File - Website Program Studi Kimia Universitas Pakuan

advertisement
PENENTUAN STATUS MUTU AIR SUNGAI CILIWUNG DI WILAYAH KOTA
BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE STORET DAN METODE
INDEKS PENCEMARAN
Putri Nahrishah, Sutanto, Ani Iryani
Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Pakuan
ABSTRAK
Saat ini Sungai Ciliwung dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti baku air minum, industri,
perikanan dan pertanian. Seiring dengan meningkatnya populasi dan aktivitas masyarakat di Kota Bogor,
maka dapat menyebabkan terjadinya pencemaran terhadap Sungai Ciliwung Maka dari itu dilakukan
penelitian terhadap kualitas air Sungai Ciliwung berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
82 Tahun 2001 baku mutu kelas II. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status mutu air Sungai
Ciliwung dengan menggunakan Metode STORET dan metode Indeks Pencemaran. Penelitian ini mengambil
sampel di enam lokasi, yaitu Bendungan Katulampa, Bantar Kemang, Pasar Bogor, Sempur, Warung Jambu,
dan Kedung Badak dengam masing-masing lokasi empat kali pengambilan sampel. Sampel air dianalisis
kualitas fisika, biologi, dan kimia dengan Standard Method American Public Health Association (APHA).
Hasil status mutu air Sungai Ciliwung menurut metode STORET hasil adalah tercemar berat dengan skor -40.
Sedangkan hasil status mutu air Sungai Ciliwung menurut metode indeks pencemaran adalah tercemar sedang
dengan nilai PIj 9,15.
Kata kunci: Sungai Ciliwung, status mutu, metode STORET, metode indeks pencemaran.
PENDAHULUAN
Air merupakan zat yang dibutuhkan oleh
Sungai Ciliwung dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan seperti baku air
minum, industri,
semua makhluk hidup termasuk manusia, hewan
perikanan, peggelontoran dan pertanian. Sebagai
serta tumbuh-tumbuhan. Air juga merupakan
sumber baku air minum, Sungai Ciliwung telah
suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
kesehatan masyarakat. Sungai merupakan salah
(PDAM) Kota Bogor juga untuk kegiatan industri
satu penunjang bagi kehidupan manusia. Sungai
dan lain-lain [6].
memiliki peranan bagi perkembangan peradaban
Sungai Ciliwung terbentuk dari penyatuan
manusia yaitu dengan menyediakan daerah yang
puluhan aliran sungai kecil di kawasan Taman
subur dan sumber air sebagai sumber kehidupan
Nasional Gunung-Gede Pangrango Jawa Barat
bagi manusia. Sungai juga berperan sebagai
[9]. Secara geografis, Sungai Ciliwung terletak di
sarana transportasi untuk meningkatkan mobilitas
daerah antara 6º05’ - 6º50’ Lintang Selatan dan
dan komunikasi antar manusia. Sungai juga
106º40’ - 107º00’ Bujur Timur. Panjang aliran
berfungsi sebagai saluran pembuangan untuk
Sungai Ciliwung mulai dari bagian hulu sampai
menampung air di selokan kota dan air buangan
muara sungai di pesiar pantai Tanjung Priok,
dari area pertanian. Sungai Cilliwung berasal dari
Jakarta adalah ±76 km. Luas Daerah Aliran
Gunung Pangrango Jawa Barat mengalir ke arah
Sungai (DAS) Ciliwung ±322 km2 [6].
jakarta melewati Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
Menurut Peraturan Pemerintah
Kota Depok, dan bermuara di teluk Jakarta.
Republik
Indonesia No. 82 Tahun 2001, Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dilakukan
pada
Sungai
dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
Ciliwung yang berada di wilayah Kota Bogor.
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
Penelitian ini mengambil sampel di enam lokasi,
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai
yaitu Bendungan Katulampa, Bantar Kemang,
dengan peruntukannya. Air yang tercemar bisa
Pasar Bogor, Sempur, Warung Jambu, dan
dilihat dari mutu air tersebut. Mutu air merupakan
Kedung Badak. Penelitian dilakukan pada bulan
kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji
Maret sampai Mei 2015. Pengambilan sampel air
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan
sungai akan dilakukan selama empat hari pada
metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-
bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015.
undangan yang berlaku [11].
Kemudian sampel air dianalisis kualitasnya
Metoda STORET merupakan salah satu
meliputi kualitas fisika, kimia, dan biologi
metoda untuk menentukan status mutu air yang
berdasarkan
umum digunakan. Dengan metoda STORET ini
Indonesia No. 82 Tahun 2001 Baku Mutu Kelas
dapat diketahui parameter-parameter yang telah
II. Selanjutnya hasil analisis yang diperoleh diolah
memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara
dengan metode STORET dan metode Indeks
prinsip, metoda STORET adalah membandingkan
Pencemaran untuk menentukan status mutu air
antara data kualitas air dengan baku mutu air yang
Sungai Ciliwung.
disesuaikan
dengan
peruntukannya
guna
menentukan status mutu air [10]
Peraturan
Pemerintah
Republik
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini,
yaitu sampel air Sungai Ciliwung yang diambil
Indeks pencemaran merupakan indeks yang
pada 6 titik, MnSO4, larutan alkali-iodide-azida,
digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran
H2SO4 pekat, Na2S2O3, indikator kanji, MgSO4,
relatif terhadap kualitas air yang diizinkan. Indeks
CaCl2, FeCl2, buffer fosfat, aquabidest, AgSO4,
Pencemaran
HgSO4,
(IP)
ditentukan
untuk
suatu
K2Cr2O7,
ferro
ammonium
sulfat,
peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk
indikator ferroin, NH4Cl-EDTA, pereaksi warna,
beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan
HNO3
air atau sebagian dari suatu sungai. [10]
hydroksilamin, HCl 1:1, HNO3 1:1, NaOH,
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
methylene blue, kloroform, larutan pencuci,
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui status mutu air Sungai Ciliwung
dengan menggunakan metode STORET dan
metode
Indeks
K2S2O8,
NaCl-
Na2SO4 anhidrat, alkohol 70%, media M-FC, dan
media M-Endo.
Alat yang digunakan untuk penelitian ini,
yaitu 24 jerigen berukuran 5 liter, botol winkler,
informasi
botol coklat, spiritus, korek api, alat penyaring
mengenai status mutu air Sungai Ciliwung kepada
vakum, water bath, piala gelas, gelas ukur, oven,
pihak yang membutuhkan.
neraca analitik, pipet volumetrik, erlenmeyer,
untuk
Penelitian
KMnO4,
ini
bermanfaat
Pencemaran.
pekat,
memberikan
buret, hotplate, labu refluk, batu didih, kolom
reduksi, spektrofotometer, AAS (merk Agilent 240
terlarut (4500-O C), kebutuhan oksigen biologi
FS), Inductively Coupled Plasma (Varian 725
(5210 B), kebutuhan oksigen kimia (5220 B),
ES), labu ukur, corong, kertas saring, corong
nitrit (4500-NO2- B),nitrat (4500-NO3- E), logam
pisah, TOC analyzer (Shimadzu), pH meter
berat (3114 B, 3120 B, 3112 B), deterjen (5540
(Lutron), termometer, cawan petri, tabung reaksi,
C), dan karbon organik total (5310 B). Sedangkan
dan membran filter.
kualitas biologi meliputi fecal coliform (9222 D)
Metode
Standard
analisi
Method
sampel
American
menggunakan
Public
dan total coliform (9222 B). Selanjutnya hasil
Health
analisis kualitas air tersebut ditentukan status
Association (APHA). Kualitas fisika meliputi suhu
mutunya menggunakan metode STORET dan
(2550 B) dan padatan terlarut total (2540 C).
metode indeks pencemaran.
+
Kualitas kimia meliputi pH (4500-H B), oksigen
Mulai
Mulai
Data Mutu Air Sungai
Ciliwung Kota Bogor
Baku Mutu Air sesuai Peraturan
Pemerintar Republik Indonesia
No. 82 Tahun 2001 Kelas II
Data Mutu Air
Sungai Ciliwung
Kota Bogor
Baku Mutu Air sesuai
Peraturan Pemerintar Republik
Indonesia No. 82 Tahun 2001
Kelas II
Hitung harga Ci/Lij
Penentuan Nilai Minimum,
Maksimum, dan Rata-Rata
Data Mutu Air
Baku Mutu Air sesuai
dengan Parameter yang
digunakan
Membandingkan Nilai Maksimum,
Minimum, dan Rata-rata Mutu Air
dengan Baku Mutu Air
Data Air ≠ Baku Mutu Air diberi skor
sesuai Sistem Nilai untuk Penentuan
Status Mutu Air
Data Mutu Air = Baku
Mutu Air diberi skor 0
Jika harga parameter rendah maka tingkat pencemaran meningkat,
hitung harga:
𝐢𝑀 − 𝐢𝑖 β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™ π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘›
𝐢𝑖 𝐿𝑖𝑗 π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ =
𝐢𝑖 − 𝐿𝑖𝑗
Jika nilai baku Lij memiliki rentang, hitung harga:
ο‚· Untuk Ci<Lij rata-rata
𝐢𝑖 − 𝐿𝑗 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž − π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝐢𝑖 𝐿𝑖𝑗 π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ =
𝐿𝑗 min − 𝐿𝑗 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž − π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
ο‚· Untuk Ci>Lij rata-rata
𝐢𝑖 − 𝐿𝑗 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž − π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝐢𝑖 𝐿𝑖𝑗 π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ =
𝐿𝑗 π‘šπ‘Žπ‘₯ − 𝐿𝑗 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž − π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
ο‚· Jika nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran < 1 maka (Ci/Lij)hasil pengukuran langsung
digunakan
ο‚· Jika nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran > 1 maka digunakan (Ci/Lij)baru
𝐢𝑖 𝐿𝑖𝑗 π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ = 1,0 + 𝑃. log 𝐢𝑖 𝐿𝑖𝑗 β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™ π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘›
P=5
Hitung nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan
Ci/Lij ((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M)
Jumlah Skor dari seluruh
parameter
Hitung harga PIj:
𝑃𝐼𝑗 =
Penentuan Status Mutu Air
dengan Sistem Nilai US-EPA
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Metode STORET
𝐢𝑖 𝐿𝑖𝑗
2
𝑅
𝐢𝑖 𝐿𝑖𝑗
2
𝑀
2
Penentuan Status Mutu Air dengan Sistem Nilai
Selesai
Gambar 2. Diagram Alir Metode
Indeks Pencemaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Padatan Terlarut Total
Konsentrasi hasil analisis padatan terlarut
Suhu
Suhu air sungai diukur secara langsung pada
total sampel air diambil dari enam lokasi dengan
enam titik pengambilan sampel. Setiap titik
empat ulangan di hari yang berbeda. Pada setiap
dilakukan empat ulangan di hari yang berbeda.
titik pengambilan sampel, konsentrasi padatan
Pada setiap titik pengambilan sampel, data suhu
terlarut total dirata-ratakan dan dialurkan antara
dirata-ratakan dan dialurkan antara titik sampling
titik sampling dan konsentrasi padatan terlarut
dan suhu terukur rata-rata seperti pada Gambar 3.
total rata-rata seperti pada Gambar 4.
Nilai Suhu (α΅’C)
Nilai TDS (mg/L)
34.0
32.0
30.0
28.0
26.0
24.0
22.0
Batas
bawah
(25 ºC)
0
1
2
3
4
5
6
7
Batas
bawah
(31 ºC)
1020
920
820
720
620
520
420
320
220
120
20
0
Titik Sampling
Suhu rata-rata udara adalah 28 ºC, karena
batas atas suhu adalah 25 ºC dan 31 ºC. Pada
Gambar 3 dapat dilihat bahwa suhu dari setiap
pemantauan di lokasi Sungai Ciliwung masih
berada pada suhu normal perairan. Hal ini
dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dapat
menyebabkan perubahan suhu secara ekstrim.
Akan tetapi suhu air Sungai Ciliwung dari titik
kesatu sampai keenam cenderung meningkat. Hal
ini disebabkan faktor ketinggian geografis dan
di
sekitar
2
3
4
5
6
7
Gambar 4. Hasil Analisis Padatan Terlarut
Total
Pada
baku mutu suhu deviasi 3 maka batas bawah dan
manusia
1
Titik Sampling
Gambar 3. Hasil Pengukuran Suhu
aktifitas
Baku Mutu
(1000
mg/L)
aliran
Sungai
Ciliwung. Pada titik ketiga, suhu air Sungai
Ciliwung menurun dikarenakan tingginya aktifitas
manusia di sekitar lokasi ketiga Sungai Ciliwung.
Gambar
4
dapat
dilihat
bahwa
konsentrasi padatan terlarut total dari setiap lokasi
pemantauan masih dibawah baku mutu. Hal ini
dikarenakan tidak adanya industri sepanjang
aliran Sungai Ciliwung di wilayah Kota Bogor
yang membuang air buangan industrinya ke badan
sungai secara langsung. Namun konsentrasi ratarata
dari
meningkat.
padatan
Hal
terlarut
ini
total
dikarenakan
cenderung
aktifitas
masyarakat di sekitar aliran Sungai Ciliwung dari
titik satu ke titik enam semakin meningkat.
Fluktuasi dari konsentrasi padatan terlarut total
juga bisa diakibatkan dari fluktuasi kegiatan
mikroorganisme
karena
konsentrasi
padatan
terlarut dapat dihasilkan dari penguraian sampah
oleh mikroorganisme.
Ciliwung di wilayah Kota Bogor yang membuang
pH & DO
pH air sungai diukur secara langsung pada
air buangan industrinya ke badan sungai secara
enam titik pengambilan sampel. Setiap titik
langsung. Aktifitas dari masyarakat di sekitar
dilakukan empat ulangan di hari yang berbeda.
aliran Sungai Ciliwung tidak memberikan dampak
Pada setiap titik pengambilan sampel, data pH
yang signifikan terhadap nilai kedua parameter.
dirata-ratakan dan dialurkan antara titik sampling
Nilai oksigen terlarut cenderung meningkat
dan pH terukur rata-rata seperti pada Gambar 5.
dikarenakan
Nilai pH
limbah domestik dari aktifitas masyarakat.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
BOD & COD
perbedaan
tingkat
pembuangan
Konsentrasi hasil analisis kebutuhan oksigen
0
1
2
3
4
5
6
Batas
Bawah
biologi dan kebutuhan oksigen kimia sampel air
Batas
Atas
hari yang berbeda. Pada setiap titik pengambilan
diambil dari enam lokasi dengan empat ulangan di
sampel, konsentrasi kebutuhan oksigen biologi
dan kebutuhan oksigen kimia dirata-ratakan dan
7
Titik Sampling
dialurkan antara titik sampling dan konsentrasi
seperti pada Gambar 7 dab 8.
Gambar 5. Hasil Pengukuran pH
Konsentrasi hasil analisis oksigen terlarut
Nilai BOD (mg/L)
sampel air diambil dari enam lokasi dengan empat
4.00
ulangan di hari yang berbeda. Pada setiap titik
3.00
pengambilan sampel, konsentrasi oksigen terlarut
2.00
dirata-ratakan dan dialurkan antara titik sampling
1.00
dan konsentrasi oksigen terlarut rata-rata seperti
0.00
Baku
Mutu
0
pada Gambar 6.
1
2
3
4
5
6
7
Titik Sampling
Nilai DO (mg/L)
Gambar 7. Hasil Analisis BOD
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Nilai COD (mg/L)
Baku
Mutu DO
30.00
25.00
20.00
0
1
2
3
4
Titik Sampling
5
6
7
Gambar 6. Hasil Analisis DO
Pada Gambar 5 dan 6 dapat dilihat bahwa nilai
pH dan oksigen terlarut masih memenuhi baku
mutu yang dipersyaratkan. Hal ini dikarenakan
tidak adanya industri sepanjang aliran Sungai
15.00
Baku
Mutu
10.00
5.00
0.00
0
1
2
3
4
5
Titik Sampling
Gambar 8. Hasil Analisis COD
6
7
Pada Gambar 7 dan 8 dapat dilihat bahwa nilai
titik keenam cenderung meningkat. Peningkatan
kebutuhan oksigen biologi dan kebutuhan oksigen
ini dapat disebabkan oleh proses oksidasi atau
kimia
yang
pembusukan bahan organik dari limbah perkotaan
dipersyaratkan. Nilai kedua parameter tersebut
atau limbah rumah tanggga yang dibuang ke
masih memenuhi baku mutu, karena tidak adanya
badan sungai. Peningkatan ini juga disebabkan
industri yang membuang limbahnya langsung ke
oleh perbedaan tingkat aktifitas masyarakat si
Sungai Ciliwung dan juga aktifitas masyarakat
sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Namun nilai
tidak memberikan perubahan yang signifikan
nitrat sebagai nitrogen masih memenuhi baku
terhadap nilai parameter tersebut. Pada titik
mutu yang dipersyaratkan. Oleh karena itu,
keempat nilai kebutuhan oksigen biologi dan
pembuangan limbah organik ke dalam aliran
kebutuhan oksigen kimia menurun karena aktifitas
Sungai Ciliwung belum menunjukkan perubahan
masyarakat dalam membuang limbah rumah
yang signifikan untuk nilai parameter tersebut.
masih
memenuhi
baku
mutu
tangga rendah sehingga jumlah limbahnya tidak
besar.
Nitrat sebagai Nitrogen
Konsentrasi
hasil
Nitrit sebagai Nitrogen
analisis
nitrat
sebagai
Konsentrasi hasil analisis nitrit sebagai
nitrogen sampel air diambil dari enam lokasi
nitrogen sampel air diambil dari enam lokasi
dengan empat ulangan di hari yang berbeda. Pada
dengan empat ulangan di hari yang berbeda. Pada
setiap titik pengambilan sampel, konsentrasi nitrat
setiap titik pengambilan sampel, konsentrasi nitrit
sebagai nitrogen dirata-ratakan dan dialurkan
sebagai nitrogen dirata-ratakan dan dialurkan
antara titik sampling dan konsentrasi nitrat
antara titik sampling dan konsentrasi nitrit sebagai
sebagai nitrogen seperti pada Gambar 9.
nitrogen seperti pada Gambar 10.
Nilai NO3 sebagai N (mg/L)
Nilai NO2 sebagai N (mg/L)
0.30
10.00
0.25
8.00
0.20
Baku
Mutu (
0,06
mg/L)
0.15
0.10
0.05
0.00
6.00
Baku
Mutu
4.00
2.00
0.00
0
1
2
3
4
5
6
7
0
Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai
nitrat sebagai nitrogen dari titik kesatu sampai
2
3
4
5
6
7
Titik Sampling
Titik Sampling
Gambar 9. Hasil Analisis Nitrat sebagai
Nitrogen
1
Gambar 10. Hasil Analisis Nitrit sebagai
Nitrogen
Pada
Gambar
10
dapat
dilihat
bahwa
konsentrasi nitrit sebagai nitrogen melebihi baku
mutu yang dipersyaratkan. Konsentrasi yang
masyarakat yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari
melebihi baku mutu ini dikarenakan adanya
kandungan bakteri koliform yang juga melebihi
proses biologis dalam perombakan bahan organik
baku mutu yang dipersyaratkan.
yang cukup tinggi. Namun konsentrasi kebutuhan
Logam Berat
oksigen biologi dan karbon organik total rendah,
Konsentrasi hasil analisis logam berat sampel
berarti konsentrasi nitrit sebagai nitrogen yang
air diambil dari enam lokasi dengan empat
melebihi
dikarenakan
ulangan di hari yang berbeda. Pada setiap titik
perombakan bahan organik. Akan tetapi berasal
pengambilan sampel, konsentrasi logam berat
dari limbah domestik dari pembuangan tinja
dirata-ratakan seperti pada Tabel 1.
baku
mutu
bukan
Tabel 1. Hasil Analisis Logam Berat
Baku
Satuan
Mutu
B
1
mg/L
Cd
0,01
mg/L
Co
0,2
mg/L
Cr
0,05
mg/L
Cu
0,02
mg/L
Pb
0,03
mg/L
Zn
0,05
mg/L
As
1
mg/L
Se
0,05
mg/L
Hg
0,002
mg/L
Keterangan: ttd = tidak terdeteksi
Parameter
1
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
0,001
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa konsentrasi
logam berat masih memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan. Hal ini dikarenakan tidak adanya
industri di sepanjang aliran Sungai Ciliwung
wilayah Kota Bogor yang membuang air buangan
industrinya ke badan sungai. Walaupun banyak
kegiatan masyarakat di sekitar aliran Sungai
Ciliwung namun hal ini tidak membuat perubahan
yang
ekstrim
terhadap
konsentrasi
Lokasi Pengambilan Sampel
2
3
4
5
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
0,001
0,001
0,001
0,001
6
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
ttd
0,001
dialurkan antara titik sampling dan konsentrasi
deterjen seperti pada Gambar 11.
Nilai Deterjen (mg/L)
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Baku
Mutu
0
untuk
1
2
3
4
5
6
7
Titik Sampling
parameter tersebut.
Gambar 11. Hasil Analisis Deterjen
Deterjen
Konsentrasi deterjen masih dibawah baku mutu
Konsentrasi hasil analisis deterjen sampel air
yang dipersyaratkan. Walaupun di sepanjang
diambil dari enam lokasi dengan empat ulangan di
aliran Sungai Ciliwung yang melintas di Kota
hari yang berbeda. Pada setiap titik pengambilan
Bogor banyak penduduk yang mencuci dengan
sampel, konsentrasi deterjen dirata-ratakan dan
berbagai
jenis
sabun
dan
deterjen,
tetapi
kandungan deterjen anionik di dalam air tidak
mempengaruhi
sifat
badan
air.
Konsentrasi
Karbon Organik Total
deterjen cenderung meningkat dari titik satu
Konsentrasi hasil analisis karbon organik total
sampai titik enam. Hal ini dikarenakan tingkat
sampel air diambil dari enam lokasi dengan empat
aktifitas atau kegiatan masyarakat di sekitar
ulangan di hari yang berbeda. Pada setiap titik
Sungai Ciliwung yang berbeda-beda.
pengambilan sampel, konsentrasi karbon organik
total
dirata-ratakan
seperti
pada
Tabel
2.
Tabel 2. Hasil Analisis Karbon Organik Total
Parameter
Baku
Mutu
TOC
Satuan
1
ttd
mg/L
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai karbon
organik total yang cenderung meningkat dari titik
Lokasi Pengambilan Sampel
2
3
4
5
ttd
ttd
0,113
0,06
Nilai Total Coliform
400000
kesatu hingga titik keenam. Hal ini dikarenakan
300000
tingkat aktifitas masyarakat di sepanjang Sungai
200000
Ciliwung yang juga terus meningkat. Walaupun
banyak kegiatan masyarakat di sekitar aliran
Sungai Ciliwung namun hal ini tidak membuat
perubahan yang ekstrim terhadap nilai untuk
parameter tersebut.
6
0,138
Baku
Mutu
(5000
koloni/
100
mL)
100000
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Titik Sampling
Gambar 13. Hasil Analisis Total Coliform
Dari Gambar 12 dan 13 dapat dilihat bahwa
Kualitas Biologi
Kandungan fecal coliform dan total coliform
nilai coliform yang diperoleh melebihi baku mutu
sampel air diambil dari enam lokasi dengan empat
yang dipersyaratkan. Hal ini dikarenakan aktifitas
ulangan di hari yang berbeda. Pada setiap titik
masyarakat di sekitar aliran Sungai Ciliwung yang
pengambilan sampel, kandungan fecal coliform
tinggi. Aktifitas dari masyarakat ini biasanya
dan total coliform dirata-ratakan dan dialurkan
adalah mandi, cuci, dan kakus. Pada lokasi
antara titik sampling dan kandungan fecal
pengambilan 2 dan 3 memiliki nilai coliform yang
coliform/total coliform seperti pada Gambar 12
cukup tinggi. Hal ini karena pada kedua lokasi
dan 13.
tersebut kegiatan MCK dari masyarakat sekitar
Nilai Fecal Coliform
250000
200000
150000
100000
50000
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Titik Sampling
daerah aliran sungai tersebut sangat tinggi.
Baku
Mutu
(1000
koloni/
100
mL)
Gambar 12. Hasil Analisis Fecal Coliform
PENENTUAN STATUS MUTU AIR
Metode STORET
Berdasarkan analisis menggunakan metode
STORET untuk parameter fisika, kimia, dan
biologi, maka diperoleh skor sebagai berikut:
:
Tabel 3. Hasil Analisis Metode STORET
No.
Parameter
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Suhu
TDS
pH
DO
COD
BOD
NO3
sebagai N
NO2
sebagai N
B
Cd
Co
Cr
Cu
Pb
Zn
As
Se
Hg
Deterjen
Fecal
Coliform
Total
Coliform
TOC
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Baku
Mutu
Satuan
Nilai
Maksimum
Nilai
Minimum
Nilai
Rata-rata
Skor
25,00
76
7,44
6,70
0,68
0,30
25,54
103
7,62
6,99
1,45
0,63
0
0
0
0
0
0
Deviasi 3
1000
6-9
4
25
3
α΅’C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
26,25
120
7,81
7,20
2,23
0,94
10
mg/L
0,85
0,48
0,67
0
0,06
mg/L
0,26
0,06
0,15
-10
-0,01
0,00
0,00
-0,01
-0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
70
-0,01
0,00
0,00
-0,01
-0,01
0,01
0,00
0,00
0,00
0,00
80
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2438
48283
-15
9938
98617
-15
-0,37
-0,05
1,000
0,010
0,200
0,050
0,020
0,030
0,050
1,000
0,050
0,002
200
1000
5000
mg/L
0,00
mg/L
0,00
mg/L
0,00
mg/L
-0,01
mg/L
0,00
mg/L
0,02
mg/L
0,01
mg/L
0,00
mg/L
0,00
mg/L
0,00
ug/L
89
Jumlah/
241775
100 ml
Jumlah/
353175
100 ml
mg/L
0,14
Jumlah Skor
-40
Dari Tabel 3 dapat dilihat jumlah skor yang
Metode Indeks Pencemaran
diperoleh, yaitu sebesar -40. Nilai ini
Berdasarkan analisis menggunakan metode indeks
menunjukkan bahwa status mutu air Sungai
pencemaran untuk parameter fisika, kimia, dan
Ciliwung adalah buruk
biologi, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
:
Tabel 4. Hasil Analisis Metode Indeks Pencemaran
No.
Parameter
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Suhu
TDS
pH
DO
COD
BOD
NO3
sebagai N
NO2
sebagai N
B
Cd
Co
Cr
Cu
Pb
Zn
As
Se
Hg
Deterjen
Fecal
Coliform
Total
Coliform
TOC
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Baku
Mutu
Ci/Lij
Satuan
Deviasi 3
1000
6-9
4
25
3
α΅’C
mg/L
10
mg/L
0,06
mg/L
1,000
0,010
0,200
0,050
0,020
0,030
0,050
1,000
0,050
0,002
200
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
ug/L
Jumlah/
100 ml
Jumlah/
100 ml
mg/L
1000
5000
mg/L
mg/L
mg/L
1
2
3
4
5
6
0,89
0,08
0,207
-0,006
0,04
0,13
0,82
0,09
0,135
0,004
0,06
0,23
1,00
0,12
0,112
-0,017
0,07
0,25
0,89
0,11
0,08
0,025
0,03
0,10
0,82
0,12
0,04
0,006
0,06
0,23
0,64
0,10
0,007
-0,008
0,09
0,31
0,07
0,08
0,08
0,05
0,06
0,06
0,92
-0,01
-0,43
-0,01
-0,14
-0,26
0,64
0,14
0,00
0,00
0,50
0,43
1,80
-0,01
-0,40
-0,01
-0,17
-0,30
0,61
-0,07
0,00
0,00
0,38
0,36
1,80
0,00
-0,43
-0,01
-0,16
-0,29
0,70
-0,02
0,00
0,00
0,38
0,41
2,82
-0,01
-0,43
-0,02
-0,17
-0,24
0,27
0,01
0,00
0,00
0,38
0,45
3,54
-0,01
-0,48
-0,01
-0,17
-0,26
0,15
-0,05
0,00
0,00
0,38
0,35
4,28
-0,01
-0,40
-0,01
-0,17
-0,30
0,58
0,04
0,00
0,00
0,38
0,42
2,93
8,29
12,92
4,88
5,43
3,47
5,15
8,60
10,25
2,89
2,49
3,71
Keterangan:
Ci
= Konsentrasi parameter kualitas air yang diperoleh dari hasil analisis
Lij
= Konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku mutu
Pij
= Indeks pencemaran
Ci/Lij
Maksimum
Ci/Lij
Ratarata
PIj
12,92
0,78
9,15
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai PIj yang
status mutu yang buruk menurut metode
diperoleh sebesar 9,15. Nilai ini menunjukkan
STORET dengan jumlah skor -40.
bahwa status mutu air Sungai Ciliwung tercemar
2.
sedang.
Air Sungai Ciliwung antara Bendungan
Katulampa sampai Kedung Badak memiliki
status mutu yang tercemar sedang menurut
Dari kedua metode analisis status mutu air di
metode indeks pencemaran dengan nilai PIj
atas, menunjukkan bahwa status mutu air Sungai
sebesar 9,15.
Ciliwung tercemar. Hal ini bisa dilihat dari nilai
Saran
parameter nitrit, fecal coliform, dan total coliform
1.
Berdasarkan
hasil
yang melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
menyarankan
kepada
Sehingga air Sungai Ciliwung tidak dapat
melakukan
digunakan
peruntukkannya.
kualitas air Sungai Ciliwung. Salah satunya,
Kondisi ini dikarenakan banyaknya masyarakat
yaitu dengan membuat tempat pembuangan
yang tinggal dan melakukan aktifitas sehari-hari
air yang higienis untuk masyarakat di
di sepanjang daerah aliran Sungai Ciliwung.
sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Hal ini
Aktifitas yang biasa dilakukan olah masyarakat
dikarenakan nilai koliform yang sangat tinggi
disekitar Sungai Ciliwung, yaitu mandi, cuci, dan
akibat dari pembuangan tinja masyarakat
kakus. Akibat dari tingginya kegiatan tersebut
yang langsung ke sungai. Penulis juga
menyebabkan parameter biologi melebihi baku
menyarankan untuk dilakukan penyuluhan ke
mutu dipersyaratkan.
pada masyrakat agar tidak membuang sampah
sesuai
dengan
Nilai yang dihasilkan dari kedua metode
hanya
ditentukan
dengan
skor
yang
pemerintah
untuk
penulis
untuk
meningkatkan
dan limbah rumah tangga ke badan Sungai
tersebut berbeda. Pada metode STORET, status
mutu
upaya
penelitian,
Ciliwung.
2.
Penulis juga menyarankan perlu adanya
diberikan pada parameter-parameter yang tidak
pengkajian secara mendalam mengenai nilai
memenuhi
STORET dan indeks pencemaran yang
persyaratan,
sedangkan
yang
memenuhi persyaratan hanya di berikan skor nol.
Sehingga
dengan
parameter-parameter
yang
spesifik saja sudah dapat menentukan status mutu
suatu perairan. Sedangkan pada metode indeks
pencemaran, semua parameter yang dianalisis
dihitung masing-masing nilai parameter yang
dihasilkan dengan cara yang sudah ditentukan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.
Air Sungai Ciliwung antara Bendungan
Katulampa sampai Kedung Badak memiliki
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alaerts, G, dan S.S. Santika. 1984. Metode
Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
[2] American Public Health Association (APHA).
2005. Standard Methods for The Examination
of Water and Wastewater 21th Edition.
Washington: American Public Health
Association.
[3] Barus, Ternela Alexander. 2002. Pengantar
Limnologi. Medan: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Universitas Sumatera
Utara.
[4] Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualita Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kansius.
[5] Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Udara & Air.
Yogyakarta: Penerbit Kansius.
[6] Hendrawan, Diana. 2007. Kualitas Air Sungai
Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak
dan Lemak. Jurnal Penelitian. Jakarta:
Universitas Trisakti.
[7] Herlambang, Arie, R. Nugroho, Ikbal, N.I.
Said, N. Rahadjo, Setiyono, W. Widayat,
H.D. Wahjono, S. Yudo, T. Hernaningsih, S.
Rahayu. 2014. Teknologi Pengolahan Limbah
Cair. Jakarta: Pusat Teknologi Lingkungan
Deputi Badan Teknologi Pengembangan
Sumber Daya Alam.
[8] Hutagalung, Horas P., D. Setiapermana, S.H.
Riyono. 1997. Metode Analisis Air Laut,
Sediment dan Biota Buku 2. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
[9] Karim, Mulyawan. 2009. Ekspedisi Ciliwung
Laporan Jurnalistik Kompas. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
[10] Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 115 Tahun 2003. Pedoman
Penentuan Status Mutu Air.
[11] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran.
Download