oleh Kelompok 5 Ayu Restuti (06) BQ Nurul Fitriana (07) Destiningsih Dini S.(08) Diana Silvia (09) Dwi Novianingrum (10) Definisi Chikungunya berasal dari bahasa Swahili yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung”. Mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki. Chikungunya ialah sejenis demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Dan tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah. Pada Chikungunya juga tidak ada perdarahan hebat, shock, maupun kematian seperti demam berdarah. Pada virus demam berdarah akan ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang Sejarah Chikungunya di Indonesia berasal dari daratan Afrika. Pertama kali menyerang Tanzania, Afrika pada tahun 1952 dan ditemukan di Indonesia tahun 1973. Gambar Etiologi Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A” antropho borne viruses. Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypty. Virus ini juga dapat diisolasi dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans, Culex tritaeniorrhynchus, Aedes albopictus , dan beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga ternyata dapat menyebarkan penyakit Chikungunya. Morfologi Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm (nanometer). Patofisiologi Chikungunya disebabkan oleh Virus Chikungunya atau dikenali juga sebagai CHIK Virus (CHIKV) yang berasal dari keluarga alphavirus. Terdapat sekitar 27 jenis alphavirus yang menyebabkan terjadinya suatu penyakit kepada manusia atau mamalia lain. Virus chikungunya ini merupakan salah satu daripadanya. Di bawah klasifikasi virus, virus chikungunya merupakan kumpulan ke-5 yaitu dari keluarga Togaviridae dan gens Alphavirus. Ia terdiri dari berbagai virus dan kadang kala virus tersebut bisa muncul setelah terjadi mutasi pada genetiknya. Struktur diameter virus chikungunya adalah antara 50 nm-70 nm. Virus chikungunya mengandung RNA yaitu berbentuk seperti utas benang yang bersifat positif dan terpisah satu sama lain. Klasifikasi Virus Chikungunya Virus chikungunya dikenal sebagai alphavirus. Selalu disebarkan melalui nyamuk dan disebut sebagai Arboviruses. Virus ini merupakan kumpulan ke-5 dari keluarga Togaviridae. Namun, terdapat dua lagi keluarga yaitu Astroviridae dan Barnaviridae. Di bawah keluarga Togaviridae, terdapat dua lagi jenis virus yaitu Alphavirus dan Rubyvirus. Ross River Virus, Sindbis Virus, dan Chikungunya Virus adalah virus yang terletak dalam kumpulan Alphavirus. Cara Penularan Penularan Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya. Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara 1-7 hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari. Tanda dan Gejala a. Demam Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. b. Sakit persendian Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sehingga ada beberapa orang yang menamainya sebagai demem tulang atau flu tulang. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan , jari kaki dan tangan serta tulang belakang. c. Nyeri otot Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki. d. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi. e. Sakit kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia. f. Kejang dan penurunan kesadaran Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya. Gejala Lain Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler. Selain itu, kadang dijumpai mata merah yang diikuti dengan gejala flu. Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Pemeriksaan Diagnostik(Penunjang) Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Setelah terjadi infeksi virus ini tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, dalam jangka panjang penderita relatif kebal terhadap penyakit virus ini. Cara Pengobatan Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari. Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar. Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas/kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang. Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja, seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi. Penatalaksanaan Tatalaksana Periode Akut 1. Rawat jalan 2.Sarana kesehatan primer 3.Sarana kesehatan sekunder 4.Sarana kesehatan tersier Tatalaksana Fase Kronik 1. Tatalaksana masalah osteoartikular 2. Tatalaksana masalah neurologis 3. Tatalaksana masalah dermatologi A.Tatalaksana Periode Akut 1.Rawat Jalan Pada perawatan di rumah, yang harus dilakukan adalah istirahat yang cukup, membatasi kegiatan fisik, kompres dingin (membantu mengurangi kerusakan sendi), minum banyak air dengan elektrolit (setidaknya 2 liter cairan dalam 24 jam), bila mungkin produksi kencing harus diukur dan lebih dari satu liter dalam 24 jam. Demam diatasi dengan paracetamol pada pasien tanpa penyakit ginjal dan hati. Bila demam lebih dari lima hari, nyeri tidak tertahankan, ketidakseimbangan postural dan ekstremitas dingin, penurunan output urin, perdarahan kulit atau melalui lubang manapun dan muntah terus menerus, pasien harus datang ke sarana kesehatan primer. 2.Sarana Kesehatan Primer Kemungkinan diagnosis banding yang lain misalnya leptospira, demam dengue, malaria dan penyakit lain harus disingkirkan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium dasar. Harus dicari tanda dehidrasi dan dilakukan rehidrasi dengan adekuat. Dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat lekosit dan trombosit. Pengobatan lain merupakan simptomatis dengan paracetamol sebagai antipiretik. Manifestasi kulit dapat diatasi dengan obat topical atau sistemik. Bila hemodinamik tidak stabil, oligouria ( urin < 500 cc/24 jam), perubahan kesadaran atau manifestasi perdarahan, pasien harus segera dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih tinggi. Demam dapat memperburuk nyeri sendi, sehingga sebaiknya dihindari dalam fase akut. Aktivitas ringan dan fisioterapi direkomendasikan bagi pasien yang mengalami perbaikan klinis. 3.Sarana Kesehatan Sekunder Harus diperiksa sampel darah untuk serologi IgM ELISA. Sebagai alternative dapat diperiksa IgG diikuti dengan pemeriksaan sampel kedua dengan jarak 2-4 minggu. Tanda gagal ginjal harus diperhatikan (jumlah urin, kreatinin, natrium dan kalium), fungsi hati (transaminase dan bilirubi), EKG, malaria (hapusan darah tepi) dan trombositopenia. Pemeriksaan cairan serebrospinal harus dilakukan bila dicurigai terdapat meningitis. Dapat digunakan sistem scoring CURB 65 untuk penentuan perlu tidaknya rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. 4.Sarana Kesehatan Tersier Harus diperiksa sampel darah untuk serologi/PCR/pemeriksaan genetic sesegera mungkin bila fasilitas tersedia. Pertimbangkan kemungkinan penyakit rematik lain seperti rematoid arthritis, gout, demam rematik pada kasus-kasus yang tidak biasa. Dapat diberikan terapi NSAID. Pada komplikasi serius berupa perdarahan transfusi trombosit pada perdarahan dengan trombosit kurang dari 50ribu, fresh frozen plasma atau injeksi vitamin K bila INR lebih dari dua. Hipotensi diatasi dengan cairan atau intropik gagal ginjal akut dengan dialysis, kontraktur dan deformitas dengan fisioterapi atau bedah dan manifestasi kulit dengan obat topical atau sistemik. Pasien dengan mioperikarditis atau meningoensefalitis mungkin membutuhkan perawatan intensif di ICU. Pada kasus atralgia yang refrakter terhadap obat lain dapat digunakan hidroksiklorokuin 200mg per oral sekali sehari atau klorokuifosfat 300mg per oral tiap hari selama 4 minggu. Perlu dinilai adakah kecacatan dan direncanakan prosedur rehabilitasi. B. Tatalaksana Fase Kronik 1.Tatalaksana Masalah Osteoartikular Masalah osteoartikular pada demam chikungunya biasanya membaik dalam satu sampai dua minggu. Pada kurang dari 10% kasus, masalah ini dapat berlangsung dalam beberapa bulan. Tatalaksana manifestasi osteoartikular mengikuti guideline yang telah dibahas sebelumnya. Karena dapat terjadi proses imunologi pada kasus kronik dapat diberikan steroid jangka pendek. Walaupun NSAID meringankan gejala pada sebagian besar pasien harus diperhatikan juga efek samping pada ginjal, gastrointestinal, jantung, dan sumsum tulang. Kompres dingin dilaporkan dapat mengurangi keluhan sendi. 2.Tatalaksana Masalah Neurologis Sekitar 40% pasien dengan demam chikungunya akan mengeluhkan berbagai gejala neurologi tetapi hanya 20% diantaranya mengalami manifestasi persisten. Keluhan paling umum adalah neuropati perifer dengan komponen sensoris dominan. Obat antineuralgi (amitriptilin, carbamazepin, gabapentin) dapat diberikan pada dosis standar untuk neuropati. Keterlibatan ocular selama fase akut pada kurang dari 0.5% kasus dapat menyebabkan penurunan visus dan nyeri mata. Penurunan visus karena uveitis atau retinitis dapat berespon terhadap steroid. 3.Tatalaksana Masalah Dermatologi Manifestasi kulit demam chikungunya berkurang setelah fase akut terlewati. Namun apabila terjadi lesi psoriatic dan lesi atopic diperlukan tatalaksana spesifik. Hiperpigmentasi dan erupsi popular dapat diobati dengan krim zinc oxide. Jarang terjadi luka persisten. Cara Pencegahan Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Menutup tempat penyimpanan air. Mengubur sampah. Menaburkan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik. Pengasapan. Pemakaian anti nyamuk. Pemasangan kawat kasa di rumah. Penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju dan celana panjang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari. TERIMA KASIH