Ledakan Nova Membersihkan Debu di Sekelilingnya

advertisement
Ledakan Nova Membersihkan Debu di Sekelilingnya
Keck Interferometer di W.M Keck Observatory, Mauna Kea Hawaii berhasil mengamati ledakan
bintang yang dikenal dengan nama nova dan berhasil memberikan informasi yang cukup
spesifik tentang kejadian ini. Pengamatan dilakukan oleh Keck Interferometer dengan
menggabungkan 2 teleskop Keck 10 meter menjadi sebuah megateleskop tunggal. Dalam
pengamatan ini, Keck Interferometer menggunakan mode null untuk mengambil data nova yang
dikenal dengan nama RS Ophiuchi.
Dengan mode “nulling”, Keck Interferometer menekan cahaya dengan kecerlangan yang sangat
tinggi dari bintang, sehingga para pengamat bisa mempelajari area disekitarnya. Instrumen ini
membantu para pengamat untuk mengamati objek redup yang berada di dekat sumber yang
terang.
Nulling mode ini dibangun untuk pencarian area debu di sekitar bintang, di daerah planet
mungkin akan terbentuk. Dengan mode ini, cahaya yang cerlang dari bintang akan diblok. Data
nova diambil oleh tim dari NASA JPL, sedangkan pengolahan data dilakukan oleh Goddard
Space Flight Center, Greenbelt, Md.
Bintang di konstelasi Ophiuchus menjadi nova pada tanggal 12 Februari 2006. Sistem nova
tersebut dikenal dengan nama RS Ophiuchi, yang terdiri dari bintang katai putih dan bintang
raksasa merah. Bintang raksasa merah dalam sistem tersebut secara bertahap mengalirkan gas
masif dari lapisan terluarnya. Sedangkan, bintang katai putih menangkap gas yang dialirkan
tersebut dan menambah massanya dari waktu ke waktu. Saat materi semakin banyak yang
dibangun di permukaan katai putih, akhirnya tercapailah temperatur kritis yang menyalakan
ledakan termonuklir sehingga menyebabkan sistem tersebut menjadi sangat terang hingga 600
fold. Dalam pengamatan sebelumnya, RS Oph terlihat mengembangkan selubungnya pada tahun
1898, 1933, 1958, 1967 dan 1985. Karena itu para astronom sudah mengantisipasi kemungkinan
adanya ledakan.
Tiga setengah hari setelah nova dideteksi, tim peneliti melakukan pengamatan menggunakan
Keck nuller. Instrumen diset untuk meniadakan cahaya dari nova, sehingga materi disekeliling
yang jauh lebih redup bisa terlihat demikian juga area ledakan yang sangat terang. Hasil
pengamatan menggunakan nuller mode menunjukan bahwa tidak ada debu di dalam area yang
sangat terang. Diperkirakan, ledakan yang terjadi menguapkan partikel debu di area tersebut.
Namun, lebih jauh lagi dari katai putih, pada jarak mulai 20 kali jarak Bumi – Matahari, nuller
merekam tanda spektrum kimia dari debu silikat. Gelombang ledakan yang terjadi belum
mencapai daerah tersebut. Dengan demikian, debu tersebut sudah ada disana sebelum ledakan
terjadi.
Para astronom sebelumnya menduga kalau ledakan nova akan menghasilkan debu. Namun, dari
hasil pengamatan nova RS Oph, diduga debu terbentuk saat bintang katai putih membelah (atau
berada di) angin bintang raksasa merah. Akibatnya, terbentuk pola baling-baling dari daerah
dengan kerapatan tinggi yang mengingatkan kita pada galaksi lengan spiral. Di dalam lengan
galaksi, atom akan menjadi cukup dingin dan cukup rapat sehingga atom-atom akan saling
mengikat dan membentuk partikel debu. Ledakan nova justru merusak pola baling-baling
tersebut, namun ia akan kembali terbentuk dalam beberapa tahun ke depan. Dengan demikian,
pengamatan lanjutan dari teleskop Spitzer akan bisa melihatnya.
Sebagian besar studi RS Oph dilakukan menggunakan model spektroskopik, yang tidak bisa
membedakan berbagai komponen nova secara mendetail seperti yang dilakukan interferometer.
Mode nuller dari Keck mengukur satu komponen sistem RS Oph dengan akurasi 4 milli detik
busur atau seukuran bola basket yang dilihat dari jarak 7500 mil.
Download