indonesia negara maritim, warisan yang tak ternilai

advertisement
PEMIMPIN UMUM
Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc.
WAKIL PEMIMPIN UMUM
Kolonel Laut (T) Moelyanto, M.Si. (Han)
PEMIMPIN REDAKSI
Kolonel Mar Nana Rukmana
REDAKTUR
Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan
Kolonel Laut (KH) Drs. Supriyono
Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet, S.T., S.Sos.
Letkol Laut (KH) Drs. Agus Cahyono
Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si.
Letkol Laut (KH) Dedi Hamdani S.
Mayor Laut (KH) M. Ikhsan S.Kom.
Mayor Laut (S) Didi Kurniadi D., S.E.
Lettu Laut (S/W) Maria Multriyani, S.Sos.
Adi Patrianto, S.S.
PENATA WAJAH
Serka PDK/W Mirliyana
Mujiyanto
Irma Kurniawaty, A.Md. Graf.
Aroby Pujadi
REDAKTUR FOTO
Wamrin
TATA USAHA
Raya Mentawita T.
DISTRIBUSI
Koptu Mes Mariyanto
Kld TTU Niki L.M.
Eko Sulistiono
Edi Supono
DITERBITKAN OLEH
Dinas Penerangan Angkatan Laut
ALAMAT REDAKSI
Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2,
Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870
Telp. (021) 8723314
No. ISSN: 0216-440x
Radio JJM 107.8 FM
Radio Streaming
di www.tnial.mil.id
Salam Jalesveva Jayamahe!
Salam Cakrawala,
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan
pulau, yang memiliki luas lautan 2/3 lebih besar dari daratan, dan
merupakan pintu gerbang ekonomi dunia menuju Asia Pasifik.
Namun sejak penjajahan Belanda dengan politik cultuurstelsel
(tanam paksa) dan cultuurprocenten (bonus prosentasi keuntungan
bagi para penguasa) pada masa penjajahan VOC, membawa orientasi
pembangunan kita lebih kepada visi daratan daripada visi maritim.
Saatnya sekarang bangsa kita lebih memusatkan perhatian
pada visi maritim, bersama-sama kita dengan semangat jiwa
pelaut yang berani mengarungi segala gelombang dan hempasan
ombak menggapai kembali laut, samudra, selat dan teluk yang akan
menghantarkan bangsa ini menuju masa kejayaan seperti dahulu,
tentunya dengan strategi yang menggentarkan dunia. “........ kita
telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, dan
memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan
semuanya sehingga ‘Jalesveva Jayamahe’, di laut justru kita jaya,
sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali”. Demikian kutipan
pidato Presiden RI Ir. Joko Widodo saat pelantikan di gedung MPR.
Seperti apa dan bagaimana TNI Angkatan Laut mewujudkan
Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia, Anda dapat mengikutinya
dalam Topik Utama Kekuatan TNI Angkatan Laut Menuju Blue
Water Navy dalam Mendukung Poros Maritim Dunia. Pembaca
juga dapat membaca tulisan tentang Nahkoda Baru TNI Angkatan
Laut, serta tulisan lainnya yang tidak kalah menarik dalam forum
Opini.
Redaksi
Untuk kritik, saran, dan opini singkat dapat dikirim via surat ke alamat redaksi
kami, Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap,
Jaktim-13870 atau via email: [email protected].
Redaksi menerima tulisan (maksimal 5 halaman dengan spasi 1,5) beserta foto dari
segenap anggota TNI AL dan masyarakat umum. Naskah dicetak dengan kertas A4
serta dilengkapi dengan data digital dalam Compact Disc (CD). Naskah yang telah
dikirim, menjadi milik redaksi, dan redaksi berhak memperbaiki/mengedit tanpa
mengubah isi/makna. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan sepantasnya.
Tulisan dapat disampaikan ke alamat redaksi Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd.
B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur - 13870 atau via email: cakrawala@tnial.
mil.id atau [email protected]
DAFTAR ISI
12
7
Peranan TNI Angkatan Laut
dalam rangka memberantas
illegal fishing bukanlah
merupakan hal baru,
selama ini kegiatan
penindakan
illegal
fishing telah dilakukan
dan sudah merupakan
suatu kewajiban yang
harus
dilaksanakan
secara
berkelanjutan,
namun kegiatan ini tidak
terekspose
sebombastis
dan spektakuler sebagaimana
pemberitaan akhir-akhir ini.
Awal tahun 2015 telah dilaksanakan serah terima
jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dari
Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada Laksamana
Madya TNI Ade Supandi, S.E. yang dipimpin
oleh Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko di
Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim),
Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur.
20
Pengangkatan dan pengukuhan sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir
diterima oleh Menteri Pertahanan RI (Menhan) Jenderal TNI (Purn)
Ryamizard Ryacudu sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan
Laut di Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan.
Info
Topik Utama
Nakhoda Baru TNI Angkatan Laut 4
Kekuatan TNI Angkatan Laut Berkelas Dunia dalam
Mendukung Poros Maritim Dunia 8
Penenggelaman Kapal Ikan Asing Ilegal 12
Pelibatan TNI Angkatan Laut dalam Mendukung SAR Air
Asia 16
Opini
Indonesia Negara Maritim, Warisan yang Tak Ternilai
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan 44
Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Bangsa 48
Penataan Ruang untuk Pengelolaan Kawasan Perbatasan 40
40
Wawancara
Ditemukan Bangkai Kapal Selam Jerman di Perairan
Karimunjawa oleh Arkenas dan Kopaska TNI AL 36
Inspirasi
Impian Besar Perlu Terobosan Nyata
Budi Daya
56
Mutiara si Ratu yang Mempesona Menjadikan Indonesia
Berkilau 72
Menhan Menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir 20
Kemeriahan HUT ke-69 Armada RI 22
Pengadaan Alutsista perkuat unsur Operasi 23
KRI Frans Kaisiepo-368 Berhasil Emban Misi di Lebanon 24
Hari Nusantara 2014 26
Pelayanan Kesehatan di Era JKN bagi Prajurit TNI AL
yang Bertugas di Daerah 28
Sinergitas dan Peran Komponen Bangsa dalam
Mewujudkan Pembangunan Nasional Berwawasan
Maritim 30
Penyamaan Persepsi Aspek Teknis Penentuan Batas
Maritim Negara-Negara Kawasan Asia Timur 52
Tahun Baru dengan Semangat Baru 60
Deklarasi Djoeanda, Pilar Kemaritiman 64
Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah 66
Sejarah
PAS’O Perjuangan Pasukan ALRI pada Masa Perang
Kemerdekaan RI 1945-1949 54
Teknologi
Antisipasi Aksi Cybercrime pada Keamanan Data dan
Informasi 32
Dunia Robotika Petualangan Baru Abad ke-21 68
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
3
TOPIK UTAMA
6
A
wal tahun 2015 telah dilaksanakan serah terima
jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal)
dari Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada
Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. yang dipimpin
oleh Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko di
Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim),
Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur.
Sebelum menjadi Kasal, perwira lulusan AAL
Angkatan-28 tahun 1983 ini menjabat sebagai Kepala
Staf Umum (Kasum) TNI. Pengangkatan Laksamana
Madya (Laksdya) TNI Ade Supandi, S.E. yang lahir
pada 26 Mei 1960 di Batujajar, Bandung, Jawa Barat,
dilantik sebagai Kasal oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 92/TNI/2014
pada tanggal 31 Desember 2014.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan,
bahwa awal 2015 hingga lima tahun ke depan merupakan
babak baru keberlanjutan pembangunan kekuatan
dan pengembangan kemampuan TNI. Pembangunan
kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI tersebut,
disusun dalam kerangka kebijakan Minimum Essential
Force, yang ditujukan guna mengamankan kepentingan
nasional, yang implementasinya harus melalui tahapan
Fiscal and Programme Guidance, yang merupakan salah
satu tahapan krusial dalam pembangunan kekuatan,
karena merupakan penghubung antara ends dengan
means untuk mendapatkan available forces.
“TNI telah menetapkan Renstra Pemeliharaan
dan Perbaikan Alutsista 2015-2019 dan Renstra
Pembangunan Kesejahteraan Prajurit 2015-2019, sebagai
upaya mengeliminasi potensi disparitas tersebut,” ujar
Panglima TNI.
Di samping itu, Panglima TNI juga menyampaikan
bahwa berlakunya Asean Political Security Community,
termasuk di dalamnya Asean Maritime Forum,
bersamaan waktunya dengan pelaksanaan pembangunan
kekuatan TNI.
Hal ini menuntut Indonesia menjadi pemain yang
aktif, sebab Asean Maritime Forum akan lebih banyak
memainkan aspek operasional yang membutuhkan
penggunaan instrumen militer. Dalam hal ini Angkatan
Laut yang kredibel dan mempunyai kemampuan
penangkalan, dalam rangka kerja sama menjaga stabilitas
keamanan kawasan Asia Tenggara, yang kian rumit
dalam tahun-tahun ke depan.
“Untuk menghadapi semua tantangan yang
berkembang, TNI AL saat ini telah memiliki perencanaan
midlife update terhadap sistem senjata yang esensial,
untuk tidak memberatkan di masa mendatang, di samping
skenario modernisasi Alutsista, yang bentangnya dari
sekarang hingga 15 tahun mendatang,” katanya.
Di akhir sambutannya Panglima TNI mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada Laksamana TNI
Dr. Marsetio, atas semangat dan dedikasi, yang telah
diabdikan selama ini.
“Ucapan senada, saya sampaikan kepada Nyonya
Penny Marsetio, atas baktinya dalam membina keluarga
besar Jalasenastri. Demikian juga, kepada Laksamana
Madya TNI Ade Supandi, S.E., atas nama seluruh
prajurit TNI, saya menyambut dengan bangga, disertai
ucapan selamat mengemban tugas sebagai Kepala Staf
TNI Angkatan Laut. Berbekal integritas, pengalaman
dan keyakinan diri, saya yakin Laksamana dapat
melaksanakan amanah serta kepercayaan jabatan yang
diberikan oleh bangsa dan negara ini dengan baik, guna
memenuhi harapan untuk menjadikan TNI AL lebih
profesional, militan, solid dan dicintai rakyat,” ujarnya.
Sehari sebelum pelaksanaan sertijab, Kasal Laksamana
TNI Dr. Marsetio didampingi penggantinya Laksdya
TNI Ade Supandi, S.E. melakukan inspeksi kapalkapal perang TNI AL (admiral inspection) yang tengah
sandar di Dermaga Koarmatim, Surabaya. Admiral
inspection merupakan salah satu tradisi di lingkungan
TNI Angkatan Laut untuk memeriksa kesiapan unsurunsur TNI Angkatan Laut yang terakhir kalinya sebelum
tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan,
sekaligus sebagai sarana salam pamitan dengan prajurit
serta untuk memperkenalkan pemimpin yang baru.
Sedangkan tradisi penyambutan dan perpisahan
Kasal di Mabesal Cilangkap dilaksanakan pada tanggal
7 Januari 2015 yang dihadiri oleh Pejabat Utama TNI
Angkatan Laut, Pengurus Pusat Jalasenastri dan seluruh
warga Mabesal serta dilanjutkan dengan pisah sambut
pada malam harinya di Balai Samudra.
Karier Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E.
dirintis sejak dilantik sebagai perwira TNI Angkatan
Laut dengan pangkat Letnan Dua telah mengalami
berbagai penugasan, yang dijalaninya dengan dedikasi
yang tinggi dan penuh rasa tanggung jawab. Penugasan
pertama diawali di KRI Monginsidi-343 sebagai Ass
Padiv SAA (1983), Padiv Kom KRI Monginsidi-343
(1983) selanjutnya sebagai Pa PIT PS-I Denma Armatim,
Pa Art KRI Akhmad Yani-351 (1986), Kadep Ops
KRI Oswald Siahaan-354 (1992), Palaksa KRI Nuku373 (1993), kemudian dipercaya sebagai Komandan
KRI Tongkol-813 (1995), Komandan KRI Sutedi
Senoputra-378 (1996), Kasubdit Renbang Ditrenbang
AAL (1998), Komandan KRI Malahayati-362 (2000),
Komandan KRI Akhmad Yani-351 (2001), Asops
Guspurlabar (2002), Komandan Flotila III/Ron Fib
(2002), Komandan Flotkor (2003), Dankolatarmatim
(2004), Padiklat Satgas Korvet Mabesal (2004),
Diropsdik Kodikal (2007), Danpusbangdik Opsla
Kobangdikal (2008), Dankodikopsla Kobangdikal
(2009), Danguskamlabar (2009), kemudian menjabat
Gubernur AAL (2010), Panglima Armada RI Kawasan
Timur (2011), Asrena Kasal (2012) dan Kepala Staf
Umum Panglima TNI (2014).
Pendidikan yang pernah diikuti Laksamana Madya
TNI Ade Supandi, S.E. antara lain; Sus Padiv (1983),
CICWO Course (1988), ASW Training Officer Course
(1988), Sus Korban Tembakan (1989), Dikspespa Art
Angk-3 TA 1988/1989, Diklapa II Koum Angk-5 TA
1990/1991, Dikpa Intelmar TA 1993/1994, Seskoal
Angk-35 TA 1997/1998, Sesko TNI Angk-29 (2002),
dan Lemhannas RI (PPSA) Angk-17 (2011).
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga Laksamana
Madya TNI Ade Supandi, S.E. didampingi oleh istri
tercinta Dra. Endah Esti Hartatiningsih dan dikaruniai
dua orang putra-putri yaitu; Anindita Rivylarasati
dan Andaru Dhimas Nugraha Vidia. ©Tim Redaksi
(Mujiyanto)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2014
7
Topik utama
8
Kekuatan TNI Angkatan Laut
Berkelas Dunia
dalam Mendukung Poros Maritim Dunia
Oleh: Asrena Kasal Laksda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum.
Sebagai negara kepuluan yang berada di antara dua benua dan dua samudra, kondisi perairan Indonesia dipengaruhi
oleh karakter kontinental (continental) dan karakter samudra (oceanic), sehingga memiliki kompleksitas yang tinggi.
Sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982,
luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km2 atau 2/3 dari luas seluruh wilayah Indonesia. Posisi Indonesia
yang sangat strategis di antara dua benua dan dua samudra serta memiliki empat dari sembilan choke points dunia
sudah barang tentu memiliki arti yang sangat penting bagi dunia internasional, khususnya sebagai Sea Lanes of
Communication (SLOC) dan Sea Lines of Trade (SLOT).
K
awasan Asia Pasifik merupakan kawasan yang
sangat penting bagi dunia internasional karena
sebagian besar penduduk dunia bermukim
di kawasan Asia Pasifik. Selain itu kawasan ini sedang
berkembang menjadi kawasan yang maju dengan didukung
oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
besar sehingga menjadi pangsa pasar yang besar dan
menjadi kawasan paling diminati oleh para investor.
Arah Kebijakan Pemerintah Membangun Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Presiden RI Ir. Joko Widodo dan Wakil Presiden RI
H. Jusuf Kalla berkeinginan untuk memajukan Indonesia
melalui pembangunan maritim. Sejak masa Pilpres,
mereka telah menawarkan sebuah visi “Poros Maritim
Dunia” kepada rakyat Indonesia, sebagai janji kampanye
yang akan dipenuhi apabila mereka terpilih menjadi
Presiden
dan
Wapres RI. Hingga
masa pelantikannya,
momentum visi ini
masih terus terjaga.
Untuk memperjelas
visi
pemerintah
tentang
Poros
Maritim
Dunia
dikeluarkanlah
Doktrin
Jokowi
b e r s a m a a n
pelaksanaan East
Asian
Summit
ke-9 di Myanmar.
Doktrin
tersebut
memuat lima pilar
Poros
Maritim
Alutsista dan pangkalan sangat penting dalam mewujudkan Blue Water Navy.
Dunia,
sebagai
berikut:
diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan
a. Pertama. Kami akan membangun kembali dan kekayaan maritim kami, tetapi juga sebagai
budaya maritim Indonesia. Sebagai negara yang bentuk tanggung jawab kami dalam menjaga
terdiri dari 17.000 pulau, bangsa Indonesia harus keselamatan pelayaran dan keamanan maritim.
menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang
Lebih jauh, Presiden RI mengatakan bahwa “cita-cita
identitasnya, kemakmurannya dan masa depannya,
dan agenda di atas akan menjadi fokus Indonesia di abad
sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola
ke-21. Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia,
samudra.
kekuatan yang mengarungi dua samudra, sebagai bangsa
b. Kedua. Kami akan menjaga dan mengelola bahari yang sejahtera dan berwibawa”. Berdasarkan
sumber daya laut, dengan fokus membangun doktrin tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pilarkedaulatan pangan laut, melalui pengembangan pilar utama Poros Maritim Dunia dibentuk dari aspek
industri perikanan, dengan menempatkan nelayan penting yang akan menjadi nafas pembangunan negara
sebagai pilar utama. Kekayaan maritim kami akan maritim, yakni budaya maritim, sumber daya laut,
digunakan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan infrastruktur dan konektivitas diplomasi maritim dan
rakyat kami.
pertahanan maritim.
c.Ketiga. Kami akan memberi prioritas pada Sebagai kekuatan yang sedang bertransformasi
pengembangan infrastruktur dan konektivitas menjadi Angkatan Laut Kelas Dunia, maka TNI Angkatan
maritim, dengan membangun tol laut, deep seaport, Laut harus memiliki kemampuan menghadirkan kekuatan
logistik dan industri perkapalan dan pariwisata di perairan dan negara-negara kawasan dalam bentuk
maritim.
muhibah maupun mengikuti latihan-latihan berskala
d.Keempat. Melalui diplomasi maritim, kami besar dan bersifat multilateral. Demikian pula Angkatan
mengajak semua mitra-mitra Indonesia untuk Laut Berkelas Dunia, secara alamiah harus memiliki
bekerja sama di bidang kelautan ini. Bersama- kemampuan untuk selalu memainkan peranan penting
sama kita harus menghilangkan sumber konflik di dan mampu sebagai pemimpin di kawasan. Selain itu
laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kelautan, dengan adanya Paradigma Baru TNI Angkatan Laut
sengketa wilayah, perompakan dan pencemaran Kelas Dunia yang mensyaratkan empat karakter unggul
laut. Laut harus menyatukan, bukan memisahkan (excellent) yang meliputi ungggul sumber daya manusia
(excellent human resources), unggul organisasi (excellent
kita semua.
e. Kelima. Sebagai negara yang menjadi titik tumpu organization), unggul kemampuan operasional (excellent
dua samudra, Indonesia memiliki kewajiban untuk operational capability), dan ungggul teknologinya
membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal ini (excellent technology) harus bisa diwujudkan.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
9
topik utama
10
Pembangunan TNI Angkatan Laut menuju Blue
Water Navy guna mendukung Indonesia sebagai
Poros Maritim Dunia
Berdasarkan doktrin TNI Angkatan Laut Eka Sasana
Jaya, pada dasarnya sejak dahulu TNI Angkatan Laut
sudah mempersiapkan diri sebagai Blue Water Navy,
Libanon dan operasi pembebasan sandera di Somalia
(Satgas Merah Putih). Berdasarkan fakta tersebut, maka
bukan hal yang tidak mungkin bila TNI Angkatan Laut
di masa mendatang bisa menjadi Blue Water Navy yang
sesungguhnya.
Untuk dapat mewujudkan Blue Water Navy, maka
dibutuhkan pembinaan
kekuatan
terhadap
empat
komponen
pokok
kemampuan
militer yang meliputi
struktur kekuatan (force
structure), kesiapsiagaan
( r e a d i n e s s ) ,
ketahanlamaan operasi
(sustainability)
dan
tingkat
modernisasi
(state
of
Alutsista
modernization).
Sedangkan
unsurunsur penting yang
harus
ditingkatkan
kemampuannya adalah
Alutsista, baik KRI,
Prajurit salah satu pendukung untuk dapat mewujudkan
Blue Water Navy.
karena kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut dapat
digelar untuk menjamin keselamatan armada niaga
Indonesia saat berlayar di manapun, baik di laut teritorial
maupun lautan lepas. Hal ini terjadi karena Doktrin TNI
Angkatan Laut Eka Sasana Jaya merupakan adaptasi dari
pemikiran ahli strategi maritim Alfres Thayer Mahan,
di mana dalam prespektif Mahanian dijelaskan bahwa
“a strong navy was vital to the success of a nation, and
control of the seas was vital for the projection of force
on land and overseas”.
Melihat ke belakang sejak pasca kemerdekaan, TNI
Angkatan Laut pernah memiliki kekuatan yang sangat
diperhitungkan dan terkuat pada masanya. Di samping
itu, selama beberapa tahun terakhir TNI Angkatan Laut
telah membuktikan dirinya mampu melaksanakan operasi
di luar yurisdiksi nasional, yaitu dengan mengirimkan
KRI dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL di
Pesud maupun Ranpur serta personel pengawak Alutsista
dan pangkalan sebagai pendukung operasional unsur
di daerah operasi dengan arah pembangunan sebagai
berikut:
a.Alutsista. Sebagai negara kepulauan yang berada
di antara dua samudra, pembangunan Alutsista TNI
Angkatan Laut ke depan harus pula memperhatikan kondisi
geografisnya sehingga Alutsista TNI Angkatan Laut
khususnya KRI harus memiliki kemampuan daya jangkau
(endurance) yang cukup jauh dengan stabilitas yang tinggi
sehingga mampu menjangkau kedua wilayah tersebut.
selain itu Alutsista tersebut hendaknya juga memiliki daya
tangkal (detterent effect) yang tinggi bagi negara-negara
lain di kawasan. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan
Alutsista TNI Angkatan Laut ke depan hendaknya fokus
pada kapal-kapal perang berukuran besar seperti kapal
jenis destroyer atau cruiser, sedangkan untuk kapal-kapal
patroli berukuran kecil dapat diperbantukan ke Bakamla
yang memiliki kewenangan murni untuk penegakkan
hukum dan keamanan di laut sebagai single agency multi
task sesuai amanat UU Kelautan. Demikian pula dengan
unsur-unsur TNI Angkatan Laut lainnya, seperti kapal
selam dan pesawat udara hendaknya juga diarahkan agar
mampu beroperasi di luar yurisdiksi nasional, baik dalam
mendukung operasional KRI, maupun melaksanakan
operasi secara mandiri.
b.Personel. Pembangunan Alutsista menuju Blue
Water Navy perlu didukung dengan peningkatan
profesionalisme pengawaknya, karena kecanggihan
Alutsista tentu tidak akan berarti tanpa adanya pengawak
yang cakap (man behind the gun). Sebagai matra dengan
Alutsista yang sarat teknologi (heavy technology), maka
dibutuhkan personel pengawak yang juga mengerti dan
dapat mengoperasionalkan peralatan sesuai prosedur dan
fungsi asasinya. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Laut, maka
perlu peningkatan kompetenssi sumber daya manusia
TNI Angkatan Laut yang meliputi bidang pendidikan dan
penugasan, serta peningkatan jumlah personel melalui
recruitment. Dalam hal ini kebijakan zero growth dan
rigth sizing ke depan tidak mungkin untuk diterapkan
kembali karena dengan semakin luasnya wilayah operasi
dan semakin besarnya organisasi, secara langsung akan
membawa konsekuensi semakin besarnya jumlah personel
yang lebih banyak sudah tentu akan membutuhkan
personel yang lebih banyak lagi. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah tingkat pendidikan dan medan
penugasan, karena dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta personel yang lebih
tinggi pula. Sedangkan medan penugasan yang selama ini
hanya berorientasi ke dalam (wilayah yurisdiksi nasional)
sudah harus diubah menjadi penugasan keluar (di luar
wilayah yurisdiksi nasional) untuk ikut mengamankan
kawasan dan misi diplomasi.
c.Pangkalan. Sebagai bagian Sistem Senjata Armada
Terpadu (SSAT), maka fungsi pangkalan sangat penting
dalam mendukung operasional KRI di daerah operasi.
Sesuai dengan rencana pembangunan Alutsista KRI
ke depan yang fokus pada kapal-kapal berukuran
besar, maka sudah tentu harus diimbangi pula dengan
peningkatan kemampuan pangkalan dalam mendukung
operasional kapal-kapal tersebut, khususnya pangkalan
yang berada di wilayah perbatasan dan laut lepas seperti
di Samudra Hindia, Laut Natuna, Laut Sulawesi, Samudra
Pasifik, dan Laut Arafuru. Demikian pula halnya dengan
pangkalan kapal selam yang diharapkan dapat mendukung
operasional kapal selam di daerah operasi, sehingga perlu
ada pembangunan beberapa pangkalan kapal selam lagi
disesuaikan dengan struktur baru TNI Angkatan Laut yang
terdiri dari tiga Koarmada, yaitu Armada Barat, Armada
Tengah dan Armada Timur. Sebagai negara kepulauan
yang memiliki 17.499 pulau dengan karakteristik perairan
yang spesifik, Indonesia memiliki banyak lokasi yang
cocok untuk dibangun pangkalan kapal selam. Untuk
itu perlu dilaksanakan survei secara menyeluruh daerahdaerah mana yang cocok untuk pengembangan pangkalan
kapal selam ke depan.
Sebagai kesimpulan, bahwa kebijakan pemerintah
dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia perlu dukungan
seluruh komponen bangsa, termasuk TNI Angkatan
Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di
laut. Untuk mewujudkan pembangunan kemaritiman
yang berkelanjutan dibutuhkan kondisi keamanan yang
stabil, baik lingkup nasional maupun regional. Hal itu
menuntut TNI Angkatan Laut untuk mengembangkan
diri menjadi Blue Water Navy yang bukan saja mampu
melindungi kepentingan nasionalnya di dalam dan di luar
wilayah yurisdiksi nasional namun juga mampu berperan
dalam menjaga stabilitas keamanan maritim di kawasan.
Oleh karena itu, konsep pembangunan kekuatan TNI
Angkatan Laut ke depan harus diarahkan dalam bingkai
kepentingan nasional, di mana eksistensi kekuatan
TNI Angkatan Laut dengan postur Blue Water Navy
diharapkan mampu melindungi harga diri dan martabat
bangsa Indonesia serta menciptakan stabilitas keamanan
di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
“…sebesar apapun harga yang
harus dibayar untuk membangun
Angkatan Laut, tidak akan
sebanding dengan hilangnya
sebagian wilayah tanah air
akibat ketidakmampuan untuk
mempertahankannya”.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
11
topik utama
12
PENENGGELAMAN
KAPAL IKAN ASING
ILEGAL
Oleh: Asops Kasal Laksda TNI Arief Rudianto, S.E.
U
NCLOS 1982 adalah salah satu
pilar
pengakuan
terhadap
konsepsi negara kepulauan
yang
diperjuangkan
Indonesia
sejak Deklarasi Djoeanda tahun
1957, pengakuan ini mencapai
puncaknya pada tahun 1994 setelah
Nigeria menjadi negara ke 60 yang
meratifikasi UNCLOS 1982. Dengan
komposisi geografis yang didominasi
oleh perairan serta terletak pada
wilayah tropis, menjadikan perairan
Indonesia kaya akan potensi sumber
daya alam laut yang besar dengan tingkat
keragaman hayati (biodeversity) yang tinggi.
Potensi kekayaan alam laut yang besar itu tentu
saja merupakan peluang yang cukup besar bagi
upaya perbaikan kondisi perekonomian nasional.
Sumber kekayaan alam, termasuk sumber kekayaan
alam laut, pada dasarnya memiliki peran ganda, yaitu
sebagai salah satu modal pembangunan dan sekaligus
sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber daya laut
tersebut selama ini belum dikelola secara baik dan optimal,
termasuk pemanfaatan sumber daya perikanan laut oleh
nelayan domestik masih terbatas tercermin dari kecepatan
eksploitasi oleh nelayan domestik ini dikalahkan oleh
nelayan asing secara legal maupun illegal.
Angin segar telah memberikan secercah harapan
dengan kebijakan Presiden terpilih tahun 2014 yang
memiliki visi dan misi mengembalikan kejayaan maritim
bangsa Indonesia serta tindak aksi konkrit dengan
memerangi kegiatan illegal fishing melalui perintah
langsung penenggelaman kapal-kapal ikan asing yang
nyata-nyata melakukan pelanggaran kedaulatan dan
hukum di laut.
Potensi Perikanan Laut Indonesia dan
Permasalahannya
Potensi perikanan laut Indonesia yang terdiri
atas potensi perikanan pelagis dan perikanan demersal
tersebar pada hampir semua perairan yurisdiksi Indonesia
yang ada seperti pada perairan laut teritorial, perairan laut
nusantara dan perairan laut Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE).
‘’Indonesia punya potensi produksi perikanan terbesar
di dunia sekitar 65 juta ton per tahun dan baru 20%-nya yang
dimanfaatkan,’’ kata Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dhanuri MS
guru besar Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan IPB. Akan
tetapi sumberdaya kelautan selama ini hanya dipandang
sebelah mata dan dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan
tidak dilakukan secara profesional dan ekstraktif, sehingga
tidak mengherankan apabila sektor ekonomi kelautan
hanya berkontribusi kecil terhadap PDB Indonesia yakni
sekitar 25 persen. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang
negara-negara yang wilayah lautnya lebih sempit dari
pada Indonesia seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan,
China, Selandia, dan Norwegia yang justru
sektor ekonomi kelautannya
menyumbang
perikanan yang mengakibatkan masuknya armada kapal
ikan asing untuk bergiat di perairan ZEEI secara legal
maupun ilegal. Ketiga, Sanksi hukum bagi pelanggar
peraturan perundangan terlalu ringan dan tidak sebanding
dengan kerugian finansial maupun kerusakan lingkungan
yang ditimbulkan, dan lemahnya kemampuan aparatur
dan kelembagaan penegak hukum. Keempat, kualitas dan
kuantitas SDM yang bergerak pada bidang penyiapan
kebijakan dan pelaksana teknis belum memenuhi
kebutuhan secara proporsional.
Visi “Poros Maritim Dunia” terlihat dari
isi pidato Presiden RI terpilih yang
disampaikan seusai pelantikan
sebagai berikut:
kontribusi lebih besar antara 30-60% dari PDB
masing-masing negara. Kalau melihat fakta tersebut
maka kinerja pembangunan kelautan Indonesia sampai
sekarang masih jauh dari optimal. Demikian pula
kontribusi perolehan devisa dari hasil ekspor perikanan
sampai dengan saat ini belum mampu menjawab
tantangan sebagai modal pembangunan nasional dan
penopang sistem kehidupan.
Beberapa permasalahan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber kekayaan alam laut antara lain pertama,
kebijakan dan tumpang tindih peraturan perundangan
memungkinkan ditemukan celah-celah kelemahan yang
membuka peluang ketidakserasian regulasi antara pusat
dan daerah serta peluang terjadinya penyimpangan dalam
bentuk kegiatan IUU Fishing serta regulasi yang ada dinilai
masih memarjinalkan keberadaan masyarakat pesisir dan
nelayan serta tidak memihak kepentingan masyarakat lokal.
Kedua, terbatasnya sarana dan prasarana armada kapal
penangkap ikan, industri pengolahan, armada pengawas
“Kita harus bekerja dengan
sekeras-kerasnya untuk
mengembalikan
Indonesia sebagai
negara maritim.
Samudra, laut,
selat dan teluk
adalah masa depan
peradaban kita.
Kita telah terlalu
lama memunggungi
laut, memunggungi
samudra,
memunggungi selat dan
teluk; kini saatnya kita
mengembalikan semuanya
sehingga Jalesveva Jayamahe,
di laut justru kita jaya, sebagai
semboyan nenek moyang kita di
masa lalu, bisa kembali membahana;
dan sebagai nahkoda yang dipercaya oleh
rakyat, saya mengajak saemua warga bangsa
untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia
dan berlayar bersama menuju Indonesia
Raya. Kita akan kembangkan layar yang
kuat. Kita akan hadapi semua badai dan
gelombang samudra dengan kekuatan
kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah
kehendak rakyat dan konstitusi. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui
upaya kita bersama”.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
13
topik utama
14
Arah Kebijakan Pemerintah untuk Membangun
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Sampai sejauh ini, arah kebijakan pemerintahan baru di
bawah Presiden RI Ir. Joko Widodo dan Wakil Presiden RI,
H. Jusuf Kalla terlihat jelas bahwa Presiden dan Wapres
periode 2014-2019 tersebut sangat berkeinginan untuk
memajukan Indonesia melalui pembangunan maritim.
Kesungguhan dalam merealisasikan visi nya ini terlihat
dari berbagai kebijakan disektor kemaritiman dengan
membentuk kementerian koordinator bidang maritim, di
samping itu dengan kebiasaan “blusukan” sang Presiden
juga semakin inten melaksanakan kunjungan ke sentrasentra perekonomian kelautan, kampung-kampung
nelayan bahkan gebrakan memberikan perintah untuk
penenggelaman kapal-kapal ikan asing yang melakukan
pelanggaran kedaulatan dan kegiatan illegal fishing.
Kesemuanya ini bertujuan disamping guna menyelamatkan
kerugian negara disektor pengelolaan sumberdaya kelautan,
kerusakan ekosistem laut, juga utamanya guna memberikan
efek jera bagi para pelaku kegiatan illegal fishing.
Peranan TNI Angkatan Laut Dalam Memberantas
Kegiatan Illegal Fishing
TNI Angkatan Laut sebagai sebuah institusi selama
ini dengan berbagai embanan tugasnya yang diamanatkan
beberapa undang-undang dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya telah mampu melaksanakan peran dan
tugasnya. Keterbatasan kemampuan menghadirkan
kekuatan TNI Angkatan Laut diseluruh pelosok wilayah
perairan secara terus menerus menjadi kendala utama
dalam melaksanakan tugas penegakkan kedaulatan dan
hukum di laut TNI Angkatan Laut memandang tugas
penegakan kedaulatan dan hukum dilaut merupakan
kesatuan tugas yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya, hal ini memberikan pengertian dan pemahaman
bahwa dari masing-masing tugas memiliki korelasi yang
erat kaitannya mengacu kepada rezim hukum di laut yang
berlaku adalah menganut bendera kapal sebagai subyeknya
dalam pengertian bahwa penegakan hukum di laut (subyek
hukum orang (kapten kapal) pemikul undang-undang atas
nama bendera kapal), dengan bahasa sederhana bila ada
pelanggaran kedaulatan maka jelas terjadi juga pelanggaran
hukum atau sebalik bila terjadi pelanggaran hukum di laut
dapat diduga memiliki potensi yang dapat mengancam
kedaulatan.
Peranan TNI Angkatan Laut dalam rangka memberantas
illegal fishing bukanlah merupakan hal baru, selama ini
kegiatan penindakan illegal fishing telah dilakukan dan
sudah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
secara berkelanjutan, namun kegiatan ini tidak terekspos
sebombastis dan spektakuler sebagaimana pemberiataan
akhir-akhir ini. Mengacu kepada data yang ada hasil
operasi TNI Angkatan Laut yang berkaitan langsung
dengan masalah pengawasan dan pengamanan potensi
perikanan laut untuk periode tahun 2014 sampai dengan
bulan November 2014 adalah kapal ikan yang diperiksa
sejumlah 1.345 kapal dan 39 kapal diantaranya merupakan
kapal ikan asing. Dari jumlah kapal ikan asing tersebut, 11
kapal diproses hukum di Lanal, 5 kapal proses hukum di
Kejaksaan dan 16 kapal yang sudah diputuskan Pengadilan.
TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan operasi
keamanan laut sangat terkait dengan kemampuan negara
dalam memenuhi kebutuhan dukungan BBM unsur yang
melaksanakan operasi. Kehadiran KRI di laut sangat
tergantung dari BBM yang didukung, dan pada tahun 2014
dukungan BBM hanya 44% dari total yang dibutuhkan
TNI AL dalam melaksanakan operasi di laut, dengan
wilayah pengamanan laut yang luas tentunya belum dapat
memenuhi kebutuhan operasi. Hal ini berakibat operasi
yang seharusnya aktif atau ofensif menjadi pasif dengan
menempatkan KRI pada posisi tunggu dan bergerak pada
saat informasi yang didapat sudah valid atau kebutuhan
BBM sudah dapat terdukung walaupun masih minim.
Tinjauan Hukum Penenggelaman Kapal Ikan Asing
(KIA)
Keseriusan pemerintah dalam penanganan illegal
fishing ditunjukan dengan perintah Presiden untuk
menenggelamkan kapal-kapal ikan asing yang melanggar
kedaulatan dan hukum di wilayah yurisdiksi nasional. Secara
terus menerus hal ini dengan gencar di publikasikan bahkan
menjadi konsumsi publik yang tidak jarang menimbulkan
pro dan kontra. Tindakan khusus berupa penenggelaman
KIA membutuhkan perhatian dalam legalisasi hukumnya
dan sosialisasi dalam pemahaman aturan hukum yang
berlaku, terutama oleh aparat pelaksana penegak hukum
di laut. Penenggelaman KIA ilegal merupakan kebijakan
dari pemimpin nasional yang menghendaki adanya efek
jera kepada para pelaku dan dilaksanakan melalui proses
hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
dengan keputusan pengadilan bahwa barang bukti tersebut
dirampas/dimusnahkan.
Tindakan hukum berupa pembakaran dan/atau
penenggelaman terhadap Kapal Ikan Asing (KIA) dapat
dilaksanakan oleh penyidik dan/atau kapal pengawas
perikanan, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 69
ayat (4) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan, sebagaimana berikut: “Dalam
melaksanakan fungsi pengawasan dan penegakan hukum
di bidang perikanan dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia (WPPNRI) penyidik dan/atau
pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus
berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal
perikanan bendera asing berdasarkan bukti permulaan yang
cukup”.
Bukti permulaan yang cukup adalah bukti untuk
menduga adanya tindak pidana di bidang perikanan oleh
KIA, misalnya KIA tidak memiliki SIPI dan SIKPI, serta
nyata-nyata menangkap dan/atau mengangkut ikan ketika
memasuki WPPNRI. Ketentuan ini menunjukkan bahwa
tindakan khusus tersebut tidak dapat dilakukan dengan
sewenang-wenang, tetapi hanya dilakukan apabila penyidik
dan/atau pengawas perikanan yakin bahwa KIA tersebut
betul-betul melakukan tindak pidana di bidang perikanan.
Syarat yang harus dipenuhi ketika akan dilakukan
tindakan khusus diatur dalam Piagam Kesepakatan
Bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan
dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Nomor 121/
DJPSDKP/VII/2012 dan Nomor B/32/VIII/2012 dan
Nomor PKB/14/VIII/2012 pada tanggal 7 Agustus
memungkinkan untuk dibawa ke Pangkalan karena kapal
mudah rusak atau membahayakan atau kesulitan dalam
penarikan kapal atau kapal mengangkut barang yang
mengandung wabah penyakit menular/bahan beracun
dan berbahaya; dan kapal melakukan manuver yang
membahayakan dan/atau Nakhoda/ABK melakukan
perlawanan tindak kekerasan. Dalam hal pembakaran/
penenggelaman kapal juga dapat dilakukan setelah diambil
tindakan: menyelamatkan ABK; menginventarisir seluruh
perlengkapan dan peralatan kapal; mendokumentasikan;
ikan disisihkan untuk kepentingan pembuktian; dan
membuat berita acara.
Penenggelaman KIA yang melaksanakan kegiatan
illegal fishing menjadi perhatian seluruh masyarakat baik di
Indonesia maupun di dunia oleh karena itu sesuai dengan
perintah Presiden RI yang juga sebagai Panglima Tertinggi
TNI akan terus dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
pemerintah. Hal teknis yang berkaitan dengan kejelasan
standard operation procedure (SOP) dan persamaan
persepsi hukum perlu dilaksanakan koordinasi secara
ketat dengan instansi terkait, baik di tingkat pusat maupun
jajaran di bawahnya.
Tindak kejahatan di laut yang
sangat merugikan negara salah
satunya adalah pencurian ikan
terutama oleh nelayan asing. Hal
itu bukan hanya merugikan secara
materiil dan kerusakan ekosistem
laut, tetapi juga berpengaruh
terhadap perekonomian negara
dan kondisi kehidupan sosial
masyarakat, sehingga berpotensi
mengancam kedaulatan negara.
Perubahan visi dan cara pandang
kita terhadap laut membutuhkan
kesadaran dari seluruh elemen
masyarakat bahwa laut adalah
warisan dan titipan dari Yang
Maha Kuasa untuk dijaga serta
dimanfaatkan secara bijaksana.
Laut merupakan potensi yang
dapat membawa kebaikan dan
Penembakan kapal nelayan Vietnam yang melakukan penangkapan ikan ilegal di perairan
juga keburukan tergantung dari
Indonesia di Pulau Anambas, Riau.
kita dalam memanfaatkan dan
menjaganya.
2012 tentang Standar Operasi Penanganan Tindak Pidana
Perikanan pada Tingkat Penyidik, antara lain: kapal
bendera asing dengan semua ABK asing; tempat kejadian
di WPPNRI; tidak mempunyai dokumen apapun dari
Pemerintah RI; kapal tua didukung dengan fakta surat
dan/atau tidak memiliki nilai ekonomis tinggi; kapal tidak
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
15
topik utama
16
Pelibatan TNI AL dalam
Mendukung SAR Air Asia
P
eristiwa musibah jelang akhir tahun 2014 yang
menimpa Pesawat Air Asia jurusan SurabayaSingapura hilang kontak dengan menara
pengawas lalu lintas udara pada hari Minggu, 28
Desember 2014, di sekitar Tanjung Pandan, antara
Belitung dan Kalimantan. Pesawat yang dikemudikan
Kapten Pilot Irianto membawa 162 penumpang,
terdiri 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, dan 1
bayi serta tujuh awaknya.
Sejak dinyatakan hilang kontak, TNI terus
berupaya bahu-membahu bersama-sama dengan
instansi terkait lainnya untuk segera menemukan
dan menyelamatkan penumpang serta awak Pesawat
Air Asia QZ-8501. Misi kemanusiaan dalam rangka
mencari keberadaan pesawat Airbus 320 milik
maskapai penerbangan Air Asia tergabung di bawah
Komando Badan SAR Nasional (Basarnas).
Kegiatan SAR Pesawat Air Asia QZ-8501
melibatkan TNI dengan menghadirkan sejumlah
kapal perang TNI AL , sejumlah pesawat TNI AU
dan pesawat patroli TNI AL dan heli TNI AD dan
kapal Basarnas , BBPT, Kementerian Perhubungan
dan unsur kapal dari intansi terkait lainnya. Selain itu
dukungan personel yang tergabung dalam kegiatan
SAR melaksanakan pencarian di perairan yang telah
ditentukan menjadi focus pencarian dalam kegiatan
SAR pesawat Air Asia QZ8501.
TNI dalam mencari pesawat Air Asia QZ-8501,
pada hari kedua kegiatan SAR menambah kekuatan
dengan mengerahkan 16 pesawat dan 13 KRI
menuju ke lokasi dan melaksanakan pencarian yang
diperkirakan sebagai wilayah lost contact pesawat
berpenumpang 155 orang (138 dewasa, 16 anak-anak
dan 1 bayi) serta 7 awak kabin.
Pesawat yang dilibatkan terdiri dari antara
lain TNI AU mengerahkan 1 Boeing 737, 2 C-130
Herculles, 2 Helly Super Puma, dan CN 295. TNI
AL terdiri dari 1 Pesawat Cassa, 2 Helly Bell, dan 1
Helly Bolco, serta 2 CN 235. Sedangkan TNI AD
mengerahkan 2 unit Helly MI 35 dan 2 unit Helly Bell
412 dan Helly Basarnas.
TNI Angkatan Laut dalam misi pencarian ini
mengerahkan lebih lebih dari 13 kapal perang TNI
AL diantaranya , yaitu KRI Banda Aceh–593, KRI
Bung Tomo-357, KRI Usman Harun-359, KRI Sutedi
Senoputra-378, KRI Kapitan Pattimura-371, KRI
Ahmad Yani-531, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI
Todak-631, KRI Yos Sudarso-353, dan KRI Pulau
Rengat-711, KRI Sibolga-536 dan 2 KAL serta tim
penyelam dari Denjaka, Kopaska, Taifib, dan Dinas
Selam Bawah Air (Dislambair), 6
Sea Raider dan sejumlah perahu
karet dengan melibatkan sejumlah
personel on board di KRI yang
tergabung dalam kegiatan SAR.
KRI Banda Aceh-593 dijadikan kapal
Markas Komando Satuan Tugas Laut
dalam melaksanakan kegiatan pencarian
dan evakuasi pesawat Air Asia.
Dengan semangat pantang menyerah para
personel dari unsur KRI, pesawat patroli ataupun
para penyelam gabungan TNI Angkatan Laut terus
mencari jenazah yang telah berhari-hari berada di
dalam laut, dengan kondisi gelombang dan cuaca
kurang bersahabat.
Upaya pencarian dengan pengerahan kapal dan
pesawat dari dalam negeri maupun bantuan dari
luar negeri untuk menemukan keberadaan pesawat
tersebut akhirnya membuahkan hasil, pada hari
ketiga, titik terang keberadaan Air Asia mulai terkuak
dengan ditemukannya serpihan dari pesawat naas itu.
Tim SAR pada hari ketiga tersebut akhirnya mulai
menemukan tiga jenazah mengapung di perairan
dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Selasa, 30
Desember 2014.
Bantuan 16 Negara Sahabat
Proses pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia
QZ8501 memang telah menjadi sorotan dunia.
Hal itu bisa terlihat dari bantuan sejumlah
negara asing dalam melakukan pencarian,
evakuasi, dan identifikasi korban yang
secara langsung terjun melaksanakan
bantuan. Untuk menindak lanjuti
hal tersebut Kementerian Luar
Negeri
(Kemenlu)
secara
cepat telah mengeluarkan
clearance terhadap pesawat
dan kapal yang dikirimkan
oleh negara-negara
sahabat. Dari 16
negara tersebut 10
negara terlibat dalam
konteks
investigasi
dan SAR, lalu 6 negara
diantaranya
dalam
konteks
identifikasi
korban.
Negaranegara tersebut antara
lain Amerika Serikat,
Jepang,
Australia,
Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Rusia, Tiongkok,
Perancis dan Selandia Baru. Bantuan dari mereka
tidak hanya berupa kapal, heli dan pesawat, tapi juga
tenaga ahli di bidang dan forensik dan investigasi.
Penemuan Ekor Pesawat Air Asia QZ8501
Tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut
akhirnya berhasil mengangkat bangkai ekor pesawat
Air Asia QZ8501 dari dasar laut, Selat Karimata, dekat
Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu, 10 Januari
2015. Pantauan dari KRI Banda Aceh, balon yang
digunakan untuk mengangkat ekor pesawat mulai
mengapung sekitar pukul 11.50 WIB. Ekor pesawat
yang berwarna merah tua itu juga sesekali terlihat
muncul di antara ombak. Proses pengangkatan ekor
pesawat ini sudah dimulai sejak Kamis sebelumnya,
7 Januari 2015. Namun, banyaknya tahapan yang
harus dilakukan hingga kondisi alam yang tidak
mendukung membuat proses pengangkatan
memakan waktu cukup lama. Awalnya, penyelam
harus melakukan pengikatan atau belting ke ekor
pesawat. Adapun pengangkatan ini
dilakukan salah satunya
agar pencarian
black box
atau
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
17
Topik utama
18
kotak hitam yang diduga berada di bagian ekor
pesawat menjadi lebih mudah.
Sebelumnya, tim penyelam sudah mencoba
melakukan pencarian black box saat ekor pesawat
masih berada di dasar laut. Namun, black box
belum bisa ditemukan karena jarak pandang
penyelam yang pendek dan gelombang laut yang
kencang. Keberhasilan pengangkatan ekor pesawat
Air Asia QZ8501 tersebut belum dibarengi dengan
keberhasilan menemui banyaknya korban oleh tim
gabungan evakuasi pesawat dan korban.
Penemuan Kotak Hitam
Setelah berhasil mengangkat bagian ekor pesawat
Air Asia QZ8501, tim SAR gabungan selanjutnya
berhasil mendeteksi keberadaan black box. Sinyal
black box terdengar 3 kapal yang tergabung dalam
kegiatan SAR tidak jauh dari ekor pesawat kurang
lebih 1,7 mil.
Flight Data Recorder atau FDR yang merupakan
bagian dari black box pesawat Air Asia QZ8501
berhasil diangkat oleh tim penyelam gabungan dari
TNI AL pukul 07.10 WIB, Senin, 12 Januari 2015.
FDR ini setelah diangkat oleh tim penyelam TNI AL
di KN Jadayat selanjutnya di evakuasi ke KRI Banda
Aceh-593.
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko
menginstruksikan kepada para penyelam gabungan
TNI AL, agar mencari Cockpit Voice Recorder (CVR)
atau rekaman di kokpit Air Asia QZ8501, menyusul
ditemukannya Flight Data Recorder (FDR) atau
rekaman data penerbangan pesawat tersebut.
“Saya minta semua unsur, penyelam, KNKT,
kerja keras semua untuk mendapatkan sisa black
box (CVR),” ujar Panglima TNI Jenderal TNI Dr.
Moeldoko dalam konferensi pers di KRI Banda Aceh.
Manfaatkan sisa waktu sebaik-baiknya, mengingat
kemampuan black box memberikan sinyal hanya
bertahan selama 30 hari sejak pesawat jatuh,
tambahnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko
didampingi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana
Madya TNI Ade Supandi, S.E. bersama Kepala
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
Tatang Kurniadi dan Pejabat Basarnas secara
langsung ikut dalam proses evakuasi FDR. Setelah
dilakukan serah terima secara simbolis dari TNI AL
ke KNKT, rombongan Panglima TNI dan KNKT
kemudian terbang kembali ke Pangkalan Bun dengan
membawa kotak hitam tersebut. Selanjutnya, FDR
langsung dibawa menuju Jakarta untuk dilakukan
pembacaan dan investigasi. FDR dibawa dengan
pesawat Boeing 737 A3407 yang juga mengangkut
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko beserta
rombongan.
Badan Pesawat Ditemukan 3000 Meter dari Ekor
Pesawat
Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas),
Marsekal Madya TNI F. Henry Bambang Soelistyo
menyampikan Tim SAR gabungan juga telah
menemukan badan pesawat (fuselage) Air Asia QZ
8501. Sebuah sayap pesawat masih tertempel di bagian
utama pesawat Air Asia. Tim SAR telah menemukan
fuselage dengan satu wing masih menempel. Selain
itu menemukan dua jenazah tambahnya.
Badan pesawat itu ditemukan sekira pukul
15.05 WIB oleh kapal AL Singapura. Selanjutnya
guna memastikan temuan tersebut, Tim SAR lalu
menurunkan alat Remotely Operated Vehicle (ROF)
untuk mengambil gambar. Temuan berjarak sekitar
3.000 meter dari ekor pesawat serta 800 meter dari
temuan Flight Data Recorder (FDR) beberapa waktu
lalu sebelumnya.
Dua jenazah korban pesawat Air Asia QZ8501
kembali ditemukan oleh anggota TNI AL dari KRI
Banda Aceh di selat Kumai, Kabupaten Kotawaringin
Timur
Kalimantan Tengah (Kalteng). Jenazah
tersebut ditemukan mengapung di dekat lokasi
penyelaman pencarian main body. Kedua jenazah
yang ditemukan mengapung, Minggu, 18 Januari 2015
sekitar pukul 10.30 WIB dalam kondisi masih terikat
sabuk pengaman (seat belt) di kursi pesawat.
Setelah berhasil dievakuasi dari laut, jenazah
dibawa menggunakan KRI Sibolga-536 menuju
Kumai untuk selanjutnya dipindahkan ke kapal
SAR. Kondisi jenazah sudah rusak. kata Panglima
Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar)
Laksda TNI Widodo yang sedang berada di KRI
Banda Aceh-593 di Selat Karimata.
KNKT Membenarkan Kotak Hitam Kedua
Ditemukan
Ketua Investigasi Air Asia QZ8501 dari Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT),
Prof.
Mardjono
Siswosuwarno
membenarkan
penemuan
FDR
tersebut.
“Kotak
hitam kedua dengan
Cockpit
Voice
Recorder (CDR) juga
sudah
ditemukan
berdasarkan
Ping
dari
pemancar
darurat,”
ujar
Mardjono.
D i t e m u k a n nya
black
box
di
dekat
serpihan
sayap
QZ8501
ini
diharapkan
segera
akan
mengungkapkan
p e n y e b a b
kecelakaan
itu.
FDR atau perekam
data penerbangan itu sendiri langsung diterbangkan
ke Jakarta. Para pejabat tidak memberikan rincian
kondisi kotak hitam. “Proses download mudah,
mungkin bisa satu hari. Tapi membacanya lebih
sulit bisa memakan waktu dua minggu sampai satu
bulan,” kata ketua Investigasi Air Asia QZ8501 Prof.
Mardjono Siswosuwarno.
Masuk hari ke-21 setelah jatuhnya pesawat
Air Asia QZ 8501 di perairan Selat Karimata,
Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, tim Disaster
Victim Identification (DVI) Polda Jatim berhasil
mengidentifikasi melalui kesamaan data DNA
jenazah rambut dan tulang gigi. Selain itu, identifikasi
didukung adanya kesamaan data sekunder medis
dan antropologi seperti jenis kelamin dan usia,” jelas
Kombes Pol dr. Budiono, kepala DVI Polda Jatim.
Direktur Operasional Badan SAR Nasional
(Basarnas) Marsekal Pertama SB Supriyadi
mengatakan enam korban berhasil ditemukan tim
SAR di dalam badan pesawat Air Asia QZ8501.
Dengan demikian hingga hari ke-26 pencarian dan
evakuasi korban Air Asia QZ8501 tim SAR berhasil
menemukan dan mengevakuasi 59 korban. Upaya
pengangkatan badan pesawat hingga hari ke-26
operasi belum terlaksana akibat cuaca buruk dan
kuatnya arus di dasar laut tempat badan pesawat
ditemukan. Upaya pengangkatan badan pesawat
terus dilanjutnya dengan melibatkan tim penyelam
TNI AL dengan peralatan
balon pengapung, Kamis,
22 Januari 2015.
Sampai
dengan
tulisan ini disampaikan
Tim DVI sudah berhasil
mengidentifikas
47
jenazah korban Air Asia
dan
telah
diserhkan
kepada keluarga masingmasing dari 59
yang
telah diterima di RS
Bhayangkara Surabaya.
Dari
jumlah
jenazah
yang ada, tim
kami
akan bekerja keras untuk
melakukan pemeriksaan
agar sisa jenazah yang
ditemukan tersebut cepat
teridentifikasi,
ungkap
Kombes Pol dr. Budiono.
K a d i s p e n a l
Laksma TNI Manahan
Simorangkir, S.E., M.Sc. menyampaikan unsur
TNI AL masih terus melaksanakan kegiatan SAR
dengan melibatkan sejumlah KRI, pesawat udara,
dan Tim penyelam TNI AL. Dalam kegiatan operasi
ini lanjut Kadispenal, KRI Banda Aceh-593 sebagai
kapal Markas Komando Satuan Tugas SAR Laut
tetap melaksanakan kegiatan SAR pesawat Air
Asia sampai dinyatakan selesai oleh pemerintah.
©Redaksi Cakrawala (Agus Cahyono/dari berbagai
sumber)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
19
info
20
P
engangkatan dan pengukuhan sebagai Warga
Kehormatan Korps Marinir adalah sebagai wujud
penghargaan Korps Marinir kepada seorang Pemimpin
atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada kemajuan
dan perkembangan Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan
Laut, didasari beberapa pertimbangan, antara lain mengingat
kontribusi dan perhatiannya yang besar dan sungguh-sungguh
terhadap kemajuan dan perkembangan Korps MarinirTNI
Angkatan Laut, di samping juga sebagai bentuk apresiasi atas
keteladanan jiwa, sikap, semangat, dan komitmen yang tinggi
yang diberikan kepada Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Penghargaan itu diterima oleh sosok Menteri Pertahanan
RI (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu
diangkat sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI AL di
Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Menhan Ryamizard merupakan orang yang ke-34
yang diangkat sebagai warga kehormatan Korps Marinir
TNI yang memperoleh penganugerahan sejak berdirinya
pasukan tersebut pada tahun 1945. Di antara para penerima
penganugerahan tersebut, Jenderal Besar A.H. Nasution
merupakan orang pertama yang menerima penganugerahan
ini pada tanggal 15 November 1965, serta Presiden RI Dr.
Susilo Bambang Yudhoyono merupakan pejabat ke-21 yang
menerima penganugerahan warga kehormatan Korps Marinir
pada tanggal 15 Juni 2008 lalu. Selanjutnya Putra Mahkota
Brunei Darussalam dan yang terbaru adalah Letnan Jenderal
ROKMC Lee Young Ju, Komandan ROKMC (Republic of
Korea Marine Corps) merupakan orang ke-33 yang menerima
penganugerahan Warga Kehormatan Korps Marinir sesuai
dengan Skep Dankormar Nomor 138/IX/2014 tanggal
18 September 2014 sebagai bentuk penghargaan dan
penghormatan atas jasa-jasanya dalam membina hubungan
dan kerjasama untuk kemajuan Korps Marinir TNI AL.
Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard
Ryacudu menjadi orang yang ke-34 yang diangkat sebagai
warga kehormatan.
Prosesi pembaretan pengangkatan Ryarmizard itu
dilakukan di Markas Komando Brigif 2 Marinir Cilandak
dengan upacara militer dan demo kekuatan Marinir, diawali
dengan masuknya 4 tank BMP-3F membentuk formasi di
depan mimbar warna merah dengan membawa personel
Denjaka dan Taifib, selanjutnya tiga penerjun free fall
pembawa baret dan brevet mendarat di lapangan upacara.
Sekitar pukul 11.40 WIB, Komandan Korps Marinir
Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington menyerahkan dan
memasangkan baret Marinir warna ungu dan menyematkan
baret kehormatan trimedia serta bravet antiteror aspek laut.
Sebelum itu, Menhan Ryamizard yang tampil menggunakan
seragam loreng Marinir tampil sebagai Inspektur upacara.
Mantan Kepala Staf TNI AD itu mengaku, penganugerahan
tersebut memiliki konsekuensi yang besar baginya sebagai
Menhan.
“Saya merasa sebagai Korps dan Prajurit Marinir sejati.
Terima kasih saya ucapkan atas penghargaan yang sangat
tinggi ini kepada kepala staf angkatan laut, dan seluruh Korps
Marinir Angkatan Laut,” ujar Menhan dalam pidatonya.
Menhan mengaku sudah lama mengikuti kiprah Marinir.
Ketika dirinya sebagai prajurit di lingkungan TNI AD hingga
menjabat sebagai Kasad TNI AD di era Presiden Megawati
Soekarnoputri.
Menurutnya Marinir tak pernah alpa dalam setiap
panggilan tugas dalam menjaga pertahanan negara. Sebagai
Menhan, dia berjanji akan meningkatkan kualitas Marinir dan
lebih profesional ke depan.
“Hari ini saya kembali berada di tengah-tengah prajurit
Marinir, memandang dan berdiri di depan parade prajurit yang
gagah perkasa. Sungguh menggetarkan naluri keprajuritan
saya ketika saya membangun Pasukan Intai Tempur dan
Pasukan Raider (dulu), saya merasakan kembali ke lingkungan
prajurit,” katanya. ©Redaksi Cakrawala (Mujiyanto/dari
berbagai sumber)
info
22
Kemeriahan
HUT ke-69 Armada RI
Kemeriahan peringatan Hari Armada ke-69 tahun
2014 kali ini boleh dibilang spesial dalam upacara
tersebut tiga kapal perang canggih multi-role
frigate siap bergabung bersama TNI Angkatan
Laut. Tiga kapal perang tersebut antara lain KRI
Bung Tomo-357, KRI John Lie-358, dan KRI
Usman-Harun-359. Bertindak selaku Inspektur
Upacara saat itu Kepala Staf TNI Angkatan Laut
(Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio.
P
eringatan Hari Armada bukan semata-mata bersifat
seremonial belaka melainkan mengandung makna
tentang introspeksi dan evaluasi yang terus dilaksanakan
oleh jajaran Armada RI terhadap kendala serta permasalahan
yang dihadapi dalam menjalankan penugasan. Selanjutnya
permasalahan tersebut diperbaiki agar tercipta prestasi yang
membanggakan.
Peran dan fungsi komando Armada RI Kawasan dituntut
untuk dapat mendukung visi pemerintah dalam membangun
Indonesia menjadi poros maritim dunia sebagai implementasi
Lima Pilar Kebijakan Pembangunan Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia yang disampaikan oleh Presiden RI Ir. Joko
Widodo pada Sidang KTT Asia Timur Tahun 2014.
Pemerintahan Presiden RI Ir. Joko Widodo akan segera
mengoptimalkan operasi keamanan laut nasional serta
perintah penenggelaman kapal-kapal nelayan asing yang
melakukan praktik illegal fishing, yaitu menangkap ikan di
wilayah perairan Indonesia secara ilegal tanpa izin-izin yang
jelas dan berlaku.
Pada sisi lain, visi mewujudkan Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia juga selaras dengan upaya membangun dan
meningatkan kemampuan TNI Angkatan Laut yang handal
dan disegani serta berkelas dunia. Dalam konteks ini terdapat
empat keunggulan yang harus kita bangun yaitu unggul
sumber daya manusia (excellent human resources), unggul
teknologi (excellent technology), unggul organisasi (excellent
organization) dan unggul kemampuan operasional
(excellent operational capability).
Pada upacara tahunan yang berlangsung setiap 5
Desember ini pun digelar berbagai penghargaan kepada
KRI dan para prajurit TNI AL yang telah berdedikasi
serta berprestasi melebihi panggilan tugasnya, di
antaranya, Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P)
Anung Sutanto, Komandan KRI Arung Samudera
Mayor Laut (P) Suroto.
Kedua komandan kapal ini dianugerahi penghargaan
Samkarya Nugraha sebagai bentuk apresiasi atas jasa-jasanya
dalam mengharumkan nama bangsa dan negara ketika
melakukan muhibah ke luar negeri. Dalam setiap muhibah
kedua KRI ini gencar memperkenalkan budaya bangsa
Indonesia.
Dua prajurit TNI AL juga dianugerahi kenaikan
pangkat luar biasa (KPLB). Mereka adalah Serka Marinir
Siswandi anggota Komando Pendidikan Marinir (Kodikmar)
Kobangdikal Surabaya yang telah menyelamatkan siswanya
dari ledakan granat dalam suatu latihan. Sementara itu, Koptu
TTU Heri Sukmono telah berhasil menggagalkan upaya
perampokan di Malang Jawa Timur.
Beberapa pangkalan TNI AL (Lanal) juga mendapatkan
anugerah sebagi Lanal Teladan. Peringkat satu diraih oleh
Lanal Lhokseumawe, peringkat dua Lanal Balikpapan, dan
peringkat tiga diraih oleh Lanal Tarakan.
Di samping menyerahkan anugerah Lanal Teladan, Kasal
juga menganugerahkan penghargaan kepada KRI teladan. KRI
Sultan Hasanuddin-366 dari Satkor Koarmatim menempati
juara pertama, KRI Banda Aceh-593 dari Satlinlamil Jakarta
Kolinlamil menduduki juara kedua, dan KRI Imam Bonjol-383
dari Satkor Koarmabar menempati juara ketiga. ©Redaksi
Cakrawala (Mujiyanto/dari berbagai sumber)
Pengadaan Alutsista
Perkuat Unsur Operasi
P
engadaan alutsista guna memperkuat jajaran TNI
Angkatan Laut dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan rencana strategis secara konsisten dan
berkesinambungan, dengan mengedepankan tuntutan
trimatra terpadu TNI, demikian disampaikan Kepala Staf
Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E.
saat memimpin upacara serah terima jabatan strategis TNI
AL, yaitu Jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan
Timur (Pangarmatim), dan jabatan Panglima Komando
Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil), yang berlangsung di
Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, pada hari Jumat, 23
Januari 2015.
Lebih lanjut Kasal menyampaikan hadirnya alutsista
baru dan penghapusan alutsista lama TNI AL sesuai
dengan perencanaan strategis menjadi hal yang akan kita
hadapi dalam waktu dekat ini, yang akan berdampak pada
gelar operasi Koarmatim dan Kolinlamil.
Kegiatan serah terima jabatan yang dipimpin Kasal
tersebut, yaitu jabatan Pangarmatim diserahterimakan
dari Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring
Meliala kepada Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H,
M.A.P. Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring
Meliala yang lulusan alumni Akademi Angkatan Laut
(AAL) Angkatan XXVIII tahun 1983 ini, selanjutnya
dipromosikan menduduki jabatan sebagai Asisten Operasi
(Asops) Kasal.
Sedangkan Pangarmatim yang baru Laksamana
Muda TNI Darwanto, S.H, M.A.P adalah Alumnus AAL
Angkatan XXIX tahun 1984, sebelumnya menjabat
Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil).
Rangkaian serah terima jabatan diawali dengan upacara
parade militer, dilanjutkan demonstrasi senam dan tari
Gemu Famire, yaitu tarian rakyat asal Maumere Nusa
Tenggara Timur yang dimainkan oleh lebih dari 4200 orang
prajurit TNI Angkatan Laut wilayah Surabaya.
Demikian pula paduan suara yang dimainkan oleh
prajurit TNI Angkatan Laut, Kowal, PNS TNI Angkatan
Laut serta Jalasenastri wilayah Surabaya pun turut serta
meramaikan acara tersebut. Menutup rangkaian kegiatan
sertijab tersebut dilaksanakan Defile Pasukan dan Plypass
Banner oleh dua unit helikopter milik TNI Angkatan Laut.
©Redaksi Cakrawala (A.Cahyono)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
23
info
24
KRI Frans Kaisiepo-368
Berhasil Emban Misi
di Lebanon
R
entang tujuh bulan KRI Frans Kaisiepo (FKO)
dengan nomor lambung 368 mengemban tugas
dalam mengamankan perairan Lebanon pada
misi perdamaian PBB yang tergabung dalam Satuan
Tugas Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII-E/
United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL).
Pengiriman pasukan TNI sebagai pasukan penjaga
perdamaian dunia di bawah bendera PBB merupakan
amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum
dalam pembukaan dan dinyatakan dalam UndangUndang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Melalui paradigma TNI Angkatan Laut kelas dunia,
TNI Angkatan Laut senantiasa berkomitmen untuk
berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia.
Pengiriman KRI Frans Kaisiepo-368 ini merupakan
penugasan MTF TNI yang keenam kalinya dalam
mendukung misi perdamaian PBB di Lebanon.
Penugasan ini merupakan wujud konsistensi TNI
Angkatan Laut dalam memberikan kontribusi pada misi
perdamaian dunia. Di sisi lain, permintaan PBB kepada
Indonesia untuk mengirimkan Satuan Tugas Laut secara
berkelanjutan merupakan bentuk kepercayaan dan
penghargaan bagi negara kita.
Dalam kurun waktu penugasan tersebut, selain
telah berhasil menunaikan tugas yang diberikan, KRI
Frans Kaisiepo-368 juga telah berhasil meraih prestasi
yang membanggakan, di mana komandan beserta
seluruh prajurit, telah beberapa kali menunjukkan
profesionalisme dan kepemimpinan yang tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan
serta apresiasi yang disampaikan, baik oleh pimpinan
UNIFIL sendiri, maupun oleh berbagai pejabat militer
lain, yang pernah terlibat atau meninjau langsung ke
daerah operasi.
Acara Penyambutan kehadiran Kapal Perang
Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 dengan
kekuatan 100 prajurit yang terdiri dari 88 (delapan puluh
delapan) personel KRI, 7 (tujuh) orang crew Heli, 1
(satu) orang Perwira Intelijen, 1 (satu) orang Perwira
Penerangan, satu 1 (satu) orang Perwira Kesehatan,
dan 1 (satu) orang Bintara Kopaska serta 1 (satu) orang
Bintara Penyelam, telah tercatat sebagai salah satu kapal
unit MTF yang berhasil memeriksa kapal terbanyak
dengan jumlah 963 kapal. Sedangkan Heli BO-105 (NV409) berhasil melaksanakan Intelligence Surveillance
Recognition (ISR) dengan torehan inspeksi pemeriksaan
sebanyak 46 kapal.
Selain melaksanakan pemeriksaan kapal dalam
menjaga perbatasan laut antara Lebanon-Israel,
keberadaan KRI FKO-368 selama 220 hari di laut
Mediterania juga sukses melaksanakan tugas sebagai
Maritime Interdiction Operation (MIO) Commander
sebanyak 25 kali dan melaksanakan berbagai latihan
internal bersama unsur MTF maupun latihan bersama
dengan Lebanese Armed Forces – Navy (LAF-Navy).
Gambaran tersebut menunjukan tingkat profesionalisme
dan integritas Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/
UNIFIL yang sangat tinggi dalam mengharumkan nama
bangsa Indonesia serta bukti nyata TNI Angkatan Laut
sebagai salah satu upaya menuju World Class Navy.
Berbagai tugas yang telah dilaksanakan oleh KRI
FKO-368 telah memberikan kontribusi yang besar
dalam pencapaian tugas-tugas MTF serta membantu
terciptanya perdamaian dan stabilitas keamanan di
Lebanon. Hal tersebut menempatkan KRI FKO-368
sebagai kapal yang sangat diandalkan oleh MTF UNIFIL
dalam melaksanakan mandat UNSCR 1701.
Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL
beserta seluruh awak kapal meraih beberapa penghargaan
diantaranya yaitu United Nations (UN) Medal and
Certificate, Certificate of Appreciation dari Head of
Mission/Force Commander UNIFIL, Certificate of
Apreciation dari MTF Commander dengan predikat
“Outsanding Performance and Dedication,” Valor
Medal (Wussam at Taqdir Al Ashkariy) and Certificate
dari LAF-Navy Commander in Chief, Head of
Mission/Force Commander Brevet and Certificate, dan
Indonesian Contico Brevet and Certificate.
Keberhasilan dan prestasi yang telah diraih
selama penugasan tersebut, secara prinsip sebenarnya
merupakan suatu tuntutan yang wajar. Sebagai garda
terdepan dan benteng terakhir pertahanan bangsa, TNI
Angkatan Laut dituntut untuk selalu siap dan senantiasa
memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara
tercinta ini,” tandasnya.
Suasana haru terlihat saat kedatangan KRI Frans
Kaisiepo (FKO)–368 yang dikomandani oleh Letkol
Laut (P) Ade Nanno Suwardi disambut juga oleh keluarga
dan kerabat ABK. Tangis kegembiraan terpancar dikala
pertemuan antara suami, istri dan anak-anaknya melepas
rasa kangen.
Dalam perjalanan pulang ke Indonesia KRI FKO368 sebagai duta bangsa terus menjaga komitmen
untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia saat
singgah di berbagai negara
yang dilintasi. Adapun negaranegara yang telah dilewati
KRI FKO-368 adalah Jeddah
(Arab Saudi) - Salalah (Oman)
- Karachi (Pakistan) - Cochin
(India). ©Redaksi Cakrawala
(Mujiyanto/dari
berbagai
sumber)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
25
info
26
Hari Nusantara 2014
Membangun
Nusantara dengan
Inovasi Maritim
Anak Bangsa
Hari Nusantara merupakan perwujudan dari Deklarasi Djoeanda yang dianggap sebagai Deklarasi
Kemerdekaan Indonesia kedua. Melalui deklarasi tersebut, Indonesia merajut dan mempersatukan
kembali wilayah dan lautannya yang luas, menyatu menjadi kesatuan yang utuh dan berdaulat.
H
ari Nusantara yang diperingati setiap tanggal
13 Desember merupakan peringatan Deklarasi
Djoeanda oleh Perdana Menteri Ir. Djoeanda
terkait wilayah teritorial laut RI pada 13 Desember
1957, yang menandai 12 mil batas lebar laut wilayah
Indonesia dari garis pantai dari sebelumnya hanya 3
mil. Dengan penetapan 12 mil wilayah laut dari garis
pantai Indonesia, wilayah teritorial laut dari kepulauan di
Indonesia disatukan, serta penegasan dan pengingatan
bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar
di dunia. Sayangnya, potensi sumber daya kelautan
Indonesia sebesar kurang lebih 3000 triliun rupiah/
tahun belum tergarap secara maksimal. Laut
belum dilihat sebagai sumber pertumbuhan,
penciptaan lapangan kerja, dan pemecah
masalah kemiskinan.
Puncak
peringatan
Hari
Nusantara Tingkat Nasional 2014
diadakan di Pantai Siring Laut
Kota
Baru
Kalimantan
Selatan, pada tanggal
15 Desember 2014
yang lalu, yang dihadiri Presiden RI Ir. Joko Widodo
beserta para Menteri Kabinet Kerja antara lain Menko
Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pujiastuti, Menristek Dikti Muhammad
Nasir, Mensesneg Pratikno, Seskab Andi Widjajanto,
Menteri Bappenas Andrinof Chaniago, serta Mendagri
Tjahjo Kumolo.
Pada peringatan Hari Nusantara ini mengambil
tema “Membangun Nusantara Dengan Inovasi Maritim
Anak Bangsa” yang dipusatkan di Taman Siring Laut
Kabupaten Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan.
Puncak Hari Nusantara 2014 dimeriahkan dengan
sailling pass 10 KRI milik TNI Angkatan Laut, 502 kapal
nelayan, kapal perintis, Bakamla dan Polairud. Di akhir
acara di tutup dengan demontrasi dari Batalion Intai
Amfibi-1 Marinir, 7 personel melaksanakan Heli Water
Jump dengan menggunakan Heli Ron 400 sementara
itu 10 peterjun melaksanakan demo terjun payung
dengan formasi empat personel Cannopy Relative Work
(CRW) dengan membawa banner Jalesveva Jayamahe,
tiga personel melaksanakan terjun accuracy di atas
ponton berukuran 10mx10m dan tiga personel terakhir
membawa banner Hari Nusantara 2014, Bakorkamla
dan Bendera Merah Putih.
Hari Nusantara merupakan Momentum peringatan
Hari Nasional sangat penting dan sejalan dengan
program Presiden Jokowi yang akan menjadikan
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. ©Redaksi
Cakrawala (Mirliyana/dari berbagai sumber)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
27
info
28
PELAYANAN KESEHATAN
DI ERA JKN BAGI PRAJURIT
TNI AL YANG BERTUGAS
DI DAERAH
Oleh: Letkol Laut (K) Drg. Afro Siansi
S
emua orang ingin sehat, begitu juga dengan
keluarga besar TNI Angkatan Laut, kini
dengan berkembangannya teknologi dan
fasilitas yang terus dikembangkan semua prajurit
beserta keluarga bisa melakukan pengobatan
dengan cara mudah sesuai aturan yang sudah
ditetapkan.
Satu Januari 2014 merupakan era baru bagi
anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Pemerintah
Indonesia memberlakukan sistem pelayanan
kesehatan berbasis asuransi sosial yang dikenal
dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Program ini dimulai secara bertahap termasuk
kepada seluruh anggota TNI Angkatan Laut
beserta keluarganya dan diharapkan tahun 2019
seluruh rakyat Indonesia telah terdaftar sebagai
peserta BPJS Kesehatan.
Anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya tetap
dapat berobat di fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut,
yaitu fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut baik Balai
Pengobatan (BP), Balai Kesehatan (BK), Klinik Pratama
maupun Rumah Sakit yang bekerja sama dengan BPJS
sebagai provider BPJS. BP, BK dan Klinik Pratama bekerja
sama sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
(PPK I) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan non spesialistik, apabila memerlukan
pelayanan spesialistik atau subspesialis maka akan dirujuk ke
PPK Lanjutan yaitu di Rumah Sakit melalui sistem rujukan.
Di lingkungan TNI Angkatan Laut pelayanan kesehatan ini
telah dituangkan dalam Keputusan Kasal Nomor Kep/1781/
XII/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang Bujuknis
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan di Lingkungan TNI
Angkatan Laut (PUM-6.06.072).
Kepesertaan anggota TNI Angkatan Laut beserta
keluarganya sebagai peserta BPJS Kesehatan bersifat wajib
mulai tanggal 1 Januari 2014, TNI Angkatan Laut telah
mendaftarkan seluruh anggota beserta keluarganya kepada
BPJS Kesehatan dan setiap peserta mendapat identitas peserta
dengan nomor identitas tunggal serta didaftarkan pada PPK
I tempat mendapatkan pelayanan kesehatan. Bagi anggota
TNI Angkatan Laut maupun keluarganya yang sampai saat ini
belum juga mendapatkan kartu peserta maupun ingin memilih
PPK I yang diinginkan dapat menghubungi Dinas Kesehatan
maupun fasilitas kesehatan setempat untuk dipercepat proses
pembuatan kartu pesertanya dan proses migrasi PPK I.
Pelayanan untuk Prajurit di Daerah
Pelayanan kesehatan kepada prajurit TNI Angkatan Laut
tidak dibedakan antara pelayanan kesehatan bagi prajurit
di daerah maupun yang di Jawa. Seluruh prajurit di daerah
maupun yang di Jawa telah didaftarkan pada PPK I tempat
prajurit tersebut berdinas, sehingga apabila prajurit tersebut
membutuhkan pelayanan kesehatan dapat datang ke PPK I
tersebut untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan
menunjukkan kartu BPJS. Prajurit yang belum mempunyai
kartu peserta BPJS cukup menunjukkan Kartu Tanda Anggota
(KTA) saat berobat di PPK I. Pelayanan kesehatan di PPK
I adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama yang meliputi
pelayanan promotif (penyuluhan), preventif (pencegahan),
konsultasi dan pemeriksaan tingkat dasar, beberapa PPK I
ada yang mampu memberikan pelayanan persalinan normal,
operasi minor dan laboratorium sederhana, serta rawat inap
tingkat pertama. Apabila diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut maka PPK I akan merujuk ke PPK Lanjutan atau
rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan oleh dokter
spesialis atau subspesialis. Pada kondisi gawat darurat prajurit
beserta keluarganya dapat langsung datang ke rumah sakit
yang bekerja sama dengan BPJS untuk memperoleh layanan
kesehatan darurat tanpa harus membawa surat rujukan dari
PPK I.
Saat ini ada 130 PPK I TNI Angkatan Laut baik BP, BK,
maupun Klinik Pratama yang telah bekerja sama dengan
BPJS dan tersebar di Kotama, Lantamal maupun Lanal
tempat prajurit beserta keluarganya memperoleh pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Sedangkan untuk PPK Lanjutan
fasilitas kesehatan TNI AL yang telah bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan ada 9 Rumkital Tingkat IV, 9 Rumkital
Tingkat III, 3 Rumkital Tingkat II, 1 Rumkital Tingkat I
dan 3 Lembaga Kesehatan. Pada daerah yang tidak terdapat
fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut, prajurit dan
keluarganya dapat memilih fasilitas kesehatan milik TNI
non TNI Angkatan Laut maupun fasilitas kesehatan umum
lainnya yang melayani peserta BPJS Kesehatan sebagai PPK
I.
Penugasan Prajurit TNI Angkatan Laut sangat khas dan
dinamis, seperti penugasan di KRI yang selalu berpindah dari
satu daerah ke daerah yang lain dan mutasi prajurit demikian
dinamis untuk mengawaki satker di daerah. Oleh karena itu
perubahan pelayanan kesehatan di era JKN ini dibutuhkan
penyesuaian dan fleksibilitas agar pelayanan kesehatan bagi
prajurit tetap optimal.
Prajurit yang karena penugasannya mengharuskan mutasi
ke suatu daerah, agar melaksanakan migrasi PPK I nya ke
satker yang baru dengan memilih PPK I yang diinginkan untuk
memudahkan apabila memerlukan pelayanan kesehatan.
Prajurit disarankan untuk memilih PPK I TNI
Angkatan Laut apabila mudah menjangkaunya. Proses
migrasi cukup dengan mendaftarkan diri di PPK I
yang diinginkan atau menghubungi Dinas Kesehatan
Kotama/Lantamal satker yang baru, selanjutnya
PPK I atau Dinas Kesehatan Kotama/Lantamal akan
memproses migrasi PPK I tersebut ke BPJS. Demikian
pula apabila prajurit tersebut mengikutkan keluarganya
pada pelaksanaan mutasi agar ikut memproses migrasi
PPK I keluarganya seperti proses migrasi PPK I prajurit
tersebut. Bagi Prajurit TNI Angkatan Laut yang hanya
melaksanakan penugasan ke daerah atau ke satker lain
tanpa mutasi, maka tidak perlu diproses migrasi PPK I
nya. Kebutuhan untuk pelayanan kesehatan baik obat
maupun bekal kesehatan bagi prajurit yang bertugas
sudah dialokasikan dari Pelayanan Kesehatan Tertentu,
sehingga apabila prajurit membutuhkan pelayanan
kesehatan saat penugasan dapat langsung datang ke
PPK I di mana prajurit tersebut bertugas.
Monitoring dan Evaluasi
Dalam setahun penerapan JKN, banyak hal yang bersifat
positif namun masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, dan
juga masih banyak kekurangan yang harus dibenahi dan
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan kepada prajurit.
dicarikan jalan keluar bersama. Keluhan Prajurit maupun
keluarganya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
akan dijadikan masukan pada evaluasi untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada prajurit dan keluarganya.
Monitoring dan evaluasi akan terus kita lakukan secara
berkala dan berkelanjutan untuk menyempurnakan pelayanan
kesehatan, demi tercapainya pelayanan yang optimal bagi
prajurit TNI Angkatan Laut beserta keluarganya. Tidak
menutup kemungkinan masih adanya keluhan dalam
pelayanan kesehatan di era JKN yang dialami oleh prajurit
maupun keluarganya, dapat kiranya keluhan disampaikan
ke Subdisyankes Diskesal untuk digunakan sebagai bahan
monitoring dan evaluasi.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2014
29
info
30
SINERGITAS DAN PERAN
KOMPONEN BANGSA
DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN
NASIONAL BERWAWASAN MARITIM
P
Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno.
ada acara Seminar Nasional TNI Angkatan Laut yang
dilaksanakan di Balai Samudra Kelapa Gading Jakarta
Pusat tanggal 16 Desember 2014 Menteri Koordinator
Bidang Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno mendapat undangan
khusus selaku pembicara yang mengambil tema “Sinergitas dan
Peran Komponen Bangsa dalam Mewujudkan Pembangunan
Nasional Berwawasan Maritim”.
Dalam sambutannya disampaikan bahwa wawasan
kemaritiman sudah dikenal sejak lama, bahkan sebelum lahirnya
Republik Indonesia. Ini terbukti dengan kejayaan kerajaankerajaan maritim Indonesia pada masa itu. Namun pada
masa pemerintahan kolonial Belanda konsep pemerintahan
Negara Maritim bergeser orientasinya karena adanya program
cultuurstelsel/sistem tanam paksa mengakibatkan berkurangnya
secara signifikan aktivitas penduduk di bidang kemaritiman.
Perjuangan untuk mewujudkan kembali Indonesia sebagai
Negara Maritim telah dimulai sejak Deklarasi Djoeanda 1957
sehingga akhirnya pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut
tahun 1982 (UNCLOS 1982) yang diratifikasi dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 1985, kemudian dinyatakan dengan
resmi bahwa Indonesia sebagai Negara Kepulauan diakui secara
global. Hal ini diperkuat karena Indonesia mempunyai posisi yang
strategis di bidang maritim yaitu berada di antara dua benua dan
dua samudra.
Pendapat seorang pakar hukum laut Indonesia, Prof. Dr.
Hasyim Jalal menegaskan bahwa Indonesia belum merupakan
negara maritim. Indonesia hanyalah negara kepulauan yang
bercita-cita ingin menjadi negara maritim. Menurutnya negara
maritim adalah negara yang mampu mengelola sumber daya
laut, sedangkan negara kepulauan adalah negara yang terdiri
dari banyak pulau. Ini adalah dua kondisi yag sangat berbeda.
Dalam perkembangan saat ini lingkungan strategis
berbagai aspek khususnya ekonomi telah bergeser ke arah
Asia Pasifik. Indonesia harus dapat mengambil manfaat secara
politik, ekonomi maupun security khususnya dalam konteks
tata ruang nasional. Untuk mewujudkan pembangunan
nasional yang berwawasan maritim, perlu peranan dan
sinergitas seluruh komponen bangsa.
Guna mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim,
ada baiknya kita mengacu pada pendapat ahli strategi maritim
A.T. Mahan yang menegaskan pentingnya Kekuatan Maritim
untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara maupun
untuk menjamin kesejahteraan bangsanya.
Sehubungan dengan visi dan misi kepemimpinan Presiden
RI Ir. Joko Widodo yang lebih berorientasi pada bidang
kemaritiman, maka pada 9th East Asia Summit tanggal 13
Nopember 2014 telah disampaikan kebijakan tentang konsep
Poros Maritim Dunia (Maritime Filcrum) konsep Poros
Maritim Dunia tersebut dilandasi dengan koridor:
1. Dimensi Kesejahteraan (prosperity)
a. Tujuan utama visi Poros Maritim Dunia adalah untuk
mencapai kesejahteraan melalui pembangunan seluruh
wilayah perairan Indonesia dengan segenap sumber daya
alam yang terkandung di dalamnya.
b. Diplomasi maritim dan politik luar negeri diharapkan
dapat memberi manfaat secara langsung bagi rakyat.
c. Pembangunan kelautan dan diplomasi maritim
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha di
bidang maritim.
2. Dimensi Kedaulatan (sovereignty)
a. Diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dapat
terus berfokus menyelesaikan perundingan-perundingan
perbatasan wilayah.
b. Pengembangan wilayah kawasan perbatasan dan
kehadiran kekuatan TNI AL di laut untuk memperkuat
effective occupation negara Indonesia di wilayahnya sendiri.
c. Kedaulatan akan semakin kuat dan disegani oleh negara
lain, jika diplomasi Indonesia tidak berdiam diri dalam
menjaga stabilitas kawasan.
3. Dimensi Keamanan (security)
Diplomasi maritim dapat mendukung kedaulatan negara
melalui pembinaan wilayah untuk menciptakan Ketahanan
Nasional yang dapat mewujudkan ketentraman, keamanan
dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Implementasi kebijakan poros maritim Indonesia tersebut
menempatkan empat skala prioritas yang meliputi: maritime
infrastructure, shipyard building, fishery dan fleet (armada).
Untuk itu Indonesia harus memperkuat jati diri sebagai
negara maritim dengan sasaran yaitu kebijakan pembangunan
maritim Indonesia, hal ini diwujudkan untuk meningkatkan
keamanan laut dan daerah perbatasan, untuk menjamin
kedaulatan dan integritas wilayah NKRI, serta mengamankan
sumber daya alam dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Sebagai warga negara yang baik kita semua harus
mempersiapkan diri menyongsong Indonesia sebagai
Poros Maritim Dunia, baik sarana dan prasarana serta yang
tidak kalah penting mempersiapkan sumber daya manusia
Indonesia. Kita menyadari bahwa bangsa kita mempunyai
bonus demografi yang membuat bangsa kita punya peluang
besar dalam percepatan pertumbuhan ekonominya. Implikasi
sektoral terhadap bonus demografi ini dapat ditingkatkan
di bidang pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan
kerja dan perumahan. Potensi sektor kelautan yang tinggi
dapat pula meningkatkan perekonomian di sektor kelautan.
Pemerintah dan seluruh komponen bangsa memberikan
dukungan kepada masyarakat dan Badan Usaha yang
melakukan kegiatan perekonomian di sektor kelautan,
sehingga diharapkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan
pembangunan nasional yang berwawasan maritim, dapat
segera terwujud.
Dalam mendukung penegakan kedaulatan dan hukum
di laut, pada tanggal 15 Desember 2014 diresmikan
pembentukan BAKAMLA (Badan Keamanan Laut) oleh
Presiden RI di Pulau Laut Kalsel. Kehadiran Badan ini
diharapkan akan dapat mempermudah jaringan birokrasi
dan koordinasi para penyelenggara penegakan hukum di laut
yang selama ini dirasakan sebagai hambatan bagi para pelaku
ekonomi dalam bidang maritim, diharapkan pula dapat
memberikan angin segar dalam mempercepat terwujudnya
konsep poros maritim yang nantinya dapat mendorong
proses pembangunan nasional berwawasan maritim guna
mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Menkopolhukam
mengajak seluruh hadirin yang hadir pada seminar tersebut
untuk merenungkan kembali betapa anugerah Tuhan
yang luar biasa kepada bangsa Indonesia atas posisi geopolitik, geo-strategis dan geo-ekonomi Indonesia, untuk itu
seyogyanya kita harus cerdas dan cermat dalam mengelola
dan memanfaatkannya.
Terakhir Menkopolhukam menyampaikan pula bahwa
visi negara maritim dan poros maritim dunia adalah suatu
keniscayaan yang harus dibangun di Indonesia, karena visi
tanpa aksi adalah mimpi, aksi tanpa visi hanyalah membuang
waktu. Visi yang diikuti aksi akan dapat mengubah dunia,
sehingga diperlukan tindakan nyata untuk membangun
negara maritim dan mewujudkan poros maritim dunia. Untuk
itu kita semua sebagai warga negara Indonesia diperlukan
sinergitas dan peranannya serta seluruh komponen bangsa
agar cita-cita pembangunan nasional yang berwawasan
maritim ini dapat segera terwujud. ©Redaksi Cakrawala
(Maria Multriyani, S.Sos.)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
31
teknologi
32
Antisipasi Aksi
CYBERCRIME
pada Keamanan Data dan Informasi
Oleh: Kadispenal Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc.
P
erkembangan teknologi informasi dan komunikasi
menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas
dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi,
dan budaya secara signifikan berlangsung dengan demikian
cepat. Teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata
dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus
menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Di
satu sisi kemajuan teknologi membawa dampak positif,
namun juga membawa dampak negatif, dengan munculnya
berbagai jenis high tech crime dan cybercrime.
Data dan informasi sudah menjadi salah satu aset yang
berharga bagi sebuah organisasi/institusi, oleh karena
itu berbagai macam upaya dilaksanakan dalam rangka
melindungi data dan informasi tersebut. Namun dengan
sistem keamanan terkuat sekalipun saat ini masih dapat
ditembus oleh keahlian para hacker yang melakukan
perbuatan cybercrime yang memang selalu berupaya
mencari jalan untuk memperoleh atau memiliki informasi
tersebut.
Aktivitas pokok dari cybercrime adalah penyerangan
terhadap content, computer system dan communication
system milik orang lain atau umum di dalam cyber space.
Kini fenomena cybercrime memang harus diwaspadai
karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan
lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa
mengenal batas teritorial dan tidak memerlukan interaksi
langsung antara pelaku dengan korban kejahatan.
Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan
komunikasi telah mengubah perilaku masyarakat dan
peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi serta cyberwarfare (perang dunia
maya) telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi
tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
pada aspek sosial, ekonomi, budaya, serta militer secara
signifikan. Cyberwarfare (cyberwar) adalah penggunaan
teknologi informasi, komunikasi, dan internet untuk
melakukan perang di dunia maya. Pelaku cyberwar saling
bersaing untuk menguasai dan memanfaatkan sumber
daya teknologi serta informasi yang ada di dalamnya untuk
menyerang, menghancurkan, menyesatkan, mempengaruhi,
menyandera, mengurangi, menghilangkan, mengalihkan,
mengganggu, menghentikan komunikasi, arus informasi,
dan isinya serta berbagai tindakan lain yang mengakibatkan
kerugian dan melemahkan lawan.
Seringkali kegiatan ini dilakukan secara anonim, rahasia,
acak, terselubung, terus-menerus dalam waktu yang lama,
dan tidak secara langsung atau terang-terangan, serta
memanfaatkan potensi yang tidak saling terkait sehingga
sulit diketahui siapakah musuh yang sesungguhnya dan apa
tujuannya. Batasan fisik di dunia nyata seperti wilayah negara
tidak berlaku di dunia maya sehingga upaya pencegahan,
merespon, dan menanggulangi kejadian cyberwar sulit
disikapi oleh sistem hukum yang berlaku, sehingga kerja
sama antarnegara menjadi syarat mutlak untuk dapat
melacak, mengungkapkan dan menindak pelakunya.
Cyber space (dunia maya) kini telah menjadi tempat
potensial untuk menjadi medan pertempuran dan konflik
tradisional maupun khusus. Bukan hanya pihak yang
mewakili entitas suatu negara namun juga kelompok
masyarakat lainnya yang saling berseteru. Mereka saling
berhadapan melalui ajang perdebatan, adu argumentasi,
penyebaran upaya dominasi informasi hingga kegiatan
yang bersifat destruktif seperti web defacing rally sebagai
cara propaganda dan intimidasi atau yang lebih berat lagi.
Perseteruan ini tidak hanya melibatkan pelaku amatir tapi
juga mereka yang punya keterampilan dan kemampuan
khusus, bahkan banyak kelompok profesional yang
menawarkan jasa layaknya tentara bayaran.
Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melawan
hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet
yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan
telekomunikasi.
Kejahatannya menimbulkan dampak yang sangat luas
karena tidak saja dirasakan secara nasional tetapi juga
internasional. Oleh sebab itu wajar apabila dikategorikan
sebagai kejahatan yang sifatnya internasional berdasarkan
United Nation Convention Against Transnational
Organized Crime (Palermo Convention, November 2000
dan Deklarasi ASEAN 20 Desember 1997 di Manila).
Di Indonesia telah terbit Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE). UU ITE merupakan UU Cyber pertama yang
diberlakukan di Indonesia. Undang-undang tersebut
diharapkan menjadi dasar penegakan hukum untuk transaksi
online di wilayah Indonesia meski dilakukan di dunia maya.
Karakteristik, Aksidan Motif Cybercrime
Cybercrime memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan model kejahatan kerah biru (blue collar
crime) atau kerah putih (white collar crime). Karakteristik
unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain
menyangkut ruang lingkup kejahatan, sifat kejahatan,
pelaku kejahatan, modus kejahatan, dan jenis kerugian yang
ditimbulkan.
Kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab melalui internet kemungkinan bisa
dilakukan dengan motivasi mencari keuntungan materi
maupun sekadar melampiaskan keisengan saja. Melalui
tulisan ini disampaikan beberapa gambaran seperti apa saja
tindak kejahatan di dunia maya (cybercrime) yang dapat
dilakukan berdasarkan aksinya dan berdasarkan motifnya.
Berdasarkan jenis aksi yang dilakukannya, cybercrime
dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut:
1. Unauthorized Access. Cybercrime untuk jenis ini
merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang dengan
kemampuannya memasuki atau menyusup ke dalam suatu
sistem jaringan komputer secara tidak sah (ilegal).
2. Illegal Contents. Kejahatan dengan memasukkan data
atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak
benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
mengganggu ketertiban umum.
3. Penyebaran Virus Secara Sengaja. Penyebaran virus
pada umumnya dilakukan dengan menggunakan email.
Sering kali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak
menyadari hal ini.
4. Data Forgery. Kejahatan dengan memalsukan data
pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai
scriptless document melalui internet. Dokumen-dokumen
ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang
memiliki situs berbasis web database.
5. Cyber Espionage. Kejahatan yang memanfaatkan
jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata
terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan
komputer (computer network system) pihak sasaran.
6. Cyber Sabotage and Extortion. Kejahatan ini dilakukan
dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran
terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan
komputer yang terhubung dengan internet.
7. Cyberstalking. Yaitu melakukan gangguan, teror atau
pelecehan terhadap seseorang dengan memanfaatkan media
internet seperti menggunakan email, misalnya menggunakan
e-mail dan dilakukan berulang-ulang.
8. Carding. Carding merupakan bentuk kejahatan yang
dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit seseorang
yang digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
9. Hacking dan Cracking. Istilah hacker biasanya mengacu
pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari
sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan
kapabilitasnya.
10.Cybersquatting and Typosquatting. Kejahatan yang
dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan
orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada
perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal.
11.Hijacking. Merupakan tindak kejahatan melakukan
pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering terjadi
adalah software piracy (pembajakan perangkat lunak).
12.Cyber Terorism. Suatu tindakan cybercrime termasuk
cyber terorism jika mengancam pemerintah atau warga
negara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
33
teknologi
34
13.Offense Against Intellectual Property. Kejahatan ini
ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang
dimiliki pihak lain di internet.
14.Infringements of Privacy. Kejahatan ini ditujukan
terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang
sangat pribadi dan rahasia.
15.Social Engineering. Hacker sekarang ini tidak hanya
beroperasi di balik komputer untuk menyerang targetnya.
Mereka juga menghampiri targetnya secara langsung
dan berusaha memenangkan kepercayaan mereka untuk
mendapatkan informasi berharga.
Dalam menjalankan aksinya cybercrime memiliki motifmotif tertentu, yakni:
1. Cybercrime sebagai tindak kejahatan murni. Kejahatan
yang murni merupakan tindak kriminal merupakan
kejahatan yang dilakukan karena motif kriminalitas.
Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya
sebagai sarana kejahatan.
2. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan “abu-abu”.
Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam wilayah
“abu-abu”, cukup sulit menentukan apakah itu merupakan
tindak kriminal atau bukan mengingat motif kegiatannya
terkadang bukan untuk kejahatan.
Selain dua jenis di atas, cybercrime berdasarkan motif
terbagi juga ke menjadi tiga hal, yaitu:
1. Cybercrime yang menyerang individu: di mana
kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif
dendam atau iseng yang bertujuan untuk merusak nama
baik, mencoba ataupun mempermainkan seseorang untuk
mendapatkan kepuasan pribadi.
2. Cybercrime yang menyerang hak cipta (hak milik):
kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang
dengan motif menggandakan, memasarkan, atau mengubah
yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun
demi materi/nonmateri.
3. Cybercrime yang menyerang pemerintah: kejahatan yang
dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif
melakukan teror, membajak ataupun merusak keamanan
suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan
sistem pemerintahan, atau menghancurkan suatu negara.
Antisipasi Aksi Cybercrime Terhadap Data dan
Informasi
Dalam rangka mengamankan data dan informasi di
lingkungan internal TNI AL dari adanya ancaman dan aksi
cybercrime, maka beberapa solusi untuk mencegah tindakan
kriminal tersebut adalah:
1. Penggunaan Enkripsi untuk Meningkatkan Keamanan.
Penggunaan enkripsi yaitu dengan mengubah data-data
informasi yang dikirimkan sehingga tidak mudah disadap
(plaintext diubah menjadi chipertext).
2. Melaksanakan Kriptografi. Kriptografi adalah kegiatan
menyandi data/informasi. Data atau informasi yang
dikirimkan disandikan terlebih dahulu sebelum dikirim
melalui internet.
3. Penggunaan Firewall. Tujuan utama dari firewall adalah
untuk menjaga agar akses dari orang tidak berwenang, tidak
dapat dilakukan.
4. Adanya sistem pemantau serangan yang digunakan
untuk mengetahui adanya tamu/seseorang yang tak
diundang (intruder) atau adanya serangan (attack).
5. Melakukan back up secara rutin.
6. Adanya pemantau integritas sistem. Misalnya pada
sistem UNIX adalah program tripwire. Program ini dapat
digunakan untuk memantau adanya perubahan pada berkas.
Sedangkan untuk menanggulangi aksi cybercrime
dengan teknik social engineering, maka beberapa hal penting
yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran akan
pentingnya sebuah data dan informasi. Harus disadari
bahwa dalam menjaga keamanan informasi, pengguna dari
informasi itu sendiri memiliki peranan yang sangat penting,
artinya kekuatan dari sebuah keamanan informasi sangat
berpengaruh dari keterlibatan pengguna.
Dengan segala antisipasi untuk mengamankan data dan
informasi, berarti telah memberikan perlindungan dari segala
kemungkinan ancaman yang akan berpengaruh terhadap
kinerja dan prestasi organisasi, sehingga meminimalisir
kerugian yang dapat ditimbulkan serta memaksimalkan
keuntungan dan peluang organisasi tersebut. Dengan
menerapkan keamanan informasi, organisasi dapat menjaga
kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi secara
kontinu. Integritas informasi disini bermakna bahwa
informasi tersebut tetap utuh dan tidak mengalami
perubahan oleh pihak lain yang tidak berwenang.
wawancara
36
Ditemukan
Bangkai Kapal Selam Jerman
di Perairan Karimunjawa
D
Arkeologi Nasional (Arkenas) Shinatria Adhityatama,
i Laut Jawa diketahui bahwa sejak Perang Dunia
II lalu dipercaya menyimpan banyak peninggalan
sejarah, Perang Dunia II tidak hanya mengubah
sejarah dunia, tapi banyak artefak-artefak yang berharga
telah ditemukan. Meski sudah berlalu lebih dari 70 tahun
yang lalu, Perang Dunia II juga diyakini masih memiliki
banyak peninggalan mencengangkan yang belum
ditemukan.
Saat ini telah diyakini bahwa di Laut Jawa terdapat dua
kapal selam milik Jerman yang tenggelam yaitu U 168
dan U 183. Dan menurut penuturan seorang Arkeolog
yang sehari hari bekerja menjadi pegawai dari Arkeologi
Nasional (Arkenas) Shinatria Adhityatama, bahwa
sebelumnya Adhit begitu panggilannya sudah mengetahui
adanya bangkai kapal selam di Laut Jawa melalui informasi
nelayan lokal. Namun saat penemuan belum diketahui
yang telah ditemukan itu jenis yang mana dari dua kapal
selam Jerman yang tenggelam karena tidak ditemukannya
tanda-tanda khusus yang menunjukkan identitas salah satu
kapal selam. Sulitnya untuk mengidentifikasi kapal selam
yang ditemukan karena kondisinya rusak parah dan tidak
utuh lagi hanya bagian haluannya saja yang ditemukan
begitu yang dituturkan Adhit.
Arkeolog dan penyelam Shinatria Adhityatama
mengungkapkan pada bulan November 2013 setelah
dirinya bekerja di Arkenas baru dapat melaksanakan
penyelaman. Saat itu Arkenas membentuk tim terdiri
atas 16 orang yang merupakan gabungan dari arkeolog
Arkenas, Badan Arkeolog Yogyakarta dan Yogya Sentra
Selam, dengan memakai kapal sembako yang diubah
menjadi kapal researc mereka berangkat menuju lokasi
penemuan sebagai ketua tim seperti penuturan Adhit
waktu itu adalah Bambang Budi Utomo seorang Peneliti
Utama di Arkenas.
Kepada Cakrawala Adhit mengatakan bahwa
Arkeolog selalu mengadakan eksplorasi terhadap sesuatu
apapun yang dianggap mengandung sejarah. Penelelitian
menuju ke di lokasi merupakan pengecekam ulang untuk
memastikan sebenarnya yang ditemukan kapal apa, jenis
apa dan milik siapa. Ternyata setelah sampai di lokasi
apa yang disampaikan oleh nelayan tentang adanya suatu
benda di dasar laut namun persis lokasinya meleset jauh.
Dalam kegiatan penyelaman tersebut tim ini hampir
putus asa karena belum menemukan hasil yang diharapkan.
akhirnya tim ini dengan menggunakan perlalatan sonar
mencari lokasi yang diduga terdapat benda peninggalan
penemuan. Adhit menceritakan dalam proses pencarian
tim ini menurunkan dua orang penyelam untuk chek
up apakah benar ada bangkai kapal selam di dasar laut
tersebut. Dengan menggembungkan sosis boil atau sosis
raksasa yang berwarna orange sebagai tanda bahwa kedua
penyelam tadi telah menemukan objek yang dimaksud.
Kemudian Adhit bersama beberapa orang turun untuk
menyelidiki objek kapal yang ditemukan, dengan melihat
bentuk, dimensi dan komponen temuan Adhit beserta
Tim gabungan tersebut turut menyelam memastikan
bahwa itu adalah bangkai kapal selam.
Dari hasil penyelidikan tim gabungan ini, mereka
mengambil beberapa artefak yang dapat mendukung
untuk membuktikan kebenaran kapal selam itu adalah
milik Jerman. Dalam penyelaman di perairan Laut
Jawa tersebut, seperti yang dipaparkan Adhit mereka
mengambil sampel piring makan, sendok, garpu, bekas
alas sepatu, piring alas cangkir (lepek) dan masih ada yang
lainnya lagi yang menunjukkan semua artefak itu buatan
Jerman.
Adanya Informasi dari berbagai sumber tentang
penemuan kapal selam Jerman ini pun akhirnya Komando
Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Timur
(Kopaska Koarmatim) menugaskan Mayor Laut (P)
Yudo Ponco Ari yang sehari-hari menjabat Komandan
Detasemen III Satkopaska Koarmatim melaksanakan
penyelaman di perairan Laut Jawa setelah adanya
koordinasi dari Arkenas kepada pihak TNI AL untuk
melaksanakan pengamanan penemuan yang diduga kapal
selam Jerman.
Proses identifikasi di lokasi temuan.
Sejarah U Boat di Indonesia
Dalam penjelasan yang disampaikan ke Cakrawala,
Mayor Yudo begitu panggilannya menyampaikan bahwa
sudah sejak lama kabar tentang keberadaan bangkai yang
diduga mirip kapal selam berada di Laut Jawa. Nelayan
sekitar Karimunjawa yang pertama kali menemukan
hal ini menamai daerah tersebut dengan sebutan Takak
Pesawat persis sama dengan yang disampaikan Arkeolog
Adhit kepada Cakrawala.
Dari beberapa sumber data sejarah
dijelaskan kapal U Boat bisa sampai
ke Laut Jawa. Jepang yang merupakan
sekutu Jerman pada saat Perang Dunia II
meminta bantuan untuk mengamankan
garis logistik mereka di Indonesia. Salah
satu bantuan dari Jerman tersebut adalah
dikirimnya armada kapal selam Jerman
sebanyak 12 kapal yang disebut Satgas
Moosun Gruppe. Untuk itu beberapa
persiapan dilaksanakan. Diantaranya
penyiapan pangkalan kapal selam di
Malaka, Batavia dan Surabaya. Kapal
selam yang pertama kali dikirim adalah
U-511 yang berangkat dari Berlin
dengan membawa Laksamana Noukuni
Nomura. Selanjutnya U-511 dihibahkan
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
37
wawancara
38
kepada Jepang dengan nama R500. Dari 12 kapal selam
yang dikirim hanya 6 yang berhasil mencapai Indonesia,
sisanya tenggelam dibeberapa titik perairan Indonesia.
Keenamnya beroperasi dengan tugas mengamankan
garis logistik Jepang yang melewati perairan Indonesia.
Sasaran mereka adalah kapal perang dan kapal dagang
sekutu. Taktik yang mereka gunakan disebut Wolf Pack.
Menyerbu musuh secara berkelompok hingga tenggelam
lalu pergi menyebar mirip Serigala.
Dalam sebuah dokumen Interogasi yang ditemukan,
disebut bahwa salah satu Markas dan Mess awak kapal
selam Jerman ini berada di Jakarta di sekitar gedung KFM
yang diduga di wilayah Harmoni Jakarta. Sedangkan
pelabuhannya berada di sebuah dermaga berdekatan
dengan stasiun Kereta Api yang dijaga oleh 50 hingga 60
tentara Jepang. Awalnya awak U Boat mengira misi mereka
adalah sebuah liburan yang menyenangkan dibanding di
negara mereka sendiri. Namun kenyataannya perairan
Indonesia sama panasnya dengan Atlantik Utara saat itu.
Penyelaman U Boat Tertarik dengan berita tentang bangkai kapal selam
tersebut, Mayor Laut (P) Yudo Ponco Ari seorang Perwira
Satkopaska Armatim melaksanakan penyelaman bersama
dengan empat penyelam sipil dari Frogdive Diving
Course.untuk membuktikan keberadaan yang di duga
bangkai Kapal Selam Jerman di Laut Jawa.
Tim ini pun berangkat dari Jepara menggunakan Kapal
Fery menuju Karimunjawa. Sesampainya di Karimunjawa
lalu dilaksanakanlah persiapan penyelaman, embarkasi
material dan briefing secukupnya. Pukul 20.00 bertolak
dari Karimunjawa menuju lokasi penyelaman yang telah
ditentukan sejauh 98 Nm. Persis
sama dengan yang disampaikan
arkeolog Adhit dari Arkenas
pelayaran memakan waktu selama
10 jam, lalu setelah pelayaran itu
yang hanya menggunakan kapal
kayu dengan ukuran panjang 10
meter dan lebar 3 meter tibalah
Tim ini di lokasi penyelaman yang
ternyata lebih dekat ke Kalimantan
dibandingkan ke Jawa. Dengan
echosounder portable yang mereka
bawa lalu dilakukan penyisiran lokasi
dengan bekal petunjuk dari nelayan lokal
Karimunjawa. Dalam layar echosounder
itut im ini menangkap objek yang diduga
adalah bangkai kapal selam tersebut
dengan segera mereka lego jangkarkan
perahu. Dalam penjelasanya Mayor Yudo dan Tim pada
pukul 07.00 melaksanakan penyelaman pertama. Di dasar
Laut Jawa pada kedalaman 25 meter mereka melihat
sebuah objek besar dengan panjang kurang lebih 30
meter berada di hamparan pasir putih dasar laut. Di kedua
ujungnya sebuah lubang bulat terbuka, lalu mereka masuk
dari salah satu lubang tersebut dan keluar di sisi satunya.
Penelusuran
Secara umum bagian yang ditemukan berukuran
panjang kurang lebih 30 meter dan tinggi ujung satu 4 meter
dan lainnya 3 meter. Dari sisi yang memiliki diameter kecil
Tim masuk dan mengamati serta mengambil foto. Banyak
bagian yang masih utuh dan masih baik seperti lubang
pintu antar kompartemen, peralatan makan dan sepatu
yang berserakan, ditemukan pula dua tengkorak kerangka
manusia. Penelusuran diteruskan kembali hingga ke
kompartemen terahir, karena gelapnya ruangan-ruangan
kami pun menggunakan senter bawah air yang terbatas
yang sangat menghalangi pandangan kami begitu tutur
Mayor Yudo.
Reruntuhan bercampur dengan sisa-sisa barangbarang yang hangus menunjukkan bahwa kapal tersebut
mengalami kebakaran hebat sebelum tenggelam. Bahkan
Tim Kopaska juga menemukan sebuah sepatu boot yang
ujungnya terbakar dengan sisa tulang kering di dalamnya.
Setelah penyelaman ke tiga arus dan gelombang tidak
memungkinkan lagi untuk penyelaman, akhirnya Mayor
Yudo selaku ketua Tim memutuskan untuk meninggalkan
lokasi U Boat.
Dalam tim ekspedisi ini selain keenam personel
Kopaska terdapat empat anggota penyelam dari
Komunitas Military Enthusiast dan penyelaman Frogdive
Diving Course. Mereka adalah Ady Setiawan, Mario
Binsar, M. Iqbal, David Sukma Putra.
Kembali ke Safe House
Setelah tiga jam melaksanakan penyelaman untuk
pengumpulan data foto mereka kembali ke Karimunjawa.
Pelayaran 10 jam dalam perahu kecil tidak dirasa berat oleh
Tim Kopaska ini namun yang diserasa malah kegembiraan
karena apa yang dicari berhasil ditemukan. Malam harinya
mereka merapat dengan aman ke Karimunjawa. Dengan
sisa-sisa tenaga dan kepala yang masih pusing tim kecil ini
pun menikmati makan malam dengan perasaan puas.
Dari hasil identifikasi ini kuat dugaan bahwa bangkai
tersebut adalah salah satu kapal selam U Boat Jerman,
berdasarkan artefak-artefak yang ditemukan seperti
peralatan makan antara lain piring, sendok, mangkuk
sup dan cangkir kopi lengkap dengan piring alasnya yang
dibaliknya terdapat marking logo Swastika dan tulisan
tahun 1939. Ada lagi satu tumpuk piring yang sudah
lengket karena terbakar, sol sepatu dan sepatu legging milik
perwira. Selain itu ada Mouth Piece alat keselamatan untuk
escape awak kapal selam. Alat tersebut produksi Drager
Jerman dengan nama Drager Taucheter. Berdasarkan foto
yang diambil perbagian yang masih bisa dikenali ternyata
hanya bagian haluan hingga coning tower saja sedangkan
sisa bagian lainnya tidak berhasil ditemukan.
Sebagai warga negara yang sangat mencintai tanah air
ini, tentunya baik Arkeolog Arkenas Shinatria Adhityatama
bersama timnya maupun Mayor Laut (P) Yudo Ponco
Ari dan personel yang tergabung dalam tim penyelaman
berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia dapat lebih
menghargai peninggalan sejarah bangsa yang harus terus
dijaga kelestariannya. ©Tim Redaksi Cakrawala (Agus
Cahyono, Suratno, Maria, Mujiyanto/sumber: Arkeolog
Arkenas dan Satkopaskaarmatim)
INDONESIA NEGARA MARITIM,
WARISAN YANG TAK TERNILAI
Oleh: Letkol Laut (KH) Drs. Bambang Nurakhim, MAP.
S
ebutan atau “julukan” (Bhs. Jawa) bangsa Indonesia
sebagai bangsa maritim sudah tak terelakkan lagi,
bahkan telah tergambarkan pada berbagai sumber
sejarah yang diakui dunia sebagai negara maritim terbesar
dengan luas wilayah laut yang mengelilinginya. Jika
disimak dengan saksama, batas wilayah laut Indonesia
pada awal kemerdekaan hanya selebar 3 mil laut dari garis
pantai (coastal baseline) setiap pulau, yaitu perairan yang
mengelilingi Kepulauan Indonesia bekas wilayah Hindia
Belanda. Namun ketetapan batas tersebut, yang merupakan
warisan kolonial Belanda, tidak sesuai lagi untuk memenuhi
kepentingan keselamatan dan keamanan negara Republik
Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
lahirlah konsep Nusantara (Archipelago) yang dituangkan
dalam Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957.
Isi pokok dari deklarasi tersebut yaitu, “Bahwa segala
perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulaupulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia
tanpa memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian
yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia,
dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan
nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara
Republik Indonesia”.
Deklarasi Djuanda dikukuhkan pada tanggal 18 Februari
1960 dalam Undang-Undang Nomor 4/PRP Tahun 1960
tentang Perairan Indonesia. Ketetapan wilayah Republik
Indonesia yang semula sekitar 2 juta km2 (daratan)
berkembang menjadi sekitar 5,1 juta km2 (meliputi daratan
dan lautan). Dalam hal ini, ada penambahan luas sebesar
3,1 juta km2, dengan laut teritorial sekitar 0,3 juta km2
dan perairan laut nusantara sekitar 2,8 juta km2. Konsep
nusantara dituangkan dalam Wawasan Nusantara sebagai
dasar pokok pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara
melalui ketetapan MPRS Nomor IV Tahun 1973.
Pada konferensi Hukum Laut di Geneva tahun 1958,
Indonesia belum berhasil mendapatkan pengakuan
internasional, namun baru pada Konferensi Hukum Laut
pada sidang ke tujuh di Geneva tahun 1978. Konsepsi
Wawasan Nusantara mendapat pengakuan dunia
internasional. Hasil perjuangan yang berat selama sekitar 21
tahun mengisyaratkan kepada Bangsa Indonesia bahwa visi
maritim seharusnya merupakan pilihan yang tepat dalam
mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui Konvensi Hukum Laut Internasional United
Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS)
pada tahun 1982, yang hingga kini telah diratifikasi oleh
140 negara, negara-negara kepulauan (Archipelagic states)
memperoleh hak mengelola Zona Ekonomi Eksklusif
seluas 200 mil laut di luar wilayahnya. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia mempunyai hak mengelola Zona
Ekonomi Eksklusif. Hal itu kemudian dituangkan dalam
Undang-Undang Nomor 17 tanggal 13 Desember 1985
tentang pengesahan UNCLOS.
Berdasarkan UNCLOS 1982, ZEEI ditetapkan sejauh
200 mil laut, diukur dari garis dasar wilayah Indonesia ke
arah laut lepas. Ketetapan tersebut kemudian dikukuhkan
melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Konsekuensi dari
implementasi undang-undang tersebut adalah bahwa luas
wilayah perairan laut Indonesia bertambah sekitar 2,7 juta
km2, sehingga menjadi sekitar 5,8 juta km2. Konvensi PBB
tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982) melahirkan
delapan zonasi pengaturan (regime) hukum laut, yaitu: (a)
perairan pedalaman (internal waters); (b) perairan kepulauan
(archiplegic waters) termasuk ke dalamnya selat yang
digunakan untuk pelayaran internasional; (c) laut teritorial
(teritorial waters); (d) zona tambahan (contingous waters);
(e) zona ekonomi eksklusif (exclusif economic zone); (f)
landas kontinen (continental shelf); (g) laut lepas (high seas);
dan (h) kawasan dasar laut internasional (international seabed area).
Konvensi Hukum Laut 1982 mengatur pemanfaatan
laut sesuai dengan status hukum dari kedelapan zonasi
pengaturan tersebut. Negara-negara yang berbatasan
dengan laut, termasuk Indonesia memiliki kedaulatan
penuh atas wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan
dan laut teritorial, sedangkan untuk zona tambahan, zona
ekonomi eksklusif dan landasan kontinen, negara memiliki
hak-hak eksklusif, misalnya hak memanfaatkan sumberdaya
alam yang ada di zona tersebut. Sebaliknya, laut lepas
merupakan zona yang tidak dapat dimiliki oleh negara
manapun, sedangkan kawasan dasar laut internasional
dijadikan sebagai bagian warisan umat manusia.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka konsep dari
batas laut wilayah Indonesia telah disebutkan dalam Pasal
1 butir 9 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 bahwa;
“landas kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan
tanah di bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang
di luar laut territorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah
daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga
suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal di mana lebar
laut territorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen
tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 mil
laut sampai dengan jarak 100 mil laut dari garis kedalaman
2500 meter”.
Secara geopolitik Indonesia juga dapat dikatakan
sebagai stabilisator kawasan Asia Tenggara mengingat
besarnya wilayah dan jumlah penduduk. Terlebih lagi
dengan letak posisi geografis Indonesia yang dalam hal ini
merupakan negara maritim, sehingga stabilitas keamanan
maritim Indonesia juga sebagai salah satu kunci
dari stabilitas keamanan di wilayah Asia Pasifik.
Negeri ini mempunyai empat chokepoints dari
sembilan chokepoints strategis dunia dan tiga Alki.
Keempat chokepoints itu meliputi Selat Malaka,
Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Ombai.
Kemampuan Indonesia mengamankan keempat
chokepoints akan berpengaruh langsung terhadap
Sumber kekayaan laut Indonesia yang perlu dilestarikan, agar
tak pernah punah.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
41
OPINI
42
situasi keamanan dan ekonomi kawasan Asia Pasifik secara
keseluruhan, karena perairan tersebut merupakan jalur
penghubung antara kawasan Asia Barat ke Asia Timur dan
sebaliknya.
Sebagai bangsa yang berkembang, bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang paling beruntung di dunia ini.
Mengapa demikian? Ada beberapa alasan yang cukup kuat
untuk mengatakan demikian, antara lain:
a. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak
di khatulistiwa, hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki
iklim tropis dengan dua musim yang dominan, sehingga
sangat memudahkan dalam aktivitas ekonomi, seperti
perikanan, pertanian, transportasi, perkebunan dan lain-lain.
b. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berada
pada posisi silang dunia (antara dua benua dan dua
samudera) yang perairannya menjadi bagian dari Sea Lanes
of Communications (SLOCs) dan Sea Lanes of Trade
(SLOT) serta Sea Lanes of Economics (SLOE) sebagai
jalur transportasi urat nadi perekonomian dunia.
c. Wilayah Indonesia memiliki panorama pemandangan
alam yang sangat indah, baik di pantai, darat maupun di
laut sehingga mampu menarik wisatawan mancanegara
berkunjung ke Indonesia.
d. Bangsa Indonesia mendiami sebuah ruang hidup
berbentuk negara kepulauan atau nusantara (archipelagic
state), dengan tebaran pulau-pulau yang spesifik dan luas
laut yang sedemikian luas.
e. Bangsa Indonesia dengan keragaman budaya yang ada,
mendiami wilayah yurisdiksi nasional Indonesia dengan
kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, baik di laut,
dasar laut, darat dan di dalam bumi.
Selain memiliki keunggulan atau keuntungan geografis,
bangsa Indonesia juga dikenal memiliki tata krama yang
baik. Hal ini menandakan, bahwa bangsa Indonesia sudah
sejak lama memiliki peradaban yang maju. Pandangan ini
dikuatkan dengan mencermati betapa banyaknya ragam
kebudayaan dan situs sejarah di nusantara serta peninggalan
sejarah yang terdapat di beberapa negara di dunia. Berbagai
peninggalan sejarah dan adat istiadat Indonesia merupakan
kekayaan yang bernilai ekonomi.
Jika ditinjau dari potensi kekayaan alam, Indonesia ibarat
surga yang tertinggal di dunia, karena memiliki kekayaan
alam yang melimpah, lautnya indah, tanahnya subur,
pemandangannya elok, penduduknya ramah dan sopan serta
letak geografinya berada pada persilangan dunia. Sungguh
sangat beruntung memiliki tanah air seperti Indonesia,
namun rupanya berbagai kebaikan tersebut juga banyak
mengundang para “pendatang” untuk masuk dan menguasai
Indonesia. Sejak abad pertengahan, hampir sebagian besar
bangsa Eropa yang memiliki kekuatan laut yang handal saat
itu memperebutkannya, seperti Portugis, Spanyol, Inggris
dan Belanda yang pernah menjajah Indonesia.
Berbeda dengan daratan, laut tidak dapat diduduki secara
permanen, dipagari atau dikuasai secara mutlak, namun laut
hanya dapat dikendalikan dalam jangka waktu yang terbatas.
Perairan Indonesia memiliki karakteristik yang khas yaitu
Laut Terbuka merupakan perairan yang berhubungan
langsung dengan Samudra Hindia dan Samudra Atlantik,
Laut Setengah Tertutup merupakan perairan Indonesia
yang salah satu sisinya berhubungan langsung dengan laut
terbuka namun di sisi lainnya berbatasan dengan daratan,
selanjutnya Laut Tertutup merupakan seluruh perairan
kepulauan (archipelagic waters). Karakteristik laut Indonesia
inilah yang akan mempengaruhi strategi pengamanan
wilayah laut Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, laut merupakan bagian integral
dari wilayah negara yang tidak dapat dibagi-bagi, namun
dapat dibedakan menurut rezim hukum yang mengaturnya.
Laut dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan bangsa Indonesia, namun negara lain juga
memiliki hak pemanfaatan sebagaimana diatur dalam The
United Nations Convention on The Law of The Sea 1982
(UNCLOS 1982).
Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa Indonesia secara menyeluruh
dan merata. Seiring dengan peningkatan kesejahteraan
maka kemampuan pertahanan dan keamanan juga perlu
ditingkatkan agar dapat melindungi dan mengamankan hasil
pembangunan yang telah dicapai. Namun pemanfaatan
potensi sumber daya nasional guna mendukung
pembangunan secara berlebihan dan tak terkendali dapat
mempercepat berkurangnya sumber daya nasional. Oleh
karena itu, dalam pemanfaatannya perlu memperhatikan
keseimbangan antara kebutuhan hidup rakyat dan
ketersediaan sumber daya nasional untuk jangka panjang.
Kepentingan bangsa Indonesia di dan atau lewat laut
pada dasarnya adalah pemanfaatan laut sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan dan keamanan bangsa Indonesia,
sehingga laut bagi bangsa Indonesia memiliki arti, yaitu
sebagai:
a. Media pemersatu bangsa yang dapat membentuk satu
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan negara.
b. Media perhubungan yang dapat memperlancar arus
distribusi komoditas ekonomi ke seluruh pelosok tanah air
sebagai upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
c. Media penyedia sumber daya alam yang memberikan
harapan bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat.
d. Media pertahanan dan keamanan, melalui upaya
pencegahan dan penindakan sebagai bentuk pelanggaran
hukum di laut, yang berimplikasi terhadap kedaulatan
negara dan stabilitas keamanan secara menyeluruh.
e. Media untuk membangun pengaruh terhadap negaranegara lain melalui peningkatan dampak pangkalan.
Berdasarkan hal tersebut, maka tidak terlalu berlebihan
jika pada suatu saat nanti Indonesia akan menjadi negara
yang terkuat di dunia dengan menyadari sepenuhnya karena
posisi yang sangat strategis menjadi poros dunia dalam
percaturan pembangunan perekonomian dunia. Semoga
semakin kuat dengan dibarengi pembangunan Alutsista
yang memadai, dengan pemanfaatan laut sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan dan keamanan bangsa Indonesia demi
kejayaan Indonesia.
Manfaatkan sumber kekayaan laut Indonesia, tetapi jangan dibiarkan
punah.
opini
44
PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN
DALAM UPAYA
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PESISIR
MENUJU KEJAYAAN
NEGARA MARITIM
Oleh: Kolonel Laut (P) Eko Irianto, S.Pi.
Potensi Kelautan Perikanan Indonesia
Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia memiliki
potensi yang luar biasa di bidang kelautan dan perikanan
terbesar di dunia dengan 8500 spesies ikan, 555 spesies
rumput laut dan 950 spesies terumbu karang, yang di dalam
lautnya meliputi ikan pelagis. Untuk ikan cumi potensi
lestari 6.409.210 ton per tahun, produksi 4.069.420 ton per
tahun, tingkat pemanfaatan baru 63,49 % (LIPI – BRKP,
2001)
Pengelolaan perikanan merupakan sebuah kewajiban
yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 yang ditegaskan kembali pada perubahan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 dalam
konteks adopsi hukum tersebut, pengelolaan perikanan
didefinisikan sebagai semua upaya termasuk proses yang
terintegrasi. Perencanaan konsultasi pembuatan keputusan
alokasi sumber daya ikan dan implementasinya serta
penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan
di bidang perikanan yang dilakukan oleh pemerintah atau
otoritas lain diarahkan untuk mencapai kelangsungan
produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang
telah disepakati.
Secara alamiah, pengelolaan sistem perikanan tidak
dapat dilepaskan dari tiga dimensi yang tidak terpisahkan
satu sama lain yaitu: 1) Dimensi sumber daya perikanan
dan ekosistemnya. 2) Dimensi pemanfaatan sumber daya
perikanan untuk kepentingan sosial ekonomi masyarakat,
3) Dimensi kebijakan perikanan itu sendiri. Terkait dengan
tiga dimensi tersebut pengelolaan perikanan saat ini belum
mempertimbangkan keseimbangan ketiganya, kepentingan
pemanfaatan untuk kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat dirasakan lebih besar dibanding kesehatan
ekositemnya misalnya, dengan kata lain pendekatan yang
dilakukan masih parsial belum terintegrasi dalam sebuah
batasan ekosistem yang menjadi wadah dari sumber daya
ikan sebagai target pengelolaan dalam konteks inilah
pendekatan terintegrasi melalui pendekatan ekosistem
terhadap pengelolan perikanan menjadi sangat penting.
Pengembangan Desa Pesisir Harus Optimal
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Kelautan dan Perikanan Sahala Hutabarat
mengatakan pengembangan desa pesisir harus lebih
optimal dalam mendorong perkembangan ekonomi sektor
kelautan di Indonesia. Jumlah desa pesisir di Indonesia
mencapai 10.666 desa yang berada di 300 kabupaten/kota
dari total sekitar 524 kabupaten kota se-Indonesia.
Dengan jumlah penduduk desa pesisir mencapai
16.420.000,- orang maka potensi pengembangan desa
pesisir sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia, pengembangan desa pesisir dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti pembangunan
kedai pasir, klinik bisnis, lembaga keuangan mikro dan
program solar bagi nelayan. Misalnya kehadiran 197
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan kedai pesisir yang
tersebar di berbagai wilayah harus mampu menyediakan
kebutuhan pokok mayarakat setempat. Dari hasil evaluasi
kinerja LKM hanya sekitar 24 LKM yang berkinerja baik
antara lain LKM Semarang, Tegal, Pekalongan, Brebes,
Cilacap, Jember, Wakatobi, Bima dan Lombok Barat.
Dengan demikian upaya pengembangan desa pesisir harus
dilakukan dengan meningkatkan kapasitas keterampilan
sumber daya manusia pesisir untuk melakukan pemanfaatan
sumber daya perikanan dan penyertaan bantuan stimulan
usaha serta kemitraan usaha dengan berbagai pihak.
Negara Maritim
Wawasan negara maritim sudah dikenal oleh Bangsa
Indonesia sejak lama bahkan sebelum lahirnya Republik
Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan jaman keemasan
kerajaan-kerajaan maritim pada waktu itu seperti kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-VII dan kerajaan Majapahit pada
abad ke-XIV. Kejayaan kedua kerajaan maritim ini ditandai
dengan berdirinya pusat perdagangan di Pulau Sumatera
dan kekuatan armada laut yang sangat tangguh dan berkelas
dunia, sehingga dapat mengatur daerah pendudukannya
yang sangat luas dengan sebutan Nusantara. Kerajaan
Majapahit berhasil mewujudkan suatu kondisi masyarakat
yang “gemah ripah loh jinawi toto tentrem kertho rahardjo”.
Di bawah kepemimpinan raja Hayam Wuruk dan Patih
Gajah Mada dengan menerapkan konsep pemerintahan
negara maritim.
Konsep pemerintahan negara maritim tersebut telah
bergeser orientasinya sejak pemerintahan kolonial Belanda
melaksanakan Program Cultuurstelse/sistem tanam paksa
tahun 1830, sehingga merubah pola pikir, pola sikap dan
perilaku bangsa nusantara dari konsep maritime oriented
menuju inland oriented. Akibat dari pergeseran paradigma
tersebut telah mengakibatkan berkurangnya secara
signifikan aktivitas penduduk di bidang kemaritiman.
Perjuangan untuk mewujudkan kembali Indonesia
sebagai negara maritim telah dimulai sejak Deklarasi
Djoeanda tahun 1957, kemudian dilanjutkan dengan
perjuangan panjang para diplomat “maritim” Indonesia,
untuk mewujudkan suatu bentuk negara kepulauan.sehingga
akhirnya pada konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun
1982 (UNCLOS 1982) yang diratifikasi dengan UndangUndang Nomor 17 Tahun 1985, dinyatakan secara resmi
bahwa Indonesia sebagai Negara Kepulauan (Archipelagic
state) yang diakui secara global, namun keberhasilan
perjuangan tersebut tidak disertai langkah-langkah kongkrit
untuk mewujudkan suatu negara kepulauan.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
45
opini
46
Apabila ditinjau dari aspek
geo-politik dan geo-ekonomi
maupun geo-strategis, seharus­
nya Indonesia sebagai negara
maritim, realitasnya saat ini
Indonesia memang merupakan
negara kepulauan namun belum
tuntas sebagai negara maritim,
sehingga dalam mewujudkan
pembangunan
nasionalnya
juga belum berawasan maritim.
Hal ini diperkuat dengan
pendapat Pakar Hukum Laut
Indonesia Prof. Dr. Hasyim
Jalal yang menegaskan bahwa
Indonesia belum merupakan
negara maritim, Indonesia
hanyalah negara yang bercitacita ingin menjadi negara
maritim. Menurutnya
negara maritim adalah
negara yang mampu
mengelola
sumber
daya laut, sedangkan
negara
kepulauan
adalah negara yang
terdiri dari banyak
pulau, ini adalah dua
kondisi yang berbeda.
Saat ini justru negara
kontinental
yang
mampu
menjadi
penjuru
misalnya:
India, China, Korsel,
padahal seharusnya Indonesia mampu lebih menonjol
karena merupakan negara yang memiliki wilayah laut cukup
luas.
Dalam sambutan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio
pada acara pembukaan Seminar Nasional TNI AL Tahun
2014 di Gedung Balai Samudra Kelapa Gading, beberapa
saat yang lalu mengatakan kita ketahui bersama bahwa dari
aspek geopolitik dan ekonomi, Indonesia sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia merupakan maritime axis dari
persilangan antar benua, samudra dan kepentingan dunia,
dengan potensi maritim nasional sebagai “The Emerald of
Equator ,” di dalamnya terkandung sumber daya kelautan
yang berlimpah dan bernilai strategis bagi perekonomian
dan masa depan bangsa, hal tersebut merupakan peluang
dan harapan, sekaligus tantangan bagi upaya mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Laut.
Pembangunan maritim Indonesia sebenarnya
merupakan pengulangan sejarah dari kejayaan
maritim nusantara yang terhenti akibat visi
pembangunan yang lebih berorientasi pada
pembangunan kontinental, kita patut bersyukur
pemerintah saat ini telah memiliki visi yang
berwawasan maritim, visi ini dipertegas oleh
Presiden RI dalam forum KTT Asia Timur berisi
lima pilar kebijakan Poros Maritim Dunia.
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Laut
Sesuai pilar yang digagas oleh Presiden RI Ir. Joko
Widodo yang dapat dipelajari untuk dapatnya menaikkan
tingkat perekonomian desa pesisir adalah:
a. Potensi sumber daya ikan dikaitkan dengan jumlah
nelayan. Potensi sumber daya ikan yang besar dan
manajemen perikanan yang menganut azas kehatihatian dengan menetapkan JTB (jumlah tangkapan
yang diperbolehkan) yang berasal dari perairan teritorial
dan perairan wilayah ZEEI. Potensi dan JTB di atas
dimungkinkan mengalami perubahan kearah yang positip,
yakni terjadi kenaikan, dengan asumsi bahwa potensi
sumber daya ikan di Perairan Indonesia sebesar 6,4 juta
ton per tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan
sebesar 15,2 juta ton per tahun, maka produktivitas para
nelayan di Indonesia diperkirakan rata-rata sebesar 1.35
ton per orang/per tahun. Rendahnya produktivitas nelayan
tersebut menyebabkan persaingan untuk mendapatkan hasil
tangkapan semakin lama akan semakin ketat, karena rezim
pengelolaan sumber daya ikan bersifat terbuka. Kondisi
di atas dimungkinkan merupakan salah satu penyebab
nelayan di negara kita rentan terhadap konflik. Untuk itu
perlu dilakukan langkah-langkah strategis guna melindungi
nelayan perikanan rakyat yang merupakan bagian terbesar
dari seluruh nelayan dan tingkat kesejahteraannya masih
rendah.
b. Tangkapan lebih (over fishing). Pada tahun 2001
produksi ikan dari hasil penangkapan ikan di Indonesia
telah mencapai 4.069 juta ton, tingkat pemanfaatan di
Indonesia telah mencapai 63,49 % dari potensi lestari
sebesar 6,409 juta ton pertahun atau 79.37 % dari jumlah
tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,217 juta
ton pertahun. Pemanfaatan tersebut tidak merata untuk
setiap wilayah pengelolaan perikanan, di beberapa wilayah
pengelolaan telah terjadi over fishing seperti di Laut Jawa
dan Selat Sunda (171,72 %). Terjadinya over fishing telah
mendorong nelayan yang biasanya menangkap ikan di
perairan tersebut melakukan penangkapan ikan di daerah
penangkapan (fishing ground) lain yang masih potensial,
Hal ini apabila tidak diantisipasi dapat menjadi faktor
pendorong timbulnya konflik antara nelayan pendatang
dengan nelayan lokal.
c. Perilaku motivasi. Seperti diketahui bahwa sebagian
besar nelayan di Indonesia baik nelayan perikanan industri
maupun nelayan perikanan rakyat masih terlalu mengejar
rantai ekonomi dalam memnfaatkan sumber daya ikan. Hal
ini mendorong nelayan untuk menangkap ikan sebanyak
banyaknya dan mengabaikan aspek-aspek`kelestarian,
meskipun di beberapa daerah berlaku kearifan lokal,
pengetahuan lokal dan hukum hukum adat. Dampak dari
prinsip-prinsip kanibalisme sering terjadi di laut dan konflik
antar nelayan tidak dapat dihindari. Untuk itu ke depan
pembangunan perikanan tangkap harus dilakukan secara
intensif dan berkesinambungan maka agar konflik antar
nelayan dapat di hindari.
d. Relokasi. Sebagian armada perikanan berada di daerah
yang padat penduduknya di Pantai Utara Pulau Jawa,
kondisi ini menyebabkan perairan di sekitar daerah tersebut
mengalami padat tangkap bahkan sudah gejala over fishing
sehingga terjadi banyak konflik. dengan nelayan yang
kurang peduli dengan kelestarian. Penerapan manajemen
perikanan yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat
adalah suatu keharusan, agar pemanfaatan sumber daya ikan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan
termasuk rehabilitasi dan konservasi menjadi perhatian
seluruh stake holders, merasa memiliki dan bertanggung
jawab terhadap kelestarian sumber daya ikan.
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Menuju Kejayaan
Maritim
Pemberdayaan masyarakat pesisir harus cepat
ditingkatkan dengan berbagai cara antara lain melalui
pembangunan kedai pesisir untuk menjaring para wisatawan
lokal dan domestik, klinik bisnis bagi pengunjung atau
kesehatan masyarakat setempat, lembaga keuangan mikro
untuk lembaga koperasi unit desa dalam usaha perikanan,
adanya program solar bersubsidi atau energi terbarukan
dengan memanfaatkan plankton dari air laut. Dari berbagai
kegiatan tersebut pemberdayaan masyarakat haruslah
ditunjang dengan pelatihan-pelatihan keterampilan dalam
pemanfaatan sumber daya perikanan dan laut. Pelatihan
yang dilaksanakan dengan mengolah produk perikanan
yang lebih menarik antara lain pembuatan sosis ikan, nugget
ikan, baso ikan,dan lain lain. Pelatihan pengelolaan energi
terbarukan seperti pembuatan listrik dengan memanfaatkan
gelombang pasang surut air laut, pengolahan air laut jadi air
tawar dengan menggunakan alat sederhana yang bisa dibuat
masyarakat nelayan itu sendiri, pembuatan bio diesel dari
minyak protein hewani yang berasal dari plankton yang
didayakan mayarakat pantai sendiri untuk kebutuhannya
sendiri.
Dengan pelatihan tersebut diharapkan mayarakat
pesisir sudah terampil sangat memungkinkan di daerahnya
bisa dibangun industri perikanan yang bisa menyerap
tenaga masyarakat pantai karena sudah tahu dasar-dasar
keterampilan tentang pengolahan ikan.
Sekalipun laut kita kaya akan hasil laut bangsa Indonesia
tidak dikenal sebagai bangsa pemakan ikan, oleh karena itu
budaya maritim harus berwujud reformasi kultural atau
jika meminjam istilah Presiden RI Ir. Joko Widodo adalah
reformasi mental. Yang diawali dari meja makan di mana
ikan harus menjadi menu utama. Bangsa Indonesia gemar
makan ikan laut selain mencerdaskan bangsa sebagaimana
bangsa Jepang memiliki tradisi yang kuat mengkonsumsi
ikan, dengan adanya program makan ikan laut membentuk
suatu budaya itu tidak bisa instan tetapi harus dididik,
diajari dan diedukasi sejak ‘dini’ dalam keluarga kita. Hal
ini sederhana tetapi akan mengubah cara pandang bangsa
Indonesia terhadap lautnya, jika makan ikan laut menjadi
tradisi.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
47
opini
48
Wawasan Kebangsaan
dan Ketahanan Bangsa
Oleh: Letkol Laut (KH) Noviarie
Berbicara masalah wawasan kebangsaan dan ketahanan bangsa tentunya tidak bisa dilepaskan dengan
nilai-nilai stories dan ideologis bangsa itu sendiri. Wawasan kebangsaan dan ketahanan bangsa bisa
dibedakan, namun di antara keduanya tidak bisa dipisahkan, karena pembentukan ketahanan bangsa
didasarkan pada wawasan kebangsaan yang merupakan bentuk pemahaman tentang berbagai aspek
mengenai bangsa, latar belakang historis pembentukan bangsa, lingkungan strategisnya, tujuan
berbangsa, dan termasuk tantangannya.
Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan dapat diartikan, adalah “cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan ideologinya,
dengan dilengkapi pengetahuan atau kesadaran mengenai
kondisi wilayah, sosial budaya rakyat, sejarah perjuangan
bangsa, serta lingkungan strategis yang mempengaruhinya
(terus berubah)”.
Wawasan kebangsaan itu mempunyai arah yang
jelas, terutama pola pikir dan pola sikap bangsa, yang
bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia,
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Beberapa aspek yang penting sebagai ukuran umum
keberhasilan implementasi wawasan kebangsaan,
terutama suksesnya: membangun kesadaran bangsa dan
menonjolkan sikap sebagai bagian bangsa; mengedepankan
loyalitas terhadap bangsa (aspek loyalitas); menerima
kehadiran pemerintah yang sah, yang disusun secara
demokratis (aspek legitimasi); berperan serta dalam proses
politik dan memberikan kontribusi demi kebaikan bangsa
(aspek partisipasi); dan mendorong distribusi keadilan
sosial yang dapat dirasakan masyarakat banyak; serta
keberhasilan negara untuk mengkondisikan warga negara
mematuhi aturan-aturan negara (aspek penetrasi), sebagai
ukuran-ukuran umum kualitas implementasi wawasan
kebangsaan.
Ketahanan Bangsa
Salah satu pilar untuk memperkokoh ketahanan bangsa
adalah dengan mengembangkan wawasan kebangsaan,
yang menekankan betapa pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa, yang memiliki dampak (outcome)
langsung terhadap kokohnya ketahanan bangsa. Ketahanan
bangsa memiliki 2 (dua) pengertian, baik sebagai kondisi
maupun sebagai konsepsi.
Sebagai kondisi, ketahanan bangsa merupakan
kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segala aspek
kehidupan berbangsa secara terintegrasi, berisi keuletan
dan ketangguhan bangsa sehingga mampu meningkatkan
kekuatan bangsa untuk menjamin kelangsungan NKRI
dalam mewujudkan cita-cita dan mencapai tujuan nasional.
Sebagai konsepsi, ketahanan bangsa merupakan konsep
regulasi dan implementasi kesejahteraan dan keamanan
secara seimbang, selaras, dan serasi dalam seluruh aspek
kehidupan berbangsa.
Sebagai kondisi yang ingin dibangun, ketahanan bangsa
merupakan elemen-elemen pembentuk ketahanan bangsa
atau sebagai akumulasi dari ketahanan pribadi, ketahanan
keluarga, ketahanan lingkungan (masyarakat), dan sistem
nilai budaya lokal, yang sudah barang tentu didukung oleh
faktor akhlak, moral, dan wawasan kebangsaan. Ketahanan
bangsa pada hakikatnya merupakan modal dasar untuk
penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan
penyelenggaraan dalam kehidupan Ipoleksosbud Hankam
dan Kewaspadaan Nasional.
Spektrum ketahanan bangsa mencakup aspek-aspek
ipoleksosbudhankam, dan tantangan yang dihadapi juga
mencakup sedemikian luas. Oleh karenanya mewujudkan
ketahanan bangsa yang handal bukanlah masalah sederhana,
dan pelaku-pelaku sentral atau kepemimpinan untuk
mengambil langkah-langkah positif bagi terwujudnya
ketahanan juga sangat bervariasi (tomas, toga, toda,
tolek, topem, topol, todik, todat, dan institusi formal dan
informal dalam pembinaan masyarkat/bangsa) 2. Lawan
yang harus dihadapi para tokoh ini sangat tangguh, seperti
tokoh penjual toto gelap, tokoh penjual narkoba, tokoh
penjual miras, petualangan politik, oportunis, kelompok
radikal, aktivis radikal, dan sebagainya. Sangat berbahaya
jika tokoh-tokoh pembela ketahanan bangsa terkooptasi
oleh nafsu dan bergabung dengan atau memerankan
perusak ketahanan bangsa.
Membangun ketahanan bangsa yang handal perlu
untuk diketahui karakteristik tertentu (renungkan
substansi UUD 1945) yang harus dijadikan referensi
pokok dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara, mencakup:
- Indonesia merupakan negara bangsa yang berideologi
dan berdasarkan Pancasila, dan dengan demikian
mestinya semua anak bangsa berupaya sungguh-sungguh
untuk menjalankan perintah-perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-larangan-Nya, berperikemanusiaan/
menghormati
HAM,
mengutamakan
persatuan,
mengedepankan dialog, dan membangun kesejahteraan
bangsa yang berkeadilan sosial.
- Indonesia merupakan negara demokrasi. Demokrasi
yang harus dilihat sebagai proses penegakan sistem politik
yang diyakini paling mampu memberi peluang terwujudnya
kedaulatan rakyat dan toleransi terhadap kemajemukan
komponen bangsa. Melalui demokrasi sebagai anti theses
terhadap pemutlakan kekuasaan di tangan segelintir
penguasa, rakyat dapat mengontrol sistem hukum yang
diarahkan untuk melindungi kepentingannya.
- Indonesia adalah negara hukum. Sebagai implikasi
demokratisasi, maka pengakuan dan ketaatan terhadap
“Rule Of Law” merupakan keharusan. Penegakan “aturan
main” dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
mutlak dilakukan dalam rangka pengelolaan perbedaan
secara damai, anti kekerasan, dan menjaga tertib sosial.
Jadi demokrasi dan rule of law berjalan bersama, bukan
berarti demokrasi dapat melakukan apa saja, termasuk
mengesampingkan hukum.
- Indonesia adalah negara kesejahteraan. Dalam hal ini
upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat merupakan tugas
pemerintah dengan dukungan rakyat. Upaya mempercepat
peningkatan kesejahteraan bangsa memerlukan pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak yang diarahkan untuk
mengedepankan kesejahteraan rakyat secara meluas
dan berkeadilan, serta kesadaran yang tinggi untuk
selalu berupaya meningkatkan daya saing bangsa, serta
memanfaatkan peluang dalam pergaulan global.
- Indonesia adalah negara persatuan. Bahwa
kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan
seluruh rakyat, bahkan jauh hari sebelum proklamasi,
rakyat telah berusaha keras untuk mengangkat harkat
martabatnya melalui gerakan-gerakan kebangsaan yang
klimaksnya proklamasi tersebut. Gerakan-gerakan untuk
membangun bangsa mampu menyisihkan kepentingan
kelompok (atas dasar SARA), dan negara bangsa ini
dibangun atas dasar aliran pengertian persatuan, yang
mengatasi segala paham golongan atau perseorangan.
- Indonesia memiliki visi yang jelas, sebagaimana secara
eksplisit tertulis di dalam Pembukaan UUD 1945, yakni
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia; untuk memajukan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Permasalahan yang Dihadapi Bangsa Indonesia
Perkembangan politik dalam negeri yang terjadi saat
ini cukup memprihatinkan, yaitu di satu sisi, semangat
reformasi yang menggebu-gebu ditandai dengan
pengungkapan dan penonjolan euforia demokrasi secara
berlebihan, dan pada sisi lain semangat kebangsaan
seakan melemah yang tercermin dari terdapatnya
sikap primordialistik, dan sikap anti pluralisme. Dapat
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
49
opini
50
dikatakan, dewasa ini bangsa Indonesia sedang mengalami
krisis multi-dimensi, ada beberapa faktor yang dapat
diidentifikasi sebagai penyebab terjadinya krisis multidimensi tersebut, yaitu faktor internal dan eksternal, serta
euforia reformasi yang mengedepankan demokrasi.
1. Faktor Internal
a. Disharmoni sosial (konflik horizontal dan konflik
vertikal)
Konflik yang terjadi di beberapa daerah (HKBP
Ciketing Bekasi, bentrokan warga Ahmadiyah dengan
masyarakat di Cikeusik Pandeglang, bentrok aparat
keamanan dengan kelompok massa saat persidangan
penistaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung) yang
antara lain merupakan manifestasi dari berbagai sebab
rasa frustrasi, karena diperlakukan tidak adil; persepsi yang
sempit di bidang ideologi, politik dan agama; rasa takut
akan masa depan kelompok; tidak sinkronnya harapan
dengan kenyataan (das sein das sollen) dan lain sebagainya.
Hal ini apabila didiamkan akan mengakibatkan timbulnya
ancaman besar terhadap persatuan dan kesatuan bangsa,
dan eksistensi NKRI.
Terjadinya konflik tersebut membawa dampak negatif
yang sangat luas seperti semakin lunturnya semangat
kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan menjauhnya
rasa aman dan tentram, sehingga dapat menghambat
produktivitas masyarakat dan keengganan para investor
menanamkan modalnya, yang pada gilirannya membuat
semakin rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
Dalam kaitannya dengan konflik horizontal, nampak
bahwa etika dan moral masyarakat bangsa sekarang
ini kurang diaktualisasikan. Untuk itu peran segenap
komponen bangsa sangat diharapkan guna menegakkan
dan dihormatinya etika dan moral bangsa yang santun,
bermartabat dan terhormat, sebagaimana diamanatkan
dalam TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa.
Sedangkan mengenai persoalan konflik vertikal,
dipandang amat berbahaya, karena kecenderungannya
untuk memisahkan diri dari NKRI, hal ini disebabkan
oleh terdapatnya kebijakan-kebijakan pemerintah di masa
lalu yang dianggap kurang adil dan tidak sesuai dengan
aspirasi masyarakat di daerah. Pemerintah nasional
dalam hal ini telah berupaya sunguh-sungguh untuk
mengakomodasikan aspirasi daerah, antara lain dengan
dikeluarkannya UU Nomor 18 Tahun 2001 tentang
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan UU Nomor
21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi
Papua.
b. Social Distrust
Krisis ini diwujudkan dalam ketidakpercayaan
masyarakat/kelompok masyarakat terhadap kelompok
masyarakat lainnya, dan bahkan ketidakpercaayaan
masyarakat terhadap pemerintahnya sendiri. Krisis
ketidakpercayaan ini bila dibiarkan akan dapat melahirkan
sikap anarkhis dan chaos di dalam masyarakat. Segala
kebijakan, ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan
yang ditetapkan pemerintah tidak dihiraukan, sehingga
masyarakat menentukan aturannya sendiri yang pada
akhirnya merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
c. Krisis Moral
Suatu krisis yang ditandai dengan sikap
mengenyampingkan etika dan moral, yaitu menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan meskipun melanggar
hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku. Dalam
situasi tekanan kehidupan ekonomi masyarakat yang
semakin berat, maka untuk menanggung biaya hidup
sehari-hari, banyak di antaranya yang tergiur untuk
melakukan tindakan kejahatan (kriminalitas) dan
perbuatan asusila dengan mengabaikan norma-norma
hukum, norma moral, dan ajaran agama. Fenomena yang
berkembang, akhir-akhir ini, masyarakat menyampaikan
aspirasinya dengan melakukan aksi unjuk rasa yang sudah
mengarah kepada hal-hal yang tidak sesuai dengan tata
krama dan etika sebagai bangsa yang berbudi luhur, yaitu
berdemonstrasi dengan menggunakan berbagai jenis
media peraga binatang, pakaian dalam wanita dan lainlain. Walaupun hal itu merupakan perwujudan aksi protes
mereka terhadap penyelenggaraan Pemerintahan, namun
sangatlah tidak pantas dan perlu adanya langkah-langkah
pendidikan dan penertiban.
d. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi ini secara luas berdampak negatif pada
semua sektor usaha, dan secara langsung mengakibatkan
penurunan drastis produksi barang dan jasa, sehingga
sebagian besar sektor produksi mengalami kerugian.
Dampak negatif lainnya terjadinya PHK di mana-mana
yang berakibat bertambah besarnya jumlah pengangguran,
sudah barang tentu keadaan ini sangat memprihatinkan,
khususnya ketahanan ekonomi. Pembenahan ekonomi
bangsa saat ini terus-menerus dilakukan, dan agar bangsa
ini memiliki daya saing yang tinggi, maka tentunya
memerlukan kesungguhan kita semua sebagai komponen
bangsa.
e. Krisis Ekses Otonomi Daerah
Dalam hal ini pelaksanaan otonomi daerah
memunculkan ekses-ekses bahkan gejolak diberbagai
daerah, mulai dari mispersepsi terhadap Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
tidak adanya satu kata dalam pemekaran wilayah hingga
persoalan-persoalan yang membelit pemilihan Kepala
Daerah (Pemilukada).
f. Krisis Wawasan Kebangsaan
Krisis ini ditandai penguatan sikap primordialistik
dan sikap anti pluralisme. Indikator lain yang dapat
menunjukan
melemahnya
wawasan
kebangsaan
adalah terjadinya konflik komunal di berbagai daerah,
kecenderungan memaksakan kehendak agar Putra
Daerah setempat menduduki jabatan-jabatan politik,
seperti Kepala Daerah, dan jabatan-jabatan struktural di
birokrasi, dan kurangnya semangat untuk mengangkat
harkat dan martabat di forum internasional.
2. Faktor Eksternal
Dalam era globalisasi dewasa ini tidak bisa dipungkiri
berlangsungnya campur tangan internasional, setidaktidaknya terdapat beberapa isu global penting, seperti:
lingkungan hidup, masalah HAM, dan demokratisasi.
Dengan 3 (tiga) isu global tersebut Indonesia tidak bisa
menghindari sorotan atau kecaman dunia internasional.
Terlepas dari motivasi untuk mendapatkan bantuan
luar negeri, maka kebijakan internal yang berkaitan
dengan penataan kegiatan ekonomi, pengelolaan sumber
daya alam, dan praktik demokrasi tidak bisa lepas dari
keterkaitan hubungan RI dengan dunia internasional.
Untuk meminimalisasi berbagai sorotan dunia
internasional, pemerintah Indonesia telah menempuh
langkah-langkah antisipatif, antara lain, dengan
dikeluarkannya UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM,
meratifikasi
perundangundangan
y a n g
berkaitan dengan penegakan HAM, mendirikan
Pengadilan HAM, dan memberikan peran lebih besar
kepada Kementerian Luar Negeri, untuk tidak sekadar
menjadi juru bicara atau juru runding Pemerintah RI
dengan negara-negara lain.
Eforia Reformasi-Demokrasi
Di samping faktor internal yang telah disebutkan di
atas, euforia reformasi turut juga mewarnai krisis multidimensional yang kini dihadapi bangsa Indonesia. Dalam
hiruk pikuk berdemokrasi seperti yang sedang kita alami
saat ini, nampak bahwa tingkat pemahaman demokrasi
masyarakat Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Nilai-nilai yang terkandung dibalik demokrasi seperti
kompetisi, partisipasi, tertib sosial, anti kekerasan dan
kebebasan belum dihayati benar secara objektif.
Perilaku kompetisi tidak seharusnya diartikan sebagai
perilaku saling membunuh, partisipasi tidak dimaksudkan
sebagai dukungan yang membabi buta, dan kebebasan
seharusnya tidak dimaknai sebagai kemampuan seenaknya
sendiri, yang mengesampingkan hukum. Kompetisi
yang sehat di dalam demokrasi mestinya anti kekerasan,
menghormati HAM, menghargai pendapat orang/pihak
lain, menjunjung supremasi hukum dan mengutamakan
kepentingan masyarakat umum ketimbang kepentingan
kelompok/golongannya sendiri.
Masyarakat yang demokratis dalam konteks ini adalah
masyarakat yang sadar akan terbentuknya tertib sosial,
tertib politik dan mendorong tingkat kesejahteraan
bangsa. Dengan rasionalitas politik bangsa Indonesia
seperti saat ini nampaknya perjuangan untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang demokratis masih panjang dan
berliku.
Sejak dini sudah dikenalkan wawasan kebangsaan.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
51
info
52
Penyamaan Persepsi
Aspek Teknis Penentuan Batas Maritim
Negara-Negara Kawasan Asia Timur
Oleh: Kolonel Laut (P) Dyan Primana S.
S
ebagai negara kepulauan yang paling luas di dunia
Indonsia mempunyai batas wilayah yang secara
langsung bersinggungan dengan 10 negara, baik batas
wilayah laut maupun darat. Pada bagian utara, Indonesia
berbatasan laut dengan enam negara yaitu Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina dan Palau. Di bagian
timur Indonesia berbatasan laut dengan Papua New Guinea.
Di bagian selatan Indonesia berbatasan laut dengan Australia
dan Timor Leste. Sedangkan di bagian barat Indonesia
berbatasan laut dengan India dan Thailand.
Batas-batas wilayah yang langsung bersinggungan
dengan negara tetangga ini masih ada yang harus ditentukan
garisnya. Oleh karena itu proses diplomasi untuk mencari
kesepakatan penetapan garis batas wilayah masih terus
dilakukan. Diplomasi penentuan batas dapat berlangsung
bertahun-tahun. Selain kepiawaian anggota delegasi dalam
melakukan negosiasi verbal, faktor lain yang penting
diperhatikan adalah kemampuan teknis anggota delegasi
untuk menyediakan beberapa skenario gambar garis-garis
batas yang akan diajukan sebagai salah satu bahan negosiasi.
Penentuan batas terutama di laut memiliki kompleksitas
yang lebih jika dibandingkan batas di darat. Batas yang telah
ditentukan pun memiliki keunikan. Di laut penandaan batas
tidak bisa langsung dibuat seperti halnya batas di darat
dengan membangun pagar pemisah, patok atau tiang-tiang
batas pemisah dan lain sebagainya. Tidak ada monumen
maupun tugu penanda batas di laut. Tidak seperti di darat,
penentuan dan penandaan titik batas di laut dilakukan di
atas peta, demikian juga pada penggambaran garis pangkal.
Untuk mengetahui batas di laut, pelaut atau kapal-kapal
harus melakukan plotting posisinya sendiri di peta, relatif
terhadap garis batas laut. Oleh karena itu perlu keahlian
khusus dan terlatih untuk mampu menggambar garis-garis
batas laut di atas sebuah peta. Di mana kesalahan teknis
penggambaran dalam proses penentuan batas maritim akan
mengakibatkan kerugian strategis bagi bangsa.
United Nations Convention on the Law of the Sea
disingkat (UNCLOS), juga disebut Konvensi Hukum
Laut, adalah perjanjian internasional yang dihasilkan dari
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum
Laut sampai dengan tahun 1982. Konvensi Hukum Laut
ini mendefinisikan hak dan tanggung jawab negara-negara
pantai maupun penggunaan laut di dunia serta menetapkan
pedoman untuk perlindungan lingkungan dan pengelolaan
sumber daya alam laut. Saat ini sedikitnya 158 negara
dan masyarakat Eropa telah bergabung dalam Konvensi
tersebut.
Berkaitan dengan konvensi tersebut, telah pula ditetapkan
pedoman teknis Hukum Laut atau Manual on Technical
Aspect of the UN Convention Law of the Sea 1982
(TALOS). TALOS berisi tentang hal-hal teknis bagaimana
garis-garis batas maritim ditentukan secara internasional.
Dokumen ini disusun oleh International Hydrographic
Organization (IHO), Komisi Geodesi Internasional, dan
Kelompok Penasehat Hukum Laut IHO atau Advisory
Board of the Law of the Sea (ABLOS). Dokumen ini
ditetapkan sebagai publikasi khusus nomor 51 IHO (IHO
S-51).
Untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia negara-negara anggota, IHO memiliki program
pembangunan dan peningkatan kemampuan (capacity
building) melalui pelatihan-pelatihan. Program capacity
building dijalankan oleh negara-negara anggota IHO
secara bergantian melalui Komisi Hidrografi Regional
(RHC). Indonesia, bersama 8 negara lainnya di kawasan
tergabung dalam Komisi Hidrografi Regional wilayah Asia
Timur (EAHC) juga memiliki kewajiban dan terlibat dalam
program capacity building ini.
Sejak tahun 2007, Indonesia telah terlibat sebagai panitia
program capacity building sebanyak dua kali. Dua kepanitian
Indonesia sebelumnya ini adalah terkait pelatihan peta
navigasi elektronik. Sedangkan sebagai peserta, Indonesia
telah secara aktif mengirim personel untuk mengikuti
program capacity building tentang aspek tenis penetapan
batas maritim, baselines dan landas kontinen sejak tahun
2010.
Pada tahun ini, Indonesia yang diwakili oleh Dishidros
telah memainkan perannya yang ketiga kalinya dalam
program capacity building dengan mengadakan Pelatihan
Aspek-Aspek Teknis Batas Maritim, Garis Pangkal, dan
Perluasan Landas Kontinen (Training Course on Technical
Aspects of Maritime Boundaries, Baseline and Extended
Continental Shelf).
Pelatihan diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari negaranegara kawasan Asia Timur, yaitu Brunei Darussalam,
Filipina, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura,
Thailand, Timor Leste ,Vietnam dan Indonesia. Kadishidros Laksamana Pertama TNI Drs. Dede
Yuliadi, M.Sc. dalam kesempatan tersebut menyampaikan
pengetahuan teknis penentuan batas maritim sangat penting
bagi personel yang bertugas di kantor hidrografi, karena
salah satu tugas utama suatu kantor hidrografi adalah
memberikan advis teknis kepada pemerintah dalam
masalah batas maritim.
Selain itu sebagaimana pepatah barat mengatakan
“Good Fence Makes Good Neighbour,” yang berarti
pagar yang baik akan membuat hubungan pertetanggaan
yang baik. Menurut Kadishidros, suatu penyelesaian
masalah perbatasan yang baik di antara negara-negara
yang bertetangga akan tercipta suatu hubungan baik
antar keduanya.
Berangkat dari visi dan persepsi teknis yang sama
tentang penarikan batas laut negara akan mempermudah
komunikasi dan diplomasi antara negara-negara
yang berbatasan. Secara tidak langsung, suatu kantor
hidrografi dapat memberikan kontribusi yang sangat
berarti dalam menciptakan stabilitas internasional,
khususnya pada tingkat regional.
Octavino Alimudin, SH, L.LM, Direktur Politik
Keamanan Wilayah dan Perbatasan, Kementerian Luar
Negeri menyampaikan mengenai perkembangan hukum
laut di Indonesia, berikut berbagai tantangan yang
harus dihadapi sebagai negara kepulauan yang memiliki
jalur Alur Laut Kepulauan, bagaimana mengatasi
klaim batas yang overlap dengan negara tetangga, dan
masalah ketersediaan data hidrografi untuk mendukung
penyelesaian batas maritim.
Selanjutnya Prof. Hyunsoo KIM, menjelaskan
mengenai Konvensi Hukum Laut, garis pangkal,
konsep zona-zona maritim, pengaruh dinamika muka
bumi terhadap batas maritim, penambahan klaim
Landas Kontinen, dan beberapa studi kasus batas maritim.
Pada bagian praktik penggambaran garis median dan
equidistant menggunakan CARIS Law of The Sea, peserta
dipandu oleh Mr. Ottokarl Buchsenschutz.
Pada sesi keempat tentang Aplikasi Geodesi Modern
dalam Konvensi Hukum Laut disampaikan oleh Prof. Ir.
Sobar Sutisna, M.Surv., Ph.D. anggota Advisory Board
of the Law of the Sea (ABLOS) yang sehari-hari menjadi
pengajar di Universitas Pertahanan (Unhan). Pada sesi
terakhir tentang Peranan Kantor Hidrografi dalam delimitasi
batas maritim disampaikan oleh Kolonel Laut (KH) Dr.
Ir. Trismadi, M.Si. Kasubdissurvei Dishidros mewakili
Kadishidros.
Dengan suksesnya acara training, secara strategis, Dinas
Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Dishidros) dapat
menunjukkan eksistensi sebagai kantor hidrografi yang
cukup berpengaruh di kawasan Asia Timur serta sebagai
implementasi keanggotaan Dishidros mewakili Indonesia
dalam EAHC maupun IHO. Di samping itu terbentuk
pula jaringan kerja sama antar kantor hidrografi di kawasan
Asia Timur yang sangat menentukan dalam kelancaran
penyelesaian penentuan batas maritim antar negara di
kawasan Asia Timur.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
53
sejarah
54
PAS’O
Pemoeda Angkatan Samoedra Oembaran
Perjuangan Pasukan ALRI
Pada Masa Perang Kemerdekaan RI
1945-1949
“Sejarah dapat menimbulkan rasa patriotisme dan
mempertebal rasa nasionalisme jika kisah tanah airnya
itu dapat menimbulkan rasa bangga”
( Louis Gotchalk )
D
engan menguak sejarah bangsa Indonesia, dapat
dibuktikan bahwa bangsa yang mendiami nusantara
ini memiliki jiwa patriot yang sanggup melawan
para penjajah yang datang dari Eropa. Naluri dan jati diri
bangsa Indonesia sebagai patriot ini kemudian dipicu oleh
kedatangan balatentara Jepang yang memerlukan tenaga
manusia dan sumber daya alam untuk menunjang potensi
Perang Asia Timur Raya, dalam menghadapi Sekutu. Pada
masa pendudukan Jepang, selain ilmu dasar kemiliteran,
bangsa Indonesia juga mendapatkan pengetahuan di
bidang kebaharian. Hal ini sangatlah berguna untuk tahap
perjuangan berikutnya, yakni merebut, menegakkan dan
mempertahankan kemerdekaan. Apalagi mereka sudah
mendapat gemblengan semangat nasionalisme yang tinggi
dari para pemimpin bangsa antara lain, Ir. Soekarno, Moh.
Hatta, Syahrir dan Kyai H.M. Mansyur.
Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, pemudapemuda pelaut di Jakarta telah mengetahui akan adanya
upacara proklamasi kemerdekaan. Dengan semangat yang
menggelora para pemuda pelaut Jakarta berbaris dengan
seragam Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dari Asrama
Kali Besar Barat menuju Jl. Pegangsaan Timur 56 untuk
menyambut dan mengikuti jalannya upacara proklamasi.
Tepat pada pukul 10.00, teks proklamasi dibacakan oleh
Soekarno yang didampingi oleh Moh. Hatta. Selesai upacara,
dua orang guru SPT yakni Natakusumah dan Oentoro
Koesmardjo menghadap Bung Karno dan menyatakan
ikrar setia kepada Pemimpin dan Negara Indonesia.
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan puncak dari
perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang
merdeka. Rupanya Proklamasi Kemerdekaan RI harus
dipertahankan dari rongrongan yang akan datang dari
bangsa dan negara yang pernah menjajah bumi Indonesia.
Komandan PAS’O Kapten Oentoro
Koesmardjo bersama seorang perwira
Letnan Soetondo Rahardjo.
Sebagai bangsa yang memiliki harga diri rasa cinta tanah
air (ura patria) telah membulatkan tekad untuk tetap hidup
sebagai bangsa yang merdeka, sehingga dalam setiap
perjuangan selalu bersemboyan “Merdeka atau mati” atau
“Sekali merdeka tetap merdeka” demi untuk nusa dan
bangsa.
Untuk menegakkan dan mempertahankan proklamasi
17 Agustus 1945, pemuda-pemuda pelaut yang diprakarsai
oleh M. Pardi membentuk BKR Laut Pusat yang diresmikan
oleh Pemerintah pada tanggal 10 September 1945. Sesuai
dengan situasi waktu itu segera dibentuk unsur pasukan
BKR Laut di bawah pimpinan Abdul Latif bekas pembantu
guru SPT, dibantu oleh S. Bagiyo sebagai siswa tertua SPT
dan Oentoro Koesmardjo sebagai penasehat.
Sementara BKR Laut Pusat sedang sibuk melaksanakan
penataan organisasi, personel, dan inventaris gedung,
mendaratlah tentara Sekutu pada tanggal 16 September
1945 di Tanjung Priok. Kejadian ini merupakan permulaan
marabahaya bagi Negara RI yang baru saja merdeka,
karena turut membonceng dalam pasukan Sekutu tersebut
beberapa pemimpin dan sejumlah serdadu Belanda. Dalam
waktu singkat kota Jakarta telah terbagi atas beberapa daerah
kekuasaan Sekutu.
Mengingat kota Jakarta tidak mungkin dipertahankan
dari ancaman Sekutu, maka BKR Laut Jakarta memutuskan
hijrah ke Jawa Timur untuk melanjutkan perjuangannya.
Dalam perkembangannya, sebagian dari pasukan tersebut
merubah namanya menjadi Pemoeda Angkatan Samoedra
Oembaran atau disingkat PAS “O”. Nama itu dicetuskan
di Malang pada tanggal 29 November 1945, yang
menggambarkan kesatuan tekad dari sekelompok pemuda
pelaut yang mengembara ke mana saja di wilayah Nusantara
khususnya di Pulau Jawa dalam rangka menegakkan
Proklamasi 17 Agustus 1945. Pengembaraan bukan berarti
petualangan tanpa tujuan dari para pemuda pelaut, tetapi
justru ajang perjuangannya sangat luas dengan satu tekad
“merdeka atau mati” untuk nusa dan bangsa sebagai
perwujudan dari semangat nasionalisme dan patriotisme.
Perkembangan selanjutnya nama PAS “O” masih terus
dipergunakan sampai akhir tahun 1949, yakni pada saat
penyerahan Kedaulatan RI dari Belanda kepada Republik
Indonesia. Sebelumnya pada pertengahan tahun 1948, pucuk
pimpinan ALRI mengadakan reorganisasi dan rasionalisasi
(Rera) dengan mengubah Pangkalan menjadi Corps Armada
(CA). PAS “O” yang berkedudukan di Malang digabungkan
dengan kesatuan dari Pangkalan IX Probolinggo, Pasuruan
dan Kesatuan ALRI Seberang menjadi CA-I.
Oleh karena inti pasukan ini terdiri dari anggota PAS
“O” maka nama itu selalu diikutkan di belakang CA-I
sehingga menjadi CA-I / PAS “O”. Untuk mempertebal
jiwa korsa bagi anggota PAS “O”, maka diciptakan panji dan
emblem PAS “O” sebagai atribut atau tanda perlengkapan
yang disandang PAS “O”. Setelah itu segala sepak terjang
anggota harus menjaga nama baik kesatuan PAS “O”
serta cita-cita perjuangan. Hal ini dapat dibuktikan dalam
perjuangan PAS “O” selama Perang Kemerdekaan sampai
dengan pengakuan Kedaulatan R.I.
Selama Perang Kemerdekaan (1945 - 1949), PAS “O”
telah melaksanakan berbagai pertempuran baik di Jakarta
sebagai daerah asalnya maupun di Jawa Barat dan Jawa Timur
yang merupakan daerah pengembaraannya. Pertempuranpertempuran penting yang patut dicatat dalam sejarah
Perjuangan PAS “O” antara lain:
1. Pertempuran di front Jakarta, meliputi Cilincing, Semper
dan Marunda.
2. Pertempuran di front Jawa Barat, meliputi Bekasi,
Tambun, Lemah Abang dan Cileungsi - Bogor.
3. Melaksanakan perang gerilya di Jawa Timur, meliputi
penyerangan di Blimbing, pertempuran di Manggisari,
pertempuran di Ngenep-Singosari, penghadanganpenghadangan pasukan Belanda di Ketanireng, Pleret
Selatan di Sukorejo dan di Jalan Rowi, penyerangan pospos Belanda di Porong, di Pabrik es Pandaan, melaksanakan
penculikan terhadap kaki tangan Belanda dan melaksanakan
Gerilya Rakyat Kota (GRK) Malang.
4. Selain tugas tempur, PAS “O” mendapat tugas untuk
misi menyampaikan instruksi dari MBU Yogyakarta yang
ditujukan kepada Pangkalan VI Juana dan pengiriman
logistik berupa uang dan bahan bakar ke Madura.
Ketika tanggal 3 Agustus 1949 diumumkan cease fire
antara pasukan Republik Indonesia dengan pasukan Belanda
yang berlaku pada tanggal 11 Agustus 1949 untuk Jawa,
Komandan CA-I/PAS “O” mendapat tugas pembinaan
wilayah sebagai Komandan Komando Militer Kawedanan
Lodoyo dan ikut serta dalam Panitia Gencatan Senjata di di
Lodoyo.
Pada saat dilaksanakan serah terima Pangkalan Ujung,
Surabaya dari Angkatan Laut Belanda kepada ALRIS
setelah penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949,
PAS “O” mendapat kepercayaan untuk menjadi pasukan
keamanan daerah basis eks KM Surabaya. Mereka berpakaian
seragam militer lengkap pembagian dari Gubernur Militer
Jawa Timur, Kolonel Sungkono. Dengan leburnya seluruh
kesatuan Corps Armada dan kesatuan-kesatuan ALRI ke
dalam ALRIS, maka berakhir pula sejarah PAS “O” sebagai
kesatuan. Setelah melalui selection board para anggota PAS
“O” secara perorangan banyak yang melanjutkan karir
di dalam ALRIS yang kemudian menjadi TNI Angkatan
Laut. ©Tim Redaksi Cakrawala (dikutip dari buku PAS’O
Pemoeda Angkatan Samoedra Oembaran, Dispenal 2004)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
55
inspirasi
56
Dalam rangka HUT Kowal
Impian Besar Perlu
Terobosan Nyata
Pengalaman Prajurit Kowal dalam Mewujudkan Cita-citanya
M
enjadi The World Class Navy atau Angkatan
Laut Berkelas Dunia bukanlah hal yang mudah.
Salah satu contoh faktor yang dapat membantu
mewujudkannya yaitu dengan menciptakan sumber daya
manusia atau personel Angkatan Laut yang tangguh,
handal, profesional dan beretika dibidangnya. Dalam
hal ini Kowal juga merupakan bagian dari The World
Class Navy, sehingga untuk menciptakan Kowal seperti
yang diharapkan oleh TNI Angkatan Laut dari awal
haruslah dipersiapkan sebaik-baiknya, misalnya mulai dari
recruitmen sampai mereka bertugas di satuannya masingmasing hingga menjelang akhir masa tugasnya dipastikan
para Kowal ini bekerja secara profesional seperti yang
diharapkan negara dan TNI Angkatan Laut khususnya.
Untuk menciptakan personel Kowal yang profesional,
salah satu contoh perlu adanya pendidikan yang tepat yang
dapat membantu mengembangkan kemampuan dan bakat
yang telah mereka miliki sebelumnya. Untuk kesempatan
pendidikan ini tidak melihat Bintara, Perwira Karier maupun
dari Cadet/Taruni karena pada kenyataannya setelah
para Kowal ini berdinas di Angkatan Laut mereka dapat
berkembang sesuai dengan lingkungan dan kesempatan
yang diberikan kepada mereka. Dengan adanya lingkungan
yang mendukung dan kesempatan yang terbuka lebar maka
akan menjadikan mereka tangguh, handal, profesional dan
beretika. Hal ini dapat dilihat dari fakta saat ini dengan
banyaknya personel Kowal yang menimba ilmu baik di
dalam maupun luar negeri dengan biaya dinas maupun
biaya sendiri, untuk memperoleh program Master (S2)
atau program Doctoral (S3) telah banyak yang meraihnya.
Namun untuk kualitas dan kuantitas pendidikan yang telah
dicapai ini perlu ditingkatkan lagi.
Pendidikan tidak hanya di dapat secara formal, non
formal pun dapat pula dijalani agar dapat mendukung
penugasan singkat maupun penugasan jangka panjang.
Adapun beberapa penugasan singkat yang telah diikuti
oleh para Kowal misalnya Operasi Surya Baskhara Jaya,
dan beberapa penugasan Jangka panjang yaitu mengikuti
Misi Perdamaian PBB baik di Lebanon maupun Negara
lain dan menjadi LO
(Liaison
Officer)
di
Australia maupun USA.
Saat ini jumlah Kowal
yang telah mengikuti
Misi Perdamaian PBB
belumlah
banyak,
demikian juga yang
menjadi LO di Australia
maupun
di
Amerika.
Satuan kerja sebagai lembaga
atau institusi di mana para
Kowal berdinas sangatlah
memegang peranan penting
bagi kemajuan Kowal,
namun perlu disadari pula
oleh para Kowal itu sendiri
bahwa untuk terus maju
dan berkarya haruslah
tumbuh dari diri sendiri
agar dapat berkembang
selaras
dengan
perkembangan
kemajuan dunia.
Pengalaman
Penugasan
Saat ini di usia
Kowal yang ke52 tahun, sebuah
pengalaman pribadi
seorang
Mayor
Laut (S/W) Nani
Kusmiyati,
S.Pd.
M.M., yang telah
berdinas
sebagai
anggota
Kowal
selama 28 tahun
berbagi pengalaman
kepada Cakrawala tentang Kiprah Kowal bagi Angkatan
Laut Berkelas Dunia. Diharapkan dengan berbagai
pengalaman penugasan dapat menginspirasi kita semua
akan arti sebuah pengorbanan, demi mewujudkan tekadnya
menjadi manusia yang lebih berarti dan bermanfaat bagi
orang banyak, yaitu dengan ilmu yang telah didapatkannya
baik dari dalam maupun luar negeri dengan harapan dapat
menumbuhkan semangat rekan-rekan Kowal untuk terus
maju dan berkarya bagi bangsa dan khususnya Angkatan
Laut yang kita cintai.
Saat cita-citanya untuk menjadi Kowal telah terwujud
namun hasratnya untuk kuliah tidak dapat dibendung lagi,
setelah berpangkat Sersan Dua (Serda) timbul keinginan
untuk mengembangkan kualitas dirinya yaitu dengan
mengikuti kursus atau sekolah untuk menimba ilmu
setinggi-tingginya. Ketika sudah 8 bulan berpangkat Sersan
Dua ia pun memutuskan untuk kuliah, dan kesempatan
itupun membuatnya bersemangat untuk memperoleh S1
karena sudah merupakan cita-citanya sejak lama sebelum
ia menjadi Kowal, karena pada saat lulus SMA Allah SWT
memberikan jalan hidup yang lain padanya yaitu bergabung
menjadi Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal).
Dalam penugasan sebagai Kowal yang melaksanakan
kegiatan pekerjaan sehari-hari di kantor, Mayor Nani
saat itu pun berusaha meningkatkan kemampuan untuk
mendukung tugas sehari-harinya dengan mempelajari
hal yang baru yaitu belajar bahasa asing, dan ia memilih
Bahasa Inggris. Sebelumnya Mayor Nani mengambil
program Diploma atau D3 Bahasa Inggris di ABA/ABI
Cikini dengan biaya sendiri yang kemudian setelah selesai
ia lanjutkan untuk memperoleh S1. Sejak awal menerima
gaji pertamanya sebagai Sersan Dua, ia membiasakan
untuk menabung agar dapat menyelesaikan kuliahnya,
kegiatan kuliah ini dijalani setelah pulang
kantor atau selesai jam kerja, ketika itu
seorang Sersan Dua Nani berdinas
di Sekretaris Pribadi Dirminpersal
(sekarang Disminpersal), pada saat tidak
sibuk ia menyempatkan diri untuk selalu
membaca buku-buku kuliah dan buku
bahasa Inggris yang dipinjamnya dari
Dirdikal (sekarang Disdikal).
Pada waktu sudah Sersan Dua senior
ia berkesempatan untuk mengikuti
Kursus Intensif Bahasa Inggris tingkat
Advanced di Pusdiklat Bahasa Kemhan.
Kegiatan kursus ini dijalaninya saat
pagi hari dan saat sore harinya tetap
menjalani kuliah. Demikian hari demi
hari dijalani oleh seorang Sersan Dua
Nani Kusmiyati saat itu hingga akhir tahun berikutnya ia
pun mendapat kesempatan untuk mengikuti Kursus Dasar
Instruktur Bahasa Inggris di Pusdiklat Bahasa Kemhan
itu pula, inilah yang akhirnya menjadikannya berdinas di
Lembaga tersebut dan sekaligus instruktur Bahasa Inggris
di Lembaga itu pula.
Banyak sekali pengalaman ketika mengajar. Menjadi
instruktur baru bagi seorang Nani Kusmiyati adalah
tantangan yang sangat berkesan. Saat itu rekan-rekan
instrukturnya mayoritas berpangkat Pamen dan hanya
dirinyalah yang berpangkat Bintara, saat itu pangkatnya
sudah Sersan Satu (Sertu). Jika salah satu dari rekanrekannya berhalangan mengajar misalnya ada kegiatan
rapat atau tugas mendadak, Nani lah yang diminta untuk
menggantikan sebagai instruktur pengganti. Hal ini yang
membuat dirinya untuk selalu siap setiap saat walaupun
tidak ada jadwal mengajar. Namun untuk mengantisipasi
hal tersebut Nani lebih dulu sudah menguasai satu buku
modul yaitu dengan membaca dan menyiapkan alternatif
cara penyampaiannya ke siswa supaya tidak membosankan.
Berprofesi sebagai pengajar Bahasa Inggris membuat
seorang Nani bersyukur kepada Allah SWT, karena
memperoleh kesempatan ini. Profesi ini pula yang
membuat dirinya dapat memahami siswa yang mengerti
atau yang kesulitan dalam menerima pelajaran, hal ini
dapat dilihat dari pandangan mata siswa. Ia pun merasa
dekat dengan mereka dan jika menemui kesulitan di dalam
belajar, para siswa ini pun tidak malu-malu untuk bertanya.
Hal ini menumbuhkan keteguhan dalam hati Nani untuk
selalu berbagi ilmu dengan orang lain, karena ia yakin
sekecil apapun yang bisa diberikannya kepada siapa pun
apalagi itu adalah siswanya hal ini merupakan sebagian
kecil dari amal ibadahnya, begitu tuturnya.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
57
inspirasi
58
Pasukan Kowal dalam misi penugasan perdamaian PBB.
Delapan tahun mengajar di Pusdiklat Bahasa Kemhan,
disana pulalah Nani mendapat kesempatan belajar di
Amerika untuk memperdalam teknik mengajar bahasa
selama 4 bulan dan saat itu ia mengikuti program AELIC
(American English Language Instructor Course). Belajar
dan bekerja dengan baik dan selalu ikhlas akan sesuatu hal
membuat Nani tegar dalam menjalani karir sebagai Kowal
pengajar, yang tentunya tidak selalu mulus. Namun dalam
menyikapi segala sesuatunya dengan positif, dan dapat
mengambil pelajaran atau hikmah dari kegagalan yang
pernah ada mampu menghantarkannya kepada kesuksesan
yang telah dimilikinya hingga saat ini.
Hal yang membuat dirinya bangga dan bersyukur
karena dengan menjadi Kowal ia dapat menginjakkan kaki
ke negara lain, seperti Saudi Arabia, Amerika, Australia,
Kamboja dan yang terakhir ke Lebanon sebagai MILSTAF
(Military Staff) turut bergabung dengan misi Perdamaian
PBB. Dan karena menjadi Kowal pula dengan gaji yang ia
terima, akhirnya Mayor Nani dapat menyelesaikan program
Magister Managemen (S2) di Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta dengan IPK yang diraihnya 3,81.
Seperti kata pepatah Jawa, “Jer Basuki Mowo Beo” yang
artinya untuk mencapai sesuatu perlu adanya pengorbanan
baik itu waktu, tenaga maupun biaya, namun puji syukur
itu semua dapat ia lalui dengan baik.
Adalah sesuatu yang patut ia syukuri karena selama
menjalani pendidikan baik kuliah maupun kursus dan juga
saat penugasan di luar negeri, Nani tidak menemukan
kendala yang berarti. Yang ada malah ia mendapat
banyak teman dan menambah banyak saudara pula, ia
yakin ini semua karena dirinya selalu memegang prinsip
untuk menghormati dan memahami perbedaan yang
ada pada setiap orang-orang di sekitarnya di manapun ia
berada. Dan Nani pun selalu menganggap bahwa sebuah
pengalaman adalah sesuatu yang sangat berarti dan tak
ternilai harganya.
Tidak hanya Mayor Nani Kusmiyati, namun
masih banyak lagi contoh Kowal yang berprestasi dan
membanggakan dengan keahlian di bidangnya masingmasing yang pastinya bermanfaat dalam mendukung tugas
sebagai prajurit TNI Angkatan Laut yang profesional.
Sebagai contoh beberapa Kowal ada yang menjadi atlet
nasional (atlet volley, dayung, karate, kempo, terjun payung,
tembak dan masih banyak lagi atlet lainnya) bahkan ada
yang sampai ke atlet internasional seperti dayung, dan
banyak pula Kowal yang dapat menyelesaikan program S1
maupun S2 baik di dalam maupun di luar negeri dengan
biaya dinas maupun biaya sendiri. Kesemuanya itu karena
mereka sadar bahwa untuk mempersembahkan yang
terbaik bagi Angkatan Laut adalah dengan terus semangat
menambah ilmu dan terus berkarya, tentunya harus ada
dukungan dari lembaga atau satuan kerja di mana mereka
berdinas dan juga tak kalah penting dukungan dari
keluarga.
Bea Siswa Pendidikan
Saat ini di era modernisasi, banyak sekali kemudahan
dan kesempatan untuk maju dan berkarya bagi Kowal
maupun prajurit TNI Angkatan Laut yang ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
lagi, dengan adanya tawaran untuk mengikuti program
beasiswa baik dari Angkatan Laut maupun instansi di luar
Angkatan Laut seperti Mabes TNI dan LPDP (Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan) sangat membantu sekali bagi
seluruh prajurit TNI Angkatan Laut tak terkecuali Kowal.
Beasiswa ini terdiri dari beasiswa dalam negeri dan luar
negeri. Untuk dalam negeri biaya pendidikannya diberikan
oleh Angkatan Laut atau Mabes TNI dan ini tergantung
dari program yang ditawarkan. Untuk beasiswa Luar
Negeri diberikan melalui program reguler setiap tahun dari
negara sponsor, kalau yang dari LPDP langsung kepada
prajurit TNI yang berminat mengikuti program beasiswa
ini. Namun kesempatan yang sudah terbuka lebar ini
terkadang tidak banyak juga yang berminat mengikutinya,
dan kalaupun ada program yang diminati banyak prajurit
hanya personel yang benar-benar siap dalam arti personel
tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan baik
oleh TNI Angkatan Laut, TNI maupun LPDP.
Mayor Laut Nani yang sehari-hari berdinas di Dinas
Pendidikan Angkatan Laut menyampaikan Informasi
bahwa program pendidikan beasiswa TNI AL atau TNI
dapat diketahui melalui Surat Telegram Penawaran Kasal
(ST Kasal) yang dikeluarkan setiap awal tahun. Untuk
yang menangani beasiswa dalam negeri adalah Bagian
Pengembangan Spesialisasi (Bangspes) Subdis Opsdik
Disdikal. Sedangkan program pendidikan beasiswa
Luar Negeri (LN) yang menangani adalah Diklu Subdis
Opsdik Disdikal. Program beasiswa LN ini merupakan
tawaran yang diberikan oleh negara sponsor kepada TNI
maupun TNI AL yang kemudian disampaikan melalui
Surat Telegram Penawaran Kasal. Untuk personel yang
berminat akan diseleksi dan yang berwenang sebagai
penyeleksi apakah personel tersebut eligible atau tidak
adalah Disminpersal. Hal terberat bagi para calon beasiswa
adalah tes Bahasa Inggris, terutama bagi mereka yang akan
mengambil program beasiswa Luar Negeri. Beberapa
negara seperti Australia dan Inggris mensyaratkan hasil
tes IELTS minimal dengan nilai rata-rata 6.5, dan negara
seperti Amerika, Canada dan negara-negara lainnya
mensyaratkan hasil tes TOEFL IBT (Internet Base Test)
minimal 83, untuk program LPDP mensyaratkan tes
IELTS atau TOEFL.
Untuk program pendidikan beasiswa ini sangat
menarik sekali, lalu bagaimana agar Kowal dan personel
TNI Angkatan Laut bisa memenuhi persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan tersebut? Tentunya
harus dipersiapkan sedini mungkin, harus terus menimba
ilmu, belajar dan belajar terus dengan semangat demi
mencapai semua yang dicita-citakan dan pastinya dapat
pula mendukung kelancaran karir maupun masa depan
yang lebih baik. Beberapa kursus bahasa yang ada baik
di Angkatan Laut maupun Pusdiklat Bahasa Kemhan
dapat diikuti jika memang berminat pada programprogram pendidikan yang ditawarkan, apabila tidak dapat
mengikuti pendidikan formal yang biasanya proses belajar
mengajarnya pada jam kerja, dapat pula mengikuti kursuskursus yang proses belajar mengajarnya tidak mengganggu
jam kerja seperti contohnya di British Council untuk belajar
IELTS (www.ieltsindonesia.co.id) dan ETS (Education
Training Service) untuk TOEFL (www.itc-indonesia.
com). Bahkan dapat pula mengakses di internet dengan
mendownload pelajaran-pelajaran tersebut dari google. Di
jaman yang berteknologi canggih sekarang ini tidak ada hal
yang sulit bila ada kemauan.
Kowal selalu identik dengan keluwesan dalam
pergaulan dan selalu dituntut untuk serba bisa dalam segala
hal namun tetap harus diingat bahwa kesempatan tidaklah
selalu ada, untuk itu para Kowal marilah terus menimba
ilmu, belajar dan terus belajar, tingkatkan kemampuan
kita agar kita dapat menjadi Kowal yang membanggakan
yang profesional di bidangnya, tangguh, handal dan
beretika, dan jangan lupa untuk saling menghormati dan
menghargai di manapun kita berada dan bertugas terhadap
atasan, bawahan dan sesama rekan kerja baik pria maupun
wanita, militer maupun sipil, karena mereka semua
berperan penting dalam mendukung tugas dan kewajiban
kita sehari-hari. Berilah yang terbaik bagi nusa bangsa
terutama Angkatan Laut yang kita banggakan, mari kita
sambut Angkatan Laut berkelas dunia (The World Class
Navy) dengan wawasan berkelas dunia pula. Dirgahayu
ke-52 tahun Kowal, jayalah selamanya. ©Tim Redaksi
Cakrawala (sumber: Mayor Laut (S/W) Nani Kusmiyati,
S.Pd., M.M., Subdis Opsdik Disdikal)
info
60
Penyambutan Tahun
Baru Masehi
Sebagai Tradisi untuk Introspeksi Diri
Oleh: Mayor Laut (KH) Suratno
S
eakan sudah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat
kita menantikan dan merayakan pergantian tahun
baru. Detik-detik pergantian tahun baru dirayakan
dengan berbagai kegiatan, pada umumnya masyarakat
mengisi perayaan tahun baru dengan acara hura-hura
dan bersenang-senang. Seluruh belahan dunia turut
merayakan pergantian tahun dalam setiap jam, mulai dari
negara-negara kawasan Pasifik, tempat awal pergantian
tahun, kemudian bergerak ke kawasan Asia, Timur
tengah, Afrika dan Eropa dan terakhir di benua Amerika.
Menyambut tahun baru dengan tiupan terompet, pesta
kembang api, hingar bingar pertunjukkan musik, pesta
pora di hotel-hotel berbintang atau tempat wisata, hingga
ucapan “Selamat Tahun Baru” atau “Happy New Year”
berkumandang di mana-mana. Hanya sedikit masyarakat
yang menyambut tahun baru dengan kegiatan yang bersifat
perenungan dan evaluatif terhadap apa yang dilakukan
masa lalunya. Kegiatan apa yang seharusnya dilakukan
untuk menyambut tahun baru? Bagi bangsa kita, perayaan
tahun baru Masehi sebenarnya mengikuti tradisi bangsabangsa barat, terutama dari kerajaan Romawi.
Menurut sejarahnya, tahun baru pertama kali dirayakan
pada tanggal 1 Januari 45 SM, tidak lama setelah Julius
Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan
untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi
yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam
mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh
Sosigenes, seorang ahli astronomi yang menyarankan agar
penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi
matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak
365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari
pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada
1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat
tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang
secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam
kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di
tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan
namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan
Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar,
Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus. Oleh karena itu
pada awalnya perayaan tahun baru dilakukan pada akhir
September. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi
1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia
merayakannya pada tanggal tersebut.
Namun dalam perkembangannya,
ada seorang pendeta Kristen
bernama
Dionisius
yang
kemudian
memanfaatkan penemuan kalender Julius Caesar untuk
diadobsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun
kelahiran Yesus Kristus. Itulah sebabnya penanggalan
tahun setelah kelahiran Yesus Kristus diberi tanda AD
(bahasa Latin: Anno Domini yang berarti in the year
of our lord) alias Masehi. Sementara untuk zaman
prasejarahnya disematkan BC (Before Christ) alias SM
(Sebelum Masehi). Kemudian Pope (Paus) Gregory III
memoles kalender yang sebelumnya dengan beberapa
modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai
sistem penanggalan yang harus digunakan oleh seluruh
Eropa, bahkan kini seluruh negara di dunia dan berlaku
umum bagi siapa saja. Kalender Gregorian yang kita kenal
sebagai kalender Masehi dibuat berdasarkan kelahiran
Yesus Kristus dalam keyakinan Kristen.
Di zaman Romawi, pesta ulang tahun baru adalah
untuk menghormati Dewa Janus (Dewa yang digambarkan
bermuka dua). Kemudian perayaan ini terus dilestarikan
dan menyebar ke Eropa pada abad permulaan Masehi.
Seiring muncul dan berkembangnya agama Kristen,
akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin
gereja sebagai suatu perayaan “suci” satu paket dengan
hari Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru
dijadikan satu (Merry Christmas and Happy New Year).
Perayaan tahun baru Masehi biasanya dirayakan sangat
meriah bahkan ada yang sengaja melupakan sejenak
persoalan hidup yang berat untuk sekedar merayakan
pergantian tahun: old and new. Tradisi yang dilakukan
selalu rutin: meniup terompet dan menyalakan kembang
api pada saat detik jarum jam tepat di angka 12 atau pada
jam digital menunjukkan kombinasi angka “00.00”. Hanya
satu detik. Inilah momen yang mereka tunggu dengan
segala pernak-pernik kemeriahan penyambutannya.
Bahkan sebagian masyarakat ada yang menyambut
pergantian tahun baru dengan acara yang melampaui
batas dengan pesta pora yang berlebihan, minumminuman keras yang memabukkan, begadang semalaman.
Kesemuanya itu menjadikan kontraproduktif dengan
semangat tahun baru itu sendiri yang seharusnya menjadi
awal meraih prestasi yang baru. Ada beberapa hal yang
lebih positif dapat dilakukan dalam menyambut tahun
baru degan semangat dan optimisme yang baru.
Evaluasi, Belajar dari Masa Lalu. Berkaca pada masa
lalu, apa yang sudah kita lakukan tentang hal baik buruk,
senang susah, positif negatif, untung rugi, sakit sehat,
dan sebagainya. Itu semua adalah lembaran kehidupan
masa lalu yang menjadi catatan untuk diambil hikmahnya.
Kita bisa belajar pengalaman masa lalu untuk meraih
kemajuan di masa mendatang. Sebagian besar orang ada
yang menyesal dan kepikiran dengan masa lalunya yang
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
61
info
62
kurang menguntungkan. Menyesali kesalahan diri di masa
lalu penting, tapi jangan terlalu terus-terusan karena justru
menghambat perkembangan ke depannya. Yang baik kita
syukuri serta pertahankan dan yang buruk harus ambil
hikmahnya, jadikan sebagai pelajaran buat menata diri kita
mulai hari ini hingga kedepannya. “Life must go on, don’t
stuck on the past!”
Buat Target dan Tujuan. Sebagai orang yang
memiliki keinginan untuk maju, di tahun baru ini harus
menentukan target, tujuan dan harapan-harapan yang
ingin dicapai. Karena dengan membuat daftar target,
tujuan serta harapan yang kita capai akan mempermudah
kita menyusun rencana-rencana apa yang mau kita lakukan
di tahun depan dan jangan lupa menentukan target, tujuan
serta harapan yang simpel, tidak perlu muluk-muluk dan
ribet sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada
supaya lebih mudah menata apa yang mau dilakukan nanti.
Menjadi Manusia Hari Ini. Manusia-manusia besar
adalah manusia yang menjalani hidup hari ini dengan
sepenuh jiwa raganya. Mereka mungkin punya masa lalu
yang kelam. Namun mereka mengambil pelajaran dari sana
dan memperbaiki diri. Kita juga harus mempersiapkan
diri untuk masa depan. Bahkan kebanyakan dari orang
besar lahir dari pelatihan-pelatihan hidup yang luar biasa
berat, karena hal ini yang memacunya bukan leha-leha
yang mengkerdilkannya. Semuanya dilandasi dengan
keyakinan akan adanya Zat Yang Maha Mengelola. Kita
adalah manusia hari ini. oleh karena itu harus berusaha
bersungguh-sungguh pada apa yang ada di diri kita saat ini.
Kemampuan yang kita punya, keahlian yang kita kuasai,
semuanya menjadi jalan untuk berkarya membentuk masa
depan nanti. “Right time is right now”, jadi jangan siasiakan hari-hari kita dengan hal yang sia-sia pula.
Tahun Baru dengan Semangat Baru. Semangat
baru seiring dengan bertambahnya usia dan tentu saja
kebijaksanaan membuat kita semakin dewasa. Banyak
orang yang tidak tahu harus berbuat apa, mengeluh
karena hidupnya stagnan, dan tidak tahu bahwa bayak
sekali hal-hal kecil yang bisa dilakukan asal mau membuka
hati dan pikirannya. Nah, itulah yang mesti kita temukan.
Kenalilah dirimu dan berbuat baiklah pada potensi yang
kau miliki. Berdoa semoga rencana yang telah ditetapkan
dapat tercapai meskipun akan banyak tantangan dalam
mencapainya. Sebagai prajurit TNI Angkatan Laut,
jadikanlah Tahun Baru ini sebagai awal pengabdian untuk
meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas sebagai
pengawal negara. Dengan bekal pengalaman masa lalu,
kita bangun semangat untuk menghadapai tantangan masa
depan.
Perenungan Diri. Bentuk kesadaran terhadap tindakan
yang telah kita lakukanpada masa lalu dapat dilakukan
dengan perenungan diri. Berbagai pertanyaan terhadap
diri kita berkenaan dengan apa yang telah terjadi. Adakah
tindakan yang dikerjakan dalam rangka menggapai cita-cita
dan impian kita? Masihkah kita bersantai-santai? Sudah
berapa umur kita? Hal apa saja yang sudah kita dapatkan?
Berapa banyak dosa dan kesalahan yang kita lakukan?
Berapa banyak orang yang kita sakiti? Berapa banyak
ucapak kita yang menyakiti hati orang lain? Apa tujuan
hidup kita? Untuk siapa kita hidup? Semua pertanyaan
tersebut hanya dapat kita jawab melalui kejujuran hati kita
terhadap diri sendiri.
Kata-kata Motivasi. Untuk lebih menguatkan semangat
dalam diri kita, ada baiknya kita menentukan kata-kata
motivasi. Banyak ucapan kata motivasi dari kawan dan
sahabat pada tahun baru. “Selamat Tahun Baru, semoga
di tahun ini kita lebih baik dari tahun kemarin”. Ucapan
sederhana tapi memiliki makna yang tidak mudah untuk
diaplikasikan, kebanyakan dari mereka mengirimkan
ucapan selamat kemudian selesai tanpa tindakan nyata.
Tahun baru adalah semangat untuk berbenah dan berubah
menjadi lebih baik. Bukan saatnya kita untuk pamer
ucapan kata-kata indah namun saatnya kita untuk segera
melakukan tindakan nyata, action, tidak perlu menunggu
apalagi menunda. Saatnya kita bangkit, saatnya kita
bangunkan raksasa yang sedang tidur pulas dalam sanubari
kita. Tahun baru semangat baru, semangat perubahan,
berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Buatlah jargon
yang mampu membangkitkan semangat seperti “Kunci
kemajuan adalah semangat dan kebersamaan”; “Tahun ini
harus lebih baik dari tahun kemarin” dan lain sebagainya.
Maknai Tahun Baru. Memaknai pergantian tahun
sebagai momentum perubahan bagi pribadi, keluarga
atau masyarakat yang selama tahun sebelumnya masih
ada kekuarangan dan kealpaan, ke arah lebih baik di masa
mendatang. Semuanya itu harus dimulai dari sekarang
pada diri pribadi kita masing-masing melakukan perubhan
dalam kehidupan. Seperti yang sudah digariskan, bahwa
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali
kaum itu sendiri yang akan mengubahnya. Oleh karena
itu, ada tidaknya perubahan dalam kehidupan seseorang
atau masyarakat sangat tergantung pada individu atau
masyarakat itu sendiri. Intinya adalah perbuatan tahun
ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya, menjadi lebih
baik di waktu-waktu selanjutnya.
info
64
DEKLARASI DJOEANDA,
PILAR KEMARITIMAN
Oleh: Soen’an Hadi Poernomo
Jawatan Irigasi Jawa Barat. Jabatan tinggi yang pertama
kali dipegang atas kepercayaan dari Presiden Soekarno,
adalah sebagai Kepala Jawatan Kereta Api untuk wilayah
Jawa Barat dan Madura. Karena kinerjanya yang bagus,
maka karirnya terus menanjak, berturut-turut menjadi
Menteri Perhubungan, Menteri Pengairan, Kemakmuran,
Keuangan dan Pertahanan. Jabatan puncaknya adalah
sebagai Perdana Menteri dari 9 April 1957 sampai
dengan 9 Juli 1959.
Dr. Ir. H. Djoeanda Kartawidjaya
S
alah satu tokoh yang paling berjasa dalam dunia
kemaritiman Indonesia adalah Dr. Ir. H. Djoeanda
Kartawidjaya. Beliau dilahirkan di Tasikmalaya,
Jawa Barat, pada tanggal 14 Januari 1911. Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berciri nusantara
dan utuh sebagaimana kita lihat saat ini, setelah dijiwai
oleh spirit Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan
perjuangan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945, secara geografis dan politis dikukuhkan oleh
Deklarasi Djoeanda 13 Desember 1957. Pada waktu itu,
Perdana Menteri Republik Indonesia, Dr. Ir. Djoeanda
Kartawidjaya mengklaim secara sepihak bahwa semua
pulau dan laut di Nusantara ini merupakan satu kesatuan
wilayah yang tidak dipisah-pisahkan.
Pemuda cerdas Djoeanda adalah lulusan Technische
Hogeschool (Institut Teknologi Bandung-ITB) pada
tahun 1933. Dia menolak tawaran kampusnya untuk
menjadi asisten dosen, memilih hijrah ke Jakarta
mengabdi menjadi guru di sebuah sekolah swasta dengan
gaji yang lebih kecil. Empat tahun kemudian Djoeanda
pulang kampung, menjadi pegawai pemerintah di
Djoeanda memang memiliki dasar militan,
kebangsaan dan cinta tanah-air,. Selepas proklamasi
kemerdekaan, tanggal 28 September 1945, ia memimpin
para pemuda Jawa Barat untuk mengambil alih atau
merebut aset negara yang dikuasai Jepang, yakni aset
Kotapraja, Karesidenan, Jawatan Kereta Api, Jawatan
Pertambangan, serta beberapa objek militer di Bandung.
Dengan demikian maka mudah difahami apabila di saat
menjabat sebagai Perdana Menteri, dengan kreatif dan
tegas muncul gagasan dan diungkapkan secara konkret,
suatu deklarasi yang berani dan patriotis.
Deklarasi Djoeanda
Deklarasi Djoeanda mengandung arti klaim sepihak
pemerintah Indonesia sebagai negara kepulauan,
atau archipelagic state, bertentangan dengan hukum
internasional yang berlaku saat itu. Tanpa kegamangan,
deklarasi yang sangat penting ini akhirnya mendasari
kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Cuplikan berikut ini terlihat semangat kenegarawanan
dan kemaritiman Djoeanda. “Pemerintah Indonesia
menyatakan bahwa segala perairan di sekitar, di
antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang
termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan
tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagianbagian yang wajar dari pada wilayah daratan Negara
Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan
bagian dari pada perairan nasional yang berada di
bawah kedaulatan mutlak dari pada Negara Republik
Indonesia”. Dari cuplikan tersebut dapat difahami kalau
begitu diumumkan, beberapa negara seperti Belanda,
Australia, Inggris, dan Amerika Serikat menentang keras
isi deklarasi tersebut. Namun kenyataan berikutnya
justru menjadi inspirasi atas perubahan hukum laut
internasional.
Setelah dimaklumatkan tahun 1957, barulah sekitar
25 tahun kemudian dunia internasional bersedia
mengakui klaim Indonesia sebagai negara kepulauan,
melalui penetapan konvensi PBB tentang hukum laut
atau United Nations Convention on the Laws of the Sea
(UNCLOS) tanggal 1 November 1992.
Kita bisa membayangkan, seandainya tanpa Deklarasi
Djoeanda, betapa sulitnya mengatur pengamanan dan
menjaga kedaulatan wilayah di negeri ini. Selat Karimata,
Selat Sunda, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Banda,
Teluk Tomini, Laut Arafura, dan lain-lain sebagian besar
menjadi wilayah internasional. Perbatasan kawasan
nasional dengan perairan internasional, akan menjadi
sangat panjang. Kapal niaga, kapal perang, kapal wisata,
kapal penangkapan dan pengangkut ikan milik negara
lain bebas beroperasi. Nelayan lokal karena di negeri ini
sangat sulit untuk memperoleh modal, maka kebanyakan
hanya menjadi anak buah kapal asing, baik legal maupun
illegal. Para pejabat perijinan, pelabuhan dan keamanan
akan lebih sibuk melayani para pemilik kapal ikan asing,
baik resmi ataupun tidak resmi, bahkan yang tergoda bisa
jadi operator atau memiliki “saham” pula di perusahaan
penangkapan ikan asing tersebut.
Akhirnya, pelanggaran wilayah oleh kapal asing akan
terjadi setiaphari, ikan diperairan “Indonesia” menjadi
habis. Aparat keamanan akan stress karena maraknya
kegiatan illegal dan ancaman kedaulatan negara
menjadi sangat membebani. Kembali ke pengandaian
sebagaimana di atas, kita bersyukur kepada Tuhan
sehingga negeri kepulauan Nusantara ini diselamatkan
melalui Deklarasi Djoeanda. Kita apresiasi jiwa MerahPutih dan kehebatan Pak Djoeanda, walaupun “orang
darat” namun sangat berjiwa bahari. Begitu juga “orang
darat” yang lain, dari Jombang, dan unik seperti Gus
Dur almarhum, yang nyleneh sangat hebat, berinisiatif
membentuk Departemen Kelautan dan Perikanan, dan
“orang darat” dari Solo yang kini hadir bersama kita, dari
awal sudah mengimpikan poros maritim dunia. Semoga
negeri kepulauan terbesar di dunia dan berciri nusantara
ini dapat menjadi negeri kelautan yang maju dan jaya.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
65
info
66
Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah Memperingati
Hari Dharma Samudra 2015
Pemenang lomba untuk kategori Militer/PNS
TNI AL antara lain:
a. Juara pertama, Letkol Laut (K) Muslim Nurdin,
S.Kes dari Dinas Kesehatan Koarmabar dengan judul
“Peningkatan Kualitas Kesegaran Jasmani Prajurit
Kopaska Guna Membentuk Prajurit yang Handal Menuju
World Class Navy” dengan nilai 78,7.
b. Juara kedua diraih oleh Kapten Laut (P) Bambang
Rudi Purwanto, S.E., berjudul “Analisa Pemilihan
Helikopter Anti Kapal Selam TNI AL Dengan Metode
Decission Making Trial and Evaluation Laboratory
(Dematel) dan Analytic Network Process (ANP) Untuk
Menunjang Terwujudnya Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia” berasal dari Satkor Koarmabar dengan
meraih nilai 78,6.
c. Juara ketiga dengan judul “Optimalisasi Penegakkan
Laksdya TNI Didit Herdiawan, M.P.A, M.B.A saat menyerahkan
Hukum Oleh TNI AL Guna Mencegah Tindak Pidana
piagam penghargaan kepada pemenang lomba karya tulis ilmiah.
Pelayaran Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI AL”
karya Letkol Laut (KH) Murdoko Sardjono, S.H. dari
Dinas Hukum Koarmabar dengan nilai 77,9.
“Kobarkan Semangat Pertempuran”
– sebait kata itulah yang diucapkan oleh Komodor Yos d. Juara harapan pertama dimenangkan oleh Mayor Laut
Sudarso sesaat sebelum tenggelam bersama RI Macan Tutul (KH) Agus Susilo Khaeri, M.Si. dengan judul “Pemberdayaan
di Laut Arafuru tanggal 15 Januari 1962. Komodor Yos Humas TNI AL Guna Mendukung Tugas Pokok Dalam
Sudarso, sebagai Deputy Kasal, memimpin langsung infiltrasi Rangka Mendukung TNI AL Berkelas Dunia” mengumpulkan
sukarelawan dalam upaya merebut kembali Irian Barat dari nilai 77,1.
tentara penjajah Belanda. RI Macan Tutul akhirnya hancur e. Juara harapan kedua diraih Mayor Laut (P) Isak Rapang,
terkena berondongan tembakan kapal musuh dan tenggelam S.E., M.Si, dari Seskoal dengan judul “Optimalisasi Kesiapan
Pangkalan TNI AL Ranai dan Tarempa Dalam Mendukung
bersama para pejuang yang gagah berani.
TNI Angkatan Laut menyelenggarakan lomba karya tulis Kegiatan Operasi KRI Menanggulangi Kegiatan Ilegal,
ilmiah dalam rangka menyambut Hari Dharma Samudera Unreported and Unregulated Fishing di Perairan Natuna
tanggal 15 Januari tahun 2015. Thema dalam penulisan karya Dalam Rangka Membangun Kedaulatan Maritim Indonesia
tulis “TNI Angkatan Laut yang Handal dan Disegani Serta Demi Terwujudnya Ketahanan Ekonomi Nasional” meraih
Berkelas Dunia”. Sejak dibuka pada bulan Juni 2014 tercatat nilai 77,05.
peserta yang berpartisipasi dalam lomba ini sebanyak 57 orang f. Juara harapan ketiga juga diraih Perwira Seskoal atas
terdiri dari 30 peserta umum dan 27 peserta dari kalangan nama Letkol Laut (P) Wijayanto dengan judul “Optimalisasi
militer maupun PNS Angkatan Laut. Tujuan diselenggarakan Pelaksanaan Tugas Prajurit KRI di Perbatasan Ambalat
lomba ini adalah meningkatkan kepedulian dan kreatifitas Khususnya Perairan Sebatik Guna Menjaga Keamanan di
anggota TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum terhadap Laut Dalam Dalam Rangka Mewujudkan Visi TNI AL Yang
TNI Angkatan Laut sebagai alat pertahanan negara matra laut Handal dan disegani Serta Berkelas Dunia” dengan nilai 76,6.
dalam upaya mewujudkan kemampuan yang berkelas dunia. Pemenang untuk kategori peserta umum:
Setelah melalui penilaian yang ketat selama beberapa bulan a. Juara pertama diraih oleh peneliti Badan Tenaga Nuklir
melalui berbagai kriteria yang telah ditentukan, maka panitia Nasional atas nama I Wayan Ngarayana, S.T. dengan judul
lomba yang diketuai oleh Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan “Opsi Nuklir Dalam Mendukung Sistem Keenergian Kapal
menetapkan 12 pemenang yang terbagi dalam dua kategori Perang TNI AL Dalam Rangka Menyongsong Kebangkitan
yaitu militer dan umum.
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” dengan nilai 88.
b. Juara kedua diraih Aditya Idris dari Sulawesi Selatan
mendapatkan nilai 79,95 dengan judul “Analisa Pengaruh
Kualitas dan Kehandalan TNI AL Terhadap Kepercayaan
dan Loyalitas Masyarakat Menggunakan Metode Structural
Equation Modeling”.
c. Juara ketiga dimenangkan oleh Hery Septya Kusuma,
mahasiswa Institut Sepuluh Nopember Surabaya, dengan
judul “Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Illegal Fishing di
Wilayah Perairan Laut Indonesia Melalui Optimalisasi Peran
TNI AL Dalam Penegakkan Hukum” mengumpulkan nilai
79,05.
d. Juara harapan pertama diraih oleh Drs. Mochammad
Taufik dengan nilai 78,3 berjudul “Pembelajaran Tematik
Berwawasan Maritim Upaya Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia”.
e. Juara harapan kedua direbut oleh Abdul Nurul Hadi, S.Pd.
dengan karyanya yang berjudul “Optimalisasi Peran TNI AL
Dalam Bidang Penegakkan Hukum Di Wilayah Perairan Laut
Indonesia Di Tengah Kontinuitas Ilegal, Unreported and
Unregulated (IUU) Fishing” dengan nilai 78,05.
f. Juara harapan ktiga dengan nilai 77,95 diraih oleh Evi
Nurtiana yang menulis tentang pendidikan kebaharian dengan
judul “Menumbuhkan Semangat Cinta Maritim Melalui
Pembelajaran yang Berkesinambungan”.
Para pemenang mendapatkan piagam penghargaan dari
Kepala Staf Angkatan Laut dan hadiah berupa uang pembinaan
masing-masing juara pertama Rp 5 juta, juara kedua Rp 4 juta,
juara ketiga Rp 3 juta, juara harapan pertama Rp 2 juta, juara
harapan kedua Rp 1 juta dan juara harapan ketiga Rp 750 ribu.
Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan sebagai ketua panitia yang
sehari-hari menjabat Kasubdisjarah Dispenal mengharapkan
kepada para pemenang tersebut dapat terus meningkatkan
sumbangan pemikiran dan ide-ide yang kreatif dan cemerlang
dalam mendukung pengembangan TNI Angkatan Laut yang
handal dan disegani serta berkelas dunia.
Ringkasan karya tulis juara pertama kategori militer yang
berjudul “Peningkatan Kualitas Kesegaran Jasmani Prajurit
Kopaska Guna Membentuk Prajurit yang Handal Menuju
World Class Navy”.
Pemimpin TNI Angkatan Laut telah mencanangkan
paradigma baru sebagai upaya mewujudkan TNI Angkatan
Laut yang handal dan disegani serta berkelas dunia dalam
menjalankan tugas pokok sebagai kekuatan pertahanan matra
laut sesuai dengan undang-undang. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berpengaruh terhadap doktrin,
postur, strategi dan taktik operasional dalam menjalankan
fungsi, peran dan tugas pokoknya. Oleh karena itu TNI
Angkatan Laut juga harus mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkelas dunia agar dapat menjawab tantangan
tugas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di tengah dinamika global.
Salah satu pasukan elit TNI AL yang tergabung dalam
Pasukan Katak mengemban tugas berat dalam mendukung
keberhasilan tugas TNI AL. Tugas tersebut meliputi demolisi
bawah air, sabotase ke kapal lawan dan pangkalan musuh,
torpedo berjiwa (kamikaze), pengintaian dan anti teror di laut.
Prajurit Pasukan Katak dengan kualifikasi pasukan komando
dihadapkan dengan tugas berat yang dilakukan harus
mempunyai kemampuan fisik dan intelejensi di atas rata-rata
agar mampu mengatasi segala rintangan yang dihadapi di
medan tugas. Semboyan Pasukan Katak “Tan Hana Wighna
Tan Sirna” yang berarti tidak ada rintangan yang tidak dapat
dilalui. Agar Pasukan Katak mampu menjalankan tugas pokok,
peran dan fungsinya diperlukan pembinaan prajurit secara terus
menerus, berjenjang dan berkelanjutan untuk membentuk
karakter prajurit yang kuat, tangguh dan pemberani. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan kualitas
kesegaran jasmani prajurit Pasukan Katak agar sejajar dengan
pasukan elit negara lainnya.
Sedangkan ringkasan pemenang pertama untuk
peserta umum yang ditulis oleh mahasiswa S2 Universitas
Pertahanan dengan judul “Opsi Nuklir Dalam Mendukung
Sistem Keenergian Kapal Perang TNI AL Dalam Rangka
Menyongsong Kebangkitan Indonesia Sebagai Poros Maritim
Dunia” sebagai berikut:
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, TNI AL
wajib memiliki kekuatan angkatan laut yang handal untuk
mengamankan wilayah perairan dari ancaman eksternal
maupun internal. Untuk dapat melakukan tugas berat tersebut,
TNI AL harus dilengkapi dengan satuan kapal perang yang
mumpuni. Hanya saja tanpa adanya pasokan energi berupa
bahan bakar, maka kapal perang tidak akan dapat beroperasi
secara optimal. Ancaman pasokan energi muncul karena
keterbatasan anggaran operasional serta ancaman berkurangnya
cadangan energi fosil dalam negeri dan juga dunia. Padahal di
sisi lain beban operasional cenderung meningkat akibat faktor
penuaan dan juga meningkatnya harga bahan bakar.Selain itu,
juga terdapat indikasi peningkatan kebutuhan daya pada suatu
kapal perang akibat tren perkembangan sistem persenjataan
yang digunakannya. Salah satu alternatif dalam menghadapi
tantangan tersebut adalah pengoptimalan penggunaan energi
nuklir yang dapat diproyeksikan sebagai sumber energi
propulsi secara langsung dan sebagai sumber energi primer
untuk memproduksi hidrogen yang diprediksi sebagai energy
carier masa depan moda transportasi modern. Pengkajian
ini menunjukkan bahwa penggunaan nuklir dalam sistem
keenergian kapal perang baik secara langsung sebagai propulsi
maupun sebagai sumber energi primer untuk memproduksi
hidrogen cukup menjanjikan. ©Cakrawala (Suratno)
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
67
DUNIA ROBOTIKA
PETUALANGAN BARU
ABAD KE -21
B
idang robotika saat ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan di dunia dalam segala
bidang. Dunia robotika yang telah berkembang
sangat pesat lebih baik dikenalkan kepada anak-anak
sejak dini. Hal itu agar mereka mampu berimajinasi
untuk menciptakan robot-robot yang hebat di masa
depan dalam petulangan baru abad ke -21.
Robotika adalah satu cabang teknologi yang
berhubungan dengan desain, konstruksi, operasi,
disposisi struktural, pembuatan, dan aplikasi dari robot.
Robotika terkait dengan ilmu pengetahuan bidang
elektronika, mesin, mekanika, dan perangkat lunak
komputer.
Sedangkan kata robot sendiri diambil dari kata
yang berasal dari kata robota, yang mempunyai arti
pekerja, dan dipopulerkan oleh Isaac Asimov pada
tahun 1950 dalam sebuah karya fiksinya. Penggunaan
Robot selama ini biasanya untuk tugas berat, bahaya,
pekerjaan berulang dan kotor. Penggunaan lainnya
termasuk pembersihan limbah beracun, penjelajahan
bawah air dan luar angkasa, pertambangan, cari dan
tolong, dan pencarian tambang. Belakangan ini robot
mulai memasuki pasaran konsumen di bidang hiburan,
penyedot debu, dan pendeteksi kebocoran gas.
Bidang robotika diharapkan bisa membuat minat
generasi muda semakin ingin mengenal dunia robotika
sehingga dapat go international dan menorehkan prestasi
untuk Indonesia. Prospek kerja untuk masa depan
juga cukup menjanjikan seiring dengan perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan , selain menjadi
teknisi untuk robotika, bisa sebagai programmer-nya.
Tergantung bidang apa yang akan didalami dan tekuni di
bidang robotika. Saat ini di setiap perusahaan atau pabrik
khususnya pabrik-pabrik industri sudah menggunakan
tenaga robot dan mulai meninggalkan sistem manual
yang menggunakan tenaga manusia dalam melaksanakan
kegiatan operasional.
Kursus Robotik adalah salah satu cara untuk mengasah
kreativitas anak anda dengan cara yang menyenangkan.
Pelatihan merakit robot menjadi daya tarik tersendiri
bagi anak-anak. Seperti yang kita ketahui, robot adalah
salah satu mainan yang sangat digemari oleh anak-anak.
Dengan adanya kursus robotik, anak tidak hanya sekedar
bermain robot saja, tetapi juga belajar membuat robot
dan teknik-teknik pemogramannya yang dapat membuat
anak menjadi lebih kreatif dan lebih imajinatif.
Pembelajaran
itu
bisa
berupa
workshop,
ekstrakurikuler, atau intrakurikuler ataupun kursus/
privat . Pembimbing bisa langsung datang kerumah
siswa untuk belajar tentang robotika. Materi homeshool
ini bersifat luas tergantung dari permintaan. Bentuk
pelatihan homeschool antara lain: belajar robot line
tracer, belajar merangkai dan memprogram robot.
Sehubungan dengan bidang robotika tersebut , saat
ini sudah mulai bermunculan ekskul robotika di sekolah
atau kursus-kursus robotika antara lain seperti di Sidoarjo
Jawa Timur yang saat ini telah didirikan Sekolah Robot
Indonesia (SIR) untuk membantu pembelajaran tentang
dunia robotika.
Sedangkan di Jakarta antara lain kursus robotik yang
berkembang adalah Robotics Education Centre (REC).
Robotics Education Centre (REC) merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang mengarahkan perhatiannya
terhadap perkembangan teknologi baru yang innovative
seperti robot, yang dapat diajarkan kepada murid-murid
di sekolah-sekolah sejak usia dini (mulai umur 8-18
tahun), baik dalam bentuk presentasi, workshop, ekstrakurikuler bahkan intra-kurikuler di sekolah ataupun di
informal pendidikan seperti kursus-kursus.
Sekolah-sekolah robotik akhirnya bermunculan.
Menawarkan pelbagai macam kurikulum dan
pembelajaran robotik untuk anak-anak. Salah satu
sekolah robot terbesar di Bandung, Bandung Robotics
School (BRS) misalnya, konsisten menyalurkan ilmu
mengenai robotik.
Mempelajari sistem robotik dapat meningkatkan
motivasi anak membuat perencanaan, pengerjaan,
pencapaian sesuatu, keyakinan, serta mengekpresikan
kreativitas. “Robot juga bermanfaat dalam pendidikan
formal di sekolah maupun pendidikan informal.
Pendekatan problem solving, sehingga anak dapat aktif
secara fisik.
Demikian pula di kota-kota besar di Indonesia saat
ini telah bermunculan sekolah-sekolah robotic antara
lain di Yogyakarta antara lain Zara Robotika, Robotics
Jogja, Robotics Education Center Yogyakarta. Makkasar
ada sekolah robot CyberLogic Robotic Education,
Robotics Education Centre Makassar, Wanfut Robotics
and It di Medan ada sekolah robot Robokidz Centers
dan sebagainya.
Tim Lintang Selatan dari Sekolah Robot Indonesia
Menurutnya Dhadhang SBW, Owner Sekolah Robot
Indonesia dan Pelatih Tim Lintang Selatan menyampaikan
Tim Lintang selatan merupakan salah satu divisi dari
Robot Bawah air dari Sekolah Robot Indonesia yang di
bentuk pada bulan Februari 2014, tepat 2 bulan sebelum
mengikuti kompetisi Underwater robot untuk regional
Asia. Tim yang beranggotakan 8 pelajar ini merupakan
gabungan dari pelajar tingkat SD, SMP dan SMA. Tim
Lintang Selatan dengan anggota terdiri dari Ahistya
Purbolintang sekolah di kelas 3 SMAN 1 Sidoarjo,
Muhammad Reza sekolah di kelas 3 SMAN 1 Sidoarjo,
Muchammad Ilham Syarifullah Arabiy Mahjudin kelas 6
SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Firman Fathoni kelas 5
SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Kaisar Nialfza kelas 6
SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Naura Aurelia Mahjudin
kelas 3 SMPN 17 Surabaya, Rachel Yusriyah Bilqis kelas
3 SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Adna Mumtaza
Fadlurrohman kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo.
Tim ini di bentuk layaknya seperti perusahan, ada
yang bertugas sebagai Direktur Pelaksana, ada yang
sebagai pengatur keuangan, ada bagian mekanik, desain,
programmer, bahkan marketing. Kolaborasi masingmasing anggota yang mempunyai keahlian dan peran
yang berbeda-beda.
Cakrawala Edisi 423 Tahun 2015
69
TEKNOLOGI
70
Robot Bawah Air (Underwater Robot)
Menurut penjelasan Dhadhang SBW, Robot
bawah air merupakan salah satu tipe robot yang
aplikasinya ditujukan untuk melakukan kegiatan
di dalam air. Pengendalian Robot bawah air
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu AUV
(Autonomous Underwater Vehicle) dan ROV
(Remotely Operated Vehicle). AUV adalah
jenis robot bawah air yang bersifat autonomous/
otomatis, robot dapat bergerak dan melakukan
kegiatan sendiri, berdasarkan program yang telah
di berikan kepada robot, dan di lengkapi dengan
berbagai sensor untuk mendapatkan data sesuai
dengan program yang ada. Sedangkan ROV merupakan
robot bawah air yang dikendalikan oleh operator dalam
pengoperasiannya, di mana dilengkapi dengan perangkat
kendali (remote kontrol) dalam pengoperasiannya.
Underwater Robot saat ini digunakan oleh beberapa
industri yang spesifik di bidang kelautan, untuk
melakukan eksplorasi dan dokumentasi bawah laut,
inspeksi bawah laut, pencarian dan penanganan kapal
tenggelam, pemasangan kabel bawah laut dan banyak
lainnya.
Kompetisi Underwater Robot Regional Hong Kong
The IET/MATE Hong Kong Underwater Robot
Challenge 2014 atau 9 th Hong Kong/Asia Regional of
the MATE International ROV Competition merupakan
nama kompetisi yang di ikuti oleh Tim Lintang Selatan
pertama kalinya. Kompetisi ini diselenggarakan pada 12
– 13 April 2014 bertempat di City University of Hong
Kong. Dan di ikuti 24 tim dari regional Asia, di mana
akan dipilih lima yang terbaik untuk berkompetisi tingkat
Internasional yang di selenggarakan di Amerika. Robot
Underwater Tim Lintang Selatan didesain dan dibuat
untuk menyelesaikan 3 misi, sesuai dengan tema dari
perlombaan.
Misi tersebut adalah Shipwerk, Science dan
Konservasi. Misi Shipwerk adalah menjelajahi dokumen
dan mengidentifikasi kapal yang karam. Misi Science
adalah mengumpulkan sampel mikroba, mengukur
konduktivitas air tanah yang muncul dari lubang
pembuangan, menyebarkan sensor dan memperkirakan
jumlah kerang zebra yang ditemukan di bangkai kapal.
Misi Konservasi adalah menjaga lingkungan karena
robot ini juga bisa dipakai membersihkan sampahsampah di dalam air.
Lintang Selatan merupakan salah satu tim yang
dipilih dari 5 tim yang lolos di regional Asia, dan berhak
mengikuti kompetisi di Tingkat Internasional di Amerika.
Nama Lintang Selatan saat ini sedang naik daun di
kalangan pecinta robotika Indonesia. Itu setelah robot
mereka mencuri perhatian juri MATE (Maritime Advance
Technology Education) International ROV Competition
2014 di Thunder Bay
National
Marine
Sanctuary
Facilities,
Alpena, Michigan, AS
pada 26-28 Juni 2014.
Ajang tersebut diikuti 50
tim dari 13 negara. Meski
bukan pemenang, Lintang
Selatan pulang membawa
penghargaan Guts and
Glory, atas semangat
dan ketekunan mereka
menciptakan
Robot
Underwater
USA di ikuti oleh 62 tim dari 13 Negara termasuk
Tim lintang selatan di Indonesia. Perlombaan yang di
selenggarakan selama 3 hari ini benar-benar memberikan
banyak pengalaman. Tidak hanya uji kemampuan robot
saja, tetapi mulai dari segi safety check robot, skill dari
presentasi tentang Robot Underwater, kemampuan
untuk marketing Robot Underwater bener-bener dinilai
di sini. Yang menjadi kebanggaan kami dilomba ini
adalah berkibarnya bendera Merah Putih yang pertama
kalinya sejak 13 tahun yang lalu di gelar kegiatan lomba
ROV International Competition.
Tim Lintang Selatan dari Sekolah Robot Indonesia
yang baru pertama kali mengikuti lomba ini bersaing
ketat dengan negara-negara lainnya yang sudah
mengikuti lebih dari satu kali. Perbedaan dari regional
dan Internasional adalah kedalaman air, di tingkat Asia
kedalaman air sekitar 2 meter, untuk yang internasional
kedalaman air 8 meter.
Dengan berbekal kemampuan sepenuhnya dan
semangat tim Lintang Selatan, akhirnya Tim Lintang
Selatan berhasil mendapatkan reward Guts and Glory
pada malam penganugerahan. ©Tim Redaksi Cakrawala
(Agus Cahyono/dari berbagai sumber)
Kompetisi Underwater
Internasional
di
Amerika
Perlombaan Robot
Underwater
tingkat
Internasional
yang
dilaksanankan
pada
26-28 Juli di Tunder
Bay Alpena, Michigan,
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
71
BUDI DAYA
72
“Mutiara“
Si ratu yang mempesona menjadikan
Indonesia berkilau
Mengagumkan, itulah yang
akan terucap dari kita
untuk kesan pertama kali
melihatnya. Betapa tidak,
karena begitu indah dan
mempesonanya sehingga
menimbulkan daya tarik
yang luar biasa.
M
enurut seorang penulis Ayu Noor yang menulis
di Valadoo discover.go.share mengatakan bahwa
Indonesia merupakan Negara penghasil mutiara
terbaik di dunia. Bahkan, Indonesia merupakan pemasok
43% mutiara dari seluruh dunia. Mutiara itu adalah mutiara
laut selatan atau South Sea Pearl (SSP), yang berasal dari
kerang Pinctada margaritifera, Pinctada fucata, Pinctada
lentiginosa dan Pteria penguin. Dari semua kerang ada satu
kerang yang menghasilkan ‘Ratunya Mutiara’, yaitu kerang
Pinctada Maxima, mutiara yang dihasilkan ini punya ukuran
yang besar dengan kilau khas.
Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam
jaringan lunak dari moluska hidup. Kita sudah mengenal jenis
hewan yang menghasilkan mutiara, yaitu hewan kerang. Sama
seperti cangkangnya, mutiara terdiri dari kalsium karbonat
dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan-
lapisan konsentris. Mutiara yang dianggap berkualitas selalu
berwarna-warni dan bersinar menyerupai mother of pearl,
seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Warna
mutiara bermacam- macam ada yang berwarna putih, coklat,
cream, kuning muda, hitam dan keemasan. Warna mutiara
yang lebih populer adalah warna hitam karena warna ini sangat
langka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang
dapat juga menghasilkan mutiara yang kurang bersinar, tidak
berkualitas baik dan kurang bulat bentuknya. Meskipun oleh
Laboratorium Gemologi di bawah aturan US Federal Trade
Commission mereka juga sah disebut sebagai “mutiara”
karena terbentuk dengan cara yang sama, namun kebanyakan
dari mereka tidak bernilai sehingga tidak dapat disebut sebagai
batu permata, dan jenis seperti ini sering digunakan hanya
sebagai barang antik saja. Proses terbentuknya batu mutiara
sendiri seperti yang ditulis di Wikipedia.com terjadi ketika
kotoran seperti pasir atau batu kerikil yang masuk ke dalam
kerang, lalu kerang tersebut kemudian mengeluarkan cairan
necre (calcium carbonate) yang digunakan untuk membungkus
benda-benda kotoran yang masuk tadi. Kemudian Cairan
tersebut dalam prosesnya akan mengeras dan akhirnya akan
membentuk sebuah mutiara.
Mutiara yang ideal adalah yang berbentuk sempurna,
bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam bentuk lain.
Mutiara yang melalui proses alami mempunyai kualitas terbaik
dan sangat dihargai sebagai batu permata, mutiara alami ini
pula telah menjadi objek keindahan selama berabad-abad,
sehingga kata “mutiara” telah menjadi metafora untuk sesuatu
yang sangat mempesona, langka, baik, mengagumkan, dan
berharga.
Pembudi dayaan Batu Mutiara
Mutiara terbagi dalam 2 (dua) jenis yaitu mutiara alami
dan hasil budi daya. Sebuah batu mutiara alami terbentuk
tanpa intervensi manusia sama sekali, terjadi di alam liar, dan
sangat jarang ditemui menjadikan batu mutiara yang terbentuk
secara proses alami ini sangat langka. Kira-kira ada ratusan
kerang mutiara harus dikumpulkan kemudian dibuka lalu
dilihat hanya untuk menemukan satu mutiara yang bernilai
dan berharga kemudian kerang mutiara yang lain yang tidak
diinginkan biasanya lalu dibunuh, selama berabad-abad itulah
satu-satunya cara atau proses untuk memperoleh mutiara.
Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk batu
mulia yang sangat berharga pada masa lalu. Di sisi lain, ada
mutiara budi daya yang merupakan salah satu jenis mutiara
yang dibentuk dengan melibatkan manusia, ini terjadi biasanya
di sebuah peternakan mutiara. Proses ini dinamakan “cultural
pearl”. Dalam proses budi daya mutiara ini diperlukan zat
pengganggu seperti misalnya suatu potongan jaringan yang
dengan sengaja dimasukkan ke dalam kerang-kerangan seperti
oyster/mollusk. Sebagai langkah perlindungan, secara otomatis
kerang-kerangan tersebut akan melapisi zat pengganggu yang
masuk tersebut dengan lapisan nacre yang pada akhirnya
akan menghasilkan mutiara. Rekayasa budi daya mutiara ini
ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang
lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang
tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga
tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negaranegara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti
Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Bentuk
rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau
juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus)
bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara
lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang
mutiara. Mutiara budi daya atau mutiara yang berasal dari
tiram ini merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang
dijual di pasaran. Indonesia sebagai penghasil mutiara terbaik
merupakan negara yang kaya akan pulau-pulau penghasil budi
daya mutiara, misalnya di beberapa daerah seperti : Lampung,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Maluku Utara dan Papua.
Lombok dan mutiara, dua hal yang tidak bisa terpisahkan.
Pulau di Nusa Tenggara Barat ini memang merupakan pulau
penghasil mutiara terbesar di Indonesia. Penjual mutiara dapat
ditemui di setiap sudut Lombok, mulai dari lobi hotel, kaki
lima, daerah wisata, selalu ada penjual mutiara. Tidak heran
jika setiap tahunnya Lombok kerap menggelar festival mutiara
yang bertajuk ‘Lombok Sumbawa Pearl Festival’. Biasanya,
mutiara dibudi dayakan di Pantai Sekotong, Lombok Barat.
Di sinilah proses budi daya mutiara air laut, kerang-kerang
mutiara tersebut disuntik agar menghasilkan mutiara air
laut yang besar. Setelah dibudi dayakan di Pantai Sekotong,
mutiara-mutiara ini pun lalu dijual. Salah satu pusat jual beli
mutiara di sana adalah Kampung Mutiara Sekarbela.
Kota Luwuk, Ibukota Kepulauan Banggai, Sulawesi
Tenggara, adalah kota indah yang diapit pantai dan perbukitan.
Luwuk semakin indah karena pusat kotanya berada di bibir
pantai. Tak heran jika Luwuk punya beragam sebutan, mulai
dari Hong Kong di malam hari hingga Kota Mutiara. Selain
menjadi produsen mutiara, Luwuk juga mendaur ulang limbah
mutiara menjadi beragam buah tangan yang cantik. Para
Pembudidayaan kerang mutiara.
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
73
BUDI DAYA
74
pengrajin di Kabupaten Banggai dapat mengubah limbah tadi
menjadi kalung, lukisan, kaligrafi, plakat, logo dan beragam
perhiasan.
Raja Ampat bukan hanya surganya para penyelam. Di
balik keindahan surga bawah laut Raja Ampat banyak terdapat
mutiara yang indah bersembunyi di sini. Ada tiga perusahaan
asing dan tiga perusahaan lokal yang membudi dayakan
mutiara di sini. Lokasi budi daya mutiara terdapat di Distrik
Misool, Waigeo Barat, dan Batanta. Di Distrik Waigeo Barat,
budi daya mutiara terdapat di kawasan Aljui, sekitar 70 mil
laut arah barat dari Kota Sorong. Panen berlangsung setiap
6 bulan sekali dan menghasilkan 150 ribu butir mutiara yang
kualitasnya sudah diakui dunia. Kualitas mutiara ditentukan
berdasarkan bentuk, warna dan kilaunya. Mutiara kualitas
utama bentuknya bulat, mengkilat dan besar. Mutiara-mutiara
ini akan dipasarkan di dalam negeri serta diekspor ke luar
negeri seperti di Jepang, Singapura dan Australia.
Itulah wilayah-wilayah di Indonesia yang
menghasilkan mutiara. Tempat-tempat ini yang
akhirnya membuat Indonesia menjadi berkilau
karena menghasilkan mutiara-mutiara yang
berkualitas sangat baik. Keberadaan raturatu batu mulia ini membawa nama
Indonesia ke seluruh dunia sehingga
mendatangkan para wisatawan manca
negara maupun wisatawan dalam
negeri sendiri yang akhirnya juga dapat
menambah pendapatan daerah dan
tentunya membawa kemajuan bangsa.
Manfaat Batu Mutiara
Batu mutiara sangat mahal harganya,
biasanya dijadikan perhiasan karena sangat
indah dan bagus untuk dunia fashion. Pada masa
lalu, mutiara digunakan sebagai hiasan pada pakaianpakaian mewah. Mutiara air laut dihargai lebih tinggi dari
mutiara air tawar, namun selain mutiara hasil budi daya, saat
ini pun sudah banyak pula dijumpai mutiara imitasi yang
benar-benar merupakan hasil buatan tangan manusia yang
dibuat dari keramik, kulit kerang, gelas, kaca atau bahkan
plastik. Mutiara imitasi ini bukan termasuk jenis mutiara,
tetapi karena teknik pembuatan pabrikasi saat ini sudah begitu
maju, sehingga kadang terlihat sangat sempurna menyerupai
mutiara asli. Biasanya mutiara imitasi ini dijual dengan harga
murah sekali, dan kualitasnya pun tidak begitu bagus. Secara
umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari
mutiara asli yaitu dengan cara mengigit batu mutiara tersebut,
apabila menimbulkan goresan maka itu bukanlah batu mutiara
asli karena kalau mutiara asli bila digigit maka tidak akan
menimbulkan goresan dan lebih terasa halus.
Manfaat mutiara selain untuk perhiasan ternyata mutiara
juga dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik dengan
proses penghancuran terlebih dahulu. Mutiara dipercaya
dapat merawat kecantikan sejak ribuan tahun yang lalu. Wajah
cantik dan berseri dengan memancarkan aura yang menawan
merupakan dambaan bagi semua wanita. Butiran mutiara yang
diolah sebagai produk kecantikan dapat memiliki fungsi anti
ultraviolet. Pada butiran mutiara permukaan serat mutiaranya
mempunyai kemampuan menyerap air dan nyaman digunakan
pada kulit. Produk kosmetik yang menggunakan butiran
mutiara sebagai bahan dasarnya pada umumnya memiliki
kemampuan menghilangkan panas dan racun, melembutkan
kulit, membersihkan bercak dan mengurangi kerut pada
wajah.
Pada era modern saat ini butiran mutiara juga digunakan
dalam dunia farmasi dan kedokteran, butiran mutiara dibuat
menjadi obat-obatan. Butiran mutiaranya berkhasiat untuk
mengobati beberapa penyakit antara lain yang sudah
diketahui dapat mengobati gatal-gatal pada kulit
dan batuk kering. Kegunaan lain yang telah
diketahui pula bahwa mutiara dapat digunakan
sebagai bahan membuat formula cat, dan
masih banyak lagi manfaat lain dari mutiara
yang mungkin belum kita sadari.
Beberapa pelaku usaha mutiara
Indonesia yang bergerak dalam usaha
budi daya termasuk pemasarannya telah
tergabung dalam Asosiasi Budi daya
Mutiara Indonesia (ASBUMI). Sebagai
organisasi yang mewadahi para pengusaha
budi daya mutiara di Indonesia, keberadaan
ASBUMI sangat penting dan sebagai fasilitator
dalam upaya pengembangan budi daya dan
pemasaran mutiara Indonesia.
Sungguh luar biasa keindahan dan manfaat yang
dimiliki batu mulia satu ini. Sebagai bangsa yang kaya akan
hasil bumi dan alamnya, patutnya kita bersyukur akan
keberadaan kerang-kerang yang menghasilkan batu mutiara
yang berkualitas terbaik dan bernilai tinggi di dunia. Adalah
tugas kita sekarang sebagai warga negara yang baik untuk
menjaga dan tetap memelihara hewan-hewan penghasil
mutiara-mutiara tersebut agar tidak punah. Karena Indonesia
akan tetap bersinar dan selalu berkilau dengan keberadaan raturatu batu mulia itu. ©Redaksi Cakrawala (Maria Multriyani/
dari berbagai sumber)
Ringkasan
76
Industri Pertahanan
Wujudkan Kemandirian Bangsa
P
residen RI Ir. Joko Widodo menginjungi PT PAL
Indonesia (Persero) dan PT Dok dan Perkapalan
(Persero) di damping Menteri BUMN Rini Soemarno
dan Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Sekretaris
Kabinet (Seskab) Andi Wijayanto, Kepala Staf Angkatan Laut
(Kasal) Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E. di Surabaya,
beberapa waktu lalu.
Seusai peninjauan ke BUMN tersebut, Presiden RI
Ir. Jokowi menyampaikan rasa optimismenya akan bisa
mengembangkan industri kemaritiman. “Kalau melihat dari
kondisi dan luas areal pabrik, sebetulnya cukup untuk bisa
dijadikan awal pengembangan industri maritim kita. Tidak
hanya PT PAL, tapi ada juga PT Dok dan Perkapalan Surabaya,
serta lain-lainnya,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan
dalam keterangan pers di terminal penumpang Pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Presiden
Jokowi, perusahan ini harus fokus untuk satu proyek
pengerjaan. Yang bukan bidang atau keahliannya sebisa
mungkin dikurangi.
“Bisa mengerjakan, tapi harus fokus. Kalau ini untuk
kapal ya kapal, kalau untuk kapal selam ya kapal selam.
Pada suatu titik akan menjadi produk yang matang dan
sempurna. Susah kalau harus gonta ganti produk,” ujar
Presiden Jokowi.
Untuk menuju industri kemaritiman yang handal,
menurut Presiden Jokowi, sebelum dapat menggaet
pesanan, yang paling penting adalah memperbaiki
manajemen terlebih dulu. PT PAL, kata Presiden
Jokowi, merupakan satu di antara industri strategis di
Indonesia. Mestinya bukan hanya masalah yang muncul
sekarang, yang harus diselesaikan. Tapi urusan-urusan
kedepan harus sudah dipikirkan dan diperhitungkan.
Kunjungan yang sama juga dilaksanakan di PT Pindad, PT
Dirgantara Indonesia, dan PT LEN Industri di Bandung Jawa
Barat.
Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka melihat
langsung Industri strategis ini bekerja dan mencari tahu
mengapa hasil industri pertahanan di tanah air belum optimal.
Presiden RI melaksanakan kunjungan tersebut dalam rangka
untuk mendukung mewujudkan misi kemandirian pertahanan,
yang intinya pengadaan alat utama sistem persenjataan harus
dipenuhi industri pertahanan sendiri.
Keberadaan BUMN diharapkan menjadi motor penggerak
pembangunan untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Tak
hanya BUMN yang bergerak di di bidang industri pertahanan,
tetapi juga BUMN di bidang infrastruktur darat, laut dan
udara. ©Cakrawala
TNI AL Tangkap Kapal Berbendera Vietnam Muat 800 Ton Ikan
T
NI AL menangkap sebuah kapal berndera Vietnam
di Perairan Merauke, saat melakukan penangkapan
ikan tanpa izin . Kapal MV Haipon dengan bobot
482 gross tonnage (GT) yang diamankan TNI AL saat
operasi laut, membawa iklan lebih dari 800 ton. Kapal,
nahkoda, serta anak buah kapal diamankan di Pangkalan
Utama TNI AL IX Halong Ambon.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ade
Supandi, S.E. menjelaskan TNI AL telah menangkap kapal
luar negeri yang telah melakukan pencurian ikan (illegal
fishing). Saat ini, nakhoda beserta ABK sudah di proses
hukum. “Berdasarkan laporan yang saya terima, sudah
diproses dipengadilan, nanti keputusannya menunggu dari
Pengadilan,” kata Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E.
kepada wartawan, di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya,
pada hari Kamis, 22 januari 2015.
“Terkait apakah nantinya kapal tersebut akan
ditenggelamkan, TNI AL masih menunggu kasus illegal
fishing tersebut diputuskan di Pengadilan. Sesuai dengan
tugas TNI AL yaitu melakukan operasi laut, maka TNI
AL akan melaksanakan penegakan hukum saat melakukan
operasi, serta melakukan penjagaan laut di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),”
ujar Kasal.
©Cakrawala
Pemerintah
Tambah Pengadilan Perikanan
P
e m e r i n t a h
terus
berupaya
memperkuat
perangkat hukum untuk
menindak tegas para
pelaku illegal fishing.
Diantaranya
dengan
menambah
jumlah
pengadilan perikanan di
beberapa kawasan yang
rentan terhadap praktek
IUU Fishing. Setidaknya,
negara dirugikan hingga Rp 240 triliun setiap tahunnya
akibat aktivitas haram tersebut. Komitmen pemerintah
dalam menegakkan hukum di laut kali ini diwujudkan dengan
menetapkan pembentukan tiga pengadilan perikanan melalui
Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2014. “Tiga lokasi
pengadilan perikanan yang ditetapkan yakni Pengadilan
Perikanan Ambon, Sorong dan Merauke”, ungkap Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti usai menghadiri
acara peresmian pengadilan perikanan di Pengadilan Negeri
Ambon.
Tiga lokasi pembentukan pengadilan perikanan tersebut
merupakan wilayah rawan kegiatan illegal fishing oleh kapal
perikanan asing (KIA) dan kapal perikanan Indonesia (KII).
Wilayah Laut Arafura telah ditetapkan sebagai lumbung ikan
nasional dan masuk ke dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan
(WPP) 718. “Arafura merupakan perairan yang kaya akan
potensi ikan, sehingga kapal-kapal tertarik untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya, bahkan dilakukan dengan
cara-cara ilegal,” kata Susi.
Setelah dianalisis dengan satelit radarsat, dalam setahun
sebanyak 8.484 unit kapal yang tidak sesuai izin operasi diduga
melakukan aktivitas illegal fishing di Laut Arafura. Kapal-kapal
tersebut berukuran besar dan mampu menampung bobot ikan
sebanyak 2,02 juta ton. Sehingga, apabila estimasi harga ikan
US$ 2 per kg, maka total kerugian negara akibat illegal fishing
di perairan Arafura per tahun diperkirakan mencapai US$ 4,04
miliar atau sekitar Rp 40 triliun.
Susi menambahkan, penetapan ketiga pengadilan
perikanan itu melengkapi jumlah Pengadilan Perikanan yang
sudah terbentuk di tujuh lokasi sebelumnya. Lokasi itu antara
lain Medan, Jakarta Utara, Pontianak, Tual, Bitung, Tanjung
Pinang, dan Ranai di Provinsi Kepulauan Riau.
Perlu diketahui, pembentukan pengadilan perikanan
merupakan amanat Pasal 71 Undang-undang Nomor 45 Tahun
2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan. Pengadilan tersebut berada di
lingkungan peradilan umum, dan diawaki oleh Majelis Hakim
yang menangani perkara tindak pidana perikanan. Majelis itu
terdiri dari tiga orang, satu dari kalangan hakim karir dan dua
hakim ad hoc perikanan. ©Cakrawala
Tabur Bunga di Laut dalam Rangka Hari Dharma Samudra tahun 2015
M
enteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Republik Indonesia Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono
Soesilo, M.Sc. didampingi Menteri Kelautan
Republik Indonesia Susi Pudjiastuti dan Wakil Kepala Staf
Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya (Laksdya) TNI
Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. bertindak selaku Inspektur
upacara pada upacara tabur bunga di laut dalam rangka
memperingati Hari Dharma Samudra dengan menggunakan
KRI Makassar–590 di Teluk Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015.
Hari Dharma Samudera merupakan hari bersejarah
yang mengandung unsur patriotisme/heroisme dalam
pertempuran laut yang dilakukan oleh prajurit-prajurit TNI
Angkatan Laut (TNI AL) di perairan Laut Arafuru dan
untuk memperingati
serta
mengenang
peristiwa
tersebut,
setiap tanggal 15
Januari.
U p a c a r a
tabur
bunga
di
laut
merupakan
wujud
pemberian
penghargaan dan penghormatan atas jasa dan pengorbanan
para pahlawan yang telah gugur pada pertempuran laut
dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Negara dan Bangsa Republik Indonesia. ©Cakrawala
Cakrawala Edisi 424 Tahun 2015
77
Mengucapkan
Selamat dan Sukses Atas Dilantiknya
Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E.
Sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut
Download