/Ketua departemen memberikan surat pengantar berupa pemberitahuan kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring sebelum dokter muda mulai mengikuti pendidikan di RSUD/PKM jejaring tersebut. Surat pengantar ditembuskan ke Ketua PSPD FKUP. 10. Dokter muda diharuskan melapor kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring atau yang mewakili sebelum mengikuti kegiatan pendidikan di tempat tersebut (sambil membawa pengantar dari Dekan FKUP). 11. Tugas dan kewenangan klinis dokter muda PSPD ditentukan oleh masing-masing departemen. 12. Daftar hadir: Pengisian daftar hadir: - Dilakukan minimal dua kali, yaitu pada saat datang dan pulang, tepat pada waktunya, - Dilakukan sendiri, tidak boleh diwakilkan. - Laporan kehadiran dokter muda dikirimkan oleh koordinator PSPD Departemen kepada sekretariat PSPD FKUP secara periodik 13. Jam kerja: Senin-Jumat: 07.00–16.00 WIB; Apabila ada ketentuan lain, ditetapkan oleh masing-masing departemen. 14. Selama mengikuti kegiatan akademik di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan jas putih panjang dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku. 15. Kegiatan jaga - Jam jaga: a. Hari kerja: setelah jam kerja s.d. 07.00 WIB hari berikutnya b. Hari libur : - kelompok pagi: 07.00–19.00 WIB - kelompok malam: 19.00–07.00 WIB hari berikutnya. - Jumlah dan frekuensi jaga ditentukan oleh departemen yang bersangkutan dengan ketentuan sebanyakbanyaknya satu kali dalam satu minggu. - Jaga ditentukan/diatur oleh kordinator PSPD departemen. - Selama mengikuti kegiatan jaga di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan seragam jaga dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku. 16. Bila karena suatu sebab dokter muda tidak dapat mengikuti kegiatan PSPD, maka yang bersangkutan harus menyatakannya dengan surat pemberitahuan resmi dan menyebutkan alasan yang dapat diterima disertai bukti yang sah. Surat tersebut harus diserahkan kepada Preseptor dan Koordinator PSPD Departemen selambatlambatnyanya saat dokter muda kembali mengikuti kegiatan, dan surat ditembuskan ke sekretariat PSPD FKUP. 17. Dokter muda yang akan meninggalkan kegiatan akademik selama menjalani kegiatan PSPD di suatu departemen harus mengajukan surat permohonan dan memperoleh izin dari preseptor yang diketahui oleh Koordinator PSPD Departemen yang bersangkutan. 18. Pada saat melakukan kegiatan di suatu departemen, dokter muda tidak diperkenankan mengerjakan tugas dari departemen lain. 19. Dokter muda yang meninggalkan kegiatan akademik departemen melebihi batas waktu kehadiran departemen oleh karena mendapat tugas dari pimpinan Fakultas diberlakukan ketentuan yang sama dengan dokter muda yang mengundurkan diri, kecuali ada ketentuan lain dari kepala departemen terkait atau dari pimpinan FKUP. 20. Pengunduran diri dari departemen harus disertai surat pengunduran diri yang bersangkutan dan ditujukan kepada Wakil Dekan Bidang Akademik dengan tembusan ke Ketua PSPD dan Kepala Departemen terkait. Kegiatan akademik yang tertunda akan diganti pada akhir rotasi semua departemen yang akan diatur oleh sekretariat PSPD FKUP. 21. Setiap dokter muda harus senantiasa menjaga nama baik almamater dengan selalu menegakkan disiplin serta menjunjung tinggi sikap profesionalisme. 65 22. Setiap dokter muda diharuskan mematuhi norma akademik, termasuk cara berpakaian dan norma hukum sesuai dengan Surat Keputusan Dekan No.2114/H6.7/Kep/FK/2010. 23. Setiap dokter muda harus mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di RSHS, RSUD jejaring, dan PKM jejaring. 24. Setiap dokter muda siap menerima sanksi, apabila melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. 25. Penanganan dokter muda yang selama mengikuti kegiatan akademik PSPD dinyatakan mengalami masalah gangguan kejiwaan dilakukan di bawah Tim (TPBK) FKUP. 26. Selama belum dinyatakan lulus dokter dan dianggap masih mengikuti kegiatan akademik PSPD, seluruh mahasiswa PSPD diwajibkan mengikuti aturan registrasi sesuai ketentuan Universitas Padjadjaran. 3.5 Evaluasi keberhasilan 1. Evaluasi keberhasilan mahasiswa dinilai melalui beberapa macam metode penilaian yang dilakukan selama mengikuti kegiatan akademik PSPD, berupa: a. Evaluasi selama rotasi di departemen Kegiatan evaluasi di departemen dilakukan secara berkala dengan menilai kompetensi yang diharapkan melalui: No Komponen evaluasi Pembobotan 1 Mini Clinical Examination Evaluation (Mini-CEX) 20–25 % 20–30 % 2 Bed Side Teaching (BST) 3 Case Report Session (CRS) 5–10 % 4 Clinical Science Session (CSS) Bentuk ujian lain, bergantung pada kebijakan masing-masing departemen, seperti: - Objective Structured Clinical Examination (OSCE) - Student Oral Case Analysis (SOCA) - Multi disciplinary Examination (MDE) - Pre-mid-post test, essay - dan lain – lain. Total 5–10 % 5 20–30% 100 % b. Waktu dan sifat penilaian : Penilaian dilakukan secara berkala selama kegiatan akademik PSPD dan pada akhir setiap program di departemen. Penilaian berkala bersifat penilaian formatif dan dapat digunakan sebagai penilaian sumatif. Penilaian perilaku profesional dilakukan secara berkala selama mengikuti rotasi departemen dan digunakan untuk penilaian akhir PSPD c. Penilaian Perilaku Profesional (Professional Behavior) Perilaku Profesional meliputi standar perilaku profesi dokter yang didasari oleh prinsip-prinsip sebagai berikut: - Kesehatan dan kesejahteraan pasien adalah yang paling utama, - Pasien memiliki hak untuk memilih, - Keadilan sosial bagi seluruh pasien. Selama dokter muda mengikuti PSPD maka penilaian perilaku profesional dilakukan dalam bentuk 360 degree dengan format yang terstandar. Penilaian perilaku bukan berupa ujian, tetapi merupakan bagian proses pembinaan. Oleh karena itu sedapat mungkin dilakukan bukan di hari terakhir periode rotasi stase agar dimungkinkan adanya proses pembinaan. Selain itu, untuk menjamin objektivitas jika memungkinkan sedapat mungkin penilaian dilakukan lebih dari satu kali, atau lebih dari satu preseptor. Dokter muda bisa dinilai oleh preseptor, dosen lain, tenaga kesehatan lain, dokter muda lain serta dirinya sendiri. Atribut perilaku profesional yang diamati adalah aspek-aspek sebagai berikut: a. Altruisme (rela berkorban), caring (peduli terhadap sesama), compassion (welas asih) b. Respect (sikap hormat) dan cultural competence (pemahaman budaya) c. Honesty (jujur), honor (menjaga martabat), and integrity (teguh memegang prinsip profesional) d. Excellence & scholarship e. Dutifulness (memenuhi kewajiban), responsibility (bertanggungjawab) f. Communication 66 Hasil penilaian dikategorikan atas: baik perlu perhatian perlu perhatian khusus (bila nilai akhir ini bukan bagian dari nilai akademik, tetapi dapat memengaruhi nilai akhir di departemen (yudisium departemen): 1. Kategori perlu perhatian: Bila hasil penilaian termasuk kategori ini, dokter muda diberi tugas humanitarian, menambah jaga, menangani pasien intensif, alternatif lainnya yang bertujuan memperbaiki sikap profesional, bukan tugas yang bersifat kognitif. 2. Kategori perlu perhatian khusus: Selain mendapat tugas di atas, dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan pengurangan angka nilai akademik (contoh: nilai akademik A dikurangi menjadi B). Pada yudisium akhir PSPD di Fakultas, mahasiswa yang masuk kategori Perlu Perhatian Khusus di lebih dari 2 departemen akan memengaruhi kelulusan. Pembinaan lanjutan akan ditentukan dalam rapat PSPD. Oleh karena itu pada yudisium akhir PSPD departemen harus melaporkan Nilai Akhir Profesionalisme di samping Nilai Akademik. Penjelasan lebih lanjut mengenai atribut profesional terdapat pada buku log mahasiswa. 2. Syarat mengikuti ujian akhir di departemen: a. Selama mengikuti kegiatan akademik PSPD memenuhi persyaratan kehadiran yang telah ditentukan, b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama program pendidikan berlangsung, termasuk penilaian berkala dan penilaian perilaku, c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (termasuk pengembalian buku dari perpustakaan dan pembayaran registrasi yang sedang berjalan). Angka dan Huruf Mutu: Angka Mutu sesudah pembobotan dijadikan Huruf Mutu dengan menggunakan cara Penilaian Acuan Patokan (PAP). Pengumuman hasil ujian departemen dilaksanakan segera setelah menyelesaikan rotasi di suatu departemen dan dokter muda yang tidak lulus berhak mengikuti ujian ulangan sesuai aturan departemen terkait. Ujian ulangan ke–1 dilaksanakan di departemen pada minggu terakhir stase yang sedang berjalan, sebelum yudisium departemen, sedangkan ujian ulangan ke–2 dilaksanakan pada saat spacing/jeda dengan syarat membawa pengantar dari PSPD dan wajib mengikuti rotasi atau bimbingan selama satu minggu sebelum ujian ulangan ke–2 dilakukan. Masa jeda/spacing adalah waktu dokter muda tidak mengikuti kegiatan akademik PSPD di departemen. Masa ini dapat digunakan untuk mengulang atau memperpanjang masa pendidikan sesuai ketetapan yang telah ditentukan. Yudisium a.. Departemen Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium adalah dokter muda yang telah menyelesaikan seluruh program pendidikan pada departemen yang bersangkutan serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu perhatian khusus b. PSPD Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium PSPD adalah mahasiswa PSPD yang telah menyelesaikan seluruh program pendidikan pada semua departemen serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu perhatian khusus, kemudian dilakukan validasi nilai oleh tim PSPD FKUP. Yudisium PSPD dilakukan berdasarkan hasil rapat validasi nilai dari departemen-departemen melalui berita acara yang di tandatangani oleh Ketua PSPD dan wakil dokter muda yang mengikuti yudisium. Bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus pada yudisium tersebut, diijinkan untuk mengikuti ujian komprehensif. Keberhasilan dokter muda Kriteria keberhasilan dokter muda di suatu departemen dinyatakan dengan parameter sebagai berikut: 67 Ujian pertama: Nilai Akhir Huruf Mutu 80 – 100 76 – 79 72 – 75 68 – 71 56 - 67 44 - 55 < 44 A B++ B+ B C D E Angka Mutu 4,00 3,50 3,25 3,00 2,00 1,00 0 Keterangan Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Tidak Lulus Ujian ulangan (remedial) hanya diberikan apabila huruf mutu C dan D; untuk huruf mutu E peserta diwajibkan untuk mengulang penuh kegiatan akademis di departemen tersebut. Ujian ulangan: Ujian ulangan Pertama Kedua NILAI Keterangan B Lulus <B Tidak Lulus, Ujian Ulangan II B Lulus Tidak Lulus, Mengulang Penuh <B Perbaikan Huruf Mutu: Dengan mengingat batas IPK minimal (3,00) dan batas lama studi Program Studi Profesi Dokter, maka dokter muda diperkenankan mengikuti perbaikan huruf mutu sesuai ketentuan Panitia Yudisium. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK): IPK Program Studi Profesi Dokter adalah jumlah () perkalian seluruh Angka Mutu dengan jumlah seluruh beban kredit (SKS) PSPD, dibagi oleh jumlah () kredit (SKS) PSPD. IPK = (Angka mutu departemen x SKS departemen) SKS PSPD Ujian Komprehensif Setelah lulus pada semua departemen dan dinyatakan lulus pada yudisium ke–1, dokter muda wajib mengikuti ujian komprehensif. a. Persyaratan: - Dinyatakan lulus semua departemen. - Telah menyelesaikan persyaratan administrasi sesuai aturan Universitas Padjadjaran. b. Metode ujian - Ujian tulis MDE dalam bentuk pilihan berganda (MCQ). - Ujian keterampilan klinik dalam bentuk Objective Structured Clinical Examination (OSCE) bagi mahasiswa asing. Jumlah soal - MCQ: 200 soal dengan perbandingan soal sesuai SKS Departemen. - OSCE: 12 station yang merupakan perwakilan dari setiap Departemen sesuai kasus pada SKDI. Kelulusan: - MCQ: dengan metode modified Angoff oleh perwakilan juri dari semua departemen. - OSCE: untuk setiap station dengan metode borderline regression; kelulusan OSCE adalah minimal lulus 9 station dengan tidak ada station dengan nilai <50% nilai minimal station. Setelah ujian komprehensif tersebut, akan dilakukan yudisium ke–2. 3.6 Evaluasi hasil belajar Dokter muda dinyatakan lulus PSPD dengan kriteria sebagai berikut: a. Lulus dari setiap departemen b. Lulus ujian komprehensif 68 c. Memiliki IPK minimal 3,00 d. Telah menyelesaikan segala administrasi sesuai peraturan Fakultas Kedokteran/Universitas Padjadjaran e. Lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) bagi dokter muda Indonesia Yudisium Pengumumam hasil pendidikan dokter muda diumumkan pada yudisium ke–2 Yudisium ini wajib dihadiri oleh semua dokter muda peserta PSPD terkait. Bagi yang tidak menghadiri yudisium ke–2, maka pengumuman hasil pendidikan akan ditangguhkan dan dilaksanakan pada yudisium periode berikutnya. 3.7 Uji Kompetensi Dpkter Indonesia (UKDI) - exit exam DIKTI Setelah lulus ujian komprehensif, para dokter muda wajib mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), berupa ujian MDE (MCQ) yang diselenggarakan secara computerised-based test (CBT) dan OSCE yang diselenggarakan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang diselenggarakan serentak secara nasional sesuai periode pelaksanaan UKDI (setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan Nopember). Sesuai Surat Edaran Dikti Kemendikbud No. 88/E/DT/2013 UKDI ini merupakan exit exam bagi seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran di Indonesia. Persyaratan mengikuti UKDI: - Lulus yudisium ke–2 - Mendaftarkan diri ke Panitia UKDI dengan melengkapi syarat administrasi sesuai ketentuan Panitia UKDI (PUKDI) Sebagai upaya persiapan mengikuti UKDI, tim PSPD FKUP memberikan bimbingan dan try out, baik untuk MDE maupun OSCE. Para dokter muda yang akan mengikuti UKDI diwajibkan mengikuti kegiatan ini, termasuk mengikuti try out UKDI (MDE) yang diselenggarakan wilayah 3 AIPKI a. Setelah ada pengumuman hasil UKDI, para dokter muda wajib mengikuti yudisium ke-3 (yudisium akhir). Hasil yudisium: - Lulus UKDI CBT dan OSCE - Lulus salah satu UKDI - Tidak lulus kedua-duanya Bagi yang belum lulus UKDI, akan mengikuti UKDI ulangan pada periode UKDI berikutnya (peserta re-taker). Selama menunggu waktu pelaksanaan UKDI berikutnya, peserta re-taker wajib mengikuti bimbingan yang diadakan oleh Tim Bimbingan Re-taker (di bawah koordinasi Tim PSPD dan Unit Evaluasi Hasil Belajar Mahasiswa). 3.10. Sumpah Dokter Bagi mahasiswa Indonesia, yang berhak mengikuti sumpah dokter adalah dokter muda yang sudah lulus UKDI. Sumpah dokter merupakan prasyarat untuk mendapatkan ijazah (sertifikat kelulusan) dokter sebelum mengikuti Program internship Dokter Indonesia (PIDI) yang diselenggarakan oleh Komite Internship Dokter Indonesia (KIDI). Bagi mahasiswa PSPD asing yang berhak mengikuti sumpah dokter adalah yang sudah mengikuti kegiatan magang di RSUD dan PKM jejaring dan dinyatakan lulus. Setelah sumpah dokter, para lulusan akan mengikuti wisuda Universitas Padjadjaran (kelompok profesi) dan mendapatkan ijazah dokter. 3.8 Lama studi Lama studi Program Studi Profesi Dokter ditempuh paling cepat selama 3 (tiga) semester dan paling lambat selama 6 (lenam) semester. 3.9 Pemutusan studi: Pemutusan studi terhadap dokter muda dilakukan jika: - melewati batas lama studi (maksimal 6 semester) - mengundurkan diri - melakukan pelanggaran etik berat (ditetapkan oleh Komisi Etik FKUP dan berdasarkan keputuan Rektor Universitas Padjadjaran) Catatan: 69 Program internship/magang bagi mahasiswa asing Setelah dinyatakan lulus dari ujian komprehensif, peserta didik PSPD (dokter muda) asing akan mengikuti program magang di RS dan PKM jejaring yang telah ditentukan FKUP, selama 6 bulan (1 semester). Kegiatan ini merupakan sarana pelatihan keprofesian berbasis kompetensi pelayanan primer dengan tujuan meningkatkan kompetensi yang telah dicapai saat mengikuti pendidikan dokter. Syarat mengikuti magang: - Lulus ujian komprehensif MDE dan OSCE - Menyelesaikan urusan administrasi (registrasi, pengembalian buku perpustakaan) Tata tertib magang: - Pembagian kelompok, tempat, dan tata tertib magang diatur oleh PSPD. - Selama magang para dokter muda dibimbing dan disupervisi oleh preseptor di RS/PKM jejaring, sesuai surat tugas Preseptor RS/PKM jejaring dari Dekan FKUP. - Selama magang, para peseptor selain bertugas membimbing dan supervisi doter muda, juga bertugas melakukan penilaian komprehensif dan wajib mengisi buku log. - Hasil penilaian disampaikan oleh RS/PKM jejaring secara tertulis dan tertutup kepada PSPD FKUP. - Selesai kegiatan magang, tim PSPD FKUP akan melakukan kegiatan validasi nilai magang. - Kemudian dilakukan yudisium akhir. - Bagi yang lulus, dilanjutkan dengan mengikuti sumpah dokter dan wisuda Universitas Padjadjaran. - Bagi yang tidak lulus, diwajuibkan mengikuti remedial hingga lulus (dengan memperhitungkan masa studi). 4. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ( PPDS ) 1 Tujuan Pendidikan Secara garis besar pendidikan dokter spesialis memiliki tujuan umum dalam mendidik peserta PPDS, diharapkan setiap lulusan PPDS memiliki kompetensi akademik dan profesi, yang mampu menjalankan praktek kedokteran di bidang spesialisasinya, baik secara mandiri maupun dalam tim, dalam upaya memenuhi kebutuhan yang diamanatkan dalam sistim pemeliharaan kesehatan. Secara rinci, tujuan pendidikan umum dan khusus dari setiap program studi dapat dilihat dalam Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis dari setiap program studi. 2 3. Struktur Kurikulum Yang dimaksud dengan Struktur Kurikulum adalah bagaimana isi kurikulum/ materi pembelajaran diorganisasikan dan bagaimana jadwal pembelajaran akan dilaksanakan. Pendidikan dokter spesialis dimulai pada bulan Februari dan bulan Agustus, dimulai dengan Program Pra PPDS yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan R.S Pendidikan Utama. Program ini merupakan pengayaan yang berisi berbagai informasi mengenai hal-hal yang perlu diketahui, difahami, dan diikuti oleh peserta PPDS selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran dan di R.S Pendidikan. World Federation For Medical Education ( WFME ) memberikan definisi mengenai Post Graduate Medical Education, yaitu suatu fase pendidikan bagi dokter yang dimulai di bawah supervisi/pengawasan menuju praktek mandiri sebagai seorang spesialis setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan dokter umum. Merujuk kepada definisi tersebut, kompetensi adalah sesuatu hal yang berkembang, pada umumnya kompetensi berkembang sesuai dengan tahap pembelajaran/pengalaman klinik. Dengan demikian pendidikan dokter spesialis mempunyai ciri pendidikan yang berjenjang. Sebagai contoh program studi Ilmu Kesehatan Anak mengenal tingkat yunior, madya dan senior sedangkan program studi Ilmu Bedah mengenal jenjang pendidikanTahap Bedah Dasar dan Lanjut. Penjenjangan ini sejalan dengan peraturan Konsil Kedokteran Indonesia ayat 1 pasal 8 yaitu bahwa pemberian sertifikat kompetensi sesuai dengan pencapaian tingkat kompetensi yang telah dicapai peserta PPDS-I sesuai tingkat pendidikannya. Struktur kurikulum secara lebih rinci dapat dilihat dalam Pedoman Pendidikan setiap program studi. Setiap program studi memiliki materi pembelajaran dan struktur kurikulum yang berbeda, sehingga mengakibatkan adanya perbedaan dalam masa studi terjadwal dari setiap program studi (tabel 1). Materi Pembelajaran Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek klinis dan teori yang sesuai, ilmu biomedis dasar, ilmu klinis dan laboratorium bidang spesialisasi terkait, pengetahuan yang memadai mengenai perilaku, etika kedokteran, sistim kesehatan yang berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain. Ilmu biomedis dasar, tergantung kebutuhan dari program studi, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia, biofisika, biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi, farmakologi, patologi, dan sebagainya. 70 Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan program studi dapat berupa psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik, epidemiologi, kedokteran masyarakat, dan sebagainya. (secara lengkap dapat dilihat dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis). 4. Masa Studi Terjadwal dari setiap Program Studi Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Masa Studi Terjadwal (semester) 7 Ilmu Bedah 9 Ilmu Bedah Anak 10 Ilmu Bedah Saraf 11 Urologi 10 Ilmu Kedokteran Forensik 6 Ilmu Kedokteran Nuklir 8 Ilmu Kedokteran Jiwa 8 Ilmu Kesehatan Anak 8 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 7 Ilmu Kesehatan THT-KL 8 Ilmu Penyakit Dalam 8 Ilmu Kesehatan Mata 8 Neurologi 8 Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler 9 Obstetri dan Ginekologi 8 Orthopaedi dan Traumatologi 9 Patologi Anatomi 8 Patologi Klinik 7 Radiologi 7 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 8 Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) adalah : n + 1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal ) Sebagai contoh, batas akhir masa studi Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi adalah : 9 + ½ ( 9 ) = 13 ½ semester 5. 1. Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Tahapan Pendidikan Program Pendidikan Pascasarjana Anestesiologi dibagi dalam dalam tiga tahap pendidikan, dengan masing-masing tahap mempunyai tujuan pendidikan yang bulat, dan dicapai melalui pengalaman belajar dari isi pendidikan tertentu. Tahapan pendidikan yang dimaksud bukan merupakan pembagian berdasarkan tahun, melainkan merupakan tahapan atau pembagian tingkat perilaku yang dicapai. Tahap I (tahap kualifikasi) selama 2 semester (28 SKS) Tahap II (tahap pendalaman) selama 3 semester (42 SKS) Tahap III (tahap akhir) selama 2 semester (32 SKS) Sehingga jumlah beban seluruhnya 102 SKS + 2 SKS = 104 SKS 71 Tahap I: 2 (dua) semester = 28 SKS Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah peserta didik dapat melanjutkan pendidikannya atau drop out. Oleh karena itu, maka tahap I menjadi sangat penting baik untuk peserta didik maupun untuk pelaksana pendidikan. Mata kuliah dalam tahap ini harus dapat menjamin, bahwa bila peserta dapat menyelesaikan dengan baik, dipastikan selanjutnya mendapat mata kuliah dalam tahap I terdiri dari: MKDU (mata kuliah dasar umum): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan dasar pengetahuan agar peserta didik menjadi seorang ilmuwan, peneliti, pemikir yang berlandaskan etika kedokteran dan berhubungan antar manusia yang baik, serta memahami masalah yang berkaitan dengan medikolegal. MKDK (mata kuliah dasar keahlian): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar (basic sciences) yang diperlukan untuk Spesialis Anestesiologi, yang melandasi keterampilan yang dipersyaratkan. Keterampilan dasar yang berlandaskan etik dan hubungan antar manusia, berupa keterampilan dalam mempertahankan patensi jalan nafas (dengan/tanpa alat), pemberian napas buatan dengan tangan, dan resusitasi jantung paru, ketiga keterampilan tersebut dikaitkan, dituangkan dalam keterampilan setara ALS, ATLS, ACLS, dan sebagainya. Pengelola anestesi untuk pasien dengan Status Fisik I – II (umur 5-60) untuk pembedahan superfisial (termasuk orthopedi sedang), yang dimulai dari pengelolaan prabedah, selama pembedahan sampai pascabedah, termasuk pengelolaan cairan, stres, dan nyeri akut sesuai kasus yang ditangani. Tahap II: 3 (tiga) semester = 42 SKS Tahap ini merupakan tahap pendalaman yang bertujuan untuk memberikan bekal peserta didik agar akhir tahap pendalaman mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari profesi Spesialis Anestesiologi. Pengalaman belajar didapatkan dari Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang dijabarkan dalam teori, pengalaman klinik, dan pengalaman peneliti. Pengalaman klinik meliputi pengelolaan anestesi, pengelolaan penderita gawat yang memerlukan tindakan pembedahan, pengelolaan penderita gawat yang memerlukan terapi dan perawatan intensif, pengelolaan nyeri akut dan nyeri kronik, antisipasi dan pengelolaan penyulit yang mungkin timbul. Semester 3: Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi regional, anestesi untuk pembedahan abdominal bawah, abdominal atas (pada pasien tanpa kelainan endokrin), pembedahan orthopedi besar (tidak termasuk leher, dan tulang punggung), pembedahan mata, THT, ginekologi, urologi sedang, disertai dengan pengelolaan prabedah, dan pascabedah, pengelolaan nyeri, dan penyulit yang mungkin timbul. Kesemuanya diaplikasikan baik pada pembedahan terencana, maupun darurat. Semester 4: Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi untuk bedah anak (tidak termasuk bedah saraf pusat), anestesi pada penderita dengan penyakit endokrin (DM dan tiroid), pembedahan kepala-leher (tidak termasuk bedah saraf), pembedahan ginekologi, urologi besar, baik untuk tindakan terencana maupun darurat. Kesemuanya disertai dengan pengelolaan pra dan pascabedah. Aplikasi pemberian nutrisi enteral, dan parenteral (termasuk pemasangan CVP). Pengalaman dasar-dasar penanganan intensif (Tahap I). Semester 5: Pengetahuan dan keterampilan dalam: pengelolaan anestesi bedah paru, bedah saraf perifer, penanganan intensif tahap II (pengelolaan nafas buatan dengan berbagai mesin, nutrisi, pengelolaan gagal ginjal akut, pengelolaan trauma ganda, sepsis, dll). Tahap III: 2 (dua) semester = 32 SKS Tahap ini merupakan tahap pemantapan dengan rumusan perilaku yang diharapkan selain kemampuan medik, juga berupa kemampuan nonmedik dengan melaksanakan tugas-tugas manajerial sebagai chief resident, melakukan tugas pengaturan ketenagaan peserta PPDS I (dengan bimbingan KPS/SPS), tugas sebagai pembimbing (membimbing residen yang lebih muda, mahasiswa, dan paramedik), serta konsultasi. Semester 6 & 7: Pengetahuan dan keterampilan penanganan ICU (tahap III), bedah saraf (trauma kepala), pengetahuan dan kesempatan mengikuti bedah jantung, serta penyelesaian yang telah dimulai pada akhir semester 5. Tahap ini diakhiri dengan ujian profesi dengan menyertakan penguji dari pusat pendidikan yang lain. 72 2. Program Studi Ilmu Bedah a. 1. Struktur Mata Kuliah Bed Side Teaching (Clinical Problem Based Learning): Proses pembelajaran klinik yang dilakukan oleh peserta didik ketika melakukan perawatan pasien-pasien di bangsal bedah, poliklinik, maupun instalasi gawat darurat di bawah supervisi langsung staf pengajar. Staf pengajar melakukan observasi langsung kinerja pemeriksaan klinik bedah peserta didik, kemudian memberikan umpan balik, dan mendemonstrasikan berbagai ketrampilan klinik yang dianggap masih memerlukan koreksi atau perbaikan. Setelah sesi di bangsal selesai, dilakukan diskusi kasus yang dikelola dengan metode “ Problem based learning”. 2. Referat: Penulisan dan penyajian suatu subtopik dari suatu modul belajar oleh peserta didik di bawah panduan seorang fasilitator/tutor. Referat disusun sebagai karya tulis ilmiah yang dicetak dan dipresentasikan di hadapan pembimbing, penelaah, serta peserta didik lainnya. Presentasi dilakukan melalui sarana multi media yang terdiri dari maksimum 20 menit presentasi dan 15 menit diskusi. 3. Laporan kasus-kasus: Dilaksanakan dalam bentuk : a. Laporan Jaga: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif dan intra-operatif atas laporan kasus pasien-pasien gawat darurat. Dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at dengan waktu dari jam 07.00 – 08.00 pagi. b. Laporan kasus-kasus elektif: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif atas laporan pasien-pasien yang dirawat di bangsal bedah. Waktu pelaksanaan diatur oleh masing-masing divisi. 4. Presentasi kasus: Penyajian dan pembahasan suatu kasus yang terdapat permasalahan kompleks atau yang jarang dijumpai. Kasus disajikan dalam bentuk naskah tertulis yang dicetak dan presentasi oral di hadapan pembimbing, penelaah, serta peserta didik lainnya. 5. Kuliah Mini (Meet the expert): Dilaksanakan selama 50 menit, yang terdiri dari kuliah didaktik (maksimum 30 menit) oleh narasumber/staf pengajar dan dilanjutkan dengan diskusi kelas selama 20 menit. 6. Telaah kritis jurnal (Journal Club): Peserta didik melaksanakan telaah kritis atas satu topik artikel orisinal (bukan suatu artikel review, case report, dan editorial) dari jurnal internasional maupun nasional yang ditetapkan oleh staf pendidik di divisi tempat peserta didik melaksanakan stasenya. Hasil telaah kritis tersebut disajikan dalam bentuk presentasi oral di forum departemen. Jadwal Kegiatan ini adalah : setiap hari Jum’at pada jam 14.00 – 15.00. 7. Diskusi kelompok, forum diskusi, dan tutorial: Di bawah fasilitasi seorang tutor yaitu staf pendidik, peserta didik mengajukan suatu topik diskusi dalam disiplin ilmu bedah dasar ataupun lanjut dan contoh kasusnya, kemudian dibahas secara paripurna. Kegiatan ini berupa kegiatan Forum Diskusi Biologi molekuler setiapo hari Jum’at dari jam 13.00 – 14.00 dan kegiatan diskusi di masing-masing divisi. 8. Ronde / visite besar: Dilakukan ronde visitasi pasien-pasien yang dirawat di bangsal bedah, instalasi perawatan intensif, dan gawat darurat oleh para staf pengajar untuk melakukan perawatan perioperatif berdasarkan laporan presentasi oleh peserta didik dan pemeriksaan langsung oleh staf tersebut. Proses bed side teaching dapat juga dilakukan seiring dengan kegiatan tersebut. 9. Pelatihan ketrampilan klinik bedah: Pelatihan ketrampilan klinik dan prosedur bedah dasar dilakukan dengan prinsip “ pelatihan berbasis kompetensi” yaitu pola belajar tuntas, humanistik, pendekatan “adult learning principles”. Pendekatan ini dilakukan tahapantahapan sebagai berikut: akuisisi ketrampilan melalui presentasi kuliah instruktur, demonstrasi oleh instruktur pada alat bantu belajar/ standardized patient (SP) /hewan hidup atau organ hewan, kemudian proses pendampingan coaching ketika peserta melakukannya pada alat bantu belajar/SP, di laboratorium ketrampilan klinik, dan diakhiri oleh pelatihan dengan supervisi maupun mandiri pada pasien-pasien di rumah sakit. 10. Pelaksanaan modul-modul belajar: 73 Setiap divisi memiliki koordinator pendidikan yang sekaligus bertugas untuk mengelola pelaksanaan modul belajar berbagai teknik operasi yang telah ditetapkan oleh kolegium. Selain itu, ditetapkan pula staf pengajar yang akan membimbing dan mendidik para peserta didik berdasarkan tingkat / jenjang peserta. 1. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode: a. small group discussion b. peer assisted learning (PAL) c. bedside teaching d. task-based medical education 2. 3. 4. Peserta didik paling tidak sudah harus mempelajari: a. bahan acuan (references) b. ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran c. ilmu klinis dasar Penuntun belajar (learning guide) berupa daftar tilik langkah-langkah prosedur yang dipresentasikan dalam bentuk teknik operasi. Tempat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi. 11. Praktek kerja: Peserta didik melakukan praktek pelayanan bedah di bawah supervisi staf pengajar berupa kegiatan: a. Pelayanan di poliklinik. b. Pelayanan di instalasi gawat darurat rumah sakit: Jaga Malam dan stase di Instalasi Gawat Darurat RS dr Hasan Sadikin Bandung. c. Pelayanan bedah di ruang instalasi bedah. d. Perawatan perioperatif di ruang perawatan (bangsal). A. Struktur Mata Kuliah Masa studi program pendidikan adalah 9 semester dengan masa studi maksimal adalah 14 semester. Pendidikan dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: KURIKULUM Bedah Digestif 2 bulan B SEMESTER 1 Bedah Onkologi 2 bulan E D A Bedah Orthopedi 2 bulan Bedah Urologi 2 bulan 2 KURSUS Pra Bedah Dasar (12 minggu) BSSC LLL ESPEN Peri-Operatif Wound and Stoma Care UJIAN Ilmu Dasar Bedah USG (FAST) H Bedah Anak 2 bulan D Bedah Plastik 2 bulan A S A R Bedah saraf 2 bulan Bedah Vaskular 1 bulan Bedah Toraks 1 bulan Emergensi 1 bulan ICU 1 bulan 3 OSCE 74 Bedah Onkologi 2 bulan 4 DSTC BSSC II: Laparoskopi Endoskopi Bedah Digestif 2 bulan Bedah Plastik 2 bulan RS. Dr. Slamet Garut Bedah Anak 2 bulan 5 Bedah Orthopedi 1 bulan Bedah Urologi 1 bulan B E D A H L A N J U Emergensi 2 bulan Bedah Onkologi 2 bulan 6 Bedah Digestif 2 bulan Bedah Toraks 1 bulan Bedah Vaskular 1 bulan Bedah Onkologi 2 bulan 7 Ujian Kognitif Bedah Digestif 2 bulan Bedah Vaskular 2 bulan T Bedah Orthopedi 1 bulan 8 Bedah Toraks 1 bulan Bedah Saraf 2 bulan Dinas Luar RS Satelit: 9 RSPAD Jakarta (3 bulan) RS. Dr. Slamet Garut (1 bulan), dan TESIS Ujian Profesi Lokal Ujian Profesi Nasion al 75 RSUD Cibabat/ RS Dustira/ RSUD Tasikmalaya (1 bulan) Tesis Keterangan: BSSC : Basic Surgical Skill Courses OSCE : Objective Skill Clinical Examination FAST : Focus Abdominal Sonography for Trauma LLL ESPEN : Long Life Learning ESPEN DSTC : Definitive Surgery for Trauma Care Tujuan pembelajaran umum pada setiap tahapan pendidikan : No. 1. 2. 3. Tahapan pendidikan Kursus Pra Bedah Dasar Setelah mengikuti kursus, peserta didik akan mampu : 1. Menjelaskan ilmu-ilmu kedokteran dasar yang relevan dengan ilmu bedah, ilmu bedah dasar, dan melakukan ketrampilan klinik dasar bedah dengan benar. 2. Menjelaskan ilmu-ilmu dasar yang relevan dengan praktik ilmu bedah. 3. Menyusun proposal penelitian dalam bidang ilmu bedah 4. Melakukan ketrampilan klinik dasar bedah Bedah Dasar Setelah melaksanakan tahap bedah dasar, peserta didik akan mampu: 1. Menerapkan dasar-dasar dan prinsip ilmu bedah emergensi dan trauma. 2. Menjelaskan pengetahuan dasar di dalam bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf, serta perawatan intensif bedah. 3. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien bedah sesuai dengan prinsip “total care”. 4. Melakukan ketrampilan prosedur bedah dasar di bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf, serta perawatan intensif bedah. 5. Melakukan penelitian klinik dan mempublikasikan 2 karya ilmiah. Bedah lanjut Setelah melaksanakan tahap bedah lanjut, peserta didik akan mampu: 1. Menerapkan pengetahuan bedah lanjut di dalam bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan Level Kompete nsi (K2, P4) (K2) (K3) (P4) (K3) (K2) (K3, P5) (P5) (K4) (K3) 76 2. 3. 4. 5. rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf, serta traumatologi. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien bedah sesuai dengan prinsip “total care”. Melakukan ketrampilan prosedur bedah lanjut di bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf, serta traumatologi dan perawatan intensif bedah. Melakukan perawatan perioperatif dan melaksanakan prosedur pembedahan secara mandiri di rumah sakit jejaring pendidikan. Menyusun thesis dan mempublikasikan hasil penelitiannya. (K3, P5) (P5) (K4, P5) Struktur Mata Kuliah berdasarkan sistem kredit semester (sks). SEMESTER Mata Kuliah Courses Tahap Pendidikan Bedah Dasar: SKS SC Basic Surgical Training Phase: SEMESTER I Pendidikan Pra Bedah Dasar: Ilmu Dasar Umum, Ilmu Kedokteran Dasar, Ilmu Bedah Dasar dan Keterampilan Dasar Bedah Umum 13.04 Basic Surgical Training Phase:Basic Sciences,Basic Medical Sciences,Basic Surgical Sciences and Skills of General Surgery Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Digestif I 5.73 Basic Knowledge and Skills of Digestive Surgery I Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Onkologi I 5.73 Basic Knowledge and Skills of Surgical Oncology I Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Anak I 5.73 Basic Knowledge and Skills of Pediatric Surgery I SEMESTER II Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Urologi I Basic Knowledge and Skills of Urology I 5.73 77 Mata Kuliah SEMESTER Courses Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Plastik dan Rekontruksi I SKS SC 5.73 Basic Knowledge and Skills of Plastic and Reconstructive Surgery I Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Emergensi I 5.73 Basic Knowledge and Skills of Emergency Surgery I SEMESTER III Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Orthopaedi I 5.73 Basic Knowledge and Skills of Orthopaedics I Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Saraf I 2.86 Basic Knowledge and Skills of Neuro Surgery I Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Thoraks I 2.86 Basic Knowledge and Skills of Cardiothoracic Surgery I Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah Vaskular I 2.86 Basic Knowledge and Skills of Vascular Surgery I Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Perawatan Intensif 2.86 Basic Knowledge and Skills of Intensive Care Tahap Pendidikan Bedah Lanjut Advance Surgical Knowledge and Skills SEMESTER IV Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Onkologi II 5.73 Advanced Knowledge and Skills of Surgical Oncology II Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Digestif II 5.73 Advanced Knowledge and Skills of Digestive Surgery II Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Plastik dan Rekontruksi II 5.73 78 SEMESTER Mata Kuliah Courses Advanced Knowledge and Skills of Plastic and Reconstructive Surgery II SEMESTER V Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Anak II SKS SC 5.73 Advanced Knowledge and Skills of Pediatric Surgery II Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Emergensi II 5.73 Advanced Knowledge and Skills of Emergency Surgery II Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Urologi II 2.86 Advanced Knowledge and Skills of Urology II SEMESTER VI Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Onkologi III 5.73 Advanced Knowledge and Skills of Surgical Oncology III Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Digestif III 5.73 Advanced Knowledge and Skills of Digestive Surgery III Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Thoraks II 2.86 Advanced Knowledge and Skills of Cardiothoracic Surgery II Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Vaskular II 2.86 Advanced Knowledge and Skills of Vascular Surgery II SEMESTER VII Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Orthopaedi II 2.86 Advanced Knowledge and Skills of Orthopaedics II Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Onkologi IV Advanced Knowledge and Skills of Surgical Oncology IV 5.73 79 Mata Kuliah SEMESTER Courses Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Digestif IV SKS SC 2.86 Advanced Knowledge and Skills of Digestive Surgery IV Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Thoraks III 2.86 Advanced Knowledge and Skills of Cardiothoracic Surgery III Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Vaskular III 2.86 Advanced Knowledge and Skills of Vascular Surgery II SEMESTER VIII Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah Saraf II 5.06 Advanced Knowledge and Skills of Neuro Surgery II Keterampilan Manajerial dan Profesional Di RS Satelit: Managerial and Professional Skills at Networking Hospitals SEMESTER IX Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta 7.60 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Slamet Garut 2.53 Rumah Sakit Cibabat Cimahi/Dustira/Tasikmalaya 3.19 Tesis 6.39 Thesis TOTAL 155 Keterangan : Dasar penghitungan SKS ditetapkan oleh FK UNPAD dengan pedoman sebagai berikut : 1. Satu semester : setara dengan 16 – 19 minggu kerja 2. Satu SKS untuk peserta didik adalah: a. 50 menit/minggu : perkuliahan/ tatap muka b. 60 menit /minggu : kegiatan tugas terstruktur dan tidak terjadwal c. 60 menit/minggu : kegiatan akademik peserta didik secara mandiri 3. Satu SKS kegiatan praktikum di laboratorium : 2-3 jam/minggu di laboratorium 4. Satu SKS kerja lapangan : 4 – 6 jam tugas di lapangan atau sejenisnya 5. Satu SKS penyusunan tesis : 3-4 jam /hari selama 25 hari kerja. 80 B. Evaluasi Hasil Belajar Penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kurikulum adalah bagian dari proses kualifikasi. Kualifikasi ini membutuhkan berbagai metode dan instrumen evaluasi secara berkala (ujian formatif) dan evaluasi akhir (ujian sumatif). Ruang lingkup penilaian akan meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif (sikap dan prilaku profesional ). Penilaian berkala dilakukan secara kontinyu pada jenjang Pra Bedah Dasar, Stase Bedah Dasar, dan Bedah Lanjut. Sesuai dengan panduan kurikulum Kolegium Bedah Indonesia, maka di setiap jenjang pendidikan dilaksanakan ujian nasional. Kualifikasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kualifikasi yang dimaksud pada pedoman ini adalah adalah proses penilaian dan penetapan seorang peserta didik di dalam pencapaian kompetensi standar yang telah ditetapkan oleh Kolegium Bedah Indonesia dan PPDS-1 Bedah Umum FK UNPAD/RS dr Hasan Sadikin Bandung. Tujuan kualifikasi adalah untuk menentukan apakah peserta mampu melanjutkan pendidikan pada program studi yang dipilih. Bila peserta tidak lulus kualifikasi, peserta dikembalikan ke TKP-PPDS-I untuk disalurkan ke program studi pilihan II sesuai dengan persyaratan. Isi atau materi proses kualifikasi adalah pemahaman dan penerapan teori ilmu bedah umum, ketrampilan melakukan prosedur klinik dan pembedahan, dan prilaku professional di dalam melaksanakan tugas perawatan pada pasien, tugas-tugas akademik PPDS-1, dan bekerja sama di dalam tim personil perawatan bedah . Kualifikasi dilaksanakan melalui metode ujian dan penilaian secara berkala dan kontinyu. Metode Evaluasi dan ujian pada saat stase: a. Ujian kognitif tertulis: Ujian tulis kasus secara essay, dan ujian pilihan berganda dengan prinsip “vignette” b. Ujian ketrampilan psikomotor: i. Ujian Mini CEX: ujian kompetensi pemeriksaan klinik ii. Ujian DOP (Direct Observation of Procedure/s) dan Modul Operasi c. Evaluasi kegiatan akademik stase : i. Referat ii. Telaah kritis jurnal iii. Presentasi kasus iv. Seminar dan diskusi kelompok d. Evaluasi kegiatan perawatan perioperatif : i. Ronde /Visite Besar ii. Hubungan interpersonal dan komunikasi efektif iii. Kerja sama tim iv. Tanggung jawab dan kehadiran e. Buku Log: f. Portfolio setiap peserta didik Kualifikasi dilaksanakan oleh KPS bersama tim penerimaan dan dibentuk dengan SK Departemen yang terdiri dari staf pengajar. Penilaian berkala bertujuan untuk menentukan apakah peserta mampu meneruskan ke tahap pendidikan berikutnya dan dilakukan setiap bulan berupa kegiatan judisium. Dalam hal peserta didik yang tidak lulus pada tahapan stase, maka diberikan kesempatan untuk proses remediasi melalui pengulangan stase maksimal tidak lebih dari 2 kali pengulangan stase. Apabila hal ini terjadi maka KPS akan membentuk tim khusus dan konseling untuk melakukan penilaian ulang secara komprehensif perihal potensi dan kemampuan profesionalnya, serta dilakukan ujian ulangan, Proses ini dilaksanakan maksimal selama 3 bulan. Apabila peserta dinyatakan oleh tim khusus dan konseling tidak mampu melanjutkan pendidikan, maka tim akan merekomendasikan untuk mengajukan permohonan pengunduran diri, atau dinyatakan putus sudi (drop out). Dalam hal peserta dikeluarkan karena masalah etika dan moral, yang bersangkutan diusulkan tidak dapat diterima sebagai peserta pada program studi yang sama di Fakultas Kedokteran lain. C. Pedoman Ujian 81 Bahan ujian Sebagian besar (>80%) bahan ujian berasal dari textbook wajib, semua materi perkuliahan, seminar, diskusi, dan pelatihan yang telah diberikan kepada peserta didik. Buku wajib: 1. Norton J.A., Barie P.S., Bollinger R.RR., Chang A.E., Lowry S.F. (Eds), Surgery – Basic Science & Clinical Evidence, Second Edition, Springer Verlag: 2007. 2. Brunicardi F.C., (Ed), Schwartz’s: Principles of Surgery, Ninth Edition, Mc Graw-Hill Co: 2010. 3. Way W.L., Current diagnosis and treatment surgery, 13th Edition, Mc Graw-Hill Co.: 2011. Saat pelaksanaan ujian Ujian dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan. 1. Ujian Ilmu Dasar lokal : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar 2. Ujian Ilmu Dasar Nasional : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar 3. Ujian akhir sirkulasi/posting/stase: dilaksanakan pada tiap akhir sirkulasi/posting/stase 4. Ujian Bedah Dasar Nasional (OSCE): dilaksanakan pada akhir Tahap Bedah Dasar (awal Semester IV) 5. Ujian Kognitif Nasional: dilaksanakan pada masa posting Tahap Bedah Lanjut awal semester V. 6. Ujian Profesi Nasional: dilaksanakan pada akhir Pendidikan Ad. 2,4,5,6 diselenggarakan / dikoordinir oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia Ujian Nasional 1. Ujian Ilmu Dasar Nasional 1. Pelaksanaan Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli 2. Persyaratan : 1. Telah menyelesaikan Perkuliahan Tahap Bedah Dasar 2. Telah lulus Ujian Ilmu Dasar (Lokal) 3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS 4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI 3. Bentuk ujian Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda 4. Tempat ujian Diselenggarakan bersama-sama secara terpusat pada pertemuan ilmiah tahunan IKABI setiap bulan Juli dan di senter pendidikan setiap bulan Januari. 5. Hasil ujian Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang. 2. Ujian Bedah Dasar Nasional ( OSCE ) 1. Pelaksanaan Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Juni dan Nopember 2. Persyaratan a) Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (1 penelitian retrospektif deskriptif, 1 referat / 1 laporan kasus) b) Telah lulus Ujian Ilmu Dasar Nasional c) Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS d) Telah melunasi iuran angota muda IKABI 3. Bentuk ujian Ujian praktek dalam melakukan asessment klinis terhadap penderita/ penderita simulasi. Penilaian dilakukan oleh seorang asessor yang dilengkapi dengan lembar jawaban yang dibuat secara terstruktur 4. Tempat ujian Diselenggarakan secara regional ( peserta didik berasal dari beberapa senter pendidikan ), dan dikoordinir oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia 5. Hasil ujian 82 Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang, ditempat yang sama atau di regional yang lain. 3. Ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional a. Pelaksanaan Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli b. Persyaratan 1. Telah menyelesaikan semua posting Tahap Bedah Lanjut 2. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS 3. Telah menyelesaikan 2 karya ilmiah (minimal 1 referat nasional ) 4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI c. Bentuk ujian Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda dan esai d. Soal ujian Pembagian persentasi soal-soal ujian pilihan ganda : - Bedah Digestif 25% (30%) - Bedah HNB Onkologi 15% (25%) - Bedah Ortopaedi 15% (15%) - Bedah Thoraks kardiovaskuler 10% (10%) - Bedah Urologi 10% (5%) - Bedah Anak 10% (5%) - Bedah Plastik Rekonstruksi 10% (5%) - Bedah Syaraf 5% (5%) Soal esai sebanyak dua soal : Kasus Bedah Digestif dan Onkologi, Kepala dan leher e. Tempat ujian Diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia bersama-sama secara Nasional pada waktu yang bersamaan di BITDEC Bali untuk wilayah Timur ( Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang,Bali, Makasar, Manado, Banjarmasin dan samarinda), dan Bapelkes Batam untuk wilayah Barat (Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta ) pada bulan Januari dan Juli. Dengan catatan; di masa yang akan datang, akan dihadiri oleh “external examiner” dari kawasan Negara ASEAN. f. Hasil ujian Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang. 4. Ujian Profesi Bedah Nasional a. Pelaksanaan Diadakan 4 x dalam setahun, setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober b. Persyaratan 1. Lulus ujian Kognitif Ilmu Bedah Nasional 2. Telah menyelesaikan semua tahapan pendidikan sesuai Katalog Program Studi Ilmu Bedah yang dinyatakan dengan surat tanda selesai dari KPS 3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS 4. Menyelesaikan penelitan dan penulisan karya akhir 5. Telah melunasi iuran angota muda IKABI c. Bentuk ujian Ujian lisan dengan titik berat penilaian pada analisis dan pemecahan masalah pasien. d. Soal ujian Ujian kasus penderita kelainan bedah : Ujian ini menilai kemampuan peserta didik dalam menegakkan diagnosis klinis, mengusulkan pemeriksaan penunjang, serta merencanakan terapi. 1. Long case (kasus dengan diskusi 45menit/ kasus) Dua kasus terdiri dari 1 kasus Bedah Digestif, 1 kasus Bedah Onkologi Kepala dan Leher atau Bedah Ortopaedi, dan satu kasus (long case) harus berupa kasus onkologi 83 2. Short case (kasus dengan diskusi 20 menit/kasus) - 3 kasus terdiri dari subspesialisasi lain. e. Tim Penguji Nasional Tim penguji terdiri dari : 1. Seorang penguji Nasional Ahli Bedah Umum yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia dengan jabatan minimal (setara) lektor kepala yang masih aktif di pusat Pendidikan Ilmu Bedah dan telah berpengalaman sebagai pendidik selama minimal 5 tahun, serta memiliki sertifikat instruktur kursus dari program Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, Guru Besar, Doktor S3 atau jabatan KPS. 2. Penguji setempat yang ditunjuk oleh KPS dengan jabatan minimal (setara) lektor yang masih aktif sesuai dengan materi ujian Penguji nasional dan penguji setempat dibuatkan SK Dekan Fakultas Kedokteran ditempat ujian berlangsung, usulan ke dekan oleh KPS setempat. f. Tempat ujian Ujian Profesi Bedah Nasional diselenggarakan di senter pendidikan Ilmu Bedah dimana peserta ujian dapat berasal dari senter pendidikan bedah lain. g. Hasil ujian Diumumkan langsung setelah ujian selesai dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang pada jadwal Ujian Profesi Bedah Nasional berikutnya. Hasil ujian dinyatakan dalam suatu formulir khusus (Berita Acara Ujian Profesi Bedah Nasional) yang menyatakan lulus/tidak lulusnya peserta didik dan ditandatangani oleh Penguji Nasional dan KPS. Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan dan dipakai oleh Dekan sebagai dasar untuk menerbitkan surat tanda lulus/ijasah Spesialis Bedah. D. Tata Tertib Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan : 1. Pusat Pendidikan/Tempat Pendidikan Dokter Spesialis adalah Departemen yang menyelenggarakan Program Pendidikan Dokter Spesialis-I 2. Peserta PPDS-I adalah peserta didik yang terdaftar dan sedang mengikuti program pendidikan ditempat pendidikan. 3. Tata tertib Peserta PPDS-I di tempat pendidikan adalah peraturan yang mengatur sikap, perilaku dan tata cara yang wajib dipatuhi oleh setiap PPDS-I di dalam mengikuti dan menjalankan proses belajar mengajar di tepat pendidikan. TUJUAN TATA TERTIB Tata tertib PPDS-I ini secara umum bertujuan untuk : 1. Menciptakan proses belajar mengajar yang tertib, teratur dan iklim yang kondusif untuk pengembangan individu PPDS-I maupun tempat pendidikan. 2. Membentuk PPDS-I dan alumni yang berilmu, patuh pada hukum dan peraturan yang berlaku dan diharapkan mampu untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, serta bertanggung jawab pada dirinya dan masyarakat. 3. Diharapkan mampu menjadi PPDS-I yang bertaqwa, produktif, inovatif dan berbudi luhur. TATA TERTIB KHUSUS PESERTA PPDS-I DI TEMPAT PENDIDIKAN Di lingkungan tempat pendidikan, disamping melaksanakan peraturan dan tata tertib secara umum, juga diberlakukan peraturan tata tertib yang bersifat khusus sebagai berikut : I. Akademis 1. Mentaati peraturan akademis yang berlaku. 2. Mengembangkan sikap dan prilaku ilmiah. 3. Tidak boleh terlambat dalam mengikuti kegiatan pendidikan atau pulang sebelum kegiatan berakhir tanpa ijin. 84 4. 5. 6. Harus mengirimkan surat ijin bila tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan (tidak hadir) Diwajibkan untuk berpakaian rapi dalam mengikuti kegiatan pendidikan. Tidak diperkenankan berbuat curang dalam ujian atau tugas-tugas akademik lainnya. II. Tata Pergaulan 1. Bersikap dan berprilaku hormat pada Staf Pengajar, Staf Administrasi, Staf Rumah Sakit Pendidikan, dan sesama peserta PPDS-I. 2. Sopan, saling menghargai dan menghindari perbuatan yang tidak bermoral. 3. Membina kerjasama sesama peserta PPDS-I. III. Penampilan 1. Bertata rias yang rapi dan sopan. 2. Berpakaian bersih, rapi, sopan dan menggunakan tanda pengenal. 3. Tidak diperkenankan memakai baju kaos. 4. Mengenakan sepatu yang terawat dan dikenakan secara wajar. Khusus Pria 1. Tidak diperkenankan berambut gondrong. 2. Tidak diperkenankan menggunakan anting-anting, tindik hidung dan asesoris tidak wajar lainnya. 3. Tidak diperkenankan bercelana jeans. Khusus Wanita 1. Tata rias dan rambut harus rapi dan tidak menyolok. 2. Tidak diperkenankan berpakaian ketat atau berpakaian mini. 3. Tidak diperkenankan menggunakan cadar. IV. 1. 2. 3. 4. 5. Lain-lain Menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan serta ketenangan lingkungan pendidikan. Penyaluran aspirasi PPDS-I harus melalui jalur yang telah ditentukan. Tidak diperkenankan membawa senjata api dan senjata tajam. Tidak diperkenankan membawa narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman keras. Tidak diperkenankan merokok di tempat kegiatan pendidikan (termasuk di kamar jaga , daerah kamar operasi dan termasuk di RS Jejaring). 6. Menghindari pornografi. E. Jenis Pelanggaran dan Sanksi Rincian aturan penegakkan disiplin dan sangsi administratif Jenis pelanggaran Tidak hadir (absen) karena sakit Rincian Penegakkan disiplin 1.Ada surat sakit dari dokter RS Negeri/Puskesmas Sangsi Administratif Surat harus sampai di sekretariat KPS paling lambat hari ke-3 sakit. Absen sakit >4 hari : Perpanjang stase 1 bulan. 2.Tanpa alasan yang jelas, tanpa surat sakit dari dokter Absen 1 hari: Teguran lisan. Absen >1 hari : Perpanjang stase 1 bulan. 85 Absen Kegiatan Pendidikan Tanpa alasan jelas. Teguran Lisan dan Membuat paper Absen ketika Tugas Jaga Tanpa alasan jelas (diketahui meninggalkan tempat selama > 30 menit) Teguran Lisan dan Tertulis dan Stase 1 bulan Melakukan tindakan operasi tanpa ijin dari konsulen: 1.Tidak melakukan informed consent. Teguran Lisan dan Tertulis dan membuat paper. 2.Tindakan operasi/pemasangan alat tanpa ijin dan tak sesuai standar Teguran Lisan dan Tertulis dan Hukuman Stase 1 bulan 3.Melakukan operasi tetapi tanpa melakukan Ujian Teknik Operasi Teguran Lisan. 1.Laporan Jaga 2.Journal Reading 3.Seminar Tidak menjalankan operasi yang diinstruksi-kan oleh konsulen Teguran Lisan dan Tertulis oleh konsulen bersangkutan dan hukuman stase 1 bulan Bertengkar dengan sesama peserta didik Teguran Lisan dan Tertulis. Menjalankan instruksi operasi dari konsulen, tetapi melakukan kesalahan teknik operasi Teguran Lisan dan Tertulis oleh konsulen sub-Departemen bersangkutan dan hukuman stase 1 bulan. Tidak menjawab konsul dengan cepat Terlambat 1 jam: Dengan alasan jelas Teguran Lisan Terlambat 1 jam: Teguran Lisan dan Tertulis Tanpa alasan 86 Laporan Jaga : Terlambat ≥ 2 jam Teguran Lisan dan Tertulis Tidak terlambat, tetapi menjawab tanpa konsultasi ke Peserta didik Senior/Trainee/Konsulen Teguran Lisan 1.Tidak melaporkan kasus gawat darurat (pasien umum) Teguran Lisan dan Tertulis 2.Tidak melaporkan kasus gawat darurat (pasien pribadi konsulen) dan tidak menanyakan ijin melaporkan kpd konsulen bersangkutan Teguran Lisan. 3.Tanpa dengan sengaja tidak melaporkan dengan lengkap Teguran Lisan 4.Dengan sengaja dan terbukti Teguran Lisan dan Tertulis dan stase 1 bulan. menyembunyikan laporan jaga. Jenis sanksi yang diberikan dapat berupa: 1. 2. 3. 4. Peringatan secara lisan atau tertulis. Peringatan dengan percobaan. Dikenakan ganti rugi/denda. Pengurangan nilai ujian bagi mata kuliah atau kegiataan akademik yang bersangkutan. 3. Program Studi Ilmu Bedah Saraf a. Struktur Mata Kuliah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Materi Pendidikan Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut Journal Reading Kegiatan Malam Klinik Visite Besar dan Bedside Teaching Visite Ruangan Dokter Jaga Joint Conference Simposium: - Pembicara - Peserta Prosedur Diagnostik Konferensi Praoperasi Operasi: - Asisten II Bobot SKS 12,0 2,0 4,0 9,0 9,0 4,0 0,75 2,0 4,0 0,75 6,75 16,20 Semester I-VI I-VIII I-VI I-X I-X I-VIII III-XI V-XI I-XI III-XI I-XI I-VI 87 No Materi Pendidikan - Asisten I - Operator Konferensi Pascaoperasi Kegiatan Kursus Penulisan Refarat Laporan Kasus Laporan Kasus Kematian Stase Lokal: 1. Bedah, 24 bulan 2. Neurologi, 6 bulan 3. Patologi, 1 bulan 4. Radiologi, 1 bulan 5. NICU, 1 bulan Stase Luar Negeri, per minggu Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS Tesis 12 13 14 15 16 17 18 19 b. Daftar Mata Kuliah No Materi Pendidikan 1 Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut 2 Journal Reading 3 Kegiatan Malam Klinik 4 Visite Besar dan Bedside Teaching 5 Visite Ruangan 6 Dokter Jaga 7 Joint Conference 8 Simposium: - Pembicara 9 10 11 12 13 14 15 Prosedur Diagnostik Konferensi Praoperasi Operasi: - Asisten II Konferensi Pascaoperasi Kegiatan Kursus Penulisan Refarat Laporan Kasus 16 Laporan Kasus Kematian 17 Stase/rotasi Lokal: 1. Bedah, 24 bulan 4. Radiologi, 1 bulan 2. Neurologi, 6 bulan 5. NICU, 1 bulan 3. Patologi, 1 bulan Stase Luar Negeri, per minggu 18 19 Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS Tesis Bobot SKS 9,72 1,08 6,75 2,0 2,0 2,0 2,0 33,5 8,4 1,4 1,4 1,4 2,0 1,5 6,0 Semester III-VII VI-XI I-XI III-X III-X I-X I-X II-VI II-VI II-VI II-VI II-VI VII-XI I-VIII X 88 c. Deskripsi Mata Kuliah 1. 6. Diskusi Pengetahuan Dasar Ilmu Bedah Saraf Dan Bedah Saraf Lanjut Neuro anatomi, Neuro fisiologi, Neuro histologi/patologi, Neuro kimia, Pengetahuan teori klinik umum ilmu bedah saraf lanjut, Neuro diagnostik, Pemeriksaan klinik neurologik, Pengetahuan teori klinik khusus ilmu, Bedah Saraf, dan Teknik tindakan. Pengetahuan Teori Klinik Khusus Dan Penerapan Teknologi Ilmu Bedah Saraf Ilmu bedah elektif A, Ilmu bedah darurat A, Ilmu bedah elektif B, Ilmu bedah darurat B, Diagnostik. Penggunaan alat diagnostik, Terapi medik, Konferensi pre dan pascaoperasi, Tindakan operatif/nonoperatif. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab Dokter bedah saraf, Dokter jaga I dan bangsal, Dokter jaga II dan bangsal, Visite besar dan bedside teaching, Visite ruangan, Aktivitas pendidikan Rumah Sakit luar RSHS. Stase Lokal Dan Luar Negeri Stase/rotasi pada Bagian Bedah, Neurologi, Patologi, Radiologi, NICU, dan Aktivitas stase luar negeri. Pengembangan Ilmu Keahlian Bedah Saraf Journal reading, Kegiatan malam klinik, Joint conference, Simposium nasional dan internasional, Kegiatan kursus, Penulisan refarat, Penulisan laporan kasus, Laporan kasus kematian, Memperdalam ilmu bedah saraf ke luar negeri, Mengembangkan kerjasama antar bagian di Indonesia, Asean, dan Asia. Tesis 4. Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi 2. 3. 4. 5. Struktur Mata Kuliah Tahap Bedah Dasar 1. Tahap Orthopaedi dan Traumatologi Dasar ( 1 semester/semester IV) A. Biologi selular dan molecular musculoskeletal B. Pembentukan, pertumbuhan embriologi dan dasar genetik kelainan musculoskeletal Surgical Anatomy and Approach C. D. Biomekanik musculoskeletal dan biomaterial E. Inflamasi, degenerasi dan neoplasma musculoskeletal F. Imaging orthopaedi and other investigation (eg blood test, dll) G. Dasar traumatologi musculoskeletal H. Komplikasi traumatologi musculoskeletal I. Dasar osteosintesis, prosthetic and orthotic Orthopaedic research (methodology and statistic) J. K. Kelainan congenital pada musculoskeletal 2. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 1 ( 2 semester / semester V – VI) A. Trauma Ekstremitas Bawah 1. Fraktur femur proksimal 2. Fraktur femur diafisis 3. Fraktur femur distal 4. Fraktur tibia proksimal 5. Fraktur tibia fibula diafisis 6. Fraktur tibia fibula distal 7. Fraktur kalkaneus non artikular 8. Fraktur metatarsal, falang non artikular 9. Sindroma kompartemen femur, tungkai bawah, kaki 10. Amputasi traumatik : femur, tungkai bawah, kaki, sendi lutut, sendi pergelangan kaki dan sendi kaki 11. Trauma jaringan lunak, tendon fleksor dan ekstensor kaki (sederhana) termasuk tendon achiles 12. Dislokasi panggul, lutut (sederhana) 13. Fraktur femur (kompleks) 14. Fraktur tungkai bawah (kompleks) 89 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Dislokasi panggul dan fraktur kapur femur Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter Fraktur femur kolum Fraktur femur interkondilus Cedera patella dan mekanisme ekstensi Dislokasi lutut traumatik akut Fraktur plato tibia Fraktur plafon tibia Fraktur dan dislokasi pergelangan kaki Fraktur kalkaneus (intraartikular) Fraktur talus dan dislokasi subtalar Fraktur dislokasi kaki tengah, kaki depan termasuk cedera lisfranc Fraktur pelvis Fraktur acetabulum Cedera pelvis akut dan resusitasi bedah (fiksasi eksternal, klem C) Sindroma Kompartemen B. Trauma Ekstremitas Atas 1. Fraktur klavikula 2. Fraktur humerus proksimal 3. Fraktur humerus diafisis 4. Fraktur humerus distal Fraktur lengan bawah (antebrachii) 5. 6. Fraktur radius distal non artikular 7. Fraktur metacarpal, falang non articular 8. Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor (sederhana) 9. Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan 10. Amputasi traumatik (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan bawah, lengan atas 11. Dislokasi bahu, siku akut/kronis 12. Cedera sendi AC dan sternoklavikular 13. Fraktur skapula dan dislokasi skapulotorasik 14. Fraktur skapula dan dislokasi glenohumeral 15. Fraktur humerus proksimal (kompleks) 16. Fraktur humerus dan komplikasi neurologis (kompleks) 17. Fraktur interkondilus humerus 18. Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku 19. Fraktur olekranon dan kaput radius 20. Fraktur Galeazzi dan Montegia 21. Fraktur Radius distal intraartikular 22. Fraktur metacarpal, falang (intraarticular) termasuk skafoid dan fraktur karpal lainnya 23. Fraktur dan dislokasi tangan : interfalang, metakapofalang, karpometakarpal, interkapal/radiokarpal (lanatum, perilunatum, skafolunatum), sendi radioulnar distal 24. Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap (tidak termasuk flap lepas) saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro) C. Trauma Pediatrik 1. Fraktur dan dislokasi bahu pasien anak 2. Fraktur lempeng pertumbuhan dan cedera musculoskeletal akibat penyiksaan anak 3. Fraktur dan dislokasi siku pada anak Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit) 4. Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit) 5. 6. Fraktur dan dislokasi karpus 7. Fraktur leher femur dan fraktur dislokasi panggul pada anak 8. Fraktur tulang belakang pada anak 9. Fraktur femur pada anak 10. Fraktur femur interkondilus pada anak 11. Fraktur plato tibia pada anak 12. Cedera patella dan mekanisme ekstensi 90 13. Fraktur tibia fibula diafisis pada anak 14. Fraktur dan dislokasi kaki dan pergelangan kaki pada anak D. Trauma Tulang Belakang 1. Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang 2. Fraktur dan dislokasi tulang cervikal atas (oksiput, atlas dan aksis) 3. Fraktur tulang cervikal bawah 4. Fraktur dan dislokasi torakolumbar 5. Cedera medulla spinalis E. Infeksi dan Inflamasi Ekstremitas 1. Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa) 2. Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif) 3. Osteomielitis akut dan kronik 4. Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, psedogout) 5. Kaki diabetes 6. Gangren dan fasciitis nekrotikans 7. Entesopati ekstremitas atas 8. Entesopati ekstremitas bawah 9. Rheumatisme non-articular dan nyeri miofasial Tulang Belakang 10. Spondilitis (supuratif-granulomatosa) 11. Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA) Pediatrik 12. Osteomielitis hematogenik akut 13. Artritis septic pada anak 14. Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak F. Cedera Ekstremitas Terkait Olah Raga Instabilitas sendi 1. 2. Cedera otot (strain, afulsi, ruptur, kontusio) 3. Cedera Ligamen 4. Sindroma pemakaian berlebihan 5. Masalah tulang rawan sendi 6. Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu 7. Fraktur stress/fatigue 3. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 2 ( 2 semester / semester VII – VIII) A. Tumor Musculoskeletal Assesmen tumor musculoskeletal 1. 2. Biopsi pada tumor musculoskeletal 3. Manajemen tumor tulang jinak 4. Manajemen tumor jinak jaringan lunak 5. Manajemen tumor ganas tulang 6. Manajemen tumor ganas jaringan lunak 7. Manajemen penyakit metastasis tulang 8. 9. Amputasi radikal Prosedur penyelematan tungkai B. Orthopaedi Pediatrik 91 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penyakit muskuloskeletal kongenital 7 genetik (postur pendek, akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier's, multi hereditari exostosis) Penyakit metabolik muskuloskeletal (Rickets, ostemomalasia, renal osteodistrofi, hindrofostasia, paratiroid, juvenile ostroporosis, mucopolisakaridosis) Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher's, hemofilia, hemoglobinopati) Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio dan paralisis terkait, spinal muscular atropi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia) Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel's) Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis, klippel feil, all kyphosis, spondylosis-spondylolisthesis) Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg Perthes) Gangguan pada femur dan tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi kongenital- PFFD, masalah torsional tibia, tibia fara, kongenital psedoarthrosis, posteromedial bow) Gangguan pada lutut (Penyakit Osgood Schlatter, osteochondritis dissecans, nyeri patella femoral, discoid meniscus, dislokasi/ subluksasi kongenital) Gangguan pada kaki dan pergelangan kaki a. Clubfoot b. Congenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus, tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities, central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus, Amputation congenital dan traumatic C. Orthopaedi Geriatri dan Degeneratif 1. Osteoarthritis tungkai 2. Osteoarthritis tulang belakang 3. Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus 4. Osteoporosis 5. Manajemen fraktur osteoporosis 6. Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis, penyakit diskus degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis, spondylosis) - Cervical - Thoracal - Lumbal D. Metabolik Endokrin Metabolik 1. Sendi Charcot : kaki diabetic 2. Gout, pseudogout 3. Arthropati Hemofilia E. Tulang Belakang 1. 2. 3. Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical, kifosis dan skoliosis torakalis, kifosis dan skoliosis lumbal) Ketidakseimbangan sagital Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocereblaria, spina bifida F. Ekstremitas Atas 1. Penyakit sendi degeneratif (arthritis sensi sternoclav, osteoarthritis sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursaimpingment syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps tendinitis) 2. Ganguan neurologis a. Sindroma jepitan pada ekstremitas atas 92 3. 4. b. Traumatik c. Cedera pleksus brakialis Anomali kongenital 5. Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagagalan difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih (macrodactily), sindroma jepitan pita kongenital, abnormalitas skeletal secara umum (madelung) Penutupan jaringan lunak dan kulit 6. Replantasi 7. Transfer tendon 8. Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren G. Pelvis dan Ekstremitas Bawah Rekonstruksi Kelainan Panggul 1. Arthroplasti panggul (dengan/ tanpa prostesis) 2. Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul 3. Arthrodesis 4. AVN sendi panggul 5. Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul Rekonstruksi Gangguan Pada Lutut 6. Arthroskopik debridemen 7. Arthroskopik rekonstruksi 8. Arthroplasti 9. Osteotomi rekonstruksi sekitar lutut : femur (supracondylar), tibia (HTO) 10. Arthrodesis 11. Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut 12. Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia patella) Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki 13. Bone lengthening 14. Instabilitas pergelangan kaki 15. Fasciitis plantaris 16. Gangguan jari kaki 17 Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki 18 Arthtotomy ankle 19 Rekonstruksi jaringan lunak kaki dan pergelangan kaki 20 Osteotomy pada rekonstruksi sekitar kaki dan pergelangan kaki 21 Arthroskopik pada ankle H. Rehabilitasi Medik 1 Rehabilitasi Peri operatif 2 3 Prinsip Amputasi tungkai 4 Terapi fisik Orthotic-prosthetic di orthopaedi 4. Tahap Chief Resident Orthopaedi dan Traumatologi (Semester IX) 1. Chief IPDS-IOT 2. Rotasi luar (tahap magang – mandiri) 3 Professional behavior : - Assesting patient 93 - Being a good communicator - Teaching and training - Keeping up to date - Manager and leadership - Promoting good health - Probing and ethics 5. Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik Struktur Mata Kuliah Kegiatan Semester Ganjil No. Sandi 1. C21F.101 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. C21F.102 C21F.103 C21F.104 C21F.105 C21F.106 C21F.107 C21F.314 C21F.316 C21F.320 C21F.322 C21F.323 C21F.324 C21F.325 C21F.330 C21F.332 C21F.502 C21F.518 C21F.527 C21F.530 C21F.531 C21F.532 C21F.533 Nama Mata Kuliah Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang berhubungan dengan Ilmu Kedokteran Forensik Visum et Repertum korban Hidup Tanatologi Teknik Otopsi Traumatologi Pembunuhan anak Etika dan MedikoLegal I Toksikologi II Kejahatan Seksual II Otopsi dan Diagnosis II Barotrauma "Scene investigation" dan ekshumasi Penanganan Kecelakaan dan korban massal Identifikasi I Dokter Jaga Kegiatan Ilmiah Visum Klinik (Praktek) Trace Evidence II Identifikasi III Dokter Jaga Saksi Ahli Kegiatan Ilmiah Kegiatan Membimbing SKS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 Kegiatan Semester Genap No. Sandi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. C21F.209 C21F.210 C21F.211 C21F.212 C21F.213 C21F.215 C21F.217 C21F.219 C21F.408 C21F.421 C21F.426 C21F.428 C21F.429 Nama Mata Kuliah Asfiksia Mati Mendadak Karena Penyakit Anaphylactic shock Kecelakaan lalu lintas Toksikologi I Kejahatan Seksual I "Trace evidence" I Otopsi dan Diagnosis I Etika dan Medikolegal II Otopsi dan Diagnosis III Identifikasi II Kematian "accidental" anestesi dan operasi Stase Pathologi Anatomi SKS 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 94 No. Sandi 14. 15. 16. 17. 18. 19. C21F.430 C21F.433 C21F.632 C21F.633 C21F.634 C21F.635 Nama Mata Kuliah Dokter Jaga Kegiatan Membimbing Kegiatan Ilmiah Kegiatan Membimbing Stase Akhir Tugas Akhir SKS 2 1 2 1 4 6 Pokok Bahasan C21F.101 Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang berhubungan dengan Ilmu Kedokteran Forensik Visum et Repertum jenazah; Perundang-undangan KUHP & KUHAP; UU Kesehatan; UU Praktek Kedokteran; UU Rumah Sakit; Instruksi Kapolri No. Ins/E/20/XI/75; LN No. 350 tahun 1937; PP No. 18 tahun 1981; PP No. 10 tahun 1966; Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008; Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008; Death Certificate C21F.102 C21F.103 C21F.104 C21F.105 C21F.106 C21F.107 C21F.209 C21F.210 C21F.211 C21F.212 C21F.213 C21F.215 C21F.217 Visum et Repertum korban Hidup Visum et Repertum klinis (luka dan kejahatan seksual); Standar Prosedur Operasional Penanganan Korban Kekerasan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tanatologi Definisi dan tipe mati; Perubahan awal kematian; Perkiraan waktu kematian; Perubahan lanjut kematian; Entomologi Forensik; Perubahan kimiawi tubuh setelah kematian Teknik Otopsi Persiapan dan teknik otopsi umum; Teknik otopsi pada situasi tertentu; Pemeriksaan luar; Teknik eviserasi; Pengambilan bahan pemeriksaan patologi; Perawatan jenazah; Fotografi forensic Traumatologi Penentuan luka intravital/postmortal; Luka benda tumpul/tajam; Luka listrik/petir; Luka termis; Luka tembak/ledakan; Pola perlukaan; Perlukaan regional; Perubahan histologi dan histokimiawi dari perlukaan; Bunuh diri Pembunuhan Anak/Infantisida Definisi infantisida; Estimasi maturitas bayi; Child abuse; Karakteristik perlukaan pada anak; Stillbirths; Sudden Infant Death Syndrome; Etika dan Medikolegal I Filsafat moral praktek kedokteran; Prinsip Bioetika; Profesionalisme; Hak asasi manusia; Kode Etik Kedokteran dan Hukum Kedokteran; Pelanggaran etika dan penanganannya; Malpraktek dan penanganannya. Asfiksia Definisi dan tanda klasik asfiksia; Hanging; Strangulasi; Tenggelam; Asfiksia mekanik; Plastic bag asphyxia; Asfiksia traumatik; Asfiksia postural; Smothering; Suffocation; Choking Mati Mendadak karena Penyakit Atherosclerosis Coronary Artery Disease; Infark myokardia; Hypertensive Heart Disease; Pulmonary Embolism; Aneurisma pembuluh darah; Asma bronchial; Sistem Gastrointestinal; Kondisi Ginekologis; Kematian pada epilepsy; Waterhouse-Friderichsen Syndrome Anaphylactic Shock Kematian karena syok anafilaksis; Tes imunologis; Temuan otopsi; Sebab kematian Kecelakaan Lalu Lintas Pola perlukaan; Pemeriksaan terhadap korban; Dinamika pergerakan dan pengaruh yang timbul; Sebab kematian pada kecelakaan lalu lintas; Perlukaan pada pengendara motor, pengendara sepeda dan pejalan kaki; Bunuh diri dan pembunuhan sehubungan dengan kendaraan Toksikologi I Definisi dan pengenalan toksikologi; Cara pengambilan sampel; Cara penyegelan dan pengiriman sampel; Teknik pemeriksaan toksikologi; Alkohol; Jenis-jenis racun; Kejahatan Seksual I Anatomi dan fisiologi genitalia perempuan dan laki-laki, anal dan perianal; Undang-undang sehubungan dengan kejahatan seksual dan perbuatan cabul; UU Perlindungan Anak; Prosedur Standar Operasional Penanganan Korban Kekerasan Seksual dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Jenis-jenis kejahatan seksual; Jenis-jenis perbuatan cabul; Insidensi kejahatan seksual Trace Evidence I Pengenalan Barang Bukti Medis, Electromagnetic spectrum; Mikroskop forensik; Kromatografi; Pemeriksaan darah; pemeriksaan sidik jari (Teknik pengambilan sidik jari, Pola sidik jari); pemeriksaan rambut dan serat 95 C21F.219 C21F.314 C21F.316 C21F.320 C21F.322 C21F.323 C21F.324 C21F.325 C21F.330 C21F.332 C21F.408 C21F.421 C21F.426 C21F.428 C21F.429 C21F.430 C21F.433 C21F.502 C21F.518 C21F.527 C21F.530 C21F.531 C21F.532 C21F.533 C21F.632 C21F.633 Otopsi dan Diagnosis I Pemeriksaan luar; Asistensi otopsi; Pembuatan visum et repertum Toksikologi II Racun korosif; Racun logam berat; Racun gas; Pestisida; Sedativa/hipnotika; Psikofarmaka; Narkotika; Racun makanan Kejahatan Seksual II Perlukaan pada kejahatan seksual; Informed Consent; Prinsip penanganan korban kejahatan seksual dan perbuatan cabul; Kelainan seksual; Prinsip analisis forensik; Penyakit Menular Seksual; Post Traumatic Stress Disorder; Aborsi Otopsi dan Diagnosis II Asistensi otopsi; Pemeriksaan dalam; Pembuatan visum et repertum; Embalming; Mendiagnosis sebab kematian Barotrauma Kematian akibat tekanan udara tinggi dan rendah Scene Investigation dan Ekshumasi Penggalian kubur; Penentuan cara kematian; Pemeriksaan di tempat kejadian; Pencarian barang bukti di tempat kejadian Penanganan Kecelakaan dan Korban Massal Struktur organisasi tim identifikasi; Manajemen korban bencana; Tata laksana; Form Interpol; DMORT Identifikasi I Metode Identifikasi; Fotografi; Golongan darah; Sidik jari Dokter Jaga I Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan Kegiatan Ilmiah Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik Etika dan Medikolegal II Isu etika dan medikolegal dalam masalah: Permulaan kehidupan (Beginning of Life); Hak reproduksi dan teknologi reproduksi; Penyakit genetik; Akhir kehidupan (End of Life); Hak pengambilan keputusan pada kelompok tuna daya (vulnerable group); Isu etika pendidikan kedokteran. Otopsi dan Diagnosis III Operator Otopsi; Eviserasi; Embalming; Diagnosis sebab kematian; Pembuatan Visum et Repertum Identifikasi II Odontologi; Tehnik superimposisi; Antropologi I (Metode, Antropologi dalam konteks forensik; Forensic Taphonomy; Metode penemuan TKP) Kematian Accidental Anestesi dan Operasi Kematian akibat pemberian anestesi (payah pernafasan, payah kardiovaskular akut); Surgical shock, exhaustion, accidents Stase Patologi Anatomi Melakukan stase selama 1 bulan di UPF Patologi Anatomi Dokter Jaga Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan Kegiatan Membimbing Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi Visum Klinik (Praktek) Membuat visum et repertum korban hidup sesuai dengan rekam medis yang datang Trace Evidence II Pemeriksaan serologi; Pemeriksaan obat dan narkotika (Identifikasi narkotika, Cara pembuatan narkotika); Pemeriksaan dokumen (Teknik pemeriksaan dokumen, Pemeriksaan tulisan tangan dan tanda tangan); Uji balistik Identifikasi III Antropologi II (Estimasi Usia saat kematian, Anthroposcopic Traits, Sebab dan Cara Kematian); DNA; Sidik telinga Dokter Jaga Melakukan jaga per minggu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan Saksi Ahli Menjadi saksi ahli di dalam pengadilan berhubungan dengan kasus yang diperiksa Kegiatan Ilmiah Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik Kegiatan Membimbing Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi Kegiatan Ilmiah Melakukan presentasi pada kegiatan ilmiah yang diadakan oleh Kolegium Kedokteran Forensik Kegiatan Membimbing 96 C21F.634 C21F.635 6. Melakukan bimbingan terhadap mahasiswa di bawah supervisi Stase Akhir Melakukan stase pada tempat yang telah ditentukan Tugas Akhir (Tesis) Membuat tesis sebagai syarat penyelesaian program pendidikan dokter spesialis Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa KURIKULUM PEMBELAJARAN A. Struktur dan Daftar Materi Pendidikan 1. Materi Dasar Umum Materi Dasar Khusus Materi Keahlian Umum Materi Keahlian Khusus Materi Penerapan Keahlian Materi Penerapan Akademik Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik Kegiatan Elektif Kegiatan Ilmiah Tugas Jaga Tugas Membimbing Jumlah SKS 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. B. Semester / SKS Materi Pendidikan / Kegiatan Akademik No Jml 1 2 3 4 5 6 7 10.0 10.0 1.0 1.0 3.5 2.5 6.0 1.0 3.0 6.5 6.5 6.0 5.0 7.0 8.0 4.0 2.5 23.0 4.0 1.5 1.0 11.0 1.5 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 10.5 14.5 16.5 14.0 1.5 1.0 1.0 1.0 13.0 1.0 1.0 1.0 8.5 Deskripsi Materi Pendidikan Semester 1 (Kualifikasi) No. 1. 2. Jenis Kegiatan Akademik Materi Dasar Umum 1.1 Filsafat Umum¸ Filsafat Ilmu dan Epistemologi, Aliran dalam Psikiatri, Sejarah Psikiatri 1.2 Etika Profesi dan Etika Psikiatri 1.3 Metodologi Penelitian 1.4 Tata Cara Penulisan Ilmiah 1.5 Metode Belajar Mengajar 1.6 Statistik dan Komputer Statistik 1.7 Epidemiologi Klinik dan EBM Materi Dasar Khusus 2.1 Biologi Sel dan Biologi Molekuler Jumlah SKS 0.5 0.5 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 11.0 Semester 2 (Tahap 1) No. 1. 2. 3. 4. 8 Jenis Kegiatan Akademik Materi Keahlian Umum 1.1 Psikiatri Biologi 1.2 Siklus Kehidupan dan Teori Perkembangan I 1.3 Psikopatologi Fenomenologik/Deskriptif 1.4 Psikofarmakologi I 1.5 Ketrampilan Klinik Wawancara Psikiatri Materi Keahlian Khusus 2.1 Gangguan Psikiatrik I 2.2 PsikoterapiI Materi Penerapan Keahlian 3.1 Gangguan Psikiatrik I 3.2 Psikoterapi Kegiatan Ilmiah Jumlah SKS 0.5 0.5 1.0 0.5 1.0 0.5 0.5 4.0 1.0 1.0 10.5 30.5 7.5 9.0 0.5 3.0 1.0 1.0 1.0 11.0 1.5 7.0 5.0 3.0 99 97 Semester 3 (Tahap 1) No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Kegiatan Akademik Materi Keahlian Umum 1.1 Psikiatri Biologi 1.2 Teori Perkembangan II 1.3 Psikofarmakologi II 1.4 Tes Psikometri dalam Bidang Psikiatri Materi Keahlian Khusus 2.1 Gangguan Psikiatrik II 2.2 Rehabilitasi Mental 2.3 Kedaruratan Psikiatri 2.4 Terapi Kejang Listrik Materi Penerapan Keahlian 3.1 Gangguan Psikiatrik II 3.2 Rehabilitasi Mental (Stase RS Jiwa) 3.3 Kedaruratan Psikiatri (Stase Ruang Rawat Intensif) 3.4 Terapi Kejang Listrik (Praktek Terapi Kejang Listrik) Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik Kegiatan Ilmiah Jumlah SKS 0.5 0.5 0.5 1.0 0.5 0.5 1.0 1.0 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 14.5 Semester 4 (Tahap 2) No. 1. 2. 3. 4. Jenis Kegiatan Akademik Materi Keahlian Khusus 1.1 Psikopatologi Psikodinamika I 1.2 Gangguan Psikiatrik III 1.3 Psikofarmakologi III 1.4 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I 1.5 Konsep dan Dinamika Keluarga I Materi Penerapan Keahlian 2.1 Psikopatologi Psikodinamika I 2.2 Gangguan Psikiatrik III 2.3 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi I Kegiatan Ilmiah Tugas Jaga Jumlah SKS 1.0 2.0 0.5 2.0 1.0 1.0 6.0 1.0 1.0 1.0 16.5 Semester 5 (Tahap 2) No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Kegiatan Akademik Materi Keahlian Khusus 1.1 Psikopatologi Psikodinamika II 1.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 1.3 Psikiatri Adiksi I 1.4 Psikiatri Geriatri I 1.5 Psikiatri Anak dan Remaja I 1.6 Consultation Liaison Psychiatry I 1.7 Administrasi RS Jiwa Materi Penerapan Keahlian 2.1 Psikopatologi Psikodinamika II 2.2 Konsep dan Teori Dasar Psikoterapi II 2.3 Psikiatri Adiksi I (Stase Sub Divisi Psikiatri Adiksi) 2.4 Psikiatri Geriatri I (Stase Sub Divisi Psikiatri Geriatri) 2.5 Psikiatri Anak dan Remaja I (Stase Sub Divisi Psikiatri Anak dan Remaja) Kegiatan Ilmiah Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik Tugas Jaga Jumlah SKS 1.0 2.5 0.5 0.5 0.5 0.5 1.0 1.0 1.5 0.5 0.5 0.5 1.0 1.5 1.0 14.0 Semester 6 (Tahap 3) No. 1. Jenis Kegiatan Akademik Materi Keahlian Khusus 1.1 Psikiatri Adiksi II 1.2 Psikiatri Geriatri II 1.3 Psikiatri Anak dan Remaja II SKS 0.5 0.5 0.5 98 1.4 Consultation Liaison Psychiatry II 1.5 Neuropsikiatri dan Gangguan Fungsi Luhur 1.6 Sistem dan Dinamika Keluarga II : Isu Gender 1.7 Psikiatri Forensik 1.8 Psikiatri Komunitas dan Psikiatri Sosial 1.9 Psikiatri Transkultural dan Psikiatri Transkultural 2. Materi Penerapan Keahlian 2.1 Psikiatri Adiksi II (Stase Sub Divisi Psikiatri Adiksi) 2.2 Psikiatri Geriatri II (Stase Sub Divisi Psikiatri Geriatri) 2.3 Psikiatri Anak dan Remaja II (Stase Sub Divisi Psikiatri Anak dan Remaja) 2.4 Psikiatri Forensik (Membuat Laporan TPKP dan VeR Psikiatrikum) Kegiatan Elektif 3.1 Psikiatri Militer 3. 3.2 Psikiatri Wanita 3.3 Psikiatri Spiritual dan Religi 4. Kegiatan Ilmiah 5. Tugas Jaga 6. Tugas Membimbing Jumlah 0.5 0.5 0.5 1.0 1.0 1.0 0.5 0.5 0.5 1.0 1.5 1.0 1.0 1.0 13.0 Semester 7 (Tahap 3) No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Kegiatan Akademik Materi Penerapan Keahlian 1.1 Administrasi RS Jiwa (Stase RS Jiwa) 1.2 Consultation Liaison Psychiatry (Stase Neurologi, Bedah Saraf, Rehabilitasi Medik) Kegiatan Ilmiah Tugas Jaga Tugas Membimbing Materi Penerapan Akademik 5.1 Usulan Penelitian 5.2 Ujian Usulan Penelitian Jumlah SKS 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.5 8.5 Semester 8 (Tahap 3) No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Kegiatan Akademik Kegiatan Ilmiah Ketrampilan Klinik / Wawancara Psikiatrik Tugas Jaga Tugas Membimbing Materi Penerapan Akademik 5.1 Ujian Penelitian 5.2 Ujian Akhir Ketrampilan Klinik (Komprehensif, Kasus Dipersiapkan, Kasus Baru) Jumlah SKS 1.0 0.5 1.0 1.0 7.5 11.0 7. Program Studi Ilmu Kesehatan Anak Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak dilaksanakan di Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jl.Pasteur No. 38 Bandung, Rumah Sakit Pendidikan (RSP), Jl. Eijkman No. 38 Bandung, dan Rumah Sakit Jejaring. Gelar profesi yang dicapai adalah Dokter Spesialis Anak. Pendidikan Dokter Spesialis Anak dibagi menjadi 3 tahap sesuai dengan pencapaian kompetensi minimal yang harus diraih, yaitu yunior, madya, dan senior. Tahap Yunior Setelah menjalani pembelajaran materi MKK pada semester pertama, peserta PPDS-1 IKA masuk ke dalam program pendidikan profesi dokter spesialis anak tahap yunior (semester 2─4). PPDS-1 IKA yang bersangkutan menjalani pendidikan selama 6 minggu masing-masing di divisi sebagai berikut: 1. Alergi-Imunologi 99 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Endokrinologi Gastro-hepatologi Hematologi-Onkologi Kardiologi Nefrologi Neonatologi Neuropediatri Nutrisi dan Metabolisme Infeksi dan Penyakit Tropik Respirologi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensiyunior. Tahap Madya Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA melanjutkanke tahap madya (semester 5─7). PPDS-1 IKA yang bersangkutan menjalani pendidikan masing-masing selama 6 minggu di divisi sebagai berikut: 1. Alergi-Imunologi 2. Endokrinologi 3. Gastro-hepatologi 4. Gawat Darurat Pediatri 5. Hematologi-Onkologi 6. Kardiologi 7. Nefrologi 8. Neonatologi 9. Neuropediatri 10. Nutrisi dan Metabolisme 11. Penyakit Infeksi dan Tropik 12. Respirologi 13. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Setelah lulus tahap madya, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensi madya. Tahap Senior Setelah lulus tahap madya, pada awal semester ke-8, peserta PPDS-1 IKA memasuki tahap senior, serta menjalani pendidikan di: 1. PICU (pediatric intensive care unit) selama 6 minggu 2. NICU (neonatal intensive care unit)selama 6 minggu 3. Poliklinik Anak selama 6 minggu 4. RS Jejaring di RSUD Ujung Berung, RSUD Cibabat, RSUD Majalaya, RSKIA Astananyar, RSUD Soreang, dan RSUD Waled masing-masing selama 4 minggu. Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak Tahap Semester Materi Pembelajaran Bobot SKS Kualifikasi 1 MKU/MKK 6 Yunior 1─4 MPK yunior 18 MPA-2 yunior 10 Madya 5─7 MPK madya 18 MPA-2 madya 6 Senior 8 PICU-NICU 6 Tugas mandiri Poliklinik Anak dan RS Jejaring Total Bobot SKS 64 100 Struktur pendidikan yang meliputi pendidikan program Magister dan dokter spesialis anak dapat dilihat pada skema di bawah ini: Program Magister (luar jam kerja) Program Profesi (jam kerja) S I SI S II MDU MDK S I─II S III S IV S III Usulan penelitian S IV─V S VI MKU/MKK (bagian program Magister dalam jam kerja) Rotasi 12divisi Rotasi 13 divisi Kualifikasi Yunior Madya S VII P I C U TESIS S VIII N P I O C L U I Senior R S D Gambar 1. Struktur Pendidikan Program Magister dan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2.1.1 Proses Pembelajaran Program Magister MDU, MDK, MKU, dan MKK Tutorial meliputi tatap muka baik terjadwal maupun tidak terjadwal, diskusi, presentasi, dan pemberian tugastugas. MPA-1 Penulisan Tugas Khusus (sari pustaka), usulan penelitian, dan penulisan tesis dilaksanakan melalui tutorial/bimbingan, pemberian tugas dan monitoring.Untuk mempercepat proses pengajuan usulan penelitian, maka dilaksanakan program mentoring. Program mentoring untuk pembuatan usulan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus masing-masing 2 kali pertemuan. Dua orang mentor merupakan staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak yang bertindak sebagai pembimbing penelitian, sedangkan 2 mentor yang lain adalah staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Pada setiap pertemuan, Mentor akan memberikan masukan dan penilaian performance peserta didik, serta mencatat hasil kemajuan studi mahasiswa tersebut untuk dijadikan dasar kelayakan usulan penelitian. Selain itu Mentor menandatangani buku Log mahasiswa. 2.1.2 Proses Pembelajaran Pendidikan Dokter Spesialis Anak Pendidikan profesi dokter spesialis mempunyai karakteristik education, exposure, and experience yang akan mengantarkan peserta didik untuk mencapai tingkat expertise, evidence-based practice, and excellence. Tujuan utama pendidikan dokter spesialis adalah memberi kesempatan yang cukup untuk memperoleh pengalaman klinik (clinical exposure), agar yang bersangkutan memperoleh pengalaman penting yang diperlukan, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan standar yang tinggi sesuai dengan bidang keahliannya. Beberapa komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis anak adalah sebagai berikut: 1. Magang (apprenticeship) Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat. Metode pembelajaran berupa demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka terjadwal dan tidak terjadwal, dan pemberian tugas 2. Aktivitas pendidikan terstruktur, yaitu: Bacaan jurnal (12 kalimasing-masing untuk tingkat yunior dan madya) Sari pustaka (2 kali presentasi wajibdi tingkat madya, bila ada tambahan sesuai kebijakan divisi) Presentasi kasus (1 kali EvidencedBased Case Report, 1 kaliLongitudinal Case ditingkat madya, bila ada tambahan sesuai kebijakan divisi) Presentasi kasus kematian/clinicopathological conference (tahap madya atau senior), bergantung pada tempat perawatan pasien meninggal Presentasi ilmiah di luar institusi (1 kali tingkat madya/senior diajukan pada PIT IDAI atau KONIKA) Proses pembelajaran berupa telaah kritis, tutorial, analisis kasus, pengelolaan informasi, dan konsultasi 3. e-learning mempergunakan sumber online 4. Mengembangkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan praktik dan prosedur pediatri melalui berbagai aktifitas lokakarya dan pelatihan. Pelatihan prosedur pediatri ini sudah dimulai saat peserta didik berada pada semester I. Diktum klasik yang sudah lama dikenal yaitu memerhatikan, mengerjakan, dan mengajarkan (see, do, and teach dictum) merupakan metode penting untuk memperoleh keterampilan praktik klinik dan prosedur medik 5. Mendidik mahasiswa kedokteran tingkat profesi (Program Studi Pendidikan Dokter/PSPD) 2.2. KURIKULUM (STRUKTUR MATA KULIAH) Agar peserta PPDS-1 IKA dapat menjalani semua yang dipersyaratkan di dalam kurikulum pendidikan dengan baik, diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen berikut ini. 101 1. Struktur mata kuliah a. Materi Pembelajaran b. Struktur dan Penyelenggaraan Pendidikan 2. Deskripsi mata kuliah a. Materi Dasar Umum (MDU) b. Materi Dasar Khusus (MDK) c. Materi Keahlian Umum (MKU) d. Materi Keahlian Khusus (MKK) 2.1.1 Struktur Mata Kuliah 2.1.2 Materi Pembelajaran 2.1.2.1 Materi Pembelajaran Pendidikan Magister Kesehatan BKU IKA: Mata Kuliah 1. Materi Dasar Umum (MDU) Berisi dasar materi ilmu, tidak terbatas pada bidang kedokteran, yang diperlukan untuk menjadi calon penggagas dan peneliti, terdiri atas: Filsafat ilmu Etika profesi Metodologi penelitian Biostatistika dan komputer statistika. 2. Materi Dasar Khusus (MDK) Berisi dasar pengetahuan keahlian dalam bidang kedokteran selain IKA yang dapat membantu pencapaian kualitas akademik, dan pada gilirannya kemudian, membantu pencapaian kualitas keprofesian yang tinggi. Terdiri atas: Biologi molekular Farmakologi klinik Epidemiologi klinik Kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine) Administrasi kesehatan dan rekam medik. 3. Materi Keahlian Umum (MKU) Berisi materi pengajaran yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang IKA agar mampu memecahkan permasalahan kesehatan anak secara ilmiah. Terdiri atas: Tumbuh kembang Nutrisi klinis Genetika kedokteran Elektrolit dan keseimbangan asam-basa 4. Materi Keahlian Khusus (MKK) Merupakan materi pengajaran keahlian yang meliputi semua subdisiplin dalam bidang IKA, yaitu: Alergi-imunologi Endokrinologi Gastro-hepatologi Gawat darurat pediatri Hematologi dan onkologi Kardiologi Nefrologi Neonatologi Neurologi Nutrisi dan metabolik Penyakit infeksi tropik Respirologi Tumbuh kembang-pediatri sosial Prosedur medik-pediatri 5. Materi Penerapan Akademik-I Berhubungan dengan persyaratan pendidikan Magister seperti: Topik khusus (sari pustaka dalam istilah Kurikulum 2000). Usulan penelitian Tesis 2.1.2.2 Materi Pembelajaran Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak: 1. Materi Penerapan Keprofesian (MPK) Merupakan pelatihan keprofesian yang secara umum, meliputi pelatihan dalam bidang: Tatalaksana pasien gawat darurat Tatalaksana pasien rawat inap Tatalaksana pasien rawat jalan Tatalaksana kasus jangka panjang 102 2. Penilaian tumbuh kembang dan pendekatan pediatri sosial Prosedur medik-pediatri Materi Penerapan Akademik-2 (MPA-2) Berhubungan dengan pencapaian kemampuan profesi dengan kompetensi akademik yang baik, terdiri atas: Bacaan kepustakaan (journal reading) Referat Presentasi ilmiah di luar institusi Sajian kasus sulit dan kasus kematian Laporan jaga 2.1.3 Struktur dan Penyelenggaraan Pendidikan Yang dimaksud dengan struktur kurikulum yaitu bagaimana isi/materi pengajaran diorganisasikan dan bagaimana jadwal pembelajaran akan dilaksanakan. Penyelenggaraanpendidikan dilaksanakanberdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu: Program Magister Program ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dalam hal ini Program Pendidikan Combined Degree (PPCD) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Program inidiikuti PPDS pada semester ke -4 atau 5, bersifat opsional, Saat ini program ini menginduk kepada Program Magister Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas`Kedokteran Universitas Padjadjaran. Tempat pendidikan : Gedung Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran JI. Eyckman No. 38, Bandung. Waktu pendidikan : Disesuaikan dengan jadwal dari Program Pascasarjana, kecuali untuk MKK diselenggarakan pada jam kerja di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Gelar akademik : Magister Kesehatan (MKes) Materi dan tahap pembelajaran, serta bobot SKS dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Magister Materi Semester Waktu dan Tempat MDU 1─2 sesuai jadwal PPCD MDK 2 sesuai jadwal PPCD MKU DAN MKK 1 DIKA, pada jam kerja MPA-1 3 sesuai jadwal PPCD Total Bobot SKS 2.2 Deskripsi Mata Kuliah 2.2.1 Materi Dasar Umum 2.2.1.1 Filsafat Ilmu Pengetahuan Pengertian filsafat Ilmu pengetahuan sebagai alat kritik bagi semua pengetahuan Metafisika, ontologi, epistomologi, dan logika Arti dan tujuan ilmu pengetahuan, tradisi ilmu pengetahuan Ilmu Pengetahuan dan kebenaran 2.2.1.2 Etika Profesi Etika Profesi Etika dan estetika 2.2.1.3 Metodologi Penelitian Ilmu dan penelitian Dasar-dasar penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan Sampel dan populasi Pengukuran dalam penelitian Usulan penelitian Disain penelitian Studi seksi silang Studi kasus kontrol Studi kohor Analisis kesintasan Uji diagnostik Bobot SKS 11 12 14 11 48 103 - Uji klinis Metaanalisis Besar sampel Pemilihan uji hipotesis Masalah etika penelitian Penulisan hasil penelitian dan rujukan Penelusuran artikel Telaah kritis literatur Review sistematik 2.2.1.4 Biostatistika dan Komputer statistika Pengertian statistika Statistika vital Pengolahan data Teori probabilitas Ukuran dan teknik sampling Statistik inferens Penarikan kesimpulan Dasar uji bermakna Uji perbedaan 2 mean Uji perbedaan lebih dari 2 mean Uji perbedaan 2 proporsi Uji nonparametrik Korelasi dan regresi lnear Multivariate analysis 2.2.1.5 Pelatihan penggunaan komputer Meliputi penggunaan berbagai paket komputer misalnya: Epi info Stata SPSS 2.2.2 Materi Dasar Khusus (MDK) 2.2.2.1 Biologi Molekular Fungsi hidup, biomolekul, sel Faktor-faktor psikoklinis Protein Bioenergetika Oksidasi biologi Metabolime Membran biologis Komunikasi antarsel Gradien dalam makhluk hidup Strategi lokomotif Replika dan ekspresi 2.2.2.2 Farmakologi Klinik Pengantar farmakologi klinik Farmakokinetik Faktor-faktor yang mengubah respons Efek samping obat Interaksi obat Analisis manfaat, risiko dan ekonomi dalam penggunaan obat Penerapan pengobatan rasional dalam pelayanan Terapi antimikrob Toksikologi klinik 2.2.2.3 Epidemiologi, Epidemiologi Klinik, dan Kedokteran Berbasis Bukti (KBB) Pengantar epidemiologi, epidemiologi klinik, dan KBB Nilai p dan interval kepercayaan Normalitas dan kausalitas Pengantar penggunaan komputer Searching clinic Diagnosis Terapi 104 - Prognosis Harm Clinical guidelines Meta-analysis Health technology assessment Clinical decision making Cost-benefit analysis KBBdan clinical governance KBB dan clinical audit 2.2.2.4 Administrasi Kesehatan dan Rekam Medis Dasar-dasar administrasi kesehatan Definisi rekam medis Isi rekam medis Nilai rekam medis dalam bidang Legal Administrasi Keuangan Riset Pendidikan Dokumentasi 2.2.3 Materi Keahlian Umum (MKU) 2.2.3.1 Tumbuh kembang (Growth and Development/Pediatri Sosial) Penilaian pertumbuhan dan perkembangan Konsep umum tumbuh kembang dan kebutuhan dasar tumbuh kembang anak Pemantauan pertumbuhan anak dengan growth chart(CDC 2000) Pemantauan perkembangan anak dengan Denver II Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan Stimulasi Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Gangguan pertumbuhan fisik Gangguan perkembangan motorik Gangguan perkembangan bahasa Gangguan fungsi vegetatif Kecemasan Gangguan suasana hati (mood disorders) Bunuh diri dan percobaan bunuh diri Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioral disorders) - Gangguan perilaku seksual - Gangguan perkembangan pervsif dan psikosis pada anak - Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah - Kelainan saraf dan pediatrik akibat trauma otak - Penyakit psikosomatik Peningkatan Kualitas anak Keluarga berencana Upaya peningkatan kualitas anak Imunisasi Perlindungan anak Undang-undang perlindungan anak Anak dengan kebutuhan khusus Masalah sosial Adopsi Foster care Child care Separation and death Impact of violence - 2.2.3.2 Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak Penilaian status gizi Kesulitan makan pada anak Malnutrisi energi protein dan defisiensi vitamin: Patofisiologi/patogenesis malnutrisi energi protein Klasifikasi malnutrisi energi protein 105 - - - - - - - Pengenalan malnutrisi energi protein Tatalaksana malnutrisi energi protein Pengenalan defisiensi nutrien lain (vitamin) Obesitas Pengenalan obesitas (klinis, antropometris) Penyebab dan tipe obesitas Penyulit/komplikasi obesitas Tatalaksana obesitas Kelainan metabolik bawaan Diagnosis kelainan metabolik bawaan berdasarkan gejala klinis dan laboratorium sederhana Patofisiologi/dasar kelainan metabolik bawaan Masalah kelainan metabolik bawaan Skrining kelainan metabolik bawaan Langkah-langkah tatalaksana Kedaruratan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya Dukungan nutrisi: enteral Indikasi nutrisi enteral Jenis-jenis formula enteral Cara penghitungan kebutuhan cairan, energi, dan nutrien Untung-rugi serta komplikasi formula enteral Dukungan nutrisi: parenteral Indikasi nutrisi parenteral Jenis-jenis preparat total parenteral nutrition Cara penghitungan kebutuhan cairan, energi, dan nutrien Untung-rugi serta komplikasi formula parenteral Diet pada berbagai penyakit (ginjal, hati, jantung, saluran cerna) Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tersebut) dan cara mengatasinya Pengaturan diet Diet pada berbagai penyakit (ketogenik, alergi, diabetes melitus, kelainan metabolik bawaan) Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tersebut) dan cara mengatasinya Pengaturan diet Manajemen laktasi 2.2.3.3 Genetika Kedokteran Sitogenetika Genetika molekular Genetika biokimia Genetika klinik Epidemiologi genetika Imunogenetika Genetika perkembangan Genetika populasi 2.2.3.4 Elektrolit, keseimbangan air, dan asam basa Keseimbangan cairan dan elektrolit Fisiologi keseimbangan air dan elektrolit Gangguan keseimbangan air dan elektrolit Tatalaksana gangguan keseimbangan air dan elektrolit Keseimbangan asam basa Fisiologi keseimbangan asam-basa Pengukuran keseimbangan asam-basa Gangguan keseimbangan asam-basa: respiratorik Gangguan keseimbangan asam-basa: metabolik Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa: respiratorik Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa: metabolik - 2.2.3.5 Materi Keahlian Khusus (MKK) Alergi-Imunologi Anak Imunologi dasar I Sejarah imunologi Perkembangan sistem imun Kompleks histokompatibilitas 106 - - - - - Sistem komplemen Imunologi dasar II Respons imun Imunitas humoral Imunitas selular Sistem Fagosit Imumnologi Klinis I Reaksi hipersensitivitas Anafilaksis-anafilaktoid Uji tusuk kulit Alergi makanan Imunologi klinis II Urtikaria-angioedema Dermatitis atopi Rinitis alergi Alergi obat AIDS pada anak Imunologi klinis III Artritis reumatoid juvenilis Lupus eritematosus sistemik Purpura Henoch-Schoenlein Imunitas dan imunopatologi Autoimunitas Imunomodulasi Terapi medikamentosa dan imunoterapi Endokrinologi Anak Pengantar endokrinologi anak Fisiologi, anatomi, biokimia Mekanisme kerja Regulasi hormon Manifestasi kelainan endokrin Evaluasi anak dan remaja dengan kemungkinan penyakit endokrin Peranan sistem endokrin dalam tumbuh kembang anak Pertumbuhan (linear) Pengukuran pertumbuhan Pertumbuhan abnormal: Short stature (perawakan pendek) Tall stature (perawakan tinggi) Obesitas: aspek endokrin Etiologi-patogenesis Diagnosis Pengelolaan Gangguan metabolisme vasopresin Fisiologi vasopresin normal Diabetes insipidus: Sentral Nefrogenik SIADH Gangguan kelenjar tiroid Fisiologi dan anatomi tiroid normal Goiter Hipotiroidisme Neonatal/bawaan Dapatan Hipertiroidisme Diabetes melitus Tipe 1 Tipe 2 DKA (diabetes ketoasidosis) Hipoglikemia Metabolisme karbohidrat normal Hipoglikemia neonatal Hipoglikemia pada anak di luar periode neonatal - 107 - - - - - - Hiperplasia adrenal kongenital (HAK) Steroidogenesis adrenal normal HAK disebabkan defisiensi 21-hidroksilase Sindrom Cushing dan Penyakit Cushing Kelainan organ reproduksi laki-laki Testis undesensus Mikropenis Intersex 46, XX, Intersex (virilization) 46, XY, Intersex (undervirilization) Intersex gonadal murni Kelenjar paratiroid dan gangguannya Peranan hormon, homeostasis kalsium, dan metabolisme tulang Hipoparatirodisme Aspek endokrin pubertas Fisiologi Pubertas dini Pubertas lambat Gangguan metabolisme iodium Defisiensi iodium (aspek endokrin) Gastro-hepatologi Anak - Disfagia - Muntah Refluks gastroesofagus Muntah menetap Muntah bedah - Diare Diare akut Sindrom diare kronik Malabsorpsi dan intoleransi kronik Terapi nutrisi enteral Alergi makanan Perawatan paska bedah intestinal - Perdarahan saluran cerna PerdarahanSMBA Perdarahan SMBB - Konstipasi Konstipasi akibat pengaruh makanan Konstipasi akibat kelainan bawaan Konstipasi akibat infeksi Konstipasi akibat obat - Sakit perut Sakit perut akut Sakit perut berulang Sakit perut bedah - Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna Masukan kalori yang tidak adekuat Malabsorpsi dan kehilangan kalori terlalu banyak Diare kronik Gangguan fungsi limfatik saluran cerna - Kolestasis intrahepatik pada bayi dan anak Infeksi sepsis Virus hepatotropik A,B, C Virus non-hepatotropik : TORCH Metabolik Sindrom Alagille Defisiensi alfa 1 antitripsin Galaktosemia Tirosinemia - Kolestasis ekstrahepatik pada bayi dan anak Atresia bilier Inspissated bile syndrome Kista duktus koledokus 108 - - - - - - Kolelitiasis Kolesistitis Hepatitis akut Hepatitis virus hepatotropik A-C Hepatitis virus non A-C Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit) Hepatitis kronik Hepatitis virus hepatotropik B-C Hepatitis karena kelainan metabolik Glycogen storage disease Sindrom Alagille Defisiensi alfa 1 antitripsin Galaktosemia Penyakit Wilson Hepatitis Otoimun Tumor hati Hepatoblastoma Karsinoma hepatoselular Kelainan hati akibat obat Parasetamol Sitostatika Tuberkulostatika Antikonvulsan Sirosis Hepatis dan hipertensi portal Sirosis hati Hipertensi portal karena sirosis Hipertensi portal karena kelainan ekstrahepatik Asites refrakter karena sirosis hati Gagal hati fulminan Transplantasi hati Hematologi dan Onkologi Anak - Anemia defisiensi besi (ADB) Metabolisme besi Etiologi dan epidemiologi anemia defisiensi besi Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan klinis dan laboratoris Tatalaksana anemia defisiensi besi Komplikasi anemia defisisensi besi Dampak sosial - Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12 Metabolisme asam folat dan vitamin B12 Etiologi dan epidemiologi di masyarakat Diagnosis anemia megaloblastik secara rinci Tatalaksana anemia megaloblastik - Anemia hemolitik otoimun Etiologi anemia hemolitik otoimun Patofisiologi hemolisis Dampak hemolisis terhadap eritropoiesis dan sistem biliaris Diagnosis anemia hemolitik auotoimun Tatalaksana dan rujukan penderita anemia hemolitik auotoimun - Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir Etiologi dan epidemiologi penyakit hemolitik pada bayi baru lahir Patofisiologi hemolisis Diagnosis (termasuk serologi antenatal dan anamnesis secara rinci) Terapi hiperbilirubinemia Transfusi tukar Dampak individual dan sosial kern icterus Efek dan berbagai cara terapi hiperbilirubinemia - Defisisensi G6PD Epidemiologi Patofisiologi hemolisis Diagnosis Nasihat pencegahan hemolisis pada penderita Konsultasi genetik 109 - - - - - - - - - Anemia aplastik Etiologi anemia aplastik Patofisiologi Diagnosis anamnesis secara rinci Talasemia Patogenesis talasemia alfa dan beta Pewarisan talasemia alfa dan beta Epidemiologi talasemia Diagnosis Tatalaksana penderita talasemia beta Hemosiderosis dan hemokromatosis Tatalaksana hemosiderosis Indikasi splenektomi Komplikasi penderita talasemia beta mayor Indikasi tranplantasi sumsum tulang Dampak biopsikososial Konsultasi genetika Pengendalian talasemia beta Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) Definisi ITP akut dan kronis Etiologi Patogenesis Diagnosis Tatalaksana Komplikasi dan tatalaksananya Indikasi splenektomi Amegakaryocytic thrombocytopenic purpura (ATP) Definisi Diagnosis Tatalaksana Trombopatia Definisi Perbedaan trombopatia bawaan dengan didapat Jenis-jenis trombopatia bawaan Jenis-jenis trombopatia didapat Diagnosis trombopatia Penetapan rujukan Hemofilia Etiologi dan epidemiologi Diagnosis Tatalaksana Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi Pengobatan rumatan Indikasi rujukan Konsultasi genetika Dampak psikososial Penyakit von Willebrand Etiologi dan epidemiologi Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium Tatalaksana Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi Indikasi rujukan Konsultasi genetika Dampak psikososial Defisiensi vitamin K Etiologi Patogenessis perdarahan akibat defisiensi vitamin K Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium Komplikasi Efek samping pengobatan Kelainan pembuluh darah Jenis-jenis kelainan pembuluh darah Diagnosis Tatalaksana 110 - - - - Leukemia Definisi Etiologi dan epidemiologi Patogenessis dan gejala-gejala leukemia Klasifikasi leukemia Diagnosis Pengobatan penunjang suportif Rujukan Jenis-jenis regimen pengobatan leukemia Pengobatan atas petunjuk rujukan Komplikasi dan pengobatan Konsultasi dampak Preparat apus darah tepi leukemia Aspirasi sumsum tulang Tumor ganas padat Jenis tumor ganas padat Epidemiologi Diagnosis Gejala klinis dan hasil laboratorium Rujukan pada saat yang tepat Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait Penyuluhan masalah penyakit kepada orangtua Transplantasi sumsum tulang Indikasi Rujukan atas petunjuk konsultasi Transfusi darah Indikasi transfusi darah Persiapan dosis dan macam transfusi darah Tatalaksana transfusi darah yang tepat Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul Kardiologi Anak Pendahuluan Anatomi jantung normal Fisiologi jantung normal Embriologi jantung normal Penyakit jantung bawaan - Defek septum atrium - Defek septum ventrikel - Duktus arteriosus persisten - Stenosis pulmonal - Hipoplasia jantung kiri - Stenosis aorta - Koarktasio aorta - Tetralogi Fallot - Atresia pulmonal - Double outlet right ventricle - Transposisi arteri besar - Atresia trikuspid - Anomali drainase vena pulmonalis - Dekstrokardia Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik Penyakit jantung didapat nonreumatik - Infeksi Endokarditis Miokarditis Perikarditis Efusi perikardium Penyakit Kawasaki Penyakit Takayasu - Noninfeksi Kelainan kardiovaskular pada glomerulonefritis Kelainan kardiovaskular pada hipertensi - 111 Kelainan kardiovaskular pada gangguan elektrolit dan asam basa Kelainan kardiovaskular pada kelainan hematologi Tromboemboli Kelainan kadiovaskular pada penyakit metabolik dan endokrin Kelainan kardiovaskular pada kelainan ginjal Kelainan kardiovaskular pada penyakit paru Masalah khusus Gagal jantung EKG abnormal Disritmia Hipertensi pulmonal Kardiomiopati Syok kardiogenik Henti jantung Nefrologi Anak Proteinuria Hematuria Ginjal polikistik Katup uretra posterior Sindrom nefrotik sensitif steroid Sindrom nefrotik resisten steroid GNA pascastreptokokus GNK (glomerulonefritis kronik) Sindrom hemolitik uremik Nefropati IgA Asidosis tubular ginjal Hipertensi primer Hipertensi sekunder Krisis hipertensi Infeksi saluran kemih simpleks dan kompleks Refluks vesiko-ureter Intoksikasi jengkol GGA (gagal ginjal akut) GGK (gagal ginjal kronik) Enuresis Neuropediatri Peningkatan tekanan intrakranial Epilepsi Kejang demam Penatalaksanaan kejang Infeksi susunan saraf Trauma lahir pada neonatus Hypoxic ischemic encephalopathy pada neonatus Malformasi kongenital susunan saraf pusat Tumor pada susunan saraf Trauma kepala dan tulang belakang Penyakit neuromuskular Penyakit metabolik dan degeneratif Penyakit neurokutan Penyakit serebrovaskular Ensefalopati Gangguan perkembangan umum (retardasi mental, gangguan belajar) Cerebral palsy Gangguan perkembangan khusus (ADHD, autis, gangguan perkembangan pervasif) Gawat Darurat Pediatri - Resusitasi Resusitasi dasar Resusitasi lanjutan Obat resusitasi - Pengangkutan penderita gawat Pengangkutan penderita gawat di dalam dan antar rumah sakit - Kedaruratan anak Triase 112 Kedaruratan pernapasan dan terapi oksigen Kedaruratan kardiovaskular Kedaruratan SSP Keracunan - Ilmu kesehatan anak intensif Resusitasi otak Kegawatan pernafasan dan ventilasi mekanik Kegawatan kardiovaskular Pengelolaan medik pra dan pascabedah - Prosedur pediatrik Intubasi endotrakeal Intraosseus line RJP (resusitasi jantung paru) bayi dan anak Infeksi dan Penyakit Tropik - Patogenesis penyakit infeksi - Imunologi penyakit infeksi - Respons imun terhadap penyakit infeksi - Demam, patogenesis, dan tatalaksana - Demam tanpa kausa yang jelas - Pemberian antibiotik di bidang pediatrik - Isolasi - Pemeriksaan penunjang diagnosis/nilai normal - Helmintiasis - Malaria - Amebiasis/giardiasis - Difteria - Disentri basiler - Pertusis - Tetanus - Demam tifoid - Salmonelosis - Infeksi streptokokus grup A - Infeksi stafilokokus - Sepsis - Campak - Dengue - Rubela - Parotitis epidemika - Varicella-Zoster - HIV - Flu burung/Avian influenza - Infeksi nosokomial Neonatologi - Asfiksia neonatorum - Ikterus - BBLR (bayi berat lahir rendah) - Termoregulasi - Fisiologi neonatus - Cacat bawaan - Sindrom gawat napas - Hipoglikemia - Nutrisi parenteral - Anemia - Hipokalsemia - Nutrisi enteral Respirologi Anak - Mekanisme pertahanan lokal saluran respiratorik Aerodynamic filtering Airway reflexes Mechanism of cough and abnormalitiies of the cough reflex Mucous and lung water Disorder of the mucocilliary system 113 - - - - The respiratory epithelium Kelainan respiratorik yang sering ditemukan pada bayi Laringomalasia Emfisema dan lobaris kongenital Kista paru dan bleb paru Fistula trakeosesofageal Kelainan diafragma dan dinding dada (hernia diafragmatika, enterasio diafragma, osteogenesis imperfekta) Tumor mediastinum Asma bronkial Patofisiologi Diagnosis Klasifikasi (derajat serangan, derajat penyakit) Penatalaksanaan Batuk kronik berulang (BKB) Pneumotoraks, pneumomediastinum Infeksi saluran respiratorik akut Bagian atas (rinitis, rinofaringitis, tonsilitis, tonsilofaringitis, sinusitis, otititis media akut, epiglotitis, sindrom croup) Bagian bawah (bronkopneumonia, bronkiolitis) Drowning, near drowning Avian influenza Tuberkulosis 3.1 Evaluasi Belajar dan Batas Waktu Studi 3.1.1 Evaluasi Hasil Belajar Penilaian berdasarkan tujuannya dibagi menjadi tiga yaitu formatif, sumatif, dan gabungan keduanya (penilaian sumatif yang berisi pula komponen formatif, contohnya early warning summative yang diselenggarakan The United States National Board of Medical Examiner). Penilaian formatif dipergunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan/kelemahan yang ditemukan, sedangkan penilaian sumatif dipergunakan untuk menentukan/menjadi dasar suatu keputusan seperti lulus-tidak lulus, baik atau buruk. 3.1.2 Penilaian untuk Program Magister Kesehatan MDU/MDK/MKUIMKK Penilaian dilaksanakan melalui pemberian tugas-tugas, diskusi, presentasi, dan ujian tertulis maupun lisan bila diperlukan. Usulan Penelitian Penilaian usulan penelitian dilaksanakan melalui ujian Sidang Usulan Penelitian mencakup kerangka penulisan, substansi masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, metode penelitian, perangkat statistik yang akan dipergunakan,dan kepustakaan yang relevan. Seminar Usulan Penelitian: 1. Usulan penelitian kerangka tesis yang belum diuji secara empiris 2. Seminar usulan penelitian dilaksanakan pada alih semester, yaitu setelah kwartal ke-2 program magister 3. Jumlah penguji adalah 7 orang yang terdiri atas 2 anggota tim pembimbing dan 5 orang penelaah termasuk ketua sidang dan 2 orang penilai etika penelitian. 4. Sidang diketuai oleh Guru Besar yang ditunjuk oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 5. Penguji disarankan oleh ketua Peminatan dan ditetapkan oleh Koordinator Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 6. Penguji pada waktu usulan penelitian adalah juga penguji pada pratesis dan tesis 7. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum ada yang bergelar doktor. 8. Pada akhir seminar semua skor yang berupa angka mutu dengan kisaran 0,00–4,00 dikumpulkan dan dihitung dengan rincian: Nilai pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40% 9. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00 10. Bila tidak lulus, mahasiswa diberi kesempatan hanya satu kali seminar perbaikan dan bila belum berhasil juga mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan sandi 11. Bagi mahasiswa yang telah lulus seminar diwajibkan melengkapi dan memperbaiki usulan penelitiannya dan ditandatangani kembali oleh pembimbing dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk tesis. Hasil perbaikan harus diserahkan kepada ketua program untuk mendapat surat izin melaksanakan penelitian 12. Bobot Ujian Usulan Penelitian 4 SKS 114 13. Pedoman huruf mutu usulan penelitian: ANGKA MUTU HURUF MUTU 3,76–4,00 A ANGKA MUTU HURUF MUTU 3,51–3,75 A(-) 3,76–4,00 A 3,26–3,50 B(+) 3,00–3,25 B 3,00–3,75 B 14. Usulan penelitian harus dilakukan paling lambat pada akhir semester ke-4 program pendidikan Magister. Tabel 3.1 Predikat Kelulusan Usulan Penelitian Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) IPK Predikat 3,71–4,00 Dengan Pujian 3,41–3,70 Sangat Memuaskan 2,75–3,40 Memuaskan Tabel 3.2 Predikat Kelulusan Tesis Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) IPK Predikat 3,71–4,00 Dengan Pujian 3,41–3,70 Sangat Memuaskan 2,75–3,40 Memuaskan 3.1.3 Penilaian Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak Tata Cara Pelaksanaan PenilaianPeserta PPDS-1 IKA Dalam rangka memperoleh kompetensi dokter spesialis anak, peserta PDS-1 IKA melakukan kegiatan pembelajaran yang merupakan gabungan proses pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jenis kegiatan tersebut meliputi: - Pemeriksaan pasien termasuk tatalaksana pasien (bed side) - Acara ilmiah, meliputi: 1. Laporan kasus 2. Sari pustaka 3. Bacaan jurnal 4. Tugas baca 5. Laporan kasus longitudinal 6. Evidence based case report (EBCR) 7. Laporan kematian (audit morbiditas dan mortalitas) Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan peserta PPDS-1 (yunior/madya) penilaian di divisi berupa: Presentasi pada saat ronde divisi dan ronde besar Bacaan jurnal Analisis kasus Sari pustaka Audit morbiditas dan mortalitas Pengamatan langsung keterampilan melakukan prosedur medis pada anak (DOPS: direct observation procedural skill assesment) MINI-CEX Script corcodance test (SCT) Ujian lisan atau tertulis (modifikasi esai atau pilihan berganda) dilaksanakan pada awal dan akhir magang di divisi Penilaian buku log Portofolio Pemberian angka, nilai mutu, markah, dan interpretasi setiap penilaian di divisi adalah sebagai berikut: Bentuk asesmen peserta PPDS-1 IKA Untuk penilaian dan evaluasi kemajuan hasil belajar peserta PPDS-1 IKA digunakan beberapa metode asesmen (sesuai aturan kolegium IKA Indonesia), meliputi: Case based discussion (CBD) Mini clinical examination (Mini CEX) dilaksanakan di tiap divisi Direct observational procedures(DOPS) Mini peer assesment tools (Mini PAT) Objective clinical structured evaluation (OSCE) Essay Multiple choice question (MCQ) Buku Log 115 Penilaian dalam bentuk angka dan huruf mutu. Hasil penilaian tersebut merupakan dasar penilaian kelulusan divisi. Tabel 3.3 Penilaian di Divisi Nilai Akhir (NA) 80≤NA≤100 68≤NA<80 56≤NA<68 45≤NA<56 NA<45 Huruf Mutu A B C D E Angka Mutu (AM) 3.20≤AM≤4 2.72≤AM<3.20 2.24≤AM<2.72 1.80≤AM<2.24 AM<1.80 Setelah berhasil melewati setiap tahap dalam program pendidikan (yunior, madya, dan senior), kepada peserta didik akan diberikan sertifikat kompetensi. CbD (Case-based Discussion) Case-based Discussionadalah suatu metode untuk menilai kemampuan klinik peserta PPDS-1dalam hal pengambilan keputusan klinik, dan aplikasi/penggunaan pengetahuan medik dalam mengelola pasien, dan hanya memerlukan waktu 20 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan peserta PPDS-1 dan sekaligus memberikan umpan balik pada kasus tersebut. Mini-CEX (MiniClinical Examination) Mini-CEX adalah penilaian kemampuan klinis peserta PPDS-1 pada saat berhadapan dengan pasien, dan hanya perlu 15–20 menit untuk dapat menilik interaksi peserta PPDS-1 dengan pasien, kemudian diikuti umpan balik 5–10 menit. Dari berbagai pemakaian, Mini-CEX telah dibuktikan merupakan alat yang valid dan dapat dipercaya untuk mengukur kemampuan klinik peserta PPDS-1. DOPS (Direct Observation of Procedural Skill) Direct Observation of Procedural Skilladalah penilaian kemampuan klinik peserta PPDS-1 dalam melakukan suatu tindakan medik pada pasien, dan hanya memerlukan waktu 15–20 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan peserta PPDS-1 dalam melakukan tindak medis secara keseluruhan, dan kemudian diikuti oleh umpan balik selama 5 menit. DOPStelah terbukti merupakan alat yang valid untuk dapat mengukur kemampuan peserta PPDS-1 dalam melakukan tindak medis. Mini-PAT (MiniPeer Assessment Tool) Mini-PAT adalah suatu metode untuk menilai prestasi klinik peserta PPDS-1, ditujukan untuk menilai prestasi peserta PPDS-1 dalam mengelola pasien yang didasarkan pada kemampuan peserta PPDS-1 secara rutin dalam menangani pasien, dan hanya memerlukan waktu 10 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan peserta PPDS-1. 4.1 Pedoman Ujian 4.1.1. Ujian OSCE (Objective Structure of Clinical Examinaton) Setiap peserta PPDS-1 IKA harus mengikuti ujian OSCE sebanyak 3 kali (1 kali tingkat yunior, 1 kali tingkat madya, dan 1 kali tingkat senior).Ujian OSCE diadakan secara periodik setahun dua kali pada bulan April dan Oktober. Kelulusan ujian OSCE pada semua tahap pendidikan merupakan salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian komprehensif lokal yang diselenggarakan sebelum mengikuti ujian evaluasi nasional yang diselenggarakan kolegium IKA Indonesia. 4.1.2 Ujian tertulis Ujian tertulis berupa essay atau MCQ merupakan evaluasi tambahan yang bersifat fakultatif. 4.1.3 Ujian MCQ Nasional Ujian MCQ nasional dilaksanakan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia dan kelulusannya merupakan salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian komprehensif lokal sebelum mengikuti ujian evaluasi nasional yang diselenggarakan kolegium IKA Indonesia. 4.1.4.Ujian Komprehensif Lokal Ujian ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian nasional (evaluasi nasional),dilaksanakan setelah peserta PPDS-1 IKA lulus di semua divisi,lulus ujian OSCE, lulus tugas akhir dan atau ujian tesis, menyerahkan artikel ilmiah dan sudah disetujui oleh editor jurnal ilmiah yang terakreditasi untuk dipublikasikan, serta tidak ada tunggakan pinjaman buku perpustakaan. 116 a. Bentuk Ujian Ujian terdiri dari kasus panjang (long case) dan kasus pendek (short case). Ujian kasus panjang berbentuk evidence based practice, sedangkan kasus pendek berbentuk Mini-CEX atau disesuaikan dengan metodeevaluasi nasional. b. Penyelenggaraan Ujian Komprehensif Lokal Penguji ujiankomprehensif lokal ditentukan secara bergiliran oleh Tim Pendidikan PPDS-1 IKA yang mendapat persetujuan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak, terdiri atas 5 orang penguji dan 1 orang sekretaris. c. Tatacara Ujian Mengacu kepada peraturan yang telah ditentukan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia. Kasus panjang Satu kasus diberikan kepada setiap kandidat 7 hari sebelum penyelenggaraan ujian untuk ditatalaksana dan dibuat makalah kasus panjang Format kasus panjang terdiri atas identitas pasien, ilustrasi kasus, dan diskusi tanpa disertai daftar pustaka Kandidat mempresentasikan kasusnya selama 15–20 menit dengan memakai alat bantu dengar pandang Setelah kandidat selesai mempresentasikan kasus, tim penguji dapat memeriksa/melihat kasus yang dipresentasikan Masing-masing penguji mendapat waktu 10 menit untuk mengajukan pertanyaan secara bergilir Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji-penguji lain Apabila penguji merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup, maka penguji bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi Proporsi pertanyaan sebagai berikut: 40% mengenai kasus dan 60% mengenai ilmu kesehatan anak secara keseluruhan Kasus pendek Kasus disiapkan oleh panitia penyelenggara, sesaat sebelum penyelenggaraan ujian Kandidat dan penguji tidak mengetahui kasus sebelumnya Kandidat dan penguji diberi keterangan pendek tertulis mengenai pasien sebagai berikut: nama, umur, anamnesis singkat, dan lain-lain Kandidat mengambil anamnesis, memeriksa pasien, dan kemudian mempresentasikan. Kandidat memakai alat-alat kedokteran yang disediakan (stetoskop, termometer, tensimeter, dan lain-lain). Seluruhnya dilakukan dalam waktu 15 menit Pada waktu kandidat melakukan amanesis dan memeriksa pasien, para penguji mengamati dan menilai kandidat Setelah kandidat mempresentasikan pasien, dilakukan diskusi umum yang dipimpin oleh Ketua Tim Penguji Masing-masing penguji mendapat waktu 5 menit untuk mengajukan pertanyaan/diskusi dengan kandidat. Penilaian dilakukan dengan memakai pola Mini-CEX Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji lain Apabila penguji selanjutnya merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup, maka penguji bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi 4.1.5 Evaluasi Nasional Diselenggarakan secara nasional sesuai jadwal yang ditetapkan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.Setelah dinyatakan lulus ujian Evaluasi Nasional (EN) yang bersangkutan berhak memperoleh gelar dokter spesialis anak. Batas waktu pendidikan Batas waktu masa studi PPDS-1 IKA adalah 1½ x masa studi (8 semester), yaitu 12 semester. 5.1 Tata Tertib 5.1.1 Sanksi akademik Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan atau pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi diusulkan atau diajukan oleh Program Studi pendidikan Spesialisasi Anak Fakultas Kedokteran UNPAD dan diputuskan oleh Rektor UNPAD. 5.1.2 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Magister A. Peringatan Akademik pada Program Magister Peringatan akademik beserta surat Pembantu Dekan I ditujukan kepada lembaga pengirim atau mahasiswa untuk memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik mahasiswa atau pelanggaran pendidikan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperingatkan mahasiswa agar tidak mengalami pemutusan studi. Peringatan akademik pada program magister tersebut diberikan kepada: 1. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IV belum melakukan seminar usulan penelitian. 2. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IX belum menempuh ujian akhir lisan terbuka mempertahankan tesis. 117 B. Pemutusan Studi Akademik pada Program Magister Dengan dikeluarkannya Pemutusan Studi berarti mahasiswa dikeluarkan dari fakultas/jurusan atau program studi karena prestasinya sangat rendah, kelalaian administratif, dan atau kelalaian mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pemutusan studi dikenakan kepada mahasiswa program magister yang mengalami kondisi dibawah ini: 1. Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75; 2. Akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00; 3. Pada akhir semester I dan/atau semester II memperoleh huruf mutu di bawah C. 4. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IV belum melaksanakan seminar usulan penelitian. 5. Mahasiswa regular yang pada akhir semester V tidak lulus seminar usulan penelitian. 6. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IX belum menempuh sidang ujian tesis 5.1.3 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Spesialis Anak A. Peringatan Akademik pada Program Spesialis Anak Peringatan akademik pada tahap yunior atau madya dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. 2 nilai ≤C: diberi peringatan pertama b. 3nilai C: diberi peringatan kedua dan dikonsulkan kepada tim konseling DIKA yang ditetapkan oleh Kepala Departemen IKA c. 4nilai C: diberi peringatan ketiga dan dianjurkan alih jurusan d. Bila peserta PPDS yang bersangkutan masih ingin melanjutkan pendidikannya dan tidak ingin pindah jurusan, PPDS akan diberi kesempatan dua kali lagi B. Pemutusan Studi Akademik pada Program Spesialis Anak Pemutusan studi akademik tahap yunior dilaksanakan bila salah satu keadaan tercapai: a. Mendapat nilai D atau E di 2 divisi, baik secara berurut-turut atau tidak b. Akhir semester I Indeks Prestasi (IP) <2,75 atau akhir semester II Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) <2,75 c. Bila masa pendidikan tahap yunior diperkirakan akan melebihi masa n+½ n. n=lama pendidikan tahap yunior, yaitu 3 semester (12 divisi), dengan demikian kesempatan melaksanakan di tahap yunior 18 divisi d. Mendapat 6 nilai Cdi divisi yang berbeda Pemutusan studi akademik tahap madya dilaksanakansesuai dengan evaluasi tahap yunior. Untuk tahap seniortidak ada pemutusan studi yang diakibatkan oleh alasan akademik, tetapipenghentian pendidikan dilakukan bila masa pendidikan keseluruhan melebihi 1½ x lama pendidikan, yaitu 12 semester. Surat penghentian studi dikeluarkan dengan Surat Keputusan Rektor. 5.1.4 Pemutusan Studi karena Kelalaian Administratif Pemutusan studi dikenakan kepada mahasiswa Program Pascasarjana termasuk Program Spesialis I yang menghentikan studi dua semester berturut-turut atau dalam waktu berlainan tanpa izin Rektor. 5.1.5 Pemutusan Studi karena Kelalaian mengikuti Kegiatan Belajar-Mengajar Pemutusan studi dikenakan kepada mahasiswa Program Spesialis I dan atau Program Pascasarjana yang telah mendaftar atau mendaftarkan kembali secara administratif, tetapi: 1. Tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar pada semester I dan/atau semester II tanpa alasan yang dapat dibenarkan, baik mengisi maupun tidak mengisi KRS. 2. Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar) 2 semester berturut-turut atau secara terpisah, tanpa alasan yang dapat dibenarkan; dan atau 3. Mengundurkan diri dari satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat batas waktu perubahan KRS 2 semester berturut-turut atau secara terpisah, tanpa alasan yang dapat dibenarkan. 5.1.6 Pemutusan Studi karena Pelanggaran Etika Berat Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan/teguran awal bila ditemukan pelanggaran etika berat hasil temuan staf pendidikan yang diperkuat dengan keputusan komite medik RSUP dr. Hasan sadikin. Kriteria pelanggaran etika berat ditentukan oleh tim yang ditunjuk oleh Departemen IKA. 5.1.7 Pemutusan Studi karena Alasan Kondisi Kesehatan Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan karena alasan kondisi kesehatan yang diperkuat dengan surat keterangan dari Majelis Penguji Kesehatan Pegawai RSUP dr. Hasan Sadikin. 6.1 Sanksi Pelanggaran Apabila mahasiswa melakukan pelanggaran, setelah dibicarakan dengan Senat Fakultas, akan dikenai sanksi khusus, sedangkan penanganan masalah pidananya akan diserahkan kepada yang berwajib. Jenis pelanggaran tersebut adalah seperti dibawah ini: 118 6.1.1 Pelanggaran Hukum Mahasiswa yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa tindak pidana maupun penyalahgunaan obat, narkotika, dan sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan telah ditetapkan bersalah secara hukum oleh pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai putusan tersebut. 6.1.2 Pelanggaran Etika Moral dan Etika Profesi Mahasiswa melakukan pelanggaran etika moral, profesi (memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep, melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia jabatan,dsb.), memalsukan tandatangan dan sejenisnya, akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor. 6.1.3 Pelanggaran Etika Akademik Mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika akademik, seperti menyontek, menjiplak (makalah, laporan, tugas akhir, tesis, dsb.) membocorkan sejenisnya akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi. 7.1 Ketentuan Pengambilan Cuti 7.1.1 Cuti Akademik Cuti akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Padjadjaran, yaitu sebanyak 1 kali yang lamanya 1 semester. Surat permohonan ditujukan kepada Rektor melalui Direktur Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, selambat-lambatnya 1 minggu sebelum daftar ulang (her registrasi). Periode cuti akademik tersebut tidak diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studi. Cuti akademik dapat diambil setelah mendapat izin rektor dan selama periode cuti akademik tersebut mahasiswa dibebaskan dari SPP. 7.1.2 Cuti Sakit Harus dibuktikan dengan surat keterangan istirahat/tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan dari dokter spesialis. Bila lama sakit lebih dari lima hari dalam satu bagian yang bersangkutan harus mengulang di divisi tersebut. 7.1.3 Cuti Hamil Cuti hamil diberikan selama tiga bulan, yaitu 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah melahirkan. 7.1.4 Cuti Khusus Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk ke dalam Cuti Khusus adalah menikah. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan serta memperhitungkan aspek pendidikan. 8. Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Metode Pembelajaran A. Metode scientific problem solving approach dan decision making Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah, berupa kemampuan scientific problem solving approach dan decision making berbasis bukti. Derajatkompetensipendidikansesuaidengankriteria Bloom (Buku PEKERTI) : Kognitif: C1 :pengetahuan C2 :pemahaman C3 :penerapan C4 :analisis C5 :sintesis C6 :evaluasi Afektif : A1 :pengenalan A2 :pemberianrespon A3 :penghargaanterhadapnilai A4 :pengorganisasian A5 :pengamalan Psikomotor: P1 :imitasi P2 :manipulasi P3 :presisi 119 P4 :artikulasi P5 :naturalisasi B. Tingkat kompetensi skillspeserta PPDS-1 Bagian Penyakit Dalam FK. UNPAD/ RSUP dr. Hasan Sadikin dibagi atas : 1. Tingkat Pemula : peserta PPDS dalam tahap melihat dan asistensi 2. Tingkat Madya : peserta PPDS mampu melakukan dengan supervisi 3. Tingkat Mandiri : peserta PPDS mampu melakukan tanpa supervisi, kecuali tindakan-tindakan khusus (aspirasi cairan sendi, aspirasi cairan pericardial) Kriteria tingkat kompetensi : 1. Tingkat Pemula : semester I 2. Tingkat Madya : semester II – IV 3. Tingkat Mandiri : semester V - VII Struktur Mata Kuliah No 1 2 3 4 Kode MK C21J01.0001 C21J01.0019 C21J01.0002 C21J01.0003 Nama SKS 6 7 4 2 Sem I I-II VII II – V Umum (Junior) Jaga A Supervisi Divisi Umum dan Rumah Sakit Jejaring Endokrinologi-Metabolisme 5 C21J01.0004 Gastroentero-Hepatologi 2 II – V 6 7 C21J01.0005 Ginjal dan Hipertensi 2 II – V C21J01.0006 Hematologi dan Onkologi 2 II – V 8 C21J01.0007 Penyakit Tropik Infeksi 2 II – V 9 C21J01.0008 Kardiovaskular 2 II – V 10 C21J01.0009 Respirologi 2 II – V 11 C21J01.0010 Reumatologi 2 II – V 12 C21J01.0011 Geriatri 2 II – V 13 C21J01.0034 Penyakit Kritis Respirasi 2 II – V 14 C21J01.0017 Poliklinik Umum Pria 2 II – V 15 C21J01.0026 Pembimbing ko-ass 1.5 II-VII 16 C21J01.0028 Referat (3) 2 II-IV 17 C21J01.0029 Presentasi Kasus (3) 2 II-IV 18 C21J01.0030 Telaah Literatur (12) 4 II-VI 19 C21J01.0020 Jaga B 6 III-VI 20 C21J01.0014 Emergensi 2 VI 21 C21J01.0018 Poliklinik Umum Wanita 2 VI 22 C21J01.0021 Bagian Jiwa / Kulit 0.5 V-VII 23 C21J01.0022 Bagian Bedah Syaraf / THT / Bedah Rahang 0.5 V-VII 24 C21J01.0023 Bagian Obstetri dan Ginekologi 0.5 V-VII 25 C21J01.0024 Bagian Bedah 0.5 V-VII 26 C21J01.0025 Bagian Neurologi 0.5 V-VII 27 C21J01.0033 Tesis 8 VII 28 C21J01.0035 Jaga Senior 8 VI-VII 29 C21J01.0012 Ruang Intensif (ICU/MICU) 2 VII 30 C21J01.0013 IW / CICU 2 VII 31 C21J01.0031 Penelitian Makalah Nasional 2 III-VII 83 120 Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Evaluasi pendidikan peserta PPDS merupakan evaluasi secara integratif dan komprehensif dan dilaksanakan secara objektif. Evaluasi tidak berdasarkan komponen kognitif saja namun komponen afektif dan psikomotor merupakan faktor penentu yang sama pentingnya. Evaluasi penilaian dapat terdiri dari berbagai komponen : 1. Penilai dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam 2. Masukan dari pembimbing dan pendidik. 3. Masukan dari staf DepartemenIlmu Penyakit Dalam, staf Departemen lain, sesama peserta PPDS, perawat, staf administrasi. 4. Masukan dari komponen luar seperti komite medik rumah sakit bila terkait kasus pelayanan (afektif dan psikomotor) Pencapaian kompetensi skills peserta didik dibagi menjadi : 1. Tingkat Pemula : peserta PPDS dalam tahap melihat dan asistensi 2. Tingkat Madya : peserta PPDS mampu melakukan dengan supervisi 3. Tingkat Mandiri : peserta PPDS mampu melakukan tanpa supervisi, kecuali tindakan-tindakan khusus (seperti aspirasi cairan sendi, aspirasi cairan pericardial) Evaluasi Program Terstruktur Terjadwal : 1. Ujian sumatif 2. Ujian Bedside 3. Evaluasi jaga 4. Evaluasi konsulen Penyakit Dalam untuk disiplin ilmu yang lain 5. Ujian Nasional Kompetensi Ilmu Penyakit Dalam (Kolegium-IPD) Evaluasi program Tidak Terstruktur Terjadwal : sesuai dengan kegiatan, penilaian tercatat pada buku kemajuan (log book) Ujian untuk evaluasi kemajuan akademik peserta PPDS dibuat setiap 2 bulan Untukpeserta PPDSUmumYunior 1. UjianPasien 2. Ujian Tertulis Untukpeserta PPDSDivisi : Sesuai dengan Divisi masing-masing Untukpeserta PPDSUmumsenior : MempersiapkandiriuntukUjianNasional Penilaian divisi Umum Nilai ruangan : 40 % Nilai jaga : 10 % Nilai modul : 10 % Nilai ujian sumatif : 10% Nilai ujian bed side : 30 % Cat : nilai ruangan terdiri dari nilai supervisor Umum ( 40 %) dan nilai Kepala sub bagian Umum (30%) dan nilai Kepala Pelayanan (30%). Penilaian Divisi : Nilai ruangan (kognitif, psikomotor, afektif) Presentasi kasus Referat Ujian untuk kenaikan tingkat jaga Kognitif:Ujian tertulis dengan materi wajib dan Kasus-Kasus Khusus, Penanganan kasus harian (visite, BST) Psikomotor: Penilaian kegiatan harian (BST, penanganan kasus pasien saat visite bersama), nilai Audit Lapor Jaga oleh Auditor Afektif : Penilaian Konsulen dan masukan dari supervisor, residen yang lebih senior dan perawat Kegiatan Umpan Balik hasil Evaluasi kepada Peserta PPDS Hasil evaluasi disampaikan langsung setelah peserta PPDS melakukan setiap kegiatan dan batas paling akhir 1 bulam setelah kegiatan Penyelenggara pendidikan akan melakukan evaluasi tentang pengaruh pemberian umpan balik hasil evaluasi kepada peserta PPDS setiap 6 bulan 121 Kegiatan umpan balik terhadap hasil evaluasi kepada pembimbing dan fakultas Hasil evaluasi dibahas dalam rapat staf selanjutnya disampaikan kepada pembimbimg kegiatan dan Fakultas Hasil evaluasi diumumkan secara terbuka kepad peserta PPDS Bukti hasil evaluasi ditindak lanjuti untuk proses perbaikan dalam rapat staf setiap 6 bulan Umpan balik ditindak lanjuti untuk perbaikan sistem. Peraturan sanksi peserta didik PPDS Tahapan sanksi Tergantung dari berat ringannya pelanggaran (ditentukan dengan pertimbangan Departemen) sanksi dapat dimulai dengan : Teguran lisan I : Ringan Teguran lisan II (keras) : Sedang Teguran keras (tertulis) : Berat Skorsing Pemutusan studi : Perlu mendapat persetujuan Senat Fakultas dan pada beberapa hal perlu pendapat Komite Medik Kewajiban , Pelanggaran dan Sanksi PPDS No 1 2 3 KEWAJIBAN Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah: Konferensi klinik Visite besar Laporan kematian Journal reading Referat/kasus Konsultasi dengan supervisor Visite besar minimal 1X Journal reading 2X Kasus dan referat 3X (dicatat dan ditanda tangani di buku laporan kemajuan studi/buku log) Konsultasi secara tetulis pasien sulit kepada : 1. Senior Umum 2. Supervisor PELANGGARAN Teguran I Dsb 0 Membuat laporan/catatan medik sesuai dengan data (penunjang/hasil konsultasi/catatan follow up) sesuai dengan aslinya/keadaan yang terjadi 5 Mencatat inventarisasi pasien, masuk dan pulang yang divalidasi oleh supervisor 6 Menjaga keutuhan status Mengisi status baru maksimal 24 jam Membuat laporan harian/follow up Membuat status pulang ( maksimal 1 minggu sesudah pasien/meninggal harus sudah ditanda tangani supervisor) Mengembalikan status rekam medikpaling lambat 1 minggu setelah selesai stase Membuat laporan triwulan pasien dimasing-masing Divisi (maksimal 2 minggu setelah selesai stase) 7 Menandatangani surat kontrak belajar pada saat penerimaan PPDS Tidak hamil dalam 1 tahun pertama Teguran I Dsb < 2X 4 SANKSI < 3X konsul terlambat saran dari konsulen tidak ditindak lanjuti kelayakan konsul Manipulasi status/data tidak membuat catatan catatan tidak lengkap Menghilangkan status Terlambat mengisi status Tidak melakukan follow up/tidak lengkap mengeevaluasi pasien Keterlambatan pengisian status pulang Terlambat membuat laporan triwulan Hamil Praktek Teguran I Dsb Teguran keras s/d DO Teguran I Dsb Teguran I Dsb s/d mengulang stase di divisi tsb Teguran lisan Teguran tertulis 122 No KEWAJIBAN (ditanda tangani juga oleh suami) Tidak praktek dalam 1 tahun pertama Sakit / ijin kurang dari 1minggu (5 hari kerja) di Divisi 8 PELANGGARAN Sakit/ ijin lebih dari 1 minggu ( 5 hari kerja) SANKSI Mengulang di Divisi tersebut PERINGATAN AKADEMIK Peringatan akademik diberikan apabila : Pada akhir triwulan I nilai ruangan < 70 Pada akhir semester II IPK < 3,0 Pada setiap semester yaitu pada setiap kegiatan di divisi dengan nilai < 70 Pada semester ke 10 belum juga selesai pendidikan PERATURAN PEMUTUSAN STUDI Pemutusan pendidikan PPDS FK. UNPAD adalah wewenang Rektor UNPAD yang dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor UNPAD berdasarkan atas permintaan : 1. Dekan FK. UNPAD sebagai kepanjangan tangan dari institusi pendidikan yang bersangkutan. 2. Dekan FK. UNPAD atas permintaan dari peserta didik. Tata cara pemutusan studi pendidikan PPDS Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai berikut : Kelalaian Administratif, Bila peserta didik tidak aktif dan tidak melakukan registrasi ulang selama 2 semester berturut turut Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirim oleh Ketua Program Studi Melakukan pelanggaran Etika dan Profesionalisme Yaitu hal yang berhubungan dengan sikap perilaku terhadap guru/dosen, sesama peserta didik, pasien dan pelaksana pelayanan kesehatan dan administrasi keilmuan dan institusi yang harus dideskripsikan oleh bagian masing-masing Pelayanan Hukum, Pemutusan pendidikan dilaksanakan apabila telah ada keputusan hukum yang tetap dan yang bersangkutan terbukti bersalah Kekurangan dalam pencapaian Kompetensi, Dalam pencapaian kompetensi dapat ditempuh selambat-lambatnya apabila 1 ½ x masa pendidikan. Pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari pendidikan dasar atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi pada jenjang diatasnya misalnya, peserta PPDS melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior. Pemutusan studi dilaksanakan bila peserta didik : - Apabila akhir semester I IP < 2,75 - Apabila IPK semester II < 3 - Apabila sesudah semester 12 belum menyelesaikan pendidikan - Apabila mahasiswa tidak aktif selama 2 semester berturut-turut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin rektor (cuti akademik dengan ijin rektor hanya sekali) - Mendapat teguran dalam masalah afektif, kognitif dan psikomotor yang diputuskan oleh Komite Medik Kondisi Khusus 1. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau gangguan kepribadian yang menunjukan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat, tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelajaran. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Jiwa. 2. Peserta didik diketahui sebagai pengguan NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain sejenisnya.Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, status pengguna narkotika bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi, kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya. Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang ditunjuk pemerintah. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk mengundurkan diri sebagai peserta PPDS mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa bagian Adiksi 123 Atas Keinginan Sendiri Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Pimpinan fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai dengan alasan pengunduran diri 9. Program Studi Ilmu Kesehatan Mata A. METODE PEMBELAJARAN Proses Pelaksanaan Pendidikan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPDS-I I.K.Mata dilakukan mengikuti kalender akademik FK UNPAD selama minimal 8 semester dan maksimal 12 semester. Kegiatan pembelajaran berupa: a. Magang yaitu sistem pembelajaran berupa demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka terjadwal dan tidak terjadwal, visite dan pengelolaan pasien dengan supervisi b. Aktivitas pendidikan terstruktur meliputi bacaan kepustakaan (journal reading), sari kepustakaan (referat)/laporan kasus, presentasi karya ilmiah didalam dan diluar institusi pendidikan (PIT/APAO/ARVO) Tempat pendidikan: 1. RS Pendidikan Utama : RS Mata Cicendo Bandung 2. RS Dr. Hasan Sadikin Bandung 3. RS Jejaring Metode Pembelajaran Proses pembelajaran terbagi atas 3 tahapan yang terdiri dari: 1. Tahap Pengayaan Dasar 2. Tahap Magang 3. Tahap Mandiri Tahap Pengayaan Dasar Waktu Peserta Target pencapaian : Tiga (3) bulan pertama di semester 1 (satu) : seluruh peserta didik baru PPDS-I I.K. Mata : sesuai dengan kompetensi pengayaan dasar tingkat mata (terlampir) Kegiatan: a. Rotasi di semua divisi dengan jadwal yang telah ditetapkan b. Pengayaan pengetahuan dan kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata c. Presentasi sari kepustakaan dengan tema yang telah ditentukan Metode: 1. Mini lecture 2. Skills lab 3. Tutorial 4. Presentasi ilmiah Penilaian tahap pengayaan: a. Penilaian kegiatan sehari-hari b. Penilaian presentasi ilmiah c. Penilaian kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata d. Penilaian diberikan dalam bentuk ujian tertulis dan observasi langsung kegiatan sehari-hari oleh dosen pengampu menggunakan borang yang telah ditentukan Tahap Magang Peserta : Peserta PPDS yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap pengayaan Target pencapaian : Memiliki kompetensi sesuai standar kompetensi tahap magang (terlampir) Kegiatan : Magang dilaksanakan di setiap subbagian, yang terdiri dari : 1. Subbagian Infeksi & Imunologi (12 minggu) 2. Subbagian Refraksi, Lensa Kontak dan Low Vision (12 minggu) 3. Subbagian Katarak dan Bedah Refraktif (24 minggu) 124 4. 5. 6. 7. 8. 9. Subbagian Glaukoma (12 minggu) Subbagian Vitreoretina (12 minggu) Subbagian Rekonstruksi Okuloplastik dan Onkologi (12 minggu) Subbagian Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus (12 minggu) Subbagian Neurooflamologi (12 minggu) Subbagian Oftalmologi Komunitas (12 minggu) Alur kegiatan tahap Magang Tahap Magang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: Tahap I, terdiri dari rotasi di divisi: a. Infeksi Imunologi b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision c. Katarak dan Bedah Refraktif 1 & 2 d. Glaukoma e. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi Tahap II, terdiri dari rotasi di divisi: a. Retina b. Neurooftalmologi a. PO-Strabismus b. Oftalmologi Komunitas Pelaksanaan magang tahap I 1. Setelah peserta didik melewati tahap pengayaan akan mengikuti rotasi magang tahap I di divisi Infeksi atau Refraksi 2. Setelah melewati divisi Infeksi atau refraksi, peserta didik dapat mengikuti rotasi di salah satu divisi yang ada di rotasi magang tahap I. 3. Apabila tidak lulus salah satu divisi di tahap I, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi tersebut sebelum memasuki rotasi magang tahap II. 4. Apabila pada yudisium semester ke-2 dan ke-4, nilai IPK tidak mencapai angka mutu 3.00 maka peserta didik akan dikenakan sanksi akademik berupa pemutusan studi 5. Apabila peserta didik tidak lulus di salah satu divisi dengan alasan tidak memenuhi syarat jumlah kehadiran, maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di divisi tersebut TANPA mengulang presentasi makalah ilmiah (jurnal/referat/laporan kasus) Pelaksanaan magang tahap II 1. Setelah melewati rotasi magang di tahap I, peserta didik akan mengikuti rotasi di tahap 2 secara paralel 2. Apabila tidak lulus di salah satu divisi rotasi magang tahap II, maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang kembali rotasi di divisi tersebut di akhir tahap 2 3. Apabila peserta didik tidak lulus di salah satu divisi dengan alasan tidak memenuhi syarat jumlah kehadiran, maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di divisi tersebut TANPA mengulang presentasi makalah ilmiah (jurnal/referat/laporan kasus) 4. Stase ke departemen Neurologi selama 2(dua) minggu dilakukan pada saat peserta didik sedang mengikuti rotasi di divisi NO 5. Stase ke departemen Bedah Saraf selama 1(satu) minggu dilakukan pada saat peserta didik sedang mengikuti rotasi di divisi ROO Pada setiap rotasi di divisi, setiap peserta didik diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan ilmiah terstruktur dalam bentuk : a. Journal reading b. Presentasi kasus/sari kepustakaan Salah satu kegiatan ilmiah tersebut dilaksanakan dihadapan seluruh peserta dan staf pengajar. Sedangkan satu kegiatan lainnya dilaksanakan di divisi bersangkutan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh program studi, kegiatan ilmiah di divisi WAJIB dihadiri peserta didik di divisi tersebut. Sedangkan bagi peserta didik di divisi lain dapat mengikuti acara ilmiah ini selama tidak menganggu kegiatan di divisi terkait. Khusus untuk divisi Infeksi dan Refraksi, seluruh kegiatan ilmiah dilakukan di hadapan seluruh peserta didik dan staf pengajar. Apabila yang bersangkutan mengulang rotasi di divisi tertentu karena alasan akademis, maka peserta didik DIWAJIBKAN untuk melakukan kembali presentasi ilmiah sesuai jadwal yang ditentukan. Penilaian Tahap Magang : 1. Penilaian kegiatan harian Mencakup attitude, absensi, etika dan profesionalisme 2. Penilaian hasil presentasi journal/sari kepustakaan/laporan kasus 125 3. Penilaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan di divisi masing-masing dalam bentuk ujian akhir Tahap Mandiri Peserta : Tahap mandiri dilakukan oleh peserta PPDS semester akhir yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap magang yang didapatkan setelah lulus seluruh divisi di rotasi tahap magang dan mengikuti ujian Tulis Nasional. Target pencapaian : Kompeten untuk melakukan tindakan dokter mata sesuai standar kompetensi (terlampir) secara mandiri dibawah supervisi Kegiatan: Tahap mandiri dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah, dan RS Jejaring Pelaksanaan kegiatan mandiri terdiri dari kegiatan di: 1. Divisi Infeksi Imunologi 2. Divisi Refraksi, lensa kontak & low vision 3. Divisi KBR 4. Divisi Glaukoma 5. Divisi Retina 6. Divisi ROO 7. Divisi NO 8. Divisi PO & Strabismus 9. Divisi Oftalmologi Komunitas 10. Diagnostik 11. Rawat Inap 12. UGD 13. RS Jejaring Penilaian : 1. Penilaian kegiatan harian di setiap divisi yang dilalui selama rotasi tahap mandiri 2. Penilaian pengetahuan dan kompetensi ketrampilan peserta didik tahap mandiri dilakukan oleh staf pengajar terkait di setiap divisi yang dilalui peserta didik 3. Sebelum mengikuti ujian diagnostik nasional, peserta didik wajib mengikuti ujian komprehensif 4. Ujian komprehensif terdiri dari ujian diagnostik terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi 5. Ujian komprehensif dilakukan secara bersamaan diikuti oleh seluruh peserta didik yang telah memajukan usulan/proposal penelitian akhir 6. Penilaian ujian komprehensif dilakukan oleh staf pengajar dari masing-masing divisi pada waktu yang ditentukan oleh Tim PPDS KEGIATAN PELAYANAN PESERTA DIDIK Kegiatan pelayanan terstruktur Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pelayanan terstruktur yang terdiri dari : 1. Visite besar Tujuan kegiatan : a. melatih pemikiran komprehensif para peserta didik b. pembahasan dan evaluasi akademik kegiatan pelayanan pasen rawat inap Peserta : a. perwakilan peserta didik tahap magang dari masing-masing divisi yang ditentukan berdasarkan jadwal yang ditetapkan Waktu : Setiap hari Selasa jam 8.00 – 9.00 WIB Metode : a. Visite besar dipimpin oleh staf pengajar I.K. Mata yang telah ditentukan penjadwalannya b. Two way teaching method Penilaian a. b. c. : Berdasarkan dinamika kelompok pada saat visite besar dan hal spesifik berdasarkan penampilan individu Presentasi kehadiran/absensi peserta didik Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar pemimpin visite besar 126 2. Diskusi Kasus Umum (Kasus Rabu) Tujuan : a. melatih kemampuan berdiskusi peserta didik b. melatih kemampuan problem solving peserta didik c. meningkatkan kemampuan pemecahan masalah klinis secara komprehensif peserta didik Peserta : a. seluruh peserta PPDS I.K. Mata b. staf pengajar I.K. Mata sebagai narasumber Waktu : Setiap hari Rabu jam 7.00 – 8.00 WIB Metode : a. dilaksanakan dalam bentuk student-centre learning b. dipimpin oleh moderator yang dipilih dari peserta didik yang telah dijadwalkan oleh Tim PPDS c. kasus diskusi umum diajukan oleh divisi atau hasil visite besar . d. staf pengajar berfungsi sebagai narasumber, terutama berkaitan dengan divisi kasus yang dimajukan e. peserta didik yang mempresentasikan kasus diwajibkan untuk menghubungi staf pengajar di divisi yang bersangkutan untuk hadir sebagai narasumber Penilaian : a. berdasarkan keaktifan peserta didik dalam berdiskusi dan dinamika kelompok b. presentasi/kehadiran peserta didik c. evaluasi peserta didik dilakukan oleh staf pengajar sebagai bahan masukan penilaian kegiatan seharihari Kegiatan pelayanan tidak terstruktur Proses pembelajaran peserta didik juga melibatkan kegiatan pelayanan dengan supervisi dalam bentuk: 1. Pelayanan poliklinik, rawat inap dan kamar bedah a. Pelayanan di poliklinik dan rawat inap dilakukan oleh peserta didik tahap magang dan mandiri sesuai rotasi yang telah ditentukan oleh Tim PPDS b. Seluruh pelayanan dilakukan dibawah pengawasan staf pengajar di divisi terkait c. Setiap peserta didik wajib untuk melaksanakan persiapan prabedah, melakukan asistensi/melakukan tindakan bedah dengan supervisi dan mempersiapkan penanganan pasca bedah d. Setiap peserta didik wajib untuk melaporkan perkembangan setiap kasus yang ditanganinya secara berkesinambungan kepada staf pengajar terkait 2. Pelayanan Gawat Darurat a. Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh peserta didik setelah jam kerja yaitu pukul 15.00 – 07.00 keesokan harinya b. Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh 2 orang peserta didik, yang disebut sebagai dokter jaga I dan dokter jaga 2. Dokter jaga 1 adalah residen magang tahap 1 dan dokter jaga 2 adalah residen magang tahap II. Kedua dokter jaga wajib untuk selalu berada di lingkungan RS selama jam jaga berlangsung. c. CR jaga adalah residen tahap mandiri yang akan bertugas selama 1 minggu, dan bertugas untuk memberi supervisi kepada dokter jaga 1 dan 2, serta wajib untuk melihat kasus sebelum melaporkan pasien kepada konsulen jaga. d. Seluruh pelayanan gawat darurat dilakukan di bawah pengawasan staf pengajar yang bertugas sebagai konsulen jaga selama 1 minggu dan bertanggung jawab atas pengelolaan pasien jaga e. Penjadwalan dokter dan konsulen jaga dilakukan oleh Tim PPDS dan IGD RSMC f. Laporan jaga dilakukan setiap pagi oleh dokter jaga, dengan dihadiri oleh konsulen jaga, kepala/staf UGD, staf pengajar dan peserta didik lainnya. 3. Menjawab konsul antar bagian a. Pemeriksaan dilakukan oleh peserta didik tahap magang dan mandiri dengan pengawasan staf pengajar dari divisi terkait b. Pemeriksaan pasen dapat dilakukan di luar/di dalam RS Cicendo c. Hasil pemeriksaan wajib dilaporkan kepada staf pengajar terkait secara berkesinambungan 4. Rotasi di RS Hasan Sadikin a. Rotasi di RS Hasan Sadikin meliputi kegiatan di departemen Ilmu Penyakit Saraf (2 minggu) dan Bedah Saraf ( 1 minggu) b. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap magang yang sedang mengikuti rotasi di NO dan ROO 127 c. d. e. 5. Peserta didik diwajibkan untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran di departemen terkait dan diwajibkan untuk mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan ketentuan di departemen terkait. Penilaian peserta didik dilakukan oleh staf pengajar departemen terkait dengan format penilaian yang telah ditentukan sebelumnya Penilaian meliputi keaktifan dan kehadiran peserta didik selama mengikuti rotasi di departemen tersebut Rotasi di RS Jejaring a. Rotasi di RS Jejaring adalah suatu kegiatan mandiri dibawah supervisi dokter pembimbing klinik di RS Jejaring b. Pada keadaan khusus dimana tidak ada dokter pembimbing klinik di RS Jejaring tersebut, maka KPS akan bertindak sebagai pembimbing dengan mendapat surat penugasan dari RS Jejaring tersebut c. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap mandiri dan telah menyelesaikan penelitian deskriptif d. Kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah dan UGD. e. Dosen pendidik klinik RS Jejaring memberikan evaluasi peserta didik dalam bentuk : 1. Kemampuan berpikir komprehensif dan keputusan klinis 2. Inisiatif dan kemampuan bekerja sama 3. Etika dan perilaku profesional KEGIATAN ILMIAH PESERTA DIDIK 1. Journal Reading Tujuan : a. melatih kemampuan peserta didik untuk melakukan penelaahan terhadap perkembangan ilmu terkini dalam publikasi ilmiah b. memperluas wawasan tentang metodologi ilmiah dalam mengkaji dan menerapkan ilmu kesehatan mata c. melatih kemampuan presentasi ilmiah Metode : a. peserta didik mengajukan pilihan jurnal yang akan dimajukan kepada pembimbing yang telah ditetapkan b. Kriteria pemilihan jurnal disusun berdasarkan: Aktualitas (jurnal 5 tahun terakhir) Kesesuaian isi dengan kompetensi dokter spesialis mata umum Relevansi dengan aplikasi praktis dokter spesialis mata umum Menarik dan mudah dipahami c. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada jurnal yang telah ditetapkan d. Jurnal dan lembar persetujuan dibagikan secara elektronik kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar minimum 3 hari sebelum presentasi e. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari sari kepustakaan, maka peserta didik wajib memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai. f. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator dan penilai. Penilaian : a. evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek : - pemahaman isi jurnal secara umum - pemahaman kesesuaian terhadap aplikasi praktis - pemahaman metodologi penelitian - teknik presentasi 2. Sari Kepustakaan/Referat Tujuan : a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat sari kepustakaan b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah c. Melatih kemampuan presentasi secara baik Metode : a. Peserta didik mengajukan alternatif judul sari kepustakaan kepada pembimbing yang telah ditentukan b. Kriteria pemilihan judul sari kepustakaan disusun berdasarkan: Aktualisasi kepustakaan (minimal 10 tahun terakhir) Relevansi materi dengan perkembangan ilmu kesehatan mata Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum c. Penulisan sari kepustakaan disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran UNPAD 128 d. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada halaman judul sari kepustakaan e. Sari kepustakaan dan lembar persetujuan dibagikan kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar secara elektronik minimum 3 hari sebelum presentasi. f. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari sari kepustakaan, maka peserta didik wajib memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai. f. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator dan penilai. Penilaian : Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek : - pemahaman materi sari kepustakaan - pemahaman aplikasi sari kepustakaan - teknik penulisan sari kepustakaan - teknik presentasi 3. Laporan Kasus Tujuan : a. Melatih kemampuan peserta didik untuk membuat laporan kasus b. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah c. Melatih kemampuan presentasi secara baik Metode : a. Peserta didik mengajukan alternatif tema laporan kasus kepada pembimbing yang telah ditentukan b. Kriteria pemilihan tema laporan kasus disusun berdasarkan: Kasus menarik Kasus yang jarang ditemukan Relevansi dengan aplikasi praktek dokter mata spesialis mata umum c. Penulisan laporan kasus disesuaikan dengan tata cara penulisan karya ilmiah Fakultas Kedokteran UNPAD d. Lembar persetujuan pembimbing dilampirkan pada halaman judul laporan kasus e. Laporan kasus dan lembar persetujuan dibagikan kepada seluruh peserta didik dan staf pengajar secara elektronik minimum 3 hari sebelum presentasi. f. Apabila staf pengajar membutuhkan bentuk cetak dari laporan kasus, maka peserta didik wajib memberikan kepada staf yang bersangkutan, terutama moderator, pembimbing dan penilai. g. Presentasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dihadiri minimal oleh pembimbing, moderator dan penilai. Penilaian : Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar selaku pembimbing, moderator dan penilai meliputi aspek : - pemahaman materi sari kepustakaan - pemahaman aplikasi sari kepustakaan - teknik penulisan sari kepustakaan - teknik presentasi 4. Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif adalah penelitian non-eksperimental yang tidak melakukan kontrol atau manipulasi variabel. Penelitian deskriptif dapat berupa deskriptif analitik atau non-analitik. Tujuan : a. melatih kemampuan peserta didik dalam melakukan penelitian sederhana b. memberikan gambaran awal terhadap suatu fenomena yang dapat diteliti lebih lanjut dalam bentuk tugas akhir c. sebagai masukan terhadap suatu prosedur/tindakan yang dilakukan di RS Pendidikan Peserta : Peserta didik tahap magang Metode : a. Peserta didik diwajibkan untuk mengajukan 3 tema penelitian/divisi yang diminati pada awal semester 3 ke program studi b. Program studi akan menentukan tema berdasarkan usulan peserta didik c. Program studi akan menunjuk 2 orang pembimbing d. Penelitian dilakukan sepenuhnya dibawah arahan pembimbing e. Tidak diperlukan usulan penelitian secara formal f. Penulisan penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk format jurnal cetak dengan struktur: i. Judul 129 g. h. ii. Pendahuluan iii. Metode iv. Hasil v. Diskusi Penelitian deskriptif dipresentasikan di hadapan peserta didik dan staf pengajar sebagai salah satu syarat akademik PPDS-I Setelah dipresentasikan secara lokal, penelitian deskriptif dipublikasikan dalam PIT Perdami/majalah kedokteran/publikasi ilmiah lainnya Penilaian : a. Evaluasi dilakukan oleh tim penilai yang ditunjuk oleh KPS, terdiri dari: Dua orang pembimbing Satu orang moderator Lima orang penilai b. Apabila salah seorang anggota tim penilai berhalangan, maka kehadirannya dapat digantikan oleh staf yang ditunjuk oleh KPS c. Presentasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang pembimbing 5. Tugas Akhir Tugas akhir adalah penelitian ekperimental/epidemiologi untuk menguji hipotesis. Tugas akhir PPDS disesuaikan dengan tingkat pendidikan strata-2 tanpa mengurangi bobot aplikasi klinis. Tujuan : a. melatih kemampuan peserta didik melakukan penelitian b. melatih kemampuan aplikasi metodologi penelitian c. melatih kemampuan presentasi peserta didik d. merupakan salah satu syarat untuk kelulusan peserta didik Peserta : Peserta pendidikan tahap mandiri Metode : a. Peserta didik mengajukan 3 tema penelitian/divisi kepada program studi setelah menempuh ujian tulis Nasional b. Tim PPDS akan membagi peserta didik sesuai peminatan divisi secara merata c. Penunjukkan pembimbing 1 diserahkan sesuai usulan dari divisi terkait d. Pembimbing 2 akan disusun oleh Tim PPDS secara merata di antara seluruh staf pengajar e. Staf pengajar yang berhak menjadi pembimbing tugas akhir telah ditentukan sesuai kriteria yang tercantum pada pedoman staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata f. Penelitian dilakukan dengan mengambil bentuk penulisan karya tulis S-2 sesuai buku panduan program pascasarjana yang dikeluarkan oleh FK UNPAD g. Setelah mendapat judul dan menyusun proposal, peserta didik diwajibkan untuk mengajukan usulan penelitian dihadapan tim penguji yang terdiri dari: Satu orang Ketua sidang Satu orang Sekretaris sidang/notulen Dua orang pembimbing Tiga orang penguji (akademik/etik/metodologi) h. Ketua sidang mempunyai wewenang untuk memutuskan usulan penelitian diterima, ditolak atau diulang i. Apabila sidang usulan penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu j. Sidang ulang usulan penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang terdahulu k. Apabila usulan penelitian diterima, maka penelitian dapat dilanjutkan setelah mendapat persetujuan komite etika penelitian. l. Apabila diperlukan perhitungan statistik tidak diwajibkan untuk mengkonsultasikan kepada ahli statistik diluar staf pengajar ilmu Kesehatan Mata m. Seminar hasil penelitian dilakukan dengan melibatkan tim penguji sebagai berikut: Satu orang Ketua sidang Satu orang Sekretaris sidang/notulen Dua orang pembimbing Tiga orang penilai(akademik/etik/metodologi) n. Tim penguji seminar hasil penelitian dapat merupakan tim yang SAMA dengan tim penguji usulan penelitian o. Apabila seminar hasil penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu 130 p. q. r. Sidang ulang seminar hasil penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang seminar terdahulu Sidang terbuka hasil penelitian dihadiri oleh seluruh staf pengajar Yudisium akhir pendidikan dokter spesialis dilakukan bersamaan dengan sidang terbuka hasil penelitian dan dilakukan oleh kepala departemen didampingi KPS Penilaian : Aspek yang dinilai pada usulan penelitian dan seminar hasil penelitian adalah: 1. Kualitas isi penelitian (kaidah Feasible, Interesting, Novel, Ethic, Relevance) 2. Penguasaan metodologi penelitian 3. Penguasaan teori pendukung 4. Teknik presentasi B. STRUKTUR MATA KULIAH Kurikulum PPDS-I I.K.Mata terdiri dari 94 (sembilan puluh empat) SKS yang ditempuh selama 8 (delapan) semester sebagai berikut: 1. Tahap Pengayaan SKS Semester a. Materi pengayaan dasar 6 SKS 1 2. Tahap Magang Tahap I, terdiri: a. Infeksi Imunologi 7 SKS 1 b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision 7 SKS 2 c. Katarak dan Bedah Refraktif 1 7 SKS 2 d. Katarak dan Bedah Refraktif 2 6 SKS 3 a. Glaukoma 7 SKS 3 b. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi 7 SKS 4 Tahap II, terdiri: c. Retina 7 SKS 4 d. Neurooftalmologi 7 SKS 5 a. PO-Strabismus 7 SKS 5 b. Oftalmologi Komunitas 7 SKS 6 3. Tahap Mandiri a. Karya ilmiah 7 SKS 6 b. Bekerja mandiri 1 6 SKS 7 c. Bekerja mandiri 2 6 SKS 8 C. EVALUASI HASIL BELAJAR 1. Penilaian log book Log book adalah buku kegiatan sehari-hari peserta didik, berupa kegiatan ilmiah dan kegiatan pelayanan yang dilakukan selama masa pendidikan. 2. Ujian akhir tahap pengayaan Ujian meliputi ujian pengetahuan akademik dan ujian ketrampilan, yang dilakukan oleh staf pengajar yang memberikan materi terkait 3. Ujian akhir di setiap divisi Merupakan ujian yang dilaksanakan sebagai salah satu prasyarat kelulusan dari divisi tersebut. Ujian dilakukan oleh staf pengajar di divisi masing-masing. 4. Ujian divisi tahap mandiri Ujian dilakukan dalam bentuk penilaian kegiatan sehari-hari dan OCEX (Ophthalmic Clinical Examination) yang dilakukan oleh staf pengajar di divisi terkait 5. Ujian tulis komprehensif/Ujian Tulis Nasional Merupakan ujian tulis yang dilaksanakan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia dan diikuti oleh peserta didik yang telah memasuki semester 5 keatas. 6. Ujian klinis komprehensif/Ujian Kompetensi Lokal Merupakan ujian lokal yang dilaksanakan oleh seluruh divisi secara bersamaan, terdiri dari ujian diagnostik terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi. 7. Ujian Kompetensi Nasional Merupakan ujian kompetensi bertaraf nasional yang diselenggarakan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia, sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dokter spesialis mata 131 D. PEDOMAN UJIAN Setiap akhir rotasi pendidikan akan dilakukan yudisium untuk menilai kelulusan peserta didik di masingmasing divisi, baik peserta didik tahap pengayaan, magang dan mandiri berdasarkan ujian yang telah dilakukan. Penilaian untuk yudisium juga akan menilai aspek tambahan seperti attitude, performa dan absensi kehadiran. Pada yudisium akan diumumkan nilai indeks prestasi (IP) sesuai jumlah semester yang telah dijalani. Sertifikat kompetensi akan diberikan untuk peserta didik yang telah menyelesaikan tahap pengayaan dan tahap magang. Ujian Kompetensi Nasional dilakukan setelah usulan penelitian disetujui dan telah lulus ujian kompetensi lokal. Kelulusan Ujian Kompetensi Nasional akan diberikan sertifikat kompetensi sebagai spesialis mata yang diterbitkan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia. Setelah peserta didik menyelesaikan penulisan tugas akhir dan telah menjalankan sidang terbuka, maka peserta didik dinyatakan lulus dari program pendidikan dokter spesialis mata. A. B. TATA TERTIB 1. Peserta didik harus mematuhi seluruh peraturan yang tertera dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan PPDS-I FK UNPAD 2. Peserta didik harus mengikuti 100% acara ilmiah kecuali sedang mengikuti kegiatan di luar RS/ di dalam RS yang dibuktikan dengan surat keterangan dari divisi 3. Acara ilmiah bersama dilaksanakan pada pukul 07.00 dan 14.00 WIB 4. Acara ilmiah siang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, kecuali dua (2) orang/lebih (sesuai kebutuhan pelayanan di divisi terkait) residen tahap mandiri yang bertugas di poliklinik/OK. 5. Ketidakhadiran di acara ilmiah diwajibkan untuk membuat ringkasan acara ilmiah yang tidak dihadiri secara tertulis tangan, dan tugas diserahkan ke sekretariat pendidikan paling lambat 3 hari setelah acara ilmiah tersebut berlangsung 6. Bila dalam 3 hari tidak menyerahkan tugas ringkasan, maka peserta didik diwajibkan untuk membuat makalah lengkap sesuai materi ilmiah yang tidak dihadiri. Dan bila dalam 1 minggu tidak menyerahkan makalah lengkap maka peserta didik akan dikenakan surat peringatan. 7. Ketidakhadiran di acara ilmiah tanpa alasan yang jelas sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 bulan(1 rotasi) akan mendapatkan 1 (satu) surat peringatan 8. Kehadiran di tempat pendidikan dihitung berdasarkan jam kehadiran dari absensi digital 9. Keterlambatan akan diakumulasikan dalam bentuk ketidakhadiran 10. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan sebanyak 1 (satu) hari atau lebih TANPA alasan yang jelas, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di subbagian terkait 11. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan selama lebih dari 5 hari kerja(sakit/alasan yang dapat diterima) dalam tiga bulan (1 rotasi) maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di subbagian terkait 12. Ketidakhadiran dengan alasan sakit, maka peserta didik wajib menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis kepada tim PPDS paling lambat 3 hari sejak sakit. Bila dalam 3 hari tim sekretariat tidak menerima surat sakit dari yang bersangkutan, maka peserta didik dianggap tidak hadir tanpa alasan yang jelas. 13. Ketidakhadiran wajib diinformasikan ke konsulen subbagian terkait dan tim PPDS 14. Peserta didik diperbolehkan mengajukan cuti maksimum 12 hari kerja/tahun DENGAN memperhitungkan ketidakhadiran yang telah dilakukan sebelumnya 15. Cuti tidak boleh diambil secara berturut-turut lebih dari 5 hari kerja. 16. Masa studi peserta didik dimulai sejak dimulai program studi pada semester 1 dan berakhir pada saat terbitnya ijazah yang telah ditandatangani oleh Rektor Universitas Padjadjaran. Selama periode tersebut peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku. 17. Peserta didik wajib untuk menyerahkan hasil penulisan tesis ke perpustakaan departemen Ilmu Kesehatan Mata dan Tim Koordinasi Pendidikan PPDS Fakultas Kedokteran UNPAD. 18. Peserta didik wajib menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan rekam medis Rumah Sakit dan perpustakaan sebelum presentasi hasil tesis pada sidang terbuka. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI Sanksi adalah konsekuensi dari perilaku/tindakan yang tidak sesuai dengan standar yang telah digariskan. Sanksi diputuskan berdasarkan rapat khusus program studi yang melibatkan institusi terkait dengan memperhatikan laporan/fakta/bukti yang terjadi. Sanksi terdiri dari: a. Teguran lisan Teguran yang diberikan pada peserta didik apabila peserta didik melakukan pelanggaran. Teguran lisan dapat diberikan langsung oleh staf pengajar di subbagian yang bersangkutan dan dilaporkan ke program studi untuk didokumentasikan dalam buku pelanggaran peserta didik. b. Surat Peringatan Surat peringatan diberikan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Surat peringatan dapat diberikan oleh KPS maksimal sebanyak 2 kali terhadap seorang peserta didik selama mengikuti masa studi. c. Skorsing 132 d. Diberlakukan apabila peserta didik telah mendapatkan 2 kali surat peringatan dan atau melakukan pelanggaran. Pemberian sanksi skorsing akan dikeluarkan oleh Dekan FK UNPAD Pemutusan studi Diberlakukan apabila peserta didik melakukan pelanggaran atau tidak memenuhi kualifikasi akademis atau tidak mengindahkan sanksi yang telah diberikan sebelumnya. Pemutusan studi dilakukan dengan surat keputusan Rektor UNPAD. Sanksi dapat dijatuhkan dengan alasan: 1. Akademik (pemutusan hubungan studi) bila peserta didik : a. Tidak memenuhi syarat minimum IPK 3.0 pada akhir semester 2 dan 4 b. Melewati batas masa studi 12 (duabelas) semester 2. Administratif a. Tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh PPDS-I FK UNPAD, termasuk kewajiban pembayaran dan sumbangan pendidikan b. Tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh RS Mata Cicendo dan RS Pendidikan lainnya yang digunakan c. Tidak memenuhi presentasi kehadiran yang dipersyaratkan, termasuk presentasi kehadiran acara ilmiah 3. Etika dan profesionalisme a. Tidak memenuhi standar etika profesi kedokteran yang ditentukan oleh DKEK Perdami dan IDI 4. Prosedur Rumah Sakit a. Tidak memenuhi SOP RS Mata Cicendo b. Tidak memenuhi standar terapi RS Mata Cicendo c. Melakukan tindakan yang melampaui kewenangan klinik RS Mata Cicendo Proses Pemberian Sanksi Pemberian sanksi diberikan melalui mekanisme sebagai berikut: 1. Teguran lisan dapat langsung diberikan sesuai dengan temuan pada saat pelanggaran dilakukan dan dicatat dalam buku sanksi di setiap subbagian terkait. 2. Surat peringatan diberikan oleh KPS berdasarkan laporan yang diberikan secara tertulis oleh subbagian dan atau RS Pendidikan. Sebelum memberikan surat peringatan, KPS akan melakukan rapat terbatas untuk membahas pelanggaran peserta didik tersebut untuk melakukan klarifikasi. Kedua pertemuan tersebut diagendakan dan dibuat berita acaranya. 3. Skorsing diberikan berdasarkan laporan tertulis dari staf pengajar/subbagian/RS Pendidikan kepada program studi. Sebelum skorsing dijatuhkan, KPS akan melakukan rapat pleno staf dan RS Pendidikan. KPS juga akan memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi. Pertemuan tersebut diagendakan dan dibuat berita acaranya. Hasil pertemuan tersebut diajukan kepada DEKAN FK UNPAD untuk selanjutnya diterbitkan surat keputusan skorsing kepada peserta didik. 4. Pemutusan studi diberikan berdasarkan laporan tertulis dari staf pengajar/subbagian/RS Pendidikan kepada program studi. Sebelum skorsing dijatuhkan, KPS akan melakukan rapat pleno staf dan RS Pendidikan. KPS juga akan memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi. Pertemuan tersebut diagendakan dan dibuat berita acaranya. Hasil pertemuan tersebut diajukan kepada Rektor UNPAD melalui Dekan untuk selanjutnya diterbitkan surat keputusan pemutusan studi. 5. Untuk pelanggaran akademik, program studi tidak harus mendapat laporan dari subbagian, namun dapat berdasarkan hasil perhitungan nilai akademik. 6. Untuk pelanggaran etika akan diajukan terlebih dahulu ke Komisi Etik Senat Akademik FK UNPAD untuk meminta pertimbangan pelanggaran etika. 10. Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dalam rangka penyelenggaraan dilakukan berdasarkan pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based learning), yang meliputi: 1. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST) 2. Supervisi poliklinik dan tindakan 3. Laporan jaga 4. Laporan kasus 5. Referat/reading assignment 6. Journal reading 7. Diskusi multidisiplin 8. Publikasi ilmiah 9. Tesis (karya ilmiah akhir) 133 1. 2. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST) a. Visite besar Merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap IK Kulit dan Kelamin. Visite dilakukan satu kali setiap minggu dan diikuti oleh seluruh peserta didik, dokter penanggung jawab pasien, serta dipimpin oleh staf konsultan dengan satu orang pendamping dari staf konsulen. Dalam setiap visite dilakukan pembahasan dan pemecahan masalah terhadap kasus pasien rawat inap yang ada. b. Visite harian tahap pengayaan Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik tahap pengayaan dan dipimpin oleh dokter penanggung jawab bangsal. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang keadaan pasien, keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada. c. Visite harian divisi (alergi-imunologi, morbus hansen, anak, jamur, dan dermatologi umum) Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik divisi dan dipimpin oleh dokter penanggung jawab pasien sesuai divisi masing-masing. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang keadaan pasien, keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada. Supervisi poliklinik dan tindakan Supervisi poliklinik merupakan kegiatan setiap hari kerja di poliklinik yang diikuti oleh peserta didik dan dipimpin oleh dokter penanggung jawab pasien sesuai dengan divisi masing-masing. Dalam supervisi ini dilakukan diskusi mengenai diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, melakukan penanganan atau pengobatan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya secara lege artis dengan dasar Kode Etik Kedokteran Indonesia dan mediko-legal. Dalam kegiatan ini juga dilakukan diskusi mengenai permasalahan dan pemecahan masalah yang ada pada setiap pasien. Supervisi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan penegakan diagnosis atau pengobatan suatu penyakit. Dalam kegiatan ini dilakukan serangkaian prosedur sesuai standar yang telah ditetapkan. 3. Laporan jaga Laporan jaga merupakan bentuk tertulis dari pertanggungjawaban peserta didik yang menjalani tugas jaga bangsal dan jaga emergensi. Laporan jaga dibuat setiap selesai melakukan jaga bangsal dan jaga emergensi. Laporan terdiri atas data pasien, hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi. Laporan kemudian diserahkan kepada dokter penanggung jawab pasien, diperiksa kelengkapannya, kemudian ditandatangani apabila telah disetujui. 4. Laporan kasus Laporan kasus merupakan makalah tertulis mengenai penanganan kasus terhadap pasien, terdiri atas penegakan diagnosis, perawatan, penatalaksanaan, dan pembahasan mengenai kasus yang bersangkutan. Laporan kasus dapat pula berupa penelitian atau mini resaerch terhadap kasus-kasus menarik atau terapi-terapi terbaru. Peserta PPDS wajib mempresentasikan laporan kasus dalam bahasa Inggris sesuai dengan stase di setiap divisi yang bersangkutan. Setiap residen harus mempresentasikan 12 kasus selama masa pendidikan. 5. Referat/reading assignment Referat/tinjauan pustaka merupakan makalah ilmiah yang terdiri atas pembahasan mengenai suatu topik ilmiah tertentu. Topik referat dapat ditentukan oleh pembimbing atau oleh peserta didik sendiri sesuai kesepakatan. Reading assignment merupakan terjemahan dari salah satu bab pada buku wajib Prodi IK Kulit dan Kelamin. Pemilihan materi reading assignment dilakukan oleh pembimbing dari divisi yang bersangkutan. Peserta PPDS membuat referat minimal 3 referat dan 12 reading assignment selama pendidikan dan harus dipresentasikan secara oral. 6. Journal reading Journal reading merupakan pembahasan mengenai jurnal-jurnal terbaru. Pembahasan meliputi seluruh aspek yang ada di dalam jurnal tersebut. Peserta PPDS wajib mempresentasikan 11 journal reading dalam bahasa Inggris dengan kriteria edisi 5 tahun terakhir. 7. Diskusi multidisiplin Diskusi multidisiplin dilakukan apabila terdapat kasus yang sulit dan melibatkan beberapa disiplin ilmu lain. Diskusi dilakukan di ruang sidang dan diikuti oleh seluruh peserta PPDS, staf IK Kulit dan Kelamin, serta staf disiplin ilmu lain. 134 8. Publikasi ilmiah Peserta PPDS wajib mempublikasikan minimal 4 (empat) karya ilmiah: 2 (dua) sebagai penulis utama (author) dan 2 (dua) sebagai penulis pendamping (co-author). Karya ilmiah dapat berupa laporan kasus atau hasil penelitian, yang dipresentasikan minimal 1 (satu) kali di Kongres Nasional PERDOSKI. 9. Tesis (karya ilmiah akhir) Peserta PPDS melakukan penelusuran daftar pustaka, membuat usulan penelitian (UP), melakukan penelitian, dan menganalisis hasil penelitian, serta melaporkan hasil penelitian secara tertulis dalam bentuk tesis/karya ilmiah akhir, kemudian mempertahankannya secara lisan dalam seminar hasil penelitian. B. Struktur Mata Kuliah 1. Struktur Mata Kuliah No 1 Materi Pendidikan Bobot Semester SKS Tahap Pengayaan Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi Dasar 2 10 I Tahap Magang Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi Khusus, terdiri atas: Tahap Magang 1 1. Alergi-Imunologi 8 II s/d III 2. Dermatomikologi 6 II s/d III 3. Morbus Hansen 6 II s/d III 4. Infeksi Menular Seksual 8 II s/d III Tahap Magang II 3 1. Dermatologi Anak 6 IV s/d V 2. Dermatologi Kosmetik 8 IV s/d V 3. Tumor dan Bedah Kulit 8 IV s/d V Tahap Mandiri 1. Dermatologi Umum 8 VI 2. Usulan Penelitian 1 VI 3. Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi Lanjut Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi Komprehensif Tesis (Karya Ilmiah Akhir) 4 VII 2 VII 5 VII 4. 5. Total SKS 2. Daftar Mata Kuliah No Materi Pendidikan 1 Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi Dasar 80 135 No 2 3 4 3. Materi Pendidikan Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi Khusus 1. Alergi-Imunologi 2. Dermatomikologi 3. Morbus Hansen 4. Infeksi Menular Seksual 5. Dermatologi Anak 6. Dermatologi Kosmetik 7. Tumor dan Bedah Kulit 8. Infeksi Menular Seksual Dermatologi Umum Tesis Deskripsi Mata Kuliah 1. Pengetahuan Dasar Medikolegal dan etika medis, anatomi, fisiologi, dan histologi kulit dan kelamin, dermatopatologi, morfologi kelainan kulit dan kelamin, tatacara pemeriksaan dermatologi dan venereologi, pemeriksaan penunjang di bidang dermatologi dan venereologi, dermatoterapi topikal dan sistemik, serta proses penyembuhan luka. Alergi dan imunologi kulit dasar, dermatomikologi dasar, morbus hansen dasar, infeksi menular seksual dasar, dermatologi anak dasar, dermatologi kosmetik dasar, serta tumor dan bedah kulit dasar. 2. Pengetahuan Khusus 2. a. Alergi imunologi: Dermatitis kontak, penyakit kulit akibat kerja, urtikaria, angioedema, erupsi obat alergi, penyakit vesikobulosa autoimun, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, lupus eritematosus, skleroderma, dermatomiositis. b. Dermatomikologi: Mikosis superfisialis, seperti: dermatofitosis dan nondermatofitosis. Mikosis profunda, seperti: misetoma, aktinomikosis, kromomikosis, sporotrikosis, zigomikosis subkutan. Kandidosis kutis. c. Morbus Hansen (MH): MH dengan reaksi, MH dengan kecacatan, MH dengan relaps, MH pada kehamilan, MH dengan resistensi obat, dan prevention of disability (POD). d. Infeksi menular seksual (IMS): IMS berbentuk duh tubuh genital dengan komplikasi, IMS berbentuk ulkus dengan komplikasi, IMS berbentuk tonjolan dengan komplikasi, IMS lain, seperti hepatitis B, moluskum kontagiosum, dan infeksi HIV/AIDS. e. Dermatologi anak: Akropustulosis pada bayi, mastositosis-histiositosis, genodermatosis, kelainan nutrisi, metabolik, dan herediter. f. Dermatologi kosmetik: Akne dan skar akne, gangguan pigmentasi, jaringan parut, striae, alopesia androgenik dan gangguan pada rambut, selulit, hiperhidrosis, kelainan kosmetik kuku, tattoo. g. Tumor dan bedah kulit: Tumor jinak: tumor jinak epidermis dan kista epidermis, tumor jinak adneksa, tumor jinak melanosit dan sel nevus, tumor jinak jaringan ikat, tumor jinak jaringan lemak dan kelainan metabolisme lemak, tumor kulit karena virus, neoplasma, dan hiperplasia vaskular. Prakanker: keratosis aktinik, penyakit Bowen, dan leukoplakia. Tumor ganas: tumor ganas epidermis dan adneksa, tumor ganas sel melanosit, tumor ganas vaskular, limfoma, tumor ganas jaringan ikat, dan leukemia kulit. h. Dermatologi umum: Penyakit bakterial dengan keterlibatan kulit, seperti pioderma berat, antraks, frambusia, tuberkulosis kutis. Penyakit virus, seperti varisela dalam kehamilan, herpes zoster dengan komplikasi. Penyakit zoonosis. Kelainan inflamasi persisten, kinetik sel, dan diferensiasi epidermis. Kelainan kelenjar keringat. Dermatitis dan kelainan inflamasi lain. Kelainan kulit akibat faktor mekanik dan fisik. Manifestasi kulit pada kelainan organ lain. Perubahan dan penyakit kulit pada kehamilan. Keterampilan Klinis Keterampilan pengelolaan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk keterampilan menetapkan dan penggunaan alat diagnosis, seperti uji tusuk, uji intradermal, uji tempel, uji provokasi oral. Keterampilan tindakan terapi medis, seperti ekstraksi komedo, enukleasi milia, injeksi triamsinolon asetonid, injeksi toksin 136 botulinum, mikrodermabrasi, subsisi, epilasi dan depilasi, bedah kimia superfisial. Tindakan bedah kulit, seperti bedah skalpel, bedah listrik, bedah beku, dan bedah laser. C. 3. Penerapan Pengetahuan dan Keterampilan serta Tanggung Jawab Penanganan pasien rawat jalan jalan dan inap, emergensi, jaga konsul, dan referal di rumah sakit jejaring. 4. Kegiatan Ilmiah Pembuatan dan presentasi laporan kasus, referat/reading assignment, journal reading. Mengikuti pertemuan ilmiah tingkat lokal dan nasional. Menyusun karya ilmiah dan publikasi. 5. Ujian Nasional Ujian Teori dan OSCE 6. Tesis Seminar usulan penelitian dan hasil penelitian Evaluasi Hasil Belajar Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menilai kemampuan akademik profesional sesuai dengan kompetensi dan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan. 1. Kemampuan yang Dinilai Pada hakikatnya, pada suatu program studi yang bercirikan akademik profesional, kemampuan akhir yang dievaluasi adalah pencapaian professional performance (kemampuan/penampilan profesional), yang secara artifisial dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu: 1. P: pengetahuan atau knowledge (bidang kognitif) a. Pengetahuan dan pemahaman b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinis 2. K: keterampilan atau skill (bidang psikomotor) a. Keterampilan klinis non-tindakan b. Keterampilan klinis tindakan 3. S: sikap atau attitude (bidang afektif) a. Hubungan interpersonal b. Sikap dan cara kerja profesional 2. Tahapan Evaluasi 1. Evaluasi Tahap Pengayaan Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada semester berikutnya. Apabila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Kriteria penilaian: 1. P: Pengetahuan a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari : Nilai ujian tulis tengah semester Nilai ujian tulis akhir semester b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari : Laporan kasus Referat Journal reading 2. K: Keterampilan Nilai pengelolaan pasien rawat jalan Nilai pengelolaan pasien rawat inap Nilai ujian akhir kasus 3. S: Sikap 137 Nilai batas lulus (NBL): 70 Ketentuan evaluasi tahap pengayaan a. b. c. Nilai akhir tahap pengayaan adalah nilai kumulatif rerata dari semua komponen penilaian dan dinyatakan lulus bila nilai ≥ 70. Dengan catatan nilai ujian akhir kasus tidak boleh < 70. Apabila nilai ujian akhir kasus < 70 diberi kesempatan mengulang 2 kali dengan jangka waktu 2 minggu, dan nilai yang diberikan maksimal 70. Apabila nilai makalah ilmiah < 70 maka diberi kesempatan mengulang 1 kali dengan nilai maksimal 70. 2. Evaluasi Tahap Magang Evaluasi dilakukan di setiap divisi tahap magang. Penilaian meliputi bidang pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jenis komponen dan pembobotan ditetapkan oleh masing-masing divisi. Kriteria penilaian: 1. P: Pengetahuan a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari : Tugas baca Nilai ujian tulis mingguan Nilai ujian tulis pertengahan Nilai ujian tulis akhir Nilai ujian komprehensif b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari : Laporan kasus Referat/ reading assignment Journal reading 2. K: Keterampilan Nilai pengelolaan pasien rawat jalan Nilai pengelolaan pasien rawat inap Nilai ujian akhir kasus Ujian Praktek Bedah Kulit 3. S: Sikap Nilai batas lulus (NBL): 70 3. Evaluasi Tahap Mandiri Evaluasi tahap mandiri terdiri atas penilaian di Divisi Umum dan penyelesaian tugas-tugas akhir, seperti seminar usulan penelitian, ujian tulis dan OSCE nasional, ujian kasus komprehensif, serta tesis. - Kriteria penilaian di Divisi Umum: 1. P: Pengetahuan a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari : Diskusi kasus b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari : Laporan kasus Reading assignment Journal reading 2. K: Keterampilan Nilai pengelolaan pasien rawat jalan Nilai pengelolaan pasien rawat inap 3. S: Sikap Nilai batas lulus (NBL): 70 - Seminar Usulan Penelitian Ujian Tulis dan OSCE Nasional Ujian Komprehensif Tesis (Seminar Hasil Penelitian) 138 3. Cara Penilaian Cara yang digunakan untuk penilaian adalah memberikan skor, kemudian dikonversi menjadi angka mutu dan huruf mutu seperti yang terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Skor, angka mutu, dan huruf mutu Skor 88-100 80-87 70-79 65-69 60-64 52-59 45-51 < 44 Angka Mutu 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,00 Huruf Mutu A B+ B C+ C D+ D E 4. Predikat Lulus Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh mata kuliah dan tesis dibagi jumlah SKS. Pedoman hasil yudisium: 3,71-4,00 3,41-3,70 3,00-3,40 D. Dengan Pujian Sangat Memuaskan Memuaskan Pedoman Ujian 1. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Tahap Pengayaan Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir tahap pengayaan, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. b. c. d. e. Menyelesaikan semua tugas akademik Menyelesaikan tugas statistik pasien rawat inap Menyelesaikan resume status pasien pulang rawat inap Menyelesaikan kompilasi foto pasien rawat inap Menyelesaikan buku kompilasi laporan kasus, referat/reading assignment, dan journal reading 2. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Divisi Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir divisi, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. b. c. d. Menyelesaikan semua tugas akademik Menyelesaikan tugas statistik pasien rawat jalan Menyelesaikan resume status pasien pulang rawat inap Menyelesaikan kompilasi foto pasien rawat inap 3. Persyaratan Mengikuti Ujian Tulis dan OSCE Nasional Ujian tulis dan OSCE nasional diselenggarakan oleh Kolegium dan diikuti oleh peserta PPDS bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. b. c. Telah lulus 7 (tujuh) divisi di tahap magang Minimal telah 4 bulan di divisi umum Telah melaksanakan seminar usulan penelitian 4. Persyaratan Mengikuti Ujian Tesis Peserta PPDS dapat mengikuti ujian tesis, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut: 139 a. b. c. a. Menyelesaikan kompilasi laporan kasus, referat//reading assignment, dan journal reading. Menyelesaikan kompilasi sebagai author dan co-author Menyerahkan sertifikat hasil ujian TOEFL dengan skor minimal 500 Menyerahkan tugas administrasi, yaitu: sertifikat ujian nasional, buku raport, buku log, kunci locker, dan foto 8R E. Tata Tertib Tata Tertib Kegiatan PPDS 1. Yang dimaksud dengan kegiatan PPDS di sini adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan akademik Prodi IK Kulit dan Kelamin. Peserta PPDS harus hadir di rumah sakit tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja, dengan mengisi daftar hadir masuk dan daftar hadir pulang. Peserta PPDS harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika, yang telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan FK Unpad. Peserta PPDS harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan prodi setelah menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan fakultas). Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke Sekretaris Prodi paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah ketidakhadiran, 2. 3. 4. 5. Kehadiran Peserta PPDS Tingkat kehadiran peserta PPDS dalam kegiatan prodi diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 2. Pada setiap divisi, peserta PPDS dapat tidak hadir paling banyak selama 3 (tiga) hari. Apabila ketidakhadiran lebih dari 3 (tiga) hari, maka peserta PPDS akan dikenakan perpanjangan stase di divisi yang bersangkutan, sesuai dengan peraturan yang ada. Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan seperti sakit atau terkena musibah, maka ketidakhadirannya tetap dihitung, kecuali apabila mendapat tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas. Cuti 1. Cuti Akademik - Cuti akademik diajukan ke Rektor Unpad melalui TKP PPDS FK Unpad 1 (satu) bulan sebelumnya. Cuti akademik tidak diperkenankan pada 2 (dua) semester pertama dan 2 (dua) semester terakhir. Lama cuti akademik hanya 1x6 bulan (1 semester) Dibebaskan dari pembayaran her-registrasi tetapi harus terdaftar sebagai mahasiswa Unpad berdasarkan SK Rektor Unpad. 2. Cuti Hamil - Cuti hamil tidak dikaitkan dengan her-registrasi dan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah bahwa PPDS PNS selama 3 bulan akan dianggap ijin. Cuti hamil bagi PPDS non-PNS maksimal 3 bulan. F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi Jenis Pelanggaran dan Sanksi Pendidkan: 1. 2. 3. 4. 5. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis, disertai dengan penambahan jaga ruangan atau jaga emergensi sesuai dengan hasil rapat staf. Pelanggaran berat dilaporkan ke Pimpinan Fakultas Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas pemberian skorsing atau pemutusan studi. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas usulan pimpinan Fakultas. 140 Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan, sedang, dan berat diserahkan kepada Ketua Program Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran Staf Pendidik, termasuk Kepala Departemen. Putus Studi Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila: 1. Kelalaian administrasi - Tidak melaksanakan registrasi selama 2 (dua) semester. - Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirimkan oleh KPS. 2. Permintaan sendiri Peserta PPDS mengajukan permintaan secara tertulis untuk mengundurkan diri kepada Dekan FKUP dengan tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS. 3. Atas dasar evaluasi pencapaian kompetensi - Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan studi dalam pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan. 4. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan studi. Alasan ini harus diperkuat dengan surat kesehatan dari RS Dr. Hasan Sadikin. 5. Pelanggaran etika dan profesionalisme berat yang dapat menyebabkan penghentian sementara (skorsing) atau selamanya (drop out) berdasarkan keputusan Rapat Senat FK Unpad. 6. Pelanggaran hukum Bila peserta PPDS diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti pembelajaran. Bila kemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran, sedangkan bila dinyatakan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi. 11. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf a. Struktur Mata Kuliah No Materi Pendidikan 1 Pengetahuan Teori Dasar 2 Pengetahuan Teori Klinik Umum Bobot SKS Semester 7 I – II 2,8 I s/d IV 6,8 I s/d VIII Pengetahuan Teori Klinik Khusus - Penyakit Serebrovaskular - Neurotraumatologi - Neurogeriatri 3 - Infeksi SSP - Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik - Epilepsi - Fungsi Luhur - Neuroimaging - Nyeri Kepala 141 - Neuroepidemiologi - Vertigo - Neurooftalmologi - Neuropediatri - Nyeri - Gangguan Gerak (Movement Disorder) - Neurotoksikologi - Neuroimunologi - Neuroemergensi/Intensive Care 4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf 20,8 I s/d VIII 5 Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf 37,6 I s/d VIII 6 Tesis 6 VIII b. Daftar Mata Kuliah No Materi Pendidikan 1 Pengetahuan Teori Dasar 2 Pengetahuan Teori Klinik Umum Pengetahuan Teori Klinik Khusus - Penyakit Serebrovaskular - Neurotraumatologi - Neurogeriatri - Infeksi SSP - Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik - Epilepsi - Fungsi Luhur - Neuroimaging 3 - Nyeri Kepala - Neuroepidemiologi - Vertigo - Neurooftalmologi - Neuropediatri - Nyeri - Gangguan Gerak (Movement Disorder) - Neurotoksikologi - Neuroimunologi - Neuroemergensi/Intensive Care 4 Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf 5 Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf 6 Tesis 142 c. Deskripsi Mata Kuliah 1. Pengetahuan Teori Dasar Anatomi susunan saraf, Neurofisiologi, Neuropatologi, Neurofarmakologi. 2. Pengetahuan Teori Klinik Umum Diagnostik fisik penyakit saraf, Diagnostik laboratorium dalam bidang penyakit saraf, Patofisiologi dalam bidang penyakit saraf, Dasar-dasar penyakit nonneurologik yang memberi komplikasi neurologik. 3. Pengetahuan Teori Klinik Masalah yang sering terjadi, Masalah gawat yang sering terjadi, Masalah gawat yang jarang terjadi, Masalah lain. 4. Penerapan Teknologi Ilmu Penyakit Saraf Diagnostik menggunakan alat diagnostik, Tindakan-tindakan perawatan medik. 5. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab Dokter Penyakit Saraf Dokter jaga, Melaksanakan pendidikan mahasiswa dan pasca-sarjana, Chief Resident, Tugas khusus lain. 6. Pengembangan Ilmu Keahlian Penyakit Saraf Mengikuti penyajian, Melakukan penyajian, Karya tulis, Referat, Jurnal, Presentasi kasus, Mengikuti dan menyajikan hasil penelitian ilmiah di tingkat Nasional dan Regional. Pengembangan Kemampuan Belajar Mengajar, Membimbing mahasiswa dan paramedik, Membantu membimbing peserta program studi yang lebih muda. 7. Tesis 12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher A. METODE PEMBELAJARAN Presentasi Acara Ilmiah Peserta didik melakukan presentasi acara ilmiah selama 30 menit dan dilanjutkan dengan diskusi, dipandu dan dibimbing oleh konsulen sub bagian. Acara ilmiah dapat berupa presentasi referat, literature reading, journal reading, lain-lain. Selain itu peserta didik wajib presentasi ilmiah di forum nasional, minimal 1 kali. Aktifitas pendidikan terstruktur : 1. Referat setiap sub bagian 2. Literature reading 3. Journal reading 4. Presentasi Kasus Ruangan 5. Joint Conference 6. Presentasi ilmiah di : PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) Perhati-KL atau KONAS (Kongres Nasional) PerhatiKL, atau PITO (Pertemuan Ilmiah Tahunan Otologi) dan PIT UNPAD, atau pertemuan ilmiah lainnya yang ditetapkan bagian. Kegiatan Ilmiah/Lokakarya atau Pelatihan yang wajib diikuti peserta PPDS Program Studi Ilmu Kesehatan THT-KL adalah : Kegiatan Ilmiah Terencana yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS 1. Pertemuan Ilmiah Tahunan yang bersifat nasional, yaitu : - PIT PERHATI –KL (Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Ahli THT-KL) atau - KONAS PERHATI-KL (Kongres Nasional Perhati-KL) atau - PITO PERHATI-KL (Perhimpunan Ilmiah Tahunan Otologi Perhati-KL) Pada Pertemuan Ilmiah ini, peserta PPDS wajib : presentasi ilmiah/poster, mengikuti Forum PPDS. 2. Pertemuan Ilmiah Tahunan Regional seperti : PIT FK UNPAD (Pertemuan Ilmiah Tahunan) FK UNPAD atau Pertemuan Ilmiah regional lainnya (bila ada) Kegiatan Pelatihan/Workshop Basic Skill yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS 1. Pelatihan Diseksi Tulang Temporal 2. Pelatihan Dasar Bedah Sinus Endoskopik (Basic FESS) 3. Pelatihan Manajemen Rinitis Alergi 143 4. 5. 6. 7. Pelatihan Dasar Bedah Kepala - Leher Pelatihan Dasar Diagnotik Pendengaran Pelatihan Dasar Maksilofasial dan Plastik Rekonstruksi Pelatihan Dasar Endoskopi di bidang THT-KL Perkuliahan Peserta didik mengikuti perkuliahan pada acara ilmiah, baik yang terencana (misalnya di acara Pertemuan Ilmiah Tahunan, acara ilmiah harian, Forum PPDS, dll ), maupun yang tidak terencana (insidentil). Seminar/Workshop Peserta didik ikut serta dalam acara seminar/workshop yang sudah terencana ataupun insidentil; baik sebagai peserta, panitia atau pembicara. Bedside Teaching Peserta didik melaksanakan bedside teaching di : poliklinik umum THT-KL, poliklinik-poliklinik sub bagian, ruang perawatan THT-KL dan ruang operasi Kerja Lapangan Peserta didik melaksanakan kerja lapangan di : poliklinik umum dan sub bagian, ruang perawatan THT-KL dan ruang operasi E-learning Pseserta PPDS-1 mempergunakan sumber online terutama untuk mencari journal, literature, bahan bacaan terbaru Ikut serta mendidik peserta Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Penelitian Akhir (tesis) Merupakan program wajib dengan topik pilihan dan terarah, sesuai minat peserta didik, yang dilakukan secara perorangan pada akhir program pendidikan. Usulan Penelitian dipresentasikan semester VI dan Ujian Tesis dilaksanankan pada semester VIII. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis mengikuti Pedoman yang dikeluarkan oleh Universitas Padjadjaran, yang terkini dan terbaru. Tugas Peserta didik PPDS diwajibkan untuk mengerjakan tugas, seperti tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah, menyusun laporan kegiatan, tugas jaga malam serta tugas pelayanan kesehatan, sebagai bagian dari pendidikan dan pengabdian masyarakat dan lain-lain (seperti pendamping ujian peserta didik P3D,dan lain-lain) MATERI PEMBELAJARAN MATERI PENDIDIKAN Materi pendidikan yang diberikan adalah : 1. Materi Keahlian Umum (MKU) 2. Materi Keahlian Khusus (MKK) 3. Materi Penerapan Akademik (MPA) 4. Materi Penerapan Keprofesian (MPK) MATERI KEAHLIAN UMUM (MKU) Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan THT-KL agar peserta program mampu memecahkan masalah Ilmu Kesehatan THT-KL secara ilmiah. Materi Keahlian Umum terdiri dari : 1. Pelatihan Bedah Dasar 2. Pelatihan Bedah Saraf 3. Pelatihan Anestesi Dan Reanimasi 4. Pelatihan Radiologi 5. Pelatihan Ilmu Kesehatan Mata 6. Pelatihan Ilmu Kedokteran THT-KL Dasar MATERI KEAHLIAN KHUSUS (MKK) 144 Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan THT-KL sehingga lulusan spesialis THT-KL mempunyai kompetensi yang tinggi dan ahli dalam bidangnya. Materi Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari beberapa Sub-bagian dalam bidang Ilmu Kesehatan THT-KL, yaitu : Laring-Faring, Rinologi-Alergi, Otologi, Audiologi, Bronkoesofagologi, Maksilofasial dan Plastik Rekonstruksi serta Onkologi-Bedah Kepala Leher. MATERI PENERAPAN AKADEMIK (MKA) Materi Penerapan Akademik adalah kegiatan ilmiah yang materinya secara langsung berhubungan dengan Ilmu Kesehatan THT-KL. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, memahami Metodologi Penelitian dan mampu melaksanankan serta menyusun suatu Publikasi Ilmiah. Materi Penerapan Akademik terdiri dari : Usulan Penelitian/Proposal Penelitian Tesis Jurnal Reading Presentasi Kasus Laporan Jaga Referat Presentasi ilmiah dik Kongres/seminar Lain-lain MATERI PENERAPAN KEPROFESIAN (MPK) Materi Penerapan Keprofesian adalah pelatihan keprofesian dengan menerapkan Ilmu Kesehatan THT-KL yang didapat dari berbagai kegiatan keprofesian secara berkesinambungan. Pelatihan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan dr. Hasan Sadikin Bandung atau di rumah sakit jejaring di wilayah Jawa Barat, sehingga diperoleh bermacam-macam kasus dengan jumlah yang cukup untuk mencapai ketrampilan/kompetensi keprofesian yang baik. Aktifitas keahlian ini meliputi Pelatihan pasien Gawat Darurat, pelatihan pasien rawat jalan,pelatihan Pasien Rawat Inap, Pelatihan pasien di Kamar Tindakan/Kamar Operasi, Pelatihan pasien di sub bagian dan Pelatihan pasien di rumah sakit jejaring. Dengan pelatihan ini diharapkan peserta program dapat memperoleh ketrampilan keprofesian yang baik dan menguasai bidang kelimuan yang baik. Pendidikan Spesialis THT-KL dilaksanakan selama 8 semester dengan rincian rotasi sebagai berikut : Jenjang I Bedah Dasar Stase Ilmu Kesehatan Mata Stase Anestesi Stase Radiologi Prakualif Laring faring II + Head and Neck Rhino-alergi II + maksilofasial Otologi II : 9 bulan : 1 bulan : 1 bulan : 2 minggu (1/2 bulan) : 1,5 bulan : 1 bulan : 1 bulan : 1 bulan Jenjang II Stase Bedah Saraf Laring Faring Rhino-Alergi Audio Vestibular Bronkoesofagologi Otologi Head and Neck Maksilofasial : 2 bulan : 6 bulan : 6 bulan : 3 bulan : 3 bulan : 6 bulan : 3 bulan : 3 bulan Pendidikan diberikan berdasarkan modul sesuai dengan ketetapan dari Kolegium Telinga Hidung Tenggorok dan bedah Kepala dan Leher. Rincian dari masing-masing rotasi adalah sebagai berikut : Bedah Dasar Basic Medicine Ilmu Bedah Dasar Mata Kuliah Dasar Umum (Anatomi, Physiologi, Patologi Anatomi) 145 Instructional Course ( Nutrition therapy, .......) Bedah Onkologi Biopsi Flap sederhana Kemoterapi Wide eksisi pada keganasan kulit Bedah Kepala dan Leher Eksisi tumor jaringan lunak kepala leher Lobektomi subtotal/total Tiroidektomi subtotal Tiroidektomi Parotidektomi Bedah Plastik Tandur kulit Labioplasty Palatoplasty Bedah Thoraks dan Cardio Vaskular Vena seksi Kanulasi arteri perifer Perawatan trauma thorax konservatif Jaga malam di Bagian Bedah Bedah Saraf Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Bedah Saraf yang berhubungan dengan THT-KL. Peserta PPDS juga menjalani jaga malam di Bagian Bedah Saraf. Ilmu Kesehatan Mata Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Mata yang berhubungan dengan THT-KL. Pra Kualifikasi Observasi dan/ asisten I/II di Poliklinik Observasi dan/ asisten I/II di Ruangan Observasi dan/ asisten I/II di Kamar Operasi Jaga Malam di Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL Stase di Bagian Anestesi Stase di Bagian Radiologi Laring – Faring Modul Laringitis Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas Modul Suara Parau Modul Disfoni Modul Faringitis Modul Tonsilitis Modul Trauma Laring Modul Abses Leher Dalam Jaga malam Rhinologi- Alergi Modul Benda Asing Modul Epistaxis Modul Polip Hidung Modul Sinusitis Paranasal Modul Rinitis non Alergi Modul Rinitis Alergi Modul Penyakit akibat reaksi hipersensitifitas tipe I Audio Vestibular Modul Gangguan pendengaran Modul Gangguan Keseimbangan 146 Modul Tuli Kongenital Modul Gangguan pendengaran Pada Anak Sekolah Modul Gangguan Pendengaran pada Pekerja Modul Pemeriksaan BERA Modul Alat Bantu Dengar Bronko-Esofagologi Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial Modul Stenosis Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus Modul Sialodenitis Modul Sialolith Modul Esofagitis Korosif Modul Trauma Esofagus Modul Benda Asing esofagus Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk Modul Varises Esofagus Otologi Modul Trauma Modul Benda Asing Modul Radang Telinga Luar Modul Radang Telinga Tengah Modul Radang Telinga Dalam Modul Kelainan Kongenital Modul Neoplasma Telinga Modul Gangguan Nervus Fasialis B. STRUKTUR MATA KULIAH MATERI KEAHLIAN KHUSUS (MKU) MATERI SUB BAGIAN LARING-FARING Modul Laringitis Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas Modul Suara Parau Modul Disfoni Modul Faringitis Modul Tonsilitis Modul Trauma Laring Modul Abses Leher Dalam Stomatitis Infeksi Odontogenik Mendengkur dan Henti Nafas Saat Tidur Pencitraan Jalan Nafas pada Anak-anak Kelainan Kongenital Traktus Aerodigestivus Papiloma Laring Modul Sialodenitis Modul Sialolith MATERI SUB BAGIAN RINOLOGI ALERGI Modul Benda Asing Modul Epistaksis Modul Polip Hidung Modul Sinusitis Paranasal Modul Rinitis non Alergi Modul Rinitis Alergi Modul Imunologi Alergi Penyakit Granulomatosis & Autoimun pada Hidung dan Sinus Paranasal Fungsi dan Disfungsi Indra Penciuman 147 Rinitis Alergi pada Anak Rinitis Alergi pada Lansia Rinitis Alergi pada Kehamilan MATERI SUB BAGIAN AUDIO VESTIBULAR Modul Gangguan pendengaran Modul Gangguan Keseimbangan Modul Tuli Kongenital Modul Gangguan pendengaran Pada Anak Sekolah Modul Gangguan Pendengaran pada Pekerja Modul Pemeriksaan BERA Modul Alat Bantu Dengar Obat-obatan Ototoksik Tinnitus Penuaan pada Sistem Auditori dan Vestibuler MATERI SUB BAGIAN BRONKO-ESOFAGOLOGI Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial Modul Stenosis Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus Modul Esofagitis Korosif Modul Trauma Esofagus Modul Benda Asing esofagus Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk Modul Varises Esofagus Indra Pengecap Evaluasi Disfagia Manajemen Disfagia Pemeriksaan Radiologik Traktus Aerodigestif Bagian Atas Evaluasi Endoskopik Traktus Aerodigestif Bagian Atas Kelainan Esofagus MATERI SUB BAGIAN OTOLOGI Modul Trauma Telinga Modul Benda Asing, Serumen dan Keratosis Obturans Modul Radang Telinga Luar Modul Radang Telinga Tengah Modul Radang Telinga Dalam Modul Neoplasma Telinga Modul Gangguan Nervus Fasialis Perikhonditis/Othematom Komplikasi Intratemporal dan Intrakranial Otitis Media Otitis Media Efusi Kolesteatoma Pencitraan Tulang Temporal Neurophysiologc Intra Operative Monitoring Otologic Manifestation of Systemic Disease Rekonstruksi Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran Otosklerosis Cochlear Implant & Other Implantable Auditory Prosthesis Surgical Management of Vestibular Disorders MATERI SUB BAGIAN BEDAH KEPALA DAN LEHER Modul Neoplasma Hidung dan Sinus Paranasal Modul Tumor Tonsil Modul Tumor Faring ( Angiofibfom nasofaring, Karsinoma) Modul Tumor Lidah Modul Tumor Tracheo Bronchial Modul Tumor Kelenjar Ludah Modul Tumor Leher Modul Tumor Esofagus Modul Tumor Laring 148 Terapi gen Biologi dan Imunologi Tumor Kepala dan Leher Prinsip-prinsip Kemoterapi Tumor Kepala dan Leher Prinsip-prinsip Radiasi Onkologi Cutaneous Malignancy Melanoma Maligna Tumor Orbita Neoplasma Rongga Mulut Kista odontogenik, tumor dan Lesi-lesi di Rahang Diseksi Leher Karsinoma Sel Skuamosa pada Traktus Aerodigestif Atas Limfoma pada Kepala dan Leher Pembedahan Basis Cranii MATERI SUB BAGIAN MAKSILOFASIAL REKONSTRUKSI DAN BEDAH PLASTIK Modul Trauma dan Fraktur Hidung Modul Kelainan Septum Modul Trauma Wajah dan Maksilofasial Modul Labioschizis Modul Palatoschizis Modul Kelainan Kongenital Telinga Rhinoplasti Blepharoplasti Modul Rhytidectomy Grafts and Implants in Facial, Head and Neck Surgery Local Skin Flaps : Anatomy, Physiology and General Types Microvascular Free Flaps in Head and Neck Reconstruction Surgical Reconstruction After Mohs Surgery and Tissue Expansion Scar Camouflage Surgery for Exopthalmos Facial Reanimation Congenital Auricular Malformation Chin and Malar Augmentation Chemical Peeling Laser Skin Resurfacing Management of Benign Facial Lessions Management of Alopecia Cosmetic use of Botox and Injectable Fillers Rejuvenation of The Midface C. EVALUASI HASIL BELAJAR Sistem monitoring dan evaluasi kurikulum untuk menjamin terlaksananya program PPDS didasarkan atas pedoman : standar profesi THT-KL, standar kompetensi THT-KL yang dikeluarkan Kolegium THT-KL tahun 2008 serta tercantum dalam buku Panduan Penyelenggaraan PPDS THT-KL FK UNPAD. Di dalam program pendidikan dokter spesialis, selain untuk acuan materi ajar, standar kompetensi digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelulusan peserta didik. Standar kompetensi merupakan proses dan hasil kegiatan yang ditunjukkan oleh peserta didik sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya. Standar kompetensi merupakan standar kemampuan minimal yang harus dipunyai oleh seorang dokter spesialis. Berdasarkan Buku Standar Kompetensi Dokter (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006) terdapat 7 area kompetensi, yaitu komunikasi efektif, keterampilan klinis, landasan ilmiah kedokteran, pengelolaan masalah kesehatan, pengelolaan informasi, mawas diri dan pengembangan diri, etika, moral, medikolegal, profesionalisme dan keselamatan pasien. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, dan disebut sebagai kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi kemampuan. Sistem monitoring dan evaluasi dilaksanakan per sub bagian sesuai dengan lamanya jadwal rotasi di masingmasing sub bagian. Sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan untuk mencapai kompetensi dicatat dan ditulis dalam buku log book, yang akan ditandatangani oleh supervisor/konsulen. 149 Predikat kelulusan : NILAI ANGKA MUTU HURUF MUTU 90 – 100 A 4 85 – 89 A- 3.75 80 – 84 B+ 3.50 75 - 79 B 3 70 – 74 B- 2.75 65 – 69 C+ 2.50 60 – 64 C 2 45 – 59 D 1 < 45 E 0 INTEPRETASI Sangat Baik Excellent Hampir Sangat Baik Slightly Excellent Lebih dari Baik Very Good Baik Good Hampir Baik Slightly Good Lebih dari Cukup More than Sufficient Cukup Sufficient Kurang Poor Gagal Fail Batas Waktu Studi Batas Waktu Studi Program Magister, Program Doktor, dan Program Spesialis-I Program Spesialis-I harus dapat diselesaikan paling lama 10 semester I terhitung sejak terdaftar sebagai mahasiwa pada semester I pada Program Spesialis-I (untuk beberapa Program Spesialis-I ditentukan tersendiri) D. PEDOMAN UJIAN Sistem Evaluasi untuk mencapai kompetensi Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah peserta program telah mencapai kemampuan akademik serta kemampuan klinis sesuai kompetensi yang diharapkan. Tahap evaluasi dilakukan secara berkala dan evaluasi akhir. Evaluasi berkala dilakukan pada setiap tahap pendidikan secara berkesinambungan. Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan peserta PPDS, penilaian di Sub Bagian berupa : Evaluasi Berkala - Kognitif : Bentuk : • Penilaian presentasi acara ilmiah meliputi Journal Reading, Literature reading, referat. • Penilaian presentasi kasus : kasus ruangan, kasus kematian, Joint case, dll • Penilaian Pre test dan Post Test • Ujian Tahunan (bertahap dan berjenjang) - • Psikomotor : Bentuk : • Penilaian ketrampilan klinis • Penilaian kemampuan tatalaksana pasien ruangan • Penilaian tatalaksana pasien di poli Ujian OSCE - Afektif Evaluasi Tahap Akhir berupa: • Ujian Usulan Penelitian, dilakukan pada semester V • Ujian Tesis PPDS, dilakukan pada semester VIII setelah memenuhi persyaratan : Menyerahkan data-data penelitian dan jurnal/referensi yang digunakan dalam penelitian ke pembimbing. • Ujian Nasional, dengan persyaratan (dari kolegium sub komite Ujian Nasional) sebagai berikut : Persyaratan Calon Peserta Ujian Nasional 1. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis I THT-KL yang terdaftar di Sentra Pendidikan THT-KL 150 2. 3. - Sudah menyelesaikan seluruh pendidikan di sub-bagian atau seksi Sentra Pendidikan THT-KL. (dibuktikan dengan surat keterangan telah selesai mengikuti seluruh siklus oleh KPS atau Ketua Bagian), Diizinkan belum membacakan tesis terakhir. Melengkapi persyaratan administrasi Ujian Nasional : Mengisi formulir Ujian Nasional (Tulis & OSCE) yang ditandatangani oleh KPS/ Ketua Bagian Sentra Pendidikan bersangkutan Membayar biaya Ujian Nasional (Tulis & OSCE) Melunasi iuran sebagai anggota muda PERHATI-KL ke Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL Indonesia terhitung sejak mulai pendidikan sampai bulan pelaksanaan dimana Ujian Nasional diselenggarakan (melampirkan bukti pembayaran dan Surat Keterangan dari Ketua Cabang PERHATI setempat & KPS) Presentasi verbal di Forum Nasional minimal 1 (satu) kali Selesai 8 (delapan) tugas kegiatan ilmiah sub bagian Surat pernyataan telah mengikuti forum PPDS yang diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan THTKL Indonesia minimal 6 KODI (melampirkan sertifikat) Telah mengajukan seminar proposal, dibuktikan dengan surat keterangan dari KPS Kelulusan terdiri dari kelulusan setiap subbagian, kelulusan ujian nasional dan kelulusan tesis. Peserta PPDS-1 dinyatakan lulus dari suatu subbagian bila yang bersangkutan minimal memperoleh nilai B (baik) dari setiap aspek pencapaian kompetensi yang dicapai. Penilaian peserta PPDS-1 berdasarkan atas : - Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui ujian pilihan berganda dan modifikasinya, esai, dan lisan. - Analisis kasus - Audit morbiditas dan mortalitas - Presentasi pada saat visite ruangan - Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien - Presentasi acara ilmiah : journal reading, referat, kasus ruangan, literature reading - Penilaian buku log/porto folio - Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau tindakan operatif - Ujian Sub bagian E. TATA TERTIB A. Umum 1. Mahasiswa harus senantiasa menjaga nama baik Departemen Ilmu Kesehatan THT dengan menegakkan disiplin serta menjunjung tinggi sikap profesionalisme. 2. Selama menjalani kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, mahasiswa wajib memakai jas dokter warna putih serta tanda pengenal resmi sebagai peserta PPDS-I FK UNPAD. 3. Mahasiswa mengikuti kepaniteraan dengan membawa surat pengantar dari Bagian Akademik Fakultas Kedokteran UNPAD. 4. Mahasiswa bertugas dalam kelompok kecil dengan pembimbing satu orang preceptor. 5. Mahasiswa diharuskan melapor pada Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan. Pada waktu menghadap, PPDS-I diberikan penjelasan mengenai tujuan pendidikan terutama yang menyangkut falsafah serta etik. 6. Peserta PPDS-I juga harus melapor kepada Koordinator Pendidikan untuk mendapatkan program kerja dan jadwal evaluasi pendidikan. 7. Setelah itu PPDS-I diharuskan melapor kepada preceptor masing-masing untuk mendapatkan jadwal kegiatan bimbingan. 8. Mengikuti seluruh kegiatan yang tercantum di dalam buku log (logbook) yang dibuktikan dengan tanda tangan preceptor dan penanggung jawab pada setiap kasus yang ditangani yang harus diserahkan sebelum peserta didik menyelesaikan stase di Departemen Ilmu Kesehatan THT. 9. Setiap izin meninggalkan tugas kepaniteraan harus dengan sepengetahuain/persetujuan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT atau koordinator PPDS-I. 10. Bila tidak dapat mengikuti kepaniteraan karena sesuatu sebab, hendaknya dinyatakan dengan tertulis/surat sakit. Surat keterangan tersebut, sedapat mungkin diserahkan kepada Koordinator PPDSI pada waktu yang bersangkutan tidak hadir. 11. Bila berhalangan karena sesuatu sebab tidak dapat mengikuti kegiatan lebih dari 1 (satu) hari maka peserta PPDS-I diharuskan mengulang kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT selama 3 minggu. 12. Selama mengikuti kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran UNPAD/RS dr Hasan Sadikin, semua aktivitas baik dalam bidang pendidikan, pelayanan maupun administratif, ditulis 151 dalam buku kegiatan dan ditandatangani oleh Konsulen yang bersangkutan. Diharapkan peserta PPDS-I dapat menyelesaikan tugas pendidikan yang dibebankan tepat pada waktunya. 13. Pada setiap awal bekerja di ruangan/poliklinik/kamar operasi/UGD diharuskan melapor kepada konsulen/dokter/kepala ruangan/poliklinik/UGD. 14. Ketua Kelompok PPDS-I adalah salah satu mahasiswa dari kelompok PPDS-I tersebut. 15. Tata tertib Ujian: a. Kehadiran selama di Departemen Ilmu Kesehatan THT memenuhi persyaratan kehadiran yang telah ditentukan. b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT. c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (contohnya pengembalian buku dari perpustakaan, telah memeriksa kembali peralatan pemeriksaan THT). d. Peserta PPDS-I diharuskan mengikuti ujian setelah buku log/buku modul kompetensinya dinyatakan layak/lulus oleh Koordinator PPDS-I atas rotasi yang telah lengkap diikuti. e. Sebelum diuji, peserta PPDS-I diharuskan memperlihatkan buku log untuk dinilai akan kegiatan yang telah dilakukan selama kepaniteraan. f. Lembaran ujian setelah diisi oleh penguji diserahkan kepada administrasi Departemen Ilmu Kesehatan THT. g. Ujian dilakukan oleh seorang penguji dan pendamping penguji. h. Hasil ujian diberitahukan kepada peserta PPDS-I. F. KHUSUS 1. Proses pendidikan berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 07.15-15.30 WIB. Kegiatan pendidikan PPDS-I adalah : Jurnal Reading. Litelature Reading. Stase OK. Stase Ruangan. Stase Poli. RS Jejaring. 2. Acara ilmiah atau diskusi kasus setiap hari pukul 07.15 sampai dengan pukul 08.30 dan siang hari mulai pukul 12.00 sampai 13.00. 3. Setiap hari diadakan absensi sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sewaktu datang dan setelah selesai menjalankan kepaniteraan pada hari itu. 4. Kegiatan dengan bimbingan dilakukan pada pagi hari pukul 07.15 – 08.30 atau siang hari di atas pukul 12.00. 5. Poliklinik THT: Mahasiswa memerika pasien dengan membuat status (sangat dianjurkan pasien baru) dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis klinik, diagnosis banding, dan rencana penatalaksanaannya serta membuat usulan pemeriksaan dan terapi. Melaporkan hasil pemeriksaan tersebut pada PPDS/konsulen poliklinik yang bertugas pada hari itu. Pembagian rotasi ke poliklinik umum, rinologi, otologi, audiologi, onkologi bedah kepala leher, plastik rekonstruksi-maksilofasial yang diatur oleh ketua kelompok. 6. Tugas jaga: Semua peserta PPDS-I harus melakukan jaga malam sebagai bagian dari pendidikan. Tugas jaga berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 15.30-07.15 WIB, pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya dibagi menjadi 2 (dua) gelombang. Gelombang pertama pukul 07.00-19.00 WIB, gelombang kedua pukul 19.00-07.00 WIB. Selama menjalani tugas jaga, mahasiswa diwajibkan memakai baju jaga. Pengaturan jaga dilakukan oleh Chief Residen PPDS-I. Mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan PPDS jaga saat itu sambil belajar anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien serta membantu dengan supervisi beberapa tindakan yang tercakup dalam bidang kompetensi keahlian yang harus dilakukan mahasiswa. Setiap jaga diwajibkan membuat resume kasus yang dilaporkan pada Konsulen jaga. 7. Kamar operasi/ruang tindakan: Sebelum masuk ke kamar operasi harus sudah mengetahui cara tindakan dan antiseptik termasuk cara mencuci tangan, memakai pakaian, dan mengetahui alat-alat operasi. Melihat dan mengenal operasi yang dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, baik dalam anestesi lokal maupun umum. Bila memungkinkan mendiskusikan pasien yang akan atau sudah dilakukan operasi dengan operator. 8. Ruang rawat inap: Mengetahui indikasi rawat pada pasien-pasien THT Mampu menegakkan diagnosis dan mengetahui penatalaksanaannya. 152 Mengikuti visite besar konsulen ruangan pada saat itu. Mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PPDS yang bertugas di ruangan pada saat itu dan mendiskusikannya. G. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI 1. Mahasiswa yang terbukti melanggar norma akademik dan norma hukum dikenakan sanksi sesuai dengan Surat Keputusan Dekan No. 126/J06.6.FK/Kep/KM/2003. 2. Keterlambatan pengisian daftar hadir lebih dari 15 menit dianggap tidak hadir pada hari itu. 3. Bila peserta didik tidak menyerahkan logbook yang telah diisi lengkap pada akhir stase maka peserta didik tersebut tidak akan mendapatkan nilai di Departemen Ilmu Kesehatan THT. 4. Kelalaian administratif : - Meninggalkan proses pembelajaran. - Tidak mematuhi jam kerja. Bila peserta PPDS-I diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila setelah 3 (tiga) kali yang bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan diharuskan mengulang rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT. 5. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi. Bila peserta PPDS-I memperoleh nilai dibawah batas kelulusan, yang bersangkutan diharuskan mengulang ujian. Bila mahasiswa tidak lulus lagi setelah mengulang ujian maka diwajibkan mengulang rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT. 6. Sikap perilaku yang melanggar etika profesi Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain dapat berupa sikap perilaku terhadap: a. Pasien: Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar Tidak menunjukkan sifat altruism, malah menelantarkan pasien dan keluarganya Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak memberikan rasa nyaman Tidak dapat dipercaya Tidak dapat menjaga kerahasian pasien Tidak peka terhadap nilai-nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut pasien seperti agama dan kepercayaan b. Pendidik Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT maupun departemen lain. c. Sejawat Peserta PPDS-I. Baik yang berasal dari Departemen Ilmu Kesehatan THT maupun diluar bagian. Baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal, fisik, maupun tekanan secara financial d. Tenaga administrasi, karyawan, dan paramedis rumah sakit e. Keilmuan Misalnya: tidak mengikuti acara ilmiah, melalaikan tugas yang bersifat keilmuan, misalnya tugas baca dsb. f. Institusi Misalnya: tidak menjaga peralatan pendidikan dengan baik, tidak mengindahkan peraturan rumah sakit, Fakultas Kedokteran UNPAD dan sebagainya. Mahasiswa harus mengganti/memperbaiki peralatan THT yang dipinjamkan apabila terbukti tidak berfungsi/rusak setelah dipakai selama kegiatan 7. Pelanggaran Hukum Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta PPDS-I tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT. 8. Kondisi khusus peserta PPDS-I Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I yaitu bila yang bersangkutan diketahui sebagai pengguna narkoba atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain sejenisnya. Saat ini, pengguna narkoba diklasifikasikan sebagai penderita, bukan perbuatan kriminal, kecuali bila merangkap sebagai pengedar atau sejenisnya. Namun yang bersangkutan harus mencari pertolongan kepada ahlinya. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, yang menunjukkan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidak amanan/kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari dokter spesialis kesehatan jiwa. Peserta PPDS-I tidak diperkenankan mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan THT. 153 Peringatan Peringatan awal diberikan pada saat peserta PPDS I baru masuk di program studi berupa pembacaan peraturan sanksi terutama mengenai penghentian studi oleh KPS atau SPS dengan disaksikan oleh Kepala Departemen. Peserta PPDS I membuat Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah mengerti dan akan mematuhi peraturan tersebut dan menanda tanganinya dengan KPS dan Kepala Departemen sebagai saksi. Peringatan berikutnya diberikan bila peserta didik melakukan kesalahan. Peserta PPDS dipanggil setiap melakukan kesalahan atau tidak lulus dari suatu sub-bagian/sub-spesialis, diterangkan mengenai bentuk kesalahan/kekurangan oleh Tim KPS dan kemungkinan sanksi yang akan diterima. Selanjutnya bentuk sanksi atau peringatan ketidak lulusan dikirim dalam bentuk tertulis kepada yang bersangkutan dengan tembusan ke instansi pengirim/wali. Setiap PPDS memiliki file mengenai reward and punishment yang diperoleh. Derajat Berat Ringannya Bentuk Pelanggaran/Kelalaian Pelanggaran ringan dan sedang diserahkan kepada Ketua Program Studi Departemen Ilmu Kesehatan THT melalui penelaahan bersama dengan jajaran staf pendidik, termasuk Kepala Departemen, terutama dalam hal aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme. Contoh pelanggaran ringan : peserta didik tidak mengikuti kegiatan tanpa alasan yang dapat diterima. Peserta PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang, dapat berakumulasi menjadi pelanggaran sedang. Contoh pelanggaran sedang : melakukan kekerasan verbal terhadap peserta lainnya. Contoh pelanggaran berat : plagiarism, kelalaian yang menimbulkan kecacatan, dan sebagainya. Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan Komite Medik RS Pendidikan. Bentuk Sanksi Pada umumnya harus bersifat mendidik dan proporsional dengan bentuk kesalahan, misal : Teguran. Penambahan giliran jaga bila kesalahan yang dilakukan bentuknya ringan dan terjadi dalam waktu jaga. Turun jabatan missal dari CR ke tingkat yang lebih rendah bila kesalahannya dalam bentuk kompetensi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Skorsing. Penghentian studi. Penghentian Studi untuk Sementara Mahasiswa Program Spesialis dapat menghentikan studi untuk sementara dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jumlah maksimum penghentian studi untuk sementara (harus dengan izin tertulis Rektor) adalah satu semester 2. Dengan Izin Rektor : Mahasiswa mengajukan surat permohonan kepada Dekan, yang diketahui Dosen Wali-nya (dengan membubuhkan tanda tangan pada surat itu, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum kegiatan akademik berjalan. (untuk mahasiswa Program PascaSarjana, surat permohonan ditujukan ke Direktur PascaSarjana, selambat-lambatnya satu minggu sebelum herregistrasi). Setelah mempertimbangkan segi akademik (IPK dan jumlah tabungan kredit), Direktur Program Pascasarjana, Dekan/Ketua Program meneruskan permohonan itu kepada Rektor. Apabila mendapat izin Rektor, maka selama periode penghentian studi sementara itu mahasiswa dibebaskan dari pendaftaran, uang kuliah, dan uang praktikum. Periode penghentian studi sementara itu tidak diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studinya. Hak mahasiswa untuk memperoleh penghentian studi untuk sementara dengan izin Rektor ini gugur apabila mahasiwa memperoleh huruf mutu K selama 3 semester berturut –turut maupun secara terpisahpisah dan kemudian diterima kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara ata izin Rektor hanya sementara. 3. Jika mahasiswa melakukan penghentian studi sementara Tanpa izin Rektor, maka ia akan dikenakan saksi sebagai berikut : Untuk mendaftar kembali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor, melalui Direktur Program Pascasarjana, Dekan atau Ketua Program; permohonan tersebut dapat diterima atau ditolak. Periode penghentian studi sementara itu diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studinya. Diwajibkan membayar uang kuliah dan uang praktikum yang terutang, dan untuk semester berikutnya membayar sesuai dengan mahasiswa baru. Bagi mahasiswa yang pernah menghentikan studi sementara tanpa izin Rektor dan kemudian diterima kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara atas izin Rektor tidak diberikan lagi mahasiswa program Pascasarjana. 4. Menghentikan studi tanpa izin Rektor, dikenakan sanksi pemutusan studi. 154 5. 6. Penghentian studi untuk sementara, dengan alasan seperti pada butir 3 diperkenankan, namun diperhitungkan dalam batas waktu studinya. Penghentian studi untuk sementara tidak boleh dilakukan pada : Semester I, dan/atau Semester II, dan/atau Satu dan/atau dua semester menjelang batas waktu studi yang diperkenankan Catatan : Mahasiswa yang menghentikan studi untuk sementara tanpa izin Rektor dalam semester-semester di atas dianggap mengundurkan diri Prosedur Pengajuan Undur Diri (Keluar) dari Universitas Padjadjaran Bagi mahasiswa tersebut dianggap yang ingin pindah dari Universitas Padjadjaran ke pergruan tinggi lain berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Mahasiswa tersebut dianggap mengundurkan diri atas keinginan sendiri dari Universitas Padjadjaran. Oleh karenanya yang bersangkutan harus membuat surat pernyataan mengundurkan diri (dengan diketahui oleh orang tua/wali) kepada Rektor melalui Kepala Bagian dan Dekan fakultasnya masing – masing; 2. Universitas Padjadjaran sekalipun tidak akan mempersulit prosesnya namun tidak dapat membantu proses pengurusan kepindahan ke perguruan tinggi lain; 3. Universitas Padjadjaran hanya dapat mengeluarkan surat tanda telah keluar dan daftar nilai yang sudah ditempuh selama studi di Universitas Padjadjaran dan surat keterangsn lainnya yang diperlukan, setelah mahasiswa yang bersangkutan memenuhi semua utang (biaya yang belum dibayar, pinjaman buku, dsb). Penghentian Studi PPDS-I Departemen Ilmu Kesehatan THT dinyatakan putus studi/ tidak dapat melanjutkan kegiatan akademik / profesi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, evaluasi akademik atau yang diakibatkan sebagai berikut : Umum ( berlaku untuk jenjang I dan II ) 1. Atas permintaan sendiri. Peserta PPDS Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis kepada dekan FK UNPAD melalui TKP PPDS dengan tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS Departemen Ilmu Kesehatan THT. 2. Tidak melaksanakan registrasi akademik selama 2 semester berturut-turut tanpa alasan yang jelas. 3. Alasan kondisi kesehatan yang diperkuat dengan surat keterangan dari Majelis Penguji Kesehatan Pegawai RS DR Hasan Sadikin. 4. Pelanggaran etika berat. 5. Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan / teguran awal bila ditemukan pelanggaran etika berat hasil temuan staf pendidikan yang diperkuat dengan keputusan Komite Medik RS dr. Hasan Sadikin. 13. Program Studi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obgin) A. Metode Pembelajaran Pendidikan diselenggarakan atas dasar Sistem Modul yang mendapatkan bobot Sistem Kredit Semester. Beban Program pendidikan atau program studi, baik beban total, maupun beban semesteran dan beban setiap mata pelajaran (termasuk didalamnya pengetahuan (knowledge), K – ketrampilan (skill), S – sikap (attitude) dan tanggung jawab), dinyatakan dengan Satuan Kredit Semester (SKS). Struktur, komposisi, serta lama pendidikan ditetapkan dengan mengacu pada kompetensi pendidikan yang ditetapkan oleh Kolegium secara nasional dan kompetensi tambahan yang ditetapkan Program Studi. Pendidikan diselenggarakan dalam 3 tahapan pencapaian kompetensi yang terdiri dari tahap dasar, tahap magang, dan tahap mandiri. Beban program pendidikan dokter Spesialis-I Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS adalah 149,75 SKS, seperti pada lampiran. Seluruh program dapat diselesaikan dalam waktu 8 semester atau 4 tahun. Jangka waktu total program pendidikan maksimal 1 1/2 x lama pendidikan (12 semester). Setiap peserta didik yang diterima di Pendidikan Dokter Spesialis-I diwajibkan mendaftarkan diri dan setiap semester semua peserta diwajibkan mendaftarkan diri ulang ke Fakultas Kedokteran. Ketentuan UNPAD bagi yang tidak melaksanakan pendaftaran ulang 2 (dua) kali berturut-turut dianggap mengundurkan diri. B. Struktur Mata Kuliah 1. Kurikulum Tujuan pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RS Hasan Sadikin adalah menghasilkan lulusan yang memiliki profil lulusan sebagai seorang Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) yang mempunyai kompetensi holistik, meliputi klinik, akademis dan profesionalisme, 155 dapat berperan sebagai dokter spesialis yang o Berakhlak dan berbudi luhur – good gentleman; o mempunyai ketrampilan klinik yang handal – good clinic; o mampu mendidik dengan baik – good teacher; o mampu berkomunikasi dengan baik - good communicator o mempunyai kompetensi pengetahuan dan keterampilan – good practitioner o senantiasa meningkatkan profesionalisme – long life leaner o mampu mendedikasikan pengetahuan, ketrampilan dan kualitas profesional mereka sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (public health needs and demands) – health system partner o mampu melakukan penelitian dengan baik – good scholar, dan o menjadi manajer yang efektif – good manager. Kurikulum yang digunakan di Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obgin FK Unpad mengacu pada kurikulum nasional dari kolegium Obststetri dan Ginekologi Indonesia dan sesuai dengan ketentuan dari Konsil Kedokteran Indonesia tentang pendidikan dokter spesialis serta peraturan pendidikan dari Pemerintah (UU No 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran), peraturan pendidikan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kebijakan Universitas Padjadjaran dan Fakultas Kedokteran, serta peraturan terkait lainnya, selain itu juga memperhatikan masukan-masukan dari Perhimpunan Profesi (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) dan alumnus. Tujuan itu diharapkan dapat dicapai melalui kurikulum pendidikan terintegrasi yang dikelompokkan berdasarkan materi pendidikan yang memenuhi elemen-elemen kurikulum (landasan kepribadian; penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga; kemampuan dan keterampilan berkarya; sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat), yaitu sebagai berikut : Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin (19 modul) Materi Keterampilan Lanjutan (Stase divisi) Materi Penerapan Akademik (MPA) (Karya Tulis Ilmiah). Materi-materi itu diberikan dalam 8 semester, masing-masing semester mempunyai tujuan pendidikan yang bulat dan dicapai melalui pengalaman belajar/isi pendidikan tertentu. Pembagian semester ini merupakan tahapan/pembagian berdasarkan kemampuan yang dicapai mencakup pengetahuan dan pengertian, penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan, keterampilan psikomotor, keterampilan interpersonal, kebiasaan kerja dan sikap profesional. a. Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin Materi ini terbagi dalam 19 modul dan beberapa materi keterampilan klinik dasar sesuai dengan kompetensi yang perlu dicapai oleh peserta didik yaitu : 1. Kompetensi Umum : berisi dasar pengetahuan untuk setiap ilmuwan agar menjadi seorang penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang tidak menyangkut bidang ilmu kedokteran secara langsung (etika, komunikasi, patient safety, kerjasama tim) 1. Modul 1 : Keterampilan Klinik Dasar 2. Modul 2 : Pengajaran, Telaah dan Penilaian 3. Modul 3 : Teknologi informasi, riset dan upaya peningkatan praktik klinik 4. Modul 4 : Etika dan Hukum dalam Obstetri dan Ginekologi 5. Modul 5 : Keterampilan Bedah Inti 6. Modul 6 : Penanganan pasca operasi 7. Modul 19 : Pengembangan profesionalisme 2. Kompetensi Dasar Obstetri dan Ginekologi adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi agar mampu memecahkan permasalahan dalam bidang obstetri dan ginekologi dengan menggunakan nalar yang bersifat ilmiah. Materi Kompetensi Dasar Obstetri dan Ginekologi mencakup : Modul-modul Obstetri : 1. Modul 8 : Asuhan Antenatal 2. Modul 9 : Kedokteran Maternal 3. Modul 10 : Asuhan Persalinan 4. Modul 11 : Asuhan Kelahiran 5. Modul 12 : Masalah Nifas dan Neonatus 6. Modul 16 : Asuhan Kehamilan Dini Modul-modul Ginekologi Jenjang I 1. Modul 7 : Prosedur Pembedahan 2. Modul 15 : Kesehatan Reproduksi 3. Modul 18 : Uroginekologi 3. Kompetensi Lanjut Obstetri dan Ginekologi adalah materi pendidikan sub spesialisasi dalam bidang obstetri dan ginekologi yang akan diberikan oleh para konsultan di bidangnya masing-masing. Materi Kompetensi Lanjut Obstetri dan Ginekologi mencakup : Modul Ginekologi Jenjang II : 156 1. 2. 3. 4. 5. 6. Modul 7 Modul 13 Modul 14 Modul 15 Modul 17 Modul 18 : Prosedur Pembedahan : Masalah-masalah Ginekologi : Subfertilitas : Kesehatan Reproduksi : Ginekologi Onkologi : Uroginekologi Pemberian materi keterampilan klinik dasar dilakukan pada saat peserta didik berada di beberapa tempat stase di RS dr. Hasan Sadikin (baik di Departemen Obstetri & Ginekologi maupun Departemen lain), Rumah Sakit Satelit, atau pada saat morning report, visite besar, presentasi kasus, journal reading, konferensi klinik, dan audit maternal. Proses Pendidikan dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan utama dan di berbagai Rumah Sakit Satelit dan Wahana Pendidikan Kedokteran untuk mendapatkan materi ajar. Materi tersebut berupa kasus-kasus dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang ingin dicapai secara komprehensif dilaksanakan dengan melalui tiga tahap ketrampilan : akuisisi, kompetensi dan profisiensi. Dengan kompetensi seperti tersebut diatas, pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah pelatihan keprofesian dengan melakukan tatalaksana pasien di bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik untuk pasien rawat jalan, di kamar operasi untuk kasus-kasus operasi, Unit Perawatan Intensif, RS Satelit (comprehensive skills), dan penanganan kasus-kasus gawat darurat di ruang gawat darurat, melalui pendekatan kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk berlatih penerapan pendekatan Obstetri dan Ginekologi Sosial. Melalui kerja praktek selain untuk mencapai ketrampilan profesional (skill) peserta didik PPDS juga mendapatkan penguatan (strengtening) dalam penugasan keilmuan (knowledge) melalui serangkaian kegiatan dalam materi penerapan akademik. SKEMA ROTASI PPDS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI TAHAP I Tahap Dasar Semester 1 Semester 2 Semester 3 Semester 4 Ketrampilan klinik dasar (1 bulan) Pengetahuan dasar (1 bulan) Poliklinik Obstetri (1 bulan) Ruang perawatan Obstetri (2 bulan) Kamar bersalin (1 bulan) Instalasi gawat Darurat (IGD) (1 bulan) Ruang perawatan Obstetri (1 bulan) Poliklinik Obstetri (1/2 bulan) Kamar bersalin (1 bulan) RS Satelit (2 1/2 bulan) Instalasi Gawat darurat (IGD) (1/2 bulan) Kamar operasi (1/2 bulan) Poliklinik Obstetri (1/2 bulan) Ruang perawatan Obstetri (1/2 bulan) RS Satelit (2 bulan) Unit Kehamilan Risti / USG (1 bulan) Rekam medik (1 bulan) Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan) Kamar operasi (1/2 bulan) Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan) RS Satelit (2 bulan) Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan) Poliklinik Onkologi (1/2 bulan) Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan) Rekam medik (1 bulan) 157 TAHAP II Tahap Magang Semester 5 Semester 6 TAHAP III Tahap Mandiri Semester 7 Semester 8 Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan) Kamar operasi (1 bulan) Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan) RS Satelit (1 1/2 bulan) Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan) Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan) Poliklinik Onkologi (1/2 bulan) Stase Divisi Obstetri Ginekologi Sosial (1 bulan) Stase Divisi Onkologi (1 bulan) Fetomaternal (1 bulan) Endokrin Reproduksi (1 bulan) Uroginekologi (1 bulan) RS Satelit (2 bulan) CHIEF RESIDEN Instalasi Gawat Darurat (IGD) (1/2 bulan) Kamar operasi (1/2 bulan) Kamar bersalin (1/2 bulan) Unit Perawatan Intensif (ICU) (1/2 bulan) RS Satelit (6 bulan) Poliklinik Ginekologi (1/2 bulan) Poliklinik Obstetri (1 bulan) Poliklinik Onkologi (1/2 bulan) Poliklinik Infertilitas (1/2 bulan) Ruang perawatan Obstetri (1/2 bulan) Ruang perawatan Ginekologi (1/2 bulan) Ruang Kehamilan Risiko Tinggi (USG) (1/2 bulan) b. Materi Keterampilan Lanjutan (Stase divisi) Pada tahap magang para peserta didik PPDS I Obgin akan melakukan stase di setiap divisi yang ada di Departemen Obgin FK Unpad/RS Hasan Sadikin (5 divisi) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan lanjutan tentang kajian yang ada di divisi dan yang diperlukan apabila kelak nanti akan mengikuti pendidikan Sp 2. Diharapkan juga pada saat stase divisi, para peserta didik dapat melakukan suatu penelitian sederhana yang sesuai serta mempublikasikannya di forum ilmiah nasional maupun internasional. c. Materi Penerapan Akademik Materi ini merupakan suatu rangkaian kegiatan pendidikan akademik berupa kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan keilmuan yang ditekuni. Berbagai jenis kegiatan ini bertujuan untuk membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuwan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat tulisan ilmiah dan menulis tesis ilmiah dalam mendukung ketrampilan keprofesian sebagai dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi. Materi penerapan akademik terdiri dari dua kelompok : 1. Kelompok I Yang berhubungan langsung dengan persyaratan kelulusan pendidikan pasca sarjana adalah sebagai berikut : a. Sari pustaka b. Usulan penelitian c. Tesis 2. Kelompok II Yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan keprofesian misalnya : a. Journal Reading. b. Konferensi Ilmiah. c. Konferensi Audit Mediko-etiko-legal. d. Konferensi Klinik. e. Laporan Kasus. f. Pembuatan Makalah Ilmiah. 158 2. Konsep mata kuliah dan beban sks Proses Pendidikan dibagi ke dalam tahapan Pembekalan Modul, Penerapan Modul dan Evaluasi. Proses belajar mengajar dilakukan secara terintegrasi dalam bentuk modul mata kuliah terintegrasi dengan beban akademik 13% dan beban klinis 87% dari total 120,76 sks. Setiap semester diberikan beban modul yang setara dengan pengelompokan mata kajian fisiologi, patologi I dan II, ginekologi serta obstetri & ginekologi sosial . Penjelasan pelaksanaan proses belajar mengajar akan dilaksanakan pada awal masa pendidikan oleh KPS. Pembekalan dilakukan selama dua bulan diberikan oleh tim pengampu modul berupa materi-materi ajar dan ketrampilan yang dimasukkan dalam modul materi ketrampilan klinik dasar. Kemampuan umum hendak dicapai dalam tiap tahap pendidikan adalah sebagai berikut: TAHAP I Tahap Dasar : Semester I, II, III, IV Pada semester I untuk kelompok Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan Kompetensi Umum yang akan diberikan dalam Program Khusus dari Pengelola program studi Obstetri dan Ginekologi. Pada semester II hingga IV diberikan Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan kompetensi dasar dan lanjut serta MPA yang dilakukan mulai dari semester II di lingkungan RSHS dan RS satelit. TAHAP II Tahap Magang (Calon Asisten Kepala / Calaska) : Semester V, dan VI Pada semester V merupakan lanjutan pemberian materi Materi Inti Pendidikan Spesialis Obgin dengan Kompetensi Lanjut serta pada semester VI akan diberikan Materi Keterampilan Lanjutan dari masing-masing divisi di lingkungan Dep Obgin FKUP/RSHS, sementara Materi Penerapan Akademik (MPA) dilakukan di RSHS dan RS satelit. TAHAP III Tahap Mandiri (Asisten Kepala / Chief Resident) : Semester VII dan VIII Semester VII dan VIII adalah merupakan tahap chief resident dengan pelaksanaan program pendidikan profesi yang dilakukan di RSHS dan RS satelit, sementara program MPA yang akan dilakukan adalah hasil akhir dari seluruh rangkaian kegiatan MPA berupa pengajuan hasil karya penelitian dalam bentuk tesis. Semester I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 13 14 15 16 17 KEGIATAN KULIAH MODUL 1 : KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL 3 : TEKNOLOGI INFORMASI, CLINICAL GOVERNANCE DAN PENELITIAN MODUL 4 : ETIKA DAN HUKUM MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PGD & BSS) MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN MODUL 12 : ASUHAN NIFAS DAN NEONATUS MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME PRESENTASI KASUS LABORATORIUM KURETASE & ASPIRASI VAKUM MANUAL (JML MINIMAL KOMPETEN : 5 KALI TINDAKAN) ASUHAN PERSALINAN NORMAL (jt : 5 ) PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK (4 J/HARI EFEKTIF 50%) KERJA RUANGAN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) KAMAR BERSALIN (4 J/HARI EFEKTIF 70%) MORNING REPORT VISITE BESAR TOTAL SKS PER SEMESTER SKS 1,17 0,19 0,19 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 0,19 0,19 0,00 0,05 0,09 0,83 0,83 0,83 0,83 0,67 1,92 159 Semester II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 KEGIATAN MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PERIOPERATIVE CARE) MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL MODUL 15 :KESEHATAN REPRODUKSI (KB,HIV/AIDS) MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS INKOMPLIT) MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN PRESENTASI KASUS LABORATORIUM 1. EKSTRAKSI VAKUM (JT : 5) 2. EKSTRAKSI FORCEPS (JT : 5) 3. STERILISASI (JT : 5 LT) PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK KERJA RUANGAN KAMAR BERSALIN UNIT GAWAT DARURAT MORNING REPORT VISITE BESAR SKS 1,17 TOTAL SKS PER SEMESTER 18,28 1,17 1,17 1,17 1,17 4,00 0,09 0,09 0,09 1,67 1,67 1,67 1,67 0,83 0,67 Semester III NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 KEGIATAN KULIAH MODUL 6 : ASUHAN PASCA OPERASI (POST OPERATIVE CARE) MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI MODUL 9 : KEDOKTERAN MATERNAL MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN (SUNGSANG) MODUL 18 : UROGINEKOLOGI PRESENTASI KASUS LABORATORIUM 1. PERSALINAN SUNGSANG (JT : 5) 2. SALPINGO-OVAREKTOMI (JT : 5) 3.EMBRIOTOMI (JT : 5 LT ) PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK KERJA RUANGAN KAMAR BERSALIN UNIT GAWAT DARURAT MORNING REPORT VISITE BESAR SKS TOTAL SKS PER SEMESTER 18,28 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 4,00 0,09 0,09 0,09 1,67 1,67 1,67 1,67 0,83 0,67 Semester IV NO 1 2 3 3 KEGIATAN KULIAH MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI (HISTEREKTOMI/ ADHESIOLISIS) MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS HABITUALIS/ KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU) MODUL 13 : MASALAH GINEKOLOGI SKS 1,17 1,17 1,17 1,17 TOTAL SKS PER SEMESTER 19,54 160 NO 4 5 6 KEGIATAN MODUL 14 : SUB FERTILITAS MODUL 17 : GINEKOLOGI ONKOLOGI PRESENTASI KASUS LABORATORIUM 1. SEKSIO SESAREA (JT : 5 ) 2. HISTEREKTOMI TOTAL (JT : 5 ) PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK KERJA RUANGAN KAMAR BERSALIN UNIT GAWAT DARURAT MORNING REPORT VISITE BESAR 7 8 9 10 11 12 13 14 SKS TOTAL SKS PER SEMESTER 1,17 1,17 4,00 0,09 0,28 1,67 1,67 1,67 1,67 0,83 0,67 Semester V NO KEGIATAN KULIAH MODUL 7: PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI (LAPAROSKOPI) MODUL 2 : PENGAJARAN, TELAAH DAN PENELITIAN MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL) MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME 1 2 3 4 5 6 7 8 PRESENTASI KASUS PRESENTASI NASIONAL LABORATORIUM 1. STERILISASI LAPAROSKOPI (JT :5 ) 2. MIOMEKTOMI (JT : 5 ) 9 10 11 12 13 14 PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK KERJA RUANGAN KAMAR BERSALIN UNIT GAWAT DARURAT MORNING REPORT VISITE BESAR SKS 1,17 TOTAL SKS PER SEMESTER 15,47 0,39 0,39 0,39 4,00 0,69 0,09 0,19 1,67 1,67 1,67 1,67 0,83 0,67 Semester VI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 KEGIATAN KULIAH STASE DIVISI ONKOLOGI STASE DIVISI FETOMATERNAL STASE DIVISI FERTILITAS DAN ENDOKRINOLOGI STASE DIVISI UROGINEKOLOGI STASE DIVISI OBGINSOS LABORATORIUM 1. PERINEOPLASTY (JT : 5 ) 2. TOTAL VAGINAL HISTEREKTOMI (JT : 5 ) PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK KERJA RUANGAN KAMAR BERSALIN SKS 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 0,09 0,19 0,42 0,42 0,42 TOTAL SKS PER SEMESTER 20,94 161 NO KEGIATAN 9 10 11 UNIT GAWAT DARURAT MORNING REPORT VISITE BESAR SKS TOTAL SKS PER SEMESTER 0,42 0,83 0,67 Semester VII NO KEGIATAN SKS 1 KULIAH TESIS 5,00 2 3 4 5 6 7 PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK KERJA RUANGAN KAMAR BERSALIN UNIT GAWAT DARURAT MORNING REPORT VISITE BESAR 0,42 0,42 0,42 0,42 0,83 0,67 TOTAL SKS PER SEMESTER 8,17 Semester VIII NO 1 2 3 4 5 6 7 KEGIATAN KULIAH TESIS PRAKTEK LAPANGAN KERJA POLIKLINIK KERJA RUANGAN KAMAR BERSALIN UNIT GAWAT DARURAT MORNING REPORT VISITE BESAR SKS 5,00 TOTAL SKS PER SEMESTER 8,17 0,42 0,42 0,42 0,42 0,83 0,67 Pelaksanaan Modul dicatat dan ditandatangani dalam Buku Log, sedangkan pencapaian dalan keterampilan dicatat dan ditandatangani dalam Buku Kemajuan sebagai perangkat evaluasi dan dokumentasi dan pada akhir program pendidikan. Buku Log akan dikirimkan ke Kolegium sebagai salah satu prasyarat mengikuti Ujian Nasional. 165 Struktur Kurikulum Pembekalan modul Penerapan & evaluasi modul Tahap I Ko mp ete nsi Sm 1 Tahap II Sm 2 Sm 3 Obstetri patologi dasar Obstetri patologi lanjut Sm 4 Sm 5 Tahap III Sm 6 Sm 7 S m 8 Fisiologi Ujian kolegium Ujian Akhir Program Presentasi kasus berbahasa Inggris Stase Divisi Ujian Calaska Obstetri dan ginekologi sosial serta Keluarga Berencana Ujian Obginsos Presentasi kasus Ujian Ginekologi Presentasi kasus Ujian patologi 2 Presentasi kasus Ujian patologi 1 Ujian fisiologi Materi Inti Fisiol ogi wanit a hamil , gizi dala m keha milan dan lakta si Pemerik saan obstetri, pengelol aan kehamila n dan nifas, psikolog i wanita hamil, bimbing an pemerik saan obstetri Ginekologi onkologi dan uroginekolog, Endokrinologi reproduksi 166 Evaluasi operative skills Ujian Aska Evaluasi operative skills Laparoskopi diagnostik (Kehamilan ektopik) Histerekto mi vaginal, Kehamilan ektopik lanjut, Uterus ruptur RS Pendidikan utama, Stase RS Afiliasi dan satelit Attitude membina hubungan kerja yang baik dengan paramedik sebagai mitra kerja sesuai dengan etik kedokteran Materi Penerapa n Akademik Pengajuan judul Penelitian Seksio Sesarea Evaluasi operative skills RS Pendidikan Utama Histerektom i Evaluasi operative skills Embriot omi, Pertolon gan persalin an sungsan g, Salpingo ovarekto mi Evaluasi operative skills Evaluasi operative skills Evaluasi operative skills Materi Ketrampilan Operasi Pertolongan persalinan fisiologis, Kuretase, Kuretase vakum Ekstraks i forceps, vakum, dan sterilisa si perempu an mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi. Evaluasi Sari Pustaka Sidang Usulan Penelit ian 166 Penelitian mengkoordi nasikan kelancaran pelayanan dan menerima konsultasi dari peserta tingkat semester dibawahnya , melakukan konsultasi antar departemen Sidang Karya Tulis Ilmiah 167 Pengajuan judul dan pelaksanaan Penelitian PIT 168 C. Panduan Kegiatan Klinik 1. Ketentuan Umum. 1. Setiap memasuki tempat kerja/ tempat stase peserta PPDS wajib lapor ke konsulen penanggung jawab stase masing-masing, dipimpin oleh chief residen. 2. Lama kerja di masing-masing tempat stase 2 minggu atau 1 bulan sesuai ketetapan Ketua Program Studi. 3. Pre-test dilakukan di minggu pertama tempat stase dan diberikan oleh konsulen penanggung jawab masing-masing tempat stase. 4. Post-test dilakukan di minggu terakhir tempat stase dan diberikan oleh konsulen penanggung jawab masing-masing tempat stase. 5. Test dalam bentuk tulisan, keterampilan atau mini Clinicial Examination (Cex) 6. Tempat Kegiatan Klinik PPDS-I.S I Kegiatan klinik PPDS-I dilakukan dibeberapa tempat 1. Poliklinik Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS. Poliklinik ini dipakai untuk pendidikan peserta Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) dan PPDS-I, dibawah bimbingan seorang konsulen setiap hari kerja (Unit rawat jalan). Poliklinik Obstetri & Ginekologi terdiri dari : a. Poliklinik Obstetri. b. Poliklinik Ginekologi. c. Poliklinik KB d. Poliklinik Infertilitas. e. Poliklinik Endokrin, f. Poliklinik Uroginekologi, g. Poliklinik Onkologi h. Poliklinik HIV (Teratai) i. Fasilitas lain, selain Poliklinik Obstetri dan Ginekologi Umum : 1. Poliklinik Kehamilan Risiko Tinggi (Feto Maternal) di Instalasi Rawat Jalan (IRJ). 2. Poli onkologi 3. Unit Ultrasonografi di Instalasi Rawat Inap (IRI) dan Klinik Sakura OBGIN. 4. Poliklinik Infertilitas di Ruang Aster (FER) 5. Klinik khusus pasien HIV-AIDS di Ruang Teratai 2. Ruangan Rawat Inap a. Ruang 17A : Fisiologi. b. Ruang 17B : Patologi. c. Rawat inap kelas VIP, I dan II d. Ruang Kemuning e. Perawatan Intermediate 169 3. Kamar Tindakan dan Unit Perawatan Khusus di Instalasi Gawat Darurat (IGD). 4. Unit Bedah Sentral. a. Unit Bedah Sentral Obstetri-Ginekologi. b. Unit Anestesiologi. c. ICU 5. Rumah Sakit Satelit (13 Rumah Sakit Satelit) : a. RSU. Majalaya b. RSU. Sumedang c. RSU. Ujung Berung d. RSIA. Astana Anyar e. RSU. Cibabat f. RSU. Cianjur g. RSU Samsudin SH Sukabumi h. RSU. Soreang i. RSU. Subang j. RSU Garut k. RSU Ciawi l. RSU Waled, Cirebon m. RSU Kefamenanu, NTT 6. Stase diluar Departemen Obstetri & Ginekologi RSHS : ICU 2. Panduan Pembelajaran di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi. 1. Tujuan Pembelajaran : Sesuai dengan tahap pendidikannya, maka selama bertugas di poliklinik obstetri dan ginekologi tujuan pembelajaran yang hendak dicapai ialah seluruh peserta PPDS I mampu untuk (perincian lebih lanjut dapat dilihat dalam isi kurikulum dan kegiatan) : Semester I : melakukan pemeriksaan obstetri serta mengenal perubahanperubahan fisiologi pada wanita hamil, gizi dalam kehamilan dan laktasi, fisiologi dan pengelolaan kehamilan dan nifas, psikologi wanita hamil, bimbingan pemeriksaan obstetri dan ginekologi. Semester II : menangani kasus-kasus patologik obstetri. Semester III : menangani kasus-kasus patologi obstetri lanjut dan kemampuan diagnostik ultrasonografi obstetri dan ginekologi. Semester IV : menangani kasus-kasus ginekologi dan infertilitas Semester V : menerapkan pengetahuan obstetri dan ginekologi sosial dan Keluarga Berencana. Semester VI 170 Pra Asisten Kepala/Chief Resident (CR) dan mempelajari keahlian subspesialistik di 5 (lima) divisi yang ada di Departemen Obstetri dan Ginekologi Semester VII - VIII : melaksanakan tugas-tugas sebagai Asisten Kepala (CR). Waktu Kerja : Waktu kerja di poliklinik obstetri dan ginekologi setiap hari kerja (Senin - Kamis dari jam 07.00 - 15.30. Hari Jum’at dari jam 07.00 - 16.00). Lama bertugas di Instalasi Poliklinik Obstetri dan Ginekologi sesuai dengan daftar rotasi yang bergulir setiap bulan dan ditetapkan oleh Ketua Program Studi. Penilaian : Penilaian para peserta PPDS dilakukan oleh konsulen poliklinik berdasarkan pencapaian log-book dan diskusi. 2. Tugas dan wewenang. a. Pelayanan. Peserta PPDS melakukan pemeriksaan dan menangani kasus sesuai dengan isi kurikulum dan tingkat kompetensi pada semester masing-masing. Khusus bagi peserta PPDS-I semester VI - VIII (Asisten Kepala) disamping tugas rutin, juga bertugas mengkoordinasi kelancaran pelayanan dan menerima konsultasi dari peserta tingkat semester dibawahnya. Pada setiap hari kerja di poliklinik pendidikan PPDS-I bertugas seorang konsulen yang memberi bimbingan dan konsultasi bagi para peserta. Konsultasi kasus dari atau ke Departemen lain harus diketahui oleh konsulen poliklinik. Konsultasi ke Devisi di Departemen Obstetri dan Ginekologi dilakukan sepengetahuan peserta Asisten Kepala. Semua peserta program diwajibkan membuat laporan harian tentang jenis dan jumlah kasus yang ditangani, dan pada akhir tahapan membuat laporan tentang apa yang telah dilakukan selama bertugas di poliklinik. b. Penelitian. Peserta PPDS dapat ikut serta dalam proyek penelitian yang dilaksanakan di poliklinik. c. Pendidikan. Peserta PPDS ikut serta dalam “journal reading/presentasi kasus” yang diselenggarakan oleh konsulen poliklinik menurut jadwal yang ditetapkan kemudian. 3. Panduan Pembelajaran di Ruang Rawat Inap. Tujuan Pembelajaran : 171 Setelah melalui stase di ruang rawat inap, peserta PPDS I Obgin diharapakan mampu untuk melakukan perawatan kasus obstetri dan ginekologi, serta perawatan pra dan pasca bedah. 1. Organisasi. a. Penanggung jawab umum ialah kepala unit perawatan dan kepala ruang perawatan. b. Penanggung jawab medik tiap ruangan ialah konsulen ruangan. c. Peserta PPDS-I semester VI - VIII yang bekerja diruangan bertugas sebagai Asisten Kepala yang mengkoordinasikan dan membantu peserta PPDS-I tahap semester dibawahnya yang bertugas dalam penangan pasien di ruangan. d. Peserta PPDS-I tingkat semester I - V bertanggung jawab dalam penangan pasien di ruangan dan laporan-laporan yang akan diajukan dalam ronda ruangan dan konferensi klinik. 2. Tugas. a. Konsulen ruangan akan melakukan ronda ruangan dua kali seminggu yang disertai bimbingan dan bedside teaching. Diluar ketentuan tersebut konsulen ruangan setiap waktu dapat mengadakan pemeriksaan dan dimintai konsul. b. Setiap peserta PPDS-I yang bertugas di ruangan perawatan obstetri dan ginekologi menangani kasus yang sesuai dengan wewenang tingkat masing-masing. c. Setiap hari dibuat laporan perawatan pasien, dan kasus-kasus dibukukan, kemudian disusun dalam sebuah buku laporan. d. Setiap kasus yang dirawat harus diperiksa sekurang-kurangnya satu kali sehari pada pagi hari oleh peserta PPDS-I dan satu kali sore hari oleh peserta PPDS-I yang sedang jaga didampingi oleh perawat yang bertugas dan mengikutsertakan mahasiswa P3D. e. Setiap kasus diperiksa lengkap oleh peserta PPDS-I didampingi oleh perawat. Penentuan diagnosis serta rencana penanganannya harus disetujui oleh konsulen ruangan. f. Kalau peserta PPDS-I berhalangan masuk kerja setelah memberitahu Kepala Departemen yang didukung surat keterangan sakit, pasien-pasien akan ditangani oleh PPDS-I lain yang diatur oleh Asisten Kepala. g. Setiap rencana tindakan atau operasi besar/kecil yang akan dilakukan harus diketahui oleh konsulen ruangan. h. Setiap peserta PPDS-I harus memberi konseling Keluarga Berencana, baik sterilisasi maupun cara kontrasepsi lain. i. Setiap peserta PPDS-I yang menangani pasien postpartum / nifas harus memberi penerangan tentang perawatan bayi dan pemberian ASI. 172 j. Dalam hal pencatatan dan pelaporan, setiap peserta PPDS-I yang bekerja di ruangan harus menyelesaikan hal-hal sebagai berikut : 1) Pengisian Status perawatan lengkap, termasuk ikhtisar. 2) Melengkapi Maternity Care Monitoring untuk kasus obstetri (persalinan dengan berat badan janin > 500 gram). 3) Melengkapi “Hospital abortion record” untuk kasus abortus, mola dan kehamilan ektopik. 4) Mengisi Kartu kematian ibu jika kematian ibu terjadi dalam perawatan. 5) Mengisi Indeks klinik ginekologi untuk kasus-kasus ginekologik yang dirawat. 6) Pada akhir masa tugas setiap peserta PPDS I menyampaikan laporan tertulis yang diketahui oleh konsulen ruangan tentang jumlah dan jenis kasus yang ditangani selama bekerja di ruangan perawatan kepada Ketua Program Studi Obstetri dan Ginekologi. 7) Chief resident bertanggung jawab atas laporan Bed Occupation Rate, Lenght of stay, Case Rate, Antibiotic using, Nosocomial infection di ruangnya masing-masing setiap bulan dan dilaporkan kepada Kepala Departemen, kepala instalasi, dan kepala ruang perawatan. 3. Pendidikan. a. Penanganan kasus di ruangan perawatan kelas II dilakukan oleh peserta PPDS-I tingkat semester IV - V dan seorang Asisten Kepala. Penanggung jawab dan pembimbing perawatan adalah konsulen ruangan. b. Peserta PPDS-I membantu perawatan kasus konsulen dalam penanganan kasus di kelas II dan I swasta oleh konsulen. c. Pasien di Ruangan didiskusikan diantara peserta PPDS dengan dukungan kepustakaan. d. Semua tinndakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. e. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. 4. Panduan Pembelajaran Pembedahan Gawat Darurat. 1. Tujuan Pembelajaran : Peserta PPDS I Obgin diharapkan mampu untuk : a. mengidentifikasi masalah gawat darurat dan menindaklanjutinya berdasarkan indikasi dan syarat pembedahan secara tepat. b. melakukan dan menjelaskan pemberian anestesi dan analgesi. c. menjelaskan teknik pembedahan, perawatan pra dan pascabedah secara tepat. 173 d. menjelaskan dan melakukan perawatan pada syok, gangguan keseimbangan asan basa/elektrolit, gangguan pembekuan darah dan transfusi darah. e. menjelaskan dan melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir secara tepat. f. mengorganisir personil dan tata kerja di kamar bedah. 2. Uraian kegiatan pelayanan: a. Mengidentifikasi dan merencanakan pembedahan secara tepat dan terorganisir bersama paramedik, yang meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Mendiagnosis kasus emergensi Obstetri dan Ginekologi dan mementukan tindakannya. 2) Memberikan tindakan suportif yang diperlukan 3) Memberikan koseling terhadap pasien dan keluarganya, serta menyiapkan izin operasi. 4) Menyiapkan darah. 5) Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kardiopulmoner dan bila perlu melakukan resusitasi yang diperlukaqn pada ibu dan bayi, sebelum melakukan konsultasi dengan senior atau konsulen dan Departemen terkait. 6) Berkomunikasi secara langsung (tertulis dan lisan) dengan dokter anestesi dan paramedik kamar bedah serta dokter anak bila diperlukan, mengenai jenis dan jadwal pembedahan. 7) Memberi instruksi lisan maupun tertulis kepada paramedik mengenai obat, cairan, pengambilan darah dan urin untuk dikirim ke laboratorium. Semua pengobatan harus dilaporkan secara tertulis, terperinci, yaitu mengenai jenis, cara, dosis dan saat pemberian. 8) Khusus tindakan seksio sesarea atas indikasi gawat janin harus dapat dimulai kurang dari 30 menit setelah diagnosis gawat janin dibuat. 9) Tindakan pembedahan dilakukan oleh peserta yang telah dinilai mampu melakukannya dengan mempertimbangkan keadaan pasien dan tingkat kesulitan operasi. b. Asisten Kepala harus mampu mengantispasi dan mengetahui setiap komplikasi pembedahan dan melaporkannya pada konsulen. Hasil tindakan harus dilaporkan kepada konsulen DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien). c. Pembedahan dilakukan di kamar bedah gawat darurat RSHS. Tindakan sederhana dilakukan di kamar tindakan ruang gawat darurat. d. Perawatan pascabedah. Instruksi diberikan dan perawatan pascabedah dilakukan di kamar bedah gawat darurat oleh pembedah pada jam kerja. Diluar jam kerja 174 tugas tersebut dilakukan oleh dokter jaga peserta PPDS I semester IV, V, VI, VII, dibawah kordinasi CR dan konsultasi dengan DPJP. e. Peserta diwajibkan mengetahui hasil PA dan memeriksa bayi baru lahir sampai pulang. 3. Uraian kegiatan pendidikan a. Bimbingan operasi. Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten Kepala kepada peserta terutama pada gawat darurat b. Semua tinndakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. c. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. 5. Panduan Pembelajaran Pembedahan Berencana 1. Tujuan Pembelajaran : Peserta PPDS I diharapkan mampu untuk melakukan perencanaan, persiapan dan tindakan pembedahan sesuai dengan kemampuan tahap serta memahami cara-cara teknik pembedahan pada tingkat lebih lanjut. 2. Uraian kegiatan pelayanan : a. Peserta PPDS I yang bertugas di ruangan dan Kamar Bedah harus memeriksa, menegakkan diagnosis dan merencanakan pembedahan secara cermat. b. Melengkapi pemeriksaan fisik dan penunjang dan persiapan prabedah 1) Keadaan mental pasien. 2) Keadaan fisik pasien : keadaan umum, tensi, nadi, suhu, paru-paru, jantung dan abdomen. 3) Menilai pemeriksaan laboratorium rutin : Hb, leukosit, trombosit, pembekuan darah (PT dan aPTT), ureum, creatinin, SGOT, SGPT, Natrium, Kalium. Pada pasien kronis, dengan asites, gizi buruk, diperiksakan albumin, sedangkan pada pasien tua diperiksakan gula darah puasa dan 2 jam pp. 4) Urin : reduksi, protein, sedimen. 5) Foto torax : AP. 6) EKG. 7) Bila dianggap perlu, maka pemeriksaan tambahan berupa tes faal paru. 8) Pemeriksaan pasien prabedah dilakukan bersama konsulen sehari sebelum pembedahan. 175 c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. 9) Mengenal dan memeriksa ketersediaan berbagai jenis instrumen yang akan digunakan untuk tiap jenis pembedahan. Melakukan konsultasi yang diperlukan untuk penilaian prabedah Konsul pada Kosulen Ruangan atau Konsulen Divisi untuk pemeriksaan dan penilaian prabedah Memberikan konseling prabedah terhadap pasien dan keluarganya, serta menyiapkan izin operasi. Pembedahan berencana dilakukan setelah pasien dipersiapkan dengan optimal dan dijadwalkan sehari sebelumnya. Penjadualan dilakukan oleh Asisten Kepala yang bekerja di Ruang Kemuning dengan memperhatikan indikasi operasi, pemeriksaan prabedah oleh konsulen, kelayakan operasi serta hasil konsultasi dengan bagiam penyakit dalam dan anestesi. Tindakan pembedahan dilakukan oleh Tim yang disusun oleh penjadual operasi dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan operasi dan kompetensi operator, kebutuhan supervisi dan operasi peserta PPDS I. Tim pembedahan terdiri dari sekurang-kurangnya : 1) seorang operator (konsulen/peserta PPDS-I). 2) seorang asisten dan circulating person 3) seorang dokter (konsulen/peserta PPDS-I) anestesi 4) seorang paramedik instrumentasi dan 5) seorang pembantu/instrumentasi. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kardiopulmoner Memberikan tindakan suportif yang diperlukan Menyiapkan darah Berkomunikasi secara langsung (tertulis dan lisan) dengan dokter anestesi dan paramedik kamar bedah serta dokter anak bila diperlukan, mengenai jenis dan jadwal pembedahan. Asisten Kepala harus mampu mengantispasi dan mengetahui setiap komplikasi pembedahan dan melaporkannya pada konsulen. Ia harus melaporkan hasil tindakan kepada konsulen. Perawatan pascabedah. Peserta PPDSI yang bekerja diruangan harus mengetahui temuan intra operatif, tindakan yang diberikan dan instruksi pascabedah. Pasien pascabedah harus mendapat pemeriksaan yang seksama, baik klinis maupun pemantauan penunjang. Setiap penyimpangan dari perkembangan keadaan prabedah harus dilaporkan oleh Asisten Kepala kepada Konsulen yang bersangkutan atau Konsulen Ruangan. Peserta PPDSI yang bekerja diruangan diwajibkan mengetahui hasil PA 176 s. t. u. v. w. Dokter ruangan dan Asisten Kepala melakukan timbang terima pada pertukaran jaga. Laporan operasi sudah ditandatangani operator/konsulen pembimbing operasi dalam waktu 2 x 24 jam setelah selesai operasi. Bila laporan tersebut belum selesai ditandatangani dalam 24 jam pertama, maka salinan laporan tersebut dilampirkan pada catatan medik. Penilaian selama bertugas di Instalasi Bedah Sentral dilakukan oleh pembimbing operasi operator dan Konsulen penanggung jawab Instalasi Bedah Sentral. PPDS yang menjadi operator harus mengingatkan konsulen pembimbing untuk mengisi penilaiannya (check list). Laporan bulanan rekapitulasi jumlah dan jenis tindakan sudah harus diselesaikan dalam minggu pertama bulan berikutnya. 3. Uraian kegiatan pendidikan a. Bimbingan operasi. Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten Kepala kepada peserta terutama pada gawat darurat b. Semua tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. c. Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. 6. Panduan Pembelajaran Instalasi Gawat Darurat (IGD). 1. Tujuan Pembelajaran : Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, setelah menyelesaikan tugas kerja di IGD diharapkan mampu untuk : a. Memeriksa penderita dan mengenal masalah kasus gawat obstetri dan ginekologi dan membuat perencanaan penanganannya. b. Memahami patofisiologi syok, hasil pemeriksaan laboratorium, gangguan keseimbangan asam-basa/elektrolit dan kelainan darah. c. Memahami masalah transfusi darah serta mampu memberi dan mengawasi transfusi. d. Melakukan tindakan resusitasi. e. Melakukan pengamatan keadaan pasien gawat dan mempergunakan peralatan khusus untuk pengamatan. f. Memberikan terapi dan melakukan tindakan penanganan obstetri dan ginekologi pada kasus gawat sesuai dengan tahapnya. g. Dapat mengorganisir personil dan tata kerja di Instalasi Gawat Darurat. 177 2. Uraian kegiatan Pelayanan a. Pasien yang dirawat ialah pasien yang sedang dalam keadaan terancam jiwanya. Asisten kepala atau peserta tingkat semester IV atau V langsung menangani pasien tersebut dengan titik berat kepada penyakit nilai risiko dan penanganan sesuai kompetensi peserta PPDSI. b. Paramedik IGD diberi tugas-tugas terperinci tertulis yang harus diawasi ketat pelaksanaannya. c. Perkembangan keadaan pasien harus dilaporkan kepada DPJP paling lama 6 jam sekali dan hasil diskusi atau instruksi dicatat dalam status yang ditandatangani oleh DPJP. d. Semester VII (Tahap IV) yang bertindak sebagai manajer harian yang mengatur dan mengawasi efisiensi dan efektivitas kerja. e. Tiap peserta menangani kasus yang sesuai dengan wewenangnya dan pembagian tugas dilakukan oleh Semester VII. Semester VII harus mengetahui setiap kasus yang ditangani oleh peserta. f. Seleksi setiap kasus baru tanpa pemeriksaan antenatal harus dilakukan oleh Semester VII, kemudian ia menugaskan penanganan kasus pada peserta yang berwenang sesuai dengan kemampuannya. g. Khusus kehamilan risiko tinggi ditangani oleh personil sesuai dengan tahap kemampuannya dan sesuai pula dengan derajat risiko kehamilan. Pembagian tersebut dilaksanakan untuk kepentingan dan keselamatan pasien. h. Catatan/tugas tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Status vital, b. Cairan masuk: jenis, jumlah tetesan dan banyaknya cairan per 24 jam c. Cairan keluar: Jenis, warna dan banyaknya. d. Obat-obatan: jenis, cara pemberian dan dosis e. Mobilisasi f. Kebersihan perawatan g. Pasien gawat: interval pengukuran tensi, nadi , nafas setiap 15 menit h. Pasien kurang gawat: interval pengukuran tensi, nadi, nafas setiap 1-3 jam i. Pemeriksaan laboratorium j. Visite dengan konsulen tiap pagi i. Pencatatan : i. Setiap catatan pada rekam medik harus berupa dokumentasi yang sebenarnya. 178 j. ii. Rekam medik rumah sakit diisi oleh dokter, mahasiswa dan paramedik. iii. Rekam medik penelitian diisi langsung oleh peserta yang menangani kasus tersebut. iv. Catatan obstetrik (meternity care monitoring, formulir kematian ibu dan formulir kematian perinatal). v. Partogram diisi oleh pemeriksa pada saat pasien in partu masuk. vi. Penilaian risiko kehamilan diisi oleh dokter yang memeriksa dan kemudian diteliti oleh Tahap IV atau konsulen. vii. Setiap kali peserta PPDS mengisi rekam medik pasien harus diteliti kembali oleh PPDS yang lebih senior atau konsulen. viii. Tanggal, jam dan nama-nama pemeriksa harus ditulis di rekam medik pada setiap kali pemeriksaan. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab i. Semester VII (Tahap III) 1. Bertindak sebagai manajer yang mengatur kelancaran tugas mengatur pembagian kasus sesuai dengan tahap peserta PPDS dan mengawasi disiplin kerja dan pelaksanaan tugas anggota tim. 2. Menentukan kasus yang akan dikonsulkan ke Bagian lain sepengetahuan konsulen. 3. Memeriksa dan menjawab konsultasi kasus dari bagian lain sepengetahuan konsulen. 4. Membimbing tindakan pembedahan darurat peserta tim jaga. 5. Memberikan penilaian jaga bagi anggota tim dan membicarakannya pada konsulen. 6. Membimbing mahasiswa dan mendiskusikan laporan jaga mahasiswa tahap II. 7. Membuat laporan pelaksanaan pelayanan medik Gawat Darurat pada akhir masa tugas setiap bulannya. ii. Semester V – VI (Tahap II) 1. Bertindak sebagai peserta PPDS yang berkonsultasi dengan konsulen jaga. 2. Membantu pengawasan dan penanganan kasus oleh tim yang lebih yunior. 3. Melakukan penanganan/pembedahan operatif sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 4. Melakukan perawatan/pengawasan kasus khusus yang ditentukan oleh Konsulen. 179 5. iii. iv. v. vi. Membimbing mahasiswa dan mendiskusikan laporan jaga mahasiswa tahap I. 6. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Semester VIII atas pelaksanaan tugas yang diberikan. 7. Sesuai dengan penugasan pada modul Subbagian, peserta PPDS ini bertanggungjawab pula untuk melakukan penanganan perawatan kasus yang terkait dengan Divisinya (Semester VI) Semester IV (Tahap II) 1. Menerima dan memeiksa kasus yang datang di Poliklinik Gawat Darurat. 2. Melakukan penanganan perawatan/pengawasan Gawat Darurat termasuk perawatan khusus sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 3. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 4. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Tahap IV (Semester VIII) atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Semester III (Tahap II) 1. Bertindak sebagai pelapor pada Konferensi Klinik. 2. Melakukan penanganan perawatan/pengawasan Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 3. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 4. Mengawasi dan memeriksa kasus yang dirawat di IRNA bagian Obstetri Ginekologi pada waktu dinas jaga. 5. Bertanggung jawab kepada peserta PPDS Semester VII atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Semester II (Tahap I) 1. Melakukan perawatan/pengawasan Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 2. Melakukan penanganan Operatif/Pembedahan sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 3. Bertanggung jawab kepada Semester VII atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Semester I (Tahap I) 1. Melakukan perawatan/pengawasan Gawat Darurat sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 2. Melakukan penanganan operatif/pembedahan sesuai dengan wewenang dan kemampuannya. 180 3. Bertanggung jawab kepada Semester VIII (Tahap III) atas pelaksanaan tugas yang diberikan. 3. Uraian kegiatan pendidikan a. Bimbingan operasi. Bimbingan teknik operasi diberikan oleh konsulen dan Asisten Kepala kepada peserta PPDS I terutama pada pasien gawat darurat b) Semua tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku kemajuan dan ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. c) Keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan modul diujikan pada akhir stase dan dicatat pada Buku Log yang ditanda tangani oleh Konsulen Ruangan. d) Penilaian tugas kerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan hasil akhir dari penilaian yang berasal dari Visite, Pengetahuan, sikap dan perilaku saat melakukan penatalaksanaan pasien di IGD, Bimbingan/tutorial. 7. Panduan Pembelajaran saat Ronda Besar dan Ronda Pendidikan. 1. Tujuan Pembelajaran Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, diharapkan mampu untuk : a. Menjelaskan keadaan ruang perawatan pada saat Ronda besar (visite besar) dalam hal : i. Okupasi (corak penderita yang sedang dirawat). ii. Perawatan dan iii. Hal-hal non medik (administratif, kinerja staf dan sarana fisik di setiap unit pelayanan). b. Mengetahui dan menjelaskan perawatan penderita dengan memperlihatkan kebutuhan penderita pada saat ronda pendidikan (pendidikan di samping tempat tidur penderita/bed side teaching). 2. Uraian kegiatan : a. Ronda besar meliputi segala aspek perawatan. 1) Semua penderita dengan statusnya ditinjau dan kalau perlu dibicarakan kasus demi kasus. 2) Meninjau keadaan di ruangan. 3) Meninjau semua aspek fisik yang berhubungan dengan perawatan. 4) Tata cara ronda besar. a. Hari Ronda Besar adalah : Senin dan Kamis Hari Senin waktu ronda : jam 09.00 - 11.00 dipimpin Kepala Departemen, Sekretaris Departemen atau anggota staf yang ditunjuk. Konsulen melakukan ronda besar dan 181 melihat setiap pasien yang dirawat. Dalam ronda pendidikan semua peserta yang bekerja di ruangan ikut hadir. Demikian pula ko-asisten, para konsulen ruangan, kepala perawatan dan unsur-unsur yang sedang berada di Departemen, seperti peserta pendidikan patologi anatomi. Dalam ronda besar tersebut peserta yang bersangkutan mengajukan masalah dan berdiskusi tentang kasus yang ditanganinya. Hari Kamis waktu ronda : jam 08.00 - 10.00 dipimpin salah seorang dari Koordinator Fungsional Bidang Pendidikan, Koordinator Fungsional Bidang Pelayanan, KPS Obstetri dan Ginekologi atau anggota staf yang dirunjuk. Ronda besar ini diikuti hanya oleh asisten, koasisten dan perawat yang bertugas di ruangan masing-masing. Para peserta mempersiapkan beberapa kasus di ruangan yang akan diajukan. Kasus-kasus yang dipilih ialah kasus-kasus yang sangat menarik dan kasus-kasus yang membutuhkan konsultasi lebih lanjut, yang ditinjau dan dibahas dalam segala aspeknya oleh pimpinan ronda. Kasus-kasus tersebut sebelumnya telah dibicarakan oleh peserta dengan konsulen ruangan yang bersangkutan. b. Setelah masalah dengan peserta didik selesai, baru diberi kesempatan kepada staf medik dan non-medik unit pelayanan untuk memberikan masukan kepada pimpinan visite. c. Apabila dianggap perlu maka setiap kasus yang dianggap menarik, luar biasa atau jarang dapat diusulkan untuk dibicarakan dalam konferensi ilmiah. d. Apabila perlu maka pimpinan visite dapat memberikan penilaian terhadap kinerja individu / tim dalam suatu unit pelayanan. e. Pencatat : Seorang paramedik senior yang bertugas mencatat segala temuan atau penilaian yang dilakukan dalam visite besar b. Ronda pendidikan 1) Ronde dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh Tim unit tertentu. 2) Pada saat visite maka seluruh peserta didik yang tergabung dalam Tim wajib hadir, kecuali apabila ada kegiatan lain yang bersifat darurat. Dalam ronde tersebut peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan permasalahan medik maupun non medik pada seluruh kasus yang sedang dirawat oleh Tim di berbagai unit. Dalam visite akan dilakukan diskusi mengenai berbagai hal yang menyangkut 182 3) 4) masalah keilmuan dan aplikasi klinis yang terkait dengan penanganan pasien untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dari peserta didik. Apabila dianggap perlu maka setiap kasus yang dianggap menarik, luar biasa atau jarang dapat diusulkan untuk dibicarakan dalam konferensi ilmiah. Pimpinan visite wajib memberikan penilaian terhadap kinerja individu / tim dalam suatu unit pelayanan. 8. Panduan Pembelajaran di Kamar Tindakan dan Kamar Bersalin 1. Tujuan Pembelajaran : Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, setelah selesai masa tugas di kamar tindakan dan kamar bersalin diharapkan mampu untuk : a. Melakukan pemeriksaan obstetri/ginekologi serta pertolongan persalinan normal (semester I). b. Melakukan secara tepat pemberian cara-cara anestesi (semester I). c. Melakukan penanganan kasus patologik d. Melakukan secara tepat pembedahan obstetri/ ginekologi. e. Bertindak sebagai manager/asisten kepala dalam hal-hal medik (semester VII - VIII). 2. Uraian kegiatan. a. Organisasi. 1) Peserta tingkat semester VII - VIII merupakan Asisten Kepala yang bertindak sebagai manager harian yang mengatur dan mengawasi efisiensi dan efektivitas kerja di kamar tindakan, kamar bedah dan kamar isolasi. Bila tidak ada peserta semester VII - VIII maka peserta semester VI mengambil alih tugas tersebut. 2) Tiap peserta menangani kasus yang sesuai dengan kewenangannya dan pembagian tugas dilakukan oleh Asisten Kepala. 3) Seleksi setiap kasus baru/tanpa pemeriksaan antenatal harus dilakukan oleh asisten Kepala, kemudian ia menugaskan penanganan kasus pada peserta yang berwenang sesuai dengan kemampuannya. 4) Khusus kehamilan risiko tinggi ditangani oleh peserta PPDS I sesuai dengan tingkat kemampuannya dan sesuai pula dengan derajat risiko kehamilan. Pembagian tersebut dilaksanakan untuk kepentingan dan keselamatan pasien. 3. Kegiatan Pelayanan. 183 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Asisten Kepala melakukan ronda dan melihat setiap pasien yang dirawat di kamar tindakan, kemudian melaporkan dan mendiskusikannya dengan Konsulen Kamar Bersalin Waktu ronda : jam 08.00 - 08.30 setiap hari, kecuali hari libur. Hari libur ronda dipimpin Asisten Kepala. Asisten Kepala melakukan ronda pada waktu pergantian jaga, yaitu jam 7.00 dan jam 15.30 dan melakukan timbang terima dengan dokter jaga. Setiap pasien baru harus diperiksa mulai dari anamnesis, status generalis, status obstetri atau ginekologi, kemudian dibuat diagnosis dan rencana pengelolaannya. Dilakuan observasi pasien sesuai dengan keperluan medik pasien. Partogram dibuat saat observasi pasien. Peserta PPDS I memeriksa dan menyediakan kelengkapan alat untuk pertolongan. Peserta PPDS I melakukan koordinasi dan konsultasi dengan departemen terkait untuk pengelolaan pasien Semua data yang diperoleh dicatat pada status pasien dengan baik dan benar. Data pasien dicatat pada buku register. Kasus kematian ibu dan perinatal dicatat pada buku khusus. Instruksi harus diberikan secara tertulis dan jelas mengenai : Cairan masuk : jenis, jumlah tetesan, dan jumlah cairan dalam 24 jam. Pencatatan cairan keluar : jenis, warna dan banyaknya. Obat-obatan : cara pemberian dan dosisnya. Mobilisasi. Perawatan kebersihan. Pasien gawat : pengukuran tensi, nadi dan nafas setiap 15 menit. Pasien kurang gawat : pengukuran tensi, nadi dan nafas setiap 1 - 3 jam. Pemeriksaan laboratorium. Pengawasan denyut jantung janin dan his. Rawat gabung bayi baru lahir (“rooming-in”), dalam hal ini PPDS-I tahap semester I-II diharuskan ikut mengatur pelaksanaan pengiriman bayi keruangan dan mengetahui kondisi bayi tersebut. Tindakan medik dilakukan oleh peserta PPDSI, sedangkan paramedik mengadakan kajian dan tindakan keperawatannya. 4. Kegiatan Pendidikan 184 a. b. c. d. e. Pasien menarik dan pasien sulit dibicarakan oleh peserta PPDSI dibawah bimbingan Konsulen Kamar Bersalin atau Konsulen Jaga. Peserta PPDSI melatih kembali keterampilan obstetrinya dengan bimbingan konsulen Kamar Bersalin. Bimbingan penangan dan tindakan kasus sulit diberikan setiap waktu oleh Konsulen Kamar Bersalin dan Konsulen Jaga. Semua tindakan dicatat dalam buku kemajuan dan ditanda tangani oleh Konsulen Kamar Bersalin. Pada akhir stase dilakukan ujian sesuai Modul dan dicatat dalam Buku Log yang ditandatangani oleh Konsulen Kamar Baersalin 9. Pengaturan Tugas Jaga 1. Tim jaga terdiri dari peserta tahap semester I – VIII 2. Waktu Dinas Jaga : i. Hari biasa : mulai jam 15.30 s/d 07.00 esok harinya. ii. Hari libur : mulai jam 07.00 s/d 07.00 esok harinya. 3. Pembagian tugas jaga : 1) Residen kepala/Chief Resident (CR)(Semester VII/VIII) a) Mengawasi efektivitas dan efisiensi kerja tim. b) Tempat konsultasi terakhir sebelum masalah diajukan kepada konsulen jaga. c) Mengelola konsultasi antar Departemen d) Bertanggung jawab atas penatalaksanaan pasien IGD dan di ruang perawatan Departemen Obstetri dan Ginekologi selama jam jaga. e) Mengetahui seluruh kasus yang dikelola saat jaga. f) Bertanggung jawab terhadap kebenaran isi status pasien selama jaga. 2) Tahap Semester V - VI : Bertindak sebagai jaga utama (Jaga III). a) Bertanggung jawab, mengatur dan mengawasi efektivitas dan efisiensi kerja tim jaga. b) Mengajukan laporan dan konsultasi kepada Asisten Kepala. c) Bertanggung jawab atas penatalaksanaan pasien IGD dan di kamar bersalin/tindakan sesuai dengan kompetensinya. d) Membacakan laporan jaga pada ”morning report”. e) Mengelola konsultasi dari ruang perawatan. f) Membuat status pasien yang dikelola sesuai tingkatannya. 3) Tahap semester II- IV : 185 a) Bertanggung jawab atas penata-laksanaan pasien IGD dan di kamar bersalin/tindakan sesuai dengan kompetensinya. b) Membacakan laporan jaga pada ”morning report” c) Mengelola konsultasi dari ruangan perawatan. 4) Tahap semester I : a) Menyelenggarakan penatalaksanaan pasien di kamar bersalin (kasus fisiologi). b) Menyelenggarakan penatalaksanaan pasien di kamar tindakan, sesuai dengan kemampuannya. c) Membacakan laporan jaga pada “morning report” 5) Konsulen jaga Departemen Obstetri - Ginekologi RSHS adalah Konsulen onsite. Konsulen onsite menerima konsultasi dokter jaga mengenai pasien di IGD, Kamar operasi dan ruang pemulihan, kamar bersalin, ruang perawatan dan ICU selama periode jaga. 6) Setiap peserta dinas jaga diwajibkan : a) Memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang bertugas di Departemen Obstetri - Ginekologi RSHS. b) Membuat laporan jaga didalam buku laporan jaga. c) Hadir dan memberikan rangkuman pasien jaga dalam morning report pada pagi hari berikutnya, serta konferensi klinik setiap hari Senin dan Kamis. 10. Panduan Konferensi Klinik 1. 2. Tujuan : Memberikan kesempatan untuk semua unsur Departemen mengetahui kegiatan bidang pelayanan masyarakat, pendidikan, penelitian/pembangunan, serta administasi / keuangan. Uraian kegiatan : a. Kegiatan Konferensi Klinik (KK) diselenggarakan 2 kali seminggu pada hari Senin dan Kamis jam 13.00 - 14.00 membahas permasalahan yang tercakup dalam tujuan diatas. Konferensi dipimpin oleh Kepala Departemen atau salah seorang staf yang ditunjuk untuk mewakilinya. Pada awal bulan konferensi klinik diisi dengan laporan bulanan. b. Kehadiran : Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang menolong kasus gawat darurat, atau alasan kuat yang dapat diterima Ketua Program Studi. KK dihadiri juga oleh para staf pengajar, serta staf paramedik yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan tersebut. c. Agenda konferensi klinik 186 Pada konferensi klinik dibicarakan: 1) Rencana dan pelksanaan operasi terencana 2) Pasien ICU 3) Kasus khusus dari ruangan dan poliklinik 4) Presentasi singkat tentang topik tertentu sesuai penugasan. 5) Masalah pelayanan, penelitian dan pendidikan yang penting 6) Kemajuan dalam supervisi dan ujian keterampilan. 7) Laporan bulanan : a) Cakupan pelaporan kegiatan pelayanan : i. Dinas kamar bersalin/tindakan. ii. Kegiatan operasi terencana. iii. Pelayanan rawat jalan. iv. Kegiatan pelayanan : Obstetri Umum. Ginekologi Umum. Onkologi. Perawatan Kesuburan ; KB dan Infertilitas. Feto-Maternal. Endokrinologi. Bedah rekonstruksi. Obstetri-Ginekologi Sosial. v. Kegiatan di Rumah Sakit lainnya : RSU. Majalaya. RSU. Sumedang RSU. Ujungberung RSU. Cibabat RSB. Astana Anyar RSU. Cianjur RSU. Samsudin SH Sukabumi RSU. Garut RSU. Soreang RSU Subang RSU Ciawi RSU Waled Cirebon RSU Kefamenanu NTT b) Cakupan pelaporan administrasi dan keuangan : Administrasi dan Keuangan (Sekretaris Departemen / Koordinator Fungsional Bidang Administrasi dan Keuangan) : Terapan ketentuan/perubahan administrasi/keuangan. 187 Pembiayaan kegiatan dan pembekalan. Masalah-masalah penting lainnya. c) Cakupan pelaporan kegiatan penelitian : Pendidikan S0/S1/Sp1/S3 (Koordinator Fungsional Bidang Pendidikan/wakilnya). d) Cakupan pelaporan kegiatan penelitian : Penyelenggaraan penelitian baru (Koordinator Fungsional Bidang Penelitian). Permasalahan pelaksaan penelitian (idem). Penyelesaian penelitian tesis peserta (pembimbing penelitan yang bersangkutan). e) Cakupan pelaporan kegiatan pengabdian pada masyarakat : Pengabdian pada masyarakat (Koordinator Fungsional Bidang Pengabdian pada Masyarakat). 3. Pelaksanaan Konferensi Klinik : a. Pelaporan harus sudah mempersiapkan laporan sebelumnya dengan memperhatikan kejelasan serta batas waktu yang tersedia. Peserta PPDS-I yang tahapannya ditetapkan di atas, harus menulis semua laporan kegiatan dalam buku yang tersedia dengan memperhatikan hal berikut: 1) Pembicaraan dengan konsulen sebelumnya. 2) Penekanan laporan sesuai hasil pembicaraan. 3) Kelengkapan data dalam buku laporan/ 4) Penetapan Departemen yang diajukan secara lisan, singkat dan jelas serta mencakup pengumpulan dana subjektif dan objektif, pengamatan, penyimpulan serta penyelesaian. 5) Bilamana perlu, mempersiapkan penyajian data khusus : foto radiologik, ultrasonografi, slide dan sebagainya. b. Laporan harus dapat dikelompokkan menurut jenisnya : 1) Laporan klasik dan singkat : a. Persalinan spontan. b. Abortus. c. Perdarahan antepartum yang jelas. d. Ketuban pecah dini tanpa penyulit. e. Kehamilan ektopik terganggu. f. Ekstraksi cunan/vakum tanpa penyulit. 188 g. Perdarahan psca persalinan. h. Sterilisasi. i. Tumor dan peradangan panggul. j. Mola-hidatidosa. k. Visum et repertum kejahatan susila. l. Traumatologi sederhana. 2) Laporan khusus dan lengkap : a. Disproporsi janin panggul. b. Gestosis. c. Infeksi obstetrik. d. Syok obstetrik e. Persalinan letak lintang. f. Semua laparotomi. g. Semua penyulit kasus-kasus obstetri diatas. h. Kematian ibu, perinatal. i. Konsultasi dimeja operasi. j. Gawat janin. c. Masalah lain dilaporkan secara singkat, karena konferensi klinik sedapat mungkin berakhir pada jam 14.30 11. Panduan Pembelajaran saat Dinas di Rumah Sakit Satelit. PPDS I Obstetri dan Ginekologi Universitas Padjadjaran memakai 13 Rumah Sakit Satelit sebagai lahan pendidikan, yaitu Rumah Sakit : RSU Majalaya, RSU Sumedang, RSU Ujung Berung, RSU Cibabat, RSU Cianjur, RSU Garut, RSU Samsudin SH Sukabumi, RSU Soreang, RSB. Astana Anyar, RSU Ciawi, RSU Waled Cirebon, RS Kefamenanu NTT dan RSU Subang. 1. Tujuan Pembelajaran : a. Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan tingkatnya, setelah selesai masa tugas di Rumah Sakit Satelit diharapkan mampu untuk : b. memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di bidang obstetri dan ginekologi dengan sarana yang ada di RSU Tingkat Kabupaten. c. menjelaskan struktur organisasi Dinas Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota, termasuk RSU Tingkat Kabupaten/Kota. d. mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi. 2. Uraian kegiatan : a. Kegiatan di Rumah Sakit Satelit diawali dengan melapor ke Kepala SMF Obgin dan Direktur Rumah Sakit Satelit. b. Menanda tangani perjanjian kerja dengan Kepala SMF Obgin dan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit Satelit. . 189 c. d. e. f. g. h. Kegiatan pelayanan medik : 1. Menangani kasus poliklinik, kamar bersalin, kamar bedah, dan ruang perawatan dengan memperhatikan tingkat urgensi pelayanan. Pembagian waktu kerja diatur untuk saling mengisi sehingga semua kegiatan obstetrik dan ginekologik dapat dikerjakan dengan baik dan harus dilaporkan kepada konsulen, baik siang maupun malam. 2. Untuk kasus yang sukar atau memerlukan tindakan khusus, harus segera dilaporkan kepada konsulen. Pada tindakan bedah pertama peserta harus didampingi oleh konsulen RSU (seksio sesarea, kehamilan ektopik terganggu, histerektomi dan lain-lain), sekalipun telah lulus ujian tindakan tersebut. Operasi akut selanjutnya dapat dilakukan sendiri tergantung dari penilaian konsulen pada saat operasi pertama. Kegiatan ilmiah : 1. Mengikuti/memberikan kuliah, khusus pada acara ilmiah Rumah Sakit/IDI Cabang Kabupaten yang bersangkutan. 2. Memberi ceramah pembinaan pada tenaga pelaksana pelayanan obstetri dan ginekologi Kabupaten yang bersangkutan. 3. Mengadakan presentasi kasus di Rumah Sakit Satelit Kegiatan pendidikan : 1. Mendidik mahasiswa/siswi bidan/perawat dalam menangani kasus di poliklinik, kamar bersalin, kamar bedah dan ruang perawatan. 2. Mengikuti diskusi dan berdiskusi pada laporan Departemen. 3. Mengikuti diskusi dan berdiskusi pada presentasi kasus mahasiswa. Kegiatan administratif : 1. Mengawasi/membuat sendiri status lengkap di poliklinik, kamar bersalin dan ruang perawatan. 2. Mengawasi/membuat sendiri laporan bedah. 3. Membuat laporan bulanan. 4. Mengikuti apel pagi yang diadakan di halaman depan RS. 5. Mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan seluruh unsur rumah sakit. Waktu tugas : Peserta PPDS I ditugaskan di salah satu RS. Satelit selama 2 minggu. Meninggalkan RS Satelit hanya dibenarkan dengan seijin konsulen RS yang bersangkutan. Penilaian 190 Konsulen Satelit memberikan penilaian meliputi hal-hal yang tercantum dalam Daftar Penilaian. D. Panduan Kegiatan Akademik Tujuan Kegiatan Akademik : Menambah dan menyegarkan pengetahuan obstetri dan ginekologi, serta meningkatkan kemampuan pengenalan dan analisis permasalahan medik yang dihadapi, serta membahas masalah-masalah yang penting untuk diketahui. Keterampilan kegiatan akademik secara garis besar terbagi dalam tiga domain : Ketrampilan penelitian dasar dan penerapannya Pengelolaan penelitian dan Kemampuan komunikasi. Ketrampilan itu dipelajari dalam bentuk kegiatan akademik yang meliputi: A. Morning report B. Presentasi kasus C. Journal reading D. Konferensi Khusus: Kematian Ibu, Perinatal, Pertemuan klinikopatologi E. Tesis 1. Morning report 1. Pertemuan ini dilakukan mulai jam 7.00, kecuali : hari Senin jam 6.30, yang membahas kasus-kasus jaga hari sebelumnya, dipimpin oleh konsulen onsite, hari Rabu kasus jaga langsung dilaporkan pada konsulen onsite. 2. Residen jaga membacakan resume pasien jaga yang dikelolanya. 3. Setiap hari Selasa dan Jumat, presentasi dan diskusi diselenggarakan berbahasa Inggris. 4. Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir dengan daftar hadir, kecuali sedang menolong kasus gawat darurat, atau mempunyai alasan yang dapat diterima Ketua Program Studi. 2. Presentasi Kasus (PK) atau laporan kasus : Merupakan kegiatan penulisan serta penyajian kasus baik dalam bidang obstetri maupun ginekologi yang memiliki masalah baik dalam aspek diagnostik, penanganan, pencegahan maupun kemajuan teknologi yang berkaitan dengan kasus tersebut dalam suatu forum ilmiah. Upaya pembahasan pada akhirnya dapat digambarkan dalam suatu alur penatalaksanaan baik yang terkait dengan upaya diagnostik maupun penatalaksanaan. 191 Penyelenggaraannya adalah sebagai berikut : a. Pertemuan ini dibahas tentang masalah diagnostik/terapeutik, ketajaman pengamatan, kemungkinan pencegahan, ataupun kemajuan teknologi yang berkaitan dengan kasus yang didukung oleh journal terbaru. b. Kasus-kasus yang akan dibicarakan pada Presentasi Kasus dapat ditentukan dalam konferensi klinik atau divisi, ronde besar, diskusi dengan pembimbing atau oleh penyelenggara pendidikan dan penjadualannya akan ditentukan oleh KPS. c. Bahan Presentasi Kasus yang telah selesai disusun akan diajukan dalam konferensi Presentasi Kasus minimal 1 kali pada masa pendidikan Tahap II yang merupakan prasyarat bagi tiap peserta didik untuk naik ke tahap III dan minimal 1 kali pada masa pendidikan tahap III yang merupakan pra syarat bagi tiap peserta didik untuk naik ke tahap IV. d. Seorang residen menyajikan kasusnya, dipimpin oleh seorang moderator dan didampingi 4 orang panelis dari peserta didik tahap III (semester V – VII) yang sudah mempelajari bahan yang akan disajikan, sehingga mampu menyiapkan tanggapan sebelumnya.. e. Dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat pada jam 13.00. f. Satu diantara presentasi yang dilakukan diselenggarakan dalam bahasa Ingrris. g. Sebelum disajikan, naskah penyajian tersebut harus dikonsultasikan dahulu pada konsulen yang ditunjuk sebagai narasumber yang diatur oleh KPS, minimal 2 minggu sebelum presentasi. h. Naskah penyajian harus disampaikan pada konsulen, moderator dan nara sumber selambat-lambatnya 2 hari sebelum jadwal konferensi ilmiah dalam bentuk hard copy untuk narasumber dan atau undangan dari luar Departemen, serta 4 orang konsulen penilai, sedangkan untuk konsulen lainnya diberikan soft copy. i. Jadual konsulen yang wajib hadir : narasumber dan 4 orang konsulen sebagai komentator/penilai. Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang menolong kasus gawat darurat, atau mempunyai alasan yang dapat diterima Ketua Program Studi. Penilaian a. Yang berhak menilai adalah moderator dan komentator (Konsulen). b. Penilaian didasarkan atas pengetahuan, sikap dan perilaku dari individu / Tim yang menyajikan kasus. 192 c. Penilaian akan diberikan apabila penyaji telah melengkapi seluruh persyaratan yang ditetapkan pada saat konferensi, baik berupa perbaikan makalah maupun hal-hal lainnya. Pihak penyelenggara pendidikan hanya akan mengeluarkan nilai bagi peserta PPDS apabila bahan makalah yang telah diperbaiki beserta dengan dokumentasinya dalam bentuk disket atau compact disc telah diserahkan ke Bagian Pendidikan untuk didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik. Penilaian konferensi ilmiah merupakan prasyarat untuk kenaikkan tahap peserta didik ke semester berikutnya. Penilaiannya dilakukan berdasarkan : d. e. f. 3. Journal reading dilakukan pada pertemuan di Divisi 4. Konferensi Khusus: a. Konferensi Kematian Ibu (KKI) : Masalah klinik diluar RSHS (perujuk), segi-segi non-klinik yang berpengaruh, kemungkinan penyebab kematian, pencegahan dan aspek medikolegal. b. Konferensi kematian Perinatal (KKP) : Masalah klinik sebelum kelahiran, penata-laksanaan segera sesudah kelahiran, analisa penyebab kematian, dan pencegahan. c. Konferensi Patologi Anatomi (KPA) : Kaitan gambaran klinik dan histopatologi, dampak perencanaan tindak lanjut, dan penata-laksanaan kasus. 5. Tesis Tesis dibuat mengacu pada pedoman dari Universitas Padjadjaran dan sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kelompok Fungsional Bidang Penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad pada buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad. A. Seminar presentasi kasus Tujuan seminar presentasi kasus adalah : setelah membuat laporan kasus peserta diharapkan menguasai kemampuan dalam menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya untuk menganalisis kasus yang telah selesai ditangani. Kerangka laporan kasus Abstrak Memuat keterangan secara singkat namun informatif mengenai permasalahan apa yang akan dibahas. Jumlah kata pada abstrak tidak lebih dari 150 dan menggunakan kaidah IMRAD. 193 Pendahuluan Pendahuluan harus singkat serta menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dengan penanganan yang baik pada kasus yang dihadapi Riwayat kasus Riwayat kasus yang diajukan dalam bentuk resume medik yang mencakup : Data dasar. Daftar masalah. Uraian masalah. Rencana penanganan awal . Catatan kemajuan. Tinjauan pustaka Memuat mengenai dasar keilmuan serta teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan kasus. Diharapkan teori-teori tersebut diambil dari buku teks maupun jurnal. Pembahasan Hendaknya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : - Apakah masalah / persoalan yang ada ? - Mengapa demikian ? - Bagaimana mengatasinya ? - Penilaian masalah ? Definisi masalah : deviasi dari standar yang merangsang kita untuk bertindak. Untuk mengetahui standar dan adanya deviasi gunakanlah sumbersumber keterangan sebaik-baiknya (kepustakaan, konsultasi dan sebagainya). Rujukan Rujukan tidak dibatasi jumlahnya, disusun menurut nomor urut pemunculan dalam naskah, sesuai dengan tata cara penulisan Vancouver. Minimal 2 text book dan 4 jurnal terbaru dengan maksimal 5 tahun. Semua nama yang ditulis pada diskusi harus ada dalam daftar rujukan dan sebaliknya. B. Forum Ilmiah Lokal, Nasional, Regional, maupun Internasional Diharapkan peserta didik mampu tampil dalam suatu forum ilmiah, baik yang berskala Lokal, Nasional, Regional, maupun Internasional. Setiap hasil penelitian yang dihasilkan oleh peserta didik baik hasil tesis maupun di luar tesis dapat diajukan dalam forum ilmiah dalam 194 acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) atau Kongres Obstetri dan Ginekologi (KOGI) atau forum ilmiah lainnya. Setiap peserta wajib minimal tampil 1 kali dalam suatu acara forum ilmiah pada acara PIT / KOGI. C. Sari Pustaka. 1) Sari pustaka mengenai topik yang merupakan kajian pustaka penelitian yang akan dimulai dan dipresentasikan oleh calon peneliti tersebut. 2) Peserta sejak tahap I akhir hendaknya telah memilih suatu topik dalam bidang obstetri dan ginekologi yang akan dibahas di dalam sidang sari pustaka beserta dengan pembimbingnya dari staf pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi atau bagian yang lain dan hal ini harus dilaporkan kepada penyelenggara pendidikan untuk didokumentasi. 3) Untuk Sari Pustaka, maka tulisan yang dibuat akan berisikan : abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka serta kesimpulan. Jumlah kata dalam pembuatan tulisan berkisar lebih kurang 3000 + 10% (tanpa disertai dengan kepustakaan) 4) KPS akan memantau tahapan penyelesaian sari pustaka oleh masing-masing peserta didik. 5) Setelah dianggap selesai pembuatan sari pustaka oleh pembimbing, maka peserta didik dapat segera melapor kepada KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Penelitian untuk mendapatkan jadwal konferensi sari pustaka beserta nama moderator dan komentatornya. 6) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator, komentator dan narasumber paling lambat 7 hari sebelum jadual konferensi ilmiah dilangsungkan. 7) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Penelitian dan Pendidikan sebagai dokumentasi. 8) Peserta didik yang ditunjuk untuk mengajukan sari pustaka menyajikan secara lisan kasus tersebut dengan memanfaatkan alat bantu audio visual yang tersedia (alokasi waktu 20 menit) 9) Diberi kesempatan pada komentator dan seluruh peserta sidang untuk memperjelas beberapa hal dari isi sari pustaka. 10) Komentator memberi tanggapan masing-masing selama 5 menit. 11) Penyaji kasus harus memberi jawaban terhadap semua tanggapan yang diajukan oleh tiap komentator. 12) Semua peserta sidang diberi kesempatan untuk memberi tanggapan jika waktu memungkinkan. 195 13) Setelah tanggapan dari komentator maupun peserta konferensi dianggap cukup, maka pembimbing diberikan kesempatan untuk menjelaskan beberapa hal dari sari pustaka yang masih belum jelas. 14) Yang berhak menilai adalah moderator dan komentator (Konsulen). 15) Penilaian didasarkan atas pengetahuan, sikap dan perilaku dari individu yang menyajikan sari pustaka. (Lembar penilaian sari pustaka) 16) Penilaian akan diberikan apabila penyaji telah melengkapi seluruh persyaratan yang ditetapkan pada saat konferensi, berupa perbaikan makalah sari pustaka maupun hal-hal lainnya. 17) Pihak penyelenggara pendidikan hanya akan mengeluarkan nilai bagi peserta didik apabila bahan makalah sari pustaka yang telah diperbaiki beserta dengan dokumentasinya dalam bentuk soft copy telah diserahkan ke Koordinator Kelompok Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan untuk didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik. D. Usulan Penelitian 1) Setelah sari pustaka disetujui dalam sidang sari pustaka, maka peserta bersama pembimbing segera membuat usulan penelitian yang dapat pula dibantu oleh seorang pembimbing statistik. 2) Judul usulan penelitian dan pembimbing segera dilaporkan kepada KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan untuk didokumentasi. 3) KPS akan memantau tahapan penyelesaian usulan penelitian oleh masing-masing peserta didik. 4) Panitia ujian usulan penelitian dibentuk sesudah pembimbing menyatakan usulan penelitian telah selesai. Panitia ini dibentuk oleh KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf pengajar. Seorang di antaranya menjadi Kepala dan seorang lagi menjadi sekretaris panitia ujian. Pihak penyelenggara juga akan menetukan jadwal ujian usulan penelitian tersebut. 5) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan penguji paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian usulan penelitian dilangsungkan. 6) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan sebagai dokumentasi. 7) Usulan penelitian yang telah selesai disusun bersama pembimbing akan diajukan dalam ujian usulan penelitian pada 196 8) E. masa pendidikan semester 4 dan merupakan prasyarat untuk naik ke semester 5. Dengan diterimanya usulan penelitian (lulus) oleh tim penilai di bawah kordinasi Koordinator Kelompok Fungsional Bagian Penelitian, maka peserta didik dapat segera memulai penelitiannya. Sidang Hasil Penelitian 1) Bertujuan agar peserta didik mampu menyelenggarakan pengorganisasian seluruh kegiatan penelitian ilmiah dengan penguasaan rangkaian analisa dan sintesa yang akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat dimengerti ilmuwan lainnya. 2) Mampu meyakinkan obyektivitas dan kebenaran upaya penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas kepada ilmuwan lain dengan memperhatikan kelaziman penyajian ilmiah. 3) Semua peserta didik diwajibkan hadir kecuali dengan alasan yang dapat diterima oleh KPS/SPS. (Alasan harus tertulis melalui memo) 4) Tesis yang telah selesai disusun bersama pembimbing akan diajukan dalam ujian tesis pada masa pendidikan tahap III – IV dan merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti ujian tulis nasional dan ujian lisan nasional. 5) Pelaksanaan pembuatan tesis dilakukan oleh peneliti dengan arahan pembimbing. 6) Bila ada permasalahan dalam pelaksanaan penelitian maka harus diputuskan dalam rapat segitiga antara pembimbing, KPS/SPS dan Koordinator penelitian. 7) Laporan tertulis penelitian (tesis) harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan. Setelah itu KPS/SPS akan menjadualkan suatu ujian tesis. 8) Panitia ujian tesis dibentuk sesudah pembimbing menyatakan pertanggungjawaban peneliti selesai. Panitia ini dibentuk oleh KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf pendidik (sesuai dengan staf pendidik yang menguji pada saat dilakukan ujian usulan penelitian). Seorang di antaranya menjadi Kepala dan seorang lagi menjadi sekretaris panitia ujian. 9) KPS bersama dengan Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Penelitian akan memantau tahapan penyelesaian usulan penelitian oleh masing-masing peserta didik. 10) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan komentator paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian tesis dilangsungkan 197 11) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam bentuk soft copy wajib diserahkan ke bagian pendidikan sebagai dokumentasi. 12) Ujian tesis akan mencakup : Penguasaan permasalahan kesehatan yang berkaitan erat dengan materi penelitian. Penguasaan metodologi penelitian yang dianut. Tatalaksana penelitian dan teknik pengolahan data. Kemampuan penyimpulan hasil penelitian dengan tekanan khusus pada penguasaan obyektivitas data yang dipergunakan. Kesesuaian saran dengan tujuan penelitian. Penguasaan pelaporan dan pembahasan hasil penelitian. Upaya meyakinkan ilmuwan lain. Dampak hasil penelitian. Ketelitian rujukan pustaka. Kemampuan menolak saran yang tidak tepat. 13) Yang berhak memberikan penilaian adalah para penguji. 14) KPS hanya akan mengeluarkan nilai bagi peserta didik apabila bahan tesis yang telah diperbaiki (telah dilengkapi tanda tangan pembimbing dan penguji) beserta dengan dokumentasinya dalam bentuk soft copy telah diserahkan ke Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Pendidikan untuk didokumentasikan ke dalam file masing-masing peserta didik. 15) Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar bagi penyelenggara pendidikan untuk mengusulkan yang bersangkutan sudah layak untuk menjalani ujian nasional. 198 E. Evaluasi Hasil Belajar 1. Tahap-tahap Evaluasi Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemampuan Akademik profesional peserta sesuai katalog dan kultur pendidikan. Evaluasi mencakup : a. Bidang Kognitif (K): Pengetahuan dan pemahaman Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik b. Bidang Psikomotor (S): Ketrampilan klinik non operatif Ketrampilan klinik operatif c. Bidang Afektif (A): Hubungan inter-personal Sikap dan kebiasaan kerja profesional Kemampuan akademik dievaluasi dengan 2 jalur, yaitu : I. Evaluasi modul untuk penilaian peserta didik dilakukan pada penerapan modul sebagai ujian tengah semester dan ujian komprehensif untuk setiap semester sampai semester V, yang dikordinasikan oleh Kordinator Tahap beserta Tim pelaksana ujian masing-masing semester yang meliputi bahan kajian fisiologi, patologi I, patologi II, ginekologi dan obgin sosial. Tahap-Tahap Evaluasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi berkala a. Ujian tengah semester b. Ujian semester c. Ujian Calon Asisten Kepala d. Ujian Asisten Kepala 2. Evaluasi akhir a. Ujian Tesis b. Ujian Akhir Program c. Ujian Kolegium II. Evaluasi Ketrampilan Klinis sesuai semester masing-masing. Setelah lulus ujian-ujian tersebut, peserta didik menjalani ujian calon asisten kepala (calaska), ujian asisten kepala, ujian tesis dan ujian akhir program. Ujian akhir program dilaksanakan 2 tahap : Pertama dilaksanakan oleh program studi PDS I Obgin FK Unpad (Ujian akhir program) Setelah lulus ujian akhir program, peserta didik berhak untuk mengikuti ujian kahir tahap dua yang dilaksanakan secara Nasional oleh Kolegium Obstetri & Ginekologi (ujian nasional / National Board Examination). 199 Peserta didik dinyatakan lulus program pendidikan spesialis-I apabila : a. Lulus ujian akhir program dengan syarat IPK untuk perangkat mata pelajaran dan karya ilmiah pada akhir program pendidikan sama atau lebih dari 3. Kepada lulusan program diberikan yudisium lulus memuaskan, sangat memuaskan, cumlaude dengan ketentuan seperti tertera di bawah ini : i. 3,71 < IPK < 4,000 = cum laude. ii. 3,400 < IPK < 3,70 = sangat memuaskan iii. 3,000 < IPK < 3,399 = memuaskan b. Lulus ujian nasional. 2. Pemberian Angka, Skoring Dan Interpretasi Angka kelulusan merupakan gabungan dari angka rata-rata nilai di setiap stase dengan bobot 20%, hasil ujian komprehensif atau ujian akhir semester dengan bobot 60% dan evaluasi kegiatan lain sebesar 20%. Untuk angka kelulusan ujian ulangan tidak mempertimbangkan nilai stase dan hasil kegiatan lainnya. Prestasi akademik diukur melalui perhitungan Indeks Prestasi (IP) dan IP Kumulatif (IPK). IP dan IPK ialah jumlah nilai mutu total dibagi jumlah beban (SKS) total. Nilai mutu ialah nilai angka kali beban (SKS). Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh. IPK dihitung pada tiap akhir semester. Rumus perhitungannya sebagai berikut (pembulatan ke bawah apabila kurang dari 0,05, pembulatan ke atas apabila sama/lebih dari 0,05) : IPK = Jumlah (AM x SKS) seluruh semester yang ditempuh / Jumlah SKS seluruh semester yang ditempuh Salah satu cara yang dipakai untuk memberi angka skoring dan interpretasinya dapat dilihat pada tabel 6.1. 200 TABEL 6.1. ANGKA, NILAI MUTU, BOBOT DAN INTERPRESTASINYA PADA SISTEM PENILAIAN PESERTA PROGRAM Rentang Nilai (skala 5) Rentang skor (Skala 100) Bobot NILAI MUTU INTERPRETASI 90 – 100 85 – 89 4,00 3,75 A A- Baik Sekali 80 – 84 75 – 79 3,50 3,00 B+ B Baik 70 – 74 65 – 69 2,75 2,50 BC+ Cukup 60 – 64 55 – 59 2,00 1,75 C C- Kurang 45 – 49 0 – 44 1,00 0,00 D E Kurang Sekali Nilai Batas Lulus (NBL) : 70 atau nilai minimal B (IPK = 2,75) 3. Cara Evaluasi a. Ujian semester. Ujian semester dilakukan untuk peserta PPDS I semester I-V. Materi Ujian adalah Fisiologi, Patologi I, Patologi II, Obginsos dan Ginekologi. 1) Syarat ujian semester i. Telah selesai mengikuti rotasi yang sudah ditentukan. ii. Telah menyelesaikan ujian keterampilan yang ditentukan untuk masing-masing semester. 201 2) 3) iii. Telah melaksanakan evaluasi sesuai Buku Log (dicatat dan ditanda tangani oleh konsulen) pada tempat rotasi yang bersangkutan. iv. Telah mendapat konfirmasi dari konsulen pembimbing pada saat menandatangani Buku Log v. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi, peserta masih diperbolehkan mengikuti ujian tulis dan lisan pada semester yang bersangkutan tetapi tidak mendapatkan judicium sebelum persyaratan tersbut dipenuhi dan tetap mendapat hukuman sesuai peraturan yang berlaku. vi. Apabila dalam 1 (satu) bulan sesudah ujian lisan syarat tersebut belum terpenuhi judicium akan dilakukan pada judicium berikutnya Ujian ini dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan ke-5 setiap semester. Materi ujian adalah: i. Semester I: Ujian fisiologi, buku acuan : Williams Obstetrics, bab 1-17 ii. Semester II: Ujian Patologi I, buku acuan : Williams Obstetrics, bab 18-35 iii. Semester III, Ujian Patologi II, buku acuan : Williams Obstetrics, bab 36-59 iv. Semester IV, Ujian Ginekologi, buku acuan : Novak’s gynecology, Speroff, Te Linde dan Ostegard v. Semester V, Ujian Obginsos 202 Metoda ujian semester adalah: Semester Jenis Ujian Penelitian I FISIOLOGI MCQ, OSAT & Essay II PATOLOGI I MCQ & OSAT Judul PIT III PATOLOGI II MCQ & OSAT Judul Tesis IV GINEKOLOGI MCQ & OSAT Sari Pustaka V OBGINSOS MCQ, OSAT & Essay Sidang UP VI CALASKA MCQ & OSAT VII ASisten KepalA (Chief Resident) MCQ & OSAT VIII Ujian Akhir Program MCQ & TULIS Ujian Nasional MCQ & OSAT Sidang Tesis Ket : OSAT : Objective Structured Assessment of Technical skills Tabel 1. Metode Ujian dan Tingkatan Penelitian PPDS-1 OBGIN FK Unpad Keterangan : 1) Semester I dan V : ujian essay, OSAT dan MCQ (tabel 1.) Setelah ujian essay, OSAT dan MCQ dilakukan ujian lisan 1 minggu kemudian, mengenai pertanyaan pada ujian essay Peserta ujian berhak mendapat salinan/kopi ujian tertulisnya 1 hari setelah ujian tertulis dan berhak mendapat bimbingan dari dosen wali/pembimbing. Khusus untuk peserta PPDS-1 pada semester 1 berlaku mekanisme sebagai berikut (Gambar1) : Setelah memenuhi persyaratan untuk ujian Fisiologi Peserta PPDS mengikuti ujian MCQ dan Tulis sesuai ketentuan berlaku dan bila pada hasilnya dinyatakan tidak lulus maka peserta bersangkutan berhak mengikuti Ujian Ulangan 1 di bulan ke-6 semester pertama tersebut. 203 Dan bila hasilnya dinyatakan tidak lulus maka pada peserta tersebut akan dikembalikan pada TKP-PPDS-1 sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan dinyatakan tidak mampu mengikuti proses pendidikan dan dihentikan pendidikannya. Gambar 1. Alur Ujian Semester 1 PPDS-1 OBGIN UNPAD 2) Semester II, III, IV dan VII (Aska). Ujian MCQ dan OSAT a. Angka kelulusan adalah gabungan dari ujian penerapan Modul, Ujian semesteran dan nilai harian dari morning report, presentasi kasus dan ujian keterampilan. b. Nilai ujian semester diberi bobot 70%, ujian pelaksanaan modul yang dilaksanakan di stase diberi bobot 15% dan angka presentasi kasus, morning 204 c. d. e. f. report serta keterampilan diberi bobot 15%. Nilai kelulusan adalah 70. Kriteria ketidak kelulusan pada ujian OSAT adalah bila tidak lulus pada lebih dari 2 station dan tidak digabung dengan angka lainnya. Apabila tidak dapat mencapai angka kelulusan, peserta PPDS I diberikan kesempatan ujian ulangan I pada minggu ke-3 bulan ke-6 setiap semester dengan kriteria kelulusan yang sama. Diharapkan peserta PPDS I tersebut mendapat bimbingan dari konsulen Pembimbing/ Wali. Apabila tidak lulus pada ujian ulangan I, peserta PPDS I dinyatakan degradasi (turun ke semester dibawahnya) beserta kewajiban sesuai dengan semester yang diikutinya (pembekalan modul dan supervisi) dengan bimbingan intensif dari konsulen Pembimbing/ Wali dan diberikan surat peringatan keras. Apabila ternyata gagal pada ujian ulangan ke-1 pada semester yang diikutinya dalam proses degradasi (kecuali semester 7) maka peserta PPDS-I tersebut dinyatakan tidak mampu mengikuti proses pendidikan dan dihentikan pendidikannya. (Gambar 2.) b. Ujian Calaska (Gambar 3.) a. Syarat: Telah lulus ujian Obstetri dan Ginekologi Sosial, telah dinyatakan lulus dari stase divisi, serta telah melaksanakan sidang Usulan Penelitian. b. Waktu Ujian Calaska dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun yakni pada bulan Januari, Mei dan Juli dan September c. Metodanya adalah OSAT pada 8 station (2 kasus dalam Bahasa Inggris) yang pengujinya ditentukan berdasarkan keputusan tim KPS. d. Soal ujian ditentukan oleh tim penguji. e. Kandidat yang tidak lulus diberikan kesempatan untuk ujian ulangan 1 bulan kemudian. f. Apabila kandidat tidak lulus lagi maka diberi kesempatan untuk mengikuti ujian calaska pada jadwal berikutnya dan dinyatakan dihentikan pendidikannya bila waktu semesternya telah melebihi 12 semester 205 Gambar 2. Alur Ujian Semester II, III, IV, dan V PPDS-1 OBGIN UNPAD 206 Gambar 3. Alur Ujian Semester Calon Asisten Kepala (Calaska) PPDS-1 OBGIN UNPAD c. Ujian tesis. a. Panitia ujian Tesis dibentuk oleh Kepala Departemen, terdiri dari panitia ujian akhir. 1. Ketua dan Sekretaris ujian Tesis diambil dari Panitia ujian akhir. 2. Ujian tesis dihadiri oleh Tim pembimbing tesis yang bersangkutan. b. Panitia ujian Tesis, bertugas untuk menguji Tesis. c. Berkas Tesis diterimakan untuk ditelaah, 3 minggu sebelum ujian Tesis dilaksanakan. Selama 1 minggu masing-masing anggota panitia menelaah, selanjutnya mengajukan daftar 207 masalah/pertanyaan secara tertulis kepada sekretaris panitia yang akan menjadualkan ujian 1 minggu sesudah terkumpulnya daftar masalah/ pertanyaan. d. Ujian dihadapi peserta dengan perincian berikut : a. Penyajian lisan selama 20 menit. b. Rangkaian pertanyaan dan pengajuan permasalahan dipimpin ketua panitia yang akan memilihnya dari daftar. c. Tanggapan dan jawaban atas permasalahan/pertanyaan. d. Rangkuman akhir oleh peserta, sebagai kesimpulan atas semua permasalahan/ pertanyaan yang diajukan (10 menit) e. Rapat panitia ujian untuk menentukan nilai. e. Keputusan panitia dari rapat tertutup butir d 5) menyimpulkan hasil akhir : a. A : lulus tanpa perbaikan, nilai rata-rata 3,200 4,000. b. B : lulus dengan perbaikan ringan, nilai rata 2,720 3,199 waktu perbaikan paling lama 2 minggu. c. C : lulus dengan perbaikan berat, nilai rata-rata 2,000 - 2,719, waktu perbaikan paling lama 4 minggu. f. Tesis yang telah diujikan kemudian diperbaiki sesuai dengan masukan dari penguji dan disarikan. Naskah tesis yang telah diperbaiki dan ditandatangani pembimbing kemudian diserahkan ke KPS 4 minggu setelah ujian Tesis dilaksanakan, naskah sa untuk ditandatangani dan untuk persyaratan ujian akhir. Tesis yang telah disarikan dan dibuat dalam format journal kemudian diserahkan kepada Tim editor Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Padjadjaran untuk dikoreksi dan dimuat dalam Majalah Ilmiah Nasional yang terakreditasi atau MOGI. Tanda terima artikel tersebut menjadi persyaratan Ujian Nasional. d. Ujian Akhir a. Syarat : Telah menjalani masa 1 tahun sebagai Asisten Kepala (CR) Setelah satu bulan lulus ujian tesis dan menyerahkan perbaikannya yang telah ditandatangani Pembimbing. b. Ujian Akhir dilaksanakan 4 kali dalam setahun yakni pada bulan Januari, Mei, Juli dan September. c. Metoda Ujian terdiri dari ujian tertulis, ujian pasien, ujian lisan. 208 d. Penentuan soal dilakukan oleh tim penguji yan ditugaskan dengan surat keputusan Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad. e. Tata cara ujian akhir program : 1) Ujian Tulis dan Ujian Lisan : i. Bahan ujian tulis meliputi semua isi pendidikan sesuai dengan katalog Program Studi Obstetri Ginekologi. ii. Soal ujian tulis dikumpulkan dari para anggota panitia ujian akhir. iii. Soal ujian tulis terdiri atas 10 soal essay. iv. Ujian berlangsung dari jam 08.00 - 13.00. v. Ujian lisan dilakukan 1 minggu setelah ujian tulis. vi. Nilai ujian tulis dan lisan menjadi satu dengan angka kelulusan 70. 2) Ujian pasien : i. Penguji mendapatkan presentasi singkat dan memeriksa pasien yang diujikan. ii. Peserta didik membuat status lengkap dan resume dari pasien yang diujikan. iii. Penguji mengajukan pertanyaan tentang kasus yang diperiksa dan pertanyaan lain tentang halhal obstetri ginekologi lainnya yang berhubungan dengan kasus yang diujikan. iv. Ketua penguji memimpin ujian dan waktu ujian adalah 2 jam. v. Penilaian : Tiap penguji memberi penilaian pada lembar penilaian yang disediakan. Penilaian meliputi penyusunan status, diskusi, presentasi dan jawaban-jawaban yang diberikan. Kedua komponen ini sama nilainya. Nilai jawaban adalah nilai rata-rata dari semua jawaban, baik dari jawaban pertanyaan penguji sendiri, maupun penguji lainnya. Nilai ujian pasien ialah angka rata-rata penguji. Nilai batas kelulusan adalah 70 e. Ujian Kolegium Ujian Nasional adalah ujian yang dilakukan oleh Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia secara serentak dengan waktu pelaksanaan dan materi ujian sama untuk semua senter 209 pendidikan Obstetri dan Ginekologi di Indonesia . Ujian Nasional terdiri atas ujian tulis nasional dan ujian lisan nasional. a. Syarat: a. Telah lulus ujian akhir 1 bulan sebelumnya b. Telah menyerahkan naskah artikel Tesis untuk majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia (MOGI) atau majalah yang terakreditasi. c. Telah menyerahkan Log book yang telah terisi lengkap. d. Kandidat harus membayar biaya ujian yang ditentukan oleh kolegium Soal ujian tulis dan lisan dibuat oleh kolegium Kandidat yang tidak lulus ujian tulis mendapat ujian ulangan pada ujian kolegium berikutnya. b. Tatalaksana 1) Tata Tertib Pakaian: i. Peserta Ujian (Pria) : Kemeja Berdasi ii. Peserta Ujian (Wanita) : Bebas Rapih iii. Penguji : Jas Putih Berdasi Hadir tepat waktu Mengisi registrasi dengan menunjukkan identitas 2) Ujian dilaksanakan pada bulan Maret di Jakarta, Juli di tempat PIT/KOGI dan November di Surabaya. a) Ujian Tulis i. Soal-soal ujian dikumpulkan dari seluruh senter pendidikan dan bank soal . ii. Pemilihan soal yang akan dikeluarkan di dalam satu periode ujian dilakukan oleh Kepala Komisi Ujian Nasional . iii. Ujian berupa pilihan berganda dalam bahasa Inggris. iv. Nilai batas kelulusan adalah 70. b) Ujian Lisan. i. Dilakukan dengan OSAT pada hari yang sama. ii. Soal OSAT diberikan setelah dibahas pada workshop di pagi harinya. iii. OSAT terdiri dari 8 station dengan 2 station berbahasa Inggris. iv. Batas ketidaklulusan adalah gagal di lebih dari dua station. 210 c) Judicium i. Dilakukan pada sore harinya pada sidang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolegium dan para Penguji. ii. Peserta yang dinyatakan lulus, diberi surat kelulusan oleh Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia. iii. Peserta yang dinyatakan gagal, harus menguanja, lisan saja atau kedua-duanya tergantung dari hasil judicium. f. Penilaian dan Ujian Keterampilan Klinis Seorang lulusan PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RSHS dikatakan kompeten setelah melakukan penilaian keterampilan klinis mandiri atas hal tersebut di bawah sejumlah 6 (enam) kali oleh Konsulen (termasuk ujian) dan dinyatakan lulus kompetensi dan diberikan sertifikat kompetensi : Semester I II III IV V VI VII Jenis Tindakan/Keterampilan Klinis Mandiri (Tingkat 4A) 1. Pertolongan persalinan fisiologis 2. Kuretase 3. Kuretase vakum 1. Ekstraksi forceps 2. Ekstraksi vakum 3. Sterilisasi wanita 1. Pertolongan persalinan sungsang 1. Salpingo-ovarektomi 1. Histerektomi 2. Seksio Sesarea 1. Kehamilan ektopik Jenis Tindakan/Keterampilan Klinis Supervisi (Tingkat 3) 1. Embriotomi 1. Laparoskopi (Tubektomi/Kehamila n Ektopik/Kistektomi) 1. Histerektomi vaginal 2. Kehamilan ektopik lanjut 3. Uterus ruptur 211 F. TATA TERTIB 1. Hak Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 1. Mendapatkan kesempatan yang sama selama proses pendidikan. 2. Mengetahui kompetensi yang akan diperoleh selama proses pendidikan. 3. Mendapatkan bimbingan dari pendidik klinik selama menjalankan pembelajaran klinik. 4. Mendapatkan semua kompetensi klinik sesuai dengan program pendidikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi 5. Mendapatkan dosen pembimbing klinik. 6. Mengetahui aspek-aspek yang akan dinilai. 7. Mengikuti ujian setelah memenuhi segala persyaratan. 8. Mendapatkan penilaian yang adil dan obyektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9. Mengetahui hasil penilaian. 10. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan peraturan akademik yang berlaku dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan 11. Mendapat cuti akademis sesuai dengan peraturan Universitas Padjadjaran a. Peraturan Cuti Selama pendidikan, peserta PPDSI dapat menjalani cuti tahunan, cuti sakit, cuti hamil maupun cuti atas alasan mendesak. b. Cuti tahunan. 1. Hak cuti diberikan setelah menyelesaikan 2 semester pertama. 2. Peserta PPDS-I dapat mendapatkan cuti tahunan selama 12 hari kerja dengan maksimum hari cuti yang diambil sejumlah 6 (enam) hari dalam setiap paket cutinya setiap semester. 3. Surat permohonan cuti diajukan 1 bulan sebelumnya pada tanggal 1. 4. Yang bersangkutan diwajibkan mencarikan pengganti selama menjalani cuti. 5. Cuti yang bersangkutan dapat ditolak oleh Ketua Program Studi sebagai hak prerogratif Ketua Program Studi c. Cuti sakit. 212 1. 2. 3. 4. 5. Apabila peserta PPDSI sakit, maka yang bersangkutan harus menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis terkait kepada Kepala Program Studi dan apabila cuti sakit lebih dari 3 hari akan diperhitungkan dengan jatah cuti tahunan Sakit lebih dari 2 minggu akan diperpanjang masa pendidikannya selama 1-2 bulan dan bila sakit lebih 2 bulan, yang bersangkutan perlu mengambil cuti akademik selama 6 bulan. Bila peserta PPDS sakit lebih dari tiga (3) bulan maka akan dimintakan pertimbangan medis untuk menentukan yang bersangkutan dapat melanjutkan pendidikan. Bila peserta PPDS sakit (tidak masuk) lebih dari tiga (3) bulan maka akan mengikuti prosedur berikut ini : (Lihat bagan 8. Panduan tidak mengikuti pendidikan lebih dari tiga (3) bulan) : Pendidikan akan dikembalikan ke semester pertama, setiap semester / tahapan pendidikan yang telah dilalui selama satu (1) bulan / tahapan. Setiap akhir tahapan harus melalui uji kompetensi. Selama proses dalam kedua point diatas maka tidak mengurangi masa studi, kecuali bila peserta PPDS dinyatakan tidak lulus uji kompetensi atau dinyatakan mengulang sirkulasi pada tahap yang sama. Bila peserta PPDS dinyatakan tidak kompeten dan telah mengikuti dua (2) kali bimbingan khusus maka akan diajukan dan diputuskan dalam rapat pendidikan. Ijin yang dimintakan residen akan mengurangi masa cuti residen yang bersangkutan. d. Cuti Hamil 1. Masa cuti hamil 3 bulan, dimulai pada 34 minggu kehamilan dan yang bersangkutan mengambil cuti akademik 3 bulan. 2. Bila sejak awal kehamilan terdapat komplikasi maka dapat mengajukan cuti hamil selama 1 tahun. 6 bulan masa cuti dimasukkan ke dalam cuti akademik sedangkan 6 bulan berikutnya tidak memperpanjang masa akhir pendidikan. 3. Untuk cuti hamil selanjutnya, peserta PPDSI diberikan cuti yang sama, tetapi memperpanjang masa akhir pendidikan. e. Cuti karena alasan mendesak 1. Meninggalkan tempat tugas sesaat 213 2. 3. a. Apabila peserta terpaksa harus meninggalkan tempat tugas sesaat pada jam kerja untuk keperluan pribadi, peserta tersebut diwajibkan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada atasan langsung (bila sedang bertugas di Ruangan, IGD, Poliklinik, Bedah Sentral, Divisi dan RS Satelit). b. Apabila peserta meninggalkan tugas karena harus menghadiri kegiatan ilmiah di Bagian, sebelumnya peserta tersebut harus memberitahukan kepada Penyelia/staf/Kepala Perawatan. c. Apabila peserta tidak dapat menghadiri kegiatan ilmiah/konferensi di Departemen oleh karena masih ada pekerjaan di tempat tugas yang tidak dapat ditinggalkan atau karena ada keperluan pribadi yang mendesak sekali, maka peserta diwajibkan memberitahukan/minta izin kepada moderator kegiatan ilmiah tersebut atau Pimpinan konferensi. Meninggalkan tempat tugas selama satu hari a. Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari penuh karena keperluan pribadi, maka peserta tersebut harus meminta izin kepada atasan langsung ditempatnya bertugas. b. Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari penuh karena mendapat tugas, peserta tersebut tetap diwajibkan memberitahukan kepada atasan langsung. c. Apabila tidak dapat hadir selama satu hari penuh karena sakit harus segera memberitahukan atasan langsung secara tertulis atau melalui telepon. Meninggalkan tempat tugas lebih dari satu hari Apabila peserta PPDS akan meninggalkan tempat tugas lebih dari satu hari untuk keperluan pribadi, maka peserta tersebut diwajibkan mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan kepada Koordinator Pendidikan PPDS/Kepala Program Studi, setelah terlebih dahulu meminta izin dan mendapat persetujuan tertulis dari atasan langsung ditempatnya bertugas. 214 2. 3. Kewajiban Peserta Didik 1. Menaati peraturan dan menjalankan seluruh kegiatan pembelajaran klinik yang ditetapkan oleh pengelola Program Studi. 2. Mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan oleh Program Studi dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 3. Mengetahui jenis-jenis kewenangan yang boleh didelegasikan oleh pendidik klinik 4. Melaksanakan tugas klinik yang didelegasikan oleh pendidik klinik dan pembimbing klinik sesuai dengan kewenangannya. 5. Terhadap pasien berlaku sopan, ramah dan melakukan tugas dengan sepenuh hati, tegas dan sesuai dengan kewenangan; tidak diperkenankan mempermainkan pasien; dan memberikan pelayanan terbaik sebagai ibadah tanpa mengharapkan timbal balik sesuatu apapun dari pasien, serta memperhatikan dan melaksanakan prinsip-prinsip patient safety dalam memperlakukan pasien dan norma etika yang berlaku di masyarakat 6. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan; 7. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Hubungan dengan paramedik : Peserta harus membina hubungan kerja yang baik dengan paramedik sebagai mitra kerja sesuai dengan etik kedokteran. Sanksi Akademik Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan/atau pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi diusulkan/diajukan oleh program studi/fakultas dan diputuskan oleh Rektor. Selama masa pendidikan peserta didik PDS I dapat dijatuhi sanksi apabila memperlihatkan sikap dan kemampuan kerja yang tidak profesional ataupun kesalahan lain, sanksi dapat berupa : 1. Peringatan Akademik Lisan 2. Peringatan Akademik Keras hingga perpanjangan masa pendidikan Sanksi dijatuhkan atas dasar pengamatan para konsulen dengan bukti yang diakui dan ditanda tangani oleh peserta didik yang bersangkutan. Peringatan akademik berbentuk surat dari Wakil Dekan I yang ditujukan kepada orang-tua/wali dan lembaga pengirim/penanggung atau peserta didik untuk memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik peserta didik atau pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan 215 untuk memperingatkan peserta didik agar tidak mengalami pemutusan studi. Masa perpanjangan pendidikan akan diperhitungkan setelah ujian calaska sebelum bertugas menjadi CR. Masa perpanjangan pendidikan yang diberikan pada waktu CR, akan diperhitungkan pada saat setelah ujian tesis. 4. Penghentian pendidikan Dengan ditetapkannya Pemutusan Studi berarti peserta didik dihentikan pendidikannya dari Univesitas Padjadjaran karena prestasinya tidak sesuai peraturan yang berlaku, kelalaian administratif, dan/atau kelalaian mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan pemutusan studi ialah : a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan. b. Mempertahankan tanggung jawab profesional. c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan. Sanksi dijatuhkan hanya oleh KPS atau oleh Rektor atas usulan KPS yang disetujui oleh Pimpinan Fakultas. Laporan kondisi peserta didik yang harus diberikan peringatan akademik sebagai akibat melakukan kelalaian, dilampiri bukti prestasi akademik dan/atau bukti kelalaian : 1) Surat peringatan kepada peserta didik yang bersangkutan dari Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I) 2) Surat Permohonan Pertimbangan atas peserta didik yang melakukan pelanggaran hukum dari Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I) kepada Senat Fakultas 3) Surat Keputusan melanggar/tidak melanggar Hukum atas nama peserta didik yang bersangkutan dari Senat Fakultas 4) Surat permohonan Pemutusan Studi atas nama peserta didik yang bersangkutan dari Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I) kepada Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I) 5) Surat Persetujuan/Penolakan Pemutusan Studi peserta didik yang bersangkutan dari Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I) 6) Transkrip Akademik yang telah ditempuh oleh peserta didik yang bersangkutan selama di Universitas Padjadjaran, ditandatangani oleh Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I). Penghentian pendidikan merupakan hasil rangkaian penilaian kemajuan pendidikan peserta, yang mengungkapkan kekurangan-kekurangan yang terlalu jauh dari pencapaian yang ditetapkan dalam kurikulum yang harus diselesaikan. Pemutusan studi dikenakan kepada peserta didik yang mengalami kondisi di bawah ini: 1. Semester I, jika peserta gagal dalam mengikuti ujian ulangan Fisiologi (semester I) 2. Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75; 216 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Gagal pada ujian semester selama 2 (dua) semester berturutturut untuk semester 2-5, Akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75; Ketidak mampuan belajar dan/atau peningkatan kemampuan diri dalam pembinaan/bimbingan khusus. Waktu pendidikannya melebihi 1½ x lama pendidikan Prodi (12 semester dari rencana pendidikan 8 semester) Kurangnya rasa tanggung jawab profesional yang membahayakan pasien ataupun lembaga pendidikan, kondisi ini diputuskan oleh Rapat Staf Departemen Obstetri dan Ginekologi Tidak melakukan registrasi berturut-turut tanpa ijin Rektor; Telah melakukan pendaftaran atau pendaftaran kembali secara administratif, tetapi tidak mengikuti kegiatan belajarmengajar pada semester bersangkutan tanpa alasan yang dapat dibenarkan, Menghentikan studi dua semester berturut-turut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin Rektor; Perilaku yang melanggar hukum dan / atau memperlihatkan sikap tidak terpuji, berupa tindak pidana maupun terlibat dalam pemakaian atau pengedaran obat terlarang dan sejenisnya, maka ditetapkan bersalah secara hukum oleh pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai dengan peraturan yang berlaku; Pelanggaran etika moral dan etika profesi, seperti perselingkuhan dan pelecehan seksual, perkelahian sesama peserta PPDS I atau penyelenggara pelayanan di Rumah Sakit baik di dalam maupun diluar lahan pendidikan, memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep, melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia jabatan, dan sebagainya, memalsukan tanda tangan dan sejenisnya, akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor. Ketentuan dalam Pasal 406 dan Pasal 351 KUHP juga dapat dikenakan terhadap aktivitas demo yang tidak tertib dan menimbulkan kerusuhan sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan barang milik orang lain dan atau korban luka-luka. Pelanggaran etika akademik seperti menyontek, menjiplak (makalah, laporan, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya), membocorkan soal atau sejenisnya akan dikenai sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi. Pada hal-hal tertentu, fakultas dapat mengeluarkan 217 keputusan tersendiri asal tidak bertentangan dengan ketentuan hukum atau peraturan di atasnya. 14. Hal-hal lainnya ditentukan oleh peraturan program studi. Pelaksanaan penghentian pendidikan mengenal beberapa tahap : Tahap diagnostik : a.Penilaian umum dan khusus peserta. b.Kajian akhir tahap pendidikan. c. Penetapan unsur pemberat kemajuan pendidikan. d.Pengenalan unsur penyebab keadaan. Tahap pembinaan/bimbingan khusus : a. Dilakukan untuk unsur pemberat yang dikenali. b. Diperlukan sebagai kegagalan pendidikan pada tahap tersebut. c. Dinilai untuk masa yang ditetapkan, dan menurut ketentuan butir-butir di atas. d. Tidak mengenal perpanjangan/pengulangan. Tahap penghentian : 1. Diputuskan atas dasar hasil penilaian setelah pembahasan tuntas dalam rapat staf pengajar. 2. Diberitahukan kepada peserta : Kekurangan-kekurangan ataupun hasil penilaian terakhir serta alasannya. 3. Pemberitahuan kepada lembaga pengirimnya. 4. Penerbitan surat penghentian pendidikan sekaligus dengan pengembalian peserta ke lembaga pengirimnya. 5. Penghargaan dan remisi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1 (satu) semester tidak pernah sakit akan mendapat pengurangan 1 (satu) peringatan keras. 2 (dua) semester tidak pernah sakit akan mendapatkan pengurangan 1 (satu) bulan hukuman. 5 (lima) kali memberikan supervisi akan mengurangi satu peringatan keras 10 (sepuluh) kali memberikan supervisi akan mengurangi satu bulan perpanjangan pendidikan. Berperan aktif dalam kegiatan mengharumkan nama Departemen akan mengurangi satu bulan perpanjangan pendidikan. Membuat publikasi ilmiah di tingkat internasional akan mengurangi dua bulan perpanjangan pendidikan. Peserta PPDS I yang berprestasi akan diusulkan untuk mendapatkan Tadjuludin Award dari POGI. 218 8. Setiap semester Peserta PPDS 1 diberikan rekapitulasi hukuman yang diterima dalam semester tersebut G. Panduan Adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri 1. Tujuan Tujuan penyelenggaraan adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri ialah untuk memberi kesempatan penyesuaian bagi mereka yang sah ijasahnya, serta dinilai layak untuk memperoleh kesempatan adaptasi; sehingga pada akhir program adaptasinya akan: 1. Dapat menerapkan kemampuan bidang obstetri dan ginekologi yang sudah dipelajarinya, menurut kaidah yang lazim dianut dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Indonesia. 2. Menguasai pola morbiditas serta pola kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sini. 3. Memahami dan menghayati tata-nilai serta etik profesi obstetri dan ginekologi, sehingga dapat diterima dikalangan profesi tersebut. 2. Syarat Calon adaptasi harus memenuhi persyaratan administratif: 1. Ijasahnya dinilai sah oleh Panitia Penilai Ijasah Sarjana Lulusan Luar Negeri (PPISLLN, Depdiknas). 2. Kurikulum pendidikannya telah dikaji oleh Board of Obstetrics and Gynecology dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia dan disimpulkan layak untuk diberi kesempatan adaptasi. 3. Surat permintaan dari konsorsium Ilmu Kesehatan Depdiknas untuk kesempatan adaptasi di FK UNPAD. 4. Surat persetujuan Kepala Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 219 3. Jalur Penerimaan 1. Berkas permintaan pada butir II di atas akan dipelajari oleh staf pengajar Program Studi Obstetri dan Ginekologi PPDS di FK UNPAD. Jika nilai tidak sesuai dengan tersedianya kesempatan adaptasi maka berkasnya dikembalikan ke Konsorsium Ilmu Kesehatan. Mereka yang dinilai sesuai dengan kesempatan adaptasi, akan dipanggil untuk wawancara dengan staf pengajar minimal 7 hari sebelum jadual. 2. Wawancara dilakukan oleh 3 atau 4 staf pengajar untuk dinilai; 1. Kejelasan keterangan tertulis yang ada 2. Latar belakang pendidikan. 3. Tata nilai : profesional, tanggung jawab, sikap pribadi. 4. Penilaian diri terhadap program adaptasi. 3. Kesimpulan wawancara terdiri atas kemungkinan sebagai berikut : a. Tidak tepat untuk program adaptasi di UNPAD, berkas dikembalikan ke Konsorsium Ilmu Kesehatan dengan saran untuk dikirim ke lembaga pendidikan lainnya. b. Dapat diberi kesempatan adaptasi di UNPAD dan ditetapkan jadual penyelenggaraan penilaian awal. 4. Penilaian Awal Bagi mereka yang diberi kesempatan adaptasi di UNPAD, diatur kegiatan sebagai berikut : a. Orientasi kegiatan program studi selama 14 hari. b. Penilaian kemampuan awal selama 30 hari : a. Dinas Poliklinik 1 minggu b. Ujian teori patologi (uji tulis) c. Dinas di unit tindakan 1 minggu d. Ujian kasus medikal (uji lisan) e. Dinas di unit rawatan 1 minggu f. Ujian kasus bedah (ujian operasi) g. Penilaian kemampuan pembedahan 1 minggu c. Kesimpulan kemampuan awal sesudah minggu terakhir : 1. Kemampuan calon terlalu rendah untuk adaptasi dan memerlukan suatu program pendidikan yang lebih dari satu tahun (2 semester) berkas di kembalikan ke konsorsium Ilmu Kesehatan Depdiknas dengan tembusan kepada Board of Obstetrics and Gynecology Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). 2. Kemampuan calon mengizinkan untuk program adaptasi 3-6-9 atau 12 bulan dengan penilaian terus menerus. 3. Jika calon sesuai butir 2, selanjutnya ditetapkan jadual program adaptasi sesuai dengan daya tampung Program studi Obstetri dan Ginekologi PPDS di FK UNPAD. 220 5. Penyelenggaraan Program adaptasi pada dasarnya terdiri dari : 1. Penempatan sebagai dokter jaga ikutan (tahap I dan IIA) dengan dinas poliklinik dan/atau unit tindakan. 2. Penempatan sebagai dokter jaga pelapor (tahap IIB/IIC) dengan dinas di unit rawatan dan/atau bedah pusat. 3. Penempatan sebagai dokter jaga utama (tahap IIIA/IIIB) dengan penempatan di tempat stase yang sesuai kebutuhannya. 6. Penilaian Penilaian dilakukan secara terus-menerus dengan pengujian secara bertahap sesuai dengan penempatannya. Ujian tulis, lisan dilakukan setiap 2 bulan sebelum mengikuti ujian Calaska. Setelah mengikuti tahap Asisten Kepala, yang bersangkutan menjalani ujian akhir dan ujian Kolegium. 7. Penghentian Adaptasi Penghentian program adaptasi dapat terjadi sebagai berikut : a. Peserta adaptasi mengundurkan diri. b. Peserta adaptasi membuat kesalahan berat yang membawa cacat tubuh ataupun kematian kasus yang seyogianya dapat dihindarkan. c. Peserta adaptasi membuat kesalahan-kesalahan yang berulang diperingatkan lisan/tertulis tanpa usaha perbaikan yang memadai. d. Peserta adaptasi tidak menunjukan kemajuan yang sesuai dengan harapan staf pengajar dan program pembinaan yang khusus diberikan baginya juga tidak memberikan hasil baik. e. Peserta adaptasi menolak menyelesaikan tugas yang tercakup dalam program adaptasinya. 8. Lain-lain 1. Bagi mereka yang belum pernah diambil sumpahnya sebagai dokter, karena pendidikan dokter diselesaikan di luar negeri, akan diusahakan untuk diambil sumpahnya di FK UNPAD secepatnya, sesuai dengan jadual penyumpahan dokter yang ada. 2. Peserta adaptasi harus membuat perjanjian pada : i. Saat sebelum melakukan kegiatan pra program adaptasi ii. Saat akan mulai melakukan program adaptasi 3. Semua pembiayaan yang timbul selama penyelenggaraan program adaptasi, harus dipikul oleh peserta sendiri. 221 14. Program Studi Patologi Anatomi A. Metode Pembelajaran PELAKSANAAN PENDIDIKAN 1. Pendidikan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi berlangsung selama 7 semester. 2. Batas akhir masa studi sesuai ketentuan (Masa Studi Maksimal) adalah : n + 1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal ) sehingga batas akhir masa studi adalah 12 semester. 3. Pelaksanaan pendidikan sesuai kurikulum yang berlaku dan memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan oleh Kolegium Patologi Anatomi Indonesia. 4. Penilaian dan evaluasi mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD. 5. Pemberian sanksi akademik mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD. 6. Prosedur cuti dan sejenisnya bagi mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang berlaku pada Fakultas Kedokteran UNPAD. PETA KURIKULUM PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Semester I Head and Neck (including ear) Respiratory System Cardiovascular System Mediastinum Ujian Akhir Semester I Semester II Oral Cavity Salivary Gland Gastrointestinal System Hepar and Gall Bladder Pancreas and Billiary Tract Ujian Akhir Semester II UJIAN NASIONAL TAHAP I Semester III Genitourinary System (male) Reproductive System (female) Diagnosis Cytology Frozen Section Ujian Akhir Semester III Semester IV Reticuloendothelial System Spleen 222 Adrenal Gland Soft Tissue (Fibrous Tissue and Fatty Tissue) Fine Needle Aspiration Biopsy Ujian Akhir Semester IV Semester V Breast Soft Tissue (Muscle tissue) and Bone Blood Skin Eye Clinicopathologic conference Cancer-clinic consultation Ujian Akhir Semester V UJIAN NASIONAL TAHAP 2 Semester VI-VIII Stase Bedah Onkologi Stase Kebidanan dan Kandungan Stase Ilmu Kedokteran Kehakiman Stase Radiologi Stase Patologi Klinik Sub Divisi Hematologi Usulan Penelitian, dan Laporan Kemajuan (Progress Report) Tesis Ujian Kompetensi Lokal UJIAN NASIONAL TAHAP 3 223 PETA KOMPETENSI PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD SEMESTER & RINCIAN TOPIK 1 2 3 I. Kepala & Leher Sist.Respirasi Sist. Kardiovaskuler Mediastinum Menerapk an etika profesi saat diagnosis Menulis karya Ilmiah berupa referat, jurnal Menegakk an diagnosis - II. Rongga Mulut Kelenjar Liur Sist. Gastrointest Hati & saluran Empedu Pankreas & saluran Bilier Menerapk an etika profesi saat diagnosis Menulis karya Ilmiah berupa referat, jurnal, poster Menegakk an diagnosis - III. Sist. Urogenital Sist. Reproduksi Wanita Sitologi Potong Beku Menerapk an etika profesi saat diagnosis Menulis karya Ilmiah berupa referat, jurnal, Menegakk an diagnosis - KOMPETENSI 4 5 Melaksanak an kegiatan memotong jaringan 6 7 8 - - - Melaksanak an dan mengawasi kegiatan memotong jaringan - - Melaksanak an dan mengawasi kegiatan memotong jaringan, - - Membim bing adik kelas dalam mendiag nosis, mengerj akan tugas Membim bing adik kelas dalam mendiag 224 poster, karya ilmiah lain potong beku IV. Sist.Retikuloendoteli al Limpa Kelenjar Adrenal Jaringan Ikat Jaringan Lemak FNA Menerapk an etika profesi saat diagnosis Menulis karya Ilmiah berupa referat, jurnal, poster, karya ilmiah lain Menegakk an diagnosis Membantu melakukan pradiagno sis kasus autopsy V. Payudara Jaringan otot Tulang Darah Jaringan Kulit Mata CPC Konsultasi Klinik Kanker Menerapk an etika profesi saat diagnosis Menegakk an diagnosis Membantu melakukan pradiagno sis kasus autopsy VI sampai VIII Stase Bedah Onkologi Stase Kebidanan & Kandungan Menerapk an etika profesi saat Menulis karya Ilmiah berupa referat, jurnal, poster, laporan kasus, karya ilmiah lain Menulis karya Ilmiah berupa Menegakk an diagnosis Melakukan pradiagno sis kasus autopsy, Melaksanak an dan mengawasi kegiatan memotong jaringan, potong beku, melakukan fna Melaksanak an dan mengawasi kegiatan memotong jaringan, potong beku, melakukan fna Mengikuti kegiatan CPC, diskusi klinik kanker, diskusi kasus sulit - Mengikuti kegiatan CPC, diskusi klinik dan klinik kanker, diskusi kasus sulit Berperan sebagai menejer dan berdiskusi tentang pengelola an lab patologi Melaksanak an dan mengawasi kegiatan Mengikuti kegiatan CPC, diskusi klinik dan Berperan sebagai menejer dan nosis, mengerj akan tugas Membim bing adik kelas dalam mendiag nosis, mengerj akan tugas Membim bing adik kelas dalam mendiag nosis, mengerj akan tugas Membim bing adik kelas 225 Stase Ilmu Kedokteran Kehakiman Stase Radiologi Stase Patologi Klinik Usulan Penelitian Laporan Kemajuan Tesis Ujian Kompetensi diagnosis referat, jurnal, poster, laporan kasus, karya ilmiah lain melakukan autopsy pada saat stase memotong jaringan, potong beku, melakukan fna klinik kanker, diskusi kasus sulit berdiskusi tentang pengelola an lab patologi dalam mendiag nosis, mengerj akan tugas 226 B. Struktur Mata Kuliah No Materi Pendidikan 1 2 3 Pengetahuan Dasar Patologi Pengetahuan Patologi Umum Pengetahuan Teori Patologi Khusus Patologi Molekuler & Imunopatologi Keterampilan Diagnostik Patologi Organ Sitologi dan FNAB Penerapan Teknologi Patologi Anatomi Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab & Ilmu Keahlian Patologi Anatomi Tehnik Otopsi Tanggung Jawab Mengajar Etika Patologi Anatomi Metodologi Penelitian Penelitian, Tesis, dan Stase Administrasi Laboratorium 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Daftar Mata Kuliah No Materi Pendidikan 1 Pengetahuan Dasar Patologi 2 Pengetahuan Patologi Umum 3 Pengetahuan Teori Patologi Khusus 4 Patologi Molekuler & Imunopatologi 5 Keterampilan Diagnostik Patologi Organ 6 Sitologi dan FNAB 7 8 Penerapan Teknologi Patologi Anatomi Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab dan Ilmu Bobot SKS 11 13 16 Semester 3 I s/d V 8 I s/d V 2 7 II s/d V I s/d VIII 11 I s/d VIII 1 2 1 3 7 1 VI II s/d VIII I s/d VIII I s/d VII II-VIII V-VIII I I s/d III I s/d IV Tugas & Pelaksanaan Kuliah, Diskusi Penelusuran Pustaka Referat & Baca jurnal Tugas baca literatur, penelitian Pra-Diagnosis, Case Report, CPC Praktikum & baca sitologi Tutor, Demonstrasi Argumentasi ilmiah Pengajuan naskah 227 No 9 10 11 12 13 14 Materi Pendidikan Keahlian Patologi Anatomi Tehnik Otopsi Tanggung Jawab Mengajar Etika Patologi Anatomi Metodologi Penelitian Penelitian, Tesis, dan Stase Administrasi Laboratorium Tugas & Pelaksanaan Presentasi kasus Simulasi & Bimbingan Menghayati Kode etik & Mengamalkan Kode etik Meneliti & Melaporkan Penerapan ilmu dan beretika Deskripsi Mata Kuliah 1. Pengetahuan Dasar Patologi Dasar-dasar Metodologi Penelitian, Teknik Histopatologi, Teknik Sitologi, Teknik Autopsi, dasar- dasar Histokimia, dasar-dasar Imunopatologi, dan dasar-dasar Patologi Subselular dan Molekular dan Patologi Eksperimental. 2. Pengetahuan Patologi Umum Patobiologi, Patologi Organ, sitologi / FNAB, dan Imunohistokimia, dan pengetahuan mengenai teori Potong Beku (Vries Coupe / VC). 3. Pengetahuan Teori Patologi Khusus Pengetahuan teori khusus mengenai patologi organ, pengetahuan teori sitologi / FNAB, pengetahuan mengenai teori imunohistokimia, dan pengetahuan mengenai teori potong beku. 4. Keterampilan Diagnostik Keterampilan diagnostik patologi organ, keterampilan diagnostik sitologi / FNAB, keterampilan diagnostik imunohistokimia. 5. Penerapan Teknologi Patologi Anatomi Kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang pengolahan jaringan, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang sitologi/ FNAB, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang potong beku, dan kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang imunohistokimia. 6. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab dan Ilmu Keahlian Patologi Anatomi Diskusi klinik, diagnosis patologi anatomi, referat/ journal reading, clinicpathological conference, seminar/ symposium, dan etika profesi patologi anatomi. 7. Tanggung Jawab Mengajar Kemampuan mengajar dan membimbing peserta didik setingkat Pendidikan S1 dan sesama peserta PPDS-1 terutama kepada peserta PPDS-1 dengan tingkat yang lebih muda. Proses pengajaran dan pembimbingan dilakukan dengan tata cara yang baik dan benar, bertanggung jawab dan beretika sesuai kaidah keilmuan yang sudah dikuasai. 228 8. 9. C. Penelitian, Tesis, dan Stase Kemampuan menyusun proposal penelitian, melaksanakan penelitian dan mempresentasikan hasil penelitian dimulai dari tingkat yang sederhana berupa laporan kasus atau penelitian tipe deskriptif sejak semester ke-2. Selanjutnya peserta didik wajib melakukan penelitian analitik dan mempresentasikan dalam pertemuan ilmiah tingkat nasional dan atau internasional sebanyak minimal 2 judul selama masa pendidikan. Administrasi Laboratorium Keterampilan menejerial mengelola laboratorium patologi anatomi diperoleh selama peserta didik mengikuti proses belajar berupa pengamatan, diskusi, dan evaluasi dengan seluruh komponen staf laboratorium. Evaluasi Hasil Belajar Peserta didik mengikuti evaluasi belajar berupa Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan ujian nasional tahap I, II, III sesuai ketentuan prodi dan kolegium. D. Pedoman Ujian KETENTUAN UJIAN PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI I. Ujian Lokal I. a. Ujian Tengah Semester Pada setiap tengah semester (tiga bulan kalender), diadakan ujian tertulis yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Tidak ditentukan persyaratan khusus. I. b. Ujian Akhir Semester Pada setiap akhir semester, diadakan ujian tertulis dan ujian keterampilan diagnosis dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan seluruh kewajiban presentasi ilmiah maupun tugas akademik lainnya yang dibuktikan dengan kelengkapan LOGBOOK. 2. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran iuran keanggotaan IAPI. 3. Waktu pelaksanaan ujian ditetapkan berdasarkan rapat akademik Departemen Patologi Anatomi. 4. Pelaksanaan ujian berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan. 5. Ujian tulis dilaksanakan pada hari pertama, dimulai pukul 08.00-selesai. 6. Ujian keterampilan diagnosis dilaksanakan setelah ujian tulis selesai. 7. Yudisium dilakukan setelah seluruh rangkaian ujian selesai dilaksanakan. 8. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila nilai ujian tulis mencapai minimal 75, nilai ujian keterampilan diagnosis mencapai minimal 75 dan nilai kegiatan harian mencapai 75. 229 9. Nilai kegiatan harian diberikan oleh seluruh pendidik meliputi kegiatan jurnal reading, referat, diagnosis referat, nilai kegiatan harian akan dijumlahkan seluruhnya dan dibuat rerata. 10. Prosentase nilai akhir terdiri dari 40% nilai kegiatan harian dan 60% nilai ujian akhir semester. I. b. Ujian Perbaikan (Remedial) Akhir Semester 1. Peserta ujian diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan sebanyak satu kali sesuai topic ujian yang dinyatakan tidak lulus dalam yudisium pertama. 2. Setelah seluruh peserta ujian perbaikan (remedial) selesai mengikuti tahapan ujian maka akan diadakan yudisum kedua. 3. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh oleh peserta ujian perbaikan (remedial) adalah 75. 4. Peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus pada yudisium kedua setelah ujian perbaikan (remedial), diwajibkan mengulang kembali selama satu semester. 5. Peserta ujian yang tidak berhasil lulus pada yudisium kedua setelah ujian perbaikan (remedial) akan diberikan surat peringatan. 6. Selama menempuh pendidikan, setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi hanya dapat mengulang sebanyak 2 kali satu semester (berturut-turut atau tidak). 7. Bila selama menenpuh PPDS-1 Patologi Anatomi mahasiswa PPDS-1 mengulang lebih dari 2 semester, maka yang bersangkutan akan diberikan surat peringatan yang ketiga dan dinyatakan tidak dapat meneruskan progam pendidikan. Ketua Program Studi Patologi Anatomi akan mengirimkan laporan beserta surat kepada Koordinator TKP PPDS-1 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Dekan untuk selanjutnya diproses sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Kedokteran UNPAD. I.c. Ujian Tesis 1. Ujian tesis dapat diikuti oleh PPDS-1 yang sudah menyelesaikan tugas stase, sudah mengikuti ujian nasional tahap II, sudah melunasi uang iuran keanggotaan IAPI dan menyelesaikan ketentuan pembayaran SPP dari fakultas kedokteran UNPAD. 2. Ujian tesis meliputi: a. Presentasi “Usulan Penelitian” b. Presentasi “Laporan Kemajuan/Progress Report” c. Ujian “Tesis” 3. Waktu ujian tesisn ditetapkan berdasarkan rapat departemen Patologi Anatomi. 4. Pembimbing kegiatan penelitian akhir sebanyak 3 orang terdiri dari pembimbing utama, pembimbing pendamping pertama, dan pembimbing 230 5. 6. 7. 8. 9. pendamping kedua yang ditetapkan oleh KPS dan kepala departemen berdasarkan SK kepala departemen. Penguji tesis sebanyak 3 orang yang ditentukan berdasarkan hasil keputusan rapat departemen patologi anatomi. Staf pengajar yang tidak termasuk kedalamn tim pembimbing maupun tim penguji, wajib menghadiri rangkaian kegiatan tesis dan memberikan masukan. Nilai dari tim pembimbing dan tim penguji berdasarkan buku pedoman pelaksanaan pendidikan fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran. Segala ketentuan yang belum tercantum akan didiskusikan dan diputuskan melalui rapat departemen Patologi Anatomi. Tata cara penulisan tesis mengikuti peraturan yang tercantum pada buku pedoman penulisan tesis fakultas kedokteran UNPAD. I.d. Ujian Kompetensi Lokal 1. Ujian kompetensi lokal adalah ujian lisan, tertulis, maupun keterampilan laboratorium yang meliputi histopatologi, sitologi, FNAB, dan menejerial patologi anatomi. 2. Ujian kompetensi lokal wajib diikuti oleh peserta PPDS-1 yang telah dinyatakan lulus ujian tesis sebelum mengikuti ujian nasional tahap III. 3. Ujian kompetensi lokal dilaksanakan pada waktu yang ditetapkan oleh KPS. 4. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai masingmasing 75 untuk seluruh topik ujian. 5. Peserta yang belum lulus ujian kompetensi lokal (nilai dari setiap topik ujian <75) diberi kesempatan mengulang ujian sebanyak satu kali. 6. Peserta yang dinyatakan lulus ujian kompetensi lokal dapat mengikuti ujian nasional tahap III. II. Ujian Nasional II.a. Tahap I dan II 1. Ujian nasional tahap I dan II dilaksanakan sesuai ketentuan Kolegium Nasional Patologi Anatomi. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kolegium. Tempat pelaksanaan ujian di setiap pusat pendidikan Patologi Anatomi yang ditunjuk oleh Kolegium. 2. Peserta ujian nasional tahap I adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi yang telah menyelesaikan pendidikan semester 1 dan semester 2 yang berasal dari seluruh pusat pendidikan Patologi Anatomi, telah mendaftar secara resmi yang dibuktikan melalui surat yang ditandatangani oleh Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil), membayar biaya ujian sesuai ketentuan. 3. Peserta ujian nasional tahap II adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi yang telah menyelesaikan pendidikan semester 1-5 yang berasal dari seluruh pusat pendidikan Patologi anatomi, telah mendaftar secara resmi yang dibuktikan melalui surat yang ditandatangani oleh 231 4. 5. Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil), membayar biaya ujian sesuai ketentuan. Ketentuan kelulusan peserta ujian ditetapkan oleh Kolegium dan diumumkan melalui surat kepada Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil). Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Kolegium. II.b. Ujian Nasional Tahap III 1. 2. 3. 4. Ujian nasional tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan Kolegium Nasional Patologi Anatomi. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kolegium. Tempat pelaksanaan ujian di setiap pusat pendidikan Patologi Anatomi yang ditunjuk oleh Kolegium. Peserta ujian nasional tahap III adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi yang telah menyelesaikan pendidikan seluruh tahapan pendidikan yang berasal dari seluruh pusat pendidikan Patologi anatomi, telah dinyatakan lulus ujian akhir lokal (ujian tesis dan kompetensi), mendaftar secara resmi yang dibuktikan melalui surat yang ditandatangani oleh Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil), membayar biaya ujian sesuai ketentuan, dan memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh Kolegium. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Kolegium. Peserta yang lulus pada ujian nasional tahap III dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan PPDS-1 Patologi Anatomi dan berhak menggunakan gelar “Dokter Spesialis Patologi Anatomi”, setelah menerima Sertifikat Kompetensi Kolegium Patologi Anatomi, dan mendapatkankan ijazah Spesialis Patologi Anatomi dari Universitas Padjadjaran. E. Tata Tertib Tata Cara Program Studi 1. Alih Program Studi Peserta PPDS-I mengajukan surat untuk alih Program Studi kepada Ketua Program Studi, selanjutnya yang bersangkutan menghubungi dan mengajukan permintaan alih Program Studi kepada Ketua Program Studi yang baru dengan membawa keterangan dari Ketua Program Studi yang lama. Ketua Program Studi yang baru akan menelaah kelayakan yang bersangkutan untuk dapat diterima sebagai peserta PPDS-I, bila diperlukan, yang bersangkutan diharuskan untuk menjalani berbagai uji seleksi penerimaan. 232 2. Alih Institusi Pendidikan dari Institusi lain ke PPDS-I Fakultas Kedokteran UNPAD. Pelamar menghubungi dan mengajukan permohonan untuk pindah institusi pendidikan PPDS-I kepada Ketua Program Studi yang dituju dengan membawa surat keterangan yang dianggap perlu dari Ketua Program Studi Institusi asal. Bila dalam penilaian Ketua Program Studi yang dituju, setelah melalui konsultasi dengan para staf pendidik Departemen, yang bersangkutan dapat diterima, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari Program Studi di Institusi Asal dan memohon untuk pindah ke PPDS-I Fakultas Kedokteran UNPAD. Rektor di Institusi Asal mengirimkan surat kepada Rektor Universitas Padjadjaran mengenai maksud kepindahan yang bersangkutan. Selanjutnya Dekan Fakultas Kedokteran melalui TKP PPDS-I, akan berkonsultasi secara tertulis dengan Ketua Program Studi. Bila diterima, Rektor UNPAD akan mengirim jawaban kepada Rektor Institusi Asal, dan selanjutnya di tingkat Fakultas yang bersangkutan akan didaftarkan sebagai mahasiswa baru PPDS-I melalui SMUP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Alih Institusi Pendidikan dari PPDS-I Fakultas Kedokteran UNPAD Peserta PPDS-I menghubungi Ketua Program Studi di Institusi yang dituju, setelah memperoleh jawaban yang positif, sedapat mungkin tertulis, yang bersangkutan mengajukan permohonan alih institusi pendidikan kepada Ketua Program Studi, selanjutnya Ketua Program Studi akan membuat surat persetujuan mengenai hal tersebut kepada Dekan dengan tembusan kepada TKP PPDS-I. Atas usulan Dekan, Rektor akan mengirimkan surat kepada Rektor Institusi yang dituju yang berisi maksud kepindahan peserta PPDS-I tersebut. Bila diterima, Rektor akan member informasi kepada Dekan dan selanjutnya melalui mekanisme yang berlaku, peserta PPDS-I termaksud dihapus status kemahasiswaannya dari Universitas Padjadjaran. KETENTUAN PENGAMBILAN CUTI BAGI PESERTA PPDS-I 1. Lama cuti dalam satu tahun adalah 12 hari kerja dengan catatan: Lama cuti maksimal yang boleh diambil dalam satu subbagian / divisi/ unit kerja adalah 6 hari kerja. Permohonan cuti diajukan kepada kepala subbagian tempat peserta PPDS-I berdinas, selanjutnya diteruskan kepada Kepala Bagian melalui KPS. 2. Cuti sakit Harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis yang menerangkan peserta didik tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Bila lama sakit lebih dari 6 hari dalam satu subbagian/ divisi/ unit kerja yang bersangkutan harus mengulang di subbagian tersebut. 233 3. Cuti hamil Cuti hamil diberikan selama 3 tiga bulan untuk peserta program studi. 4. Cuti akademik/ penghentian studi sementara. Sesuai ketentuan dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Padjadjaran penghentian studi sementara hanya diperkenankan selama satu semester dengan alasan yang dapat diterima sesuai dengan peraturan Universitas. Surat permohonan untuk mengambil cuti akademik ditujukan kepada Rektor Universitas Padjadjaran melalui TKP PPDS, paling lambat 6 minggu sebelum dimulainya semester yang akan datang. 5. Cuti khusus Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Bagian/ Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk kedalam Cuti Khusus adalah cuti untuk melaksanakan ibadah Haji/ Umroh, menikah dan lain – lain. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan dan dengan memperhitungkan aspek pendidikan. F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi Selama proses pendidikan, setiap peserta didik PPDS-1 Patologi Anatomi harus mengikuti seluruh peraturan yang berlaku dan terikat pada aturan yang telah dibaca, disetujui dan ditandatangani diatas materai 6000 pada waktu acara Penerimaan Mahasiswa Baru, yaitu berupa: Surat Pernyataan Kesanggupan Mematuhi Segala Aturan dan Surat Pernyataan Bebas Penggunaan Narkoba. Bila melanggar aturan tersebut maka peserta didik akan terkena sanksi pendidikan. Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran lisan atau tertulis, mengulang di suatu subbagian/divisi/unit kerja program pendidikan spesialis, dipekerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan pendidikan, skorsing sampai dengan pemutusan studi. Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja peserta didik dan atau untuk melindungi pasien/masyarakat, institusi, dan peserta didik sendiri terhadap kerugian akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh peserta didik atau akibat kondisi khusus tertentu. Jenis pelanggaran/ kelalaian atau kondisi khusus peserta didik termaksud di atas dapat dikelompokkan kedalam : 1. Kelalaian administratif 2. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi 3. Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama masa pendidikan 4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme 5. Pelanggaran hukum 6. Masalah khusus seperti pengguna NAPZA dan penyakit tertentu. 234 Kelalaian administratif dapat berupa : 1. Tidak melakukan registrasi. Bila tidak melakukan registrasi tanpa alasan yang jelas maka yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan pada semester tersebut, dan semester tersebut diperhitungkan dalam masa studi. Peserta didik tersebut tetap diwajibkan hadir di program studi dan penempatan kerjanya di atur oleh Ketua Program Studi. Bila tidak melakukan registrasi selama 2 semester berturut-turut peserta didik dianggap mengundurkan diri. Surat keputusan mengenai pemutusan studi yang bersangkutan diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas laporan Pimpinan Fakultas. 2. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima Pendidikan Program Spesialis merupakan pendidikan yang mempunyai ciri yang sangat spesifik berupa hubungan yang sangat erat antara pembelajaran akademik dan praktek keprofesian. Peserta didik, secara progresif memperoleh pemaparan klinis ( clinical exposure ) yang memadai untuk memperoleh pengalaman klinis yang diperlukan untuk mencapai keahlian, yang dengan keahlian tersebut mereka dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang sangat baik. Secara ringkas, karakteristik pendidikan dokter spesialis berupa ‘‘education, clinical exposure, and experience‘‘ yang akan mengantarkan peserta didik menjadi seorang ‘‘expertise, evidencebased practice and excellence‘‘. Dengan memahami karakteristik tersebut, peserta PPDS-I harus mengikuti semua kegiatan pendidikan dengan sebaik-baiknya. Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran kurang dari satu minggu, tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima teguran tertulis. Bila peserta didik meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu baik berturut-turut atau tidak, yang bersangkutan diharuskan mengulang keseluruhan semester yang sedang berjalan. Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran selama 2 ( dua ) minggu berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima, Ketua Program Studi akan mengirim surat teguran dengan tembusan kepada Pembantu Dekan I dan TKP PPDS-I. Bila dalam 2 ( dua ) minggu yang bersangkutan tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, Ketua Program Studi akan mengirimkan surat teguran kedua dan ketiga dengan selang antara 2 ( dua ) minggu. Bila dalam 2 minggu setelah surat teguran ketiga, yang bersangkutan tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Ketua Program Studi 235 menyampaikan laporan mengenai hal tersebut kepada Pimpinan Fakultas untuk proses pemutusan studi. 3. Tidak mematuhi jam kerja Bila peserta didik diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila setelah 2 (dua) kali mendapat teguran tertulis, yang bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan diharuskan mengulang keseluruhan semester yang sedang berjalan. 4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain dapat berupa sikap perilaku terhadap : a. Pasien : Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar Tidak menunjukkan sifat altruisme,malah menelantarkan pasien dan keluarganya Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak memberikan rasa nyaman Tidak dapat dipercaya Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut pasien seperti agama dan kepercayaan. b. Pendidik Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari program studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi c. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun diluar program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal, fisik maupun tekanan secara finansial d.Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai tugas dan kewajiban mereka. a. Keilmuan. Dapat berupa meninggalkan/tidak mengikuti acara ilmiah seperti journal review/reading, referat, sajian kasus), atau melalaikan tugas yang bersifat keilmuan seperti tugas baca; tanpa alasan yang dapat diterima. b. Institusi Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik, atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas Kedokteran UNPAD. 5. Pelanggaran hukum Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses pembelajaran. Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran. Masa yang hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan 236 meminta bantuan Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa studi terjadwal. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi. 6. Kondisi khusus peserta PPDS Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I dapat berupa yang bersangkutan diketahui sebagai pengguna NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain sejenisnya. Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik, status pengguna narkotik bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi,kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya. Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang ditunjuk pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik dan sesuai pula dengan salah satu komponen kompetensi dari area kompetensi pengembangan profesi dan kepribadian (lihat lampiran 3) yang menyatakan bahwa peserta didik harus memiliki kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kemampuan profesi. Yang bersangkutan dibebaskan dari proses pembelajaran selama masa pengobatan dan rehabilitasi, namun tetap diperhitungkan kedalam masa studi terjadwal. Bila yang bersangkutan dinyatakan telah bebas dari penggunaan NAPZA dengan menunjukkan sertifikat dari institusi yang merawat atau merehabilitasi, diperkenankan kembali melanjutkan pendidikan. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I, mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa bagian Adiksi. Khusus bagi peserta PPDS-I yang dalam kegiatannya banyak berhubungan dengan zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi, seperti Program Studi Anestesi dan Terapi Intensif dan Ilmu Kedokteran Jiwa, demi kebaikan dirinya dan masyarakat, pengguna NAPZA tidak diperkenankan untuk melanjutkan pendidikan. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau gangguan kepribadian yang menunjukkan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidakamanan/ kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat, tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelanjaran. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa. Peserta didik yang mengalami kondisi khusus diatas dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikannya, Pimpinan Fakultas atas laporan Ketua Program Studi mengusulkan penghentian studi kepada Rektor. 237 Derajat berat ringannya bentuk pelanggaran/kelalaian Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan dan sedang diserahkan kepada Ketua Program Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran staf pendidik, termasuk kepala bagian/departemen, terutama dalam hal menyangkut aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme. Contoh pelanggaran ringan adalah peserta didik tidak mengikuti acara ilmiah kurang dari 3 kali tanpa alasan yang dapat diterima. Namun peserta PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang, dapat berakumulasi menjadi pelanggaran sedang.Contoh pelanggaran sedang adalah melakukan kekerasan verbal terhadap peserta PPDS-I yunior.Pelanggaran berat dapat berupa plagiarism, kelalaian yang dapat menimbulkan kecacatan, dan sebagainya. Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan Komite Medik R.S Pendidikan. Bentuk Sanksi Pendidikan a. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis. b. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis disertai dengan mengulang di subagian /divisi/unit kerja tertentu paling lama 3 bulan. Penempatan di subagian/divisi/unit kerja tersebut disesuaikan dengan kepentingan pendidikan peserta PPDS-I. Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera setelah keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Ketua Program Studi. c. Pelanggaran berat, yang diperkuat oleh penilaian komite medik R S Pendidikan, sanksi pendidikan dapat berupa skorsing atau pemutusan studi. Program Studi memberi laporan kepada Dekan Fakultas Kedokteran mengenai adanya pelanggaran berat tersebut disertai dengan bukti-bukti yang diperlukan. d. Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas pemberian skorsing atau pemutusan studi. e. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas usulan Pimpinan Fakultas. Pemutusan Studi Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai berikut : a. Kelalaian Administrasi 1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut 2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirimkan oleh Ketua Program Studi. 238 b. Atas Keinginan sendiri Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Pimpinan Fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai alasan pengunduran diri.Sebagai contoh adalah karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan.Segala akibat pengunduran diri ditanggung oleh yang bersangkutan, seperti misalnya pengembalian dana beasiswa,dan sebagainya. c. Atas dasar evaluasi pencapaian kompentensi Alasan ini seyogyanya tidak terjadi dalam proses pendidikan dokter spesialis, namun adakalanya setelah berbagai upaya dilaksanakan namun derajat kompetensi tertentu sebagai persyaratan kelulusan tidak kunjung dicapai. Dalam keadaan ini dengan berat hati, atas dasar tanggung jawab profesi pendidik terhadap masyarakat pemutusan studi tidak dapat dihindarkan. Sebaiknya pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari pendidikan atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi pada jenjang di atasnya, misalnya peserta PPDS-I melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior. Agar tidak terjadi pemutusan studi atas dasar evaluasi pencapaian kompetensi, peserta PPDS-I harus berupaya sekuat tenaga dan dengan kerjasama yang baik dengan para pendidik untuk meningkatkan kinerja mereka. d. Atas dasar Pelanggaran Etika dan Profesionalisme yang berat Pelanggaran etika berat yang diperkuat keputusan komite medik R S Pendidikan diajukan ke rapat Senat Fakultas, bila Senat Fakultas sependapat dengan Program Studi dan Komite Medik R S Pendidikan, Pimpinan Fakultas mengajukan usulan pemutusan studi kepada Rektor. e. Pemutusan Studi akibat telah melebihi batas ahir studi Bila karena sesuatu hal PPDS-I dalam proses pendidikannya telah melewati batas ahir studi, yang bersangkutan dapat dilakukan pemutusan studi. f. Kondisi khusus Penderita pengguna NAPZA atau gangguan kejiwaan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan yang diperkuat oleh keterangan tertulis dari dokter spesialis kedokteran jiwa dapat dilakukan pemutusan studi. 15. Program Studi Patologi Klinik 239 A. Metode Pembelajaran Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek dan teori, ilmu biomedis dasar, ilmu klinis dan laboratorium bidang spesialisasi terkait, pengetahuan mengenai perilaku, etika kedokteran, sistem kesehatan yang berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain. Ilmu biomedis dasar, tergantung kebutuhan, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia, biofisika, biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi farmakologi, patologi, dsb. Ilmu klinis berupa bidang ilmu spesialistik baik berupa klinis maupun laboratorium. Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan, dapat berupa psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik, epidemiologi, kedokteran masyarakat, dsb. Disamping itu setiap peserta PPDS-I Patologi Klinik diwajibkan untuk mempelajari, mencontoh, dan menerapkan sikap profesionalisme. Beberapa aspek penting dari sikap profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh peserta didik adalah : a. Kemandirian, mampu mengambil keputusan klinis secara mandiri dengan tujuan untuk kebaikan pasien b. Altruisme, mengedepankan kepentingan orang lain dalam hal ini pasien dan keluarganya c. Menunjukkan belas kasih dalam menghadapi pasien d. Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, memberikan rasa nyaman e. Dapat dipercaya dan diandalkan termasuk dalam pemenuhan janji seperti jadwal praktek, konsultasi dan sebagainya f. Dapat menjaga kerahasian pasien g. Memiliki kepekaan dan mengambil tindakan yang sesuai terhadap maslah gender, usia, budaya, agama, dan ketidak mampuan atau kecacatan yang dimiliki pasien h. Menghargai orang lain, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi dan martabat pasien, menghargai martabat-tugas dan pekerjaan sesama residen baik yang junior, para pendidik, residen dan pendidik dibidang spesialisasi lain, perawat, dan karyawan rumah sakit, dsb. Dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan medis yang diambil baik terhadap pasien, masyarakat maupun terhadap organisasi pofesi. Diharapkan peserta didik dapat menunjukkan dirinya sebagai seorang ahli dalam bidang spesialisasanya, penasihat dalam bidang kesehatan, komunikator kesehatan, pendidik, manajer kesehatan, dan menjadi pribadi yang mampu bekerjasama dalam suatu kelompok. Lebih jauh lagi, mengingat muatan akademik yang begitu tinggi, kurang lebih mencapai 40%, setelah lulus diharapkan peserta didik dapat berkiprah sebagai seorang peneliti di bidang kesehatan. 240 B. Struktur Mata Kuliah No Materi Pendidikan 1 6 MKDU Dasar-Dasar Pengetahuan Laboratorium Patogenesis, patofisiologi,diagnosis dan intepretasi pemeriksaan laboratorium untuk penyakit hematologi dan onkologi Patogenesis, patofisiologi,diagnosis dan intepretasi pemeriksaan laboratorium untuk penyakit metabolicendokrin, kardiovaskular, gastroenterohepatologi dan nefrologi Patogenesis, patofisiologi,diagnosis dan intepretasi pemeriksaan laboratorium untuk mikrobiologi klinik dan penyakit infeksi Patogenesis, patofisiologi,diagnosis dan intepretasi pemeriksaan laboratorium untuk penyakit alergi dan imunologi Ujian Kompetensi 7 Stase PMI dan Bank Darah 8 Stase RS Jejaring, IPD dan IKA 9 Manajemen Laboratorium 10 11 2 3 4 5 Bobot SKS 10 Semester I 16 II S/D VII 16 II S/D VII 8 II S/D VII 8 II S/D VII 2 III 9 IV S/D VII Penelitian Mandiri 4 III - VII Karya Tulis Akhir (Tesis) 8 IV - VII Dengan perincian sebagai berikut : A. Tahap Dasar No 1 2 3 4 5 Materi Orientasi Lapangan Overview Departemen Struktur Organisasi Tata Tertib PPDS Proses Pendidikan dan Kurikulum Alur dan Jenis Pelayanan Waktu 1 1 1 1 1 SKS Semester I 241 No Materi Waktu 6 K3 Patient Safety Universal Precaution Peraturan Jaga Overiew Laboratorium Rawat Emergensi Overiew Laboratorium Rawat Inap Overiew Laboratorium Rawat Jalan Pengambilan Darah dan Persiapan Bahan Pemeriksaan Hematologi Pengambilan Darah Dan Persiapan Bahan Pemeriksaan Mikrobiologi LCS, Transudat + Eksudat Praktikum Pengambilan Darah Dan Persiapan Sampel Kuliah Umum Divisi Hematologi Kuliah Umum Divisi Hematologi (Hemostasis) Kuliah Umum Divisi Hematologi (Transfusi Darah) Kuliah Hemato-Onkologi Kuliah Imuno-Onkologi Overview Imunologi Kuliah Imunologi Alamiah Dasar (Seluler Dan Humoral) Kuliah Imunologi Adaptif Dasar (Limfosit B, Limfosit T Dan Antibodi) Prinsip Metode Pemeriksaan Imunologi (Aglutinasi, ICT, EIA) Pengenalan Alat Dan Perawatannya Di Lab Imunologi Kuliah Penanda Cardiovaskuler Disease Kuliah Dasar Nefrologi Pengambilan Darah Dan Persiapan Bahan Pemeriksaan Urin Dan Cairan Tubuh Kuliah Umum Divisi Endokrin Dan Metabolisme Prinsip Kerja Alat Ukur 1 7 8 9 10 11 12 13 14 SKS Semester 1 1 1 1 1 1 1 1 I 242 No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Materi Kuliah Dasar Gastroenterologi Hepatik Tutorial Menggunakan Dan Merawat Mikroskop Kuliah Mikrobiologi dan Biologi Molekuler Spektrofotometri, Turbidimetri, Nefelometri Alat Pengukur Gas Darah Dan Elektrolit, Coulometri Enzimatik, End Point, Rate Assay Prinsip Pemeriksaan Elektroforesis, Immunoelektroforesis, Khromoatografi, Immuno-Difusi, Immuno-Kimia, ELISA, Chemiluminescense, Flow-Cytometer Kuliah Pengenalan Metode Imunologi Elisa Imunokromatography, Aglutinasi, Flowsitometri, ECLIA Preanalitik, Analtik, Dan Post Analitik Pemeriksaan Imunologi Memahami Prinsip Kerja Biakan Kuman, Jamur, Uji Kepekaan Kuman; Pewarnaan Mikrobiologi,Teknik Pewarnaan Sediaan Hematologi, Jamur,Urinalisis, Parasitologi, Pewarnaan ZN Prinsip Pengadaan, Penggunaan & Pelaporan Pemakaian Reagen, Penyimpanan Reagensia, Kalibrator, Standard, Kontrol Laboratorium Klinik Prinsip Alat Automatik, Cara Pengambilan Bahan Spesimen Prinsip Kontrol Mutu Hasil Lab Prinsip Perbankan Darah Membuat Anggaran Untuk Lab Mengawasi Dan Membimbing Tenaga Teknis Dan Adm. Lab Menggunakan Kepustakaan Sebagai Sumber Pengetahuan Tanggung Jawab Terhadap Tugas JUMLAH Waktu SKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 10 Semester 243 No Materi Waktu Tahap Klinis 1. Divisi Imunologi Klinik Kompetensi yang No Materi diharapkan 1 Dengue, Mampu memahami dan Typhoid, menginterpretasikan malaria, TBC pemeriksaan laboratorium (common serologi penyakit dengue, infection) typhoid, malaria dan TBC (common infection) SKS Semester B. 2 3 Hepatitis A,B,C,D,E Other rare viral infection (EBV) HIV, Sifilis, Chlamydia (STD) 4 WB Imunoelectroph oresis, Flowsitometri Imunitasseluler (Quantiferon/Elli spot) 5 Amoeba, Leptospira, H.pylori danpenyakit parasit lain 6 Infeksi jamur dan bakteri lain Mampu memahami dan menginterpretasikan pemeriksaan laboratorium serologi Hepatitis A,B,C,D,E Other rare viral infection (EBV) Mampu memahami dan menginterpretasikan pemeriksaan laboratorium serologi HIV, Sifilis, Chlamydia (STD) Mampu memahami dan menginterpretasikan pemeriksaan laboratorium serologi WB Imunoelectrophoresis, Flowsitometri Imunitasseluler (Quantiferon) Mampu memahami dan menginterpretasikan pemeriksaan laboratorium serologi Amoeba, Leptospira, H.pylori danpenyakit parasit lain Mampu memahami dan menginterpretasikan Wkt 2 SK S Seme ster II s/d IV 2 II s/d IV 2 II s/d IV 2 II s/d IV 2 II s/d IV 2 II s/d IV 244 (Streptococcus) pemeriksaan laboratorium serologi Infeksi jamur dan bakteri lain (Streptococcus) JUMLAH 2. No 1 2 12 4 Divisi Kimia Klinik Materi Pemeriksaan parameter Kimia Klinik dari awal (spesimen managemen) sampai akhir (validasi hasil) : 1. Auto analyser Cobas 6000 2. Alat fotometer ode pemeriksaan Hitachi 4020 3. Pemeriksaan elektroforesis protein 4. Pemeriksaan batu ginjal 5. Pemeriksaan klirens kreatinin 6. Pemeriksaan gas darah Endokrin dan metabolisme : Kelenjar tiroid Infertilitas Test kehamilan Kelenjar Kompetensi yang diharapkan 1. Memahami prinsip kerja alat-alat dan metode-metode pemeriksaan 2. Memahami etiologi dan patogenesis peningkatan/penur unan kadar pemeriksaan laboratorium terkait 3. Mampu mengetahui dan melakukan trouble shooting tahap awal untuk pemeriksaan dengan alat terkait 4. Mampu menghitung dan menginterpretasi hasil pemeriksaan klirens kreatinin 5. Mampu menginterpretasi hasil pemeriksaan AGD dan batu ginjal Memahami dan mampu mengerjakan serta menginterpretasi hasil pemeriksaan Kimia Klinik yang berhubungan dengan gangguan endokrin dan metabolisme Wkt SK S Semes ter 2 II s/d IV 1 II s/d IV 245 No Materi prostat : - Fosfatase asam - Fosfatase prostat 3 Parameter Kimia Klinik untuk diagnosa Anemia Hemolitik Anemia Defisiensi Fe: Fe serum TIBC G6PD 4 Internal QC External QC 5 Pemeriksaan parameter Kimia Klinik pada gangguan Hepatogastoenter ologi 6 Pemeriksaan parameter Kimia Klinik pada gangguan Sistem Enzimologi 7 Point of Care - Kompetensi yang diharapkan Kelenjar tiroid Infertilitas Test kehamilan Kelenjar prostat Memahami dan mampu mengerjakan serta menginterpretasi parameter Kimia Klinik yang berhubungan dengan gangguan endokrin dan metabolisme : Fe serum TIBC Feritin Transferrin G6PD Memahami dan mampu mengerjakan serta menginterpretasi serta mengevaluasi : Internal QC External QC Memahami dan mampu mengerjakan serta menginterpretasi pemeriksaan Kimia Klinik yang berhubungan dengan gangguan Hepatogastroenterologi Memahami dan mampu mengerjakan serta mengevaluasi pemeriksaan Kimia Klinik yang berhubungan dengan gangguan Sistem Enzimologi Mampu menggunakan Wkt SK S Semes ter 1 II s/d IV 2 II s/d IV 1 II s/d IV 1 II s/d IV 1 II s/d IV 246 No Materi Testing (POCT) 8 Keseimbangan Elektrolit: Kadar Natrium serum & urin Kadar Kalium serum & urin Kadar Calcium serum & urin Kadar Magnesium serum & urin Kadar Phosphor serum & urin Kadar Ureum serum & urin Kadar Kreatinin serum & urin Kompetensi yang diharapkan dan memahami serta menginterpretasi pemeriksaan laboratorium POCT Memahami dan mampu mengerjakan, menginterpretasi serta mengevaluasi parameter Kimia Klinik yang berhbungan dengan gangguan keseimbangan elektrolit Wkt SK S Semes ter 2 II s/d IV 9 Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit Saluran kemih Memahami dan mampu mengerjakan, menginterpretasi serta mengevaluasi parameter Kimia Klinik yang berhbungan dengan gangguan Saluran Kemih 1 II s/d IV 10 Pemeriksaan laboratorium Cairan Tubuh : Cairan peritoneal Cairan amnion Cairan sendi Cairan pleura Cairan Memahami dan mampu mengerjakan, menginterpretasi serta mengevaluasi parameter Kimia Klinik yang berhbungan dengan gangguan Cairan Tubuh 1 II s/d IV 247 No Kompetensi yang diharapkan Materi Wkt SK S Semes ter perikardial 11 Pemeriksaan parameter Kimia Klinik Kardiovaskuler 12 Pemeriksaan Hepatogastroente rologi 13 Pemeriksaan Kardiologi, Enzimologi & Endokrinologi 14 Drug abuse & Toxicology Memahami dan mampu mengerjakan, menginterpretasi serta mengevaluasi parameter Kimia Klinik yang berhbungan dengan gangguan sistem kardiovaskuler Memahami dan mampu mengerjakan, menginterpretasi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan serta faktor-faktor interferensi pemeriksaan Hepatogastroenterologi Memahami dan mampu mengerjakan, menginterpretasi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan serta faktor-faktor interferensi Kardiologi, Enzimologi & Endokrinologi Memahami farmakokinetik, metabolisme obat, farmakodinamik, monitoring obat-obat khususm sindrom toksikologik, evaluasi dan manajemen over dosis dan keracunan obat JUMLAH 3. Divisi Hematologi Klinik 1 II s/d IV 2 II s/d IV 2 II s/d IV 1 II s/d IV 24 8 248 No 1 Materi A. Manajemen Lab Hematologi 1. 2. 3. 4. 5. 2 B. Alat Hematologi Otomatis 6. 3 C. Kelainan Eritrosit 7. 4 D. Pemeriksaan Hematologi yang berhubunga n dengan kelainan 8. Kompetensi yang diharapkan Memahami, mampu membuat dan mengelola pemantapan mutu lab hematologi. Memahami, mampu membuat dan mengevaluasi kebijakan lab hematologi. Memahami, mampu membuat dan mengevaluasi protap lab hematologi. Memahami, mampu membuat dan mengevaluasi instruksi kerja lab hematologi. Memahami, mampu membuat dan mengevaluasi tahap preanalitik pemeriksaan lab hematologi. Memahami prinsip kerja, mampu menggunakan dan mengetahui trouble shooting tahap awal untuk alat hematologi Analyzer Lengkap Memahami pathogenesis dan patofisiologi serta dapat menjelaskan kelainan eritrosit secara umum, yang meliputi : kelainan jumlah, fungsi atau morfologinya Memahami, mampu mengerjakan dan mengevaluasi pemeriksaan hematologi lanjutan yang beerhubungan dengan Wkt 2 SK S Seme ster II s/d I 1 II s/d IV 1 II s/d IV 2 II s/d IV 249 eritrosit 5 E. Pemeriksaan Aspirasi Sumsum Tulang kelainan eritrosit, secara otomatis dan manual, sideroblas, Ham Test, resistensi osmotik, parasit malaria, elektroforesis Hb dan pemeriksaan sumsum tulang (morfologi dan mielogram) 9. 10. 11. 6 F. Anemia Defisiensi Besi 12. 13. 7 G. Anemia Akibat Penyakit Kronis 14. 15. Menguasai indikasi pemeriksaan aspirasi sumsum tulang. Mampu melakukan aspirasi sumsum tulang. Mampu melakukan interpretasi sediaan hapus sumsum tulang (morfologi, ME Ratio, dan mielogram) dan menghubungkannya dengan kelainan klinik. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik serta kriteria diagnosis kasus anemia defisiensi besi. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kasus anemia defisiensi besi. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik serta kriteria diagnosis kasus anemia akibat penyakit kronis. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara 2 II s/d IV 3 II s/d IV II s/d IV 250 8 H. Thalassemia 9 I. Kelainan Leukosit 10 J. Pemeriksaan Hematologi yang berhubungan dgn Kelainan Leukosit komprehensif pada kasus anemia akibat penyakit kronis. 16. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik serta kriteria diagnosis kasus Thalassemia 17. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kasus Thalassemia. 18. Memahami patogenesis dan patofisiologi, serta dapat menjelaskan kelainan leukosit secara umum, yang meliputi: kelainan jumlah, fungsi maupun morfologinya. 19. Memahami, mampu mengerjakan dan mengevaluasi pemeriksaan hematologi lanjutan yang berhubungan dengan kelainan leukosit, secara otomatis dan manual, yang meliputi: seluruh parameter yang berhubungan dgn leukosit-selain CBCyang ada di alat Hematology Analyzer lengkap (35 parameter), jumlah eosinofil, koreksi normoblas, sel LE, Sel Sezary, sitokimia dan pemeriksaan sumsum tulang (morfologi dan mielogram). II s/d IV 3 II s/d IV 251 11 K. Leukemia dan leukemia akut 12 L. Kelainan Mieloprolifer atif Kronis (Leukemia Mielositik Kronis) 13 M. Kelainan Hemostasis 14 N. Transfusi dan Perbankan Darah 20. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik, kriteria diagnosis dan pengelolaan (laboratorium) kasus leukemia. 21. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, klasifikasi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik, kriteria diagnosis dan pengelolaan (laboratorium) kasus Leukemia Mielositik Kronis. 22. Memahami patogenesis dan patofisiologi, serta dapat menjelaskan kelainan trombosit secara umum, yang meliputi: kelainan jumlah, fungsi maupun morfologinya. 23. Mampu Mengerjakan Uji Cocok serasi (Kompatibilitas) 24. Memahami da menguasai managemen dan pelayanan darah di bank darah 25. Mampu melakukan dan mengintepretasi berbagai pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan skrining penyakit MLTD dan reaksi transfusi 3 II s/d IV 3 II s/d IV 1 II s/d IV 252 14 O. Pelayan darah di PMI (*) 15 P. 26. Memahami dan menguasai pelayanan darah di PMI 27. Memahami dan menguasai rekrutmen donor 28. Memahami dan menguasai pengolahan darah 29. Memahami dan menguasai distribusi darah Stase Bank Darah 1 II s/d IV 2 JUMLAH 24 8 *)Catatan : Stase PMI dilaksanakan pada Tahap Aplikasi 4. No 1 2 Divisi Mikrobiologi Klinik Kompetensi yang Materi diharapkan Pengetahuan Mampu memahami prinsip dan prinsip dan metode metode alat-alat alat laboratorium laboratorium mikrobiologi mikrobiologi BAKTERIOLOGI Patofisiologi, Mampu manifestasi memahami klinik, patofisiologi transmisi manifestasi dan klinik, transmisi epidemiologii dan nfeksi bakteri epidemiologiinf eksi bakteri Morfologi dan Mampu interpretasi mengetahui pewarnaan morfologi Gram interpretasi pewarnaan Berbagai Gram Media isolasi dan faktor- Mampu Wkt SKS Semester 1 II s/d IV 3 II s/d IV 253 3 4 faktor mempengaru hi pertumbuhan dan interpretasi koloni Berbagai cara identifikasi koloni bakteri UJI KEPEKAAN Pengetahua n mekanisme kerja antimikroba (Bakteri, Jamur, Virus, Parasit, Mikobakteriu m) Pengetahua n mekanisme resistensi Prinsip berbagai cara uji kepekaan antimikroba MIKOBAKTERIO LOGI Patofisiolo gi manifestasi klinik, transmisi dan epidemiolo memahami berbagai media isolasi dan faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan dan interpretasi koloni Mampu memahami berbagai pemeriksaan untuk identifikasi koloni bakteri Mampu memahami mekanisme kerja antimikroba (Bakteri, Jamur, Virus, Parasit, Mikobakterium) Mampu memahami mekanisme resistensi Mengetahui prinsip berbagai cara uji kepekaan antimikroba Mampu memahami patofisiologi manifestasi klinik, transmisi dan epidemiologi infeksi 2 II s/d IV 2 II s/d IV 254 5 gi infeksi mikobakter ium Pengenala n prinsip dan berbagai cara pewarnaan BTA Pengenala n, prinsip dan interpretasi berbagai media pertumbuh an mikobakter ium MIKOLOGI Patogenesi s, manifestasi klinik, transmisi dan epidemiolo gi infeksi jamur Pengenala n morfologi dan interpretasi pewarnaan KOH/GRA M Berbagai media isolasi dan faktorfaktor mempenga ruhi pertumbuh mikobakteriu m Memahami prinsip dan berbagai cara pewarnaan BTA Memahami prinsip dan interpretasi berbagai media pertumbuhan mikobakteriu m Mampu memahami patogenesis, manifestasi klinik, transmisi dan epidemiologi infeksi jamur Mampu mengenai morfologi dan interpretasi pewarnaan KOH/GRAM Mampu menginterpret asi berbagai media isolasi dan faktorfaktor mempengaru hi pertumbuhan dan 2 II s/d IV 255 6 7 an dan interpretasi koloni jamur Identifikasi koloni jamur PARASITOLOGI Patogenesi s, manifestasi klinik, transmisi dan epidemiolo gi infeksi parasit Pengenala n dan interpretasi diagnostik mikroskopi k infeksi parasit (malaria, filarial, cacing, amoeba) VIROLOGI Patogenesi s, amnifestas klinik, transmisi dan epidemiolo gi infeksi virus Pengenala n dan interpretasi diagnostik molekuler infeksi interpretasi koloni jamur Mampu memahami identifikasi koloni jamur Mampu memahami pathogenesis penyakit infeksi oleh parasit Mampu mengenali dan melakukan interpretasi diagnostik mikroskopik infeksi parasit (malaria, filarial, cacing, amoeba) Patogenesis, amnifestas klinik, transmisi dan epidemiologi infeksi virus Pengenalan dan interpretasi diagnostik molekuler infeksi virus 1 II s/d IV 1 II s/d IV 256 virus JUMLAH C. 1. 12 4 Wkt SKS Tahap Aplikasi Divisi Imunologi Klinik N o 1 2 3 4 5 Materi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalo virus , Herpes simplek) Penyakitpenyakit Autoimun nonorgan spesifik (SLE dan RA) dan organ spesifik (DM, Thyroid) Penyakitpenyakit hipersensitivitas dan imunodefisiensi Imunodefisiensi Imunologi Keganasan dan Tumor Marker Kompetensi yang diharapkan Mampu memahami, melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan serologi : TORCH Mampu memahami, melakukan, dan menginterpretasi pemeriksaan serologi penyakit-penyakit Autoimun non-organ spesifik (SLE dan RA) dan organ spesifik (DM, Thyroid) Mampu memahami, melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penyakitpenyakit hipersensitivitas dan imunodefisiensi Mampu memahami mengenai reaksi imunologi pada Imunodefisiensi Mampu memahami, melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan 2 Semester V s/d VII 2 V s/d VII 1 V s/d VII 2 V s/d VII 1 V s/d VII 257 6 7 Aspek molekuler imunologi (TLR, sitokin/kemokin/i nterleukin/molek uladhesi, dll) Manajemen dan QC Laboratorium Immunologi laboratorium serologi penyakit keganasan (tumor marker) Mampu memahami mekanisme Aspek molekuler imunologi (TLR,sitokin/kemokin/ interleukin/molekulad hesi, dll) Mampu memahami pengelolaan manajemen dan QC Laboratorium Immunologi JUMLAH 2. 1 V s/d VII 1 V s/d VII 8 4 Wkt SKS Divisi Kimia Klinik N o 1 Materi Managemen laboratorium Kimia Klinik 1. 2. 3. 4. Kompetensi yang diharapkan Mampu melakukan evaluasi permintaan pemeriksaan Kimia Klinik dan menghubungkannya dengan Ilmu Patologi Klinik Mampu melakukan evaluasi pencapaian jumlah pemeriksaan laboratorium Kimia Klinik Mampu merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan reagen dan bahan habis pakai di laboratorium Kimia Klinik Mampu melakukan evaluasi efisiensi SDM dan alat-alat di 2 Semes ter V s/d VII 258 2 3 4 Nefrologi dan cairan tubuh : Glomerulo nefritis Akut (GNA) Glomerulo nefritis Kronis (GNK) Sindrom nefrotik Gangguan ginjal akut Pielonefriti s (PNA) Pielonefriti s Kronis (PNK) Sistitis Internal QC External QC Endokrinologi : laboratorium Kimia Klinik 5. Memahami dan mampu mempersiapkan serta mengevaluasi akreditasi laboratorium Menguasai : 1. Patogenesis 2. Patofisiologi 3. Pemeriksaan Kimia Klinik 4. Pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada gangguan / penyakit GNA,GNK, PNA, PNK, Sistitis Mampu dan menguasai : 1. Analisis dan interpretasi hasil internal QC 2. Mempersiapkan dan melaksanakan pemeriksaan External QC 3. Evaluasi umpan balik External QC Menguasai : Patofisiologi dan Patogenesis Pemeriksaan Kimia Klinik pada gangguan system endokrin & metabolism 3 V s/d VII 2 V s/d VII 3 V s/d VII 259 Pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada gangguan/penyakit endokrin Mampu menjawab konsul dari klinisi dan menginvestigasi hasil yang tidak terduga (tidak sesuai klinis) 5 Hepatogastr oenterolog i - Hepatitis kronis - Sirosis & komplikasi nya - Ca hepatitis - Cholesistiti s, Cholelithia sis, Choledoch Menguasai : 1. Patofisiologi dan Patogenesis 2. Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit Hepatogastroenterol ogi 3. Pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada penyakit Hepatogastroenterol ogi 4. Mampu menjawab 3 V s/d VII 260 6 7 olithiasis - Ca pancreas - Ca gaster - Crohn Disease - Colitisulcer ativa - Enteritis - Gastritis - Ulkus peptikum/d uodeni 5. Acute Renal Failure (ARF) 6. Chronic Renal Failure (CRF) Kardiovaskule r: 5. Penyakit jantung koroner 6. Infark miokard akut 7. Decompe nsatio cordis kanan 8. Decompe nsatio konsul dari klinisi dan menginvestigasi hasil yang tidak terduga (tidak sesuai klinis) Menguasai : 1. Patofisiologi dan Patogenesis 2. Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit ARF dan CRF 3. Pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada penyakit ARF dan CRF 4. Mampu menjawab konsul dari klinisi dan menginvestigasi hasil yang tidak terduga (tidak sesuai klinis) Menguasai : 1. Patofisiologi dan Patogenesis 2. Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit kardiovaskuler 3. Pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada penyakit kardiovaskuler 4. Mampu menjawab 3 V s/d VII 3 V s/d VII 261 9. 8 3. cordis kiri Miokarditi s konsul dari klinisi dan menginvestigasi hasil yang tidak terduga (tidak sesuai klinis) 1 Ujian OSCE V s/d VII Divisi Hematologi Klinik No Materi Kompetensi yang diharapkan Wkt SKS (mg) Semester 1 A. ManajemenLa 1. Mampu melakukan boratorium evaluasi atas Hematologi permintaan pemeriksaan hematologi dan menghubungkanny a dengan clinical pathway di RSHS. 2. Mampu melakukan evaluasi pencapaian hasil lab hematologi. 3. Mampu merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan reagens dan bahan habis pakai di lab hematologi. 4. Mampu melakukan evaluasi efisiensi SDM dan alat-alat di lab hematologi. 5. Memahami, mampu mempersiapkan dan mengevaluasi akredi-tasi dan ISO lab hematologi 3 V s/d VII 2 B. 5 V s/d VII Anemia 6. Menguasai definisi, 262 etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik , kriteria diagnosis dan mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada anemia karena perdarahan 7. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik, kriteria diagnosis dan mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada hemoglobinopati 8. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik, kriteria diagnosis dan mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada anemia sideroblastik. 9. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik, kriteria diagnosis dan 263 3 C. Polisitemia mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada anemia megaloblastik. 10. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik, kriteria diagnosis dan mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada anemia aplastik 11. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik, kriteria diagnosis dan mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada anemia hipoproliferatif yang berhubungan dengan penyakit sistemik 12. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik serta kriteria diagnosis berbagai keadaan polisitemia 1 V s/d VII 264 4 5 13. Mampu melakukan pengelola-an laboratorium secara komprehensif pada berbagai keadaan polisitemia. D. Kelainan 14. Kelainan Leukosit Leukosit dan yang berhubungan pemeriksaan dengan infeksi laboratorium 15. Kelainan terkait. mieloproli-feratif kronik 16. Mielodisplasia 17. Kelainan Limfoproli-feratif /Leukemia Limfositik Kronik 18. Limfoma Maligna 19. Multiple Myeloma 20. Histiositosis dan Lipid Storage Diseases E. Kelainan Hemostasis 21. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala klinik serta kriteria diagnosis kasus kelainan vaskuler 22. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kelainan vaskuler 23. Menguasai definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis dan patofisiologi, gejala 4 V s/d VII 4 V s/d VII 265 24. 25. 6 26. 27. 28. F. Pemeriksa an laboratoriu m pada perdarahan 29. klinik serta kriteria diagnosis kelainan sistem koagulasi. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kelainan sistem koagulasi. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kelainan sistem fibrinolisis. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kelainan sistem fibrinolisis. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kelainan sistem antikoagulan alamiah. Mampu melakukan pengelolaan laboratorium secara komprehensif pada kelainan sistem antikoagulan alamiah. Memahami, mampu mengerjakan dan mengevaluasi peme-riksaan 2 V s/d VII 266 , trombosis dan DIC 7 hemostasis yang berhubungan dengan perdarahan, trombosis dan DIC. Stase PMI 2 JUMLAH 4. 22 8 Divisi Mikrobiologi Klinik No Materi Kompetensi yang diharapkan Pemantapan mutu dan Mampu melaksanakan Manajemen pemantapan mutu dan 1 Laboratorium manajemen laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Klinik Klinik BAKTERIOLOG Ekspertise Mampu memberikan pemeriksaa konsultasi pada kasusn kasus infeksi bakteri laboratoriu pada system terkait m infeksi bakteri pada Mampu memberikan : konsultasi pada kasus Siste kasus infeksi pada m kasus infeksi rumah Respiratori sakit 2 Siste m Mampu memberikan konsultasi dalam kardiovasku ler PPIRS Siste Mampu memberikan m konsultasi pada kasus bioterrorism Gastrointest inal Siste m Traktus Urinarius & Wkt (mg) SKS Semester 1 V s/d VII 2 V s/d VII 267 STD Siste m Susunan Saraf Pusat Ekspertise pemeriksaa n infeksi rumah sakit (HAI) Peran laboratoriu m mikrobiologi dalam PPIRS Bakteribakteri yang berpotensi dipergunaka n untuk bioterrorism 3 UJI KEPEKAAN Ekspertise hasil uji kepekaan antimikrob a berdasark an buku panduan CLSI Identifikas i MDRO, MRSA, ESBL, VRE Peran Mampu membuat ekspertise hasil uji kepekaan antimikroba berdasarkan CLSI Mampu mengidentifikasi MDRO, MRSA, ESBL,VRE Pembuatan dan penerapan penggunaan Peta Bakteri Mampu membuat Peta Bakteri di RS serta menerapkana 1 V s/d VII 268 4 5 6 laboratori um mikrobiolo gi dalam PPRA Pembuata n dan p meenerap an pengguna an Peta Bakteri di RS MIKOBAKTER IOLOGI Ekspertise pewarnaa n BTA dan media pertumbu han mikobakte rium Ekspertise diagnostik molekuler mikobakte rium (Gen Expert) MIKOLOGI Ekspertis e pewarnaa n KOH/GR AM dan koloni jamur PARASITOLO GI Ekspertise di RS penggunaannya Mampu membuat ekspertise pewarnaan BTA dan media pertumbuhan mikobakterium Mampu membuat ekspertise diagnostik molekuler mikobakterium (Gen Expert) Mampu membuat ekspertise pewarnaan KOH/GRAM dan koloni jamur Mampu membuat ekspertise diagnostik mikroskopik infeksi 1 V s/d VII 1 V s/d VII 1 V s/d VII 269 7 269iagnos tic mikroskop ik infeksi parasit (malaria, filarial, cacing, amoeba) VIROLOGI Ekspertise diagnostic molekuler infeksi virus parasit (malaria, filarial, cacing, amoeba) Mampu membuat ekspertise diagnostik molekuler infeksi virus JUMLAH 1 8 V s/d VII 4 G. Evalusi Hasil Belajar 1. Tahap Dasar : Ujian Kompetensi Tahap Dasar 2. Tahap Klinis : a. Imunologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian Kompetensi Tahap Klinik b. Kimia Klinik : Ujian Hepatogastroenterologi ; Ujian Enzimologi ; Ujian Nefrologi, Keseimbangan Asam – Basa dan Elektrolit ; Ujian Nefrologi dan Cairan Tubuh ; Ujian Sistem Kardiovaskuler ; Ujian Komprehensif ; Ujian Kompetensi Tahap Klinik c. Hematologi Klinik : Ujian I Manajemen ; Ujian II Eritrosit ; Ujian III Leukosit ; Ujian IV Hemostasis dan Transfusi ; Ujian Komprehensif OSCE dan Ujian Kompetensi Tahap Klinik d. Mikrobiologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian Kompetensi Tahap Klinik 3. Ujian Kompetensi Tahap Klinik : Syarat untuk naik ke Tahap Aplikasi, setelah menyelesaikan Tahap Klinis di 4 (empat) divisi. 4. Tahap Aplikasi : a. Imunologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi b. Kimia Klinik : Ujian Manajemen Laboratorium Kimia Klinik ; Ujian QC ; Ujian Endokrin ; Ujian Nefrologi ; Ujian Kardiovaskuler ; Ujian OSCE ; Ujian Komprehensif OSCE ; Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi 270 c. 5. H. Hematologi Klinik : Ujian I Manajemen ; Ujian II Eritrosit ; Ujian III Leukosit ; Ujian IV Hemostasis dan Transfusi ; Ujian Komprehensif OSCE dan Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi d. Mikrobiologi Klinik : Ujian Teori ; Ujian Praktikum dan Ujian Kompetensi Tahap Aplikasi Ujian Akhir : Karya Tulis Akhir (KTA) ; OSCE dan Ujian Nasional Pedoman Ujian Tata Cara Pelaksanaan Ujian : 1. Ujian Divisi a. Ujian berupa ujian tertulis dan praktikum. b. Jadwal pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing. c. Jadwal ujian dibuat oleh Sekretariat Pendidikan setelah diusulkan oleh Kepala Divisi. d. Jadwal yang sudah ditentukan diinformasikan kepada yang bersangkutan/ Chief Residen 1 (satu) minggu sebelum ujian dilaksanakan. e. f. g. h. 1. Sekretariat PPDS menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan ujian : Absensi ujian Kertas ujian Soal ujian Ruangan (konfrensi, ruang perpustakaan, ruang Sekretariat PPDS). Peserta ujian mengisi absen yang telah disediakan oleh Sekretariat Pendidikan. Lamanya ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing. Ujian diawasi oleh Kepala Divisi masing-masing atau Sekretariat PPDS. Ujian Kompetensi a. Ujian Kompetensi dilaksanakan di Tahap Klinis setiap 6 (enam) bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus. b. Ujian dilaksanakan setelah peserta PPDS menyelesaikan kewajiban berupa presentasi acara ilmiah dan ujian di 4 (empat) divisi yaitu : Divisi Kimia Klinik Divisi Hematologi Klinik Divisi Imunologi Klinik Divisi Mikrobiologi Klinik c. Tata cara ujian seperti ujian divisi, tetapi soal berasal dari seluruh divisi. 271 I. Tata Tertib Meliputi : 1. Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar a. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad. b. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya. c. Mahasiswa harus mematuhi berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada setiap program studi bersangkutan. d. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadir mahasiswa. e. Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti. f. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti : 1. Sakit 2. Terkena musibah 3. Mendapat tugas dari Fakultas atau Universitas 4. Atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyampaikan keterangan tertulis dari pihak yang berwenang (dokter atau Pimpinan Fakultas). Surat keterangan tersebut harus diserahkan kepada SBP paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah ketidakhadiran kecuali untuk alasan (d) paling lambat 2 hari sebelum ketidakhadiran. Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan mengikuti kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan dosen yang terkait. g. 2. Apabila mahasiswa tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut di atas, kehadirannya dianggap tidak memenuhi syarat. Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan tersebut di atas, kehadirannya tidak memenuhi syarat. Mahasiswa yang tidak memenuhi syarat kehadiran 100% tidak boleh mengikuti ujian dan nilainya menjadi 0 atau E non-akademis, serta tidak berhak mengikuti remedial di tahun yang bersangkutan. Tata Tertib Ujian 272 a. b. c. d. e. f. g. 3. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan ujian bila telah memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas sehingga terdaftar sebagai mahasiswa Unpad. Mahasiswa dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jadwal ujian yang telah ditetapkan sebelumnya. Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada setiap program studi bersangkutan. Setiap mengikuti ujian mahasiswa harus mengisi daftar hadir. Mahasiswa harus membawa identitas diri resmi seperti Kartu Tanda Mahasiswa. Mahasiswa dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada saat ujian seperti mencontek, memberikan bantuan terhadap teman, mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau melakukan tindakan lain yang mengganggu pelaksanaan ujian. Tata Tertib Absensi Tata tertib absensi terdiri dari absensi sidik jari dan absensi manual dengan peraturan sebagai berikut : a. Peserta PPDS wajib absensi sidik jari dan absensi manual di tempat yang telah disediakan pada pagi hari mulai pukul 07.00 – 07.30 WIB dan sore hari minimal pukul 15.30 WIB untuk hari Senin sampai Kamis, sedangkan hari Jum’at minimal pukul 16.00 WIB. b. Untuk peserta PPDS yang jaga malam tetap absensi jari pada keesokan paginya yaitu pukul 07.00 - 07.30 WIB dan absensi lepas jaga pada siang hari minimal pukul 12.00 WIB. c. Untuk peserta PPDS yang datang diatas pukul 07.30 WIB maka dianggap datang terlambat. 4. Tata Tertib Kegiatan Ilmiah Kegiatan Ilmiah yang wajib dipresentasikan oleh Peserta PPDS di tiap divisi terdiri dari: a. Divisi Hematologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus 1 (TK1) dan Tinjauan Kasus 2 (TK2) untuk Tahap Aplikasi. b. Divisi Kimia Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus 1 (TK1) dan Tinjauan Kasus 2 (TK2) untuk Tahap Aplikasi. 273 c. d. e. Divisi Imunologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar Jurnal Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus (TK) untuk Tahap Aplikasi. Divisi Mikrobiologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus (TK) untuk Tahap Aplikasi. Tinjauan Pustaka Pelaksanaan Kegiatan Ilmiah terdiri dari : a. Jadwal Acara Ilmiah 1. Peserta PPDS mempresentasikan tugas ilmiahnya (jurnal inggris, tinjauan pustaka, tinjauan kasus) berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya pada surat pengantar masuk divisi. 2. Apabila ada perubahan jadwal presentasi terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada sekretariat PPDS untuk dijadwal ulang oleh KPS/ SPS setelah mengisi formulir revisi jadwal maju. 3. Makalah dibagikan 3 (tiga) hari sebelum presentasi acara ilmiah dan 1 (satu) minggu untuk presentasi thesis. b. Penilaian 1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian untuk diisi oleh konsulen pembimbing dan penilai yang sudah ditandatangani oleh Kepala Departemen dan Ketua Program Studi. 2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata konsulen pembimbing dan penilai yang hadir kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS. 3. Nilai akan dimasukkan kedalam raport oleh sekretariat pendidikan dan ditandatangani pembimbing sesudah menyelesaikan perbaikan dan pekerjaan rumah. c. Pengarsipan 1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di sekretariat PPDS. 2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk hardcopy di sekretariat PPDS dan softcopy dalam bentuk CD yang disimpan di ruang KPS. 3. Setiap Peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan ilmiahnya wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer. 5. Tata Tertib Peminjaman Buku Perpustakaan Perpustakaan buka setiap hari kerja dari hari Senin – Jumat pukul 08.00 – 15.30 WIB. Jam Pelayanan Perpustakaan hari Senin – Jumat pukul 13.00 – 15.00 WIB. a. Syarat Keanggotaan : 1. Peserta PPDS Departemen Patologi Klinik UNPAD. 2. Menyerahkan pas photo 2×3 sebanyak 1 lembar. 274 3. 4. 5. 6. Tidak dikenakan biaya administrasi. Kartu anggota TIDAK BOLEH hilang dan dipinjamkan pada pemakai lain. Kartu anggota disimpan di perpustakaan. Kartu anggota berlaku sampai dengan selesai masa pendidikan di Departeme Patologi Klinik dan menjadi salah satu syarat untuk pemberian rekomendasi brevet dan wisuda. b. Peminjaman : 1. Peminjam adalah anggota perpustakaan Departemen Patologi Klinik. 2. Jumlah peminjaman buku maksimal 1 (satu) buku. 3. Batas peminjaman maksimal 3 (tiga) hari. 4. Selain anggota perpustakaan HANYA boleh fotokopi saja. Biaya yang dikenakan sebesar Rp.300,00 (tiga ratus rupiah) per lembar. 5. Untuk perpanjangan peminjaman buku berikutnya, apabila masih ada pinjaman HARUS dikembalikan terlebih dahulu, maksimal peminjaman buku HANYA 1 (satu) kali. c. Sanksi 1. Terlambat mengembalikan buku dikenakan denda Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah) per hari. 2. Anggota yang menghilangkan buku harus diganti sesuai dengan buku aslinya. 3. Apabila tidak memenuhi uang denda, maka keanggotaan yang bersangkutan akan dicabut. d. Tata Tertib Umum 1. Pengunjung harap mengisi buku tamu. 2. Dilarang membawa makanan / minuman perpustakaan. 3. Dilarang berisik. kedalam ruangan 6. Pindah Divisi Ketentuan pindah divisi : a. Peserta PPDS wajib melewati semua putaran divisi yaitu divisi Kimia Klinik, Hematologi Klinik, Imunologi Klinik, Mikrobiologi Klinik. b. Residen pindah divisi, apabila telah menyelesaikan semua kewajiban di divisi yang sudah dilewati yaitu : Mempresentasikan kegiatan ilmiah berupa jurnal inggris, tinjauan kasus, tinjauan pustaka. 275 Apabila dalam setiap kegiatan ilmiah masih ada catatan / PR, peserta PPDS wajib mempresentasikan ulang dan disesuaikan dengan jadwal . Telah melaksanakan ujian praktikum dan teori. Telah melaksanakan ujian komprehensif. Menyimpan dan menyerahkan arsip makalah ilmiah yang telah dipresentasikan untuk yang bersangkutan dan Sekretariat Pendidikan. Menyerahkan CD ilmiah berupa softcopy. Menyimpan dan memasukkan data kegiatan ilmiah ke dalam computer. Menyelesaikan dan mengisi kegiatan LKK, Mini Lecture dan Perwalian seperti yang sudah tercantum di buku Log Kegiatan. c. Melengkapi data raport berdasarkan : Judul makalah ilmiah Nama moderator / pembimbing Tanggal maju presentasi Hasil nilai ilmiah Tandatangan moderator / pembimbing d. Peserta PPDS melaporkan kepada sekretariat pendidikan untuk pindah divisi untuk dibuatkan Surat Keterangan dan Surat Pengantar pindah divisi berikutnya beserta jadwal kegiatan ilmiah. - 7. Perwalian a. Perwalian dilaksanakan sebulan sekali yang disesuaikan dengan jadwal dosen wali yang sudah ditunjuk. b. Jumlah masing-masing anak wali berjumlah 5 - 6 orang tiap dosen wali. c. Setiap akan perwalian, peserta PPDS mengambil dan mengembalikan berkas perwalian di sekretariat pendidikan dan mencatat kegiatan perwalian di buku Log Kegiatan. 8. Ijin Dan Cuti Peserta PPDS diperbolekan untuk menggunakan hak ijin dan cuti selama dalam pendidikan. a. Ijin dan Cuti diberikan kepada peserta PPDS dengan ketentuan maksimal 8 (delapan) kali dalam setahun dengan tidak melebihi batas ketentuan di atas , apabila melebihi batas ketentuan tidak diperbolehkan untuk mengambil ijin atau cuti. b. Perhitungan ketentuan ijin dan cuti adalah jatah cuti tahunan dikurangi oleh banyaknya ijin yang sudah diambil. c. Tidak boleh mengambil cuti lebih dari 5 (lima) hari kerja di satu divisi yang sedang dijalani. d. Cuti diberikan untuk peserta PPDS yang telah menjalani 2 semester diperbolehkan mengambil cuti tahunan e. Cuti untuk kehamilan diberikan selama 3 bulan. 276 f. Cuti 1 semester (6 bulan) dapat diambil bila ada keperluan mendesak setelah meminta ijin pada Kepala Departemen dan KPS . 9. Tata Cara Presentasi Jurnal Inggris/ Tinjauan Pustaka/ Tinjauan Kasus a. Jadwal 1. Sekretaris PPDS menyusun jadwal berdasarkan urutan surat pengantar bagian 2. Presentasi ilmiah dilaksanakan setiap hari kerja 3. Apabila terjadi perubahan jadwal presentasi, terlebih dahulu harus dikonfirmasikan kepada sekretariat PPDS. 4. Makalah paling lambat dibagikan 3 (tiga) hari sebelum presentasi. 5. Peserta PPDS mempresentasikan tugas ilmiahnya (jurnal, tinjauan kasus dan tinjauan pustaka) berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya sesuai dengan jadwal yang tercantum pada surat pengantar masuk divisi. 6. Pelaksanaan presentasi tugas ilmiah dalam sehari diisi maksimal 2 (dua) kegiatan ilmiah. b. Penilaian 1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian yang sudah ditandatangani oleh Kepala Departemen dan Ketua Program Studi untuk diisi oleh konsulen pembimbing dan penilai. 2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata nilai konsulen pembimbing dan penilai yang hadir. 3. Formulir nilai yang telah diisi dan ditandatangani konsulen kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS. 4. Sekretariat PPDS menerima hasil penilaian kegiatan ilmiah Peserta PPDS yang sudah dipresentasikan. 5. Apabila dalam formulir hasil presentasi ilmiah tidak ada catatan/ saran/ PR, nilai dapat diisi oleh petugas sekretariat PPDS kedalam buku raport dan ditandatangani oleh pembimbing masing-masing. 6. Apabila ada catatan/ saran/ PR yang harus dipresentasikan ulang, nilai untuk sementara belum diisi kedalam buku raport . 7. Presentasi ulang dijadwalkan oleh masing-masing pembimbing. 8. Nilai presentasi dikeluarkan oleh Sekretariat Pendidikan sesudah menyelesaikan prbaikan makalah dan presentasi PR. 277 c. Pengarsipan 1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di Sekretariat Pendidikan. 2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk softcopy (CD) dan hardcopy di Sekretariat Pendidikan dan setiap peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan ilmiahnya wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer. 10. Tata Cara Usulan Penelitian (UP) a. Peserta PPDS yang akan mengajukan UP terlebih dahulu meminta formulir pengajuan UP ke Sekretariat Pendidikan. b. Formulir pengajuan UP meliputi nama peserta didik, NPM, judul penelitian, waktu pelaksanaan, tanda tangan pembimbing I, II, dan III diisi oleh Peserta PPDS. c. Setelah formulir pengajuan UP lengkap disetujui dan ditandatangani oleh semua pembimbing kemudian diserahkan ke petugas Sekretariat Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) dan surat undangan. d. SK dan surat undangan UP yang telah ditandatangani oleh KPS dan Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan kepada peserta PPDS. e. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan, dalam 1 (satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk diberikan kepada masing-masing konsulen 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan. f. Pelaksanaan UP dihadiri oleh para konsulen dan peserta PPDS. g. Formulir untuk penilaian UP menggunakan formulir penilaian UP dan formulir rekapitulasi nilai dari masing-masing konsulen. 11. Tata Cara Seminar Hasil PeneLITIAN (SHP) a. Peserta PPDS yang akan mengajukan SHP terlebih dahulu meminta formulir pengajuan ke Sekretariat Pendidikan. b. Formulir pengajuan SHP yang meliputi nama peserta didik, NPM, judul, waktu pelaksanaan dan tanda tangan pembimbing I, II, dan III diisi oleh peserta didik. c. Setelah formulir pengajuan SHP lengkap dan disetujui oleh semua pembimbing, selanjutnya diserahkan ke petugas Sekretariat Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) dan undangan. d. SK dan surat undangan SHP yang telah ditandatangani oleh KPS dan Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan kepada peserta PPDS. e. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan, dalam 1 (satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk diberikan kepada masing-masing konsulen 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan. f. Pelaksanaan SHP dihadiri oleh para konsulen dan peserta PPDS. g. Formulir untuk penilaian SHP menggunakan formulir penilaian SHP dan formulir rekapitulasi nilai dari masing-masing konsulen. 278 12. Tata Tertib Sidang Tesis a. Tata cara bagi Peserta PPDS 1. Peserta PPDS yang akan mengajukan Sidang terlebih dahulu meminta formulir pengajuan ke Sekretariat Pendidikan. 2. Formulir pengajuan Sidang yang meliputi nama peserta didik, NPM, judul, waktu pelaksanaan, tanda tangan pembimbing I, II, dan III diisi oleh Peserta PPDS. 3. Setelah formulir pengajuan Sidang lengkap dan disetujui oleh semua pembimbing, selanjutnya diserahkan ke petugas Sekretariat Pendidikan untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK), dan undangan. 4. SK dan surat undangan Sidang yang telah ditandatangani oleh KPS dan Kepala Departemen selanjutnya diinformasikan kepada peserta PPDS. 5. Peserta PPDS menyiapkan makalah, SK dan surat undangan, dalam 1 (satu) map yang sudah diberi judul (cover) untuk diberikan kepada masing-masing konsulen 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan. 6. Pelaksanaan Sidang hanya dihadiri oleh para konsulen. 7. Formulir untuk penilaian Sidang menggunakan formulir penilaian Sidang dan formulir rekapitulasi nilai dari masingmasing konsulen. b. J. Tata cara persiapan petugas sekretariat PPDS 1. Sebelum pelaksanaan Sidang ,Sekretariat Pendidikan akan mengeluarkan formulir penilaian attitude kepada para kepala divisi (Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, dan Imunologi) sebagai salah satu persyaratan nilai akhir. 2. Sekretariat Pendidikan menyiapkan map yang berisi Tata Cara Sidang, daftar honorarium Sidang, alokasi waktu Sidang, formulir attitude yang sudah ditandatangani oleh para kepala divisi, formulir berita acara, rekapitulasi kesimpulan nilai dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh peserta PPDS. Jenis Pelanggaran dan Sanksi 1. Penentuan Pelanggaran Akademik Drop out (DO) diusulkan bila: a. Peserta PPDS telah melewati 1,5 kali tahap yang ditentukan (tahap klinis seharusnya 81 minggu, batas ancaman DO lebih dari 162 minggu). b. Pada tahap klinis 2 divisi tidak lulus secara berurutan (ujian dapat di-her 2 kali). 279 c. d. 2. Bila peserta PPDS tidak lulus (tidak berurutan) setelah mengulang ujian 2 kali di akhir tahap klinis dan tetap tidak lulus pada ujian ulang tersebut serta telah mendapat tugas jaga utama. Ketentuan diatas berlaku pula untuk tahap aplikasi. Peringatan Pelanggaran Akademik a. Surat peringatan pertama akan disampaikan oleh KPS kepada kepala divisi terkait, peserta PPDS yang bersangkutan, dan dosen wali pada saat peserta PPDS telah melewati waktu yang ditentukan untuk divisi terkait, tembusan akan disampaikan kepada Kepala Departemen. b. Peringatan Kedua, peserta PPDS akan dipanggil oleh KPS, didampingi oleh kepala divisi dan / atau dosen wali sesudah terlambat 4 minggu untuk divisi kimia/hematologi atau 2 minggu untuk divisi serologi/mikrobiologi, hasil pertemuan akan dilaporkan kepada Kepala Departemen. c. Peringatan Ketiga, pemberian sanksi (pengadaan text book) sesudah 4 minggu berikutnya untuk divisi kimia/hematologi, 2 minggu berikutnya untuk divisi serologi/mikrobiologi, dan akan dibuat laporan pada Kepala Departemen. d. Untuk penentuan keputusan DO (Drop Out) harus disepakati oleh Kepala Departemen. 16. Program Studi Radiologi Substansi Kolegium Radiologi Indonesia menetapkan modul yang kemudian disesuaikan dengan subdivisi yang berlaku di Departemen Radiologi FK Unpad/RSHS yaitu: 1. Radiologi Emergensi 2. Radiologi Toraks 3. Radiologi Pediatrik 4. Neuroimejing 5. Radiologi Kepala dan Leher 6. Radiologi Traktus Gastrointestinal 7. Radiologi Traktus Genitourinarius 8. Radiologi Muskuloskeletal 9. Radiologi Payudara dan Small Parts 10. Radiologi Intervensional 11. Kedokteran Nuklir 12. Biomolekular imejing 280 Lama Pendidikan PPDS Radiologi Proses pendidikan dokter spesialis Radiologi FK Unpad, sesuai dengan Surat Keputusan Kolegium Radiologi Indonesia (KRI) No. 4/SK/X/2011 tertanggal 8 November 2011, ditempuh selama minimal 7 semester sampai dengan maksimal 11 semester. Batasan waktu pendidikan terhitung sejak terdaftar sebagai mahasiswa semester pertama. Batasan waktu studi terhitung sejak terdaftar sebagai mahasiswa pada semester pertama. Beban studi kumulatif Beban studi kumulatif adalah besarnya beban studi kumulatif yang diperlukan untuk menyelesaikan PPDS Radiologi FK Unpad. Pendidikan sarjana kedokteran dilalui setelah menempuh 105 SKS. Jenjang Selama Pendidikan Jenjang PPDS Radiologi dibagi menjadi 3 tahap: 1. Tahap 1 (Jenjang Dasar): Peserta: PPDS semester I Lama: 6 Bulan Pembekalan: tentang materi-materi dasar mengacu pada modulmodul yang diterbitkan oleh Kolegium Evaluasi: melalui ujian dengan materi dasar tersebut di atas. Lulus langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap I: Tahap I lanjut ke jenjang Tahap 2 Tidak Lulus; Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap 2 2. Tahap 2 (Jenjang Lanjut) Peserta: PPDS yang lulus Jenjang Dasar Lama: 15 bulan Evaluasi: melalui ujian dengan materi modul- modul lanjut yang membekali PPDS tentang aspek pengenalan lanjutan pengetahuan keprofesionalan seperti Radiologi Emergensi, Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik, Neuroimejing, Radiologi Kepala dan Leher, Radiologi Traktus Gastrointestinal, Traktus Genitourinarius, Radiologi Muskuloskeletal, Radiologi Payudara dan Small Parts, Radiologi intervensional, Kedokteran Nuklir, Biomolekular imejing dan pengetahuan khusus tentang Radiofisika dan proteksi radiasi, disertai pengembangan pelatihan ketrampilan penggunaan ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur radiologi dan angiografi. Lulus Langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap I: Tahap II lanjut ke jenjang Tahap III Tidak lulus: Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap 3 3. Tahap 3 (Jenjang Mandiri) Peserta: PPDS yang lulus Jenjang Lanjut Lama: 13 bulan 281 Pembekalan: melatih kemandirian dalam mengenali, menganalisis dan mendiagnosis melalui pengetahuan keprofesionalan seperti Radiologi Emergensi, Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik, Neuroimejing, Radiologi Kepala dan Leher, Radiologi Traktus Gastrointestinal, Traktus Genitourinarius, Radiologi Muskuloskeletal, Radiologi Payudara dan Small Parts, Radiologi intervensional, Kedokteran Nuklir, Biomolekular imejing dan pengetahuan khusus tentang Radio fisika dan proteksi radiasi, disertai pengembangan pelatihan ketrampilan penggunaan ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur radiologi dan angiografi. Evaluasi: melalui ujian dengan materi modul- modul lanjut yang membekali PPDS tentang aspek pengenalan lanjutan pengetahuan keprofesionalan seperti Radiologi Emergensi, Radiologi Toraks, Radiologi Pediatrik, Neuroimejing, Radiologi Kepala dan Leher, Radiologi Traktus Gastrointestinal, Traktus Genitourinarius, Radiologi Muskuloskeletal, Radiologi Payudara dan Small Parts, Radiologi intervensional, Kedokteran Nuklir, Biomolekular imejing dan pengetahuan khusus tentang Radio fisika dan proteksi radiasi, disertai pengembangan pelatihan ketrampilan penggunaan ultrasonografi, pelaksanaan prosedur-prosedur radiologi dan angiografi. Lulus langsung, dengan bukti sertifikat kompetensi sesuai Tahap II: Tahap III mengikuti ujian BPNRI Tidak lulus: Maksimal 3 kali dapat masuk lanjut ke jenjang Tahap 3 Dalam pelaksanaannya PPDS akan melewati proses pembelajaran dan pelatihan ketrampilan di setiap stase/divisi. Proses pembelajaran dan pelatihan ketrampilan yang diberikan dalam bentuk foto reading, morning report, laporan kasus, journal reading, referat, kuliah umum, kuliah pakar, dan kegiatan praktikum/ketrampilan. 1 2 3 4 5 6 7 8 D A S A R J E N J A N G U J I A N 9 9 5 Jurnal 3 Refreat 1 Kasus L A N J U T J E N J A N G U J I A N Usulan Penelitian Tesis M A N D I R I J E N J A N G Ujian tesis U J I A N N A S I 0 N A L B P N R I P R A U J I A N 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 JARAK USULAN PENELITIAN (UP) DENGAN UJIAN TESIS MINIMAL 6 BULAN KETERANGAN ORI ORIENTASI PENGENALAN THORAK TH GI GASTROINTESTINAL UG UROGENITAL USG ULTRASONOGRAPI MSK MUSKULOSKELETAL INV INTERVENSI NEU NEUROIMAGING NUKLIR (Jakarta) OB-GYN RAD TH Orto TH GI UG USG MSK INV NEURO TH GI UG USG MSK INV NEU TH GI UG USG MSK INV NEU ORI TAHAP PENDIDIKAN PPDS RADIOLOGY FKUP / RSHS BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI 42 BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI BPNRI 282 Time Schedule PPDS Radiologi (7 Semester) 283 Selama pendidikan, PPDS harus mengikuti dan menjalani stase-stase: 1. Stase emergensi 2. Stase neuroimejing 3. Stase toraks: Respiratorius & Kardiovaskuler 4. Stase prosedur (genitourinari dan gastrointestinal) 5. Stase muskuloskeletal dan intervensi 6. Stase ultrasonografi 7. Stase Radioterapi 8. Stase Nuklir 9. Stase Obstetri Ginekologi 10. Stase Rumah Sakit Jejaring Tugas dan Kegiatan Ilmiah 1 Foto reading: dilakukan setiap hari di dalam masing-masing stase dibimbing oleh Dosen yang telah ditentukan (sesuai kompetensi konsulen). 3 Morning report: dilakukan setiap hari, disampaikan oleh peserta PPDS yang menjalani tugas jaga malam sebelumnya dibimbing oleh Dosen. 4 Laporan kasus: pemaparan sebuah kasus yang telah disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam jam acara ilmiah. Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 1 kasus selama masa pendidikan. 5 Journal reading: pemaparan sebuah journal internasional yang telah disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam jam acara ilmiah. Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 6 journal internasional selama masa pendidikan. 6 Referat pemaparan sebuah referat yang telah disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam jam acara ilmiah. Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 6 referat selama masa pendidikan. 7 Kuliah umum: perkuliahan yang disampaikan oleh Dosen pengampu Radiologi baik untuk kalangan internal Departemen Radiologi maupun terbuka untuk kalangan eksternal. Kegiatan perkuliahan ini terjadwal dan diselenggarakan minimal 1 x dalam setiap bulannya. 8 Kuliah pakar: Perkuliahan oleh dosen dalam dan luar negeri (luar institusi) yang disampaikan oleh Dosen Luar Biasa atau Pakar Bidang tertentu. Kegiatan perkuliahan ini terjadwal dan diselenggarakan minimal 1 x dalam setiap bulannya. 9 Tutorial: diskusi khusus per kelompok dipandu oleh seorang Dosen pembimbing yang dilakukan terjadwal 1 x dalam setiap bulannya. 10 Join conference: pemaparan sebuah kasus yang dibahas bersamasama dengan departemen lain sesuai permasalahan kasus klinis yang diangkat dan disampaikan dalam jam acara ilmiah. Kegiatan ini diikuti olehPPDS PPDS beserta seorang Dosen pembimbing yang telah ditentukan sebelumnya. 284 11 Jaga malam: kegiatan di unit emergensi yang dijalani oleh PPDS secara terjadwal setiap bulannya selama 5 semester pertama. Di hari kerja mulai dari pukul 15.30 sampai pukul 07.00, serta di hari libur. 12 Pembuatan poster ilmiah/free paper: pemaparan sebuah kasus yang telah disetujui oleh Dosen pembimbing sebelumnya dan disampaikan dalam bentuk poster atau presentasi free paper dalam suatu seminar . Seorang peserta PPDS Radiologi diwajibkan menyampaikan 1 poster ilmiah atau 1 free paper selama masa pendidikan. 13 Seminar dan Workshop Radiologi: seluruh peserta PPDS radiologi wajib mengikuti minimal 5 seminar/workshop/PIT Radiologi selama mengikuti program pendidikan 14 Praktikum/ketrampilan: semua jenis keterampilan yang disesuaikan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang PPDS Radiologi (kemampuan/keterampilan anamnesis, ketrampilan ultrasonografi, keterampilan melaksanakan prosedur-prosedur pemeriksaan radiologi, interpretasi foto konvensional, dan lain-lain). 15 Magang: kegiatan komprehensif pengaplikasian ilmu yang dijalani seorang PPDS di rumah sakit atau instansi jejaring. 16 Penelitian/tugas akhir: di akhir masa pendidikan, peserta PPDS Radiologi diwajibkan membuat 1 buah penelitian dengan judul yang sudah disetujui oleh Dosen pembimbing dan disampaikan dalam sidang usulan penelitian serta sidang tugas akhir, sebagai syarat ujian nasional (BPNRI). Kegiatan bidang ini diberi 1 satuan kredit semester (SKS) untuk setiap 54 jam kegiatan per semester. Pedoman umum untuk menentukan nilai kredit semester: WXN = nilai kredit semester 54 Di mana: W = Waktu rata-rata yang diperlukan oleh peserta untuk melaksanakan suatu pemeriksaan atau tindakan. N = Jumlah penderita, tindakan, bahan atau masalah yang dianggap cukup untuk memberikan pengalaman, sehingga mampu melakukan sendiri. Jadi: 1 SKS = 18 jam kuliah (kognitif) 1 SKS = 54 jam praktek (psikometri ) Semester Kode Modul (1) I Tahap 1 (2) C21O001 Orientasi Toraks-1 Nama Modul Bobot sks (3) (4) 3,5 285 C21O002 C21O003 C21O004 C21O005 C21O006 II-IV Tahap 2 C21O007 C21O008 C21O009 C21O010 C21O011 C21O012 C21O013 C21O014 C21O015 C21O016 V-VI Tahap 3A C21O017 C21O018 C21O019 C21O020 C21O021 C21O022 C21O023 C21O024 C21O025 VII Tahap 3B C21O026 C21O027 C21O028 C21O029 C21O030 Muskuloskeletal-1 Traktus gastrointestinal-1 Traktus genitourinaria-1 Neuroradiologi -1 Emergensi-1 TOTAL Toraks-2 Muskuloskeletal-2 Traktus gastrointestinal-2 Traktus genitourinaria-2 Neuroradiologi -2 Pediatrik-1 Radiologi intervensi-1 Kepala –leher* Radiologi Fisika dan Proteksi Radiasi Emergensi-2 TOTAL Toraks-3 Muskuloskeletal-3 Traktus gastrointestinal-3 Traktus genitourinaria-3 Neuroradiologi -3 Pediatrik-2 Radiologi intervensi-2 Payudara Emergensi-3 TOTAL Ketrampilan khusus: Biomolekular imejing Kedokteran Nuklir Radioterapi Obstetri & ginekologi Penelitian dan Tugas Akhir TOTAL TOTAL SKS 2 2,5 2 2 2 14 7 4 4 4 4 3 2 3 4 5 40 8 4 4 4 4 3 2 4 5 38 2 1 1 1 8 13 105 286 Tahap pendidikan (3) Toraks (tahap 1) Lama Pelaksa naan (bulan) (4) 2 2 Toraks (tahap 2) 3 3 Toraks (tahap 3) 4 4 Muskuloskeletal 1 5 MuskuloskeletalIntervensi (Tahap 1) 3 6 MuskuloskeletalIntervensi (Tahap 2) 2 7 Neuroimejing (Tahap 1) Neuroimejing (Tahap 2) 1 9 Neuroimejing (Tahap 3) 2 10 Ultrasonografi (Tahap 1) 1 No. (1) 1 8 Kode Kepaniteraan (2) Jenis Kepaniteraan 3 Kelengkapan* (5) Modul torak Modul emergensi Modul torak Modul pediatrik Modul emergensi Modul torak Modul pediatrik Modul payudara Modul emergensi Modul muskuloskeletal Modul emergensi Modul muskuloskeletal Modul radio. intervensi Modul kepala-leher Modul pediatrik Modul emergensi Modul muskuloskeletal Modul radio. intervensi Modul pediatrik Modul emergensi Modul neuroradiologi Modul emergensi Modul neuroradiologi Modul pediatrik Modul kepala-leher Modul emergensi Modul neuroradiologi Modul pediatrik Modul emergensi Modul Gastrointestinal Modul genitourinaria Modul thorak Modul muskuloskeletal 287 11 Ultrasonografi (Tahap 2) 3 12 Ultrasonografi (Tahap 3) 3 13 Prosedur (Tahap 1) GI/UG 1 14 Prosedur (Tahap 2) GI/UG 3 15 Prosedur (Tahap 3) GI/UG 2 16 Kepaniteraan/ Stase Luar 4 Tugas akhir/tesis 4 3 17 TOTAL Modul Gastrointestinal Modul genitourinaria Modul torak Modul pediatrik Modul muskuloskeletal Modul kepala-leher Modul emergensi Modul Gastrointestinal Modul genitourinaria Modul torak Modul pediatrik Modul muskuloskeletal Modul payudara Modul emergensi Modul Gastrointestinal Modul genitourinaria Modul emergensi Modul Gastrointestinal Modul genitourinaria Modul pediatrik Modul emergensi Modul Gastrointestinal Modul genitourinaria Modul pediatrik Modul emergensi Radioterapi Kedokteran Nuklir Obstetri ginekologi RS Jejaring Modul Radiologi Fisika dan Proteksi radiasi dilakukan di semester II dan III dalam bentuk tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu. Modul Biomolekuler imejing dilakukan di semester VII dalam bentuk tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu. 288 Kepaniteraan khusus yang akan dijalani PPDS di semester 7 adalah sebagai berikut: Kode Lama Pelaksanaan No. Jenis Kepaniteraan Kepaniteraan (bulan) (1) (2) (3) (4) 1 Radioterapi 1 2 Kedokteran nuklir 1 3 Obstetri Ginekologi 1 4 RS Jejaring 1 TOTAL 4 Setiap PPDS wajib membuat/melakukan: - Jurnal reading :5 - Referat/Laporan Kasus : 3 - Free Paper/Poster :1 - Seminar/Workshop : minimal 5 - Tugas akhir : usulan penelitian/tesis 1 Pelaksanaan Pembimbingan Tesis Prosedur Tesis (Tugas Akhir): 1. Usulan judul dapat dimulai sejak semester V. Proposal dapat diajukan pada semester V. Peserta yang bersangkutan 2. Setiap PPDS mengajukan judul tesis kepada Divisi Litbang Departemen Radiologi, kemudian dilakukan pembimbingan oleh dosen pembimbing tesis yang telah ditentukan dengan menunjukkan Log Book yang sudah ditandatangani oleh konsulen. 3. Syarat: PPDS sudah dinyatakan lulus tahap I dan tahap II dengan nilai ratarata minimal (B) dan telah melaksanakan tugas ilmiah (pembacaan jurnal dan referat) minimal 75% dari keseluruhan. 4. PPDS melakukan bimbingan Tesis sebelum melakukan presentasi proposal (Sidang Usulan Penelitian). 5. PPDS memperbaiki/melengkapi sesuai hasil Sidang Usulan Penelitian di bawah bimbingan dosen pembimbing tesis. 6. PPDS mengajukan Ethical Clearance, setelah mendapat persetujuan dari Komite Etika Kedokteran. 7. PPDS sudah dapat melakukan penelitian sambil melakukan bimbingan kemudian melakukan presentasi/sidang tesis. 8. PPDS memperbaiki/melengkapi tesis sesuai hasil Sidang Tesis. 289 Sistem evaluasi: Untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran PPDS selama 7 semester melalui: i. Penilaian Psikomotor ii. Penilaian Pengetahuan iii. Penilaian Keterampilan iv. Penilaian Perilaku/Etika/Sopan Santun v. Penilaian Sumatif vi. Penilaian Formatif Penilaian psikomotor 1 Penilaian berdasarkan kemampuan psikomotor/keterampilan PPDS dalam melakukan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang lulusan program studi Radiologi. 2 Penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan dilakukan saat pelaksanaan praktikum dan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap. Penilaian pengetahuan, keterampilan, dan perilaku/etika/sopan santun PPDS dievaluasi oleh seluruh konsulen setiap hari selama kegiatan belajar PPDS secara lisan maupun tertulis Penilaian Sumatif Penilaian dilakukan pada setiap PPDS selama pendidikan, terdiri atas: 1. Ujian subdivisi: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali menyelesaikan satu masa kepaniteraan di stase tertentu. 2. Ujian tahap: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali menyelesaikan satu tahap tertentu. 3. Sidang tesis. 4. Ujian Pra BPNRI. 5. Ujian Akhir BPNRI: ujian yang dilaksanakan di akhir masa pendidik Ujian Subdivisi: 1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian subdivisi bila telah menyelesaikan tugas-tugas di subdivisi (jurnal, referat atau laporan kasus) 2. Apabila belum menyelesaikan tugas-tugas subdivisi maka tidak diizinkan untuk mengikuti ujian, dan harus mengulang di subdivisi tersebut selama 1 bulan dan tidak mengikuti rotasi. 3. Apabila telah menyelesaikan tugas-tugas subdivisi, yang bersangkutan berhak mengikuti ujian subdivisi. 4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian maka berhak untuk meneruskan rotasi kepaniteraannya, jika tidak lulus pada ujian I maka yang bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian kedua 5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang di subdivisi tersebut selama 1 bulan dan mengikuti ujian ketiga. 290 6. 7. Bila pada ujian ketiga tidak lulus yang bersangkutan harus mengulang di subdivisi tersebut sesuai lama pendidikan di subdivisi tersebut dan mengikuti ujian keempat. Pada ujian keempat, yang bersangkutan dipertimbangkan untuk menjalani ujian di depan tim penguji. Ujian tahap 1. Seorang PPDS dapat menjalani ujian tahap bila telah menyelesaikan/menjalani semua subdivisi dan telah dinyatakan lulus dalam semua ujian subdivisi di tahap tersebut. 2. Apabila belum menyelesaikan /menjalani semua subdivisi dan telah dinyatakan lulus dalam semua ujian subdivisi maka tidak diizinkan untuk mengikuti ujian dan tidak boleh meneruskan rotasi. 4. Apabila yang bersangkutan lulus ujian tahap maka berhak untuk meneruskan rotasi kepaniteraannya ke tahap berikutnya, jika tidak lulus pada ujian I maka yang bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian kedua 5. Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang di tahap tersebut kemudian mengikuti ujian ketiga. 7. Apabila ujian ketiga tidak lulus, maka yang bersangkutan dipertimbangkan untuk di drop out. Sidang Tesis 1. Seorang PPDS dapat menjalani sidang tesis bila telah menyelesaikan/menjalani semua subdivisi, tahap dan stase khusus, serta telah dinyatakan lulus dalam semua ujian di seluruh bagian tersebut. 2. Sidang tesis dapat dilaksanakan setelah PPDS menjalani Sidang Usulan Proposal (UP) dan menyelesaikan perbaikan UP dengan bimbingan dosen pembimbing. 3. Sidang tesis akan diselenggarakan bila dihadiri minimal oleh 3 orang penguji, 1 orang pembimbing, dan 1 orang wakil dari Divisi Litbang. Ujian Akhir (BPNRI) Persyaratan mengikuti ujian BPNRI : 1. Telah menyelesaikan masa pendidikan selama 7 semester dan dilaksanakan pada akhir semester 7. 2. Telah menyelesaikan tugas-tugas di subdivisi, telah lulus ujian subdivisi, telah menyelesaikan tesis dan menjalani sidang tesis. 3. Telah lulus ujian pra BPNRI. Pelaksanaan ujian BPNRI disesuaikan dengan aturan yang dikeluarkan oleh Kolegium Radiologi. 291 Penilaian formatif/afektif 1. Penilaian berdasarkan pada perilaku keseharian, keaktifan dalam diskusi, kehadiran, sopan santun, etika dan ketrampilan perilaku profesional. 2. Penilaian dilakukan oleh para staf pengajar dan menjadi pertimbangan saat kelulusan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap. Pedoman Evaluasi Pedoman evaluasi mengacu kepada pedoman evaluasi FK UNPAD yaitu : Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Mutu 80 - 100 A 4.00 68 - 79 B 3.00 56 - 67 C 2.00 45 - 55 D 1.00 ≤ 44 E 0 Nilai batas Lulus : B Cara penghitungan IPK IPK = Bobot nilai x sks ∑ sks Kualifikasi kelulusan disesuaikan dengan Index Prestasi Kumulatif Predikat IPK Memuaskan 3.00 – 3.49 Sangat memuaskan 3.50 – 3.79 Cum laude 3.80 – 4.00 Predikat kelulusan cum laude diberikan kepada lulusan yang menyelesaikan masa studi tepat waktu dan diperoleh tanpa mengulang mata ajar. Tata Tertib Meliputi : Daftar hadir setiap hari masuk Pk. 07.00 WIBB tepat waktu Pulang Pk. 15.30 WIBB tepat waktu Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah antara lain (minimal 90% selama PPDS dengan persetujuan konsulen dan KPS) Morning report Journal reading Referat 292 Laporan kasus Tesis Kuliah Hal pokok pada proses belajar-mengajar di PPDS yang perlu dicermati dalam kaitannya dengan tata tertib para PPDS 1. Tidak boleh merokok di lingkungan fakultas dan rumah sakit 2. Tidak diperkenankan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkotika maupun minuman keras. 3. Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan dan bahan yang mudah meledak. 4. Berperilaku sopan terhadap pengajar, sejawat, petugas dan pasien serta keluarganya di lingkungan radiologi dan RSUP dr. Hasan Sadikin sesuai dengan 5 S dalam SIGAP (senyum, sapa, salam, sopan, santun). 5. Senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan radiologi dan RSHS 6. Hadir 15 menit sebelum jadwal kegiatan dimulai 7. Tidak boleh meninggalkan ruangan selama acara ilmiah, kecuali seijin konsulen 8. Selama kegiatan selalu bersikap sopan dan santun, memberikan perhatian dan partisipasi penuh 9. Mematuhi peraturan-peraturan umum Tata tertib berpakaian 1. Sopan dalam berpakaian 2. Pakaian yang digunakan dalam kegiatan akademik rapih, bersih, sopan dan sesuai dengan suasana Rumah Sakit maupun tempat pelayanan kesehatan. 3. Memakai jas putih Pengaturan Jam Kerja Mengacu pada surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI nomor 05/M.PAN/1/2003 tanggal 7 Januari 2003 tentang penetapan jam kerja Jam kerja PPDS Radiologi FK UNPAD 5 (lima) hari kerja : Hari Senin s.d Kamis : 07.00 s.d. 15.30 Hari Jumat : 07.00 s.d 16.00 Jam jaga PPDS Radiologi Hari Senin s.d Jumat : 15.30 s.d 07.00 Hari Sabtu s.d Minggu : shift pagi 07.00 s.d 19.00 shift malam 19.00 s.d 07.00 Selalu melakukan absensi biometric (sidik jari) 293 Tertib meliputi: Administratif Akademis Etika Tertib Administratif : Tujuan : Agar PPDS disiplin dalam kepatuhan terhadap Tata Tertib Selama pendidikan Meliputi : 1 Tertib kehadiran/jam datang 2 Tertib Belajar sehari/mengikuti proses belajar penuh kecuali sepengetahuan dosen yang bertugas 3 Tertib jam pulang Tertib Akademis 1. Pada saat acara ilmiah, seluruh PPDS wajib hadir tepat waktu sampai acara ilmiah selesai 2. Bila lambat hadir pemberitahuan lebih dahulu kepada KPS/konsulen yang bertugas 3. Membuat tugas-tugas dan kegiatan ilmiah sesuai dengan jadwal, kecuali seijin konsulen pembimbing 4. Bila tidak masuk, pemberitahuan lebih dahulu kepada KPS/konsulen yang bertugas 5. Dianggap tidak etis/sopan yang membuat dosen/pembimbing kurang menyenangkan Sanksi Pendidikan PPDS Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran lisan atau tertulis, mengulang di suatu subdivisi atau tahap, skorsing sampai dengan pemutusan studi. Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja PPDS dan/atau melindungi pasien/masyarakat, institusi dan PPDS itu sendiri terhadap kerugian akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh PPDS atau akibat kondisi tertentu. Kriteria sanksi dari Ringan sampai Berat dengan mempertimbangkan aspek pembinaan lebih dahulu oleh seluruh konsulen. Dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan tujuan pendidikan di PS Radiologi FK Unpad, maka PPDS diwajibkan mengikuti semua kegiatan pendidikan sebaikbaiknya. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi akademik untuk seorang PPDS antara lain: Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar kurang dari 3 hari tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima teguran lisan. 294 - Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar kurang dari 1 minggu tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima teguran tertulis pertama. Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar lebih dari 1 minggu tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima teguran tertulis kedua dengan tembusan ke Pembantu Dekan I dan TK PPDS Bila dalam 2 minggu yang bersangkutan tidak mengindahkan surat teguran kedua, KPS akan mengirimkan surat teguran ketiga dengan tembusan ke Pembantu Dekan I dan TK PPDS dan diberikan sanksi akademis. Bila dalam 2 minggu yang bersangkutan tidak mengindahkan surat teguran ketiga, maka yang bersangkutan akan dibahas dalam rapat departemen untuk ditindak lanjuti bersama dengan Pembantu Dekan 1 dan TK PPDS Dalam tahun pertama pendidikan tidak diperkenankan untuk mengambil cuti. Dalam tahun pertama pendidikan tidak diperkenankan untuk praktek. Pada tahun pertama pendidikan dianjurkan untuk tidak hamil Cuti sakit harus disertakan surat keterangan dokter spesialis Izin meninggalkan pendidikan maksimal 2 hari dengan membuat surat keterangan Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama 3 hari sampai 5 hari , yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi tersebut selama 1 minngu. Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama 1 minggu sampai 1 bulan, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi tersebut selama 1 bulan. Bila PPDS meninggalkan proses belajar mengajar selama lebih dari 3 bulan, yang bersangkutan diharuskan mengulang masa pendidikan selama 6 bulan. Bila PPDS tidak mematuhi jam kerja, maka yang bersangkutan akan mendapat teguran lisan. Bila masih berulang, diberi teguran tertulis. Bila 2 kali mendapat teguran tertulis, maka yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi tersebut. Bila PPDS memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, pada kesempatan ujian kedua, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subdivisi atau di tahap tertentu. Pemutusan Studi peserta PPDS: Tujuan pemutusan studi ialah : a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan b. Mempertahankan tanggung jawab professional c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan Meliputi : Penilaian ketiga faktor (administratif , akademik, dan etika ) dilakukan oleh seluruh dosen sejak awal dan diketahui oleh PPDS yang bersangkutan dengan teguran lisan maupun tertulis dan dilakukan pembinaan lebih dahulu secara berkesinambungan. Apabila tetap tidak mengindahkan PPDS tersebut dilakukan 295 penilaian seluruh dosen dan dirapatkan bersama untuk mengambil keputusan apakah PPDS tersebut masih layak atau tidak untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Pemutusan studi peserta PPDS FK Unpad adalah wewenang Rektor Unpad yang dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor Unpad berdasarkan permintaan: 1. Dekan FK Unpad sebagai perpanjangan tangan program studi 2. Dekan FK Unpad atas permintaan PPDS. Tata cara pemutusan studi Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, atas keinginan sendiri, atau sebab/kondisi lain. Seorang PPDS dipertimbangkan untuk menjalani pemutusan studi atas hasil keputusan Rapat Staf pengajar PS Radiologi FK Unpad, kemudian disampaikan ke TKPPDS untuk disampaikan ke Dekan FK Unpad. Beberapa hal yang menjadi fokus pertimbangan saat memutuskan seorang PPDS mendapat ancaman pemutusan studi adalah: 1. Kelalaian administrasi a. PPDS tidak aktif melakukan registasi selama 2 semester berturut-turut b. Meninggalkan proses belajar mengajar selama lebih dari 2 bulan tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirim oleh KPS. 2. Kekurangan atas pencapaian kompetensi a. Masa studi selambat-lambatnya 1,5 x masa pendidikan (11 semester) b. Mendapat nilai C setelah 3 x berturut-turut melaksanakan ujian tahap yang sedang dijalani. 3. Pelanggaran etika dan profesionalisme a. Memiliki etika, sopan-santun, dan tingkah-laku yang dinilai yang dianggap kurang oleh staf pengajar atas pertimbangan berbagai pihak. b. Melakukan pelanggaran profesionalisme yang berhubungan dengan hak-hak pasien, yang ditentukan oleh rapat staf pengajar. 4. Atas keinginan sendiri PPDS berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis pada pimpinan fakultas dengan tembusan ke TK PPDS dan PS Radiologi dengan menyebutkan alasan pengunduran diri. 296 5. Sebab/kondisi lain. a. PPDS dengan gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian yang berpotensi menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi dirinya sendiri dan pasien/masyarakat. b. PPDS diketahui sebagai pengguna NAPZA. c. PPDS terkena kasus kriminalitas atau ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian. 17. Program Studi Ilmu Kedokteran Nuklir A. Metode Pembelajaran Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dibagi menjadi 3 TAHAP sesuai dengan pencapaian kompetensi minimal yang harus diraih, yaitu kompetensi 1, 2 dan 3 (junior, madya dan senior). Metode pembelajaraan dalam program studi kedokteran nuklir terdiri dari Penerapan Keprofesian dan Akademik yang dikemas dalam bentuk-bentuk pengalaman belajar yaitu: a. Tugas baca. b. Mengikuti kuliah pra-sarjana. c. Mengikuti penyajian naskah ilmiah , simposium, kongres, seminar kedokteran nuklir dan lain-lain yang berkaitan. d. Mengikuti presentasi kasus penyakit di bagian klinik terkait. e. Diskusi dengan bimbingan. f. Melakukan pemeriksaan dan penelitian in-vivo dan atau in-vitro. g. Penafsiran hasil pemeriksaan in-vivo dan in-vitro. h. Melakukan konsultasi dan rujukan berbagai kasus problematik yang berhubungan dengan kedokteran nuklir. i. Melakukan pemantapan kendali mutu kedokteran nuklir. j. Ikut serta memberikan bimbingan bagi peserta k. Menyusun dan menyajikan naskah ilmiah. l. Mengikuti kuliah pascasarjana. m. Stase di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Radiologi, dan Ilmu Bedah dan lain - lain di RS Pendidikan Utama dan RS jenjang pendidikan yang dianggap perlu. 297 B. Struktur Mata Kuliah ISI KURIKULUM URAIAN PENGALAMAN BELAJAR Fisika Nuklir Instrumentasi dan Deteksi Radiasi 1. Aspek Dasar Struktur Benda 2. Peluruhan radioaktivitas 3. Interaksi radiasi dengan benda 4. Pencarian yang menyertai peluruhan radioaktif dan implikasi biologisnya 5. Fisika dasar dari prosedur pencitraan termasuk CT, MRI dan Ultrasonografi a, b, e, l, o 1. Prinsip deteksi dan detector 2. Instrumentasi Kedokteran Nuklir dengan penekanan khusus pada kamera gamma, termasuk juga scanner, pencitraan tomografi, pencacah seluruh tubuh, pencacah gamma pencacah beta, system pemantauan dan kalibrator dosis. 3. Kolimasi dektektor radiasi khususnya kolimator pararel diverging dan converginh serta kolimator lubang miring dan pinhole. 4. Instrumentasi elektronik 5. Produksi Pencitraan dan teknologi penyajian termasuk prinsip fotografi 6. Dasar dan aplikasi dari modalitas pencitraan lain yang berkaitan dengan prosedur kedokteran nuklir a, b, e, f, l, o 298 ISI KURIKULUM Dosimetri dan Proteksi Radiasi Radiobiologi dan Patologi Radiasi Model Kinetika dan Sistem Fisiologi Matematika, Statistika dan Komputer Radiokimia dan Radiofarmasi URAIAN PENGALAMAN BELAJAR 1. Pengukuran dan Penghitungan dosis radiasi 2. Diagnosis, Evaluasi dan Pengelolaan over-exposure serta kecelakaan radiasi 3. Peraturan Pemerintah tentang keselamatan radiasi 4. Teknik untuk mengurangi paparan terhadap penderita, personel dan lingkungan a, b, e, l, o 1. Efek biologi dari radiasi 2. Immunologi, biologi molekuler dan genetika a, b, e, l Model matematika dari system fisiologik a, b, e, l 1. Dasar-dasar Matematika 2. Distribusi probabilitas, statistika parametric dan nonparametrik 3. Struktur, fungsi dan pemograman computer 4. Aplikasi computer dengan penekanan pada penghitungan fungsi dan pencitraan organ a, b, e, l 1. Produksi radionuklida dengan reactor, siklotron dan akselerator partikel lain 2. Generator radionuklida 3. Formulasi radiofarmaka 4. Biokimia, fisiologi dan farmakokinetik radiofarmaka 5. Kendali mutu radiofarmaka a, b, e, f, l, o 299 ISI KURIKULUM Metodologi Penelitian Pemeriksaan invivo URAIAN PENGALAMAN BELAJAR 1. Falsafah ilmu 2. Statistika Kedokteran 3. Metodologi Penelitian Kedokteran a, b, e, l 1. Indikasi klinik penggunaan teknik kedokteran nuklir 2. Persiapan, pelaksanaan dan pengawasan pascapemeriksaan 3. Gambaran normal, varian normal dan patologik 4. Pencitraan in vivo dan penilaian fungsional statik dan dinamik dari organ: otak, cairan serebrospinalis, kelenjar tiroid, kelenjar saliva, paru-paru, jantung dan pembuluh darah, esofagus, lambung, kandung dan saluran empedu, hati, limpa, ginjal, pancreas, tumor dan abses, kandung kencing, tulang, sendi, sumsum tulang, system limfatik, kelenjar adrenal, jaringan neuroendokrin dan radioimunosintigrafi. 5. Penggunaan perangkat pencitraan dan detector eksternal untuk pencitraan organ tubuh dan untuk timedependent dan studi fungsi diferensiasi 6. Pengguaan teknik “gating”fisiologik untuk studi fungsi 7. Pemantauan penderita selama studi intervensi seperti “exercise”dan “pharmacologic test”, terutama interpretasi elektrokardiogram dan a s.d o 300 ISI KURIKULUM URAIAN PENGALAMAN BELAJAR resusitasi kardiopulmoner 8. Kinetika seluler, analisis absorpsi dan ekskresi, studi balans perunut 9. Uji komposisi tubuh, termasuk analisis kompatemental 10. Pencacahan dan penyidikan seluruh tubuh 11. Hubungan antara prosedur kedokteran nuklir dengan prosedur diagnostic lain Pemeriksaan invitro Terapi dengan radionuklida 1. Metodologi dan kendali mutu radioligand assay 2. Binding capacity studies 3. Dasar-dasar activation analysis dan autoradiografi a s.d o 1. Seleksi penderita, indikasi dan kontraindikasi terapi radionuklida 2. Penentuan dosis, penghitungan dosis radiasi terhadap organ sasaran dan jaringan sekitar serta organ lain, dan paparan terhadap seluruh tubuh 3. Terapi radionuklida untuk penyakit 4. Hipotiroid 5. Karsinoma tiroid 6. Polisitemia vera dan penyakit mieloproliferatif 7. Metastasis ke tulang (terapi paliatif) 8. Terapi dengan koloid fosfor radioaktif dan radiokoloid untuk terapi intrakaviter efusi maligna radioimunoterapi a s.d o 301 C. Evaluasi Hasil Belajar C. 1 Tujuan: Untuk menentukan apakah peserta telah mencapai tujuan pendidikan dokter spesialis ilmu kedokteran nuklir dan berhak menerima ijasah. C.2 Poin Penilaian: 1. Kemampuan memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah 2. Pengetahuan peserta dalam bidang ilmu kedokteran nuklir 3. Keterampilan 4. Sikap peserta dalam tugas sehari-hari : tanggung jawab terhadap pekerjaan, sikap terhadap sesama sejawat dan sikap terhadap pegawai di tempat pendidikan. C.3 Cara Penilaian: Penilaian akhir dilakukan dengan cara: 1. Ujian tertulis 2. Ujian Keterampilan 3. Pengamatan kegiatan sehari-hari 4. Analisa tingkah laku D. Pedoman Ujian Penilaian akhir dilakukan dan diputuskan oleh Koordinator Program studi bersama para penilai. Jika diperlukan penilai dari luar lingkungan IKN di tingkat regional atau nasional atas dasar pertimbangan ketua bidang studi dan disetujui Koordinator Program Studi, maka harus diperhatikan kesesuaian bidang spesialisasi penilai ini dengan tujuan pendidikan dokter spesalis kedokteran nuklir yang sedang dinilai. D. 1 Kelulusan Pada umumnya setiap program studi memiliki berbagai jenjang pendidikan seperti yunior-madya dan senior. Setiap jenjang terdiri dari berbagai subbgaian atau unit kerja / kumpulan modul. Kelulusan terdiri dari kelulusan dari setiap subbagian/divisi/unit kerja, kelulusan suatu jenjang pendidikan dan kelulusan akhir pendidikan. Pada umumnya penilaian dapat berdasarkan: • Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui ujian pilihan berganda dan modifikasinya, esai dan lisan • Analisis kasus • Audit morbiditas dan mortalitas • Presentasi pada saat ronde/visite besar atau visite subbagian/divisi • Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien • Journal Review, referat dan presentasi kasus • Penilaian buku log / portofolio • Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau tindakan operatif • OSCE 302 • • Mini-CEX Dan lain-lain sesuai dengan ke khas-an program studi Bila semua subbagian/divisi/unit kerja pada suatu jenjang pendidikan telah lulus semua, maka peserta didik memperoleh promosi ke jenjang pendidikan berikutnya, misalnya setelah lulus dari jenjang junior yang bersangkutan mendapat promosi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang madya. Bila semua jenjang telah berhasil dilewati dengan baik, maka peserta didik berhak mendapat gelar dokter spesialis yang ijasahnya ditanda tangani oleh Rektor Universitas Padjajaran. Hampir setiap program studi telah memberlakukan Ujian/Evaluasi Nasional (national board examination) yang diselenggarakan oleh kolegium terkait. Kebanyakan program studi mempersyaratkan kelulusan dari Ujian / Evaluasi nasional sebelum diperkenankan untuk mengikuti wisuda pascasarjana di Universitas. Demikian pula dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler. D.1.2 Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu Sesuai dengan ketentuan dari Universitas Padjajaran penilaian terhadap pencapaian hasil pembelajaran digunakan pola Penilaian Acuan Patokan (PAP). Ketentuan tersebut seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional R.I Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dinyatakan dengan huruf A,B,C,D, dan E. namun karena dalam pendidikan dokter spesialis, selain ditentukan oleh pihak universitas, juga ditentukan oleh pihak Kolegium. Bila Kolegium terkait menganut pemberian atribut plus atau minus dibelakang huruf mutu, hal ini dapat diterima dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pimpinan Fakultas. E. Tata Tertib Selama pendidikan, setiap peserta didik PPDS akan melaksanakan komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis kedokteran nuklir sebagai berikut: a. Pengayaan Merupakan Program pengayaan materi untuk peserta didik PPDS yang baru masuk sehingga peserta didik PPDS baru lebih mengenal tentang cara belajar di Departemen Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler serta diharapkan telah mengetahui ilmu dasar saat memasuki pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir. b. Magang Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat. Metode pembelajaran berupa demonstrasi, skills lab, analisis kasus, tatap muka terjadual dan tidak terjadual, dan pemberian tugas-tugas. c. Aktifitas Pendidikan Terstruktur yang terdiri dari: 303 • JournalReading (21 kali). • Referat (5 kali). • Presentasi Kasus (1 kali). • Presentasi poster nasional minimal 1 kali. • Presentasi poster internasional minimal 1 kali. • Presentasi oral baik nasional maupun internasional minimal 1 kali. d. E-Learning mempergunakan Sumber Online. e. Mengembangkan keterampilan dan mengikuti pelatihan prosedur dan praktik kedokteran nuklir. Diktum klasik yang sudah lama dikenal yaitu memperhatikan, mengerjakan dan mengajarkan (see, do, teach dictum) merupakan metode penting untuk memperoleh keterampilan. f. Pendampingan mahasiswa kedokteran, khususnya peserta Program Pendidikan profesi Dokter (P3D). g. Diwajibkan untuk melakukan penelitian. Kegiatan Rutin PPDS antara lain: a. Visite pagi yang dilakukan setiap hari kerja pada pukul 07.30 b. Pemeriksaan diagnostik kedokteran nuklir sesuai dengan rotasi yang telah ditentukan c. Stase RS Jejaring di Rumah Sakit MRCCC dan RS Kanker Dharmais Jakarta. G. Jenis Pelanggaran dan Sanksi Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang berupa teguran lisan atau tertulis, mengulang di suatu subbgaian/divisi/unit kerja program pendidikan spesialis dipekerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan pendidikan skorsing sampai dengan pemutusan studi. Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja peserta didik dan atau untuk melindungi pasien/masyarakat, institusi dan peserta didik sendiri terhadap kerugian akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh peserta didik atau akibat kondisi khusus tertentu. G.1. Jenis Pelanggaran/kelalaian atau kondisi khusus peserta didik Jenis pelanggaran/kelalaian atau kondisi khusus peserta didik termaksud di atas dapat dikelompokkan kedalam; 1. Kelalaian Administratif. 2. Kekurangan dalam pencapaian kompentesi. 3. Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama masa pendidikan. 4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme. 5. Pelanggaran hukum. 6. Masalah Khusus seperti penggunaan NAPZA dan penyakit tertentu. 304 G.1.1 Kelalaian administratif Kelalaian administratif dapat berupa : 1. Tidak melakukan registrasi. Bila tidak melakukan registrasi tanpa alasan yang jelas maka yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan pada semester tersebut dan semester tersebut diperhitungkan dalam masa studi. Peserta didik tersebut tetap diwajibkan hadir di program studi dan penempatan kerjanya di atur oleh Koordinator Program Studi. Bila tidak melakukan registrasi selama 2 semester berturut-turut peserta didik dianggap mengundurkan diri. Surat keputusan mengenai pemutusan studi yang bersangkutan diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas laporan Pimpinan Fakultas. a. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima Program Pendidikan Spesialis merupakan pendidikan yang mempunyai ciri yang sangat spesifik berupa hubungan yang sangat erat antara pembelajaran akademik dan praktek keprofesian. Peserta didik, secara progresif memperoleh pemaparan klinis (clinical exposure) yang memadai untuk memperoleh pengalaman klinis yang diperlukan untuk mencapai keahlian, yang dengan keahlian tersebut mereka dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang sangat baik. Secara ringkas, karakteristik pendidikan dokter spesialis berupa "education, clinical exposure, and experience" yang akan mengantarkan peserta didik menjadi seorang " expertise, evidence-based practice and excellence". Dengan memahami karakteristik tersebut, peserta PPDS-I harus mengikuti semua kegiatan pendidikan dengan sebaik-baiknya. • Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran kurang dari satu minggu, tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima teguran tertulis. • Bila peserta didik meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu baik berturut-turut atau tidak, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subagian/divisi/unit kerja tempat yang bersangkutan bekerja. Penempatan yang bersangkutan selama menunggu rotasi berikutnya ditentukan oleh Ketua Program Studi. • Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran selama 2 ( dua ) minggu, Koordinator Program Studi akan mengirim surat teguran dengan tembusan kepada Pembantu Dekan I dan TKP PPDS-I. • Bila dalam 2 ( dua ) minggu yang bersangkutan tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, Koordinator Program Studi akan mengirimkan surat teguran kedua dan ketiga dengan selang antara 2 (dua) minggu. 305 • Bila dalam 2 minggu setelah surat teguran ketiga, yang bersangkutan tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Koordinator Program Studi menyampaikan laporan mengenai hal tersebut kepada Pimpinan Fakultas untuk proses pemutusan studi. b. Tidak mematuhi jam kerja Bila peserta didik diketahui tidak mematuhi jam kerja, yang bersangkutan akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila setelah 2 (dua) kali mendapat teguran tertulis, yang bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subagian/divisi/unit kerja dimana dia bekerja. G.1.2 Kekurangan dalam pencapaian kompetensi Bila peserta didik memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, yang bersangkutan diharuskan mengulang di subagian/ divisi /unit kerja tempat yang bersangkutan bekerja. Bila yang bersangkutan tidak lulus di 2 (dua) subagian/unit kerja dalam suatu jenjang pendidikan, Koordinator Program Studi akan menerbitkan teguran tertulis dengan tembusan kepada wali/instansi pengirim dan TKP PPDS. Bila mengalami 3 (tiga) kali tidak lulus, selain menerbitkan teguran tertulis, KPS akan mengirimkan peserta PPDS-I tersebut ke Tim Konseling di program studi terkait. Bila masih tetap tidak menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan ditawarkan untuk alih program studi, mungkin terdapat perbedaan antara minat dan bakat. G.1.3 Ketidak mampuan dalam memelihara kompetensi yang telah dicapai selama masa pendidikan. Ketidak mampuan untuk mempertahankan kompetensi yang telah diperoleh pada suatu jenjang pendidikan merupakan suatu bentuk kelalaian peserta didik. Bila peserta didik telah dinyatakan lulus dan suatu subagian/divisi/unit kerja, sebagai ilustrasi, yang bersangkutan telah lulus dari subagian/divisi Radiofarmasi, namun misalnya pada saat melaksanakan tugas jaga menunjukkan suatu kesalahan yang mendasar dalam melakukan prosedur persiapan radiofarmaka, maka yang bersangkutan diharuskan untuk mengulang di subagian tersebut. Sebelum menjatuhkan sanksi, Koordinator Program studi akan meneliti secara seksama dan dengan melibatkan Staf Pendidik dari subagian/divisi tersebut 306 G.1.4 Sikap Perilaku melanggar etika dan profesionalisme Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain dapat berupa sikap perilaku terhadap : 1. Pasien: • Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar • Tidak menunjukkan sifat altruisme.malah menelantarkan pasien dan keluarganya • Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak memberikan rasa nyaman • Tidak dapat dipercaya • Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien • Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut pasien seperti agama dan kepercayaan. 2. Pendidik Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari program studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi 3. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun diluar program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal, fisik maupun tekanan secara finansial 4. Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai tugas dan kewajiban mereka. 5. Keilmuan Dapat berupa meninggalkan/ tidak mengikuti acara ilmiah seperti jural review reading, referat,sajian kasus, atau melalaikan tugas yang bersifat keilmuan seperti tugas baca, tanpa alasan yang dapat diterima. 6. Institusi Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik, atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas Kedokteran UNPAD. G.1.5 Pelanggaran hukum Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses pembelajaran. Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran. Masa yang hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan meminta bantuan Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa studi terjadwal. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi. 307 G.1.6. Kondisi khusus peserta PPDS Yang dimaksud kondisi khusus peserta didik PPDS-I dapat berupa yang bersangkutan diketahui sebagai pengguna NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain sejenisnya. Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik, status pengguna narkotik bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi, kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya. Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang drtunjuk pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik dan sesuai pula dengan salah satu komponen kompetensi dari area kompetensi pengembangan profesi dan kepribadian yang menyatakan bahwa peserta didik harus memiliki kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalahmasalah yang mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kemampuan profesi. Yang bersangkutan dibebaskan dari proses pembelajaran selama masa pengobatan dan rehabilitasi, namun tetap diperhitungkan kedalam masa studi terjadwal. Bila yang bersangkutan dinyatakan telah bebas dari penggunaan NAPZA dengan menunjukkan sertifikat dari institusi yang merawat atau merehabilitasi, diperkenankan kembali melanjutkan pendidikan. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk mengundurkan diri sebagai peserta didik PPDS-I, mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa bagian Adiksi. Khusus bagi peserta PPDS-I yang dalam kegiatannya banyak berhubungan dengan zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi, seperti Program Studi Anestesi dan Terapi Intensif dan llmu Kesehatan Jiwa, demi kebaikan dirinya dan masyarakat, pengguna NAPZA tidak diperkenankan untuk melanjutkan pendidikan. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau gangguan kepribadian yang menunjukkan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidakamanan/ kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat, tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelanjaran. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa. Peserta didik yang mengalami kondisi khusus di atas dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikannya, Pimpinan Fakultas atas laporan Koordinator Program Studi mengusulkan penghentian studi kepada Rektor G.2 Derajat berat ringannya bentuk pelanggaran/kelalaian Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan dan sedang diserahkan kepada Koordinator Program Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran staf pendidik, termasuk kepala bagian/departemen, terutama dalam hal menyangkut aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme. 308 Contoh pelanggaran ringan adalah peserta didik tidak mengikuti acara ilmiah kurang dari 3 kali tanpa alasan yang dapat diterima. Namun peserta PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang, dapat berakumulasi menjadi pelanggaran sedang. Contoh pelanggaran sedang adalah melakukan kekerasan verbal terhadap peserta PPDS-I yunior. Pelanggaran berat dapat berupa plagiatism, kelalaian yang dapat menimbulkan kecacatan, dan sebagainya. Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan Komite Medik R.S Pendidikan. G.3 Bentuk Sanksi Pendidikan Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis disertai dengan mengulang di subagian /divisi/unit kerja tertentu paling lama 3 bulan. Penempatan di subagian/divisi/unit kerja tersebut disesuaikan dengan kepentingan pendidikan peserta didik PPDS-I. Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera setelah keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Koordinator Program Studi. Pelanggaran berat, yang diperkuat oleh penilaian komite medik R.S Pendidikan, sanksi pendidikan dapat berupa skorsing atau pemutusan studi. Program Studi memberi laporan kepada Dekan Fakultas Kedokteran mengenai adanya pelanggaran berat tersebut disertai dengan bukti-bukti yang diperlukan. Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas pemberian skorsing atau pemutusan studi. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas usulan Pimpinan Fakultas. G.4 Pemutusan Studi Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian kompetensi, pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai berikut: G.4.1 Kelalaian Administrasi 1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut 2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 ( dua ) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirimkan oleh Koordinator Program Studi. G.4.4.2 Atas Keinginan sendiri Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Pimpinan Fakultas dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai alasan pengunduran diri.Sebagai contoh adalah karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan.Segala akibat pengunduran diri ditanggung oleh yang bersangkutan, seperti misalnya pengembalian dana beasiswa.dan sebagainya. 309 G.4.4.3 Atas dasar evaluasi pencapaian kompentensi Alasan ini seyogyanya tidak terjadi dalam proses pendidikan dokter spesialis, namun adakalanya setelah berbagai upaya dilaksanakan namun derajat kompetensi tertentu sebagai persyaratan kelulusan tidak kunjung dicapai. Dalam keadaan ini dengan berat hati, atas dasar tanggung jawab profesi pendidik terhadap masyarakat pemutusan studi tidak dapat dihindarkan. Sebaiknya pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari pendidikan atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi pada jenjang di atasnya, misalnya peserta PPDS-I melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior. Agar tidak terjadi pemutusan studi atas dasar evaluasi pencapaian kompetensi, peserta PPDS-I harus berupaya sekuat tenaga dan dengan kerjasama yang baik dengan para pendidik untuk meningkatkan kinerja mereka. Pemutusan studi dilaksanakan bila peserta didik : 1. Mendapat nilai D atau E dari 2 subbagian/divisi, baik secara berturut-turut atau tidak. Peringatan pertama diberikan pada saat peserta didik mendapat nilai D atau E yang pertama. 2. Tidak memenuhi persyaratan untuk dapat mengikuti ujian local maupun ujian nasional, seperti : • Journal Reading (21 kali) • Referat (5 kali) • Presentasi Kasus (1 kali) • oral • Presentasi oral atau poster internasional minimal 1 kali • Bila masa pendidikan tahap Junior diperkirakan akan melebihi batas ahir studi. Dengan demikian, maka penghentian studi peserta PPDS dilaksanakan bila peserta didik tidak lulus (nilai C) di 6 subbagian baik berurutan ataupun tidak berurutan. G.4.4.4 Atas dasar Pelanggaran Etika dan Profesionalisme yang berat Pelanggaran etika berat yang diperkuat keputusan komite medik RS Pendidikan diajukan ke rapat Senat Fakultas, bila Senat Fakultas sependapat dengan Program Studi dan Komite Medik RS Pendidikan, Pimpinan Fakultas mengajukan usulan pemutusan studi kepada Rektor. G.4.4.5 Pemutusan Studi akibat telah melebihi batas ahir studi Bila karena sesuatu hal peserta didik PPDS-I dalam proses pendidikannya telah melewati batas akhir studi, maka kepada yang bersangkutan dapat dilakukan pemutusan studi. 310 G.4.4.6 Kondisi khusus Penderita pengguna NAPZA atau gangguan kejiwaan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan yang diperkuat oleh keterangan tertulis dari dokter spesialis kesehatan jiwa dapat dilakukan pemutusan studi. 18. Program Studi Ilmu Bedah Anak A. METODE PEMBELAJARAN Dalam rangka pencapaian kompetensi, maka peserta didik melaksanakan kegiatan - kegiatan sebagai berikut : 1. Ronde bangsal/Visite a. Visite besar : merupakan visite seluruh pasien rawat inap bedah anak yang dilakukan 1 x per minggu, dipimpin oleh seorang staf pendidik senior dan diikuti oleh seluruh peserta didik. b. Visite sub divisi : merupakan visite pasien rawat inap sub divisi yang dipimpin oleh kepala sub divisi yang dilakukan 2 x per minggu, diikuti oleh peserta didik masing-masing sub divisi. c. Visite harian : merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap bedah anak yang dipimpin oleh chief residen yang dilakukan setiap hari dan diikuti oleh seluruh peserta didik. 2. Konferensi kasus (case presentation) Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk diskusi kasus bedah anak yang dianggap menarik untuk didiskusikan sebagai pembelajaran dan dilakukan pemecahan masalah. Diskusi ini dilakukan 1 x perminggu dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta didik. 3. Journal reading : Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk penyajian jurnal-jurnal terbaru dalam 5 tahun terakhir yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan penatalaksanaan kelainan-kelainan bedah anak. Kegiatan ini dilakukan 1 x per minggu dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta didik. 4. Referat : Merupakan kegiatan ilmiah yang disusun oleh peserta didik dalam bentuk sari kepustakaan. Kegiatan ini dilakukan 2 x per minggu dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta didik. 5. Laporan jaga : Merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan jaga pada pasienpasien di emergensi dan pasien rawat inap. Laporan ini dilakukan 5 x per minggu dipimpin oleh staf pendidik sesuai jadwal yang telah ditentukan dan diikuti oleh seluruh peserta didik. 6. Assesment pasien rawat inap dan poliklinik : Merupakan penilaian pasien-pasien bedah anak di ruang rawat inap (preop dan post op) dan pasien rawat jalan yang membutuhkan keputusan 311 bersama dalam penegakan diagnosis dan rencana tindakan yang akan dilakukan. Penilaian ini dilakukan masing-masing 1 x per minggu dipimpin oleh staf pendidik dan diikuti oleh seluruh peserta didik. 7. Diskusi modul: Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk modul yang berhubungan dengan teori, tatalaksana, teknik operasi. Kegiatan ini dilakukan 1 x per minggu yang dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti peserta didik sub divisi bersangkutan. 8. Diskusi multi disiplin: Merupakan diskusi kasus tertentu yang melibatkan disiplin ilmu selain bedah anak terkait kasus masing-masing. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh residen dengan dipandu oleh staf pendidik dari sub divisi terkait. B. STRUKTUR MATA KULIAH Tahap Semester I - II Junior 63,5 SKS III - IV Madya 55,5 SKS V – VII Materi Pendidikan SKS 1. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah 2. Pengetahuan dan Keterampilan Diagnostik dan Perawatan Peri-operatif 3. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah : Bedah Digestif, Bedah Onkologi, Urologi, dan Bedah Emergensi Anak 4. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah : Orthopedi, Bedah Saraf, Plastik, Thoraks, Vaskuler, Bedah Emergensi Anak 1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Digestif Anak I dan II 2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Urogenital Anak I dan II 3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Onkologi Anak I dan II 4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Neonatal I dan II 5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Emergensi Anak 1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Digestif Anak III, IV, V 2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Urogenital Anak III,IV,V 3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Onkologi Anak III,IV,V 4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah 11,8 1,2 7 14,5 29 43,5 312 VIII Senior 28 SKS TOTAL SKS IX - X Neonatal III, IV, V 5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Emergensi Anak 1. Pengetahuan dan Keterampilan Hematoonkologi Anak 2. Pengetahuan dan Keterampilan Gastrohepatologi Anak 3. Pengetahuan dan Keterampilan Perinatologi 4. Pengetahuan dan Keterampilan Perawatan Intensif Bayi & Anak 5. Pengetahuan dan Keterampilan Gizi dan Penyakit Metabolik 6. Pengetahuan dan Keterampilan Infeksi 7. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Emergensi Anak 1. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Digestif Anak VI 2. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Urogenital AnakVI 3. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Onkologi Anak VI 4. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Neonatal VI 5. Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Emergensi Anak 6. Penerapan Pengetahuan dan Keterampilan Bedah Anak di Rumah Sakit Jejaring 7. Pengembangan Kemampuan Membuat Penelitian Akhir 12 14,5 5 6 2,5 147 C. EVALUASI HASIL BELAJAR Evaluasi dilaksanakan secara teratur dan periodik meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan attitude melalui pengamatan secara terus menerus dan evaluasi terjadwal (ujian stase, ujian semester, ujian akhir). Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian terhadap keterampilan dalam membuat diagnosis, pengelolaan pasien dan keterampilan operasi (psikomotor) serta analisa terhadap kemampuan untuk bekerjasama, hubungan interpersonal, dan tanggung jawab (attitude). 313 Evaluasi dilakukan di masing-masing Sub divisi Bedah Anak mulai dari pengamatan dan penilaian langsung saat melakukan prosedur perioperatif (poliklinik, UGD, rawat inap), visite sub divisi dan visite besar atau pada kegiatan ilmiah seperti presentasi kasus, journal review, audit morbiditas dan mortalitas. Penilaian juga dilakukan dengan menilai log book peserta didik dan evaluasi terjadwal (ujian bedah dasar, ujian semester bedah anak, dan ujian akhir). D. PEDOMAN UJIAN Evaluasi dalam bentuk ujian dilaksanakan selama pendidikan, terdiri dari: (a) Ujian Kursus Pra Bedah Dasar, dilaksanakan setelah selesai kegiatan kursus pra Bedah Dasar (b) Ujian Stase Bedah Dasar, merupakan evaluasi terjadwal yang dilaksanakan setelah stase di setiap Sub Divisi Ilmu Bedah (c) Ujian Stase Bedah Anak,merupakan ujian tertulis yang dilaksanakan setiap akhir stase Sub Divisi Bedah Anak (d) Ujian Semester Bedah Anak, merupakan ujian yang dilaksankan setiap akhir semester dengan materi yang sudah ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang harus diperoleh pada setiap tahapan (e) Ujian Kenaikan Tahap Kompetensi, merupakan ujian yang dilakukan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya. Bentuk ujian yang dilakukan berupa ujian tulisan dan OSCE (e) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Lokal, merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian nasional dan dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan dan kewajiban yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan. Bentuk ujian berupa ujian lisan atau tulisan yang dinilai oleh 2 orang penguji lokal. Penyelenggara Ujian Bedah Anak Lokal berdasarkan Surat Ketua Program Studi Ilmu Bedah Anak dan diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) Bedah Anak setempat. (f) Ujian Profesi (Board) Bedah Anak Nasional, merupakan ujian akhir pendidikan peserta PPDS-1 Ilmu Bedah Anak dan dilaksanakan setelah lulus Ujian Lokal. Bentuk ujian berupa ujian tulis dan ujian kasus. Ujian Profesi Nasional dinilai oleh dua orang penguji nasional yang ditentukan oleh Kolegium Ilmu Bedah Anak dan satu orang penguji lokal yang berstatus penilai. Penyelenggaraan Ujian Profesi Nasional dilaksanakan berdasarkan Surat Permohonan KPS Bedah Anak kepada Ketua Kolegium Ilmu Bedah Anak, dan Ketua Komisi Ujian Nasional Ilmu Bedah Anak. Dekan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) penunjukan Penguji Ujian Profesi (Board) Nasional. Ujian diselenggarakan di Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) tempat asal kandidat. E. TATA TERTIB Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran / Universitas Padjadjaran sehingga terdaftar sebagai peserta didik UNPAD. 314 b. Peserta didik harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja. c. Peserta didik harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian seperti yang telah ditetapkan. d. Peserta didik harus melaksanakan tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti. e. Peserta didik yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan (sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas / universitas atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan) dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah mendapat keterangan tertulis dari pihak yang berwenang (dokter pimpinan fakultas). Tata Tertib Ujian a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan ujian bila telah memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas sehingga terdaftar sebagai peserta didik UNPAD b. Peserta didik dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh. c. Setiap mengikuti ujian, peserta didik harus mengisi daftar hadir d. Peserta didik dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada saat ujian. F. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI Apabila peserta didik melakukan pelanggaran, setelah dibicarakan dengan Senat Fakultas, maka akan dikenai sanksi khusus. Selanjutnya bila terdapat masalah pidana akan diserahkan kepada yang berwajib. 1. Pelanggaran hukum Peserta didik yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa tindak pidana maupun penyalahgunaan obat, narkotika dan sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan telah ditetapkan bersalah secara hukum oleh pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai dengan putusan tersebut. 2. Pelanggaran etika moral dan etika profesi Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika moral, profesi, memalsukan tandatangan dan sejenisnya akan dikenakan skorsing oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor. 3. Pelanggaran etika akademik Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika akademik seperti mencontek, menjiplak (makalah, laporan,tugas akhir,dsb) atau sejenisnya akan dikenanakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi. 315 Sanksi akademik Sanksi akademik adalah sanksi yang diberikan kepada peserta didik karena melakukan pelanggaran akademik. Sanksi dapat berupa peringatan tertulis, perpanjangan stase, skorsing atau pemutusan studi. Sanksi peringatan tertulis dan perpanjangan stase diberikan oleh Ketua Program Studi sedangkan sanksi skorsing diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke Dekan dan diputuskan oleh Dekan, sedangkan sanksi pemutusan studi diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke Dekan dan diputuskan oleh Rektor. 1. Peringatan tertulis Peringatan tertulis dibuat oleh Ketua Program Studi apabila dinilai ada kekurangan prestasi akademik peserta didik atau pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperingatkan peserta didik agar tidak mendapatkan sanksi yang lebih berat. Peringatan tertulis dikenakan terhadap peserta didik yang pada tiap akhir semester mendapat Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75, dan/atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75. Peringatan tertulis karena kelalaian administratif dikenakan kepada peserta didik yang melalaikan kewajiban administratif (misalnya tidak melakukan pendaftaran ulang untuk satu semester). Peringatan tertulis juga diberikan bila peserta didik melakukan kelalaian yang menyebabkan morbiditas pada pasien. 2. Perpanjangan stase Perpanjangan stase adalah sanksi yang diberikan pada peserta didik apabila tidak lulus ujian stase 2x berturut – turut; melakukan kelalaian tindakan atau prosedur yang menyebabkan morbiditas; tidak menyelesaikan karya tulis ilmiah tahap bedah dasar, bedah lanjut dan usulan penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Lama perpanjangan stase ditentukan oleh berat ringannya kesalahan yang dilakukan (setengah atau satu kali stase). Pada masa perpanjangan stase, peserta didik tetap melakukan kegiatan seperti layaknya stase normal. 3. Skorsing Merupakan sanksi dengan gradasi yang lebih berat dari perpanjangan stase. Selama masa skorsing, peserta didik tetap hadir tetapi tidak diperkenankan mengikuti kegiatan pendidikan. Yang bersangkutan harus diberikan bimbingan terutama mengenai masalah penyebab sanksi tersebut. 4. Pemutusan studi Pemutusan studi dikenakan terhadap peserta didik yang mempunyai prestasi belajar yang rendah (akhir semester I tidak dapat mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75 dan akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00), melakukan kelalaian administratif (seperti tidak melakukan registrasi 2 semester berturut – 316 turut tanpa izin Rektor), lalai dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan lama studi melebihi 1½ x lama pendidikan yang telah ditentukan. Selain itu, pemutusan studi dapat juga diberikan bila peserta didik terbukti melakukan tindak pidana maupun penyalahgunaan obat, narkotika dan sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, melakukan pelanggaran etika moral dan profesi, serta melakukan pelanggaran etika akademik. 19. Program Studi Ilmu Urologi A. Metode Pembelajaran Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah, berupa kemampuan scientific problem solving approach dan decision making berbasis bukti evidence based medicine. Bentuk kegiatan berupa kuliah, diskusi kuliah, mandiri, tutorial, kegiatan bangsal dan poliklinik serta kamar operasi. Kegiatan ini mencakup pendidikan akademik dan pelatihan keprofesian. Metode pembelajaran untuk meteri dasar umum (MDU), materi dasar khusus (MDK), materi keahlian umum, materi keahlian khusus (MKK), materi penerapan akademik (MPA), dan materi penerapan keprofesian (MPK) diberikan dalam bentuk tutorial, diskusi, tugas membaca dan tugas menulis. 1. PANDUAN BERBAGAI KEGIATAN MPK Kerja Poli Tata laksana pasien poliklinik dilakukan di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RS. Jejaring. Poliklinik Khusus Urologi di RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung dilengkapi dengan alat-alat diagnostik berupa USG, uroflowmetri dan urodinamik. Opersionalisasi alat-alat tersebut dilakukan oleh PPDS 1 Urologi dengan bimbingan dari konsulen urologi. Kerja Bangsal Tata laksana pasien rawat inap dilakukan di ruang rawat urologi serta ruang rawat lain yang pasiennya dikonsulkan atau rawat bersama dengan urologi. Visite harian dilakukan oleh PPDS 1 Urologi yang ditugaskan dengan dilakukan ronde harian dipimpin oleh chief residen. Pasien-pasien yang bermasalah diperiksa kepada supervisior konsulen urologi (Dokter Penangung Jawab Pasien = DPJP) untuk didiskusikan dan ditangani lebih lanjut. Ronde besar dilakukan setiap hari Kamis yang dipimpin oleh Staf 00 00 Urologi sesuai dengan jadwal (Jam 7 -8 Pagi). Kamar Operasi Kegiatan di kamar operasi bedah dilakukan di Kamar Operasi Central RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung lantai 3, 4 dan RS. Jejaring. Selama 317 pendidikan, peserta didik mendapatkan pengalaman tindakan dan wewenang yang disesuaikan dengan jenjang pendidikannya, yaitu : Prosedur Inti Urologi Semester 1 dan 2 Sistoskopi rigid Cysto : Biopsy : Diathermy Cysto : Retrograde Cysto : Insert DJ Stent Optical urethrotomy Percutaneus / Open nephrostomy A Pengalaman Tindakan MP MT X X X X X X X X TUR BT small TUR B neck (BNI) TUR P < 40 Gm Cystolitholapaxy Simple ureteroscopy X X X X X Urodynamic studies TRUS + Biopsy Open/Percutaneus cystostomy Circumcision Epididymal cyst Hydrococele Varicocele Inguinal orchidectomy Ureterolitotomi X X X X X X X X X X X X A MP MT X : Anestesi : Mengerjakan sendiri dengan pengawasan : Mengerjakan tanpa pengawasan langsung Prosedur Inti Urologi Semester 3 dan 4 Cysto : Insert DJ Stent Optical urethrotomy TUR BT small (< 6 cm) TUR BT large (> 6 cm) TUR P < 40 gm TUR P > 40 gm A Pengalaman Tindakan MP MT X X X X X X X X X 318 Prosedur Inti Urologi Semester 3 dan 4 Ureteroscopy simple Ureteroscopy – stone extraction disintegration A / Inguinal orchidectomy Simple nephrectomy Radical nephrectomy Nephroureterectomy Colposuspension Pyelolithotomy/pyeloplasty RRP Radical cystectomy Heal loop diversion Uretrolithotomy Urethroplasty/hypospadia A MP MT Pengalaman Tindakan MP MT X X X X X X X X X X X X X X : Anestesi : Mengerjakan sendiri dengan pengawasan : Mengerjakan tanpa pengawasan langsung Prosedur Inti Urologi Semester 5 dan 6 Cysto : Insert DJ Stent Optical urethrotomy TUR BT small (< 6 cm) TUR BT large (> 6 cm) TUR P < 40 gm TUR P > 40 gm Ureteroscopy simple Ureteroscopy – stone extraction / disintegration Inguinal orchidectomy Simple nephrectomy Radical nephrectomy Nephroureterectomy Colposuspension Pyelolithotomy/pyeloplasty RRP (Retropubic Radical A Pengalaman Tindakan MP MT X X X X X X X X X X X X X X X X X X 319 Prosedur Inti Urologi Semester 5 dan 6 Prostatectomy) Radical cystectomy Bowel/Ileal loop diversion PCNL (Percutaneus Nephrolithotripsy Urethroplasty/hypospadia A MP MT A Pengalaman Tindakan MP MT X X X X : Anestesi : Mengerjakan sendiri dengan pengawasan : Mengerjakan tanpa pengawasan langsung 2. PANDUAN BERBAGAI KEGIATAN MPA Proposal Penelitian Proposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan disusun menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai pedoman melakukan penelitian untuk penulisan tesis. Pembimbing ialah staf akademik yang berkualifikasi penilai. Judul ditentukan bersama oleh pembimbing dengan peserta PPDS. Pertimbangan tema proposal adalah jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit, perkiraan biaya dan sebagainya. Tesis / Karya Akhir Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi. Tesis / Karya tulis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian ilmiah menggunakan metodologi penelitian. Naskah tesis akhir (buku tesis) ditandatangani oleh pembimbing, Kepala divisi urologi dan Ketua Program Studi. Format naskah tesis akhir dikaji dengan sampul keras (hard cover) warna hitam dan tulisan hitam. Naskah tesis merupakan hak milik sepenuhnya pusat pendidikan Urologi Bandung. Journal Reading Journal reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum. Penyaji adalah PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas. Moderator adalah staf modul yang bersangkutan. Pembacaan makalah dihadiri oleh semua PPDS mulai semester 4 ke atas, moderator dan seluruh Staf Urologi. Journal reading dilakukan bergiliran tiap 320 minggu sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pemberian judul dan jadwal penyajian dikoordinasi oleh Ketua Program Studi. PPDS mengajukan ringkasan makalah dengan memakai LCD, kemudian diadakan diskusi bebas. Laporan Jaga Laporan jaga ialah kegiatan akademik melalui pembahasan kasus yang didapat sebagai hasil tugas jaga oleh PPDS yang bertugas jaga di IGD (Instalasi Gawat Darurat). Kasus yang dilaporkan ialah kasus yang datang ke IGD, pasien bermasalah diruangan, dan laporan kematian. Pembahasan ditujukan pada masalah diagnostik dan tindakan yang dilakukan oleh PPDS. Pembahasan lebih mendalam akan dilaksanakan kemudian pada acara 15 Asessment. Laporan jaga dilaksanakan setiap pagi mulai jam 7. , dipimpin oleh staf yang ditunjuk oleh Kepala Divisi / Ketua Program Studi dan dihadiri oleh seluruh PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas. Asessment Asessment ialah kegiatan akademik yang dilaksanakan setiap hari, dipimpin oleh staf yang bertugas dan dihadiri oleh seluruh staf dan seluruh PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di urologi. Kasus yang dipresentasikan adalah seluruh kasus dari rawat jalan dan rawat inap yang memerlukan tindakan, kasus yang bermasalah atau sulit dan kasus kematian. Presentan adalah PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di urologi hari tersebut bertanggung jawab atas pasien yang dipresentasikan. Konferensi Klinik (CPC) Konferensi klinik ialah kegiatan akademik yang membahas kasus urologi dengan mengundang disiplin ilmu terkait. Kasus dipresentasikan oleh PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas yang bertanggung jawab atas kasus tersebut, dipimpin oleh staf yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut (DPJP). Presentasi ilmiah di luar institusi Setiap PPDS diharuskan paling sedikit satu kali mengajukan masalah ilmiah di luar institusi pendidikan urologi. Presentasi ilmiah di luar institusi berupa kegiatan pembacaan karya ilmiah baik berupa presentasi oral atau poster di forum urologi nasional dan internasional, serta publikasi ilmiah di jurnal nasional (JURI, JIBI) dan jurnal internasional, sebanyak 4 (empat) kali selama pendidikan urologi lanjut. B. Struktur Mata Kuliah NO MATERI PENDIDIKAN 1 Materi Dasar Umum 2 Materi Dasar Khusus 3 Materi Keahlian Umum BOBOT SKS 7 7 18 SEMESTER I I II, III 321 NO 4 5 6 7 8 a. b. c. d. e. f. MATERI PENDIDIKAN Materi Keahlian Khusus 1 Materi Penerapan Akademik 1 Materi Keahlian Khusus 2 Materi Penerapan Akademik 2 Materi Penerapan Keprofesian BOBOT SKS 16 16 26 16 40 SEMESTER II s/d IV II s/d IV V s/d VIII V s/d X III s/d X Materi Dasar Umum : Etika kedokteran, Metodologi penelitian kesehatan dan kedokteran, Bio statistik. Materi Dasar Khusus : Epidemiologi klinik dan kedokteran berbasis bukti, Biosel-biomolekuler dan genetika kedokteran, Farmakologi klinik. Materi Keahlian Umum : Anatomi Bedah, Fisiologi bedah, Patologi Anatomi dan Klinik. Materi Keahlian Khusus : Fisiologi ginjal, Urodinamik, Radiologiurologi, Infeksi saluran kemih, Obstruksi saluran kemih, Batu urinerius, Patofisiologi gagal ginjal akut, Kateterisasi, Perawatan dan komplikasi, Inkontinensia urin, Dasar diagnosis dan penanganan varikokel dan hidrokel, Acute scrotum, Keganasan pada traktus urinarius, Kelainan congenital traktus urinarius, Surgical approach bedah urologi, Pemeriksaan diagnostik urologi (Pencitraan, uroflowmetri), Operasionalisasi ESWL, Keterampilan operasi terbuka, Keterampilan operasi endoskopi. Materi Penerapan Akademik : Penugasan, seminar, diskusi dan pembuatan tesis. Materi Penerapan Keprofesian : Journal Reading, Laporan jaga, Assesment, Konferensi klinik (CPC), Presentasi ilmiah di luar institusi, Tata laksana pasien gawat darurat, Tata laksana pasien rawat jalan, Tata laksana pasien rawat inap, Prosedur-prosedur diagnostic di bidang urologi, Tindakan ESWL, Tindakan-tindakan operasi terbuka di bidang urologi, Tindakan-tindakan operasi endoskopi di bidang urologi. C. Evaluasi Hasil Belajar Semua peserta Program Studi Pendidikdn Profesi Dokter Spesialis-1 Urologi mempunyai buku log yang merupakan bukti tertulis setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Program Studi beserta tingkat kompetensi yang sudah dicapai. Tujuan evaluasi hasil pendidikan adalah untuk mengetahui apakah peserta program studi telah mencapai kemempuan akademik profesional sesuai dengan kurikulum pendidikan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan dilakukan penilaian yang umumnya mencakup : 1. Bidang afektif : a. Sikap dan kebiasaan kerja professional, Etika Kedokteran b. Hubungan inter-personal dengan sejawat, perawat, mahasiswa, tenaga administratif 322 2. Bidang kognitif : a. Pengetahuan dan pemahaman b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik 3. Bidang psikomotor : a. Keterampilan klinik non operatif b. Keterampilan klinik operatif Tahap-Tahap Evaluasi Secara garis besar evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara bertahap, berkala dan bersifat berkesinambungan dan bersifatt sumatif untuk menentukan keputusan. 1. Evaluasi berkala Sesuai dengan tahap pendidikan dilakukan evaluasi sumatif secara berkala. Kegiatan ini dimulai dengan evaluasi tahap awal yang dilakukan pada semester-semester awal kemudian dirancang evaluasi berkala tahap-tahap selanjutnya. Evaluasi tahap awal juga digunakan sebagai tahapan pra kualifikasi untuk menilai apakah seorang peserta program mampu meneruskan studi atau tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk mengundurkan diri atau menghentikan pendidikan. Bila mampu, peseta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan berikutnya. 2. Evaluasi akhir Pada tahap akhir pendidikan, dilaksanakan evaluasi akhir secara komprehensif. Evaluasi tahap akhir dilakukan apabila peserta program telah menyelesaikan semua tahap pendidikan dan telah lulus dalam evaluasi berkala sebelumnya. Kemampuan yang dinilai Pada hakikatnya pada program studi yang bercirikan akademik profesional, kemampuan akhir yang dievaluasi ialah pencapaian professional performance (kemampuan/penampilan profesional) yang secara artifisial dapat dipilah-pilah menjadi tiga bidang/domain yaitu : S – Sikap P – Pengetahuan (Kognitif) K – Keterampilan (Psikomator) D. Pedoman Ujian Berbagai cara dapat digunakan oleh masing-masing program studi sebagai berikut : 1. Ujian tulis berkala dilakukan setiap 3 bulan untuk menilai pengetahuan 2. Ujian lisan untuk menilai kognitif (clinical reasoning skill) / ujian teknik operasi sebelum melakukan operasi menurut tingkatannya 3. Ujian kasus untuk menilai kognitif dan psikomotor 323 4. 5. 6. 7. 8. Ujian praktek Ujian presentasi makalah Ujian OSCA (Objective Structure Clinical Assesment) Ujian tesis Ujian Board, Kognitif H.1. Pemberian Angka, Skoring dan Interpretasi Salah satu cara yang dipakai untuk memberikan angka, scoring, interpretasi dan memberi predikat dapat dilihat pada table di bawah ini. TABEL : ANGKA, NILAI MUTU, MARKAH DAN INTERPRETASINYA PADA SISTEM PENILAIAN PESERTA PROGRAM ANGKA NILAI MUTU MARKAH INTERPRETASI 90 – 100 4,00 A BAIK SEKALI 85 – 89 3,75 A80 – 84 3,50 B+ BAIK 75 – 79 3,25 B 70 – 74 2,75 BCUKUP 65 – 69 2,50 C+ 60 – 64 2,25 C KURANG 55 – 59 2,00 C45 – 54 1,00 D KRANG SEKALI 0 – 44 0,00 E NILAI BATAS LULUS (NBL) : 70 (IPK = 2,75) I. Tata Tertib I.1. Tata tertib kegiatan belajar mengajar 1. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar bila telah memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas sehingga terdaftar sebagai PPDS-1 UNPAD. 2. PPDS-1 Urologi harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja atau yang telah dijadwalkan sebelumnya. 3. PPDS-1 Urologi harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan. 4. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, PPDS-1 Urologi harus mengisi daftar hadir. 5. Peserta PPDS Bedah Dasar adalah sepenuhnya bertugas dan belajar di stase Bedah Dasar dan tidak boleh terlibat kegiatan urologi dalam bentuk apapun, kecuali atas perintah dan ijin konsulen Urologi. Ketua Program Studi Bedah Dasar mempunyai wewenang penuh menilai layak tidaknya PPDS Urologi dapat Masuk ke Urologi Lanjut. 324 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Peserta PPDS bila berhalangan hadir harus memberitahukan kepada SPS, KPS atau Kepala Divisi dan bila sakit harus menyerahkan surat keterangan dari dokter yang berwenang, bila tidak ada kabar / berita dikenakan sanksi sebagai berikut : Tidak hadir 1 – 3 hari : perpanjangan masa studi 2 minggu Tidak hadir 3 – 7 hari : perpanjangan masa studi 1 bulan Tidak hadir 8 – 14 hari : perpanjangan masa studi 2 bulan Tidak hadir 15 – 30 hari : perpanjangan masa studi 3 bulan Tidak hadir > 30 hari : dianggap mengundurkan diri Peserta PPDS yang tidak menyerahkan / menyelesaikan status khusus dan medical record pasien dalam 2 x 24 jam terhitung sejak pasien pulang, diwajibkan : 1. Mengganti jasa medik yang telah dibayarkan pasien 2. Menandatangani surat pernyataan pengunduran diri di atas materai Peserta PPDS menyalahi prosedur tetap yang telah ditentukan, sehingga menimbulkan : 1. Pasien lebih lama dirawat : 1 bulan perpanjangan masa studi 2. Kecacatan pasien permane : 2 bulan perpanjangan masa studi 3. Kematian pasien yang “non acceptable” : 3 bulan perpanjangan masa studi Peserta PPDS yang melakukan tindakan di luar kegiatan akademik yang mengakibatkan rusaknya nama baik institusi, diberhentikan studinya dari prodi urologi secara tertulis yang dituangkan dalam berita acara pemberhentian kegiatan belajar – mengajar dari prodi urologi, ditandatangani oleh KPS, SPS dan Kepala Divisi Urologi setelah dirapatkan di Divisi/Prodi Urologi. Peserta PPDS karena ketidak hati-hatiannya menyebabkan kerusakan peralatan / instrumen milik prodi urologi, diwajibkan untuk mengganti, sehingga proses belajar mengajar dan pelayanan terhadap pasien tidak terganggu. Evaluasi peserta PPDS dilakukan setiap akhir bulan yang wajib dihadiri semua staf dan hasil penilaian diumumkan hari berikutnya. Penilaian mencakup bidang afektif, kognitif, psikomotor . Setiap Sanksi diputuskan oleh rapat staf dengan prosedur urutan sebagai berikut : teguran lisan (1x), teguran tertulis (1x). Bila tetap tidak ada perubahan setelah dilakukan evaluasi, Sanksi dijatuhkan. Sanksi nonakademis diputuskan oleh rapat Divisi/Prodi dilanjutkan ke Dekan sesuai prosedur. Sanksi tindakan pidana diputuskan oleh rapat staf yang dapat diadakan setiap saat, dihadiri paling sedikit setengah jumlah staf 1. Peraturan yang tidak tercantum dalam peraturan ini, tetapi telah disepakati sebagai suatu peraturan tambahan dan ditetapkan dalam surat keputusan yang harus ditaati oleh peserta PPDS Urologi. 325 I.2. Tata tertib ujian a. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi persyaratan administratif yang telah ditetapkan oleh Universitas sehingga terdaftar sebagai PPDS-1 Urologi FK. UNPAD. b. PPDS-1 Urologi dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh. c. PPDS-1 Urologi harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jadwal ujian yang telah ditentukan sebelumnya. d. PPDS-1 Urologi dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada saat ujian seperti mencontek, memberikan bantuan terhadap teman, mengambil bahan ujian tanpa izin, memotret atau melakukan tindakan lainyang mengganggu pelaksanaan ujian. J. Jenis Pelanggaran dan Sanksi J.I. PERINGATAN AKADEMIK 1. Peringatan akademik dikenakan terhadap mahasiswa program profesi dan spesialis yang pada tiap akhir semester mengalami salah satu kondisi dibawah ini : Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75; Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75. 2. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima Bila PPDS meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu maka KPS akan mengirimkan surat teguran dengan tembusan kepada Waki Dekan I dan TKP PPDS. Bila dalam 2 (dua) minggu tidak ada jawaban akan KPS akan mengirimkan surat teguran ke 2 dan ke 3 dengan selang 2 minggu. Bila setelah 2 minggu surat teguran ke 3 yang bersangkutan tidak membalas surat/menghubungi program studi, maka dianggap mengundurkan diri. 3. Tidak mematuhi jam kerja Bila peserta didik tidak mematuhi jam kerja maka akan mendapat teguran lisan, bila tetap berulang akan diberikan teguran tertulis. Bila setelah 2 kali mendapat teguran tertulis tidak menunjukkan perbaikan, maka yang bersangkutan diharuskan mengulang di stase tersebut. 4. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi Bila peserta didik memperoleh nilai di bawah batas kelulusan, yang bersangkutan diharuskan mengulang. Bila tidak lulus 2 kali maka KPS akan menerbitkan teguran tertulis dan tembusan kepada wali/instansi pengirim dan TKP PPDS. Bila mengalami 3 kali tidak lulus selain menerbitkan teguran tertulis, KPS akan mengirimkan peserta PPDS tsb. ke Tim Konseling Program Studi terkait, bila tetap tidak menunjukkan perbaikan, yang bersangkutan ditawarkan untuk alih program. 326 5. Ketidakmampuan memelihara kompetensi yag telah dicapai Bila peserta didik dinilai melakukan kesalahan dan bertindak tidak sesuai dengan kompetensi yang telah dicapainya, maka KPS akan memberikan sanksi. 6. Sikap perilaku melanggar etika dan profesionalisme terhadap: a. Pasien - Tidak menunjukkan sikap belas kasih - Tidak menunjukkan sifat antusiasisme - Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien - Tidak dapat dipercaya - Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien - Tidak peka terhadap nilai-nilai ras, gender, agama b. Pendidik - Tidak bersikap santun c. Sejawat residen - Melakukan kekerasan fisik, verbal maupun tekanan secara finansial d. Paramedis dan karyawan rumah sakit - Tidak menghargai tugas dan kewajiban mereka e. Keilmuan - Meninggalkan acara ilmiah atau melalaikan tugas f. Institusi - Merusakan peralatan rumah sakit/Prodi J.2. PEMUTUSAN STUDI / SARAN PENGUNDURAN DIRI Pengunduran diri disarankan sebelum dikenakan pemutusan studi bagi para mahasiswa yang mengalami salah satu kondisi di bawah ini : 1. Prestasi akademik rendah Pada akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75; Pada akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00; Pada akhir semester I dan/atau semester II memperoleh huruf mutu dibawah C; Bila lama studi melebihi 1 ½ x lama pendidikan di program studi spesialis; 2. Kelalaian administrasi Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan Program Pascasarjana yang menghentikan studi dua semester berturutturut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin rektor. 327 3. Kelalaian mengikuti kegiatan Belajar-Mengajar Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan Program Pascasarjana yang telah mendaftar atau mendaftarkan kembali secara administratif, tetapi : Tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar pada semester I dan/atau semester II tanpa alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik mengisi maupun tidak mengisi KRS. Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar-mengajar) dua semester berturut-turut atau secara terpisah, tanpa alasan yang dapat dibenarkan; dan/atau; Mengundurkan diri satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat batas waktu perubahan KRS dua semester berturut-turut atau secara tepisah, tanpa alasan yang dapat dibenarkan. 4. Pelanggaran hukum Bila diduga melanggar hukum maka peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses pembelajaran. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi. 5. Pemutusan studi Dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi syarat : - Administrasi - Atas keinginan sendiri - Evaluasi : - Bila tidak lulus 6 kali tidak berturut-turut. - Melewati batas akhir studi dan pertimbangan lainnya - Pelanggaran etika dan profesionalisme - Kondisi khusus : NAPZA atau gangguan kejiwaan 20. Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular A. Metode Pembelajaran Proses belajar mengajar sebagian besar dilakukan dengan metoda praktikum dengan menggunakan laboratorium rawat inap biasa, rawat intermediate, rawat intensive, unit rawat jalan, unit diagnostik (invasif dan non invasif), unit rehabilitasi medik serta unit lain yang terkait. Selain praktikum, dilakukan konferensi klinik harian untuk melatih kemampuan peserta didik untuk melakukan analisis dan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki saat mengelola setiap kasus. Pembacaan Referat dan Journal merupakan kegiatan rutin sebagai sarana untuk menambah pengetahuan secara mandiri. Presentasi kasus juga merupakan bagian dari metoda pembelajaran sebagai upaya untuk melatih ketajaman analisis terhadap suatu permasalahan klinis. 328 Kegiatan kuliah dilakukan dalam bentuk mini lecture untuk topik bahasan tertentu. Selain itu peserta didik juga diwajibkan untuk mengajukan makalah dalam suatu kegiatan ilmiah yang bersifat nasional atau bahkan regional. B. Struktur Mata Kuliah Tahap I. Pengetahuan Kedokteran Klinik Umum (Kompetensi Dasar) – 12 Bulan Meliputi bidang-bidang: Ilmu Penyakit Dalam, Rawat Intensif/ICU; Ilmu Kesehatan Anak (tumbuh kembang); Kardiologi Klinik Dewasa. Tahap II. Pengetahuan Kardiovaskular Klinik Khusus (Kompetensi Inti) – 24 Bulan Meliputi bidang-bidang : Diagnostik Non Invasif/Pencitraan; Diagnostik Invasif/Terapi Intervensif; Cardiac Intensive Care Unit (CICU); Kardiologi Klinik Anak; Kedokteran Vaskular; Kedaruratan Kardiovaskular (Emergency); Kedokteran Nuklir; Radiologi; Pacu Jantung dan Elektrofisiologi; Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular; Bedah Jantung dan Perawatan Post Operatif; Poliklinik Kardiovaskular. Tahap III. Keterpaduan/Penerapan Ilmu Penyakit Jantung (Kompetensi Lanjut) – 6 Bulan Meliputi bidang-bidang ilmu: Kardiologi Dewasa; Kardiologi Anak; Perawatan Intensif Kardiovaskular (CICU); Diagnostik Invasif dan Non Invasif. SMT I II DIVISI LAMA SKS SANDI Ilmu Penyakit Dalam 6 Bulan 14 C21U01.0001 Ilmu Kesehatan Anak 1,5 Bulan 4 C21U01.0002 3 Bulan 8 C21U01.0003 1,5 Bulan 4 C21001.0025 3 Bulan 10 C21U01.0010 3 Bulan 10 C21U01.0012 3 Bulan 8 C21U01.0005 Kardiologi Klinik Dewasa Perawatan Intensif Umum (ICU) III Diagnostik Non-Invasif Diagnostik Invasif dan Intervensi Non-Bedah IV Perawatan Intensif Kardiovaskular (CICU) 329 SMT V VI DIVISI LAMA SKS SANDI Kardiologi Klinik Anak 3 Bulan 8 C21U01.0004 Kedokteran Vaskular Kedaruratan Kardiovaskular (Emergency) Kedokteran Nuklir 1,5 Bulan 4 C21U01.0021 3 Bulan 8 C21U01.0006 3 Minggu 2 C21U01.0014 Radiologi 3 Minggu 2 C21U01.0026 1,5 Bulan 4 C21U01.0022 1,5 Bulan 4 C21U01.0023 1,5 Bulan 4 C21U01.0024 1,5 Bulan 4 C21U01.0007 1,5 Bulan 4 C21U01.0016 1,5 Bulan 4 C21U01.0017 1,5 Bulan 4 C21U01.0018 1,5 Bulan 4 C21U01.0027 6 C21U01.0019 Pacu Jantung dan Elektrofisiologi Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular Bedah Jantung dan Perawatan Post Operatif Poliklinik Kardiovaskular VII Keterpaduan Kardiologi Klinik Anak Keterpaduan Kardiologi Klinik Dewasa Keterpaduan Perawatan Intensif Kardiovaskular Keterpaduan Diagnostik Invasif dan Non-Invasif Thesis TOTAL 42 Bulan 120 SKS C. EVALUASI HASIL BELAJAR 1. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi selama pendidikan dilakukan dengan berbagai cara (meliputi aspek kognitif, afektif dan attitude) sebagai berikut : Metoda mini-clinical evaluation exercise (Mini-CEX) Metoda objective structured clinical evaluation (OSCE) Metoda mini peer assessment tool (Mini-PAT) Metoda direct observation of procedural skills (DOPS) 330 Metoda case-based discussion (CbD) Metoda multiple choice question (MCQ) dan essay 2. Penilaian harian Penilaian yang meliputi tiga hal diatas dilakukan saat konferensi (termasuk penilaian kegiatan pembacaan kasus, referat dan journal), kegiatan di ruang perawatan dan kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan/ kegiatan motorik 3. Pencatatan Seluruh Kegiatan Seluruh kegiatan peserta didik tercatat dalam Log Book dan Portofolio. 4. Batasan Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu Batasan penilaian sebagai berikut: NILAI HURUF MUTU ANGKA MUTU 80 - 100 75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 52 - 59 45 - 51 0 - 44 A B+ B C+ C D+ D E 4 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0 5. Ujian perbaikan Ujian perbaikan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan. Untuk stase ulang akan dijadwalkan sesuai dengan rotasi yang berlaku. D. PEDOMAN UJIAN 1. Evaluasi Ujian Bed Side (Pasien) Peserta Didik - Ujian bed side adalah proses penilaian yang dijalankan secara menyeluruh meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan usulan – usulan pemeriksaan pasien. - Prosedur Ujian Bed Side : 1. Ujian bed side dilakukan pada peserta didik. 2. Pasien disiapkan pada semua tahap pada pagi hari. 3. Waktu ujian 60 – 90 menit. 4. Pelaksanaan ujian dilakukan dalam 2 tahap : tahap pemeriksaan dan tahap diskusi / tanya jawab. 331 5. Ujian bed side akan dinilai oleh staf edukatif penilai didampingi oleh seorang pendamping staf edukatif pembimbing atau pendidik. 6. Nilai ujian bed side diserahkan pada pelaksanaan hari ujian, kecuali dalam keadaan khusus. 7. Hasil dalam penilaian dimasukkan didalam form penilaian yang telah disediakan. 2. Evaluasi Ujian Sumatif Peserta Didik - Ujian Sumatif adalah proses penilaian yang dijalankan secara menyeluruh pada akhir satu rotasi divisi untuk menentukan tahap pembelajaran dalam peserta didik. - Prosedur Ujian Sumatif : 1. Ujian sumatif dilaksanakan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir. 2. Nilai hasil ujian sumatif diserahkan kepada tim evaluasi selambatlambatnya 1 minggu sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir. E. TATA TERTIB Tata tertib di Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, sebagai berikut : - Setiap peserta didik wajib mengisi daftar hadir harian, termasuk daftar hadir dokter jaga : Pengisian daftar hadir dilakukan secara elektronik dengan menggunakan mesin finger print yang terdapat di berbagai tempat di lingkunan RSUP Dr. Hasan Sadikin, setelah melakukan prosedur pendaftaran sidik jari di Instalasi Sistem Informasi RS (SIRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin. Pengsisian daftar hadir harian dilakukan pada saat peserta PPDS datang (tidak lebih dari pukul 07.30) dan pada saat pulang (tidak kurang dari pukul 15.30). Pengisian daftar hadir jaga disesuaikan dengan waktu jaga berdasarkan hari sebagai berikut : o Hari Senin- Kamis o Hari Jumat o Hari Sabtu o Hari Minggu/ Hari LIbur : 15.30 - 07.00 WIB. : 16.00 - 08.00 WIB. : 08.00 - 08.00 WIB. : 08.00 - 07.00 WIB. Bila karena alasan tertentu, peserta didik tidak dapat melakukan pengisian daftar hadir, maka yang bersangkutan harus segera 332 memberitahukan kepada sekretariat program studi disertai dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. - Pembacaan Literatur, Pembuatan Referat, dan Pembahasan Kasus : Selama mengikuti pendidikan di Program Pendidikan Dokter Spesialis F. Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah setiap peserta didik wajib untuk mempresentasikan pembacaan literatur sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) literatur, pembahasan referat 3 (tiga), dan pembahasan kasus 3 (tiga). KPS mengatur jadwal Pembacaan Literatur, Pembuatan Referat, dan Pembahasan Kasus sesuai rotasi secara bergiliran. Peserta PPDS yang telah mendapatkan jadwal menghubungi sekretariat Program Studi untuk mengetahui nama pembimbing. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis bertemu dengan pembimbing untuk berdiskusi mengenai tema dan masalah yang akan dipresentasikan. Kegiatan bimbingan harus dicatat dalam Log Book peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan. Naskah presentasi yang telah disetujui oleh pembimbing, harus dibagikan ke seluruh staf pendidik selambat-lambatnya 3 (hari) sebelum jadwal presentasi. Lama Presentasi ; o Presentasi pembacaan literatur dilakukan dalam waktu sekurangkurangnya 30 menit yang terdiri dari 10-15 menit presentasi dan sisa waktu dipergunakan untuk diskusi dengan seluruh peserta konferensi. o Presentasi pembahasan referat dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya 45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25 menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi. o Presentasi pembahasan kasus dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya 45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25 menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi. Selesai presentasi, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis meminta pembimbing untuk membubuhkan tanda tangan di Log Book. Naskah presentasi yang telah diperbaiki sesuai hasil diskusi, diserahkan kepada sekretariat program studi dalam bentuk hard copy maupun soft copy (CD) untuk disimpan dalam portofolio peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI 333 1. Jenis Pelanggaran, sebagai berikut : - Kelalaian administrasi. - Kekurangan dalam pencapaian kompetensi. - Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama masa pendidikan. - Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme. - Pelanggaran hukum. - Masalah khusus (penggunaan NAPZA, gangguan kejiwaan, dan lainlain). 2. Sanksi yang diberikan, sebagai berikut : A. Sanksi Evaluasi Studi terhadap Peserta Didik: - Sanksi studi peserta didik adalah sanksi yang dijatuhkan kepada mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang belum memenuhi persyaratan evaluasi studi sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan memberikan teguran lisan I, teguran lisan II, teguran lisan tertulis, skorsing sampai pada diusulkan pindah ke prodi lain, perguruan tinggi lain atau diberhentikan sebagai peserta didik. - Peserta didik yang mendapatkan sanksi dihadapkan/ dipanggil KPS untuk menjelaskan pelanggaran yang dilakukan peserta didik. - Sanksi ditetapkan oleh KPS dan diketahui oleh kepala Departemen sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan sesuai hasil kesepakatan rapat pleno. - Apabila sanksi yang diberikan adalah berupa pemindahan program atau pemutusan studi maka diputuskan melalui surat keputusan Dekan FK UNPAD atau pada beberapa hal perlu mendapat pertimbangan komite medik/etik. - Peserta didik yang belum memenuhi persyaratan evaluasi studi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan akan dipanggil oleh KPS untuk mendapat penjelasan mengenai pelanggaran yang telah dilakukan oleh peserta didik tersebut. - Kepada peserta didik dapat dijatuhkan sanksi berupa teguran lisan I, teguran lisan II, teguran tertulis, penghentian studi sementara (skorsing), pengusulan pindah ke Prodi lain, pengusulan pindah ke Perguruan Tinggi lain maupun pemutusan studi. - Sanksi berupa teguran lisan I, teguran lisan II, dan teguran tertulis ditetapkan oleh KPS dan diketahui oleh Kepala Departemen. - Sanksi berupa penghentian studi sementara (skorsing), pengusulan pindah ke Prodi lain, pengusulan pindah ke Perguruan Tinggi lain 334 - maupun pemutusan studi ditetapkan bersama oleh seluruh staf Departemen melalui rapat pleno Departemen. Keputusan rapat pleno tersebut akan disampaikan kepada Dekan dengan tembusan ke TKP PPDS sebagai bahan pertimbangan bagi penetapan keputusan oleh Dekan FK UNPAD. Sanksi berupa pemindahan Program Studi, pemindahan ke Perguruan Tinggi lain atau pemutusan studi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor UNPAD, atas masukan Dekan FK UNPAD. B. Sanksi Pendidikan (Sanksi Akademik) Peserta Didik: - Sanksi pendidikan (sanksi akademik) adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran lisan atau tertulis, mengulang di suatu modul program pendidikan spesialis, diperkerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan pendidikan, skorsing sampai dengan pemutusan studi. - Batasan tentang pelanggaran : Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat dengan keputusan Komite Medik RS pendidikan dimana pelanggaran/kelalaian tersebut terjadi. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan/atau tertulis. Pelanggaran sedang, selain mendapat teguran lisan disertai pula dengan mengulang seluruh kegiatan stase di divisi/unit kerja tertentu. Penempatan di divisi/unit kerja tertentu disesuaikan dengan kepentingan pendidikan peserta PPDS. Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera setelah keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Ketua Program Studi. 335 21. Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi A. Metode Pembelajaran 1. Tahap Pendidikan Sebelum melakukan tahap pendidikan diberikan lebih dahulu kegiatan pembekalan pra-PPDS yang berisi orientasi mengenai rumah sakit pendidikan utama, program pendidikan dokter spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, RS. Hasan Sadikin dan sistem manajemen pelayanan dan rujukan. Orientasi diikuti bersama dengan seluruh PPDS yang berasal dari program studi lain diselenggarakan oleh FK UNPAD/ RSHS. Tujuan orientasi ialah untuk memperkenalkan kegiatan, lahan dan proses pendidikan serta mempersiapkan peserta untuk mengikuti program pendidikan selanjutnya. 2. Kelompok Kegiatan Aktifitas dalam proses pendidikan IKFR secara garis besar dibagi atas 3 (tiga) kelompok kegiatan : Kegiatan akademik Kegiatan pelatihan keprofesian Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler a) Kegiatan Akademik Kegiatan akdemik ialah kegiatan dengan tujuan menambah dan memperdalam keilmuan (knowledge) dalam bidang IKFR. Kegiatan akademik terdiri dari 2 (dua) kelompok kegiatan yaitu kegiatan akademik modul dan non-modul. Kegiatan akademik modul ialah paket kegiatan akademik yang membahas dan mendalami keilmuan cabang ilmu atau subdisiplin tertentu dan diselenggarakan oleh cabang ilmu atau subdisiplin bersangkutan. Kegiatan akademik modul umumnya merupakan kegiatan akademik terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk tutorial dan diskusi kelompok. Kegiatan akademik non-modul ialah kegiatan akademik yang tidak terbatas hanya mengenai pendalaman keilmuan satu cabang ilmu atau subdisiplin tertentu. Yang termasuk kegiatan akademik non-modul ialah : Tinjauan Pustaka Presentasi Kasus Journal reading Short case Long case Tutorial Proposal penelitian Tesis 336 Kegiatan akademik non-modul umumnya merupakan kegiatan akademik terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk seminar. Disamping kegiatan akademik terjadwal terdapat berbagai kegiatan akademik yang tidak terjadwal, seperti : Konsultasi pasien (diskusi kasus) Tugas baca (reading assignment) Tugas tulis (written assignment) Tugas Observasi (observation assignment) Pelaksanaan penelitian b) Kegiatan Pelatihan Keprofesian Kegiatan pelatihan keprofesian (kerja praktik) ialah kegiatan yang bertujuan untuk mencapai keterampilan (skill) yang dipersyaratkan bagi seorang dokter Spesialis IKFR. Kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di berbagai lahan pendidikan yaitu di RS Pendidikan Utama, RS Mitra Pendidikan, Puskesmas, Yayasan Pembinaan Anak Cacat Bandung dan di masyarakat. Secara garis besar bentuk-bentuk kegiatan pelatihan keprofesian yang ditugaskan kepada dikelompokkan ke dalam: Tatalaksana pasien rawat jalan (ambulatory patient) Tatalaksana pasien rawat inap (inpatient) Tindakan/prosedur IKFR Kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan secara bersamaan (simultan) dengan jam kerja mulai pukul 07.00 – 16.00 dan Senin – Jumat. (Tabel) Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Hari Jam Kegiatan Senin 07.00-09.00 Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/ Penelitian 09.00-12.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading 12.00-13.00 Istirahat 13.00-16.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading Selasa 07.00-09.00 Morning report 09.00-12.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading 12.00-13.00 Istirahat 13.00-16.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading Rabu 07.00-09.00 Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/Penelitian 09.00-12.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading 12.00-13.00 Istirahat 13.00-16.00 Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading Kamis 07.00-09.00 Morning report 337 Hari Jum’at Jam 09.00-12.00 12.00-13.00 13.00-16.00 07.00-09.00 09.00-11.30 11.30-13.00 13.00-16.00 Kegiatan Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading Istirahat Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading Journal Reading / Penelitian Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading Istirahat Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading c). Kegiatan Ko-Kulikuler dan Ekstra-Kulikuler Disamping melakukan kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan keprofesian setiap peserta diharapkan aktif dalam kegitan ko-kulikuler dan ekstra-kulikuler. Kegiatan ko-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan kurikulum. Kegiatan ekstra-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan, pembinaan karakter dan pengembangan minat dan bakat yang secara tidak langsung berhubungan dengan kurikulum. 3. Buku Log Setiap Peserta PPDS-1 dilengkapi dengan buku log yang digunakan untuk mencatat setiap kegiatan (baik kegiatan akademik, kegiatan pelatihan keprofesian, maupun kegiatan ko- dan ekstra kulikuler) segera setelah kegiatan tersebut dilakukan dan ditandatangani oleh staf terkait. a. Manfaat buku Log Membantu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan dengan maksud mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dan merencanakan kegiatan tambahan untuk menutupi kekurangan tersebut. Membantu Supervisor menilai kegiatan agar dapat memberikan kegiatan tambahan untuk bersangkutan. b. 4. Penggunaan buku Log Buku log sudah harus digunakan sejak kegiatan awal di pendidikan (setiap pertanyaan mengenai cara pengisian buku log yang masih belum dimengerti, harap ditanyakan ke Sekretariat Program Pendidikan). Penulisan dan konfirmasi setiap kegiatan yang akan diisikan kedalam buku log sebaiknya dibicarakan lebih dahulu kemudian diparaf oleh supervisor terkait. Oleh karena itu diingatkan kepada seluruh PPDS agar mencatat semua kegiatan di buku log segera setelah kegiatan itu selesai sehingga tidak ada yang hilang atau tidak tertuliskan. Ketentuan Umum a. Peserta Kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian wajib diikuti setiap staf pendidik dan Peserta PPDS-1. Ijin untuk tidak tidak mengikuti kegiatan 338 diberikan kepada yang sedang berotasi di Departemen lain atau bersamaan dengan kegiatan pelayanan di Departemen lain. Penjadwalan Kegiatan ini dikoordinasi dan diatur oleh penyelenggara pendidikan Tatacara Media yang disediakan ialah slide projector, overhead projector (OHP) atau liquid crystal display (LCD) Slide, transparansi dan media lain harus memenuhi syarat : Estetik tetapi tidak penuh dengan latar belakang yang mengganggu teks Taat dalam penggunaan ejaan dan bahasa Baris teks atau keterangan tidak lebih dari 10 baris Tulisan atau huruf terbaca dengan jelas dari baris paling belakang Pedoman Penulisan mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Tesis/Disertasi dan Artikel Ilmiah Fakultas serta Buku Pedoman Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad terbaru Penilaian : mempergunakan lembar penilaian khusus yang telah disediakan Setelah selesai setiap kegiatan mencatat kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan ditandatangani oleh pembimbing. 5. Tutorial / Diskusi Kelompok Tutorial / diskusi kelompok ialah forum kegiatan akademik berupa presentasi ilmiah interaktif di depan sebagian staf akademik dan sebagian a. Ketentuan umum Tutorial/Diskusi Kelompok 1) Peserta Kegiatan tutorial /diskusi kelompok wajib diikuti oleh para PPDS sesuai dengan semesternya dan yang diwajibkan mengikuti remedial pada saat rapat yudisium 2) Penjadwalan Kegiatan tutorial/diskui kelompok dikoordinir oleh penyelenggara pendidikan 3) Tatacara Penentuan topik, bahan yang akan diajukan oleh Peserta PPDS-1 ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan Kegiatan tutorial merupakan kegiatan yang meliputi dua aspek: teori dan praktik. Pembagian waktu dari ke dua aspek tersebut diserahkan pada penanggung jawab modul / tutor pelaksana. Setiap kegiatan diskusi kelompok dipimpin oleh seorang tutor Tutor ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan 339 Penilai kegiatan tutorial dilakukan secara bervariasi dan diserahkan bentuk dan pelaksanaannya baik menggunakan kasus, MCQ, esai dan tanya jawab lisan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh tutor pemegang modul. Peserta PPDS-1 berhak mendapatkan kesempatan remedial sebanyak 1 kali untuk ujian post test Nilai modul tidak hanya didasarkan pada nilai ujian post test akan tetapi merupakan bentuk penilaian yang bersifat dinamis (pengamatan) yang dilaksanakan secara komprehensif saat pelaksanaan tutorial meliputi attitude, kognisi dan afektif. Setelah selesai setiap kegiatan tutorial / diskusi kelompok maka PPDS wajib mencatat kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan ditandatangani oleh staf terkait/penanggung jawab modul. 6. Makalah Ilmiah Makalah ilmiah terdiri dari makalah: Presentasi Kasus Tinjauan Pustaka Proposal Penelitian/Tesis 7. Presentasi Kasus Presentasi Kasus merupakan kegiatan akademik melalui penyajian dan pembahasan suatu kasus didepan sidang ilmiah pleno. Presentasi kasus dapat juga dipandang sebagai satu kesatuan komprehensif pelatihan keprofesian dengan maksud untuk mendapatkan dukungan ilmu yang kuat dalam melakukan kegiatan keprofesian. a. Tujuan Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 dalam menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya untuk menganalisis kasus yang ditangani. Tujuan Khusus Setelah penyajian kasus, diharapkan peserta : 1. Menguasai materi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi khususnya kasus yang dipresentasikan 2. Mampu menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai kaidah yang berlaku 3. Mampu mengenal, menelusuri sebab dan memecahkan masalah secara kritis analitis dan sistematis. 340 Tujuan Per-semester Semester II : Mampu melakukan pemeriksaan fisik rehabilitasi dan diagnosis fungsional Semester III : Mampu menegakkan diagnosis fisik dan fungsional, mampu/menguasai penataksanaan rehabilitasi medik dasar. Semester IV : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik dasar, umum dan ortotik prostetik Semester V : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik dasar, umum dan Pediatrik Semester VI : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik dasar, umum dan kasus kardio-respirasi Semester VIII : Mampu merencanakan, mengimplementasikan, mengelola kasus secara paripurna kasus geriatri / multiple problems. b. Jumlah Kasus Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat pendidikan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan bahwa peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 6 (enam) kasus panjang dan 1 (satu) kasus pendek dan 1 kali presentasi poster/oral presentation di acara ilmiah nasional (baik berupa penelitian/kasus). c. Jenis Kasus Kasus panjang (kasus khusus) : kasus yang ditulis berdasarkan kerangka acuan Kasus pendek: kasus yang ditulis dengan isi : anamnesis, pemeriksaan fisik dan problem, manajemen (sesuai dengan rekam medis rawat jalan) d. Topik Kasus Jenis kasus No. Semester 1 semester 2 Neuromuskuler 2 semester 3 Muskuloskeletal 3 semester 4 Neuromuskuler 4 semester 5 Pediatrik Keterangan Ditekankan PF : umum pada pasien stroke Ditekankan pada kasus fraktur dan OA Ditekankan pada kasus SCI 341 No. Semester 5 semester 6 Jenis kasus Keterangan Kardiorespi Semester VII : Kasus pendek - bebas (multiple problem) Pada semester VII laporan kasus diajukan dalam bentuk laporan tertulis (resume singkat) 1 bulan 1 kasus sebagai bentuk evaluasi dan pelaporan kegiatan di tempat stase tanpa perlu melakukan presentasi. Keterangan : setiap Peserta PPDS-1 semester 5 dan 6 wajib mempresentasikan 1 (satu) buah kasus atau penelitian pendahuluan di Pekan Ilmiah Tahunan (PIT) e. Sumber Kasus Diajukan oleh peserta sendiri atau ditetapkan dan telah disetujui oleh Pembimbing dari pasien-pasien rawat jalan atau rawat inap. f. Tata Cara Kasus yang telah ditentukan, harus segera diajukan minimal 2 (dua) minggu sebelumnya kepada pembimbing Setiap presentan wajib melakukan bimbingan kepada dokter pembimbing Home visit dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi serta arahan pembimbing Pasien harus dibawa untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan dilakukan pengambilan audiovisual, dengan dihadiri oleh penguji (wajib) dan pembimbing kasus (fakultatif pada kondisi yang tidak dapat dihindari) Tampilan audio visual dipergunakan untuk presentasi. Naskah dalam bentuk makalah diserahkan ke Sekretariat Pendidikan, paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan kepada penilai dan pembimbing serta Peserta PPDS-1. g. Kerangka Acuan Penulisan (lihat Buku Panduan Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad) h. Cara Penyajian Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio visual dalam bahasa Inggris 342 Penyajian dilakukan dalam 30 menit presentasi pembukaan (teori dan anamnesis), 30 menit pemeriksaan fisik, 45 menit diskusi umum, 15 menit diskusi dengan penguji. Total waktu : 120 menit dengan minimal 5 orang penanya pada diskusi umum. Formulir penilaian kasus terlampir. 8. Journal Reading Journal Reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum. a). Tujuan Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis kemampuan: Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan Menjaring Informasi yang sesuai Mengenal/mengetahui informasi terkini di bidang IKFR mempunyai b). Jumlah Jurnal Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan bahwa peserta harus mempresentasikan minimal sebanyak 10 (sepuluh) jurnal, termasuk yang dipresentasikan di luar Departemen IKFR. c). Topik Topik disesuaikan dengan rotasi / stase, di Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, di Departemen lain FK UNPAD atau RS Jaringan lahan Pendidikan yang ditunjuk : No Semester Topik 1 semester 1 2 semester 2 3 4 5 6 semester 3 semester 3 semester 4 semester 4 Neuromuskuler (fokus : stroke) Muskuloskeletal (fokus : Therapeutik exercise/modalitas) Muskuloskeletal Ortotik Prostetik Pediatrik SCI 7 8 semester 5 semester 5 Cedera Olah Raga Kardio Tempat RS. Cibabat RS. Fatmawati RS.Al-Ihsan/ RS. Salamun/ 343 No Semester Topik 9 10 semester 6 semester 6 Geriatri/paliatif/komunitas Respirasi Tempat RS. Soreang RS. Rotinsulu d). Tata Cara 1. Sumber Topik dan Judul Jurnal Berasal dari jurnal internasional yang terakreditasi dan berhubungan dengan topik Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik. 2. Naskah Naskah Jurnal diperbanyak dan harus diserahkan ke Sekretariat Pendidikan PPDS-1, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan kepada Penilai, masing-masing staf Divisi terkait topik jurnal, dan Peserta PPDS-1 lainnya. 3. Usulan Judul Diajukan oleh peserta PPDS-1 kepada dokter pembimbing / penilai paling lambat 2 (dua) minggu sebelum tanggal presentasi. 4. Penyajian di luar Departemen IKFR Peserta PPDS-1 yang bersangkutan harus mambawa lembar penilaian yang tersedia dari Departemen IKFR. e). Cara Penyajian Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio visual dalam bahasa Inggris Penyajian dilakukan dalam 20 menit, diskusi 40 menit (total 60 menit). Formulir penilaian penyajian jurnal terlampir. Diwajibkan untuk menampilkan paparan critical appraisal untuk semester 2 ke atas Membuat resume jurnal yang dibuat dalam bahasa Indonesia untuk pembimbing/penguji, staf divisi terkait 9. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ialah kegiatan akademik dengan cara membahas dan menyarikan berbagai makalah ilmiah menjadi satu karya ilmiah tulis yang disusun menurut kaidah penulisan ilmiah. a) Tujuan Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai kemampuan: Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan Menjaring informasi yang sesuai 344 Mambahas / menganalisis suatu masalah berdasarkan berbagai kepustakaan, menyusun makalah ilmiah yang berisi penyelesaian masalah tersebut, mempresentasikan secara benar dalam suatu konferensi ilmiah. b) Jumlah Tinjauan Pustaka Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa Pendidikan ditetapkan bahwa peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 5 (lima) buah Sari Pustaka c) Topik No Semester 1 2 3 4 5 semester II semester III semester IV semester V semester VI Topik Muskuloskeletal Neuromuskuler Pediatrik Kardiorespi Geriatri/cedera olah raga d) Tata Cara 1. Topik bahasan/Judul Diajukan oleh Peserta atau ditentukan dan disetujui oleh Pembimbing minimal 2 (dua) bulan sebelumnya 2. Konsep Tinjauan Pustaka Konsep / draft sari pustaka harus sudah diberikan kepada pembimbing minimal 1 (satu) bulan sebelumnya dan melakukan bimbingan sesudahnya. Naskah harus diserahkan ke Sekretariat Pendidikan, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan kepada penilai, pembimbing dan Peserta PPDS-1. 3. Kerangka Penulisan Tinjauan Pustaka Lihat Buku Panduan Penulisan Tugas Ilmiah Prodi IKFR FK Unpad 4. Cara Penyajian Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio visual selama 25 menit, diskusi 35 menit dengan minimal 5 orang penanya, diskusi dengan pembimbing/penguji 15 menit (total 75 menit) dalam bahasa Indonesia Penilaian sesuai dengan formulir Penilaian Penyajian Tinjauan Pustaka. 345 10. Kegiatan Harian a. Panduan Kegiatan Harian PPDS-1 1) Jadwal Kegiatan harian setiap bulan : Disusun oleh staf kependidikan 1 bulan sebelum semester baru dimulai. Rencana jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian berikan kepada seksi ilmiah PPDS-1 yang telah ditunjuk dalam struktur organisasi PPDS-1 untuk dilakukan cek silang pada setiap semester sebagai bentuk komitmen tanggung jawab pelaksanaan tugas dan jadwal yang telah ditetapkan oleh seluruh Peserta PPDS-1. Penyusunan dan koordinasi dengan Peserta PPDS-1 seluruh staf berada dalam supervisi dan koordinasi dengan berkoordinasi dengan sekretariat pendidikan dan supervisi KPS/Kelompok Fungsional Pendidikan PPDS dan sumber daya Jadwal yang sudah dilakukan cek silang dan persetujuan para staf pendidik kemudian akan ditetapkan oleh Ketua Program Studi, di minggu terakhir semester berjalan. Jadwal yang sudah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai jadwal sedapat mungkin, kecuali : Apabila penanggung jawab modul berhalangan dapat digantikan oleh tutor lain yang telah ditunjuk oleh penanggung jawab modul jam yang sama, apabila tidak dapat dilakukan penggantian tutor maka tutorial dapat dilakukan di luar jam kerja atau pada waktu kosong lain bila tersedia dalam agenda kegiatan yang telah ditetapkan. Apabila modul tidak dapat terlaksana karena alasan yang tidak dapat dihindari oleh Peserta PPDS-1 maka jadwal tutorial akan diatur ulang oleh seksi ilmiah PPDS-1 dan sekretariat pendidikan dengan tidak mengubah jadwal kegiatan tutorial lainnya yang telah disusun sebelumnya. Seorang Peserta PPDS-1 tidak boleh tidak mengikuti tutor sebanyak 20% dari total pertemuan modul/tutorial. Jadwal kegiatan harian harus tertulis pada white board setiap hari. Setiap yang rotasi di Poliklinik harus menuliskan nama pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang dilayani oleh Peserta PPDS-1 dalam log book untuk kemudian dimintakan tanda tangan konsulen koordinator pelayanan (DPJP Poliklinik) hari tersebut. Setiap yang rotasi di pelayanan khusus harus menuliskan nama pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang dilayani pada hari dia bekerja dan meminta tanda 346 tangan konsulen koordinator pelayanan (DPJP Poliklinik) saat itu. Setiap Peserta PPDS-1 yang melakukan rotasi di ruangan harus menuliskan nama pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan meminta konsulen supervisor ruangan (DPJP ruangan) dalam log book. Pada akhir rotasi maka setiap Peserta PPDS-1 wajib menjalani ujian divisi : Bila Peserta PPDS-1 tersebut lulus pada ujian divisi maka yang bersangkutan dapat melakukan rotasi ke divisi yang lain Bila Peserta PPDS-1 tersebut tidak lulus pada ujian divisi maka yang bersangkutan mendapatkan hak remedial 1 kali ujian divisi bila pada ujian remedial juga tidak lulus, maka diharuskan untuk mengulang divisi tersebut di semester berikutnya. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh untuk memenuhi kewajiban tugas ilmiahnya harus ditandatangani oleh pembimbing dalam log book yang sudah disediakan. 11. a) Penelitian/Tesis Tesis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian ilmiah menggunakan metodologi penelitian dan diuji oleh dewan penguji yang berwenang dalam suatu forum ilmiah. Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi. Latar Belakang Karya ilmiah medis berdasarkan hasil penelitian yang sahih merupakan salah satu faktor pendorong kemajuan ilmu kedokteran. Dalam era globalisasi saat ini persaingan tingkat dunia berlangsung dengan terbuka di segala bidang termasuk di bidang kedokteran. Kemampuan meneliti dan menuangkannya dalam suatu naskah ilmiah sangat perlu dikuasai oleh seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sebagai seorang cendekiawan dan agen kemajuan dibidangnya. Salah satu tujuan pendidikan dokter spesialis ialah mencapai kemampuan menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat yang lebih tinggi. Sesuai dengan tujuan diatas seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan dapat berfungsi sebagai tenaga 347 profesional dalam bidang pelayanan kesehatan rehabilitasi medik dan ikut berkiprah secara akademik sebagai seorang Magister Kedokteran bidang Ilmu IKFR. b) Tujuan Melatih dalam membuat karya ilmiah dan melakukan penelitian yang baik dan benar dan sekaligus cara mempresentasikannya. Mempraktikan metodologi penelitian ilmiah yang pernah dipelajari Sumber ilmiah bagi Ilmu IKFR pada umumnya Mampu memilih masalah kedokteran / kesehatan untuk bahan penelitian yang dapat membantu pengembangan ilmu dan dapat diterapkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Mampu mengajukan usulan penelitian secara lengkap dengan memperhatikan semua unsur pembatas yang mampu laksana dan bersesuaian dengan jadwal pendidikan Mampu menerapkan dan menjelaskan metodologi penelitian yang baik dan benar Mampu menyelenggarakan pengorganisasian seluruh kegiatan penelitian bidang kedokteran/kesehatan dengan penguasaan rangkaian analisa dan sintesa yang menghasilkan kesimpulan yang dapat dimengerti ilmuwan lainnya. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan menyusun usulan penelitian Mampu meyakinkan obyektifitas dan kebenaran upaya penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas kepada ilmuwan lain, dengan memperhatikan kelaziman penyajian ilmiah. Mampu menerima kritik dan saran perbaikan hasil karya ilmiahnya dalam sidang terbuka, serta mampu menyusun kembali penelitiannya sesuai dengan hasil persidangan dalam waktu yang ditetapkan. c) Sumber Judul Penelitian Judul penelitian diambil dari bahasan luas topik dalam sari pustaka dengan fokus pada salah satu sub topik yang lebih spesifik dan mampu laksana Judul penelitian dapat berasal dari peserta sendiri atau disarankan oleh staf pendidik d) Pembimbing Pembimbing adalah staf pengajar IKFR yang berkualifikasi penilai dan ditetapkan dengan surat tugas Ketua Program Studi. Dalam persiapan presentasi proposal penelitian diperlukan 3 orang pembimbing yang terdiri dari : 1 (satu) pembimbing yaitu 348 pembimbing materi utama dari Departemen IKFR FK Unpad, 1 (satu) pembimbing materi pendamping yang bisa berasal dari Departemen IKFR FK Unpad atau dari Departemen terkait isi penelitian, dan 1 (orang) pembimbing statistik. Pembimbing materi ialah staf akademik dari salah satu divisi atau Departemen lain terkait. Pembimbing materi memberikan bimbingan dan arahan terutama dari aspek materi materi keilmuannya. Pembimbing statistik dapat dipilih oleh peneliti sendiri Pembimbing statistik memberikan bimbingan dan arahan dari aspek metodologi penelitian e) Tugas Pembimbing Memantau pelaksanaan penelitian sejak pembuatan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan naskah tesis. Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta bila perlu menegur untuk perbaikan proses pelaksanaan penelitian Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal dengan peneliti Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak melapor untuk membahas hasil penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif memanggil bersangkutan. Pembimbing sekaligus menjadi anggota penguji sidang penelitian. f) Tahap Pembuatan Usulan Penelitian Penyusunan usulan judul penelitian sudah harus dimulai minimal pada semester II dan terakhir pada semester IV Usulan Judul Proposal penelitian dibuat berdasarkan masalah yang diidentifikasi dari sari pustaka dan jurnal penelitian Usulan judul dan rancangan awal proposal dikonsultasikan dengan dosen wali semester 4 Dosen wali kemudian melaporkan usulan judul dan rancangan awal proposal kepada Koordinator Penelitian dan Pengembangan Departemen agar dapat disesuaikan dengan penelitian-penelitian yang sedang berjalan Koordinator Penelitian dan Pengembangan kemudian berkoordinasi dengan Koordinator Kelompok Fungsional PPDS dan sumber daya untuk menentukan pembimbing utama dan pendamping untuk Peserta PPDS-1 yang bersangkutan Bila telah ditetapkan judul penelitian maka Peserta PPDS-1 tersebut dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu pembuatan proposal penelitian setelah melakukan proses pembimbingan dengan pembimbing (baik pembimbing materi dan pembimbing statistik) 349 g) Tahap Pembuatan Proposal Penelitian Proposal penelitian dibuat dibawah bimbingan staf pendidik yang ditunjuk sebagai pembimbing materi dan pembimbing metodologi dengan mempertimbangkan aspek mampu laksana berdasarkan jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit, perkiraan biaya dan sebagainya. Proposal penelitian harus dibuat sesuai dengan kaidah metodologi penelitian Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah judul proposal penelitian ditetapkan harus sudah mendiskusikan naskah awal proposal penelitiannya untuk dilaporkan kepada penyelenggara pendidikan Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan peneliti tidak melapor untuk membahas proposal penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif memanggil bersangkutan dan melaporkan kepada penyelenggara pendidikan Proposal penelitian di presentasikan pada kegiatan ilmiah wajib (sidang usulan penelitian), yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan ilmiah yang wajib dihadiri oleh seluruh staf pendidik Profi IKFR FK Unpad, pembimbing statistik dan seluruh Peserta PPDS-1 untuk dipertimbangkan kelayakan dari segi tujuan dan metodologi penelitian, waktu dan biaya. h) Pelaksanaan Penelitian Penelitian merupakan salah satu komponen kegiatan akademik yang diwajibkan bagi sebagai suatu proses dalam penyusunan tesis. Pelaksanaan penelitian sudah harus segera dimulai selambatlambatnya pada semester 5, setelah selesai menyusun proposal penelitian dan telah dinyatakan memenuhi syarat dan lulus ujian proposal penelitian. Jangka waktu penelitian harus sesuai dengan surat persetujuan penelitian yang dibuat oleh Koordinator Penelitian dan Pengembangan serta Ketua Program Studi dan Koordinator atau Kepala-kepala Divisi dimana peserta didik tersebut sedang menjalankan rotasi saat penelitian Selama melakukan penelitian, setiap bulan melaporkan perkembangan hasil penelitian kepada Pembimbing Penelitian Apabila selama penelitian menghadapi hambatan agar melapor kepada pembimbing penelitian untuk dicarikan jalan keluarnya Bila penelitian dibatalkan agar memberitahukan secara tertulis kepada Ketua Program Studi dan segera mencari judul penelitian yang baru. Proses pengajuan judul sesuai dengan prosedur semula. 350 Penelitian dilakukan setelah terdapat persetujuan dari Komite Etik Hasil penelitian dipresentasikan segera setelah penelitian selesai i) Tempat penelitian Sesuai dengan materi penelitian pelaksanaan dapat dilakukan di : RS Pendidikan Utama RS Mitra Lahan pendidikan lain : Puskesmas Dan lain-lain j) Waktu Penelitian Tidak diberikan waktu khusus untuk melakukan penelitian, oleh karena itu sesuai dengan materi penelitian, pelaksanaan penelitian dapat dikerjakan diantara waktu-waktu pelatihan keprofesian dengan cara mengatur secara mandiri sehingga tugas pelayanan dan tugas pelatihan tidak terlantar (kerjasama dengan Program Studi lain). k) Biaya Penelitian Pada dasarnya biaya penulisan proposal, penelitian dan penulisan tesis ditanggung oleh sendiri. Oleh karena itu faktor mampu-laksana (feasibility) sangat penting dikaji dalam penyusunan proposal. Pembimbing dan Program Studi dapat membantu mencarikan cara untuk pembiayaan penelitian melalui hibah penelitian agar penelitian dapat dikerjakan dengan lancar. l) Pemantauan Pemantauan kemajuan pelaksanaan penelitian dilakukan oleh pembimbing materi. Bila dalam jangka waktu yeng telah ditentukan tahapan pelaksanaan penelitian belum selesai, maka akan dipanggil oleh pembimbing materi untuk dilakukan evaluasi terhadap kelambatan dan kendala yang dihadapi serta mencari jalan keluarnya. Bila tahapan pelaksanaan penelitian masih belum dipenuhi sesuai jadwal maka akan dipanggil menghadap forum evaluasi penelitian terdiri dari 1) Pembimbing materi, 2) KPS dan 3) Koordinator Kelompok Fungsional Penelitian, Kerja sama, dan Pengabdian Masyarakat untuk diminta pertanggungjawabannya. m) Kegiatan Penelitian Pembuatan proposal penelitian Proposal penelitian diajukan melalui pembimbingan dengan pembimbing yang telah ditetapkan kemudian dilakukan Sidang Usulan Penelitian dilakukan di Semester 4 atau 5. Pembuatan tesis Dilakukan setelah hasil Sidang Usulan Penelitian menyatakan Peserta PPDS-1 tersebut lulus (semester 4-6) 351 Dalam menyusun naskah laporan akhir penelitian, perlu berkonsultasi dengan semua pembimbing Konsep naskah yang telah selesai, diajukan kepada semua pembimbing untuk dikoreksi Naskah yang telah dikoreksi dan disetujui, ditandatangani oleh semua pembimbing Presentasi Hasil Penelitian dilakukan pada semester 6 sebagai bentuk pemaparan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dipresentasikan dengan dihadiri oleh seluruh staf pendidik, pembimbing dan ahli statistik Publikasi Sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah maka seluruh Peserta PPDS-1 IKFR FK Unpad yang telah menyelesaikan penelitian dan mempresentasikannya diwajibkan untuk mempublikasikannya pada jurnal terakreditasi (persyaratan dianggap terpenuhi jika telah diperoleh surat keterangan mengirimkan/submit pada jurnal tersebut). Biaya yang dikeluarkan terkait publikasi merupakan tanggung jawab peneliti dan pembimbing. Sanksi administratif terkait kelalaian tidak mempublikasikan karya ilmiah akan terkait dengan kebijakan Perdosri Cabang Jawa Barat dalam memberikan surat rekomendasi organisasi dalam pembuatan SIP atau surat pernyataan kelulusan sementara. n) Lain-lain Peserta PPDS-1 yang mengambil program combine degree (PPCD) diwajibkan membuat penelitian yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gelar SpKFR untuk menghindari auto plagiarism. o) Tahap Ujian Sidang Usulan Penelitian dan Proposal/Hasil Penelitian Ujian Sidang Usulan Penelitian dan Ujian Hasil Penelitian adalah kegiatan akademik berupa presentasi ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ilmiah yang merupakan syarat wajib diperolehnya gelar Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) di depan sidang pleno Program Studi IKFR yang dihadiri oleh seluruh staf akademik, peserta PPDS-1 Prodi IKFR FK Unpad, undangan dan narasumber yang terkait. Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio visual Alokasi waktu yang diberikan untuk ujian sidang usulan penelitian ataupun hasil penelitian sama yaitu sebagai berikut : - 30 menit presentasi, - 15 menit diskusi (pertanyaan dari Peserta PPDS-1 IKFR FK Unpad), 352 p) - 15 menit pertanyaan dari penguji Dalam ujian proposal penelitian maka ditetapkan 3 orang penguji (satu orang merangkap sebagai ketua sidang). Pada semester 5, Peserta PPDS-1 harus telah melalui ujian Usulan Penelitian Pengumpulan draft proposal penelitian dan hasil penelitian dalam bentuk hard copy yang akan dipresentasikan maksimal 1 (satu) minggu sebelum presentasi di sekretariat pendidikan untuk seluruh staf pendidikan Prodi IKFR FK Unpad, pembimbing statistik dan narasumber terkait. Ujian hasil penelitian mencakup : Penguasaan masalah kedokteran/kesehatan yang berkaitan dengan materi penelitian Penguasaan metodologi penelitian yang dianut Tatalaksana penelitian dan teknik yang dianut Kemampuan menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian dengan obyektif berdasarkan data Kesesuaian tujuan, hasil, dan saran penelitian Penguasaan laporan dan pembahasan hasil penelitian Upaya meyakinkan ilmuwan lain. Dampak hasil penelitian Ketelitian rujukan pustaka Kemampuan menolak saran yang tidak tepat Seorang peserta PPDS-1 telah dianggap menyelesaikan tugas penelitian bila telah mendapatkan surat diterimanya artikel di jurnal terakreditasi Peserta tidak diizinkan mengikuti ujian lokal/institusional pada semester yang sama dengan waktu penelitian dimulai Bila ada perubahan yang menyangkut topik, judul, isi, metodologi penelitian sesudah dilakukannya usulan penelitian maka harus ada persetujuan pembimbing dan dilaporkan pada Koordinator Penelitian dan Pengembangan Departemen IKFR FK Unpad. Kegiatan bimbingan usulan, proposal dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk memenuhi kewajiban harus ditandatangani oleh pembimbing dalam log book yang sudah disediakan. Penelitian tidak boleh dilakukan bersamaan dengan semester persiapan ujian institusional Peneliti diharuskan mengisi buku register penelitian yang ada di Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Cara Penulisan Tesis 353 Daftar pustaka yang digunakan untuk thesis dan penelitian haruslah bersumber dari jurnal (80%) dan usia jurnal adalah 10 tahun terakhir. Duapuluh persen sisanya, boleh bersumber dari buku atau lainnya, dan boleh berusia lebih dari 10 tahun terakhir. B. STRUKTUR MATA KULIAH 1. STRUKTUR DASAR KURIKULUM Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan menggunakan program pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada bab sebelumnya, maka struktur dasar kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNPAD terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut : Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi Bagian Ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan riset ilmiah dan Bagian penguasaan keterampilan keprofesian. Gambar 2.1. Struktur dasar kurikulum 354 Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pedalaman akademik sebagai seorang spesialis IKFR serta untuk menghitung beban studi , kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan 1) Cakupan Akademik Materi Dasar Umum (MDU/ Pengetahuan Teori Dasar Umum) Materi Dasar Khusus (MDK / Pengetahuan Teori Dasar Khusus) Materi Keahlian Khusus ( MKK / Pengetahuan Teori Klinik Khusus) Materi Penerapan Akademik (MPA) 2) Cakupan keterampilan keprofesian (bidang keterampilan spesialis) Materi Penerapan Keprofesian (MPK) 2. BEBAN STUDI Total beban studi yang diperlukan ialah 110,99 SKS dengan lama studi 8 Semester. Tabel 2.2. Kurikulum Pendidikan Sandi C21T.010 1 Mata Kuliah/Modul Tutorial/Sub Modul Semester 1 Modul Dasar IKFRM - Filsafat ilmu pengetahuan & I etika profesi - Pengantar Kinesiologi - Anatomi & Kinesiologi : Kepala dan tulang belakang - Anatomi & Kinesiologi Ekstremitas Atas : Bahu - Anatomi & Kinesiologi Ekstremitas Atas : Siku - Anatomi & Kinesiologi Ekstremitas Atas : Tangan - Anatomi & Kinesiologi Ekstremitas Bawah: Hip - Anatomi & Kinesiologi Ekstremitas Bawah: Lutut - Anatomi & Kinesiologi Ekstremitas Bawah: Kaki - Gait/Analisis Pola Jalan SKS 5,50 355 Sandi Mata Kuliah/Modul C21T.010 1 Modul Dasar IKFRM II C21T.000 1 Modul Peneriksaan IKFRM C21T.600 1 C21T.500 1 Modul Tatalaksana Komprehensif (1) Modul Kegiatan Ilmiah I C21T.100 1 C21T.110 1 C21T.120 1 C21T.120 2 Tutorial/Sub Modul - Fisiologi KFR - Metodologi Penelitian dan Biostatistik - Epidemiologi klinik dan Evidence Based Madicine - Biologi Molekular - Biologi dan Patobiologi SKS - Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal : Lingkup Gerak Sendi - Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal : Kekuatan Otot - Pemeriksaan Dasar Neuromuskuler 3,22 - Journal Reading 1 - Sajian Kasus Khusus Semester 2 Modul - Kinesiologi Development Habilitasi/Rehabilitasi - Pemeriksaan Dasar Pediatrik Anak I - Tatalaksana KFR pada Plexus Brachialis Injury - Tatalaksana KFR pada Tortikolis Muscular Kongenital (TMK) Modul Terapi IKFRM - Modul Terapi Panas : I (Modalitas) Superficial Heating (IR dan Paraffin) - Modul Terapi Panas : Deep Heating (SWD, MWD, dan US) - Modul Terapi Inhalasi - Modul Terapi Dingin (Cold Therapy) - Modul Terapi Stimulasi Elektrika - Traksi, manipulasi dan Masase - Kinesio Tapping - Laser Tharapy Modul Terapeutik - Fisiologi Latihan Exercise I Modul Terapeutik - Terapi Teknik Neurofasilitasi Exercise II 2,50 0,67 1,00 0,50 2,52 3,50 2,00 1,00 356 Sandi C21T.300 1 C21T.600 2 C21T.500 2 C21T.100 2 C21T.110 2 C21T.200 1 C21T.110 3 C21T.600 3 C21T.500 3 C21T.100 3 Mata Kuliah/Modul Modul IKFR Neuromuskuler I Modul Tatalaksana Komprehensif (2) Modul Kegiatan Ilmiah II Tutorial/Sub Modul - Tatalaksana KFR pada Neuropatik Perifer - Journal Reading 2 - Sajian Kasus Khusus - Sari Pustaka/Referat Semester 3 Modul - Tatalaksana KFR pada Motor Habilitasi/Rehabilitasi Delay Development Anak II Modul Terapi IKFRM - UE-LE Orthosis II (Prostetik-Ortotik - UE-LE Prostesis dan Alat bantu) - Shoe Prescription - Spinal Orthosis - Peresepan Kursi Roda dan Alat bantu (cruth, Cane and Walker) Modul - Tatalaksana KFR pada Muskuloskeletal I Osteoporosis - Tatalaksana KFR pada Tendinitis - Tatalaksana KFR pada Fraktur - Tatalaksana KFR pada Amputasi - Tatalaksana KFR pada Luka Bakar Modul Terapi IKFRM - Fisiologi menelan dan II I komunikasi - Tatalaksana KFR pada gangguan menelan - Tatalaksana KFR pada gangguan komunikasi Modul Tatalaksana Komprehensif (3) Modul Kegiatan - Journal Reading 3 Ilmiah III - Journal Reading 4 - Sajian Kasus pendek - Sari Pustaka/Referat Semester 4 Modul - Tatalaksana KFR pada Cerebral Habilitasi/Rehabilitasi Palsy Anak III - Pemeriksaan dan tatalaksana KFR pada gangguan menelan SKS 2,00 0,67 1,00 0,50 1,00 2,36 4,00 2,50 2,00 0,67 1,00 1,00 0,50 1,00 2,50 357 Sandi Mata Kuliah/Modul C21T.020 1 Modul Prosedur IKFR Spesialistik dan subspesialistik I - C21T.300 2 C21T.400 1 Modul IKFR Neuromuskuler II Modul IKFR Kardiorespirasi I C21T.200 2 Modul Muskuloskeletal II - C21T.600 4 C21T.500 4 Modul Tatalaksana Komprehensif (4) Modul Kegiatan Ilmiah IV C21T.510 1 Modul Penelitian I, Modul Prosposal Penelitian C21T.100 4 C21T.400 2 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak IV Modul IKFR Kardiorespirasi II C21T.200 3 C21T.600 5 Modul Muskuloskeletal III Modul Tatalaksana Komprehensif (5) Tutorial/Sub Modul (feeding) USG CT Scan dan foto polos muskuloskeletal Tatalaksana KFR pada myofascial trigger point sindrome (MTPS) Tatalaksana KFR pada Spinal Cord Injury (SCI) Pemeriksaan Dasar Kardiopulmoner Modul Uji Latih Tatalaksana KFP pada nyeri punggung bawah Tatalaksana KFP pada nyeri lutut Tatalaksana KFP pada nyeri bahu SKS 1,50 2,09 2,50 2,50 0,67 - Journal Reading 5 Journal Reading 6 Sajian Kasus khusus Sari Pustaka/Referat Semester 5 - Kelainan Kongenital /Spina Bifida - Tatalaksana pada Skoliosis - Tatalaksana pada gangguan paru restriktif - Tatalaksana pada pasca infark Myocard - Tatalaksana Rehabilitasi pada CABG - Tatalaksana pada gangguan paru obstruktif (asma, PPOK) - Tatalaksana KFR pada Atritis 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 2,04 3,50 1,69 0,67 358 Sandi C21T.500 5 Mata Kuliah/Modul Modul Kegiatan Ilmiah V C21T.510 2 Modul Penelitian II, Modul Hasil Penelitian C21T.100 5 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak V C21T.300 3 C21T.020 2 Modul IKFR Neuromuskuler III Modul Prosedur IKFR Spesialistik dan subspesialistik II C21T.600 6 C21T.500 6 C21T.510 3 Modul Tatalaksana Komprehensif (6) Modul Kegiatan Ilmiah VI Modul Penelitian III, Ujian Tesis C21T.100 6 C21T.300 4 C21T.400 3 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak VI Modul IKFR Neuromuskuler IV Modul IKFR Kardiorespirasi III C21T.200 4 Modul Muskuloskeletal IV C21T.120 Modul Terapeutik - Tutorial/Sub Modul Journal Reading 7 Journal Reading 8 Sajian Kasus khusus Sari Pustaka/Referat Semester 6 - Autism syndrome + ADHD - Tatalaksana KFR pada gangguan Integrasi Sensori - Tatalaksana KFR pada Poliomyelitis - Tatalaksana pada Kelainan angulasi lutut dan kaki - EMG, Biofeedback - Tatalaksana KFR pada myofascial trigger point Sindrome (MTPS) - injeksi intralesional dan intraartikular - Hidrotherapy SKS 1,00 1,00 0,50 1,00 1,67 4,50 1,75 3,87 0,67 - Sajian Kasus pendek - Sari Pustaka/Referat Semester 7 - Tatalaksana KFR pada SMA - Tatalaksana KFR pada myopati (DMP) - Movement disorder : Sindroma Parkinson - Tatalaksana KFR Pre dan pasca bedah thorax (paru, jantung) - Tatalaksana KFR pada Repair Tendon - Tatalaksana KFR pada sprain pergelangan kaki - Terapi okupasional 0,50 1,00 1,67 2,00 1,50 1,75 2,00 1,28 359 Sandi 3 C21T.000 5 C21T.600 7 C21T.500 7 C21T.100 7 C21T.300 5 C21T.400 4 C21T.200 5 C21T.000 4 C21T.000 6 C21T.600 8 C21T.500 8 Mata Kuliah/Modul Exercise III Modul Paliatif Tutorial/Sub Modul SKS 1,69 - HIV/AIDS - Kanker Modul Tatalaksana Komprehensif (7) Modul Kegiatan Ilmiah VII 0,67 - Journal Reading 7 - Journal Reading 8 - Sajian Kasus khusus Semester 8 Modul - Sindroma Down, Kelainan Habilitasi/Rehabilitasi kongenital lain Anak VII Modul IKFR - Tatalaksana KFR pada Stroke Neuromuskuler V Modul IKFR - Gagal jantung kronik Kardiorespirasi IV Modul - COR : Cedera ACL Muskuloskeletal V Modul Geriatri - Demensia/Alzeimer - Artroplasti sendi Modul RBM 1,00 1,00 0,50 Modul Tatalaksana Komprehensif (8) Modul Kegiatan Ilmiah VIII 0,67 1,75 2,94 1,28 1,30 1,75 0,50 0,50 - Sajian Kasus khusus Deskripsi mata kuliah/modul Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dalam tabel berikut : Tabel 2.3 Total Beban Studi Akademik sks % Bagian pertama (pendidikan dasar ilmiah) MDK 4,00 MDU 1,00 Materi Profesi sks % 6,22 - Bagian kedua (Pendidikan bidang kekhususan IKFR) MKK 12,44 13,24 MKU 1,50 4,25 Jumlah sks 11,22 10,22 1,00 31,43 25,68 5,75 360 Akademik Profesi sks % sks % Bagian ketiga (Kegiatan ilmiah riset / penguasaan keterampilan profesional) MPK 16,49 28,34 MPA-2 19,00 MPA-1 4,34 Jumlah sks 68,17 35,43 110,99 Materi Jumlah 3. 75,39 44,83 19,00 4,34 Beban Studi Materi Pendidikan 1. Materi Dasar Umum (MDU) Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan bagi setiap ilmuwan agar menjadi seorang penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang tidak menyangkut bidang ilmu kedokteran secara langsung. Tabel 2.4 Materi Dasar Umum No 1 Materi Dasar Umum Filsafat Ilmu Pengetahuan & Etika profesi Jumlah SKS A P 1,00 1,00 - Pokok bahasan ini dipakai sebagai pendidikan dasar bersama untuk pencapaian bidang Spesialis-1 dan bidang keterampilan keprofesian. 2. Materi Dasar Khusus (MDK) Materi Dasar Khusus berisi dasar pengetahuan keahlian dalam bidang ilmu kedokteran agar peserta mampu mengenali, memecahkan masalah, menjadi pengembang ilmu dan pada gilirannya dapat menerapkan keprofesiannya dalam kualitas yang tinggi. Tabel 2.5 Materi Dasar Khusus No 1 2 3 Materi Dasar Khusus Modul Dasar IKFRM I Modul Dasar IKFRM II Modul Pemeriksaan IKFR umlah SKS A 2,00 1,00 1,00 4,00 P 2,50 1,50 2,22 6,22 361 Materi Dasar Umun dan Materi Dasar Khusus merupakan program dasar pendalaman akademik sebagai seorang spesialis yang dikelola sebagian oleh FK (Pendidikan dasar). 3. Materi Keahlian Umum (MKU) Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan dalam bidang IKFR agar mampu menangani masalah melalui pendekatan dan intervensi IKFR secara ilmiah. Tabel 2.6 Materi Keahlian Umum No Materi Keahlian Umum 1. 2. Modul Prosedur IKFR Spesialistik dan sub spesialistik I - USG - CT Scan dan foto polos muskuloskeletal Modul Neuromuskuler III - EMG, Biofeedback Jumlah SKS A 1,00 P 3,00 0,50 1,25 1,50 4,25 Materi Keahlian Umum ini termasuk materi pendidikan spesialis-1 dan pendidikan keprofesian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dan diselenggarakan sepenuhnya oleh Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 4. Materi Keahlian Khusus (MKK) Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan dana keterampilan dalam IKFR agar menjadi pakar dalam bidangnya. Materi Keahlian Khusus merupakan materi pendidikan dari berbagai subdisiplin dalam lingkup Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Tabel 2.7 Materi Keahlian Khusus No 1 2 3 Materi Keahlian Khusus Modul habilitasi/Rehabilitasi Anak I Modul Terapeutik Exercise 1 Modul Modul Terapi IKFRM I (Modalitas) SKS A 1,00 P 1,52 1,00 1,50 1,00 2,00 362 No Materi Keahlian Khusus 4 Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak II Modul Prostetik-Ortotik dan alat bantu Modul IKFR Muskuloskeletal I Modul IKFR Neuromuskuler I Modul IKFR Muskuloskeletal II Modul Kardiorespirasi I Modul Tatalaksana Komprehensif I Modul Tatalaksana Komprehensif II Modul Tatalaksana Komprehensif III Modul Tatalaksana Komprehensif IV Modul Tatalaksana Komprehensif V Modul Tatalaksana Komprehensif VI Modul Tatalaksana Komprehensif VII Modul Tatalaksana Komprehensif VIII Modul Neuromuskuler IV Jumlah 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 5. SKS A 1,00 P 1,36 2,00 2,00 1,00 1,00 1,50 1,00 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 1,44 12,44 13,24 Materi Penerapan Akademik (MPA) Materi Penerapan Akademik bersisi kegiatan akademik berupa penerapan ilmu yang didapat sebelumnya. Materi ini merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan keilmuan yang ditekuni. Kegiatan ini bertujuan membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuwan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat tulisan ilmiah, dan menulis tesis ilmiah untuk mendukung keterampilan keprofesian sebagai Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi berdasarkan kedokteran berbasis bukti. Materi Penerapan Akademik terdiri dari 2 kelompok sebagai berikut : a. Kelompok 1 : MPA-1 Materi penerapan Akademik kelompok 1 terdiri dari : 363 b. Modul Proposal Penelitian, Modul Hasil Penelitian dan Tesis Kelompok 2 : MPA-2 Materi Penerapan Akademik kelompok 2 terdiri dari : Journal Reading Sajian Kasus Umum Sajian Kasus Khusus Sajian Kasus Pendek Sari Pustaka Materi Penerapan Akademik kelompok 2 termasuk dalam kegiatan pelatihan keprofesian, sebagai penguat untuk mendapat keterampilan keprofesian sebagai seorang Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang merupakan syarat utama untuk mendapatkan gelar SpKFR. 6. Materi Penerapan Keprofesian (MPK) Materi Penerapan Keprofesian berisi pendidikan dan pelatihan penerapan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang didapatkan sebelumnya secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian klinik bidang IKFR. Proses kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di Rumah Sakit Penididikan Utama dan di Rumah Sakit Jejaring, baik didalam maupun diluar jam kerja (tugas luar), agar mendapatkan keterampilanberupa penguasaan kasus-kasus sehingga dapat diterapkan berbagai prosedur Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dengan jumlah dan variasi yang sesuai untuk mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pelatihan keprofesian bertujuan untuk mencapai keterampilan (kompetensi) profesional berkualitas tinggi yang didukukung oleh pengetahuan akademik yang tangguh dan mantap (scientist physician). Dengan kompetensi tersebut di atas pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktik di ruang rawat inap dan dipoliklinik atau unit rawat jalan melalui pendekatan kedokteran berbasis bukti. Semua kegiatan pendidikan keprofesian harus dicatat dalam buku log. 364 Tabel 2.8 Materi Penerapan Keprofesian No Materi Penerapan Keprofesian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17 Modul Terapeutik exercise 2 Modul IKFR Muskuloskeletal I Modul IKFR Neuromuskuler I Modul Terapi IKFRM 3 Modul IKFR Muskuloskeletal II Modul Kardiorespirasi I Modul IKFR Neuromuskuler II Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak IV Modul Kardiorespirasi II Modul IKFR Muskuloskeletal III Modul Geriatri Modul IKFR Neuromuskuler III Modul IKFR Kardiorespirasi III Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak V Modul IKFR Muskuloskeletal IV Modul IKFR Neuromuskuler IV Modul IKFR Neuromuskuler V Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak VI Modul Prosedur IKFR Spesialistik dan sub spesialistik II Modul Paliatif Modul RBM Modul Habilitasi/Rehabilitasi Anak VII Modul Teurapeutik exercise III Modul Kardiorespirasi III Jumlah 18 19 20 21 22 24 SKS A 0,50 P 0,50 1,50 1,00 1,00 1,00 1,50 1,09 1,15 2,00 1,00 1,00 1,19 1,00 3,00 0,80 1,00 1,50 1,00 2,54 1,00 1,00 0,89 1,50 1,00 0,75 0,50 0,75 1.50 0,50 0,50 1,00 1,33 0,69 1,75 1,00 0,50 0,75 0,58 0,75 16,49 0,78 0,54 28,34 Tujuan kerja praktik selain untuk mencapai keterampilan keprofesian (skill) juga untuk penguat dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui kegiatan materi penerapan akademik (terutama kelompok 2). 4. PRASYARAT MODUL Prasyarat modul merupakan suatu syarat yang harus di tempuh dalam pelaksanaan modul berikutnya. Tabel 2.9 Prasyarat Modul Modul Prasyarat Modul Neuropatik Modul Dasar IKFR I dan Perifer Modul Pemeriksaan IKFR 365 Modul Modul Terapi IKFR III Prasyarat Modul Dasar IKFR I dan Modul Fisiologi Latihan Modul Terapi IKFR I dan II Modul IKFR Neuromuskuler I Modul IKFR Neuromuskuler II Modul Dasar IKFR I dan Modul Fisiologi Latihan Modul IKFR Neuromuskuler III Modul IKFR Neuromuskuler IV Modul IKFR Neuromuskuler II Modul IKFR Neuromuskuler III Stase di RS lain Modul Neuromuskuler IV Modul Neuromuskuler V Deep Heating (SWD, MWD dan USD) Sudah melewati : - Superficial Heating - Biologi dan Patobiologi - Fisiologi KFR Tatalaksana KFR pada Osteoporosis Sudah Modul Kines (semua) dan Biologi dan Patobiologi Demensia / Alzeimer Sudah melewati modul : - Neuromuscular I – III - Musculoskeletal I – III - Paliatif Artroplasti sendi Sudah melewati modul : - Hip & Knee (Kines) - Kelainan Angulasi Lutut & Kaki 366 Modul Modul Arthritis Prasyarat - Tatalaksana KFR pada Artritis Modul KFR Pre & Pasca Bedah Thera ex (IKFR Kardiorespirasi III) Modul Tatalaksana Pada Gangguan Paru Restriktif Modul Therapeutik Exercise I Modul Kardiorespi I & II Modul IKFR Kardiorespi I, Diantaranya : - Pemeriksaan Dasar Kardiopulmoner - Anatomi, Fisiologi system Kardiorespiratori - Patofisiologi Gangguan Sistem Kardiorespirasi - Modul Uji Jalan Modul IKFR Kardiorespi I, Diantaranya : - Pemeriksaan Dasar Kardiopulmoner - Anatomi, Fisiologi system Kardiorespiratori - Patofisiologi Gangguan Sistem Kardiorespirasi - Modul Uji Jalan Modul Terapi IKFRM III: Fisiologi Menelan Dan Komunikasi Modul Anatomi dan Modul Tatalaksana Pada Gangguan Paru Obstruktif (asma, PPOK) Tatalaksana Pada Gangguan Menelan Spinal Orthosis Kinesiologi UE, LE, Spine Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Terapi IKFRM I Modul Thera ex I & II Modul Therapi IKFRM II 367 Modul Prasyarat Kinesiologi spine Kelainan Konginital Spina Bifida Tatalaksana Scoliosis Tatalaksana KFR Pada Repair Tendon Modul Luka Bakar EMG Biofeedback Modul Artoplasti Sendi Modul Myofascial Triger Point (MTPS) Modul Kinesio tapping Modul UE, LE Orthosis Modul Tatalaksana KFR Pada Fraktur Modul Anatomi dan Kinesiologi LE Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Anatomi dan Kinesiologi seluruh alat gerak dan spine Modul Fisiologi KFR Modul Anatomi dan Kinesiologi LE Modul Nyeri leher Modul Anatomi dan Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Anatomi dan Kinesiologi Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Fisiologi KFR Pemeriksaan Dasar Neuromuskuler Modul Anatomi dan Kinesiologi Spine Modul Anatomi dan Kinesiologi Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Fisiologi Latihan Modul UE, LE Orthosis Modul Tatalaksana Modul Fisiologi KFR 368 Modul KFR Pada nyeri Lutut Prasyarat Modul Tatalaksana KFR Pada Nyeri Bahu Modul Tatalaksana KFR Pada Sprain Pergelangan Kaki Modul Injeksi Intralesional dan Intraartikular Modul COR : Cedera ACL Modul Anatomi dan Kinesiologi UE Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Anatomi dan Kinesiologi LE Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Anatomi dan Kinesiologi UE dan LE Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Cold Therapy Modul Anatomi dan Kinesiologi Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Anatomi dan Kinesiologi LE Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul Fisiologi KFR Modul Fisiologi Latihan Modul Fisiologi KFR Modul Tatalaksana KFR pada Amputasi Modul Anatomi dan Kinesiologi Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal Modul UE, LE Prostesis Modul Fisiologi KFR Modul Terapi Stimulasi Elektrik Tatalaksana KFR Motor Delayed Development Modul Pemeriksaan Dasar Pediatrik 369 Modul Tatalaksana KFR pada Cerebral Palsy Pemeriksaan dan Tatalaksana KFR pada Gangguan Menelan (feeding) Prasyarat Tataaksana KFR Motor Delayed Development Fisiologi Menelan dan Komunikasi C. Evaluasi Hasil Belajar Semua Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK Unpad mempunyai buku log yang merupakan bukti tertulis setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh beserta tingkat kompetensi yang sudah dicapai. 1. Evaluasi Hasil Pembelajaran Tujuan evaluasi hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah telah mencapai kemampuan akademik profesional (professional performance) sesuai dengan kurikulum pendidikan. Secara artifisial kemampuan profesional tersebut dapat dipilah-pilah dalam ranah sebagai berikut : P – pengetahuan (knowledge) K – keterampilan (skill) S – sikap (attitude) Evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara bertahap, berkala dan berkesinambungan. Evaluasi hasil pembelajaran bersifat sumatif untuk menentukan keputusan disamping bersifat formatif untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik. 2. Evaluasi Tahap Pra-Kualifikasi Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada semester-semester berikutnya. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Bila mampu, peserta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan berikutnya. Tahap pra-kualifikasi disamping merupakan persyaratan untuk tahap berikutnya juga merupakan tahap kualifikasi untuk menilai apakah mampu meneruskan studi atau tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Setelah dinyatakan lulus semua evaluasi berkala diharuskan menempuh Evaluasi Nasional. 3. Evaluasi Kegiatan Akademik Tujuan akademik ialah pencapaian pendalaman ilmu (knowledge). Evaluasi yang digunakan ialah ujian obyektif yang meliputi berbagai cara sebagai berikut : 370 a. b. Ujian Tulis Esai modifikasi (modified essay question) Pilihan jamak (multiple choice question) Ujian Lisan (wawancara) Memakai lembar penilaian (check list atau rating scale) 4. Kegiatan Akademik Modul Evaluasi kegiatan akademik modul bersifat sumatif dan dilakukan pada akhir setiap kegiatan serta diselenggarakan oleh staf penilai modul bersangkutan. Penilai kegiatan akademik modul didapat dari : a. Modul pembekalan Modul pengantar IKFR Modul Dasar IKFR Modul Anatomi, Kinesiologi, dan Fisiologi Rehabilitasi Modul Terapi Modalitas dalam KFR Modul Latihan Terapeutik Modul Prostetik-ortotik dan alat Bantu b. 5. Modul divisi Habilitasi/Rehabilitasi Medik Anak Muskuloskeletal Neuromuskuler Kardiorespirasi Geriatri Kegiatan Akademik Non Modul Evaluasi kegiatan akademik non modul terjadwal dilakukan setiap akhir kegiatan dengan memakai lembar penilaian. Penilaian kegiatan akademik nonmodul didapat dari penilaian : Sajian Kasus Panjang (long case) Sajian Kasus Pendek (short case) Journal reading Tinjauan Pustaka Proposal Penelitian Tesis Presentasi di luar institusi Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pelatihan keprofesian ialah kemampuan profesional Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Oleh karena itu fokus penilaian ialah pencapaian keterampilan dan kemampuan (skill). Namun pada hakekatnya penilaian kemampuan profesional merupakan penilaian komprehensif terhadap ketiga ranah (knowlenge, skill, attitude) tersebut diatas. Umumnya cara yang digunakan adalah : 371 o o o Ujian komprehensif dengan menggunakan pasien sebagai entry Ujian praktik (ujian keterampilan) Penilaian sehari-hari yang berkesinambungan (continuous assessment) Penilaian kegiatan pelatihan keprofesian didapat dari penilaian selama bekerja di divisi yang meliputi: Tatalaksana pasien rawat inap Tatalaksana pasien rawat jalan Prosedur KFR Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan dengan memakai lembar penilaian. Ujian komprehensif dan ujian praktik yang bersifat sumatif dilakukan pada akhir semester 8. 6. Rapat Evaluasi Penetuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan melalui rapat evaluasi program studi yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam 1 semester atau setiap 3 (tiga) bulan sekali. a. Ketua Ketua Program Studi (merangkap anggota) b. Kelompok Fungsional (merangkap anggota) o Pendidikan PSSK dan PSPD serta evaluasi o Pendidikan PPDS dan sumber daya o Penelitian, kerja sama, dan pengabdian masyarakat c. Anggota o Kepala Departemen IKFR FK UNPAD o Para pembimbing semester o Para anggota Divisi o Para penanggungjawab modul o Para penanggungjawab rumah sakit mitra o Staf pengajar IKFR D. Pedoman Ujian 1. Jenis-jenis Ujian Yang Digunakan a. Ujian Tulis Ujian tulis dilakukan setiap akhir semester. Berbagai divisi dan modul memberi masukan sesuai dengan modul yang dijalankan. Ujian ini dimaksudkan sebagai ujian formatif untuk mengetahui sejauh mana pokok bahasan telah dipahami peserta program. Ujian diberikan dalam bentuk soal pilihan jamak atau esai sesuai modul yang diberikan. 372 b. Ujian lisan/praktik Ujian lisan praktik dilakukan pada akhir semester 1 (pemeriksaan fisik), semester 2 (modalitas), dan semester 3 (ortotik prostetik). Pada akhir rotasi / modul dapat diadakan ujian lisan tambahan. Penilaian pada ujian praktik mempergunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan. Pasien (kasus) dapat dipakai sebagai entry untuk membahas lingkup Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara komprehensif sesuai modul, semester 1 – 8. Penilaian sehari-hari (Continuous assessment) Penilaian kegiatan sehari-hari terutama dilakukan pada setiap unit (kerja di poliklinik, kerja bangsal, penyuluhan dan kegiatan lain) yang mencakup asfek kognitif, psikomotor dan afektif. Penilaian pada umumnya dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian (observation sheet : rating scale/checklist) Pemberian angka, nilai mutu, markah dan interprestasi Cara yang dipakai untuk memberi angka, nilai mutu, markah dan interprestasi dapat dilihat pada tabel menunjukkan predikat yang diberikan setelah menyelesaikan satu modul. Tabel 2.10 Nilai, huruf, dan angka mutu pada penilaian Nilai Akhir Huruf Mutu Angka Mutu 80 ≤ NA ≤ 100 A 3,20 ≤ AM ≤ 4,00 68 ≤ NA < 80 B 2,72 ≤ AM < 3,20 56 ≤ NA < 68 C 2,24 ≤ AM < 2,72 45 ≤ NA < 56 D 1,80 ≤ AM < 2,24 NA < 45 E AM < 1,80 Tabel 2.11 Nilai batas lulus (NBL) ditetapkan sebagai berikut : Angka Nilai Mutu Markah Predikat 70 3,00 B Baik Tabel 2.12 Predikat yang diberikan pada hasil penilaian Nilai Mutu Predikat Dengan pujian (cum laude) 3,71 – 4,00 3,41 – 3,70 Sangat memuaskan Memuaskan 2,75 – 3,40 Nilai mutu, markah dan predikat tersebut mengacu Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015. 373 Kelulusan dengan predikat dengan pujian (cum laude) tidak hanya berdasarkan pada IPK, tetapi dengan mempertimbangkan masa studi maksimum, yakni masa studi minimum (N) ditambah 0,5 tahun (n+0,5) tahun. Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) Prodi IKFR adalah : n + ½ n (n = lama masa studi terjadwal) yaitu : 8 + ½ (8) = 12 Semester c. Ujian Institusional Ujian Institusional diselenggarakan oleh Prodi PPDS-1 IKFR 2 kali / tahun, yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Kriteria dan jumlah penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Prodi PPDS-1 IKFR. Materi ujian disiapkan oleh Panitia Ujian Institusional IKFR FK Unpad. Ujan Institusional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. Teknis pelaksanaan dan syarat-syarat kelulusan mengikuti aturan yang ditetapkan untuk ujian nasional. d. Ujian Nasional (National Board Examination) Ujian Nasional diselenggarakan oleh Kolegium PPDS-1 IKFR 2 kali / tahun, yaitu setiap bulan Desember dan Juni. Kriteria dan jumlah penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi ujian disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional IKFR FK Unpad. Ujan Nasional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. e. Unas (Ujian Nasional) Tulis Ujian Nasional Tulis diselenggarakan 2 minggu sebelum Ujian Nasional Lisan dan dilakukan di Pusat-pusat Pendidikan Dokter Spesialis-1 IKFR di Indonesia dalam waktu yang bersamaan dan dikoordinasi oleh masing-masing KPS. Kelulusan peserta didik dalam Ujian Nasional Tulis merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti Ujian Nasional Lisan. Nilai Batas Lulus (NBL) Ujian Nasional Tulis adalah 60 dari nilai maksimum 100. f. Unas (Ujian Nasional) Lisan Ujian Nasional Lisan diselenggarakan setiap bulan Januari dan Juli dan diselenggarakan secara bergantian di satu Pusat Pendidikan Dokter Spesialis-1 IKFR yang ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi Ujian Nasional Lisan disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional Kolegium IKFR. Materi Ujian Nasional Lisan terdiri dari 4 (empat) subjek, yaitu : 1) Ujian Kasus dengan materi uji Keterampilan pemeriksaan Keterampilan pembuatan catatan medik Manajemen kasus NBL (Nilai Batas Lulus) : 70 dari nilai maksimum 100 2) Pengetahuan Umum (General Knowledge) dalam IKFR 374 3) Modalitas Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 4) Ortotik-Prostetik Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Dengan catatan nilai hasil akhir untuk materi butir 2, 3 dan 4, tidak kurang dari 60 untuk masing-masing materi. E. Tata Tertib 1. Kehadiran a) Daftar hadir harus diisi pada saat kedatangan, kepulangan dan setiap acara ilmiah b) Daftar hadir diisi dalam rentang waktu 15 menit setelah acara dimulai, kemudian diserahkan kepada konsulen pembimbing saat itu c) Keterlambatan kehadiran sampai 15 menit setelah acara ilmiah dimulai, dianggap absen ¼ hari. d) Keterlambatan kehadiran lebih dari 15 menit pada acara ilmiah (setelah acara dimulai) dianggap absen ½ hari, kecuali bila telah meminta ijin sebelumnya. e) Keterlambatan kehadiran harus disertai dengan alasan yang jelas dan dapat diterima (diketahui oleh pembimbing acara ilmiah dan chief residen). f) Contoh alasan yang dapat diterima adalah: yang bersangkutan sakit atau keluarga dekat (suami/istri/anak/orang tua) sakit serta keperluan yang memerlukan kehadiran yang bersangkutan seperti memperpanjang SIM, pengambilan rapor anak dan lain sebagainya. (Hal-hal lain yang ada diluar contoh ini dipertimbangkan oleh pembimbing acara ilmiah yang bersangkutan). g) Ketidakhadiran dalam modul wajib maksimal 10% dari total waktu pelaksanaan modul hingga selesai, bila peserta PPDS-1 tidak mengikuti modul lebih dari 10% alokasi waktu maka peserta PPDS1 tersebut harus mengulang modul tersebut dan tidak dapat mengambil modul yang menjadikan modul tersebut sebagai prasyaratnya di semester berikutnya. 2. Peraturan Ketidak hadiran Ketidakhadiran tidak diperbolehkan lebih dari 5 (lima) hari per semester (termasuk cuti dan ijin), tidak bersifat kumulatif Ketentuan Umum Sebelum dan sesudah cuti /ijin, tugas-tugas yang bersangkutan harus dialih tugaskan kepada yang ditunjuk untuk menggantikan yang cuti/ijin dengan sepengetahuan koordinator pelayanan Departemen IKFR RSHS-FKUP. 375 3. Ijin Meninggalkan Tempat Tugas a) Meninggalkan Tempat Pada Waktu Bertugas Apabila peserta meninggalkan tempat tugas pada jam kerja, peserta tersebut diwajibkan untuk meminta ijin dahulu kepada KPS dan atau penanggungjawab tempat bertugas (koordinator pelayanan) Apabila peserta tidak dapat dapat menghadiri kegiatan ilmiah di departemen oleh karena masih ada pekerjaan ditempat tugas yang tidak dapat ditinggalkan atau karena ada keperluan pribadi yang mendesak, maka peserta pendidikan diwajibkan memberitahu/meminta ijin pembimbing kegiatan ilmiah tersebut. b) Meninggalkan Tempat Tugas Selama Satu Hari Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu hari, maka peserta PPDS-1 tersebut harus meminta ijin kepada KPS dan pembimbing kegiatan ilmiah hari tersebut. Apabila peserta PPDS-1 tidak dapat hadir selama satu hari karena mendapat tugas pendidikan dari Departemen, peserta PPDS-1 tersebut diwajibkan memberitahukan kepada KPS, penanggungjawab tempat bertugas dan pembimbing kegiatan ilmiah hari tersebut. Apabila tidak dapat hadir selama satu hari karena sakit, harus segera memberitahukan KPS dan penanggung jawab ditempatnya bertugas secara tertulis atau melalui telepon. Surat ijin tertulis telah disetujui oleh penanggung jawab ditempatnya bertugas dan segera diberikan ke Sekretaris Pendidikan. c) Meninggalkan Tempat Tugas Lebih Dari Satu Hari Apabila peserta PPDS-1 akan meninggalkan tempat tugas lebih dari satu hari, maka peserta PPDS-1 tersebut diwajibkan untuk mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan kepada KPS/SPS, setelah terlebih dahulu meminta ijin dan mendapat persetujuan tertulis dari penanggung jawab di tempatnya bertugas dengan memberitahukan kepada pembimbing semester. d) Meninggalkan Tempat Tugas Untuk Penelitian Untuk keperluan penelitian peserta PPDS-1 yang dikerjakan dalam jam kerja harus mendapatkan ijin tertulis dari KPS atas sepengetahuan pembimbing penelitian. Sebelum dilaksanakannya penelitian maka pembimbing harus menginformasikan tentang pelaksanaan penelitian yang sedang dilaksanakan dalam rapat rutin pendidikan. 376 4. Cuti Sehubungan dengan peraturan akademik tentang cuti yang mengacu pada aturan dasar Pendidikan FK UNPAD tentang cuti akademik, maka cuti lain di luar cuti akademik diatur oleh Program Studi masing-masing. a. Cuti Tahunan 1) Permohonan cuti dapat diajukan setelah menjalani pendidikan selama 2 (dua) semester 2) Permohonan cuti diajukan selambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggalnya. 3) Permohonan cuti diajukan kepada Kepala Departemen melalui Ketua Program Studi/Sekretaris Program Studi, setelah sebelumnya mendapatkan persetujuan tertulis dari penanggungjawab di tempatnya bertugas dengan dilengkapi data mengenai : Alamat pada saat cuti Sejawat Rehabilitasi Medik yang bertugas / menggantikan ditempat bertugas Cuti yang telah diambil dalam tahun tersebut 4) Pengajuan permohonan cuti harus menggunakan formulir yang tersedia di RSHS 5) Ijin/cuti hanya diberikan selama tidak mengganggu kelancaran kegiatan. 6) Cuti tahunan yang diambil sekitar Hari Raya Idul Fitri dan Natal/tahun Baru diajukan secara kolektif melalui chief residen selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Hari Raya /Natal/Tahun Baru tersebut. b. Cuti Sakit/Hamil/Melahirkan Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit sampai dengan 2 (dua) hari diwajibkan untuk memberitahu dokter penanggungjawab pelayanan tempat bertugasnya secara lisan atau tertulis, secara langsung atau melewati kurir. Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit lebih dari 2 (dua) hari, maka diwajibkan untuk menyerahkan surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh dokter kepada Ketua Program Studi /Sekretaris Program Studi Untuk cuti melahirkan diambil kebijaksanaan memberikan cuti selama 10 (sepuluh) hari kerja dengan ketentuan tidak diperbolehkan mengambil cuti atau ijin di semester berikutnya. Cuti sakit yang lebih dari 2 (dua) minggu (10 hari kerja) berarti mengulang semester tersebut. c. Cuti Akademik 377 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 5. Batasan Cuti Akademik adalah hak peserta didik untuk berhenti sementara dari kegiatan akademik untuk jangka waktu tertentu dengan tetap memnuhi kewajiban yang ditentukan oleh FK UNPAD atau Program Studi IKFR Cuti akademik tidak dapat diberikan pada tahun akademik pertama dan terakhir dari pendidikan (semester 1 dan 2, semester 7 dan 8) Lama cuti akademik : 6 (enam) bulan Hak cuti akademik Maksimal 2 (dua) kali selama masa Pendidikan, dengan catatan: masa cuti akademik tetap diperhitungkan sebagai masa toleransi batas maksimal keterlambatan pendidikan (sesuai dengan batas toleransi keterlambatan masa pendidikan selama 1 tahun) Prosedur Pengajuan. Permohonan ditujukan kepada KPS dengan tembusan kepada : Kepala Departemen dan TKP. Bila KPS menyetujui permohonan tersebut, maka permohonan cuti diteruskan ke TKP dengan menyertakan data mengenai waktu dan lama cuti akademik yang disetujui. TKP dapat memberikan kriteria tambahan untuk permohonan cuti tersebut. SPP: Peserta yang mengambil cuti akademik tetap diwajibkan membayar SPP penuh Ketentuan/kriteria tambahan Apabila dipandang perlu, khususnya apabila ada aspek pengetahuan dan keterampilan yang harus dievalusi setelah cuti akademik, akan dilakukan “Placement Test” (atau test lain yang diperlukan) dan ketentuan ini sudah diberitahukan kepada pemohon sebelum cuti akademik disetujui. Peserta yang telah menyetujui ketentuan diatas (ketentuan/kriteria tambahan) wajib tunduk pada hasil evaluasi paska cuti akademik yang dilakukan, termasuk harus mengulang semester sebelumnya (konsekuensi ini wajib diberitahukan kepada yang bersangkutan) Penghentian Pendidikan Peserta PPDS-1 FK Unpad Peserta PPDS-1 IKFR dapat diberhentikan pendidikannya (drop out) atas dasar : a. Permintaan sendiri Peserta mangajukan permintaan secara tertulis untuk mengundurkan diri kepada Dekan FK UNPAD dengan tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS 378 b. c. d. e. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan studi Alasan ini harus diperkuat dengan Surat Majelis Penguji Kesehatan FK UNPAD – RS Dr Hasan Sadikin Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan studi dalam pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan. Kompetensi yang dipersyaratkan bagi peserta adalah sebagai berikut: Pada tahap pendidikan awal : IPK (Indeks prestasi kumulatif) pada akhir semester II kurang dari 2,75. Pada tahap pendidikan akhir : akhir semester VI tidak memperoleh Indeks prestasi Kumulatif (IPK) 2,75. Pelanggaran etika berat Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa peringatan bila terdapat pelanggaran etika sangat berat berdasarkan hasil rapat pleno Departemen berkoordinasi dengan Komite Medik RSHS Bila masa pendidikan telah melebihi n+1/2n n=lama pendidikan menurut katalog dengan Surat Keputusan Dekan FK UNPAD Syarat kelulusan mata kuliah : 1. Bagi peserta yang tidak lulus pada Ujian modul, maka peserta tersebut diberi kesempatan melakukan 1 kali untuk melakukan ujian remedial untuk modul yang bersangkutan 2. Jika hasil dari Ujian Ulangannya dinyatakan tidak lulus, maka permasalahannya ini akan dibawa ke Rapat Yudisium I untuk dibahas dan diputuskan langkah selanjutnya. 3. Bila dalam rapat Yudisium I diputuskan mahasiswa yang bersangkutan mengulang modul, maka pengulangan modul dilakukan di akhir semester VIII. F. Jenis Pelanggaran Dan Sanksi 1. Kriteria Penilaian Surat Peringatan a). Sistem Penilaian 1) Penilaian dilakukan terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan selama mengikuti pendidikan di Departemen IKFR FK UNPAD 2) Sistem penilaian dilakukan berdasarkan derajat dari kesalahan dan atau kelalaian yang dilakukan oleh 3) Derajat kesalahan dibedakan atas 3 kategori, yaitu : ringan, sedang dan berat 4) Setiap kesalahan akan mendapatkan surat peringatan sesuai dengan derajat kesalahan yang dilakukan 5) Penilaian atas kesalahan yang dilakukan oleh seorang peserta bersifat kumulatif selama yang bersangkutan menjalankan 379 program pendidikannya di IKFR FK UNPAD, dengan ketentuan sebagai berikut : Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan ringan, hal ini sama nilainya dengan yang bersangkutan melakukan 1 (satu) kali kesalahan sedang Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan sedang, hal ini sama nilainya dengan yang bersangkutan melakukan 1 (satu) kali kesalahan berat Apabila seorang peserta melakukan kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan yang setingkat dengan kesalahan berat, maka yang bersangkutan dianggap gagal menjalankan pendidikannya di IKFR FK UNPAD. Contoh kesalahan yang perlu mendapat peringatan 1. Kesalahan Ringan Tidak mengikuti atau terlambat lebih dari 15 menit mengikuti kegiatan ilmiah, bimbingan dan tugas pelayanan tanpa ijin (sesuai dengan peraturan yang ada) sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 semester (dengan asumsi 5 bulan efektif pendidikan, 6 hari kerja efektip dalam 1 minggu dan 4 minggu dalam 1 bulan = 120 hari) Tidak menyelesaikan rekam medik rawat jalan dan rawat inap tepat pada waktunya (pada hari yang sama) Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi, moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf Departemen IKFR) Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja 2. Kesalahan Sedang Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 1 (satu) hari Tidak mengisi rekam medik dengan baik, rapih dan sebenarnya Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi, moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf Departemen IKFR) Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja Tidak melaksanakan acara kegiatan ilmiah sesuai jadwal yang ditentukan Memberikan terapi tanpa jenjang konsultasi 380 3. Kesalahan Berat Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 3 (tiga) hari berturutturut atau lebih Memalsukan data dan rekam medik Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi, moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf Departemen IKFR) Tidak melaksanakan tugas dengan baik ditempat kerja sehingga mengakibatkan komplikasi, kematian atau cacat menetap. b). Pelaksanaan Sanksi 1) Sanksi yang diberikan disesuaikan tergantung dari jenis kesalahan 2) Kategori kesalahan dan penentuan sanksi ditetapkan dalam Rapat Pendidikan Prodi IKFR FK Unpad yang dihadiri oleh seluruh Staf Pendidik Prodi IKFR FK Unpad dengan mempertimbangkan seluruh aspek (mengacu pada aturan penyelenggaraan pendidikan Prodi IKFR FK Unpad, FK Unpad dan Unpad) 3) Bentuk sanksi dapat berupa Surat Peringatan, Pemberian Tambahan Tugas Ilmiah, Mengulang Modul, Mengulang Ujian, mengulang semester hingga penghentian studi 4) Bentuk sanksi disertai dengan surat keputusan Prodi disampaikan kepada yang bersangkutan segera setelah ditetapkan 5) Tingkat kesalahan untuk bentuk-bentuk kesalahan yang tidak tercantum di atas ditentukan kriterianya dalam rapat staf Pendidikan Prodi IKFR FK UNPAD. 6) Kesalahan berat yang menyebabkan perlunya diambil langkah skorsing ataupun penghentian pendidikan perlu diajukan ke FK Unpad untuk diproses melalui Komisi Etik Senat FK Unpad 381 5. Program Pendidikan Pascasarjana 1. PENDIDIKAN MAGISTER ILMU KEDOKTERAN DASAR VISI : Menjadi program studi Ilmu Kedokteran Dasar yang unggul dalam bidang ilmu dan teknologi kedokteran dasar di tingkat nasional pada tahun 2014 dan tingkat global pada tahun 2018 MISI : 1. Menyelenggarakan pendidikan Magister dalam bidang Ilmu Kedokteran Dasar yang berbasis kompetensi untuk menghadapi persaingan global bidang kedokteran. 2. Meningkatkan kemampuan Research and Development (R&D) bidang kedokteran untuk mempercepat penerapan yang dikembangkan dari teori dasar ke terapan. 3. Mengaitkan pendidikan Magister Ilmu Kedokteran Dasar dengan perolehan HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) untuk menunjang produk kesehatan 4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas dan aplikasi konsep- konsep ilmu kedokteran dasar khususnya dalam pemecahan permasalahan kesehatan A. TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN DASAR Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar : 1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam bidang Kedokteran Dasar dengan cara menguasai dan memahami teoriteori yang mutakhir, pendekatan, metode dan kaidah-kaidah ilmiah disertai penerapannya 2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang Ilmu Kedokteran Dasar melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah 3. Untuk melandasi dan memacu penemuan (invensi) bidang kedokteran agar dapat dikembangkan menjadi pelayanan berkualitas 4. Untuk menunjang dan meningkatkan kemampuan Research and Development (R&D), sehingga dapat meningkatkan perolehan HKI di Universitas Padjadjaran B. BAHASA PENGANTAR Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan mendiskusikan materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa yang bukan selain bahasa Indonesia. C. LAMA STUDI 382 Program Studi Magister Ilmu kedokteran Dasar dengan beban studi 36 -45 SKS ditempuh dalam 2 semester, dan paling lama 8 semester termasuk tesis. D. PENERIMAAN MAHASISWA 1. Cara penerimaan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar merupakan multy entry dari lulusan sarjana bidang eksakta, bagi peserta non kedokteran wajib mengikuti matrikulasi prapasca (1 minggu) dan penerimaan mahasiswa baru setiap tahun akademik melalui : http://pendaftaran .unpad.ac.id atau http ://www.smup.unpad.ac.id E-mail : [email protected]. Informasi pendaftaran dapat diperoleh pada jam kerja di Jl. Eijkman No. 38 Bandung. 2. Syarat penerimaan mahasiswa (1) Lulusan Sarjana Eksakta (2) IPK 2,75 (3) Lulus seleksi akademik yang ditetapkan E. PESERTA Peserta Ilmu Kedokteran Dasar harus mendapat ijin dari instansi tempat mereka bekerja. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin sampai dengan Jumat, terdiri dari minilecture, tutorial, seminar, lab activity,dan tugas khusus. F. LULUSAN 1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar berhak menyandang gelar Magister Kesehatan (disingkat M.Kes.) 2. Lulusan Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar dengan IPK ≥ 3,25 dapat melanjutkan ke Strata 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan. G. BENTUK KEGIATAN AKADEMIK 1. Pinsip pembelajaran adalah “SPICES” (Student centered; Problem based; Integrated; Community based; Elective; Systematic) 2. Metode pembelajaran adalah Problem Based Learning dengan modifikasi 3. Bentuk pengajaran tutorial discussion, seminar, minilecture, dan aktifitas laboratorium 4. Kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah/setiap semester dan atau setiap kwartal diselenggarakan dengan waktu yang dipadatkan sesuai besarnya SKS dan diselesaikan (diakhiri dengan ujian) satu per satu mata kuliah H. PENGAMPU MATA KULIAH 383 1. 2. Pengampu mata kuliah berkualifikasi Profesor, Doktor, atau Magister dibawah tanggungjawab seorang Profesor atau Doktor. Pengampu mata kuliah bisa hanya seorang atau berupa tim. I. TUGAS PENGAMPU MATA KULIAH 1. Pengampu membuat silabus mata kuliah (MK) yang diasuhnya 2. Pengampu MK membuat general learning objectives untuk MK yang diasuhnya 3. Pengampu MK membuat specific learning objectives untuk setiap Pokok Bahasan dan problem (masalah) 4. Pengampu MK membuat problem (masalah) sebagai bahan diskusi mahasiswa berdasarkan general and specific learning objectives yang disusunnya dan yang harus “didiskusikan” dan “dipelajari” oleh mahasiswa. Tergantung dari kompleksitas mata kuliah, untuk setiap mata kuliah dapat dibuat lebih dari satu problem (masalah). Usahakan jumlah problem dapat mewakili semua isi MK yang harus dipelajari. Problem (masalah) merupakan trigger pembelajaran mahasiswa, apa dan sejauh mana (sesuai learning objectives) yang harus dipelajari mahasiswa, bukan merupakan masalah sebenarnya yang harus dipecahkan 5. Pengampu MK menjadi tutor pada tutorial discussion (diskusi kelompok) 6. Pengampu MK menguji mata kuliah yang dibimbingnya sesuai jadwal yang ditentukan 7. Pengampu MK menyerahkan hasil ujian kepada sekretaris setiap akhir kegiatan akademik mata kuliah bersangkutan dengan bentuk huruf mutu masing-masing mahasiswa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sesudah ujian 8. Pengampu MK mewajibkan sekurang-kurangnya dua textbook referensi dan sebanyak mungkin membaca jurnal sebagai bahan belajar dan pemacu ide penelitian yang bersangkutan J. KEWAJIBAN MAHASISWA DALAM MENJALANKAN KEGIATAN AKADEMIK 1. Mahasiswa wajib mempelajari materi ajar (topik) berdasarkan problem (masalah) yang akan didiskusikan sebelum diskusi dilaksanakan dengan memperhatikan kepada sejauh mana learning objectives yang diinginkan/ ditentukan pengampu 2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran 3. Tidak mengikuti diskusi hanya boleh apabila karena sakit atau karena musibah (surat sakit atau keterangan musibah harus sudah diterima dalam waktu 48 jam sejak mulai sakit atau musibah) dan untuk setiap MK sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. Ketidakhadiran ini harus diganti dengan tugas yang diberikan oleh pengampu MK 4. Bagi mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran atau waktu diskusi 3 (tiga) kali atau lebih, dengan alasan apapun, maka untuk MK 384 5. 6. 7. 8. K. bersangkutan dianggap mengundurkan diri, dan harus mengulang seluruh kegiatannya pada tahun ajar yang akan datang serta mendapat huruf mutu T (tidak lengkap dan tidak diperhitungkan dalam penghitungan IPK) Harus aktif dalam mengikuti diskusi dan memberikan kontribusi hasil bacaan ilmiah yang benar (berdasarkan kaidah ilmiah yang lojik dengan referensi textbook dan atau jurnal) Membuat laporan hasil setiap diskusi atau setiap masalah (tergantung kebijakan pengampu MK) secara berkelompok atau perorangan (tergantung kebijakan pengampu MK) dan menyerahkannya kepada pengampu MK untuk mendapat umpan balik atau penilaian Mengikuti Ujian secara lengkap untuk setiap MK Setiap mahasiswa sangat dianjurkan melaporkan secara tertulis disertai fotokopi jurnal yang dibaca setiap minggu TIM PEMBIMBING 1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan dibimbing oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program 2. Tim pembimbing Selama mengikuti Program Magister setiap mahasiswa diarahkan dan dibimbing oleh Tim Pembimbing. Ketua Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Dosen tetap Unpad yang masih aktif, dan Kualifiksi pendidikan akademik doktor, dan Jabatan akademik sekurang-kurangnya lektor kepala, dan Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa Anggota Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Dosen tetap dengan kualifikasi : 1) Pendidikan akademik doktor dengan jabatan akademik lektor, atau 2) Profesor/ lektor kepala yang dipilih berdasarkan spesialisasi/ kepakaran ilmunya. b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi : 1) Pendidikan akademik doktor, atau 2) Profesor emeritus, atau 3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan akademik profesor. c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang telah terakreditasi minimal setara Unpad dengan jabatan akademik profesor/ lektor kepala dengan kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan spesialisasi/ kepakarn ilmunya. d. Pakar/ ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya. 385 e. 3. L. Ahli yang dipilih berdasarkan pengakuan spesialisasi/ kepakarannya. Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis KARYA ILMIAH / ARTIKEL 1. Selama mengikuti pendidikan, mahasiswa diwajibkan membuat karya tulis ilmiah yang dipublikasikan atau siap dipublikasikan sekurangkurangnya 1 (satu) buah 2. Bentuk publikasinya berupa simposium, pertemuan ilmiah yang mempunyai nilai akreditasi, majalah, atau jurnal yang terakreditasi 3. Karya ilmiah ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian tesis, dengan demikan harus sudah selesai sebelum ujian tesis M. TEST OF ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGE (TOEFL) Mahasiswa diwajibkan mendapat sertifikat TOEFL yang masih berlaku sebesar 450 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran, dengan catatan pada saat selesai pendidikan mencapai 500. N. PENILAIAN MATA KULIAH 1. Nilai akhir berupa huruf mutu merupakan gabungan nilai ujian dan tugas mandiri yang diberikan selama semester berlangsung yang rasionya diserahkan kebijakan pengampu 2. Untuk penghitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi kumulatif (IPK), huruf mutu (HM) ini diubah menjadi angka mutu (AM) sebagai berikut: NILAI AKHIR ANGKA MUTU HURUF MUTU 80 ≤ NA ≤ 100 3,20 ≤ AM ≤ 4 A ( Sangat Baik/ excellent) 68 ≤ NA ≤ 80 2,75 ≤ AM ≤ 3,20 B (Baik/ Good) 56 ≤ NA ≤ 68 2,24 ≤ AM ≤ 2,72 C (Cukup/Fair) 45 ≤ NA ≤ 56 1,80 ≤ AM ≤ 2,24 D (Kurang/Poor) NA < 45 NA < 1,80 E (Gagal/Fail) 3. 4. Mahasiswa dinyatakan lulus suatu mata ajar jika memperoleh serendahrendahnya huruf mutu C (mata kuliah pokok) Bagi mereka yang tidak lulus diharuskan mengulang ujian sebanyakbanyaknya 2 kali perbaikan. Bila setelah 2 kali perbaikan masih belum 386 5. berhasil, mahasiswa diberi tugas khusus mata ajar bersangkutan pada semester berikutnya dan diuji sebagai ujian terakhir (hanya satu kali). Bila tidak juga berhasil maka mahasiswa dikenai sanksi pemutusan studi IPK mata kuliah pokok (tidak termasuk Usulan Penelitian dan Tesis) sekurang-kurangnya 3, nilai C tidak melebihi 15 % (8 SKS), serta tidak ada nilai D dan E O. SEMINAR USULAN PENELITIAN 1. Usulan penelitian merupakan kerangka tesis yang belum diuji secara empiris 2. Seminar usulan penelitian dilaksanakan pada kwartal ke 2 (setelah ujian tengah semester) 3. Jumlah penguji adalah 7 orang yang terdiri dari 2 anggota tim pembimbing dan 5 orang penelaah termasuk ketua sidang dan 2 orang penilai etika penelitian 4. Sidang diketuai oleh Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar atau bila ketua berhalangan maka digantikan oleh Sekertaris Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar 5. Penguji disarankan oleh ketua Konsentrasi dan ditetapkan oleh ketua Program Studi 6. Penguji pada waktu usulan penelitian adalah juga penguji pada pratesis dan tesis 7. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum ada yang bergelar doktor 8. Pada akhir seminar semua skor yang berupa angka mutu dengan kisaran 0,00 – 4,00 dikumpulkan dan dihitung dengan rincian: Nilai pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40% 9. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00 10. Bila tidak lulus, mahasiswa diberi kesempatan hanya satu kali seminar perbaikan dan bila belum berhasil juga mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan studi 11. Bagi mahasiswa yang telah lulus seminar diwajibkan melengkapi dan memperbaiki usulan penelitiannya dan ditandatangani kembali oleh pembimbing dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk tesis. Hasil perbaikan harus diserahkan kepada ketua program untuk mendapat surat ijin melaksanakan penelitian 12. Bobot Ujian Usulan Penelitian 2 SKS 13. Pedoman huruf mutu usulan penelitian: 387 P. NILAI AKHIR ANGKA MUTU HURUF MUTU 80 ≤ NA ≤ 100 3,20 ≤ AM ≤ 4 A ( Sangat Baik/ excellent) 68 ≤ NA ≤ 80 2,75 ≤ AM ≤ 3,20 B (Baik/ Good) 56 ≤ NA ≤ 68 2,24 ≤ AM ≤ 2,72 C (Cukup/Fair) 45 ≤ NA ≤ 56 1,80 ≤ AM ≤ 2,24 D (Kurang/Poor) NA < 45 NA < 1,80 E (Gagal/Fail) PENELITIAN 1. Penelitian dilakukan setelah lulus seminar dan perbaikan usulan penelitian yang telah disetujui oleh pembimbing dan penelaah, paling cepat sesudah lewat kwartal pertama 2. Pembimbing dapat melakukan supervisi (bila diperlukan) ke lokasi penelitian untuk melihat keabsahan penelitiannya 388 Q. UJIAN NASKAH TESIS, TESIS DAN PENILAIAN UJIAN TESIS 1. Sebelum ujian tesis, dilaksanakan ujian naskah tesis. 2. Tesis adalah karya ilmiah akhir mahasiswa yang dibuat berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah penelitian yang berlaku dan bukan suatu studi literatur 3. Tesis harus mempunyai nilai atau bobot ilmiah yang seimbang dengan sumbangan manfaatnya. 4. Tesis adalah karya ilmiah asli mahasiswa yang dinyatakan dengan pernyataan bermeterai tentang keasliannya. 5. Sidang ujian akhir lisan terbuka untuk mempertahankan tesis dapat dilaksanakan apabila mahasiswa memperoleh IPK untuk perangkat mata ajar sekurang-kurangnya 3,00 dan naskah tesisnya telah disetujui oleh para pembimbingnya. 6. Ujian tesis hanya dapat dilaksanakan bila para penguji (pembimbing dan penelaah) sudah sepakat akan kelayakan uji naskah tesis. 7. Ujian tesis dihadiri sekurang-kurangnya 4 orang yang terdiri dari jumlah variasi masing-masing unsur pembimbing dan penelaah. 8. Sidang diketuai oleh Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar atau bila ketua berhalangan maka digantikan oleh Sekertaris Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar. 9. Penguji disarankan oleh ketua Konsentrasi dan ditetapkan oleh koordinator Program Studi. 10. Penguji boleh bergelar magister selama pada bagian tersebut belum ada yang bergelar doktor. 11. Pada akhir ujian tesis semua skor yang berupa angka mutu dengan kisaran 0,00 – 4,00 dikumpulkan dan dihitung dengan rincian: Nilai pembimbing adalah 60% dan nilai penelaah 40%. 12. Angka kelulusan serendah-rendahnya 3,00. 13. Ujian tesis hanya diberi kesempatan 2 (dua) kali dalam kurun waktu yang disepakati. 14. Bobot ujian tesis 6 SKS 15. Pedoman huruf mutu ujian tesis: ANGKA MUTU HURUF MUTU 3,76 – 4,00 A 3,51 – 3,75 A(-) 3,26 – 3,50 B(+) 3,00 – 3,25 B 389 R. YUDISIUM 1. Ujian tesis dan ujian perangkat matakuliah dijumlahkan dalam huruf mutu 0,00 – 4,00 dengan pedoman sebagai berikut: 2. 3. S. HURUF MUTU A A- B+ B C+ C ANGKA MUTU 4,00 3,75 3,50 3,25 2,50 2,00 IPK merupakan jumlah skor kisaran 0,00 – 4,00 seluruh matakuliah dan tesis dibagi jumlah SKS. Pedoman hasil yudisium: 3,71 – 4,00 Dengan Pujian 3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan 3,00 – 3,40 Memuaskan Yudisium dilaksanakan pada saat ujian tesis selesai SANKSI AKADEMIK 1. Sesuai dengan peraturan yang dianut Universitas Padjadjaran, sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan tidak terpuji dalam proses belajar mengajar, baik akademik maupun nonakademik, atau melanggar hukum (misalnya melakukan tindakan kriminal) atau melakukan perbuatan tidak bermoral 2. Berat ringannya sanksi akademik ditetapkan (berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku) oleh suatu Dewan Pertimbangan yang terdiri atas Koordinator Pascasarjana Fakultas Kedokteran Unpad, Asisten Direktur I sebagai ketua, Ketua Pembimbing dan Koordinator S2 untuk diteruskan ke Direktur Program Pascasarjana dan/atau Rektor Universitas Padjadjaran 390 PEDOMAN UMUM KALENDER AKADEMIK ILMU KEDOKTERAN DASAR (Sewaktu-waktu bisa berubah) PENERIMAAN MAHASISWA BARU Februari-Mei CLEARING HOUSE: Juni Jumlah SKS selama perkuliahan S2 IKD: 40 SKS A. Kurikulum 2013-2014 KEGIATAN SEMESTER I MKDU 13 MKWK 6 Usulan Penelitian 1 II MKP&K 14 Thesis 6 Total 20 III IV 20 Keterangan : MKDU : Mata Kuliah Dasar Umum MKWK : Mata Kuliah Wajib Konsentrasi MKPK : Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan V VI VII VIII 391 No I. Semester Pertama a. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)- 13 SKS Sandi Nama Mata Kuliah SKS 1 UNC.20.20101 Biologi Molekuler 2 2 UNC.20.20102 Filsafat Ilmu (Etika Penelitian) 2 3 UNC.20.20103 Konsep Umum Penyakit 2 4 UNC.20.20104 Metode Penelitian 2 5 UNC.20.20105 Biostatistik 2 6 UNC.20.20106 Epidemiologi Kedokteran 2 7 UNC.20.20107 IT Penelitian Kedokteran 1 No Jumlah b. Mata Kuliah Wajib Konsentrasi (MKWK) - 6 SKS Sandi Nama Mata Kuliah 13 SKS 1 C20A.2.001 Laboratorium (7x2 Lab) 1 2 C20A.2.002 Biologi Sel 1 3 C20A.2.003 Fisiologi 1 4 C20A.2.004 Biokimia Dasar 1 5 C20A.2.005 Imunologi Dasar 1 6 C20A.2.006 Onkologi Dasar 1 Jumlah 6 Keterangan : Laboratorium Immunohistokimia Analisis DNA dan RNA Neuromuskular Anatomi Enzim (aktivitas enzim) Mikrobiologi Farmakologi PA-Histologi 2 x 3jam Biokimia Faal Anatomi Biokimia 2 x 3jam 2 x 3jam 2 x 3jam 2 x 3jam Mikrobiologi 2 x 3jam Farmakologi 2 x 3jam 392 c. Seminar Usulan Penelitian No 1 Sandi UNX20.008 Nama Mata Kuliah Seminar Usulan Penelitian SKS 1 II. Semester Kedua Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan untuk Semester II (14 SKS) Total jumlah SKS gabungan antara mata kuliah konsentrasi dan mata kulian pilihan sendiri minimal 14 SKS. No Sandi Nama Mata Kuliah SKS A. Konsentrasi Anatomi Histologi C20A.2.001 1 Metode Penelitian Anatomi Perkembangan 3 .001 C20A.2.001 3 2 Morfogenesis Organ Tubuh .001 C20A.2.001 2 3 Mikrostruktur Organ Tubuh I .001 C20A.2.001 2 4 Mikrostruktur Organ Tubuh II .001 B. Konsentrasi Biokimia Kesehatan C20A.2.001 Proses Pengendalian dan Koordinasi 5 3 .001 Metabolisme Proses Biokimia dan Penyinalan Sel (cell C20A.2.001 3 6 signaling) .001 C20A.2.001 2 7 Gangguan Metabolisme dan Pengenalannya I .001 C20A.2.001 2 8 Patogenesis Molekuler .001 C. Konsentrasi Ilmu Faal dan Kesehatan Olah Raga C20A.2.001 Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik I .001 C20A.2.001 10 Fungsi Tubuh Pada Berbagai Aktivitas Fisik II .001 C20A.2.001 11 Faal Olah Raga dan Evaluasi Fungsional .001 C20A.2.001 12 Gizi Olah Raga dan Doping .001 C20A.2.001 13 Teori Latihan .001 D. Konsentrasi Farmakologi 9 2 2 3 2 2 393 No Sandi Nama Mata Kuliah C20A.2.001 14 Farmakokinetika .001 C20A.2.001 15 Farmakodinamika .001 C20A.2.001 16 Farmakologi intervensi (= farmakologi klinik) .001 C20A.2.001 17 Toksikologi .001 C20A.2.001 18 Metode Riset Farmakologi .001 C20A.2.001 19 Farmakologi Eksperimental .001 C20A.2.001 20 Herbal Medicine .001 E. Konsentrasi Mikrobiologi dan Parasitologi C20A.2.001 21 Biologi dan Mikroorganisme .001 C20A.2.001 22 Protozoa Patogen .001 C20A.2.001 23 Diagnostik Mikrobologi dan Imunologi .001 C20A.2.001 24 Mikrobiologi Molekular .001 C20A.2.001 25 Bakteriologi Khusus .001 F. Konsentrasi Patobiologi C20A.2.001 26 Patobiologi Umum .001 C20A.2.001 27 Histopatologi .001 C20A.2.001 28 Mikroskopi dan Histokimia Terapan .001 C20A.2.001 29 Sitopatologi dan Imunopatologi Dasar .001 G. Konsentrasi Ilmu Gizi Medik C20A.2.001 30 .001 Pengetahuan Ilmu Gizi Umum C20A.2.001 31 .001 Fisiologi Organ dan metabolisme zat gizi C20A.2.001 32 .001 Ilmu Gizi Daur Hidup C20A.2.001 33 .001 Nutritional Assessment SKS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 394 No Sandi Nama Mata Kuliah C20A.2.001 34 .001 Ilmu Bahan Makanan H. Konsentrasi Anti Aging C20A.2.001 35 Sistem Endokrin dalam Proses Penuaan .001 C20A.2.001 Nutrisi, Metabolisme & Faktor Lingkungan 36 .001 pada Aging C20A.2.001 37 Fisiologi & Endokrinologi Dasar Proses Aging .001 C20A.2.001 38 Molecular Aspect of Aging .001 I. Konsentrasi Ilmu Kedokteran Gigi C20A.2.001 39 Anatomi dan Histologi jaringan rongga mulut .001 C20A.2.001 40 Fisiologi rongga mulut .001 C20A.2.001 41 Mekanisme kelainan Jaringan rongga mulut .001 C20A.2.001 42 Bakteriologi rongga mulut .001 C20A.2.001 43 Struktur dan fungsi Stomatognati .001 C20A.2.001 44 Patobiologi Sistem Stomatognati .001 C20A.2.001 Pertumbuhan dan Perkembangan Dasar 45 .001 Maksiofasial C20A.2.001 46 Anomali Maksiofasial .001 C20A.2.001 47 Sefalometri .001 C20A.2.001 48 Infeksius kontrol .001 C20A.2.001 Dasar Amalgam , 49 .001 Dasar Semen Kedokteran Gigi C20A.2.001 Dasar Alloy Dental Impresion 50 .001 C20A.2.001 Dasar Compound & Shellac , base plate, 51 .001 Hidrocoloid elastomer C20A.2.001 Dasar Polymethilmethacrylat , denture soft 52 .001 C20A.2.001 Dasar Gipsum, Porselein, komposit restoratif 53 .001 direk dan indirek Implant 54 C20A.2.001 Dasar Amalgam , Dasar Semen Kedokteran SKS 1 4 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 2 1 395 No 55 56 57 58 59 Sandi .001 C20A.2.001 .001 C20A.2.001 .001 C20A.2.001 .001 C20A.2.001 .001 C20A.2.001 .001 Nama Mata Kuliah Gigi Pendalaman Komposit SKS 2 Pendalaman Polymer 2 Pendalaman Keramik 2 Pendalaman Alloy 2 Gipsum dan Porselein 396 J. Mata Kuliah Pilihan Sendiri 60 Cedera Olah Raga dan Rehabilitasi 61 Ilmu Faal Kerja Ergonomi 2 2 62 Ilmu Faal Adaptasi terhadap Lingkungan 2 63 Antropometri dan Biomekanika 2 64 Psikologi dan Sosiologi Olah Raga 2 65 Teori Latihan Olah Raga 2 66 Sport Masase 2 67 Biomembran 2 68 Biokimia Reproduksi 2 69 Biokimia Neoplasma 2 70 Hematologi dan Imunohematologi 3 71 Enzimologi Klinik 2 72 Neuroanatomi 3 73 Kinesiologi 2 74 Sitogenetika 2 75 Teratologi 2 76 Mikologi Khusus 2 77 Virologi Khusus 2 78 3 80 Parasit dan Lingkungan Sosial Laboratorium Dasar Parasitologi dan Helmintologi Medik Entomologi Medik 81 Sitopatologi dan Imunopatologi Terapan 2 82 Patologi Umum & Histokimia 2 83 Imunobiologi 2 84 Imunokimia 2 85 Radikal bebas dalam Biologi dan Kedokteran 2 86 Neurobiologi 2 87 Biologi Perkembangan 2 88 Molekular Immunologi I 2 89 Molekular Immunologi II 2 90 Mikrobiologi Pangan 2 91 Mikrobiologi Pencegahan 2 79 3 2 397 92 93 94 95 96 Modern Laboratory Techniques in eksperimental Penuaan Kulit, Prinsip Peremajaan Kulit dan 2 Medical Spa Aspek Farmakologi pada Aging Fisiologi proses aging dan Pencegahan / rehabilitasi penyakit degenerative Gizi Terapi pada Aging 2 4 2 2 398 K. Mata Kuliah Konsentrasi Ilmu Kedokteran Klinik Konsentrasi THT KL 1. Rinologi 2 2. Faringologi 2 3. Otologi 2 4. Audiovestibular 2 5. Bronkooesofagologi 2 6. Bedah Kepala Leher 2 7. Plastik Rekonstruksi 2 JUMLAH 14 Konsentrasi 1. Patologi Umum 2 Patologi Anatomi 2. Histopatologi 2 3. Mikroskopi dan Histokimia Terapan 2 4. Sitopatologi dan Imunopatologi Dasar 2 5. Sitopatologi dan Imunopatologi Lanjutan 2 6. Sitopatologi dan Imunopatologi Terapan 2 7. Konsentrasi Radiologi Patologi Umum dan Histokimia 2 JUMLAH 14 1. Radioanatomi 2 2. Radiopatologi 2 3. Traktus Gastrointestinal 2 4. Traktus Urogenitalis 2 5. Ultrasonografi 2 6. Muskuloskeletal 2 7. Intervensi Radiologi 2 8. CT Scan 2 9. MRI 2 10. Radioterapi 2 11. Radioterapi Anak 2 JUMLAH 22 399 Konsentrasi Ilmu Anak Konsentrasi Ilmu Penyakit Dalam Konsentrasi Ilmu Nuklir 1. Tumbuh Kembang 2 2. Kardiologi 2 3. Nefrologi 2 4. Neuropediatri 2 5. Gawat Darurat 2 6. Endokrinologi 2 7. Imunologi 2 8. Hematologi 2 JUMLAH 16 1. Endokrinologi/ Metabolisme 2 2. Gastroenterologi 2 3. Ginjal/ Hipertensi 2 4. Hematologi/ Onkologi 2 5. Penyakit Infeksi Tropik 2 6. Kardiovaskular I 2 7. Kardiovakular II 2 8. Pulmonologi 2 9. Reumatologi 2 JUMLAH 18 1. Fisika Nuklir 2 2. Instrumentasi dan Deteksi Radiasi 2 3. Dosimetri dan Proteksi Radiasi 2 4. Radiobiologi dan Patologi Radiasi 2 5. Model Kinetika dan Sistem Fidiologi 2 6. Matematika, Statistika dan Komputer 2 7. Radiokimia dan Radiofarmasi 2 8. Pemeriksanaan in-vivo I 2 9. Pemeriksanaan in-vivo II 2 10. Pengobatan menggunakan radionuklida 2 JUMLAH 20 400 Konsentrasi Ilmu Mata Konsentrasi Ilmu Bedah Orthopedi 1. Infeksi dan Imunologi 2 2. Refraksi/ Lensa Kontak 2 3. Katarak/ Bedah refraksi 2 4. Glaukoma 2 5. Strabismus 2 6. Vitreoretina 2 7. Orbita dan Okuloplastik 2 8. Onkologi 2 9. Neurooftalmologi 2 10. Oftalmologi Komunitas 2 JUMLAH 20 1. Traumatologi pada Ortopedi 2 2. Kelainan bawaan pada Ortopedi 2 3. Kelainan degeneratif pada Ortopedi 2 4. Onkologi muskuloskeletal 2 5. Kelainan neuromuskular 2 6. Orthotic-prosthetic 2 7. Kinesiologi dan fisioterapi 2 8. Osteosintesis 2 9. Sport injuries 2 10. Rematologi/ artroplasti 2 11. Leprosy surgery 2 12. Joint surgery 2 13. Rekonstruksi muskuloskeletal 2 JUMLAH 26 Konsentrasi 1. Anestesi regional 2 Anestesi 2. Anestesi abdominal bawah 2 3. Anestesi abdominal atas 2 4. Anestesi pada ortopedi 2 5. Anestesi pada pembedahan mata 2 6. Anestesi pada THT 2 401 7. Anestesi pada ginekologi 2 8. Anestesi pada urologi 2 9. Anestesi pada bedah anak 2 10. Anestesi pada penyaki t endokrin 2 11. Nutrisi enteral dan parenteral 2 12. ICU 2 JUMLAH 24 Konsentrasi 1. Obstetri Fisiologi 2 Obgin 2. Obstetri Patologi 2 3. Ginekologi 2 4. Obstetri Sosial dan Keluarga Berencana 2 JUMLAH 8 Konsentrasi 1. Bedah Toraks 2 Ilmu Bedah 2. Bedah Vaskular 2 3. Bedah Digestif 2 4. Bedah Anak 2 5. Bedah Urologi 2 6. Bedah Ortopedi 2 7. Bedah Onkologi 2 8. Bedah Plastik 2 JUMLAH 16 Konsentrasi 1. Pengobatan sinar 2 Ilmu Bedah Saraf 2. Neurooftalmologi 2 3. Neurootologi 2 4. Neuroorthopedi 2 5. Elektrodiagnostik saraf perifer 2 6. Ekoensefalografi 2 JUMLAH 12 402 Konsentrasi 1. Hematologi Klinik 2 Patologi Klinik 2. Mikrobiologi Klinik 2 3. Imunologi Klinik 2 4. Kimia Klinik 2 5. Faal Klinik 2 JUMLAH 10 1. Penyakit Serebrovaskular 2 2. Neurotraumatologi 2 3. Neurogeriatri 2 4. Infeksi SSP 2 5. Saraf tepi dan Neurofisiologi Klinik 2 6. Epilepsi 2 7. Fungsi Luhur 2 8. Neuroimaging 2 9. Nyeri Kepala 2 10. Neuroepidemiologi 2 11. Vertigo 2 12. Neurooftalmologi 2 13. Neuropediatri 2 14. Nyeri 2 15. Gangguan Gerak (Movement Disorder) 2 16. Neurotoksikologi 2 17. Neuroimunologi 2 18. Neuroemergensi/ Intensive Care 2 JUMLAH 36 1. Psikodinamika 2 2. Psikopatologi Fenomenologik deskriptif 2 3. Psikopatologi 2 4. Gangguan Mental Organik 2 Konsentrasi KPenyakit I.Penyakit Syaraf Konsentrasi Penyakit Jiwa Kedokteran Jiwa 403 5. 6. Konsentrasi Kulit Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin No 7. Gangguan Mental Psikotik Gangguan Neurotik dan Gangguan Kepribadian Gangguan Masa Kanak-Remaja dan 2 8. Perkembangan Psikogeriatri 9. Gangguan Penggunaan Zat 2 10. Terapi Psikiatrik 2 11. Kedaruratan Psikiatrik 2 12. Gangguan Fungsi Luhur 2 13. Konsultasi Liaison 2 14. Psikiatri Komunitas dan Sosial 2 15. Rehabilitasi/ Mental Health Care 2 16. Psikiatri Transkultural 2 17. Kesehatan Jiwa Industri 2 18. Kesehatan Jiwa Militer 2 2 2 2 JUMLAH 36 1. Dermatoimmunologi 2 2. Dermatopatologi 2 3. Dermatomikrobiologi 2 4. Mikrobiologi venereologi 2 5. Penyakit Kulit Umum 2 6. Infeksi Menular Seksual 2 7. Tumor Kulit 2 8. Dermatologi Anak 2 9. Kosmetik Medik 2 10. Bedah Kulit 2 JUMLAH III. Semester Ketiga Nama Mata Kuliah 20 Sandi 1 C20U122 Ujian Naskah Tesis 2 UNX20.010 Tesis SKS 6 404 B. URAIAN MATA KULIAH I. Ilmu Kedokteran Dasar (Konsentrasi Anatomi Histologi; Biokimia Kesehatan ; Ilmu Faal da Kesehatan Olah Raga; Farmakologi; Mikrobiologi dan Parasitologi; Patobiologi, Anti-Aging dan Kedokteran Gigi) C20C.101 STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUBUH Structure and Function of Organs Struktur dan fungsi otot dan saraf, jantung dan peredaran darah, paru-paru, hepar, saluran pencernaan, kelenjar endokrin, ginjal dan cairan tubuh. A. Purba, Setiawan, Reni Farenia, Vita Murniati T 3(3-0) I C20B.102 BIOLOGI SEL Cell Biology Pendahuluan; ultrastruktur dan fungsi organel sel; sifat kimia fisik sel; unit membran; lisosom dan fisiologi sel; pergerakan sel; inti sel; sitogenetika, siklus dan reproduksi; regulasi dan koordinasi; sel mena dan kematian, dasardasar biologi molekular. M. Nurhalim Shahib, Achadiyani 2(2-0) I C20B.103 PENGELOLAAN DAN TEKNIK LABORATORIUM BIOMEDIKA Management and Techniques of Biomedical Laboratory Perencanaan suatu lab biomedika; pengelolaan, organisasi, dan tata kerja bekerja yang baik di laboratorium; prinsipprinsip melakukan suatu eksperimen serta peran dan tanggung jawab para penelitinya; perundang-undangan yang seyogianya berlaku di dalam suatu lab biomedika; penanganan bahan dan material yang berbahaya, binatang percobaan dan mikro-organisme; pemeliharaan, pembibitan dan teknik eksperimentasi binatang percobaan; pengukuran fenomena biologis; instrumentasi dan praktek beberapa teknik analisis; seleksi dan evaluasi metode analisis; percobaan-percobaan klinis; analisis data; presentasi dan pembuatan laporan hasil eksperimen untuk dipublikasikan. R. Hadiman, Ahmad Faried 2(2-0) I C20C.004 CEDERA OLAHRAGA DAN REHABILITASI Sport Injury and Rehabilitation Macam-macam cedera olahraga; pertolongan pertama cedera olahraga; pencegahan cedera olahraga; rehabilitasi cedera olahraga; biomekanika cedera olahraga, cell injury. M. Purba, Reni Farernia, Vita Murniati T 2(2-0) I, II 405 C20C.005 FUNGSI TUBUH I Fungsi Sistem Organ I Otot dan saraf; jantung dan pembuluh darah; sistem pengawasan; sistem pengawasan saraf; darah dan limfe; ginjal dan pengaturan cairan tubuh dan elektrolit. M. Purba, Setiawan, Reni Farenia 3(3-0) I, II C20B.006 FUNGSI TUBUH II Fungsi Sistem Organ II Pernapasan; pencernaan; sistem pengawasan humoral; energi dan pengaturan suhu; penglihatan, pendengaran, dan pengecap. M. Purba, Ieva B. Akbar, Setiawan, Reni Farenia, Vita Murniati T 3(3-0) I C20B.207 FAAL OLAHRAGA DAN EVALUASI FUNGSIONAL Physiology of the Sport and Functional Evaluation Bioenergetika dan kontraksi otot; tipe aktivitas fisik dan kekhususan faal bermacam-macam olahraga; reaksi dan adaptasi berbagai kerja fisik; kapasitas kemampuan fisik atlet. Parameter penilaian kapasitas atlet; uji ergospirometri pemanduan bakat; klasifikasi olahraga; pemilihan ergometer. M. Purba 4(3-I) II C20C.008 ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA Anthropometry and Biomechanical Fisik anatomi atlet; konsep dasar biomedika; kontraksi otot sebagai dasar gerak manusia; aplikasi kinesiologi pada berbagai penampilan olahraga. M. Purba, Setiawan 2(2-0) I C20C.009 ILMU FAAL KERJA/ERGONOMI Work Physiology Sciences/Ergonomy Batasan kerja dan prestasi kerja; jenis kerja, kerja statis dan dinamis; beban kerja; kapasitas kerja; kerja fisik, dan derajat beban. Peran ilmu faal dalam ergonomi. Wahyu Kahiwikarta, A. Purba, Setiawan 2(2-0) I, II C20C.010 ILMU FAAL ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN Adaptation Physiology/Pathophysiology Sejarah dan terminologi; radiasi cahaya, sistem biologi, fisiologi iklim, hibernasi, barofisiologi, getaran dan bising, fisiologi kekurangan kalori M. Purba, Setiawan 2(2-0) I, II 406 C20C.011 GIZI OLAHRAGA DAN DOPING Sport Nutrition and Doping Nilai biologi makanan; waktu makan atlet; penyusunan menu atlet; nilai kalori berbagai macam makanan dan aktivitas olahraga. Batasan doping; bahaya doping; berbagai jenis doping; pengawasan doping. M. Purba, Gaga Irawan, Abdullah Firmansyah 2(2-0) I, II C20C.112 PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI OLAHRAGA Psychology and Sociology of the Sport Evaluasi psikologi atlet; beberapa uji psikologi atlet; organisasi ahli psikologi olahraga. Sejarah dan arti sebenarnya sport, tujuan masyarakat; gerakan olimpiade; organisasi-organisasi olahraga. Nitya Wismaningsih 3(3-0) I C20C.013 TEORI LATIHAN OLAHRAGA Theory of Exercise of the Sport Faktor yang menentukan kualitas latihan, prinsip dasar latihan, sistem dan metode latihan, latihan endurans, latihan interval, latihan sirkit, latihan kelentukan, latihan kecepatan, latihan kelincahan, latihan pliometrik, latihan beban, kontraksi dinamis eksentrik-kosentrik dan kontraksi statis, latihan pemanasan dan penenangan, kelelahan latihan, pemulihan dan periodisasi latihan. Peran sports medicine dalam periodisasi latihan. Reni Farenia, A. Purba, Vita Murniati T 2(2-0) I, II C20B.014 BIOMEMBRAN Biomembrane Komponen membran dan organisasinya; mobilitas lipid dan protein membran; interaksi lipid protein; asimetri membran biologi; proses transpor biomembran; transpor dengan vesikel; kinetika transpor biomembran; macam ATP-ase, macam proses transpor dalam tubuh manusia. M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M 2(2-0) I, II C20B.015 PROSES PENGENDALIAN DAN KOORDINASI METABOLISME Guidance Process and Metabolism Coordination Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim, enzim dan haemostasis, pembentukan dan penyimpanan 3(3-0) I, II 407 energi metabolisme serta proses pengaturan dan koordinasinya; biosintesis makromolekul (protein, asam nukleat); peran hormon metabolisme. M. Nurhalim Shahib C20B.016 CELL SIGNALING Target and Discovery, Chromatin Regulation/acetylation. Map kinase Signaling, Apoptosis Signaling, AKT Signaling Pathways, Translation Control, PKC and Phospholipase Signaling, Cell Cycle/Checkpoint Control, Cytokine Signaling, Neuroscience, Tyrosine Kinases/Docking Proteins, Cytoskeletal Regulation, Glucose/Energy Metabolism, Lymphotic Signaling, WNT Signaling/Nuclear Receptor and other Signaling Pathway. M. Nurhalim Shahib 3(3-0) I, II C20B.117 GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA I Metabolic Disturbance I Gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, asam nukleat, vitamin, dan mineral, gangguan keseimbangan asam basa, gangguan pembekuan darah. Semua ditinjau dari sebab-sebabnya, akibatnya, cara pengenalannya, serta kemungkinan memperbaikinya. M. Nurhalim Shahib, Koeswadji, Nugraha Sutadipura 2(2-0) I C20B.113 PATOGENESIS MOLEKULAR I Molecular Pathogenesis I Mekanisme rudapaksa (Injury) selular, sitokin dan peradangan, fungsi netrofil pada inflamasi dan infeksi, regulasi respons imun molekular dan selular, respons imun molekular dan selular, respons inflamasi dan sel-sel endotel, pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi, biogenesis organel dan sekresi protein, pengaturan perkembangan organisme tingkat gen, interaksi selular pada perkembangan organ/tubuh, Genomic Imprinting dan Penyakit, polimorfisme DNA dan penyakit, ekspresi gen dan penyakit, aktivitas telomerase dan penyakit. M. Nurhalim Shahib 2(2-0) I C20B.019 BIOKIMIA REPRODUKSI Biochemistry of Reproduction Pertumbuhan dan perkembangan plasenta, transpor nutrien melalui plasenta, peran DNA sebagai pembawa sifat orangtua kepada keturunannya, evolusi, mutasi dan faktor- 2(2-0) I, II 408 faktor penyebabnya, kemampuan individu dalam memperbaiki kesalahan proses replikasi, mitosis, cacat bawaan, hormon kelamin, peran hormon kelamin pada proses reproduksi, biokimia siklus sel. M. Nurhalim Shahib, Koeswadji C20B.020 ONKOLOGI MOLEKULAR Molecular Oncology Siklus sel dan regulasinya, onmogen, Tumor Supressor Genes, karsinogen, DNA repair, mekanisme resistensi, kaitan imprinting gene dengan keganasan, kaitan circadian clock dengan neoplasma, Throphoblastic Neoplasm, kaitan infeksi dengan neoplasma M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M 2(2-0) I, II C20G.121 HEMATOLOGI DAN IMUNOHEMATOLOGI Haematology and Immunohaematology Patofisiologi dan patokimia sistem eritropoietik; patofisiologi dan patokimia sistem leukopoietik; patofisiologi dan patokimia sistem trombopoietik dan pembekuan darah; imunohematologi. Ponpon Idjradinata 3(3-0) I C20G.022 ENZIMOLOGI KLINIK Clinical Enzymology Perubahan patokimia sistem organ; enzimologi klinik. M Nurhalim S, Nugraha Sutadipura 2(2-0) I, II 409 C20A.023 METODE PENELITIAN ANATOMI PERKEMBANGAN Research Methods of Developmental Anatomy Mikrokinetik sayat/utuh, mikrofotografi, teknik perlakuan, deseksi hewan, pemeliharaan hewan percobaan dan penangkapannya, biakan jaringan. Hermawan Nagar Rasyid, Darmadji Ismono 3(3-0) I, II C20A.024 MORFOGENESIS ORGAN TUBUH Morphogenesis of Organs Perkembangan berbagai organ penting dan faktor-faktor penentuannya. Herry Herman, Achadiyani 3(3-0) I, II C20A.125 MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH I Microstructure of Organs I Jantung, paru-paru, hepar, lambung dan usus, ginjal, kulit, regenerasi otot dan tulang. Achadiyani 2(2-0) I C20A.126 MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II Microstructure of Organs II Hipofisis dan hipotalamus, testis, ovarium, organ limfoid. Achadiyani 2(2-0) I C20A.127 NEUROANATOMI Neuroanatomy Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi mikroskopik; berkas sensorik, berkas motorik, berkas autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan; anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta peralihan antara susunan humoral dan susunan neural; inervasi permukaan badan sesuai radiks, segmen dan pleksus; lokasi dan peran; praktikum/demonstrasi. Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib 3(3-0) I C20A.228 KINESIOLOGI Kinesiology Pendahuluan, anatomi mikroskopik sistem gerak neuromuskuloskeletal (tulang, sendi otot, susunan saraf), alat gerak (sistem gerak) tubuh, ergonomi dan rehabilitasi, praktikum/demonstrasi. A. Purba 2(2-0) II 410 C20A.029 C20A.030 SITOGENETIKA Cytogenetics Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis, sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika. Syarief Effendi, M Nurhalim S TERATOLOGI Teratology Pengantar teratologi, prinsip-prinsip teratologi, mekanisme teratogenesis, patogenesis, teratologi eksperimental. Achadiyani C20D. 1 FARMAKOKINETIK (2 SKS) Pendahuluan. Kinetika absorpsi. Kinetika transport. Kinetika distribusi. Kinetika metabolisme. Kinetika ekskresi. Parameter farmakokinetik, Farmakokinetik pada kondisi khusus (neonatus, kehamilan, laktasi, geriatri). Farmakokinetik pada gangguan organ. Penentuan regimen dosis. Interaksi obat. Polifarmasi. Therapeutic drug Monitoring Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami C20D. 2 FARMAKODINAMIK (2 SKS) Pendahuluan. Prinsip-prinsip mekanisme kerja obat. Farmakomolekular reseptor. Mekanisme aktivasi reseptor dan implikasinya. Hubungan dosis –konsentrasi dan efek obat. Hubungan mekanisme dengan efek dan efek samping obat. Interaksi farmakodinamik, Penanda fisiologis dan laboratoris obat. Farmakogenetik. Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami C20D. 3 FARMAKOLOGI KLINIK (2 SKS) Pendahuluan. Prinsip-prinsip terapi farmakologi. Patogenesis-patofisiologi dan intervensi farmakologi. Penggunaan terapi rasional. Prinsip pemilihan obat. Intervensi farmakologi pada berbagai penyakit (asma dan alergi, hipertensi esensial, anti diabetic dan anti lipid, kemoterapi, antibiotik: resistensi antibiotik, PK-PD antibiotik, penggunaan antibiotic yang rasional di rumah sakit dan di komunitas). Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami 2(2-0) I, II 2(2-0) I, II 411 C20D. 4 TOKSIKOLOGI KLINIK Pendahuluan. Zat toksik. Farmakokinetik zat toksik (Toksikinetik). Identifikasi dan penilaian intoksikasi. Antidotum. Dekontaminasi. Intoksikasi organofosfat. Intoksikasi asetaminofen. Intoksikasi CNS depressant dan CNS stimulant. Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami C20D.5 METODE RISET FARMAKOLOGI (2 SKS) Pendahuluan. Pengembangan obat. Identifikasi bahan aktif. Metode penarikan zat aktif. Bioskrining. Animal diseases model. Uji preklinik (uji efek dan uji toksisitas). Uji klinik (fase 1 s/d fase 4). Farmako epidemiologi. Farmakogenomik, Farmakoekonomi. Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami C20D.6 FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL (2SKS) Pendahuluan. Penelitian inflamasi/infeksi secara in vitro tingkat seluler. Penelitian mekanisme imunologi/inflamasi local (in vivo). Penelitian onkologi secara in vivo (cell-line): mekanisme apoptosis dan mekanisme imunologi kanker. Penelitian inflamasi/infeksi organ hepar, paru, ginjal, kulit (luka), sepsis. Penelitian konsep umum onkologi. Penelitian onkologi in vivo (Ca mammae, Ca otak). Penelitian teratogenik. Herry Herman, Achadyani, M. Faried C20H.7 HERBAL MEDICINE (HM) (2 SKS) Pendahuluan. Potensi/prospek pengembangan HM. Bahan/tanaman HM di Indonesia. Jamu/obat herbal terstandar di Indonesia. Zat aktif dalam HM. Metode ekstraksi zat aktif. Pengembangan HM, Interaksi HMobat (secara farmakokinetik dan farmakodinamik). Peranan HM di bidang klinis. HM dan industry. Regulasi HM di Indonesia. Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami ------ ASPEK FARMAKOLOGI PADA AGING (2 SKS) Pendahuluan. Perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik pada aging. Interaksi obat. Polifarmasi. Penentuan dosis regimen pada aging. Terapi sulih 412 C20E.040 hormone (estrogen, progesteron, testosterone, growth hormone). Evidence-based pharmacology Rovina Ruslami BIOLOGI DAN MIKROORGANISME Biology and Microorganism Mikroorganisme dan mikrobiologi, mikromolekul, biologi sel, nutrisi dan metabolisme. Pertumbuhan mikroorganisme, genetik, konsep imunologi. Usep Abdullah Husin, Heda Melinda 2(1-3) I, II C20E.041 DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI DAN IMUNOLOGI Diagnostical microbiology and Immunology Isolasi patogen dari bahan klinik, tes kepekaan antibiotika, imunodiagnostik, Elisa, PCR, prosedur imunoblot, probe asam nukleat dalam diagnostik klinik, diagnostik mikologi, diagnostik virologi, keamanan dalam laboratorium mikrobiologi. Sunarjati Sudigdoadi, Heda Melinda, Edhyana Sahiratmadja 3(1-3) I, II C20E.042 MIKROBIOLOGI MOLEKULAR Molecular Microbiology Mikromolekul dan informasi genetik, struktur DNA, elemen-elemen genetik, restriksi dan modifikasi DNA, replikasi DNA, transkripsi, RNA processing and Ribozymes, kode genetik, transfer RNA, translasi, genetika antibakteri dan resistensi, faktor dan religius gen virulensi pada bakteri, biologi molekul virus eukariot, kemoterapi antivirus, rekayasa genetik. Imam Megantara, Ida Parwati, Ani Melani M 3(3-0) I, II C20E.043 BAKTERIOLOGI KHUSUS Special Bacteriology Kokus, bakteri anaerob, bakteri penyakit pernapasan, pencernaan dan saluran kemih, bakteri penyakit kelamin, bakteri penyebab keracunan makanan, mikoplasma, klamidia, rikettsia. Sadeli Masria, Ida Parwati 3(3-0) I, II C20E.144 MIKOLOGI KHUSUS Special Mycology Dermatomycosis, khamir patogen, mikosis subkutan, mikosis sistemik, mikotoksikosis. Ramlan Sadeli 2(2-0) I 413 C20E.145 VIROLOGI KHUSUS Special Virology Diferensiasi di antara bakteri, rikettsia, dan virus; virus saluran pencernaan; virus saluran pernapasan; eksantemal virus penyakit menular seksual; virus penyakit tumor; isolasi dan bahan-bahan klinik; diagnosis serologi dan penemuan infeksi virus secara imunologi. Sunaryati Sudigdoadi 2(2-0) I C20E.146 PARASIT DAN LINGKUNGAN SOSIAL Parasite and Special Environment Pengertian dasar, pengaruh tingkat sosial-ekonomi pada perjalanan penyakit; faktor pola kebiasaan hidup yang positif dan negatif; antropologi medika sebagai sudut pendekatan dalam penanggulangan zoonosis. Ridad Agoes 3(3-0) I 414 C20E.147 LABORATORIUM DASAR PARASITOLOGI DAN HELMINTOLOGI MEDIK Principle of Parasitology Laboratory and Medicine Helminthology Model laboratorium dasar; model laboratorium lapangan; laboratorium diagnostik; laboratorium riset/kuantitatif; perkembangan mutakhir dalam laboratorium parasitologi, soil transmitted helminths; peran malakologi dalam siklus hidup; reservoar dan hospes; serangga vektor. Ridad Agoes 3(2-3) I C20E.048 ENTOMOLOGI MEDIK Medicine Entomology Mikrofauna serangga; serangga sebagai vektor penyakit; bionomika serangga; dinamika penularan. Ridad Agoes 2(2-0) I, II C20F.049 PATOLOGI UMUM General Pathology Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya penyakit, faktor ekstrinsik dan intrinsik, gangguan fungsi, mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan metabolisme, faktor genetik dan onkogen, perubahan neoplastik dan proses penuaan, patologi eksperimental, patologi lingkungan. Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan pulasan rutin. Ismet M. Nur, Bethy S, Hernowo, Sunardhi Widyaputra, Achmad Sjawqie 3(2-3) I, II C20F.050 HISTOPATOLOGI Histopathology Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan pengawetan jaringan, alat-alat laboratorium histopatologi, pengelolaan jaringan, bahan-bahan pulasan histopatologi, teori pulasan dasar untuk sel, pulasan dasar untuk jaringan, pulasan khusus, potong beku, alat-alat potong beku. Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik pulasan jaringan Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Silvi Kintawati, Sri Suryanti 2(1-3) I C20F.051 MIKROSKOPI DAN HISTOKIMIA TERAPAN 3(3-3) I, II 415 Apllied Histochemistry and Microscopy Kuliah: Mikroskopi: dasar-dasar penggunaan mikroskop, teknik mikrofotografi untuk penulisan dan presentasi karya ilmiah. Histokimia: aktivitas zat-zat kimia dalam sel dan jaringan, teknik pulasan histokimia. Praktikum: pengenalan jenis-jenis mikroskop dan penggunaannya, teknik mikrofotografi, pulasan histokimia, teknik pulasan histokimia. Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Murnisari Darjan, Irene G.S, Abdul Hadi C20F.152 SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI DASAR Principle of Immunopathology and Cytopathology Sitopatologi dasar: dasar-dasar sitologi, gambaran sel sitologi normal, perubahan sel yang disebabkan oleh radang, gangguan hormonal dan neoplasma, cara pengambilan bahan sediaan, teknik pulasan sediaan apus. Imunopatologi dasar: dasar-dasar imunopatologi, imunitas, reaksi hipersensitifitas, respons sel terhadap jejas. Lasma R. Silitonga, Achmad Sjawqie, Abdul Hadi Hassan, Sri Suryanti 2(2-0) I C20F.053 SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI TERAPAN Applied Immunopathology and Cytopathology Kuliah: Sitopatologi terapan: sitopatologi jaringan patologis dan cairan tubuh patologis, pemanfaatan jaringan tubuh dan cairan tubuh patologis. Imunopatologi terapan: pemanfaatan imunopatolog dalam penelitian kedokteran. Praktikum: teknik pengambilan apusan dan penanganannya, teknik pulasan imunohistokimia untuk sediaan apus. Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Lasma R. Silitonga, Sri Suryanti 2(2-3) I, II 416 C20F.054 PATOBIOLOGI UMUM DAN HISTOKIMIA General Pathobiology and Histochemistry Batasan patobiologi, hubungan patobiologi dengan ilmu kedokteran lainnya, proses patobiologi dan kaitannya dengan perubahan secara histologis, biokimia dan patologi klinik. Histokimia: identifikasi dan lokasi zat kimia dan aktivitasnya dalam jaringan, dasar histokimia, susunan kimia sel dan jaringan. Ismet M. Nur, Sunardhi Widyaputra, Bethy S. Hernowo, Irene GS, Sri Suryanti 2(2-0) I, II C20F.055 IMUNOBIOLOGI Immunobiology Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten dan jaringan limfoid; respons imun dan interaksi sel-sel imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik antibodi, antibodi sekretori, sistem HLA dan penggenetiknya; reaksi antigen antibodi; sel-sel fagositik sistem komplemen; mediator imunologi; hipersensitifitas. Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja 2(2-0) I, II C20B.056 IMUNOHISTOKIMIA Immunochemistry Prasyarat: C20F.055 Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam imunologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi antigen antibodi dalam larutan dan pada sel; pengukuran interaksi antigen antibodi; pengukuran interaksi hapten antibodi; determinan antigenik dan tempat pengikat antibodi dan antigen; isolasi reseptor sel; heterogenitas dan struktur kimia antibodi; teknik-teknik imunodilusi; imunoelektroforesis; imunofluoresensi; ELISA; RIA Koeswadji, Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja 2(2-0) I, II C20B.057 RADIKAL BEBAS DALAM BIOLOGI DAN KEDOKTERAN Free Radicals in Biology and Medicine An introduction to oxygen and free radical, protection against oxidants and radical damage in biological systems, radical chain reaction, lipid peroxidation, inflammation, ischemia/reoxygenation injury, lung damage and ARDS, aging, cancer. Antioxidant status in human, effect of diet in antioxidants status, laboratory techniques to acces oxidant status. Tri Hanggono, Nugraha, Sadiah Ahmad, Nurhalim Shahib 2(3-0) I, II 417 C20B.058 NEUROBIOLOGI Neurobiology Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf; transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik; transmisi neuromuskular, neurotransmiter dalam kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak. Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib 2(2-0) I, II C20B.059 BIOLOGI PERKEMBANGAN Developmental Biology Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi. Sri Soedarwati, Lien Sutasurya, Tono Djuantono 2(2-0) I, II C20D.063 BIOTEKNOLOGI KEDOKTERAN DAN FARMASI Medical Biotechnology and Pharmacy Teknik-teknik DNA rekombinan, kerja enzim, produksi enzim dan zat lainnya oleh mikroorganisme, pemanfaatan bahan alam dalam bidang kedokteran dan farmasi, terapi gen dan monoklonal antibodi, pemanfaatan manipulasi DNA untuk diagnostik, terapi dan pencegahan penyakit. M. Nurhalim Shahib 2(2-0) I, II C20D.064 BIOLOGI MOLEKULAR MEDIK Medical Molecular Biology Tujuan pendidikan Biologi Molekular Medik: Tujuan umum: memahami struktur dan fungsi masing-masing komponen sel dalam kaitannya dengan proses biologik untuk mempertahankan keutuhan dan integrasi sel, sehingga dapat mempertahankan homeostasis. Tujuan khusus: memahami struktur molekular jasad hidup, baik prokariot maupun eukariot, mengetahui peran masingmasing komponen sel dalam kaitannya dengan proses biologik, memahami perubahan dan regulasi secara molekular dalam pertumbuhan dan perkembangan sel, mengenal metode-metode laboratorium biologi molekular dan aplikasinya dalam bidang kedokteran, mengetahui konsep bioteknologi agar dapat dikembangkan dalam bidang kedokteran, mengetahui perubahan-perubahan molekular dalam sel manusia terhadap perubahan 3(3-0) I, II 418 lingkungan dan keadaan patologis. Materi perkuliahan: konsep molekular dan komposisi kimia jaringan manusia: komposisi kimia dan fungsi biologis, organisasi senyawa pada masing-masing komposisi selular. Organisasi dan regulasi siklus sel. Struktur dan fungsi DNA: replikasi, mutasi, dan DNA repair, transkripsi. Struktur dan fungsi RNA. Sintesis protein ekspresi dan pengaturannya. Sinyal transduksi. Kelainan ekspresi gen dan kanker, aspek imunologis. M. Nurhalim Shahib,Ahmad Faried C20E.065 MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN Environmental Microbiology Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah, mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi penyakit infeksi. Ramlan Sadeli, M Nurhalim S 2(2-0) I, II C20E.066 MIKROBIOLOGI PANGAN Food Microbiology Ekologi mikroorganisme pada makanan, mekanisme terhadap ketahanan pangan dan kerusakan subletal mikroorganisme selama pengolahan. Mikrobiologi dalam pengemasan aseptik dan metode pengendalian mikroorganisme dan analisis mikroorganisme makanan. Biokontrol bakteri pada makanan. Sadeli Masria 2(2-0) I, II C20E.067 MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN Prevention Microbiology Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan tubuh; antibiotika profilaksis, vaksinasi. Usep Abdullah Husin, Heda Melinda, Kusnandi 2(2-0) I, II C20B.068 TEKNIK LABORATORIUM MODEREN PADA BIOMEDIKAL EKSPERIMENTAL Modern Laboratory Techniques in Experimental Biomedicine General laboratory procedures, separation and purification techniques of biomolecules, spectroscopic analysis of biomolecules, radioisotopes in biomedical research, cell and tissue culture, DNA analysis, methods in signal transduction assay, ligand binding assay, immunohistochemistry, enzymimmunoassay, animal 2(3-0) I, II 419 experiments. Tri Hanggono, Nurhalim Shahib, Bethy S. Hernowo C20E.069 PROTOZOA PATOGEN Pathogen Protozoa (Silabus dan pengajar ditentukan kemudian) 2(3-0) I, II C20O.069 MASASE OLAHRAGA Sport Masage Tujuan: untuk kebugaran, pengobatan. A. Purba, Albert Hutapea 2(2-0) I, II B. mencegah cedera, dan KONSENTRASI IKK PENYELENGGARA FAKULTAS KEDOKTERAN UNX20.111 FILSAFAT ILMU Ilmu (sains) sebagai pengetahuan yang dipandu secara normatif dari Tuhan Yang Maha Esa. Pencarian atau penguasaan ilmu (the quest for knowledge). Manusia yang berkemampuan untuk mengetahui, nalar dan hasil nalar, sejarah perkembangan filsafat dan ilmu. Dunia rasio dan rasa, ikhtiar versus takdir. Sains empiris: anatomi. Penalaran deduktif dan induktif. Hubungan di antara filsafat, sains, dan metodologi (metode dan teknik). Persamaan dan perbedaan antara ilmu-ilmu alamiah dengan ilmu-ilmu sosial-kemanusiaan. Perintisan ilmu (sains) berdasarkan agama. Pokok-pokok bahasan yang sama yang dikembangkan dari silabus ringkas di atas dibahas oleh tim pengajar mahasiswa dalam beberapa kelompok/kelas paralel. Taufik S. Boesorie, Sadeli Masria 2(2-0) I C20H.180 KEDOKTERAN MOLEKULAR A (Untuk peserta kajian preklinik) M. Nurhalim Shahib, Ida Parwati 2(2-0) C20H.181 KEDOKTERAN MOLEKULAR B (Untuk peserta kajian klinik) Tri Hanggono Achmad, M. Nurhalim Shahib 2(2-0) C20H.132 CEDERA OLAHRAGA DAN REHABILITASI Macam-macam cedera olahraga, pertolongan pertama cedera olahraga, pencegahan cedera olahraga, 2(2-0) I, II 420 rehabilitasi olahraga. A. Purba cedera olahraga, biomekanika cedera C20H.102 FUNGSI SISTEM TUBUH I Otot dan saraf, jantung dan pembuluh darah, sistem pengawasan saraf, darah dan limfe, ginjal dan pengaturan cairan tubuh, pengaturan cairan tubuh. A. Purba, Albert Hutapea, Neng Tine, Setiawan 3(3-0) I, II C20H.103 FUNGSI SISTEM TUBUH II Pernapasan; pencernaan, sistem pengawasan humoral; energi dan pengaturan suhu, penglihatan, pendengaran dan pengecap. A. Purba, Albert Hutapea, Neng Tine, Setiawan 3(3-0) I C20H.104 FAAL OLAHRAGA DAN EVALUASI FUNGSIONAL Bioenergetika dan kontraksi otot; tipe aktivitas fisik dan kekhususan faal bermacam-macam olahraga, reaksi dan adaptasi; berbagai kerja fisik; kemampuan fisik atlet. Parameter penilaian kapasitas atlet; uji ergospirometri pemanduan bakat, klasifikasi olahraga; pemilihan ergometer. A. Purba 3(3-0) II C20H.105 ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIKA Fisik anatomi atlet; konsep dasar biomekanika, kontraksi otot sebagai dasar gerak manusia; aplikasi kinesiologi pada berbagai penampilan olahraga. A. Purba, Setiawan 3(2-0) I C20H.106 ILMU FAAL KERJA/ERGONOMI Batasan kerja dan prestasi kerja; jenis kerja, kerja statis dan dinamis beban kerja. Kapasitas kerja fisik dan derajat beban. Peran ilmu faal dalam ergonomi. Wahyu Karhiwikarta, A. Purba 3(2-0) I, II C20H.134 ILMU FAAL ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN Sejarah dan terminologi; radiasi cahaya, sistem biologi, fisiologi iklim hibernasi, barofisiologi, getaran dan bising, fisiologi kekurangan kalori. A. Purba, Setiawan 2(2-0) I C20H.135 GIZI OLAHRAGA DAN DOPING Nilai biologi makanan; waktu makan atlet; penyusunan 2(2-0) I, II 421 menu atlet; nilai kalori berbagai macam makanan dan aktivitas olahraga. Batasan doping; berbagai jenis doping; pengawasan doping. A. Purba, Gaga Irawan, Abdullah Firmansyah C20H.136 PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI OLAHRAGA Evaluasi psikologi atlet, beberapa uji psikologi diet, organisasi ahli psikologi olahraga. Sejarah dan arti sebenarnya olahraga, tujuan masyarakat; gerakan olimpiade; organisasi-organisasi olahraga. Nitya Wismaningsih 2(2-0) I C20H.137 TEORI LATIHAN Prinsip umum latihan, metode latihan, latihan-latihan endurans, internal, sirkit, kecepatan, eksentrik, beban; pemanasan dan cooling down; periode latihan. A.Purba, Tarigan 2(2-0) I, II C20H.138 BIOMEMBRAN Komponen membran dan organisasi, mobilitas lipid dan protein membran; interaksi lipid-protein; asimetri membran biologi; proses transpor biomembran; transpor dengan vesikel; kinetika transpor biomembran; macam ATP-ase, macam proses transpor dalam tubuh manusia. M Nurhalim Shahib 2(2-0) I, II C20H.107 PROSES PENGENDALIAN DAN KOORDINASI METABOLISME Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim, enzim dan hemostasis, pembentukan dan penyimpanan energi metabolisme serta proses pengaturan dan koordinasinya, biosintesis makromolekul (protein, asam nukleat), peran hormon metabolisme. M. Nurhalim Shahib 3(3-0) I, II C20H.108 PROSES BIOKIMIA DALAM SEL JARINGAN TUBUH Transpor senyawa melalui membran sel; proses biokimia dalam sel-sel hepar, ginjal, jantung, paru-paru, saraf organ reproduksi dan sel-sel darah; biokimia sistem kekebalan; kontraksi otot dan gerakan sel. Alfred A. Djajakusumah, M. Nurhalim Shahib 3(3-0) I, II C20H.109 GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA I 3(3-0) I 422 Gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, asam nukleat, vitamin, dan mineral, gangguan keseimbangan asam basa, gangguan pembekuan darah. Semua ditinjau dari sebab-sebabnya, akibatnya, cara pengenalannya, serta kemungkinan memperbaikinya. M. Nurhalim Shahib, Koeswadji C20H.110 GANGGUAN METABOLISME DAN PENGENALANNYA II Proses biokimia dan berbagai keracunan logam berat, alkoholism, xenobiokimia, biokimia karsinogen dan onkogen. M. Nurhalim Shahib C20H.139 BIOKIMIA REPRODUKSI Peran DNA sebagai pembawa sifat orangtua kepada keturunannya; replikasi; transkripsi, kode genetika, hubungan kode genetika dengan susunan dan struktur protein, evolusi, mutasi, dan faktor-faktor penyebabnya, kemampuan individu dalam memperbaiki kesalahan proses replikasi, mitosis, cacat bawaan, hormon kelamin, peran hormon kelamin pada proses reproduksi, biokimia siklus sel. M. Nurhalim Shahib, Koeswadji BIOKIMIA NEOPLASMA Biosintesis DNA dan proses pengaturannya, biosintesis protein dan pengaturannya; faktor-faktor penyebab neoplasma; peran radiasi dalam proses menghambat pertumbuhan neoplasma dan siklus sel. M. Nurhalim Shahib, Koeswadji 3(3-0) I, II C20H.142 ENZIMOLOGI KLINIK Pertumbuhan patokimia sistem organ; enzimologi klinik. M. Nurhalim Shahib 2(2-0) I, II C20H.112 METODE PENELITIAN ANATOMI PERKEMBANGAN Mikrokinetik sayat/utuh, mikrofotografi, teknik perlakuan, deseksi hewan, pemeliharaan hewan percobaan dan penangkapannya, biakan jaringan. 3(3-0) I C20H.113 MORFOGENESIS ORGAN TUBUH Herry Herman MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH I Jantung, paru-paru, hepar, lambung dan usus, ginjal, kulit, regenerasi otot dan tulang. 3(3-0) I, II C20H.140 C20H.114 2(2-0) I, II 2(2-0) I 423 C20H.115 Achadiyani MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II Hipofisis dan hipotalamus, testes, ovarium, organ limfoid. Achadiyani 2(2-0) I C20H.116 NEUROANATOMI Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi mikroskopik, berkas sensorik, berkas motorik, berkas autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta peralihan antara susunan humoral dengan susunan neural; inervasi permukaan badan, sesuai radiks, segmen, dan pleksus; lokasi dan peran; praktikum;demonstrasi. Kahdar Wiradisastra 3(3-0) I C20H.144 KINESIOLOGI Anatomi mikroskopik; alat gerak, rehabilitasi praktikum/demonstrasi. A. Purba, Setiawan 2(2-0) I, II ergonomi dan C20H.145 SITOGENETIKA Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis, sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika. 2(2-0) I, II C20H.146 TERATOLOGI Pengantar teratologi, prinsip prinsip teratologi, mekanisme teratogenesis, patogenesis, teratoloti eksperimental Achadiyani PROTOZOA PATOGEN Protozoa usus, protozoa rongga tubuh; protozoa darah dan jaringan. Ridad Agoes, Tjahjono Djatie 2(2-0) I, II MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN DASAR Klasifikasi dan identifikasi kuman, genetika jasad renik, flora normal; bakteriofag; zat anti jasad renik, hubungan inang parasit, imunologi penyakit infeksi (selular/imunal). Imam Supardi, Usep Abdullah Husin 3(3-0) I, II C20H.151 C20H.122 2(2-0) I 424 C20H.124 INFEKSI NOSOKOMIAL Pencegahan infeksi nosokomial (IN); epidemiologi IN, surveilus IN. Antibiotika dan IN, hubungan rumah sakit dan masyarakat IN, endemik dan Epidemik. Imam Supardi, Imam Megantara 3(3-0) I C20H.125 MIKROBIOLOGI MOLEKULAR Struktur dan fungsi bagian sel mikroba, proses molekul dalam sel mikroba, genetika antibakteri dan resistensil inhibitor biosintesis peptidoglikan sebagai model, faktor virulensi pada bakteri, regulasi gen virulensi pada bakteri, biologi molekul virus eukariot, kemoterapeutik antivirus, rekayasa genetika. Imam Supardi, Mieke F. Satari 2(2-0) C20H.152 MIKROBIOLOGI DIAGNOSTIK Dasar-dasar diagnosis bakteriologik, cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan, isolasi dan identifikasi bakteri patogen, penentuan kepekaan antibakteri, serodiagnostik dan imunologi, interpretasi hasil. Diagnosis labaratori infeksi jamur dan virus, kualitas kontrol laboratorium mikrobiologi klinik. Imam Supardi, Sunarjati Sudigdoadi 2(1-3) I, II C20H.126 BAKTERIOLOGI KHUSUS Kokus gram positif dan gram negatif, bakteri anaerob, bakteri penyakit saluran pernapasan, pencernaan, dan saluran kemih; bakteri penyakit kelamin; bakteri penyebab keracunan makanan, mikoplasma, klamidia, riketsia. Imam Supardi, Sadeli Masria 3(3-0) I, II C20H.123 VIROLOGI DAN MIKOLOGI Diferensiasi di antara bakteri, riketsia, virus; virus saluran pencernaan, virus saluran pernapasan, eksantema, virus penyakit menular seksual, virus penyakit tumor, isolasi dan bahan-bahan kimia klinik, diagnosis serologi dan penemuan infeksi virus secara imunologi. Imam Supardi, Sunarjati Sudigdoadi, Ramlan Sadeli 3(3-0) C20H. 153 PARASIT DAN LINGKUNGAN SOSIAL Pengertian dasar, pengaruh tingkat sosial ekonomi pada 3(3-0) I 425 perjalanan penyakit, faktor pola kebiasaan hidup yang positif dan negatif, antropologi medika sebagai sudut pendekatan dalam penanggulangan zoonosis. Ridad Agoes C20H.154 LABORATORIUM DASAR PARASITOLOGI DAN HELMINTOLOGI KLINIK Model laboratorium dasar, model laboratorium lapangan, laboratorium diagnostik, laboratorium riset/kuantitatif, perkembangan mutakhir dalam laboratorium parasitologi, soil transmitted helminths, peran malakologi dalam siklus hidup, reservoar dan hospes, serangga vektor. Ridad Agoes 3(2-3) I C20H.155 ENTOMOLOGI MEDIK Mikrofauna serangga, serangga sebagai vektor penyakit, bionomika serangga, dinamika penularan. Ridad Agoes, Salmah Kodijat 2(2-0) C20H.127 PARASITOLOGI UMUM Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya penyakit faktor intrinsik dan ekstrinsik, gangguan fungsi, mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan metabolisme, faktor genetik dan onkogen, perubahan neoplastik dan proses penuaan, patologi eksperimental, patologi lingkungan. Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan pulasan rutin. Bethy S. Hernowo, Sunardhi Widyaputra, Achmad Sjawqie. 3(2-3) I, II C20H.128 HISTOPATOLOGI Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan pengawetan jaringan, alat-alat laboratorium histopatologi, pengelolaan jaringan bahan-bahan pulasan histopatologi, teori pulasan dasar untuk sel, pulasan dasar untuk jaringan, pulasan khusus, potong beku, alat-alat potong beku. Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik pulasan jaringan. Bethy S. Hernowo, Silvi Kintawati, Sri Suryanti 3(2-3) I C20H.129 MIKROSKOPI DAN HISTOKIMIA TERAPAN Kuliah: mikroskopi: dasar-dasar penggunaan mikroskop, 3(2-3) I, II 426 teknik mikropatologi untuk penulisan dan presentasi karya ilmiah. Histokimia: aktivitas zat-zat dalam sel dan jaringan, teknik pulasan histokimia. Praktikum: pengenalan jenis-jenis mikroskop dan penggunaannya, teknik mikrofotografi, pulasan histokimia, teknik pulasan histokimia. Sunardhi Widyaputra, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan, Sri Suryanti C20H.130 SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI DASAR Sitopatologi dasar; dasar-dsar sitologi, gambaran sel sitologi normal, perubahan sel yang disebabkan oleh radang, gangguan hormonal dan neoplasma, cara pengambilan bahan sediaan, teknik pulasan sediaan apus. Imunopatologi dasar, dasar-dasar imunopatologi, imunitas, reaksi hipersensitivitas, respons sel terhadap jejas. Achamd Sjawqie, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan, Sri Suryanti 3(3-0) I C20H.131 SITOPATOLOGI DAN IMUNOPATOLOGI TERAPAN Kuliah: sitopatologi terapan, sitopatologi jaringan patologis dan cairan tubuh patologis, pemanfaatan jaringan tubuh dan cairan tubuh patologis. Imunopatologis terapan: pemanfaatan imunopatologi dalam penelitian kedokteran. Praktikum: teknik pengambilan apusan dan penanganannya, teknik pulasan imunohistokimia untuk sediaan apus. Bethy S. Hernowo, Achmad Sjawqie, Sri Suryanti 3(2-3) I, II C20H.157 PATOBIOLOGI UMUM DAN HISTOKIMIA Batasan patobiologi, hubungan patobiologi dengan ilmu kedokteran lainnya, proses patobiologi dan kaitannya dengan perubahan secara histopatologis, biokimia dan patologi klinik. Histokimia; identifikasi dan lokasi zat kimia dan aktivitasnya dalam jaringan, dasar histokimia, susunan kimia sel dan jaringan. Sunardhi Widyaputra, Silvi Kintawati, Murnisari Darjan, Sri Suryanti 2(2-0) I, II C20H.158 IMUNOBIOLOGI Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten dan jaringan limfoid, respons imun dan interaksi sel-sel imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik 2(2-0) 427 antibodi, antibodi sekretori, sistem HLA dan penggenetiknya, reaksi antigen antibodi, sel-sel fagositik sistem komplemen, mediator imunologik, hipersensitivitas. C20H.159 IMUNOHISTOKIMIA Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam imunobiologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi antigen antibodi dalam larutan dan dalam sel; pengukuran interaksi antigen antibodi; pengukuran interaksi hapten antibodi, determinan antigenik dan tempat pengikat antibodi dan antigen, isolasi reseptor sel, heterogenitas dan struktur kimia antibodi, teknik-teknik imunodilusi, imunoelektroforesis, imunofluoresensi, ELISA, RIA. Bethy S. Hernowo 2(2-0) I, II C20H.160 NEUROBIOLOGI Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf; transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik; transmisi neuromuskular, neurotransmiter dalam kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak. 2(2-0) I, II C20H.161 BIOLOGI PERKEMBANGAN Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi. Sri Soedarwati, Lien Sutasurya 2(2-0) I, II C20H.165 BIOTEKNOLOGI KEDOKTERAN DAN FARMASI Teknik-teknik DNA rekombinan, kerja enzim, produksi enzim dan zat lainnya oleh mikroorganisme, pemanfaatan bahan alam dalam bidang kedokteran dan farmasi, terapi gen dan antibodi monoklonal, pemanfaatan manipulasi DNA dan diagnostik, terapi dan pencegahan penyakit. M. Nurhalim Shahib, Sidik 2(2-0) C20H.166 BIOLOGI MOLEKULAR MEDIK Aspek biologi molekular penyakit genetik dan berbagai cacat bawaan. Secara mendetil dibicarakan teknik-teknik topik sebagai berikut: aspek molekular sel dan komponennya, gen serta proses fisiologi tanaman, hewan, dan manusia; struktur dan fungsi molekul sel; 2(2-0) 428 struktur dan fungsi DNA; RNA serta sintesis protein, pengaturan ekpresi gen, reseptor; komunikasi antar sel dan sinyal transduksi, siklus sel dan pengaturannya, sel saraf, hantaran impuls, onkogen dan neoplasma dan kaitannya dengan penyakit. M. Nurhalim Shahib C20H.167 MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah, mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi penyakit infeksi. Imam Supardi, Dewi Harjani 2(2-0) I, II C20H.168 MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan tubuh; antibiotika profilaksis; vaksinasi. Imam Supardi, Usep Abdullah Husin 2(2-0) I, II C20H.170 MAKRONUTRIEN Pendahuluan. Karbohidrat (klasifikasi, fungsi, bioavailabilitas, metabolisme penyakit yang berhubungan, diskusi kasus), serat (klasifikasi, sifat fisik, kepentingan nutrisi, penyakit yang berhubungan, diskusi kasus), protein (metabolisme, bioavailabilitas, metabolisme penyakit yang berhubungan, diskusi kasus). Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah 2(2-0) C20H. 172 AIR, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN Pendahuluan, kontrol volume dan osmolaritas air, ketidakseimbangan elektrolit, ketidakseimbangan asam basa, penyakit yang berhubungan, diskusi kasus. Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah 2(2-0) C20H.174 METABOLISME ENERGI Pendahuluan, bioenergetika selular, mekanisme kerja enzim, metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid, metabolisme protein, interelasi zat gizi mikro, regulasi hormonal, interelasi interorgan metabolisme nutrien, diskusi kasus. Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah 2(2-0) C20H.175 PENILAIAN STATUS GIZI Pendahuluan, penilaian asupan makanan (presisi, validitas, kesalahan pengukuran), penilaian antropometris 2(2-0) 429 (pertumbuhan dan komposisi tubuh), penilaian laboratoris, penilaian klinis, penilaian imunologis, penilaian status vitamin, penilaian status mineral, diskusi kasus. Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah C20H.176 GIZI PADA DAUR HIDUP Gizi pada kehamilan, gizi pada laktasi, gizi pada bayi, gizi pada perinatologi, gizi pada toddler, gizi pada usia prasekolah, gizi pada anak usia sekolah, gizi pada remaja, gizi pada usia lanjut, diskusi kasus. Dadang A. Primana, Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah 2(2-0) C20H.177 NUTRISI ANTIOKSIDAN Pendahuluan, radikal bebas pada stres oksidatif, efek oksidan pada makromolekul, antioksidan selular, antioksidan plasma, penyakit dan stres oksidatif, efek nutrisi pada stres oksidatif, diskusi kasus. Dadang A. Primana, Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah 2(2-0) C20H.178 GIZI DAN OLAHRAGA Pendahuluan, fisiologi dan perubahan biokimia pada olahraga, peran gizi untuk atlet, peranan makronutrien pada olahraga, peranan mikronutrien pada olahraga, penilaian status gizi. Olahraga endurans, ergogenix aids, food fads and fallacies pada olahraga, diskusi kasus. Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah 2(2-0) 430 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2 IKM) VISI Menjadi penyelenggara Program Studi Pascasarjana bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat yang terkemuka di kawasan Asia dan Pasifik dalam pengembangan inovasi dan teknologi kesehatan masyarakat yang berlandaskan kearifan lokal bangsa Tahun 2021 MISI 1. Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada pengembangan inovasi dan teknologi kesehatan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kearifan lokal untuk kemaslahatan masyarakat 2. Mengembangkan dan menerapkan kurikulum pendidikan pascasarjana kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengayaan pengalaman riset dan pengembangan intervensi kesehatan masyarakat 3. Kapasitasi insan akademik yang berbudi luhur dan berdaya saing global 4. Memperkuat kemitraan yang stratejik dengan berbagai pamangku kepentingan di tingkat nasional dan kawasan TUJUAN Setelah mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Pasdjadjaran setiap peserta harus mampu : 1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan berbagai determinan yang mempengaruhinya 2. Mampu mengembangkan konsep pemecahan masalah kesehatan masyarakat dengan berbasis teori dan bukti-bukti ilmiah yang bersifat inter atau multidisiplin 3. Mampu mengambangkan sikap profesional yang menungjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal 4. Mampu mengelola riset dan atau pengembangan intervensi kesehatan masyarakat 5. Mampu melakukan komunikasi ilmiah dibidang kesehatan masyarakat PENYELENGGARAAN PROGRAM Pelaksanaan Program Akademis : 1. Perkuliahan 2. Kegiatan mandiri dan lapangan pada hari hari senin-kamis 3. Total beban kredit yang harus ditempuh adalah sebesar 43 SKS yang dapat diselesaikan dalam waktu minimal 2 semester, maksimal 8 semester. METODE PEMBELAJARAN Merupakan gabungan dari : 1. Kuliah dan Diskusi 431 2. 3. 4. 5. 6. Praktek lapangan (Magang) Praktikum Studi kasus Elective Course Seminar KONSENTRASI KAJIAN Dapat dipilih sesuai kebutuhan peserta : 1. Epidemiologi 2. Manajemen dan Kebijakan Kesehatan 3. Ekonomi Kesehatan 4. Administrasi Rumah Sakit 5. Perencanaan Pembangunan Kesehatan 6. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja 7. Promosi Kesehatan 8. Kesehatan Reproduksi 9. Gizi Masyarakat 10. Kesehatan Jiwa Masyarakat KOMPETENSI KELULUSAN Peserta yang telah berhasil lulus Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat berhak mendapat gelar Magister Kesehatan Masyarakat (MKM). PERSYARATAN MAHASISWA BARU 1. Berstatus sebagai Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang mendapat ijin mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Memiliki ijazah S-1 dengan IPK > 2,75 (skala 4) dari institusi pendidikan tinggi yang memiliki ijin operasional dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 3. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pendidikan kesehatan dan/atau pelayanan kesehatan atau kependudukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun (khusus bagi calon mahasiswa yang memiliki ijazah S-1 dalam rumpun bidang ilmu non-kesehatan). 4. Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Universitas Padjadjaran. Penyelenggaraannya Mahasiswa dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan di tingkat universitas melalui mekanisme Seleksi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (SMUP), Informasi mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran secara lengkap serta hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru dapat diperoleh melalui website: www.smup.unpad.ac.id atau www.pendaftaran.unpad.ac.id. 432 Beban MATA KULIAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DISTRIBUSI BEBAN AKADEMIK SEMESTER-1 SEMESTER-2 • MKB Pascasarjana FK Unpad (13 SKS) • MK Pilihan Magister IKM (16 SKS) • MKB Prodi Magister IKM (6 SKS) • Magang Klaster/Praktikum Manajemen & Analisis Data (1 SKS) SEMESTER-3 • Tesis (6 SKS) • Seminar Usulan Penelitian Tesis (1 SKS) Mentoring MK Pascasarjana Mentoring/bimbingan UP Mentoring/bimbingan Tesis Research & education Excellences for Society to Promote Nation Competitiveness (RESPeCt) Kelompok Mata Kuliah Sandi C20H-1011 KURIKULUM INTI PROGRAM STUDI (Semester 1) C20H-1012 Mata Kuliah Pengantar Promosi dan Perilaku Kesehatan Pengantar Kesehatan Lingkungan SKS 1 1 C20H-1013 Bioetik, Humaniora & Hukum Kesehatan 1 C20H-1014 Pengantar Manajemen Kesehatan 1 C20H-1015 Pengantar Kebijakan Kesehatan 1 C20H-1016 Pengantar Ekonomi Kesehatan 1 433 Kelompok Mata Kuliah Sandi C20H-3010 Mata Kuliah Seminar Usulan Penelitian JUMLAH SKS 1 7* Kurikulum Konsentrasi (Semester 2) Konsentrasi Epidemiologi Komunitas C20H-1101 Desain Studi Epidemiologi 3 C20H-1102 Epidemiologi & Pengendalian Penyakit 3 C20H-2103 Surveilans Epidemiologi 2 C20H-2104 Telaah Kritis 2 C20H-2105 Investigasi Wabah 3 C20H-2106 Statistika Lanjut 2 C20H-2107 Sistem Informasi Geografis 3 C20H-2108 Kebijakan Kesehatan Berbasis Bukti 2 C20H-3109 Konsentrasi Manajemen dan Kebijakan Kesehatan Praktik Lapangan Bidang Epidemiologi Jumlah 1 21* C20H-1201 Sistem Kesehatan & Reformasi Sektor Kesehatan 2 C20H-1202 Sistem Informasi Kesehatan 2 C20H-1203 Analisis Kebijakan Kesehatan 2 C20H-2204 Manajemen Program & Proyek Kesehatan 2 C20H-2205 Manajemen Operasi 2 C20H-2207 Manajemen Mutu & Regulasi Kesehatan Manajemen Logistik C20H-2208 Manajemen Sumberdaya Manusia 2 C20H-2209 Manajemen Keuangan 2 C20H-2210 Manajemen Pemasaran 2 C20H-3211 Praktik Lapangan Bidang 1 C20H-2206 2 2 434 Kelompok Mata Kuliah Sandi Mata Kuliah SKS Manajemen Kesehatan Jumlah C20H-1221 Akuntansi Kesehatan 2 C20H-1222 Pengendalian Biaya 2 C20H-1223 Diagnostic Related Groups 2 C20H-2224 Pembiayaan Kesehatan 2 C20H-2225 Konsentrasi Ekonomi Kesehatan C20H-2226 Fungsi Produksi Pelayanan Kesehatan Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan 2 2 C20H-2227 Asuransi Kesehatan & Managed Care 2 C20H-2228 Manajemen Pemasaran Riset Operasional & Manajemen Logistik 2 Etika & Hukum Asuransi Kesehatan 2 C20H-2229 C20H-2230 Jumlah Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 21* 3 21* C20H-1241 Organisasi, Manajemen & Badan Hukum RS 2 C20H-1242 Manajemen Pelayanan & Penunjang Medik & Masalah Hukum RS 2 C20H-1243 Manajemen Keuangan RS 2 C20H-2244 Manajemen Sumberdaya Manusia RS 2 C20H-2245 C20H-2246 C20H-2247 Manajemen Operasional & Logistik RS Evaluasi Ekonomi dalam Pelayanan RS Perencanaan Fisik, Arsitektur & Lingkungan RS 2 2 3 C20H-2248 Mutu Pelayanan Kesehatan & Health Care Acquired Infection 2 C20H-2249 Sistem Informasi Manajemen RS & Kewirausahaan 2 C20H-2250 Manajemen Keperawatan 2 435 Kelompok Mata Kuliah Sandi Mata Kuliah Jumlah Konsentrasi Perencanaan Pembangunan Kesehatan 21* C20H-1261 Health System and Health Sector Reform 2 C20H-1262 Information Management 2 C20H-1263 Health Policy Analysis 2 C20H-2264 Health Planning 2 C20H-2265 Human Resources Planning 2 C20H-2266 Financial & Budget Planning 2 C20H-2267 Logistics Planning 2 C20H-2268 Operational Planning 2 C20H-2269 Introduction to Medical Sciences 2 C20H-2270 Introduction to Clinical Sciences 2 C20H-3271 Apprenticeship in Health Program & Project Planning 1 Jumlah 21* C20H-1302 Epidemiologi Kesehatan Lingkungan & Kerja Prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan C20H-1303 Prinsip-prinsip Kesehatan Kerja 2 C20H-2304 Higiene Industri 2 C20H-2305 Ergonomi & Kecelakaan Kerja 2 C20H-2306 Penyakit Akibat Kerja 2 C20H-2307 Kebijakan & Aspek Hukum Kesling & Kesehatan Kerja 2 C20H-2308 Pengendalian Pencemaran Lingkungan 2 C20H-2309 Isu-isu Aktual Kesling & Kesja 2 C20H-2310 Penilaian & Pengelolaan Risiko Kesehatan Keselamatan Kerja & Lingkungan 2 C20H-1301 Konsentrasi Kesehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja SKS 2 2 436 Kelompok Mata Kuliah Sandi C20H-3311 C20H-1401 1 21* 2 C20H-1403 Komunikasi Kesehatan 2 C20H-2404 Perencanaan & Penilaian Program Promosi Kesehatan 2 C20H-2405 Promosi Kesehatan Berbasis Bukti 2 C20H-2406 Advokasi & Manajemen Pelatihan 2 C20H-2407 C20H-2408 C20H-2409 C20H-3410 Konsentrasi Kesehatan Reproduksi Praktik Lapangan Bidang Kesling & Kesja Jumlah SKS Dasar-dasar Promosi Kesehatan Pemasaran Sosial & Media Promosi Kesehatan C20H-1402 Konsentrasi Promosi Kesehatan Mata Kuliah Pemberdayaan & Pengembangan Masyarakat Pendekatan Perilaku dalam Pengendalian Penyakit Metode Riset Promosi Kesehatan Praktik Lapangan Bidang Promosi Kesehatan Jumlah 2 2 3 3 1 21* C20H-1501 Dasar-dasar Kesehatan Reproduksi 2 C20H-1502 Kesetaraan Jender 2 C20H-1503 Kebijakan Kesehatan Reproduksi 2 C20H-1504 Keluarga Berencana 2 C20H-1505 Menopause 2 C20H-2506 Infeksi Menular Seksual & HIV 2 C20H-2507 Kesehatan Reproduksi Remaja 2 C20H-2508 Onkologi Reproduksi 2 C20H-2509 Kesehatan Ibu & Anak 2 C20H-2510 Andropause 2 C20H-3511 Praktikum Statistik 1 Jumlah 21* 437 Kelompok Mata Kuliah Konsentrasi Gizi Masyarakat Sandi Mata Kuliah SKS C20H-1521 Ilmu Gizi Dasar & Daur Hidup 3 C20H-1522 Ilmu Bahan Makanan & Ketahanan Pangan Komunitas 2 C20H-1523 Food Culture 1 C20H-2524 Perencanaan Program Gizi Masyarakat 2 C20H-2525 Analisis Kebijakan Gizi Masyarakat 2 C20H-2526 Advokasi & Promosi Gizi Masyarakat 2 C20H-2527 Epidemiologi Gizi Masyarakat 3 C20H-2528 Malnutrisi & Komorbiditas 3 C20H-2529 Isu-isu Gizi Komunitas Mutakhir 2 C20H-3530 Praktik Lapangan Bidang Gizi Masyarakat Jumlah 1 21* Keterangan : * Mata kuliah dan jumlah SKS disesuaikan dengan Topik penelitian yang akan diambil. URAIAN MATA KULIAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PENYELENGGARA FAKULTAS KEDOKTERAN C20H-1011 Pengantar Promosi & Perilaku Kesehatan/Introduction to Health Promotion & Behavior Mata kuliah ini terdiri atas 2 (dua) bagian. Pada bagian pertama, dibahas mengenai dasar-dasar ilmu dan pendekatan kesehatan masyarakat, sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di tingkat global dan nasional, pengertian dan konsep-konsep dasar kesehatan masyarakat, teori-teori penyebab penyakit dan perjalanan alamiah suatu penyakit, pencegahan dan pengendalian penyakit, model-model dan determinan kesehatan, sistem kesehatan, pengukuran derajat kesehatan masyarakat; serta interaksi globalisasi dan kesehatan. Bagian kedua dari mata kuliah ini meliputi berbagai konsep-konsep dasar promosi dan 438 perilaku kesehatan yang mencakup pengertian/definisi dan ruang lingkup dari promosi dan perilaku kesehatan, model-model atau teori-teori dasar perilaku kesehatan; serta determinan sosial kesehatan. C20H-1012 Pengantar Kesehatan Lingkungan/ Introduction to Environmental Health Mata kuliah Pengantar Kesehatan Lingkungan akan dibahas mengenai dasar-dasar kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja . Mata kuliah ini membahas tentang pengertian kesehatan lingkungan, hubungan antara manusia dan lingkungan serta isuisu pencemaran lingkungan. Selain itu, juga membahas tentang pengertian kesehatan kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja serta isu-isu pada kesehatan dan keselamatan kerja C20H-1013 Bioetika & Hukum Kesehatan Masyarakat/ Bioethics & Public Health Laws Setelah mengikuti mata kuliah etika dan hukum kesehatan masyarakat, mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep dan prinsip etika dan hukum serta aplikasinya dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan pendekatan sistem kesehatan nasional. C20H-1014 Pengantar Manajemen Kesehatan/Introduction to Health Management Manajemen merupakan suatu proses mendesain dan mengelola suatu lingkungan dimana berbagai individu bekerja bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang magister kesehatan yang bekerja dalam suatu organisasi atau lingkungan harus mengetahui dan memahami teori dasar manajemen dalam berbagai organisasi pelayanan atau lingkungan kesehatan sehingga dapat mengoptimalkan perannya tersebut. C20H-1015 Pengantar Kebijakan Kesehatan/Introduction to Health Policy Mata kuliah pengantar kebijakan kesehatan mempelajari tentang pengantar kebijakan kesehatan, kerangka segitiga kebijakan, pengaruh power dan proses kebijakan, model pengambilan keputusan dalam kebijakan, model dan pendekatan dalam analisis kebijakan, peran negara dan sektor swasta dalam kebijakan. Mahasiswa melakukan diskusi membahas beberapa kasus yang dapat diangkat menjadi masalah kebijakan, selain itu juga membahas kebijakan JKN yang akan diimplementasikan pada tanggal 1 Janurai 2014. 439 C20H-1016 Pengantar Ekonomi Kesehatan/ Introduction to Health Economics Peserta Pendidikan Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) mampu mengenal dan memahami upaya penerapan ilmu ekonomi dalam kebijakan, manajemen, dan atau penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Epidemiologi Komunitas C20H-1101 Desain Studi Epidemiologi/ Epidemological Study Design Mahasiswa akan dapat memahami dan mempunyai keterampilan dalam mempergunakan metode, alat dan teknik epidemiologi yang sering dipakai dalam penelitian bidang epidemiologi. C20H-1102 C20H-2103 Epidemiologi & Pengendalian Penyakit/ Disease Control Mata kuliah ini membahas Epidemiologi dan pengendalian pada Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Penyakit menular mencakup Epidemiologi Penyakit Bersumber Binatang, Epidemiologi Penyakit Menular Langsung, Epidemiologi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi. Penyakit tidak menular mencakup epidemiologi Kanker, Penyakit degenerative, Kelainan Jiwa dan epidemiologi kecelakaan. Surveilans Epidemiologi/ Epidemiological Surveillance Mata kuliah ini meliputi pengantar surveilans, definisi surveillans, jenis-jenis surveillans, teknik pelaksanaan monitoring penyakit; pemahaman mengenai perbedaan epidemi, pandemi dan endemi, pemahaman tentang pengertian istilah Kejadian Luar Biasa (KLB), wabah dan bencana. C20H-2104 Telaah Kritis /Critical Appraisal Mata kuliah ini meliputi : Pengantar telaah kritis; Daftar Pertanyaan untuk suatu artikel; Identifikasi jenis penelitian yang tertulis dalam artikel; penilaian terhadap metoda statistik yang di gunakan; Pertanyaan standar telaah kritis; Telaah Kritis untuk Survey; Telaah Kritis untuk kasus kontrol; Telaah Kritis untuk kohor; Telaah Kritis untuk uji klinik; Telaah Kritis untuk hasil review penelitian; Pengantar Meta Analisis. C20H-2105 Investigasi Wabah/Outbreak Investigation Mata kuliah ini merupakan mata kuliah Investigasi Wabah ,/ KLB/ Bencana yang mencakup Investigasi Wabah/KLB, Investigasi 440 Bencana, Penyusunan Perencanaan/Persiapan Investigasi Bencana, Praktek Lapangan Investigasi Wabah/KLB dan Seminar hasil Praktek lapangan Investigasi Wabah/KLB. C20H-2106 C20H-2107 Statistika Lanjut/Advanced Statistics Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan analisis regresi, statistik nonparametik, survey cepat, statistik epidemiologi, confounding dan interaklisi, clustering (space/ time analysis), ridit analysis, mengukur interater agreement, regresi logistik, regresi cox dan kapita selekta. Sistem Informasi Geografis/ Geographical Information System Mata kuliah ini mempelajari tentang Pengantar GIS dan Spatial Analisis; Teori dan Praktik GPS; Teori dan praktik pemetaan kesehatan; Sistem Surveilans dan Respons berbasis masyarakat; Manajemen Informasi; Teori dan praktik penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dalam epidemiologi. C20H-2108 Kebijakan Kesehatan Berbasis Bukti/ Evidence-based Health Policy Mata kuliah ini mempelajari tentang Pengantar Teori Analisis Kebijakan; Proses kebijakan; Agenda Setting; Formulasi Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi Kebijakan; Praktik Evaluasi Kebijakan DBD, kebijakan program Filariasis, kebijakan program TB, kebijakan HIV, kebijakan Avian Flu dan kebijakan penyakit tidak menular C20H-3109 Praktik Lapangan Bid. Epidemiologi/ Field Work in Epidemiology Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Manajemen dan Kebijakan Kesehatan C20H-1201 Sistem Kesehatan & Reformasi Sektor Kesehatan/Health System & Health Sector Reform Mata kuliah ini terdiri dari Overview Sistem Kesehatan; Tujuan dan Fungsi – fungsi Sistem Kesehatan; Pengukuran Kinerja Sistem Kesehatan; Pengembangan Sistem Kesehatan Daerah; Teori Reformasi Sektor Kesehatan; Tombol-tombol Kebijakan dalam reformasi sektor kesehatan: regulasi pembiayaan, payment, organisasi, perilaku. Analisis Pohon Masalah. Perencanaan reformasi sektor kesehatan C20H-1202 Sistem Informasi Kesehatan/ Health Information System Mata kuliah ini terdiri dari Pengantar Sistem Informasi Kesehatan; Health Metric Network Assessment; Teknologi Komunikasi dan Informasi; Pengembangan SIKDA; Sistem Informasi Pelayanan Dasar; Sistem Informasi Pelayanan Rujukan; Sistem Surveilans 441 Respon berbasis Masyarakat; GIS dan Analysis Spatial; Riset dalam SIK; Sistem Informasi dalam Bencana. C20H-1203 C20H-2204 Analisis Kebijakan Kesehatan/ Health Policy Analysis Mata kuliah ini mempelajari tentang Teori Kebijakan & Analisis Kebijakan Kesehatan; Power and Policy; Agenda Setting; Formulasi Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi Kebijakan; Exercise Analisis Kebijakan; Praktik Evaluasi Kebijakan; Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan; Teori dan praktik penyusunan Naskah Akademik; Kebijakan Pelayanan Kesehatan; Kebijakan Pembiayaan Kesehatan; Kebijakan Desentralisasi Kesehatan. Manajemen Program & Proyek Kesehatan/ Management of Health Program and Project Mata kuliah ini mempelajari tentang Overview program dan proyek kesehatan; logic model; strategizing, designing dan leading serta business plan dalam program/ proyek kesehatan; aktivitas pendukung manajemen program dan proyek kesehatan; landscape analysis, studi kasus manajemen program dan proyek kesehatan. C20H-2205 Manajemen Operasi/Operation Management Mata Kuliah ini mempelajari tentang Pengantar MO, Fungsi-fungsi Organisasi Bisnis, Pola Kegiatan Usaha Industri Jasa, Pendekatan Sistem Produksi, Perkembangan Kebutuhan, Jasa di Dalam Masyarakat, Definisi dan Karakteritik dari Jasa, Konsumen Fokus dari Manajemen Jasa, Behaviour Consumer, Perancangan Produk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perancangan Produk, Langkah-Langkah Mendesain Jasa, Langkah-Langkah Produk Development, Process Desain Jasa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Pemilihan Peralatan dan Mesin, Strategi Capacity Planning, Decission Teori Memilih Capacity, Pemilihan Lokasi Perusahaan Jasa, Pengaturan Tata Letak, Aggregate Planning di Perusahaan Jasa, Scheduling Penggunaan Peralatan/Mesin dan Tenaga Kerja, Project Management, Teori Antrian, Quality Jasa. C20H-2206 Manajemen Mutu & Regulasi Kesehatan/Quality Management and Health Regulation Mata Kuliah ini mempelajari tentang konsep mutu, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku dalam mutu pelayanan, kerangka kerja mutu, manajemen mutu, indikator dan pengukuran mutu, Regulasi kesehatan, Patient safety, integrated clinical pathway, budaya mutu dalam pelayanan kesehatan. 442 C20H-2207 Manajemen Logistik/Logistics Management Mata Kuliah ini mempelajari tentang Pendahuluan, Pemilihan lokasi yang strategis dengan metode-metode : penilaian, skoring, pembobotan, Pemilihan lokasi yang strategis dengan metodemetode : gravitas, titik impas, Pemilihan lokasi yang strategis dengan metode jarak beban, Kasus pertama, Pemilihan pemasok yang terbaik, Perencanaan dan pengendalian persediaan independen : sistem P, sistem Q, dan Klasifikasi ABC, Model EOQ, model EPQ, dan model ROP, Perencanaan tata letak gudang penyimpanan, dan penanganan material, Perencanaan dan pengendalian persediaan dependen : sistem MRP, dan lot sizing, Penentuan jalur pengiriman yang optimal, Pull and Push system, aspek keuangan dalam logistik, Studi kasus. C20H-2208 Manajemen Sumberdaya Manusia/ Human Resource Management Mata kuliah ini mempelajari pengantar, ruang lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan, Peran Psikologi Industri dan Manajemen Personalia, Peran Pengembangan SDM dan Hubungan Industri, Kiat-kiat dan keputusan Strategik, Memaksimalkan produktivitas SDM, Strategi memelihara SDM, Mengadakan hubungan dengan serikat sekerja, Pemutusan hubungan kerja, Analisis SWOT, Pengukuran Efektifitas, Pengembangan di dalam Manajemen SDM di bidang kesehatan. C20H-2209 Manajemen Keuangan/Finance Management Mata kuliah ini membahas tujuan dan ruang lingkup manajemen keuangan, penentuan tarif pelayanan, penganggaran modal, teori dan teknik capital budgeting, biaya kapital, manajemen modal kerja, kebijakan dividen, leverage & capital structure, laporan keuangan, analisis laporan keuangan, perencanaan keuangan. C20H-2210 Manajemen Pemasaran/ Marketing Management Mata kuliah ini mempelajari tentang Peranan Pemasaran dalam Organisasi Bisnis, non Bisnis dan Masyarakat (POB), Manajemen Pemasaran Jasa dan Manajemen Pelayanan (PJP), Pemasaran Relasional bagi Organisasi Sosial (PRS), Perilaku Konsumen Pengguna Jasa (PKJ), Segmentasi dan Target Pasar Jasa (STP), Mengelola Bauran Produk Jasa dan Kualitas Jasa (MBP), Proses Penyampaian Jasa dan Pelayanan (PPJ), Komunikasi Pemasaran Jasa dan Pelayanan (KPJ), Implementasi dan Pengendalian Pemasaran Jasa (IPJ) 443 C20H-3211 Praktik Lapangan Bid. Manajemen Kesehatan/ Apprenticeship in Health Management Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Ekonomi Kesehatan C20H-1221 Akuntansi Kesehatan/Accounting Mata kuliah ini mempelajari Akuntabilitas keuangan organisasi dan manajemen keuangan pada pelayanan kesehatan; Berbagai keputusan yang berkaitan dengan keuangan dan penerapannya pada unit usaha di bidang pelayanan kesehatan, termasuk keputusan perolehan dana dan pengunaannya serta pembagian laba untuk mencapai tujuan organisasi; Overview akuntansi, persamaan akuntansi, penyelesaian laporan keuangan dalam bentuk membuat neraca, laporan laba-rugi, cash flow pada pelayanan kesehatan; melakukan analisis laporan keuanganmenganalisis neraca, laporan laba rugi, laporan harga pokok penjualan, leverage analysis (daya ungkit) dan penyusunan rencana keuangan pada pelayanan kesehatan, manajemen modal kerja dan analisis leverage operasi. C20H-1222 Pengendalian Biaya/Cost Containment Mata kuliah ini mempelajari Konsep dasar dan penerapan dari cost containment pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu; Perencanaan stratejik dengan cost containment, logistic management, maintenance management, manajemen sumber daya manusia dengan cost containment, produktivitas serta proses dan pengorganisasian cost containment. C20H-1223 Diagnostic Related Groups Mata kuliah ini mempelajari Konsep dasar dan penerapan DRG’s dan case mix dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan tertentu. Konsep dasar dan pengertian diagnosis keperawatan. Introduksi, pengertian dan konsep dasar diagnosis medik, ICD X. Biaya satuan pelayanan medik dan asuhan keperawatan berdasarkan metode activity based costing. C20H-2224 Pembiayaan Kesehatan/Health Financing Mata kuliah ini mempelajari Konsep biaya: cost behaviour; perhitungan unit cost & tarif; break even point, cost recovery; serta alokasi biaya pada pelayanan kesehatan; merencanakan biaya yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan (analisis biaya; cost behaviour, perhitungan unit cost & tarif, break even point, cost recovery dan cost varians analysis, responsibility center dan 444 pengukuran kinerja keuangan). Konsep dan tujuan dari product line costing serta internal audit. C20H-2225 Fungsi Produksi Pelayanan Kesehatan/Production Functions of Health Care Mata kuliah ini mempelajari Fungsi pelayanan kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang; Karakteristik pasar; pelayanan kesehatan pada organisasi profit dan organisasi non profit; Kaitan antara fungsi produksi dengan mutu pelayanan kesehatan; Perilaku konsumen, perilaku organisasi pelayanan kesehatan; medical care service; environment; public health condition; random factors, government policy, health insurance; perilaku dokter dan rumah sakit; regulasi pada sektor kesehatan. C20H-2226 Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan/Economic Evaluations of Health Care Mata kuliah ini mempelajari tentang teori evaluasi & ekonomi dan penerapanya pada pelayanan kesehatan, study design pada penelitian ekonomi, studi kelayakan dan rencana investasi, metode pembandingan rencana investasi, analisis varians biaya, metode evaluasi ekonomi pada pelayanan kesehatan, metode decision analysis, QALYs dan DALYs, review rencana bisnis; studi kelayakan; berbagai cara investasi. C20H-2227 Asuransi Kesehatan & Managed Care/ Health Insurance & Managed Care Mata kuliah ini mempelajari konsep dasar dari suatu asuransi dan asuransi kesehatan, penerapan asuransi kesehatan serta managed care dalam pembiayaan penyelenggaraan suatu pelayanan kesehatan, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membayar pelayanan kesehatan yang diterimanya (ATP dan WTP); Permintaan dan penawaran terhadap pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan; Pemasaran dan penjualan asuransi kesehatan, biaya terselubung pada pelayanan kesehatan; Teknik mengontrol biaya, mutu dan akreditas;. Pendanaan kesehatan dan SJSN; Aspek-aspek hukum yang berkaitan dengan asurasi kesehatan. C20H-2228 Manajemen Pemasaran/ Marketing Management Mata kuliah ini mempelajari tentang Peranan Pemasaran dalam Organisasi Bisnis, non Bisnis dan Masyarakat (POB); Manajemen Pemasaran Jasa dan Manajemen Pelayanan (PJP); Pemasaran Relasional bagi Organisasi Sosial (PRS); Perilaku Konsumen Pengguna Jasa (PKJ); Segmentasi dan Target Pasar Jasa (STP); 445 Mengelola Bauran Produk Jasa dan Kualitas Jasa (MBP); Proses Penyampaian Jasa dan Pelayanan (PPJ); Komunikasi Pemasaran Jasa dan Pelayanan (KPJ); Implementasi dan Pengendalian Pemasaran Jasa (IPJ). C20H-2229 Riset Operasional & Manajemen Logistik/ Operation Research & Logistic Management Mata kuliah ini mempelajari pengantar riset operasional dan manajemen logistik; Linear Programming: Graphic Methode; simplex methode; min case: big M methode; transportation problem; assignment problem; sensitivity analysis & case; software for simplex & transportation; analysis hierarchy process; waiting line; supply chain management. C20H-2230 Etika & Hukum Asuransi Kesehatan/ Ethics and Laws in Health Insurance Mata kuliah ini mempelajari pengantar etika dan hukum asuransi; kaidah sosial; Etika dan hukum asuransi yang diterapkan pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan, ditinjau dari sudut pandang badan pengelola asuransi, pemberi pelayanan kesehatan dan pengguna pelayaan kesehatan. Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit C20H-1241 Organisasi, Manajemen & Badan Hukum RS/ Hospital Organization & Management Mata kuliah ini mempelajari fungsi organisasi dan manajemen; rumah sakit sebagai sistem; unit-unit di rumah sakit; desain organisasi dalam rumah sakit; analisis kebijakan otonomi dalam pelayanan rumah sakit; rumah sakit publik dan swasta; rumah sakit berbadan hukum; peraturan perundangan rumah sakit; kebijakan rumah sakit. C20H-1242 Manajemen Pelayanan & Penunjang Medik & Masalah Hukum RS/ Management of Medical Services & Infrastructures Manajemen Pelayanan Medik mempelajari tentang General Pelayanan Medik; Manajemen Rawat Inap / Rawat Jalan; Manajemen Rawat Darurat; Manajemen Rawat Bedah; Manajemen Rawat Khusus. Masalah Hukum Rumah Sakit mempelajari tentang UU Praktek Kedokteran, UU Konsumen, UU Malpraktek; Etika Rumah Sakit (umum), Etika Profesi (Dokter, Perawat), Hospital by Laws, Hak 446 dan Kewajiban Pasien; Hukum dalam perumahsakitan. Penunjang Medik mempelajari tentang Penunjang Medik; Manajemen Ilmu Rekam Medik; CSSD & Rehabilitasi Medik; Manajemen Ilmu Radiologi & Ilmu Laboratorium; Manajemen Ilmu Farmasi & Manajemen Ilmu Anestesi; Manajemen IPSRS & Manajemen Ilmu Gizi. C20H-1243 Manajemen Keuangan RS/ Management of Hospital Finance Manajemen keuangan Rumah Sakit mempelajari konsep akunting finansial; sistem akunting biaya; BEP dan analisis kas; konsep pembiayaan kesehatan; sistim perencanaan dan penganggaran; forecasting pembiayaan; analisis biaya inventory; modal kerja; sumber pembiayaan pelayanan kesehatan; investasi kesehatan; sistem pelayanan kesehatan operasional; analisis kebijakan kredit; analisis laporan keuangan; auditing dan pelaporan pembiayaan kesehatan. C20H-2244 Manajemen Sumberdaya Manusia RS/ Management of Hospital Human Resources Mata kuliah ini mempelajari pengantar, ruang lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan, Peran Psikologi Industri dan Manajemen Personalia, Peran Pengambangan SDM dan Hubungan Industri, Kiat-kiat dan keputusan Strategik, Memaksimalkan produktivitas SDM, Strategi memelihara SDM, Mengadakan hubungan dengan serikat sekerja, Pemutusan hubungan kerja, Analisis SWOT, Pengukuran Efektifitas, Pengembangan di dalam Manajemen SDM di bidang kesehatan. Manajemen SDM; C20H-2245 Manajemen Operasional & Logistik RS/ Management of Hospital Operation and Logistics Sejarah perkembangan manajemen operasi, peramalan permintaan jasa dan logistik, perencanaan kapasitas, perencanaan agregat, perancangan produk, perancangan proses dan produk. Tata letak fasislitas berdasarkan garis dan keseimbangan lintas produksi. Tata letak berdasarkan fungsi dan minimasi jarak perpindahan. Penjadwalan operasi, pengurutan operasi dan enjadwalan proyek agar tidak tumpang tindih. Definisi logistik, peramalan permintaan dalam logitik, koordinasi logistik, saluran distribusi, layanan pelanggan logistik, penanganan aliran material, manajemen gudang, strategi persediaan, strategi pembelian dan keputusan penjadwalan pemasokan barang. 447 C20H-2246 Evaluasi Ekonomi dalam Pelayanan RS/ Economic Evaluations in Hospital Service Konsep dasar evaluasi dan evaluasi ekonomi serta penerapannya pada berbagai program kesehatan, evaluasi suatu rencana investasi pada suatu pelayanan kesehatan dam studi kelayakan suatu pelayanan kesehatan. Penerapan konsep time value for money dan melakukan penilaian terhadap berbagai rencana investasi pada pelayanan kesehatan dan menentukan rencana investasi yang paling menguntungkan. Evaluasi ekonomi pada berbagai program kesehatan ditinjau dari minimasi biaya, efisiensi dan efektivitas program serta utilisasi pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Konsep dari QALYs dan DALYs. C20H-2247 Perencanaan Fisik, Arsitektur & Lingkungan RS/ Hospital Architecture and Design Perencanaan Fisik Rumah Sakit memberikan pemahaman tentang program induk dan program fungsi yang didasarkan pada Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit, serta menjadi landasan dalam pembangunan fisik serta sarana prasarana lainnya sebagai salah satu upaya dalam memberikan pelayanan strata 2 dan 3 yang bermutu dan profesional. C20H-2248 Mutu Pelayanan Kesehatan & Health Care Acquired Infection/ Health Care Quality Mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan topik yang sangat penting untuk dibahas. Dengan adanya mutu pelayanan, maka diharapkan dapat menjamin pasien akan terlayani dengan baik berdasarkan standar dan etika profesi. C20H-2249 Sistem Informasi Manajemen RS & Kewirausahaan/ Hospital Information Management & Enterpreunership Mata kuliah ini mempelajari tentang Penjelasan Umum SAP; Sistem Informasi Manajemen; Sistem Informasi Manajemen – Rumah Sakit; Rekap Medis; Rekap Medis Sistem Operasional; Konsep Pemasaran Rumah Sakit; Grafis Bahan; RM & GBJ; Grand Design & Road Map Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. C20H-2250 Manajemen Keperawatan/Nursing Management Manajemen Keperawatan mempelajari tentang What is Nursing; Concept of Nursing Management; Organizing Nursing Services; Patient Classifications System; Strategy of Nursing Delivery ; Nursing Scheduling; Nursing Negligence; Concept of Patient Safety; Customer Satisfaction; Nursing Professionalization; Nursing Personnel Management; Evaluation of Nurses Work 448 Performance; Professional Nursing Practice Concept; Nursing Leadership and Communication; Conflict Management; Nursing Staff Development; Nursing Accreditation; Nursing Care Management; Nursing Documentation; Nursing Quality Management; Nursing Logistic; Nursing Issues; Nursing Excellent Care Issues. Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Perencanaan Pembangunan Kesehatan C20H-1261 Health System and Health Sector Reform Mata kuliah ini terdiri dari Overview Sistem Kesehatan; Tujuan dan Fungsi – fungsi Sistem Kesehatan; Pengukuran Kinerja Sistem Kesehatan; Pengembangan Sistem Kesehatan Daerah; Teori Reformasi Sektor Kesehatan; Tombol-tombol Kebijakan dalam reformasi sektor kesehatan: regulasi pembiayaan, payment, organisasi, perilaku. Analisis Pohon Masalah. Perencanaan reformasi sektor kesehatan . C20H-1262 Information Management Mata kuliah ini terdiri dari Pengantar Sistem Informasi Kesehatan; Health Metric Network Assessment; Teknologi Komunikasi dan Informasi; Pengembangan SIKDA; Sistem Informasi Pelayanan Dasar; Sistem Informasi Pelayanan Rujukan; Sistem Surveilans Respon berbasis Masyarakat; GIS dan Analysis Spatial; Riset dalam SIK; Sistem Informasi dalam Bencana C20H-1263 Health Policy Analysis Mata kuliah ini mempelajari tentang Teori Kebijakan & Analisis Kebijakan Kesehatan; Power and Policy process; Agenda Setting; Formulasi Kebijakan; Implementasi Kebijakan; Evaluasi Kebijakan; Praktik Analisis Kebijakan; Praktik Evaluasi Kebijakan; Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan; Penyusunan Naskah Akademik; Kebijakan Pelayanan Kesehatan; Kebijakan Pembiayaan Kesehatan; Kebijakan Desentralisasi Kesehatan. C20H-2264 Health P lanning Mata kuliah ini mempelajari overview perencanaan kesehatan; proses perencanaan kesehatan; perencanaan stratejik lanjut; perencanaan operasional; model-model perencanaan kesehatan; perencanaan program dan proyek kesehatan; strategi dan desain dalam perencanaan program/ proyek kesehatan; business plan; evaluasi perencanaan program/ proyek kesehatan; penganggaran program/ proyek kesehatan 449 C20H-2265 Human Resources Planning Mata kuliah ini mempelajari pengantar HR planning; perencanaan sumberdaya manusia kesehatan; langkah-langkah dalam strategi dan perencanaan SDM Kesehatan; forecasting tools; instrumen perencanaan SDM Kesehatan; WISN, Kasus : perencanaan SDM untuk penyakit spesifik (HIV/AIDS), MDG’s; Perencanaan SDM Kesehatan dalam praktik. C20H-2266 Financial & Budget Planning Mata kuliah ini mempelajari tentang Overview pembiayaan dan anggaran kesehatan; Perencanaan pembiayaan dan anggaran; Proses perencanaan dan penganggaran; Evaluasi ekonomika; Problematika perencanaan dan penganggaran kesehatan; Studi kasus pembiayaan HIV/AIDS; Pengukuran dan aplikasi ATP dan WTP; Implementasi CUM; Internalitas, eksternalitas dan cost saving. C20H-2267 Logistics Planning Mata Kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen logistik; strategi pemilihan lokasi; pemilihan pemasok; pengendalian inventori; model EPQ , discount dan ABC; inventory probabilistic; latihan kasus; material requirement planning; EOQ untuk multi item; MRP; DRP; pull and push system; keuangan dalam logistik; model transportasi. C20H-2268 Operational Planning Mata kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen operasi; penjadwalan satu pusat kerja; penjadwalan pusat kerja seri; penjadwalan paralel; penjadwalan tenaga kerja; reviw modifikasi Monroe; manajemen proyek; metoda CPM; Metoda PERT; crash program; pemerataan sumberdaya; pengendalian proyek; aplikasi pengendalian proyek; studi kasus pengendalian proyek. C20H-2269 Introduction to Basic Sciences Mata kuliah Introduction to Medical Science mempelajari tentang Introduction to Basic Medical Science; Micronutrient and Basic Health Concept; Concept of the Normal Function of the Human Body (cell tissues and organs); Concept of the Normal Stucture of the Human Body (cell tissues and organs); Molecular Concept of Biochemistry and Health; Molecular Concept of Cell Death and Aging Process (apoptosis); Basic Concept of Genomic in Public Health; Microbiology and Public Health Concept; Parasitology and Infectious Disease Concept; Development in the Study of Stem Cell; Fundamental Concept of Nano Technology in Public Health; 450 Modern Concept of Pharmacology and Public Health; Drug Resistance; Summary. C20H-2270 C20H-3271 Introduction to Clinical Sciences Mata kuliah Introduction to Clinical Science mempelajari tentang Overview of Clinical Science: Understanding Mechanism of Disease, CD, NCD Promoting Health and Health Maintenance, surgery and non surgery, tropical medicine NTD; Cardiovascular Disorder; Diseases of the Respiratory System; Nutritional and Digestive Disorder; Gynecologic Disorders and Disorders of Pregnancy, Childbirth, and the Puerperium; Mental Disorders; Diseases of the Nervous System and Special Senses; Immunologic Disorders; Hematology and Oncology; Disorders of Renal and Urinary System; Disorders of the Skin and Subcutaneous Tissues; Diseases of the Musculoskeletal System and Connective Tissue; Endocrine and Metabolic Disorders; ORL and Ophtalmology. Apprenticeship in Health Program & Project Planning Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Kesehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja C20H-1301 Epidemiologi Kesehatan Lingkungan & Kerja/ Enirontmental & Occupational Epidemiology Mata kuliah ini mempelajari pengantar epidemiologi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; penyakit wabah; epidemiologi dalam lingkungan; pengukuran paparan dan efek; pengendalian dan pencegahan wabah; isu terbaru dalam kesehatan lingkungan; penelitian epidemiologi dalam kesehatan lingkungan; terjadinya penyakit dalam lingkungan kerja; karakteristik lingkungan kerja; hazard, risk and outcome; surveilans kesehatan kerja; desain penelitian dalam kesehatan kerja; confounding dalam penelitian kesehatan kerja; penerapan epidemiologi dalam kesehatan kerja. C20H-1302 Prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan/Principles of Env. Health Mata kuliah ini membahas pengantar dan dasar-dasar kesehatan lingkungan; lingkungan dan kesehatan manusia; dasar-dasar toksikologi; prakiraan paparan, higiene industri dan manajemen lingkungan; genetik dan kesehatan lingkungan; pencemaran lingkungan; penyebab pencemaran; pencegahan pencemaran dan remediasi; kesehatan dan bencana alam; etika kesehatan lingkungan; environmental justice; pembangunan kesehatan berkelanjutan; 451 C20H-1303 Prinsip-prinsip Kesehatan dan Kesehatan Kerja/ Principles of Occup. Health Mata kuliah ini akan membahas mengenai Perkembangan kesehatan kerja; Hiperkes dan keselamatan kerja; Lingkunan kerja dan penyakit akibat kerja; Faal kerja; Gizi kerja; Psikologi kerja; surveilans kesehatan kerja; pelayanan kesehatan kerja; standar kesehatan dan keselamatan kerja; kebijakan pemerintah dalam kesehatan dan keselamatan kerja; manajemen kesehatan dan keselamatan kerja; pencagahan dan perlindungan kerja; pendidikan dan promosi kesehatan kerja; rehabilitasi kerja. C20H-2304 Higiene Industri/Industrial Hygiene Matakuliah Higiene Industri membahas konsep dasar dan peran hygiene industri; NAB dan lingkungan kerja; Polutan fisik (kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja dan radiasi); asesmen dan monitoring pencemaran fisik; toksikologi perlindungan kualitas kesehatan; polutan kimia; studi kasus; pengendalian bahaya lingkungan kesehatan kerja; hygiene industri; efek toksik di lingkungan (logam, gas dll); efek toksik di lingkungan kerja; ventilasi industri. C20H-2305 Ergonomi & Kecelakaan Kerja/ Ergonomics & Occup. Accident Matakuliah Ergonomi dan Kecelakaan Kerja membahas konsep dan aplikasi ergonomi; evaluasi permasalahan ergonomi di tempat kerja; antropometri; gizi kerja; desain stasiun kerja; beban kerja; penilaian risiko ergonomi; konsep dasar kecelakaan kerja, teori dan pencegahan kecelakaan kerja; statistik dan pelaporan kecelakaan kerja; konsep penyelidikan kecelakaan kerja; perencanaan respon emerjensi; ergonomik dan kecelakaan; sistem manajemen K3; C20H-2306 Penyakit Akibat Kerja/ Occupational Diseases Mata kuliah ini membahas mengenai pengertian (pengenalan) Penyakit Akibat Kerja, Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja, Hazard and Risk dalam Deteksi Penyakit Akibat Kerja, Pendeteksian Penyakit Akibat Kerja, Jenis Penyakit Akibat Kerja Akibat Faktor Fisik, Jenis Penyakit Akibat Kerja Akibat Faktor Kimia, Pencegahan Penyakit Akibat Kerja, Perbedaan Penyakit Akibat Kerja dengan Penyakit Lainnya, Aspek Peraturan Perundangan dan Kompensasi. 452 C20H-2307 Kebijakan & Aspek Hukum Kesling & Kesehatan Kerja/Policy & Legal Aspects of Environmental and Occupational Health Mata kuliah kebijakan-kebijakan dan aspek hukum dalam kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja mencakup pengantar hukum kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; hak atas kesehatan dalam perspektif HAM; politik dan kebijakan kesehatan; kebijakan dan hukum dalam kesja; strategi pembangunan kesehatan; aspek hukum kesehatan kerja; pengantar hukum lingkungan; penerapan aspek hukum dalam berbagai masalah kesehatan lingkungan; kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan; masalah hukum dalam kesehatan kerja; pengelolaan dan pemantauan lingkungan; penerapan aspek hukum dalam masalah kesehatan kerja; C20H-2308 Pengendalian Pencemaran Lingkungan/ Env. Pollut Control Mata kuliah ini membahas pengantar lingkungan; sumber sumber dan penyebab pencemaran udara dan air; dampak-dampak dan upaya pengendalian pencemaran udara dan air; studi kasus pencemaran udara dan air; identifikasi dan karakteristik limbah padat dan B3; pengendalian limbah padat dan B3; studi kasus limbah padat; prinsip dan identifikasi peluang minimisasi limbah; studi kasus minimikasi limbah; strategi dan kebijakan pengendalian pencemaran lingkungan; kebijakan dan peraturan lingkungan. C20H-2309 Isu-isu Aktual Kesling & Kesja/ Recent Issues in Env. & Occup. Health Mata kuliah ini membahas pengantar kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; issue kesehatan lingkungan( batubara, pengelolaan sampah, limbah, food additive); issue kesehatan kerja ( shift, pekerja anak, wanita, konstruksi, industri semen); isu kesehatan lingkungan (pemanasan global, efek rumah kaca, indoor air quality, sick building syndrome). Issue kesehatan kerja (pekerja kontrak, informal, lembur, stres akibat kerja, bebean kerja); kunjungan lapangan. C20H-2310 Penilaian & Pengelolaan Risiko Kesehatan Keselamatan Kerja & Lingkungan/Assessment and Management of Occup. & Env. Risks Mata kuliah Penilaian dan Pengelolaan Risiko Kesehatan Kerja dan Lingkungan membahas pengantar risiko, wacana dasar prosedur penilaian dan pengelolaaan risiko; penilaian dan pengendalian risiko keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta kesehatan lingkungan; Pengelolaan risiko; kaji terapan perkara di lingkungan kerja dan di lingkungan luar serta khusus; 453 C20H-3311 Praktik Lapangan Bid. Kesling & Kesja/Fieldwork in Environmental & Occupational Health Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Promosi Kesehatan C20H-1401 Dasar-dasar Promosi Kesehatan/ Foundations of Health Promotion Mata kuliah ini mempelajari dasar-dasar teori promosi kesehatan dan perilaku kesehatan di berbagai tingkatan, baik di tingkat individu, antar individu, maupun komunitas. Berbagai modelmodel implmentasi konsep promosi dan perilaku kesehatan akan didiskusikan, yang meliputi pemasaran sosial, PRECEDEPROCEED Model; dan Intervention Mapping Model. Demikian pula berbagai faktor penghambat dan pendorong serta model intervensi perubahan perilaku akan didiskusikan dalam kuliah ini. C20H-1402 Pemasaran Sosial & Media Promosi Kesehatan/ Social Marketing & Health Promotion Media Mata kuliah ini mempelajari Pengantar pemasaran sosial; desain pemasaran sosial; analisis situasi; segmentasi sasaran; tujuan perubahan perilaku; pendekatan strategi; penyusunan pesan; media dan alat bantu promosi kesehatan; media promosi kesehatan dalam pendekatan COMBI; rencana manajemen; rencana evaluasi; strategi pemasaran sosial; analisis kasus pemasaran sosial. C20H-1403 Komunikasi Kesehatan/Health Communication Komunikasi Kesehatan membahas tentang Pengantar Komunikasi Kesehatan, sejarah komunikasi kesehatan; ruang lingkup; pendekatan umum;pendekatan dengan konteks sosial budaya; Jenis dan Sasaran Komunikasi Kesehatan, Strategi Komunikasi Kesehatan, Teknik Penulisan Karya Ilmiah Populer, langkah- langkah proses komunikasi kesehatan; studi kasus; evaluasi dampak dan masa depan komunikasi kesehatan. C20H-2404 Perencanaan & Penilaian Program Promosi Kes./ Health Promotion Program Planning & Evaluation Mata kuliah ini mencakup pengantar perencanaan dan pelayanan promosi kesehatan; model- model perencanaan promosi kesehatan; proses perencanaan, penilaian kebutuhan; teori-teori perubahan perilaku; intervensi promosi kesehatan; organisasi 454 komunitas, sumber daya , pemasaran, implementasi program promosi kesehatan; model evaluasi dan rancangan evaluasi. C20H-2405 Promosi Kesehatan Berbasis Bukti/Evindence-based Health Promotion Mata kuliah Promosi Kesehatan Berbasis Bukti meliputi konsep promosi kesehatan berbasis bulti; identifikasi masalah; teknik formulasi pertanyaan; penilaian validitas intenal; penilaian validitas eksternal; langkah-langkah telaah kritis artikel ilmiah; pengenalan systematic review dan meta analysis; penelusuran ilmiah danpenyusunan referensi; praktek telaah kritis; advokasi kesehatan berbasis bukti. C20H-2406 Advokasi & Manajemen Pelatihan/Advocacy & Training Management Mata Kuliah Manajemen Advokasi dan Pelatihan mengupas mengupas ruang lingkup manajemen advokasi dan pelatihan; konsep advokasi dan persiapan; perencanaan advokasi; simulasi advokasi; perencanaan pelatihan; fasilitasi pembelajaran; metode dan teknik pelatihan; manajemen dan evalusi pelatihan. C20H-2407 Pemberdayaan & Pengembangan Masyarakat/Community Empowerment & Development Mata kuliah ini mempelajari latar belakang dan toeri promkes; sumber daya berbasis tatanan; analisis dan perencanaan, pemberdayaan sumber daya berbasis tatanan; analisis dan perencanaan, pemberdayaan sumber daya berbasis tatanan rumah tangga; promosi kesehatan tatanan instansi pendidikan, instansi kesehatan; tempat kerja dan tempat umum; konsep PPM; organisasi komunitas dan difusi inovasi; jenis dan kegiatan PPM; analisis kritis dan manajemen rencana pemberdaaan model ( desa siaga) PPM; rencana pengembangan PPM penyehatan lingkungan, rencana pengembangan PPM kesehatan ibu anakdan gizi ; rencana pengembangan PPM pencegahan dan pengendalian penyakit. C20H-2408 Pendekatan Perilaku dalam Pengendalian Peny./ Behavioural Approaches in Disease Control Mata kuliah ini membahas mengenai masalah – masalah kesehatan masyarakat yang sedang berkembang seperti masalah kesehatan jiwa dan ketergantungan, masalah kesehatan reproduksi, masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular serta masalah gizi masyarakat, pengendalian tembakau dan henti merokok; prokes dan HIV AIDS; tinjauan gizi kesehatan; promkes dalam lingkup siklus hidup; kebijakan kesehatan reproduksi di 455 Indonesia; program KIA dan KB; determinan sosial dalam kespro; perspektif gender dalam kespro. C20H-2409 Metode Riset Promosi Kesehatan/Research Methods in Health Promotion Mata kuliah ini membahas tentang latar belakang masalah penelitian; tipe pengukuran perilaku; pengukuran eror dan pengembangan survey; pengembangan kuesioner; pengukuran pengetahuan; pengukuran reliabilitas alat; disain, pengumpulan data - analisis – interpretasi – pelaporan riset promosi kesehatan dengan menggunakan mixed methods (campuran kualitatif dan kuantitatif). C20H-3410 Praktik Lapangan Bid. Promosi Kesehatan/Fieldwork in Health Promotion Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Kesehatan Reproduksi C20H-1501 Dasar-dasar Kesehatan Reproduksi/Basics of Reproductive Health Mata kuliah ini mempelajari pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar; pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensip kebijakan reproduksi; perkembangan obstetri ginekologi sosial; profesionalisme dalam perkembangan reproduksi; program KIA di daerah dan sistem rujukan. C20H-1502 Kesetaraan Jender/ Gender Equity Mata kuliah ini mempelajari gender dan hak perempuan; determinan kesehatan; hak reproduktif; gender dan sistem kesehatan; kekerasan terhadap perempuan; kekerasan dalam rumah tangga; dan studi kasus. C20H-1503 Kebijakan Kesehatan Reproduksi/Reprod. Health Policy Mata kuliah ini memepelajari kebijakan dan strategi nasional kespro di indonesia; program kespro; analisis situasi; peran sektor terkait; desentralisasi; kerja sama internasional; indikator program; monitoring dan evaluasi; pendanaan; perumusan kebijakan kespro. C20H-1504 Keluarga Berencana/ Family Planning Mata kuliah ini mempelajari revolusi reproduktif; mengapa keluarga berencana; kontrasepsi remaja dewasa;unmet need; bantuan pengambilan keputusan; pedoman konseling; pedoman baru; fokus kesehatan reproduksi baru; strategi pengembangan klien berkelanjutan; pengukuran keberhasilan. 456 C20H-1505 Menopause/Menopause Mata kuliah ini mempelajari menopause dan pasca menopause di indonesia; abnormalitas; hak kesehatan reproduksi wanita; kesehatan reproduksi remaja; aging dan anti aging, HRT; kehamilan remaja; andropause. C20H-2506 Infeksi Menular Seksual & HIV/Sexually-transmitted Infections & HIV Mata kuliah ini mempelajari Epidemiologi IMS/HIV/ AIDS; Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan IMS/HIV/ AIDS; Stigma dan dikriminasi; Kewaspadaan Universal; Prenatal care: konseling, VCT; Persalinan, ASI; Infeksi HPV; Patosiologi HPV pada Bid. Obgin; Dampak Infeksi HPV, Masalah Etika, medokolegal & dampak IMS pada Kehamilan. C20H-2507 Kesehatan Reproduksi Remaja/Adolescent Reproductive Health Mata Kuliah ini mempelajari tentang kesehatan & hak remaja dalam kesehatan reproduksi, remaja perempuan & gender equity, risiko remaja perempuan terhadap PMS; kontrasepsi; abosi tidak aman; hak pelayanan kespro pada remaja perempuan. C20H-2508 Onkologi Reproduksi/ Reproductive Oncology Mata kuliah ini membahas tentang wawasan onkologi, kanker rahim, Trofoblast, kanker leher rahim dan ovarium, pengobatan kanker pada wanita, kebijakan pemerintah; jaringan penanganan penyakit kanker, deteksi dini kanker pada wanita; penapisan kanker leher rahim. C20H-2509 Kesehatan Ibu & Anak/ Maternal & Child Health Mata kuliah ini membahas tentang Kesehatan reproduksi; Save Motherhood; Making Pregnancy Safer, Sistem Rujukan; Asuhan Antenatal; Kesehatan Anak; Strategi Penurunan AKI, Morbiditas dan Mortalitas Anak; Strategi Pendekatan Resiko; Penatalaksanaan bayi lahir dari resiko; Interval Care, post partum care; Pencegahan Infeksi, dan Resusitasi Bayi Baru Lahir C20H-2510 Andropause Mata kuliah ini membahas tentang pengantar dan epidemiologi andropause, pola dan fungsi hormone reproduksi pria, proses menua/ aging pada pria dan disfungsi seksual pada pria, sindroma andropause, hormon seks steroid pria dan penanganan non hormonal, penanganan hormonal, mekanisme interaksi poros hipotalamus pituitary gonad dan hak kesehatan reproduksi pria, pola hormonal remaja, testossterone dan fungsi seks dan 457 kelainan organ/fungsi reproduksi remaja & kontrasepsi remaja dan pendidikan seks/pendidikan kesehatan reproduksi remaja. C20H-3511 Magang : Praktikum Statistik Mata Kuliah Konsentrasi/ Konsentrasi Gizi Masyarakat C20H-1521 Ilmu Gizi Dasar & Daur Hidup Mata kuliah Gizi dasar dan daur hidup mempelajari tentang pengantar ilmu gizi dasa; zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak); zat gizi mikro (vitamin dan mineral); metabolisme dan keseimbangan energi; pengantar gizi daur hidup; gizi masa hamil; gizi masa menyusui; gizi masa bayi; gizi masa anak; gizi masa remaja; gizi masa dewasa; gizi masa tua dan literatu review. C20H-1522 Ilmu Bahan Makanan & Ketahanan Pangan Komunitas Mata kuliah ini mempelajari overview Ilmu Bahan Makanan; bahan - bahan sumber karbohidrat; sumber serap pangan dan karakteristiknya; bahan makanan sumber lemak; bahan makanan sumber protein; bahan sumber vitamin; bahan makanan sumber mineral; functional food; pengaruh pengolahan terhadap perubahan karakteristik dan komposisi bahan makan sumber; bahan tambahan makanan dan perannya terhadap kualitas bahan makanan sumber; interaksi obat dan makanan; karakteristik pola makan, komposisi bahan makanan penyusun menu dan makanan jajanan; hygiene dan keracunan makanan, kehalalan dan keamanan pangan; perkembangan bahan makanan sumber di masa yang akan datang. C20H-1523 Food Culture Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar budaya(sosiologi dan antropologi kesehatan); anatomi dan fisiologi berdasarkan budaya; makanan dalam konteks sosial dan budaya; adaptasi fisik, budaya, makanan dan evolusi; klasifikasi makanan bersadarkan budaya; hubungan antara makanan, budaya dan kesehatan; masalah gizi dihubungkan dengan budaya; makanan, gender dan budaya; masalah gizi di Indonesia; kelaparan dan ketahanan makanan; pengembangan studi untuk pemenuhan nutrisi; studi kasus food culture dibeberapa daerah. C20H-2524 Perencanaan Program Gizi Masyarakat Mata kuliah ini membahas tentang ruang lingkup perencanaan program dan proyek gizi masyarakat; Strategi dalam 458 perencanaan program dan proyek gizi masyarakat; Desain dan program dan proyek gizi masyarakat; Fungsi kepemimpinan dalam perencanaan program dan proyek; Pengambilan keputusan dalam perencanaan program dan proyek; Evaluasi program dan proyek; perencanaan program gizi masyarakat dengan model landscape analysis dan DTPS (Distric Team Problem Solving), Budgeting serta Bussines Plan. C20H-2525 Analisis Kebijakan Gizi Masyarakat Mata kuliah ini mempelajari tentang Ruang lingkup teori analisis kebijakan, agenda setting, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan. Mahasiswa mampu melakukan praktik analisis dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan, kebijakan pelayan gizi masyarakat, kebijakan pembiayaan program gizi masyarakat kebijakan SDM gizi masyarakat, Kebijakan MDG 1 dan dampaknya terhadap pembangunan kesehatan serta kebijakan desentralisasi kesehatan dan dampaknya terhadap health performance. C20H-2526 Advokasi & Promosi Gizi Masyarakat Mata kuliah ini mempelajari tentang ruang lingkup advokasi dan promosi kesehatan; konsep advokasi dan promosi kesehatan; teori advokasi; teori perilaku; metode, strategi dan produksi program; logic model perubahan perilaku; penggunaan toeri perilaku dalam precede – proceed model; perencanaan pelaksanaan advokasi, penerapan komunikasi dalam advokasi; perencanaan evaluasi advokasi; pembuatan prioritas masalah perilaku; pembuatan matriks determinan dari perilaku; pembuatan matriks metode, strategi dan produksi program; perencanaan evaluasi program intervensi perubahan perilaku. C20H-2527 Epidemiologi Gizi Masyarakat Mata kuliah Epidemiologi Gizi & Nutritional Survey mempelajari pengantar epidemiologi gizi; identifikasi pengaruh ginetik dan lingkungan sebagai penyebab penyakit; skrining diagnosis dan pemaknaan; survailans gizi; outbreak; modul of prognosis; indikator laboratorium konsumsi makanan; dietary assesment; penilaian status gizi bayi dan balita; penilaian status gizi dewasa dan lansia; introduction of evidence based public health; telaah kritis studi potong lintang; telaah kritis studi kohort dan eksperimen. C20H-2528 Malnutrisi & Komorbiditas Pada kuliah ini mempelajari pengantar masalah gizi di Indonesia; kurang energi kronik; anemia defisiensi besi; defisiensi 459 C20H-2529 C20H-3530 vitamin A; defisiensi Iodium; defisiensi makro mineral dan mikro mineral; kelebihan berat badan dan obesitas; komorbiditas obesitas; diabetes melitus; dislipidemia; hipertensi; penyakit jantung koroner; hiperuricemia; isu gizi komunitas. Isu-isu Gizi Komunitas Mutakhir Mata kuliah Issue Gizi Komunitas Mutakhir mempelajari pengantar penulisan ilmiah dan perkembangan terkini isu gizi komunitas; case study masalah gizi kurang dan relevansinya dengan makro nutrient, mikro nutrient, penyakit kronis dan keamanan pangan; case study masalah gizi lebih dan relevansinya dengan makro nutrient; mikro nutrient, penyakit kronis dan kemanan pangan; case studi masalah gizi salah dan relevansinya dengan makro nutrient, mikro nutrient, penyakit kronis dan kemanan pangan. Praktik Lapangan Bid. Gizi Masyarakat Prasyarat dan Catatan Mengikuti Seminar Usulan Penelitian (SUP), Penelitian, Ujian Naskah Tesis (UNT) dan Ujian Tesis (UT) 1. Syarat Melaksanakan Seminar Usulan Penelitian (SUP) 1. Mahasiswa program magister dapat menempuh Seminar Usulan Penelitian (SUP) jika telah memenuhi persyaratan : - Telah mengikuti Kuliah Perdana di Universitas; - Telah menghadiri SUP minimal lima kali dalam bidang ilmu yang sesuai, yang diketahui oleh pimpinan SUP; 2. Penelitian 1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah melakukan perbaikan UP yang disetujui Tim Pembimbing. 2. Tim Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap mahasiswa di lokasi penelitian. 3. Mahasiswa program magister dapat menempuh Ujian Naskah Tesis (UNT) jika telah memenuhi persyaratan berikut : 1. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya 2,75; 2. Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian dan dinyatakan lulus; 3. Telah menghadiri UNT minimal 5 kali dalam bidang ilmu yang sesuai dan diketahui oleh pimpinan UNT; 4. Naskah tesis telah disetujui oleh tim pembimbing 460 5. Menyerahkan surat keterangan bukti tulisan yang dipublikasikan (yang ditulis selama mengikuti kuliah program magister) dengan mengikuti Prosedur Operasional Baku (POB) yang tersaji dalam lampiran 6. Telah memiliki bukti tulisan artikel ilmiah dengan ketentuan sebagai berikut : - Menyerahkan bukti tulisan dalam jurnal termuat/diterima oleh jurnal yang memiliki ISSN atau termuat dalam buku yang relevan dengan bagian ilmunya yang memiliki ISBN atau diunggah (upload) di pustaka ilmiah Unpad (CISRAL) - Artikel merupakan hasil karya ilmiah mahasiswa dan tim pembimbing dengan mahasiswa sebagai penulis mahasiswa - Pengajuan naskah artikel dilakukan oleh dan merupakan tanggung jawab peserta didik - Naskah artikel yang diajukan harus mendapatkan bukti persetujuan tertulis dari pembimbing → buat form persetujuan → setuju buat dipublikasikan - Artikel dapat berupa kajian literature atau kajian metodologi atau sebagian dari hasil penelitian. 4. Seorang calon magister boleh menempuh Ujian Tesis (UT) apabila : 1. Telah lulus UNT dan telah memenuhi seluruh persyaratan administrasi. 2. Naskah tesis harus sudah dijilid tebal (hard cover) berwarna hitam. 3. Mahasiswa mengikuti Ujian Tesis pada waktu yang ditetapkan. Bila hasil ujian dinyatakan tidak lulus, yang bersangkutan diberi kesempatan untuk menempuh Ujian Tesis (UT) ulangan sebanyak satu kali dalam kurun waktu studi. 4. Bobot untuk materi penilaian Ujian Tesis adalah : - Signifikansi latar belakang penilaian, bobot 10 persen - Relevansi dan kemutakhiran kajian pustaka/kajian literatur/tinjauan pustaka, bobot 10 persen - Ketepatan Formulasi kerangka pemikiran, premis/proposisi dan hipotesis/ fokus penelitian/ pernyataan masalah, bobot 5 persen. - Kesesuaian metode penelitian bobot 10 persen - Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen - Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen - Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen - Kemantapan dan mutu peyimpulan serta saran-saran yang diajukan, bobot 5 perssen - Kemampuan komunitas dalam ujian lisan, bobot 10 persen 5. Nilai pada Ujian Tesis diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0100. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian tesis apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor ≥ 75 461 6. 7. 8. 9. Skor dari tim penguji dijumlahkan dengan persentase tim pembimbing 60% dan tim penelaah 40% tanpa terlebih dahulu dikonversikan ke dalam huruf mutu. Skor akhir tesis adalah nilai rata-rata UNT dengan UT. Nilai UNT + Nilai UT 2 Nilai angka yang diperoleh kemudian dikonversikan kedalam angka mutu sebagaimana tabel konversi niali dalam lampiran Yudisium kelulusan didasarkan pada IPK akhir, yaitu rata-rata gabungan angka mutu (AM) perangkat mata kuliah dengan angka mutu (AM) tesis. 2,75 – 3,40 Memuaskan 3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan 3,71 – 4,00 Dengan Pujian*) *) lihat penjelasan bagian J 10. Predikat kelulusan dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu : - Waktu kelulusan program magister (tanggal ujian tesis) memperhatikan masa studi terjadwal ditambah satu semester (0,5 tahun) - Memiliki minimal satu publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi. Struktur Kurikulum S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat KEGIATAN 0 I II 19 SKS 17 SKS SEMESTER III IV P MP MG UP 1 SKS 1 SKS K T Keterangan : P : Prapasca MP : Modul Pembelajaran UP :Usulan Penelitian MG : Magang K : Kolokium T : Tesis 6 SKS V VI VII VIII 462 3. Program Studi Magister Ilmu Kebidanan (S2 Kebidanan) Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: Visi Menjadi penyelenggara pendidikan Magister Ilmu Kebidanan yang berkualitas prima berwawasan global untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015. Menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas kebidanan yang bertanggung jawab mandiri dalam aspek manajerial, pendidikan dan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kebidanan. Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat untuk menghasilkan bidan pengelola, pendidik dan peneliti yang berkualitas setingkat Magister-S2 sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Menjalankan kebijakan pendayagunaan dan pengembangan karir bidan yang terpola di Indonesia. 3. Melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (Stakeholder: Puskesmas, IBI, POGI, PPSDM, PEMDA, dan Rumah Sakit) Pendidikan magister kebidanan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan memberi kesempatan kepada peserta program sehingga lulusan menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar pelayanan kebidanan yang profesional, termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab yang mandiri pada tingkat tertentu, memiliki keterampilan dalam penelitian dan manajerial, serta mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi di dalam bidang keahliannya. Tujuan Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kebidanan adalah pengembangan tenaga bidan yang mampu melaksanakan upaya pelayanan kebidanan yang berkualitas tinggi untuk mewujudkan paradigma sehat yang: 1. Mampu mendidik bidan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat 2. Mampu menjalankan kebijakan pendayagunaan karier bidan yang terpola selaras dengan wewenangnya 3. Mampu melakukan kolaborasi dengan masyarakat terinstitusi (stakeholder) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidan guna memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia 463 4. 5. 6. 7. Mampu melakukan pengintegrasian sumber-sumber daya manusia dan perangkat keras untuk pengelolaan suatu unit kerja atau aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan, dan penelitian Mampu secara langsung melakukan analisis ilmu kebidanan yang dikembangkan dari kasus-kasus khusus sebagai bagian dari konsentrasi program Memiliki kemampuan khusus dalam bidang manajerial klinik kebidanan secara mandiri Mampu melakukan penelitian dalam bidang kebidanan dengan menggunakan metode ilmiah yang tepat dan teruji. Bahasa pengantar Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan mendiskusikan materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa dalam segala bahasa. Lama studi Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan beban studi 49 SKS (tidak termasuk matrikulasi 28 SKS) ditempuh dalam 4 semester, tetapi memungkinkan untuk dapat ditempuh kurang dari 4 semester, dan paling lama 8 semester termasuk tesis. Penerimaan mahasiswa 1. Cara penerimaan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kebidanan merupakan mono entry dari lulusan D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan menerima mahasiswa baru setiap tahun akademik. Mulai dari Angkatan (TA 2009/2010) dan seterusnya pendaftaran melalui : http://pendaftaran.unpad.ac.id atau http://www.smup.unpad.ac.id E-mail : [email protected] Informasi lainnya dapat diperoleh pada jam kerja di Sekretariat Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jl. Eijkman No. 38 Bandung 2. Syarat penerimaan mahasiswa 1) (Hanya) Lulusan D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan pengalaman kerja minimal 2 tahun setelah lulus dari D4 Kebidanan atau S1 Kebidanan 2) IPK 2,75 3) Lulus seleksi akademik yang ditetapkan 3. Persyaratan pendaftaran: 464 1) 2) 3) Biaya pendaftaran Rp. 600.000,00 Pendaftar telah lulus D4 atau S1 Kebidanan minimal 2 tahun Fotokopi ijazah dan transkrip prestasi akademik D4 atau S1 Kebidanan yang telah dilegalisasi oleh PTN atau PTS asal. 4) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 buah 5) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) daerah asal 6) Surat Keterangan sehat dari dokter pemerintah 7) Surat ijin dari suami untuk mengikuti pendidikan bagi yang telah menikah 8) Surat ijin dari atasan untuk mengikuti pendidikan bagi yang telah bekerja 9) Surat rekomendasi akademik dari dua orang Guru Besar/Dosen Senior/Profesional/Akademisi yang telah mengenal baik 10) Surat kesanggupan di atas materai untuk membayar biaya pendidikan dan biaya hidup sendiri selama pendidikan bagi pelamar tanpa sponsor 11) Biaya penyelenggaraan pendidikan Rp. 7.000.000,00/semester Peserta 1. Program hanya dapat diselenggarakan bila jumlah mahasiswa tiap kelas minimal 20 (dua puluh) orang. 2. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin - Jumat Lulusan 1. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan berhak menyandang gelar Magister Kebidanan (disingkat M.Keb.) 2. Lulusan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan IPK ≥ 3,25 dapat melanjutkan ke strata – 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan. Bentuk kegiatan akademik 1. Prinsip pembelajaran adalah “SPICES” (Student centered; Problem based; Integrated; Community based; Elective; Systematic) 2. Metode pembelajaran adalah Problem Based Learning 3. Bentuk pengajaran tutorial discussion dan bila perlu minilecture 4. Kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah/setiap semester diselenggarakan dengan waktu yang dipadatkan sesuai besarnya SKS dan diselesaikan (diakhiri dengan ujian) satu per satu mata kuliah Matrikulasi (bridging course) 1. Bagi calon mahasiswa yang diterima diwajibkan mengikuti Bridging course (matrikulasi) sebesar 28 SKS (tidak dimasukkan sebagai beban studi), yang diakhiri ujian untuk menilai dapat tidaknya melanjutkan studi 2. Matrikulasi (bridging course) merupakan kegiatan akademik yang memuat sejumlah mata kuliah prasyarat yang harus diambil terlebih dahulu sebelum 465 3. 4. 5. mengambil mata kuliah – mata kuliah pokok selanjutnya dan harus sudah dinyatakan lulus (dengan nilai minimal huruf mutu B) oleh pengampu mata kuliah bersangkutan paling lambat pada akhir semester kesatu Matrikulasi dianggap lulus bila Indeks Prestasi (IP) ≥ 2,75, nilai C tidak melebihi 20 % (6 SKS), dan tidak ada nilai D atau E Kegiatan pembelajaran setiap mata kuliah dalam matrikulasi diselesaikan (diakhiri dengan ujian) satu per satu Metode pembelajaran matrikulasi adalah tatap muka dan kegiatan mandiri. Tugas mandiri ditetapkan oleh pengampu mata kuliah bersangkutan. Setiap mahasiswa wajib membuat laporan tugas mandirinya dan diserahkan kepada pengampu mata kuliah untuk mendapat nilai atau umpan balik Pengampu mata kuliah 1. Pengampu mata kuliah berkualitas Profesor, Doktor, atau Magister yang sudah/dianggap senior 2. Pengampu mata kuliah bisa hanya seorang atau berupa tim 3. Pengampu bisa mengajar pada kelas A atau kelas B saja atau pada keduaduanya Tugas pengampu mata kuliah 1. Pengampu membuat silabus mata kuliah (MK) yang diasuhnya 2. Pengampu MK membuat general learning objectives untuk MK yang diasuhnya 3. Pengampu MK membuat specific learning objectives untuk setiap Pokok Bahasan dan problem (masalah) 4. Pengampu MK membuat problem (masalah) sebagai bahan diskusi mahasiswa berdasarkan general and specific learning objectives yang disusunnya dan yang harus didiskusikan dan dipelajari oleh mahasiswa. Tergantung dari kompleksitas mata kuliah, untuk setiap mata kuliah dapat dibuat lebih dari satu problem (masalah). Usahakan jumlah problem dapat mewakili semua isi MK yang harus dipelajari. Problem (masalah) merupakan trigger pembelajaran mahasiswa, apa dan sejauh mana (sesuai learning objectives) yang harus dipelajari mahasiswa, bukan merupakan masalah sebenarnya yang harus dipecahkan 5. Pengampu MK menjadi tutor pada tutorial discussion (diskusi kelompok) 6. Pengampu MK menguji mata kuliah yang dibimbingnya sesuai jadwal yang ditentukan 7. Pengampu MK menyerahkan hasil ujian kepada sekretaris setiap akhir kegiatan akademik mata kuliah bersangkutan dengan bentuk huruf mutu masing-masing mahasiswa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sesudah ujian 8. Pengampu MK mewajibkan sekurang-kurangnya satu textbook referensi dan menyarankan satu macam jurnal yang dapat dipergunakan untuk belajar dan memecahkan problem bersangkutan 466 Kewajiban mahasiswa dalam menjalankan kegiatan akademik 1. Mahasiswa wajib mempelajari materi ajar (topik) berdasarkan problem (masalah) yang akan didiskusikan sebelum diskusi dilaksanakan dengan memperhatikan kepada sejauh mana learning objectives yang diinginkan/ ditentukan pengampu 2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran 3. Tidak mengikuti diskusi hanya boleh apabila karena sakit atau karena musibah (surat sakit atau keterangan musibah harus sudah diterima dalam waktu 48 jam sejak mulai sakit atau musibah) dan untuk setiap MK sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. Ketidakhadiran ini harus diganti dengan tugas yang diberikan oleh pengampu MK 4. Bagi mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran atau waktu diskusi 3 (tiga) kali atau lebih, dengan alasan apapun, maka untuk MK bersangkutan dianggap mengundurkan diri, dan harus mengulang seluruh kegiatannya pada tahun ajar yang akan datang serta mendapat huruf mutu T (tidak lengkap dan tidak diperhitungkan dalam penghitungan IPK) 5. Harus aktif dalam mengikuti diskusi dan memberikan kontribusi hasil bacaan ilmiah yang benar (berdasarkan kaidah ilmiah yang lojik dengan referensi textbook) 6. Membuat laporan hasil setiap diskusi atau setiap masalah (tergantung kebijakan pengampu MK) secara berkelompok atau perorangan (tergantung kebijakan pengampu MK) dan menyerahkannya kepada pengampu MK untuk mendapat umpan balik atau penilaian 7. Mengikuti Ujian secara lengkap untuk setiap MK 8. Setiap mahasiswa sangat dianjurkan memiliki textbook wajib setiap MK Tim pembimbing 1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan dibimbing oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program 2. Tim pembimbing harus berkualifikasi Profesor atau Doktor 3. Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis Karya ilmiah / artikel 1. Selama mengikuti pendidikan, mahasiswa diwajibkan membuat karya tulis ilmiah yang dipublikasikan atau siap dipublikasikan sekurang-kurangnya 1 (satu) buah. 2. Bentuk publikasinya berupa simposium, pertemuan ilmiah yang mempunyai nilai akreditasi, majalah, atau jurnal yang terakreditasi. 3. Karya ilmiah ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian tesis, dengan demikan harus sudah selesai sebelum ujian tesis Test of english as a foreign language (toefl) Mahasiswa diwajibkan mendapat sertifikat TOEFL yang masih berlaku sebesar 450 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran 467 A. Penilaian mata kuliah 1. 2. Nilai akhir (NA) merupakan gabungan dari Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan semua tugas yang diberikan selama semester berlangsung, masing-masing dengan bobot sendirisendiri. Nilai Akhir diberikan dalam bentuk huruf mutu berdasarkan skor mentah (raw score) menggunakan kisaran antara 0-100, dengan pedoman sebagai berikut : NA = 80 68 = NA < 80 56 = NA < 68 45 = NA < 56 NA < 45 3. Huruf Mutu A Huruf Mutu B Huruf Mutu C Huruf Mutu D Huruf Mutu E Dalam penghitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi kumulatif (IPK), maka huruf mutu (HM) ini diubah menjadi angka mutu (AM) dengan memperhatikan pedoman di atas, yaitu : A B C D 4. B. Angka Mutu 4 Angka Mutu 3 Angka Mutu 2 Angka Mutu 1 Angka Mutu 0 = 4,00 = 3,00 = 2,00 = 1,00 Perolehan nilai dibawah C pada semester I, semester II, dan/atau semester III akan berakibat mahasiswa terkena sanksi pemutusan studi. 5. Mahasiswa yang akan memperbaiki nilai mata kuliah dapat melaksanakannya pada semester percepatan (Juli-Agustus) dengan biaya per SKS sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atau semester berikutnya dengan menempuh kembali perkuliahaan. Seminar usulan penelitian 1. Seminar Usulan Penelitian (SUP) merupakan rencana kerja mahasiswa dalam rangka penyusunan tesis. Dengan perkataan lain SUP adalah suatu kerangka tesis yang setelah diisi dengan data empirik yang teruji menjadi sebuah tesis. 2. SUP dilaksanakan pada semester III sampai dengan maksimum akhir semester V. 3. SUP dilaksanakan satu kali, apabila tidak lulus diulang dan paling banyak satu kali. Batas waktu pengulangan adalah maksimum 3 (tiga) bulan sejak SUP pertama. 468 4. 5. 6. 7. Penguji SUP terdiri atas 2 (dua) orang Tim Pembimbing, 3 (tiga) orang pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu) orang pimpinan SUP. Dua orang pembahas merangkap sebagai penguji akademik dan etika penelitian. SUP dapat dilaksanakan apabila hadir sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan ditambah 1 (satu) orang pimpinan SUP. Pimpinan SUP adalah Ketua/Sekretaris Pengelola Program Studi/S2 atau Ketua Tim Pembimbing. Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai pembahas, kecuali sesuai dengan bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau sebagai Ketua Tim Pembimbing. C.Penilaian seminar usulan penelitian 1. Nilai pada seminar usulan penelitian (SUP) diberikan dalam bentuk skor mentah (raw score) dengan kisaran 0-100. NA = 80 68 = NA < 80 56 = NA < 68 45 = NA < 56 NA < 45 2. 3. 4. 5. 6. 7. Huruf Mutu A Huruf Mutu B Huruf Mutu C Huruf Mutu D Huruf Mutu E Angka Mutu 4 Angka Mutu 3 Angka Mutu 2 Angka Mutu 1 Angka Mutu 0 Tim Penguji mengevaluasi materi/substansi naskah usulan penelitian yang diajukan mahasiswa. Artinya, sebelum dilakukan SUP setiap anggota penguji sudah memilki penilaian bahwa naskah usulan penelitian tersebut layak/tidak layak sebagai cikal-bakal karya ilmiah tingkat magister dan sudah tampak kesiapannya untuk dilaksanakan dilapangan. Dalam SUP ini Tim Penguji mengevaluasi pertanggungjawaban mahasiswa atas pertanyaan yang bersifat mengkritisi maupun mencari klarifikasi terhadap materi/substansi usulan penelitian itu. Pada akhir SUP Tim Penguji memeberikan penilaian sebagai berikut : (a) Mahasiswa dinyatakan Lulus apabila memperoleh nilai rata-rata sekurang-kurangnya 68 (b) Mahasiswa dinyatakan Tidak Lulus apabila memperoleh nilai ratarata < 68 Rata-rata nilai SUP ini diubah menjadi huruf mutu (HM) menggunakan pedoman yang berlaku Apabila dinyatakan tidak lulus SUP, maka mahasiswa diharuskan mengulang kembali usulan penelitiannya Kesempatan mengulang SUP ini hanya diberikan satu kali (paling lama 3 (tiga) bulan sesudah SUP yang pertama), apabila sampai dua kali SUP dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan studi. 469 D. Penelitian 1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah dilakukan perbaikan yang disetujui para Pembimbing dan Pembahas serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk tesis. 2. Pembimbing jika diperlukan dapat melakukan supervisi ke lokasi penelitian untuk melihat keabsahan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan. E. Karya ilmiah akhir (tesis) 1. Tesis adalah karya ilmiah akhir mahasiswa, dibuat berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah keilmuan yang berlaku. 2. Tesis harus mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan ilmu, baik teiri maupun aplikasinya. 3. Tesis adalah karya ilmiah asli mahasiswa yang ditunjukan dengan pernyataan bermaterai tentang keasliannya. 4. Penulisan tesis mengikuti pedoman penelisan tesis yang berlaku. F. Penilaian tesis 1. Penilaian tesis dilakukan melalui kolokium (seminar naskah tesis) dan Ujian Tesis (UT) 2. Sebelum UT, Tim Pembimbing dan Tim Pembahas mengevaluasi materi/Substansi naskah yang diajukan melalui seminar naskah tesis (Kolokium). 3. Penguji Tesis (Kolokium dan UT) terdiri atas 2 (dua) orang Tim Pembimbing, 3 (tiga) orang pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu) orang pimpinan UT. 4. Kolokium dan UT dapat dilaksanakan apabila hadir sekurangkurangnya 3 (tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan ditambah 1 (satu) orang pimpinan UT. 5. Kolokium dan UT dipimpinan oleh Ketua/Sekretaris Pengelola Program Studi/S2 atau Ketua Tim Pembimbing. 6. Pimpinan Kolokium dan UT tidak otomatis sebagai pembahas, kecuali sesuai dengan bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau sebagai Ketua Tim Pembimbing. 7. Apabila Ketua Tim Pembimbing berhalangan dapat melimpahkan wewenang secara tertulis kepada anggota Tim Pembimbing. Kolokium 1. Mahasiswa program magister dapat menempuh kolokium jika telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya 2,75 470 b. 2. 3. 4. 5. 6. Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian dan dinyatakan lulus c. Naskah tesis telah disetujui oleh Tim Pembimbing. d. Menyerahkan bukti tulisan yang dipublikasikan (yang ditulis selama mengikuti kuliah program magister) berupa artikel ilmiah berupa jurnal yang relevan dengan bidang ilmunya, sekurang-kurangnya memiliki ISSN, atau buku yang relevan dengan bidang ilmunya, sekurang-kurangnya memiliki ISBN atau diunggah (upload) di Pustaka Ilmiah Unpad. Kolokium dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling sedikit 3 (tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan ditambah 1 (satu) orang Ketua Sidang. Nilai pada kolokium diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0100. Mahasiswa dinyatakan lulus kolokium apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor 68. Skor dari Tim Penguji dijumlah dengan persentase Tim Pembimbing 60%, Tim Penelaah 40%, tanpa terlebih dahulu dikonversikan kedalam huruf mutu. Hasil Kolokium dapat berupa : a. Lulus tanpa perbaikan dan dapat menempuh Ujian Tesis dalam waktu paling cepat 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan Kolokium. b. Lulus dengan perbaikan minor dan dapat menempuh Ujian Tesis paling cepat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan Kolokium. c. Lulus dengan perbaikan mayor dan dapat menempuh Ujian Tesis paling cepat 3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan Kolokium. d. Tidak Lulus dan harus memperbaiki serta mengulang Kolokium paling cepat 6 (enam) bulan kemudian. Apabila hasil kolokium ulangan tetap dinyatakan Tidak Lulus, maka yang bersangkutan Tidak Lulus (drop out) dalam Program Universitas Padjadjaran. Perbaikan di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari seluruh anggota Tim Penguji yang dibuktikan dengan tandatangan anggota Tim Penguji pada lembar persetujuan. Ujian Tesis (UT) 1. Seorang calon magister boleh menempuh ujian tesis apabila telah lulus Kolokium 2. Telah menyerahkan seluruh persyaratan administrasi dan keuangan 3. Mahasiswa hanya diberi kesempatan untuk menempuh Ujian Tesis (UT) masing-masing sebanyak 2 (dua) kali dalam kurun waktu yang disepakati dengan memperhitungkan batas waktu studi. 4. Nilai pada Ujian Tesis (UT) diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0-100. Mahasiswa dinyatakan Lulus Ujian Tesis (UT) apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor 68. 471 5. 6. 7. Skor dari Tim Penguji dijumlah dengan persentase Tim Pembimbing 60%, Tim Penelaah 40%, tanpa rterlebuh dahulu dikonversikan ke dalam huruf mutu. Skor akhir Tesis adalah nilai rata-rata Kolokium dengan UT. Ujian Tesis (UT) dan ujian kuliah diubah menjadi huruf mutu (HM) dengan pedoman sebagai berikut : NA = 80 68 = NA < 80 56 = NA < 68 45 = NA < 56 NA < 45 8. Huruf Mutu A Huruf Mutu B Huruf Mutu C Huruf Mutu D Huruf Mutu E Angka Mutu 4 Angka Mutu 3 Angka Mutu 2 Angka Mutu 1 Angka Mutu 0 Yudisium kululusan didasarkan pada IPK akhir, yaitu rata-rata gabungan angka mutu (AM) perangkat mata kuliah dengan angka mutu (AM) Tesis. 2,75 – 3,40 3,41 – 3,70 3,71 – 4,00 Memuaskan Sangat Memuaskan Dengan Pujian 9. Predikat Kelulusan Dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu : waktu kelulusan program studi magister (tanggal Ujian Tesis) memperhatikan masa studi terjadwal ditambah 0,5 tahun (waktu kelulusan maksimum semester V). 10. Setelah Ujian Tesis dinyatakan, tidak ada lagi perbaikan naskah Tesis. G. Prestasi akademik dan perubahan status mahasiswa Prestasi Akademik dinyatakan dalam bentuk IP (Indeks Prestasi) dan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Perhitungan IP dan IPK dilakukan tiap akhir semester H. Peringatan akademik Peringatan akademik diberikan kepada : a. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh IPK dibawah 2,75. b. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh huruf mutu D atau E suatu mata kuliah. c. Mahasiswa yang pada akhir semester IV belum melakukan Seminar Usulan Penelitian. d. Mahasiswa yang pada akhir semester VII belum menempuh Ujian Tesis. 472 e. Tidak melakukan pendaftaran ulang (herregistrasi) selama satu semester. I. Pemutusan studi Pemutusan studi dikenakan terhadap mahasiswa yang : 1. Pada akhir semester III memperoleh IPK dibawah 2,75 2. Pada akhir semester III memperoleh Huruf Mutu dibawah C. 3. Mahasiswa yang pada akhir semester V belum melakukan Seminar Usulan Penelitian atau Tidak Lulus Seminar Usulan Penelitian untuk kedua kalinya. 4. Tidak dapat menyelesaikan studi pada akhir semester VIII 5. Dua semester berturut-turut (atau tidak berturut-turut) tidak melakukan her-registrasi, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, tidak mengisi KRS atau mengundurkan diri dari kegiatan belajar mengajar. 6. Meninggal dunia 7. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater (Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya melakukan plagiat) J. Sanksi akademik 1. Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar baik akademik maupun non akademik atau melanggar hukum (misalnya melakukan tindakan kriminal) atau melakukan perbuatan tak bermoral. 2. Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan (berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku) oleh suatu Dewan Pertimbangan yang terdiri atas Rektor, Wakil Rektor Bidang Akademik, Direktur Program Pascasarjana dan Asisten Direktur Bidang Program Pascasarjana. Apabila diperlukan dapat mengundang Dekan dan/atau Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas terkait, Ketua Tim Pembimbing, Ketua Program Studi/S2. Hasil ketetapan Dewan Pertimbangan kemudian dapat diteruskan melalui Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran. Pelaksanaan Sidang Dewan Pertimbangan dibawah koordinasi Program Pascasarjana. K. Wisuda dan gelar akademik 1. Untuk dapat mengikuti wisuda, mahasiswa program magister yang dinyatakan lulus, harus segera menyerahkan buku tesis yang telah diperbaiki dan ditandatangani oleh Tim Pembimbing, serta dijilid tebal (hard cover) berwarna hitam, telah menyerahkan artikel, abstrak, CD Tesis dan artikel dalam bentuk format PDF, 2 buku sumbangan dengan ketebalan minimal 500 halaman terbitan 2 (dua) tahun terakhir dan lainlain yang telah ditetapkan. 473 2. Bagi mahasiswa program magister yang telah dinyatakan lulus tetapi masih belum menyerahkan buku tesis, selama 3 (tiga) bulan sejak dinyatakan lulus, maka kelulusan yang bersangkutan dibatalkan. Kepada Lulusan Program Studi Magister Kebidanan menggunakan gelar akademik Magister Kebidanan (M.Kebid). diberi hak Daftar Mata Kuliah S2 Ilmu Kebidanan Kelompok Mata Kuliah MODUL PEMBELAJARAN (Semester I) Sandi Mata Kuliah Health Statistics Health Research Methodology and Ethics Laboratory Technique Relevant Basic or Applied Science Relevant Basic or Applied Science Relevant Basic or Applied Science JUMLAH SKS 2 (1) 2 2 (1) 2 2 2 12 MODUL APPLIED SCIENCE Analisis Statistika Nonparametrik Pengetahuan & Filosofi Kebidanan Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Alam Infertilitas dan Endokrin Reproduksi Perencanaan dan Penilaian Program Promosi dan Komunitas Kesehatan Etika dan Hukum Kesehatan Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan Analisis Statistika Parametrik Pengkajian Hasil Penelitian dan Meta Analisis Onkologi dan Uroginekologi Manajemen Pendidikan Kesehatan Manajemen Logistik dan Keuangan Manajemen Rumah Sakit Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi dalam Pelayanan Kesehatan Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Penapisan dan Deteksi Dini Keganasan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 474 Kelompok Mata Kuliah Sandi Mata Kuliah Perinatologi Obstetri dan Ginekologi Sosial JUMLAH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Mata Kuliah Seksualitas & Kesehatan Seksual Ekonomi Kesehatan Obstetri Perinatal Nutrisi & Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Biologi Molekular dalam Kebidanan Keluarga Berencana & Permasalahannya Sistem Informasi Pendidikan Kesehatan Aplikasi Internet & E-learning Manajemen Kesehatan Masyarakat Sistem & SOP dalam Kebidanan Anatomi dan Fisiologi Hukum kesehatan Kewirausahaan Pendidikan Bidan dari Vokasi menuju Wawasan Master Pelatihan TOEFL Jumlah SKS 2 2 36 SKS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 SEBARAN MATA KULIAH POKOK SEMESTER – I : September – Desember (Kuliah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Mata Kuliah Filsafat Ilmu Biostatistik Epidemiologi Evidence Based Kebidanan Filosofi Kebidanan Aspek Psikologis & Sosiobudaya Dalam Kehamilan & Persalinan Obstetri & Ginekologi Terkini Obstetri & Ginekologi Sosial Feto Maternal Manajemen Pendidikan Kesehatan Gender & Kesehatan Reproduksi*) *Pilih Salah Satu Menopause & Permasalahannya*) SKS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 475 No Nama Mata Kuliah SKS 24 Jumlah REGISTRASI SEMESTER II: AWAL BULAN JANUARI SEMESTER – II: Januari – April (Kuliah + Penyusunan UP) No Nama Mata Kuliah SKS 1 Topik Khusus 1 2 Metodologi Penelitian Berorientasi Tesis 2 3 Pengkajian Hasil Penelitian & Meta Analisis 2 5 Perencanaan & Penilaian Program Promosi & Komunikasi Kesehatan. Etika Penelitian 6 Kajian Dalam Asuhan Kebidanan 2 7 Infertilitas & Endokrinologi 2 8 Manajemen SDM Kebidanan 2 9 Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan 2 10 Onkologi & Uroginekologi*) 11 Kepemimpinan 4 dan Perilaku Organisasi dalam *Pilih Salah Satu Jumlah NO SEMESTER ALIH: Mei – Juli (Seminar Topik Khusus + Seminar Usulan Penelitian) Nama Mata Kuliah 2 2 2 2 21 SKS 1 Seminar Topik Khusus 1 2 Seminar Usulan Penelitian 1 Jumlah 2 NO 1 REGISTRASI SEMESTER III: AWAL BULAN AGUSTUS SEMESTER – III: Agustus – Desember (Penelitian + Ujian Tesis) Nama Mata Kuliah SKS Tesis (dan Kolokium) 6 Jumlah 6 476 REGISTRASI SEMESTER IV: AWAL BULAN JANUARI WISUDA Februari NO SEMESTER – IV: Januari – April (Penelitian & Ujian Tesis bila semester III belum selesai) Nama Mata Kuliah 1 Tesis (dan Kolokium) 6 Jumlah 6 WISUDA Mei URAIAN MATA KULIAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN UNX20.111 Filsafat Ilmu 2 SKS Membahas mengenai pengertian ilmu, filsafat dan cara menelaah ilmu kesehatan. Biostatistika 2 SKS Membahas mengenai pengumpulan data teknik sampling dan sumber kekeliruan, pengolahan dan penyajian data, teori peluang, distribusi normal, hipotesis statistik, uji statistik, dan analisis regresi korelasi pada bidang kesehatan masyarakat dan kebidanan. C20I.102 Epidemiologi 2 SKS Mata Kuliah ini membahas mengenai ruang lingkup epidemiologi, riwayat perjalanan alamiah dari penyakit, tingkatan pencegahan penyakit, proses penyebaran penyakit menular dan pencegahan penyakit, ukuran-ukuran epidemiologi, epidemiologi deskriptif dan analitik, studi observasional, skrining, studi intervensi; uji klinik dan uji lapangan. UNX20.206 Metodologi Penelitian Kesehatan 2 SKS Memberikan pengertian tentang cara-cara melakukan penelitian, mengolah data, menyusun hasil penelitiannya serta diuji didalam ujian sidang. SKS 477 C20I.202 Pengkajian Hasil Penelitian & Meta Analisis 2 SKS Mengkaji hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan di dalam hasil karya ilmiah, jurnal dan membuat analisis dan kesimpulan akhir dari keseluruhan hasil penelitian tersebut. C20I.103 Evidence Based Kebidanan 2 SKS Membahas mengenai hal-hal supaya mahasiswa mengetahui dan mengenal hasil penelitian kasus-kasus kebidanan yang telah diakui secara internasional dan mengaplikasikan hasil penelitian tersebut pada kasuskasus yang sedang dikelola. C20I.203 Perencanaan & Penilaian Promosi & Komunikasi Kesehatan 2 SKS Membahas mengenai membuat perencanaan serta penilaian program-program untuk mempromosikan dan mengkomunikasikan upaya-upaya kesehatan bagi masyarakat. C20I.104 Filosofi & Ilmu kebidanan 2 SKS Membahas mengenai konsep, hakekat, maksud dan tujuan profesi bidan, melalui kajian pengetahuan, sikap dan keterampilan serta evidence based dalam praktek kebidanan. C20I.204 Kajian Dalam Asuhan Kebidanan 2 SKS Membahas dan menganalisis mengenai kasus-kasus kebidanan, melihat dan membahas persoalan yang timbul pada kasus tersebut serta membahas tindakan asuhan kebidanan yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya dan mengembangkan usaha penatalaksanaannya yang sesuai dengan kasus tersebut. C20I.205 Gender & Kesehatan Reproduksi 2 SKS Membahas mengenai pengertian gender, permasalahan yang ada saat ini dan cara-cara serta usaha-usaha untuk lebih meningkatkan peran gender wanita dan kaitannya dengan bidang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. C20I.105 Aspek Psikologis & Sosiobudaya Dalam Kehamilan & Persalin 2 SKS Membahas mengenai faktor-faktor psikososial dan faktor sosial budaya yang ada di masyarakat yang memengaruhi derajat kesehatan wanita pada umumnya terutama pada 478 periode kehamilan, persalinan dan nifas serta bagaimana usaha untuk penanggulangannya. C20I.106 Obstetri Ginekologi Terkini 2 SKS Membahas mengenai konsep embrio dan fetus sebagai pasien, dan hasil luaran janin pada kelompok ibu dengan golongan risiko tinggi serta usaha untuk meningkatkan kualitas dan umur harapan hidup khususnya yang berhubungan dengan obstetri dan ginekologi C20I.107 Feto-Maternal 2 SKS Membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian epidemiologi dalam bidang obstetri dan dalam penurunan kematian ibu dan peningkatan kualitas hidupnya. C20I.301 Onkologi & Uroginekologi 2 SKS Membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan rancangan usaha untuk deteksi dini tumor ginekologi, dan rujukan kasus-kasus onkologi dan uroginekologi serta usaha untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup bagi pasien onkologi dan uroginekologi. C20I.106 Obstetri & Ginekologi Sosial 2 SKS Membahas mengenai pengertian, masalah-masalah obstetri & ginekologi yang ada di masyarakat dan cara-cara serta usaha-usaha untuk menanggulanginya, khususnya dalam penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia. C20I.207 Menopause & Permasalahannya 2 SKS Membahas mengenai pengertian, keluhan, gejala serta komplikasi yang bisa timbul dan usaha-usaha untuk penanggulangannya. UNX20.002 Topik Khusus Untuk Seminar Penelitian Kebidanan 2 SKS Membahas mengenai berbagai topik dalam bidang kebidanan secara individu dengan bahan-bahan berasal dari literatur-literatur mutakhir sesuai dengan judul tesis yang akan ditulisnya terutama ditujukan untuk penulisan tinjauan pustaka (BAB II) dalam tesis yang akan disusunnya. 479 UNX20.010 Tesis 6 SKS Kegiatan penyusunan tesis didasari oleh penelitian yang merupakan kegiatan yang terencana, terarah, sistematik dan terkendali untuk mengolah data dan informasi tentang masalah kebidanan dengan menggunakan metode ilmiah dan pengujian hipotesis serta penarikan kesimpulannya. UNX20.008 Seminar Penelitian 1 SKS Mempresentasikan usulan penelitian (proposal penelitian) sebelum penelitian lapangan dilakukan. C20I.304 Manajemen SDM Bidang Kesehatan 2 SKS Membahas mengenai SDM yang ada yang diperlukan dan mengelolanya untuk suatu kegiatan di bidang kesehatan. Struktur Kurikulum S2 Ilmu Kebidanan KEGIATAN M MP UP P T 0 18 sks I II 12 sks 4 sks 16 sks 8 sks Keterangan : M : Matrikulasi MP : Modul Pembelajaran UP : Usulan Penelitian P : Peneliian T : Tesis dan Kolokium 3. PROGRAM STUDI DOKTOR III SEMESTER IV V VI VII VIII IX X 480 A. Jalur Penerimaan Seleksi Calon Mahasiswa 1. Seleksi calon mahasiswa Program Studi Doktor dilakukan melalui mekanisme Seleksi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (SMUP). 2. Seleksi terdiri atas : a. Seleksi Administrasi b. Wawancara 3. Seleksi Administrasi harus memenuhi persyaratan umum: a. Foto kopi Ijazah dan transkip dengan IPK S2/Spesialis minimal 3,25 b. Rekomendasi dari 2 orang profesor atau dosen bergelar minimal doktor sesuai bidang ilmunya yang mengenal kemampuan akademik calon peserta yang disampaikan dalam amplop tertutup. c. Melampirkan nilai bahasa Inggris Institusional TOEFL minimal 475 atau nilai IELTS yang setara. d. Draft proposal penelitian. 4. Wawancara pendalaman draft proposal penelitian dilakukan oleh calon promotor. 5. Seleksi administrasi dilaksanakan oleh panitia SMUP, sedangkan seleksi wawancara difasilitasi oleh Program Studi masing-masing dan berkoordinasi dengan panitia SMUP. 6. Untuk calon pendaftar, pendaftaran dilakukan melalui: http://pendaftaran.unpad.ac.id dan http://www.smup.unpad.ac.id, Email: [email protected] Persyaratan calon pelamar untuk Program Studi Doktor Program Pascasarjana selanjutnya diperinci seperti dibawah ini: 1. Foto kopi Ijazah dan Transkrip Akademik S-1 dan S-2 yang telah dilegalkan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi asal. Bagi Ijazah luar negeri harus sudah memperoleh penyesuaian dari DIKTI 2. Lulusan Program Magister atau Lulusan Program Spesialis I dan Magister Profesi dan/atau persyaratan latar belakang pendidikan sesuai dengan Bidang Ilmu/Program Studi yang dipilihnya 3. Dua Surat Referensi/Rekomendasi dari Guru Besar/Dosen Senior atau dari Pimpinan Instansi tempat bekerja. Surat Referensi/Rekomendasi ini dimasukkan dalam amplop tertutup 4. Disarankan untuk menyertakan satu karya ilmiah sebagai hasil tulisan dari calon peserta (tentatif) 5. Menyertakan proposal usulan penelitian (tentatif) 6. Surat kesanggupan di atas materai untuk membayar biaya pendidikan dan biaya hidup selama pendidikan 7. Surat Keterangan sehat dari Dokter atau Rumah Sakit Pemerintah 8. Pas foto berwarna terbaru ukuran dua lembar ukuran 4 x 6 cm 9. Surat Keterangan tidak butawarna dari Dokter Spesialis Mata Keputusan penerimaan didasarkan syarat-syarat yang ditentukan (kelengkapan 481 administrasi dan seleksi akademik) dan hasil rapat Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran 10. Bagi pelamar yang mengajukan beasiswa BPPS, diwajibkan melengkapi persyaratan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Formulir lamaran BPPS dapat diperoleh dari Perguruan Tinggi pengirim b. Diberikan kepada dosen PTN/PTS (Dosen PNS diperbantukan, Dosen Tetap Yayasan yang telah mempunyai NIP Yayasan serta telah memenuhi angka kredit jabatan akademik dosen minimal Asisten Ahli 100) c. Formulir lamaran BPPS bagi pelamar dosen PTS harus diketahui/ disetujui oleh kopertis setempat d. Diberikan kepada mahasiswa program reguler dengan batas usia pada waktu mendaftar maksimal 55 tahun Pengumuman penerima BPPS, sesuai surat dari DIKTI B. Metode Pembelajaran Sejalan dengan prinsip Student centered learned, integrasi, relevansi, apprenticeship, mentorship serta sebagai upaya peningkatan suasana akademik (academic atmosphere), maka metode pembelajaran (by research) yang digunakan meliputi: 1. Mini Lecture 2. Seminar 3. Lab activity 4. Self-study 5. Literature review dan critical appraisal 6. Konsultasi pembimbing 7. Penulisan ilmiah 8. Presentasi ilmiah 9. Penelitian. 1. Tahapan Akademik Pra Pascasarjana/Pramentoring Sebelum kegiatan akademik mahasiswa Program Studi Doktor diwajibkan mengikuti program prapascasarjana/ pramentoring yang terdiri atas a. Etika Penelitian b. Statistik Kesehatan c. Filsafat Ilmu d. Metodologi Penelitian e. Human Biology and Medicine 2. Kegiatan Akademik (Kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi) 482 Kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi dilaksanakan dengam memperhatikan aspek teknis sebagai berikut: a. Modul Pembelajaran Terintegrasi dibagi dalam 3 Siklus, setiap siklus dilaksanakan selama 4 minggu, setiap minggu dilaksanakan 2 kali setiap hari Senin dan Selasa pukul 07.00 s.d. 15.00 di Kampus FK Unpad Jl. Eijkman No. 38 Bandung b. Setiap mahasiswa mempunyai waktu 2 jam setiap minggu dengan waktu yang tetap dalam satu siklus untuk bertemu dengan mentor/pembimbing atau pengampu materi khusus (4 orang). Pada jam tersebut mahasiswa harus memberikan presentasi dan berdiskusi mengenai hal-hal yang telah dipersiapkan sebelumnya sebagai hasil belajar mandiri sesuai dengan tingkat pencapaian masing-masing mahasiswa dan diharapkan tercapai target 16 kali pertemuan untuk menghasilkan Usulan Penelitian dan Proposal Penelitian c. Mahasiswa yang tidak dijadwalkan pada hari tertentu diwajibkan tetap hadir untuk memberikan masukan dan mendapatkan manfaat dari diskusi dengan mahasiswa yang memberikan presentasi ataupun pembimbing dan pengampu materi khusus yang hadir d. Disamping Modul Pembelajaran Terintegrasi, pada setiap hari Senin dan Selasa diberikan Materi Mini Lecture pada jam 07.00 s.d. 08.00 dan pukul 13.00 – 15.00 diberi kesempatan diskusi yang lebih teknis berkenaan dengan Metodologi Penelitian dan Statistik serta Teknik Laboratorium yang sesuai dengan Usulan Penelitian e. Prinsip penyelenggaraan Modul Pembelajaran Terintegrasi dan Diskusi Teknis adalah Student-centered, Dissertation-oriented dan terintegrasi sehingga akan bersifat Tailor-made f. Pada kondisi khusus yang tidak memungkinkan pertemuan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka komunikasi ilmiah dapat terjalin melalui Email dengan para pembimbing. Untuk ini harus diadakan kesepakatan terlebih dahulu dengan tim pembimbing dan pengelola Prodi Doktor. Pengecualian ini diberikan dengan tetap memperhatikan target pendidikan 6 bulan pertama untuk menghasilkan usulan penelitian dan proposal penelitian g. Mentor/Fasilitator yang hadir pada setiap pertemuan adalah 4 orang bagi setiap mahasiswa. Unsur yang ada adalah 1 (satu) orang yang akan merupakan salah satu Tim Pembimbing (Pembimbing Utama atau Pembimbing Pendamping), serta 3 orang mentor lainnya akan berubah dalam setiap siklus. Tiga orang pembimbing materi khusus akan bertugas selama 4 minggu (4 kali pertemuan) untuk memantau kemajuan mahasiswa dalam waktu tersebut. Dengan kondisi ini maka seorang mahasiswa dalam pendidikan selama 3 bulan akan dibimbing oleh 10 orang Guru Besar dan atau Doktor. Sejumlah pembimbing ini akan termasuk dalam pembimbing dan penelaah sehingga akan memperlancar penyelesaian Usulan Penelitian dan Disertasi Mahasiswa. h. Pada setiap pertemuan, Mentor akan memberikan penilaian performance mahasiswa dalam pengajuan dan penyampaian Usulan Penelitian pada lembar penilaian dan mencatat hasil kemajuan studi mahasiswa pada lembar 483 kehadiran yang disediakan Prodi. Aspek yang dinilai antara lain: A. Substansi/Materi yang meliputi: 1) Filsafat ilmu dan permasalahan kesehatan, 2) Dasar-dasar molekular dan selular dari patogenesis penyakit, 3) Metodologi penelitian, 4) Etika penelitian, 5) Statistik, 6) Teknik Laboratorium, B. Usaha dan Perubahan yang dilakukan, C. Waktu penyerahan draft proposal yang akan dipresentasikan. Selain itu Mentor menandatangani buku Log Mahasiswa yang hadir. Setiap akhir Siklus (setiap bulan) akan dilaksanakan pertemuan Pembimbing untuk memantau kemajuan setiap mahasiswa dan membicarakan usulan perbaikan kegiatan Modul Pembelajaran Terintegrasi serta sistem penilaiannya. Demikian pula setiap bulan atau apabila diperlukan akan diadakan pertemuan antara Pengelola Prodi Doktor dengan Mahasiswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pendidikan serta memfasilitasi kemajuan proses pendidikan mahasiswa i. NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR (KANDIDAT DOKTOR LULUSAN S2 DARI BIDANG YANG SAMA) Nama Mahasiswa Nomor Pokok Mahasiswa No. : : Mata Kuliah A Modul Pembelajaran 1 Etika Penelitian 2 Metodologi Penelitian 3 Filsafat Ilmu 4 Teknik Laboratorium 5 Statistik 6 Pilihan *) 7 Pilihan *) 8 Publikasi Ilmiah **) 9 Hibah Penelitian**) 10 Presentasi Ilmiah***) B Seminar Usulan Penelitian C Disertasi Jumlah sks Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) SKS Huruf Mutu Angka Mutu Nilai HM AM (SKS x AM) 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 30 49 *) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a. Kelainan Kongenital dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d. Degeneratif, e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah Raga) **) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional ***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM 484 SKS Predikat Kelulusan : IPK 3.00 – 3.49 3.50 – 3.79 3.80 – 4.00 Predikat Kelulusan Memuaskan Sangat memuaskan Cum Laude *) *) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi Mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan dengan topik disertasinya. NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR (KANDIDAT DOKTOR LULUSAN S2 BUKAN DARI BIDANG YANG SAMA) Nama Mahasiswa Nomor Pokok Mahasiswa Nomor A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B C : : Mata Kuliah SKS Huruf Mutu Angka Mutu Nilai HM AM (SKS x AM) Modul Pembelajaran Etika Penelitian 1 Metodologi Penelitian 2 Filsafat Ilmu 2 Teknik Laboratorium 2 Statistik 2 Pilihan *) 2 Pilihan *) 2 Publikasi Ilmiah **) 2 Hibah Penelitian**) 1 Presentasi Ilmiah***) 2 Topik Khusus I 5 Topik Khusus II 5 Seminar Usulan 1 Penelitian Disertasi 30 Jumlah sks 59 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) *) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a.Kelainan Kongenital dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d. Degeneratif, e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah Raga) 485 **) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional ***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM SKS Predikat Kelulusan : IPK 3.00 – 3.49 3.50 – 3.79 3.80 – 4.00 Predikat Kelulusan Memuaskan Sangat memuaskan Cum Laude *) *) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan dengan topik disertasinya. NILAI AKHIR PROGRAM STUDI DOKTOR (KANDIDAT DOKTOR BUKAN LULUSAN S2) Nama Mahasiswa : Nomor Pokok Mahasiswa : Huruf Mutu Angka Mutu Nilai Nomor Mata Kuliah SKS HM AM (SKS x AM) A Modul Pembelajaran 1 Etika Penelitian 1 2 Metodologi Penelitian 2 3 Filsafat Ilmu 2 4 Teknik Laboratorium 2 5 Statistik 2 6 Pilihan *) 2 7 Pilihan *) 2 8 Publikasi Ilmiah **) 2 9 Hibah Penelitian**) 1 10 Presentasi Ilmiah***) 2 11 Topik Khusus I 5 12 Topik Khusus II 5 13 Topik Khusus III 5 14 Topik Khusus IV 5 B Seminar Usulan Penelitia 1 C Disertasi 30 Jumlah sks 69 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 486 *) Pilihan disesuaikan/berkaitan dengan topik penelitian (a.Kelainan Kongenital dan Genetika, b. Inflamasi dan Infeksi, c. Neoplasma, d. Degeneratif, e. Trauma, f. Kesehatan Komunitas, g. Kesehatan Olah Raga) **) 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau 1 Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional ***) 2 kali Presentasi Ilmiah Nasional/Internasional Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = SKS x AM SKS Predikat Kelulusan : IPK 3.00 – 3.49 3.50 – 3.79 3.80 – 4.00 Predikat Kelulusan Memuaskan Sangat memuaskan Cum Laude *) *) Masa studi tidak melebihi 8 semester dan mempunyai 2 Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional Terakreditasi atau Masa studi 9-10 semester tetapi mempunyai Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional yang berhubungan dengan topik disertasinya. Struktur Kurikulun Prodi S3 Kedokteran 2011 SEMESTER KEG. 0 PM I II III IV 0 SKS MP UP TK ML D Keterangan : 13 SKS 1 SKS 10-20 sks 5 SKS 30 SKS V VI VII VIII IX X 487 PM MP UP TK ML D : : : : : : Pra Mentoring Modul Pembelajaran Usulan Penelitian Topik Khusus Muatan Lokal (Hibah Penelitian, Presentasi Ilmiah, dan Publikasi Ilmiah) Disertasi Kode Mata Kuliah : Khusus : KUD902 Etika Penelitian Kode Mata Kuliah Topik UNX759a Topik Khusus I KUD901 Metodologi Penelitian UNX759b Topik Khusus II KUD692 Filsafat Ilmu UNX759c Topik Khusus III KUD903 Teknik Laboraoptium UNX759d Topik Khusus IV KUD904 Statistika Kode Mata Kuliah Pilihan KUD905a Kongenial dan Genetik UNX796 SUP KUD905b Inflamasi dan Infeksi UNX999 Disertasi KUD905c Neoplasma KUD905d Degeneratif KUD905e Trauma KUD905f Community Health KUD905g Sport Science KUD910 Publikasi Ilmiah KUD911 Hibah Penelitian KUD912 Presentasi Ilmiah C. Evaluasi Hasil Belajar Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung di Prodi Doktor Fakultas Kedokteran Unpad, maka setelah selesai ujian kualifikasi/ujian akhir semester Prodi meminta informasi dan pendapat mengenai proses pembelajaran. Pendapat tersebut diminta dalam bentuk umpan balik (tracer study) bagi mahasiswa dan dosen. Contoh formulir umpan balik sebagai berikut : Penilaian dilakukan oleh Mahasiswa 488 i. Identitas Dosen yang dinilai: a. Nama Dosen : b. Mata kuliah yang diampu : c. Prodi : 2. Skala Penilaian: 5= baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali, NO 1. NO 2. Standar Proses Pembelajaran Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran Standar Proses Pembelajaran Standar Penilaian Pembelajaran Aspek yang dinilai 5 4 SKOR 3 2 1 a. Penyampaikan silabus kepada mahasiswa dan meminta setiap mahasiswa memilikinya b. Membuat kontrak perkuliahan antara dosen dengan mahasiswa (agenda perkuliahan, kehadiran, tujuan mata kuliah, penilaian dan tugas pada awal perkuliahan) c. Kesuaian perkuliahan yang disampaikan dengan silabus dan materi yang telah ditetapkan d. Dosen memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri pada mahasiswa serta memberikan hasil feed backnya e. Ketepatan waktu dosen dalam melaksanakan perkuliahan SKOR Aspek yang dinilai f. Dosen melakukan absensi kehadiran mahasiswa setiap pertemuan (termasuk log book) g. Dalam proses pembelajaran, dosen melakukan dengan cara student center learning h. Ketepatan waktu pelaksaksanaan UTS dan UAS (sesuai dengan kalender akademik) i. Dosen menyampaikan hasil penialian (UTS, UAS, Tugas, dsb) secara transparan kepada mahasiswa. j. Dosen memberikan tes formatif untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh mahasiswa k. Kesuaian soal UTS dan UAS dengan silabus dan materi yang telah disampaikan l. Dosen menerapkan peraturan bahwa 5 4 3 2 1 489 NO Standar Proses Pembelajaran SKOR Aspek yang dinilai 5 4 3 2 1 SKOR 4 3 2 1 SKOR 3 2 1 mahasiswa yang boleh mengikuti UAS adalah yang jumlah kehadiran nya dalam perkuliahan sekurangkurangnya 80% dari jumlah tatap muka NO Standar Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai 5 m. Dosen melayani mahasiswa yang tidak hadir pada saat ujian karena alasan yang kuat, dan memberikan ujian susulan kepada mahasiswa, sesuai aturan yang ditetapkan Prodi n. Penetapan waktu ujian susulan mata kuliah selambatlambatnya satu minggu setelah mahasiswa meminta ujian susulan o. Penyelenggaraan ujian ulang bagi mahasiswa yang memperoleh nilai D dan E, selambat-lambatnya satu minggu setelah nilai akhir mata kuliah diumumkan p. Dosen mengumumkan nilai mahasiswa peserta ujian selambat-lambatnya 2 minggu setelah pelaksanaan ujian melalui papan pengumuman di Prodi NO Standar Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai q. Dosen tidak keberatan, jika ada mahasiswa yang menyampaikan ketidak puasan atas nilai ujian r. Dosen memberikan konsultasi kepada mahasiswa yang mengalami masalah dalam perkuliahan s. Dosen menerima saran dan kritik dari mahasiswa tentangtentang upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran. 5 4 490 Penilaian dilakukan oleh Prodi a. Identitas Dosen yang dinilai: a. Nama Dosen : b. Mata kuliah yang diampu : c. Prodi : 2. Skala Penilaian: 5= baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali, NO 1. NO 2. Standar Proses Pembelajaran Standar Perencanaan Proses Pembelajaran Standar Proses Pembelajaran Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai 5 4 SKOR 3 2 1 a. Dosen menyusun SAP, silabus, materi perkuliahan dan alat bantu pembelajaran b. Materi perkuliahan mempertimbangkan perkembangan keilmuan, baik secara nasional maupun internasional c. Materi kuliah yang disusun dosen di –benchmark dengan materi kuliah yang sama di PT lain d. Dosen melakukan review atau revisi silabus, SAP dan materi yang disampaikan setiap tahun Aspek yang dinilai e. Kesuaian perkuliahan yang disampaikan dengan silabus dan materi yang telah ditetapkan f. Dosen memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri pada mahasiswa serta memberikan hasil feed backnya g. Ketepatan waktu dosen dalam melaksanakan perkuliahan h. Pengisian dan penandatanganan berita acara perkuliahan oleh dosen 5 4 SKOR 3 2 1 491 NO Standar Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai 5 4 SKOR 3 2 1 5 4 SKOR 3 2 1 5 4 i. Penyerahan berita acara perkuliahan ke Prodi melalui sekretariat Prodi j. Penyampaikan silabus kepada mahasiswa dan meminta setiap mahasiswa memilikinya k. Dosen melakukan sosialisasi tentang pengelolaan agenda perkuliahan, kehadiran, tujuan mata kuliah, penilaian dan tugas pada awal perkuliahan. NO Standar Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai l. m. 3. Standar Penilaian Pembelajaran n. o. p. q. NO Standar Proses Pembelajaran Dosen melakukan absensi kehadiran mahasiswa setiap pertemuan Dalam proses pembelajaran, dosen melakukan dengan cara student center learning Ketepatan waktu pelaksaksanaan UTS dan UAS (sesuai dengan kalender akademik) Dosen mengadministrasikan secara baik terhadap setiap komponen penilaian (UTS, UAS, Tugas, dsb) serta menyampaikannya secara transparan kepada mahasiswa. Dosen memberikan tes formatif untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh mahasiswa Kesuaian soal UTS dan UAS dengan silabus dan materi yang telah disampaikan Aspek yang dinilai r. Dosen menerapkan peraturan bahwa mahasiswa yang boleh SKOR 3 2 1 492 NO Standar Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai 5 4 SKOR 3 2 1 SKOR 3 2 1 mengikuti UAS adalah yang jumlah kehadirannya dalam perkuliahan sekurangkurangnya 80% dari jumlah tatap muka s. Dosen melayani mahasiswa yang tidak hadir pada saat ujian karena alasan yang kuat, dan memberikan ujian susulan kepada mahasiswa, sesuai aturan yang ditetapkan Prodi t. Penetapan waktu ujian susulan mata kuliah selambat-lambatnya satu minggu setelah mahasiswa meminta ujian susulan u. Penyelenggaraan ujian ulang bagi mahasiswa yang memperoleh nilai D dan E, selambatlambatnya satu minggu setelah nilai akhir mata kuliah diumumkan v. Dosen mengumumkan nilai mahasiswa peserta ujian selambat-lambatnya 2 minggu setelah pelaksanaan ujian melalui papan pengumuman di Prodi NO Standar Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai w. Dosen tidak keberatan, jika ada mahasis wa yang menyampaikan ketidakpuasan atas nilai ujian x. Dosen memberikan 5 4 493 NO Standar Proses Pembelajaran Aspek yang dinilai 5 4 SKOR 3 2 konsul tasi kepada mahasis wa yang mengalami masalah dalam perkuliahan y. Dosen menerima saran dan kritik dari mahasiswa tentang-tentang upayaupaya perbaikan kualitas pembelajaran. D. Pedoman Ujian Setelah mahasiswa selesai kegiatan mentoring siklus I sampai dengan siklus III, akan dilaksanakan ujian sebagai berikut : 1. Ujian Kualifikasi a. Ujian Kualifikasi merupakan ujian komprehensif yang harus ditempuhseorang mahasiswa program doktor untuk memperoleh status kandidat doktor. b. Ujian Kualifikasi dilaksanakan selambat-lambatnya akhir semester ke-5 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak sebidangdengan syarat telah menempuh prapascasarjana di Universitas, serta lulus seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 3,00. c. Ujian Kualifikasi dilaksanakan secara tertulis (bersifat tertutup atau terbuka) yang dapat diambil oleh mahasiswa mulai semester ke-3 secara terjadwal dan dilaksanakan oleh suatu tim yang ditetapkan oleh Fakultas/Program Pascasarjana. Materi Ujian Kualifikasi terdiri atas: a. Filsafat Ilmu (3 soal) b. Bidang Ilmu (8 soal) c. TopikPenelitian untuk penyusunan disertasi (5 soal). d. Untuk Ujian Kualifikasi mahasiswa perlu lebih dahulu berkonsultasi dengan ketua Tim Promotor dalam rangka menentukan topik disertasi dan menyusun konsep awal usulan penelitian yang mencakup topik/temasentral dan metode penelitian. e. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Kualifikasi doktor apabila minimal dua belas dari enam belas soal tersebut di atas memperoleh nilai minimal 75 dari rentang 0-100. Untuk masing-masing bagian materi ujian, paling sedikit satu soal yang lulus. Apabila salah satu bagian materi tidak lulus, maka seluruhnya dinyatakan tidak lulus. Mahasiswa yang tidak lulus diwajibkan mengulang keseluruhan Ujian Kualifikasi. Kelulusan Ujian Kualifikasi ditetapkan oleh Tim yang terdiri atas Dekan/Direktur Program Pascasarjana (Ketua), Pembantu Dekan I/Asisten Direktur (Sekretaris), dan Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, serta wakil dosen (anggota). 1 494 f. Apabila mahasiswa tidak lulus dalam Ujian Kualifikasi, diberikan kesempatan mengulang ujian 1 kali. g. Apabila setelah menempuh dua kali Ujian Kualifi-kasi, mahasiswa tidak lulus, akan dibentuk panitia khusus yang bertugas menyelenggara-kan Ujian Kualifikasi secara lisan bagi mahasiswa yang bersangkutan. Mahasiswa dikenakan sanksi pemutusan studi bila tidak lulus Ujian Kualifikasi ketiga. h. Mahasiswa yang lulus Ujian Kualifikasi secara administratif berstatus kandidat doktor, dan bukti kelulusan Ujian Kualifikasi dikeluarkan oleh Program Pascasarjana. A. Penyusunan Disertasi 1. Pengertian a. Disertasi adalah karya ilmiah akhir mahasiswa program doktor, dibuat berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode dan kaidah keilmuan yang berlaku. b. Disertasi harus mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan ilmu, baik teori maupun aplikasinya. c. Disertasi merupakan karya ilmiah asli mahasiswa yang ditunjukkan dengan pernyataan bermaterai tentang keasliannya. Selanjutnya pembuktian validasi keaslian disertasi dilakukan dengan menggunakan software anti plagiat. d. Penulisan Disertasi mengikuti pedoman penulisan disertasi yang berlaku. 2. Tim Promotor Pembimbingan dilaksanakan oleh sebuah Tim Promotor yang terdiri atas seorang promotor sebagai Ketua Tim Promotor dan dua Kopromotor sebagai anggota tim promotor. Ketua Tim Promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Dosen tetap Unpad yang masih aktif dan (2) Kualifikasi akademik doktor, dan (3) Jabatan akademik profesor, dan (4) Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa, dan (5) Pada kondisi tertentu, misalnya karena beban profesor atau spesialisasi keilmuan, diperbolehkan kualifikasi akademik doktor dan jabatan akademik lektor kepala. Ko-promotor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Dosen tetap Unpad dengan kualifikasi akademik doktor dan jabatan akademik sekurang-kurangnya lektor, atau b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi: (1) Pendidikan akademik doktor, atau (2) Profesor emeritus, atau (3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan akademik profesor. 495 c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang terakreditasi minimal setara Unpad dengan jabatan akademik Profesor/kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan spesialisasi/ kepakaran ilmunya. d. Pakar/ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya. e. Ahli yang dipilih berdasarkan pengakuan spesialisasi/ kepakarannya. 3. Penentuan Ketua dan Anggota Tim Promotor a. Tim Promotor diusulkan oleh Program Studi melalui Fakultas kepada Program Pascasarjana selambat-lambatnya pada awal semester ke dua. b. Penetapan Tim Promotor dilakukan dengan Surat Keputusan Direktur Program Pascasarjana atas nama Rektor. c. Tim Promotor berjumlah tiga orang terdiri atas Ketua Tim Promotor dan dua Anggota Tim Promotor. d. Jika salah seorang Tim Promotor berhalangan tetap (misalnya meninggal dunia, tugas di dalam dan di luar negeri dalam waktu lebih dari 6 bulan, pensiun atau mengundurkan diri), berlaku ketentuan sebagai berikut: (1) jika terjadi sebelum SUP, maka boleh dilakukan penggantian, (2) jika terjadi sesudah SUP, maka tidak boleh dilakukan penggantian, kecuali jika ketiga-tiganya berhalangan tetap, (3) jika terjadi sesudah SUP, Ketua Tim Promotor berhalangan tetap, maka salah seorang Anggota Tim Promotor menggantikannya, tanpa perlu penambahan anggota tim. (4) penggantian seorang anggota Tim Promotor tidak diperkenankan, jika tidak ada pernyataan tertulis dari anggota Tim Promotor lama (kecuali meninggal dunia).Apabila setelah enam bulan tidak ada pernyataan tertulis dari Tim Promotor lama maka Ketua Program Studi berhak mengajukan penggantian Tim Promotor. e. Promotor dipilih berdasarkan spesialisasi keahlian (substansi) dan bertanggungjawab atas proses pembimbingan disertasi mahasiswa yang dibimbingnya. 4. Pembimbingan a. Pembimbingan dapat dimulai sejak ditetapkan hingga penyelesaian disertasi. b. Proses pembimbingan harus tercatat dalam buku kemajuan studi sebagai suatu bukti proses pembelajaran. c. Pembimbingan dan pembahasan hasil penelitian dilaksanakan minimal 12 kali, yang dicatat pada buku kemajuan studi. 5. Seminar Usulan Penelitian (SUP) a. Seminar Usulan Penelitian (SUP) 496 (1) Seminar Usulan Penelitian (SUP) merupakan rencana kerja mahasiswa dalam rangka penyusunan Disertasi. (2) SUP dilaksanakan paling lambat akhir semester ke-6 untuk yang sebidang dan semester ke-7 untuk yang tidak sebidang. (3) Mahasiswa program doktor dapat menempuh SUP jika telah memenuhi persyaratan: a) Telah mengikuti Kuliah Perdana di Universitas. b) Telah menghadiri SUP minimal enam kali dalam bidang ilmu yang sesuai, yang diketahui oleh pimpinan SUP dan tercatat dalam buku kemajuan studi. c) Telah mempresentasikan usulan proposal penelitian dihadapan Tim Promotor, minimal dua kali. d) Telah lulus Ujian Kualifikasi. (4) Penguji SUP terdiri dari tiga orang tim promotor, tiga orang oponen ahli, dan dipimpin oleh satu orang pimpinan SUP, yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dekan/ Direktur Pascasarjana. (5) SUP dapat dilaksanakan apabila dihadiri sekurang-kurangnya lima orang penguji yang mewakili Tim Promotor dan Tim Oponen ahli, ditambah satu orang pimpinan SUP. (6) Pimpinan SUP adalah Pimpinan Program Studi Program S3 atau Ketua Tim Promotor. (7) Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai penguji, kecuali sesuai dengan bidang studi mahasiswa yang diuji atau sebagai Ketua Tim Promotor. (8) SUP dilakukan secara terbuka dan dapat dihadiri oleh mahasiswa dan dosen. (9) Apabila SUP mahasiswa dinyatakan tidak lulus, mahasiswa yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mengulang SUP satu kali yang dilaksanakan paling lama tiga bulan sesudah SUP yang pertama. Sanksi pemutusan studi akan diberikan, apabila SUP yang kedua dinyatakan tidak lulus. b. Penilaian Seminar Usulan Penelitian (1) Penilaian SUP diberikan dalam bentuk skor mentah (raw score) dengan kisaran 0-100. (2) Dalam SUP ini, pembahas mengevaluasi isi UP,mengajukan pertanyaan dan mengevaluasi jawaban yang diberikan mahasiswa, serta memberikan saran untuk perbaikan UP. (3) Dalam SUP ini Tim Penguji mengevaluasi pertanggungjawaban mahasiswa atas pertanyaan yang bersifat mengkritisi maupun mencari klarifikasi terhadap materi/substansi usulan penelitian itu dengan bobot penilaian : a) Latar Belakang Penelitian, bobot 15 persen. b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 15 persen. 497 c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus Penelitian/ Pernyataan masalah,bobot 15 persen. d) Metode Penelitian, bobot 10 persen. e) Tingkat originalitas penelitian bobot 15 persen. f) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen. g) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen. h) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen. (4) Pada akhir seminar Tim Penguji memberikan penilaian sebagai berikut: a) mahasiswa dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai ratarata≥75 b) mahasiswa dinyatakan tidak lulus apabila mahasiswa memperoleh nilai rata-rata <75 (5) Bobot nilai untuk SUP adalah 60% untuk nilai dari Tim Promotor dan 40% untuk nilai dari Tim Oponen ahli. (6) Rata-rata nilai SUP diubah menjadi huruf mutu (HM) sesuai pedoman sebagai berikut: NA ≥ 88 75 ≤ NA< 88 50 ≤ NA<75 25 ≤ NA<50 NA <25 huruf mutu A huruf mutu B huruf mutu C huruf mutu D huruf mutu E angka mutu 4 angka mutu 3 angka mutu 2 angka mutu 1 angka mutu 0 6. Penelitian (1) Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah melakukan perbaikan UP yang disetujui para Pembimbing. (2) Jika diperlukan, Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap mahasiswa di lokasi penelitian. 7. Ujian Naskah Disertasi (UND) a. Syarat mengikuti UND Mahasiswa program doktor dapat menempuh UND jika telah memenuhi persyaratan berikut: (1) Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya 3,00. (2) Telah lulus Ujian Kualifikasi. (3) Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian (SUP) dan dinyatakan lulus. (4) Telah menghadiri UND minimal 10 kali di semua bidang ilmu. (5) Telah melaksanakan Seminar Hasil Akhir Penelitian (SHAP) di depan Tim Promotor minimal satu kali. (6) Menyerahkan surat keterangan bukti tulisan yang dipublikasikan (yang ditulis selama mengikuti kuliah program doktor)dengan 498 mengikuti Prosedur Operasional Baku yang tersaji dalam Lampiran. (7) Tulisan ilmiah dapat berupa: a) Artikel ilmiah berupa tulisan yang relevan dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni atau merupakan bagian dari disertasi, sebagai penulis utama, diutamakan pada jurnal internasional atau jurnal nasional terakreditasi, atau sekurang-kurangnya pada jurnal yang memiliki ISSN dan bisa diakses secara on line; atau b) Artikel Ilmiah di Prosiding Seminar yang telah diterbitkan, pada lingkup internasional yang memiliki ISSN; atau c) Artikel ilmiah yang diunggah (upload) di e-jurnal Unpad atau Pustaka Ilmiah Unpad, yang sudah disetujui oleh Tim Promotor dan Program Pascasarjana; atau d) Bukuajar atau buku teks, yang relevan dengan bidang keilmuannya dan memiliki ISBN. (8) Menyerahkan Naskah Disertasi untuk ditelaah oleh 3 orang oponen ahli yang jika diperlukan salah seorang di antaranya dapat berasal dari luar Unpad dalam bidang/sub-bidang ilmu yang sama. (9) Memperbaiki Naskah Disertasi berdasarkan telaahan yang dilakukan para oponen ahli. Perbaikan Naskah Disertasi didiskusikan dengan dan disetujui oleh Tim Promotor. Naskah Disertasi yang telah disetujui diserahkan kembali untuk diujikan dalam UND. b. Pelaksanaan UND (1) Sidang UND dapat dilaksanakan di fakultas terkait atau di Program Pascasarjana. (2) Panitia Ujian Naskah Disertasi ditetapkan oleh Surat Keputusan Dekan / Direktur Program Pascasarjana, terdiri atas: a) Ketua dan Sekretaris Sidang b) Tiga orang Promotor c) Tiga orang Oponen Ahli d) Satu orang representasi Profesordi Unpad yang masih aktif. (3) Pimpinan Sidang UND: a) Ketua Sidang adalah Direktur Program Pascasarjana atau Dekan yang memiliki jabatan akademik Profesor. b) Sekretaris Sidang adalah Dekan, Asisten Direktur Program Pascasarjana atau Ketua Program Studi terkait. (4) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor,Tim Oponen (Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif): a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang. b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim 499 (5) (6) (7) (8) Penguji juga memberikan penilaian tentang performa akademik promovendus. c) Tim Oponen bertugas memberikan penilaian secara komprehensif tentang performa akademik promovendus. Sidang UND dapat dilaksanakan, apabila dihadiri sekurangkurangnya tujuh orang terdiri atas lima orang Tim Penguji yang mewakili Tim Promotor dan Tim Oponen(Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif) dan dua orang pimpinan sidang (Ketua dan Sekretaris Sidang). Sidang UND dilaksanakan secara tertutup yang dapat dihadiri oleh mahasiswa program doktor. Promovendus menyajikan dan mempertahankan hasil-hasil penelitian dan kelayakan naskah disertasinya atas pertanyaan dan sanggahan dari Tim Penguji. Susunan acara sidang UND adalah sebagai berikut: a) Penyampaian ringkasan disertasi oleh promovendus. b) Tanya jawab. c) Rapat Panitia UND untuk menilai hasil penelitian dan kelayakan disertasi promovendus untuk diajukan pada Sidang Promosi Doktor (SPD). d) Pengumuman hasil UND. Sidang UND berlangsung maksimal tigajam. c. Penilaian UND (1) Bobot untuk materi penilaian UND adalah : a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen. b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10 persen. c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen. d) Metode Penelitian, bobot 10 persen. e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen. f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen. g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen. h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran yang diajukan, bobot 5 persen. i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen. j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen (2) Nilai pada Ujian Naskah Disertasi diberikan dalam bentuk skor dengan kisaran 0-100. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Naskah Disertasi apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor75. (3) Bobot nilai untuk Ujian Naskah Disertasi (UND) adalah 60% untuk nilai dari Tim Promotor dan 40% untuk nilai dari Tim 500 (4) Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif. Hasil UND dapat berupa : a) Lulus tanpa perbaikan dan dapat menempuh Sidang Promosi Doktor (SPD) dalam waktu paling cepat dua minggu setelah pelaksanaan UND. b) Lulus dengan perbaikan minor dan dapat menempuh SPD paling cepat satu bulan setelah pelaksanaan UND. c) Lulus dengan perbaikan mayor dan dapat menempuh SPD paling cepat tiga bulan setelah pelaksanaan UND. d) Tidak lulus dan harus memperbaiki serta mengulang UND paling cepat enam bulan kemudian. e) Apabila hasil UND ulangan tetap dinyatakan tidak lulus, maka yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus (drop out) dalam Program Doktor Universitas Padjadjaran. 8. Sidang Promosi Doktor (SPD) a. Syarat SPD Mahasiswa program doktor dapat menempuh Sidang Promosi Doktor (SPD) apabila telah memenuhi persyaratan berikut: (1) Telah melaksanakan Ujian Naskah Disertasi (UND) dan dinyatakan lulus dengan nilai 75. (2) Telah memperbaiki Naskah Disertasi berdasarkan masukan dari sidang UND. Naskah yang telah diperbaiki disetujui oleh Tim Penguji dan kemudian diajukan untuk diuji pada Sidang Promosi Doktor (SPD). (3) Naskah Disertasi harus sudah dijilid tebal (hard cover) berwarna kuning. b. Pelaksanaan SPD (1) SPD dilaksanakan secara terbuka untuk diketahui masyarakat ilmiah dan umum tentang kelayakan promovendus mendapatkan gelar doktor sesuai dengan disiplin ilmunya.SPD dapat dihadiri oleh keluarga, kerabat, mahasiswa, sivitas akademika dan anggota masyarakat lain yang diundang secara khusus. (2) SPD berlangsung maksimal dua jam. (3) Panitia SPD ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur, terdiri atas: a) Ketua dan Sekretaris Sidang b) Tiga orang Promotor c) Tiga orang Oponen Ahli d) Seorang Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif (4) Pimpinan Sidang Promosi Doktor adalah: 501 a) Ketua Sidang adalah Rektor/Ketua Senat Universitas Padjadjaran atau pejabat lain yang diberi kewenangan yaitu Sekretaris Senat, Wakil Rektor I, Direktur Program Pascasarjana atau Dekan yang memiliki jabatan akademik Profesor. b) Sekretaris Sidang adalah Sekretaris Senat Universitas Padjadjaran, Asisten Direktur Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Dekan atau Pimpinan Program Studi terkait. (5) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor dan Tim Oponen): a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang. b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim Penguji juga memberikan penilaian tentang performa akademik promovendus. c) Tim Oponen(Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang masih aktif) bertugas memberikan penilaian secara komprehensif tentang performa akademik promovendus. (6) Setelah SPD dan kandidat dinyatakan lulus, tidak ada lagi perbaikan naskah disertasi. (7) Susunan acara SPDadalah sebagai berikut : a) Kata pengantar dari Ketua Tim Promotor tentang latar belakang dan kelayakan disertasi promovendus untuk dipertahankan di depan SPD. b) Penyampaian ringkasan disertasi oleh promovendus. c) Tim Penguji menyampaikan pertanyaan atau sanggahan secara komprehensif sesuai dengan alokasi waktu yang disepakati Panitia Ujian. d) Tanya jawab tidak bersifat polemik ataupun arahan yang bersifat bimbingan. e) Pertanyaan, komentar atau saran terhadap hal-hal yang tidak bersifat substantif disampaikan secara tertulis kepada promovendus. f) Tanggapan Tim Penguji terhadap jawaban promovendus dapat dinyatakan dengan kata-kata pujian/persetujuan atau ketidaksetujuan. g) Rapat Panitia SPD untuk menilai kelayakan promovendus menjadi Doktor dan pengumuman hasil ujian SPD. h) Pesan, kesan, dan harapan dari Ketua Tim Promotor. i) Ungkapan rasa syukur dari promovendus berkenaan dengan selesainya pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. j) Penyerahan Sertifikat Tanda Kelulusan SPD, yang ditandatangani Ketua Sidang dan Ketua Tim Promotor. 502 k) Pemberian ucapan selamat. l) Promovendus yang telah lulus ujian promosi doktor,dapat mengikuti upacara wisuda yang telah ditetapkan untuk dilantik sebagai lulusan Unpad. c. Penilaian SPD (1) Bobot untuk materi penilaian SPD adalah : a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen. b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10 persen. c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen. d) Metode Penelitian, bobot 10 persen. e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen. f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15 persen. g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen. h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran yang diajukan, bobot 5 persen. i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen. j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen. (2) Penilaian Sidang Promosi Doktor (SPD) dalam bentuk raw skor dengan kisaran 0-100. (3) Skor dari Tim Penguji dijumlahkan dengan persentase Tim Promotor 60% dan dari Tim Oponen Ahli serta Representasi Profesor 40%. d. Penilaian Disertasi Penilaian Disertasi dilakukan dengan formula: Nilai UND+ Nilai SPD ---------------------------2 Nilai angka yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam angka mutu sebagaimana Tabel konversi nilai dalamLampiran. e. Yudisium (1) Yudisium kelulusan didasarkan pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) promovendus sebagai berikut : 3,00 - 3,49 3,50 - 3,79 3,80 – 4,00 Memuaskan Sangat Memuaskan Cum laude*) 503 *) lihat penjelasan no 2. (2) Predikat kelulusan Cumlaude, memiliki persyaratan tambahan lain yaitu: a) Masa studi tidak melebihi delapan semester dan minimal dua artikel pada jurnal ilmiah berskala nasional yang terakreditasi. b) Masa studi sembilan sampai 10 semester dan minimal satu artikel pada jurnal ilmiah berskala internasional. c) Tidak terdapat mata kuliah yang bernilai C dan tidak ada pengulangan mata kuliah. (3) Penentuan keputusan yudisium berdasarkan rapat sidang keputusan penguji yang memungkinkan adanya perubahan keputusan yudisium tidak sesuai tabel yudisium kelulusan. Dengan pertimbangan kualifikasi performa akademik pada saat sidang UND (Ujian Naskah Disertasi) dan SPD (Sidang Promosi Doktor). Yudisium untuk kesepakatan penguji hanya diperbolehkan naik atau turun satu peringkat predikat. E. Tata Tertib Tata Busana 1. Pada Sidang Ujian Naskah Disertasi, Ketua dan Sekretaris Sidang, serta anggota Panitia Ujian Naskah Disertasi,priamenggunakan kemeja,celana panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk wanita menyesuaikan. 2. Pada Sidang Promosi Doktor, Panitia Promosi Doktor yang memiliki jabatan: a) Profesor: memakai toga, baret, dan kalung jabatan sesuai dengan atribut Senat Universitas. b) Profesor dari luar Unpad: memakai toga dan baret sesuai atribut Perguruan Tinggi asal atau bila perlu dapat menggunakan toga dan baret Universitas Padjadjaran tanpa kalung Senat Universitas;. c) Panitia non-profesor: memakai toga dan baret tanpa memakai kalung Senat Universitas; 3. Pada Sidang UND maupun SPD, promovendus pria memakai jas,celana panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk promovendus wanita menyesuaikan. F. Jenis Pelanggaran dan Sanksi i. Peringatan Akademik Peringatan akademik diberikan kepada : 1. Mahasiswa Program Doktor/Kandidat Doktor yang melalaikan kewajiban administrasi (tidak melakukan pendaftaran ulang) untuk satu semester. 2. Mahasiswa yang pada akhir semester ke-3 tidak mencapai IPK 3,00. 504 3. Mahasiswa yang belum lulus ujian kualifikasi pada akhir semester ke4untuk yang sebidang dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang. 4. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan Seminar Usulan Penelitian pada akhir semester ke-5 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6 untuk mahasiswa yang tidak sebidang. 5. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan ujian naskah disertasipada akhir semester ke-7 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-8 untuk yang tidak sebidang. ii. Pemutusan Studi Putus studi (drop out) berarti mahasiswa dikeluarkan dari Pogram Doktor karena hal-hal sebagai berikut: 1. Tidak mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar pada semester ke1 dan/atau semester ke-2; 2. Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar) dua semester berturut-turut atau secara terpisah; 3. Mengundurkan diri dari satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat batas waktu perubahan KRS dua semester berturut-turut atau secara terpisah; 4. Menghentikan (tidak herregistrasi) studi dua semester berturut-turut atau dalam waktu berlainan; 5. Tidak mencapai IPK 3.00pada akhir semester ke-4 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang; 6. Belum lulus Ujian Kualifikasi pada akhir semester ke-5untuk yang sebidang, dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak sebidang; 7. Belum lulus Seminar Usulan Penelitian pada akhir semester ke6untuk yang sebidang dan akhir semester ke-7 yang tidak sebidang; 8. Belum melaksanakan SPD pada akhir semester ke-10bagi yang sebidang dan semester ke-11 bagi yang tidak sebidang; 9. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater (Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya melakukan plagiat); 10. Meninggal dunia. iii. Sanksi Akademik 1. Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar, baik akademik maupun nonakademik, atau melanggar hukum (misalnya, melakukan tindak kriminal) atau melakukan perbuatan tidak bermoral. 2. Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan (berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku) oleh suatuKomisi Pertimbangan yang terdiri atas perwakilan universitas (Rektor, Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan,Direktur Program 505 Pascasarjana dan Asisten Direktur Program Pascasarjana) danperwakilan institusi penyelanggara program studi studi (Dekan dan/atau Wakil Dekan Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Fakultas yang terkait, Ketua Tim Pembimbing, Ketua/Sekretaris Program Studi S2). Hasil kesepakatan Komisi Pertimbangan kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Berita Acara sebagai dasar untuk menetapkan keputusan. J. Ijazah, Wisuda dan Gelar Akademik 1. Mahasiswa program doktor yang telah dinyatakan lulus untuk mendapat Surat Keterangan Kelulusan, Transkrip Akademik, dan Ijazah, diwajibkan: a. Menyerahkan buku disertasi. b. Menyerahkan surat pengantar sudah menyelesaikan administrasi dari Program Studi. c. Menyerahkan bukti publikasi ilmiah dari disertasinya. 2. Lulusan dapat mengikuti wisuda apabila telah memenuhi kewajiban seperti yang tercantum pada nomor satu. Lulusan Program Doktor diberikan hak menggunakan gelar akademik Doktor, disingkat Dr., yang ditempatkan di depan nama, sejak dinyatakan lulus pada sidang promosi doktor. 1 BAB III SARANA DAN PRASARANA 506 BAB III SARANA DAN PRASARANA A. Fasilitas Bangunan Fakultas Kedokteran memenpati beberapa kampus yang terletak di Jatinangor, Kampus Jalan. Eijkman yang menempati Gedung Rumah Sakit Pendidikan Kampus di Jatinangor diperuntukan bagi kegiatan pembelajaran Program S1 dan Program Diploma Kebidanan, Kampus di Jalan Eijkman yang bertempat di Gedung Rumah Sakit Pendidikan diperuntukan untuk kegiatan pembelajaran Program Profesi Dokter (PSPD), Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) serta Program Pascasarjana. 3.1. Kampus Jatinangor Fasilitas bangunan di kampus Jatinangor dengan tuas area sekitar 1941.8 2 m terdiri atas beberapa gedung sebagai berikut : Kampus Jatinangor terdiri dari 6 gedung utama (A1, A2, A3, A4, A5 dan A6) yang digunakan untuk Program Sarjana Kedokteran dan Program Diploma Kebidanan terdiri dari : Gedung A1 digunakan untuk Ruang Pimpinan Fakultas serta untuk :menjalankan proses pelayanan administrasi pendidikan. Gedung A2 terdapat 10 ruang tutorial, ruang staf dan praktikum bagian Fisiologi, Farmakologi, Biokimia, Kimia, Biologi Medik dan Patologi Klinik. Gedung A3 digunakan untuk ruang kuliah interaktif dengan kapasitas 300 orang, perpustakaan yang ditunjang oleh sistem informasi digital dan ruang staf bagian epidemiologi. Gedung A4 digunakan sebagai ruang staf dan praktikum bagian Anatomi, Parasitologi, Mikrobiologi, Patologi Anatomi dan Histologi serta 30 ruang tutorial yang dilengkapi komputer yang terhubung intra-internet, dan alat – alat untuk menunjang diskusi. Gedung A5 digunakan sebagai ruangan perkuliahan umum, 50 laboratorium ketrampilan klinik, 30 ruang tutorial, serta dan satu ruangan laboratorium komputer untuk mengaplikasikan ilmu statistik computer. Gedung A6 (Studentt Centre), digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan. Terdiri dari Kantin, Book Store, Mushola, Ruang Senat Mahasiswa, Ruang Unit Kegiatan Mahasiswa serta Sport Hall. 2 Prasarana lahan parkir seluas 8152 m . Ruang yang digunakan dilengkapi dengan sarana multimedia (komputer dan LCD) serta koneksi jaringan internet 507 Gambar : Sarana Penunjang pada proses Pembelajaran 3.2 Kampus Eijkman Kampus di Jalan Eijkman yang menempati gedung Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad-RSHS, digunakan untuk kegiatan Program Profesi Dokter, Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Program Pascasarjana Kedokteran. Di gedung RSP selain fasilitas untuk ruang kuliah dan ruang administrasi juga terdapat ruang auditorium yang representative. Sebagai fasilitas penunjang pendidikan, penelitian dan pelayanan dalam bidang kesehatan gedung RSP dilengkapi dengan berbagai laboratorium penelitian seperti : 508 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Biologi Molekuler Culture & Genetic Patologi & Biokimia Immunologi & Farmakologi Bakteriologi Parasitology Mikologi B. Perpustakaan Sarana Perpustakaan Fakultas Kedokteran UNPAD terdiri dari perpustakan pusat yang terletak di Kampus Jatinangor dan RSHS serta perpustakaan bagian-bagian yang tersebar di seluruh bagian baik di Jatinangor maupun di RSHS, Perpustakaan elektronik yang telah dikembangkan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi sumber-sumber literatur yang cepat dan tepat, yang memberikan kesenpatan kepada para civitas untuk mencari dan memperoleh jurnal-jurnal terbaru dari berbagai cabang ilmu kedokteran secara lengkap. Perpustakaan fakultas terletak di gedung A3 dengan 2 menempati areal sekitar 800 m menyediakan koleksi sebanyak 30.836 buah yang terbagi dalam bentuk Buku teks, jurnal ilmiah nasional dan internasional, bulletin, majalah dan disertasi/tesis/skripsi. Namun yang tidak kalah berperannya dalam melengkapi koleksi adalah tersedianya fasilitas jurnal elektronik yang dapat diakses oleh para civitas akademika, seperti : Pustaka Ilmiah UNPAD Jama & Archives KARGER Wolter Kluwer Health OvidSP, SpringerLink Keberadaan perpustakaan dengan sarana standar kualitas mutakhir yang dimiliki oleh Fakultas Kedokteran Unpad saat ini, baik untuk kepentingan pendidikan maupun penelitian, dimaksudkan untuk mendukung tercapainya VMT khususnya dalam menjawab tantangan kemajuan iptekdok dan perkembangan pendidikan kedokteran modern. C. Teaching Hospital Rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran Unpad adalah Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan Percontohan di Indonesia. RSHS memiliki kapasitas sebanyak 1100 tempat tidur dengan hampir 2000 tenaga medis dalam penyediaan seluruh pelayanan kesehatan baik tradisional, alternatif maupun modern termasuk Kedokteran Nuklir dan Program Bayi Tabung. 509 Gambar : Rumah Sakit Hasan Sadikin Gambar : Gedung Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Cicendo Prasarana yang terdapat di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) sebagai rumah sakit pendidikan utama dan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. sebagai rumah sakit pendidikan afiliasi, memanfaatkan ruanganruangan yang terdapat di bagianbagian dan menyatu dengan gedung pelayanan rumah sakit. Akses pemanfaatan gedung dan ruangannya yang terdapat di dalamnya berdasarkan adanya kerja sama yang erat antara FK Unpad, RSHS dan PMN RS Cicendo. Dalam menunjang proses pendidikan, RSHS dan PMN RSM Cicendo menyediakan fasilitas tempat praktik bagi peserta didik yang telah mencapai tahap profesi. Dalam upaya peningkatan kualitas proses pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan maka Depkes dan Depdiknas telah mendorong pendirian Pusat Ilmu Kesehatan. Untuk itu telah dibangun gedung Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) di jalan Eijkmann dengan luas 24.000 2 m dalam waktu 3 tahun. 510 Gambar : Teaching Hospital UNPAD-RSHS D. Sistem Informasi Kebutuhan akan kecepatan dan keakuratan informasi merupakan modal yang mutlak diperlukan oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam menjalankan proses pendidikan yang sejalan dengan visi dan misi institusi, khususnya dalam menghadapi persaingan global dan menjawab tantangan perkembangan iptek kedokteran serta tantangan pelayanan kesehatan. MIR Center telah menjalankan beberapa program yang bertujuan untuk memperkenalkan FK Unpad kepada dunia global tanpa batasan ruang dan waktu, yang dikenal sebagai Web Based Medical Education and Information Management. Terdapat 5 program yang tengah dijalankan oleh MIR Center untuk mewujudkan tujuan diatas, yaitu Pengembangan Jaringan, Pembuatan Situs instusional, Pengembangan Perpustakaan Elektronik, Pengembangan Sistem Administrasi Terpadu serta Multi media dalam pendidikan. Kampus FK Unpad yang tersebar di beberapa tempat sudah terintegrasi dengan adanya pengembangan jaringan dan pemberian fasilitas koneksi jaringan e-mail bagi seluruh staf di lingkungan FK Unpad, sehingga perpindahan data dan pembaharuan informasi yang terjadi tetap dapat diketahui di beberapa tempat 511 Gambar : Ruang TeleMedicine www.fk.unpad.ac.id Situs merupakan situs institusional yang memungkinkan penyebaran informasi bagi kalangan civitas dan umum tanpa adanya batasan tempat dan waktu. Hal ini sekaligus sebagai media komunikasi bagi mahasiswa dan dosen dalam menunjang berjalannya dan transparansi proses pendidikan. 512 E. Sarana penelitian Unit Penelitian Kesehatan (UPK) didirikan untuk menunjang pelaksanaan dan koordinasi penelitian di FK Unpad dan RSHS. Dengan peralatan mutakhir dan modern unit ini bisa memfasilitasi penelitian tingkat molekuler sampai penelitian lapangan. Kerja sama dengan berbagai institusi baik dari luar maupun dalam negeri telah mempercayakan unit ini untuk melaksanakan penelitian seperti penelitian HIV-AIDS, Avian Influenza, dan sebagainya. F. Asrama Mahasiswa Asrama Bale Padjadjaran dibangun pertama kali pada tahun 2006 yang terdiri dari 3 lantai dengan 50 kamar tidur khusus untuk mahasiswa Twinning Program. Selanjutnya pada tahun 2007 dikembangkan dengan pembangunan Bale Padjadjaran II untuk menampung 100 orang mahasiswa internasional. Dengan pengalaman positif pembangunan ini, selanjutnya pada tahun 2008 dibangun kembali Bale Padjadjaran III dan IV untuk 200 mahasiswa reguler, sehingga seluruh mahasiswa tahun pertama dapat ditampung dalam asrama. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa melakukan adaptasi selama tahun pertama mereka di FK Unpad. Selain menyediakan tempat tinggal yang nyaman, prasarana ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan serta kerja sama dengan mahasiswa lain dengan suku, agama, kebudayaan serta lingkungan yang berbeda. Dengan tinggal di asrama maka semua mahasiswa dapat berperan aktif dalam berbagai aktivitas kemahasiswaan serta membangun disiplin yang tinggi. Oleh karena itu di asrama ini disediakan pula berbagai fasilitas untuk kegiatan olahraga dan kesenian. Fasilitas yang tersedia di Bale Padjadjaran selain tempat tidur, ruang diskusi, ruang pertemuan, juga fasilitas yang telah tersedia di Bale Padjadjaran, seperti fitness centre, tenis meja studio musik, fasilitas karoke serta fasilitas jogging track di seputar asrama. Gambar : Fasilitas Asrama Bale Padjadjaran 513 G. Fasilitas Kegiatan Kemahasiswaan Secara umum ketersediaan fasilitas kegiatan kemahasiswaan dapat dikategorikan dalam rangka pengembangan minat bakat olahraga dan kesenian dan Penalaran, fasilitasi kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran telah membangun Gedung Student Center yang cukup representative dan dapat digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan untuk berbagai jenis olah raga, seperti Futsal, Basket, Tenis Meja, Bulu Tangkis, Gambar : Gedung Student Centre Selain untuk kegiatan olah raga, fasilitas lain di Gedung Student Centre adalah, Kantin, Masjid “As-SyIfa” ruang untuk Unit Kegiatan Mahasiswa, Foto copy, mini market serta Toko Alat Tulis. 1 BAB IV PENELITIAN DAN KERJASAMA 514 BAB IV PENELITIAN DAN KERJASAMA a. Penelitian Sebagai salah satu tolok ukur sebuah lembaga pendidikan adalah jumlah penelitian yang telah dihasilkan oleh sivitas akademikanya. Hasil-hasil yang telah dicapai oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam kurun waktu ini memberikan hasil yang yang cukup baik. Pencapaian produk-produk penelitian yang dihasilkan merupakan strategi pencapaian yang telah dituangkan pada Renstra FK-Unpad 2008-2012, sebagai salah satu indikator utama, yaitu penelitian yang difokuskan pada hasil riset yang berbasis produk bagi masyarakat. Fakultas Kedokteran Unpad memiliki Unit Penelitian Kesehatan (UPK) sebagai salah satu unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi di bidang penelitian, sehingga perannya sangat membantu sivitas akademika FK dalam melakukan penelitian. Sumber pembiayaan untuk penelitian berasal dari berbagi sumber, seperti : a). Biaya Mandiri, b) Biaya PT atau Fakultas c) Departemen Pendidikan Nasional seperti PHK-PKPD d) Instirusi dalam dan Luar Negeri (IMPACT, Avian Influenza, KNAW) Beberapa penelitian yang dilakukan dan telah memperoleh Patent atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) : Metoda pengolahan limbah cair infeksius rumah sakit oleh Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 000 235 Proses transport Nutrient melalui membran sel tanpa radioaktif oleh Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 019 992 Komposisi ekstrak kering carica papaya linn, phyllantus neruri linn, dan curcuma xanthorrhiza roxb untuk anti demam berdarah oleh Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 022 171 Makanan ringan yang menurunkan berat badan, kolesterol dan mencegah kerusakan sel-sel otak oleh Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib (dalam proses hasil), No Paten 00200900094 Peran lem Fibrin Otologus Terhadap Penempelan Tandur Konjungtiva Bulbi Melalui Ekspresi Gen Fibronektin dan Integrin pada Mata Kelinci (10 Agustus 2009) oleh Dr. dr. Sutarya Enus, SP.M(K)., M.Kes, Vitrifikasi hematopoietic stem cell dari darah tali pusat manusia dalam upaya pembangunan Bank stem cell darah tali pusat di Indonesia (2009dalam proses)oleh Dr. TonoDjuwantono, SpOG(K), M.Kes 515 Sejalan dengan visi untuk menjadi institusi kedokteran yang menempatkan keunggulan penelitian dan pendidikan, Selain menyediakan sumber pembiayaan untuk penelitian, FK Unpad terus melakukan pengembangan laboratoriun beserta peralatan penunjang lainnya. Gambar : Salah satu Laboratorium dan contoh beberapa Peralatan Penunjang yang dimiliki FK Unpad. 516 b. Pengabdian Masyarakat FK Unpad sebagi unsure lembaga perguruan tinggi, dalam menjalankan fungsinya dari Tri Darma Perguruan Tinggi, selain pendidikan, penelitian juga pengabdian kepada masyarakat. Beberapa program yang telah dilakukan oleh sivitas akademika FK Unpad, antara lain : Donor Darah Pengobatan Khitanan Masal Penyuluhan Kesehatan Jatinangor Peduli Pembangunan Kesehatan Jawa Barat Selatan Gambar : Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Karangwangi Jawa Barat Selatan 517 c. Kerjasama Salah satu bentuk keunggulan Fakultas Kedokteran Unpad di Indonesia tampak dari berbagai perjanjian dan kerjasama yang terjalin dengan institusi baik dari dalam maupun luar negeri, antara lain : • Kerjasana antar Universitas : Universiti Kebangsaan Malaysia, Gunma University, the Utrecht University, Nijmegen University, Leiden University, Tübingen University, the British Columbia University, University Health Sciences of Colorado • Kerjasama antar Lembaga Pemerintah : Departmen Kesehatan, Dinas Kesehatan Tingkat Propinsi dan Daerah, Kementrian RISTEK • Kerjasama antar Rumah Sakit dan Pusan Kesehatan : RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSN Mata Cicendo, RS Cibabat, RS Ujungberung, RS Majalaya. • Kerjasama dengan Lembaga Kesehatan Dunia : WHO, WB, ADB Bentuk Kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai lembaga dalam dan luar negeri, antara lain : No. 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nama Instansi RS Hasan Sadikin Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Bandung RSUD Dr. Slamet / Garut RSUD Sumedang RSD Majalaya RSU. Swadaya Cibabat Cimahi RSUD.Kota Bandung RS. R.Syamsudin / Sukabumi RSUD. Cianjur RSUD Subang RSD Soreang RS Bhayangkara Sartika Asih RS Sariningsih RS TNI AU T.K II Dr. Salamun Dinkes Kab.Bandung Dinkes Kab.Sumedang Dinkes Kota Bandung 18 F.K. UNJANI / Cimahi 19 Universitas Lampung (UNILA) 20 UNISBA / Bandung 21 FK Universitas Sumatera Utara 2 Bentuk Kerjasama RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan RS Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Penyelenggaraan Pendidikan Penyelenggaraan Pendidikan Penyelenggaraan Pendidikan Pendidikan Berbasis KBK 518 No. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. Nama Instansi FK Universitas Jenderal Soedirman FK Hang Tuah Surabaya Universitas Nijmegen (Belanda) Universitas Maastricht (Belanda) Universitas Antwerpen (Belgia) Gunma University, Japan Maastricht University, Netherlands Eberhard-Karls-universitat Tubingen Leiden University, Netherlands Erasmus University, Netherlands Osaka University Graduate School of Medicine University Kebangsaan Malaysia, Malaysia Universitas Lambung Mangkurat Faculty of Medicine, Otago University, New Zealand SingHealth, Singapore Miller School of Medicine, Univ. of Miami, Florida, USA The research Institute of the Mc Gill University health centre The research Institute of the Mc Gill University health centre Prevention Control and Treatment of HIV/AIDS American Academy of Anti Aging and Regenretaive Medicine and World Anti Aging Academy Pf medicine USA Bentuk Kerjasama Pendidikan Berbasis KBK Pendidikan Berbasis KBK Penelitian Penelitian Penelitian Pendidikan dan Penelitian Pendidikan dan Penelitian Pendidikan Pendidikan dan Penelitian Pendidikan dan Penelitian Pendidikan dan Penelitian Pendidikan dan Penelitian Pendidikan Penelitian Pendidikan Pendidikan, Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian Pendidikan dan Penelitian 519 Gambar : Penandatanganan Piaga Ejik a bentuk perjanjian kerjasama beberapa institusi kesehatan Kerjasama Bidang Kemahasiswaan. Kerjasama dalam bidang kemahasiswaan telah lama berjalan dan dilakukan berkesinambungan pada setiap tahunnya dengan melakukan pertukaran mahasiswa antar kedua universitas, diantaranya ke Gunma Univerity Jepang bagi mahasiswa program sarjana dan ke Nijmegen Universiteit (Belanda) untuk mahasiswaan program profesi. Delegasi Mahasiswa FK Unpad ke Gunma Univerity Jepang 1 BAB V PRESTASI FAKULTAS 520 BAB V PRESTASI FAKULTAS Kiprah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah menginjak usia 55 tahun, telah banyak prestasi yang diperoleh, baik tingkat nasional maupun internasional. Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh dosen Fakultas Kedokteran adalah sebagai berikut: Prof.Dr A. Himendra Wargahadibrata,dr.,SpAn-KIC,KNA sebagai Doktor Falsafah Pengurusan Pendidikan dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Rovina,dr.,SpPD., PhD berhasil menjadi “Young Investigation AwardsAFES” pada kongres ASIA PACIFIC ENDRORINELOGY SOCIETY tahun 2009. Herry Herman,dr.,PhD meraih predikat “The Best European Molecular Biology Organization Award” tahun 2009. Ahmad Farid, dr., PhD atas prestasinya Sebagai Pemenang Ketiga Ristek-Kalbe Science Awards 2010 kategori Best Research dengan Judul Penelitian: ‘Clinical Potential of a Novel Chemically Synthesized Sugar-Cholestanol Coumpounds Targeting Multiple Signaling Pathways to Induced Cell Death in Malignancy’ Fakultas Kedokteran Unpad melalui Unit Penelitian Kesehatan dengan Program HEBAT, berhasil mendapatkan MDGS Award tahun 2013. dr. Kiki Lukman, SpB-KBD., M.Sc., Sebagai Ketua Program Studi Berprestasi Peringkat I Tingkat Universitas Padjadjaran Tahun 2013. Mahasiswa FK juga meraih prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Pencapaian prestasi yang diraih antara lain : Juara I Band FORSI tahun 2009 tingkat Universitas. Juara I Catur FORSI tahun 2009 tingkat Universitas. Best Essay PIM tahun 2009 tingkat Universitas. Best Essay LKMM (Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa) tahun 2009 wilayah 2 ISMKI(Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia). Juara I Lomba Menulis Kritis Stove Ex 2009 pada ISMKI EXPO. Juara I Paper Competition pada Kongres AMSA International tahun 2009. 521 The Best Delegation on Harvard Project For Asia and International Relations di Harvard University tahun 2009 di Amerika Serikat. Juara I Mahasiswa Berprestasi tahun 2010 tingkat universitas Juara II Mahasiswa Berprestasi tahun 2010 Tingkat Nasional di Jakarta Juara I Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke XXIII, tahun 2010 di Denpasar Delegasi Pertukaran Pelajar Unpad-Tenri Universiti (jepang), Arief Rahman Hakim (FK 2007) Juara I “Literature Review Science Programme” Liga Medika tahun 2011di Jakarta Juara I “Literature Review Science Programme” Liga Medika tahun 2012 di Jakarta Juara I Tingkat Nasional Karya Tulis Ilmiah “Cancer” (2011) Finalis, “Scientific Essay Competition” tahun (2011) di UKM Malaysia Penghargaan sebagai “Best Paper” Dalam kegiatan Konferensi Internasional “Green Economy for Sustainable Development in Indonesia: Challanges and opportunities from Multidiciplinary Approach” Diselenggarakan oleh: Indonesian Scholars International Convention (ISISC), tanggal 9-11 November 2012 di London Inggris oleh Sri Hudaya Widihastha (FK 2009) Penghargaan “Best Of The Section” Youth Organizations: Problems & Coorperation Perspectives”, dalam kegiatan: Konferensi International “Altai-Asia Students Forum-Russia diselenggarakan oleh Altai State University Russia , pada bulan juni 2012 di Altai Mountain Russia, diraih oleh R. Muhammad Tanri A (FK 2007) UKM Paduan Suara Mahasiswa Senat Mahasiswa FK Unpad menjadi Juara II, Bass Terbaik dan Konduktor Terbaik tingkat Universitas Padjadjaran Tahun 2012, dalam kegiatan Harmoni Suara MAYDRASIALomba Paduan Suara Antar Fakultas (LPSMAF) Unpad yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ilmu Budaya Unpad, pada tanggal 9 Mei 2012 Paduan Suara Mahasiwa Kema Kebidanan , sebagai Juara I Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2012, dalam kegiatan Lomba Paduan Suara Mahasiswa Institusi Pendidikan Kesehatan se-Jawa Barat. Diselenggarakan oleh ISMAKES Jabar, tanggal 19 Februari 2012 di Balai Pengelolaan Taman Budaya (Tea House) Bandung. Prestasi yang diraih oleh Kafilah MTQ FK Unpad menjadi Juara Umum III dalam kegiatan lomba MTQ tingkat Universitas Padjadjaran tahun 2012) di Grha Sanusi Unpad Bandung Muhammad Marikar Arsy (FK 2008) sebagai Jajaka Harapan III pada pemilihan Mojang dan Jajaka Tahun 2012 Tingkat Jawa Barat. 522 Suci Nurhadhiah (Dipl. Kebid) sebagai Mojang Lingkungan Hidup pada pemilihan Mojang dan Jajaka Tahun 2012 Tingkat Jawa Barat. Tim PKM Diploma Kebidanan dengan ketua FITRI NURMALASARI berhasil lolos seleksi dan didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 2013. Beberapa mahasiswa FK memiliki prestasi dalam bidang penulisan buku, diantaranya buku yang ditulis dan telah diterbitkan antara lain “buku saku Bahasa Sunda Untuk Praktek Kedokteran” adalah sebuah buku saku yang sangat bermanfaat dikala mereka melakukan magang di rumah sakit, puskesmas atau pusat layanan kesehatan lain di daerah. Pada buku tersebut memberikan tuntunan bagi mahasiswa dalam melakukan anamesis atau pemeriksaan kepada pasien serta iltilah kedokteran dalam bahasa sunda. Serta sebuah buku berjudul “Menjemput Takdir Sejarah Mahasiswa Kedokteran”. 523 Muhammad Marikar Arsy sebagai Jajaka Harapan III Tingkat Jawa Barat Suci Nurhadhiah menyerahkan Tropi sebagai Mojang Lingkungan Hidup tingkat Jawa Barat Kepada Dekan FK Prestasi FK dalam bidang penelitian memperoleh hasil yang cukup baik, dengan diperolehnya berbagai penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat internasional, perolehan prestasi yang diraih tidak terlepas dengan dukungan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai serta komitmen dari pimpinan fakultas dalam mendorong staf maupun mahasiswa dalam bidang penelitiaan antara lain : Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010 Unit Penelitian Kesehatan FK Unpad dengan Program “HEBAT” memperoleh penghargaan MDG Award di Denpasar Bali 2013 524 Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010 Dekan FK (kedua dari kiri ) beserta staf Unit Penelitian Kesehatan FK Unpad saat menerima Penghargaan MDG Award di Denpasar Bali 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21 Kabupaten Sumedang-Jawa Barat Indonesia Tlp. +62-22-7795595, 7796373 Fax. +62-22-7795595 Jl. Eijkman No. 38 Bandung 40161 Jawa Barat – Indonesia Website : www.fk.unpad.ac.id e-mail : [email protected]