BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pakar Pada tahun 1976, sistem pakar sudah dikembangkan secara modern, yaitu MYCIN yang dibuat oleh shortliffe dengan bahasa pemrograman LIPS. Program MYCIN menyimpan ± 500 basis pengetahuan dan basis aturan untuk mendiagnosa penyakit pada manusia. Program ini mengimplementasikan metode penelusuran dan pemecahan masalah, serta mengembangkan berbagai teori penting dalam kecerdasan buatan seperti metode certainty factor, teory probabilitas dan theorema fuzzy. Pada saat dewasa ini program MYCIN menjadi acuan penting untuk pengembangan sistem pakar secara modern karena didalamnya telah terintegrasi semua komponen standar yang dubutuhkan oleh sistem pakar itu sendiri. Sistem pakar (Expert System) adalah penggabungan pengetahuan dan penelusuran data untuk memecahkan masalah secara yang normal memerlukan keahlian manusia sebagai seorang pakar. Sistem pakar memiliki ciri dan karakteristik yaitu: adanya pakar, pemakai dan sistem sedangkan pakar adalah orang yang mempunyai basis pengetahuan dalam menangani suatu masalah. Pemakai adalah orang yang ingin berkomunikasi atau berkonsultasi, sedangkan sistem menyediakan berbagai fasilitas untuk menggabungkan pakar dan 7 8 pemakai. Adapun konsep dasar dari sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, dan kemampuan untuk menjelaskan. 2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain: 1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. 2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis 3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. 4. Meningkatkan output dan produktifitas. 5. Meningkatkan kualitas. 6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka). 7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya. 8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. 9. Memiliki reabilitas. 10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. 11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. 12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan. 13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah. 14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan. 9 2.1.3 Kelemahan Sistem Pakar Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal 2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dibidangnya. 3. Sistem Pakar tidak 100% bernilai benar. 2.1.4 Struktur Bagan Sistem Pakar Suatu sistem disebut sebagai sistem pakar jika mempunyai ciri dan karakteristik tertentu. Hal ini juga harus didukung oleh komponen komponen sistem pakar yang mampu menggambarkan tentang ciri dan karakteristik tertentu. Dalam sistem pakar terdapat beberapa komponen, yaitu : subsistem penambahan pengetahuan,basis pengetahuan,motor inferensi,blackboard,user interface,subsistem penjelasan,sistem penyaring pengetahuan. Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar adalah: a. Subsistem penambahan pengetahuan. Bagian ini mengkonstruksi digunakan atau untuk memperluas memasukkan pengetahuan pengetahuan, dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari: ahli, buku, basisdata, penelitian, dan gambar. b. Basis pengetahuan. Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja didalam domain tertentu. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu: 10 1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based-Reasoning) Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan sipakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkahlangkah) pencapaian solusi. 2. Penalaran berbasis kasus (Case-Based-Reasoning) Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan. c. Motor inferensi (inference engine) Ada 3 elemen utama dalam motor inferensi, yaitu: 1. interpreter : mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan alam basis pengetahuan yang sesuai. 2. scheduler : akan mengontrol agenda. 3. Consistency enforcer : akan berusaha memelihara kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi yang bersifat darurat. 11 Sedangkan untuk pelacakannya, ada 2 cara yang dapat dikerjakan yaitu: 1. Forward chaining. Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis. 2. Backward chaining. Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan. d. Blackboard. Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu: 1. Rencana bagaimana menghadapi masalah. 2. Agenda : aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi 3. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan. e. Antarmuka Pemakai (User Interface) Antarmuka memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi. Pada umumnya antarmuka pemakai juga berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru kedalam basis pengetahuan sistem pakar, menampilkan fasilitas penjelasan sistem dan memberikan tuntunan penggunaan sistem secara menyeluruh langkah 12 demi langkah, sehingga pemakai mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. f. Subsistem Penjelasan. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan kelakuan tentang sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaanpertanyaan. g. Sistem Penyaring Pengetahuan. Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan dimasa mendatang. 2.1.5 Ketidakpastian Pada kenyataannya, banyak masalah didunia ini yang tidak dapat dimodelkan secara lengkap dan konsisten. Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan yang disebut dengan penalaran non monotomis dengan ciri-ciri penalaran sebagai berikut: Mengandung kepastian Adanya perubahan pada pengetahuan Adanya penambahan fakta baru dapat konklusi yang sudah dibentuk 13 2.1.6 Probabilitas dan Teorema Bayes Bentuk umum teorema bayes adalah: p(Hi|E) = p(E|Hi)* p(Hi) n Σ p(E|Hi)* p(Hi) k=1 Dimana: p(Hi|E) = probabilitas hipotesis Hi benar jika diberikan evidence E p(E|Hi) = probabilitas munculnya ecidence E jika diketahui hipotesis Hi benar p(Hi) = probabilitas hipotesis tanpa memandang evidence sebelumnya n = jumlah hipotesis yang mungkin Jika setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis muncul satu atau lebih evidence baru, maka: p(Hi|E,e) = p(H|E) . p(e|E,H) p(e|E) e = evidence lama E = evidence atau observasi baru p(H|E,e) = probabilitas hipotesis H benar jika muncul evidence atau observasi baru E dari evidence lama e p(H|E) = probabilitas hipotesis H benar jika diberikan evidence E p(e|E,H) = kaitan antara e dan E jika hipotesis H benar p(e|E) = kaitan antara e dan E tanpa memandang hipotesis apapun 14 Contoh kasus Langkah–langkah dalam menghasilkan nilai probabilitas Bayes suatu penyakit : 1. Melakukan pengumpulan data tanaman berdasarkan gejala utamanya 2. Mengidentifikasi gejala yang dialami tanaman dan hasil diagnosanya. 3. Melakukan proses perhitungan penentuan nilai probabilitas diagnosa penyakit dengan menggunakan teorema Bayes. Tanaman Tembakau mengalami gejala ada daun kelihatan bekas gigitan, penyuluh menduga bahwa Tanaman Tembakau terkena Kutu Daun dengan: a. Dari kasus ini diambil sampel penyakit kutu daun sebanyak 100 batang tanaman tembakau b. Probabilitas tanaman tembakau terkena kutu daun dengan gejala daun kelihatan bekas gigitan adalah p (kutu daun|daun kelihatan bekas gigitan) = 0,03, keterkaitan dengan gejala bercak-bercak kuning bila terkena kutu daun p (kutu daun|bercak-bercak kuning) = 0,1, jadi probabilitas tanaman terkena kutu daun adalah 0,03 c. Probabilitas munculnya tanaman tembakau terkena kutu daun dengan gejala bercak-bercak meluas pinggiran tulang adalah p (kutu daun|bercak-bercak meluas pinggiran tulang) = 0,15, keterkaitan dengan gejala daun menjadi kuning bila terkena kutu daun p (kutu daun|daun menjadi kuning) = 0,15, jadi probabilitas tanaman terkena kutu daun adalah 0,02 d. Probabilitas munculnya tanaman tembakau terkena kutu daun dengan gejala daun menjadi hitam dan rontok adalah p (kutu daun|daun menjadi hitam dan rontok) = 0,25, keterkaitan dengan gejala daun muda pucuknya mati adalah p (kutu daun|daun muda pucuknya mati) = 0,5, jadi probabilitas tanaman tembakau terkena kutu daun adalah 0,13 15 e. Keterkaitan gejala-gejala yang sudah dipilih maka pakar perkebunan menginputkan probabilitas penyakit tersebut adalah 0,97 f. c. Nilai terbesar dari probabilitas tersebut adalah 0,13 Relasi (Relation) Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan yang berbeda. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas tersebut, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu sebaliknya. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara 2 himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa : 1. Satu ke satu (1 : 1) Tipe relasi ini menghubungkan antar satu entitas dengan entitas yang lain yang berarti satu entitas pada pada tipe entitas A berhubungan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan juga sebaliknya. 2. Satu ke banyak (1 : N) Yang berarti suatu entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya. dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A. 3. Banyak ke banyak (M : N) Yang berarti sejumlah entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B dan demukian juga sebaliknya. 16 2.2 Penyakit Tanaman Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika tanaman tersebut dapat fungsi-fungsi fisiologis dengan baik, seperti pembelahan dan perkembangan sel, pengisapan air dan zat hara, fotosintesis, dan lain-lain. Gangguan pada proses fisiologis atau fungsi-fungsi tanaman dapat menimbulkan penyakit. Penyakit tanaman adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal, cukup jelas menimbulkan gejala yang dapat di lihat, menurunkan kuliatas atau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Tanaman sakit adalah suatu keadaan proses terhadap tanaman yang menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas hasil . Penyakit tanaman yang merupakan suatu penyimpangan atau abnormalitas tanaman amat beragam bentuknya, misalnya keriput daun, kuning pucat, bercak-bercak cokelat dan busuk. Akibatnya, tanaman tidak mampu melakukan fotosintesis secara maksimal. Gangguan tersebut mengakibatkan kerugian, ekonomis, berupa penurunan kuantitas dan jualitas hasil. Semua bagian tanaman berpotensi diserang penyakit hingga tanaman tersebut sakit . Klasifikasi penyakit tanaman dapat digolongkan berdasarkan antara lain : a. Bagian-bagian tanaman yang terserang seperti penyakit akar, penyakit batang, penyakit daun dan sebagainya. b. Tanda penyakit dan gejala penyakit yang disebabkannya seperti penyakit Layu , Penyakit Lanas , Penyakit Patik , Penyakit Tepung , Penyakit Busuk Tangkai , Penyakit Karat , dan lain-lain. 17 c. Penyebaran patogen tumbuhan sebelum mengadakan infeksi dilapangan seperti penyakit yang ditularkan oleh tanaman, air, serangga, biji dan sebagainya. 2.2.1 Penyakit Tanaman Tembakau Tanaman Tembakau mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dimana pemanfaatan tanaman tembakau adalah daunnya yang digunakan sebagai bahan dasar rokok dan cerutu. Makin banyaknya pabrik-pabrik rokok dan cerutu di Indonesia membuat makin banyaknya bermunculan para petani-petani tembakau. Seiring perkembangannya para petani dibingungkan dengan hamahama dan penyakit yang menyerang tanaman tembakau mereka yang dapat berakibat fatal dan meruginya para petani tembakau. Namun seiring berkembangnya teknologi pada bidang pertanian maka pengetahuan petani semakin luas dan dapat dengan mudah membeli jenis obat-obatan yang berguna memberantas hama-hama penyakit tersebut, dan dalam pemberantasan hama penyakit tersebut tidak hanya memakai obat-obatan kimia saja tapi dapat juga menggunakan cara-cara alami seperti pemanfaatan predator-predator alami yang sudah ada maka dalam penggunaan obat-obatan insektisida sebaiknya dikontrol agar tidak membunuh predator-predator alami tersebut, dan berikut merupakan tabel yang berisi jenis hama penyakit tembakau beserta penyebab dan saran dalam pengobatanya : 18 Tabel 2.1 Jenis Hama Penyakit Tanaman Tembakau Nama Penyakit Hama Gejala Penyebab Kutu Daun Daun kelihatan T. citricidus jelas bekas gigitan Bercak-bercak kuning Bercak-bercak meluas melalui pinggiran tulang daun Sehingga daun menjadi kuning Daun menjadi hitam kemudian rontok daun muda yang diserang pucuknya mati Ulat Tanah Agrotinae Batang-batang yang terserang terdapat bekas gigitan Bahkan banyak batang yang patah Daunnya banyak sekali yang bersera-serak Ulat Pucuk Daun kelihatan T. aurantii jelas bekas gigitan daun yang diserang berlubang-lubang penyerangannya bagian dalam tempat tumbuhnya daun tepatnya pada pucuk daun apabila pucuk daun sudahy mekar akan kelihatan lubang- Saran Populasi kutu daun dilapang dikendalikan oleh musuh-musuh alaminya predator dari famili Syrpidae Menochillus sp (Coccinellidae), Crysophidae, Scymnus sp. Pengendalian hendaknya dilakukan segera setelah koloni kutu terlihat pada daun. Untuk menghindari musnahnya musuh–musuh alami ini, pengguanaan insektisida hendaknya dilakukan secara berhatihati. Secara mekanis; ulat yang didalam tanah dicari dan langsung dibunuh. Secara kemis; dapat disemprot denagan pestisida Bayrusil 0,3% atau Dhasvel 0,1%. Disemprotkan Thiodan 35 EC dengan konsentrasi formulasi 1,5-2 ml per 1 liter air. Penyemprotannya pada waktu tanaman dipersemaian, berumur 12-40 hari dengan interval 7 hari, kemudian 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40 hari setelah tanam. 19 lubang gigitan bekas Pada batang Lamprosema terdapat bekas indicate f gerekan Pucuk daun yang diserang menjadi layu Daun yang sudah tua akan menggulung Penggulungan itu dimulai dari tepi daunnya Pada ssrangan berat batang akan menjadi bengkak Bila batang dibelah terdapat ulat yang berwarna kelabu dan bergerombol Prodenia Daun kelihatan Ulat Prodenia jelas bekas gigitan bercak-bercak kuning bercak-bercak meluas melalui pinggiran tulang daun daun yang diserang berlubang-lubang serangan lebih lanjut tinggal tulang daunnya saja Penyaerangan ini dimulai dari daun yang paling dekat denagn tanah Kemudian khirnya tanaman itu bisa diserang semua Ulat Gulung Disemprotkan dengan Insektisida yang dianjurkan. Ulat Litura Disemprotkan DDT atau Toyaphene dengan konsentrasi 0,1%. Digunakan Thiodan 3,5 EC sesuai denagn rekomendasi pabrik Cacing Nematoda Pertumbuhannya tidak normal tanaman menjadi kerdil Untuk menanggulangi hama tersebut secara preventif, jangan menanam pada tanah 20 akarnya berbenjolbenjol Bila akar dibelah, bail melintang atau membujur akan terlihat adanya Xylem yang rusak Daun-daunnya menguning Daun menjadi layu dan kemudian mati Penyakit Layu Seluruh tanaman Bacterium layu seperti solanacearum. tersiram air panas Daun-daun tersebut akan layu seluruhnya kelayuan pada daun mendadak yang terkena hanya bagian sebelah Daun tidak layu seluruhnaya Leher akarnya berlekuk-lekuk Batang bagain pangkal berlekuk dan berlendir Pada daunya terdapat bintikbintik cokelat Akarnya berwarna hitam dan busuk Bila batang dibelah baik melintang atau membujjur terdapat Xylem yang berwarna coklat Dan apabila dipijat akan keluar cairan seperti lendir yang berwarna putih kelabu Pada serangan yang asam. Secara Kuratifnya disemprot dengan Nemagon 5 G, Dan Fumigan E. D. B. Secara Preventif: yaitu dengan mengadakan rotasi tanaman, disamping itu juga dianjurkan untuk menanam jenis yang resisten. Secara Kemis: disemprot dengan Dithio carbamate (Zineb). Secara Mekanis: cabut tanaman yang sakit kemudian dimusnahkan, dengan cara dibakar. 21 lebih lanjut tanaman mati Penyakit Lanas Pada tembakau Cendawan yang sudah Phytophthora disimpan terdapat nicotinae bercak-bercak yang berwarna biru kehijau-hijaun Daunnya berwarna hijau kelabu kotor Seluruh tanaman layu seperti tersiram air panas Apabila dicabut akarnya tidak terangkat Pada daun yang terinfeksi terdapat bercak-bercak seperti cincin Kemudian layu secara bersamasama Yangterkena hanya bagian sebelah Daun-daun tersebut menjadi layu seluruhnya Leher akarnya berlekuk-lekuk Pada tingkat awal bercak tersebut berwarna cokelat Batang berwarna cokelat dan busuk tetapi kering Akarnya tidak busuk Daun berwarna coklat Dan mempunyai warna yang tidak teratur Apabila pangkal batang dibelah Secara Preventif pada persemaian, dapat dengan menyebar benih yang resisten dan jangan ditaburkan terlalu rapat untuk mengurangi kelembapan, tanah bedengan disterilkan da atap bedengan dibuat tinggi, disamping itu harus diadakan rotasi tanaman yang teratur dan diusahakan agar air lekas pergi. Secara Kemis pada persemaian: disemprot dengan Dithane M. 45. 22 membujur tampak empulurnya kering bersekat Penyakit Patik Pada daunnya Cendawan terdapat bercak- Cercospora bercak Pada tingkat awal bercak tersebut berwarna cokelat Bercak-bercak kuning Pada tembakau yag sudah disim]an terdapat bercakbercakyang berwarna biru kehijau-hijauan Penyakit Tepung Pada permukaan Cendawan daun terdapat Oidium tabaci bercak-bercak putih. permukaan daun tersebut tertutup oleh lapisan tepung yang berwarna putih Penyakit Tangkai Daun yang Bacteri Bacillus diserang aroideae berlubang-lubang Bercak-bercak meluas melalui pinggiran tulang daun Batang yang diserang berlubang-lubang. Tangkainya busuk. Empulurnya juga Busuk Daun yang bawah (yang terserang patik) segera diisolasi. Menggunakan benih yang pernah disimpan selama satu tahun. Daun yang sudah tua segera dipetik. Benih didesinfeksi dengan menggunakan Formalin 0,25%, Ag NO3 0,1% selama kurang lebih 15 menit. Pesemaian dapat disemprot dengan Bubur Bordeaux atau Bubur California dengan kosentrasi 0,2%. Membersihkan sisasisa tanaman sehabis tanaman tembakau. Menjaga kebun jangan sampai lembap dan daun yang sudah terlanjur terserang segera dipetik. Sebelum disimpan dalam gudang, daundaun diseleksi dahulu, kemudian yang sakit tidak diikutsertakan. Jarum penyunduk, sebelum digunakan, didesinfeksi dengan tepol. 23 berlubang dan busuk. Penyakit Mozaik Pada daun yang Virus Marmor sudah tua terdapat tabaci bercak-bercak yang tidak teratur. bercak-bercak tersebut semakin jelas. daun yang berbercak-bercak tersebut akan menggulung. Pertumbuhan terganggu sehingga tanaman kerdil. Sebelum bertugas, tangan-tangan si pekerja harus dicuci dengan cairan obat Trinatrium phosfat dan sabun. Pekerja juga dilarang merokok. Tanah yang mengandung bibit penyakit tersebut, bila akan ditanami tembakau harus disterilkan dahulu. Penyakit Kerupuk Virus Daun-daunnya tabaci mengeriting Daun mengkelung ke atas Daun berkeriput seperti kerupuk Batang yang terserang menjadi bengkak Membersihkan tanaman inang. Tanaman yang terserang segera dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya. Penyakit Karat Ruga bintik cokelat yang Alternaria dapat meluas longipes sampai keseluruh permukaan daun. Penyakit tersebut biasanya menyerang tanaman pada musim penghujan. Menggunakan varietas yang resisten. Mendesinfeksi benih kedalam larutan formalin 0,2% selama kurang lebih 15 menit. Mengadakan rotasi tanaman. Menanam tepat pada waktunya. 24 Penyakit Dumping off Apabila dicabut Cendawan Disemprot dengan phythium de akarnya busuk. Fungisida Cupravi. Pada serangan Baryanum lanjut tanaman roboh. Penyakit Rhizoctonisa SP Benih yang ditabur Sejenis banyak yang tidak Cendawan tumbuh. Apabila bibit yang tumbuh dicabut maka akan tampak akarnya yang busuk. Tanaman baru yang dipindahkan dari pesemaian akan layu secara tiba-tiba Cara Preventif: benih didesinfeksi dengan larutan Sublimat 1% selama kurang lebih 15 menit, mensterilkan tanah dengan larutan formalin 4%. Cara Kuratif: tanaman dapat disemprot dengan larutan Bubur Bordeaux/ K.O.C, tanaman dapat disemprot dengan larutan fungisida Dithane M.45 0,2%