PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KOPERASI PEGAWAI PADA KANTOR PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 Mahfud 1 Administrasi Negara, Fakultas ISIPOL, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 2 Fakultas ISIPOL, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75234, Indonesia. ABSTRACT Kepengurusan sebuah koperasi akan menentukan kinerja dari koperasi itu sendiri. Kepemimpinan yang baik akan menentukan kinerja koperasi. Kinerja koperasi diukur dari pengelolaan arus keuangan dan bentuk layanan terhadap anggotanya. Di mana keuangan koperasi diperoleh dari kontribusi anggota dan pinjaman dengan pihak ketiga. Sedangkan layanan terhadap anggota adalah upaya yang dilakukan pengurus atau pengelola dalam memenuhi kebutuhan anggota koperasi. Berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi Pegawai di depan Rapat Anggota Tahunan menunjukkan adanya penurunan kinerja terkait dengan kondisi keuangan dan layanan yang diberikan kepada anggotanya. Kondisi demikian tentu mengundang sejumlah tanda tanya, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap para pengurusnya. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Koperasi Pegawai Pada Kantor Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Timur. Sampel diambil sebanyak 32 responden. Penelitian bersifat kausalitas, yaitu mencari hubungan antara variabel sebab dengan variabel akibat. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara Kepemimpinan (Independent variable) dengan Kinerja Koperasi (Dependent variable). Alat uji yang digumnakan adalah Rank Spearman (rs). Berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana telah dijelaskan di bagian sebelumnya dapat disimpulkan: 1) Koefisien korelasi rank spearman yang diperoleh sebesar 0,34 atau t hitung sebesar 0,11 menunjukkan terdapat hubungan (asosiasi) yang signifikan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Koperasi. 2) Pengurus Koperasi telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sehingga kinerja koperasi pun dianggap baik oleh anggotanya. Kata-kata Kunci: Kepemimpinan, Kinerja 1 Alumni Fisipol Untag 1945 Samarinda I. PENDAHULUAN Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikutnya untuk mencapai tujuan dan mempengaruhi kelompok dan budayanya (Veithzal Rivai,2004: 2). Kepemimpinan adalah gaya sesorang pemimpin mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerjasama dan bekerja efektif sesuai dengan perintahnya. Untuk mencapai tujuan perusahaan dan tujuan karyawan, hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan, karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan karyawan terhadap pimpinannya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya. Kepengurusan sebuah koperasi akan menentukan kinerja dari koperasi itu sendiri. Kepemimpinan yang baik akan menentukan kinerja koperasi. Kinerja koperasi diukur dari pengelolaan arus keuangan dan bentuk layanan terhadap anggotanya. Di mana keuangan koperasi diperoleh dari kontribusi anggota dan pinjaman dengan pihak ketiga. Sedangkan layanan terhadap anggota adalah upaya yang dilakukan pengurus atau pengelola dalam memenuhi kebutuhan anggota koperasi. Berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi Pegawai di depan Rapat Anggota Tahunan menunjukkan adanya penurunan kinerja terkait dengan kondisi keuangan dan layanan yang diberikan kepada anggotanya. Kondisi demikian tentu mengundang sejumlah tanda tanya, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap para pengurusnya. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Koperasi Pegawai Pada Kantor Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Timur II. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Koperasi Pegawai Pada Kantor Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Timur?” III. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah Kantor Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang terletakk di Jalan Pahlawan-Samarinda. Penentuan lokasi penelitian berguna untuk membatasi hal-hal yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh, jumlah anggota koperasi pegawai Kantor Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia Kalimantan Timur ada 64. Sampel diambil sebanyak 50% atau sebanyak 32 responden. Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian verifikatif atau yang bersifat kausalitas, yakni penelitian yang mencari hubungan antara variabel sebab dengan variabel akibat. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara Kepemimpinan (Independent variable) dengan Kinerja Koperasi (Dependent variable). penulis menggunakan rumus koefisien Rank Spearman (rs) yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005: 305), 2 𝑟𝑠 = 1 − 6 ∑ 𝑑𝑖 𝑛(𝑛2 − 1) Apabila rs < rho tabel (5%) maka hipotesis diterima, sedangkan bila rs > rho tabel (5%) maka hipotesis ditolak. Ho : μ1 = μ1; artinya bahwa Kepemimpinan berasosiasi dengan Kinerja Koperasi. Ha : μ1 ≠ μ1; artinya bahwa Kepemimpinan tidak berasosiasi dengan Kinerja Koperasi. IV. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN DAN A. Variabel Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektifitas dan keberhasilan organisasi (House et. al, 1999) dalam Yukl (2005: 75). Kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang memobilisasi sumber daya institusional, politis, psikologis, dan sumber-sumber lainnya untuk membangkitkan, melibatkan dan memenuhi motivasi pengikutnya. Pakar lainnya mengatakan bahwa peran kepemimpinan meliputi memotivasi bawahan dan menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam melaksanakan pekerjaan, kepemimpinan berusaha untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan (1) menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat perubahan yang dibutuhkan, (2) mengkomunikasikan dan memperjelas visi, dan (3) memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu, dan kepemimpinan sebagai hubungan pengaruh ke berbagai arah antara pemimpin dan bawahannya yang mempunyai tujuan yang sama dalam mencapai perubahan yang sebenarnya. Dalam penelitian definisi operasional dari kepemimpinan akan tergantung pada seberapa luas tujuan. Tujuannya mungkin untuk mengindentifikasikan pemimpin, untuk menentukan bagaimana mereka dipilih, mengetahui apa yang mereka lakukan, untuk mengetahui mengapa mereka efektif atau menentukan apakah mereka dibutuhkan. Konsekuensinya sangat sulit bila hanya menggunakan satu definisi kepemimpinan yang cukup umum sehingga mampu mengakomodasikan berbagai makna ini dan cukup sepesifik sehingga mampu berfungsi sebagai operasional variabel. Menurut Teori “Bakat” pemimpin disebutkan bahwa kepemimpinan adalah bakat yang melekat pada diri atau dimiliki oleh seseorang yang memang seharusnya menjadi pemimpin. Waktu-waktu itu antara lain: kecerdasan, kharisma, cepat dan tepat mengambil keputusan, antusiasme, kuat, berani, integritas, percaya diri, intelegensi tinggi, dan sebagainya. Di sisi lain, kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memperdayakan pegawai akan mempengaruhi kinerja. (Lodge dan Derek, 2003) menyebutkan, peran kepemimpin memiliki dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja pegawai. Efektivitas pemimpin dipengaruhi karakteristik bawahannya dan terkait dengan proses komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan. Menurut teori ”Model Kontingensi Kepemimpinan” terdapat tiga sifat situasional yang mempengaruhi kepemimpinan efektif, yaitu: 1) Hubungan antara pemimpin dan anggota (bawahan), yaitu sejauh manakah pemimpin menyenangi dan disenangi oleh para anggota (bawahan); 2) Susunan tugas, yaitu mengenai sejauh manakah keteraturan penataan yang bertalian dengan pencapaian tujuan organisasi; 3) Kekuasaan jabatan pemimpin, yaitu sejauh manakah wewenang formal yang dimiliki oleh pemimpin. 1. Indikator Menyusun Visi Masa Depan dan Strategi 32 Hasil wawancara terhadap responden berkaitan dengan indikator Menyusun Visi Masa Depan dan Strategi diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 10 (31,25%) responden menjawab kadang-kadang dan 22 (68,75%) responden menjawab Setuju bahwa Visi Pengurus berorientasi pada kemajuan. Berkaitan dengan indikator Menyusun Visi Masa Depan dan Strategi diperoleh jawaban sebagai berikut: 10 (31,25%) responden menjawab Tidak Setuju, 6 (18,75%) responden menjawab Kadangkadang, dan 16 (50%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus memiliki strategi yang jelas. Berkaitan dengan indikator Menyusun Visi Masa Depan dan Strategi diperoleh jawaban sebagai berikut: 7 (21,88%) responden menjawab Tidak Setuju, 8 (25%) responden menjawab Kadangkadang, dan 17 (53,13%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus bertindak sesuai dengan Visi Koperasi. 2. Indikator Mengkomunikasikan dan Memperjelas Visi Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Mengkomunikasikan dan Memperjelas Visi diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 6 (18,75%) responden menjawab Kadangkadang, dan 26 (81,25%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus mampu menterjemahkan apa yang menjadi keingan anggota koperasi. Berkaitan dengan indikator Mengkomunikasikan dan Memperjelas Visi diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 13 (40,63%) responden menjawab Kadangkadang, dan 19 (59,38%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus mampu menyusun program kerja yang terukur. Berkaitan dengan indikator Mengkomunikasikan dan Memperjelas Visi diperoleh jaswaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 12 (37,50%) responden menjawab Kadang-kadang, dan 20 (62,50%) responden menjawab Setuju bahwa Pengurus Koperasi bekerja sesuai dengan AD/ART. 3. Indikator Memberi Inspirasi Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Memberi Inspirasi diperoleh jawaban sebagai berikut: 10 (31,25%) responden menjawab Tidak Setuju, 6 (18,75%) responden menjawab kadang-kadang dan 16 (50%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus melakukan evaluasi rutin setiap bulan. Berkaitan dengan indikator Memberi Inspirasi diperoleh jawaban sebagai berikut: 12 (37,50%) responden menjawab Tidak Setuju, 3 (9,38%) responden menjawab Kadang-kadang, dan 17 (53,13%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus memberi contoh yang baik bagi anggotanya. Berkaitan dengan indikator Memberi Inspirasi diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 11 (34,38%) responden menjawab Tidak Setuju, 3 (9,38%) responden menjawab Kadang-kadang, dan 18 (56,25%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus memberi pelayanan sesuai harapan. B. Variabel Kinerja Veithzal Rivai (2004: 14) mengemukakan kata kinerja, jika dilihat dari asal katanya adalah terjemahan dari kata performance yang berasal dari akar kata to perform yang berarti melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan. Pengertian kinerja di sini tidak bermaksud menilai karakteristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh selama periode waktu tertentu. Veithzal Rivai ( 2004:312), tujuan penilain kinerja atau prestasi kinerja karyawan yaitu :(1) Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan.(2) Pemberian imbalan yang sesuai.(3) Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.(4) Untuk pembeda antara karyawan yang satu dengan yang lainnya.(5) Untuk pengembangan SDM seperti promosi, kenaikan jabatan, pelatihan dan penugasan kembali.(6) Meningkatkan motivasi.(7) Meningkatkan etos kerja.(8) Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja karyawan.(9) Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja dan rencana karir selanjutnya.(10) Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan.(11) Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karir dan keputusan perencanaan suksesi.(12) Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil baik secara menyeluruh.(13) Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji, upah, insentif, kompensasi dan berbagai imbalan lainnya.(14) Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun pekerjaan.(15)Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja.(16) Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja.(17) Untuk mengetahui efektivitas kebijakan SDM seperti seleksi, rekrutment, pelatihan dan analisis pekerjaan.(18) Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik.(19) Pemutusan hubungan kerja, pemberian sangsi maupun hadiah. 1. Indikator Kualitas Pelayanan Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Kualitas Pelayanan diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 14 (43,75%) responden menjawab kadang-kadang dan 18 (52,25%) responden menjawab Setuju bahwa koperasi mampu menyediakan kebutuhan anggota. Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Kualitas Pelayanan diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 16 (50%) responden menjawab kadang-kadang dan 16 (50%) responden menjawab Setuju bahwa koperasi memberi pelayanan dengan adil. Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Kualitas Pelayanan diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 12 (37,50%) responden menjawab kadang-kadang dan 20 (62,50%) responden menjawab Setuju bahwa koperasi memberi layanan dengan cepat. 2. Indikator Tertib Administrasi Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Tertib Administrasi diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 12 (37,50%) responden menjawab Kadang-kadang, dan 20 (62,50%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus memiliki sistem adminsitrasi yang rapi. Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Tertib Administrasi diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 13 (40,63%) responden menjawab Kadang-kadang, dan 19 (59,38%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus menyusun laporan pertanggung jawaban setiap akhir tahun. Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Tertib Administrasi diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 12 (37,50%) responden menjawab Kadang-kadang, dan 20 (62,50%) responden menjawab Setuju bahwa pengurus memiliki kelengkapan yang dipersyaratakan sebagaimana layakanya sebuah koperasi. 3. Indikator Stabilitas keuangan Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Stabilitas keuangan diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 19 (59,38%) responden menjawab kadang-kadang dan 15 (39,47%) responden menjawab Setuju bahwa keuangan tercatat dengan baik. Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Stabilitas keuangan diperoleh jawaban sebagai berikut: 8 (25%) responden menjawab Tidak Setuju, 15 (46,88%) responden menjawab kadang-kadang dan 9 (28,13%) responden menjawab Setuju bahwa ada peningkatan pemasukan keuangan koperasi setiap tahunnya. Hasil wawancara terhadap 32 responden berkaitan dengan indikator Stabilitas keuangan diperoleh jawaban sebagai berikut: 0 (0%) responden menjawab Tidak Setuju, 20 (62,50%) responden menjawab kadang-kadang dan 12 (37,50%) responden menjawab Setuju bahwa koperasi mampu membayar kewajibannya dengan lancar. V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana telah dijelaskan di bagian sebelumnya dapat disimpulkan: 1. Koefisien korelasi rank spearman yang diperoleh sebesar 0,34 atau t hitung sebesar 0,11 menunjukkan terdapat hubungan (asosiasi) yang signifikan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Koperasi. 2. Pengurus Koperasi telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sehingga kinerja koperasi pun dianggap baik oleh anggotanya B. Saran Saran yang dapat dikemukan sehubungan dengan penelitian ini adalah: 1. Kelemahan yang terdapat pada indikator motivasi dan inspirasi perlu mendapar perhatian pengurus. Artinya bahwa pengurus harus mampu memberi motivasi bagi anggotanya dalam rangka menumbuhkan minat yang akan menduduki kepengurusan di masa mendatang. 2. Diperlukan adanya perbaikan pada maslah Laporan Keuangan yang dapat menimbulkan kecurigaan anggota. Karena bila hal ini tidak dilakukan secara transparan akan mengganggu kreadibilitas pengurus.. BIBLIOGRAFI Ali Saukah dan Mulyadi G. Waseso., 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Majalah, Laporan Penelitian. Universitas Megeri Malang, Malang. Challagalla, N. Goutham and Shervani, A. Tasadduq, 2006, ”Dimensional and type of Supervisory Control: Effect on Sallesperson Performance and Satisfaction”, Journal of Marketing, Vol. 60. January Didi Atmadilaga., 1994. Panduan Skripsi, Tesis, Disertasi. Pioner Jaya, Bandung Elvinaro Ardianto., 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations; Kuantitatif dan Kualitatif. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Fred Kerlinger., 1992. Asas-asas Penelitian Behavioral. Gramedia, Jakarta. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1990. Metodologi Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta. Muhammad Mustari., 2012. Pengantar Metode Penelitian. Laksbang, Yogyakarta. Nawawi Hadari. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia : Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Cetakan I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sanapiah Faisal., 2001. Format-format Penelitian Sosial. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sugiyono., 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung. Soehardi Sigit, 2003. Perilaku Organisasional. Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamasiswa, Yogyakarta. Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung. Suharsimi Arikunto., 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Rineka Cipta, Jakarta. Sumadi Suryabrata, 2003, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta. Veithzal Rivai., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teknik Ke Praktek. Edisi 1. Raja Grafindo Persada Jakarta. Veithzal Rivai., 2004. Performance Appraisal : System Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Edisi 1. Raja Grafindo Persada Jakarta. W Lawrence Numan., 2003. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach. Boston, New York.