PEMIMPIN UMUM Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc. WAKIL PEMIMPIN UMUM Kolonel Laut (T) Moelyanto, M.Si. (Han) PEMIMPIN REDAKSI Kolonel Mar Nana Rukmana REDAKTUR Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan Kolonel Laut (KH) Drs. Supriyono Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet, S.T., S.Sos. Letkol Laut (KH) Drs. Agus Cahyono Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si. Letkol Laut (KH) Dedi Hamdani S. Mayor Laut (KH) M. Ikhsan S.Kom. Mayor Laut (S) Didi Kurniadi D., S.E. Lettu Laut (S/W) Maria Multriyani, S.Sos. Adi Patrianto, S.S. PENATA WAJAH Serka PDK/W Mirliyana Mujiyanto Irma Kurniawaty, A.Md. Graf. Aroby Pujadi REDAKTUR FOTO Wamrin TATA USAHA Raya Mentawita T. DISTRIBUSI Koptu Mes Mariyanto Kld TTU Niki L.M. Eko Sulistiono Edi Supono DITERBITKAN OLEH Dinas Penerangan Angkatan Laut ALAMAT REDAKSI Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870 Telp. (021) 8723314 No. ISSN: 0216-440x Radio JJM 107.8 FM Radio Streaming di www.tnial.mil.id Salam Jalesveva Jayamahe! Salam Cakrawala, Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, yang memiliki luas lautan 2/3 lebih besar dari daratan, dan merupakan pintu gerbang ekonomi dunia menuju Asia Pasifik. Namun sejak penjajahan Belanda dengan politik cultuurstelsel (tanam paksa) dan cultuurprocenten (bonus prosentasi keuntungan bagi para penguasa) pada masa penjajahan VOC, membawa orientasi pembangunan kita lebih kepada visi daratan daripada visi maritim. Saatnya sekarang bangsa kita lebih memusatkan perhatian pada visi maritim, bersama-sama kita dengan semangat jiwa pelaut yang berani mengarungi segala gelombang dan hempasan ombak menggapai kembali laut, samudra, selat dan teluk yang akan menghantarkan bangsa ini menuju masa kejayaan seperti dahulu, tentunya dengan strategi yang menggentarkan dunia. “........ kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga ‘Jalesveva Jayamahe’, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali”. Demikian kutipan pidato Presiden RI Ir. Joko Widodo saat pelantikan di gedung MPR. Seperti apa dan bagaimana TNI Angkatan Laut mewujudkan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia, Anda dapat mengikutinya dalam Topik Utama Kekuatan TNI Angkatan Laut Menuju Blue Water Navy dalam Mendukung Poros Maritim Dunia. Pembaca juga dapat membaca tulisan tentang Nahkoda Baru TNI Angkatan Laut, serta tulisan lainnya yang tidak kalah menarik dalam forum Opini. Redaksi Untuk kritik, saran, dan opini singkat dapat dikirim via surat ke alamat redaksi kami, Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870 atau via email: [email protected]. Redaksi menerima tulisan (maksimal 5 halaman dengan spasi 1,5) beserta foto dari segenap anggota TNI AL dan masyarakat umum. Naskah dicetak dengan kertas A4 serta dilengkapi dengan data digital dalam Compact Disc (CD). Naskah yang telah dikirim, menjadi milik redaksi, dan redaksi berhak memperbaiki/mengedit tanpa mengubah isi/makna. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan sepantasnya. Tulisan dapat disampaikan ke alamat redaksi Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur - 13870 atau via email: cakrawala@tnial. mil.id atau [email protected] DAFTAR ISI 12 7 Peranan TNI Angkatan Laut dalam rangka memberantas illegal fishing bukanlah merupakan hal baru, selama ini kegiatan penindakan illegal fishing telah dilakukan dan sudah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan, namun kegiatan ini tidak terekspose sebombastis dan spektakuler sebagaimana pemberitaan akhir-akhir ini. Awal tahun 2015 telah dilaksanakan serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dari Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. yang dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur. 20 Pengangkatan dan pengukuhan sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir diterima oleh Menteri Pertahanan RI (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Info Topik Utama Nakhoda Baru TNI Angkatan Laut 4 Kekuatan TNI Angkatan Laut Berkelas Dunia dalam Mendukung Poros Maritim Dunia 8 Penenggelaman Kapal Ikan Asing Ilegal 12 Pelibatan TNI Angkatan Laut dalam Mendukung SAR Air Asia 16 Opini Indonesia Negara Maritim, Warisan yang Tak Ternilai Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan 44 Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Bangsa 48 Penataan Ruang untuk Pengelolaan Kawasan Perbatasan 40 40 Wawancara Ditemukan Bangkai Kapal Selam Jerman di Perairan Karimunjawa oleh Arkenas dan Kopaska TNI AL 36 Inspirasi Impian Besar Perlu Terobosan Nyata Budi Daya 56 Mutiara si Ratu yang Mempesona Menjadikan Indonesia Berkilau 72 Menhan Menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir 20 Kemeriahan HUT ke-69 Armada RI 22 Pengadaan Alutsista perkuat unsur Operasi 23 KRI Frans Kaisiepo-368 Berhasil Emban Misi di Lebanon 24 Hari Nusantara 2014 26 Pelayanan Kesehatan di Era JKN bagi Prajurit TNI AL yang Bertugas di Daerah 28 Sinergitas dan Peran Komponen Bangsa dalam Mewujudkan Pembangunan Nasional Berwawasan Maritim 30 Penyamaan Persepsi Aspek Teknis Penentuan Batas Maritim Negara-Negara Kawasan Asia Timur 52 Tahun Baru dengan Semangat Baru 60 Deklarasi Djoeanda, Pilar Kemaritiman 64 Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah 66 Sejarah PAS’O Perjuangan Pasukan ALRI pada Masa Perang Kemerdekaan RI 1945-1949 54 Teknologi Antisipasi Aksi Cybercrime pada Keamanan Data dan Informasi 32 Dunia Robotika Petualangan Baru Abad ke-21 68 Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 3 TOPIK UTAMA 6 A wal tahun 2015 telah dilaksanakan serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dari Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. yang dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur. Sebelum menjadi Kasal, perwira lulusan AAL Angkatan-28 tahun 1983 ini menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Pengangkatan Laksamana Madya (Laksdya) TNI Ade Supandi, S.E. yang lahir pada 26 Mei 1960 di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, dilantik sebagai Kasal oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 92/TNI/2014 pada tanggal 31 Desember 2014. Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan, bahwa awal 2015 hingga lima tahun ke depan merupakan babak baru keberlanjutan pembangunan kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI. Pembangunan kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI tersebut, disusun dalam kerangka kebijakan Minimum Essential Force, yang ditujukan guna mengamankan kepentingan nasional, yang implementasinya harus melalui tahapan Fiscal and Programme Guidance, yang merupakan salah satu tahapan krusial dalam pembangunan kekuatan, karena merupakan penghubung antara ends dengan means untuk mendapatkan available forces. “TNI telah menetapkan Renstra Pemeliharaan dan Perbaikan Alutsista 2015-2019 dan Renstra Pembangunan Kesejahteraan Prajurit 2015-2019, sebagai upaya mengeliminasi potensi disparitas tersebut,” ujar Panglima TNI. Di samping itu, Panglima TNI juga menyampaikan bahwa berlakunya Asean Political Security Community, termasuk di dalamnya Asean Maritime Forum, bersamaan waktunya dengan pelaksanaan pembangunan kekuatan TNI. Hal ini menuntut Indonesia menjadi pemain yang aktif, sebab Asean Maritime Forum akan lebih banyak memainkan aspek operasional yang membutuhkan penggunaan instrumen militer. Dalam hal ini Angkatan Laut yang kredibel dan mempunyai kemampuan penangkalan, dalam rangka kerja sama menjaga stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara, yang kian rumit dalam tahun-tahun ke depan. “Untuk menghadapi semua tantangan yang berkembang, TNI AL saat ini telah memiliki perencanaan midlife update terhadap sistem senjata yang esensial, untuk tidak memberatkan di masa mendatang, di samping skenario modernisasi Alutsista, yang bentangnya dari sekarang hingga 15 tahun mendatang,” katanya. Di akhir sambutannya Panglima TNI mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Laksamana TNI Dr. Marsetio, atas semangat dan dedikasi, yang telah diabdikan selama ini. “Ucapan senada, saya sampaikan kepada Nyonya Penny Marsetio, atas baktinya dalam membina keluarga besar Jalasenastri. Demikian juga, kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E., atas nama seluruh prajurit TNI, saya menyambut dengan bangga, disertai ucapan selamat mengemban tugas sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Berbekal integritas, pengalaman dan keyakinan diri, saya yakin Laksamana dapat melaksanakan amanah serta kepercayaan jabatan yang diberikan oleh bangsa dan negara ini dengan baik, guna memenuhi harapan untuk menjadikan TNI AL lebih profesional, militan, solid dan dicintai rakyat,” ujarnya. Sehari sebelum pelaksanaan sertijab, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio didampingi penggantinya Laksdya TNI Ade Supandi, S.E. melakukan inspeksi kapalkapal perang TNI AL (admiral inspection) yang tengah sandar di Dermaga Koarmatim, Surabaya. Admiral inspection merupakan salah satu tradisi di lingkungan TNI Angkatan Laut untuk memeriksa kesiapan unsurunsur TNI Angkatan Laut yang terakhir kalinya sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan, sekaligus sebagai sarana salam pamitan dengan prajurit serta untuk memperkenalkan pemimpin yang baru. Sedangkan tradisi penyambutan dan perpisahan Kasal di Mabesal Cilangkap dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2015 yang dihadiri oleh Pejabat Utama TNI Angkatan Laut, Pengurus Pusat Jalasenastri dan seluruh warga Mabesal serta dilanjutkan dengan pisah sambut pada malam harinya di Balai Samudra. Karier Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. dirintis sejak dilantik sebagai perwira TNI Angkatan Laut dengan pangkat Letnan Dua telah mengalami berbagai penugasan, yang dijalaninya dengan dedikasi yang tinggi dan penuh rasa tanggung jawab. Penugasan pertama diawali di KRI Monginsidi-343 sebagai Ass Padiv SAA (1983), Padiv Kom KRI Monginsidi-343 (1983) selanjutnya sebagai Pa PIT PS-I Denma Armatim, Pa Art KRI Akhmad Yani-351 (1986), Kadep Ops KRI Oswald Siahaan-354 (1992), Palaksa KRI Nuku373 (1993), kemudian dipercaya sebagai Komandan KRI Tongkol-813 (1995), Komandan KRI Sutedi Senoputra-378 (1996), Kasubdit Renbang Ditrenbang AAL (1998), Komandan KRI Malahayati-362 (2000), Komandan KRI Akhmad Yani-351 (2001), Asops Guspurlabar (2002), Komandan Flotila III/Ron Fib (2002), Komandan Flotkor (2003), Dankolatarmatim (2004), Padiklat Satgas Korvet Mabesal (2004), Diropsdik Kodikal (2007), Danpusbangdik Opsla Kobangdikal (2008), Dankodikopsla Kobangdikal (2009), Danguskamlabar (2009), kemudian menjabat Gubernur AAL (2010), Panglima Armada RI Kawasan Timur (2011), Asrena Kasal (2012) dan Kepala Staf Umum Panglima TNI (2014). Pendidikan yang pernah diikuti Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. antara lain; Sus Padiv (1983), CICWO Course (1988), ASW Training Officer Course (1988), Sus Korban Tembakan (1989), Dikspespa Art Angk-3 TA 1988/1989, Diklapa II Koum Angk-5 TA 1990/1991, Dikpa Intelmar TA 1993/1994, Seskoal Angk-35 TA 1997/1998, Sesko TNI Angk-29 (2002), dan Lemhannas RI (PPSA) Angk-17 (2011). Dalam mengarungi bahtera rumah tangga Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. didampingi oleh istri tercinta Dra. Endah Esti Hartatiningsih dan dikaruniai dua orang putra-putri yaitu; Anindita Rivylarasati dan Andaru Dhimas Nugraha Vidia. ©Tim Redaksi (Mujiyanto) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2014 7 Topik utama 8 Kekuatan TNI Angkatan Laut Berkelas Dunia dalam Mendukung Poros Maritim Dunia Oleh: Asrena Kasal Laksda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum. Sebagai negara kepuluan yang berada di antara dua benua dan dua samudra, kondisi perairan Indonesia dipengaruhi oleh karakter kontinental (continental) dan karakter samudra (oceanic), sehingga memiliki kompleksitas yang tinggi. Sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km2 atau 2/3 dari luas seluruh wilayah Indonesia. Posisi Indonesia yang sangat strategis di antara dua benua dan dua samudra serta memiliki empat dari sembilan choke points dunia sudah barang tentu memiliki arti yang sangat penting bagi dunia internasional, khususnya sebagai Sea Lanes of Communication (SLOC) dan Sea Lines of Trade (SLOT). K awasan Asia Pasifik merupakan kawasan yang sangat penting bagi dunia internasional karena sebagian besar penduduk dunia bermukim di kawasan Asia Pasifik. Selain itu kawasan ini sedang berkembang menjadi kawasan yang maju dengan didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar sehingga menjadi pangsa pasar yang besar dan menjadi kawasan paling diminati oleh para investor. Arah Kebijakan Pemerintah Membangun Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Presiden RI Ir. Joko Widodo dan Wakil Presiden RI H. Jusuf Kalla berkeinginan untuk memajukan Indonesia melalui pembangunan maritim. Sejak masa Pilpres, mereka telah menawarkan sebuah visi “Poros Maritim Dunia” kepada rakyat Indonesia, sebagai janji kampanye yang akan dipenuhi apabila mereka terpilih menjadi Presiden dan Wapres RI. Hingga masa pelantikannya, momentum visi ini masih terus terjaga. Untuk memperjelas visi pemerintah tentang Poros Maritim Dunia dikeluarkanlah Doktrin Jokowi b e r s a m a a n pelaksanaan East Asian Summit ke-9 di Myanmar. Doktrin tersebut memuat lima pilar Poros Maritim Alutsista dan pangkalan sangat penting dalam mewujudkan Blue Water Navy. Dunia, sebagai berikut: diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan a. Pertama. Kami akan membangun kembali dan kekayaan maritim kami, tetapi juga sebagai budaya maritim Indonesia. Sebagai negara yang bentuk tanggung jawab kami dalam menjaga terdiri dari 17.000 pulau, bangsa Indonesia harus keselamatan pelayaran dan keamanan maritim. menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang Lebih jauh, Presiden RI mengatakan bahwa “cita-cita identitasnya, kemakmurannya dan masa depannya, dan agenda di atas akan menjadi fokus Indonesia di abad sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola ke-21. Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, samudra. kekuatan yang mengarungi dua samudra, sebagai bangsa b. Kedua. Kami akan menjaga dan mengelola bahari yang sejahtera dan berwibawa”. Berdasarkan sumber daya laut, dengan fokus membangun doktrin tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pilarkedaulatan pangan laut, melalui pengembangan pilar utama Poros Maritim Dunia dibentuk dari aspek industri perikanan, dengan menempatkan nelayan penting yang akan menjadi nafas pembangunan negara sebagai pilar utama. Kekayaan maritim kami akan maritim, yakni budaya maritim, sumber daya laut, digunakan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan infrastruktur dan konektivitas diplomasi maritim dan rakyat kami. pertahanan maritim. c.Ketiga. Kami akan memberi prioritas pada Sebagai kekuatan yang sedang bertransformasi pengembangan infrastruktur dan konektivitas menjadi Angkatan Laut Kelas Dunia, maka TNI Angkatan maritim, dengan membangun tol laut, deep seaport, Laut harus memiliki kemampuan menghadirkan kekuatan logistik dan industri perkapalan dan pariwisata di perairan dan negara-negara kawasan dalam bentuk maritim. muhibah maupun mengikuti latihan-latihan berskala d.Keempat. Melalui diplomasi maritim, kami besar dan bersifat multilateral. Demikian pula Angkatan mengajak semua mitra-mitra Indonesia untuk Laut Berkelas Dunia, secara alamiah harus memiliki bekerja sama di bidang kelautan ini. Bersama- kemampuan untuk selalu memainkan peranan penting sama kita harus menghilangkan sumber konflik di dan mampu sebagai pemimpin di kawasan. Selain itu laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kelautan, dengan adanya Paradigma Baru TNI Angkatan Laut sengketa wilayah, perompakan dan pencemaran Kelas Dunia yang mensyaratkan empat karakter unggul laut. Laut harus menyatukan, bukan memisahkan (excellent) yang meliputi ungggul sumber daya manusia (excellent human resources), unggul organisasi (excellent kita semua. e. Kelima. Sebagai negara yang menjadi titik tumpu organization), unggul kemampuan operasional (excellent dua samudra, Indonesia memiliki kewajiban untuk operational capability), dan ungggul teknologinya membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal ini (excellent technology) harus bisa diwujudkan. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 9 topik utama 10 Pembangunan TNI Angkatan Laut menuju Blue Water Navy guna mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Berdasarkan doktrin TNI Angkatan Laut Eka Sasana Jaya, pada dasarnya sejak dahulu TNI Angkatan Laut sudah mempersiapkan diri sebagai Blue Water Navy, Libanon dan operasi pembebasan sandera di Somalia (Satgas Merah Putih). Berdasarkan fakta tersebut, maka bukan hal yang tidak mungkin bila TNI Angkatan Laut di masa mendatang bisa menjadi Blue Water Navy yang sesungguhnya. Untuk dapat mewujudkan Blue Water Navy, maka dibutuhkan pembinaan kekuatan terhadap empat komponen pokok kemampuan militer yang meliputi struktur kekuatan (force structure), kesiapsiagaan ( r e a d i n e s s ) , ketahanlamaan operasi (sustainability) dan tingkat modernisasi (state of Alutsista modernization). Sedangkan unsurunsur penting yang harus ditingkatkan kemampuannya adalah Alutsista, baik KRI, Prajurit salah satu pendukung untuk dapat mewujudkan Blue Water Navy. karena kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut dapat digelar untuk menjamin keselamatan armada niaga Indonesia saat berlayar di manapun, baik di laut teritorial maupun lautan lepas. Hal ini terjadi karena Doktrin TNI Angkatan Laut Eka Sasana Jaya merupakan adaptasi dari pemikiran ahli strategi maritim Alfres Thayer Mahan, di mana dalam prespektif Mahanian dijelaskan bahwa “a strong navy was vital to the success of a nation, and control of the seas was vital for the projection of force on land and overseas”. Melihat ke belakang sejak pasca kemerdekaan, TNI Angkatan Laut pernah memiliki kekuatan yang sangat diperhitungkan dan terkuat pada masanya. Di samping itu, selama beberapa tahun terakhir TNI Angkatan Laut telah membuktikan dirinya mampu melaksanakan operasi di luar yurisdiksi nasional, yaitu dengan mengirimkan KRI dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL di Pesud maupun Ranpur serta personel pengawak Alutsista dan pangkalan sebagai pendukung operasional unsur di daerah operasi dengan arah pembangunan sebagai berikut: a.Alutsista. Sebagai negara kepulauan yang berada di antara dua samudra, pembangunan Alutsista TNI Angkatan Laut ke depan harus pula memperhatikan kondisi geografisnya sehingga Alutsista TNI Angkatan Laut khususnya KRI harus memiliki kemampuan daya jangkau (endurance) yang cukup jauh dengan stabilitas yang tinggi sehingga mampu menjangkau kedua wilayah tersebut. selain itu Alutsista tersebut hendaknya juga memiliki daya tangkal (detterent effect) yang tinggi bagi negara-negara lain di kawasan. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan Alutsista TNI Angkatan Laut ke depan hendaknya fokus pada kapal-kapal perang berukuran besar seperti kapal jenis destroyer atau cruiser, sedangkan untuk kapal-kapal patroli berukuran kecil dapat diperbantukan ke Bakamla yang memiliki kewenangan murni untuk penegakkan hukum dan keamanan di laut sebagai single agency multi task sesuai amanat UU Kelautan. Demikian pula dengan unsur-unsur TNI Angkatan Laut lainnya, seperti kapal selam dan pesawat udara hendaknya juga diarahkan agar mampu beroperasi di luar yurisdiksi nasional, baik dalam mendukung operasional KRI, maupun melaksanakan operasi secara mandiri. b.Personel. Pembangunan Alutsista menuju Blue Water Navy perlu didukung dengan peningkatan profesionalisme pengawaknya, karena kecanggihan Alutsista tentu tidak akan berarti tanpa adanya pengawak yang cakap (man behind the gun). Sebagai matra dengan Alutsista yang sarat teknologi (heavy technology), maka dibutuhkan personel pengawak yang juga mengerti dan dapat mengoperasionalkan peralatan sesuai prosedur dan fungsi asasinya. Oleh karena itu untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Laut, maka perlu peningkatan kompetenssi sumber daya manusia TNI Angkatan Laut yang meliputi bidang pendidikan dan penugasan, serta peningkatan jumlah personel melalui recruitment. Dalam hal ini kebijakan zero growth dan rigth sizing ke depan tidak mungkin untuk diterapkan kembali karena dengan semakin luasnya wilayah operasi dan semakin besarnya organisasi, secara langsung akan membawa konsekuensi semakin besarnya jumlah personel yang lebih banyak sudah tentu akan membutuhkan personel yang lebih banyak lagi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat pendidikan dan medan penugasan, karena dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta personel yang lebih tinggi pula. Sedangkan medan penugasan yang selama ini hanya berorientasi ke dalam (wilayah yurisdiksi nasional) sudah harus diubah menjadi penugasan keluar (di luar wilayah yurisdiksi nasional) untuk ikut mengamankan kawasan dan misi diplomasi. c.Pangkalan. Sebagai bagian Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), maka fungsi pangkalan sangat penting dalam mendukung operasional KRI di daerah operasi. Sesuai dengan rencana pembangunan Alutsista KRI ke depan yang fokus pada kapal-kapal berukuran besar, maka sudah tentu harus diimbangi pula dengan peningkatan kemampuan pangkalan dalam mendukung operasional kapal-kapal tersebut, khususnya pangkalan yang berada di wilayah perbatasan dan laut lepas seperti di Samudra Hindia, Laut Natuna, Laut Sulawesi, Samudra Pasifik, dan Laut Arafuru. Demikian pula halnya dengan pangkalan kapal selam yang diharapkan dapat mendukung operasional kapal selam di daerah operasi, sehingga perlu ada pembangunan beberapa pangkalan kapal selam lagi disesuaikan dengan struktur baru TNI Angkatan Laut yang terdiri dari tiga Koarmada, yaitu Armada Barat, Armada Tengah dan Armada Timur. Sebagai negara kepulauan yang memiliki 17.499 pulau dengan karakteristik perairan yang spesifik, Indonesia memiliki banyak lokasi yang cocok untuk dibangun pangkalan kapal selam. Untuk itu perlu dilaksanakan survei secara menyeluruh daerahdaerah mana yang cocok untuk pengembangan pangkalan kapal selam ke depan. Sebagai kesimpulan, bahwa kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia perlu dukungan seluruh komponen bangsa, termasuk TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di laut. Untuk mewujudkan pembangunan kemaritiman yang berkelanjutan dibutuhkan kondisi keamanan yang stabil, baik lingkup nasional maupun regional. Hal itu menuntut TNI Angkatan Laut untuk mengembangkan diri menjadi Blue Water Navy yang bukan saja mampu melindungi kepentingan nasionalnya di dalam dan di luar wilayah yurisdiksi nasional namun juga mampu berperan dalam menjaga stabilitas keamanan maritim di kawasan. Oleh karena itu, konsep pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut ke depan harus diarahkan dalam bingkai kepentingan nasional, di mana eksistensi kekuatan TNI Angkatan Laut dengan postur Blue Water Navy diharapkan mampu melindungi harga diri dan martabat bangsa Indonesia serta menciptakan stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. “…sebesar apapun harga yang harus dibayar untuk membangun Angkatan Laut, tidak akan sebanding dengan hilangnya sebagian wilayah tanah air akibat ketidakmampuan untuk mempertahankannya”. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 11 topik utama 12 PENENGGELAMAN KAPAL IKAN ASING ILEGAL Oleh: Asops Kasal Laksda TNI Arief Rudianto, S.E. U NCLOS 1982 adalah salah satu pilar pengakuan terhadap konsepsi negara kepulauan yang diperjuangkan Indonesia sejak Deklarasi Djoeanda tahun 1957, pengakuan ini mencapai puncaknya pada tahun 1994 setelah Nigeria menjadi negara ke 60 yang meratifikasi UNCLOS 1982. Dengan komposisi geografis yang didominasi oleh perairan serta terletak pada wilayah tropis, menjadikan perairan Indonesia kaya akan potensi sumber daya alam laut yang besar dengan tingkat keragaman hayati (biodeversity) yang tinggi. Potensi kekayaan alam laut yang besar itu tentu saja merupakan peluang yang cukup besar bagi upaya perbaikan kondisi perekonomian nasional. Sumber kekayaan alam, termasuk sumber kekayaan alam laut, pada dasarnya memiliki peran ganda, yaitu sebagai salah satu modal pembangunan dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber daya laut tersebut selama ini belum dikelola secara baik dan optimal, termasuk pemanfaatan sumber daya perikanan laut oleh nelayan domestik masih terbatas tercermin dari kecepatan eksploitasi oleh nelayan domestik ini dikalahkan oleh nelayan asing secara legal maupun illegal. Angin segar telah memberikan secercah harapan dengan kebijakan Presiden terpilih tahun 2014 yang memiliki visi dan misi mengembalikan kejayaan maritim bangsa Indonesia serta tindak aksi konkrit dengan memerangi kegiatan illegal fishing melalui perintah langsung penenggelaman kapal-kapal ikan asing yang nyata-nyata melakukan pelanggaran kedaulatan dan hukum di laut. Potensi Perikanan Laut Indonesia dan Permasalahannya Potensi perikanan laut Indonesia yang terdiri atas potensi perikanan pelagis dan perikanan demersal tersebar pada hampir semua perairan yurisdiksi Indonesia yang ada seperti pada perairan laut teritorial, perairan laut nusantara dan perairan laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). ‘’Indonesia punya potensi produksi perikanan terbesar di dunia sekitar 65 juta ton per tahun dan baru 20%-nya yang dimanfaatkan,’’ kata Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dhanuri MS guru besar Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan IPB. Akan tetapi sumberdaya kelautan selama ini hanya dipandang sebelah mata dan dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan tidak dilakukan secara profesional dan ekstraktif, sehingga tidak mengherankan apabila sektor ekonomi kelautan hanya berkontribusi kecil terhadap PDB Indonesia yakni sekitar 25 persen. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang negara-negara yang wilayah lautnya lebih sempit dari pada Indonesia seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, China, Selandia, dan Norwegia yang justru sektor ekonomi kelautannya menyumbang perikanan yang mengakibatkan masuknya armada kapal ikan asing untuk bergiat di perairan ZEEI secara legal maupun ilegal. Ketiga, Sanksi hukum bagi pelanggar peraturan perundangan terlalu ringan dan tidak sebanding dengan kerugian finansial maupun kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, dan lemahnya kemampuan aparatur dan kelembagaan penegak hukum. Keempat, kualitas dan kuantitas SDM yang bergerak pada bidang penyiapan kebijakan dan pelaksana teknis belum memenuhi kebutuhan secara proporsional. Visi “Poros Maritim Dunia” terlihat dari isi pidato Presiden RI terpilih yang disampaikan seusai pelantikan sebagai berikut: kontribusi lebih besar antara 30-60% dari PDB masing-masing negara. Kalau melihat fakta tersebut maka kinerja pembangunan kelautan Indonesia sampai sekarang masih jauh dari optimal. Demikian pula kontribusi perolehan devisa dari hasil ekspor perikanan sampai dengan saat ini belum mampu menjawab tantangan sebagai modal pembangunan nasional dan penopang sistem kehidupan. Beberapa permasalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber kekayaan alam laut antara lain pertama, kebijakan dan tumpang tindih peraturan perundangan memungkinkan ditemukan celah-celah kelemahan yang membuka peluang ketidakserasian regulasi antara pusat dan daerah serta peluang terjadinya penyimpangan dalam bentuk kegiatan IUU Fishing serta regulasi yang ada dinilai masih memarjinalkan keberadaan masyarakat pesisir dan nelayan serta tidak memihak kepentingan masyarakat lokal. Kedua, terbatasnya sarana dan prasarana armada kapal penangkap ikan, industri pengolahan, armada pengawas “Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk; kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana; dan sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak saemua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudra dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan konstitusi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama”. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 13 topik utama 14 Arah Kebijakan Pemerintah untuk Membangun Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Sampai sejauh ini, arah kebijakan pemerintahan baru di bawah Presiden RI Ir. Joko Widodo dan Wakil Presiden RI, H. Jusuf Kalla terlihat jelas bahwa Presiden dan Wapres periode 2014-2019 tersebut sangat berkeinginan untuk memajukan Indonesia melalui pembangunan maritim. Kesungguhan dalam merealisasikan visi nya ini terlihat dari berbagai kebijakan disektor kemaritiman dengan membentuk kementerian koordinator bidang maritim, di samping itu dengan kebiasaan “blusukan” sang Presiden juga semakin inten melaksanakan kunjungan ke sentrasentra perekonomian kelautan, kampung-kampung nelayan bahkan gebrakan memberikan perintah untuk penenggelaman kapal-kapal ikan asing yang melakukan pelanggaran kedaulatan dan kegiatan illegal fishing. Kesemuanya ini bertujuan disamping guna menyelamatkan kerugian negara disektor pengelolaan sumberdaya kelautan, kerusakan ekosistem laut, juga utamanya guna memberikan efek jera bagi para pelaku kegiatan illegal fishing. Peranan TNI Angkatan Laut Dalam Memberantas Kegiatan Illegal Fishing TNI Angkatan Laut sebagai sebuah institusi selama ini dengan berbagai embanan tugasnya yang diamanatkan beberapa undang-undang dengan segala kelebihan dan keterbatasannya telah mampu melaksanakan peran dan tugasnya. Keterbatasan kemampuan menghadirkan kekuatan TNI Angkatan Laut diseluruh pelosok wilayah perairan secara terus menerus menjadi kendala utama dalam melaksanakan tugas penegakkan kedaulatan dan hukum di laut TNI Angkatan Laut memandang tugas penegakan kedaulatan dan hukum dilaut merupakan kesatuan tugas yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, hal ini memberikan pengertian dan pemahaman bahwa dari masing-masing tugas memiliki korelasi yang erat kaitannya mengacu kepada rezim hukum di laut yang berlaku adalah menganut bendera kapal sebagai subyeknya dalam pengertian bahwa penegakan hukum di laut (subyek hukum orang (kapten kapal) pemikul undang-undang atas nama bendera kapal), dengan bahasa sederhana bila ada pelanggaran kedaulatan maka jelas terjadi juga pelanggaran hukum atau sebalik bila terjadi pelanggaran hukum di laut dapat diduga memiliki potensi yang dapat mengancam kedaulatan. Peranan TNI Angkatan Laut dalam rangka memberantas illegal fishing bukanlah merupakan hal baru, selama ini kegiatan penindakan illegal fishing telah dilakukan dan sudah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan, namun kegiatan ini tidak terekspos sebombastis dan spektakuler sebagaimana pemberiataan akhir-akhir ini. Mengacu kepada data yang ada hasil operasi TNI Angkatan Laut yang berkaitan langsung dengan masalah pengawasan dan pengamanan potensi perikanan laut untuk periode tahun 2014 sampai dengan bulan November 2014 adalah kapal ikan yang diperiksa sejumlah 1.345 kapal dan 39 kapal diantaranya merupakan kapal ikan asing. Dari jumlah kapal ikan asing tersebut, 11 kapal diproses hukum di Lanal, 5 kapal proses hukum di Kejaksaan dan 16 kapal yang sudah diputuskan Pengadilan. TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan operasi keamanan laut sangat terkait dengan kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan dukungan BBM unsur yang melaksanakan operasi. Kehadiran KRI di laut sangat tergantung dari BBM yang didukung, dan pada tahun 2014 dukungan BBM hanya 44% dari total yang dibutuhkan TNI AL dalam melaksanakan operasi di laut, dengan wilayah pengamanan laut yang luas tentunya belum dapat memenuhi kebutuhan operasi. Hal ini berakibat operasi yang seharusnya aktif atau ofensif menjadi pasif dengan menempatkan KRI pada posisi tunggu dan bergerak pada saat informasi yang didapat sudah valid atau kebutuhan BBM sudah dapat terdukung walaupun masih minim. Tinjauan Hukum Penenggelaman Kapal Ikan Asing (KIA) Keseriusan pemerintah dalam penanganan illegal fishing ditunjukan dengan perintah Presiden untuk menenggelamkan kapal-kapal ikan asing yang melanggar kedaulatan dan hukum di wilayah yurisdiksi nasional. Secara terus menerus hal ini dengan gencar di publikasikan bahkan menjadi konsumsi publik yang tidak jarang menimbulkan pro dan kontra. Tindakan khusus berupa penenggelaman KIA membutuhkan perhatian dalam legalisasi hukumnya dan sosialisasi dalam pemahaman aturan hukum yang berlaku, terutama oleh aparat pelaksana penegak hukum di laut. Penenggelaman KIA ilegal merupakan kebijakan dari pemimpin nasional yang menghendaki adanya efek jera kepada para pelaku dan dilaksanakan melalui proses hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dengan keputusan pengadilan bahwa barang bukti tersebut dirampas/dimusnahkan. Tindakan hukum berupa pembakaran dan/atau penenggelaman terhadap Kapal Ikan Asing (KIA) dapat dilaksanakan oleh penyidik dan/atau kapal pengawas perikanan, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 69 ayat (4) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana berikut: “Dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan bendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup”. Bukti permulaan yang cukup adalah bukti untuk menduga adanya tindak pidana di bidang perikanan oleh KIA, misalnya KIA tidak memiliki SIPI dan SIKPI, serta nyata-nyata menangkap dan/atau mengangkut ikan ketika memasuki WPPNRI. Ketentuan ini menunjukkan bahwa tindakan khusus tersebut tidak dapat dilakukan dengan sewenang-wenang, tetapi hanya dilakukan apabila penyidik dan/atau pengawas perikanan yakin bahwa KIA tersebut betul-betul melakukan tindak pidana di bidang perikanan. Syarat yang harus dipenuhi ketika akan dilakukan tindakan khusus diatur dalam Piagam Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Nomor 121/ DJPSDKP/VII/2012 dan Nomor B/32/VIII/2012 dan Nomor PKB/14/VIII/2012 pada tanggal 7 Agustus memungkinkan untuk dibawa ke Pangkalan karena kapal mudah rusak atau membahayakan atau kesulitan dalam penarikan kapal atau kapal mengangkut barang yang mengandung wabah penyakit menular/bahan beracun dan berbahaya; dan kapal melakukan manuver yang membahayakan dan/atau Nakhoda/ABK melakukan perlawanan tindak kekerasan. Dalam hal pembakaran/ penenggelaman kapal juga dapat dilakukan setelah diambil tindakan: menyelamatkan ABK; menginventarisir seluruh perlengkapan dan peralatan kapal; mendokumentasikan; ikan disisihkan untuk kepentingan pembuktian; dan membuat berita acara. Penenggelaman KIA yang melaksanakan kegiatan illegal fishing menjadi perhatian seluruh masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia oleh karena itu sesuai dengan perintah Presiden RI yang juga sebagai Panglima Tertinggi TNI akan terus dilaksanakan sesuai dengan kebijakan pemerintah. Hal teknis yang berkaitan dengan kejelasan standard operation procedure (SOP) dan persamaan persepsi hukum perlu dilaksanakan koordinasi secara ketat dengan instansi terkait, baik di tingkat pusat maupun jajaran di bawahnya. Tindak kejahatan di laut yang sangat merugikan negara salah satunya adalah pencurian ikan terutama oleh nelayan asing. Hal itu bukan hanya merugikan secara materiil dan kerusakan ekosistem laut, tetapi juga berpengaruh terhadap perekonomian negara dan kondisi kehidupan sosial masyarakat, sehingga berpotensi mengancam kedaulatan negara. Perubahan visi dan cara pandang kita terhadap laut membutuhkan kesadaran dari seluruh elemen masyarakat bahwa laut adalah warisan dan titipan dari Yang Maha Kuasa untuk dijaga serta dimanfaatkan secara bijaksana. Laut merupakan potensi yang dapat membawa kebaikan dan Penembakan kapal nelayan Vietnam yang melakukan penangkapan ikan ilegal di perairan juga keburukan tergantung dari Indonesia di Pulau Anambas, Riau. kita dalam memanfaatkan dan menjaganya. 2012 tentang Standar Operasi Penanganan Tindak Pidana Perikanan pada Tingkat Penyidik, antara lain: kapal bendera asing dengan semua ABK asing; tempat kejadian di WPPNRI; tidak mempunyai dokumen apapun dari Pemerintah RI; kapal tua didukung dengan fakta surat dan/atau tidak memiliki nilai ekonomis tinggi; kapal tidak Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 15 topik utama 16 Pelibatan TNI AL dalam Mendukung SAR Air Asia P eristiwa musibah jelang akhir tahun 2014 yang menimpa Pesawat Air Asia jurusan SurabayaSingapura hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara pada hari Minggu, 28 Desember 2014, di sekitar Tanjung Pandan, antara Belitung dan Kalimantan. Pesawat yang dikemudikan Kapten Pilot Irianto membawa 162 penumpang, terdiri 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi serta tujuh awaknya. Sejak dinyatakan hilang kontak, TNI terus berupaya bahu-membahu bersama-sama dengan instansi terkait lainnya untuk segera menemukan dan menyelamatkan penumpang serta awak Pesawat Air Asia QZ-8501. Misi kemanusiaan dalam rangka mencari keberadaan pesawat Airbus 320 milik maskapai penerbangan Air Asia tergabung di bawah Komando Badan SAR Nasional (Basarnas). Kegiatan SAR Pesawat Air Asia QZ-8501 melibatkan TNI dengan menghadirkan sejumlah kapal perang TNI AL , sejumlah pesawat TNI AU dan pesawat patroli TNI AL dan heli TNI AD dan kapal Basarnas , BBPT, Kementerian Perhubungan dan unsur kapal dari intansi terkait lainnya. Selain itu dukungan personel yang tergabung dalam kegiatan SAR melaksanakan pencarian di perairan yang telah ditentukan menjadi focus pencarian dalam kegiatan SAR pesawat Air Asia QZ8501. TNI dalam mencari pesawat Air Asia QZ-8501, pada hari kedua kegiatan SAR menambah kekuatan dengan mengerahkan 16 pesawat dan 13 KRI menuju ke lokasi dan melaksanakan pencarian yang diperkirakan sebagai wilayah lost contact pesawat berpenumpang 155 orang (138 dewasa, 16 anak-anak dan 1 bayi) serta 7 awak kabin. Pesawat yang dilibatkan terdiri dari antara lain TNI AU mengerahkan 1 Boeing 737, 2 C-130 Herculles, 2 Helly Super Puma, dan CN 295. TNI AL terdiri dari 1 Pesawat Cassa, 2 Helly Bell, dan 1 Helly Bolco, serta 2 CN 235. Sedangkan TNI AD mengerahkan 2 unit Helly MI 35 dan 2 unit Helly Bell 412 dan Helly Basarnas. TNI Angkatan Laut dalam misi pencarian ini mengerahkan lebih lebih dari 13 kapal perang TNI AL diantaranya , yaitu KRI Banda Aceh–593, KRI Bung Tomo-357, KRI Usman Harun-359, KRI Sutedi Senoputra-378, KRI Kapitan Pattimura-371, KRI Ahmad Yani-531, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Todak-631, KRI Yos Sudarso-353, dan KRI Pulau Rengat-711, KRI Sibolga-536 dan 2 KAL serta tim penyelam dari Denjaka, Kopaska, Taifib, dan Dinas Selam Bawah Air (Dislambair), 6 Sea Raider dan sejumlah perahu karet dengan melibatkan sejumlah personel on board di KRI yang tergabung dalam kegiatan SAR. KRI Banda Aceh-593 dijadikan kapal Markas Komando Satuan Tugas Laut dalam melaksanakan kegiatan pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia. Dengan semangat pantang menyerah para personel dari unsur KRI, pesawat patroli ataupun para penyelam gabungan TNI Angkatan Laut terus mencari jenazah yang telah berhari-hari berada di dalam laut, dengan kondisi gelombang dan cuaca kurang bersahabat. Upaya pencarian dengan pengerahan kapal dan pesawat dari dalam negeri maupun bantuan dari luar negeri untuk menemukan keberadaan pesawat tersebut akhirnya membuahkan hasil, pada hari ketiga, titik terang keberadaan Air Asia mulai terkuak dengan ditemukannya serpihan dari pesawat naas itu. Tim SAR pada hari ketiga tersebut akhirnya mulai menemukan tiga jenazah mengapung di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Selasa, 30 Desember 2014. Bantuan 16 Negara Sahabat Proses pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia QZ8501 memang telah menjadi sorotan dunia. Hal itu bisa terlihat dari bantuan sejumlah negara asing dalam melakukan pencarian, evakuasi, dan identifikasi korban yang secara langsung terjun melaksanakan bantuan. Untuk menindak lanjuti hal tersebut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) secara cepat telah mengeluarkan clearance terhadap pesawat dan kapal yang dikirimkan oleh negara-negara sahabat. Dari 16 negara tersebut 10 negara terlibat dalam konteks investigasi dan SAR, lalu 6 negara diantaranya dalam konteks identifikasi korban. Negaranegara tersebut antara lain Amerika Serikat, Jepang, Australia, Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Rusia, Tiongkok, Perancis dan Selandia Baru. Bantuan dari mereka tidak hanya berupa kapal, heli dan pesawat, tapi juga tenaga ahli di bidang dan forensik dan investigasi. Penemuan Ekor Pesawat Air Asia QZ8501 Tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut akhirnya berhasil mengangkat bangkai ekor pesawat Air Asia QZ8501 dari dasar laut, Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu, 10 Januari 2015. Pantauan dari KRI Banda Aceh, balon yang digunakan untuk mengangkat ekor pesawat mulai mengapung sekitar pukul 11.50 WIB. Ekor pesawat yang berwarna merah tua itu juga sesekali terlihat muncul di antara ombak. Proses pengangkatan ekor pesawat ini sudah dimulai sejak Kamis sebelumnya, 7 Januari 2015. Namun, banyaknya tahapan yang harus dilakukan hingga kondisi alam yang tidak mendukung membuat proses pengangkatan memakan waktu cukup lama. Awalnya, penyelam harus melakukan pengikatan atau belting ke ekor pesawat. Adapun pengangkatan ini dilakukan salah satunya agar pencarian black box atau Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 17 Topik utama 18 kotak hitam yang diduga berada di bagian ekor pesawat menjadi lebih mudah. Sebelumnya, tim penyelam sudah mencoba melakukan pencarian black box saat ekor pesawat masih berada di dasar laut. Namun, black box belum bisa ditemukan karena jarak pandang penyelam yang pendek dan gelombang laut yang kencang. Keberhasilan pengangkatan ekor pesawat Air Asia QZ8501 tersebut belum dibarengi dengan keberhasilan menemui banyaknya korban oleh tim gabungan evakuasi pesawat dan korban. Penemuan Kotak Hitam Setelah berhasil mengangkat bagian ekor pesawat Air Asia QZ8501, tim SAR gabungan selanjutnya berhasil mendeteksi keberadaan black box. Sinyal black box terdengar 3 kapal yang tergabung dalam kegiatan SAR tidak jauh dari ekor pesawat kurang lebih 1,7 mil. Flight Data Recorder atau FDR yang merupakan bagian dari black box pesawat Air Asia QZ8501 berhasil diangkat oleh tim penyelam gabungan dari TNI AL pukul 07.10 WIB, Senin, 12 Januari 2015. FDR ini setelah diangkat oleh tim penyelam TNI AL di KN Jadayat selanjutnya di evakuasi ke KRI Banda Aceh-593. Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menginstruksikan kepada para penyelam gabungan TNI AL, agar mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) atau rekaman di kokpit Air Asia QZ8501, menyusul ditemukannya Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan pesawat tersebut. “Saya minta semua unsur, penyelam, KNKT, kerja keras semua untuk mendapatkan sisa black box (CVR),” ujar Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam konferensi pers di KRI Banda Aceh. Manfaatkan sisa waktu sebaik-baiknya, mengingat kemampuan black box memberikan sinyal hanya bertahan selama 30 hari sejak pesawat jatuh, tambahnya. Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. bersama Kepala Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi dan Pejabat Basarnas secara langsung ikut dalam proses evakuasi FDR. Setelah dilakukan serah terima secara simbolis dari TNI AL ke KNKT, rombongan Panglima TNI dan KNKT kemudian terbang kembali ke Pangkalan Bun dengan membawa kotak hitam tersebut. Selanjutnya, FDR langsung dibawa menuju Jakarta untuk dilakukan pembacaan dan investigasi. FDR dibawa dengan pesawat Boeing 737 A3407 yang juga mengangkut Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko beserta rombongan. Badan Pesawat Ditemukan 3000 Meter dari Ekor Pesawat Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas), Marsekal Madya TNI F. Henry Bambang Soelistyo menyampikan Tim SAR gabungan juga telah menemukan badan pesawat (fuselage) Air Asia QZ 8501. Sebuah sayap pesawat masih tertempel di bagian utama pesawat Air Asia. Tim SAR telah menemukan fuselage dengan satu wing masih menempel. Selain itu menemukan dua jenazah tambahnya. Badan pesawat itu ditemukan sekira pukul 15.05 WIB oleh kapal AL Singapura. Selanjutnya guna memastikan temuan tersebut, Tim SAR lalu menurunkan alat Remotely Operated Vehicle (ROF) untuk mengambil gambar. Temuan berjarak sekitar 3.000 meter dari ekor pesawat serta 800 meter dari temuan Flight Data Recorder (FDR) beberapa waktu lalu sebelumnya. Dua jenazah korban pesawat Air Asia QZ8501 kembali ditemukan oleh anggota TNI AL dari KRI Banda Aceh di selat Kumai, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah (Kalteng). Jenazah tersebut ditemukan mengapung di dekat lokasi penyelaman pencarian main body. Kedua jenazah yang ditemukan mengapung, Minggu, 18 Januari 2015 sekitar pukul 10.30 WIB dalam kondisi masih terikat sabuk pengaman (seat belt) di kursi pesawat. Setelah berhasil dievakuasi dari laut, jenazah dibawa menggunakan KRI Sibolga-536 menuju Kumai untuk selanjutnya dipindahkan ke kapal SAR. Kondisi jenazah sudah rusak. kata Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Widodo yang sedang berada di KRI Banda Aceh-593 di Selat Karimata. KNKT Membenarkan Kotak Hitam Kedua Ditemukan Ketua Investigasi Air Asia QZ8501 dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Prof. Mardjono Siswosuwarno membenarkan penemuan FDR tersebut. “Kotak hitam kedua dengan Cockpit Voice Recorder (CDR) juga sudah ditemukan berdasarkan Ping dari pemancar darurat,” ujar Mardjono. D i t e m u k a n nya black box di dekat serpihan sayap QZ8501 ini diharapkan segera akan mengungkapkan p e n y e b a b kecelakaan itu. FDR atau perekam data penerbangan itu sendiri langsung diterbangkan ke Jakarta. Para pejabat tidak memberikan rincian kondisi kotak hitam. “Proses download mudah, mungkin bisa satu hari. Tapi membacanya lebih sulit bisa memakan waktu dua minggu sampai satu bulan,” kata ketua Investigasi Air Asia QZ8501 Prof. Mardjono Siswosuwarno. Masuk hari ke-21 setelah jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 di perairan Selat Karimata, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim berhasil mengidentifikasi melalui kesamaan data DNA jenazah rambut dan tulang gigi. Selain itu, identifikasi didukung adanya kesamaan data sekunder medis dan antropologi seperti jenis kelamin dan usia,” jelas Kombes Pol dr. Budiono, kepala DVI Polda Jatim. Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan enam korban berhasil ditemukan tim SAR di dalam badan pesawat Air Asia QZ8501. Dengan demikian hingga hari ke-26 pencarian dan evakuasi korban Air Asia QZ8501 tim SAR berhasil menemukan dan mengevakuasi 59 korban. Upaya pengangkatan badan pesawat hingga hari ke-26 operasi belum terlaksana akibat cuaca buruk dan kuatnya arus di dasar laut tempat badan pesawat ditemukan. Upaya pengangkatan badan pesawat terus dilanjutnya dengan melibatkan tim penyelam TNI AL dengan peralatan balon pengapung, Kamis, 22 Januari 2015. Sampai dengan tulisan ini disampaikan Tim DVI sudah berhasil mengidentifikas 47 jenazah korban Air Asia dan telah diserhkan kepada keluarga masingmasing dari 59 yang telah diterima di RS Bhayangkara Surabaya. Dari jumlah jenazah yang ada, tim kami akan bekerja keras untuk melakukan pemeriksaan agar sisa jenazah yang ditemukan tersebut cepat teridentifikasi, ungkap Kombes Pol dr. Budiono. K a d i s p e n a l Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc. menyampaikan unsur TNI AL masih terus melaksanakan kegiatan SAR dengan melibatkan sejumlah KRI, pesawat udara, dan Tim penyelam TNI AL. Dalam kegiatan operasi ini lanjut Kadispenal, KRI Banda Aceh-593 sebagai kapal Markas Komando Satuan Tugas SAR Laut tetap melaksanakan kegiatan SAR pesawat Air Asia sampai dinyatakan selesai oleh pemerintah. ©Redaksi Cakrawala (Agus Cahyono/dari berbagai sumber) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 19 info 20 P engangkatan dan pengukuhan sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir adalah sebagai wujud penghargaan Korps Marinir kepada seorang Pemimpin atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada kemajuan dan perkembangan Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, didasari beberapa pertimbangan, antara lain mengingat kontribusi dan perhatiannya yang besar dan sungguh-sungguh terhadap kemajuan dan perkembangan Korps MarinirTNI Angkatan Laut, di samping juga sebagai bentuk apresiasi atas keteladanan jiwa, sikap, semangat, dan komitmen yang tinggi yang diberikan kepada Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Penghargaan itu diterima oleh sosok Menteri Pertahanan RI (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu diangkat sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI AL di Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Menhan Ryamizard merupakan orang yang ke-34 yang diangkat sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI yang memperoleh penganugerahan sejak berdirinya pasukan tersebut pada tahun 1945. Di antara para penerima penganugerahan tersebut, Jenderal Besar A.H. Nasution merupakan orang pertama yang menerima penganugerahan ini pada tanggal 15 November 1965, serta Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono merupakan pejabat ke-21 yang menerima penganugerahan warga kehormatan Korps Marinir pada tanggal 15 Juni 2008 lalu. Selanjutnya Putra Mahkota Brunei Darussalam dan yang terbaru adalah Letnan Jenderal ROKMC Lee Young Ju, Komandan ROKMC (Republic of Korea Marine Corps) merupakan orang ke-33 yang menerima penganugerahan Warga Kehormatan Korps Marinir sesuai dengan Skep Dankormar Nomor 138/IX/2014 tanggal 18 September 2014 sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasanya dalam membina hubungan dan kerjasama untuk kemajuan Korps Marinir TNI AL. Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menjadi orang yang ke-34 yang diangkat sebagai warga kehormatan. Prosesi pembaretan pengangkatan Ryarmizard itu dilakukan di Markas Komando Brigif 2 Marinir Cilandak dengan upacara militer dan demo kekuatan Marinir, diawali dengan masuknya 4 tank BMP-3F membentuk formasi di depan mimbar warna merah dengan membawa personel Denjaka dan Taifib, selanjutnya tiga penerjun free fall pembawa baret dan brevet mendarat di lapangan upacara. Sekitar pukul 11.40 WIB, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington menyerahkan dan memasangkan baret Marinir warna ungu dan menyematkan baret kehormatan trimedia serta bravet antiteror aspek laut. Sebelum itu, Menhan Ryamizard yang tampil menggunakan seragam loreng Marinir tampil sebagai Inspektur upacara. Mantan Kepala Staf TNI AD itu mengaku, penganugerahan tersebut memiliki konsekuensi yang besar baginya sebagai Menhan. “Saya merasa sebagai Korps dan Prajurit Marinir sejati. Terima kasih saya ucapkan atas penghargaan yang sangat tinggi ini kepada kepala staf angkatan laut, dan seluruh Korps Marinir Angkatan Laut,” ujar Menhan dalam pidatonya. Menhan mengaku sudah lama mengikuti kiprah Marinir. Ketika dirinya sebagai prajurit di lingkungan TNI AD hingga menjabat sebagai Kasad TNI AD di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Menurutnya Marinir tak pernah alpa dalam setiap panggilan tugas dalam menjaga pertahanan negara. Sebagai Menhan, dia berjanji akan meningkatkan kualitas Marinir dan lebih profesional ke depan. “Hari ini saya kembali berada di tengah-tengah prajurit Marinir, memandang dan berdiri di depan parade prajurit yang gagah perkasa. Sungguh menggetarkan naluri keprajuritan saya ketika saya membangun Pasukan Intai Tempur dan Pasukan Raider (dulu), saya merasakan kembali ke lingkungan prajurit,” katanya. ©Redaksi Cakrawala (Mujiyanto/dari berbagai sumber) info 22 Kemeriahan HUT ke-69 Armada RI Kemeriahan peringatan Hari Armada ke-69 tahun 2014 kali ini boleh dibilang spesial dalam upacara tersebut tiga kapal perang canggih multi-role frigate siap bergabung bersama TNI Angkatan Laut. Tiga kapal perang tersebut antara lain KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358, dan KRI Usman-Harun-359. Bertindak selaku Inspektur Upacara saat itu Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio. P eringatan Hari Armada bukan semata-mata bersifat seremonial belaka melainkan mengandung makna tentang introspeksi dan evaluasi yang terus dilaksanakan oleh jajaran Armada RI terhadap kendala serta permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan penugasan. Selanjutnya permasalahan tersebut diperbaiki agar tercipta prestasi yang membanggakan. Peran dan fungsi komando Armada RI Kawasan dituntut untuk dapat mendukung visi pemerintah dalam membangun Indonesia menjadi poros maritim dunia sebagai implementasi Lima Pilar Kebijakan Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang disampaikan oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo pada Sidang KTT Asia Timur Tahun 2014. Pemerintahan Presiden RI Ir. Joko Widodo akan segera mengoptimalkan operasi keamanan laut nasional serta perintah penenggelaman kapal-kapal nelayan asing yang melakukan praktik illegal fishing, yaitu menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia secara ilegal tanpa izin-izin yang jelas dan berlaku. Pada sisi lain, visi mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia juga selaras dengan upaya membangun dan meningatkan kemampuan TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani serta berkelas dunia. Dalam konteks ini terdapat empat keunggulan yang harus kita bangun yaitu unggul sumber daya manusia (excellent human resources), unggul teknologi (excellent technology), unggul organisasi (excellent organization) dan unggul kemampuan operasional (excellent operational capability). Pada upacara tahunan yang berlangsung setiap 5 Desember ini pun digelar berbagai penghargaan kepada KRI dan para prajurit TNI AL yang telah berdedikasi serta berprestasi melebihi panggilan tugasnya, di antaranya, Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Anung Sutanto, Komandan KRI Arung Samudera Mayor Laut (P) Suroto. Kedua komandan kapal ini dianugerahi penghargaan Samkarya Nugraha sebagai bentuk apresiasi atas jasa-jasanya dalam mengharumkan nama bangsa dan negara ketika melakukan muhibah ke luar negeri. Dalam setiap muhibah kedua KRI ini gencar memperkenalkan budaya bangsa Indonesia. Dua prajurit TNI AL juga dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa (KPLB). Mereka adalah Serka Marinir Siswandi anggota Komando Pendidikan Marinir (Kodikmar) Kobangdikal Surabaya yang telah menyelamatkan siswanya dari ledakan granat dalam suatu latihan. Sementara itu, Koptu TTU Heri Sukmono telah berhasil menggagalkan upaya perampokan di Malang Jawa Timur. Beberapa pangkalan TNI AL (Lanal) juga mendapatkan anugerah sebagi Lanal Teladan. Peringkat satu diraih oleh Lanal Lhokseumawe, peringkat dua Lanal Balikpapan, dan peringkat tiga diraih oleh Lanal Tarakan. Di samping menyerahkan anugerah Lanal Teladan, Kasal juga menganugerahkan penghargaan kepada KRI teladan. KRI Sultan Hasanuddin-366 dari Satkor Koarmatim menempati juara pertama, KRI Banda Aceh-593 dari Satlinlamil Jakarta Kolinlamil menduduki juara kedua, dan KRI Imam Bonjol-383 dari Satkor Koarmabar menempati juara ketiga. ©Redaksi Cakrawala (Mujiyanto/dari berbagai sumber) Pengadaan Alutsista Perkuat Unsur Operasi P engadaan alutsista guna memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan rencana strategis secara konsisten dan berkesinambungan, dengan mengedepankan tuntutan trimatra terpadu TNI, demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. saat memimpin upacara serah terima jabatan strategis TNI AL, yaitu Jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), dan jabatan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil), yang berlangsung di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, pada hari Jumat, 23 Januari 2015. Lebih lanjut Kasal menyampaikan hadirnya alutsista baru dan penghapusan alutsista lama TNI AL sesuai dengan perencanaan strategis menjadi hal yang akan kita hadapi dalam waktu dekat ini, yang akan berdampak pada gelar operasi Koarmatim dan Kolinlamil. Kegiatan serah terima jabatan yang dipimpin Kasal tersebut, yaitu jabatan Pangarmatim diserahterimakan dari Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring Meliala kepada Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H, M.A.P. Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring Meliala yang lulusan alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan XXVIII tahun 1983 ini, selanjutnya dipromosikan menduduki jabatan sebagai Asisten Operasi (Asops) Kasal. Sedangkan Pangarmatim yang baru Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H, M.A.P adalah Alumnus AAL Angkatan XXIX tahun 1984, sebelumnya menjabat Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil). Rangkaian serah terima jabatan diawali dengan upacara parade militer, dilanjutkan demonstrasi senam dan tari Gemu Famire, yaitu tarian rakyat asal Maumere Nusa Tenggara Timur yang dimainkan oleh lebih dari 4200 orang prajurit TNI Angkatan Laut wilayah Surabaya. Demikian pula paduan suara yang dimainkan oleh prajurit TNI Angkatan Laut, Kowal, PNS TNI Angkatan Laut serta Jalasenastri wilayah Surabaya pun turut serta meramaikan acara tersebut. Menutup rangkaian kegiatan sertijab tersebut dilaksanakan Defile Pasukan dan Plypass Banner oleh dua unit helikopter milik TNI Angkatan Laut. ©Redaksi Cakrawala (A.Cahyono) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 23 info 24 KRI Frans Kaisiepo-368 Berhasil Emban Misi di Lebanon R entang tujuh bulan KRI Frans Kaisiepo (FKO) dengan nomor lambung 368 mengemban tugas dalam mengamankan perairan Lebanon pada misi perdamaian PBB yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII-E/ United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL). Pengiriman pasukan TNI sebagai pasukan penjaga perdamaian dunia di bawah bendera PBB merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum dalam pembukaan dan dinyatakan dalam UndangUndang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Melalui paradigma TNI Angkatan Laut kelas dunia, TNI Angkatan Laut senantiasa berkomitmen untuk berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia. Pengiriman KRI Frans Kaisiepo-368 ini merupakan penugasan MTF TNI yang keenam kalinya dalam mendukung misi perdamaian PBB di Lebanon. Penugasan ini merupakan wujud konsistensi TNI Angkatan Laut dalam memberikan kontribusi pada misi perdamaian dunia. Di sisi lain, permintaan PBB kepada Indonesia untuk mengirimkan Satuan Tugas Laut secara berkelanjutan merupakan bentuk kepercayaan dan penghargaan bagi negara kita. Dalam kurun waktu penugasan tersebut, selain telah berhasil menunaikan tugas yang diberikan, KRI Frans Kaisiepo-368 juga telah berhasil meraih prestasi yang membanggakan, di mana komandan beserta seluruh prajurit, telah beberapa kali menunjukkan profesionalisme dan kepemimpinan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan serta apresiasi yang disampaikan, baik oleh pimpinan UNIFIL sendiri, maupun oleh berbagai pejabat militer lain, yang pernah terlibat atau meninjau langsung ke daerah operasi. Acara Penyambutan kehadiran Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 dengan kekuatan 100 prajurit yang terdiri dari 88 (delapan puluh delapan) personel KRI, 7 (tujuh) orang crew Heli, 1 (satu) orang Perwira Intelijen, 1 (satu) orang Perwira Penerangan, satu 1 (satu) orang Perwira Kesehatan, dan 1 (satu) orang Bintara Kopaska serta 1 (satu) orang Bintara Penyelam, telah tercatat sebagai salah satu kapal unit MTF yang berhasil memeriksa kapal terbanyak dengan jumlah 963 kapal. Sedangkan Heli BO-105 (NV409) berhasil melaksanakan Intelligence Surveillance Recognition (ISR) dengan torehan inspeksi pemeriksaan sebanyak 46 kapal. Selain melaksanakan pemeriksaan kapal dalam menjaga perbatasan laut antara Lebanon-Israel, keberadaan KRI FKO-368 selama 220 hari di laut Mediterania juga sukses melaksanakan tugas sebagai Maritime Interdiction Operation (MIO) Commander sebanyak 25 kali dan melaksanakan berbagai latihan internal bersama unsur MTF maupun latihan bersama dengan Lebanese Armed Forces – Navy (LAF-Navy). Gambaran tersebut menunjukan tingkat profesionalisme dan integritas Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/ UNIFIL yang sangat tinggi dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia serta bukti nyata TNI Angkatan Laut sebagai salah satu upaya menuju World Class Navy. Berbagai tugas yang telah dilaksanakan oleh KRI FKO-368 telah memberikan kontribusi yang besar dalam pencapaian tugas-tugas MTF serta membantu terciptanya perdamaian dan stabilitas keamanan di Lebanon. Hal tersebut menempatkan KRI FKO-368 sebagai kapal yang sangat diandalkan oleh MTF UNIFIL dalam melaksanakan mandat UNSCR 1701. Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL beserta seluruh awak kapal meraih beberapa penghargaan diantaranya yaitu United Nations (UN) Medal and Certificate, Certificate of Appreciation dari Head of Mission/Force Commander UNIFIL, Certificate of Apreciation dari MTF Commander dengan predikat “Outsanding Performance and Dedication,” Valor Medal (Wussam at Taqdir Al Ashkariy) and Certificate dari LAF-Navy Commander in Chief, Head of Mission/Force Commander Brevet and Certificate, dan Indonesian Contico Brevet and Certificate. Keberhasilan dan prestasi yang telah diraih selama penugasan tersebut, secara prinsip sebenarnya merupakan suatu tuntutan yang wajar. Sebagai garda terdepan dan benteng terakhir pertahanan bangsa, TNI Angkatan Laut dituntut untuk selalu siap dan senantiasa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara tercinta ini,” tandasnya. Suasana haru terlihat saat kedatangan KRI Frans Kaisiepo (FKO)–368 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi disambut juga oleh keluarga dan kerabat ABK. Tangis kegembiraan terpancar dikala pertemuan antara suami, istri dan anak-anaknya melepas rasa kangen. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia KRI FKO368 sebagai duta bangsa terus menjaga komitmen untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia saat singgah di berbagai negara yang dilintasi. Adapun negaranegara yang telah dilewati KRI FKO-368 adalah Jeddah (Arab Saudi) - Salalah (Oman) - Karachi (Pakistan) - Cochin (India). ©Redaksi Cakrawala (Mujiyanto/dari berbagai sumber) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 25 info 26 Hari Nusantara 2014 Membangun Nusantara dengan Inovasi Maritim Anak Bangsa Hari Nusantara merupakan perwujudan dari Deklarasi Djoeanda yang dianggap sebagai Deklarasi Kemerdekaan Indonesia kedua. Melalui deklarasi tersebut, Indonesia merajut dan mempersatukan kembali wilayah dan lautannya yang luas, menyatu menjadi kesatuan yang utuh dan berdaulat. H ari Nusantara yang diperingati setiap tanggal 13 Desember merupakan peringatan Deklarasi Djoeanda oleh Perdana Menteri Ir. Djoeanda terkait wilayah teritorial laut RI pada 13 Desember 1957, yang menandai 12 mil batas lebar laut wilayah Indonesia dari garis pantai dari sebelumnya hanya 3 mil. Dengan penetapan 12 mil wilayah laut dari garis pantai Indonesia, wilayah teritorial laut dari kepulauan di Indonesia disatukan, serta penegasan dan pengingatan bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia. Sayangnya, potensi sumber daya kelautan Indonesia sebesar kurang lebih 3000 triliun rupiah/ tahun belum tergarap secara maksimal. Laut belum dilihat sebagai sumber pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan pemecah masalah kemiskinan. Puncak peringatan Hari Nusantara Tingkat Nasional 2014 diadakan di Pantai Siring Laut Kota Baru Kalimantan Selatan, pada tanggal 15 Desember 2014 yang lalu, yang dihadiri Presiden RI Ir. Joko Widodo beserta para Menteri Kabinet Kerja antara lain Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Menristek Dikti Muhammad Nasir, Mensesneg Pratikno, Seskab Andi Widjajanto, Menteri Bappenas Andrinof Chaniago, serta Mendagri Tjahjo Kumolo. Pada peringatan Hari Nusantara ini mengambil tema “Membangun Nusantara Dengan Inovasi Maritim Anak Bangsa” yang dipusatkan di Taman Siring Laut Kabupaten Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan. Puncak Hari Nusantara 2014 dimeriahkan dengan sailling pass 10 KRI milik TNI Angkatan Laut, 502 kapal nelayan, kapal perintis, Bakamla dan Polairud. Di akhir acara di tutup dengan demontrasi dari Batalion Intai Amfibi-1 Marinir, 7 personel melaksanakan Heli Water Jump dengan menggunakan Heli Ron 400 sementara itu 10 peterjun melaksanakan demo terjun payung dengan formasi empat personel Cannopy Relative Work (CRW) dengan membawa banner Jalesveva Jayamahe, tiga personel melaksanakan terjun accuracy di atas ponton berukuran 10mx10m dan tiga personel terakhir membawa banner Hari Nusantara 2014, Bakorkamla dan Bendera Merah Putih. Hari Nusantara merupakan Momentum peringatan Hari Nasional sangat penting dan sejalan dengan program Presiden Jokowi yang akan menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. ©Redaksi Cakrawala (Mirliyana/dari berbagai sumber) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 27 info 28 PELAYANAN KESEHATAN DI ERA JKN BAGI PRAJURIT TNI AL YANG BERTUGAS DI DAERAH Oleh: Letkol Laut (K) Drg. Afro Siansi S emua orang ingin sehat, begitu juga dengan keluarga besar TNI Angkatan Laut, kini dengan berkembangannya teknologi dan fasilitas yang terus dikembangkan semua prajurit beserta keluarga bisa melakukan pengobatan dengan cara mudah sesuai aturan yang sudah ditetapkan. Satu Januari 2014 merupakan era baru bagi anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Pemerintah Indonesia memberlakukan sistem pelayanan kesehatan berbasis asuransi sosial yang dikenal dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program ini dimulai secara bertahap termasuk kepada seluruh anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya dan diharapkan tahun 2019 seluruh rakyat Indonesia telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya tetap dapat berobat di fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut, yaitu fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut baik Balai Pengobatan (BP), Balai Kesehatan (BK), Klinik Pratama maupun Rumah Sakit yang bekerja sama dengan BPJS sebagai provider BPJS. BP, BK dan Klinik Pratama bekerja sama sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan tingkat pertama (PPK I) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan non spesialistik, apabila memerlukan pelayanan spesialistik atau subspesialis maka akan dirujuk ke PPK Lanjutan yaitu di Rumah Sakit melalui sistem rujukan. Di lingkungan TNI Angkatan Laut pelayanan kesehatan ini telah dituangkan dalam Keputusan Kasal Nomor Kep/1781/ XII/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang Bujuknis Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di Lingkungan TNI Angkatan Laut (PUM-6.06.072). Kepesertaan anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya sebagai peserta BPJS Kesehatan bersifat wajib mulai tanggal 1 Januari 2014, TNI Angkatan Laut telah mendaftarkan seluruh anggota beserta keluarganya kepada BPJS Kesehatan dan setiap peserta mendapat identitas peserta dengan nomor identitas tunggal serta didaftarkan pada PPK I tempat mendapatkan pelayanan kesehatan. Bagi anggota TNI Angkatan Laut maupun keluarganya yang sampai saat ini belum juga mendapatkan kartu peserta maupun ingin memilih PPK I yang diinginkan dapat menghubungi Dinas Kesehatan maupun fasilitas kesehatan setempat untuk dipercepat proses pembuatan kartu pesertanya dan proses migrasi PPK I. Pelayanan untuk Prajurit di Daerah Pelayanan kesehatan kepada prajurit TNI Angkatan Laut tidak dibedakan antara pelayanan kesehatan bagi prajurit di daerah maupun yang di Jawa. Seluruh prajurit di daerah maupun yang di Jawa telah didaftarkan pada PPK I tempat prajurit tersebut berdinas, sehingga apabila prajurit tersebut membutuhkan pelayanan kesehatan dapat datang ke PPK I tersebut untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menunjukkan kartu BPJS. Prajurit yang belum mempunyai kartu peserta BPJS cukup menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA) saat berobat di PPK I. Pelayanan kesehatan di PPK I adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama yang meliputi pelayanan promotif (penyuluhan), preventif (pencegahan), konsultasi dan pemeriksaan tingkat dasar, beberapa PPK I ada yang mampu memberikan pelayanan persalinan normal, operasi minor dan laboratorium sederhana, serta rawat inap tingkat pertama. Apabila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut maka PPK I akan merujuk ke PPK Lanjutan atau rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan oleh dokter spesialis atau subspesialis. Pada kondisi gawat darurat prajurit beserta keluarganya dapat langsung datang ke rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS untuk memperoleh layanan kesehatan darurat tanpa harus membawa surat rujukan dari PPK I. Saat ini ada 130 PPK I TNI Angkatan Laut baik BP, BK, maupun Klinik Pratama yang telah bekerja sama dengan BPJS dan tersebar di Kotama, Lantamal maupun Lanal tempat prajurit beserta keluarganya memperoleh pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sedangkan untuk PPK Lanjutan fasilitas kesehatan TNI AL yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan ada 9 Rumkital Tingkat IV, 9 Rumkital Tingkat III, 3 Rumkital Tingkat II, 1 Rumkital Tingkat I dan 3 Lembaga Kesehatan. Pada daerah yang tidak terdapat fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut, prajurit dan keluarganya dapat memilih fasilitas kesehatan milik TNI non TNI Angkatan Laut maupun fasilitas kesehatan umum lainnya yang melayani peserta BPJS Kesehatan sebagai PPK I. Penugasan Prajurit TNI Angkatan Laut sangat khas dan dinamis, seperti penugasan di KRI yang selalu berpindah dari satu daerah ke daerah yang lain dan mutasi prajurit demikian dinamis untuk mengawaki satker di daerah. Oleh karena itu perubahan pelayanan kesehatan di era JKN ini dibutuhkan penyesuaian dan fleksibilitas agar pelayanan kesehatan bagi prajurit tetap optimal. Prajurit yang karena penugasannya mengharuskan mutasi ke suatu daerah, agar melaksanakan migrasi PPK I nya ke satker yang baru dengan memilih PPK I yang diinginkan untuk memudahkan apabila memerlukan pelayanan kesehatan. Prajurit disarankan untuk memilih PPK I TNI Angkatan Laut apabila mudah menjangkaunya. Proses migrasi cukup dengan mendaftarkan diri di PPK I yang diinginkan atau menghubungi Dinas Kesehatan Kotama/Lantamal satker yang baru, selanjutnya PPK I atau Dinas Kesehatan Kotama/Lantamal akan memproses migrasi PPK I tersebut ke BPJS. Demikian pula apabila prajurit tersebut mengikutkan keluarganya pada pelaksanaan mutasi agar ikut memproses migrasi PPK I keluarganya seperti proses migrasi PPK I prajurit tersebut. Bagi Prajurit TNI Angkatan Laut yang hanya melaksanakan penugasan ke daerah atau ke satker lain tanpa mutasi, maka tidak perlu diproses migrasi PPK I nya. Kebutuhan untuk pelayanan kesehatan baik obat maupun bekal kesehatan bagi prajurit yang bertugas sudah dialokasikan dari Pelayanan Kesehatan Tertentu, sehingga apabila prajurit membutuhkan pelayanan kesehatan saat penugasan dapat langsung datang ke PPK I di mana prajurit tersebut bertugas. Monitoring dan Evaluasi Dalam setahun penerapan JKN, banyak hal yang bersifat positif namun masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, dan juga masih banyak kekurangan yang harus dibenahi dan Salah satu bentuk pelayanan kesehatan kepada prajurit. dicarikan jalan keluar bersama. Keluhan Prajurit maupun keluarganya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan akan dijadikan masukan pada evaluasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada prajurit dan keluarganya. Monitoring dan evaluasi akan terus kita lakukan secara berkala dan berkelanjutan untuk menyempurnakan pelayanan kesehatan, demi tercapainya pelayanan yang optimal bagi prajurit TNI Angkatan Laut beserta keluarganya. Tidak menutup kemungkinan masih adanya keluhan dalam pelayanan kesehatan di era JKN yang dialami oleh prajurit maupun keluarganya, dapat kiranya keluhan disampaikan ke Subdisyankes Diskesal untuk digunakan sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2014 29 info 30 SINERGITAS DAN PERAN KOMPONEN BANGSA DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN MARITIM P Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno. ada acara Seminar Nasional TNI Angkatan Laut yang dilaksanakan di Balai Samudra Kelapa Gading Jakarta Pusat tanggal 16 Desember 2014 Menteri Koordinator Bidang Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno mendapat undangan khusus selaku pembicara yang mengambil tema “Sinergitas dan Peran Komponen Bangsa dalam Mewujudkan Pembangunan Nasional Berwawasan Maritim”. Dalam sambutannya disampaikan bahwa wawasan kemaritiman sudah dikenal sejak lama, bahkan sebelum lahirnya Republik Indonesia. Ini terbukti dengan kejayaan kerajaankerajaan maritim Indonesia pada masa itu. Namun pada masa pemerintahan kolonial Belanda konsep pemerintahan Negara Maritim bergeser orientasinya karena adanya program cultuurstelsel/sistem tanam paksa mengakibatkan berkurangnya secara signifikan aktivitas penduduk di bidang kemaritiman. Perjuangan untuk mewujudkan kembali Indonesia sebagai Negara Maritim telah dimulai sejak Deklarasi Djoeanda 1957 sehingga akhirnya pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982 (UNCLOS 1982) yang diratifikasi dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 1985, kemudian dinyatakan dengan resmi bahwa Indonesia sebagai Negara Kepulauan diakui secara global. Hal ini diperkuat karena Indonesia mempunyai posisi yang strategis di bidang maritim yaitu berada di antara dua benua dan dua samudra. Pendapat seorang pakar hukum laut Indonesia, Prof. Dr. Hasyim Jalal menegaskan bahwa Indonesia belum merupakan negara maritim. Indonesia hanyalah negara kepulauan yang bercita-cita ingin menjadi negara maritim. Menurutnya negara maritim adalah negara yang mampu mengelola sumber daya laut, sedangkan negara kepulauan adalah negara yang terdiri dari banyak pulau. Ini adalah dua kondisi yag sangat berbeda. Dalam perkembangan saat ini lingkungan strategis berbagai aspek khususnya ekonomi telah bergeser ke arah Asia Pasifik. Indonesia harus dapat mengambil manfaat secara politik, ekonomi maupun security khususnya dalam konteks tata ruang nasional. Untuk mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan maritim, perlu peranan dan sinergitas seluruh komponen bangsa. Guna mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim, ada baiknya kita mengacu pada pendapat ahli strategi maritim A.T. Mahan yang menegaskan pentingnya Kekuatan Maritim untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara maupun untuk menjamin kesejahteraan bangsanya. Sehubungan dengan visi dan misi kepemimpinan Presiden RI Ir. Joko Widodo yang lebih berorientasi pada bidang kemaritiman, maka pada 9th East Asia Summit tanggal 13 Nopember 2014 telah disampaikan kebijakan tentang konsep Poros Maritim Dunia (Maritime Filcrum) konsep Poros Maritim Dunia tersebut dilandasi dengan koridor: 1. Dimensi Kesejahteraan (prosperity) a. Tujuan utama visi Poros Maritim Dunia adalah untuk mencapai kesejahteraan melalui pembangunan seluruh wilayah perairan Indonesia dengan segenap sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. b. Diplomasi maritim dan politik luar negeri diharapkan dapat memberi manfaat secara langsung bagi rakyat. c. Pembangunan kelautan dan diplomasi maritim diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha di bidang maritim. 2. Dimensi Kedaulatan (sovereignty) a. Diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dapat terus berfokus menyelesaikan perundingan-perundingan perbatasan wilayah. b. Pengembangan wilayah kawasan perbatasan dan kehadiran kekuatan TNI AL di laut untuk memperkuat effective occupation negara Indonesia di wilayahnya sendiri. c. Kedaulatan akan semakin kuat dan disegani oleh negara lain, jika diplomasi Indonesia tidak berdiam diri dalam menjaga stabilitas kawasan. 3. Dimensi Keamanan (security) Diplomasi maritim dapat mendukung kedaulatan negara melalui pembinaan wilayah untuk menciptakan Ketahanan Nasional yang dapat mewujudkan ketentraman, keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Implementasi kebijakan poros maritim Indonesia tersebut menempatkan empat skala prioritas yang meliputi: maritime infrastructure, shipyard building, fishery dan fleet (armada). Untuk itu Indonesia harus memperkuat jati diri sebagai negara maritim dengan sasaran yaitu kebijakan pembangunan maritim Indonesia, hal ini diwujudkan untuk meningkatkan keamanan laut dan daerah perbatasan, untuk menjamin kedaulatan dan integritas wilayah NKRI, serta mengamankan sumber daya alam dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Sebagai warga negara yang baik kita semua harus mempersiapkan diri menyongsong Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, baik sarana dan prasarana serta yang tidak kalah penting mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia. Kita menyadari bahwa bangsa kita mempunyai bonus demografi yang membuat bangsa kita punya peluang besar dalam percepatan pertumbuhan ekonominya. Implikasi sektoral terhadap bonus demografi ini dapat ditingkatkan di bidang pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan kerja dan perumahan. Potensi sektor kelautan yang tinggi dapat pula meningkatkan perekonomian di sektor kelautan. Pemerintah dan seluruh komponen bangsa memberikan dukungan kepada masyarakat dan Badan Usaha yang melakukan kegiatan perekonomian di sektor kelautan, sehingga diharapkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan pembangunan nasional yang berwawasan maritim, dapat segera terwujud. Dalam mendukung penegakan kedaulatan dan hukum di laut, pada tanggal 15 Desember 2014 diresmikan pembentukan BAKAMLA (Badan Keamanan Laut) oleh Presiden RI di Pulau Laut Kalsel. Kehadiran Badan ini diharapkan akan dapat mempermudah jaringan birokrasi dan koordinasi para penyelenggara penegakan hukum di laut yang selama ini dirasakan sebagai hambatan bagi para pelaku ekonomi dalam bidang maritim, diharapkan pula dapat memberikan angin segar dalam mempercepat terwujudnya konsep poros maritim yang nantinya dapat mendorong proses pembangunan nasional berwawasan maritim guna mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sebelum mengakhiri sambutannya, Menkopolhukam mengajak seluruh hadirin yang hadir pada seminar tersebut untuk merenungkan kembali betapa anugerah Tuhan yang luar biasa kepada bangsa Indonesia atas posisi geopolitik, geo-strategis dan geo-ekonomi Indonesia, untuk itu seyogyanya kita harus cerdas dan cermat dalam mengelola dan memanfaatkannya. Terakhir Menkopolhukam menyampaikan pula bahwa visi negara maritim dan poros maritim dunia adalah suatu keniscayaan yang harus dibangun di Indonesia, karena visi tanpa aksi adalah mimpi, aksi tanpa visi hanyalah membuang waktu. Visi yang diikuti aksi akan dapat mengubah dunia, sehingga diperlukan tindakan nyata untuk membangun negara maritim dan mewujudkan poros maritim dunia. Untuk itu kita semua sebagai warga negara Indonesia diperlukan sinergitas dan peranannya serta seluruh komponen bangsa agar cita-cita pembangunan nasional yang berwawasan maritim ini dapat segera terwujud. ©Redaksi Cakrawala (Maria Multriyani, S.Sos.) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 31 teknologi 32 Antisipasi Aksi CYBERCRIME pada Keamanan Data dan Informasi Oleh: Kadispenal Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc. P erkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung dengan demikian cepat. Teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Di satu sisi kemajuan teknologi membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif, dengan munculnya berbagai jenis high tech crime dan cybercrime. Data dan informasi sudah menjadi salah satu aset yang berharga bagi sebuah organisasi/institusi, oleh karena itu berbagai macam upaya dilaksanakan dalam rangka melindungi data dan informasi tersebut. Namun dengan sistem keamanan terkuat sekalipun saat ini masih dapat ditembus oleh keahlian para hacker yang melakukan perbuatan cybercrime yang memang selalu berupaya mencari jalan untuk memperoleh atau memiliki informasi tersebut. Aktivitas pokok dari cybercrime adalah penyerangan terhadap content, computer system dan communication system milik orang lain atau umum di dalam cyber space. Kini fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak memerlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta cyberwarfare (perang dunia maya) telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan pada aspek sosial, ekonomi, budaya, serta militer secara signifikan. Cyberwarfare (cyberwar) adalah penggunaan teknologi informasi, komunikasi, dan internet untuk melakukan perang di dunia maya. Pelaku cyberwar saling bersaing untuk menguasai dan memanfaatkan sumber daya teknologi serta informasi yang ada di dalamnya untuk menyerang, menghancurkan, menyesatkan, mempengaruhi, menyandera, mengurangi, menghilangkan, mengalihkan, mengganggu, menghentikan komunikasi, arus informasi, dan isinya serta berbagai tindakan lain yang mengakibatkan kerugian dan melemahkan lawan. Seringkali kegiatan ini dilakukan secara anonim, rahasia, acak, terselubung, terus-menerus dalam waktu yang lama, dan tidak secara langsung atau terang-terangan, serta memanfaatkan potensi yang tidak saling terkait sehingga sulit diketahui siapakah musuh yang sesungguhnya dan apa tujuannya. Batasan fisik di dunia nyata seperti wilayah negara tidak berlaku di dunia maya sehingga upaya pencegahan, merespon, dan menanggulangi kejadian cyberwar sulit disikapi oleh sistem hukum yang berlaku, sehingga kerja sama antarnegara menjadi syarat mutlak untuk dapat melacak, mengungkapkan dan menindak pelakunya. Cyber space (dunia maya) kini telah menjadi tempat potensial untuk menjadi medan pertempuran dan konflik tradisional maupun khusus. Bukan hanya pihak yang mewakili entitas suatu negara namun juga kelompok masyarakat lainnya yang saling berseteru. Mereka saling berhadapan melalui ajang perdebatan, adu argumentasi, penyebaran upaya dominasi informasi hingga kegiatan yang bersifat destruktif seperti web defacing rally sebagai cara propaganda dan intimidasi atau yang lebih berat lagi. Perseteruan ini tidak hanya melibatkan pelaku amatir tapi juga mereka yang punya keterampilan dan kemampuan khusus, bahkan banyak kelompok profesional yang menawarkan jasa layaknya tentara bayaran. Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi. Kejahatannya menimbulkan dampak yang sangat luas karena tidak saja dirasakan secara nasional tetapi juga internasional. Oleh sebab itu wajar apabila dikategorikan sebagai kejahatan yang sifatnya internasional berdasarkan United Nation Convention Against Transnational Organized Crime (Palermo Convention, November 2000 dan Deklarasi ASEAN 20 Desember 1997 di Manila). Di Indonesia telah terbit Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). UU ITE merupakan UU Cyber pertama yang diberlakukan di Indonesia. Undang-undang tersebut diharapkan menjadi dasar penegakan hukum untuk transaksi online di wilayah Indonesia meski dilakukan di dunia maya. Karakteristik, Aksidan Motif Cybercrime Cybercrime memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan model kejahatan kerah biru (blue collar crime) atau kerah putih (white collar crime). Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut ruang lingkup kejahatan, sifat kejahatan, pelaku kejahatan, modus kejahatan, dan jenis kerugian yang ditimbulkan. Kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab melalui internet kemungkinan bisa dilakukan dengan motivasi mencari keuntungan materi maupun sekadar melampiaskan keisengan saja. Melalui tulisan ini disampaikan beberapa gambaran seperti apa saja tindak kejahatan di dunia maya (cybercrime) yang dapat dilakukan berdasarkan aksinya dan berdasarkan motifnya. Berdasarkan jenis aksi yang dilakukannya, cybercrime dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Unauthorized Access. Cybercrime untuk jenis ini merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang dengan kemampuannya memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah (ilegal). 2. Illegal Contents. Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. 3. Penyebaran Virus Secara Sengaja. Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Sering kali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. 4. Data Forgery. Kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database. 5. Cyber Espionage. Kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran. 6. Cyber Sabotage and Extortion. Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. 7. Cyberstalking. Yaitu melakukan gangguan, teror atau pelecehan terhadap seseorang dengan memanfaatkan media internet seperti menggunakan email, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. 8. Carding. Carding merupakan bentuk kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit seseorang yang digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. 9. Hacking dan Cracking. Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. 10.Cybersquatting and Typosquatting. Kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. 11.Hijacking. Merupakan tindak kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering terjadi adalah software piracy (pembajakan perangkat lunak). 12.Cyber Terorism. Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau warga negara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 33 teknologi 34 13.Offense Against Intellectual Property. Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. 14.Infringements of Privacy. Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. 15.Social Engineering. Hacker sekarang ini tidak hanya beroperasi di balik komputer untuk menyerang targetnya. Mereka juga menghampiri targetnya secara langsung dan berusaha memenangkan kepercayaan mereka untuk mendapatkan informasi berharga. Dalam menjalankan aksinya cybercrime memiliki motifmotif tertentu, yakni: 1. Cybercrime sebagai tindak kejahatan murni. Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal merupakan kejahatan yang dilakukan karena motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. 2. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan “abu-abu”. Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam wilayah “abu-abu”, cukup sulit menentukan apakah itu merupakan tindak kriminal atau bukan mengingat motif kegiatannya terkadang bukan untuk kejahatan. Selain dua jenis di atas, cybercrime berdasarkan motif terbagi juga ke menjadi tiga hal, yaitu: 1. Cybercrime yang menyerang individu: di mana kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermainkan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi. 2. Cybercrime yang menyerang hak cipta (hak milik): kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan, atau mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri. 3. Cybercrime yang menyerang pemerintah: kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan teror, membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan sistem pemerintahan, atau menghancurkan suatu negara. Antisipasi Aksi Cybercrime Terhadap Data dan Informasi Dalam rangka mengamankan data dan informasi di lingkungan internal TNI AL dari adanya ancaman dan aksi cybercrime, maka beberapa solusi untuk mencegah tindakan kriminal tersebut adalah: 1. Penggunaan Enkripsi untuk Meningkatkan Keamanan. Penggunaan enkripsi yaitu dengan mengubah data-data informasi yang dikirimkan sehingga tidak mudah disadap (plaintext diubah menjadi chipertext). 2. Melaksanakan Kriptografi. Kriptografi adalah kegiatan menyandi data/informasi. Data atau informasi yang dikirimkan disandikan terlebih dahulu sebelum dikirim melalui internet. 3. Penggunaan Firewall. Tujuan utama dari firewall adalah untuk menjaga agar akses dari orang tidak berwenang, tidak dapat dilakukan. 4. Adanya sistem pemantau serangan yang digunakan untuk mengetahui adanya tamu/seseorang yang tak diundang (intruder) atau adanya serangan (attack). 5. Melakukan back up secara rutin. 6. Adanya pemantau integritas sistem. Misalnya pada sistem UNIX adalah program tripwire. Program ini dapat digunakan untuk memantau adanya perubahan pada berkas. Sedangkan untuk menanggulangi aksi cybercrime dengan teknik social engineering, maka beberapa hal penting yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya sebuah data dan informasi. Harus disadari bahwa dalam menjaga keamanan informasi, pengguna dari informasi itu sendiri memiliki peranan yang sangat penting, artinya kekuatan dari sebuah keamanan informasi sangat berpengaruh dari keterlibatan pengguna. Dengan segala antisipasi untuk mengamankan data dan informasi, berarti telah memberikan perlindungan dari segala kemungkinan ancaman yang akan berpengaruh terhadap kinerja dan prestasi organisasi, sehingga meminimalisir kerugian yang dapat ditimbulkan serta memaksimalkan keuntungan dan peluang organisasi tersebut. Dengan menerapkan keamanan informasi, organisasi dapat menjaga kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi secara kontinu. Integritas informasi disini bermakna bahwa informasi tersebut tetap utuh dan tidak mengalami perubahan oleh pihak lain yang tidak berwenang. wawancara 36 Ditemukan Bangkai Kapal Selam Jerman di Perairan Karimunjawa D Arkeologi Nasional (Arkenas) Shinatria Adhityatama, i Laut Jawa diketahui bahwa sejak Perang Dunia II lalu dipercaya menyimpan banyak peninggalan sejarah, Perang Dunia II tidak hanya mengubah sejarah dunia, tapi banyak artefak-artefak yang berharga telah ditemukan. Meski sudah berlalu lebih dari 70 tahun yang lalu, Perang Dunia II juga diyakini masih memiliki banyak peninggalan mencengangkan yang belum ditemukan. Saat ini telah diyakini bahwa di Laut Jawa terdapat dua kapal selam milik Jerman yang tenggelam yaitu U 168 dan U 183. Dan menurut penuturan seorang Arkeolog yang sehari hari bekerja menjadi pegawai dari Arkeologi Nasional (Arkenas) Shinatria Adhityatama, bahwa sebelumnya Adhit begitu panggilannya sudah mengetahui adanya bangkai kapal selam di Laut Jawa melalui informasi nelayan lokal. Namun saat penemuan belum diketahui yang telah ditemukan itu jenis yang mana dari dua kapal selam Jerman yang tenggelam karena tidak ditemukannya tanda-tanda khusus yang menunjukkan identitas salah satu kapal selam. Sulitnya untuk mengidentifikasi kapal selam yang ditemukan karena kondisinya rusak parah dan tidak utuh lagi hanya bagian haluannya saja yang ditemukan begitu yang dituturkan Adhit. Arkeolog dan penyelam Shinatria Adhityatama mengungkapkan pada bulan November 2013 setelah dirinya bekerja di Arkenas baru dapat melaksanakan penyelaman. Saat itu Arkenas membentuk tim terdiri atas 16 orang yang merupakan gabungan dari arkeolog Arkenas, Badan Arkeolog Yogyakarta dan Yogya Sentra Selam, dengan memakai kapal sembako yang diubah menjadi kapal researc mereka berangkat menuju lokasi penemuan sebagai ketua tim seperti penuturan Adhit waktu itu adalah Bambang Budi Utomo seorang Peneliti Utama di Arkenas. Kepada Cakrawala Adhit mengatakan bahwa Arkeolog selalu mengadakan eksplorasi terhadap sesuatu apapun yang dianggap mengandung sejarah. Penelelitian menuju ke di lokasi merupakan pengecekam ulang untuk memastikan sebenarnya yang ditemukan kapal apa, jenis apa dan milik siapa. Ternyata setelah sampai di lokasi apa yang disampaikan oleh nelayan tentang adanya suatu benda di dasar laut namun persis lokasinya meleset jauh. Dalam kegiatan penyelaman tersebut tim ini hampir putus asa karena belum menemukan hasil yang diharapkan. akhirnya tim ini dengan menggunakan perlalatan sonar mencari lokasi yang diduga terdapat benda peninggalan penemuan. Adhit menceritakan dalam proses pencarian tim ini menurunkan dua orang penyelam untuk chek up apakah benar ada bangkai kapal selam di dasar laut tersebut. Dengan menggembungkan sosis boil atau sosis raksasa yang berwarna orange sebagai tanda bahwa kedua penyelam tadi telah menemukan objek yang dimaksud. Kemudian Adhit bersama beberapa orang turun untuk menyelidiki objek kapal yang ditemukan, dengan melihat bentuk, dimensi dan komponen temuan Adhit beserta Tim gabungan tersebut turut menyelam memastikan bahwa itu adalah bangkai kapal selam. Dari hasil penyelidikan tim gabungan ini, mereka mengambil beberapa artefak yang dapat mendukung untuk membuktikan kebenaran kapal selam itu adalah milik Jerman. Dalam penyelaman di perairan Laut Jawa tersebut, seperti yang dipaparkan Adhit mereka mengambil sampel piring makan, sendok, garpu, bekas alas sepatu, piring alas cangkir (lepek) dan masih ada yang lainnya lagi yang menunjukkan semua artefak itu buatan Jerman. Adanya Informasi dari berbagai sumber tentang penemuan kapal selam Jerman ini pun akhirnya Komando Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Timur (Kopaska Koarmatim) menugaskan Mayor Laut (P) Yudo Ponco Ari yang sehari-hari menjabat Komandan Detasemen III Satkopaska Koarmatim melaksanakan penyelaman di perairan Laut Jawa setelah adanya koordinasi dari Arkenas kepada pihak TNI AL untuk melaksanakan pengamanan penemuan yang diduga kapal selam Jerman. Proses identifikasi di lokasi temuan. Sejarah U Boat di Indonesia Dalam penjelasan yang disampaikan ke Cakrawala, Mayor Yudo begitu panggilannya menyampaikan bahwa sudah sejak lama kabar tentang keberadaan bangkai yang diduga mirip kapal selam berada di Laut Jawa. Nelayan sekitar Karimunjawa yang pertama kali menemukan hal ini menamai daerah tersebut dengan sebutan Takak Pesawat persis sama dengan yang disampaikan Arkeolog Adhit kepada Cakrawala. Dari beberapa sumber data sejarah dijelaskan kapal U Boat bisa sampai ke Laut Jawa. Jepang yang merupakan sekutu Jerman pada saat Perang Dunia II meminta bantuan untuk mengamankan garis logistik mereka di Indonesia. Salah satu bantuan dari Jerman tersebut adalah dikirimnya armada kapal selam Jerman sebanyak 12 kapal yang disebut Satgas Moosun Gruppe. Untuk itu beberapa persiapan dilaksanakan. Diantaranya penyiapan pangkalan kapal selam di Malaka, Batavia dan Surabaya. Kapal selam yang pertama kali dikirim adalah U-511 yang berangkat dari Berlin dengan membawa Laksamana Noukuni Nomura. Selanjutnya U-511 dihibahkan Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 37 wawancara 38 kepada Jepang dengan nama R500. Dari 12 kapal selam yang dikirim hanya 6 yang berhasil mencapai Indonesia, sisanya tenggelam dibeberapa titik perairan Indonesia. Keenamnya beroperasi dengan tugas mengamankan garis logistik Jepang yang melewati perairan Indonesia. Sasaran mereka adalah kapal perang dan kapal dagang sekutu. Taktik yang mereka gunakan disebut Wolf Pack. Menyerbu musuh secara berkelompok hingga tenggelam lalu pergi menyebar mirip Serigala. Dalam sebuah dokumen Interogasi yang ditemukan, disebut bahwa salah satu Markas dan Mess awak kapal selam Jerman ini berada di Jakarta di sekitar gedung KFM yang diduga di wilayah Harmoni Jakarta. Sedangkan pelabuhannya berada di sebuah dermaga berdekatan dengan stasiun Kereta Api yang dijaga oleh 50 hingga 60 tentara Jepang. Awalnya awak U Boat mengira misi mereka adalah sebuah liburan yang menyenangkan dibanding di negara mereka sendiri. Namun kenyataannya perairan Indonesia sama panasnya dengan Atlantik Utara saat itu. Penyelaman U Boat Tertarik dengan berita tentang bangkai kapal selam tersebut, Mayor Laut (P) Yudo Ponco Ari seorang Perwira Satkopaska Armatim melaksanakan penyelaman bersama dengan empat penyelam sipil dari Frogdive Diving Course.untuk membuktikan keberadaan yang di duga bangkai Kapal Selam Jerman di Laut Jawa. Tim ini pun berangkat dari Jepara menggunakan Kapal Fery menuju Karimunjawa. Sesampainya di Karimunjawa lalu dilaksanakanlah persiapan penyelaman, embarkasi material dan briefing secukupnya. Pukul 20.00 bertolak dari Karimunjawa menuju lokasi penyelaman yang telah ditentukan sejauh 98 Nm. Persis sama dengan yang disampaikan arkeolog Adhit dari Arkenas pelayaran memakan waktu selama 10 jam, lalu setelah pelayaran itu yang hanya menggunakan kapal kayu dengan ukuran panjang 10 meter dan lebar 3 meter tibalah Tim ini di lokasi penyelaman yang ternyata lebih dekat ke Kalimantan dibandingkan ke Jawa. Dengan echosounder portable yang mereka bawa lalu dilakukan penyisiran lokasi dengan bekal petunjuk dari nelayan lokal Karimunjawa. Dalam layar echosounder itut im ini menangkap objek yang diduga adalah bangkai kapal selam tersebut dengan segera mereka lego jangkarkan perahu. Dalam penjelasanya Mayor Yudo dan Tim pada pukul 07.00 melaksanakan penyelaman pertama. Di dasar Laut Jawa pada kedalaman 25 meter mereka melihat sebuah objek besar dengan panjang kurang lebih 30 meter berada di hamparan pasir putih dasar laut. Di kedua ujungnya sebuah lubang bulat terbuka, lalu mereka masuk dari salah satu lubang tersebut dan keluar di sisi satunya. Penelusuran Secara umum bagian yang ditemukan berukuran panjang kurang lebih 30 meter dan tinggi ujung satu 4 meter dan lainnya 3 meter. Dari sisi yang memiliki diameter kecil Tim masuk dan mengamati serta mengambil foto. Banyak bagian yang masih utuh dan masih baik seperti lubang pintu antar kompartemen, peralatan makan dan sepatu yang berserakan, ditemukan pula dua tengkorak kerangka manusia. Penelusuran diteruskan kembali hingga ke kompartemen terahir, karena gelapnya ruangan-ruangan kami pun menggunakan senter bawah air yang terbatas yang sangat menghalangi pandangan kami begitu tutur Mayor Yudo. Reruntuhan bercampur dengan sisa-sisa barangbarang yang hangus menunjukkan bahwa kapal tersebut mengalami kebakaran hebat sebelum tenggelam. Bahkan Tim Kopaska juga menemukan sebuah sepatu boot yang ujungnya terbakar dengan sisa tulang kering di dalamnya. Setelah penyelaman ke tiga arus dan gelombang tidak memungkinkan lagi untuk penyelaman, akhirnya Mayor Yudo selaku ketua Tim memutuskan untuk meninggalkan lokasi U Boat. Dalam tim ekspedisi ini selain keenam personel Kopaska terdapat empat anggota penyelam dari Komunitas Military Enthusiast dan penyelaman Frogdive Diving Course. Mereka adalah Ady Setiawan, Mario Binsar, M. Iqbal, David Sukma Putra. Kembali ke Safe House Setelah tiga jam melaksanakan penyelaman untuk pengumpulan data foto mereka kembali ke Karimunjawa. Pelayaran 10 jam dalam perahu kecil tidak dirasa berat oleh Tim Kopaska ini namun yang diserasa malah kegembiraan karena apa yang dicari berhasil ditemukan. Malam harinya mereka merapat dengan aman ke Karimunjawa. Dengan sisa-sisa tenaga dan kepala yang masih pusing tim kecil ini pun menikmati makan malam dengan perasaan puas. Dari hasil identifikasi ini kuat dugaan bahwa bangkai tersebut adalah salah satu kapal selam U Boat Jerman, berdasarkan artefak-artefak yang ditemukan seperti peralatan makan antara lain piring, sendok, mangkuk sup dan cangkir kopi lengkap dengan piring alasnya yang dibaliknya terdapat marking logo Swastika dan tulisan tahun 1939. Ada lagi satu tumpuk piring yang sudah lengket karena terbakar, sol sepatu dan sepatu legging milik perwira. Selain itu ada Mouth Piece alat keselamatan untuk escape awak kapal selam. Alat tersebut produksi Drager Jerman dengan nama Drager Taucheter. Berdasarkan foto yang diambil perbagian yang masih bisa dikenali ternyata hanya bagian haluan hingga coning tower saja sedangkan sisa bagian lainnya tidak berhasil ditemukan. Sebagai warga negara yang sangat mencintai tanah air ini, tentunya baik Arkeolog Arkenas Shinatria Adhityatama bersama timnya maupun Mayor Laut (P) Yudo Ponco Ari dan personel yang tergabung dalam tim penyelaman berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia dapat lebih menghargai peninggalan sejarah bangsa yang harus terus dijaga kelestariannya. ©Tim Redaksi Cakrawala (Agus Cahyono, Suratno, Maria, Mujiyanto/sumber: Arkeolog Arkenas dan Satkopaskaarmatim) INDONESIA NEGARA MARITIM, WARISAN YANG TAK TERNILAI Oleh: Letkol Laut (KH) Drs. Bambang Nurakhim, MAP. S ebutan atau “julukan” (Bhs. Jawa) bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim sudah tak terelakkan lagi, bahkan telah tergambarkan pada berbagai sumber sejarah yang diakui dunia sebagai negara maritim terbesar dengan luas wilayah laut yang mengelilinginya. Jika disimak dengan saksama, batas wilayah laut Indonesia pada awal kemerdekaan hanya selebar 3 mil laut dari garis pantai (coastal baseline) setiap pulau, yaitu perairan yang mengelilingi Kepulauan Indonesia bekas wilayah Hindia Belanda. Namun ketetapan batas tersebut, yang merupakan warisan kolonial Belanda, tidak sesuai lagi untuk memenuhi kepentingan keselamatan dan keamanan negara Republik Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka lahirlah konsep Nusantara (Archipelago) yang dituangkan dalam Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957. Isi pokok dari deklarasi tersebut yaitu, “Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulaupulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia tanpa memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia, dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Republik Indonesia”. Deklarasi Djuanda dikukuhkan pada tanggal 18 Februari 1960 dalam Undang-Undang Nomor 4/PRP Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. Ketetapan wilayah Republik Indonesia yang semula sekitar 2 juta km2 (daratan) berkembang menjadi sekitar 5,1 juta km2 (meliputi daratan dan lautan). Dalam hal ini, ada penambahan luas sebesar 3,1 juta km2, dengan laut teritorial sekitar 0,3 juta km2 dan perairan laut nusantara sekitar 2,8 juta km2. Konsep nusantara dituangkan dalam Wawasan Nusantara sebagai dasar pokok pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara melalui ketetapan MPRS Nomor IV Tahun 1973. Pada konferensi Hukum Laut di Geneva tahun 1958, Indonesia belum berhasil mendapatkan pengakuan internasional, namun baru pada Konferensi Hukum Laut pada sidang ke tujuh di Geneva tahun 1978. Konsepsi Wawasan Nusantara mendapat pengakuan dunia internasional. Hasil perjuangan yang berat selama sekitar 21 tahun mengisyaratkan kepada Bangsa Indonesia bahwa visi maritim seharusnya merupakan pilihan yang tepat dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui Konvensi Hukum Laut Internasional United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada tahun 1982, yang hingga kini telah diratifikasi oleh 140 negara, negara-negara kepulauan (Archipelagic states) memperoleh hak mengelola Zona Ekonomi Eksklusif seluas 200 mil laut di luar wilayahnya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai hak mengelola Zona Ekonomi Eksklusif. Hal itu kemudian dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tanggal 13 Desember 1985 tentang pengesahan UNCLOS. Berdasarkan UNCLOS 1982, ZEEI ditetapkan sejauh 200 mil laut, diukur dari garis dasar wilayah Indonesia ke arah laut lepas. Ketetapan tersebut kemudian dikukuhkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Konsekuensi dari implementasi undang-undang tersebut adalah bahwa luas wilayah perairan laut Indonesia bertambah sekitar 2,7 juta km2, sehingga menjadi sekitar 5,8 juta km2. Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982) melahirkan delapan zonasi pengaturan (regime) hukum laut, yaitu: (a) perairan pedalaman (internal waters); (b) perairan kepulauan (archiplegic waters) termasuk ke dalamnya selat yang digunakan untuk pelayaran internasional; (c) laut teritorial (teritorial waters); (d) zona tambahan (contingous waters); (e) zona ekonomi eksklusif (exclusif economic zone); (f) landas kontinen (continental shelf); (g) laut lepas (high seas); dan (h) kawasan dasar laut internasional (international seabed area). Konvensi Hukum Laut 1982 mengatur pemanfaatan laut sesuai dengan status hukum dari kedelapan zonasi pengaturan tersebut. Negara-negara yang berbatasan dengan laut, termasuk Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial, sedangkan untuk zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen, negara memiliki hak-hak eksklusif, misalnya hak memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di zona tersebut. Sebaliknya, laut lepas merupakan zona yang tidak dapat dimiliki oleh negara manapun, sedangkan kawasan dasar laut internasional dijadikan sebagai bagian warisan umat manusia. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka konsep dari batas laut wilayah Indonesia telah disebutkan dalam Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 bahwa; “landas kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang di luar laut territorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal di mana lebar laut territorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 mil laut sampai dengan jarak 100 mil laut dari garis kedalaman 2500 meter”. Secara geopolitik Indonesia juga dapat dikatakan sebagai stabilisator kawasan Asia Tenggara mengingat besarnya wilayah dan jumlah penduduk. Terlebih lagi dengan letak posisi geografis Indonesia yang dalam hal ini merupakan negara maritim, sehingga stabilitas keamanan maritim Indonesia juga sebagai salah satu kunci dari stabilitas keamanan di wilayah Asia Pasifik. Negeri ini mempunyai empat chokepoints dari sembilan chokepoints strategis dunia dan tiga Alki. Keempat chokepoints itu meliputi Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Ombai. Kemampuan Indonesia mengamankan keempat chokepoints akan berpengaruh langsung terhadap Sumber kekayaan laut Indonesia yang perlu dilestarikan, agar tak pernah punah. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 41 OPINI 42 situasi keamanan dan ekonomi kawasan Asia Pasifik secara keseluruhan, karena perairan tersebut merupakan jalur penghubung antara kawasan Asia Barat ke Asia Timur dan sebaliknya. Sebagai bangsa yang berkembang, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang paling beruntung di dunia ini. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan yang cukup kuat untuk mengatakan demikian, antara lain: a. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di khatulistiwa, hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim yang dominan, sehingga sangat memudahkan dalam aktivitas ekonomi, seperti perikanan, pertanian, transportasi, perkebunan dan lain-lain. b. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada posisi silang dunia (antara dua benua dan dua samudera) yang perairannya menjadi bagian dari Sea Lanes of Communications (SLOCs) dan Sea Lanes of Trade (SLOT) serta Sea Lanes of Economics (SLOE) sebagai jalur transportasi urat nadi perekonomian dunia. c. Wilayah Indonesia memiliki panorama pemandangan alam yang sangat indah, baik di pantai, darat maupun di laut sehingga mampu menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia. d. Bangsa Indonesia mendiami sebuah ruang hidup berbentuk negara kepulauan atau nusantara (archipelagic state), dengan tebaran pulau-pulau yang spesifik dan luas laut yang sedemikian luas. e. Bangsa Indonesia dengan keragaman budaya yang ada, mendiami wilayah yurisdiksi nasional Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, baik di laut, dasar laut, darat dan di dalam bumi. Selain memiliki keunggulan atau keuntungan geografis, bangsa Indonesia juga dikenal memiliki tata krama yang baik. Hal ini menandakan, bahwa bangsa Indonesia sudah sejak lama memiliki peradaban yang maju. Pandangan ini dikuatkan dengan mencermati betapa banyaknya ragam kebudayaan dan situs sejarah di nusantara serta peninggalan sejarah yang terdapat di beberapa negara di dunia. Berbagai peninggalan sejarah dan adat istiadat Indonesia merupakan kekayaan yang bernilai ekonomi. Jika ditinjau dari potensi kekayaan alam, Indonesia ibarat surga yang tertinggal di dunia, karena memiliki kekayaan alam yang melimpah, lautnya indah, tanahnya subur, pemandangannya elok, penduduknya ramah dan sopan serta letak geografinya berada pada persilangan dunia. Sungguh sangat beruntung memiliki tanah air seperti Indonesia, namun rupanya berbagai kebaikan tersebut juga banyak mengundang para “pendatang” untuk masuk dan menguasai Indonesia. Sejak abad pertengahan, hampir sebagian besar bangsa Eropa yang memiliki kekuatan laut yang handal saat itu memperebutkannya, seperti Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda yang pernah menjajah Indonesia. Berbeda dengan daratan, laut tidak dapat diduduki secara permanen, dipagari atau dikuasai secara mutlak, namun laut hanya dapat dikendalikan dalam jangka waktu yang terbatas. Perairan Indonesia memiliki karakteristik yang khas yaitu Laut Terbuka merupakan perairan yang berhubungan langsung dengan Samudra Hindia dan Samudra Atlantik, Laut Setengah Tertutup merupakan perairan Indonesia yang salah satu sisinya berhubungan langsung dengan laut terbuka namun di sisi lainnya berbatasan dengan daratan, selanjutnya Laut Tertutup merupakan seluruh perairan kepulauan (archipelagic waters). Karakteristik laut Indonesia inilah yang akan mempengaruhi strategi pengamanan wilayah laut Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, laut merupakan bagian integral dari wilayah negara yang tidak dapat dibagi-bagi, namun dapat dibedakan menurut rezim hukum yang mengaturnya. Laut dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, namun negara lain juga memiliki hak pemanfaatan sebagaimana diatur dalam The United Nations Convention on The Law of The Sea 1982 (UNCLOS 1982). Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia secara menyeluruh dan merata. Seiring dengan peningkatan kesejahteraan maka kemampuan pertahanan dan keamanan juga perlu ditingkatkan agar dapat melindungi dan mengamankan hasil pembangunan yang telah dicapai. Namun pemanfaatan potensi sumber daya nasional guna mendukung pembangunan secara berlebihan dan tak terkendali dapat mempercepat berkurangnya sumber daya nasional. Oleh karena itu, dalam pemanfaatannya perlu memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan hidup rakyat dan ketersediaan sumber daya nasional untuk jangka panjang. Kepentingan bangsa Indonesia di dan atau lewat laut pada dasarnya adalah pemanfaatan laut sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan keamanan bangsa Indonesia, sehingga laut bagi bangsa Indonesia memiliki arti, yaitu sebagai: a. Media pemersatu bangsa yang dapat membentuk satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan negara. b. Media perhubungan yang dapat memperlancar arus distribusi komoditas ekonomi ke seluruh pelosok tanah air sebagai upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. c. Media penyedia sumber daya alam yang memberikan harapan bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. d. Media pertahanan dan keamanan, melalui upaya pencegahan dan penindakan sebagai bentuk pelanggaran hukum di laut, yang berimplikasi terhadap kedaulatan negara dan stabilitas keamanan secara menyeluruh. e. Media untuk membangun pengaruh terhadap negaranegara lain melalui peningkatan dampak pangkalan. Berdasarkan hal tersebut, maka tidak terlalu berlebihan jika pada suatu saat nanti Indonesia akan menjadi negara yang terkuat di dunia dengan menyadari sepenuhnya karena posisi yang sangat strategis menjadi poros dunia dalam percaturan pembangunan perekonomian dunia. Semoga semakin kuat dengan dibarengi pembangunan Alutsista yang memadai, dengan pemanfaatan laut sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan keamanan bangsa Indonesia demi kejayaan Indonesia. Manfaatkan sumber kekayaan laut Indonesia, tetapi jangan dibiarkan punah. opini 44 PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR MENUJU KEJAYAAN NEGARA MARITIM Oleh: Kolonel Laut (P) Eko Irianto, S.Pi. Potensi Kelautan Perikanan Indonesia Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di bidang kelautan dan perikanan terbesar di dunia dengan 8500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies terumbu karang, yang di dalam lautnya meliputi ikan pelagis. Untuk ikan cumi potensi lestari 6.409.210 ton per tahun, produksi 4.069.420 ton per tahun, tingkat pemanfaatan baru 63,49 % (LIPI – BRKP, 2001) Pengelolaan perikanan merupakan sebuah kewajiban yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 yang ditegaskan kembali pada perubahan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 dalam konteks adopsi hukum tersebut, pengelolaan perikanan didefinisikan sebagai semua upaya termasuk proses yang terintegrasi. Perencanaan konsultasi pembuatan keputusan alokasi sumber daya ikan dan implementasinya serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Secara alamiah, pengelolaan sistem perikanan tidak dapat dilepaskan dari tiga dimensi yang tidak terpisahkan satu sama lain yaitu: 1) Dimensi sumber daya perikanan dan ekosistemnya. 2) Dimensi pemanfaatan sumber daya perikanan untuk kepentingan sosial ekonomi masyarakat, 3) Dimensi kebijakan perikanan itu sendiri. Terkait dengan tiga dimensi tersebut pengelolaan perikanan saat ini belum mempertimbangkan keseimbangan ketiganya, kepentingan pemanfaatan untuk kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dirasakan lebih besar dibanding kesehatan ekositemnya misalnya, dengan kata lain pendekatan yang dilakukan masih parsial belum terintegrasi dalam sebuah batasan ekosistem yang menjadi wadah dari sumber daya ikan sebagai target pengelolaan dalam konteks inilah pendekatan terintegrasi melalui pendekatan ekosistem terhadap pengelolan perikanan menjadi sangat penting. Pengembangan Desa Pesisir Harus Optimal Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Sahala Hutabarat mengatakan pengembangan desa pesisir harus lebih optimal dalam mendorong perkembangan ekonomi sektor kelautan di Indonesia. Jumlah desa pesisir di Indonesia mencapai 10.666 desa yang berada di 300 kabupaten/kota dari total sekitar 524 kabupaten kota se-Indonesia. Dengan jumlah penduduk desa pesisir mencapai 16.420.000,- orang maka potensi pengembangan desa pesisir sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, pengembangan desa pesisir dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pembangunan kedai pasir, klinik bisnis, lembaga keuangan mikro dan program solar bagi nelayan. Misalnya kehadiran 197 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan kedai pesisir yang tersebar di berbagai wilayah harus mampu menyediakan kebutuhan pokok mayarakat setempat. Dari hasil evaluasi kinerja LKM hanya sekitar 24 LKM yang berkinerja baik antara lain LKM Semarang, Tegal, Pekalongan, Brebes, Cilacap, Jember, Wakatobi, Bima dan Lombok Barat. Dengan demikian upaya pengembangan desa pesisir harus dilakukan dengan meningkatkan kapasitas keterampilan sumber daya manusia pesisir untuk melakukan pemanfaatan sumber daya perikanan dan penyertaan bantuan stimulan usaha serta kemitraan usaha dengan berbagai pihak. Negara Maritim Wawasan negara maritim sudah dikenal oleh Bangsa Indonesia sejak lama bahkan sebelum lahirnya Republik Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan jaman keemasan kerajaan-kerajaan maritim pada waktu itu seperti kerajaan Sriwijaya pada abad ke-VII dan kerajaan Majapahit pada abad ke-XIV. Kejayaan kedua kerajaan maritim ini ditandai dengan berdirinya pusat perdagangan di Pulau Sumatera dan kekuatan armada laut yang sangat tangguh dan berkelas dunia, sehingga dapat mengatur daerah pendudukannya yang sangat luas dengan sebutan Nusantara. Kerajaan Majapahit berhasil mewujudkan suatu kondisi masyarakat yang “gemah ripah loh jinawi toto tentrem kertho rahardjo”. Di bawah kepemimpinan raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada dengan menerapkan konsep pemerintahan negara maritim. Konsep pemerintahan negara maritim tersebut telah bergeser orientasinya sejak pemerintahan kolonial Belanda melaksanakan Program Cultuurstelse/sistem tanam paksa tahun 1830, sehingga merubah pola pikir, pola sikap dan perilaku bangsa nusantara dari konsep maritime oriented menuju inland oriented. Akibat dari pergeseran paradigma tersebut telah mengakibatkan berkurangnya secara signifikan aktivitas penduduk di bidang kemaritiman. Perjuangan untuk mewujudkan kembali Indonesia sebagai negara maritim telah dimulai sejak Deklarasi Djoeanda tahun 1957, kemudian dilanjutkan dengan perjuangan panjang para diplomat “maritim” Indonesia, untuk mewujudkan suatu bentuk negara kepulauan.sehingga akhirnya pada konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun 1982 (UNCLOS 1982) yang diratifikasi dengan UndangUndang Nomor 17 Tahun 1985, dinyatakan secara resmi bahwa Indonesia sebagai Negara Kepulauan (Archipelagic state) yang diakui secara global, namun keberhasilan perjuangan tersebut tidak disertai langkah-langkah kongkrit untuk mewujudkan suatu negara kepulauan. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 45 opini 46 Apabila ditinjau dari aspek geo-politik dan geo-ekonomi maupun geo-strategis, seharus­ nya Indonesia sebagai negara maritim, realitasnya saat ini Indonesia memang merupakan negara kepulauan namun belum tuntas sebagai negara maritim, sehingga dalam mewujudkan pembangunan nasionalnya juga belum berawasan maritim. Hal ini diperkuat dengan pendapat Pakar Hukum Laut Indonesia Prof. Dr. Hasyim Jalal yang menegaskan bahwa Indonesia belum merupakan negara maritim, Indonesia hanyalah negara yang bercitacita ingin menjadi negara maritim. Menurutnya negara maritim adalah negara yang mampu mengelola sumber daya laut, sedangkan negara kepulauan adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, ini adalah dua kondisi yang berbeda. Saat ini justru negara kontinental yang mampu menjadi penjuru misalnya: India, China, Korsel, padahal seharusnya Indonesia mampu lebih menonjol karena merupakan negara yang memiliki wilayah laut cukup luas. Dalam sambutan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio pada acara pembukaan Seminar Nasional TNI AL Tahun 2014 di Gedung Balai Samudra Kelapa Gading, beberapa saat yang lalu mengatakan kita ketahui bersama bahwa dari aspek geopolitik dan ekonomi, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia merupakan maritime axis dari persilangan antar benua, samudra dan kepentingan dunia, dengan potensi maritim nasional sebagai “The Emerald of Equator ,” di dalamnya terkandung sumber daya kelautan yang berlimpah dan bernilai strategis bagi perekonomian dan masa depan bangsa, hal tersebut merupakan peluang dan harapan, sekaligus tantangan bagi upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Laut. Pembangunan maritim Indonesia sebenarnya merupakan pengulangan sejarah dari kejayaan maritim nusantara yang terhenti akibat visi pembangunan yang lebih berorientasi pada pembangunan kontinental, kita patut bersyukur pemerintah saat ini telah memiliki visi yang berwawasan maritim, visi ini dipertegas oleh Presiden RI dalam forum KTT Asia Timur berisi lima pilar kebijakan Poros Maritim Dunia. Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Laut Sesuai pilar yang digagas oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo yang dapat dipelajari untuk dapatnya menaikkan tingkat perekonomian desa pesisir adalah: a. Potensi sumber daya ikan dikaitkan dengan jumlah nelayan. Potensi sumber daya ikan yang besar dan manajemen perikanan yang menganut azas kehatihatian dengan menetapkan JTB (jumlah tangkapan yang diperbolehkan) yang berasal dari perairan teritorial dan perairan wilayah ZEEI. Potensi dan JTB di atas dimungkinkan mengalami perubahan kearah yang positip, yakni terjadi kenaikan, dengan asumsi bahwa potensi sumber daya ikan di Perairan Indonesia sebesar 6,4 juta ton per tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 15,2 juta ton per tahun, maka produktivitas para nelayan di Indonesia diperkirakan rata-rata sebesar 1.35 ton per orang/per tahun. Rendahnya produktivitas nelayan tersebut menyebabkan persaingan untuk mendapatkan hasil tangkapan semakin lama akan semakin ketat, karena rezim pengelolaan sumber daya ikan bersifat terbuka. Kondisi di atas dimungkinkan merupakan salah satu penyebab nelayan di negara kita rentan terhadap konflik. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah strategis guna melindungi nelayan perikanan rakyat yang merupakan bagian terbesar dari seluruh nelayan dan tingkat kesejahteraannya masih rendah. b. Tangkapan lebih (over fishing). Pada tahun 2001 produksi ikan dari hasil penangkapan ikan di Indonesia telah mencapai 4.069 juta ton, tingkat pemanfaatan di Indonesia telah mencapai 63,49 % dari potensi lestari sebesar 6,409 juta ton pertahun atau 79.37 % dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,217 juta ton pertahun. Pemanfaatan tersebut tidak merata untuk setiap wilayah pengelolaan perikanan, di beberapa wilayah pengelolaan telah terjadi over fishing seperti di Laut Jawa dan Selat Sunda (171,72 %). Terjadinya over fishing telah mendorong nelayan yang biasanya menangkap ikan di perairan tersebut melakukan penangkapan ikan di daerah penangkapan (fishing ground) lain yang masih potensial, Hal ini apabila tidak diantisipasi dapat menjadi faktor pendorong timbulnya konflik antara nelayan pendatang dengan nelayan lokal. c. Perilaku motivasi. Seperti diketahui bahwa sebagian besar nelayan di Indonesia baik nelayan perikanan industri maupun nelayan perikanan rakyat masih terlalu mengejar rantai ekonomi dalam memnfaatkan sumber daya ikan. Hal ini mendorong nelayan untuk menangkap ikan sebanyak banyaknya dan mengabaikan aspek-aspek`kelestarian, meskipun di beberapa daerah berlaku kearifan lokal, pengetahuan lokal dan hukum hukum adat. Dampak dari prinsip-prinsip kanibalisme sering terjadi di laut dan konflik antar nelayan tidak dapat dihindari. Untuk itu ke depan pembangunan perikanan tangkap harus dilakukan secara intensif dan berkesinambungan maka agar konflik antar nelayan dapat di hindari. d. Relokasi. Sebagian armada perikanan berada di daerah yang padat penduduknya di Pantai Utara Pulau Jawa, kondisi ini menyebabkan perairan di sekitar daerah tersebut mengalami padat tangkap bahkan sudah gejala over fishing sehingga terjadi banyak konflik. dengan nelayan yang kurang peduli dengan kelestarian. Penerapan manajemen perikanan yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat adalah suatu keharusan, agar pemanfaatan sumber daya ikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan termasuk rehabilitasi dan konservasi menjadi perhatian seluruh stake holders, merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya ikan. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Menuju Kejayaan Maritim Pemberdayaan masyarakat pesisir harus cepat ditingkatkan dengan berbagai cara antara lain melalui pembangunan kedai pesisir untuk menjaring para wisatawan lokal dan domestik, klinik bisnis bagi pengunjung atau kesehatan masyarakat setempat, lembaga keuangan mikro untuk lembaga koperasi unit desa dalam usaha perikanan, adanya program solar bersubsidi atau energi terbarukan dengan memanfaatkan plankton dari air laut. Dari berbagai kegiatan tersebut pemberdayaan masyarakat haruslah ditunjang dengan pelatihan-pelatihan keterampilan dalam pemanfaatan sumber daya perikanan dan laut. Pelatihan yang dilaksanakan dengan mengolah produk perikanan yang lebih menarik antara lain pembuatan sosis ikan, nugget ikan, baso ikan,dan lain lain. Pelatihan pengelolaan energi terbarukan seperti pembuatan listrik dengan memanfaatkan gelombang pasang surut air laut, pengolahan air laut jadi air tawar dengan menggunakan alat sederhana yang bisa dibuat masyarakat nelayan itu sendiri, pembuatan bio diesel dari minyak protein hewani yang berasal dari plankton yang didayakan mayarakat pantai sendiri untuk kebutuhannya sendiri. Dengan pelatihan tersebut diharapkan mayarakat pesisir sudah terampil sangat memungkinkan di daerahnya bisa dibangun industri perikanan yang bisa menyerap tenaga masyarakat pantai karena sudah tahu dasar-dasar keterampilan tentang pengolahan ikan. Sekalipun laut kita kaya akan hasil laut bangsa Indonesia tidak dikenal sebagai bangsa pemakan ikan, oleh karena itu budaya maritim harus berwujud reformasi kultural atau jika meminjam istilah Presiden RI Ir. Joko Widodo adalah reformasi mental. Yang diawali dari meja makan di mana ikan harus menjadi menu utama. Bangsa Indonesia gemar makan ikan laut selain mencerdaskan bangsa sebagaimana bangsa Jepang memiliki tradisi yang kuat mengkonsumsi ikan, dengan adanya program makan ikan laut membentuk suatu budaya itu tidak bisa instan tetapi harus dididik, diajari dan diedukasi sejak ‘dini’ dalam keluarga kita. Hal ini sederhana tetapi akan mengubah cara pandang bangsa Indonesia terhadap lautnya, jika makan ikan laut menjadi tradisi. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 47 opini 48 Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Bangsa Oleh: Letkol Laut (KH) Noviarie Berbicara masalah wawasan kebangsaan dan ketahanan bangsa tentunya tidak bisa dilepaskan dengan nilai-nilai stories dan ideologis bangsa itu sendiri. Wawasan kebangsaan dan ketahanan bangsa bisa dibedakan, namun di antara keduanya tidak bisa dipisahkan, karena pembentukan ketahanan bangsa didasarkan pada wawasan kebangsaan yang merupakan bentuk pemahaman tentang berbagai aspek mengenai bangsa, latar belakang historis pembentukan bangsa, lingkungan strategisnya, tujuan berbangsa, dan termasuk tantangannya. Wawasan Kebangsaan Wawasan kebangsaan dapat diartikan, adalah “cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan ideologinya, dengan dilengkapi pengetahuan atau kesadaran mengenai kondisi wilayah, sosial budaya rakyat, sejarah perjuangan bangsa, serta lingkungan strategis yang mempengaruhinya (terus berubah)”. Wawasan kebangsaan itu mempunyai arah yang jelas, terutama pola pikir dan pola sikap bangsa, yang bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Beberapa aspek yang penting sebagai ukuran umum keberhasilan implementasi wawasan kebangsaan, terutama suksesnya: membangun kesadaran bangsa dan menonjolkan sikap sebagai bagian bangsa; mengedepankan loyalitas terhadap bangsa (aspek loyalitas); menerima kehadiran pemerintah yang sah, yang disusun secara demokratis (aspek legitimasi); berperan serta dalam proses politik dan memberikan kontribusi demi kebaikan bangsa (aspek partisipasi); dan mendorong distribusi keadilan sosial yang dapat dirasakan masyarakat banyak; serta keberhasilan negara untuk mengkondisikan warga negara mematuhi aturan-aturan negara (aspek penetrasi), sebagai ukuran-ukuran umum kualitas implementasi wawasan kebangsaan. Ketahanan Bangsa Salah satu pilar untuk memperkokoh ketahanan bangsa adalah dengan mengembangkan wawasan kebangsaan, yang menekankan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, yang memiliki dampak (outcome) langsung terhadap kokohnya ketahanan bangsa. Ketahanan bangsa memiliki 2 (dua) pengertian, baik sebagai kondisi maupun sebagai konsepsi. Sebagai kondisi, ketahanan bangsa merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segala aspek kehidupan berbangsa secara terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan bangsa sehingga mampu meningkatkan kekuatan bangsa untuk menjamin kelangsungan NKRI dalam mewujudkan cita-cita dan mencapai tujuan nasional. Sebagai konsepsi, ketahanan bangsa merupakan konsep regulasi dan implementasi kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, selaras, dan serasi dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa. Sebagai kondisi yang ingin dibangun, ketahanan bangsa merupakan elemen-elemen pembentuk ketahanan bangsa atau sebagai akumulasi dari ketahanan pribadi, ketahanan keluarga, ketahanan lingkungan (masyarakat), dan sistem nilai budaya lokal, yang sudah barang tentu didukung oleh faktor akhlak, moral, dan wawasan kebangsaan. Ketahanan bangsa pada hakikatnya merupakan modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan penyelenggaraan dalam kehidupan Ipoleksosbud Hankam dan Kewaspadaan Nasional. Spektrum ketahanan bangsa mencakup aspek-aspek ipoleksosbudhankam, dan tantangan yang dihadapi juga mencakup sedemikian luas. Oleh karenanya mewujudkan ketahanan bangsa yang handal bukanlah masalah sederhana, dan pelaku-pelaku sentral atau kepemimpinan untuk mengambil langkah-langkah positif bagi terwujudnya ketahanan juga sangat bervariasi (tomas, toga, toda, tolek, topem, topol, todik, todat, dan institusi formal dan informal dalam pembinaan masyarkat/bangsa) 2. Lawan yang harus dihadapi para tokoh ini sangat tangguh, seperti tokoh penjual toto gelap, tokoh penjual narkoba, tokoh penjual miras, petualangan politik, oportunis, kelompok radikal, aktivis radikal, dan sebagainya. Sangat berbahaya jika tokoh-tokoh pembela ketahanan bangsa terkooptasi oleh nafsu dan bergabung dengan atau memerankan perusak ketahanan bangsa. Membangun ketahanan bangsa yang handal perlu untuk diketahui karakteristik tertentu (renungkan substansi UUD 1945) yang harus dijadikan referensi pokok dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, mencakup: - Indonesia merupakan negara bangsa yang berideologi dan berdasarkan Pancasila, dan dengan demikian mestinya semua anak bangsa berupaya sungguh-sungguh untuk menjalankan perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan-Nya, berperikemanusiaan/ menghormati HAM, mengutamakan persatuan, mengedepankan dialog, dan membangun kesejahteraan bangsa yang berkeadilan sosial. - Indonesia merupakan negara demokrasi. Demokrasi yang harus dilihat sebagai proses penegakan sistem politik yang diyakini paling mampu memberi peluang terwujudnya kedaulatan rakyat dan toleransi terhadap kemajemukan komponen bangsa. Melalui demokrasi sebagai anti theses terhadap pemutlakan kekuasaan di tangan segelintir penguasa, rakyat dapat mengontrol sistem hukum yang diarahkan untuk melindungi kepentingannya. - Indonesia adalah negara hukum. Sebagai implikasi demokratisasi, maka pengakuan dan ketaatan terhadap “Rule Of Law” merupakan keharusan. Penegakan “aturan main” dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, mutlak dilakukan dalam rangka pengelolaan perbedaan secara damai, anti kekerasan, dan menjaga tertib sosial. Jadi demokrasi dan rule of law berjalan bersama, bukan berarti demokrasi dapat melakukan apa saja, termasuk mengesampingkan hukum. - Indonesia adalah negara kesejahteraan. Dalam hal ini upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat merupakan tugas pemerintah dengan dukungan rakyat. Upaya mempercepat peningkatan kesejahteraan bangsa memerlukan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang diarahkan untuk mengedepankan kesejahteraan rakyat secara meluas dan berkeadilan, serta kesadaran yang tinggi untuk selalu berupaya meningkatkan daya saing bangsa, serta memanfaatkan peluang dalam pergaulan global. - Indonesia adalah negara persatuan. Bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan seluruh rakyat, bahkan jauh hari sebelum proklamasi, rakyat telah berusaha keras untuk mengangkat harkat martabatnya melalui gerakan-gerakan kebangsaan yang klimaksnya proklamasi tersebut. Gerakan-gerakan untuk membangun bangsa mampu menyisihkan kepentingan kelompok (atas dasar SARA), dan negara bangsa ini dibangun atas dasar aliran pengertian persatuan, yang mengatasi segala paham golongan atau perseorangan. - Indonesia memiliki visi yang jelas, sebagaimana secara eksplisit tertulis di dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; untuk memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Permasalahan yang Dihadapi Bangsa Indonesia Perkembangan politik dalam negeri yang terjadi saat ini cukup memprihatinkan, yaitu di satu sisi, semangat reformasi yang menggebu-gebu ditandai dengan pengungkapan dan penonjolan euforia demokrasi secara berlebihan, dan pada sisi lain semangat kebangsaan seakan melemah yang tercermin dari terdapatnya sikap primordialistik, dan sikap anti pluralisme. Dapat Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 49 opini 50 dikatakan, dewasa ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi-dimensi, ada beberapa faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab terjadinya krisis multidimensi tersebut, yaitu faktor internal dan eksternal, serta euforia reformasi yang mengedepankan demokrasi. 1. Faktor Internal a. Disharmoni sosial (konflik horizontal dan konflik vertikal) Konflik yang terjadi di beberapa daerah (HKBP Ciketing Bekasi, bentrokan warga Ahmadiyah dengan masyarakat di Cikeusik Pandeglang, bentrok aparat keamanan dengan kelompok massa saat persidangan penistaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung) yang antara lain merupakan manifestasi dari berbagai sebab rasa frustrasi, karena diperlakukan tidak adil; persepsi yang sempit di bidang ideologi, politik dan agama; rasa takut akan masa depan kelompok; tidak sinkronnya harapan dengan kenyataan (das sein das sollen) dan lain sebagainya. Hal ini apabila didiamkan akan mengakibatkan timbulnya ancaman besar terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, dan eksistensi NKRI. Terjadinya konflik tersebut membawa dampak negatif yang sangat luas seperti semakin lunturnya semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan menjauhnya rasa aman dan tentram, sehingga dapat menghambat produktivitas masyarakat dan keengganan para investor menanamkan modalnya, yang pada gilirannya membuat semakin rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam kaitannya dengan konflik horizontal, nampak bahwa etika dan moral masyarakat bangsa sekarang ini kurang diaktualisasikan. Untuk itu peran segenap komponen bangsa sangat diharapkan guna menegakkan dan dihormatinya etika dan moral bangsa yang santun, bermartabat dan terhormat, sebagaimana diamanatkan dalam TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Sedangkan mengenai persoalan konflik vertikal, dipandang amat berbahaya, karena kecenderungannya untuk memisahkan diri dari NKRI, hal ini disebabkan oleh terdapatnya kebijakan-kebijakan pemerintah di masa lalu yang dianggap kurang adil dan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat di daerah. Pemerintah nasional dalam hal ini telah berupaya sunguh-sungguh untuk mengakomodasikan aspirasi daerah, antara lain dengan dikeluarkannya UU Nomor 18 Tahun 2001 tentang Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. b. Social Distrust Krisis ini diwujudkan dalam ketidakpercayaan masyarakat/kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lainnya, dan bahkan ketidakpercaayaan masyarakat terhadap pemerintahnya sendiri. Krisis ketidakpercayaan ini bila dibiarkan akan dapat melahirkan sikap anarkhis dan chaos di dalam masyarakat. Segala kebijakan, ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah tidak dihiraukan, sehingga masyarakat menentukan aturannya sendiri yang pada akhirnya merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. c. Krisis Moral Suatu krisis yang ditandai dengan sikap mengenyampingkan etika dan moral, yaitu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan meskipun melanggar hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku. Dalam situasi tekanan kehidupan ekonomi masyarakat yang semakin berat, maka untuk menanggung biaya hidup sehari-hari, banyak di antaranya yang tergiur untuk melakukan tindakan kejahatan (kriminalitas) dan perbuatan asusila dengan mengabaikan norma-norma hukum, norma moral, dan ajaran agama. Fenomena yang berkembang, akhir-akhir ini, masyarakat menyampaikan aspirasinya dengan melakukan aksi unjuk rasa yang sudah mengarah kepada hal-hal yang tidak sesuai dengan tata krama dan etika sebagai bangsa yang berbudi luhur, yaitu berdemonstrasi dengan menggunakan berbagai jenis media peraga binatang, pakaian dalam wanita dan lainlain. Walaupun hal itu merupakan perwujudan aksi protes mereka terhadap penyelenggaraan Pemerintahan, namun sangatlah tidak pantas dan perlu adanya langkah-langkah pendidikan dan penertiban. d. Krisis Ekonomi Krisis ekonomi ini secara luas berdampak negatif pada semua sektor usaha, dan secara langsung mengakibatkan penurunan drastis produksi barang dan jasa, sehingga sebagian besar sektor produksi mengalami kerugian. Dampak negatif lainnya terjadinya PHK di mana-mana yang berakibat bertambah besarnya jumlah pengangguran, sudah barang tentu keadaan ini sangat memprihatinkan, khususnya ketahanan ekonomi. Pembenahan ekonomi bangsa saat ini terus-menerus dilakukan, dan agar bangsa ini memiliki daya saing yang tinggi, maka tentunya memerlukan kesungguhan kita semua sebagai komponen bangsa. e. Krisis Ekses Otonomi Daerah Dalam hal ini pelaksanaan otonomi daerah memunculkan ekses-ekses bahkan gejolak diberbagai daerah, mulai dari mispersepsi terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, tidak adanya satu kata dalam pemekaran wilayah hingga persoalan-persoalan yang membelit pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada). f. Krisis Wawasan Kebangsaan Krisis ini ditandai penguatan sikap primordialistik dan sikap anti pluralisme. Indikator lain yang dapat menunjukan melemahnya wawasan kebangsaan adalah terjadinya konflik komunal di berbagai daerah, kecenderungan memaksakan kehendak agar Putra Daerah setempat menduduki jabatan-jabatan politik, seperti Kepala Daerah, dan jabatan-jabatan struktural di birokrasi, dan kurangnya semangat untuk mengangkat harkat dan martabat di forum internasional. 2. Faktor Eksternal Dalam era globalisasi dewasa ini tidak bisa dipungkiri berlangsungnya campur tangan internasional, setidaktidaknya terdapat beberapa isu global penting, seperti: lingkungan hidup, masalah HAM, dan demokratisasi. Dengan 3 (tiga) isu global tersebut Indonesia tidak bisa menghindari sorotan atau kecaman dunia internasional. Terlepas dari motivasi untuk mendapatkan bantuan luar negeri, maka kebijakan internal yang berkaitan dengan penataan kegiatan ekonomi, pengelolaan sumber daya alam, dan praktik demokrasi tidak bisa lepas dari keterkaitan hubungan RI dengan dunia internasional. Untuk meminimalisasi berbagai sorotan dunia internasional, pemerintah Indonesia telah menempuh langkah-langkah antisipatif, antara lain, dengan dikeluarkannya UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, meratifikasi perundangundangan y a n g berkaitan dengan penegakan HAM, mendirikan Pengadilan HAM, dan memberikan peran lebih besar kepada Kementerian Luar Negeri, untuk tidak sekadar menjadi juru bicara atau juru runding Pemerintah RI dengan negara-negara lain. Eforia Reformasi-Demokrasi Di samping faktor internal yang telah disebutkan di atas, euforia reformasi turut juga mewarnai krisis multidimensional yang kini dihadapi bangsa Indonesia. Dalam hiruk pikuk berdemokrasi seperti yang sedang kita alami saat ini, nampak bahwa tingkat pemahaman demokrasi masyarakat Indonesia masih sangat memprihatinkan. Nilai-nilai yang terkandung dibalik demokrasi seperti kompetisi, partisipasi, tertib sosial, anti kekerasan dan kebebasan belum dihayati benar secara objektif. Perilaku kompetisi tidak seharusnya diartikan sebagai perilaku saling membunuh, partisipasi tidak dimaksudkan sebagai dukungan yang membabi buta, dan kebebasan seharusnya tidak dimaknai sebagai kemampuan seenaknya sendiri, yang mengesampingkan hukum. Kompetisi yang sehat di dalam demokrasi mestinya anti kekerasan, menghormati HAM, menghargai pendapat orang/pihak lain, menjunjung supremasi hukum dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum ketimbang kepentingan kelompok/golongannya sendiri. Masyarakat yang demokratis dalam konteks ini adalah masyarakat yang sadar akan terbentuknya tertib sosial, tertib politik dan mendorong tingkat kesejahteraan bangsa. Dengan rasionalitas politik bangsa Indonesia seperti saat ini nampaknya perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis masih panjang dan berliku. Sejak dini sudah dikenalkan wawasan kebangsaan. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 51 info 52 Penyamaan Persepsi Aspek Teknis Penentuan Batas Maritim Negara-Negara Kawasan Asia Timur Oleh: Kolonel Laut (P) Dyan Primana S. S ebagai negara kepulauan yang paling luas di dunia Indonsia mempunyai batas wilayah yang secara langsung bersinggungan dengan 10 negara, baik batas wilayah laut maupun darat. Pada bagian utara, Indonesia berbatasan laut dengan enam negara yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina dan Palau. Di bagian timur Indonesia berbatasan laut dengan Papua New Guinea. Di bagian selatan Indonesia berbatasan laut dengan Australia dan Timor Leste. Sedangkan di bagian barat Indonesia berbatasan laut dengan India dan Thailand. Batas-batas wilayah yang langsung bersinggungan dengan negara tetangga ini masih ada yang harus ditentukan garisnya. Oleh karena itu proses diplomasi untuk mencari kesepakatan penetapan garis batas wilayah masih terus dilakukan. Diplomasi penentuan batas dapat berlangsung bertahun-tahun. Selain kepiawaian anggota delegasi dalam melakukan negosiasi verbal, faktor lain yang penting diperhatikan adalah kemampuan teknis anggota delegasi untuk menyediakan beberapa skenario gambar garis-garis batas yang akan diajukan sebagai salah satu bahan negosiasi. Penentuan batas terutama di laut memiliki kompleksitas yang lebih jika dibandingkan batas di darat. Batas yang telah ditentukan pun memiliki keunikan. Di laut penandaan batas tidak bisa langsung dibuat seperti halnya batas di darat dengan membangun pagar pemisah, patok atau tiang-tiang batas pemisah dan lain sebagainya. Tidak ada monumen maupun tugu penanda batas di laut. Tidak seperti di darat, penentuan dan penandaan titik batas di laut dilakukan di atas peta, demikian juga pada penggambaran garis pangkal. Untuk mengetahui batas di laut, pelaut atau kapal-kapal harus melakukan plotting posisinya sendiri di peta, relatif terhadap garis batas laut. Oleh karena itu perlu keahlian khusus dan terlatih untuk mampu menggambar garis-garis batas laut di atas sebuah peta. Di mana kesalahan teknis penggambaran dalam proses penentuan batas maritim akan mengakibatkan kerugian strategis bagi bangsa. United Nations Convention on the Law of the Sea disingkat (UNCLOS), juga disebut Konvensi Hukum Laut, adalah perjanjian internasional yang dihasilkan dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut sampai dengan tahun 1982. Konvensi Hukum Laut ini mendefinisikan hak dan tanggung jawab negara-negara pantai maupun penggunaan laut di dunia serta menetapkan pedoman untuk perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam laut. Saat ini sedikitnya 158 negara dan masyarakat Eropa telah bergabung dalam Konvensi tersebut. Berkaitan dengan konvensi tersebut, telah pula ditetapkan pedoman teknis Hukum Laut atau Manual on Technical Aspect of the UN Convention Law of the Sea 1982 (TALOS). TALOS berisi tentang hal-hal teknis bagaimana garis-garis batas maritim ditentukan secara internasional. Dokumen ini disusun oleh International Hydrographic Organization (IHO), Komisi Geodesi Internasional, dan Kelompok Penasehat Hukum Laut IHO atau Advisory Board of the Law of the Sea (ABLOS). Dokumen ini ditetapkan sebagai publikasi khusus nomor 51 IHO (IHO S-51). Untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia negara-negara anggota, IHO memiliki program pembangunan dan peningkatan kemampuan (capacity building) melalui pelatihan-pelatihan. Program capacity building dijalankan oleh negara-negara anggota IHO secara bergantian melalui Komisi Hidrografi Regional (RHC). Indonesia, bersama 8 negara lainnya di kawasan tergabung dalam Komisi Hidrografi Regional wilayah Asia Timur (EAHC) juga memiliki kewajiban dan terlibat dalam program capacity building ini. Sejak tahun 2007, Indonesia telah terlibat sebagai panitia program capacity building sebanyak dua kali. Dua kepanitian Indonesia sebelumnya ini adalah terkait pelatihan peta navigasi elektronik. Sedangkan sebagai peserta, Indonesia telah secara aktif mengirim personel untuk mengikuti program capacity building tentang aspek tenis penetapan batas maritim, baselines dan landas kontinen sejak tahun 2010. Pada tahun ini, Indonesia yang diwakili oleh Dishidros telah memainkan perannya yang ketiga kalinya dalam program capacity building dengan mengadakan Pelatihan Aspek-Aspek Teknis Batas Maritim, Garis Pangkal, dan Perluasan Landas Kontinen (Training Course on Technical Aspects of Maritime Boundaries, Baseline and Extended Continental Shelf). Pelatihan diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari negaranegara kawasan Asia Timur, yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Thailand, Timor Leste ,Vietnam dan Indonesia. Kadishidros Laksamana Pertama TNI Drs. Dede Yuliadi, M.Sc. dalam kesempatan tersebut menyampaikan pengetahuan teknis penentuan batas maritim sangat penting bagi personel yang bertugas di kantor hidrografi, karena salah satu tugas utama suatu kantor hidrografi adalah memberikan advis teknis kepada pemerintah dalam masalah batas maritim. Selain itu sebagaimana pepatah barat mengatakan “Good Fence Makes Good Neighbour,” yang berarti pagar yang baik akan membuat hubungan pertetanggaan yang baik. Menurut Kadishidros, suatu penyelesaian masalah perbatasan yang baik di antara negara-negara yang bertetangga akan tercipta suatu hubungan baik antar keduanya. Berangkat dari visi dan persepsi teknis yang sama tentang penarikan batas laut negara akan mempermudah komunikasi dan diplomasi antara negara-negara yang berbatasan. Secara tidak langsung, suatu kantor hidrografi dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam menciptakan stabilitas internasional, khususnya pada tingkat regional. Octavino Alimudin, SH, L.LM, Direktur Politik Keamanan Wilayah dan Perbatasan, Kementerian Luar Negeri menyampaikan mengenai perkembangan hukum laut di Indonesia, berikut berbagai tantangan yang harus dihadapi sebagai negara kepulauan yang memiliki jalur Alur Laut Kepulauan, bagaimana mengatasi klaim batas yang overlap dengan negara tetangga, dan masalah ketersediaan data hidrografi untuk mendukung penyelesaian batas maritim. Selanjutnya Prof. Hyunsoo KIM, menjelaskan mengenai Konvensi Hukum Laut, garis pangkal, konsep zona-zona maritim, pengaruh dinamika muka bumi terhadap batas maritim, penambahan klaim Landas Kontinen, dan beberapa studi kasus batas maritim. Pada bagian praktik penggambaran garis median dan equidistant menggunakan CARIS Law of The Sea, peserta dipandu oleh Mr. Ottokarl Buchsenschutz. Pada sesi keempat tentang Aplikasi Geodesi Modern dalam Konvensi Hukum Laut disampaikan oleh Prof. Ir. Sobar Sutisna, M.Surv., Ph.D. anggota Advisory Board of the Law of the Sea (ABLOS) yang sehari-hari menjadi pengajar di Universitas Pertahanan (Unhan). Pada sesi terakhir tentang Peranan Kantor Hidrografi dalam delimitasi batas maritim disampaikan oleh Kolonel Laut (KH) Dr. Ir. Trismadi, M.Si. Kasubdissurvei Dishidros mewakili Kadishidros. Dengan suksesnya acara training, secara strategis, Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Dishidros) dapat menunjukkan eksistensi sebagai kantor hidrografi yang cukup berpengaruh di kawasan Asia Timur serta sebagai implementasi keanggotaan Dishidros mewakili Indonesia dalam EAHC maupun IHO. Di samping itu terbentuk pula jaringan kerja sama antar kantor hidrografi di kawasan Asia Timur yang sangat menentukan dalam kelancaran penyelesaian penentuan batas maritim antar negara di kawasan Asia Timur. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 53 sejarah 54 PAS’O Pemoeda Angkatan Samoedra Oembaran Perjuangan Pasukan ALRI Pada Masa Perang Kemerdekaan RI 1945-1949 “Sejarah dapat menimbulkan rasa patriotisme dan mempertebal rasa nasionalisme jika kisah tanah airnya itu dapat menimbulkan rasa bangga” ( Louis Gotchalk ) D engan menguak sejarah bangsa Indonesia, dapat dibuktikan bahwa bangsa yang mendiami nusantara ini memiliki jiwa patriot yang sanggup melawan para penjajah yang datang dari Eropa. Naluri dan jati diri bangsa Indonesia sebagai patriot ini kemudian dipicu oleh kedatangan balatentara Jepang yang memerlukan tenaga manusia dan sumber daya alam untuk menunjang potensi Perang Asia Timur Raya, dalam menghadapi Sekutu. Pada masa pendudukan Jepang, selain ilmu dasar kemiliteran, bangsa Indonesia juga mendapatkan pengetahuan di bidang kebaharian. Hal ini sangatlah berguna untuk tahap perjuangan berikutnya, yakni merebut, menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. Apalagi mereka sudah mendapat gemblengan semangat nasionalisme yang tinggi dari para pemimpin bangsa antara lain, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Syahrir dan Kyai H.M. Mansyur. Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, pemudapemuda pelaut di Jakarta telah mengetahui akan adanya upacara proklamasi kemerdekaan. Dengan semangat yang menggelora para pemuda pelaut Jakarta berbaris dengan seragam Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dari Asrama Kali Besar Barat menuju Jl. Pegangsaan Timur 56 untuk menyambut dan mengikuti jalannya upacara proklamasi. Tepat pada pukul 10.00, teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno yang didampingi oleh Moh. Hatta. Selesai upacara, dua orang guru SPT yakni Natakusumah dan Oentoro Koesmardjo menghadap Bung Karno dan menyatakan ikrar setia kepada Pemimpin dan Negara Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan puncak dari perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang merdeka. Rupanya Proklamasi Kemerdekaan RI harus dipertahankan dari rongrongan yang akan datang dari bangsa dan negara yang pernah menjajah bumi Indonesia. Komandan PAS’O Kapten Oentoro Koesmardjo bersama seorang perwira Letnan Soetondo Rahardjo. Sebagai bangsa yang memiliki harga diri rasa cinta tanah air (ura patria) telah membulatkan tekad untuk tetap hidup sebagai bangsa yang merdeka, sehingga dalam setiap perjuangan selalu bersemboyan “Merdeka atau mati” atau “Sekali merdeka tetap merdeka” demi untuk nusa dan bangsa. Untuk menegakkan dan mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945, pemuda-pemuda pelaut yang diprakarsai oleh M. Pardi membentuk BKR Laut Pusat yang diresmikan oleh Pemerintah pada tanggal 10 September 1945. Sesuai dengan situasi waktu itu segera dibentuk unsur pasukan BKR Laut di bawah pimpinan Abdul Latif bekas pembantu guru SPT, dibantu oleh S. Bagiyo sebagai siswa tertua SPT dan Oentoro Koesmardjo sebagai penasehat. Sementara BKR Laut Pusat sedang sibuk melaksanakan penataan organisasi, personel, dan inventaris gedung, mendaratlah tentara Sekutu pada tanggal 16 September 1945 di Tanjung Priok. Kejadian ini merupakan permulaan marabahaya bagi Negara RI yang baru saja merdeka, karena turut membonceng dalam pasukan Sekutu tersebut beberapa pemimpin dan sejumlah serdadu Belanda. Dalam waktu singkat kota Jakarta telah terbagi atas beberapa daerah kekuasaan Sekutu. Mengingat kota Jakarta tidak mungkin dipertahankan dari ancaman Sekutu, maka BKR Laut Jakarta memutuskan hijrah ke Jawa Timur untuk melanjutkan perjuangannya. Dalam perkembangannya, sebagian dari pasukan tersebut merubah namanya menjadi Pemoeda Angkatan Samoedra Oembaran atau disingkat PAS “O”. Nama itu dicetuskan di Malang pada tanggal 29 November 1945, yang menggambarkan kesatuan tekad dari sekelompok pemuda pelaut yang mengembara ke mana saja di wilayah Nusantara khususnya di Pulau Jawa dalam rangka menegakkan Proklamasi 17 Agustus 1945. Pengembaraan bukan berarti petualangan tanpa tujuan dari para pemuda pelaut, tetapi justru ajang perjuangannya sangat luas dengan satu tekad “merdeka atau mati” untuk nusa dan bangsa sebagai perwujudan dari semangat nasionalisme dan patriotisme. Perkembangan selanjutnya nama PAS “O” masih terus dipergunakan sampai akhir tahun 1949, yakni pada saat penyerahan Kedaulatan RI dari Belanda kepada Republik Indonesia. Sebelumnya pada pertengahan tahun 1948, pucuk pimpinan ALRI mengadakan reorganisasi dan rasionalisasi (Rera) dengan mengubah Pangkalan menjadi Corps Armada (CA). PAS “O” yang berkedudukan di Malang digabungkan dengan kesatuan dari Pangkalan IX Probolinggo, Pasuruan dan Kesatuan ALRI Seberang menjadi CA-I. Oleh karena inti pasukan ini terdiri dari anggota PAS “O” maka nama itu selalu diikutkan di belakang CA-I sehingga menjadi CA-I / PAS “O”. Untuk mempertebal jiwa korsa bagi anggota PAS “O”, maka diciptakan panji dan emblem PAS “O” sebagai atribut atau tanda perlengkapan yang disandang PAS “O”. Setelah itu segala sepak terjang anggota harus menjaga nama baik kesatuan PAS “O” serta cita-cita perjuangan. Hal ini dapat dibuktikan dalam perjuangan PAS “O” selama Perang Kemerdekaan sampai dengan pengakuan Kedaulatan R.I. Selama Perang Kemerdekaan (1945 - 1949), PAS “O” telah melaksanakan berbagai pertempuran baik di Jakarta sebagai daerah asalnya maupun di Jawa Barat dan Jawa Timur yang merupakan daerah pengembaraannya. Pertempuranpertempuran penting yang patut dicatat dalam sejarah Perjuangan PAS “O” antara lain: 1. Pertempuran di front Jakarta, meliputi Cilincing, Semper dan Marunda. 2. Pertempuran di front Jawa Barat, meliputi Bekasi, Tambun, Lemah Abang dan Cileungsi - Bogor. 3. Melaksanakan perang gerilya di Jawa Timur, meliputi penyerangan di Blimbing, pertempuran di Manggisari, pertempuran di Ngenep-Singosari, penghadanganpenghadangan pasukan Belanda di Ketanireng, Pleret Selatan di Sukorejo dan di Jalan Rowi, penyerangan pospos Belanda di Porong, di Pabrik es Pandaan, melaksanakan penculikan terhadap kaki tangan Belanda dan melaksanakan Gerilya Rakyat Kota (GRK) Malang. 4. Selain tugas tempur, PAS “O” mendapat tugas untuk misi menyampaikan instruksi dari MBU Yogyakarta yang ditujukan kepada Pangkalan VI Juana dan pengiriman logistik berupa uang dan bahan bakar ke Madura. Ketika tanggal 3 Agustus 1949 diumumkan cease fire antara pasukan Republik Indonesia dengan pasukan Belanda yang berlaku pada tanggal 11 Agustus 1949 untuk Jawa, Komandan CA-I/PAS “O” mendapat tugas pembinaan wilayah sebagai Komandan Komando Militer Kawedanan Lodoyo dan ikut serta dalam Panitia Gencatan Senjata di di Lodoyo. Pada saat dilaksanakan serah terima Pangkalan Ujung, Surabaya dari Angkatan Laut Belanda kepada ALRIS setelah penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949, PAS “O” mendapat kepercayaan untuk menjadi pasukan keamanan daerah basis eks KM Surabaya. Mereka berpakaian seragam militer lengkap pembagian dari Gubernur Militer Jawa Timur, Kolonel Sungkono. Dengan leburnya seluruh kesatuan Corps Armada dan kesatuan-kesatuan ALRI ke dalam ALRIS, maka berakhir pula sejarah PAS “O” sebagai kesatuan. Setelah melalui selection board para anggota PAS “O” secara perorangan banyak yang melanjutkan karir di dalam ALRIS yang kemudian menjadi TNI Angkatan Laut. ©Tim Redaksi Cakrawala (dikutip dari buku PAS’O Pemoeda Angkatan Samoedra Oembaran, Dispenal 2004) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 55 inspirasi 56 Dalam rangka HUT Kowal Impian Besar Perlu Terobosan Nyata Pengalaman Prajurit Kowal dalam Mewujudkan Cita-citanya M enjadi The World Class Navy atau Angkatan Laut Berkelas Dunia bukanlah hal yang mudah. Salah satu contoh faktor yang dapat membantu mewujudkannya yaitu dengan menciptakan sumber daya manusia atau personel Angkatan Laut yang tangguh, handal, profesional dan beretika dibidangnya. Dalam hal ini Kowal juga merupakan bagian dari The World Class Navy, sehingga untuk menciptakan Kowal seperti yang diharapkan oleh TNI Angkatan Laut dari awal haruslah dipersiapkan sebaik-baiknya, misalnya mulai dari recruitmen sampai mereka bertugas di satuannya masingmasing hingga menjelang akhir masa tugasnya dipastikan para Kowal ini bekerja secara profesional seperti yang diharapkan negara dan TNI Angkatan Laut khususnya. Untuk menciptakan personel Kowal yang profesional, salah satu contoh perlu adanya pendidikan yang tepat yang dapat membantu mengembangkan kemampuan dan bakat yang telah mereka miliki sebelumnya. Untuk kesempatan pendidikan ini tidak melihat Bintara, Perwira Karier maupun dari Cadet/Taruni karena pada kenyataannya setelah para Kowal ini berdinas di Angkatan Laut mereka dapat berkembang sesuai dengan lingkungan dan kesempatan yang diberikan kepada mereka. Dengan adanya lingkungan yang mendukung dan kesempatan yang terbuka lebar maka akan menjadikan mereka tangguh, handal, profesional dan beretika. Hal ini dapat dilihat dari fakta saat ini dengan banyaknya personel Kowal yang menimba ilmu baik di dalam maupun luar negeri dengan biaya dinas maupun biaya sendiri, untuk memperoleh program Master (S2) atau program Doctoral (S3) telah banyak yang meraihnya. Namun untuk kualitas dan kuantitas pendidikan yang telah dicapai ini perlu ditingkatkan lagi. Pendidikan tidak hanya di dapat secara formal, non formal pun dapat pula dijalani agar dapat mendukung penugasan singkat maupun penugasan jangka panjang. Adapun beberapa penugasan singkat yang telah diikuti oleh para Kowal misalnya Operasi Surya Baskhara Jaya, dan beberapa penugasan Jangka panjang yaitu mengikuti Misi Perdamaian PBB baik di Lebanon maupun Negara lain dan menjadi LO (Liaison Officer) di Australia maupun USA. Saat ini jumlah Kowal yang telah mengikuti Misi Perdamaian PBB belumlah banyak, demikian juga yang menjadi LO di Australia maupun di Amerika. Satuan kerja sebagai lembaga atau institusi di mana para Kowal berdinas sangatlah memegang peranan penting bagi kemajuan Kowal, namun perlu disadari pula oleh para Kowal itu sendiri bahwa untuk terus maju dan berkarya haruslah tumbuh dari diri sendiri agar dapat berkembang selaras dengan perkembangan kemajuan dunia. Pengalaman Penugasan Saat ini di usia Kowal yang ke52 tahun, sebuah pengalaman pribadi seorang Mayor Laut (S/W) Nani Kusmiyati, S.Pd. M.M., yang telah berdinas sebagai anggota Kowal selama 28 tahun berbagi pengalaman kepada Cakrawala tentang Kiprah Kowal bagi Angkatan Laut Berkelas Dunia. Diharapkan dengan berbagai pengalaman penugasan dapat menginspirasi kita semua akan arti sebuah pengorbanan, demi mewujudkan tekadnya menjadi manusia yang lebih berarti dan bermanfaat bagi orang banyak, yaitu dengan ilmu yang telah didapatkannya baik dari dalam maupun luar negeri dengan harapan dapat menumbuhkan semangat rekan-rekan Kowal untuk terus maju dan berkarya bagi bangsa dan khususnya Angkatan Laut yang kita cintai. Saat cita-citanya untuk menjadi Kowal telah terwujud namun hasratnya untuk kuliah tidak dapat dibendung lagi, setelah berpangkat Sersan Dua (Serda) timbul keinginan untuk mengembangkan kualitas dirinya yaitu dengan mengikuti kursus atau sekolah untuk menimba ilmu setinggi-tingginya. Ketika sudah 8 bulan berpangkat Sersan Dua ia pun memutuskan untuk kuliah, dan kesempatan itupun membuatnya bersemangat untuk memperoleh S1 karena sudah merupakan cita-citanya sejak lama sebelum ia menjadi Kowal, karena pada saat lulus SMA Allah SWT memberikan jalan hidup yang lain padanya yaitu bergabung menjadi Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Dalam penugasan sebagai Kowal yang melaksanakan kegiatan pekerjaan sehari-hari di kantor, Mayor Nani saat itu pun berusaha meningkatkan kemampuan untuk mendukung tugas sehari-harinya dengan mempelajari hal yang baru yaitu belajar bahasa asing, dan ia memilih Bahasa Inggris. Sebelumnya Mayor Nani mengambil program Diploma atau D3 Bahasa Inggris di ABA/ABI Cikini dengan biaya sendiri yang kemudian setelah selesai ia lanjutkan untuk memperoleh S1. Sejak awal menerima gaji pertamanya sebagai Sersan Dua, ia membiasakan untuk menabung agar dapat menyelesaikan kuliahnya, kegiatan kuliah ini dijalani setelah pulang kantor atau selesai jam kerja, ketika itu seorang Sersan Dua Nani berdinas di Sekretaris Pribadi Dirminpersal (sekarang Disminpersal), pada saat tidak sibuk ia menyempatkan diri untuk selalu membaca buku-buku kuliah dan buku bahasa Inggris yang dipinjamnya dari Dirdikal (sekarang Disdikal). Pada waktu sudah Sersan Dua senior ia berkesempatan untuk mengikuti Kursus Intensif Bahasa Inggris tingkat Advanced di Pusdiklat Bahasa Kemhan. Kegiatan kursus ini dijalaninya saat pagi hari dan saat sore harinya tetap menjalani kuliah. Demikian hari demi hari dijalani oleh seorang Sersan Dua Nani Kusmiyati saat itu hingga akhir tahun berikutnya ia pun mendapat kesempatan untuk mengikuti Kursus Dasar Instruktur Bahasa Inggris di Pusdiklat Bahasa Kemhan itu pula, inilah yang akhirnya menjadikannya berdinas di Lembaga tersebut dan sekaligus instruktur Bahasa Inggris di Lembaga itu pula. Banyak sekali pengalaman ketika mengajar. Menjadi instruktur baru bagi seorang Nani Kusmiyati adalah tantangan yang sangat berkesan. Saat itu rekan-rekan instrukturnya mayoritas berpangkat Pamen dan hanya dirinyalah yang berpangkat Bintara, saat itu pangkatnya sudah Sersan Satu (Sertu). Jika salah satu dari rekanrekannya berhalangan mengajar misalnya ada kegiatan rapat atau tugas mendadak, Nani lah yang diminta untuk menggantikan sebagai instruktur pengganti. Hal ini yang membuat dirinya untuk selalu siap setiap saat walaupun tidak ada jadwal mengajar. Namun untuk mengantisipasi hal tersebut Nani lebih dulu sudah menguasai satu buku modul yaitu dengan membaca dan menyiapkan alternatif cara penyampaiannya ke siswa supaya tidak membosankan. Berprofesi sebagai pengajar Bahasa Inggris membuat seorang Nani bersyukur kepada Allah SWT, karena memperoleh kesempatan ini. Profesi ini pula yang membuat dirinya dapat memahami siswa yang mengerti atau yang kesulitan dalam menerima pelajaran, hal ini dapat dilihat dari pandangan mata siswa. Ia pun merasa dekat dengan mereka dan jika menemui kesulitan di dalam belajar, para siswa ini pun tidak malu-malu untuk bertanya. Hal ini menumbuhkan keteguhan dalam hati Nani untuk selalu berbagi ilmu dengan orang lain, karena ia yakin sekecil apapun yang bisa diberikannya kepada siapa pun apalagi itu adalah siswanya hal ini merupakan sebagian kecil dari amal ibadahnya, begitu tuturnya. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 57 inspirasi 58 Pasukan Kowal dalam misi penugasan perdamaian PBB. Delapan tahun mengajar di Pusdiklat Bahasa Kemhan, disana pulalah Nani mendapat kesempatan belajar di Amerika untuk memperdalam teknik mengajar bahasa selama 4 bulan dan saat itu ia mengikuti program AELIC (American English Language Instructor Course). Belajar dan bekerja dengan baik dan selalu ikhlas akan sesuatu hal membuat Nani tegar dalam menjalani karir sebagai Kowal pengajar, yang tentunya tidak selalu mulus. Namun dalam menyikapi segala sesuatunya dengan positif, dan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari kegagalan yang pernah ada mampu menghantarkannya kepada kesuksesan yang telah dimilikinya hingga saat ini. Hal yang membuat dirinya bangga dan bersyukur karena dengan menjadi Kowal ia dapat menginjakkan kaki ke negara lain, seperti Saudi Arabia, Amerika, Australia, Kamboja dan yang terakhir ke Lebanon sebagai MILSTAF (Military Staff) turut bergabung dengan misi Perdamaian PBB. Dan karena menjadi Kowal pula dengan gaji yang ia terima, akhirnya Mayor Nani dapat menyelesaikan program Magister Managemen (S2) di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dengan IPK yang diraihnya 3,81. Seperti kata pepatah Jawa, “Jer Basuki Mowo Beo” yang artinya untuk mencapai sesuatu perlu adanya pengorbanan baik itu waktu, tenaga maupun biaya, namun puji syukur itu semua dapat ia lalui dengan baik. Adalah sesuatu yang patut ia syukuri karena selama menjalani pendidikan baik kuliah maupun kursus dan juga saat penugasan di luar negeri, Nani tidak menemukan kendala yang berarti. Yang ada malah ia mendapat banyak teman dan menambah banyak saudara pula, ia yakin ini semua karena dirinya selalu memegang prinsip untuk menghormati dan memahami perbedaan yang ada pada setiap orang-orang di sekitarnya di manapun ia berada. Dan Nani pun selalu menganggap bahwa sebuah pengalaman adalah sesuatu yang sangat berarti dan tak ternilai harganya. Tidak hanya Mayor Nani Kusmiyati, namun masih banyak lagi contoh Kowal yang berprestasi dan membanggakan dengan keahlian di bidangnya masingmasing yang pastinya bermanfaat dalam mendukung tugas sebagai prajurit TNI Angkatan Laut yang profesional. Sebagai contoh beberapa Kowal ada yang menjadi atlet nasional (atlet volley, dayung, karate, kempo, terjun payung, tembak dan masih banyak lagi atlet lainnya) bahkan ada yang sampai ke atlet internasional seperti dayung, dan banyak pula Kowal yang dapat menyelesaikan program S1 maupun S2 baik di dalam maupun di luar negeri dengan biaya dinas maupun biaya sendiri. Kesemuanya itu karena mereka sadar bahwa untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Angkatan Laut adalah dengan terus semangat menambah ilmu dan terus berkarya, tentunya harus ada dukungan dari lembaga atau satuan kerja di mana mereka berdinas dan juga tak kalah penting dukungan dari keluarga. Bea Siswa Pendidikan Saat ini di era modernisasi, banyak sekali kemudahan dan kesempatan untuk maju dan berkarya bagi Kowal maupun prajurit TNI Angkatan Laut yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dengan adanya tawaran untuk mengikuti program beasiswa baik dari Angkatan Laut maupun instansi di luar Angkatan Laut seperti Mabes TNI dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) sangat membantu sekali bagi seluruh prajurit TNI Angkatan Laut tak terkecuali Kowal. Beasiswa ini terdiri dari beasiswa dalam negeri dan luar negeri. Untuk dalam negeri biaya pendidikannya diberikan oleh Angkatan Laut atau Mabes TNI dan ini tergantung dari program yang ditawarkan. Untuk beasiswa Luar Negeri diberikan melalui program reguler setiap tahun dari negara sponsor, kalau yang dari LPDP langsung kepada prajurit TNI yang berminat mengikuti program beasiswa ini. Namun kesempatan yang sudah terbuka lebar ini terkadang tidak banyak juga yang berminat mengikutinya, dan kalaupun ada program yang diminati banyak prajurit hanya personel yang benar-benar siap dalam arti personel tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan baik oleh TNI Angkatan Laut, TNI maupun LPDP. Mayor Laut Nani yang sehari-hari berdinas di Dinas Pendidikan Angkatan Laut menyampaikan Informasi bahwa program pendidikan beasiswa TNI AL atau TNI dapat diketahui melalui Surat Telegram Penawaran Kasal (ST Kasal) yang dikeluarkan setiap awal tahun. Untuk yang menangani beasiswa dalam negeri adalah Bagian Pengembangan Spesialisasi (Bangspes) Subdis Opsdik Disdikal. Sedangkan program pendidikan beasiswa Luar Negeri (LN) yang menangani adalah Diklu Subdis Opsdik Disdikal. Program beasiswa LN ini merupakan tawaran yang diberikan oleh negara sponsor kepada TNI maupun TNI AL yang kemudian disampaikan melalui Surat Telegram Penawaran Kasal. Untuk personel yang berminat akan diseleksi dan yang berwenang sebagai penyeleksi apakah personel tersebut eligible atau tidak adalah Disminpersal. Hal terberat bagi para calon beasiswa adalah tes Bahasa Inggris, terutama bagi mereka yang akan mengambil program beasiswa Luar Negeri. Beberapa negara seperti Australia dan Inggris mensyaratkan hasil tes IELTS minimal dengan nilai rata-rata 6.5, dan negara seperti Amerika, Canada dan negara-negara lainnya mensyaratkan hasil tes TOEFL IBT (Internet Base Test) minimal 83, untuk program LPDP mensyaratkan tes IELTS atau TOEFL. Untuk program pendidikan beasiswa ini sangat menarik sekali, lalu bagaimana agar Kowal dan personel TNI Angkatan Laut bisa memenuhi persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan tersebut? Tentunya harus dipersiapkan sedini mungkin, harus terus menimba ilmu, belajar dan belajar terus dengan semangat demi mencapai semua yang dicita-citakan dan pastinya dapat pula mendukung kelancaran karir maupun masa depan yang lebih baik. Beberapa kursus bahasa yang ada baik di Angkatan Laut maupun Pusdiklat Bahasa Kemhan dapat diikuti jika memang berminat pada programprogram pendidikan yang ditawarkan, apabila tidak dapat mengikuti pendidikan formal yang biasanya proses belajar mengajarnya pada jam kerja, dapat pula mengikuti kursuskursus yang proses belajar mengajarnya tidak mengganggu jam kerja seperti contohnya di British Council untuk belajar IELTS (www.ieltsindonesia.co.id) dan ETS (Education Training Service) untuk TOEFL (www.itc-indonesia. com). Bahkan dapat pula mengakses di internet dengan mendownload pelajaran-pelajaran tersebut dari google. Di jaman yang berteknologi canggih sekarang ini tidak ada hal yang sulit bila ada kemauan. Kowal selalu identik dengan keluwesan dalam pergaulan dan selalu dituntut untuk serba bisa dalam segala hal namun tetap harus diingat bahwa kesempatan tidaklah selalu ada, untuk itu para Kowal marilah terus menimba ilmu, belajar dan terus belajar, tingkatkan kemampuan kita agar kita dapat menjadi Kowal yang membanggakan yang profesional di bidangnya, tangguh, handal dan beretika, dan jangan lupa untuk saling menghormati dan menghargai di manapun kita berada dan bertugas terhadap atasan, bawahan dan sesama rekan kerja baik pria maupun wanita, militer maupun sipil, karena mereka semua berperan penting dalam mendukung tugas dan kewajiban kita sehari-hari. Berilah yang terbaik bagi nusa bangsa terutama Angkatan Laut yang kita banggakan, mari kita sambut Angkatan Laut berkelas dunia (The World Class Navy) dengan wawasan berkelas dunia pula. Dirgahayu ke-52 tahun Kowal, jayalah selamanya. ©Tim Redaksi Cakrawala (sumber: Mayor Laut (S/W) Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M., Subdis Opsdik Disdikal) info 60 Penyambutan Tahun Baru Masehi Sebagai Tradisi untuk Introspeksi Diri Oleh: Mayor Laut (KH) Suratno S eakan sudah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat kita menantikan dan merayakan pergantian tahun baru. Detik-detik pergantian tahun baru dirayakan dengan berbagai kegiatan, pada umumnya masyarakat mengisi perayaan tahun baru dengan acara hura-hura dan bersenang-senang. Seluruh belahan dunia turut merayakan pergantian tahun dalam setiap jam, mulai dari negara-negara kawasan Pasifik, tempat awal pergantian tahun, kemudian bergerak ke kawasan Asia, Timur tengah, Afrika dan Eropa dan terakhir di benua Amerika. Menyambut tahun baru dengan tiupan terompet, pesta kembang api, hingar bingar pertunjukkan musik, pesta pora di hotel-hotel berbintang atau tempat wisata, hingga ucapan “Selamat Tahun Baru” atau “Happy New Year” berkumandang di mana-mana. Hanya sedikit masyarakat yang menyambut tahun baru dengan kegiatan yang bersifat perenungan dan evaluatif terhadap apa yang dilakukan masa lalunya. Kegiatan apa yang seharusnya dilakukan untuk menyambut tahun baru? Bagi bangsa kita, perayaan tahun baru Masehi sebenarnya mengikuti tradisi bangsabangsa barat, terutama dari kerajaan Romawi. Menurut sejarahnya, tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM, tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus. Oleh karena itu pada awalnya perayaan tahun baru dilakukan pada akhir September. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut. Namun dalam perkembangannya, ada seorang pendeta Kristen bernama Dionisius yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender Julius Caesar untuk diadobsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus. Itulah sebabnya penanggalan tahun setelah kelahiran Yesus Kristus diberi tanda AD (bahasa Latin: Anno Domini yang berarti in the year of our lord) alias Masehi. Sementara untuk zaman prasejarahnya disematkan BC (Before Christ) alias SM (Sebelum Masehi). Kemudian Pope (Paus) Gregory III memoles kalender yang sebelumnya dengan beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan yang harus digunakan oleh seluruh Eropa, bahkan kini seluruh negara di dunia dan berlaku umum bagi siapa saja. Kalender Gregorian yang kita kenal sebagai kalender Masehi dibuat berdasarkan kelahiran Yesus Kristus dalam keyakinan Kristen. Di zaman Romawi, pesta ulang tahun baru adalah untuk menghormati Dewa Janus (Dewa yang digambarkan bermuka dua). Kemudian perayaan ini terus dilestarikan dan menyebar ke Eropa pada abad permulaan Masehi. Seiring muncul dan berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin gereja sebagai suatu perayaan “suci” satu paket dengan hari Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu (Merry Christmas and Happy New Year). Perayaan tahun baru Masehi biasanya dirayakan sangat meriah bahkan ada yang sengaja melupakan sejenak persoalan hidup yang berat untuk sekedar merayakan pergantian tahun: old and new. Tradisi yang dilakukan selalu rutin: meniup terompet dan menyalakan kembang api pada saat detik jarum jam tepat di angka 12 atau pada jam digital menunjukkan kombinasi angka “00.00”. Hanya satu detik. Inilah momen yang mereka tunggu dengan segala pernak-pernik kemeriahan penyambutannya. Bahkan sebagian masyarakat ada yang menyambut pergantian tahun baru dengan acara yang melampaui batas dengan pesta pora yang berlebihan, minumminuman keras yang memabukkan, begadang semalaman. Kesemuanya itu menjadikan kontraproduktif dengan semangat tahun baru itu sendiri yang seharusnya menjadi awal meraih prestasi yang baru. Ada beberapa hal yang lebih positif dapat dilakukan dalam menyambut tahun baru degan semangat dan optimisme yang baru. Evaluasi, Belajar dari Masa Lalu. Berkaca pada masa lalu, apa yang sudah kita lakukan tentang hal baik buruk, senang susah, positif negatif, untung rugi, sakit sehat, dan sebagainya. Itu semua adalah lembaran kehidupan masa lalu yang menjadi catatan untuk diambil hikmahnya. Kita bisa belajar pengalaman masa lalu untuk meraih kemajuan di masa mendatang. Sebagian besar orang ada yang menyesal dan kepikiran dengan masa lalunya yang Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 61 info 62 kurang menguntungkan. Menyesali kesalahan diri di masa lalu penting, tapi jangan terlalu terus-terusan karena justru menghambat perkembangan ke depannya. Yang baik kita syukuri serta pertahankan dan yang buruk harus ambil hikmahnya, jadikan sebagai pelajaran buat menata diri kita mulai hari ini hingga kedepannya. “Life must go on, don’t stuck on the past!” Buat Target dan Tujuan. Sebagai orang yang memiliki keinginan untuk maju, di tahun baru ini harus menentukan target, tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai. Karena dengan membuat daftar target, tujuan serta harapan yang kita capai akan mempermudah kita menyusun rencana-rencana apa yang mau kita lakukan di tahun depan dan jangan lupa menentukan target, tujuan serta harapan yang simpel, tidak perlu muluk-muluk dan ribet sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada supaya lebih mudah menata apa yang mau dilakukan nanti. Menjadi Manusia Hari Ini. Manusia-manusia besar adalah manusia yang menjalani hidup hari ini dengan sepenuh jiwa raganya. Mereka mungkin punya masa lalu yang kelam. Namun mereka mengambil pelajaran dari sana dan memperbaiki diri. Kita juga harus mempersiapkan diri untuk masa depan. Bahkan kebanyakan dari orang besar lahir dari pelatihan-pelatihan hidup yang luar biasa berat, karena hal ini yang memacunya bukan leha-leha yang mengkerdilkannya. Semuanya dilandasi dengan keyakinan akan adanya Zat Yang Maha Mengelola. Kita adalah manusia hari ini. oleh karena itu harus berusaha bersungguh-sungguh pada apa yang ada di diri kita saat ini. Kemampuan yang kita punya, keahlian yang kita kuasai, semuanya menjadi jalan untuk berkarya membentuk masa depan nanti. “Right time is right now”, jadi jangan siasiakan hari-hari kita dengan hal yang sia-sia pula. Tahun Baru dengan Semangat Baru. Semangat baru seiring dengan bertambahnya usia dan tentu saja kebijaksanaan membuat kita semakin dewasa. Banyak orang yang tidak tahu harus berbuat apa, mengeluh karena hidupnya stagnan, dan tidak tahu bahwa bayak sekali hal-hal kecil yang bisa dilakukan asal mau membuka hati dan pikirannya. Nah, itulah yang mesti kita temukan. Kenalilah dirimu dan berbuat baiklah pada potensi yang kau miliki. Berdoa semoga rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai meskipun akan banyak tantangan dalam mencapainya. Sebagai prajurit TNI Angkatan Laut, jadikanlah Tahun Baru ini sebagai awal pengabdian untuk meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas sebagai pengawal negara. Dengan bekal pengalaman masa lalu, kita bangun semangat untuk menghadapai tantangan masa depan. Perenungan Diri. Bentuk kesadaran terhadap tindakan yang telah kita lakukanpada masa lalu dapat dilakukan dengan perenungan diri. Berbagai pertanyaan terhadap diri kita berkenaan dengan apa yang telah terjadi. Adakah tindakan yang dikerjakan dalam rangka menggapai cita-cita dan impian kita? Masihkah kita bersantai-santai? Sudah berapa umur kita? Hal apa saja yang sudah kita dapatkan? Berapa banyak dosa dan kesalahan yang kita lakukan? Berapa banyak orang yang kita sakiti? Berapa banyak ucapak kita yang menyakiti hati orang lain? Apa tujuan hidup kita? Untuk siapa kita hidup? Semua pertanyaan tersebut hanya dapat kita jawab melalui kejujuran hati kita terhadap diri sendiri. Kata-kata Motivasi. Untuk lebih menguatkan semangat dalam diri kita, ada baiknya kita menentukan kata-kata motivasi. Banyak ucapan kata motivasi dari kawan dan sahabat pada tahun baru. “Selamat Tahun Baru, semoga di tahun ini kita lebih baik dari tahun kemarin”. Ucapan sederhana tapi memiliki makna yang tidak mudah untuk diaplikasikan, kebanyakan dari mereka mengirimkan ucapan selamat kemudian selesai tanpa tindakan nyata. Tahun baru adalah semangat untuk berbenah dan berubah menjadi lebih baik. Bukan saatnya kita untuk pamer ucapan kata-kata indah namun saatnya kita untuk segera melakukan tindakan nyata, action, tidak perlu menunggu apalagi menunda. Saatnya kita bangkit, saatnya kita bangunkan raksasa yang sedang tidur pulas dalam sanubari kita. Tahun baru semangat baru, semangat perubahan, berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Buatlah jargon yang mampu membangkitkan semangat seperti “Kunci kemajuan adalah semangat dan kebersamaan”; “Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin” dan lain sebagainya. Maknai Tahun Baru. Memaknai pergantian tahun sebagai momentum perubahan bagi pribadi, keluarga atau masyarakat yang selama tahun sebelumnya masih ada kekuarangan dan kealpaan, ke arah lebih baik di masa mendatang. Semuanya itu harus dimulai dari sekarang pada diri pribadi kita masing-masing melakukan perubhan dalam kehidupan. Seperti yang sudah digariskan, bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang akan mengubahnya. Oleh karena itu, ada tidaknya perubahan dalam kehidupan seseorang atau masyarakat sangat tergantung pada individu atau masyarakat itu sendiri. Intinya adalah perbuatan tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya, menjadi lebih baik di waktu-waktu selanjutnya. info 64 DEKLARASI DJOEANDA, PILAR KEMARITIMAN Oleh: Soen’an Hadi Poernomo Jawatan Irigasi Jawa Barat. Jabatan tinggi yang pertama kali dipegang atas kepercayaan dari Presiden Soekarno, adalah sebagai Kepala Jawatan Kereta Api untuk wilayah Jawa Barat dan Madura. Karena kinerjanya yang bagus, maka karirnya terus menanjak, berturut-turut menjadi Menteri Perhubungan, Menteri Pengairan, Kemakmuran, Keuangan dan Pertahanan. Jabatan puncaknya adalah sebagai Perdana Menteri dari 9 April 1957 sampai dengan 9 Juli 1959. Dr. Ir. H. Djoeanda Kartawidjaya S alah satu tokoh yang paling berjasa dalam dunia kemaritiman Indonesia adalah Dr. Ir. H. Djoeanda Kartawidjaya. Beliau dilahirkan di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tanggal 14 Januari 1911. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berciri nusantara dan utuh sebagaimana kita lihat saat ini, setelah dijiwai oleh spirit Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan perjuangan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, secara geografis dan politis dikukuhkan oleh Deklarasi Djoeanda 13 Desember 1957. Pada waktu itu, Perdana Menteri Republik Indonesia, Dr. Ir. Djoeanda Kartawidjaya mengklaim secara sepihak bahwa semua pulau dan laut di Nusantara ini merupakan satu kesatuan wilayah yang tidak dipisah-pisahkan. Pemuda cerdas Djoeanda adalah lulusan Technische Hogeschool (Institut Teknologi Bandung-ITB) pada tahun 1933. Dia menolak tawaran kampusnya untuk menjadi asisten dosen, memilih hijrah ke Jakarta mengabdi menjadi guru di sebuah sekolah swasta dengan gaji yang lebih kecil. Empat tahun kemudian Djoeanda pulang kampung, menjadi pegawai pemerintah di Djoeanda memang memiliki dasar militan, kebangsaan dan cinta tanah-air,. Selepas proklamasi kemerdekaan, tanggal 28 September 1945, ia memimpin para pemuda Jawa Barat untuk mengambil alih atau merebut aset negara yang dikuasai Jepang, yakni aset Kotapraja, Karesidenan, Jawatan Kereta Api, Jawatan Pertambangan, serta beberapa objek militer di Bandung. Dengan demikian maka mudah difahami apabila di saat menjabat sebagai Perdana Menteri, dengan kreatif dan tegas muncul gagasan dan diungkapkan secara konkret, suatu deklarasi yang berani dan patriotis. Deklarasi Djoeanda Deklarasi Djoeanda mengandung arti klaim sepihak pemerintah Indonesia sebagai negara kepulauan, atau archipelagic state, bertentangan dengan hukum internasional yang berlaku saat itu. Tanpa kegamangan, deklarasi yang sangat penting ini akhirnya mendasari kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cuplikan berikut ini terlihat semangat kenegarawanan dan kemaritiman Djoeanda. “Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagianbagian yang wajar dari pada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari pada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak dari pada Negara Republik Indonesia”. Dari cuplikan tersebut dapat difahami kalau begitu diumumkan, beberapa negara seperti Belanda, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat menentang keras isi deklarasi tersebut. Namun kenyataan berikutnya justru menjadi inspirasi atas perubahan hukum laut internasional. Setelah dimaklumatkan tahun 1957, barulah sekitar 25 tahun kemudian dunia internasional bersedia mengakui klaim Indonesia sebagai negara kepulauan, melalui penetapan konvensi PBB tentang hukum laut atau United Nations Convention on the Laws of the Sea (UNCLOS) tanggal 1 November 1992. Kita bisa membayangkan, seandainya tanpa Deklarasi Djoeanda, betapa sulitnya mengatur pengamanan dan menjaga kedaulatan wilayah di negeri ini. Selat Karimata, Selat Sunda, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Banda, Teluk Tomini, Laut Arafura, dan lain-lain sebagian besar menjadi wilayah internasional. Perbatasan kawasan nasional dengan perairan internasional, akan menjadi sangat panjang. Kapal niaga, kapal perang, kapal wisata, kapal penangkapan dan pengangkut ikan milik negara lain bebas beroperasi. Nelayan lokal karena di negeri ini sangat sulit untuk memperoleh modal, maka kebanyakan hanya menjadi anak buah kapal asing, baik legal maupun illegal. Para pejabat perijinan, pelabuhan dan keamanan akan lebih sibuk melayani para pemilik kapal ikan asing, baik resmi ataupun tidak resmi, bahkan yang tergoda bisa jadi operator atau memiliki “saham” pula di perusahaan penangkapan ikan asing tersebut. Akhirnya, pelanggaran wilayah oleh kapal asing akan terjadi setiaphari, ikan diperairan “Indonesia” menjadi habis. Aparat keamanan akan stress karena maraknya kegiatan illegal dan ancaman kedaulatan negara menjadi sangat membebani. Kembali ke pengandaian sebagaimana di atas, kita bersyukur kepada Tuhan sehingga negeri kepulauan Nusantara ini diselamatkan melalui Deklarasi Djoeanda. Kita apresiasi jiwa MerahPutih dan kehebatan Pak Djoeanda, walaupun “orang darat” namun sangat berjiwa bahari. Begitu juga “orang darat” yang lain, dari Jombang, dan unik seperti Gus Dur almarhum, yang nyleneh sangat hebat, berinisiatif membentuk Departemen Kelautan dan Perikanan, dan “orang darat” dari Solo yang kini hadir bersama kita, dari awal sudah mengimpikan poros maritim dunia. Semoga negeri kepulauan terbesar di dunia dan berciri nusantara ini dapat menjadi negeri kelautan yang maju dan jaya. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 65 info 66 Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah Memperingati Hari Dharma Samudra 2015 Pemenang lomba untuk kategori Militer/PNS TNI AL antara lain: a. Juara pertama, Letkol Laut (K) Muslim Nurdin, S.Kes dari Dinas Kesehatan Koarmabar dengan judul “Peningkatan Kualitas Kesegaran Jasmani Prajurit Kopaska Guna Membentuk Prajurit yang Handal Menuju World Class Navy” dengan nilai 78,7. b. Juara kedua diraih oleh Kapten Laut (P) Bambang Rudi Purwanto, S.E., berjudul “Analisa Pemilihan Helikopter Anti Kapal Selam TNI AL Dengan Metode Decission Making Trial and Evaluation Laboratory (Dematel) dan Analytic Network Process (ANP) Untuk Menunjang Terwujudnya Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” berasal dari Satkor Koarmabar dengan meraih nilai 78,6. c. Juara ketiga dengan judul “Optimalisasi Penegakkan Laksdya TNI Didit Herdiawan, M.P.A, M.B.A saat menyerahkan Hukum Oleh TNI AL Guna Mencegah Tindak Pidana piagam penghargaan kepada pemenang lomba karya tulis ilmiah. Pelayaran Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI AL” karya Letkol Laut (KH) Murdoko Sardjono, S.H. dari Dinas Hukum Koarmabar dengan nilai 77,9. “Kobarkan Semangat Pertempuran” – sebait kata itulah yang diucapkan oleh Komodor Yos d. Juara harapan pertama dimenangkan oleh Mayor Laut Sudarso sesaat sebelum tenggelam bersama RI Macan Tutul (KH) Agus Susilo Khaeri, M.Si. dengan judul “Pemberdayaan di Laut Arafuru tanggal 15 Januari 1962. Komodor Yos Humas TNI AL Guna Mendukung Tugas Pokok Dalam Sudarso, sebagai Deputy Kasal, memimpin langsung infiltrasi Rangka Mendukung TNI AL Berkelas Dunia” mengumpulkan sukarelawan dalam upaya merebut kembali Irian Barat dari nilai 77,1. tentara penjajah Belanda. RI Macan Tutul akhirnya hancur e. Juara harapan kedua diraih Mayor Laut (P) Isak Rapang, terkena berondongan tembakan kapal musuh dan tenggelam S.E., M.Si, dari Seskoal dengan judul “Optimalisasi Kesiapan Pangkalan TNI AL Ranai dan Tarempa Dalam Mendukung bersama para pejuang yang gagah berani. TNI Angkatan Laut menyelenggarakan lomba karya tulis Kegiatan Operasi KRI Menanggulangi Kegiatan Ilegal, ilmiah dalam rangka menyambut Hari Dharma Samudera Unreported and Unregulated Fishing di Perairan Natuna tanggal 15 Januari tahun 2015. Thema dalam penulisan karya Dalam Rangka Membangun Kedaulatan Maritim Indonesia tulis “TNI Angkatan Laut yang Handal dan Disegani Serta Demi Terwujudnya Ketahanan Ekonomi Nasional” meraih Berkelas Dunia”. Sejak dibuka pada bulan Juni 2014 tercatat nilai 77,05. peserta yang berpartisipasi dalam lomba ini sebanyak 57 orang f. Juara harapan ketiga juga diraih Perwira Seskoal atas terdiri dari 30 peserta umum dan 27 peserta dari kalangan nama Letkol Laut (P) Wijayanto dengan judul “Optimalisasi militer maupun PNS Angkatan Laut. Tujuan diselenggarakan Pelaksanaan Tugas Prajurit KRI di Perbatasan Ambalat lomba ini adalah meningkatkan kepedulian dan kreatifitas Khususnya Perairan Sebatik Guna Menjaga Keamanan di anggota TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum terhadap Laut Dalam Dalam Rangka Mewujudkan Visi TNI AL Yang TNI Angkatan Laut sebagai alat pertahanan negara matra laut Handal dan disegani Serta Berkelas Dunia” dengan nilai 76,6. dalam upaya mewujudkan kemampuan yang berkelas dunia. Pemenang untuk kategori peserta umum: Setelah melalui penilaian yang ketat selama beberapa bulan a. Juara pertama diraih oleh peneliti Badan Tenaga Nuklir melalui berbagai kriteria yang telah ditentukan, maka panitia Nasional atas nama I Wayan Ngarayana, S.T. dengan judul lomba yang diketuai oleh Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan “Opsi Nuklir Dalam Mendukung Sistem Keenergian Kapal menetapkan 12 pemenang yang terbagi dalam dua kategori Perang TNI AL Dalam Rangka Menyongsong Kebangkitan yaitu militer dan umum. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” dengan nilai 88. b. Juara kedua diraih Aditya Idris dari Sulawesi Selatan mendapatkan nilai 79,95 dengan judul “Analisa Pengaruh Kualitas dan Kehandalan TNI AL Terhadap Kepercayaan dan Loyalitas Masyarakat Menggunakan Metode Structural Equation Modeling”. c. Juara ketiga dimenangkan oleh Hery Septya Kusuma, mahasiswa Institut Sepuluh Nopember Surabaya, dengan judul “Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Illegal Fishing di Wilayah Perairan Laut Indonesia Melalui Optimalisasi Peran TNI AL Dalam Penegakkan Hukum” mengumpulkan nilai 79,05. d. Juara harapan pertama diraih oleh Drs. Mochammad Taufik dengan nilai 78,3 berjudul “Pembelajaran Tematik Berwawasan Maritim Upaya Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”. e. Juara harapan kedua direbut oleh Abdul Nurul Hadi, S.Pd. dengan karyanya yang berjudul “Optimalisasi Peran TNI AL Dalam Bidang Penegakkan Hukum Di Wilayah Perairan Laut Indonesia Di Tengah Kontinuitas Ilegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing” dengan nilai 78,05. f. Juara harapan ktiga dengan nilai 77,95 diraih oleh Evi Nurtiana yang menulis tentang pendidikan kebaharian dengan judul “Menumbuhkan Semangat Cinta Maritim Melalui Pembelajaran yang Berkesinambungan”. Para pemenang mendapatkan piagam penghargaan dari Kepala Staf Angkatan Laut dan hadiah berupa uang pembinaan masing-masing juara pertama Rp 5 juta, juara kedua Rp 4 juta, juara ketiga Rp 3 juta, juara harapan pertama Rp 2 juta, juara harapan kedua Rp 1 juta dan juara harapan ketiga Rp 750 ribu. Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan sebagai ketua panitia yang sehari-hari menjabat Kasubdisjarah Dispenal mengharapkan kepada para pemenang tersebut dapat terus meningkatkan sumbangan pemikiran dan ide-ide yang kreatif dan cemerlang dalam mendukung pengembangan TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani serta berkelas dunia. Ringkasan karya tulis juara pertama kategori militer yang berjudul “Peningkatan Kualitas Kesegaran Jasmani Prajurit Kopaska Guna Membentuk Prajurit yang Handal Menuju World Class Navy”. Pemimpin TNI Angkatan Laut telah mencanangkan paradigma baru sebagai upaya mewujudkan TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani serta berkelas dunia dalam menjalankan tugas pokok sebagai kekuatan pertahanan matra laut sesuai dengan undang-undang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh terhadap doktrin, postur, strategi dan taktik operasional dalam menjalankan fungsi, peran dan tugas pokoknya. Oleh karena itu TNI Angkatan Laut juga harus mempersiapkan sumber daya manusia yang berkelas dunia agar dapat menjawab tantangan tugas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah dinamika global. Salah satu pasukan elit TNI AL yang tergabung dalam Pasukan Katak mengemban tugas berat dalam mendukung keberhasilan tugas TNI AL. Tugas tersebut meliputi demolisi bawah air, sabotase ke kapal lawan dan pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), pengintaian dan anti teror di laut. Prajurit Pasukan Katak dengan kualifikasi pasukan komando dihadapkan dengan tugas berat yang dilakukan harus mempunyai kemampuan fisik dan intelejensi di atas rata-rata agar mampu mengatasi segala rintangan yang dihadapi di medan tugas. Semboyan Pasukan Katak “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang berarti tidak ada rintangan yang tidak dapat dilalui. Agar Pasukan Katak mampu menjalankan tugas pokok, peran dan fungsinya diperlukan pembinaan prajurit secara terus menerus, berjenjang dan berkelanjutan untuk membentuk karakter prajurit yang kuat, tangguh dan pemberani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan kualitas kesegaran jasmani prajurit Pasukan Katak agar sejajar dengan pasukan elit negara lainnya. Sedangkan ringkasan pemenang pertama untuk peserta umum yang ditulis oleh mahasiswa S2 Universitas Pertahanan dengan judul “Opsi Nuklir Dalam Mendukung Sistem Keenergian Kapal Perang TNI AL Dalam Rangka Menyongsong Kebangkitan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” sebagai berikut: Sebagai negara maritim terbesar di dunia, TNI AL wajib memiliki kekuatan angkatan laut yang handal untuk mengamankan wilayah perairan dari ancaman eksternal maupun internal. Untuk dapat melakukan tugas berat tersebut, TNI AL harus dilengkapi dengan satuan kapal perang yang mumpuni. Hanya saja tanpa adanya pasokan energi berupa bahan bakar, maka kapal perang tidak akan dapat beroperasi secara optimal. Ancaman pasokan energi muncul karena keterbatasan anggaran operasional serta ancaman berkurangnya cadangan energi fosil dalam negeri dan juga dunia. Padahal di sisi lain beban operasional cenderung meningkat akibat faktor penuaan dan juga meningkatnya harga bahan bakar.Selain itu, juga terdapat indikasi peningkatan kebutuhan daya pada suatu kapal perang akibat tren perkembangan sistem persenjataan yang digunakannya. Salah satu alternatif dalam menghadapi tantangan tersebut adalah pengoptimalan penggunaan energi nuklir yang dapat diproyeksikan sebagai sumber energi propulsi secara langsung dan sebagai sumber energi primer untuk memproduksi hidrogen yang diprediksi sebagai energy carier masa depan moda transportasi modern. Pengkajian ini menunjukkan bahwa penggunaan nuklir dalam sistem keenergian kapal perang baik secara langsung sebagai propulsi maupun sebagai sumber energi primer untuk memproduksi hidrogen cukup menjanjikan. ©Cakrawala (Suratno) Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 67 DUNIA ROBOTIKA PETUALANGAN BARU ABAD KE -21 B idang robotika saat ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan di dunia dalam segala bidang. Dunia robotika yang telah berkembang sangat pesat lebih baik dikenalkan kepada anak-anak sejak dini. Hal itu agar mereka mampu berimajinasi untuk menciptakan robot-robot yang hebat di masa depan dalam petulangan baru abad ke -21. Robotika adalah satu cabang teknologi yang berhubungan dengan desain, konstruksi, operasi, disposisi struktural, pembuatan, dan aplikasi dari robot. Robotika terkait dengan ilmu pengetahuan bidang elektronika, mesin, mekanika, dan perangkat lunak komputer. Sedangkan kata robot sendiri diambil dari kata yang berasal dari kata robota, yang mempunyai arti pekerja, dan dipopulerkan oleh Isaac Asimov pada tahun 1950 dalam sebuah karya fiksinya. Penggunaan Robot selama ini biasanya untuk tugas berat, bahaya, pekerjaan berulang dan kotor. Penggunaan lainnya termasuk pembersihan limbah beracun, penjelajahan bawah air dan luar angkasa, pertambangan, cari dan tolong, dan pencarian tambang. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di bidang hiburan, penyedot debu, dan pendeteksi kebocoran gas. Bidang robotika diharapkan bisa membuat minat generasi muda semakin ingin mengenal dunia robotika sehingga dapat go international dan menorehkan prestasi untuk Indonesia. Prospek kerja untuk masa depan juga cukup menjanjikan seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan , selain menjadi teknisi untuk robotika, bisa sebagai programmer-nya. Tergantung bidang apa yang akan didalami dan tekuni di bidang robotika. Saat ini di setiap perusahaan atau pabrik khususnya pabrik-pabrik industri sudah menggunakan tenaga robot dan mulai meninggalkan sistem manual yang menggunakan tenaga manusia dalam melaksanakan kegiatan operasional. Kursus Robotik adalah salah satu cara untuk mengasah kreativitas anak anda dengan cara yang menyenangkan. Pelatihan merakit robot menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Seperti yang kita ketahui, robot adalah salah satu mainan yang sangat digemari oleh anak-anak. Dengan adanya kursus robotik, anak tidak hanya sekedar bermain robot saja, tetapi juga belajar membuat robot dan teknik-teknik pemogramannya yang dapat membuat anak menjadi lebih kreatif dan lebih imajinatif. Pembelajaran itu bisa berupa workshop, ekstrakurikuler, atau intrakurikuler ataupun kursus/ privat . Pembimbing bisa langsung datang kerumah siswa untuk belajar tentang robotika. Materi homeshool ini bersifat luas tergantung dari permintaan. Bentuk pelatihan homeschool antara lain: belajar robot line tracer, belajar merangkai dan memprogram robot. Sehubungan dengan bidang robotika tersebut , saat ini sudah mulai bermunculan ekskul robotika di sekolah atau kursus-kursus robotika antara lain seperti di Sidoarjo Jawa Timur yang saat ini telah didirikan Sekolah Robot Indonesia (SIR) untuk membantu pembelajaran tentang dunia robotika. Sedangkan di Jakarta antara lain kursus robotik yang berkembang adalah Robotics Education Centre (REC). Robotics Education Centre (REC) merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mengarahkan perhatiannya terhadap perkembangan teknologi baru yang innovative seperti robot, yang dapat diajarkan kepada murid-murid di sekolah-sekolah sejak usia dini (mulai umur 8-18 tahun), baik dalam bentuk presentasi, workshop, ekstrakurikuler bahkan intra-kurikuler di sekolah ataupun di informal pendidikan seperti kursus-kursus. Sekolah-sekolah robotik akhirnya bermunculan. Menawarkan pelbagai macam kurikulum dan pembelajaran robotik untuk anak-anak. Salah satu sekolah robot terbesar di Bandung, Bandung Robotics School (BRS) misalnya, konsisten menyalurkan ilmu mengenai robotik. Mempelajari sistem robotik dapat meningkatkan motivasi anak membuat perencanaan, pengerjaan, pencapaian sesuatu, keyakinan, serta mengekpresikan kreativitas. “Robot juga bermanfaat dalam pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan informal. Pendekatan problem solving, sehingga anak dapat aktif secara fisik. Demikian pula di kota-kota besar di Indonesia saat ini telah bermunculan sekolah-sekolah robotic antara lain di Yogyakarta antara lain Zara Robotika, Robotics Jogja, Robotics Education Center Yogyakarta. Makkasar ada sekolah robot CyberLogic Robotic Education, Robotics Education Centre Makassar, Wanfut Robotics and It di Medan ada sekolah robot Robokidz Centers dan sebagainya. Tim Lintang Selatan dari Sekolah Robot Indonesia Menurutnya Dhadhang SBW, Owner Sekolah Robot Indonesia dan Pelatih Tim Lintang Selatan menyampaikan Tim Lintang selatan merupakan salah satu divisi dari Robot Bawah air dari Sekolah Robot Indonesia yang di bentuk pada bulan Februari 2014, tepat 2 bulan sebelum mengikuti kompetisi Underwater robot untuk regional Asia. Tim yang beranggotakan 8 pelajar ini merupakan gabungan dari pelajar tingkat SD, SMP dan SMA. Tim Lintang Selatan dengan anggota terdiri dari Ahistya Purbolintang sekolah di kelas 3 SMAN 1 Sidoarjo, Muhammad Reza sekolah di kelas 3 SMAN 1 Sidoarjo, Muchammad Ilham Syarifullah Arabiy Mahjudin kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Firman Fathoni kelas 5 SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Kaisar Nialfza kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Naura Aurelia Mahjudin kelas 3 SMPN 17 Surabaya, Rachel Yusriyah Bilqis kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Adna Mumtaza Fadlurrohman kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Tim ini di bentuk layaknya seperti perusahan, ada yang bertugas sebagai Direktur Pelaksana, ada yang sebagai pengatur keuangan, ada bagian mekanik, desain, programmer, bahkan marketing. Kolaborasi masingmasing anggota yang mempunyai keahlian dan peran yang berbeda-beda. Cakrawala Edisi 423 Tahun 2015 69 TEKNOLOGI 70 Robot Bawah Air (Underwater Robot) Menurut penjelasan Dhadhang SBW, Robot bawah air merupakan salah satu tipe robot yang aplikasinya ditujukan untuk melakukan kegiatan di dalam air. Pengendalian Robot bawah air dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu AUV (Autonomous Underwater Vehicle) dan ROV (Remotely Operated Vehicle). AUV adalah jenis robot bawah air yang bersifat autonomous/ otomatis, robot dapat bergerak dan melakukan kegiatan sendiri, berdasarkan program yang telah di berikan kepada robot, dan di lengkapi dengan berbagai sensor untuk mendapatkan data sesuai dengan program yang ada. Sedangkan ROV merupakan robot bawah air yang dikendalikan oleh operator dalam pengoperasiannya, di mana dilengkapi dengan perangkat kendali (remote kontrol) dalam pengoperasiannya. Underwater Robot saat ini digunakan oleh beberapa industri yang spesifik di bidang kelautan, untuk melakukan eksplorasi dan dokumentasi bawah laut, inspeksi bawah laut, pencarian dan penanganan kapal tenggelam, pemasangan kabel bawah laut dan banyak lainnya. Kompetisi Underwater Robot Regional Hong Kong The IET/MATE Hong Kong Underwater Robot Challenge 2014 atau 9 th Hong Kong/Asia Regional of the MATE International ROV Competition merupakan nama kompetisi yang di ikuti oleh Tim Lintang Selatan pertama kalinya. Kompetisi ini diselenggarakan pada 12 – 13 April 2014 bertempat di City University of Hong Kong. Dan di ikuti 24 tim dari regional Asia, di mana akan dipilih lima yang terbaik untuk berkompetisi tingkat Internasional yang di selenggarakan di Amerika. Robot Underwater Tim Lintang Selatan didesain dan dibuat untuk menyelesaikan 3 misi, sesuai dengan tema dari perlombaan. Misi tersebut adalah Shipwerk, Science dan Konservasi. Misi Shipwerk adalah menjelajahi dokumen dan mengidentifikasi kapal yang karam. Misi Science adalah mengumpulkan sampel mikroba, mengukur konduktivitas air tanah yang muncul dari lubang pembuangan, menyebarkan sensor dan memperkirakan jumlah kerang zebra yang ditemukan di bangkai kapal. Misi Konservasi adalah menjaga lingkungan karena robot ini juga bisa dipakai membersihkan sampahsampah di dalam air. Lintang Selatan merupakan salah satu tim yang dipilih dari 5 tim yang lolos di regional Asia, dan berhak mengikuti kompetisi di Tingkat Internasional di Amerika. Nama Lintang Selatan saat ini sedang naik daun di kalangan pecinta robotika Indonesia. Itu setelah robot mereka mencuri perhatian juri MATE (Maritime Advance Technology Education) International ROV Competition 2014 di Thunder Bay National Marine Sanctuary Facilities, Alpena, Michigan, AS pada 26-28 Juni 2014. Ajang tersebut diikuti 50 tim dari 13 negara. Meski bukan pemenang, Lintang Selatan pulang membawa penghargaan Guts and Glory, atas semangat dan ketekunan mereka menciptakan Robot Underwater USA di ikuti oleh 62 tim dari 13 Negara termasuk Tim lintang selatan di Indonesia. Perlombaan yang di selenggarakan selama 3 hari ini benar-benar memberikan banyak pengalaman. Tidak hanya uji kemampuan robot saja, tetapi mulai dari segi safety check robot, skill dari presentasi tentang Robot Underwater, kemampuan untuk marketing Robot Underwater bener-bener dinilai di sini. Yang menjadi kebanggaan kami dilomba ini adalah berkibarnya bendera Merah Putih yang pertama kalinya sejak 13 tahun yang lalu di gelar kegiatan lomba ROV International Competition. Tim Lintang Selatan dari Sekolah Robot Indonesia yang baru pertama kali mengikuti lomba ini bersaing ketat dengan negara-negara lainnya yang sudah mengikuti lebih dari satu kali. Perbedaan dari regional dan Internasional adalah kedalaman air, di tingkat Asia kedalaman air sekitar 2 meter, untuk yang internasional kedalaman air 8 meter. Dengan berbekal kemampuan sepenuhnya dan semangat tim Lintang Selatan, akhirnya Tim Lintang Selatan berhasil mendapatkan reward Guts and Glory pada malam penganugerahan. ©Tim Redaksi Cakrawala (Agus Cahyono/dari berbagai sumber) Kompetisi Underwater Internasional di Amerika Perlombaan Robot Underwater tingkat Internasional yang dilaksanankan pada 26-28 Juli di Tunder Bay Alpena, Michigan, Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 71 BUDI DAYA 72 “Mutiara“ Si ratu yang mempesona menjadikan Indonesia berkilau Mengagumkan, itulah yang akan terucap dari kita untuk kesan pertama kali melihatnya. Betapa tidak, karena begitu indah dan mempesonanya sehingga menimbulkan daya tarik yang luar biasa. M enurut seorang penulis Ayu Noor yang menulis di Valadoo discover.go.share mengatakan bahwa Indonesia merupakan Negara penghasil mutiara terbaik di dunia. Bahkan, Indonesia merupakan pemasok 43% mutiara dari seluruh dunia. Mutiara itu adalah mutiara laut selatan atau South Sea Pearl (SSP), yang berasal dari kerang Pinctada margaritifera, Pinctada fucata, Pinctada lentiginosa dan Pteria penguin. Dari semua kerang ada satu kerang yang menghasilkan ‘Ratunya Mutiara’, yaitu kerang Pinctada Maxima, mutiara yang dihasilkan ini punya ukuran yang besar dengan kilau khas. Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak dari moluska hidup. Kita sudah mengenal jenis hewan yang menghasilkan mutiara, yaitu hewan kerang. Sama seperti cangkangnya, mutiara terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan- lapisan konsentris. Mutiara yang dianggap berkualitas selalu berwarna-warni dan bersinar menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Warna mutiara bermacam- macam ada yang berwarna putih, coklat, cream, kuning muda, hitam dan keemasan. Warna mutiara yang lebih populer adalah warna hitam karena warna ini sangat langka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang dapat juga menghasilkan mutiara yang kurang bersinar, tidak berkualitas baik dan kurang bulat bentuknya. Meskipun oleh Laboratorium Gemologi di bawah aturan US Federal Trade Commission mereka juga sah disebut sebagai “mutiara” karena terbentuk dengan cara yang sama, namun kebanyakan dari mereka tidak bernilai sehingga tidak dapat disebut sebagai batu permata, dan jenis seperti ini sering digunakan hanya sebagai barang antik saja. Proses terbentuknya batu mutiara sendiri seperti yang ditulis di Wikipedia.com terjadi ketika kotoran seperti pasir atau batu kerikil yang masuk ke dalam kerang, lalu kerang tersebut kemudian mengeluarkan cairan necre (calcium carbonate) yang digunakan untuk membungkus benda-benda kotoran yang masuk tadi. Kemudian Cairan tersebut dalam prosesnya akan mengeras dan akhirnya akan membentuk sebuah mutiara. Mutiara yang ideal adalah yang berbentuk sempurna, bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam bentuk lain. Mutiara yang melalui proses alami mempunyai kualitas terbaik dan sangat dihargai sebagai batu permata, mutiara alami ini pula telah menjadi objek keindahan selama berabad-abad, sehingga kata “mutiara” telah menjadi metafora untuk sesuatu yang sangat mempesona, langka, baik, mengagumkan, dan berharga. Pembudi dayaan Batu Mutiara Mutiara terbagi dalam 2 (dua) jenis yaitu mutiara alami dan hasil budi daya. Sebuah batu mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, terjadi di alam liar, dan sangat jarang ditemui menjadikan batu mutiara yang terbentuk secara proses alami ini sangat langka. Kira-kira ada ratusan kerang mutiara harus dikumpulkan kemudian dibuka lalu dilihat hanya untuk menemukan satu mutiara yang bernilai dan berharga kemudian kerang mutiara yang lain yang tidak diinginkan biasanya lalu dibunuh, selama berabad-abad itulah satu-satunya cara atau proses untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk batu mulia yang sangat berharga pada masa lalu. Di sisi lain, ada mutiara budi daya yang merupakan salah satu jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, ini terjadi biasanya di sebuah peternakan mutiara. Proses ini dinamakan “cultural pearl”. Dalam proses budi daya mutiara ini diperlukan zat pengganggu seperti misalnya suatu potongan jaringan yang dengan sengaja dimasukkan ke dalam kerang-kerangan seperti oyster/mollusk. Sebagai langkah perlindungan, secara otomatis kerang-kerangan tersebut akan melapisi zat pengganggu yang masuk tersebut dengan lapisan nacre yang pada akhirnya akan menghasilkan mutiara. Rekayasa budi daya mutiara ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negaranegara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Mutiara budi daya atau mutiara yang berasal dari tiram ini merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang dijual di pasaran. Indonesia sebagai penghasil mutiara terbaik merupakan negara yang kaya akan pulau-pulau penghasil budi daya mutiara, misalnya di beberapa daerah seperti : Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Lombok dan mutiara, dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Pulau di Nusa Tenggara Barat ini memang merupakan pulau penghasil mutiara terbesar di Indonesia. Penjual mutiara dapat ditemui di setiap sudut Lombok, mulai dari lobi hotel, kaki lima, daerah wisata, selalu ada penjual mutiara. Tidak heran jika setiap tahunnya Lombok kerap menggelar festival mutiara yang bertajuk ‘Lombok Sumbawa Pearl Festival’. Biasanya, mutiara dibudi dayakan di Pantai Sekotong, Lombok Barat. Di sinilah proses budi daya mutiara air laut, kerang-kerang mutiara tersebut disuntik agar menghasilkan mutiara air laut yang besar. Setelah dibudi dayakan di Pantai Sekotong, mutiara-mutiara ini pun lalu dijual. Salah satu pusat jual beli mutiara di sana adalah Kampung Mutiara Sekarbela. Kota Luwuk, Ibukota Kepulauan Banggai, Sulawesi Tenggara, adalah kota indah yang diapit pantai dan perbukitan. Luwuk semakin indah karena pusat kotanya berada di bibir pantai. Tak heran jika Luwuk punya beragam sebutan, mulai dari Hong Kong di malam hari hingga Kota Mutiara. Selain menjadi produsen mutiara, Luwuk juga mendaur ulang limbah mutiara menjadi beragam buah tangan yang cantik. Para Pembudidayaan kerang mutiara. Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 73 BUDI DAYA 74 pengrajin di Kabupaten Banggai dapat mengubah limbah tadi menjadi kalung, lukisan, kaligrafi, plakat, logo dan beragam perhiasan. Raja Ampat bukan hanya surganya para penyelam. Di balik keindahan surga bawah laut Raja Ampat banyak terdapat mutiara yang indah bersembunyi di sini. Ada tiga perusahaan asing dan tiga perusahaan lokal yang membudi dayakan mutiara di sini. Lokasi budi daya mutiara terdapat di Distrik Misool, Waigeo Barat, dan Batanta. Di Distrik Waigeo Barat, budi daya mutiara terdapat di kawasan Aljui, sekitar 70 mil laut arah barat dari Kota Sorong. Panen berlangsung setiap 6 bulan sekali dan menghasilkan 150 ribu butir mutiara yang kualitasnya sudah diakui dunia. Kualitas mutiara ditentukan berdasarkan bentuk, warna dan kilaunya. Mutiara kualitas utama bentuknya bulat, mengkilat dan besar. Mutiara-mutiara ini akan dipasarkan di dalam negeri serta diekspor ke luar negeri seperti di Jepang, Singapura dan Australia. Itulah wilayah-wilayah di Indonesia yang menghasilkan mutiara. Tempat-tempat ini yang akhirnya membuat Indonesia menjadi berkilau karena menghasilkan mutiara-mutiara yang berkualitas sangat baik. Keberadaan raturatu batu mulia ini membawa nama Indonesia ke seluruh dunia sehingga mendatangkan para wisatawan manca negara maupun wisatawan dalam negeri sendiri yang akhirnya juga dapat menambah pendapatan daerah dan tentunya membawa kemajuan bangsa. Manfaat Batu Mutiara Batu mutiara sangat mahal harganya, biasanya dijadikan perhiasan karena sangat indah dan bagus untuk dunia fashion. Pada masa lalu, mutiara digunakan sebagai hiasan pada pakaianpakaian mewah. Mutiara air laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar, namun selain mutiara hasil budi daya, saat ini pun sudah banyak pula dijumpai mutiara imitasi yang benar-benar merupakan hasil buatan tangan manusia yang dibuat dari keramik, kulit kerang, gelas, kaca atau bahkan plastik. Mutiara imitasi ini bukan termasuk jenis mutiara, tetapi karena teknik pembuatan pabrikasi saat ini sudah begitu maju, sehingga kadang terlihat sangat sempurna menyerupai mutiara asli. Biasanya mutiara imitasi ini dijual dengan harga murah sekali, dan kualitasnya pun tidak begitu bagus. Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli yaitu dengan cara mengigit batu mutiara tersebut, apabila menimbulkan goresan maka itu bukanlah batu mutiara asli karena kalau mutiara asli bila digigit maka tidak akan menimbulkan goresan dan lebih terasa halus. Manfaat mutiara selain untuk perhiasan ternyata mutiara juga dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik dengan proses penghancuran terlebih dahulu. Mutiara dipercaya dapat merawat kecantikan sejak ribuan tahun yang lalu. Wajah cantik dan berseri dengan memancarkan aura yang menawan merupakan dambaan bagi semua wanita. Butiran mutiara yang diolah sebagai produk kecantikan dapat memiliki fungsi anti ultraviolet. Pada butiran mutiara permukaan serat mutiaranya mempunyai kemampuan menyerap air dan nyaman digunakan pada kulit. Produk kosmetik yang menggunakan butiran mutiara sebagai bahan dasarnya pada umumnya memiliki kemampuan menghilangkan panas dan racun, melembutkan kulit, membersihkan bercak dan mengurangi kerut pada wajah. Pada era modern saat ini butiran mutiara juga digunakan dalam dunia farmasi dan kedokteran, butiran mutiara dibuat menjadi obat-obatan. Butiran mutiaranya berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit antara lain yang sudah diketahui dapat mengobati gatal-gatal pada kulit dan batuk kering. Kegunaan lain yang telah diketahui pula bahwa mutiara dapat digunakan sebagai bahan membuat formula cat, dan masih banyak lagi manfaat lain dari mutiara yang mungkin belum kita sadari. Beberapa pelaku usaha mutiara Indonesia yang bergerak dalam usaha budi daya termasuk pemasarannya telah tergabung dalam Asosiasi Budi daya Mutiara Indonesia (ASBUMI). Sebagai organisasi yang mewadahi para pengusaha budi daya mutiara di Indonesia, keberadaan ASBUMI sangat penting dan sebagai fasilitator dalam upaya pengembangan budi daya dan pemasaran mutiara Indonesia. Sungguh luar biasa keindahan dan manfaat yang dimiliki batu mulia satu ini. Sebagai bangsa yang kaya akan hasil bumi dan alamnya, patutnya kita bersyukur akan keberadaan kerang-kerang yang menghasilkan batu mutiara yang berkualitas terbaik dan bernilai tinggi di dunia. Adalah tugas kita sekarang sebagai warga negara yang baik untuk menjaga dan tetap memelihara hewan-hewan penghasil mutiara-mutiara tersebut agar tidak punah. Karena Indonesia akan tetap bersinar dan selalu berkilau dengan keberadaan raturatu batu mulia itu. ©Redaksi Cakrawala (Maria Multriyani/ dari berbagai sumber) Ringkasan 76 Industri Pertahanan Wujudkan Kemandirian Bangsa P residen RI Ir. Joko Widodo menginjungi PT PAL Indonesia (Persero) dan PT Dok dan Perkapalan (Persero) di damping Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Wijayanto, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. di Surabaya, beberapa waktu lalu. Seusai peninjauan ke BUMN tersebut, Presiden RI Ir. Jokowi menyampaikan rasa optimismenya akan bisa mengembangkan industri kemaritiman. “Kalau melihat dari kondisi dan luas areal pabrik, sebetulnya cukup untuk bisa dijadikan awal pengembangan industri maritim kita. Tidak hanya PT PAL, tapi ada juga PT Dok dan Perkapalan Surabaya, serta lain-lainnya,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan dalam keterangan pers di terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Presiden Jokowi, perusahan ini harus fokus untuk satu proyek pengerjaan. Yang bukan bidang atau keahliannya sebisa mungkin dikurangi. “Bisa mengerjakan, tapi harus fokus. Kalau ini untuk kapal ya kapal, kalau untuk kapal selam ya kapal selam. Pada suatu titik akan menjadi produk yang matang dan sempurna. Susah kalau harus gonta ganti produk,” ujar Presiden Jokowi. Untuk menuju industri kemaritiman yang handal, menurut Presiden Jokowi, sebelum dapat menggaet pesanan, yang paling penting adalah memperbaiki manajemen terlebih dulu. PT PAL, kata Presiden Jokowi, merupakan satu di antara industri strategis di Indonesia. Mestinya bukan hanya masalah yang muncul sekarang, yang harus diselesaikan. Tapi urusan-urusan kedepan harus sudah dipikirkan dan diperhitungkan. Kunjungan yang sama juga dilaksanakan di PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN Industri di Bandung Jawa Barat. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka melihat langsung Industri strategis ini bekerja dan mencari tahu mengapa hasil industri pertahanan di tanah air belum optimal. Presiden RI melaksanakan kunjungan tersebut dalam rangka untuk mendukung mewujudkan misi kemandirian pertahanan, yang intinya pengadaan alat utama sistem persenjataan harus dipenuhi industri pertahanan sendiri. Keberadaan BUMN diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Tak hanya BUMN yang bergerak di di bidang industri pertahanan, tetapi juga BUMN di bidang infrastruktur darat, laut dan udara. ©Cakrawala TNI AL Tangkap Kapal Berbendera Vietnam Muat 800 Ton Ikan T NI AL menangkap sebuah kapal berndera Vietnam di Perairan Merauke, saat melakukan penangkapan ikan tanpa izin . Kapal MV Haipon dengan bobot 482 gross tonnage (GT) yang diamankan TNI AL saat operasi laut, membawa iklan lebih dari 800 ton. Kapal, nahkoda, serta anak buah kapal diamankan di Pangkalan Utama TNI AL IX Halong Ambon. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. menjelaskan TNI AL telah menangkap kapal luar negeri yang telah melakukan pencurian ikan (illegal fishing). Saat ini, nakhoda beserta ABK sudah di proses hukum. “Berdasarkan laporan yang saya terima, sudah diproses dipengadilan, nanti keputusannya menunggu dari Pengadilan,” kata Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. kepada wartawan, di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, pada hari Kamis, 22 januari 2015. “Terkait apakah nantinya kapal tersebut akan ditenggelamkan, TNI AL masih menunggu kasus illegal fishing tersebut diputuskan di Pengadilan. Sesuai dengan tugas TNI AL yaitu melakukan operasi laut, maka TNI AL akan melaksanakan penegakan hukum saat melakukan operasi, serta melakukan penjagaan laut di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Kasal. ©Cakrawala Pemerintah Tambah Pengadilan Perikanan P e m e r i n t a h terus berupaya memperkuat perangkat hukum untuk menindak tegas para pelaku illegal fishing. Diantaranya dengan menambah jumlah pengadilan perikanan di beberapa kawasan yang rentan terhadap praktek IUU Fishing. Setidaknya, negara dirugikan hingga Rp 240 triliun setiap tahunnya akibat aktivitas haram tersebut. Komitmen pemerintah dalam menegakkan hukum di laut kali ini diwujudkan dengan menetapkan pembentukan tiga pengadilan perikanan melalui Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2014. “Tiga lokasi pengadilan perikanan yang ditetapkan yakni Pengadilan Perikanan Ambon, Sorong dan Merauke”, ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti usai menghadiri acara peresmian pengadilan perikanan di Pengadilan Negeri Ambon. Tiga lokasi pembentukan pengadilan perikanan tersebut merupakan wilayah rawan kegiatan illegal fishing oleh kapal perikanan asing (KIA) dan kapal perikanan Indonesia (KII). Wilayah Laut Arafura telah ditetapkan sebagai lumbung ikan nasional dan masuk ke dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 718. “Arafura merupakan perairan yang kaya akan potensi ikan, sehingga kapal-kapal tertarik untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, bahkan dilakukan dengan cara-cara ilegal,” kata Susi. Setelah dianalisis dengan satelit radarsat, dalam setahun sebanyak 8.484 unit kapal yang tidak sesuai izin operasi diduga melakukan aktivitas illegal fishing di Laut Arafura. Kapal-kapal tersebut berukuran besar dan mampu menampung bobot ikan sebanyak 2,02 juta ton. Sehingga, apabila estimasi harga ikan US$ 2 per kg, maka total kerugian negara akibat illegal fishing di perairan Arafura per tahun diperkirakan mencapai US$ 4,04 miliar atau sekitar Rp 40 triliun. Susi menambahkan, penetapan ketiga pengadilan perikanan itu melengkapi jumlah Pengadilan Perikanan yang sudah terbentuk di tujuh lokasi sebelumnya. Lokasi itu antara lain Medan, Jakarta Utara, Pontianak, Tual, Bitung, Tanjung Pinang, dan Ranai di Provinsi Kepulauan Riau. Perlu diketahui, pembentukan pengadilan perikanan merupakan amanat Pasal 71 Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Pengadilan tersebut berada di lingkungan peradilan umum, dan diawaki oleh Majelis Hakim yang menangani perkara tindak pidana perikanan. Majelis itu terdiri dari tiga orang, satu dari kalangan hakim karir dan dua hakim ad hoc perikanan. ©Cakrawala Tabur Bunga di Laut dalam Rangka Hari Dharma Samudra tahun 2015 M enteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc. didampingi Menteri Kelautan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti dan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. bertindak selaku Inspektur upacara pada upacara tabur bunga di laut dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudra dengan menggunakan KRI Makassar–590 di Teluk Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015. Hari Dharma Samudera merupakan hari bersejarah yang mengandung unsur patriotisme/heroisme dalam pertempuran laut yang dilakukan oleh prajurit-prajurit TNI Angkatan Laut (TNI AL) di perairan Laut Arafuru dan untuk memperingati serta mengenang peristiwa tersebut, setiap tanggal 15 Januari. U p a c a r a tabur bunga di laut merupakan wujud pemberian penghargaan dan penghormatan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan yang telah gugur pada pertempuran laut dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara dan Bangsa Republik Indonesia. ©Cakrawala Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015 77 Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Dilantiknya Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. Sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut