emp!ly9i - E-Journal KKP

advertisement
Tip€ Sedimen di Dasar perairan Arafura (Suprapto)
TIPE SEDIMEN DI DASAR PERAIRAN ARAFURA
')
peneriti pada Barai
R,""",:tlllj3'l"",
Muara saru-Jakarta
ABSTRAK
setiap wilayah perairan mempunyai tipe sedimen berbeda-beda sesuai dengan retak geografis dan
topografi. Informasi tipe sedimen tersebut, sangat penting untuk diketahui kirena asiet<-ini oapai
digunakan sebagai data dukung bagi pengkajian sumbei daya ikan demersar oi sJatu periirln.
Berkaitan dengan hal tersebut maka makalah ini akan mengi;fofmasikan tipe seoimen oi 'peiaiian
ry1luri.v"ls diperoleh dari salah satu kegiatan nset oseanogiafi yang dilakuian paoa uutan ottouei
2003 Hasir .pengamatan memperrihatkan bahwa sedimen yang'menyusun dasar perairan Arafura
didominasi oleh tipe berliat (48%) yang menyebar pada sebagjian-besar perairan dekat pantai terutama
sekitar muara sungai Digur, sedangkan pada perairan menjauhi pantai, pada umumnva beruDa
camp-uran liat berpasir yang mendominasi sekitar 29,6%; lempung berpasrr t 1o/o, oan yang
u6.tip" pa!,r
relatifjarang.
KATA
KUNCI: sedimen,
perairan Arafura
mengatakan bahwa komposisi jenis ikan yang
PENDAHULUAN
Informasi tentang tipe sedimen di dasar perairan
laut merupakan salah satu data dasar dari asoek
fisik
perairan yang sangat penting
dalam
mendukung kegiatan pengkajian sumber daya ikan,
hal tersebut karena seringkali mempunyai kaitan
erat dengan keberadaan populasi ikan demersal
terutama berperan menentukan pola distribusi.
dominasi jenis maupun besar biomassa ikan-ikan
yang hidup di sekitar dasar perairan.
Hubungan keterkaitan antara
tipe
sedimen
menurut
Nybaken (1988) lebih didasari oleh naluri adaptasi
ikan terhadap ketersediaan makanan maupun
lerhadap kondisi lingkungan perairan yang sesuai
dengan keberadaan populasi ikan
untuk hidup. Kelompok jenis ikan yang hidup di
dekal dasar perairan (demersal) cenderung
menyukai I'ngkungan substrat dasar yang
mempunyai tipe sedimen terlentu, hal tersebut
selain kualitas perairan mendukung bagi
kelangsungan hidup, iuga terkait dengan
ketersedlaan pakan alami kesukaan yaitu berupa
berbagai organisme dasar (benlos). Distribusi
populasi bentos di dasar perairan tersebut
ditentukan oleh tipe sedimen, oleh karena itu tipe
sedimen dasar oerairan tersebut secara tidak
langsung akan mempengaruhi dinamika populasi
ikan demersal.
Beberapa hasil penelitian yang secara jelas
memberikan pelunjuk keterkailan antara sedimen
dan keberadaan populasi ikan demersal adalah
kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat
tangkap jaring pukat dasar (bottom trawl). Widodo
(1979) dan Martosubroto
&
Badrudin (1984)
tertangkap dan laju tangkap selalu memperlihjtkan
hasil yang berbeda-beda untuk setiap kedalaman
yang berbeda. Indikasi tersebul diprediksi selain
dipengaruhi oleh faklor tekanan, juga karena
lingkungan substrat dasar yang cenderung
!emp!ly9i tipe sedimen yang berbeda pula.
Rosyid (1995) dalam ka.Jian serupa lerhadap atat
langkap mini trawl yang banyak dioperasikan
nelayan di perairan Rembang-Kendal (Jawa
Tengah) juga menunjukkan indikasi demikian. vakni
hasil langkapan ikan yang paling tinggi pada
umumnya berada pada kedalaman 20 samoai
dengan 40 m di mana lipe sedimen didominasi oieh
tekstur pasir berlumpur dan komposisi ienis ikan
yang tertangkap bervariasi, sebaliknya
hastl
langkapan terendah apabila substrat dasar tersebul
jenis ikan yang dominan pada
P"fj_pg.tyrnp.u.
habitat ini adalah kelompok suku Scian,dae iikan
tiga waja). Demikian pula, hasit kajian Soedharma
(1972) pada pengamalan terhadap komposisi jenis
hasil tangkapan udang di perairan Kalimantan
Selatan. Jenis udang windu (penaeus monodon\
dan udang bago (penaeus semicu/catus) banvak
tert€ngkap pada perairan yang mempunyai iipe
sedimen terdiri atas lempung liat bercampur pasir,
sedangkan udang .lerbung (penaeus merguensis)
dan udang api-epi (Metapeneus monoceros\
tertangkap pada hampir semua bentuk tioe substrat
dasar. Gambar 1 menunjukkan beberapa jenis ikan
sesuai dengan jenis alau tipe sedimen.
Tipe sedimen pada setiap wilayah perairan
berbeda-beda tergantung topografi dan letak
georafis. Menurut Widodo (1979) di perairan Laut
Jawa sebagian besar (58%) tipe dasar lerdiri atas
lumpur, sedangkan sisa 42% terdiri atas pasir,
campuran pasir lumpur, dan batu kerikil (grayel). Di
113
BAWAL: Vol.1 No.3-Desember 2006. 113-119
Udang jerbung (Penaeus merguiensis)
lkan gulamah atau tiga waja (Scianidae)
habitat pada substrat Iumpur
menyukai tipe sedimen
liat bercampur
pasir,
lumpur
Udang windu (Penaeus monodon),
menyukai tipe sedimen lempung liat berpasir
Gambar
1.
Kerapu sunu (Plectropomus sp.)
menyukai tipe sedimen pasir campur karang
Beberapajenis ikan dan udang, hidup pada berbagai jenis tipe sedimen,
dasar perairan Teluk Jakarla, sebagian besar
didominasi oleh lumpur (62%), pasir 35%, dan
kerikil 3% (Ongkosongo et al., 1979). Di perairan
Sorong menurut Hermanto ei a/. (1987), tipe
sedimen didomrnasi pasir. terutama pasir
al
('1983) akan
terhadap siruktur
substrat dasar menurut Fresi ef
berpengaruh langsung
komunitas organisme bentos
baik
secara
struktural (menyangkut komposisi dan diversitas)
maupun terhadap parameter fungsional yang
menyangkut tentang produktivitas, sehinga secara
berukuran halus.
tidak langsung akan berpengaruh pula terhadap
Mengingat pentingnya informasi sedimen
dalam mendukung pengkajian stok sumber daya
ikan di suatu perairan, maka dalam makalah ini
akan diinformasikan hasil kajian di perairan
Arafura yang menunjukkan daerah penangkapan
udang dan berbagai .jenis ikan demersal. Perairan
Arafura merupakan bagian wilayah perpanjangan
sahul shelf yang mempunyai kedalaman relatif
dangkal (rata-rata <50 m), kondisi perairan dikenal
dengan tingkat kesuburan tinggi serta menopang
kekayaan sumber daya udang dan ikan demersal
cukup berlimpah. Oleh karena itu, di perairan ini
menjadi daerah penangkapan
ikan
cukup
potensial yang padat oleh berbagai alat tangkap
terutama sejak dioperasikan jaring pukat dasar
(bottom traw\ sejak tahun 1969 (Naamin &
Sudrajad, 1975). Informasi tentang indikasi ada
kelebihan tangkap (over flslng) akibat padat
jumlah alat tangkap pukat dasar sudah sering
diinformasikan, namun yang mengaitkan dengan
kondisi kerusakan substrat pada dasarnya belum
banyak yang mengungkapkan.
114
Kerusakan
stok sumber daya ikan demersal.
Untuk
mendukung riset sumber daya ikan demersal di
perairan Arafura, maka dalam makalah ini akan
diinformasikan
tipe sedimen yang
menyusun
dasar perairan.
Tekstur Dasar
Berdasarkan pada analisis terhadap 31 contoh
sedimen yang diambil dari 3'1 lokasi
stasaun
pengamatan, diperoleh 7 macam komponen tekstur
sesuai besar ukuran partikel (Tabel 1). Ke{ujuh
tekstur tersebut terdiri atas pasir kasar (course
sands). pasir sedang (medium sands), pasir halus
(fine sands), pasir halus sekali (ve|y llne sands),
debu atau lumpur atau lanau (s,/0, dan liat (c/ays).
Dari 7 tekstur tersebut apabila dikelompokkan
berdasarkan pada jenis, maka diperoleh 3
kelompok tekstur yang menggambarkan struktur
sedimen di perairan Arafura. Macam struktur
sedimen tersebut terdiri atas pasir (ukuran 0,075
Tipe Sedimen di Dasar Perairan Arafura (Suprapto)
Tabel
Hasil analisis tekstur substrat (%) pada stasiun pengamatan di dasar perairan Arafura
1.
bulan Oktober 2003
noa
0,01
1
2
5
6
4,51
16 46
34,63
7r oo
7
31 ,71
8
o,32
3
I
'10
11
12
0
31
n'lo
10la
4,25
15
noa
to
1qR
17
0,10
1
20
000
21
0,4'1
o07
,01
27
8,46
39.34
11
,67
0,24
1
5,01
18,7 4
2.38
10,26
46,25
12,87
8,'t3
44,53
28,23
21,98
5,77
23,04
0,54
30,48
4n?
0,48
0,34
3,64
69,49
49,96
42,91
13,61
4,57
49,66
1,37
16 34
17
,49
15,79
2,70
34,81
9,48
29,66
4,06
4,10
14,83
26,54
22,49
34 47
7
,31
37
,44
87 ,71
16R
1
cz,tz
6,93
a)a
90,94
96,03
82,99
94,05
4,05
0,84
4,33
11
2,20
172
,97
0,'1s
14,O0
1,77
1,08
76,79
50,05
25.56
17,15
7 .60
0.85
212
21
.20
sampai dengan 0,8 mm), debu alau lumpur (ukuran
0,053 mm), dan liat (ukuran <0,053 mm) di mana
masing-masing lokasi stasiun menunjukkan
komposisi yang bervariasi Cfabel 2).
1
003
0,61
3.33
104
6.27
43,8 9
0,32
1,79
,1 RR
0,39
0,18
0,09
0,52
1,46
ae
2,'t6
2,78
4,79
1
') ra
4,28
0,25
,01
18
0,16
2,91
14,03
1 10
19
23
24
47,70
20 46
)7)
a,za
0,05
2,29
0,22
o,32
,42
4,91
1,15
72,
51,49
29 07
6,38
a40
64,93
12,26
487
0,76
0 01
11,14
1,79
3,19
1
9,38
'\
14
4 70
2,37
3,84
19,22
14,15
,15
2,31
1,48
Distribusi Tekstur
Pola sebaran tekstur sedimen di dasar perairan
Arafura tampak pada Gambar 2, 3, dan 4. Sedimen
liat sebagian besar tampak menempati daerah
dekat pantai dan cenderung dominan di sekitar
Tipe Sedimen
Muara Digul, sebaliknya sedimen pasir menempati
Pada umumnya struktur subslrat dasar
di
seluruh stasiun pengamatan memiliki 3 komponen
utama yaitu pasir, lumpur, dan liat. Komponen-
komponen tersebut apabila
diklasifikasikan
berdasarkan pada skala segitiga Shepard menurut
Shepard (1954), maka dihasilkan tipe sedimen
seperti tampak pada Tabel 3.
Tampak bahwa sebagian besar
stasiun
didominasi oleh tipe sedimen berliat, liat berpasir,
dan sebagian kecil pasir dan lempung. Sedimen
berliat ditemukan 13 stasiun dari total 27 stasiun
pengamatan atau mendominasi 48%, sedangkan
liat berpasir mendominasi
29,60lo,
dan
lempung
trerpasir 117o. Tipe pasir dUumpai sangat jarang.
Pada umumnya sedimen berliat ditefiukan pada
stasiun-stasiun mulai nomor ke-21 kemudian
berturut-lurut sampai dengan stesiun 29, di mana
posisi berada dekat dengan Muara Digul.
daerah tengah menjauhi pantai.
Dilihat dari dominasi sedimen dan pola
distribusi, tampak bahwa tipe sedimen yang
membentuk perairan
ini diduga
banyak
dipengaruhi oleh aliran Sungai. Dugaan tersebut
didasarkan pada beberapa argumen menurut
Odum (1971); Davies ('1980); Krumbein & Sloss
('1963), bahwa sungalsungai membawa partikelpartikel lumpur mengalir menuju muara dan
akhirnya mengendap di dasar laut membentuk tipe
sedimen tertentu. Jenis tipe sedimen tersebut
berkaitan erat dengan faktor kuai arus dan ombak
di laut, apabila kondisi arus sangat kuat maka
partikel-partikel yang mengendap akan didominasi
oleh partikel yang ukurannya relatif lebah besar.
sebaliknya bila kekuatan arus tersebut lemah
maka partikel yang berukuran relatif halus akan
mendominasi di dasar perairan.
Berdesarkan pada pengamatan kondisi arus di
'1
15
BAWAL: Vol.l No.3-Desember 2006: 113-119
Tabel 2.
Kondisi substrat dasar di perairan Arafura, bulan Oklober 2003
1
41,4
zJ,vo
46,73
,14
1,79
6'1,93
51 ,49
J
43,2
48,8
40,0
52,91
2
to
76,56
70 nq
2,91
43,89
20,53
87
2,38
10q
18,74
10,26
46,25
46,41
6,27
3,64
69,49
49,96
24,62
13,03
oz,.t3
45,78
82,29
4,57
49,66
60,37
2,70
62,55
42,97
58,46
4,99
62,15
2,99
9,48
4,10
45,11
2,57
52,32
6,32
2,82
z,tJ
14,70
2,5 |
1 ,48
90,94
96,03
82,99
94,05
5
7
30,0
23,0
8
z,c,v
11
12
13
14
15
'16
1E
31 ,0
19
20
z5
37,0
34,0
25,0
26,0
29,0
24
2'l ,0
zo
27
20,0
1 6,0
23,0
28
27 ,5
21
lc
,37
51,80
24,24
24,0
30,0
25,0
24,0
25,3
31,6
30,0
2a n
10
11
1
7
31
1,|E
4,47
1,77
1,08
48,87
39,0
97,03
perairan Arafura saat dilakukan pengambilan
contoh sedimen, menunjukkan bahwa kecepatan
arus rata-rata relatif lemah (0,41 m dt ) dan kondisi
tersebut diduga kuat mendukung
proses
pengendapan partikel halus yaitu tekstur liat yang
1
3
23,93
11
,14
46,73
170
52,91
210
/o,co
116
0,85
36,17
76,79
50,05
2,12
di sekitar muara sungai
Digul. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di
perairan ini telah terjadi pengendapan liat yang
diduga berasal dari sungaFsungai yang bermuara
di sekitar perairan Arafura, terutama Sungai Digul.
tampak mendominasi
64,93
51,49
Berliat/C/ays
BerliaVC/ays
43,89
20,53
Liat berpasir/C/ay sands
Lempung berpasir/c/ay sands
Lempung berpasir/C/ay sands
Pasir berfempung lSancl clays
Liat berpasir/C/ay sands
BerliaVC/ays
Liat berpasir/C/ay sands
2,38
OC
I
87 ,37
51 ,80
18,74
10,26
46,25
24,24
10
46,41
6,27
3,64
69,49
49,96
79,05
8
st,lt
47 ,55
37 ,44
87 ,71
Tipe sedimen pada stasiun pengamatan di perairan Arafura, bulan Oktober 2003
3
7
16,34
aa oa
18,23
Keterangan/R€ma'ks: 'tidak ada data (ro dala)
Tabel
,31
tAt
21 ,44
30
,37
I
Tipa Sadimen di Dasar Perairan Arafura (SuPrapto)
Tabel 3.
11
12
ta
14
15
16
17
18
19
Lanjutan
24,62
'13,03
45,78
4,57
1,37
2,70
62,35
49,66
16,34
36,93
BerliaUCays
Liat berpasir/Cray sands
Pasir berfempung lsancl clays
Liat berpasir/cray sands
2,99
9,48
4,10
34,47
47,55
37,44
7,31
1,68
87,71
36,17
52,32
Lempung berpasir/Cray sands
BerliaUCrays
Liat be rpasir/c/ay sands
BerliaUC/ays
Liat berpasir/C/ay sands
BerliaUCrays
90,94
96,03
Berliat/C/ays
Berliat/C/ays
82,29
60,37
62,55
42,97
58,46
4,99
62,15
45,11
2,57
6,32
2,82
14,70
4,47
2,7 s
'18,23
22
23
24
ZJ
zo
1,15
2,31
1 ,48
27
28
29
21 ,44
2,20
1,77
30
48,87
1
31
97.03
Gambar
2.
,08
0,85
Pola sebaran tekstur liat
82,99
94,05
79,57
76,79
50,05
2,12
(0/o)
Berliaucrays
Betliavolays
BerliaU0/ays
Berliauolays
Liat berpasir/Cray sands
Berpasir/Sands
di perairan Arafura, bulan OKober 2003.
117
BAWAL: Vol.1 No.&Desember 2006:
1
13-1 19
'--.i. , ,r'
I
I
I
t
\l
Gambar
3.
Pola sebaran tekstur debu atau lumpur (%)di perairan Arafura, bulan oktober 2003.
t
t
ti "."-
ir
-l
7LS
Gambar 4.
Pola sebaran tekstur pasir
KESIMPULAN
Sedimen yang menyusun dasar
perairan
Arafura didominasi oleh tipe berliat (480lo) yang
menyebar pada sebagian besar perairan dekat
pantai terutama sekilar muara Sungai Digul,
sedangkan pada perairan menjauhi pantai, pada
umumnya berupa campuran liat berpasir yang
mendominasi sekitar 29,6%, lempung berpasir
11o/o, dan yang bertipe pasir relatifjarang.
DAFTAR PUSTAKA
Davies, J. L. 1980. geographical variation in coastal
development. Lowe
&
Brydone printers
Limited. The Ford. Nort Folk: 212 pp.
118
(o/o)
di perairan Arafura, bulan Oktober 2003.
Fresi, E., M. C., cambi, S. Focardi, R. Barbgagli, F.
Baldi, & L. Falcial. 1983. Benthic communitv
and sediment types: A structural analysis. Mai.
Ecol. 4 (2\: 101-121 .
Hermanto, 8.,
A. Suwartana, & Suhartati. 1997.
Komposisi sedimen perairan Sorong, Selat
Sele, lrian Jaya, oseanologi di Indonesia.
Pusat Penelitian dan pengembangan
Oseanologi. Lembaga llmu pengetahuan
Indonesia. Jakarta. No.22: 45-59.
Krumbein, W. C. & L. L. Sloss. 1963. Stratigraphy
and sedimentation M. H. Freemen and
Company. San Fransisco: 460 pp.
Martosubroto, P. & M. Badrudin. 1984. Notes of
Tipe Sedinen di Dasar Perairan Arafura (Suptapto)
the stratus of the demersal resouirce of the
north coast of Java. 1PFC. Bangkok (3): 1-2.
Naamin, N. & A. Sudradjad. 1975 Progress report
of the Arafura shrimp
flshery.
Laporan
Penelitian Perikanan Laut. Jakarta. Lembaga
Rosyid, A. 1995. Penelitian tentang kedalaman dan
lekstur dasar perairan terhadap penyebaran
ikan demersal di pantai utara Jawa Tengah
(Rembang dan Kendal). Laporan Hasil
Penelitian. Program Studi llmu Kelautan'
Universitas Diponegoro. Semarang 23 h
Penelitian Perikanan Laut. No.2. Hal: 45.
Nybaken, J. W. 1988. Biologi laut: Suatu
pendekatan ekologis. Alih Bahasa H. M.
Eidman el aL Cetakan 1. Gramedia. Jakarta.
480 hal.
fisika, kimia biologi, dan geologi. A. Nontji &
llmu
Pengetahuan Indonesia Jakarta. Hal: 375'407.
Odum. E. P. 1971. Fundamentat of ecology' 3n
edition. W. B.sounders Comp. Phildelphia'
574 hal.
Selatan dan Timur. Laporan
Penelitian
Perikanan Laut. No.1: 80-90 h
Onokosonoo. O. S. R., Subardi, Sumiati, L. Effendi,
'A. Su-nardi, & P. Hamidjojo 1979. Sedimen
dasar Teluk Jakarta, Teluk Jakarta, pengkajian
Djamali (ed). LON. Lembaga
Soedharma, O. 1572. Hubungan antara tekstur
dasar oerairan (substrat) dengan distribusi
udang famili Peneidae di perairan Kalimantan
Sheoard, F. P. 1954. Nomenclature based on sand
silt cfay ratio. Journal Sed.Petrology. (24').151'
158.
Widodo, J. 1979. A check list of lisheries collected
by
Mutiara
lV.
Contribution
of
Fisheries Project. Lembaga
Perikanan Laut. Jakarta. (l) :51'77
Demersal
Penelilian
.
119
Download