ANALISIS KARYA SASTRA Tugas Kuliah Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Sastra Bandingan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Shiva Fauziah 2101410003 Rombel 5 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Nasional Berbeda Angkatan 2.1.1 Perbandingan novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer dengan novel “Bumi Manusia” karya Habiburrahman El Shirazy 2.1.2 Perbandingan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dengan puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya Arwan Maulana 2.1.3 Perbandingan naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail dengan naskah drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” karya Joned Sauryatmoko 2.2 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Dunia 2.2.1 Perbandingan novel “Quien Mato a Palomino Molero?” karya Mario Vargas Losa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari 2.2.2 Perbandingan puisi “Be The Best Of Whatever You Are” karya Douglas Malloch dengan puisi “Kerendahan Hati” karya Taufiq Ismail 2.2.3 Perbandingan naskah drama monolog “Before Breakfast” karya Eugene O’ Neill dengan naskah drama monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Sinopsis Novel Bumi Manusia Lampiran 2: Sinopsis Novel Bumi Cinta Lampiran 3: Puisi Aku Ingin Lampiran 4: Puisi Aku Mencintaimu Diam-Diam Lampiran 5: Puisi Be The Best Of Whatever You Are Lampiran 6: Puisi Kerendahan Hati Lampiran 7: Naskah Drama Ayahku Pulang Lampiran 8: Naskah Drama Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati Lampiran 9: Naskah Drama Monolog Before Breakfast Lampiran 10: Naskah Drama Monolog Kasir Kita 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses penciptaan sebuah karya sastra keaslian sebuah karya menjadi suatu hal mutlak yang harus dipatuhi oleh seorang penulis, penyair, sastrawan, maupun pengarang. Akan tetapi, terlepas dari hal tersebut, pengkaji meyakini bahwa di dunia ini tidak ada sebuah karya yang benar-benar “Orisini/Asli”. Seorang pengarang dalam menciptakan karya-karyanya, tanpa disadari ia akan menciptakan sebuah karya yang mirip dengan karya yang pernah dibuat oleh orang lain pada periode sebelumnya. Kemiripan tersebut terkadang bukanlah merupakan suatu hal yang disengaja akan tetapi, ada beberapa hal yang mirip dalam sebuah karya. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya proses saling memengaruhi antara karya satu dengan karya lainnya. Proses pengaruh tersebut, mungkin terjadi karena adanya interaksi antara pengarang satu dengan pengarang lainnya, dapat pula karena seorang pengarang mengagumi karya pengarang lain sehingga gaya-gaya yang ia tuangkan dalam karyanya hampir sama dengan pengarang yang telah ia kagumi tersebut. Nah, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ada dalam sebuah karya sastra satu dengan karya sastra lain, maka perlu adanya proses pembandingan antara satu karya sastra dengan karya sastra lain. Oleh karena itu, lahirlah bidang ilmu sastra bandingan yang akan membantu menemukan seberapa besar proses pengaruh terjadi dalam sebuah karya sastra. Berdasarkan beberapa hal itulah pengkaji melakukan analisis terhadap beberapa bentuk karya sastra untuk menemukan perbandingan diantara keduanya untuk kemudian secara lebih mendalam dianalisis proses pengaruh yang ada di dalamnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana perbandingan novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer dengan novel “Bumi Manusia” karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Bagaimana perbandingan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dengan puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya Arwan Maulana? 3. Bagaimana perbandingan naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail dengan naskah drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” karya Joned Suryatmoko? 4. Bagaimana perbandingan novel “Quien Mato a Palomino Molero?” karya Mario Vargas Losa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari? 5. Bagaimana perbandingan puisi “Be The Best Of Whatever You Are” karya Douglas Malloch dengan puisi “Kerendahan Hati” karya Taufiq Ismail? 6. Bagaimana perbandingan naskah drama monolog “Before Breakfast” karya Eugene O’ Neill dengan naskah drama monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor? 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Nasional Berbeda Angkatan 2.1.1 Perbandingan novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer dengan novel “Bumi Manusia” karya Habiburrahman El Shirazy A. PENGANTAR Dalam kajian sastra bandingan, untuk membandingkan dua karya sastra untuk diketahui persamaan dan perbedaannya, hal yang pertama kali dikaji adalah tentang tema cerita. Tema merupakan ide pokok atau gagasan sentral yang mewarnai cerita dari awal hingga akhir. Istilah tema menurut Scharbach dalam Aminuddin (2004:91) berasal dari bahasa latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan sebagai titik tolak pengarang dalam memaparkan karya sastra yang diciptakannya. Scharbach juga menuturkan bahwa tema berkaitan erat dengan tujuan penciptaan suatu karya. Oleh karena itu, kajian tema dalam disiplin sastra bandingan merupakan suatu hal yang sangat penting. Lebih lanjut Aminuddin memaparkan bahwa keberadaan tema tidaklah terumus secara tersurat dalam satu atau dua kalimat di dalam cerita, tetapi tersebar di balik keseluruhan unsur fisik sebuah cerita. Nah, unsur fisik yang dianggap paling menonjol dan cukup mudah digunakan untuk menemukan tema suatu cerita adalah unsur tokoh dan perwatakan yang akan menggambarkan kepribadian tokoh. Dalam hal ini pembahasan akan lebih dititikberatkan pada kepribadian tokoh sentral atau tokoh utama protagonis, mengingat tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita. Karya sastra yang akan dibandingkan yaitu, dua buah novel nasional yang memiliki kemiripan judul yaitu Roman klasik karya Pramoedya Ananta Toer “Bumi Manusia” dengan Novel populer “Bumi Cinta” karya sastrawan muda Habiburrahman ElShirazy. Kedua novel ini memiliki kemiripan terutama cara pengarang menggambarkan kepribadian tokoh protagonis yaitu tokoh Minke dalam novel “Bumi Manusia” dan tokoh Ayyas dalam novel “Bumi Cinta”. Sebagai sastra nasional, kedua novel tersebut sama-sama memiliki keunggulan masingmasing keduanya juga telah meraih beberapa penghargaan baik ditingkat nasional maupun internasional. Novel “Bumi Manusia” yang merupakan bagian pertama dari roman tetralogi buru yang diterbitkan pada tahun 1980 dan sempat dilarang terbit pada tahun 1981, novel ini sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981. Sampai tahun 2005, novel ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa. Pada September 2005, novel ini diterbitkan kembali di Indonesia oleh Lentera Dipantara. Novel ini melingkupi masa kejadian antara tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini adalah masa munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal 4 kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis. Hdirnya roman sejarah ini, memeberi bacaan alternativ kepada bangsa Indonesia untuk melihat sebuah peristiwa sejarah dari sisi yang berbeda. Novel ini juga telah meraih beberapa penghargaan diantaranya pada tahun 1988 memperoleh penghargaan Freedom to Write dari PEN American Center, Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1995 mendapatkan anugerah Wertheim Award “for his meritorious services to struggle for emancipation of Indonesian people” dan masih banyak penghargaan lainnya baik dibidangjurnalistik, sastra, toleransi, hokum, kebebasan intelektual, dan komunikasi. Sedangkan novel “Bumi Cinta” sebagai novel populer yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2011 karya novelis muda Habiburrahman El Sirazy, sastrawan peraih penghargaan Sastra Nusantara tingkat Asia Tenggara. Meskipun penghargaan yang diperoleh novel ini tak sebanyak novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya, akan tetapi novel relijius pembangun jiwa ini layak dinobatkan sebagai novel bestseller Indonesia. Pujian untuk novel ini mengalir dari berbagai kalangan salah satnya adalah Redaktur Senior Harian Nasional Republika, Irwan Kelana. Irwan menyatakan bahwa “Novel Bumi Cinta ini merupakan perpaduan romantisme Shidney Sheldon dan suspens ala Frederick Forsyth. Mengasyikkan sejak baris pertama sampai baris terakhir.” Pengarang sendiri, Habiburrahman El Shirazy merupakan seorang pemuda multitalent Indonesia. Selain dikenal sebagai Novelis, kang Abik (begitu ia biasa disapa) juga dikenal sebagai Sastrawan, Budayawan, Penyair, Dai, dan Sutradara. Karya fenomenalnya “AyatAyat Cinta telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan dicetak oleh beberapa Negara. Karya-karyanya merupakan novel religius bergenre sastra islami dengan mengilhami dari ayat-ayat Al Qur’an. Beberapa penghargaan yang pernah diperoleh kang Abik adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Pena Award 2005, Novel terpuji Nasional 2005 Forum Lingkar Pena. The Most Fafourite Book 2005 versi majalah Muslimah. IBF Award 2006. Buku fiksi Dewasa Terbaik Nasional 2006. Penghargaan Sastra Nusantara 2008sebagai sastrawan kreatif yang mampu menggerakkan masyarakat. Dan masih banyak penghargaan lainnya. Secara garis besar kedua novel tersebut bercerita tentang perjuangan kedua tokoh protagonisnya dalam mencapai tujuannya yaitu menyelesaikan studinya. Minke dan Ayyas. Minke dalam novel Bumi Manusia merupakan seorang pemuda pribumi cerdas yang memperoleh ujian dan cobaan dalam menyelesaikan masa studinya di H.B.S. ia terseret kedalam kasus pelik dalam keluarga Mellemma. Sedangkan Ayyas merupakan pemuda yang memegang teguh agamanya, yang memeperoleh ujian keimanan ketika melakukan riset di Rusia dalam menempuh studi S2-nya. Sebagai seorang pemuda yang taat ia memperoleh ujian keimanan berupa free sex dan intaian agen teroris. Cirri menonjol dari kedua tokoh ini adalah keduanya merupakan pemuda cerdas, idaman para wanita, yang berjuang keras pantang menyerah menghadapi konflik-konflik dan masalah yang muncul. Hal yang menarik dalam kedua novel ini adalah kesamaan kepribadian antara tokoh utama protagonist meskipun perbedaan lokasi dan motivasi keduanya. Oleh karena itu, analisis karya sastra ini mencoba mengkaji perbandingan kepribadian kedua tokoh protagonis dalam kedua novel tersebut. 5 B. ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL BUMI MANUSIA Tema Tema yang dibawa Pramodya Ananta Toer dalam Novel Bumi Manusia adalah perjuangan mendapatkan hak asasi yang sama. Tokoh dan Penokohan Tokoh dan Penokohan yang ada dalam Novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta Toer adalah : a. Minke Hadir sebagai tokoh protagonis, Minke adalah seorang manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa keeropaan yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan dan peradaban.(Toer, 2005: 182) “Aku lebih mempercayai ilmu-pengetahuan, akal.” Penggambaran pikiran dan perasaan : Aku ini siswa H.B.S., haruskah merangkak di hadapannya dan mengangkat sembah? Apa guna belajar ilmu dan pengetahuan Eropa, bergaul dengan orang-orang Eropa, kalau akhirnya toh harus merangkak, beringsut seperti keong dan menyembah seorang raja kecil. Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari taun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia bagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu. Hilang antusiasme para gurukudalam menyambut hari esok yang cerah bagi umat manusia. b. Nyai Ontosoroh atau Sanikem Nyai Ontosoroh atau Sanikem dihadirkan juga sebagai tokoh protagonis atau tokoh utama dimana Pemunculannya begitu mengesani karena dandanannya yang rapi, wajahnya yang jernih, senyumnya yang keibuan, dan riasnya yang terlalu sederhana. Ia kelihatan manis dan muda, berkulit langsat. (Toer, 2005: 32) Selain itu perannya juga sebagai perawi cerita dan tidak menentang “Sejak detik itu hilang sama sekali penghargaan dan hormatku pada ayahku; pada siapa saja yang dalam hidupnya pernah menjual anaknya sendiri. Untuk tujuan dan maksud apapun. “Hanya pengabdi uang. Bertambah banyak uang kau berikan padanya, bertambah jujur dia padamu. Itulah Eropa!” : Tidak seperti ayahku, Ann, aku takkan menentukan bagaimana harusnya macam menantuku kelak. Kau yang menentukan, aku yang menimbang-nimbang. c. Annelis Annelies Mellema, tokoh utama karena mempunyai peran yang penting dalam cerita, mendominasi sebagian besar cerita. Tokoh protagonis, sejalan dengan tokoh utama dan tidak menentang ataupun menyebabkan konflik. 6 Di depan kami berdiri seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah Eropa, berambut dan bermata Pribumi. Dan mata itu, mata berkilauan itu seperti sepasang kejora; dan bibirnya tersenyum meruntuhkan iman. “Aku adalah seorang Pribumi, seperti mama.” Penggambaran pikiran tokoh lain : Seperti ratu, Minke. Begitu lembut wajahnya. Primadona dari Italia dan Spanyol, ballerina dari Prancis dan Rusia pun takkan secantik dia. d. Robert Mellema Robert Mellema, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh antagonis, tidak diberi empati oleh pembaca. Ditafsirkan sebagai penentang tokoh utama dan menyebaban konflik selain itu ia juga seorang pemuda Indo yang sangat mengagungkan Hindia Belanda dan memandang rendah Pribumi. “Dan juga jangan lupa, kau hanya seorang Pribumi.” Penggambaran pikiran tokoh lain : “Hanya matanya yang coklat kelereng itu juga yang suka melirik sedang bibirnya yang suka tercibir benar-benar menggelisahkan aku.” e. Robert Suurhof Robert Suurhof, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh antagonis, tidak diberi empati oleh pembaca. Ditafsirkan sebagai penentang tokoh utama dan menyebaban konflik. “Kalau kau kalah, awas, untuk seumur hidup kau akan jadi tertawaanku. Ingat-ingat itu, Minke.” Penggambaran pikiran tokoh lain : “Aku tahu otak H.B.S. dalam kepala Robert Suurhof ini hanya pandai menghina, mengecilkan, melecehkan, dan menjahati orang. Dia anggap tahu kelemahanku: tak ada darah Eropa dalam tubuhku” f. Magda Peters Magda Peters, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh protagonis, sejalan dengan tokoh utama dan tidak menentang ataupun menyebabkan konflik. Penggambaran fisik : Seluruh kulitnya yang tidak tertutup kelihatan totol-totol coklat. matanya yang coklat bening selalu kelap-kelip. Narasi : “Guruku melarang kami mempercayai astrologi. Omong kosong, katanya” Penggambaran pikiran tokoh lain : “Ia mengesankan diri seakan seekor monyet putih betina yang bertampang kagetan. Tapi begitu mendengar pelajarannya yang pertama semua jadi terdiam. Perasaan hormat menggantikan.” g. Tuan Mellema ( Herman Mellema) Herman Mellema, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian kecil cerita. Penggambaran fisik : 7 “ Alisnya tebal, tidak begitu putih, dan wajahnya beku seperti batu kapur. Rambutnya yang tak bersisir dan tipi situ menutup pelipis, kuping.” Penggambaran pikiran tokoh lain : “Tuan telah tinggalkan pada Mevrouw Amelia Mellema-Hammers satu tuduhan telah berbuat serong. Aku, anaknya, ikut merasa terhina.” h. Jean Marais (Syang Maré) Tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh protagonis, sejalan dengan tokoh utama dan tidak menentang ataupun menyebabkan konflik. Penggambaran fisik: Kakinya hilang satu akibat peperangan sewaktu masih jadi tentara. “Seniman besar, Minke, entah ia pelukis, entah apa, entah peimpin, entah panglima perang, adalah karena disarati dan dilandasi engalaman-pengalaman besar, intensif; perasaan, batin, atau badan. Tanpa pengalaman besar, kebesaran seseorang khayali semata.” Penggambaran pikiran dan perasaan : “Jean Marais, pelukis, perancang perabot rumah tangga, bangsa Prancis, sahabatku, tak berbahasa Belanda.” i. Darsam Darsam, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh protagonis, sejalan dengan tokoh utama dan tidak menentang ataupun menyebabkan konflik. Penggambaran fisik : Darsam, yang belum pernah aku lihat itu muncul dalam benakku. Hanya kumis, tak lain dari kumis, sekepal dan clurit. Narasi : Seorang pendekar Madura yang sangat patuh kepada majikannya. Tapi karena sifatnya yang selalu bertindak tanpa berpikir panjang, terkadang mengundang bahaya. Dialog : “Darsam ini, Tuanmuda, hanya setia pada Nyai. Apa yang disayangi Nyai, disayangi Darsam. Apa yang diperintahkan, Darsam lakukan. tak peduli macam apa perintah itu.” Penggambaran pikiran tokoh lain : “Ternyata dia memang bisa dipercaya.” Alur Alur yang digunakan dalam Novel Pramodya Ananta Toer adalah : alur campuran. Berikut contoh kutipannya: 1. Itu barang beberapa minggu lalu, awal tahun pelajaran baru… (Toer, 2005: 18) 2. Dan sekarang seluruh Jawa, berpesta pora mungkin juga seluruhHindia Belanda… (Toer, 2005: 18) 8 3. Waktu berumur empat belas, masyarakat menganggap aku sudah termasuk golongan perawan tua. Aku sendiri sudah haid dua tahun sebelumnya.. (Toer, 2005: 118) 4. Lebih dari dua puluh tahun lalu aku membanting tulang.. (Toer, 2005: 507) Latar Latar dalam Novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta Toer dibagi kedalam tiga unsur yakni: 1. Latar Tempat Setting tempat bumi manusia terletak di daerah Surabaya terutama di asrama H.B.S. akan tetapi sebagian besar setting berada di rumah Annelis di sebuah buitenzorg atau perkebunan milik tuam mellemma di daerah Wonokromo, Surabaya. 2. Latar Waktu Novel ini menceritakan kehidupan zaman kolonial Belanda yang terjadi antara tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini adalah masa munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis. 3. Latar Sosial a. Banyak anak Pribumi (anak bangsawan) yang menuntut ilmu secara sekolah modern atau Eropa. b. Adanya pendewaan terhadap udaya maupun peradaan Eropa, sehingga menciptakan semacam arogansi bahwa ras berkulit putihlah lebih baik dari ras kulit berwarna. c. Adanya prostitusi, sehingga banyak diantara perempuan Pribumi yang menjadi gundik atau simpanan para petinggi/pengusaha Belanda. d. Adat jawa yang masih kental, salah satunya pengangkatan Bupati atau bangsawan dengan sistem nepotisme. Sudut Pandang Sudut pandang atau point of fiew yang digunakan Pramodya Ananta Toer dalam Novel Bumi Manusia adalah Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal. Seperti yang tertulis pada halaman 9 : Orang-orang memanggilku Minke. Namaku sendiri….sementara ini tak perlu kusebutkan. Bukan karena gila misteri. Telah aku timbang aku belum perlu benar tampilan diri dihadapan mata orang lain… Pada mulanya catatan pendek ini kutulis dalam masa berkabung dia telah tinggalkan aku… Amanat Amanat atau berupa nilai yang terkandung dalam Novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta Toer adalah : 9 a. Seorang terpelajar harus sudah berlaku adil, sejak dalam pikiran apalagi dalam perubatan. Maka fungsi dari pikiran serta hati kita bukan untuk menghakimi orang lain, melainkan untuk menghargai mereka. b. Bahwa hidup adalah perjuangan dimana kekuatan jiwa bertarung dengan segala kemampuan dan ketidak mampuan. c. Bahwa sebenarnya dunia manusia itu bukan terletak pada jabatan, pangkat, gaji, maupun kecurangan, tetapi dunia manusia itu adalah bumi manusia dengan segala persoalannya C. ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL BUMI CINTA Tema Tema atau ide pokok dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy adalah perjuangan seorang santri dalam hidup agar tetap mencintai Allah. Dalam novel tersebut diceritakan bagaimana beratnya perjuangan Muhammad Ayyas selaku tokoh utama agar tetap mencintai Allah lebih dari mencintai yang lain. Alur/Plot Plot yang digunakan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy adalah plot maju atau progresif. Urutan ceritanya disusun secara cermat dan tertata rapi. Hal ini dibuktikan dengan adanya tahap awal, tahap tengah,dan tahap akhir, yang terletak secara berurutan. 1) Tahap Awal Diawali dengan kedatangan Muhammad Ayyas di Moskwa, menginap disebuah apartemen yang terdiri dari tiga kamar, satu untuknya dan dua lagi diisi yang masingmasing oleh wanita muda Rusia yang cantik-cantik, Yelena dan Linor. Di kampus MGU, Ayyas dibimbing oleh Doktor muda yang juga sangat cantik, Anastasia Palazzo, menggantikan Profesor Abramov Tomskii. 2) Tahap Tengah Terjadi konflik antara Ayyas dengan Yelena, Linor, dan Doktor Anastasia. Konflik Ayyas dengan Yelena adalah prinsip atheisme Yelena dengan hidup bebasnya yang mengusik ketenangan Ayyas. Dengan Linor, Ayyas terusik oleh kecemburuan dan kebenciannya terhadap agama yang dianut Ayyas, ditambah dengan gaya bebas hidup Linor yang seronok. Puncak kebencian Linor pada Ayyas, membuat Ayyas hampir saja menjadi tersangka aksi pengeboman hotel terkenal di pusat kota Moskwa. Sedangkan dengan Doktor Anastasia, Ayyas terusik oleh rasa simpati sang Doktor yang berlebihan pada Ayyas, sampai-sampai sang Doktor ingin Ayyas menikahinya. 3) Tahap Akhir Ayyas mengakhiri perjalanannya di Moskwa dengan selamat dan sukses dengan iman yang tetap terjaga. Dia melewati konflik satu persatu dengan mulus yang mana pada akhirnya Yelena berubah menjadi muslimah yang dinikahi oleh teman Ayyas yang muslim. Linor insaf dan masuk Islam, walaupun dia harus rela ditembak mati oleh agen yahudi yang selalu membuntuti dia kemanapun dia pergi. 10 Latar/Setting Setting dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah setting waktu (situation temporelle), setting tempat (situation spatiale), dan setting sosial (situation sociale). 1) Setting Waktu Setting waktu yang digunakan dalam novel Bumi Cinta ini adalah era modern sekarang, tahun 2010, dimana tantangan yang paling besar dihadapi manusia sebagai musuhnya, khususnya umat Islam, adalah hawa nafsunya sendiri, yang dipicu oleh maraknya pergaulan bebas dan mudahnya mengakses situs-situs porno. 2) Setting Tempat Tempat yang dipilih dalam novel ini adalah kota Moskwa di Rusia, yang aktivititasnya dipusatkan di kampus MGU Rusia dan apartemen di Panfilovsky Pereulok depan White House Residence. 3) Setting Sosial Keadaan sosial masyarakat Rusia digambarkan sebagai sebuah masyarakat yang bebas, yang menganut paham free sex. Kekuatan mafia sangat dominan dan bercokol dimanamana. Kekuatan Yahudi juga masih dominan di Rusia melalui agen-agenya. Ditengahtengah kehidupan yang bebas itu, masih terdapat segelintir orang yang hidup memperhatikan norma yang ada dengan berpegang teguh pada ajaran agama, seperti Islam dan Kristen ortodoks. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy adalah sudut pandang pandang persona ketiga, “Dia”.Pengisahaan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “dia”, narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama-nama pelakunya. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus-menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak. Gaya Bahasa b. Gaya Bahasa 1) Personifikasi Gaya bahasa ini mendominasi novel Bumi Cinta ini. Gaya bahasa personifikasi, yaitu gaya bahasa yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati. Sangat banyak ungkapan yang ditemukan menggunakan gaya bahasa personifikasi. Berikut ini adalah contoh dari gaya bahasa personifikasi itu : «Dalam suasana serba putih, Moskwa seolah memamerkan keindahan sihirnya di musim dingin». “Pagi itu salju bertasbih” 2) Hiperbola 11 Gaya bahasa hiperbola digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara berlebihan, dan dalam roman ini ditemukan ungkapan yang menggunakan gaya bahasa tersebut, seperti: “”Saya bisa merasakan angan-angannya untuk kuliah di Sorbonne, Paris, sehingga ia berdarah-darah mempelajari bahasa Prancis.” 3) Simile Gaya bahasa simile digunakan untuk membandingkan sesuatu secara eksplisit. Contoh : “Ini baru satu jurus. Aku kurang waspada saja. Lihat saja, brengsek itu akan aku lumat seperti bubur.” 4) Metafora (métaphore) Gaya bahasa metafora digunakan untuk membandingkan sesuatu secara langsung, dan dalam roman ini ditemukan beberapa kutipan yang menggunakan gaya bahasa tersebut, yakni terlihat pada contoh berikut: “Begitu memasuki ruangan Profesor Tomskii, hatinya langsung berbunga, karena ia melihat Ayyas berdiri tegap di sana”. Penokohan Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy terdiri dari satu tokoh utama, yaitu Muhammad Ayyas dan tiga tokoh tambahan, yaitu Yelena, Linor, Doktor Anastasia Palazzo 1) Muhammad Ayyas Pemuda ini berasal dari Indonesia, pernah menjadi santri sebelum kuliah jenjang S1 di Madinah. Dia melanjutkan S2 di India dan mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan tesisnya di Rusia dengan melihat langsung kondisi Rusia dan mendapat referensi dari sumber aslinya, serta dapat berdialog langsung dengan seorang pakar sejarah di Rusia, Profesor Abramov Tomskii. Karena sebuah tugas negara yang mendadak dan memerlukan Profesor Tomskii, mengharuskan beliau berangkat ke Istambul. Maka pembimbingan Ayyas diserahkan kepada Doktor Anastasia Palazzo. Profesor Tomskii sendiri yang langsung menunjuk, dan beliau minta maaf kepada Ayyas atas pengalihan ini. Ayyas maklum, namun disini dia mendapatkan ujian yang sangat berat, berinteraksi dengan seorang wanita muda, pintar dan cantik jelita. Ayyas menghabiskan waktunya dengan banyak berdiskusi dan membaca referensi asli dibawah bimbingan sang Doktor. Ditengah kesibukannya meneliti dan tak kondusifnya suasana bagi yang beragama Islam tak membuat Ayyas lalai beribadah dan mengingat Allah. Dia tetap melaksanakan sholat dan berdoa, walaupun itu dilakukannya di ruangan kantor Profesor Tomskii. Ketika di apartemen, karena bergabung dengan penghuni lainnya, Ayyas harus berinteraksi dengan dua wanita Rusia yang sangat cantik, Yelena dan Linor, yang keseharian mereka selau tampil dengan pakaian seksi. Kamar mereka berdampingan dengan kamar Ayyas. Ayyas merasa benar-benar diuji keimanannya oleh Allah. Maka ketika berada di kamar, Ayyas memaksimalkan ibadahnya dengan melaksanakan sholat, zikir, baca Quran, dan baca buku-buku hikmah lainnya. Ketika keluar kamar, Ayyas sangat menjaga pandangan dan hatinya. 12 2) Yelena Yelena merupakan teman satu apartemen Muhammad Ayyas, wanita muda Rusia yang sangat cantik. Profesi sehari-harinya sebagai pelacur kelas kakap. Kalau sedang berada di apartemen selalu berpakaian seadanya. Ini selalu mengganggu pikiran Ayyas, dan mengusik ketenangan jiwa Ayyas sebagai seorang muslim yang taat. Profesi ini digeluti Yelena setelah dia gagal membina rumah tangga dengan seorang pria Rusia yang muslim. Tabiat jelek Yelena diketahui suaminya, dan dia diultimatum oleh suaminya, mau berubah dan taat pada suami atau silahkan hidup bebas dan pergi dari rumah. Ternyata Yelena memilih opsi kedua, lalu pergi meninggalkan suaminya dan hidup bebas di kota Moskwa. Padahal dia sudah dikaruniai seoarng putra, Omarov namanya, dan Omarov ditinggal bersama suaminya. Jadilah Yelene sebagai wanita bebas yang memperturutkan hawa nafsu saja dan tidak lagi mempercayai adanya Tuhan, alias atheis. Sebelumnya, Yelena pernah beragama, namun sekarang itu ditinggalkanny. Selama berinteraksi dengan Ayyas, Yelena mendapatkan banyak hal, termasuk pemahaman tentang eksisitensi Tuhan. Dengan sangat piawai Ayyas membeberkan perihal Tuhan dalam sebuah seminar, yang kebetulan Yelena hadir disana. Keberadaan tentang Tuhan tak bisa dipungkiri oleh Yelena dimana suatu saat dia mengalami penganiayaan yang hampir menewaskannya, dan Ayyas denga izin Tuhan dapat memberikan pertolongan. Ketauladanan, ketulusan, dan keseriusan Ayyas mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan ini telah memotivasi Yelena untuk bisa hidup lebih manusiawi. Kehadiran teman Ayyas yang bersedia menikahinya setelah difasilitasi Ayyas, menjadikan Yelena sebagai wanita muslimah yang taat dengan mengucapkan kalimat syahadat sebelum melangsungkn pernikahannya. 3) Linor Wanita muda yang cantik ini satu apartemen dengan Ayyas. Penampilannya yang norak, kasar serta dingin sangat mengganggu hati Ayyas. Sama dengan Yelena, bila sudah berada di apartemen, auratnya sudah tidak terjaga, bahkan Ayyas pernah memergoki Linor sedang berbuat tidak senonoh dengan seorang lelaki Rusia di ruang tamu. Ini memicu pertengkaran dan tak bisa dihindari, terjadi perkelahian antara Ayyas dengan lelaki tersebut. Dalam perkelahian, Linorpun terlibat, yang justeru hampir saja Linor mati dibunuh oleh lelaki tersebut karena salah paham. Perkelahian kembali terjadi, akhirnya lelaki tersebut dapat dilumpuhkan Ayyas. Ayyas sangat dibenci oleh Linor. Dendam yang membara terhadap Ayyas yang muslim disulut juga oleh doktrin Yahudi yang dianut Linor. Kerap kali Ayyas dihina beribadah oleh Linor. Dan pernah dilaksanakan percobaan pembunuhan terhadap Ayyas dengan merekayasa pemboman sebuah hotel di pusat kota Moskwa. Sangkaan ditujukan kepada Ayyas dengan membuat sebuah skenario. Namun, sangkaan itu ternyata gagal total, karena saat pemboman terjadi Ayyas sedang melaksanakan Talkshow di salah satu stasiun televisi. Perjalanan panjang Linor, dan terinspirasi juga dengan kehadiran Ayyas di apartemennya, telah menyadarkan Linor, dan membuat dia harus mundur dari agen Yahudi yang kerjanya membunuh orang-orang Palestina. Belakangan Linor tahu, bahwa dirinya sebenarnya berasal dari keluarga Palestina yang muslim. Dia mundur 13 jadi agen dan banyak mempelajari Islam. Akhirnya dia memeluk Islam dan mencari keberadaan Ayyas dimana, dan menyatakan bahwa Ayyas adalah orang yang sangat pantas menjadi suaminya. Belum sempat Ayyas mengiyakan karena butuh waktu untuk berpikir dan mohon petunjuk Allah, Linor sudah ditembak mati oleh agen Yahudi yang lain yang membuntutinya. 4) Doktor Anastasia Palazzo Doktor muda ini adalah pembimbing Ayyas selama di Moskwa. Beliau dosen sejarah di kampus Universitas Negeri Moskwa, orang menyebutnya kampus MGU, singkatan dari Moskovskyj Gosudarstvennyj Universiteit imeni Lomonosova,menggantikan Profesor Abramov Tomskii yang berangkat ke Istambul untuk sebuah tugas khusus dalam waktu yang agak lama. Kehadiran Doktor bagi Ayyas sebenarnya tidak terlalu bermasalah, karena sang Doktor sangat menjaga etika akademik dan kesopanan dalam penampilan. Namun dalam perjalanannya sang Doktor sangat bersimpati kepada Ayyas dan terbersit keinginan agar Ayyas mau menikahinya. Tentu hal ini ikut mengganggu konsentrasi Ayyas dalam meneliti. Maka satu-satunya jalan bagi Ayyas adalah selalu bersikap sopan, menjaga pandangan, dan selalu ingat Allah. Akhir dari pertemuan mereka adalah adanya saling memahami diantara keduanya Ayyas tetap pulang ke India. Amanat 1. Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hambanya maka dari itu janganlah putus asa. 2. Sebaiknya kita tidak boleh berburuk sangka dengan orang lain belum tentu orang itu jahat. 3. Jangan melampiaskan keputusasaan dengan masuk ke dalam dunia hitam dan free sex. D. PERBANDINGAN UNSUR INTRINSIK NOVEL BUMI MANUSIA DAN BUMI CINTA No Unsur Unsur Intrinsik dalam Novel Unsur Intrinsik dalam Novel Intrinsik Bumi Manusia Bumi Cinta 1 Judul Bumi Manusia Bumi Cinta 2 Tema perjuangan seorang santri dalam perjuangan mendapatkan hak hidup agar tetap mencintai Allah asasi yang sama 3 Alur Campuran Maju/progresif 1. Latar Tempat 4 Latar/Setting 1) Setting Waktu Setting tempat bumi manusia Setting waktu yang terletak di daerah Surabaya digunakan dalam novel Bumi terutama di asrama H.B.S. Cinta ini adalah era modern akan tetapi sebagian besar sekarang, tahun 2010, dimana setting berada di rumah tantangan yang paling besar Annelis di sebuah buitenzorg dihadapi manusia sebagai atau perkebunan milik tuam musuhnya, khususnya umat Islam, mellemma di daerah adalah hawa nafsunya sendiri, yang 14 dipicu oleh maraknya pergaulan bebas dan mudahnya mengakses situs-situs porno. 2) Setting Tempat Tempat yang dipilih dalam novel ini adalah kota Moskwa di Rusia, yang aktivititasnya dipusatkan di kampus MGU Rusia dan apartemen di Panfilovsky Pereulok depan White House Residence. 3) Setting Sosial Keadaan sosial masyarakat Rusia digambarkan sebagai sebuah masyarakat yang bebas, yang menganut paham free sex. Kekuatan mafia sangat dominan dan bercokol dimanamana. Kekuatan Yahudi juga masih dominan di Rusia melalui agen-agenya. Ditengah-tengah kehidupan yang bebas itu, masih terdapat segelintir orang yang hidup memperhatikan norma yang ada dengan berpegang teguh pada ajaran agama, seperti Islam dan Kristen ortodoks. 5 Penokohan Wonokromo, Surabaya. 2. Latar Waktu Novel ini menceritakan kehidupan zaman kolonial Belanda yang terjadi antara tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini adalah masa munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, masa awal pertumbuhan organisasiorganisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis. 3. Latar Sosial a. Banyak anak Pribumi (anak bangsawan) yang menuntut ilmu secara sekolah modern atau Eropa. b. Adanya pendewaan terhadap budaya maupun peradaban Eropa, sehingga menciptakan semacam arogansi bahwa ras berkulit putihlah lebih baik dari ras kulit berwarna. c. Adanya prostitusi, sehingga banyak diantara perempuan Pribumi yang menjadi gundik atau simpanan para petinggi/pengusaha Belanda. d. Adat jawa yang masih kental, salah satunya pengangkatan Bupati atau bangsawan dengan sistem nepotisme. Ada beberapa tokoh sentral yaitu Ada empat tokoh sentral yaitu Minke, Annelis, Nyai Ontosoroh, Ayyas, Yelena, Linor, dan dan Robbert Mellema, Anastasia 15 6 7 Sudut Pandang Amanat Orang pertama tunggal Orang ketiga serba tahu 1. Tuhan tidak akan memberi 1. Seorang terpelajar harus cobaan melebihi batas sudah berlaku adil, sejak kemampuan hambanya maka dalam pikiran apalagi dalam dari itu janganlah putus asa. perubatan. Maka fungsi dari 2. Sebaiknya kita tidak boleh pikiran serta hati kita bukan berburuk sangka dengan orang untuk menghakimi orang lain belum tentu orang itu lain, melainkan untuk jahat. menghargai mereka. 3. Jangan melampiaskan 2. Bahwa hidup adalah keputusasaan dengan masuk perjuangan dimana kekuatan ke dalam dunia hitam dan free jiwa bertarung dengan segala sex. kemampuan dan ketidak mampuan. 3. Bahwa sebenarnya dunia manusia itu bukan terletak pada jabatan, pangkat, gaji, maupun kecurangan, tetapi dunia manusia itu adalah bumi manusia dengan segala persoalannya Dari tabel diatas, dapat dilihat perbandingan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Bumi manusia dan Bumi Cinta. Salah satu persamaan yang sangat jelas terlihat adalah dari judul novel tersebut sama-sama diawali dengan kata “Bumi” yaitu Bumi Manusia dan Bumi Cinta. Meskipun dari segi makna cukup berbeda, akan tetapi dari segi rasa keduanya memiliki kemiripan. Kemiripan juga terdapat dalam penokohan. Tokoh utama dalam novel Bumi Manusia adalah seorang pemuda bernama Minke yang digambarkan penuh dengan pesona prestasi karena satu-satunya pelajar pribumi di H.B.S. demikian pula pada novel Bumi Cinta, tokoh utama adalah pemuda bernama Ayyas yang juga merupakan lelaki dengan sosok yang cerdas, dari segi topik cerita juga hampir memiliki kemiripan. Keduanya bercerita tentang perjuangan seorang pemuda melawan kekejaman yang terjadi di zamannya. Perbedaannya di bumi manusia menceritakan perjuangan minke untuk mendapatkan kesetaraan hak antara masyarakat pribumi dan masyarakat colonial saat itu. Sedangkan di Bumi cinta, menceritakan tentang perjuangan ayyas untuk mempertahankan keimanannya dari godaan Negara liberal seperti Rusia. E. PERBANDINGAN KEPRIBADIAN KEDUA TOKOH Kepribadian kedua tokoh ini ditentukan oleh latar belakang intelektual keduanya. Minke sebagaimana digambarkan dalam novel Bumi Manusia merupakan seorang siswa H.B.S. yang ingin bebas dan merdeka keluar dari kepompong kejawaannya sebagai seorang pribumi dan mengagungkan ilmu pengetahuan. Kecintaan minke pada ilmu pengetahuan sangat terlihat pada kutipan berikut: “dalam hidupku, baru seumur jagung, sudah dapat kurasai: Ilmu pengetahuan telah memberikan padaku restu yang tiada terhingga indahnya……….. Ilmu pengetahuan yang ku dapatkan dari sekolah dan kusaksikan sendiri pernyataannya dalam hidup, telah membikin pribadiku menjadi agak berbeda dari sebangsaku pada umumnya. Menyalahi 16 wujudku sebagai orang jawa akupun tidak tahu. Dan justru pengalaman hidup sebagai orang jawa berilmu pengetahuan eropa yang mendorong aku suka mencatat-catat. Suatu kali akan berguna, seperti sekarang ini.” (Toer 2011:11-12) Sedangkan Ayyas merupakan seorang pemuda Indonesia yang menyelesaikan studi S1nya di madinah, kemudian melanjutkan studi S2-nya di India dan melakukan sebuah riset di Rusia. Ia merupakan seorang pemuda taat yang memegang teguh prinsip-prinsip agamanya. Ia juga seorang pemuda cerdas yang mencintai ilmu pengetahuan dibuktikan dengan seringnya ia berdiskusi bahakan berdebat dengan orang-orang yang ditemuinya. Salah satu bukti adalah ketika ia berdiskusi dengan salah seorang temannya Yelena tentang Tuhan: “Menurut Immanuel Kant, kebenaran adanya tuhan adalah kebenaran postulat. Yaitu kebenaran tertinggi dalam tingkatan kebenaran. Kebenaran tak terbantahkan. Kebenaran yang berada diluar jangkauan indera, akal, dan ilmu pengetahuan.itulah yang disebut postulat, yaitu dalil teoretis yang berada diluar jangkauan pembuktian teoretis. Ah Yelena, kau ini mau mengajak aku makan atau diskusi. Kalau mau diskusi boleh saja, tapi, sebaiknya kita cari waktu yang tepat.” (El Shirazy 2011:52) Sebagai seorang intelektual, keduanya memiliki pemikiran-pemikiran kritis terhadap bangsanya, melihat kondisi dan kenyataan yang telah mereka alami dan rasakan. Seperti halnya Minke yang sangat sentimental dan mengkritisi budaya jawa: “Aku mengangkat sembah sebagaimana biasa aku lihat dilakukan punggawa terhadap kakekku dan nenekku dan orangtuaku, waktu lebaran. Dan yang sekarang tak juga kuturunkan sebelum bupati itu duduk enak di tempatnya. Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu… Sembah pengagungan pada leluhur dan pembesar melalui perendahan dan penghinaan diri! Sampai sedater tanah kalau mungkin! Uh, anak-cucuku tak kurelakan menjalani kehinaan ini. (Toer 2011:182) Sedangkan Ayyas yang terkagum-kagum dengan gedung-gedung serta kemegahan kota Rusia dan mengkritisi keadaan Indonesia, seperti halnya dalam kutipan berikut: “Orang Rusia begitu tinggi menghargai sejarahnya. Kalau Indonesia, ah sungguh memprihatinkan, pikirnya. Hampir semua bangunan-bangunan tua di Indonesia menjadi tempat yang kumuh. Bangunan-bangunan tua itu jadi sarang kelelawar. Samasekali tidak menarik. Kota lama Jakarta tidak didesain sebagai daerah kebanggaan orang Jakarta. Hanya dijadikan semacam museum tua pelengkapkota saja: tak dikelola serius dan yang penting ada. Orang lebih suka ke Ancol daripada kekota lama Jakarta. Ia pernah ke kota lama Semarang,kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunan tua disana yang telah menjadi cagar budaya hampir setiap hari digenangi air rob yang hitam dengan bau menyengat. Gentengnya banyak ambrol, catnya sudah meneglupas disana sini. Apa menariknya?” (El Shirazy 2011:64) Pengarang menghadirkan sikap para tokoh yang terlihat tidak puas dengan kondisi bangsanya tersebut bukanlah untuk merendahkan, akan tetapi bertujuan untuk mengkritisi kondisi-kondisi lingkungannya. Sikap tersebut menunjukkan keluasan wawasan pengetahuan dan intelektual kedua tokoh yang dihadirkan dalam masingmasing novel. 17 Kedua novel menceritakan tentang perjalanan kedua tokoh dalam menyelesaikan studi, mendapatkan ujian dan cobaan berupa kecantikan tokoh wanita yang dihadirkan oleh pengarang, yang kemudian menyeret keduanya pada permasalahan pelik yang datang silih berganti. Dalam Bumi Manusia Ujian pertama Minke justru datang dari Annelies. Diceritakan Minke tergoda dengan kecantikan Annelis, Gadis indo pribumi yang merupakan anak dari nyai Ontosoroh, seorang wanita luar biasa setaraf nyai dasima dengan otoritas dan kemampuannya mampu memimpin sebuah perusahaan besar. Yang pada masa itu keberadaaan dan hak-hak perempuan, apalagi perempuan pribumi belum diakui secara sepenuhnya. Karena permintaan Annelies lah akhirnya Minke bersedia tinggal serumah dengannya. Permintaan Annelies tersebut pun dikabulkan oleh Minke yang akhirnya menuai kontroversi dan penyebab ia dikeluarkan dari sekolahnya. Sejak semula Minke telah tertarik dengan kecantikan Annelies, tapi kondisinya sebagai seorang pribumi membuat keberanian Minke semula menciut. “ …didepan kami berdiri seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah eropa, berambut dan bermata pribumi. Kalau gadis ini yang dimaksud Suurhof, dia benar: bukan saja menandingi malah mengatasi Sri Ratu. Bukan sekedar gambar. Sekali lagi kutatap wajahnya. Hampir-hampir aku tak berani menentang matanya. Tidakkah dia jijik padaku sudah tanpa nama keluarga dan pribumi pula?” (Toer 2011:27) Namun, Setelah bergaul lebih jauh dengan Annelies keduanya menjadi akrab. Bahkan saling mencintai. Minke adalah seorang tokoh yang setia terhadap Annelies, meskipun ia menjalin asmara dengan Annelies, dan beberapa permasalahan yang cukup berat dihadapi, hal tersebut tidak membuat prestasi Minke menurun. Bahkan Minke terkenal lewat tulisan-tulisannya dan diakhir tahun ia dinyatakan sebagai lulusan terbaik. Seperti pujian yang diungkapkan oleh guru bahasa dan sastra belanda yang selalu mendukungnya Juffrow Magda Peters: “Tentu kau muridku yang paling berhasil. Telah lima tahun aku mengajar bahasa dan sastra Belanda. Hampir empat tahun di Netherland saja. Tak ada diantara muridmuridku dapat menulis sebaik itu dan diumumkan pula.” (Toer 2011: 323) Tokoh Ayyas dalam Novel Bumi Cinta juga digambarkan sebagai seorang pemuda yang memegang teguh agamanya, memperoleh ujian dan cobaan berupa kecantikan gadisgadis eropa. Bahkan, ia juga tinggal bersama dua orang gadis eropa yang terkenal cantik dan menggetarkan hati lelaki yang melihatnya. Ujian terhadap Ayyas datang pertama kali dari kedua teman seapartemennya Yelena dan Linor. “Ayyas menaikkan pandangannya. Ia menatap linor dan sedikit terkesiap. Yang ada dihadapannya adalah gadis yang ia lihat tadi di jalan. Gadis yang mau masuk BMW SUV X5 hitam. Gadis yang menenteng alat music, yang kata devid tidak kalah dengan kate winslet.” Linor tokoh wanita dalam novel Bumi Cinta yang nantinya akan menjadi seseorang yang dicintai Ayyas, sangat berbeda dengan tokoh annelis dalam novel Bumi Manusia. Jika dalam novel bumi manusia annelies langsung jatuh hati pada minke, pada novel bumi cinta linor merupakan sosok yang keras dan anti pati dengan ayyas. Hal ini disebabkan karena linor sangat membenci agama islam dan menganggapnya sebagai agama primitive karena linor merupakan keturunan seorang zionis. Masalah-demi masalah datang bertubitubi setiap hari cukup mengganggu konsentrasi Ayyas menyelesaikan risetnya. Mulai 18 dari pembunuhan sergei pacar linor, Yelena teman sekamarnya yang didapati tiba-tiba tergeletak tak berdaya dipinggir jalan. Hingga rayuan dari pembimbing risetnya Dr. Anastasia Palazzo. Dr. Anastasia merupakan seorang pakar sejarah yang ditunjuk oleh professor tomskii untuk menjadi pembimbing sementara mendampingi ayyas selama melakukan risetnya di Rusia. Lagi-lagi keimanan ayyas diuji lewat kecantikan Dr. Anastasia. “pintu terbuka. Seorang perempuan muda jelita masuk. Ayyas memandang kea rah pintu. Kedua matanya bertemu pandang dengan perempuan muda itu. Hati Ayyas berdesir. Ia berjalan mendekat. Pakaian yang membalut tubuhnya begitu serasi dengan pesona wajhanya.” (Elshirazy 2011:81) Meskipun ujian datang bertubi-tubi Ayyas tetap mampu membuktikan kecerdasan intelektualnya terutama tentang masalah ketuhanan. Terbukti, dalam sebuah seminar ia diminta Dr. anasstasia untuk menggantikan salah seorang pembicara yang berhalangan hadir. Dengan kemampuan berbicara dan argument-argumennya ia berhasil meyakinkan pendengarnya tentang kebenaran adanya tuhan. Dan sejak saat itu Ayyas sering diundang menjadi pembicara di beberapa media. Kekaguman pembimbing sekaligus gurunya Dr. Anastasia palazzo pun timbul. “begitu Ayyas menyelesaikan huruf terakhirnya. Hadirin semakin bergemuruh. Ruangan itu bergetar. Forum itu sepenuhnya milik Ayyas. Ia telah menaklukkannya dengan sempurna. Standing aplous semakin panjang. hati Anastasia Palazzo bergetar hebat. Doctor muda itu sampai berkaca-kaca.” (El Shirazy 2011: 316) Adapun sikap pantang menyerah dalam menghadapi sebuah konflik juga dimunculkan oleh kedua pengarang novel tersebut dalam tokoh-tokohnya. Sikap para tokoh ketika menghadapi konflik yang memuncak keduanya berjuang dengan segala cara dan sekuat tenaga menghadapinya bukan malah lari dan hilang untuk menghindar. Contohnya adalah ketika Minke terlibat kasus pembunuhan tuan Mellemma dan hak asuh atas Annelies. Minke saat itu dituduh terlibat kasus pembunuhan karena ialah yang dianggap ingin menguasai seluruh harta nyai ontosoroh ibu dari Annelies. “ tidak ma, kita akan hadapi semua bersama-sama.kita juga punya sahabat, ma. Dan jangan anggap Minke ini kriminil, aku pinta.” Dan dalam kalimatnya yang lain: “sebagai persoalan memang harus terus dihadapi, ma. Kira-kira Minke ini ma, kira-kira bukan kriminil.tidak akan lari.” Sedangkan pada novel bumi manusia Ayyas juga sempat dituduh melakukan pelanggaran hukum. Ayyas diduga terlibat dengan kasus pemboman Metropole Hotel yang sebenarnya hal tersebut terkait dengan tindakan Linor. Sedangkan untuk watak pantang menyerah Ayyas dapat terlihat ketika ia memperoleh konflik berupa godaan dari Linor. “Ayyas tetap kukuh untuk tidak membuka pintu kamarnya. Ia punya firasat, jika ia membuka pintu, ia akan melakukan sesuatu yang akan membuatnya menyesal seumur hidupnya.” Kemudian saat Ayyas ditantang oleh sergei kekasih Linor. “mendengar katakata yang sangat memusuhi dan mengintimidasi itu kemarahan Ayyas semakin bertambah. Kebaraniannya berlipat-lipat.” Kedua novel ini juga bercerita tentang akhir kisah cinta kedua tokoh protagonis tersebut. Minke kisah cintanya dengan Annelies di penuhi dengan ujian dan cobaan juga harus berakhir dengan menyedihkan. Minke harus berpisah dengan Annelies yang saat itu 19 diputuskan oleh pengadilan belanda bahwa hal asuhnya resmi dimenangkan oleh keluarga mellema yang ada di belanda. Sedangkan pada novel bumi cinta, akhir kisah cinta Ayyas begitu tak terduga. Linor yang telah insyaf dan kembali ke jalan yang benar karena mengetahui siapa jati diri ia sebenarnya, akhirnya mengungkapkan perasaannya cintanya pada Ayyas. Ayyas yang masih menyesuaikan diri pada kondisi saat itu karena ia dihadapkan pada situasi yang serba tak terduga, belum mampu menjawab secara langsung permintaan Ayyas. Sesaat setelah sofia mengungkapkan perasaannya kepada Ayyas, mereka kemudian berpisah dan baru beberapa meter terdengar tembakan yang mencelakai linor. Linor akhirnya mati karena tembakan tersebut. F. SIMPULAN Dari pemaparan kepribadian kedua tokoh tersebut dapat di peroleh gambaran perbandingan kepribadian dan karakteristik kedua tokoh seperti berikut: Perbandingan Minke (Bumi Manusia) Ayyas (Bumi Cinta Fisik Pemuda, tampan, pribumi Pemuda, tampan, santri (minonritas) (minoritas) Tempat tinggal Asrama siswa, Rumah Apartemen biasa Mewah keluarga Mellema Tujuan Menyelesaikan studi di Melakukan riset untuk H.B.S. studi S2 Kepribadian Dikagumi banyak orang, Dikagumi banyak orang, cerdas, pantang menyerah, cerdas, pantang menyerah, idealis, kebarat-baratan. idealis, religius. Persamaan-persamaan diatas tidak dengan sendirinya menandai adanya pengaruh diantara kedua novel tersebut. Menurut Muhammada Bukhari Lubis, dalam Baribin (2003:82) menyebutkan bahwa pengaruh merupakan kesan orang lain yang terdapat dalam karya yang diusahakan oleh seseorang. Jadi, kajian sastra bandingan khususnya dalam hal pengaruh mempersoalkan bagaimana caranya kesan berkenaan terserap dalam tulisan pengarang yang kemudian kesan ini dihubungkan dengan berbagai macam aspek, misalnya hubungan dengan tema, sikap, bentuk, isi, dan sudut pandang pengarang. Dalam melakukan pengkajian, pengkaji harus meneliti fenomena yang menghasilkan pengaruh terhadap pengarang. Pengkaji juga perlu mengetahui seluk beluk genre sastra yang terlibat dan motif karya yang dihasilkan. Pengkaji belum dapat secara serta merta menentukan bahwa terdapat pengaruh antara novel bumi manusia dan bumi cinta. Yang pasti keduanya memiliki kemiripan dalam hal-hal tertentu dan dilihat dari periode kemunculannya, bahwa Bumi Manusia lebih dahulu muncul dan terkenal bahkan sempat menjadi novel legendaries, sedangkan Bumi cinta merupakan novel karya novelis muda yang namanya baru saja bergaung di dunia sastra, berbeda dengan pramoedya ananta toer yang telah bergaung sedemikian lama, maka bisa jadi, novel Bumi Cinta sedikit banyak memperoleh pengaruh dari kepopuleran novel bumi manusia. Untuk memperkuat kajian pengaruh terhadap kedua novel ini, selain kajian yang bersifat tekstual juga diperlukan kajian yang bersifat historical. Misalnya bagaimana proses 20 penciptaan novel Bumi Cinta, apakah Habiburrahman pernah membaca dan mengagumi karya Pramoedya Ananta Toer atau adakah kedua penulis pernah berhubungan secara langsung. Nah inilah yang menjadi salah satu kelemahan pengkajian ini, yaitu belum adanya pengkajian secara historical karena keterbatasan pengkaji dalam mencari sumber data yang tepat. 2.1.2 Perbandingan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dengan puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya Arwan Maulana PENGANTAR Dalam kajian perbandingan dua buah karya sastra puisi, untuk melihat adanya persamaan, perbedaan dan pengaruh dari kedua buah puisi, hal yang perlu dianalisis adalah dari segi bentuk dan isi. Dari segi bentuk kita dapat mengamati unsur diksi (pilihan kata), pengimajian, kata konkret, bahasa figurative, versifikasi, tipografi, dan enjambemen. Sedangkan dari segi isi kita dapat mengamati tema, perasaan, nada, amanat, dan suasana. Selain pengetahuan tentang unsur pembangun sebuah puisi, kita juga dapat mengamati unsure yang melatar belakangi diciptakannya sebuah puisi,termasuk biografi pengarang dan hal-hal yang tekait lainnya. Pengkaji mengkaji puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dan “Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya Arwan Maulana, untuk kemudian dibandingkan dan diidentifikasi apakah terdapat unsur pengaruh pada keduanya. Sebelum menganalisi kedua puisi tersebut, kiranya perlu kita ketahui latar belakang kedua pengarang. Pengarang puisi pertama “Aku Ingin”, Sapardi Djoko Damono merupakan seorang penyair, esais, dan Guru Besar FSUI. Sapardi Djoko Damono merupakan sastrawan angkatan 66 yang dilahirkan di kota Solo pada 20 Maret 1940. Sebagian diantarakarya-karyanya antara lain, Duka-Mu Abadi (1969); Akuarium (1974); Mata pisau (1974); Perahu kertas (1983); Hujan Bulan ini (1994). Selain itu, beliau juga penerjemah The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway yang kemudian menjdai Lelaki tua dan laut (1973). Puisi “Aku Ingin” karya Sapardi ini merupakan karya yang cukup fenomenal, kerena beberapa waktu lalu karya Sapardi ini diberitakan merupakan plagiat dari karya penyair terkenal Kahlil Gibran. Akan tetapi setelah seorang ahli literasi bernama Ilham Q. Moehiddin melakukan telisik literasi pada puisi karya Sapardi Djoko Damono dengan judul “Aku Ingin” dan puisi karya Kahlil Gibran dengan judul “Lafadz Cinta” yang mempunyai kesamaan pada liriknya, ditemukan bahwa puisi yang asli adalah milik Sapardi Djoko Damono. Sedangkan puisi milik Kahlil Gibran merupakan jiplakan para pemilik Blog di dunia maya yang teledor menuliskan sumber asli penulis sajak tersebut. Uji Literasi membuktikan bahwa tidak pernah ada puisi berjudul “Lafaz Cinta” karya Kahlil Gibran. Diluar dari permasalahan tersebut, pengkaji tenyata menemukan kemiripan pada salah seorang penyair muda Jakarta, Arwan Maulana. Tahun 2003 Arwan Maulana menciptakan sebuah puisi dengan judul “Aku Mencintaimu Diam-Diam” nuansa pada puisi ini terasa sangat mirip dengan puisi “Aku Ingin” milik Sapardi Djoko Damono, 21 beberapa diksi atau pilihan kata yang digunakan pun ada yang sama. Begitu juga dengan bait dan sajak kedua puisi tersebut ada beberapa yang sama sehingga pengkaji berinisiatif untuk mengkaji keduanya secara lebih mendalan untuk menemukan adanya unsur plagiarism atau pengaruh dalam kedua karya tersebut. ANALISIS PUISI “AKU INGIN” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN PUISI “AKU MENCINTAIMU DIAM-DIAM” KARYA ARWAN MAULANA Menurut sebuah sumber, puisi “Aku Ingin” ini diciptakan ketika istri Sapardi sedang sakit. Sapardi ingin menyampaikan bahwa cinta itu sederhana. Cinta itu merupakan perasaan, dan perasaan itu tidak bisa dimanipulasi. Kemurnian dari perasaanlah yang membuat cinta menjadi sangat sederhana. Terkadang sesuatu akan tersampaikan dengan lebih jelas ketika disampaikan secara sederhana. Itulah sesuatu yang terlihat ingin disampaiakan penyair dalam puisi ini. Berbeda dengan puisi cinta umumnya yang seringkali terlalu mengumbar kata-kata cinta dan kata-kata manis untuk memperindah maknanya. Kesederhanaan itulah yang membuat puisi ini dapat diterima dan mudah difahami oleh semua kalangan. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang menjadikanya abu Aku ingin mecintaimu dengan sederhana: Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada Sapardi Djoko Damono, (1989) Ada unsur dalam puisi ini yang terasa menjadi teka-teki bagi para pembacanya, yaitu unsur peniadaan dalam melukiskan cinta. Api yang meniadakan kayu dan hujan yang meniadakan awan. Pengkaji memahami bahwa Sapardi hendak mengatakan bahwa cinta adalah ketulusan. Api membutuhkan kayu untuk bertahan, demikian juga hujan yang membutuhkan awan. Kayu dan awan mengorbankan dirinya demi api dan hujan tanpa perlu mengungkapkan betapa besar pengorbanan mereka. Cinta memang tak lepas dari pengorbanan dan ketika mencintai seseorang, tentunya orang itu akan rela berkorban demi orang yang dicintai meskipun terkadang itu membuat seseorang menghadapi kesulitan karenanya. Seperti itulah kesederhanaan cinta yang ingin diungkapkan Sapardi dalan bait-bait puisinya. Puisi kedua karya Arwan Maulana dengan judul “Aku Mencintaimu Diam-Diam” memiliki kesamaan tema dengan puisi karya Sapardi Djoko Damono yaitu bertemakan Cinta. Salah satu kemiripan puisi ini adalah unsur peniadaan dalam melukiskan cinta. “Aku mencintaimu diam-diam Tanpa ucap tanpa dekap tanpa permata Namun selalu ada membelaimu berirama Seperti debur ombak membelai pantai senantiasa” Jika Sapardi meniadakan kayu dan awan maka pada puisi Arwan Maulana menggunakan kata “tanpa” untuk meniadakan ucapan, dekapan dan permata sebagai simbol-simbol kecintaan pada seseorang. Seperti halnya Sapardi, Arwan juga ingin 22 mengungkapkan bahwa cinta adalah ketulusan dan keabadian yang tak mengharapkan balasan. Ketulusan dan juga keabadian cinta diungkapkan, seperti halnya debur ombak yang tak pernah berhenti dan akan senantiasa mambasahi pantai. Penggunaan kata “tiada” untuk meniadakan ucapan kembali penyair hadirkan pada bait kedua. Pada bait kedua penyair menggambarkan keteguhan dalam kebisuan cintanya melalui metafora gunung merapi yang tegak menjulang dan mengepulkan asapnya sepanjang masa. “Aku mencintaimu diam-diam Tanpa rayu tanpa ragu tanpa goda Selalu tegak menjulang ke angkasa Seperti merapi yang tegar dan mengepul sepanjang masa” Di bait ketiga, unsur peniadaan tidak lagi dihadirkan penyair. Akan tetapi pada bait ini terdapat beberapa diksi yang sama seperti pada puisi Sapardi yaitu kata “awan”. Meskipun “awan” pada puisi arwan tidak dipasangkan dengan hujan seperti halnya pada puisi Sapardi, akan tetapi di pasangkan dengan Angin. Hal ini menghadirkan nuansa yang sama pada keduanya. Cinta pada bait ketiga ini digambarkan sebagai suatu yang tak mengenal batas atau perbedaan. Hal ini diungkapkan lewat kata: “Seperti cintanya angin pada awan Tak peduli putih atau hitam” Mencintai seseorang tak mengenal bahwa ia cantik ataupun jelek. Ketika rasa cinta sudah bersemayam dalam dada entah ia secantik Cleopatra ataupun sejelek-jelek manusia buruk rupa, cinta itu akan tetap abadi bersemayang dalam jiwa. “tetap digenggam kemanapun melayang” Dari segi rima dan pengulangan kata, puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” juga memiliki kesamaan dengan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi. Pada setiap awal bait pada masing-masing puisi menggunakan model pengulangan baris awal, yaitu mengulangi baris kata “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” pada puisi “Aku Ingin” karya Sapardi, sedangkan pada puisi Arwan Maulana menggunakan kata “Aku mencintaimu diam-diam” pada setiap bait di masing-masing puisi. Dari hasil pengkajian kedua puisi tersebut, di temukan beberapa kemiripan baik dalam hal tema, makna, suasana, pengulangan kata, dan diksi pada masing-masing puisi. Kemiripan tersebut tidak dapat serta merta disebutsebagai plagiarism. Kemiripan kedua puisi tersebut merupakan terjadinya proses pengaruh. Melihat perbedaan tahun penulisan yang cukup signifikan yaitu antara tahun 1989 dan 2003, dan mengingat puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono merupakan puisi yang sangat terkenal dan seringkali digunakan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dengan cinta. Sebaliknya puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” merupakan karya seorang penyair muda yang baru tercipta kurang lebih 14 tahun sesudah puisi “Aku Ingin” diciptakan. Bisa jadi, Arwan Maulana merupakan pengagum puisi-puisi Sapardi sehingga hal tersebut terealisasi dalam karya-karyanya yang mempunyai gaya seperti milik Sapardi. Proses pengaruh juga dapat terjadi karena masing-masing pengarang pernah melakukan diskusi atau pertemuan yang kemudian dari hasil proses penciptaan salah seorang pengarang muncullah karya sastra baru. 23 2.1.3 Perbandingan naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail dengan naskah drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” karya Joned Sauryatmoko PENGANTAR Pada pengkajian ini,pengkaji akan membandingkan dua naskah drama karya Sutradara, penulis scenario fenomenal di Indonesia yaitu bapak Usmar Ismail dengan judul “Ayahku Pulang” dengan naskah drama karya Joned Suryatmoko yang perjudul “Ayahku Stroke tapi nggak mati”. Berikut pemaparan biografi masing-masing penulis. Usmar Ismail merupakan produser kelahiran Sumatra Barat, 20 Maret 1921 ini, dipandang telah meletakkan dasar yang kuat bagi kelahiran dan perkembangan perfilman Indonesia. Usmar Ismail membawakan semangat zamannya. Karyanya tentang Darah dan Do’a (judul lainnya adalah Long March) (1950) berkisah tentang Long March Siliwangi kembali ke Jawa barat dari Yogyakarta setelah Belanda melanggar perjanjian Renville. Bukan hal heroik diceritakan, tetapi sisi kemanusiaan seoarng perwira pertama. Enam Djam di Djogja berkisah tentang serangan umum 1 Maret 1949. Film ini bukan tokoh elite ditonjolkan, tetapi sisi rakyat atau tentara yang berpangkat rendah (Wikipedia 2012). Joned Suryatmoko bernama lengkap Yoseph Joned Suryatmoko Ndaru Hadi. Dilahirkan di Solo, 21 Maret 1976 sebagai bungsu keluarga besar delapan anak yang sekarang pindah ke Bandung. Pada tahun 2000 ia menamatkan pendidikannya di jurusan Hubungan Internasional UGM dan kemudian menjadi wartawan Tabloid SENIOR Jakarta (Kelompok KOMPAS Gramedia/2000-2001) Staff pengajar Public Relation ASMI St. Maria Yogyakarta (2001-2002) dan konsultan pengembangan seni pertunjukan program pemuda di Bima, NTB untuk GTZ-Promis NT, lembaga kerjasama pemerintah RI dan Republik Federal Jerman (2003). Berteater sejak di SMA Seminari Mertoyudan Magelang. Saat kuliah mengikuti teater di Institute Teater Rakyat Yogyakarta (1995-1999) dan teater Garasi (1996-1998) Kemudian bersama HJ Sriyanto (GM Teater Gardanalla) pada tahun 1007 ia mendirikan kelompok Trotjoh yang kemudian di tahun 2000 berganti nama menjadi teater Gardanalla. Selain sebagai penulis dan wartawan lepas, kini sehari-hari ia bekerja sebagai Manager Produksi Artistik Teater Gardanalla yang bertugas mengelola kebijakan artistic dan pelaksanaanya dalam lembaga teater ini. Selain itu juga menjadi Programer di DON ANUNG Masochistic Theatre and Performance Company, lembaga teater yang dikelolanya sendiri dengan tema dasar konflik kontributif. Ia dikirim British Council Indonesia untuk mengikuti seminar Manajemen Seni Pertunjukan di London, United Kingdom (Februari 2004). Ia juga menjadi peserta program International Residence 2004 Yayasan Kelola & The Asialink Centre untuk Art Management di Melbourne dan Sydney, Australia dengan focus manajemen teater lintas bidang dan pengembangan masyarakat. Dalam kesempatan itu ia sekaligus diminta menjadi actor untuk The Torch Project dalam produksi The Race (Melbourne November 2004) serta melakukan observasi di Not Yet It’s Dificult (NYID), La Mama Theatre dan menejemen kursus Akting di School of Drama, Victorian College of The Art, Melbourne. 24 ANALISIS NASKAH DRAMA “AYAHKU PULANG” KARYA USMAR ISMAIL 1. Plot atau kerangka cerita Alur cerita dimulai dengan terbukanya kembali ingatan Tina (istri raden saleh sekaligus ibu dari gunarto, maimun, dan mintarsih) tentang kepergian suaminya, Raden saleh selama kurang lebih sepuluh tahun. “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut-sahutan. (Gunarto Lalu Bergerak Mendekati Pintu) Pada malam hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun.” (Usmar Ismail halaman 3) Gunarto, sang anak tertua yang membenci sang ayah sejak sang ayah meninggalkannya berusaha mengalihkan pembicaraan kea rah topik lain. Konflik pun mulai dibangun pengarang dengan percakapan seputar adik-adik Gunarto, seperti Maimun yang sebeneranya pintar akan tetapi tidak dapat melanjutkan pendidikannya, kemudian Mintarsih yang masih saja bekerja mengantar jahitan dan sudah mulai dipinang orang. Hingga masalag gunarto sendiri yang hingga saat ini belum mendapatkan pendamping hidup. Tiba-tiba pembicaraan tentang ayah mereka pun muncul kembali ketika Maimun tiba. Beberapa hari sebelumnya, maimun melihat sesosok oaring tua yang terus mengawasi rumah mereka. Dan benar saja tak beberapa lama kemudian seseorang mengetuk pintu rumah sederhana mereka. R. SALEH Assalamualaikum, assalamualaikum... apa disini rumahnya Nyonya Saleh? IBU Astagfirullah! Seperti suara Ayahmu, nak? Ayahmu pulang, nak! (Usmar Ismail halaman 10) Puncak dari konflik ini adalah penolakan Gunarto atas kedatangan sang ayahanda. Sebagai seorang anak, Gunarto menolak mentah-mentah untuk menerima dan memaafkan kembali sang ayah yang telah meninggalkannya dalam kesulitan hidup selama puluhan tahun. Hal ini tersirat dalam kutipan dialog Gunarto sebagai berikut: “Kami tidak mempunyai seorang Ayah kataku. Kalau kami mempunyai Ayah, lalu apa perlunya kami membanting tulang selama ini? Jadi budak orang! Waktu aku berumur delapan tahun, aku dan Ibu hampir saja terjun kedalam laut, untung Ibu cepat sadar. Dan jika kami mempunyai Ayah, lalu apa perlunya aku menjadi anak suruhan waktu aku berumur sepuluh tahun? Kami tidak mempunyai seorang Ayah. Kami besar dalam keadaan sengsara.” (Usmar Ismail halaman 13) Penyelesaian atau titik balik dari drama ini adalah ketika Raden saleh diusir oleh anaknya laki-lakinya sendiri dari rumahnya. Raden saleh pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke dalam sungai. Gunarto yang menyaksikan kenyataan tersebut pun menyesal dan menyadari keangkuhannya. GUNARTO (kaget. Sadar) 25 Jadi, jadi Ayah meloncat kedalam sungai!! I B U (menjerit) Gunarto....!!! GUNARTO (berbicara sendiri sambil memeggang pakaian dan kopiah ayahnya. Tampak menyesal) Dia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang, dan dia yang angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga.... Ayahku. Aku telah membunuh Ayahku. Ayahku sendiri. Ayahku pulang, Ayahku pulang...... (Usmar Ismail halaman 18) 2. Penokohan dan perwatakan Ada lima tokoh yang dihadirkan oleh penulis yaitu: Raden Saleh, Tina istri dari raden saleh yang juga merupakan ibu dari: Gunarto, Maimun, dan Mintarsih. Tina yang berperan sebagai istri dari raden saleh sekaligus Ibu dari ketiga anaknya, digambarkan sebagai sosok yang tegar, sabar, dan pemaaf. Penggambaran watak ibu ini berdasarkan sikapnya dalam mengasuh ketiga putra-putrinya sendirian ketika ia ditinggalkan oleh suaminya. Meskipun begitu, ia telah memaafkan suaminya. Berikut penggambaran karekter berdasarkan dialog dalam naskah drama: IBU Keesokan harinya Hari Raya, selesai shollat ku ampuni dosanya... (Usmar Ismail halaman 3) Tokoh lain adalah tokoh ayah yang memiliki nama asli Raden Saleh. Raden saleh dimasa muda merupakan seorang saudagar yang kaya raya, tak begitu suka belajar dan hidup berfoya-foya. Tak bertanggung jawab karena meninggalkan anak-istrinya begitu saja. Sikap inilah yang kemudian membawanya pada permasalahan pelik berupa kebangkrutan atas semua hartanya hingga ia tak diterima lagi dalam keluarganya. MAIMUN Bagaimana rupa Ayah yang sebenarnya, Bu? IBU Waktu ia masih muda, ia tak suka belajar. Tidak seperti kau. Ia lebih suka berfoya-foya. Ayahmu pada masa itu sangat disegani orang. Ia suka meminjamkan uang kesana kemari. Dan itulah.... (Usmar Ismail halaman 7) Anak pertama dari raden saleh adalah Gunarto, watak Gunarto keras dan angkuh. Akan tetapi, ia merupakan sosok pengayom bagi adik-adiknya. Ia juga pekerja keras yang tak mau menyerah terhadap keadaan yang serba keterbatasan. Anak kedua Raden Saleh adalah Maimun. Maimun merupakan sosok yang cerdas dan enerjik. Sebagai seorang wanita, Maimun memiliki perasaan yang halus seperti ibundanya. Berikut cuplikan naskah drama yang menggambarkan watak Maimun: GUNARTO Betul bu itu? Maimun memang pintar, otaknya encer. (Usmar Ismail halaman 6) Anak ketiga Raden Saleh adalah Mintarsih. Mintarsih meskipun tidak secerdas kakaknya, akan tetapi ia merupakan sosok perempuan yang rajin dan periang. 3. Dialog/percakapan Dialog yang disajikan telah memenuhi unsure estetis dan komunikatif. Dialog disajikan berupa percakapan sehari-hari yang mudah dimengerti karena percakapan 26 menyangkut kehidupan sosial budaya yang dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat. Kalimat-kalimat berupa pertanyaan dan pernyataan disusun secara logis dan runtut sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Berikut adalah contoh cuplikan dialog pada salah satu adegan dalam naskah drama “Ayahku Pulang”: I B U (Agak Mengoda) Narto...siapa gadis yang sering ku lihat bersepeda bersamamu? GUNARTO (Kaget. Gugup) Ah...dia itu cuma teman sekerja, Bu. IBU Tapi Ibu rasa pantas sekali dia buat kau, Narto. Meskipun Ibu rasa dia bukanlah orang yang rendah seperti kita derajatnya. Tapi kalau kau suka .... GUNARTO (Memotong Bicara Ibu) Ah... buat apa memikirkan kawin sekarang, Bu? Mungkin kalau sepuluh tahun lagi nanti kalau sudah beres. (Usmar Ismail halaman 6) 4. Setting/landasan/tempat kejadian “PANGGUNG MENGGAMBARKAN SEBUAH RUANGAN DALAM DARI SEBUAH RUMAH YANG SANGAT SEDERHANA DENGAN SEBUAH JENDELA AGAK TUA. DIKIRI KANAN RUANGAN TERDAPAT PINTU. DISEBELAH KIRI RUANGAN TERDAPAT SATU SET KURSI DAN MEJA YANG AGAK TUA, DISEBELAH KANAN TERDAPAT SEBUAH MEJA MAKAN KECIL DENGAN EMPAT BUAH KURSINYA, TAMPAK CANGKIR TEH, KUEKUE DAN PERALATAN LAINNYA DIATAS MEJA. SUARA ADZAN DI LATAR BELAKANG MENUNJUKKAN SAAT BERBUKA PUASA. ………………… TAMPAK IBU SEDANG DUDUK DIKURSI DEKAT JENDELA. EKSPRESINYA KELIHATAN SEDIH DAN HARU MENDENGAR SUARA BEDUK DAN TAKBIRAN YANG BERSAHUT-SAHUTAN ITU.” (Usmar Ismail halaman 3) Kutipan dialog tersebut menggambarkan bahwa pengarang mencoba membangun situasi sedih dan haru pada malam idul fitri. Suasana sedih dan haru tersebut merupakan akibat mengingat kembali kenangan kejadian sepuluh tahun silam yang membuat kehidupan keluarga ini menjadi semakin sulit. Latar waktu terjadi pada aktu setelah berbuka puasa dengan latar tempat berada di dalam rumah bagian ruangan dapur. 5. Tema/nada dasar cerita Tema dari naskah drama “Ayahku Pulang” ini adalah penyesalan. Yaitu sebuah rasa bersalah dari seorang anak yang menyesal tidak menerima maaf dari sang ayahanda yang telah meninggalkannya selama sepuluh tahun. Penyesalan tersebut muncul akibat sifat angkuh dari sang anak dan kekecawaan terhadap ayahandanya. Berikut kutipan yang menyiratkan hal tersebut: 27 “GUNARTO (berbicara sendiri sambil memeggang pakaian dan kopiah ayahnya. Tampak menyesal) Dia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang, dan dia yang angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga.... Ayahku. Aku telah membunuh Ayahku. Ayahku sendiri. Ayahku pulang, Ayahku pulang......” (Usmar Ismail halaman 18) 6. Amanat/pesan pengarang Amanat atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca adalah bahwa keangkuhan akan mengakibatkan penyesalan yang begitu mendalam, sehingga sebisa mungkin kita dapat menghindari sifat angkuh tersebut bersemayam dalam jiwa kita. 7. Petunjuk teknis Petunjuk teknis yang ada dalam naskah drama “Ayahku Pulang” sudah cukup lengkap dan detail. Petunjuk watak, usia, dan keadaan fisik maupun sosial pemeran digambarkan seperlunya dan pada beberapa bagian menuntut adanya pengambangan atau improvisasi dari pemerannya. Sebagaimana kutipan berikut: “TINGGI ATAU PENDEK TERGANTUNG PEMERAN. SUARA BEDUG AGAK KERAS TERDENGAR.” (Usmar Ismail halaman 10) ANALISIS NASKAH DRAMA “AYAHKU STROKE TAPI NGGAK MATI” KARYA JONED SURYATMOKO 1. Plot atau kerangka cerita Cerita diawali dengan situasi penuh kehangatan dalam sebuah keluarga. Terlihat seorang suami istri dengan kedua putra-putrinya sedang bercanda tentang sepak bola. Akan tetapi sebuah tragedi yang akan mengubah hidup mereka tiba-tiba terjadi begitu saja pada pagi yang indah itu. MAMA Tambah kopi Mas? (Ayah tidak menjawab, Mama menoleh ke arah Ayah. Ayah megap-megap) Mas…. (Ayah terjatuh dari kursi sebelum Mama sampai ke kursi. Sambil mendekati Ayah, Mama memanggil-manggil) Bram…Ema….!! BRAM KELUAR DARI KAMAR DENGAN SECARIK KERTAS JADWAL PERTANDINGAN BOLA. IA MENDEKAT, MAMA MENGAMBIL AIR PUTIH. SETELAH MAMA SAMPAI, BRAM LARI KE ARAH PINTU MEMANGGIL EMA, LALU BALIK LAGI KE AYAH. EMA BERTERIAK DARI POSISINYA BERDIRI. PANGGUNG MENYEMPIT. SEMUA PERABOT DAPUR DAN RUMAH TANGGA TERANGKAT KE ATAS. (Joned Suryatmoko, halaman 7) Konflik mulai dihadirkan pengarang lewat kedua putra-putri tersebut, Bram dan Ema. Mereka adalah dua bersaudaya yang umurnya terpaut tidak terlalu jauh, hanya 13 bulan. Saat ayah keduanya mengalami stroke, keduanya baru berumur 18 dan 17 tahun, sehingga hal tersebut sangat menuntut kedewasaan dari keduanya yang telah 28 terbiasa dimanja oleh ayah dan mamanya. Sang istri yang biasanya bertopang pada sang suami, mulai mencari pinjaman kesana kemari untuk melunasi biaya pengobatan dan biaya hidup mereka sehari-hari karena sang tulang punggung keluarga telah mengalami stoke dan tidak dapat melanjutkan bisnisnya seperti biasa. Konflik memuncak dengan salah seorang anak perempuan mereka, ema yang merasa diperlakukan tidak adik oleh ibu dan kakaknya. Ia menganggap bahwa ibunya lebih mempercayai dan menyayangi kakaknya karena setiap pengambilan keputusan, sang ibu jarang sekali meminta pendapatnya akan tetapi selalu pada kakanya. Ketiganya lalu terlibat konflik yang cukup berkepanjangan. Hingga akhirnya konflik berakhir ketika sang ibu juga mengalami hal yang sama dengan ayahnya, yaitu terkena stroke. Akhirnya keduanya akur kembali dan bersikap menjadi lebih dewasa. 2. Penokohan dan perwatakan Hanya ada empat tokoh dalam drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” yaitu Ayah, Mama, Bram, dan Ema. Ayah merupakan tokoh sentral yang terkena serangan stroke, memiliki karakter yang sayang pada keluarga, memiliki tingkat intelektualitas yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan ketika ia dan Bram berdebat tentang sepak bola. “AYAH Ayah tahu Scholes punya banyak kromosom Y. orang yang punya kromosom seperti itu kalau zodiaknya Sagitarius akan mengalami saat-saat emas karena energinya bertemu di 53 derajat lintang utara, di mana pertandingan Birmingham dan MU dilakukan kemarin itu. Kemarin Ayah bilang sama Mamamu. Benar kan Ma?” (Joned Suryatmoko, halaman 4) Sosok kedua adalah Mama. Peran Mama dalam drama ini, Mama adalah seseorang yang penyabar, kuat, dan pantang menyerah. Hal ini dibuktikan sikap mama ketika tahu Ayah mengalami stroke. Mama berusaha tetap tegar dan mencari jalan bagaimana mendapatkan biaya untuk menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya. Mama juga dengan begitu sabarnya merawat Ayah yang terkena stroke. Tokoh selanjutnya adalah Bram. Bram merupakan anak pertama tokoh Ayah dan Mama. Karakter tokoh bram adalah cukup dewasa, bertanggung jawab, dan sayang kepada adik dan kedua orangtuanya. Wujud tanggung jawab Bram pada keluarganya, dapat dilihat pada kutipan berikut: BRAM Dengan cara bekerja. EMA Kerja apa? BRAM Aku bias berhenti kuliah. Jaga warnet, jadi guide atau apapun yang ada duitnya? (Joned Suryatmoko, halaman 14) Tokoh terakhir adalah Ema, adik Bram. Karena Ema merupakan anak terakhir maka wajar jika sikap ema sedikit maja dan suka membuat onar. Meskipun begitu, keduanya (Bram dan Ema) sangat kompak meski kadang kala juga sering bertengkar. Ema inilah yang sekaligus bertugas sebagai narrator dan pemicu konflik. 29 3. Dialog/percakapan Dialog dan percakapan yang digunakan pengarang cukup komunikatif dan memiliki unsure estetis. Semuanya digambarkan cukup detail dan logis. Drama tidak terlihat kaku atau terlalu serius karena ada beberapa guyonan khas anak muda masakini. Berikut contoh cuplikan dialog sesuai dengan rumusan masalah yang akan dibuat: EMA Mama ingat kesukaan Bram memasak sayur asem, itu kebiasaan kalau dapat pacar baru. Bram bilang kebiasaan itu hanya jadi rahasia kami, mama dan ayah tidak boleh tahu. MAMA Cewek baru? Sebelum ayahmu sakit, Bram memasak sayur asem itu dua kali dalam seminggu. Berarti…. EMA Bram mengejar satu cewek teman kuliahnya, tapi dicomblangi sama temannya sendiri. Tahu-tahu Bram jadian sama comblangnya itu, Bram bilang nggak tapi dia terima juga. Selang tiga hari, cewek yang pertana bilang mau pacaran sama Bram, jadilah Bram punya dua cewek dalam satu minggu, itu sebabnya Bram masak sayur asem manis dua kali seminggu. (Joned Suryatmoko, halaman 14) 4. Setting/landasan/tempat kejadian Setting waktu, tempat dan suasana drama tersebut dapat diamati dari kutipan berikut ini: “RUMAH, DI DAPUR YANG MENYATU DENGAN RUANG MAKAN. PAGI HARI, MASIH SEPI. PEMAIN DIAM DI TEMPATNYA MASING-MASING. MAMA BERDIRI DI DEKAT PENGGORENGAN, AYAH DUDUK DIKURSI MAKAN NYRUPUT KOPI, BRAM BERDIRI DI DEKATNYA SEPERTI MAU MENGUCAPKAN SESUATU. EMA BERDIRI AGAK TERPISAH MENJADI NARATOR. SELAMA EMA BERCERITA TERDENGAR SUARA DETAK JAM.” (Joned Suryatmoko, halaman 14) Berdasarkan cuplikan tersebut dapat diketahui bahwa setting tempat berada di dapur yang menjadi satu dengan ruang makan, ruang tunggu rumah sakit, kamar Ema, Ruang TV, dan Ruang Makan. Sedangkan setting waktunya terjadi pada pagi hari. Dan suasanay yang ingin dimunculkan adalah suasananya sepi. 5. Tema/nada dasar cerita Tema yang terdapat dari kisah ini adalah bahwa kebersamaan dalam sebuah keluarga adalah suatu hal yang terpenting dan paling penting. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut: EMA Bram, kemarin aku menawar Tuhan lagi apakah aku bias berhenti menjadi adikmu? BRAM 30 Lalu apa katanya? EMA Tahu. Mungkin dia sedang mikir-mikir…. BRAM Kalau ia mengabulkan doamu, aku akan menawar Tuhan apakah ia boleh berhenti menjadi Tuhanku. SEMUA TERTAWA. BRAM DAN EMA MENDORONG KURSI RODA AYAH DAN MAMA MEREKA. JUGA BARANG-BRANG YANG SUDAH DIMASUKAN TAS. MEREKA TERUS TERTAWA, LALU KELUAR. LAMPU PADAM PERLAHAN” (Joned Suryatmoko, halaman 14) 6. Amanat/pesan pengarang Drama karya Joned Suryatmoko ini berkisah tentang kondisi sosial masyarakat. Pesan yang ingin disampaikan pengarang adalah seputar kebersamaan dalam sebuah keluarga. Selain itu, penulis juga mengungkapkan bahwa kebersamaan dan harapan adalah sebuah kekuatan special yang tak ternilai harganya. Satu hal lagi adalah tentang sifat angkuh yang biasanya menjangkiti orang-orang yang diberi kesempatan lebih. Sebagaimana telah dibuktikan pada aspek nomor 5 diatas. 7. Petunjuk teknis “Petunjuk teknis yang ada dalam naskah drama “Ayahku Pulang” sudah cukup lengkap dan detail. Petunjuk watak, usia, dan keadaan fisik maupun sosial pemeran digambarkan seperlunya dan pada beberapa bagian menuntut adanya pengambangan atau improvisasi dari pemerannya.” PERBANDINGAN NASKAH DRAMA “AYAHKU PULANG” KARYA USMAR ISMAIL DENGAN NASKAH DRAMA “AYAHKU STROKE TAPI NGGAK MATI” KARYA JONED SURYATMOKO Setelah melakukan analisis pada kedua drama tersebut, langkah selanjutnya yang dilakukan pengkaji adalah membandingkan struktur yang ada pada kedua naskah drama tersebut untuk dicari kelebihan dan kekurangan. Berikut daftar tabel berisi perbedaan kedua puisi tersebut: Struktur Drama “Ayahku Pulang” “Ayahku Stroke tapi Nggak (pembanding) Mati” 1. Plot atau kerangka Maju atau progresif Mundur atau regresif cerita 2. Penokohan dan Satu keluarga: Tina (Ibu), Satu Keluarga: Ayah , Mama, perwatakan Ayah (Raden Saleh), Gunarto, Bram, & Ema. Maimun, Mintarsih. 3. Dialog/percakapan Detail, logis, dan komunikatif. Detail, logis, dan komunikatif. 4. Setting/landasan/te Situasi: sedih & haru Situasi: penuh kehangatan mpat kejadian Waktu: malam idul fitri sebuah keluarga. Tempat: rumah Nyonya Saleh Waktu: swaktu sarapan pagi Tempat: di dapur yang menjadi 31 5. Tema/nada dasar cerita 6. Amanat/pesan pengarang 7. Petunjuk teknis Penyesalan seorang Anak terhadap Sang Ayah. Keangkuhan akan mengakibatkan sebuah penyesalan yang mendalam. Jelas,memungkinkan adanya kreatifitas/pengembangan dari pemain. satu dengan ruang makan, ruang tunggu rumah sakit, kamar Ema, Ruang TV, dan Ruang Makan. Kebersamaan dalam sebuh Keluarga. Kebersamaan dalam sebuah keluarga lebih penting dari apapun juga. Jelas,memungkinkan adanya kreatifitas/pengembangan dari pemain. Dari kedua drama tersebut memang tidak terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Akan tetapi, ada satu unsur yang paling menonjol dan memiliki kemiripan yaitu dari segi tokoh sentral yang sama-sama kepergian seorang ayah. Drama “Ayahku Pulang” mengisahkan bahwa sang Ayah yang sudah lama tak diketahui kabarnya dan sudah bertahun-tahun hilang, pada suatu malam idul fitri tiba-tiba datang dan meminta maaf kepada keluarganya. Keluarganya memaafkan akan tetapi anak laki-laki satu-satunya karena keangkuhannya tidak mau memaafkannya. Akhirnya sang ayah mengakhiri hidupnya dengan terjun kedalam sungai. Sang anak pun akhirnya menyesali keangkuhannya. Pada naskah drama kedua dengan judul “Ayahku Stroke tapi Nggak Mati” juga mengisahkan tentang sang ayah yang tiba-tiba mendapatkan serangan stroke dan menjadi lumpuh sehingga tak dapat kembali bekerja seperti biasa. Hal ini membuat keluarga mereka bangkrut katena sang tulang punggung keluarga sudah taidak mampu lagi menghidupi anak dan istrinya. Kedua anak yangmasih sedikit kekanak-kanakan merupakan konflik tersendiri. Puncak dari konflik adalah ketika sang mama juga ikutikutan terkena stroke karena menghadapi kedua anaknya, sedang ia sendiri pusing bagaimana cara mendapatkan uang. 32 2.2 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Dunia 2.2.1 Perbandingan novel “Quien Mato a Palomino Molero?” karya Mario Vargas Losa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari A. PENGANTAR “Quien mato a Palomino Molero?” merupakan judul asli dari Novel “Siapa Pembunuh Palomino Molero?”. Salah satu Novel Peraih Nobel Sastra pada tahun 2010 karya Mario Vargas Llosa dengan kategori “Pemetaan Struktur kekuasaan dan gambaran yang tajam atas perlawanan individu, pemberontakan, dan kekalahannya”. Mario Vargas Llosa merupakan seorang sastrawan yang juga maju sebagai calon presiden Peru, aktivis penentang kediktatoran, dan kritikus sastra yang tajam. Pemenang Nobel Sastara 2010 ini diakui sebagai sastrawan Amerika Latin paling penting dan berpengaruh di dunia belakangan ini. Karya-karyanya kuat dan berbobot, sekaligus memikat dan enak dibaca oleh siapa saja. Bersamaan dengan terjadinya pemberontakan Sendero Luminoso, Mario Vargas Llosa diminta Presiden Peru, belaunde Terry, untuk masuk komisi investigasi yang bertugas menyelidiki pembantaian 8 wartawan oleh penduduk uchuraccay dan mengumumkan hasilnya pada masyarakat. Tak lama kemudian, lahirlah novel “Siapa Pembunuh Palomino Molero?” yang ditulis dalam bentuk novel misteri. Novel ini merupakan karya Llosa atas pengalaman pribadinya selama bertugas di komisi tersebut. Novel karya pemenang nobel sastra 2010 tersebut akan dibandingkan dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari yang merupakan salah satu penulis yang juga penggemar fotografi dari fakultas sastra jurusan antropologi. Lahir dan hidup di pekalongan dan telah melahirkan banyak karya tulis selain sebagia penulis salah satunya adalah buku ”Realitas Di balik Indahnya Ukiran” (Kunci Ilmu, 2002). Novel Kapak ini terpilih sebagai buku bermutu oleh Program Pustaka yayasan Adikarya Ikapi melalui Proses seleksi penilaian kompetitif dan selektif. Program pustaka merupakan bantuan penerbitan buku-buku bermutu, hasil kerjasama antara yayasan Adikarya Ikapi dan the Ford Poundation. B. PENGERTIAN NOVEL DETEKTIF Berdasarkan paparan Prof. Hj. Raminah Baribin (2003: 102) dalam paparan kuliah Sastra Bandingan, beliau merumuskan pengertian roman detektif dari berbagai sumber diantaranya: Menurut Peorwadarminta yang dimaksud dengan novel detektif ialah cerita roman yang menceritakan perbuatan-perbuatan detektif. Sedangkan dalam Ensiklopedia Indonesia II yang dimaksud dengan novel detektif ialah cerita yang menokohkan agen polisi yang terampil menyingkapkan rahasia pembunuhan dan liku-liku kejahatan. Sumardjo sebagaimana yang dikutip juga menyatakan bahwa novel detektif ialah cerita novel yang dimulai dengan pembunuhan, kemudian sang detektif mencari bukti-bukti melacak si pembunuh, dan akhirnya ditutup dengan ditemukannya si pembunuh yang tidak disangka-sangka oleh pembaca. Satu lagi pengertian novel detektif diambil dari Kamus Istilah Sastra yang dimaksud dengan cerita detektif adalah kisahan yang mengungkapkan sebuah misteri kumpulan 33 tafsiran isyarat-isyarat. Dari beberapa pengertian tersebut, Prof. Hj. Raminah Baribin kemudian merumuskan sebuah simpulan bahwa yang dimaksud dengan novel detektif merupakan cerita yang mengisahkan perbuatan-perbuatan detektif yang terampil menyingkapkan misteri pembunuhan dan liku-liku kejahatan melalui kumpulan tafsiran isyarat-isyarat. C. KONVENSI NOVEL DETEKTIF Menurut Teuw dalam Baribin (2003:103) ada tiga konvensi novel detektif. Yang pertama harus ada mayat, yang kedua harus ada detektif, yaitu tokoh yang lebih pintar daripada semua tokoh lain dalam novel ini. Orang ini merupakan satu-satunya tokoh yang nantinya mampu memecahkan teka-teki yang ada dalam novel detaktif tersebut.konvensi ketiga adalah pemecahan teka-teki yang tidak terduga pada akhir cerita. Menurut Sujiman dalam Baribin (2003:103) konvensi cerita detektif ada empat. Yang pertama,didalam cerita detektif terdapat butir-butir kepintaran si penjahat, yang kedua kedunguan polisi, yang ketiga kehebatan detektif, dan yang keempat pengungkapan kejahatan yang mengesankan. Disamping keempat konvensi tersebut, dalam cerita detektif ada hukum yang lazim berlaku. Hukum yang lazim berlaku dalam cerita detektif ialah bahwa isyarat-isyarat yang menuju penyelesaian harus diungkapkan tepat ketika sang detektif menemukan isyarat-isyarat tersebut. Menurut Faruk dalam Baribin (2003:103) cerita detektif setidak-tidaknya mempunyai dua komponen yang utama, yaitu pendeteksian dan unsur yang dideteksi. Dari batasan novel detektif menurut Faruk, Sujiman, dan Teeuw tersebut Prof. Hj. Raminah Baribin menarik simpulan bahwa cerita detektif setidak-tidaknya mempunyai 4 komponen yang utama, yaitu: unsur kejahatan, unsur misteri, unsur detektif, dan unsur pemecahan yang tidak terduga pada akhir cerita. Unsur-unsur inilah yang akan digunakan sebagai dasar kajian terhadap karya sastra dunia, novel peraih nobel “Siapa Pembunuh Palomino Molero?” karya Mario Vargas Llosa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari. Selanjutnya menurut Kartono dalam Baribin (2003:104) yang dapat dimasukkan dalam perbuatan kejahatan ialah: pembunuhan,penyembelihan, pencekikan sampai mati, pengracuan sampai mati,perampasan,perampokan, penyerangan, penggarongan,pelanggaran seks, pemerkosaan, maling, mencuri, pengancaman, intimidasi, pemerasan, pemalsuan, penggelapan, korupsi, penyogokan, penyuapan, penggunaan senjata api, pelanggaran sumpah, bigami (kawin rangkap pada suatu saat),kejahatan politik, penculikan, perdagangan dan penyalahgunaan narkoba. Jadi, kejahatan tidak selalu identik dengan pembunuhan akan tetapi, merupakan perbuatan melanggar hukum. Misteri menurut Baribin (2003:104) merupakan salah satu komponen utama novel detektif,merupakan komponen yang dideteksi, yang harus dipecahkan. Misteri merupakan salah satu komponene utama, kehadiran mayat merupakan alat bagi kehadiran misteri tersebut. Selain mayat, terdapat alat-alat lainnya, yang terpenting semuanya harus misterius dan menimbulkan pertanyaan seperti siapakah pembunuhnya, siapakah pencurinya, siapakah penculiknya, dan lain-lain.pertanyaan-pertanyaan itu akan menuntut usaha pencarian jawaban. Usaha pencarian jawaban ini oleh faruk disebut deteksi atau pencari jawaban detektif. 34 Menurut Teuww dalam Baribin (2003:105) unsure detektif merupakan komponen kedua yang harus ada dalam roman detektif. Dialah yang membuka misteri dalam cerita. Detektif dibedakan atas detektif swasta atau bukan,anggota organisasi detektif atau aparat pemerintah. Ada juga detektif yang bekerja sebagai detektif tanpa dibantu detektif lain kecuali polisi. Proses pengungkapan misteri kejahatan yang dilakukan detektif dalam cerita detektif,pada dasarnya mengandalkan kecerdasan. Dalam menjalankan tugasnya, detektif seringkali menyamar sebagai profesi lain. Menurut Teeuw dalam baribin (2003:106) untuk pemecahan masalah yang tidak terduga pada akhir cerita merupakan komponene ketiga yang harus ada dalam cerita detektif. Cerita detektif biasanya melibatkan banyak sekali tokoh yang dapat dicurigai sebagai pelaku kejahatan yang dideteksi itu. Semua tokoh itu diberi latar belakang tertentu, perilaku tertentu, yang membuat pembaca menduga bahwa satu antaranya nanti terbukti sebagai pelaku kejahatan misterius itu. Dalam cerita detektif, informasi-informasi biasanya menggiring pembaca kearah dugaan yang salah. Kecenderungan tersebut disebut snare atau perangkap. Karena adanya perangkap itulah yang membuat novel detektif biasanya menampilkan pemecahan yang tidak terduga pada akhir cerita. D. ANALISIS NOVEL “SIAPA PEMBUNUH PALOMINO MOLERO” 1. Unsur Kejahatan Dalam novel Siapa Pembunuh Palomino Molero, cerita diawali langsung pada ditekukannya mayat Plomino Molero dalam keadaan yang sungguh mengenaskan.diceritakan bahwa ada seorang anak kecil penggembala kambing menemukan sesosok mayat yang telah membusuk dengan posisi yang sangat tidak manusiawi di tengah padang berbatu ketika menggembalakan kambing-kambingnya. Anak kecil tersebut kemudian melapor ke pos polisi Talara yang jauhnya mencapai satu jam dengan perjalanan jalan kaki. “Ada seorang laki-laki dibunuh disana, dijalan ke lobitos. Kalau mau, aku bisa antar Anda ke sana, tapi harus sekarang. Kutinggalkan kambing-kambingku dan janganjangan ada yang mencurinya.” (Llosa 2012:8) Jelas terlihat bahwa peristiwa kejahatan yang terdapat pada novel Siapa Pembunuh Palomino Molero menurut kategori Kartono dalam Baribin (2003:106) termasuk kejahatan pembunuhan. Penemuan mayat dan kematian Palomino Molero menunjukkan adanya sebuah pembunuhan yang sadis dan sudah direncanakan dengan sangat detail. 2. Unsur Misteri Setelah ditemukannya mayat seorang pemuda dalam keadaan yang sangat mengenaskan oleh polisi yang bertugas didaerah tersebut, maka diketahui bahwa mayat tersebut bernama Palomino Molero. Palomino Molero merupakan seorang penyanyi bolero yang juga berprofesi sebagai penerbang di Angkatan Udara. Diketahuinya identitas mayat tersebut bukan berarti terpecah sudah misteri dari kasus pembunuhan tersebut. Akan tetapi misteri yang belum terpecahkan dan yang sekaligus menjadi judul dari novel ini adalah siapa pembunuh Palomino molero sesungguhnya. Yang tega-teganya membantainya sampai tak berbentuk lagi. 35 “sudah kami cek, dia Palomino Molero dari Castilla. Tapi itu tidak memecahkan misteri siapa yang membunuhnya.” (Llosa 2012:11) Lituma dan Letnan Silva merupakan dua orang yang akhirnya terlibat dalam pemecahan misteri pembunuhan tersebut. Dalam usahanya memecahkan misteri siapa pembunuh Palomino Molero, Lituma dan Letnan Silva mengerahkan segala usaha, daya, uapaya, tenaga, biaya, dan waktunya. 3. Unsur Detektif Cirri khas detektif yang dikemukakan Teeuw terdapat pada Letnan Silva. Dengan kejelian dan kelembutannya juga pengalamannya sebagai polisi bertahun-tahun, letnan silva mampu mengarahkan orang-orang yang diduganya terlibat dalam pembunuhan alomino molero untuk memberikan kesaksian bagaimana sebenarnya pembunuhan itu terjadi, siapa pelakunya, dan apa motif pembunuhannya. Orang yangpertama kali dicurigai adalah Kolonel Mindreau. Ketika Lituma dan Letnan Silva melakukan investigasi pada Kolonel Mindreau, keduanya mulai menampakkan karakter seorang detektif. Saat itu Kolonel Mindreau bersikap sangat tidak bersahabat terhadap keduanya, dan terkesan menggertak agar tidak melakukan penyelidikan terhadapnya. Akan tetapi, karekter detektif yang paling menonjol ada pada diri Letnan Silva hal ini dibuktikan lewat kutipan berikut: “Akankah bosnya tergertak oleh nada suara Kolonel Mindreau yang mantap dan tegas? Akankah ia mundur? Tapi lituma melihat Letnan Silva bersiteguh. “kami tidak akan datang mengganggu kalau tidak punya motif Kolonel.” Letnan tetap tegak berdiri dan bicara dengan nada tenang, tanpa terburu-buru. (Llosa 2012:40) Selanjutnya adalah investigasi terhadap Letnan Dufo. Letnan dufo merupakan pacar dari Alicia Mindreau, anak dari Kolonel Mindreau. Letnan dufo merupakan seorang pilot yang sering membuat onar setiap malam di sebuah rumah bordil milik La Loba Mariana. Dengan gaya Letnan silva yang khas, dengan kelembutannya dan sikap bersahabatnya, ia mengorek keterangan dari Letnan Dufo yang tengah mabuk berat kala itu. 4. Unsur Pemecahan yang Tidak terduga di Akhir Cerita Semula pembaca akan mengira bahwa pembunuh palomino molero adalah letnan dufo atas perintah colonel mindreau. Akan tetapi, jika pembaca jeli, pembaca akan menemukan kunci bahwa sebenarnya pembunuhnya adalah Alicia, anak dari colonel mindreau itu sendiri. Pembaca seharusnya menyadari hal itu ketika letnan silva dan lituma usai mewawancarai letnan dufo. Diakhir percakapannya lituma dengan colonel mindreau lituma berkata: “Paling tidak itulah kesanku soal letnan dufo. Bahwa ia tahu persis siapa yang membunuh bocah kurus itu.” (Llosa 2012:78) Pernyataan ini menunjukkan bahwa letnan dufo bukanlah pembunuhnya, akan tetapi ada orang lain dibalik semua itu. Pembaca akan terjebak dengan sikap dan kelakuan 36 letnan dufo yang diluar batas norma dan kemanusiaan. Pembaca juga pasti akan menganggap bahwa letnan dufo membunuh palomino karena ia merebut Alicia darinya. Kunci terungkapnya pembunuh palomino molero bermula ketika lituma dan letnan silva menemukan catatan di pos guardia civil tempat lituma dan letnan silva beristirahat. Catatan itu membawa letnan silva dan lituma pergi ke Amotape, sebuah daerah bukit pasir yang terletak 50 kilometer ke selatan talara. Dari sana lituma dan letnan silva menemui dona lupe dan meminta keterangan darinya. Dari keterangan dona lupe itulah letnan silva mulai mempunyai keraguan bahwa colonel mindreau dan letnan dufo bukanlah pembunuh molero. Hingga pertemuannya dengan Alicia Mindreau di punta Arena mengungkap segalanya. Alicia pun mengakui bahwa sebenarya dialah pembunuh palomino molero orang yang sangat mencintainya. “Orang yang membawakanku revolver dan menyuruhku membunuhnya adalah ayah. Apa yang akan kau perbuat padanya?” (Llosa 2012:144) Alasan alicia membunuh palomino molero, orang yang sangat mencintainya adalah karena ia risih dan jijik atas sikap dan rasa cintanya yang terlalu berlebihan. Ini yang ia ungkapkan kepada Letnan Silva saat ia menceritakan semuanya: “Ia tengkurap di lantai seperti anjing dan menciumi kakiku. Ia bilang cinta itu tak kenal batas. Dunia tak bakal mengerti. Darah ketemudarah, katanya.cinta adalah cinta, longsor menyapu segalanya.waktu ia ucapkan hal-hal itu, waktu ia perbuat itu, waktu ia menangis dan meminta ampunanku, aku benci dia. Aku Cuma berharap hal paling buruk jatuh menimpanya.” (Llosa 2012:146) Diakhir cerita, dikisahkan bahwa akhirnya Kolonel Mindreau bunuh diri setelah sebelumnya membunuh anaknya Alicia Mindreau. E. ANALISIS NOVEL “KAPAK” 1. Unsur Kejahatan Unsur kejahatan dalam novel kapak bermula dari kematian Donatus, paman Yowero dan ayahnya Mundus. Kematian keduanya disebabkan oleh satu orang yaitu Jirimo, yang mencoba untuk merebut jabatan Mundus sebagai kepala perang dari suku Asmat dan memperistri Mika ibunda Yowero. Yowero yang saat itu sedang beranjak dewasa merasa sangat kehilangan paman kesayangannya dan ayahanda. Sejak saat itu kebencian terhadap Jirimo mulai tertanam di hati Yowero. “Yowero memejamkan mata ketika melihat jasad Donatus yang telah kaku itu dikubur dalam-dalam. Ia tak meraung-raung seperti orang yang lain, tapi air matanya terus bercucuran…. Akan tetapi, Yowero tidak berhenti sampai di sini. Ia mulai melakukan suatu pekerjaan yang tak jelas kapan akhirnya dan apa hasilnya. Melacak jejak Jirimo.” (Linggasari 2005:60) Kebencian Yowero semakin bertambah dengan terbunuhnya ayahanda tercinyanya Mundus oleh orang yang sama, Jirimo. “Yowero terdiam setelah air matanya kering, ia tak menangis lagi kini, tapi di dalam dirinya timbul kebencian yang kian menggumpal. Ia adalah satu-satunya orang yang 37 mengetahui pembunuh bapaknya. Kalau saja ia mengatakan, maka seisi kampung akan bergerak memburu Jirimo.” (Linggasari 2005:102) Akan tetapi kedua kasus pembunuhan tersebut bukanlah kejahatan utama yang menjadi pokok permasalahan dalam kasus ini. Justru keduanya merupakan penyebab terjadinya tindak kejahatan yang lebih besar yaitu terbunuhnya tiga istri Jirimo. Terbunuhnya Donatus dan Mundus menyisakan dendam yang begitu dalam pada diri Yowero. Untuk itu, ia berjanji akan membalaskan dendam keduanya agar arwah keduanya tenang disurga, atau menurut istilah suku Asmat adalah bayar darah. Kasus pembunuhan ketiga istri Jirimo terungkap beberapa saat setelah kematian Mundus. “kami baru saja menerima laporan dari desa Buetkuar, adatiga orang wanita terbunuh disana. Apakah dokter bisa membantu kami untuk melakukan visum?” suara kapolsek terlontar tegas.” (Linggasari 2005:105) Unsure kejahatan yang ada dalam novel kapak karya dewi linggasari ini adalah kejahatan pembunuhan, ada banyak peristiwa pembunuhan dalam novel ini yang masing-masing kasus saling terkait. Berbeda dengan novel karya Mario Vargas Llosa yang hanya menyajikan satu kasus pembunuhan dan diusut secara tuntas. 2. Unsur Misteri Unsur misteri dalam novel karya dewi linggasari ini adalah misteri terbunuhnya tiga istri kepala perang dalam waktu yang hampir bersamaan. Tentu saja akan muncul pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi? Siapa yang melakukannya? Dan apa alasannya? Pembaca tentunya sudah dapat mengira-ngira siapa pelaku dibalik tewasnya ketiga isteri kepala perang (Jirimo) tersebut. “Tiga orang istri kepala perang?!” dokter Astrid ternganga.”Bagaimana pembunuhan itu bisa terjadi?” dokter itu berusaha semampunya untuk menguasai keterkejutan, “seseorang telah melakukannya, kita belum tahu persis apa motifnya dan bagaimana prosesnya,” Letnan Dua Tambunan menjawab tenang.” (Linggasari 2005:110) Segala upaya dilakukan untuk menemukan siapa pembunuh ketiga istri kepala perang tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan visum pada ketiga mayat istri jirimo. Dokter astrid adalah dokter yang melakukan visum secara langsung untuk memastikan penyebab kematian ketiga wanita yang merupakan istri kepala perang jirimo. Dengan diketahuinya penyebab kematian ketiga istri jirimo tersebut akan lebih mudah bagi petugas kepolisian untuk melakukan penyidikan terhadap tersangka pembunuhan. 3. Unsur Detektif Cirri khas detektif menurut Teeuw ada dalam diri sersan mayor agustan, petugas kepolisian yang yang menginterogasi Yowero secara langsung.dengan kemampuannya dalam menghadapi beberapa kasus, sersan mayor agustan berhasil menggiring Yowero kepada sebuah pengakuan bahwa dialah yang membunuh ketiga istri Jirimo, meskipun sebelumnya Yowero mati-matian menyangkalnya. “Kenapa Jirimo membunuh kau punya pubapa dan bapa adik?” sersan mayor Agustan terus mendesak Yowero dengan pertanyaan-pertanyaan, ia telah merasa 38 sampai pada pokok persoalan sebelum sampai pada pengakuan.” (Linggasari 2005:127) Dengan pertanyaan-pertanyaan penuh jebakan sersan mayor agustan berhasil menggiring Yowero pada sebuah pengakuan bahwa dialah yang membunuh istri Jirimo. Peristiwa tersebut terjadi ketika dengan diam-diam ia membuntuti tiga isteri jirimo yang tengah pergi ke hutan. Sementara Jirimo telah menyusup kewilayah yang lebih dalam untuk mencari Gaharu. Yowero dengan hati-hati mendekati bevak dan pura-pura meminjam kapak.beberapa detik kemudian, kapak pun terayun ke salah satu leher istri Jirimo. Yowero kemudian mencari dua istri lainnya. Keduanya akhirnya mati ditangan Yowero. Yowero tak menyadari bahwa seorang anak kecil dari wanita yang dikapak menyaksikan kekejian itu dari tempat persembunyian dengan ketakutan yang laur biasa. Beberapa lama kemudian, Jirimo mencari salah satu istrinya dan sang anak pun menjawab bahwa Yowero telah membunuh ibunya. Demikianlah kronologis cerita yang disampaikan Yowero kepada Sersan mayor Agustan. 4. Unsur Pemecahan yang Tidak terduga di Akhir Cerita Pemecahan yang tak terduga tidak terlalu mengejutkan dari novel ini,hanya saja mungkin pembaca akan heran jika seorang anak kecil seumuran yowerotega membunuh tiga istri seorang kepala perang dengan begitu sadisnya.Akhirnya yowero pun harus rela dipenjara selama kurang lebih 17 tahun dan mendapatkan siksaan di penjara. “yowero pun terjeremabab di atas lantai dengan hidung berdarah. Sorak sorai terdengar bergemuruh dari narapidana yang tengah “menyalami” Yowero. Yowero kehilangan daya sudah, ia tak tahu pasti apa yang terjadi pada dirinya, rasa sakit ini telah mencapai titik yang paling kritis.” (Linggasari 2012:135) F. SIMPULAN Kedua novel “Siapa Pembunuh Palomino Molero” karya Mario vargas Llosa dan “Kapak” karya Dewi linggasari merupakan novel detektif. Kedua novel tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya keduanya memiliki keempat unsure konvensi novel detektif yaitu kejahatan, misteri, detektif, dan akhir yang tak terduga. Unsure kejahatan uang ditampilkan juga sama-sama tentang pembunuhan. Perbedaannya, unsure pembunuhan pada novel Kapak lebih kompleks dibandingkan dengan pembunuhan di novel karya Llosa, karena pada novel kapak terjadi tiga peristiwa pembunuhan yang masing-masing saling berkaitan 39 2.2.2 Perbandingan puisi “Be The Best Of Whatever You Are” karya Douglas Malloch dengan puisi “Kerendahan Hati” karya Taufiq Ismail PENGANTAR Beberapa waktu lalu terjadi sebuah polemik di dunia cybersastra Indonesia. Polemik tersebut memperdebatkan kemiripan dua buah puisi karya penyair Amerika Douglas Malloch yang berjudul “Be The Best of Whatever You Are” dengan puisi “Kerendahan Hati” karya penyair Indonesia “Taufiq Ismail”. Douglas Malloch adalah penyair asal Michigan, Amerika Serikat, yang lahir pada tahun 1877 dan meninggal pada tahun 1938. Douglas Malloch menuliskan puisi Be The Best of Whatever You Are pada tahun 1902. Sedangkan Taufiq Ismail merupakan salah satu penyair Indonesia yang oleh Paus Sastra Indonesia, HB. Jassin, dikelompokkan ke dalam penyair angkatan ’66. Puisi Douglas Malloch “Be The Best of Whatever You Are” masuk ke dunia cybersastra Indonesia dan menjadi perdebatan panjang sejak salah seorang cerpenis wanita, Wa Ode Wulan Ratna, memposting sebuah karya Douglas Malloch dalam catatan di akun Facebook-nya. Karya Malloch yang sejatinya berjudul ‘Be The Best of Whatever You Are’ itu terposting berupa terjemahan berjudul ‘Akar-akar Pohon’. Puisi Taufiq Ismail yang berjudul “Kerendahan Hati” dapat ditemukan pada buku Terampil Berbahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII, yang disusun oleh Dewaki Kramadibrata, Dewi Indrawati, dan Didik Durianto yang diterbitkan Pusat Perbukuan, Diknas RI. Pada Pelajaran 11, bagian C: Menulis Puisi Bebas dengan Memperhatikan Unsur Persajakan; halaman 198. Tertulis dengan jelas dalam buku tersebut bahwa puisi “Kerendahan Hati” dengan lirik yang mirip terjemahan dari puisi Douglas Malloch merupakan karya Taufiq Ismail, akan tetapi, Tidak ada keterangan sumber di bawah puisi Taufik Ismail pada halaman tersebut. Berdasarkan isu serta polemik yang muncul itulah pengkaji tertarik untuk menganalisis kedua puisi tersebut untuk kemudian dibandingkan dan dikaji persamaan dan perbedaan dari keduanya. ANALISIS PUISI PUISI “BE THE BEST OF WHATEVER YOU ARE” KARYA DOUGLAS MALLOCH DENGAN PUISI “KERENDAHAN HATI” KARYA TAUFIQ ISMAIL Puisi “Be The Best of Whatever You Are” Karya Douglas Malloch merupakan jenis puisi kuatrin yaitu puisi yang mempunyai empat baris di setiap lariknya. Hal ini dapat diamati pada bentuk puisi berikut: Be the Best of Whatever You Are by Douglas Malloch if you can’t be a pine on the top of the hill be a scrub in the valley – but be the best little scrub by the side of the rill, be a bush if you can’t be a tree. (1) if you can’t be a bush be a bit of the grass, and some highway happier make; 40 if you can’t be a muskie then just be a bass but the liveliest bass in the lake! (2) we can’t all be captains, we’ve got to be crew, there’s something for all of us here, there’s big work to do, and there’s lesser to do, and the task you must do is the near. (3) if you can’t be a highway the just be a trail, if you can’t be the sun be the star; it isn’t by size that you win or you fail be the best of whatever you are! (4) makna yang terkandung dalam puisi Douglas Malloch ini adalah mengenai pandangan penyair tentang sikap hidup seseorang. Hakikatnya dalam hidup kita tidak perlu menang, atau memiliki kedudukan yang tinggi untuk menjadi seseorang yang hebat. Kehebatan atau kesuksesan seseorang tidaklah diukur dari besar-kecil, menang-kalah, atau tinggi-rendah kedudukan seseorang. Akan tetapi alangkah lebih baik menjadi seseorang yang bermanfaat dengan melakukan yang terbaik di setiap pekerjaan yang kita lakukan. Pada puisisnya Douglas Malloch menghadirkan sebuah imaji kondisi alam dengan melakukan pengandaian pada benda-benda yang terdapat pada alam sekitar untuk melambangkan makna yang ingin penyair sampaikan. Douglas memperkuat makna syair yang ingin dia sampaikan dengan mengulang melakukan pengandaian pada beberapa benda sebanyak 5 kali yaitu: if you can’t be a pine on the top of the hill Jika kamu tidak mampu menjadi pohon cemara diatas bukit be a scrub in the valley – but be the best little scrub by the side of the rill jadilah semak pada lembah, tetapi semak kecil disisi sungai (1) if you can’t be a bush be a bit of the grass, jika kamu tidak mampu menjadi semak jadilah rumput (2) if you can’t be a muskie then just be a bass jika kamu tidak mampu menjadi muskie, jadilah bass but the liveliest bass in the lake! Tetapi bass yang lincah di dalam danau (3) if you can’t be a highway the just be a trail, jika kamu tidak mampu menjadi jalan besar, jadilah jalan setapak (4) if you can’t be the sun be the star; jika kamu tidak mampu menjadi matahari, jadilah bintang (5) Maksud penyair menggambarkan semak kecil di sisi sungai pada pengandaian pertama yaitu jika tak mampu menjadi cemara diatas bukit adalah semak kecil yang mampu menguatkan tanah di sisi sungai agar mampu menahan tanah tidak hanyut terbawa aliran air. Meskipun terlihat kecil dan sepele, akan tetapi mampu memberikan yang terbaik dalam hidupnya untuk sekitarnya. Sedangkan pada pengandaian ketiga terdapat kata-kata muskie dan bass. Musky adalah sejenis ikan besar, yang masih satu genus dengan Arwana dari Amazon. Muskie adalah nama dalam bahasa pasar masyarakat setempat, untuk ikan Musky, yang hidup di danau-danau di Minnesota. Sedang Bass adalah nama setempat untuk ikan smallmouth (salmon). Ikan dengan 41 ukuran tubuhnya jauh lebih kecil dari ikan Muskie (Moehiddin 2011). Penyair mengulangi kelima pengandaian tersebut untuk memeperkuat makna yang ingin disampaikan penyair melalui lambang-lambang dalan kata yang dipilihnya. Adapun makna tersirat dari kelima pengandaian tersebut adalah bahwa jika seseorang tak mampu mencapai harapan besar yang ia inginkan, maka cukuplah menjalani apa yang ada dengan sebaik-baiknya. Tidaklah penting mengenai ukuran menang-kalah, besar-kecil, tinggi-rendah, yang terpenting adalah bagaimana kita dapat melakukan yang terbaik terhadap apa yang sedang kita kerjakan. Pada puisi karya Taufiq Ismail dengan judul “Kerendahan Hati” memiliki makna yang mirip bahkan maksud yang hampir sama, hanya saja beberapa pilihan kata menggunakan diksi yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada syair berikut: Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya Jadilah saja jalan kecil, Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air Tidaklah semua menjadi kapten tentu harus ada awak kapalnya… Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu Jadilah saja dirimu…. Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri Membaca karya taufiq ismail tersebut setelah membaca puisi Douglas Malloch terasa memiliki persamaan yang begitu dekat. Bahkan puisi Taufiq Ismail ini terasa seperti terjemahan dari puisi Douglas Malloch, hanya saja beberapa kata diganti dengan diksi yang berbeda dan terdapat pelesapan pada beberapa bait. Kata “beringign” pada puisi karya taufik ismail dengan kata “beringin” pada puisi douglas malloch merupakan contoh penggantian dengan kata yang berbeda. Pelesapan atau penghilangan terjadi pada baris: “If you can’t be a muskie then just be a bass But the leveliest bass in the lake If you can’t be the sun, be a star There’s something for all of us here There’s big work to do, and there’s lesser to do And the task you must do is the near.” Bait-bait itulah yang sengaja oleh taufik tidak dicantumkan dalam sajaknya. jika diperhatikan dengan saksama, pelesapan tersebut digantikan dengan beberapa tambahan larik yang berbeda pada puisi karya taufiq ismail yaitu: Tetapi jalan setapak yang/ membawa orang ke mata air” 42 Jelas terlihat bahwa penghilangan dan penggantian tersebut tentunya disengaja. Jika taufiq ismail berniat menerjemahkan puisi milik Douglas Malloch, dari sisi licentia poetica tentunya hal tersebut tidak boleh terjadi karena dapat mengubah makna dan bunyi sebuah puisi. Akan tetapi, jika hal tersebut merupakan sebuah penyaduran atau penulisan ulang, juga merupakan sebuah kelalaian karena ketika melakukan penyaduran atau penulisan ulang maka penyadur harus tetap mempertahankan konsistensi atau urut-urutan gagasan pengarang dan mempertahankan gagasan dari naskah asli, dan yang paling terpenting adalah mencantumkan sumber tulisan berikut nama penulisnya. Sebagaimana aturan penyaduran berikut: Menyadur adalah menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita, biasanya dari bahasa lain. Menyadur juga diartikan sebagai mengolah (hasil penelitian, laporan, dsb.) atau mengikhtisarkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 976). Sebuah bentuk ringkasan dari sebuah tulisan hendaknya tetap menekankan sisi konsistensi akan sebuah urut-urutan sesuai dengan ide atau gagasan pengarang. Begitu halnya saat kita menyadur, hal tersebut juga berlaku—tetap mempertahankan ide dari naskah asli, Keraf dalam buku Komposisi (1984:262, Flores. Penerbit Nusa Indah). Dengan demikian, menyadur mengandung konsep menerjemahkan secara bebas dengan meringkas, menyederhanakan, atau mengembangkan tulisan tanpa mengubah pokok pikiran asal. Hal penting yang harus kita ketahui ialah bahwa dalam menyadur sebuah tulisan, ternyata kita diperkenankan untuk memperbaiki bentuk maupun bahasa karangan orang lain, misalnya dalam kasus karangan terjemahan. Hanya saja, penyaduran tidak bisa serta-merta diberlakukan pada puisi, sebab ada aspek bahasa, bunyi dan makna, yang belum tentu dapat diinterpretasikan secara tepat oleh penyadur. Suatu hal yang tidak boleh kita lupakan dalam menyadur adalah dengan meminta izin, mencantumkan sumber tulisan berikut nama penulisnya (Moehiddin 2011). Jika memang taufiq ismail berniat melakukan penyaduran pada karya tersebut, tentunya harus mencantumkan nama Douglas Malloch dalam puisi yang ia sadur, tetapi taufiq tidak melakukannya yang berarti hal tersebut menunjukkan bahwa taufiq mengakui bahwa puisi tersebut merupakan seratus persen asli karyanya. Padahal puisi karya taufik ismail tersebut sangat mirip dengan puisi Douglas Malloch. Pengkaji tidak dapat serta merta menganggap hal tersebut sebagai sebuah plagiarism, bisa jadi hal tersebut merupakan sebuah bentuk pengaruh yang terjadi antara penyair douglas malloch dengan taufik ismail. Melihat perbedaan waktu pembuatan kedua puisi tersebut dan posisi taufik ismail sebagai seorang sastrawan ternama pada angkatannya yang pernah menerjemahkan 160 penyair Amerika yang terkumpul dalam buku “Rerumputan Dedaunan”. Di perlukan kajian lebih mendalam untuk mengkaji sejauh mana hubungan Douglas Malloch dengan Taufiq ismail. 43 2.2.3 Perbandingan naskah drama monolog “Before Breakfast” karya Eugene O’ Neill dengan naskah drama monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor A. PENGANTAR Karya sastra drama sebenarnya tidak jauh berbeda dengan karya sastra yang lainnya. Hanya saja dalam bentuk penyajiannya, drama berbeda dengan karya sastra lain seperti cerpen atau novel. Sebuah drama biasanya terdiri atas dialog atau diperankan oleh dua orang atau lebih, dan dilengkapi dengan petunjuk pementasan. Akan tetapi, pada jenis drama tertentu, sebuah naskah drama dapat pula terdiri atas sebuah percakapan atau yang biasa disebut monolog. Jenis drama yang akan pengkaji bandingkan pada bagian ini adalah drama monolog karya salah seorang peraih nobel dunia Eugene O’neill dengan judul “Before Breakfast” (Sebelum sarapan) yang telah diterjemahkan oleh Wiwit Anggraini, S. Pd. akan pengkaji bandingkan dengan drama monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor. Eugene Gladstone O'Neill (lahir 16 Oktober 1888 – meninggal 27 November 1953 pada umur 65 tahun) adalah seorang dramatis Amerika. Lebih dari para dramatis lainnya, O'Neill memperkenalkan realisme dramatis yang dirintis oleh Anton Chekhov, Henrik Ibsen, dan August Strindberg ke dalam drama Amerika. Pada umumnya, drama-dramanya melibatkan tokoh-tokoh yang hidup di pinggiran masyarakat, di mana mereka berjuang untuk mempertahankan pengharapan dan aspirasi mereka namun akhirnya terjerumus ke dalam kekecewaan dan putus asa. Drama O'Neill pertama yang diterbitkan, Beyond the Horizon, dipentaskan di Broadway pada 1920 dan mendapatkan sambutan hangat, termasuk Penghargaan Pulitzer untuk Drama. Drama-dramanya yang paling terkenal antara lain adalah Desire Under the Elms, Strange Interlude (untuk ini ia kembali memenangkan Penghargaan Pulitzer), Mourning Becomes Electra, dan komedi satu-satunya yang dihasilkan dalma kariernya, Ah, Wilderness!, sebuah upaya merefleksikan kembali masa mudanya sendiri seperti apa yang diharapkannya. Pada tahun 1936 ia menerima Penghargaan Nobel dalam Sastra. Pada 1956, tiga tahun setelah kematian O'Neill, adi karya otobiografinya, Long Day's Journey Into Night (Perjalanan Panjang Menuju Malam) diterbitkan dan dipentaskan di panggung (Wikipedia 2012). Sedangkan Arifin C Noor merupakan sastrawan yang termasuk angkatan ’66. Dilahirkan di Cirebon 10 Maret 1941, dan meninggal dijakarta pada 28 Mei 1995. Dramawan yang juga merupakan seorang penyair dan sutradara film ini telah menulis puluhan naskah drama seperti Telah Datang Ia, Telah Pergi Ia, Matahari di Sebuah Jalan Kecil, Monolog Prita Istri Kita dan Kasir kita (1971), Tengul (1973), KapaiKapai (1970), Mega-Mega (1966), Umang-Umang (1976), Sumur Tanpa Dasar (1975), Orkes madun, Aa Ii Uu, Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi, dan Ozon.Selian sebagai penyair dan dramawan juga sutradara film, Arifin C Noor juga memimpin teater kecil. Beliau juga termasuk dalam dramawan yang beraliran realism social, karena ketika menuliskan karya-karya dalam bentuk naskah drama yang dihasilkannya kebanyakan menggambarkan problem social yang sangat berpengaruh pada kehidupan psikologis pelakunya (Wikipedia 2012). 44 B. ANALISIS NASKAH DRAMA MONOLOG “BEFORE BREAKFAST” KARYA EUGENE O’NEILL Analisis naskah drama monolog “before breakfast” karya Eugene O’neill ini akan menganalisis secara mendalam struktur naskah drama. Untuk memahami sebuah naskah drama secara lengkap dan terinci,maka harus memahami terlebih dahulu struktur yang membangun sebuah drama. Unsure-unsur dalam struktur tersebut saling menjalin membentuk satu kesatuan dan saling terikat satu sama lain. Menurut Herman J Waluyo (2003:8) beberapa aspek yang termasuk dalam struktur naskah drama, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Plot atau kerangka cerita Penokohan dan perwatakan Dialog/percakapan Setting/landasan/tempat kejadian Tema/nada dasar cerita Amanat/pesan pengarang Petunjuk teknis Kedelapan unsure pembentuk struktur naskah drama tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan analisis terhadap naskah drama “Before Breakfast” karya Eugene O’neill berikut ini. 1. Plot atau kerangka cerita Alur cerita yang dibangun pengarang pada drama monolog “sebelum sarapan” karya Eugene o’neill adalah sebagai berikut: naskah drama ini menceritakan konflik rumah tangga yang terjadi antara mrs.rowland dan suaminya yang bernama Alfred. pada awal cerita, pengarang menggambarkan kondisi Mrs. Rowland, pemeran dari naskah drama monolog sebagai seorang wanita berusia 20 tahunan dalam kondisi ketika bangun dari tidur melakukan kebiasaan seperti halnya ibu rumah tangga lainnnya memasak air dan membuat sarapan sederhana. Mrs. Rowland dan suaminya merupakan sepasang suami istri yang hidup sederhana dan agaknya sedang mengalami kesulitan ekonomi. Mrs.rowland yang baru bangun tidur memanggil-manggil suaminya yang masih tidur di dalam kamar. Beberapa kali memanggil, namun tidakada jawaban dari dalam kamar. Pengarang mulai membuat konflik diawal cerita. Konflik diawali dengan tidak diresponnya panggilan dari mrs. Rowland oleh suaminya. Karena tidak ada jawan setelah berkali-kali memanggil mrs. Rowland yang sebenarnya geram karena ia membutuhkan uang hari itu mengacak-acak baju suaminya dan memeriksa sakunya untuk menemukan uang. Bukan uang yang didapatnya akan tetapi, justru surat dari teman wanita suaminya yang didapatnya. Mrs. Rowland tampak marah, benci, dan kecewa membaca surat tersebut kemudian mulai memanggil-manggil suaminya kembali dan memarahinya. Semula ia marah karena Alfred tidak mau bekerja dan hanya tidur-tiduran dikamar saja, kemudian konflik memuncak dengan menyinggung tentang surat yang dibaca Mrs. Rowland diawal cerita yang diketahui bahwa surat itu berasal dari teman wanita suaminya yang bernama Helen. Meski diliputi marah dan cemburu, namun mrs. Rowland tetap saja membuatkan sarapan untuk suaminya. Diakhir naskah drama diceritakan bahwa sesuatu terjadi dengan Alfred suami mrs. Rowland, kerena ketika mrs. rowland masuk kamar tiba-tiba ia menjerit histeris dan berlari menuju keluar. 45 2. Penokohan dan perwatakan Ada dua tokoh yang dimunculkan oleh pengarang, yaitu mrs. Rowland dan Alfred suami dari mrs. Rowland. Karena naskah drama ini merupakan sebuah monolog maka yang melakukan dialog hanyalah mrs. Rowland. Tokoh mrs. Rowland digambarkan sebagai pribadi yang pemarah dan pecemburu pada suaminya Alfred. Hal ini mungkin disebabkan karena usianya yang masih terbilang cukup muda yaitu sekitar duapuluh tahunan sehingga masih labil dan tengah mengalami beberapa konflik terutama dengan suaminya. Hal ini membuatnya tampak lebih tua. Berikut kutipan yang menunjukkan karakter dr mrs. rowland: “DIA SEBENARNYA BERUMUR SEKITAR DUA PULUHAN TAHUN, TAPI KELIHATAN LEBIH TUA DARI UMURNYA.” (O’neill 1916:2) ……………… “DIA MEMBUKA SURAT ITU DAN MEMBACANYA. EKSPRESI AWAL BENCI, KECEWA DAN SANGAT MARAH, TAPI SETELAH SELESAI MEMBACANYA DIA BERUBAH MENJADI INGIN MENYAKITI DAN MERASA MENANG.” (O’neill 1961:4) Tokoh pendukung keduayaitu Alfred yang merupakan suami dari mrs. Rowland. Karakter dari Alfred adalah sosok seorang lelaki pemalas yang mudah frustasi & putus asa sehingga nekat mengakhiri hidupnya karena bermasalah dengan istrinya. Hal ini terlihat pada kutipan naskah drama berikut: “Tidak diragukan lagi, kamu sekarang menjadi pemalas dan tidur terus.” (O’neill 1961:4) ………………. (ADA SUARA TERIAKAN LUKA SEPERTI SESAK NAFAS DARI KAMAR SEBELAH) “Apakah kamu memotong dirimu lagi? Yang benar saja!” (O’neill 1961:11) 3. Dialog/percakapan Dialog-dialog yang diungkapkan o’neill dalam naskah dramanya yang berjudul “before breakfast” cukup baik karena pembaca sudah dapat membayangkan apa yang terjadi dan dapat membayangkan suasana yang inggin dibangun oleh pengarang dalam dialog tersebut. Akan tetapi ada satu kelemahan dalam naskah drama milik o’neill tersebut, yaitu kurang komunikatif. Menurut Herman J Waluyo (2003:22) seorang penulis naskah drama yang telah berpengalaman akan memadukan unsure estetis dan unsur komunikatif. Dan unsur komunikatif belum pengkaji temukan dalam naskah drama milik o’neill tersebut. Meskipun beberapa dialog dibangun dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya ditujukan kepada Alfred, akan tetapi sepertinya dialog tersebut membuat tokoh 46 mrs. Rowland seakan asik dengan dunianya mengkomunikasikan suasana dengan penonton. sendiri, belum mampu Satu lagi kelebihan dari naskah drama monolog karya o’neill ini adalah dialogdialog yang nantinya akan diperankan sebagai sebuah monolog memiliki irama yang cukup baiksehingga dapat meningkatkan suasana menjelang puncak konflik dan dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Hal tersebut dapat diamati pada kutipan berikut: “Alfred! (MASIH KERAS) Alfred! (ADA SUARA ORANG MENGUAP DAN MERINTIH DARI KAMAR SEBELAH) Tidakkah kamu berfikir bahwa sekarang waktunya kamu bangun tidur? Apakah kamu ingin terus di atas ranjang seharian? (BERKELILING/BERPUTAR SEBENTAR, KEMBALI KE KURSINYA) Tidak diragukan lagi, kamu sekarang menjadi pemalas dan tidur terus. (DIA DUDUK DAN MELIHAT JENDELA DENGAN ACUH)” (O’neill 1961:4) 4. Setting/landasan/tempat kejadian Latar tempat yang dimunculkan pengarang adalah di sebuah apartemen, kejadian berlangsung di ruang makan yang juga berfungsi sebagai dapur, ruang tengah dan kamar. “SEBUAH RUANGAN KECIL YANG BERFUNGSI SEBAGAI DAPUR DAN RUANG MAKAN DI SEBUAH APARTEMEN DI JALAN CHRISTOPHER, KOTA NEW YORK.” ………………………… “DIA DATANG MENUJU TENGAH RUANGAN MELEBARKAN LENGANNYA.” (O’neill 1961:2) DAN MENGUAP, Sedangkan latar waktu dalam drama tersebut adalah pagi hari sebelum waktu sarapan sekitar pukul setengah sembilan pagi. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut: “INI SEKITAR JAM SETENGAH SEMBILAN PAGI, HARI YANG CERAH DI AWAL MUSIM GUGUR. MRS. ROWLAND MASUK DARI ARAH RUANG TIDUR, MENGUAP, TANGANNYA MASIH SIBUK MERAPIKAN RAMBUTNYA (BARU KELUAR DARI TOILET YANG ACAK-ACAKAN) DENGAN MENJEPITKAN JEPITAN RAMBUTNYA YANG BERANTAKAN.” (O’neill 1961:2) 47 Sedangkan latar suasana yang hendak dibangun oleh pengarang adalah suasana ketika suami dan istri terlibat sebuah konflik rumah tangga, sang istri sangat jengkel tetapi masih mempunyai rasa cinta dan sanyang terbukti masih membuatkan sarapan untuk sang suami. “Cepatlah! Sarapan pagi hari ini tidak akan lama-lama, yang kita punya pagi ini hanya roti, mentega, dan kopi, dan kamu bahkan tak bisa menikmati semua ini, jika semua ini bukan dari hasil menjahit sampai jari-jariku terpotong. (DIA MELEMPAR SEPOTONG ROTI KE ATAS MEJA DENGAN KASAR) Rotinya sudah kering, aku harap kamu suka roti itu. Kamu tak berguna sama sekali, tapi aku tidak ada alasan kenapa aku harus menderita.” (O’neill 1961:6) 5. Tema/nada dasar cerita Adapun tema dari naskah drama monolog karya Eugene O’neill ini adalah tema psikologis, yaitu seberat apapun konflik yang menerpa dalam sebuh keluarga harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Bukannya dengan melukai diri sendiri tetapi bangkit menghadapi masalah yang menerpa sehingga dapat menjadi sosok seorang pemimpin yang disegani oleh lingkungan-lingkungannya. “ (SINIS) Inilah hidup yang bagus bagiku untuk menjadi seorang pemimpin! Aku tidak akan terus menunggui rotimu lebih lama lagi.” (O’neill 1961:11)) 6. Amanat/pesan pengarang Amanat yang ingin diungkapkan oleh pengarang adalah bahwa emosi dan kecemburuan yang diungkapkan atau diluapkan dengan cara yang tidak benar akan menimbulkan dampak psikologis tertentu yang dapat membahayakan jiwa seseorang karena dapat menimbulkan frustasi atau keputus asaan. Seberat apapun masalah/konflik yang menimpa harus dihadapi, sebagaimana hidup seorang pemimpin. “ (SINIS) Inilah hidup yang bagus bagiku untuk menjadi seorang pemimpin! Aku tidak akan terus menunggui rotimu lebih lama lagi.” (O’neill 1961:11)) 7. Petunjuk teknis Petunjuk teknis dalam drama ini kurang mendetail dan kurang dapat memahamkan pembacanya, misalnya saja: 48 “DENGAN KEPUASAN INGIN MENYAKITI” “DENGAN TERTAWA YANG DALAM” Kedua petunjuk teknis tersebut agak sulit di mengerti, kemudian ada beberapa petunjuk teknis yang kurang rinci dan agak membbingungkan seperti: (DIA PERGI MENUJU PINTU DAN MELIHAT KE DALAM) Yah, kamu hampir siap dan menarik apapun yang terjadi. Aku harap bisa menemanimu lagi di tempat tidur. Ya, hanya kamu. Kamu kelihatan berantakan pagi ini, bercukurlah, untuk merayakan kebahagianmu. Kamu menjijikan tahu. Kamu kelihatan seperti gelandangan. Tidak heran tak ada yang akan memberimu pekerjaan. Aku tidak menyalahkan mereka. Kamu tidak pantas untuk disukai. (DIA PERGI KE KOMPOR) Ada sedikit air panas disini. Kamu tidak bisa dimaafkan. (MENGAMBIL SEBUAH MANGKOK DAN MENUANGKAN AIR DARI TEKO KE DALAMNYA) Ini…. (DIA LAKI-LAKI/ALFRED MENYELUPKAN TANGANYA KE DALAM MANGKOK. TANGAN YANG SENSITIF DENGAN JARI-JARI YANG RAMPING. JARI-JARINYA BERGETAR DAN AIR MENETES KE LANTAI. MEMBENTAK) Lihat tanganmu yang kurus. Kamu sebaiknya berhenti minum. Kamu tidak bisa seperti itu terus. Itu akan menjadi minuman yang terakhir! Membaca potongan dialog tersebut, pembaca pasti akan kebingungan bagaimana alfred bisa tiba-tiba muncul dan mencelupkan tangannya kedalam mangkok, dan apa maksudnya? C. ANALISIS NASKAH DRAMA MONOLOG “KASIR KITA” KARYA ARIFIN C NOOR 1. Plot atau kerangka cerita Adapun alur dari naskah drama monolog karya Arifin C Noor, dengan judul “Kasir Kita” adalah sebagai berikut: Pada pelukisan cerita awal, pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh, watak, situasi, serta mulai memperkenalkan konflik atau masalah yang akan muncul. Di sebutkan dalam drama “kasir kita” bahwa ada seorang kasir bernama Misbach 49 Jazuli yang beberapa hari lalu telah menceraikan istri yang sangat dicintainya. Dibagian awal juga diceritakan bagaimana jazuli menggambarkan sosok istri yang baru saja ia ceraikan sebagai sosok yang sangat cantik dan dapat menyenangkan hati suaminya. “Saya sangat susah sekali sebab istri saya sangat cantik sekali. Kecantikannya itulah yang menyebabkan saya jadi susah dan hampir gila. Sungguh mati, saudara. Dia sangat cantik sekali.” (Arifin C Noor, halaman 1) Pertikaian awal dimulai dengan cerita bahwa kasir yang bernama Misbach Jazuli pertama kalinya hari itu membolos setelah enam tahun bekerja. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal, diantaranya karena beberapa hari lalu ia menceraikan istri yang telah ia puji-puji di bagian awal tadi. Akan tetapi, sang istri masih saja menelponnya setiap pagi. Hal itulah yang menimbulkan kerisauan tersendiri pada diri Jazuli. Sebagaimana tergambar dalam cuplikan dialog berikut, jazuli ingin sekali rujuk kembali dengan istrinya tetapi rasa gengsi mengalahkannya: “Saya sendiri tidak tahu kenapa selama seminggu ini ia selalu menelpon saya. Apa mungkin ia mengajak rukun dan rujuk kembali...tak tahulah saya. Saya sendiri pun terus mengharap ia kembali dan, tapi tidak! Saya tak boleh menghina diri sendiri begitu bodoh! Bukan saya yang salah. Dia yang salah. Yang menyebabkan peristiwa perceraian ini bukan saya tapi dia. Dia yang salah. Sebab itu dia yang selayaknya minta maaf pada saya. Ya, dia harus minta maaf.” (Arifin C Noor, halaman 4) Hal kedua yang membuat Jazuli risau adalah karena ia telah menggelapkan puluhan juta uang kantor. “Betapa saya marah. Sesudah beberapa puluh juta uang kantor saya pakai berpoya-poya, apakah ia mengharap saya mengangkat lemari besi itu ke rumahnya. Gila!” (Arifin C Noor, halaman 5) Yang dimaksud ia disini bukanlah istri jazuli, akan tetapi selingkuhannya. Hal ini terlihat dari pengakuannya pada dialog selanjutnya: “Ya, saudara. Saya telah berhubungan dengan seorang perempuan, beberapa hari setelah saya bertengkar di pengadilan agama itu. Saya tertipu. Uang saya ludes, uang kantor ludes. Tapi saya masih bisa bersyukur sebab lumpur itu baru mengenai betis saya. Setengah bulan yang lalu saya terjaga dari mimpi edan itu. Betapa saya terkejut, waktu menghitung beberapa juta uang kantor katut. Dan sejak itulah saya ingat isteri saya. Dan saya mendengar tangis anak-anak saya. Tambahan lagi isteri saya selalu menelepon sejak seminggu belakangan ini. Tuhanku! Bulan ini bulan Desember, beberapa hari lagi kantor saya mengadakan stock opname. Inilah penderitaan itu.” (Arifin C Noor, halaman 5) Cerita semakin memuncak ketika ia dalam dilemma, ia ingat anak istrinya, disisi lain ada seorang wanita yang ingin memeras dan sang majikan yang meminta pertanggungjawaban atas uangnya. Suasana semakin genting setelah sang majikan dan perempuan selingkuhan Jazuli menelfonnya, bahkan ia berencana membunuh ketiga-tiganya: “Jahanam! Apakah saya mesti membunuh tiga orang sekaligus dalam seketika? O, ya. Tadi saya sudah memikirkan pisau. Ya, pisaupun cukup untuk menghentikan jantung mereka berdenyut. (geram). Sayang sekali.”(Arifin C Noor, halaman 9) 50 Dan konflik benar-benar berada di titik uncak ketika sang istri menelfon mengabarkan bahwa ia sudah mempunyai calon suami. Lihatlah, niat baik selamanya tidak mudah segera terwujud. Apa?...Apa? Ha??? Saudara, gila perempuan itu. Apakah ini bukan suatu penghinaan? Dia mengharap agar nanti sore saya datang ke rumahnya untuk melihat apakah laki-laki calon suaminya itu cocok atau tidak baginya. Gila. Hmm, rupanya laki-laki yang dulu itu cuma iseng saja. Ya, tentu..bisa! .” (Arifin C Noor, halaman 12) Adapun penyelesaian drama monolog “Kasir Kita” adalah sebagai berikut: “(tiba-tiba) Persetan pengarang itu! Jam berapa sekarang? Persetan semuanya! Yang penting saya akan ke kantor meski sudah siang. Dari kantor saya akan langsung ke masjid. Dari masjid langsung ke rumah mertua saya. Langsung saya boyong semuanya. Anak-anak itu menanti saya. Persetan! Sampai ketemu. Selamat siang.” (Arifin C Noor, halaman 12) 2. Penokohan dan perwatakan Adapun tokoh utama yang berperan dalam drama monolog ini adalah seorang kasir bernama Misbach Jazuli yang memiliki watak mudah tergoda dengan wanita dan harta, sehingga rela menceraikan istrinya dan meninggalkan kedua anaknya. Jazuli juga memiliki sifat gengsi dan menyombongkan diri juga kemampuannya. Akan tetapi akhirnya ia mempunyai keinginan untuk insyaf dan kembali ke jalan yang benar. Karakter lain dari Jazuli adalah pemarah, tetapi rajin. “Tidak, saudara! Saudara tidak bisa seenaknya mencap saya punya bakat pemalas. Saudara bisa bertanya kepada pak Sukandar kepala saya, tentang diri Misbah Jazuli.” (Arifin C Noor, halaman 3) “Saya sendiri pun terus mengharap ia kembali dan, tapi tidak! Saya tak boleh menghina diri sendiri begitu bodoh! Bukan saya yang salah. Dia yang salah. Yang menyebabkan peristiwa perceraian ini bukan saya tapi dia. Dia yang salah. Sebab itu dia yang selayaknya minta maaf pada saya. Ya, dia harus minta maaf. Toch saya laki-laki berharga : saya punya penghasilan yang cukup.” (Arifin C Noor, halaman 4) Tokoh kedua adalah istri Jazuli. Ia digambarkan sebagai sosok seorang istri yang cantik dan pintar menyenangkan hati suami. “Saya berani mempertaruhkan kepala saya bahwa bidadari itu akan tetap bidadari walaupun ia telah melahirkan anak saya yang nomer dua, saya hampir tidak percaya pada apa yang saya lihat. Tubuh yang terbaring itu masih sedemikian utuhnya. Caaaaannnnttiiik.” (Arifin C Noor, halaman 2) 3. Dialog/percakapan Dialog yang dihadirkan pengarang telah memenuhi unsure estetis juga komunikatif. Unsure estetis dihadirkan lewat irama yang membentuk dialog beserta petunjuk teknisnya. Sedangkan unsur komunikatif berupa komunikasi 51 interaktif antara penonton, pemain, dan sang pengarang. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut: “Saudara-saudara yang terhormat. Sungguh sayang sekali, sandiwara yang saya mainkan ini sangat lemah sekali. Pengarangnya menerangkan bahwa kelemahannya, maksud saya kelemahan cerita ini disebabkan ia sendiri belum pernah mengalaminya; ini. Ya, betapa tidak saudara? Sangat susah.” (Arifin C Noor, halaman 1) 4. Setting/landasan/tempat kejadian Setting tenpat terjadi pada ruang tengah sebuah rumah mulik Misbach Jazuli. “TAPI PAGI ITU IA MASIH BERADA DI RUANG TENGAHNYA, KELIHATAN LESU SEPERTI WAJAHNYA.” Kutipan tersebut juga sekaligus menandakan suasana saat itu, yang penuh kerisauan dan kelesuan karena ditinggal orang yang dicintai. Setting waktu terdapat pada pagi hari, sebelum berang bekerja. “SANDIWARA INI KITA MULAI PADA SUATU PAGI. MESTINYA PADA SUATU PAGI ITU IA SUDAH DUDUK DEKAT KASREGISTERNYA DI KANTORNYA,” 5. Tema/nada dasar cerita Tema keseluruhan naskah drama monolog karya Arifin C Noor adalah tentang tanggung jawab. Tanggung jawab dan keberanian ketika menghadapi suatu masalah. Sepelik apapun masalahnya harus dihadapi dan diselesaikan sekuat tenaga. Bukannya malah lari, pergi, bunuh diri, atau malah gila meratapi dan menyesali karena terlalu menuruti nafsunya sehingga ia terlibat dengan berbagai masalah pelik diantaranya adalah hubungan dengan keluarga khususnya istrinya menjadi berantakan. Ia di kejar-kejar oleh simpanannya untuk diperass hartanya. Ia juga harus mempertanggungjawankan perbuatannya yang telah menggelapkan uang perusahaan. Berbeda dengan naskah drama o’neill yang memilih mengakhiri hidup ketika mereka dihadapkan pada suatu masalah pelik, dalam naskah drama kasir kita Jazuli secara gentle dan bertanggungjawab rela menerima hukuman apapun untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hal ini tersirat dalam dialog drama monolog berikut: “Sebagai orang yang jujur dan jangan lupa saya adalah seorang ksatria dan sportif, maka tentu saja secara jantan saya akan menghadap dan menyerahkan diri pada pos polisi yang terdekat dan berkata dengan bangga dan herooik : “Pak saya telah menembak Pronocitra dan Roro Mendut.” (Arifin C Noor, halaman 6) 6. Amanat/pesan pengarang Amanat atau pesan yang ingin disampaikan pengarang adalah hendaknya secara kesatria menghadapi segala macam masalah yang muncul akibat kesalahan, 52 kecerobohan, dan kesengajaannya sendiri. Menangguang hukuman yang di berikan dan selalu bertindak dengan logika atau akal sehat, bukan hawa nafsu. “Sebagai orang yang jujur dan jangan lupa saya adalah seorang ksatria dan sportif, maka tentu saja secara jantan saya akan menghadap dan menyerahkan diri pada pos polisi yang terdekat dan berkata dengan bangga dan herooik : “Pak saya telah menembak Pronocitra dan Roro Mendut.” (Arifin C Noor, halaman 6) 7. Petunjuk teknis Petunjuk teknis dalam drama ini, meskipun tidak sebanya dan sedetail pada naskah drama monolog karya Eugene O’neill akan tetapi, lebih efektif untuk menggambarkan situasi dan ekspresi pemain juga lebih mudah dipahami. Berikut salah satu contoh petunjuk teknis dalam naskah drama monolog “Kasir kita”: “(BATUK DAN MENYEDOT HIDUNGNYA LAGI) Saya sakit. Ya, pilek. Terima kasih. MELETAKAN PESAWAT TELEPON.” (Arifin C Noor, halaman 6) D. PERBANDINGAN NASKAH DRAMA MONOLOG “BEFORE BREAKFAST” KARYA EUGENE O’NEILL DENGAN NASKAH DRAMA MONOLOG “KASIR KITA” KARYA ARIFIN C NOOR Berdasarkan analisis masing-masing struktur dalam naskah drama monolog karya Eugene O’Neill dan Arifin C Noor tersebut dapat disimpulkan dan digambarkan dalam sebuah tabel sebagai berikut: Struktur Drama (pembanding) 1. Plot atau kerangka cerita 2. Penokohan dan perwatakan 3. Dialog/percakapan 4. Setting/landasan/te mpat kejadian 5. Tema/nada dasar cerita 6. Amanat/pesan pengarang “Before Breakfast” “Kasir Kita” Menggunakan alur Maju/Progresif Mrs. Rowland dan Istrinya Menggunakan alur Maju/progresif Misbach Jazuli dan Istrinya Kurang komunikatif Tempat: Ruang tengah, ruang makan, kamar. Waktu: Pagi hari Suasana: risau gelisah, penuh amarah, menunggu sang suami bangun dan keluar kamar Tanggung jawab ketika menghadapi masalah Hendaknya jangan lari atau melimpahkan masalah pada orang lain jika kita memperoleh suatu masalah yang cukup serius. Hadapilah masalah tersebut dengan Cukup komunikatif Tempat: Ruang tengah, Waktu: Pagi hari Suasana: risau gelisah menunggu telfon dari seseorang Tanggung jawab ketika menghadapi masalah Hendaknya jangan lari atau melimpahkan masalah pada orang lain jika kita memperoleh suatu masalah yang cukup serius. Hadapilah masalah tersebut dengan 53 7. Petunjuk teknis ksatria. Kurang detail dan kurang jelas ksatria. Kurang detail tetapi sudah jelas Dari beberapa perbandingan tersebut, terdapat dua persamaan dalam perbandingan naskah drama monolog karya Eugene O’Neill dan Arifin C Noor. Persamaan keduanya adalah dari segi cerita. Keduanya menceritakan tentang konflik yang menerpa sebah rumah tangga. Perbedaannya dalam naskah drama “before breakfast” konfik rumah tangga yang terjadi adalah karena sang istri cemburu karena melihat surat dari perempuan lain yang ditujukan suaminya. Selain itu, konflik juga dilatarbelakangi oleh sang suami yang tidak bekerja dan hanya bermalas-malasan. Sedangkan pada naskah drama monolog karya Arifin C Noor yang berjudul “Kasir Kita” juga seputar konflik rumah tangga yang dikarenakan karena sang suami cemburu pada sang istri dan kemudian berdampak pada perceraian, akan tetapi akhirnya sang suami yang juga merupakan seorang kasir merasa menyesal karena telah menceraikan istrinya. Karakter dan watak tokoh keduanya sangat berbeda. Pada “before breakfast” Mrs. Rowland digambarkan sebagai seorang wanita yang pemarah dan pecemburu. Sedangkan sang suami Alfred merupakan seorang pemalas. Berbeda dengan drama monolog karya Arifin C Noor yang menghadirkan jazuli sebagai sosok yang rajin bekerja, akan tetapi tergiur dengan wanita lain dan uang sehingga terlibat dalam masalah yang begitu pelik. Hal lain yang memiliki persamaan diantara keduanya adalah unsure tema dan amanat. Keduanya sama-sama bertemakan tentang tanggung jawab. Tanggung jawab seseorang ketika menghadapi suatu masalah, apakah ia akan lari dari tanggung jawab tersebut ataukah menghadapinya. Itulah yang menjadi perbedaan dalam kedua naskah drama tersebut. Dalam naskah drama monolog karya Eugene o’neill tokoh mrs. rowland dan suaminya terkesan lari dari masalah yang membelit keduanya, mereka lari dari kenyataan yang ada bukannya menghadapi dan menyelesaikannya dengan dewasa tetapi, Alfred sang suami malah bunuh diri di dalam kamarnya setelah sang istri mrs. Rowlang memarahinya. Sedangkan pada drama “kasir kita” Jazuli dengan gentlenya berusaha menghadapi kemungkinan yang akan muncul akibat perbuatannya termasuk ia siap untuk dihukam bahkan dipenjara. Bahkan untuk menyelesaikan masalahnya ia berniat membunuh orang-orang yang telah mengganggu hidupnya. Demikianlah beberapa persamaan dan perbedaan yang ada pada naskah drama karya Eugene O’Neill yang berjudul “Before Breakfast” dan drama karya Arifin C Noor yang berjudul “Kasir Kita”. 54 DAFTAR PUSTAKA Ali, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Baribin, Raminah. 2003. Paparan Kuliah Sastra Bandingan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. El-Shirazy, Habiburrahman. 2011. Bumi Cinta. Jakarta: Ihwah Publishing House. Ismail, Usmar. 2012. “Ayahku Pulang” dalam http://bandarnaskah.com diakses pada 1 Januari 2013. Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Kramadibrata, Dewaki, Dewi Indrawati, dan Didik Durianto. 2008. Terampil Berbahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Diknas RI. Linggasari, Dewi. 2005. Kapak. Yogyakarta: Kunci Ilmu. Llosa, Mario Vargas. 2012. Siapa Pembunuh Palomino Molero (Quien Mato a Palomino Molero?). Depok: Komodo Books. Malloch, Douglas. Nt. “Be The Best of Whatever You Are” dalam http://www.greatinspirational-quotes.com/be-the-best-of-whatever-you-are.html diakses pada 1 Januari 2013. Maulana, Arwan. 2003. “Aku Mencintaimu Diam-Diam” dalam Bisikan Kata, Teriakan Kota: Antologi Puisi Temu Sastra Jakarta 2003. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta & Bentang Budaya. Moehiddin, Ilham Q. 2011. “[Telisik Literasi] Keinginan Sapardi Dilafaz Cinta Gibran” dalam http://ilhamqmoehiddin.wordpress.com/2011/07/22/telisik-literasi-keinginansapardi-dilafaz-cinta-gibran/ diakses pada 1 Januari 2013. nn. 2012. “Arifin C Noor” dalam http://wikipedia.org/Arifin_C_Noor diakses pada 5 Januari 2013. nn. 2012. “Eugene O’Neill” dalam http://wikipedia.org/Eugene_O’Neill diakses pada 5 Januari 2013. nn. 2012. “Usmar Ismail” dalam http://wikipedia.org/Usmar_Ismail diakses pada 5 Januari 2013. Noor. Arifin C. 1971. “Kasir Kita” dalam http://bandarnaskah.com diakses pada 1 Januari 2013. O’Neill, Eugene. 1961. “Before Breakfast” dalam http://www.monologuearchive.com/o/oneill_eugene.html diakses pada 1 Januari 2013. Sapardi Djoko Damono. 2009. “Aku Ingin” dalam http://lenterahati.web.id/aku-ingin.html diakses pada 1 Januari 2013. Suryatmoko, Joned. 2012. “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” dalam http://bandarnaskah.com diakses pada 1 Januari 2013. Toer, Pramoedya Ananta. 2011. Bumi Manusia. Jakarta: Lentera Dipantara. Waluyo, Herman J. 2003. Drama: Teori dan Pengajarannya.Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. 55 Lampiran 1: Sinopsis Novel Bumi Manusia Disamping ingin keluar dari kepompong kejawaan yang telah merenggut kebebasan serta kemerdekaannya, Minke yang seorang siswa H.B.S Surabaya juga berusaha membelah kiblat keeropaan yang pernah digadangkannya dalam ketinggian pemujaan pengetahuan dan peradaban. Ia berusaha idealis menatap masa depan negerinya yang masih terkungkung oleh kuasa bangsa penjajah, bangsa kulit putih. Mendengar cerita yang menjadi buah bibir masyarakat Wonokromo, bahwa ada seorang Nyai Belanda yang memimpin sebuah perusahaan besar, beserta anak gadisnya yang berparas menawan membuat Minke penasaran. Oleh Robbert Suurhof, teman sekelasnya, ia diajak bahkan dipaksa untuk sekedar membuktikan bahwa cerita itu benar adanya. Namun sebenarnya niat Suurhof bukan untuk itu, tapi untuk mempercundangi irlander temannya itu : beranikah Minke yang seorang pribumi mendekati seorang gadis indo yang cantik. Dan sambutan hangat dari Nyai Ontosoroh serta Annelis putrinya kepada Minke atas kedatangannya ketengah keluarga itu. Sebab sudah beberapa tahun terakhir mereka tak pernah menerima maupun kedatangan tamu. Mengurus perusahaan mampu menyita seluruh hari-hari kedua wanita itu. Maka layanan untuk Minke pun sangat istimewa. Bahkan ia dilayani bak keluarga sendiri. Bahkan Minke diminta untuk tetap tinggaldi rumah itu tanpa batasan waktu, yang kemudian menimbulkan rasa iri dan benci pada sulung Nyai Ontosoroh, Robert Mellema – yang sejak pertama kali datang tak menyukainya, apalagi karena Minke seorang pribumi. Meski demikian bagi Minke hanya terserah anak indo itu saja, mau tak mau, suka tak suka, mau benci atau tidak yang penting ia tak ada niat untuk membuat perkara. Diam-diam Minke mengagumi kecantikan Annelis yang tiada tara. Bahkan baginya, kecantikan gadis Buintenzorg itu mampu menandingi Sri Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta di negeri Nedherland sana. Kulit putih bak batu pualam, wajah dan tulang pipi bak lilin tuangan serta senyum yang mampu meruntuhkan iman.Tak hanya itu,dibalik wajah cantik dan sifat kekanak-kanakannya Annelis adalah satu-satunya mandor diperusahaan dengan ratusan buruh yang bekerja pada mamanya. Apalagi dengan induk semangnya, Nyai Ontosoroh. Bagi Minke perempuan itu sangat luar biasa. Mampu menjadi simbol emansipasi wanita saat itu. Sebab ia mampu mengurusi sekaligus memimpin sebuah perusahaan besar tanpa ada seorang yang berkompeten yang membantunya, terkecuali Annelis dan Darsam, kusir bendinya. Tidak hanya itu yang membuat Minke kagum, tapi perempuan yang berpikiran luas namun tidak pernah merasakan bangku sekolah itu adalah perempuan jawa, seorang pribumi, simpanan pula. Karena merasa penasaran, Minke berusaha menanyakan perihal ayah Annelis yang selama dikediaman Tuan Mellema belum sekalipun belum pernah menjumpai siempunya rumah. Namun sayang, Minke tak diberi jawab atas pertanyaannya. Hingga pertanyaan yang dikehendakinyapun terjawab sendiri, tanpa dimintanya lagi. Saat makan malam berlangsung, Tuan Mellema datang dengan bau khasnya : alkohol. Lalu merusak suasana makan malam itu, kemudian pergi setelah dihardik oleh gundiknya sendiri. Kemudian mengalirlah cerita 56 yang telah terjadi pada keluarga Mellema lewat lisan Annelis. Bahwa sudah sejak lima tahun terakhir perangai ayahnya berubah drastis: selalu pulang larut malam dalam keadaan mabuk setelah masuk kerumah plesiran Babah Ah Tjong. Dulu Tuan Mellema tidak demikian, ayahnya sering dirumah dan mengurusi perusahaan bersama mamanya. Sedangkan Nyai sendiri menambahi bahwa sebelum itu tuannya adalah seorang pribadi yang penyayang, lembut terhadap dirinya dan anak-anak mereka. Oleh Tuan Mellema, Nyai diajari baca-tulis, menghitung, surat-menyurat, administrasi,serta mengurus perusahaan juga diajarinya peradaban Eropa yang agung. Hingga Nyai sendiri mampu memimpin perusahaan dan mampu membeli perusahaan itu dari kerjanya memimpin perusahaan Tuan Mellema. Maka meskipun hanya sebagai gundik, Nyai berusaha untuk patuh terhadap Tuannya itu. Tapi sejak lima tahun itu, sejak Nyai meminta untuk dinikahkan secara sah namun tidak diindahkan oleh Tuannya, selain itu kedatangan tamu tak diundang yang mengaku sebagai putra sekaligus pewaris sah perusahaan Tuan Mellema juga menjadi penyebabnya. Pemuda yang yang bernama Maurits Mellema itu menuduh Nyai bahwa Nyai telah mengobrak-abrik keluarga Mellema, dengan merayu Tuan Mellema yang tengah bertugas di Hindia. Hingga kemudian Nyai diambil oleh Tuan untuk menjadi teman tidurnya. Bukan sehari dua hari tapi berbelas tahun sampai menghasilkan dua orang anak, dimana bagi ajaran Kristus itu merupakan dosa darah: mencampurkan darah Kristen Eropa dengan darah kafir Pribumi berwarna, pelanggaran yang tidak ada ampunannya. Dan mulai sejak itu hilanglah rasa hormat Nyai pada Tuannya, juga pada peradaban Eropa yang selama berbelas tahun digadangkannya. Keberadaan Minke dirumah seorang Nyai Belanda menjadi perbincangan hebat disekolahnya. Banyak siswa, guru bahkan kepala sekolah menjauhinya. Tapi lain dengan Jan Dapperste karibnya dan Magda Peters guru Sastra Belandanya. Berdua sangat mengagumi Minke karena kepiawannya dalam menulis. Mereka tahu bahwa Minke memang tinggal dirumah seorang Nyai, tapi mereka juga paham betul bagaimana Minke dan bagaimana Nyai Belanda itu. Sebab keduanya telah membuktikan bahwa Nyai Ontosoroh itu bukan Nyai biasa, Nyai yang sangat luar biasa. Tapia apa mau dikata bagi khalayak gundik tetaplah gundik, hewan beraga manusia dan tetap rendah tingkat susilanya. Parahnya ketika berita itu tersiar sampai pada Orang Tua Minke, maka murkalah Sang Rama, sehingga mau tak mau mengirimkan surat untuk Minke kembali ke kampung halaman. Dengan meminta ijin Nyai Ontosoroh juga pihak sekolah maka Minke pulang berhari-hari. Namun ketika ia kembali ke Wonokromo didapatinya Annelis sakit, sakit yang aneh. Sakit karena ditinggalkannya berhari-hari. Beberapa bulan setelah ujian selesai, Nyai menikahkan Minke dan Annelis. Sebab Nyai tahu bahwa mereka saling mencintai, disamping itu Nyai juga paham tentang berita miring yang menimpa Minke di sekolah. Mereka menikah menggunakan adat Jawa, karena Minke masih memiliki trah raja-raja Mataram juga karena Annelis enggan dinikagkan secara Eropa, sebab ia lebih mengakui dirinya sebagai seorang pribumi seperti mamanya. 57 Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, sebab Pengadilan Putih/Eropa memanggil Annelis untuk menghadap. Masalah yang pernah dibayangkan Nyai Ontosoroh pun mulai meradang. Bahwa Annelis beserta harta, perusahaan juga kekayaan Nyai lainnya menjadi wewenang keluarga sah Tuan Mellema yang berada di Belanda. Namun Nyai tidak menyerah begitu saja, Pengadilan Putih itu dilawanya. Annelis, putrinya juga jerih payahnya yang selama bertahun-tahun itu akan dipertahankannya, meski ia sadar seorang pribumi tidak akan mampu menang melawan hokum Eropa. Maka bersama Minke, menantunya juga Darsam kusir bendinya terus berusaha dengan apa yang bisa diusahakan. Menyewa pengacara, juru tulis serta dokter untuk merawat Annelis yang sakit-sakitan akibat terguncang psikisnya. Mereka juga menulis dikoran-koran berbahasa Melayu dan Belanda, sehingga masalah keluarga itu menjadi perbincangan nasional. Banyak tanggapan dari tulisan-tulisan itu, antara mensuport Nyai beserta keluarga juga mengecam pihak Belandapun Pengadilan Putih. Tidak sedikit pula yang kemudian datang menyambangi rumah Nyai untuk sekedar mengucap simpati dan menjenguk Annelis. Menulis, setiap hari itu yang dilakukan Minke dan ibu mertuanya tanpa pengacara. Sebab pengacara yang pernah mereka sewa menyatakan mundur. Hingga panggilan kedua dari Pengadilan datang lagi. Dikatakan oleh hakim bahwa Annelis adalah putri Tuan Mellema, namun tidak bagi Nyai Ontosoroh. Karena antara Nyai dan Tuan Mellema tidak pernah tercatat melakukan pernikahan, sekaligus pernikahan Annelis dengan Minke. Pernikahan yang baru seumur jagung itu dianggap tidak sah, selain karena Annelis bukan anak Nyai Ontosoroh, juga karena usianya juga dikatakan belum cukup umur. Nyai berang, kemudian ditulisnya lagi pada beberapa koran. Bahwa lebih dari dua puluh tahun ia membanting tulang, mengembangkan, mempertahankan dan menghidupi perusaan itu, baik dengan atau tanpa Tuan Mellema. Perusahaan itu telah diurusnya lebih baik dari pada anak-anaknya sendiri. Namun akan dirampas daripadanya dengan atas nama keluaga Mellema yang sah. Padahal sikap serta penyakit Tuan Mellema telah menyebabkan ia kehilangan anak sulungnya, dan kini akan dirampas pula putri bungsunya. Dengan menggunakan hukum Eropa orang-orang menghendaki dirinya ditendang dari segala apa yang menjadi haknya. Dan ia menyimpulkan, bahwa untuk apa didirikan sekolah-sekolah jika tidak dapat mengajarkan mana yang hak dan mana yang bukan, mana yang benar mana yang salah. Begitu pula dengan Minke, ia menulis tentang pernikahannya yang sebenarnya telah sah dimata hukum maupun agama sebagai perlawanannya. Membatalkannya adalah menghina hukum Islam. Hal ini mampu mengundang reaksi dari Mahkamah Agama Islam untuk buka suara. Namun Pengadilan Putih tetap tidak menggubrisnya. Tetaplah Pengadilan Putih diatas segalanya. Maka mereka kalah, Nyai, Minke, Annelis, pribumi kalah. Annelis tetap dibawa ke Belanda untuk dirawat keluarga Tuan Mellema yang sah. 58 Lampiran 2: Sinopsis Novel Bumi Cinta Saat itu Moskwa sedang musim dingin. Butiran-butiran salju berjatuhan dari langit Moskwa. Salju yang turun perlahan dan dingin membalut tulang tidak menghalangi arus lalu lalang orang-orang di bandara Sheremetyevo. Dua orang pemuda berwajah Asia Tenggara terlihat saling bercengkrama satu sama lain, mereka sudah sembilan tahun tidak bertemu. Yang baru keluar dari bandara itu bernama Muhammad Ayyas, dan temannya yang telah lama tinggal di Rusia bernama Devid. Tidak lama kemudian mereka bergegas menaiki taksi dan melaju ke sebuah apartemen yang telah disewakan oleh Devid untuk Ayyas selama melakukan penelitian terhadap sejarah Rusia dalam beberapa bulan kedepan. Tanpa Ayyas duga sebelumnya, ia satu apartemen dengan dua orang nonik Rusia yang berparas sangat cantik. Padahal sejak dari kecil Ayyas tidak biasa dengan hal semacam itu, ia lemah terhadap perempuan cantik. Ia sangat taat beragama dan ia takut imannya akan runtuk bila tinggal bersama mereka. Namun menurut Devid, itulah yang terbaik untuk dirinya. Sejak saat itu lah, perjalanan hidup Ayyas dipenuhi dengan godaan. Belum lagi, asisten professor yang berparas sangat menawan yang membimbingnya dalam membuat tesis tersebut selalu menari di pelupuk matanya. Ayyas merasa ujian ini sangat berat. Setelah cukup lama tinggal satu apartemen dengan dua orang nonik Rusia, Ayyas sangat terkejut, karena ternyata kedua orang itu bukanlah orang baik-baik. Seorang gadis bernama Linor, kepergok sedang melakukan perzinaan di ruang tamu apartemen bersama seorang anggota mafia Rusia. Bahkan mafia itu terang-terangan mengajak Ayyas untuk berzina bersama mereka. Namun Ayyas langsung masuk kamar dan menyalakan laptopnya serta memutarkan lantunan ayat suci Al Quran secara keras. Karena merasa terusik, mafia tersebut memaki Ayyas dan akhirnya perkelahian tidak bisa terelakkan. Akhirnya mafia tersebut kalah dan meninggal. Tidak hanya itu, ternyata Linor adalah seorang Zionis Israel yang sangat membenci Islam. Tidak berapa lama setelah itu, Ayyas mengetahui bahwa teman apartemen yang satu lagi yang bernama Yelena, ternyata adalah seorang pelacur kelas kakap di Moskwa, dan Yelena adalah seorang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Sejak saat itu, Ayyas sering dihampiri oleh masalah. Linor sangat membenci Ayyas. Dengan berbagai cara ia berusaha menjebak Ayyas. Mulai dari berpakaian sangat tidak wajar di depan Ayyas, masuk ke kamar Ayyas secara diam-diam, bahkan menjebak Ayyas agar menjadi tersangka utama peledakan hotel. Namun kesemua itu tidak berhasil meruntuhkan kokohnya benteng keimanan Ayyas. Dan pada Akhirnya, Linor menemukan kenyataan bahwa sesungguhnya ia hanya anak angkat. Setelah diselidiki, ternyata ia adalah keturunan muslim Palestina. Ia sangat terpukul mengetahui hal itu, karena selama ini ia sangat bangga bahwa ia merupakan keturunan Yahudi. Namun kenyataannya, orang tua aslinya adalah dari golongan agama yang selama ini ia sebut sebagai agama primitif. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk mempelajari dan mendalami Islam. Dan akhirnya ia pun memeluk islam. Suatu saat ia bermimpi bertemu dengan ibu kandungnya. Dalam mimpi itu ibunya berpesan agar ia mencari seseorang yang seperti Nabi Yusuf. Setelah ia mencari tahu 59 cerita Nabi Yusuf, ia pun langsung teringat kepada Ayyas, pemuda yang selama ini ia benci karena memeluk Islam, dan pernah ia jebak agar bisa berzina bersamanya tetapi ditolak mentah-mentah. Ia merasa bahwa Ayyas sangat mirif sifatnya dengan nabi Yusuf. Ia pun mencari Ayyas dengan maksud menanyakan apakah Ayyas mau menjadikannya istri. Linor berangkat menemui Ayyas dengan berpakaian muslimah. Ayyas sampai tidak mengenalnya. Setelah ia menerangkan bahwa ia adalah Linor, Ayyas terkejut dan sangat bersukur karena Linor telah Tobat. Linor menceritakan semua kejahatan yang telah ia lakukan selama ini kepada Ayyas. Ayyas sempat mau marah, namun ia sadar bahwa tidak ada gunannya marah, karena Linor telah tobat. Linor pun menyampaikan maksud kedatangannya. Ayyas belum bisa menjawab saat itu. Sementara Yelena, disiksa oleh pelanggannya dan di buang di lapangan terbuka saat salju turun dengan lebatnya. Yelena yang tidak percaya Tuhan, secara tidak sadar meminta pertolongan kepada Tuhan. Setelah itu ada pemuda yang bersedia menolongnya setelah beberapa orang dimintai pertolongan oleh seorang ibu yang menemukan Yelena, tidak bersedia membantu. Pemuda itu tidak lain adalah Ayyas yang kebetulan lewat di sana. Akhirnya Yelena dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa kalau terlambat sedikit saja dibawa ke rumah sakit, maka Yelena tidak akan tertolong. Sejak saat itu, Yelena sangat berterimakasih kepada Ayyas. Bahkan ia mulai mempercayai Tuhan. Kepercayaan dirinya bahwa Tuhan benar-benar ada semakin mantap setelah menyaksikan dan mendengar seminar tentang ketuhanan yang diisi oleh cendekia-cendekia Rusia, termasuk Ayyas salah satunya. Tidak lama setelah itu, Devid yang selama di Rusia menganut gaya hidup bebas, merasa tidak tahan lagi. Ia ingin segera menikah. Ia sempat ingin dinikahkan dengan adik seorang ustad. Tapi ia merasa tidak pantas. Lalu ia minta tolong Ayyas mencarikan calon istri untuknya. Ayyas menyarankannya dengan Yelena. Akhirnya Yelena mengucap dua kalimat sahadat dan memeluk Islam serta menikah dengan Devid. Mereka hidup bahagia. Sedangkan Linor yang telah memeluk Islam dan telah bertemu Ayyas, belum mendapatkan kepastian dari Ayyas pada saat itu. Karena Ayyas tidak langsung memberikan jawaban, ia pun pamit dan berharap Ayyas bisa memberikan kepastian keesokan harinya. Saat Linor sudah berada di halaman depan rumah, Ayyas berubah pikiran. Ia akan langsung menerima dan menyanggupi untuk menjadi suami Linor. Namun Linor sudah terlalu jauh. Ayyas langsung bergegas ke jendela untuk meneriakkan bahwa ia sanggup. Tapi Linor sudah terlihat sangat jauh. Dan di belakang linor, Ayyas melihat ada sebuah mobil hitam yang dikendarai melaju ke arahnya. Ayyas melihat orang dalam mobil tersebut memegang senjata api. Ayyas berteriak memperingatkan Linor. Namun terlambat, Doooorrrrr…. Linor pun roboh saat itu juga. Ternyata orang tersebut menembak Linor. Ayyas langsung terkulai lemas tak berdaya menyaksikan linor yang telah jatuh bersimbah darah. Ia pun mengumpulkan segenap tenaga yang tersisa dan kemudian berlari ke arah Linor yang telah terkapar. Ia mengangkat Linor ke pangkuannya. Linor bersimbah darah. Ia langsung meminta bantuan untuk membawa Linor ke rumah sakit. 60 Tidak lama kemudian ada seorang ibu yang mengendarai mobil di dekat sana. Ayyas meminta bantuan kepada ibu tersebut, dan mobil tersebut langsung melaju ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama kepada Linor yang tertembak. Ayyas sangat menyesal, mengapa ia tidak langsung menjawab permintaan dari Linor tadi. Dengan penuh penyesalan, Ayyas menangis terisak. Isakan yang kalau siapa saja melihat dan mendengarnya pasti akan tersayat hatinya. Isakan seorang pencinta sejati, yang mencintai kekasihnya karena Allah, lalu kehilangan kekasihnya karena Allah pula. 61 Lampiran 3: Puisi Aku Ingin AKU INGIN Oleh : Sapardi Djoko Damono Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada 62 Lampiran 4: Puisi Aku Mencintaimu Diam-Diam AKU MENCINTAIMU DIAM-DIAM Oleh: Arwan Maulana Aku mencintaimu diam-diam Tanpa ucap tanpa dekap tanpa permata Namun selalu ada membelaimu berirama Seperti debur ombak membelai pantai senantiasa Aku mencintaimu diam-diam Tanpa rayu tanpa ragu tanpa goda Selalu tegak menjulang ke angkasa Seperti merapi yang tegar dan mengepul sepanjang masa Aku mencintaimu diam-diam Seperti cintanya angin pada awan Tak peduli putih atau hitam Tetap digenggam kemanapun melayang Jakarta, 17 juli 2003 (DIKUTIP DARI ANTOLOGI PUISI TEMU SASTRA JAKARTA 2003) 63 Lampiran 5: Puisi Be The Best Of Whatever You Are Be the Best of Whatever You Are by Douglas Malloch if you can’t be a pine on the top of the hill be a scrub in the valley – but be the best little scrub by the side of the rill, be a bush if you can’t be a tree. if you can’t be a bush be a bit of the grass, and some highway happier make; if you can’t be a muskie then just be a bass but the liveliest bass in the lake! we can’t all be captains, we’ve got to be crew, there’s something for all of us here, there’s big work to do, and there’s lesser to do, and the task you must do is the near. if you can’t be a highway the just be a trail, if you can’t be the sun be the star; it isn’t by size that you win or you fail be the best of whatever you are! Terjemahan: Jadilah Yang Terbaik Untuk Apapun Juga Yang Kamu Lakukan Oleh Douglas Malloch Jika kamu tidak bisa menjadi cemara di atas bukit jadilah semak belukar dalam lembah- tetapi jadilah semak belukar yang terbaik di sisi sungai kecil, jadilah semak jika kamu tidak bisa menjadi pohon. jika kamu tidak bisa menjadi semak jadilah sedikit rumput, yang berada pada beberapa jalan raya yang membuat lebih bahagia; jika kamu tidak bisa menjadi ikan muskie jadilah ikan bass tetapi ikan bass paling lincah dalam danau! kita semua tidak bisa kapten, kita harus ada yang menjadi anak kapal, ada sesuatu untuk kita semua di sini, ada pekerjaan besar untuk dilakukan, dan ada pekerjaan kecil untuk dilakukan, dan tugas kamu adalah harus melakukan yang dekat. jika kamu tidak bisa menjadi jalan raya hanya; jadilah jalan kecil, jika kamu tidak bisa menjadi matahari jadilah bintang; bukanlah menjadi ukuran kamu menang atau kamu gagal jadilah yang terbaik untuk apapun juga yang kamu lakukan! 64 Lampiran 6: Puisi Kerendahan Hati Kerendahan hati oleh Taufiq Ismail kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di pundak bukit jadilah belukar, tapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau. kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya jadilah saja jalan kecil tapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air tidaklah semua menjadi kapten tentu harus ada awak kapalnya.. bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu jadilah saja dirimu.. sebaik-baiknya dari dirimu sendiri (Dikutip dari: Terampil Berbahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII) 65