BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 State of The Art Penelitian ini merujuk

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
State of The Art
Penelitian ini merujuk kepada penelitian – penelitian yang dilakukan sebelumnya sebagai
daftar acuan untuk memperlihatkan perbedaan dari penelitian yang dilakukan setelahnya. Berikut
daftar dari jurnal penelitian sebelumnya.
Penelitian yang berjudul The strategic importance of brand positioning in the place brand
concept: elements, structure and application capabilities yang ditulis oleh Karolina Janiszewska
dan Andresa Insch dalam jurnal Journal of International studies volume 5 No.1 tahun 2012.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa brand positioning merupakan alat pemasaran yang
sangat penting sebagai indikator arah pertumbuhan, sebagai indikator dari strategi komunikasi
sebagai alat kunci pada setiap tahap dari proses manajemen: analisis, perencanaan, pelaksanaan.
Penelitian yang berjudul Brand Positioning - A Marketing Resource and an Effective
Tool for Small and Medium Enterprises ditulis oleh Tudor Edu dan Iliuta Costel Negricea dalam
Journal of Knowledge Management, Economics and Information Technology. Hasil dari
penelitian brand positioning
merupakan instrumen yang efektif dan harusdigunakan sesuai
dengan bidang usaha, visi, misi, nilai-nilai dan tujuan perusahaan. selain itu juga sebagai titik
awal dari semua program pemasaran, yang berarti semua program ini harus memiliki tujuan
pencapaian posisi yang diinginkan di benak konsumen.
Branding dan positioning memiliki keterkaitan. Sebuah merek tidak dapat dibangun dan /
atau dikembangkan tanpa posisi yang tepat di benak konsumen. Tujuan jangka panjang dari
usaha kecil dan menengah adalah harus terciptanya sebuah brand yang kuat.
Penelitian sebelumnya yang berjudul Pengaruh Brand Positioning Terhadap Loyalitas
Pelanggan Surat Kabar Pikiran Rakyat yang ditulis oleh Arie Indra Gunawan dalam jurnal Ilmiah
Pend. Ekonomi, (Volume 1 Nomor 2) September 2013Hasil dari penelitian ini bahwa upaya
brand positioning
yang dilakukan oleh Harian Umum Pikiran Rakyat telah mampu
mempengaruhi pikiran dan benak pelanggannya dan diperkuat dengan adanya indikator –
indikator seperti loyalitas konsumen dan kredibiltas.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Brand Positioning Wonderful Indonesia Terhadap
Keputusan Wisatawan Mancanegara Untuk Berkunjung Ke Indonesia yang ditulis oleh Conny
Maharani P, Rini Andari, dan Tomy Andrianto pada tahun 2013 ini menunjukkan bahwa brand
positioning yang dilakukan oleh Wonerful Indonesia telah menapai hasil dan mendapatkan
penilaian yang cukup baik dari empat aspek yaitu keunikan, kredibilitas, keberlanjutan dan
kesesuaian maka segi kredibilitas yang mendapat apresiasi paling baik.
Penelitian yang berjudul Strategi Media Relations PT Indonesia Transformasi Indonesia
Dalam Brand Positioning Trans TV yang ditulis oleh Risti Rahmania pada tahun 2014. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Trans TV selalu menjalin hubungan yang baik kepada
awak media dengan melakukan kegiatan seperti, press conference, peiputan dan juga wawancara.
State of the art di dalam sebuah penelitian terdiri dari kumpulan penelitian penelitian
terdahulu yang dijadikan sebagiai referensi dan perbandingan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jurnal Penelitian
No
Judul dan
Tempat
.
Peneliti
dan Waktu
1.
The strategic
Polandia,
importance
2012
Metodologi
Kualitatif
Hasil Penelitian
Perbandingan
Meneliti tentang
Kedua penelitian
pembentukan brand
ini
of brand
positioning dari aspek
mengedepankan
positioning in
struktur dan
pentingnya
the place
pengaplikasiannya.
melakukan upaya
brand
brand positioning
concept:
untuk
elements,
pertumbuhan
structure and
sebuah brand.
application
capabilities
Karolina
Janiszewska,
Andresa
Insch
(Volume 5,
Number 1,
2012).
Journal of
International
studies
2.
Tudor Edu
Romania
dan Iliuta
2012
Kualitatif
Penelitian ini dilakukan
Kedua penelitian
terhadap perusahaan –
ini meneliti upaya
Costel
perusahaan dan pelaku
untuk
Negricea
usaha kecil dan
menempatkan
Brand
menengah.
sebuah brand di
Positioning -
posisi yang tepat
A Marketing
di masyarakat
Resource and
dengan
an Effective
disesuaikan
Tool for
dengan visi dan
Small and
misi perusahaan.
Medium
Enterprises
Journal of
Knowledge
Management,
Economics
and
Information
Technology
No.
3.
Judul dan
Tempat dan
Metodologi
Hasil Penelitian
Peneliti
Waktu
Kuantitatif
Penelitian ini dilakukan
Penelitian ini dapat
kepada para konsumen
dijadikan pertimbangan
Pengaruh
harian Pikiran Rakyat di
betapa besar nya peran
Brand
kota Bandung yang
brand positioning
Positionin
mana brand positioning
dalam rangka
g
terbukti memiliki
mempengaruhi benak
Terhadap
pengaruh terhadap
pelanggan dan
Loyalitas
loyalitas pelanggan.
masyarakat terhadap
Arie Indra
Bandung,
Gunawan
2013
Perbandingan
Pelanggan
sebuah brand, yang
Surat
mana pada penelitian
Kabar
ini Big TV melalui PT
Pikiran
Indonesia Media
Rakyat
Televisi sedang
Edunomic,
mengupayakan hal
Jurnal
tersebut.
Ilmiah
Pend.
Ekonomi,
(Volume 1
Nomor 2)
September
2013
4.
Penelitian yang
Pada penelitian ini
Maharani
dilakukan terhadap turis
Wonderful Indonesia
P, Rini
asing mancanegara yang
juga melakukan hal
Andari,
berkunjung ke
yang sama dengan PT
Tomy
Indonesia.
Indonesia Media
Conny
2013
Kuantiatif
Andrianto
Televisi yaitu
Pengaruh
melakukan upaya brand
Brand
positioning dengan
Positionin
mengedepankan aspek
g
– aspek seperti
Wonderful
keunikan yang dimiliki.
Indonesia
Terhadap
Keputusan
Wisatawan
Mancaneg
ara Untuk
Berkunjun
g Ke
Indonesia
5.
Penelitian yang
Kedua penelitian ini
dilakukan kepada divisi
melakukan brand
Strategi
public relations di PT
positioning nya
Media
Transformasi Indonesia
terhadap produk
Relations
membuktikan strategi
mereka juga
PT
media relations dapat
melibatkan upaya –
Indonesia
dijadikan salah satu
upaya publikasi.
Transform
upaya brand positioning.
Risti
Jakarta,
Rahmania
2014
asi
Indonesia
Dalam
Kualitatif
Brand
Positionin
g Trans
TV
2.2
Brand
2.2.1
Definisi Brand
Seperti dikutip oleh Erna Ferrinadewi (2008), Keegan et al menyatakan bahwa merek
adalah sejumlah citra dan pendapat dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat
yang dijanjikan oleh perusahaan tertentu. Ini merupakan salah satu upaya dari perusahaan untuk
menciptakan sebuah brand, bahkan banyak perusahaan yang memberikan porsi anggaran khusus
untuk melakukan branding.
Berikut ini adalah definisi brand menurut para ahli:
1) Brand atau merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat,
manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli (Kotler, Armstrong,
1997).
2) Brand adalah ide, kata, desain grafis dan suara/bunyi yang mensimbolisasikan
produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut (Janita,
2009).
Sesuai dengan pernyataan para ahli di atas maka sebuah brand tentunya memiliki peranan
yang sangat penting dalam keberadaan suatu produk. Hal tersebut sangat penting terutama agar
dapat menanamkan sesuatu atau beberapa hal yang diinginkan oleh perusahaan untuk
ditanamkan pada benak masyarakat. Selain itu brand juga harus mampu memenuhi beberapa
unsur yang dapat menarik minat dari para konsumen seperti dari aspek keunikan, orisinalitas ide,
dan hal – hal lain yang dapat mendukung agar teciptanya ciri khas dari produk tersebut. Namun
di samping itu sebuah brand juga harus mampu memberikan bukti dari hal – hal yang telah
disampaikan kepada khalayak dan masyarakat, hal ini juga sangat penting demi kredibilitas dan
kepercayaan di benak masyarakat.
2.2.2
Fungsi Brand
Zulkarnain (2012) menyatakan bahwa brand mempunyai beberapa fungsi , yaitu :
a) Alat pembeda suatu produk dengan pesaingnya.
Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki brand yang
kuat. Sepatu Nike dengan brand berupa centang akan dengan mudah dibedakan dari
sepatu Adidas yang memiliki logo tiga garis sejajar.
Sebuah brand juga harus mampu memberikan ciri khas yang dapat memberikan
perbedaan – perbedaan dari para kompetitor. Hal tersebut berguna bagi masyarakat yang
ingin membeli suatu produk dengan jenis atau keperluan yang sama, dengan adanya
perbedaan tersebut suatu brand dapat menampilkan keunggulan – keunggulan yang
dimilikinya sesuai dengam minat masyarakat.
b) Alat promosi dan daya tarik produk
Produk yang memiliki brand akan dengan mudah dipromosikan dan menjadi daya
tariknya. Promosi sepatu Nike akan dengan mudah mempromosikan produknya dengan
menampilkan logo centangnya di suatu acara. Pengunjung akan dengan mudah mengenali
bahwa acara tersebut di dukung oleh Nike dengan melihat logo tersebut walaupun tanpa
keterangan-keterangan banyak. Salah satu daya tarik logo Nike adalah simpelnya desain
yang ada sehingga menghasilkan produk.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sebuah brand harus memiliki daya tarik yang dapat
mempengaruhi minat masyarakat. Selain itu unsur – unsure yang dapat menjadi daya
tarik tersebut juga hendaknya mudah untuk diingat maupun dipahami oleh masyarakat
atau khalayak. Kedua hal tersebut juga saling mempengaruhi, karena dengan kemudahan
ciri khas yang disajikan atau mudahnya daya tarik tersebut dipahami dan diingat oleh
masyarakat, maka dengan sendirinya akan meningkatkan daya tarik dari brand tersebut.
c) Alat pembangun citra, pemberi keyakinan, jaminan kualitas dan prestise
Sebuah brand juga berfungsi membentuk citra dengan memberi alat pengenalan pertama
kepada masyarakat. Keyakinan, kualitas dan prestise sebuah produk akan melekat dalam
sebuah brand dari pengalaman dan informasi dari produk tersebut.
Fungsi dari brand selanjutnya adalah sebagai alat untuk membangun citra yaitu sebuah
produk yang beredar di masyarakat tentunya membutuhkan sebuah citra positif yang
dapat diingat oleh masyarakat. Lalu fungsi brand sebagai pemberi keyakinan yaitu
produk yang dikonsumsi oleh masyarkat harus memberikan konsumennya keyakinan
akan alasan – alasan dibalik terpilihnya produk tersebut untuk dikonsumsi oleh
konsumennya. Dan fungsi brand sebagai jaminan kualitas dan juga prestise dimana
konsumen menginginkan dan juga mengharapkan kualitas dari produk yang dibelinya
dapat memberikannya sebuah nilai lebih ataupun kebanggaan (pride)
serta gengsi
tersendiri saat produk tersebut diamati oleh orang banyak atau khalayak.
d) Alat pengendali pasar
Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat. Brand ini akan menjadi peringatan
bagi para kompetitornya untuk mengambil setiap langkah yang diambilnya. Selain itu
masyarakat akan dengan mudah diberi informasi tambahan dengan adanya brand yang
diingat olehnya.
Fungsi brand selanjutnya yaitu sebagai alat pengendali pasar. Dengan memiliki brand
yang kuat maka dengan sendirinya sebuah produk mampu mejadi prioritas utama dari
para konsumen sehingga para kompetitor atau pesaing akan mempertimbangkan segala
hal yang akan dilakukan dengan mengacu dari inovasi, maupun hal – hal atau kebijakan
yang dilakukan oleh produk yang telah memiliki brand yang kuat. Hal itu sangat
membantu masyarakat dan juga memudahkan mereka terkait pemberian informasi –
informasi atau keterangan baru.
2.3
Brand Positioning
2.3.1
Definisi Brand Positioning
Brand positioning menurut Gelder (2005) :
“ Brand positioning as a way
of demonstrating a brand’s advantage over and
differentiation from its competition”.
Maka definisi brand positioning menurut Gelder adalah suatu cara untuk mendemonstrasikan
atau menampilkan keunggulan dari suatu merek dan juga perbedaan dari para pesaing lainnya.
Artinya suatu brand harus mampu menampilkan keunggulan dan
perbedaannya agar
mendapatkan posisi yang tepat di benak masyarakat.
Brand positioning juga merupakan upaya yang baik untuk dilakukan oleh perusahaan –
perusahaan yang meluncurkan produk baru. Hal ini sangat penting untuk sebuah produk yang
tergolong masih baru agar mendapatkan tempat ataupun posisi yang baik, jelas dan tepat pada
khalayak dan akan memudahkan upaya sebuah perusahaan untuk mendapatkan dan menentukan
target pasarnya. Untuk selanjutnya akan membantu kegiatan – kegiatan pemasaran dari sebuah
perusahaan.
2.3.2
Tujuan brand positioning
Tujuan utama dari brand positioning menurut equibrandingconsulting.com antara lain
termasuk relevansi, diferensiasi dan kredibilitas, seperti dijelaskan di sini:
a) Relevansi adalah prioritas nomor satu. Pelanggan harus menemukan keunikan dari
sebuah brand. Jika tidak, maka brand tersebut tidak akan membuatnya menjadi
sebuah pertimbangan, terlepas dari keunikan dan kepercayaan akan brand tersebut.
b) Diferensiasi atau perbedaan ataupun keunikan merupakan hal yang sangat penting
dan menjadi kunci utama keberhasilan positioning. Sebuah brand harus memiliki
keunikan serta ditambah dengan penawaran yang kompetitif.
c) Kredibilitas dan peluang pencapaian adalah hal terakhir yang dapat diukur. Jika tidak
dapat membuktikan penawaran – peawaran, maka sebuah brand akan diitnggalkan
oleh para pelanggan karena akan dianggap janji kosong.
Hal ini sangat penting ketika mengembangkan strategi tujuan dari brand positioning untuk
menyampaikan tiga tujuan brand positioning tersebut dalam waktu yang bersamaan. Hal ini
karena walaupun sebuah brand yang sangat relevan namun tidak memiliki keunikan akan
beresiko. Demikian pula sebuah brand yang memiliki keunikan dan perbedaan, apabila tidak
memiliki unsur keterkaitan atau tidak relevan, maka brand positioning tersebut juga tidak akan
berjalan dengan baik.
Sesuai dengan definisi brand positioning di atas maka dapat dikatakan tujuan dari brand
positioning ialah agar sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan mampu
mendapatkan sebuah posisi tepat di masyarakat melalui tiga unsure yang harus dimiliki sebuah
brand yaitu, relevansi, keunikan dan juga kepercayaan sesuai dengan segala unsur yang
ditawarkan dan juga yang tercantum pada produk atau jasa tersebut.
2.4
Public Relations
2.4.1
Pengertian Public Reations
Public relations menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam Ardianto (2011)
pada buku Hand Book of Public Relations yang mendefinisikan bahwa public relations adalah
fungsi manajemen yang mengidentifikasikan, menetapkan dan memelihara hubungan saling
menguntungkan antara organisasi dengan segala lapisan masyarakat yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan public relations.
Maka mengacu pada penjelasan di atas, public relations
merupakan fungsi yang
teroganisir dalam kaitannya melakukan kegiatan – kegiatan yang langsung berhubungan dengan
masyarkat atau khalayak. Dengan begitu public relations sangat berperan dalam membangun
citra sebuah produk dan perusahaan yang akan diingat dan dikenali oleh masyarkat.
Sedangkan menurut John E Marston seperti yang dikutip oleh Rachmat Kriyantono,
public relations adalah kegiatan komunikasi persuasive dan terencana yang di desain untuk
mempengaruhi publik yang signifikan. Kriyantono (2012)
Artinya public relations merupakan sebuah kegiatan komunikasi kepada publik atau
masyarakat yang terencana dengan baik yang bersifat mengajak serta dapat memperngaruhi.
2.4.2
Tujuan Public Relations
Menurut Soemirat (2011) tujuan public relations untuk mengembangkan pengertian dan
kemauan baik (goodwill) publiknya serta untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan
atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan publik.
Artinya public relations bertujuan untuk dapat meraih citra baik di masyarakat yang
dapat member keuntungan bagi suatu perusahaan dan juga menjalin hubungan yang baik satu
sama lainnya.
2.4.3
Peran Public Relations
Dalam jurnal Binus Business Review Puspokusumo (2011)
Dozier mengemukakan
bahwa peran Public Relations dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu peranan manajerial (
communication manager role) dan peranan teknis (Communication technical role). Peranan
manajerial dikenal dengan peranan di tingkat messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi 3
(tiga) peranan , yakni exper preiber communication, problem solving process facilitator dan
communication facilitator. Sehingga bila dijelaskan lebih jauh terdapat 4 (empat) peranan,
meliputi
a) Expert preciber communication ; petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. PR
menasihati pimpinan perusahaan / organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti
hubungan dokter dan pasien.
b) Problem solving process facilitator , yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses
pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam
setiap manajemen (krisis). pR menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi
leader dalam penanganan krisis manajemen;
c) Communication facilitator, peranan petugs humas sebagai fasilitator komunikasi
perusahaan/organisasi dengan publik, baik dengan publik eksternal maupun internal. Istilah
yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan.
Sebagai media atau penengah bila terjadi miskomunikasi.
d) Technican communication; di sini petugas humas dianggap sebagai pelakasanaan teknis
komunikasi. PR menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan
teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas,
melainkan keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakannya.
Mengacu pada penjelasan di atas maka peran – peran yang dilakukan oleh public
relations terbagi dua jenis, yang pertama merupakan peran secara manajerial ( communication
manager role) dan peranan teknis (Communication technical role).
Pada peran manajerial jika diuraikan akan menjadi tiga peranan khusus petugas public
relations dianggap sebagai orang yang ahli. Seseorang yang bekerja pada bidang public relations
dapat menasihati pimpinan perusahaan atau organisasi.
Lalu selanjutnya problem solving process facilitator , yakni peranan sebagai fasilitator
jika terdapat permasalahan yang melibatkan perusahaan dan public relations berperan serta
dalam memecahkan sebuah masalah. Pada peranan ini petugas public relations akan melibatkan
diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis).
Kemudian peran communication facilitator, peran public relations an petugs humas
sebagai fasilitator komunikasi perusahaan atau organisasi kepada masyarakat atau khalayak, baik
pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. Artinya public relations berperan
menjembatani komunikasi antara masyarakat dengan perusahaan apabila terdapat keslahpahaman
antar kedua belah pihak tersebut.
Yang terkahit adalah technican communication; public relations berperan selaku
pelaksana komunikasi dari sisi teknis. Seperti penyediaan layanan di bidang teknis, namun public
relations tidak memutuskan terkait kebjijakan dan juga teknik komunikasi yang akan ditentukan,
karena hal tersebut merupakan keputusan yang akan diambil oleh manajemen lalu untuk
selanjutnya pihak public relations lah yang mengimplementasikanya.
2.4.4
Fungsi Public Relations
Rosady Ruslan (2006) menyatakan fungsi public relations adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning) meliputi, penetapan tujuan, standar, penentuan aturan dan
prosedur, pembuatan rencana dan memprediksi yang terjadi selanjutnya.
2. Pengorganisasian (organizing) meliputi, pemberian tugas terpisah kepada masingmasing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang,
mendelegasikan dan menetapkan sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap
karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisasi.
3. Penyusunan formasi (staffing) meliputi, menentukan persyaratan personal yang akan
dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan job description dan persyaratan
teknis suatu pekerjaan, melakukan penilaian dan pelatihan termasuk didalamnya
pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan
setiap fungsi dalam manajemen komunikasi.
4. Memimpin (leading) meliputi, membuat orang lain melaksanakan tugasnya,
mendorong dan memotivasi bawahannya, serta menciptakan iklim atau suasana
pekerjaan yang kondusif – khususnya dalam metode komunikasi dari atas kebawah
atau sebaliknya – sehingga timbul saling pengertian dan kepercayaan yang baik.
Menumbuhkembangkan disiplin kerja dan sense of belonging (rasa memiliki) pada
setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).
5. Pengawasan (controling) meliputi, persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas hasil
kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan atau organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang positif.
Berdasarkan penjelasan di atas maka public relations memiliki beberapa fungsi dari
mulai perencanaan. Pengimplementasian hingga pengawasan. Dari permulaan hal – hal apa yang
direncanakan untuk dilakukan kedepan, lalu selanjutnya melakukan upaya terorganisir kepada
para karyawan menginformasikan dan pemberian wewenang, lalu melakukan pembagian tugas
serta teknis atau jobsdesc lalu melakukan pelatihan dan penilaian , lalu selanjutnya
berperansebagai leader yang mampu memotivasi karyawan yang melaksanakan tugasnya agar
berjalan optimal dan yang terakhir berperan melakukan pengawasan yang dilakukan agar
berhasil menciptakan citra yang positif.
2.4.5
Strategi Public Relations
Menurut Ahmad S. Adnanputra M.A., M.S dalam buku “Manajemen Public Relations &
Media Komunikasi” karangan Rosady Ruslan, SH, MM (2006), strategi public relations adalah
alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam
kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).
Strategi public relations dibentuk melalui dua komponen, yaitu :
Komponen
Pembentukan Strategi Public Relations
1. Komponen sasaran.
Satuan atau segmen yang akan digarap.
2. Komponen sarana.
Paduan
atau
bauran
sarana
untuk
menggarap suatu sasaran.
2.4.5.1 Strategi PENCILS Pada Public Relations
Strategi yang juga kerap dilaksanakan oleh seorang public relations salah satunya
adalah
public relations PENCILS Strategic public relations Mix dan juga biasa disingkat
PENCILS merupakan sebuah strategi public relations yang kerap dilaksanakan oleh perusahaan
dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya. Konsep ini memiliki poin – poin yang
berhubungan dengan dunia public relations. Berikut ini adalah komponen utama public relations
menurut Kotler dalam buku Marketing Klasik Indonesia (2006) :
1. Publications and publicity (Publikasi dan Publisitas)
Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
meyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang kegiatan perusahaan atau
organisasi, yang pantas untuk diketahui oleh publik. Selain itu, Public Relations juga
menghasikan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari
masyarakat.
2. Event (Penyususnan Program Acara)
PR juga merancang acara tertentu yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu
yang secara khusus untuk mempengaruhi publik. Biasanya event tersebut ada beberapa jenis,
diantaranya sebagai berikut: - Calender event, yang rutin (regular event) yang dilaksanakan
pada bulan tertentu sepanjang tahun. - Special Events, yaitu event yang bersifat khusus, dan
yang dilaksanakan pada momen tertentu diluar acara rutin dari program kerja PR. - Moments
Events, yaitu event atau acara yang bersifat momental, atau lebih khusus lagi.
3. News (menciptakan berita)
Upaya untuk menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin dan lain-lain yang
biasanya mengacu pada teknis penulisan 5W+1H (Who, What, Where, When, Why, dan
How). Sistematika penulisannya adalah “piramida terbalik”. Yang paling penting diletakan
ditengah batang berita.
4. Community Involvement (kepedulian pada komunitas)
Tugas sehari-hari seorang Public Relation Officer (PRO) adalah mengadakan kontak sosial
dengan kelompok masyarakat tertentu, serta menjaga hubungan baik (community relations
dan humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
5. Identity Media (Penggunaan media sebagai identitas)
Semua stationery yang dipakai, mulai dari kartu nama, kertas, maupun amplop, harus dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan citra suatu perusahaan. Selain itu identity
media juga dapat diterapkan pada sarana dan sarana/prasarana lain, seperti gedung, mobil
pengangkut barang, dan lain sebagainya.
6. Lobbying and Negotiating (pendekatan dan bernegosiasi)
Keterampilan untuk melobi secara personal, dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan
bagi seorang PRO (Public Relation Officer), agar semua rencana, ide, atau gagasan kegiatan
suatu lembaga memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh, sehingga
timbul situasi saling menguntungkan (win-win solution).
7. Social Investment (tanggung jawab sosial)
Aspek tanggung jawab sosial dalam dunia public relation sangat penting. PR tidak hanya
memikirkan keuntungan bagi lembaga atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi
juga kepedulian kepada masyarakat. Hal ini penting, supara ia memperoleh simpati atau
empati dari khalayaknya. Inilah yang di dalam teori public relations disebut sebagai Social
Marketing.
2.5
Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah diawali dengan
memfokuskan segala hal yang berkaitan dengan divisi public relations. Lalu juga memperlajari
segala hal yang berkaitan dengan bidang atau divisi public relations, dimana pada divisi tersebut
public relations memiliki tugas, fungusi serta peran yang harus dilakukan demi membantu
sebuah perusahaan.
Tahapan kedua dengan mempelajari startegi – straegi apa saja yang dilakukan oleh pihak
PT Indonesia Media Televisi untuk melakukan brand positioning terhadap produk penyedia jasa
televisi langganan berbayar Big TV. Pada kali ini PT Indonesia Media Televisi juga melibatkan
beberapa poin strategi public relations pada strategi public relations PENCILS. Terdapat 7
(tujuh) poin strategi pada strategi public relations PENCILS tmeliputi :
1.
Publications
2.
Event
3.
News
4.
Community Involvement
5.
Identity Media
6.
Lobbying
7.
Social Investment
Selaku brand penyedia jasa televisi langganan berbayar yang masih baru mengudara,
maka saat ini hanya beberapa poin strategi public relations PENCILS yang telah dilakukan oleh
PT Indonesia Media Televisi untuk melakukan brand positioning Big TV.
Tahapan ketiga adalah menggali latar belakang dari upaya brand positioning Big TV
yang dilakukan oleh public relations PT Indonesia Media Televisi. Hal – hal yang diteliti pada
tahap awal kerangka konsep ini dengan mencari tahu dimana posisi brand Big TV sejatinya
ditempatkan kepada masyarakat atau khalayak, lalu kemudian mencari tahu siapa saja target
pasar yang akan dibidik oleh Big TV seperti mengamati kondisi masyarakat dan menentukan
segmentasi masyarakat kelas seperti apa yang akan dijadikan sebagai calon konsumen.
Setelah melewati 3 (tiga) rangkaian kerangka konsep tadi maka selanjutnya didapatkan
informasi terkait hambatan – hambatan yang terjadi dan yang harus dihadapi oleh public
relations PT Indonesia Media Televisi dalam rangkan melakukan brand positioning Big TV.
Setelah itu, tahapan selanjutnya adalah untuk menggali dan mencari tahu dari beberapa
keterangan dan juga informasi yang didapat terkait upaya penanganan lalu upaya – upaya dan
solusi yang dilakukan oleh public relations PT Indonesia Media Televisi untuk mengatasi
beberapa hambatan tersebut.
Berikut adalah gambar dari keramgka konsep dari penelitian ini :
PT Indonesia Media Televisi
Public Relations
Startegi Public Relations
1. Publications
2. Event
3. News
4. Community Involvement
5. Identity Media
6. Lobbying
7. Social Investment
Brand Positioning
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Download