Reformasi - yuliaamidasusanti93

advertisement
Oleh :
meirinawati
Beberapa yg mengemuka di pembahasan ttg adms
publik pd masa reformasi :
1.
AP di Indonesia dewasa ini hasil dr orde baru
(kesuksesan)
2.
Terdpt kelemahan,krn birokrasi menjadi alat
politik tdk ada mekanisme kontrol yg efektif
(sarat KKN)
3. Reformasi baru menyentuh kulitnya
Reformasi Biroks didasari imbalan yg lbh bsr tdk
membuktikan imbalan yg lebih baik
menciptakanproduktivitas yg lebih tinggi
Contoh : Bea Cukai : praktek KKN tetap
berjalan, bahkan makin bebas
4. Sistem politik yg demokratis tdk diikuti birokrasi
yg sesuai
sistem checks and balances blm
berjln lancar
5. Desentralisasi dlm otoda blm membawa hasil yg
dihrpkan
ketdkpastian kewenangan antara UU
dgn dgn realita
Salah satu sebab investasi ke Inds tdk byk tumbuh
6. Birokrasi blm tanggap thd peluang terbuka dgn
revolusi informasi dan globalisasi
7. Refs biroks blm selaras dgn pemikiran adms yg
berkembang,
yg diperbaiki bukan pendekatan
baru ttp pd konsep adms yg klasik (negara
berperan besar)

Terdpt 4 aspek Refs Adms di Indonesia yg
memerlukan prioritas :
1. Menemukan pola hub politik biokratis yg tepat
menunjang peningkatan kualitas demokrasi &
memelihara integritas, kompetensi, metralitas
biroks
2. Menumbuhkan :
- kemampuan birokrasi u/ mempelopori
persaingan di pasar internasional,
- persaingan menarik investasi dan
teknologi,
- menembus pasar internasional
- menciptakan iklim yg menunjang dunia
usaha (keil dan menengah) dan daerah u/
memanfaatkan peluang globalisasi
3. Menyelaraskan birokrasi dgn upaya dan
semangat desentralisasi, shg desentralisasi
dpt menjadi pendorong kemajuan dan
keadilan rakyat di daerah
4. Refs Adms hrs ditingkatkan, pendekatan hrs
inovatif, tdk terpaku pd paradigma lama yg
didominasi pendekatan aturan baku, struktur
dan hierarki
Perkembnagan teknologi infs dan tuntutan
masy yg semakin kritis mendorong refs dlm
seluruh tata kelola/tata pamong orgs. Publik
 Transformasi kultur/bdy sbr dy aparatur,
respon masih rendah
 Tuntutan kebutuhan pelayanan yg berkualitas
di masy sbg pengaruh globalisasi dihadapkan
pd kemampuan orgs publik yg semakin
terbatas

4. Perkembangan teori orgs publik di negara
maju dan dinegara berkembang relatif sgt
lamban dibanding perkembangan ilmu lain
(misal perkembangan adms bisnis)
5. Pendidikan dlm AP,pengembangan kurikulum
dan metode pembelajaran msh konvensional
6. Peran dan fungsi AP dlm semua sektor orgs
publik akan mrpk kendala dlm mewujudkan
kepemerintahan yg baik, apbl AP tdk mampu
merespon optimal sesuai tuntutan jaman
Pembenahan yg dilakukan u/ menyehatkan AP:
1. AP hrs konsisten mengupayakan pembentukan
kebijakan mengarah pd melayanai kepentingan
publik
2. Saat implementasi
aktor AP hrs kotmitmen
thd efektivitas dan keadilan
3. Mengelola sumberdaya dgn berpedoman pd alokasi
yg efisien atas sumber daya yg terbatas
4. Administrasi Publik hrs bertindak independen yg
dipedomani atas kepentingan publik
4 hal Diatas dpt Dilaksanakan dgn
Memperhatikan :
1.
2.
3.
4.
5.
Prosedur yg diimplementasikan hrs adil, tdk
membedakan gol, ras, agama, dll
Akses pelayanan hrs dibuka luas untuk masy.
Pelaku AP mengutamakan kualitas proses
pelayanan
kepuasan masy
Berorientasi hasil maksimal bagi kepentingan
publik
Mempertimbangkan setiap implikasi dr tindakan yg
dipilih/tdk untuk dilakukan
2 Model Strategi dlm Melakukan
Reformasi Administrasi


Revitalisasi kedudukan, peran, dan fungsi
kelembagaan yg menjadi penggerak reformasi adms
melalui penguatan dan peran Kementrian
negara PAN dan LAN
Menata kembali SAN, baik struktur, proses,
sumberdaya manusia, relasi antar negara dan
masyarakat
program terintegrasi bdg pemb adms
► UU
No. 22 Tahun 1999 ttg Pemda
► UU No. 25 Tahun 1999 ttg Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah
2 (dua) UU tsb mrpk pelaksanaan salah satu
tuntutan reformasi tahun 1998
► Kebijakan
ini merubah penyelenggaraan pemerintahan
dari yg sebelumnya bersifat terpusat menjadi
tertdesentralisasi meliputi : penyerahan kewenangan
pemerintah pusat ke daerah (kecuali politik luar negeri,
pertahanan keamanan,peradilan, agama, fiskal
moneter, dan kewenangan bidang lain) dan perubahan
perimbangan keuangan antara pusat dan daerah
► Kedua
UU efektif dilaksanakan 1 Jan 2001
terdpt kendala :
1. Belum jls pembagian kewenangan antr
pusat dan daerah
2. Berbeda persepsi pelaku pembangunan thd
kebj desentralisasi & otoda
3. Rendahnya kerjasama antar pemerintah
daerah
4. Belum terbentuknya kelembagaan pemerintah
daerah yg efektif efisien
5. Terbatas & rendahnya kapasitas aparatur
pemda
6. Terbatasnya kapasitas keuangan daerah
7. Belum sesuainya pembentukan daerah otonom
baru (pemekaran wilayah) dgn tujuan
Melalui :
► Revitalisasi proses desentralisasi dan otoda dgn
merevisi kedua UU tsb menjadi :
UU No. 32 Tahun 2004 ttg Pemda
UU No. 33 Tahun 2004 ttg Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah
Sasaran dalam 5 tahun mendatang :
1. Tercapainya sinkronisasi dan harmonisasi
Perat PerUU Pusat dan Daerah
termsk
mengatur otonomi khusus Provinsi Papua dan
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
2. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah
daerah
3.
4.
5.
6.
Terbentuknya kelembagaan pemerintah
daerah yg efektif, efisien dan akuntabel
Meningkatnya kapasitas pengelolaan SDA
Pemda yg profesional dan kompeten
Terkelolanya sumber dana dan pembiayaan
pembangunan secara transparan, akuntabel
dan profesional
Tertatanya daerah otonomi baru

Reformasi :
* proses upaya sistematis, terpadu dan
komprehensif
ditujukan u/ merealisasikan tata
kepemerintahan yg baik

Good Governance (tata kepemerintahan yg
baik) :
* sistem yg memungkinkan terjadinya
mekanisme penyelenggaraan
pemerintahan negara yg efektif dan
efisien dgn menjaga sinergi yg
konstruktif di antara pemerintah, sektor
swasta dan masy

Birokrasi, adalah :
orgs yg memiliki jenjang, setiap jenjang
diduduki oleh pejabat yg ditunjuk/diangkat,
disertai aturan ttg kewenangan dan tanggung
jawabnya, dan setiap kebijakan yg dibuat hrs
diketahui o/ pemberi mandat

Pemberi mandat sektor swasta adl pemegang
saham, sektor publik adl rakyat

Reformasi Birokrasi, adalah :
upaya pemerintah meningkatkan kinerja
melalui berbagai cara dgn tujuan
efektivitas, efisien dan akuntabilitas
Berarti :
 Perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap,
pola tindak)
 Perubahan penguasa menjadi pelayanan
 Mendahulukan peranan dari wewenang
Tidak berpikir hasil produksi tetapi hasil akhir
 Perubahan manajemen kinerja
 Pantau percontohan reformasi biroks,
mewujudkan pemerintahan yg bersih,
transparan dan profesional, bebas KKN,
melalui :

a.
Penataan Kelembagaan
Struktur orgs ramping & flat (tdk byk
jenjang hierarkis & struktur orgs lebih
dominan pemegang jabatan
profesional/fungsional drpd jabatan
struktural)
b. Penataan Ketatalaksanaan
Mekanisme, sistem dan prosedur
sederhana/ringkas, simpel, mudah dan
akurat melalui optimalisasi penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi serta
memiliki kantor, sarana dan prasarana
kerja memadai
c. Penataan Sumber Daya Mnusia Aparatur
agar bersih sesuai kebutuhan orgs dari
segi kuantitas dan kualitas (profesional,
kompeten, beretika, berkinerja tinggi dan
sejahtera)
d. Akuntabilitas
Kinerja berkualitas, efektif, efisien dan
kondusif
e. Pelayanan dan Kualitas Pelayanan
Pelayanan prima (cepat, tepat, adil,
konsisten, transparan dll), memuaskan
pelanggan dan mewujudkan good
governance (kepemerintahan yg baik)

Menurut Sofyan Effendi, perlu diperhatikan
dlm melakukan reformasi sektor publik :
1. Reformasi sektor publik hrs lbh diarahkan
kpd peningkatan kemampuan,
profesioanlisme, & netralitas biroks publik
guna mengurangi kekaburan peranan
politik antara birokrt dan politisi
2. Intervensi pemerintah yg terlalu besar dlm
kegiatan ekonomi
terbukti mengandung keterbatasan dan
menyebabkan inefisiensi besar
3 Kecenderungan Implementasi
Reformasi Birokrasi
1. Negara tetap mempertahankan akar ideologi
birokrasi Weberian,
bertitik tekan pd
kekakuan dlm hierarki, status, kontrol dan
otoritas
Orientasi pd peraturan yg mengarah kepada
sekedar tercapainya efisiensi
2. Adanya kecenderungan mengarahkan
birokrasi kpd panggung birokrasi atau
pemerintahan politik, dimana orientasi
peraturan/hkm sbg alat u/ perubahan
Birokrasi lebih menitikberatkan kpd hasil,
teamwork atau fleksibilitas daripada proses
dan prosedur
3. Adanya tuntutan birokrasi harus beroriemtasi
pasar adms publik,
penekanan kpd
perbedaan kepentingan dan kebutuhan
masyarakat.
Birokrasi harus menekankan fungsinya dalam
jalur warganegara sebagai pelanggan atau
berorientasi pelanggan
Antara lain mengkaji ulang :
1. Fungsi pemerintah
hanya sbg pelindung
masy yg tdk kuat dlm mekanisme pasar (miskin)
dan menyediakan barang dan jasa yg tidak dapat
disediakan dengan mekanisme pasar
2. Filosofi birokrasi publik
untuk memperbaiki birokrasi, agar birokrasi
memiliki dasar pemikiran sama
3. Struktur organisasi
4. Revisi peraturan perUUan
5. Kebijakan sumber daya aparatur
disesuaikan dgn kebutuhan kompetensi dlm
jabatan pd struktur orgs birokrasi publik yg telah
disempurnakan
6. Manajemen perbaikan birokrasi
1.
Membangun visi birokrasi
melalui proses
internalisasi/institusionalisasi tingkat nasional
sampai kabupaten/kota
2. Membangun manusia birokrasi
kualitas kepemimpinan birokrasi
dibenahi
3. Membangun sistem birokrasi
Tiga aspek strategis yg harus dibenahi :
a. Pembenahan struktur
b. Menetapkan strategi yg tepat
c. Pembenahan budaya organisasi
4. Membangun lingkungan birokrasi


Visi Reformasi :
terwujudnya pemerintahan yg amanah atau
terwujudnya tata kepemerintahan yg baik
Misi Reformasi :
mengembalikan cita dan citra birokrasi
pemerintahan sbg abdi negara & abdi masy serta
dpt menjadi suri tauladan & panutan masy dlm
menjalani kehidupan sehari2

Secara Umum :
mewujudkan kepemerintahan yg baik didukung o/
penyelenggara negara yg profesional, bebas KKN
dan meningkatkan pelayanan kpd masy shg tercpai
pelayanan prima

Secara Khusus :
1. Birokrasi bebas
KKN
2. Birokrasi efisien
hemat penggunaan sbr dy
3. Birokrasi efektif
mampu mengemban
tanggung jawab
4. Birokrasi produktif
mampu mengeluarkan
keluaran yg sesuai dgn tuntutan kebutuhan
masy
5. Birokrasi sejahtera
digaji sesuai beban
tgs, bobot dan tanggung jwb




Peningkatan kinerja, pfofesionalisme sbr dy
manusia
Penghematan sbr dy orgs : 5 M + 1 T (man,
money, material, methode, machine, time)
Bukan sekedar manaikkan gaji
Remunerasi : bersifat nasional akan mengalami
perbaikan

Tunjangan kinerja :
- diberikan kpd yg berprestasi
- sbg proyek percontohan ditentukan bbrp unit kerja yg
langsung melayani masy

Mengakhiri (tolak ukur penilaian hasil reformasi birokrasi)
- perilaku koruptif
- PGPS (pintar goblok penghasilan sama)
- 802 (dtg jam 8, pekerjaan kosong,pulang jam 2)
- pengangguran terselubung
1.
2.
3.
4.
Komitmen pimpinan
msh kental bdy
paternalistik
Kemauan diri sendiri
mereformasi diri
sendiri
Kesepahaman
persamaan persepsi
Konsistensi
refs birokrasi dilaksanakan
berkelanjutan dan konsisten
1.
Pembaharuan mind-set (pola pikir) dan cultureset (budaya kerja)
a. Peningkatan penghasilan dgn prinsip
pekerjaan seimbang dgn imbalan
b. Pengembangan bdy kerja
c. Internalisasi dan konsistensi prinsip tata
kepemerintahan yg baik
2. Sistem manajemen pemerintahan :
a. Penciptaan pola dasar orgs pemerintah (unit pelaksana
pelayanan publik)
b. Perubahan dr manajemen ketatausahaan
kemanajemen SDMA
c. Simplikasi & otomatisasi tatalaksana, sistem
prosedur dan mekanisme pelayanan publik
d. Perbaikan sistem pengelolaan aset milik negara
e. Pembaharuan sistem amnajemen keuangan
f. Perbaikan sistem pengawasan & akuntabilitas
aparatur

Melalui :
1. Aliansi : mensinergikan seluruh aktor yi
pemerintah, dunia usaha dan masy dlm tim
solid
2. Menyempurnakan sistem kelembagaan yg
efektif, ramping, fleksibel, berdsr prinsip
good governance
3. Menyempurnakan struktur jabatan negara dan
jabatan negeri
4. Reposisi jabatan struktural dan fungsional
5. Restrukturisasi : merubahn struktur yg dipandang
tdk sesuai dgn tuntutan zaman & tdk efektif dlm
memajukan orgs
6. Reorientasi : mendefinisikan kembali visi, misi,
peran, strategi, implementasi dan evaluasi
kelembagaan pemerintah
7. Menerapkan strategi orgs, struktur orgs
efektif, efisien, rasional dan proporsional
8. Menerapkan prinsip orgs a.l: pembagian
tugas
9. Refungsionalisasi : tindakan/upaya
memfungsikan kembali sesuatu yg sebelumna
tdk/belum berfungsi
mengarah pd
penajaman profesionalisme orgs dlm
mengemban visi
10. Revitalisasi : upaya memberi tambahan
energi kpd orgs agar dpt mengoptimalkan
kinerja orgs.
berkaitan perumusan kembali
tugas,kewenangan,anggaran,penambahan/
penggantian instrumen pendukung dlm
melaksanakan tugas
1. Harus kuat
- Tidak mudah diintervensi kepentingan
publik
- Mampu mengadopsi kepentingan publik
melalui pelayanan prima
2. Kelembagaan :
- Pemisahan jabatan politik & jabatan karier
- Birokrasi hrs dipimpin birokrat profesional
karier
3. Sumber daya manusia harus profesional :
- Sistem rekrutmen sesuai prosedur
- Penempatan jabatan sesuai aturan
- Remunerasi memadai




Visi,misi, strategi organisasi
Struktur orgs efektif,efisien,rasional,
proporsional
Pembagian tugas proporsional
Mengatur jabatan struktural dan fungsional
Renew
(memperbaharui)
Reframe
(menyusun kembali)
Transformasi
Revitalize
(revitalisasi)
Restrukture
(restruktur)
• Berkaitan perubahan orang & semangat orgs
dgn penginventarisasian individu dgn
ketrampilan & sasaran baru
memungkinkan orgs melalukan regenerasi
• Yang perlu diperhatikan :
-
Menciptakan struktur penghargaan : rasa
puas
Membangun pembelajaran secara individu
: aktualisasi diri
Mengembangkan orgs : rasa kebersamaan
• Penggantian konsep orgs ttg apa &
bagaimana suatu hal dapat dicapai
• Yang perlu diperhatikan :
-
-
Pencapaian mobilitas (proses pengumpulan
energi) : energi mahal
Menciptakan visi : rasa satu tujuan
Membangun ukuiran : rasa kesepakatan
• Mepersiapkan orgs agar mencapai tingkat
•
persaingan hasil kerja
Hal ini berhubungan dgn orgs dan persaingan sehat
• Yang perlu diperhatikan :
- Membangun model ekonomi
- Membangun prasarana fisik
- Merancang kembali pekerjaan : desain ulang
• Membangkitkan kembali tenaga untuk
pertumbuhan orgs yg berkaitan dgn
lingkungan melalui proses yg lebih menantang
• Yang perlu diperhatikan :
- Mencapai fokus pasar : perasaan
- Menginvestarisasi bisnis baru : sistem
reproduksi
- Merubah aturan melalui teknologi
informasi

Tata
= aturan, susunan, cara, sistem

Laksana
= sifat, perilaku, perbuatan

Tata laksana
= cara mengurus (menjalankan,
melaksanakan) aktivitas usaha
instansi/perusahaan

Keberhasilan Sistem Tatalaksana
Memerlukan Koordinasi :
- waktu
- ruang
- interinstitusional
- fungsional
- struktural
- perencanaan
- masukan umpan balik








Mekanisme/sistem kerja internal
Prosedur kerja
Hubungan kerja eksternal
Perencanaan,pelaksanaan,pemantauan, evaluasi dan
pengendalian
Pengelolaan sarana dan prasarana kerja
Otomatisasi administrasi perkantoran
Pemantauan teknologi informasi (E-gov)
Pengelolaan kearsipan yang handal

Mewujudkan tata laksana yg ringkas/simpel,
efektif, efisien dan transparan

Memberi pelayanan prima dan pemberdayaan
masyarakat

Diarahkan pd perubahan sistem manajemen dgn
konsep manajemen modern
agar cepat,
akurat, pendek jaraknya

Pemanfaatan teknologi modern di lingkungan
instansi pemerintah

Menyempurnakan sistem dan prosedur kerja
efektif,ramping, fleksibel berdasar prinsip
kepemerintahan yg baik

Menyempurnakan SAN u/ menjaga keutuhan
NKRI dan mempercepat proses desentralisasi

Menyempurnakan tatalaksana dan hub kerja
antar lembaga di pusat dan antar pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota

Menciptakan sistem administrasi pendukung
dan kearsipan yg efektif dan efisien



Pemangkasan dan eliminasi mekanisme sistem kerja,
prosedur dan mekanisme yg memberi peluang
terjadinya praktek KKN
Deregulasi dan debirokratisasi sistem administrasi
pemerintahan
Perumusan Standar Operating Procedures (SOP)
adms pemerintahan




Penyusunan hub kerja eksternal/tata hub
kewenabgan antar lembaga, antar pemerintah pusat
dan daerah serta antar daerah
Optimalisasi pemanfaatan teknologi infs (E-Gov)
dlm rangka modernisasi adms dan manajemen
pemerintahan
Penataan pengelolaan arsip secara bik dan benar
Otomatisasi adms perkantoran




Proses pengadaan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi dan pengendalian
Pengelolaan sarana dan prasarana kerja sesuai
ketentuan yg berlaku
Implementasi akuntabilitas, tranparansi, dll
Merubah paradigma manajemen UP3 (Unit
Pelaksana Pelayanan Pemerintah dr manajemen
birokratik ke manajemen wirausaha

Kriteria Pemiliohan Prioritas Program
Pendayagunaan Ketatalaksanaan :
1. Prosedur panjang, berbelit dan bertele-tele
2. Rawan/memberi peluang KKN dan percaloan
3. Mengganggu/menghambat kelancaran produksi
dan arus barang/jasa pemerintah
4. Mengganggu kelancaran penerimaan dan
pengeluaran anggaran negara
5. Menghambat kelancaran proses kerja
aparatur/mengakibatkan ekonomi biaya tinggi
6. memboroskan sumber daya dan waktu

Penataan SDA dilaksanakan dgn
memperhatikan :
1. Penerapan sistem merit dlm manajemen
kepegawaian
2. Sistek diklat yg efektif
3. Standar dan peningkatan kinerja
4. Pola karier jelas dan terencana
5. Standar kompetensi jabatan
6. Klasifikasi jabatan
7. Tugas,fungsi dan beban tugas proporsional
8. Rekrutmen sesuai prosedur
9. Penempatan pegawai sesuai keahlian
10. Renumerasi memadai
11. Perbaikan sistem informasi manajemen
kepegawaian
Adalah :
 Menciptakan aparatur negara profesional,
netral dari kegiatan dan pengaruh politik,
bermoral tinggi, berwawasan global,
mendukung persatuan dan kesatuan bangsa,
serta memiliki tingkat kesejahteraan material
dan spiritual
Peneraoan sistem merit dalam manajemen
kepagawaian
 Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sistem, pendidikan dan latihan yg efektif
 Standarisasi dan peningkatan kinerja
 Pola karier yg jelas dan terencana

Penilaian Kinerja dan Instrumen
Pengukuran Kinerja

Penilaian Kinerja, adalah :
salah satu tahapan penting dlm siklus
pengembangan sumber daya mabusia, baik di
sektor publik maupun di sektor swasta

Sistem Penilaian Kinerja Berlandaskan :
1. Keadilan
2. Transparan
3. Independensi
4. Pemberdayaan
5. Non diskriminasi
6. Semangat berkompetisi
Adalah :
 Alat yg dipakai untuk mengukur kinerja
individu seorang pegawai yg meliputi :
- Prestasi kerja
- Keahlian
- Perilaku
- Kepemimpinan

Prestasi kerja :
hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas,
secara kualitas dan kuantitas kerja

Keahlian :
tingkat kemampuan teknis yg dimiliki pegawai
dlm menjalankan tugas yg dibebankan
kepadanya, berupa kerjasama, komunikasi,
inisiatif, dll

Perilaku :
sikap dan tingkah laku pegawai yg melekat pd
dirinya dan dibawa dlm melaksanakan tugastugasnya.
Perilaku mencakup kejujuran,tanggung jawab,
dan disiplin

Kepemimpinan :
merupakan aspek kemampuan manajerial dan
seni dalam memberi pengaruh kepada orang
lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan
secara tepat dan cepat, termasuk
pengambilan keputusan dan penentuan
prioritas
Indikator yang Digunakan Mengukur
Kinerja Birokrasi Publik

Produktivitas :
umumnya dipahami sbg rasio antara input dgn
output, kemudian berkembang dgn
memasukkan seberapa besar pelayanan
publik itu memiliki hasil yg diharapkan

Kualitas layanan :
kepuasan masyarakat terhadap layanan

Responsivitas :
kemampuan orgs u/ mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas
pelayanan dan mengembangkan program
pelayanan publik sesuai dgn kebutuhan dan
aspirasi masyarakat

Responsibilitas :
menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan
orgs publik dilakukan sesuai dgn prinsip2
adms yg benar /sesuai kebj orgs
responsibilitas pd suatu ketika berbenturan
dgn responsivitas

Akuntabilitas
menunjuk pd seberapa bsr kebj dan kegt orgs
publik konsisten dgn kehendak masy banyak

Adalah :
kewajiban individu atau penguasa yg dipercayakan u/
mengelola sumber daya publik dan ybs dgnnya u/ dpt
menjawab hal yg menyangkut pertanggungjawaban fiskal,
manajerian dan program (deklarasi Tokyo)

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah :
suatu ukuran yg menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dgn ukuran nilai2
atau norma eksternal yg ada di masy

Nilai & norma pelayanan yg berkembang dlm
masy meliputi :
1. trasnparan pelayanan
2. prinsip keadilan
3. jaminan penegakan hukum
4. hak asasi manusia
5. orientasi pelayanan yg dikembnagkan thd
masy pengguna jasa

Pengertian Lebih Luas, akuntabilitas pelayanan
publik adalah :
pertanggungjawaban pegawai pemerintah kepada
publik yg menjadi konsumen pelayanannya

Menurut Carino :
Akuntabilitas, mrpk evolusi kegiatan yg
dilaksanakan o/ seorang petugas baik masih
beradapd jalur otoritasnya atau sudah berada jauh
diluar tanggung jawab dan kewenangannya
1. Akuntabilitas internal seseorang/akuntabilitas spiritual yi :
pertanggungjawaban orang kepada Tuhannya, meliputi
pertanggungjawaban mengenai segala sesuatu yg
dijalankan
2. Akuntabilitas eksternal seseorang yi :
akuntabilitas seseorg kpd lingkungannya (formal
maupoun lingkungan masy)

Faktor Penyebab Akuntabilitas Tidan Berlangsung
di Suatu Negara :
1. Tingkat pemahaman rendah
2. Gaji rendah
3. Dekandensi moral
4. Manajemen “semau gue”
5. Hambatan budaya
6. Monopoli
7. Buruknya sistem akuntansi
8. Kekakuan birokrasi
9. Kurangnya kemampuan penerapan akuntabikitas
10. Konflik hubungan kelembagaan
11. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
12. Ketertinggalan teknologi
13. Mental jajahan
14. Lemahnya aturan hukum
15. Lingkungan kurang kondusif



Akuntabilitas hrs utuh dan menyeluruh
Mencakup aspek menyeluruh mengenai aspek
integritas keuangan, ekonomis dan efisiensi,
efektivitas dan prosedur
Akuntabilitas merupakan bagian dr sistem
manajemen u/ menilai kinerja individu maupun
unit orgs



Akuntabilitas harus dibangun berdasarkan sistem
informasi yg handal
u/ menjamin keabsahan,
akurasi, obyektivitas dan ketepatan waktu
penyampaian informasi
Adanya penilaian yg obyektif dan independen thd
akuntabilitas instansi
Adanya tindak lanjut terhadap laporan penilaian
atas akuntabilitas
Download