Kehamilan dan Miastenia gravis

advertisement
Kehamilan dan Miastenia
Gravis
OLEH:
DWI DEWI KUSUMO
PEMBIMBING:
DR. FX. SOETEDJO, SP.S (K)
Abstrak
Tujuan kajian: Miastenia gravis (MG) adalah gangguan autoimun yang ditandai dengan fluktuasi mata,
tungkai, atau kelemahan otot orofaringeal akibat serangan termediasi antibodi di neuromuscular junction.
Insiden MG pada perempuan memuncak pada dekade ketiga selama masa subur. Sejumlah faktor dapat
memperburuk MG, termasuk kehamilan. Ketika pengobatan dibutuhkan, harus dipilih dengan hati-hati dan
dengan pertimbangan efek yang mungkin terjadi pada ibu dengan MG, kehamilan, dan janin.
Temuan terbaru: Keputusan yang kompleks dalam pengobatan pada wanita yang disertai MG atau dengan
indikasi adanya MG pada masa kehamilan. Meskipun data sangat bisa diobservasi, sejumlah pola karakteristik
dan masalah yang berkaitan dengan risiko kepada pasien, integritas kehamilan, dan risiko terhadap janin telah
dikenali. Pengetahuan yang baik terhadap pertimbangan khusus ketika menghadapi kehamilan yang disertai MG
sangat penting untuk menghindari potensi bahaya di kedua pasien dan janin. Penggunaan agen imunosupresif
menimbulkan risiko bagi janin. Memburuknya MG dengan insufisiensi pernapasan menimbulkan risiko bagi ibu
dan janin.
Ringkasan: Artikel ini mengkaji informasi yang tersedia mengenai harapan dan pengelolaan untuk pasien
dengan MG pada usia subur. Penentuan perawatan harus diatur berdasarkan tingkat keparahan MG, distribusi
kelemahan, penyakit penyerta, dan keadaan janin. Partisipasi pasien dalam mengambul keputusan sangan
penting untuk kesuksesan pengelolaan penyakit.
Introduksi
Miastenia Gravis
• Gangguan kronis yang ditandai dengan kelemahan fluktuatif dan
kelemahan otot-otot volenter yang cepat.
• Acquired MG (MG didapat) adalah gangguan autoimun pada antibodi di
neuromuscular junction yang menyebabkan ketidakseimbangan transmisi
neuromuskuler dan kelemahan otot skelet.
• Gejala dapat muncul pada semua usia
• Tingkat kejadian tertinggi terjadi pada wanita pada usia dekade ketiga.
• MG lebih sering ditemui pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki,
dengan rasio 3:2.
Pemicu MG yang diketahui
•
•
•
•
•
infeksi,
perubahan pada fungsi hormon tiroid,
anestesi umum,
pengobatan tertentu,
Stres emosional atau fisik, haid, kehamilan dan keadaan postpartum.
Introduksi
Perawatan pasien perempuan dengan MG
• Merawat pasien perempuan pada masa subur, sama seperti perawatan pada
masa kehamilan dan periode postpartum.
• Dalam persiapan kehamilan, wanita dengan MG membutuhkan edukasi dan
konseling untuk menangani masalah terapi
• Wanita dengan MG mendapatkan keuntungan dari pendekatan interdispliner
personal untuk perawatan selama masa kehamilan dan periode postpartum
• Setelah proses kelahiran bayi yang sehat, MG tetap dapat mempengaruhi
keadaan ibu.
• Seorang wanita dengan MG harus diinformasikan secara penuh dan waspada
bahwa kehamilan yang diinginkan adalah sebuah komitmen fisik yang dapat
dipengaruhi MG namun juga membutuhkan kemampuan lebih untuk mengatasi
kebutuhan dalam proses asuh dan proses penyakitnya.
Tujuan pembuatan artikel
• Mendiskusikan pendekatan awal pada pasien wanita pada masa subur dengan
MG, termasuk diagnosis dan penatalaksanaan.
Diagnosis Miastenia Gravis Selama
Kehamilan
MG biasanya baru dapat muncul atau memperburuk pada sekitar sepertiga masa kehamilan pasien.
Gejala kelemahan fluktiatif merupakan ciri khas dari kondisi ini
Ketika dilengkapi dengan gejala kelemahan tipikal MG, yaitu:
kelemahan ptosis,
diplopoa,
disartria,
disfagia, dan/atau
kelemahan tungkai
Harus dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih jauh
jika pasien belum didiagnosis secara pasti),
termasuk pemeriksaan elektrodiagnostik dan
acetylcholine receptor (Achr)-binding antibody.
Jika antibodi Achr tidak dapat dideteksi, harus
dilakukan pengukuran anti-muscle specific kinase
(MuSK).
Diagnosis Miastenia Gravis Selama
Kehamilan
Penegakkan diagnosis
• Dapat dilakukan pada pada pasien dengan tanda dan gejala klinis MG jika terdapat
peningkatan serum anti-AChR-binding antibody atau antibodi anti-MuSk.
Pasien dapat dilakukan pemeriksaan foto CT dada tanpa kontras untuk menilai kelenjar
timus
• Lebih sering dilakukan setelah proses kelahiran, terutama pada pasien dengan antibodi
negatif.
Resiko radiasi dihindari dengan MRI dada
• Namun pemeriksaan ini tidak menvisualisasikan mediastinum anterior seperti pada
pemeriksaan foto CT
Thymoma sangat jarang ditemukan pada rentang usia ini, terutama jika pada tes antibodi
AchR negatif.
Perubahan pada Myastenia Gravis Selama
Kehamilan
Tingkat keparahan kelemahan pada awal kehamilan tidak dapat memprediksikan baik
remisi atau eksaserbasi MG
Krisis miastenik atau bahkan remisi penyakit dapat muncul pada masa kehamilan.
Pasien dapat mengalami hipoventilasi sekunder akibat
• Kelemahan otot pernapasan.
• Petumbuan janin yang membatasi diafragma dan mengganggu fungsi pernapasan
• Pada beberapat titik selama kehamilan, sekitar 20% pasen mengalami krisis
respiratori terkait ventilasi mekanik.
Komplikasi jarang pada MG pada massa kehamilan
• Supresi sumsum tulang; dapat diakibatkan oleh rekasi autoimun terhadap unit
pembentukan koloni megakariosit.
Perubahan pada Myastenia Gravis Selama
Kehamilan
Pasien dengan terapi imunosupresan juga dapat menderita infeksi sekunder
akibat penurunan imunitas.
Pasien dapat mengalami kelemahan yang semakin memburuk, terutama pada
fase kedua kehamilan.
• Pada fase ini pasien membutuhkan pendamping (asisten)
Diketahui terdapat hubungan antara MG dan preeklamsi
• Jika pengobatan diperlukan, magnesium sulfat harus digunakan dengan hati-hati
karena efeknya yang merusak langsung. Eksaserbasi kelemahan mungkin
membutuhkan bantuan respirasi.
Janin Selama Kehamilan dan
Kelahiran
Jalur transplasenta
autoantibodi
maternal dapat
menyebabkan
kelamahan
otot janin di
dalam
uterus,
mengurangi
gerak janin,
menghasilkan
polihidramion,
dan
mempengar
hui proses
kelahiran.
Kesulitan janin juga telah diketahui terjadi bahkan pada ibu yang memiliki gejala ringan atau
asimtommatik, yang menghasilkan antibodi melawan AChR janin.
Pada kasus yang langka, bayi dari ibu dengan MG dapat menderita
multipleks artrogiposis kongenital, sebuah gangguan yang ditandai
oleh kontraktur sendi multipel, dan anomali lainnya.
Hal ini bisa dipantau
dengan ultrasound
(USG).
Memiliki seorang anak yang memiliki komplikasi neonatal MG dapat menjadi prediksi pengaruh
MG terhadap keturunan berikutnya.
Janin Selama Kehamilan dan Kelahiran
Sekitar 10% sampai 20% bayi yang lahir dari ibu dengan MG mengembangkan MG neonatal
transien.
Pada kasus ibu dengan poristif AchR
• MG neonatal transien dapat muncul pada ibu dengan antibodi anti-MuSK positif
• Jarang terjadi pada ibu dengan seronegatif.
• Antibodi maternal diduga berpindah melewati plasenta ke janin.
• Hanya sebagaian kecil janin yang mengembangakan gejala.
Gejala umum termasuk
• Hipotonia general/menyeluruh gangguan pernapasan, makan dan menelan.
• Gejala MG neonatal transien biasanya muncul beberapa jam setelah kelahiran
• Gejala kembali dapat sembuh dalam 1 bulan (Jangka waktu 1 – 7 minggu).
Pengobatan MG neonatal transien
• Terapi suportif (bantuan ventilator dan pemberian asupan nasogastrik, ketika dibutuhkan)
• Pyridogstigmine (0,5 mg/kg sampai 1,0 mg/kg) dalam dosis yang dibagi diberikan 30 menit sebelum
makan agar dapat membantu meningkatkan isapan dan mengurangi resiko aspirasi.
Janin Selama Kehamilan dan Kelahiran
Pasien dengan MG neonatal transien sangat jarang menderita komplikasi
permanen seperti
• bular persisten
• kelemahan fasial
• dan gangguan pendengaran.
Inaktifasi subunit AChR selama masa perkembangan otot janin telah diketahui
bahwa penyababnya berasal dari fenotipe.
Rasio antibodi AChR janin/dewasa dilaporkan dapat berguna untuk
memperkirakan tingkat keparahan dari manifestasi MG.
Laporan kasus menyarankan bahwa plasma exchange dan pemberian prednison
selama kehamilan dapat mengurangi keparahan fenotip
• Diperlukan studi lebih lanjut.
Keputusan Pengobatan sebelum Kehamilan
Secara umum, keparahan dan distribusi kelemahan harus diberikan terapi pengarahan
pada wanita dengan MG yang merencakan kehamilan.
Pasien yang baru saja terdiagnosa MG okular atau ringan
• Memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita MG menyeluruh yang lebih tinggi,
terutama 2 tahun setelah mengalami gejala pertama.
Pasien MG yang saat ini menggunakan pengobatan imunosupresif menimbulkan
masalah lain.
• Inisiasi agen imunosupresif selain prednisone sebelum dan pada masa kehamilan
sangat dihindari.
Berikut Tabel 6-1. Daftar medikasi yang digunakan dalam perawatan MG yang terkait
kategori kehamilan US Food and Drug Administration (FDA) dan dilaporkan beresiko
teratogenik.
Intervensi
Pyridogstigmine
Prednisone
Plasma exchange
Immunoglobulin
Cyclosporine
Kategori
Efek samping
kehamilan
Tertogenisitas
FDA
Twitching otot, diare, batuk dengan C
Tidak ada data
peningkatan produksi mukus,
bradikardi
Penambahan berat badan,
C
Studi pada hewan menunjukan
hiperglikemia,hipertensi, gangguan
kejadian pada pembelahan
gastrointestinal dan ulserasi,
palatal
perubahan mood, osteoporosis dan
miopati
Hipotensi, takikardi,
n/a
Belum ada data. Plasma
ketidakseimbangan elektrolit,
exchange telah berhasil
sepsis, reaksi alergi, nausea,
digunakan selama masa
muntah, trombosis vena dan
kehamilan.
hematoma
Sakit kepala, meningitis,
C
Belum ada laporan pada studi
dermatitis, edema pulmo, reaksi
dengan hewan. IVIg telah
anafilaktik, gangguan ginjal akut,
sukses digunakan selama masa
trombosis vena, stroke dan
kehamilan manusia.
hepatitis
Keracunan renal, hipertensi,
C
Bukti pada manusia
kejang, miopati, peningkatan
menunjukan kelahiran premaur
resiko infeksi
dan berat badan rendah pada
usia gestasional
Intervensi
Mycophenolate mofetil
Azathioprine
Rituximab
Kategori
Efek samping
kehamilan
Tertogenisitas
FDA
Peningkatan resiko infeksi,
D
Keguguran kehamilan pada
kemungkinan resiko terkana
trimester pertama dan
limfoma dan keganasan lainnya
malforamsi kongenital pada
seperti kanker kulit
wajah dan tingkai bawah,
jantung, esofagus dan ginjal
telah dilaporkan.
Hepatotoksisitas, supresi sumsum D
Kecacatan kongenital sporadik
tulang, nausea, muntah, diare,
seperti cerebral palsy,
kemungkinan resiko terkena
kacacatan kardiovaskular,
limfoma dan leukimia
hipospadia, cerebral hemoragik,
polidaktil dan hipotiroidisme.
Telah dilaporkan kerusakan
kromosom di uterus.
Demam, astenia, sakit kepala,
C
Limfositopenia sel B yang
nyeri abdomen, hipotensi,
secara umum bertahan hingga 6
trombositopeni, ensefalopati
bulan dapat diperoeh pada
multifocal progresif
infant yang terpapar rituximab
di dalam uterus.
Keputusan Pengobatan sebelum Kehamilan
Resiko paling tinggi MG general
• 2 sampai 3 tahun setelah onset pertama.
• Selama tahun-tahun ini, pasien sangat disarankan untuk menunda kehamilan
untuk mengurangi kemungkinan kondisi yang lebih buruk
• Pada beberapa wanita, kehamilan dapat membahayakan dan oleh karenanya
dipertimbangkan sebagai kontraindikasi.
Dibutuhkan kepercayaan antara hubungan pasien
dengan dokter
• Untuk penundaan kehamilan.
• Pasien harus diyakinkan apapun keputusannya, pasien akan tetap
mendapatkan perawatan.
• Dengan pengawasan intensif, wanita sehat lainnya dengan MG terkontrol
baik dapat memilki kehamilan yang tidak beresiko.
Keputusan Pengobatan sebelum Kehamilan
Pengobatan diatur dan bergantung pada kondisi klinis.
Pada manifestasi penyakit minimal, pyrodogstigmin dapat dipertimbangakan untuk
diberikan untuk perawatan simtomatik sebelum masa kehamilan yang diinginkan.
Pasien miastenia yang asimtomatik tidak disarankan menerima terapi.
Pasien dengan kelemahan sedang dapat mendapatkan manfaat dari steroid, sebuah
medikasi dengan tingkat tertogenik yang rendah.
• Jika pasien dalam terapi lain seperti agen steroid dengan imunosupresan rendah), pasien dapat
memiliki reaksi yang tidak utuh terhadap steroid.
• Bergantung pada distribusi kelemahan dan keparahan, penggunaa steroid dapat menjadi pengobatan
alternatif.
Efek samping harus diawasi dengan ketat. Jika tymemectomy dipertimbangkan, hal ini
harus dilakukan sebelum kehamilan atau setelah periode postpartum yang stabil karena efek
terapi yang tertunda dan resiko pembedahan.
Pilihan Pengobatan Selama Kehamilan
Selama
kehamilan,
Pasien dengan
penyakit MG
ringan
•
•
•
•
MG meningkat sekitar 30% sampai 40% pasien,
Tidak berubah pada 30% sampai 40% pasien
Memperburuk pada 20% sampai 30%.
Persentasi terbesar eksaserbasi didapatkan pada trisemester pertama,
dalam minggu ke 4 kehamilan.
• Tidak membutuhkan pengobatan
• Namun tetap membutuhkan tinjauan berkala untuk menilai
kelemahan.
Pilihan Pengobatan Selama kehamilan
Ketika
diperlukan,
medikasi yang
memiliki efek
teratogenik yang
rendah lebih
diutamakan.
Pengobatan
alternatif
potensial untuk
menghilangkan
gejala, termasuk
pyridostigmin,
dapat digunakan
secara aman.
Medikasi
antikolinesterase
merupakan
katergori C
kehamilan.
Pengguanaan berlebih
kolinesterase inhibitor dapat
menginduksi kontraksi
uteri, kelahiran prematur
dan peningkatan sekresi
oral, yang dapat
menyulitkan pasien dengan
kelemahan otot
orofaringeal.
Pilihan pengobatan selama kehamilan
Agen-agen ini sering
digunakan untuk pengobatan
ekaserbasi kelemahan dan
dapat digunakan secara aman
selama kehamilan
Prednisone
Plasma exchange atau IVIg
• Kortikosteroid,
• Plasma exchange,
• IV imunoglobulin (IVIg)
• Terdapat resiko kecil terjadinya pembelahan palatal
• Penggunaan osis tinggi telah dikaitkan dengan ruptur
membran prematur
• Secara teori dapat menyebabkan aborsi selama periode 24
jam setelah didapatkan koagulopati.
• Hipotensi merupakan efek samping serius terkait
penggunaan plasma exchange.
• Keuntungan dari plasma exchange atau IVIg adalah jangka
pendek, dan pengobatan berulang mungkin dibutuhkan.
Dengan resiko ini, penggunaan obat-obat tersebut hanya digunakan untuk penanganan
gejala MG yang lebih parah atau krisis miastenia.
Pilihan pengobatan selama kehamilan
Untuk mencegah terjadinya hipotensi,
• Pasien harus ditempatkan pada posisi left lateral decubitus
• dan status cairan harus diawasi selama masa pengobatan.
Penggunaan cyclosporine tidak disarankan karena peningkatan faktor resiko aborsi
spontan, kelahiran prematur, dan kelahiran berat badan rendah.
Azathioprine dan mycophenolate mofetil merupakan pengobatan kategori D kehamilan, dan
methotrexate merupakan kategori X.
• Penggunaan medikasi ini tidak direkomendasikan dalam kehamilan karena
menimbulkan resiko yang signifikan pada janin.
Kelahiran dan Persalinan.
Pada tahap kedua kelahiran, kelelahan mungkin terjadi saat kontraksi otot skelet.
• Dokter obstetri harus bersiap untuk mendampingi selama proses persalinan dengan
vacuum atau forceps ketika dibutuhkan.
• Kolinesterase inhibitor dapat meminimalkan kelelahan selama proses persalinan.
Belum ada korelasi yang terbukti antara cara persalian dan tingkat eksaserbasi
dalam puerperium.
Selama persalinan, reginonal anestesi dapat digunakan secara aman dan
mengurangi resiko medikasi terinduksi blokade neuromuskular dari anestesi
nondeporarisasi atau agen kuretase (Tabel 6-2).
• Pada pasien yang menerima anestesi spinal atau epidural yang tinggi dapat mengalami
penurunan fungsi pernapasan
Kelahiran dan Persalinan.
Pengobatan eklamsia dengan magesium sulfat pada wanita
dengan MG harus dilakukan dengan hati-hati.
• Magnesium menghalangi pintu masuk kalsium pada syaraf terminal dan
menghambat pelepasan asetilkolin, dan mengganggu transmisi
neuromuskuler.
Infeksi, gangguan elektrolit, dan beberapa obat telah
diketahui dapat memicu MG laten atau memicu krisis
miastenia.
• Beberapa vaksin diketahui dapat menyebabkan masalah tersebut. Sebagai
aturan dasar, vaksin denganvirus hidup harus dihindari pada pasien
dengan MG, terutama pada terapi imunosupresan.
• Tabel 6-2 menyimpulkan medikasi yang menyebabkan ekaserbasi MG.
Tabel 6-2. Medikasi yang Menyebabkan Eksaserbasi Myastenia Gravis
> D-peniciliamine dan α-interferon tidak boleh digunakan pada pasien dengan miastenia gravis (dapat memicu
miastenia gravis).
> Obat-obat berikut ini dapat menimbulkan kondisi kelemahan yang lebih buruk. Penggunaan dan
pengawasan pasien untuk gejala eksaserbasi miastenia harus dengan hati-hati dan waspada.
Succinylcholine, d-tubocurarine, vecuronium dan agen penghambat neuromuscular lainnya termasuk
toksin botulinum
Quinine, quinidine dan procainamide
Beta-blocker termasuk propanolol, atenolol dan tetes mata timolol maleat
Calcium channel blockers
Agen kontras iodinate
Magnesium termasuk susu magnesia, antasid yang mengandung hidrokside dan magnesium sulfat
Antibiotik tertentu termasuk
Aminoglikosid (seperti tobramycin, gentamycin, dan kanamycin, neomycin, streptomycin)
Macrolides (seperti erytromycin, azitromicin, telitromisin)
Fluoroquinolon (seperti ciprofloxacin, moxifloxacin, norfloxacin, ofloxacin, pefloxacin)
Colistin
> Banyak obat lain yang dilaporkan menyebabkan eksaserbasi kelemahan pada beberapa pasien miastenia
gravis. Semua pasien dengan miastenia gravis harus diobservasi dalam peningkatan kelemahan kapanpun
pengobatan baru dimulai.
> Pasien dengan miastenia gravis atau penyakit dahulu tymoma harus dipertimbangkan alternatif atas
penerimaan vaksin demam kuning, vaksin shigela dan vaksin "virus hidup" lainnya.
Periode Postpartum
Sebagian medikasi untuk pengobatan MG dapat disekresikan kedalam ASI
The American Academy of Pediatrics mempertimbangkan pyridogstigmine, prednisone dan
prednisolone dapat digunakan selama masa laktasi.
• Sebab pyrodogstigmine tidak dieksresikan kedalam ASI.
Cyclosporine dapat dieksresikan pada ASI.
• Terdapat efek potensial dalam pengasuhan infan seperti imunoupresi, neutropeni, retardasi
pertumbuhan dan potensial karsinogenesis
• Cyclosporine dianggap sebagai kontraindikasi oleh the American Academy of Pediatrics.
Azathiorie dan methotrexate tidak aman digunakan selama masa laktasi. Tingkat
keamaanan mycophenolate mofetil rituximab atau IVIg (manusia) selama laktasi tidak
diketahui.
Rituximab di sekresikan pada susu laktasi kera, dan IgG di ekresikan pada ASI. Tabel 6-3
meringkas keamanan penggunaan medikasi MG selama laktasi.
Tabel 6-3. Keamanan medikasi yang digunakan dalam Miastenia gravis selama Laktasi
> Aman: Dapat digunakan pada masa laktasi
pyridostigmine
Predisone
Prednisolone
> Kontraindikasi yang menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada janin
Azathioprine
Cyclosporine
Methotrexate
> Waspada: tidak ada data yang signifikan
Mycophenolate mofetil
Rituximab
Imunoglobulin (manusia)
Periode Postpartum
Setelah kehamilan yang sukses, perawatan bayi memunculkan tantangan yang mungkin
berdampak pada ibu dengan MG.
• Pasien dapat mengalami gejala yang semakin memburuk karena kelelahan karena kurang tidur,
asupan berkala, penginkatan penggunaan tenaga fisik terkait perawatan bayi.
• Gejala selama periode ini dapat berlangsung sementara dan diatasi dengan pengobatan konservatif,
termasuk pengadaan sistem dukungan.
Semua wanita dalam masa subur yang memulai atau memulai kembali penggunaan obat
imunosupresif harus mendapatkan konseling kontraseptif dan penggunaan kontrasepsi
efektif.
Pasien harus mulai dengan menggunakan metode kontrasepsi yang dipilih 4 minggu
sebelum memulai terap MG dan melanjutkan kontrasepsi selama terapi.
• Ketika terapi imunosupresi tidak dilanjutkan, kontrasepsi efektif harus dilanjutkan selama 6 bulan
sebelum diinginkan adanya kehamilan.
Mycophenolate mofetil mengurangi hormon pada darah pada kontrasepsi pil oral dan
secara teoritis dapat mengurangi efektifitasnya.
• Dua benuk kontrasepsi harus digunakan secara bersamaan untuk medikasi khusus kecuali penundaan
kehamilan merupakanmetode yang dipilih
Konklusi
MG dapat muncul pertama kali pada masa kehamilan atau pada masa
postpartum.
Eksaserbasi mungkin dapat muncul pada pasien dengan MG yang
sudah ada.
Kehamilan dapat mempengaruhi perjalanan MG dalam cara yang
tidak bisa diprediksi
Gejala yang semakin memburuk sering ditemukan pada trimester
pertama atau pada 3 – 4 minggu pertama postpartum.
• Efek satu kehamilan pada MG tidak dapat memprediksi pada
kehamilan berikutnya.
Tabel 6-4 meringkas aspek penting yang membutuhkan perhatian dan
pengawasan untuk memastikan penanganan yag adekuat pada pasien
dengan MG selama masa subur.
Konklusi
Medikasi imunosupresan memiliki efek teratogenik dan
penggunaannya dihentikan 4 – 6 bulan sebelum dipahami.
Kortikosteroid, plasma exchange, dan IVIg memiliki
potensial resiko yang lebih rendah, dan telah digunakan
secara aman pada kehamilan dan oleh karena itu lebih
diutamakan dalam penanganan ekaserbasi selama
kehamilan.
Pendekatan individual dan interdispliner untuk perawatan
dibutuhkan selama masa kehamilan dan periode postpartum
pada pasien dengan MG dan bayinya.
Tabel 6-4. Masalah pada wanita pada masa subur yang mengidap Miastenia gravis
> Pre-Kehamilan
Konseling mengenai efek kehamilan pada miastenia gravis (MG)
Konseling mengenai efek MG pada kehamilan
Pilihan terapi untuk mengoptimalkan respon yang mungkin diperlukan sebagai antisipasi dalam kehamilan
Konseling variasi obat terhadap kesehatan janin
Konseling resiko arhtogyposis on the fetus
Pengawasan jangka panjang efek terapi seperti prednison, imunosupresan dan thymectomy.
> Kehamilan
Membutuhkan pengawasan cermat termasuk obstetri klinis resiko tinggi
Pilihanterapi selama masa kehamilan perlu disesuaikan
Menimbang resiko dari terapi imunosupresan
Mengawasi pada perburukan pada onset MG selama trimester pertama atau postpartum
Pasien mungkin memiliki peningkatan pada trimester kedua dan ketiga
Perubahan fisiologi seperi penurunan diagfragma mungkin mengganggu proses pernapasan, penambahan berat badan dan
peningkatan volume darah
> Kesehatan janin
Pengawasan neonatal dibutuhkan karena resiko arthrogyposis atau MG neonatal sementara.
Pengawasan efek janin terhadap pernapasan yang tidak adekuat pada ibu
Mempertimbangakan efek terapi pada janin seperti imunosupresan, prednison, IVIg, plasma exchange
Mempertimbangkan pengobatan suportif untuk MG neonatal sementara jika terdapat diindikasi.
> Potspartum
Ibu dan Bayi beresiko mengalami kelemahan
Masalah Asi termasuk medikasi, keberadaan antibodi pada AS; keterlambatan asupan dapat menyebabkan kelemahan pada pasien.
Ketika memulai imunosupresan, pasien harus menerima konseling kontrasepsi dan penggunaan kontrasepsi yang efektif.
Terima Kasih
Download