analisis karya sastra

advertisement
ANALISIS KARYA SASTRA
Tugas Kuliah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Sastra Bandingan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Shiva Fauziah
2101410003
Rombel 5
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Nasional Berbeda Angkatan
2.1.1 Perbandingan novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer dengan
novel “Bumi Manusia” karya Habiburrahman El Shirazy
2.1.2 Perbandingan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dengan puisi
“Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya Arwan Maulana
2.1.3 Perbandingan naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail dengan
naskah drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” karya Joned Sauryatmoko
2.2 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Dunia
2.2.1 Perbandingan novel “Quien Mato a Palomino Molero?” karya Mario Vargas
Losa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari
2.2.2 Perbandingan puisi “Be The Best Of Whatever You Are” karya Douglas Malloch
dengan puisi “Kerendahan Hati” karya Taufiq Ismail
2.2.3 Perbandingan naskah drama monolog “Before Breakfast” karya Eugene O’ Neill
dengan naskah drama monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Sinopsis Novel Bumi Manusia
Lampiran 2: Sinopsis Novel Bumi Cinta
Lampiran 3: Puisi Aku Ingin
Lampiran 4: Puisi Aku Mencintaimu Diam-Diam
Lampiran 5: Puisi Be The Best Of Whatever You Are
Lampiran 6: Puisi Kerendahan Hati
Lampiran 7: Naskah Drama Ayahku Pulang
Lampiran 8: Naskah Drama Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati
Lampiran 9: Naskah Drama Monolog Before Breakfast
Lampiran 10: Naskah Drama Monolog Kasir Kita
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses penciptaan sebuah karya sastra keaslian sebuah karya menjadi suatu hal
mutlak yang harus dipatuhi oleh seorang penulis, penyair, sastrawan, maupun pengarang.
Akan tetapi, terlepas dari hal tersebut, pengkaji meyakini bahwa di dunia ini tidak ada
sebuah karya yang benar-benar “Orisini/Asli”. Seorang pengarang dalam menciptakan
karya-karyanya, tanpa disadari ia akan menciptakan sebuah karya yang mirip dengan
karya yang pernah dibuat oleh orang lain pada periode sebelumnya.
Kemiripan tersebut terkadang bukanlah merupakan suatu hal yang disengaja akan tetapi,
ada beberapa hal yang mirip dalam sebuah karya. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
proses saling memengaruhi antara karya satu dengan karya lainnya. Proses pengaruh
tersebut, mungkin terjadi karena adanya interaksi antara pengarang satu dengan
pengarang lainnya, dapat pula karena seorang pengarang mengagumi karya pengarang
lain sehingga gaya-gaya yang ia tuangkan dalam karyanya hampir sama dengan
pengarang yang telah ia kagumi tersebut.
Nah, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ada dalam sebuah karya sastra satu
dengan karya sastra lain, maka perlu adanya proses pembandingan antara satu karya
sastra dengan karya sastra lain. Oleh karena itu, lahirlah bidang ilmu sastra bandingan
yang akan membantu menemukan seberapa besar proses pengaruh terjadi dalam sebuah
karya sastra. Berdasarkan beberapa hal itulah pengkaji melakukan analisis terhadap
beberapa bentuk karya sastra untuk menemukan perbandingan diantara keduanya untuk
kemudian secara lebih mendalam dianalisis proses pengaruh yang ada di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana perbandingan novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer
dengan novel “Bumi Manusia” karya Habiburrahman El Shirazy?
2. Bagaimana perbandingan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dengan
puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya Arwan Maulana?
3. Bagaimana perbandingan naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail dengan
naskah drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” karya Joned Suryatmoko?
4. Bagaimana perbandingan novel “Quien Mato a Palomino Molero?” karya Mario
Vargas Losa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari?
5. Bagaimana perbandingan puisi “Be The Best Of Whatever You Are” karya Douglas
Malloch dengan puisi “Kerendahan Hati” karya Taufiq Ismail?
6. Bagaimana perbandingan naskah drama monolog “Before Breakfast” karya Eugene
O’ Neill dengan naskah drama monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Nasional Berbeda Angkatan
2.1.1 Perbandingan novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer dengan
novel “Bumi Manusia” karya Habiburrahman El Shirazy
A. PENGANTAR
Dalam kajian sastra bandingan, untuk membandingkan dua karya sastra untuk diketahui
persamaan dan perbedaannya, hal yang pertama kali dikaji adalah tentang tema cerita.
Tema merupakan ide pokok atau gagasan sentral yang mewarnai cerita dari awal hingga
akhir. Istilah tema menurut Scharbach dalam Aminuddin (2004:91) berasal dari bahasa
latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema
adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan sebagai titik tolak pengarang
dalam memaparkan karya sastra yang diciptakannya. Scharbach juga menuturkan bahwa
tema berkaitan erat dengan tujuan penciptaan suatu karya. Oleh karena itu, kajian tema
dalam disiplin sastra bandingan merupakan suatu hal yang sangat penting.
Lebih lanjut Aminuddin memaparkan bahwa keberadaan tema tidaklah terumus secara
tersurat dalam satu atau dua kalimat di dalam cerita, tetapi tersebar di balik keseluruhan
unsur fisik sebuah cerita. Nah, unsur fisik yang dianggap paling menonjol dan cukup
mudah digunakan untuk menemukan tema suatu cerita adalah unsur tokoh dan
perwatakan yang akan menggambarkan kepribadian tokoh. Dalam hal ini pembahasan
akan lebih dititikberatkan pada kepribadian tokoh sentral atau tokoh utama protagonis,
mengingat tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu
cerita.
Karya sastra yang akan dibandingkan yaitu, dua buah novel nasional yang memiliki
kemiripan judul yaitu Roman klasik karya Pramoedya Ananta Toer “Bumi Manusia”
dengan Novel populer “Bumi Cinta” karya sastrawan muda Habiburrahman ElShirazy.
Kedua novel ini memiliki kemiripan terutama cara pengarang menggambarkan
kepribadian tokoh protagonis yaitu tokoh Minke dalam novel “Bumi Manusia” dan tokoh
Ayyas dalam novel “Bumi Cinta”.
Sebagai sastra nasional, kedua novel tersebut sama-sama memiliki keunggulan masingmasing keduanya juga telah meraih beberapa penghargaan baik ditingkat nasional
maupun internasional. Novel “Bumi Manusia” yang merupakan bagian pertama dari
roman tetralogi buru yang diterbitkan pada tahun 1980 dan sempat dilarang terbit pada
tahun 1981, novel ini sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981.
Sampai tahun 2005, novel ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa. Pada September 2005,
novel ini diterbitkan kembali di Indonesia oleh Lentera Dipantara.
Novel ini melingkupi masa kejadian antara tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini
adalah masa munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan
Nasional. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda,
masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal
4
kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis. Hdirnya roman sejarah ini, memeberi bacaan
alternativ kepada bangsa Indonesia untuk melihat sebuah peristiwa sejarah dari sisi yang
berbeda.
Novel ini juga telah meraih beberapa penghargaan diantaranya pada tahun 1988
memperoleh penghargaan Freedom to Write dari PEN American Center, Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1995 mendapatkan anugerah Wertheim Award “for his
meritorious services to struggle for emancipation of Indonesian people” dan masih
banyak penghargaan lainnya baik dibidangjurnalistik, sastra, toleransi, hokum, kebebasan
intelektual, dan komunikasi.
Sedangkan novel “Bumi Cinta” sebagai novel populer yang diterbitkan pertama kali pada
tahun 2011 karya novelis muda Habiburrahman El Sirazy, sastrawan peraih penghargaan
Sastra Nusantara tingkat Asia Tenggara. Meskipun penghargaan yang diperoleh novel ini
tak sebanyak novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya, akan tetapi novel relijius
pembangun jiwa ini layak dinobatkan sebagai novel bestseller Indonesia. Pujian untuk
novel ini mengalir dari berbagai kalangan salah satnya adalah Redaktur Senior Harian
Nasional Republika, Irwan Kelana. Irwan menyatakan bahwa “Novel Bumi Cinta ini
merupakan perpaduan romantisme Shidney Sheldon dan suspens ala Frederick Forsyth.
Mengasyikkan sejak baris pertama sampai baris terakhir.”
Pengarang sendiri, Habiburrahman El Shirazy merupakan seorang pemuda multitalent
Indonesia. Selain dikenal sebagai Novelis, kang Abik (begitu ia biasa disapa) juga dikenal
sebagai Sastrawan, Budayawan, Penyair, Dai, dan Sutradara. Karya fenomenalnya “AyatAyat Cinta telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan dicetak oleh beberapa Negara.
Karya-karyanya merupakan novel religius bergenre sastra islami dengan mengilhami dari
ayat-ayat Al Qur’an. Beberapa penghargaan yang pernah diperoleh kang Abik adalah
sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
Pena Award 2005, Novel terpuji Nasional 2005 Forum Lingkar Pena.
The Most Fafourite Book 2005 versi majalah Muslimah.
IBF Award 2006. Buku fiksi Dewasa Terbaik Nasional 2006.
Penghargaan Sastra Nusantara 2008sebagai sastrawan kreatif yang mampu
menggerakkan masyarakat. Dan masih banyak penghargaan lainnya.
Secara garis besar kedua novel tersebut bercerita tentang perjuangan kedua tokoh
protagonisnya dalam mencapai tujuannya yaitu menyelesaikan studinya. Minke dan
Ayyas. Minke dalam novel Bumi Manusia merupakan seorang pemuda pribumi cerdas
yang memperoleh ujian dan cobaan dalam menyelesaikan masa studinya di H.B.S. ia
terseret kedalam kasus pelik dalam keluarga Mellemma. Sedangkan Ayyas merupakan
pemuda yang memegang teguh agamanya, yang memeperoleh ujian keimanan ketika
melakukan riset di Rusia dalam menempuh studi S2-nya. Sebagai seorang pemuda yang
taat ia memperoleh ujian keimanan berupa free sex dan intaian agen teroris. Cirri
menonjol dari kedua tokoh ini adalah keduanya merupakan pemuda cerdas, idaman para
wanita, yang berjuang keras pantang menyerah menghadapi konflik-konflik dan masalah
yang muncul. Hal yang menarik dalam kedua novel ini adalah kesamaan kepribadian
antara tokoh utama protagonist meskipun perbedaan lokasi dan motivasi keduanya. Oleh
karena itu, analisis karya sastra ini mencoba mengkaji perbandingan kepribadian kedua
tokoh protagonis dalam kedua novel tersebut.
5
B. ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL BUMI MANUSIA
Tema
Tema yang dibawa Pramodya Ananta Toer dalam Novel Bumi Manusia
adalah perjuangan mendapatkan hak asasi yang sama.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan Penokohan yang ada dalam Novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta
Toer adalah :
a. Minke
Hadir sebagai tokoh protagonis, Minke adalah seorang manusia berdarah priyayi yang
semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas
dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa keeropaan yang menjadi simbol dan kiblat
dari ketinggian pengetahuan dan peradaban.(Toer, 2005: 182)
“Aku lebih mempercayai ilmu-pengetahuan, akal.” Penggambaran pikiran dan
perasaan : Aku ini siswa H.B.S., haruskah merangkak di hadapannya dan
mengangkat sembah? Apa guna belajar ilmu dan pengetahuan Eropa, bergaul
dengan orang-orang Eropa, kalau akhirnya toh harus merangkak, beringsut seperti
keong dan menyembah seorang raja kecil.
Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang
kupelajari taun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia bagaimana
dijanjikan oleh kemajuan ilmu. Hilang antusiasme para gurukudalam menyambut
hari esok yang cerah bagi umat manusia.
b. Nyai Ontosoroh atau Sanikem
Nyai Ontosoroh atau Sanikem dihadirkan juga sebagai tokoh protagonis atau tokoh
utama dimana Pemunculannya begitu mengesani karena dandanannya yang rapi,
wajahnya yang jernih, senyumnya yang keibuan, dan riasnya yang terlalu sederhana.
Ia kelihatan manis dan muda, berkulit langsat. (Toer, 2005: 32) Selain itu perannya
juga sebagai perawi cerita dan tidak menentang
“Sejak detik itu hilang sama sekali penghargaan dan hormatku pada ayahku; pada
siapa saja yang dalam hidupnya pernah menjual anaknya sendiri. Untuk tujuan dan
maksud
apapun.
“Hanya pengabdi uang. Bertambah banyak uang kau berikan padanya, bertambah
jujur dia padamu. Itulah Eropa!”
: Tidak seperti ayahku, Ann, aku takkan menentukan bagaimana harusnya macam
menantuku kelak. Kau yang menentukan, aku yang menimbang-nimbang.
c. Annelis
Annelies Mellema, tokoh utama karena mempunyai peran yang penting dalam cerita,
mendominasi sebagian besar cerita. Tokoh protagonis, sejalan dengan tokoh utama
dan tidak menentang ataupun menyebabkan konflik.
6
Di depan kami berdiri seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah Eropa, berambut
dan bermata Pribumi. Dan mata itu, mata berkilauan itu seperti sepasang kejora; dan
bibirnya tersenyum meruntuhkan iman.
“Aku adalah seorang Pribumi, seperti mama.” Penggambaran pikiran tokoh lain :
Seperti ratu, Minke. Begitu lembut wajahnya. Primadona dari Italia dan Spanyol,
ballerina dari Prancis dan Rusia pun takkan secantik dia.
d. Robert Mellema
Robert Mellema, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh
antagonis, tidak diberi empati oleh pembaca. Ditafsirkan sebagai penentang tokoh
utama dan menyebaban konflik selain itu ia juga seorang pemuda Indo yang sangat
mengagungkan Hindia Belanda dan memandang rendah Pribumi.
“Dan juga jangan lupa, kau hanya seorang Pribumi.”
Penggambaran pikiran tokoh lain :
“Hanya matanya yang coklat kelereng itu juga yang suka melirik sedang bibirnya
yang suka tercibir benar-benar menggelisahkan aku.”
e. Robert Suurhof
Robert Suurhof, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh
antagonis, tidak diberi empati oleh pembaca. Ditafsirkan sebagai penentang tokoh
utama dan menyebaban konflik.
“Kalau kau kalah, awas, untuk seumur hidup kau akan jadi tertawaanku. Ingat-ingat
itu, Minke.”
Penggambaran pikiran tokoh lain :
“Aku tahu otak H.B.S. dalam kepala Robert Suurhof ini hanya pandai menghina,
mengecilkan, melecehkan, dan menjahati orang. Dia anggap tahu kelemahanku: tak
ada darah Eropa dalam tubuhku”
f. Magda Peters
Magda Peters, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh
protagonis, sejalan dengan tokoh utama dan tidak menentang ataupun menyebabkan
konflik.
Penggambaran fisik : Seluruh kulitnya yang tidak tertutup kelihatan totol-totol coklat.
matanya yang coklat bening selalu kelap-kelip. Narasi :
“Guruku melarang kami mempercayai astrologi. Omong kosong, katanya”
Penggambaran pikiran tokoh lain :
“Ia mengesankan diri seakan seekor monyet putih betina yang bertampang kagetan.
Tapi begitu mendengar pelajarannya yang pertama semua jadi terdiam. Perasaan
hormat menggantikan.”
g. Tuan Mellema ( Herman Mellema)
Herman Mellema, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian kecil cerita.
Penggambaran fisik :
7
“ Alisnya tebal, tidak begitu putih, dan wajahnya beku seperti batu kapur. Rambutnya
yang tak bersisir dan tipi situ menutup pelipis, kuping.”
Penggambaran pikiran tokoh lain :
“Tuan telah tinggalkan pada Mevrouw Amelia Mellema-Hammers satu tuduhan telah
berbuat serong. Aku, anaknya, ikut merasa terhina.”
h. Jean Marais (Syang Maré)
Tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh protagonis,
sejalan dengan tokoh utama dan tidak menentang ataupun menyebabkan konflik.
Penggambaran fisik: Kakinya hilang satu akibat peperangan sewaktu masih jadi
tentara.
“Seniman besar, Minke, entah ia pelukis, entah apa, entah peimpin, entah panglima
perang, adalah karena disarati dan dilandasi engalaman-pengalaman besar, intensif;
perasaan, batin, atau badan. Tanpa pengalaman besar, kebesaran seseorang khayali
semata.”
Penggambaran pikiran dan perasaan :
“Jean Marais, pelukis, perancang perabot rumah tangga, bangsa Prancis, sahabatku,
tak berbahasa Belanda.”
i. Darsam
Darsam, tokoh tambahan, muncul beberapa kali dari sebagian cerita. Tokoh
protagonis, sejalan dengan tokoh utama dan tidak menentang ataupun menyebabkan
konflik.
Penggambaran fisik :
Darsam, yang belum pernah aku lihat itu muncul dalam benakku. Hanya kumis, tak
lain dari kumis, sekepal dan clurit.
Narasi :
Seorang pendekar Madura yang sangat patuh kepada majikannya. Tapi karena
sifatnya yang selalu bertindak tanpa berpikir panjang, terkadang mengundang
bahaya.
Dialog :
“Darsam ini, Tuanmuda, hanya setia pada Nyai. Apa yang disayangi Nyai, disayangi
Darsam. Apa yang diperintahkan, Darsam lakukan. tak peduli macam apa perintah
itu.”
Penggambaran pikiran tokoh lain :
“Ternyata dia memang bisa dipercaya.”
Alur
Alur yang digunakan dalam Novel Pramodya Ananta Toer adalah : alur campuran.
Berikut contoh kutipannya:
1.
Itu barang beberapa minggu lalu, awal tahun pelajaran baru… (Toer, 2005: 18)
2.
Dan sekarang seluruh Jawa, berpesta pora mungkin juga seluruhHindia
Belanda… (Toer, 2005: 18)
8
3.
Waktu berumur empat belas, masyarakat menganggap aku sudah termasuk
golongan perawan tua. Aku sendiri sudah haid dua tahun sebelumnya.. (Toer, 2005:
118)
4.
Lebih dari dua puluh tahun lalu aku membanting tulang.. (Toer, 2005: 507)
Latar
Latar dalam Novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta Toer dibagi kedalam tiga
unsur yakni:
1. Latar Tempat
Setting tempat bumi manusia terletak di daerah Surabaya terutama di asrama
H.B.S. akan tetapi sebagian besar setting berada di rumah Annelis di sebuah
buitenzorg atau perkebunan milik tuam mellemma di daerah Wonokromo,
Surabaya.
2. Latar Waktu
Novel ini menceritakan kehidupan zaman kolonial Belanda yang terjadi antara
tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini adalah masa munculnya pemikiran
politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional. Masa ini juga menjadi
awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, masa awal pertumbuhan
organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi
pola Revolusi Perancis.
3. Latar Sosial
a. Banyak anak Pribumi (anak bangsawan) yang menuntut ilmu secara sekolah
modern atau Eropa.
b. Adanya pendewaan terhadap udaya maupun peradaan Eropa, sehingga
menciptakan semacam arogansi bahwa ras berkulit putihlah lebih baik dari
ras kulit berwarna.
c. Adanya prostitusi, sehingga banyak diantara perempuan Pribumi yang
menjadi gundik atau simpanan para petinggi/pengusaha Belanda.
d. Adat jawa yang masih kental, salah satunya pengangkatan Bupati atau
bangsawan dengan sistem nepotisme.
Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of fiew yang digunakan Pramodya Ananta Toer
dalam Novel Bumi Manusia adalah Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal. Seperti
yang tertulis pada halaman 9 :
Orang-orang memanggilku Minke. Namaku sendiri….sementara ini tak perlu
kusebutkan. Bukan karena gila misteri. Telah aku timbang aku belum perlu benar
tampilan diri dihadapan mata orang lain… Pada mulanya catatan pendek ini kutulis
dalam masa berkabung dia telah tinggalkan aku…
Amanat
Amanat atau berupa nilai yang terkandung dalam Novel Bumi Manusia karya
Pramodya Ananta Toer adalah :
9
a. Seorang terpelajar harus sudah berlaku adil, sejak dalam pikiran apalagi dalam
perubatan. Maka fungsi dari pikiran serta hati kita bukan untuk menghakimi
orang lain, melainkan untuk menghargai mereka.
b. Bahwa hidup adalah perjuangan dimana kekuatan jiwa bertarung dengan segala
kemampuan dan ketidak mampuan.
c. Bahwa sebenarnya dunia manusia itu bukan terletak pada jabatan, pangkat, gaji,
maupun kecurangan, tetapi dunia manusia itu adalah bumi manusia dengan segala
persoalannya
C. ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL BUMI CINTA
Tema
Tema atau ide pokok dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy adalah
perjuangan seorang santri dalam hidup agar tetap mencintai Allah. Dalam novel tersebut
diceritakan bagaimana beratnya perjuangan Muhammad Ayyas selaku tokoh utama agar
tetap mencintai Allah lebih dari mencintai yang lain.
Alur/Plot
Plot yang digunakan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy adalah
plot maju atau progresif. Urutan ceritanya disusun secara cermat dan tertata rapi. Hal
ini dibuktikan dengan adanya tahap awal, tahap tengah,dan tahap akhir, yang terletak
secara berurutan.
1) Tahap Awal
Diawali dengan kedatangan Muhammad Ayyas di Moskwa, menginap disebuah
apartemen yang terdiri dari tiga kamar, satu untuknya dan dua lagi diisi yang masingmasing oleh wanita muda Rusia yang cantik-cantik, Yelena dan Linor. Di kampus
MGU, Ayyas dibimbing oleh Doktor muda yang juga sangat cantik, Anastasia Palazzo,
menggantikan Profesor Abramov Tomskii.
2) Tahap Tengah
Terjadi konflik antara Ayyas dengan Yelena, Linor, dan Doktor Anastasia. Konflik
Ayyas dengan Yelena adalah prinsip atheisme Yelena dengan hidup bebasnya yang
mengusik ketenangan Ayyas. Dengan Linor, Ayyas terusik oleh kecemburuan dan
kebenciannya terhadap agama yang dianut Ayyas, ditambah dengan gaya bebas hidup
Linor yang seronok. Puncak kebencian Linor pada Ayyas, membuat Ayyas hampir saja
menjadi tersangka aksi pengeboman hotel terkenal di pusat kota Moskwa. Sedangkan
dengan Doktor Anastasia, Ayyas terusik oleh rasa simpati sang Doktor yang berlebihan
pada Ayyas, sampai-sampai sang Doktor ingin Ayyas menikahinya.
3) Tahap Akhir
Ayyas mengakhiri perjalanannya di Moskwa dengan selamat dan sukses dengan iman
yang tetap terjaga. Dia melewati konflik satu persatu dengan mulus yang mana pada
akhirnya Yelena berubah menjadi muslimah yang dinikahi oleh teman Ayyas yang
muslim. Linor insaf dan masuk Islam, walaupun dia harus rela ditembak mati oleh agen
yahudi yang selalu membuntuti dia kemanapun dia pergi.
10
Latar/Setting
Setting dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah setting waktu (situation temporelle), setting
tempat (situation spatiale), dan setting sosial (situation sociale).
1) Setting Waktu
Setting waktu yang digunakan dalam novel Bumi Cinta ini adalah era modern
sekarang, tahun 2010, dimana tantangan yang paling besar dihadapi manusia sebagai
musuhnya, khususnya umat Islam, adalah hawa nafsunya sendiri, yang dipicu oleh
maraknya pergaulan bebas dan mudahnya mengakses situs-situs porno.
2) Setting Tempat
Tempat yang dipilih dalam novel ini adalah kota Moskwa di Rusia, yang aktivititasnya
dipusatkan di kampus MGU Rusia dan apartemen di Panfilovsky Pereulok depan White
House Residence.
3) Setting Sosial
Keadaan sosial masyarakat Rusia digambarkan sebagai sebuah masyarakat yang bebas,
yang menganut paham free sex. Kekuatan mafia sangat dominan dan bercokol dimanamana. Kekuatan Yahudi juga masih dominan di Rusia melalui agen-agenya. Ditengahtengah kehidupan yang bebas itu, masih terdapat segelintir orang yang hidup
memperhatikan norma yang ada dengan berpegang teguh pada ajaran agama, seperti
Islam dan Kristen ortodoks.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el
Shirazy adalah sudut pandang pandang persona ketiga, “Dia”.Pengisahaan cerita yang
mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “dia”, narator adalah seorang
yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut
nama-nama pelakunya. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau
terus-menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan
mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang
bertindak.
Gaya Bahasa
b. Gaya Bahasa
1) Personifikasi
Gaya bahasa ini mendominasi novel Bumi Cinta ini. Gaya bahasa personifikasi,
yaitu gaya bahasa yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati.
Sangat banyak ungkapan yang ditemukan menggunakan gaya bahasa
personifikasi. Berikut ini adalah contoh dari gaya bahasa personifikasi itu :
«Dalam suasana serba putih, Moskwa seolah memamerkan keindahan sihirnya di
musim dingin».
“Pagi itu salju bertasbih”
2) Hiperbola
11
Gaya bahasa hiperbola digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara
berlebihan, dan dalam roman ini ditemukan ungkapan yang menggunakan gaya bahasa
tersebut, seperti:
“”Saya bisa merasakan angan-angannya untuk kuliah di Sorbonne, Paris, sehingga
ia berdarah-darah mempelajari bahasa Prancis.”
3) Simile
Gaya bahasa simile digunakan untuk membandingkan sesuatu secara eksplisit.
Contoh :
“Ini baru satu jurus. Aku kurang waspada saja. Lihat saja, brengsek itu akan aku lumat
seperti bubur.”
4) Metafora (métaphore)
Gaya bahasa metafora digunakan untuk membandingkan sesuatu secara langsung, dan
dalam roman ini ditemukan beberapa kutipan yang menggunakan gaya bahasa tersebut,
yakni terlihat pada contoh berikut:
“Begitu memasuki ruangan Profesor Tomskii, hatinya langsung berbunga, karena ia
melihat Ayyas berdiri tegap di sana”.
Penokohan
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy
terdiri dari satu tokoh utama, yaitu Muhammad Ayyas dan tiga tokoh tambahan, yaitu
Yelena, Linor, Doktor Anastasia Palazzo
1) Muhammad Ayyas
Pemuda ini berasal dari Indonesia, pernah menjadi santri sebelum kuliah jenjang
S1 di Madinah. Dia melanjutkan S2 di India dan mendapatkan kesempatan untuk
menyelesaikan tesisnya di Rusia dengan melihat langsung kondisi Rusia dan mendapat
referensi dari sumber aslinya, serta dapat berdialog langsung dengan seorang pakar
sejarah di Rusia, Profesor Abramov Tomskii. Karena sebuah tugas negara yang
mendadak dan memerlukan Profesor Tomskii, mengharuskan beliau berangkat ke
Istambul. Maka pembimbingan Ayyas diserahkan kepada Doktor Anastasia Palazzo.
Profesor Tomskii sendiri yang langsung menunjuk, dan beliau minta maaf kepada
Ayyas atas pengalihan ini. Ayyas maklum, namun disini dia mendapatkan ujian yang
sangat berat, berinteraksi dengan seorang wanita muda, pintar dan cantik jelita.
Ayyas menghabiskan waktunya dengan banyak berdiskusi dan membaca
referensi asli dibawah bimbingan sang Doktor. Ditengah kesibukannya meneliti dan tak
kondusifnya suasana bagi yang beragama Islam tak membuat Ayyas lalai beribadah
dan mengingat Allah. Dia tetap melaksanakan sholat dan berdoa, walaupun itu
dilakukannya di ruangan kantor Profesor Tomskii.
Ketika di apartemen, karena bergabung dengan penghuni lainnya, Ayyas harus
berinteraksi dengan dua wanita Rusia yang sangat cantik, Yelena dan Linor, yang
keseharian mereka selau tampil dengan pakaian seksi. Kamar mereka berdampingan
dengan kamar Ayyas. Ayyas merasa benar-benar diuji keimanannya oleh Allah. Maka
ketika berada di kamar, Ayyas memaksimalkan ibadahnya dengan melaksanakan
sholat, zikir, baca Quran, dan baca buku-buku hikmah lainnya. Ketika keluar kamar,
Ayyas sangat menjaga pandangan dan hatinya.
12
2) Yelena
Yelena merupakan teman satu apartemen Muhammad Ayyas, wanita muda
Rusia yang sangat cantik. Profesi sehari-harinya sebagai pelacur kelas kakap. Kalau
sedang berada di apartemen selalu berpakaian seadanya. Ini selalu mengganggu pikiran
Ayyas, dan mengusik ketenangan jiwa Ayyas sebagai seorang muslim yang taat.
Profesi ini digeluti Yelena setelah dia gagal membina rumah tangga dengan seorang
pria Rusia yang muslim. Tabiat jelek Yelena diketahui suaminya, dan dia diultimatum
oleh suaminya, mau berubah dan taat pada suami atau silahkan hidup bebas dan pergi
dari rumah. Ternyata Yelena memilih opsi kedua, lalu pergi meninggalkan suaminya
dan hidup bebas di kota Moskwa. Padahal dia sudah dikaruniai seoarng putra, Omarov
namanya, dan Omarov ditinggal bersama suaminya. Jadilah Yelene sebagai wanita
bebas yang memperturutkan hawa nafsu saja dan tidak lagi mempercayai adanya
Tuhan, alias atheis. Sebelumnya, Yelena pernah beragama, namun sekarang itu
ditinggalkanny.
Selama berinteraksi dengan Ayyas, Yelena mendapatkan banyak hal, termasuk
pemahaman tentang eksisitensi Tuhan. Dengan sangat piawai Ayyas membeberkan
perihal Tuhan dalam sebuah seminar, yang kebetulan Yelena hadir disana. Keberadaan
tentang Tuhan tak bisa dipungkiri oleh Yelena dimana suatu saat dia mengalami
penganiayaan yang hampir menewaskannya, dan Ayyas denga izin Tuhan dapat
memberikan pertolongan. Ketauladanan, ketulusan, dan keseriusan Ayyas
mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan ini telah memotivasi Yelena untuk bisa
hidup lebih manusiawi. Kehadiran teman Ayyas yang bersedia menikahinya setelah
difasilitasi Ayyas, menjadikan Yelena sebagai wanita muslimah yang taat dengan
mengucapkan kalimat syahadat sebelum melangsungkn pernikahannya.
3) Linor
Wanita muda yang cantik ini satu apartemen dengan Ayyas. Penampilannya
yang norak, kasar serta dingin sangat mengganggu hati Ayyas. Sama dengan Yelena,
bila sudah berada di apartemen, auratnya sudah tidak terjaga, bahkan Ayyas pernah
memergoki Linor sedang berbuat tidak senonoh dengan seorang lelaki Rusia di ruang
tamu. Ini memicu pertengkaran dan tak bisa dihindari, terjadi perkelahian antara Ayyas
dengan lelaki tersebut. Dalam perkelahian, Linorpun terlibat, yang justeru hampir saja
Linor mati dibunuh oleh lelaki tersebut karena salah paham. Perkelahian kembali
terjadi, akhirnya lelaki tersebut dapat dilumpuhkan Ayyas.
Ayyas sangat dibenci oleh Linor. Dendam yang membara terhadap Ayyas yang
muslim disulut juga oleh doktrin Yahudi yang dianut Linor. Kerap kali Ayyas dihina
beribadah oleh Linor. Dan pernah dilaksanakan percobaan pembunuhan terhadap
Ayyas dengan merekayasa pemboman sebuah hotel di pusat kota Moskwa. Sangkaan
ditujukan kepada Ayyas dengan membuat sebuah skenario. Namun, sangkaan itu
ternyata gagal total, karena saat pemboman terjadi Ayyas sedang
melaksanakan Talkshow di salah satu stasiun televisi.
Perjalanan panjang Linor, dan terinspirasi juga dengan kehadiran Ayyas di
apartemennya, telah menyadarkan Linor, dan membuat dia harus mundur dari agen
Yahudi yang kerjanya membunuh orang-orang Palestina. Belakangan Linor tahu,
bahwa dirinya sebenarnya berasal dari keluarga Palestina yang muslim. Dia mundur
13
jadi agen dan banyak mempelajari Islam. Akhirnya dia memeluk Islam dan mencari
keberadaan Ayyas dimana, dan menyatakan bahwa Ayyas adalah orang yang sangat
pantas menjadi suaminya. Belum sempat Ayyas mengiyakan karena butuh waktu untuk
berpikir dan mohon petunjuk Allah, Linor sudah ditembak mati oleh agen Yahudi yang
lain yang membuntutinya.
4) Doktor Anastasia Palazzo
Doktor muda ini adalah pembimbing Ayyas selama di Moskwa. Beliau dosen
sejarah di kampus Universitas Negeri Moskwa, orang menyebutnya kampus MGU,
singkatan
dari Moskovskyj
Gosudarstvennyj
Universiteit
imeni
Lomonosova,menggantikan Profesor Abramov Tomskii yang berangkat ke Istambul
untuk sebuah tugas khusus dalam waktu yang agak lama. Kehadiran Doktor bagi Ayyas
sebenarnya tidak terlalu bermasalah, karena sang Doktor sangat menjaga etika
akademik dan kesopanan dalam penampilan. Namun dalam perjalanannya sang Doktor
sangat bersimpati kepada Ayyas dan terbersit keinginan agar Ayyas mau menikahinya.
Tentu hal ini ikut mengganggu konsentrasi Ayyas dalam meneliti. Maka satu-satunya
jalan bagi Ayyas adalah selalu bersikap sopan, menjaga pandangan, dan selalu ingat
Allah. Akhir dari pertemuan mereka adalah adanya saling memahami diantara
keduanya Ayyas tetap pulang ke India.
Amanat
1. Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hambanya maka dari itu
janganlah putus asa.
2. Sebaiknya kita tidak boleh berburuk sangka dengan orang lain belum tentu orang itu
jahat.
3. Jangan melampiaskan keputusasaan dengan masuk ke dalam dunia hitam dan free sex.
D. PERBANDINGAN UNSUR INTRINSIK NOVEL BUMI MANUSIA DAN BUMI
CINTA
No
Unsur
Unsur Intrinsik dalam Novel
Unsur Intrinsik dalam Novel
Intrinsik
Bumi Manusia
Bumi Cinta
1
Judul
Bumi Manusia
Bumi Cinta
2
Tema
perjuangan seorang santri dalam perjuangan mendapatkan hak
hidup agar tetap mencintai Allah
asasi yang sama
3
Alur
Campuran
Maju/progresif
1. Latar Tempat
4
Latar/Setting 1) Setting Waktu
Setting tempat bumi manusia
Setting
waktu
yang
terletak di daerah Surabaya
digunakan
dalam
novel Bumi
terutama di asrama H.B.S.
Cinta ini adalah era modern
akan tetapi sebagian besar
sekarang, tahun 2010, dimana
setting berada di rumah
tantangan yang paling besar
Annelis di sebuah buitenzorg
dihadapi
manusia
sebagai
atau perkebunan milik tuam
musuhnya, khususnya umat Islam,
mellemma
di
daerah
adalah hawa nafsunya sendiri, yang
14
dipicu oleh maraknya pergaulan
bebas dan mudahnya mengakses
situs-situs porno.
2) Setting Tempat
Tempat yang dipilih dalam
novel ini adalah kota Moskwa di
Rusia,
yang
aktivititasnya
dipusatkan di kampus MGU Rusia
dan apartemen di Panfilovsky
Pereulok depan White House
Residence.
3) Setting Sosial
Keadaan sosial masyarakat
Rusia digambarkan sebagai sebuah
masyarakat yang bebas, yang
menganut
paham free
sex. Kekuatan
mafia
sangat
dominan dan bercokol dimanamana. Kekuatan Yahudi juga
masih dominan di Rusia melalui
agen-agenya. Ditengah-tengah
kehidupan yang bebas itu, masih
terdapat segelintir orang yang
hidup memperhatikan norma yang
ada dengan berpegang teguh pada
ajaran agama, seperti Islam dan
Kristen ortodoks.
5
Penokohan
Wonokromo, Surabaya.
2. Latar Waktu
Novel
ini
menceritakan
kehidupan
zaman
kolonial
Belanda yang terjadi antara
tahun 1898 hingga tahun 1918,
masa
ini
adalah
masa
munculnya pemikiran politik
etis dan masa awal periode
Kebangkitan Nasional. Masa ini
juga menjadi awal masuknya
pemikiran rasional ke Hindia
Belanda,
masa
awal
pertumbuhan
organisasiorganisasi modern yang juga
merupakan
awal
kelahiran
demokrasi
pola
Revolusi
Perancis.
3. Latar Sosial
a. Banyak anak Pribumi
(anak bangsawan) yang
menuntut ilmu secara
sekolah modern atau
Eropa.
b. Adanya
pendewaan
terhadap budaya maupun
peradaban
Eropa,
sehingga
menciptakan
semacam arogansi bahwa
ras berkulit putihlah lebih
baik dari ras kulit
berwarna.
c. Adanya
prostitusi,
sehingga banyak diantara
perempuan Pribumi yang
menjadi gundik atau
simpanan
para
petinggi/pengusaha
Belanda.
d. Adat jawa yang masih
kental, salah satunya
pengangkatan Bupati atau
bangsawan dengan sistem
nepotisme.
Ada beberapa tokoh sentral yaitu Ada empat tokoh sentral yaitu
Minke, Annelis, Nyai Ontosoroh, Ayyas, Yelena, Linor, dan
dan Robbert Mellema,
Anastasia
15
6
7
Sudut Pandang
Amanat
Orang pertama tunggal
Orang ketiga serba tahu
1. Tuhan tidak akan memberi 1. Seorang terpelajar harus
cobaan
melebihi
batas
sudah berlaku adil, sejak
kemampuan hambanya maka
dalam pikiran apalagi dalam
dari itu janganlah putus asa.
perubatan. Maka fungsi dari
2. Sebaiknya kita tidak boleh
pikiran serta hati kita bukan
berburuk sangka dengan orang
untuk menghakimi orang
lain belum tentu orang itu
lain,
melainkan
untuk
jahat.
menghargai mereka.
3. Jangan
melampiaskan 2. Bahwa
hidup
adalah
keputusasaan dengan masuk
perjuangan dimana kekuatan
ke dalam dunia hitam dan free
jiwa bertarung dengan segala
sex.
kemampuan dan ketidak
mampuan.
3. Bahwa sebenarnya dunia
manusia itu bukan terletak
pada jabatan, pangkat, gaji,
maupun kecurangan, tetapi
dunia manusia itu adalah
bumi manusia dengan segala
persoalannya
Dari tabel diatas, dapat dilihat perbandingan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Bumi
manusia dan Bumi Cinta. Salah satu persamaan yang sangat jelas terlihat adalah dari judul
novel tersebut sama-sama diawali dengan kata “Bumi” yaitu Bumi Manusia dan Bumi Cinta.
Meskipun dari segi makna cukup berbeda, akan tetapi dari segi rasa keduanya memiliki
kemiripan. Kemiripan juga terdapat dalam penokohan. Tokoh utama dalam novel Bumi
Manusia adalah seorang pemuda bernama Minke yang digambarkan penuh dengan pesona
prestasi karena satu-satunya pelajar pribumi di H.B.S. demikian pula pada novel Bumi Cinta,
tokoh utama adalah pemuda bernama Ayyas yang juga merupakan lelaki dengan sosok yang
cerdas, dari segi topik cerita juga hampir memiliki kemiripan. Keduanya bercerita tentang
perjuangan seorang pemuda melawan kekejaman yang terjadi di zamannya. Perbedaannya di
bumi manusia menceritakan perjuangan minke untuk mendapatkan kesetaraan hak antara
masyarakat pribumi dan masyarakat colonial saat itu. Sedangkan di Bumi cinta, menceritakan
tentang perjuangan ayyas untuk mempertahankan keimanannya dari godaan Negara liberal
seperti Rusia.
E. PERBANDINGAN KEPRIBADIAN KEDUA TOKOH
Kepribadian kedua tokoh ini ditentukan oleh latar belakang intelektual keduanya. Minke
sebagaimana digambarkan dalam novel Bumi Manusia merupakan seorang siswa H.B.S.
yang ingin bebas dan merdeka keluar dari kepompong kejawaannya sebagai seorang
pribumi dan mengagungkan ilmu pengetahuan. Kecintaan minke pada ilmu pengetahuan
sangat terlihat pada kutipan berikut:
“dalam hidupku, baru seumur jagung, sudah dapat kurasai: Ilmu pengetahuan telah
memberikan padaku restu yang tiada terhingga indahnya……….. Ilmu pengetahuan
yang ku dapatkan dari sekolah dan kusaksikan sendiri pernyataannya dalam hidup, telah
membikin pribadiku menjadi agak berbeda dari sebangsaku pada umumnya. Menyalahi
16
wujudku sebagai orang jawa akupun tidak tahu. Dan justru pengalaman hidup sebagai
orang jawa berilmu pengetahuan eropa yang mendorong aku suka mencatat-catat. Suatu
kali akan berguna, seperti sekarang ini.” (Toer 2011:11-12)
Sedangkan Ayyas merupakan seorang pemuda Indonesia yang menyelesaikan studi S1nya di madinah, kemudian melanjutkan studi S2-nya di India dan melakukan sebuah riset
di Rusia. Ia merupakan seorang pemuda taat yang memegang teguh prinsip-prinsip
agamanya. Ia juga seorang pemuda cerdas yang mencintai ilmu pengetahuan dibuktikan
dengan seringnya ia berdiskusi bahakan berdebat dengan orang-orang yang ditemuinya.
Salah satu bukti adalah ketika ia berdiskusi dengan salah seorang temannya Yelena
tentang Tuhan:
“Menurut Immanuel Kant, kebenaran adanya tuhan adalah kebenaran postulat. Yaitu
kebenaran tertinggi dalam tingkatan kebenaran. Kebenaran tak terbantahkan.
Kebenaran yang berada diluar jangkauan indera, akal, dan ilmu pengetahuan.itulah
yang disebut postulat, yaitu dalil teoretis yang berada diluar jangkauan pembuktian
teoretis. Ah Yelena, kau ini mau mengajak aku makan atau diskusi. Kalau mau diskusi
boleh saja, tapi, sebaiknya kita cari waktu yang tepat.” (El Shirazy 2011:52)
Sebagai seorang intelektual, keduanya memiliki pemikiran-pemikiran kritis terhadap
bangsanya, melihat kondisi dan kenyataan yang telah mereka alami dan rasakan. Seperti
halnya Minke yang sangat sentimental dan mengkritisi budaya jawa:
“Aku mengangkat sembah sebagaimana biasa aku lihat dilakukan punggawa terhadap
kakekku dan nenekku dan orangtuaku, waktu lebaran. Dan yang sekarang tak juga
kuturunkan sebelum bupati itu duduk enak di tempatnya. Dalam mengangkat sembah
serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun
belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu…
Sembah pengagungan pada leluhur dan pembesar melalui perendahan dan penghinaan
diri! Sampai sedater tanah kalau mungkin! Uh, anak-cucuku tak kurelakan menjalani
kehinaan ini. (Toer 2011:182)
Sedangkan Ayyas yang terkagum-kagum dengan gedung-gedung serta kemegahan kota
Rusia dan mengkritisi keadaan Indonesia, seperti halnya dalam kutipan berikut:
“Orang Rusia begitu tinggi menghargai sejarahnya. Kalau Indonesia, ah sungguh
memprihatinkan, pikirnya. Hampir semua bangunan-bangunan tua di Indonesia menjadi
tempat yang kumuh. Bangunan-bangunan tua itu jadi sarang kelelawar. Samasekali
tidak menarik. Kota lama Jakarta tidak didesain sebagai daerah kebanggaan orang
Jakarta. Hanya dijadikan semacam museum tua pelengkapkota saja: tak dikelola serius
dan yang penting ada. Orang lebih suka ke Ancol daripada kekota lama Jakarta. Ia
pernah ke kota lama Semarang,kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunan tua
disana yang telah menjadi cagar budaya hampir setiap hari digenangi air rob yang
hitam dengan bau menyengat. Gentengnya banyak ambrol, catnya sudah meneglupas
disana sini. Apa menariknya?” (El Shirazy 2011:64)
Pengarang menghadirkan sikap para tokoh yang terlihat tidak puas dengan kondisi
bangsanya tersebut bukanlah untuk merendahkan, akan tetapi bertujuan untuk
mengkritisi kondisi-kondisi lingkungannya. Sikap tersebut menunjukkan keluasan
wawasan pengetahuan dan intelektual kedua tokoh yang dihadirkan dalam masingmasing novel.
17
Kedua novel menceritakan tentang perjalanan kedua tokoh dalam menyelesaikan studi,
mendapatkan ujian dan cobaan berupa kecantikan tokoh wanita yang dihadirkan oleh
pengarang, yang kemudian menyeret keduanya pada permasalahan pelik yang datang
silih berganti. Dalam Bumi Manusia Ujian pertama Minke justru datang dari Annelies.
Diceritakan Minke tergoda dengan kecantikan Annelis, Gadis indo pribumi yang
merupakan anak dari nyai Ontosoroh, seorang wanita luar biasa setaraf nyai dasima
dengan otoritas dan kemampuannya mampu memimpin sebuah perusahaan besar. Yang
pada masa itu keberadaaan dan hak-hak perempuan, apalagi perempuan pribumi belum
diakui secara sepenuhnya. Karena permintaan Annelies lah akhirnya Minke bersedia
tinggal serumah dengannya. Permintaan Annelies tersebut pun dikabulkan oleh Minke
yang akhirnya menuai kontroversi dan penyebab ia dikeluarkan dari sekolahnya. Sejak
semula Minke telah tertarik dengan kecantikan Annelies, tapi kondisinya sebagai seorang
pribumi membuat keberanian Minke semula menciut.
“ …didepan kami berdiri seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah eropa, berambut
dan bermata pribumi. Kalau gadis ini yang dimaksud Suurhof, dia benar: bukan saja
menandingi malah mengatasi Sri Ratu. Bukan sekedar gambar. Sekali lagi kutatap
wajahnya. Hampir-hampir aku tak berani menentang matanya. Tidakkah dia jijik padaku
sudah tanpa nama keluarga dan pribumi pula?” (Toer 2011:27)
Namun, Setelah bergaul lebih jauh dengan Annelies keduanya menjadi akrab. Bahkan
saling mencintai. Minke adalah seorang tokoh yang setia terhadap Annelies, meskipun ia
menjalin asmara dengan Annelies, dan beberapa permasalahan yang cukup berat
dihadapi, hal tersebut tidak membuat prestasi Minke menurun. Bahkan Minke terkenal
lewat tulisan-tulisannya dan diakhir tahun ia dinyatakan sebagai lulusan terbaik. Seperti
pujian yang diungkapkan oleh guru bahasa dan sastra belanda yang selalu
mendukungnya Juffrow Magda Peters:
“Tentu kau muridku yang paling berhasil. Telah lima tahun aku mengajar bahasa dan
sastra Belanda. Hampir empat tahun di Netherland saja. Tak ada diantara muridmuridku dapat menulis sebaik itu dan diumumkan pula.” (Toer 2011: 323)
Tokoh Ayyas dalam Novel Bumi Cinta juga digambarkan sebagai seorang pemuda yang
memegang teguh agamanya, memperoleh ujian dan cobaan berupa kecantikan gadisgadis eropa. Bahkan, ia juga tinggal bersama dua orang gadis eropa yang terkenal cantik
dan menggetarkan hati lelaki yang melihatnya. Ujian terhadap Ayyas datang pertama kali
dari kedua teman seapartemennya Yelena dan Linor.
“Ayyas menaikkan pandangannya. Ia menatap linor dan sedikit terkesiap. Yang ada
dihadapannya adalah gadis yang ia lihat tadi di jalan. Gadis yang mau masuk BMW
SUV X5 hitam. Gadis yang menenteng alat music, yang kata devid tidak kalah dengan
kate winslet.”
Linor tokoh wanita dalam novel Bumi Cinta yang nantinya akan menjadi seseorang yang
dicintai Ayyas, sangat berbeda dengan tokoh annelis dalam novel Bumi Manusia. Jika
dalam novel bumi manusia annelies langsung jatuh hati pada minke, pada novel bumi
cinta linor merupakan sosok yang keras dan anti pati dengan ayyas. Hal ini disebabkan
karena linor sangat membenci agama islam dan menganggapnya sebagai agama primitive
karena linor merupakan keturunan seorang zionis. Masalah-demi masalah datang bertubitubi setiap hari cukup mengganggu konsentrasi Ayyas menyelesaikan risetnya. Mulai
18
dari pembunuhan sergei pacar linor, Yelena teman sekamarnya yang didapati tiba-tiba
tergeletak tak berdaya dipinggir jalan. Hingga rayuan dari pembimbing risetnya Dr.
Anastasia Palazzo. Dr. Anastasia merupakan seorang pakar sejarah yang ditunjuk oleh
professor tomskii untuk menjadi pembimbing sementara mendampingi ayyas selama
melakukan risetnya di Rusia. Lagi-lagi keimanan ayyas diuji lewat kecantikan Dr.
Anastasia.
“pintu terbuka. Seorang perempuan muda jelita masuk. Ayyas memandang kea rah
pintu. Kedua matanya bertemu pandang dengan perempuan muda itu. Hati Ayyas
berdesir. Ia berjalan mendekat. Pakaian yang membalut tubuhnya begitu serasi dengan
pesona wajhanya.” (Elshirazy 2011:81)
Meskipun ujian datang bertubi-tubi Ayyas tetap mampu membuktikan kecerdasan
intelektualnya terutama tentang masalah ketuhanan. Terbukti, dalam sebuah seminar ia
diminta Dr. anasstasia untuk menggantikan salah seorang pembicara yang berhalangan
hadir. Dengan kemampuan berbicara dan argument-argumennya ia berhasil meyakinkan
pendengarnya tentang kebenaran adanya tuhan. Dan sejak saat itu Ayyas sering diundang
menjadi pembicara di beberapa media. Kekaguman pembimbing sekaligus gurunya Dr.
Anastasia palazzo pun timbul.
“begitu Ayyas menyelesaikan huruf terakhirnya. Hadirin semakin bergemuruh. Ruangan
itu bergetar. Forum itu sepenuhnya milik Ayyas. Ia telah menaklukkannya dengan
sempurna. Standing aplous semakin panjang. hati Anastasia Palazzo bergetar hebat.
Doctor muda itu sampai berkaca-kaca.” (El Shirazy 2011: 316)
Adapun sikap pantang menyerah dalam menghadapi sebuah konflik juga dimunculkan
oleh kedua pengarang novel tersebut dalam tokoh-tokohnya. Sikap para tokoh ketika
menghadapi konflik yang memuncak keduanya berjuang dengan segala cara dan sekuat
tenaga menghadapinya bukan malah lari dan hilang untuk menghindar. Contohnya
adalah ketika Minke terlibat kasus pembunuhan tuan Mellemma dan hak asuh atas
Annelies. Minke saat itu dituduh terlibat kasus pembunuhan karena ialah yang dianggap
ingin menguasai seluruh harta nyai ontosoroh ibu dari Annelies.
“ tidak ma, kita akan hadapi semua bersama-sama.kita juga punya sahabat, ma. Dan
jangan anggap Minke ini kriminil, aku pinta.” Dan dalam kalimatnya yang lain:
“sebagai persoalan memang harus terus dihadapi, ma. Kira-kira Minke ini ma, kira-kira
bukan kriminil.tidak akan lari.”
Sedangkan pada novel bumi manusia Ayyas juga sempat dituduh melakukan pelanggaran
hukum. Ayyas diduga terlibat dengan kasus pemboman Metropole Hotel yang
sebenarnya hal tersebut terkait dengan tindakan Linor. Sedangkan untuk watak pantang
menyerah Ayyas dapat terlihat ketika ia memperoleh konflik berupa godaan dari Linor.
“Ayyas tetap kukuh untuk tidak membuka pintu kamarnya. Ia punya firasat, jika ia
membuka pintu, ia akan melakukan sesuatu yang akan membuatnya menyesal seumur
hidupnya.” Kemudian saat Ayyas ditantang oleh sergei kekasih Linor. “mendengar katakata yang sangat memusuhi dan mengintimidasi itu kemarahan Ayyas semakin
bertambah. Kebaraniannya berlipat-lipat.”
Kedua novel ini juga bercerita tentang akhir kisah cinta kedua tokoh protagonis tersebut.
Minke kisah cintanya dengan Annelies di penuhi dengan ujian dan cobaan juga harus
berakhir dengan menyedihkan. Minke harus berpisah dengan Annelies yang saat itu
19
diputuskan oleh pengadilan belanda bahwa hal asuhnya resmi dimenangkan oleh
keluarga mellema yang ada di belanda. Sedangkan pada novel bumi cinta, akhir kisah
cinta Ayyas begitu tak terduga. Linor yang telah insyaf dan kembali ke jalan yang benar
karena mengetahui siapa jati diri ia sebenarnya, akhirnya mengungkapkan perasaannya
cintanya pada Ayyas. Ayyas yang masih menyesuaikan diri pada kondisi saat itu karena
ia dihadapkan pada situasi yang serba tak terduga, belum mampu menjawab secara
langsung permintaan Ayyas. Sesaat setelah sofia mengungkapkan perasaannya kepada
Ayyas, mereka kemudian berpisah dan baru beberapa meter terdengar tembakan yang
mencelakai linor. Linor akhirnya mati karena tembakan tersebut.
F. SIMPULAN
Dari pemaparan kepribadian kedua tokoh tersebut dapat di peroleh gambaran
perbandingan kepribadian dan karakteristik kedua tokoh seperti berikut:
Perbandingan
Minke (Bumi Manusia)
Ayyas (Bumi Cinta
Fisik
Pemuda, tampan, pribumi
Pemuda, tampan, santri
(minonritas)
(minoritas)
Tempat tinggal
Asrama siswa, Rumah
Apartemen biasa
Mewah keluarga Mellema
Tujuan
Menyelesaikan studi di
Melakukan riset untuk
H.B.S.
studi S2
Kepribadian
Dikagumi banyak orang,
Dikagumi banyak orang,
cerdas, pantang menyerah,
cerdas, pantang menyerah,
idealis, kebarat-baratan.
idealis, religius.
Persamaan-persamaan diatas tidak dengan sendirinya menandai adanya pengaruh diantara
kedua novel tersebut. Menurut Muhammada Bukhari Lubis, dalam Baribin (2003:82)
menyebutkan bahwa pengaruh merupakan kesan orang lain yang terdapat dalam karya yang
diusahakan oleh seseorang. Jadi, kajian sastra bandingan khususnya dalam hal pengaruh
mempersoalkan bagaimana caranya kesan berkenaan terserap dalam tulisan pengarang yang
kemudian kesan ini dihubungkan dengan berbagai macam aspek, misalnya hubungan dengan
tema, sikap, bentuk, isi, dan sudut pandang pengarang. Dalam melakukan pengkajian,
pengkaji harus meneliti fenomena yang menghasilkan pengaruh terhadap pengarang.
Pengkaji juga perlu mengetahui seluk beluk genre sastra yang terlibat dan motif karya yang
dihasilkan.
Pengkaji belum dapat secara serta merta menentukan bahwa terdapat pengaruh antara novel
bumi manusia dan bumi cinta. Yang pasti keduanya memiliki kemiripan dalam hal-hal
tertentu dan dilihat dari periode kemunculannya, bahwa Bumi Manusia lebih dahulu muncul
dan terkenal bahkan sempat menjadi novel legendaries, sedangkan Bumi cinta merupakan
novel karya novelis muda yang namanya baru saja bergaung di dunia sastra, berbeda dengan
pramoedya ananta toer yang telah bergaung sedemikian lama, maka bisa jadi, novel Bumi
Cinta sedikit banyak memperoleh pengaruh dari kepopuleran novel bumi manusia.
Untuk memperkuat kajian pengaruh terhadap kedua novel ini, selain kajian yang bersifat
tekstual juga diperlukan kajian yang bersifat historical. Misalnya bagaimana proses
20
penciptaan novel Bumi Cinta, apakah Habiburrahman pernah membaca dan mengagumi
karya Pramoedya Ananta Toer atau adakah kedua penulis pernah berhubungan secara
langsung. Nah inilah yang menjadi salah satu kelemahan pengkajian ini, yaitu belum adanya
pengkajian secara historical karena keterbatasan pengkaji dalam mencari sumber data yang
tepat.
2.1.2 Perbandingan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dengan puisi
“Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya Arwan Maulana
PENGANTAR
Dalam kajian perbandingan dua buah karya sastra puisi, untuk melihat adanya
persamaan, perbedaan dan pengaruh dari kedua buah puisi, hal yang perlu dianalisis
adalah dari segi bentuk dan isi. Dari segi bentuk kita dapat mengamati unsur diksi
(pilihan kata), pengimajian, kata konkret, bahasa figurative, versifikasi, tipografi, dan
enjambemen. Sedangkan dari segi isi kita dapat mengamati tema, perasaan, nada,
amanat, dan suasana.
Selain pengetahuan tentang unsur pembangun sebuah puisi, kita juga dapat
mengamati unsure yang melatar belakangi diciptakannya sebuah puisi,termasuk
biografi pengarang dan hal-hal yang tekait lainnya. Pengkaji mengkaji puisi “Aku
Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dan “Aku Mencintaimu Diam-Diam” karya
Arwan Maulana, untuk kemudian dibandingkan dan diidentifikasi apakah terdapat
unsur pengaruh pada keduanya. Sebelum menganalisi kedua puisi tersebut, kiranya
perlu kita ketahui latar belakang kedua pengarang.
Pengarang puisi pertama “Aku Ingin”, Sapardi Djoko Damono merupakan seorang
penyair, esais, dan Guru Besar FSUI. Sapardi Djoko Damono merupakan sastrawan
angkatan 66 yang dilahirkan di kota Solo pada 20 Maret 1940. Sebagian
diantarakarya-karyanya antara lain, Duka-Mu Abadi (1969); Akuarium (1974); Mata
pisau (1974); Perahu kertas (1983); Hujan Bulan ini (1994). Selain itu, beliau juga
penerjemah The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway yang kemudian
menjdai Lelaki tua dan laut (1973). Puisi “Aku Ingin” karya Sapardi ini merupakan
karya yang cukup fenomenal, kerena beberapa waktu lalu karya Sapardi ini
diberitakan merupakan plagiat dari karya penyair terkenal Kahlil Gibran. Akan tetapi
setelah seorang ahli literasi bernama Ilham Q. Moehiddin melakukan telisik literasi
pada puisi karya Sapardi Djoko Damono dengan judul “Aku Ingin” dan puisi karya
Kahlil Gibran dengan judul “Lafadz Cinta” yang mempunyai kesamaan pada liriknya,
ditemukan bahwa puisi yang asli adalah milik Sapardi Djoko Damono. Sedangkan
puisi milik Kahlil Gibran merupakan jiplakan para pemilik Blog di dunia maya yang
teledor menuliskan sumber asli penulis sajak tersebut. Uji Literasi membuktikan
bahwa tidak pernah ada puisi berjudul “Lafaz Cinta” karya Kahlil Gibran.
Diluar dari permasalahan tersebut, pengkaji tenyata menemukan kemiripan pada salah
seorang penyair muda Jakarta, Arwan Maulana. Tahun 2003 Arwan Maulana
menciptakan sebuah puisi dengan judul “Aku Mencintaimu Diam-Diam” nuansa pada
puisi ini terasa sangat mirip dengan puisi “Aku Ingin” milik Sapardi Djoko Damono,
21
beberapa diksi atau pilihan kata yang digunakan pun ada yang sama. Begitu juga
dengan bait dan sajak kedua puisi tersebut ada beberapa yang sama sehingga pengkaji
berinisiatif untuk mengkaji keduanya secara lebih mendalan untuk menemukan
adanya unsur plagiarism atau pengaruh dalam kedua karya tersebut.
ANALISIS PUISI “AKU INGIN” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN
PUISI “AKU MENCINTAIMU DIAM-DIAM” KARYA ARWAN MAULANA
Menurut sebuah sumber, puisi “Aku Ingin” ini diciptakan ketika istri Sapardi sedang
sakit. Sapardi ingin menyampaikan bahwa cinta itu sederhana. Cinta itu merupakan
perasaan, dan perasaan itu tidak bisa dimanipulasi. Kemurnian dari perasaanlah yang
membuat cinta menjadi sangat sederhana. Terkadang sesuatu akan tersampaikan
dengan lebih jelas ketika disampaikan secara sederhana. Itulah sesuatu yang terlihat
ingin disampaiakan penyair dalam puisi ini. Berbeda dengan puisi cinta umumnya
yang seringkali terlalu mengumbar kata-kata cinta dan kata-kata manis untuk
memperindah maknanya. Kesederhanaan itulah yang membuat puisi ini dapat diterima
dan mudah difahami oleh semua kalangan.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mecintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Sapardi Djoko Damono, (1989)
Ada unsur dalam puisi ini yang terasa menjadi teka-teki bagi para pembacanya, yaitu
unsur peniadaan dalam melukiskan cinta. Api yang meniadakan kayu dan hujan yang
meniadakan awan. Pengkaji memahami bahwa Sapardi hendak mengatakan bahwa
cinta adalah ketulusan. Api membutuhkan kayu untuk bertahan, demikian juga hujan
yang membutuhkan awan. Kayu dan awan mengorbankan dirinya demi api dan hujan
tanpa perlu mengungkapkan betapa besar pengorbanan mereka. Cinta memang tak
lepas dari pengorbanan dan ketika mencintai seseorang, tentunya orang itu akan rela
berkorban demi orang yang dicintai meskipun terkadang itu membuat seseorang
menghadapi kesulitan karenanya. Seperti itulah kesederhanaan cinta yang ingin
diungkapkan Sapardi dalan bait-bait puisinya.
Puisi kedua karya Arwan Maulana dengan judul “Aku Mencintaimu Diam-Diam”
memiliki kesamaan tema dengan puisi karya Sapardi Djoko Damono yaitu
bertemakan Cinta. Salah satu kemiripan puisi ini adalah unsur peniadaan dalam
melukiskan cinta.
“Aku mencintaimu diam-diam
Tanpa ucap tanpa dekap tanpa permata
Namun selalu ada membelaimu berirama
Seperti debur ombak membelai pantai senantiasa”
Jika Sapardi meniadakan kayu dan awan maka pada puisi Arwan Maulana
menggunakan kata “tanpa” untuk meniadakan ucapan, dekapan dan permata sebagai
simbol-simbol kecintaan pada seseorang. Seperti halnya Sapardi, Arwan juga ingin
22
mengungkapkan bahwa cinta adalah ketulusan dan keabadian yang tak mengharapkan
balasan. Ketulusan dan juga keabadian cinta diungkapkan, seperti halnya debur
ombak yang tak pernah berhenti dan akan senantiasa mambasahi pantai.
Penggunaan kata “tiada” untuk meniadakan ucapan kembali penyair hadirkan pada
bait kedua. Pada bait kedua penyair menggambarkan keteguhan dalam kebisuan
cintanya melalui metafora gunung merapi yang tegak menjulang dan mengepulkan
asapnya sepanjang masa.
“Aku mencintaimu diam-diam
Tanpa rayu tanpa ragu tanpa goda
Selalu tegak menjulang ke angkasa
Seperti merapi yang tegar dan mengepul sepanjang masa”
Di bait ketiga, unsur peniadaan tidak lagi dihadirkan penyair. Akan tetapi pada bait ini
terdapat beberapa diksi yang sama seperti pada puisi Sapardi yaitu kata “awan”.
Meskipun “awan” pada puisi arwan tidak dipasangkan dengan hujan seperti halnya
pada puisi Sapardi, akan tetapi di pasangkan dengan Angin. Hal ini menghadirkan
nuansa yang sama pada keduanya. Cinta pada bait ketiga ini digambarkan sebagai
suatu yang tak mengenal batas atau perbedaan. Hal ini diungkapkan lewat kata:
“Seperti cintanya angin pada awan
Tak peduli putih atau hitam”
Mencintai seseorang tak mengenal bahwa ia cantik ataupun jelek. Ketika rasa cinta
sudah bersemayam dalam dada entah ia secantik Cleopatra ataupun sejelek-jelek
manusia buruk rupa, cinta itu akan tetap abadi bersemayang dalam jiwa.
“tetap digenggam kemanapun melayang”
Dari segi rima dan pengulangan kata, puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” juga
memiliki kesamaan dengan puisi “Aku Ingin” karya Sapardi. Pada setiap awal bait
pada masing-masing puisi menggunakan model pengulangan baris awal, yaitu
mengulangi baris kata “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” pada puisi “Aku
Ingin” karya Sapardi, sedangkan pada puisi Arwan Maulana menggunakan kata “Aku
mencintaimu diam-diam” pada setiap bait di masing-masing puisi.
Dari hasil pengkajian kedua puisi tersebut, di temukan beberapa kemiripan baik dalam
hal tema, makna, suasana, pengulangan kata, dan diksi pada masing-masing puisi.
Kemiripan tersebut tidak dapat serta merta disebutsebagai plagiarism. Kemiripan
kedua puisi tersebut merupakan terjadinya proses pengaruh. Melihat perbedaan tahun
penulisan yang cukup signifikan yaitu antara tahun 1989 dan 2003, dan mengingat
puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono merupakan puisi yang sangat
terkenal dan seringkali digunakan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan
dengan cinta. Sebaliknya puisi “Aku Mencintaimu Diam-Diam” merupakan karya
seorang penyair muda yang baru tercipta kurang lebih 14 tahun sesudah puisi “Aku
Ingin” diciptakan. Bisa jadi, Arwan Maulana merupakan pengagum puisi-puisi
Sapardi sehingga hal tersebut terealisasi dalam karya-karyanya yang mempunyai gaya
seperti milik Sapardi. Proses pengaruh juga dapat terjadi karena masing-masing
pengarang pernah melakukan diskusi atau pertemuan yang kemudian dari hasil proses
penciptaan salah seorang pengarang muncullah karya sastra baru.
23
2.1.3 Perbandingan naskah drama “Ayahku Pulang” karya Usmar Ismail dengan
naskah drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” karya Joned Sauryatmoko
PENGANTAR
Pada pengkajian ini,pengkaji akan membandingkan dua naskah drama karya
Sutradara, penulis scenario fenomenal di Indonesia yaitu bapak Usmar Ismail dengan
judul “Ayahku Pulang” dengan naskah drama karya Joned Suryatmoko yang perjudul
“Ayahku Stroke tapi nggak mati”. Berikut pemaparan biografi masing-masing
penulis.
Usmar Ismail merupakan produser kelahiran Sumatra Barat, 20 Maret 1921 ini,
dipandang telah meletakkan dasar yang kuat bagi kelahiran dan perkembangan
perfilman Indonesia. Usmar Ismail membawakan semangat zamannya. Karyanya
tentang Darah dan Do’a (judul lainnya adalah Long March) (1950) berkisah tentang
Long March Siliwangi kembali ke Jawa barat dari Yogyakarta setelah Belanda
melanggar perjanjian Renville. Bukan hal heroik diceritakan, tetapi sisi kemanusiaan
seoarng perwira pertama. Enam Djam di Djogja berkisah tentang serangan umum 1
Maret 1949. Film ini bukan tokoh elite ditonjolkan, tetapi sisi rakyat atau tentara
yang berpangkat rendah (Wikipedia 2012).
Joned Suryatmoko bernama lengkap Yoseph Joned Suryatmoko Ndaru Hadi.
Dilahirkan di Solo, 21 Maret 1976 sebagai bungsu keluarga besar delapan anak yang
sekarang pindah ke Bandung. Pada tahun 2000 ia menamatkan pendidikannya di
jurusan Hubungan Internasional UGM dan kemudian menjadi wartawan Tabloid
SENIOR Jakarta (Kelompok KOMPAS Gramedia/2000-2001) Staff pengajar Public
Relation ASMI St. Maria Yogyakarta (2001-2002) dan konsultan pengembangan seni
pertunjukan program pemuda di Bima, NTB untuk GTZ-Promis NT, lembaga
kerjasama pemerintah RI dan Republik Federal Jerman (2003).
Berteater sejak di SMA Seminari Mertoyudan Magelang. Saat kuliah mengikuti teater
di Institute Teater Rakyat Yogyakarta (1995-1999) dan teater Garasi (1996-1998)
Kemudian bersama HJ Sriyanto (GM Teater Gardanalla) pada tahun 1007 ia
mendirikan kelompok Trotjoh yang kemudian di tahun 2000 berganti nama menjadi
teater Gardanalla. Selain sebagai penulis dan wartawan lepas, kini sehari-hari ia
bekerja sebagai Manager Produksi Artistik Teater Gardanalla yang bertugas
mengelola kebijakan artistic dan pelaksanaanya dalam lembaga teater ini. Selain itu
juga menjadi Programer di DON ANUNG Masochistic Theatre and Performance
Company, lembaga teater yang dikelolanya sendiri dengan tema dasar konflik
kontributif.
Ia dikirim British Council Indonesia untuk mengikuti seminar Manajemen Seni
Pertunjukan di London, United Kingdom (Februari 2004). Ia juga menjadi peserta
program International Residence 2004 Yayasan Kelola & The Asialink Centre untuk
Art Management di Melbourne dan Sydney, Australia dengan focus manajemen teater
lintas bidang dan pengembangan masyarakat. Dalam kesempatan itu ia sekaligus
diminta menjadi actor untuk The Torch Project dalam produksi The Race (Melbourne
November 2004) serta melakukan observasi di Not Yet It’s Dificult (NYID), La
Mama Theatre dan menejemen kursus Akting di School of Drama, Victorian College
of The Art, Melbourne.
24
ANALISIS NASKAH DRAMA “AYAHKU PULANG” KARYA USMAR
ISMAIL
1. Plot atau kerangka cerita
Alur cerita dimulai dengan terbukanya kembali ingatan Tina (istri raden saleh
sekaligus ibu dari gunarto, maimun, dan mintarsih) tentang kepergian suaminya,
Raden saleh selama kurang lebih sepuluh tahun.
“Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut-sahutan.
(Gunarto Lalu Bergerak Mendekati Pintu)
Pada malam hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan
sepatah katapun.” (Usmar Ismail halaman 3)
Gunarto, sang anak tertua yang membenci sang ayah sejak sang ayah
meninggalkannya berusaha mengalihkan pembicaraan kea rah topik lain. Konflik pun
mulai dibangun pengarang dengan percakapan seputar adik-adik Gunarto, seperti
Maimun yang sebeneranya pintar akan tetapi tidak dapat melanjutkan pendidikannya,
kemudian Mintarsih yang masih saja bekerja mengantar jahitan dan sudah mulai
dipinang orang. Hingga masalag gunarto sendiri yang hingga saat ini belum
mendapatkan pendamping hidup. Tiba-tiba pembicaraan tentang ayah mereka pun
muncul kembali ketika Maimun tiba. Beberapa hari sebelumnya, maimun melihat
sesosok oaring tua yang terus mengawasi rumah mereka. Dan benar saja tak beberapa
lama kemudian seseorang mengetuk pintu rumah sederhana mereka.
R. SALEH
Assalamualaikum, assalamualaikum... apa disini rumahnya Nyonya Saleh?
IBU
Astagfirullah! Seperti suara Ayahmu, nak? Ayahmu pulang, nak! (Usmar Ismail
halaman 10)
Puncak dari konflik ini adalah penolakan Gunarto atas kedatangan sang ayahanda.
Sebagai seorang anak, Gunarto menolak mentah-mentah untuk menerima dan
memaafkan kembali sang ayah yang telah meninggalkannya dalam kesulitan hidup
selama puluhan tahun. Hal ini tersirat dalam kutipan dialog Gunarto sebagai berikut:
“Kami tidak mempunyai seorang Ayah kataku. Kalau kami mempunyai Ayah, lalu
apa perlunya kami membanting tulang selama ini? Jadi budak orang! Waktu aku
berumur delapan tahun, aku dan Ibu hampir saja terjun kedalam laut, untung Ibu
cepat sadar. Dan jika kami mempunyai Ayah, lalu apa perlunya aku menjadi
anak suruhan waktu aku berumur sepuluh tahun? Kami tidak mempunyai seorang
Ayah. Kami besar dalam keadaan sengsara.” (Usmar Ismail halaman 13)
Penyelesaian atau titik balik dari drama ini adalah ketika Raden saleh diusir oleh
anaknya laki-lakinya sendiri dari rumahnya. Raden saleh pun memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya dengan terjun ke dalam sungai. Gunarto yang menyaksikan
kenyataan tersebut pun menyesal dan menyadari keangkuhannya.
GUNARTO (kaget. Sadar)
25
Jadi, jadi Ayah meloncat kedalam sungai!!
I B U (menjerit)
Gunarto....!!!
GUNARTO (berbicara sendiri sambil memeggang pakaian dan kopiah ayahnya.
Tampak menyesal)
Dia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang,
dan dia yang angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga.... Ayahku. Aku telah
membunuh Ayahku. Ayahku sendiri. Ayahku pulang, Ayahku pulang...... (Usmar
Ismail halaman 18)
2. Penokohan dan perwatakan
Ada lima tokoh yang dihadirkan oleh penulis yaitu: Raden Saleh, Tina istri dari raden
saleh yang juga merupakan ibu dari: Gunarto, Maimun, dan Mintarsih. Tina yang
berperan sebagai istri dari raden saleh sekaligus Ibu dari ketiga anaknya, digambarkan
sebagai sosok yang tegar, sabar, dan pemaaf. Penggambaran watak ibu ini
berdasarkan sikapnya dalam mengasuh ketiga putra-putrinya sendirian ketika ia
ditinggalkan oleh suaminya. Meskipun begitu, ia telah memaafkan suaminya. Berikut
penggambaran karekter berdasarkan dialog dalam naskah drama:
IBU
Keesokan harinya Hari Raya, selesai shollat ku ampuni dosanya... (Usmar Ismail
halaman 3)
Tokoh lain adalah tokoh ayah yang memiliki nama asli Raden Saleh. Raden saleh
dimasa muda merupakan seorang saudagar yang kaya raya, tak begitu suka belajar
dan hidup berfoya-foya. Tak bertanggung jawab karena meninggalkan anak-istrinya
begitu saja. Sikap inilah yang kemudian membawanya pada permasalahan pelik
berupa kebangkrutan atas semua hartanya hingga ia tak diterima lagi dalam
keluarganya.
MAIMUN
Bagaimana rupa Ayah yang sebenarnya, Bu?
IBU
Waktu ia masih muda, ia tak suka belajar. Tidak seperti kau. Ia lebih suka
berfoya-foya. Ayahmu pada masa itu sangat disegani orang. Ia suka
meminjamkan uang kesana kemari. Dan itulah.... (Usmar Ismail halaman 7)
Anak pertama dari raden saleh adalah Gunarto, watak Gunarto keras dan angkuh.
Akan tetapi, ia merupakan sosok pengayom bagi adik-adiknya. Ia juga pekerja keras
yang tak mau menyerah terhadap keadaan yang serba keterbatasan.
Anak kedua Raden Saleh adalah Maimun. Maimun merupakan sosok yang cerdas dan
enerjik. Sebagai seorang wanita, Maimun memiliki perasaan yang halus seperti
ibundanya. Berikut cuplikan naskah drama yang menggambarkan watak Maimun:
GUNARTO
Betul bu itu? Maimun memang pintar, otaknya encer. (Usmar Ismail halaman 6)
Anak ketiga Raden Saleh adalah Mintarsih. Mintarsih meskipun tidak secerdas
kakaknya, akan tetapi ia merupakan sosok perempuan yang rajin dan periang.
3. Dialog/percakapan
Dialog yang disajikan telah memenuhi unsure estetis dan komunikatif. Dialog
disajikan berupa percakapan sehari-hari yang mudah dimengerti karena percakapan
26
menyangkut kehidupan sosial budaya yang dapat diterima oleh semua lapisan
masyarakat. Kalimat-kalimat berupa pertanyaan dan pernyataan disusun secara logis
dan runtut sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Berikut adalah
contoh cuplikan dialog pada salah satu adegan dalam naskah drama “Ayahku
Pulang”:
I B U (Agak Mengoda)
Narto...siapa gadis yang sering ku lihat bersepeda bersamamu?
GUNARTO (Kaget. Gugup)
Ah...dia itu cuma teman sekerja, Bu.
IBU
Tapi Ibu rasa pantas sekali dia buat kau, Narto. Meskipun Ibu rasa dia bukanlah
orang yang rendah seperti kita derajatnya. Tapi kalau kau suka ....
GUNARTO (Memotong Bicara Ibu)
Ah... buat apa memikirkan kawin sekarang, Bu? Mungkin kalau sepuluh tahun
lagi nanti kalau sudah beres. (Usmar Ismail halaman 6)
4. Setting/landasan/tempat kejadian
“PANGGUNG MENGGAMBARKAN SEBUAH RUANGAN DALAM DARI
SEBUAH RUMAH YANG SANGAT SEDERHANA DENGAN SEBUAH
JENDELA AGAK TUA. DIKIRI KANAN RUANGAN TERDAPAT PINTU.
DISEBELAH KIRI RUANGAN TERDAPAT SATU SET KURSI DAN MEJA
YANG AGAK TUA, DISEBELAH KANAN TERDAPAT SEBUAH MEJA MAKAN
KECIL DENGAN EMPAT BUAH KURSINYA, TAMPAK CANGKIR TEH, KUEKUE DAN PERALATAN LAINNYA DIATAS MEJA. SUARA ADZAN DI LATAR
BELAKANG MENUNJUKKAN SAAT BERBUKA PUASA.
…………………
TAMPAK IBU SEDANG DUDUK DIKURSI DEKAT JENDELA. EKSPRESINYA
KELIHATAN SEDIH DAN HARU MENDENGAR SUARA BEDUK DAN
TAKBIRAN YANG BERSAHUT-SAHUTAN ITU.” (Usmar Ismail halaman 3)
Kutipan dialog tersebut menggambarkan bahwa pengarang mencoba membangun
situasi sedih dan haru pada malam idul fitri. Suasana sedih dan haru tersebut
merupakan akibat mengingat kembali kenangan kejadian sepuluh tahun silam yang
membuat kehidupan keluarga ini menjadi semakin sulit. Latar waktu terjadi pada aktu
setelah berbuka puasa dengan latar tempat berada di dalam rumah bagian ruangan
dapur.
5. Tema/nada dasar cerita
Tema dari naskah drama “Ayahku Pulang” ini adalah penyesalan. Yaitu sebuah rasa
bersalah dari seorang anak yang menyesal tidak menerima maaf dari sang ayahanda
yang telah meninggalkannya selama sepuluh tahun. Penyesalan tersebut muncul
akibat sifat angkuh dari sang anak dan kekecawaan terhadap ayahandanya. Berikut
kutipan yang menyiratkan hal tersebut:
27
“GUNARTO (berbicara sendiri sambil memeggang pakaian dan kopiah
ayahnya. Tampak menyesal)
Dia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang,
dan dia yang angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga.... Ayahku. Aku telah
membunuh Ayahku. Ayahku sendiri. Ayahku pulang, Ayahku pulang......” (Usmar
Ismail halaman 18)
6. Amanat/pesan pengarang
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca adalah bahwa
keangkuhan akan mengakibatkan penyesalan yang begitu mendalam, sehingga sebisa
mungkin kita dapat menghindari sifat angkuh tersebut bersemayam dalam jiwa kita.
7. Petunjuk teknis
Petunjuk teknis yang ada dalam naskah drama “Ayahku Pulang” sudah cukup lengkap
dan detail. Petunjuk watak, usia, dan keadaan fisik maupun sosial pemeran
digambarkan seperlunya dan pada beberapa bagian menuntut adanya pengambangan
atau improvisasi dari pemerannya. Sebagaimana kutipan berikut:
“TINGGI ATAU PENDEK TERGANTUNG PEMERAN. SUARA BEDUG AGAK
KERAS TERDENGAR.” (Usmar Ismail halaman 10)
ANALISIS NASKAH DRAMA “AYAHKU STROKE TAPI NGGAK MATI”
KARYA JONED SURYATMOKO
1. Plot atau kerangka cerita
Cerita diawali dengan situasi penuh kehangatan dalam sebuah keluarga. Terlihat
seorang suami istri dengan kedua putra-putrinya sedang bercanda tentang sepak bola.
Akan tetapi sebuah tragedi yang akan mengubah hidup mereka tiba-tiba terjadi begitu
saja pada pagi yang indah itu.
MAMA
Tambah kopi Mas?
(Ayah tidak menjawab, Mama menoleh ke arah Ayah. Ayah megap-megap)
Mas….
(Ayah terjatuh dari kursi sebelum Mama sampai ke kursi. Sambil mendekati
Ayah, Mama memanggil-manggil)
Bram…Ema….!!
BRAM KELUAR DARI KAMAR DENGAN SECARIK KERTAS JADWAL
PERTANDINGAN BOLA. IA MENDEKAT, MAMA MENGAMBIL AIR PUTIH.
SETELAH MAMA SAMPAI, BRAM LARI KE ARAH PINTU MEMANGGIL EMA,
LALU BALIK LAGI KE AYAH. EMA BERTERIAK DARI POSISINYA BERDIRI.
PANGGUNG MENYEMPIT. SEMUA PERABOT DAPUR DAN RUMAH
TANGGA TERANGKAT KE ATAS. (Joned Suryatmoko, halaman 7)
Konflik mulai dihadirkan pengarang lewat kedua putra-putri tersebut, Bram dan Ema.
Mereka adalah dua bersaudaya yang umurnya terpaut tidak terlalu jauh, hanya 13
bulan. Saat ayah keduanya mengalami stroke, keduanya baru berumur 18 dan 17
tahun, sehingga hal tersebut sangat menuntut kedewasaan dari keduanya yang telah
28
terbiasa dimanja oleh ayah dan mamanya. Sang istri yang biasanya bertopang pada
sang suami, mulai mencari pinjaman kesana kemari untuk melunasi biaya pengobatan
dan biaya hidup mereka sehari-hari karena sang tulang punggung keluarga telah
mengalami stoke dan tidak dapat melanjutkan bisnisnya seperti biasa.
Konflik memuncak dengan salah seorang anak perempuan mereka, ema yang merasa
diperlakukan tidak adik oleh ibu dan kakaknya. Ia menganggap bahwa ibunya lebih
mempercayai dan menyayangi kakaknya karena setiap pengambilan keputusan, sang
ibu jarang sekali meminta pendapatnya akan tetapi selalu pada kakanya. Ketiganya
lalu terlibat konflik yang cukup berkepanjangan. Hingga akhirnya konflik berakhir
ketika sang ibu juga mengalami hal yang sama dengan ayahnya, yaitu terkena stroke.
Akhirnya keduanya akur kembali dan bersikap menjadi lebih dewasa.
2. Penokohan dan perwatakan
Hanya ada empat tokoh dalam drama “Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati” yaitu Ayah,
Mama, Bram, dan Ema. Ayah merupakan tokoh sentral yang terkena serangan stroke,
memiliki karakter yang sayang pada keluarga, memiliki tingkat intelektualitas yang
cukup tinggi. Hal ini dibuktikan ketika ia dan Bram berdebat tentang sepak bola.
“AYAH
Ayah tahu Scholes punya banyak kromosom Y. orang yang punya kromosom
seperti itu kalau zodiaknya Sagitarius akan mengalami saat-saat emas karena
energinya bertemu di 53 derajat lintang utara, di mana pertandingan
Birmingham dan MU dilakukan kemarin itu. Kemarin Ayah bilang sama
Mamamu. Benar kan Ma?” (Joned Suryatmoko, halaman 4)
Sosok kedua adalah Mama. Peran Mama dalam drama ini, Mama adalah seseorang
yang penyabar, kuat, dan pantang menyerah. Hal ini dibuktikan sikap mama ketika
tahu Ayah mengalami stroke. Mama berusaha tetap tegar dan mencari jalan
bagaimana mendapatkan biaya untuk menyambung hidup dan membiayai pengobatan
ayahnya. Mama juga dengan begitu sabarnya merawat Ayah yang terkena stroke.
Tokoh selanjutnya adalah Bram. Bram merupakan anak pertama tokoh Ayah dan
Mama. Karakter tokoh bram adalah cukup dewasa, bertanggung jawab, dan sayang
kepada adik dan kedua orangtuanya. Wujud tanggung jawab Bram pada keluarganya,
dapat dilihat pada kutipan berikut:
BRAM
Dengan cara bekerja.
EMA
Kerja apa?
BRAM
Aku bias berhenti kuliah. Jaga warnet, jadi guide atau apapun yang ada duitnya?
(Joned Suryatmoko, halaman 14)
Tokoh terakhir adalah Ema, adik Bram. Karena Ema merupakan anak terakhir maka
wajar jika sikap ema sedikit maja dan suka membuat onar. Meskipun begitu,
keduanya (Bram dan Ema) sangat kompak meski kadang kala juga sering bertengkar.
Ema inilah yang sekaligus bertugas sebagai narrator dan pemicu konflik.
29
3. Dialog/percakapan
Dialog dan percakapan yang digunakan pengarang cukup komunikatif dan memiliki
unsure estetis. Semuanya digambarkan cukup detail dan logis. Drama tidak terlihat
kaku atau terlalu serius karena ada beberapa guyonan khas anak muda masakini.
Berikut contoh cuplikan dialog sesuai dengan rumusan masalah yang akan dibuat:
EMA
Mama ingat kesukaan Bram memasak sayur asem, itu kebiasaan kalau dapat
pacar baru. Bram bilang kebiasaan itu hanya jadi rahasia kami, mama dan ayah
tidak boleh tahu.
MAMA
Cewek baru? Sebelum ayahmu sakit, Bram memasak sayur asem itu dua kali
dalam seminggu. Berarti….
EMA
Bram mengejar satu cewek teman kuliahnya, tapi dicomblangi sama temannya
sendiri. Tahu-tahu Bram jadian sama comblangnya itu, Bram bilang nggak tapi
dia terima juga. Selang tiga hari, cewek yang pertana bilang mau pacaran sama
Bram, jadilah Bram punya dua cewek dalam satu minggu, itu sebabnya Bram
masak sayur asem manis dua kali seminggu. (Joned Suryatmoko, halaman 14)
4. Setting/landasan/tempat kejadian
Setting waktu, tempat dan suasana drama tersebut dapat diamati dari kutipan berikut
ini:
“RUMAH, DI DAPUR YANG MENYATU DENGAN RUANG MAKAN. PAGI
HARI, MASIH SEPI. PEMAIN DIAM DI TEMPATNYA MASING-MASING.
MAMA BERDIRI DI DEKAT PENGGORENGAN, AYAH DUDUK DIKURSI
MAKAN NYRUPUT KOPI, BRAM BERDIRI DI DEKATNYA SEPERTI MAU
MENGUCAPKAN SESUATU. EMA BERDIRI AGAK TERPISAH MENJADI
NARATOR. SELAMA EMA BERCERITA TERDENGAR SUARA DETAK JAM.”
(Joned Suryatmoko, halaman 14)
Berdasarkan cuplikan tersebut dapat diketahui bahwa setting tempat berada di dapur
yang menjadi satu dengan ruang makan, ruang tunggu rumah sakit, kamar Ema,
Ruang TV, dan Ruang Makan. Sedangkan setting waktunya terjadi pada pagi hari.
Dan suasanay yang ingin dimunculkan adalah suasananya sepi.
5. Tema/nada dasar cerita
Tema yang terdapat dari kisah ini adalah bahwa kebersamaan dalam sebuah keluarga
adalah suatu hal yang terpenting dan paling penting. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
berikut:
EMA
Bram, kemarin aku menawar Tuhan lagi apakah aku bias berhenti menjadi
adikmu?
BRAM
30
Lalu apa katanya?
EMA
Tahu. Mungkin dia sedang mikir-mikir….
BRAM
Kalau ia mengabulkan doamu, aku akan menawar Tuhan apakah ia boleh berhenti
menjadi Tuhanku.
SEMUA TERTAWA. BRAM DAN EMA MENDORONG KURSI RODA
AYAH DAN MAMA MEREKA. JUGA BARANG-BRANG YANG SUDAH
DIMASUKAN TAS. MEREKA TERUS TERTAWA, LALU KELUAR.
LAMPU PADAM PERLAHAN” (Joned Suryatmoko, halaman 14)
6. Amanat/pesan pengarang
Drama karya Joned Suryatmoko ini berkisah tentang kondisi sosial masyarakat. Pesan
yang ingin disampaikan pengarang adalah seputar kebersamaan dalam sebuah
keluarga. Selain itu, penulis juga mengungkapkan bahwa kebersamaan dan harapan
adalah sebuah kekuatan special yang tak ternilai harganya. Satu hal lagi adalah
tentang sifat angkuh yang biasanya menjangkiti orang-orang yang diberi kesempatan
lebih. Sebagaimana telah dibuktikan pada aspek nomor 5 diatas.
7. Petunjuk teknis
“Petunjuk teknis yang ada dalam naskah drama “Ayahku Pulang” sudah cukup
lengkap dan detail. Petunjuk watak, usia, dan keadaan fisik maupun sosial pemeran
digambarkan seperlunya dan pada beberapa bagian menuntut adanya pengambangan
atau improvisasi dari pemerannya.”
PERBANDINGAN NASKAH DRAMA “AYAHKU PULANG” KARYA
USMAR ISMAIL DENGAN NASKAH DRAMA “AYAHKU STROKE TAPI
NGGAK MATI” KARYA JONED SURYATMOKO
Setelah melakukan analisis pada kedua drama tersebut, langkah selanjutnya yang
dilakukan pengkaji adalah membandingkan struktur yang ada pada kedua naskah
drama tersebut untuk dicari kelebihan dan kekurangan. Berikut daftar tabel berisi
perbedaan kedua puisi tersebut:
Struktur Drama
“Ayahku Pulang”
“Ayahku Stroke tapi Nggak
(pembanding)
Mati”
1. Plot atau kerangka Maju atau progresif
Mundur atau regresif
cerita
2. Penokohan dan
Satu keluarga: Tina (Ibu),
Satu Keluarga: Ayah , Mama,
perwatakan
Ayah (Raden Saleh), Gunarto, Bram, & Ema.
Maimun, Mintarsih.
3. Dialog/percakapan Detail, logis, dan komunikatif. Detail, logis, dan komunikatif.
4. Setting/landasan/te Situasi: sedih & haru
Situasi: penuh kehangatan
mpat kejadian
Waktu: malam idul fitri
sebuah keluarga.
Tempat: rumah Nyonya Saleh
Waktu: swaktu sarapan pagi
Tempat: di dapur yang menjadi
31
5. Tema/nada dasar
cerita
6. Amanat/pesan
pengarang
7. Petunjuk teknis
Penyesalan seorang Anak
terhadap Sang Ayah.
Keangkuhan akan
mengakibatkan sebuah
penyesalan yang mendalam.
Jelas,memungkinkan adanya
kreatifitas/pengembangan dari
pemain.
satu dengan ruang makan,
ruang tunggu rumah sakit,
kamar Ema, Ruang TV, dan
Ruang Makan.
Kebersamaan dalam sebuh
Keluarga.
Kebersamaan dalam sebuah
keluarga lebih penting dari
apapun juga.
Jelas,memungkinkan adanya
kreatifitas/pengembangan dari
pemain.
Dari kedua drama tersebut memang tidak terlihat perbedaan yang cukup signifikan.
Akan tetapi, ada satu unsur yang paling menonjol dan memiliki kemiripan yaitu dari
segi tokoh sentral yang sama-sama kepergian seorang ayah. Drama “Ayahku Pulang”
mengisahkan bahwa sang Ayah yang sudah lama tak diketahui kabarnya dan sudah
bertahun-tahun hilang, pada suatu malam idul fitri tiba-tiba datang dan meminta maaf
kepada keluarganya. Keluarganya memaafkan akan tetapi anak laki-laki satu-satunya
karena keangkuhannya tidak mau memaafkannya. Akhirnya sang ayah mengakhiri
hidupnya dengan terjun kedalam sungai. Sang anak pun akhirnya menyesali
keangkuhannya.
Pada naskah drama kedua dengan judul “Ayahku Stroke tapi Nggak Mati” juga
mengisahkan tentang sang ayah yang tiba-tiba mendapatkan serangan stroke dan
menjadi lumpuh sehingga tak dapat kembali bekerja seperti biasa. Hal ini membuat
keluarga mereka bangkrut katena sang tulang punggung keluarga sudah taidak mampu
lagi menghidupi anak dan istrinya. Kedua anak yangmasih sedikit kekanak-kanakan
merupakan konflik tersendiri. Puncak dari konflik adalah ketika sang mama juga ikutikutan terkena stroke karena menghadapi kedua anaknya, sedang ia sendiri pusing
bagaimana cara mendapatkan uang.
32
2.2 Perbandingan Sastra Nasional dengan Sastra Dunia
2.2.1 Perbandingan novel “Quien Mato a Palomino Molero?” karya Mario Vargas
Losa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari
A. PENGANTAR
“Quien mato a Palomino Molero?” merupakan judul asli dari Novel “Siapa Pembunuh
Palomino Molero?”. Salah satu Novel Peraih Nobel Sastra pada tahun 2010 karya Mario
Vargas Llosa dengan kategori “Pemetaan Struktur kekuasaan dan gambaran yang tajam
atas perlawanan individu, pemberontakan, dan kekalahannya”. Mario Vargas Llosa
merupakan seorang sastrawan yang juga maju sebagai calon presiden Peru, aktivis
penentang kediktatoran, dan kritikus sastra yang tajam. Pemenang Nobel Sastara 2010
ini diakui sebagai sastrawan Amerika Latin paling penting dan berpengaruh di dunia
belakangan ini. Karya-karyanya kuat dan berbobot, sekaligus memikat dan enak dibaca
oleh siapa saja.
Bersamaan dengan terjadinya pemberontakan Sendero Luminoso, Mario Vargas Llosa
diminta Presiden Peru, belaunde Terry, untuk masuk komisi investigasi yang bertugas
menyelidiki pembantaian 8 wartawan oleh penduduk uchuraccay dan mengumumkan
hasilnya pada masyarakat. Tak lama kemudian, lahirlah novel “Siapa Pembunuh
Palomino Molero?” yang ditulis dalam bentuk novel misteri. Novel ini merupakan karya
Llosa atas pengalaman pribadinya selama bertugas di komisi tersebut.
Novel karya pemenang nobel sastra 2010 tersebut akan dibandingkan dengan novel
“Kapak” karya Dewi Linggasari yang merupakan salah satu penulis yang juga
penggemar fotografi dari fakultas sastra jurusan antropologi. Lahir dan hidup di
pekalongan dan telah melahirkan banyak karya tulis selain sebagia penulis salah satunya
adalah buku ”Realitas Di balik Indahnya Ukiran” (Kunci Ilmu, 2002). Novel Kapak ini
terpilih sebagai buku bermutu oleh Program Pustaka yayasan Adikarya Ikapi melalui
Proses seleksi penilaian kompetitif dan selektif. Program pustaka merupakan bantuan
penerbitan buku-buku bermutu, hasil kerjasama antara yayasan Adikarya Ikapi dan the
Ford Poundation.
B. PENGERTIAN NOVEL DETEKTIF
Berdasarkan paparan Prof. Hj. Raminah Baribin (2003: 102) dalam paparan kuliah Sastra
Bandingan, beliau merumuskan pengertian roman detektif dari berbagai sumber
diantaranya: Menurut Peorwadarminta yang dimaksud dengan novel detektif ialah cerita
roman yang menceritakan perbuatan-perbuatan detektif. Sedangkan dalam Ensiklopedia
Indonesia II yang dimaksud dengan novel detektif ialah cerita yang menokohkan agen
polisi yang terampil menyingkapkan rahasia pembunuhan dan liku-liku kejahatan.
Sumardjo sebagaimana yang dikutip juga menyatakan bahwa novel detektif ialah cerita
novel yang dimulai dengan pembunuhan, kemudian sang detektif mencari bukti-bukti
melacak si pembunuh, dan akhirnya ditutup dengan ditemukannya si pembunuh yang
tidak disangka-sangka oleh pembaca.
Satu lagi pengertian novel detektif diambil dari Kamus Istilah Sastra yang dimaksud
dengan cerita detektif adalah kisahan yang mengungkapkan sebuah misteri kumpulan
33
tafsiran isyarat-isyarat. Dari beberapa pengertian tersebut, Prof. Hj. Raminah Baribin
kemudian merumuskan sebuah simpulan bahwa yang dimaksud dengan novel detektif
merupakan cerita yang mengisahkan perbuatan-perbuatan detektif yang terampil
menyingkapkan misteri pembunuhan dan liku-liku kejahatan melalui kumpulan tafsiran
isyarat-isyarat.
C. KONVENSI NOVEL DETEKTIF
Menurut Teuw dalam Baribin (2003:103) ada tiga konvensi novel detektif. Yang pertama
harus ada mayat, yang kedua harus ada detektif, yaitu tokoh yang lebih pintar daripada
semua tokoh lain dalam novel ini. Orang ini merupakan satu-satunya tokoh yang
nantinya mampu memecahkan teka-teki yang ada dalam novel detaktif tersebut.konvensi
ketiga adalah pemecahan teka-teki yang tidak terduga pada akhir cerita.
Menurut Sujiman dalam Baribin (2003:103) konvensi cerita detektif ada empat. Yang
pertama,didalam cerita detektif terdapat butir-butir kepintaran si penjahat, yang kedua
kedunguan polisi, yang ketiga kehebatan detektif, dan yang keempat pengungkapan
kejahatan yang mengesankan. Disamping keempat konvensi tersebut, dalam cerita
detektif ada hukum yang lazim berlaku. Hukum yang lazim berlaku dalam cerita detektif
ialah bahwa isyarat-isyarat yang menuju penyelesaian harus diungkapkan tepat ketika
sang detektif menemukan isyarat-isyarat tersebut.
Menurut Faruk dalam Baribin (2003:103) cerita detektif setidak-tidaknya mempunyai
dua komponen yang utama, yaitu pendeteksian dan unsur yang dideteksi. Dari batasan
novel detektif menurut Faruk, Sujiman, dan Teeuw tersebut Prof. Hj. Raminah Baribin
menarik simpulan bahwa cerita detektif setidak-tidaknya mempunyai 4 komponen yang
utama, yaitu: unsur kejahatan, unsur misteri, unsur detektif, dan unsur pemecahan yang
tidak terduga pada akhir cerita. Unsur-unsur inilah yang akan digunakan sebagai dasar
kajian terhadap karya sastra dunia, novel peraih nobel “Siapa Pembunuh Palomino
Molero?” karya Mario Vargas Llosa dengan novel “Kapak” karya Dewi Linggasari.
Selanjutnya menurut Kartono dalam Baribin (2003:104) yang dapat dimasukkan dalam
perbuatan kejahatan ialah: pembunuhan,penyembelihan, pencekikan sampai mati,
pengracuan
sampai
mati,perampasan,perampokan,
penyerangan,
penggarongan,pelanggaran seks, pemerkosaan, maling, mencuri, pengancaman,
intimidasi, pemerasan, pemalsuan, penggelapan, korupsi, penyogokan, penyuapan,
penggunaan senjata api, pelanggaran sumpah, bigami (kawin rangkap pada suatu
saat),kejahatan politik, penculikan, perdagangan dan penyalahgunaan narkoba. Jadi,
kejahatan tidak selalu identik dengan pembunuhan akan tetapi, merupakan perbuatan
melanggar hukum.
Misteri menurut Baribin (2003:104) merupakan salah satu komponen utama novel
detektif,merupakan komponen yang dideteksi, yang harus dipecahkan. Misteri
merupakan salah satu komponene utama, kehadiran mayat merupakan alat bagi
kehadiran misteri tersebut. Selain mayat, terdapat alat-alat lainnya, yang terpenting
semuanya harus misterius dan menimbulkan pertanyaan seperti siapakah pembunuhnya,
siapakah pencurinya, siapakah penculiknya, dan lain-lain.pertanyaan-pertanyaan itu akan
menuntut usaha pencarian jawaban. Usaha pencarian jawaban ini oleh faruk disebut
deteksi atau pencari jawaban detektif.
34
Menurut Teuww dalam Baribin (2003:105) unsure detektif merupakan komponen kedua
yang harus ada dalam roman detektif. Dialah yang membuka misteri dalam cerita.
Detektif dibedakan atas detektif swasta atau bukan,anggota organisasi detektif atau
aparat pemerintah. Ada juga detektif yang bekerja sebagai detektif tanpa dibantu detektif
lain kecuali polisi. Proses pengungkapan misteri kejahatan yang dilakukan detektif dalam
cerita detektif,pada dasarnya mengandalkan kecerdasan. Dalam menjalankan tugasnya,
detektif seringkali menyamar sebagai profesi lain.
Menurut Teeuw dalam baribin (2003:106) untuk pemecahan masalah yang tidak terduga
pada akhir cerita merupakan komponene ketiga yang harus ada dalam cerita detektif.
Cerita detektif biasanya melibatkan banyak sekali tokoh yang dapat dicurigai sebagai
pelaku kejahatan yang dideteksi itu. Semua tokoh itu diberi latar belakang tertentu,
perilaku tertentu, yang membuat pembaca menduga bahwa satu antaranya nanti terbukti
sebagai pelaku kejahatan misterius itu. Dalam cerita detektif, informasi-informasi
biasanya menggiring pembaca kearah dugaan yang salah. Kecenderungan tersebut
disebut snare atau perangkap. Karena adanya perangkap itulah yang membuat novel
detektif biasanya menampilkan pemecahan yang tidak terduga pada akhir cerita.
D. ANALISIS NOVEL “SIAPA PEMBUNUH PALOMINO MOLERO”
1. Unsur Kejahatan
Dalam novel Siapa Pembunuh Palomino Molero, cerita diawali langsung pada
ditekukannya mayat Plomino Molero dalam keadaan yang sungguh
mengenaskan.diceritakan bahwa ada seorang anak kecil penggembala kambing
menemukan sesosok mayat yang telah membusuk dengan posisi yang sangat tidak
manusiawi di tengah padang berbatu ketika menggembalakan kambing-kambingnya.
Anak kecil tersebut kemudian melapor ke pos polisi Talara yang jauhnya mencapai
satu jam dengan perjalanan jalan kaki.
“Ada seorang laki-laki dibunuh disana, dijalan ke lobitos. Kalau mau, aku bisa antar
Anda ke sana, tapi harus sekarang. Kutinggalkan kambing-kambingku dan janganjangan ada yang mencurinya.” (Llosa 2012:8)
Jelas terlihat bahwa peristiwa kejahatan yang terdapat pada novel Siapa Pembunuh
Palomino Molero menurut kategori Kartono dalam Baribin (2003:106) termasuk
kejahatan pembunuhan. Penemuan mayat dan kematian Palomino Molero
menunjukkan adanya sebuah pembunuhan yang sadis dan sudah direncanakan dengan
sangat detail.
2. Unsur Misteri
Setelah ditemukannya mayat seorang pemuda dalam keadaan yang sangat
mengenaskan oleh polisi yang bertugas didaerah tersebut, maka diketahui bahwa
mayat tersebut bernama Palomino Molero. Palomino Molero merupakan seorang
penyanyi bolero yang juga berprofesi sebagai penerbang di Angkatan Udara.
Diketahuinya identitas mayat tersebut bukan berarti terpecah sudah misteri dari kasus
pembunuhan tersebut. Akan tetapi misteri yang belum terpecahkan dan yang sekaligus
menjadi judul dari novel ini adalah siapa pembunuh Palomino molero sesungguhnya.
Yang tega-teganya membantainya sampai tak berbentuk lagi.
35
“sudah kami cek, dia Palomino Molero dari Castilla. Tapi itu tidak memecahkan
misteri siapa yang membunuhnya.” (Llosa 2012:11)
Lituma dan Letnan Silva merupakan dua orang yang akhirnya terlibat dalam
pemecahan misteri pembunuhan tersebut. Dalam usahanya memecahkan misteri siapa
pembunuh Palomino Molero, Lituma dan Letnan Silva mengerahkan segala usaha,
daya, uapaya, tenaga, biaya, dan waktunya.
3. Unsur Detektif
Cirri khas detektif yang dikemukakan Teeuw terdapat pada Letnan Silva. Dengan
kejelian dan kelembutannya juga pengalamannya sebagai polisi bertahun-tahun,
letnan silva mampu mengarahkan orang-orang yang diduganya terlibat dalam
pembunuhan alomino molero untuk memberikan kesaksian bagaimana sebenarnya
pembunuhan itu terjadi, siapa pelakunya, dan apa motif pembunuhannya.
Orang yangpertama kali dicurigai adalah Kolonel Mindreau. Ketika Lituma dan
Letnan Silva melakukan investigasi pada Kolonel Mindreau, keduanya mulai
menampakkan karakter seorang detektif. Saat itu Kolonel Mindreau bersikap
sangat tidak bersahabat terhadap keduanya, dan terkesan menggertak agar tidak
melakukan penyelidikan terhadapnya. Akan tetapi, karekter detektif yang
paling menonjol ada pada diri Letnan Silva hal ini dibuktikan lewat kutipan
berikut:
“Akankah bosnya tergertak oleh nada suara Kolonel Mindreau yang mantap dan
tegas? Akankah ia mundur? Tapi lituma melihat Letnan Silva bersiteguh. “kami tidak
akan datang mengganggu kalau tidak punya motif Kolonel.” Letnan tetap tegak
berdiri dan bicara dengan nada tenang, tanpa terburu-buru. (Llosa 2012:40)
Selanjutnya adalah investigasi terhadap Letnan Dufo. Letnan dufo merupakan pacar
dari Alicia Mindreau, anak dari Kolonel Mindreau. Letnan dufo merupakan seorang
pilot yang sering membuat onar setiap malam di sebuah rumah bordil milik La Loba
Mariana. Dengan gaya Letnan silva yang khas, dengan kelembutannya dan sikap
bersahabatnya, ia mengorek keterangan dari Letnan Dufo yang tengah mabuk berat
kala itu.
4. Unsur Pemecahan yang Tidak terduga di Akhir Cerita
Semula pembaca akan mengira bahwa pembunuh palomino molero adalah letnan dufo
atas perintah colonel mindreau. Akan tetapi, jika pembaca jeli, pembaca akan
menemukan kunci bahwa sebenarnya pembunuhnya adalah Alicia, anak dari colonel
mindreau itu sendiri. Pembaca seharusnya menyadari hal itu ketika letnan silva dan
lituma usai mewawancarai letnan dufo. Diakhir percakapannya lituma dengan colonel
mindreau lituma berkata:
“Paling tidak itulah kesanku soal letnan dufo. Bahwa ia tahu persis siapa yang
membunuh bocah kurus itu.” (Llosa 2012:78)
Pernyataan ini menunjukkan bahwa letnan dufo bukanlah pembunuhnya, akan tetapi
ada orang lain dibalik semua itu. Pembaca akan terjebak dengan sikap dan kelakuan
36
letnan dufo yang diluar batas norma dan kemanusiaan. Pembaca juga pasti akan
menganggap bahwa letnan dufo membunuh palomino karena ia merebut Alicia
darinya.
Kunci terungkapnya pembunuh palomino molero bermula ketika lituma dan letnan
silva menemukan catatan di pos guardia civil tempat lituma dan letnan silva
beristirahat. Catatan itu membawa letnan silva dan lituma pergi ke Amotape, sebuah
daerah bukit pasir yang terletak 50 kilometer ke selatan talara. Dari sana lituma dan
letnan silva menemui dona lupe dan meminta keterangan darinya. Dari keterangan
dona lupe itulah letnan silva mulai mempunyai keraguan bahwa colonel mindreau dan
letnan dufo bukanlah pembunuh molero. Hingga pertemuannya dengan Alicia
Mindreau di punta Arena mengungkap segalanya. Alicia pun mengakui bahwa
sebenarya dialah pembunuh palomino molero orang yang sangat mencintainya.
“Orang yang membawakanku revolver dan menyuruhku membunuhnya adalah ayah.
Apa yang akan kau perbuat padanya?” (Llosa 2012:144)
Alasan alicia membunuh palomino molero, orang yang sangat mencintainya adalah
karena ia risih dan jijik atas sikap dan rasa cintanya yang terlalu berlebihan. Ini yang
ia ungkapkan kepada Letnan Silva saat ia menceritakan semuanya:
“Ia tengkurap di lantai seperti anjing dan menciumi kakiku. Ia bilang cinta itu tak
kenal batas. Dunia tak bakal mengerti. Darah ketemudarah, katanya.cinta adalah
cinta, longsor menyapu segalanya.waktu ia ucapkan hal-hal itu, waktu ia perbuat itu,
waktu ia menangis dan meminta ampunanku, aku benci dia. Aku Cuma berharap hal
paling buruk jatuh menimpanya.” (Llosa 2012:146)
Diakhir cerita, dikisahkan bahwa akhirnya Kolonel Mindreau bunuh diri setelah
sebelumnya membunuh anaknya Alicia Mindreau.
E. ANALISIS NOVEL “KAPAK”
1. Unsur Kejahatan
Unsur kejahatan dalam novel kapak bermula dari kematian Donatus, paman Yowero
dan ayahnya Mundus. Kematian keduanya disebabkan oleh satu orang yaitu Jirimo,
yang mencoba untuk merebut jabatan Mundus sebagai kepala perang dari suku Asmat
dan memperistri Mika ibunda Yowero. Yowero yang saat itu sedang beranjak dewasa
merasa sangat kehilangan paman kesayangannya dan ayahanda. Sejak saat itu
kebencian terhadap Jirimo mulai tertanam di hati Yowero.
“Yowero memejamkan mata ketika melihat jasad Donatus yang telah kaku itu dikubur
dalam-dalam. Ia tak meraung-raung seperti orang yang lain, tapi air matanya terus
bercucuran…. Akan tetapi, Yowero tidak berhenti sampai di sini. Ia mulai melakukan
suatu pekerjaan yang tak jelas kapan akhirnya dan apa hasilnya. Melacak jejak
Jirimo.”
(Linggasari 2005:60)
Kebencian Yowero semakin bertambah dengan terbunuhnya ayahanda tercinyanya
Mundus oleh orang yang sama, Jirimo.
“Yowero terdiam setelah air matanya kering, ia tak menangis lagi kini, tapi di dalam
dirinya timbul kebencian yang kian menggumpal. Ia adalah satu-satunya orang yang
37
mengetahui pembunuh bapaknya. Kalau saja ia mengatakan, maka seisi kampung
akan bergerak memburu Jirimo.” (Linggasari 2005:102)
Akan tetapi kedua kasus pembunuhan tersebut bukanlah kejahatan utama yang
menjadi pokok permasalahan dalam kasus ini. Justru keduanya merupakan penyebab
terjadinya tindak kejahatan yang lebih besar yaitu terbunuhnya tiga istri Jirimo.
Terbunuhnya Donatus dan Mundus menyisakan dendam yang begitu dalam pada diri
Yowero. Untuk itu, ia berjanji akan membalaskan dendam keduanya agar arwah
keduanya tenang disurga, atau menurut istilah suku Asmat adalah bayar darah. Kasus
pembunuhan ketiga istri Jirimo terungkap beberapa saat setelah kematian Mundus.
“kami baru saja menerima laporan dari desa Buetkuar, adatiga orang wanita
terbunuh disana. Apakah dokter bisa membantu kami untuk melakukan visum?” suara
kapolsek terlontar tegas.” (Linggasari 2005:105)
Unsure kejahatan yang ada dalam novel kapak karya dewi linggasari ini adalah
kejahatan pembunuhan, ada banyak peristiwa pembunuhan dalam novel ini yang
masing-masing kasus saling terkait. Berbeda dengan novel karya Mario Vargas Llosa
yang hanya menyajikan satu kasus pembunuhan dan diusut secara tuntas.
2. Unsur Misteri
Unsur misteri dalam novel karya dewi linggasari ini adalah misteri terbunuhnya tiga
istri kepala perang dalam waktu yang hampir bersamaan. Tentu saja akan muncul
pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi? Siapa yang melakukannya? Dan apa
alasannya? Pembaca tentunya sudah dapat mengira-ngira siapa pelaku dibalik
tewasnya ketiga isteri kepala perang (Jirimo) tersebut.
“Tiga orang istri kepala perang?!” dokter Astrid ternganga.”Bagaimana
pembunuhan itu bisa terjadi?” dokter itu berusaha semampunya untuk menguasai
keterkejutan, “seseorang telah melakukannya, kita belum tahu persis apa motifnya
dan bagaimana prosesnya,” Letnan Dua Tambunan menjawab tenang.” (Linggasari
2005:110)
Segala upaya dilakukan untuk menemukan siapa pembunuh ketiga istri kepala perang
tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan visum pada ketiga mayat istri
jirimo. Dokter astrid adalah dokter yang melakukan visum secara langsung untuk
memastikan penyebab kematian ketiga wanita yang merupakan istri kepala perang
jirimo. Dengan diketahuinya penyebab kematian ketiga istri jirimo tersebut akan lebih
mudah bagi petugas kepolisian untuk melakukan penyidikan terhadap tersangka
pembunuhan.
3. Unsur Detektif
Cirri khas detektif menurut Teeuw ada dalam diri sersan mayor agustan, petugas
kepolisian yang yang menginterogasi Yowero secara langsung.dengan
kemampuannya dalam menghadapi beberapa kasus, sersan mayor agustan berhasil
menggiring Yowero kepada sebuah pengakuan bahwa dialah yang membunuh ketiga
istri Jirimo, meskipun sebelumnya Yowero mati-matian menyangkalnya.
“Kenapa Jirimo membunuh kau punya pubapa dan bapa adik?” sersan mayor
Agustan terus mendesak Yowero dengan pertanyaan-pertanyaan, ia telah merasa
38
sampai pada pokok persoalan sebelum sampai pada pengakuan.” (Linggasari
2005:127)
Dengan pertanyaan-pertanyaan penuh jebakan sersan mayor agustan berhasil
menggiring Yowero pada sebuah pengakuan bahwa dialah yang membunuh istri
Jirimo. Peristiwa tersebut terjadi ketika dengan diam-diam ia membuntuti tiga isteri
jirimo yang tengah pergi ke hutan. Sementara Jirimo telah menyusup kewilayah yang
lebih dalam untuk mencari Gaharu. Yowero dengan hati-hati mendekati bevak dan
pura-pura meminjam kapak.beberapa detik kemudian, kapak pun terayun ke salah satu
leher istri Jirimo. Yowero kemudian mencari dua istri lainnya. Keduanya akhirnya
mati ditangan Yowero. Yowero tak menyadari bahwa seorang anak kecil dari wanita
yang dikapak menyaksikan kekejian itu dari tempat persembunyian dengan ketakutan
yang laur biasa. Beberapa lama kemudian, Jirimo mencari salah satu istrinya dan sang
anak pun menjawab bahwa Yowero telah membunuh ibunya. Demikianlah kronologis
cerita yang disampaikan Yowero kepada Sersan mayor Agustan.
4. Unsur Pemecahan yang Tidak terduga di Akhir Cerita
Pemecahan yang tak terduga tidak terlalu mengejutkan dari novel ini,hanya saja
mungkin pembaca akan heran jika seorang anak kecil seumuran yowerotega
membunuh tiga istri seorang kepala perang dengan begitu sadisnya.Akhirnya yowero
pun harus rela dipenjara selama kurang lebih 17 tahun dan mendapatkan siksaan di
penjara.
“yowero pun terjeremabab di atas lantai dengan hidung berdarah. Sorak sorai
terdengar bergemuruh dari narapidana yang tengah “menyalami” Yowero. Yowero
kehilangan daya sudah, ia tak tahu pasti apa yang terjadi pada dirinya, rasa sakit ini
telah mencapai titik yang paling kritis.” (Linggasari 2012:135)
F. SIMPULAN
Kedua novel “Siapa Pembunuh Palomino Molero” karya Mario vargas Llosa dan
“Kapak” karya Dewi linggasari merupakan novel detektif. Kedua novel tersebut
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya keduanya memiliki keempat unsure
konvensi novel detektif yaitu kejahatan, misteri, detektif, dan akhir yang tak terduga.
Unsure kejahatan uang ditampilkan juga sama-sama tentang pembunuhan. Perbedaannya,
unsure pembunuhan pada novel Kapak lebih kompleks dibandingkan dengan
pembunuhan di novel karya Llosa, karena pada novel kapak terjadi tiga peristiwa
pembunuhan yang masing-masing saling berkaitan
39
2.2.2 Perbandingan puisi “Be The Best Of Whatever You Are” karya Douglas Malloch
dengan puisi “Kerendahan Hati” karya Taufiq Ismail
PENGANTAR
Beberapa waktu lalu terjadi sebuah polemik di dunia cybersastra Indonesia. Polemik tersebut
memperdebatkan kemiripan dua buah puisi karya penyair Amerika Douglas Malloch yang
berjudul “Be The Best of Whatever You Are” dengan puisi “Kerendahan Hati” karya penyair
Indonesia “Taufiq Ismail”. Douglas Malloch adalah penyair asal Michigan, Amerika Serikat,
yang lahir pada tahun 1877 dan meninggal pada tahun 1938. Douglas Malloch menuliskan
puisi Be The Best of Whatever You Are pada tahun 1902.
Sedangkan Taufiq Ismail merupakan salah satu penyair Indonesia yang oleh Paus Sastra
Indonesia, HB. Jassin, dikelompokkan ke dalam penyair angkatan ’66. Puisi Douglas
Malloch “Be The Best of Whatever You Are” masuk ke dunia cybersastra Indonesia dan
menjadi perdebatan panjang sejak salah seorang cerpenis wanita, Wa Ode Wulan Ratna,
memposting sebuah karya Douglas Malloch dalam catatan di akun Facebook-nya. Karya
Malloch yang sejatinya berjudul ‘Be The Best of Whatever You Are’ itu terposting berupa
terjemahan berjudul ‘Akar-akar Pohon’.
Puisi Taufiq Ismail yang berjudul “Kerendahan Hati” dapat ditemukan pada buku Terampil
Berbahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII, yang disusun oleh Dewaki Kramadibrata,
Dewi Indrawati, dan Didik Durianto yang diterbitkan Pusat Perbukuan, Diknas RI. Pada
Pelajaran 11, bagian C: Menulis Puisi Bebas dengan Memperhatikan Unsur Persajakan;
halaman 198. Tertulis dengan jelas dalam buku tersebut bahwa puisi “Kerendahan Hati”
dengan lirik yang mirip terjemahan dari puisi Douglas Malloch merupakan karya Taufiq
Ismail, akan tetapi, Tidak ada keterangan sumber di bawah puisi Taufik Ismail pada halaman
tersebut. Berdasarkan isu serta polemik yang muncul itulah pengkaji tertarik untuk
menganalisis kedua puisi tersebut untuk kemudian dibandingkan dan dikaji persamaan dan
perbedaan dari keduanya.
ANALISIS PUISI PUISI “BE THE BEST OF WHATEVER YOU ARE” KARYA
DOUGLAS MALLOCH DENGAN PUISI “KERENDAHAN HATI” KARYA TAUFIQ
ISMAIL
Puisi “Be The Best of Whatever You Are” Karya Douglas Malloch merupakan jenis puisi
kuatrin yaitu puisi yang mempunyai empat baris di setiap lariknya. Hal ini dapat diamati pada
bentuk puisi berikut:
Be the Best of Whatever You Are
by Douglas Malloch
if you can’t be a pine on the top of the hill
be a scrub in the valley – but be
the best little scrub by the side of the rill,
be a bush if you can’t be a tree. (1)
if you can’t be a bush be a bit of the grass,
and some highway happier make;
40
if you can’t be a muskie then just be a bass
but the liveliest bass in the lake! (2)
we can’t all be captains, we’ve got to be crew,
there’s something for all of us here,
there’s big work to do, and there’s lesser to do,
and the task you must do is the near. (3)
if you can’t be a highway the just be a trail,
if you can’t be the sun be the star;
it isn’t by size that you win or you fail
be the best of whatever you are! (4)
makna yang terkandung dalam puisi Douglas Malloch ini adalah mengenai pandangan
penyair tentang sikap hidup seseorang. Hakikatnya dalam hidup kita tidak perlu menang, atau
memiliki kedudukan yang tinggi untuk menjadi seseorang yang hebat. Kehebatan atau
kesuksesan seseorang tidaklah diukur dari besar-kecil, menang-kalah, atau tinggi-rendah
kedudukan seseorang. Akan tetapi alangkah lebih baik menjadi seseorang yang bermanfaat
dengan melakukan yang terbaik di setiap pekerjaan yang kita lakukan.
Pada puisisnya Douglas Malloch menghadirkan sebuah imaji kondisi alam dengan melakukan
pengandaian pada benda-benda yang terdapat pada alam sekitar untuk melambangkan makna
yang ingin penyair sampaikan. Douglas memperkuat makna syair yang ingin dia sampaikan
dengan mengulang melakukan pengandaian pada beberapa benda sebanyak 5 kali yaitu:
if you can’t be a pine on the top of the hill
Jika kamu tidak mampu menjadi pohon cemara diatas bukit
be a scrub in the valley – but be the best little scrub by the side of the rill
jadilah semak pada lembah, tetapi semak kecil disisi sungai (1)
if you can’t be a bush be a bit of the grass,
jika kamu tidak mampu menjadi semak jadilah rumput (2)
if you can’t be a muskie then just be a bass
jika kamu tidak mampu menjadi muskie, jadilah bass
but the liveliest bass in the lake!
Tetapi bass yang lincah di dalam danau (3)
if you can’t be a highway the just be a trail,
jika kamu tidak mampu menjadi jalan besar, jadilah jalan setapak (4)
if you can’t be the sun be the star;
jika kamu tidak mampu menjadi matahari, jadilah bintang (5)
Maksud penyair menggambarkan semak kecil di sisi sungai pada pengandaian pertama yaitu
jika tak mampu menjadi cemara diatas bukit adalah semak kecil yang mampu menguatkan
tanah di sisi sungai agar mampu menahan tanah tidak hanyut terbawa aliran air. Meskipun
terlihat kecil dan sepele, akan tetapi mampu memberikan yang terbaik dalam hidupnya untuk
sekitarnya.
Sedangkan pada pengandaian ketiga terdapat kata-kata muskie dan bass. Musky adalah
sejenis ikan besar, yang masih satu genus dengan Arwana dari Amazon. Muskie adalah nama
dalam bahasa pasar masyarakat setempat, untuk ikan Musky, yang hidup di danau-danau di
Minnesota. Sedang Bass adalah nama setempat untuk ikan smallmouth (salmon). Ikan dengan
41
ukuran tubuhnya jauh lebih kecil dari ikan Muskie (Moehiddin 2011). Penyair mengulangi
kelima pengandaian tersebut untuk memeperkuat makna yang ingin disampaikan penyair
melalui lambang-lambang dalan kata yang dipilihnya. Adapun makna tersirat dari kelima
pengandaian tersebut adalah bahwa jika seseorang tak mampu mencapai harapan besar yang
ia inginkan, maka cukuplah menjalani apa yang ada dengan sebaik-baiknya. Tidaklah penting
mengenai ukuran menang-kalah, besar-kecil, tinggi-rendah, yang terpenting adalah
bagaimana kita dapat melakukan yang terbaik terhadap apa yang sedang kita kerjakan.
Pada puisi karya Taufiq Ismail dengan judul “Kerendahan Hati” memiliki makna yang mirip
bahkan maksud yang hampir sama, hanya saja beberapa pilihan kata menggunakan diksi yang
berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada syair berikut:
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya…
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Membaca karya taufiq ismail tersebut setelah membaca puisi Douglas Malloch terasa
memiliki persamaan yang begitu dekat. Bahkan puisi Taufiq Ismail ini terasa seperti
terjemahan dari puisi Douglas Malloch, hanya saja beberapa kata diganti dengan diksi yang
berbeda dan terdapat pelesapan pada beberapa bait. Kata “beringign” pada puisi karya taufik
ismail dengan kata “beringin” pada puisi douglas malloch merupakan contoh penggantian
dengan kata yang berbeda. Pelesapan atau penghilangan terjadi pada baris:
“If you can’t be a muskie then just be a bass
But the leveliest bass in the lake
If you can’t be the sun, be a star
There’s something for all of us here
There’s big work to do, and there’s lesser to do
And the task you must do is the near.”
Bait-bait itulah yang sengaja oleh taufik tidak dicantumkan dalam sajaknya. jika
diperhatikan dengan saksama, pelesapan tersebut digantikan dengan beberapa tambahan larik
yang berbeda pada puisi karya taufiq ismail yaitu:
Tetapi jalan setapak yang/ membawa orang ke mata air”
42
Jelas terlihat bahwa penghilangan dan penggantian tersebut tentunya disengaja. Jika taufiq
ismail berniat menerjemahkan puisi milik Douglas Malloch, dari sisi licentia poetica tentunya
hal tersebut tidak boleh terjadi karena dapat mengubah makna dan bunyi sebuah puisi. Akan
tetapi, jika hal tersebut merupakan sebuah penyaduran atau penulisan ulang, juga merupakan
sebuah kelalaian karena ketika melakukan penyaduran atau penulisan ulang maka penyadur
harus tetap mempertahankan konsistensi atau urut-urutan gagasan pengarang dan
mempertahankan gagasan dari naskah asli, dan yang paling terpenting adalah mencantumkan
sumber tulisan berikut nama penulisnya. Sebagaimana aturan penyaduran berikut:
Menyadur adalah menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita,
biasanya dari bahasa lain. Menyadur juga diartikan sebagai mengolah (hasil penelitian,
laporan, dsb.) atau mengikhtisarkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 976).
Sebuah bentuk ringkasan dari sebuah tulisan hendaknya tetap menekankan sisi konsistensi
akan sebuah urut-urutan sesuai dengan ide atau gagasan pengarang. Begitu halnya saat kita
menyadur, hal tersebut juga berlaku—tetap mempertahankan ide dari naskah asli, Keraf
dalam buku Komposisi (1984:262, Flores. Penerbit Nusa Indah).
Dengan demikian, menyadur mengandung konsep menerjemahkan secara bebas dengan
meringkas, menyederhanakan, atau mengembangkan tulisan tanpa mengubah pokok pikiran
asal. Hal penting yang harus kita ketahui ialah bahwa dalam menyadur sebuah tulisan,
ternyata kita diperkenankan untuk memperbaiki bentuk maupun bahasa karangan orang lain,
misalnya dalam kasus karangan terjemahan. Hanya saja, penyaduran tidak bisa serta-merta
diberlakukan pada puisi, sebab ada aspek bahasa, bunyi dan makna, yang belum tentu dapat
diinterpretasikan secara tepat oleh penyadur. Suatu hal yang tidak boleh kita lupakan dalam
menyadur adalah dengan meminta izin, mencantumkan sumber tulisan berikut nama
penulisnya (Moehiddin 2011).
Jika memang taufiq ismail berniat melakukan penyaduran pada karya tersebut, tentunya harus
mencantumkan nama Douglas Malloch dalam puisi yang ia sadur, tetapi taufiq tidak
melakukannya yang berarti hal tersebut menunjukkan bahwa taufiq mengakui bahwa puisi
tersebut merupakan seratus persen asli karyanya. Padahal puisi karya taufik ismail tersebut
sangat mirip dengan puisi Douglas Malloch. Pengkaji tidak dapat serta merta menganggap
hal tersebut sebagai sebuah plagiarism, bisa jadi hal tersebut merupakan sebuah bentuk
pengaruh yang terjadi antara penyair douglas malloch dengan taufik ismail. Melihat
perbedaan waktu pembuatan kedua puisi tersebut dan posisi taufik ismail sebagai seorang
sastrawan ternama pada angkatannya yang pernah menerjemahkan 160 penyair Amerika yang
terkumpul dalam buku “Rerumputan Dedaunan”. Di perlukan kajian lebih mendalam untuk
mengkaji sejauh mana hubungan Douglas Malloch dengan Taufiq ismail.
43
2.2.3 Perbandingan naskah drama monolog “Before Breakfast” karya Eugene O’ Neill
dengan naskah drama monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor
A. PENGANTAR
Karya sastra drama sebenarnya tidak jauh berbeda dengan karya sastra yang lainnya.
Hanya saja dalam bentuk penyajiannya, drama berbeda dengan karya sastra lain
seperti cerpen atau novel. Sebuah drama biasanya terdiri atas dialog atau diperankan
oleh dua orang atau lebih, dan dilengkapi dengan petunjuk pementasan. Akan tetapi,
pada jenis drama tertentu, sebuah naskah drama dapat pula terdiri atas sebuah
percakapan atau yang biasa disebut monolog. Jenis drama yang akan pengkaji
bandingkan pada bagian ini adalah drama monolog karya salah seorang peraih nobel
dunia Eugene O’neill dengan judul “Before Breakfast” (Sebelum sarapan) yang telah
diterjemahkan oleh Wiwit Anggraini, S. Pd. akan pengkaji bandingkan dengan drama
monolog “Kasir Kita” karya Arifin C Noor.
Eugene Gladstone O'Neill (lahir 16 Oktober 1888 – meninggal 27 November 1953
pada umur 65 tahun) adalah seorang dramatis Amerika. Lebih dari para dramatis
lainnya, O'Neill memperkenalkan realisme dramatis yang dirintis oleh Anton
Chekhov, Henrik Ibsen, dan August Strindberg ke dalam drama Amerika. Pada
umumnya, drama-dramanya melibatkan tokoh-tokoh yang hidup di pinggiran
masyarakat, di mana mereka berjuang untuk mempertahankan pengharapan dan
aspirasi mereka namun akhirnya terjerumus ke dalam kekecewaan dan putus asa.
Drama O'Neill pertama yang diterbitkan, Beyond the Horizon, dipentaskan di
Broadway pada 1920 dan mendapatkan sambutan hangat, termasuk Penghargaan
Pulitzer untuk Drama. Drama-dramanya yang paling terkenal antara lain adalah
Desire Under the Elms, Strange Interlude (untuk ini ia kembali memenangkan
Penghargaan Pulitzer), Mourning Becomes Electra, dan komedi satu-satunya yang
dihasilkan dalma kariernya, Ah, Wilderness!, sebuah upaya merefleksikan kembali
masa mudanya sendiri seperti apa yang diharapkannya. Pada tahun 1936 ia menerima
Penghargaan Nobel dalam Sastra. Pada 1956, tiga tahun setelah kematian O'Neill, adi
karya otobiografinya, Long Day's Journey Into Night (Perjalanan Panjang Menuju
Malam) diterbitkan dan dipentaskan di panggung (Wikipedia 2012).
Sedangkan Arifin C Noor merupakan sastrawan yang termasuk angkatan ’66.
Dilahirkan di Cirebon 10 Maret 1941, dan meninggal dijakarta pada 28 Mei 1995.
Dramawan yang juga merupakan seorang penyair dan sutradara film ini telah menulis
puluhan naskah drama seperti Telah Datang Ia, Telah Pergi Ia, Matahari di Sebuah
Jalan Kecil, Monolog Prita Istri Kita dan Kasir kita (1971), Tengul (1973), KapaiKapai (1970), Mega-Mega (1966), Umang-Umang (1976), Sumur Tanpa Dasar
(1975), Orkes madun, Aa Ii Uu, Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi, dan
Ozon.Selian sebagai penyair dan dramawan juga sutradara film, Arifin C Noor juga
memimpin teater kecil. Beliau juga termasuk dalam dramawan yang beraliran realism
social, karena ketika menuliskan karya-karya dalam bentuk naskah drama yang
dihasilkannya kebanyakan menggambarkan problem social yang sangat berpengaruh
pada kehidupan psikologis pelakunya (Wikipedia 2012).
44
B. ANALISIS NASKAH DRAMA MONOLOG “BEFORE BREAKFAST” KARYA
EUGENE O’NEILL
Analisis naskah drama monolog “before breakfast” karya Eugene O’neill ini akan
menganalisis secara mendalam struktur naskah drama. Untuk memahami sebuah
naskah drama secara lengkap dan terinci,maka harus memahami terlebih dahulu
struktur yang membangun sebuah drama. Unsure-unsur dalam struktur tersebut saling
menjalin membentuk satu kesatuan dan saling terikat satu sama lain. Menurut Herman
J Waluyo (2003:8) beberapa aspek yang termasuk dalam struktur naskah drama, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Plot atau kerangka cerita
Penokohan dan perwatakan
Dialog/percakapan
Setting/landasan/tempat kejadian
Tema/nada dasar cerita
Amanat/pesan pengarang
Petunjuk teknis
Kedelapan unsure pembentuk struktur naskah drama tersebut akan digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan analisis terhadap naskah drama “Before Breakfast” karya
Eugene O’neill berikut ini.
1. Plot atau kerangka cerita
Alur cerita yang dibangun pengarang pada drama monolog “sebelum sarapan”
karya Eugene o’neill adalah sebagai berikut: naskah drama ini menceritakan
konflik rumah tangga yang terjadi antara mrs.rowland dan suaminya yang
bernama Alfred. pada awal cerita, pengarang menggambarkan kondisi Mrs.
Rowland, pemeran dari naskah drama monolog sebagai seorang wanita berusia 20
tahunan dalam kondisi ketika bangun dari tidur melakukan kebiasaan seperti
halnya ibu rumah tangga lainnnya memasak air dan membuat sarapan sederhana.
Mrs. Rowland dan suaminya merupakan sepasang suami istri yang hidup
sederhana dan agaknya sedang mengalami kesulitan ekonomi. Mrs.rowland yang
baru bangun tidur memanggil-manggil suaminya yang masih tidur di dalam
kamar. Beberapa kali memanggil, namun tidakada jawaban dari dalam kamar.
Pengarang mulai membuat konflik diawal cerita. Konflik diawali dengan tidak
diresponnya panggilan dari mrs. Rowland oleh suaminya. Karena tidak ada jawan
setelah berkali-kali memanggil mrs. Rowland yang sebenarnya geram karena ia
membutuhkan uang hari itu mengacak-acak baju suaminya dan memeriksa
sakunya untuk menemukan uang. Bukan uang yang didapatnya akan tetapi, justru
surat dari teman wanita suaminya yang didapatnya. Mrs. Rowland tampak marah,
benci, dan kecewa membaca surat tersebut kemudian mulai memanggil-manggil
suaminya kembali dan memarahinya. Semula ia marah karena Alfred tidak mau
bekerja dan hanya tidur-tiduran dikamar saja, kemudian konflik memuncak
dengan menyinggung tentang surat yang dibaca Mrs. Rowland diawal cerita yang
diketahui bahwa surat itu berasal dari teman wanita suaminya yang bernama
Helen. Meski diliputi marah dan cemburu, namun mrs. Rowland tetap saja
membuatkan sarapan untuk suaminya. Diakhir naskah drama diceritakan bahwa
sesuatu terjadi dengan Alfred suami mrs. Rowland, kerena ketika mrs. rowland
masuk kamar tiba-tiba ia menjerit histeris dan berlari menuju keluar.
45
2. Penokohan dan perwatakan
Ada dua tokoh yang dimunculkan oleh pengarang, yaitu mrs. Rowland dan Alfred
suami dari mrs. Rowland. Karena naskah drama ini merupakan sebuah monolog
maka yang melakukan dialog hanyalah mrs. Rowland. Tokoh mrs. Rowland
digambarkan sebagai pribadi yang pemarah dan pecemburu pada suaminya
Alfred. Hal ini mungkin disebabkan karena usianya yang masih terbilang cukup
muda yaitu sekitar duapuluh tahunan sehingga masih labil dan tengah mengalami
beberapa konflik terutama dengan suaminya. Hal ini membuatnya tampak lebih
tua. Berikut kutipan yang menunjukkan karakter dr mrs. rowland:
“DIA SEBENARNYA BERUMUR SEKITAR DUA PULUHAN TAHUN, TAPI
KELIHATAN LEBIH TUA DARI UMURNYA.” (O’neill 1916:2)
………………
“DIA MEMBUKA SURAT ITU DAN MEMBACANYA. EKSPRESI AWAL BENCI,
KECEWA DAN SANGAT MARAH, TAPI SETELAH SELESAI MEMBACANYA
DIA BERUBAH MENJADI INGIN MENYAKITI DAN MERASA MENANG.”
(O’neill 1961:4)
Tokoh pendukung keduayaitu Alfred yang merupakan suami dari mrs. Rowland.
Karakter dari Alfred adalah sosok seorang lelaki pemalas yang mudah frustasi &
putus asa sehingga nekat mengakhiri hidupnya karena bermasalah dengan istrinya.
Hal ini terlihat pada kutipan naskah drama berikut:
“Tidak diragukan lagi, kamu sekarang menjadi pemalas dan tidur terus.” (O’neill
1961:4)
……………….
(ADA SUARA TERIAKAN LUKA SEPERTI SESAK NAFAS DARI KAMAR
SEBELAH)
“Apakah kamu memotong dirimu lagi? Yang benar saja!” (O’neill 1961:11)
3. Dialog/percakapan
Dialog-dialog yang diungkapkan o’neill dalam naskah dramanya yang berjudul
“before breakfast” cukup baik karena pembaca sudah dapat membayangkan apa
yang terjadi dan dapat membayangkan suasana yang inggin dibangun oleh
pengarang dalam dialog tersebut. Akan tetapi ada satu kelemahan dalam naskah
drama milik o’neill tersebut, yaitu kurang komunikatif. Menurut Herman J
Waluyo (2003:22) seorang penulis naskah drama yang telah berpengalaman akan
memadukan unsure estetis dan unsur komunikatif. Dan unsur komunikatif belum
pengkaji temukan dalam naskah drama milik o’neill tersebut. Meskipun beberapa
dialog dibangun dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya
ditujukan kepada Alfred, akan tetapi sepertinya dialog tersebut membuat tokoh
46
mrs. Rowland seakan asik dengan dunianya
mengkomunikasikan suasana dengan penonton.
sendiri,
belum
mampu
Satu lagi kelebihan dari naskah drama monolog karya o’neill ini adalah dialogdialog yang nantinya akan diperankan sebagai sebuah monolog memiliki irama
yang cukup baiksehingga dapat meningkatkan suasana menjelang puncak konflik
dan dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Hal tersebut dapat diamati pada
kutipan berikut:
“Alfred!
(MASIH KERAS)
Alfred!
(ADA SUARA ORANG MENGUAP DAN MERINTIH DARI KAMAR SEBELAH)
Tidakkah kamu berfikir bahwa sekarang waktunya kamu bangun tidur? Apakah
kamu ingin terus di atas ranjang seharian?
(BERKELILING/BERPUTAR SEBENTAR, KEMBALI KE KURSINYA)
Tidak diragukan lagi, kamu sekarang menjadi pemalas dan tidur terus.
(DIA DUDUK DAN MELIHAT JENDELA DENGAN ACUH)” (O’neill 1961:4)
4. Setting/landasan/tempat kejadian
Latar tempat yang dimunculkan pengarang adalah di sebuah apartemen, kejadian
berlangsung di ruang makan yang juga berfungsi sebagai dapur, ruang tengah dan
kamar.
“SEBUAH RUANGAN KECIL YANG BERFUNGSI SEBAGAI DAPUR DAN
RUANG MAKAN DI SEBUAH APARTEMEN DI JALAN CHRISTOPHER, KOTA
NEW YORK.”
…………………………
“DIA DATANG MENUJU TENGAH RUANGAN
MELEBARKAN LENGANNYA.” (O’neill 1961:2)
DAN
MENGUAP,
Sedangkan latar waktu dalam drama tersebut adalah pagi hari sebelum waktu
sarapan sekitar pukul setengah sembilan pagi. Hal tersebut terlihat pada kutipan
berikut:
“INI SEKITAR JAM SETENGAH SEMBILAN PAGI, HARI YANG CERAH DI
AWAL MUSIM GUGUR. MRS. ROWLAND MASUK DARI ARAH RUANG
TIDUR, MENGUAP, TANGANNYA MASIH SIBUK MERAPIKAN RAMBUTNYA
(BARU KELUAR DARI TOILET YANG ACAK-ACAKAN) DENGAN
MENJEPITKAN JEPITAN RAMBUTNYA YANG BERANTAKAN.” (O’neill
1961:2)
47
Sedangkan latar suasana yang hendak dibangun oleh pengarang adalah suasana
ketika suami dan istri terlibat sebuah konflik rumah tangga, sang istri sangat
jengkel tetapi masih mempunyai rasa cinta dan sanyang terbukti masih
membuatkan sarapan untuk sang suami.
“Cepatlah! Sarapan pagi hari ini tidak akan lama-lama, yang kita punya pagi ini
hanya roti, mentega, dan kopi, dan kamu bahkan tak bisa menikmati semua ini,
jika semua ini bukan dari hasil menjahit sampai jari-jariku terpotong.
(DIA MELEMPAR SEPOTONG ROTI KE ATAS MEJA DENGAN KASAR)
Rotinya sudah kering, aku harap kamu suka roti itu. Kamu tak berguna sama
sekali, tapi aku tidak ada alasan kenapa aku harus menderita.” (O’neill 1961:6)
5. Tema/nada dasar cerita
Adapun tema dari naskah drama monolog karya Eugene O’neill ini adalah tema
psikologis, yaitu seberat apapun konflik yang menerpa dalam sebuh keluarga
harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Bukannya dengan melukai diri sendiri
tetapi bangkit menghadapi masalah yang menerpa sehingga dapat menjadi sosok
seorang pemimpin yang disegani oleh lingkungan-lingkungannya.
“ (SINIS)
Inilah hidup yang bagus bagiku untuk menjadi seorang pemimpin! Aku tidak
akan terus menunggui rotimu lebih lama lagi.” (O’neill 1961:11))
6. Amanat/pesan pengarang
Amanat yang ingin diungkapkan oleh pengarang adalah bahwa emosi dan
kecemburuan yang diungkapkan atau diluapkan dengan cara yang tidak benar
akan menimbulkan dampak psikologis tertentu yang dapat membahayakan jiwa
seseorang karena dapat menimbulkan frustasi atau keputus asaan. Seberat apapun
masalah/konflik yang menimpa harus dihadapi, sebagaimana hidup seorang
pemimpin.
“ (SINIS)
Inilah hidup yang bagus bagiku untuk menjadi seorang pemimpin! Aku tidak
akan terus menunggui rotimu lebih lama lagi.” (O’neill 1961:11))
7. Petunjuk teknis
Petunjuk teknis dalam drama ini kurang mendetail dan kurang dapat
memahamkan pembacanya, misalnya saja:
48
“DENGAN KEPUASAN INGIN MENYAKITI”
“DENGAN TERTAWA YANG DALAM”
Kedua petunjuk teknis tersebut agak sulit di mengerti, kemudian ada beberapa
petunjuk teknis yang kurang rinci dan agak membbingungkan seperti:
(DIA PERGI MENUJU PINTU DAN MELIHAT KE DALAM)
Yah, kamu hampir siap dan menarik apapun yang terjadi. Aku harap bisa
menemanimu lagi di tempat tidur. Ya, hanya kamu. Kamu kelihatan berantakan
pagi ini, bercukurlah, untuk merayakan kebahagianmu. Kamu menjijikan tahu.
Kamu kelihatan seperti gelandangan. Tidak heran tak ada yang akan memberimu
pekerjaan. Aku tidak menyalahkan mereka. Kamu tidak pantas untuk disukai.
(DIA PERGI KE KOMPOR)
Ada sedikit air panas disini. Kamu tidak bisa dimaafkan.
(MENGAMBIL SEBUAH MANGKOK DAN MENUANGKAN AIR DARI TEKO
KE DALAMNYA)
Ini….
(DIA LAKI-LAKI/ALFRED MENYELUPKAN TANGANYA KE DALAM
MANGKOK. TANGAN YANG SENSITIF DENGAN JARI-JARI YANG
RAMPING. JARI-JARINYA BERGETAR DAN AIR MENETES KE LANTAI.
MEMBENTAK)
Lihat tanganmu yang kurus. Kamu sebaiknya berhenti minum. Kamu tidak bisa
seperti itu terus. Itu akan menjadi minuman yang terakhir!
Membaca potongan dialog tersebut, pembaca pasti akan kebingungan bagaimana
alfred bisa tiba-tiba muncul dan mencelupkan tangannya kedalam mangkok, dan
apa maksudnya?
C. ANALISIS NASKAH DRAMA MONOLOG “KASIR KITA” KARYA ARIFIN
C NOOR
1. Plot atau kerangka cerita
Adapun alur dari naskah drama monolog karya Arifin C Noor, dengan judul
“Kasir Kita” adalah sebagai berikut:
Pada pelukisan cerita awal, pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh, watak,
situasi, serta mulai memperkenalkan konflik atau masalah yang akan muncul. Di
sebutkan dalam drama “kasir kita” bahwa ada seorang kasir bernama Misbach
49
Jazuli yang beberapa hari lalu telah menceraikan istri yang sangat dicintainya.
Dibagian awal juga diceritakan bagaimana jazuli menggambarkan sosok istri
yang baru saja ia ceraikan sebagai sosok yang sangat cantik dan dapat
menyenangkan hati suaminya.
“Saya sangat susah sekali sebab istri saya sangat cantik sekali. Kecantikannya
itulah yang menyebabkan saya jadi susah dan hampir gila. Sungguh mati,
saudara.
Dia sangat cantik sekali.” (Arifin C Noor, halaman 1)
Pertikaian awal dimulai dengan cerita bahwa kasir yang bernama Misbach Jazuli
pertama kalinya hari itu membolos setelah enam tahun bekerja. Hal tersebut
dikarenakan beberapa hal, diantaranya karena beberapa hari lalu ia menceraikan
istri yang telah ia puji-puji di bagian awal tadi. Akan tetapi, sang istri masih saja
menelponnya setiap pagi. Hal itulah yang menimbulkan kerisauan tersendiri pada
diri Jazuli. Sebagaimana tergambar dalam cuplikan dialog berikut, jazuli ingin
sekali rujuk kembali dengan istrinya tetapi rasa gengsi mengalahkannya:
“Saya sendiri tidak tahu kenapa selama seminggu ini ia selalu menelpon
saya. Apa mungkin ia mengajak rukun dan rujuk kembali...tak tahulah
saya. Saya sendiri pun terus mengharap ia kembali dan, tapi tidak! Saya
tak boleh menghina diri sendiri begitu bodoh! Bukan saya yang salah. Dia
yang salah. Yang menyebabkan peristiwa perceraian ini bukan saya tapi
dia. Dia yang salah. Sebab itu dia yang selayaknya minta maaf pada saya.
Ya, dia harus minta maaf.” (Arifin C Noor, halaman 4)
Hal kedua yang membuat Jazuli risau adalah karena ia telah menggelapkan
puluhan juta uang kantor.
“Betapa saya marah. Sesudah beberapa puluh juta uang kantor saya pakai
berpoya-poya, apakah ia mengharap saya mengangkat lemari besi itu ke
rumahnya. Gila!” (Arifin C Noor, halaman 5)
Yang dimaksud ia disini bukanlah istri jazuli, akan tetapi selingkuhannya. Hal
ini terlihat dari pengakuannya pada dialog selanjutnya:
“Ya, saudara. Saya telah berhubungan dengan seorang perempuan,
beberapa hari setelah saya bertengkar di pengadilan agama itu. Saya
tertipu. Uang saya ludes, uang kantor ludes. Tapi saya masih bisa
bersyukur sebab lumpur itu baru mengenai betis saya. Setengah bulan yang
lalu saya terjaga dari mimpi edan itu. Betapa saya terkejut, waktu
menghitung beberapa juta uang kantor katut. Dan sejak itulah saya ingat
isteri saya. Dan saya mendengar tangis anak-anak saya. Tambahan lagi
isteri saya selalu menelepon sejak seminggu belakangan ini. Tuhanku!
Bulan ini bulan Desember, beberapa hari lagi kantor saya mengadakan
stock opname. Inilah penderitaan itu.” (Arifin C Noor, halaman 5)
Cerita semakin memuncak ketika ia dalam dilemma, ia ingat anak istrinya,
disisi lain ada seorang wanita yang ingin memeras dan sang majikan yang
meminta pertanggungjawaban atas uangnya. Suasana semakin genting setelah
sang majikan dan perempuan selingkuhan Jazuli menelfonnya, bahkan ia
berencana membunuh ketiga-tiganya:
“Jahanam! Apakah saya mesti membunuh tiga orang sekaligus dalam
seketika? O, ya. Tadi saya sudah memikirkan pisau. Ya, pisaupun cukup
untuk menghentikan jantung mereka berdenyut. (geram). Sayang
sekali.”(Arifin C Noor, halaman 9)
50
Dan konflik benar-benar berada di titik uncak ketika sang istri menelfon
mengabarkan bahwa ia sudah mempunyai calon suami.
Lihatlah, niat baik selamanya tidak mudah segera terwujud. Apa?...Apa?
Ha??? Saudara, gila perempuan itu. Apakah ini bukan suatu penghinaan?
Dia mengharap agar nanti sore saya datang ke rumahnya untuk melihat
apakah laki-laki calon suaminya itu cocok atau tidak baginya. Gila. Hmm,
rupanya laki-laki yang dulu itu cuma iseng saja. Ya, tentu..bisa! .” (Arifin
C Noor, halaman 12)
Adapun penyelesaian drama monolog “Kasir Kita” adalah sebagai berikut:
“(tiba-tiba) Persetan pengarang itu! Jam berapa sekarang? Persetan
semuanya! Yang penting saya akan ke kantor meski sudah siang. Dari
kantor saya akan langsung ke masjid. Dari masjid langsung ke rumah
mertua saya. Langsung saya boyong semuanya. Anak-anak itu menanti
saya. Persetan! Sampai ketemu. Selamat siang.” (Arifin C Noor, halaman
12)
2. Penokohan dan perwatakan
Adapun tokoh utama yang berperan dalam drama monolog ini adalah seorang
kasir bernama Misbach Jazuli yang memiliki watak mudah tergoda dengan
wanita dan harta, sehingga rela menceraikan istrinya dan meninggalkan kedua
anaknya. Jazuli juga memiliki sifat gengsi dan menyombongkan diri juga
kemampuannya. Akan tetapi akhirnya ia mempunyai keinginan untuk insyaf dan
kembali ke jalan yang benar. Karakter lain dari Jazuli adalah pemarah, tetapi
rajin.
“Tidak, saudara! Saudara tidak bisa seenaknya mencap saya punya bakat
pemalas. Saudara bisa bertanya kepada pak Sukandar kepala saya, tentang
diri Misbah Jazuli.” (Arifin C Noor, halaman 3)
“Saya sendiri pun terus mengharap ia kembali dan, tapi tidak! Saya tak
boleh menghina diri sendiri begitu bodoh! Bukan saya yang salah. Dia
yang salah. Yang menyebabkan peristiwa perceraian ini bukan saya tapi
dia. Dia yang salah. Sebab itu dia yang selayaknya minta maaf pada saya.
Ya, dia harus minta maaf. Toch saya laki-laki berharga : saya punya
penghasilan yang cukup.” (Arifin C Noor, halaman 4)
Tokoh kedua adalah istri Jazuli. Ia digambarkan sebagai sosok seorang istri yang
cantik dan pintar menyenangkan hati suami.
“Saya berani mempertaruhkan kepala saya bahwa bidadari itu akan tetap
bidadari walaupun ia telah melahirkan anak saya yang nomer dua, saya
hampir tidak percaya pada apa yang saya lihat. Tubuh yang terbaring itu
masih sedemikian utuhnya. Caaaaannnnttiiik.” (Arifin C Noor, halaman 2)
3. Dialog/percakapan
Dialog yang dihadirkan pengarang telah memenuhi unsure estetis juga
komunikatif. Unsure estetis dihadirkan lewat irama yang membentuk dialog
beserta petunjuk teknisnya. Sedangkan unsur komunikatif berupa komunikasi
51
interaktif antara penonton, pemain, dan sang pengarang. Hal tersebut dapat dilihat
dari kutipan berikut:
“Saudara-saudara yang terhormat. Sungguh sayang sekali, sandiwara
yang saya mainkan ini sangat lemah sekali. Pengarangnya menerangkan
bahwa kelemahannya, maksud saya kelemahan cerita ini disebabkan ia
sendiri belum pernah mengalaminya; ini. Ya, betapa tidak saudara? Sangat
susah.” (Arifin C Noor, halaman 1)
4. Setting/landasan/tempat kejadian
Setting tenpat terjadi pada ruang tengah sebuah rumah mulik Misbach Jazuli.
“TAPI PAGI ITU IA MASIH BERADA DI RUANG TENGAHNYA,
KELIHATAN LESU SEPERTI WAJAHNYA.”
Kutipan tersebut juga sekaligus menandakan suasana saat itu, yang penuh
kerisauan dan kelesuan karena ditinggal orang yang dicintai. Setting waktu
terdapat pada pagi hari, sebelum berang bekerja.
“SANDIWARA INI KITA MULAI PADA SUATU PAGI. MESTINYA PADA
SUATU PAGI ITU IA SUDAH DUDUK DEKAT KASREGISTERNYA DI
KANTORNYA,”
5. Tema/nada dasar cerita
Tema keseluruhan naskah drama monolog karya Arifin C Noor adalah tentang
tanggung jawab. Tanggung jawab dan keberanian ketika menghadapi suatu
masalah. Sepelik apapun masalahnya harus dihadapi dan diselesaikan sekuat
tenaga. Bukannya malah lari, pergi, bunuh diri, atau malah gila meratapi dan
menyesali karena terlalu menuruti nafsunya sehingga ia terlibat dengan berbagai
masalah pelik diantaranya adalah hubungan dengan keluarga khususnya istrinya
menjadi berantakan. Ia di kejar-kejar oleh simpanannya untuk diperass hartanya.
Ia juga harus mempertanggungjawankan perbuatannya yang telah menggelapkan
uang perusahaan. Berbeda dengan naskah drama o’neill yang memilih mengakhiri
hidup ketika mereka dihadapkan pada suatu masalah pelik, dalam naskah drama
kasir kita Jazuli secara gentle dan bertanggungjawab rela menerima hukuman
apapun untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hal ini tersirat dalam
dialog drama monolog berikut:
“Sebagai orang yang jujur dan jangan lupa saya adalah seorang ksatria
dan sportif, maka tentu saja secara jantan saya akan menghadap dan
menyerahkan diri pada pos polisi yang terdekat dan berkata dengan
bangga dan herooik : “Pak saya telah menembak Pronocitra dan Roro
Mendut.” (Arifin C Noor, halaman 6)
6. Amanat/pesan pengarang
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan pengarang adalah hendaknya secara
kesatria menghadapi segala macam masalah yang muncul akibat kesalahan,
52
kecerobohan, dan kesengajaannya sendiri. Menangguang hukuman yang di
berikan dan selalu bertindak dengan logika atau akal sehat, bukan hawa nafsu.
“Sebagai orang yang jujur dan jangan lupa saya adalah seorang ksatria
dan sportif, maka tentu saja secara jantan saya akan menghadap dan
menyerahkan diri pada pos polisi yang terdekat dan berkata dengan
bangga dan herooik : “Pak saya telah menembak Pronocitra dan Roro
Mendut.” (Arifin C Noor, halaman 6)
7. Petunjuk teknis
Petunjuk teknis dalam drama ini, meskipun tidak sebanya dan sedetail pada
naskah drama monolog karya Eugene O’neill akan tetapi, lebih efektif untuk
menggambarkan situasi dan ekspresi pemain juga lebih mudah dipahami. Berikut
salah satu contoh petunjuk teknis dalam naskah drama monolog “Kasir kita”:
“(BATUK DAN MENYEDOT HIDUNGNYA LAGI) Saya sakit. Ya, pilek.
Terima kasih.
MELETAKAN PESAWAT TELEPON.” (Arifin C Noor, halaman 6)
D. PERBANDINGAN NASKAH DRAMA MONOLOG “BEFORE BREAKFAST”
KARYA EUGENE O’NEILL DENGAN NASKAH DRAMA MONOLOG
“KASIR KITA” KARYA ARIFIN C NOOR
Berdasarkan analisis masing-masing struktur dalam naskah drama monolog karya
Eugene O’Neill dan Arifin C Noor tersebut dapat disimpulkan dan digambarkan
dalam sebuah tabel sebagai berikut:
Struktur Drama
(pembanding)
1. Plot atau kerangka
cerita
2. Penokohan dan
perwatakan
3. Dialog/percakapan
4. Setting/landasan/te
mpat kejadian
5. Tema/nada dasar
cerita
6. Amanat/pesan
pengarang
“Before Breakfast”
“Kasir Kita”
Menggunakan alur
Maju/Progresif
Mrs. Rowland dan Istrinya
Menggunakan alur
Maju/progresif
Misbach Jazuli dan Istrinya
Kurang komunikatif
Tempat: Ruang tengah, ruang
makan, kamar.
Waktu: Pagi hari
Suasana: risau gelisah, penuh
amarah, menunggu sang suami
bangun dan keluar kamar
Tanggung jawab ketika
menghadapi masalah
Hendaknya jangan lari atau
melimpahkan masalah pada
orang lain jika kita
memperoleh suatu masalah
yang cukup serius. Hadapilah
masalah tersebut dengan
Cukup komunikatif
Tempat: Ruang tengah,
Waktu: Pagi hari
Suasana: risau gelisah
menunggu telfon dari
seseorang
Tanggung jawab ketika
menghadapi masalah
Hendaknya jangan lari atau
melimpahkan masalah pada
orang lain jika kita
memperoleh suatu masalah
yang cukup serius. Hadapilah
masalah tersebut dengan
53
7. Petunjuk teknis
ksatria.
Kurang detail dan kurang jelas
ksatria.
Kurang detail tetapi sudah
jelas
Dari beberapa perbandingan tersebut, terdapat dua persamaan dalam perbandingan
naskah drama monolog karya Eugene O’Neill dan Arifin C Noor. Persamaan
keduanya adalah dari segi cerita. Keduanya menceritakan tentang konflik yang
menerpa sebah rumah tangga. Perbedaannya dalam naskah drama “before breakfast”
konfik rumah tangga yang terjadi adalah karena sang istri cemburu karena melihat
surat dari perempuan lain yang ditujukan suaminya. Selain itu, konflik juga
dilatarbelakangi oleh sang suami yang tidak bekerja dan hanya bermalas-malasan.
Sedangkan pada naskah drama monolog karya Arifin C Noor yang berjudul “Kasir
Kita” juga seputar konflik rumah tangga yang dikarenakan karena sang suami
cemburu pada sang istri dan kemudian berdampak pada perceraian, akan tetapi
akhirnya sang suami yang juga merupakan seorang kasir merasa menyesal karena
telah menceraikan istrinya.
Karakter dan watak tokoh keduanya sangat berbeda. Pada “before breakfast” Mrs.
Rowland digambarkan sebagai seorang wanita yang pemarah dan pecemburu.
Sedangkan sang suami Alfred merupakan seorang pemalas. Berbeda dengan drama
monolog karya Arifin C Noor yang menghadirkan jazuli sebagai sosok yang rajin
bekerja, akan tetapi tergiur dengan wanita lain dan uang sehingga terlibat dalam
masalah yang begitu pelik.
Hal lain yang memiliki persamaan diantara keduanya adalah unsure tema dan amanat.
Keduanya sama-sama bertemakan tentang tanggung jawab. Tanggung jawab
seseorang ketika menghadapi suatu masalah, apakah ia akan lari dari tanggung jawab
tersebut ataukah menghadapinya. Itulah yang menjadi perbedaan dalam kedua naskah
drama tersebut. Dalam naskah drama monolog karya Eugene o’neill tokoh mrs.
rowland dan suaminya terkesan lari dari masalah yang membelit keduanya, mereka
lari dari kenyataan yang ada bukannya menghadapi dan menyelesaikannya dengan
dewasa tetapi, Alfred sang suami malah bunuh diri di dalam kamarnya setelah sang
istri mrs. Rowlang memarahinya. Sedangkan pada drama “kasir kita” Jazuli dengan
gentlenya berusaha menghadapi kemungkinan yang akan muncul akibat perbuatannya
termasuk ia siap untuk dihukam bahkan dipenjara. Bahkan untuk menyelesaikan
masalahnya ia berniat membunuh orang-orang yang telah mengganggu hidupnya.
Demikianlah beberapa persamaan dan perbedaan yang ada pada naskah drama karya
Eugene O’Neill yang berjudul “Before Breakfast” dan drama karya Arifin C Noor
yang berjudul “Kasir Kita”.
54
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Baribin, Raminah. 2003. Paparan Kuliah Sastra Bandingan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
El-Shirazy, Habiburrahman. 2011. Bumi Cinta. Jakarta: Ihwah Publishing House.
Ismail, Usmar. 2012. “Ayahku Pulang” dalam http://bandarnaskah.com diakses pada 1
Januari 2013.
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Kramadibrata, Dewaki, Dewi Indrawati, dan Didik Durianto. 2008. Terampil Berbahasa
Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Diknas RI.
Linggasari, Dewi. 2005. Kapak. Yogyakarta: Kunci Ilmu.
Llosa, Mario Vargas. 2012. Siapa Pembunuh Palomino Molero (Quien Mato a Palomino
Molero?). Depok: Komodo Books.
Malloch, Douglas. Nt. “Be The Best of Whatever You Are” dalam http://www.greatinspirational-quotes.com/be-the-best-of-whatever-you-are.html diakses pada 1
Januari 2013.
Maulana, Arwan. 2003. “Aku Mencintaimu Diam-Diam” dalam Bisikan Kata, Teriakan
Kota: Antologi Puisi Temu Sastra Jakarta 2003. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta &
Bentang Budaya.
Moehiddin, Ilham Q. 2011. “[Telisik Literasi] Keinginan Sapardi Dilafaz Cinta Gibran”
dalam http://ilhamqmoehiddin.wordpress.com/2011/07/22/telisik-literasi-keinginansapardi-dilafaz-cinta-gibran/ diakses pada 1 Januari 2013.
nn. 2012. “Arifin C Noor” dalam http://wikipedia.org/Arifin_C_Noor diakses pada 5 Januari
2013.
nn. 2012. “Eugene O’Neill” dalam http://wikipedia.org/Eugene_O’Neill diakses pada 5
Januari 2013.
nn. 2012. “Usmar Ismail” dalam http://wikipedia.org/Usmar_Ismail diakses pada 5 Januari
2013.
Noor. Arifin C. 1971. “Kasir Kita” dalam http://bandarnaskah.com diakses pada 1 Januari
2013.
O’Neill,
Eugene.
1961.
“Before
Breakfast”
dalam
http://www.monologuearchive.com/o/oneill_eugene.html diakses pada 1 Januari
2013.
Sapardi Djoko Damono. 2009. “Aku Ingin” dalam http://lenterahati.web.id/aku-ingin.html
diakses pada 1 Januari 2013.
Suryatmoko,
Joned.
2012.
“Ayahku
Stroke
Tapi
Nggak
Mati”
dalam
http://bandarnaskah.com diakses pada 1 Januari 2013.
Toer, Pramoedya Ananta. 2011. Bumi Manusia. Jakarta: Lentera Dipantara.
Waluyo, Herman J. 2003. Drama: Teori dan Pengajarannya.Yogyakarta: Hanindita Graha
Widia.
55
Lampiran 1: Sinopsis Novel Bumi Manusia
Disamping ingin keluar dari kepompong kejawaan yang telah merenggut kebebasan serta
kemerdekaannya, Minke yang seorang siswa H.B.S Surabaya juga berusaha membelah kiblat
keeropaan yang pernah digadangkannya dalam ketinggian pemujaan pengetahuan dan
peradaban. Ia berusaha idealis menatap masa depan negerinya yang masih terkungkung oleh
kuasa bangsa penjajah, bangsa kulit putih.
Mendengar cerita yang menjadi buah bibir masyarakat Wonokromo, bahwa ada seorang Nyai
Belanda yang memimpin sebuah perusahaan besar, beserta anak gadisnya yang berparas
menawan membuat Minke penasaran. Oleh Robbert Suurhof, teman sekelasnya, ia diajak
bahkan dipaksa untuk sekedar membuktikan bahwa cerita itu benar adanya. Namun
sebenarnya niat Suurhof bukan untuk itu, tapi untuk mempercundangi irlander temannya itu :
beranikah Minke yang seorang pribumi mendekati seorang gadis indo yang cantik.
Dan sambutan hangat dari Nyai Ontosoroh serta Annelis putrinya kepada Minke atas
kedatangannya ketengah keluarga itu. Sebab sudah beberapa tahun terakhir mereka tak
pernah menerima maupun kedatangan tamu. Mengurus perusahaan mampu menyita seluruh
hari-hari kedua wanita itu. Maka layanan untuk Minke pun sangat istimewa. Bahkan ia
dilayani bak keluarga sendiri. Bahkan Minke diminta untuk tetap tinggaldi rumah itu tanpa
batasan waktu, yang kemudian menimbulkan rasa iri dan benci pada sulung Nyai Ontosoroh,
Robert Mellema – yang sejak pertama kali datang tak menyukainya, apalagi karena Minke
seorang pribumi. Meski demikian bagi Minke hanya terserah anak indo itu saja, mau tak mau,
suka tak suka, mau benci atau tidak yang penting ia tak ada niat untuk membuat perkara.
Diam-diam Minke mengagumi kecantikan Annelis yang tiada tara. Bahkan baginya,
kecantikan gadis Buintenzorg itu mampu menandingi Sri Ratu Wilhelmina yang baru naik
tahta di negeri Nedherland sana. Kulit putih bak batu pualam, wajah dan tulang pipi bak lilin
tuangan serta senyum yang mampu meruntuhkan iman.Tak hanya itu,dibalik wajah cantik
dan sifat kekanak-kanakannya Annelis adalah satu-satunya mandor diperusahaan dengan
ratusan buruh yang bekerja pada mamanya. Apalagi dengan induk semangnya, Nyai
Ontosoroh. Bagi Minke perempuan itu sangat luar biasa. Mampu menjadi simbol emansipasi
wanita saat itu. Sebab ia mampu mengurusi sekaligus memimpin sebuah perusahaan besar
tanpa ada seorang yang berkompeten yang membantunya, terkecuali Annelis dan Darsam,
kusir bendinya. Tidak hanya itu yang membuat Minke kagum, tapi perempuan yang
berpikiran luas namun tidak pernah merasakan bangku sekolah itu adalah perempuan jawa,
seorang pribumi, simpanan pula.
Karena merasa penasaran, Minke berusaha menanyakan perihal ayah Annelis yang selama
dikediaman Tuan Mellema belum sekalipun belum pernah menjumpai siempunya rumah.
Namun sayang, Minke tak diberi jawab atas pertanyaannya. Hingga pertanyaan yang
dikehendakinyapun terjawab sendiri, tanpa dimintanya lagi. Saat makan malam berlangsung,
Tuan Mellema datang dengan bau khasnya : alkohol. Lalu merusak suasana makan malam
itu, kemudian pergi setelah dihardik oleh gundiknya sendiri. Kemudian mengalirlah cerita
56
yang telah terjadi pada keluarga Mellema lewat lisan Annelis. Bahwa sudah sejak lima tahun
terakhir perangai ayahnya berubah drastis: selalu pulang larut malam dalam keadaan mabuk
setelah masuk kerumah plesiran Babah Ah Tjong.
Dulu Tuan Mellema tidak demikian, ayahnya sering dirumah dan mengurusi perusahaan
bersama mamanya. Sedangkan Nyai sendiri menambahi bahwa sebelum itu tuannya adalah
seorang pribadi yang penyayang, lembut terhadap dirinya dan anak-anak mereka. Oleh Tuan
Mellema, Nyai diajari baca-tulis, menghitung, surat-menyurat, administrasi,serta mengurus
perusahaan juga diajarinya peradaban Eropa yang agung. Hingga Nyai sendiri mampu
memimpin perusahaan dan mampu membeli perusahaan itu dari kerjanya memimpin
perusahaan Tuan Mellema. Maka meskipun hanya sebagai gundik, Nyai berusaha untuk
patuh terhadap Tuannya itu. Tapi sejak lima tahun itu, sejak Nyai meminta untuk dinikahkan
secara sah namun tidak diindahkan oleh Tuannya, selain itu kedatangan tamu tak diundang
yang mengaku sebagai putra sekaligus pewaris sah perusahaan Tuan Mellema juga menjadi
penyebabnya.
Pemuda yang yang bernama Maurits Mellema itu menuduh Nyai bahwa Nyai telah
mengobrak-abrik keluarga Mellema, dengan merayu Tuan Mellema yang tengah bertugas di
Hindia. Hingga kemudian Nyai diambil oleh Tuan untuk menjadi teman tidurnya. Bukan
sehari dua hari tapi berbelas tahun sampai menghasilkan dua orang anak, dimana bagi ajaran
Kristus itu merupakan dosa darah: mencampurkan darah Kristen Eropa dengan darah kafir
Pribumi berwarna, pelanggaran yang tidak ada ampunannya. Dan mulai sejak itu hilanglah
rasa hormat Nyai pada Tuannya, juga pada peradaban Eropa yang selama berbelas tahun
digadangkannya.
Keberadaan Minke dirumah seorang Nyai Belanda menjadi perbincangan hebat disekolahnya.
Banyak siswa, guru bahkan kepala sekolah menjauhinya. Tapi lain dengan Jan Dapperste
karibnya dan Magda Peters guru Sastra Belandanya. Berdua sangat mengagumi Minke karena
kepiawannya dalam menulis. Mereka tahu bahwa Minke memang tinggal dirumah seorang
Nyai, tapi mereka juga paham betul bagaimana Minke dan bagaimana Nyai Belanda itu.
Sebab keduanya telah membuktikan bahwa Nyai Ontosoroh itu bukan Nyai biasa, Nyai yang
sangat luar biasa. Tapia apa mau dikata bagi khalayak gundik tetaplah gundik, hewan beraga
manusia dan tetap rendah tingkat susilanya. Parahnya ketika berita itu tersiar sampai pada
Orang Tua Minke, maka murkalah Sang Rama, sehingga mau tak mau mengirimkan surat
untuk Minke kembali ke kampung halaman.
Dengan meminta ijin Nyai Ontosoroh juga pihak sekolah maka Minke pulang berhari-hari.
Namun ketika ia kembali ke Wonokromo didapatinya Annelis sakit, sakit yang aneh. Sakit
karena ditinggalkannya berhari-hari. Beberapa bulan setelah ujian selesai, Nyai menikahkan
Minke dan Annelis. Sebab Nyai tahu bahwa mereka saling mencintai, disamping itu Nyai
juga paham tentang berita miring yang menimpa Minke di sekolah. Mereka menikah
menggunakan adat Jawa, karena Minke masih memiliki trah raja-raja Mataram juga karena
Annelis enggan dinikagkan secara Eropa, sebab ia lebih mengakui dirinya sebagai seorang
pribumi seperti mamanya.
57
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, sebab Pengadilan Putih/Eropa memanggil
Annelis untuk menghadap. Masalah yang pernah dibayangkan Nyai Ontosoroh pun mulai
meradang. Bahwa Annelis beserta harta, perusahaan juga kekayaan Nyai lainnya menjadi
wewenang keluarga sah Tuan Mellema yang berada di Belanda. Namun Nyai tidak menyerah
begitu saja, Pengadilan Putih itu dilawanya. Annelis, putrinya juga jerih payahnya yang
selama bertahun-tahun itu akan dipertahankannya, meski ia sadar seorang pribumi tidak akan
mampu menang melawan hokum Eropa. Maka bersama Minke, menantunya juga Darsam
kusir bendinya terus berusaha dengan apa yang bisa diusahakan. Menyewa pengacara, juru
tulis serta dokter untuk merawat Annelis yang sakit-sakitan akibat terguncang psikisnya.
Mereka juga menulis dikoran-koran berbahasa Melayu dan Belanda, sehingga masalah
keluarga itu menjadi perbincangan nasional. Banyak tanggapan dari tulisan-tulisan itu, antara
mensuport Nyai beserta keluarga juga mengecam pihak Belandapun Pengadilan Putih. Tidak
sedikit pula yang kemudian datang menyambangi rumah Nyai untuk sekedar mengucap
simpati dan menjenguk Annelis.
Menulis, setiap hari itu yang dilakukan Minke dan ibu mertuanya tanpa pengacara. Sebab
pengacara yang pernah mereka sewa menyatakan mundur. Hingga panggilan kedua dari
Pengadilan datang lagi. Dikatakan oleh hakim bahwa Annelis adalah putri Tuan Mellema,
namun tidak bagi Nyai Ontosoroh. Karena antara Nyai dan Tuan Mellema tidak pernah
tercatat melakukan pernikahan, sekaligus pernikahan Annelis dengan Minke. Pernikahan
yang baru seumur jagung itu dianggap tidak sah, selain karena Annelis bukan anak Nyai
Ontosoroh, juga karena usianya juga dikatakan belum cukup umur.
Nyai berang, kemudian ditulisnya lagi pada beberapa koran. Bahwa lebih dari dua puluh
tahun ia membanting tulang, mengembangkan, mempertahankan dan menghidupi perusaan
itu, baik dengan atau tanpa Tuan Mellema. Perusahaan itu telah diurusnya lebih baik dari
pada anak-anaknya sendiri. Namun akan dirampas daripadanya dengan atas nama keluaga
Mellema yang sah. Padahal sikap serta penyakit Tuan Mellema telah menyebabkan ia
kehilangan anak sulungnya, dan kini akan dirampas pula putri bungsunya. Dengan
menggunakan hukum Eropa orang-orang menghendaki dirinya ditendang dari segala apa
yang menjadi haknya. Dan ia menyimpulkan, bahwa untuk apa didirikan sekolah-sekolah jika
tidak dapat mengajarkan mana yang hak dan mana yang bukan, mana yang benar mana yang
salah.
Begitu pula dengan Minke, ia menulis tentang pernikahannya yang sebenarnya telah sah
dimata hukum maupun agama sebagai perlawanannya. Membatalkannya adalah menghina
hukum Islam. Hal ini mampu mengundang reaksi dari Mahkamah Agama Islam untuk buka
suara. Namun Pengadilan Putih tetap tidak menggubrisnya. Tetaplah Pengadilan Putih diatas
segalanya. Maka mereka kalah, Nyai, Minke, Annelis, pribumi kalah. Annelis tetap dibawa
ke Belanda untuk dirawat keluarga Tuan Mellema yang sah.
58
Lampiran 2: Sinopsis Novel Bumi Cinta
Saat itu Moskwa sedang musim dingin. Butiran-butiran salju berjatuhan dari langit Moskwa.
Salju yang turun perlahan dan dingin membalut tulang tidak menghalangi arus lalu lalang
orang-orang di bandara Sheremetyevo. Dua orang pemuda berwajah Asia Tenggara terlihat
saling bercengkrama satu sama lain, mereka sudah sembilan tahun tidak bertemu. Yang baru
keluar dari bandara itu bernama Muhammad Ayyas, dan temannya yang telah lama tinggal di
Rusia bernama Devid. Tidak lama kemudian mereka bergegas menaiki taksi dan melaju ke
sebuah apartemen yang telah disewakan oleh Devid untuk Ayyas selama melakukan
penelitian terhadap sejarah Rusia dalam beberapa bulan kedepan.
Tanpa Ayyas duga sebelumnya, ia satu apartemen dengan dua orang nonik Rusia yang
berparas sangat cantik. Padahal sejak dari kecil Ayyas tidak biasa dengan hal semacam itu, ia
lemah terhadap perempuan cantik. Ia sangat taat beragama dan ia takut imannya akan runtuk
bila tinggal bersama mereka. Namun menurut Devid, itulah yang terbaik untuk dirinya. Sejak
saat itu lah, perjalanan hidup Ayyas dipenuhi dengan godaan. Belum lagi, asisten professor
yang berparas sangat menawan yang membimbingnya dalam membuat tesis tersebut selalu
menari di pelupuk matanya. Ayyas merasa ujian ini sangat berat.
Setelah cukup lama tinggal satu apartemen dengan dua orang nonik Rusia, Ayyas sangat
terkejut, karena ternyata kedua orang itu bukanlah orang baik-baik. Seorang gadis bernama
Linor, kepergok sedang melakukan perzinaan di ruang tamu apartemen bersama seorang
anggota mafia Rusia. Bahkan mafia itu terang-terangan mengajak Ayyas untuk berzina
bersama mereka. Namun Ayyas langsung masuk kamar dan menyalakan laptopnya serta
memutarkan lantunan ayat suci Al Quran secara keras. Karena merasa terusik, mafia tersebut
memaki Ayyas dan akhirnya perkelahian tidak bisa terelakkan. Akhirnya mafia tersebut kalah
dan meninggal. Tidak hanya itu, ternyata Linor adalah seorang Zionis Israel yang sangat
membenci Islam. Tidak berapa lama setelah itu, Ayyas mengetahui bahwa teman apartemen
yang satu lagi yang bernama Yelena, ternyata adalah seorang pelacur kelas kakap di Moskwa,
dan Yelena adalah seorang yang tidak percaya akan adanya Tuhan.
Sejak saat itu, Ayyas sering dihampiri oleh masalah. Linor sangat membenci Ayyas. Dengan
berbagai cara ia berusaha menjebak Ayyas. Mulai dari berpakaian sangat tidak wajar di depan
Ayyas, masuk ke kamar Ayyas secara diam-diam, bahkan menjebak Ayyas agar menjadi
tersangka utama peledakan hotel. Namun kesemua itu tidak berhasil meruntuhkan kokohnya
benteng keimanan Ayyas. Dan pada Akhirnya, Linor menemukan kenyataan bahwa
sesungguhnya ia hanya anak angkat. Setelah diselidiki, ternyata ia adalah keturunan muslim
Palestina. Ia sangat terpukul mengetahui hal itu, karena selama ini ia sangat bangga bahwa ia
merupakan keturunan Yahudi. Namun kenyataannya, orang tua aslinya adalah dari golongan
agama yang selama ini ia sebut sebagai agama primitif.
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk mempelajari dan mendalami Islam. Dan akhirnya ia pun
memeluk islam. Suatu saat ia bermimpi bertemu dengan ibu kandungnya. Dalam mimpi itu
ibunya berpesan agar ia mencari seseorang yang seperti Nabi Yusuf. Setelah ia mencari tahu
59
cerita Nabi Yusuf, ia pun langsung teringat kepada Ayyas, pemuda yang selama ini ia benci
karena memeluk Islam, dan pernah ia jebak agar bisa berzina bersamanya tetapi ditolak
mentah-mentah. Ia merasa bahwa Ayyas sangat mirif sifatnya dengan nabi Yusuf. Ia pun
mencari Ayyas dengan maksud menanyakan apakah Ayyas mau menjadikannya istri. Linor
berangkat menemui Ayyas dengan berpakaian muslimah. Ayyas sampai tidak mengenalnya.
Setelah ia menerangkan bahwa ia adalah Linor, Ayyas terkejut dan sangat bersukur karena
Linor telah Tobat. Linor menceritakan semua kejahatan yang telah ia lakukan selama ini
kepada Ayyas. Ayyas sempat mau marah, namun ia sadar bahwa tidak ada gunannya marah,
karena Linor telah tobat. Linor pun menyampaikan maksud kedatangannya. Ayyas belum
bisa menjawab saat itu.
Sementara Yelena, disiksa oleh pelanggannya dan di buang di lapangan terbuka saat salju
turun dengan lebatnya. Yelena yang tidak percaya Tuhan, secara tidak sadar meminta
pertolongan kepada Tuhan. Setelah itu ada pemuda yang bersedia menolongnya setelah
beberapa orang dimintai pertolongan oleh seorang ibu yang menemukan Yelena, tidak
bersedia membantu. Pemuda itu tidak lain adalah Ayyas yang kebetulan lewat di sana.
Akhirnya Yelena dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa kalau terlambat sedikit
saja dibawa ke rumah sakit, maka Yelena tidak akan tertolong. Sejak saat itu, Yelena sangat
berterimakasih kepada Ayyas. Bahkan ia mulai mempercayai Tuhan. Kepercayaan dirinya
bahwa Tuhan benar-benar ada semakin mantap setelah menyaksikan dan mendengar seminar
tentang ketuhanan yang diisi oleh cendekia-cendekia Rusia, termasuk Ayyas salah satunya.
Tidak lama setelah itu, Devid yang selama di Rusia menganut gaya hidup bebas, merasa tidak
tahan lagi. Ia ingin segera menikah. Ia sempat ingin dinikahkan dengan adik seorang ustad.
Tapi ia merasa tidak pantas. Lalu ia minta tolong Ayyas mencarikan calon istri untuknya.
Ayyas menyarankannya dengan Yelena. Akhirnya Yelena mengucap dua kalimat sahadat dan
memeluk Islam serta menikah dengan Devid. Mereka hidup bahagia.
Sedangkan Linor yang telah memeluk Islam dan telah bertemu Ayyas, belum mendapatkan
kepastian dari Ayyas pada saat itu. Karena Ayyas tidak langsung memberikan jawaban, ia
pun pamit dan berharap Ayyas bisa memberikan kepastian keesokan harinya. Saat Linor
sudah berada di halaman depan rumah, Ayyas berubah pikiran. Ia akan langsung menerima
dan menyanggupi untuk menjadi suami Linor. Namun Linor sudah terlalu jauh. Ayyas
langsung bergegas ke jendela untuk meneriakkan bahwa ia sanggup. Tapi Linor sudah terlihat
sangat jauh. Dan di belakang linor, Ayyas melihat ada sebuah mobil hitam yang dikendarai
melaju ke arahnya. Ayyas melihat orang dalam mobil tersebut memegang senjata api. Ayyas
berteriak memperingatkan Linor. Namun terlambat, Doooorrrrr…. Linor pun roboh saat itu
juga. Ternyata orang tersebut menembak Linor. Ayyas langsung terkulai lemas tak berdaya
menyaksikan linor yang telah jatuh bersimbah darah. Ia pun mengumpulkan segenap tenaga
yang tersisa dan kemudian berlari ke arah Linor yang telah terkapar. Ia mengangkat Linor ke
pangkuannya. Linor bersimbah darah. Ia langsung meminta bantuan untuk membawa Linor
ke rumah sakit.
60
Tidak lama kemudian ada seorang ibu yang mengendarai mobil di dekat sana. Ayyas
meminta bantuan kepada ibu tersebut, dan mobil tersebut langsung melaju ke rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama kepada Linor yang tertembak. Ayyas
sangat menyesal, mengapa ia tidak langsung menjawab permintaan dari Linor tadi. Dengan
penuh penyesalan, Ayyas menangis terisak. Isakan yang kalau siapa saja melihat dan
mendengarnya pasti akan tersayat hatinya. Isakan seorang pencinta sejati, yang mencintai
kekasihnya karena Allah, lalu kehilangan kekasihnya karena Allah pula.
61
Lampiran 3: Puisi Aku Ingin
AKU INGIN
Oleh :
Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
62
Lampiran 4: Puisi Aku Mencintaimu Diam-Diam
AKU MENCINTAIMU DIAM-DIAM
Oleh:
Arwan Maulana
Aku mencintaimu diam-diam
Tanpa ucap tanpa dekap tanpa permata
Namun selalu ada membelaimu berirama
Seperti debur ombak membelai pantai senantiasa
Aku mencintaimu diam-diam
Tanpa rayu tanpa ragu tanpa goda
Selalu tegak menjulang ke angkasa
Seperti merapi yang tegar dan mengepul sepanjang masa
Aku mencintaimu diam-diam
Seperti cintanya angin pada awan
Tak peduli putih atau hitam
Tetap digenggam kemanapun melayang
Jakarta, 17 juli 2003
(DIKUTIP DARI ANTOLOGI PUISI TEMU SASTRA JAKARTA 2003)
63
Lampiran 5: Puisi Be The Best Of Whatever You Are
Be the Best of Whatever You Are
by Douglas Malloch
if you can’t be a pine on the top of the hill
be a scrub in the valley – but be
the best little scrub by the side of the rill,
be a bush if you can’t be a tree.
if you can’t be a bush be a bit of the grass,
and some highway happier make;
if you can’t be a muskie then just be a bass
but the liveliest bass in the lake!
we can’t all be captains, we’ve got to be crew,
there’s something for all of us here,
there’s big work to do, and there’s lesser to do,
and the task you must do is the near.
if you can’t be a highway the just be a trail,
if you can’t be the sun be the star;
it isn’t by size that you win or you fail
be the best of whatever you are!
Terjemahan:
Jadilah Yang Terbaik Untuk Apapun Juga Yang Kamu Lakukan
Oleh Douglas Malloch
Jika kamu tidak bisa menjadi cemara di atas bukit
jadilah semak belukar dalam lembah- tetapi jadilah
semak belukar yang terbaik di sisi sungai kecil,
jadilah semak jika kamu tidak bisa menjadi pohon.
jika kamu tidak bisa menjadi semak jadilah sedikit rumput,
yang berada pada beberapa jalan raya yang membuat lebih bahagia;
jika kamu tidak bisa menjadi ikan muskie jadilah ikan bass
tetapi ikan bass paling lincah dalam danau!
kita semua tidak bisa kapten, kita harus ada yang menjadi anak kapal,
ada sesuatu untuk kita semua di sini,
ada pekerjaan besar untuk dilakukan, dan ada pekerjaan kecil untuk dilakukan,
dan tugas kamu adalah harus melakukan yang dekat.
jika kamu tidak bisa menjadi jalan raya hanya; jadilah jalan kecil,
jika kamu tidak bisa menjadi matahari jadilah bintang;
bukanlah menjadi ukuran kamu menang atau kamu gagal
jadilah yang terbaik untuk apapun juga yang kamu lakukan!
64
Lampiran 6: Puisi Kerendahan Hati
Kerendahan hati
oleh Taufiq Ismail
kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di pundak bukit
jadilah belukar, tapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau.
kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan.
kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
jadilah saja jalan kecil
tapi jalan setapak yang
membawa orang ke mata air
tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya..
bukan besar kecilnya tugas
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
jadilah saja dirimu..
sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
(Dikutip dari: Terampil Berbahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIII)
65
Download